perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA - TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI OLEH AGUS PRASETYO K.4605012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA - TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh : AGUS PRASETYO K.4605012
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011 ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Agus Prasetyo. PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. (2) Perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. (3) Ada tidaknya interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan pretest-posttest design. Populasi penelitian adalah siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 100 siswa terbagi dalam lima kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified sampling. Sampel yang digunakan berdasarkan hasil tes koordinasi mata-tangan dengan klasifikasi koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah. Sampel yang digunakan sebanyak 20 siswa dengan kategori koordinasi mata-tangan tinggi dan 20 siswa dengan kategori koordinasi mata-tangan rendah. Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran. Untuk mengukur koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap bola tenis dan tes keterampilan servis atas bolavoli dari Depdiknas. Teknik analisis data yang digunakan adalah ANAVA 2 X 2 dan uji lanjut Newman Keuls. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagi berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran bagian dan commit to user keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 5.863 > Ft 4.11. (2) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 7.032 > Ft 4.11. (3) Ada interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 22.347 > Ftabel = 4,11.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Terjemahan Q.S. Al Mujadalah:11) Tidak ada simpanan yang lebih berguna daripada ilmu, tidak ada sesuatu yang lebih terhormat dari pada adab dan tidak akan kawan yang lebih bagus daripada akal. (Al Imam Al Mawardi)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : Bapak dan Ibu tercinta Kakak dan Adik tersayang SMP Negeri 2 Nguter Sukoharjo Teman-teman Angkatan 2005 Adik-adik JPOK FKIP UNS Almamater
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 3. Drs.H. Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Budhi Satyawan, M.Pd., sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 5. Kepala SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 6. Siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.
Surakarta, Januari 2011 commit to user ix
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ................................…………………………………………………
i
PENGAJUAN ...............................………………………………………….
ii
PERSETUJUAN .........................…………………………………………..
iii
PENGESAHAN ..............................………………………………………..
iv
ABSTRAK .................………………………………………………………
v
MOTTO .....................……………………………………………………… vii PERSEMBAHAN .............................………………………………………. viii KATA PENGANTAR ..................................………………………………
ix
DAFTAR ISI ......................................………………………………………
x
DAFTAR GAMBAR ...................................………………………………. xiii DAFTAR TABEL ....................……………………………………………. xiv DAFTAR LAMPIRAN ...............................……………………………….
xv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..
1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...
1
B. Identifikasi Masalah ..…………………………………………...
6
C. Pembatasan Masalah ...................……………………………..…
7
D. Perumusan Masalah ......…………………………………………. 7 E. Tujuan Penelitian .....…………………………………………….
8
F. Manfaat Penelitian .....…………………………………………… 8 BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………. 9 A. Tinjauan Pustaka ...………………………………………………. 9 1. Pembelajaran…………………………………………………..
9
a. Hakikat Pembelajaran……………………………………..
9
b. Komponen-Komponen Pembelajaran…………………….. 10 c. Pembelajaran yang Efektif………………………………… 11
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Metode Pembelajaran…………………………………………. 14 a. Hakikat Metode Pembelajaran……………………………. 14 b. Penggunaan Metode Pembelajaran yang Efektif…………. 15 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan Metode Pembelajaran…………………………………….. 16 3. Permainan Bola Voli………………………………………….. 18 a. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Bolavoli……….
19
b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Bolavoli… 20 4. Servis Bolavoli………………………………………………. 21 a. Servis Atas Bolavoli…………………………………….
21
b. Pentingnya Servis dalam Permainan Bolavoli…………… 22 c. Teknik Servis Atas Bolavoli…………………………….
24
5. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Bagian
25
a. Metode Bagian…………………………………………… 25 b. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Bagian…………………………………………… 26 c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Bagian…………………………. 27 6. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli
dengan
Metode
Keseluruhan………………………………………………….. 28 a. Metode Keseluruhan……………………………………. 28 b. Pelaksanaan
Pembelajaran
Servis
Atas
Bolavoli
dengan Metode Keseluruhan……………………………. 29 c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Keseluruhan…………………. 29 7. Koordinasi…………………………………………………… 30 a. Koordinasi Mata-Tangan……………………………….. 30 b. Kegunaan Koordinasi…………………………………… 31 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi………… 32 d. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan commit to user Servis Atas Bolavoli…………………………………… xi
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran .......………………………………………. 34 C. Perumusan Hipotesis ............………………………….………… 37 BAB III METODE PENELITIAN ...........…………………………………. 38 A. Tempat dan Waktu Penelitian ....……………………………… 38 B. Metode Penelitian……………………………………………… 38 C. Variabel Penelitian……………………………………………… 39 D. Definisi Operasional Variabel…………………………………. 40 E. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ……………………. 40 F. Teknik Pengumpulan Data…………………………………….. 41 G. Teknik Analisis Data…………………………………………… 41 BAB IV HASIL PENELITIAN ...................………………………………… 47 A. Deskripsi Data ...............………………………………………. 47 B. Mencari Reliabilitas…………………………………………… 49 C. Uji Prasyarat Analisis…………………………………………. 50 1. Uji Normalitas …………………………………………… 50 2. Uji Homogenitas …………………………………………. 51 D. Pengujian Hipotesis……………………………………………. 51 1. Pengujian Hipotesis Pertama……………………………… 52 2. Pengujian Hipotesis Kedua……………………………….. 53 3. Pengujian Hipotesis Ketiga……………………………….. 53 E. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………….. 53 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........……….………… 57 A. Simpulan………………………………………………………. 57 B. Implikasi ....................………………………………………… 57 C. Saran .........................………………………………………….. 58 DAFTAR PUSTAKA .............................…………………………………… 59 LAMPIRAN.........................………………………………………………… 62
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Rangkaian Gerakan Servis Atas……………………………..
25
Gambar 2. Grafik Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan
Tingkat
Koordinasi Mata-Tangan……………………………………
48
Gambar 3. Grafik Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli antara Kelompok Perlakuan…………………
49
Gambar 4. Interaksi Metode Pembelajaran Servis Atas dan Koordinasi Mata-Tangan…………………………………………………
56
Gambar 5. Tes Koordinasi Mata-Tangan……………………………….
80
Gambar 6. Lapangan Tes Servis Atas Bolavoli…………………………
82
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Ringkasan Anava untuk Eksperimen Faktorial 2 X 2……….
43
Tabel 2. Ringkasan Angka - Angka Statistik Deskriptif Data Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli
Menurut Kelompok
Penelitian…………………………………………………….
47
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir…………………………………………………………
49
Tabel 4. Range Kategori Reliabilitas………………………………….
50
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors………………………
50
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet…………………..
51
Tabel 7. Ringkasan Nilai Rerata Kemampuan Servis Atas Bolavoli Berdasarkan Metode Pembelajaran dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan………
51
Tabel 8. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor….
52
Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls……………….
52
Tabel 10 Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Kemampuan Servis Atas Bola voli………………………………………………………….
commit to user xiv
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Data Tes Awal Pengukuran Data Koordinasi MataTangan…………………………………………………..
63
Lampiran 2. Data Tes Awal Kemampuan Servis Atas Bolavoli…….
65
Lampiran 3. Uji Reliabilitas Data Tes Awal dengan Ganjil Genap…..
66
Lampiran 4. Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 1 dan 2……..
68
Lampiran 5. Uji Normalitas Data tes Awal Kelompok 3 dan 4……….
69
Lampiran 6. Uji Homogenitas Data Tes Awal Servis Atas Bolavoli….
70
Lampiran 7. Data Tes Akhir Kemampuan Servis Atas Bolavoli………
71
Lampiran 8. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir………………………..
72
Lampiran 9. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Servis Atas Bola Voli Kelompok 1 dan Kelompok 2……………………..
74
Lampiran10. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Servis Atas Bola voli Kelompok 3 dan Kelompok 4……………………..
75
Lampiran 11. Deskripsi Data Hasil Peningkatan Rata - Rata antar Kelompok Sampel sebagai Persiapan Analisis Anava Faktorial 2 X 2…………………………………………..
76
Lampiran 12. Hasil Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls…………..
78
Lampiran 13. Tes dan Pengukuran Koordinasi Mata-Tangan…………
79
Lampiran 14. Tes dan Pengukuran Kemampuan Servis Atas Bola voli……………………………………………………..
81
Lampiran 15. Program Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Bagian dan Keseluruhan……………………….
83
Lampiran 16. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian…………………..
89
Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta…………………………………………………
92
Lampiran 18. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo…………………………………… commit to user xv
97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani mempunyai peran penting untuk mendukung mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan dan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. Pendidikan sebagai salah satu sub sistem pendidikan yang berperan penting dalam mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Banyak manfaat yang dikembangkan melalui pendidikan jasmani. Aspekaspek yang ada pada diri siswa dikembangkan secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan jasmani mencakup aspek jasmani, psikomotorik, afektif dan kognitif. Untuk mengembangkan aspek psikomotorik, afektif dan kognitif secara optimal, maka pendidikan jasmani harus diajarkan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan sebuah pendidikan yang mengutamakan aktivitas fisik atau gerak tubuh sebagai media pembelajaran. Dalam pelajaran pendidikan jasmani diajarkan berbagai macam cabang olahraga yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani didasarkan pada jenjang masing-masing pendidikan. Hal ini artinya, materi pendidikan jasmani antara Sekolah Dasar (SD) dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) berbeda. Di dalam pendidikan jasmani terdapat beberapa macam cabang olahraga yang wajib diajarkan kepada siswa. Untuk mencapai kompetensi dasar pendidikan jasmani, maka materi pokok pendidikan jasmani harus diajarkan kepada siswa. Menurut Depdiknas (2004: 19-20) bahwa, “Materi pokok pendidikan jasmani dikelompokkan menjadi enam aspek yaitu: (1) permainan dan olahraga, (2) aktivitas pengembangan, (3) uji diri/senam, (4) aktivitas ritmik, (5) akuatik dan, (6) aktivitas luar sekolah”.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Bolavoli merupakan salah satu olahraga permainan yang wajib diajarkan bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Banyak manfaat yang diperoleh melalui permainan bolavoli. Dengan bermain bolavoli dapat membentuk sikap tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan dan kemampuan jasmani. Manfaatnya bagi rohani yaitu kejiwaan, kepribadian dan karakter akan tumbuh ke arah yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Sebagai langkah awal dalam pembelajaran permainan bolavoli yaitu, diajarkan macam-macam teknik dasar bolavoli. Hal ini karena, teknik dasar bolavoli merupakan faktor yang fundamental yang harus dikuasai siswa agar memiliki keterampilan bermain bolavoli. Marta Dinata (2004: 5) menyatakan, “Untuk meningkatkan prestasi, seorang pemain bolavoli harus menguasai beberapa teknik dasar terlebih dahulu. Teknik dasar merupakan faktor utama selain, kondisi fisik, taktik dan mental seorang pemain”. Adapun macam-macam teknik dasar bermain bolavoli yang harus dikuasai meliputi: passing, service, smash dan block. Kemampuan seorang pemain bolavoli menguasai macam-macam teknik dasar bermain bolavoli akan mendukung penampilannya baik secara individu maupun kolektif (tim), sehingga dapat mencapai prestasi yang tinggi. Servis merupakan teknik dasar bolavoli yang mempunyai peran penting dalam suatu pertandingan bolavoli. Dapat dikatakan, servis dapat mempengaruhi seluruh jalannya permainan bolavoli. Pentingnya peranan servis dalam permainan bolavoli, maka harus diajarkan dengan baik dan benar. Berdasarkan jenisnya, servis bolavoli dibedakan menjadi dua macam yaitu servis bawah dan servis atas. Servis atas merupakan teknik menyeberangkan bola ke daerah permainan lawan yang dilakukan dengan memukul bola menggunakan salah satu tangan dari atas kepala. Seiring dengan perkembangan permainan bolavoli, servis atas memiliki fungsi penting yaitu, dapat dijadikan serangan pertama bagi regu yang melakukan servis. Sistem penilaian relly point menuntut pukulan servis atas dilakukan seefektif dan sesulit mungkin agar lawan sulit mengembalikan atau bahkan langsung mati. Upaya membelajarkan servis atas bagi siswa pemula (siswa SMP) tidaklah mudah. Pada umumnya para siswa kurang memahami bagaimana servis atas yang
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
efektif. Biasanya para siswa cenderung sekedar memukul bola dengan kuat agar bola dapat menyeberang ke daerah permainan lawan tanpa memperhitungkan kesulitan dan efektivitas dari pukulan servis yang dilakukan. Belum lagi bagi siswa yang baru pertama kali mengenal permainan bolavoli atau siswa putri, tentu akan mengalami kesulitan dalam melakukan servis atas. Untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran servis atas bolavoli, maka seorang guru harus mampu menerapkan metode pembelajaran yang baik dan tepat sesuai dengan kondisi siswa. Banyaknya metode pembelajaran menuntut seorang guru harus cermat dan tepat dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran. Penerapan metode pembelajaran yang baik dan efektif akan memberi dampak terhadap hasil belajar yang optimal. Menurut PBVSI (1995: 69) dijelaskan, “Metode-metode yang dapat digunakan dalam mengajar atau melatih bolavoli di antaranya (1) metode keseluruhan, (2) metode bagian, (3) metode gabungan, (4) metode drill, (5) metode pemecahan masalah, (6) metode pendekatan ketepatan, (7) metode pendekatan kecepatan, (8) metode pertandingan, (9) metode interval dan, (10) metode ulangan”. Metode bagian dan keseluruhan merupakan metode pembelajaran yang sering diterapkan dalam belajar mengajar keterampilan olahraga. Dari kedua metode pembelajaran tersebut dapat diterapkan secara sendiri-sendiri atau mengkombinasikan diantara keduanya. Banyak penelitian yang membandingkan antara metode bagian dan keseluruhan, namun hasilnya belum tentu sama. Meskipun dalam pembelajaran diterapkan metode yang sama, jika sampel yang digunakan berbeda hasilnya belum tentu sama. Hal ini karena, hasil suatu penelitian hanya relevan pada sampel yang digunakan dalam penelitian, sehingga jika diterapkan pada sampel yang berbeda hasilnya belum tentu sama. Metode bagian dan keseluruhan memiliki karakteristik yang berbeda dan masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui metode pembelajaran mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli. Hal ini karena, kemampuan siswa melakukan servis atas bolavoli tidak hanya dipengaruhi oleh penerapan metode pembelajaran
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
saja. Faktor individu atau siswa sangat dominan terhadap kemampuan servis atas bolavoli. Salah satu kemampuan siswa yang dapat mempengaruhi kemampuan servis atas bolavoli yaitu memiliki kondisi fisik yang baik. Kemampuan kondisi fisik yang baik merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung penguasaan suatu teknik olahraga termasuk servis atas bolavoli. Dengan kemampuan fisik yang baik, maka akan mendukung penguasaan kemampuan servis atas bolavoli. Salah satu komponen kondisi fisik yang dapat mendukung kemampuan servis atas bolavoli yaitu koordinasi mata-tangan. Ditinjau dari gerakan servis atas, koordinasi mata-tangan sangat berperan penting untuk mendukung gerakan servis atas yaitu, dari gerakan melambungkan bola, ayunan lengan, memukul bola serta mengarahkan bola pada sasaran yang diinginkan. Dengan koordinasi mata-tangan, maka gerakan servis atas dapat dilakukan dengan benar dan mampu menempatkan bola tepat pada sasaran yang diinginkan. Apakah benar siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan baik, kemampuan servis atasnya juga baik, dan siswa yang koordinasi mata-tangannya buruk kemampuan servis atasnya juga buruk. Nampaknya hal ini perlu dipertanyakan lagi, karena baik tidaknya koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa tidak dapat dijadikan tolak ukur kemampuan servis atasnya juga baik. Hal ini karena kemampuan servis atas tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa, tetapi masih banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Suharno HP. (1991: 16-20) menyatakan, “Komponenkomponen gerak sebagai penentu baik tidaknya kondisi fisik pemain boloa voli yaitu: kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, daya ledak, ketepatan dan stamina”. Metode pembelajaran bagian dan keseluruhan merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli. Dari kedua metode pembelajaran tservis atas tersebut dibutuhkan kemampuan koordinasi mata-tangan. Untuk mengetahui metode pembelajaran mana yang lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli, serta pengaruh kemampuan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan servis
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
atas bolavoli, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih medalam baik secara teori maupun parktik melalui penelitian eksperimen. Siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 adalah sampel yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab permasalahan yang muncul dalam penelitian. Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 telah berjalan baik, termasuk pembelajaran servis atas bolavoli. Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan ternyata belum menujukkan hasil maksimal. Tidak semua siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 mampu melakukan servis atas dengan baik dan benar. Para siswa masih sulit merangkaikan gerakan servis atas dengan benar, teknik servis atas kurang baik, kurang mampu mengarahkan pukulan servis pada sasaran yang diinginkan. Kondisi semacam ini berdampak pada permainan bolavoli kurang menarik. Kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 karena siswa kelas VII merupakan masa peralihan dari Sekolah Dasar (SD) ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena servis atas merupakan keterampilan yang sulit dan memiliki unsur gerakan yang kompleks, maka dalam membelajarkan servis atas dibutuhkan penerapan metode pembelajaran yang tepat di antaranya metode keseluruhan dan bagian keseluruhan. Banyak guru jarang membelajarkan suatu keterampilan yang sulit dan kompleks secara bagian per bagian. Hal ini karena terbatasanya waktu pembelajaran penjas yang relatif singkat yaitu 2 X 40 menit. Waktu pembelajaran penjas yang singkat, sehingga tidak memungkinkan membelajarkan servis atas secara bagian per bagian. Pada umumnya para guru dalam membelajarkan servis atas secara global yaitu, mengenalkan teknik servis atas dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut dan siswa langsung memperagakannya. Di salah satu sisi siswa yang sudah terbiasa atau memiliki pengalaman tidak mengalami kesulitan melakukan servis atas. Tetapi sebaliknya, siswa yang tidak memiliki pengalaman tidak dapat melakukan servis atas. Berdasarkan hal tersebut maka menciptakan metode pembelajaran yang tepat sangat penting agar diperoleh
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
hasil belajar yang optimal. Belajar keterampilan bukan belajar seperti pada umumnya, sehingga perlu strategi atau cara mengajar yang baik dan tepat. Seorang guru dituntut berkreativitas dalam menyajikan tugas ajar yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Di samping itu, faktorfaktor yang mendukung kemampuan servis atas perlu dilatih dan ditingkatkan seperti koordinasi mata-tangan. Dengan kemampuan koordinasi mata-tangan yang baik, maka akan mendukung kemampuan servis atas menjadi lebih baik. Permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang melatar belakangi judul penelitian “Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli pada Siswa Putra Kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Tidak semua siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 dapat melakukan servis atas. 2. Masih banyak kendala yang dihadapi siswa dalam melakukan servis atas bolavoli. 3. Kemampuan kondisi fisik yang mendukung kemampuan servis atas bolavoli siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 belum diketahui. 4. Pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan servis atas bolavoli belum diketahui. 5. Metode bagian dan metode keseluruhan belum diketahui pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli. 6. Metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
C. Pembatasan Masalah Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pengaruh metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli. 2. Pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli. 3. Hasil belajar servis atas bolavoli siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010? 2. Adakah perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010? 3. Adakah interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010?
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: 1. Perbedaan pengaruh metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. 2. Perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi matatangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. 3. Ada tidaknya interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi matatangan terhadap terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Dapat meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 yang dijadikan obyek penelitian. 2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjaskes di SMP Negeri 2 Nguter Sukoharjo pentingnya penerapan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penguasaan teknik bolavoli khususnya servis atas. 3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran a. Hakikat Pembelajaran Istilah pembelajaran mengandung makna yang lebih luas daripada istilah pengajaran. Pengajaran hanya merupakan upaya transfer of knowledge semata dari guru kepada siswa. Sedangkan pembelajaran memiliki makna yang lebih luas, yaitu
kegiatan
yang
dimulai
dari
mendesain,
mengembangkan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi kegiatan yang dapat menciptakan terjadinya proses belajar. Berkaitan dengan pembelajaran Banny A. Pribadi (2009: 10) menyatakan, “Pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu”. Menurut Syaiful Sagala (2005: 61) bahwa, “Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Hal senada dikemukakan Sobry Sutikno (2009: 32) bahwa: Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran ada dua kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran dan mengelola pembelajaran. Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan, pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dua pihak, salah satu pihak sebagai pengajar (guru/pendidik) dan pihak kedua orang yang belajar (siswa). Dalam proses pembelajaran, telah mengubah peran guru dan siswa.
Berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran
Sutikno (2009: 33-34) menyatakan:
commit to user
38
M. Sobry
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
1) Peran guru telah berubah dari: a) Sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolabolator dan mitra belajar. b) Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. 2) Peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan, yaitu: a) Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran. b) Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagi pengetahuan. c) Dari pembelajaran sebagai aktivitas individual menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain. Dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih dominan atau berperan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa harus selalu berpartisipasi aktif, menghasilkan berbagai macam pengatahuan dan harus mampu bekerjasama dengan siswa lainnya. Sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator, motivator dan katalisator. Selain itu, seorang guru harus lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada siswa.
b. Komponen-Komponen Pembelajaran Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang di dalamnya terdapat beberapa komponen. M. Sobry Sutikno (2009: 35-40) menyatakan, “Komponen pembelajaran meliputi beberapa aspek yaitu: “(1) Tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) kegiatan pembelajaran, (4) metode, (5) media, (6) sumber belajar dan, (7) evaluasi”. Pendapat lain dikemukan H.J. Gino dkk., (1998: 30) beberapa komponen dalam suatu kegiatan pembelajaran yaitu: 1) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan menyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 2) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
3) Tujuan yakni, pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan periklaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotor dan afektif. 4) Isi pelajaran yakni, segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 5) Metode yakni, cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan siswa untuk mencapai tujuan. 6) Media yakni, bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar dapat mencapai tujuan. 7) Evaluasi yakni, cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar dan sekligus memberikan balikan bagi setiap komponen belajar mengajar. Komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembelajaran pada dasarnya mencakup tujuh komponen utama. Ketujuh komponen dalam kegiatan pembelajaran yaitu: siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, metode, media dan evaluasi. Dari ketujuh komponen tersebut saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik, jika komponenkomponen tersebut terpenuhi dalam kegiatan pembelajaran.
c. Pembelajaran yang Efektif Siswa pada umumnya menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk itu guru dituntut dapat membantu siswanya, sehingga pada waktu mengajar dapat dilakukan dengan efektif. Menurut Rusli Lutan (1988: 381) efektivitas pengajaran meliputi beberapa unsur yaitu: “(1) Pemanfaat waktu aktif berlatih, (2) Lingkungan yang efektif, (3) Karakteristik guru dan siswa, (4) Pengelolaan umpan balik”. Sedangkan Wina Sanjaya (2006: 32-33) menyatakan, beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam prose pembelajaran agar berlangsung efektif yaitu: 1) Proses pembelajaran harus memberikan peluang kepada siswa agar mereka secara langsung dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian guru harus bertindak sebagai pengelola proses belajar, bukan bertindak sebagai sumber belajar. 2) Guru perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk merefleksi apa yang telah dilakukan. Dengan demikian pembelajaran bukan hanya mendorong siswa untuk melakukan tindakan saja, tetapi menghayati berbagai tindakan yang telah dilakukannya. Hal ini sangat penting baik untuk pembentukan
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
3)
4)
5)
6)
sikap, maupun untuk mencermati berbagai kelemahan dan kekurangan atas segala tindaknnya. Proses pembelajaran harus mempertimbangkan perbedaan individual. Hal ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa tidak ada manusia yang sama baik dalam minat, bakat maupun kemampuannya. Pembelajaran harus memberikan kesempatan agar siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Dengan demikian siswa yang lambat tidak merasa tergusur oleh siswa yang cepat, sebaliknya siswa yang cepat tidak merasa terhambat oleh yang lambat belajar. Proses pembelajaran harus dapat memupuk kemandirian di samping kerja sama. Artinya guru dituntut mampu menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa dapat mandiri dan bekerja sama dengan orang lain. Proses pembelajaran harus terjadi dalam iklim yang kondusif baik iklim sosial maupun iklim psikologis. Siswa akan belajar dengan baik, manakala terbebas dari berbagai tekanan, baik tekanan sosial maupun tekanan psikologis. Melalui iklim belajar yang demikian diharapkan siswa akan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran yang dikelola guru harus dapat mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu. Hal ini hanya mungkin terjadi manakala guru tidak menempatkan posisi siswa sebagai objek belajar, tetapi sebagai subjek belajar. Untuk itulah guru harus mendorong agar siswa aktif untuk belajar melalui proses mencari dan mengobservasi. Efektifitas pembelajaran sangat tergantung pada siswa. Dalam pelaksanaan
pembelajaran siswa harus bertindak aktif, memiliki kreativitas dan kemandirian. Disisi lain, seorang guru bertugas mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan, tidak saja susunan pengalaman atau tugas-tugas ajar, tetapi juga menciptakan kondisi lingkungan belajar yang efektif. Husdarta & Yudah M. Saputra (2000: 4) menyatakan: Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi di kelas atau lapangan. Ciri utama terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat di dalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran. Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif adalah sangat penting. Dengan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan akan membawa siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar agar tujuan mengajar dapat berhasil.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Nana Sudjana (2005: 18) menyatakan, kompetensi yang harus dimiliki seorang guru di antaranya: 1) Kompetensi dibidang kognitif. Artinya kemampuan intelektual seperti pengetahuan mata pelajaran, pengetahuan mengani cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang adminitrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya. 2) Kompetensi bidang sikap. Artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya. 3) Kompetensi perilaku/performance. Artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/perilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapan atau perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan adminitrasi kelas dan lain-lain. Perbedaan dengan komptensi kognitif terletak pada sifatnya. Kalau kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktik atau keterampilan melaksanakannya. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru pada dasarnya mencakup tiga aspek yaitu, kompetensi kogitif, kompetensi sikap dan kompetensi perilaku atau performance. Dari ketiga kompetensi tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dari ketiga kompetensi tersebut, kompetensi guru yang banyak berhubungan dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dikelompokkan ke dalam empat kemampuan
yaitu: “(1)
Merencanakan program
belajar
mengajar,
(2)
melaksanakan dan memimpin, (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar, (4) menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya/dibinannya (Nana Sudjana, 2005: 19).
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
2. Metode Pembelajaran
a. Hakikat Metode Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan salah satu bagian yang penting dalam kegaiatan belajar mengajar. Dengan metode pembelajaran maka tujuan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai semaksimal mungkin. Berkaitan dengan metode pembelajaran Sugiyanto (1998: 427) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah pengaturan penerapan cara-cara mengajar agar proses belajar bisa berlangsung dengan baik dan tujuan bisa tercapai”. Menurut Nana Sudjana (2005: 76) menyatakan, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan
hubungan
dengan
siswa
pada
saatberlangsungnya
pengajaran”. Menurut M. Sobry Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya mencapai tujuan”. Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan, metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh seorang guru dalam menyampaiankan materi pelajaran kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Melalui metode pembelajaran diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa yang berhubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain, akan tercipta interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi akan berjalan baik, jika siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya, metode pembelajaran yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Seperti diungkapkan Sunardi (2002: 366) bahwa: Secara umum dapat dilihat bahwa metode mengajar dapat mengarahkan perhatian siswa terhahadap hakikat belajar yang spesifik, membangkitkan motivasi untuk belajar, memberikan umpan balik dengan segera, memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya sendiri, dapat mengembangkan dan membina sikap positif terhadap diri sendiri, guru, materi pelajaran serta proses pendidikan pada umumnya.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
Pendapat tersebut menunjukkan, penerapan metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan metode pembelajaran yang tepat akan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, mempermudah siswa untuk menguasai materi pelajaran, sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih optimal.
b. Penggunaan Metode Pembelajaran yang Efektif Pengalaman membuktikan bahwa, kegagalan pembelajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode pembelajaran yang tidak tepat. Banyak metode pembelajaran yang dapat dipakai oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Namun perlu diingat bahwa tidak semua metode pembelajaran bisa dikategorikan sebagai metode yang baik, dan tidak pula dikategorikan metode yang jelek. Hal ini karena, kebaikan suatu metode pembelajaran terletak pada ketepatan memilih atau sesuai dengan tuntutan dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. M. Sobry Sutikno (2009: 89) menyatakan: Terdapat beberapa ciri dari sebuah metode pembelajaran yang baik, yaitu: 1) Berpadunya metode dari segi tujuan. 2) Memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi. 3) Dapat mengantarkan siswa pada kemampuan praktis. 4) Dapat mengembangkan materi. 5) Memberikan keleluasan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya. 6) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, suatu metode pembelajaran yang baik harus memiliki keenam ciri seperti tersebut di atas. Seorang guru yang menerapkan metode pembelajaran memiliki ciri-ciri seperti tersebut di atas akan memperbesar pencapai tujuan pembelajaran.
Untuk itu, seorang guru dalam
kegiatan pembelajaran harus mampu menerapkan metode pembelajaran yang seefektif mungkin, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Lebih lanjut M. Sobry Sutikno (2009: 90) menyatakan”Keefektifan penggunaan metode pembelajaran terjadi apabila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pembelajaran yang telah diprogramkan dalam satuan
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
pelajaran sebagai persiapan tertulis. Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam membelajarkan, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran”.
c. Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
dalam
Pemilihan
Metode
Pembelajaran Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh penerapan metode pembelajaran yang tepat. Tetapi perlu diingat bahwa, setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga tidak ada satupun metode pembelajaran yang paling baik. Seperti dikemukakan M. Sobry Sutikno (2009: 90) bahwa: Pada prinsipnya tidak satu pun metode pembelajaran yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Karena setiap metode pembelajaran pasti memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Karena itu, guru tidak boleh sembarangan memilih serta menggunakan metode pembelajaran. Pendapat tersebut menunjukkan, seorang guru harus cermat dan tepat dalam menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk menerpkan metode pembelajaran, maka ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. M. Sobry Sutikno (2009: 91) menyatakan, beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran antara lain: 1) Tujuan yang hendak dicapai Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasana yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Kepastian proses pembelajaran berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pembelajaran. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai, maka semakin mudah menentukan metode mencapainya, dan sebaliknya. 2) Materi pelajaran Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajri dan dikuasai oleh siswa. 3) Siswa Siswa sebagai subyek belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya. Perbedaan anak dari aspek psikologis seperti sifat pendiam, super aktif, tertutup, terbuka,
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
periang, pemurung bahkan ada yang menunjukkan prilaku-prilaku yang sulit untuk dikenal. Semua perbedaan tadi akan berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran. Perbedaan-perbedaan inilah yang wajib dikelola, diorganisir guru, untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal. Apabila guru tidak memiliki kecermatan dan keterampilan dalam mengelola perbedaan-perbedaan potensi siswa, maka proses pembelajaran sulit mencapai tujuan. Guru harus menyadari bahwa perbedaan potensi bawaan siswa merupakan kekuatan maha hebat untuk mengorganisasi pembelajaran yang ideal. Keragaman merupakan keserasian yang harmonis dan dinamis. 4) Situasi Ituasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. Pada waktu-waktu tertentu guru perlu melakukan proses pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka. 5) Fasilitas Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan metode yang tepat, seperti tidak adanya laboratorium untuk praktek, jelas kurang mendukung penggunaan metode demonstrasi atau eksperimen. 6) Guru Setiap guru memiliki kepribadian, performance sytle, kebiasaan dan pengalaman membelajarkan yang berbeda-beda. Kompetensi pembelajaran biasanya dipengaruhi pula oleh latar belakang pendidikan. Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih metode yang tepat dalam menerapkannya. Sedangkan guru yang latar belakangnya pendidikannya kurang relevan, sekalipun tepat dalam menentukan metode pembelajaran, namun seringkali mengalami hambatan dalam penerapannya. Jadi, untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa profesional agar dalam menyampaikan materui pelajaran bisa berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran mencakup enam aspek yaitu, tujuan yang hendak dicapai, materi pelajaran, siswa, situasi, fasilitas dan guru. Dari keenam aspek ini sangat penting dan harus diperhatikan dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran, karena akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
3. Permainan Bolavoli Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup banyak penggemarnya dan dari tahun ke tahun dan mengalami perkembangan yang pesat. Permainan bolavoli dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan dan masing-masing regu terdiri enam orang pemain. Permainan bolavoli dilakukan dengan cara bola dipantulkan sebanyak-banyaknya tiga kali. A. Sarumpaet dkk,, (1992: 86) menyatakan, “Prinsip bermain bolavoli adalah memainkan bola dengan memvoli (memukul dengan tangan) dan berusaha menjatuhkannya ke dalam permainan lapangan lawan dengan menyeberangkan bola lewat atas net atau jaring, dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh di lapangan sendiri”. Sedangkan tujuan permainan bolavoli menurut peraturan permainan bolavoli edisi (2001-2004: 7) bahwa, “Tujuan dari permainan bolavoli adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan blok)”. Sedangkan Permainan bolavoli harus dilakukan dengan dipantulkan dan syarat pantulan bola harus sempurna tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Dari masing-masing tim dapat memantulkan bola sebanyak-banyaknya tiga kali dan setelah itu bola harus diseberangkan melewati net ke daerah permainan lawan. Untuk memantulkan bola dapat menggunakan seluruh tubuh. PBVSI (1995: 32) dijelaskan, “Mulai tahun 1995, peraturan permainan bolavoli yaitu semua bagian badan boleh menyentuh bola”. Hal senada dikemukakan Amung Ma’mun & Toto Subroto (2001:37) bahwa, “Semula bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola batasannya dari lutut ke atas. Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola”. Berdasarkan peraturan permainan bolavoli, seluruh bagian tubuh dapat digunakan untuk memainkan bola. Hal ini dimaksudkan agar permainan bolavoli lebih menarik. Oleh karen aitu, untuk mencapai keterampilan bermain bolavoli harus menguasai teknik dasar bolavoli.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Bolavoli Menguasai teknik dasar bermain bolavoli merupakan syarat utama agar dapat bermain bolavoli dengan baik. A. Sarumpaet dkk., (1992: 86) menyatakan, “Agar permainan bolavoli berjalan atau berlangsung dengan baik, lancar dan teratur, maka para pemain dituntut harus menguasai unsur-unsur dasar permainan, yaitu teknik dasar bermain bolavoli”. Teknik dasar bolavoli pada dasarnya merupakan suatu upaya seorang pemain untuk memainkan bola berdasarkan peraturan dalam permainan bolavoli. Berkaitan dengan teknik dasar bolavoli Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 187) menyatakan, “Teknik dasar permainan bolavoli merupakan permainan untuk melakukan bentuk-bentuk gerakan yang berhubungan dengan permainan bolavoli”. Menurut M. Yunus (1992: 68) bahwa, “Teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”. Sedangkan Dieter Beutelstahl (2005: 9) berpendapat, “Teknik merupakan prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek, dan bertujuan mencari penyelesaian suatu problem pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna”. Berdasarkan pengertian teknik dasar bolavoli yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan, teknik dasar bolavoli merupakan suatu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli. Teknik dalam permainan bolavoli merupakan aktivitas jasmani yang menyangkut cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Macam-macam teknik dasar bolavoli menurut A. Sarumpaet dkk. (1992: 87) yaitu: “(1) passing atas, (2) passing bawah, (3) set-up (4) bermacam-macam service, (5) bermacam-macam smash (spike), (5) bermacam-macam block (bendungan)”. Sedangkan Suharno HP. (1991:23) menyatakan, teknik dasar bermain bolavoli dibedakan menjadi dua yaitu:
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
1) Teknik tanpa bola terdiri atas : (1) Sikap siap normal (2) Pengambilan posisi yang tepat dan benar (3) Langkah kaki : - Gerak ke depan - Gerak menyamping - Gerak ke belakang (4) Langkah kaki untuk awalan semes (5) Langkah kaki untuk awalan blok (6) Gerakan badan, lengan dan kaki dalam gerak tipu 2) Teknik dengan bola terdiri atas : (1) Servis (2) Pass bawah (3) Pass atas (4) Umpan/set-up (5) Semes (6) Bendungan/blok (block) Secara garis besar teknik dasar bermain bolavoli terdiri atas teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola merupakan gerakan-gerakan khusus yang mendukung penguasaan teknik dengan bola. Sedangkan teknik dengan bola merupakan cara-cara memainkan bola dalam permainan bolavoli. Kedua teknik tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan bermain bolavoli. Keterkaitan antara teknik tanpa bola dan teknik dengan bola didasarkan pada kebutuhan dalam permainan.
c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Bolavoli Menguasai teknik dasar bermain bolavoli mempunyai peran penting terhadap pencapaian prestasi bolavoli. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 6) bahwa, “Penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental”. Menurut A. Sarumpaet dkk. (1992: 87) bahwa, “Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam pertandingan. Oleh karena itu, teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu, agar dapat mengembangkan mutu permainan, lancar dan teratur”.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, penguasaan teknik dasar bolavoli mempunyai peran penting baik secara individual maupun secara kolektif dalam bermain bolavoli di samping faktor fisik, taktik dan mental. Dengan menguasai teknik dasar bolavoli akan mendukung penampilan seorang pemain lebih baik, dan secara kolektif dapat mempengaruhi menang atau kalahnya sutau tim dalam pertandingan. Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan bolavoli menurut Suharno HP. (1991: 22) mengingat hal-hal sebagai berikut: 1) Hukuman kesalahan teknik.terhadap pelanggaran permainan yang hubungannya dengan kesalahan dalam melakukan teknik. 2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama. 3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahankesalahan teknik ini antara lain membawa bola, mengangkat bola, serta pukulan rangkap. 4) Permainan bolavoli adalah permainan yang cepat, artinya waktu untuk memainkan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan teknik yang lebih besar. 5) Penguasaan taktik-taktik yang tinggi hanya memungkinkan kalau penguasaan teknik dasar dan tinggi dalam bolavoli cukup sempurna. Penguasaan teknik dasar bolavoli dengan baik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi bolavoli baik secara individu maupun secara tim. Hal ini karena kemampuan yang dimiliki individu akan memberikan sumbangan untuk kemenangan tim, karena bolavoli permainan tim. Tanpa ada kerjasama tim, maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi.
4. Servis Bolavoli
a. Servis Atas Bolavoli Servis atas merupakan bentuk gerakan memukul bola menggunakan lengan yang pelaksanaannya bola dipukul di atas kepala. Servis atas merupakan bentuk pukulan yang memiliki efektivitas tinggi untuk melakukan serangan, dibandingkan dengan servis bawah. Seperti dikemukakan Agus Mukholid (2004:
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
35) bahwa, “Kelemahan servis tangan bawah adalah mudah diterima dan lintasannya melambung tinggi sehingga mudah diantisipasi lawan”. Servis dapat dikategorikan sebagai serangan karena pukulan servis atas memiliki tenaga ayun lebih besar dan kecepatan gerakan lengan pemukul juga lebih besar. Selain itu juga, lintasan bola lebih pendek sehingga bola sulit untuk diprediksi lawan. Servis sebagai serangan, maka server dalam melakukan servis dapat melakukan berbagai macam jenis servis yang dianggap paling efektif dan sulit untuk mematikan lawan. Barbara L.V. & Bonnie J.F. (1996: 28) menyatakan “Servis canggih yang populer adalah servis topspin, servis mengambang melingkar (roundhouse floater), dan servis meloncat (jump serve)”. Berkaitan dengan jenis servis atas, Suharno HP. (1985: 25-26) membedakan servis atas menjadi tiga yaitu: “(1) Tenis servis, (2) Servis floating/mengapung, (3) Servis cekis”. Dari beberapa macam jenis servis atas tersebut, seorang pemain harus menguasainya. Kemampuan seorang pemain bolavoli menguasai berbagai macam jenis servis dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam suatu pertandingan, sehingga akan mendukung pencapaian kemenangan timnya. Untuk dapat melakukan servis atas dengan baik, maka harus menguasai teknik servis atas yang benar. Semakin baik dalam menguasai tenik servis atas mempunyai peluang yang besar untuk mendapatkan point melalui servis.
b. Pentingnya Servis dalam Permainan Bolavoli Servis merupakan sentuhan pertama untuk memulai permainan bolavoli dan pemain yang melakukan servis memiliki kontrol yang bebas terhadap bola. Seorang pemain yang melakukan servis bebas berusaha melakukan pukulan sesuai kehendaknya agar bola sulit diterima lawan. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan permainan bolavoli, fungsi servis juga mengalami perubahan yaitu, tidak hanya sebagai tanda dimulainya permainan tetapi sebagai serangan pertama bagi regu yang melakukan servis. Berkaitan dengan hal tersebut, M. Yunus (1992: 109) menyatakan, “Sesuai dengan kemajuan permainan, teknik servis saat ini tidak hanya sebagai
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
pembukaan permainan, tetapi jika ditinjau dari segi taktik sudah merupakan suatu serangan awal”. Hal senada dikemukakan Amung Ma’mum & Toto Subroto (2001:61) bahwa, “Servis adalah awal terjadinya suatu permainan bolavoli. Akan tetapi dalam perkembangannya servis menjadi salah satu serangan pertama yang sangat penting”. Sedangkan Deiter Beutelstahl (2005: 9) menyatakan, “Servis yang baik mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan”. Berdasarkan pengertian servis yang dikemukakan empat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, servis merupakan serangan pertama bagi regu yang melakukan servis untuk mendapatkan angka. Angka atau point dapat dihasilkan melalui servis yang baik dan sulit, sehingga akan dapat mempengaruhi seluruh jalannya permainan, bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim. Oleh karena itu, dalam melakukan servis harus dibuat sesulit mungkin agar lawan sulit mengembalikan atau bahkan langsung mati. Menurut Soedarwo dkk. (2000: 38) bahwa cara mempersulit bola servis pada dasarnya berkaitan dengan: 1) Kecepatan, kurve dan belak-belok jalannya bola. Untuk menghasilkan bola bervariasi ditentukan oleh: (a) Keras atau pelannya pukulan. (b) Tinggi atau rendahnya bola hasil pukulan. (c) Membuat bola berputar (spin) atau membuat bola tidak berputar dan melayang (floater). 2) Penempatan bola diarahkan pada titik-titik kelemahan lawan, misalnya: (a) Ke arah pemain yang lemah. (b) Di belakang pengumpan atau tempat di mana pengumpan sedang bergerak. (c) Ke arah pemain pengganti yang masuk. (d) Ke tempat yang kosong atau tempat diantara pemain. (e) Di bagian garis belakang bila posisi penerima servis terlalu ke depan. (f) Ke daerah dekat net apabila posisi penerima servis lawan terlalu ke belakang. (g) Ke daerah samping apabila posisi penerimaan servis lawan terlalu ketengah. Cara-cara mempersulit pukulan servis tersebut harus diperhatikan dengan baik dan benar agar diperoleh kualitas servis yang baik. Hal terpenting dan harus diperhatikan dalam melakukan servis adalah menghindari pukulan servis yang salah (tidak masuk). Barbara L.V. & Bonnie J.F. (1996: 27) menyatakan, “Prioritas utama dalam servis adalah konsistensi dalam menyeberangkan bola
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
100% setiap kali bermain”. Hal ini berarti, melewatkan atau menyeberangkan bola di atas net dan masuk daerah lawan adalah hal terpenting keberhasilan servis. Berdasarkan peraturan penilian permainan bolavoli yaitu (relly point) kesalahan servis adalah keberuntungan bagi pihak lawan. Oleh karena itu, hendaknya dalam melakukan servis harus berhati-hati.
c. Teknik Servis Atas Bolavoli Keberhasilan dalam melakukan servis atas harus didukung penguasaan teknik servis yang baik dan benar. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 20-21) teknik servis atas meliputi "(1) sikap permulaan, (2) sikap saat perkenaan dan, (3) sikap akhir". Teknik-teknik servis atas harus dilakukan dengan baik dan benar, agar dapat memperoleh hasil servis yang baik. Adapun pelaksanaan teknik servis atas sebagai berikut: 1) Sikap permulaan: Ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan daripada kaki kanan dan kedua lutut ditekuk. Tangan kiri dan tangan kanan bersamasama memegang bola. Tangan kiri menyangga bola sedang tangan kanan memegang bagian atas bola. Bola dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang lebih setengah meter di atas kepala. Tangan kanan segera ditarik ke belakang atas kepala, dengan telapak kanan menghadap ke depan. 2) Sikap saat perkenaan: Setelah tangan kanan berada di atas belakang kepala dan bola berada sejangkauan tangan maka segera bola dipukul dengan cara memukul seperti pada smash. Sewaktu akan melakukan servis perhatian harus selalu terpusat pada bola. Lecutan tangan dan lengan sangat diperlukan dalam servis atas, bila perlu dibantu gerakan togok ke arah depan sehingga bola akan memutar lebih banyak. Pada waktu lengan dilecutkan siku jangan samapi ikut tertarik ke bawah. 3) Sikap akhir: Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke depan dan terus masuk ke lapangan permainan serta mengabil sikap siap normal. Berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian gerakan servis atas sebagai berikut:
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Servis Atas (Amung Ma’mum & Toto Soebroto, 2001: 63) 5. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Bagian
a. Metode Bagian Metode bagian merupakan bentuk pembelajaran keterampilan yang dilakukan secara bagian per bagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk keterampilan yang dipelajari dipilah-pilah ke dalam bentuk gerakan yang lebih mudah dan sederhana. Dalam hal ini Sugiyanto (1996: 67) menyatakan, “Metode bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan setelah bagian-bagian gerakan dikuasai baru
mempraktekkannya
secara
keseluruhan”. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.56) bahwa, “Metode bagian adalah satu cara pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitik beratkan pada penyajian elemen-elemen dari bahan pelajaran”. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode bagian merupakan cara mengajar suatu keterampilan olahraga yang dalam pelaksanaannya dilakukan bagian per bagian dan setelah bagian-bagian tersebut dikuasai kemudian dilakukan secara keseluruhan. Metode bagian pada umumnya diterapkan untuk mempelajari jenis keterampilan yang cukup sulit atau kompleks. Harsono (1988: 142) menyatakan, “Pada umumnya guru mengajarkan suatu teknik dengan part method, hal ini disebabkan karena: (1) siswa belum banyak tahu mengenai cara melaksanakan teknik atau keterampilan, (2) agar siswa melakukan teknik sesuai dengan
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
keinginan guru”. Menurut Rusli Lutan (1988: 411) bahwa, “Metode bagian atau parsial dapat diterapkan jika struktur gerak agak kompleks, sehingga kemungkinan untuk memperoleh hasil belajar yang maksimum akan diperoleh jika komponen-komponen gerak dilatih”. Sedangkan Sugiyanto (1996: 67) berpendapat, “Yang terpenting untuk dipertimbangkan dalam penerapan metode bagian atau keseluruhan adalah mengenai sifat dari gerakan yang dipelajari yaitu dalam hal tingkat kerumitan organisasi dan tingkat kompleksitas gerakan”. Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, metode bagian diterapkan terutama untuk siswa pemula dan belum mengetahui keterampilan yang dipelajari. Di samping itu juga, metode bagian diterapkan untuk mempelajari keterampilan yang sulit dan kompleks. Suatu keterampilan akan dikuasai dengan baik, jika tiap-tiap bagian dipelajari secara teratur dan sistematis. b. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Bagian Metode mengajar
bagian merupakan bentuk pembelajaran suatu
keterampilan yang dilakukan dengan memilah-milah dari gerakan keterampilan yang dipelajari. Berdasarkan pengertian metode bagian, maka pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode bagian yaitu, dari keseluruhan rangkaian gerakan teknik servis atas bolavoli dipilah-pilah bagian per bagian. Bagian-bagian teknik servis atas meliputi sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut. Setelah
bagian-bagian
tersebut dikuasai,
kemudian
digabungkan
secara
keseluruhan. Pelaksanaannya pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode bagian yaitu, guru menerangkan teknik pelaksanaan gerakan servis atas bolavoli dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut. Untuk selanjutnya guru mendemonstrasikan gerakan servis atas bolavoli. Pembelajaran servis atas bolavoli dalam penelitian ini dilakukan dari cara memilah-milah teknik gerakan servis atas yaitu dari: sikap servis atas, cara melambungkan bola, gerakan lengan akan memukul bola, gerakan memukul bola dan gerak lanjut. Dari bagian-bagian pembelajaran servis atas tersebut, secara terpisah dipelajari bagian per bagian dari cara yang sederhana atau mudah misalnya, gerakan tanpa bola, gerakan dengan
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
bola dan selanjutnya bagian-bagian teknik servis atas digabungkan secara keseluruhan. Penekanan pembelajaran servis atas dengan metode bagian yaitu: bagianbagian teknik gerakan servis atas harus dikuasai, setelah bagian pertama telah dikuasai, kemudian dilanjutkan pada bagian berikutnya, demikian seterusnya hingga keseluruhan teknik servis atas dikuasai dengan baik. Setelah semua bagian-bagian teknik gerakan servis atas dikuasai, kemudian dirangkaikan secara keseluruhan.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Bagian Perlu disadari bahwa setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode bagian dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode bagian antara lain: 1) Siswa dapat menguasai bagian-bagian teknik gerakan servis atas dengan baik dan benar. 2) Siswa dapat terhindar dari kesalahan teknik, karena masing-masing teknik servis atas harus dikuasai baru ditingkatkan. 3) Siswa dapat memperagakan teknik servis atas bolavoli secara keseluruhan dengan baik dan benar. Di samping kelebihan tersebut, metode pembelajaran servis atas dengan metode bagian juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode bagian antara lain: 1) Dibutuhkan waktu yang lebih lama, jika tiap-tiap bagian teknik sulit dimengerti dan dikuasai siswa. 2) Untuk mempelajari bagian teknik atau gerakan berikutnya terlebih dahulu bagian sebelumnya betul-betul telah dikuasai.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
6. Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Keseluruhan a. Metode Keseluruhan Metode keseluruhan merupakan bentuk pembelajaran suatu keterampilan yang pelaksanaannya dilakukan secara utuh dari keterampilan yang dipelajari. Berkaitan dengan metode keseluruhan Sugiyanto (1996: 67) menyatakan, “Metode keseluruhan adalah cara pendekatan dimana sejak awal pelajar diarahkan untuk mempraktekkan keseluruhan rangkaian gerakan yang dipelajari”. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.56) bahwa, “Metode keseluruhan adalah metode yang menitik beratkan kepada keutuhan dari bahan pelajaran yang ingin disampaikan”. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode keseluruhan merupakan cara mengajar yang menitik beratkan pada keutuhan dari keterampilan yang dipelajari. Dalam metode keseluruhan, siswa dituntut melakukan gerakan keterampilan yang dipelajari secara keseluruhan tanpa memilah-milah bagian-bagian dari keterampilan yang dipelajari. Metode keseluruhan pada umumnya diterapkan untuk mempelajari suatu keterampilan yang sederhana. Seperti dikemukakan Harsono (1988: 142) bahwa, “Apabila keterampilan olahraga yang diajarkan itu sifatnya sederhana dan mudah dimengerti maka keterampilan tersebut sebaiknya diajarkan secara keseluruhan, dan setiap teknik bagian hanya dilatih secara khusus apabila siswa atau subyek selalu membuat kesalahan pada teknik bagian tersebut”. Sedangkan Rusli Lutan (1988: 411) menyatakan, “Metode keseluruhan memberikan keuntungan maksimal jika yang dipelajari ialah gerakan yang sederhana”. Metode keseluruhan pada dasarnya sangat cocok untuk mempelajari keterampilan yang sederhana. Namun demikian, apabila pada bagian-bagian tertentu terdapat kompleksitas atau gerakan yang sulit, maka dapat diajarkan secara khusus apabila siswa seringkali melakukan kesalahan.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
b. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Keseluruhan Pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli secara keseluruhan yaitu, pertama-tama dijelaskan teknik gerakan servis atas bolavoli yang meliputi sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut. Bagian-bagian teknik gerakan servis atas dijelaskan secara terperinci dan didemonstrasikan yaitu dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut. Apabila siswa telah jelas dan mengerti teknik gerakan servis atas bolavoli secara keseluruhan, kemudian siswa mempraktikkan sesuai dengan contoh. Dalam pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli tentunya akan dijumpai kesalahan. Jika dalam pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli terjadi kesalahan, maka guru berkewajiban membetulkan kesalahan tersebut. Kesalahan yang sering dilakukan siswa harus diberikan penekanan secara khusus agar siswa betul-betul memahami dan tidak mengulang kesalahan tersebut. Setelah kesalahan tersebut dibenarkan, selanjutnya siswa melakukan gerakan secara keseluruhan dengan tidak mengulangi kesalahan lagi.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas Bolavoli dengan Metode Keseluruhan Metode keseluruhan merupakan cara pembelajaran yang mengutamakan keutuhan dari keterampilan yang dipelajari. Siswa memperagakan gerakan servis atas bolavoli secara utuh dan dilakukan secara berulang-ulang. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode keseluruhan dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode keseluruhan antara lain: 1) Dapat menghemat waktu, jika siswa lebih mudah dan cepat menyesuaikan diri dengan metode keseluruhan. 2) Siswa lebih jelas menerima konsep gerakan yang diajarkan secara jelas, bermakna dan logis mengenai keseluruhan gerakan servis atas bolavoli. 3) Siswa dapat secara langsung melakukan gerakan servis atas bolavoli secara keseluruhan.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Sedangkan kelemahan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode keseluruhan antara lain: 1) Bagi siswa yang baru pertama kali belajar permainan bolavoli (servis atas) akan mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan servis atas karena gerakan servis atas bolavoli cukup sulit dan kompleks. 2) Siswa akan sering melakukan kesalahan teknik, sehingga gerakan servis atas bolavoli tidak sesuai seperti yang diharapkan. 3) Guru akan lebih sering membetulkan teknik yang salah, sehingga pembelajaran akan sering berhenti dan tujuan latihan lebih lama tercapai.
7. Koordinasi
a. Koordinasi Mata-Tangan Koordinasi pada prinsipnya merupakan pengaturan syaraf-syaraf pusat dan tepi secara harmonis dalam menggabungkan gerakan-gerakan otot synergis dan antagonis secara selaras. Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks. Karakteristik koordinasi sangat unik. Koordinasi memainkan peranan yang khusus terhadap mobilitas fisik. Koordinasi bukan merupakan kemampuan fisik tunggal, tetapi tersusun dari beberapa unsur fisik yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Berkaitan dengan koordinasi Harsono (1988: 219) menyatakan “Koordinasi sangat erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas”. Menurut Suharno HP. (1993: 61) bahwa, “Koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa gerak menjadi satu gerak yang utuh dan selaras”. Sedangkan M. Sajoto (1995: 9) berpendapat, “Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif”. Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Berdasarkan pengertian koordinasi dari tiga ahli tersebut dapat disimpulkan koordinasi mata-tangan merupakan kemampuan mata untuk mengintegrasikan
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
rangsangan yang diterima dan tangan sebagai fungsi penggerak untu melakukan gerakan sesuai yang diinginkan. Seperti dikemukakan Sadoso Sumosardjuno (1994: 125) bahwa, “Koordinasi mata-tangan adalah suatu integrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama, dan tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu gerakan tertentu”. Koordinasi mata-tangan pada umumnya sangat dibutuhkan dalam cabang olahraga permainan, dimana dalam cabang olahraga permainan membutuhkan integrasi mata dan tangan dalam memainkannya. Dalam kaitannya dengan penelitian ini mata sebagai pemegang fungsi utama yaitu melihat bola, melihat sasaran dan tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu gerakan yaitu memukul bola. Kemampuan mengintegrasikan antara mata dan tangan dengan baik dan harmonis, maka gerakan servis atas bolavoli dapat dilakukan dengan baik sesuai seperti yang diharapkan.
b. Kegunaan Koordinasi Gerakan-gerakan dalam permainan bolavoli sangat kompleks dan bervariasi. Pemain selalu dituntut untuk mengintegrasikan berbagai macam gerakan ke dalam satu rangkaian gerakan yang utuh dan serasi. Untuk dapat tampil dengan baik dalam suatu permainan atau pertandingan, dibutuhkan koordinasi gerak yang baik. Koordinasi gerak yang baik akan membantu penampilannya dalam suatu permainan atau pertandingan bolavoli. Dengan memiliki koordinasi gerak yang baik, maka akan memudahkan dalam merangkaikan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang ganda (simultan) menjadi lebih baik. Menurut PBVSI (1995: 61) kegunaan koordinasi antara lain: 1) Mengkoordinasikan beberapa gerak agar menjadi satu gerak yang utuh dan serasi. 2) Efisien dan efektif dalam penggunaan tenaga. 3) Untuk menghindari terjadinya cidera. 4) Mempercepat berlatih, menguasai teknik. 5) Dapat untuk memperkaya taktik dalam bertanding. 6) Kesiapan mental atlet lebih mantap untuk menghadapi pertandingan. Koordinasi sangat penting sekali untuk semua cabang olahraga yang di dalamnya terdapat berbagai gerak yang kompleks, termasuk permainan bolavoli.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Untuk menunjang pencapaian prestasi bolavoli yang optimal, seorang pemain harus memiliki koordinasi gerak yang baik. Dangsina Moeloek & Arjatmo Tjokronegoro (1984:11) menyatakan “Pada gerak yang tidak memiliki koordinasi baik akan mengakibatkan kerugian, pengeluaran tenaga yang berlebihan, mengganggu keseimbangan, cepat lelah, kurang tepat sasaran yang diingingkan bahkan mungkin terjadi cidera”. Hal ini menunjukkan bahwa, jika seseorang pemain bolavoli tidak memiliki koordinasi yang baik, maka tenaga yang dikeluarkan tidak efektif dan efisien serta hasil yang dicapai tidak sesuai yang diharapkan bahkan dapat menimbulkan cidera.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang di dalamnya terdapat beberapa unsur kondisi fisik yang saling berkaitan. Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 227) menyatakan, “Syarat-syarat kualitas koordinasi adalah kualitas persepsi selama melakukan gerakan, kualitas penyesuaian gerak dalam dimensi waktu dan jarak, kualitas pemahaman gerak, kualitas pengorganisaian syaraf dan otot”. Pendapat lain dikemukakan Suharno HP. (1993: 62) bahwa dalam usaha untuk pencapaian prestasi, koordinasi dipengaruhi oleh “(1) Pengaturan syaraf pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan. (2) Tergantung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan. (3) Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan atlet. (4) Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera”. Berdasarkan
dua
pendapat
tersebut
menunjukkan,
faktor
yang
mempengaruhi koordinasi sangat kompleks. Kemampuan koordinasi seseorang dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan unsur-unsur kondisi fisik lainnya seperti kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan, daya tahan. Di samping itu juga, kualitas koordinasi dipengaruhi kualitas persepsi selama melakukan gerakan, kualitas penyesuaian gerak dalam dimensi waktu dan jarak serta pengorganisasian syaraf dan otot sangat menentukan koordinasi. Jika komponen-komponen tersebut dalam kondisi baik, maka kemampuan koordinasi yang dimiliki juga baik. Dengan
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
koordinasi yang baik, maka gerakan-gerakan keterampilan atau gerakan yang ganda dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.
d. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan Servis Atas Bolavoli Dalam permainan bolavoli koordinasi mata-tangan mutlak diperlukan karena dapat mendukung untuk menguasai bola dengan baik. Koordinasi matatangan merupakan dasar untuk mencapai ketrampilan yang tinggi dalam melakukan atau memainkan teknik dasar bolavoli termasuk servis atas. Ditinjau dari gerakannya servis atas merupakan suatu ketrampilan yang memiliki gerakan yang kompleks. Hal ini karena servis merupakan gabungan dari beberapa gerakan yang harus dikoordinasikan dengan baik dan harmonis. Gerakan servis atas bila diuraikan terdiri atas memegang bola, melambungkan bola, memukul bola dan gerak lanjut. Adapun gerakan memukul bola dilakukan dengan cara mengayun lengan pemukul dan perkenaan telapak tangan dengan bola. Untuk melakukan beberapa unsur gerakan tersebut secara baik dan harmonis diperlukan kemampuan koordinasi yang baik. Gerhard. Durrwachter (1990: 45) menyatakan bahwa, “Pemain harus memilki koordinasi gerak yang tepat antara mengayun dan melambungkan bola, serta memukul dan gerakan maju ke depan. Kesalahan dalam mencermati lambungan bola dan ayunan tangan kemudian memukul bola akan berakibat kegagalan dalam melakukan pukulan servis”. Pelaksanaan gerakan servis atas memerlukan koordinasi mata-tangan yang baik. Gerakan servis atas merupakan gerakan menggunakan kecermatan pandangan (mata) dan keakuratan gerakan tangan. Dalam melakukan gerakan servis atas seorang pemain dituntut dapat mengkoordinasikan gerakan melambungkan bola, melihat posisi bola, dan memukul bola dengan tepat serta berusaha mengarahkan bola pada titik kelemahan lawan. Tanpa memiliki koordinasi mata-tangan, maka hasil servis yang dilakukan akan sulit mencapai hasil seperti yang diharapkan.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
B. Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:
1) Perbedaan Pengaruh Metode Bagian dan Metode Keseluruhan terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Metode bagian dan keseluruhan masing-masing memiliki karakteristik dan penekanan yang berbeda dalam mempelajari suatu keterampilan. Metode bagian merupakan bentuk pembelajaran yang pelaksanaannya dilakukan bagian per bagian dari teknik atau keterampilan yang dipelajari. Metode bagian umumnya diterapkan untuk mempelajari keterampilan yang cukup sulit atau kompleks. Sedangkan metode keseluruhan merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan secara keseluruhan atau utuh dari keterampilan yang dipelajari. Metode keseluruhan biasanya digunakan untuk mempelajari keterampilan yang mudah dan sederhana. Kedua metode pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan terhadap peningkatan kemampuan servis atas bolavoli. Kelebihan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode bagian antara lain: siswa dapat menguasai bagian-bagian teknik gerakan servis atas dengan baik dan benar, siswa dapat terhindar dari kesalahan teknik, karena masing-masing teknik servis atas harus dikuasai baru ditingkatkan, siswa dapat memperagakan teknik servis atas bolavoli secara keseluruhan dengan baik dan benar. Kelemahannya antara lain: waktu yang lebih lama jika tiap-tiap bagian teknik sulit dimengerti, setiap bagian harus dikuasi sebelum ditingkatkan ke bagian berikutnya. Sedangkan kelebihan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode keseluruhan antara lain: menghemat waktu, siswa lebih jelas menerima konsep gerakan yang diajarkan, siswa secara langsung melakukan servis atas bolavoli secara keseluruhan. Kelemahan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode keseluruhan antara lain: bagi siswa yang baru pertama kali belajar akan mengalami kesulitan melakukan gerakan servis atas,
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
akan sering melakukan kesalahan teknik, guru akan lebih sering membetulkan teknik yang salah. Berdasarkan karakteristik, kelebihan dan kelemahan metode bagian dan tersebut tentu akan menimbulkan pengaruh yang berbeda. Perlakuan yang berbeda akan menimbulkan respon yang berbeda pula pada diri pelaku. Dengan demikian diduga bahwa, metode bagian dan keseluruhan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan hasil belajar servis atas dalam permainan bolavoli.
2) Perbedaan antara Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dan Rendah terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Servis atas bolavoli memiliki unsur gerakan yang cukup kompleks. Ditinjau dari gerakannya servis atas merupakan gabungan dari beberapa gerakan yang harus dikoordinasikan dengan baik dan harmonis. Gerakan servis atas terdiri atas memegang bola, melambungkan bola, memukul bola dan gerak lanjut. Untuk melakukan beberapa unsur gerakan tersebut secara baik dan harmonis diperlukan kemampuan koordinasi yang baik. Gerakan servis atas merupakan gerakan menggunakan kecermatan pandangan mata dan keakuratan gerakan tangan. Dalam melakukan gerakan servis atas seorang pemain dituntut dapat mengkoordinasikan gerakan melambungkan bola, melihat posisi bola, dan memukul bola dengan tepat serta berusaha mengarahkan bola pada titik kelemahan lawan. Kemampuan melakukan servis atas dan menempatkan bola pada sasaran yang diinginkan sangat dipengaruhi oleh kualitas koordinasi mata-tangan. Hal ini artinya, baik tidaknya koordinasi matatangan yang dimiliki seorang pemain akan berpengaruh pada kualitas servis atas yang dilakukan.
3) Interaksi Metode Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Metode bagian dan keseluruhan merupakan bentuk pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli. Dalam pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode bagian siswa
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
dituntut melakukan teknik gerakan servis atas bagian per bagian. Setelah bagianbagian teknik gerakan servis atas dikuasai, kemudaian digabungkan atau dirangkaikan secara keseluruhan. Sedangkan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode keseluruhan siswa melakukan keterampilan secara keseluruhan atau utuh dari keterampilan yang dipelajari. Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran servis atas bolavoli baik dengan metode bagian maupun keseluruhan, siswa dituntut memiliki koordinasi matatangan yang baik. Hal ini karena, dalam gerakan servis atas bolavoli selalu membutuhkan kecermatan pandangan dan keakuratan tangan dalam memukul bola agar gerakan servis atas benar dan tepat pada sasaran yang diinginkan. Berdasarkan bentuk pembelajaran servis atas bolavoli baik dengan metode bagian dan keseluruhan, maka pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode keseluruhan dibutuhkan koordinasi mata-tangan yang tinggi. Karena siswa mempraktikkan gerakan servis atas secara keseluruhan dan mengarahkan ke daerah permainan lawan. Dengan koordinasi mat-tangan yang tinggi siswa akan mampu melakukan gerakan servis atas dan mengarahkan bola ke daerah permainan lawan sesuai yang diinginkan. Sedangkan pembelajaran servis atas bolavoli dengan metode bagian, keterlibatan koordinasi mata-tangan tidak tinggi. Karena pembelajaran servis atas bolavoli dilakukan secara bagian perbagian. Setiap bagian harus dikuasai dengan baik dan benar, selanjutnya ditingkatkan pada bagian berikutnya. Penekanan dalam metode pembelajaran bagian yaitu kebenaran teknik servis atas, sehingga tidak membutuhkan koordinasi matatangan yang tinggi. Dengan menguasai bagian-bagian teknik servis atas, maka siswa akan mampu melakukan servis atas dengan baik dan benar. Dengan demikian diduga, antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan memiliki interaksi terhadap hasil belajar servis atas bolavoli.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
C. Perumusan Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh metode pembelajaran bagian dan metode keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. 2. Ada perbedaan pengaruh antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. 3. Ada interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan bolavoli SMP Negeri 2 Nguter Sukoharjo. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan. Pelaksanaan penelitian direncanakan pada Bulan Februari sampai dengan Bulan Maret 2010.
B. Metode Penelitian 1. Metode Eksperimen Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.
2. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah faktorial 2 X 2. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar rancangan penelitian ini sebagai berikut: Metode Pembelajaran
Metode Bagian
Metode Keseluruhan
(A1)
(A2)
Koordinasi Mata-Tangan Tinggi (B1)
A1B1
A2B1
Rendah (B2)
A1B2
A2B2
Keterangan: A1B1 :Kelompok metode pembelajaran bagian dengan koordinasimata-tangan tinggi.
commit to user
38
kriteria
sampel
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
A1B2 :Kelompok metode pembelajaran bagian dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah A2B1 :Kelompok metode pembelajaran keseluruhan dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi. A2B2 :Kelompok metode pembelajaran keseluruhan dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah. C. Variabel Penelitian 1. Jenis Variabel Dalam peneltian ini terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen) yaitu: 1) Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini yaitu : a) Variabel manipulatif terdiri atas : (1) Metode bagian. (2) Metode keseluruhan. b) Variabel atributif adalah variabel yang melekat pada diri sampel yang dibedakan atas : (1) Koordinasi mata-tangan tinggi (2) Koordinasi mata-tangan rendah 2) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar servis atas dalam permainan bolavoli.
2. Definisi Operasional Variabel 1) Metode Bagian Metode bagian merupakan belajar suatu keterampilan dengan memilahmilah gerakan keterampilan yang dipelajari dan setelah bagian-bagian tersebut dikuasai, kemudian digabungkan secara keseluruhan. 2) Metode Keseluruhan Metode keseluruhan merupakan cara belajar sutau keterampilan yang dilakukan secara keseluruhan atau utuh dari gerakan keterampilan yang dipelajari.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
3) Koordinasi Mata-Tangan Kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan antara gerakan mata (pandangan) dimana mata sebagai pemegang fungsi utama dan tangan sebagai fungsi gerak untuk melakukan gerakan sesuai yang diinginkan. 4) Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Perubahan kemampuan servis atas bolavoli yang dicapai siswa setelah memperoleh perlakukan metode bagian dan keseluruhan. Perubahan kemampuan siswa dapat dilihat atau diukur melaui tes servis atas bolavoli dengan membandingkan hasil tes awal (sebelum diberi perlakuan) dengan tes akhir (setelah diberi perlakuan).
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 100 orang terbagi atas lima kelas. 2. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling yaitu dengan mengklasifikasikan sampel atas koordinasi mata-tangan melalui tes koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap bola tenis. Dari hasil tes koordinasi mata-tangan kemudian direngking dari nilai tertinggi sampai nilai terendah dan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu koordinasi mata-tangan tinggi, sedang dan rendah. Setelah diketahui koordinasi mata-tangan tinggi, koordinasi mata-tangan dengan dan koordinasi mata-tangan rendah, kemudian diambil 20 siswa dengan kategori koordinasi mata-tangan tinggi dan 20 siswa dengan kategori koordinasi mata-tangan rendah. Sedangkan siswa dengan klasifikasi koordinasi mata-tangan sedang tidak dijadikan sampel. Selanjutnya dari 40 siswa yang terpilih dikelompokkan menjadi 4 kelompok sesuai rancangan faktorial 2 X 2. Teknik pengelompokkan sampel dengan cara ordinal pairing.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
F. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran dalam penelitian ini meliputi: 1. Tes dan pengukuran Untuk mengukur koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap bola tenis dari Ismaryati (2006: 54-55). 2. Tes keterampilan servis atas bolavoli dari Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani (2003: 11-12). Petunjuk pelaksanan tes terlampir. G. Teknik Analisis Data 1. Mencari Reliabilitas Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi interklas, dengan rumus sebagai berikut: MSA – MSW R= MSA Keterangan: R
= Koefisien reliabilitas
MSA
= Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok 2. Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai berikut: a. Uji Normalitas (Metode Lilliefors) Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Langkah-langkah : 1) Pengamatan
X1,X2,X3,………….Xn
dijadikan
Z1,Z2,Z3,………..Z n, dengan menggunakan rumus :
commit to user
38
bilangan
baku
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan simpangan baku. 2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi. 3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi). 4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu : S(Zi) = i/n. 5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya. 6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo. Rumusnya : Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum. Kreteria : Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas ( Metode Bartlet ) Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : 1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom – kolom kelompok sample : dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2. 2) Menghitung varians gabungan dari semua sample. Rumusnya : SD 2
n 1Sd ...............1 2 i
n 1
B Log Sd i2 n 1 3) Menghitung X2 Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2) Dengan (Ln 10) = 2,3026 Hasilnya ( X2 hitung ) kemudian dibandingkan dengan ( X2 tabel ), pada taraf signifikansi = 0,05 dan dk (n-1).
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima. Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2 hitung > X2 tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.
2. Pengujian Hipotesis Langkah-langkah pengujian hipotesis anava faktorial 2 x 2 sebagai berikut: a. ANAVA Rancangan Faktorial 2 x 2 1) Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua Faktor Tabel 1. Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen faktorial 2 x 2 Sumber Variasi
dk
JK
RJK
Rata – rata perlakuan 1
Ry
R
A B AB
a-1
Ay
A
A/E
b-1
By
B
B/E
(a-1) (b-1)
ABy
AB
AB/E
ab(n-1)
Ey
E
Kekeliruan Keterangan : A = Taraf factorial A
N = Jumlah sampel
B = Taraf factorial B Langkah- langkah perhitungan : a
a)
b
2 i 1
2 ij
j 1
a
b
i 1
b) R y
j 1
abn a
b
c) Jab i 1
a
J R 2 ij
y
j 1
d) y i2 / bn R y i 1
commit to user
38
Fo
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
b
e) y i2 / an R y j 1
f)
b y J ab y y
g) y 2 R y y ( y y )
2) Kreteria Pengujian Hipotesis Jika F F 1 V1 V2 , maka hipotesis nol ditolak. Jika F F 1 V1 V2 , maka hipotesis nol di terima dengan : dk pembilang
Vi 1 dan dk penyebut V2 n1 .............nk k = taraf siknifikan untuk pengujian hipotesis. Keterangan : Y2: Jumlah kuadrat data Ry: Rata-rata peningkatan karena perlakuan Ay:Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan metode pembelajaran bagian dan metode pembelajaran keseluruhan By:Jumlah peningkatan berdasarkan koordinasi mata-tangan Aby:Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah peningkatan kelompok perlakuan dan koordinasi mata-tangan Jab:Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.
b. Uji Rentang Newman – Keuls setelah ANAVA Menurut Sudjana (1994: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji Newman –Keuls adalah sebagai berikut : 1)
Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil sampai yang terbesar.
2)
Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
3)
Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus: Sy
RJK E Kekeliruan N
RJK
(Kekeliruan)
juga
didapat dari hasil
rangkuman ANAVA. 4)
Tentukan taraf siknifikan , lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji Newman – Keuls, diambil V = dk dari RJK ( Kekeliruan ) dan P = 2,3…,k. Harga – harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P supaya dicatat.
5)
Kalikan harga yang didapat di titik…….. di atas masing – masing S y dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang siknifikan terkecil (RST).
6)
Bandingkan selisih rata – rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih rata – rata terbesar dan rata – rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata – rata terbesar kedua rata – rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k2), dan seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada
1/ 2
K k 1 pasangan
yang harus dibandingkan. Jika selisih – selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya masing – masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang siknifikan antara rata – rata perlakuan. c. Hipotesa Statistik Hipotesa 1 H 0 1 2 H A 1 2
Hipotesa 2 H 0 1 2
H A 1 2
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
Hipotesa 3 H 0 Interaksi 0
H A Interaksi 0 Keterangan
= Nilai rata – rata
A1
= Metode pembelajaran bagian
A2
= Metode pembelajaran keseluruhan
B1
= Koordinasi mata-tangan tinggi
B2
= Koordinasi mata-tangan rendah
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
BAB IV HASIL PENELITIAN Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal secara keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi empat sesuai rancangan factorial 2 X 2. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel. A. Deskripsi Data Deskripsi hasil analisis data hasil belajar servis atas bolavoli siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 sesuai dengan kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Menurut Kelompok Penelitian. Perlakuan
KMT Tinggi (B1)
A1 Rendah (B2) Tinggi (B1) A2 Rendah (B2)
Statistik Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD
Tes Awal 62 6.20 4.21 102 10.20 5.14 108 10.80 5.05 67 6.70 5.23
Tes Akhir 118 11.80 4.21 127 12.70 5.08 132 13.20 4.57 101 10.10 5.15
Peningkatan 56 5.60 2.17 25.00 2.50 0.97 24 2.40 0.97 34 3.40 0.97
1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan metode pembelajaran bagian dan keseluruhan dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok metode pembelajaran bagian lebih besar 1.15 daripada kelompok metode keseluruhan.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dibandingkan, dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi sebesar 1.005 lebih besar dari kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata hasil peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli sebelum dan sesudah diberi perlakuan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut: 14 12 10 8 6 4 2 0
12.25
12.5
11.65 8.75
8.2 4.05
A1
11.4
8.5
8.45
T.awal T.akhir
4
2.9
A2
B1
2.95
Pn
B2
Keterangan : A1 : Metode Bagian A2 : Metode Keseluruhan B1 : Koordinasimata-tangan tinggi B2 : Koordinasi mata-tangan rendah Gambar 2. Grafik Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat Koordinasi Mata-tangan 3. Agar nilai-nilai rata-rata peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli yang dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli pada tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
5.6
6 5 3.4
4
2.5
2.4
A2B1 (3)
A1B2 (2)
3 2 1 0 A1B1 (1)
A2B2 (4)
Gambar 3. Grafik Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli antara Kelompok Perlakuan Keterangan: A1B1 :Kelompok metode pembelajaran bagian dengan koordinasimata-tangan tinggi.
kriteria
sampel
A1B2 :Kelompok metode pembelajaran bagian dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah A2B1 :Kelompok metode pembelajaran keseluruhan dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi. A2B2 :Kelompok metode pembelajaran keseluruhan dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah. B. Mencari Reliabilitas Tingkat reliabilitas hasil tes awal dan tes akhir hasil belajar servis atas bolavoli diketahui melalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir hasil belajar servis atas bolavoli dalam penelitian sebagai berikut: Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Hasil Tes
Reliabilitas
Kategori
Tes awal servis atas bolavoli
0.8003
Tinggi
Tes akhir servis atas bolavoli
0.7612
Cukup
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Adapun dalam mengartikan kategori koefisien reliabilita tes tersebut, menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut: Tabel 4. Range Kategori Reliabilitas Kategori
Validitas
Reliabilitas
Obyektivitas
Tinggi sekali
0,80 – 1,0
0,90 – 1,0
0,95 – 1,0
Tinggi
0,70 – 0,79
0,80 – 0,89
0,85 – 0,94
Cukup
0,50 – 0,69
0,60 – 0,79
0,70 – 0,84
Kurang
0,30 – 0,49
0,40 – 0,59
0,50 – 0,69
Tidak signifikan
0,00 – 0,29
0,00 – 0,39
0,00 – 0,49
C. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors. Kelompok
N
Prob
Lo
Lt
Kesimpulan
A1B1
10
0,05
0.1994
0,258
Distribusi normal
A1B2
10
0,05
0.1332
0,258
Distribusi normal
A2B1
10
0,05
0.1685
0,258
Distribusi normal
A2B2
10
0,05
0.2156
0,258
Distribusi normal
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data telah terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
2. Uji Homogenitas Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, maka diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut: Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet. Kelompok
Ni
S2
X2hit
X2tabel
Kesimpulan
4
10
48.202
3.280
7.81
Homogen
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui X2hit lebih kecil dari pada X2tabel. Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.
D. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik. Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti tabel berikut ini: Tabel 7. Ringkasan Nilai Rerata Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Berdasarkan Metode Pembelajaran dan Tingkat Koordiansi Mata-Tangan Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan. Variabel penelitian A1
A2
Rerata Sebelum Sesudah Peningkatan
B1
B2
B1
B2
6.20 11.80 5.60
10.20 12.70 2.50
10.80 13.20 2.40
67 101 34
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
Tabel 8. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Varians rerata lat A B AB Kekeliruan
dk 1 1 1 1 36
Jk
RJk
483.025 11.025 13.225 42.025 67.700 617.000
483.025 11.025 13.225 42.025 1.881
Fo
Ft
5.863* 7.032* 22.347*
4.11
Keterangan : A
: Kelompok metode pembelajaran bagian dan keseluruhan
B
: Kelompok siswa berdasarkan tinggi-rendahnya koordinasi mata-tangan
AB
: Interaksi antara metode pembelajaran dengan tinggi-rendahnya koordinasimata-tangan
Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls. KP A2B2 A2B1 A1B2 A1B1
Rerata 1.30 2.40 2.70 5.20
A2B2 1.30
A2B1 2.40 1.10
A1B2 2.70 1.40 0.3
A1B1 5.20 3.90 2.80 2.50
Keterangan: A1B1 :Kelompok metode pembelajaran bagian dengan koordinasimata-tangan tinggi.
kriteria
sampel
A1B2 :Kelompok metode pembelajaran bagian dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah A2B1 :Kelompok metode pembelajaran keseluruhan dengan kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi. A2B2 :Kelompok metode pembelajaran 1. Pengujian Hipotesis Pertama Metode pembelajaran bagian dan keseluruhan dari hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil penghitungan yang
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 5.863 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan, metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli.
2. Pengujian Hipotesis Kedua Berdasarkan tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 7.032 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini artinya hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli. 3. Pengujian Hipotesis Ketiga Interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor menunjukkan ada interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi matatangan. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai F0 = 22.347 ternyata lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5% sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan, metode pembelajaran dan koordiansi mata-tangan terdapat interaksi terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga simpulan yaitu: (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. (2) ada
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
perbedaan yang signifikan antara koordiansi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. (3) ada interaksi antara metode pembelajaran dan kootrdiansi mata-tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Simpulan analisis tersebut dapat dipaparkan secara rinci sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran Bagian dan Keseluruhan terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa, ada perbedaan pengaruh antara metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli. Pada kelompok siswa yang diberi perlakuan metode pembelajaran bagian mempunyai peningkatan yang lebih baik dibandingkan
dengan
kelompok
siswa
yang
diberi
perlakuan
metode
pembelajaran keseluruhan. Metode pembelajaran bagian memberi dampak yang lebih baik terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli karena, bagianbagian teknik servis atas dipelajarai secara terperinci, siswa memahami konsep teknik gerakan servis atas dengan benar dan dapat memperagakan teknik servis atas dengan baik dan benar. hasrat gerak siswa terpenuhi, dalam menjalin kerjasama, dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa. Sedangkan metode pembelajaran keseluruhan sangat siswa mengalami kesulitan, karena siswa lebih berorientasi pada kemampuan menyeberangkan bola tanpa memperhitungkan teknik servis atas yang benar serta efektifitas dari servis atas. Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo sebesar 5.863 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 1.15 Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010, dapat diterima kebenarannya.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
2. Perbedaan Pengaruh Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dan Koordinasi Mata-Tangan Rendah terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan, ada perbedaan signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli. Hal ini karena, siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan yang tinggi akan mampu mengkoordinasikan gerakan servis atas dengan baik dan benar. Selain itu, mampu mengarahkan pukulan servisnya tepat pada sasaran yang diinginkan. Sedangkan siswa yangmemiliki koordinasi mata-tangan rendah gerakan servis atas bolavoli kurang mampu dikoordinasikan dengan lancar dan kemampuan mengarahkan pukulan servisnya sering kali melenceng dari sasaran yang diinginkan. Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo 7.032 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan 1.05 Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh antara koordiansi matatangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010, dapat diterima kebenarannya.
3. Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Dari tabel 8 tampak ada interaksi secara nyata antara kedua faktor utama penelitian. Untuk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbentuklah tabel sebagai berikut: Tabel 10. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli A1 B1 B2 Retara B1 - B2
A2 0.84 0.44 0.64 0.40
Rerata 0.36 0.42 0.39 0.06
A1 - A2 0.63 0.40 0.51 0.23
commit to user
38
0.42 0.09 0.25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
0.90 B1, A1, 0.84 0.80 0.70
0.60
0.50
B2, A2, 0.42 B2, A1, 0.44
0.40
B1, A2, 0.36 0.30
0.20
0.10
0.00 A2
A1
Gambar 4. Interaksi Metode Pembelajaran Servis Atas dan Koordinasi Mata-Tangan Berdasarkan gambar 4 menunjukkan, bentuk garis perubahan besarnya nilai peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli yaitu berpotongan, sehingga sehingga ada interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan. Dengan demikian dalam menerapkan metode pembelajaran servis atas bolavoli perlu mempertimbangkan tingkat koordinasi mata-tangan tinggi dan tingkat koordaansi mata-tangan rendah. Siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan tinggi lebih cocok diberi metode pembelajaran keseluruhan dan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah lebih baik diberi metode pembelajaran bagian. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada interaksi antara metode pembelajaran servis atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010, dapat diterima kebenarannya.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan pada BAB IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 5.863 > Ft 4.11. 2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 7.032 > Ft 4.11. 3. Ada interaksi antara metode pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 22.347 > Ftabel = 4,11.
B. Implikasi Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut: 1. Secara umum dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran servis atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan merupakan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar servis atas dalam permainan bolavoli. 2. Metode pembelajaran bagian ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik daripada metode pembelajaran keseluruhan terhadap hasil belajar servis atas dalam permainan bolavoli. Hal ini karena, siswa kelas VII merupakan masa
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
peralihan dari Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Peratama, sehingga dalam mempelajari servis atas harus dilakukan dari cara yang mudah. Dalam metode pembelajaran bagian, teknik-teknik servis atas bolavoli secara lebih terperinci dan dilakukan secara berulang-ulang. Dengan belajar bagian bagan teknik servis atas, sehingga teknik servis atas dapat dikuasai dengan baik, sehingga akan mampu melakukan servis atas dengan teknik yang benar. 3. Metode
pembelajaran
bagian
dan
keseluruhan
merupakan
bentuk
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli. Di samping itu, koordinasi mata-tangan yang baik merupakan komponen yang dapat mendukung kemampuan servis atas bolavoli. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukakan kepada guru Penjaskes di SMP Negeri 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut: 1. Untuk mencapai hasil belajar servis atas bolavoli yang optimal harus menguasai teknik servis atas yang benar dan perlu dilatih faktor-faktor yang mendukung kemampuan servis atas di antaranya koordinasi mata-tangan 2. Untuk meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli dapat diterapkan metode pembelajaran bagian dan keseluruhan. Dari hasil penelitian ini menunjukkan, metode pembelajaran bagian lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli. 3. Dalam usaha meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli, di samping menerapkan metode pembelajaran yang tepat, tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa juga dapat mempengaruhi hasil belajar servis atas bolavoli. Untuk meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli, maka perlu mempertimbangkan tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa.
commit to user
38