perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA - TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI OLEH SUPRIYONO K 5607058
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA - TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh : SUPRIYONO K 5607058
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Supriyono. PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA - TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 20 Januari 2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh modifikasi alat pembelajaran antara menggunakan bola mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. (2) Perbedaan pengaruh hasil belajar passing atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. (3) Ada tidaknya interaksi antara modifikasi alat pembelajaran dan koordinasi matatangan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 89 siswa yang terbagi dalam lima kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling.
Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran. Untuk
mengukur koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap bola tenis. Untuk mengukur hasil belajar passing atas bolavoli dengan tes kemampuan passing atas bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians
2 X 2
dilanjutkan dengan Newman-Keuls. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo (7.32) > Ft (4.11).
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan hasil belajar passing atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo (4.69) > Ft (4.11). (3) Ada interaksi antara modifikasi alat pembelajaran passing atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa F hitung = 9.41 > Ftabel = 4,11.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
SUPRI Supriyono Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang sedang mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan kepadanya dunia dan akhirat. (HR. Ibnu dari Abu Hurairah) Kerjakanlah apa yang dapat dikerjakan hari ini, karena waktu terus berjalan dan tidak akan pernah kembali lagi. (Penulis)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : SMP Negeri 14 Surakarta Bapak dan Ibu tercinta, sebagai tanda bakti dan hormatku Kakak dan Adikku tersayang Murti Febriyanti yang telah memberi motivasi TemanAlmamater
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. H. Agustiyanto, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Tri Aprilijanto Utomo, M.Kes., sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan saran, sehingga skripsi ini terselesaikan. 5. Slamet Riyadi, S.Pd.,M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi. 6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis. 7. Kepala SMP Negeri 14 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin. 8. Siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca dalam permainan bolavoli, khususnya teknik dasar passing atas.
Surakarta, 20 Januari 2012 Penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman i
JUDUL PENGAJUAN
ii
PERSETUJUAN
iii
PENGESAHAN
iv
ABSTRAK
v
MOTTO
vii
PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
ix
DAFTAR ISI .................
xi
DAFTAR GAMBAR
. xiv
DAFTAR GRAFIK
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1
A.
1
B.
5
C.
6
D.
6
E.
7
F. Manfaat Pe
7
BAB II LANDASAN TEORI
..
A.
8 8
1.
8 a. Teknik Dasar
9
b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Bolavoli 2. Teknik Dasar Passing
14 15
a. Passing Atas
15
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Teknik Pelaksanaan Passing
16
c. Kesalahan yang Sering Terjadi pada Passing Atas 17 3. Modifikasi Alat Pembelajaran Penjasor
18
a.
18
b.
20
c. Tujuan dan Pentingnya Modifikasi Alat Pembelajaran 21 d. Komponen-
17
4. Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi 23 a. Pelaksanaan
Pembelajaran
Passing
Atas Bolavoli
dengan Modifikasi Bolavoli Mini
23
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi Bolav
24
5. Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi 25 a. Pelaksanaan Pembelajaran
Passing Atas
Bolavoli 25
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas 26 6.
27 a. Pengertian Koordiansi
27
b. Koordinasi Mata-
28
c. Faktor-
29
d. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Hasil Belajar Passing
30 31
C. Kerangka Berpikir...
32 36
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
37 37
B.
37
C.
38
D.
38
E. Teknik Analisis
39
BAB IV HASIL PENELITIAN .................
45
A.
45
B.
47 48 1.
48
2.
49 49
1. Pengujian Hipot
51 51 52 52
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
56 56 56
C. Saran ..................
57
DAFTAR PUSTAKA
58
LAMPIRAN
61
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rancangan Penelitian Anava Dua Jalur dengan Design Rancangan 38 41 3. Ringkasan Angka - Angka Statistik Data Hasil Belajar Passing Atas
45
4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal dan Tes
Akhir
Hasil Belajar Passing
48 48
6. Hasil Uji Norm
48 49
8. Ringkasan Nilai Rerata Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Berdasarkan Bentuk Pembelajaran dan Tingkat Koordinasi MataTangan Ses
50
9. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor
50
10. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-
50
11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadp Peningkatan Hasil Belajar Passing
commit to user xiv
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Rangkaian Gerakan Passing
17
2. Skematis Kerangka Pemikiran
32
3. Tes Koordinasi Mata-Tangan
80
4. Tes Passing Atas Bolavoli
82
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat Koordinasi Mata-
46
2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli antara
47
3. Interaksi Modifikasi Alat Pembelajaran dan Koordinasi Mata55
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Tes Pengukuran Koordinasi Mata-
62
2. Data Tes Awal Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
65
3. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
66
4. Kelompok Sampel Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Koordinasi Mata-
68 69 70 71
8. Data Tes Akhir Hasil Belajar Passing
72
9. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
73
10. Rekapitulasi Data Tes Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Masing75 11. Deskripsi Data Hasil Peningkatan Rata - Rata antar Kelompok 76 12. Uji Rentang Newman-
77
13. Petunjuk Tes dan Pengukuran Koordinasi Mata-
79
14. Tes dan Pengukuran Kemampuan Passing
81
15. Program Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi 83 16. Dokumenta
87 90
18. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri
commit to user xvii
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengutamakan gerak tubuh atau fisik sebagai media pembelajarannya. Melalui gerak fisik inilah dikembangkan aspek-aspek yang terdapat dalam diri peserta didik. Toho Cholik M. & Rusli Lutan (2001: 2)
Pendidikan jasmani dapat didefinisikan
sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. Telah menjadi pernyataan umum bahwa pendidikan jasmani sebagai satu sub sistem pendidikan mempunyai peran yang berarti dalam mengembangkan kualitas manusia Indonesia . Sedangkan Adang
umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu
Peran pendidikan jasmani sangat luas yaitu, untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan dan mengembangkan kemampuan peserta didik baik fisik, mental dan emosional. Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani tersebut, maka dalam kurikulum pendidikan jasmani telah diatur macammacam cabang olahraga yang harus diajarkan kepada peserta didik. Bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan kepada peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP). Banyak manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran permainan bolavoli, baik secara fisik maupun psikologis. Suharno HP (1991: 4) menyatakan bermain bolavoli yaitu dapat membentuk sikap tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan dan kemampuan jasmani. Manfaatnya bagi rokhani yaitu kejiwaan, kepribadian dan karakter akan tumbuh ke arah yang sesuai dengan
Sebagai langkah awal agar permainan bolavoli memberi manfaat baik secara fisik maupun psikologis bagi pelakunya, maka harus menguasai teknik commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
dasar bermain bolavoli. Dengan menguasai teknik dasar bermain bolavoli, maka akan mendukung keterampilan bermain bolavoli, baik secara individu maupun kolektif atau tim. Passing atas merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang diajarkan kepada siswa Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP). Passing atas merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang mempunyai peran penting untuk menerima bola-bola tinggi di atas kepala, seperti bola servis. Selain itu, passing atas pada umumnya digunakan sebagai umpan untuk dilakukan smash atau serangan oleh spiker. Namun pada kenyatannya masih banyak siswa SMP kurang menguasai teknik passing atas bolavoli. Banyak kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran passing atas bolavoli di antaranya: merasa takut untuk menerima bola-bola atas dengan passing atas, takut cidera, belum menguasai teknik passing atas dan lain sebagainya. Kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran passing atas hendaknya dicarikan solusi yang tepat. Kurangnya sarana pembelajaran Penjas merupakan kendala yang banyak dialami sekolah-sekolah. Sarana bolavoli tidak sebanding dengan jumlah siswa, sehingga pada saat pembelajaran siswa kurang aktif mengikuti tugas ajar dari guru. Selain itu, tidak ada sarana pendukung dalam pembelajaran bolavoli, misalnya bola plastik, bola lunak, bolavoli mini mengakibatkan pembelajaran passing atas monoton (menggunakan bolavoli standart). Kenyataannya siswa dalam melakukan pembelajaran passing atas menggunakan bolavoli standart banyak kendala yang dihadapi. Jika siswa mengalami kendala dalam pembelajaran passing atas harus dicarikan solusi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran passing atas bolavoli dapat dilakukan dengan cara memodifikasi alat pembelajaran. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 75) menyatakan,
keberh Merubah peralatan pembelajaran (bola) merupakan salah satu cara untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran passing atas bolavoli, apabila bolavoli ukuran standart sebagai kendalanya. Modifikasi bolavoli standart yaitu dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
menggunakan bolavoli mini dan bola plastik. Menurut PBVSI (1995: 57) bahwa, -250 gram, keliling 22-24 Sedangkan bola plastik yang dimaksud yaitu, bola plastik yang dilapisi kalep. Ditinjau dari karakteristik modifikasi bola, baik bolavoli mini maupun bola plastik lebih ringan dibandingkan dengan bolavoli ukuran standart. Bola yang lebih ringan akan memberi rasa nyaman pada diri siswa dalam pembelajaran passing atas bolavoli. Dari kedua modifikasi bola tersebut, belum diketahui tingkat efektifitasnya terhadap peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli. Karena hasil belajar passing atas bolavoli tidak hanya dipengaruhi oleh alat yang digunakan dalam pembelajaran. Faktor individu (siswa) sangat dominan mempengaruhi hasil belajar. Faktor dari siswa sangat kompleks, misalnya semangat belajar, kesungguhan dan keseriusan dalam melaksanakan tugas ajar, mental, kemampuan fisik dan lain sebagainya. Kemampuan fisik merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan olahraga, termasuk dalam pembelajaran passing atas bolavoli. Sudjarwo (1993: 41) menyatakan
Mempelajari teknik dalam cabang olaharga
tertentu tidak mungkin dilakukan sebelum atlet memiliki kemampuan fisik yang . Kemampuan fisik yang baik merupakan faktor penting untuk menguasai teknik passing atas bolavoli. Salah satu komponen kondisi fisik yang dapat mendukung kemampuan passing atas bolavoli yaitu koordinasi mata-tangan. Koordinasi mata-tangan merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan mata dalam mengamati rangsangan yang diterima oleh mata dan tangan sebagai penggerak utama untuk melakukan gerakan berdasarkan rangsangan yang diterima. Dalam permainan bolavoli hampir seluruh permainannya dibutuhkan kecermatan pandangan dan keakuratan pukulan. Hal ini artinya, keberadaan koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa akan mempengaruhi kemampuan passing atas bolavoli. Namun demikian, baik tidaknya koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa belum dapat dijadikan tolak ukur kemampuan passing atas bolavoli mesti baik atau tidak baik. Karena kemampuan passing atas bolavoli
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
tidak hanya dipengaruhi oleh koordinasi mata-tangan saja, tetapi masih ada faktor lainnya, seperti penguasaan teknik passing atas, kelincahan, keseimbangan, kekuatan, pengalaman, mental dan lain sebagainya. Pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi dalam pembelajaran passing atas bolavoli. Dari modifikasi pembelajaran passing atas bolavoli menggunakan bolavoli mini dan bola plastik dibutuhkan koordinasi mata-tangan. Berdasarkan hal tersebut muncul masalah yang perlu dikaji dan diteliti, karena modifikasi bolavoli mini dan bola plastik belum diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar passing atas bolavoli. Selain itu, baik tidaknya koordinasi mata-tangan juga belum diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar passing atas bolavoli. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik secara teoritis maupun parktik melalui penelitian eksperimen. Pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik dieksperimenkan pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan survey dan pengamatan langsung di lapangan saat pembelajaran passing atas bolavoli di SMP Negeri 14 Surakarta, sebagian besar siswa putra belum memiliki kemampuan passing atas yang baik. Jumlah bola yang tidak sebanding dengan jumlah siswa, sehingga sebagian besar siswa hanya menunggu giliran untuk melaksanakan tugas ajar. Selain itu, tidak adanya sarana pendukung dalam pembelajaran bolavoli, sehingga kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran passing atas belum teratasi. Kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran passing atas harus dicarikan solusi yang tepat, di antaranya dengan memodifikasi bola menggunakan bola mini dan bola plastik. Dalam pembelajaran passing atas dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik dibutuhkan koordinasi matatangan. Karena passing atas dapat dilakukan dengan baik harus didukung koordinasi mata-tangan. Namun sejauh ini siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta belum pernah diberi pembelajaran passing atas dengan modifikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
bolavoli mini dan bola plastik. Selain itu, belum diketahui tingkat koordinasi mata-tangan yang dimilikinya. Untuk mengetahui apakah modifikasi alat pembelajaran passing atas antara menggunakan bola mini dan bola plastik serta pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajaran passing bolavoli, maka
Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Sarana bola dalam pembelajaran bolavoli tidak sebanding dengan jumlah siswa, sehingga pembelajaran kurang efektif. 2. Tidak adanya sarana pendukung dalam pembelajaran passing atas bolavoli pada SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 3. Kendala pembelajaran passing atas bolavoli siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 belum dicarikan solusi yang tepat. 4. Pengaruh modifikasi alat pembelajaran passing bolavoli antara menggunakan dengan modifikasi bola mini dan bola plastik belum diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar passing atas bolavoli. 5. Pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar passing atas bolavoli belum diketahui. 6. Modifikasi pembelajaran passing yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli antara menggunakan bola mini dan bola plastik pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 belum diketahui.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
C. Pembatasan Masalah Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pengaruh modifikasi alat pembelajaran passing bolavoli antara menggunakan bola mini dan bola plastik belum diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar passing atas bolavoli. 2. Pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar passing atas bolavoli belum diketahui. 3. Modifikasi alat pembelajaran passing yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli antara menggunakan bola mini dan bola plastik pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Adakah
perbedaan
pengaruh
modifikasi
alat
pembelajaran
antara
menggunakan bola mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012? 2. Adakah perbedaan hasil belajar passing atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012? 3. Adakah interaksi antara modifikasi alat pembelajaran dan koordinasi matatangan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: 1. Perbedaan pengaruh modifikasi alat pembelajaran antara menggunakan bola mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 2. Perbedaan pengaruh hasil belajar passing atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 3. Ada tidaknya interaksi antara modifikasi alat pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Dapat meningkatkan kemampuan passing atas bolavoli bagi siswa yang dijadikan obyek penelitian. 2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjaskes SMP Negeri 14 Surakarta pentingnya modifikasi alat pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli. 3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Bolavoli Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga beregu atau tim. Permainan bolavoli dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari enam orang pemain. Permainan bolavoli dimainkan di atas lapangan berbentuk empat persegi panjang berukuran 18 X 9 meter yang dipisahkan oleh net. Maksud dan tujuan permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Seperti dijelaskan PBVSI
melewatkan bola secara teratur (baik) melalui atas net sampai bola tersebut menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar bola yang dilewatkan tid
memainkan bola dengan memvoli (memukul dengan tangan) dan berusaha menjatuhkannya ke dalam permainan lapangan lawan dengan menyeberangkan bola lewat atas net atau jaring, dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh di lapangan sendiri. Bola harus benar-benar dipukul, tidak boleh ditangkap, dipegang
Prinsip dasar bermain bolavoli yaitu bola harus selalu divoli (dipantulkan) dan bola harus dimainkan sebelum menyentuh lantai dengan seluruh anggota badan. Dasar peraturan permainan bolavoli adalah bola dimainkan tiga kali berturutnsip dasar permainan bolavoli adalah memantul-mantulkan bola agar jangan sampai bola menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga kali sentuhan dalam lapangan sendiri dan mengusahakan bola hasil sentuhan itu diseberangkan ke lapangan lawan mele
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
a. Teknik Dasar Bolavoli Menguasai teknik dasar bolavoli merupakan syarat mutlak agar dapat bermain bolavoli dengan baik. Teknik dasar bolavoli merupakan suatu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli. Ditinjau dari pelaksanaan permainan bolavoli bahwa, seorang pemain selalu melakukan gerakan-gerakan seperti lari kecil-kecil, melangkah ke samping dan lain sebagainya sambil memainkan atau memukul bola. Hal ini berarti, teknik dasar bolavoli dikelompokkan menjadi dua yaitu teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Berkaitan dengan teknik dasar bolavoli. Menurut A. Sarumpaet dkk. (1992: 87) macampassing bawah, (3) set-up (4) bermacam-macam service, (5) bermacam-macam smash (spike), (5) bermacam-macam block bermain bolavoli menurut Suharno HP. (1991: 23) dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Teknik tanpa bola terdiri atas: a) Sikap siap normal b) Pengambilan posisi yang tepat dan benar c) Langkah kaki gerak ke depan, ke belakang, ke samping kiri, ke samping kanan. d) Langkah kaki untuk awalan smash dan block e) Guling ke samping , ke belakang f) Gerak meluncur g) Gerak tipuan 2) Teknik dengan bola terdiri atas : a) Servis untuk penyajian bola pertama b) Pass bawah untuk passing dan umpan bertahan c) Pass atas berguna untuk umpan dan passing d) Umpan untuk menyajikan bola ke smasher e) Smash untuk menyerang/mematikan lawan f) Block, pertahanan di net. Teknik dasar bermain bolavoli pada prinsipnya terdiri dua macam yaitu, teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola berupa gerakan-gerakan khusus yang mendukung teknik dengan bola, sedangkan teknik dengan bola adalah cara memainkan bola dengan anggota badan secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku. Teknik tanpa bola dan teknik dengan bola merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam bermain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
bolavoli. Keterkaitan antara teknik tanpa bola dan teknik dengan bola didasarkan kebutuhan dalam permainan. Pengertian teknik dasar bolavoli dengan bola diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Passing Passing pada prinsipnya usaha dari seorang pemain bolavoli untuk memainkan bola untuk diumpan kepada teman seregunya. M. Yunus (1992: 79) Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola Passing adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bolavoli dengan cara menggunakan teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, passing pada dasarnya merupakan upaya seorang pemain bolavoli untuk memainkan bola dengan teknik tertentu bertujuan untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya sebagai langkah awal untuk melakukan serangan. Pelaksanaan passing bolavoli dapat dilakukan dengan passing bawah dan passing atas. Pelaksanaan passing bawah dan passing atas tersebut sangat bergantung pada ketinggian bola. Untuk passing bawah ketinggian bola dari dada ke bawah, sedangkan passing atas dari ketinggian dada sampai ke atas. Pada umumnya passing atas dilakukan untuk menerima bola-bola di atas pinggang ke atas. Passing atas ini biasanya dimainkan oleh st-uper untuk menyajikan bola kepada smasher untuk melakukan serangan.
dilakukan lebih banyak sebagai persiapan serangan dan pelakunya adalah didominasi oleh seorang pengumpan yang dalam satu regu pada umumnya hanya setup adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bolavoli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya yang selanjutnya agar dapat untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
2) Smash Smash merupakan salah satu daya tarik dari permainan bolavoli. Pada prinsipnya smash bertujuan untuk mematikan lawan, mendapatkan angka atau memindahkan bola dari lawan. Gerakan smash adalah meloncat ke atas dengan menolak dua kaki setinggi-tingginya, dan memukul bola dengan cepat di atas net yang disajikan set-uper dan mendarat kembali untuk melakukan permainan Spike
Spike merupakan salah satu bentuk
Smash sebagai serangan maka harus dilakukan secara variatif agar lawan sulit untuk membendungnya. Smash merupakan teknik bolavoli yang penting dalam permainan bolavoli. Oleh karena itu, setiap pemain bolavoli harus menguasai macam-macam smash. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 15-17) macam smash, (2) semi smash dan (3) push smash Smash normal merupakan salah satu smash bolavoli yang sederhana dan lebih mudah dilakukan jika dibandingkan dengan jenis smash lainnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan smash normal adalah pada saat kapan smasher harus memukul bola di atas jaring. Pengambilan awalan adalah pada saat bola lepas dari tangan set-uper. Pada saat bola lepas dari tangan set-uper, dengan segera smasher bergerak ke arah bola dan sambil mengontrolnya. Sekiranya jarak dengan bola sudah cukup terjangkau lengan pemukul, maka segeralah smasher meloncat ke atas dan memukul bola. Bola dipukul dengan cepat dengan ketinggian bola kira-kira 3 meter di atas net. Secara teknik dari sikap persiapan, sikap saat perkenaan dan sikap akhir smash semi sama seperti pada smash normal. Perbedaannya disini adalah pada saat mengambil awalan oleh smasher dan penyajian bola dari set-uper. Setelah smasher mengambil posisi untuk melakukan awalan ke depan, kemudian smasher mulailah bergerak ke arah depan. Bila smasher itu sendiri yang memberikan passing kepada set-uper maka pada saat bola telah lepas dari tangan smasher pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
saat itu pula smasher harus telah mulai bergerak pelan-pelan dengan langkah yang tetap menuju ke arah set-uper. Demikian set-uper menyajikan bola dengan ketinggian 1 meter di atas net, maka secepatnya smasher menolak ke atas dan memukul bola Sesudah itu smasher mendarat kembali di tanah tidak terlalu jauh dari tempat dimana ia menolak. Sikap persiapan, tolakan dan sikap pukulan sama seperti pada smash normal dan smash semi. Letak perbedaannya pada arah pengambilan awalan, proses pukulan dan sajian bola. Smasher sebelum mengambil awalan, maka terlebih dahulu harus bergerak ke arah luar lapangan dan mendekat ke tiang net. Bila smasher telah dalam keadaan posisi demikian, maka siaplah ia bergerak melangkah menyongsong datangnya bola, bergerak dengan arah paralel dengan jaring. Demikian bola sampai di atas batas tepi jaring (diharapkan ketinggian optimal berada di atas jaring), maka segeralah smasher meloncat dan langsung memukul bola secepatnya. Setelah itu smasher mendarat kembali di tanah dengan lentur dan agak ke arah depan sedikit dari permulaan menolak. Proses menjalankan push smash akan terjadi lebih cepat daripada smash semi.
3) Service Servis merupakan salah satu teknik dasar permainan bolavoli yang memiliki fungsi ganda yaitu, sebagai tanda dimulainya permainan dan sebagai serangan pertama bagi regu yang melakukannya. Barbara L.V. & Bonnie J.F. -satunya teknik yang digunakan
dalam perkembangannya servis menjadi salah satu serangan pertama yang sangat
Sebagai serangan, maka servis harus dilakukan sesulit mungkin. Untuk membuat pukulan servis yang sulit dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu tenis service, floating dan cekis. Tenis servis pada dasarnya merupakan pukulan servis yang menjadikan bola memiliki top spin selama menjalani lintasannya saat dipukul oleh server. Floating merupakan jenis servis yang mengambang atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
melayang saat menjalani lintasannya. Dieter Beutelstahl (2005: 14) menyatakan, floating servive adalah servis yang tidak mengandung spin. Bola seakan-akan melayang, tanpa berputar sama sekali. Servis ini sangat efektif cekis merupakan jenis servis yang tajam, karena pelaksanaannya dilakukan dengan dibantu meliukkan badan, lecutan lengan dan gerakan pergelangan tangan, sehingga bola setelah dipukul mental dengan keras dan top spin. Karena putaran dan kerasnya pukulan, maka bola akan menjalani lintasannya dengan cepat dan tajam jatuhnya.
4) Block Block pada dasarnya merupakan cara untuk membendung serangan. Soedarw
Block atau bendungan adalah usaha
seorang atau lebih bagi pemain depan untuk membendung bola dari lawan yang dipukul keras. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, block pada prinsipnya untuk membendung serangan dari lawan (smash). Block dilakukan oleh pemain depan baik secara perorangan atau berkawan. Agar blocking dapat dilakukan dengan baik, maka ada beberapa tahap yang harus diperhatikan. Lebih lanjut Soedarwo dkk (2000: 26) menyatakan: Tahap-tahap untuk melakukan blocking antara lain: 1) Mengadakan langkah ke kiri atau ke kanan. 2) Meloncat ke atas dengan tumpuan dua kaki. 3) Menggerakkan tangan dan lengan untuk menguasai bola. 4) Mendarat dengan dua kaki secara lentur. Pendapat tersebut menujukkan bahwa, tahapan dalam blocking ada empat bagian yaitu, bergerak atau melangkah ke kanan atau ke kiri sesuai arah bola yang akan di block, meloncat ke atas dengan dua kaki secara maksimal, menggerakkan tangan dan lengan untuk membendung bola dan mendarat dengan dua kaki secara lentur atau mengeper. Agar blocking berhasil dengan baik, maka tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan dengan baik dan benar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Bolavoli Menguasai teknik dasar bermain bolavoli mempunyai peran penting terhadap pencapaian prestasi bolavoli. Menurut Soedarwo dkk., (2000: 6) bahwa,
ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan
unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam pertandingan. Oleh karena itu, teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu,
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, penguasaan teknik dasar bolavoli mempunyai peran penting baik secara individual maupun secara kolektif dalam bermain bolavoli di samping faktor fisik, taktik dan mental. Dengan menguasai teknik dasar bolavoli akan mendukung penampilan seorang pemain lebih baik, dan secara kolektif dapat mempengaruhi menang atau kalahnya suatu tim dalam pertandingan. Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan bolavoli menurut Suharno HP. (1991: 22) mengingat hal-hal sebagai berikut: 1) Hukuman kesalahan teknik, terhadap pelanggaran permainan yang hubungannya dengan kesalahan dalam melakukan teknik. 2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama. 3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahankesalahan teknik ini antara lain membawa bola, mengangkat bola, serta pukulan rangkap. 4) Permainan bolavoli adalah permainan yang cepat, artinya waktu untuk memainkan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan teknik yang lebih besar. 5) Penguasaan taktik-taktik yang tinggi hanya memungkinkan kalau penguasaan teknik dasar dan tinggi dalam bolavoli cukup sempurna. Penguasaan teknik dasar bolavoli dengan baik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi bolavoli baik secara individu maupun secara tim. Hal ini karena kemampuan yang dimiliki individu akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
memberikan sumbangan untuk kemenangan tim, karena bolavoli permainan tim. Tanpa ada kerjasama tim, maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi.
2. Teknik Dasar Passing Atas Bolavoli
a. Passing Atas Passing dan umpan atau set-up seringkali sulit dipisahkan, dan seringkali Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu set-up, menurut Soedarwo dkk. (2000: 8) adalah
teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya yang selanjutnya agar dapat untuk melakukan serangan
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, passing atas merupakan usaha seorang pemain untuk menyajikan bola sebagai umpan untuk
serangan dan pelakunya adalah didominasi oleh seorang pengumpan yang dalam
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, passing atas pada umumnya dilakukan oleh seorang pengumpan (set-uper) untuk menyajikan bola sebagai umpan untuk melakukan serangan. Tetapi tidak menutup kemungkinan selain setuper juga dapat melakukan passing atas. Hal ini bergantung pada bola yang dihadapi. Jika seorang pemain menghadapi bola-bola tinggi (setinggi bahu ke atas), maka untuk menerima bola tersebut harus dengan passing atas. Barbara L.V & Bonnie
overhead bisa digunakan untuk
menerima bola yang lebih tinggi dari bahu dan datang dengan sedikit kekuatan ke
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
b. Teknik Pelaksanaan Passing Atas Bolavoli Keberhasilan seorang pemain bolavoli melakukan passing atas harus memperhatikan beberapa hal. Soedarwo dkk. (2000: 34-35) menyatakan ada lima prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam melakukan overhead pass yaitu: 1) Sentuhlah bola dengan permukaan dalam dan jari-jari kedua tangan. 2) Hentikan bola dengan ibu jari dan jari-jari ruas pertama dan kedua (mengabsorbsi kecepatan bola), dan dengan pergelangan tangan dibengkokkan ke belakang serta siku-siku sedikit ditekuk. 3) Doronglah bola ke atas depan dengan lentingan jari-jari, pergelangan tangan, siku, bahu, pinggang, lutut dan pergelangan kaki yang semuanya bergerak secara harmonis berfungsi seperti per. 4) Untuk mengambil bola yang agak rendah atau berada di sisi penerima, maka sangat diperlukan gerakan roll sebagai gerak lanjutan yaitu dengan gerakan setengah roll ke belakang. 5) Untuk bola-bola yang tinggi dan di dekat net dimana sangat sulit untuk melakukan overhand pass dengan dua tangan maka dapat diambil dengan satu tangan. Prinsip-prinsip pokok gerakan passing atas tersebut harus diperhatikan dan dipahami setiap pemain bolavoli. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip pokok passing atas seperti di atas, maka pemain akan mampu melakukan passing atas dengan benar sesuai dengan bola yang dihadapi. Selain memahami prinsip-prinsip passing atas harus menguasai teknik passing atas dengan baik dan benar. M. passing atas terdiri atas tiga tahapan
Kemendiknas (2010: 145) dijelaskan teknik pelaksanaan passing atas sebagai berikut: Posisi persiapan adalah merenggangkan kedua kaki selebar bahu, lutut menekuk, tangan terangkat sekitar 6-8 inci di depan pelipis dan ibu jari ke mata. Bentuklah semacam jendela dengan ibu jari anda dan telunjuk anda, sehingga jemari anda terpisah 2 kali dari jarak ibu jari anda. Perhatikan bola melalui jendela tangan tersebut. Bahu anda harus sejajar dengan sasaran. Ketika bola menyentuh tangan anda, tangan anda membentuk seperti bola, dengan hanya dua persendian paling atas dari jari dan ibu jari yang benar-benar menyentuh bola. Pada saat bola menyentuh jemari anda, luruskan tangan dan kaki anda, pindahkan berat badan anda ke arah operan yang anda tuju.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Teknik passing atas tersebut merupakan rangkaian gerakan yang tidak dapat diputus-putus pelaksanaannya. Suharno HP. (1991: 16-17) menyatakan, passing atas harus merupakan suatu gerakan yang harmonis sedang pandangan ke arah jalannya -bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan passing atas harus dikoordinasikan dengan baik dan harmonis dalam satu gerakan yang utuh. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian gerakan passing atas sebagai berikut:
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Passing Atas Bolavoli (Kemendiknas, 2010: 145)
c. Kesalahan yang Sering Terjadi pada Passing Atas Bolavoli Passing atas bolavoli merupakan salah satu keterampilan yang memiliki unsur gerakan yang kompleks, sehingga seringkali siswa melakukan kesalahan dalam melakukan passing 58) kesalahan-kesalahan yang sering dijumpai dalam passing atas bolavoli antara lain: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Siku terlalu rapat dengan badan sehingga jari-jari menunjuk ke atas. Ibu jari menunjuk ke depan. Jari-jari lemas dan rapat. Bola kena telapak tangan. Menggerakkan pergelangan tangan ke depan. Gagal menempatkan diri di bawah bola. Gagal meluruskan badan dan lengan Gagal menyentuh bola dengan tepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Pendapat
tersebut menunjukkan bahwa,
banyak hal
yang dapat
menyebabkan passing atas bolavoli tidak baik, di antaranya, siku terlalu rapat, ibu jari menunjuk ke depan, jari-jari lemas dan rapat, bola mengenai telapak tangan, menggerakkan pergelangan tangan ke depan, tidak tepat menempatkan diri di bawah bola, badan dan lengan tidak diluruskan dan gagal menyentuh bola dengan tepat. Untuk menghasilkan passing atas yang baik, maka hal-hal tersebut harus dihindari.
3. Modifikasi Alat Pembelajaran Penjasorkjes
a. Alat Bantu Pembelajaran Alat bantu mengajar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar. Kelancaran kegiatan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh tersedianya alat bantu yang baik dan memadai. Srijono Brotosuryo dkk. (1994: 294)
-alat yang digunakan oleh guru sebagai sarana
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada Slameto (1995: 67alat pembelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pembelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada
Alat bantu mempunyai arti penting dalam kegiatan pembelajaran. Alat bantu dapat dijadikan sarana untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Selain itu, alat bantu akan memudahkan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. Lebih lanjut Srijono Brotosuryo dkk., (1994: 297) menyatakan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
lebih konkrit dan menarik, sehingga mudah untuk dimengerti dan dipahami anak -107) menyatakan: Ada beberapa fungsi penggunaan media atau alat dalam proses pembelajaran di antaranya: 1) Menarik perhatian siswa 2) Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran. 3) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan) 4) Mengatasi keterbatasan ruang 5) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif 6) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan 7) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar 8) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau menimbulkan gairah belajar 9) Melayani gaya belajar siswa beraneka ragam 10) Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Alat bantu pembelajaran memiliki fungsi yang sangat luas dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran yang baik dan tepat, maka akan mendukung pencapaian hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, seorang guru penjas harus mampu memanfaatkan berbagai macam alat bantu pembelajaran, jika dalam membelajarkan materi penjas banyak kendala. Rusli Lutan & Adang Suherman (2000: 46 pendidikan jasmani untuk membuat sendiri alat-alat sesuai dengan kebutuhan
Kreativitas dan inisiatif seorang guru penjas untuk menciptakan atau membuat alat bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting. Jika siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran penjas, maka dapat menggunakan alat bantu. Penggunaan alat bantu tersebut pada prinsipnya untuk mempermudah mempelajari keterampilan, jika keterampilan yang sebenarnya sulit dikuasai. Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran passing atas bolavoli dapat menggunakan berbagai macam peralatan, misalanya bola plastik, bola lunak, bolavoli mini dan lain sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
b. Hakikat Modifikasi Alat Pembelajaran Penjasorkes Ditinjau dari aspek-aspek modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani, modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani merupakan modifikasi lingkungan pembelajaran. Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (2000: 7) uti: (1) peralatan, (2) penataan ruang gerak dalam berlatih, (3) jumlah siswa yang terlibat
Pendapat tersebut menunjukkan, modifikasi lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani mencakup: peralatan, penataan ruang gerak dalam berlatih, jumlah siswa yang terlibat dan, organisasi atau formasi berlatih. Dari modifikasi lingkungan pembelajaran guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill atau keterampilan yang dipelajari. Misalnya, berat ringannya, besar kecilnya, tinggi rendahnya, panjang pendeknya peralatan yang digunakan. Lebih lanjut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 75) menyatakan: Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan Manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat belajar keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya. Memodifikasi peralatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada prinsipnya sebagai solusi jika dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani mengalami hambatan atau kesulitan. Hal ini disebabkan karena penggunaan peralatan yang sebenarnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani siswa tidak mampu melaksanakan. Jika ditinjau dari prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan, modifikasi peralatan merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan dari cara yang mudah atau sederhana, yang selanjutnya secara bertahap ditingkatkan ke tingkat yang lebih sulit atau kompleks. Seperti dikemukakan Sugiyanto (1996: 64) bahwa:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Berdasarkan pertimbangan tingkat kesulitan dan tingkat kompleksitas, penyusunan materi pelajaran hendaknya mengikuti prinsip-prinsip: 1) Dimulai dari materi belajar yang mudah dan ditingkatkan secara berangsur-angsur ke materi yang lebih sukar. 2) Dimulai dari materi belajar yang sederhana dan ditingkatkan secara berangsur-angsur ke materi yang semakin kompleks. Berdasarkan pembelajaran
pendapat
pendidikan
tersebut
sangat
menunjukkan,
penting
memodifikasi
dilakukan dalam
alat
pembelajaran
pendidikan jasmani. Jika sarana atau peralatan sebagai kendala dalam pembelajaran pendidikan jasmani, maka sarana tersebut dapat dimodifikasi dengan menggunakan sarana atau alat yang lebih sederhana, sehingga siswa akan mudah melaksanakannya.
c. Tujuan dan Pentingnya Modifikasi Alat Pembelajaran Penjasorkes Sudah tidak rahasia lagi dan ini terjadi sekolah-sekolah di Indonesia bahwa sarana prasarana dan media Penjasorkes tidak memadai. Kondisi yang demikian mengakibatkan materi yang ada dikurikulum Penjasorkes tidak dapat diberikan secara keseluruhan. Minimnya sarana, prasarana pembelajaran Penjasorkes yang dimiliki oleh sekolah, menuntut seorang guru Penjasorkes di sekolah yang bersangkutan untuk kreatif dalam merancang peralatan, perlengkapan dan media pembelajaran Penjasorkes yang sesuai dengan kondisi peserta didik di sekolahnya. Guru yang kreatif
memiliki
kemampuan dan
keterampilan dalam
merancang atau
menciptakan sarana pembelajaran Penjasorkes yang baru atau memodifikasi sarana yang sudah ada, tetapi disajikan dengan cara yang lebih menarik, sehingga saat diterapkan dalam pembelajaran dapat menjadikan peserta didik lebih aktif berpartisipasi secara senang dan puas setelah mengikuti proses pembelajaran. Dengan modifikasi sarana pembelajaran Penjasorkes tidak akan mengurangi aktivitas peserta didik dalam melakukan pembelajaran Penjasorkes. Menurut Rulsi Lutan (1988) yang dikutip Agus Kristiyanto, Hanik Liskustyawati & Budhi
pembelajaran Penjasorkes antara lain (1) siswa memperoleh kepuasan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
mengikuti pembelajaran, (2) meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, melalui modifikasi sarana pembelajaran banyak manfaat yang diperoleh di antaranya siswa menjadi puas setelah mengikuti proses pembelajaran, akan mendukung keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran dan siswa memiliki pola gerak yang benar sesuai yang diharapkan. Memodifikasi pembelajaran Penjasorkes sangat penting agar memperbesar kemungkinan
pencapaian
tujuan
pembelajaran.
Selain
itu,
modifikasi
pembelajaran Penjasorkes dilakukan karena beberapa pertimbangan di antaranya: sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes yang tidak memadai. Menurut Aussie (1996) yang dikutip Agus Kristiyanto dkk., (2011: 21) menyatakan: Pentingnya modifikasi pembelajaran Penjasorkes didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa. 2) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi terjadinya cedera pada anak. 3) Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih cepat dibandingkan dengan peralatan yang standar untuk orang dewasa. 4) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetetif. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, melalui modifikasi pembelajaran Penjasorkes dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran Penjasorkes. Dengan memodifikasi pembelajaran Penjasorkes mempertimbangkan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, karakteristik peserta didik, sehingga berdampak pada peningkatan motivasi keikutsertaaan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
4. Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi Bolavoli Mini a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi Bolavoli Mini Pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini yaitu, belajar passing atas menggunakan bolavoli ukuran lebih kecil dibandingkan dengan bolavoli ukuran standart. Menu bolavoli mini yaitu, bola nomor 4, berat 230-250 gram, keliling 22Perubahan penggunakan bolavoli ukuran mini karena siswa mengalami kesulitan melakukan passing atas menggunakan bolavoli ukuran standart. Lebih l sampai 67 cm, berat 260 sampai 280 gram, tekanan udara 0.40 sampai 0.45 kg/cm2(392Berdasarkan ukuran bolavoli tersebut menunjukkan bahwa, bolavoli ukuran standart lebih berat. Bagi siswa pemula belajar passing atas menggunakan bolavoli ukuran strandart akan mengalami kesulitan. Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran passing atas menggunakan bolavoli ukuran standart di antaranya bola dirasakan terlalu berat, takut cidera, kekuatan siswa belum memadai, teknik passing atas yang masih rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu diciptakan cara belajar yang sesuai dengan kondisi siswa di antaranya menggunakan bolavoli mini yang lebih ringan. Pelaksanaan pembelajaran passing atas dengan modifikasi bolavoli mini mengacu pada jam pembelajaran pendidikan jasmani 2 X 40 menit. Rusli Lutan -rata jumlah waktu mengajar penjas njadi tiga yaitu: (1) pemanasan 15 menit, (2) inti pembelajaran selama 60 menit dan (3 ) penenangan selama 5 menit. Pada tahap awal dilaksanakan pemanasan selama 15 menit. Setelah selesai pemanasan, selanjutnya guru menjelaskan teknik gerakan passing atas secara keseluruhan dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut dan mendemonstrasikannya. Setelah guru mendemonstrasikan gerakan passing atas, kemudian menata formasi pembelajaran sedemikian rupa agar semua siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
mendapat kesempatan yang sama dalam melakukan tugas ajar. Siswa harus mempraktikkan gerakan passing atas menggunakan bolavoli mini sesuai dengan petunjuk dan perintah dari guru. Pembelajaran passing atas dengan modifikasi bolavoli mini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya passing atas secara sendiri, berpasangan, dipantulkan tembok, melewati tali dan lain sebagainya. Dari waktu inti pembelajaran passing atas baik dengan modifikasi bolavoli mini dibagi 2 bagian, setiap satu bagian pembelajaran selama 25 menit. Setelah selesai diberi waktu istirahat 5 menit untuk evaluasi. Demikian seterusnya hingga pembelajaran dilakukan dalam 2 X 25 menit. Dari waktu inti pembelajaran keseluruhan, sebelum pembelajaran selesai (10 menit terakhir), pembelajaran passing atas dirubah menggunakan bolavoli ukuran standart. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mentransfer dan beradaptasi dengan gerakan keterampilan yang sebenarnya, yaitu menggunakan bolavoli ukuran standart. Program pembelajaran passing atas bolavoli dilaksanakan 3 kali dalam satu minggu selama 6 minggu. Hal ini karena, penelitian ini adalah eksperimen sehingga perlu penambahan waktu pembelajaran. Menurut Rusli Lutan dan Adang
pertemuan tersebut rasanya cukup banyak. Tetapi manakala guru harus mempertimbangkan tercapainya tujuan pengajaran, maka waktu pembelajaran Dengan pembelajaran yang dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu selama satu setengah bulan, diharapkan kemampuan passing atas bolavoli siswa meningkat.
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi Bolavoli Mini Pembelajaran passing atas menggunakan modifikasi bolavoli mini merupakan
bentuk
belajar
yang
mempertimbangkan
tingkat
kesulitan
keterampilan yang dipelajari. Bolavoli ukuran standart merupakan kendala yang menghambat dalam proses belajar passing atas. Bolavoli mini merupakan bolavoli yang memiliki ukuran lebih kecil dan ringan dibandingkan bolavoli ukuran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
standart, sehingga dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar passing atas bolavoli. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran passing atas bolavoli dan bola yang digunakan (menggunakan bolavoli mini) dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran passing atas menggunakan modifikasi bolavoli mini antara lain: 1) Bolavoli mini mendekati karakteristik bola sebenarnya (bolavoli standart), sehingga siswa akan lebih cepat beradaptasi dengan bolavoli ukuran standart. 2) Siswa tidak merasa takut karena bola lebih ringan, sehingga akan menjadi lebih senang melakukan gerakan passing atas. 3) Bolavoli mini dapat memantul dengan baik, sehingga laju bola dapat bergerak dengan baik. Kelemahan pembelajaran passing atas menggunakan modifikasi bolavoli mini antara lain: 1) Dapat mengakibatkan siswa kurang bersunggung-sungguh dan merasa mampu melakukan passing atas karena bolanya yang lebih kecil dan ringan. 2) Siswa menganggap sepele dan mudah melakukan passing atas dengan bola yang lebih kecil dan ringan, sehingga teknik passing atas diabaikan.
5. Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi Bola Plastik
a. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi Bola Plastik Pembelajaran passing atas bolavoli menggunakan modifikasi bola plastik pada prinsipnya sama dengan bentuk pembelajaran passing atas menggunakan modifikasi bolavoli mini. Letak perbedaannya pada bola yang digunakan dalam pembelajaran. Bola plastik yang dimaksud yaitu, bola plastik yang dilapisi kalep. Ditinjau dari prinsip-prinsip modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani bahwa, pembelajaran passing atas menggunakan modifikasi bola plastik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
merupakan prinsip perluasan isi. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 68) menyatakan: Perluasan isi atau materi maksudnya adalah penyusunan aktivitas belajar secara progresive dari yang mudah ke yang sukar atau dari yang sederhana ke yang kompleks. Pada proses ini guru harus memahami (1) bagaimana mengurangi komplekstitas dan kesulitan materi pelajaran dan (2) bagaimana menganalisis materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang dapat menciptakan susunan atau rantai pengalaman belajar yang bersifat progresif. Pendapat tersebut menunjukkan, pembelajaran passing atas dengan modifikasi bola plastik merupakan cara mengajar yang dimulai dari yang sederhana atau mudah, kemudian secara bertahap ditingkatkan ke bentuk keterampilan yang lebih sulit. Melalui pembelajaran passing atas dengan modifikasi bola plastik diharapkan siswa akan memiliki konsep gerakan passing atas yang benar. Pelaksanaan pembelajaran passing atas dengan modifikasi bola plastik yaitu: guru menerangkan teknik gerakan passing atas dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut serta mendemonstrasikan gerakan passing atas. Setelah guru mendemonstrasikan gerakan passing atas, kemudian menata formasi pembelajaran sedemikian rupa agar semua siswa mendapat kesempatan yang sama dalam melakukan tugas ajar. Siswa harus mempraktikkan gerakan passing atas menggunakan bola plastik sesuai dengan petunjuk dan perintah dari guru. Pembelajaran passing atas dengan modifikasi bolavoli plastik dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya passing atas secara sendiri, berpasangan, dipantulkan tembok, melewati tali dan lain sebagainya. Dari waktu pembelajaran keseluruhan, sebelum pembelajaran selesai (10 menit terakhir), pembelajaran passing atas menggunakan bolavoli ukuran standart.
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas dengan Modifikasi Bola Plastik Pembelajaran
passing atas
menggunakan modifikasi bola plastik
merupakan bentuk belajar yang mempertimbangkan tingkat kesulitan dan kondisi siswa dalam mempelajari suatu keterampilan. Penggunakan bola plastik dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
pembelajaran passing atas bolavoli diharapkan siswa dapat mentransfer ke dalam bentuk keterampilan yang sebenarnya. Sugiyanto (1996: 82) menyatakan,
merupakan suatu kondisi yang harus diciptakan agar materi pelajaran yang telah dikuasai murid bisa memberikan kemudahan bagi murid untuk mempelajari halhal Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bola plastik, dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran passing atas dengan modifikasi bola plastik antara lain: 1) Siswa akan merasa senang, dan memiliki motivasi belajar yang tinggi karena bolanya lebih ringan. 2) Siswa akan terhindar dari rasa sakit atau takut, sehingga passing atas dapat dilakukan secara berulang-ulang. Kelemahan pembelajaran passing atas dengan modifikasi bola plastik antara lain: 1) Bola yang ringan akan berakibat laju bola kurang baik bila kena angin, sehingga laju bola tidak dapat terkontrol. 2) Bola kurang dapat memantul dengan baik, sehingga akan berpengaruh pada kualitas passing atas. 3) Gerakan keterampilan passing atas yang sebenarnya (menggunakan bola standart) lebih lama untuk dikuasai, karena perbedaan bentuk bola, ukuran bola dan berat bola, sehingga dibutuhkan adaptasi yang lebih lama terhadap bolavoli ukuran standart.
6. Koordinasi a. Pengertian Koordinasi Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang dalam beroperasinya melibatkan beberapa unsur kondisi fisik lainnya. Harsono (1988: 221) kinestetik sense, balance dan ritme, semua menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
-unsur tersebut saling berinteraksi satu dengan lainnya untuk menghasilkan koordinasi gerakan yang efektif dan efisien. Koordinasi pada dasarnya merupakan kemampuan merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang serasi dan harmonis. Berkaitan dengan koordinasi Ismaryati (2006: 53hubungan yang harmonis dari hubungan saling berpengaruh di antara kelompokkelompok otot selama melakukan kerja, yang ditunjukkan dengan tingkat
tugas gerak s
Berdasarkan batasan koordinasi yang dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk merangkaikan atau mengintegrasikan beberapa gerakan ke dalam satu pola gerakan yang selaras dan efektif sesuai dengan tujuan.
b. Koordinasi Mata-Tangan Koordinasi
pada
prinsipnya
merupakan
mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan
kemampuan
untuk
dengan urutan yang
benar dan melakukan gerakan yang kompleks secara lancar, efektif dan efisien. Koordinasi mata-tangan merupakan penggabungan antara kecermatan pandangan dan melakukan gerakan dengan menggunakan tangan berdasarkan rangsangan yang diterima oleh mata. Sadoso Sumosardjuno (1994: 125) menyatakan, -tangan adalah suatu integrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama, dan tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu gerakan
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, gerakan-gerakan yang melibatkan kecermatan pandangan dan keakuratan tangan melakukan gerakan menunjukkan tingkat koordinasi mata-tangan seseorang. Ini artinya, koordiasi mata-tangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
berkaitan dengan gerakan-gerakan melemparkan suatu benda atau obyek ke suatu -gerakan yang melibatkan koordinasi mata-tangan (eye-hand coordination) seperti misalnya dalam skill Berdasarkan pengertian koordinasi mata-tangan tersebut menunjukan bahwa, gerakan passing atas bolavoli merupakan bentuk keterampilan yang membutuhkan koordinasi mata-tangan. Kemampuan seorang pemain bolavoli mengantisipasi datangnya bola dan melakukan passing atas dipengaruhi oleh tingkat koordinasi mata-tangan yang dimilikinya. Koordinasi mata-tangan yang baik, maka akan mampu melakukan passing atas dengan sempurna. Namun sebaliknya, koordinasi mata-tangan yang buru akan berakibat passing atas yang dilakukan tidak sempurna, bahkan dapat terjadi pukulan ganda.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat (precise), dan efisien. Seseorang yang memiliki koordinasi baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang baru. Kualitas atau kemampuan koordinasi yang dimiliki seseorang dipengaruhi
tahan, kelentukan, kinesthetic sense, balance, dan ritme, semua menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak, oleh karena satu sama lainnya mempunyai hubungan yang erat. Kalau salah satu unsur tidak ada, atau kurang berkembang,
dikemukakan Menurut Suharno HP. (1993:62) dalam usaha untuk pencapaian prestasi, koordinasi dipengaruhi oleh: 1) Pengaturan syaraf pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan. 2) Tergantung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan. 3) Baik tidaknya keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan atlet. 4) Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi sangat kompleks. Faktor pembawaan dan kemampuan kondisi fisik khususnya kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan, daya tahan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan koordinasi yang dimiliki seseorang. Dengan kata lain, jika kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan dan daya tahan baik, maka tingkat koordinasinya juga baik. Latihan yang bertujuan meningkatkan komponen kondisi fisik tersebut, maka secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan koordinasi pula.
d. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Bolavoli merupakan cabang olahraga yang memiliki gerakan cukup kompleks dalam pelaksanaan permainannya. Hampir semua gerakan dalam permainan bolavoli membutuhkan koordinasi. Koordinasi mata-tangan merupakan kemampuan kondisi fisik yang mempunyai peran penting dalam bermain bolavoli. Dalam memainkan teknik dasar bolavoli termasuk passing atas membutuhkan koordinasi mata-tangan. Pemain bolavoli yang memiliki koordinasi mata-tangan baik akan mampu melakukan passing atas lebih lancar, luwes, efektif dan efisien. Koordinasi mata-tangan berperan pada passing atas bolavoli terutama pada saat pemain melihat datangnya bola dari lawan, dan biasanya bola dari lawan selalu berubah-ubah atau tidak tepat pada dirinya. Dalam hal ini seorang pemain harus cermat dan tepat bergerak menuju ke arah bola tersebut. Suharno HP. (1991: passing atas yaitu, penguasaan koordinasi gerakan yang sangat kurang akibat kurangnya latihan-
cher (1990: 12) passing atas antara lain siap menunggu
bola datang, lari - berhenti - passing atas. Cepat menyosong datangnya bola pada posisi tepat (di bawah dan agak belakang arah gerak bola). Tangan terangkat deng Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan seorang pemain mengantisipasi datangnya bola dan segera bergerak menyongsong
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
bola serta menempatkan diri sedemikian rupa untuk melakukan passing atas dibutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik. Pada saat mata melihat datangnya bola melalui syaraf merespon rangsang datangnya bola, untuk kemudian memerintah badan segera bergerak ke arah bola dan melakukan posisi siap passing atas sedemikian rupa. Tanpa memiliki koordinasi mata-tangan yang baik, maka akan terlambat menuju ke arah datangnya bola, sehingga passing atas yang dilakukan tidak sempurna, bahkan dapat terjadi pukulan ganda. B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan khususnya yang terkait dengan passing bola voli dengan hasil yang masih bervariasi atau beragam. 1. Penelitian Leni Rosita Dhewi dengan judu Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli pada Siswa Putri Kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari
simpulan (1) Ada perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran bermain dan konvensional terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. (2) Ada perbedaan pengaruh antara koordiansi mata-tangan tinggi dan koordinasimata-tangan rendah terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. 2. Penelitian Lilik Purwanto dengan judul, Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Konvensional dan Inovatif terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bola voli pada Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Ponowaren III Tawangsari
sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran passing bawah secara konvensional dan inovatif terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Ponowaren III
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Tawangsari Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009. (2) Pembelajaran passing bawah secara inovatif lebih baik pengaruhnya terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Ponowaren III Tawangsari Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009.
C. Kerangka Berpikir Berdasarkan tinjauan pustaka yang mendasari dari variabel penelitian, maka dapat digambarkan kerangka konseptual kerangka berpikir sebagai berikut: Passing Atas Bolavoli Modifikasi bolavoli mini
Modifikasi bola plastik
Koordinasi matatangan tinggi
Koordinasi matatangan tinggi Koordinasi matatangan
Koordinasi matatangan rendah
Koordinasi mata-tangan rendah
Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli
Gambar 2. Skematis Kerangka Berpikir Dari skema kerangka pemikiran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: pembelajaran passing atas bolavoli dapat dilakukan dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik. Dari kedua modifikasi pembelajaran passing atas tersebut dibutuhkan koordinasi mata-tangan. Dari modifikasi bolavoli mini dan bola plastik akan berpengaruh terhadap hasil belajar passing atas bolavoli. Selain itu, baik tidaknya koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar passing atas bolavoli. Berikut ini dipaparkan pengaruh pembelajaran passing atas dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar passing atas bolavoli sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran dengan Modifikasi Bolavoli Mini dan Bola Plastik terhadap Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Pembelajaran dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik merupakan salah satu strategi pembelajaran passing atas bolavoli, karena siswa mengalami kesulitan untuk melakukan passing atas menggunakan bolavoli ukuran standart. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan passing atas bolavoli menggunakan bolavoli ukuran standart di antaranya, bola dirasakan cukup berat, takut cidera, teknik passing atas yang belum baik dan lain sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibutuhkan modifikasi alat pembelajaran di antaranya menggunakan bolavoli mini dan bola plastik. Pembelajaran passing atas dengan modifikasi bolavoli mini yaitu menggunakan bolavoli ukuran mini (untuk siswa SD) bola nomor 4, berat 230250 gram, keliling 22-24 cm. Dengan menggunakan bolavoli mini, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena bola lebih ringan. Pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini memiliki kelebihan antara lain: bolavoli mini mendekati karakteristik bola sebenarnya (bolavoli standart), sehingga siswa akan lebih cepat beradaptasi dengan bolavoli ukuran standart, siswa tidak merasa takut karena bola lebih ringan, sehingga akan menjadi lebih senang melakukan gerakan passing atas, bolavoli mini dapat memantul dengan baik, sehingga laju bola dapat bergerak dengan baik. Kelemahan pembelajaran passing atas dengan modifikasi bolavoli mini antara lain: dapat mengakibatkan siswa kurang bersunggung-sungguh dan merasa mampu melakukan passing atas karena bolanya yang lebih kecil dan ringan, siswa menganggap sepele dan mudah melakukan passing atas dengan bola yang lebih kecil dan ringan, sehingga teknik passing atas diabaikan. Pembelajaran passing atas dengan modifikasi bola plastik pada prinsipnya sama dengan modifikasi bolavoli mini, tetapi bolanya lebih ringan. Bola plastik yang dimaksud yaitu, bola plastik yang dilapisi kalep. Pembelajaran passing atas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
dengan modifikasi bola plastik memiliki kelebihan antara lain: siswa akan merasa senang, dan memiliki motivasi belajar yang tinggi karena bolanya lebih ringan, siswa akan terhindar dari rasa sakit atau takut, sehingga passing atas dapat dilakukan secara berulang-ulang. Kelemahan pembelajaran passing atas dengan modifikasi bola plastik antara lain: bola yang ringan akan berakibat laju bola kurang baik bila kena angin, sehingga laju bola tidak dapat terkontrol, bola kurang dapat memantul dengan baik, sehingga akan berpengaruh pada kualitas passing atas, gerakan keterampilan passing atas yang sebenarnya (menggunakan bola standart) lebih lama untuk dikuasai, karena perbedaan bentuk bola, ukuran bola dan berat bola, sehingga dibutuhkan adaptasi yang lebih lama terhadap bolavoli ukuran standart. Berdasarkan karakteristik dari modifikasi alat pembelajaran passing atas dengan bolavoli mini dan bola plastik serta kelebihan dan kelemahannya, kedua modifikasi alat pembelajaran tersebut akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli. Perbedaan perlakuan akan menimbulkan respon yang berbeda pula pada diri pelaku. Dengan demikian diduga, modifikasi alat pembelajaran passing atas dengan bolavoli mini dan bola plastik memiliki perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar passing atas bolavoli.
2. Perbedaan Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli antara Siswa yang Memiliki Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dengan Siswa yang Memiliki Koordinasi Mata-Tangan Rendah Koordinasi
mata-tangan
merupakan
kemampuan
seseorang
dalam
mengintegrasikan antara gerakan mata (pandangan) dengan gerakan tangan secara efektif. Koordinasi merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung keterampilan passing atas bolavoli. Kesempurnaan dan keberhasilan passing atas bolavoli dapat dipengaruhi oleh kemampuan koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa. Koordinasi mata-tangan dibutuhkan dalam gerakan passing atas bolavoli terutama pada saat mengantisipasi datangnya bola. Pada saat mengantisipasi datangnya bola tersebut dibutuhkan kecermatan pandangan dan dengan segera
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
menempatkan diri di bawah bola untuk melakukan passing atas. Kemampuan koordinasi mata-tangan yang baik akan mendukung keberhasilan passing atas menjadi lebih baik, sehingga passing yang dihasilkan akan memudahkan pemain lainnya untuk memainkan bola selanjutnya. Namun sebaliknya, koordinasi matatangan yang rendah akan mengakibatkan keterlambatan untuk mengantisipasi datangnya bola, sehingga passing atas tidak berhasil atau gagal. Dengan demikian diduga, antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah memiliki perbedaan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli.
3. Interaksi antara Modifikasi Alat Pembelajaran dan Koordinasi MataTangan terhadap Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Hasil belajar passing atas bolavoli siswa dapat ditingkatkan dengan memodifikasi alat pembelajaran yaitu, dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik. Modifikasi bolavoli mini dan bola plastik bertujuan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar passing atas bolavoli. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran passing atas bolavoli di antaranya, bolavoli ukuran standart dirasakan cukup berat, merasa takut terjadi cidera, teknik yang belum baik dan lain sebagainya. Untuk meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik perlu didukung kemampuan kondisi fisik yang baik, salah satunya koordinasi mata-tangan. Berdasarkan karaktersitik pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik, maka siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih cocok diberi pembelajaran passing atas dengan modifikasi bolavoli mini. Karena bolavoli mini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan bolavoli ukuran standar, sehingga laju bola atau pantulan bola hampir sama dengan bolavoli ukuran standar. Dengan koordiansi matatangan tinggi, maka akan mampu memainkan passing atas bolavoli menggunakan bolavoli mini lebih baik. Sedangkan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah lebih cocok diberi pembelajaran passing atas dengan modifikasi plastik. Karena modifikasi bola plastik bolanya mudah dimainkan karena lebih ringan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan rendah dapat memainkan bola dengan berulang-ulang dan tidak merasa takut akan cidera. Dengan demikian diduga, antara modifikasi alat pembelajaran dan koordiansi mata-tangan memiliki interaksi di antara keduanya.
D. Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh modifikasi alat pembelajaran menggunakan bolavoli mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 2. Ada perbedaan hasil belajar passing atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi matatangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 3. Ada interaksi antara modifikasi alat pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dan pengambilan data ini dilaksanakan di lapangan olahraga bolavoli SMP Negeri 14 Surakarta.
2. Waktu Penelitian Dalam penelitian ini pengambilan data tes awal pada 24 September 2011, perlakuan dimulai pada tanggal 18 Oktober 2011 sampai tanggal 26 November 2011, dan pengambilan data tes akhir pada tanggal 29 November 2011. Dengan frekuensi pembelajaran 3 kali dalam seminggu, tepatnya pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 89 siswa yang terbagi dalam lima kelas. 2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Cara menentukan jumlah dan kriteria sampel yaitu: keseluruhan siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 89 dites koordinasi mata-tangan dengan tes lempar tangkap bola tenis. Dari hasil tes koordinasi mata-tangan, kemudian dirangking dari nilai tertinggi sampai nilai terendah dan diklasifikasi menjadi dua yaitu: koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah. Setelah diketahui koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi matatangan rendah, kemudian diambil 20 siswa dengan kategori koordinasi mata-
commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
tangan tinggi dan 20 siswa dengan kategori koordinasi mata-tangan rendah. Selanjutnya dari 40 siswa yang terpilih dikelompokkan menjadi 4 kelompok sesuai rancangan faktorial 2 X 2.
C. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran yang meliputi: 1) Tes dan pengukuran koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap bola tenis dari Depdiknas (2002: 57-58). 2) Tes dan pengukuran kemampuan passing atas bolavoli dari Depdiknas. (2003: 9-10). Petunjuk pelaksanaan masing-masing tes terlampir. D. Rancangan Penelitian Penelitian ini melibatkan tiga variabel, yaitu: variabel independent (manipulatif/bebas), variabel atributif dan variabel dependent (terikat). Variabel independent terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok modifikasi bolavoli mini dan kelompok modifikasi bola plastik. Variabel atributif terdiri dari dua kelompok usia yaitu, kelompok koordinasi mata-tangan tinggi dan kelompok koordinasi mata-tangan rendah. Sedangkan variabel dependent yaitu hasil belajar passing atas bolavoli. Dengan demikian rancangan penelitian yang tepat adalah anava faktorial 2 X 2. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar rancangan penelitian anava faktorial 2 X 2 sebagai berikut: Tabel 1. Rancangan Penelitian Anava Dua Jalur dengan Design Rancangan Faktorial 2 X 2 Modifikasi alat pembelajaran passing atas bolavoli (A)
Bolavoli mini (A1)
Bola plastik (A2)
Koordinasi mata-tangan (B) Tinggi (B1)
A1B1
A2B1
Rendah (B2)
A1B2
A2B2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Keterangan: A1B1:Kelompok modifikasi bolavoli mini dengan kriteria sampel koordinasi matatangan tinggi. A1B2:Kelompok modifikasi bolavoli mini dengan kriteria sampel koordinasi matatangan rendah A2B1:Kelompok modifikasi bola plastik dengan kriteria sampel koordinasi matatangan tinggi A2B2:Kelompok modifikasi bola plastik dengan kriteria sampel koordinasi matatangan rendah. E. Teknik Analisis Data 1. Mencari Reliabilitas Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan diketahui melalui uji reliabilitas dengan korelasi intraklas dari Mulyono B. (2001: 42), dengan rumus sebagai berikut: MSA MSW R= MSA Keterangan : R
= Koefisien reliabilitas
MSA
= Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok
2. Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai berikut:
a. Uji Normalitas (Metode Lilliefors) Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Langkah-langkah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
1) Pengamatan Z1,Z2,Z3, Zi = { Xi
X1,X2,X3, n,
n
dijadikan
bilangan
baku
dengan menggunakan rumus :
X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan
simpangan baku. 2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi. 3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi). 4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu : S(Zi) = i/n. 5) Mencari selisih antara F(Zi)
S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya.
6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo. Rumusnya : Lo = | F(Zi)
S(Zi) | maksimum.
Kreteria : Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas ( Metode Bartlet ) Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : 1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom : dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2. 2) Menghitung varians gabungan dari semua sample. Rumusnya : SD 2 B
n 1 Sd i2.......... ..... 1 n 1
Log Sd i2 n 1
3) Menghitung X2 Rumusnya : X 2 = (Ln) B-(nDengan (Ln 10) = 2,3026
commit to user
kolom kelompok sample
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Hasilnya ( X2 hitung ) kemudian dibandingkan dengan ( X2 tabel ), pada taraf signifikansi
= 0,05 dan dk (n-1).
4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima. Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X 2 hitung > X2 tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.
2. Analisis Data
Langkah-langkah untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: a) Anava Dua Jalur 1) Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua Faktor
Tabel 2. Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen Faktorial 2 x 2 Sumber
dk
JK
RJK
Fo
1
Ry
R
A
a-1
Ay
A
A/E
B
b-1
By
B
B/E
AB
(a-1) (b-1)
ABy
AB
AB/E
Kekeliruan
ab(n-1)
Ey
E
Variasi Rata rata Perlakuan
Keterangan: A = Faktor utama A B = Faktor utama B N = Jumlah sampel Langkah- langkah perhitungan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
a
b
2
a)
2 ij i 1
b) R y
j 1
a
b
i 1
j 1
abn
a
b
J ij2
c) Jab i 1
Ry
j 1
a
d)
y
2 i
/ bn
Ry
2 i
/ an
Ry
i 1 b
e)
y j 1
f)
by
g)
y
J ab 2
y
y
Ry
y
(
y
y
)
2) Kriteria Pengujian Hipotesis Jika F
F1
V1 V2 , maka hipotesis nol ditolak.
Jika F
F1
V1 V2 , maka hipotesis nol di terima dengan : dk pembilang
Vi
1 dan dk penyebut V 2
n1 .......... ... nk
k
= taraf signifikan untuk
pengujian hipotesis.
Keterangan: Y2 : Jumlah kuadrat data Ry : Rata-rata peningkatan karena perlakuan Ay : Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik By : Jumlah peningkatan berdasarkan koordinasi mata-tangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
Aby: Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah peningkatan kelompok perlakuan dan koordinasi mata-tangan. Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.
b. Uji Rentang Newman
Keuls setelah ANAVA
Menurut Sudjana (1994: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji Newman Keuls adalah sebagai berikut: 1)
Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil sampai keoada yang terbesar.
2)
Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.
3)
Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus: Sy
R JK E Kekeliruan N
RJK
(Kekeliruan)
juga
didapat
dari
hasil
rangkuman ANAVA. 4)
Tentukan taraf signifikan
, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji
Newman Harga
harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P
supaya dicatat. 5)
Kalikan harga
masing S y
dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan terkecil (RST). 6)
Bandingkan selisih rata rata
rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih
rata terbesar dan rata
rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-
1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata kedua rata
rata terbesar
rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-rata
terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k2), dan seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada yang harus dibandingkan. Jika selisih pada RST-nya masing
1/ 2
K k 1 pasangan
selisih yang didapat lebih besar dari
masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata
rata perlakuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
c. Hipotesa Statistik Hipotesa 1
H0
1
HA
1
Hipotesa 2 H 0
2
1
HA
1
Hipotesa 3 H 0 HA
2
2
2
Interaksi
0
Interaksi
0
Keterangan = Nilai rata
rata
A1
= Modifikasi bolavoli mini.
A2
= Modifikasi bola plastik.
B1
= Koordinasi mata-tangan tinggi
B2
= Koordinasi mata-tangan rendah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data
Deskripsi hasil analisis data kemampuan servis atas bolavoli pada putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 sesuai dengan kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 3. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Modifikasi passing Atas
Koordinasi Mata-Tangan Tinggi (B1)
Bolavoli Mini Rendah (B2) Tinggi (B1) Bola Plastik Rendah (B2)
Statistik Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD
Tes Awal 220.00 22.00 11.94 156 15.60 9.44 197.00 19.70 9.01 197.00 19.70 9.01
Tes Akhir 284.00 28.40 9.34 188 18.80 9.48 232.00 23.20 8.57 233.00 23.30 8.14
Peningkatan 64.00 6.40 2.91 32.00 3.20 0.79 35.00 3.50 0.97 36.00 3.60 1.43
1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar passing atas bolavoli dibandingkan dengan pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bola plastik dengan selisih perbedaan sebesar 1.25. 2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dibandingkan, dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi memiliki hasil belajar passing atas bolavoli yang lebih baik
commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
dibandingkan dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dengan selisih perbedaan sebesar 1.55. Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli sebelum dan sesudah diberi perlakuan maka dapat dibuat grafik perbandingan nilai-nilai sebagai berikut : 30 25.8 23.6
23.25
25 20
21.05
20.85 19.7
18.8
17.65
T.awal 15
T.ak hir Pn
10 4.8
4.95
3.55
3.4
5 0 A1
B1
A2
B2
Keterangan: A1 : Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi Bolavoli Mini A2 : Pembelajaran Passing Atas Bolavoli dengan Modifikasi Bola Plastik B1 : Koordinasi mata-tangan tinggi B2 : koordinasi mata-tangan rendah Grafik 1. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan 3. Agar nilai-nilai rata-rata peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli yang dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli pada tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
7
6.4
6 5 3.2
4
3.5
3.6
3 2 1 0 A1B 1 (1)
A1B 2 (2)
A2B 1 (3)
A2B 2 (4)
Keterangan: A1B1:Kelompok modifikasi bolavoli mini dengan kriteria sampel koordinasi matatangan tinggi. A1B2:Kelompok modifikasi bolavoli mini dengan kriteria sampel koordinasi matatangan rendah A2B1:Kelompok modifikasi bola plastik dengan kriteria sampel koordinasi matatangan tinggi A2B2:Kelompok modifikasi bola plastik dengan kriteria sampel koordinasi matatangan rendah. Grafik 2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli antara Kelompok Perlakuan B. Mencari Reliabilitas
Tingkat reliabilitas hasil tes awal dan tes akhir hasil belajar passing atas bolavoli diketahui melalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir hasil belajar passing atas bolavoli dalam penelitian sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Hasil Tes
Reliabilitas
Kategori
Tes awal passing atas bolavoli
0.8277
Tinggi
Tes akhir passing atas bolavoli
0.9521
Tinggi sekali
Dalam
mengartikan
kategori
koefisien
reliabilitas
tes
tersebut,
menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut: Tabel 5. Range Kategori Reliabilitas Kategori
Validitas
Reliabilitas
Obyektivitas
Tinggi sekali
0,80
1,0
0,90
1,0
0,95
1,0
Tinggi
0,70
0,79
0,80
0,89
0,85
0,94
Cukup
0,50
0,69
0,60
0,79
0,70
0,84
Kurang
0,30
0,49
0,40
0,59
0,50
0,69
Tidak signifikan
0,00
0,29
0,00
0,39
0,00
0,49
C. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors. Kelompok
N
Prob
Lo
Lt
Kesimpulan
A1B1
10
0,05
0.2212
0,258
Distribusi normal
A1B2
10
0,05
0.2411
0,258
Distribusi normal
A2B1
10
0,05
0.1593
0,258
Distribusi normal
A2B2
10
0,05
0.2367
0,258
Distribusi normal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan uji normalitas data telah terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Homogenitas Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, maka diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet. Kelompok 4
Ni
S2
X2hit
X2tabel
Kesimpulan
10
102.094
0.885
7.81
Homogen
Berdasarkan data uji homogenitas diketahui X2hit lebih kecil dari pada X2tabel. Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.
D. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik. Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti tabel berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Tabel 8. Ringkasan Nilai Rerata Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Berdasarkan Bentuk Pembelajaran dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan. Variabel penelitian A1
A2
Rerata Sebelum Sesudah Peningkatan
B1 22.00 28.40 6.40
B2 15.60 18.80 3.20
B1 19.70 23.20 3.50
B2 19.70 23.30 3.60
Tabel 9. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Varians dk Jk RJk Fo rerata lat 1 705.60 705.60 A 1 22.50 22.50 7.32* B 1 14.40 14.40 4.69* AB 1 28.90 28.90 9.41* Kekeliruan 36 110.60 3.07 705.60 705.60 Keterangan :
Ft 4.11
* : Hasil Analisis F0 ditolak A: Modifikasi pembelajaran passing atas bolavoli (bolavoli mini dan bola plastik) B : Kategori koordinasi mata-tangan AB:Interaksi modifikasi pembelajaran passing atas bolavoli dengan tinggirendahnya koordinasi mata-tangan Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls. A 1B 2 A 2B 1 3.20 3.50 KP Rerata A 1B 2 3.20 0.30 A 2B 1 3.50 A 2B 2 3.60 A 1B 1 6.40 Keterangan : * signifikan pada P < 0,05
commit to user
A 2B 2 3.60 0.40 0.10
A 1B 1 6.40 3.20* 2.90* 2.80*
RST 0.8861 1,6019 1,9289 2,1284
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Keterangan: A1B1:Kelompok modifikasi bolavoli mini dengan kriteria sampel koordinasi matatangan tinggi. A1B2:Kelompok modifikasi bolavoli mini dengan kriteria sampel koordinasi matatangan rendah A2B1:Kelompok modifikasi bola plastik dengan kriteria sampel koordinasi matatangan tinggi A2B2:Kelompok modifikasi bola plastik dengan kriteria sampel koordinasi matatangan rendah.
1. Pengujian Hipotesis Pertama Pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik dari hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 7.32 lebih besar dari F t = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan, pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli.
2. Pengujian Hipotesis Kedua Berdasarkan tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 4.69 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini artinya hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
3. Pengujian Hipotesis Ketiga Interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor menunjukkan ada interaksi antara modifikasi pembelajaran passing atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai F0 = 9.41 ternyata lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5% sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, modifikasi alat pembelajaran passing atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan tidak terdapat interaksi terhadap hasil belajar passing atas bolavoli. E. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga simpulan yaitu: (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. (2) ada perbedaan yang signifikan hasil belajar passing atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. (3) ada interaksi antara modifikasi alat pembelajaran passing atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar passing
atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Simpulan analisis tersebut dapat dipaparkan secara rinci sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran dengan Modifikasi Bolavoli Mini dan Bola Plastik terhadap Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan, ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan servis bolavoli dengan sasaran tetap dan berubah dari hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan pengaruh yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
signifikan antara pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Pada kelompok siswa yang diberi perlakuan pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini mempunyai peningkatan lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang diberi perlakuan pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bola plastik. Pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini memberi dampak yang lebih baik terhadap peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli. Hal ini karena, bolavoli mini memiliki karateristik yang hampir sama dengan bolavoli ukuran standar. Berdasarkan hal ini siswa akan lebih cepat beradaptasi dengan bolavoli ukuran standar. Sedangkan pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bola plastik bolanya sangat ringan, sehingga pantulannya kurang baik. Pantulan bola plastik yang kurang baik akan berdampak gerakan passing atas kurang baik. Selain itu, dibutuhkan waktu adaptasi yang agak lama untuk melakukan passing atas menggunakan bolavoli ukuran standar. Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo sebesar 7.32 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 1.25 Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2. Perbedaan Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli antara Siswa yang Memiliki Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dengan Siswa yang Memiliki Koordinasi Mata-Tangan Rendah Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan, ada perbedaan signifikan hasil belajar passing atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi matatangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini karena, siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
tinggi akan mampu mengkoordinasikan gerakan passing atas bolavoli lebih efektif dan efisien. Selain itu akan lebih cermat dan akurat mengarahkan bola pada teman seregunya. Sedangkan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah gerakan passing atas bolavoli kurang efektif dan efisien serta operan-operan melalui passing atas kurang akurat. Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo 4.69 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan 1.55. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, ada perbedaan hasil belajar passing atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
3. Interaksi antara Modifikasi Alat Pembelajaran dan Koordinasi MataTangan terhadap Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Dari tabel 9 tampak tidak ada interaksi antara kedua faktor utama penelitian. Untuk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbentuklah tabel sebagai berikut: Tabel 11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli A1 B1 B2 Retara B1 - B2
6.40 3.20 4.80 3.20
A2
Rerata
3.50 3.60 3.55 -0.10
commit to user
A1 - A2 4.95 3.40 4.18 1.55
2.90 -0.40 1.25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
7
6.4
6 5 4
3.6 3.5
B1 B2
3 3.2 2 1 0 A1
A2
Grafik 3. Interaksi Modifikasi Alat Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan, bentuk garis perubahan besarnya nilai peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli berpotongan. Hal ini artinya, ada interaksi antara modifikasi alat pembelajaran passing atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, dalam menerapkan pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi alat perlu mempertimbangkan tingkat koordinasi mata-tangan tinggi dan tingkat koordinasi mata-tangan rendah. Hal ini karena interaksi antara modifikasi alat pembelajaran passing atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan termasuk jenis interaksi independen. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih cocok diberi pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini. Sedangkan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah lebih sesuai diberi pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bola plastik. Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo 9.41 > Ft 4.11. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, ada interaksi antara modifikasi alat pembelajaran passing atas bolavoli dan koordinasi matatangan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan pada BAB IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo (7.32) > Ft (4.11). 2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan hasil belajar passing atas bolavoli antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo (4.69) > Ft (4.11). 3. Ada interaksi antara modifikasi alat pembelajaran passing atas bolavoli dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa F hitung = 9.41 > F tabel = 4,11. Tinggi rendahnya koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 berpengaruh hasil belajar passing atas bolavoli.
B. Implikasi Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut: 1. Secara umum dapat dikatakan bahwa pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini dan bola plastik serta koordinasi mata-tangan
commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
merupakan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli. 2. Pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik daripada pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bola plastik terhadap hasil belajar passing atas bolavoli. Hal ini karena, pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bolavoli mini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan bolavoli ukuran standar, sehingga siswa lebih cepat beradaptasi. Sedangkan pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bola plastik, bolanya sangat ringan, pantulannya kurang baik, sehingga dibutuhkan waktu yang agak lama untuk beradaptasi dengan bolavoli ukuran standar. 3. Perbedaan koordinasi mata-tangan merupakan variabel yang mempengaruhi hasil belajar passing atas bolavoli. Siswa yang memiliki koordinasi matatangan tinggi, hendaknya diberi pembelajaran passing atas dengan modifikasi bolavoli mini. Bagi siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah hendaknya diterapkan pembelajaran passing atas bolavoli dengan modifikasi bola plastik. C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukakan kepada guru Penjasorkes di SMP Negeri 14 Surakarta disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Hendaknya guru meningkatkan pengetahuannya dalam membelajarkan Penjasorkes agar pembelajaran Penjasorkes tidak monoton. 2. Guru Penjasorkes harus memiliki kreatifitas dan inovasi dalam membelajarkan Penjasorkes dengan keterbatasan sarana dan sarana pembelajaran Penjasorkes. 3. Sekolah hendaknya melengkapi sarana dan sarana pembelajaran Penjasorkes dan sarana pendukung.
commit to user