perpustakaan.uns.ac.id
PERBEDAAN
digilib.uns.ac.id
PENGARUH METODE LATIHAN BAGIAN DAN
KESELURUHAN TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP SHOOT BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA ESKTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI Oleh: AGUNG BAYU SAPUTRO K.5608001
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: Agung Bayu Saputro
NIM
: K.5608001
Jurusan/Program Studi
: JPOK UNS/Penkepor
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN BAGIAN DAN KESELURUHAN TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP SHOOT BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA ESKTRAKURIKULER
BOLA
BASKET
SMP
NEGERI
1
JATEN
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013”, ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicatumkan dalam daftar pustaka Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Agung Bayu Saputro NIM. K.5608001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
PERBEDAAN
digilib.uns.ac.id
PENGARUH METODE LATIHAN BAGIAN DAN
KESELURUHAN TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP SHOOT BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA ESKTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh : AGUNG BAYU SAPUTRO K.5608001
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Pembimbing I
Januari 2013
Pembimbing II
Drs. H. Mulyono, M.M. NIP. 19511009 198702 1 001
Slamet Riyadi, S.Pd., M.Or. NIP. 19701102 20051 1 002
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Agustiyanto, M.Pd
Sekretaris
: Hendrig Joko Prasetyo, S.Pd.,M.Or
Anggota I : Drs. Mulyono, MM Anggota II : Slamet Riyadi, S.Pd.,M.Or
Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina dan sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang Islam. (HR. Ibnu Abdil Barr) Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah dengan agama hidup menjadi terarah. (A.H. Mukti Ali)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN “SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar” Kepada Pembina dan Pelatih Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar diucapkan terima kasih yang telah memberi bantuan dan bimbingan, sehingga saya dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima di bangku kuliah. “Bapak dan Ibu tercinta” Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih sayang yang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki orang tua seperti kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu . “Teman-teman ku Angkatan 2008 FKIP JPOK UNS Surakarta” Teman-teman Angkatan 2008 seperjuangan (Reza, Tristiyanto, Wahyu, Dodit, Tatar, Puas, Hermawan, Oky, Gora) bersama menempuh ilmu dalam Suka dan duka kita lalui bersama demi meraih cita-cita masa depan yang lebih baik. “Pujaan hatiku serta adek-adekku” Engkau pujaan hatiku tercinta (Hany Septiana Widaryati) yang selalu memberikan semangat dorongan serta tiada hentinya memberikan motivasi untukku agar mampu meraih cita-cita dan harapan demi masa depan yang terencana dan lebih baik. Serta adek-adekku tersayang (Argo dan Vita) terima kasih kalian adalah penyemangat dalam setiap hari-hariku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Agung Bayu Saputro. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN BAGIAN DAN KESELURUHAN TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP SHOOT BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh metode latihan bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. (2) Metode latihan yang lebih baik pengaruhnya antara metode latihan bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan pretest posttest design. Populasi penelitian ini siswa putra ekstrakurikuler bola bakset SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 40 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 30 orang dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan tes kemampuan Lay up shoot bola basket. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%. Simpulan penelitian ini sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013, dengan nilai perhitungan thit sebesar 2,786 dan ttabel sebesar 1,75 pada taraf signifikasi 5%. (2) Metode latihan keseluruhan lebih baik pengaruhnya daripada metode latihan bagian terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Kelompok 1 (kelompok metode bagian) memiliki peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket sebesar 35.00%. Sedangkan kelompok 2 (kelompok metode keseluruhan) memiliki peningkatan sebesar 51.74%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) ada perbedaan pengaruh antara metode bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket. Hal ini disebabkan metode bagian dan keseluruhan memiliki karekteristik yang berbeda. Metode bagian menekankan penguasaan teknik lay up shoot dengan memilah-milah ke gerakan yang mudah dan sederhana. Sedangkan metode keseluruhan menekankan keseluruhan gerakan lay up shoot bola bakset, sehingga siswa memiliki konsep gerakan lay up shoot yang benar. (2) Metode keseluruhan lebih baik pengaruhnya daripada metode bagian terhadap kemampuan lay up shoot bola basket. Hal ini karena metode keseluruhan konsep gerakan lay up shoot secara utuh dan sama dengan tes yang dilakukan, sehingga siswa lebih cepat menguasai gerakan lay up shoot bola basket. Kata kunci: Metode latihan bagian dan metode latihan keseluruhan, lay up shoot bola basket commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ................................………………………………………………… i PERYATAAN................................................................................................
ii
PENGAJUAN ...............................…………………………………………. iii PERSETUJUAN .........................…………………………………………..
iv
PENGESAHAN ..............................………………………………………… v MOTTO .....................………………………………………………………. vi PERSEMBAHAN .............................……………………………………….. vii ABSTRAK………………………………………………………………….. viii DAFTAR ISI ......................................………………………………………. ix DAFTAR TABEL ...................……………………………………………… xii DAFTAR GAMBAR ...................................………………………………. xiii DAFTAR LAMPIRAN ..............................………………………………… xiv KATA PENGANTAR……………………………………………………… xv BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….
1
B. Indentifikasi Masalah…………………………………………..
4
C. Pembatasan Masalah……………………………………………
5
D. Perumusan Masalah…………………………………………….
5
E. Tujuan Penelitian……………………………………………….
6
F. Manfaat Penelitian……………………………………………… 6 BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………… 7 A. Tinjauan Pustaka………………………………………………..
7
1. Bola Basket…………………………………………………..
7
a. Permainan Bola Bakset…………………………………..
7
b. Teknik Dasar Permainan Bola Basket……………………
8
2. Teknik Dasar Menembak (Shooting) Bola Basket…………… 9 a. Pentingnya Menembak (Shooting)
dalam Permainan
Bola Basket……………………………………………… commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Macam-Macam Tembakan (Shooting) dalam Permainan
10
Bola Basket……………………………………………… 3. Lay Up Shoot Bola Basket…………………………………… 12 a. Pengertian Lay Up Shoot Bola Basket…………………… 12 b. Prinsip Dasar Lay Up Shoot Bola Basket……………….. 13 c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Lay Up Shoot
15
Bola Basket……………………………………………… 4. Latihan……………………………………………………….. 16 a. Metode Latihan…………………………………………. 18 b. Prinsip-Prinsip Latihan…………………………………. 19 c. Sistematika Latihan……………………………………… 22 d. Komponen Latihan……………………………………… 27 5. Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Bagian… 30 a. Metode Bagian………………………………………….. 30 b. Pelaksanaan Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan 32 Metode Bagian………………………………………….. c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Lay Up Shoot Bola 33 Basket dengan Metode Bagian………………………….. 6. Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan
Metode
34
Keseluruhan………………………………………………….. a. Metode Keseluruhan……………………………………. 34 b. Pelaksanaan Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan 35 Metode Keseluruhan……………………………………. c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Lay Up Shoot Bola 36 Basket dengan Metode Keseluruhan…………………….. B. Kerangka Berpikir .......……………………………………… 37 C. Hipotesis…………………………………………………….. 40 BAB III METODE PENELITIAN .............……………………………… 41 A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………………….. ……… 41 B. Rancangan/Desain Penelitian……………………………… 41 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Populasi dan Sampel……………………………………………. 42 D. Teknik Pengambilan Sampel…………………………………… 43 E. Pengumpulan Data……………………………………………… 43 F. Validitas Instrumen Penelitian……………………………...
43
G. Analisis Data……………………………………………………. 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………. 47 A. Deskripsi Data ...............………………………………………. 47 B. Pengujian Persyaratan Analisis………………………………… 48 C. Pengujian Hipotesis…………………………………………….. 49 D. Hasil Penelitian………………………………………………… 51 1. Uji Reliabilitas……………………………………………… 51 2. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan…………………… 52 3. Uji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan………………….. 53 4. Perbedaan Prosentase Peningkatan Kemampuan Lay Up 57 Bola Basket………………………………………………… E. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………… 58 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........……….……….. 61 A. Simpulan..................…………………………………………… 61 B. Implikasi ....................………………………………………… 61 C. Saran .........................………………………………………….. 62 DAFTAR PUSTAKA .............................…………………………………… 64 LAMPIRAN.........................………………………………………………… 67
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Rincian Jadwal Penelitian…………………………………………..
41
4.1. Deskripsi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 1 dan Kelompok 2…………
47
4.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data……………………………..
48
4.3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data………………………….
49
4.4. Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket………………………………………….
52
4.5. Range Kategori Reliabilitas…………………………………………
52
4.6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan Kelompok 2…………………………………………………………
53
4.7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1………………………………………………………….
54
4.8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2…………………………………………………………
55
4.9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2…………………………………………………….. 4.10. Penghitungan Prosentase Peningkatan
Kemampuan
Lay Up
Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2…………………
commit to user
56
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Gerakan Lay Up Shoot Diawali dengan Operan…………………….
14
2.2. Rangkaian Gerakan Lay Up Shoot dari Dribbling…………………..
15
2.3. Tahap Prestasi Tinggi……………………………………………….
25
2.4. Rasio antar Indikator Beban Latihan………………………………..
26
2.5. Ilustrasi Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Bagian
33
2.6. Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Kesleuruhan…..
36
2.7. Skematis Kerangka Berpikir………………………………………..
37
4.1. Histogram Rerata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 1 dan Kelompok 2………….
48
4.2. Histogram Rerata Perbedaan Data Tes Awal Kemampuan Lay Up Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2…………………..
53
4.3. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 1………………
54
4.4. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 2………………
55
4.5. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Akhir Kemampuan Lay Up Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2…………………..
56
4.6. Histogram Prosentase Peningkatan Kemampuan Lay Up Bola
5.
Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2………………………..
57
Lapangan Tes Lay Up Bola Basket…………………………………
84
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Tes Awal Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket…………….
68
2. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Kemampuan Lay Up Bola Basket…..
69
3. Pembagian Kelompok Sampel Penelitian secara Ordinal Pairing……
71
4. Uji Normalitas Data Tes Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 1…………………………………………………………..
72
5. Uji Normalitas Data Tes Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 2…………………………………………………………..
73
6. Uji Homogenitas Data Kelompok 1 dan Kelompok 2……………….
74
7. Data Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket……………
75
8. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket………………………………………………………………… 9. Rekapitulasi Data Tes Awal,
Tes
Akhir
dan
76
Peningkatan
Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 1 dan Kelompok 2………………………………………………………………………
78
10. Uji Perbedaan Data Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2………..
79
11. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1………….
80
12. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2………….
81
13. Uji Perbedaan Data Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2
82
14. Menghitung Peningkatan Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket dalam Persen pada Kelompok 1 dan Kelompok 2……………………
83
15. Petunjuk Tes Lay Up Shoot Bola Basket…………………………….
84
16. Program Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Bagian dan Keseluruhan………………………………………………………
85
17. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian………………………………..
89
18. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta……….
92
19. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar…
94
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Bagian dan Keseluruhan Terhadap Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 ini dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. H. Mulyono, MM sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan, sehingga skripsi ini terselesaikan 5. Slamet Riyadi, S.Pd., M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberi semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik. 6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis. 7. Kepala sekolah dan guru pembimbing kelas olahraga SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 8. Siswa putra kelas VII, VIII dan IX ektrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca, khususnya pada permainan olahraga bola basket..
Surakarta,
Januari 2013
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket merupakan salah satu olahraga permainan yang berkembang di Indonesia. Dalam perkembangannya, permainan bola basket merupakan salah satu cabang olahraga permainan bola besar yang diajarkan kepada siswa sekolah melalui pembelajaran pendidikan jasmani. Selain itu diajarkan melalui pembelajaran pendidikan jasmani, permainan bola basket dikembangkan oleh sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Eriyantoni (2011) 13 Mei 2012 menyatakan, “Salah satu fungsi kegiatan ekstrakurikuler yaitu mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka”. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah pada prinsipnya bertujuan untuk mengembangkan bakat siswa agar mampu berprestasi. Demikian halnya kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar wajib diikuti oleh siswa kelas VII dan VIII sesuai bakatnya masing-masing, salah satunya ekstrakurikuler bola basket. Upaya mencapai prestasi yang tinggi dalam permainan bola basket, maka aspek-aspek yang mendukung pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan ditingkatkan dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar. Aspek-aspek yang harus dilatih dan ditingkatkan dalam kegiatan ekstrakulikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar mencakup aspek fisik, teknik, taktik dan mental. Teknik dasar merupakan salah satu faktor yang mendasari agar siswa memiliki ketrampilan bermain bola basket yang baik dan benar. Macam-macam teknik dasar bola basket yang dilatih dalam kegiatan ekstrakulikuler bola basket di SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar meliputi: melempar dan menangkap (passing dan catching), dribble (menggiring bola), menembak (shooting), (4) pivot atau olah kaki dan, (5) rebound.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Menembak atau shooting merupakan salah satu teknik dasar bola basket yang mempunyai peran penting terhadap kemenangan suatu tim dalam permainan bola basket. Menang atau kalahnya suatu tim dalam pertandingan permainan bola basket ditentukan oleh banyaknya tembakan yang masuk ke dalam ring basket lawan dan dinyatakan sah berdasarkan peraturan yang berlaku. Mengingat pentingnya peranan tembakan atau shooting dalam permainan bola basket, maka para siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar dilatih teknik dasar shooting bola basket. Tembakan dalam permainan bola basket dapat dilakukan dengan beberapa macam, yaitu tembakan 1 angka (bila memperoleh kesempatan hadiah penalty), tembakan 2 angka atau two point (jump shoot), tembakan 3 angka (three point), tembakan melayang (lay up shoot), serta tembakan slam dunk. Soebagio Hartoko (1993: 23-24) menyatakan, “Ditinjau dari pelaksanaannya, menembak dapat dilakukan dengan berhenti, memutar, melompat, dan berlari”. Lay up merupakan salah satu jenis tembakan yang sangat kompleks pelaksanaannya, dapat dilakukan dengan awalan berlari, melompat dan lain sebagainya tergantung dari situasi dalam permainan. Lay up shoot merupakan salah satu bentuk tembakan bola basket yang menuntut keterampilan yang tinggi. Hal ini karena, lay up shoot merupakan bentuk keterampilan bermain bola basket yang gerakannya terdiri perpaduan dari beberapa teknik dasar bola basket yaitu: diawali dengan dribbling atau menangkap bola, kemudian dilanjutkan melangkah dan meloncat untuk memasukkan bola ke dalam ring lawan. Untuk meningkatkan kemampuan lay up shoot siswa esktrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar harus dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu dan diterapkan metode latihan yang tepat. Banyaknya metode latihan menuntut seorang guru harus cermat dan tepat dalam memilih dan metode latihan. Sugiyanto (1996: 66) menyatakan, “Metode latihan yang sering digunakan dalam pengajaran gerak di antaranya metode praktik keseluruhan dan metode praktik bagian”. Metode bagian dan metode keseluruhan, merupakan metode latihan yang commit to user sering diterapkan dalam latihan keterampilan olahraga. Dari kedua metode latihan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 tersebut dapat diterapkan secara sendiri-sendiri atau mengkombinasikan diantara keduanya. Banyak penelitian yang membandingkan antara metode keseluruhan dan bagian. Dari penerapan metode latihan keseluruhan dan bagian hasilnya belum tentu sama. Hal ini karena, hasil suatu penelitian hanya relevan pada sampel yang digunakan dalam penelitian, sehingga jika diterapkan pada sampel yang berbeda hasilnya belum tentu sama. Metode bagian dan metode keseluruhan memiliki karakteristik yang berbeda dan masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dibagi dalam bentuk yang lebih mudah dan sederhana. Tiap-tiap bagian harus dipelajari dan jika telah dikuasai kemudian digabungkan secara keseluruhan. Sedangkan metode keseluruhan merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara utuh sesuai dengan keterampilan yang sebenarnya. Berdasarkan karakteristik metode bagian dan keseluruhan, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga belum diketahui metode latihan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik secara teori maupun praktik melalui penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen dilakukan pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Sejauh ini latihan lay up shoot bola basket pada ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar dilakukan secara langsung atau keseluruhan. Siswa dijelaskan teknik gerakan lay up shoot, diberikan contoh selanjutnya siswa mempraktikkan secara berulang-ulang. Dari latihan lay up shoot bola basket yang dilakukan secara keseluruhan, ternyata siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar seringkali melakukan kesalahan. Kesalahan yang sering dilakukan antara lain: walking, bola tidak masuk, dribbling kurang bagus dan lain sebagainya.Kesalahan lay up shoot bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain: siswa kurang sungguh-sungguh saat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 melakukan latihan lay up shoot, siswa jarang masuk, latihan hanya dilakukan satu kali dalam seminggu dan lain sebagainya. Latihan lay up shoot bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 belum pernah dilakukan latihan secara bagian dengan memilah-milah gerakan lay up shoot bola basket dalam bentuk yang sederhana dan mudah. Seharusnya jika siswa mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan lay up shoot dilakukan dengan cara memilah-milah ke bagian yang sederhana, selanjutnya digabungkan secara keseluruhan. Untuk melatih gerakan lay up shoot dengan memilah-milah gerakan lay up shoot, maka dapat dilakukan dengan metode bagian. Disisi lain, melatih gerakan lay up shoot secara keseluruhan juga perlu agar siswa memiliki konsep gerakan lay up shoot secara utuh yang benar. Untuk mengetahui pengaruh metode bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Bagian dan Keseluruhan terhadap Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah
dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 sering melakukan kesalahan saat melakukan lay up shoot. 2. Latihan lay up shoot bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang dilakukan hasilnya kurang maksimal. 3. Metode latihan bagian terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 belum diketahui. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 4. Kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 belum sepenuhnya lancar. 5. Kemampuan lay up shoot bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 dari penerapan metode latihan bagian dan keseluruhan belum diketahui.
C. Pembatasan Masalah Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari permasalahan. Oleh karena itu dalam penelitian ini hanya membahas tentang : 1. Pengaruh metode latihan bagian terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. 2. Pengaruh metode latihan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diungkapkan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh metode latihan bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013? 2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara metode latihan bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: 1. Perbedaan pengaruh metode latihan bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. 2. Metode latihan yang lebih baik pengaruhnya antara metode latihan bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik bagi peneliti pelatih dan siswa yang dijadikan obyek penelitian antara lain: 1. Dapat meningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket bagi siswa yang dijadikan sampel penelitian, sehingga dapat mendukung keterampilan bermain bola basket. 2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjaskes SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar pentingnya penerapan metode latihan yang tepat, sehingga akan diperoleh hasil latihan yang optimal. 3. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan dan memilih metode latihan yang lebih baik dan efektif untuk meningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket bagi siswanya. 4. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 BAB II LANDASAN TEORI A.
Tinjauan Pustaka
1. Bola Basket a. Permainan Bola Basket Bola basket merupakan cabang olahraga permainan bola besar yang diciptakan oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah pelatihan YMCA (Young Men’s Christian Association) di Springfield Massachusetts) pada bulan Desember tahun 1981. Permainan bola basket dimainkan oleh dua regu yang masingmasing regu terdiri dari 5 orang. Permainan bola basket dimainkan di atas lapangan yang keras baik di lapangan terbuka maupun di ruangan tertutup. Prinsip permainan bola basket yaitu, setiap regu mempunyai kesempatan untuk menyerang dan memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke keranjang lawan dan berusaha mencegah lawan memasukkan bola ke keranjang timnya sendiri. Wissel (2000: 2) menyatakan, “Bola basket dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain per tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, tujuan dari permainan bola basket yaitu memasukkan bola ke ring basket lawan sebanyak-banyaknya dan mencegah lawan untuk berbuat hal yang sama pada timnya. Oleh karena itu, untukmemenangkan pertandingan bola basket harus memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke ring basket lawan. Untuk dapat memasukkan bola ke ring basket lawan sebanyak-banyaknya, maka setiap pemain bola basket harus menguasai teknik dasar permainan bola basket.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 b. Teknik Dasar Permainan Bola Basket Menguasai teknik dasar permainan bola basket merupakan faktor fundamental agar memiliki keterampilan bermain bola basket. Sarumpaet, Zulfar Djazet & Imam Sadikun (1992: 223) menyatakan, “Keterampilan bermain bola basket dapat dicapai sampai tingkat tinggi apabila gerak dasarnya baik. Oleh karena itu gerak (teknik) dasar perlu dilakukan dengan cara yang benar, agar keterampilan dapat ditingkatkan”. Menurut Wissel (2000: 15) bahwa, “Meskipun bola basket adalah permainan tim, namun penguasaan teknik dasar individual sangatlah penting sebelum bermain di dalam tim”. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, setiap pemain bola basket harus menguasai teknik dasar permainan bola basket. Seorang pemain bola basket yang menguasai teknik dasar permainan bola basket dengan baik akan mendukung penampilannya baik secara individu maupun secara tim. Teknik dasar permainan bola basket menurut Soebagio Hartoko (1993: 22-25) yaitu “(1) Operan, (2) menangkap, (3) menembak, (4)
menggiring,
(5)
olah
kaki,
(6)
gerakan
berporos,
(7)
melompat/meloncat, (8) gerak tipu”. Menurut Hal Wissel (2000: 15) bahwa, “Shooting, passing, dribbling, rebounding, defending bergerak dengan bola dan bergerak tanpa bola adalah teknik dasar yang harus dikuasai”. Dalam Republika.co.id/berita/olahraga/basket (2009) Mei 2012 dijelaskan bahwa: Teknik dasar permainan bola basket yaitu: 1) Passing dan Catching: a) Chest pass (operan setinggi dada) b) Bounce pass (operan pantul). c) Overhead pass (operan diatas kepala) d) Baseball pass e) Behind the back pass 2) Dribbling (menggiring bola): a) Change of pace dribble b) Low or control dribble c) High or speed dribble d) Crossover dribble e) Behind the back dribble f) Between thecommit legs dribble to user g) Spin dribble
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 3) Shooting (menembak bola ke arah keranjang): a) Set shoot b) Lay-up shoot c) Jump shoot 4) Cara berputar (Pivot): a) Pivot kemudian dribble (membawa bola) b) Pivot kemudian passing (melempar bola) c) Pivot kemudian shooting (menembakan bola) 5) Rebound Berdasarkan teknik dasar permainan bola basket yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar permainan bola terdiri dua macam yaitu, teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar dengan bola. Teknik dasar tanpa bola meliputi olah kaki, gerakan berporos, melompat/meloncat dan, gerak tipu. Sedangkan teknik dengan bola meliputi operan, menangkap, menembak dan, menggiring. Keterlibatan teknik tanpa bola dan teknik dengan bola didasarkan kebutuhannya atau situasi yang terjadi di dalam permainan. Untuk menguasai teknik dasar permainan bola basket harus latihan secara sistematis dan kontinyu.
2. Teknik Dasar Menembak (Shooting) Bola Basket a. Pentingnya Menembak (Shooting) dalam Permainan Bola Basket Menembak (shooting) merupakan usaha untuk memasukkan bola ke dalam keranjang (ring) basket. Wissel (2000: 43) menyatakan, “Shooting (menembak) adalah keahlian yang sangat penting di dalam olahraga bola basket”. Pendapat lain dikemukakan Soebagio Hartoko (1993: 38) bahwa, "Teknik dasar terpenting dalam bola basket adalah kemahiran menembak, karena kemenangan suatu pertandingan ditentukan dengan jumlah tembakan yang dibuat oleh suatu regu". Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menembak merupakan teknik dasar yang paling penting dalam permainan bola basket, bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim. Hal ini karena, kemenangan suatu tim ditentukan oleh jumlah tembakan yang masuk pada keranjang lawan. Untuk menciptakan yang baik, maka commit to penembak-penembak user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 di dalam latihan harus diarahkan dengan baik kapan harus melakukan tembakan dan kapan tidak melakukan tembakan. Hal ini bergantung pada situasi permainan yang sedang dihadapi atau posisi pemain saat akan melakukan tembakan. Keberhasilan tembakan dalam permainan bola basket dipengaruhi oleh banyak faktor. Penguasaan teknik yang baik dan rasa percaya diri merupakan faktor yang dapat mendukung keberhasilan tembakan. Seperti dikemukakan Wissel (2000: 44) bahwa, "Hubungan langsung antara percaya diri dalam menembak dan keberhasilan dalam menembak adalah faktor yang paling konsisten yang kita kenal pada penembak-penembak handal, karena memiliki rasa percaya diri dapat mengontrol pikiran, perasaan dan teknik menembaknya". Hal ini artinya, memiliki rasa percaya diri, mampu mengatasi tekanan dari lawan, mampu mengontrol pikiran dan perasaan serta mampu penguasaan teknik yang baik saat melakukan tembakan merupakan faktor-faktor yang harus dimiliki seorang pemain bola basket. Memang tidak mudah untuk memiliki keterampilan menembak yang baik, harus dilakukan latihan yang rutin dan sungguh-sungguh.
b. Macam-Macam Tembakan (Shooting) dalam Permainan Bola Basket Ditinjau dari pelaksanaan tembakan bola basket dapat dilakukan dengan beberapa macam. Hal ini bergantung pada kebiasaan dari pemain itu sendiri atau situasi yang sedang dihadapi dalam permainan. A. Sarumpaet, Zulfar Djazet & Imam Sadikun (1992: 230-233) membedakan teknik menembak terdiri atas: “(1) Menembak dengan dua tangan dari dada, (2) Tembakan dua tangan dari atas kepala, (3) Tembakan dengan satu tangan di atas kepala, (4) Tembakan satu tangan dengan meloncat dan, (5) Tembakan lay up (lay up shoot)”. Menurut Agus Mukholid (2004: 44) bahwa, “Menembak atau shooting dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: (1) menembak satu tangan di atas kepala, (2) menembak loncat dengan satu tangan dan (3) menembak kaitan”. Hal senada dikemukakan Soebagio Hartoko (1993: 24) bahwa: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 Jenis-jenis menembak dalam permainan bola basket sebagai berikut: 1) Menghadap papan dengan sikap berhenti a) Tembakan dua tangan dari dada (Two handed set shoot). b) Tembakan dua tangan dari atas kepala (Two handed over head set shoot). c) Tembakan satu tangan (One handed set shoot). d) Tembakan satu tangan dari atas kepala (One hand over head shoot) 2) Menghadap papan dengan sikap melompat a) Tembakan lompat dengan dua tangan dari atas kepala (Two handed over head jump shoot). b) Tembakan lompat dengan satu tangan (One handed jump shoot). 3) Menghadap papan dengan sikap lari a) Tembakan lay up dengan tangan kanan atau tangan kiri (Right/lefthand lay-up shoot). b) Tembakan lay up dengan dua tangan dari bawah (Two hand under hand lay-up shoot). c) Tembakan lay up dengan dua tangan dari atas kepala (Two hand over head lay-up shoot). d) Tembakan lay up dengan satu tangan dari bawah (One hand under head lay-up shoot). e) Tembakan lay up dengan satu tangan running (One hand shoot). 4) Membelakangkan papan dengan sikap berhenti a) Tembakan memutar lurus di bawah keranjang (Straight turn shoot under basket). b) Tembakan melangkah di bawah keranjang (Stop away shoot under basket). c) Tembakan kaitan (The hook shoot). d) Tembakan setengah gaetan (The half hook shoot). e) Tembakan ayunan di bawah keranjang dengan dua tangan (Two hand under hand sweep shoot). f) Tembakan ayunan di bawah keranjang dengan satu tangan (One hand under hand sweep shoot). 5) Membelakangkan papan dengan sikap melompat a) Tembakan melompat di bawah keranjang (Up an under shoot). b) Tembakan melompat memutar dengan satu tangan (One hand jump twist shoot). c) Tembakan melompat memutar dengan dua tangan (Two hand jump twist shoot). Jenis-jenis tembakan tersebut dapat dilakukan di setiap permainan bola basket. Hal terpenting dan harus adalah situasi dan kondisi commit todiperhatikan user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 yang menguntung untuk melakukan tembakan. Tembakan yang gagal merupakan kesempatan lawan untuk melakukan serangan. Oleh karena itu setiap pemain bola basket harus mampu melakukan beberapa jenis tembakan, sehingga setiap ada kesempatan melakukan tembakan mampu menembak dengan cermat dan tepat pada keranjang tanpa mendapat rintangan.
3. Lay Up Shoot Bola Basket a. Pengertian Lay Up Shoot Bola Basket Lay up shoot merupakan teknik dasar shooting yang pelaksanaannya dilakukan sedekat mungkin dengan ring basket. Imam Sadikun (1992: 103) menyatakan, “Tembakan lay up adalah jenis tembakan yang efektif, sebab dilakukan pada jarak yang sedekat-dekatnya dengan ring basket”. Wissel (2000: 61) berpendapat, “Tembakan lay up dilakukan dekat dengan ring setelah menangkap bola atau menggiring bola”. Pendapat lain dikemukakan Agus Mukholid (2004: 44) bahwa, “Lay up atau melangkah melayang adalah melangkah yang dilakukan dengan melayang mendekati basket (keranjang), biasanya setelah lay up dilanjutkan dengan tembakan ke arah basket (kerangjang dengan tanaga yang sedikit, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam basket (keranjang)”. Berdasarkan pengertian lay up yang dikemukakan tiga tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan, tembakan lay up merupakan tembakan yang dilakukan dengan gerakan melayang untuk mencapai ring sedekat mungkin agar lebih mudah memasukkan bola ke dalam ring basket. Berdasarkan gerakan lay up, maka lau up shoot sering disebut dengan tembakan melayang. Untuk melakukan tekbakan lay up diawali dengan lari, langkah panjang dan melompat setinggi mungkin agar lebih dekat dengan ring basket. A. Sarumpaet, Zulfar Djazet & Imam Sadikun (1992: 233) bahwa, “Tembakan lay up gerakannya terdiri dari lari, langkah, lompat dan menembak”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 Ditinjau dari efektifitas hasil tembakan, lay up shoot lebih efektif dibandingkan jenis tembakan bola basket lainnya. Ambler (2005: 36) menyatakan, "Lay up shoot adalah tembakan yang paling aman dan efektif kalau pemain yang memegang bola tidak dibayangi lawan". Sedangkan Oliver (2007: 13) berpendapat: Meskipun banyak pemain banyak pemain bola basket terus mencoba melakukan tembakan tiga angka, statistik mengungkapkan bahwa para penembak tiga angka terbaik pun hanya 40 hingga 45 persen dari semua usaha lemparan tiga angka mereka. Persentase tembakan tertinggi adalah tembakan dalam, seperti lay up yang dilakukan oleh seorang pemain penyerang yang berada dalam jarak sekitar satu meter dari ring basket. Para pemain bola basket yang melakukan sebagian tembakan mereka dari posisi yang dekat dengan ring basket biasanya memiliki ketepatan tembakan paling tinggi (persentase bola masuk) 55 hingga 60 persen berhasil dari semua usaha tembakan mereka. Pendapat tersebut menunjukkan, tembakan lay up memiliki peluang yang besar untuk masuk ke dalam ring basket lawan. Karena tembakan lay up dilakukan sedekat mungkin dengan rung basket. Tembakan yang dilakukan sedekat mungkin dengan ring basket, maka memiliki peluang yang besar bola dapat masuk ke dalam ring basket dengan baik.
b. Prinsip Dasar Lay Up Shoot Bola Basket Lay up shoot bola basket merupakan cara melakukan tembakan yang dilakukan dari perbaduan beberapa teknik dasar permainan bola basket. Biasanya lay up shoot diawali dari dribbling (menggiring bola) atau operan dari teman seregunya. Imam Sadikun (1992: 104) menyatakan, “Teknik tembakan lay up ada dua cara, yaitu (1) melalui operan dan (2) menggiring bola”. Hal senada dikemukakan Sarumpaet, Zulfar Djazet & Imam Sadikun .(1992:234) bahwa,“Tembakan lay up dapat dilakukan berkat kemahirannya dalam menggiring bola, menerobos pertahanan lawan, atau melalui bantuan teman seregunya memberi umpan sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sambil melayang, diteruskan gerakan lay up shoot”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bawa, prinsip dasar tembakan lay up ada dua cara yaitu, melalui operan dan diawali dengan menggiring bola. Tembakan lay up melalui operan yaitu, operan dilakukan oleh teman seregunya secara tepat (bola setinggi dada), pemain berusaha menjemput bola sambil melompat dan pada saat melayang inilah bola ditangkap. Setelah itu menumpu dengan kaki yang lain untuk melompat sambil membawa bola untuk ditembakkan ke dalam ring basket. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan lay up shoot diawali dari operan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Gerakan Lay Up Shoot Diawali dari Operan (Sumber: http://www.glossysports.com/lay-up-shot.html 23 Mei 2012) Tembakan lay up yang diawali dengan menggiring bola yaitu, pemain menggiring bola sendiri menuju ke ring basket. Setelah dekat dengan basket, kemudian melakukan tembakan lay up tergantung pada perkiraan dan keterampilan masing-masing pemain. Menangkap bola dari menggiring bola tersebut dilakukan dari pantulan bola sambil melayang (melompat), melangkah, melompat untuk menembak seperti pada gerakan lay up yang dilakukan dengan operan dari teman seregunya. Perbedaannya hanyalah pada saat menerima bola dari diri sendiri saat menggiring bola. Berikut ini disajikan ilustrasi gambar rangkaian gerakan lay up shoot commit to user diawali dari dribbling sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
Gambar 2.2. Rangkaian Gerakan Lay Up Shoot dari Dribbling (Sumber: http://www.glossysports.com/lay-up-shot.html 23 Mei 2012)
c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Lay Up Shoot Bola Basket Lay up merupakan keterampilan yang sulit dan memiliki unsur gerakan yang kompleks. Bagi pemain pemula sering melakukan kesalahan saat melakukan lay up shoot bola basket. Wissel (2000: 62-63) menyatakan: Kesalahan yang sering terjadi dalam lay up shoot yaitu: 1) Pada saat mengambil ancang-ancang menggunakan lompatan jauh (imbang ke depan atau ke samping) ketimbang melompat tinggi. 2) Sebelum melakukan tembakan memutar bola ke arah dalam dan sehingga gampang dihalangi atau dicuri lawan. 3) Kehilangan perlindungan dan kontrol pada bola karena terlalu cepat menarik tangan penyeimbang pada bola. 4) Tembakan berputar dari samping menghasilkan gerakan bola yang memutar menjauhi ring. 5) Bola memantul rendah pada papan dan keluar. Dengan sedikit sentuhan dengan tangan, tembakan jatuh rendah. 6) Setelah melakukan lay up tidak siap merebutnya kembali atau gagal melakukan rebound. Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemain pemula saat melakukan lay up shoot bola basket antara lain: melakukan lompatan jauh saat melakukan ancang-ancang, melakukan putaran sebelum melakukan tembakan, kurang dapat melindungi dan mengontrol bola, tembakannya berputar, bola memantul rendah pada papan pantul dan tidak diikuti rebound. Kesalahan-kesalahan saat melakukan lay up shoot harus dihindari. to user Kesalahan dari gerakan laycommit up shoot akan merugikan, karena bola akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 menjadi hak lawan. Usaha untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran dalam gerakan lay up shoot Wissel (2000: 63) menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1) Jaga posisi kepala tegak dan fokuskan pada target. Jalan beberapa langkah sebelum memulai (take off) sehingga dapat cepat menekuk lutut take off dan memeperoleh momentum gaya angkat. Sewaktu take off angkat lutut yang satu lagi lurus bersamaan dengan melompat bola ke dalam keranjang. Kombinasi dari mengangkat lutut ke atas dan gerakkan tangan akan mendorong tubuh melompat lebih tinggi. 2) Angkat bola lurus ke atas ketika menembak. 3) Jaga tangan penyeimbang pada bola sampai melepasnya. 4) Tembak dengan tangan yang berada di belakang bola agar diperoleh spin dan selanjutnya masukkan bola ke dalam keranjang. 5) Tembakan bola lebih tinggi dari papan sehingga bola terpantul masuk ke dalam keranjang. Walaupun tidak tepat tetapi ada kemungkinan bola akan masuk 6) Mendarat di tempat yang sama–posisi kaki dengan lutut dibengkokkan dan siap melakukan rebound. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam gerakan lay up shoot harus segera dibetulkan dan diberi contoh gerakan lay up yang benar. Kesalahan yang dibiarkan akan membentuk pola gerak yang salah, sehingga kualitas lay up shoot yang dihasilkan tidak sesuai yang diharapkan.
4. Latihan Latihan merupakan faktor penting dalam pelatihan olahraga. Melalui latihan yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu akan mampu mencapai prestasi yang tinggi. Untuk mencapai prestasi yang tinggi, maka aspek-aspek yang mendukungnya harus dilatih dan ditingkatkan secara maksimal. Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 104) menyatakan: Tujuan dari optimalisasi potensi olahraga adalah untuk meningkatkan kekuatan atau kemampuan dalam olahraga ke arah yang lebih tinggi melalui pembinaan yang intensif antara lain mengenai: 1) Pembinaan Fisik: a) Spesifik latihan fisik b) Sistem energi predominan latihan fisik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 2) 3) 4) 5)
Pembinaan teknik Pembinaan taktik Pembinaan mental Kematangan bertanding
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, aspk-aspek yang harus dilatih dan ditingkatkan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam pelatihan olahraga meliputi: fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding. Kelima aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh, sehingga dalam latihan masing-masing aspek harus ditingkatkan. Latihan pada prinsipnya merupakan suatu proses berlatih yang berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis, yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah. Berkaitan dengan latihan Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996:145) bahwa, “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”. Andi Suhendro (2007: 3.6) berpendapat, “Latihan (training) merupakan proses kerja yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang makin meningkat”. Menurut Clenaghan & Rotella (1993: 317) bahwa, “Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan”. Pendapat senada dikemukakan oleh Bompa (1990; 2) bahwa “Latihan … merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual, yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan”. Berdasarkan pengertian latihan yang dikemukakan empat ahli tersebut memiliki banyak kesamaan yaitu: latihan merupakan suatu proses, dilakukan secara sistematis, dilakukan secara berulang-ulang, dilaksanakan secara kontinyu dan berkelanjutan, beban latihan ditingkatkan secara bertahap dan dilaksanakan dalam jangka waktu yang lama atau panjang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 a. Metode Latihan Metode latihan pada prinsipnya merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini tujuan prestasi yang tinggi dapat dicapai melalui metode latihan yang tepat.
Berkaitan dengan metode latihan
Berkaitan dengan metode latihan Noseck (1982: 15) menyatakan, “Metode latihan merupakan prosedur dan cara-cara pemilihan jenis-jenis latihan dan penataannya menurut kadar kesulitan, kompleksitas dan beratnya beban”. Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 142) berpendapat “Metode mengajar atau melatih adalah suatu cara tertentu, sistem kerja seorang pelatih, atau olahragawan, sehubungan dengan pengetahuan dan kemampuannya yang cukup”. Hal senada dikemukakan Andi Suhendro (2007: 3.53) bahwa, “Metode latihan adalah suatu cara sistematis dan terencana, yang berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan fungsi fisiologis, psikologis dan keterampilan gerak, agar memiliki keterampilan yang lebih baik pada suatu penampilan khusus”. Berdasarkan pengertian metode latihan yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode latihan merupakan cara yang digunakan seorang pembina atau pelatih yang berfungsi sebagai alat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan bagi atlet yang dilatih. Untuk itu, seorang pelatih harus menguasai macam-macam metode latihan dan mampu menerapkan metode latihan yang tepat dan efektif agar tujuan latihan dapat tercapai secara maksimal. Sugiyanto (1998: 247) menyatakan, ”Cara-cara atau metode yang sering digunakan dalam pengajaran gerak di antaranya: (1) metode praktek keseluruhan, (2) metode praktek bagian, (3) metode drill, (4) metode pemecahan masalah, (5) metode ketepatan dan (6) metode kecepatan”. Menurut Suharno HP. (1993: 35) bahwa, “Metode-metode melatih teknik olahraga antara lain: metode keseluruhan, metode bagian, metode gabungan yaitu bagian keseluruhan, metode drill, metode pemecahan masalah, metode kecepatan, metode pertandingan, metode interval dan metode ulangan”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, metode untuk melatihan teknik suatu cabang olahraga terdiri sepuluh macam. Seorang pelatih harus memahami dan menguasai macam-macam metode latihan teknik, sehingga dapat menerapkan metode latihan yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Seorang pelatih dapat memilih salah satu atau beberapa metode latihan menurut kebutuhan dalam latihan.
b. Prinsip-Prinsip Latihan Latihan yang baik dan berhasil dilakukan secara teratur, seksama, sistematis, serta berkesinambungan atau kontinyu, dilakukan sepanjang tahun dengan pembebanan latihan (training load) yang selalu meningkat secara bertahap. Latihan pada prinsipnya merupakan suatu proses yang sistematis yang harus menganut prinsip-prinisp latihan tertentu, sehingga organisasi dan mekanisme neuro physiologis atlit akan bertambah baik. Nosseck (1982:14) menyatakan, “Prinsip latihan pada dasarnya merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik”. Sedangkan Sudjarwo (1995: 21) menyatakan, “Prinsipprinsip latihan digunakan agar pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”. Berdasarkan dua pendapat mengerai prinsip latihan dapat disimpulkan bahwa, prinsip latihan pada dasarnya merupakan pedoman yang harus dignakan dalam latihan, sehingga dalam memberikan dosis atau beban latihan tepat dan tidak merusak atlet yang dilatih. Sudjarwo (1995: 21-23) menyatakan, “Prinsip-prinsip latihan di antaranya: (1) prinsip individu, (2) prinsip penambahan beban, (3) prinsip interval, (4) prinsip penekanan beban (stress), (5) prinsip makanan baik dan, (6) prinsip latihan sepanjang tahun”. Menurut LANKOR (2007: 46-48) bahwa, “Prinsip latihan yang harus diperhatikan yaitu (1) prinsip pedagogik, (2) prinsip individual, (3) prinsip keterlibatan aktif dan (4) prinsip variasi”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam pelatihan olahraga prestasi seorang pelatih berhak untuk menganut prinsip latihan apa pun disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Yang perlu ditekankan dalam penerapan prinsip latihan yaitu, prinsip latihan digunakan sebagai pedoman dalam latihan. Penerapan prinsip latihan yang tepat dalam latihan, maka tujuan latihan dapat dicapai lebih maksimal. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut:
1) Prinsip Pedagogik Latihan pada dasarnya merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu individu dalam meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Prinsip pedagogik mengarahkan latihan
untuk
mengikuti
berbagai
kaidah
yaitu
multilateral,
pengembangan, kesehatan, kebermanfaatan, kesadaran, sistematik dan gradual. Prinsip pedagogik sangat penting untuk menjalankan latihan menuju
kepada
perkembangan
yang
lengkap
melalui
kegiatan
multilateral pada umur tertentu, mencapai prestasi tanpa mengorbankan kesehatan fisik maupun psikis atlet, latihan yang bermanfaat tidak hanya mengetahui dan memahami, tetapi atlet perlu untuk mampu bagaminan menerapkan dan hidup bersama dengan orang lain. Dengan prinsip pedagogik ini pelatih dituntut untuk memberikan kesdaran yang penuh akan setiap beban latihan yang diberikan kepada atlet dengan segala manfaat positif maupun dampak negatifnya, sehingga setiap latihan yang diberikan perlu dirancang secara sistematik dan meningkat secara gradual untuk menjamin semua unsur pedagogik dapat dicapai.
2) Prinsip Individual Setiap atlet merupakan individu yang unik dan tidak ada dua individu yang sama. Hal ini mengandung konsekuensi terhadap commit to userbeban latihan. Beban latihan yang bagaimana individu tersebut mereaksi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 sama tidak akan direaksi dengan sama oleh atlet yang berbeda. Oleh karena itu, pelatih perlu memahami setiap atlet secara individual. Individu ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor keturunan, umur latihan dan umur perkembangan. Prinsip individu juga berkaitan dengan hukum kekhususan yang berimplementasi pada latihan yang khusus bagi setiap atlet. Hukum dan prinsip inilah yang memunculkan adanya beban luar dan beban dalam. Beban luar adalah beban yang diberikan dari luar atlet. Sedangkan beban dalam adalah beban fisiologis dan psikologis atlet setelah mendapatkan beban luar sebagai reaksi dan adaptasi internalnya seperti, denyut nadi, perubahan warna kulit dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa dua orang yang berbeda diberikan beban luar yang sama akan mereaksi secara berbeda yang ditunjukkan dengan denyut jantungnya, kadar laktat dalam darahnya, sehingga wajar bila atlet yang satu mengalami kelelahan lebih dahulu daripada atlet yang lain. Sebaliknya bila atlet diminta untuk berlari dengan beban dalam yang sama (denyut nadi 160/menit), maka waktu yang dicapai (beban luar) untuk berlari 1200 meter akan berbeda.
3) Prinsip Keterlibatan Aktif Salah satu tugas pelatih dalam proses latihan dalah memperlakukan atlet dengan kesempatan yang sama. Oleh karena itu,pelatih perlu meraacang maanajemen latihannya agar setiap atlet dapat melaksanakan kegiatannya secara optal. Keterlibatan yang aktif pada setiap atlet akan memperoleh hasil yang optimal. Keterlibatan ini berkaitan dengan halhal sebaga berikut: (a) Kegiatan fisik (motor density) yaitu bagaimana atlet dapat melaksanakan aktifitas fisik dengan kesempatan yang sama pada setiap sesi latihan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 (b) Kegiatan mental dan intelektual, yaitu bagaimana atlet dilibatkan dalam setiap pengamilan keputusan yang berkaitan dengan penyususnan program latihan, pelaksanaan latihan dan kompetisi dan berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian dan kedewasaan atlet. (LANKOR, 2007: 48). Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, keterlibatan aktif atlet dalam latihan mencakup aspek fisik, mental dan psikologis. Dengan melibatkan atlet aktif dalam kegiatan altihan, maka akan mendukung pencapaian tujuan lebih optimal, baik secara fisik, kepribadian dan kedewasaan.
4) Prinsip Variasi Latihan merupakan proses jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan kegembiraan dan kesenangan dalam berlatih agar tidak terjadi kebosanan dan atlet meninggalkan latihan. Pemberian variasi dalam latihan merupakan cara yang baik untuk memberikan kesempatan bagi atlet untuk menikmati latihan dengan rasa senang dan gembira. LANKOR (2007: 48) menyatakan, “Variasi yang dapat diberikan oleh pelatih dalam latihan dapat berupa: (1) tempat latihan yang bergantiganti, (2) metode latihan yang bervariasi dan (3) suasana latihan”.
c. Sistematika Latihan Latihan yang baik harus dirancang secara sistematis dengan mengikuti berbagai karakteristik cabang olahraga yang dipelajari, ketersediaan waktu dan atlit yang dilatih atau dibina. LANKOR (2007: 4952) menyatakan: Beberapa aspek penting untuk menentukan sistematika latihan sebagai berikut: 1) Tahapan latihan: a) Tahap latihan dasar b) Tahap latihan lanjut c) Tahap prestasi tinggi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 2) Pembebanan latihan a) Unsur-unsur beban b) Indikator beban Pendapat tersebuit menunjukkan bahwa, sistematika latihan mencakup dua aspek yaitu: tahapan latihan dan pembebanan latihan. Dari kedua sistematika tersebut di dalamnya terdapat beberapa aspek. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan sistematika latihan sebagai berikut:
1) Pentahapan Latihan Prestasi puncak seorang atlet sering dicapai pada usia di atas 20 tahun dan biasa disebut usia emas (golden age). Bahkan ada beberapa cabang olahraga prestasi puncak dapat bertahap sampai usia mendekati 30 tahun. Dengan demikian latihan merupakan proses yang panjang dan lama, sehingga dilakukan secara sistematik dengan membagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
a) Tahap Latihan Dasar Latihan dasar merupakan tahap awal yang harus dilewati oleh atlet muda sebelum masuk dalam spesialisasi pada satu-satunya cabang olahraga yang ditekuni. Harus diakui bahwa pencarian bakat bukanlah hal yang mudah tanpa melalui pelaksanaan aktifitas pada berbagai gerakan motorik ke cabang olahraga maupun kemampuan kondisi fisik yang sesuai. Dengan melakukan berbagai aktifitas dalam latihan dasar yang berprinsip multilateral, maka dimungkinkan atlet muda dapat diidentifikasi bakatnya sejak dini. Selain itu kesempatan jasmani atlet pada tingkat kebugaran yang memadai pada usia muda sangat mendukung proses latihan untuk tahap selanjutnya. Tujuan pada tahap latihan dasar untuk memberikan landasan yang baik kepada atlet muda berkaitan dengan aspek fisik, mekanik, psikologi dan moral sebagai prekondisi untuk mencapai hasil yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 baik melalui kemampuan pengembangan, keterampilan dan karakter. LANKOR (2007: 49) menyatakan: Sasaran yang harus dicapai pada tahap latihan dasar sebagai berikut: (1) Pengembangan pengkondisian dan koordinasi. (2) Pengembangan pola gerak olahraga yang akan dituju atau ditekuni (3) Kesiapan berlatih dan pembentukan kepribadian yang baik seperti kesiapan, persahabatan, team spirit, disiplin, kejujuran, solidaritas, kemauan dan bekerja keras untuk berlatih. (4) Menanamkan pengalaman pada latihan dan kompetisi dengan sikap yang baik. (5) Menemukan bakat atlet dan mengembangkannya kepad arah yang benar. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sasaran dalam latihan dasar mencakup pengembangan kondisi fisik dan koordinasi, pembentukan kepribadian, menanamkan pengalaman dan menemukan atlet yang berbakat untuk dikembangkan lebih lanjut.
b) Tahap Latihan Lanjutan Tahap lanjutan merupakan tahap penghubung dari tahap latihan dasar menuju tahap prestasi tinggi. Pada tahan lanjutan bertujuan untuk memperkuat fondasi keterampilan, kualitas dan kemampuan fisik dan melakukan latihan yang lebih khusus (spesialisasi) pada cabang olahraga atau nomor yang ditekuni. Tahap latihan lanjutan dimulai pada sekitar usia 14 tahun pada cabang-cabang olahraga tertentu. LANKOR (2007: 5) menyatakan: Sasaran pada tahap latihan lanjutan yaitu: (1) Memperkuat kemampuan (will power) untuk berlatih dan menghadapi berbagai kendala psikologis dan fisik. (2) Mengembangkan harmonisasi kondisi fisik dengan koordinasi seperti: kekuatan, daya tahan, kelincahan dan mobilitas untuk menuju spesialisasi cabang olahraga dengan pendasaran fisik yang kuat menuju ke prestasi tinggi di kemudian hari. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 (3) Pengembangan latihan teknik dan taktik dengan melakukan berbagai uji coba atau implementasi latihan dan pertandingan dengan frekuensi yang lebih sering. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sasaran dalam tahap latihan lanjutan yaitu, memperkuat kemauan yang tinggi dalam berlatih
maupun
kendalam
dalam
latihan,
mengembangkan
harmonisasi kondisi fisik dan pengembangan latihan teknik dan taktik serta melakukan pertandingan uji coba yang lebih banyak.
c) Tahap Prestasi Tinggi Tahap prestasi tinggi merupakan bagian yang terakhir dari seluruh proses latihan. Tujuan pada tahap ini adalah kemampuan atlet untuk mengikuti kejuaran baik Nasional maupun Internasional serta mencatatkan prestasi terbaik. LANKOR (2007: 51) menggambarkan sasaran pada tahap prestasi tinggi sebagai berikut: Tahap Prestasi Tinggi
HP
Tahap Lanjutan
Spesialisasi
Tahap Dasar
Pembinaan Multirateral
Gambar 2.3. Tahap Prestasi Tinggi (Sumber: LANKOR, 2007: 51) 2) Pembebanan Latihan Beban latihan dapat dilihat dari berbagai perspektif dari sisi beban sebagai kombinasi dari fungsi volume, intensitas, recovery, dapat juga ditinjau dari sisi indikator lainnya. Berkaitan dengan pembebanan latihan LANKOR (2007: 51) menyatakan beban latihan ditinjau dari beberapa perspektif dan bagaimana beban tersebut secara skematis commit to user diberikan pendomannya sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 (a) Unsur-unsur beban Setiap latihan memiliki indikator latihan yaitu, fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat unsur latihan ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Harmonisasi dari kemampuan keempat indikator tersebut akan memberikan kontribusi yang besar terhadap prestasi. Keempat indikator ini dapat diimplementasikan pada beban latihan dengan indikator dan karakteristik yang berbeda sesuai dengan cabang olahraga dan nomor-nomornya. (b) Indikator beban Untuk menentukan beban latihan tepat atau tidak berat atau ringan, dapat dilihat dari tiga indikator yaitu: (1) Volume: volume menunjukkan jumlah pembebanan dengan satuan kilo meter, meter, kilo gram dan waktu dalam menit atau detik. (2) Intensitas: intensitas latihan menunjuk pada persentase beban dari kemampuan maksimalnya. (3) Pemulihan (recovery): waktu dan bentuk kegiatan yang diperlukan untuk melakukan pulih asal setelah melakukan pembebanan, baik dalam seri, set maupun antar sesi. Penempatan
rasio
antar
indikator
beban
latihan
sangat
menentukan keberhasilan proses latihan dan hasil peningkatan kinerja atlet. LANKOR (2007: 52) menggambarkan rasio beban latihan secara umum sebagai berikut:
Intensitas
Pemulihan
Volume
Gambar 2.4. Rasio antar Indikator Beban Latihan (Sumber: LANKOR, 2007: 52) Rasio pembebanan ini disusun sesuai dengan periode dan fase latihannya, tujuan latihancommit yang akan dicapai dan berat ringannya latihan. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 Misalnya, pada persiapan umum biasanya latihan memiliki ciri volume yang meningkat tetapi intensitasnya masih rendah. Sedangkan pada periode kompetisi intensitas yang tinggi, volume sudah menurun rendah.
d. Komponen Latihan Komponen latihan merupakan bagian penting dalam latihan olahraga prestasi. Komponen latihan memiliki fungsi untuk memberikan dosis latihan yang tepat agar terjadi peningkatan yang lebih baik. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan secara pasti, komponen mana yang menjadi penekanan latihan dalam mencapai tujuan penampilannya yang telah direncanakan. Suhendro (2007: 3.22) menyatakan, “Komponen penting yang harus ada dalam suatu latihan meliputi: (1) volume latihan (2) intensitas latihan (3) density latihan dan (4) kompleksitas latihan”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, komponen dalam latihan meliputi: volume latihan, intensitas latihan, density latihan dan kompleksitas latihan. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Volume Latihan Sebagai komponen utama, volume adalah prasyarat yang sangat penting untuk mendapatkan teknik yang tinggi dan pencapaian fisik yang lebih baik. Menurut Bompa (1986: 2) volume diartikan “Sebagai jumlah kerja yang dilakukan selama satu kali latihan atau selama fase latihan”. Hal senada dikemukakan Andi Suhendro (2007: 3.17) bahwa, “Volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditujukan dengan jumlah repetisi, seri atau set dan panjang jarak yang ditempuh”. Sedangkan repetisi menurut Suharno HP. (1993: 32) adalah “Ulangan gerak berapa kali atlet harus melakukan gerak setiap giliran". commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 Pengertian seri atau set, menurut M. Sajoto (1995: 34) adalah, “Suatu rangkaian kegiatan dari satu repetisi”. Peningkatan volume latihan merupakan puncak latihan dari semua cabang olahraga yang memiliki komponen aerobik dan juga pada cabang olahraga yang menuntut kesempurnaan teknik atau keterampilan taktik. Hanya jumlah pengulangan latihan yang tinggi yang dapat menjamin akumulasi jumlah keterampilan yang diperlukan untuk perbaikan penampilan secara kuantitatif. Perbaikan penampilan seorang atlet merupakan hasil dari adanya peningkatan jumlah satuan latihan serta jumlah kerja yang diselesaikan setiap satuan latihan. Menurut Bompa (1986: 4) dalam latihan harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dua jenis volume “(1) Volume relatif dan, (2) Volume absolut”. Volume relatif diartikan sebagai jumlah total waktu yang dipakai dalam latihan oleh sekelompok atlet sewaktu melakukan latihan yang khusus atau tahap latihan. Volume relatif jarang memiliki nilai untuk masing-masing individu, selama pelatih tahu waktu keseluruhan latihannya. Sedangkan volume absolut merupakan ukuran jumlah kerja yang dilakukan setiap atlet persatuan waktu dan biasanya dalam satuan menit. 2) Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk dikaitkan dengan komponen kualitatif kerja yang dilakukan dalam kurun waktu yang diberikan. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu akan lebih tinggi pula intensitasnya. Intensitas adalah fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan, dan kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan geraknya, variasi interval atau istirahat diantara tiap ulangannya. Suharno HP. (1993: 31) menyatakan, “Intensitas adalah takaran yang menunjukkan atau tingkatan pengeluaran energi commitkadar to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 atlet
dalam
aktivitas
jasmani
baik
dalam
latihan
maupun
pertandingan”. Hasil latihan dapat dicapai secara optimal, maka intensitas latihan yang diberikan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Intensitas suatu latihan yang tidak memadai atau terlalu rendah, maka pengaruh latihan yang ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya bila intensitas latihan terlalu tinggi dapat menimbulkan cidera.
3) Densitas Latihan Menurut Andi Suhendro (2007: 3.24) bahwa, “Density merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kepadatan suatu latihan yang dilakukan”. Dengan demikian densitas berkaitan dengan suatu hubungan yang dinyatakan dalam waktu antara kerja dan pemulihan. Densitas
yang
mencukupi
akan
menjamin
efisiensi
latihan,
menghindarkan atlet dari kelelahan yang berlebihan. Densitas yang seimbang akan mengarah kepada pencapaian rasio optimal antara rangsangan latihan dan pemulihan. Istirahat interval yang direncanakan diantara dua rangsangan, bergantung
langsung
pada
intensitasnya
dan
lamanya
setiap
rangsangan yang diberikan. Rangsangan di atas tingkat intensitas submaksimal menuntut interval istirahat yang relatif lama, dengan maksud untuk memudahkan pemulihan seseorang dalam menghadapi rangsangan berikutnya. Sebaliknya rangsangan pada intensitas rendah membutuhkan sedikit waktu untuk pemulihan, karena tuntutan terhadap organismenya pun juga rendah.
4) Kompleksitas Latihan Kompleksitas dikaitan pada kerumitan bentuk latihan yang commit to user dilaksanakan dalam latihan. Kompleksitas dari suatu keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 membutuhkan koordinasi, dapat menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan. Keterampilan teknik yang rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot, khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan lemah. Suatu gambaran kelompok individual terhadap keterampilan yang kompleks, dapat membedakan dengan cepat mana yang memiliki koordinasi yang baik dan yang jelek. Seperti dikemukakan Astrand dan Rodahl dalam Bompa (1986: 28) bahwa, “Semakin sulit bentuk latihan semakin
besar
juga
perbedaan
individual
serta
efisiensi
mekanismenya”. Komponen-komponen latihan yang telah disebutkan di atas harus dipahami dan diperhatikan dalam pelaksanaan latihan. Untuk memperoleh hasil latihan yang optimal, komponen-komponen latihan tersebut haru diterapkan dengan baik dan benar.
5. Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Bagian a. Metode Bagian Metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara bagian per bagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk keterampilan yang dipelajari dipilah-pilah ke dalam bentuk gerakan yang lebih mudah dan sederhana. Sugiyanto (1996: 67) menyatakan, “Metode bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan setelah bagian-bagian gerakan dikuasai baru mempraktekkannya secara keseluruhan”. Menurut Andi Suhendro (2007: 3.70) bahwa, “Metode bagian adalah satu cara pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitik beratkan pada penyajian elemen-elemen dari bahan pelajaran”. Hal senada dikemukakan Adang Suherman & Agus Mahendra (2001: 169) bahwa, “Metode commit to userbagian (part method) merupakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 metode latihan dimana guru membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil (sesuai teknik dasarnya). Setiap bagian tersebut dilatihsatu per satu sesuai dengan urutan teknik dasarnya, kemudian disatukan setelah semua bagian terkuasai agar menjadi satu keterampilan yang utuh”. Berdasarkan pengertian metode bagian yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode bagian merupakan melatih suatu keterampilan dengan memiliah-milah ke bagian-bagian kecil dan sederhana sesuai teknik dasar dari keterampilan yang dipelajari. Setiap bagian dilatih secara teratur dan setelag semua bagian dikuasai, selanjutnya digabungkan secara keseluruhan seperti keterampilan yang sebenarnya. Metode bagian pada umumnya diterapkan untuk mempelajari jenis keterampilan yang cukup sulit atau kompleks. Harsono (1988: 142) menyatakan, “Pada umumnya guru mengajarkan suatu teknik dengan part method, hal ini disebabkan karena: (1) siswa belum banyak tahu mengenai cara melaksanakan teknik atau keterampilan, (2) agar siswa melakukan teknik sesuai dengan keinginan guru”. Menurut Dwi Hatmisari Ambarukmi. (2010: 76) bahwa, Keterampilan kompleks adalah keterampilan yang meliputi beberapa komponen gerak yang perlu dikoordinasikan menjadi serangkaian gerakan yang terpadu. Keterampilan kompleks sebaiknya diajarkan dengan cara seperti halnya keterampilan sederhana. Tetapi disini perlu dilakukan pemenggalan keterampilan menjadi beberapa bagian gerakan yang terpisah. Hal ini dilakukan dengan cara memilah rangkaian keterampilan menjadi bagianbagian keterampilan dan mengurai bagian keterampilan menjadi unsur-unsur gerakan. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode bagian diterapkan terutama untuk siswa pemula dan belum mengetahui keterampilan yang dipelajari. Selain itu, metode bagian diterapkan untuk mempelajari keterampilan yang sulit dan kompleks. Keterampilan yang sulit dan komplek, jika dipelajari dengan memiliahmilah ke bagian yang sederhana akan memudahkan siswa untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 mempelajarinya. Jika setiap bagian-bagian yang dipilah sudah dikuasai, maka akan memudahkan siswa untuk menggabungkan secara keseluruhan.
b. Pelaksanaan Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Bagian Metode bagian pada prinsipnya memilah-milah keterampilan yang sulit dan komplek ke bagian-bagian keterampilan yang sederhana. Berdasarkan karakteristik metode bagian, maka latihan lay up shoot bola basket dengan metode bagian yaitu, dari keseluruhan rangkaian gerakan lay up shoot dipilah-pilah menjadi beberapa bagian. Setelah bagian-bagian tersebut dikuasai, kemudian digabungkan secara keseluruhan. Pelaksanaannya pembelajaran lay up shoot dengan metode bagian yaitu, guru menjelaskan teknik gerakan lay up shoot bola basket dari gerakan dribble bola atau menerima operan, gerakan langkah panjang, langkah pendek, melompat dan gerakan melepaskan bola pada ring basket. Untuk selanjutnya guru mendemonstrasikannya gerakan lay up shoot secara keseluruhan. Dari keseluruhan gerakan lay up shoot bola basket tersebut, kemudian dipilah-pilah ke bagian-bagian yang sederhana yaitu: cara menerima operan, cara melakukan dribbling, gerakan langkah lay up tanpa bola dengan berjalan, gerakan langkah lay up dengan menggunakan tanda, gerakan langkah lay up dengan lari tanpa bola, gerakan lay up dengan berjalan menerima operan, gerakan lay up dengan diawali dribbling. Bagian-bagian tersebut dilatihkan secara terpisah dan terperinci. Penekanan latihan lay up shoot dengan metode bagian yaitu: bagian-bagian gerakan lay up shoot bola basket harus dikuasai, setelah bagian pertama telah dikuasai, baru kemudian dilanjutkan pada bagian berikutnya, demikian seterusnya hingga keseluruhannya dikuasai dengan baik. Setelah semua bagian-bagian gerakan lay up shoot dikuasai, kemudian dirangkaikan secara keseluruhan. Berikut ini disajikan ilustrasi pembelajaran lay up shoot dengan metode bagian sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
X X X X Ki
ka
ki
Gambar 2.5. Ilustrasi Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Bagian (Sumber: A. Sarumpaet, Zulfar Djazet, Imam Sadikun. 1992: 235) c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Bagian Perlu disadari bahwa setiap metode latihan memiliki kelebihan dan kelemahan. Ditinjau dari pelaksanaan latihan lay up shoot bola basket dengan metode bagian dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan latihan lay up shoot bola basket dengan metode bagian antara lain: 1) Siswa dapat menguasai bagian-bagian gerakan lay up shoot bola basket dengan baik dan benar. 2) Siswa dapat terhindar dari kesalahan teknik, karena masing-masing teknik lay up shoot bola basket harus dikuasai baru ditingkatkan atau digabungkan. 3) Siswa dapat memperagakan teknik lay up shoot bola basket secara keseluruhan dengan baik dan benar. Metode latihan lay up shoot bola basket dengan metode bagian juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan latihan lay up shoot bola basket dengan metode bagian antara lain: 1) Dibutuhkan waktu yang lebih lama, jika tiap-tiap bagian sulit dimengerti dan dikuasai siswa. 2) Untuk mempelajari bagian berikutnya harus bagian sebelumnya betulbetul telah dikuasai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 6. Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Keseluruhan a. Metode Keseluruhan Metode
keseluruhan
merupakan
latihan
keterampilan
yang
pelaksanaannya dilakukan secara utuh. Sugiyanto (1996: 67) menyatakan, “Metode keseluruhan adalah cara pendekatan dimana sejak awal pelajar diarahkan untuk mempraktekkan keseluruhan rangkaian gerakan yang dipelajari”. Menurut Andi Suhendro (2007: 3.70) bahwa, “Metode keseluruhan adalah metode yang menitik beratkan kepada keutuhan dari bahan pelajaran yang ingin disampaikan”. Hal senada dikemukakan Adang Suherman & Agus Mahendra (2001: 169) bahwa, “Metode keseluruhan (whole method) yaitu cara mmpelajari suatu keterampilan yang utuh dimana terdapat hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain demikian erat. Irama dan timing dari keterampilan itu akan terjaga dengan lebih baik dengan diterapkan etode keseluruhan”. Berdasarkan pengertian metode keseluruhan dari tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode keseluruhan merupakan cara berlatih suatu keterampilan yang menitik beratkan pada keutuhan dari keterampilan yang dipelajari. Dalam metode keseluruhan, siswa dituntut melakukan gerakan keterampilan yang dipelajari secara keseluruhan tanpa memilahmilah bagian-bagian dari keterampilan yang dipelajari. Metode keseluruhan pada umumnya diterapkan untuk mempelajari suatu keterampilan yang sederhana. Harsono (1988: 142) bahwa, “Apabila keterampilan olahraga yang diajarkan itu sifatnya sederhana dan mudah dimengerti maka keterampilan tersebut sebaiknya diajarkan secara keseluruhan, dan setiap teknik bagian hanya dilatih secara khusus apabila siswa atau subyek selalu membuat kesalahan pada teknik bagian tersebut”. Menurut Andi Suhendro (2007: 3.71) bahwa, “Metode keseluruhan lebih menguntungkan apabila kegiatan tersebut sederhana dan tersusun dengan baik”. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, to user metode keseluruhan padacommit dasarnya sangat cocok untuk mempelajari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 keterampilan yang sederhana. Dengan demikian metode keseluruhan melihat latihan sebagai suatu kemampuan individu untuk melihat hubunganhubungan yang berati dan terstruktur dari situasi. Selain itu, dengan metode keseluruhan siswa mendapat insight yaitu pemahaman yang diperoleh secara mendadak dari hubungan antara bagian-bagian tugas dalam gerakan dengan tujuan yang ingin di dengan situasi keseluruhan. Siswa dapat mengamati dan menempatkan setiap unit gerakan dalam kaitannya dengan keselruhan yang dipelajari dan siswa dengan aktif terlibat dalam pemecahan masalah yang dihadapi.
b. Pelaksanaan Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Keseluruhan Pelaksanaan pembelajaran lay up shoot bola basket secara keseluruhan yaitu, guru menjelaskan gerakan lay up shoot yang baik dan benar. Bagian-bagian gerakan lay up shoot dijelaskan secara terperinci dan didemonstrasikan yaitu dari saat men-dribble bola, saat langkah panjang, langkah pendek, melompat dan melepaskan bola. Apabila siswa telah jelas dan mengerti gerakan lay up shoot secara keseluruhan, kemudian siswa mempraktekkan sesuai dengan contoh. Pelaksanaan pembelajaran lay up shoot tentunya akan dijumpai kesalahan. Jika dalam pelaksanaan pembelajaran lay up shoot terjadi kesalahan, maka guru berkewajiban membetulkan kesalahan tersebut. Kesalahan yang sering dilakukan, harus diberikan penekanan secara khusus agar siswa betul-betul memahami dan tidak mengulang kesalahan tersebut. Setelah kesalahan tersebut dibenarkan, selanjutnya siswa melakukan gerakan secara keseluruhan dengan tidak mengulangi kesalahan lagi. Berikut ini disajikan ilustrasi pembelajaran lay up shoot dengan metode keseluruhan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Gambar 2.6. Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Keseluruhan (Sumber: A. Sarumpaet, Zulfar Djazet, Imam Sadikun. 1992: 235) c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Keseluruhan Metode keseluruhan merupakan cara latihan keterampilan yang mengutamakan keutuhan dari keterampilan yang dipelajari. Siswa memperagakan gerakan lay up shoot bola basket secara utuh dan dilakukan secara berulang-ulang. Berdasarkan pelaksanaan latihan lay up shoot bola basket dengan metode keseluruhan dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan latihan lay up shoot bola basket dengan metode keseluruhan antara lain: 1) Dapat menghemat waktu, jika siswa lebih mudah dan cepat menyesuaikan diri dengan metode keseluruhan. 2) Siswa lebih jelas menerima konsep gerakan lay up shoot bola basket yang dilatihkan secara jelas, bermakna dan logis mengenai keseluruhan gerakan lay up shoot boa basket. 3) Siswa dapat secara langsung melakukan lay up shoot bola basket secara keseluruhan. Sedangkan kelemahan latihan lay up shoot bola basket dengan metode keseluruhan antara lain: 1) Bagi siswa yang baru pertama kali berlatih bola basket akan mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan lay up shoot karena gerakan lay up shoot cukup sulit dan memiliki commitunbsur to usergerakan yang kompleks.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 2) Siswa akan sering melakukan kesalahan teknik, sehingga gerakan lay up shoot tidak sesuai seperti yang diharapkan. 3) Guru akan lebih sering membetulkan teknik yang salah, sehingga latihan akan sering berhenti dan tujuan latihan lebih lama tercapai
B. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian pustaka yang mendasari dari variabel penelitian, maka dapat digambarkan kerangka konseptual kerangka berpikir sebagai berikut: Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Pengaruh metode latihan bagian terhadap kemampuan lay up shoot bola basket
Pengaruh metode latihan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket
Metode latihan bagian
Metode latihan keseluruhan Metode latihan lay up shoot bola basket
Gambar 2.7. Skematis Kerangka Berpikir Berdasarkan kerangka konseptual kerangka berpikir yang digambarkan tersebut menunjukkan bahwa, untuk meningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket dapat diterapkan metode latihan bagian dan keseluruhan. Dari kedua metode latihan tersebut akan menimbulkan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket. Secara rinci pengaruh dari metode bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket diuraikan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 1. Perbedaan Pengaruh Metode Bagian dan Keseluruhan terhadap Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Metode bagian dan keseluruhan masing-masing memiliki karakteristik dan penekanan yang berbeda dalam mempelajari suatu keterampilan. Metode bagian merupakan cara latihan yang pelaksanaannya keterampilan yang dipelajari dipilah-pilah ke bagian yang sederhana. Dari tiap-tiap bagian harus dipelajari secara berulang-ulang. Jika setiap bagian telah dikuasai, kemudian digabungkan secara keseluruhan. Metode bagian pada umumnya digunakan untuk mempelajari keterampilan yang sulit dan memiliki unsur gerakan yang kompleks.
Sedangkan
metode
keseluruhan
merupakan
cara
latihan
keterampilan yang dilakukan secara keseluruhan atau utuh dari keterampilan yang dipelajari. Siswa melakukan gerakan lay up shoot bola basket secara keseluruhan yang dilakukan secara berulang-ulang. Metode keseluruhan biasanya digunakan untuk mempelajari keterampilan yang mudah dan sederhana. Berdasarkan karakteristik metode bagian dan keseluruhan pada latihan lay up shoot bola basket, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan latihan lay up shoot bola basket dengan metode bagian antara lain: teknik lay up shoot dapat dikuasai dengan baik dan benar, dapat terhindari dari kesalahan teknik, keseluruhan teknik gerakan lay up shoot dapat dikuasai dengan baik dan benar. Kelemahan latihan lay up shoot bola basket dengan metode bagian antara lain: membutuhkan waktu yang lebih lama, untuk mempelajari bagian berikutnya harus bagian sebelumnya betul-betul telah dikuasai. Sedangkan kelebihan latihan lay up shoot bola basket dengan metode keseluruhan antara lain: menghemat waktu, konsep gerakan bola basket dapat diterima dengan jelas, teknik gerakan lay up shoot secara keseluruhan dapat diperagakan. Kelemahan latihan lay up shoot bola basket dengan metode keseluruhan antara lain: bagi atlet pemula akan mengalami kesulitan, akan sering melakukan kesalahan teknik. Berdasarkan karakteristik, kelebihan dan kelemahan metode bagian dan to user keseluruhan tersebut tentu commit akan menimbulkan pengaruh yang berbeda
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 terhadap peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket. Perlakuan yang berbeda akan menimbulkan respon yang berbeda pula pada diri pelaku. Dengan demikian metode bagian dan keseluruhan akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket.
2. Metode Latihan Bagian Dibandingkan dengan Metode Keseluruhan terhadap Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Setiap metode latihan tentu memiliki efektifitas yang berbeda-beda terhadap tujuan yang diinginkan. Berdasarkan karakteristik dari metode latihan bagian dan keseluruhan menunjukkan bahwa, latihan lay up shoot bola basket dengan metode keseluruhan lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket. Hal ini karena, latihan lay up shoot bola bakset dengan metode keseluruhan sesuai dengan keterampilan yang dipelajari atau tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian yaitu, kemampuan lay up shoot bola basket. Ditinjau dari pelaksanaan latihan lay up shoot bola basket dengan metode keseluruhan yaitu, siswa memperagakan teknik-teknik lay up shoot secara keseluruhan dan dilakukan secara berulang-ulang, sehingga konsep gerakan lay up shoot secara keseluruhan dapat dikuasai dengan cepat. Gerakan lay up shoot yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus, sehingga kemampuan lay up shoot bola basket akan dikuasai dengan baik. Sedangkan latihan lay up shoot bola basket dengan metode bagian membutuhkan waktu yang lebih lama. Karena dari bagian-bagian teknik lay up shoot harus betul-betul dikuasai. Setelah pada bagian sebelumnya dikuasai, baru ditingkatkan pada bagian berikutnya. Jika tiap-tiap bagian sudah dikuasai baru digabungkan. Penggabungan dari teknik-teknik lay up shoot tersebut membutuhkan waktu atau proses latihan, sehingga hasil latihan akan lebih lama tercapai. Berdasarkan hal tersebut, maka diduga metode latihan keseluruhan lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 C. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh antara metode bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar pelajaran 2012/2013. 2. Metode latihan keseluruhan lebih baik pengaruhnya daripada metode latihan bagian terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar pelajaran 2012/2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 BAB III METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di lapangan bola basket SMP Negeri 1 Jaten Kabupaten Karanganyar. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan. M. Sajoto (1995: 35) bahwa, “Para pelatih dewasa ini pada umumnya setuju untuk menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih”. Penelitian dimulai pada tanggal 23 September sampai dengan 28 November 2012. Latihan dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu dari jam 15.30 WIB sampai dengan dan 17.00 WIB. Rincian waktu penelitian sebagai berikut:
KEGIATAN No.
Tanggal & Bulan
1
1
2 s/d 6 April 2012
Pengajuan Judul
2
5 Mei s/d 16 Juni
Penyusunan Proposal
3
18 Juni s/d 2 Juli
Konsultasi Proposal
4
13 Juli
5
6
8 s/d 21 Agustus 23 September s/d 28 November
7
1 s/d 29 Desember
8
5 s/d 18 Januari 2013
2
3
4
5
6
Seminar Proposal Revisi Proposal Penelitian dan Treatment Analisis Data &Penyusunan Laporan Konsultasi Skripsi
commit to user Tabel 3.1. Rincian Jadwal Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 B. Rancangan/Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan pretestposttest design. Gambar rancangan penelitian pretest-posttest design penelitian ini sebagai berikut :
KE 1 P
Pretest
Treatment A
Posttest
MSOP
KE 2 Treatment B Posttest Keterangan : P = Populasi Pretest = Tes awal kemampuan lay up shoot bola basket MSOP = Matched Subject Ordinal Pairing KE1 = Kelompok 1 (K1) KE2 = Kelompok 2 (K2) Treatment A = Metode latihan bagian Treatment B = Metode latihan keseluruhan Posttest = Tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket. Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan lay up shoot bola basket pada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangking, kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2). Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang seimbang. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing. Adapun teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing menurut Sutrisno Hadi (1995: 485) sebagai berikut: 1
2
4
3
5
6
8
7
9commit to user
dan seterusnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 C. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel penelitian ini siswa putra ekstrakurikuler bola bakset SMP Negeri 1 Jaten Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 40 orang.
D. Teknik Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 30 orang dengan teknik purposive sampling (dengan ketentuan menjadi sampel yaitu setiap populasi dapat memasukan bola hasil tes lay up shoot minimal sebanyak 3 kali). Sampel yang terpilih selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok secara ordinal pairing berdasarkan hasil tes awal lay up shoot bola basket. Kelompok 1 sebanyak 15 siswa diberi perlakuan latihan lay up shoot dengan metode bagian. Kelompok 2 sebanyak 15 orang diberi latihan lay up shoot dengan metode keseluruhan.
E. Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian melalui tes kemampuan lay up shoot bola basket dengan tes tembakan lay up dari Imam Sadikun (1992: 202). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir pada lampiran halaman 84.
F. Validitas Instrumen Penelitian Validitas instrument penelitian berdasarkan hasil tes awal kemampuan lay up shoot bola basket. Dari hasil tes awal kemampuan lay up shoot bola basket, selanjutnya dilakukan uji validitas dari Mulyono B. (2001: 42), dengan rumus sebagai berikut: MSA – MSW R= MSA Keterangan: R
= Koefisien reliabilitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok
G. Analisis Data 1. Mencari Reliabilitas Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi intraklas dari Mulyono B. (2001: 42), dengan rumus sebagai berikut: MSA – MSW R= MSA Keterangan: R
= Koefisien reliabilitas
MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok 2. Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini terdiri uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai berikut:
a) Uji Normalitas Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitan ini adalah uji normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors dari Sudjana (2002: 466). Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut: a) Pengamatan x1, x2,.....xn dijadikan bilangan baku z1, z2,...... zn dengan menggunakan rumus : Xi - X zi = S Keterangan : Xi = Dari variabel masing-masing sampel commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 X = Rata-rata S = Simpangan baku b) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(zzi). c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,......zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi). banyaknya z1, z2,......zn yang zi maka S(zi) = n d) Hitung selisih F(zi) - S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya. e) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
b) Uji Homogenitas Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (2004: 312) rumusnya adalah : SD2bs Fdbvb:dbvk =
SD2kt
Keterangan : Fdbvb : dbvk
= Derajat kebebasan KE1 dan KE2
SD2bs
= Standart deviasi KE1
SD2kt
= Standart deviasi KE2
3. Uji Perbedaan Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari Sutrisno Hadi (1995: 457) sebagai berikut : Md t= d2 N (N-1)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
Keterangan : t
= Nilai uji perbedaan
Md = Mean perbedaan dari pasangan d2 = Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan N
= Jumlah pasangan
Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut : D Md = N Keterangan : D = Perbedaan masing-masing subjek N = Jumlah pasangan Untuk menghitung prosentase peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket antara metode latihan bagian dan keseluruhan menggunakan rumus sebagai berikut: Mean different Prosentase peningkatan =
X 100% Mean pretest
Mean different = mean posttest – mean pretest
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Pada bab ini disajikan hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil analisis data. Tabel 4.1. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 1 dan Kelompok 2. Kelompok Kelompok 1
Kelompok 2
Tes
N
Jumlah
Mean
SD
Max
Min
awal
15
57
3.80
1.37
6
2
akhir
15
71
4.73
1.22
7
3
Awal
15
56
3.73
1.49
6
1
Akhir
15
85
5.67
1.29
7
3
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, rerata tes awal kemampuan lay up shoot bola basket antara kelompok 1 dan kelompok 2 seimbang. Hal ini artinya, sebelum diberi perlakuan (treatment) kelompok 1 dan kelompok memiliki kemampuan lay up shoot bola basket yang sama. Sedangkan rerata hasil tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket antara kelompok 1 dan kelompok 2 menunjukkan bahwa, kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok 1. Rerata hasil tes awal dan tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket antara kelompok 1 dan kelompok 2 disajikan dalam bentuk histogram sebagai sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 5.67
6 4.73
5 3.8
4
3.73 K1
3
K2
2 1 0 Tes Aw al
Tes Akhir
Gambar 4. 1. Histogram Rerata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 1 dan Kelompok 2
Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian persyaratan analisis dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Berikut dipaparkan uji normalitas sebagai berikut:
1. Uji Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal kemampuan lay up shoot bola basket kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut: Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kelompok
N
Mean
SD
L hitung
Lt 5%
K1
15
3.80
1.37
0.1866
0.220
K2
15
3.73
1.49
0.1558
0.220
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 (K1) diperoleh nilai Lhitung = 0.1866. Nilai tersebut lebih kecil dari angka batas commit to user penolakan pada taraf signifikan 5% yaitu 0,220. Dengan demikian dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 (K1) termasuk berdistribusi normal. Sedangkan dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 2 (K2) diperoleh nilai Lhitung = 0.1558, ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol pada taraf signifikan
5% yaitu 0,220. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 (K2) termasuk berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan lay up shoot bola basket. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut: Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Uji Hemogenitas Data Kelompok
N
SD2
K1
15
1.760
K2
15
2.062
Fhitung
Ft 5%
0,853
2.48
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung= 0,853. Sedangkan dengan db =14 lawan 14, angka Ft 5%= 2.48, ternyata nilai Fhitung 0.853 lebih kecil dari Ft 5%= 2,48. Karena Fhitung < Ftabel 5%, maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) memiliki varians yang homogen.
C. Pengujian Hipotesis 1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Bagian dan Keseluruhan terhadap Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberi commit to user perlakuan, diperoleh nilai t tes awal antara kelompok 1 dan kelompok 2 =
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 0.921, sedangkan ttabel = 1,75. Ternyata thit < ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan dalam keadaan seimbang atau tidak terdapat perbedaan kemampuan lay up shoot bola basket. Hal ini artinya, antara kelompok 1 dan 2 berangkat dari titik tolak kemampuan lay up shoot bola basket yang seimbang. Apabila setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan, hal ini karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan. Berdasarkan hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 diperoleh nilai sebesar = 8.567 sedangkan ttabel = 1,75. Ternyata thitung > ttabel 5%,
yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1. Hal ini artinya, kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan yaitu, latihan lay up shoot bola basket dengan metode bagian. Berdasarkan hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 diperoleh nilai sebesar = 7.777, sedangkan ttabel = 1,75. Ternyata thitung > ttabel 5%,
yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 2. Hal ini artinya, kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan, yaitu latihan lay up shoot bola basket dengan metode keseluruhan. Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar 2.786, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,75. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan tes akhir antara kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2. Perbedaan tersebut disebabkan latihan lay up shoot bola basket dengan metode bagian dan keseluruhan masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda. Perbedaan kelebihan dan kelemahan dari masing-masing metode latihan tersebut akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan commit to user kemampuan lay up shoot bola basket. Dengan demikian hipotesis yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 menyatakan, ada perbedaan pengaruh antara metode bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar pelajaran 2012/2013, dapat diterima kebenarannya.
2. Metode Bagian Dibandingkan dengan Metode Keseluruhan terhadap Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai prosentase peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket sebesar 24,56%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket sebesar 51,79%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelompok 2 (metode keseluruhan) memiliki prosentase peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket yang lebih besar daripada kelompok 1 (metode bagian). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, metode latihan keseluruhan lebih baik pengaruhnya daripada metode latihan bagian terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar pelajaran 2012/2013, dapat diterima kebenarannya.
D. Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini memaparkan hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir, hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket dan prosentase peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket. Hasil penelitian sebagai berikut:
1. Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Tabel 4.4. Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Tes
Reliabilitas
Kategori
Tes awal kemampuan lay up shoot bola basket
0.7656
Cukup
Tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket
0.7438
Cukup
Berdasarkan hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket rata-rata memiliki kategori cukup. Untuk mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B. (1992: 15) sebagai berikut: Tabel 4.5. Range Kategori Reliabilitas Kategori
Validita
Reliabilita
Obyektivita
Tinggi sekali
0,80 – 1,0
0,90 – 1,0
0,95 – 1,0
Tinggi
0,70 – 0,79
0,80 – 0,89
0,85 – 0,94
Cukup
0,50 – 0,69
0,60 – 0,79
0,70 – 0,84
Kurang
0,30 – 0,49
0,40 – 0,59
0,50 – 0,69
Tidak signifikan
0,00 – 0,29
0,00 – 0,39
0,00 – 0,49
2. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian diuji perbedaannya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan anggota pada kedua kelompok tersebut. Sebelum diberi perlakuan berangkat dari keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Tabel 4.6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan Kelompok 2. Kelompok
N
Mean
K1
15
3.80
K2
15
3.73
t
Ttabel 5%
0.921
1,75
Secara lebih jelas rerata perbedaan hasil tes awal kemampuan lay up shoot bola basket antara kelompok 1 dan kelompok 2 dalam penelitian disajikan dalam bentuk grafik sebagai sebagai berikut: 3.82
3.8
3.8 3.78 3.76 3.73
3.74 3.72 3.7 3.68 K1
K2
Gambar 4.2. Histogram Rerata Perbedaan Data Tes Awal Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 Berdasarkan hasil perbedaan rerata tes awal kemampuan lay up shoot bola basket pada kelompok 1 diketahui memiliki rerata 3.80 dan kelompok 2 memiliki rerata 3.73. Hasil rerata tersebut menunjukkan tidak jauh berbeda. Hal ini artinya, antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak ada perbedaan kemampuan lay up shoot bola basket pada awalnya.
2. Uji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan Setelah dilakukan perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan latihan lay up shoot bola basket dengan metode bagian dan kelompok 2 diberi perlakuan latihan lay up shoot bola basket dengan metode keseluruhan, kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam commit to user penelitian ini hasilnya sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 (a) Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 yaitu: Tabel 4.7. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1 Kelompok
N
Mean
Tes awal
15
3.80
Tes akhir
15
5.13
thitung
ttabel 5%
8.567
1,75
Secara lebih jelas perbedaan rerata hasil tes awal dan tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket kelompok 1 dalam penelitian disajikan dalam bentuk grafik sebagai sebagai berikut: 6
5.13
5 3.8
4 3 2 1 0
Tes Aw al
Tes Akhir
Gambar 4. 3. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 1 Berdasarkan hasil rerata tes awal dan tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket kelompok 1 diperoleh nilai rerata tes awal sebesar 3.80, sedangkan rerata hasil tes akhir diperoleh nilai sebesar 5.13. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 terdapat perbedaan kemampuan lay up shoot bola basket yang signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 (b) Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 yaitu: Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2. Kelompok
N
Mean
Tes awal
15
3.73
Tes akhir
15
5.67
thitung
ttabel 5%
7.777
1,75
Secara lebih jelas perbedaan rerata hasil tes awal dan tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket kelompok 2 dalam penelitian disajikan dalam bentuk grafik sebagai sebagai berikut: 5.67
6 5 4
3.73
3 2 1 0 Tes Aw al
Tes Akhir
Gambar 4.4. Histogram Perbedaan Rerata Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 2 Berdasarkan hasil rerata tes awal dan tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket kelompok 2 diperoleh nilai rerata tes awal sebesar 3.73, sedangkan pada hasil rerata tes akhir diperoleh nilai sebesar 5.67. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 terdapat perbedaan kemampuan lay up shoot bola basket yang signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 (c) Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu : Tabel 4.9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 Kelompok
N
Mean
K1
15
5.13
K2
15
5.67
thitung
ttabel 5%
2.786
1,75
Secara lebih jelas perbedaan rerata hasil tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket antara kelompok 1 dan kelompok 2 dalam penelitian disajikan dalam bentuk grafik sebagai sebagai berikut: 5.67
5.8 5.7 5.6 5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 5 4.9 4.8
5.13
K1
K2
Gambar 4.5. Histogram Perbedaan Rerata Hasil Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 Berdasarkan rerata hasil tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket, nilai rerata
kelompok 1 sebesar 5.13, sedangkan nilai rerata
kelompok 2 sebesar 5.67. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, rerata hasil tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket antara kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 3.
Perbedaan Prosentase Peningkatan Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Untuk mengetahui prosentase peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket dilakukan penghitungan porsentase peningkatan hasil tes awal dan tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket. Hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut: Tabel 4.10. Penghitungan Prosentase Peningkatan Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2
15
Mean Pretest 3.80
Mean Posttest 5.13
Mean Different 1.33
Prosentase Peningkatan 53.00%
15
3.73
5.67
1.93
51.74%
Kelompok
N
Kelompok 1 Kelompok 2
Secara lebih jelasnya prosentase peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket antara kelompok 1 dan kelompok 2 disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut: 51.74%
60.00% 50.00% 40.00%
35.00%
30.00% 20.00% 10.00% 0.00% K1
K2
Gambar 4.6. Histogram Prosentase Peningkatan Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 Berdasarkan hasil pengitungan prosentase peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket sebesar 35.00%. commit to user Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan lay up shoot
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 bola basket sebesar 51.74%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki prosentase peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket yang lebih besar daripada kelompok 1.
E. Pembahasan Hasil Penelitian 3. Perbedaan Pengaruh Metode Bagian dan Keseluruhan terhadap Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Metode
bagian
merupakan
cara
latihan
yang
pelaksanaannya
keterampilan yang dipelajari dipilah-pilah ke bagian yang sederhana. Dari tiap-tiap bagian harus dipelajari secara berulang-ulang. Jika setiap bagian telah dikuasai, kemudian digabungkan secara keseluruhan. Metode bagian pada umumnya digunakan untuk mempelajari keterampilan yang sulit dan memiliki unsur gerakan yang kompleks. Dengan melakukan latihan secara mudah dan sederhana diharapkan siswa dapat melakukan gerakan lay up shoot dengan baik, meskipun unsur gerakan lay up shoot sulit dan kompleks. Hal ini dibuktikan dari hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir kelompok 1 (kelompok metode bagian) diperoleh nilai t sebesar 8.567 sedangkan t
tabel 5%
sebesar 1,75. Hal ini artinya, metode bagian memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket. Sedangkan metode keseluruhan merupakan cara latihan keterampilan yang dilakukan secara keseluruhan atau utuh dari keterampilan yang dipelajari. Siswa melakukan gerakan lay up shoot bola basket secara keseluruhan yang dilakukan secara berulang-ulang. Karena penelitian (treatment) ini dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, sehingga metode keseluruhan sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket. Meskipun gerakan lay up shoot bola basket sulit dan kompleks, karena dilakukan secara berulang-ulang maka dapat dikuasai dnegan baik. Dari hasil analisis uji t data tes awal dan tes akhir kelompok 2 (kelompok metode keseluruhan) diperoleh nilai t sebesar 7.777 sedangkan t commit to user
tabel 5%
sebesar 1,75.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 Hal ini artinya, metode keseluruhan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket. Berdasarkan hasil uji t data tes akhir kemampuan lay up shoot bola basket antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar 2.786, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,75. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara metode bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket. Perbedaan tersebut disebabkan metode bagian dan keseluruhan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dan memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda pula. Perbedaan karakteristik dan kelebihan serta kelemahan dari masing-masing metode latihan tersebut menimbulkan pengaruh yang berbeda pula terhadap peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket.
4. Metode Bagian Dibandingkan dengan Metode Keseluruhan terhadap Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Berdasarkan perbedaan karakteristik antara metode bagian dan keseluruhan serta kelebihan dan kelemahnnya menunjukkan bahwa, metode keseluruhan memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket. Latihan lay up shoot bola bakset dengan metode keseluruhan sesuai dengan keterampilan yang dipelajari atau tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian yaitu, kemampuan lay up shoot bola basket. Latihan keterampilan yang dilakukan secara keseluruhan, maka siswa memiliki konsep gerakan lay up shoot secara utuh, sehingga gerakan lay up shoot dapat dikuasai dengan cepat. Gerakan lay up shoot yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus, sehingga kemampuan lay up shoot bola basket akan dikuasai dengan baik. Sedangkan latihan lay up shoot bola basket dengan metode bagian membutuhkan waktu yang lebih lama. Karena dari bagian-bagian teknik lay up shoot harus betul-betul dikuasai. Setelah pada bagian sebelumnya dikuasai, to user baru ditingkatkan pada bagiancommit berikutnya. Jika tiap-tiap bagian sudah dikuasai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 baru digabungkan. Penggabungan dari teknik-teknik lay up shoot tersebut membutuhkan waktu atau proses latihan, sehingga hasil latihan akan lebih lama tercapai. Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket diketahui bahwa, kelompok 1 (metode bagian) memiliki nilai prosentase peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket 35.00% Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket sebesar 51.74%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode keseluruhan memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket daripada metode bagian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dari hasil penelitian tersebut dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar pelajaran 2012/2013, dengan nilai perhitungan thit sebesar 2,786 dan ttabel sebesar 1,75 pada taraf signifikasi 5%. 2. Metode latihan keseluruhan lebih baik pengaruhnya daripada metode latihan bagian terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar pelajaran 2012/2013. Kelompok 1 (kelompok metode bagian) memiliki peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket sebesar 35.00%. Sedangkan kelompok 2 (kelompok metode keseluruhan) memiliki peningkatan sebesar 51.74%.
Implikasi Berdasarkan pada hasil simpulan dalam penelitian ini, ternyata metode bagian dan keseluruhan memberikan pengaruh terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar pelajaran 2012/2013. Hal ini menunjukkan bahwa, setiap variabel memiliki implikasi baik secara bersama-sama atau secara sendiri-sendiri. Atas dasar hasil penelitian dapat dijelaskan implikasi yang ditimbulkan antara lain sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 1. Metode latihan memiliki pengaruh baik secara bersama-sama atau secara sendiri-sendiri terhadap peningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket. 2. Untuk meningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket. Upaya meningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket dapat menggunakan kedua metode latihan tersebut. 3. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, metode keseluruhan memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket. Hal ini artinya, siswa yang sudah terlatih metode latihan yang tepat yaitu metode keseluruhan. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket pemain pemula dapat diterapkan metode bagian agar bisa memahami bagian-bagian yang penting saat penerapannya. 4. Berdasarkan karakteristik dari metode bagian dan keseluruhan, maka dalam usaha meningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket harus diterapkan metode latihan yang tepat. Pada awalnya siswa harus dilatih cara yang mudah dan sederhana. Jika dari cara yang mudah dan sederhana telah dikuasai, maka ditingkatkan pada cara latihan yang sulit dan kompleks.
Saran Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang ditimbulkan, maka kepada Pembina dan Pelatih Ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Hendaknya dalam pelaksanaan kegiatan esktrakurikuler bola basket lebih ditingkatkan. 2. Hendaknya pelatih selalu meningkatkan ilmu pengetahuannya dalam kepelatihan olahraga prestasi agar latihan lebih berkualitas. 3. Dalam melaksanakan latihan seorang pelatih harus memiliki perbendaharaan metode latihan yang banyak, agar metode latihan yang dilaksanakan tidak monoton. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 4. Frekuensi latihan lebih ditingkatkan, minimal tiga kali dalam satu minggu dan dibuat program latihan yang baik. 5. Dalam pelaksanaan latihan hendaknya dibuat program latihan yang jelas, baik fisik, teknik, taktik dan mental.
commit to user