perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SMASH DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH SEMI BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI OLEH PUAS ADI UTOMO K5608125
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SMASH DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH SEMI BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
PUAS ADI UTOMO K5608125
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah dengan agama hidup menjadi terarah. (A.H. Mukti Ali)
Ilmu dapat membuat orang lebih bijaksana, mencegah berbuat aniaya dan membuat yang tak tahu arah menjadi terarah. (Al Imam Al Mawardi)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Teriring syukur kepada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
“Bapak dan Ibu tercinta” Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih sayang yang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki orang tua seperti kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu. “Teman-teman ku Angkatan 2008 FKIP JPOK UNS Surakarta” Teman-teman Angkatan 2008 seperjuangan menempuh ilmu. Suka dan duka bisa kita lalui bersama demi meraih cita-cita masa depan yang lebih baik.
“SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar” Kepada Kepala SMA Negeri Kebakkarmat Karanganyar dan guru Penjasorkes diucapkan terima kasih yang telah memberi bantuan dan bimbingan, sehingga saya dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima di bangku kuliah.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Puas Adi Utomo. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SMASH DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH SEMI BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Surakarta, Januari 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. (2) Perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan rendah terhadap kemampuan smash semi pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. (3) Ada tidaknya interaksi antara latihan smash dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 X 2. Populasi dan sampel penelitian adalah siswa putra esktrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 50 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 40 orang dengan kriteria koordinasi matatangan tinggi sebanyak 20 orang dan kriteria koordinasi mata-tangan rendah sebanyak 20 orang. Pengumpulan data dengan tes koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap bola tenis dan tes kemampuan smash semi bola voli dengan tes spike/smash. Analisis data yang digunakan dengan analisis varians 2 X 2 dilanjutkan dengan Newman-Keuls. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Metode latihan menggunakan ketinggian net tetap dan bertahap memiliki perbedaan yang signifikan antara peningkatan latihan smash dalam permainan bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.Dari hasil perhitungan diperoleh Fhit = 9.1815 lebih besar dari Ftabel = 4.11 (F0 > Ft), dengan selisih perbedaan 5.8. Ini berarti bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak sehingga ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok perlakuan. (2) Berdasarkan tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012, hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan latihan smash dalam permainan bola voli antara siswa yang mempunyai kemampuan koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah. Dari hasil perhitungan diperoleh Fhit = 4,5880 lebih besar dari Ftabel = 4.11 (F0 > Ft), dengan
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
selisih perbedaan 4.1. Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak sehingga ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang mempunyai kemampuan koordinasi matatangan tinggi dan rendah. (3) Ada interaksi yang signifikan antara latihan smash dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan oleh Fhit = 10.1559 lebih besar dari Ftabel = 4.11 (F0 > Ft). Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak, sehingga antara latihan smash dan koordinasi mata-tangan, ada interaksi yang signifikan dalam peningkatan kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. (2) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan kemampuan smash semi bola voli antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. (3) Ada interaksi antara latihan smash dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Kata kunci: Latihan Smash, Koordinasi Mata-Tangan, Smash Semi Bola Voli.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ................................…………………………………………………
i
PERYATAAN................................................................................................
ii
PENGAJUAN ...............................………………………………………….
iii
PERSETUJUAN .........................…………………………………………..
iv
PENGESAHAN ..............................…………………………………………
v
MOTTO .....................……………………………………………………….
vi
PERSEMBAHAN .............................……………………………………….. vii ABSTRAK………………………………………………………………….. viii DAFTAR ISI ......................................……………………………………….
x
DAFTAR TABEL ...................……………………………………………… xiii DAFTAR GAMBAR ...................................……………………………….
xiv
DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..............................………………………………… xvi KATA PENGANTAR……………………………………………………… xviii BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….
1
B. Indentifikasi Masalah…………………………………………..
5
C. Pembatasan Masalah……………………………………………
6
D. Perumusan Masalah…………………………………………….
6
E. Tujuan Penelitian……………………………………………….
7
F. Manfaat Penelitian………………………………………………
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................
8
A. Tinjauan Pustaka………………………………………………..
8
1. Bola Voli……………………………………………………..
8
a. Prinsip Permainan Bola Voli…………………………….
8
b. Teknik Dasar Bermain Bola Voli………………………..
9
c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bola Voli………..
16
2. Smash Bola Voli……………………………………………..
9
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Smash Semi Bola Voli………………………………….. b. Teknik Smash Semi Bola Voli…………………………..
17
3. Latihan………………………………………………………..
18
a. Hakikat Latihan………………………………………….
19
b. Prinsip-Prinsip Latihan………………………………….
21
c. Komponen-Komponen Latihan………………………….
21
4. Latihan Smash Semi Bola Voli dengan Ketinggian Net
22
Tetap…………………………………………………………. a. Hakikat
27
Latihan Smash Semi Bola Voli dengan
Ketinggian Net Tetap……………………………………
30
b. Pelaksanaan Latihan Smash Semi Bola Voli dengan Ketinggian Net Tetap……………………………………
30
5. Latihan Smash Semi Bola Voli dengan Ketinggian Net Bertahap……………………………………………………… a. Hakikat Latihan Smash Semi Bola
32
Voli dengan
Ketinggian Net Bertahap………………………………… 33 b. Pelaksanaan Latihan Smash Semi Bola Voli dengan Ketinggian Net Bertahap………………………………… 33 6. Koordinasi…………………………………………………… a. Koordinasi Mata-Tangan………………………………..
35
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi…………. 36 c. Peranan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan
36
Smash Semi Bola Voli…………………………………..
37
B. Kerangka Berpikir .......……………………………………… C. Hipotesis……………………………………………………..
38
BAB III METODE PENELITIAN .............………………………………
39
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………………………………..
43
B. Rancangan/Desain Penelitian……………………………………. 44 C. Populasi dan Sampel…………………………………………….
44
D. Teknik Pengambilan Sampel……………………………………
44
E. Pengumpulan Data………………………………………………
45
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Validasi Instrumen Penelitian……………………………………
45
G. Analisis Data…………………………………………………….
46
BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................
46
A. Deskripsi Data ...............……………………………………….
46
B. Pengujian Persyaratan Analisis…………………………………
52
C. Pengujian Hipotesis……………………………………………..
52
D. Uji Reliabilitas………………………………………………….
54
E. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………
55
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........……….………..
58
A. Simpulan..................……………………………………………
59
B. Implikasi ....................…………………………………………
64
C. Saran .........................…………………………………………..
64
DAFTAR PUSTAKA .............................…………………………………… 64 65 LAMPIRAN.........................……………………………………………
67 70
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Rancangan Penelitian Faktorial 2 X 2…………………………………
44
2. Ringkasan Anava untuk Eksperimen Faktorial 2 X 2…………………
48
3. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Kemampuan Smash Semi Bola Voli…………………………………………………
52
4. Hasil Uji Normalitas dengan Lillefors………………………………..
55
5. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet……………………………
55
6. Ringkasan Nilai Rerata Kemampuan Smash Semi Bola Voli Berdasarakan Bentuk Latihan dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan………………………………
56
7. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor………….
56
8. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls………………………..
56
9. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Koordinasi MataTangan, Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan dan Kecepatan Smash Semi Bola Voli……………………………………………………….
58
10. Range Kategori Relaibilitas………………………………………….
59
11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Kemampuan Smash Semi Bola Voli………….
commit to user xiii
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Rangakian Gerakan Passing Bawah dan Passing Atas Bola Voli…….
11
2. Rangkaian Gerakan Smash Bola Voli…………………………………
13
3. Rangakaian Gerakan Servis Bawah dan Servis Atas Bola Voli………
14
4. Rangkaian Gerakan Blocking………………………………………….
15
5. Rangakian Gerakan Smash Semi Bola Voli…………………………..
21
6. Konseptual Kerangka Berpikir………………………………………..
38
7. Tes Koordinasi Mata-Tangan…………………………………………
110
8. Lapangan Tes Smash Bola Voli……………………………………….
112
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK Grafik
Halaman
1. Nilai Rata-Rata Kemampuan Smash Semi Bola Voli Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan……
53
2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Smash Semi Bola Voli antara Kelompok Perlakuan………………………………………….. 3. Interaksi Latihan Smash dan Koordinasi Mata-Tangan………………..
commit to user xv
54 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Data Hasil Tes Koordinasi Mata-Tangan…………………………….
71
2. Data Tes Awal Kemampuan Smash Semi Bola Voli…………………
73
3. Data Akhir Kemampuan Smash Semi Bola Voli……………………
74
4. Data Re-Test Awal Smash Semi Bola Voli………………………….
75
5. Data Re-Test Akhir Smash Semi Bola Voli………………………….
76
6. Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Smash Semi Bola Voli……………..
77
7. Data Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dan Rendah…………………..
79
8. Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Smash Semi Klasifikasi Koordinasi Mata-Tangan Beserta Pembagian ke Sel-Sel…………………………………………………
80
9. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Smash Semi Kelompok 1 (Kelompok Latihan dengan Ketinggian Net Tetap)…………………………………………………………………
81
10. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Smash Semi Kelompok 1 (Kelompok Latihan dengan Ketinggian Net Bertahap)……………………………………………………………..
82
11. Uji Reliabilitas Hasil Tes Koordinasi Mata-Tangan…………………
83
12. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Ketepatan Smash Semi Bola Voli….
86
13. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Kecepatan Smash Semi Bola Voli….
89
14. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Ketepatan Smash Semi Bola Voli….
92
15. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Kecepatan Smash Semi Bola Voli….
95
16. Tabel Kerja untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis Varians……………………………………………………………….
98
17. Hasil Penghitungan Data untuk Uji Homogenitas dan Analisis Varians………………………………………………………………
99
18. Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet…………………………………
100
19. Uji Normalitas dengan Metode Lilliefors…………………………….
101
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20. Analisis Varians………………………………………………………
105
21. Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls………………………………
106
22. Tes Koordinasi Mata-Tangan………………………………………..
107
23. Petunjuk Pelaksanaan Tes Smash Semi Bola Voli…………………..
108
24. Program Latihan Smash Semi Bola Voli dengan Ketinggian Net Tetap dan Bertahap…………………………………………………..
111
25. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian………………………………..
113
26. Surat Keteragan Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta
116
27. Surat Keterangan Penelitian dari SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar………………………………………………………….
commit to user xvii
123
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Sapta Kunta Purnama, M.Pd., sebagai pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan,
saran
dan
masukan,
sehingga
skripsi
ini
terselesaikan. 5. Slamet Riyadi, S.Pd., M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberi semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik. 6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis. 7. Kepala Sekolah SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 8. Siswa ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkaramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca, khususnya permainan bola voli teknik dasar smash semi.
Surakarta, 30 Januari 2013
Penulis
commit to user xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan melalui pendidikan jasmani. Selain itu, cabang olahraga permainan bola voli dikembangkan oleh sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Demikian halnya di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar dilaksanakan kegiatan ekstrakurikuler bola voli. Kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa dalam bidang permainan bola voli. Eriyanto (2011) menyatakan bahwa, “Salah satu fungsi kegiatan ekstrakurikuler yaitu mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka”. Kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar mempunyai tujuan untuk mengembangkan potensi siswa dalam cabang olahraga permainan bola voli agar mampu berprestasi. Upaya mencapai prestasi bola voli dalam kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar, maka dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu. Sebagai langkah awal latihan bola voli kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar dilatih teknik dasar bermain bola voli. Soedarwo, Sunardi & Margono (2000: 6) menyatakan, “Teknik dasar bola voli harus betul-betul dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli”. Macam-macam teknik dasar bermain bola voli yang dilatihkan dalam kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar yaitu: passing, service, smash dan block. Melalui latihan teknik dasar bola voli diharapkan siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar memiliki keterampilan bermain bola voli, sehingga akan mendukung penampilannya dalam bermain bola voli baik secara individu maupun kolektif (tim). Salah satu teknik dasar bola voli yang dilatihkan pada kegiatan ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar yaitu smash.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Smash pada dasarnya bertujuan untuk melakukan serangan yang dilakukan dengan keras dan tajam. Berdasarkan jenisnya, smash bola voli dibedakan menjadi tiga yaitu: smash normal, smash semi dan push smash. Smash merupakan salah satu teknik dasar bola voli yang memiliki seni atau daya tarik dalam permainan bola voli, jika dibandingkan dengan teknik dasar bola voli lainnya. Permainan bola voli akan kelihatan menarik, jika terjadi smash yang keras, tajam dan variatif. Seorang pemain bola voli akan kelihatan menonjol dalam suatu permainan apabila mampu melakukan berbagai macam jenis smash. Untuk dapat melakukan smash yang baik dan variatif, maka harus menguasai jenis-jenis smash bola voli. Smash semi merupakan jenis smash bola voli yang dilakukan dengan cepat karena, sajian bola yang tidak terlalu tinggi di atas net. Sajian bola pada smash semi kira-kira 1 meter di atas net. Sajian bola yang demikian menuntut kemampuan gerak atau timing yang tepat dari smasher agar bola dapat dipukul dengan baik. Keberhasilan smash semi tergantung kerjasama dan pengertian yang kompak antara smasher dan set-uper. Ditinjau dari karakteristik smash, smash semi memiliki unsur gerakan yang sulit dan kompleks, sehingga tidak semua pemain bola voli memiliki keterampilan smash semi, seperti para siswa peserta ekstrakurtikuler bola voli di SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar. Sebagian besar siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkaramat Karanganyar mengalami kesulitan melakukan smash semi bola voli. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar antara lain: lompatannya kurang tinggi, postur tubuh yang kurang ideal, net yang cukup tinggi, teknik yang belum baik dan lain sebagainya. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar mengakibatkan smash semi yang dilakukan seringkali gagal. Net yang cukup tinggi (2,43 meter) untuk pemain putra merupakan salah satu kendala yang menyebabkan smash semi siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkaramat Karanganyar seringkali gagal. Net yang cukup tinggi jika tidak didukung postur tubuh yang ideal dan lompatan yang tinggi,
commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
maka akan mengalami kesulitan untuk melakukan smash semi. Selama ini latihan smash semi yang dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar menggunakan ketinggian net tetap (2.43 meter). Dari latihan smash semi yang dilakukan dengan ketinggian net tetap, ternyata sebagian besar siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar megalami kesulitan. Hanya sebagian kecil siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar mampu melakukan smash semi dengan ketinggian net tetap. Untuk mengatasi kesulitan dalam latihan smash semi bola voli, maka dibutuhkan strategi latihan smash yang tepat di antaranya dengan ketinggian net tetap dan bertahap. Latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap merupakan latihan yang didasarkan pada memodifikasi kondisi lingkungan dalam latihan olahraga. Suherman (2000: 4) menyatakan, “Modifikasi lingkungan pembelajaran ini menyangkut banyak aspek. Modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran meliputi: “(1) peralatan, (2) penataan ruang gerak dalam berlatih, (3) jumlah siswa yang terlibat dan, (4) organisasi atau formasi berlatih”. Latihan smash semi dengan ketinggian net tetap merupakan latihan keterampilan tertutup yaitu, latihan yang didasarkan pada kondisi sebenarnya. Latihan smash semi dengan ketinggian net tetap yaitu, siswa melakukan smash semi dengan ketinggian net 2,43 meter. Dari ketinggian net 2,43 meter tersebut, siswa melakukan smash semi secara berulang-ulang sesuai dengan program latihan yang telah dijadwalkan. Sedangkan latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap merupakan bentuk latihan yang dilakukan dari cara yang mudah. Karena ketinggian net 2,43 meter siswa mengalami kesulitan untuk melakukan smash semi. Lutan & Suherman (2000: 75) menyatakan, “Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan”. Latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap yaitu, 2 meter. Dari ketinggian net 2 meter tersebut, selanjutnya tinggi net dinaikkan secara bertahap hingga mencapai ketinggian sebenarnya yaiti 2,43 meter. Latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap merupakan cara latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan smash semi bola
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
voli. Dari kedua latihan tersebut belum diketahui latihan mana yang efektif untuk meningkatkan kemampuan smash semi bola voli, karena kemampuan smash semi tidak hanya dipengaruhi dari cara latihan smash. Faktor individu (siswa) sangat dominan mempengaruhi kemampuan smash semi bola voli. Faktor individu (siswa) sangat kompleks, antara lain semangat berlatih, pengulangan gerakan, postur tubuh yang ideal, kemampuan kondisi fisiknya dan lain sebagainya. Kemampuan kondisi fisik merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung kemampuan smash semi bola voli. Sudjarwo (1995: 41) menyatakan, “…keterkaitan antara kemampuan fisik dan teknik tidak dapat dipisahkan. Penguasaan teknik yang baik hanya dapat dilakukan apabila memperoleh dukungan dari kemampuan fisik yang baik pula”. Salah satu komponen kondisi fisik yang dapat mendukung kemampuan smash semi bola voli yaitu, koordinasi mata-tangan. Koordinasi mata-tangan berperan dalam gerakan smash semi bola voli terutama pada saat bola dilambungkan set-uper untuk selanjutnya smasher bergerak untuk memukul bola dan mengarahkan bola pada sasaran yang diinginkan. Kemampuan seorang smasher untuk memukul bola dengan baik dan tepat dan mengarahkan bola pada sasaran yang diinginkan dapat dipengaruhi oleh tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki. Namun demikian, baik tidaknya koordinasi mata-tangan bukan merupakan satu-satunya komponen kondisi fisik yang dapat mempengaruhi kemampuan smash semi bola voli. Karena selain koordinasi mata-tangan masih ada kondisi fisik lain yang dapat mendukung kemampuan smash semi bola voli seperti kekuatan, power, kelincahan, keseimbangan, kelentukan dan lain sebagainya. Latihan secara sistematis dan kontinyu dengan betuk latihan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan kemampuan smash semi bola voli. Latihan smash bola voli dapat dilakukan dengan ketinggian net tetap dan bertahap. Dari latihan smash bola voli dengan ketinggian net tetap dan bertahap perlu dukungan kemampuan koordinasi mata-tangan. Untuk mengetahui pengaruh latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap serta pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash semi bola voli, maka perlu dikaji dan diteliti baik secara teoritis maupun praktik melalui penelitian eksperimen.
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini mengambil judul, “Perbedaan Pengaruh Latihan Smash dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Kemampuan Smash Semi Bola Voli pada Siswa Putra Esktrakurikuler Bola Voli SMP Negeri Kebakkaramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kegiatan ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 kurang maksimal untuk meningkatkan kemampuan smash semi bola voli. 2. Kemampuan kondisi fisik siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 belum diketahui. 3. Pengaruh latihan smash dengan ketinggian net tetap terhadap peningkatan kemampuan smash semi bola voli belum diketahui. 4. Pengaruh latihan smash dengan ketinggian net bertahap terhadap peningkatan kemampuan smash semi bola voli belum diketahui. 5. Pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash semi bola voli belum diketahui. 6. Latihan yang lebih baik pengaruhnya untuk meningkatkan kemampuan smash semi bola voli siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 antara latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap belum diketahui.
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
C. Pembatasan Masalah Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Latihan smash dengan ketinggian net tetap terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. 2. Latihan smash dengan ketinggian net bertahap terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. 3. Pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh latihan smash dengan dengan ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012? 2. Adakah perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki koordinasi matatangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan rendah terhadap kemampuan smash semi pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012? 3. Adakah interaksi antara latihan smash dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri 1 Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012?
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: 1. Perbedaan pengaruh latihan smash dengan dengan ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. 2. Perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan rendah terhadap kemampuan smash semi pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. 3. Ada tidaknya interaksi antara latihan smash dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kabakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Dapat meningkatkan kemampuan smash semi bola voli bagi siswa yang dijadikan sampel penelitian. 2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjasorkes terhadap siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkaramat Karanganyar tentang pentingnya penerapan latihan yang tepat untuk meningkatkan penguasaan teknik smash semi bola voli. 3. Dapat dijadikan masukan bagi guru Penjasorkes di SMA Negeri Kebakkaramat Karanganyar untuk meningkatkan kondisi fisik yang mendukung kemampuan smash kemampuan smash semi bola voli. 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi, untuk meningkatkan pembinaan dan pelatihan lebih maksimal untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Voli a. Prinsip Permainan Bola Voli Bola voli merupakan cabang olahraga permainan yang cukup populer yang diciptakan oleh William G. Morgan yaitu seorang ahli olahraga dari Y.M.C.A., Holyoke Massachusetts Amerika Serikat. Permainan bola voli dikenal oleh bangsa Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Permainan bola voli diresmikan menjadi olahraga Nasional dengan nama Top Organisasinya yaitu Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) pada tanggal 22 Januari 1955. Permainan bola voli merupakan cabang olahraga beregu atau tim. Permainan bola voli dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari enam orang pemain. Permainan bola voli dimainkan di atas lapangan berbentuk empat persegi panjang berukuran 18 X 9 meter yang dipisahkan oleh net. Maksud dan tujuan permainan bola voli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. PBVSI (1995: 3) menjelaskan, “Tujuan dari permainan bola voli adalah agar setiap regu melewatkan bola secara teratur (baik) melalui atas net sampai bola tersebut menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri”. Dalam peraturan permainan bola voli edisi (20012004: 7) dijelaskan, “Tujuan dari permainan bola voli adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan blok)”. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan permainan bola voli yaitu, melewatkan bola ke daerah permainan commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
lawan melewati di atas net dan mencegah lawan menjatuhkan bola di daerah permainan sendiri. Setiap tim mempunyai kesempatan maksimal memantulkan bola atau memainkan bola sebanyak tiga kali. Untuk memainkan atau memantulkan bola dapat menggunakan seluruh bagian tubuh. Hal ini sesuai pendapat Ma’mun & Subroto (2001: 37) bahwa, “Semula bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola batasannya dari lutut ke atas. Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola”. Prinsip cara memainkan bola dalam permainan bola voli dapat menggunakan seluruh bagian tubuh. Hal terpenting dalam memantulkan atau memainkan bola pantulannya harus sempurna tidak terjadi pantulan atau pukulan rangkat (double). Untuk mencapai keterampilan bermain bola voli, maka setiap pemain bola voli harus menguasai teknik dasar bermain bola voli.
b. Teknik Dasar Bermain Bola Voli Menguasai teknik dasar bermain bola voli merupakan syarat utama agar dapat bermain bola voli dengan baik. Teknik dasar bermain bola voli pada dasarnya merupakan suatu upaya seorang pemain untuk memainkan bola berdasarkan peraturan dalam permainan bola voli. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman, cara teknik dasar permainan bola voli terus mengalami perkembangan. Soedarwo, Sunardi & Margono (2000:31) menyatakan, “Teknik bermain bola voli terus berkembang sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku, dan yang seharusnya selalu berorientasi pada prinsip efisiensi dan efektivitas daripada gerakan”. Sedangan pengertian teknik dasar bermain bola voli menurut Beutelstahl (2005: 9) yaitu, “Teknik merupakan prosedur yang telah
dikembangkan
berdasarkan
praktek,
dan
bertujuan
mencari
penyelesaian suatu problem pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna”.
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
Berdasarkan pengertian teknik dasar bola voli yang dikemukakan dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar bermain bola voli merupakan suatu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bola voli. Teknik dalam permainan bola voli merupakan aktivitas jasmani yang menyangkut cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Lebih lanjut Soedarwo, Sunardi & Margono (2000: 7) mengelompokkan teknik dasar bermain bola voli terdiri dari: 1) Passing : a) Teknik pass atas. b) Teknik pass bawah. c) Set-up/umpan. 2) Smash : a) Normal smash. b) Semi smash. c) Push smash. 3) Service : a) Tenis service. b) Floating. c) Cekis. 4) Block: a) Block tunggal b) Block berkawan Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, secara garis besar teknik dasar bermain bola voli terdiri dari passing, smash, service dan block. Keterampilan bermain bola voli sangat bergantung pada penguasaan teknik dasar bermain bola voli. Untuk mencapai keterampilan bermain bola voli, maka macam-macam teknik dasar bermain bola voli harus dilatih secara sistematis dan kontinyu. Pengertian teknik dasar bola voli dengan bola diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Passing Passing pada prinispnya usaha dari seorang pemain bola voli untuk memainkan bola untuk diumpan kepada teman seregunya.
commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Soedarwo,Sunardi & Margono (2000: 8) menyatakan, “Passing adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan
teknik
tertentu
yang
tujuannya
adalah
untuk
mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, passing pada dasarnya merupakan upaya seorang pemain bola voli untuk memainkan bola dengan teknik tertentu bertujuan untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya sebagai langkah awal untuk melakukan serangan. Pelaksanaan passing bola voli dapat dilakukan dengan passing bawah dan passing atas. Pelaksanaan passing bawah dan passing atas tersebut sangat bergantung pada ketinggian bola. Passing bawah dilakukan terhadap bola dengan ketinggian bola dari dada ke bawah. Sedangkan passing atas dilakukan terhadap bola dengan ketinggian dari dada sampai ke atas. Berikut ini disajikan ilustrasi gambar rangkaian gerakan passing bawah dan passing atas sebagai berikut:
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Passing Bawah dan Passing Atas Bola Voli (Soedarwo, Sunardi & Margono, 2000: 8) 2. Smash Smash merupakan salah satu daya tarik dari permainan bola voli. Pada prinsipnya smash bertujuan untuk mematikan lawan, mendapatkan angka atau memindahkan bola dari lawan dengan memukul bola dengan keras dan tajam yang dilakukan oleh smasher. Untuk memindahkan bola dari lawan dan mendapatkan point, maka
commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
smasher haru smenguasai macam-macam jenis smash bola voli. Menurut
Soedarwo,
Sunardi
&
Margono
(2000:
15-17)
mengelompokkan smash bola voli menjadi tiga yaitu, “(1) Normal smash, (2) semi smash dan (3) push smash”. Smash normal merupakan salah satu smash bola voli yang sederhana dan lebih mudah dilakukan jika dibandingkan dengan jenis smash lainnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan smash normal adalah pada saat kapan smasher harus memukul bola di atas jaring. Pengambilan awalan adalah pada saat bola lepas dari tangan set-uper. Pada saat bola lepas dari tangan set-uper, dengan segera smasher bergerak ke arah bola dan sambil mengontrolnya. Sekiranya jarak dengan bola sudah cukup terjangkau lengan pemukul, maka segeralah smasher meloncat ke atas dan memukul bola. Bola dipukul dengan cepat dengan ketinggian bola kira-kira 3 meter di atas net. Secara teknik dari sikap persiapan, sikap saat perkenaan dan sikap akhir smash semi sama seperti pada smash normal. Perbedaannya disini adalah pada saat mengambil awalan oleh smasher dan penyajian bola dari set-uper. Setelah smasher mengambil posisi untuk melakukan awalan ke depan, kemudian smasher mulailah bergerak ke arah depan. Bila smasher itu sendiri yang memberikan passing kepada set-uper maka pada saat bola telah lepas dari tangan smasher pada saat itu pula smasher harus telah mulai bergerak pelanpelan dengan langkah yang tetap menuju ke arah set-uper. Demikian set-uper menyajikan bola dengan ketinggian 1 meter di atas net net, maka maka secepatnya smasher menolak ke atas dan memukul bola Sesudah itu smasher mendarat kembali di tanah tidak terlalu jauh dari tempat dimana ia menolak. Sikap persiapan, tolakan dan sikap pukulan sama seperti pada smash normal dan smash semi Letak perbedaannya pada arah pengambilan awalan, proses pukulan dan sajian bola. Smasher sebelum mengambil awalan, maka terlebih dahulu harus bergerak ke
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
arah luar lapangan dan mendekat ke tiang net. Bila smasher telah dalam keadaan posisi demikian, maka siaplah bergerak melangkah menyongsong datangnya bola, bergerak dengan arah paralel dengan jaring. Demikian bola sampai di atas batas tepi jaring (diharapkan ketinggian optimal berada di atas jaring), maka segeralah smasher meloncat dan langsung memukul bola secepatnya. Setelah itu smasher mendarat kembali di tanah dengan lentur dan agak ke arah depan sedikit dari permulaan menolak. Proses menjalankan push smash akan terjadi lebih cepat daripada smash semi.
Gambar 2. Rangkaian Gerakan Smash Bola Voli (Soedarwo, Sunardi & Margono, 2000: 15)
3. Service Servis merupakan salah satu teknik dasar permainan bola voli yang memiliki fungsi ganda yaitu, sebagai tanda dimulainya permainan
dan
sebagai
serangan
pertama
bagi
regu
yang
melakukannya. Viera & Ferguson (1996: 27) menyatakan, “Servis adalah
satu-satunya
teknik
yang
digunakan
untuk
memulai
pertandingan”. Menurut Ma’mum & Subroto (2001: 61) bahwa, “Servis adalah awal terjadinya suatu permainan bola voli. Akan tetapi dalam perkembangannya servis menjadi salah satu serangan pertama yang sangat penting”.
commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
Sebagai serangan, maka servis harus dilakukan sesulit mungkin. Untuk membuat pukulan servis yang sulit dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu tenis service, floating dan cekis. Tenis servis pada dasarnya merupakan pukulan servis yang menjadikan bola memiliki top spin selama menjalani lintasannya saat dipukul oleh server. Floating merupakan jenis servis yang mengambang atau melayang saat menjalani lintasannya. Beutelstahl (2005: 14) menyatakan, “Maksud dari floating servive adalah servis yang tidak mengandung spin. Bola seakan-akan melayang, tanpa berputar sama sekali. Servis ini sangat efektif karena arah laju bola tidak menentu”. Sedangkan servis cekis merupakan jenis servis yang tajam, karena pelaksanaannya dilakukan dengan dibantu meliukkan badan, lecutan lengan dan gerakan pergelangan tangan, sehingga bola setelah dipukul mental dengan keras dan top spin. Karena putaran dan kerasnya pukulan, maka bola akan menjalani lintasannya dengan cepat dan tajam jatuhnya.
Gambar 3. Rangkaian Gerakan Servis Bawah dan Servis Atas Bolavoli (Viera & Ferguson, 1996:31) 4) Block Block pada dasarnya merupakan teknik dasar permainan bola voli yang bermanfaat untuk membendung atau menggagalkan serangan atau smash dari lawan. Soedarwo, Sunardi & Margono (2000: 24) menyatakan, “Block atau bendungan adalah usaha seorang atau lebih
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
bagi pemain depan untuk membendung bola dari lawan yang dipukul keras. Pendapat
tersebut
menunjukkan
bahwa,
block
pada
prinsipnya untuk membendung serangan dari lawan (smash). Block dilakukan oleh pemain depan baik secara perorangan atau berkawan. Agar blocking dapat dilakukan dengan baik, maka ada beberapa tahap yang harus diperhatikan. Lebih lanjut Soedarwo, Sunardi & Margono (2000: 26) menyatakan: Tahap-tahap untuk melakukan blocking antara lain: 1) Mengadakan langkah ke kiri atau ke kanan. 2) Meloncat ke atas dengan tumpuan dua kaki. 3) Menggerakkan tangan dan lengan untuk menguasai bola. 4) Mendarat dengan dua kaki secara lentuk. Pendapat tersebut menujukkan bahwa, tahapan dalam blocking ada empat bagian yaitu, bergerak atau melangkah ke kanan atau ke kiri sesuai arah bola yang akan di block, meloncat ke atas dengan dua kaki secara maksimal, menggerakkan tangan dan lengan untuk membendung bola dan mendarat dengan dua kaki secara lentur atau mengeper. Agar blocking berhasil dengan baik, maka tahapantahapan tersebut harus dilakukan dengan baik dan benar.
Gambar 4. Rangkaian Gerakan Bloking (Soedarwo, Sunardi & Margono, 2000: 24)
commit to user 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bola voli Menguasai teknik dasar bermain bola voli merupakan faktor penting agar dapat bermain bola voli dengan baik dan mencapai prestasi yang tinggi. Soedarwo, Sunardi & Margono (2000: 6) menyatakan, “Penguasaan teknik dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental”. Menurut Dinata (2004: 5) bahwa, “Untuk meningkatkan prestasi, seorang pemain bola voli harus menguasai beberapa teknik dasar terlebih dahulu. Teknik dasar merupakan faktor utama selain kondisi fisik, taktik dan mental”. Menguasai teknik dasar bermain bola voli merupakan faktor utama yang harus dimiliki setiap pemain bola voli, selain faktor fisik, taktik dan mental. Jika suatu tim para pemainnya menguasai teknik dasar bermain bola voli dapat menentukan menang atau kalahnya saat bermain bola voli. Soedarwo, Sunardi & Margono (2000: 6) menyatakan: Pentingnya menguasai teknik dasar permainan bola voli mengingat hal-hal sebagai berikut: 1) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang hubungannya dengan kesalahan teknik. 2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama. 3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan teknik ini antara lain membawa bola, mengangkat bola, serta pukulan rangkap. 4) Permainan bola voli merupakan permainan yang cara memainkannya waktu terbatas sehingga akan memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar. 5) Penguasaan teknik-teknik yang tinggi hanya memungkinkan kalau penguasaan teknik dasar, teknik tinggi dalam bola voli ini cukup sempurna. Banyak manfaat yang diperoleh jika setiap pemain bola voli menguasai teknik dasar bermain bola voli. Jika seorang pemain bola voli melakukan kesalahan teknik dasar bola voli, maka akan hukuman yaitu bola
commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
menjadi hak lawan, sehingga akan merugikan timnya. Oleh karena itu, setiap pemain bola voli harus mengerti cara memainkan teknik dasar bola voli yang benar serta memahami peraturan permainan bola voli.
2. Smash Bola Voli Smash dalam permainan bola voli merupakan bentuk serangan yang dilakuka dengan keras dan tajam ke daerah permainan lawan oleh msahser atau spiker. Permainan bola voli akan kelihatan menaraik, jika terjadi msash yang keras dan tajam serta variatif. Ma’mum & Subroto (2001: 66) menyatakan, “Spike merupakan salah satu bentuk serangan dalam permainan bola voli yang paling memikat para pemain dan juga selalu mengundang kekaguman para penonton”. Menurut Viera &Ferguson (1996: 72) bahwa, “Spike keras adalah senjata utama bagi penyerangan dalam bola voli. Kebanyakan tim memperoleh sebagian besar angkanya melalui spike yang berhasil baik”. Berdasarkan pengertian smash yang dikemukakan dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, smash merupakan senjata serangan dalam permainan bola voli yang dilakukan dengan keras dan tajam untuk mendapatkan angka. Disisi lain pukulan smash yang keras dan tajam dapat mengagumkan para penonton. Banyak para pemain bola voli yang terkenal karena kepandaiannya dalam melakukan smash. Smash merupakan senjata utama untuk melakukan serangan dalam permainan bola voli. Kemenangan suatu tim dapat diperoleh melalui smash, karena smash yang keras dan tajam serta diarahkan daerah yang kosong atau pemain lemah, maka lawa akan sulit mengembalikannya. Yunus (1992: 108) menyatakan, “Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan”. Menurut Beutelstahl (2005: 24-25) bahwa, “Kalau pemain hendak memenangkan pertandingan volley, maka mau tak mau mereka harus menguasai smash. Smash merupakan suatu keahlian yang esensial, cara termudah untuk memenangkan angka”. Secara keseluruhan smash dalam permainan bola voli memiliki kontribusi yang besar untuk memperoleh angka atau kemenangan suatu tim.
commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Untuk itu, seorang pemain bola voli harus menguasai macam-macam jenis smash bola voli. Kemampuan seorang pemain bola voli menguasai macammacam
smash
bola
voli
akan
menyulitkan
lawan
dalam
usaha
menggagalkannya. Apalagi smash yang dilakukan dapat dilakukan dengan berbagai variasi, maka lawan akan kesulitan memprediksi arah bola dan sulit untuk membendung bola.
a.
Smash Semi Bola voli Berdasarkan jenisnya pukulan smash bola voli dikelompokkan menjadi beberapa macam. Muslimin (2004) 15 Juni 2012 menyatakan, “Macam smash menurut macam umpannya yaitu: (1) smash normal,(2) smash semi,(3) smash push, (4) smash pull, (5) smash pull jalan,(6) smash pull straight, (7) smash cekis, (8) smash langsung, dan (9) smash dari belakang”. Menurut Soedarwo, Sunardi & Margono (2000: 15-17) mengelompokkan smash bola voli menjadi tiga yaitu, “(1) Normal smash, (2) semi smash dan (3) push smash”. Berdasarkan macam umpan smash bola voli dikelompokkan menjadi sembilan (9) macam. Dari macam-macam umpan smash tersebut, seorang pemain bola voli harus menguasainya, agar memiliki keterampilan smash bola voli. Seorang pemain bola voli yang memiliki keterampilan smash akan mampu melakukan variasi smash, sehingga lawa akan sulit untuk membendung dan memprediksi smash yang akan dilakukan. Untuk memperoleh keterampilan smash bola voli harus dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu. Smash semi merupakan salah satu jenis smash bola voli yang dilakukan dengan cepat dan tajam. Sajian bola pada smash semi kurang lebih 1 meter di atas net. Dinata (2004: 10) menyatakan, “Teknik umpan sedang adalah bola diumpan kira-kira 1 meter sampai 3 meter di atas net, baik dengan pass atas maupun dengan pass bawah. Bola jatuh antara 10 cm sampai 15 cm dari net”. Jibram (2003) 15 Jni 2012 menyatakan, “Setelah bola lepas di passing ke arah pengumpan, pemukul harus mulai
commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
bergerak perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju ke arah pengumpan. Begitu pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1 meter di tepi atas net maka secepatnya pemukul meloncat ke atas dan memukul bola”. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, smash semi merupakan jenis smash bola voli yang dilakukan dengan cepat, keras dan tajam. Smash semi dilakukan dengan cepat karena sajian bola di atas net kurang lebih 1 meter di atas net. Untuk dapat melakukan smash semi pada timing yang tepat, maka antara smasher dan set-uper harus bekerjasama dengan baik. Suharno (1991: 23) menyatakan, “Di dalam melakukan smash semi sangat diperlukan adanya kerjasama dan pengertian yang baik antara smasher dan set-uper”. Kerja sama dan pengertian yang baik antara smasher dan set-uper sangat dibutuhkan dalam melakukan smash semi. Karena smash semi dilakukan dalam tempo yang cepat, sehingga pengertian yang salah antara smasher dengan set-uper mengakibatkan pukulan smash semi yang dilakukan tidak berhasil atau gagal.
b. Teknik Smash Semi Bola Voli Peningkatan prestasi olahraga menuntut adanya perbaikan dan pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya. Teknik dikatakan baik apabila ditinjau dari segi anatomis, fisiologis, mekanika, biomekanika dan mental terpenuhi persyaratannya secara baik, dapat diterapkan dalam praktek dan memberikan sumbangan terhadap pencapaian prestasi maksimal. Pukulan smash semi bola voli pada prinsipnya dilakukan melalui beberapa tahapan. Yunus (1992: 109) menyatakan, “Tahapan smash bola voli terdiri dari: sikap permulaan, gerak pelaksanaan dan gerak lanjutan”. Dalam http://www.tnol.co.id/id/community/ groups/ viewdiscussion/ 158 teknik-dasar .html/groupid=362 15 Juni 2012 dijelaskan teknik smash bola voli sebagai berikut:
commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
1) Awalan Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu (tergantung smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu langkah ke depan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang-ancang sebanyak 2 sampai 4 langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang, berat badan berangsur-angsur merendah untuk membantu tolakan. 2) Tolakan Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak ke depan dan sebagai persiapan meloncat ke arah vertical. Ayunkan kedua lengan ke belakang atas sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º, badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki bagian depan. 3) Meloncat Mulailah meloncat dengan tumit dan jari kaki menghentak lantai dan mengayunkan kedua lengan ke depan atas saat kedua kaki mendorong naik ke atas. Telapak kaki, pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh digerakkan serasi merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif dan loncatan vertikal. 4) Memukul bola Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan lengan kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan lengan terpanjang dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi mungkin, perkenaan bola dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola bagian atas. Pergelangan tangan aktif menghentak kedepan dengan telapak tangan & jari menutup bola. Setelah perkenaan bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan ke arah garis tengah badan dengan diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak tangan, badan, tangan yang tidak memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada diudara. Pukulan yang benar akan menghasilkan bola keras dan cepat turun ke lantai. 5) Mendarat Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam perkenaan kaki dengan lantai, mendarat dengan jari-jari kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan condong kedepan. Usahakan tempat mendarat kedua kaki hampir sama dengan tempat saat meloncat. Berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian gerakan smash semi bola voli sebagai berikut:
commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Gambar 5. Rangkaian Gerakan Smash Semi Bola Voli (Viera & Ferguson, 1996: 76) 3. Latihan a. Hakikat Latihan Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai tujuan. Russel, Pate, Clenaghan & Rotella (1993: 317) menyatakan, “Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasistas fungsional fisik dan daya tahan latihan. Dalam bidang olahraga tujuan akhir latihan adalah untuk meningkatkan penampilan olahraga”. Menurut Suhendro (2007: 3.6) bahwa, “Latihan (training) merupakan proses kerja yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang makin meningkat”. Menurut Adisasmita & Syarifuddin (1996: 145) bahwa, “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”. Berdasarkan pengertian latihan yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat dismpulkan bahwa, latihan merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan kontinyu, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat dengan tujuan untuk meningkatkan penampilan dalam kegiatan olahraga. Berkaitan dengan tujuan latihan Adisasmita & Syarifuddin (1996: 126) menyatakan, “Tujuan commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
utama latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin”. Sedangkan Bompa (1990: 4) menyatakan tujuan umum latihan yaitu: 1) Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara multiralteral. 2) Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni. 3) Untuk menghaluskan dan menyempurnakan teknik dari cabang olahraganya. 4) Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik maupun strategi yang diperlukan. 5) Untuk mengelola kualitas kemauan. 6) Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun tim secara optimal. 7) Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlet. 8) Untuk pencegahan cidera. 9) Untuk meningkatkan pengetahuan teori. Tujuan umum latihan pada prinsipnya sangat luas. Namun hal yang utama dari latihan olahraga prestasi yaitu, untuk meningkatkan keterampilan dan mencapai prestasi setinggi mungkin dari atlet yang berlatih. Menurut Adisasmita & Syarifuddin (1996: 12-127) bahwa, “Untuk mencapai tujuan tersebut, ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam latihan yaitu, “(1) Latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik dan, (4) latihan mental”. Dari keempat aspek tersebut saling berkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Untuk mencapai prestasi yang tinggi, maka keempat aspek tersebut harus dilatih dan ditingkatkan secara maksimal.
b. Prinsip-Prinsip Latihan Dalam setiap kali latihan, baik atlet maupun pelatih harus memperhatikan prinsip-prinsip latihan. Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip latihan diharapkan latihan yang dilakukan dapat meningkat dengan cepat, dan tidak berakibat buruk baik pada fisik maupun teknik atlet. Nosseck (1982: 14) menyatakan, “Prinsip latihan adalah garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
yang terorganisir dengan baik”. Sedangkan Russel Pate., Clenaghan & Rotella (1993: 317) menyatakan, “Program latihan optimal adalah latihanlatihan yang dilakukan sesuai dengan azas-azas umum tertentu. Azas-azas ini apabila diterapkan dengan bersungguh-sungguh memungkinkan pelatih untuk membiasakan teknik latihan sehingga dapat memenuhi kebutuhankebutuhan olahragawan”. Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam memberikan beban latihan, sehingga beban latihan dapat diberikan dengan tepat, sehingga akan terjadi peningkatan. Latihan yang didasarkan prinsip latihan yang tepat, maka program latihan yang telah ditetapkan dapat dijalankan dengan baik, sehingga akan mendukung pencapaian tujuan latihan lebih optimal. Menurut Noer (1996: 8-11) bahwa, “Prinsip-prinsip latihan dalam olahraga meliputi: (1) latihan yang dilakukan hendaknya diulang-ulang, (2) latihan yang diberikan harus cukup berat, (3) latihan yang diberikan harus cukup meningkat, (4) latihan harus dilakukan secara teratur dan, (5) kemampuan berprestasi”. Tujuan latihan dapat dicapai secara maksimal harus berpedoman pada prinsip-rinsip latihan yang benar. Prinsip-prinsip latihan yang harus diperhatikan meliputi: latihan yang dilakukan hendaknya diulang-ulang, latihan yang diberikan harus cukup berat, latihan yang diberikan harus cukup meningkat, latihan harus dilakukan secara teratur dan, kemampuan berprestasi. Dari setiap prinsip latihan tersebut memiliki penekanan secara khusus, oleh karenanya harus dipahami dan dikuasai dengan baik. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip latihan tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Latihan Harus Diulang-Ulang Mengulang-ulang terhadap bentuk gerakan yang dipelajari adalah sangat penting untuk menguasai teknik suatu cabang olahraga atau meningkatkan kemampuan fisik. Pengulangan gerakan hendaknya dilakukan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Hal ini dimaksudkan
commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
untuk mempermahir teknik yang dipelajari menuju otomatisasi gerakan yang efektif dan efisien. Seperti dikemukakan Sudjarwo (1995: 44) bahwa, “Latihan teknik yang dilakukan secara berulangulang bertujuan untuk mengotomatisasikan gerakan sesuai dengan teknik yang dikehendaki. Pada hakekatnya pengembangan teknik merupakan bagian dari usaha meningkatkan keterampilan menuju gerakan cermat, efisien dan efektif”. Suatu teknik cabang olahraga yang dipelajari jika dilakukan secara berulang-ulang, agar gerakan tersebut akan menjadi gerakan otomatis dan reflektif. Dengan gerakan yang otomatis maka dapat melakukan gerakan dengan cepat dan tenaga yang dikerahkan lebih efisien. Suharno (1993: 22) menyatakan, “Penguasaan skill secara otomatis dan benar tidak hanya dipelajari secara teoritis, melainkan masih dituntut latihan praktik di lapangan secara berulang-ulang dan terus menerus, sehingga jumlah ulangan gerak sampai ribuan kali”.
2) Latihan yang Diberikan Harus Cukup Berat Latihan yang diberikan harus cukup berat maksudnya yaitu, latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang semakin berat atau prinsip overload. Dengan pemberian beban latihan yang cukup berat akan merangsang tubuh untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Pemberian beban latihan yang cukup berat ini harus berpedoman pada prinsip beban lebih (overload principle), dimana melalui rangsangan (stimulasi) maksimal atau hampir maksimal dengan latihan yang kian hari kian meningkat dan kian bertambah berat maka perubahan-perubahan dalam tubuh akan dapat tercapai. Andi Suhendro (2007: 3.7) menyatakan, “Seorang atlet tidak akan meningkat prestasinya apabila dalam latihan mengabaikan prinsip beban lebih”. Sedangkan Rusli Lutan dkk. (1992: 95) berpendapat:
commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Setiap bentuk latihan untuk keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental sekalipun harus berpedoman pada prinsip beban lebih. Kalau beban latihan terlalu ringan, artinya di bawah kemampuannya, maka berapa lama pun atlet berlatih, betapa sering pun dia berlatih atau sampai bagaimana capek pun dia mengulang-ulang latihan itu, prestasinya tidak akan meningkat. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pengulangan latihan yang konstan dan dilakukan berulang kali harus diikuti dengan penambahan beban latihan. Salah satu hal yang harus tetap diperhatikan dalam peningkatan beban latihan harus tetap berada di atas ambang rangsang latihan.
3) Latihan Harus Cukup Meningkat Pemberian beban latihan harus dilakukan secara bertahap yang kian hari kian meningkat jumlah pembebanannya akan memberikan efektivitas kemampuan fisik atau teknik. Peningkatan beban latihan hendaknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan atlet serta ditingkatkan setahap demi setahap. Bila suatu latihan yang diberikan terlalu cepat dengan pemberian beban latihan yang ditingkatkan secara cepat pula maka akan dapat menyebabkan terjadinya kelainan-kelainan dalam tubuh. Seperti dikemukakan Russel Pate., Clenaghan & Rotella (1993: 318) bahwa “Terlalu cepat tekanan peningkatan latihan dapat menyebabkan kelelahan dan menggangu penampilan”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam meningkatkan beban latihan harus direncanakan dengan tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atlet. Beban latihan yang terlalu berat dan diberikan dalam waktu yang cepat pula akan mengakibatkan tubuh mengalami kelelahan yang berlebihan. Hal ini
disebabkan tubuh belum mampu
untuk menerima pembebanan yang ditingkatkan secara cepat dan dapat menyebabkan terjadinya gejala-gejala overtrining.
commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
4) Latihan Harus Dilakukan secara Teratur Latihan yang dilakukan secara teratur dan kontinyu akan membawa tubuh untuk dapat segera menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya secara teratur pula. Latihan yang teratur dilakukan sekali dalam seminggu bertujuan untuk memelihara kondisi fisik. Bila dilakukan sedikitnya tiga kali dalam seminggu atau lebih akan dapat diharapkan meningkatnya prestasi yang cukup. Pelaksanaan latihan dapat dilakukan secara teratur, maka harus didukung program latihan yang tepat. Hal ini karena masa-masa puncak prestasi seseorang selalu berubah-ubah. Russel, Pate., Clenaghan & Rotella (1993: 319) menyatakan, “Hanya sedikit olahragawan
yang
dapat
mempertahankan
tingkat
penampilan
puncaknya lebih dari beberapa minggu, dengan demikian jadwal latihan dan pertandingan perlu disusun sedemikian rupa sehingga penampilan puncak dapat dicapai pada waktu yang diharapkan”.
5) Kemampuan Berprestasi Prestasi yang tinggi merupakan tujuan dari latihan olahraga prestasi. Prestasi yang tinggi dapat dicapai tidak terlepas dari dukungan beberapa faktor. Noer (1996: 11) menyatakan “Kemampuan berprestasi di samping ditentukan oleh faktor latihan juga ditentukan oleh faktor usia, jenis kelamin, bakat dan kemauan”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi di antaranya usia, jenis kelamin, bakat dan kemauan. Perlu disadari bahwa prestasi yang akan dicapai seseorang mempunyai batas-batas kemampuan tertentu, tetapi batas-batas kemampuan itu sangat relatif. Jika pada suatu saat setelah menjalani latihan-latihan, atlet merasa tidak ada kemajuan, hendaklah disadari bahwa prestasi yang dicapai sudah hampir mendekati puncak.
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Prestasi yang hampir mencapai puncak memang sangat lambat kemajuannya.
c.
Komponen-Komponen Latihan Komponen latihan merupakan bagian penting dalam latihan olahraga prestasi. Komponen latihan memiliki fungsi untuk memberikan dosisi latihan yang tepat agar terjadi peningkatan yang lebih baik. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan secara pasti, komponen mana yang menjadi penekanan latihan dalam mencapai tujuan penampilannya yang telah direncanakan. Suhendro (2007: 3.22) menyatakan, “Komponen penting yang harus ada dalam suatu latihan meliputi: (1) volume latihan (2) intensitas latihan (3) density latihan dan (4) kompleksitas latihan”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, komponen latihan yang harus diperhatikan dalam latihan olahraga prestasi yaitu: volume latihan, intensitas latihan, density latihan dan kompleksitas latihan. Dengan diterapkannya komponen-komponen latihan yang tepat, maka tujuan latihan akan dapat dicapai lebih maksimal. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :
1) Volume Latihan Sebagai komponen utama, volume adalah prasyarat yang sangat penting untuk mendapatkan teknik yang tinggi dan pencapaian fisik yang lebih baik. Menurut Bompa (1990: 2) volume diartikan “Sebagai jumlah kerja yang dilakukan selama satu kali latihan atau selama fase latihan”. Hal senada dikemukakan Suhendro (2007: 3.17) bahwa, “Volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditujukan dengan jumlah repetisi, seri atau set dan panjang jarak yang ditempuh”. Sedangkan repetisi menurut Suharno HP. (1993: 32) adalah “Ulangan commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
gerak berapa kali atlet harus melakukan gerak setiap giliran". Pengertian seri atau set, menurut Sajoto (1995: 34) adalah, “Suatu rangkaian kegiatan dari satu repetisi”. Peningkatan volume latihan merupakan puncak latihan dari semua cabang olahraga yang memiliki komponen aerobik dan juga pada cabang olahraga yang menuntut kesempurnaan teknik atau keterampilan taktik. Hanya jumlah pengulangan latihan yang tinggi yang dapat menjamin akumulasi jumlah keterampilan yang diperlukan untuk perbaikan penampilan secara kuantitatif. Perbaikan penampilan seorang atlet merupakan hasil dari adanya peningkatan jumlah satuan latihan serta jumlah kerja yang diselesaikan setiap satuan latihan. Menurut Bompa (1990: 4) dalam latihan harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dua jenis volume “(1) Volume relatif dan, (2) Volume absolut”. Volume relatif diartikan sebagai jumlah total waktu yang dipakai dalam latihan oleh sekelompok atlet sewaktu melakukan latihan yang khusus atau tahap latihan. Volume relatif jarang memiliki nilai untuk masing-masing individu, selama pelatih tahu waktu keseluruhan latihannya. Sedangkan volume absolut merupakan ukuran jumlah kerja yang dilakukan setiap atlet persatuan waktu dan biasanya dalam satuan menit.
2) Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk dikaitkan dengan komponen kualitatif kerja yang dilakukan dalam kurun waktu yang diberikan. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu akan lebih tinggi pula intensitasnya. Intensitas adalah fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan, dan kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan geraknya, variasi interval atau istirahat diantara tiap ulangannya. Suharno (1993: 31) menyatakan, “Intensitas adalah
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
takaran yang menunjukkan kadar atau tingkatan pengeluaran energi atlet
dalam
aktivitas
jasmani
baik
dalam
latihan
maupun
pertandingan”. Hasil latihan dapat dicapai secara optimal, maka intensitas latihan yang diberikan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Intensitas suatu latihan yang tidak memadai atau terlalu rendah, maka pengaruh latihan yang ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya bila intensitas latihan terlalu tinggi dapat menimbulkan cidera.
3) Densitas Latihan Menurut Andi Suhendro (2007: 3.24) bahwa, “Density merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kepadatan suatu latihan yang dilakukan”. Dengan demikian densitas berkaitan dengan suatu hubungan yang dinyatakan dalam waktu antara kerja dan pemulihan. Densitas
yang
mencukupi
akan
menjamin
efisiensi
latihan,
menghindarkan atlet dari kelelahan yang berlebihan. Densitas yang seimbang akan mengarah kepada pencapaian rasio optimal antara rangsangan latihan dan pemulihan. Istirahat interval yang direncanakan diantara dua rangsangan, bergantung
langsung
pada
intensitasnya
dan
lamanya
setiap
rangsangan yang diberikan. Rangsangan di atas tingkat intensitas submaksimal menuntut interval istirahat yang relatif lama, dengan maksud untuk memudahkan pemulihan seseorang dalam menghadapi rangsangan berikutnya. Sebaliknya rangsangan pada intensitas rendah membutuhkan sedikit waktu untuk pemulihan, karena tuntutan terhadap organismenya pun juga rendah.
commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
4) Kompleksitas Latihan Kompleksitas dikaitan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan dalam latihan. Kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi, dapat menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan. Keterampilan teknik yang rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot, khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan lemah. Suatu gambaran kelompok individual terhadap keterampilan yang kompleks, dapat membedakan dengan cepat mana yang memiliki koordinasi yang baik dan yang jelek. Seperti dikemukakan Astrand dan Rodahl dalam Bompa (1990: 28) bahwa, “Semakin sulit bentuk latihan semakin
besar
juga
perbedaan
individual
serta
efisiensi
mekanismenya”. Komponen-komponen latihan yang telah disebutkan di atas harus dipahami dan diperhatikan dalam pelaksanaan latihan. Untuk memperoleh hasil latihan yang optimal, komponen-komponen latihan tersebut haru diterapkan dengan baik dan benar.
4. Latihan Smash Semi Bola Voli dengan Ketinggian Net Tetap a. Hakikat Latihan Smash Semi Bola Voli dengan Ketinggian Net Tetap Latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net tetap yaitu, latihan smash semi dengan ketinggian net 2,43 meter. Menurut PBVSI (1995: 73) bahwa, “Ukuran tinggi net permainan bola voli untuk putra 2,43 meter dan untuk putri 2,24 meter”. Latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net tetap (2,43 meter) merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara langsung seperti keterampilan sebenarnya. Ditinjau dari keterampilan gerak, latihan smash semi dengan ketinggian net tetap termasuk keterampilan tertutup. Lutan & Suherman (2000: 57) menyatakan,
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
“Keterampilan tertutup pada dasarnya adalah keterampilan yang dilakukan pada kondisi lingkungan yang tetap atau tidak berubah”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan smash semi dengan ketinggian net tetap merupakan latihan keterampilan (smash semi) seperti pada permainan bola voli sebenarnya, yaitu ketinggian net 2,43 meter. Pada latihan smash semi dengan ketinggian net tetap sangat memerlukan efisiensi dan konsistensi. Lebih lanjut Rusli Lutan & Adang Suherman (2000: 57) menyatakan: Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam latihan keterampilan tertutup (ketinggian net tetap) antara lain: 1) Lakukan secara berulang-ulang pada situasi dan kondisi yang sama. 2) Kembangkan kesadaran kinestetik agar dapat mengoreksi sendiri. 3) Utamakan menggunakan metode keseluruhan (wholistik) Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip yang harus diperhatikan dalam latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net tetap (keterampilan tertutup) antara lain: dilakukan secara berulangulang, berusaha mengembangkan kepekaan kinestetik (rasa gerak), sehingga dapat mengenali kesalahan
yang
yang dilakukan serta
menggunakan metode keseluruhan. Ditinjau dari hukum belajar gerak, latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net tetap tetap didasarkan pada kesiapan siswa untuk memberikan respon terhadap keterampilan yang dipelajari. Sugiyanto & Kristiyanto (1998: 2) menyatakan, “Hukum kesiapan (law of readiness) yaitu, belajar akan berlangsung sangat efektif jika pelaku belajar berada dalam suatu kesiapan untuk memberikan respon”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan smash semi bola voli akan berlangsung secara efektif apabila siswa telah siap memberikan respon untuk beradaptasi dengan stimulusnya. Ketinggian net bola voli bukan merupakan kendala dalam latihan smash semi bola voli. Latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net tetap, semua siswa dianggap telah siap dengan ketinggian net dan telah siap untuk memberikan respon. commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Siswa dianggap telah memiliki kesiapan baik fisik, biologis, psikologis dan latar belakang pengetahuan atau pengalaman bermain bola voli. Karena tingkat
kesiapan
dan
latar
belakang
yang
dimiliki
siswa
akan
mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan latihan. Selain itu, pengalaman sangat berperan penting untuk menunjang pencapaian tujuan latihan. Pengalaman yang dimiliki sebelumnya akan menunjang pelaksanaan tugas yang diberikan guru, jika tugas gerak yang diberikan sama dengan pengalaman
sebelumnya,
maka
siswa
akan
lebih
mudah
untuk
melaksanakannya. Lutan & Suherman (2000: 29) bahwa, “Pengalaman belajar adalah seperangkat kejadian yang berisikan aktivitas dan kondisi belajar untuk memberi struktur terhadap pengalaman siswa dan kejadian tersebut terkait untuk pencapaian tujuan”. Sedangkan Sugiyanto (1998: 361) bahwa, “Keterampilan gerak akan meningkat menyertai proses belajar. Makin sering melakukan gerakan, pelajar semakin terbiasa dengan stimulus dan respon gerakan yang dilakukan.
Dengan makin terbiasa dengan
stimulus yang sejenis, maka kecepatan untuk merespon terhadap stimulus jenis yang sama akan menjadi semakin cepat”. Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kesiapan, pengalaman dan melakukan pengulangan gerakan sebanyak-banyaknya akan mendukung penguasaan keterampilan yang dipelajari. Siswa yang telah siap untuk memberikan respon, memiliki pengalaman yang cukup dan mampu
melakukan
pengulangan
gerakan
secara
maksimal,
maka
keterampilan yang dipelajari dapat dikuasai dengan baik.
b. Pelaksanaan Latihan Smash Semi Bola Voli dengan Ketinggian Net Tetap Pelaksanaan latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net tetap yaitu, net dipasangan pada ketinggian 2.43 meter, selanjutnya guru menjelaskan teknik smash semi bola voli dari tahap persiapan, gerakan pelaksanaan dan pendaratan. Setelah menjelaskan teknik smash semi, selanjutnya guru mendemonstrasikan gerakan smash semi bola voli dengan
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
diumpan oleh set-uper. Sajikan bola dari set-uper di atas net kurang lebih 1 meter. Agar siswa dapat terlibat aktif dalam latihan smash semi bola voli dengan ketingian net tetap, guru mengorganisasi latihan sebaik mungkin. Sebagai contoh dapat menggunakan 2 set-uper di seblah kiri dan kanan. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak terlalu lama menunggu giliran. Berdasarkan pelaksanaan latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net tetap dapat di identifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net tetap antara lain: 1) Siswa akan lebih cepat beradaptasi terhadap ketinggian net bola voli, karena gerakan smash semi dilakukan secara berulang-ulang. 2) Siswa akan terbiasa dengan ketinggian net bola voli (2.43 meter), sehingga akan meningkatan konsistensi gerakan smash semi bola voli. 3) Siswa dapat secara langsung mengenali atau mengoreksi kesalahan, jika smash semi yang dilakukan gagal. Kelemahan latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net tetap antara lain: 1) Jika tidak mampu melompat yang tinggi, maka smash semi akan sering gagal, karena net yang cukup tinggi 2) Bagi siswa yang belum siap akan mengalami kesulitan, karena timing yang salah sehingga smash semi yang dilakukan gagal.
5. Latihan Smash Semi Bola Voli dengan Ketinggian Net Bertahap a. Hakikat Latihan Smash Semi Bola Voli dengan Ketinggian Net Bertahap Latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net bertahap merupakan bentuk latihan dengan memodifikasi lingkungan. Bahagia & Suherman (2000: 7) menyatakan, “Modifikasi lingkungan pembelajaran ini menyangkut banyak aspek. Hal ini didasarkan pada keadaan kondisi lingkungan yang digunakan dalam proses belajar mengajar keterampilan. Modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran meliputi: “(1) Peralatan, (2)
commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
penataan ruang gerak dalam berlatih, (3) jumlah siswa yang terlibat dan, (4) organisasi atau formasi berlatih”. Sedangkan Sugiyanto (1996: 31) menyatakan,
“Pertimbangan
menentukan
urutan
materi
belajar
keterampilan didasarkan pada (1) tingkat kesulitan gerakan, (2) tingkat kompleksitas gerakan, (3) intensitas penggunaan daya fisik dan, (4) kemungkinan menimbulkan transfer positif”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net bertahap termasuk penataan ruang gerak dan tingkat kesulitan gerakan dalam berlatih. Karena smash semi bola voli memiliki gerakan yang kompleks dan sulit, maka dapat dilakukan dari cara yang mudah dan secara bertahap ditingkatkan. Latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap yaitu, mengurangi ketinggian net dari 2,43 meter diturunkan lebih rendah, misalnya 2 meter. Dari ketinggian net 2 meter selanjutnya dinaikkan secara bertahap hingga mencapai ketinggian sebenarnya. Sugiyanto (1996: 64) menyatakan, Berdasarkan pertimbangan tingkat kesulitan dan tingkat kompleksitas, penyusunan materi pelajaran hendaknya mengikuti prinsip-prinsip penyusunan materi keterampilan yaitu: (1) dimulai dari materi belajar yang mudah dan ditingkatkan secara berangsurangsur ke materi yang lebih sukar, (2) dimulai dari materi belajar yang sederhana dan ditingkatkan secara berangsur-angsur ke materi yang semakin kompleks. Ditinjau dari analisis dan pengembangan isi latihan bahwa, latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap termasuk perluasan isi. Lutan & Suherman (2000: 68) menyatakan, Perluasan isi atau materi maksudnya adalah penyusunan aktivitas belajar secara progresive dari yang mudah ke yang sukar atau dari yang sederhana ke yang kompleks. Pada proses ini guru harus memahami (1) bagaimana mengurangi kompleksitas dan kesulitan materi pelajaran dan (2) bagaimana menganalisis materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang dapat menciptakan susunan atau rantai pengalaman belajar yang bersifat progresif. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net bertahap merupakan cara
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
latihan keterampilan yang dilakukan dari cara yang mudah, kemudian ditingkatkan secara bertahap ke tingkat yang lebih sulit atau kompleks. Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki keterampilan awal yang memadai. Jika pada akhirnya ditingkatkan pada keterampilan yang lebih sulit dan kompleks siswa akan lebih mudah dan cepat beradaptasi terhadap keterampilan sebenarnya (ketinggian net 2,24 meter).
b. Pelaksanaan Latihan Smash Semi Bola Voli dengan Ketinggian Net Bertahap Pelaksanaan latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap yaitu, guru menjelaskan maksud dan tujuan latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap kepada siswa. Ketinggian net bola voli diturunkan pada ketinggian 2 meter. Ketinggian net 2 meter diharapkan siswa menjadi senang dan merasa mampu melakukan smash semi bola voli dengan mudah. Selanjutnya guru menjelaskan teknik smash semi bola voli dari tahap persiapan, gerakan pelaksanaan, pendaratan dan mendemonstrasikan gerakan smash semi bola voli dengan diumpan oleh set-uper. Berdasarkan pelaksanaan latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net bertahap tersebut, latihan ini dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net bertahap antara lain: 1) Siswa menjadi lebih senang dan sangat tertarik karena net yang cukup rendah, sehingga merasa lebih mudah untuk melakukan smash semi. 2) Kesulitan siswa dalam melakukan smash semi bola voli dapat teratasi. 3) Tingkat kegagalan smash semi bola voli lebih kecil. 4) Secara tidak langsung siswa mampu beradaptasi melakukan smash semi bola voli pada ketinggian net sebenarnya, karena net bola voli dinaikkan secara bertahap.
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Kelemahan latihan smash semi bola voli dengan ketinggian net bertahap antara lain: 1) Siswa merasa lebih bisa karena net bola voli cukup rendah, sehingga teknik smash semi sering terabaikan. 2) Teknik smash semi yang diabaikan akan berakibat pola gerakan smash semi bola voli menjadi salah.
6. Koordinasi a. Koordinasi Mata-Tangan Koordinasi merupakan suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks. Koordinasi merupakan wujud keharmonisan dari kerja otot pada saat melakukan aktivitas atau kegiatan olahraga. Lutan & Suherman (2000: 172) menyatakan, “Koordinasi merupakan keharmonisan kerja antara kelompok otot selama melakukan tugas gerak yang menunjukkan tingkat
keterampilan.
Menurut
Ismaryati
(2006:
53-54)
bahwa,
“Koordinasi merupakan hubungan yang harmonis dari hubungan saling berpengaruh di antara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, yang ditunjukkan dengan tingkat keterampilan. Menurut Atmojo (2001: 58) bahwa, “Koordinasi adalah kemampuan untuk secara bersamaan melakukan berbagai tugas gerak secara mulus dan akurat (tepat)”. Sedangkan
Sharkey
(2003:
169)
menyatakan,
“Koordinasi
mengimplikasikan hubungan yang harmonis, penyatuan atau aliran gerak yang halus dalam melakukan pekerjaan”. Berdasarkan pengertian koordinasi yang dikemukakan empat ahli tersebut dapat disimpulkan, koordinasi merupakan keharmonisan kerja sekelompok otot secara mulus dan akurat pada saat melakukan aktivitas yang ditunjukkan dengan tingkat keterampilan yang tinggi. Bertolak pengertian koordinasi tersebut di atas dapat dirumuskan pengertian koordinasi mata-tangan yaitu, keharmonisan kerja kelompok otot lengan dan indera penglihatan (mata) pada saat melakukan aktivitas, yaitu mata sebagai indera penglihat untuk mengintegrasikan rangsangan yang
commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
diterima dan tangan sebagai fungsi penggerak utama untuk melakukan gerakan sesuai yang diinginkan. Sumosardjuno (1994: 125) menyatakan, “Koordinasi mata-tangan adalah suatu integrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama, dan tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu gerakan tertentu”.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat (precise) dan efisien. Seseorang yang memiliki koordinasi yang baik tidak hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilanketerampilan yang baru. Untuk memperoleh kemampuan koordinasi yang baik dibutuhkan latihan secara teratur dengan bentuk latihan yang tepat. Selain itu, kemampuan koordinasi yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Harsono (1988: 221) menyatakan, “Kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelentukan, kinesthetic sense, balance, dan ritme, semua menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak, oleh karena satu sama lainnya mempunyai hubungan yang erat. Kalau salah satu unsur tidak ada, atau kurang berkembang, maka hal ini akan berpengaruh terhadap kesempurnaan koordinasi”. Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang di dalamnya terdapat beberapa unsur kondisi fisik yang saling berkaitan. Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 227) menyatakan, “Syarat-syarat kualitas koordinasi adalah kualitas persepsi selama melakukan gerakan, kualitas penyesuaian gerak dalam dimensi waktu dan jarak, kualitas pemahaman gerak, kualitas pengorganisasian syaraf dan otot”. Pendapat lain dikemukakan Menurut Suharno (1993:62) dalam usaha untuk pencapaian prestasi, koordinasi dipengaruhi oleh:
commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
1) Pengaturan syaraf pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan. 2) Tergantung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan. 3) Baik tidaknya keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan atlet. 4) Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, faktorfaktor
yang
mempengaruhi
koordinasi
sangat
kompleks.
Faktor
pembawaan dan kemampuan kondisi fisik khususnya kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan, daya tahan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan koordinasi yang dimiliki seseorang. Dengan kata lain, jika kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan dan daya tahan baik, maka tingkat koordinasinya juga baik. Latihan yang bertujuan meningkatkan komponen kondisi fisik tersebut, maka secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan koordinasi pula.
c. Peranan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Kemampuan Smash Semi Bola Voli Ditinjau dari gerakannya, smash bola voli merupakan suatu keterampilan yang memiliki gerakan yang cukup kompleks. Smash merupakan gabungan dari beberapa gerakan yaitu: awalan, melompat, memukul bola di atas net dan pendaratan yang harus dikoordinasi dengan baik dan harmonis. Untuk melakukan rangkaian gerakan smash semi tersebut secara baik dan harmonis diperlukan kemampuan koordinasi gerakan yang baik. Selain itu, pada saat memukul bola di atas net dibutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik, karena dibutuhkan kecermatan pandangan dan kekauratan pukulan untuk mengarahkan bola pada sasaran yang diinginkan. Robinson (1993: 29) menyatakan, “Seorang spiker harus menjaga mata-nya. Menunggu set-uper ia boleh pasang mata sepanjang net untuk mencari celah-celah guna melepaskan pukulannya”. Sedangkan Soedarwo, Sunardi & Margono
commit to user 38
(2000: 40) menyatakan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
“Salah satu hal yang ditekankan dalam latihan smash yaitu pukulan smash ditekankan pada ketepatan mengarahkan bola dan kecermatan pukulan”. Berdasarkan
dua
pendapat
tersebut
menunjukkan
bahwa,
kecermatan pandangan saat mengantisipasi sajian bola dari set-uper dan segera bergerak untuk memukul bola pada titik ketinggian yang tepat, dibutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik. Selain itu, koordinasi matatangan dibutuhkan untuk mengarahkan bola dengan cermat dan tepat pada sasaran yang diinginkan, yaitu daerah permainan lawan yang kosong atau pemain lawan yang lemah.
B. Kerangka Berpikir Berdasarkan tinjauan pustaka yang mendasari variabel penelitian, maka dapat digambarkan kerangka konseptual kerangka berpikir sebagai berikut: Permainan bola voli Koordinasi mata-tangan tinggi
Koordinasi Mata-Tangan
Koordinasi mata-tangan rendah
Koordinasi mata-tangan tinggi Koordinasi mata-tangan rendah
Latihan smash semi dengan ketinggian net tetap
Latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap Kemampuan smash semi bola voli
Gambar 6. Konseptual Kerangka Berpikir Berdasarkan kerangka konseptual yang digambarkan tersebut dapat diuraikan secara lebih rinci kerangka berpikir sebagai berikut sebagai berikut:
commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
1. Perbedaan Pengaruh Latihan Smash dengan Ketinggian Net Tetap dan Bertahap terhadap Kemampuan Smash Semi Bola Voli Latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap merupakan bentuk latihan smash yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan smash semi bola voli. Dari kedua bentuk latihan tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dan masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Latihan smash bola voli dengan ketinggian net tetap merupakan bentuk latihan secara langsung sesuai dengan keterampilan yang sebenarnya. Latihan smash dengan ketinggian net tetap merupakan bentuk latihan keterampilan tertutup. Pada latihan smash bola voli dengan ketinggian net tetap dilakukan secara berulang-ulang pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Latihan yang dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan keterampilan yang sebenarnya akan meningkatkan kesadaran kinestetik, sehingga siswa dapat mengenali kesalahan yang dilakukan. Latihan smash dengan ketinggian net tetap, yaitu siswa melakukan smash semi melalui umpan dari set-uper dengan ketinggian net 2,43 meter yang dilakukan secara berulang-ulang. Latihan smash semi dengan ketinggian net tetap memiliki kelebihan antara lain: siswa akan lebih cepat beradaptasi terhadap ketinggian net bola voli, karena dilakukan secara berulang-ulang, dapat meningkatan konsistensi gerakan smash semi bola voli, siswa dapat secara langsung mengenali atau mengoreksi kesalahan, jika smash semi yang dilakukan gagal. Kelemahannya antara lain: jika tidak mampu melompat yang tinggi, maka smash semi akan sering gagal, siswa yang belum siap akan mengalami kesulitan, karena timing yang salah sehingga smash semi yang dilakukan gagal. Latihan smash bola voli dengan ketinggian net bertahap merupakan bentuk latihan keterampilan dengan memodifikasi lingkungan. Latihan smash bola voli dengan ketinggian net bertahap merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan dari cara yang mudah dan secara bertahap ditingkatkan ke tingkat yang lebih sulit atau kompleks. Latihan smash bola voli dengan ketinggian net bertahap dilakukan, karena siswa mengalami
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
kesulitan melakukan smash dengan ketinggian net sebenarnya. Latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap memiliki kelebihan antara lain: siswa menjadi lebih senang dan sangat tertarik karena net yang cukup rendah, sehingga merasa lebih mudah untuk melakukan smash semi, kesulitan siswa dalam melakukan smash semi bola voli dapat teratasi, tingkat kegagalan smash semi bola voli lebih kecil, siswa mampu beradaptasi melakukan smash semi bola voli pada ketinggian net sebenarnya. Kelemahannya antara lain: teknik smash semi sering terabaikan, karena siswa merasa mampu dan mudah melakukan smash semi dengan net yang cukup rendah dan teknik smash semi yang sering diabaikan akan berakibat pola gerakan smash semi bola voli menjadi salah. Berdasarkan karakteristik dari masing-masing latihan smash bola voli tersebut serta kelebihan dan kelemahannya, kedua bentuk latihan tersebut akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan smash semi bola voli. Perbedaan perlakuan akan menimbulkan respon yang berbeda pula pada diri pelaku, sehingga hal ini akan menilbulkan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan smash semi bola voli.
2. Perbedaan Pengaruh antara Siswa yang Memiliki Koordinasi MataTangan Tinggi dengan Siswa yang Memiliki Koordinasi Mata-Tangan Rendah terhadap Kemampuan Smash Semi Bola Voli Koordinasi mata-tangan merupakan komponen kondisi fisik yang sangat berperan penting dalam permainan bola voli. Hampir seluruh permainan bola voli membutuhkan koordinasi mata-tangan termasuk smash semi. Jika seorang pemain bola voli memiliki koordinasi mata-tangan yang baik, maka gerakan-gerakan dalam memainkan teknik dasar bola voli menjadi lebih baik dan efisien, termasuk smash semi. Koordinasi mata-tangan berperan dalam gerakan smash semi bola voli mengantisipasi umpan dari set-uper, untuk selanjutnya bergerak dan memukul bola dengan baik dan tepat. Selain itu, koordinasi mata-tangan dibutuhkan untuk mengarahkan bola pada sasaran yang diinginkan yaitu, daerah
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
permainan lawan yang kosong atau lawan yang lemah. Seorang smasher yang memiliki koordinasi mata-tangan baik, maka gerakan smash semi lebih efektif dan efisien serta mampu mengarahkan bola pada sasaran yang diinginkan. Namun sebaliknya, seorang pemain bola voli yang tingkat koordinasi matatangan yang kurang baik, maka gerakan smash semi tidan efisien dan kurang mampu mengarahkan pukulannya tepat pada sasaran yang diinginkan. Dengan demikian baik dan tidaknya koordinasi mata-tangan yang dimiliki seorang pemain bola voli akan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan smash semi bola voli.
3. Interaksi antara Latihan Smash dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Kemampuan Smash Semi Bola Voli Kemampuan siswa dalam melakukan smash semi bola voli dapat ditingkatkan memalui latihan yang tepat dan dilakukan secara sistematis dan terprogram. Latihan smash semi bola voli dapat ditingkatkan dengan menggunakan ketinggian net tetap dan bertahap. Dalam usaha meningkatkan kemampuan smash semi bola voli perlu didukung kemampuan kondisi fisik yang baik, salah satunya koordinasi mata-tangan. Berdasarkan karaktersitik latihan smash semi dengan ketinggian net tetap dan bertahap, maka siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih cocok diberi latihan smash semi dengan ketinggian net tetap. Karena siswa
yang
memiliki
koordinasi
mata-tangan
tinggi
akan
mampu
mengkoordinasikan gerakan pukulan smash semi dengan baik meskipun net cukup tinggi 2,43 meter. Karena tinggi net bola voli tinggi, maka dibutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik. Tetapi sebaliknya, siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah lebih cocok diberi latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap. Tinggi net bola voli yang cukup rendah, sehingga keterlibatkan koordinasi mata-tangan tidak seperti pada ketinggian net tetap. Oleh karena itu dalam memberikan latihan latihan smash semi bola voli harus memperhatikan tingkat koordinasi mata-tangan siswa. Dengan demikian
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
antara latihan smash dan koordinasi mata-tangan memiliki interaksi di antara keduanya.
C. Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh latiihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. 2. Ada perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah terhadap kemampuan smah semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. 3. Ada interaksi antara latihan smash dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di lapangan bola voli SMA Negeri Kebakramat Karanganyar. Jl. Nangsri kebakkramat karanganyar telp. (0271) 654881 Kode Pos 57762. 2. Waktu Penelitian Penelitian direncanakan selama satu setengah bulan dari bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2012 dengan tiga kali latihan dalam satu minggu, pada hari Senin, Rabu dan Jum’at dimulai jam 15.00 sampai dengan jam 17.00 WIB. B. Rancangan/Desain Penelitian Sesuai dengan judul penelitian, rancangan penelitian ini menggunakan rancangan anava faktorial 2 X 2. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar rancangan penelitian anava faktorial 2 X 2 sebagai berikut: Tabel 1. Rancangan Penelitian Anava Faktorial 2 X 2 Latihan Smash Semi
Ketinggian net tetap (A1)
Ketinggian net bertahap (A2)
Koordinasi mata-tangan Tinggi
(B1)
A1B1
A2B1
Rendah
(B2)
A1B2
A2B2
Keterangan: A1B1:Kelompok latihan smash semi dengan ketinggian net tetap kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi A1B2:Kelompok latihan smash semi dengan ketinggian net tetap kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah.
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
A2B1:Kelompok latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi. A2B2:Kelompok latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah C. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi penelitian ini siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri
Kebakkaramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 50 orang.
2.
Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 40 orang dengan teknik
purposive sampling. Sampel yang digunakan berdasarkan klasifikasi koordinasi mata-tangan. Keseluruhan populasi dilakukan tes dan pengukuran koordinasi mata-tangan.
D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian dengan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 40 orang . Sampel yang digunakan berdasarkan klasifikasi koordinasi mata-tangan. Keseluruhan populasi dilakukan tes dan pengukuran koordinasi mata-tangan. Berdasarkan hasil tes dan pengukuran koordinasi mata-tangan diklasifikasi menjadi dua yaitu: koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah. Sampel yang digunakan sebanyak 20 siswa dengan kategori koordinasi mata-tangan tinggi dan 20 siswa dengan kategori koordinasi mata-tangan rendah. Untuk mengambil sampel berdasarkan klasifikasi koordinasi mata-tangan dilakukan secara acak (random). Selanjutnya dari 40 siswa yang terpilih menjadi sampel dikelompokkan menjadi 4 kelompok sesuai rancangan faktorial 2 X 2.
commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
E. Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian melalui tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran dalam penelitian ini meliputi: 1) Tes dan pengukuran koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap bola tenis dari Ismaryati (2006: 54-55). 2) Tes kemampuan smash semi bola voli dengan tes spike/smash dari Hasan (2001: 172-173). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir. F. Validasi Instrumen Penelitian Validasi instrumen penelitian meliputi dua variabel yaitu tes koordinasi mata-tangan dan tes kemampuan smash semi bola voli pada tes awal dan tes akhir. Dari hasil tes koordinasi mata-tangan dan kemampuan smash semi bola voli selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes koordinasi matatangan yaitu 0,919. Hasil uji reliabilitas tes awal ketepatan smash semi bola voli diperoleh nilai 0.832. Hasil tes awal kecepatan smash semi bola voli diperoleh nilai 0.864. Sedangkan hasil uji reliabilitas ketepatan tes akhir smash semi bola voli diperoleh nilai 0.852. Hasil tes akhir kecepatan smash semi bola voli diperoleh nilai 0.845. Proses hasil uji reliabilitas tes koordinasi mata-tangan dan kemampuan smash semi bola voli terlampir.
G. Analisis Data 1. Mencari Reliabilitas Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi intraklas dari Atmojo (2001: 42) dengan rumus sebagai berikut: MSA – MSW R= MSA Keterangan: R
= Koefisien reliabilitas
MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
2. Uji Persyaratan Analisis Uji persyaratan analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji persyaratan tersebut sebagai berikut: a. Uji Normalitas (Metode Lilliefors) Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Langkah-langkah : 1) Pengamatan
X1,X2,X3,………….Xn
dijadikan
bilangan
baku
Z1,Z2,Z3,………..Zn, dengan menggunakan rumus : Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan simpangan baku. 2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi. 3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi). 4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu: S(Zi) = i/n. 5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya. 6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo. Rumusnya : Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum. Kreteria : Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas (Metode Bartlet) Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: 1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom kelompok sampel: dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2. 2) Menghitung varians gabungan dari semua sample.
commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
n 1 Sd i2 ...............1 n 1
Rumusnya : SD 2 B
Log
Sd i2 n 1
3) Menghitung X2 Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2) Dengan (Ln 10) = 2,3026 Hasilnya (X2 hitung) kemudian dibandingkan dengan (X2 tabel), pada = 0,05 dan dk (n-1).
taraf signifikansi
4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima. Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X 2 hitung > X2 tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.
3. Analisis Data a. ANAVA Rancangan Faktorial 2 x 2 1. Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua Faktor Tabel 2. Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen factorial 2 x 2 Sumber Variasi Rata – rata
dk
JK
RJK
Fo
1
Ry
R
a-1
Ay
A
A/E
b-1
By
B
B/E
(a-1) (b-1)
ABy
AB
AB/E
ab(n-1)
Ey
E
Perlakuan A B AB
Kekeliruan
commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
Keterangan: A = Taraf factorial A
N = Jumlah sampel
B = Taraf factorial B Langkah- langkah perhitungan :
a
b
2
a)
2 ij i 1
b) R y
j 1
a
b
i 1
j 1
abn
a
b
J ij2
c) Jab i 1
Ry
j 1
a
d)
2 i
y
/ bn
Ry
/ an
Ry
i 1 b
e)
2 i
y j 1
f)
by
g)
y
J ab 2
y
Ry
y
y
(
y
y
)
2. Kreteria Pengujian Hipotesis Jika F
F1
V1 V2 , maka hipotesis nol ditolak.
Jika F
F1
V1 V2 , maka hipotesis nol di terima dengan : dk
pembilang Vi 1 dan dk penyebut V2 siknifikan untuk pengujian hipotesis.
n1 .............nk
Keterangan : Y2 : Jumlah kuadrat data. Ry : Rata-rata peningkatan karena perlakuan.
commit to user 49
k
= taraf
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Ay : Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap. By : Jumlah peningkatan berdasarkan koordinasi mata-tangan. Aby : Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah peningkatan kelompok perlakuan dan koordinasi mata-tangan. Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan. b. Uji Rentang Newman – Keuls setelah ANAVA Menurut Sudjana (1994: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji Newman-Keuls adalah sebagai berikut: 1)
Susunlah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil sampai ke yang terbesar.
2)
Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.
3)
Hitung kekeliruan baku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus: Sy
RJK E Kekeliruan N
RJK (Kekeliruan) juga didapat dari hasil
rangkuman ANAVA. 4)
Tentukan taraf siknifikan
, lalu gunakan daftar rentang student.
Untuk uji Newman – Keuls, diambil V = dk dari RJK ( Kekeliruan ) dan P = 2,3…,k. Harga – harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P supaya dicatat. 5)
Kalikan harga – harga yang didapat di titik…….. di atas masingmasing S y dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan terkecil (RST).
6)
Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih ratarata terbesar kedua rata-rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-2), dan seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada
1/ 2
K k 1 pasangan yang harus dibandingkan. Jika
commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
selisih-selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya masingmasing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata perlakuan. c. Hipotesa Statistik Hipotesa 1 H 0
1
2
HA
1
2
Hipotesa 2 H 0
1
HA
2
1
2
Hipotesa 3 H 0
Interaksi
0
HA
Interaksi
0
Keterangan = Nilai rata-rata A1
= Latihan smash dengan ketinggian net tetap
A2
= Latihan smash dengan ketinggian net bertahap.
B1
= Koordinasi mata-tangan tinggi
B2
= Koordinasi mata-tangan rendah
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi hasil analisis data kemampuan smash semi bola voli siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Kemampuan Smash Semi Bola Voli Latihan Smash Ketinggian Net Tetap A1
Ketinggian Net Bertahap A2
Koordinasi Mata-Tangan Tinggi (B1)
Rendah (B2)
Tinggi (B1)
Rendah (B2)
Statistik
Tes Awal
888 88.800 8.011 852 85.200 13.588 853 85.300 8.512 809 80.900 11.190
Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD
Tes Akhir
1209 120.900 6.506 1071 107.100 11.930 1171 117.100 5.065 1147 114.700 6.848
Peningkatan
321 32.100 4.606 219 21.900 4.358 318 31.800 7.193 338 33.800 7.391
1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok latihan smash dengan ketinggian net bertahap memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan smash semi bola bola voli dibandingkan dengan latihan smash dengan ketinggian net dengan selisih perbedaan sebesar 5.8. 2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dibandingkan, dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tingi
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
memiliki kemampuan smash semi bola voli yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dengan selisih perbedaan sebesar 4.1. Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata hasil peningkatan kemampuan smash semi bola voli sebelum dan sesudah diberi perlakuan maka dapat dibuat grafik perbandingan nilai-nilai sebagai berikut : 140 120.9
117.1
120 100
114.7
107.1 88.8
85.3
85.2
80.9
80
Tes Aw al Tes Akhir
60 32.1
40
33.8
31.8
21.9
Peningkatan
20 0
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
Keterangan: A1 : Latihan smash dengan ketinggian net tetap A2 : Latihan smash dengan ketinggian bertahap B1 : Koordinasi mata-tangan tinggi B2 : koordinasi mata-tangan rendah Grafik 1. Nilai Rata-Rata Kemampuan Smash Semi Bola Voli Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan 3. Agar nilai-nilai rata-rata peningkatan kemampuan smash semi bola voli yang dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan kemampuan smash semi bola voli pada tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Peningkatan Kemampuan Smash Semi Bola Voli Berdasarkan Koordinasi MataTangan Tinggi dan Koordinasi Mata-Tangan Rendah 31.8
33.8
32.1
35 30
21.9
25 20 15 10 5 0 A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
Keterangan: A1B1:Kelompok latihan smash semi dengan ketinggian net tetap kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi A1B2:Kelompok latihan smash semi dengan ketinggian net tetap kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah. A2B1:Kelompok latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi. A2B2:Kelompok latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah Grafik 2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Smash Semi Bola Voli antara Kelompok Perlakuan B. Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian persyaratan analisis dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Berikut ini dipaparkan uji persyaratan analisis sebagai berikut:
1. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut:
commit to user 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors. Kelompok
N
Prob
Lo
Lt
Kesimpulan
A1B1
10
0,05
0.1665
0,258
Distribusi normal
A1B2
10
0,05
0.1156
0,258
Distribusi normal
A2B1
10
0,05
0.1325
0,258
Distribusi normal
A2B2
10
0,05
0.2398
0,258
Distribusi normal
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan uji normalitas data telah terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran. 2. Uji Homogenitas Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, maka diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet. Kelompok 4
Ni
S2
X2hit
X2tabel
Kesimpulan
10
36.6389
4.136
7.81
Homogen
Berdasarkan data uji homogenitas diketahui X2hit lebih kecil dari pada X2tabel. Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.
C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh
commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik. Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada tiga hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti tabel berikut ini: Tabel 6. Ringkasan Nilai Rerata Kemampuan Smash Semi Bola Voli Berdasarkan Bentuk Latihan Smash dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan. Variabel penelitian A1
A2
Rerata B1 88.800 120.900 32.100
Sebelum Sesudah Peningkatan
B2 85.200 107.100 21.900
B1 85.300 117.100 31.800
B2 80.900 114.700 33.800
Tabel 7. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Varians Rta-rata perlakuan A B AB Kekeliruan Total Keterangan :
dk 1 1 1 1 36 40
Jk 35760.4000 336.4000 168.1000 372.1000 1319.0000 37956.0000
RJk 35760.4000 336.4000 168.1000 372.1000 36.639
Fo 9.1815* 4.5880* 10.1559*
Ft
4.11
* : Hasil Analisis F0 ditolak A: Latihan smash (Ketinggian net tetap dan bertahap) B : Kategori koordinasi mata-tangan AB:Interaksi latihan smash dengan tinggi-rendahnya koordinasi mata-tangan Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls. A1B2 A2 B 1 A1 B 1 21.900 31.800 32.100 KP Rerata 21.900 9.900 * 10.200 * A1 B 2 31.800 0.300 A2 B 1 32.100 A1 B 1 33.800 A2 B 2 Keterangan : * signifikan pada P < 0,05 commit to user 56
A2B2 RST 33.800 5.5318 11.900 6.6612 2,000 7.3503 1,700 -
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Keterangan: A1B1:Kelompok latihan smash semi dengan ketinggian net tetap kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi A1B2:Kelompok latihan smash semi dengan ketinggian net tetap kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah. A2B1:Kelompok latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap kriteria sampel koordinasi mata-tangan tinggi. A2B2:Kelompok latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap kriteria sampel koordinasi mata-tangan rendah 1. Pengujian Hipotesis Pertama Latihan smash dengan ketingian net tetap dan bertahap dari hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 9.1815 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan, latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan smash semi bola voli.
2. Pengujian Hipotesis Kedua Berdasarkan tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan smash semi bola voli. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 4.5880 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini artinya hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa, antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan smash semi bola voli.
commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
3. Pengujian Hipotesis Ketiga Interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor menunjukkan ada interaksi antara latihan smash dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai F0 = 10.1559 ternyata lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5% sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, antara latihan smash dan koordinasi matatangan terdapat interaksi terhadap kemampuan smash semi bola voli.
D. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dalam penelitian ini meliputi uji reliabilitas koordinasi mata-tangan, uji reliabilitas tes awal ketepatan dan kecepatan smash semi bola voli serta tes akhir ketepatan dan kecepatan smash semi bola voli. Hasil uji reliabitas penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Koordinasi Mata-Tangan, Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan dan Kecepatan Smash Semi Bola Voli Hasil Tes
Reliabilitas
Kategori
Koordinasi mata-tangan
0.919
Tinggi sekali
Tes awal ketepatan smash semi bolavoli
0,832
Tinggi
Tes awal kecepatan smash semi bolavoli
0,864
Tinggi
Tes akhir ketepatan smash semi bola voli
0.852
Tinggi
Tes akhir kecepatan smash semi bola voli
0.845
Tinggi
Dalam
mengartikan
kategori
koefisien
reliabilita
tes
tersebut,
menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip Atmojo (1992: 15) sebagai berikut:
commit to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
Tabel 10. Range Kategori Reliabilitas Kategori
Validitas
Reliabilitas
Obyektivitas
Tinggi sekali
0,80 – 1,0
0,90 – 1,0
0,95 – 1,0
Tinggi
0,70 – 0,79
0,80 – 0,89
0,85 – 0,94
Cukup
0,50 – 0,69
0,60 – 0,79
0,70 – 0,84
Kurang
0,30 – 0,49
0,40 – 0,59
0,50 – 0,69
Tidak signifikan
0,00 – 0,29
0,00 – 0,39
0,00 – 0,49
E. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga simpulan yaitu: (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan smash dengan ketinggian net tetap dan berthaap terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. (2) ada perbedaan yang signifikan kemampuan smash semi bola voli antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. (3) Ada interaksi antara latihan smash dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Pembahasan hasil penelitian dapat dipaparkan secara rinci sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Latihan Smash dengan Ketinggian Net Tetap dan Bertahap terhadap Kemampuan Smash Semi Bola Voli Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan, ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun
commit to user 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
pelajaran 2011/2012. Pada kelompok siswa yang diberi perlakuan latihan smash dengan ketinggian net bertahap mempunyai peningkatan kemampuan smash semi bola voli lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang diberi perlakuan latihan smash dengan ketinggian net tetap. Latihan smash dengan ketinggian net bertahap memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan smash semi bola voli, karena dilakukan dari cara yang mudah. Ketinggian net dipasang dari jarak 2 meter dari tanah, sehingga hal ini menimbulkan respon yang kuat pada diri sampel. Sampel merasa mudah dan bisa melakukan smash semi dengan baik, sehingga menimbulkan rasa senang pada diri sampel. Ditijau dari hukum belajar gerak Sugiyanto & Kristiyanto (1998: 3) menyatakan, “Hukum pengaruh (law of effect) penguatan atau melemahnya suatu koneksi merupakan akibat dari proses yang dilakukan. Hubungan stimulus respon menguat bila muncul respon disertai oleh keadaan menyenangkan atau memuaskan”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan smash dengan ketinggian net akan menguatkan stimulus dan respon sampel, karena net yang cukup rendah. Net yang cukup rendah, sehingga sampel merasa mudah dan mampu melakukan smash semi. Dan tanpa dirasakan sampel, net dinaikkan secara bertahap akan mampu melakukan smash semi dengan baik. Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan antara latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap diperoleh nilai Fo sebesar 9.1815 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 5.8. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
commit to user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
2. Perbedaan Pengaruh antara Siswa yang Memiliki Koordinasi MataTangan Tinggi dengan Siswa yang Memiliki Koordinasi Mata-Tangan Rendah terhadap Kemampuan Smash Semi Bola Voli Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan, terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan kemampuan smash semi antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian diketahui bahwa, siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi memiliki kemampuan smash semi bola voli yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih efektif dan efisien mengkoordinasikan gerakan smash semi dan mampu mengarahkan pukulannya (bola) pada sasaran yang diinginkan. Karena tingkat koordinasi mata-tangan yang tinggi (baik) tentunya diikuti unsur kondisi fisik yang baik pula seperti kelincahan, keseimbangan, reaksi, kekuatan, dimana komponenkomponen tersebut dapat memberi kontribusi terhadap kemampuan smash semi bola voli. Tetapi sebaliknya, siswa yang tingkat koordinasi matatangannya rendah, gerakan smash semi kurang mampu dilakukan dengan baik, gerakannya kurang luwes dan kurang lancar serta pukulannya sering tidak sesuai yang diharapkan. Selain itu, tingkat koordinasi mata-tangan rendah, sudah barang tentu komponen kondisi fisik lainnya, seperti kelincahan, reaksi, keseimbangan, kekuatan juga kurang baik sehingga kurang optimal memberikan dukungan terhadap kemampuan smash semi bola voli. Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordiansi mata-tangan rendah diperoleh nilai Fo 4,5880 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan 4.1. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, ada perbedaan pengaruh yang signifikan kemampuan smash semi bola voli ntara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang
memiliki
koordinasi
mata-tangan
commit to user 61
rendah
pada
siswa
putra
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. 3. Interaksi antara Latihan Smash dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Kemampuan Smash Semi Bola Voli Dari tabel 7 jelas tampak ada interaksi antara kedua faktor utama penelitian. Untuk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbentuklah tabel sebagai berikut: Tabel 11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Kemampuan Smash Semi Bola Voli A1 B1 B2 Retara B1 - B2
31.100 21.900 26.500 9.200
A2
Rerata
31.800 33.800 32.800 -2.000
A1 - A2
31.450 27.850 29.650
-0.700 -11.900 -6.300
40 35
33.8
31.1
31.8
30 25
B1
21.9
20
B2 15 10 5 0 A1
A2
Grafik 3. Interaksi Latihan Smash dan Koordinasi Mata-Tangan Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, bentuk garis perubahan besarnya nilai peningkatan kemampuan smash semi bola voli berpotongan. Hal ini artinya, ada interaksi antara latihan smash dan koordinasi commit to user 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
mata-tangan. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, dalam menerapkan latihan smash bola voli perlu mempertimbangkan tingkat koordinasi mata-tangan tinggi dan tingkat koordinasi mata-tangan rendah. Hal ini karena interaksi antara latihan smash dan koordinasi mata-tangan termasuk jenis interaksi indepanden. Siswa yang memiliki koordinasi mata-tinggi tinggi lebih cocok diberi latihan smash dengan ketinggian net tetap. Karena siswa yang
memiliki
koordinasi
mata-tangan
tinggi
akan
mampu
mengkoordinasikan gerakan smash semi dengan baik meskipun net cukup tinggi. Karena tinggi net bola voli yang tinggi, maka dibutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik. Tetapi sebaliknya, siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah lebih cocok diberi latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap. Tinggi net bola voli yang cukup rendah, sehingga keterlibatkan koordinasi mata-tangan tidak seperti pada ketinggian net tetap. Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan antara latihan smash dan koordiansi mata-tangan diperoleh nilai Fo 10.1559 > Ft 4.11. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa, ada interaksi antara latihan smash dan koordinasi mata-tangan terhadap terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan pada BAB IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data diperoleh nilai Fo = 9.1815 > Ft 4.11, dengan selisih perbedaan 5.8. 2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan kemampuan smash semi bola voli antara siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data diperoleh nilai Fo = 4,5880 > Ft 4.11, dengan selisih perbedaan 4.1. 3. Ada interaksi antara latihan smash dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash semi bola voli pada siswa putra ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data diperoleh nilai bahwa Fhitung = 10.1559 > Ftabel = 4,11. Tinggi rendahnya koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 berpengaruh dalam latihan smash semi bola voli.
B. Implikasi Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:
commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap serta koordinasi mata-tangan merupakan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kemampuan smash semi dalam permainan bola voli 2. Latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada latihan smash semi dengan ketinggian net tetap terhadap kemampuan smash semi bola voli. Karena latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap menguatkan stimulus dan respon sampel, sehingga denghan net yang cukup rendah mampu melakukan smash semi dengan baik. Menguatnya stimulus dan respon sampel akan membri kontribusi terhadap peningkatan ketinggian net, sehingga pada saat net mencapai ketinggian sebenarnya 2,43 meter sampel mampu juga melakukan smash semi dengan baik. Sedangkan latihan smash dengan ketinggian net tetap (2,43 meter), secara psikologis akan membuat siswa merasa berat dan tidak mampu melakukan smash semi. Dengan ketinggian net 2,43 meter siswa akan sering gagal melakukan smash semi, sehingga hal ini akan melemahkan stimulus dan respon sampel. 3. Perbedaan koordinasi mata-tangan merupakan variabel yang mempengaruhi kemampuan smash semi bola voli. Siswa yang memiliki koordinasi matatangan tinggi, hendaknya diberi latihan smash semi dengan ketinggian net tetap, karena smash semi dengan ketinggian net tetap membutuhkan koordinasi
gerak yang baik. Bagi siswa yang memiliki koordinasi mata-
tangan rendah hendaknya diterapkan latihan smash semi dengan ketinggian net bertahap.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukakan kepada guru Penjasorkes atau Pembina ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Kegiatan ekstrakurikuler yang hanya dilakukan satu kali dalam satu minggu, hendaknya ditambah waktu latihannya, minimal 3 kali dalam satu minggu. commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
2. Hendaknya dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bola voli dibuat program latihan yang baik. 3. Komponen-komponen kondisi fisik yang mendukung kemampuan smash bola voli hendaknya dilatih dan ditingkatkan secara terprogram. 4. Untuk meningkatkan kemampuan smash semi bola voli dapat diterapkan latihan smash dengan ketinggian net tetap dan bertahap. 5. Pembina
ekstrakurikuler
bola
voli
hendaknya
senantiasa
selalu
mengembangkan ilmu pengetahuannya dalam bidang kepelatihan bola voli.
commit to user 66