Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 124-143
PENGARUH METODE LATIHAN MENYELURUH, METODE LATIHAN BAGIAN, DAN MOTOR EDUCABILITY TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET Oleh: Roma Donny (Dosen Universitas PGRI Palembang) Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek metode latihan dan motor educability terhadap keterampilan bermain basket atlet Meteor Klub Kerinci. Jenis penelitian ini adalah kuasi-eksperimen, populasi adalah atlet Meteor Klub Kerinci berjumlah 88 orang, sedangkan sampel berjumlah 48 orang yang dipisah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok motor educabilty tingkat tinggi dan motor educability tingkat rendah. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan keterampilan bermain basket antara kelompok metode latihan global dengan kelompok metode latihan bagian, (2) ada interaksi antara metode latihan dan motor educability dalam meningkatkan keterampilan bermain bola basket, (3) pada motor educability tingkat tinggi, metode latihan global lebih efektif daripada metode latihan bagian dalam meningkatkan keterampilan bermain bola basket atlet klub Meteor Kerinci, (4) selanjutnya, pada kelompok motor educability rendah, metode latihan bagian lebih efektif dibandingkan dengan metode latihan global dalam meningkatkan keterampilan bermain atlet bola basket Klub Meteor Kerinci. Kata Kunci: Metode Latihan Menyeluruh, Metode Latihan Bagian, Motor Educability, Keterampilan Bermain Bolabasket. THE EFFECT OF COMPREHENSIVE EXERCISE METHOD, PART EXERCISE METHOD, AND MOTOR SKILL TOWARD BASKETBALL PALYING SKILL Abstract The purpose of this study was to determine the effects of exercise and the motor educability of athletes who are playing basketball as athlete at Meteor Club Kerinci. The research was a quasi-experiment, the population was Meteor Club athletes Kerinci numbered 88 people, while a sample of 48 people were split into two groups, high level motor educabilty and low level of motor educability. The results of the analysis of the data showed that: (1) there is a difference between playing basketball skills between training methods global group with a group practicing the method, (2) there is an interaction between the scientific method and the motor educability in improving the skills of playing basketball, (3) high level of motor educability, the global training method is more effective than part exercise in improving the skills of athletes playing basketball at Meteor club Kerinci, (4) furthermore, in the group of low motor educability, part rehearsal method is more effective than the global training method to improve the skills of 124
Pengaruh Metode Latihan Menyeluruh….(Roma Donny)
athletes playing basketball at Meteor club Kerinci. Keywords: Comprehensive Training Methods, Training Methods Section, Motor Educability, Playing Basketball Skills A. PENDAHULUAN Dewasa ini telah terlihat bahwa olahraga merupakan salah satu unsur yang sangat berpengaruh dan sudah menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, pembinaan dan pengembangan olahraga diharapkan mampu meningkatkan kualitas manusia yang diarahkan pada kesegaran jasmani, pembentuk watak, kepribadian, dan mental. Pembinaan olahraga tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan kualitas fisik masyarakat saja, tetapi juga untuk menggalang rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Olahraga dapat mengharumkan nama bangsa di dunia internasional. Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan di bidang olahraga sangat penting dan tidak bisa diabaikan karena memiliki peranan yang sangat besar dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional. Di samping menjadi kebutuhan untuk mencapai kebugaran jasmani, olahraga juga dikembangkan untuk mencapai prestasi di masing-masing cabang olahraga yang dibina dan dikembangkan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, para pakar olahraga banyak menemukan penemuan-penemuan baru, baik dari segi teori-teori olahraga, teknikteknik latihan, maupun dalam penemuan peralatan yang canggih yang sangat menunjang untuk meningkatkan prestasi olahraga. Prestasi olahraga adalah sebuah kata yang sangat mudah diucapkan dan merupakan dambaan setiap orang, namun cukup sulit untuk mencapainya. Dalam pencapaian prestasi di bidang olahraga, diperlukan pembinaan yang baik. Meliputi pembinaan fisik, teknik, taktik, dan mental. Oleh karena itu, untuk memenuhi hal tersebut atlet harus memiliki empat komponan prestasi yang baik, terutama kondisi fisik dan teknik. Teknik merupakan salah satu komponen yang harus mendapat perhatian serius dari pembina, sebab teknik merupakan hal penting yang harus dimiliki atlet dalam meningkatakan kemampuan lainnya guna meraih prestasi yang tinggi. 125
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 124-143
Peningkatan prestasi didukung oleh berbagai faktor, seperti kondisi fisik, teknik, taktik, mental, pelatih, sarana dan prasarana, status atlet, gizi, dan lain-lain. Fisik, teknik, taktik, dan mental merupakan aspek penting dalam upaya pencapaian perstasi secara maksimal. Hal ini didasarkan pada kemampuan teknik, taktik, dan mental atlet yang baik jika didukung oleh kemampuan fisiknya, maka cenderung tidak akan berlangsung lama dalam pertandingan, karena akan mengalami kelelahan sehingga akan mengganggu kemampuan teknik. Jika fisik dan teknik terganggu, maka taktik apapun yang diterapkan pelatih akan sia-sia dan mental pantang menyerah pun akan menjadi lemah, sehingga penampilan dan prestasi menjadi kurang optimal. Hal ini berarti, bahwa keempat aspek tesebut merupakan satu kesatuan yang saling menentukan dalam mencapai prestasi secara maksimal. Dalam upaya peningkatan prestasi tersebut pembinaan haruslah terencana, berjenjang, dan berkelanjutan agar prestasi yang diharapkan dapat dicapai secara maksimal. Karena jelas bahwa pembinaan olahraga sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, melalui olahraga yang dijadikan sebagai kebiasaan dan pola hidup akan terbentuk manusia dengan jasmani atau raga yang sehat sehingga memungkinkan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang produktif sangat memiliki semangat dan daya juang yang tinggi. Untuk meraih prestasi puncak dalam pembinaan prestasi olahraga membutuhkan waktu yang lama dengan perencanaan latihan yang terarah, sistematis, terpadu, dan berkesinambungan. Dewasa ini di Indonesia, bolabasket merupakan olahraga yang banyak digemari, tidak hanya orang dewasa, tetapi anak-anak pun sudah banyak memainkannya. Hal ini erat kaitannya dengan gencarnya tayangan liga bolabasket Amerika atau lebih dikenal dengan NBA (National Basketball Asociation). Selain itu, bolabasket juga termasuk olahraga yang terjangkau dari segi biaya serta tempat bermain, karena tempat bermain bolabasket telah tersedia di setiap gelanggang olahraga dan gratis.
126
Pengaruh Metode Latihan Menyeluruh….(Roma Donny)
Dalam proses belajar bolabasket, terdapat faktor-faktor yang akan menentukan hasil belajar tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah faktor bawaan atau faktor internal yang dimiliki oleh individu itu sendiri, seperti bakat, minat, motivasi, dan intelegensi. Selain faktor tersebut, adalah faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar individu, seperti pelatih, guru, waktu latihan, penggunaan sarana dan prasarana latihan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hasono dalam Aryaningsih (2004:5), sebagai berikut: Konsekuensi yang logis dari system latihan dengan kualitas yang tinggi biasanya adalah prestasi yang tinggi pula. Kecuali faktor pelatih, ada faktor-faktor lain yang mendukung dan ikut menentukan kualitas training, yaitu hasil-hasil penemuan peneliti, metode latihan, fasilitas dan peralatan pelatihan, kemampuan atlit tesebut, dan sebagainya. Oleh karena itu, semua faktor yang dapat mendukung kualitas latihan dan haruslah dimanfaatkan seefektif mungkin dan diusahakan untuk terus meningkat. Untuk dapat menjadi pemain yang handal pada saat ini, banyak hal yang perlu diperhatikan oleh pembina/pelatih dan oleh atlet itu sendiri, misalnya teknik, taktik, mental, dan kondisi fisik. Setiap komponen tersebut nantinya akan terpadu menjadi sebuah keterampilan dalam berolahraga. Permainan bolabasket tidak lepas dari setiap komponen tersebut, setiap pemain diharuskan memiliki keterampilan dasar seperti shooting, passing, drible, rebound, dan lainnya, yang pada akhirnya nanti akan menjadi sebuah keterampilan bermain di dalam permainan bolabasket. Keterampilan bermain sangat diperlukan oleh setiap regu yang melakukan pertandingan bolabasket, tanpa teknik dasar yang bagus maka pemain tersebut tidak dapat bermain bolabasket dengan baik dan benar. Begitupun dengan regu yang tidak memiliki pemain dengan teknik dasar yang bagus, maka regu tersebut akan sulit dalam memenang sebuah pertandingan jika menghadapi lawan yang memiliki teknik yang baik. Oleh karena itu, hendaknya setiap individu yang dalam kelompok atau club bolabasket harus melatih teknik dasar mereka. Pelatih memiliki peran penting dalam proses pembentukan keterampilan bermain bolabasket ini.
127
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 124-143
Untuk melakukan pembinaan terhadap setiap komponen keterampilan tersebut, maka diperlukan berbagai macam metode latihan yang dapat membantu proses pembinaan dalam meningkatkan keterampilan bermain atlet nantinya. Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992:294) menyatakan bahwa metode latihan adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dengan jalan memberikan macammacam bentuk keterampilan atau gerakan yang harus dilatih oleh atlet. Di dalam teori kepelatihan ada berbagai macam metode latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dari latihan tersebut. Metode latihan menyeluruh atau global training dan metode latihan bagian atau part practice training adalah yang termasuk di dalam berbagai macam metode latihan tersebut. Untuk meningkatan kualitas teknik dalam suatu cabang olahraga akan lebih maksimal jika didukung oleh faktor intelegensi agar sesuai dengan penggunaan metode latihan yang diinginkan. Di dalam permainan bolabasket, sebuah teknik yang baik dapat dihasilkan dengan kualitas gerakan yang maksimal. Contohnya seseorang yang hendak melakukan crossover drible (mengubah arah gerakan sambil memantulkan bola) untuk melewati defense, dapat diketahui bahwa crossover drible merupakan sebuah gerakan yang sulit dan kompleks. Untuk mencapai kemampuan tersebut diperlukan kemampuan intelegensi yang baik pula, ada banyak faktor yang mendukung kemampuan tersebut dan di antaranya adalah kemampuan memahami sebuah gerakan dengan cepat dan cermat atau motor educability. Pada dasarnya semua cabang olahraga membutuhkan kemampuan motor educability, karena kemampuan tersebut menunjukkan kualitas dari individu dalam mempelajari gerakan. Dari penjelasan tersebut dapat ketahui bahwa untuk menguasai keterampilan bermain bolabasket yang baik, diperlukan metode latihan yang sesuai dan kemampuan yang mendukung untuk memaksimalkan proses mempelajari keterampilan tersebut. Klub Bolabasket Meteor merupakan salah satu klub yang sudah cukup lama terbentuk di kabupaten Kerinci. Namun klub bolabasket tersebut masih minim prestasi, peneliti melihat salah satu kekurangan dari atlet klub bolabasket Meteor Kerinci adalah masih rendahnya keterampilan dalam bermain bolabasket. 128
Pengaruh Metode Latihan Menyeluruh….(Roma Donny)
Berdasarkan observasi penulis dari keseluruhan atlet klub bolabasket Meteor Kerinci, hanya 9% atlet yang memiliki keterampilan bermain bolabasket yang baik. Hal ini terlihat ketika atlet Klub Bolabasket Meteor Kerinci bertanding banyak atlet keterampilan bermainnya rendah yaitu: 1) akrurasi passingnya tidak tepat dan tenaganya pun masih kurang, yaitu ketika bertanding passing masih banyak yang tidak tepat sasaran, kemudian waktu melakukan catching bola sering lepas, dari 12 atlet yang bertanding hanya 2 orang atlet yang operannya sering tepat sasaran 2) ketika melakukan drible bola yang dikuasai sering lepas dari tangan atlet tersebut, hanya 3 dari 12 orang atlet yang dapat melakukan dribel dengan benar dan 3) ketika melakukan shooting tembakannya pun sering meleset, hal ini terlihat dari 12 tembakan hanya 2 yang masuk. Sehingga di dalam pertandingan atlet Klub Bolabasket Meteor Kerinci kesulitan dalam bermain. Selain itu, sarana dan prasarana dalam latihan masih kurang, seperti ketersediaan bola, cone ataupun lapangan. Jika dilihat dari faktor internal atlet dari segi mental, atlet klub bolabasket Meteor Kerinci masih terlalu kaku ketika bertanding sehingga tidak bisa mengeluarkan kemampuan maksimalnya. Hal ini mungkin karena kurangnya pengalaman atlet dalam mengikuti uji coba ataupun pertandingan. Dari sisi bakat atlet bolabasket klub Meteor Kerinci juga masih mengeluarkan kemampuan maksimalnya, hal ini dikarenakan pelatih kurang memperhatikan tingkat kecerdasan atlet sehingga di dalam program latihan atlet yang memiliki kemampuan berbeda digabungkan saja. Dalam hal motivasi, klub bolabasket Meteor Kerinci terlihat kurang antusias dalam berlatih hal ini disebabkan karena latihan yang dilakukan setiap hari tidak berubah dan disesuaikan. Kemudian dalam hal kepercayaan diri, atlet klub bolabasket Meteor Kerinci masih terlihat tidak berani dalam mengambil keputusan dan ragu-ragu ketika bertanding. Oleh karena itu, banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya keterampilan dasar bermain bolabasket atlet klub Meteor Kerinci. Dari banyaknya faktor yang mempengaruhi baik secara eksternal maupun internal diduga penyebab dari kekalahan klub bolabasket Meteor Kerinci adalah
129
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 124-143
kurang tepatnya metode latihan yang diberikan dan tidak disesuaikan dengan tingkat
kemampuan
intelegensi
atlet
sehingga
menyebabkan
rendahnya
keterampilan bermain bolabasket atlet klub bolabasket klub Meteor Kerinci tersebut, banyaknya kegagalan dalam melakukan shooting, drible, dan passing diduga sebagai penyebab dari kekalahan klub bolabasket Meteor Kerinci. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh metode latihan menyeluruh (global), metode latihan bagian (part practice), dan motor educability terhadap keterampilan bermain bolabasket atlet Klub Bolabasket Meteor Kerinci. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat banyak permasalahan yang dapat dijadikan fokus penelitian sehubungan dengan keterampilan bermain bolabasket. Permasalahan tersebut antara lain adalah kondisi fisik dalam menjalani proses latihan. Atlet yang memiliki kondisi fisik bagus akan mampu menjalani latihan dengan intensitas berapapun, berbeda dengan keadaan atlet klub bolabasket Meteor Kerinci karena bentuk tubuh atlet yang terlalu kurus dan ada yang terlalu gemuk. Selain itu, penentuan metode latihan yang digunakan dalam kegiatan latihan dapat mempengaruhi keterampilan bermain bolabasket atlet. Hal ini juga berdampak pada motivasi atlet, klub bolabasket Meteor Kerinci terlihat kurang antusias dalam berlatih hal ini disebabkan karena latihan yang dilakukan setiap hari tidak berubah dan disesuaikan. Penggunaan metode yang tepat dapat membantu pelatih dalam melaksanakan program latihan sehingga program tersebut dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian, tujuan dari latihan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode latihan menyeluruh (global) dan metode bagian (elementer). Selain metode latihan yang digunakan oleh pelatih, sarana dan prasarana dalam yang masih kurang, seperti ketersediaan bola, cone ataupun lapangan yang memadai dapat mempengaruhi keterampilan bermain bolabasket. Penguasaan keterampilan bermain bolabasket tidak akan berjalan baik tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai, dan keterbatasan media akan memperlambat proses latihan sehingga latihan akan menjadi kurang efektif. 130
Pengaruh Metode Latihan Menyeluruh….(Roma Donny)
Permasalah dalam penelitian ini meliputi empat variabel yaitu: (1) metode latihan menyeluruh (global), (2) metode latihan bagian (part practice) (3) motor educability, dan (4) keterampilan bermain bolabasket. Metode latihan menyeluruh (global) dan metode latihan bagian (part practice) adalah variabel bebas. Motor educability adalah variabel moderator yang terdiri dari dua kategori yaitu tingkat motor educability tinggi dan tingkat motor educability rendah. Kemudian keterampilan bermain bolabasket sebagai variabel terikat. Berdasarkan permasalahan penelitian yang diangkat, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini secara garis besar adalah untuk mengetahui pengaruh metode latihan dan motor educability terhadap keterampilan bermain bolabasket atlet bolabasket klub Meteor Kerinci.
B. KAJIAN TEORI Metode latihan menyeluruh (global) menggabungkan setiap bentuk gerakan yang akan dilatih dan menuntut atlet untuk mendapatkan teknik tersebut melalui proses latihan yang dilakukan dengan menyeluruh. Dalam hal ini atlet akan mencoba seluruh gerakan dasar maupun lanjutan melalui sebuah rangkaian latihan, ini membuat tingkat kejenuhan atlet dalam proses latihan menghilang. Metode latihan menyeluruh (global) memberikan ruang bagi atlet untuk lebih banyak mencoba berbagai variasi gerakan, metode latihan menyeluruh (global) juga memberikan waktu yang banyak untuk pelatih dalam memberikan berbagai macam variasi gerakan akan dipelajari yang nantinya akan berpengaruh pada perkembangan keterampilan bermain bolabasket atlet tersebut. Metode latihan bagian (part practice) merupakan metode yang membagi setiap gerakan dari suatu teknik. Metode latihan ini menuntut atlet mempelajari bagian-bagian dari suatu teknik dan melatihnya dengan benar, dalam metode ini memang memerlukan banyak waktu untuk pencapaian gerakan yang di inginkan dengan tujuan agar setiap koordinasi gerakan akan lebih halus sehingga menghasilkan teknik yang mendekati sempurna. Metode latihan bagian (part practice) menuntut kemampuan pelatih dalam mengatur waktu latihan sehingga
131
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 124-143
latihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, pelatih memiliki banyak ruang untuk meneliti kelemahan atlet dalam mempelajari gerakan sehingga teknik yang akan dicapai mendekati sempurna. Dengan adanya metode latihan yang sesuai dan tepat maka atlet akan lebih mudah menyerap apa yang diinstruksikan oleh pelatih untuk mengaplikasikan gerakan yang benar secara langsung sesuai dengan yang diajarkan, dan diduga metode latihan menyeluruh (global) memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan keterampilan bermain bolabasket daripada metode latihan bagian (part practice). Jadi perbedaan metode latihan akan memberikan pengaruh juga terhadap hasil keterampilan bermain bolabasket. Namun, untuk mempelajari setiap gerakan dengan metode yang diberikan diperlukan juga kemampuan intelegensi didalam olahraga yaitu motor educability. Hal ini dikarenakan kemampuan motor educability masing-masing atlet yang berbeda. Motor educability merupakan hal yang sangat diperlukan dalam berolahraga terutama bagi atlet dalam cabang olahraga tertentu. Motor educability mempunyai peran penting dalam peningkatan keterampilan bermain, bisa dikatakan bahwa atlet yang memiliki motor educability yang bagus akan mudah mempelajari dan memiliki gerakan yang baik. Jadi antara metode latihan, motor educability, dan keterampilan bermain bolabasket terdapat interaksi dari setiap variabel. Pada
tingkat
motor
educability
tinggi,
proses
latihan
dengan
menggunakan metode latihan menyeluruh (global) diasumsikan lebih efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan bermain bolabasket dari pada latihan dengan
menggunakan
metode
bagian
(part
practice).
Karena
dengan
menggunakan metode latihan menyeluruh (global) atlet yang memiliki tingkat motor educability tinggi akan lebih banyak menguasai gerakan karena waktu dan variasi gerakan yang dipelajari lebih banyak, sehingga atlet akan mempunyai banyak pengalaman gerakan gerakan. Pada tingkat motor educability tinggi atlet juga tidak cepat merasa jenuh didalam latihan karena diberikan ruang berlatih yang cukup, sehingga dapat memaksimalkan latihan dalam meningkatkan keterampilan bermain bolabasket. 132
Pengaruh Metode Latihan Menyeluruh….(Roma Donny)
Pada tingkat motor educability rendah metode latihan latihan bagian (part practice) lebih cocok digunakan, karena ini menuntut atlet mempelajari bagianbagian dari suatu teknik dan melatihnya dengan benar. Atlet yang sering kesulitan mempelajari gerakan akan lebih terbantu dengan adanya metode ini, karena dalam metode ini memberikan banyak waktu untuk pencapaian gerakan yang di inginkan dengan tujuan agar setiap koordinasi gerakan akan lebih halus sehingga menghasilkan teknik yang mendekati sempurna. Sehingga dapat diasumsikan bahwa peningkatan keterampilan bermain bolabasket yang diberi metode latihan bagian (part practice) lebih besar dari pada yang diberi metode latihan menyeluruh (global). Bertitik tolak dari penjelasan tersebut, diduga bahwa terdapat interaksi antara metode latihan bagian (part practice) dan metode latihan menyeluruh (global) dengan motor educability terhadap keterampilan bermain bolabasket. Motor
educability
merupakan
salah
satu
faktor
yang
dapat
mempengaruhi peningkatan keterampilan bermain bolabasket. Motor educability merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, namun didalam hal ini ada yang memiliki kemampuan motor educability yang baik dan ada yang tidak. Didalam latihan, motor educability yang baik akan membuat proses pembelajaran setiap gerakan menjadi mudah dipahami. Oleh sebab itu, tingkat motor educability yang tinggi sangat dibutuhkan atlet untuk mendapatkan keterampilan bermain bolabasket yang baik, sehingga proses latihan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan latihan. Dalam melakukan latihan keterampilan bermain bolabasket dengan mengunakan metode latihan menyeluruh (global), diperlukan peran aktif atlet untuk melakukan setiap rangkaian gerakan dengan baik sehingga nantinya tingkat penguasaan keterampilan bermain bolabasket atlet menjadi lebih mantap. Di samping itu, karena metode latihan menyeluruh (global) dapat memaksimalkan kemampuan motor educability atlet, karena atlet diberikan ruang berlatih yang cukup sehingga atlet dapat lebih banyak mencoba variasi gerakan.
133
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 124-143
Tidak sama halnya dengan latihan dengan menggunakan metode latihan bagian (part practice), dalam meningkatkan keterampilan bermain bolabasket dengan menggunakan metode latihan bagian (part practice) yang membagi setiap gerakan hingga setiap gerakan yang dilakukan menjadi lebih sedikit dan mudah, sehingga kemampuan motor educability tinggi tidak terlalu diperhatikan. Berdasarkan perbedaan-perbedaan yang dikemukakan, maka diduga bahwa peningkatan keterampilan bermain bolabasket pada tingkat motor educability tinggi yang diberi metode latihan menyeluruh (global) lebih besar daripada kolompok tingkat motor educability tinggi yang diberi latihan dengan menggunakan metode latihan bagian (part practice). Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Tujuannya adalah untuk menemukan ada tidaknya pengaruh perlakuan antara sebab dengan akibat antara variabel-variabel yang dikontrol (Suharto, 2004: 38). Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh hasil latihan terhadap penyampaian meteri latihan menggunakan metode latihan menyeluruh (global) dan metode latihan bagian (part practice) terhadap keterampilan bemain bolabasket atlet bolabasket klub Meteor Kerinci. Untuk mengetahui tingkat motor educability atlet bolabasket klub Meteor Kerinci, digunakan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan keterampilan dasar bolabasket digunakan pendekatan analisis kuantitatif melalui tes keterampilan bolabasket, setelah itu akan dilanjutkan eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2. Desain faktorial adalah desain yang paling efisien untuk menyelidiki efek dua atau lebih faktor (Suwanda, 2011:145). Penelitian ini dilaksanakan di lapangan bolabasket GOR Kemenangan Sakti Alam Kerinci yang bertempat di kabupaten Kerinci propinsi Jambi. Lama penelitian yaitu enam belas kali pertemuan. Dimulai setelah ujian seminar proposal dan disetujui oleh dewan penguji. Latihan mulai dilaksanakan tanggal 17 April s/d 09 Juni 2014 pada hari Rabu, Jum’at, dan Sabtu pukul 16.00-18.00 WIB lapangan bolabasket klub Meteor Kerinci. Variabel penelitian ini terdiri atas variabel bebas (X1, X
2,
dan X3) dan
variabel terikat (Y). Varibel bebas (X) yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu 134
Pengaruh Metode Latihan Menyeluruh….(Roma Donny)
penggunaan metode latihan menyeluruh (global) (X1), metode latihan bagian (part practice) (X2), dan motor educability, sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keterampilan bermain bolabasket. Sementara itu yang menjadi variabel moderator pada penelitian ini adalah motor educability, sedangkan yang lainnya diabaikan. Populasi penelitian ini adalah seluruh atlet putra klub Bolabasket Meteor Kerinci. Berdasarkan informasi dari pelatih, jumlah atlet putra sebanyak 88 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Margono (2003:128), purposive sampling adalah” pemilihan sekelompok subjek yang didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian”. Bersadarkan tujuan penelitian maka peneliti hanya mengambil altet putra pemula dengan tingkat motor educability tinggi sebanyak 24 orang dan tingkat motor educability rendah sebanyak 24 orang juga, sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah 48 orang karena tingkat motor educability sangat membedakan dalam menentukan hasil penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan bermain bolabasket. Data hasil digunakan untuk analisis adalah data selih antara pre test dan post test pada masing-masing kelompok. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varian (ANAVA) dua jalur dan dilanjutkan dengan uji Tuckey apabila ditemukan interaksi antara variabel metode pembelajaran dan variabel motivasi belajar. Sebelum data diolah menggunakan teknik analisis varian, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan ANAVA, yaitu normalitas menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas varians menggunakan uji Bartlett dengan taraf signifikasi α = 0,05.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan pendekatan ANAVA dua jalur dan dilanjutkan dengan uji Tuckey terhadap lima hipotesis penelitian yang diajukan, semua hipotesis diterima. Temuan-temuan penelitian yang dilakukan di Atlet Bolabasket Klub Meteor Kerinci ini sesuai dengan temuan
135
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 124-143
penelitian yang dikemukakan pada bagian terdahulu dari bab ini. Hal ini disebabkan bahwa untuk mendapatkan keterampilan bermain bolabasket perlu dilihat metode latihan yang kita berikan dan perlu juga dilihat kemampuan motor educability yang dimiliki oleh atlet tersebut. 1. Perbedaan Keterampilan Bermain Bolabasket Atlet Bolabasket Meteor Kerinci Antara Kelompok yang Diberikan Metode Latihan Menyeluruh (Global) dan Metode Latihan Bagian (Part Practice) Syafruddin (2011:138) mengatakan bahwa metode global bertolak dari keseluruhan gerakan suatu teknik dan mencoba untuk menemukan atau mendapatkan teknik tersebut melalui proses belajar. Pada saat proses latihan, atlet tidak mempelajari teknik secara sendirian, melainkan mereka disuruh melakukan melakukan gerakan secara menyeluruh. Didalam permainan, siswa diharapkan dapat mempelajari sekaligus teknik yang terdapat dalam kegiatannya. Artinya, metode global diberikan sebagai suatu unit yang utuh yang tidak dibagi kedalam beberapa unit teknik. Untuk mempelajari keterampilan bolabasket metode global akan membantu pelatih dalam proses pemberian materi secara menyeluruh, sehingga nantinya atlet mempunyai banyak pengalaman gerakan dan teknik yang dipelajari karena atlet memiliki kebebasan untuk mencoba setiap gerakan. Hasil
pengujian
hipotesis
pertama
menunjukkan
bahwa
secara
keseluruhan, skor keterampilan bermain bolabasket atlet klub meteor kerinci antara kelompok yang diberikan metode latihan menyeluruh (global) lebih tinggi daripada yang diberi keterampilan bermain bolabasket atlet bolabasket meteor kerinci antara kelompok yang diberikan metode latihan bagian (part practice). Dari hasil temuan ini dapat dikemukakan bahwa metode latihan menyeluruh (global) lebih efektif digunakan dari pada metode latihan bagian (part practice). Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis statistik dengan selisih mean 4,19, selain itu juga dapat dilihat dari rata-rata peningkatan dari masing-masing kelompok, pada metode latihan menyeluruh (global) terjadi rata-rata peningkatan sebesar 70,51, sedangkan pada metode latihan bagian (part practice) terjadi rata-rata peningkatan sebesar 66,36. ini berarti metode latihan menyeluruh (global). memberikan
136
Pengaruh Metode Latihan Menyeluruh….(Roma Donny)
pengaruh yang lebih efektif dibandingkan dengan metode latihan bagian (part practice). Berdasarkan hal tersebut, perbedaan kedua metode latihan ini akan memberikan hasil yang berbeda dan ternyata pemberian metode pembelajaran dengan bentuk metode latihan menyeluruh (global) dapat membawa pengaruh yang lebih baik daripada metode latihan bagian (part practice) dalam hal keterampilan bermain bolabasket atlet. 2. Interaksi
Antara
Metode
Latihan
dan
Motor
Educability
Dengan
Keterampilan Bermain Bolabasket Atlet Bolabasket Meteor Kerinci Motor educability diartikan sebagai kemampuan umum untuk mempelajari tugas secara cepat dan cermat”. Seorang atlet akan memiliki kemampuan motor educability yang baik apabila rajin serta aktif dalam berlatih, sehingga nantinya kemampuan tersebut akan memberikan kontribusi kepada individu agar mampu mempelajari secara cepat dan cermat kecakapan dasar dan keterampilan motorik. Syafruddin (2011:138) mengatakan bahwa metode global bertolak dari keseluruhan gerakan suatu teknik dan mencoba untuk menemukan atau mendapatkan teknik tersebut melalui proses belajar. Dari ketiga pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga pendapat tersebut memiliki keterkaitan makna, yaitu kedua metode latihan mempunyai cara yang berbeda dalam prinsip melatih namun memiliki tujuan sama yakni kesempurnaan keterampilan motorik. Hal ini membuat motor educability sangat diperhitungkan dalam proses latihan karena motor educability merupakan bagian dari keterampilan motorik tersebut. Hasil yang berkaitan dengan pengujian hipotesis interaksi, membuktikan bahwa terdapat interaksi antara metode latihan dengan motor educability dalam pengaruhnya terhadap keterampilan bermain bolabasket atlet, atau dengan kata lain bahwa hipotesis penelitian yang diajukan teruji kebenarannya. Jika seorang atlet memiliki kemampuan motor educability yang baik memperhatikan contoh suatu gerakan, kemudian melakukannya sendiri, maka nantinya hal tersebut akan memberikan kontribusi yaitu persepsi kinestesis yang
137
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 124-143
membutuhkan konsentrasi untuk merasakan suatu gerakan sehingga nantinya atlet akan lebih cepat menyerap suatu gerakan. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan keterampilan bermain bolabasket tidak hanya dengan menggunakan metode latihan saja, tetapi juga ditentukan oleh bagaimana kemampuan motor educability yang dimiliki atlet. Walaupun pelatih telah menggunakan metode latihan dengan baik tanpa didukung oleh kemampuan motor educability atlet yang tinggi, maka hal ini akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan dari materi latihan, sehingga latihan tidak dapat diserap dengan sempurna oleh atlet. Ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan keterampilan bermain bolabasket, pelatih harus bisa memilih metode latihan yang sesuai dan juga mempertimbangkan kemampuan motor educability atlet. Berdasarkan pembahasan tersebut, terdapat interaksi antara kemampuan motor educability atlet dengan metode latihan yang digunakan terhadap keterampilan bermain bolabasket. Terjadi interaksi antara metode latihan dengan motor educability atlet sebagaimana dijelaskan di atas dapat digambarkan melalui perbandingan rata-rata skor kemampuan teknik dasar bolabasket antara kelompok atlet dengan kategori tinggi dan rendah dengan perlakuan yang berbeda. Hasil dari pembelajaran untuk keterampilan
bermain
bolabasket
dipengaruhi oleh kemampuan motor educability. Agar proses yang dilakukan mencapai hasil yang maksimal maka perlu diterapkan metode latihan yang tepat. Dengan demikian motor educability sangat penting untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam meraih keterampilan bermain bolabasket. Seperti yang diketahui sebelumnya, latihan akan dipengaruhi oleh beberapa komponen untuk pencapaian tujuan yang efektif dan maksimal. Hal ini akan berkaitan dengan efektifitas rangkaian-rangkaian latihan untuk mengoptimalkan prestasi olahraga yang kompleks dan terkait dengan keterampilan bermain bolabasket yang dimiliki oleh atlet. Dalam hal ini maka metode latihan akan memberikan dampak yang efektif saat terjadi proses latihan. Oleh sebab itu, setiap pelatih olahraga dalam memberikan materi latihan harus menggunakan metode latihan yang didasarkan 138
Pengaruh Metode Latihan Menyeluruh….(Roma Donny)
pada metode yang bervariasi. Hasil menunjukkan bahwa pada kemampuan motor educability tinggi, metode latihan menyeluruh (global) lebih efektif daripada metode latihan bagian (part practice) terhadap keterampilan bermain bolabasket, begitu juga sebaliknya.
3. Perbedaan Keterampilan Bermain Bolabasket Atlet Bolabasket Meteor Kerinci Antara Kelompok yang Diberikan Metode Latihan Menyeluruh (Global) dengan Kelompok yang Diberikan Metode Latihan Bagian (Part Practice) pada Tingkat Motor Educability Tinggi Seseorang yang memiliki kemampuan motorik tinggi, diduga akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas keterampilan motorik khusus”. Kemampuan motor educability atlet perlu diketahui oleh pelatih, karena saat beraktivitas di lapangan, kondisi fisik dan karakter psikologis akan menjadi suatu kesatuan yang saling berinteraksi. Dengan mengetahui kemampuan motor educability atlet maka nantinya pelatih akan melakukan penyesuaian kembali program latihan yang cocok bagi atlet berdasarkan prinsip-prinsip latihan, dan tujuan yang akan dicapai. Hasil
pengujian
hipotesis
keempat
menunjukkan
bahwa
secara
keseluruhan, skor metode latihan yang diberi bentuk belajar metode latihan menyeluruh (global) lebih tinggi daripada yang diberi bentuk metode latihan bagian (part practice) pada kemampuan motor educability tinggi. Dengan kata lain bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Dari hasil temuan ini dapat dikemukakan bahwa metode latihan menyeluruh (global) lebih efektif digunakan dari pada metode latihan bagian (part practice) pada kemampuan motor educability tinggi. Dalam upaya meningkatkan keterampilan bermain bolabasket. Kemampuan motor educablity tinggi yang dimiliki oleh atlet, merupakan potensi apabila diasah akan dapat membuahkan hasil yang maksimal. Karena adanya pendorong pada diri atlet untuk menyelesaikan ataupun menguasai keterampilan bermain bolabasket, oleh karena itu seseorang yang memiliki kemampuan motor educability yang tinggi ditandai dengan kemampuan mereka dalam mengikuti dan menyerap proses latihan dengan cepat. Dengan demikian
139
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 124-143
idealnya kemampuan motor educability yang tinggi akan mampu memberikan pengaruh terhadap aktivitas yang dilakukan. Pada metode latihan menyeluruh (global), motor educability yang tinggi dapat ditandai dengan kemampuan seorang atlet dalam menyerap gerakan dengan cepat. Pada saat latihan atlet yang memiliki motor educability tinggi akan dapat menyerap gerakan yang dilihatnya dan akan mencoba kembali gerakan yang sama dengan harapan gerakan yang dilakukan selanjutnya akan lebih baik. Berbeda dengan atlet dengan metode latihan bagian (part practice) atlet dengan kemampuan motor educability yang sama tidak terlalu memperhatikan untuk melakukan gerakan-gerakan baru dengan sendiri karena harus terpaku pada pelatih, ini menyebabkan atlet akan merasa cepat bosan karena adanya batasanbatasan gerak yang diberikan.
4. Perbedaan Keterampilan Bermain Bolabasket Atlet Bolabasket Meteor Kerinci Antara Kelompok yang Diberikan Metode Latihan Menyeluruh (Global) Dengan Kelompok yang Diberikan Metode Latihan Bagian (Part Practice) Pada Tingkat Motor Educability Rendah “Seseorang yang memiliki kemampuan motorik tinggi, diduga akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas keterampilan motorik khusus”. Kemampuan motor educability atlet perlu diketahui oleh pelatih, karena saat beraktivitas di lapangan, kondisi fisik dan karakter psikologis akan menjadi suatu kesatuan yang saling berinteraksi. Dengan mengetahui kemampuan motor educability atlet maka nantinya pelatih akan melakukan penyesuaian kembali program latihan yang cocok bagi atlet berdasarkan prinsip-prinsip latihan, dan tujuan yang akan dicapai.Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa secara keseluruhan, skor metode latihan kelompok yang diberi metode latihan yang diberi bentuk metode latihan menyeluruh (global) lebih rendah dari pada yang diberi metode latihan bagian (Part Practice) pada tingkat motor educability rendah. Dengan kata lain hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Dari hasil temuan ini dapat dikemukakan metode latihan bagian (part practice) lebih efektif digunakan dari pada metode latihan menyeluruh (global) pada tingkat motor educability rendah. 140
Pengaruh Metode Latihan Menyeluruh….(Roma Donny)
Dapat diketahui bila seseorang atlet memiliki tingkat motor educability rendah, dapat ditandai dengan rendahnya kemampuan atlet dalam menerima suatu contoh gerakan dalam mempelajari suatu gerakan. Motor educability sangat dibutuhkan dalam proses mempelajari keterampilan bermain bolabasket. Hal itu ditandai dengan kecepatan seseorang untuk meempelajari sebuah gerakan, serta mempelajari kecepatan gerakan yang dilakukan dan efketifitas tujuan yang hendak dicapai. Pada metode latihan bagian (part practice), atlet dengan tingkat motor educability rendah akan mudah menyerap materi selama latihan karena setiap gerakan yang dilatih dibagi menjadi beberapa bagian. Dengan demikian, masingmasing atlet dapat melakukan berbagai macam gerakan sehingga akan lebih mudah mendapatkan keterampilan bermain bolabasket yang baik. Berdasarkan data empiris pada kategori motor educability rendah, hasil dari keterampilan bermain bolabasket metode latihan bagian (part practice) lebih efektif daripada metode latihan menyeluruh (global). Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mempelajari gerakan dengan cepat atau lambat. Dengan demikian maka metode latihan bagian (part practice) lebih efektif dibandingkan dengan metode latihan menyeluruh (global). Hal ini disebabkan karena adanya pembagian kelompok tingkat motor educability yang disesuaikan dengan hasil tes.
D. SIMPULAN Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan bermain bolabasket atlet bolabasket klub Meteor Kerinci antara kelompok yang diberikan metode latihan menyeluruh (global) dengan kelompok metode latihan bagian (part practice). Karena diketahui dari hasil temuan peneliti bahwa metode latihan menyeluruh (global) lebih efektif digunakan dari pada metode latihan bagian (part practice). Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis statistik dengan selisih mean 4,19, selain itu juga dapat dilihat dari rata-rata peningkatan dari masing-masing
141
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 124-143
kelompok, pada metode latihan menyeluruh (global) terjadi rata-rata peningkatan sebesar 70,51, sedangkan pada metode latihan bagian (part practice) terjadi ratarata peningkatan sebesar 66,36. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa terdapat interaksi antara metode latihan dan motor educability terhadap keterampilan bermain atlet bolabasket klub Meteor Kerinci. Karena diketahui dari hasil temuan peneliti bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan terdapat interaksi antara metode latihan menyeluruh (global) dan metode latihan bagian (part practice) dengan tingkat motor educability tinggi dan rendah diterima, dengan hasil perhitungan menunjukkan bahwa Fhitung = 26,62 > Ftabel = 4.05. Pada keterampilan bermain bolabasket atlet bolabasket klub Meteor Kerinci antara kelompok yang diberikan metode latihan menyeluruh (global) lebih efektif dibandingkan kelompok yang diberikan metode latihan bagian (part practice) pada tingkat motor educability tinggi. Karena dalam hasil uji Tuckey terbukti bahwa pada kelompok metode latihan menyeluruh (global) dengan tingkat motor educability tinggi (A1B1) hasilnya lebih efektif dari pada Kelompok metode latihan bagian (part practice) dengan tingkat motor educability tinggi (A2B1) diterima dengan perhitungan (Qh = 8,92 > Qt = 3.77). Pada keterampilan bermain bolabasket atlet bolabasket klub Meteor Kerinci antara kelompok yang diberikan metode latihan bagian (part practice) lebih efektif dibandingkan kelompok yang diberikan metode latihan menyeluruh (global) pada tingkat motor educability rendah. Karena dalam hasil uji Tuckey terbukti bahwa pada Kelompok metode latihan menyeluruh (global) dengan tingkat motor educability rendah (A1B2) hasilnya lebih rendah daripada menggunakan Kelompok metode latihan bagian (part practice) dengan tingkat motor educability rendah (A2B2) diterima dengan perhitungan (Qh = 26,22 > Qt = 3.77). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada kazanah ilmu keolahragaan khususnya dalam permainan bolabasket dan sebagai bahan bacaan pustaka untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam kazanah ilmu keolahragaan yaitu permainan bolabasket. Secara khusus, penlitian 142
Pengaruh Metode Latihan Menyeluruh….(Roma Donny)
ini diharapkan memberikan kontribusi pada pengembangan metode latihan sebagai proses untuk mencapai hasil yang baik, memberikan manfaat secara akademi
terhadap
organisasi
dalam
bidang
olahraga
khusunya
dalam
pengembangan keterampilan bermain bolabasket, digunakan sebagai acuan bagi peneliti yang akan datang, berguna bagi pelatih sebagai pedoman dan bahan pertimbangan
dalam
menggunakan
metode
latihan
yang
cocok
untuk
menyampaikan materi latihan dalam peningkatan keterampilan bermain bolabasket atlet Klub Bolabasket Meteor Kerinci, berguna bagi pelatih agar mampu meningkatkan antusias dalam latihan khususnya latihan bermain bolabasket,
dan
membantu
Klub
Bolabasket
Meteor
Kerinci
dalam
penyelenggaraan dan evaluasi proses latihan bolabasket. DAFTAR PUSTAKA Aryaningsih. 2004. “Pengaruh Latihan Rebounding Terus-menerus dan Bergantian terhadap Peningkatan Daya Ledak Otot Tunggal Atlet Bolabasket SMU Pembangunan Padang”. Padang: FIK UNP. Margono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Suharto, Ign. dkk. 2004. Perekayasaan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: NDI Offset. Suwanda. 2011. Desain Eksperimen untuk Penelitian Ilmiah. Bandung: Alfabeta. Syarifuddin, Aip dan Muhadi. 1991/1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
143