PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE OBSERVASI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG (Studi Eksperimen pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 19 Tasikmalaya) Winda Widia Rizkawati, Purwati Kuswarini S, dan Hj. Ai Sri Kosnayani Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi no.2 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, email :
[email protected]
ABSTRACT The purpose of this study determined differences in student result learning process used the method of inquiry with direct and indirect observation. This study was conducted from November 2013 until April 2014. The population were all classes in 7th grade the Junior High School of 19th Tasikmalaya wich consists of 8 classes as much as 245 student. The samples were two classes of class VII-E and VII-B, which were taken by using purposive sampling technique. The instrument used in this study was a test of student result learning at the concept of Ecosystem. This test were a multiple choice test with 4 options. The data analysis technique used the t test. From the research, processing, and analysis of the data, shows that there were differences in student result learning on model inquiry using the method of direct observation and indirect. Judging from the average grades in class VII-B x post test = 21.55 exceeded the value of Minimum Completness Criterian (MCC), while in class VII-E value of x post test = 16.30 not exceeded the value of MCC. Therefore, the inquiry learning model with the direct observation method can improve student result learning which use of indirect observation methods and direct observation methods was better on the concept of Ecosystem. Keywords : Learning Result, Methods of Direct and Indirect Observation .
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran inquiry dengan metode observasi langsung dan tidak langsung. Penelitian ini dilaksanakan dari November 2013 sampai April 2014. Populasinya adalah siswa SMP Negeri 19 Tasikmalaya sebanyak 8 kelas , dengan jumlah siswa 245 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas yaitu kelas VII B dan VII E, yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep Ekosistem. Tes ini berupa tes bentuk pilihan ganda dengan 4 option. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t. Dari hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data, menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran inquiry dengan metode observasi langsung dan tidak langsung. Dilihat dari perolehan
1
nilai rata-rata di kelas VII-B yaitu x post
test=
21,55 telah melampaui nilai kriteria
ketuntasan minimum (KKM), sedangkan di kelas VII-E nilai x post test= 16,30 belum melampaui nilai KKM. Oleh karena itu, model pembelajaran inquiry dengan metode observasi langsung dapat meningkatan hasil belajar siswa dari pada menggunakan metode observasi tidak langsung, dengan demikian metode observasi langsung lebih baik digunakan pada konsep Ekosistem Kata kunci : Hasil Belajar, Metode Observasi Langsung dan Metode Observasi Tidak Langsung.
A. Pendahuluan Pendidikan sangat penting dalam peranan pembangunan, karena kelangsungan hidup dari suatu bangsa tergantung pada kualitas manusia dan mutu pendidikan. Dalam hal ini sekolah merupakan suatu lembaga formal sebagai tempat berlangsungnya proses kegiatan pembelajaran. Guru sebagai pengajar memiliki tugas membantu perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor melalui penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, latihanlatihan dan keterampilan. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, oleh karena itu guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, untuk mencapai pada tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru mata pelajaran IPA terpadu kelas VII SMP Negeri 19 Tasikmalaya diketahui bahwa proses belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran tanya jawab. Sehingga siswa tidak diajarkan untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran dan terkadang siswa merasa jenuh belajar hanya di dalam kelas. Karena itu didapatkan hasil belajar siswa yang masih kurang memuaskan terutama pada konsep Ekosistem. Dalam proses belajar mengajar siswa juga dituntut aktif. Maka dilakukan berbagai model pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran inquiry dalam proses belajar mengajarnya menggunakan jenis metode observasi. Observasi dibedakan menjadi dua macam yaitu observasi langsung dan tidak langsung. Observasi langsung yaitu dilakukan dengan menggunakan alat-alat indra. Di sini siswa dituntut untuk mempunyai motivasi mencari pemecahan masalahnya dengan
2
observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung yaitu dilakukan menggunakan media berupa alat bantu (charta) tidak secara langsung meneliti suatu objek, biasanya dilakukan di dalam ruang kelas. Keberhasilan seorang guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh hubungan interpersonal antara guru dengan siswa. Contohnya menggunakan jenis model pembelajaran inquiry melalui metode observasi langsung dan tidak langsung dilakukan pada konsep Ekosistem agar siswa belajar lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. B. Metode Penelitian Metoda penelitian yang digunakan adalah pre experiment. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah konsep Ekosistem yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran inquiry dengan metode observasi langsung dan tidak langsung. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 19 Tasikmalaya sebanyak 8 kelas yang berjumlah 245 orang siswa. Sampel yang digunakan sebanyak dua kelas yang diambil dengan cara purposive sampling yaitu di kelas VII-B dan Kelas VII-E SMP Negeri 19 Tasikmalaya. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa berupa multiple choice dengan empat option sebanyak 50 soal. Aspek yang diukur yaitu ranah kognitif yang dibatasi jenjang mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), dan mengevaluasi (C5) dengan pengetahuan faktual (K1), pengetahuan koseptual (K2), dan pengetahuan prosedural (K3).
C. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data serta pengujian hipotesis yang diperoleh dengan menggunakan teknik analisis data. Untuk mengetahui kenormalan data digunakan uji χ2
3
Tabel 1 Ringkasan Hasil Uji Normalitas No
χ2 hitung
Data
χ2 tabel
1 A 5,86 7,81 2 B 6,08 7,81 Sumber: Hasil Pengolahan Data
Hasil Analisis χ2hitung < χ2 tabel χ2hitung < χ2 tabel
Kesimpulan AnalisiS Terima Ho Terima Ho
Berdasarkan hasil analisis kedua data berasal dari populasi berdistribusi normal. Sedangkan untuk mengetahui apakah kedua data hasil tes belajar tersebut variansnya homogen atau tidak dengan menggunakan uji F. Hasil analisis dapat dilihat dalam tabel: Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji Homogentitas F maksimum Fhitung
Ftabel
Hasil Analisis
Kesimpulan
1,03
1,55
Fhitung < Ftabel
Terima Ho
Kesimpulan Analisis Kedua Varians Homogen
Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa data kedua kelompok tersebut varians homogen. Karena kedua kelompok data diambil dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua variansnya homogen, dilanjutkan dengan menggunakan uji-t. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3 Ringkasan Hasil Uji t
t hitung
t tabel
Hasil Analisis
87,5
2,001
t hitung > t tabel
Kesimpulan Tolak Ho
Kesimpulan Analisis Ada perbedaan rata-rata antara dua kelompok
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dengan demikian hipotesis yang diajukan yaitu ”ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunkan model
4
pembelajaran inquiry dengan metode observasi langsung dan tidak langsung pada konsep Ekosistem”. D. Pembahasan 1. Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajarn Inquiry dengan Metode Observasi Langsung. Dari penelitian yang telah dilakukan di kelas VII B yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Inquiry dengan metode observasi langsung memperoleh skor rata-rata
21,55 dengan
jumlah siswa seluruhnya ada 31 orang siswa. Data yang didapat di kelas VII-B ini berdistribusi normal karena 2 hitung adalah 5,86 yang dianggap memiliki nilai lebih kecil daripada 2 tabel adalah 7,81 dengan kaidah terima
H0
apabila
2 hitung < 2 tabel .
Proses
menggunakan model pembelajaran Inquiry
pembelajaran
yang
dengan metode observasi
langsung ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan pada konsep Ekosistem. Pada setiap pertemuan di kelas VII-B diawali dengan guru memberikan informasi terlebih dahulu tentang materi yang akan di bahas yaitu mengenai konsep Ekosistem. Kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok secara heterogen yang beranggotakan 6 orang siswa. Untuk model pembelajaran yang digunakan adalah Model pembelajaran inquiry jenis
guided
inquiry.
Siswa
melaksanakan
proses
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran guide Inquiry ini bertujuan agar siswa lebih banyak aktif dalam proses pembelajarannya. Setiap kelompok diharuskan mengisi lembar kerja siswa (LKS) yang berbeda dari setiap pertemuan. Adapun hasil belajar siswa dalam mengisi lembar kerja siswa (LKS) pada setiap kelompok yang dilaksanakan di kelas VII-B adalah sebagai berikut:
5
90 88 86 84 82
pertemuan ke 1
80
pertemuan ke 2
78 76 74 kel 1
kel 2
kel 3
kel 4
kel 5
Gambar 1 Diagram Hasil Lembar Kerja Kerja Siswa (LKS) yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Guided Inquiry dengan Metode Observasi Langsung Dari hasil belajar siswa dari LKS yang dilaksanakan di kelas VII-B yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi langsung pada konsep Ekosistem berjalan cukup baik. Namun hasil nilai yang didapat oleh setiap kelompok pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua tidak ada yang menjawab benar semua, masih terdapat sedikit kesalahan pada jawaban masingmasing kelompok. Terdapat satu kelompok yang mengalami penurunan pada pertemuan ke dua disebabkan kelompok tersebut kurang kekompakan kelompoknya dalam mengerjakan LKS. Pada pengerjaan LKS setiap pertemuan siswa mengamati objek secara langsung dilingkungan sekolah. Setelah proses pembelajaran selesai siswa dilanjutkan dengan kegiatan post test. Post test ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi tidak langsung Kelebihan dari metode observasi langsung dapat memperoleh data dan meneliti objek secara langsung, kemudian dapat langsung mencatat hal-hal contohnya perilaku pertumbuhan ataupun yang berhubungan dengan materi yang sedang dibahas atau dipelajari. Dapat menciptakan suasana yang lebih nyaman dan kreatif sehingga tidak membosankan. Model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi langsung
6
juga memiliki kekurangan diantaranya memerlukan waktu yang relatif lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian. Cuaca yang tidak mendukung juga dapat mempengaruhi dalam proses pembelajaran
secara observasi
langsung.
Ada
juga
siswa
yang
memanfaatkan belajar di luar kelas untuk bermain-main 2. Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajarn Inquiry dengan Metode Observasi Tidak Langsung. Dari penelitian yang telah dilakukan di kelas VII E yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi tidak langsung memperoleh skor rata-rata 16,30 dengan jumlah siswa seluruhnya ada 30 orang siswa dan data yang didapat di kelas VII-E ini berdistribusi normal karena 2 hitung adalah 6,08 yang dianggap memiliki nilai lebih kecil daripada 2 tabel adalah 7,81 dengan kaidah terima H0 apabila 2 hitung < 2 tabel . Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran guided inquiry secara observasi tidak langsung setiap kelompok mengumpulkan data dengan melakukan observasi tidak langsung yang artinya siswa mencari atau mengumpukan data tidak secara langsung mengamati objek tapi menggunakan alat bantu berua media. Setelah itu setiap kelompok mengisi LKS (lembar kerja siswa) berdasarkan dari hasil diskusi kelompok. Siswa melakukan pengamatan secara tidak langsung artinya hanya di dalam ruang kelas dengan menggunakan media charta sebagai alat bantu, berdiskusi dengan masing-masing kelompoknya serta guru harus membimbing
setiap
kegiatan
siswa.
Kemudian setiap
kelompok
mempresentasikan hasil dari diskusi yang dilakukan, selama proses presentasi berlangsung kelompok lainnya mendengarkan dan menanyakan hal yang tidak dimengerti kepada kelompok yang sedang presentasi, sehingga di akhir pembelajaran guru dan siswa dapat menarik kesimpulan bersama-sama mengenai materi yang dibahas. Adapun hasil belajar siswa
7
dalam mengisi lembar kerja siswa (LKS) pada setiap kelompok yang dilaksanakan di kelas VII-E adalah sebagai berikut:
86 84 82 80 78
pertemuan ke 1
76
pertemuan ke 2
74 72 70 kel 1
kel 2
kel 3
kel 4
kel 5
Gambar 2 Diagram Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Guided Inquiry dengan Metode Observasi Tidak Langsung Dari hasil belajar siswa dari LKS yang dilaksanakan di kelas VII-E yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi tidak langsung pada konsep Ekosistem berjalan tidak cukup baik. Dilihat dari diagram hasil nilai LKS pada pertemuan pertama dan kedua tidak ada yang menjawab benar semua, masih terdapat sedikit kesalahan pada jawaban masing-masing kelompok. terdapat beberapa kelompok yang mengalami penurunan pada pertemuan ke dua disebabkan kelompok tersebut kurang kekompakan kelompoknya dalam mengerjakan LKS. Selain itu juga kurang semangatnya siswa untuk mengerjakan LKS tersebut, dikarenakan suasananya yang terlihat monoton. Pada pengerjaan LKS setiap pertemuan siswa mengamati objek secara tidak langsung. Siswa dilanjutkan dengan kegiatan post test. Post test ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi tidak langsung. Kelebihan dari metode observasi tidak langsung dapat berdiskusi tanpa ada gangguan dari luar, lebih fokus terhadap materi.
8
Selain memiliki kelebihan, juga memiliki kekurangan diantaranya proses pembelajarannya yang monoton dapat membuat siswa jenuh dan tidak bersemangat. Selain itu metode ini di rasa kurang efisien, juga pengetahuan yang di dapat siswa akan terbatas. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut supaya lebih aktif dan berusaha sendiri untuk mencari informasi, mengamati dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru 3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry dengan Metode Observasi Langsung dan Tidak Langsung Dari hasil perhitungan statistik menggunakan uji t bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi langsung dan tidak langsung pada konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 19 Tasikmalaya. Perbedaan hasil belajar siswa yang proses menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi langsung dan tidak langsung pada konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 19 Tasikmalaya dapat dilihat dari diagram berikut ini: 80 70
KKM
60
Observasi Langsung
50
Observasi tidak Langsung
40 30 20 10 0
Gambar 3 Diagram Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Guided Inquiry dengan Metode Observasi Langsung dan Tidak Langsung Berdasarkan gambar 3 terlihat skor rata-rata hasil belajar siswa di kelas VII-B yang proses pembelajarannya proses menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi langsung
9
memperoleh skor rata-rata 21,55 dengan jumlah siswa seluruhnya ada 31 orang siswa, sehingga dapat dikonversikan menjadi 71,8. Hal ini menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas VII-B mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu pada pelajaran IPA adalah 70,00.
Sedangkan
hasil
belajar
siswa
di
kelas
yang
proses
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi tidak langsung memperoleh skor rata-rata 16,30 dengan jumlah siswa seluruhnya ada 30 orang siswa, sehingga dapat dikonversikan menjadi 54,3. Hal ini menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas VII-E belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Ini menunjukkan bahwa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi langsung lebih baik dibandingkan menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi tidak langsung. Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan karena adanya pengaruh penggunaan metode pembelajaran yang berbeda. Pada kelas yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi langsung hasil belajarnya lebih baik dan mendorong siswa menjadi lebih aktif dari pada kelas yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi tidak langsung. Proses pembelajaran yang menggunakan metode observasi tidak langsung ini hanya dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan media pembelajaran berupa gambar (charta). Oleh karena itu suasana proses pembelajarannya menyebabkan siswa menjadi jenuh, tidak berfikir aktif dan kreatif, sehingga tidak menunjukkan hasil belajar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan di kelas yang melaksanakan proses pembelajaran dengan metode observasi langsung. Namun perbedaan hasil belajar siswa menggunakan metode observasi langsung dan tidak langsung belum terlalu tinggi. Pada proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan metode observasi langsung dan tidak langsung, selain dari faktor
10
siswa yang menyebabkan masih rendahnya nilai hasil belajar siswa faktor guru juga sangat berpengaruh. E. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data, serta pengujian hipotesis tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran inquiry dengan metode observasi langsung dan tidak langsung pada konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 19 Tasikmalaya. Proses pembelajaran menggunakan metode observasi langsung lebih baik daripada metode observasi tidak langsung
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Indriyani, Leli. (2010). Perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan keterampilan proses jenis observasi langsung dengan jenis observasi tidak langsung. Skripsi UNSIL. Tidak dipublikasikan. Putra, Sitiatava Rizema. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: DIVA Press. Ruslan, Rosadi.(2010).Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta:PT Raja Grafindo Tinggi. Sudjana, Nana. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Inovatif
Progresif.
Yamin, Martinis. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta : Referensi.
11