PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE DAN NUMBERED HEADS TOGETHER STRUCTURE DENGAN METODE DISKUSI (Studi Eksperimen pada Sub Konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) di Kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya) The Differences of Students’ Result Learning Used Cooperative Learning Type of Think Phair and Share and Numbered Heads Together Structure by Discussion Method (Experimental Study on Sub concept Bryophyta and Pterydophyta in Xth Grade of MAN Awipari Tasikmalaya)
Jepi Pirdaus, Purwati Kuswarini Suprapto, Ai Sri Kosnayani Program Study Pendidikan Biolodi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya-Jawa
[email protected]
ABSTRACT The research aimed to know the differences of students’ result learning used cooperative type of think phair and share and numbered heads together structure by discussion method on sub concept of Bryophyta and Pterydophyta in Xth Grade of MAN Awipari, Tasikmalaya. The research was conducted on March 2014 until June 2014 at MAN Awipari, Tasikmalaya. Population in this research was all the student at Xth grade of Man Awipari, Tasikmalaya. That was 8 classes they are ammount of 247 students’. The sampel were 2 classes (X-1 and X-2) and they were taken by purpossive sampling. Research method used Pre experiment. The data collection was written test, post test. The test that was carried was multiple choices with the total number of 37 question with 5 answer option. Data analysis technique t test with significant level (α)= 0,05. Based on data analysis result and hypotesis testing show that there was differences of students’ result learning used cooperative type of think phair and share and numbered heads together structure by discussion method on sub concept of Bryophyta and Pterydophyta in Xth Grade of MAN Awipari, Tasikmalaya. Students’ result learning used cooperative type numbered heads together structure by discussion method was better.
Keywords : student result learning, think phair and share, numbered heads together, discussion method.
1
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dan numbered heads together structure dengan metode diskusi pada sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) di kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juni 2014 di MAN Awipari Kota Tasikmalaya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya yang berjumlah 8 kelas dengan jumlah siswa 247 orang siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adlah sebanyak yaitu 2 kelas (X-1 dan X-2) dan diambil dengan cara purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah pre eksperiment. Tes pengumpulan data berupa test, post test. Tes ini berupa pilihan soal multiple choice sebanyak 37 soal dengan lima option. Teknik analisis data menggunakan uji t dengan taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dan numbered heads together structure pada sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) di kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya. Hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif type numbered heads together structure dengan metode diskusi lebih baik.
Kata kunci: hasil belajar siswa, think phair and share, numbered heads together structure, metode diskusi.
2
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Suatu sistem pendidikan dapat berjalan dengan baik tergantung pada beberapa faktor seperti, guru, siswa, kurikulum dan fasilitas. Berdasarkan faktorfaktor tersebut maka guru menjadi kunci utama dalam peningkatan mutu pendidikan. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam melaksanakan
tugasnya.
Guru
harus
memiliki
inovasi-inovasi
dalam
menyelesaikan setiap masalah yang timbul selama proses belajar mengajar. Oleh karena itu keberhasilan pendidikan tidak lepas dari peranan guru dalam proses belajar mengajar. Selain itu model pembelajaran adalah salah satu sarana pendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Meskipun perkembangan model dan metode pembelajaran telah mengalami perubahan, dalam kenyataannya guru masih mengalami kesulitan dalam menentukan, dan memadukan antara model, metode dan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dalam suatu tingkat pendidikan. Karena itu banyak guru yang belum bisa mencapai tujuannya yakni hasil belajar siswa yang optimal. Masalah ini juga terjadi di MAN Awipari Kota Tasikmalaya, berdasarkan observasi di lapangan yang penulis lakukan dan wawancara dengan guru biologi ditemukan masalah bahwa guru sulit untuk menentukan strategi pembelajaran yang efektif. Guru harus lebih kreatif dan pintar dalam memilih dan memadukan antara model, metode, dan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk suatu materi tertentu agar dapat mencapai tujuannya. Guru sudah mencoba mengunakan model dan metode pembelajaran yang bervariatif hanya saja guru belum bisa memadukan dan memilih model dan metode pembelajaran yang tepat untuk suatu materi tertentu, sehingga pada hasil akhirnya guru tidak bisa mencapai tujuannya yakni hasil belajar belum tercapai seperti yang diharapkan yang dapat dilihat dari hasil tes belajar siswa, yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang diharapkan sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku
3
(Pterydophyta) adalah 75. Sedangkan rata-rata nilai ulangan siswa untuk sub konsep tersebut hanya 69. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, diharapkan guru dapat merancang suatu model dan metode pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan diajarkan dan juga membuat suasana belajar tidak monoton sehingga siswa tertarik untuk belajar.
Pembelajaran kooperatif memiliki keistimewaan yang
sangat besar untuk mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan siswa yang pendidikannya terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka. Metode pembelajaran diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Dengan metode ini diharapkan siswa menjadi lebih aktif dan lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya di depan umum. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dengan metode diskusi dan numbered heads together structure dengan metode pembelajaran diskusi merupakan salah satu alternatif yang dipilih peneliti untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dan numbered heads together structure dengan metode diskusi pada sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) di kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya?”. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dan numbered heads together structure dengan metode pembelajaran diskusi di kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya pada sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta).
4
Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada pengajaran biologi. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan pemikiran bagi para pelaku pendidikan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dan numbered heads together structure dengan metode diskusi. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Sekolah Menumbuhkan motivasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu serta memberikan masukan kepada sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model dan metode pembelajaran yang lebih bervariasi. b. Bagi Guru Mengetahui model dan metode pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran pengetahuan alam khususnya pada sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) serta meningkatkan perhatian siswa di dalam kelas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. c. Bagi Siswa Menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran, merangsang siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran, serta membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran biologi khususnya pada sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pteurodophyta).
5
PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental. Pada metode pre experimental seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, disebut juga dengan istilah quasi-experimental atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dan numbered heads together structure dengan metode diskusi. 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pteurodophyta). Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN Awipari tahun ajaran 2013-2014 sebanyak 8 kelas, dengan jumlah siswa 241 orang. Populasi dianggap homogen dilihat dari nilai rata-rata mata pelajaran biologi semester satu tiap kelas. Dalam penelitian ini siswa yang dijadikan sampel sebanyak dua kelas yang diambil dari populasi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Disain Penelitian Disain penelitiannya menggunakan alternative treatment posttest-only with nonequivalent groups design. Menurut Creswell, John W (2003:132)“This design uses the same procedure as the static group comparison, with the exception that the nonequivalent comparison group received a different treatment”.
6
Dari kutipan tersebut, dapat dikatakan bahwa desain ini menggunakan prosedur yang sama seperti perbandingan kelompok statik, dengan pengecualian bahwa kelompok pembanding nonequivalent menerima perlakuan yang berbeda”. Group A
X1
O
Group B
X2
O
Keterangan : X1 : perlakuan 1 (menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair sharedengan metode diskusi) X2 : perlakuan 2 (menggunakan model pembelajaran kooperatif tipenumbered heads together structure dengan metode diskusi) O : Post-test ----: pemilihan sampel dilakukan tidak secara acak Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik tes bentuk pilihan ganda dengan lima option dan berjumlah 37 butir soal yang dilakukan setelah proses belajar mengajar. Tujuan dari pelaksanaan tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang telah dicapai siswa. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub konsep tumbuhan lumut (Bryophyta) dan tumbuhan paku (Pterydophyta). Bentuk tes berupa soal pilihan ganda dengan 5 option dengan jumlah 37 soal. Aspek yang di ukur dalam penelitian ini adalah dimensi pengetahuan yang meliputi pada pengetahuan faktual, konseptual, procedural dan metakognitif dan dimensi proses kognitif yang meliputi aspek mengingat (C1), memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5)meliputi aspek mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), dan evaluasi (C5).
7
Teknik Analisis Data Setelah data-data dari hasil penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t (uji statistik parametrik) untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil post test pada sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pteurodophyta) yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dan numbered heads together structure dengan metode diskusi. Selanjutnya melakukan uji t deskriptif untuk mengetahui apakah hasil post test sudah mencapai KKM atau belum
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Belajar Siswa di Kelas X-2 yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Phair and Share dengan Metode Diskusi Dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas X-2 yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dengan metode diskusi diperoleh data skor hasil belajar siswa yang tergolong kategori rendah, yaitu 17% hasil belajar siswa kategori tinggi, 60% hasil belajar siswa tergolong kategori sedang, dan 23% hasil belajar siswa tergolong kategori rendah. Maka perhitungan stistik yang diperoleh = 23,10 2 2 dengan s2= 5,83 dari s = 2,41 dan nilai χ hitung (5,98) < χ tabel (7,81) dengan
kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM pelajaran Biologi dikelas X Man Awipari Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata dikelas X-2 MAN Awipari pada Sub Konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) adalah 69,00. Jika dilihat dari nilai rata-rata maka proses pembelaajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dengan metode diskusi tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Tidak
tercapainya
hasil
belajar
peserta
didik
yang
proses
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dengan metode diskusi dikarenakan tidak ada rasa tanggung jawab
8
individu terhadap kelompoknya saat melaksanakan diskusi. Akhirnya peserta didik tidak terlalu aktif dalam diskusi. Pada pertemuan pertama siswa dibentuk kelompok oleh guru secara heterogen berdasarkan nilai akademik dan jenis kelamin. Kemudian siswa bergabung dengan kelompoknya dan guru menyampaikan materi umum yang akan dipelajari dengan menggunakan metode ceramah yang dibantu media gambar dan dilakukan tanya jawab dengan siswa. Selain itu siswa diberikan lembar kerja dan table pengamatan yang harus diisi selama guru menjelaskan materi sehingga siswa dapat menyimak pembelajaran dengan baik. Lembar kerja siswa diberikan kepada setiap kelompok dengan tiap siswa mengerjakan satu nomor soal yang harus dikerjakan. Kemudian siswa berdiskusi dan saling membacakan hasil yang sudah dikerjakan denan teman kelompoknya yang mengerjakan soal berbeda sehingga bertukar pedapat mengenai ide-ide dan pokok pikiran
alam penyelesaian jawabannya. Karena siswa mempunyai
sumbernya terbatas sehingga wawasannya pun terbatas. Faktor lain yang menyebabkan kelas X-2 lebih kecil nilainya dibandingkan dengan kelas X-1 diantaranya yaitu kelas X-2 kurang aktif dibandingkan dengan kelas X-1, hanya beberapa orang saja yang bertanya mengenai materi yang tidak dipahami siswa. Pada pertemuan kedua sub konsep tumbuhan paku (Pterydophytha) siswa di kelas X-2 juga saling memprensentasikan hasil diskusi dari tiap kelompoknya. Tiap kelompok mepresentasikan dengan baik, dan hampir tiap kelompok menjawab pertanyaan dengan baik dan benar. Guru bertugas untuk meluruskan dan memperjelas jawaban dari setiap pertanyaan. Setelah presentasi selesai guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi tersebut, dan kegiatan terakhir yaitu siswa melakukan post test.
9
Adapun hasil presentasi siswa pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada tiap kelompok sebagai berikut: 88
86 84 pertemuan 1
82
pertemuan 2
80 78 76 Kel 1
Kel 2
Kel 3
Kel 4
Kel 5
Gambar 1 Diagram Hasil Presentasi pada Pertemuan 1 dan 2 di Kelas X-2 yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Phair and share dengan metode diskusi Berdasarkan hasil presentasi peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share terdapat tiga kelompok yang nilainya mengalami penurunan, satu kelompok nilainya tidak meningkat (tetap), dan hanya kelompok 5 yang nilainya mengalami peningkatan. Adanya penurunan terhadap tiga kelompok tersebut karena kurang kompak saat melakukan diskusi kelompok, ketika saling betukar pikiran satu dengan yang lainnya masih banyak siswa yang tidak fokus terhadap materinya. Selain itu pada saat kerja kelompok hasil diskusinya tidak terlalu memuaskan dan presentasi yang kurang baik, karena tidak melibatkan pendengarnya, presentasinya kurang menarik sehingga pendengar merasa bosan dan akhirnya suasana belajar dikelas tidak kondusif. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dengan metode diskusi yaitu siswa saling melakukan interaksi satu dengan lainnya sehingga saling bertukar pendapat ide-ide dan pokok pikiran masing-masing. Siswa juga dapat bekerja sama dengan kelompoknya dan saling menghormati, karena pada saat diskusi siswa juga harus menghormati pendapat orang lain. Hanya saja pada model pembelajaran kooperatif tipe think
10
phair and share dengan metode diskusi sumber yang dibaca terbatas, siswa hanya terpaku pada satu wacana yang diberikan guru. 2. Hasil Belajar Siswa di Kelas X-1 yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Structure dengan Metode Diskusi Dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas X-1 yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together structure dengan metode diskusi diperoleh data skor hasil belajar siswa yang tergolong kategori tinggi, yaitu 37% hasil belajar siswa kategori tinggi, 50% hasil belajar siswa tergolong kategori sedang, dan 13% hasil belajar siswa tergolong kategori rendah. Maka perhitungan stistik yang diperoleh = 28,43 dengan s2= 5,93 dari s = 2,44 dan nilai χ2hitung (5,32) < χ2tabel (7,81) dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM pelajaran Biologi dikelas X Man Awipari Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata dikelas X-2 MAN Awipari pada Sub Konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) adalah 78,00. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di kelas X-1 yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together structure dengan metode diskusi telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Tercapainya hasil belajar siswa di kelas X-1 dikarenakan adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan metode diskusi yang memacu siswa untuk belajar lebih aktif. Model pembelajaran ini memudahkan siswa dalam belajar kelompok karena setiap siswa mempunyai tugas masing-masing sehingga siswa mempunyai tanggung jawab sendiri terhadap kelompoknya. Pada pertemuan pertama siswa dibentuk kelompok oleh guru secara heterogen berdasarkan nilai akademik dan jenis kelamin. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. Kemudian siswa bergabung dengan kelompoknya dan guru menyampaikan materi umum dunia tumbuhan yang akan dipelajari. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok. Untuk lebih
11
mempermudah siswa guru meminta agar setiap kelompok mengerjakan tugas sesuai dengan nomor masing-masing. Misalkan siswa nomor satu mengerjakan soal nomor 1 dan siswa nonmor dua mengerjakan soal nomor 2 dan seterusnya. Hal itu dilakukan supaya setiap siswa mempnunyai tanggung jawab terhadap teman-teman kelompoknya. Setelah semuanya selesai mnegerjakan tugas masing-masing tiap kelompok mendiskusikan bersama hasil jawabannya untuk memilih jawaban yang paling tepat. Pada akhir pembelajaran guru memanggil salah satu nomor dari tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Pada pertemuan kedua pada sub konsep tumbuhan paku (Pterydophyta) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together structure dengan metode diskusi siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, ini terlihat ketika siswa mengerjakan tugas kelompok dengan berdiskusi bersama untuk menentukan jawaban yang paling tepat. Sehingga semua siswa dalam tiap kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk memberikan jawaban yang dianggap paling benar, semua siswa pun akhirnya dituntut untuk memahami dan mengetahui materi yang dipelajarinya karena guru akan menunjuk atau menyebut salah satu nomor siswa yang harus memaparkan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Selanjutnya siswa di kelas X-1 saling memprensentasikan hasil jawaban kelompoknya. Tiap kelompok mepresentasikan hasilnya dengan baik, dan hampir tiap kelompok menjawab pertanyaan dengan baik dan benar. Guru bertugas untuk meluruskan dan memperjelas jawaban dari pertanyaan siswa. Setelah presentasi selesai guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi tersebut, dan kegiatan terakhir yaitu siswa melakukan post test.
12
Adapun hasil presentasi siswa pertemuan 1 dan 2 pada tiap kelompok sebagai berikut: 88 86 84 pertemuan 1
82
pertemuan 2
80 78 76 Kel 1
Kel 2
Kel 3
Kel 4
Kel 5
Gambar 2 Diagram Hasil Presentasi pertemuan 1 dan 2 Kelas X-1 yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Structure dengan metode diskusi Berdasarkan hasil diskusi dan presentasi tiap kelompok, semua kelompok menjawab lembar kerja siswa dan mempresentasikannya dengan baik, namun pada saat pertemuan pertama siswa belum terbiasa dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together structure dengan metode diskusi sehingga siswa masih terlihat bingung dalam proses pembelajaran dan kurang begitu aktif. Bahkan ada beberapa kelompok yang kurang baik dalam mempresentasikan hasil diskusinya, karena pada saat guru menunjuk salah satu nomor siswa pada tiap kelompok banyak siswa yang kurang siap. Sedangkan pada pertemuan kedua tiap kelompok menjawab lembar kerja siswa dengan baik dan benar. Bahkan pada saat guru meminta salah satu nomor untuk mempresentasikan hasil diskusinya semua siswa terlihat antusias dan siap melakukan presentasi. Hal itu menunjukan bahwa setiap siswa menguasai materi yang sudah diberikan. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together structure dengan metode diskusi yaitu dapat mempermudah siswa untuk saling membagi tugas. Sehingga semua siswa lebih aktif karena
13
mempunyai tanggung jawab masing-masing untuk kelompoknya. Semua siswa pun akhirnya dituntut untuk memahami dan mengetahui materi yang dipelajarinya karena guru akan menujuk atau menyebut salah satu nomor siswa yang harus memaparkan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. 3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa di Kelas X-2 yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Phair and Share dengan Siswa di Kelas X-1 yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Hedas Together Structure Dari hasil perhitungan statistik uji t pada kelas X-2 yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dengan metode diskusi dan siswa di kelas X-1 yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together structure dengan metode diskusi diperoleh data thitung -8,33 dan ttabel 2,00 yang menunjukkan bahwa thitung terletak di daerah penolakan Ho artinya ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pebelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dan numbered heads together structure dengan metode diskusi pada sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) di kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya. Perbedaan hasil belajar siswa yang proses pebelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phaair and share dan numbered heads together structure dengan metode diskusi pada sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) di kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya dapat dilihat dari diagram berikut ini:
14
Gambar 3 Diagram Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pebelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Phair and Share dan Numbere Heads Together structure dengan metode diskusi Berdasarkan diagram di atas terdapat rata-rata pos test siswa di kelas X-2 yang proses pebelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dengan metode diskusi yaitu 23,10. Yang termasuk pada kategori skor tinggi ada 5 orang, sedang 18 orang, dan rendah 7 orang. Rata-rata post test kelas X-1 yang proses pebelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan metode diskusi yaitu 28,43. Yang termasuk pada kategori skor tinggi ada 11 orang, sedang 15 orang, dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together
dengan
metode
diskusi
lebih
baik
dibandingkan
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dengan metode diskusi. Adapun data analisisnya dapat dilihat sebagai berikut:
15
Tabel 4 Data Analisis Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Phair and Share dan Numbered Heads Together Structure dengan metode diskusi n
Data
s
s2
Kelas TPS
30
23,10
5,83
2,41
Kelas NHTS
30
28,43
5,93
2,44
Sumber: Hasil pengolahan data
Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan karena adanya pengaruh model pembelajaran yang berbeda. Kelas X-1 yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together structure dengan metode diskusi hasil belajarnya lebih baik dari pada kelas X-2 yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dengan metode diskusi, ini dikarenakan kelas
X-1 dalam berkelompok saling berbagi tugas dan mendiskusikan
kembali bersama unttuk memilih jawaban yang paling tepat. Sedangkan kelas X-2 hanya bertukar ide-ide atau informasi dengan temannya sendiri sehingga sumbernya terbatas. Selain itu kelas X-1 lebih aktif dibandingkan dengan kelas X-2, sehingga hasil belajar yang diperoleh juga berbeda. Dengan demikian model yang baik untuk sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) adalah model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together structure dengan metode diskusi. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa, “Ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think phair and share dan tipe numbered heads together pada sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) di kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya”. Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together 16
structure lebih baik digunakan dalam pembelajaran sub konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) di kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan beberapa saran di antaranya: 1. pada konsep Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) lebih baik diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together structure;
2. Dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together structure pada proses belajar mengajar hendaknya memperhatikan waktu jam pelajaran serta kelengkapan belajar, misalnya LKS (Lembar Kerja Siswa) dan bahan ajar agar model pembelajaran yang digunakan dapat terlaksana dengan baik; 3. kelompok dibuat secara heterogen agar peserta didik yang kurang memahami pelajaran dapat dijelaskan oleh peserta didik yang pandai di kelas. 4. kenyamanan, kerjasama dan kekompakan yang baik harus dapat diciptakan pada masing-masing kelompok dengan cara pembagian tugas dan komunikasi yang baik antar anggota dalam kelompok.bagi peneliti selanjutnya, hendaknya mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe team quiz dan numbered heads together pada sub konsep atau materi yang lain. 5. Untuk
penelitian
selanjutnya
dapat
mencoba
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together structure pada konsep yang berbeda dari konsep yang telah peneliti gunakan di MAN Awipari Kota Tasikmalaya.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Creswell, John W (2003). Pendekatan Kualitatif, kuantitatif, dan Mixed (Terjemahan).Yogyakarta: Pustaka Pelajar
17
Silberman, Melvin. (2013). Active Learning. Bandung: Nusamedia & Nuansa Cendikia. Lie, Anita. (2008). Cooperatif Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Suprijono, Agus. (2012). Cooperatife Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Riwayat Hidup Jepi Pirdaus adalah mahasiswa angkatan 2010 pada program studi pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
18