Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share dan Jigsaw II (Studi Eksperimen pada Sub Konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup di Kelas VII SMP Negeri 9 Kota Tasikmalaya) The Different of the Result of Student’s Learning which the Learning Process Used Cooperative Learning Model type of Think Pair and Share and Jigsaw II (the study of experiment on sub concept characteristics of living things in VII th grade the Ninth Public Junior High School at Tasikmalaya) Linda Yulianti, Purwati Kuswarini Suprapto, Ai Sri Kosnayani Program Study Pendidikan Biologi, Faculty of Teacher Training and Educational
Science Siliwangi University Tasikmalaya Jl. Siliwangi no:20 Tasikmalaya-Jawa
[email protected]
Abstract This research aimed to know the differences in students’ result of learning which the learning process used cooperative learning model type of think pair and share and jigsaw II on sub concept characteristics of living things. This research conducted on December until April 2014 in the ninth public junior high school at Tasikmalaya. The research method used was a pre-experiment. The population in this study were an entire class on the ninth public junior high school at Tasikmalaya year 2013/2014 as many as 11 classes with the number 415. Sampling using purposive sampling, was elected VII B class using cooperative learning model type think pair and share and VII C class with cooperative learning model type jigsaw II. For the instrument used to measure learning outcomes in the form of achievement test. Analysis using an independent t test with significant level α = 0.05. Based on the results of data analysis and hypothesis testing shows that there were differences in student learning outcomes learning process using cooperative learning model think pair and share and jigsaw II on sub-concept characteristics of living things in VIIth grade the ninth public junior high school at tasikmalaya. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dan Jigsaw II pada sub konsep ciri-ciri makhluk hidup. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 s.d. April 2014 di SMP Negeri 9 Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah pre experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 9 Kota Tasikmalaya Tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 11 kelas dengan jumlah 415 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, terpilih kelas VII B dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dan kelas VII C dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. 1
1
Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrumen berupa tes hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan uji t independen dengan taraf Signifikan = 0,05. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dan jigsaw II pada sub konsep ciri-ciri makhluk hidup di kelas VII SMP Negeri 9 Kota Tasikmalaya. Pendahuluan Ilmu Pengetahuan Alam atau sains, pada dasarnya merupakan kumpulan pengetahuan yang berkenaan dengan fenomena alam dan cara memperolehnya. Pengertian tersebut mencakup dua unsur hakiki sains yaitu sains sebagai produk dan sains sebagai proses. Selain itu Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan yang terorganisir secara sistematis berupa fakta, konsep, maupun generalisasi tentang alam dan aspek kehidupan yang telah diuji melalui serangkaian proses ilmiah berdasarkan observasi dan eksperimen. Oleh karena itu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam sudah mulai diberikan pada siswa sekolah dasar agar mereka lebih cepat mengenal tentang alam sekitarnya. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam harus berorientasi pada siswa sehingga menuntut guru untuk menguasai dan menerapkan berbagai modelmodel pembelajaran dan siswa belajar lebih aktif agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dan guru atau staf pengajar lainnya harus paham akan model-model pembelajaran tersebut. Hal tersebut sangat sulit untuk diwujudkan karena kebanyakan para guru terbiasa dengan rutinitas mengajar berdasarkan atas pengalaman dan kebiasaan tanpa mengetahui betapa pentingnya pemilihan pendekatan atau model yang sesuai dengan pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Kondisi yang demikian menyebabkan dalam kegiatan pembelajaran tersebut banyak menimbulkan masalah, diantaranya hasil pembelajaran IPA siswa yang kurang memuaskan, khususnya pada konsep Ciri-ciri Makhluk hidup. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di Sekolah SMP Negeri 9 Kota Tasikmalaya, rata-rata hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VII pada tahun ajaran 2013/2014 hanya 68,00 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal yang harus dicapai adalah 75,00. 2
Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian, diperlukan upaya berupa pengembangan pembelajaran. Pengembangan pembelajaran yang diperlukan sekarang adalah pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Serta teknik pembelajaran tersebut berpusat pada siswa, yaitu pembelajaran yang menekankan bahwa siswa sendirilah yang akan membangun pengetahuannya. Sedangkan guru harus merancang kegiatan pembelajaran bagi siswa untuk meningkatkan pengetahuannya. Pengembangan pembelajaran yang aktif dan inovatif tersebut harus mengembangkan kreatifitas dan keaktifan siswa untuk maju dan berkembang secara bersama-sama. Salah satu pengembangan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru adalah keterampilan memilih model pembelajaran karena pemilihan model pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Pemilihaan model pembelajaran yang tepat dapat membantu dalam penyampaian materi yang akan disampaikan kepada siswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam semua mata pelajaran khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dilihat
dari berbagai masalah tersebut
maka peneliti mencoba
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dan jigsaw II. Model yang akan diterapkan dalam pembelajaran ini diharapkan akan memberikan konstribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua model memiliki kelebihan dan kelemahan namun pada dasarnya kelemahan yang ada pada masing-masing model bisa diantisipasi oleh guru hingga kelemahan yang ada pada model tidak menjadi hambatan dalam pembelajaran bahkan diharapkan akan meningkatkan karakter dan minat siswa dalam belajar. Model pembelajaran jigsaw II sama halnya dengan think pair and share dibutuhkan suatu kerjasama untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan namun pada jigsaw II siswa dituntut untuk menjadi anggota tim ahli, setiap siswa harus mampu menguasai materi yang telah diberikan sesuai materi ahli yang telah dibentuk hingga tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran lebih terlihat. Hal tersebutlah yang tentunya akan menjadi motivasi tersendiri bagi siswa untuk
3
meningkatkan pembelajarannya yang berawal dari keingintahuan hingga mereka berusaha secara individu atau kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif ini mengacu atas kelompok kecil yang saling
bekerjasama,
memberikan kesempatan untuk
berkomunikasi dan
berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa, artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya. Hal ini membuat kelebihan pembelajaran kooperatif patut diterapkan pada siswa Sekolah Menengah Pertama agar mendidik siswa dari dini untuk belajar aktif, berpikir kritis, bekerja sama, memiliki tanggung jawab dan belajar mandiri. Berdasarkan pernyataan di atas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair and Shre dan Jigsaw I (Studi Eksperimen pada Sub Konsep Cri-ciri Mahluk hidup di Kelas VII SMP Negeri 9 Kota Tasikmalaya)”. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre experimental. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah ciri-ciri makhluk hidup, sedangkan model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dan jigsaw II. Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 9 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 10 kelas. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan tes. Tes dilakukan setelah proses pembelajaran selesai satu pokok bahasan. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 optiont. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup. Tes ini berupa tes bentuk multiple choice dengan 4 optiont sebanyak 50 soal. Aspek yang diukur yaitu ranah kognitif yang dibatasi pada jenjang mengingat (C1),
4
memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4) dan evaluasi (C5) dengan dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perbandingan nilai postest yang dinormalisasi. Menguji normalitas dengan menggunakan uji Chi-kuadrat (χ2). Data yang diuji meliputi post-test, uji homogenitas dengan menggunakan uji Fmaximum. Data yang diuji adalah post-test. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian
No
1
2
Tabel 1 Data Hasil Penelitian yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share dan Jigsaw II Nilai Model Rataχ2hitun Pembela KKM rata 2tabel X g jaran Hasil Konversi Think Pair and 5,89 7,81 31,47 3,58 12,8 75,00 78,6 Share Jigsaw II
1,89
7,81
23,67
3,03
9,21
75,00
59,17
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan maka dapat di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran think pair and share telah mencapai nilai KKM yaitu 78,6 dari nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75,00. Hasil belajar siswa di kelas VII B yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share memiliki hasil belajar yang lebih tinggi di bandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II yang mana nilai tidak mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 59,17 dari nilai KKM 75,00, hal ini di disebabkan karena belum adanya pembiasaan siswa dengan model pembelajaran jigsaw II proses pembelajaran yang menekankan pengajaran langsung materi dari siswa itu sendiri membuat mereka enggan untuk mengajarkan temannya karena tidak semua siswa mampu untuk mengajarkan 5
pembelajaran kembali kepada teman satu kelompoknya tentunya hal ini berawal dari ketidakbiasaan siswa dalam melakukan pembelajaran tersebut jika siswa sudah diberi pembiasaan maka kemampuan siswa dalam melakukan diskusi kelompok maupun melakukan pengajaran terhadap siswa lainnya akan meningkat dan memungkinkan akan memberi peningkatan hasil belajar siswa pada materi ciri-ciri makhluk hidup berbeda dengan pembelajaran yang proses belajarnya menggunakan model think pair and share lebih memberikan semangat belajar yang tinggi karena siswa merasa enjoy dalam proses belajarnya dan pembelajaran memberi kesempatan siswa untuk share dengan temannya hingga pembelajaran dirasa lebih menyenangkan. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share, diadakan penilaian kelompok untuk mengetahui kelompok terbaik. Berikut nilai tiap kelompok siswa: 100 90 80 70 60 50
pertemuan 1
40
pertemuan 2
30 20 10 0 Kel 1
Kel 2
Kel 3
Kel 4
Kel 5
Kel 6
Kel 7
Kel 8
Gambar 1 Hasil Diskusi Lembar Kerja Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe think Pair and Share Pada pertemuan kesatu dan kedua dimana pada pertemuan kesatu, nilai yang di peroleh tiap kelompok bervariasi. Nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok tiga dengan nilai 85 sedangkan nilai terendah di peroleh kelompok 6
enam dengan nilai 70. Sedangkan pada pertemuan kedua nilai terbesar di peroleh kelompok dua, tiga dan tujuh dimana kedua kelompok tersebut mendapatkan nilai yang sama yaitu 95, sedangkan nilai terkecil di peroleh kelompok tujuh yaitu 80. Adanya kelompok yang mendapatkan nilai rendah membuktikan bahwa masih ada siswa yang tidak aktif pada saat melakukan dan masih di dominasi oleh siswa yang lebih pintar dalam mengerjakannya. Jika dilihat dari diagram diatas menunujukan ada peningkatan pada pertemuan kedua. Hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan siswa dalam penerimaan materi yang di berikan. Adapun penilaian pada model pembelajaran jigsaw II dalam mengevaluasi hasil belajar siswa maka terdapat penilaian skor kemajuan yang diambil dari skor tes awal individual dan skor kuis yang hasilnya akan dijadikan skor kelompok yang nilainya dipakai untuk mencari kelompok baik, hebat, dan super. Berikut tabel skor kemajuan dan skor kelompok : Tabel 2 Jumlah Skor dan Kategori Tiap Kelompok yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Pertemuan 1 Pertemuan 2 Kelompok Skor Kategori Skor Kategori Kelompok Kelompok I 25 Baik 27,5 Hebat II 25 Baik 25 Baik III 27,5 Hebat 30 Hebat IV 25 Baik 22,5 Baik V 30 Super 30 Super VI 27,5 Hebat 27,5 Hebat VII 24 Baik 26 Baik VIII 20 Baik 20 Baik Sumber : Hasil Belajar Siswa Kelas VII C Dari data pertemuan 1 diatas ada satu kelompok dengan kategori super yakni sebesar 30 yaitu kelompok V, dua kelompok dengan kategori hebat yakni sebesar 27,5 yaitu kelompok III dan VI dan lima kelompok dengan kategori baik yakni sebesar 25, 24, dan 20 yaitu kelompok I, II, VII, dan VIII. Sedangkan pertemuan kedua kelompok super yakni sebesar 30 yaitu kelompok V, tiga kelompok dengan kategori hebat yakni sebesar 27,5 yaitu kelompok I, 7
IV, dan VI dan empat kelompok dengan kategori baik yakni sebesar 26, 25, dan 20 yaitu kelompok II, IV, VII dan VIII. Jika dilihat dari tabel diatas menunjukan ada peningkatan pada pertemuan kedua meskipun ada beberapa kelompok yang turun nilainya. Hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan pada tiap kelompok. 2. Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share diperoleh x = 31,47 dengan
2 =
12,80 dari
= 3,58 dan
nilai χ2 hitung 5,89 < χ2tabel 7,81. Adapun KKM mata pelajaran IPA di kelas VII SMP Negeri 9 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai ratarata di kelas VII B SMP Negeri 9 Kota Tasikmalayan pada sub konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup adalah 78,6. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran think pair and share telah mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II diperoleh x = 23,67 dengan s2= 9,21 dari
= 3,03 dan nilai χ2hitung 1,89 <
χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM pelajaran IPA di kelas VII-C SMP Negeri 9 Kota Tasikmalaya adalah 75. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII-C SMP Negeri 9 Kota Tasikmalaya pada Sub Konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup adalah 59,17 Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw II belum bisa mencapai nilai KKM yang telah di tentukan.
8
100 80 60 40 20 0 model think pair and share
model jigsaw II
Nilai Rata-rata KKM
Gambar 2 Daftar nilai Rata-rata Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share, Jigsaw II dan KKM Berdasarkan diagram tersebut bahwa siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw II. Hal tersebut menunjukan ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dan jigsaw II. Hal ini disebabkan model pembelajaran think pair and share memiliki hasil belajar yang lebih tinggi,dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw II. Didalam pembelajaran think pair and share siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang sudah ada, mereka saling mengungkapkan gagasan mereka baik secara berpasangan ataupun berkelompok, mereka didorong untuk mengerjakan suatu lembar kerja secara bersama-sama dengan mengungkapkan pemikiran mereka masing-masing dan hal ini memberikan konstribusi terhadap pemahaman setiap siswa dalam belajar karena mereka akan saling berbagi pemikiran dan gagasan hingga mereka tidak hanya belajar dari pengetahuannya saja namun dari siswa lainnya. Kesimpulan 1. Berdasarkan
hasil
penelitian
sebaiknya
guru
menggunakan
model
pembelajaran think pair and share pada sub konsep ciri-ciri makhluk hidup di kelas VII.
9
2. Pada saat melaksanakan penelitian terlihat siswa yang masih belum terbiasa dalam melaksanakan pembelajaran berkelompok disarankan pada guru SMP kelas VII jika akan menerapkan model pembelajaran think pair and share dan jigsaw II maka baiknya melakukan pembiasaan pembelajaran berkelompok pada pertemuan sebelumnya. 3. Pada pelaksanaan penelitian model pembelajaran jigsaw II peneliti menemukan kurang efektifnya pembelajaran saat kelompok ahli mengajarkan materi ahlinya pada kelompok asalnya maka disarankan bagi guru kelas VII yang akan mengajar menggunakan model pembelajaran jigsaw II untuk lebih melakukan pengawasan yang lebih ketat pada proses pembelajaran tersebut. 4. pada peneliti selanjutnya, untuk mulai menggunakan buku sumber lebih dari satu macam, hal ini untuk menghindari kesamaan jawaban LKS dari setiap kelompok. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Campbell, Dkk. (2000). Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga. Creswell, John W. (2013). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo. Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosadakarya Offset. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, Robert. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sloane, Ethel (2003). Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC 10
Sudjana, Nana. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosadakarya Offset. Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosadakarya Offset. Wulan, Ratna Ana (2008). Taksonomi Bloom-Revisi.ppt. Yamin, Matinis. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakata: Referensi.
11