PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa posisi geografis Indonesia sangat rentan terhadap dampak dari
perubahan
iklim
sehingga
perlu
dilakukan
upaya
penanggulangan melalui mitigasi perubahan iklim; b. bahwa dalam rangka menindaklanjuti kesepakatan Bali Action Plan pada The Conferences of Parties (COP) ke-13 United Nations
Frameworks Convention on Climate Change (UNFCCC) dan hasil COP-15 di Copenhagen dan COP-16 di Cancun serta memenuhi komitmen Pemerintah Indonesia dalam pertemuan G-20 di Pittsburg untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26% dengan usaha sendiri dan mencapai 41% jika mendapat bantuan internasional pada tahun 2020 dari kondisi tanpa adanya rencana aksi (bussines as usual/BAU), maka perlu disusun langkah-langkah untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca; Mengingat…
-2-
Mengingat
: 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United
Nations Framework Convention on Climate Change (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3557); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Protokol Kyoto atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsabangsa tentang Perubahan Iklim (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4403); 5. Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2007
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 7. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058); 8. Undang…
-3-
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan
Hidup (Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 23); 10. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014;
MEMUTUSKAN : Menetapkan :
PERATURAN
PRESIDEN
TENTANG
RENCANA
AKSI
NASIONAL
PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA.
Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca yang selanjutnya disebut RAN-GRK adalah dokumen rencana kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung menurunkan emisi gas rumah kaca sesuai dengan target pembangunan nasional.
2. Rencana…
-4-
2. Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca yang selanjutnya disebut RAD-GRK adalah dokumen rencana kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung menurunkan emisi gas rumah kaca sesuai dengan target pembangunan daerah. 3. Gas Rumah Kaca yang selanjutnya disebut GRK adalah gas yang terkandung dalam atmosfer baik alami maupun antropogenik, yang menyerap dan memancarkan kembali radiasi inframerah. 4. Emisi GRK adalah lepasnya GRK ke atmosfer pada suatu area tertentu dalam jangka waktu tertentu. 5. Tingkat emisi GRK adalah besarnya emisi GRK tahunan. 6. Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan. 7. Mitigasi perubahan iklim adalah usaha pengendalian untuk mengurangi risiko akibat perubahan iklim melalui kegiatan yang dapat menurunkan emisi/meningkatkan penyerapan GRK dari berbagai sumber emisi. 8. Kegiatan inti adalah kegiatan yang berdampak langsung pada penurunan emisi GRK dan penyerapan GRK. 9. Kegiatan pendukung adalah kegiatan yang tidak berdampak langsung pada penurunan emisi GRK tapi mendukung pelaksanaan kegiatan inti.
Pasal 2…
-5-
Pasal 2 (1) RAN-GRK terdiri dari kegiatan inti dan kegiatan pendukung. (2) Kegiatan RAN-GRK meliputi bidang: a. Pertanian; b. Kehutanan dan lahan gambut; c. Energi dan transportasi; d. Industri; e. Pengelolaan limbah; f. Kegiatan pendukung lain. (3) RAN-GRK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perpres ini.
Pasal 3 RAN-GRK merupakan pedoman bagi: a. Kementerian/lembaga untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi rencana aksi penurunan emisi GRK. b. Pemerintah daerah dalam penyusunan RAD-GRK.
Pasal 4 RAN-GRK menjadi acuan bagi masyarakat dan pelaku usaha dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan penurunan emisi GRK.
Pasal 5...
-6-
Pasal 5 (1) Menteri/pimpinan lembaga melaksanakan RAN-GRK sesuai tugas dan fungsi masing-masing. (2) Pelaksanaan dan pemantauan RAN-GRK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. (3) Pelaksanaan
RAN-GRK pada
masing-masing kementerian/
lembaga diatur lebih lanjut oleh menteri/pimpinan lembaga, sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing.
Pasal 6 (1) Untuk menurunkan emisi GRK di masing-masing wilayah provinsi, Gubernur harus menyusun RAD-GRK. (2) Penyusunan RAD-GRK berpedoman pada: a. RAN-GRK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2; dan b. Prioritas pembangunan daerah. (3) Penyusunan RAD-GRK diselesaikan dan ditetapkan dengan peraturan gubernur paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak ditetapkan Peraturan Presiden ini. (4) RAD-GRK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri.
Pasal 7...
-7-
Pasal 7 Penyusunan RAD-GRK difasilitasi oleh Menteri Dalam Negeri bersama dengan
Menteri
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala
BAPPENAS dan Menteri Lingkungan Hidup.
Pasal 8 Pedoman penyusunan RAD-GRK ditetapkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak ditetapkan Peraturan Presiden ini.
Pasal 9 (1) RAN-GRK dapat dikaji ulang secara berkala sesuai dengan kebutuhan nasional dan perkembangan dinamika internasional. (2) Kaji ulang RAN-GRK dilakukan oleh Kementerian/Lembaga dan dikoordinasikan
oleh
Menteri
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala BAPPENAS. (3) Hasil kaji ulang RAN-GRK dilaporkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dengan tembusan kepada Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. (4) Hasil kaji ulang dapat dijadikan dasar penyesuaian RAN-GRK.
Pasal 10...
-8-
Pasal 10 (1) Menteri/pimpinan lembaga melaporkan pelaksanaan kegiatan RAN-GRK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dengan tembusan kepada Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Lingkungan Hidup secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. (2) Menteri
Koordinator
Bidang
Perekonomian
melaporkan
pelaksanaan RAN-GRK yang terintegrasi kepada Presiden paling sedikit 1 (satu) tahun sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Pasal 11 Pendanaan
RAN-GRK
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
2
bersumber dari APBN, APBD dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 12...
-9-
Pasal 12 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 September 2011 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET RI Deputi Bidang Perekonomian, ttd. Retno Pudji Budi Astuti
LAMPIRAN I PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 61 Tahun 2011 TANGGAL : 20 September 2011
KEGIATAN INTI RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA BIDANG PERTANIAN Target Penurunan Emisi (26%) : 0,008 (Giga ton) CO2e Target Penurunan Emisi (41%) : 0,011 (Giga ton) CO2e Kebijakan yang dilakukan untuk menunjang RAN-GRK : 1. Pemantapan ketahanan pangan nasional dan peningkatan produksi pertanian dengan emisi GRK yang rendah. 2. Peningkatan fungsi dan pemeliharaan sistem irigasi. Strategi : 1. Mengoptimalisasikan sumber daya lahan dan air. 2. Menerapkan teknologi pengelolaan lahan dan budidaya pertanian dengan emisi GRK serendah mungkin dan mengabsorbsi CO2 secara optimal. 3. Menstabilkan elevasi muka air dan memperlancar sirkulasi air pada jaringan irigasi. 1. Perbaikan…
-2NO 1.
RENCANA AKSI Perbaikan dan pemeliharaan jaringan irigasi
PERIODE
a. Terlaksananya perbaikan jaringan irigasi seluas 1,34 juta ha
2010-2014
24 provinsi : Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Babel, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Yogyakarta, Jatim, Kalsel, Kaltim, Bali, NTT, NTB, Sulut, Sulteng, Sultra, Sulsel, Maluku, dan Papua
0,16
b. Terlaksananya operasionalisasi dan pemeliharaan jaringan irigasi seluas 2,32 juta ha
LOKASI
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
KEGIATAN/SASARAN
PENANGGUNGJAWAB Kementerian Pekerjaan Umum
2.
Optimalisasi lahan
Terlaksananya pengelolaan lahan pertanian tanaman pertanian tanpa bakar seluas 300.500 ha
2011-2014
8 provinsi: Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalsel, Kaltim, dan Kalteng
4,81
Kementerian Pertanian
3.
Penerapan teknologi budidaya tanaman
Terlaksananya penggunaan teknologi untuk melindungi tanaman pangan dari gangguan organisme pengganggu tanaman dan dampak perubahan iklim pada lahan seluas 2,03 juta ha
2010-2014
Seluruh provinsi kecuali DKI Jakarta
32,42
Kementerian Pertanian
4.
Pemanfaatan pupuk organik dan bio-pestisida
Terlaksananya pemanfaatan pupuk organik dan biopestisida pada lahan seluas 250.000 ha
2010-2014
Seluruh provinsi
10,0
Kementerian Pertanian
5. Pengembangan...
-3-
NO 5.
RENCANA AKSI Pengembangan areal perkebunan (sawit, karet, kakao) di lahan tidak berhutan/lahan terlantar/ lahan terdegradasi / Areal Penggunaan Lain (APL)
KEGIATAN/SASARAN a. Terlaksananya pengembangan areal perkebunan dan peningkatan produksi dan produktivitas, serta mutu tanaman tahunan dengan sasaran kelapa sawit seluas 860.000 ha, dan karet seluas 105.200 ha
Pemanfaatan kotoran/urine ternak dan limbah pertanian untuk biogas
Terlaksananya pengembangan dan pembinaan Biogas Asal Ternak Bersama Masyarakat (BATAMAS) di wilayah terpencil dan padat ternak sebanyak 1.500 kelompok masyarakat
PENANGGUNGJAWAB
Kelapa sawit di 19 provinsi: NAD, Sumut, Sumbar, Babel, Bengkulu, Riau, Jambi, Sumsel, Lampung, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Sulteng, Sulsel, Sulbar, Sultra, Papua, dan Papua Barat
Kelapa sawit : 74,53
Kementerian Pertanian
Karet di 14 provinsi: Sumut, Riau, Sumsel, Sumbar, Jambi, Kepri, Bengkulu, Babel Lampung, Jateng Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Kaltim
Karet : 2,38
Kakao di 16 provinsi: NAD, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Jatim, Bali, NTT, Kaltim, Kalbar, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sulteng, Malut, dan Papua
Kakao : 5,42
LOKASI
2011-2014
b. Terlaksananya pengembangan areal perkebunan dan peningkatan produksi dan produktivitas, serta mutu tanaman rempah dan penyegar, dengan sasaran kakao seluas 687.000 ha
6.
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PERIODE
2010-2014
Seluruh provinsi
1,01
Kementerian Pertanian
BIDANG KEHUTANAN...
-4-
BIDANG KEHUTANAN DAN LAHAN GAMBUT Target Penurunan Emisi (26%) : 0,672 (Giga ton) CO2e Target Penurunan Emisi (41%) : 1,039 (Giga ton) CO2e
Kebijakan yang Dilaksanakan untuk Menunjang RAN-GRK : 1. Penurunan emisi GRK sekaligus meningkatkan kenyamanan lingkungan, mencegah bencana, menyerap tenaga kerja, dan menambah pendapatan masyarakat serta negara. 2. Pengelolaan sistem jaringan dan tata air pada rawa. 3. Pemeliharaan jaringan reklamasi rawa (termasuk lahan bergambut yang sudah ada). 4. Peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi pertanian pada lahan gambut dengan emisi serendah mungkin dan mengabsorbsi CO2 secara optimal. Strategi : 1. Menekan laju deforestasi dan degradasi hutan untuk menurunkan emisi GRK. 2. Meningkatkan penanaman untuk meningkatkan penyerapan GRK. 3. Meningkatkan upaya pengamanan kawasan hutan dari kebakaran dan pembalakan liar dan penerapan Sustainable Forest Management. 4. Melakukan perbaikan tata air (jaringan) dan blok-blok pembagi, serta menstabilkan elevasi muka air pada jaringan tata air rawa. 5. Mengoptimalisasikan sumberdaya lahan dan air tanpa melakukan deforestasi. 6. Menerapkan teknologi pengelolaan lahan dan budidaya pertanian dengan emisi GRK serendah mungkin dan mengabsorbsi CO2 secara optimal. 1. Pembangunan...
-5NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PENANGGUNGJAWAB
1.
Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)
Terbentuknya KPH sebanyak 120 unit
2010-2014
Seluruh provinsi
31,15
Kementerian Kehutanan
2.
Perencanaan pemanfaatan dan peningkatan usaha kawasan hutan
Terlaksananya pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu - Hutan Alam/Restorasi Ekosistem (IUPHHK-HA/RE) pada areal bekas tebangan (Logged Over Area/LOA) seluas 2,5 juta ha
2010-2014
12 provinsi: Jambi, Sumbar, Kalteng, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Sulbar, Sulteng, Sultra, Sulut, Gorontalo, dan Papua
22,94
Kementerian Kehutanan
Tercapainya peningkatan produksi hasil hutan bukan kayu/jasa lingkungan
2010-2014
Seluruh provinsi
1,38
Kementerian Kehutanan
Terlaksananya demonstration activity Reducing Emission from Deforestation and Degradation (REDD) di kawasan konservasi
2010-2014
2 provinsi: Jambi dan Kalteng
3,67
Kementerian Kehutanan
2010-2014
Seluruh provinsi
123,41
Kementerian Kehutanan
3.
Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan
(hutan gambut) sebanyak 2 kegiatan
4.
Pengukuhan kawasan hutan
Terlaksananya penataan Batas Kawasan Hutan (batas luar dan batas fungsi kawasan hutan) sepanjang 25.000 km
5. Peningkatan...
-6-
NO 5.
RENCANA AKSI Peningkatan, rehabilitasi, operasi, dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa (termasuk lahan bergambut)
KEGIATAN/SASARAN a. Terlaksananya peningkatan jaringan reklamasi rawa seluas 10.000 ha
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PERIODE
LOKASI
2010-2014
23 provinsi: NAD, Sumut, Riau, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Babel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Gorontalo, Sulbar, Sulteng, Sultra, Sulsel, dan Papua
5,23
Kementerian Pekerjaan Umum
b. Terlaksananya rehabilitasi jaringan reklamasi rawa seluas 450.000 ha c. Terlaksananya operasi & pemeliharaan jaringan reklamasi rawa seluas 1,2 juta ha
PENANGGUNGJAWAB
6.
Pengelolaan lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan
Penelitian dan pengembangan sumber daya lahan (termasuk lahan gambut) untuk pengembangan pengelolaan lahan pertanian seluas 325.000 ha
2011-2020
11 provinsi: NAD, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Sumbar, Lampung, Kalbar, Kalsel, Kaltim, dan Kalteng
103,98
Kementerian Pertanian
7.
Pengembangan pengelolaan lahan pertanian di lahan gambut terlantar dan terdegradasi untuk mendukung subsektor perkebunan, peternakan dan hortikultura
Rehabilitasi, reklamasi dan revitalisasi lahan gambut terlantar, terdegradasi, pada areal pertanian, serta optimalisasi lahan non tanaman pangan seluas 250.000 ha
2011-2014
9 provinsi: NAD, Riau, Jambi, Sumsel, Sumbar, Kalbar, Kalsel, Kaltim, dan Kalteng
100,75
Kementerian Pertanian
8. Penyelenggaraan...
-7-
NO 8.
9.
RENCANA AKSI Penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan lahan, dan reklamasi hutan di DAS prioritas
Pengembangan perhutanan sosial
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PENANGGUNGJAWAB
Terlaksananya rehabilitasi hutan pada DAS prioritas seluas 500.000 ha
2010-2014
Seluruh provinsi
18,35
Kementerian Kehutanan
Terlaksananya rehabilitasi lahan kritis pada DAS prioritas seluas 1.954.000 ha
2010-2014
Seluruh provinsi kecuali DKI Jakarta
71,71
Kementerian Kehutanan
Pembuatan hutan kota seluas 6.000 ha
2010-2014
Seluruh provinsi kecuali DKI Jakarta
0,22
Kementerian Kehutanan
Rehabilitasi hutan mangrove/hutan pantai seluas 40.000 ha
2010-2014
Seluruh provinsi kecuali DIY
1,47
Kementerian Kehutanan
Terfasilitasinya penetapan areal kerja pengelolaan Hutan Kemasyarakatan (HKm)/Hutan Desa (HD) seluas 2.500.000 ha
2010-2014
25 provinsi: NAD, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, Sumsel, Babel, Bengkulu, Lampung, DIY, NTB, NTT, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, dan Malut
91,75
Kementerian Kehutanan
Terfasilitasinya pembentukan kemitraan usaha dalam hutan rakyat seluas 250.000 ha
2010-2014
11 provinsi: Riau, Sumsel, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Kaltim
9,18
Kementerian Kehutanan
10. Pengendalian...
-8-
NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PENANGGUNGJAWAB
10.
Pengendalian kebakaran hutan
Tercapainya penurunan jumlah hotspot di Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi sebesar 20% setiap tahun dari rerata 2005-2009, dengan tingkat keberhasilan 67,20%
2010-2014
11 provinsi: Sumut, Riau, Kepri, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulsel dan Sulbar
21,77
Kementerian Kehutanan
11.
Penyidikan dan pengamanan hutan
Terselesaikannya penanganan kasus baru tindak pidana kehutanan (illegal logging, penambangan ilegal dan kebakaran) minimal sebanyak 75%
2010-2014
10 provinsi: Sumut, Riau, Kepri, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Sulsel dan Sulbar
2,30
Kementerian Kehutanan
12. Pengembangan...
-9-
NO
RENCANA AKSI
12.
Pengembangan kawasan konservasi, ekosistem esensial dan pembinaan hutan lindung
13.
Peningkatan usaha hutan tanaman
KEGIATAN/SASARAN
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PENANGGUNGJAWAB
17 provinsi: NAD, Sumut, Jambi, Babel, Sumbar, Riau, Sulteng, Kepulauan Seribu, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, Kalbar, Kalteng, Gorontalo, dan Papua Barat
41,50
Kementerian Kehutanan
2010-2014
12 provinsi: Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Sumbar, Lampung, Kaltim, Kalteng, Kalsel, Kalbar, Sultra, dan Sulteng
49,77
Kementerian Kehutanan
2010-2014
26 provinsi: NAD, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Babel, DIY, NTB, NTT, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulut, Sultra, Sulteng, Sulsel, Sulbar, Gorontalo, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat
110,10
Kementerian Kehutanan
PERIODE
LOKASI
Meningkatnya pengelolaan ekosistem esensial sebagai penyangga kehidupan sebesar 10 %
2010-2014
Terlaksananya penanganan perambahan kawasan hutan konservasi dan hutan lindung pada 12 provinsi prioritas
Terlaksananya pencadangan areal hutan tanaman industri dan hutan tanaman rakyat (HTI/HTR) seluas 3 juta ha
BIDANG ENERGI...
- 10 -
BIDANG ENERGI DAN TRANSPORTASI Target Penurunan Emisi (26%) : 0,038 (Giga ton) CO2e Target Penurunan Emisi (41%) : 0,056 (Giga ton) CO2e
Kebijakan yang dilaksanakan untuk menunjang RAN-GRK : 1. Peningkatan penghematan energi 2. Penggunaan bahan bakar yang lebih bersih (fuel switching). 3. Peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT). 4. Pemanfaatan teknologi bersih baik untuk pembangkit listrik, dan sarana transportasi. 5. Pengembangan transportasi massal nasional yang rendah emisi, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Strategi : 1. Menghemat penggunaan energi final baik melalui penggunaan teknologi yang lebih bersih dan efisien maupun pengurangan konsumsi energi tak terbarukan (fosil). 2. Mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan skala kecil dan menengah. 3. (Avoid) - mengurangi kebutuhan akan perjalanan terutama daerah perkotaan (trip demand management) melalui penata-gunaan lahan mengurangi perjalanan dan jarak perjalanan yang tidak perlu. 4. (Shift) - menggeser pola penggunaan kendaraan pribadi (sarana transportasi dengan konsumsi energi yang tinggi) ke pola transportasi rendah karbon seperti sarana transportasi tidak bermotor, transportasi publik, transportasi air. 5. (Improve) - meningkatkan efisiensi energi dan pengurangan pengeluaran karbon pada kendaraan bermotor pada sarana transportasi. 1. Penerapan...
- 11 -
NO 1.
2
3.
RENCANA AKSI Penerapan mandatori manajemen energi untuk pengguna padat energi
Penerapan program kemitraan konservasi energi
Peningkatan efisiensi peralatan rumah tangga
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PENANGGUNGJAWAB
Menerapkan manajemen energi pada 200 perusahaan
2010-2014
Seluruh provinsi
2,24
Kementerian ESDM
Menerapkan manajemen energi pada 200 perusahaan
2015-2020
Seluruh provinsi
7,92
Kementerian ESDM
Melakukan program kemitraan konservasi energi bersama swasta/masyarakat pada 1003 obyek (gedung dan industri)
2010-2014
Seluruh provinsi
1,62
Kementerian ESDM
Melakukan program kemitraan konservasi energi bersama swasta/masyarakat pada 300 obyek (gedung dan industri)
2015-2020
Seluruh provinsi
0,49
Kementerian ESDM
Terlaksananya implementasi teknologi hemat energi pada peralatan rumah tangga: 7,90 juta kWh pada akhir tahun 2014
2010-2014
Seluruh provinsi
5,85
Kementerian ESDM
Terlaksananya implementasi teknologi hemat energi pada peralatan rumah tangga: 13,53 juta kWh pada akhir tahun 2020
2015-2020
Seluruh provinsi
4,17
Kementerian ESDM
4. Penyediaan...
- 12 -
NO 4.
RENCANA AKSI Penyediaan dan pengelolaan energi baru terbarukan dan konservasi energi
KEGIATAN/SASARAN Terlaksananya pembangunan:
PERIODE 2010-2014
LOKASI Seluruh provinsi
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e) 1,27 terdiri atas:
• Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro (PLTMH): 46,17 MW
PLTMH: 0,21
• Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM): 182 MW
PLTS: 0,11
PENANGGUNGJAWAB Kementerian ESDM
PLTM: 0,85 PLTB: 0,02
• Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS): 102,1 MW
PLT Biomassa: 0,00032
• Pembangkit Listrik Tenaga Bayu ( PLTB): 21,67 MW
DME: 0,06
• Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa: 0,4 MW • Desa Mandiri Energi (DME): 250 desa Melakukan pembangunan:
2015-2020
Seluruh provinsi
3,13, terdiri atas:
• PLTMH: 84,23 MW
PLTMH: 0,40
• PLTM : 510 MW
PLTM: 2,40
• PLTS: 224,68 MW
PLTS: 0,18
• PLTB: 37,53 MW
PLTB: 0,04
• PLT Biomassa: 16,50 MW
PLT Biomassa: 0,01
• DME: 450 desa
Kementerian ESDM
DME: 0,12 5. Pemanfaatan...
- 13 -
NO 5.
6.
RENCANA AKSI Pemanfaatan biogas
Penggunaan gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PENANGGUNGJAWAB
Terlaksananya pembuatan unit biogas sebanyak 10.000 unit
2010-2014
Seluruh provinsi
0,04
Kementerian ESDM
Terbangunnya unit biogas sebanyak 21.400 unit
2015-2020
Seluruh provinsi
0,09
Kementerian ESDM
Terlaksananya penggunaan gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan sebanyak 29,33 Million Metric Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) di 3 kota dan penggunaan Liquid Gas for Vehicle (LGV) sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan khusus di Denpasar sebanyak 10,58 ton/hari selama 2 tahun (2013-2014)
2010-2014
3 kota: Palembang, Surabaya, Denpasar
0,13
Kementerian ESDM
Terlaksananya penggunaan gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan sebanyak 628,50 MMSCFD di 6 kota dan penggunaan LGV sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan khusus di Balikpapan sebanyak 10,58 ton/hari
2015-2020
6 kota: Medan, Jabodetabek, Cilegon, Cirebon, Balikpapan, dan Sengkang
2,94
Kementerian ESDM
7. Peningkatan...
- 14 INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PENANGGUNGJAWAB
24 lokasi: Lhokseumawe, Pekanbaru, Prabumulih, Palembang, Muara Enim, Lampung, Rusun bersubsidi Jabodetabek, Subang, Bekasi, Bogor, Depok, Semarang, Surabaya, Bangkalan, Sidoarjo, Sidoarjo Tambak Mendaeng, Sidoarjo Kalidawir, Sengkang, Bontang, Balikpapan, Tarakan, Samarinda, dan Sorong
0,15
Kementerian ESDM
2010-2014
Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
0,03
Kementerian ESDM
Penanaman pohon pada lahan seluas 31.400 ha
2010-2014
Seluruh provinsi
1,18
Kementerian ESDM
Penanaman pohon pada lahan seluas 41.100 ha
2015-2020
Seluruh provinsi
1,55
Kementerian ESDM
NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
7.
Peningkatan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa
Meningkatkan penggunaan gas yang dipakai oleh rumah tangga menjadi sebesar 94.500 sambungan Rumah Tangga (RT)
2010-2014
Pembangunan kilang mini (LPG)
Terlaksananya pembangunan kilang mini plant LPG 2,2 MMSCFD (suplai) sebanyak 1 unit
Reklamasi lahan pasca tambang
8.
plant Liquid Petrolium Gas 9.
10. Pembangunan...
- 15 -
NO
RENCANA AKSI
10.
Pembangunan ITS (Inteligent Transport System)
11.
Penerapan Pengendalian Dampak Lalu-Lintas (Traffic Impact Control/TIC)
KEGIATAN/SASARAN Pembangunan ITS sebanyak 13 paket untuk: •
PERIODE 2010-2020
Mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dengan koordinasi simpang
•
Meningkatkan koordinasi antar simpang
•
Memberikan sistem prioritas bus di persimpangan
•
Moda shift dari kendaraan pribadi ke transportasi massal
Penerapan Pengendalian Dampak Lalu-Lintas sebanyak 12 paket
LOKASI Jabodetabek: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi 12 kota : Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, Balikpapan, dan Banjarmasin
2010-2020
12 kota : Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, Balikpapan, dan Banjarmasin
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e) 1,77 terdiri atas: • Jabodetabek: 0,71
PENANGGUNGJAWAB Kementerian Perhubungan
• 1,06 terdiri atas: - Kota Metropolitan (KM): 0,79 - Kota Besar (KB): 0,27
0,24
Kementerian Perhubungan
12. Penerapan...
- 16 -
NO
RENCANA AKSI
12.
Penerapan manajemen parkir
KEGIATAN/SASARAN Penerapan manajemen parkir di 12 kota untuk:
PERIODE
1,07
Kementerian Perhubungan
2010-2020
2 kota: Jakarta dan Surabaya
0,41
Kementerian Perhubungan
pribadi
(dikombinasikan dengan angkutan umum massal cepat)
Penerapan Congestion Charging dan Road Pricing di 2 kota untuk: • Mengurangi moda share mobil di pusat
PENANGGUNGJAWAB
12 kota : Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, Balikpapan, dan Banjarmasin
• Mengurangi penggunaan kendaraan Penerapan Congestion Charging dan Road Pricing
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
2010-2020
• Mengurangi moda share di pusat kota
13.
LOKASI
Kementerian Keuangan
kota • Mengurangi kemacetan di area pembatasan lalu lintas
14.
15.
Reformasi Sistem transit Bus Rapid Transit (BRT)/ semi BRT
Peremajaan armada angkutan umum
Terlaksananya pengadaan dan distribusi BRT sebanyak 43 bus/tahun di 12 kota
Terlaksananya peremajaan armada angkutan umum sesuai desain standar yang rendah emisi sebanyak 6.000 unit
2010-2020
2010-2020
12 kota : Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, Balikpapan, dan Banjarmasin 12 kota : Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, Balikpapan, dan Banjarmasin
0,69 terdiri atas: KM = 0,51
Kementerian Perhubungan
KB = 0,18
0,36
Kementerian Perhubungan
16. Pemasangan...
- 17 -
NO
RENCANA AKSI
16.
Pemasangan Converter Kit (gasifikasi angkutan umum)
17.
Pelatihan dan sosialisasi smart driving (eco-driving)
KEGIATAN/SASARAN
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PERIODE
LOKASI
Terpasangnya converter kit pada taksi dan angkutan kota yang menggunakan bensin untuk menurunkan emisi CO2 hingga 25% sebanyak 1.000 unit per tahun
2010-2020
9 kota: Medan, Palembang, Jabodetabek, Cilegon, Cirebon, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, dan Sengkang
0,04
Kementerian Perhubungan
Terlaksananya pelatihan dan sosialisasi smart
2010-2020
12 kota : Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, Balikpapan, dan Banjarmasin
0,002
Kementerian Perhubungan
driving untuk 50.000 orang/tahun
PENANGGUNGJAWAB
18.
Membangun Non Motorized Transport (Pedestrian dan jalur sepeda)
Terbangunnya Non Motorized Transport di 12 kota
2010-2020
12 kota : Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, Balikpapan, dan Banjarmasin
0,21
Kementerian Perhubungan
19.
Pengembangan KA perkotaan Bandung
Mengembangkan KA Perkotaan Bandung sepanjang 42 km (jalur ganda dan elektrifikasi)
2010-2020
Provinsi Jawa Barat: Padalarang – Bandung – Cicalengka
4,56
Kementerian Perhubungan
20. Pembangunan...
- 18 -
NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
20.
Pembangunan double-double track (termasuk elektrifikasi)
Membangun double-double track sepanjang 35 km
2010-2014
Provinsi DKI Jakarta: Manggarai – Cikarang
21.
Pengadaan Kereta Rel Listrik (KRL) baru
Pengadaan KRL baru sejumlah:
2010-2030
3 provinsi: DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur
• 1.024 unit untuk melayani Jabodetabek sepanjang 890 km;
LOKASI
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PENANGGUNGJAWAB
21,21
Kementerian Perhubungan
Penurunan emisi sebesar:
Kementerian Perhubungan
• Jabodetabek = 0,002/tahun
• 640 unit untuk melayani Jawa Timur sepanjang 410 km; dan
• Jawa Timur = 0,001/tahun
• 256 unit untuk melayani Jawa Barat sepanjang 150 km
• Jawa Barat = 0,0005/tahun
Kementerian BUMN
22
Modifikasi Kereta Rel Diesel (KRD) menjadi Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE)
Terlaksananya modifikasi 25 unit KRD menjadi KRDE dengan prediksi pengurangan konsumsi BBM sebesar 198 liter per km
2010-2011
Provinsi DKI Jakarta
0,00005
Kementerian Perhubungan
23.
Pembangunan Mass Rapid Transitsport ( MRT) Jakarta North-South Tahap I dan Tahap II
Terbangunnya MRT Tahap I sepanjang 15,1 km dan Tahap II sepanjang 8,2 km
2010-2020
Provinsi DKI Jakarta:
2,77/tahun
Kementerian Perhubungan
• Lebak Bulus-Bundaran HI (tahap I)
Pemprov DKI Jakarta
• Bundaran HI-Kampung Bandan (tahap II) 24. Pembangunan...
- 19 -
NO 24.
RENCANA AKSI Pembangunan jalur Kereta Api (KA) Bandara Soekarno Hatta
KEGIATAN/SASARAN Terbangunnya jalur KA Bandara Soekarno Hatta sepanjang 33 km
PERIODE 2010-2020
LOKASI 2 provinsi: DKI Jakarta dan Banten, terdiri atas:
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PENANGGUNGJAWAB
0,19/tahun
Kementerian Perhubungan
0,52/tahun
Kementerian Perhubungan
• Express line: Manggarai, Bandara Soekarno Hatta via Pluit • Commuter line: via Tangerang line dari Stasiun Tanah Tinggi
25.
26.
Pembangunan monorail Jakarta
Pembangunan/peningkatan dan preservasi jalan
Terlaksananya pembangunan monorail Jakarta sepanjang 12,2 km untuk Blue Line dan 14,8 km untuk Green Line
2010-2020
Peningkatan kapasitas jalan nasional sepanjang 19.370 km dan penerapan perservasi jalan nasional sepanjang 168.999 km
2010-2014
Provinsi DKI Jakarta
Pemprov DKI Jakarta Seluruh provinsi
1,10
Kementerian Pekerjaan Umum
BIDANG INDUSTRI...
- 20 -
BIDANG INDUSTRI Target Penurunan Emisi (26%) : 0,001 (Giga ton) CO2e Target Penurunan Emisi (41%) : 0,005 (Giga ton) CO2e
Kebijakan yang dilakukan untuk menunjang RAN-GRK : Peningkatan pertumbuhan industri dengan mengoptimalkan pemakaian energi. Strategi : 1. Melaksanakan audit energi khususnya pada industri-industri yang padat energi. 2. Memberikan insentif pada program efisiensi energi.
1. Penerapan...
- 21 NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PENANGGUNGJAWAB
2,75
Kementerian Perindustrian
1.
Penerapan modifikasi proses dan teknologi
Tersusunnya pedoman penggunaan biomass dan teknologi lainnya pada industri semen sebagai blended cement
2010 – 2020
9 perusahaan industri semen di 9 provinsi: NAD, Sumbar, Sumsel, Jabar, Jateng, Jatim, NTT, Sulsel, dan Kalsel
2.
Konservasi dan audit energi
a. Terbentuknya sistem manajemen energi di 9 perusahaan industri semen, 35 perusahaan baja dan 15 pulp kertas.
2010 – 2014
• 9 perusahaan industri semen di 9 provinsi: NAD, Sumbar, Sumsel, Jabar, Jateng, Jatim, NTT, Sulsel, dan Kalsel
2,06 terdiri dari:
• Industri baja di 12 provinsi: Sumut, Sumsel, Riau, Jambi, Banten, DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar, Kalsel, dan Sulsel
• Baja : 0,64
• 15 perusahaan industri pulp kertas
3.
Penghapusan Bahan Perusak Ozon (BPO)
Kementerian Perindustrian
• Semen : 1,04
• Pulp kertas:0,38
b. Terbentuknya sistem manajemen energi di perusahaan industri gelas dan keramik, pupuk, petrokimia, makanan dan minuman, tekstil, dan kimia dasar
2015 – 2020
8 provinsi: Sumut, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, DKI Jakarta, Kaltim dan Sulsel
2,75
Penghapusan BPO pada 4 sektor (refrigerant, foam, chiller dan pemadam api)
2010– 2020
10 provinsi: Sumut, Sumsel, Riau, Sumbar, DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Yogyakarta
1,50
Kementerian Perindustrian
BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH...
- 22 -
BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH Target Penurunan Emisi (26%) : 0,048 (Giga ton) CO2e Target Penurunan Emisi (41%) : 0,078 (Giga ton) CO2e
Kebijakan yang dilaksanakan untuk menunjang RAN-GRK : Meningkatkan pengelolaan sampah dan air limbah domestik. Strategi : 1. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan peraturan di daerah (Perda). 2. Peningkatan pengelolaan air limbah di perkotaan. 3. Pengurangan timbulan sampah melalui 3R (reduce, reuse, recycle). 4. Perbaikan proses pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). 5. Peningkatan/pembangunan/rehabilitasi TPA. 6. Pemanfaatan limbah/sampah menjadi produksi energi yang ramah lingkungan. 1. Pembangunan...
- 23 NO
RENCANA AKSI
1.
Pembangunan sarana prasarana air limbah dengan sistem off-site dan on-site
KEGIATAN/SASARAN a. Tersedianya sistem pengelolaan air limbah sistem terpusat skala kota (offsite) di 16 Kabupaten/Kota
PERIODE
LOKASI
2010-2020
16 kota terdiri atas: • Pengembangan: Medan, Jakarta, Tangerang, Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Surakarta, Denpasar, Banjarmasin, dan Balikpapan
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e) 2,0
PENANGGUNGJAWAB Kementerian Pekerjaan Umum
• Pembangunan baru: Batam, Palembang, Semarang, Surabaya, Malang, dan Makassar b. Tersedianya sistem pengelolaan air limbah skala setempat (on-site) di 11.000 lokasi
Seluruh Provinsi
2. Pembangunan...
- 24 -
NO
RENCANA AKSI
2.
Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dan pengelolaan sampah terpadu Reduce, Reuse, Recycle (3R)
KEGIATAN/SASARAN a. Meningkatnya pengelolaan TPA di 210 lokasi b. Meningkatnya pengelolaan sampah melalui program pengelolaan sampah terpadu pola 3R di 250 lokasi
PERIODE
LOKASI
2010-2020
• Pulau Sumatera di 62 lokasi: NAD (9 lokasi), Sumut (9 lokasi), Sumbar (6 lokasi), Riau (4 lokasi), Kepri (3 lokasi), Jambi (4 lokasi), Bengkulu (6 lokasi), Sumsel (7 lokasi), Babel (7 lokasi), Lampung (7 lokasi)
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e) 46,0
PENANGGUNGJAWAB Kementerian Pekerjaan Umum
• Pulau Jawa di 55 lokasi: Banten (5 lokasi), Jakarta (1 lokasi), Jabar (12 lokasi), Jateng (18 lokasi), Yogyakarta (4 lokasi), Jatim (15 lokasi) • Pulau Kalimantan di 29 lokasi: Kalbar (6 lokasi), Kalteng (4 lokasi), Kalsel (10 lokasi), Kaltim (9 lokasi) • Pulau Sulawesi di 28 lokasi: Sulut (7 lokasi), Gorontalo (3 lokasi), Sulteng (4 lokasi), Sulsel (7 lokasi), Sulbar (3 lokasi), Sultra (4 lokasi) •
Pulau Bali...
- 25 -
NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
INDIKASI PENURUNAN EMISI GRK (Juta Ton CO2e)
PENANGGUNGJAWAB
• Pulau Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara di 20 lokasi: Bali (7 lokasi), NTB (8 lokasi), NTT (5 lokasi) • Kepulauan Indonesia Timur di 16 lokasi: Maluku (4 lokasi), Malut (4 lokasi), Papua (4 lokasi), Papua Barat (4 lokasi)
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET RI Deputi Bidang Perekonomian, ttd. Retno Pudji Budi Astuti
LAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 61 Tahun 2011 TANGGAL : 20 September 2011 KEGIATAN PENDUKUNG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA
I. BIDANG PERTANIAN NO 1.
RENCANA AKSI Penelitian sistem pengelolaan air pada daerah irigasi
KEGIATAN/SASARAN • Tersedianya sistem pengelolaan air pada daerah irigasi
PERIODE 2010-2014
LOKASI Provinsi Jabar
PENANGGUNGJAWAB Kementerian Pekerjaan Umum
• Tersedianya prototype sistem pengelolaan air pada daerah irigasi di lokasi percontohan • Terlaksananya evaluasi prototype sistem pengelolaan air di daerah irigasi • Tersusunnya standar/pedoman pengelolaan air pada daerah irigasi
2. Penelitian...
-2-
NO 2.
RENCANA AKSI Penelitian metode pengurangan emisi GRK di Waduk
KEGIATAN/SASARAN Tersedianya nilai emisi GRK di Waduk
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
2010-2014
3 provinsi: Jabar, Jateng, dan Jatim
Kementerian Pekerjaan Umum
Kementerian Pertanian
Tersedianya metode pengurangan emisi GRK Terlaksananya uji coba metode pengurangan emisi GRK Tersusunnya pedoman metode pengurangan emisi GRK di Waduk
3.
Penelitian dan pengembangan teknologi rendah emisi, metodologi Measurable, Reportable, Verifiable (MRV) sektor pertanian (non gambut)
Tersusunnya teknologi rendah emisi GRK yang mudah diterapkan dan berdaya hasil tinggi, serta tersedianya metodologi MRV untuk sektor pertanian yang diterapkan dalam 12 paket tanaman pangan, 12 paket peternakan, 8 paket tanaman perkebunan, dan 2 kegiatan berkaitan MRV sektor pertanian
2011-2014
Seluruh provinsi kecuali DKI Jakarta
4.
Penerapan pembukaan lahan tanpa bakar
Terlaksananya pembukaan lahan tanpa bakar melalui pembuatan kompos, arang dan briket arang di lahan seluas 1.800 ha
2010-2020
7 provinsi: Riau, Sumut, Jambi, Sumsel, Kaltim, Kalteng, dan Kalbar
Kementerian Lingkungan Hidup
II. BIDANG KEHUTANAN...
-3-
II. BIDANG KEHUTANAN DAN LAHAN GAMBUT
NO
RENCANA AKSI
1.
Survey dan pengumpulan data hidrologi dan hidrogeologi pada lahan bergambut
2.
3.
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
Tersusunnya laporan hasil survey dan pengumpulan data hidrologi dan geologi pada lahan bergambut di 5 provinsi
2010-2014
5 provinsi: Riau, Jambi, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel
Kementerian Pekerjaan Umum
Identifikasi lahan rawa untuk budidaya dan konservasi
Teridentifikasinya lahan rawa untuk budidaya dan konservasi
2010-2014
5 provinsi: Sumsel, Riau, Jambi, Kalsel, dan Kalteng
Kementerian PPN/Bappenas
Penelitian sistem tata air pada lahan bergambut
Tersedianya sistem tata air lahan gambut
2010-2014
2 pulau: Kalimantan dan Sumatera
Kementerian Pekerjaan Umum
2010-2014
7 pulau: Sumatera, JawaBali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua
Kementerian Pekerjaan Umum
KEGIATAN/SASARAN
Tersedianya prototype sistem tata air lahan gambut pada lokasi percontohan.
Kementerian Pekerjaan Umum
Terlaksananya evaluasi prototype di sistem tata air lahan gambut Tersusunnya standar/ pedoman tata air lahan gambut 4.
Penyusunan Perpres Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan Rencana Tata Ruang (RTR) pulau
Tersusunnya 69 Perpres KSN dan 7 RTR Pulau
5. Penyusunan ...
-4-
NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
5.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sungai
Tersusunnya RTRW 69 wilayah sungai
2010-2014
Seluruh provinsi
Kementerian Pekerjaan Umum
6.
Audit tata ruang (stock taking) wilayah provinsi
Terlaksananya audit tata ruang sebanyak 18 kegiatan
2010-2014
Seluruh provinsi
Kementerian Pekerjaan Umum
7.
Pendataan dan informasi bidang penataan ruang
Terlaksananya 22 kegiatan pendataan dan informasi bidang penataan ruang
2010-2014
Seluruh provinsi
Kementerian Pekerjaan Umum
8.
Monitoring evaluasi RTRW Nasional dan pulau dan program infrastruktur nasional
Terlaksananya 26 kegiatan monitoring evaluasi RTRW Nasional dan pulau serta program infrastruktur nasional
2010-2014
Nasional
Kementerian Pekerjaan Umum
9.
Percepatan penetapan Perda RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota berbasis Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
2010-2014
31 provinsi dan 497 Kabupaten/Kota
Kementerian Pekerjaan Umum
Terfasilitasinya penyusunan 31 Perda RTRW Provinsi dan 497 Perda RTRW Kabupaten/Kota
10. Pengendalian...
-5-
NO 10.
11.
12.
RENCANA AKSI Pengendalian penggunaan kawasan hutan di luar kegiatan kehutanan
Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan (SDH)
Penelitian dan pengembangan kebijakan perubahan iklim kehutanan
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan terlayani 100% secara tepat waktu
2010-2014
Seluruh provinsi
Kementerian Kehutanan
Tercapainya taget wajib bayar tertib membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Penggunaan Kawasan Hutan minimal 80% per tahun
2010-2014
Seluruh provinsi
Kementerian Kehutanan
Tersedianya data dan informasi penggunaan kawasan hutan di 33 provinsi
2010-2014
Seluruh provinsi
Kementerian Kehutanan
Tersedianya Peraturan Perundangan tentang Penggunaan Kawasan Hutan
2010-2014
Nasional
Kementerian Kehutanan
Tersedianya data dan informasi geospasial dasar dan tematik kehutanan terkini tingkat nasional
2010-2014
Nasional
Kementerian Kehutanan
Tersedianya data dan informasi pendugaan karbon kawasan hutan tingkat nasional, untuk perhitungan karbon hutan per tahun (5 kali pembaharuan)
2010-2014
Nasional
Kementerian Kehutanan
Tersedianya basis data spasial SDH yang terintegrasi sebanyak 5 kali pembaharuan
2010-2014
Nasional
Kementerian Kehutanan
Iptek dasar dan terapan yang dihasilkan di bidang kebijakan perubahan iklim kehutanan
2010-2014
Nasional
Kementerian Kehutanan
13. Penyusunan ...
-6-
NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
13.
Penyusunan Kriteria Baku Kerusakan Ekosistem Gambut
Tersusunnya kriteria baku kerusakan kawasan lindung kubah gambut dan kriteria baku kerusakan kawasan budidaya gambut
2010-2014
Nasional
Kementerian Lingkungan Hidup
14.
Penyusunan Master Plan Pengelolaan Ekosistem Gambut Provinsi
Tersusunnya Master Plan Pengelolaan Ekosistem Gambut Provinsi di 10 wilayah provinsi
2010-2015
10 provinsi: Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalteng, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Papua, dan Papua Barat
Kementerian Lingkungan Hidup
15.
Inventarisasi dan pemetaan kesatuan hidrologis ekosistem gambut
2010-2014
10 provinsi: Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalteng, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Papua, dan Papua Barat
Kementerian Lingkungan Hidup
2010-2014
10 provinsi: Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalteng, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Papua, dan Papua Barat
Kementerian Lingkungan Hidup
2011-2014
11 provinsi: NAD, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Lampung, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kalteng, dan Papua
Kementerian Pertanian
Tersedianya dokumen data dan informasi kesatuan hidrologis ekosistem gambut Tersusunnya Peta Kesatuan Hidrologis Gambut dengan skala sekurang-kurangnya 1 : 250.000 pada lahan seluas 20 juta ha
16.
Inventarisasi dan pemetaan karakteristik ekosistem gambut
Tersedianya dokumen data dan informasi karakteristik ekosistem gambut Tersusunnya Peta Karakteristik Gambut dengan skala 1 : 100.000 pada lahan seluas 20 juta ha
17.
Penelitian dan pengembangan teknologi rendah emisi, metodologi MRV pada areal pertanian di lahan gambut
Terlaksananya penelitian dan pengembangan teknologi rendah emisi, metodologi MRV pada areal pertanian di lahan gambut sebanyak 12 paket teknologi
III. BIDANG ENERGI …
-7-
III. BIDANG ENERGI DAN TRANSPORTASI NO 1.
2.
RENCANA AKSI Monitoring pasokan gas bumi untuk konsumen hulu, dan penyiapan rekomendasi alokasi gas bumi
Pemantauan implementasi kebijakan pengurangan volume pembakaran gas
flare 3.
Penyediaan dan pengelolaan energi baru terbarukan dan konservasi energi
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
Terlaksananya monitoring pasokan gas bumi sebanyak 5 paket
2010-2014
6 pulau: Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua
Kementerian ESDM
Terlaksananya monitoring pasokan gas bumi sebanyak 5 paket
2015-2020
6 pulau: Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua
Kementerian ESDM
Tersedianya data volume pembakaran gas flare per tahun hasil pemantauan implementasi kebijakan pengurangan volume pembakaran gas flare
2010-2014
Seluruh Indonesia
Kementerian ESDM
Terlaksananya Bimbingan Teknis (Bimtek) Energi Baru Terbarukan (EBT) sebanyak 900 orang
2010-2014
Seluruh Indonesia
Kementerian ESDM
KEGIATAN/SASARAN
Terlaksananya Bimtek konservasi energi sebanyak 850 orang Tersusunnya studi kelayakan energi laut sebanyak 5 laporan
Tersusunnya...
-8-
NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
Tersusunnya laporan pilot project pembangkit listrik dari sumber energi laut sebanyak 10 laporan Tersusunnya laporan pemanfaatan biomassa untuk rumah tangga sebanyak 5 laporan
4.
Penyediaan regulasi panas bumi dan air tanah
Tersusunnya 50 regulasi panas bumi dan air tanah
2010-2014
Seluruh provinsi
Kementerian ESDM
Tersusunnya 20 regulasi panas bumi dan air tanah
2015-2020
Seluruh provinsi
Kementerian ESDM
Seluruh provinsi
Kementerian ESDM
5.
Penyusunan klasifikasi data potensi dan cadangan panas bumi untuk ketenagalistrikan dan pemanfaatan langsung energi panas bumi
Tersedianya data potensi dan cadangan panas bumi untuk ketenagalistrikan dan pemanfaatan langsung energi panas bumi
2010-2020
6.
Penetapan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) panas bumi
Ditetapkannya 30 Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi
2010-2014
5 pulau: Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku
Kementerian ESDM
Ditetapkannya 20 Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi
2015-2020
5 pulau: Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku
Kementerian ESDM
7. Penggunaan...
-9-
NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
7.
Penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN) dalam pemakaian bahan bakar total
Tersedianya data prosentase penggunaan BBN dalam pemakaian bahan bakar total
2010-2020
Seluruh provinsi
Kementerian ESDM
8.
Pengalihan pemakaian minyak tanah ke LPG
Tersusunnya 5 laporan studi kebijakan penetapan harga LPG untuk Public Service Obligation (PSO) dan non PSO
2010-2020
Seluruh provinsi
Kementerian ESDM
9.
Perhitungan dan updating faktor emisi pada sistem grid ketenagalistrikan
Terlaksananya perhitungan dan updating faktor emisi pada 8 grid interkoneksi
2010-2020
8 lokasi: Jawa-Bali, Kalimantan (3 sistem), Sulawesi (2 sistem), Batam, dan Sumatera
Kementerian ESDM
10.
Penelitian sistem pembangkit listrik tenaga gelombang dan arus laut
Terlaksananya penelitian sistem pembangkit listrik tenaga gelombang tenaga laut yang meliputi:
2010-2014
Selat Bali
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
Kementerian Pekerjaan Umum
Pemodelan listrik Prototype pembangkit listrik tenaga gelombang laut Evaluasi prototype
11. Pengujian...
- 10 -
NO
RENCANA AKSI
11.
Pengujian seluruh kendaraan bermotor termasuk kendaraan pribadi dan sepeda motor
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
Terlaksananya Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) bagi Kota/Kab yang belum memiliki unit PKB
2010-2020
Seluruh provinsi
Kementerian Perhubungan
Terlaksananya pengujian seluruh kendaraan bermotor setiap tahun agar seluruh kendaraan yang tidak memenuhi ambang batas emisi, tidak dapat beroperasi di jalan
12.
Penerapan standar emisi CO2 untuk mobil penumpang
Terlaksananya penerapan standar emisi CO2 yang mulai untuk diaplikasikan pada kendaraan baru di Indonesia
2010-2020
Seluruh provinsi
Kementerian Perhubungan
13.
Pengembangan sistem logistik modern
Terlaksananya 9 paket sistem logistik modern (1 tahun 1 paket) untuk mengurangi angka km perjalanan
2010-2020
12 kota: Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, Balikpapan, dan Banjarmasin
Kementerian Perhubungan
14.
Penerapan Car Labeling
Terlaksananya pemberian label kepada semua kendaraan baru menurut konsumsi bahan bakar (per 100km) dan emisi CO2 (dalam g/km)
2010-2020
Seluruh provinsi
Kementerian Perhubungan
15. Pembatasan...
- 11 -
NO
RENCANA AKSI
15.
Pembatasan kecepatan pada jalan tol
16.
Penerapan pajak kendaraan berdasarkan tingkat emisi CO2
17.
Penanaman pohon
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
Terlaksananya pembatasan kecepatan pada seluruh jalan tol untuk menurunkan emisi sebesar 0,07 Juta Ton CO2e
2010-2014
Seluruh jalan tol
Kementerian Perhubungan
Terlaksanaanya penerapan pajak kendaraan (berdasarkan emisi CO2e) pada kendaraan pribadi setiap 5 tahun yang dapat digunakan untuk manfaat pengembangan sistem angkutan umum
2010-2014
Seluruh provinsi
Kementerian Keuangan
2010-2014
Jalan nasional di seluruh Indonesia, terutama jalan perkotaan
Penanaman pohon sepanjang 10.000 km
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
Kementerian Pekerjaan Umum
IV. BIDANG INDUSTRI ...
- 12 -
IV. BIDANG INDUSTRI NO 1.
RENCANA AKSI Penyusunan kebijakan teknis pengurangan emisi CO2 di industri semen dan baja
KEGIATAN/SASARAN Tersusunnya kebijakan teknis pengurangan emisi CO2 di 2 sektor industri yaitu semen dan baja
PERIODE 2010 – 2020
LOKASI • 9 perusahaan industri semen di 9 provinsi: NAD, Sumbar, Sumsel, Jabar, Jateng, Jatim, NTT, Sulsel, dan Kalsel
PENANGGUNGJAWAB Kementerian Perindustrian
• Industri baja di 8 provinsi: Sumut, Sumsel, DKI Jakarta, Jabar, Banten, Kalbar, Kalsel, dan Sulsel
2.
Fasilitasi dan insentif pengembangan teknologi low carbon dan ramah lingkungan di industri semen dan baja
Tersusunnya kebijakan fasilitasi dan insentif teknologi low carbon di 25 industri yaitu 9 industri semen dan 16 industri baja
2010 – 2020
• 9 perusahaan industri semen di 9 provinsi: NAD, Sumbar, Sumsel, Jabar, Jateng, Jatim, NTT, Sulsel, dan Kalsel
Kementerian Perindustrian
• Industri baja di 8 provinsi: Sumut, Sumsel, DKI Jakarta, Jabar, Banten, Kalbar, Kalsel, dan Sulsel
3. Penyusunan ...
- 13 -
NO
RENCANA AKSI
3.
Penyusunan dan pengembangan roadmap/peta jalan “Green Industry” dan implementasinya
Tersusunnya kebijakan Peta Jalan Green Industry dan implementasi pada 5 kawasan industri dan 8 sektor industri
2010–2020
5 pulau: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara
Kementerian Perindustrian
4.
Peningkatan capacity building bagi aparat pemerintah dan pelaku industri
Terlaksananya peningkatan kapasitas aparat pemerintah dan pelaku industri dalam Perubahan Iklim melalui pelatihan di 5 pulau
2010–2014
2 pulau: Sumatera dan Jawa
Kementerian Perindustrian
2015–2020
3 pulau: Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara
Kementerian Perindustrian
2010–2014
4 provinsi: DKI Jakarta, Jabar, Jateng, dan Jatim
Kementerian Perindustrian
2015–2020
3 provinsi: Sumut, Banten, dan Sulsel
Kementerian Perindustrian
2010–2020
5 pulau: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku
Kementerian Perindustrian
5.
6.
Implementasi Standard of EURO IV untuk kendaraan bermotor baru
Inventori potensi emisi CO2 pada sektor industri
KEGIATAN/SASARAN
Terimplementasinya Standar Kendaran EURO IV pada 1 sub sektor industri transportasi untuk menurunkan emisi 5%
Tersusunnya sistem data base dan inventori pengurangan emisi CO2 di 8 sektor industri (pulp dan kertas, gelas dan keramik, pupuk, petrokimia, makanan dan minuman, tekstil, kimia dasar, dan logam non baja)
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
7. Pemantauan...
- 14 -
NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
7.
Pemantauan dan evaluasi program mitigasi
Terlaksanannya pemantauan dan evaluasi program mitigasi untuk 12 industri (semen, baja, pulp dan kertas, gelas dan keramik, pupuk, petrokimia, makanan dan minuman, tekstil, logam non baja, transportasi, kimia, dan elektronika) sebanyak 50 perusahaan
2010–2020
6 pulau: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku
Kementerian Perindustrian
8.
Penerapan International Organization for Standardization (ISO) 50001 tentang konservasi energi dan monitoring pelaksanaan manajemen energi di sektor industri
Terlaksananya manajemen energi dan terciptanya auditor energi pada 9 sektor industri (pulp dan kertas, gelas dan keramik, pupuk, petrokimia, makanan dan minuman, tekstil, logam non baja, transportasi, kimia dasar, dan elektronika)
2010–2020
6 pulau: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku
Kementerian Perindustrian
9.
Penyusunan Roadmap Emisi CO2 sektor industri
Tersusunnya Peta Jalan (Road Map) Pengurangan emisi CO2 pada 8 sektor industri (pulp dan kertas, gelas dan keramik, pupuk, petrokimia, makanan dan minuman, tekstil, kimia dasar, logam non baja, transportasi, kimia, dan elektronika)
2010–2020
6 pulau: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku
Kementerian Perindustrian
V. BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH…
- 15 -
V. BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
1.
Pelaksanaan inventarisasi GRK
Terlaksananya inventarisasi GRK untuk pengelolaan limbah di 372 kota selama 5 tahun.
2010-2014
11 kota metropolitan, 12 kota besar, 72 kota sedang, 277 kota kecil
Kementerian Lingkungan Hidup
2.
Pengawasan kegiatan pembakaran terbuka (open burning) sampah
Terlaksananya pengawasan kegiatan pembakaran terbuka sampah di 372 kota
2010-2020
11 kota metropolitan, 12 kota besar, 72 kota sedang, 277 kota kecil
Kementerian Lingkungan Hidup
3.
Peningkatan kapasitas pengelolaan sampah
Penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) pengelolan sampah di 30 kabupaten/kota Pendampingan penyusunan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK) yang berkaitan dengan pengelolaan sampah di 150 kabupaten/kota Pembinaan kelembagaan (organisasi, Sumber Daya Manusia, peran masyarakat) di 150 kabupaten/kota Fasilitasi pengembangan sumber pembiayaan dan pengembangan pola investasi persampahan di 15 kabupaten/kota
2010-2014
150 kabupaten/kota
Kementerian Pekerjaan Umum
4.
Pemanfaatan limbah hasil pembukaan lahan untuk bahan pembuatan kompos, arang dan briket arang
2010-2020
3 provinsi: Jambi, Sumsel, dan Kaltim
Pembuatan kompos, arang dan briket arang di 3 provinsi seluas 1800 ha
Kementerian Lingkungan Hidup
VI. BIDANG KEGIATAN …
- 16 -
VI. BIDANG KEGIATAN PENDUKUNG LAINNYA NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
A. BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA (BMKG) 1.
Pembangunan stasiun Global
Atmospheric Watch (GAW)
Terlaksananya pembangunan stasiun GAW di 2 stasiun/ 2 lokasi untuk pengukuran besaran ambient kadar CO2 di wilayah atmosfir Indonesia
2010 - 2014
2 provinsi: Sulteng dan Papua
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
2.
Pembangunan Sistem Informasi Peringatan Dini Kualitas Udara untuk informasi tingkat bahaya kebakaran
Terlaksananya pembangunan Sistem Informasi Peringatan Dini Kualitas Udara di 8 lokasi/kota untuk pemantauan kualitas udara wilayah rawan kebakaran hutan
2010 - 2014
8 kota: Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Palangkaraya, Pontianak, Banjarmasin, dan Balikpapan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
3.
Sistem Peringatan Dini Perubahan Iklim (Climate Early Warning System (CEWS))
Terlaksananya pembangunan 16 paket CEWS untuk peringatan El Nino dan La Nina sebagai peringatan dini kebakaran hutan
2010 - 2014
Seluruh provinsi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
4.
Pengembangan Fire Danger Rating System (FDRS)
Terlaksananya pengembangan paket FDRS untuk pengukuran tingkat kebakaran dari informasi cuaca untuk peringatan dini harian kebakaran hutan
2010 - 2014
Seluruh provinsi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
B. KEMENTERIAN ...
- 17 -
NO
B.
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
1.
Menuju Indonesia Hijau
Terlaksananya identifikasi kawasan tutupan lahan Indonesia, dan penetapan daerah dengan tutupan lahan baik
2010-2020
Seluruh provinsi
Kementerian Lingkungan Hidup
2.
Pengelolaan Tata Lingkungan
Tersusunnya satu paket kebijakan tata lingkungan pemetaan ekosistem untuk perencanaan lingkungan
2010-2020
Seluruh provinsi
Kementerian Lingkungan Hidup
3.
Sistem Inventarisasi GRK Nasional (SIGN)
Tersusunnya sistem inventarisasi GRK Nasional
2010-2020
Seluruh provinsi
Kementerian Lingkungan Hidup
4.
Pengelolaan ekosistem gambut berkelanjutan
Terlaksananya pemetaan kesatuan hidrologi gambut dan inventarisasi karakteristik gambut di lahan gambut seluas 15 Juta Ha
2010-2020
7 provinsi: Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel
Kementerian Lingkungan Hidup
Terwujudnya pengembangan aquaculture di lahan gambut secara berkelanjutan seluas 4.000 Ha
2010-2020
4 provinsi: Jambi, Riau, Kalteng, dan Kalbar
Kementerian Lingkungan Hidup
C. KEMENTERIAN...
- 18 -
NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
C. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 1.
Riset Karbon Laut di Indonesia
Terlaksananya 5 paket riset laut di Indonesia
2010-2014
Pesisir Indonesia dan Kawasan
Coral Triangle Initiatives (CTI)
Kementerian Kelautan dan Perikanan
2.
Study Marine Hazard response to Climate Change in SEA Region
Terlaksananya 2 paket riset Hazard response to Climate Change in SEA Region
2010-2012
Laut Cina Selatan dan Selat Karimata
Kementerian Kelautan dan Perikanan
3.
Implementasi Indonesia Global Ocean
Terlaksananya 2 paket kegiatan Indonesia Global
2010-2014
Observing System (INAGOOS)
Ocean Observing System (INAGOOS)
Jakarta, Bali dan Perairan Indonesia
Kementerian Kelautan dan Perikanan
2010-2014
Selat Sunda, Samudra Hindia, dan Selat Karimata
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Implementasi Indo-China Ocean and
Terselenggaranya riset di 3 lokasi terkait Indo-China
Climate Reserach Centre
Ocean and Climate Reserach Centre
5
Penyusunan Masterplan (Rencana Zonasi Rinci) kawasan minapolitan dan Rencana Zonasi Nasional/lintas wilayah provinsi/kabupaten/kota
Tersusunnya 100 Masterplan (Rencana Zonasi Rinci) kawasan minapolitan dan 300 Rencana Zonasi Nasional/lintas wilayah provinsi/kabupaten/kota
2010-2020
50 kawasan minapolitan, 145 kawasan lintas wilayah provinsi/kabupaten/ kota
Kementerian Kelautan dan Perikanan
6.
Rehabilitasi ekosistem pesisir (mangrove, vegatasi pantai, lamun, terumbu karang) di wilayah pesisir
Terlaksananya rehabilitasi ekosistem di wilayah pesisir seluas 300 ribu ha
2010-2020
Kawasan sentra produksi kelautan dan perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
4.
7. Pengelolaan...
- 19 -
NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
7.
Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Terlaksananya pengelolaan kawasan konservasi perairan seluas 9 juta ha
2010-2020
15 kawasan/ wilayah: Riau, Padang, Kupang, Makasar, Sorong, Jakarta, Serang, Bali, Mataram (Lombok Utara), Pontianak Banda (Maluku Tengah), Aru Tenggara, Pangkajene kepulauan, Biak, Raja Ampat; dan 45 kabupaten/kota lokasi KKP daerah
Kementerian Kelautan dan Perikanan
8.
Rehabilitasi di Kawasan Konservasi Perairan
Terlaksananya rehabilitasi di kawasan konservasi perairan seluas 9 juta ha
2010-2020
23 kawasan: Sumatra Barat, Mentawai, Sumatra Utara, Nias Barat/ Utara, Tapanuli Tengah, Nias Selatan, Kepulauan Riau, Bintan, Batam, Lingga, Natuna, Sulawesi Selatan, Pangkajene Kepulauan, Selayar, Sulawesi Tenggara, Buton, Wakatobi, NTT, Sikka, Papua Barat, Raja Ampat, Papua, dan Biak
Kementerian Kelautan dan Perikanan
D. LINTAS BIDANG...
- 20 -
NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
D. LINTAS BIDANG 1
Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs)
Tersusunnya 1 konsep NAMAs yang komprehensif
2010-2014
Nasional
Kementerian PPN/Bappenas berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait
2
Penyusunan Strategi Pembangunan Rendah Karbon (Green Economic)
Tersusunnya 1 paket Kebijakan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
2010-2014
Nasional
Kementerian PPN/Bappenas berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait
3
Penyusunan Strategi Nasional untuk
Tersusunnya Strategi Nasional REDD+
2010-2011
Nasional
UKP4, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Kehutanan
Terbentuknya Badan Koordinasi Nasional REDD+
2010-2011
Nasional
UKP4, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi
Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+)
4
Pembentukan Badan Koordinasi Nasional REDD+
5. Pembentukan...
- 21 -
NO
RENCANA AKSI
KEGIATAN/SASARAN
PERIODE
LOKASI
PENANGGUNGJAWAB
5
Pembentukan lembaga independen MRV untuk REDD+
Terbentuknya Lembaga independen MRV REDD+
2010-2011
Nasional
UKP4, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan
6
Pembentukan instrumen pembiayaan REDD+
a. Terbentuknya skema pembiayaan REDD+
2010-2011
Nasional
Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, UKP4
b. Terbentuknya lembaga pembiayaan REDD+
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET RI Deputi Bidang Perekonomian, ttd. Retno Pudji Budi Astuti