BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI K
NOMOR 009 TAHUN 2015
A
TENTANG
J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A
Menimbang
: a.
P bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan
efisiensi
pelaksanaan
tugas
A
N
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja T Badan Pengkajian dan PenerapanE Teknologi; b.
K
bahwa telah diterbitkan Surat N Persetujuan Menteri Negara
Pendayagunaan
Reformasi
O
Aparatur L
Birokrasi
Negara
O berdasarkan G
dan Nomor
B/2491.1/M.PAN-RB/07/2015 tanggal 31 Juli 2015, I hal
Penataan
Organisasi
(
dan
Tata
Kerja
Badan
B Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan Pb, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang
T
Organisasi dan Tata Kerja Badan )
Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Departemen
Eselon
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI.
BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1)
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut BPPT adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah
dan
bertanggung
jawab
kepada
Presiden
-3melalui
menteri
yang
membidangi
urusan
pemerintahan di bidang riset dan teknologi. (2)
BPPT dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2
BPPT mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BPPT menyelenggarakan fungsi: a.
pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan teknologi;
b.
koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT;
c.
pemantauan, pembinaan, dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi, dan pengembangan kapasitas teknologi serta pembinaan alih teknologi; dan
d.
penyelenggaraan
pembinaan
dan
pelayanan
administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, kepegawaian, hubungan
organisasi keuangan,
masyarakat,
dan hukum,
tata
laksana,
kerja
persuratan,
sama,
kearsipan,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
-4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BPPT terdiri atas: a.
Kepala;
b.
Sekretariat Utama;
c.
Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi;
d.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam;
e.
Deputi
Bidang
Teknologi
Agroindustri
dan
Bioteknologi; f.
Deputi
Bidang
Teknologi
Informasi,
Energi
dan
Material; g.
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa;
h.
Inspektorat;
i.
Pusat Pelayanan Teknologi;
j.
Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan; dan
k.
Pusat Manajemen Informasi. BAB III KEPALA Pasal 5
Kepala mempunyai tugas: a.
memimpin BPPT sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b.
menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas BPPT;
c.
menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BPPT yang menjadi tanggung jawabnya; dan
d.
membina dan melaksanakan kerja sama dengan instansi dan organisasi lain.
-5BAB IV SEKRETARIAT UTAMA Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 6 (1)
Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pemimpin yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2)
Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama. Pasal 7
Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan,
pembinaan,
dan
pengendalian
terhadap
program, administrasi dan sumber daya di lingkungan BPPT. Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi: a.
pengkoordinasian,
sinkronisasi,
dan
integrasi
di
lingkungan BPPT; b.
pengkoordinasian
perencanaan
dan
perumusan
kebijakan teknis BPPT; c.
pembinaan
dan
ketatausahaan, kepegawaian, kehumasan,
pelayanan
administrasi
organisasi dan tata laksana, keuangan,
persuratan,
hukum, kearsipan,
kerja
sama,
persandian,
perlengkapan dan rumah tangga BPPT; d.
pengkoordinasian penyusunan peraturan perundangundangan
dan
dokumen
hukum
lainnya
yang
berkaitan dengan tugas BPPT; dan e.
pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BPPT.
-6Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 9 Sekretariat Utama terdiri atas: a.
Biro Perencanaan dan Keuangan;
b.
Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi;
c.
Biro Hukum, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat; dan
d.
Biro Umum. Bagian Ketiga Biro Perencanaan dan Keuangan Pasal 10
Biro
Perencanaan
melaksanakan
dan
dan
Keuangan
mempunyai
mengkoordinasikan
program dan anggaran,
tugas
penyusunan
evaluasi dan pelaporan kinerja,
serta pengelolaan verifikasi, perbendaharaan, akuntansi, dan pelaporan keuangan. Pasal 11 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10,
Biro
Perencanaan
dan
Keuangan
menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan program,
koordinasi kegiatan,
serta
dan
penyusunan
anggaran
serta
rencana rencana
strategis; b.
pengkoordinasian
dan
penyusunan
evaluasi
dan
verifikasi
dan
akuntansi
dan
pelaporan kinerja; c.
pelaksanaan
kegiatan
pengelolaan
pengelolaan perbendaharaan; dan d.
pelaksanaan
pengelolaan
pelaporan keuangan.
kegiatan
-7Pasal 12 Biro Perencanaan dan Keuangan terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran;
b.
Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja;
c.
Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan; dan
d.
Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Pasal 13
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melaksanakan penyiapan koordinasi serta penyusunan rencana program, kegiatan, dan anggaran serta rencana strategis. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bagian Program dan Anggaran menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program dan kegiatan;
b.
penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana anggaran; dan
c.
penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana strategis. Pasal 15
Bagian Program dan Anggaran terdiri atas: a.
Subbagian Penyusunan Program;
b.
Subbagian Penyusunan Anggaran; dan
c.
Subbagian Penyusunan Rencana Strategis. Pasal 16
(1)
Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan
penyiapan
bahan
koordinasi
dan
penyusunan rencana program dan kegiatan. (2)
Subbagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melakukan
penyiapan
bahan
penyusunan rencana anggaran.
koordinasi
dan
-8(3)
Subbagian Penyusunan Rencana Strategis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana strategis. Pasal 17
Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja mempunyai tugas melaksanakan evaluasi kinerja hasil program kegiatan, pelaporan kinerja hasil program kegiatan, dan pengelolaan data perencanaan. Pasal 18 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17,
Bagian
Evaluasi
dan
Pelaporan
Kinerja
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan kegiatan evaluasi kinerja hasil program kegiatan;
b.
pelaksanaan kegiatan pelaporan kinerja hasil program kegiatan; dan
c.
pelaksanaan pengelolaan data perencanaan. Pasal 19
Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja terdiri atas: a.
Subbagian Evaluasi Kinerja;
b.
Subbagian Pelaporan Kinerja; dan
c.
Subbagian Pengelolaan Data Perencanaan. Pasal 20
(1)
Subbagian
Evaluasi
Kinerja
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan evaluasi kinerja pelaksanaan program kegiatan. (2)
Subbagian
Pelaporan
Kinerja
mempunyai
tugas
melakukan pelaporan kinerja pelaksanaan program kegiatan. (3)
Subbagian Pengelolaan Data Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data perencanaan program kegiatan.
-9Pasal 21 Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan
pengelolaan
verifikasi
dan
pengelolaan perbendaharaan. Pasal 22 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21,
Bagian
Verifikasi
dan
Perbendaharaan
menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan bahan penyusunan pelaksanaan kegiatan pengelolaan verifikasi anggaran;
b.
penyiapan bahan penyusunan pelaksanaan kegiatan pengelolaan pembayaran; dan
c.
penyiapan bahan penyusunan pelaksanaan kegiatan penggajian. Pasal 23
Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan terdiri atas: a.
Subbagian Verifikasi Anggaran;
b.
Subbagian Pembayaran; dan
c.
Subbagian Penggajian. Pasal 24
(1)
Subbagian
Verifikasi
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan verifikasi dokumen anggaran. (2)
Subbagian Pembayaran mempunyai tugas melakukan kegiatan pengelolaan pembayaran.
(3)
Subbagian Penggajian mempunyai tugas melakukan kegiatan pengelolaan penggajian pegawai. Pasal 25
Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan.
- 10 Pasal 26 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan kegiatan tata usaha anggaran;
b.
pelaksanaan kegiatan evaluasi anggaran; dan
c.
pelaksanaan penyusunan dan pelaporan keuangan. Pasal 27
Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha Anggaran;
b.
Subbagian Evaluasi Anggaran; dan
c.
Subbagian Pelaporan Keuangan. Pasal 28
(1)
Subbagian Tata Usaha Anggaran mempunyai tugas melakukan kegiatan tata usaha anggaran.
(2)
Subbagian melakukan
Evaluasi
Anggaran
kegiatan
mempunyai
koordinasi,
tugas
penyusunan,
pemantauan dan evaluasi anggaran. (3)
Subbagian Pelaporan Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan penyusunan laporan keuangan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan. Bagian Keempat Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi Pasal 29 Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi mempunyai tugas
melaksanakan
koordinasi,
perencanaan
dan
pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan karir dan mutasi pegawai, pengelolaan kesejahteraan dan kinerja pegawai serta penataan organisasi dan tata laksana.
- 11 Pasal 30 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan
koordinasi,
perencanaan
dan
pengembangan sumber daya manusia; b.
penyiapan koordinasi, pengelolaan karir dan mutasi pegawai;
c.
penyiapan koordinasi, pengelolaan kesejahteraan dan kinerja pegawai; dan
d.
penyiapan koordinasi, penataan organisasi dan tata laksana. Pasal 31
Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi terdiri atas: a.
Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
b.
Bagian Karir dan Mutasi Pegawai;
c.
Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai; dan
d.
Bagian Organisasi dan Tata Laksana. Pasal 32
Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia. Pasal 33 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan bahan perencanaan sumber daya manusia; dan
b.
penyiapan manusia.
bahan
pengembangan
sumber
daya
- 12 Pasal 34 Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia terdiri atas: a.
Subbagian Perencanaan Sumber Daya Manusia; dan
b.
Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia. Pasal 35
(1)
Subbagian
Perencanaan
mempunyai
tugas
Sumber
melakukan
Daya
Manusia
penyiapan
bahan
perencanaan sumber daya manusia. (2)
Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai
tugas
melakukan
penyiapan
bahan
pengembangan sumber daya manusia. Pasal 36 Bagian Karir dan Mutasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan
administrasi
karir
struktural,
karir
fungsional dan mutasi pegawai. Pasal 37 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36,
Bagian
Karir
dan
Mutasi
Pegawai
menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan
bahan
pengadministrasian
karir
struktural; b.
penyiapan bahan pengadministrasian karir fungsional; dan
c.
penyiapan bahan pengadministrasian mutasi pegawai. Pasal 38
Bagian Karir dan Mutasi Pegawai terdiri atas: a.
Subbagian Karir Struktural;
b.
Subbagian Karir Fungsional; dan
c.
Subbagian Mutasi.
- 13 Pasal 39 (1)
Subbagian
Karir
Struktural
mempunyai
tugas
melakukan penyiapan bahan administrasi pengelolaan karir jabatan struktural. (2)
Subbagian
Karir
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan penyiapan bahan administrasi pengelolaan karir jabatan fungsional. (3)
Subbagian
Mutasi
mempunyai
tugas
melakukan
penyiapan bahan mutasi pegawai. Pasal 40 Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan tata usaha kepegawaian, kesejahteraan, dan kinerja pegawai. Pasal 41 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengelolaan tata usaha kepegawaian;
b.
pelaksanaan urusan kesejahteraan pegawai; dan
c.
pelaksanaan pengelolaan akuntabilitas dan evaluasi kinerja pegawai. Pasal 42
Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha Kepegawaian;
b.
Subbagian Kesejahteraan; dan
c.
Subbagian Kinerja Pegawai. Pasal 43
(1)
Subbagian Tata Usaha Kepegawaian mempunyai tugas melakukan pengelolaan tata usaha kepegawaian.
(2)
Subbagian
Kesejahteraan
mempunyai
tugas
melakukan urusan kesejahteraan pegawai. (3)
Subbagian
Kinerja
Pegawai
mempunyai
melaksanakan pengelolaan kinerja pegawai.
tugas
- 14 Pasal 44 Bagian Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pengelolaan dan penataan organisasi dan tata laksana. Pasal 45 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
44,
Bagian
Organisasi
dan
Tata
Laksana
menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan
bahan
penyusunan,
pengelolaan
dan
penataan, organisasi; dan b.
penyiapan bahan penyusunan dan pengelolaan tata laksana. Pasal 46
Bagian Organisasi dan Tata Laksana terdiri atas : a.
Subbagian Organisasi; dan
b.
Subbagian Tata Laksana. Pasal 47
(1)
Subbagian Organisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan
penyusunan,
pengelolaan
dan
penataan organisasi. (2)
Subbagian Tata Laksana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pengelolaan tata laksana. Bagian Kelima Biro Hukum, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Pasal 48
Biro Hukum, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan peraturan perundang-undangan, perlindungan
kekayaan
advokasi
hukum,
intelektual,
fasilitasi
koordinasi
dan
administrasi kerja sama, serta pengelolaan hubungan masyarakat.
- 15 Pasal 49 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Biro Hukum, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan undangan,
penyusunan advokasi
peraturan hukum,
perundang-
dan
fasilitasi
perlindungan kekayaan intelektual; b.
penyiapan koordinasi dan administrasi kerja sama; dan
c.
penyiapan pengelolaan hubungan masyarakat. Pasal 50
Biro Hukum, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat terdiri atas: a.
Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual;
b.
Bagian Kerja Sama; dan
c.
Bagian Hubungan Masyarakat. Pasal 51
Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang hukum dan pengelolaan kekayaan intelektual. Pasal 52 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
51,
Bagian
Hukum
dan
Kekayaan
Intelektual
menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan
bahan
penelaahan
dokumen
hukum,
advokasi, dan penyelesaian masalah hukum; b.
penyiapan
bahan
penyusunan
dan
penelaahan
peraturan perundang-undangan; dan c.
penyiapan bahan pengelolaan kekayaan intelektual. Pasal 53
Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual terdiri atas:
- 16 a.
Subbagian Advokasi Hukum;
b.
Subbagian Perundang-undangan; dan
c.
Subbagian Kekayaan Intelektual. Pasal 54
(1)
Subbagian
Advokasi
Hukum
mempunyai
tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan, perumusan dan penelaahan dokumen hukum, advokasi dan penyelesaian masalah hukum. (2)
Subbagian Perundang-undangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan, perumusan dan
penelaahan
undangan,
naskah
peraturan
pendokumentasian
perundang-
peraturan
serta
pemberian pelayanan informasi peraturan. (3)
Subbagian Kekayaan Intelektual mempunyai
tugas
melakukan penyiapan bahan pengelolaan administrasi dan
legalisasi
status
kekayaan
intelektual
serta
identifikasi karya intelektual di lingkungan BPPT. Pasal 55 Bagian
Kerja
koordinasi,
Sama
mempunyai
pelaksanaan
tugas
administrasi,
melaksanakan dan
evaluasi
pelaksanaan kerja sama antarlembaga dan industri. Pasal 56 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, Bagian Kerja Sama menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan koordinasi, pelaksanaan administrasi, dan evaluasi pelaksanaan kerja sama antarlembaga; dan
b.
penyiapan koordinasi, pelaksanaan administrasi, dan evaluasi pelaksanaan kerja sama industri. Pasal 57
Bagian Kerja Sama terdiri atas: a.
Subbagian Kerja Sama Antarlembaga; dan
b.
Subbagian Kerja Sama Industri.
- 17 Pasal 58 (1)
Subbagian Kerja Sama Antarlembaga mempunyai tugas melakukan penyiapan koordinasi, pelaksanaan administrasi, dan evaluasi pelaksanaan kerja sama antarlembaga.
(2)
Subbagian Kerja Sama Industri mempunyai tugas melakukan
penyiapan
koordinasi,
pelaksanaan
administrasi, dan evaluasi pelaksanaan kerja sama industri. Pasal 59 Bagian
Hubungan
melaksanakan
Masyarakat
keprotokolan,
mempunyai
hubungan
tugas
antarlembaga,
hubungan media massa, dan pengaduan masyarakat. Pasal 60 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
59,
Bagian
Hubungan
Masyarakat
mempunyai
fungsi: a.
penyiapan
bahan
pelaksanaan
keprotokolan
dan
hubungan antar lembaga; b.
penyiapan
bahan
pelaksanaan
hubungan
media,
analisa media, dan pengaduan masyarakat; dan c.
penyiapan
bahan
pelaksanaan
publikasi
serta
pengelolaan informasi dan dokumentasi. Pasal 61 Bagian Hubungan Masyarakat terdiri atas: a.
Subbagian Protokol dan Hubungan Antarlembaga;
b.
Subbagian
Hubungan
Media
dan
Pengaduan
Masyarakat; dan c.
Subbagian Publikasi dan Dokumentasi. Pasal 62
(1)
Subbagian Protokol dan Hubungan Antarlembaga mempunyai
tugas
melakukan
pelaksanaan keprotokolan.
penyiapan
bahan
- 18 (2)
Subbagian
Hubungan
Masyarakat
Media
mempunyai
dan
Pengaduan
tugas
melakukan
pelaksanaan hubungan media massa, pengelolaan opini
publik,
analisa
media,
dan
pengaduan
masyarakat. (3)
Subbagian Publikasi dan Dokumentasi mempunyai tugas
melakukan
penyiapan
bahan
pelaksanaan
publikasi dan pengelolaan informasi dan dokumentasi. Bagian Keenam Biro Umum Pasal 63 Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan perlengkapan, kerumahtanggaan, ketatausahaan, arsip, dan barang milik negara. Pasal 64 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63, Biro Umum menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan kegiatan pengelolaan perlengkapan;
b.
pelaksanaan kegiatan pengelolaan rumah tangga dan tata usaha pimpinan; dan
c.
pelaksanaan
pengelolaan
dan
penatausahaan
akuntansi barang milik negara. Pasal 65 Biro Umum terdiri atas: a.
Bagian Perlengkapan;
b.
Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan; dan
c.
Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara. Pasal 66
Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan analisa kebutuhan, pengelolaan sarana dan prasarana serta layanan pengadaan barang/jasa pemerintah.
- 19 Pasal 67 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66, Bagian Perlengkapan menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan
kegiatan
analisis
kebutuhan
dan
pengembangan sarana dan prasarana; b.
pelaksanaan
kegiatan
pengelolaan
sarana
dan
prasarana; dan c.
pelaksanaan kegiatan layanan pengadaan barang/jasa pemerintah. Pasal 68
Bagian Perlengkapan terdiri atas: a.
Subbagian Analisis Kebutuhan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana;
b.
Subbagian Pengelolaan Sarana dan Prasarana; dan
c.
Subbagian
Layanan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah. Pasal 69 (1)
Subbagian Analisis Kebutuhan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan kegiatan
analisis
kebutuhan
dan
pengembangan
sarana dan prasarana. (2)
Subbagian
pengelolaan
Sarana
dan
Prasarana
mempunyai tugas melakukan kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana. (3)
Subbagian
Layanan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah mempunyai tugas melakukan layanan pengadaan barang/jasa pemerintah. Pasal 70 Bagian
Rumah
Tangga
dan
Tata
Usaha
Pimpinan
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan kerumahtanggaan dan tata usaha pimpinan.
- 20 Pasal 71 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan menyelenggarakan fungsi: a.
pengelolaan urusan dalam dan perjalanan;
b.
pengelolaan kendaraan dan percetakan; dan
c.
pengelolaan tata usaha pimpinan dan arsip. Pasal 72
Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan terdiri atas: a.
Subbagian Urusan Dalam dan Perjalanan;
b.
Subbagian Kendaraan dan Percetakan;
c.
Subbagian Tata Usaha dan Arsip;
d.
Subbagian Tata Usaha Kepala;
e.
Subbagian Tata Usaha Setama; dan
f.
Subbagian Tata Usaha Deputi. Pasal 73
(1)
Subbagian Urusan Dalam dan Perjalanan mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan dalam dan perjalanan dinas.
(2)
Subbagian Kendaraan dan Percetakan mempunyai tugas
melakukan
pengelolaan
dan
perbaikan
kendaraan serta percetakan. (3)
Subbagian Tata Usaha dan Arsip mempunyai tugas melakukan
pengelolaan
urusan
surat
menyurat,
kearsipan, dan persandian. (4)
Subbagian Tata Usaha Pimpinan mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan tata usaha Kepala, Sekretaris Utama, dan Deputi. Pasal 74
Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan penatausahaan dan akuntansi barang milik negara.
- 21 Pasal 75 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
74,
Bagian
Pengelolaan
Barang
Milik
Negara
menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan
bahan
perencanaan
kebutuhan,
penerimaan/ pemeriksaan, pemanfaatan, penilaian dan monitoring barang milik negara; b.
penyiapan
bahan
penggunaan,
pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan barang milik negara; dan c.
penyiapan bahan pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan dan pembinaan/pengendalian barang milik negara. Pasal 76
Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara terdiri atas: a.
Subbagian Penerimaan dan Monitoring Barang Milik Negara;
b.
Subbagian Penatausahaan Akuntansi Barang Milik Negara; dan
c.
Subbagian Penghapusan dan Pengendalian Barang Milik Negara. Pasal 77
(1)
Subbagian Penerimaan dan Monitoring Barang Milik Negara mempunyai tugas melakukan perencanaan kebutuhan, penerimaan, pemanfaatan, penilaian dan monitoring barang milik negara.
(2)
Subbagian
Penatausahaan
mempunyai
tugas
Barang
melakukan
Milik
Negara
penggunaan,
pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik Negara. (3)
Subbagian Penghapusan dan Pengendalian Barang Milik
Negara
mempunyai
tugas
melakukan
pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, dan pembinaan/pengendalian barang milik negara.
- 22 BAB V DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 78 (1)
Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT di bidang pengkajian kebijakan teknologi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2)
Deputi
Bidang
Pengkajian
Kebijakan
Teknologi
dipimpin oleh Deputi. Pasal 79 Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi mempunyai tugas
melaksanakan
perumusan
dan
pelaksanaan
kebijakan di bidang pengkajian kebijakan teknologi. Pasal 80 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi menyelenggarakan fungsi: a.
perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang kebijakan teknologi;
b.
pelaksanaan daerah,
kegiatan
kebijakan
kebijakan teknologi
teknologi kawasan
inovasi spesifik,
pengembangan teknoprener dan klaster industri dan kebijakan strategi teknologi dan audit teknologi; c.
pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang kebijakan teknologi;
d.
pembinaan
dan
pemberian
bimbingan
di
bidang
kebijakan teknologi; dan e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.
- 23 Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 81 Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi terdiri atas: a.
Pusat Teknologi Inovasi Daerah;
b.
Pusat Teknologi Kawasan Spesifik;
c.
Pusat Teknoprener dan Klaster Industri; dan
d.
Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi. Bagian Ketiga Pusat Teknologi Inovasi Daerah Pasal 82
Pusat
Teknologi
melaksanakan
Inovasi
pengkajian
Daerah dan
mempunyai
penerapan
tugas
kebijakan
teknologi di bidang pengembangan iklim dan lingkungan berinovasi di daerah otonom. Pasal 83 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
82,
Pusat
Teknologi
Inovasi
Daerah
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan kelembagaan inovasi di daerah otonom; b.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan budaya inovasi di daerah otonom; c.
pelaksanaan kebijakan
kegiatan
pengkajian
dan
infrastruktur
khusus
inovasi
penerapan dan
isu
perkembangan teknologi global di daerah otonom; d.
penyiapan bahan rumusan kebijakan inovasi daerah; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Inovasi Daerah.
- 24 Pasal 84 Pusat Teknologi Inovasi Daerah terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 85
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keempat Pusat Teknologi Kawasan Spesifik Pasal 86 Pusat
Teknologi
melaksanakan
Kawasan
pengkajian
Spesifik dan
mempunyai
penerapan
tugas
kebijakan
teknologi di bidang pengembangan jaringan inovasi dan kawasan spesifik berbasis teknologi dan inovasi. Pasal 87 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
86,
Pusat
Teknologi
Kawasan
Spesifik
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan penyedia teknologi dan inovasi kawasan; b.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan pengguna teknologi dan inovasi kawasan; c.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan jaringan inovasi serta keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan sistem inovasi; d.
penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan jaringan inovasi dan kawasan spesifik; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Kawasan Spesifik.
- 25 Pasal 88 Pusat Teknologi Kawasan Spesifik terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 89
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Kelima Pusat Teknoprener dan Klaster Industri Pasal 90 Pusat Teknoprener dan Klaster Industri mempunyai tugas melaksanakan teknologi
di
pengkajian bidang
pengembangan
dan
penerapan
pengembangan
klaster
industri
kebijakan
teknoprener
tertentu
dan
berdasarkan
peningkatan rantai nilai tambah. Pasal 91 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
90,
Pusat
Teknoprener
dan
Klaster
Industri
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan teknologi pengembangan teknoprener; b.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan teknologi pengembangan klaster industri tertentu; c.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
kebijakan fasilitasi pengembangan kelembagaan dan budaya teknoprener; d.
penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan teknoprener dan klaster industri; dan
e.
pelaksanaan program
dan
perencanaan, anggaran
monitoring, di
Teknoprener dan Klaster Industri.
lingkungan
evaluasi Pusat
- 26 Pasal 92 Pusat Teknoprener dan Klaster Industri terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 93
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keenam Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi Pasal 94 Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi di bidang strategi teknologi dan audit teknologi. Pasal 95 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94, Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
dan
penerapan
dan
penerapan
dan
penerapan
kebijakan strategi teknologi; b.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
kebijakan audit teknologi; c.
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
instrumen kebijakan teknologi tematik; d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
strategi
teknologi dan sistem audit teknologi; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi.
- 27 Pasal 96 Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 97
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. BAB VI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 98 (1)
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi
BPPT
di
bidang
teknologi
pengembangan
sumber daya alam, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2)
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam dipimpin oleh Deputi. Pasal 99
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi pengembangan sumber daya alam. Pasal 100 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam menyelenggarakan fungsi:
- 28 a.
perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi pengembangan sumber daya alam;
b.
pelaksanaan sumber
kegiatan
daya
wilayah,
teknologi
pengembangan
teknologi
pengembangan
sumber daya mineral, teknologi reduksi risiko bencana dan teknologi lingkungan. c.
pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penerapan teknologi pengembangan sumber daya alam; dan
d.
pembinaan
dan
pemberian
bimbingan
di
bidang
pengkajian dan penerapan teknologi pengembangan sumber daya alam; dan e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 101
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam terdiri atas : a.
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah;
b.
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral;
c.
Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana; dan
d.
Pusat Teknologi Lingkungan. Bagian Ketiga Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah Pasal 102
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah mempunyai
tugas
melaksanakan
pengkajian
dan
penerapan di bidang teknologi pengembangan sumber daya wilayah.
- 29 Pasal 103 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang
eksplorasi
sumber
daya
alam
berbasis
penginderaan jauh maju; b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang eksplorasi sumber daya alam wilayah darat (terrestrial) berbasis geofisika maju;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang eksplorasi sumber daya alam wilayah laut dan pesisir berbasis akustik tomografi;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
pengembangan sumber daya wilayah; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah. Pasal 104 Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah terdiri atas : a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 105
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran.
- 30 Bagian Keempat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral Pasal 106 Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral mempunyai
tugas
melaksanakan
pengkajian
dan
penerapan di bidang teknologi pengembangan sumber daya mineral. Pasal 107 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang pengolahan dan pemurnian mineral;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang tekno-ekonomi mineral;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang pertambangan skala kecil;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
pengembangan sumber daya mineral; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral. Pasal 108 Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 109
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran.
- 31 Bagian Kelima Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana Pasal 110 Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana mempunyai tugas melaksanakan
pengkajian
dan
penerapan
di
bidang
teknologi reduksi risiko bencana. Pasal 111 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
110,
Pusat
Teknologi
Reduksi Risiko Bencana
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang
adaptasi
dan
penataan
ruang
berbasis
pengurangan risiko bencana; b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang mitigasi bencana;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang instrumentasi kebencanaan;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
reduksi risiko bencana; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana. Pasal 112 Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana terdiri atas : a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 113
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran.
- 32 Bagian Keenam Pusat Teknologi Lingkungan Pasal 114 Pusat
Teknologi
melaksanakan
Lingkungan
pengkajian
dan
mempunyai penerapan
tugas
di
bidang
teknologi lingkungan. Pasal 115 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114, Pusat Teknologi Lingkungan menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang pengendalian pencemaran lingkungan;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang konservasi dan pemulihan kualitas lingkungan;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang tata kelola lingkungan;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
lingkungan; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Lingkungan. Pasal 116 Pusat Teknologi Lingkungan terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 117
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran.
- 33 BAB VII DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 118 (1)
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT
di
bidang
teknologi
agroindustri
dan
bioteknologi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2)
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi dipimpin oleh Deputi. Pasal 119
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi mempunyai
tugas
melaksanakan
pelaksanaan kebijakan di bidang
perumusan
dan
teknologi agroindustri
dan bioteknologi. Pasal 120 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi menyelenggarakan fungsi: a.
perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi;
b.
pelaksanaan kegiatan teknologi produksi pertanian, teknologi
agroindustri,
teknologi
bioindustri,
dan
teknologi farmasi dan medika; c.
pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi;
- 34 d.
pembinaan
dan
pemberian
bimbingan
di
bidang
pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi; dan e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 121
Deputi Bidang Agroindustri Dan Bioteknologi terdiri atas: a.
Pusat Teknologi Produksi Pertanian;
b.
Pusat Teknologi Agroindustri;
c.
Pusat Teknologi Bioindustri; dan
d.
Pusat Teknologi Farmasi dan Medika. Bagian Ketiga Pusat Teknologi Produksi Pertanian Pasal 122
Pusat Teknologi Produksi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan
pengkajian
dan
penerapan
di
bidang
teknologi produksi pertanian. Pasal 123 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
122,
Pusat
Teknologi
Produksi
Pertanian
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi produksi tanaman;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi produksi peternakan;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi produksi perikanan;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
produksi pertanian; dan
kebijakan
teknologi
- 35 e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Produksi Pertanian. Pasal 124 Pusat Teknologi Produksi Pertanian terdiri atas : a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 125
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keempat Pusat Teknologi Agroindustri Pasal 126 Pusat
Teknologi
melaksanakan
Agroindustri
pengkajian
dan
mempunyai penerapan
di
tugas bidang
teknologi agroindustri. Pasal 127 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126, Pusat Teknologi Agroindustri menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi agroindustri hasil tanaman;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi agroindustri hasil peternakan;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi agroindustri hasil perikanan;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
agroindustri; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Agroindustri.
- 36 Pasal 128 Pusat Teknologi Agroindustri terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 129
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Kelima Pusat Teknologi Bioindustri Pasal 130 Pusat
Teknologi
melaksanakan
Bioindustri
pengkajian
dan
mempunyai penerapan
di
tugas bidang
teknologi bioindustri. Pasal 131 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130, Pusat Teknologi Bioindustri menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi sumber daya hayati mikroba;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi biokatalis;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi produksi bioingredient;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
bioindustri; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Bioindustri.
- 37 Pasal 132 Pusat Teknologi Bioindustri terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 133
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keenam Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Pasal 134 Pusat Teknologi Farmasi dan Medika mempunyai tugas melaksanakan
pengkajian
dan
penerapan
di
bidang
teknologi farmasi dan medika. Pasal 135 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
134,
Pusat
Teknologi
Farmasi
dan
Medika
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi produksi bahan baku farmasi;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi formula dan sediaan farmasi;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi rekayasa biomedika;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
farmasi dan medika; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Farmasi Dan Medika.
- 38 Pasal 136 Pusat Teknologi Farmasi dan Medika terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 137
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. BAB VIII DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI, DAN MATERIAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 138 (1)
Deputi
Bidang
Teknologi
Informasi,
Energi,
dan
Material adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT di bidang teknologi informasi, energi, dan material, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2)
Deputi
Bidang
Teknologi
Informasi,
Energi,
dan
Material dipimpin oleh Deputi. Pasal 139 Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material mempunyai
tugas
melaksanakan
perumusan
dan
pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi informasi, energi, dan material. Pasal 140 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 139, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material menyelenggarakan fungsi:
- 39 a.
perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi informasi, energi, dan material;
b.
pelaksanaan kegiatan teknologi elektronika, teknologi sumber daya energi dan industri kimia, teknologi informasi dan komunikasi serta teknologi material;
c.
pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penerapan teknologi informasi, energi, dan material;
d.
pembinaan
dan
pemberian
bimbingan
di
bidang
pengkajian dan penerapan teknologi informasi, energi, dan material; dan e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 141
Deputi Bidang
Teknologi Informasi, Energi, dan Material
terdiri dari: a.
Pusat Teknologi Elektronika;
b.
Pusat Teknologi Sumber Daya Energi dan Industri Kimia;
c.
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi; dan
d.
Pusat Teknologi Material. Bagian Ketiga Pusat Teknologi Elektronika Pasal 142
Pusat
Teknologi
melaksanakan
Elektronika
pengkajian
teknologi elektronika.
dan
mempunyai penerapan
di
tugas bidang
- 40 Pasal 143 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 142, Pusat Teknologi Elektronika menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi elektronika;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi instrumentasi;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi telekomunikasi;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
elektronika; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Elektronika. Pasal 144 Pusat Teknologi Elektronika terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 145
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keempat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi dan Industri Kimia Pasal 146 Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi dan Industri Kimia mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi pengembangan sumber daya energi dan industri kimia.
- 41 Pasal 147 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 146, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi dan Industri Kimia menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi
pengembangan
sumber
daya
energi,
perencanaaan dan optimalisasi sistem energi nasional; b.
pelaksanaan
pengkajian
dan
penerapan
teknologi
proses di bidang bahan bakar; dan c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi industri kimia;
d.
penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan sumber daya energi dan industri kimia; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Sumber Daya Energi dan Industri Kimia. Pasal 148 Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi dan Industri Kimia terdiri atasi: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 149
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Kelima Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pasal 150 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
- 42 Pasal 151 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
150,
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi sistem informasi penyelenggaraan pelayanan publik atau e-services dalam lingkup e-government dan e-business;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi data serta keamanan informasi;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi komputasi;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
informasi dan komunikasi; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pasal 152 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 153
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keenam Pusat Teknologi Material Pasal 154 Pusat Teknologi Material mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi material.
- 43 Pasal 155 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154, Pusat Teknologi Material menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi biomaterial;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi logam tanah jarang dan material ceramic;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang material komposit;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
material; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Material. Pasal 156 Pusat Teknologi Material terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 157
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. BAB IX DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 158 (1)
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT di bidang teknologi industri rancang
- 44 bangun dan rekayasa, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2)
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa dipimpin oleh Deputi. Pasal 159
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
teknologi industri
rancang bangun dan rekayasa. Pasal 160 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa menyelenggarakan fungsi: a.
perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa;
b.
pelaksanaan kegiatan teknologi industri pertahanan dan keamanan, teknologi industri permesinan, sistem dan prasarana transportasi serta teknologi rekayasa industri maritim;
c.
pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa;
d.
pembinaan
dan
pemberian
bimbingan
di
bidang
pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa; dan e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 161
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa terdiri atas:
- 45 a.
Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan;
b.
Pusat Teknologi Industri Permesinan;
c.
Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi; dan
d.
Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim. Bagian Ketiga Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan Pasal 162
Pusat
Teknologi
mempunyai
Industri
tugas
Pertahanan
melaksanakan
dan
Keamanan
pengkajian
dan
penerapan di bidang teknologi industri pertahanan dan keamanan. Pasal 163 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 162, Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan matra udara;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan matra laut;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan matra darat;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
industri pertahanan dan keamanan; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program, dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan.
- 46 Pasal 164 Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 165
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keempat Pusat Teknologi Industri Permesinan Pasal 166 Pusat Teknologi Industri Permesinan mempunyai tugas melaksanakan
pengkajian
dan
penerapan
di
bidang
teknologi industri permesinan. Pasal 167 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
166,
Pusat
Teknologi
Industri
Permesinan
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi
mesin
penggerak
dan
peralatan
sistem
produksi; b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi alat peralatan konstruksi dan pertambangan;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi mesin dan alat peralatan kelistrikan;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
industri permesinan; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Industri Permesinan.
- 47 Pasal 168 Pusat Teknologi Industri Permesinan terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 169
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Kelima Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi Pasal 170 Pusat
Teknologi
mempunyai
Sistem
tugas
dan
Prasarana
melaksanakan
Transportasi
pengkajian
dan
penerapan di bidang teknologi sistem dan prasarana transportasi. Pasal 171 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
170,
Pusat
Teknologi
Sistem
dan
Prasarana
Transportasi menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi sistem transportasi;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi prasarana transportasi darat;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi moda sarana transportasi darat.
d.
penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi sistem dan prasarana transportasi darat; dan
e.
pelaksanaan
perencanaan,
monitoring,
evaluasi
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi.
- 48 Pasal 172 Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 173 Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. Bagian Keenam Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim Pasal 174 Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi rekayasa industri maritim. Pasal 175 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 174, Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi rekayasa industri kapal niaga;
b.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi bangunan lepas pantai;
c.
pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi infrastruktur galangan dan pelabuhan;
d.
penyiapan
bahan
rumusan
kebijakan
teknologi
monitoring,
evaluasi
rekayasa industri maritim; dan e.
pelaksanaan
perencanaan,
program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim.
- 49 Pasal 176 Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim terdiri atas: a.
Bagian Program dan Anggaran; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 177
Bagian
Program
dan
Anggaran
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran. BAB X INSPEKTORAT Pasal 178 (1)
Inspektorat merupakan unsur pengawasan intern yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2)
Inspektorat secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama.
(3)
Inspektorat dipimpin oleh Inspektur. Pasal 179
Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan BPPT. Pasal 180 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 179, Inspektorat menyelenggarakan fungsi: a.
penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern;
b.
pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan pengawasan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c.
pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala;
- 50 d.
penyusunan laporan hasil pengawasan; dan
e.
pelaksanaan administrasi Inspektorat. Pasal 181
Inspektorat terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha; dan
b.
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor. Pasal 182
Subbagian
Tata Usaha mempunyai
tugas melakukan
urusan tata usaha di lingkungan Inspektorat. BAB XI PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI Pasal 183 (1)
Pusat
Pelayanan
Teknologi
merupakan
unsur
penunjang di bidang pelayanan teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2)
Pusat
Pelayanan
Teknologi
secara
administratif
dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama. Pasal 184 Pusat
Pelayanan
Teknologi
mempunyai
tugas
melaksanakan manajemen pemasaran, manajemen proyek, manajemen kontrak dan lisensi, manajemen keuangan dan tata usaha Pusat Pelayanan Teknologi. Pasal 185 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184, Pusat Pelayanan Teknologi menyelenggarakan fungsi: a.
perencanaan dan pemasaran layanan jasa teknologi;
b.
pelaksanaan urusan kontrak dan lisensi;
c.
pelaksanaan
layanan
jasa
teknologi,
usaha serta monitoring dan evaluasi;
pematangan
- 51 d.
pelaksanaan
urusan
penerimaan,
verifikasi,
pembiayaan dan pelaporan keuangan; dan e.
pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Pelayanan Teknologi. Pasal 186
Pusat Pelayanan Teknologi terdiri atas: a.
Bidang Manajemen Pemasaran;
b.
Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi;
c.
Bidang Manajemen Proyek;
d.
Bidang Manajemen Keuangan; dan
e.
Subbagian Tata Usaha. Pasal 187
Bidang
Manajemen
merencanakan,
Pemasaran
mengembangkan,
mempunyai
tugas
mengkoordinasikan
program dan menyusun strategi, mekanisme pemasaran serta implementasinya. Pasal 188 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
187,
Bidang
Manajemen
Pemasaran
menyelenggarakan fungsi: a.
perencanaan
dan
pengembangan,
serta
pengkoordinasian program pemasaran produk dan jasa teknologi; dan b.
penyusunan, pengembangan media informasi untuk pemasyarakatan
serta
strategi
pelaksanaan
implementasinya. Pasal 189 Bidang Manajemen Pemasaran terdiri atas: a.
Subbidang Perencanaan Pemasaran; dan
b.
Subbidang Pemasyarakatan.
dan
- 52 Pasal 190 (1)
Subbidang Perencanaan Pemasaran mempunyai tugas melakukan perencanaan usaha, penyusunan strategi dan mekanisme pengembangan produk dan layanan, dan koordinasi program di bidang pemasaran produk dan jasa teknologi, pemetaan internal dan eksternal serta penyusunan rencana kerja.
(2)
Subbidang
Pemasyarakatan
mempunyai
tugas
melakukan
penyusunan,
pengembangan
media
informasi jasa teknologi untuk pemasyarakatan serta strategi pelaksanaan dan implementasinya. Pasal 191 Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi mempunyai tugas melaksanakan urusan kontrak dan lisensi dalam rangka pelayanan jasa teknologi. Pasal 192 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal
191,
Bidang
Manajemen
Kontrak
dan
Lisensi
menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan
bahan,
penyusunan
dan
penelaahan
naskah kontrak pelayanan jasa teknologi; dan b.
penyiapan bahan dan pelaksanaan lisensi dalam rangka pelayanan jasa teknologi. Pasal 193
Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi terdiri atas: a.
Subbidang Kontrak; dan
b.
Subbidang Lisensi. Pasal 194
(1)
Subbidang Kontrak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, kontrak.
penyusunan,
dan
penelaahan
naskah
- 53 (2)
Subbidang Lisensi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan,
penyusunan,
penelaahan,
dan
pengadministrasian perjanjian lisensi. Pasal 195 Bidang
Manajemen
merencanakan,
Proyek
mempunyai
mengkoordinasikan
dan
tugas
melaksanakan
kegiatan pelayanan jasa teknologi, fasilitasi pematangan usaha, dan pelaksanaan monitoring serta evaluasi. Pasal 196 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 195, Bidang
Manajemen Proyek menyelenggarakan
fungsi: a.
pelaksanaan pelayanan jasa teknologi;
b.
pelaksanaan fasilitasi pematangan usaha; dan
c.
penyiapan bahan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Pasal 197
Bidang Manajemen Proyek terdiri atas: a.
Subbidang Pelayanan Jasa;
b.
Subbidang Pematangan Usaha; dan
c.
Subbidang Monitoring dan Evaluasi. Pasal 198
(1)
Subbidang
Pelayanan
melaksanakan,
Jasa
mempunyai
mengembangkan
tugas dan
mengkoordinasikan penerapan jasa teknologi. (2)
Subbidang
Pematangan
Usaha
mempunyai
tugas
melakukan
penerapan
sistem
manajemen
mutu
internal dan melakukan fasilitasi pengguna teknologi menjadi wirausaha teknologi. (3)
Subbidang Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan
bahan
dan
pelaksanaan
monitoring, serta evaluasi pelaksanaan penerapan jasa teknologi.
- 54 Pasal 199 Bidang
Manajemen
melaksanakan
Keuangan
urusan
mempunyai
penerimaan,
tugas
verifikasi
dan
pembiayaan dan pelaporan keuangan. Pasal 200 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
199,
Bidang
Manajemen
Keuangan
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan urusan penerimaan;
b.
pelaksanaan urusan verifikasi; dan
c.
pelaksanaan urusan pembiayaan dan pelaporan. Pasal 201
Bidang Manajemen Keuangan terdiri atas: a.
Subbidang Penerimaan;
b.
Subbidang Verifikasi; dan
c.
Subbidang Pembiayaan dan Pelaporan. Pasal 202
(1)
Subbidang
Penerimaan
mempunyai
tugas
melaksanakan penyusunan anggaran sesuai tupoksi dan melakukan penerimaan negara bukan pajak. (2)
Subbidang Verifikasi mempunyai tugas melaksanakan pengujian administrasi atas penggunaan anggaran.
(3)
Subbidang Pembiayaan dan Pelaporan melaksanakan pembayaran anggaran
sesuai
serta
dengan
melakukan
rencana
kerja
penyusunan
dan
laporan
keuangan internal dan sistem akuntansi pemerintah yaitu Sistem Akuntansi Instansi dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara. Pasal 203 Subbagian urusan
Tata Usaha mempunyai
tata
Teknologi.
usaha
di
lingkungan
tugas melakukan Pusat
Pelayanan
- 55 BAB XII PUSAT PEMBINAAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN Pasal 204 (1)
Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan secara fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2)
Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama. Pasal 205
Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan mempunyai tugas
melaksanakan
penyusunan
program,
evaluasi,
pengelolaan pendidikan dan pelatihan, pengembangan jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan BPPT, pengelolaan pendidikan dan pelatihan
bidang lain yang
terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPPT, serta penyertaan
diklat
kedinasan
dan
jabatan
fungsional
keahlian atau ketrampilan. Pasal 206 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 205, Pusbindiklat menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan penyusunan program, evaluasi, dan data;
b.
pelaksanaan pengelolaan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan BPPT,
penyertaan
diklat
kedinasan
dan
jabatan
fungsional keahlian atau ketrampilan lainnya, serta pengelolaan pendidikan dan pelatihan bidang lain yang terkait
dengan pelaksanaan tugas dan fungsi
BPPT; c.
pelaksanaan akreditasi pendidikan dan pelatihan serta penilaian angka kredit jabatan fungsional perekayasa; dan
d.
pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan.
- 56 Pasal 207 Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas: a.
Bidang Program, Evaluasi, dan Data;
b.
Bidang Penyelenggaran Pendidikan dan Pelatihan;
c.
Bidang Akreditasi dan Penilaian; dan
d.
Subbagian Tata Usaha. Pasal 208
Bidang Program, Evaluasi, dan Data mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi
dan
penyusunan
program,
evaluasi dan pengelolaan data. Pasal 209 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
208,
Bidang
Program,
Evaluasi,
dan
Data
menyelenggarakan fungsi: a.
penyiapan bahan penyusunan program;
b.
penyiapan bahan penyusunan evaluasi; dan
c.
penyiapan bahan pengelolaan data. Pasal 210
Bidang Program, Evaluasi dan Data terdiri atas: a.
Subbidang Program;
b.
Subbidang Evaluasi; dan
c.
Subbidang Data. Pasal 211
(1)
Subbidang Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, kegiatan, dan anggaran.
(2)
Subbidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan evaluasi dan pelaporan.
(3)
Subbidang
Data
mempunyai
tugas
melakukan
penyiapan bahan pengelolaan data, sistem informasi pembinaan,
pendidikan,
dan
pelatihan
fungsional perekayasa dan teknisi litkayasa.
jabatan
- 57 Pasal 212 Bidang
Penyelenggaraan
Pendidikan
dan
Pelatihan
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan BPPT, penyertaan diklat kedinasan dan jabatan fungsional keahlian atau ketrampilan. Pasal 213 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal
212,
Bidang
Penyelenggaraan
Pendidikan
dan
Pelatihan menjalankan fungsi: a.
penyiapan
bahan
dan
pendidikan dan pelatihan
pelaksanaan
pengelolaan
jabatan fungsional yang
berada di bawah pembinaan BPPT, penyertaan diklat kedinasan dan jabatan fungsional keahlian atau ketrampilan; dan b.
penyiapan
bahan
dan
pelaksanaan
pengelolaan
pendidikan dan pelatihan bidang lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPPT. Pasal 214 Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas: a.
Subbidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis; dan
b.
Subbidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan. Pasal 215
(1)
Sub bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis mempunyai tugas pelaksanaan pengelolaan pendidikan dan pelatihan bidang lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPPT.
- 58 (2)
Sub bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan pengelolaan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan BPPT, penyertaan diklat kedinasan dan jabatan fungsional keahlian atau ketrampilan. Pasal 216
Bidang
Akreditasi
dan
Penilaian
mempunyai
tugas
melaksanakan akreditasi pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional perekayasa dan teknisi litkayasa serta penilaian angka kredit bagi pejabat fungsional Perekayasa Madya, IV/b sampai dengan Perekayasa Utama, IV/e secara Nasional. Pasal 217 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 216, Bidang Akreditasi dan Penilaian menjalankan fungsi: a.
penyiapan
bahan
pendidikan
dan
dan
pelaksanaan
pelatihan
jabatan
akreditasi fungsional
perekayasa dan teknisi litkayasa; dan b.
penyiapan bahan dan pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional perekayasa. Pasal 218
Bidang Akreditasi dan Penilaian terdiri atas: b.
Subbidang Akreditasi; dan
c.
Subbidang Penilaian Angka Kredit.
- 59 Pasal 219 (1)
Subbidang Akreditasi mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan
dan
pelaksanaan
pengelolaan
akreditasi meliputi persiapan, penilaian dan akreditasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan jabatan fungsional perekayasa dan teknisi litkayasa, serta melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan pengelolaan Sertifikasi Profesi Perekayasa Nasional. (2)
Subbidang Penilaian Angka Kredit mempunyai tugas melakukan
penyiapan
bahan
dan
pelaksanaan
penilaian, penetapan angka kredit jabatan fungsional Perekayasa Madya IV/b sampai dengan Perekayasa Utama IV/e, serta melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan uji kompetensi dalam rangka pembinaan karir
pejabat
fungsional
Perekayasa
dan
Teknisi
Litkayasa secara Nasional. Pasal 220 Subbagian
Tata Usaha mempunyai
tugas melakukan
urusan tata usaha di lingkungan Pusbindiklat. BAB XIII PUSAT MANAJEMEN INFORMASI Pasal 221 (1)
Pusat Manajemen Informasi secara fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2)
Pusat
Manajemen
Informasi
secara
administratif
dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama. Pasal 222 Pusat
Manajemen
melaksanakan
Informasi
pengelolaan
mempunyai
infrastruktur
tugas
informasi,
penerapan e-government, manajemen pengetahuan dan perpustakaan,
serta
standardisasi
standardisasi layanan teknologi.
hasil
inovasi
dan
- 60 Pasal 223 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 222, Pusat Manajemen Informasi menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan manajemen infrastruktur informasi;
b.
pelaksanaan manajemen aplikasi e-government;
c.
pelaksanaan manajemen pengetahuan dan perpustakaan;
d.
pelaksanaan standardisasi hasil inovasi dan standardisasi layanan teknologi; dan
e.
pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Manajemen Informasi. Pasal 224
Pusat Manajemen Informasi terdiri atas: a.
Bidang Infrastruktur Informasi;
b.
Bidang Manajemen Aplikasi e-Government;
c.
Bidang Manajemen Pengetahuan dan Perpustakaan;
d.
Bidang Pelayanan Standardisasi; dan
e.
Subbagian Tata Usaha. Pasal 225
Bidang
Infrastruktur
Informasi
mempunyai
tugas
melaksanakan pengembangan dan optimasi pemanfaatan infrastruktur informasi. Pasal 226 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
225,
Bidang
Infrastruktur
Informasi
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengembangan infrastruktur teknologi informasi komunikasi untuk penerapan e-government di lingkungan BPPT; dan
b.
pelaksanaan
optimasi
pemanfaatan
infrastruktur
teknologi informasi komunikasi untuk penerapan egovernment di lingkungan BPPT.
- 61 Pasal 227 Bidang Infrastruktur Informasi terdiri atas: a.
Subbidang Pengembangan Infrastruktur; dan
b.
Subbidang Optimasi Infrastruktur Pasal 228
(1)
Subbidang Pengembangan Infrastruktur mempunyai tugas
melakukan
pengembangan
infrastruktur
teknologi informasi komunikasi untuk penerapan egovernment di lingkungan BPPT. (2)
Subbidang Optimasi Infrastruktur mempunyai tugas melakukan pengoperasian, pemeliharaan dan optimasi pemanfaatan
infrastruktur
teknologi
informasi
komunikasi untuk penerapan e-Government di BPPT. Pasal 229 Bidang
Manajemen
Aplikasi
e-Government mempunyai
tugas melakukan pengelolaan aplikasi e-government di lingkungan
BPPT
serta
melakukan
penyediaan
dan
penyajian data dan informasi. Pasal 230 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
229,
Bidang
Manajemen
Aplikasi
e-Government
menyelenggarakan fungsi: a.
pengelolaan data dan informasi di lingkungan BPPT;
b.
pengelolaan aplikasi e-government; dan
c.
penyediaan dan penyajian data dan informasi dengan media utama website. Pasal 231
Bidang Manajemen Aplikasi e-Government terdiri atas: a.
Subbidang Pengembangan Aplikasi e-Government; dan
b.
Subbidang Manajemen Penyajian Data dan Informasi.
- 62 Pasal 232 (1)
Subbidang
Pengembangan
mempunyai
tugas
Aplikasi
melakukan
e-Government perencanaan,
pengembangan, dan pengintegrasian data, informasi, serta
aplikasi
e-government
untuk
kebutuhan
dukungan kegiatan administratif dan kerekayasaan. (2)
Subbidang Manajemen Penyajian Data dan Informasi mempunyai
tugas
melakukan
penyediaan
serta
penyajian data dan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan layanan informasi publik berbasis web. Pasal 233 Bidang
Manajemen
Pengetahuan
dan
Perpustakaan
mempunyai tugas melaksanakan manajemen pengetahuan dan penyediaan layanan perpustakaan. Pasal 234 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
233,
Bidang
Manajemen
Pengetahuan
dan
Perpustakaan menyelenggarakan fungsi: a.
pengolahan informasi menjadi pengetahuan; dan
b.
penyediaan layanan informasi dan jasa perpustakaan. Pasal 235
Bidang Manajemen Pengetahuan dan Perpustakaan terdiri atas: a.
Subbidang Sistem Manajemen Pengetahuan; dan
b.
Subbidang Pengelolaan Perpustakaan. Pasal 236
(1)
Subbidang
Sistem
Manajemen
Pengetahuan
mempunyai tugas melakukan pengolahan informasi menjadi
pengetahuan
pengelolaan pengetahuan.
aset
yang
intelektual
bermanfaat; BPPT
dan
berbasis
- 63 (2)
Subbidang
Pengelolaan
Perpustakaan
mempunyai
tugas melakukan pengelolaan koleksi bahan pustaka; pengembangan sistem informasi perpustakaan; serta pengembangan
dan
penyediaan
layanan
perpustakaan. Pasal 237 Bidang
Pelayanan
Standardisasi
mempunyai
tugas
melaksanakan standardisasi untuk inovasi dan layanan teknologi dalam rangka penguatan infrastruktur mutu BPPT. Pasal 238 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
237,
Bidang
Pelayanan
Standardisasi
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan standardisasi proses bisnis kerekayasaan inovasi dan layanan teknologi secara elektronik;
b.
pelaksanaan
standardisasi
inovasi
teknologi
dan
Rancangan Standar Nasional Indonesia berbasiskan hasil kerekayasaan BPPT; dan c.
pelaksanaan akreditasi
pengembangan
lembaga
penilaian
dan
pemeliharaan
kesesuaian
layanan teknologi. Pasal 239 Bidang Pelayanan Standardisasi terdiri atas: a.
Subbidang Standardisasi Inovasi; dan
b.
Subbidang Standardisasi Layanan Teknologi.
untuk
- 64 Pasal 240 (1)
Subbidang Standardisasi Inovasi mempunyai tugas melakukan standardisasi proses bisnis kerekayasaan inovasi
secara
elektronik;
serta
perumusan,
penetapan, penerapan, dan pemeliharaan terhadap standar inovasi teknologi dan Rancangan Standar Nasional Indonesia berbasiskan hasil kerekayasaan BPPT. (2)
Subbidang
Standardisasi
Layanan
Teknologi
mempunyai tugas melakukan standardisasi proses bisnis
kerekayasaan
layanan
teknologi
secara
elektronik; serta pengembangan dan pemeliharaan akreditasi
lembaga
penilaian
kesesuaian
untuk
penguatan layanan teknologi BPPT. Pasal 241 Subbagian urusan
Tata Usaha mempunyai
tata
usaha
di
lingkungan
tugas melakukan Pusat
Manajemen
Informasi. BAB XIV KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 242 (1)
Di
lingkungan
BPPT dapat
ditetapkan
Kelompok
Jabatan Fungsional tertentu sesuai dengan kebutuhan berdasarkan peraturan perundang-undangan. (2)
Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan
jabatan
fungsional
masing-masing
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 243 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 241, terbagi dalam beberapa kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya
- 65 yang pengangkatannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang ditetapkan atau ditunjuk oleh masing-masing Pejabat Eselon II atau Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB XV UNIT PELAKSANA TEKNIS Pasal 244
(1)
Di lingkungan BPPT terdapat Unit Pelaksana Teknis sebagai pelaksana tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang BPPT.
(2)
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala dengan Peraturan Kepala BPPT tersendiri setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan
aparatur
negara
dan
reformasi
birokrasi. BAB XVI TATA KERJA Pasal 245 Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan unit organisasi di lingkungan BPPT wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam
- 66 lingkungan BPPT maupun dalam hubungan kerja dengan instansi di luar BPPT sesuai dengan tugasnya masingmasing. Pasal 246 Setiap pimpinan satuan unit organisasi di lingkungan BPPT bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta
petunjuk-petunjuk
bagi
pelaksanaan
tugas
bawahannya. Pasal 247 Setiap pimpinan satuan unit organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Pasal 248 Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib pula disampaikan kepada pimpinan satuan unit organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Pasal 249 Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan unit organisasi dari bawahan maupun dari pimpinan satuan unit organisasi lainnya di lingkungan BPPT, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk memberikan petunjuk-petunjuk
kepada
bawahan
ataupun
untuk
penyusunan laporan lebih lanjut. Pasal 250 Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan unit organisasi dibantu oleh bawahannya dan dalam rangka
memberikan
bimbingan
kepada
bawahannya
masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.
- 67 Pasal 251 Setiap
pimpinan
satuan
unit
organisasi
diwajibkan
melaksanakan pengawasan terhadap bawahannya dan apabila
terjadi
penyimpangan
diwajibkan
mengambil
langkah-langkah sesuai dengan peraturan perundangundangan. BAB XVII ESELONISASI, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN Pasal 252 (1)
Sekretaris Utama dan Deputi merupakan Jabatan Struktural Eselon I.a atau Jabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(2)
Kepala Biro, Direktur, Inspektur, dan Kepala Pusat merupakan
Jabatan
Struktural
Eselon
II.a
atau
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. (3)
Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan Jabatan Struktural Eselon III.a atau Jabatan Administrator.
(4)
Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan Jabatan
Struktural
Eselon
IV.a
atau
Jabatan
Pengawas. Pasal 253 (1)
Pejabat Struktural Eselon I atau Jabatan Pimpinan Tinggi
Madya
diangkat
dan
diberhentikan
oleh
Presiden atas usul Kepala, setelah melalui prosedur seleksi berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan. (2)
Pejabat Struktural Eselon II atau Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama diangkat dan diberhentikan oleh Kepala, setelah melalui prosedur seleksi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3)
Pejabat Struktural Eselon III Pejabat Administrator dan
Pejabat
Struktural
Eselon
IV
atau
Pejabat
Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala.
- 68 BAB XVIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 254 Dalam rangka pelayanan teknologi yang dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan BPPT dapat dialihkan ke Pusat Pelayanan Teknologi. Pasal 255 (1)
Unit
organisasi
yang
menangani
fungsi
analisa
kebutuhan, pengelolaan sarana dan prasarana serta layanan pengadaan barang/jasa pemerintah, karena sifat tugas dan fungsinya, melaksanakan tugas dan fungsi
Unit
Layanan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah di lingkungan BPPT. (2)
Kepala
Bagian
yang
menangani
fungsi
analisa
kebutuhan, pengelolaan sarana dan prasarana serta layanan pengadaan barang/jasa pemerintah, karena sifat
tugas
dan
fungsinya
menjadi
Kepala
Unit
Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (3)
Ketentuan
lebih
lanjut
Pengadaan
Barang/Jasa
mengenai
Unit
Pemerintah
Layanan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 256 (1)
Unit organisasi yang menangani fungsi di bidang pengelolaan aplikasi e-government, karena sifat tugas dan fungsinya, melaksanakan tugas dan fungsi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik,
yang
selanjutnya
disebut
LPSE
di
lingkungan BPPT. (2)
Kepala Bidang yang menangani fungsi di bidang pengelolaan aplikasi e-government, karena sifat tugas dan
fungsinya
Pengadaan Elektronik.
menjadi
Barang/Jasa
Kepala
Unit
Layanan
Pemerintah
Secara
- 69 (3)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
Unit
Layanan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
diatur
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 257 (1)
Kepala
Biro
hubungan
yang
menangani
masyarakat,
karena
fungsi sifat
pengelolaan tugas
dan
fungsinya menjadi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
yang
selanjutnya
disebut
PPID
di
lingkungan BPPT. (2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan tanggung jawab PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB XIX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 258
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada beserta Pejabat yang memangku jabatan di lingkungan BPPT sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tetap berlaku beserta Pejabatnya tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan dibentuknya jabatan baru dan diangkat Pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
- 70 Pasal 259 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua Peraturan yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum diubah dan/atau diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB XX KETENTUAN PENUTUP Pasal 260 Perubahan atas rincian tugas, susunan organisasi dan tata kerja menurut Peraturan ini, ditetapkan oleh Kepala BPPT setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi. Pasal 261 Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Kepala BPPT
Nomor
Organisasi
dan
170/Kp/KA/BPPT/IV/2006 Tata
Kerja
Badan
tentang
Pengkajian
dan
Penerapan Teknologi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
- 71 Pasal 262 Peraturan
Kepala
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan. Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
pengundangan peraturan ini
memerintahkan
dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 September 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal … DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-2-
STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT UTAMA
LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-3STRUKTUR ORGANISASI BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-4STRUKTUR ORGANISASI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI
LAMPIRAN IV PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-5STRUKTUR ORGANISASI BIRO HUKUM, KERJA SAMA, DAN HUBUNGAN MASYARAKAT
LAMPIRAN V PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-6STRUKTUR ORGANISASI BIRO UMUM
LAMPIRAN VI PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-7STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI
LAMPIRAN VII PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-8STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM
LAMPIRAN VIII PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
-9STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI
LAMPIRAN IX PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
- 10 STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI, DAN MATERIAL
LAMPIRAN X PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
- 11 STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
LAMPIRAN XI PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
- 12 STRUKTUR ORGANISASI INSPEKTORAT
LAMPIRAN XII PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
- 13 STRUKTUR ORGANISASI PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI
LAMPIRAN XIII PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
- 14 STRUKTUR ORGANISASI PUSAT PEMBINAAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN
LAMPIRAN XIV PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
- 15 STRUKTUR ORGANISASI PUSAT MANAJEMEN INFORMASI
LAMPIRAN XV PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 010 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E
Menimbang :
a.
R
bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan A efisiensi
pelaksanaan
tugas
P A
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja N dilakukan penataan organisasiT dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Hujan BuatanE menjadi Balai Besar K
Teknologi Modifikasi Cuaca; b.
N O
bahwa telah diterbitkan SuratL Persetujuan Menteri Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O Aparatur G
berdasarkan I
Negara
Surat
dan
Nomor
:
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan T
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang
)
Organisasi dan Tata Kerja Balai
Besar Teknologi Modifikasi Cuaca dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
MEMUTUSKAN: Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA.
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1)
Balai
Besar
Teknologi
Modifikasi
Cuaca
yang
selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BB-TMC merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam. (2)
BB-TMC dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2
BB-TMC
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi modifikasi cuaca. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BB-TMC menyelenggarakan fungsi: a.
penyusunan program penerapan teknologi modifikasi cuaca untuk penambahan curah hujan, pengurangan curah hujan dan kegunaan lainnya;
b.
penerapan
teknologi
modifikasi
cuaca
untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna modifikasi cuaca; dan c.
pelayanan jasa teknologi modifikasi cuaca kepada instansi Pemerintah dan swasta; dan
-4d.
pelaksanaan
urusan
ketatausahaan,
perencanaan,
keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan pelaporannya. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BB-TMC terdiri atas: a.
Bagian Umum;
b.
Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca; dan
c.
Bidang Pelayanan Teknologi. Pasal 5
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan,
perencanaan,
keuangan,
sumber
daya
manusia, rumah tangga, dan pelaporannya. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a.
perencanaan, pemantauan, dan pelaporan program dan anggaran;
b.
pelaksanaan urusan keuangan; dan
c.
pelaksanaan
urusan
surat-menyurat,
kearsipan,
sumber daya manusia, logistik, pengangkutan, dan urusan rumah tangga lainnya. Pasal 7 Bagian Umum terdiri atas: a.
Subbagian Perencanaan;
b.
Subbagian Keuangan; dan
c.
Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga.
-5Pasal 8 (1)
Subbagian
Perencanaan
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan perencanaan, pemantauan, dan pelaporan pelaksanaan program dan anggaran. (2)
Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan.
(3)
Subbagian
Tata
mempunyai
tugas
Usaha
dan
Rumah
melaksanakan
urusan
Tangga surat-
menyurat, kearsipan, sumberdaya manusia, logistik, pengangkutan, dan urusan rumah tangga lainnya. Pasal 9 Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca mempunyai tugas
melaksanakan
penerapan
teknologi
bidang
hidrometeorologi, instrumentasi, dan bahan semai yang berkaitan dengan modifikasi cuaca. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca menyelenggarakan fungsi: a.
penerapan teknologi di bidang hidrometeorologi; dan
b.
penerapan teknologi di bidang instrumentasi dan bahan semai. Pasal 11
Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca terdiri atas: a.
Subbidang Hidrometeorologi; dan
b.
Subbidang Instrumentasi dan Bahan Semai. Pasal 12
(1)
Subbidang
Hidrometeorologi
mempunyai
tugas
melaksanakan penerapan di bidang fisika awan, meteorologi, hidrologi lingkungan, dan klimatologi, serta pengelolaan data.
-6(2)
Subbidang
Instrumentasi
dan
Bahan
Semai
mempunyai tugas melaksanakan penerapan di bidang instrumentasi dan bahan semai. Pasal 13 Bidang
Pelayanan
Teknologi
mempunyai
tugas
melaksanakan pelayanan teknologi modifikasi cuaca. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 13, Bidang Pelayanan Teknologi menyelenggarakan fungsi: a.
pengelolaan peralatan teknologi modifikasi cuaca; dan
b.
penyiapan
sarana
dan
pelaksanaan
operasional
teknologi modifikasi cuaca. Pasal 15 Bidang Pelayanan Teknologi terdiri atas: a.
Subbidang Pengelolaan Peralatan; dan
b.
Subbidang Operasi. Pasal 16
(1)
Subbidang Pengelolaan Peralatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pengelolaan peralatan teknologi modifikasi cuaca.
(2)
Subbidang Operasi mempunyai tugas melaksanakan urusan penyiapan sarana penghantaran bahan semai dan pelaksanaan operasional teknologi modifikasi cuaca.
-7BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 17 Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan. Pasal 18 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BB-TMC harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 20 Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi modifikasi cuaca secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
-8Pasal 21 BB-TMC harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 22 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 23 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 24 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 25 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 26 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.
-9BAB V ESELON Pasal 27 (1)
Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural Eselon II.a.
(2)
Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan struktural Eselon III.a.
(3)
Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 28
BB-TMC berlokasi di Jakarta. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 29 Bagan Organisasi BB-TMC tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 30 Perubahan organisasi dan tata kerja BB-TMC ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan aparatur negara.
urusan
pemerintahan
di
bidang
- 10 BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 31 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi / Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor SK/342/KA/BPPT/XII/1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit
melaksanakan
Pelaksana tugas
Teknis dan
Hujan
fungsinya
Buatan sampai
tetap dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 32 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor SK/342/KA/BPPT/XII/1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
Peraturan dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
SK/342/KA/BPPT/XII/1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
- 11 Pasal 34 Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. DL Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA
NEGARA
REPUBLIK
INDONESIA
TAHUN
2015
NOMOR
…
- 12 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 010 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 011 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI
D A N
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA P E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, E R A P
Menimbang
: a.
A
bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan N efisiensi
pelaksanaan
tugas
T
dan
fungsi,
perlu
E dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja K
Balai Besar Teknologi Pati; b.
N O
bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O Aparatur G
berdasarkan I
Negara
Surat
dan
Nomor
:
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan T
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang
)
Organisasi dan Tata Kerja Balai
Besar Teknologi Pati dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
MEMUTUSKAN: Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI.
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1)
Balai Besar Teknologi Pati yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut B2TP merupakan Unit Pelaksana Teknis
di
lingkungan
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Deputi Bidang Teknologi
Agroindustri dan Bioteknologi. (2)
B2TP dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2
B2TP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi pati. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, B2TP menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan kegiatan penerapan teknologi, kerjasama, dan
pemasaran
pengembangan
di dan
bidang
teknologi
pengelolaan
pati
sarana
serta teknik
produksi; b.
pelaksanaan layanan jasa teknologi pati skala pilot plant maupun komersial; dan
c.
pelaksanaan
urusan
ketatausahaan,
perencanaan,
keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan pelaporannya.
-4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 B2TP terdiri atas: a.
Bagian Umum
b.
Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama; dan
c.
Bidang Layanan Jasa Teknologi. Pasal 5
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan,
perencanaan,
keuangan,
sumber
daya
manusia, rumah tangga, dan pelaporannya. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan urusan perencanaan, pemantauan, dan pelaporan program dan anggaran;
b.
pelaksanaan urusan keuangan; dan
c.
pelaksanaan
urusan
ketatausahaan
dan
rumah
tangga. Pasal 7 Bagian Umum terdiri atas: a.
Subbagian Perencanaan;
b.
Subbagian Keuangan; dan
c.
Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga. Pasal 8
(1)
Subbagian
Perencanaan
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan perencanaan, pemantauan, dan pelaporan pelaksanaan program dan anggaran. (2)
Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan penganggaran, perbendaharaan, verifikasi, dan pelaporan keuangan.
-5(3)
Subbagian
Tata
mempunyai
tugas
menyurat, administrasi perawatan
Usaha
dan
melaksanakan
kearsipan,
sumber
perlengkapan dan
Rumah
perbaikan
Tangga
urusan daya
dan
surat-
manusia,
pembekalan,
sarana
prasarana
transportasi, serta keamanan. Pasal 9 Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penerapan teknologi pati, kerja sama, dan pemasaran pengelolaan sarana prasarana produksi. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, Bidang
Penerapan Teknologi dan Kerja Sama,
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan kegiatan penerapan teknologi produksi sumber daya pati, produksi pati, derivat pati, dan produk olahan pati;
b.
pelaksanaan
hubungan
kerja
sama,
promosi,
pemasaran produk barang dan jasa; dan c.
pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana produksi sumber daya pati, produksi pati dan derivatnya serta produk olahannya. Pasal 11
Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama terdiri atas: a.
Subbidang Penerapan Teknologi;
b.
Subbidang Kerja Sama dan Pemasaran; dan
c.
Subbidang Sarana Teknik Produksi.
-6Pasal 12 (1)
Subbidang Penerapan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan penerapan teknologi produksi sumber daya pati, produksi pati, derivat pati, dan produk olahan pati;
(2)
Subbidang Kerja Sama dan Pemasaran mempunyai tugas melaksanakan urusan hubungan kerja sama, penyiapan naskah perjanjian kerja sama, promosi, serta pemasaran produk barang dan jasa;
(3)
Subbidang Sarana Teknik Produksi mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana produksi sumber daya pati, produksi pati, dan derivatnya serta produk olahannya. Pasal 13
Bidang
Layanan
Jasa
Teknologi
mempunyai
tugas
melaksanakan layanan jasa budi daya tanaman berpati dan bergula, jasa operasional produksi pati, derivat pati serta pengolahan produk pati, serta jasa analisa laboratorium, dan pengujian mutu. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal
13,
Bidang
Layanan
Jasa
Teknologi
menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan layanan jasa budi daya tanaman berpati dan bergula;
b.
pelaksanaan layanan jasa operasional produksi pati, derivat pati serta pengolahan produk pati pada skala pilot plant maupun komersial; dan
c.
pelaksanaan jasa analisa laboratorium dan pengujian mutu pati, produk derivat pati.
pati, dan produk olahan
-7Pasal 15 Bidang Layanan Jasa Teknologi terdiri atas: a.
Subbidang Jasa Budi Daya;
b.
Subbidang Jasa Produksi Pati dan Produk Derivatnya;
c.
Subbidang Jasa Analisa dan Pengujian. Pasal 16
(1)
Subbidang
Jasa
Budi
Daya
mempunyai
tugas
melakukan layanan jasa budi daya tanaman berpati dan bergula; (2)
Subbidang Jasa Produksi Pati dan Produk Derivat Pati mempunyai operasional
tugas
melakukan
produksi
pati
layanan,
dan
jasa
derivatnya,
serta
pengolahan produk pati; (3)
Subbidang Jasa Analisa dan Pengujian mempunyai tugas melakukan layanan jasa analisa laboratorium dan pengujian mutu pati, produk derivat pati, dan produk olahan pati. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 17
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan. Pasal 18 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala.
-8(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, B2TP harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 20 Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi
mengenai hasil
pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi pati secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 21 B2TP harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 22 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah.
-9Pasal 23 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 24 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 25 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 26 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 27 (1)
Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural Eselon II.a.
(2)
Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan struktural Eselon III.a.
(3)
Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan jabatan struktural Eselon IV.a.
- 10 BAB VI LOKASI Pasal 28 B2TP berlokasi di Lampung. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 29 Bagan Organisasi B2TP tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 30 Perubahan organisasi dan tata kerja B2TP ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat
persetujuan
menyelenggarakan
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang bidang
aparatur negara. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 31 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Besar
Teknologi
Keputusan
Kepala
Pati
sebagaimana
Badan
Pengkajian
dimaksud dan
dalam
Penerapan
Teknologi Nomor 044/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan
Tata
Kerja
melaksanakan
Balai
tugas
Besar
dan
Teknologi
fungsinya
Pati
sampai
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
tetap dengan
- 11 Pasal 32 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 044/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Pati, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
Peraturan dan
ini,
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
Penerapan
044/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Pati dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 34 Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- 12 Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
- 13 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 011 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 012 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A
Menimbang
: a.
P bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan
efisiensi
pelaksanaan
tugas
A
N
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja T Balai Besar Teknologi Energi Emenjadi Balai Besar K
Teknologi Konversi Energi; b.
N O
bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O Aparatur G
berdasarkan I
Negara
Surat
dan
Nomor
:
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan T
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang
)
Organisasi dan Tata Kerja Besar
Teknologi Konversi Energi dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan
Presiden
Nomor
103
Tahun
2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10); 2.
Keputusan
Presiden
Nomor
110
Tahun
2001
tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga
Pemerintah
Non
Departemen
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang
Pedoman
Organisasi
Unit
Pelaksana
Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian; 5.
Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
MEMUTUSKAN: Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI.
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1)
Balai
Besar
Teknologi
Konversi
Energi
yang
selanjutnya di dalam peraturan ini disebut B2TKE merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Teknologi Informatika, Energi, dan Material. (2)
B2TKE dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2
B2TKE
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi konversi energi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, B2TKE menyelenggarakan fungsi: a.
pelayanan teknologi di bidang kelistrikan dan konversi energi;
b.
pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program dan kerjasama teknologi kelistrikan dan konversi energi;
c.
pelaksanaan
pengujian,
penerapan,
dan
penyebarluasan teknologi kelistrikan dan konversi energi; dan
-4d.
pelaksanaan urusan ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan pelaporannya serta pengelolaan Techno Park di bidang energi. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4
B2TKE terdiri atas: a.
Bagian Umum;
b.
Bidang Layanan Jasa Teknologi;
c.
Bidang Teknologi Kelistrikan; dan
d.
Bidang Konversi Energi. Pasal 5
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan pelaporannya. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan urusan tata usaha, sumber daya manusia, rumah tangga dan perlengkapan; dan
b.
pelaksanaan urusan program, perencanaan, dan administrasi keuangan, serta pelaporannya. Pasal 7
Bagian Umum terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha, Sumber Daya Manusia, dan Rumah Tangga; dan
b.
Subbagian Program dan Keuangan.
-5Pasal 8 (1)
Subbagian Tata Usaha, Sumber Daya Manusia, dan Rumah Tangga mempunyai tugas : a.
melakukan
urusan
kearsipan,
pengadaan,
surat
menyurat,
perjalanan
dinas,
pengembangan pegawai, mutasi, tata-usaha kepegawaian,
kesejahteraan
pegawai
serta
dokumentasi dan urusan protokol; dan b.
melakukan
urusan
perlengkapan,
pengelolaan
pemeliharaan
sarana
administrasi kendaraan,
dan
prasarana,
keamanan dan keselamatan kerja. (2)
Subbagian Program dan Keuangan tugas
koordinasi
program,
perencanaan,
pengolahan
monitoring,
evaluasi
penganggaran,
dan dan
mempunyai penyusunan
penyajian pelaporan
perbendaharaan,
data,
program
verifikasi
dan
pelaporan keuangan. Pasal 9 Bidang Layanan Jasa Teknologi, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknologi di bidang kelistrikan dan konversi energi. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
Pasal
9,
Bidang
Layanan
Jasa
Teknologi,
menyelenggarakan fungsi : a.
pelaksanaan urusan pelayanan jasa teknologi; dan
b.
pelaksanaan pengelolaan Techno Park di bidang energi. Pasal 11
Bidang Layanan Jasa Teknologi terdiri atas: a.
Subbidang Layanan Jasa
b.
Subbidang Pengelolaan Techno Park Energi
-6Pasal 12 (1)
Subbidang
Layanan
Jasa
mempunyai
tugas
melakukan urusan pelayanan jasa teknologi dan kerjasama di bidang teknologi konversi energi, pemasaran, pengembangan usaha, urusan legal dan
kehumasan,
dokumentasi
ilmiah,
serta
pengembangan sistem informasi. (2)
Subbidang
Techno
Pengelolaan
Park
Energi
mempunyai tugas melakukan urusan pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kawasan Techno Park di bidang energi. Pasal 13 Bidang
Teknologi
Kelistrikan
mempunyai
tugas
melaksanakan pengujian, penerapan dan difusi, serta koordinasi kegiatan bidang energi kelistrikan. Pasal 14 Bidang
Konversi
melaksanakan
Energi
penerapan,
mempunyai pengujian,
difusi,
tugas dan
koordinasi kegiatan di bidang konversi energi. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 15 Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan. Pasal 16 (1)
Kelompok
Jabatan
Fungsional
terdiri
atas
sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya.
-7(2)
Masing-masing
kelompok
sebagaimana
dimaksud
jabatan pada
fungsional ayat
(1)
dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud
pada
ayat
(1)
diatur
berdasarkan
peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 17 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, B2TKE harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 18 Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang Teknologi Informatika, Energi, dan Material mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi konversi energi secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga)
bulan
sekali
atau
sewaktu-waktu
sesuai
kebutuhan. Pasal 19 B2TKE harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan
analisis beban
kerja terhadap
seluruh jabatan di unitnya. Pasal 20 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah.
-8Pasal 21 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-masing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 22 Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab memimpin
dan
mengkoordinasikan
bawahan
dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 23 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 24 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi
harus
melakukan
pembinaan
dan
pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 25 (1)
Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural Eselon II.a.
(2)
Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan struktural Eselon III.a.
(3)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Subbidang
merupakan jabatan struktural Eselon IV.a.
-9BAB VI LOKASI Pasal 26 B2TKE berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 27 Bagan Organisasi B2TKE tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 28 Perubahan organisasi dan tata kerja B2TKE ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 29 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Besar Teknologi Energi sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Nomor
032/Kp/KA/IV/2001
tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Energi tetap
melaksanakan
tugas
dan
fungsinya
sampai
dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
- 10 Pasal 30 Pada
saat
peraturan Pengkajian
Peraturan
ini
pelaksanaan dan
mulai
berlaku,
semua
Kepala
Badan
Keputusan
Penerapan
Teknologi
Nomor
032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Energi, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Energi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 32 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- 11 Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
- 12 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 012 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 013 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA, AEROELASTIKA, DAN AEROAKUSTIKA
D A N
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA P E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, E R A P
Menimbang
: a.
A bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas N
organisasi dan pengembangan teknologi aerodinamika, aeroelastika, penataan
dan
T aeroakustika,
organisasi
Teknologi
E
dan
tataK kerja N
Aerodinamika,
O
dilakukan
Balai
Besar
Aeroelastika,
dan
L
Aeroakustika; b.
perlu
O
bahwa telah diterbitkan Surat G Persetujuan Menteri Negara Reformasi
Pendayagunaan Birokrasi
I
(Aparatur
berdasarkan B
Negara Nomor
dan :
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi P
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan P BPPT tanggal 30 September 2015;
c.
T bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu
menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Besar ) Teknologi
Aerodinamika,
Aeroelastika,
Aeroakustika dengan Peraturan ini;
dan
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Departemen
Eselon
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA, AEROELASTIKA, DAN AEROAKUSTIKA.
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1)
Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BBTA3 merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada
Deputi
Bidang
Teknologi
Industri,
Rancang Bangun dan Rekayasa. (2)
BBTA3 dipimpin oleh Kepala. Pasal 2
BBTA3
mempunyai
pelayanan
teknologi
tugas
melaksanakan
aerodinamika,
kegiatan
aeroelastika,
dan
aeroakustika. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BBTA3 menyelenggarakan fungsi: a.
penerapan teknologi aerodinamika, aeroelastika dan aeroakustika;
b.
pelayanan
pengujian
teknologi
aerodinamika,
aeroelastika, dan aeroakustika; dan c.
pelaksanaan
urusan
ketatausahaan,
perencanaan,
keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan pelaporannya. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BBTA3 terdiri atas: a.
Bagian Umum;
b.
Bidang Teknik dan Rekayasa; dan
-4c.
Bidang Layanan Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika. Pasal 5
Bagian
Umum
ketatausahaan,
mempunyai perencanaan,
tugas keuangan,
melaksanakan sumber
daya
manusia, rumah tangga, dan pelaporannya. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan urusan tata usaha dan sumber daya manusia;
b.
pelaksanaan urusan perencanaan dan keuangan; dan
c.
pelayanan administrasi rumah tangga. Pasal 7
Bagian Umum terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha dan SDM;
b.
Subbagian Perencanaan dan Keuangan; dan
c.
Subbagian Rumah Tangga. Pasal 8
(1)
Subbagian Tata Usaha dan SDM mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat, pengetikan, penggandaan,
kearsipan,
perpustakaan
dan
melakukan urusan tata usaha kepegawaian serta kesejahteraan pegawai. (2)
Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, monitoring dan
evaluasi
program,
penyusunan
perbendaharaan, pengujian, Perintah Membayar, pelaporan.
anggaran,
dan penerbitan Surat
-5(3)
Subbagian
Rumah
Tangga
melakukan
urusan
perawatan,
dan
pengangkutan,
mempunyai
perlengkapan,
pemeliharaan protokol,
tugas
peralatan,
sarana
persidangan,
fisik, serta
pengamanan dalam dan ketertiban. Pasal 9 Bidang
Teknik
menyediakan teknis
dan
dan
untuk
Rekayasa
mengoperasikan
penerapan
mempunyai fasilitas
teknologi
tugas
pelayanan
aerodinamika,
aeroelastika, dan aeroakustika. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, Bidang Teknik dan Rekayasa menyelenggarakan fungsi: a.
penyediaan, pengoperasian, dan perawatan fasilitas pelayanan teknis;
b.
penyediaan, pengoperasian, dan perawatan fasilitas Informatika dan Elektronika; dan
c.
pelaksanaan rancang bangun dan pabrikasi model, dan alat bantu. Pasal 11
Bidang Teknik dan Rekayasa terdiri atas: a.
Subbidang Model;
b.
Subbidang Operasi dan Perawatan; dan
c.
Subbidang Informatika dan Elektronika. Pasal 12
(1)
Subbidang
Model
mempunyai
tugas
melakukan
rancang bangun dan pabrikasi kelengkapan sistem peralatan, instrumentasi dan model yang diperlukan untuk pelayanan teknis, melakukan dokumentasi rancang bangun.
-6(2)
Subbidang Operasi dan Perawatan mempunyai tugas melakukan pengoperasian fasilitas pelayanan teknis, pemeriksaan peralatan
rutin,
pemeliharaan
penunjang,
fasilitas
dan
perbaikan
dan
prasarana
elektromekanik. (3)
Subbidang Informatika dan Elektronika mempunyai tugas
mengatur
computer,
tata
laksana
pengambilan
dan
pemakaian
sistem
pengolahan
data,
penyajian data, pengembangan perangkat keras dan lunak, merawat, memasang, dan mengkalibrasi alatalat elektronik dan alat ukur elektronik lainnya. Pasal 13 Bidang Layanan Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika
mempunyai
tugas
menerapkan
metoda,
analisis untuk pelayanan teknis, teknologi aerodinamika, aeroelastika,
dan
aeroakustika,
serta
mengkoordinasi
kegiatan pelayanan teknologi. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 14 Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan. Pasal 15 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala.
-7(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BBTA3 harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 17 Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang Teknologi
Industri,
Rancang
Bangun
dan
Rekayasa
mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi aerodinamika, aeroelastika, dan aeroakustika secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 18 BBTA3 harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya Pasal 19 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah.
-8Pasal 20 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 21 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 22 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 23 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 24 (1)
Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural Eselon II.a.
(2)
Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan struktural Eselon III.a.
(3)
Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan jabatan struktural Eselon IV.a.
-9BAB VI LOKASI Pasal 25 BBTA3
berlokasi
di
kawasan
PUSPIPTEK,
Tangerang
Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 26 Bagan organisasi BBTA3 tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 27 Perubahan organisasi dan tata kerja BBTA3 ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan
urusan
pemerintahan
di
bidang
aparatur negara. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 28 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero-Gas Dinamika dan Getaran sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi
Nomor
SK/055/KA/BPPT/II/1990 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit
Pelaksana
Teknis
Laboratorium
Aero-Gas
Dinamika dan Getaran tetap melaksanakan tugas dan fungsinya
sampai
dengan
berdasarkan Peraturan ini.
diangkat
pejabat
baru
- 10 Pasal 29 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala
Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Nomor SK/055/KA/BPPT/II/1990 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero-Gas Dinamika dan Getaran, dinyatakan masih
tetap
berlaku
sepanjang
tidak
bertentangan
dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Dengan Badan
berlakunya
Peraturan
Pengkajian
dan
ini,
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
Penerapan
SK/055/KA/BPPT/II/1990 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit
Pelaksana
Teknis
Laboratorium
Aero-Gas
Dinamika dan Getaran dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 31 Peraturan
Kepala
Teknologi
ini
diundangkan.
Badan
mulai
Pengkajian
berlaku
dan
terhitung
Penerapan
pada
tanggal
- 11 Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...
- 12 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA, AEROELASTIKA, DAN AEROAKUSTIKA
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 013 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA, AEROELASTIKA, DAN AEROAKUSTIKA
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 014 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A
Menimbang
: a.
P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas A
organisasi dan pengembanganN teknologi kekuatan struktur
untuk
peningkatan
daya
T
saing
industri
E nasional, perlu dilakukan penataan organisasi dan K
tata kerja Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur; N b.
O
bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri Negara Reformasi
Pendayagunaan Birokrasi
O Aparatur G
berdasarkan I
Negara Nomor
dan :
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan P b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai T
Besar Teknologi Kekuatan Struktur dengan Peraturan ini;
)
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Departemen
Eselon
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA
STRUKTUR.
BALAI
BESAR
TEKNOLOGI
KEKUATAN
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1)
Balai
Besar
Teknologi
Kekuatan
Struktur
yang
selanjutnya di dalam peraturan ini disebut B2TKS merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Teknologi Industri, Rancang Bangun dan Rekayasa. (2)
B2TKS dipimpin oleh Kepala. Pasal 2
B2TKS
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi kekuatan struktur. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, B2TKS menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan perekayasaan struktur
pada
pengujian, serta alat
inspeksi,
evaluasi
sertifikasi,
teknologi
transportasi,
kekuatan
bangunan
dan
peralatan industri; b.
pelaksanaan
pengujian,
inspeksi,
sertifikasi,
perekayasaan karakterisasi material serta analisis kerusakan dan umur sisa; c.
pelaksanaan
perancangan,
manufaktur,
pengembangan dan pemeliharaan sarana uji; dan d.
pelaksanaan urusan ketatausahaan dan sumber daya manusia, perencanaan dan pelaporan program dan kegiatan, keuangan, rumah tangga, kehumasan, dan dokumentasi.
-4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 B2TKS terdiri atas: a.
Bagian Umum;
b.
Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Struktur;
c.
Bidang Sarana Uji; dan
d.
Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material. Pasal 5
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha dan sumber daya manusia, perencanaan dan pelaporan program serta kegiatan, keuangan, administrasi pelayanan jasa teknologi, rumah tangga, kehumasan, dan dokumentasi. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan urusan tata usaha dan sumber daya manusia, perencanaan dan pelaporan program dan kegiatan;
b.
pelaksanaan
urusan
administrasi
keuangan
dan
administrasi pelayanan jasa teknologi; dan c.
pelaksanaan urusan rumah tangga, kehumasan, dan dokumentasi Pasal 7
Bagian Umum terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha dan Sumber Daya Manusia;
b.
Subbagian Keuangan; dan
c.
Subbagian Rumah Tangga
-5Pasal 8 (1)
Subbagian Tata Usaha dan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha dan
sumber
daya
manusia,
perencanaan,
dan
pelaporan program dan kegiatan. (2)
Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan
administrasi
keuangan
dan
administrasi
pelayanan jasa teknologi. (3)
Subbagian Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas
melaksanakan
urusan
rumah
tangga,
kehumasan dan dokumentasi. Pasal 9 Bidang
Layanan
mempunyai
tugas
Jasa
Teknologi
melaksanakan
Kajian
pengujian,
Struktur inspeksi,
sertifikasi, perekayasaan serta evaluasi kekuatan struktur pada alat transportasi, bangunan dan peralatan industri. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Struktur menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan
pengujian,
inspeksi,
sertifikasi,
perekayasaan, dan evaluasi kekuatan struktur pada alat transportasi; dan b.
pelaksanaan
pengujian,
inspeksi,
sertifikasi,
perekayasaan, dan evaluasi kekuatan struktur pada bangunan dan peralatan industri. Pasal 11 Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Struktur terdiri atas: a.
Subbidang Struktur Alat Transportasi; dan
b.
Subbidang Stuktur Bangunan dan Peralatan Industri.
-6Pasal 12 (1)
Subbidang Struktur Alat Transportasi mempunyai tugas melaksanakan pengujian, inspeksi, sertifikasi, perekayasaan, dan evaluasi kekuatan struktur pada alat transportasi.
(2)
Subbidang Struktur Bangunan dan Peralatan Industri mempunyai tugas melaksanakan pengujian, inspeksi, sertifikasi,
perekayasaan,
dan
evaluasi
kekuatan
struktur pada bangunan dan peralatan industri. Pasal 13 Bidang
Sarana
perancangan
Uji
dan
mempunyai manufaktur,
tugas
melaksanakan
pengembangan,
dan
pemeliharaan sarana uji. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 13, Bidang Sarana Uji menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan
perancangan,
manufaktur
dan
pengembangan sarana uji; dan b.
pelaksanaan perawatan dan kalibrasi sarana uji. Pasal 15
Bidang Sarana Uji terdiri atas: a.
Subbidang
Perancangan,
Manufaktur
dan
Manufaktur
dan
Pengembangan Sistem; dan b.
Subbidang Pemeliharaan. Pasal 16
(1)
Subbidang Pengembangan melaksanakan
Perancangan, Sistem perancangan,
mempunyai
tugas
manufaktur
dan
pengembangan sarana uji. (2)
Subbidang
Pemeliharaan
mempunyai
tugas
melaksanakan perawatan dan kalibrasi sarana uji.
-7Pasal 17 Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material mempunyai tugas melaksanakan pengujian, inspeksi, sertifikasi, dan perekayasaan
karakterisasi
material
serta
analisis
kerusakan dan umur sisa. Pasal 18 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 17, Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan
pengujian,
inspeksi,
sertifikasi,
dan
perekayasaan karakterisasi material komponen dan struktur; dan b.
pelaksanaan
pengujian,
inspeksi,
sertifikasi,
perekayasaan, dan analisis kerusakan dan umur sisa komponen dan struktur. Pasal 19 Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material terdiri atas: a.
Subbidang Karakteristik Material dan Inspeksi Teknis; dan
b.
Subbidang Analisis Kerusakan dan Umur Sisa. Pasal 20
(1)
Subbidang Karakteristik Material dan Inspeksi Teknis mempunyai tugas melaksanakan pengujian, inspeksi, sertifikasi, dan perekayasaan karakterisasi material.
(2)
Subbidang
Analisis
melaksanakan
Kerusakan
pengujian,
dan
Umur
inspeksi,
Sisa
sertifikasi,
perekayasaan dan analisis kerusakan dan umur sisa. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 21 Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-8Pasal 22 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(3)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 23
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, B2TKS harus menyusun peta proses bisnis Pasal 24 Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang Teknologi
Industri
Rancang
Bangun
dan
Rekayasa
mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi kekuatan struktur secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 25 B2TKS harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya.
-9Pasal 26 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 27 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 28 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 29 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 30 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.
- 10 BAB V ESELON Pasal 31 (1)
Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural Eselon II.a.
(2)
Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan struktural Eselon III.a.
(3)
Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 32
B2TKS
berlokasi
di
kawasan
PUSPIPTEK,
Tangerang
Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 33 Bagan Organisasi B2TKS tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 34 Perubahan organisasi dan tata kerja B2TKS ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat
persetujuan
menyelenggarakan aparatur negara.
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang bidang
- 11 BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 35 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Besar Teknologi
Kekuatan
Struktur
sebagaimana
dimaksud
dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 045/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 36 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 045/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 37 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
Peraturan dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
045/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi
Kekuatan Struktur
dicabut dan tidak berlaku lagi.
dinyatakan
- 12 Pasal 38 Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ....
- 13 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 014 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 015 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E
Menimbang :
a.
R
bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan A efisiensi
pelaksanaan
tugas
P A
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja N Unit
Pelaksana
Teknis
Pengembangan T
Seni
dan
E Teknologi Keramik dan Porselin Bali menjadi Balai K
Teknologi Industri Kreatif Keramik; N b.
O
bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O Aparatur G
berdasarkan I
Negara
Surat
dan
Nomor
:
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan T
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang
)
Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin Bali dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
MEMUTUSKAN: Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK. .
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1)
Balai
Teknologi
Industri
Kreatif
Keramik
yang
selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTIKK merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknoprener dan Klaster Industri, Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi. (2)
BTIKK dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2
BTIKK
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi industri kreatif keramik. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BTIKK menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan
fasilitasi
dan
konsultasi
teknologi
industri kreatif keramik meliputi glasir, warna, dan badan keramik, seni dan disain, tekno-ekonomi, karakteristik kimia dan fisika, serta pengujian mutu produk; b.
pelaksanaan perekayasaan produk kreatif keramik dan pelayanan jasa teknologi industri kreatif keramik;
c.
penyiapan
program,
pemantauan,
dan
evaluasi
pelaksanaan program; d.
pengelolaan sarana pengujian dan produksi; dan
-4e.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4
BIT terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan perekayasaan produk kreatif keramik, pengujian bahan dan produk kreatif keramik, serta
pengelolaan
fasilitas
produksi
dan
fasilitas
pengujian. (3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan perumusan program, monitoring dan evaluasi, kerja sama, dan pelayanan jasa teknologi serta pengembangan jasa teknologi. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-5Pasal 7 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknoprener
dan
Klaster
Industri
mengenai
hasil
pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi industri kreatif keramik secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BTIKK harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya.
-6Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V ESELON Pasal 16 (1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BTIKK berlokasi di Denpasar. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BTIKK tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BTIKK ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat
persetujuan
menyelenggarakan aparatur negara.
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang bidang
-8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit Pelaksana
Teknis
Pengembangan
Seni
dan
Teknologi
Keramik dan Porselin Bali sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
Organisasi
dan
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
SK/265/KA/BPPT/VII/1995 Tata
Kerja
Unit
Pelaksana
tentang Teknis
Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin Bali tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor SK/265/KA/BPPT/VII/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin Bali, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
Peraturan dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
SK/265/KA/BPPT/VII/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin Bali dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23 Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...
- 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 015 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 016 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI
D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A
Menimbang
: a.
P bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan
efisiensi
pelaksanaan
tugas
A
N
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja T Balai Inkubator Teknologi; b.
E K
bahwa telah diterbitkan Surat N Persetujuan Menteri Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O
Aparatur L
O berdasarkan G
Negara
Surat
dan
Nomor
:
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal I Penataan Organisasi (
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan B BPPT tanggal 30 September 2015;
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan Pb, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang
T
Organisasi dan Tata Kerja Balai )
Inkubator Teknologi dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
MEMUTUSKAN: Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI.
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1)
Balai Inkubator Teknologi yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BIT merupakan Unit Pelaksana Teknis
di
lingkungan
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab
kepada
Direktur
Pusat
Teknoprener dan Klaster Industri, Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi. (2)
BIT dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2
BIT mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan inkubasi teknologi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BIT menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan fasilitasi dan konsultasi manajemen dan bisnis, aspek legal, dan dukungan fasilitas inkubasi bisnis untuk mendukung pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah berbasis teknologi atau inovasi;
b.
pelaksanaan fasilitasi dan konsultasi pengembangan sumber daya manusia kewirausahaan, pengembangan jaringan bisnis, akses pembiayaan, dan kerja sama baik dalam maupun luar negeri, serta pemasyarakatan jasa inkubasi;
-4c.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Inkubator Teknologi. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4
BIT terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas
melaksanakan
fasilitasi
dan
konsultasi
manajemen dan bisnis, aspek legal dan dukungan fasilitas dalam rangka pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah berbasis teknologi atau inovasi. (3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi konsultasi pengembangan sumber daya manusia kewirausahaan, pengembangan jaringan bisnis, akses pembiayaan, dan kerja sama baik dalam maupun luar negeri, serta pemasyarakatan jasa inkubasi.
-5BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan. Pasal 7 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8
Dalam
melaksanakan
tugas
dan
fungsi,
BIT
harus
menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknoprener
dan
Klaster
Industri
mengenai
hasil
pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang inkubasi teknologi secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
-6Pasal 10 BIT harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V ESELON Pasal 16 (1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BIT berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BIT tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BIT ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat
persetujuan
menyelenggarakan aparatur negara.
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang bidang
-8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Inkubator
Teknologi
Keputusan
Kepala
sebagaimana
Badan
dimaksud
Pengkajian
dan
dalam
Penerapan
Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan
Tata
Kerja
melaksanakan
Balai
tugas
Inkubator
dan
Teknologi
fungsinya
sampai
tetap dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Inkubator Teknologi, dinyatakan
masih
tetap
berlaku
sepanjang
tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
Peraturan dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Inkubator Teknologi berlaku lagi.
dinyatakan dicabut dan tidak
-9Pasal 23 Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
STRUKTUR ORGANISASI BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 016 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 017 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A
Menimbang
: a.
P bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan
efisiensi
pelaksanaan
tugas
A
N
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja T Balai Teknologi Survei Kelautan; E b.
K
bahwa telah diterbitkan Surat N Persetujuan Menteri Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O
Aparatur L
O berdasarkan G
Negara
Surat
dan
Nomor
:
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal I Penataan Organisasi (
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan B BPPT tanggal 30 September 2015;
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan Pb, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang
T
Organisasi dan Tata Kerja Balai
Teknologi Survei Kelautan;
)
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
MEMUTUSKAN: Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN.
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1)
Balai Teknologi Survei Kelautan yang selanjutnya di dalam
peraturan
ini
disebut
Balai
TEKSURLA
merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Sumber Daya Wilayah, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam. (2)
Balai TEKSURLA dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2
Balai TEKSURLA mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi survei dan observasi kelautan. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Balai TEKSURLA menyelenggarakan fungsi: a.
penyusunan rencana program dan anggaran, operasi survei
dan
observasi,
monitoring,
dan
evaluasi
pelaksanaan program dan anggaran; b.
pelaksanaan teknologi,
pemasaran
dan
produk,
pemasyarakatan
pelayanan hasil
survei
jasa dan
observasi kelautan; c.
pelaksanaan kerjasama riset kelautan baik skala nasional maupun internasional;
-4d.
pengelolaan data dan informasi hasil survei dan observasi kelautan;
e.
pengelolaan kapal-kapal Riset Baruna Jaya BPPT, pengelolaan beserta
dan
sarana
pengoperasian penunjangnya
peralatan serta
survei
pengelolaan
sarana prasarana National Science and Techno Park (NSTP) Maritim Penajam Paser Utara; dan f.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Survei Kelautan. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4
Balai TEKSURLA terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Operasi Survei; dan
c.
Seksi Sarana dan Prasaran. Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2)
Seksi Program dan Operasi Survei mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan
program
dan
anggaran,
perencanaan dan pelaksanaan operasi survei dan observasi
kelautan,
teknologi
survei
pemasaran dan
produk
observasi
dan
jasa
kelautan,
pemasyarakatan hasil survei dan observasi kelautan, pelaksanaan kerjasama survei, observasi dan riset kelautan baik skala nasional maupun internasional, serta pengelolaan data dan informasi hasil survei dan observasi kelautan.
-5(3)
Seksi
Sarana
dan
Prasarana
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan pengelolaan, pemeliharaan dan pengoperasian kapal riset dan peralatan survei beserta sarana-prasarana
penunjangnya,
termasuk
pengelolaan National Science and Techno Park (NSTP) Maritim Penajam Paser Utara. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan. Pasal 7 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Balai TEKSURLA harus menyusun peta proses bisnis.
-6Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi
Sumber
Daya
Wilayah
mengenai
hasil
pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi survei dan observasi kelautan secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 Balai TEKSURLA harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya.
-7Pasal 15 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 16 (1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 Balai TEKSURLA berlokasi di Jakarta. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan
Organisasi
Balai
TEKSURLA
tercantum
dalam
Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja Balai TEKSURLA ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
setelah
mendapat
persetujuan
tertulis
dari
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.
-8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Teknologi Survei Kelautan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi Nomor 046/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Survei Kelautan tetap melaksanakan
tugas
dan
fungsinya
sampai
dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 046/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Survei Kelautan, dinyatakan
masih
tetap
berlaku
sepanjang
tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
Peraturan dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
046/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Survei Kelautan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23 Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 017 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 018 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A
Menimbang
: a.
P bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan
efisiensi
pelaksanaan
tugas
A
N
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata Balai T Teknologi
Lingkungan
E menjadi K
Pengolahan Air dan Limbah: b.
Balai
Teknologi
N O
bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O Aparatur G
berdasarkan I
Negara
Surat
dan
Nomor
:
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan T
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang
)
Organisasi dan Tata Kerja Balai
Teknologi Pengolahan Air dan Limbah dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
MEMUTUSKAN: Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH.
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1)
Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTPAL merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam.
(2)
BTPAL dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2
BTPAL
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi pengelolaan air dan limbah. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BTPAL menyelenggarakan fungsi: a.
perekayasaan teknologi di bidang pengelolaan air dan limbah dalam bentuk penyusunan Desain Rekayasa Detil, Analisis Neraca Air, Studi Kelayakan, Kajian Resiko Lingkungan serta pembuatan Purwarupa dan pembangunan peningkatan
Pilot
Plant
kualitas
penanganan limbah
untuk
dan
penyediaan
kuantitas
air
dan serta
bagi kepentingan masyarakat
industri, domestik, akademik dan pemerintah daerah dalam lingkup pengelolaan air dan limbah;
-4b.
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pengembangan
layanan jasa di bidang teknologi pengelolaan air dan limbah dalam bentuk pengujian kualitas air dan limbah, pelatihan operasional unit pengolah air dan limbah serta analisis laboratorium bagi industri, domestik, akademik serta pemerintah daerah; dan c.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4
BTPAL terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2)
Seksi
Program
mempunyai
dan
tugas
Pengembangan
Teknologi
melaksanakan
program
perekayasaan dan penerapan
teknologi pengelolaan
air dan limbah, menyusun anggaran pelaksanaan program serta merencanakan peningkatan mutu SDM. (3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai
tugas
melaksanakan
kerja
sama
kemitraan dan pelayanan jasa teknologi di bidang pengelolaan air dan limbah serta menyusun angaran pelaksanaan
kerja
sama
dan
pelayanan
jasa
berdasarkan rencana operasional di lingkungan Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah.
-5BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan. Pasal 7 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTPAL harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Lingkungan mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi pengelolaan air dan limbah secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
-6Pasal 10 BTPAL harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V ESELON Pasal 16 (1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BTPAL
berlokasi
di
kawasan
PUSPIPTEK,
Tangerang
Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BTPAL tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BTPAL ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat
persetujuan
menyelenggarakan aparatur negara.
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang bidang
-8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Teknologi
Lingkungan
Keputusan
Kepala
sebagaimana
Badan
dimaksud
Pengkajian
dan
dalam
Penerapan
Teknologi Nomor 030/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan
Tata
Kerja
melaksanakan
Balai
tugas
Teknologi
dan
Lingkungan
fungsinya
sampai
tetap dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 030/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Lingkungan, dinyatakan
masih
tetap
berlaku
sepanjang
tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
030/Kp/KA/IV/2001
Peraturan dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Teknologi Lingkungan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23 Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 018 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 019 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI BIOTEKNOLOGI
D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A
Menimbang
: a.
P bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan
efisiensi
pelaksanaan
tugas
A
N
dan
fungsi,
perlu
dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja T Balai
Pengkajian
E Bioteknologi
Bioteknologi; b.
menjadi
K
Balai
N O
bahwa telah diterbitkan Surat L Persetujuan Menteri Negara
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
O Aparatur G
berdasarkan I
Negara
Surat
dan
Nomor
:
(
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana BTeknis di lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan P
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan T
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang
)
Organisasi dan Tata Kerja Balai
Bioteknologi dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BIOTEKNOLOGI.
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 1 (1)
Balai Bioteknologi merupakan Unit Pelaksana Teknis di
lingkungan
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (2)
Balai Bioteknologi dipimpin oleh Kepala. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 2
Balai
Bioteknologi
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan pelayanan bioteknologi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Balai Bioteknologi menyelenggarakan fungsi: a.
perencanaan,
pelaksanaan,
pengkoordinasian,
monitoring dan evaluasi kegiatan teknis operasional dan atau teknis penunjang dalam penerapan dan layanan bioteknologi; b.
perencanaan,
pelaksanaan,
pengkoordinasian
dan
pemasyarakatan di dalam pengembangan produk dan layanan bioteknologi; dan c.
pelaksanaan keuangan,
urusan
kehumasan,
kesekretariatan,
pengelolaan sarana teknis.
rumah
kepegawaian, tangga,
dan
-4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 Balai Bioteknologi terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Bioteknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
melaksanakan
Usaha
urusan
mempunyai
kehumasan,
tugas
kepegawaian,
keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, pengelolaan sarana teknis, dan rumah tangga Balai; (2)
Seksi
Program
dan
Penerapan
mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan,
Bioteknologi melaksanakan,
mengembangkan,
dan
mengevaluasi kegiatan teknis penerapan bioteknologi; (3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas merencanakan, mengembangkan, melaksanakan,
dan
mengkoordinasikan
kegiatan
kerja sama dan layanan bioteknologi. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-5Pasal 7 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Balai Bioteknologi harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang bioteknologi secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktuwaktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 Balai Bioteknologi harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya.
-6Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V ESELON Pasal 16 (1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 Balai Bioteknologi
berlokasi di kawasan PUSPIPTEK,
Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi Balai Bioteknologi
tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja Balai Bioteknologi ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
setelah
mendapat
persetujuan
tertulis
dari
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.
-8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Pengkajian Bioteknologi sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi Nomor 024/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan
Tata
Kerja
melaksanakan
Balai
tugas
Pengkajian
dan
Bioteknologi
fungsinya
sampai
tetap dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 024/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Bioteknologi, dinyatakan
masih
tetap
berlaku
sepanjang
tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
024/Kp/KA/IV/2001
Peraturan dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pengkajian Bioteknologi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23 Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …..
- 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BIOTEKNOLOGI
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 019 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BIOTEKNOLOGI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 020 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA BALAI TEKNOLOGI POLIMER
N
D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A
Menimbang
: a.
P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas A
organisasi dan pengembangan teknologi bahan dasar, N proses produksi, dan teknologiT penerapan material E polimer, perlu dilakukan penataan organisasi dan tata K
kerja Balai Pengkajian Teknologi NPolimer menjadi Balai O
Teknologi Polimer; b.
L
bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri Negara Reformasi
G
Pendayagunaan
Aparatur I
Birokrasi
berdasarkan
(
Negara Nomor
dan :
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan T
b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai )
Teknologi Polimer dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI POLIMER.
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1)
Balai Teknologi Polimer yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTP adalah merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Material, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material.
(2)
BTP dipimpin oleh Kepala. Pasal 2
BTP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi bahan dasar, proses produksi dan teknologi penerapan
material
polimer
khususnya
plastik
serta
pelaksanaan layanan jasa teknologi polimer. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BTP menyelenggarakan fungsi: a.
penyusunan perencanaan teknis operasional serta pelaksanaan penerapan proses
penguasaan,
pemanfaatan,
dan
teknologi bahan dan produk polimer,
produksi,
dan
standarisasi
dalam
skala
laboratorium dan industri; b.
pelaksanaan
layanan
pendampingan,
dan
teknologi penguatan
polimer
dalam
industri
serta
standarisasi; c.
pelaksanaan konsultasi
layanan
teknis,
dan
jasa
pengujian,
inspeksi
bidang
pelatihan, teknologi
polimer dan sertifikasi serta kerja sama antar instansi dan masyarakat serta industri; dan d.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Polimer.
-4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BTP terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan: a.
penyusunan teknis
rencana
pendukung,
teknis serta
operasional
dan
mengkoordinasikan
pelaksanaan penguasaan teknologi bahan dan produk
polimer,
khususnya
material
polimer
dalam skala laboratorium dan industri; b.
pendampingan dan rekayasa industri melalui penguasaan teknologi bahan dan produk polimer dalam skala lanjutan material polimer; dan
c.
pendampingan
dan
penguatan
industri
serta
standarisasi produk industri. (3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai
tugas
melaksanakan
layanan
jasa
teknologi, sertifikasi, dan kerja sama antar instansi, masyarakat, dan industri.
-5BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan. Pasal 7 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(3)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV TATA KERJA Pasal 8
Dalam
melaksanakan
tugas
menyusun peta proses bisnis.
dan
fungsi,
BTP
harus
-6Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Material mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi polimer secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BTP harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya.
-7Pasal 15 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 16 (1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BTP berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BTP tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BTP ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat
persetujuan
menyelenggarakan aparatur negara.
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang bidang
-8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Pengkajian
Teknologi
Polimer
sebagaimana
dimaksud
dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 027/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Polimer tetap melaksanakan
tugas
dan
fungsinya
sampai
dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 027/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Polimer, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
Peraturan dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
027/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Polimer dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23 Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ….
- 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI POLIMER
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 020 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI POLIMER
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 021 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI JARINGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A
Menimbang
: a.
P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas
organisasi
dan
A
pengembanganN
teknologi
jaringan
informasi dan komunikasi, perlu dilakukan penataan T E organisasi dan tata kerja Balai Jaringan Informasi lmu K
Pengetahuan dan Teknologi menjadi Balai Jaringan N O
Informasi dan Komunikasi; b.
L
bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri Negara Reformasi
G
Pendayagunaan
Aparatur I
Birokrasi
berdasarkan
(
Negara Nomor
dan :
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan T
b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai )
Jaringan Informasi dan Komunikasi dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Departemen
Eselon
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA
KOMUNIKASI
BALAI
JARINGAN
INFORMASI
DAN
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1)
Balai
Jaringan
Informasi
dan
Komunikasi
yang
selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BJIK merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Deputi
Bidang
Teknologi
Informasi,
Energi,
dan
Material. (2)
BJIK dipimpin oleh Kepala. Pasal 2
BJIK mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi jaringan informasi dan komunikasi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 BJIK menyelenggarakan fungsi: a.
penerapan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pemerintah pusat dan daerah, publik, komunitas ilmu pengetahuan teknologi dan industri;
b.
pelayanan jasa teknologi bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk pemerintah pusat dan daerah;
c.
penyelenggaraan
infrastruktur
e-government
yang
diamankan dan audit sistem informasi; dan d.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi.
-4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BJIK terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas : a.
melaksanakan program dan penerapan teknologi jaringan
informasi
untuk
mempercepat
tumbuhnya inovasi di Indonesia; b.
melaksanakan program dan penerapan teknologi pengelolaan data center dan jaringan pendukung e-government;
c.
melaksanakan aplikasi
penyusunan
pendukung
standar
e-government
aplikasibagi
pemerintah pusat dan daerah; d.
melaksanakan program dan penerapan teknologi pengamanan
jaringan
informasi
dan
sistem
informasi e-government; e.
melaksanakan program dan penerapan teknologi audit
sistem
penyelenggaraan
informasi
yang
suprastruktur,
meliputi
infrastruktur
dan infostruktur; f.
melaksanakan difusi dan alih teknologi bidang teknologi informasi kepada mitra pengguna; dan
-5g.
melaksanakan kerjasama teknis pengembangan teknologi informasi bidang aplikasi, jaringan data center dan tata kelola.
(3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan urusan kerja sama dan penerapan layanan teknonogi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pemerintah pusat, daerah, publik, dan industri. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan. Pasal 7 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
-6BAB IV TATA KERJA Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi,
BJIK harus
menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
mengenai
hasil
pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi informasi dan komunikasi secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BJIK harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya. Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
-7-
Pasal 13 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 16 (1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BJIK berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan.
-8BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BJIK tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BJIK ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat
persetujuan
tertulis
dari
menteri
yang
menyelenggarakan urusn pemerintahan di bidang aparatur negara. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Jaringan
Informasi
lmu
Pengetahuan
dan
Teknologi
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi
Nomor
028/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.
-9Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 028/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan
dan
Teknologi,
dinyatakan
masih
tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
Peraturan dan
ini,
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
Penerapan
028/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 23 Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- 10 Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA
NEGARA
REPUBLIK
INDONESIA
TAHUN
2015
NOMOR
...
- 11 STRUKTUR ORGANISASI BALAI JARINGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 021 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI JARINGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 022 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN REKAYASA DISAIN D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A
Menimbang
: a.
P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas A
organisasi dan pengembangan teknologi bahan bakar N dan
rekayasa
disain,
perlu
T
dilakukan
penataan
organisasi dan tata kerja Balai ERekayasa Disain dan K
Sistem Teknologi menjadi Balai Teknologi Bahan N O
Bakar dan Rekayasa Disain; b.
L
bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri Negara
G
Pendayagunaan
Aparatur I
Birokrasi
berdasarkan
Reformasi
(
Negara Nomor
dan :
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan T
b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai )
Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN REKAYASA DISAIN.
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1)
Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTB2RD
merupakan
lingkungan
Badan
Unit
Pelaksana
Pengkajian
Teknis
dan
di
Penerapan
Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Sumber Daya Energi dan Industri Kimia, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material. (2)
BTB2RD dipimpin oleh Kepala. Pasal 2
BTB2RD
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi bahan bakar dan rekayasa disain. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BTB2RD menyelenggarakan fungsi: a.
penyusunan studi kelayakan dan desain kerekayasaan dalam bidang energi, industri kimia, dan agroindustri;
b.
pelayanan jasa konsultasi dan pelatihan dalam bidang teknologi bahan bakar dan rekayasa desain;
c.
pelayanan
jasa
pengujian
bahan
bakar
yang
terakreditasi; d.
pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana balai; dan
e.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain.
-4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BTB2RD terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga Balai, pelayanan jasa dan kerja sama. (2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan: a.
penyusunan teknis
rencana
pendukung,
teknis serta
operasional
dan
mengkoordinasikan
pelaksanaan penguasaan teknologi bahan bakar dan rekayasa disain; dan b.
pendampingan dan rekayasa industri melalui penguasaan teknologi bahan bakar dan rekayasa disain
(3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai
tugas
melaksanakan
layanan
jasa
teknologi dan kerja sama antar instansi, masyarakat, dan industri. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-5Pasal 7 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTB2RD harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi
Sumber
Daya
Energi
dan
Industri
Kimia
mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi bahan bakar dan rekayasa disain secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktuwaktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BTB2RD harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya.
-6Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V ESELON Pasal 16 (1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BTB2RD berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BTB2RD tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BTB2RD ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan aparatur negara.
urusan
pemerintahan
di
bidang
-8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Rekayasa
Disain
dan
Sistem
Teknologi
sebagaimana
dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 029/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai
dengan
diangkat
pejabat
baru
berdasarkan
Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 029/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Rekayasa Disain dan Sistem
Teknologi,
dinyatakan
masih
tetap
berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti
dengan
peraturan
pelaksanaan
yang
baru
berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
Peraturan dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
029/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23 Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
- 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN REKAYASA DISAIN
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 022 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN REKAYASA DISAIN
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 023 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A
Menimbang
: a.
P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas
organisasi
dan
A
pengembangan N
teknologi
hidrodinamika, perlu dilakukanT penataan organisasi E dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian K
dan Penelitian Hidrodinamika menjadi Balai Teknologi N O
Hidrodinamika; b.
L
bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri Negara Reformasi
G
Pendayagunaan
Aparatur I
Birokrasi
berdasarkan
(
Negara Nomor
dan :
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan T
b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai )
Teknologi Hidrodinamika dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1)
Balai Teknologi Hidrodinamika yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTH merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa.
(2)
BTH dipimpin oleh Kepala. Pasal 2
BTH mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi hidrodinamika. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BTH menyelenggarakan fungsi: a.
perencanaan
program
pelayanan
teknologi
program
pelayanan
teknologi
hidrodinamika; b.
pelaksanaan hidrodinamika;
c.
pengendalian
dan
pelaporan
kegiatan
pelayanan
teknologi hidrodinamika; d.
pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana Balai Teknologi Hidrodinamika; dan
e.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Hidrodinamika. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4
BTH terdiri atas:
-4a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Sarana Teknik dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas
melaksanakan
perencanaan,
pengendalian,
pelaporan, pemasaran program pelayanan teknologi hidrodinamika. (3)
Seksi Sarana Teknik dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan teknologi
hidrodinamika,
pengembangan
sarana
dan
prasarana
pemeliharaan, Balai
Teknologi
Hidrodinamika. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan. Pasal 7 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala.
-5-
(3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8
Dalam
melaksanakan
tugas
dan
fungsi,
BTH
harus
menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi
Rekayasa
pelaksanaan
tugas
Industri dan
Maritim
fungsi
di
mengenai bidang
hasil
teknologi
hidrodinamika secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BTH harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya.
Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah.
-6Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB V ESELON Pasal 16 (1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
jabatan struktural Eselon IV.a.
Seksi
merupakan
-7BAB VI LOKASI Pasal 17 BTH berlokasi di Surabaya. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BTH tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BTH ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, setelah mendapat
persetujuan
menyelenggarakan
tertulis
urusan
dari
menteri
pemerintahan
di
yang bidang
aparatur negara. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit Pelaksana
Teknis
Balai
Pengkajian
dan
Penelitian
Hidrodinamika sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 071/M/Kp/VII/1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai
dengan
Peraturan ini.
diangkat
pejabat
baru
berdasarkan
-8Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 071/M/Kp/VII/1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian masih
dan
tetap
Penelitian
berlaku
Hidrodinamika,
sepanjang
tidak
dinyatakan bertentangan
dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
Peraturan dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
071/M/Kp/VII/1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 23 Peraturan
Menteri
diundangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
-9Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...
- 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 023 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 024 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA MOTOR DAN PROPULSI D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A
Menimbang
: a.
P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas
organisasi
dan
A
pengembangan N
teknologi
termodinamika motor dan propulsi, perlu dilakukan T penataan
organisasi
dan
E K
tata
kerja
Balai
Termodinamika Motor dan Propulsi menjadi Balai N O
Teknologi Termodinamika Motor Ldan Propulsi; b.
bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri Negara Reformasi
G
Pendayagunaan
Aparatur I
Birokrasi
berdasarkan
(
Negara Nomor
dan :
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu T
menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Teknologi )
Termodinamika Motor dan Propulsi dengan Peraturan ini;
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA
BALAI
MOTOR DAN PROPULSI.
TEKNOLOGI
TERMODINAMIKA
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1)
Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BT2MP merupakan Unit Pelaksana di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab Direktur Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa.
(2)
BT2MP dipimpin oleh Kepala. Pasal 2
BT2MP
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi termodinamika motor dan propulsi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BT2MP menyelenggarakan fungsi: a.
penyusunan program dan pelaporan kerja Balai;
b.
penyiapan
dan
pelaksanaan
urusan
sarana
dan
prasarana teknis; c.
pelaksanaan
kegiatan
pelayanan
jasa
teknologi,
kegiatan teknis operasional menunjang pengembangan dan inovasi teknologi, dan pelayanan informasi; d.
pelaksanaan
kegiatan
teknologi
termodinamika
terapan, penukar kalor, tata udara dan refrigerasi; e.
pelaksanaan
kegiatan
teknologi
kalibrasi
dan
pengukuran teknik; f.
pelaksanaan kegiatan teknologi motor bakar dan motor penggerak;
g.
pelaksanaan
uji
kinerja
mesin
dan
kendaraan
bermotor, penerapan bahan bakar, pelumas dan metrologi; dan
-4h.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4
BT2MP terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Sarana Teknik; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2)
Seksi Sarana Teknik mempunyai tugas mengelola, memelihara, dan mengembangkan sistem sarana dan prasarana teknis di bidang termodinamika motor dan propulsi.
(3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pelayananan jasa teknologi,
kegiatan
teknis
operasional
menunjang
pengembangan dan inovasi teknologi, dan pelayanan informasi
di
bidang
termodinamika
motor
dan
propulsi. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-5Pasal 7 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau ketrampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BT2MP harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi termodinamika motor dan propulsi secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BT2MP harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya.
-6Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V ESELON Pasal 16 (1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BT2MP
berlokasi
di
kawasan
PUSPIPTEK,
Tangerang
Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BT2MP tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BT2MP ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan aparatur negara.
urusan
pemerintahan
di
bidang
-8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 025/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Termodinamika Motor dan Propulsi tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 025/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Termodinamika Motor dan Propulsi, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
Peraturan dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
025/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Termodinamika
Motor
dicabut dan tidak berlaku lagi.
dan
Propulsi
dinyatakan
-9Pasal 23 Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...
- 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA MOTOR DAN PROPULSI
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 024 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA MOTOR DAN PROPULSI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 025 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR PELABUHAN DAN DINAMIKA PANTAI
D A N
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA P E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, E R A P
Menimbang
: a.
A
bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas N organisasi dan pengembangan teknologi infrastruktur T E pelabuhan dan dinamika pantai, perlu dilakukan
penataan
organisasi
dan
K N
tata
kerja Balai
O
Pengkajian Dinamika Pantai menjadi Balai Teknologi L O Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai;
b.
G
bahwa telah diterbitkan Surat I Persetujuan Menteri Negara
(
Pendayagunaan
Reformasi
Birokrasi
Aparatur
Negara
B berdasarkan
Nomor
dan :
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal P Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; c.
bahwa
T
berdasarkan pertimbangan pada huruf a, )
perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Teknologi
Infrastruktur
Pelabuhan
Pantai dengan Peraturan ini;
dan
Dinamika
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA
BALAI
TEKNOLOGI
PELABUHAN DAN DINAMIKA PANTAI.
INFRASTRUKTUR
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1)
Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTIPDP
merupakan
lingkungan
Badan
Unit
Pelaksana
Pengkajian
Teknis
dan
di
Penerapan
Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa. (2)
BTIPDP dipimpin oleh Kepala. Pasal 2
BTIPDP
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
pelayanan teknologi infrastruktur pelabuhan dan dinamika pantai. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BTIPDP menyelenggarakan fungsi: a.
penyusunan dan pelaksanaan program di bidang infrastruktur pelabuhan dan dinamika pantai,
b.
pelayanan jasa teknologi
di bidang
infrastruktur
pelabuhan dan dinamika pantai; c.
pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana di lingkungan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai; dan
d.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan & Dinamika Pantai.
-4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BTIPDP terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Sarana dan Prasarana; dan
c.
Seksi Program dan Jasa Teknologi. Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2)
Seksi
Sarana
dan
Prasarana
mempunyai
tugas
melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana di lingkungan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan & Dinamika Pantai. (3)
Seksi Program dan Jasa Teknologi mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan program dan pelayanan jasa teknologi di bidang infrastruktur pelabuhan dan dinamika pantai. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6
Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-5Pasal 7 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTIPDP harus menyusun peta poses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi
Rekayasa
Industri
pelaksanaan
tugas
dan
infrastruktur
pelabuhan
Maritim
fungsi dan
di
mengenai bidang
dinamika
hasil
teknologi
pantai
secara
berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pasal 10 BTIPD harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya.
-6Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing
untuk
mewujudkan
terlaksananya
mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi dibawahnya.
-7BAB V ESELON Pasal 16 (1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BTIPDP berlokasi di Yogyakarta. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan Organisasi BTIPDP tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BTIPDP ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan aparatur negara.
urusan
pemerintahan
di
bidang
-8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Pengkajian Dinamika Pantai sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi Nomor 026/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Dinamika Pantai tetap melaksanakan
tugas
dan
fungsinya
sampai
dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 026/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Dinamika Pantai, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
Peraturan dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
026/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Dinamika Pantai dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23 Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan. Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...
- 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR PELABUHAN DAN DINAMIKA PANTAI
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 025 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR PELABUHAN DAN DINAMIKA PANTAI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
B
(BPPT)
A D A N
P
PERATURAN
E N
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN G TEKNOLOGI NOMOR 026 TAHUN 2015 TENTANG
K A J I
ORGANISASI DAN TATA KERJAA N
BALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS, PRODUKSI, DAN OTOMASI D A
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA N ESA P E KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, N E R A
Menimbang
: a.
P bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas
organisasi
dan
A
pengembangan N
teknologi
mesin
perkakas, produksi dan otomasi, perlu dilakukan T penataan organisasi dan tataE kerja Balai Mesin K
Perkakas, Teknik Produksi, dan Otomasi menjadi Balai N O
Teknologi Mesin Perkakas, Produksi, dan Otomasi; L b.
bahwa telah diterbitkan Surat O Persetujuan Menteri Negara
G
Pendayagunaan
Aparatur I
Birokrasi
berdasarkan
Reformasi
(
Negara Nomor
dan :
B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal B Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana PTeknis di Lingkungan BPPT tanggal 30 September 2015; P c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu T
menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Teknologi Mesin
Perkakas,
Peraturan ini;
Produksi,
)
dan
Otomasi
dengan
-2Mengingat
: 1.
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
2.
Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit
Organisasi
Pemerintah
dan
Non
Tugas
Eselon
Departemen
I
Lembaga
sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 3.
Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
4.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor
Pedoman
PER/18/M.PAN/
Organisasi
Kementerian
dan
Unit Lembaga
11/2008
tentang
Pelaksana
Teknis
Pemerintah
Non
Kementerian; 5.
Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
BADAN
PENGKAJIAN
DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA
BALAI
TEKNOLOGI
PRODUKSI, DAN OTOMASI.
MESIN
PERKAKAS,
-3BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1)
Balai
Teknologi
Mesin
Perkakas,
Produksi,
dan
Otomasi yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BT MEPPO merupakan Unit Pelaksana Teknis di
lingkungan
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada
Permesinan,
Direktur Deputi
Pusat
Bidang
Teknologi Teknologi
Industri Industri
Rancang Bangun dan Rekayasa. (2)
BT MEPPO dipimpin oleh Kepala. Pasal 2
BT MEPPO mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan
teknologi
mesin
perkakas,
produksi,
dan
otomasi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BT MEPPO menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan kegiatan teknis operasional dalam rangka penerapan dan layanan jasa teknologi mesin perkakas, produksi, dan otomasi terhadap industri;
b.
pelaksanaan perekayasaan teknologi mesin perkakas, produksi, dan otomasi;
c.
pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana dan
prasarana
Balai
Teknologi
Mesin
Perkakas,
Produksi, dan Otomasi, dan d.
pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan Balai
Teknologi
Otomasi.
Mesin
Perkakas,
Produksi,
dan
-4BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 BT MEPPO terdiri atas: a.
Subbagian Tata Usaha;
b.
Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan
c.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi. Pasal 5
(1)
Subbagian
Tata
Usaha
mempunyai
tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga Balai. (2)
Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan perekayasaan teknologi mesin perkakas, produksi dan otomasi.
(3)
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi mempunyai
tugas
melaksanakan
pelayanan
jasa
teknologi, kerjasama teknis, pelayanan informasi di bidang
teknologi
otomasi
serta
mesin
perkakas,
pemeliharaan
produksi,
dan
dan
pengembangan
sarana prasarana. BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 6 Kelompok
Jabatan
Fungsional
mempunyai
tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing undangan.
berdasarkan
peraturan
perundang-
-5Pasal 7 (1)
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
fungsional
yang
terbagi
dalam
berbagai
kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian atau keterampilannya. (2)
Masing-masing
kelompok
jabatan
fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kepala. (3)
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BT MEPPO harus menyusun peta proses bisnis. Pasal 9 Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat Teknologi Industri Permesinan mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi mesin perkakas, produksi, dan otomasi secara berkala paling sedikit setiap 3
(tiga)
bulan
sekali
atau
sewaktu-waktu
sesuai
kebutuhan. Pasal 10 BT MEPPO harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di unitnya.
-6Pasal 11 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 12 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masingmasing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 13 Setiap
pimpinan
memimpin
dan
unit
organisasi
bertanggung
mengkoordinasikan
bawahan
jawab dan
memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 14 Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 15 Dalam
melaksanakan
tugas,
setiap
pimpinan
unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.
-7BAB V ESELON Pasal 16 (1)
Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon III.a.
(2)
Kepala
Subbagian
dan
Kepala
Seksi
merupakan
jabatan struktural Eselon IV.a. BAB VI LOKASI Pasal 17 BT MEPPO berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Bagan organisasi BT MEPPO tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 19 Perubahan organisasi dan tata kerja BT MEPPO ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan aparatur negara.
urusan
pemerintahan
di
bidang
-8BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Mesin
Perkakas,
Teknik
Produksi
dan
Otomasi
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala BPPT Nomor 031/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini. Pasal 21 Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 031/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti
dengan
peraturan
pelaksanaan
yang
baru
berdasarkan Peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan Badan
berlakunya Pengkajian
Peraturan dan
ini,
Penerapan
Keputusan
Kepala
Teknologi
Nomor
031/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
-9Pasal 23 Peraturan
Kepala
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal ... DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …
- 10 STRUKTUR ORGANISASI BALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS, PRODUKSI, DAN OTOMASI
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 026 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS, PRODUKSI, DAN OTOMASI
KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,
UNGGUL PRIYANTO