Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2014), Vol. 2 No. 3, 159 – 167
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING DENGAN SOFTWARE BLOCPLAN PADA PT. PINDAD Popy Yuliarty dan Irfan Widiarto Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana e-mail:
[email protected] ABSTRAK PT.Pindad (Persero) adalah perusahaan BUMN yang bergerak dalam pembuatan produk militer dan komersil di Indonesia. PT.Pindad memproduksi produk militer seperti senapan serbu, pistol dan lainlain. Sedangkan untuk produk non militer seperti lini produksi air brake prods, peralatan kereta api dan lain-lain. Penyusunan letak departemen pada lantai produksi di PT. Pindad (Persero) saat ini masih kurang teratur. Kondisi tersebut membuat aliran bahan menjadi tidak teratur, karena jauhnya jarak antar departemen. Untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian ini difokuskan pada re-layout lantai produksi dengan menggunakan metode systematic layout planning. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis aliran material dan memberikan usulan perbaikan tata letak dengan menggunakan software BLOCPLAN. Pada metode perancangan meliputi penghitungan, luas lantai, FTC, ARC, ARD, AAD dan template usulan baru yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan frekuensi layout awal sebesar 109535,5 m, layout usulan sebesar 58325,42 m sehingga layout usulan dapat meminimalisasi material handling sebesar (51210,08 m). Tata letak usulan terbaik ditentukan dari 10 alternatif layout usulan dari program blocplan dan dilakukan penyesuaian block layout. Perancangan tata letak usulan mempunyai total jarak material handling paling kecil, diperoleh jarak material handling tata letak layout usulan sebesar 15,75 m. Kata kunci: Re-Layout, Material Handling, Systematic Layout Planning, Blocplan. ABSTRACT PT. Pindad (Persero) is a state-owned company engaged in the manufacture of military and commercial products in Indonesia. PT. Pindad producing military products such as assault rifles, pistols and others. As for non-military products such as brake prods water production line, railroad equipment and others. Preparation of the layout department on the production floor at PT. Pindad (Persero) is still less regular. These conditions make the flow of materials become irregular, due to the distance between departments. To overcome these problems, the authors will focus on the production floor re-layout using the system layout planning objective of this study is to analyze the flow of materials and provide suggestions for improvement BLOCPLAN layout using the software. In designing methods include counting, floor area, FTC, ARC, ARD, AAD and more new proposal templates time. Based on the results of research conducted, the frequency of the initial layout of 109,535.5 m, the proposed layout of 58325.42 m so as to minimize the proposed layouts for material handling (51210.08 m). Layout best proposals set of 10 alternative layouts of the proposed program and made adjustments blocplan block layouts. Designing the layout of the proposal has a total distance of most small material handling, material handling distances obtained layout proposed layout of 15.75 m. Keywords: Re-Layout, Material Handling, Systematic Layout Planning, Blocplan.
PENDAHULUAN PT. Pindad adalah perusahaan BUMN bergerak dalam pembuatan produk militer dan komersial di Indonesia. PT. Pindad memproduksi produk militer seperti senapan serbu, senapan mesin, pistol, pistol miniatur, senapan runduk dan lain-lain. Sedangkan untuk produk non militer seperti lini produksi air brake prods, peralatan kelautan, peralatan kereta api, dan lain-lain. PT. Pindad (Persero) berproduksi dengan metode make-to-order.
Perusahaan berproduksi untuk memenuhi permintaan yang bersifat variatif dan fluktuatif. Penyusunan letak departemen pada lantai produksi di PT. Pindad (Persero) saat ini masih kurang teratur. Secara umum industri banyak mengalami kendala dalam hal jarak pemindahan bahan baku (material handling) yang kurang efisien, seperti pada proses produksi yang terdapat aliran pemindahan bahan yang berpotongan (cross movement) dikarenakan tata letak mesin yang kurang teratur. Tata letak
159
Perancangan Ulang Tata letak Lantai Produksi Menggunakan Metode Systematic Layout Planning dengan Software Blocplan pada PT. Pindad Popy Yuliarty dan Irfan Widiarto
mesin yang tidak teratur dan jarak antar ruangan produksi yang cukup jauh dapat mengakibatkan proses produksi terganggu sehingga dapat memperlambat proses produksi. Kondisi tersebut akan mengurangi efisiensi dari kegiatan pemindahan bahan pada proses produksi di lantai produksi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka penelitian ini pada re-layout lantai produksi dengan menggunakan metode SLP (System Layout Planning). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: berapa frekuensi layout lantai produksi di PT. Pindad (Persero) divisi PRASKA (Prasarana Kereta Api) untuk meminimalkan material handling?, juga bagaimana alternatif usulan layout dengan menggunakan software Blocplan? TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan fasilitas merupakan bagian yang penting untuk menentukan efesiensi sebuah aktivitas usaha jangka panjang. Perencanaan fasilitas memiliki banyak dampak strategis karena perencanaan fasilitas menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, hubungan dengan pelanggan, dan citra perusahaan. Perencanaan fasilitas yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Lebih jelas lagi bahwa perencanaan fasilitas merupakan penentuan bagaimana aset tetap tangible dapat mendukung pencapaian tujuan aktivitas atau organisasi [1]. Tata letak berfungsi untuk menggambarkan sebuah susunan yang ekonomis dari daerah kerja yang berkaitan, dimana barang-barang dapat diproduksi secara ekonomis. Sehingga tujuan utama yang ingin dicapai dari suatu tata letak pabrik adalah [2]: a. Memudahkan proses manufaktur. Tata letak harus dirancang sedemikian rupa termasuk susunan mesin-mesin, perencanaan aliran, sehingga proses manufaktur dapat dilaksanakan dengan cara yang efisien. b. Meminimumkan pemindahan barang. Tata letak harus dirancang sedemikian rupa sehingga pemindahan barang diturunkan sampai batas minimum, jika mungkin
komponen dalam keadaan diproses ketika dipindahkan. c. Memelihara fleksibilitas susunan fasilitas. Dalam suatu pabrik ada keadaan dimana dibutuhkan perubahan kemampuan produksi, dan hal ini harus direncanakan dari awal. d. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi. Efisiensi yang tinggi dapat tercapai bila bahan berjalan melalui proses operasi dalam waktu yang sesingkat mungkin. e. Menurunkan penanaman modal pada peralatan. Susunan mesin yang tepat dan susunan departemen yang tepat dapat membantu menurunkan jumlah peralatan yang dibutuhkan. f. Menghemat pemakaian ruang bangunan. Setiap meter persegi luas lantai dalam sebuah pabrik memakan biaya. Sehingga tiap meter persegi tersebut harus digunakan sebaik-baiknya. g. Meningkatkan efisiensi tenaga kerja. Tata letak yang baik antara lain dapat mengurangi pemindahan bahan yang dilakukan secara manual, meminimumkan jalan kaki. h. Memberi kemudahan, keselamatan dan kenyamanan bagi pekerja dalam melaksanakan pekerjaan. Hal-hal seperti penerangan, kebisingan, pergantian udara, debu, kotoran, harus menjadi perhatian perencana. Susunan mesin yang tepat juga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Perencanaan tata letak fasilitas merupakan kombinasi antara seni (art) dan teknik rekayasa (engineering). Telah banyak ragam teknik untuk melakukan perencanaan tata letak pabrik antara lain pendekatan Richard Muther mengembangkan metode perencanaan tata letak yang disebut Systematic Layout Planning (SLP). Prosedur perencanaan tata letak pabrik menurut Muther’s Systematic Layout Planning Procedure adalah [3]: a. Melakukan pengumpulan data awal, yaitu data rancangan produk, rancangan proses dan rancangan jadwal produksi. b. Menentukan aliran material
160
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2014), Vol. 2 No. 3, 159 – 167
i. Menentukan hubungan aktivitas atau kegiatan. j. Membuat diagram hubungan aktivitas dan aliran. k. Menentukan jumlah kebutuhan ruangan. l. Menyesuaiakan ruangan yang tersedia. m. Membuat diagram hubungan ruangan. n. Membuat modifikasi dan batasan dalam pembuatan alternatif layout. o. Membuat pertimbangan praktisi dalam pembuatan alternatif layout. p. Pembuatan alternatif layout. q. Mengevaluasi dan memilih alternatif layout. Input data adalah pengumpulan data masukan dan aktivitas. Pengumpulan data yang berkaitan dengan aktivitas pabrik berguna agar analisis layout dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Data yang berkaitan dengan desain produk sangat penting dan berpengaruh besar terhadap tata letak yang akan dibuat [4]. Terdapat tiga sumber data dalam perencanaan tata letak, yaitu data desain produk, desain proses dan desain schedule produsi [5]. a. Desain produk berpengaruh terhadap tata letak, karena desain tata letak dipengaruhi oleh langkah-langkah proses pengerjaan produk atau urutan operasi perakitan yang telah dirancang. Dengan demikian data yang berkaitan dengan desain produk yang dibuat seperti gambar asembling (assembly drawing), diagram asembling (assembly chart) dan gambar teknik, bahkan prototype dari produk yang akan dibuat sangat diperlukan. b. Data yang diperlukan dari desain proses adalah tahapan pembuatan, peralatan dan mesin-mesin yang dibutuhkan serta waktu yang dibutuhkan dalam melakukan proses produksi. Data ini biasanya dalam bentuk identifikasi Kebutuhan Proses, pemilihan Kebutuhan Proses, dan urutan kebutuhan proses. peta proses c. Schedule produsi merupakan masukan dalam desain tata letak yang dapat mengetahui berapa banyak dan kapan produk dilakukan. Schedule berdampak terhadap keputusan pemilihan jenis mesin, jumlah mesin, jumlah shift, jumlah orang, ruangan yang dibutuhkan, kebutuhan gudang, alat pemindahan material dll.
Schedule dibuat berdasarkan MPS (master production schedule), perencanaan agregat, proses, produk dan kebutuhan pasar berdasarkan permintaan (order atau perkiraan). Ada lima macam sumber data perencanaan tata letak dengan menggunakan Systematic Layout Planning (SLP), yakni: P-QR-S-T [3]. a. Products (barang atau jasa) Barang yang diproduksi atau hanya distributor? b. Quantities (jumlah penjualan & penyimpanan) Berapa banyak jumlah dari masing-masing item? c. Routing (proses yang mesti dilakukan) Bagaimana langkah-langkah proses yang akan dilakukan? d. Supporting jasa (orang, proses dan informasi sistem) Dengan dukungan apa proses akan lebih baik? e. Timing (Jam operasi, situasi dan kondisi, kepentingan) Kapan dan berapa lama item dibuat dan didistribusi? METODE PENELITIAN Objek dalam penelitian ini adalah lantai produksi di PT. PINDAD. PT. PINDAD merupakan perusahaan industri manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang produk militer dan produk komersial. Kegiatan PT. PINDAD mencakup desain dan pengembangan, rekayasa, perakitan dan pabrikan serta perawatan. Layout Awal Pabrik Berdasarkan peta proses operasi area aktifitas produksi di PT. Pindad (Persero) terbagi menjadi beberapa area kerja yaitu: Cutting, Slep ujung bahan, Heating, Bending, Shootblasting, Presstessing gap, Painting dan Packaging.
161
Perancangan Ulang Tata letak Lantai Produksi Menggunakan Metode Systematic Layout Planning dengan Software Blocplan pada PT. Pindad Popy Yuliarty dan Irfan Widiarto Mulai
•
Studi Pendahuluan Pengamatan Langsung dan Wawancara • Studi Literatur Rumusan Masalah Tinjauan Penelitian
Tahap I Penentuan objek penelitian layout
Tabel 1. Luas Lantai Produksi
Pengumpulan Data
Data Primer • Layout Awal Lantai Produksi • Luas dan Jarak Antar Departemen di Lantai Produksi • Frekuensi Perpindahan Bahan
• • • • •
Luas Lantai Produksi Di dalam area produksi PT. Pindad (Persero), luas lantai yang ada berdasarkan pada pengamatan di lokasi dapat dilihat dalam Tabel 1.
Kode A B C D E F G H Total
Tahap II Pengolahan Data
Data Sekunder • Uraian Proses Produksi • Volume Produksi
Pengolahan Data Menggunakan Metode Systematic Layout Planning Block Layout Awal Flow Process Chart Travel Chart ARC (Activity Relation Chart) Diagram Hubungan Ruangan
Stasiun Cutting Slep Ujung Bahan Heating Bending 1,2, dan 3 Shootblasting Presstessing Gap Painting Packaging
Panjang Lebar (m) (m) 1,6 1,8 0,3 0,4 1,2 1 2 2,5 6 4 1,5 1 5,3 1,5 3 3
Luas (m2) 2,88 0,12 1,2 5 24 1,5 7,95 9 52,45
Dari ukuran satuan yang terdapat pada Tabel 1 dapat dijelaskan pada bentuk layout area produksi perusahan PT. Pindad (Persero) pada Gambar 2.
Membuat Block Layout Awal Lantai Produksi
Menghitung Jarak Antar Departemen
Menghitung Frekuensi Perpindahan Bahan Antar Departemen
Tahap III Pengolahan Data untuk Perancangan Layout
Menghitung Total Momen Perpindahan Bahan pada Tata Letak Awal
Mesin-Mesin Produksi yang Digunakan dan Ukurannya Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Mesin-mesin Produksi
Membuat ARC Membuat Hubungan Diagram Ruangan Merancang Alternatif Tata Letak Menghitung Total Momen Perpindahan Bahan Rancangan Alternatif Tata Letak
Mulai Ada Pengurangan Total Momen Perpindahan Bahan ?
Perancang Alternatif Tata Letak Dihentikan Analisis Pemecahan Masalah • Perhitungan Total Momen Perpindahan Setiap Rancangan Alternatif Tata Letak • Pemilihan Rancangan Alternatif Terbaik
Kesimpulan dan Saran Selesai
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Mesin
Jumlah mesin
Cutting sharing Gerinda Dapur Induksi Excentric press 100 T Sandblasting Excentric press 40 T PAINTING Manual
1 1 1 1 1 1 1 1
Ukuran Panjang Lebar (m) (m) 1,6 1,8 0,3 0,4 1,2 1 2 2,5 6 4 1,5 1 3 1,5 3 3
Waktu Proses Produksi Waktu proses produksi merupakan waktu proses untuk mengerjakan suatu pekerjaan, data waktu proses didapatkan dengan melakukan pengamatan secara langsung disetiap stasiun kerja dengan mengunakan jam henti (stopwatch). Dari penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh data waktu proses pada Tabel 3.
162
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2014), Vol. 2 No. 3, 159 – 167
Tabel 3. Waktu Proses Produksi Stasiun Kerja Cutting Sleep Ujung Bahan Heating Bending Shootblasting Presstesing Gap Painting Packaging Produk Jadi
Tabel 4. Kapasitas Waktu Produksi Tersedia
Waktu Proses Produksi (Menit) 0,96 0,13 0,20 0,29 15,15 0.11 13,04 1,7 3,95
Kode Area A B C D E F
Stasiun Kerja Cutting Ujung Bahan Heating Bending Shootblasting Presstesing Gap Painting Packaging Produk Jadi
G H
1 1 1 3 2 2
Kapasitas Waktu yang Tersedia/Bulan (Menit) 12960 12960 12960 38880 25920 25920
3 4 17
38880 51840 27540
Jumlah Pekerja
y 8
7
A
6 F
C 5
B
4
G
D
E 3 H 2
1
x 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Gambar 2. Layout Area Produksi PT. Pindad (Persero) Tabel 5. Kapasitas Produksi untuk Produk E-Clip R-54 Stasiun Kerja Cutting Sleep Ujung Bahan Heating Bending Shootblasting Presstesing Gap Painting Packaging Produk Jadi
Kapasitas waktu tersedia/bulan (menit) 0,96 0,13 0,2 0,29 15,15 0,11 13,04 1,7 3,95
Waktu Proses Produk (Menit)
Jumlah Produk Yang Dapat Di Kerjakan/Bulan (Unit)
12960 12960 12960 38880 25920 25920 38880 51840 27540
13500 99692,31 64800 134068,97 1710,89 235636,36 2981,60 30494,12 6972,15
163
14
Perancangan Ulang Tata letak Lantai Produksi Menggunakan Metode Systematic Layout Planning dengan Software Blocplan pada PT. Pindad Popy Yuliarty dan Irfan Widiarto
Frekuensi Perpindahan dan Jarak Perpindahan Antar Stasiun Kerja Penentuan fekuensi perpindahan antar stasiun kerja adalah berapa jumlah satuan/unit yang dapat dipindahkan dalam sekali perpindahan serta perpindahan tersebut berapa kali dilakukan dalam satuan waktu (bulan). Perancangan Layout Usulan Analisis aliran material merupakan analisis pengukuran kuantitatif untuk setiap gerakan perpindahan material di antara departemen-departemen atau aktivitas-aktivitas operasional. Activity Relationship Chart Dalam menyusun Activity Relation Chart (ARC) ada beberapa pertimbangan sebagai
berikut: a. Stasiun Cutting harus berdekatan dengan Sleep ujung bahan karena proses tersebut berurutan dan memudahkan untuk perpindahan bahan. b. Stasiun sleep ujung bahan mutlak berdekatan dengan heating karena selain prosesnya yang berurutan proses ini juga menggunakan catatan dan alat komunikasi yang sama. c. Stasiun heating mutlak berdekatan dengan bending karena urutan proses kerja, menggunakan ruangan yang sama dan alat komunikasi yang sama. d. Stasiun bending sangat perlu berdekatan dengan stasiun shootblasting karena urutan proses aliran kerja. e. Stasiun shootblasting sangat perlu
Tabel 6. Frekuensi Perpindahan Material Handling From
To
A B B C C D D E E F F G G H Total
Alat Angkut Forklip Forklip Manual Trolli Konveyor Konveyor Trolli
Kapasitas Material Handling (Unit) 800 800 1 400 7 400 50
Total Material Handling/Bulan 17 125 64800 336 245 590 60
Jarak (m) 2,5 6 1.6 8 5,2 1,5 3,6 28,4
Frekuensi X Jarak (m)/Bln 42,5 750 103680 2688 1274 885 216 109535,5
A
C
F B
G D
E
H
Gambar 3. Diagram Aliran Proses Produksi pada PT.Pindad (Persero) 164
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2014), Vol. 2 No. 3, 159 – 167
berdekatan dengan stasiun pressstesing gap karena urutan proses kerja dan menggunakan catatan kerja yang sama. f. Stasiun presstesing gap sangat perlu berdekatan dengan painting karena selain urutan proses kerja proses ini juga memudahkan pemindahan bahan g. Stasiun painting berdekatan yang biasa dengan stasiun packaging karena selain proses urutan kerja, proses ini juga memudahkan perpindahan bahan. Aktivitas
Tingkat Hubungan
1
Cutting Slep ujung bahan
2
A 1,2,3
3
O
A 1,5,6
Heating
A 1,2,3,5
Bending
U 8
O O
I
shootblasting Presstesing Gap Painting
U
U 8
8
O
5
O
1,8
O
I 1,6
O O
O
E
O O
O
O
Perancangan Alternatif Layout Usulan dengan Program Blocplan-90 Perancangan layout perusahan PT. Pindad (Persero) adalah menggunakan metode Blocplan. Perancangan tata letak (layout) dilakukan hanya pada fasilitas produksi dimulai dari stasiun peneriman bahan baku sampai stasiun kerja gudang produk jadi (Tabel 8). Dalam penelitian ini dipilih satu layout usulan dengan hasil R–score tertinggi beserta koordinatnya yaitu dipilih layout nomor 5 dengan nilai R-score 0,85-1.
O 7
O
O
I 1,3
6
O
O
8 1
2 3
4 5
6
1,2,3
Packaging
4
ini mengunakan metode fasilitas industri yaitu metode penentuan kebutuan ruangan berdasarkan fasilitas produksi dan fasilitas pendukung proses produksi yang dipergunakan (Tabel 7).
7
8
Gambar 4. Activity Relationship Chart (ARC) Penentuan Luas Area yang Dibutuhkan Dalam penentuan kebutuan luas ruangan proses produksi PT. Pindad (Persero), penelitian
Layout Usulan Yang Terpilih Pada gambar tata letak usulan terpilih merupakan hasil dari usulan tata letak yang mempunyai nilai R-score tertinggi (0 < R-score = maks {skor tiap alternatif tata letak} <1) sebagai tata letak terbaik, gambar tata letak usulan hasil dari program Blocplan yang terpilih dengan nilai R-score 0,85 dapat dilihat pada Gambar 5.
Tabel 7. Luas Area yang Dibutuhkan Kode
Area Kerja
Mesin
Jumlah Mesin
P (m)
L (m)
Mesin + Toleransi 0.75m P L (m) (m)
Ukuran
Luas Mesin (m2)
Kebutuhan Luas Ruangan
Kelong -garan 50%
Luas Area
A
Cutting
Cutting Sharing
1
1,6
1,8
3,1
3,3
10,23
10,23
5,115
5,115
B
Ujung Bahan
Gerinda
1
0,3
0,4
1,8
1,9
3,42
3,42
1,71
1,71
C
Heating
1
1,2
1
2,7
2,5
6,75
6,75
3,375
3,375
D
Bending
1
2
2,5
3,5
4
14
14
7
7
1
6
4
7,5
5,5
41,25
41,25
20,625
20,62
1
1,5
1
3
2,5
7,5
7,5
3,75
3,75
1 1 8
5,3 3 19,7
1,5 3 15,2
6,8 4,5 32,9
3 4,5 27,2
20,4 20,25 123,8
20,4 20,25 123,8
10,2 10,125 61,9
10,2 10,12 61,9
E F G H
Shoot blasting Press tesing Gap Painting Packaging Total
Dapur Induksi Excentric Press 100 T Sandblasting Excentric Press 40 T Painting Manual
165
Perancangan Ulang Tata letak Lantai Produksi Menggunakan Metode Systematic Layout Planning dengan Software Blocplan pada PT. Pindad Popy Yuliarty dan Irfan Widiarto
Tabel 8. Hasil Output Program Blocplan untuk 10 Alternatif Layout Layout 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Adj. Score 0,81-2 0,83-7 0,75-10 0,79-8 0,81-2 0,92-1 0,81-2 0,88-3 0,85-1 0,62-10 0,80-7 0,87-5 0,81-2 0,86-6 0,80-7 0,89-2 0,81-2 0,78-9 0,78-9 0,87-4
Rel Dist Scores 183-1 225-5 209-4 246-9 268-10 230-7 243-8 198-3 229-6 192-2
Prod movement 0-1 0-1 0-1 0-1 0-1 0-1 0-1 0-1 0-1 0-1
Gambar 5. Tata Letak Lyout Usulan Hasil Progam Blocplan Keterangan: A = Departemen cutting E = Departemen shootblasting B = Departemen slep ujung bahan F = Departemen presstesing gap C = Departemen heating G = Departemen painting D = Departemen bending H = Departemen packaging Tabel 9. Koordinat Layout Usulan Hasil Program Blocplan No 1 2 3 4 5 6 7 8
Area A B C D E F G H
X 7,79 4,18 0,17 1,02 5,03 6,93 5,08 1,76
Y 1,28 2,56 4,38 4,38 4,38 1,28 1,28 1,28
Untuk luas area A memiliki panjang (length) 1,1 dan lebar (width) 2,6 dengan titik koordinat atau titik tengah yang dihasilkan
Length 1,1 8,4 0,3 1,4 6,6 0,6 3,1 3,5
Width 2,6 0 3,6 3,6 3,6 2,6 2,6 2,6
L/W 0,4 581,1 0,1 0,4 1,8 0,2 1,2 1,4
sebesar 7,79 m untuk sumbu X dan untuk sumbu Y sebesar 1,28 dengan rasio 0,4.
166
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2014), Vol. 2 No. 3, 159 – 167
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Pindad (Persero) tentang material handling dapat diketahui antara frekuensi layout awal sebesar 109535,5 m, dan layout usulan sebesar 58325,42 m maka layout usulan dapat meminimalisasi material handling sebesar (51210,08 m) dan pada tata letak usulan terbaik ditentukan dari 10 alternatif layout usulan dari progam Blocplan mempunyai total jarak material handling paling kecil, diperoleh jarak material handling tata letak usulan sebesar 15,75 meter
[2].
[3].
[4].
[5].
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Heizer J. dan Render B., 2006, Manajemen Operasi, Edisi 7, Alih Bahasa: Dwianoegrahwati S. & Indra A.,
167
Penyunting: Arianto, Jakarta: Salemba Empat. Purnomo, Hari, 2004, Perencanaan & Perancangan Fasilitas, Edisi ke-1, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Muther Richard & Associates, 2005, Overview of Systematic Layout Planning, Marietta: Division of High Performance Concepts, Inc. Wignjosoebroto, Sritomo, 2003, Tata Letak Pabrik dan Perpindahan Bahan, Surabaya, Guna Widya. Tompkins, J. A., White, J. A.,Bozer, Y. A., & Tanchoco, J. M. A., 2010, Facilities Planning. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.