Systematic Layout Planning Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT.
[email protected]
SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING – Richard Muther Input Data and Activities
Analysis
2. Activity Relationships
1. Flow of Materials
3. Relationship Diagram
4. Space Requirements
5. Space Avaible
7. Modifying Considerations
8. Practical Limitations
Search
6. Space Relationship Diagram
10. Evaluations
Systematic Layout Planning Procedure
Selection
9. Develop Layout Alternatives
SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) Prosedur Pelaksanaan SLP :
PENGUMPULAN DATA DAN AKTIVITAS ; Mengumpulkan data informasi yang berkaitan dengan aktifitas pabrik, seperti : Design produk, proses & skedul kerja.
ANALISA ALIRAN MATERIAL ; Pengukuran kuantitatif untuk setiap gerakan perpindahan material diantara departemen. Dalam menganalisa aliran material dapat digunakan peta- peta seperti: • Peta Rakitan • Peta Proses Operasi • Peta Aliran Proses • Diagram Aliran • Multi Product Process Chart (MPPC) • From To Chart • Inflow & Outflow Interrelationship Diagram
ANALISA KETERKAITAN KEGIATAN ; mencari hubungan diantara aktivitas pemindahan material dan satu fasilitas kerja ke fasilitas kerja yang lam dengan aspek kuantitatif sebagai tolak ukurnya (biaya material handling). Untuk itu dapat digunakan peta yang disebut Activity Relationship Chart
SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) Prosedur Pelaksanaan SLP :
DIAGRAM KETERKAITAN ; Apabila derajat hubungan aktifitas merupakan faktor penting (dalam hal ini aspek kualitatif lebih penting untuk di perhatikan) maka pada tahapan ini perlu dibuat suatu Activity Relationship Diagram (ARD). Akan tetapi bila aliran material lebih dominan, maka perlu dibuat suatu Diagram Aliran. Dan bila kombinasi dan keduanya (aliran material & hubungan kedekatan), maka dapat dibuat Diagram REL.
KEBUTUHAN LUAS AREA & AREA YANG TERSEDIA ; Mengevaluasi kebutuhan luas area untuk pengaturan segala fasilitas pabrik yang dibutuhkan . Metode-metode yang dapat digunakan adalah : Production Center Method
•
•
Production center (stasiun kerja) terdiri atas sebuah mesin dan semua fasilitas/peralatan penunjangnya dan area yang diperlukan untuk pengopeasiannya. Disamping itu area untuk keleluasaan operator bekerja, area untuk maintenance, ruang untuk meletakkan material maupun produk jadi, dllnya perlu ditambahkan.
Converting Method
Menentukan kebutuhan luas luasan area untuk departemen penunjang, gudang,
•
dllnya.
Roughed Out Layout Method Mengevaluasi kemungkinan dibutuhkan.
pengaturan
tata
letak,
serta
estimasi
luas
area
yang
SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) Prosedur Pelaksanaan SLP : KEBUTUHAN LUAS AREA & AREA YANG TERSEDIA ; Metode-metode yang dapat digunakan adalah (cont.): • Space Standards Method Menentukan luasan area yang dibutuhkan. • Ratio Trend and Projection Method Untuk mengaplikasikan metode ini, terlebih dahulu ditetapkan suatu perbandingan untuk suatu faktor yang dapat diukur, dan diramalkan untuk tata letak yang diusulkan. PERANCANGAN TATA LETAK ALTERNATIF ; Membuat alternatif rancangan tata letak dengan mengkombinasikan pertimbangan-pertimbangan kebutuhan luas area yang dibutuhkan & Diagram REL dalam bentuk Space Relationship Diagram. Kemudian merancang tata letak alternatif berdasarkan Space Relationship Diagram tsb dan melakukan modifikasi seperlunya berdasarkan batasan & pertimbangan khusus lainnya dengan membuat suatu Block Plan atau Area Allocation Diagram (AAD). Kemudian dapat dirancang detil tata letak yang sesuai, dengan mengatur mesin atau fasilitas kerja yang berada di masing-masing blok yang ada.
SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP)
INFORMASI YANG DIBUTUHKAN UNTUK PERANCANGAN FASILITAS KEBIJAKAN PIMPINAN Data terpenting yang dibutuhkan oleh seorang perancang fasilitas harus datang dan pimpinan dalam bentuk pemikiran dan kebijakan sehubungan dengan hal-hal sbb: Ramalan Penjualan ; Kepegawaian ; Pertumbuhan ; Modal ; Persediaan ; Peremajaan Peralatan ; Pemeliharaan & Reparasi ; Pelayanan pelanggan ; Persaingan ; Teknologi ; Laju Pertumbuhan ; Distribusi ; Lembur ; Membuat/membeli ; Organisasi ; Pendapatan atas modal ; Keuntungan bersih ; Pelayanan staf ; Rencana perubahan = produk atau proses ; Pergantian buruh ; Usia angkatan kerja ; Kelompok buruh ; Kendala waktu ; Ketersediaan dana ; Pelayanan produk ; Jaminan.
KAJIAN KELAYAKAN PENELITIAN PASAR PERAMALAN PENJUALAN REKAYASA PRODUK
Design Design Design Design
Produk Proses Jadwal Fasilitas
Design PRODUK, PROSES, SKEDUL, FASILITAS Proses Perancangan Fasilitas Meliputi Tahapan sbb: Nyatakan produk yang akan dimanufaktur Spesifikasikan proses manufaktur yang kegiatan yang berhubungan yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk Tentukan keterkaitan diantara seluruh kegiatan Tentukan kebutuhan ruang untuk seluruh kegiâtan Buat alternatif rencana fasilitas Evaluasi altematif rencana tsb Pilih rencana fasilitas yang diinginkan Implementasikan rencana fasilitas tsb Pelihara dan sesuaikan rencana fasilitas tsb Perbaharui produk yang dimanufaktur & nyatakan kembali sasaran dan fasilitas.
Design PRODUK, PROSES, SKEDUL, FASILITAS Sebelum dibuat altematif rencana fasilitas, sebaiknya kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sbb: 1. Apa yang akan diproduksi? 2. Bagaimana produk tsb diproduksi? 3. Kapan produk akan diproduksi? 4. Seberapa banyak produk akan diproduksi? 5. Untuk berapa lama produk akan diproduksi? 6. Dimana produk akan diproduksi?
Design PRODUK, PROSES, SKEDUL, FASILITAS
Design produk akan menentukan produk akhir (dalam dimensi, komposisi material, kemasan). Design proses akan menentukan bagaimana produk akan diproduksi. Design skedul akan menentukan jumlah produk serta menjadwalkan peralatan produksi. Design fasilitas tergantung dan input yang diperoleh berdasarkan Design produk, Design proses & Design skedul.
Design Produk Product design merupakan rancangan secara rinci mengenai produk yang akan dibuat pada pabrik. Product design umumnya dijabarkan dalam beberapa bentuk informasi seperti: Bill of material Spesifikasi produk Dimensi produk Jenis material prototype of the product Detailed component part drawings for each component
Bill of Material
Design Proses Design proses berbicara mengenai ‘how to produce’; merencanakan operasi yang diperlukan mulai dari masuknya bahan baku hingga dihasilkan produk sesuai rancangan. Design proses sangat tergantung pada strategi manufaktur yang akan digunakan. Apakah flow shop, job shop atau proyek. Design proses memberikan gambaran mengenai proses pengerjaan, urutan proses, lamanya proses, mesin yang diperlukan, cara mengoperasikannya, standar kualitas operasi dll. Output dan fungsi Design proses ini adalah: Sketsa operasi Lembar Pengurutan Operasi Lembar Petunjuk Operasi yang detil Penggambaran kasar tata letak awal tempat kerja & peralatan.
Design PROSES Identifikasi Kebutuhan Proses : • Keputusan Make or Buy : berdasarkan input dan bagian keuangan, TI, marketing, process engineering, pembelian. (lihat gambar prosedur Make or Buy) • Bill of Material, yang berisi : no. komponen, nama komponen, jumlah komponen per-produk & gambar produk (lihat contoh) • Penentuan Metode Produksi untuk tiap komponen atau produk & tipe tata letak yang sesuai.
Design PROSES – PEMILIHAN KEBUTUHAN PROSES 1. Konsep unit proses (proses satuan) mempunyai keuntungan sbb :
Proses satuan lebih mudah dalam menentukan apa yang harus dilakukan path bahan untuk mengubahnya Proses satuan memudahkan sintesa proses baru Proses satuan mempermudah pembandingan antar proses karena karakteristik biaya dapat dibandingkan tanpa kesulitan
2. Prosedur Pemilihan Proses Mendefinisikan elemen operasi : harus mempertimbangkan alternatif bentuk bahan & tipe elemen operasi Mengidentifikasi altematif proses untuk tiap operasi : tipe peralatan, alternatif manual mekanisasi – otomasi Menganalisis altematif proses untuk tiap operasi : penentuan waktu’ unit produk, alternatif Standarisasi proses Evaluasi, alternative proses: evaluasi ekonomis untuk tiap alternative tiap peralatan Pemilihan proses : kriterianya adalah fleksibilitas, reliabilitas, keselamatan kerja & kemudahan pemeliharaan
Design PROSES – PEMILIHAN KEBUTUHAN PROSES
3. Pengurutan Kebutuhan Proses Peta rakitan Peta proses operasi Diagram prosedur
PETA RAKITAN Adalah gambaran grafis urutan-urutan aliran komponen dan sub rakitan ke dalam rakitan suatu produk. Informasi yang dapat diperoleh dari suatu peta rakitan adalah :
Nama-nama komponen yang membentuk produk Bagaimana komponen tersebut bergabung Komponen yang menjadi bagian suatu sub rakitan Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan Keterkaitan antara komponen dengan sub rakitan Gambaran menyeluruh dari proses perakitan Urutan waktu rakitan
Peta ini digambarkan dengan lingkaran-lingkaran yang menunjukkan rakitan ataupun rakitan bagian yang mengikuti urutan operasi yang dikerjakan, bukan menurut urutan stasiun kerja.
PETA PROSES OPERASI Merupakan diagram yang menggambarkan langkahlangkah proses keseluruhan yang akan dialami oleh bahan baku hingga menjadi barang jadi. Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui Peta Porses Operasi, kita bisa memperoleh banyak manfaat, diantaranya adalah : Mengkombinasikan lintasan produksi dan peta rakitan sehingga memberikan informasi yang lebih lengkap Menunjukkan operasi yang harus dilakukan untuk tiap komponen & urutan operasi, urutan rakitan & pabrikasi tiap-tiap komponen. Membantu untuk perencanaan stasiun kerja & penentuan jumlah tenega kerja. Menunjukkan pola aliran bahan & kesulitan yang mungkin dihadapi dalam penenganan material
Design Skedul How much to produce and When to produce Schedule design decisions impact machine selection, number of machines, number of shifts, number of employees, space requirement, storage requirement, material handling equipment, etc. Information is needed concerning production volume, trends, and the predictability of future demands for the products to be produced. Market Information Process Requirement Process design: Determines the specific equipment types required to produce the product Schedule design: determines the number of each of equipment type required to meet the production schedule
Market Analysis
Design Skedul Specification of process requirements Determine the quantity of components that must be produced, including scrap allowance Determine the equipment requirements for each operation Combines the operation requirements to obtain overall equipment requirements
Scrap estimates Equipment fraction
Example of Scrap Estimates Calculation
Production Requirements
Example of Equipment Fractions Calculation
Pada Suatu Tahapan Proses Good part Yang diproses Pada operasi ke-i
Pi=Pg,(i-1) Pg,(i-1) Good part Hasil proses Sebelumnya (i-1)
i
Pg,i Good part Pd,i Defective part Hasil proses Ke-i
Hasil proses Ke-i
Ilustrasi Tahapan Proses P(i-1) Pg,(i-2)
i-1
P(i-1)= Pg,(i-2) Pi= Pg,(i-1)
P(i+1)= Pg,i
Pi Pg,(i-1)
i
Pd,(i-1)
P(i+1) Pg,i
i+1
Pd,i
Pg,(i+1)
Pd,(i+1)
Routing Sheet (Lembar Pengurutan Produksi) Definisi: Adalah tabulasi langkah-langkah yang tercakup dalam memproduksi komponen-komponen tertentu. Tujuan: Untuk menentukan jumlah bahan baku yang disiapkan Untuk menentukan jumlah mesin teoritis yang harus tersedia pada kapasitas tertentu.
Production Routing Route produksi menggambarkan langkah-langkah operasi yang diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi produk jadi yang dikehendaki. Untuk itu diperlukan beberapa informasi mengenai; nama komponen, jenis operasi kerja, mesin dan peralatan yang digunakan, waktu standar operasi dll. Informasi mengenai mesin, perkakas dan alat bantu yang digunakan dibutuhkan karena pada dasarnya tata letak pabrik akan mengatur fasilitas-fasilitas tersebut. Informasi mengenai waktu standar diperlukan untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan sehingga dapat diperkirakan jumlah mesin, work station dan luar area yang dibutuhkan.
Data pada Routing Sheet 1. No.Operasi 2. Nama Operasi
3. Nama Mesin/Tools yang dipakai 4. Waktu Baku 5. Waktu Set-Up 6. Kapasitas mesin teoritis, diperoleh dari: Kapasitas Mesin teoritis = Per hari
Jam kerja/hari – W.Set up mesin/hari Waktu baku proses
7.
Persentase scrap merupakan kegagalan proses dan tidak dapat digunakan lagi.
8.
Jumlah yang diharapkan demand rate
9.
Jumlah yang disiapkan
Jumlah yang disiapkan
=
Jumlah yang diharapkan 1 – Persentasi Scrap
8. Produksi pada efisiensi Tingkat produksi efisien adalah tingkat produksi mesin dengan mempertimbangkan tingkat efisiensi rata-rata yang dimiliki pabrik Jumlah yang disiapkan Produksi = Pada efisiensi Efisiensi Pabrik
9.
Reliabilitas mesin
10. Jumlah mesin teoritis dapat dihitung dengan rumus sbb: Produksi pada efisiensi Jml mesin = Reliabilitas mesin x kapasitas mesin teoritis teoritis
Contoh Soal Routing Sheet Produk XV dibentuk dengan merakit sub komponen 1-2 dan sub komponen 3-4. Sub komponen 1-2 dihasilkan dari sebuah komponen 1 yang dirakit dengan 2 (dua) buah komponen 2. Sub komponen 3-4 dihasilkan dari perakitan antara sebuah komponen 3 dan 2 (dua) buah komponen 4. Perakitan dilakukan di meja rakit ; waktu rakit = 10 menit ; % skrap = 2% Dalam sehari, setup mesin dilakukan hanya satu kali. Jam kerja efektif per hari adalah 8 jam dan Efisiensi pabrik 90%. Tabel berikut adalah data komponen, kuantitas, routing dan jumlah produk perjam
Proses A B C D E
Wkt setup (menit) 12 30 20 15 15
Wkt baku (menit) 2 3 4 4 3
% scrap 5 2 3 4 4
Komponen Quantity Urutan (Routing) 1 1 ABCDE 2 2 ACBDE 3 1 ABDCBE 4 2 ABDE
Reliabilitas (%) 85 80 85 90 90
Jumlah produk per jam 50 100 50 100
Buatlah routing sheet dari pembuatan produk XV
That’s your first assignment! Thank You