PERANCANGAN MEDIA PROMOSI BERBASIS MULTIMEDIA STUDI KASUS PADA LEMBAGA SBMS PERSONAL DEVELOPMENT YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Aldrian Ferdianto 07.12.2700
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
DESIGNING OF MEDIA PROMOTION BASED MULTIMEDIA CASE STUDIES AT INSTITUTE OF SBMS PERSONAL DEVELOPMENT YOGYAKARTA PERANCANGAN MEDIA PROMOSI BERBASIS MULTIMEDIA STUDI KASUS PADA LEMBAGA SBMS PERSONAL DEVELOPMENT YOGYAKARTA Aldrian Ferdianto Amir Fatah Sofyan Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT SBMS Personal Development is an agency under the auspices of PT De Flexible Movement engaged in quality improvement and quality of Human Resources (HR). The method used is The Source of Body, Mind and Soul Therapy (SBMS Therapy), namely psychological therapy with factor approach to Body (Body), Mind (Mind), and Soul (Soul) to cope with emotional problems by increasing awareness and self-control upper body and the sense of feeling a sense of existing in a person. Institute for Personal Development SBMS currently using the website and print media such as brochures for promotional purposes. The website is perfect as a media campaign online, with a range of publications which are very common and widespread. While the brochures as offline media campaign, has the disadvantage that less information can be delivered in full. With the establishment of an interactive multimedia CD as offline media campaign is a strategy to maximize the delivery of complete information, easy to understand and become more attractive. Another plus is the practical form of an interactive CD that facilitate the delivery of a presentation to the office, workshop participants, training, and given to the client as a souvenir. Keywords: Design, Media Promotion, Multimedia, Interactive CD
1.
Pendahuluan SBMS Personal Development merupakan lembaga dibawah naungan PT De
Flexible Movement yang bergerak di bidang konsultasi manajemen dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Lembaga SBMS Personal Development saat ini telah menggunakan website dengan alamat www.deflexiblemovement.com dan media cetak berupa brosur untuk kepentingan promosi. Website sangat cocok sebagai media promosi online, dengan jangkauan publikasi yang sangat umum dan luas. Sedangkan brosur sebagai media promosi offline, memiliki kelemahan dimana informasi kurang dapat disampaikan secara lengkap. Menurut Hendi H. pada bukunya yang berjudul “The Magic of Macromedia Director“ (2008 : hal 339) menyebutkan untuk promosi yang lebih pribadi/personal, CD interaktif cocok sebagai media promosi offline (offline maksudnya tidak perlu terhubung ke internet). Kelebihannya adalah kaya unsur multimedia. Sedangkan menurut Robin dan Linda (2001) “Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video.” (Dalam Suyanto,2005: hal 21) Pembuatan multimedia CD interaktif sebagai media promosi
adalah suatu
strategi agar dapat memaksimalkan penyampaian informasi secara lengkap, mudah dipahami dan menjadi lebih menarik, sekaligus dapat menyentuh 3 aspek yang ada dalam diri manusia, yaitu visual, kinestetik, dan auditorial. Kelebihan lainnya adalah bentuk CD yang praktis mempermudah penyampaian saat presentasi kepada tamu kantor, peserta workshop, pelatihan, dan diberikan pada klien sebagai souvenir . 2.
Landasan Teori
2.1
Konsep Dasar Informasi Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya.(Jogiyanto H.M. 2005 : hal 8) 2.1.1
Kualitas Informasi Kualitas dari suatu sistem informasi tergantung tiga hal, yaitu:
1
2
a. Akurat Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan akan banyak terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. a. Tepat Waktu Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan punya nilai lagi. Informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal bagi organisasi atau perusahaan. b. Relevan Informasi
mempunyai
manfaat
untuk
pemakainya
dan
dapat
dipergunakan sesuai kebutuhan, maka informasi tersebut baru bisa dikatakan relevan.Relevansi informasi bagi tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. 2.2
Konsep Dasar Multimedia
2.2.1
Definisi Multimedia Beberapa ahli mendefinisikan multimedia sebagai berikut :
a.
Menurut Rosch (1996) “Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video.” (Dalam Suyanto,2005: hal 20)
b.
Menurut Mc Cormick (1996) “Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar dan teks .” (Dalam Suyanto,2005: hal 21)
c.
Menurut Turban Dkk (2002) “Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media ini dapat audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar .” (Dalam Suyanto,2005: hal 21)
d.
Menurut Robin dan Linda (2001) “Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video.” (Dalam Suyanto,2005: hal 21)
e.
Menurut Hofsetter (2001) “multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan mengabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan
navigasi,
Suyanto,2005: hal 21)
berinteraksi,
berkreasi
dan
berkomunikasi.”(Dalam
3
2.2.2
Elemen – Elemen Multimedia Menurut James A. Senn (1998), multimedia terbagi dalam beberapa element-
element multimedia, seperti yang terlihat dalam gambar dibawah ini: Text
Image Audio Multimedia
Video
Animation
Gambar 2.1 Element Multimedia (Dalam Amir F. Sofyan, dan Agus Purwanto. 2008. Digital Multimedia : Animasi, Sound Editing, & Video Editing : hal 2-3) a. Text (Teks) Bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan dikendalikan adalah text (teks). Teks dapat membentuk kata, surat atau narasi dalam multimedia yang menyajikan bahasa. Kebutuhan teks bergantung pada penggunaan aplikasi multimedia. b. Audio (Suara) Audio (suara) adalah komponen multimedia yang dapat berwujud narasi, musik, efek suara atau penggabungan di antara ketiganya. c.
Image (gambar) Image (grafik) merupakan hasil sebuah pengambilan citra yang didapat melalui alat penangkap citra, seperti kamera dan scanner, yang hasilnya sering disebut dengan gambar. Gambar bisa berwujud sebuah ikon, foto ataupun simbol.
d. Video Video merupakan sajian gambar dan suara yang ditangkap oleh sebuah kamera, yang kemudian disusun ke dalam urutan frame untuk dibaca dalam satuan detik. e. Animasi Animation
(animasi)
menciptakan gerak pada layer.
merupakan
penggunaan
komputer
untuk
4
Dalam perkembangannya, komponen multimedia bertambah satu lagi, yaitu virtual reality. Virtual Reality memungkinkan terjadinya hubungan timbalbalik antar-user dengan aplikasi multimedia secara nyata. Contohnya seperti Microsoft Surface atau Eye Toy PS 2.(Amir F. Sofyan, dan Agus Purwanto. 2008 : hal 4) 2.2.3
Struktur Sistem Aplikasi Multimedia Menurut M. Suyanto pada bukunya yang berjudul “Analisis & Desain Aplikasi
Multimedia untuk Pemasaran “ (2004, hal 103) menyebutkan ada lima macam strukturstruktur desain untuk membuat aplikasi multimedia, diantaranya adalah: a. Struktur Linear Struktur linear merupakan struktur yang paling sederhana dalam mendesain aplikasi multimedia.Masing-masing objek dalam aplikasi multimedia dapat berupa teks, grafik, audio, video dan animasi atau kombinasi antara objekobjek tersebut. Objek Multimedia
Objek Multimedia Objek Multimedia Gambar 2.2 Struktur Linear (Suyanto, M, 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran : hal 103-104)
b. Struktur Menu Struktur kedua untuk merancang aliran aplikasi multimedia adalah dengan struktur menu.Objek dalam struktur menu dapat diwujudkan dalam garisgaris hypertext, grafik, audio, video dan animasi atau kombinasi dari kelima objek tersebut.
5
Menu multimedia
Menu multimedia
Menu multimedia
Menu multimedia
Menu multimedia
Menu multimedia
Menu multimedia
Menu multimedia
Menu multimedia
Gambar 2.3 Struktur Menu (Suyanto, M, 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran : hal 104)
c. Struktur Hierarki Struktur Hirarki merupakan struktur seperti tangga atau pohon seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.3 masing- masing objek menyediakan sebuah menu pilihan yang menonjolkan lebih banyak menu dengan lebih banyak pilihan.Tidak ada batas ukuran atau jumlah menu dan sub menu yang dapat dipunyai dalam sebuah struktur hierarki
6
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia Gambar 2.4 Struktur Hierarki
(Suyanto, M, 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran : hal 105) d. Struktur Jaringan Struktur jaringan merupakan struktur yang paling kompeks.Dengan objek dapat terhubung dengan banyak objek dalam setiap arah pada setiap objek dalam aplikasi. Khusus aplikasi multimedia yang besar, desain struktur jaringan memungkinkan kita melakukan navigasi ke setiap layar dengan mengklik mouse yang minimum.
7
Objek Multimedia Objek Multimedia
Objek Multimedia
Objek Multimedia
Objek Multimedia
Objek Multimedia
Objek Multimedia
Objek Multimedia Objek Multimedia
Gambar 2.5 Struktur Jaringan (Suyanto, M, 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran : hal 106) e. Struktrur Kombinasi Multimedia sering menggunakan lebih dari satu struktur dalam merancang aliran aplikasi multimedia, yaitu linear, menu, hirarki, dan jaringan. Sebagai contoh merancang jaringan yang canggih dapat memunculkan sebuah struktur linear, menu, hirarki dalam “slide bank”
dengan navigasi sederhana
yang membiarkan pemakai bergerak kembali atau kedepan (melanjutkan) lewat slide. Desain yang mengkombinasikan semua struktur disebut hybrid.
8
Menu Multimedia
Objek Multimedia
Menu Multimedia
Objek Multimedia
Objek Multimedia
Objek Multimedia
Menu Multimedia
Objek Multimedia
Objek Multimedia
Objek Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Objek Multimedia
Objek Multimedia Objek Multimedia
Objek Multimedia Objek Multimedia
Objek Multimedia
Objek Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Menu Multimedia
Objek Multimedia Objek Multimedia
Gambar 2.6 Struktur Kombinasi (Suyanto, M, 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran : hal 106-107) 3.
Analisis
3.1
Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dimulai dengan mengkaji subyek permasalahan yang
diutarakan. Dalam ini, permasalahannya adalah perlunya pembuatan media promosi
9
berbasis multimedia yang mampu menampilkan informasi secara lengkap serta mudah dipahami pada lembaga SBMS Personal Development Yogyakarta. Sebagai bagian dari identifikasi masalah, maka dari hal di atas dapat dibedah menjadi dua pokok bahasan, yaitu: a. Definisi Masalah Setelah analis melakukan pengamatan pada beberapa media promosi offline yang dimiliki oleh SBMS Personal Development Yogyakarta, maka dapat disimpulkan, masalah terjadi karena media promosi tersebut masih banyak yang bersifat statis dan tidak interaktif, diberikan secara terpisah satu sama lain, sehingga tidak efisien dalam memberikan informasi yang menyeluruh. b. Penyebab Masalah Penyebab masalah dari sistem yang telah berjalan adalah
sistem
informasi perusahaan yang tidak terintegrasi dan mudah diakses oleh target sasaran SBMS, baik itu untuk kepentingan marketing maupun informasi perusahaan. Meskipun telah memiliki website, namun kendala koneksi yang belum tentu dimiliki target akan menyulitkan target sasaran membuka informasi tentang SBMS. 3.2
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats)
3.2.1
Strength (Kekuatan)
a. Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah tidak asing dengan penggunaan komputer. b. Penggunaan media promosi berbasis multimedia ini tidak membutuhkan koneksi internet ketika hendak diputar, sehingga bisa dijadikan alat informasi yang efisien dimanapun selama ada alat pemutar (komputer). c.
Dapat digandakan dan dibawa dengan ringan oleh para marketer SBMS dalam mempromosikan segala informasi tentang SBMS.
d. Memadukan antara teknologi dengan desain yang sesuai dengan nafas koporat SBMS, output multimedia ini selain sebagai media informasi juga berfungsi sebagai pendongkrak citra positif perusahaan. e. Konten yang lengkap dan memadukan semua informasi tentang SBMS tanpa harus memikirkan jumlah halaman, sehingga dalam hitungan harga lebih murah daripada company profile dalam bentuk cetak. 3.2.2
Weakness (Kelemahan)
a. Media promosi berbasis multimedia yang outputnya menggunakan CD, sekali putar hanya diakses oleh lebih sedikit orang.
10
b. Update atau perbaruan informasi dilakukan dengan mengubah semua tatanan. Seperti merombak dan menjahit ulang sebuah kain untuk menempelkan elemen baru di baju. c. 3.2.3
Aksesibilitas tetap menggunakan peralatan. Opportunity (Kesempatan)
a. Belum banyak perusahaan sejenis yang menggunakan media promosi multimedia dalam strategi promosi. Perusahaan sejenis lebih mempercayai brosur cetak atau website. b. Agenda pertemuan atau pelatihan rutin yang diselenggarakan perusahaan dapat dijadikan ruang untuk memutar media promosi ini dihadapan lebih banyak penerima. c.
Perkembangan teknologi menuntut perusahaan ikut pula mengembangkan strategi promosi dalam bentuk yang lebih mengikuti era. Multimedia adalah salah satu jawaban bagi kebutuhan promosi di era ini.
d. Media promosi ini dapat dijalankan atau berdiri sendiri maupun dimasukkan dalam website perusahaan. 3.2.4
Threats (Ancaman)
a. Kemajuan teknologi terkini yang menuntut percepatan informasi membuat media promosi ini bisa kalah bersaing jika tidak mengikuti perkembangan, salah satu contohnya adalah aplikasi Android. 4.
Implementasi Dan Pembahasan
4.1
Memproduksi Sistem Bagian ini merupakan kegiatan memproduksi sistem salah satunya adalah
pembuatan desain yang mendukung semua aplikasi, mulai dari teks sebagai penyampaian pesan, memasukan suara, video dan animasi yang semua elemen tersebut digabungkan ke dalam Adobe Flash CS 5 sebagai software utama. 4.1.1
Tampilan Home Tampilan Home menampilkan menu about, product, gallery, testimonial, dan contact
11
Gambar 4.1 Tampilan home 4.2
Implementasi Implementasi sistem multimedia dipahami sebagai sebuah proses yang
menentukan apakah sistem multimedia mampu beroperasi dengan baik serta mengetahui apakah para pemakai bisa mandiri dalam mengoperasikannya. Pendekatan penggunaan sistem multimedia bergantung pada fungsi dari sistem multimedia.Apakah sistem multimedia ini menggantikan atau menyempurnakan sistem lama. 4.3
Pengetesan
4.3.1
Pengetesan Sistem Pengetesan sistem merupakan langkah setelah aplikasi multimedia diproduksi.Fungsi dari pengetesan adalah memastikan bahwa hasil produksi aplikasi multimedia sesuai dengan yang direncanakan. Pengetesan
pada
perkembangan
sistem
multimedia
dapat
dipecahkan dalam tiga aktifitas, yaitu : 1)
Unit pengetesan atau program pengetesan Terdiri dari pengetesan masing-masing
program secara
tepisah dalam sistem multimedia. Fungsi dari masing-masing pengetesan adalah sebagai garansi bahwa program tersebut bebas dari kesalahan. 2)
Sistem pengetesan Mengetes
berfungsinya
sistem
multimedia
secara
keseluruhan. Sistem tersebut mencoba menentukan jika modulmodul yang berlainan akan berfungsi secara bersama sesuai
12
dengan yang direncanakan dan apakah cara kerja sistem yang ada dan sistem yang dibangun telah sesuai. 3)
Pengetesan kualitas Jaminan
kualitas
menjadikan
spesifikasi
akhir
yang
menunjukan bahwa sistem sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan dan sistem sudah dapat digunakan. Dalam mengetes aplikasi yang telah dibuat, digunakan komputer untuk menjalankan aplikasi dengan spesifikasi sebagai berikut : Processor Intel(R) pentium(R) Dual CPU E2160 @1.80Ghz RAM 2,00 GB DDR2 VGA OnBoard 64 MB HDD 180 GB Monitor 15” DVD-RW LITE Standard PS/2 Keyboard Standard PS/2 Mouse Setelah aplikasi dijalankan dan dites setiap tombolnya, terlihat tidak ditemukannya kesalahan dan telah sesuai dengan tampilan yang diinginkan. Sistem berjalan lancar dengan menggunakan spesifikasi komputer tersebut diatas. 4.3.2
Pengetesan Pemakai Pengetesan pemakai dalam hal ini tentang penilaian akan aplikasi multimedia,
diberikan kepada useratau pemakai di lembaga SBMS. Dalam pengembangan tes pemakai, digunakan metode kuisioner, dimana penilaian dapat dilakukan selama proses pengetesan dilakukan. Responden yang digunakan disini adalah pengguna dan penyimak. Pengetesan dilakukan terhadap tiga puluh lima responden dimana ketiga puluh lima responden tersebut bertindak sebagai pengoperasi aplikasi dan penyimak, ini dilakukan agar didapatkan tanggapan atau komentar yang berbeda dari pengguna dan penyimak. Karena umumnya responden belum pernah menggunakan aplikasi, maka dilakukan tahap – tahap sebagai berikut : 1)
Dilakukan pemaparan mengenai aplikasi interaktif yang disajikan baik itu untuk tujuan aplikasi ini dibuat dan manfaat dari aplikasi ini kepada pengguna. Setelah itu dilakukan langkah penggunaannya, sampai aplikasi dijalankan.
13
2)
Setelah aplikasi ini dijalankan secara umum akan fungsi informasi yang dapat diberikan dan juga seberapa besar aplikasi ini dapat membantu atau mencapai manfaatnya sebagai alat promosi yang menarik maka calon pemakai diberi kesempatan untuk mencoba sendiri aplikasi ini lalu ditayangkan kepada penyimak. Setelah kedua tahap ini selesai selanjutnya adalah tahap penilaian pengguna dan penyimak mengenai aplikasi profil berbasis multimedia pada SBMS personal Development. Respondensi diberikan kebebasan untuk menilai. Jawaban responden kemudian diprosentasikan sebagai berikut : 1)
Apakah warna dalam aplikasi ini memberikan kenyamanan dalam menyampaikan informasi?
2)
3)
4)
Ya
: 91%
Tidak
: 9%
Apakah animasi yang ada telah sesuai dengan kebutuhan aplikasi? Ya
: 91%
Tidak
: 9%
Apakah informasi yang diberikan dalam aplikasi ini sudah lengkap?
Apakah
Ya
: 89%
Tidak
: 11%
dengan
aplikasi
ini
memudahkan
menangkap
atau
menyampaikan informasi?
5)
6)
Ya
: 91%
Tidak
: 9%
Apakah ada kesulitan dalam menjalankan atau memahami aplikasi? Ya
: 3%
Tidak
: 97%
Apakah Anda puas dengan aplikasi ini? Ya
: 91%
Tidak
: 9%
Dari hasil pengetesan diatas dapat disimpulkan bahwa aplikasi dapat digunakan dengan mudah, informasi dapat dipahami dengan baik dan penggunaan aplikasi sebagai media promosi dapat diterima dengan baik.
14
5.
Kesimpulan Dari penjelasan dan uraian pada bab–bab sebelumnya dan sampai pada akhir
analisis dan perancangan media promosi berbasis multimedia untuk SBMS Personal Development maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Pembuatan
media
promosi
berbasis
multimedia
dibuat
dengan
menggabungkan beberapa objek multimedia dan informasi–informasi penting perusahaan yang disusun secara interaktif dan menarik, dan kemudian disajikan dalam bentuk CD. 2.
Berdasarkan prosentase pada kuisioner, kelebihan yang terdapat pada aplikasi media promosi berbasis multimedia ini menurut pengguna adalah: a. Aplikasi mudah digunakan, meskipun tanpa pelatihan terlebih dahulu. b. Informasi yang disampaikan menarik dan mudah dipahami. c.
Memberikan informasi yang lengkap.
d. Penggunaan aplikasi sebagai media promosi dapat diterima dengan baik.
15
Daftar Pustaka F.Sofyan, Amir dan Agus Purwanto, 2008. Digital Multimedia : Animasi, Sound Editing, & Video Editing. Yogyakarta : Andi Offset. Hendi H., 2008. The Magic of Macromedia Director. Bandung : Informatika. Jogiyanto, H.M., 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur. Yogyakarta : Andi Offset. Kotler, Philip, 2002. Marketing Management, Milenium Edition. New Jersey : Pearson Custom Publishing Suyanto, M., 2005. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Andi Offset. Suyanto, M, 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset.