PERANCANGAN IKLAN TELEVISI BANK SUMSELBABEL SYARI’AH DENGAN METODE STORY TELLING
Naskah Publikasi
diajukan oleh Andi Antony 07.11.1453
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010
NASKAH PUBLIKASI
PERANCANGAN IKLAN TELEVISI BANK SUMSELBABEL SYARI’AH DENGAN METODE STORY TELLING
disusun oleh :
Andi Antony 07.11.1453
Dosen Pembimbing
M. Rudyanto Arief, MT NIK. 190302098
Tanggal, 26 Februari 2011 Ketua Jurusan Teknik Informatika
Ir. Abas Ali Pangera, M. Kom. NIK. 190302010
THE DESIGN OF SUMSELBABEL SYARI’AH BANK ADVERTISMENT TELEVISION WITH STORY TELLING METHOD PERANCANGAN IKLAN TELEVISI BANK SUMSELBABEL SYARI’AH DENGAN METODE STORY TELLING Andi Antony Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT
Television Commercial (TVC) which is currently growing rapidly both in terms of testimonials to the delivery of messages through the story (Story telling) has attracted numerous companies in the world. Story telling is very instrumental in the delivery of advertisements to consumers, because the benefits in attracting consumer attention and a strong reminder. Besides, the value obtained by the public is not only just info prooduk but the values that can provide inspiration in their lives. Selling power method of story telling will be the main solution in the current era. PT. DEVELOPMENT BANK OF SOUTH SUMATRA AND BANGKA BELITUNG located in jl. Captain A. Rival No.21 Palembang 30129 Telephone: (0711) 350 494, 377 736
Facsimile.
(0711)
313641
-
360241
Telex
27411
Web
Site
E-mail
http://www.banksumsel.com
[email protected] in this case BANK SUMSELBABEL Shari'ah want to make a TVC with duration 60 second. Television Commercial TVC stands or in the Indonesian language is more popularly known as TV ads, with the method of story telling. In scientific writing will discuss how to make a TVC BANK SUMSELBABEL Shari'ah with an interesting method of story telling in this regard stoping power (the ability to entice consumers to stop the activity and then see these ads).
Key words : TVC, Television Commercial, Broadcasting, video clip
1.
Pendahuluan Di era perdagangan bebas saat ini, merupakan masa persaingan perusahaan
dalam memasarkan produknya. Perusahaan menginginkan pada era tersebut produknya dapat diterima masyarakat secara luas. Agar produknya sampai ke konsumen, maka perlu informasi yang jelas salah satunya adalah melalui media periklanan. Kejelasan informasi pada segmen pasar terhadap produk yang diiklankan akan menghasilkan tanggapan positif dari konsumen yang tentunya akan mendapatkan keuntungan bagi perusahaan demi meningkatkan merek (brand). Pendekatan komunikasi pemasaran dengan sentuhan emosional seperti Television Commercial (TVC) dengan metode story telling ini relatif lebih berdaya dan berhasil bila diterapkan pada produk atau jasa yang bernuansa ke-Islaman (relijius) atau syariah. Karena dengan itu, akan dirasakan ‘ruh’ ke-Islamannya namun tetap moderen, profesional, elegant dan cerdas,
baik corporate style maupun corporate
wisdom. Corporate style adalah bagaimana institusi dapat tampil dengan baik di antara pesaing-pesaingnya. Sedang corporate wisdom merupakan serangkaian nilai yang mampu mempererat hubungan pada semua level stake holder. Strategi ini pula yang dirasa
tepat
untuk
membangun
kekuatan
dan
posisi
merek
(brand)
BANK
SUMSELBABEL SYARI’AH di tengah-tengah masyarakat. Atas dasar tersebut di atas, maka penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk menerapkan metode bercerita (story telling ) berupa program komunikasi pemasaran melalui iklan televisi pada BANK SUMSELBABEL SYARI’AH .
2.
Landasan Teori
2.1
Pengertian Iklan Iklan televisi adalah media informasi berupa audio visual yang membujuk
konsumen untuk melakukan sesuatu, biasanya untuk membeli sebuah produk. Iklan televisi
dapat menarik dan berkomunikasi dengan khalayaknya dalam cara tertentu
sehingga membuahkan hasil yang diinginkan, para pengiklan pertama-tama harus memahami khalayak mereka. Mereka harus mengakrabkan diri dengan cara berpikir konsumen dengan faktor-faktor yang memotivasi mereka dengan lingkungan dimana mereka hidup. Iklan televisi adalah bentuk komunikasi tradisional dalam dunia periklanan, dan sampai saat ini tetap menjadi media incaran para pengiklan. Fenomena ini terjadi karena iklan televisi memiliki sarana lengkap untuk melakukan suatu komunikasi baik secara verbal maupun visual. Hal ini pun didukung banyak orang kreatif yang menyukai kalau mendapat kesempatan membuat iklan televisi dan sisi klien pun menganggap iklan televisi adalah senjata paling efektif dalam membangun merek (brand).
2.2
Macam – macam bentuk penyampaian iklan Ada 2 macam bentuk penyampaian iklan yaitu testimonial dan bercerita (story
telling). Yang dimaksud dengan iklan testimonial adalah Iklan testimonial menurut Hadiwasito (1996) adalah iklan yang menampilkan seorang atau lebih pemakai langsung sebuah produk yang menyampaikan berita atau kesan-kesan baik tentang produk yang bersangkutan. Iklan testimonial awalnya populer sebagai iklan obat paten pada abad 19 dan 20, dan terus berkembang sampai saat ini.. Iklan testimonial pun mulai mendominasi periklanan di Indonesia. Munculnya iklan-iklan testimonial tersebut disebabkan oleh salah satunya biaya produksi yang relatif rendah. Iklan ini bersifat memberi informasi berupa pesan ajakan1. Sementara itu, iklan bercerita (story telling) yaitu penyampaian pesan berupa cerita singkat kepada konsumen. Dimana story telling biasanya digunakan untuk mengeksplore aspek emosional, tidak sekedar jualan produk. Sehingga orang bukan saja kenal produknya, akan tetapi juga secara emosional jadi makin dekat tentu ini harus disesuaikan dengan target konsumen. Sehingga pesan yang disampaikan melalui iklan dengan metode bercerita (story telling) benar-benar pas. Hasil akhir yang diharapkan, pesan tersebut masuk ke perasaan penonton dan diingat lebih dalam dan lama. Meski tidak selalu berakhir pada aksi pembeliaan / penggunaan, akan tetapi paling tidak bisa merebut ingatan penontonnya yang dituju bersifat keuntungan sosial, bukan keuntungan komersial secara langsung. Keuntungan yang diharapkan dari iklan layanan masyarakat menggunakan metode story telling adalah berusaha mendapatkan atau membentuk citra baik ditengah masyarakat. 2.3 2.3.1
Mekanisme Pembuatan Iklan Pengembangan karakter tokoh Seorang tokoh (actor) adalah seperti manusia biasa dalam kehidupan
keseharian. Tidak hidup sendiri, tapi membawa karakter dan watak yang khas. Memiliki lingkungan
hidup
dan
orang
-
orang
yang
sangat
berpengaruh terhadap
perkembangan hidupnya.
1
Hadiwasito. 1996. Iklan Testimonial, http://dkvitb.multiply.com/journal/item/4/Kategori_Iklan_Testimonial, diakses tanggal 25 Oktober 2010
2.3.2
Pemetaan Lingkungan Tokoh
Sebagaimana
layaknya
tokoh,
maka
sebuah
benda
juga
didiskripsikan sebagaimana peranannya yang sesuai dengan storyboard yang telah dibuat Gambar ilustrasi adegan. Storyboard Merupakan salah satu bentuk upaya sutradara menerjemahkan bahasa tulisan skenario ke dalam bahasa gambar dan untuk memudahkan kegiatan shooting itu sendiri dengan dijelaskannya posisi, adegan, dialog, serta pekerjaan-pekerjaan lainnya. Gambar ilustrasi ini dirancang oleh sutradara bekerjasama dengan kru lain (misalnya penata fotografi), dan dilakukan oleh seorang juru gambar yang disebut storyboard artist.
2.3.3
Bentuk Penulisan Ide Cerita Dalam penulisan sebuah alur cerita dan kemudian akan dikembangkan kedalam
storyboard sebuah iklan adalah merupakan hal yang terpenting dalam pembuatan iklan televisi.
2.3.4
Dari penulisan ide cerita ke storyboard Ketika menemukan sebuah ide cerita atau inspirasi dan telah didiskusikan dengan
matang bersama seluruh crew tentang sebuah kenyataan bahwa cerita yang diangkat adalah berupa kepedulian dan tolong-menolong, selanjutnya perlu dipaparkan kedalam sebuah gambaran singkat cerita berupa storyboard. Dimana yang paling penting adalah bagaimana mengembangkan alur cerita, dari pemaparan atau pengembangan ide, gagasan, atau inspirasi menjadi sebuah alur cerita yang dapat memberi inspirasi kepada masyarakat. 2.3.5 Analisis Sistem Analisis sistem pembuatan iklan televisi pada ikatan suatu merek dengan konsumen juga berpengaruh terhadap merek (brand involvement). Brand involvement menunjukkan seberapa penting suatu merek dalam diri konsumen. Pentingnya merek yang tinggi yang tinggi mampu menggerakkan konsumen untuk terlibat lebih jauh dengan merek. Maka analisis sistem yang akan digunakan dalam pembuatan iklan ini akan menggunakan analasis SWOT, karena sangat diperlukan untuk menunjang kemajuan BANK SUMSELBABEL SYARI’AH.
2.3.6
Analisis Identifikasi Kebutuhan Sistem Analisis ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan
baik yang fungsional maupun non fungsional yang diambil dari kegiatan yang telah dilaksanakan. 2.4
Peralatan Dasar Pembuatan Iklan Televisi
2.5
Kebutuhan Sumber Daya Manusia
2.6
Jenis Shoot, Sudut Dan Gerakan Kamera 1.
Jenis shoot Pengambilan gambar yang dilakukan untuk menunjukan objek yang akan disampaikan.
2.
Sudut pengambilan kamera Pengambilan gambar yang dilakukan baik dari atas, bawah, sejajar atau tehnik pengambilan di mana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya.
3.
Gerakan kamera (Panning) Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
2.7
Sistem Televisi Dunia
2.7.1
Sistem NTSC NTSC (National Television System Committee) merupakan sistem milik Amerika
Serikat dengan lebar layar 525 baris, 30 fps, digunakan di negara Kanada, Greenland, Mexico, Kuba, Jepang, Philipina, Puerto Rico dan beberapa negara di Amerika Selatan. 2.7.2 Sistem PAL dan SECAM PAL (Phase Alternating Line) dan SECAM (Sequential Color and Memory), sistem ini digunakan di bagian Eropa, Prancis, Asia, termasuk di Indonesia. Kedua sistem ini memiliki lebar layar 625 baris, dengan penggunaan 25 fps (frame per second), artinya dalam penayangan sebuah video akan ditampilkan sebanyak 25 gambar dalam satu detik. Proses pembuatan film kartun di Indonesia menggunakan standar ini.
2.7.3 Sistem HDTV HDTV (High Definition Television) merupakan standar baru International. Dengan sistem ini dapat digunakan di seluruh dunia, karena telah memiliki kemampuan mengkonversi sesuai system yang berlaku di tiap negara. HDTV dapat digunakan dalam 1.125 baris.
2.8
Perangkat Lunak yang Digunakan Adobe Photoshop CS3, Adobe Premiere Pro CS3, Adobe After Effects CS3,
CorelDraw X5, ProCoder 3. 3. Analisis dan Perancangan 3.1
Gambaran Umum Bank Sumselbabel Syari’ah
3.2
Produk - Produk Bank Sumselbabel
3.3
3.2,1
Produk investasi Depati
3.2,2
Tabungan Pesirah
3.2,3
TASBIH (Tabungan Siap Beribadah Haji)
3.2,4
Gadai Emas
Fasilitas
3.4
3.3.1
Pengiriman uang dengan Western Union
3.3.2
Kartu Debit
3.3.3
Transaksi ekspor impor
Layanan-layanan ATM seperti : 3.4.1
Tarik tunai
3.4.2
Pembelian pulsa
3.4.3
Pembayaran tagihan listrik, dll.
3.4.4
Penarikan tunai bagi Nasabah yang memiliki Kartu ATM selain Bank
Sumsel yaitu Pemegang Kartu ATM. 3.5
Lokasi Bank SumSelBabel saat ini memiliki kantor pusat di Jl. Kapten A. Rivai,
Palembang, seta dilengkapi dengan 18 Kantor Cabang, 31 Kantor Cabang Pembantu, 23 Kantor Kas yang tersebar di seluruh daerah provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Selain itu saat ini Bank Sumsel juga telah memiliki Unit Syariah, yang melayani produk perbankan syariah termasuk tabungan haji. Kantor Pusat Jl. Kapten A. Rivai No.21 Palembang 30129 Telp : 0711-350494, 377736 Fax : 0711313641 – 360241 Telex 27411.
3.6
Visi dan Misi Visi Bank Sumsel Cabang Syariah adalah menjadi bank sehat yang tumbuh
secara berkesinambungan dengan mengutamakan kepuasan nasabah. Adapun misi Bank Sumsel cabang Syariah adalah : -
Mewujudkan kebahagiaan keluarga.
-
Mitra mengembangkan dan membangun perekonomian daerah.
-
Menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah.
-
Sebagai pemegang kas daerah.
-
Sebagai agen pembangun.
-
Membantu mengembangkan usaha golongan ekonomi lemah.
-
Meningkatkan pengembangan SDM yang lebih tanggap dalam tuntutan pembangunan daerah dan pasar.
-
Mengoptimalkan keunggulan bisnis retail banking.
3.7
Analisis Sistem
3.7.1
Analisis Sistem Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus
dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut: 1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah. 2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis masalah. 4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis. Tahap analisis dilakukan setelah perencanan dan sebelum tahap pembuatan storyboard, sebab jika terjadi kesalahan di tahap ini akan berimbas pada bagian selanjutnya. 3.7.2
Identifikasi Masalah Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam
tahapan analisis sistem, masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang ingin dipecahkan, karena masalah inilah yang sering menyebabkan sasaran dari sistem tidak dapat dicapai. Pengidentifikasian masalah pada iklan layanan masyarakat ini, telah dijelaskan sebelumnya pada BAB I Pendahuluan bagian latar belakang masalah. 3.7.3
Analisis SWOT Dalam merancang sebuah sistem akan tampak ideal jika diketahui terlebih
dahulu adanya kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman / hambatan yang dalam hal ini biasa dikenal dengan analisis SWOT.
3.7.4
Analisis Identifikasi Kebutuhan Sistem Analisis ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan
baik yang fungsional maupun non fungsional yang diambil dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
3.7.4.1 Peralatan Dasar Pembuatan Iklan Televisi 1. Kamera Nikon D90 2. Kamera Canon EOS 550D 3. Tripod kamera 4. Baterai dan Charger 5. Alat tulis dan notebook 6. Kabel Roll dan Kabel Power 7. Laptop 8. SD CARD (Secure Digital Card) 9. Property 10. Wardrobe 11. Komputer 3.7.4.2 Kebutuhan Sumber Daya Manusia 1. Executive Producer dan Producer : 2. Sutradara (Film Director) : 3. Unit Manager 4. Manager Lokasi (Location Manager) 5. Pencatat Adegan (Script Supervisor/Continulty) 6. Talent Coordinator 7. Storyboard Artist 8. DOP (Direct Of Photography) / kamera operator 9. Loader 10. Penata Artistik (Art Director) 11. Penata Busana 12. Penata Rias 13. Editor
3.8
Tahap Praproduksi
3.8.1
Persiapan Awal Tahap 1 : Menyiapkan seluruh sekenario yang akan di buat. Sekenario tersebut dibuat berdasarkan cerita yang akan diangkat dan telah disepakati oleh seluruh pihak yang bersangkutan. Tahap 2 : Melakukan observasi dari seluruh titik yang akan diambil gambarnya. Tahap 3 : Menyiapkan surat perijinan terhadap ketua Rumah Tangga (RT) kampung, untuk ijin keramaian dan ijin shooting, mengajukan perijinan kepada pemilik rumah atau seluruh instansi yang bersangkutan dalam pembuatan iklan televisi.
3.8.2
Persiapan jadwal pembuatan iklan televisi
3.8.3
Penentuan ide dasar iklan televisi yang akan dibuat
3.8.4
Riset 1. Observasi 2. Survey lapangan 3. Wawancara 4. Ide cerita 5. Naskah iklan televisi 6. Storyboard 7. Pengembangan karakter tokoh 8. Pe metaan Lingkungan Tokoh
3.9 Produksi 1. Proses Setting Kamera 2. Teknik Angle Yang Digunakan 3. Tata Letak Setting Lokasi 4. Tata Suara 5. Tata Cahaya 6. Pengambilan Gambar 3.10 Analisis Anggaran 4. Implementasi Dan Pembahasan 4.1 Pascaproduksi Tahap pascaproduksi video adalah tahap di mana semua pekerjaan dan aktivitas yang terjadi setelah iklan televisi diproduksi secara nyata untuk keperluan komersial. Kegiatan
pascaproduksi
meliputi
menganalisis
scenario
yang
telah
dirancang,
pengeditan, pemberian efek – efek spesial, perekaman efek suara, pencampuran audio dan video, persetujuan pemesan atau agensi, penggandaan, dan penyerahan hasil karya. 4.1.1 Editing Editing adalah proses merapikan data baik audio dan video serta membuat sebuah tanyangan iklan televisi sehingga terlihat lebih menarik dan tersampaikan makna dari cerita video yang akan ditayangkan. 1. CorelDraw X5 Aplikasi ini digunakan untuk pembuatan logo BANK SUMSELBABEL SYARI’AH.
2. Adobe Photoshop CS3 Pada aplikasi ini digunakan untuk pembuatan layer pada logo BANK SUMSELBABEL SYARI’AH. 3. Adobe After Effects CS3 Aplikasi ini digunakan untuk membuat animasi pada logo BANK SUMSELBABEL SYARI’AH sehingga lebih menarik untuk dilihat. 4. Adobe Premiere Pro CS3 Pada aplikasi ini digunakan untuk menyusun video – video yang telah dibuat saat produksi. 5. ProCoder 3 Setelah mastering dilakukan maka tahap berikutnya adalah convert hasil iklan televisi BANK SUMSELBABEL SYARI’AH yaitu menggunakan aplikasi ProCoder 3. 4.1.2 Uji Kuesioner Untuk mengetahui apakah iklan layanan masyarakat ini berhasil dan layak ditayangkan pada media televisi atau tidak, maka dilakukan uji kuesioner terhadap 20 responden. Kuesioner merupakan cara pengumpulan data yang berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden.
5. Penutup Kesimpulan Dari uraian yang telah yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam pembuatan iklan televisi BANK SUMSELBABEL SYARI’AH yang menggunakan metode bercerita (story telling) agar terlihat menarik yaitu pada : 1. Penentuan ide, dimana ide ini didasarkan pada visi dan misi utama BANK SUMSELBABEL SYARI’AH tentang mewujudkan kebahagiaan keluarga. 2. Pembuatan naskah iklan televisi, dimana penekanan ide difokuskan pada emosional penonton, dibuat agar penonton merasa penasaran pada alur cerita yang akan disampaikan sehingga membuat keinginan yang besar untuk melihat iklan televisi tersebut dari awal hingga akhir. Seperti yang terdapat pada : Frame 01
saat digambarkan : tiba – tiba aktor 1
membawa celengan dalam keadaan bingung. Saat itu ditargetkan bagi
penonton penasaran dan berfikir “mengapa bingung dengan celengan ditangan?”. 3. Agar rasa penasaran penonton dilibatkan menjadi maksimal, maka pada editing video iklan televisi ini diberi latar musik (backsound) : saat memilih musik digunakan musik yang sedih pada frame 01 – frame 15, kemudian untuk frame 16 – frame 19 digunakan musik yang dapat memotivasi dengan menyesuaikan
dengan
video
tersebut.
Sehingga
dapat
memainkan
emosional penonton lebih dalam lagi. 4. Peranan effect juga tidak kalah penting, karena pemberian effect yang sesuai akan mempermudah penonton untuk memaknai sebuah cerita. Pada editing iklan televisi ini digunakan effects transition Cross Dissolve dan Dip to Black, karena apabila digunakan banyak transisi akan menimbulkan effect jenuh bagi penonton. Pada penyusunan digunakan cutting pada video untuk disusun sehingga timbul alur cerita yang lebih jelas. 5. Sistem yang digunakan dalam iklan televisi ini adalah menggunakan PAL dengan kecepatan 25 fps, dimana sistem ini adalah standarisasi dari format video yang terdapat di Indonesia. Pembuatan iklan ini dibuat dengan kemampuan editing dan penguasaan kamera sehingga dapat terwujud video efektif yaitu menarik dan menghibur bagi pemirsa. Hal ini kemudian diperkuat dari kuesioner yang diberikan kepada beberapa pakar perfilman dan masyarakat umum, yang menyatakan bahwa iklan televisi ini layak untuk ditayangkan terlihat pada jawaban Sangat Setuju 62 % dan jawaban Setuju 27. Dengan harapan selain promosi BANK SUMSELBABEL SYARI’AH kepada masyarakat dapat pula dijadikan contoh sikap tauladan yang baik berkenaan dengan alur cerita yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA Cecep. 2007. Jenis-Jenis Shot, Sudut, dan Gerakan Kamera, http://misteridigital.wordpress.com/2007/07/01/jenis-jenis-shot-sudut-dan-gerakankamera/ , diakses tanggal 26 Oktober 2010 Hadiwasito. 1996. Iklan Testimonial, http://dkvitb.multiply.com/journal/item/4/Kategori_Iklan_Testimonial, diakses tanggal 25 Oktober 2010 Koko, A.S.2006. Videoklip Musik. Penerbit : Xpc Plus Paramita, Pradnya. 1978. Televisi Berwarna, http://wapedia.mobi/id/Televisi_berwarna, diakses tanggal 26 Oktober 2010 Rioki. 2009. Best Camera DSLR | Digital Camera SLR Tips to Choosing DSLR Camera for Beginner,Reasons Why You Should Get a Digital SLR Camera, http://bestcameradslr.com/wp-content/uploads/2009/05/10camera-tripod300x300.jpg, diakses tanggal 26 Oktober 2010
Supriadi, Ade. 2009. Definisi Multimedia, http://multimediaadsupmalandstyle.blogspot.com/2009/06/definisi-multimedia.html, diakses tanggal 25 Oktober 2010 Suyanto, M. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dania. Yogyakarta: Penerbit Andi Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Penerbit Andi Wijanarko, Lizard. 2010. Pengertian Desain Grafis, http://www.ahlidesain.com/pengertian-desain-grafis.html, diakses tanggal 26 Oktober 2010