PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D ANAGLYPH DENGAN OPTIMALISASI 3D STUDIO MAX 2010
Naskah Publikasi
diajukan oleh Setyawan Budi Santoso 08.11.2207
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
DESIGNING 3D ANAGLYPH ANIMATION FILM WITH OPTIMALIZATION 3D STUDIO MAX 2010
PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D ANAGLYPH DENGAN OPTIMALISASI 3D STUDIO MAX 2010
Setyawan Budi Santoso Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
ABSTRACT
The development of the film world today is very rapid. Moreover for the 3D animated film. Major studios compete with each other to create a 3D animated film is good in terms of quality graphics and story. Even in the era of the 2011's, there was a large increase in the 3D animated film. Where was the movie that can only be enjoyed in two dimensions, we can now see movies in 3-D. So the film really looks like real in front of us. With particular manufacturing technique, the 3D animated film can be enjoyed in three dimensions. To make it easier in making the film, we used the simplest technique is the technique of 3-D Anaglyph, namely stereoscopic video making the distinction of color (red-cyan) between two images. For video creation stereoskopic can directly use the settings in 3D Studio Max 2009. Then for the unification of two videos and a distinction of color (red-cyan) can be done with Adobe After Effects. With the anaglyph technique, the 3D animated film can be seen in three dimensions with the help of red-cyan 3D glasses. Although the color of the resulting lack of comfortable viewing, but its 3D effects can still be felt by the eye. So the movie watching experience more enjoyable.
Keywords: Anaglyph, 3D Animation, Stereoscopic, Film
1. Pendahuluan Perkembangan dunia film saat ini sangat pesat. Terlebih lagi untuk film animasi 3D. Studio-studio besar saling bersaing untuk membuat film animasi 3D yang baik dalam hal kualitas grafis maupun ceritanya. Bahkan di era tahun 2011 ini, terjadi peningkatan besar dalam pembuatan film animasi 3D. Dimana film yang tadinya hanya bisa kita nikmati secara 2 dimensi, sekarang kita bisa melihat film secara 3 dimensi, bahkan 4 dimensi. Sehingga film itu benar-benar terlihat seperti nyata di depan kita. Agar lebih mudah dalam pembuatan filmnya, maka digunakan teknik paling sederhana 3 dimensi yaitu dengan teknik Anaglyph, yaitu pembuatan video stereoscopic dengan pembedaan warna (red-cyan) diantara 2 gambar. Untuk penciptaan video stereoskopic bisa langsung menggunakan pengaturan dalam 3D Studio Max 2010. Kemudian untuk penyatuan 2 video dan pembedaan warna (red-cyan) dapat dilakukan dengan Adobe After Effect. Dengan pemanfaatan satu software saja, saya coba berusaha membuat film animasi yang 3 dimensi. Dari apa yang sudah saya pelajari selama ini, 3D Studio Max jika dioptimakan secara maksimal, akan bisa membuat film animasi yang bagus layaknya teknologi 3 dimensi yang mahal. Pengaturan yang kompleks dalam software ini membuat saya terus ingin mengoptimalkan software ini. 2. Landasan Teori 2.1.
Pengertian Animasi
Kata “animasi” itu sendiri sebenarnya penyesuaian dari kata “animation” (dalam bahasa Inggris), berasal dari kata “to animate”, dalam kamus umum Inggris-Indonesia berarti “menghidupkan” (Wojowasito 1997).
Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakan benda mati, suatu benda mati diberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya berkesan hidup. 2.2. Film Animasi Komputer/Digital (Digital Animation) Sesuai dengan perkembangan zaman dan memasuki dunia komputer atau digital, film animasi pun banyak mengalami perkembangan pesat di dunia komputer. Banyak industri film animasi memanfaatkan teknologi komputer
untuk
memproduksi
filmnya,
karena
memiliki
banyak
kemudahan dalam mengembangkan imajinasi. Umumnya film animasi yang memanfaatkan teknologi komputer ini dapat dikategorikan sebagai jenis film animasi komputer atau digital animation. Dengan demikian, yang termasuk dalam kategori ini adalah film animasi 2 dimensi / dwimatra dan film animasi digital 3 dimensi/trimatra (3D animation). 2.3. Tahapan Pembuatan Film Animasi 3D Pra produksi a) Mencari ide cerita b) Menentukan tema c) Menulis logline d) Membuat naskah cerita atau skenario e) Membuat concept art f) Membuat storyboard g) Sound Effect dan Music Produksi a) Modelling b) Texturing c) Rigging d) Skinning
e) Animation f) Rendering Pasca produksi a) Compositing dan Editing b) Rendering 2.4. Teknik Pembuatan Gambar Stereo Anaglyph Image Anaglyph sebenarnya masih memanfaatkan metode side by side, tetapi kali ini gambarnya ditampilkan tiga kali dengan tiga spektrum yang berbeda dan saling berhimpitan. Biasanya spektrum yang pertama (paling kiri) berwarna merah dengan intensitas cahaya yang redup. Spektrum yang kedua (di tengah) memiliki warna lengkap dengan itensitas cahaya yang sedikit menonjol. Sedangkan spektrum yang terakhir atau ketiga (paling kanan) memiliki warna cyan (biru muda kehijauan) dan memiliki intensitas cahaya yang redup. Bila gambar tersebut dilihat dengan kacamata 3D anaglyph maka kamu akan mendapatkan efek depth of preception. Efek tadi timbul karena kacamata 3D anaglyph menyaring warna yang masuk ke mata dengan warna yang sesuai dengan dua spektrum yang ada di sebelah spektrum utama. Jadi saat mata kita berusaha menggabungkan kedua spektrum warna dengan warna sesungguhnya yang telah difilter oleh kacamata 3D anaglyph maka mata manusia akan mengalami semacam disorientasi latar belakang obyek yang pada akhirnya menimbulkan efek 3D. 3. Analisis Dan Perancangan 3.1. Pra produksi 3.1.1. Ide Cerita Bercerita tentang Andi sedang berjalan menuju halte bis, kemudian secara tidak sengaja tersandung di tengah jalan lalu ditertawakan orang lain. Namun setelah itu, Andi kemudian
melihat orang tua yang sedang berjalan melintasi dia. Yang awalnya Andi hanya memandang orang tua itu, kemudian dia berbalik menghampiri orang tua itu untuk membantunya. Andi yang sebelumnya kesal karena ditertawakan orang lain, kini dia harus membuktikan kalau hatinya tidak keras. Andi hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada orang tua itu. Andi tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia tidak menolong orang tua itu. Andi pun mengantar orang itu sampai tujuan. 3.1.2. Tema cerita Tema yang diambil adalah tentang Kerendahan Hati. Di dalam film ini, penulis ingin mengajarkan kita tentang kerendahan hati. Walaupun hati kita sedang tidak dalam kondisi baik, dalam arti mungkin kesal, kita harus tetap rendah hati terhadap orang lain. Kiranya orang lain butuh bantuan, kita bantu. Tanpa perlu disuruh, kita harus langsung bertindak. 3.1.3. Logline Logline dari film ini adalah “Bagaimana jika tokoh utama itu tidak menolong orang tua itu dan kemudian orang tua itu berjalan sendiri tanpa ada yang membantu” 3.1.4. Sinopsis Dalam
membuat
sinopsis,
biasanya
dengan
menjawab 7 pertanyaan dasar. Dari jawaban 7 pertanyaan dasar ini, bisa langsung dikembangkan menjadi sebuah cerita secara utuh. Sinopsis “Be Yourself”
Di suatu sore, Andi ingin pergi menggunakan bis. Maka ia pun jalan kaki dari rumahnya menuju halte bis. Sedangkan halte bis itu berada di seberang agak jauh dari rumahnya. Andi keluar gang perumahannya, dia berjalan melewati trotoar pinggir jalan raya Ring Road. Walaupun Andi sudah berjalan dengan pelan dan santai, secara tidak sengaja, Andi tersandung dan hampir jatuh di depan Gedung Merah. Orang yang di depan Gedung Merah itu langsung tertawa melihat Andi. Walaupun Andi kesal karena ditertawai, dia tetap melanjutkan perjalanannya. Namun, saat sampai di depan Gedung Biru, Andi bertemu orang tua yang sedang berjalan dengan susahnya. Pertemuan Andi dengannya membuat Andi bisa menjadi diri sendiri, walapun banyak godaan menghadang. 3.1.5. Skenario/script EXT . DAERAH CONDONG CATUR – SORE HARI Suasana sore di sekitar Ring Road Utara. Di antara rumah warga, terlihat juga gedung-gedung tinggi dan pepohonan. Mobil pun juga terlihat ramai melewati jalan itu. (kamera ped up sampai jalan raya terlihat) CUT TO Sebuah bus terlihat berhenti sejenak di sebuah halte, kemudian lanjut berjalan lagi. (kamera truck left mendekati halte) CUT TO 3.1.6. Concept art Sketsa Andi
Sketsa Bangunan
Sketsa Suasana Jalan Raya Ring Road
Sketsa Halte dan Jembatan Penyeberangan
3.1.7. Storyboard
S
C
Gambar
Keterangan
Durasi
Andi berjalan meninggalkan gang
02 10
6 detik
perumahannya (kamera dolly in , truck right mengikuti Andi)
Andi berjalan melewati pohon di pinggir jalan
03 11
3 detik
Ring Road. (kamera truck left) Pohon yang dilewati Andi tampak rimbun.
03 12
3 detik (kamera ped up)
Andi berjalan melewati Gedung Merah, di sana
04 13
terlihat orang yang
4 detik
memakai baju merah sedang bersin saat Andi melintasinya. (kamera truck left)
3.1.8. Sound Effect dan music Untuk beberapa adegan yang dianggap perlu, maka perlu diberi efek suara, agar suasana film tidak monoton.
4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1. Produksi 4.1.1. Modelling
4.1.2. Texturing(Coloring)
4.1.3. Rigging
4.1.4. Skining
4.1.5. Animation
4.1.5.1.
Mengatur adegan sesuai dengan storyboard
4.1.5.2.
Loading bip file ke karakter
4.1.5.3.
Peletakan kamera
4.1.5.4.
Kamera Stereoskopis
4.1.5.4.1.
Pembuatan Stereoscopic Camera
1. Di Viewport Top, buat Target Camera. Klik panel Create - Cameras - Standard - Target. Pada Parameters, pilih Stock Lenses 50mm. 2. Klik sekali lalu tahan sampai terlihat gambar kamera dan targetnya, kemudian klik kanan untuk mengakhiri. 3. Klik Camera01, posisikan kamera pada koordinat (0,0,0) dan target kamera pada (0,30,0) 4. Klik Camera01, kemudian pilih panel Modify, ubah nama menjadi MainCamera. 5. Klik MainCamera, klik kanan pilih Clone. Setelah muncul kotak dialog Clone Options, pilih Instance pada Object, kemudian ganti nama dengan RightCamera. Klik OK. 6. Klik RightCamera, atur posisi kamera nya (1,0,0) Lakukan sekali lagi untuk membuat LeftCamera dengan posisi kamera (-1,0,0). Sehingga akan ada tiga kamera.
7. Langkah selanjutnya, pilih menu Tools, klik Open Explorer : Container Explorer. Maka muncul kotak dialog Scene Explorer – Container Explorer. 8. Pada kotak dialog Scene Explorer – Container Explorer, atur posisi kamera dan target sedemikian rupa. 4.1.5.4.2.
Pengaturan Effective Zone pada Stereoscopic
Camera 1. Buat Rectangle. Klik Create - Shapes - Rectangle. Klik sekali lalu tahan sampai terlihat gambar persegi panjangnya, kemudian klik kanan untuk mengakhiri. 2. Pilih Viewport Perspective. Klik Rectangle01, atur rotasi pada sumbu X sebesar 90. 3. Klik Rectangle01, pilih menu Tools - Align - Align kemudian pilih MainCamera. Pada kotak dialog Align Selection (MainCamera). Atur sedemikian rupa. Klik OK. 4. Klik Rectangle01, pada panel Modify, atur Parameters-nya kira-kira Length = 18, Width = 36. Bisa disesuaikan lagi nanti. 5. Kemudian klik Rectangle01 terlebih dahulu,lalu klik Select and Link. Klik Rectangle01 lagi kemudian tarik sampai ke MainCamera, dan klik terakhir untuk mengakhiri. 6. Sekarang klik Create - Helpers - ExposeTm . Lalu klik pada sembarang viewport. 7. Klik ExposeTransform01 - pilih panel Modify – pada Parameters Objects – atur Expode Node-nya menjadi MainCamera.Target. Lalu Local Reference Node-nya menjadi MainCamera.
8. Klik Rectangle01, klik kanan - Wire Parameters – Transform – Position – Z Position. 9. Lalu
klik
pada
ExposeTransform01
–
Object(ExposeTransformHelper) – Distance. 10. Maka muncul kotak dialog Parameter Wiring, lalu pastikan Z Position : Bezier Float pada Plane01 dan Distance : Expose Float Control pada ExposeTm. Klik tanda (). Pada Expression for Rectangle01’s Z_Position diisi (–Distance/2.0). Lalu klik Connect. 11. Buat persegi lagi dengan ukuran 4x dari persegi awal. Lalu pada Parameter Wiring, diisi (-Distance*3.0/2.0). 4.1.5.4.3.
Pengaturan Jarak antar Dua Kamera pada
Stereoscopic Camera 1. Klik RightCamera, klik kanan – Wire Paramaters – Transform – Position – X Position. 2. Kemudian klik di ExposeTm01 – Object (ExposeTransformHelper) – Distance. 3. Maka muncul kotak dialog Parameter Wiring, lalu pastikan X Position : Bezier Float pada RightCamera dan Distance : Expose Float Control pada ExposeTm. Klik tanda (). Pada Expression for RightCamera’s X_Position diisi (0.5*Distance/30.0). Lalu klik Connect. 4. Lakukan hal yang sama pada LeftCamera. 4.1.6. Rendering Proses rendering awal dilakukan di software 3D Studio Max. Pada tahap ini akan menghasilkan 3 video berformat AVI file dengan sudut pandang berbeda-beda. Tiga video ini nantinya
hanya dua video yang akan dipakai untuk tahap pasca produksi. Dua video dipilih yang memiliki efek 3 dimensi yang paling terasa. 4.1.6.1.
Proses Rendering
1. Pilih menu Rendering - Render Setup. Muncul kotak dialog Render Setup : Default Scanline Renderer. 2. Pada kotak dialog Render Setup : Default Scanline Renderer, pilih tab Common. Rollout Common Parameters , pada Time Output pilih Active Time Segment, lalu pada Output Size, masukan angka 1280 pada Width dan 720 pada Height 3. Kemudian pada Render Output, klik Files. Maka muncul kotak dialog Render Output File, pada Save As Type nya pilih Avi file(.avi). Lalu klik Save. *Keterangan tambahan : File Name nya sesuai dengan nomer adegan. Contoh = Cut 11 StereoCam. Lalu tambahkan akhiran Left (untuk camera Left) Main (untuk camera Main) Right (untuk camera Right) Contoh = = Cut 11 StereoCam Left. 4. Setelah itu muncul kotak dialog AVI File Compression Setup. Pilih Compressor nya Cinepak Codec by Radius. Klik OK. *Cinepak Codec by radius adalah pilihan kompresi file output yang akan di-render nanti. Hasilnya tetap bagus dan kompresi file-nya juga bagus. 5. Kemudian pindah ke tab Advance Lighting. Pilih Light Tracer pada Select Advance Lighting.
*Light Tracer adalah pengaturan cahaya saat di-render. Hasilnya sangat bagus dan cahaya yang tampak sangat lembut daripada biasanya. Dalam hal ini saya menambahkan SkyLight dalam file MAX-nya. 6. Kembali lagi pada tab Common. Rollout Common Parameters. Pada Assign Renderer, klik kotak pada bagian Production. Muncul kotak dialog Choose Renderer, pilih Mental Ray Renderer. Lalu klik OK. *Mental Ray Renderer adalah pilihan teknik me-render dengan hasil yang cukup bagus, namun proses rendering-nya tergolong cepat. Teknik ini merender berdasar jumlah prosessor. 7. Pada bagian paling bawah, pastikan View nya sesuai dengan nama file pada Render Output tadi. Misal nama file output Cut 34 StereoCam Left maka View nya LeftCamera. Klik Render. 8. Setelah selesai me-Render, close semua kotak dialog. Ulangi langkahnya pada MainCamera dan RightCamera. 4.2. Pasca produksi 4.2.1. Loading file rendering to Adobe After Effect 4.2.1.1.
Pembuatan Video Anaglyph dengan Adobe After
Effect 1. Pilih menu File – New – New Project. 2. Kemudian pilih menu Composition – New Composition. 3. Muncul kotak dialog Composition Setting. Beri nama Cut 00 Anaglyph pada Composition Name. Pada preset Basic, pilih HDV/HDTV 720 29,97. Atau masukan angka 1280 pada Weight dan 720 pada Height. Kemudian pada Duration masukan angka
0:00:10:00 (H:MM:SS:F), yang berarti 10 detik atau sesuai dengan durasi tiap adegan. 4. Lalu pada menu pilih File – Import – File. 5. Atau juga bisa melalui tab Project, kemudian klik kanan, pilih Import – File. 6. Pada kotak dilaog Import File, pilih dua video yang akan dibuat Anaglyph.
Tentunya
dua
video
tersebut
berbeda
sudut
pandangnya, di sini saya menggunakan video MainCamera dan RightCamera. Klik Open. 7. Pada tab Project langsung dua file video yang di-Import tadi. Kemudian pilih 2 file video itu, lalu drag ke tab Composition : Cut 00 Anaglyph (area dengan layar hitam). 8. Maka hasilnya seperti ini. Maka langsung terlihat juga timeline dari 2 file video ini. 9. Pada tab Cut 00 Anaglyph, klik video dengan sudut pandang yang disebelah kiri. Di sini saya klik video yang dari MainCamera yaitu Cut00 (00-300) ME MoEy. Kemudian klik kanan – Effect – Color Corection – Channel Mixer. 10. Maka langsung muncul pengaturan Channel Mixer pada tab Effect. Selanjutnya masukkan angka 00 pada Red-Red , 70 pada RedGreen dan 30 pada Red-Blue. Lalu pada Green-Green dan BlueBlue juga masukkan angka 00. Hasilnya gambar berwarna merah. 11. Masih klik video yang sama, kemudian klik kanan – Effect – Color Correction – Levels. 12. Maka langsung muncul pengaturan Levels pada tab Effect. Selanjutnya masukkan angka 1,2 pada Gamma. Hasilnya agak berbeda sedikit, walaupun masih dominan merah.
13. Masih klik video yang sama sekali lagi, klik kanan – Blending Mode – Difference. 14. Kembali pada tab Cut 00 Anaglyph, klik video dengan sudut pandang yang disebelah kanan. Di sini saya klik video yang dari RightCamera yaitu Cut00 (00-300) RE MoEy. Kemudian klik kanan – Effect – Color Corection – Channel Mixer. 15. Maka langsung muncul pengaturan Channel Mixer pada tab Effect. Selanjutnya masukkan angka 00 pada Red-Red. Lalu pada BlueBlue masukkan angka 110. Hasilnya gambar berwarna cyan (biru dan hijau). 16. Masih klik video yang sama, kemudian klik kanan – Effect – Color Correction – Levels. 17. Maka langsung muncul pengaturan Levels pada tab Effect. Selanjutnya masukkan angka 1,1 pada Gamma. Hasilnya agak berbeda sedikit, walaupun masih dominan cyan. 18. Masih klik video yang sama sekali lagi, klik kanan – Blending Mode – Add. 19. Maka hasil gambarnya menjadi blur. Ini karena 2 gambar dengan sudut pandangan berbeda, serta dengan warna berbeda digabung dan 2 gambar tersebut dibuat tetap terlihat 2 duanya namun masing-masing sedikit disamarkan. Maka seperti ini hasilnya. Namun jika kita menggunakan kacamata 3D Red-Cyan, maka gambar yang dlihat menjadi jelas dengan efek 3D. Setelah itu, saya langsung me-render-nya, agar saat editing selanjutnya dapat mempermudah mengatur susunan adegan sesuai storyboard. 20. Pilih menu Composition – Make Movie.
21. Maka langsung muncul tab Render Queue. Untuk Render Setting dan Output Module, saya biar default-nya. Lalu klik Render. Hasilnya memang bagus tapi file-nya besar, karena file output tidak mengalami kompresi. 4.2.2. Menambahakan efek transisi 4.2.3. Mengimpor dan memasukan file audio ke track view 4.2.4. Rendering & codec proses 5. Kesimpulan Setelah proses pembuatan film animasi 3D Anaglyph selesai, maka bisa diambil kesimpulan bahwa : 1. Dengan mengoptimalkan software 3D Studio Max 2010 kita bisa membuat film animasi 3D Anaglyph yang sederhana, namun tetap memberikan kesan 3 dimensi. Software sekelas 3D Studio Max 2010 tidak hanya sekedar untuk modelling saja, bahkan bisa melakukan animasi yang kompleks. 2. Dalam pembuatan film ini, Adobe After Effect CS 4 hanya untuk proses penggabungan 2 video agar menjadi video anaglyph. Dengan penggunaan Adobe After Effect CS 4 kita menambahkan efek dalam video, agar film lebih bagus. 3. Untuk mendapat efek 3D yang lebih bagus, perlu latihan yang banyak dalam pengaturan kamera pada saat proses animating. Karena kita harus benar-benar memperhatikan effective zone-nya. Dan itu sangat bergantung pada pengaturan kamera serta framing dalam satu scene.
DAFTAR PUSTAKA
Candra, Handi. 2004. Efek Partikel 3DS Max 6. Palembang : Maxikom. G. Jalie, Zaharuddin. Purwantoro, Edi. dan Dasmana, Demi. 2007. 3D Animation Movie using 3D Studio Max. Bandung : Informatika Hendratman, Hendi. dan Robby. 2008. The Magic of 3D Studio Max. Bandung : Informatika Madcoms. 2009. Mahir dalam 7 Hari : Adobe after effect cs4. Madiun : Madcoms. Madcoms. 2009. Panduan Belajar Autodesk 3ds max 2010. Madiun : Madcoms. Saeba. 2008. Modelling dan Animasi dengan 3D Studio Max 2008 dan 2009. Jakarta : Gramedia Wiradinara, Gilang. 2007. Movie Animasi 3D dengan 3D Studio Max. Yogyakarta : Andi.