Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa
SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D
Nama Mahasiswa : Wingki Adhi Pratama
Nama Pembimbing : Drs. Tisna Sanjaya, M.Sch.
Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : Anaglyph, Seni, Sejarah
Abstrak Seni dan masyarakat memiliki suatu hubungan yang tak terpisahkan, seni integral dengan masyarakatnya. Namun yang terjadi dalam khazanah seni rupa Indonesia, seni dan masyarakat belum mampu berjalan secara beriringan. Hal ini dikarenakan belum terciptanya infrastruktur seni yang baik, salah satunya adalah minimnya antusiasme publik terhadap seni. Dalam permasalahan inilah, penulis memiliki kepentingan sebagai mahasiswa seni, untuk memperkenalkan dan mengintimasikan masyarakat terhadap seni rupa dimulai dari sejarah seni rupa modern Indonesia. Karya ini diharapkan mampu menjadi titik awal untuk dijadikan kesadaran bersama untuk mengenang dan mengapresiasi seni rupa Indonesia dengan mengakrabkan tokoh-tokoh seni rupa modern Indonesia.
Abstract Art and society has an inseparable connection, art integral to the community. But what happened in the Indonesian art world, art and society has not been able to run in parallel. This is because the infrastructure of art still has not been created in a good way, one of which is the lack of public enthusiasm for art. In this problem, the author has an vested interest as a student of art, to introduce and familiarize to the public of the history of art beginning with Indonesian modern art. This work is expected to be the starting point for awareness to be used together to commemorate and appreciation to Indonesian art by familiarizing figures of modern Indonesian art.
1.Pendahuluan Seni dan masyarakat merupakan dua konsep yang masing-masing memiliki masalah dan kepentingan sendiri, walaupun diantara keduanya terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan. Hal ini dapat dilihat dari kepentingannya, antara pencipta karya seni dengan penikmat seni terjadi sebuah komunikasi estetik melalui karya seni yang diciptakan dalam ruang lingkup kebudayaan yang bersangkutan. Kesenian merupakan suatu strategi adaptif masyarakat untuk memenuhi kebutuhan estetiknya dalam menghadapi kondisi lingkungan tertentu. Kepentingan seniman sebagai pencipta terhadap masyarakat antara lain ialah mengangkat dan mengajak persepsi maasyarakat ke tingkat yang lebih baik.
Wingki Adhi Pratama
Namun yang menjadi permasalahan, khazanah seni rupa Indonesia belum mampu memberikan dampak yang besar pada masyarakat. Dapat dikatakan seni dan masyarakat di Indonesia belum mampu berjalan secara beriringan. Situasi ini sudah berlangsung lama, terhitung sejak masa revolusi dan dapat dikatakan masih berlanjut hingga saat ini. Pada kenyataannya apresiasi masyarakat di Indonesia masih terbilang kurang dan wawasan seni rupanya masih terbilang sempit. Selain itu, data dasar seperti karya-karya, tulisan bahkan potret diri seniman itu sendiri beberapa masih sulit untuk ditemukan. Hal-hal inilah yang kemudian mendorong penulis untuk mengakrabkan wajah-wajah para perupa atau pelopor seni rupa modern Indonesia dengan masyarakat.
Pada karya kali ini, penulis ingin mengutarakan pandangan penulis terhadap polemik yang terjadi pada khazanah seni rupa Indonesia. Hal yang menjadi permasalahan dalam seni rupa Indonesia, salah satunya belum terciptanya infrastruktur seni yang baik. Infrastruktur seni dapat berjalan dengan baik jika ketiga poros (seniman, pemerintah, masyarakat) sebagai pusat penggerak mampu bekerja sesuai fungsinya masing-masing. Bila ketiga penggerak menjalankan fungsinya dengan dilandasi semangat membangun yang tinggi, maka segala aspek akan berjalan dengan baik. Penulis yang bergerak sebagai mahasiswa seni, memberikan suatu upaya dalam penciptaan karya ini untuk menjalankan salah satu poros (seniman) untuk melahirkan serta menciptakan karya seni.
Titik utama yang menjadi ajuan dalam permasalahan ini, pandangan penulis terhadap semangat yang telah dihadirkan oleh para tokoh-tokoh seni rupa modern Indonesia sebagai sebuah dorongan untuk penciptaan karya ini. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis ingin mengenang dan mengapresiasi tokoh-tokoh seni rupa modern Indonesia dengan memperkenalkan dan mengintimasikan tokoh-tokoh tersebut kepada masyarakat. Dengan cara meminjam modus operandi semangat pop untuk “menghadirkan” kembali tokoh-tokoh seni rupa modern Indonesia.
Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa No.1 | 2
Wingki Adhi Pratama
2.Proses Studi Kreatif
Seni Rupa Modern Indonesia : Anaglyph 3D
Landasan Teori
Rumusan Masalah Sejauh manakah masyarakat mengenal para
-
tokoh-tokoh seni rupa Indonesia ?
-
Literatur Indonesian Modern Art and Beyond Literatur Pop Art Literatur teknik Anagliph 3D.
Bagaimanakah masyarakat dapat mengenal para tokoh-tokoh seni rupa Indonesia, agar mereka tidak terlupakan ?
Batasan Masalah Tokoh-tokoh seni rupa pada masa Persagi hingga GSRBI. (Seni rupa modern Indonesia
Tujuan Berkarya Pelengkap syarat mata kuliah Tugas Akhir Seni Grafis SR4099. menggambarkan kondisi publik terhadap seni rupa Indonesia dari sudut pandang penulis ke dalam bentuk visual.
Proses Berkarya -
Pustaka, survei langsung dan internet digunakan untuk mendapatkan acuan objek yang akan dijadikan karya. Hasil foto dan internet diolah dengan komputer dan dijadikan karya anaglyph 3D. Hasil olah foto kemudian dicetak dengan menggunakan teknik cetak digital.
Karya akhir Kesimpulan Bagan 2.1 Proses Studi Kreatif
Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa No.1 | 3
Wingki Adhi Pratama
3.Hasil Studi dan Pembahasan
Gambar 3.1 Karya “Seni Rupa Modern Indonesia : Anaglyph 3D” (Sumber: Penulis)
Karya ini diciptakan sebanyak 40 buah karya kecil dengan ukuran yang variatif dan 6 buah karya berukuran 42x30 cm yang menunjukkan wajah para tokoh perintis seni rupa modern Indonesia. Karya ini di display sedemikian rupa dengan menggunakan angka-angka periode tahun dari masa ke masa untuk menunjukkan peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Pada penciptaan karya ini, didukung oleh perangkat lunak Adobe Photoshop, sehingga mampu merepresentasikan teknik digital anaglyph 3D. Setelah melalui proses pengolahan anaglyph 3D, kemudian karya ini dicetak dengan proses teknik cetak digital. Ide ini muncul karena penulis merasa berkepentingan untuk menghadirkan wajah-wajah para tokoh seni rupa modern Indonesia untuk ditunjukkan kepada khalayak. Pada karya tersebut terdapat 40 wajah seniman yang kemudian di olah dengan menggunakan teknik anaglyph 3D dan dibuat dengan setting hitam putih agar tidak menghilangkan nilai historisnya. Penulis juga tidak merubah foto tersebut, dengan alasan karya ini dibuat sebagai bentuk kritik terhadap keadaan seni rupa di Indonesia, dimana foto-foto tersebut menunjukkan beginilah adanya seni rupa di Indonesia, yang memiliki kekurangan data dasar. Ketertarikan penulis terhadap teknik anaglyph,muncul karena keinginan penulis untuk mengenal lebih jauh tokohtokoh seni rupa Indonesia. Dengan teknik anaglyph yang seakan memunculkan “wujud” asli para tokoh tersebut, disini fungsi anaglyph diumpamakan sebagai mesin waktu. Maka apabila dilihat dengan menggunakan kacamata tiga dimensi merah-sian, sosok dari para tokoh-tokoh akan terasa muncul dibandingkan bagian latar. Bagian detaildetail kecil seperti ruang-ruang kosong antara jarak kedalaman latar akan menghasilkan volume kedalaman sehingga menghadirkan efek “timbul” . Sehingga foto-foto yang dibuat dengan teknik anaglyph akan terasa lebih hidup karena mampu menghasilkan kesan ruang dan waktu.
Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa No.1 | 4
Wingki Adhi Pratama
Karya Anaglyph 3D
Gambar 3.2 Beberapa contoh karya tokoh Sudjojono & Affandi dalam teknik anaglyph 3D. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Gambar 3.2 Beberapa contoh karya tokoh Baharuddin & Oesman Effendi dalam teknik anaglyph 3D. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa No.1 | 5
Wingki Adhi Pratama
4. Penutup/Kesimpulan
Seni rupa modern Indonesia merupakan tema yang diangkat penulis dalam penciptaan karya seni. Penulis merasa tertarik dan memiliki kepentingan tersendiri untuk menciptakan karya ini. Dalam penciptaan karya ini penulis menumukan suatu fenomena, dimana terdapatnya jarak antara masyarakat dengan sejarah seni rupa yang tidak berjalan secara parallel. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, diantaranya tidak terlaksananya infrastruktur seni yang sehat, seperti artefak-artefak para tokoh seni rupa Indonesia yang tersebar luas di pelbagai negara, buku-buku mengenai seni rupa yang hanya ada beberapa.
Dalam mengangkat tema ini, penulis mencoba mengangkat permasalahan yang terjadi antara hubungan seni rupa dan masyarakat tidak beriringan. Setelah melalui beberapa hasil riset dimana kebanyakan kawula muda di Indonesia pada saat ini masih banyak yang belum mengenal para tokoh seni rupa, khususnya tokoh seni rupa modern Indonesia. Memahami keadaan tersebut, penulis berupaya untuk mengakrabkan atau mengintimasikan tokoh-tokoh seni rupa Indonesia kepada khalayak, dengan meminjam modus operandi budaya gerakan pop art dengan menggunakan teknik yang sedang menandakan sebuah zaman yakni teknik anaglyph 3D. Dengan meminjam semangat tersebut, penulis berharap karya ini mampu membimbing dan mampu meningkatkan eksistensi kolektif masyarakat, khususnya mampu dalam mengapresiasi atau paling tidak mengenali para tokoh-tokoh perintis seni rupa modern Indonesia.
Dengan penciptaan karya ini,penulis berupaya menafsirkan segala pengetahuan yang penulis miliki. Hal-hal yang terdapat pada karya merupakan segala upaya yang penulis coba paparkan dari kesadaran-kesadaran yang penulis miliki. Penulis berharap karya ini dapat menjadi titik awal untuk dijadikan kesadaran bersama untuk mengenang dengan mengakrabkan atau mengintimasikan wajah-wajah para tokoh-tokoh atau pahlawan seni rupa modern Indonesia kepada khalayak.
Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses perancangan dalam Tugas Akhir Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini di bawah pengawasan oleh pembimbing Bapak Drs. Tisna Sanjaya, M.Sch.
Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa No.1 | 6