PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA
Oleh: Ginandjar Kartasasmita NasionaU n embangunan M e n t e r iN e g a r aP e r e n c a n a a P KetuaBappenas
clr.:.:ir:tJ, ..e'i..:..fr.:,' .i Disampaikanpada Ceramah Umum Civitas Akademika UniversitasSiliwangi Tasikmalaya, 26 SePtember 1994
PERAI{AI{ PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBANGTII{AN SLMBE RDAYA MANUSIA Oleh: Ginandjar Kartasasmita M enter i N egara Perencanaan Pembangunan Nasi onal / Ketua Bappenas
PENDAH{ILUAN Sepertitelah kita maklumi, sejak 1 April 1994bangsaIndonesiatelah jangka panjangkedua memasukiRepelitaVI sebagaiawal dari pembangunan (PJP II). SesuaidenganamanatGBHN, maka titik berat atau prioritas pembangunanditekankanpada bidang ekonomi, yang merupakanpenggerakutama pembangunan,seiringdenganpeningkatankualitassumberdayamanusia. Oleh karenapembangunan SDM terutamaditentukanoleh pembangunan pendidikan,termasukpendidikandi perguruantinggi, maka sayamenyambutbaik undanganPimpinanUniversitasSiliwangiuntuk memberikanceramahpadahari ini. UniversitasSiliwangidenganjumlah mahasiswanya hampir 5.000 orang, merupakansalahsatulembagapendidikanyang potensialuntuk dapatmenghasilkan manusia-manusia Indonesiayang berkualitastinggi sehinggamampu menjadi m a n u s i a y a n g m a j u d a n m a n d i r i s e b a g a i m a n ay a n g d i a m a n a t k a n o l e h GBHN 1993. Oleh karenaitu pada kesempatanini saya akan menguraikanberbagai pengertiandun permasalahan pembangunan SDM, termasukmasalahkemiskinan, d a n b a g a i m a n ap e r a np e m b a n g u n apne n d i d i k a n t, e r u t a m ap e n d i d i k a nt i n g g i , dalamikut mengatasi permasalahan tersebutdalamPJPII dan RepelitaVI. Agar permasalahannya menjadilebih nyata dan tidak abstrakbagi Saudara-saudara, maka di sana=sinisayaakan menggunakan datadari Jawa Barat sebagaicontoh kasuspermasalahan SDM.
c:rvs6/samb-94/unsil,bahan ceramahMENPPN pada Ceramah Umum Civitas Akadenrika Unsil, Thsiknralaya,26 September1994
PENGEMBANGAN SDM Ditetapkannyapembangunan SDM sebagaibagiantak terpisahkandari pembangunanekonomidalam PJP II oleh GBHN, pada dasarnyamerupakan perwujudanpelaksanaan amanatUUD 1945dan pengamalanPancasila.Selainitu juga untuk memenuhitunfutanpembangunanyang akan tumbuh dengancepat dan makin kompleks. Pertumbuhanekonomiyang diharapkanmelaju cukup tinggi dalam PJP II, memerlukanupayauntuk mempercepatprosesindustrialisasiserta pengembangandan penguasaanIPTEK. Untuk itu peningkatankualitas SDM merupakansuatutuntutanyang mendesak,agar sumberdaya yang terbatasyang dimiliki bangsakita dapatdimanfaatkanseoptimalmungkin. Pembangunan sumberdayamanusiajuga diiandasioleh pesanGBHN yang sangatkuat dan mendasarbagi pelaksanaan pembangunan nasionalke depanyaitu bahwa manusiaitu sendirilahyang merupakantitik pusat dari segalaupaya pembangunan.Dalam pandangankita, manusia adalahsasaranpembangunan, yaitu sebagaimakhluk Tuhanyang paling mulia di muka bumi, oleh karena itu yang ingin kita bangunadalahharkat dan martabatnya.Di sisi lain manusia adalahsumberdaya pembangunan yang paling utamadi antarasumber-sumber daya lain, yang harus terus dibangunkemampuandan kualitasnyasebagaipelaksanadan penggerakpembangunan. Manusiadan masyarakatIndonesiayang dimaksudadalahmanusiaIndonesia seutuhnyadan masyarakatIndonesiaseluruhnya. Untuk mencapaitujuan t e r s e b u ts e b a g a ip r a s y a r a tu t a m a a d a l a ht e r c i p t a n y ak u a l i t a sm a n u s i ad a n masyarakatIndonesiayang maju dan mandiri.Ini merupakansasaranumum PJP II. KualitasmanusiaIndonesiayang diharapkantidak terbataspadakemampuan i n t e l e k t u u l i - t ysua j a , t e t a p ij u g a p e n i n g k a t a ns e l u r u hp o t e n s im a n u s i a ,y a n g mencakupantaralain keimanandan ketakwaankepadaTuhan Yang Maha Esa, kualitasmental, moral, akhlak, serta kejujurannyasebagaiperwujudandari manusiaIndonesiaseutuhnya.Dan menurutsaya, ini merupakansalahsatu tugas clariUniversitasSiliwangiuntukdapatmenjabarkannya.
c : w s 6 / s a m b - 9 4 / u n s ibl ,a h a nc e r a m a hI v I E N P P Np a d aC e r a n a h U m u n t C i v i t a sA k a d e m i k aU n s i l , T h s i k n r a l a y a , 2 6S e p t e m b e r1 9 9 4
2
Amanat di atasselarasdan seiramadengantujuan PJP II yang termuat dalam GBHN 1993,yaitu untuk mewujudkanbangsaIndonesiayang maju dan mandiri. Suatubangsadikatakanmaju antaralain apabila:makin tinggi tingkat pendidikan rakyatnya; makin tinggi dan makin merata tingkat pendapatan masyarakatnya;makin tinggi derajatkesehatannya; dan makin tinggi serta makin beragamspesialisasiiptek yang dikuasainya. Suatubangsadikatakanmandiri apabilabangsatersebutmakin mampumewujudkankehidupanyang sejajardan sederajatdenganbangsalain denganmengandalkan kekuatannyasendiri, yang tercermin denganterpenuhinyabeberapasyarat,antaralain makin tinggi kualitas sumber daya manusianya;makin kecil ketergantungankepada sumber pembiayaan dari luar negeri; memiliki kemampuanuntuk memenuhi sendiri kebutuhan pokok; serta secaraumum memiliki daya tahan ekonomi terhadapperkembangandan gejolakekonomidunia.
KEBERHASILAN PJP I DAN MASALAHNYA Apabila kita kaji denganseksamabeberapaciri dari bangsayang maju dan mandiri di atas,akan kita sadaridaiambanyakhal kualitassumberdaya manusia kita masih lemah,terutamabila dibandingkandenganbeberapanegaraberkembang lainnya. Denganmenyadarimasihadanyakelemahankita, tidak berarti bahwa kita tidak menghargaibanyakkemajuanyang telahdicapaidalam PJP I. Beberapacontohberikut ini sayaharapkanmemberikangambarankemajuankemajuantersebut. Di bidangekonomi,pendapatanper kapita penduduktelah meningkatlebih 10 kali selamaPJPI, yaitudari kuranglebihUS$60padatahun 1967saatini menjadilebih dari US$ 700. Sejalandenganitu jumlah penduduk miskin telahberkurangdengannyatadari sekitar7}juta atau60% padatahun70an menjadi25,9juta atau13,7 % padatahun 1993. Di bidang pendidikan,banyak kemajuanyang telah kita capai selama P J P I . P a d as a a ti n i , h a m p i rs e m u aa n a ku m u r 7 - 1 2 t a h u nt e l a hb e r s e k o l a h setidak-tidaknya di SD. Padahal20-25tahunyang lalu, baru sekitarseparodari anak-anaktersebutyang masukSD. Peningkatanyang sangatberarti telah terjadi
c:ws6/samb-94/unsil, bahanceramahMENPPNpadaCeramahUnrunrCivitasAkadernika 1994 26 September Unsil,Thsikmalaya,
pula di tingkat pendidikanyang lebih tinggi. Saatini lebih dari separoanak-anak usia 13-15tahunberadadi sekolahlanjutantingkatpertama,dan lebih dari sepertiga anak-anakusia 16-18tahunberadadi sekolahlanjutantingkat aras,secara proporsionalrata-ratameningkatrhenjadiempatkali lipat dibandingkandengan awal PJP I. Perkembangan di tingkat pendidikantinggi secararelatif paling mencolok. Kalau padaawal PJP I kira-kira hanyasebanyak150-anribu mahasiswa,padaakhir PJP I jumlah mahasiswakita telahmencapaisekitar2,3 juta. Keberhasilansektor pendidikanlainnya yang sangatmenonjol adalah menurunnyaangkabuta aksarapadapendudukumur 10 tahun keatas,yaitu dari 39,1 persenpda awal PJP I menjadi 15,8 persenpada tahun 1990. Penurunan angkabuta aksaratersebutlebih nyatapadakelompokwanita, yairu dari 53,1 persenpadatahun I97 | menjadi21,3 persenpadatahun 1990,sedangkanuntuk pria turun dari 27,9 persenmenjadi 10,4persen. Di sampingpenurunanjumlah wanita yang buta aksara,kemajuanbesar ditunjukkanpula denganmenurunnyakesenjanganpendidikanantara laki-laki denganwanita. Padatahun 1980rasio antarapendudukberumur 10 tahunke atas wanita dan laki-laki tamat SD adalah0,79 meningkatmenjadi0,93 pada tahun 1990. Demikianjuga rasio wanitadan laki-laki yang berpendidikanSLTP ke atas meningkatdari 0,59 padatahun 1980menjadi0,72 padarahun1990. D i t i n j a u d a r i s e g i p e r b a i k a n s t r u k t u r p e n d i d i k a n a n g k a t a nk e r j a , pembangunanpendidikantelah memberikansumbanganyang cukup berarti walaupunbelum memuaskan.Dalam kurun waktu sepuluhtahundari tahun 1980 sampai1990persentase angkatankerja berpendidikanSD ke bawahmenurundari 67 persenmenjadi 45,6 persen,sedangkanyang berpendidikanSLTP ke atas meningkatdari 11,5 persenmenjad\22,7 persen. Perbaikanstrukturpendidikan angkatankerja tersebutpada gilirannya berdampakpada peningkatanproduktivitas kerja dan kesejahteraan penduduk. '
Kemudian,di bidangkesehatan dan keadaangizi pendudukjuga jauh lebih baik, sepertitercerminpada makin menurunnyaangkakematianbayi (AKB) dan
c:ws6/sanb-94/unsil, bahanceranrah MENPPNpa
4
meningkatnyaumur harapanhidup. AKB telah dapatditurunkandenganlaju penurunanrata-rata3,4 persensetiaptahunnya. Jika pada tahun 1967AKB di Indonesiamasih sekitar 145 per 1.000 kelahiranhidup, pada tahun 1993telah turun menjadi sekitar58 per 1.000 kelahiranhidup. Angka kematianibu juga menunjukkanadanyapenurunan,dari 450 per 100.000kelahiranhidup pada tahun 1986menjadi425 per 100.000kelahiranhidup padatahun 1992.Dampak makin menurunnyaAKB di atas,antaralain tercerminpadaangkaharapanhidup. Angka harapanhidup waktu lahir pendudukIndonesiaterus meningkat dari ratarata 45,7 tahun pada tahun 1967menjadi rata-rata52,2 tahunpada tahun 1976, dan meningkatlagi menjadi62,7 tahunpadatahun L993. Dibalik keberhasilan-keberhasilan tersebut,tadi sayakatakanbahwakualitas SDM kita masihbanyakkekuranganapabiladibandingkandenganbeberapa negaraberkembangterutamadi kawasanASEAN. Salahsatuukuranyang sejak tahun i990 diperkenalkanoleh UNDP unfuk mengukurkualitasSDM adalahapa yang disebut "humandevelopmentindex' (HDI). Pendudukyang kualitasnya rendahnilai HDI-nya mendekati0, sedangyang baik mendekatisatu. Index tersebutdirangkumdari indikatorpendidikan,umur harapanhidup, dan pendapatanperkapitapenduduk.Dari 173 peringkatHDI d,ari 173 negara,padalaporan UNDP tahun 1994,Indonesia masukke peringkat105 denganangkaHDI 0,586. Sedangkannegara-negara ASEAN lainnyakecualiPilipina HDI-nya sudahmasuk peringkatantara43 dan 54 denganangkaindeksantara0,778-0,838. Korea Selatanpadaperingkat32 denganHDI 0,859 dan Chinapadaperingkar94 HDInya 0 ,644. Pilipina sedikit diataskita, yaitu padaperingkat99 denganHDI 0,621. Meskipun tidak sempurnadenganangka-angkaindeks semacamHDI tersebut,kita rnempunyaigambaransampaidimanakemajuanyang kita capai dibidangSDM. Bappenasbersama-sama BPS dan lembaga-lembaga penelitian tertentusedangmengembangkan semacamHDI yangsesuaidenganciri-ciri dan tujuan pembangunan kita. Dari hasil sementaradenganmenggunakandata sensus 1 9 8 0 d a n 1 9 9 0 , m e n u n j u k k a nd u a h a l y a n g m e n a r i k .P e r t a m a ,s e b a g a i m a n a yangdicapaidibidangekonomi,selamadasawarsa1980-an, kemajuan-kemajuan
c:ws6/samb-94/unsil, bahanceramahMENPPNpadaCeramahUmumCivitasAkadentikaUnsil,Thsikmalaya, 26 Seprember 1994
5
juga terdapatkemajuandalam kualitasSDM tidak sajapadatingkat nasional, tetapijuga disemuadaerah.Kedua,terdapatkesenjangan yang cukup menyolok padalaju percepatanindeksSDM, sehinggaberdampakpadakesenjangan angka indeksantar daerah.Angka indeksnasionaltahun 1gg0mencapai0,580 dengan rentangantara0,250 (Timor Timur) dan 0,820 (DKI). Untuk dapatmemahami penyebabkesenjangan,angka indeks tersebutperlu diuraikan kembali ke dalam komponenindikatorsosialnyamasing-masing, yaitu kependudukan, pendidikan, kesehatan,dan pendapatan. Sebagaiilustrasi kemajuandi daerah,sayaakanmemberikancontohkema juan yang dicapaidi JawaBarat. Produk domestikregionalbruto (PDRB) non migasper kapitapadatahun 1990(atasdasarhargakonstantahun 1983)mencapai Rp 430 ribu. Dibandingkandengantahun 1983yang besarnyaRp 286 ribu, terjadi peningkatandenganlaju pertumbuhanrata-ratasebesar6,26 persenper tahun. Tingkat pendidikan rata-ratapendudukJawa Barat telah menunjukkan kemajuanyang berarti sepertidiperlihatkanoleh angkapartisipasikasarsekolah dasaryang pada tahun L992telah mencapaiL04,2persen,dibandingkantahun 1972yang baru mencapai57,7 persen. Sejalandenganitu jumlah pendudukyang melek huruf meningkatdari 64,8 persenpada tahun I97l menjadi 87,3 persen padatahun 1990. Dalam kurun waktu yang sama,pembangunan kesehatantelah berhasilmenurunkanangkakematianbayi per seribukelahiranhidup yaitu dari 153 padatahun 197| menjadi79 padatahun 1990. Demikianpula usia harapan hidup pendudukmeningkatdari 44,6 tahunpadatahun 197| menjadi58, 1 tahun padatahun 1990. Meningkatnyakesejahteraan masyarakatjuga tercermindari makin berkurangnyajumlah pendudukmiskin. Pada tahun 1990 penduduk miskin di PropinsiJawaBaratberjumlahkuranglebih 4,8 juta orang atausekitar 13,9persendari seluruhpenduduk. Jumlahini jauh lebih rendahdari keadaan padatahun tgS+ yang pendudukmiskinnyamasihberjumlah5,6 juta orang atau sekitar18,5persendarijumlahpenduduk. Di balik kemajuanyang telahdicapaipropinsiJawa Barat khususnyadi ekonomi, kemajuanpembangunan bidang pembangunan di bidang SDM relatif lebih lambatdibandingbeberapapropinsi lain terutamadi Jawa. Ditinjau dari
c:ws6/samb-94/unsil,bahan ceramahMENPPN pada Ceramah Umum Civitas Akademika Unsil, Thsikmalaya,26 September1994
6
PDRB per kapita, 4 propinsi di Jawa diluar DKI Jakarta,tidak terdaparperbedaan yang menyolok. Namun dalam hal indikator SDM terutamadalam hal kependudukandan kesehatanternyatapropinsi JawaBarat relatif lebih tertinggal. Laju pertumbuhanpendudukpada tahun 1993 masih 2,07% ataumerupakan propinsi yang memiliki laju pertumbuhanpenduduknomor dua tertinggi di Jawa setelahDKI Jakarta.Keadaanini terkait denganmasih tingginyaangkakelahiran yang masih diatasangkakelahirannasional,dan angkakematianbayi yang untuk Jawa Barat masihjauh diatasangkarata-ratanasionaldan diatasJawa Timur dan Jawa Tengah. Padatahun L993 angka kematianbayi di Jawa Barat masih 71 kematianper 1.000kelahiranhidup.Sedang rata-ratanasionalsekitar58, dan di Jawa Timur dan Jawa Barat masing-masing54 dan 53 kematianper 1.000 kel a h i r a n . D e m i k i a n j u g a k e a d a a ng i z i b a l i t a n y a , m e n u r u t d a t a B P S t a h u n angkamasalahkurang gizi balita di Jawabaratj,rga sedikit lebih 19911t992,, tinggi dari Jawa Timur, jauh lebih tinggi dari JawaTengahdan lebih dari dua kali lebih buruk dari DKI, Jogyadan Bali. Kesemuanyaitu antaralain juga tercermin dari umur harapanhidup rata-ratapenduduk.Padatahun 1993, angka harapanhidup di JawaBarat adalah59,8 tahun,dibawahumur rata-rataharapan hidup di Jawa Tengahdan Jawa Timur masing-masing63,6 dan 63,9 tahun. Sedangkanumur rata-rataharapanhidup nasionaladalah62,'7tahun.
PENGBMBANGANBUDAYAIPTEK Seperti kita ketahui GBHN menggariskanbahwa PJP II yang dimulai denganRepelitaVI bukan sekedarmerupakankelanjutandan peningkatandari PJPI, tetapijugamerupakanperluasandan pembaharuan dari PJPI. Ini berarti bahwaRepelitaVI juga harusmerupakankelanjutan,peningkatan, perluasandan pembaharuinRepelitaV. Salahsatupembaharuan yang diperlukandalamPJP II adalahadanyatekaddan kemauanuntuk mengkajinilai-nilai budayatradisional yang dapatmenghambatkemajuanpembangunan, untuk bila perlu diadaptasikan bahkandiganti dengannilai-nilaibudayaIPTEK dan nilai-nilai budayanasional lainnyayang positif.
c:ws6lsarnb-94/unsil,bahan cerantahMENPPN pada CerarnahUntunt C.ivitasAkadenrika Unsil, tsiknralaya, 26 September 1994
Sebagaicontoh saya akan kembali ke masalahmasih rendahnyakualitas SDM rata-ratapendudukJawa Barat sepertisayasebutkantadi.Adabeberapa nilai-nilai budayayang segeramemerlukanperhatiankita semuadenganlebih sungguh-sungguh. Nilai-nilai budayatersebutadalahyang berkaitandengan kebiasaankawin mudadan kebiasaanhidup dalamiingkunganyang tidak bersih yang masih mengakarpada sebagianpendudukJawa Barat. Menurut data BPS padatahun 1990propinsiJawa Barat merupakanpropinsi yang memiliki umur perkawinanpertamapaling rendahyaitu 20,4 tahun. Rata-ratanasional2I,9 tahun, denganrentang20,4 tahun (JawaBarat) dan24,8 tahun (NTT).Budaya kawin muda erat kaitannyadenganangka kematianbayi yang relatif masih tinggi di Jawa Barat. Kebiasaanlain yang belum mendukungperilaku hidup sehatdan bersih adalah masih kuatnya kebiasaanpenggunaankolam untuk keperluan berbagaikeperluanhidup. Keadaanini erat kaitannyadenganseringnyaterjadinya wabahpenyakitdiare di berbagaiwilayahJawaBarat. Penyakitdiare oleh para ahli kesehatanmasyarakatdiketahui sebagaipenyebabutama dari tingginya kematiananakbalita. PembudayaanIPTEK sebagaibagiandari upaya meningkatkankualitas jangkauandan mutu pendidikan,dimulai dengan SDM memerlukanpeningkatan pendidikandasar.Apabila dalam PJP I sebagianbesaranak-anaktelah berpendidikan dasar6 tahun (SD), maka dalam PJP II pendidikandasarditingkatkan menjadi9 tahun.DengandemikiandalamPJP II pendidikanrata-ratapenduduk p a l i n g r e n d a h a d a l a hl u l u s S L T P . K e m b a l i d a l a m h a l i n i , J a w a B a r a t j u g a menghadapimasalahyang relatip berat, karenapersentaselulusan SD yang melanjutkanke SLIP padatahun 1990hanya45,9% dibawahrata-ratanasional 59,3%, bahkanjauh dibawahangkapropinsi lain di Jawa. Dengandemikian kemungkinanuntuk mencapaisasaranuniversalpendidikandasar9 tahun di Jawa Barat akanlebih lambatdari daerah-daerah lain di Jawa.
PERANAN PERGURUAN TINGGI PembudayaanIPTEK juga memerlukanpendidikantinggi yang bermutu dan mampumengikutiperkembangan IPTEK yang terusberkembangpesatserta
c:rvs6/samb-94/unsil,bahan ceranrahMENPPN pada Ceramah Umum Civitas Akadenrika Unsil, Thsiknralaya,26 Septenrber1994
sesuaidenganpermintaanpasarkerja.Permintaanini jugu berkembangpesat s e s u a id e n g a np e r k e m b a n g a nd u n i a u s a h a .S e c a r an a s i o n a lk i t a j u g a m a s i h mempunyaimasalahbesarmengenaiini. SDM yang berpendidikantinggi yang kita miliki masih timpang, dan agak menyimpangdari komposisiideal bidang keahlianyang dibutuhkanuntuk mendukungprosesindustrialisasi.Dalam tahun 1992jumlah mahasiswamencapaikurang lebih I,92 juta. Dari jumlah tersebut lebih dari 5l% adalahmahasiswadi bidangilmu-ilmu sosial,dan hanyasekitar 12,6% di bidang sainsdan teknologi.Gambaran nasionaltersebuttampaknyajuga tercerminpadaUniversitasSiliwangi. Dari datayang sayaperoleh,dari jumlah hampir 5.000 mahasiswasebagianbesar(sekitar75%) belajar ilmu-ilmu sosial terutamailmu pendidikan, Dampak dari ketimpangantersebutterlihat pada kualitas angkatankerja, yang diukur denganpersentasesarjanasainsdan teknologi terhadappenduduk22 tahun. Berdasarkanukuran ini kita baru mencapaikurang dari 0,5 % dalamtahun I99I, sementaraThiwan4,2%, Korea dan Jepangmasing-masing6% padatahun 1990. Dengankeadaanyang demikianini, sudahwaktunyakebijaksanaan pendidikan tinggi kita harus dapat mengarahkandan mendorongmakin banyaknya mahasiswameminatibidangsainsdan teknologi.Dengandemikiantidak berarti bahwa ilmu-ilmu sosialtidak pentingbagi pembangunan kita. Sepertitelah saya u r a i k a n d e n g a nc o n t o h - c o n t o hk e a d a a nS D M d i J a w a B a r a t t a d i , s a y a m a u kita juga perlu membangunannilai-nilai budaya mengatakanbahwapembangunan manusiaIndonesiayang maju dan mandiri.Untukitu pembangunankita juga memerlukan SDM berpendidikantinggi di bidang ilmu-ilmu sosial. Hanya jumlahnyaharusmakin dibatasioleh karenasudahjauh melebihipasarankerja yang membutuhkan. pendidikantersebut,tidak terlepasdari masihterbatasnya Ketirirpangan pembiayaan yang mencukupibagi pemmenyediaan kemampuanpembangunan risel dan teknologi (RISTEK) selama bangunanpendidikandan pengembangan i n i . M e s k i p u nk i t a t e l a hm e n g a l o k a s i k adna n ay a n g r e l a t i f c u k u pb e s a ru n t u k pendidikandalamPJP I, namunsecararelatifterhadappendapatan nasionaldan jika dibandingkan ASEAN, kita masihketinggalan.Dalam dengannegara-negara
bahanceramahMENPPNpadaCeramahUmumCivitasAkademikaUnsil,Tasikmalaya, 26 Septenrber c:ws6/samb-94/unsil, 1994
tahun 1993,pembiayaanpendidikankita baru mencapaisekitar3,5% PDB atau hampir mencapairata-ratanegaraberkembangumumnyayaitu 3,1%. Rata-rata negaraASEAN pembiayaanpendidikantelah mencapai4,3%. Demikian pula halnya denganpembiayaanpengembanganRISTEK. Apabila kita baru mampu membiayairiset sekitar0,3% dari PDB padatahun 1991,maka di Singapur, Korea Selatan,Taiwandan China, telah menyedianbiaya RISTEK antara!,0% sampai1,9% dari PDB. Pembiayaanriset yang relatif masihkecil di Indonesia, itupun hampir seluruhnyadilakukan oleh lembagapemerintah.Sektorswastakita masih sangatterbatasmelakukanriset. Dalam PJP II diharapkankeadaannya t e r b a l i k , k e g i a t a nr i s e t o l e h s w a s t aa k a nj a u h l e b i h b e s a r ( 7 0 % ) d a r i p a d a pemerintah(30 %). Dengandemikianpembiayaanriset kita relatif juga makin membesarsejalandenganakan makin pesatnyaperkembanganIPTEK dan meningkatnyakualitasSDM. PerkembanganIPTEK yang pesat terutamadibidang teknologi informasi yang mempercepatprosesglobalisasidikhawatirkanjuga dapatmembawadampak negatifterhadapnilai-nilailuhur budayakita, terutamadikalangangenerasimuda. Disini para ahli-ahlipendidikandan pakar-pakarilmu sosialumumnyaditantang untuk dapatmelakukanpengkajiandan pengajarandi perguruantinggi sehingga generasimuda kita mempunyaidaya tangkalyang tangguhterhadapnilai-nilai baru yang negatif. Berbicarasoal pengembangan IPTEK, tidak berarti bahwa kita hanya bicara bidang-bidangIPTEK yang canggihdan mahal sepertipembuatankapal terbang,satelitdan sejenisnya,tetapimasihbanyakjugu perlu dikembangkan iptek untuk menunjangpenanggulangan kemiskinan.Pendudukmiskin terutama di desa-desa tertinggalselainmemerlukanmodal usaha,juga memerlukanprasar a n a e k o n o - mdi a n s o s i a l ,t e r u t a m aj a l a n , j e t t i , s u m b e ra i r b e r s i h , s e k o l a h , Puskesmas, Posyandu,listrik perdesaan, dan saranakeluargaberencana.Semuanya itu juga memerlukanpengembangan IPTEK dari waktu ke waktu agar prasarana-prasarana tersebutdapatmenjangkaupendudukmiskin denganlebih merata, lebih bermutu,efisiendalampembiayaandan pengelolannya sertaefektif dalam mencapaitujuan. Sebagaicontoh,sebagianbesarpendudukJawa Barat, terutama
c:ws6/sanrb-94/unsil, bahanceramahMENPPNpadaCeramahUmumCivitasAkademikaUnsil,Tasikmalaya, 26 September 1994
10
di perdesaan,masih banyakyang belum dapatmenikmatiair bersih, meskipun sumberair padaumumnyatidak merupakanmasalah.Menurut hasil Sensus1990, pendudukperdesaandi JawaBarat yang menggunakan air bersih baru sekitar 40%, sedangdi perkotaankurang lebih 70%. Upaya menggantibudayaair kolam yang kotor ke budaya air bersih memerlukanpengembangan iptek, baik untuk pengadaanairnya maupununtuk merubah sikap dan perilaku penduduk kearah budayahidup bersihdan sehat.
KEBIJAKSANAAN KEMISKINAN
PEMBANGIINAN
SDM DAN PENANGGULANGAN
pembangunan Atas dasarkeberhasilandan permasalahan SDM dalam PJP I sepertiyang sayauraikandi atas,makaupayapeningkatankualitasSDM dalam Repelita VI dilaksanakanmelalui empat kebijaksanaansebagai berikut: (1) Peningkatankualitashidup, baik jasmani,rohani,dan kejuangannyamaupun kualitaskehidupannya;(2) PeningkatankualitasSDM yang produktif serta sesuai dengan kebutuhanpembangunan;(3) Peningkatankualitas SDM yang mampu dan menguasaiIPTEK; dan (4) Pengembangan memanfaatkan,mengembangkan, dan perangkathukum SDM. Dengankebijaksaaan kelembagaan tersebutdalam RepelitaVI diupayakanjrrgaterusmengurangijumlah pendudukmiskin sebagai peningkatanSDM. Upaya tersebutantaralain dilaksabagiandari pembangunan nakanmelalui suatuprogramkhususyang telahdikenalsebagaiProgramInpres DesaTertinggal(IDT). ProgramIDT mengandung3 pengertiandasar,yaitu (1) sebagaipemicu gerakannasionalpenanggulangan kemiskinan,(2) sebagaistrategidalam pemeraekonomi rakyat melalui taanpembaigunan,dan (3) sebagaiupayapengembangan pemberianbantuandanaberguliruntuk modalusahabagi pendudukmiskin. Program IDT juga merupakanupaya membangunkesetiakawanan sosial dan rasakebersamaan melaluipeningkatankesadaran,kemauan,tanggungjawab, hargadiri, dan percayadiri masyarakat. Langkahini merupakantekad pula
Unsil,Thsikmalaya, c:ws6/samb-94/unsil, bahanceramahMENPPNpadaCenmahUmumCivitasAkadenrika 26 September 1994
11
untuk memberikantanggungjawab kepadaaparatyang paling dekat dengan masyarakat,dan memberikeleluasaankepadamasyarakatuntuk menentukan nasibnyasendiri. Aparaturpemerintahterutamadi tingkat desa,dituntut untuk peka, peduli, dan tanggapterhadappermasalahan pembangunandi lingkungan masyarakatsehinggadapat memberikanpelayanandan pengayomankepada masyarakatsesuaidengantuntutanhati nurani rakyat. Seperti sudahsering disiarkan di media massa,program IDT ditujukan kepadakelompok-kelompokpendudukmiskin di 20.633 desadenganmemberikan b a n t u a nd a n a s e b a g a m i o d a l u s a h as e b e s a rR p . 2 0 j u t a p e r d e s a . M e n u r u t laporan yang sayaterima sampaiminggu ketiga bulan Septemberini jumlah desa yang telah mencairkandana IDT sebanyak12.585desa atau 59,7% . Sedang jumlah danayang telahdicairkansebanyak47,05 %. Di PropinsiJawaBarat terdapat1.560desatertinggal(21,96 %) dengan pendudukmiskin sebanyak12,20 % dari seluruhIndonesia. Kecuali di satu desa, semuadesalainnya di Jawa Barat telah mencairkandana IDT. Dengan demikian untuk desa-desa IDT di JawaBarat, Pemdadan masyarakattinggal memantaudan mengawasiapakahdanayang sudahdicairkantersebutpenggunaannya sesuai denganrujuan IDT. Apabila kita simak ciri-ciri desateringgaldi JawaBarat dari data Potensi Desa (Podes)yang dihimpunoleh BPS sebagaidasarpenentuandesatertinggal 1993,antaralain terlihatbahwasecarastatistikpetanidi JawaBarat relatif lebih kaya, dan mempunyaipotensisumberdaya alam paling tinggi. Sebagianbesar pendudukJawaBarat (95%) mempunyaisumbermatapencaharianberasaldari sektor pertanian.Angka ini samadengan angka rata-ratanasional,tetapi lebih rendahdaripada desa-desa di JawaTengah(96%), Yogyakarta(97 %), d,anJawa T i m u r ( 9 7 % d e s a ) . J u m l a hp e t a n ip e m i l i k l a h a nk u r a n gd a r i 0 , 5 h a t e r c a t a t palingrendah(40% desa),JawaTengah48%, JawaTimur 50%, dan Di Yogyakarta 41 %. Sedangkan petanipemilik lahanlebih dari 1,0 hektar paling banyakdi JawaBarat(20% desa).Di JawaTimur 75%, dan di Yogyakartahanya9% .
c:ws6/samb-94/unsil, bahanceramahMENPPNpadaCeramahUnrumCivitasAkademikaUnsil,Tasiknralaya, 26 September 1994
12
Dari segi akseske ibukota kecamatankurang dari 5 kilometer adalah37 % dan lebih dari 33,8% desaberjarak lebih dari 10 km. Namun kondisi ini tidak begitu menjadimasalahkarenalebih dari89% desa tertinggaldilayani oleh angkutanbermotor.Demikianpula kalau melihatkondisijalan utamayang ada di desatertinggalsebagianbesarsudahdiperkerasdan aspal. Dengan demikiandapatdisimpulkanbahwa ketertinggalandesa di Jawa Barat terutamabukan karenakurangnyaprasaranafisik atauterbatasnyasumber daya alam, tetapi lebih banyakkarenaunsur sumberdaya manusianya. Oleh karena iru, dana batuanIDT untuk modal usahayang sudahdi tangan kelompokkelompok masyarakatdi desa-desatertinggal di Jawa Barat ini, harus didukung oleh upaya-upayaprogram sektoralsecaraterpaduyang secaralangsungdapat berdampakpada peningkatankualitas SDM. Program-programtersebutterutama adalahpendidikan,kesehatan, gizi, air bersih,kependudukan dan KB.
PENUTTIP Demikian beberapagambarantentangpermasalahan pembangunansumber daya manusiayang kita hadapidalamPJPII. Tidak diragukanlagi perananPendidikanTinggi sungguhbesar dalam upayameningkatkankualitassumberdaya manusia. Para mahasiswadan lulusan perguruantinggi seharusnya menjadiujung tombakdari upayatersebut,karena merekatergolongkelompokmasyarakatyang telah mempunyaikelebihansetidaknyadari tingkatpendidikan.Dalam kenyataankita masihmenghadapimasalah mutu pendidikandan masalahketidakserasian antaraketersediaantenaga lulusanperluruantinggi dengankebutuhanpasarkerja, sepertitelahdiuraikandi muka. Mengatasipermasalahan pembangunan sumberdaya manusiadan pendidikan sepertitersebutdiatas,partisipasiswastadalamPJPII akandituntutlebih tinggi lagi. SelamaPJPI, peranswastadalampembangunan pendidikantinggi
c:ws6/samb-94/unsil,bahan ceranrahMENPPN pada Ceramah Umum Civitas Akademika Unsil, Thsikmalaya,26 September 1994
13
cukup menonjol,hal ini teriihat dari populasimahasiswamencapaisekitar dua pertigadari keseluruhanmahasiswaperguruantinggi secaranasional.Jumlah mahasiswaini, tentu saja tidak saja mencerminkanpeningkatanperan serta swastadalam penyelenggaraan pendidikan,tetapijuga mencerminkanmeningkatnya kesadaranmasyarakatakansemakinpentingnyapendidikantinggi. Keberadaan UniversitasSiliwangimerupakansalahsatucontohdari kesadaranmasyarakat tersebut. Beberapailustrasikeadaandi daerahJawaBarat yang sayasampaikandi atasmudah-mudahanmendorongSaudara-saudara keluargabesarUniversitas Siliwangi untuk lebih berperanikut memecahkanmasalah-masalah SDM term a s u k m a s a l a hk e m i s k i n a n ,b e r s a m aP e m e r i n t a hD a e r a h d a n m a s y a r a k a t . Pemakaiandan pengembanganIPTEK di kampus ini supayadapatjuga dimanfaatkan untuk ikut menanggulangimasalahkemiskinan dalam Program IDT misalnyamelalui kegiatankuliah kerja nyata(KKN), tidak hanyadi JawaBarat, tetapijuga di daerah-daerah lain yang memerlukan. Lebih dari itu, Universitas Siliwangi agar terus meningkatkanmutu akademisnyaagar para alumninya tidak hanya menjadipencarikerja, tetapijuga pandaimenciptakanlapangankerja denganpengetahuan dan keterampilanIPTEK yang dimilikinya.
a, 26 September1994 Tasikmalay
1994 c:ws6/sanrb-94/unsil, bahanceramahMENPPNpadaCeramahUmumCivitasAkademikaUnsil,tsikmalaya, 26 Septenrber
14