VIil PEMBANGUNAN INDONESIA DAN PERANAN PERGURUAN TINGGI SWASTA
Oleh: DR. Ir. RahardiRamelan Wakil KetuaBAPPENAS
D . C I ( I . . J M E N T A I } I& A I ? S i P
BAPE}ENA.5
Disampaikanpada:
SEMINAR BADAN MUSYAWARAH PERGURUAN TINGGI SWASTA(BM.PTS) L997 Jakarta,11September
4',
VISI PEMBANGUNAN INDONESIA DAN PERANAN PERGURUAN TINGGI S\$T/ASTA
DR. Ir. Rabardi Ramelan Wakil Ketua Bappenas
t.
Pendahuluan
Pertama saya ingin menyampaikan terima kasih atas diberikannnya kesempatanmenyampaikanpemikiran padakesempatany angberbahagiaini. Adapun tema yang akan saya sampaikansesuaidengan permintaan panitia adalah : "Visi Pembanguna.n Indonesia dan Peranan Pergurudn Tinggi SwAstA". Berbicara tentang Visi
Pembangunan Indonesia dan Peranan
Perguruan Tinggi Swasta(PTS) pada saat ini sangatlahtepat. Pertama, kita sedangberadadi ambangRepelita VII dimana peranansumber daya manusia makin penting perannya dalam pembangunannasional. Kedua, perguruan termasuk PTS mempunyai peran y^ng signifikan dalam proses
tinggi
pembangunan sumber daya manusia. Berdasarkankedua alasan tersebut, maka tema diatasmenjadi sangattepat. Dalam GBHN 1993 ditegaskanbahwa titik berat pembangunandalam PJP II
adalah bidang ekonomi yang merupakan penggerak utama
pembangunan seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. GBHN
1993 juga mengisyaratkan bahwa SDM yang harus kita bangun
adalah SDM yang beriman dan bertakwa, cerdas,kreatif, terampil, sehat jasmani dan rohani, dan berkepribadianIndonesia.Dengan kualitas seperti itu, malcabangsaIndonesiaakan mampu memasuki kehidupan baru di masa ' Disampaikanpada SeminarBadanMusyawarahPerguruanTinggi Swastalndonesia(BM-PTSI), Jakartall Seotember1997.
datang yang sarat deng^n tantangan, utam^nya tantangan y^ng berdimensi g1obal. Seperti yang sama-samakita ketahui, dewasa ini proses globalisasi sedangberlangsungdengan cep^t.Sebagaibagian dari sistem dunia, kitapun tidak terlepas dari arus tersebut termasuk pembangunanekonomi. Sistem ekonomi nasional kita pun semakin terkait dengan ekonomi global. Selain itu, penerapan standar-standarbaru juga semakin menuntut kita untuk bekerja lebih keras meningkatkan mutu produk dan pekerjaankita. Sebagai contoh dapat diutarakan disini, yaitu penerapanstandarISO, sampaikepada pertimbangan masalahHAM dan lingkungan hidup, serta kebutuhan akan sistemmanajemenyang tanggapterhadapkebutuhan konsumen. Dilain pihak, globalisasiitu sendiri merupakan suatu potensi besar apabila kita
mampu memanfaatkannya. Sebagai negara yang masih
berkembang upaya y^ng lebih keras dan serius diperlukan untuk mampu memanfaatkan peluang tersebut. Perkembangan situasi moneter saat ini memberikan pelajaranbahwa kekuatan ekonomi nasional sangatlahpenting dalam menghadapi pasar global. Salah satunya adalah perlunya kekuatan sektor riil yang dapat diandalkan. Melemahnya nilat mata uang rupiah terhadap dolar sebagaimana dialami saatini akan dapatdikompensasiapabila sektor riil yang berorentasipada ekspor mampu memanfaatkanhal tersebut sebagai peluang. Hal ini terwujud apabtla dunia usaha sebagai tulang punggung
ekonomi
nasional mampu
menghasilkan efisiensi dan
produktivitas yang tinggi sehingga dapar mengalahkan produk
yarrg
dihasilkan oleh perusahaan lain. Kondisi ini sangat ditentukan oleh kemampuan dunia usahanasional kita dalam memanfaatkanteknologi baru y^ng didukung oleh tatanan institusi y^ng menciptakan iklim usaha yang efisiendan meminimalkan unsur resiko sertaketidakpastian. Demikian juga upaya penguranganimpor dapat secarasignifikan dirasakankalau sajakita lebih meningkatkan kepribadian kita sebagaibangsa denganlebih mencintai produk dalam negeri.
Tingginya mobilitas tenaga kerja juga merupakan ciri dari proses globalisasi.Saat ini boleh dikatakan kita tidak mungkin lagi menghambat pergerakan masuk tenaga kerja. Tenaga kerja asing diberbagai bidang pekerjaanjumlahnya akan semakinmeningkat padamasamendatang.Hal ini merupakan suatu isu nasional tersendiri mengingat aspek pengangguran, apalagikarena kalah bersaingdengantenagaasing di tanah air sendiri akan membawa implikasi terhadapketahananekonomi nasional. Dalam era globalisasi,penguasaaniptek bukan lagi suatu kebutuhan, tetapi sudah menjadi keharusan bila kita ingin tetap bertahan dalam persaingan global. Dari segi iptek, globalisasimemperbesarpeluang untuk memperoleh iptek baru dari "global pool of scienceand technology".Namun persoalannya tidak sederhanamengingat besarnyaproporsi angkatan kerja kita yang hanya sesuaidengan pekerjaan yang bersifat "unskilled labour". Demikian pula dengan unit usaha yang pada umumnya berskalakecil dan informal. Gambaran giobalisasi menyadarkan kita akan betapa berbedanya dunia yang dihadapi nanti. Pemahaman akan lingkungan global tersebut meyakinkan kita, bahwa keberhasiianpembangunanyang selamaini dicapai perlu dijagabahkan ditingkatkan secaraterus menerus.Dalam GBHN 1993 telah dicantumkan bahwa tujuan pembangunanjangka panjang kedua (PJP il)
adalah mewujudkan masyarakat y^ng maju, mandiri, sejahtera dan
berkeadilan.
2.
Tantangan Pembangunan di Masa Depan
Dalam
meiaksanakan pembangunan,
banyak tantangan yarLg
dihadapi, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam. Karena dunia sedangbergerak ke arah ^pa y^ng disebut "borderlesssociety", makin sulit bagi kita untuk membedakanapakah suatu tantangan berasaldari luar atau dari dalam. Tantangan atau masalahyang kita hadapijuga beradadi berbagai
bidang, atau bersumberdari berbagaifaktor, seperti ekonomi, sosialbudaya, dan politik.
Dalam masyarakat yang makin kompleks kehidupannya,
dinding pemisah antarberbagaifaktor itu akan makin tipis, bahkan dapat hilang sama sekali. Dengan tingkat keterbukaan dan kebebasanberfikir masyarakat, satu aspek dengan mudah akan berkait dengan aspek lainnya sehingga identifikasi atau pemilahan sumber permasalahanmenjadi tidak mudah, bahkan mungkin mustahil dilakukan. Akibat dari semuaitu, yakni tingginya trrompleksitaspermasalahan, maka penanganan masalah jng" menjadi tidak sederhana.Untuk itu, makin diperlukan kecanggihan dan keterampilan dalam mengatasib erbagaipersoalan. Namun
sebagai bangsa kita telah berhasil mengatasi berbagai
tantangan tersebut. Di bidang ekonomi misalnya, pertumbuhan ekonomi kita rata-rata mencapai 7 persen per tahun selamatiga dasawarsa.Dengan pertumbuhan yang tinggi itu dan laju pertumbuhan penduduk y^ng dapat dikendalikan menjadi di bawah I,7 persen, maka produk domestik bruto (PDB) per kapita kita meningkat dari hanya setrritarUS$ 70 pada awal PJP I menjadi sekitar US$ 1000 pada tahun L995.Kualitas kehidupan masyarakat kita juga membaik arLtaralain ditandai angka kematian bayi menurun, usia harapan hidup naik, dan angka partisipasi anak sekolah naik. Indikator penting lainnya adalah jumlah penduduk miskin y^ng terus berkurang dengan tingkat penurunarLy^ng cukup tajam. Pada tahun t970, jumlah penduduk Indonesia yang tergolong miskin masih sekitar 70 juta orang atau 60 persendari seluruh penduduk. Padatahun 1993,jumlah penduduk miskin telah menurun menjadi 75,9 juta orang atau t3,7 persen dari seluruh penduduk, dan pada tahun t996 telah menurun lagi menjadi22,6juta orang xau I1.,4persen. Kurun waktu Repelita VII
akan bersamaan dengan berlakunya
kawasan perdaganganbebas ASEAN (AFTA) pada tahun 2003. Dengan kawasanperdaganganbebasini, ekonomi Indonesiaakan makin terintegrasi ke dalam ekonomi ASEAN. Kurun waktu PJP II bersamaandengansasaran
APEC tahun 2020. Berbagaiperkembangantersebut membuka kesempatan yang luas bagi perekonomian kita, tetapi juga menghadapkannnya pada berbagaitantangan.Globalisasiekonomi yang sekarangsedangberlangsung digerakkan oleh dua kekuatan besar yaitu perdagangan dan teknologi. Keduanya saling kait-mengait dan saling menunjang. Perdagangan yang meningkat akan mendorong bukan hanya proses alih teknologi, tetapi penguatanteknologi. Sebaliknya,peningkatanteknologi akan memperlancar dan mendorongperdagangan. Oleh karenaitu, bangsaIndonesiatidak boleh lepasdari arus perkembangandan kemajuanperdagangandan teknologi dan harus
secara maksimal
mampu
memanfaatkannya. Kunci
untuk
memanfaatkan kesempatanini adalah daya saing. Daya saing itu terutama tergantung pada dua aspetr< "efisiensi" dan "produktivitas". Dalam rangka meningkatkan efisiensiperlu penyempurnaankelembagaanekonomi secara keseluruhan. Deregulasi dan debirokratisasiadalah bagian dari upaya itu. Sedangkan peningkatan produktivitas sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia(SDM) dan kemampuanteknologi.
3.
PeranPerguruanTinggi dalamEra Globalisasi
Dalam menghadapiabad ke-2L yang sebentarlagi akan kita masuki, penting bagi kita untuk membuat suatu antisipasidalam usahapeningkatan sumber daya manusia, karena pada abad ke-2t persaingan antarbangsa menjadi semakin ketat. Akibat dari keadaanseperti itu, kita harus terus memacu rtpaye-peningkatankualitas sumber daya manusia,karena pada abad mendatang peran sumber daya manusia menjadi semakin penting. Dalam mengantisipasi keadaan ini, bidang pendidikan mempunyai peran yarlg sangat sentral, khususnya perguruan tinggi termasuk PTS yang mau tidak mau harus meningkatkan kualitas pendidikannyadalam vpaya menghasilkan lulusan yang siap menghadapi perkembalgan zaman, utamanya pada era globalisasi.
Peningkatanmutu lulusanperguruantinggi ini bisaditempuhmelalui perbaikanprosesbelapr mengajar,yangdidukungolehjumlahdan mutu staf pengajarsertasaranadan pras^rana yang memadai.Mutu lulusanperguruan tinggi tersebut ^mat menentukan daya saing bangsa dalam usaha memenangkan persainganglobal.Dalam menetapkanstandarmutu lulusan yarg akandihasilkan,maka"benchmark"yangdipakaisudahharusmerujuk padastandarinternasional, ataupalingtidak "benchmark"regional.
4.
Peran PerguruanTinggi dalamProsesPerubahanKebudayaan
Industrialisasi merupakan proses perubahan budaya dari budaya agraris ke budaya industri, dengan demikian memerlukan internalisasi budaya iptek ke dalam budayamasyarakat.Industrialisasibukan membangun pabrik di seluruh pelosok wilayah tanah air, melainkan membangun sikap mental dan budaya sebagaim^n^y^nghidupdi masyarakatindustri. Kebudayaan industri ini
memiliki
ciri-ciri sebagai berikut: (1)
pengetahuan merupakan landasan utama dalam pengambilan keputusan (bukan intuisi atau kebiasaan saja); Q) kemajuan teknologi merupakan instrumen utama dalam pemanfaatansumber daya; (3) mekanisme pasar sebagai media utama dalam transaksi barang dan jasa; (4) e{isiensi dan produktifitas sebagaidasarutama dalam alokasi sumber daya dan karenanya membuat hemat dalam penggunaan sumber daya; (5) mutu merupakan orientasi, wacana, sekaligustujuan; (6) profesionalismemerupakan karakter y^ng menonjol; dan (7) perekay^s ^n harus menggantikan ketergantungan pada alam sehingga setiap produk yang dihasilkan senantiasamemenuhi persy^ratanyang telah ditetapkanterlebih dahulu. Industrialisasi harus dipahami sebagaiproses pembangunan dengan segaiakekuatan y^ng bersumber dari dalam (dertelapment fronT uithin), yaitu proses yang dibangkitkan oleh inisiatif dan kreatifitas dari dalam suatu masyarakat atav negara sehinggareplik, rekombinasi, dan pembaruan dari
keseluruhan proses dan
output
tersebut menjamin
keberlanjutan
pembangunan. Inisiatif dan kreatifitas individu atau masyarakatmenghasilkandaya inovasi dan daya adaptasiy^ng tinggi terhadap segalabentuk perubahan. Prosesperubahanini terjadi secaraberkesinambungandan dalam tempo yang makin
cepat. Dengan demikian, adaptasi dan inovasi individu
dan
masyarakat harus berkembang lebih cepat. Dalam proses tersebut rerjadi prosesseleksi.Individu atau masyarakatyang berhasil melalui prosesseleksi itu yang mampu menyesuaikandiri terhadap perubahan melalui "learning process".Proseskreasi selanjutnyaadalahdaya inovasi. Inovasi didefinisikan sebagai"tbe fi.rst commercialapplication of an invention". Dilihat dari pandangany^ng iebih fundamental, maka inovasi merupakan bagian dari kebudayaan. Dari perspektif ini, maka inovasi merupakan suatu proses y^ng hasilnya adalah suatu hal yang baru, y^ng secarakualitatif berbeda dengan yang sudah ada. Prosesini pada dasarnya merupakan suatu hal yang terjadi secaraluas, khususnya dalam masyarakat y^ng dinamis, sebagaiproduk dari proseslearning, searching,and exploring, dalam rangka menghasilkan produk baru, teknik baru, bentuk organisasi baru, atau membuka pasarbaru. Dalam konteks ini, perguruan tinggi mempunyai peranan penting sebagaiwahana membangun suatu proseskebudayaany^ng bisa mendorong munculnya daya inovasi dan kreatifitas di kalangan masyarakat,utamanya komunitas civitasacademica.
5.
PeranPerguruanTinggi dalamMenyiapkanSDM Profesional Lembaga pendidikan, terutama pendidikan tinggi termasuk PTS,
merupakan lembaga yang sangatpenting untuk menghasilkansumber daya manusia profesional. Kita perlu mendorong lebih kuat lagi perguruan tinggi untuk menghasilkan kader-kaderpembangunan yang menjadi inti sumber
daya manusia Indonesia berkualitas. Kita jrgr
perlu meningkatkan
kemampu^nparapeneliti dan lembaga-lembaga y^ng bergerakdi bidang iptek, agar profesionalismemenjadi bagian dari kebu dayaan bangsa kita.
Demikian pula lembaga-lemb aga yang menghimpuntr
Kita, terutama cioitasacademicaperguruan tinggi, memang ditanrang untuk
membangun sumber daya manusia yang memilitrri semangar
profesional, semangat pembaruan serta komitmen dan tekad yang kuat
untuk mengubahkeadaandanmemperbaikibangsanya.
BeberapaPermasalahan PerguruanTinggi
Ada beberapa isu utama dalam manajemen perguruan tinggi di Indonesiat fang amat penting untuk dijadikan agendapembahasan,yaitu (a) kualitas, (b) efisiensi,(c) relevansi,(d) otonomi, dan (e) kemandirian. Masingmasing akan diuraikan secaraberurutan di bawah ini.
a. Kualitas
Selamaini kritik terhadap keberadaanperguruan tinggi di Indonesia selalu menyangkut kualitas, yang dinilai masih rendah. Oleh karena itu, tantangan utama dalam pengembanganperguruan tinggi di masa depan adalah upaya peningkatan kualitas tersebut. Banyak faktor yarrg ikut menentukan pencapaianpeningkatan kualitas perguruan tinggi, antaralain, sarana dan prasaranay^ng mendukung, fasilitas yang memadai, dan yang am t vital adalahkualitas tenagapengajar,sertawaktu yang dicurahkan oleh dosen untuk mahasiswa.Faktor lain yang juga dianggap penting adalah komitmen
par^ dosen terhadap profesi dan keahliannya, kemampuan
meneliti, dan kegiatan-kegiatarr yaflg mengarahpadausahauntuk menambah atau meremqakan kemampuanprofesionalsertakeahliannya.
b. Efisiensi
Efisiensi
itu
berkaitan
dengan
tingkat
kehematan
dalam
memanfaatkansumber daya selamaproseskegiatanpendidikan berlangsung g
dan output yang diperoleh. Apabila sumber daya yang dimanfaatkan relatif rendah namun bisa mencapai hasil maksimai, maka hal itu berarti tingkat efisiensi kegiatan pendidikan tersebut sangat tinggi. Efisiensi akan terjadi bilamana didukung oleh struktur organisasikelembagaanyangefektif. Efisiensi pendidikan bisa dikelompokkan ke dalam dua hal yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Yang pertama menyangkut lama waktu y^ng digunakan oleh mahasiswadaiam menyelesaikanstudi dan angka putus kuliah, sedangkan yang kedua menyangkut lama waktu dalam memperoleh pekerjaansetelahseseorang lulus menjadi sarjana. Efisiensi internal perguruan tinggi di Indonesiadianggapmasih sangat rendah, sebab angka kelulusan yang rerpaut jauh dengan angka mahasiswa yang terdaftar dan angka putus kuliah pun relatif cukup tinggi. Menurut catatan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, persentasekelulusan masih sangatkecil dibandingkan denganjtrmlah mahasiswayangrcrdaftardi perguruan tinggi. Sampaisaatini angkakelulusanmahasiswapadaPerguruan Tinggi Negeri sekitar 13,98persen,sedangkanpadaPerguruanTinggi Swasta sekitar9,44 persen. Efisiensi eksternal, antar^ lain ditandai oleh (t kecepatan iulusan mendapat pekerjaany^ng sesuaidengan bidang studi atau bidang keahlian, dan (it) perbedaan tingkat pendapatan yang ditentukan oleh perbedaan tingkat pendidikan yang dicapai. Dengan demikian, efisiensi eksternal itu berkaitan erat dengan tingkat relevansipendidikan dengandunia kerja atau lapanganpekerjaan.
c. Relevansi
Masalahrelevansipendidikan ini terutama berkaitan denganlapangan pekerjaan y^ng dimasuki oleh para lulusan perguruan tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang relatif pesat selamaini ternyata tidak paralel dengan daya serap lapangan kerja terhadap sarjana-sarjanayang menjadi calon tenaga r0
kerja. Kita mengetahui bahwa lndonesia sekarang sedang menghadapi masalahyang serius,yakni kapasitasdan dayatampung lapangankerja ddak mencukupi
untuk
bisa menyerap calon-calon tenaga kerja
yang
berpendidikan tinggi. Untuk mengantisipasikebutuhan di masadepan,teruramatahun 2020, perguruan tinggi harus mengambil kebijakan terobosan untuk menjaga keseimbangan^rLt^rabidang sains dan teknologi di satu pihak, dan bidang ilmu sosial dan budaya di pihak lain. Dunia pendidikan perlu mengubah orientasi dengan cara lebih memperhatikan kebutuhan pasar kerja (demand drioen) dan pengembangankemampuan wirausaha, sehinggadiharapkan angka pengangguranangkatankerja terutamauntuk lulusan perguruantinggi bisadiperkecil. Jalan keluar lain adalah dengan mengembangkan program co-op (cooperatiae academic edwcation), yang merupakan salah satu wujud lrebijaksanaanketerkaitan dan kesepadan an (inh and matclt).
d. Otonomi
Otonomi merupakanhak atau kewenangany^ngdiberikan oleh pihak y^ng berwenang atau pemerintah kepada suatu lingkungan masyarakat, himpunan, at^1rbadan resmi lain untuk menyelenggarakanfungsinya secara mandiri. Dalam konteks perguruantinggi, otonomi itu mengandaikanbahwa universitas/institut memiliki kebebasanpenuh daiam mengelolasumber daya yang dimilikinya, dan mengembangkanprogram-program serta kegiat^nkegiatan yang menjadi misi utamany^. Dengan demikian, perguruan tinggi mempunyai kewenangan atau otoritas dalam menenrukan kebijakankebijakan, yang berorientasi pada usaha memajulcan ilmu pengetahuan, lemb aga,dan masyar akat lin gkunganny^. Dalam konteks akademik, otonomi itu berarti memberikan peluang secarabebas dan terbuka kepada perguruan tinggi untuk mengembangkan ll
ilmu dalam rangka merespons perkembangan z^man. Kita mengetahui bahwa ilmu itu berkembang secaradinamis dari waktu ke waktu seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat. Agar perguruan tinggi tidak terlepas dari konteks perkembanganmasyarakatnya,yang telah mendorong perkembangan ilmu itu, maka ia harus terus menerus melakukan adaptasi. Dan dengan perkembanganilmu tersebuttentu akan berimplikasi terhadap perumusan kurikulum, agar tetap relevan dan sejalandenganperkembangan zam nOleh karena itu, perguruan tinggi harus diberi kebebasandan otoritas penuh dalam merumuskan kurikulum serta menetapkan sendiri standar akademik untuk program-program studi yang diselenggarakan.Dalam menyongsong tahun 2020 dan era globalisasi,pergunran tinggi perlu lebih memberikan prioritas untuk
mengembangkan ilmu-ilmu terapan dan
teknologi. Program-program studi baru yang bernilai strategis untuk pembangunanjangka panjang,dan guna menyongsongtahun 2020itu, antara lain,
adalah bioteknologi,
ilmu
komputer,
mikroelektronika,
d*
manajemen. Keempat bidang studi tersebut berkaitan er^t dengan perkembangan dunia industri di masa depan. Dengan demikian, dalam merumuskan kurikulum itu harus mampu menjawab perkembanganzamar' dan kebutuhan pasar industri, y^ng menjadi trend pada tahun 2020 dan era globalisasi.
e. Kemandirian
Pengembanganperguruan tinggi di masadepan perlu diarahkan pada usaha-usahayangbisa membangun kemandirian. Hal ini penting mengingat kehidupan di masadepan itu sangatsarat denganpersaingan,dan karena itu perguruan tinggi harus berupaya mengurangi tingkat ketergantungannya pada pihak luar. Khusus bagi PerguruanTinggi Swasta,sumber pembiayaan operasionalnyemasih tergantung pada pendaptten dari mahasiswa.Padahal t2
dana yans potensial dan tersedia di masyarakat belum optimal digali dan dimanfaatkan, karenanya perlu dipikirkan untuk bisa menggali sumbersumber pendanaanselain dari pembiayaanmahasiswasera fund rising serta kemitraan dengandunia usaha. Partisipasi pihak swastadalanr menyelenggarakanpendidikan tinggi ini bernilai strategis,mengingat kapasitasdan kemampuanpemerintah yang sangatterbatas dan kurang memadai. Oleh karenanya,seriapkegiatan yang mengarah pada usaha menumbuhkan kemandirian perguruan tinggi, yang ditempuh melalui pengembanganprogram dan kegiatan kerjasamadengan lembagadi luar perguruan tinggi, khususnyadunia usahaperlu ditingkatkan tenrs.
7.
Perguruan Tinggi untuk Abad Mendatang
Kita telah melihat bahwa perguruan tinggi lcita dihadapkan pada permasaiahan,yang mencakupsegikualitas,efisiensi,relevansi,otonomi, dan kemandirian. Dari
^p^ y^r*g telah dikemukakan di atas dapat pula
disimpulkan bahwa intinya adalah peningkatan kemampuan perguruan tinggi untuk menjawab tantanganindustrialisasidan liberalisasiekonomi. Perguruan tinggi harus mengembangkancakupan kegiatannya tidak hanya pada proses belajar mengajar,tetapi perlu juga melakukan kegiatan riset baik untuk pengembangankeilmuan maupun untuk menjembatani antara dunia akademis dengan penerapannyabagi pengembanganindustri, baik industri manufaktur maupun industri jasa, termasuk manajemen. Bahkan lebih dari itu, perguruantinggi harus mampu melakukan riset jangka panjang y^rLg bertujuan menciptakan sesuatuy^ng baru (inoaasi) atau pun pengembanganstandar-standarmutu. Dalam riset ini, perguruantinggi dapat bekerjasamadengan pihak perusahaan.Selamaini kebanyakan riset yang dilakukan perguruan tinggi kita masih terbatasuntuk kepentingankalangan akademisatau sekadarmemenuhi pesanandari industri secarainsidental.
IJ
Dalam pendidikan kita, tradisi kerjasamakemitraan (partnership) antar^ perguruan tinggi dan perusahaari belum melembaga, apalagi membudaya. Sebenarnyadunia pendidikan tinggi dan dunia usaha dapat saling kerjasama kemitraan dengan cakupan yang lebih luas. Untuk memperoleh kondisi ini
memang diperlukan perubahan karakteristik
manajemen dalam pendidikan tinggi kita serta adanyakesadarandari dunia usaha akan perlvnya memanfaatkanlembaga kemitraan dengan pergunran tinggi. Dalam
konteks ini,
say^ ingin
menggambarkan karakteristik
pendidikan tinggi dan perguruan tinggi yang diharapkan mampu menjawab tantangan abad ke-2l itu. Pertama, mampu menyiapkan peserta didik menjadi anggotamasyarak^ty^ng memiliki kemampuan akademisdan/atau p rofesionaI y ang dapat menerapkan,mengembangkan dan/ atav menciptakan ilmu pengetahuan,teknologi atau kesenian.Kedwa,pendidikan tinggi juga tetap bertujuan mengembangkandan menyebarluaskanilmu pengetahuan, teknologi,
atav kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam memperkaya kebudayaan nasional.Ketiga,pendidikan tinggi harus konsistendengantujuan pendidikan nasional, kaidah moral,
dan etika ilmu
pengetahuan, kepentingan
masyarakat,serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsapribadi. Keempat,perguruan tinggi sebagaipelaksanapendidikan tinggi mengemban tiga darma, yakni tridarma perguruan tinggi, y^ng mencakup darma pendidikan, penelitian, dan pengabdiankepada masyarakat.Tiga darma ini harus kita jabarkan secara aktual sesuaidengan kewajibannya menjawab tantangan-tantan gan y angsaya kemukakan di atas. Keempat karakteristik iru berlaku baili bagi perguruan tinggi negeri maupun swasta.
l4
8. Pengembangan Kurikulum
Perguruan Tinggi
dan Kegiatan
Mahasiswa
Dalam mengantisipasi perkembangan yang terjadi sekarang ini pengembangan kurikulum
sangar diperlukan guna menjawab tuntutan
kebutuhan masyarakatakan lulusan perguruan tinggi. Secaraideal apa yang dipersiapkan oleh perguruan tinggi sebagaipenghasilsumber daya manusia seharusnyadapat memenuhi harapan dunia usaha/industri. Namun, seperti telah saya kemukakan, harus kita akui bahwa banyak lulusan perguruan tinggi y^ng kemampuanny^ masih jauh dari apay^ng diharapkan sehingga dibutuhkan waktu y^ng lama untuk penyesuaianseoranglulusan agar dapat bekerja di industri. Untuk
menanggulangi masalah tersebut, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaantelah mengeluarkankebijaksanaan"keterkaitan dan kesepadanan" (ink
and match), yaitu suatu kebijaksanaan yang
mendekatkan dunia pendidikan dengandunia kerja. Namun, apalah^rtinya kebijaksanaantersebut kalau tidak dikembangkan secarakhusus ke dalam sistempendidikannya. Sepeni telah saya kemukakan, adalah dengan menerapkan program y^ng sekarangsedangdikembangkan, yaitu program co-op.Ini merupakan salahsatu realisasidari kebijakan linh and matchtersebut.Secarakonseptual, co-opadalahsuatu program pendidikan akademis- pendidikan tinggi - yarrg mengaitkan kurikulum
pendidikan dengan dunia kerja. Dalam sistem
perguruan tinggi kita, program co-op dapat diterapkan pada tingkat politeknik, program diploma, dan program sarjana(S1).Bahkan dapat juga pada tingkat 52 (magister) yang berorientasi profesional. Program ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman dan pembelajaran kepada mahasiswatentang "budaya kerja" dan "dunia usaha".Karenaitu, esensico-op adalahkegiatan bekerja secar^penuh sebagaipegawai;bekerja dalam rangka co-op bukan sekadar basa-basimengisi program studi, tetapi merupakan pengisian pengalaman bekerja pada diri mahasiswadengan bekerja secara l5
ny^ta. Tujuannya tidak sekadar memberikan tr<emampuan untuk menjadi pekerja,tetapi juga untuk menjadi wirausahawan.
Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat tentunya tidak hanya memikirkan kegiatan akademis saja, tetapi memiliki kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan ekstra kurikuler mahasiswa, seperri kegiatan manajemenmahasiswa,koperasi,kuliah kerja nyal.^,kesenian,dan olah raga. Khusus bidang olah raga ini perlu mendapatperhatian agarperguruan tinggi dapat menjadi sumber olah ragaqranyang andal di arena internasional. Untuk
itu, perlu dikembangkan tenrs pertandingan antarfakultas dan
antarperguruan
tinggi.
Aspek
ini
perlu
diperhatikan
dalam
pengembangannyadan perlu mendapatdukungan dalampengelolaalnnya.
9.
PengembanganManaiemenRiset dan Hubungan Antarlembaga
Riset di perguruan tinggi mempunyai posisi sentral. Tanpa kegiatan riset keberadaan suatu lembaga pendidikan tinggi perlu dipertanyakan. Melalui kegiatan riset, perguruantinggi akan diketahui kualitasnyadi tengah masyarakat, terutama dunia industri y^ng akan memanfaatkan lulusan perguruan tinggi. Perkembanganyang terjadi sangatcepat dalam dunia iptek menuntut perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitasnya,di sampingharus mampu menjawab kebutuhan masyarakatyang terus berubah. Riset yang dilakukan olah suatu perguruan tinggi mempunyai peran yang besar dalam pengembanganperguruan tinggi itu sendiri. Melalui riset, perguruan tinggi akan meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, terutama kalangan staf pengajar.Staf pengq^r perguruan tinggi selain aktif memberikan kuliah juga dituntut untuk selalu aktif dalam melakukan riset. Riset meningkatkan mutu kuliah dan selanjutnyamutu pendidikan. Dengan
l6
riset wawasan staf pengqar akan bertambah dan dapat mengkomunikasikan hasil riset tersebutuntuk kalanganyang lebih luas. Dengan kegiatan risetnya,perguruantinggi dapatbekerjasamadengan industri dalam lpay^
menghasiikan bukan hanya riset pesanan atav
insidental, melainkan juga riset jangka,panjangdalam rangka menciptakan teknologi baru ^t^tr inovasi, dan pengembanganstandar-standarmutu. Kegiatan y^ng dilakukan ini dapat menguntungkan kedua belah pihak, terutama berdasarkanpotensi yang dimiliki masing-masing. Perguruan tinggi dalam melaksanakanaktivitasnya memerlukan dana yang tidak sedikit. Untuk
memperoleh sumber dana tersebut, yang
dilakukan perguruan tinggi adalahbekerjasamadenganlembagayarLgada di luar perguruan tinggi, khususnya dunia usaha, terutama dalam hal riset jangkapanjang. Riset yang dilakukan olah suatu perguruan tinggi j.tg" dapat aksanaallpemerintah atau perusahaan. membantu memecahkanmasalahtr<ebij Dari kegiatan riset ini dapat dicari jalan keluar apabila ada kebijaksanaan yangtidak sesuaidenganyang diharapkanmasyarakat. Dalam melaksanakan kegiatan riset di perguruan tinggi harus didukung oleh dana, sumber daya manusia,dan manajemenyang baik. Hal ini penting, karena tanpa dukungan manajemenyang baik, kegiatan riset akan sulit diketahui arah dan hasil yang hendak dicapai.
Pengembanganhubungan manajemenantarlembagapada pendidikan tinggi mempunyai peranan penting. Alasannya karena untuk
dapat
mengkomunikasikan ^p^ y angdapatdilakukan perguruantinggi untuk dunia luar dapat dilakukan melalui hubungan antarlembagaini. Hubungan ini dapat terjadi dengan perguruan tinggi lain dalam dan luar negeri, dunia usaha,/industri,atau golonganmasyarakatlain y^ng salingmembutuhkan. Marilah kita lihat beberapafungsi hubungan antariembag yang dapat memberikan manfaat kepadaperguruan tinggi baik secaralangsungmaupun t7
tidak langsung apabila dikelola dengan baik. Pertama, hubungan antarlembaga y^ng dapatmemperkuatkeberadaan lembagaitu sendiri.Hal ini merupakankonsekuensilogis hubunganitu, karenadenganterjalinnya hubungandenganlembagalain, ini merupakansuatupengakuanterhadap keberadaan masing-masing. contoh,kerjasama antarperguruan Sebagai tinggi dalam dan luar negeri, dan tukar-menukar pengalamandalam mengelola kegiatan pendidikan. Salahsatu bentuknya adaiahprogram sandzaichdalam rangka kerjasama antarperguruan tinggi yang sudah kita kenal. Kedua, hubungan antarlemb^g yang dapat menjadi s^rana bagi perguruan tinggi untuk memperoleh sumber pendanaanbaru. Contohnya adalah kerjasama perguruan tinggi dengandunia usaha/industrimelalui kerjasamaproyek riset seperti disebutkandi atas.Fungsi ini perlu mendapatperhatian khusus dalam pengelolaandan perencanaan,baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga^pay^ng dapatditawarkan kepadadunia usaha/industribenar-benar dapat ditindaklanjuti
dengan pengelolaan yang profesional. Ketiga,
hubungan antarlembag y^ng dapar meningkatkan mutu pendidikan dan mutu lulusan perguruan tinggi Sebagai contoh dapat saya kemukakan hubungan
kemitraan
antarlembaga perguruan
tinggi
dan
dunia
usaha/industri dalam program co-op.Mahasisw^yang telah ikut serta dalam program co-opmemperoleh pengalamanbekerja dalam industri, di samping itu mahasiswadapat membandingkanrelevansiilmu yang diperoleh selama kuliah dengan kanyaraan dalam dunia kerja. Fungsi-fungsitersebut perlu didukung oleh sistem manajemen yang sesuai. Jadi, manajemen perguruan tinggi perlu dikembangkan secara optimal, jika perlu manajemen hubungan antarlembagaditampung dalam suatu bentuk kelembagan y^ng terpisah di bawah rektor. Dengan adanya lembaga yang terpisah tersebut dapat diharapkan adanya pengembangan dalam sistemperencanaan,pengelolaan,dan pemant^r nrlya.
18
10.
Penutup
Dari berbagaipemikirandiatasdapatlahdisimpulkan bahwa(a)Dalam melaksanakanpembangunankita menghadapiberbagait^ntangan baik dari dalam maupun dari luar termasuk globalisasi, (b) kita harus mampu menghadapi berbagaitantangan itu dan menjadikannyasebagaipeluang, (c) dalam kerangka itu, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi suatu keharusan, (d) perguruan tinggi termasuk PTS mempunyai peran y^ng sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, (e) oleh karena itu, maka perguruan tinggi termasuk PTS harus mampu meningkatkan kualitasnya.
Demikian beberapapandangansaya,semogaadamanf.aatnya.
t9