PERANAN KELUARGA DALAM MENUMBUHKAN MINAT SEKOLAH ANAK SUKU LAUT DI DESA AIR SENA KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN ANAMBAS
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata I Pada Universitas Maritim Raja Ali Haji
Oleh : GUSSATINA NIM : 110569201005
PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
DAFTAR ISI DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii ABSTRAK………………………………………………………………….iii ABSTRACK……………………………………………………………….....iv PERANAN KELUARGA DALAM MENUMBUHKAN MINAT SEKOLAH ANAK
SUKU LAUT
DI DESA AIR SENA KECAMATAN SIANTAN
KABUPATEN ANAMBAS Pendahuluan………………………………………………………………. 1 A.
Latar belakang…………………………………………………...... 1
B.
Rumusan Masalah……………………………………………….... 3
C.
Tujuan dan Manfaat penelitian……….…………………………... 3 1. Tujuan……………………………………………………………… 3 2. Manfaat....…………………………………………………………. 5
D.
Konsep Operasional…………………………..……………………. 4
E.
Metode Penelitian………………………………….………………. 5 1. Jenis penelitian…………………………...………………………… 5 2. Lokasi penelitian…………………………………………...………. 6 3. Jenis data…………………………………………………………… 7 4. Populasi dan sampel………………………………………………... 7 5. Teknik dan alat pengumpulan data………………………………... 8 6. Teknik analisa data………………………………………...………. 9
F.
Kerangka Teoritis……………………..………………………...... 11
G.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………..... 20
H.
Hasil Penelitian dan Pembahasan…………………………………. 21
I.
Penutup……………………...……………………………………... 27
Daftar Pustaka
ii
ABSTRAK Masyarakat suku laut di Desa Air Sena awalnya merupakan masyarakat yang mempunyai kehidupan tidak menetap mereka hidup berpindah pindah dan tidak mempunyai rumah di darat, sehingga mereka tidak mengenal dunia pendidikan formal seperti bersekolah. Namun dengan menjumpai lokasi yang sangat menunjang ekonomi mereka akhirnya mereka menetap di sebuah Desa yaitu Air Sena. Dengan mengikuti segala perkembangan yang ada orang tua di desa Air Sena mulai menyadari pentingnya pendidikan untuk anak anak mereka, walaupun mereka tidak pernah mengetahui tentang pendidikan formal. Untuk melihat peran keluarga dalam menumbuhkan minat sekolah anak suku laut di kampung Air Sena menggunakan tinjauan pustaka yang di kemukakan oleh Soejono Soekanto, dimana peran orang tua dalam menumbuhkan minat sekolah anak dapat dilihat dari memberikan teladan yang baik, memberikan semangat, memberikan bimbingan,dan memberikan sosilasasi kepada anak. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peranan keluarga dalam menumbuhkan minat sekolah anak suku laut di Desa Air Sena. Penelitian ini termasuk penelitian pendekatan kualitatif dan jenis data diskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) dan dukumantasi. Analisis data dengan menggunakan model Miles dan Hubermen yaitu reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Adapun hasil hasil temuan dalam penelitian menunjukan bahwa Secara keseluruhan dari permasalahan yang ada dapat disimpulkan bahwa orang tua suku laut di Desa Air Sena dalam menumbuhkan minat sekolah anak anak meraka dengan memberikan teladan tentang penggunaan waktu, memberikan semangat denagn menyediakan berbagai fasilitas belajar, memberikan bimbingan dan memberikan sosialisasi dengan bantuan para guru. Peran tersebut telah dijalankan baik namun dikarenakan berbagai faktor dari anak anak yaitu tidak terbiasa dengan dunia pendidikan formal, mengangap pelajaran sekolah itu susah sehingga membuat anak anak suku laut di desa Air Sena cendrung malas untuk bersekolah. Kata Kunci : Suku Laut, minat sekolah / belajar
ii
ABSTRACK
Sea tribal communities in the Village Air Sena was originally the community who have not settled their life living move to move and do not have a home ground, so that they do not know the world of formal education such as school. But the encounter locations that really support their economies they finally settled in a village that is Air Sena. By following all the developments there are parents in the village of Air Sena began to realize the importance of education for their children, even though they never knew about formal education. To view the role of the family in growing interest in children's schooling sea tribes in the village Air Sena uses literature review being addressed by Soejono Soekanto, where the role of parents in growing interest in children's schooling can be seen from a good example, encouragement, provide guidance, and give sosilasasi to children. The purpose of this study is to determine the role of family in growing interest in marine tribal child's school in the village of Air Sena. This study includes qualitative research approach and the type of descriptive data. Data collected by observation, interview, using interview guideline (interview guide) and dukumantasi. Analysis of data using models Miles and Hubermen of data reduction, data presentation, and verification conclusion. The results of the findings of the research show that the whole of the existing problems can be concluded that parents sea tribes in the Village Air Sena in growing interest in school children they by example on the use of time, encouraging denagn provide a range of learning facilities, providing guidance and provide socialization with the help of the teachers. That role has been running well, but due to various factors of children are not familiar with the world of formal education, it is difficult to regard school children so as to make sea tribe in the village of Air Sena tends lazy to go to school. Keywords: Sea Tribe, interest in school / learning
ii
PERANAN KELUARGA DALAM MENUMBUHKAN MINAT SEKOLAH ANAK SUKU LAUT DI DESA AIR SENA KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN ANAMBAS
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan dikeluarga dan Negara. Karena pendidikan merupakan alat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan belajar secara aktif dan mengembangkan potensi yang dimiliki dan dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbingan, pelatihan, dan pengajaran yang diarahkan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik. Pendidikan tidak hanya diberikan dilingkungan sekolah, namun pendidikan anak juga harus diberikan dari lingkungan keluarga sejak usia dini. Keluarga mempunyai peran yang sangat penting terhadap pendidikan anak dan juga menentukan keberhasilan anak kedepannya, apalagi keluarga khususnya orang tua bersifat merangsang, mendorong, dan membimbing terhadap segala aktiifitas belajar anaknya. Hal ini memungkinkan anak agar mempunyai minat
belajar yang tinggi lebih khususnya mau mengenyam pendidikan yang akan membawa mereka kekehidupan yang lebih baik tampa hidup dalam kebodohan. sebaliknya bila orang tua acuh tak acuh terhadap pendidikan anak biasanya membuat anak bahkan tidak memiliki semangat belajar. Suku laut sering juga disebut orang laut yaitu suku bangsa yang menghuni kepulauan Riau (Muhammad Zen, 2002) secara lebih luas istilah orang laut mencakup berbagai suku dan kelompok yang bermukim dipulau pulau dan muara sungai di kepulauan Riau antaranya pulau Tujuh, kepulauan Batam, dan pesisir serta pulau pulau lepas pantai Sumatra timur dan semenanjung Malaya bagian selatan. Suku laut hidup diatas perahu dan berpindah pindah tergantung kepada iklim dan musim. Sebuah kampung yang terdapat di Kabupaten Anambas Kecamatan Siantan masih terdapat suku laut yang menjadi bagian dari komunitas adat terpencil (KAT) yang merupakan salah satu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), sehingga menjadi sasaran program pada Kementerian Sosial Republik Indonesia. Komunitas Adat Terpencil (KAT) adalah kelompok orang yang hidup dalam kesatuan kesatuan wilayah yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial ekonomi maupun politik. Komunitas Adat Terpencil berciri komunitas kecil, tertutup dan homogeni, pranata sosialnya bertumpu pada hubungan kekerabatan, pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit dijangkau, pada umumnya masih hidup dalm sistem ekonomi subsintem, peralatan dan tekhnologi sederhana, ketergantungan
ii
pada lingkungan hidup dan sumberdaya alam setempat relatif tinggi, dan terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi, dan politik. Masyarakat Air Sena masih dianggap masyarakat yang sangat tradisional yang biasanya lebih mengutamakan pendidikan tradisi, pendidikan tradisi dalam masyarakat tradisional yang terasing secara geografis dan sosial, masih terbatas pada pengetahuan pengalaman. Sentuhan pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah yang telah direkayasa secara modern belum menggerakkan minat belajar anak anak secara tuntas (Mohammad Zen, 2002: 79). Masyarakat suku laut di desa Air Sena sangat kurang minatnya dalam masalah pendidikan, bahkan ada diantara mereka yang sama sekali tidak mengenyam pendidikan, putus sekolah, dan hanya beberapa yang bersekolah hanya sampai lulus SD. Apabila dilihat dari akses pendidikan yang disediakan oleh pemerintah Kabupaten Anambas, bisa dikatakan akses tersebut untuk jenjang awal menganyam pendidikan tingkat dasar telah memadai yaitu dengan adanya Sekolah Dasar (SD) di wilayah tersebut dan untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), serta Sekolah Menengah Atas (SMA) berada di wilayah Air Asok yang lokasinya mudah dijangkau oleh orang Air Sena. Dikatakan mudah karena mereka tergolong masyarakat yang berekonomi menengah ke atas untuk akses mereka berpergian mereka menggunakan speedboat yang diketahui bahwa tidak semua orang didaerah Anambas yang memiliki transportasi mahal tersebut. Orang tua sangat mempunyai peranan dalam peningkatan mutu pendidikan, orang tua harus menjadi pendorong agar anak minat terhadap sekolah,
ii
mengenyam pendidikan bahkan setinggi tingginya seperti sebuah pepatah yang mengatakan “ tuntutlah ilmu sampai kenegeri Cina “. Orang tua juga harus mampu memenuhi segala kebutuhan moril dan materil, tidak hanya kebutuhan materil seperti disuguhkan dengan kekayaan, kehidupan yang mewah namun peranan orang tua dalam menunjang serta memberi dorongan kepada anak anak mereka juga harus terlaksana. Semua kebutuhan tersebut harus di berikan secara seimbang. Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian masalah tersebut dengan mengambil judul : “ Peranan Keluarga Dalam Menumbuhkan Minat Sekolah Anak Suku Laut di Kampung Air Sena Kecamatan Siantan Kabupaten Anambas” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka diambil sebuah pokok permasalahan dalam penulisan ini yaitu : Bagaimana Peranan Keluarga Dalam Menumbuhkan Minat Sekolah Anak Suku Laut di Kampung Air Sena Kecamatan Siantan Kabupaten Anambas ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan
keluarga dalam
menumbuhkan minat sekolah anak suku laut di Desa Air Sena Kecamatan Siantan Kabupaten Anambas. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaaat teoritis
Sebagai pengembangan ilmu secara umum terutama yang membahas masalah masalah sosial, sehingga dapat diketahui masalah dan fenomena yang didapatkan dilokasi penelitian. Mahasiswa mampu memahami permasalahn permasalahan soail, khususnya tentang peran orang tua dalam menumbuhkan minat sekolah anak.
b. Manfaat praktis Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama, sehingga ke depan dapat menjadi pegangan awal bagi pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. D. Konsep Operasional Dalam sebuah penelitian, konsep operasional sangat diperlukan, fungsinya agar mempermudah, memfokoskan penelitian serta sebagai panduan bagi peneliti untuk menindak lanjuti kasus tersebut dan menghindari kekacauan akibat kesalahn penafsiran dalm penelitian. 1. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya. 2. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
ii
3. Suku laut atau serin di sebut juga orang laut adalah suk bangsa yang menghuni Kepulauan Riau yang kehidupannya identik dengan kehidupan laut. 4. Peran keluarga yang dimaksud yaitu peran orang tua yang merupakan agen utama dalam hubungan sosialisasi dan kontak pertama dari anak 5. Minat sekolah merupakan suatu ketertarikan anak suku laut kepada pendidikan sekolah Untuk melihat peranan keluarga dalam menumbuhkan minat sekolah anak peneliti menggunakan pendapat dari Soerjono Soekanto tentang peranan ayah dan ibu yang di operasionalkan sebagai berikut : 1. Memberikan teladan yang baik yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu ayah dan ibu mampu memberikan teladan yang baik seperti selalu mencontohkan, mengarahkan serta mengawasi untuk menggunakan waktu sebaik mungkin, sehingga anak mampu memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat. 2. Memberikan semangat, untuk menumbuhkan minat sekolah anak, ayah dan ibu harus mampu memberikan semangat kepada anak mereka, dalam penelitian ini pemberian semangat berupa menyediaan segala fasilitas belajar, menyediakan tenaga pengajar tambahan seperti guru les guna untuk menunjang minat sekolah anak tersebut. 3. Memberikan bimbingan, yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu ketika anak mengalami kesulitan ketika bersekolah ayah dan ibu harus mampu mengetahui segala kesulitan tersebut dan ayah, ibu harus mampu memberikan pengertian dan dorongan dalam membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak saat bersekolah tersebut.
ii
4. Sosialisasi, untuk menumbuhkan minat sekolah anak, ayah dan ibu harus mampu memberikan sosialisasi tentang pentingnya sekolah bagi anak. E. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe penelitian diskriptif yaitu berupa penyajian gambaran yang terperinci mengenai suatu situasi khusus dilokasi penelitian. Meli G.Tan (silalahi, 2010: 28) menjelaskan bahwa penelitian dengan mencari data diskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat sifat individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu antara suatu gejala dengan gejala lainnya dalam masyarakat. 2. Lokasi Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang ada, penelitian ini dilakukan di Desa Air Sena Kabupaten Anambas. Alasan pengambilan lokasi didasari karena kurangnya minat anak anak suku laut di Desa Air Sena dalam bersekolah yang diketahui dari data yang di dapat melaui Kantor Kecamatan Siantan dari 79 anak usia sekolah yanitu rentang 7 – 19 tahun terdapat 45 anak yang mengalami putus sekolah, sedangkan apabila dilihat dari ekonomi keluarga mereka termasuk kedalam keluarga yang mampu atau berekonomi menengah ke atas dan tidak ada kendala dalam biaya pendidikan anak. Sehingga lokasi tersebut menjadi pilihan untuk peneliti melakukan penelitian. 3. Jenis data a. Primer
ii
Menurut Sugiyono (2012: 139) menjelahkan bahwa sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer secara khusus dikumpulkan untk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara langsng dengan informan yaitu orang tua suku laut di desa Air Sena yang anaknya sangat kurang memiliki semngat untuk bersekolah dengan menggunakan pedoman wawancara yang mencakup permasalahan berkaitan dengan masalah yang peneliti angkat. b. Sekunder Sugiyono (2012: 141) mendefenisikan data skunder adalah ssumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku buku, serta dokumen. 4. Populasi dan Sampel Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi dan sampel tetapi lebih menggunakan istilah sumber data dan informan. Untuk mendapatkan informan maka dalam penelitian ini digunakan oleh peneliti adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012:85) purposive sampling adalah tekhnik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jadi, informan dalam penelitian ini dipilih karena di anggap memang mampu memberikan informasi mengenai penelitian yang peneliti lakukan. Adapun kriteria informan dalam penelitian ini adalah :
ii
1. para orang tua yang memiliki anak usia sekolah yaitu dalam rentang usia 7- 19 yaitu SD usia 7- 12 tahun, SMP 12- 15 tahun, SMA 15 – 18 tahun. 2. Memiliki anak yang usia sekolah lebih dari satu orang 3. Berdasarkan penghasilan dikatagorikan sebagai keluarga
yang
berekonomi menengah ke atas yang dapat di ukur dengan indicator yaitu masyarakat Desa Ai Sena yang bekerja sebagai petani ikan napoleon, penghasilan perbulan di atas 10 juta, memiliki kendaraan pribadi yaitu speedboat, dan memiliki rumah mewah. Berdasarkan katagori informan diatas maka informan yang diambil sesuai dengan kriteria tersebut berjumlah 7 orang. 5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data a. Observasi Observasi merupakan aktifitas yang dilakukan oleh peneliti yang mengharuskan untuk terjun kelapangan mengamati hal hal yang berkaitan dengan masalah penelitian ini yang dialami tentunya adalah 1. kehidupan sehari hari anak di desa Air Sena seperti waktu mereka sekolah, bekerja, dan bermain 2. pergaulan dengan masyarakat lainnya seperti interaksi dengan anak suku lain di desa Air Sena tersebut. b. Wawancara Wawancara menurut Meleong (2011: 186 ) percakapan dengan maksud maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh peneliti dan para informan
ii
yaitu suku laut yang dianggap mampu memberikan informasi terhadap penelitian ini dengan menggunakan pedoman wawancara. c. Dokumentasi Menurut Arikunto (2006: 158) dalam melaksanakan dokumentasi peneliti menyelidiki benda benda tertulis seperti buku buku, majalah, dokumen, peraturan peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Adapun dokumentasi dalam hal ini dapat dilakukan dengan menggumpulkan dokumen dokumen yang berhubungan dengan penelitian, membuat catatan catatan yang ditemui dilapangan serta mengambil beberapa gambar yang berhubungan dengan masalah penelitian.alat yang digunakan dalam metode ini yaitu kamera, cacatan, alat tulis serta beberapa alat pendukung lain yang diperlukan 6. Tekhnik Analisa Data Dalam penelitian ini digunakan analisis deskripti, Miles dan Hubermen (dalam Sugiyono: 2012)menggemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktifitas dalam analisis meliputi : a. Reduksi data yaitu memilah milah hal hal yang penting dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan. b. Penyajian data yaitu lebih pada proses penyabaran hasil penelitian dengan menggunakan teks narasi.
ii
c. Kesimpulan dan varifikasi yaitu hasil akhir berupa jawaban dari masalah yang diteliti yang tadinya belum jelas sehingga menjadi lebih jelas, sedangkan varifikasi lebih pada membuat kesimpulan sementara, ketika turun lagi kelapangan maka harus melihat lagi berubah apa tidak kesimpulan tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Peran Keluarga Dalam kehidupan keluarga terdapat istilah peran dan status, nammun terdapat perbedaan antara peran dan status tersebut, menurut SoERJONO Soekanto (2009 : 89) satats adalah sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok berhubungan dengan kelompok kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi. Peran adalah sepernagkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system (Mubarak, dkk.2009: 21). Peran maerujuk kepada beberapa set prilaku yang kurang lebih bersifat homogeny, yang didefenisikan dan diharapkan secara normative dari seseorang peran dalam situasi sosial tertentu. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
ii
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat (Setiadi,2008: 52) Peran keluarga merupakan agen utama dalam hubungan sosialisasi dan kontak pertama dari anak. Tiap tiap keluarga seharusnya mengajarkan si anak untuk menjadi anggota yang bertanggungjawab, dan yang paling utama adalah melalui keluarga. Disini anak belajar menerima norma norma sosial, sikap sikap, nilai nilai serta pola tingkah lakunya menjadi dapat diperkirakan oleh anggota masyarakat lainnya. Bahasa, pola pola seks, keyakinan agama, sopan santun dan peletakan berbagai elemen elemen kebudayaan juga ditanggani lewata keluarga (Talcot Parson dalam Khairuddin, 2002: 126) Menurut Setiadi (2008: 50) setiap anggota keluarga mempunyai peran masing masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Peran Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak anak, pelindung keluarga dan juga anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual. Soerjono Soekanto (2009: 116) Diindonesia, seorang ayah dianggap sebagai kepala keluarga yang diharapkan mempunyai sifat sifat kepemimpinan yang mantap. Sesuai dengan ajaran ajaran tradisional seorang pemimpin harus dapat memberikan teladan yang baik, memberikan semangat sehingga pengikut itu kreatif, dan membimbing, sebagai seorang ayah harus mengerti
ii
serta memahami kepentingan kepentingan dari keluarga yang dipimpinnya. Kiranya kenyataan menunjukkan, bahwa peranan ibupada masa anak anak besar sekali. Sejak dilahirkan peranan tersebut tampak dengan nyata sekali sehingga dapat dikatakan bahwa pada awal proses sosialisasi seorang ibu mempunyai peran yang besar sekali (bahkan lebih besar dari peran ayah). Menurut Mubarak,dkk (2009:31) terdapat dua peran yang mempengaruhi keluarga yaitu peran formal dan peran informal. 1. Peran formal keluarga adalah peran peran keluarga yang terkait perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat membagi peran perannya menurut pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu system. Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami- ayah, istri- ibu antara lain sebagai provider atau penyedia, pengatur rumah tangga ,merawat anak baik sehat maupun sakit, sosialisasi anak, rekreasi, memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal, peran terpautik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan) dan peran sosial. 2.
Peran informal keluarga peran peran informal bersifat implicit, biasanya tidak tampa, hanya untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan emosional individu atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga. a. Peran adapif antara lain : pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan mendorong, memuji, dan menerima konstribusi dari orang lain. Sehingga ia dapat merangkul orang lain
ii
dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk didengarkan. b. Pengharmonisan yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara para anggot, penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan pendapat. Inisiator- contributor yang mengemukakan dan mengajukan ide- ide baru atau cara cara menggingat masalah masalah atau tujuan tujuan kelompok. c. Pendamai bearti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai. d. Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam memenuhi kebutuhan, baik material maupun non material anggota keluarganya. e. Merawat keluarga adalah peran yang dijalankan terkait merawat anggota keluarga jika ada yang sakit. f. Penghubung keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan memonitori komunikasi dalam keluarga. Poinir keluarga adalah memebawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing mendapat pengalaman baru. Sahabat penghibur dan coordinator yang berarti mengorganisasi dan merencanakan kegiatan kegiatan keluarga yang berfungsi
menggangkat
keakbaran dan memerangi
kepedihan.
Pengikut dan sanksi kecuali dalam beberpa hal, sanksi lebih pasif. Sanksi hanya mengamati dan tidak melibatkan dirinya.
ii
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat prilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh harapan dan pola prilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Keluarga merpakan tempat terjadinya proses sosiolisasi yang pertama bagi setiap individu. Keluargalah yang pertama tama mengarahkan seseorang bertindak sesuai dengan kebiasaan masyarakatnya. Lewat sosialisasi yang terjadi dalam keluarga individu dapat menjalankan peran yang diharapkan darinya. Keluarga juga sekaligus menjadi lembaga pengontrol prilaku sosial. Tiap keluarga memberikan pengawasan terhadap prilaku anggotanya. Keluarga memiliki peran prilaku sosilaisasi bagi anggota baru masyarakat untk memperkenalkan aturann, norma maupun nilai nila sosial yang dianut sekitarnya. Keluarga disebiut sebgai prilaku sosilaisasi primer dasar. Keluarga merupakan satu kesatuan hidup ( system sosial ),, namun setiap anggota keluarga memilki peran masing- masing. Pemaparan secara detail mengenai peran anggota keluarga adalah sebagai berikut : peran ibu dalam pendidikan anak- anaknya ( Purwanto, 2011 : 82 ) a. Sumber dan pemberi kasih sayang b. Pengasuh dan pemelihara c. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga d. Pendidik dalam segi- segi emosional
ii
Menurut Kartono, (1992 : 8 ), peran ibu adalah sebagai berikut : sebagai istri dan teman hidup ( companion ) sebagai partner seksual. Sebagai pengatur rumah tangga ( home – maker ). Sebagai ibu0 dari anak- anak dan pendidik. Dari pendapat tersebut tidak ada perbedaan tetapi saling melengkapi. Ibu sebagai istri dan teman hidup harus bisa mendampingi suami dalam keadaan apapun seperti mengatur kehidupan rumah tangga. Sebagai ibu dari anak- anak dan pendidik maka ia harus mengasuh dan memelihara serta emberi rasa kasih saying kepada anak- anaknya. Ibu merupakan pendidik dari segi emosional. Ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah, Purwanto ( 2011 : 83 ) menjelaskan peran ayah dalam mendidik anak yang lebih dominan adalah : a. Sebagai sumber kekuasaan dalam keluarga b. Pelindung terhadap ancaman dari luar c. Pendidik dari segi rasional Menurut Soerjono Soekanto (2009 : 23 ), kelurga batih memiliki peran sebagai berikut : 1. Sebagai
pelindung
pribadi-
pribadi
anggota
kelurga
dimana
ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut 2. Merupakan unit sosial ekonomi yang secara materil memenuhi kebutuhan anggota- anggotanya 3. Menumbukan dasar- dasar bagi kaidah- kaidah pergaulan hidup
ii
4. Merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia memperlajari dan mematuhi kaidahkaidah dan nilai- nilai yang berlaku di masyarakat. Fungsi sosialisasi atau pendidikan dalam peran keluarga adalah untuk mendidik anak mulai dari awal ampai pertumbuhan anak hingga terbentuk kepribadiannya. Anak- anak harus memproleh standar tentang nilai- nilai apa yang di peroleh, apa yang baik, apa yang indah, apa yang patut dan sebagainya. Dalam kelurga anak- anak mendapat segi- segi utama dari kepribadiannya, tingkat lakunya, tingkah pekertinya, sikap dan reaksi emosionalnya. Oleh karena itulah kelurga merupakan perantara diantara masyarakat yang luas dan individu. Dilihat dari segi pendidikan, kelurga merupakan satu kesatua hidup ( system nasional ) dan kelurga menyedikan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup bersama ( system sosial ) kelurga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaan membantu anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerjasama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan. Sementara itu yang berkenaan dengan keluarga menyedikan situasi belajar, dapat dilihat bahwa bayi dan anak sangat bergantung kepada orangtua, baik karena keadaan janiahnya maupun kemampuan intelektual, sosila dan moral. Bayi dan anak belajar menerima dan meniru apa yang diajarkan orangtua. Sumbangan keluarga bagi pendidikan anak- anak menurut Hasbullah ( 2009 : 89 ) adalah sebagai berikut : cara orangtua
ii
untuk melatih anak untuk menguasai cara- cara mengurus diri, seperti cara makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa, sungguh- sungguh membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan perkembangan dirinya sebagai pribadi. Sikap orangtua sangat mempengaruhi oerkembangan anak. Sikap menerima atau menolak, sikap kasih syanag atau acuh – tak acuh, sikap sabar atau tergesa- gesa, sikap melindungi atau membiarkan secara lansung mempengaruhi reaksi emosional anak. 2. Pendidikan anak suku laut Dalam kajian sosioligi pendidikan secara mikro, perspektif yang sering digunakan adalah perspektif fenomenologis yang harapannya dapat melihat danmemahami sebuah arti dari sebuah fenomena, data dan sebagainya. Sedangkan kajian makro dipakai untuk melihat dan memahami bagaimana pengorganisasian dunia pendidikan, pembentukan institusi dan birokrasi pendidikan. Sikap Komunitas Adat Terpencil khususnya Suku Laut sangat tidak peduli terhadap pendidikan, dengan berbagai macam alasan, seperti sikap tertutup dengan masyarakat suku lainnya; upaya mempertahankan kebiasaan-kebiasaan nenek moyang; setiap harinya mereka lebih disibukkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Persoalan terakhir ini tampaknya menjadi kendala besar bagi masyarakat Suku Laut, karena tidak sempat dan tidak mau berinteraksi dengan kelompok lain, termasuk tidak memberi kesempatan bagi anak-anak mereka untuk memasuki Sekolah. Sejak kecil sudah diajarkan setiap harinya hidup di pinggiran laut dan bekerja membantu orang tua. Sedangkan Pendidikan menurut Zainudin
ii
Maliki ( 2008:272) memiliki peran yang besar dalam penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Pendidikan bukan saja sebagai alat membentuk sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi melainkan diharapkan juga ikut menentukan terjadinya berbagai perubahan sosial. Masyarakat suku laut menganggap pendidikan merupakan suatu hal yang tidak begitu penting dalam menjalankan kehidupan padahal perspektif Durkheim (dalam Zainudin Maliki, 2010:90) menggambarkan generasi muda memerlukan pendidikan untuk mepersiapkan diri memasuki kehidupan ditengah masyarakat. Durkheim mengakui saling ketergantungan ekonomi saja tidak cukup. Pendidkan sebagai dasar masyarakat menentukan proses alokasi dan distribusi sumbersumber perubahan. Begitu juga dengan masyarakat suku laut tersebut, pendapatan dan kemapanan ekonomi saja tidak cukup untuk membutu seseorang dapat bertahan hidup. Institusi pendidikan harus menempatkan diri sebagai wadah kelangsungan sosialisasi nilai-nilai kolektif. Dalam beberapa masyarakat, pendidikan itu berlangsung di tengah keluarga dan sebagai suatu sistem sosial keluarga memiliki peran yang sangat besar untuk memberikan pendidikan kepada anakanak.Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan dalam suatu cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak inilah yang disebut sebagai pola asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan cara yang paling baik menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan beragam pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak.
ii
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Masyarakat Di Desa Air Sena Desa Air Sena merupakan sebuah Desa yang berada di Kabupaten Anambas, masyarakat di Desa Air Sena merupakan penduduk asli yang berasal dari suku laut, setelah dibangunya akses akses seperti perkantoran, sekolah terdapat juga suku lainnya seperti suku melayu, batak, padang, jawa, bugis, yang menempati desa tersebut. Masyarakat suku lain yang menempati wilayah Air Sena bukan merupakan masyarakat asli sari Desa Air Sena masyarakat tersebut hanyalah masyarakat yang ditugaskan untuk bekerja seperti menjadi tenaga pendidik, menjadi pegawai kentor yang berada di wilayah Desa Air Sena.
ii
Masyarakat suku laut di Desa Air Sena awalnya berasal dari suku laut yang tingga di sampan, tidak menetap di pulau tersebut, tetapi hanya dating ke pulau Air Sena saat cuaca bagus dan musim ikan tiba. Masyarakat suku laut mulai menempati Desa Air Sena saat mereka mendapatkan keuntungan dari berjualan ikan napoleon. Di Desa Air Sena banyak terdapat ikan napoleon, dari hasil yang didapatkan saat berjualan ikan napoleon mempbuat masyarakat suku laut tertarik untuk menempati wilayah tersebt dengan membangunrumah dan tinggal menetap di Desa Air Sena. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Informan Dalam sebuah penelitian kualitatif informan sengaja dipilih oleh peneliti, karena dianggap mampu memberikan informasi seputar masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini informan yang dipilih adalah penduduk yang memang berasal dari desa Air Sena atau penduduk yang memang telah lama tinggal di desa Air Sena, yaitu yang dari kecil sampai mempunyai keturunan memang telah menempati desa tersebut. Yang di tentukan berdasarkan umur, lama menetap di desa Air Sena, jumlah anak dalam anggota keluarga, rata rata penghasilan perbulan. B. Analisis Peranan Keluarga Dalam Menumbuhkan Minat Sekolah Anak Suku Laut Di Desa Air Sena Kecamatan Siantan Kabupaten Anambas 1. Pendidikan Masyarakat Suku Laut di Desa Air Sena
ii
Pandangan Durkheim (d alam Zainudin Maliki, 2010 : 90) menyatakan bahwa masyarakat sku laut menggangap pendidikan merupakan suatu hal yang tidak begitu penting dalam menjalankan kehiidupan. Berkaiantan dengan pandangan Durkheim tersebut memang pada kenyataannya masyarakat suuku laut banyak yang tidak bersekolah karena menggangap bahwa pendidikan sekolah bukan merupakan suaatu hal yang penting mereka lebih mementingkan pendidikan yang mereka dapatkan secara turun temurun yaitu menguasai pendidikan alam. Masyarakat suku laut di Desa Air Sena awalnya sama sekali tidak mengenal pendidikan bahkan untuk berinteraksi dengan mereka saja tergolong susah, karena sifat mereka yang tertutup sulit menerima orang luar untuk berinteraksi. Seiring perkembangan zaman orang tua dari anak anak suku laut di desa Air Sena juga mempunyai semangat yang tinggi agar anak anak mereka bersekolah, walaupun rata rata masyarakat yang telah mempunyai anak di desa tersebut sama sekali tidak mengenyam pendidikan, namun untuk generasi penerus mereka dorongan untuk belajar terus dilakukan agar menjadi generasi penerus yang mempunyai ilmu. 2.
Peranan Keluarga suku Luat Dalam Menumbuhkan Minat Sekolah Anak di Desa Air Sena Dalam menumbuhkan minat belajar anak tidak akan pernah terlepas dari
berbagai peran yang harus dijalankan orang tua. Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia sangatlah penting dan fundamental, keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing
ii
anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya. karena itu nasib dan masa depan anak-anak adalah tanggung jawab utama orang tua. Orang tua dan sekolah merupakan dua unsur yang saling berkaitan dan memiliki keterkaitan yang kuat satu sama lain. Terlepas dari beragamnya asumsi masyarakat, ungkapan “buah tak akan pernah jauh jatuh dari pohonnya”adalah sebuah gambaran bahwa betapa kuatnya pengaruh orang tua terhadap perkembangan anaknya. Supaya orang tua dan sekolah tidak salah dalam mendidik anak, oleh karena itu harus terjalin kerjasama yang baik diantara kedua belah pihak. Orang tua mendidik anaknya di rumah, dan di sekolah untuk mendidik anak diserahkan kepada pihak sekolah atau guru, agar berjalan dengan baik kerja sama diantara orang tua dan sekolah maka harus ada dalam suatu rel yang sama supaya bisa seiring seirama dalam memperlakukan anak, baik di rumah ataupun di sekolah, sesuai dengan kesepahaman yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam memperlakukan anak Tetapi tanggung jawab utama terletak pada orang tua masing-masing. Dalam pendidikan anak. Dalam pendidikan anak orang tua lah yang pertama berkewajiban memberikan teladan yang baik untuk anak, memberikan semangat dalam belajar anak, memberikan bimbingan serta memberikan sosialisasi tentang pentingnya sekolah kepala anak anak mereka. a. Memberikan Teladan yang Baik
ii
Orang tua merupakan contoh utama dalam pendidikan non formal bagi anak anak mereka, setiap orang tua mempunyai peranan yang sangat penting untuk memberi contoh awal buat anak anak mereka. memberikan teladan yang baik merupakan suatu sikap yang dilakukan oleh orang tua untuk memberi contoh yang baik kepada anak anak mereka, agar contoh yang diberikan tersebut mampu diikuti oleh anak anak. Memberikan teladan yang baik kepada anak bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti berkata jujur, hidup bersih, rajin beribadah dll, orang tua harus selalu melakukan hal tersebut apbila mengginkan anak tidak menjadi seorang pembohong, hidup bersih, rajin dll. Di dalam menumbuhkan minat sekolah dan untuk meningkatkan kemauan belajarnya orang tua anak Suku laut di Desa Air Sena mengakui bahwa meraka dalam memberikan teladan yang baik kepada anak anaknya dengan memberi contoh terhadap penggunaan waktu yang bermanfaat. Perasaan marah, kesal di rasakan oleh orang tua suku laut di desa Air Sena apabila anak tidak mau mengikuti contoh yang mereka berikan, namun sebagai orang tua mereka selalu mencari cara agar anak anak senantiasa mau mengikuti setiap arahan dan contoh contoh baik dari mereka. karena orang tua merupakan tempat utama yang selalu mengerti bagaimana sifat dan karakter anak mereka masing masing. Teladan adalah sesuatu yg patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tt perbuatan, kelakuan, sifat, dsb) http://www.artikata.com . Teladan orang
ii
tua dalam menumbuhkan minat sekolah anak yaitu teladan dalam penggunaan waktu, orang tua mampu memberikan contoh tentang penggunaan waktu agar dimanfatkan sebaik mungkin oleh anak ank mereka hal tersebut bertujuan agar waktu yang digunakan anak anak lebih banyak difokoskan kepada belajar. b. Memberikan Semangat Setiap orang tua harus mampu memberikan semangat kepada anak mereka dengan tujuan agar kemauan anak dalam bersekolah ataupun belajar terus meningkat, pemberian semangat terhadap menunjang minat anak sekolah anak, salah satu cara yang harus dilakukan untuk mewujudkan proses belajar agar berjalan dengan lancar orang tua harus menyedikan segala fasilitas yang dibutuhkan anak anak mereka dalam belajar. Masyarakat di desa Air sena yang telah mengenal dunia pendidikan walaupun kehidupan mereka dikatakan buta huruf namun untuk anak anak, mereka berperan dalam menyediakan berbagai fasilitas agar anak anak mereka tidak kesulitan dalam belajar. Dalam pemenuhan fasilitas belajar anak status sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap perkembangan anak anak. Keluarga yang berekonomi cukup menyebabkan lingkungan materil yang dihadapi oleh anak didalam keluarganya akan lebih luas, sehingga ia dapat kesempatan yang lebih luas di dalam memperkenalkan bermacam macam kecakapan
ii
yang mana kecakapan tersebut tidak mungkin dapat dikembangkan kalau tidak ada alat alatnya (Abu Ahmadi, 2004 : 91) Pendapat yang dikemukan oleh Abu Ahmadi berkaitan dengan penelitian yaitu bahwa kehidupan ekonomi masyarakat suku laut dikatagorikan sebagai keluarga yang sangat mampu dalam pemenuhan kebutuhan terhadap fasilitas belajar anak mereka dan itu juga dibuktikan dengan berbagai fasilitas telah dipenuhi oleh orang tua untuk menunjang proses belajar anak anak mereka. Tidak mungkin pembelajaran akan berjalan denagn lancar tampa ada fasilitas yang menunjang hal tersebut. Dapat disimpulkan bahwa peran orang tua terhadap pemenuhan fasilitas belajar telah terlaksana, namun untuk mewujudkan agar anak anak mereka bisa menjadi orang yang cerdas hal tersebut tergantung kepada anak anak mereka. ditemukan dilapangan bahwa walaupun orang tua sudah menyediakan fasilitas belajar yang sangat memadai tetapi minat dari anak anak tersebut sangat kurang dalam masalah belajar karena anak anak mereka menggangap lebih gampang belajar dengan alam dari pada belajar pelajaran sekolah yanag harus menulis, menghitung dan lain sebagainya. Fasilitas yang mahal yang disedikan orang tua seperti computer, ipad, tab yang dijadikan mainan saja, ditambah lagi tidak adanya fasilitas penunjang akses tersebut seperti tidak adanya jaringan internet. Seperti buku hanya dijadikan pajangan saja bagi anak anak tersebut. c. Memberikan Bimbingan
ii
Ketika anak anak bersekolah tidak semua dari mereka yang mendapatkan kemudahan dalam belajar, terkadang berbagai kesulitan juga dialami anak anak dalam menagkap pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah. Untuk itu peran orang tua sangat penting dalam mengetahui kesulitan apa saja yang di hadapi anak anak mereka saat belajar di sekolah. Untuk mengetahui hal tersebut tentunya orang tua tidak boleh terlepas komunikasi dengan dengan guru untuk menanyakan hal tersebut. Guru merupakan tenaga pendidik di sekolah yang benar benar mengenahui apa saja kendala atau kesulitan anak dalam bersekolah, komunikasi antara antara guru dan orang tua menjadi penghubung untuk mencari solusi tentang kesulitan yang dihadapi anak di sekolah tersebut. Kesulitan kesulitan tersebut bisa muncul ketika anak anak sedang belajar dan susah mengerti tentang hal yang diajarkan tersebut. Untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dialami anak dalam belajar di sekolah orang tua mempunyai peranan yang sangat penting, tidak terlepas juga untuk orang tua anak anak suku laut di desa Air Sena. Ketika anak anak mengalami kesulitan belajar dan merasa belajar merupakan suatu hal yang sangat sulit membuat anak anak tersebut tidak mau mendengarkan saran dari orang tua dan malas untuk belajar bahkan bersekolah. (Gunawan, 2010 : 99 ) orang tua perlu cepat tanggap terhadap gejala gejala yang mengarahkan kenakalan agar secara dini dapat
ii
dilakukan penagkalan terhadap anak anaknya. Bila perlu agar bekerja sama dengan pihak pihak terkait, seperti guru gurunya, pengusaha setempat, para pakar. Dalam menangani masalah kesulitan anak dalam belajar orang tua suku laut di desa Air Sena mengetahui gejala gejala dari kesulitan yang dihadapi anak anak mereka, namun untuk menjalankan peran mereka menolong anak dalam mengatasi kesulitan tersebut orang tua secara sendirinya tidak bisa, dan orang tua juga tidak mau anak anak mereka menjadi anak yang malas bersekolah sehingga solusi yang ada yaitu dengan meminta kepada guru agar memberikan pengajaran khusus kepada anak anak mereka dan bekerja sama dengan guru les agar mau membimbing apa yang anak mereka tidak pahami. d. Sosialisasi Proses sosialisasi setiap orang terjadi sejak lahir di muka bumi sampai meninggal. Bahkan, seorang bayi yang baru lahir melakukan sosialisasi. Contohnya belajar membuka mata untuk melihat dunia, belajar memegang sesuatu, dan belajar merasakan sesuatu. Bersamaan dengan berjalannya waktu, pembelajaran bayi mengenai dunia semakin kompleks. Misalnya belajar berjalan, berbicara, makan, dan mengenal lingkungan sekitar. Ketika seorang anak telah menganjak usia sekolah sosialisasi tentang sekolah harus diperkenalkan oleh orang tua kepada anak anaknya, sehingga anak lebih mengetahui tentang pentingnya sekolah hal tersebut bisa
ii
memunculkaan minat sekolah anak. Sosialisasi yang dilkaukan oleh orang tua tentang sekolah bisa dilakukan dengan cara memberi motivasi kepada anak. Masyarakat suku laut di desa Air Sena memberikan sosialisasi kepada anak anak mereka dengan cara memberitahu bahwa sekolah itu penting, menyuruh anak anak bergaul dengan kawan kawan yang telah bersekolah dan seusia mereka, meminta guru di sekolah memberitahu bahwa sekolah itu menyenangkan. Orang tua di desa Air Sena mengakui bahwa dengan adanya sosialisasi yang diberikan anak anak mengetahui tentang pentingnya pendidikan, namun dikarenakan anak anak suku laut mengalami kendala atau kesulitan kesulitan seperti sulitnya memahami bahasa Indonesia, sulitnya belajar berhitung karena tidak paham membuat minat sekolah mereka menjadi berkurang terhadap sekolah, dan mereka lebih suka belajar dengan alam. Soerjono Soekanto (2009 : 116) Didalam proses sosialisasi seorang seorang ayah harus mampu menanamkan hal hal yang kelak dikemudian hari hari merupakan modal utama untuk dapat berdiri sendiri. Dari keterangan keterangan yang disampaikan oleh informan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan sosialisasi tentang pentingnya sekolah peran orang tua suku laut di desa Air Sena telah dijalankan, tetapi dengan kesulitan kesulitan yang dialami oleh anak anak suku laut saat belajar membuat minat sekolah anak tetap berkurang. Orang tua telah berusaha menanamkan nilai pentingnya sekolah untuk anak anak mereka
ii
sehingga nantinya anak anak mampu berdiri sendiri manjadi orang yang pintar.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Masyarakat suku laut yang berada di desa Air Sena pada umum nya masyarakat yang mempunyai kehidupan tidak menetap, mereka hidup berpindah pindah dan tidak mempunyai rumah di darat. Namun dengan perkembangan
ii
zaman dan mereka mendapatkan lokasi yang sangat baik sebagai petani ikan napoleon sehingga membuat mereka menjadi masyarakat suku laut yang kaya dengan kehidupan materi. Orang tua yang tidak bersekolahpun menyadari bahwa pentingnya pendidikaan terhadap anak anak mereka, karena tidak hanya ilmu alam saja yang harus dikuasai anak anak mereka dunia pendidikan juga harus dikuasai. Sehingga peranan keluarga atau orang tua anak anak suku laut di desa Air Sena dalam menumbuhkan minat sekolah anak dapat dilihat yaitu sebagai berikut: 1. Memberikan teladan yang baik, peran ayah dan ibu dalam memberikan teladan yang baik seperti selalu mencontohkan, mengarahkan serta mengawasi untuk menggunakan waktu sebaik mungkin, sehingga anak mampu memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat telah dilaksanakan oleh orang suku sehingga dalam penggunaan waktu keseharian anak labih terkontrol dengan teladan yang diberikan oleh orang tua tersebut. 2. Memberikan semangat, untuk memberikan semangat kepada anak anak suku laut orang tua menyediakan fasilitas belajar untuk anak anak mereka, dan dapat dikatakan orang tua anak anak suku laut di Desa Air Sena telah menjalankan peran tersebut. Dengan kondisi ekonomi yang sangat memadai orang tua mampu menyediakan berbagai fasilitas belajar. Samapai fasilitas yang beharga mahal sekalipun. 3. Peran dalam memberikan bimbingan, dalam mengetahui kesulitan anak dalam bersekolah orang tua telah mampu mengetahui apa saja yang menjadi kesulitan anak mereka dalam belajar di sekolah yaitu kesulitan belajar membaca, menulis, dan berhitung sehingga orang tu bisa memakhlumi
ii
keluhan anak anak mereka apabila tidak mau bersekolah. Untuk menjalankan peran mereka menolong anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar orang tua secara sendirinya tidak bisa, dan orang tua juga tidak mau anak anak mereka menjadi anak yang malas bersekolah sehingga solusi yang ada yaitu dengan meminta kepada guru agar memberikan pengajaran khusus kepada anak anak mereka dan bekerja sama dengan guru les agar mau membimbing apa yang anak mereka tidak pahami. 5.
Sosialisasi, dalam menumbuhkan minat sekolah anak, orang tua suku laut di desa Air Sena telah memberikan sosialisasi tentang pentingnya sekolah bagi anak anak mereka yaitu dengan cara memberitahu secara langsung, meminta bantuan guru untuk memberitahu kepada anak mereka penjelasan tentang sekolah, serta selalu mendorong anak anak bergaul dengan anak yang bersekolah sehingga anak mereka bisa termotivasi. Secara keseluruhan dari permasalahan yang ada dapat disimpulkan bahwa
orang tua suku laut di Desa Air Sena dalam menumbuhkan minat belajar anak anak meraka telah dijalankan dengan baik.
B. Saran 1.
Diharapkan kepada orang tua anak anak suku laut di Desa Air Sena agar tidak putus asa dalam menjalankan berbagai peran dalam menumbuhkan minat belajar sehingga anak anak mereka menjadi penerus generasi yang
ii
bisa mendapatkan pendidikan setinggi mungkin dan memiliki semnagat tinggi dalam bersekolah. 2.
Tenaga pendidik di Desa Air Sena juga harus lebih khusus memperhatikan berbagai kendala kendala yang dihadapi oleh anak anak suku laut dalam belajar, serta memberi pembinaan yang khusus sehingga mereka lebih mengerti ilmu yang seharusnya merekadapatkan.
3.
Untuk anak anak suku Laut di desa Air Sena agar lebih bersemangat lagi dalam belajar, karena segala kesulitan yang dihadapi pasti akan bisa diatasi asalkan mau belajar lebih semangat lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
ii
Bagong, Suyanto J. Dwi Narwoko. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Media Group.
Drs. Gunawan Ary H. 2010, Sosiologi Pendidikan (suatu analisis sosiologi tentang pelbagai problem pendidikan) Jakarta : PT. Rineka Cipta
Drs. H Ahmadi Abu, 2004, Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Drs. H Khairudin, H.S 2008. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta : Liberty. Hasbullah, 2009, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Surabaya: CV. Mandar Maju
Koentjaraningrat 1984. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan.Jakarta : PT. Gramedia.
Maliki, Zainuddin.2010. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada University. Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV Sagung Seto.
Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung. Remaja Rosda Karya.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
ii
Salim. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. Setiadi, 2008, Keperawatan Keluarga, Jakarta : EGC Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alpabeta. Soerjono, Soekanto. 2009. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta
T.O Ihromi, 2004, Bunga Rampai Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Prof. Dr Zen, Muhammad, 2002, Orang Laut Studi Etnopedagogi. Jakarta : Yayasan Bahari Nusantara
Prof. Dr. Damsar, 2011, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Pranamedia Group
WJS, Poerdarminta,1992, Kamus Umum Bahasa Indonesia,Jakarta : Balai Pustaka
Wiener dalam Jurnal Yulinda Erma Suryani, 2010. Kesulitan Belajar.
Maliki, Zainuddin, 2008, Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Sumber lain : http://www.siperubahan.com di akses 2 april 2015
ii
(http://educare.e-fkinpula.net) di akses 1 mai 2015 http://www.artikata.com/arti-353757-teladan.html di akses 17 November 2015
ii