PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENJIPLAK DI KELOMPOK B PAUD CENDEKIA MUDA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA RAYA KABUPATEN GORONTALO UTARA Imelda Mangosa Samsiah, Nunung Suryana Jamin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini
ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan guru dalam mengembangkan kemampuan menjiplak di kelompok B PAUD Cendekia Muda Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan guru dalam mengembangkan kemampuan menjiplak di kelompok B PAUD Cendekia Muda Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di kelompok B PAUD Cendekia Muda Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara Sumber data dalam penelitian ini adalah guru Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa wawancara serta dokumentasi Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan guru dalam mengembangkan kemampuan menjiplak di kelompok B PAUD Cendekia Muda Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara berdasarkan hasil wawancara tergolong cukup optimal Kesimpulan dari penelitian dalam mengembangkan kemampuan menjiplak di kelompok B PAUD Cendekia Muda Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara penulis menyimpulkan peranan guru pertama sebagai pengelola guru membuat dan merumuskan bahan ajar dalam kemampuan menjiplak guru sebagai fasilitator dalam kegiatan menjiplak merancang metode pembelajaran menjiplak dan sebagai mediator dalam kemampuan menjiplak Kedua sebagai pengarah pembelajaran guru memotivasi anak dalam kemampuan menjiplak guru memberikan penjelasan secara konkrit tentang kemampuan menjiplak Ketiga sebagai evaluator guru melakukan penilaian dan evaluasi dalam kemampuan menjiplak Keempat sebagai konselor guru membimbing anak dalam melakukan kemampuan menjiplak Kata Kunci Peranan Guru Kemampuan Menjiplak
PENDAHULUAN Salah satu bentuk pendidikan yang harus ditanamkan sejak dini adalah kegiatan menjiplak. Sehingga dalam proses belajar mengajar, anak harus banyak terlibat langsung dalam proses pembelajaran menjiplak dan berusaha untuk
memahami apa yang mereka jiplak, kemampuan untuk menjiplak bervariasi dan guru hendaklah mampu memilih kemampuan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Berkaitan dengan kemampuan menjiplak dituntut keterlibatan dan peranan seorang guru. Bagi seorang guru, mengajar bukan sekedar ceramah tetapi bagaimana teknik dan strategi guru dalam mengkomunikasikan pesan (materi) pembelajaran, berinteraksi, mengorganisir, dan mengelola anak didik sehingga berhasil dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seorang guru PAUD harus mampu mengarahkan dalam kemampuan menjiplak dengan cara yang mudah dipahami oleh anak, guru harus mampu menyampaikan pesan dengan efektif, guru dituntut untuk kreatif dalam menciptakan terobosan untuk menyampaikan pesan kepada anak. Melalui cara penyampaian yang ringan dan menyenangkan, diharapkan anak mampu menerima pesan yang disampaikan guru sehingga berdampak pada kemampuan menjiplak yang optimal. Salah satu kunci keberhasilan adalah seorang guru harus memiliki dan menguasai metode atau strategi pembelajaran secara baik. Tidak sedikit kegagalan guru dalam mengajar disebabkan lemahnya penguasaan metode dalam proses pembelajaran. KAJIAN TEORITIS Menurut al-Ghasali(dalam Rahman dan Husain, 2012:2) bahwa seseorang dinamai guru apabila memberitahukan sesuatu kepada siapapun. Selanjutnya Chotimah (dalam Asmani, 2003: 20) bahwa guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi ilmu pengetahuan dari sumber belajar kepada peserta didik. Guru memegang peranan yang sangat strategi terutama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi anak didik. Fakhruddin (2012: 4961) menyebutkan beberapa peran guru dalam proses pembelajaran, sebagai berikut: 1) guru sebagai sumber belajar, 2) guru sebagai fasilitator, 3) guru sebagai pengelola, 4) guru sebagai demonstrator, 5) guru sebagai pembimbing, 6) guru sebagai pengelola kelas, 7) guru sebagai mediator, 8) guru sebagai evaluator. Ada tiga fungsi uatam guru menurut Gagne da Berliner (dalam Suyono dan Haryanto, 2012: 187) yaitu sebagai perencana, pelaksana dan pengelola, dan
penilai. Rusman (2012: 58) bahwa peranan guru meliputi banyak hal, yaitu gru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkunagan belajar, perencana embelajaran, supervisor, motivator dan sebagai evaluator. Menurut Depdiknas (2009:18) menjiplak adalah menggambar atau menulis garis-garis gambaran atau tulisan yang tersedia dengan menempelkan kertas kosong pada gambar atau tulisan yang akan ditiru. Tujuan menjiplak menurut Depdiknas (2009:19) adalah agar anak didik mampu menghubungkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan baru yang diperolehnya. Manfaat pengembangan menjiplak menurut Depdiknas (2009: 20) adalah mengembangkan kemampuan mengelolah perolehannya, menemukan bermacammacam alternatif pemecahan masalah, mengembangkan imajinasi. Peranan guru dalam pengembangan kemampuan menjiplak pada anak usia dini menurut Moon (dalam Uno, 2010: 22-27) yaitu guru sebagai pengelola pembelajaran dimana tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampun anak dalam menggunakan alat-alat belajar dan membantu anak untuk memperoleh hasil yang diharapkan , guru sebagai pengarah pembelajaran dimana guru harus senantiasa berusaha menimbulkan, memelihara, dan menungkatkan motivasi anak untuk belajar, guru sebagai evaluator dimana tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran, guru sebagai konselor diharapkan akan dapat merespons segala tingkah laku yang terjadi dalam proses pembelajaran. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di kelompok B PAUD Cendekia Muda Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara Sumber data dalam penelitian ini adalah guru. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa wawancara serta dokumentasi. Sugioyono (2012 :1) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan dta dilakukan secara triangulasi, analisis data berifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Guru sebagai pengelola pembelajaran Hasil penelitian menunjukkan peran guru sebagai pengelola pembelajaran dalam hal perumusan bahan ajar dalam kemampuan menjiiplak sudah dilakukan dan cukup optimal karena guru telah menentukan , memilih, dan mempersiapkan alat dan bahan dalam kemampuan pembelajaran menjiplak. Menggali pengetahuan yang telah didapat anak pada hari sebelumnya adalah hal yang tepat dilakukan guru agar kosakata anak bertambah dan menjadi lebih siap dalam melakukan kemampuan menjiplak. Karena anak apabila tidak dirangsang dengan pertanyaan atau saling shering maka dalam menerima materi kemampuan akan lebih baik dan maksimal. Dalam hal perancangan metode guru sudah maksimal karena guru melakukan kemampuan menjiplak berpusat pada anak sehingga anak akan lebih aktif dalam melakukan kemampuan menjiplak. Penyediaan sumber belajar pada kemampuan menjiplak adalah salah satu hal yang harus dilakukan guru sehubungan dengan dengan perannya sebagai pengelolah pembelajaran dalam hal penyediaan sumber belajar. Hal ini dilakukan agar anak mudah memahami kemampuan pembelajaran yang dilakukan. Sebagai mediator guru seharusnya menyiapkan media pembelajaran dalam kemampuan menjiplak sebab walaupun materi banyak dijelaskan tanpa menggunakan media tidak akan maksimal. 2. Guru sebagai pengarah pembelajaran Hasil penelitian tentang guru sebagai pengarah pembelajaran dalam hal ini sebagai motivator dalam kemampuan menjiplak sudah baik. Hal ini ditunjukkan dengan sikap guru yang selalu memberikan pujian dan hadia sehingga anak didik menjadi bersemangat untuk melakukan kemampuan menjiplak. Penjelasan secara konkrit pada kemampuan menjiplak sudah dilakukan dan dihubungkan dengan alam sekitar. Penjelasan materi menjiplak dilakukan
selama proses pembelajaran, sehingga kemampuan menjiplak menjadi cukup optimal. Sebagai memberi ganjaran terhadap prestasi anak guru melakukan hal yang baik yaitu guru memberikan motivasi pada anak dalam kemampuan menjiplak. Dalam hal itu cukup maksimal karena selain memberikan motivasi juga memberikan hadiah-hadiah sederhana kepada setiap anak yang dapat melakukan kemampuan menjiplak dengan baik. Dalam membentuk kebiasaan belajar, guru melakukan kemampuan menjiplak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Oleh karena itu peran guru dalam membentuk kebiasaan belajar cukup optimal. 3. Guru sebagai evaluator Hasil penelitian tentang peranan guru sebagai evaluator dalam hal ini memeberikan pelatihan itu sudah baik. Hal ini dilihat dari sikap guru pada setiap melakukan kemampuan menjiplak diadakan penilaian yaitu dengan melakukan pengamatan pada kemampuan menjiplak dan memberikan simbol bintang pada anak. Hal ini dilakukan agar anak termotivasi dalam melakukan kemampuan menjiplak. Guru melakukan evaluasi dalam proses pembelajaran merupakan salah satu peran guru sebagai evaluator. Dalam hal ini sudah dilakukan oleh guru di PAUD Cendekia Muda dengan baik, evaluasi dilakukan pada setiap akhir pembelajaran dan ujian semester. Dalam hubungan tentang cara guru meningkatkan kemampuan anak dalam kemampuan menjiplak sudah cccukup optimal karena guru selalu memberikan penguatan sehingga anak mau meningkatkan keterampilan menjiplak.
4. Guru sebagai konselor Hasil penelitian tentang guru sebagai konselor dalam hal cara guru merespon tingkah laku anak dalam proses kemampuan menjiplak cukup optimal, karena guru sebagai penengah serta berupaya menjadikan situasi aman.
Memberikan saran dan masukan baik kepada anak maupun orang tua agar merasa aman dan puas menunjukkan bahwa peranan guru sebagai konselor dalam hal menolong memecahkan masalah yang timbul pada kemampuan menjiplak sudah baik. Dalam peranannya sebagai pemberi keahlian dalam kemampuan menjiplak itu cukup maksimal karena guru bukan hanya memberikan petunjuk namun memberikan bimbimgan kepada anak dalam kemampuan menjiplak. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
analisis
pembahasan
dalam
mengembangkan kemampuan menjiplak di kelompok B PAUD Cendekia Muda Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara sudah cukup optimal dikarenakan guru berperan pertama sebagai pengelola guru membuat dan merumuskan bahan ajar dalam kemampuan menjiplak, guru sebagai fasilitator
dalam kemampuan menjiplak, merancang metode pembelajaran
menjiplak dan sebagai mediator dalam kemampuan menjiplak. Kedua sebagai pengarah pembelajaran guru memotivasi anak dalam kemampuan menjiplak, guru memberikan penjelasan secara konkrit tentang kemampuan menjiplak, ketiga sebagai evaluator guru melakukan penilaian dan evaluasi dalam kemampuan menjiplak, keempat sebagai konselor guru membimbing anak dalam melakukan kemampuan menjiplak. Saran Setelah melihat peranan guru dalam mengembangkan kemampuan menjiplak di kelompok B PAUD Cendekia Muda Desa Ketapang Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara hal-hal yang dapat dilakukan untuk lebih memaksimalkan peranan guru dalam kemampuan menjiplak anak usia dini adalah: 1. Perlu dilakukan pengkajian yang lebih serius lagi bagi guru dalam mengembangkan kemampuan menjiplak. 2. Dalam pembelajaran menjiplak agar guru selalu memberi petunjuk dan penjelasan serta pembimbingan setiap melakukan kemampuan menjiplak
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menganalisis faktor lain yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan
DAFTAR PUSTAKA Asmani Ma’mur Jamal. 2013. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Depdiknas. 2009. Panduang Untuk Guru Membaca dan Menulis Permulaan. Jakarta: Deddiknas. Fakhruddin Umar Asef. 2012. Menjadi Guru Favorit (Pengenalan, Pemahaman, dan Praktek Mewujudkannya). Yogyakarta: Diva Press.. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo. Rahmat Abdul dan Husain Rusmin. 2012. Profesi Keguruan (Semua Orang Adalah Guru Semua Tempat Adalah Sekolah). Gorontalo: Ideas Publishing. Sugioyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar). Bandung: Remaja Rosdakarya. Uno, B. Hamzah. 2010 Profesi Kependidikan : Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.