Peran Pusat Dokumentasi dan Informasi dalam Pengelolaan Data Penelitian The Role of Documentation and Information Center in the Management of Research Data Ekawati Marlina Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI, Jakarta, Indonesia
[email protected] Slamet Riyanto Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI, Jakarta, Indonesia
[email protected] Yaniasih Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI, Jakarta, Indonesia
[email protected]
Abstract The data generated in the process of research activities is an asset for the institution.Those assets need to be managed to be recorded, stored, recovered in the future and can be used as reference for research or new publications.Which is common practice in documentation and information center or library in research institutes is to document and disseminate the results of studies that have been published in journals, proceedings, and books.While research data has not been managed because they are scattered in each individual or group study. This causes the data difficult to access, thus leading to waste of funds and duplication of research.This study identifies the role of documentation and information center in the management of research data. Identification is done with a literature review and a Focus Group Discussion (FGD).To systematically manage research data, documentation and information necessary to provide a data repository that serves as a means of access, and the means to share data.From the FGD, it is known that the publication of data has not been commonly done by researchers, for the librarian or data managers need to promote the publication and citation data. Other roles are developing metadata and data standards, define access control policies, and build awareness of researchers regarding the data. Keywords: data management, scientific data, , data citation, data access, repository
PENDAHULUAN Data hasil penelitian merupakan aset lembaga dan merupakan produk penting dari kegiatan penelitian. Penggunaan kembali data penelitian oleh peneliti lain merupakan hal yang umum dilakukan dalam kegiatan penelitian. Peneliti menggunakan kembali data dengan cara yang lebih inovatif untuk membangun dan meningkatkan hasil temuan dari penelitian sebelumnya. Bagaimana data tersebut harus dicatat, disimpan, dan dipelihara untuk penggunaan masa depan menjadi perhatian dari berbagai kalangan, salah satunya Pusat data dan informasi atau perpustakaan. Perpustakaan perlu mempertimbangkan peran mereka dalam menghadapi banjir data penelitian ilmiah di era e-science. Data hasil penelitian masih tersebar di masing-masing peneliti atau kelompok penelitian. Hal ini menyebabkan akses data menjadi terbatas. Data rentan hilang karena kendala kapasitas penyimpanan, perangkat lunak yang sudah usang, back-up data yang tidak teratur dan sebagainya. Oleh sebab itu, data perlu dikelola oleh lembaga dalam sebuah repositori data. Pengelolaan data penelitian oleh lembaga akan mempermudah pengontrolan hasil penelitian yang dihasilkan. Bagi lembaga, repositori data melestarikan memori lembaga. Sedangkan bagi peneliti, dapat memperluas jaringan kolaborasi dan adanya pengakuan karya melalui sitasi. Data adalah objek yang berbeda dengan buku-buku, jurnal atau publikasi lainnya akan tetapi perpustakaan merupakan lembaga yang paling mungkin untuk menjadi tuan rumah data. Kajian mengenai pengelolaan data penelitian dan
perpustakaan telah dilakukan oleh Cox & Pinfield (2013). Dari hasil kajiannya, layanan mengenai pengelolaan data penelitian oleh perpustakaan masih terbatas. Gold (2007) dalam makalahnya menjelaskan mengenai peran perpustakaan dan tantangan data. Ishida (2011) menganalisis isu-isu pengelolaan data di Amerika dan Kanada, serta solusi yang diusulkan termasuk peran perpustakaan akademis dalam pelestarian dataset penelitian. Wang & Fong (2015) mengkaji kolaborasi antar pustakawan dalam memberikan layanan data penelitian dengan studi kasus di Departemen Ilmu Bumi dan Lingkungan, Universitas Rutgers-Newark. Peran perpustakaan dalam data kurasi menjadi fokus kajian dari Osswald & Strathmann (2012), Martinez-Uribe & Macdonald (2008) dan Lage, Kathryn ; Losoff, Barbara ; Maness (2011). Tantangan dan kesempatan untuk perpustakaan dan pustakawan dalam arena data penelitian dengan studi kasus di Amerika didiskusikan dalam Corrall (2012). Borgman (2010) dalam makalahnya menitikberatkan peran dari perpustakaan dalam berbagi data penelitian. Survei di universitas Inggris untuk mengetahui secara detail keikutsertaan perpustakaan dalam pengelolaan data penelitian dan sejauh mana pengembangan layanan pengelolaan data penelitian adalah prioritas strategis bagi mereka. Beberapa kajian dilakukan dengan mengambil studi kasus di Amerika dan Inggris. Saat ini,kami sedang melakukan inisiasi untuk mengelola data penelitian lembaga. Untuk itu, dilakukan identifikasi peran apa saja dari pusat dokumentasi dan informasi serta pustakawan dalam pengelolaan data penelitian. Idetinfikasi dilakukan dengan melakukan kajian literatur serta FGD untuk mengetahui opini dari peneliti.
TEORI Data Penelitian Definisi dari data penelitian menurut (Curtin University, 2014). Research data are facts, observations or experiences on which an argument, theory or test is based. Berdasarkan dari sumbernya, National Science Board & National Science Foundation, mengelompokkan data menjadi tiga kategori sebagai berikut: 1. Observasi, data dikumpulkan dari sensor atau instrumen seperti pengukuran cuaca dan pengambilan data melalui kuesioner.
Riset lanjutan, riset baru, reviu riset, evaluasi pendanaan, pendidikan
Distribusi, sharing, kontrol akses, hak cipta, promosi
Migrasi format, back up, metadata, dokumentasi, arsip
Penggunaan ulang data
2. Eksperimental, data yang dihasilkan dari eksperimen ilmiah termasuk kajian di laboratorium dan eksperimen lapangan. 3. Komputasi, data yang dihasilkan dari menjalankan sebuah model komputer atau simulasi. Pengkategorian data tersebut merupakan faktor penting untuk menentukan proses pengarsipan dan pelestarian data. Pengelolaan Data Penelitian Pengelolaan data dilakukan untuk mendokumentasikan seluruh kejadian terhadap data selama siklus hidupnya. Siklus hidup data ditampilkan dalam Gambar 1.
Penciptaan data
Akses data
Desain riset, pengumpulan data, pembuatan metadata
Pengolahan data
Analisis data
Preservasi data
Entri, digitasi, validasi, deskripsi, penyimpanan
Interpretasi, turunan data, publikasi
Gambar 1 Siklus hidup data
Menurut (Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO, 2016), komponen rencana pengelolaan data mencakup beberapa hal yaitu:
1. Data yang dikumpulkan dan dikelola. Hal ini mencakup deskipsi tipe data, sampel, koleksi material lain yang akan dihasilkan selama kegiatan.
2. Mendokumentasikan data yang akan dikumpulkan (metadata). Metadata digunakan untuk menangkap pendokumentasian dasar yang diperlukan untuk menggambarkan data hasil. Disarankan untuk menggunakan standar metadata Internasional. 3. Format data. Jenis format data idealnya harus dipertimbangkan dan diputuskan sebelum dimulainya pengumpulan data. Deskripsi transformasi algoritma data, seperti dari teknik ke fisik, dan dari ruas nama tidak standar ke standar. 4. Perakitan dan pengumpulan data. Pada dasarnya perakitan dan pengumpulan data menggambarkan set lengkap operasi yang diterapkan pada data yang masuk untuk mengubahnya menjadi bentuk yang sesuai untuk arsip yang ada atau yang direncanakan. 5. Arsip dan preservasi data. hal ini mencakup siapa saja yang bertanggungjawab dalam memastikan retensi jangka panjang, pengarsipan, dan pembuangan data. Prosedur yang diperlukan untuk memastikan bahwa data penelitian aman dan dapat ditemukan kembali dalam penggunaan jangka panjang. 6. Diseminasi data. Diperlukan persetujuan kebijakan pertukaran data seperti adanya beberapa data
yang tersedia untuk seluruh pengguna segera, beberapa data lainnya memerlukan tenggang waktu (embargo) untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, dan ada pula beberapa data yang terbatas penggunaannya. METODE Kajian ini berdasarkan pada kajian literature, FGD, dan participatory observation. Literatur diperoleh dengan melakukan penelusuran di internet dan online jurnal yang dilanggan oleh lembaga tempat kami bekerja. FGD digunakan untuk menggali data mengenai persepsi dan opini dari pengelola data dan peneliti di lingkungan LIPI. Pengumpulan data melalui Participatory observation, berdasarkan pengalaman dari penulis dalam mengembangkan repositori data lembaga. HASIL DAN PEMBAHASAN Beberapa kajian mengenai peran dari perpustakaan dan pustakawan diuraikan dalam Tabel 1. Wang & Fong (2015) dalam kajian menyatakan bahwa mengelola dan memberikan layanan data penelitian merupakan peran baru bagi perpustakaan. Untuk mendukung peran baru dalam pengelolaan data penelitian perlu di eksplorasi ketrampilan dan keahlian apa yang diperlukan untuk mendukung peran baru dalam pengelolaan data penelitian (Cox & Pinfield, 2013).
Tabel 1 Identifikasi peran dari kajian pustaka
Pengarang dan tahun Cox & Pinfield (2013)
Martinez-Uribe & Macdonald, (2008) Gold (2007)
Peran
Ishida (2011)
Wang & Fong (2015)
Osswald & Strathmann, (2012)
Lage, Kathryn ; Losoff, Barbara ; Maness (2011)
Kebijakan pengelolaan data penelitian Layanan pengelolaan data penelitian Penasihat pengelolaan data penelitian Layanan pelatihan Meningkatkan open akses data Data kurasi Mengembangkan panduan rencana pengelolaan data yang mendukung akses jangka panjang Mendorong dialog konseptual tentang upaya data dan informatika Mendorong open akses data Memupuk kerjasama dengan lembaga perpustakaan dan non perpustakaan dalam berbagi kepentingan bersama pada kepengurusan data di bidang penelitian tertentu Membentuk satuan tugas interdisipliner untuk pengolahan data Mempelajari pengalaman institusi lain dalam mengelola data Mengidentifikasi keahlian yang dapat dipindahkan dari peran perpustakaan tradisional dan keahlian khusus untuk pengumpulan data Menyebarkan layanan perpustakaan yang ada untuk promosi pengelolaan data Mengatasi kekhawatiran dan kebutuhan produsen data Mempublikasikan studi kasus pengelolaan data Pelatihan pengelolaan data : menghubungkan mahasiswa dengan praktik terbaik pengelolaan data Bantuan perencanaan pengelolaan data : menghubungkan peneliti dengan contoh perencanaan pengelolaan data dan repositori data Penyimpanan dan backup data : menghubungkan peneliti dengan layanan komputasi Penanganan dan kurasi data penelitian : kualifikasi khusus pada bidang penciptaan dan pengelolaan metadata, format khusus dan pengetahuan sehubungan dengan format khusus, alat dan teknik khusus untuk memproses dan menyampaikan data penelitian serta prosedur dan proses yang memungkinkan berbagi dan penggunaan data penelitian di masa mendatang Menawarkan layanan data kurasi kepada peneliti
Pengarang dan tahun Corrall (2012)
Peran Turut serta dalam pembuatan kebijakan data nasional Memimpin dalam pembuatan kebijakan data lembaga Mengembangkan kapasitas kurasi data lokal Identifikasi kebutuhan keahlian data dengan sekolah Ilmu Perpustakaan dan Informasi Mengembangkan rasa percaya diri pustakawan Mengajar data literasi kepada mahasiswa Memberikan saran pengelolaan data kepada peneliti Mengembangkan kesadaran peneliti akan data Mengembangkan dan mengelola akses terhadap koleksi data Pendidikan profesional untuk pengelolaan data Memberikan konsultasi data Borgman (2010) Pengembangan metadata, ontologi, dan alat-alat, metode pelacakan asal, dan dalam menetapkan kebijakan untuk deposit data dan akses Memfasilitasi proses berbagi dan menggunakan data penelitian Tenopir, Sandusky, Allard, & Layanan data penelitian Birch (2014) Rencana pengelolaan data untuk menyiapkan dan melestarikan data penelitian untuk di deposit dalam repositori data Dalam menjalankan perannya, salah satu menyediakan repositori data lembaga. mitra perpustakaan dalam Mengembangkan sistem repositori data mendokumentasikan seluruh kejadian sebagai wadah untuk menyimpan, terhadap data selama siklus hidupnya yaitu mengakses, melestarikan data serta sarana peneliti (penghasil data). Peneliti untuk berbagi dan berkomunikasi antar merupakan pencipta sekaligus pengguna peneliti. Sistem repositori memungkinkan data. Masalah spesifik dari pengelolaan data/dataset untuk dicari, terdokumentasi data di lingkungan LIPI yaitu data dengan baik, terdefinisi dengan baik, dan penelitian tersebar, rentan hilang dan sulit terjamin keamanannya. diakses. Isu lainnya yaitu belum adanya Kebutuhan sistem repositori yang mekanisme berbagi data, mekanisme dikembangkan yaitu memiliki beberapa pengumpulan data, dan kebijakan lembaga. metode akses (web, API, jaringan penyimpanan), interoperabilitas dengan Berdasarkan dari isu tersebut peran dari sistem akademik yang ada, protokol dan perpustakaan lembaga (pusat dokumentasi standar metadata (misalnya Current dan informasi) serta peran dari pustakawan Research Information Systems (CRIS), (staf pusat dokumentasi dan informasi) SWORD2, OAI-PMH, Dublin Core), sebagai berikut. pengamanan untuk pelestarian jangka Mengembangkan Repositori Data Data penelitian saat ini masih tersebar di masing-masing individu atau kelompok penelitian. Peran dari perpustakaan yaitu
panjang dan akses ke data yang disimpan, alokasi peran dan izin akses kepada pengguna yang berbeda, versi, dan kemampuan untuk berbagi data (Winn, 2013).
Repositori data memfasilitasi peneliti untuk saling berbagi data. Berdasarkan dari kajian yang dilakukan oleh Ambar, Marlina, Subagyo, & Permatasari (2015) sebagian besar peneliti memiliki persepsi bahwa data peneliti perlu dimanfaatkan bersama. Responden memahami bahwa pemanfaatan bersama data peneliti akan meningkatkan keluaran paten, kualitas luaran, dan penurunan biaya dan waktu terhadap penelitian baru. Membuat Kebijakan Peran selanjutnya yaitu menginisiasi pembuatan kebijakan pengelolaan data penelitian lembaga maupun nasional. Kebijakan ditujukan untuk mendorong penghasil data untuk menyimpan datanya dalam repositori. Kebijakan mencakup batasan jenis data yang disimpan, akses, berbagi data, kerahasiaan, penyimpanan dan pemusnahan. Menyediakan Pelatihan bagi peneliti Pusat dokumentasi dan informasi mengembangkan program pelatihan untuk membantu peneliti dalam mengelola data. Pelatihan diantaranya yaitu bagaimana peneliti membuat rencana pengelolaan data dan penggunaan tool analisa untuk menganalisis dataset kategori big data. Dengan mengembangkan pemahaman peneliti akan generasi, deskripsi, preservasi, penyimpanan dan penggunaan kembali data diharapkan dapat mempengaruhi tingkah laku peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya dan dapat meningkatkan kesadaran peneliti akan pentingnya pengelolaan data. Meningkatkan pustakawan
keahlian
dari
Pengelolaan data penelitian merupakan hal baru bagi pustakawan, pengetahuan dalam katalogisasi data, format data, metadata, pelestarian, dan pengujian nilai data untuk mendukung peneliti perlu ditingkatkan agar mereka dapat memiliki keahlian untuk mengelola data secara tepat. Peningkatan
pengetahuan dapat dilakukan dengan mengikuti pendidikan formal ataupun mempelajari pengalaman praktik terbaik pengelolaan data. Mengembangkan Metadata Pustakawan berperan serta dalam pengembangan format dan metadata standar. Istilah metadata sangat identik dengan pustakawan. Fungsi dari metadata yaitu memastikan bahwa data yang dikelola dapat terus diakses dan dapat digunakan dimasa yang akan datang.Hal ini mendukung tujuan dari pengelolaan data penelitian yaitu penggunaan kembali data penelitian. Metadata standar perlu dikembangkan untuk membangun pemahaman bersama tentang data, untuk memastikan penggunaan yang benar dan tepat serta interpretasi yang sama oleh pemiliknya dan pengguna. Menurut National Science Board& National Science Foundation (2005) metadata memberikan informasi mengenai isi, struktur, konteks, dan sumber (misalnya, parameter eksperimental dan kondisi lingkungan) dari pengumpulan data. Misalnya untuk data komputasional, disamping data/dataset yang dihasilkan, informasi penting yang harus ada yaitu mengenai data model dan perangkat lunak spesific. Sedangkan untuk data observasi dan laboratorium yaitu perangkat keras dan spesifikasi instrumen. Sebagai upaya untuk menyediakan pendekatan menyeluruh dalam mengembangkan pengelolaan data seluruh disiplin ilmu, Takeda et al. (2010) membagi model metadata menjadi tiga layer seperti terlihat pada Gambar 2. Model tersebut dikembangkan berdasarkan Dublin Core.
Projek
• Metadata rinci • Untuk menemukan dataset dan konteks-nya
Disiplin ilmu
• Metadata untuk klasifikasi • Untuk menemukan subdomain, projek, pemberi dana, teknik
Inti
• Metadata untuk ketertemuan • Untuk menemukan pengarang, penerbit, disiplin ilmu, tanggal
Gambar 2. Tiga lapis model metadata
Mempromosikan Sitasi dan Publikasi Data Publikasi data yaitu membuat data tersedia untuk umum, menempatkan data/dataset dalam pusat data atau repositori, atau website sehingga memungkinkan ditemukan, diakses, dan digunakan kembali oleh pihak lain (Swan & Brown 2008). Publikasi data memerlukan adanya pengidentifikasi tetap dan adanya jaminan bahwa pusat data akan mempertahankan dan tidak merubah versi dari data (Lowry & Pissierssens, 2009). Untuk alasan yang sama seperti artikel jurnal dan tipe publikasi lainnya, data membutuhkan sitasi sebagai pengakuan penulis/produsen asli. Selain itu, sitasi dapat membantu peneliti untuk menemukan sumber aslinya. Sitasi data bukan merupakan hal yang baru, Altman & Crosas (2014) membagi perkembangan sitasi data dari tahun 1977 hingga 2009 kedalam tiga fase: 1. Fase pertama, sitasi memfasilitasi deskripsi dan temu kembali informasi. Data dalam arsip digambarkan sebagai karya daripada media, menggunakan penulis, judul dan versi. 2. Fase ke dua, sitasi mendukung data akses dan tetap. Membangun prinsip bahwa data penelitian yang digunakan dalam publikasi harus dikutip, pada fase ini diperkenalkan
sitasi harus mencakup pengidentifikasi tetap. 3. Fase ke tiga, sitasi untuk verifikasi dan reproduktifitas. Meskipun verifikasi dan reproduktifitas menjadi salah satu motivasi untuk pengarsipan data, akan tetapi hal itu tidak menjadi fokus praktek sitasi. Fase ini memperkenalkan prinsipprinsip bahwa sitasi harus mendukung hubungan data dan publikasi dalam bentuk artikel atau sejenisnya, dan mulai tren ke arah integrasi dengan ekosistem penerbitan. Walaupun sitasi data bukan merupakan hal baru akan tetapi dalam prakteknya belum banyak dilakukan oleh karenanya perlu dilakukan promosi sitasi dan publikasi data. KESIMPULAN Peran dari pusat dokumentasi dan informasi dalam pengelolaan data penelitian, khususnya dengan adanya masalah spesifik data penelitian tersebar, rentan hilang dan sulit diakses, belum adanya mekanisme berbagi data, mekanisme pengumpulan data, dan kebijakan lembaga adalah mengembangkan repositori data, membuat kebijakan, menyediakan pelatihan bagi peneliti, meningkatkan keahlian dari pustakawan, mengembangkan metadata, dan mempromosikan sitasi dan publikasi data. DAFTAR PUSTAKA Altman, M., & Crosas, M. (2014). The Evolution of Data Citation: From Principles to Implementation. IASSIST Quarterly, Forthcomin, 1– 19. Ambar, Y., Marlina, E., Subagyo, H., & Permatasari, D. (2015). Pembangunan Repositori Data Institusi dan
Pertukaran Data Antar Institusi di Indonesia. In Konferensi Perpustakaan Digital 8. Bogor, 3-5 November 2015. Borgman, C. L. (2010). Research Data: Who will share what, with whom, when, and why? RatSWD Working Paper, (161). Retrieved from http://ssrn.com/abstract=1714427 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.171442 7 Corrall, S. (2012). Roles and Responsibilities – Libraries , Librarians and Data Sheila Corrall , Information School , University of Sheffield. In Managing Research Data (pp. 141–151). Retrieved from http://dscholarship.pitt.edu/25158/1/Corrall_( 2012)_RDM_chapter.pdf Cox, A. M., & Pinfield, S. (2013). Research data management and libraries: Current activities and future priorities. Journal of Librarianship and Information Science, 46(4), 1–18. http://doi.org/10.1177/096100061349 2542.Abstract Curtin University. (2014). Research Data and Primary Materials Policy. Retrieved from http://policies.curtin.edu.au/findapolic y/docs/Research Data and Primary Materials Policy - Mar 2014.pdf Gold, A. (2007). Cyberinfrastructure, data, and libraries, part 2: Libraries and the data challenge: Roles and actions for libraries. D-Lib Magazine, 13(9-10). http://doi.org/10.1045/july20septembe r-gold-pt2 Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO. (2016). Guidelines for a Data Management Plan (IOC Manual). Paris: UNESCO. Ishida, M. (2011). Data management in the United States and Canada : academic libraries’ contribution. Retrieved from https://circle.ubc.ca/handle/2429/3598 4 Lage, Kathryn ; Losoff, Barbara ; Maness,
J. (2011). Receptivity to Library Involvement in Scientific Data Curation: A Case Study at the University of Colorado Boulder. Portal: Libraries and the Academy, 11(4), 915–937. http://doi.org/dx.doi.org/10.1353/pla.2 011.0049 Lowry, R., & Pissierssens, P. (2009). A New Approach to Data Publication. EOS, 90(50), 2008–2009. Martinez-Uribe, L., & Macdonald, S. (2008). A new role for academic librarians: data curation. El Profesional de La Información, 7(3), 273–280. http://doi.org/10.3145/epi.2008.may.0 3 National Science Board, & National Science Foundation. (2005). Longlived Digital Data Collections: Enabling Research and Education in the 21st Century. National Science Board. Retrieved from http://www.nsf.gov/pubs/2005/nsb054 0/nsb0540.pdf Osswald, A., & Strathmann, S. (2012). The Role of Libraries in Curation and Preservation of Research Data in Germany: Findings of a survey. In IFLA World Library and Information Congress: 78th IFLA General Conference and Assembly (pp. 1–10). Retrieved from http://conference.ifla.org/past/ifla78/1 16-osswalden.pdf\nhttps://drive.google.com/file/ d/0BwVuBK4FRW2zbXhFeGo3SkZ PMUE/edit?usp=sharing Swan, A., & Brown, S. (2008). To share or not to share: Publication and quality assurance of research data outputs. Report commissioned by the Research Information Network, (June), 56. Retrieved from http://eprints.soton.ac.uk/266742/ Takeda, K., Brown, M., Coles, S., Carr, L., Earl, G., Frey, J., … Patterson, S. (2010). Data management for all: the Institutional Data Management
Blueprint Project. In 6th International Digital Curation Conference Data Management for All (pp. 1–12). Retrieved from http://eprints.soton.ac.uk/169533/2/D CC_conference_2010final.ppt\nhttp:// www.southamptondata.org/uploads/7/ 3/0/0/730051/6th_international_digita l_curation_conference__id Tenopir, C., Sandusky, R. J., Allard, S., & Birch, B. (2014). Research data management services in academic research libraries and perceptions of librarians. Library and Information Science Research, 36(2), 84–90. http://doi.org/10.1016/j.lisr.2013.11.0 03 Wang, M., & Fong, B. L. (2015). Embedded Data Librarianship: A Case Study of Providing Data Management Support for a Science Department. Science & Technology Libraries, 1–13. http://doi.org/10.1080/0194262X.201 5.1085348 Winn, J. (2013). Open data and the Academy: An Evaluation of CKAN for Research Data Management. In: IASSIST 2013. Retrieved from http://eprints.lincoln.ac.uk/9778
Copyright © 2016 Ekawati Marlina, Slamet Riyanto, Yaniasih memberikan kepada MIP – UGM lisensi nonekslusif untuk menggunakan naskah ini untuk penggunaan pribadi dengan mencantumkan hak cipta. Penulis juga memberikan lisensi non-eksklusif kepada MIP – UGM untuk mempublikasikan naskah ini melalui Web, CD – ROM, flashdisk, dan bentuk cetak untuk prosiding Internasional Conference on Science Mapping 2016. Dilarang menggunakan naskah untuk keperluan lain kecuali bila sudah meminta ijin kepada penulis.