PERAN PARTISIPASI DALAM AKTIVITAS KOMUNITAS MUSIK PERKOTAAN DAN KEPERCAYAAN PADA PEMERINTAH KOTA DALAM MEMPREDIKSIKAN KELEKATAN PADA KOTA Vemmy Leolita
[email protected] Dosen Pembimbing : Juneman, S.Psi., M.Si Binus University : Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530 Telp. (62-21) 535 0660 Fax. (62-21) 535 0644
ABSTRACT Urban communities do not feel they have the city. It is caused by the urban environment that does not make the residents comfortable and the lack of public confidence in the government in dealing with the various problems that occur in urban areas. The purpose of this study was to determine whether participation in the activities of the urban music community and trust in the city government is able to predict the viscosity in the city. This study use quantitative research methods with predictive correlational design and the data analysis techniques of multiple linear regression. The sample was 230 participants (135 men and 95 women) were taken by convenience sampling. From the analysis of the data, it can be concluded that participation in the activities of the urban music community does not have a relationship with the attachment to the city, and trust in the city government has a negative correlation to the attachment to the city. Keywords : Participation, Trust, Attachment
ABSTRAK Masyarakat perkotaan tidak merasa memiliki kota, hal itu disebabkan oleh lingkungan kota yang tidak membuat nyaman para penduduknya serta tidak adanya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam menangani berbagai masalah yang terjadi di perkotaan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah partisipasi dalam aktivitas komunitas musik perkotaan dan kepercayaan pada pemerintah kota mampu memprediksikan kelekatan pada kota. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain korelasional prediktif, dengan teknik analisis data. Sampel penelitian ini adalah 230 partisipan (135 pria dan 95 wanita) yang diambil dengan convenience sampling. Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa partisipasi dalam aktivitas komunitas musik perkotaan tidak memiliki hubungan dengan kelekatan pada kota, dan kepercayaan pada pemerintah kota memiliki korelasi negatif terhadap kelekatan pada kota. Kata kunci : Partisipasi, Kepercayaan, Kelekatan
PENDAHULUAN Kota dipandang sebagai lingkungan yang tidak menyenangkan. Problem utama yang marak terjadi ialah bahwa masyarakat Jakarta sekarang ini semakin tidak merasa memiliki kota, seperti adanya keluhan akan macet, banjir, hingga mengimajinasikan atau mengharapkan tinggal di kota lain. Masyarakat pun tidak merawat kota seperti membuang sampah sembarangan atau tidak merawat fasilitas
publik seperti halte bus, bus kota, telepon umum, dan lain-lain; serta masyarakat saling melukai antar warga kota seperti tawuran antar pelajar dan tawuran antar warga. Beberapa kasus kriminalitas tersebut merupakan faktor-faktor yang menyebabkan adanya gap atau kesenjangan berupa persepsi buruk yang ditimbulkan oleh masyarakat terhadap kota. Selain kasuskasus tersebut, terdapat faktor lain yang diduga menjadi penyebab ketidaklekatan masyarakat terhadap kota, faktor lain yang diduga menjadi penyebab tidak lekatnya masyarakat terhadap kota ialah tidak adanya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Kepercayaan publik terhadap pemerintah semakin mengkhawatirkan. Penyebabnya tidak lain karena oknum pemerintahan menjadi pemberitaan negatif seperti melakukan tindakan pidana korupsi, sulitnya membuat KTP, dan beberapa contoh lain yang menggambarkan pemerintah kurang melayani masyarakat (Rosidarta, 2012). Satu hal yang hingga saat ini seringkali masih menjadi masalah dalam kaitannya dalam hubungan antar rakyat dan pemerintah di daerah adalah dalam bidang public service (pelayanan umum), terutama dalam hal kualitas atau mutu pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat. Pemerintah sebagai service provider (penyedia jasa) bagi masyarakat dituntut untuk memberikan pelayanan yang semakin berkualitas (Oktavianto, 2008). Terkait dengan berbagai macam masalah sosial yang terjadi di ibu kota ini, maka dalam penelitian ini peneliti ingin menyelidiki salah satu faktor yang dianggap dapat melekatkan masyarakat terhadap kota, salah satunya adalah partisipasi dalam komunitas musik perkotaan. Komunitas musik tersebut fokus terhadap perkotaan. Didalamnya terdapat pertukaran informasi yang cukup intensif tentang kota, membincangkan nasib kota, mendiskusikan sejarah perjalanan dan pertumbuhan kota (dulu, kini, dan nanti), dan membuat perencanaan akan kota terkait dengan apa yang bisa dibuat untuk memajukan perkotaan. Komunitas musik dibentuk oleh beberapa orang yang tergerak untuk berpartisipasi dalam suatu kelompok yang berperan penting terhadap kenyamanan masyarakat dengan menciptakan atau memainkan alat musik demi menghibur masyarakat setempat. Pembentukan suatu komunitas tidak lepas dari adanya motivasi atau keinginan untuk berpartisipasi dalam komunitas tersebut. Dengan adanya aktivitas-aktivitas tersebut maka masyarakat (dalam penelitian ini: komunitas musik perkotaan) akan menjadi lekat dengan kota. Maka terkait dengan berbagai penjabaran yang telah disebutkan, peneliti menetapkan pentingnya penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah partisipasi dalam aktivitas komunitas musik perkotaan dan kepercayaan pada pemerintah kota dapat berperan dalam melekatkan masyakarat terhadap kota. Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni: 1. Apakah partisipasi dalam aktivitas komunitas musik perkotaan mampu memprediksi kelekatan pada kota? 2. Apakah kepercayaan pada pemerintah kota mampu memprediksi kelekatan pada kota? 3. Apakah partisipasi dalam aktivitas komunitas musik perkotaan dan kepercayaan pada pemerintah kota mampu memprediksi kelekatan pada kota? Tujuan dari adanya penelitian ini yakni: 1. Untuk mengetahui apakah partisipasi dalam aktivitas komunitas musik perkotaan mampu memprediksi kelekatan pada kota. 2. Untuk mengetahui apakah kepercayaan pada pemerintah kota mampu memprediksi kelekatan pada kota. 3. Untuk mengetahui apakah partisipasi dalam aktivitas komunitas musik perkotaan dan kepercayaan pada pemerintah kota mampu memprediksi kelekatan pada kota.
METODE PENELITIAN a. Variabel Penelitian Variabel Bebas & Variabel Terikat Variabel bebas dalam penelitian ini adalah partisipasi dalam aktivitas komunitas musik perkotaan dan kepercayaan pada pemerintah kota, sedangkan variabel terikatnya adalah kelekatan pada kota.
b. Definisi Operasional Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah: - Partisipasi merupakan keterlibatan atau keikutsertaan seseorang baik secara mental, pikiran,
dan emosi dalam suatu kegiatan tertentu seperti penetapan suatu tujuan, pengorganisasian, serta berbagi tanggung jawab demi tercapainya tujuan tersebut (Adam, 1993 & Manolang, 2013). Dimensi partisipasi adalah partisipasi dalam berbagi identitas (shared identity), partisipasi dalam representasi sosial, dan partisipasi dalam kekuasaan. Partisipasi dalam berbagi identitas (shared identity) mengacu pada komunitas yang diartikulasikan. Partisipasi dalam representasi sosial, yang mengorganisasikan pandangan tentang anggota komunitas dan memandu penafsiran terhadap realitas dan praktik sehari-hari. Partisipasi dalam kekuasaan, baik terhadap sumber daya maupun pengakuan simbolik (Campbell & Jovchelovitch, 2000). - Kepercayaan pada pemerintah kota (trust in government) merupakan keyakinan terhadap pemerintah kota akan suatu perbuatan maupun kata-kata yang dapat menyebabkan individu memiliki hubungan pertukaran yang positif dengan pemerintah kota (Rotter, 1976 & Morgan & Hunt, 1994; dalam Rofiq, 2007). Dalam penelitian ini, kepercayaan pada pemerintah kota (trust in government) terdiri dari dua dimensi yakni political cynicism dan trust in government form (Schiffman, 2010). Political cynicism merupakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Sedangkan trust in government form merupakan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. - Kelekatan pada kota (city attachment) merupakan kelekatan emosi, mental dan kognitif seseorang terhadap suatu lingkungan fisik tertentu (dalam penelitian ini: kota), di mana individu merasa memiliki lingkungan fisik tersebut dan biasanya kelekatan individu terhadap suatu lingkungan tertentu tumbuh tanpa adanya kesadaran (Brown & Perkins, 1992 & Hidalgo & Hernandez, 2001; dalam Ujang & Dola, 2012). Dalam penelitian ini, kelekatan pada kota (city attachment) terdiri dari dua dimensi yakni attachment to the physical place dan attachment to the social place. Attachment to the physical place mengacu pada lingkup dan skala yang berkaitan dengan elemen tempat. Sedangkan attachment to the social place mengacu pada interaksi interpersonal dan intrapersonal individu dalam lingkungannya (Scannel & Gifford (2010).
c. Hipotesis Dalam penelitian ini, peneliti membuat hipotesis bahwa: - Partisipasi dalam aktivitas komunits musik perkotaan mampu memprediksikan kelekatan pada kota - Kepercayaan pada pemerintah kota mampu memprediksikan kelekatan pada kota - Partisipasi dalam aktivitas komunitas musik perkotaan dan kepercayaan pada pemerintah kota mampu memprediksikan kelekatan pada kota
d. Subjek Penelitian Peneliti mengambil subjek untuk pilot study sebanyak 90 subjek, sedangkan subjek yang diambil untuk field study sebanyak 230 sampel. Karakteristik sampel yang diambil antara lain pria dan wanita berusia 21-40 tahun yang terlibat dalam aktivitas komunitas musik perkotaan.
e. Teknik Pengambilan Sampel Dalam teknik pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik non probability sampling – convenience sampling dan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode statistik.
f. Desain Penelitian Peneliti menggunakan desain penelitian berupa non-experimental dan correlational predictive.
g. Alat Ukur Penelitian Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner atau angket dengan skala likert. Dalam penelitian ini terdapat 3 instrumen penelitian yakni:
− Participation in the Activities of Urban Music Community Scale Memiliki 6 pilihan jawaban yakni “Sangat Tidak Setuju”, “Tidak Setuju”, “Agak Tidak setuju”, “Agak Setuju”, “Setuju” dan “Sangat Setuju”.
Tabel 1 Pernyataan Favorable dan Unfavorable Participation Participation Favorable Unfavorable Partisipasi dalam No 3, 7, 15, 19, 23, X berbagi identitas 25, 27, 28, 34 Pastisipasi dalam representasi sosial
No 2, 4, 6, 8, 9, 11, 12, 20, 21, 22, 24, 29, 30, 31, 32, 36, 37, 39, 41
X
Partisipasi dalam kekuasaan
No 1, 5, 10, 13, 14, 16, 17, 18, 26, 33, 35, 40
X
- Trust in City Government Scale Memiliki 6 pilihan jawaban yakni “Sangat Tidak Setuju”, “Tidak Setuju”, “Agak Tidak setuju”, “Agak Setuju”, “Setuju” dan “Sangat Setuju”.
Tabel 2 Pernyataan Favorable dan Unfavorable Trust in Government Trust in Government Favorable Unfavorable Political cynicism X No 2, 3, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 28, 29, 32, 33, 34 Trust in government form
No 1, 4, 6, 8, 12, 14, 22, 24, 27, 30, 31, 35, 36, 37, 38
X
- City Attachment Scale Memiliki 5 pilihan jawaban yakni “Tidak Pernah”, “Jarang”, “Kadang-kadang”, “Sering” dan “Selalu”.
Tabel 3 Pernyataan Favorable dan Unfavorable City Attachment City Attachment Favorable No 15, 18, 19, 21
Attachment to physical place Trust in government form
Unfavorable No 12, 17, 20
No 1, 2, 5, 6, 8, 9, 10, 16
h. Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas Participation in the Activities of Urban Music Scale Tabel 4 Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.888
39
Reliabilitas Trust in Government Tabel 5 Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.742
16
Reliabilitas City Attachment Scale Tabel 6 Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.609
8
No 3, 4, 7, 11, 13, 20
i. Teknik Analisa Data Peneliti menggunakan teknik multiple linear regression analysis sebagai teknik analisa data.
HASIL DAN BAHASAN a. Uji Asumsi - Uji Normalitas Partisipasi Dalam Aktivitas Komunitas Musik Perkotaan dan Kepercayaan Pada Pemerintah Kota – Kelekatan Pada Kota Gambar 1 Normal Q-Q Plot of City Attachment
Gambar 2 Histogram City Attachment
Berdasarkan gambar yang disajikan diatas, terbukti bahwa uji asumsi normalitas baik dengan histogram maupun p-p plot menunjukkan bahwa data tersebar secara normal.
- Uji Heteroskedastisitas Partisipasi Dalam Aktivitas Komunitas Musik Perkotaan dan Kepercayaan Pada Pemerintah Kota – Kelekatan Pada Kota Gambar 3 Scatterplot
Uji asumsi heteroskedastisitas menunjukkan bahwa data bebas dari heteroskedastisitas karena berdasarkan scatter plot penyebaran titik tidak menunjukkan pola tertentu dan titik data menyebar di atas dan di bawah angka 0.
- Analisis Regresi Partisipasi Dalam Aktivitas Komunitas Musik Perkotaan dan Kepercayaan Pada Pemerintah Kota Terhadap Kelekatan Pada Kota
Model
R
1
.382a
Tabel 7 Model Summaryb R Square Adjusted R Square .146 .139
Std. Error of the Estimate 6.06603
a. Predictors: (Constant), PARTICIPATION_Field, TRUST_Field b. Dependent Variable: CITY_Field
Model Regression 1 Residual Total
Tabel 8 ANOVAa Sum of Squares df Mean Square 1429.531 2 714.766 8352.856 227 36.797 9782.387 229
F 19.425
Sig. .000b
a. Dependent Variable: CITY_Field b. Predictors: (Constant), PARTICIPATION_Field, TRUST_Field
Model
1
(Constant) TRUST_Field PARTICIPATION_F ield
Tabel 9 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 45.574 2.862 -.216 .037 -.361 -.033
.017
-.114
t
Sig.
15.924 -5.882
.000 .000
-1.863
.064
Berdasarkan tabel model summary menunjukkan bahwa nilai dari R Square adalah 0,146, nilai ini dikalikan dengan 100% maka menjadi 14,6%. Hal ini menunjukkan kontribusi variabel prediktor terhadap variabel terikat sebanyak 14,6%. Ini berarti bahwa partisipasi dalam aktivitas komunitas musik perkotaan dan kepercayaan pada pemerintah kota berkontribusi sebanyak 14,6% terhadap kelekatan pada kota. Dalam penelitian ini variabel Trust in Government (dalam tabel Coefficients) memiliki P = 0,000 (P < 0.05) dan pada variabel Participation memiliki P = 0,64 (P > 0.05). Variabel Trust in Government (dalam tabel Coefficients) memiliki beta value sebesar -0,361, sedangkan pada variabel Participation memiliki coefficients beta value sebesar -0,114. Jika ditilik dari besar coefficients yang didapat, maka hasil penjabarannya yaitu variabel Trust in Government memiliki korelasi negatif terhadap City Attachment. Sedangkan variabel Participation tidak mampu memprediksikan City Attachment.
SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan Berdasarkan hasil data penelitian menunjukkan bahwa partisipasi dalam aktivitas komunitas musik perkotaan tidak dapat memprediksikan kelekatan pada kota. Sedangkan kepercayaan pada pemerintah kota memiliki korelasi negatif terhadap kelekatan pada kota. Kedua variabel secara bersamasama mampu menjelaskan kelekatan pada kota. Namun demikian setelah dianalisis dengan lebih rinci, ditemukan bahwa sesungguhnya yang berperan dalam menjelaskan kelekatan pada kota ialah kepercayaan pada pemerintah kota, namun dalam arus negatif. Berdasarkan data penelitian yang telah tersaji, dapat disimpulkan bahwa variabel Trust in Government memiliki korelasi negatif dengan variabel City Attachment. Menurut Clark dan Lee (2003) hal ini disebabkan karena orang dapat berbuat sesuatu yang positif untuk memecahkan masalah kotanya meskipun tidak percaya kepada pemkotnya. Muniz dan Mussweiler (2011) lebih mempertajam penjelasan ini, bahwa ketidakpercayaan (distrust) justru dapat memicu kreativitas. Kreativitas ini dapat membuat kota semakin nyaman ditempati dengan cara masing-masing orang, dan sebagai konsekuensinya menghadirkan persepsi kelekatan yang semakin tinggi pada kota, berhubungan dengan ketidakpercayaan terhadap pemkot. Bagaimana dengan orang yang memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap pemerintah? Kepercayaan yang tinggi ini juga tidak harus selalu diikuti oleh tingginya kelekatan pada kota. Dalam pemikiran Clark dan Lee (2003), trust in government tidak harus sejalan dengan government performance. Mungkin terjadi bahwa pada partisipan penelitian ini, trust terhadap pemerintah tinggi, namun performance pemerintah rendah (sebagaimana keluhan-keluhan masyarakat yang diungkap dalam Pendahuluan), sehingga menyebabkan kelekatan pada kota rendah. Selain itu, mengapa trust terhadap pemerintah bisa tinggi di saat performance rendah? Bierhoff dan Bernd (2004) memberikan penjelasan yang sejalan dengan gejala "optimistic bias" dalam psikologi sosial. Orang mudah dipersuasi untuk percaya, misalnya melalui iklan-iklan pemerintah di media massa yang membentuk kesan (impression management) bahwa pemerintah itu dapat dipercaya (trustworthy). Penjelasan lainnya diberikan oleh Segal (2003). Ia mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa tingkat kepercayaan kepada pemerintah bersifat instrumental. Artinya, sepanjang pemkot dapat memenuhi kebutuhan orang-orang (partisipan penelitian ini: orang-orang yang aktif dalam komunitas musik perkotaan), maka trust akan tinggi. Penelitian ini menemukan bahwa partisipasi dalam aktivitas komunitas musik perkotaan tidak mampu memprediksikan kelekatan pada kota. Peneliti menduga bahwa partisipasi tersebut mungkin memang meningkatkan kelekatan pada komunitas itu sendiri, namun tidak meningkatkan kelekatan pada kota. Hal ini berarti bahwa identitas sebagai warga komunitas (walaupun itu komunitas musik perkotaan) memiliki jarak dengan identitas sebagai warga kota. Penjelasan ini didasarkan atas pengetahuan bahwa identitas berhubungan sangat erat dengan kelekatan (Pittman, Keiley, Kerpelman, & Vaughn, 2011). Orang yang berpartisipasi dan melekat pada komunitas musik perkotaan tidak berarti memiliki kelekatan dan identifikasi yang tinggi dengan kotanya. Dengan kata lain, bila menggunakan konsep dari Woods (2006), self-formation sebagai warga kota tidak menerima masukan dari partisipasi dan kelekatan pada komunitas musik perkotaan. Tidak terjadi konstruksi naratif yang koheren antara community attachment dengan city attachment. Pemerintah Kota ternyata tidak selalu menjadi representasi dari kota.
b. Saran Saran Teoritis 1. Untuk penelitian selanjutnya, ada baiknya pembagian jenis kelamin (pria dan wanita) harus lebih seimbang. 2. Data kontrol dalam angket harus lebih diperketat agar lebih mudah untuk menyaring informasi yang diperlukan. 3. Penggunaan bahasa dalam angket sebaiknya lebih disederhanakan agar responden dapat menjawab pernyataan-pernyataan dengan lebih akurat. 4. Pernyataan dalam angket sebaiknya dikurangi agar responden yang menjawab tidak merasa lelah atau bosan. 5. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan agar bisa lebih memperluas informasi tyang diperlukan dalam penelitian ini. Saran Praktis 1. Pemerintah diharapkan dapat lebih peka dan lebih melayani kebutuhan masyarakat. 2. Sarana komunikasi masyarakat dengan pemerintah ada sebaiknya lebih ditingkatkan agar terjalin komunikasi dua arah yang lebih signifikan.
REFERENSI Adam, S. (1993). Dinamika Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Gramedia. Brown, B.B. & Perkins, D.D. (1992). Disruptionin Place Attachment. NY: Plenum Publishers. Campbell, C., & Jovchelovitch, S. (2000). Health, community and development: Towards a social psychology of participation. Journal of Community + Applied Social Psychology, 10, 255-270. Clark, J. R., & Lee, D. R. (2003). Trust in government as a constitutional consequence. Journal of Private Enterprise, 18(2), 1-21. Bierhoff, H-W., & Bernd, V. (2004). The social psychology of trust with applications in the internet. Analyse und Kritik, 26(1), 48-62. Manolang, E. S. (2013). Peran Tokoh Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa. Diakses dari http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jppmr/article/download/1318/1339. Muniz, A.M, J., & Musswelier, T. (2011). Suspicious spirits, flexible minds: when distrust enhances creativity. Journal of Personality and Social Psychology, 101(6), 1262-1277.. & O'Guinn, T.C. (2001). Brand Community, Journal of Consumer Research, vol. 27, pp. 412-32. Oktavianto, A. D. (2008). Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di Kabupaten Kudus. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/19655/1/PENYELENGGARAAN_PELAYANAN_PUBLIK_di_KUDUS. pdf, pada tanggal 28 Februari 2013 Pittman, J. F., Keiley, M. K., Kerpelman, J. L. and Vaughn, B. E. (2011). Attachment, Identity, and Intimacy: Parallels Between Bowlby's and Erikson's Paradigms. Journal of Family Theory & Review, 3: 32–46. Rosidarta. (2012). Diakses dari http://rilisnusantara.com/showdetail.php?mod=art&id=398&t=Sulitnya%20Membuat%20KTP%20d i%20Kabupaten%20Pandeglang&kat=Solusi, pada tanggal, 26 Februari 2013. Rofiq, A. (2007). Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trust) Terhadap Partisipasi Pelanggan E-Commerce. Diakses dari http://ainurrofiq.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/tesis_ainurrofiq_dimensi_trust.pdf.
Scannell, L., Gifford, R. (2010). The relations between natural and civic place attachment and proenvironmental behavior. Journal of Enironmental Psycholoy, 30, 289-297. Sciffman, L. (2010). Interpersonal and political trust: modeling levels of citizen's trust. Tobin College of Buines, St John's University, Jamaica, New York, USA, and Department of Marketing and International Business, Zarb School of Business, Hofstra University, Hempstead, New York, USA. Segal, J. T. (2003). Why Americans don't trust government and why they sometimes do: Trust in government in the United States from the 1960s to the present. Unpublished PhD dissertation, John Hopkins University, Baltimore, Maryland. Ujang, N & Dola, K. (2012). Linking Activity and Place Attachment Dimensions in Enhancing the Sense of Place. Woods, N. E. (2006). Place attachment, place-identity, self-formation, and imagination: A narrative construction. Unpublished PhD dissertation, Graduate Faculty of the California School of Professional Psychology, Alliant International University.
RIWAYAT PENULIS Vemmy Leolita lahir di kota Jakarta pada tanggal 9 Agustus 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Psikologi 2013.