KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS MUSIK INDIE (Fungsi Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie Kirana di Jalan Darussalam kota Medan) Reza Fiezry Lubis 080904132 ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie (Fungsi Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie Kirana di Jalan Darussalam kota Medan). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti fungsi Komunikasi Kelompok didalam komunitas serta penerapannya didalam aktivitas para anggota komunitas. Fungsi fungsi yang digambarkan berupa, Fungsi Hubungan Sosial, Fungsi Pendidikan atau Pembagian Informasi, Fungsi Persuasi, Fungsi Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan, serta Fungsi Terapi. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan memakai wawancara mendalam dan observasi sebagai alat pengumpulan data. Subjek penelitian merujuk pada masalah yang diteliti yaitu para anggota komunitas musik indie Kirana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para anggota didalam komunitas secara langsung maupun tidak langsung menggunakan fungsi fungsi komunikasi kelompok yang terdapat didalam komunitas, seperti menjadikan komunitas sebagai tempat untuk membentuk hubungan sosial yang baru kepada anggota yang lainnya, saling berbagi informasi yang penting kepada sesama anggota didalam komunitas, menjadikan komunitas sebagai sarana dalam pencarian solusi dan membuat keputusan, merubah pola pikir anggotanya, serta memperbaiki sifat dan perilaku dari anggota nya dengan dorongan dari komunitas. Kata kunci : Komunitas musik indie, Fungsi komunikasi kelompok. 1. Pendahuluan Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai sifat dasar untuk saling berinteraksi satu sama lain. Hal inilah yang mendorong manusia untuk terlibat dalam sebuah proses komunikasi, terutama komunikasi kelompok. Burgoon dan Ruffner dalam bukunya, A Revisian of Approaching Speech/Communication, memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat (Sendjaja, 2005: 3.3).
1
Berdasar kepada sifat manusia yang menyukai hidup berkelompok, berbagai macam kelompok pun terbentuk dan mempunyai karakteristik serta tujuannya masing masing, seperti para anggota komunitas musik indie KIRANA yang mempunyai kegemaran yang sama yaitu bermusik, dalam kegiatan sehari hari mereka juga saling berbagi informasi mengenai musik yang mereka suka, saling berbagi ilmu dalam keahlian bermusik, pinjam meminjam alat musik sesama anggota yang membutuhkan, membantu menyelesaikan permasalahan anggota yang lain dan juga membantu mendistribusikan album album teman mereka sesama anggota di komunitas tersebut. Melihat manfaat manfaat itu, maka para anggota juga tetap menjaga kesolidan komunitas mereka sampai sekarang ini. Tentunya dalam kelompok itu, pasti ada proses komunikasi yang berlangsung. Proses komunikasi kelompok akan memunculkan fungsi fungsi komunikasi kelompok. Fungsi ini akan berpengaruh penting dalam kelancaran proses komunikasi yang ada dalam kelompok itu. Fungsi komunikasi kelompok itu adalah fungsi pendidikan dalam kelompok, dapat menambah pengetahuan anggota kelompok lainnya. Fungsi hubungan sosial dapat membentuk hubungan antara individu yang tadinya kurang akrab menjadi lebih akrab dalam kelompok tersebut. Fungsi pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dapat membantu anggota dalam kelompok itu dalam menentukan suatu pilihan yang akan dia pilih dan menyelasaikan masalah yang di hadapinya. Fungsi Terapi dapat membantu individu didalam kelompok untuk mencapai perubahan yang positif bagi dirinya. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap komunitas musik indie Kirana dengan alasan, bahwa dinamika dari komunikasi kelompok yang terbentuk didalam komunitas tersebut, memunculkan fungsi fungsi komunikasi kelompok yang terdiri dari fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, serta fungsi terapi, Berdasarkan uraian di atas, dalam melaksanakan penelitian, penulis memilih objek penelitian adalah sebuah komunitas musik indie “KIRANA” di kota Medan, dan subjek penelitian yang penulis pilih adalah peran dari fungsi fungsi komunikasi kelompok yang terjalin kepada anggota di dalam komunitas tersebut. 2. Kajian Pustaka Penelitian ini menggunakan paradigma kontruktivis. Menurut paradigma konstruktivis, realitas sosial yang di amati oleh seseorang tidak dapat di generalisasikan pada semua orang seperti yang di lakukan oleh kaum positivis. 2.1 Kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari dua atau tiga orang bahkan lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif di antara mereka satu sama lainnya, terutama kelompok primer, intensitas hubungan di antara mereka merupakan persyaratan utama yang dilakukan oleh orang orang dalam kelompok tersebut. 2.2 Komunitas Istilah kata Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berasal dari kata dasar communis yang artinya masyarakat, public atau banyak orang. Bagi kebanyakan orang, kata komunitas akan memasukkan sebentuk perasaan memiliki atau perasaan diterima dan dihargai dalam lingkup kelompok tersebut. 2
2.3 Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Komunikasi kelompok merupakan hubungan antara manusia dengan masyarakat secara dialektis dan eksternalisasi, obyektifitas, dan internalisasi. Eksternalisasi adalah pencurahan kehadiran manusia, baik dalam aktifitas maupun mentalitas. Melalui eksternalisasi, manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Obyektifitas adalah disandangnya produk – produk aktifitas suatu realitas yang berhadapan dengan para produsennya sendiri. Internalisasi adalah peresapan kembali realitas oleh manusia dan mentransformasikannya sekali lagi struktur struktur dunia obyektif ke dalam struktur struktur kesadaran obyektif (Peter L. Berger, 1991). 2.4 Fungsi fungsi Komunikasi Kelompok Menurut Sendjaja (2005: 3.8), keberadaan suatu kelompok dalam suatu masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut antara lain adalah, fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan pembuat keputusan, serta terapi. Semua fungsi ini di manfaatkan untuk kepentingan masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itu sendiri. 1. Fungsi pertama adalah menjalin hubungan sosial dalam artian bagaimana kelompok tersebut dapat membentuk dan memelihara hubungan antara para anggotanya dengan memberikan kesempatan melakukan berbagai aktivitas rutin yang informal, santai, dan menghibur. 2. Fungsi kedua adalah pendidikan yang mana mempunyai makna bagaimana sebuah kelompok baik secara formal maupun informal berinteraksi untuk saling bertukar pengetahuan. Fungsi pendidikan ini sendiri sangat bergantung pada 3 faktor, yang pertama adalah jumlah informasi yang di kontribusikan oleh setiap anggota, yang kedua adalah jumlah partisipan yang ikut di dalam kelompok tersebut, dan yang terakhir adalah berapa banyak interaksi yang terjadi di dalam kelompok tersebut. Fungsi ini juga akan efektif jika setiap anggota juga dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang berguna bagi anggotanya. 3. Fungsi ketiga adalah persuasi, dalam fungsi ini, seorang anggota berusaha mempersuasikan anggota kelompok lainnya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di inginkannya. Seseorang yang terlibat dalam usaha usaha persuasif didalam kelompoknya memiliki resiko untuk tidak diterima oleh anggota kelompok nya yang lain, apabila hal yang di usulkannya tersebut bertentangan dengan norma norma kelompoknya, maka justru dia dapat menyebabkan konflik di dalam kelompok dan dapat membahayakan posisinya di dalam kelompok tersebut. 4. Fungsi keempat adalah pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, disini kelompok berguna untuk mencari solusi dari permasalahan permasalahan yang tidak dapat di selesaikan oleh anggotanya, serta mencari alternatif untuk menyelasaikan,
3
sedangkan pembuatan keputusan bertujuan untuk memilih salah satu dari banyak nya alternatif solusi yang keluar dari proses pemecahan masalah tersebut. 5. Fungsi kelima adalah terapi. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan persoalannya. Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai konsensus. John Dewey (Littlejohn, 2011: 344) menjelaskan bahwa fungsi komunikasi kelompok itu terbagi menjadi 6, antara lain : 1. Mengungkapkan kesulitan. 2. Menjelaskan permasalahan. 3. Menganalisis masalah. 4. Menyarankan solusi. 5. Membandingkan alternatif dan menguji mereka dengan tujuan dan kritertia berlawanan. 6. Mengamalkan solusi yang terbaik. Sedangkan Randy Y. Hirokawa dalam Morissan (2009: 142), mengatakan bahwa kelompok harus mampu melaksanakan empat fungsi untuk dapat menghasilkan keputusan yang efektif yang terdiri atas : 1. Analisis Masalah Kelompok biasanya memulai proses pengambilan keputusan dengan mengidentifikasi dan menilai suatu masalah (identifying and assessing a problem). 2. Penentuan Tujuan Kelompok harus mengumpulkan dan mengevaluasi informasi (gathers and evaluates information) terkait dengan masalah yang tengah dihadapi. 3. Identifikasi Alternatif Pada tahap ini, kelompok membuat berbagai usulan alternative (alternative proposal) untuk mengatasi masalah. 4. Evaluasi Konsekuensi Berbagai solusi alternatif yang tersedia kemudian di evaluasi dengan tujuan akhirnya adalah untuk mengambil keputusan. 3.
Metode Penelitian 4
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian ini. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam dalamnya. Kemudian peneliti akan menggunakan penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam (depth interview) dan observasi untuk memperoleh hasil penelitian. 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini berfokus kepada peran dari 5 fungsi komunikasi kelompok menurut sendjaja yang terjadi di antara anggota dari komunitas musik indie KIRANA di kota Medan. 3.2 Subjek Penelitian Dalam penelitian ini peneliti telah memilih 5 orang anggota komunitas musik indie KIRANA di kota Medan sebagai informan. Dikarenakan mereka merupakan anggota tetap di komunitas tersebut dan ketika memilih informan itu peneliti sebelumnya telah menyesuaikan telebih dahulu kriteria-kriteria yang dibutuhkan untuk memillih informan yang sesuai. Kriterianya antara lain adalah : 1. Bersedia untuk terlibat dalam kegiatan penelitian yang mungkin membutuhkan waktu y ang lama. 2. Bersedia untuk diwawancara dan direkam aktivitasnya selama wawancara atau selama penelitian berlangsung 3. Memberikan persetujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian. 4. Anggota yang sudah bergabung lebih dari 3 tahun. 5. Anggota komunitas musik KIRANA. 3.3 Kerangka Analisis KOMUNITAS MUSIK INDIE KIRANA
KELOMPOK
KOMUNIKASI KELOMPOK
FUNGSI FUNGSI KOMUNIKASI KELOMPOK 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Adapun teknik pengumpulan data yang akan penulis pakai adalah : 5
1. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. 2. Observasi Pengamatan terlibat (participant observation) adalah studi yang disengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana, terarah pada suatu tujuan di mana pengamat atau peneliti terlibat langsung dalam kehidupan sehari-hari dari subjek atau kelompok yang diteliti. Dengan keterlibatan langsung dalam kehidupan sehari-hari tersebut menyebabkan terjadinya hubungan sosial dan emosional antara peneliti dengan subjek yang diteliti, dampaknya si peneliti mampu menghayati perasaan, sikap, pola pikir yang mendasari perilaku subjek yang diteliti terhadap masalah yang dihadapi. 3.4.2 Data Sekunder Studi literatur yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan mengumpulkan berbagai macam data kepustakaan dan data kasus, yakni data yang hanya menjelaskan kasuskasus tertentu, dalam arti bahwa data kasus berlaku untuk kasus tersebut serta tidak bertujuan untuk digeneralisasikan dengan kasus lain dengan radius yang lebih luas. Data kasus lebih luas dalam mengekspresikan sebuah obyek penelitian. 3.5 Teknik Analisis Data Dalam melakukan penelitian ini, penulis memusatkan penelitian ini pada penelitian kualitatif dengan perangkat metode analisis domain. Menurut Bungin (2001), teknik analisis domain digunakan untuk menganalisis gambaran gambaran objek riset secara umum atau menganalisis di tingkat permukaan, namun relatif utuh tentang objek riset tersebut. Artinya, teknik ini bertujuan mendapatkan gambaran seutuhnya dari objek yang di riseti, tanpa harus membuat rincian secara detail unsur unsur yang ada dalam keutuhan objek riset tersebut (Krisyantono, 2010: 200). 4. Hasil Berdasarkan hasil wawancara peneliti mengambil kesimpulan bahwa dengan bergabung di komunitas, para informan merasa diri mereka sudah banyak melakukan perubahan perubahan positif atas dasar pengaruh dari komunitas nya tersebut. Sebelum bergabung dengan komunitas ini, informan 1 (Jojo) dan 2 (Aul) termasuk pribadi yang urak urakan dan kurang mengenal aturan, itu di sebabkan para informan tidak mempunyai satu panutan untuk mengontrol tingkah laku mereka, bergabung di dalam komunitas, membuat keduanya menjadi lebih bisa mengontrol diri dan membentuk tata krama di dalam diri mereka sendiri, serta membangun pola pikir yang lebih bagus dan dewasa dibanding teman teman seumuran mereka, hal itu di sebabkan oleh kohesi kelompok yang terbentuk oleh 6
situasi di dalam kelompok, informan 1 dan 2 yang berusia jauh lebih muda dari para senior di dalam komunitas merasa bahwa para senior tidak menelantarkan mereka di dalam komunitas, para senior terlihat peduli dengan segala perbuatan mereka, para senior juga menekankan bahwa nama baik komunitas tergantung dari bagaimana para anggotanya membentuk opini publik dari perilaku para anggotanya di luar komunitas, sehingga perasaan terlindungi dan proses komunikasi yang bebas membuat informan 1 dan 2 berusaha untuk mendorong diri mereka agar bisa merubah perilaku serta pola pikir mereka ke arah yang jauh lebih positif sehingga kelompok sebagai tempat untuk membantu individunya mencapai perubahan betul betul memberikan perubahan kepada individunya sebagaiman fungsi terapi di dalam komunikasi kelompok. Informan 4 (Agek) yang dulunya mengaku merupakan pribadi yang egois, merasa karena bergabung di komunitas ini dia bisa berusaha untuk merubah perilaku nya, informan 3 (Risad) juga merasa kelompok banyak memberikan perubahan perubahan signifikan kepada dirinya, seperti dia jadi lebih bertanggung jawab dalam melakukan sesuatu. Dan tentunya semua informan tidak ada yang merasa rugi dengan semua perubahan yang di berikan kelompok kepada diri mereka sendiri. 5.1 Simpulan Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah, bahwa didalam terbentuknya proses komunikasi kelompok didalam komunitas atau kelompok, dapat terlihat bahwa fungsi fungsi komunikasi kelompok mempunyai peranan penting didalam pembentukan komunikasi kelompok tersebut. Seperti didalam pembentukan hubungan antara para anggota, komunitas atau kelompok mempunyai fungsi hubungan sosial yang dimana dapat memfasilitasi interaksi interaksi dari para anggotanya untuk membentuk hubungan dengan anggota yang lainnya didalam komunitas yang dibarengi dengan beberapa faktor yaitu : ingin masuk menjadi bagian kelompok (inclusion), dan juga ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain, yang mana dua faktor ini sangat berhubungan untuk mendukung fungsi hubungan sosial didalam kelompok. Kemudian fungsi kedua yaitu pendidikan atau pembagian informasi yang mana komunitas dapat memberikan informasi informasi yang berguna bagi para anggotanya, yang tentu saja itu semua bisa didapat dengan dukungan dari faktor faktor seperti : jumlah informasi yang dikontribusikan, jumlah partisipan yang ada didalam kelompok, dan yang terakhir jumlah interaksi didalam kelompok tersebut. Fungsi yang ketiga adalah fungsi persuasi, dimana kelompok mendorong anggotanya untuk mempersuasikan anggota yang lainnya dalam proses penarikan keputusan atau pengubahan pola pikir sehingga dapat mengikuti sesuai dengan apa yang diinginkannya, sesuai dengan salah satu dari 3 pengaruh kelompok kepada perilaku komunikasi kelompok, yaitu konformitas, dimana perubahan perilaku atau kepercayaan menuju ( norma ) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan, sehingga jika semakin banyak orang didalam kelompok membentuk perilaku dan perkataan yang sama, maka akan muncul kecenderungan anggotanya akan melakukan dan mengatakan hal hal yang sama. Fungsi keempat yaitu pemecahan masalah dan pemberian solusi, yang mana kelompok sebagai tempat bagi para anggota nya untuk berbagi masalah serta mencari solusi dari setiap permasalahan yang mereka punya, yang mana peranan para anggota anggota didalam kelompok dapat terkategorikan di antaranya : peranan pemeliharaan kelompok dan 7
juga peranan tugas kelompok. Dan yang terakhir adalah fungsi kelima yaitu fungsi terapi dimana fungsi ini dapat mendorong anggota atau individu yang ada didalam komunitas untuk merubah sikap dan sifatnya karena dorongan dari komunitas itu sendiri, seperti yang disampaikan Beal, Bohlen, dan Audanbaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) tentang pengkategorian peranan anggota kelompok yaitu peranan individual, berkenaan dengan usaha anggota kelompok untuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengan tugas kelompok, serta ke kohesifitasan kelompok yang didukung oleh 3 faktor yaitu : ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain, ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok, sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personal 5.2 Saran 5.2.1 Saran akademis 1. Pada penelitian kualitatif, peneliti harus menyesuaikan metode pengumpulan data yang akan digunakan dengan lamanya waktu penelitian. Pemilihan metode pengumpulan data yang tepat akan memudahkan peneliti dalam mendapatkan informasi. 2. Pemilihan Topik penelitian hendaknya melihat banyaknya referensi yang akan digunakan terdahulu, referensi yang sedikit akan menyulitkan peneliti dalam pengolahan data dan penulisan laporan. 3. Dalam pemilihan informan, peneliti harus memilih sesuai dengan karakteristik pemilihan subjek dan sesuai kebutuhan penelitian. Pemilihan informan yang tepat akan akan memudahkan peneliti memperoleh data yang diinginkan sesuai dengan tujuan penelitian. 4. Penentuan waktu penelitian juga sangat penting untuk menjaga keakuratan dari jawaban yang ingin peneliti dapatkan. 5.2.2 Saran praktis 1. Sebuah komunitas hendaknya dapat memberikan manfaat yang positif bagi setiap individu yang ada didalamnya, tidak hanya dari sisi apa yang menjadi spesialisasi komunitas itu saja, tetapi juga dari sisi sosial dan umum, bahkan dari sisi keagamaan untuk menjaga moral para anggota komunitas itu. 2. Para senior senior didalam komunitas hendaknya selalu dapat menjadi role model atau panutan bagi para junior nya dalam berperilaku, maka dari itu, para senior yang ada didalam komunitas hendaknya memeberikan contoh yang baik bagi juniornya, karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, komunitas sendiri terkadang sudah mempunyai tempat tersendiri didalam pikiran anggotanya, komunitas juga sudah termasuk kategori kelompok primer bagi anggotanya, layaknya sebuah keluarga, seorang adik pasti selalu melihat tingkah laku kakak ataupun abangnya didalam keluarga dan sedikit banyak juga terpengaruh oleh tingkah laku kakak atau abangnya, begitu juga dengan para junior didalam
8
komunitas yang sudah menganggap senior senior nya sebagai kakak atau abang mereka sendiri didalam komunitas itu DAFTAR REFERENSI Arifin, Anwar. (1984). Strategi Komunikasi : Suatu Pengantar Ringkas. Bandung: Armico November 16, 2012, http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertiankomunikasi-kelompok.html Bungin, Burhan. (2007). Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Tekonologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Bungin, Burhan. (2010). Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Kertajaya, Hermawan (2008). Peran Komunitas Online. Web.bisnis.com Krisyantono, Rachmat (2010), Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Littlejohn, Stephen. (2011). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika Morissan. (2009). Teori Komunikasi Organisasi. Bogor: Ghalia Indonesia Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya November 16, 2012, http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-kelompok.html Rakhmat, Jalaluddin. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sendjaja (2005). Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka Soekanto, soerjono. Pengantar sosiologi. (2010). Jakarta: rajawali pers Teori komunikasi, Perspektif ragam & aplikasi, H.Syaiful Rohim, M.Si. Wiryanto. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia November 16, 2012, http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-kelompok.html http://digilib.uin-suka.ac.id/2542/1/BAB%20I,V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf di akses pada Januari 26, 2013 http://psikologikelompok.wordpress.com/2010/10/10/komunikasi-kelompok-danfungsinya/ di akses pada November 26, 2013 http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/26846 di akses pada November 29, 2013 9