POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS VESPA DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS KELOMPOK (Studi pada KUTU Vespa Region Bali) 1)
2)
Ni Ketut Diana Ayu Megasari , Ni Luh Ramaswati Purnawan , Ade Devia Pradipta 1,2,3)
3)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana 1
2
Email :
[email protected] ,
[email protected] , 3
[email protected]
ABSTRAK The goal of this research is to describe and to explain the internal communication pattern of KUTU Vespa Bali’s Region in keep their group’s solidarity. This research is using descriptive qualitative approachment. The informan is selected by using purposive and snowball technique. The data is obtained by interview, direct observation and documentation study. The technique of analyzing the data that used in this research through several steps that was data reduction, data presentation and conclution. The result of this research shows that KUTU Vespa Bali’s Region using two kind of communication patterns. First is wheel communication pattern in which occur when they hold a formal and structural activity. Second is all channels communication pattern that occur when they hold on informal activity. The all channels communication pattern stimulate the brotherhood’s feel and begin more tighten their solidarity. Keywords : Communication Pattern, Vespa Community, Solidarity
lain akan berhenti untuk menawarkan bantuan
1. PENDAHULUAN Kelompok merupakan kumpulan individu
walaupun mereka tidak saling mengenal. Hal
yang dapat mempengaruhi satu sama lain,
tersebut menjadikan Komunitas Vespa terkenal
berinteraksi untuk beberapa tujuan sekaligus
dengan rasa solidaritas yang tinggi, sehingga
membedakan
membedakannya
karakteristik
mereka
dengan
orang lain (Liliweri, 2014:19). Kelompok yang keberadaannya
cukup
menarik
dengan
komunitas
motor
lainnya.
minat
KUTU Vespa Region Bali merupakan salah
anggotanya untuk bergabung adalah Komunitas
satu dari beberapa Komunitas Vespa yang
Vespa.
berada di Bali. Komunitas ini berdiri pada
Menurut Basma (2015), pengemar Vespa dari
tanggal 24 Maret 2015 dan KUTU merupakan
keakraban komunitas Vespa terlihat pada saat
kependekan dari (Ketika Usia Tak Jadi Urusan)
mereka melihat ada sesama pengendara Vespa
merupakan Komunitas Vespa
yang mogok di jalan, pengendara Vespa yang
tersebar
tahun
1980-an,
salah
satu
bentuk
1
di
beberapa
kota
yang sudah yang
ada
di
Indonesia, seperti Bali,
Bandung, Malang,
Bagaimana
pola
komunikasi
KUTU
Bengkulu, Semarang, Balikpapan, Palembang,
Vespa Region Bali dalam mempertahankan
Surabaya, Samarinda, Bogor, Kepulauan Riau,
solidaritas kelompok?
dan Padang. Jenggo selaku Ketua Kutu Vespa Region Bali
menyatakan
bahwa
KUTU
2. KAJIAN PUSTAKA
adalah
Komunikasi AntarPribadi
Komunitas Vespa yang selalu mengedepankan
Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi
slogan “Berkendara Aman”, yang bertujuan
antara orang-orang secara tatap muka, yang
untuk menghindari pengendara vespa atau
memungkinkan setiap pesertanya menangkap
pengendara lainnya dalam berkonvoi yang tidak
reaksi orang lain secara langsung, baik secara
aman di jalan raya.
verbal ataupun non verbal (Harapan, 2014:6).
Dengan mottonya “Jauhkan Perbedaan,
Devito
Berse-KUTU banyak manfaatnya” KUTU Vespa
sebagai
sebagai Komunitas Vespa tersolid yang ada di Solidaritas
dalam
sebuah
terlihat
dan
terus
dalam
komunikasi
antar
pribadi
dalam menjalin hubungan sosial antar sesama
akan menjadi suatu ikatan tanggung jawab
personal.
dalam organisasi. Hal tersebut dapat terwujud pada
Proses Komunikasi
masing-masing
Harold D. Laswell mendefinisikan proses
individu. Ikatan sosial dapat dilakukan dengan
komunikasi
suatu bentuk usaha saling memahami antara komunikan
yang
adalah
sebagai
proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada
disebut
komunikan melalui media yang menimbulkan
dengan pola komunikasi (Yuki, 2013:40). Pola
efek tertentu. Paradigma Laswell menyatakan:
komunikasi yang terjadi pada kelompok sangat
who, says what, in which channel, to whom
berpengaruh terhadap kelangsungan kelompok
with, what effect (siapa, mengatakan apa,
tersebut.
melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek
Merujuk pada pembahasan di atas, penulis
apa) (Effendy, 2000 : 10).
tertarik untuk mengangkat topik mengenai pola komunikasi
sirkuler
Komunikasi antarpribadi merupakan “jembatan”
Solidaritas pada masing-masing individu
dan
yang
pendengar dan sebagai aktor sekaligus reaktor.
suatu komunitas tersebut.
komunikator
proses
bertindak sebagai pembicara sekaligus sebagai
sama yang baik untuk bisa mempertahakan
kesadaran
proses
menerus, hal ini karena setiap orang yang
komunitas
sangat dibutuhkan, agar bisa menjalin kerja
melalui
menyatakan
komunikasi antar pribadi dapat digambarkan
Region Bali tetap eksis dengan julukannya
Bali.
(2001:27)
komunitas
vespa
dalam
mempertahankan solidaritas kelompok melalui
Model Pengembangan Kelompok
pertanyaan sebagai berikut :
2
Model pengembangan kelompok oleh Bruce
kebutuhan, kepercayaan, maksud, minat, bakat,
Tuckman 1965 (dalam Wibowo, 2014:167-169) yang
dilakukan
melalui
lima
hobi, dan kesamaan lain (Liliweri,2014:18).
tahapan,
Komunikasi
kelompok
untuk
interaksi
setiap
menggambarkan mengenai suatu kelompok
menjelaskan
tidak terbentuk dengan sendirinya dan secara
individu dengan kelompok dalam menciptakan
langsung, tetapi kelompok berkembang secara
kesepahaman, seperti halnya berbagi informasi,
bertahap.
pemecahan masalah sehingga semua anggota
Adapun
lima
tahapan
dalam
bagaimana
berfungsi
kelompok dapat menumbuhkan karakteristik
pengembangan kelompok tersebut terdiri dari
pribadi
tahap forming, storming, norming, performing
kekerabatan, persaudaraan dalam kelompok
dan tahap adjourning. Melalui bagan model
dapat terjaga.
pengembangan kelompok oleh Bruce Tuckman
Pola Komunikasi Kelompok
merupakan
sebuah
kerangka
kerja
yang
lainnya
Pola
dengan
akurat,
komunikasi
sehingga
merupakan
digunakan untuk memberikan gambaran umum
pengembangan
mengenai
kelompok
komunikasi. Dengan jaringan komunikasi dapat
mengalami proses perkembangan melalui lima
diketahui bentuk hubungan atau koneksi orang-
tahapan.
orang tertentu, keterbukaan satu kelompok
bagaimana
sebuah
dari
struktur
jaringan
dengan kelompok lainnya dan orang-orang yang
memegang
peranan
utama
dalam
kelompok. Pertukaran informasi yang terjadi diantara
individu-individu
tersebut
akan
membentuk sebuah pola (Romli, 2014:102). Devito
(2011:382-384)
membagi
pola
komunikasi kedalam lima bagian, diantaranya pola komunikasi roda, lingkaran, rantai, semua saluran atau bintang, dan pola komunikasi Y.
Solidaritas Kelompok
Sumber: (Wibowo,2014)
Solidaritas yang tinggi terbentuk karena
Komunikasi Kelompok dalam Komunitas
kepercayaan
Arifin (1984:32) mendefinisikan komunikasi
tugasnya secara baik. Kepercayaan tersebut
antara beberapa orang dalam suatu kelompok
sangat
“kecil” seperti dalam rapat dan pertemuan. merupakan kelompok
terhadap
kemampuan anggota lain dalam melaksanakan
kelompok adalah komunikasi yang berlangsung
Komunitas
anggota-anggotanya
dipengaruhi
oleh
pengalaman-
pengalaman anggota kelompok dalam situasi-
sosial
situasi yang sulit. Semakin tinggi solidaritas
terdiri atas beberapa orang yang menyatukan
kelompok,
diri karena mempunyai kesamaan, misalnya,
tersebut, 3
semakin sehingga
efektif
pula
kelompok
kelompok
akan
terasa
semakin kokoh interaksi sosialnya (Gerungan,
Langkah berikutnya data akan dianalisis
2002:94).
dengan melewati beberapa tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
3. METODE PENELITIAN
(Pawito,
Jenis Penelitian
Teknik Penyajian Data
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
deskriptif
2008:104-106).
Penyajian data dalam penelitian ini akan
kualitatif.
disajikan dalam bentuk deskriptif atau naratif
Penelitian kualitatif lebih menekankan kepada
bukan dalam bentuk tabel-tabel data. Selain itu
makna sebagai perhatian utama (Pujileksono,
untuk
2015:38).Whitney 1960 (dalam Pujileksono,
digunakan gambar pendukung.
memperjelas
pemahaman,
akan
2015:20), mengemukakan bahwa penelitian deskriptif pada hakikatnya memberikan suatu
4. HASIL DAN PEMBAHASAN POLA
gambaran atas suatu realitas yang terjadi dalam
KOMUNIKASI KUTU VESPA REGION
masyarakat.
BALI DALAM MEMPERTAHANKAN
Sumber Data
SOLIDARITAS KELOMPOK
Sumber data dalam penelitian ini berupa
Proses Komunikasi Antar Pribadi
sumber primer yang terdiri dari hasil catatan
Komunikasi yang dilakukan oleh anggota
wawancara dan observasi langsung terhadap pengurus dan anggota KUTU Vespa Region
berjalan
Bali serta sumber sekunder yang terdiri dari
Keterbukaan yang diterapkan dalam komunitas
dokumentasi yang berkaitan dengan komunitas
mempengaruhi semua anggota untuk tetap
dan
menjaga komunikasi yang terjalin diantara
literatur
mengenai
kelompok (Sugiyono,
pola
komunikasi
sendirinya
atau
spontan.
anggota.
2012:225).
Komunikasi antarpribadi yang dilakukan
Unit Analisis
secara terus-menerus menyebabkan kedekatan
Unit analisis dalam penelitian ini berupa
hubungan antarpribadi diantara anggota terjalin
kelompok yaitu Komunitas KUTU Vespa Region
semakin erat. Keakraban KUTU Vespa Region
Bali.
Bali ditunjukkan dengan sesama anggota saling
Teknik Penetuan Informan
mendukung dalam hal apapun, karenanya di
Dalam menentukan informan penelitian,
KUTU
akan digunakan teknik purposive dan juga
Vespa
anggota
teknik snowball.
Region
dipanggil
Bali
dengan
sendiri sebutan
semua “Om”
ditambah dengan nama mereka agar hubungan
Teknik Pengumpulan Data
lebih akrab dan solid.
Setelah informan ditentukan data akan dikumpulkan melalui
dengan
Selain itu, keakraban lainnya juga
wawancara, observasi
ditunjukkan dengan beberapa anggota sering
langsung serta studi dokumentasi.
berkumpul diluar jadwal kopdar seperti untuk
Teknik Analisis Data 4
bermain game, bermain catur, pergi ke bengkel,
persaudaraan dan solidaritas antar anggota.
dan ngopi. Kegiatan-kegiatan tersebut sering
Komunikasi tatap muka yang masih dilakukan
dilakukan
oleh KUTU Vespa Region Bali contohnya
oleh
beberapa
anggota
untuk
semakin mengakrabkan diri dengan anggota
seperti Kopdar. KUTU
Vespa
Region
Bali
lainnya.
biasanya melaksanakan Kopdar setiap hari
Proses Komunikasi Kelompok
Jumat pukul 20.00 wita di Jalan Dewi Sri, Kuta.
1) Komunikator
b. Sms
KUTU Vespa Region Bali memiliki seorang
Kutu Vespa Region Bali menggunakan
admin untuk membantu menyebarkan informasi
short
seperti halnya pada media sosial instagram,
menghilangkan perbedaan yang ada diantara
namun
anggota.
inisiatif
untuk
berkomunikasi
bisa
message
service
(sms)
untuk
dilakukan oleh siapa saja, seperti berasal dari
c. Media Sosial
pengurus kepada anggota atau sebaliknya dari
Instagram dijadikan sebagai wadah untuk
Komunikasi pada
anggota komunitas maupun di luar komunitas
komunitas KUTU Vespa Region Bali dilakukan
KUTU sendiri. Selain menggunakan media
baik secara langsung maupun melalui media.
sosial Instagram, aplikasi line juga digunakan
anggota kepada pengurus.
2) Pesan
oleh
Penyampaian pesan yang dilakukan ketua
berkomunikasi.
kepada
anggotanya
seperti
pada
KUTU
Vespa
Region
Bali
dalam
4) Komunikan
saat
memberikan tugas kepada anggotanya untuk
Dalam komunitas KUTU Vespa Region Bali
saling membantu di saat terdapat event-event,
yang berperan sebagai komunikan adalah
pada saat melakukan kopi darat ketua selalu
pengurus atau anggota. Seluruh bagian dari
meminta
menjaga
komunitas vespa KUTU Region Bali terlibat aktif
kebersihan markas dan sekitarnya serta tetap
dalam mempertahankan kemajuan dan juga
menjaga ketertiban lalu lintas apabila saat
solidaritas komunitas.
para
anggota
untuk
melalukan rolling, ataupun, touring. Dalam hal
5) Efek
ini terjadi karena komunikasi dalam komunitas
Efek yang ditimbulkan dari adanya proses
berpendapat,
komunikasi pada KUTU Vespa Region Bali
memberikan ide, dan memiliki kedudukan yang
adalah adanya rasa akrab dan kebersamaan
sama dalam komunitas.
antar anggota komunitas. Komunitas KUTU
3) Saluran/Media
Vespa Region Bali dalam menjaga keutuhan
a. Tatap Muka
komunitasnya selalu mengedepankan untuk
KUTU Vespa Region Bali lebih sering atau
saling berbagi pengalaman bersama, saling
diberikan
kebebasan
untuk
membantu sama lain.
lebih menyukai bertatap muka langsung atau face to face, dengan bertemu langsung a merupakan
cara
mereka
menjalin
Pola Komunikasi
rasa 5
Pola komunikasi pada komunitas KUTU
MEMPERTAHANKAN
SOLIDARITAS
Vespa Region Bali dapat dilihat pada saat
KELOMPOK
berdiskusi
Proses Komunikasi Antar Pribadi
dan
pada
saat
melaksanakan
kegiatan. Dalam melakukan kegiatan komunitas
Komunikasi antarpribadi sangat berperan
KUTU Vespa melalui beberapa proses dari
penting dalam menjalin keakraban khususnya
perkumpulan kecil tanpa sengaja biasanya
pada KUTU Vespa Region Bali. Hubungan
suatu ide atau gagasan suatu acara didapatkan
antarpribadi
saat mereka berkumpul dan membicarakan
yang
pada saat komunitas KUTU sedang berdiskusi biasanya
Hubungan
nama,
kendaraan atau vespa mereka, dan berbagi
terjadi
2) Tahapan
komunitas KUTU Vespa Region Bali.
mengendarai
diantara
membangun
solidaritas
Lapisan
Pertukaran
Penjajakan
ini
mencakup
berbagi
mengobrol tentang sparepart, bengkel yang
dalam bentuk kegiatan seperti touring, rolling, Hal
kedua
pengalaman seputar dunia vespa mulai dari
KUTU Vespa Region Bali juga mewujudkan
bagus untuk modifikasi vespa, hingga obrolan
ini
mengenai informasi pribadi.
dikarenakan dengan rutinnya suatu komunitas
3) Tahapan Pertukaran Afektif
mengadakan kegiatan yang sifatnya bersama
Melakukan pendekatan-pendekatan seperti
akan melatih kekompakan dan kerjasama yang
kegiatan rutin yaitu
terjalin dalam komunitas.
kopdar, touring, rolling,
ngopi, makan bersama dan kegiatan lainnya.
4) Tahapan Pertukaran Stabil
ANALISIS POLA KOMUNIKASI KUTU REGION
vespa,
Afektif
hubungan
lainnya.
kesukaan
Vespa Region Bali.
kekompakan dan solidaritas yang terjalin dalam
VESPA
pada
alasan bergabung ke dalam Komunitas KUTU
anggota tersebut ditujukan untuk menjaga
kegiatan
juga
bawang.
kesibukan yang dilakukan sehari-hari, dan
masalah yang sedang dihadapi. Interaksi antar
dan
yang
kulit
Mengarah pada seperti mempertanyakan
mereka saling membantu untuk memperbaiki
kopdar,
inilah
lapisan
struktur
1) Tahapan Orientasi
Bentuk kerja sama ditunjukkan dengan
dalam
seperti
sebagai
dijelaskan sebagai berikut :
Solidaritas Kelompok
anggotanya,
dianalogikan
komunitas KUTU Vespa Region Bali yang dapat
dapat bertatap muka langsung.
menjaga
dapat
kepribadian
dilakukan
dengan posisi melingkar agar setiap anggota
Selain
Komunitas
akan menunjukkan kemajuan sebuah hubungan
Pola komunikasi berikutnya juga terjadi
Kopdar
pada
melalui teori penetrasi sosial. Tahapan tersebut
kegiatan barulah tercipta suatu konsep.
kopdar.
terjalin
KUTU Vespa Region Bali dapat di analisis
suatu hal. Setelah mendapatkan suatu gagasan
atau
yang
BALI
DALAM 6
Memahami
kebiasaan-kebiasaan
dari
KUTU Vespa Region Bali mulai dari tujuan, visi
masing-masing anggota, mengetahui urusan
dan misi, struktur kebijakan yang diterapkan,
pribadi dari anggota mulai dari keluarga bahkan
hingga kepentingan bersama dalam kelompok.
kehidupan sehari-harinya,
Tahapan
curhat mengenai
kedua
yaitu
tahap
storming
masalah pribadi, dan berkumpul diluar kegiatan
ditunjukkan dengan anggota komunitas KUTU
komunitas seperti ngopi, bermain game, catur.
Vespa Region Bali sudah mulai mengeluarkan
Melalui
empat
tahapan
tersebut
telah
pendapat untuk memberikan ide kegiatan yang
menggambarkan bagaimana proses keintiman
akan dilaksanakan dan memberikan masukan
dalam komunitas terjalin, sehingga anggota dari
kepada kelompok.
komunitas merasa nyaman dan enggan untuk
Tahapan
norming
pada
KUTU
Vespa
berpindah ke komunitas lainnya. Untuk semakin
Region Bali dapat dilihat dari anggota kelompok
memelihara
dalam
sudah mulai terbiasa untuk selalu menerapkan
komunitas, anggota KUTU Vespa Region Bali
kerjasama dalam menyelesaikan tugas yang
juga
ada dalam kelompok.
hubungan
melakukan
interpersonal
komunikasi
efektif
yang
Tahapan keempat adalah performing, pada
mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap orang lain. Hal ini sesuai dengan
tahap ini
konsep yang dikemukakan oleh Devito (1997).
melakukan kegiatan untuk semakin memupuk
Proses Komunikasi Kelompok
kerjasama dan kebersamaan diantara anggota
Adanya
interaksi
tersebut
KUTU Vespa Region Bali rutin
komunitas.
mendorong
Pola Komunikasi
terbentuknya kelompok. Pada awalnya, setiap
Berdasarkan hasil temuan mengenai pola
anggota akan saling berusaha mengenal satu komunikasi
komunikasi KUTU Vespa Region Bali, terdapat
antarpribadi untuk belajar bagaimana dapat
dua pola komunikasi yang digunakan yaitu pola
saling bekerjasama satu sama lain. Kemudian
komunikasi
dengan adanya kedekatan yang lebih intim
komunikasi berstruktur semua saluran atau
akan mempermudah kelompok menjalankan
bintang. Pola komunikasi roda digunakan pada
proses komunikasi dalam kelompok yang akan
saat kegiatan yang bersifat formal dan juga
mendukung bertahannya solidaritas.
struktural dimana adanya pemimpin yang jelas.
sama
lain
melalui
proses
berstruktur
roda
dan
pola
Dalam tahapan pengembangan kelompok
Komunikasi media sosial Instagram juga
yang terdiri dari lima bagian, kelompok akan
berlaku pada saat pola roda tersebut. Hal ini
melewati proses komunikasi terlebih dahulu
dikarenakan
sehingga
informasi
mendorong
kelompok
mengalami
dalam
untuk
proses
media
penyampaian
sosial
instagram
dikoordinasikan oleh ketua ataupun KUTU
perkembangan :
pusat
Proses awal atau pada tahap forming yang
sendiri.
Informasi
yang
biasanya
dilewati oleh KUTU Vespa Region Bali diawali
disampaikan pada media ini seperti postingan
dengan memberikan pengenalan mengenai
pada saat KUTU sedang kopdar, segala bentuk 7
aktivitas mereka, informasi apabila terdapat
Adanya
kedekatan
dalam
hubungan
event-event vespa, dan informasi lainnya yang
antarpribadi semakin memupuk anggota untuk
berasal dari pusat.
mengembangkan KUTU Vespa Region Bali.
Pola komunikasi berikutnya yaitu pola komunikasi
Keakraban antara anggota yang satu dengan
berstruktur semua saluran atau
yang
lainnya
mempengaruhi
bintang digunakan pada saat kegiatan yang
kepercayaan
bersifat informal. Keadaan yang berlaku pada
Kepercayaan yang diberikan tersebut tentu saja
saat
mempengaruhi
rasa
menjalankan
kewajiban
pola
ini
adalah
santai
dan
tidak
memandang struktur dalam komunitas. Seperti halnya pada komunikasi media
dalam
timbulnya
menjalankan
solidaritasnya yang
tugas.
untuk telah
dipercayakan.
sosial Line yang berlaku juga pada pola semua
KUTU Vespa Region Bali tidak memiliki
saluran. Line sendiri merupakan salah satu
agenda khusus untuk merekrut anggota, namun
media sosial yang digunakan KUTU sebagai
kapan pun setiap orang yang ingin menjadi
wadah dimana semua anggota komunitas
anggota KUTU Vespa Region Bali dapat
dalam berkomunikasi, baik itu informasi yang
bergabung secara langsung.
sifatnya
mengenai
komunitas
ataupun
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
komunikasi sehari-hari mereka. Disini semua
dengan
anggota biasanya saling bertukar informasi
keterbukaan komunikasi yang dilakukan melalui
mengenai jadwal kopdar, menyampaikan ide,
kegiatan
update informasi terbaru mengenai vespa dan
mengalami kendala dalam komunitas, dapat
peralatannya, dan juga sampai pada obrolan
membangun rasa solidaritas antar anggota
mengenai kehidupan pribadi mereka.
kelompok. Sehingga dengan hal tersebut dapat
Solidaritas
membangun rasa solidaritas kelompok yang
Solidaritas
dalam
kelompok
adanya
rutin,
pertemuan
dan
yang
upaya-upaya
intens,
dalam
mempengaruhi kelompok ini solid dan tetap
sangat
bertahan hingga saat ini.
dibutuhkan, karena agar bisa menjalin kerja sama yang baik dibutuhkan kesadaran dari
5. KESIMPULAN
setiap anggota untuk dapat mempertahakan kelompok tersebut. Solidaritas pada KUTU
KUTU merupakan sebuah komunitas Vespa
Vespa Region Bali diawali dengan membina
yang
komunikasi yang baik diantara anggotanya.
anggotanya
Semakin
dan
dimilikinya. KUTU Vespa Region Bali selalu
rasa
mengedepankan
berkumpul
sering maka
komunitas akan
bertemu
terbangun
kebersamaan dan rasa kekeluargaan diantara
tidak
mempermasalahkan maupun
jenis
rasa
Vespa
usia yang
persaudaraan,
kebersamaan, dan solidaritas.
anggota yang akan membuat setiap anggota
Berdasarkan hasil temuan, pola komunikasi
memiliki ikatan yang kuat dengan anggota
yang digunakan KUTU Vespa Region Bali terdiri
lainnya.
dari dua jenis yaitu pola berstruktur roda dan 8
pola berstruktur semua saluran atau bintang. Pola komunikasi berstruktur roda digunakan
6. DAFTAR PUSTAKA
pada saat kegiatan yang bersifat formal dan
Arifin, Anwar. 1984. Bandung: Armico.
juga struktural sedangkan pola komunikasi berstruktur
semua
saluran
atau
bintang
Strategi
Komunikasi.
Bungin, Burhan. 2012. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
digunakan pada saat kegiatan yang bersifat informal. Pola bintang
komunikasi
semua
merupakan
pola
saluran
atau
komunikasi
yang
Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
digunakan KUTU Vespa Region Bali dalam kehidupan
sehari-hari
mereka.
Hal
De Vito, Joseph, A. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Karisma Publishing Group.
ini
dikarenakan pola komunikasi semua saluran bersifat santai, terbuka sehingga mendorong
. 2001. The Interpersonal Communication Book. New York: Longman.
rasa kedekatan atau kekeluargaan sebagai satu kesatuan
yang
membangun
dapat
membantu
kohesivitas
dalam
kelompok
.1997. Memperbaiki Komunikasi Antarpribadi. Edisi Kelima. Diterjemahkan oleh: Agus Maulana. Jakarta: Professional Book.
agar
solidaritas semakin erat. Solidaritas ditunjukkan kedekatan kekeluargaan
KUTU dengan
sesama yaitu
Vespa
Region
menjadikan anggota saling
Bali Effendy, Onong. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT.Rosdakarya.
setiap
berasaskan Gerungan, WA. 2002. Psikologi Jakarta:Refika Aditama.
membutuhkan,
Sosial.
membantu sesama anggota, saling menghargai Golberg, Alvin. 1985. Komunikasi Kelompok. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
perbedaan.
Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal Dan Laporan Penelitian. Malang: Universitas Muhammadiyah Press.
Saran KUTU Vespa Region Bali sebaiknya lebih memaksimalkan penggunaan media-media lain untuk
menjangkau
anggota
dari
Harapan, Edi. 2014. Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta: Rajawali Pers.
berbagai
macam kalangan, seperti halnya menggunakan
Jonhson, Paul. 1986. Teori Sosiologi, Klasik, dan Modern. Edisi 1. Jakarta : PT Gramedia.
media sosial yang dekat dengan kehidupan masyarakat yaitu membentuk suatu fanpage di facebook dan juga lebih menggencarkan usaha
Komariah. 2009. Metodologi Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
mensosialisasikan “Salam Berkendara Aman”
Penelitian
kepada semua pengendara melalui kerja sama Liliweri, Alo. 2014. Sosiologi & Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
dengan pihak terkait seperti kepolisian ataupun pihak lain yang dapat mendukung aksi tersebut. 9
Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LKIS. Pujileksono, Sugeng. 2015. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang: Intrans Publishing. Romli, Khomsahrial. 2014. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Gramedia. Soenarno. 2002. Sosiologi. Jakarta: Bima Insan Cita. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Wibowo. 2014. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Yuki,
Gary. 2013. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks Permata.
10