PERAN GANDA, CURAHAN WAKTU KERJA, DAN KONTRIBUSI EKONOMI ISTRI PADA KELUARGA PETANI
NOOR ASPASIA
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul peran ganda, curahan waktu kerja, dan kontribusi ekonomi istri pada keluarga petani adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Noor Aspasia NIM I24090079
ABSTRAK NOOR ASPASIA. Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja, dan Kontribusi Ekonomi Istri pada Keluarga Petani. Dibimbing oleh ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI Penelitian ini bertujuan menganalisis peran ganda, curahan waktu kerja, dan kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga petani. Analisis yang digunakan adalah Analisis deskriptif, korelasi Pearson, dan regresi linear berganda. Contoh pada penelitian ini sebanyak 70 istri bekerja yang berasal dari keluarga petani dan dilaksanankan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, pada Bulan April hingga Mei 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan 90 persen istri memiliki posisi peran dengan kategori tinggi. Hampir seluruh istri (92.9%) mendominasi peran pada sektor domestik. Hampir tiga perempat istri (72.9%) melakukan peran pada sektor publik secara bersama dengan suami. Istri memiliki curahan waktu kerja dengan rata-rata 6 jam 6 menit perharinya. Rata-rata istri memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarga sebanyak 33.54 persen perbulannya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara curahan waktu kerja istri dengan kontribusi ekonomi istri, dan kontribusi ekonomi istri dengan pendapatan keluarga. Melalu uji regresi sebesar 41.0 persen variabel didalam penelitian mempengaruhi kontribusi ekonomi istri, dan pendapatan suami sangat berpengaruh terhadap kontribusi ekonomis istri. Kata kunci: curahan waktu kerja, kontribusi ekonomi istri, peran ganda, peran istri
ABSTRACT NOOR ASPASIA. Double Burden, Time Allocation for Work, and Economic Contribution of Wife on Farmer Families. Supervised by ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI The aim of this research to identify and analyze double burden, time allocation for work, and the contribution of wife to farmer families income. This research was using Descriptive analysis and Pearson correlation. Sample were working wife who comes from farmers families, which was performed among 70 working wife in Desa Ciaruten Ilir, Kabupaten Bogor, in April-Mei 2013. The results showed that almost all wife (90%) have double burden in the high category. Another results showed almost wife (92.9%) dominate domestic sector roles, and almost quarter (72.9%) wife can coordinate roles in public sector with husband. A time allocation wife for work have an average of 6 hours 6 minutes in daily, and the contribution of wife to the family income by 33.54 percent monthly. There are a positive significant relationship between time allocatin for working wife and the economic contribution of wife, and significant relationship between economic contribution of wife and family income. Regression test showing 41.0 percent research variable influence economic contribution of wife. Husband income give significant influence to economic contribution of wife. Keywords: time allocations for work, double burden, roles of wife, wife’s economic contribution
PERAN GANDA, CURAHAN WAKTU KERJA, DAN KONTRIBUSI EKONOMI ISTRI PADA KELUARGA PETANI
NOOR ASPASIA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul skripsi
:
Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja, dan Kontribusi Ekonomi Istri pada Keluarga Petani
Nama
:
Noor Aspasia
NIM
:
I24090079
Disetujui oleh
Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Hartoyo, M.sc Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Tanggal Disetujui:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Tema yang dipilih pada penelitian yang dilaksanakan sejak April sampai Mei 2013 ialah Gender dan Ekonomi Keluarga, dengan judul Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja, dan Kontribusi Ekonomi istri pada Keluarga Petani. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan dan masukan dalam penyelesaian karya tulis ini. Selain itu penulis juga haturkan terima kasih kepada Ayah (Irwansyah Hasibuan) Ibu (Nurbani), Kakak (Nurul Sakina), dan Adik (Syahrir Alkindi) yang selalu mendukung penulis. Terima kasih juga kepada teman satu bimbingan, Susanti Kartikasari, Rahmi Maidah, Nurhanti dan Aila Nadiya. Terima kasih juga kepada Ibu Dedeh, Pak Yusuf, Ning, Ibu Njum, dan Pak Andi yang sangat membantu penulis selama pengambilan data. Terima kasih kepada sahabat dan kerabat penulis, Merisa, Dewi Intan Permatasari, Bagus Pramudito, Firda Amalia, Diego. Keluarga dari Bicaradesa.com, Gressyana Suciari, Syifa Selvia SS, Kukuh Iman NS, Harumi Aini, dan kerabat dari Laskar Nuskambangan yang selalu hadir memberi dukungan kepada penulis. Dalam penulisan karya tulis ini penulis telah berusaha berbuat yang terbaik namun penulis juga menyadari bahwa segala sesuatu tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan suatu masukan dalam bentuk proporsi ilmiah sangat diharapkan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan keluarga dan kerabat yang tidak dapat disebutkan satu per-satu, atas doa dan dukungannya. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat. Bogor, 5 September 2013
Noor Aspasia
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
3
Tujuan Umum
3
Tujuan Khusus
3
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE
6
Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
6
Populasi dan Contoh Penelitan
6
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
6
Pengukuran Variabel
7
Pengolahan dan Analisis Data
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
Keadaan umum daerah penelitian
10
Karakteristik keluarga dan contoh
10
Peran Ganda
12
Prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga
16
Curahan Waktu Kerja
17
Kontribusi Ekonomi Istri
18
Hubungan antara Karakteristik Contoh , Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja, dan Kontribusi Ekonomi Istri 18 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontribusi Ekonomi Istri
19
PEMBAHASAN
20
SIMPULAN
22
SARAN
22
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
26
RIWAYAT HIDUP
28
DAFTAR TABEL 1 Jenis dan cara pengambilan data 2 Nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan standar deviasi pada karakteristik contoh 3 Sebaran contoh berdasarkan status usaha tani 4 Sebaran contoh berdasarkan jumlah posisi peran istri dan frekuensi komunikasi 5 Sebaran contoh berdasarkan peran istri pada sektor domestik 6 Sebaran contoh berdasarkan peran istri pada sektor publik 7 Sebaran contoh berdasarkan posisi peran istri, peran istri pada sektor publik dan domestik 8 Sebaran contoh berdasarkan prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga 9 Sebaran contoh berdasarkan prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga terhadap peran istri pada sektor domestik dan sektor publik 10 Nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan standar deviasi curahan waktu kerja dan sosial contoh 11 Sebaran contoh berdasarkan curahan waktu kerja dan sosial 12 Nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi pada pendapatan dan kontribusi ekonomi suami dan contoh 13 Nilai koefisien korelasi Pearson peran ganda, curahan waktu kerja, dan kontribusi ekonomi contoh 14 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kontribusi ekonomi istri
5 9 10 11 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja dan Kontribusi Ekonomi Istri pada Keluarga Petani 2 Cara pengambilan contoh
4 5
DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner penelitian 2 Peta lokasi penelitian 3 Dokumentasi penelitian
24 30 31
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah utama yang belum mampu diatasi di Indonesia. Analisis yang dilakukan oleh BPS (2010) mengenai angka kemiskinan sekitar 70 persen penduduk miskin berada di pedesaan. Menurut Puspitawati (2013) pertanian dan pedesaan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, pertanian merupakan komponen utama yang menopang kehidupan perdesaan di Indonesia. Hastuti (1992) menyatakan bahwa rumah tangga yang miskin memaksa istri untuk bekerja apa saja demi memenuhi kebutuhan minimum bagi kelangsungan hidup keluarganya. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Herawati (2000) yang menyatakan bahwa tingginya jumlah perempuan yang bekerja di luar rumah disebabkan oleh tuntutan ekonomi keluarga. Jika perempuan bekerja otomatis akan memiliki peran ganda, Michelle et al. (1974) menyatakan bahwa peran ganda disebutkan dengan konsep dualisme cultural yakni konsep lingkungan domestik dan publik. Peran domestik mencakup peran perempuan sebagai istri, ibu, dan pengelola rumah tangga. Pada sektor publik sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan istri dan lapangan pekerjaan yang tersedia. Levinson (1995) menyatakan bahwa meningkatnya tingkat partisipasi kerja wanita akan mengakibatkan peningkatan waktu di tempat bekerja, waktu perjalanan menuju tempat bekerja dan waktu perjalanan untuk aktivitas lainnya. Menurut Deacon dan Firebaugh (1998) waktu adalah salah satu sumberdaya keluarga, dimana waktu merupakan sumberdaya yang bersifat terbatas dan dimiliki setiap individu dengan jumlah yang sama yaitu 24 jam sehari. Menurut Mangkuprawira (1985) terdapat waktu rumah tangga sebagai waktu yang digunakan untuk kegiatan rumah tangga atau domestik, dan waktu mencari nafkah sebagai waktu yang digunakan istri untuk bekerja di sektor publik. Dengan sifat waktu yang terbatas dan peran ganda yang dimiliki oleh istri, maka dibutuhkan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga yang bisa dilihat dari persepsi istri terhadap prioritas antara pekerjaan dan keluarga. Meningkatnya waktu bekerja yang dilakukan oleh istri diharapkan akan menambah pendapatan keluarga melalui upah yang diterima istri. Hasil penelitian dari Ukoha (2003) menyebutkan bahwa kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga petani cukup besar yaitu 66.6 persen. Hasil penelitian dari Irzalinda (2010) menyatakan bahwa kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga di Kabupaten Bogor sebesar 16.4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa istri berkontribusi terhadap pendapatan keluarga. Hal ini senada dengan penelitian Ministry of Health, Labour and Welfare (2005) menyebutkan bahwa meningkatnya kontribusi ekonomi istri dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga. Melihat fenomena itu dibutuhkan kajian lebih mendalam mengenai peran ganda, curahan waktu kerja, dan kontribusi ekonomi istri terhadap pendapatan keluarga petani yang akan dilakukan melalui penelitian ini.
2 Perumusan Masalah Dampak kemiskinan saat ini menuntut istri terdorong untuk bekerja mencari nafkah akibat tuntutan ekonomi keluarga. Kemiskinan kerap kali berasal dari keluarga petani. Pertanian merupakan salah satu mata pencaharian penduduk di Kecamatan Cibungbulan. Kecamatan Cibungbulang merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor yang memiliki luas sekitar 32, 42 km 2 dengan lima belas desa (BPS 2011). kecamatan ini terdiri dari sepuluh desa salah satunya ialah Desa Ciaruten Ilir. Menurut BPS (2012) Desa Ciaruten Ilir merupakan desa dengan produktifitas tertinggi pada sektor pertanian di Kecamatan Cibungbulang. komoditas utama pada desa ini ialah hortikultura seperti bayam dan kangkung. Kegiatan pertanian di Desa ini dilakukan secara turun-temurun sehingga partisipasi perempuan dan laki-laki cukup tinggi. Partisipasi perempuan dalam kegiatan pertanian sebanyak 603 sebagai petani dan 1407 sebagai buruh tani dari jumlah penduduk perempuan sebagai 5027. Namun partisipasi perempuan yang tinggi berbanding terbalik terhadap pendapatan seorang buruh tani sebesar Rp 10 000/hari sebagai imbalan mengikat sayuran atau menyiangi tanaman. Rendahnya penghasilan tersebut tetap digunakan untuk membantu menambah penghasilan keluarga. Penghasilan seorang istri yang ikut dalam kegiatan pertanian di Desa Ciaruten Ilir masih sangat bergantung terhadap lahan, terbatasnya modal, , akses dan pengetahuan mengenai permasalahan pertanian, dan komoditas pertanian yang tergolong murah untuk di jual. Hal ini menyebabkan potensi yang dimiliki tersebut kurang optimal. Masalah utama perempuan yang bekerja dalam bidang pertanian diantaranya tidak memiliki akses berkualitas seperti rendahnya akses pendidikan dan kesehatan, tidak adanya jaminan sosial, melakukan pekerjaan berstatus dan penghasilan rendah, dan besarnya peran tradisional terutama dalam hal aktivitas domestik dan rendahnya kesempatan (Gulcubuk 2010). . Di sisi lain istri yang bekerja memiliki peran ganda yaitu peran domestik dan peran publik. Peran ganda menjadikan waktu ibu untuk domestik berkurang, mengharuskan ibu agar bisa mengatur waktunya untuk kegiatan domestik dan publik. Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka masalah-masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Apa saja peran yang dilakukan istri keluarga petani dalam kegiatan sektor publik dan sektor domestik ? 2. Apakah terdapat prioritas antara keluarga dan pekerjaan bagi istri ? 3. Berapa lama alokasi waktu kerja istri keluarga petani ? 4. Seberapa besar presentase kontribusi ekonomi istri pada keluarga petani ? 5. Apakah terdapat hubungan antara peran ganda, alokasi waktu, dan kontribusi ekonomi istri ? 6. Apakah terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi ekonomi istri ?
3
Tujuan Penelitian Tujuan Umum Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk menganalisis peran ganda, curahan waktu kerja, dan kontribusi ekonomi istri pada keluarga petani. Tujuan Khusus 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mengidentifikasi dan menganalisis peran istri pada sektor publik dan sektor domestik Mengidentifikasi dan menganalisis prioritas istri antara pekerjaaan dan keluarga Mengidentifikasi dan menganalisis curahan waktu kerja istri Mengidentifikasi dan menganalisis kontribusi ekonomi istri terhadap pendapatan keluarga Menganalisis hubungan antara peran ganda, curahan waktu kerja, dan kontribusi ekonomi istri. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga.
KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural fungsional yang memiliki asumsi dasar bahwa untuk memenuhi kebutuhan dasar maka fungsi-fungsi harus dijalankan dan harus ada struktur tertentu demi berlangsungnya suatu keseimbangan atau homoestatik (Megawangi 1999). Aplikasi teori yang digunakan adalah pembagian peran dalam menjalankan fungsi ekonomi dan agar keluarga mampu menjalankan fungsi keluarga. Keluarga merupakan unit sosial-ekonomi terkecil dalam masyarakat, yang merupakan landasan dasar dari semua institusi. Keluarga inti adalah kelompok yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (Engel dan Blackwell 1994). Berdasarkan pendekatan teori struktural fungsional, sebuah struktur keluarga membentuk kemampuannya untuk berfungsi secara efektif, bahwa sebuah keluarga terdiri dari suami sebagai pencari nafkah dan istri sebagai ibu rumahtangga. Namun pada kenyataannya saat ini sudah banyak istri yang bekerja di sektor publik yang menghasilkan uang untuk menambah penghasilan keluarga dengan alasan utama ialah ekonomi (Hoffman dan Nye 1975). Istri yang bekerja pada sektor publik otomatis memiliki peran ganda merupakan peran domestik dan peran publik dimana istri melakukan peran sebagai istri, pengelola rumah tangga (peran domestik) sekaligus sebagai pencari nafkah sebagi peran publik. Istri yang bekerja tentu akan dihadapkan dengan pilihan antara pekerjaan dan keluarga. Peran istri pada sektor publik tentu akan melibatkan waktu istri dalam bekerja. Berdasarkan pendekatan teori struktural fungsional waktu merupakan salah satu sumber daya keluarga untuk menjalankan fungsi ekonomi dalam kegiatan produksi atau distribusi barang atau uang.
4 Kontribusi ekonomi istri merupakan peran istri dalam menjalankan fungsi ekonomi keluarga, dan proporsi antara pendapatan istri dengan pendapatan total keluarga. Berdasarkan pendekatan structural fungsional Kontribusi ekonomi merupakan salah satu bentuk pelaksanaan fungsi ekonomi hasil dari peran istri sebagai pekerja pada sektor publik. Pendapatan keluarga adalah pendapatan dari seluruh anggota keluarga. Hart (1978) dalam Mangkuprawira (1985) mengatakan bahwa secara naluri, setiap rumah tangga akan berusaha memenuhi kebutuhan minum dan memperbaiki tingkat hidupnya dan untuk mencapai tujuan tersebut rumah tangga memperoleh upah. Upah yang diterima akan menghasilkan pendapatan yang mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Bryant (2006) menjelaskan bahwa ukuran pendapatan keluarga salah satunya diukur dengan berapa banyak waktu yang dihabiskan keluarga untuk bekerja sehingga seseorang akan cenderung menghabiskan waktu untuk bekerja karena mendapatkan pendapatan. Penelitian ini difokuskan pada peran ganda, curahan waktu kerja, dan kontribusi ekonomi istri, dan diduga terdapat hubungan dengan karakteristik istri dan karakteristik keluarga. Bagan kerangka pemikiran secara menyeluruh dapat dilihat pada Gambar 1.
5
Karakteristik Contoh 1. Usia 2. Pendidikan 3. Pendapatan 4. Pekerjaan 5. Pengalaman bekerja 6. Hari kerja/minggu
Peran ganda: peran domestik dan peran publik
Curahan waktu kerja
Pendapatan keluarga Karakteristik Keluarga 1. Umur suami 2. Pendidikan suami 3. Jumlah anak 4. Pendapatan 5. Pengeluaran keluarga 6. Pekerjaan suami 7. Besar keluarga 8. Pendapatan suami
Prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga: a. Priotitas keluarga b. Seimbang antara pekerjaan dan keluarga c. Prioritas pekerjaan
Kontribusi ekonomi istri
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja dan Kontribusi Ekonomi Istri Pada Keluarga Petani
6
METODE Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan pada dua dusun (Pabuaran dan Wangun Jaya) di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan bahwa Desa Ciaruten Ilir memiliki penduduk dengan produktifitas tertinggi pada sektor pertanian di Kecamatan Cibungbulang. Pengambilan data dilakukan selama satu bulan pada Bulan April 2013 hingga awal Mei 2013. Populasi dan Contoh Penelitan Populasi dari penelitian ini adalah istri bekerja dari seorang petani sebanyak 700 orang pada dua dusun (Dusun Pabuaran dan Dusun Wangun Jaya) sehingga contoh dalam penelitian ini adalah istri bekerja dari seorang petani. Jumlah contoh yang diambil sebanyak 70 orang. Proses pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan penarikan contoh secara simple random sampling. Purposive
Kabupaten Bogor Kecamatan Cibungbulang
Purposive
Desa Ciaruten Ilir Dusun Pabuaran
Purposive
Dusun Wangun Jaya
Purposive n = 35
n = 35
Simple Random Sampling
n = 70
Gambar 2 Cara pengambilan contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berdasarkan Tabel 1 data primer pada penelitian ini meliputi karakteristik keluarga, karakteristik istri, karakteristik usaha tani, posisi peran istri, peran ganda, prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga, curahan waktu kerja. Cara pengumpulan data wawancara dengan responden menggunakan kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti.
7
Tabel 1 Skala dan variabel dalam penelitian Peubah Satuan Skala A.Karakteristik keluarga Besar keluarga Orang Rasio Jenis Kelamin L/P Nominal Usia seluruh anggota Tahun Rasio keluarga Lama pendidikan seluruh Tahun Rasio anggota keluarga Pekerjaan suami Petani/non-petani Nominal Pekerjaan istri Petani/non-petani Nominal B. Karakteristik Istri Hari kerja Hari/Minggu Rasio Pengalaman kerja Tahun Rasio C. Pendapatan Keluarga Pendapatan suami Rupiah/panen Rasio Pendapatan istri Rupiah/hari Rasio D. Karakteristik usaha tani Status Usaha 1.Pemilik Ordinal 2.Penggarap 3.Buruh tani Jenis usaha tani 1. Padi Ordinal 2.Palawija 3.Hortikultura 4.Campuran E. Posisi peran istri Jumlah posisi peran istri Nominal Frekuesi komunikasi Ordinal F. Peran Ganda Peran istri dalam sektor publik Ordinal Peran istri dalam sektor domestic Ordinal G. Prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga Ordinal H. Curahan waktu kerja Menit/hari Rasio Curahan waktu sosial Menit/minggu Rasio Pengukuran Variabel Pengukuran pendapatan keluarga diukur melalui pendapatan suami dan istri, dengan satuan per panen untuk pendapatan pada suami, sedangkan pengukuran pendapatan satuan hitungan per hari untuk istri, kemudian dikategorikan berdasarkan pendapatan perbulan Pengukuran karakteristik usaha tani menjadi status usaha dan jenis komoditas pertanian. Status usaha dikategorikan menjadi (1) pemilik, (2) penggarap, (3) buruh tani, dan jenis komoditas pertanian, dikategorikan menjadi (1) petani padi, (2) petani palawija, (3) petani hortikultura, (4) petani campuran. Pengukuran posisi peran istri mengacu pada Chen (2010), yang terdiri jumlah posisi peran dan frekuensi komunikasi. Pada jumlah peran untuk jawaban “tidak”
8
diberi skor 0 dan “ya’ dengan skor 1 (total pertanyaan 12). Pada frekuensi peran, untuk jawaban “tidak pernah” diberi skor 1, “jarang” dengan skor 2, dan “sering” dengan skor 3 (total pertanyaan). Pengukuran peran ganda mengukur peran istri pada dua sektor yaitu sektor domestik dan sektor publik. Pada pengukuran peran istri pada sektor domestik dan sektor publik ini untuk jawaban “suami saja” diberi skor 1, untuk jawaban “suami dominan” diberi skor 2, jawaban “suami dan istri” diberi skor 3, jawaban untuk “istri dominan” diberi skor 4, dan jawaban untuk “istri saja” diberi skor 5. Pengukuran prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga mengukur dengan menjawab lima pertanyaan pada setiap kategori prioritas (prioritas keluarga, seimbang antara pekerjaan dan keluarga, dan prioritas pekerjaan). Pada pengukuran prioritas ini diberi skor 1 jika “tidak setuju”, diberi skor 2 untuk jawaban ”setuju”, dan diberi skor 3 untuk jawaban“sangat setuju”. Pengukuran curahan waktu kerja menggunakan metode Recall 24 jam, pada saat istri melakukan kegiatan publik (kegiatan kerja dan sosial), analisis pengukuran dengan satuan menit kemudian diubah menjadi satuan jam. Pengukuran kontribusi ekonomi istri menggunakan perbandingan upah istri (rupiah perbulan) dengan total pendapatan keluarga, dikalikan 100 persen, pengukuran upah subsisten, dimana waktu istri dalam usaha tani yang tidak dibayar, maka diasumsikan menggunakan standar harga pasar yaitu Rp 33/menit maka nilai ekonomi sebesar Rp 6 732/hari. Pengolahan dan Analisis Data Data dari hasil pengumpulan dilapangan terlebih dahulu dilakukan editing, entry, transfer, coding, cleaning, dan analyzing. Data yang dianalisis secara deskriptif, digunakan untuk menjelaskan karakteristik contoh, keluarga, dan karakteristik usaha tani, posisi peran istri, peran istri pada sektor domsetik, dan publik, prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga, curahan waktu kerja, dan kontribusi ekonomi istri. Pada saat pengolahan, data variabel posisi peran istri, peran ganda (peran domestik dan peran publik), curahan waktu kerja dan sosial diubah ke dalam bentuk rasio dengan cara skoring, dengan membandingkan antara skor yang diperoleh dengan nilai maksimum pengukuran. Setelah mendapatkan skor variabel, selanjutnya skor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Untuk menentukan cut off variabel tersebut, dibutuhhkan interval kelasnnya Kelas interval (IK) : Skor maksimum – Skor minimum Jumlah Kelas Selanjutnya, pembagian kategori adalah sebagai berikut : a. Rendah : skor minimum ≤ x ≤skor minimum + IK b. Sedang : skor minimum + IK < x ≤skor minimum + 2IK c. Tinggi : skor minimum + 2IK < x ≤skor maksimum Dengan menggunakan rumus diatas, maka interval kelas untuk variabelvariabel tersebut yaitu : Interval Kelas (IK) : (100% − 0%) : 33.33% 3
9
Dengan demikian cut off bagi posisi peran istri, peran ganda (sektor domestik dan sektor publik) a. Rendah : 0%-33.33% b. Sedang : 33.4%-66.66% c. Tinggi : 66.7%-100% Dengan menggunakan cut off di atas dapat diperoleh kategori untuk peran ganda, rendah menunjukkan bahwa suami dominan, sedang dilakukan bersama antara suami dan istri, dan tinggi menunjukkan istri dominan. Pengolahan prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga dengan menjumlahkan skor pada setiap kategori kemudian membandingkan nilai skor yang diperoleh antar kategori (prioritas keluarga, seimbang antara pekerjaan dan keluarga, dan prioritas pekerjaan) dimana nilai paling besar (maksimum) diantara tiga kategori tersebut, maka contoh tergolong kategori tersebut. Uji hubungan menggunakan Analisis pearson. Analisis ini untuk menganalisis keeratan hubungan antar variabel, karakteristik contoh, posisi peran istri, peran ganda (peran istri pada sektor domestik dan peran istri pada sektor publik), curahan waktu kerja (jam/hari), kontribusi ekonomi istri (Rp/bulan). Dalam menggunakan uji faktor-faktor yang mempengaruhi dengan uji regresi linear berganda. Analisis ini untuk menguji pengaruh dari usia istri (X1), pendidikan istri (X2), pengalaman kerja istri (X3), besar keluarga (X4) ,status usaha tani (X5), alokasi waktu kerja istri (X6), pendapatan suami (X7) dan posisi peran istri (X8) sebagai variabel independen terhadap kontribusi ekonomi istri sebagai variabel dependen. Y = +1X1+2X2+3X3 +4X4+5X5+6X6+7X7 +8X8e Y = Variabel dependen X1-8 = Variabel Independen = Konstanta
= Koefisien Regresi e = Variabel Pengganggu
Definisi Operasional Curahan Waktu Kerja adalah waktu yang digunakan seorang istri sebagai pekerja untuk menghasilkan barang atau uang Curahan Waktu Sosial adalah waktu yang digunakan seorang istri dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan Frekuensi Komunikasi adalah frekuensi kontak istri baik melalui komunikasi primer atau komunikasi sekunder dengan orang lain selama setahun Kontribusi Ekonomi Istri adalah proporsi rata-rata pendapatan istri perbulan dibandingkan dengan proporso rata-rata pendapatan istri selama sebulan Komoditas Pertanian adalah jenis tanaman pertanian yang digunakan sebagai usaha bertani
10
Pendapatan Keluarga Petani adalah penghasilan yang diterima oleh keluarga baik hasil panen atau hasil buruh tani per panen yang kemudian dirubah menjadi pendapatan keluarga per bulan Peran Domestik adalah peran yang dilakukan perempuan sebagai istri, ibu, pengelola rumah tangga, dan pengasuh utama Peran Ganda adalah peran yang dimiliki istri sebagai pengelola rumah tangga sekaligus pekerja Peran Publik adalah peran yang dilakukan oleh perempuan sebagai pekerja untuk menghasilkan barang atau uang Posisi Peran Istri adalah penempatan peran istri pada sektor domestik, sektor publik, sektor sosial yang menuntut pembagian tugas antar peran yang dilakukan istri Prioritas antara Pekerjaan dan Keluarga adalah persepsi istri bekerja terhadap hal yang diutamakan antara pekerjaan atau keluarga Status Usaha Tani adalah jenis kepemilikan lahan pada petani yang sangat dipengaruhi oleh modal dalam berusaha tani
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan umum daerah penelitian Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis Desa Ciaruteun Ilir terletak di sebelah utara Desa Cidokom Kecamatan Rumpin, sebelah selatan berbatasan langsung dengan Desa Leuwengkolot dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Cijujug, dan disebelah timur berbatasan dengan Desa Ciampea. Desa ini memiliki luas 360 ha. Sebanyak 97 persen dari 4429 penduduk yang bekerja, bermata pencaharian sebagai petani. Partisipasi perempuan dalam kegiatan pertanian di kecamatan ini terbilang sangat tinggi. Desa ini memiliki sepuluh dusun, pada Penelitian memilih Dusun Pabuaran dan Dusun Cikarang hal ini berdasarkan populasi keluarga petani dengan istri yang bekerja, paling banyak tersebar pada kedua dusun tersebut. Terdapat perbedaan berdasarkan akses dalam menuju kedua dusun tersebut, akses menuju Dusun Pabuaran tergolong cukup sulit karena letak dusun yang ujung dari Desa Ciaruten Ilir sedangkan akses menuju Dusun Cikarang yang tergolong mudah karena letaknya paling luar di Desa Ciaruten Ilir. Karakteristik keluarga dan contoh Berdasarkan Tabel 2, seluruh kepala keluarga berusia diatas 20 tahun dengan usia termuda 25 tahun dan usia tertua 75 tahun, sedangkan usia termuda contoh 18 tahun dan usia tertua 63 tahun. Rata-rata usia kepala keluarga ialah 4546 tahun, sedangkan rata-rata usia contoh 38-39 tahun. Pendidikan tertinggi kepala keluarga dan contoh ialah lulus sekolah menengah pertama, sedangkan pendidikan terendah tidak sekolah sama sekali, dengan rata-rata pendidikan kepala keluarga dan contoh 4-5 tahun, hal ini menunjukkan bahwa kepala keluarga dan contoh tidak menyelesaikan pendidikan sekolah dasar Rata-rata pendapatan keluarga sebesar Rp1 477 900, pendapatan keluarga paling rendah Rp300 000 dan paling tinggi Rp6 000 000. Pendapatan yang
11
diterima dijumlahkan dengan pendapatan tambahan disamping sebagai petani, hal ini terjadi bagi sebagian keluarga contoh. Pekerjaan tambahan yang dilakukan seperti buruh bangunan, pedagang peralatan pertanian. Rata-rata besar keluarga ialah 5-6 orang sehingga rata-rata pendapatan perkapita ialah Rp 336 656, dan pendapatan perkapita paling rendah sebesar Rp37 495. Pengalaman kerja merupakan lama bekerja pada pekerjaan yang ditekuni contoh saat ini. Rata-rata pengalaman kerja contoh selama 13-14 tahun, dan pengalaman kerja terlama ialah 37 tahun, sedangkan pengalaman kerja tercepat ialah 3 bulan. Lama istri bekerja selama satu minggu paling sedikit dengan tidak bekerja sama sekali hanya bekerja selama sebulan sekali jika ladang yang dimilikinya panen, sedangkan contoh bekerja paling lama selama tujuh hari perminggunya, dan untuk rata-rata lama bekerja contoh ialah 6-7 hari perminggunya (Tabel 2) Tabel 2 Nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan standar deviasi pada karakteristik contoh Karakteristik contoh Min-Maks Rata-rata±Std. Deviasi Usia kepala keluarga 25-75 45.23±13.87 (tahun) Usia istri (tahun) 18-63 38.45±11.19 Pendidikan kepala 0-9 4.74±2.30 keluarga (tahun) Pendidikan istri (tahun) 0-9 4.05±2.32 Besar Keluarga (orang) 2-14 5,38±2,64 Pendapatan total 300 000-6 000 000 1 477 900±1 030496 (Rp/bulan) Pendapatan perkapita 37 495-2 000 000 336 656± 315 062 (Rp/bulan) Pengalaman kerja (tahun) 0.25-37 13.74±9.24 Hari kerja(hari/minggu) 0-7 6.50±1.43 Status usaha tani terdiri dari status usaha dan jenis komoditas pertanian. Berdasarkan Tabel 3, hampir separuh contoh (47.14%) merupakan petani yang memiliki lahan sendiri, sebanyak 40 persen merupakan petani penggarap dan 12.86 persen merupakan buruh tani. Berdasarkan hasil penelitian mengenai jenis komoditas pertanian, diperoleh bahwa Sebanyak 4.2 persen bertani dengan komoditas campuran (padi dan hortikultura) dan 2.85 persen dengan komoditas palawija seperti ubi, singkong, dan hampir seluruh contoh (92.86%) memiliki jenis komoditas hortikultura seperti bayam, kangkung, sawi, dan daun bawang. Tabel 3 Sebaran keluarga contoh berdasarkan status usaha tani Status usaha tani Pemilik Penggarap Buruh tani Total
N 33 28 9 70
% 47.14 40.00 12.86 100.00
12
Peran Ganda Posisi peran penempatan peran istri pada sektor domestik, sektor publik, sektor sosial yang menuntut pembagian tugas antar peran. Posisi peran terdiri atas dua belas peran, tujuh posisi untuk menjalan peran dalam sektor domestik, satu posisi untuk menjalan peran pada sektor publik, dan tiga posisi untuk menjalankan peran pada sektor sosial. Berdasarkan Tabel 4 diperoleh sebanyak 75.7 persen contoh memiliki posisi sebagai anak. Seluruh responden (100%) memiliki posisi sebagai teman, saudara kandung, dan bagian keluarga besar. Sebanyak 97 persen contoh memiliki posisi sebagai orangtua, sebanyak 2.9 persen contoh tidak memiliki anak. Posisi sebagai nenek sebanyak 45.7 persen. Berdasarkan posisi peran istri pada publik, seluruh contoh (100%) merupakan pekerja. Berdasarkan posisi peran istri pada sosial, sebanyak 100 persen merupakan bagian dari masyarakat, selain itu sebanyak 4.3 persen aktif dalam kegiatan kelembagaan ekonomi seperti koperasi, baitul maal, dan sebanyak 31.4 persen aktif di kelembagaan sosial, dan sebanyak 85.7 persen aktif pada kegiatan keagamaan seperti pengajian. Frekuensi komunikasi posisi merupakan intensitas komunikasi contoh dengan posisi yang istri miliki selama satu tahun, terbagi menjadi tiga kategori yaitu, tidak pernah, jarang, dan sering Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan jumlah posisi peran istri dan frekuensi komunikasi Posisi peran istri Jumlah posisi Frekuensi komunikasi Ya Tidak Tidak Jarang Sering pernah n % n % n % n % n % Sebagai anak 53 75.7 17 24.3 0 0 9 12.9 44 62.9 Sebagai orangtua 68 97.1 2 2.9 0 0 9 12.9 59 84.3 Sebagai nenek 32 45.7 38 54.3 0 0 0 0 32 45.7 Sebagai saudara 70 100 0 0 0 0 9 12.9 61 87.1 kandung Sebagai teman 70 100 0 0 0 0 0 0 70 100 Sebagai bagian dari 70 100 0 0 0 0 2 35.7 45 64.3 keluarga besar Sebagai bagian dari 70 100 0 0 0 0 0 0 70 100 masyarakat Sebagai pekerja 70 100 0 0 0 0 0 0 70 100 Sebagai anggota kelembagaan 3 4.3 67 95.7 0 0 0 0 3 4.3 ekonomi Sebagai anggota 22 31.4 48 68.6 0 0 0 0 22 31.4 kelembagaan sosial Sebagai anggota pengajian 60 85.7 10 14.3 0 0 0 0 60 85.7
13
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh bahwa seluruh contoh (100%) melakukan komunikasi sering dalam menjalankan posisi peran sebagai teman, pekerja, dan bagian dari masyarakat. Sebanyak 12.9 persen contoh memiliki frekuensi komunikasi jarang pada posisi peran sebagai anak dan orangtua, penyebab utamanya ialah jarak rumah yang jauh antara anak dan orangtua dan tidak ada kepemilikan teknologi sebagai alat komunikasi sekunder. Lebih sepertiga contoh (35.7%) memiliki frekuensi komunikasi jarang pada posisi peran sebagai bagian dari keluarga besar, namun sebanyak 64.3 persen contoh mengaku sering berkomunikasi dengan keluarga besar. Peran ganda merupakan peran yang dilakukan contoh pada sektor domestik dan sektor publik. Peran istri pada sektor domestik mencakup peran sebagai istri, orangtua, dan pengelola rumah tangga. Berdasarkan Tabel 5 sebanyak 70 persen contoh melakukan peran pada kegiatan memasak, menyetrika pakaian, dan memasang gas dikompor sendiri tanpa dibantu oleh suami. Lebih dari separuh contoh (67.1%) melakukan kegiatan mencuci pakaian, belanja peralatan rumah tangga, belanja kebutuhan sehari-hari sendiri tanpa dibantu oleh suami. Pada Tabel 5 peran suami pada sektor domestik tanpa bantuan istri dilakukan pada kegiatan mencari kayu bakar (14.3%). Lebih dari separuh contoh (58.6%) menggunakan kompor gas, sedangkan 30.0 persen masih menggunakan kayu masih menggunakan kayu bakar, dan 11.4 persen menggunakan kompor gas dan kayu bakar. Sebanyak 38.6 persen contoh melakukan pemasangan gas di kompor tanpa bantuan suami, 17.1 persen contoh memasang gas dikompor terkadang dengan bantuan suami, sebanyak 2.9 persen pemasangan gas dikompor didominasi oleh suami, sedangkan 11.42 pemasangan gas di kompor dilakukan oleh suami tanpa bantuan contoh. Sebanyak 70 persen mampu melakukan pemasangan gas baik antara suami dan suami sedangkan 30 persen meminta bantuan orang lain atau anggota keluarga lain untu memasang gas dikompor, contoh mengaku tidak berani memasang gas dikompor sehingga meminta orang lain atau anggota keluarga lain untuk memasang gas dikompor Peran istri pada sektor publik yang dilakukan oleh contoh terbagi dua yaitu kegiatan tani (88.6%) dan kegiatan non-tani (11.4%). kegiatan non-tani yang berupa mengajar, penagih kredit, penagih arisan, dan pedagang makanan. Selain kegiatan tani dan non-tani, contoh juga memiliki peran sosial seperti pengajian, kegiatan kelembagaan sosial, dan kegiatan kelembagaan ekonomi. Untuk kegiatan non-tani ini biasanya dilakukan oleh istri. Kerjasama antara suami istri terdapat pada kegiatan memasak, mencuci pakaian, menyetrika pakaian, belanja peralatan rumah tangga, belanja kebutuhan sehari-hari, menyapu halaman, menata meja makan, mengatur menu makanan, mengepel lantai sebesar 1.4 persen. Untuk kegiatan mengasuh anak terdapat kerjasama pula antara suami dan istri sebesar 7.1 persen. Hampir sepertiga contoh (22.9%) melakukan kerjasama dalam kegiatan mengambil air untuk dimasak. Lebih dari sepertiga (35.7%) contoh melakukan kegiatan mengasuh anak dan menyiapkan makanan dilakukan secara dominan oleh contoh. Sebesar 34.3% contoh melakukan kegiatan menata makanan dan mencuci piring secara dominan dibandingkan suami.
14
Tabel 5 Sebaran contoh berdasakan peran istri pada sektor domestik Peran pada Kategori sektor domestik Suami Suami Suami Istri Istri saja dominan dan dominan saja Istri Memasak Mengasuh anak Membersihkan rumah Mencuci pakaian Menyetrika pakaian Belanja peralatan rumah tangga Menyapu halaman Belanja kebutuhan seharihari Mengambil air untuk di masak Menata meja makan Mengatur menu makanan Mengepel lantai Mencuci piring Mencari kayu bakar Membeli gas untuk kompor Menyiapkan makanan Memasang gas di kompor
n 0 0 0
% 0 0 0
n 0 0 0
% 0 0 0
n `1 5 0
% 1.4 7.1 0
n % 20 28.6 25 35.7 23 32.9
n % 49 70.0 40 57.1 44 62.9
0 0
0 0
0 0
0 0
1 1
1.4 1.4
22 31.4 20 28.6
47 67.1 49 70.0
0
0
0
0
1
1.4
22 31.4
47 67.1
0
0
0
0
1
1.4
21 30.0
48 68.6
0
0
0
0
1
1.4
22 31.4
47 67.1
1
1.4
0
0
16
22.9
14
20
39 55.7
0
0
0
0
1
1.4
24 34.3
45 64.3
0
0
0
0
1
1.4
28
40
41 58.6
0 0 10
0 0 14.3
0 0 7
0 0 10
1 0 4
1.4 0 5.7
23 32.9 24 34.3 1 1.4
46 65.7 46 65.7 7 10
2
2.9
0
0
4
5.7
16
22.9
37 52.9
0
0
0
0
0
0
25
35.7
45 64.3
8
11.4
2
2.9
0
0
12
17.1
27 38.6
Berdasarkan Tabel 6 lebih dari separuh suami contoh (55.7%) melakukan kegiatan membeli bibit dan memberi pupuk, memasarkan hasil tanaman tanpa bantuan contoh, namun lebih dari separuh contoh (55.5%) melakukan kegiatan mengikat/mengemas sayuran tanpa bantuan dari suami contoh. Hampir separuh dari contoh (45.7%) melakukan kegiatan menyiangi tanaman tanpa bantuan dari suami. Kegiatan pada sektor publik umumnya dilakukan oleh suami dan istri, namun selain dilakukan suami dan istri dilakukan oleh orang lain yang dikenal “pemborong” untuk kegiatan memasarkan hasil pertanian, mengikat dan membersihkan sayuran, dan beberapa kegiatan lainnya dilakukan oleh buruh yang dipekerjakan pemilik lahan yang tidak menjadi contoh pada penelitian seperti
15
kegiatan mempersiapkan lahan. Selain itu tidak semua contoh memiliki hewan ternak sehingga kegiatan pemeliharaan memelihara dan menjual ternak cenderung rendah. Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan peran istri pada sektor publik Peran pada sektor Kategori publik Suami Suami Suami Istri saja dominan dan dominan Istri n % n % n % n % Mempersiapkan 45 64.3 20 28.6 3 4.3 0 0 lahan Membeli bibit 39 55.7 19 27.1 6 8.6 1 1.4 Menanam tanaman 37 52.9 20 28.6 11 15.7 0 0 Memberi pupuk 39 55.7 20 28.6 10 14.3 0 0 Menyiangi 4 5.7 1 1.4 7 10 25 35.7 tanaman Pemanenan 22 31.4 2 2.9 43 61.4 3 4.4 Membersihkan 4 5.7 2 2.9 8 11.4 35 50 sayuran Mengikat/ 1 1.4 0 0 3 4.3 27 38.6 mengemas sayuran Memasarkan hasil 39 55.7 20 28.6 3 4.3 1 1.4 tanaman Memelihara 6 8.6 10 14.3 8 11.4 2 2.9 ternak/ikan Menjual 6 8.6 10 14.3 8 11.4 2 2.9 ternak/ikan Penggunaan 48 68.6 17 24.3 3 4.3 2 2.9 perlatan pertanian Membuat saluran 49 70 18 25.7 1 1.4 1 1.4 air Menyimpan 41 58.6 13 18.6 3 4.3 4 5.7 pestisida Anggota pengajian 0 0 0 0 0 0 0 0 Anggota dalam 0 0 0 0 0 0 0 0 menjalani aktivitas kelembagaan ekonomi Anggota dalam 0 0 0 0 0 0 0 0 menjalani kegiatan kelembagaan sosial
Istri Saja n 0
%
3 1 1 32
4.3 1.4 1.4 45.7
0 21
0 30
41
55.5
1
1.4
2
2.9
2
2.9
0
0
1
1.4
9
12.8
60 3
85.7 4.3
22
31.4
0
Berdasarkan Tabel 7 diperoleh bahwa hampir seluruh contoh (90%) berada pada kategori tinggi, berdasarkan posisi peran yang dimiliki istri. Hal ini menunjukkan bahwa contoh memiliki 8-12 posisi peran dalam sektor domestik, publik, dan sosial dengan frekuensi komunikasi kategori sering.
16
Berdasarkan peran pada sektor domestik, hampir seluruh contoh (92.9%) memiliki peran dengan kategori tinggi, hal ini menunjukkan istri dominan dalam melakukan peran domestik. Sebanyak 72.9 persen contoh pada sektor publik berada pada kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa peran publik dilakukan secara bersama antara suami dan istri. Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan posisi peran istri, peran istri pada sektor publik dan domestik Variabel Kategori Rendah Sedang Tinggi n % n % n % Posisi peran istri 0 0 7 10.0 63 90.0 Peran istri pada sektor 0 0 5 7.1 65 92.9 domestik Peran istri pada sektor publik 19 27.1 51 72.9 0 0
Prioritas Istri antara Pekerjaan dan Keluarga Prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga merupakan persepsi yang menggambarkan hal yang diutamakan oleh istri diantara pekerjaan dan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian terdapat tiga kategori yaitu: prioritas keluarga, seimbang antara pekerjaan dan keluarga, dan prioritas pekerjaan. keluarga. Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga Prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga Prioritas keluarga Seimbang antara pekerjaan dan keluarga Prioritas pekerjaan Total
n 32 18 20 70
% 45.7 25.7 28.6 100
Pada penelitian ini hampir separuh contoh (45.7%) memprioritaskan keluarga dibandingkan pekerjaan, sedangkan hampir sepertiga contoh (28.6%) memprioritaskan pekerjaan, dan 25.7 persen yang menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga (Tabel 8). Pada contoh yang memprioritaskan keluarga cenderung menunda pekerjaan untuk kepentingan anak, dan mendahulukan kegiatan membersihkan rumah dan memasak sebelum berangkat bekerja Pada contoh yang cenderung memprioritaskan pekerjaan contoh cenderung sering melewatkan acara-acara keluarga berupa pengajian, atau acara besar, sedangkan contoh yang mampu memprioritaskan antara pekerjaan dan keluarga suami contoh cenderung membantu pekerjaan domestik contoh dan selalu berusaha untuk tidak bekerja pada saat libur. Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan perbandingan antara persepsi contoh antara pekerjaan dan keluarga dengan peran contoh pada sektor domestik dan peran contoh pada sektor publik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa contoh yang memprioritaskan keluarga mendominasi peran pada sektor domestik (71.88%). Pada contoh yang menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga, contoh mendominasi peran domestik (88.89), sedangkan pada peran publik
17
dikerjakan secara bersama antara suami dan istri (50%) sehingga persepsi contoh yang berbeda dengan tiga pilihan prioritas masih menunjukkan peran yang dominan pada sektor domestik (Tabel 9). Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga terhadap peran istri pada sektor domestik dan sektor publik Prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga Prioritas keluarga Seimbang antara pekerjaan dan keluarga Prioritas pekerjaan
Peran istri pada sektor Peran istri pada sektor domestik public Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi n % n % n % n % n % n % 0 0 9 28.12 23 71.88 17 53.12 15 46.88 0 0 0
0
2
11.11
16
88.89
9
50.00
9
50.00 0 0
0
0
7
35.00
13
65.00
11
55.00
9
45.00 0 0
Curahan Waktu Kerja Berdasarkan Tabel 10 diperoleh curahan waktu kerja yang dilakukan oleh istri, dengan rataan 6 jam 6 menit perharinya, sedangkan rataan curahan waktu sosial contoh selama 31 menit perharinya. Tabel 10 Nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan standar deviasi curahan waktu kerja dan sosial contoh Curahan Waktu Min-Maks Rata-rata±Std. Deviasi Curahan waktu kerja (jam/hari) 2.1-13.33 6.54±2.12 Curahan waktu sosial (jam/hari) 0.05-2.58 0.53±0.52 Alokasi waktu kerja contoh terbagi dua kegiatan yaitu kegiatan tani dan kegiatan non-tani seperti mengajar, penagih arisan, penagih kredit, dan pedagang keliliing, pedagang makanan. Kegiatan bekerja dimulai oleh contoh pada pukul 06.00-07.00 WIB, jika ladang/tempat bekerja tidak jauh dengan tempat tinggal contoh maka pukul 11.00-12.00 WIB contoh akan pulang dan kembali membawakan makanan kepada suami dan kembali bekerja hingga pukul 14.00 WIB atau paling lama pukul 16.00-17.00 WIB. Waktu perjalanan paling lama ditempuh contoh selama satu jam untuk perjalanan pulang dan pergi, sedangkan paling cepat yang dilalui contoh selama tiga sampai empat menit untuk perjalanan pulang dan pergi. Curahan waktu sosial contoh merupakan alokasi waktu untuk kegiatan sosial yang dilakukan contoh (pengajian, kelembagaan ekonomi, dan kelembagaan sosial). Kegiatan ini biasanya dilakukan seminggu atau dua minggu sekali, dan dimulai pada sore hari setelah contoh bekerja, biasanya dimulai pada pukul 15.00-18.00 WIB. Berdasarkan Tabel 11 Lebih dari separuh contoh (64.3%) memiliki sebaran curahan waktu kerja dengan kategori sedang, yang menunjukkan alokasi waktu contoh berkisar antara 4 jam 5 menit sampai 8 jam 8 menit perharinya. Lebih dari separuh contoh (82.9%) memiliki curahan waktu sosial dengan kategori rendah yaitu berkisar 0.05 jam sampai 0.8 jam perharinya.
18
Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan curahan waktu kerja dan sosial Curahan waktu Kategori Rendah Sedang Tinggi n % n % n % Curahan waktu kerja 17 24.3 45 64.3 8 11.4 Curahan waktu sosial 58 82.9 10 14.3 2 2.9
Kontribusi Ekonomi Istri Berdasarkan Tabel 12 rata-rata kontribusi ekonomi istri terhadap keluarga sebesar 33.54 persen dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp343 487,5 perbulan. Suami contoh memberikan kontribusi sebesar 66.46 persen terhadap pendapatan keluarga dengan rata-rata pendapatan Rp1 419 996 perbulan.Kontribusi istri terendah sebesar 3.8 persen sedangkan terbesar 87.69 persen. Rendahnya kontribusi istri sangat bergantung terhadap hasil mengikat sayuran, menyiangi tanaman, dan membersihkan sayuran bagi istri yang bekerja pada sektor pertanian. Tingginya kontribusi istri bergantung terhadap pekerjaan tambahan istri yang cenderung lebih tinggi dibandingkan pendapatan utama selain itu istri bekerja pada sektor non-tani (11.4%) lebih tinggi dibandingkan istri yang bekerja pada sektor tani (88.6%) Tabel 12 Nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi pada pendapatan dan kontribusi ekonomi suami dan contoh Sumber Pendapatan Min-Maks Rata-rata±Std.Deviasi Suami (Rp/bulan) 64 400-5 772 300 1 419 996±1 001 394 Istri (Rp/bulan) 84 000-2 100 000 343 487.5±340 722 Kontribusi ekonomi suami (%) 12.31-96.21 66.46±23.98 Kontribusi ekonomi istri (%) 3.80-87.69 33.54±23.98 Sebanyak 85 persen contoh menunjukkan kontribusi ekonomi dibawah 50.0 persen, sedangkan nilai kontribusi ekonomi contoh yang di atas 50.0 persen hanya sebesar 15.0 persen. Angka tersebut menunjukkan fungsi ekonomi keluarga dipegang oleh suami karena nilai kontribusi suami. Hubungan antara Karakteristik Contoh , Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja, dan Kontribusi Ekonomi Istri Hasil analisis hubungan menunjukkan bahwa posisi peran istri berhubungan signifikan dengan peran contoh pada sektor publik (r=0.321; p=0.00), dimana semakin banyak posisi contoh maka semakin tinggi peran yang dilakukan contoh pada sektor publik. Hasil analisis hubungan juga menunjukkan hubungan yang signifikan antara curahan waktu kerja dengan kontribusi ekonomi contoh (r=0.277; p=0.05), hal ini mengartikan bahwa semakin tinggi kontribusi ekonomi contoh semakin tinggi curahan waktu kerja contoh (Tabel 13)
19
Tabel 13 Nilai Koefisien Korelasi Pearson peran ganda, curahan waktu kerja, dan kontribusi ekonomi contoh Variabel Posisi Peran Peran Curah Kontribusi peran istri istri an ekonomi istri sektor sektor waktu istri publik domestik kerja Posisi contoh 1 Peran istri sektor publik 0.321** 1 Peran istri sektor -0.181 -0.076 1 domestik Curahan waktu kerja -0.069 -0.175 -0.160 1 (jam/hari) Kontribusi -0.172 0.113 -0.062 0.245* 1 Ekonomi contoh (Rp/bulan) * Signifikan pada p<0.05 ** Signifikan pada p<0.001 Hubungan signifikan antara kontribusi ekonomi contoh dengan pendapatan keluarga contoh (r=0.272; p:0.05), hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan contoh maka semakin tinggi pendapatan keluarga contoh Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontribusi Ekonomi Istri Uji Regresi digunakan untuk melihat pengaruh karakteristik istri, karakteristik keluarga, status usaha tani, alokasi waktu kerja istri, posisi peran istri, kontribusi ekonomi suami terhadap kontribusi ekonomi istri. Tabel 14 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kontribusi ekonomi istri Model B B Tidak Sig. Terstandarisasi Terstandarisasi Konstanta 45.570 0.136 Usia istri (tahun) -0.156 -0.342 0.336 Pendidikan istri (tahun) 0.054 0.725 0.656 Besar keluarga (orang) -0.113 -1.066 0.399 Pengalaman kerja 0.200 0.531 0.116 (tahun) Posisi peran istri 0.029 0.089 0.782 Pendapatan suami -0.548 -1.244E-5 0.000** (Rp/bulan) -6.378 Status usaha tani -0.194 0.076 Alokasi waktu kerja 0.167 1.800 0.120 (jam/hari) F R
Adjusted R Square Signifikan pada p<0.05 ** Signifikan pada p<0.001
*
6.119 0.490 0.410
20
Berdasarkan uji tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.410, hal ini menunjukkan bahwa 41.0 persen variabel dependen (kontribusi ekonomi contoh) dijelaskan oleh variabel independen (karakteristik istri, karakteristik suami, status usaha tani, pendapatan suami, peran domestik, peran publik, dan alokasi waktu), dan sisanya (59.0%) dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan. Hasil analisis regresi juga menjelaskan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kontribusi ekonomi contoh adalah pendapatan suami (Tabel 14).
PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan pendekatan teori struktural fungsional melalui pelaksanaan fungsi ekonomi keluarga, terutama difokuskan terhadap peran istri dalam sektor domestik dan sektor publik, prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga, curahan waktu kerja, kontribusi ekonomi. Menurut Megawangi (1999) pendekatan struktural fungsional menganggap bahwa setiap keluarga merupakan sistem yang terdiri dari subsistem yang saling berhubungan dan menjadi kesatuan. Menurut Newman dan Grauerholz (2002) pendekatan teori struktural fungsional ini mampu digunakan untuk menganalisis peran anggota keluarga untuk menjaga keutuhan keluarga dan masyarakat. Salah satu aspek penting dari struktural fungsional adalah bahwa pada setiap keluarga yang sehat terdapat pembagian peran atau fungsi keluarga yang jelas, fungsi tersebut terpolakan dalam struktur hirarkis yang harmonis dan adanya komitmen terhadap pelaksanaan peran atau fungsi tersebut. Penelitian ini menganalisis populasi istri petani yang bekerja mencari nafkah baik dengan membantu pekerjaan suami sebaga petani maupun bekerja di sektor publik. Michelle et al. (1974) menyatakan bahwa peran ganda disebutkan sebagai konsep dualisme cultural adanya konsep lingkungan domestik dan publik. Hasil penelitian menunjukkan adanya kerjasama yang cukup baik antara contoh dengan suami contoh, terutama dalam sektor publik. Menurut Megawangi (1999) pembagian antara sesama anggota keluarga (laki-laki dan perempuan) dalam keluarga inti menunjukkan adanya “adanya diferensiasi peran” yang merupakan prasayarat struktural untuk kelangsungan keluarga inti. Hasil penelitian mengenai peran ganda ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Andriani et al. (2008) kegiatan mengasuh anak seperti memandikan, menjaga anak yang masih kecil, mengurus anak sebagian besar dilakukan oleh istri saja. Kegiatan memasak dan melakukan pemeliharaan rumah tangga, sebagian besar dilakukan oleh istri saja, sebagian besar pekerjaan di sektor domestik memang dikerjakan oleh istri. Pada aktivitas di sektor publik, kegiatan usahatani secara umum lebih banyak dilakukan oleh suami, namun terkadang istri ikut membantu. Peran istri selain ikut terlibat dalam kegiatan usahatani secara langsung, juga terlibat secara tidak langsung. Menurut Audu (2009) menjelaskan bahwa kegiatan pertanian lebih dikenal oleh laki-laki, sedangkan peran istri dalam kegiatan rumahtangga dan mengurus anak, pria lebih mendominasi kegiatan produksi dan pertumbuhan tanaman
21
pangan dibandingkan perempuan.Semakin banyak jumlah peran yang dimiliki istri, semakin sering kontak dengan tetangga dan banyak ativitas grup lainnya maka semakin tinggi kesejahteraan subjektif istri, hal ini menunjukkan bahwa terdapat kepuasan hidup jika memiliki peran lebih dari satu (Chen 2010).Peran ganda yang dimiliki oleh istri menuntut untuk memiliki curahan waktu publik atau waktu untuk bekerja diluar rumah. Berdasarkan data yang diperoleh sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa Alokasi curahan kerja rata-rata anggota rumahtangga pada kegiatan tani padi lebih kecil jika dibandingkan dengan kegiatan non-tani (Fahmi 2009). Becker (1965) menyatakan bahwa tingkat anggota partisipasi dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin, perempuan cenderung akan mengalokasikan waktu untuk pekerjaan rumah tangga sedangkan laki-laki untuk mencari nafkah. Penyataan Becker tersebut senada jika dikaitkan hasil penelitian mengenai contoh yang lebih memprioritaskan keluarga dibandingkan dengan pekerjaan. Hal ini juga senada dengan Becker (1993) ada perbedaan biologis menyebabkan ada kecenderungan investasi untuk pasar yang lenbih tampak pada laki-laki, dan investasi rumah tangga lebih tampak pada perempuan. Hal ini juga didukung oleh Bryant (2006) waktu bekerja yang dialokasikan oleh seorang istri akan lebih rendah dibandingkan waktu bekerja suami hal ini karena istri harus mengalokasikan waktu untuk pekerjaan rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata-rata kontribusi ekonomi contoh terhadap keluarga sebesar 33.54 persen. Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian oleh Irzalinda (2010) yang menyatakan bahwa rata-rata kontribusi ekonomi istri terhadap pendapatan total keluarga di kabupaten Bogor sebesar 46.2 persen, dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil penelitian oleh Puspitasari (2012) di Kabupaten Cianjur yaitu sebesar 11.3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa istri bukan sebagai pencari nafkah utama melainkan pencari nafkah tambahan karena kontribusi yang diberikan istri masih kurang dari 50.0 persen. Hasil analisis hubungan menunjukkan hubungan yang signifikan antara curahan waktu kerja dengan kontribusi ekonomi istri, hal ini mengartikan bahwa semakin tinggi kontribusi ekonomi istri semakin banyak alokasi waktu kerja yang diberikan istri. Menurut Becker (1976) setiap individu memerlukan waktu untuk keperluan publik sehingga semakin tinggi tingkat upah di publik, semakin besar jumlah waktu yang dialokasikan untuk publik. Analisis korelasi Pearson juga menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara kontribusi ekonomi istri terhadap pendapatan keluarga. Menurut Khamsan dan Sunarti (2013) perempuan memiliki empat peran salah satunya sebagai produsen dan kontributor penghasilan keluarga. Hasil uji regresi menunjukkan kontribusi ekonomi istri sangat dipengaruhi oleh pendapatan suami, Menurut Budiman (1985) dominasi ini terjadi karena posisi ekonomis wanita lebih lemah dari lelaki sehingga wanita dalam pemenuhan kebutuhan materialnya sangat tergantung pada lelaki. Hasil penelitian ini semakin menguatkan teori struktural-fungsional, analisis berdasarkan aspek struktural, status sosial pada keluarga ialah suami sebagai pencari nafkah utama, dan istri sebagai pencari nafkah tambahan, peran sosial istri pada keluarga menjalankan peran ekspresif (mengintegrasikan dan menciptakan suasana harmonis dalam keluarga), dan peran instrumental (mencari
22
nafkah utama) dipegang oleh suami, norma sosial pada keluarga masih menunjukkan pembagian tugas dalam keluarga sebagaimana seharusnya, dimana suami sebagai pencari nafkah sekaligus kepala keluarga sedangkan istri sebagai pengurus rumah tangga, namun sudah mulai terlihat kerjasama pada sektor publik antara suami dan istri hal ini dikarenakan istri yang ikut bekerja membantu suami. Analisis berdasarkan aspek struktural menunjukkan bahwa terdapat peran mencari nafkah istri ikut membantu suami disamping istri tetap menjalankan peran ekspresif sebagai pemberi cinta, kelembutan dan kasih sayang. Berdasarkan analisis aspek fungsional pada pemenuhan alokasi ekonomi dimana kegiatan produksi dan distribusi barang jasa yang melibatkan waktu bekerja istri sebagai salah satu sumberdaya. Kegiatan konsumsi keluarga juga melibatkan pendapatan istri sebagai pendapatan tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Menurut Parsons (1965) dalam Megawangi (1999) syarat-syarat tersebut disebut functional requisits yang harus selalu ada apabila masyarakat ingin langgeng keberadaannya, dan akan terpenuhi apabila setiap aktor menjalankan perannya sesuai ketentuan dan memelihara sistem atau organisasi tempat ia berada. Pemenuhan tugas keluarga menurut teori struktural fungsional ialah agar tercapainya keseimbangan dalam keluarga dan tercapainya kesejahteraan, dan kepuasan pada keluarga.
SIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran pada sektor domestik yang melingkupi kegiatan mengenai pengelolaan rumah tangga, pengasuhan, dan sebagainya didominasi oleh istri. Peran pada sektor publik yang melingkupi kegiatan luar rumah seperti bekerja diladang dilakukan bersama antara suami dan istri. Dalam memprioritaskan antara pekerjaan dan keluarga istri lebih memilih keluarga dibanding pekerjaan sehingga contoh belum mampu menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga. Rata-rata waktu kerja yang dialokasikan istri selama 6 jam 6 menit. Rata-rata kontribusi ekonomi istri sudah cukup menambah pendapatan keluarga dengan presentase sebesar 33.54 persen. Terdapat hubungan positif signifikan antara waktu dengan kontribusi ekonomi istri, dan kontribusi ekonomi istri dengan pendapatan keluarga, dan hubungan posisi peran istri dengan peran istri pada sektor publik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi ekonomi istri adalah pendapatan suami, hal ini menunjukkan tingginya pendapatan suami cenderung mempengaruhi rendahnya kontribusi ekonomi istri.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian bahwa tanggung jawab pelaksanaan tugas di sektor domestik lebih banyak dibebankan pada pihak istri, di sisi lain istri harus menjadi pekerja pada sektor publik, maka dirasakan perlu dilakukan sosialisasi nilai yang menganjurkan adanya pembagian kerja domestik antara suami dan istri dengan tujuan untuk meringankan beban kerja istri dalam keluarga tanpa mengganggu tujuan keluarga tersebut, hal ini mengingat
23
adanya pengaruh antara pendapatan suami dengan kontribusi ekonomi istri pada uji regresi. Berdasarkan hasil korelasi terdapat hubungan positif signifikan antara kontribusi ekonomi istri dengan pendapatan keluarga, beranjak dari penelitian tersebut maka diperlukan peningkatan pengetahuan dan wawasan serta ketrampilan istri dalam mengelola hasil pertanian agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman pangan yang dihasilkan, sehingga pendapatan yang diperoleh pun akan semakin tinggi.
24
DAFTAR PUSTAKA . Audu SI. 2009. Gender Roles in Agricultural Production in The Middle Belt Region of Nigeria. American-Eurasian Journal of Sustainable Agriculture, 3(4):626-629 Andriani R, Sunarti E, Diah K.P. 2008. Analisis Peran Gender Hubungannya dengan Kesejahteraan Keluarga Petani Padi dan Hortikultura di Daerah Pinggiran Perkotaan[Internet]. [8September2013]; Jur. Media Gizi & Keluarga, 32 (2): 52-64.http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53227 [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Data Kemiuskinan Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik . 2011. Data Kabupaten Bogor. Jakarta: Badan Pusat Statistik Becker G. S. 1965. A Theory of the Allocation of Time. The Economic Journal, 75 (299) : 493-517 . 1976. The Economic Approach to Human Behavior. Chicago [USA] : University of Chicago Press . 1993. A Treatise on the family. London [UK]: Harvard University Press., Bryant W.K. (2006). The Economic Organization of The Household. United States of America: Cambridge University Press Budiman A. 1985. Pembagian Kerja Secara Seksual. Jakarta : Gramedia. Chen. 2010. Factor Related to Well-Being Among The Eldery ini Urban China Focusing in Multiple Roles [Thesis]. Tokyo (JN): The University of Tokyo, Bunkyo-ku Deacon RE & Firebaugh FM.1998. Family Resource Management Principles and Applications. Ed ke-2. Massachusettes: Allyn and Bacon Inc. Engel J.F, R.D Blackwell dan P. Winiard. 1994. Perilaku Konsumen (F.X Budiarto, Penerjemah). Jakarta: Binarupa Aksara Fahmi NF, 2009 Analisis Curahan Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Gulcubuk B. 2010. The Dimensions of Women’s Contributions To The Workfoce in Agriculture: The Turkey Case. International Business & Economic Research Journal. Ankara University.9(5).143 Hastuti. 1992. Kedudukan Wanita dalam Program Pembangunan Pedesaan, Jilid II. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada Press Hayati L. 2011. Kontribusi Ekonomi, Peran Ganda Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga Buruh pabrik (Kasus di Kecamatan Dramaga-Kabupaten Bogor) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Herawati. 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Remaja SMU tentang Peran Gender Tradisional [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hoffman & Nye. 1975. Spouse's attitudes toward maternal occupational status and effects on family climate [Internet].[2013Agustus19].Tersedia pada http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/15206629%28197804%296:2%3 C168::AID JCOP2290060211%3E3.0.CO;2-9/pdf.
25
Irzalinda V. 2010. Kontribusi Ekonomi, Peran Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga di Kota dan Kabupten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor [IPB]. 2012. Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga: Bekal Mahasiswa Kuliah Kerja Profesi. Sulaeman A, Sumarti T, Krisnatuti D, editor. Bogor, Jawa Barat : IPB Pr. Khamsan A, Sunarti E. 2012.Kesejahteraan KeluargaPetani[Internet]. [8september2013].http://euissunarti.staff.ipb.ac.id/?s=kesejahteraan+kelua rga+petani Levinson et al. 1995. Activity, Travel, and The Allocation of Time. Journal of the America Planning Associations Mangkuprawira. 1985. Alokasi Waktu dan Kontribusi Kerja Anggota Keluarga dalam Kegiatan Ekonomi Rumah Tangga [Disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Megawangi R. 1999. Membiarkan Berbeda; Sudut Pandang Baru tentang Relasi Gender. Jakarta : Mizan Ministry of Health, Labour and Welfare. (2005). [White paper on women’s labor: Fiscal year 2004]. Tokyo: Japan Institute of Workers’ Evolution Michelle et. al. 1974. Women, Culture and Society. Stanford cal : Standford University Newman D.M. & Grauerholz L. 2002. Sociology of families. Thousan Oaks, CA: Pine Forge Press Nugroho B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta : Andi Offset Puspitasari N. 2012. Peran Gender, Kontribusi Ekonomi Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga Petani Hortikultura (Kasus di Dusun Padajaya, Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten CianjurI [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Puspitawati H. 2012. Gender dan Keluarga; Konsep dan Realita di Indonesia. Bogor, Jawa Barat : IPB Press . 2013. Ekologi Keluarga Konsep dan Linkungan Keluarga. Bogor, Jawa Barat : IPB Press . 2013. Studi Keluarga. Bogor, Jawa Barat : IPB Press Rahardjo. 1995. Wanita, Lingkungan dan Pembangunan. Jakarta : Pusat peneltian dan Pembangunan Ketenegakerjaan Somantri A & Sambas A.M. 2006. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia. Ukoha O.O. 2003. Contributions of Women to Farm Family Income in Ikwuano Local Government Area of Abia State, Nigeria. Journal of Agr. Sci. 1 (2), 125-130
26
Lampiran 2 Peta Kecamatan Cibungbulang dan Desa Ciaruten Ilir Peta Kecamatan Cibungbulang
Peta Desa Ciaruten Ilir
27
Lampiran 3 Gambaran Dusun Pabuaran dan Dusun Wangun Jaya
Rumah penduduk Dusun Pabuaran
Rumah penduduk Dusun Wangun Jaya
Jalan Dusun Pabuaran
Jalan Dusun Wangun Jaya
Rumah penduduk Dusun Pabuaran
Rumah penduduk Dusun Wangun Jaya
28
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Medan, 21 Januari 1992 dari ayah, Ir. Irwansyah dan Ibu, Dr. Nurbani, M.Si Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMAN 6 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri dan diterima di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia. Selama mengikuti perkuliahan Penulis aktif diberbagai kompetisi baik dikampus atau diluar kampus. Duta Anti Korupsi KPK for IPB (2010), RunnerUp Duta FEMA dan Finalis Duta Pendidikan IPB (2011), Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (didanai) DRCB 2012, Duta Bahasa Jawa Barat untuk Kota Bogor (2012), Finalis Unilever Leadership Actions Sustainbility (2012), Semifinalis Apa Idemu by PertamaxID, Mahasiswa Berprestasi I Ilmu Keluarga dan Konsumen FEMA IPB (2013), Talent “Senyum Qur’an” JakTv (2013), Juri Duta Konsumen IPB 2013, Pembicara Upgraiding Sanggar Juara 2013, First winner IKK Business Challange (2013), HiLo Green Ambassador for Jakarta (2013), Runner-up World Muslimah (2013). Penulis juga aktif pada kegiatan menulis, beberapa prestasi diantaranya ialah salah satu penulis pada buku Mahasiswa sebagai Penegak Hak Asasi Manusia (2010), Essay dua edisi Majalah Komunitas IPB (2011-2012), dan Buku World Muslimah Beauty (naik cetak). Penulis juga aktif diberbagai organisasi seperti anggota World Wildlife Foundations (2008), Divisi Sosling BEM FEMA (2011), Anggota English Club HIMAIKO (2011), Anggota Divisi PBOS BEM FEMA (2012), Founder and Manager Internal Relationship Bicaradesa.com (2012-sekarang), Founder and President executive of dynamite rice corn ball (2012-sekarang), Talent Division (Host/presenter) Embrio Event Organizer 2012sekarang. Penulis selain itu aktif dalam berbagai kegiatan sebagai pembawa acara baik didalam kampus dan diluar kampus, Gowes Bike IPB with Walikota Bogor (2010), Gathering FEMA 47 2011, Familiarity Nite (2011-2012), Pengembangan Karakter generasi berbasis ekologi Workshop (2011), Texas (2012), Grand Final FEMA Ambassador IPB (2012), Seminar Hari Keluarga (2012), Lokakarya KKP Nusakambangan 1 & 2 (2012), Agrograduate Celebrations (2012), Kuliah Umum IKK 2012, Forum pejuang desa 3 feat Standupindo_BGR (2012), Wedding MC (2012), Host of Sanggar Juara Festival (2012), Children Choir Competitions Ekalokasari Plaza (2012), Road to International Sholarship Educations Expo (2013), Earth Hour Bogor #Ini Aksiku Mana Aksimu 2013, Seminar Sensasional Energi (2013), Festival Buah dan Bunga Nusantara (2013), Hari Keluarga (2013), Wedding MC (2013).