KONTRIBUSI BAZNAS TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA FAKIR MISKIN PADA WAKTU PENERIMAAN PROGRAM SATU KELUARGA SATU SARJANA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh : Choirun Nissa NIM :109046300001
JURUSAN MANAJAMEN ZAKAT DAN WAKAF FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM PROGRAM STUDI MUAMALAH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
KONTRIBUSI BAZNAS TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA FAKIR MISKIN PADA WAKTU PENERIMAAN PROGRAM SATU KELUARGA SATU SARJANA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh : Choirun Nissa NIM :109046300001
Pembimbing
Dr. Alimin Mesra M.Ag 196908252000031001
JURUSAN MANAJAMEN ZAKAT DAN WAKAF FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM PROGRAM STUDI MUAMALAH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Kontribusi BAZNAS Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga Fakir Miskin Pada Waktu Penerimaan Program Satu Keluarga Satu Sarjana, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3 April 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 3 April 2014 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,.MA,.MM. NIP. 195505051982031012 Panitia Ujian Ketua
: Dr. Euis Amalia, M.Ag.
(………………….)
NIP. 197107011998032002 Sekretaris
: Mu‟min Rouf, S.Ag,.M.A.
(………………….)
NIP. 197004161997031004 Pembimbing : Dr. Alimin Mesra, M.Ag.
(………………….)
NIP. 196908252000031001 Penguji I
: Dr. Hj. Mesraini, M.Ag
(………………….)
NIP. 197602132003122001 Penguji II
: Abdurrauf, Lc,.MA. NIP. 197312152005011002
(………………….)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 3 April 2014
CHOIRUN NISSA
ABSTRAK CHOIRUN NISSA. 109046300001. Konstribusi BAZNAS Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga Fakir Miskin Pada Waktu Penerimaan Program Satu Keluarga Satu Sarjana. Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Manajamen ZISWAF, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1435 H/ 2014 M. Isi : vii + 79 halaman + 29 lampiran, 47 literatur (1972-2014). Penelitian ini untuk menganalisis kontribusi BAZNAS melalui program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS), tujuannya untuk mengetahui penyaluran yang dilakukan BAZNAS melalui program Satu Keluarga Satu Sarjana dan untuk mengetahui adanya peningkatan ekonomi keluarga fakir miskin setelah menerima zakat melalui program Satu Keluarga Satu Sarjana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui kepustakaan dan penelitian lapangan. Adapun untuk teknik pengolahan datanya menggunakan analisis deskritptif. Proses analisis bersifat induktif, yaitu dengan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikannya serta menganalisis peningkatan ekonomi keluarga fakir miskin program SKSS BAZNAS. Hasil penelitian ini memperlihatkan kontribusi yang dilakukan BAZNAS terhadap penerima program beasiswa SKSS BAZNAS patut di apresiasi sebagai program peningkatan kesejahteraan dalam bidang pendidikan. Dalam realisasinya program SKSS BAZNAS belum sesuai dengan ketentuan BAZNAS dalam standar kemiskinan yang ditentukan oleh BPS dan Bank Dunia. Program SKSS BAZNAS dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi secara langsung yaitu dengan bertambahnya nilai kepemilikan melalui pemberian uang saku dan SPP yang sudah di tanggung BAZNAS. Sehingga dapat menghemat pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan lain.
Kata Kunci : Kontribusi BAZNAS, Pada Saat Penerimaan Program Satu Keluarga Satu Sarjana, Peningkatan Ekonomi Keluarga Fakir Miskin Pembimbing
: Dr. Alimin Mesra, M.Ag 196908252000031001
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridha dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat Islam Nabi Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, sahabat, dan juga umatnya. Yang Insya Allah kita termasuk di dalamnya. Disadari pula selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa dalam proses tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalah dan Bapak Mu‟min Rauf, M.A, Sekretaris Program Studi Muamalah yang telah membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini. 3. Dr. Alimin Mesra, M.Ag sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan perhatiannya dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
i
4. Dr. Hj. Mesraini, M.Ag dan Abdurrauf, Lc,.M.A. sebagai dosen penguji penulis, sehingga penulis mengetahui kekurangan dalam penulisan dan menjadi skripsi ini lebih baik. 5. Bapak Farid Setiawan, sebagai pelaksana program Satu Keluarga Satu Sarjana yang telah membantu dan memberikan informasi dalam proses penyusunan skripsi ini. Dan Bapak Hudzaifah Ainun divisi pengembangan dan penelitian yang telah membantu proses penelitian skripsi penulis. 6. Amelya Hidayat, S.Pd bagian kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah yang telah membantu memberikan koneksi untuk teman-teman penerima beasiswa SKSS BAZNAS, Bapak Harles bagian kemahasiswaan Palangkaraya yang telah memberikan informasi tentang program beasiswa SKSS BAZNAS dan Kepada Bapak Ahmad Fauzan dari IAIN Walisongo yang telah meluangkan waktu untuk wawancara dan memberikan informasi dalam penyusunan skripsi. 7. Segenap mahasiswa penerima program beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana yang telah membantu kemudahan penulis dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi. 8. Segenap Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan ilmu yang tidak ternilai, dan tidak pernah lelah membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta serta Bapak Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MSc, Ph.D sebagai Pembimbing
ii
Akademik yang juga senantiasa mengingatkan dan mengarahkan penulis semasa mengikuti perkuliahan hingga penulis menyelesaikan skripsi. 9. Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang tak pernah lelah setiap harinya selalu memberikan semangat, motivasi dan do‟anya. Serta adikku Muhammad Azhar dan Muhammad Farhan Rhamadani. 10. Keluarga Besar Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Sahabat seperjuangan, Laskar Pelangi yaitu, Soraya Nazhiyah, Lani, Annisa Rahmayanti, Ani Rikazah dan Suci Warnasari. Teman-teman kosan yang selalu mengingatkan dan membantu memecahkan solusi Rini Handayani, Wiwi Rosliana, Kiki, Ulfah, Iis, Seli Mauludani, Mutmainah dan Karina. 11. Keluarga Besar Asuransi angakatan 2009 yang tidak pernah lupa untuk mengingatkan dan mengarahkan baik dalam perkuliahan ataupun dalam menyelesaikan skripsi. 12. Teman- teman KKN EL- Fath yang tak pernah letih, untuk memberikan motivasi, dorongan dan do‟anya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sahabat terbaikku agiz dan khususnya teman-teman seperjuangan dari MAN 2 Serang angkatan 2009 terutama yang berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu mengingatkan, selalu sabar mendengarkan keluhan dan memberikan solusi dalam pembuatan skripsi. 13. Seluruh rekan-rekan penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, dan telah memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
Akhir kata hanya kepada Allah jualah penulis memanjatkan doa, semoga Allah memberikan balasan berupa amal yang berlipat kepada mereka, atas dorongan, dukungan, dan kontribusi mereka, penulis hanyalah hamba yang dhaif. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi orang banyak. Amin.
Jakarta,
April 2014
CHOIRUN NISSA
iv
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR ............................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................... v DAFTAR TABEL................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1 B. Batasan dan Perumusan Masalah .................................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 7 D. Tinjauan (Review) Kajian Pustaka .................................................................. 8 E. Metode Penelitian............................................................................................ 11 F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 15
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Zakat .................................................................................. 17 B. Pemanfaatan dan Pendayagunaan Zakat ......................................................... 21
v
C. Pola Penyaluran Zakat..................................................................................... 26 D. Peningkatan Ekonomi Keluarga ...................................................................... 31
BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS A. Profil BAZNAS ............................................................................................... 39 B. Program Pemberdayaan BAZNAS ................................................................. 47
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA A. Program Beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana .............................................. 51 B. Penyaluran BAZNAS Terhadap Penerima Program SKSS ............................ 57 C. Realisasi Pada Penerima Program SKSS BAZNAS ....................................... 65 D. Analisis Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga ....................................... 67
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................................... 77 B. Saran ................................................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1Susunan Kepengurusan BAZNAS ................................................................... 42 Tabel 2 Mekanisme Seleksi dan Evaluasi .................................................................... 59
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Pengurus BAZNAS ....................................................................... 41 Gambar 2 Mekanisme Pencairan Dana ........................................................................ 62 Gambar 3 Pekerjaan Orang Tua ................................................................................... 68 Gambar 4 Pendapatan Per bulan .................................................................................. 70 Gambar 5 Tabungan Keluarga ..................................................................................... 72 Gambar 6 Jumlah Tanggungan Keluarga ..................................................................... 73
viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar. Kemiskinan terjadi karena adanya kelangkaan kebutuhan dasar ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kebutuhan dasar yang dimaksud meliputi makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kurang kemampuan itulah yang bisa menyebabkan banyaknya terjadi kekurangan gizi, pendidikan yang rendah, cepat terkena macam-macam penyakit, pengangguran dan tidak bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Karena hal-hal itu juga kemiskinan bisa mengakibatkan tindakan sosial secara negatif. Seperti pencurian, kecendrungan berperilaku anti sosial, rentan diajak melakukan kriminal dan mereka bisa melakukan apa saja agar mendapatkan imbalan uang. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2012 mencapai angka kemiskinan 29,13 juta orang atau 11,96% dan mengalami penurunan angka kemiskinan pada September 2012 mencapai 28,59 juta orang atau sebesar 11,66 %.1 Sedangkan garis kemiskinan menurut kebutuhan makanan dan minuman digunakan ukuran sebesar 2.100 kalori per hari. Garis kemiskinan merupakan batasan pendapatan tertentu untuk meng1
Badan Pusat Statistik (BPS) “Kemiskinan” di akses pada tanggal 11 November 2013 dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat= 1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=23¬ab=1.
1
2
golongkan kategori miskin atau tidak miskin. Penetapan garis kemiskinan juga untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk, semakin tinggi garis kemiskinan maka semakin sedikit jumlah golongan miskin dan semakin sejahtera sebuah negara. Semua orang menginginkan kehidupan berkecukupan dan melakukan pengumpulan kekayaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain kebutuhan konsumsi, biasanya pihak kepala keluarga harus mengatur untuk kebutuhan yang lain. Seperti pendidikan anak, kesehatan keluarga, tabungan dan kebutuhan untuk masa yang akan datang. Kebutuhan semakin lama semakin banyak yang diinginkan, sehingga nilai dari yang diinginkan juga semakin tinggi dan ditambah lagi dengan kehidupan yang semakin canggih. Sehingga kebutuhan yang diinginkan juga bertambah sulit untuk didapatkan. Dalam upaya mengentaskan kemiskinan, maka keluarga harus mengetahui caranya untuk bertahan hidup. Salah satu yang menjadi permasalahan dalam keluarga adalah pendidikan. Karena ketidakmampuan untuk membiayai pendidikan, mustahik lebih memilih tidak meneruskan pendidikannya dan mencari pekerjaan. Padahal pendidikan saat ini sangat dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan. Pendidikan dibutuhkan untuk mengembangkan potensi manusia, sehingga menjadi manusia cerdas, berilmu dan terampil di kehidupan mendatang. Adanya beasiswa pendidikan untuk memberikan kemudahan kepada keluarga fakir miskin agar salah satu keluarganya bisa meningkatkan kesejahteraan sehingga di masa depan mereka tidak takut menghadapi kerasnya kehidupan.
3
Zakat adalah salah satu nama yang diberikan untuk harta yang dikeluarkan oleh seorang manusia sebagai hak Allah Swt yang diserahkan kepada mustahik2. Allah telah mewajibkan zakat kepada kaum muslimin melalui Al-Qur‟an dan hadits. Sebagian zakat yang disalurkan dari pendapatan muzakki3 kepada mustahik dapat meningkatkan kesejahteraan salah satunya untuk memenuhi kebutuhan dasar. Sehingga kebutuhan dasar itu akan mempengaruhi sektor-sektor produksi dan konsumsi masyarakat terhadap permintaan barang dan jasa. Hal inilah yang akan meningkatkan efesiensi alokasi dalam perekonomian. Jika ibadah zakat dijalankan maka pengemis yang berkeliaran di jalan-jalan, anak yang harus putus sekolah karena tidak adanya biaya, anak yatim terlantar, perumahan kumuh dan seterusnya akan dapat terpenuhi dari dana zakat. Dalam pendekatan birokratik dan juga politik misalnya, telah muncul Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat di Indonesia. Atas dasar UndangUndang itu, telah banyak instruksi dan bahkan juga contoh-contoh yang diberikan oleh pemerintah untuk menjadikan zakat ini sebagai gerakan sosial.4 Salah satu peneliti zakat mengatakan bahwa sebenarnya potensi dana zakat yang ada di Indonesia ini sangat besar yaitu mencapai 200 triliun. Sementara itu, dana yang telah dihimpun mencapai 1,8 triliun. Fakta ini menunjukkan betapa perlunya untuk sadar akan kewajiban membayar zakat baik muzakki, sebagai orang yang memberikan zakat dan lembaga zakat sebagai pihak pengelola dana
2
Orang yang menerima zakat Orang yang membayar zakat 4 Didin Hafidhuddin dkk, The Power Of Zakat Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara,( Malang : UIN Malang Press, 2008, Cet. Pertama) h. 4-5 3
4
tersebut. Tujuannya adalah untuk dapat mendistribusikan zakat secara benar dan tepat sasaran.5 Riset terbaru yang dilakukan oleh BAZNAS dan Fakultas Ekonomi Dan Manajamen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) pada 2011. Dari riset ini terungkap, potensi zakat nasional mencapai angka 3,40% dari PDB, atau tidak kurang dari Rp217 triliun.6 Pelayanan lembaga zakat harus memudahkan akses para mustahik untuk memperoleh hak-haknya dari dana zakat. Sekaligus juga dibutuhkan dukungan dari para muzakki, baik perorangan maupun lembaga/badan usaha agar menyalurkan zakat, infak dan sedekah yang lebih besar guna mendukung program-program lembaga zakat.7 Dengan adanya program-program lembaga zakat yang mendukung untuk mengembangan potensi mustahik, salah satunya dari aspek pendidikan untuk menunjang masa depan. Maka mustahik tidak perlu mengkhawatirkan berapa banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan sedangkan pendapatan belum tentu memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudahan adanya program-program yang mendukung mustahik ini, dapat mengurangi beban mustahik. Salah satu lembaga pengelolaan zakat yang telah menyalurkan dananya kepada mustahik adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). BAZNAS merupakan badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah 5
Irfan Syauki Beik,”Peran Lembaga Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan”, Kompas, (Jakarta), 24 September 2012 6 BAZNAS, “Potensi Zakat Nasional”, Zakat Menyucikan Harta dan Jiwa (Mei – Juni 2013, Rajab 1434), h.6 7 Badan Amil Zakar Nasional (BAZNAS) “ Program Lembaga Zakat Untuk Proteksi Penduduk Miskin” di akses pada tanggal 11 November 2013 dari http://www.baznas.or.id/beritaartikel/program -lembaga-zakat-untuk-proteksi-penduduk-miskin/
5
berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 tahun 2001 yang memiliki tugas da fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infak dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional. BAZNAS bertanggung jawab langsung dan memberikan laporan tahunan tentang penghimpunan dan penyaluran ZIS kepada Presiden Republik Indonesia. Berdasarkan hukum tersebut BAZNAS memiliki dua fungsi strategis yaitu sebagai badan amil zakat yang melakukan kegiatan pengumpulan, pengadministrasian dan pendistribusian/ pendayagunaan zakat, infak shadaqah. Dari hasil pengumpulan yang dilakukan oleh BAZNAS, maka BAZNAS melakukan pembuatan program- program pemberdayaan dalam meningkatkan kesejahteraan mustahik. Salah satu upaya yang dilakukan BAZNAS adalah pemberdayaan dalam bidang pendidikan yaitu dengan program satu keluarga satu sarjana. Program Satu Keluarga Satu Sarjana adalah beastudi mahasiswa berprestasi di kampus negeri di seluruh Indonesia. Sesuai namanya program ini mengutamakan mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu tanpa sarjana. Beastudi ini membiayai mahasiswa semester pertama sampai lulus sarjana. Program ini juga ada ikatan dengan dinas kepada setiap penerima untuk menjadi sarjana pelopor pemberdayaan masyarakat di desanya.8 Program ini merupakan kontribusi yang dilakukan oleh BAZNAS untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Dengan adanya bantuan pendidikan dari BAZNAS, dapat meringankan beban keluarga fakir miskin. Sehingga pendapatan keluarga bisa di hemat untuk kebutuhan yang lain. 8
Lembaga Badan Amil Zakat Nasional “Satu Keluarga Satu Sarjana” di akses pada tanggal 11 November 2013 dari http://pusat.baznas.go.id/satu-keluarga-satu-sarjana/
6
Dari permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kontribusi BAZNAS Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga Fakir Miskin Pada Waktu Penerimaan Program Satu Keluarga Satu Sarjana.”
B.
Batasan dan Rumusan Masalah 1.
Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas dan fokus pada penulisan skripsi, maka penulis dapat memfokuskan dan membatasi pembahasan hanya dalam ruang lingkup pada kontribusi BAZNAS program satu keluarga satu sarjana, penyaluran yang dilakukan BAZNAS baik melalui Universitas kepada penerima program SKSS, sasaran pada penerima program satu keluarga satu sarjana, adanya peningkatan ekonomi keluarga sebelum menerima program dan pada waktu menerima program satu keluarga satu sarjana. 2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mempermudah pembahasan yang akan diteliti. Penulis merumuskannya sebagai berikut : a.
Bagaimana penyaluran zakat yang dilakukan BAZNAS melalui program Satu Keluarga Satu Sarjana?
b.
Apakah dana yang diberikan BAZNAS sudah tepat sasaran pada penerima program SKSS?
c.
Bagaimana peningkatan ekonomi keluarga fakir miskin sebelum dan pada waktu penerimaan program Satu Keluarga Satu Sarjana?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah : a.
Untuk mengetahui penyaluran yang dilakukan BAZNAS melalui program Satu Keluarga Satu Sarjana.
b.
Untuk mengetahui dana yang diberikan BAZNAS sudah tepat sasaran pada penerima program Satu Keluarga Satu Sarjana.
c.
Untuk mengetahui adanya peningkatan ekonomi keluarga fakir miskin sebelum dan pada waktu penerimaan program Satu Keluarga Satu Sarjana. 2.
Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, dapat membuat pencerahan bagi pihak-pihak terkait : a.
Bagi Praktisi Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi BAZNAS atau
pihak terkait yang di dalamnya untuk meningkatkan mutu yang lebih baik, demi kesejahteraan masyarakat sehingga tidak ada lagi kemiskinan dan bisa meningkatkan perekonomian negara. b.
Bagi Akademisi Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan pengetahuan tentang
zakat dan ekonomi syariah di tempat penulis menuntut ilmu. Sehingga penulis bisa memberikan manfaat bagi para pencari ilmu.
8
c.
Bagi Masyarakat Diharapkan dapat memberikan tambahan nilai kesejahteraan agar selalu
menyadari kewajiban untuk berzakat dari harta yang kita dapatkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan aktivitas perekonomian serta pendidikan.
D. Tinjauan (Review) Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah untuk mendapatkan gambaran hubungan topik yang akan diteliti dengan peneliti sejenis yang pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya sehingga tidak ada pengulangan yang tidak perlu. Uraian berikut akan memaparkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, sehingga menjadi jelas bagaimana penelitian ini penting dilakukan. 1.
Asep Jaenudin9 dengan judul skripsi “Zakat Untuk Pemberdayaan Pendidikan (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Post Keadilan Peduli Ummat Pusat)” tahun 2011. Penelitian membahas mengenai pemberdayaan dana zakat dalam sektor pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sistem penghimpunan, pengelolaan dan pemberdayaan dalam mendayagunakan dana zakat untuk pendidikan serta mengetahui bagaimana pengaruh dana zakat pendidikan terhadap mustahik. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan mendapatkan data atau informasi melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan.
9
Asep Jaenudin,”Zakat Untuk Pemberdayaan Pendidikan (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Post Keadilan Peduli Umat Pusat),”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)
9
2.
Alfianah Nuraini putri10 dengan judul skripsi “Pendistribusian Dana Bantuan BAZIS Dan Hubungannya Dengan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SLTA Di Wilayah Jakarta Utara” tahun 2011. Penelitian ini membahas tentang bantuan penyaluran dana yang dilakukan BAZIS Jakarta Utara untuk memberikan motivasi belajar siswa sehingga adanya perubahan peningkatan yang signifikan antara nilai siswa sebelum dan sesudah menerima beasiswa dari BAZIS. Metode yang dilakukan pendekatan kuantitatif dengan memakai statistik melalui wawancara pihak BAZIS kemudian observasi dan penyebaran kuesioner. Sehingga prestasi belajar siswa SLTA ditentukan oleh pendistribusian dana BAZIS sebanyak 32,3% dan 67,7% lagi ditentukan oleh faktor lain.
3.
Muhammad Bukhori11 dengan judul skripsi “Efektifitas Penyaluran Dana Beasiswa Etos Di Dompet Dhuafa Republika” tahun 2011. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengawasan DPS terhadap produk penyaluran dana beasiswa etos di Dompet Dhuafa Republika sudah berjalan efektif dan langkah-langkah pengawasan DPS terhadap penyaluran dana etos. Dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dan dalam pengumpulan data digunakan wawancara serta observasi langsung ke Dompet Dhuafa Republika. Dari hasil penelitian ini menyatakan, efektifitas pengawasan DPS terhadap produk peyaluran dana beasiswa etos di Dompet
10
Alfianih Nuraini Putri,”Pendistribusian Dana Bantuan BAZIS dan Hubungannya Dengan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SLTA di Wilayah Jakarta Utara,”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) 11 Muhammad Bukhori,” Efektifitas Penyaluran Dana Beasiswa Etos Di Dompet Dhuafa Republika,”(Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2011)
10
Dhuafa Republika menggunakan pengawasan internal dan eksternal, yang mana hasil pengawasan tersebut berupa laporan dari lembaga yang bersangkutan yang dibuat oleh tim edit auditor independen dan setelah itu langsung di laporkan ke DPS. 4.
Ramadhen Dewi Respaningrum12 dengan judul skripsi “Manajamen Pendayagunaan Zakat, Infak dan Shadaqah Melalui Program Beasiswa Mandiri (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid Semarang Tahun 2012)” tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan istrumen observasi, dokumentasi dan wawancara. Dari hasil penelitian ini merupakan bentuk aplikasi pendayagunaan dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS) di bidang pendidikan yang merupakan bagian tugas lembaga yang peka terhadap generasi muda saat ini. Selain itu, program ini juga pemandirian bagi mahasiswa untuk dapat melatih diri menghadapi masa depan dan masyarakat yang memerlukan kepekaan atu kepedulian dari para generasi muda saat ini melalui bekal keilmuan intelektualitas serta wawasan yang dimiliki dalam rangka mewujudkan masyarakat yang mandiri.
5.
Irfan Syauqi Beik13, dengan judul Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus Dompet Dhuafa Republika. Penelitian ini mengenai upaya pengurangan tingkat kemiskinan sehingga bisa diketahui jumlah 12
Ramadhen Dewi Respaningrum, “Manajamen Pendayagunaan Zakat, Infak dan Shadaqah Melalui Program Beasiswa Mandiri (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid Semarang Tahun 2012),” (Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2012) 13 Irfan Syauqi Beik, “Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus Dompet Dhuafa Republika,”Zakat dan Empowering Jurnal Pemikiran dan Gagasan volume 2 (Jumadil Tsani 1430/ Juni 2009), h. 76
11
persentase keluarga miskin, serta mengurangi kedalaman dan keparahan kemiskinan. Penelitian ini menggunakan metode ekonometrika dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan penerimaan dan pengeluaran. Waktu/ Tempat penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2008, lokasi di wilayah DKI Jakarta. Sedangkan penelitian skripsi ini membahas mengenai “Kontribusi BAZNAS Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga Fakir Miskin Melalui Program Satu Keluarga Satu Sarjana”. Penelitian ini untuk mengetahui adanya peningkatan ekonomi setelah mahasiswa penerima program SKSS diberi dana. Dengan adanya pemberian dana untuk pendidikan S1 maka berkurangnya pengeluaran keluarga sehingga dana yan dikeluarkan akan tersimpan atau habis terpakai untuk kebutuhan yang lain. Selain itu penulis juga ingin mengetahui mekanisme yang dilakukan BAZNAS dalam penyalurannya. Sehingga penyalurannya sudah tepat sasaran. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan pengumpulan data berupa kepustakaan dan penelitian lapangan.
E. Metode Penelitian 1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif, yaitu pengumpulan data yang berupa kata-kata, gambaran dan bukan angka-angka.14 Adapun data yang bersifat angka hanya dijadikan sebagai
14
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet.kedua, hal. 11
12
data pelengkap penelitian. Data yang sudah dikumpulkan, diolah dan dijelaskan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dengan demikian penelitian ini dapat memberikan gambaran sistematis dan akurat mengenai fenomena yang diteliti. Penelitian analisis merupakan penelitian yang ditujukan untuk meneliti secara terperinci suatu aktifitas atau kejadian, dan hasil dari penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.15 Pada penelitian ini, mengalami kelemahan yang berupa tidak adanya data yang tertulis angkatan tahun 2008. Dan banyaknya responden yang tidak bisa dihubungi. 2.
Teknik Pengumpulan Data
a.
Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang akan membantu pengetahuan dengan bantuan berupa buku- buku, majalah, catatan, dokumen- dokumen atau website yang memang perlu diketahui si peneliti. b.
Penelitian Lapangan
Penelitian ini dilakukan langsung ke lapangan dengan mendatangi kantor pusat Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang terletak di Jl. Kebon Sirih Raya No.57, Jakarta Pusat – 10340 Indonesia. Serta langsung bertemu dengan sebagian penerima beasiswa dan 3 universitas bidang kemahawiswaan untuk melakukan wawancara dan observasi langsung. Dari hasil penelitian, penulis mendapatkan data dengan cara berikut:
15
Moh Nazir, Metode Penelitian (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999), cet.kelima, hal.54
13
1)
Dokumenter Untuk melakukan penelitian ini dibutuhkan dokumen-dokumen BAZNAS
yang berhubungan dengan program satu keluarga satu sarjana, dan data penerima beasiswa untuk dipelajari agar memudahkan penelitian. 2)
Wawancara Wawancara adalah Tanya jawab secara tatap muka yang dilakukan oleh
pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini peneliti melakukan tanya jawab langsung kepada pihak pertama pelaksana program SKSS BAZNAS di kantor pusat BAZNAS. Pihak kedua, Universitas bidang kemahasiswaan yaitu Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta langsung datang ke kantor Administrasi UIN, IAIN Walisongo bertemu untuk wawancara di Wisma UIN dan IAIN Palangkaraya wawancara melalui telephone. Sedangkan Pihak ketiga penerima beasiswa ada face to face, email, sms dan telephone. 3)
Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan tertulis kepada responden yang telah menerima beasiswa program satu keluarga satu sarjana dan pihak yang menyalurkan dana. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data secara efesien dan juga cocok untuk digunakan. Kuesioner yang digunakan tidak membatasi jawaban dari narasumber.
14
3.
Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data, yaitu : a.
Data Primer Data primer adalah data pokok yang di dapat dari responden dengan cara
wawancara dan observasi langsung. Data yang dipeoleh adalah data penerima beasiswa program satu keluarga satu sarjana, data penyaluran zakat dan data yang berhubungan dengan BAZNAS dan Universitas terkait. b.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang di ambil dengan cara membaca literatur
kepustakaan, internet, media cetak, jurnal dan lain- lain. Yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. 4.
Objek Pengambilan Sampel
Objek dalam penelitian ini adalah penerima program satu keluarga satu sarjana (SKSS). Untuk program SKSS ada dua angkatan yang sudah dijalankan, yaitu angkatan 2008- 2011 dan 2011- 2014. Untuk angkatan 2008 penulis hanya mendapatkan 5 responden, sedangkan untuk angkatan 2011-2014 penulis dapat wawancara 45 responden, jadi total 50 responden dari lima Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta totalnya 10 responden 7 responden dari angkatan 2011 dan 3 responden yang sudah lulus, STAIN Manado 10 responden dari angkatan 2011, IAIN Walisongo 10 responden dari angkatan 2011, STAIN Palangkaraya 8 responden dari angkatan 2011 dan 2 orang yang sudah lulus, dan IAIN Raden Fatah Palembang 10 responden dari angkatan
15
2011. Penelitian yang dilakukan menggunakan random sampling yaitu metode yang boleh digunakan apabila populasi yang diteliti adalah homogen.16 5.
Pedoman Penulisan
Pedoman skripsi ini menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Press, 2012”.
F.
Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan ini dilakukan penulis dibagi menjadi lima bab
pembahasan, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan (review) kajian terdahulu, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan teori mengenai pengertian kontribusi, kajian zakat, pemanfaatan dan pendayagunaan zakat, pola penyaluran zakat dan peningkatan ekonomi keluarga. BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai profil BAZNAS dan program pemberdayaan BAZNAS. 16
B.Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, ( Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2006, Cet. Edsi Revisi) h. 188
16
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai , program beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana, hasil penyaluran BAZNAS terhadap penerima program SKSS, realisasi penerima program SKSS BAZNAS dan analisis terhadap peningkatan ekonomi keluarga. BAB V PENUTUP Bab penutup ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Tentang Zakat 1.
Konsep Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu albarakatu „keberkahan‟, al-namaa „pertumbuhan dan perkembangan‟, ath-thaharatu „kesucian‟, dan ash-shalahu „keberesan‟.1 Sedangkan secara istilah, zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.2 Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan pengertian menurut istilah, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan beres (baik).3 Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan (mensucikan harta) menurut perintah Allah sesuai dengan waktu dan kadar tertentu yang dianjurkan melalui Al-Qur‟an dan hadits. Zakat terdiri dari dua macam : a.
Zakat mal, yaitu zakat yang diwajibkan atas harta berdasarkan syarat-syarat tertentu
1
Dididn Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern (Jakarta: Gema Insani,2002, Cet. Pertama), h. 7 2 Majma Lughah al-„Arabiyyah, al-Mu‟jam al-Wasith, (Mesir : Daar el-Ma‟arif, 1972), Juz I h 396 3 Dididn Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, h. 7
17
18
b.
Zakat Fitrah, yaitu zakat yang wajib dibayarkan pada bulan Ramadhan. Terkadang zakt fitrah disebut dengan zakat badan atau sedekah fitrah.4 2.
Dasar Hukum
Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Karena nilainya yang sangat penting di dalam agama Islam. Allah telah mewajibkan zakat kepada kaum muslimin melalui Al-Qur‟an dan As-Sunnah. a.
Surat At-Taubah (009) ayat 103 tentang zakat
(103 / 009 : ) التّىبة
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. b.
Hadits Zakat Anas r.a. berkata, “Seseorang dari bani Tamim mendatangi Rasulullah saw.,
lalu berkata, „Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki harta yang banyak, keluarga, dan tamu-tamu. Katakanlah kepadaku, apa yang harus aku lakukan dan bagaimana aku menginfakkan hartaku. Rasulullah saw. bersabda :
ّق َح َ ف ُ ِك وَ َتعْر َ َل أَقْ ِربَاء ُص ِ َك وَت َ طهِ ُر َ ُطهْ َر ٌة ت ُ ك فَإَِّنهَا َ ِن مَال ْ ج ال َّز كَا َة ِم ُ ِخر ً ُت )(روه احمد
.ِن وَالْجَا ِر والسَا ِئل َ ْالْمِسْ ِكي
Artinya ; Engkau mengeluarkan zakat hartamu karena zakat itu menyucikanmu, engkau mempererat tali kekerabatanmu, dan engkau mengetahui hak orang miskin, tetangga dan orang yang meminta-minta.
4
Husein Syahatah, Cara Praktis Menghitung Zakat, (Ciputat :Kalam Pustaka, 2005, Cet. Pertama), h.16
19
3.
Syarat- syarat Wajib Zakat
Yusuf Qardhawi mengemukakan beberapa persyaratan agar zakat dapat dikenakan pada harta kekayaan yang dimiliki oleh seorang muslim, yaitu : a.
Kepemilikan bersifat penuh. Maksudnya adalah bahwa harta yang dizakatkan berada dalam kepemilikan yang sepenuhnya dari yang memiliki harta tersebut, baik dalam memanfaatkan dalam menikmati hasil dari harta tersebut.
b.
Harta yang dizakatkan bersifat produktif atau berkembang. Harta yang dizakatkan harus memiliki syarat berkembang atau produktif baik terjadi secara sendiri atau karena harta tersebut di manfaatkan. Bila ada harta tidak bisa dimanfaatkan, maka harta tersebut tidak dapat dikenakan wajib zakat.
c.
Harta harus mencapai nisab. Nisab berarti syarat minimum dari jumlah aset yang dapat dikenakan zakat, sesuai dengan ketentuan yang ada pada syariah Islam. Hal ini juga merupakan penegasan bahwa zakat hanya diwajibkan bagi orang muslim yang memang mampu untuk membayar zakat.
d.
Harta zakat harus lebih dari kebutuhan pokok. Maksudnya harta zakat harus lebih dari kebutuhan rutin yang diperlukan agar dapat melanjutkan hidupnya secara wajar.
e.
Harta zakat harus bebas dari sisa utang. Maksudnya harta yang dizakatkan harus bebas dari sisa utang. Dalam Islam, hak seseorang yang meminjamkan utang harus di dahulukan terlebih dulu dibandingkan dengan golongan yang menerima zakat.
20
f.
Harta aset harus berada dalam kepemilikan selama setahun penuh (haul).5 4.
Hikmah dan Manfaat Zakat
Kewajiban menunaikan zakat merupakan sesuatu yang demikian tegas dan mutlak. Karena di dalam ajaran Islam, hal ini terkandung hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan muzakki, mustahik, harta benda yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Hikmah dan manfaat tersebut adalah : a.
Sebagai perwujudan iman kepada Allah, mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan memiliki rasa kepedulian yang tinggi, menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus mengembangkan dan menyucikan harta yang dimiliki.
b.
Zakat merupakan hak bagi mustahik. Maka berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka, terutama golongan fakir miskin ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera.
c.
Salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat Islam.
d.
Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, karena zakat tidak akan diterima dari harta yang di dapatkan dengan cara yang batil. Zakat mendorong umat Islam untuk menjadi muzakki yang sejahtera hidupnya.
e.
Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola dengan baik
5
Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis dan Praktis (Jakarta :Kencana, 2010, Cet. Pertama), h. 296-298
21
dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan.6
B.
Pemanfaatan dan Pendayagunaan Zakat Berikut ini adalah penjelasan mengenai pemanfaatan dan pendayagunaan
zakat: 1.
Pemanfaatan Dana Dalam memanfaatkan dana biasanya lembaga sosial yang telah lama
kesulitan pendanaan, dengan cepat akan segera memanfaatkan dana yang ditawarkan. Yang tak boleh di abaikan adalah status asal usul dana. Biasanya lembaga sosial yang telah lama kesulitan pendanaan, dengan cepat akan segera memanfaatkan dana yang ditawarkan. Bahkan ada lembaga yang tidak pernah ragu untuk memenuhi apa yang dibutuhkan pihak donor, demi mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk operasional dan kegiatan lembaganya. Perhatikan syarat-syarat yang diajukan. Bila persyaratannya tidak menyulitkan lembaga, tidak merugikan pihak penerima, bantuan dana dapat segera diambil. Bila persyaratan itu merugikan, hindari dana yang ditawarkan. Hindari pula dana pinjaman dengan sistem bunga. Jangan hiraukan dana yang diberikan dengan persyaratan tertentu, seperti kewajiban untuk mengirim berbagai informasi sesuai yang diperlukan pihak pemberi donor.7 Jadi memanfaatkan dana juga perlu diperhatikan, sehingga dana yang
6
Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah & Bertambah ( Jakarta : Gema Insani, 2007 , Cet. Pertama), h. 69-71 7 Eri Sudewo, Manajamen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar (Ciputat : Institut Manajamen Zakat, 2004, Cet. Pertama), h. 218-219
22
dimanfaatkan bisa tercover dengan baik oleh penerima manfaat. Pemanfaatan zakat dapat digolongkan dalam empat kategori, yaitu : a.
Zakat konsumtif tradisional, kategori ini zakat dapat dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan. Seperti zakat fitrah yang diberikan langsung kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta yang diberikan kepada korban bencana alam.
b.
Zakat konsumtif kreatif, kategori ini zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula seperti bentuk alat-alat sekolah, beasiswa dan ain-lain.
c.
Zakat produktif tradisional, zakat yang diberikan dalam bentuk barangbarang produktif. Misalnya kambing, sapi, mesin jahit, alat-alat pertukangan dan sebagainya.
d.
Zakat produktif kreatif, pendayagunaan zakat yang diwujudkan dalam bentuk modal yang dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu proyek sosial maupun untuk membantu atau menambah modal orang pedagang atau pengusaha kecil.8
2.
Pendayagunaan Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti manfaat, adapun
pengertian pendayagunaan sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu: pengusaha agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat, pengusaha (tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan tugas dengan baik. Maka dapat 8
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Jakarta : UI-Press, 1988, Cet. Pertama) h.62-63
23
disimpulkan bahwa pendayagunaan adalah bagaimana cara atau usaha dalam mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar serta lebih baik. 9 Berikut ini adalah persyaratan dilakukannya pengumpulan untuk mustahik : a.
Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut : 1)
Hasil pendataan dan penelitian kebenaran mustahik delapan asnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil
2)
Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi ketentuan kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan
3) b.
Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing
Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha yang produktif dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut : 1)
Apabila pendayagunaan zakat untuk mustahik delapan asnaf sudah terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan
c.
2)
Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan
3)
Mendapat persetujuan tertulis dari Dewan Pertimbangan
Prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha produktif ditetapkan sebagai berikut : 1)
Melakukan studi kelayakan
2)
Menetapkan jenis usaha produktif
3)
Melakukan bimbingan dan penyuluhan
9
Manajamen Dakwah “Pengertian Pendayagunaan Zakat” artikel ini diakses pada tanggal 26 januari 2013 dari http://md-uin.blogspot.com/2009/06/pengertian-pendayagunaan-zakat_17. html
24
3.
4)
Melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan
5)
Mengadakan evaluasi
6)
Membuat laporan 10
Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu konsep dalam upaya
menjadikan adanya kekuatan atau kekuasaan (power) pada seseorang/ individu atau kelompok. Pemberdayaan bertujuan untuk memberikan suatu power atau keberdayaan bagi pihak yang diuntungkan. Pemberdayaan berhubungan dengan upaya untuk merubah kemampuan seseorang, keluarga atau kelompok dari keadaan tidak memiliki kemampuan/ kekuatan/keberdayaan menuju keadaan yang lebih baik.11 Karena itu, lembaga zakat membuat program pemberdayaan agar penyaluran dana zakat, infak dan sedekah bisa tersalurkan dengan baik. Program pemberdayaan masyarakat adalah salah satu pilihan alternatif bagi lembaga amil zakat dalam mengelola dana zakat yang dihimpun dari masyarakat secara produktif. Sukses tidaknya pelaksanaan program tersebut bergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Program pemberdayaan masyarakat agar menjadi terencana dan tepat sasaran sangat tergantung pada tujuan dan proses. Bila program tersebut bertujuan untuk melayani kebutuhan dan memperkuat pemberdayaan masyarakat, maka pelaksanaan program hendaknya berorientasi pada program.12
10
Direktorat Pemberdayaan Zakat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI ,Pedoman Zakat 9 seri,(Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Zakat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2006), h 295h.296 11 Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik Pemberdayaan Ekonomi (Ciputat : Wahana Kardofa FAI UMJ, 2012, Cet. Pertama), h.223-225 12 Noor Aflah, Arsitekrur Zakat Indonesia, h. 156-158
25
4.
Pendamping Masyarakat Pendampingan dilakukan secara intensif di lokasi wilayah sasaran, sampai
kelompok sasaran mengalami transformasi kesadaran untuk berubah dengan sumber daya dari mereka sendiri. Karena program ini merupakan bentuk dari pembagian zakat kepada mustahik. Beberapa tahap pendampingan: 1)
Tahap perintisan dan penumbuhan Proses menumbuhkan rasa saling percaya antar anggota kelompok, serta
membangun konsensus-konsensus atau komitmen bersama.13 Maksudnya dalam tahap ini kita harus sadar dalam pentingnya menumbuhkan kehidupan kebersamaan. Yaitu pentingnya hidup berkelompok, pencatatan, pembuatan kelayakan usaha, pengelolaan dan sebagainya. 2)
Tahap Penguatan Dalam tahap ini, terjadi beberapa penguatan yang perlu dilakukan. Salah
satunya adalah penguatan usaha, manajamen organisasi dan penguatan permodalan.14Maksud dari tahap ini adalah setelah dilakukan tahap pertama yaitu tahap perintisan. Maka dilakukanlah tahap penguatan, agar mempermudah untuk tahap selanjutnya dalam penanganan usaha yang akan dilakukan. 3)
Tahap Pemandirian Dalam tahap pemandirian, masyarakat mitra program pengembangan
diharapkan telah memiliki kemampuan untuk memastikan usaha mereka tetap stabil dan memiliki produk bermutu yang telah memenuhi standar.15
13
M.Arifin Purwakananta & Noor Aflah, Southeast Asia Zakat Movement, (Jakarta : FOZ, 2008, Cet. Pertama) h. 253-254 14 Noor Aflah, Arsitekrur Zakat Indonesia, h. 176 15 Ibid., h. 177
26
C.
Pola Penyaluran Zakat 1.
Pola Tradisional (Konsumtif)
Pola tradisional yaitu penyaluran bantuan dana zakat diberikan langsung kepada mustahik. Dengan pola ini penyaluran dana kepada mustahik tidak disertai target, adanya kemandirian kondisi sosial maupun kemandirian ekonomi (pemberdayaan). Hal ini dilakukan karena mustahik yang bersangkutan tidak mungkin lagi bisa mandiri seperti pada para orang tua (jompo), orang yang cacat dan lain-lain.16 Jadi, pola ini penyalurannya langsung diberikan kepada mustahik dan dana yang diberikan dapat dimanfaatkan langsung oleh mustahik. 2.
Pola Kontemporer (Produktif)
Pola produktif adalah pola penyaluran dana zakat kepada mustahik yang ada dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan aktifitas suatu usaha/ bisnis. Pola penyaluran secara produktif (pemberdayaan) adalah penyaluran zakat atau dana lainnya yang disertai target merubah keadaan penerima (lebih dikhususkan kepada mustahik golongan fakir miskin) dari kondisi kategori mustahik menjadi kategori muzakki.17 Pola ini, dilakukan untuk mengembangkan usahanya sehingga dana yang diberikan bisa mencukupi untuk kebutuhan keluarga dan meningkatkan pola hidupnya. Penyaluran yang dilakukan yaitu : a.
Dana zakat yang telah dikumpulkan wajib disalurkan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan hukum Islam.
16
Lili Bariadi, dkk, Zakat & Wirausaha (Jakarta : CV. Pustaka Amri, 2005, Cet. Pertama),
17
Ibid., h.35
h.34
27
b.
Penyaluran zakat kepada mustahik harus bersifat hibah (bantuan) dan harus memperhatikan skala prioritas kebutuhan mustahik di wilayah masingmasing.
c.
Penyaluran dana zakat dapat bersifat bantuan sesaat, yaitu membantu mustahik dalam menyelesaikan atau mengurangi masalah yang sangat mendesak/darurat.
d.
Penyaluran dana zakat dapat bersifat bantuan pemberdayaan, yaitu membantu mustahik untuk meningkatkan kesejahteraannya.18
3.
Orang yang Berhak Menerima Zakat Allah telah menetapkan orang-orang yang berhak menerima zakat telah
disebutkan dalam Al-Qur‟an pada surat At-Taubah ayat 60, yaitu :
(60 / 009 : ) التّىبة
Artinya : “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana”.
18
Direktorat Pemberdayaan Zakat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI ,Pedoman Zakat 9 seri, h 295
28
Berikut ini adalah orang yang berhak menerima zakat sebagaimana yang telah diterangkan ayat diatas: a.
Fakir dan Miskin Fakir adalah orang yang lemah, akan tetapi ia menghalangi dirinya dari
meminta-minta. Sedangkan Miskin adalah orang yang masih bisa memenuhi kebutuhan hidupnya akan tetapi kurang sempurna.19 Menurut Yusuf Qardhawi yang di kutip dari Mazhab Maliki dan Hanbali yang dimaksud dengan mencukupi bagi fakir miskin ialah yang mempunyai bekal cukup setahun. Sedangkan menurut mazhab Syafi‟i, harus dapat mencukupi seumur hidup, yaitu batas umum pada umumnya di negeri itu.20 Besarnya dana zakat yang diberikan kepada fakir miskin yaitu : 1)
Fakir miskin itu diberi zakat secukupnya, dan tidak ditentukan menurut besarnya harta zakat yang diperoleh.
2)
Fakir miskin itu diberi dalam jumlah tertentu dan besar kecilnya disesuaikan dengan bagian mustahik lain. Bagi fakir dan miskin yang tidak dapat bekerja atau menjalankan usaha
dapat diberikan zakat secara konsumtif, sementara jika mempunyai usaha dapat diberikan dalam bentuk peralatan yang sesuai dengan keahlian dan usahanya atau alam bentuk modal kerja. Dengan kata lain mereka berhak atas zakat sampai mereka dinyatakan mampu.21
19
Noor Aflah, Arsitektur Zakat Indonesia Dilengkapi Kode Etik Amil Zakat Indonesia, h.
184, 185 20
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa, 2004, Cet. Ketujuh),
h. 514 21
Taufiqullah, Akuntansi Zakat Kontemporer (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003, Cet. Pertama), h. 174
29
b.
Amil Zakat Amil zakat adalah orang yang ditunjuk oleh imam atau wakilnya
(pemerintah) untuk mengumpulkan zakat dari orang-orang kaya.22 Mengurusi zakat meliputi : menggalang/ menjaga/ memilah-milahnya, mengumpulkan, menuliskan dalam laporan, menghitung persaldoannya, mengawasinya, memindahkan, mengelola dan membaginya, dan lain-lain.23 Syarat amil zakat adalah orang Islam dan ia tidak termasuk orang yang haram menerima zakat. Sesungguhnya zakat amil adalah sebagai upah atas kerjanya.24 c.
Muallaf Muallaf adalah mereka yang baru masuk Islam. Meskipun begitu, ada
beberapa pengertian mualaf yang perlu diketahui berdasarkan ilmu fikih klasik, yaitu : 1)
Muallaf muslim yang sudah masuk Islam, akan tetapi niat dan imannya lemah. Kondisi ini akan semakin parah bila ia juga lemah secara ekonomi yang dikhawatirkan akan semakin memperlemah imannya.
2)
Muallaf Islam, dimana niat dan imannya dalam Islam sudah cukup kuat, dan juga orang terkemuka dikalangan kaumnya. Kaum yang terkemuka ini biasanya diharapkan akan dapat mempengaruhi pengikutnya atau kaumnya yang lain.
3)
Muallaf yang memiliki kemampuan dalam rangka menangkal tindak kejahatan yang dilaksanakan oleh kaum kafir.
22
Muhammad Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah (Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2009, Cet. Pertama), h. 674 23 Noor Aflah, Arsitektur Zakat Indonesia, h. 186 24 Muhammad Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h.674
30
4)
Muallaf yang memiliki kemampuan dalam mengantisipasi tindak kejahatan yang mungkin datang dari para pembangkang wajib zakat.25
d.
Riqab Riqab adalah bentuk jamak dari raqabah. Dalam Al-Qur‟an yang dimaksud
adalah budak. Para ulama mengatakan riqab adalah mukatibun yaitu budak yang membeli dirinya sendiri dari tuannya pada waktu yang sudah ditentukan dengan harta sehingga ia menjadi orang yang merdeka.26 Harta zakat diberikan untuk membeli budak lalu memerdekakannya. e.
Gharimin Gharimin adalah orang-orang yang berutang dan sulit untuk membayarnya.
orang yang berhutang ada macam-macamnya, di antaranya orang yang berutang kepada orang lain hingga harus membayarnya dengan menghabiskan hartanya. Atau orang yang terpaksa berutang karena membutuhkannya untuk keperluan hidup atau membebaskan dirinya dari kemaksiatan. Orang-orang seperti itu boleh menerima zakat yang cukup untuk melunasi utang.27 f.
Fisabilillah Sabilillah artinya jalan yang menyampaikan pada ridha Allah, baik akidah
maupun perbuatan. Sabilillah adalah kalimat yang bersifat umum, mencakup segala amal perbuatan ikhlas, yang dipergunakan untuk bertakarrub kepada Allah, dengan melaksanakan segala perbuatan wajib, sunat dan bermacam kebajikan lainnya.28
25
Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, h. 301-302 Noor Aflah, Arsitektur Zakat Indonesia, h. 188 27 Al- Furqon Hasbi, 125 Masalah Zakat, (Solo: Tiga Serangkai, 2008, Cet. Pertama)h. 179 28 Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, h. 610 26
31
g.
Ibnu Sabil Ibnu Sabil adalah musafir yang pergi dari suatu negara ke negara lain. Sabil
artinya jalan. Dan menasabkan musafir kepada sabil karena seorang musafir biasanya terus menerus berada dijalan. Dan yang dimaksud dengan ibnu sabil adalah ibnu sabil yang kehabisan biaya dalam safarnya. Maka, orang yang demikian berhak menerima zakat dan pembiayaan sekedar bisa meluangkannya kembali ke daerah asalnya, walaupun di daerahnya ia orang kaya.29
D.
Peningkatan Ekonomi Keluarga Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan menaikkan atau menaiki.30
Sedangkan pengertian ekonomi secara umum bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber saya material individu, masyarakat dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.31 Sedangkan pengertian keluarga berasal dari bahasa Sansekerta : kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah bersatu. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu 29
Noor Aflah, Arsitektur Zakat Indonesia, h.190 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa, 2008), h.994 31 t.p.,”Pengertian Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli” di akses pada tanggal 26 Januari 2013 http://carapedia.com/pengertian_definisi_ekonomi_menurut_para_ahli_info501.html 30
32
atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicon dan Celis di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.32 Jadi, peningkatan ekonomi keluarga adalah kelompok kecil yang terdiri dari beberapa
anggota
dan
memiliki
satu
hubungan
darah
dalam
proses
mempertahankan kesejahteraan hidup, kepala keluarga atau anggota lain mempunyai tanggung jawab dalam mencukupi kebutuhannya dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi. 1.
Kebutuhan dan Keinginan Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat
mencapai kesejahteraan, bila ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera. Sedangkan keinginan adalah sesuatu tambahan atas kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga manusia tersebut merasa lebih puas.33 Kebutuhan yang tidak terbatas salah satu faktor bahwa masyarakat merasa tidak sejahtera, sehingga bila ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera. 34 Alasannya
32
Gunadarma University “ Pengertian Individu dan Keluarga” artikel ini diakses pada tanggal 26 Januari 2013 dari http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/posted-underuncategorized-e-pengertian-individu-individu-berasal-dari-kata-latin-individuum-yang-artinyatidak-terbagi-individu-menekankan-penyelidikan-kepada-kenyataan-kenyataan-hidup-ya/ 33 Murianto “Kebutuhan dan Keinginan” Artikel ini di akses pada tanggal 10 Januari 2014 dari http://smagapro.blogspot.com/2011/07/kebutuhan-dan-keinginan.html 34 Murianto “Kebutuhan dan Keinginan” Artikel ini di akses pada tanggal 10 Januari 2014 dari http://smagapro.blogspot.com/2011/07/kebutuhan-dan-keinginan.html
33
karena ketidakpuasan dengan benda yang diperoleh. Apabila keinginan dan kebutuhan masa lalu sudah dipenuhi, maka keinginan- keinginan yang baru akan terwujud. Keinginan untuk memperoleh barang dan jasa dapat dibedakan kepada dua bentuk yaitu keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli dan keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli.35 2.
Jenis- jenis Barang Barang yang dibutuhkan manusia dapat dogolongkan dengan banyak jenis-
jenis barang dalam perekonomian, yaitu : a.
Barang ekonomi Barang
ekonomi
adalah
barang
yang
memerlukan
usaha
untuk
memperolehnya contohnya beras, makanan lain dan barang-barang produksi industri. Barang ekonomi dapat dibedakan menjadi barang konsumsi (contoh: makanan, pakaian dan sepeda motor), barang modal (contoh: mesin, peralatan bengkel dan bangunan perkantoran), barang akhir (contoh: roti, kursi dan mobil) dan barang setengah jadi (contoh: tepung gandum, karet dan kelapa minyak sawit). Dalam teori ekonomi terdapat dua cara penggolongan lain, yaitu: 1)
Berdasarkan kepentingan barang dalam kehidupan manusia. Barang-barang tersebut dibedakan kepada barang inferior (contoh: ikan asin dan ubi kayu), barang esensial (contoh: beras, gula dan kopi), barang normal (contoh: baju dan buku) dan barang mewah (contoh: mobil dan emas).
2)
Berdasarkan cara penggunaan barang dalam masyarakat. Barang-barang tersebut dapat dibedakan menjadi barang pribadi (contoh: makanan, pakaian 35
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, Cet. Dua Puluh Enam). h. 5
34
dan mobil) dan barang publik (contoh: jalan raya, lampu lintas dan mercu suar). b.
Barang Cuma-Cuma Sedangkan barang cuma-cuma adalah barang yang dapat dinikmati tanpa
melakukan kegiatan memproduksi seperti udara, oksigen, sinar matahari dan air hujan.36 3.
Faktor-faktor Produksi Faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau
diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: a.
Tanah dan sumber alam, faktor produksi ini terbuat dari alam yang dapat dijadikan modal seperti tanah, berbagai jenis tambang, hasil hutan, air yang dibendung untuk irigasi atau pembangkit tenaga listrik.
b.
Tenaga kerja, faktor produksi ini merupakan tenaga kerja yang meliputi keahlian dan keterampilan yang mereka miliki, yaitu: 1)
Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan.
2)
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dari pelatihan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu dan ahli mereparasi TV dan radio.
36
Ibid,.h. 5-6
35
3)
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonomi dan insinyur.
c.
Modal, faktor produksi ini merupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang mereka butuhkan.
d.
Keahlian keusahawanan, faktor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembang-kan berbagai kegiatan usaha. Keahlian keusahawanan meliputi kemahirannya mengorganisasi berbagai sumber atau faktor produksi tersebut secara efektif dan efesien
sehingga
usahanya
berhasil
dan
berkembang
menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat.37
37
Ibid,.h. 6-7
serta
dapat
36
4.
Konsep Keluarga Sejahtera Konsep keluarga sejahtera menurut UU No. 10 tahun 1992 adalah keluarga
yang dibentuk atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME), memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga
dengan
masyarakat
dan
lingkungannya.
Sedangkan
BKKBN
merumuskan pengertian keluarga sejahtera sebagai keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan anggotanya baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan, sosial dan agama; keluarga yang mempunyai keseimbangan antara penghasilan keluarga dan jumlah anggota keluarga; keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat sekitar, beribadah khusyuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok.38 5.
Pengukuran Kesejahteraan Pengukuran kesejahteraan sering menggunakan pembagian kesejahteraan ke
dalam dua bagian yaitu kesejahteraan subjektif dan objektif. Kesejahteraan secara objektif dan seubjektif dapat dialamatkan bagi tingkat individu, keluarga dan masyarakat. Pada tingkat individu, perasaan bahagia atau sedih, kedamaian atau kecemasan jiwa,dan kepuasan atau ketidakpuasan merupakan indikator subjektif dari kualitas hidup. Pada tingkat keluarga, kecukupan kondisi perumahan (dibandingkan standar), seperti ada tidaknya air bersih, merupakan contoh indikator objektif.39
38
Euis Sunarti, “Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Pengembangan, Evaluasi dan Keberlanjutannya,” (Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,2006), h. 25 39 Ibid,.h. 27
37
Pada prinsipnya aspek yang dapat diamati dalam menganalisis kesejahteraan hampir sama, yaitu mencakup dimensi: pendapatan, pengeluaran untuk konsumsi, status pekerjaan, kondisi kesehatan, serta kemampuan untuk mengakses dan memanfaatkan kebutuhan dasar (seperti air, sanitasi40, perawatan kesehatan dan pendidikan). Faktor utama yang menentukan dari tingkat kesejahteraan ekonomi adalah daya beli, apabila daya beli menurun maka berdampak pada menurunnya kemampuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup sehingga tingkat kesejahteraan menurun. Tingkat kesejahteraan dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan riil dari pengeluaran per kapita yaitu peningkatan nominal pengeluaran lebih tinggi dari tingkat inflasi pada periode yang sama.41 6.
Indikator Kemiskinan Berikut ini kriteria orang miskin yang dikeluarkan oleh Bank Dunia yang
mengatakan bahwa orang miskin adalah orang yang berpenghasilan di bawah $2 per hari. Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) telah menetapkan rumah tangga yang memiliki ciri-ciri miskin, yaitu : a.
Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.
b.
Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bamboo/kayu murahan.
c.
Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambo/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa plester.
40
usaha untuk membina dan menciptakan keadaan yang baik di bidang kesehatan 41
Ibid,.h.28
38
d.
Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga lain.
e.
Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
f.
Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/ air hujan.
g.
Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah.
h.
Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam satu kali dalam seminggu.
i.
Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun
j.
Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari
k.
Tidak sanggup membayar biaya pengobatan puskesmas/poliklinik
l.
Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000 per bulan
m.
Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/ tidak tamat SD/ hanya SD.
n.
Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan nilai Rp. 500.000, seperti : sepeda motor (kredit/ non kredit), emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya.42
42
Forum Kompas“ Indikator Miskin” artikel ini di akses 10 Januari 2014
http://forum .kompas.com/nasional/17755-indikator-miskin.html
BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS
A. Profil BAZNAS1 Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan satusatunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infak dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional. Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Dalam Undang-Undang tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama. Dengan demikian, BAZNAS bersama Pemerintah bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang berdasarkan syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas. 1.
Tugas dan fungsi BAZNAS BAZNAS menjalankan empat fungsi, yaitu:
a.
Perencanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat
b.
Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat
c.
Pengendalian pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat; dan 1
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) , “Profil Badan Amil Zakat Nasional”, di akses pada tanggal 21 September 2013, dari http://www.baznas.or.id/berita-artikel/profil
39
40
d.
Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat
2.
Kewenangan BAZNAS Untuk
terlaksananya
tugas
dan
fungsi,
maka
BAZNAS
memiliki
kewenangan: a.
Menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat
b.
Memberikan rekomendasi dalam pembentukan BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota dan LAZ
c.
Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS Provinsi dan LAZ.
3.
Visi dan Misi BAZNAS Sebagai lembaga yang memiliki sertifikasi ISO 9001:2008, BAZNAS telah
menetapkan Visi dan Misi sebagai berikut: Visi: “Menjadi Badan Zakat Nasional yag Amanah, Transparan dan Profesional,” Misi : a.
Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat melalui amil zakat
b.
Meningkatkan penghimpunan dan pendayagunaan zakat nasional sesuai dengan ketentuan syariah dan prinsip manajamen modern
c.
Menumbuh kembangkan pengelola/ amil zakat yang amanah, transparan, professional dan terintegrasi
d. e.
Mewujudkan pusat data zakat nasional Memaksimalkan peran zakat dalam menanggulangi kemiskinan di Indonesia melalui sinergi dan koordinasi dengan lembaga terkait
41
4.
Struktur Pengurus BAZNAS Gambar 1
Pengurus BAZNAS periode 2008-2011 yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden No.27 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Susunan Keanggotaan BAZNAS, yang seharusnya berakhir pada tanggal 7 November 2011, telah diperpanjang masa kepengurusannya dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2012 tanggal 24 Januari tentang Perpanjangan Sementara Masa Bakti Keanggotaan BAZNAS periode 2008-2011. Perpanjangan diberikan sampai dengan terbentuknya keanggotaan BAZNAS sesuai UU Nomor 2011. Dengan demikian, pengurus BAZNAS tetap berjumlah 33 orang yang terdiri atas Badan pelaksana 19 orang, Dewan Pertimbangan 7 orang , dan Komisi Pengawas 7 orang.
42
Tabel 1 Susunan Kepengurusan BAZNAS No
Nama
Jabatan
1
Prof. Dr.KH.Didin Hafidhuddin, M.Sc
Ketua Umum
2
Laksda (Purn) H. Husein Ibrahim, MBA
Ketua Bidang Program
3
dr. H. Naharus Surur. M. Ked.
Ketua Bidang Jaringan
4
drh. Emmy Hamidiyah, M.Si
Sekretaris Umum
5
M. Fuad Nasar. S.sos
Wakil Sekretaris
6
Hj. Isye S. Latief
Bendahara Umum
7
Teten Kustiawan, SE, Ak
Wakil Bendahara
8
Dr. Siti Chalimah Fajriyah, SE., Akt., MM
Divisi Pengumpulan
9
Bakhtiar Rakhman, SE
Divisi Pengumpulan
10
Drs. H. Mohammad Siddik Kertapati, MA
Divisi Pengumpulan
11
Drs. H. Abd Rahman Anwar
Divisi Pendistribusian
12
Abdullah Hasyim, MA, MBA
Divisi Pendistribusian
13
Drs. Syahrullah Iskandar, MA
Divisi Pendistribusian
14
Taufik Hidayat, M. Ec
Divisi Pendayagunaan
15
L.I.A Muzaffar Daud
Divisi Pendayagunaan
16
Drs. Mas‟ud Halimi, MA
Divisi Pendayagunaan
17
Dr. Setiawan Budi Utomo, Lc
Divisi Pengembangan
18
Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf
Divisi Pengembangan
19
Dra. Hj. Elvi Hudriyah, MA
Divisi Pengembangan
43
20
H. Muchtar Zarkasyi, SH
21
Prof. Dr. Nasrun Haroen, MA
Ketua Dewan Pertimbangan Sekretaris Dewan Pertimbangan Anggota Dewan
22
Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA Pertimbangan Anggota Dewan
23
Drs. H. Djamal Doa (Alm) Pertimbangan Anggota Dewan
24
Prof. Dr. Hj. Huzaemah T Yanggo, MA Pertimbangan Anggota Dewan
25
Drs. H. Mubarok Pertimbangan Anggota Dewan
26
Drs. H. Amidhan Pertimbangan
27
Drs. H. Achmad Subianto, MBA
Ketua Komisi Pengawas
28
Drs. H. Tulus
Sekretaris Komisi Pengawas
29
Drs. H. Mundzir Suparta, MA
Anggota Komisi Pengawas
30
Drs. H. Basri Barmanda, M.BA
Anggota Komisi Pengawas
31
Prof. Dr. H. Artani Hasbi
Anggota Komisi Pengawas
32
Drs. KH. Masrur Ainin Najih
Anggota Komisi Pengawas
33
H. Iskandar Zulkarnain, SE
Anggota Komisi Pengawas
44
Berikut adalah tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh pengurus BAZNAS menurut Keputusan Presiden No.8 tahun 2001 : a.
Bagian kedua Badan Pelaksana 1)
Pada pasal 6 Badan Pelaksana mempunyai tugas menyelenggarakan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat sesuai dengan ketentuan agama dan tugas lain berkenaan dengan pengelolaan zakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2)
Pasal 7 dalam melaksanakan tugasnya, Badan Pelaksana memperhatikan pertimbangan yang disampaikan oleh Dewan Pertimbangan.
3)
Pasal 8 hasil pelaksanaan tugas Badan Pelaksana setiap 1 (satu) tahun dilaporkan kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat, termasuk laporan hasil pengawasan dan Komisi Pengawas.
4)
Pasal 9 dalam menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud
dalam
pasal
13.
Badan
Pelaksana
dapat
meminta
pertimbangan dan berkoordinasi dengan Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas. b.
Bagian ketiga Dewan Pertimbangan Pasal 10 Dewan Pertimbangan mempunyai tugas memberikan pertimbangan
berkenaan dengan pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat kepada Badan Pelaksana.
45
c.
Bagian Keempat Komisi Pengawas Pasal 11 Komisi Pengawas mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan
atas pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat oleh Badan Pelaksana. Sedangkan Keputusan Menteri Agama No. 373 tahun 2003 tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat : a.
Bagian kedua tugas, wewenang dan tanggung jawab pasal 9
1)
Badan Pelaksana Amil Zakat Nasional bertugas: a)
Menyelenggarakan tugas administrative dan teknis pengumpulan, pendistribusian dan pendaygunaan zakat.
b)
Mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan untuk penyusunan rencana pengelolaan zakat
c)
Menyelenggarakan tugas penelitian, pengembangan, komunikasi, informasi dan edukasi pengeloaan zakat
d)
Membentuk dan mengukuhkan Unit Pengumpul Zakat sesuai wilayah operasional
2)
Dewan pertimbangan Badan Amil Zakat Nasional bertugas memberikan pertimbangan kepada Badan Pelaksana baik diminta maupun tidak dalam pelaksanaan tugas organisasi
3)
Komisi Pengawas Badan Amil Zakat Nasional bertugas : a)
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelakanaan tugas Badan Pelaksana dalam pengelolaan zakat
46
b)
Menunjuk akuntan publik untuk melakukan audit pengelolaan keuangan zakat
b.
Bagian Ketiga Tata Kerja 1)
Pasal 16 setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Badan Amil Zakat bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan, memberi bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan masingmasing
2)
Pasal 17 setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Badan Amil Zakat wajib mengikuti dan mematuhi ketentuan serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya
3)
Pasal 18 setiap divisi/ bidang/ seksi/ urusan Badan Amil Zakat menyampaikan laporan kepada ketua Badan Amil Zakat melalui sekretaris, dan sekretaris menampung laporan-laporan tersebut serta menyusun laporan berkala Badan Amil Zakat
4)
Pasal 19 setiap laporan yang diterima oleh pimpinan Badan Amil Zakat wajib diolah dan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan arahan kepada bawahan
5)
Pasal 20 dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi Badan Amil Zakat dibantu oleh kepala satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.
47
B.
Program Pemberdayaan BAZNAS 1.
Program Indonesia Cerdas
Program Indonesia cerdas merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat dan meningkatkan kualitas pendidikannya. Dalam program Indonesia cerdas ini ada beberapa macam yang dilakukan, yaitu program beastudy, Satu Keluarga Satu Sarajan (SKSS), Dana Infaq Abadi Anak Negeri (DINNAR), Bimbel Gratis dan program Mobil/ Motor Pintar.2 Program-program pendidikan merupakan bagian dari kegiatan BAZNAS untuk membantu masyarakat duafa agar mendapatkan pendidikan secara gratis. 2.
Indonesia Makmur
Program Indonesia makmur merupakan program BAZNAS dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian mustahik, lebih jauh bertujuan agar mereka bisa menjadi muzakki.3 Program pemberdayaan BAZNAS ada beberapa jenis, yaitu: pelatihan kewirausahaan, BAZNAS sentral ternak, lapak sampah terpadu, lumbung
tani
organik,
pemberdayaan
kampung
nelayan
makmur
dan
pemberdayaan perempuan.
2
N. Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik Pemberdayaan Ekonomi(Ciputat : Wahana Kardofa FAI UMJ,2012), h.81 3 Didin Hafidhuddin, Sambutan, dalam Noor Aflah (Ed), “Bersama BAZNAS Membangun Kemandirian Umat dan Bangsa dalam Pandangan Didin Hafidhuddin”, Total (2012) : h. 83
48
3.
Indonesia Peduli Program Indonesia peduli adalah program bantuan kepada individu atau
lembaga untuk memenuhi kebutuhan hidup sesaat atau bantuan kepada masyarakat yang tertimpa musibah bencana secepat mungkin. Jaringan program Indonesia Peduli melalui pembentuk Unit Salur Zakat atau Jaringan Relawan Indonesia (JARI) yang merupakan wakil dari Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA), LAZDA, LSM yang memiliki komitmen kemanusiaan. Program Indonesia peduli merupakan salah satu bentuk cepat tanggap terhadap situasi dan kondisi yang terjadi pada masyarakat khususnya masalah bencana yang menimpa masyarakat. Dalam upaya mempermudah kinerja khususnya dalam penyaluran dana zakat, BAZNAS memiliki Unit Salur Zakat Center yaitu program pembentukan unit penyaluran dana ZIS dalam bentuk penyaluran karitas (penyaluran dana langsung dalam bentuk pemenuhan kebutuhan pokok atau penyediaan layanan kepentingan umum). Untuk mengatasi bencana terjadi di beberapa wilayah Indonesia, BAZNAS memiliki program tanggap bencana. Melalui program Tanggap Bencana berupaya membantu memberikan bantuan kepada masyarakat yang tertimpa musibah sesegera mungkin. JARI dan USZ Center yang tersebar di 33 provinsi memungkinkan bantuan cepat dilaksanakan.4
4
N. Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik Pemberdayaan Ekonomi, h.84
49
4.
Program Indonesia Taqwa Program Indonesia Taqwa diwakili dengan program Da‟I mandiri yaitu
program pengiriman da‟i ke daerah-daerah terpencil di nusantara. Da‟i yang ditugaskan adalah da‟i yang telah melewati seleksi dan memiliki kesiapan untuk terjun ke daerah terpencil. Da‟i yang telah siap ditugaskan, telah dibekali materi dakwah dan syariah, kemampuan membangun komunitas yang mandiri serta skill wirausaha. Sehingga diharapkan dengan hadirnya para da‟i akan terwujud pencerahan dan pemberdayaan masyarakat yang seutuhnya. Program ini memfasilitasi biaya pelatihan, transportasi dan bea hidup da‟i. Selain, program Indonesia Taqwa ada juga program Kaderisasi Ulama. Program ini dilakukan untuk melalui program beastudy bagi calon ulama. 5.
Indonesia Sehat BAZNAS mempunyai beberapa program dalam pelayanan kesehatan, yaitu:
Unit Kesehatan Keliling (UKK), Dokter Keluarga Prasejahtera, Rumah Sehat Indonesia. UKK melalui mobil klinik kesehatan ditujukan khusus untuk melayani dan membantu kaum dhuafa. UKK adalah pelayanan pengobatan dan konsultasi serta penyuluhan kesehatan di lokasi atau daerah rawan kesehatan dan jauh akses puskesmas atau rumah sakit. Dokter Keluarga Prasejahtera (DKPS) adalah program layanan kesehatan mustahik melalui kerjasama dengan klinik di masyarakat. Program ini ditujukan dalam bentuk pelayanan kesehatan (pengobatan) dan pendampingan (penyuluhan) hidup sehat bagi masyarakat kurang mampu. Sedangkan Rumah Sehat adalah
50
program pemberian bantuan kesehatan kepada dhuafa setingkat rumah sakit. Rumah Sehat BAZNAS ini untuk melayani perawatan media maupun konsultasi kesehatan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.
Program Beasiswa Satu Keluarga satu Sarjana Mahasiswa sebagai kaum terpelajar merupakan representasi kaum muda
Indonesia yang seharusnya memiliki peran signifikan sebagai agent of change. Dalam hal ini mahasiswa adalah harapan. Meski secara kuantitas tidak terlalu banyak, tetapi secara kualitas diharapkan mampu menjadi pelopor perubahan bangsa dan negara. Pada tahun 2011 jumlah mahasiswa Indonesia mencapai 4,8 juta orang. Bila dihitung terhadap populasi penduduk berusia 19-24 tahun, maka angka partisipasi kasarnya baru sekitar 18,4 persen. Adapun bila dihitung terhadap populasi usia 19-30 tahun, maka angka partisipasi kasarnya baaru 23 persen. Jumlah ini masih tertinggal dibandingkan negara-negara maju. Dengan segenap potensi yang dimiliki mahasiswa diharapkan mampu menjadi penggerak perubahan yang dapat diaktualisasikan dalam bentu peran aktif dalam masyarakat. Kontribusi dalam masyarakat tersebut tidak harus dilakukan pasca masa studi, namun dapat dilakukan sejak mereka duduk di bangku kuliah. Sehingga lahir pribadi-pribadi mahasiswa yang memiliki empati dan jiwa sosial yang tinggi. Program beasiswa unggulan Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) merupakan program inisiasi dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Beasiswa unggulan SKSS diluncurkan bersamaan dengan perayaan 100 tahun Kebangkitan Nasional tepatnya 24 Mei 2008.
51
52
Program Beasiswa Unggulan SKSS dalam implementasinya melibatkan berbagai pihak (stakeholder) antara lain: perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi Islam Negeri, mitra pendamping pembinaan, instansi/departemen terkait. Program beasiswa Ungulan SKSS merupakan prioritas untuk mengembangkan sumber daya manusia yang handal dalam menyikapi persaingan di era global. 1.
Pengertian Program Beasiswa Unggulan Satu Keluarga Satu Sarjana Program Satu Keluarga Satu Sarjana adalah beasiswa mahasiswa berprestasi
di kampus negeri di seluruh Indonesia. Program ini mengutamakan mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu yang salah satu anggota keluarga belum memiliki tingkat pendidikan sarjana. Beasiswa SKSS membiayai mahasiswa semester pertama sampai lulus menjadi sarjana. SKSS adalah program beasiswa yang mengutamakan pengabdian kepada masyarakat setelah lulus minimal 1 (satu) tahun pengabdian. Setiap peserta Beasiswa SKSS diharapkan akan menjadi sarjana pelopor pemberdayaan masyarakat di wilayah masing-masing peserta. 2.
Tujuan Program a.
Meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi sehingga menghasilkan manusia yang unggul, cerdas, takwa, berwawasan kebangsaan, bermutu, terampil/ ahli, professional, mandiri, berjiwa entrepreneur, peduli terhadap sosial, berani mengambil resiko, mampu beradaptasi dengan baik dan memiliki kecakapan hidup.
b.
Memberikan kesempatan untuk meraih pendidikan tinggi kepada mahasiswa yang berprestasi yang tergolong keluarga pra sejahtera tanpa sarjana.
53
c.
Menciptakan sarjana yang mampu membangun wilayah daerahnya.
d.
Menghasilkan
lulusan
sarjana
yang
mandiri
dan
mampu
mengembangkan wilayah sebagai solusi pemerataan pembangunan dan pengurangan konsentrasi kemiskinan. Sasaran utama dari penerima program beasiswa unggulan SKSS diharapkan memiliki jaringan kerelawanan bagi para penerimanya, sehingga terjadi alur kepedulian yang berjalan secara berkelanjutan. Program beasiswa unggulan SKSS BAZNAS merupakan program pemberian beasiswa kepada mahasiswa baru lulus seleksi masuk PTN atau PTAIN yang telah bekerjasama dengan BAZNAS. 3.
Kompetensi lulusan program a.
Memiliki pemahaman dan kepribadian Islam yang menyeluruh
b.
Memiliki kecerdasan baik secara emosional, spiritual, intelektual maupun sosial
c.
Memiliki jiwa kepemimpinan dan wirausaha yang mandiri dan bertanggung jawab
d.
Memiliki kesadaran untuk merubah diri dari masyarakatnya
e.
Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
f.
Memiliki wawasan yang luas dalam bidang akademiknya dan masalah sosial masyarakat
g.
Memiliki kompetensi untuk mempengaruhi orang lain dan lingkungan masyakatnya
h.
Memiliki kemampuan bahasa asing aktif terutama Inggris dan Arab
54
4.
Target Penerima Beasiswa Unggulan SKSS Adapun untuk penerima beasiswa diadakan sistem seleksi untuk mendapat-
kan kriteria sesuai persyaratan. Di bawah ini beberapa persyaratan yang harus ditempuh: a.
Putra/i muslim yang berasal dari keluarga kurang mampu (dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu/ SKTM) dan salah satu anggota keluarga belum memiliki sarjana.
b.
Terdaftar sebagai mahasiswa baru pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) regional SKSS.
c.
Memiliki kemampuan akademik dengan kriteria sebagai berikut : 1) Lulus mengikuti ujian seleksi (administrasi dan akademik) yang dilakukan oleh BAZNAS 2) Usia maksimal 21 tahun pada saat mendaftar beasiswa (S1)
d.
Melengkapi persyaratan Beasiswa Unggulan yang diberikan dalam bentuk dokumen : 1) Surat pernyataan dari PTN atau PTAIN, bahwa peserta adalah mahasiswa yang terdaftar di Perguruan Tinggi yang bekerjasama dengan BAZNAS dan bersedia dipekerjakan di daerah asal setelah selesai masa pendidikan selama 2 tahun. 2) Surat Keterangan Kesehatan dari Puskesmas atau Rumah Sakit setempat 3) Formulir Pendaftaran Program Beasiswa Unggulan dilengkapi Pas Foto berwarna terbaru 3x4 (2 lembar)
55
4) Ijazah dan Transkrip Nilai pendidikan terakhir (SMA, SMK, MA dan setingkatnya) yang telah dilegalisasi e.
Untuk peserta beasiswa SKSS lanjutan menyertakan hasil studi semester (IPS
dan IPK) yang menjadi syarat penerimaan beasiswa selanjutnya dikoordinir oleh Perguruan tinggi mitra BAZNAS. 5.
Perguruan Tinggi Mitra Dari Program SKSS BAZNAS Program Beasiswa Unggulan SKSS ini merupakan Beasiswa yang
diselenggarakan di Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri. Sejak tahun 2008 hingga 2013 tercatat BAZNAS telah bekerjasama dengan 12 PTN dan 23 PTAIN seluruh Indonesia dalam penyelenggaraan program unggulan SKSS. Untuk angkatan 2008- 2011 tercatat 120 penerima beasiswa program SKSS dari 12 PTN dan 2011- 2014 tercatat 419 penerima beasiswa program SKSS. Berikut dibawah ini beberapa Perguruan Tinggi Negeri yang menjadi mitra program beasiswa SKSS : a.
Universitas Andalas
b.
Universitas Mulawarman
c.
Universitas Indonesia
d.
Universitas Pertanian Bogor
e.
Universitas Teknologi Bandung
f.
Universitas Padjajaran
g.
Universitas Gajah Mada
h.
Universitas Brawijaya
i.
Universitas Airlangga
56
j.
Institut Teknologi Sepuluh November
k.
Universitas Mataram
l.
Universitas Hasanuddin Adapun mitra program beasiswa SKSS di Perguruan Tinggi Agama Islam
Negeri berjalan berdasarkan wilayah yang terdiri dari sebagai berikut : a.
Wilayah Sumatera : UIN Sultan Syarif Qasim Pekanbaru, IAIN Ar Raniry Banda Aceh, IAIN Sultan Thaha Saifudin Jambi, IAIN Imam Bonjol, IAIN Raden Fatah Palembang, IAIN Raden Intan Lampung, STAIN Curup Bengkulu, dan STAIN Bukit Tinggi.
b.
Wilayah Jawa : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IAIN Wali Songo Semarang, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan IAIN Sunan Ampel Surabaya.
c.
Wilayah Kalimantan : STAIN Pontianak, IAIN Antasari Banjarmasin, STAIN Sultan Sulaiman Samarinda dan STAIN Palangkaraya.
d.
Wilayah Sulewesi : UIN Aluddin Makassar, IAIN Sultan Amai Gorontalo, dan STAIN Manado.
e.
Wilayah NTB : IAIN Mataram Lombok NTB
f.
Wilayah Papua : STAIN Sorong
6.
Fakultas/ Jurusan Penerima Beasiswa SKSS Beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) adalah beasiswa pengabdian
kepada masyarakat. Salah satu tujuan dari program beasiswa SKSS adalah menghasilkan lulusan yang berasal dari keluarga pra-sejahtera tanpa sarjana yang
57
mandiri dan mampu mengembangkan wilayahnya sebagai solusi pemerataan pembangunan dan pengurangan kemiskinan. Selain itu mereka juga diharapkan mampu meng-implementasikan nilai-nilai ke Islaman dengan baik di dalam kehidupannya. Oleh karena itu, jurusan/prodi atau fakultas yang menjadi sasaran utama program beasiswa SKSS adalah yang terkait dengan pengembangan potensi sumber daya alam (SDA) yang diharapkan mampu berkontribusi dalam pengembangan masyarakat. Di Perguruan Tinggi Agama Islam, sasaran utama program SKSS adalah jurusan berbasis dakwah, tarbiyah dan ekonomi syariah.
B.
Penyaluran BAZNAS Terhadap Penerima Program SKSS Penyaluran yang dilakukan BAZNAS untuk program SKSS termasuk
kategori zakat konsumtif produktif yaitu kategori yang diwujudkan dalam bentuk beasiswa. Berikut ini penjelasan penyaluran yang dilakukan oleh BAZNAS : 1.
Syarat-syarat Penerima Beasiswa Dalam melakukan pencarian penerima program beasiswa SKSS, BAZNAS
melakukan sistem seleksi dengan menentukan syarat-syarat sebagai berikut: a.
Putra/ putri muslim yang berasal dari keluarga kurang mampu (dibuktikan dengan surat Keterangan Tidak Mampu /SKTM) dan salah satu anggota keluarga belum ada yang memiliki sarjana.
b.
Terdaftar sebagai mahasiswa/mahasiswi pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Negeri Agama Islam (PTAIN).
c.
Lulus mengikuti ujian seleksi (administrasi dan akademik) yang dilakukan oleh BAZNAS.
58
d.
Melengkapi persyaratan beasiswa yan diberikan dalam bentuk dokumen, yaitu: 1)
Surat pernyataan dan rekomendasi dari PTN atau PTAIN, bahwa peserta adalah penerima beasiswa dari program yang telah ditentukan oleh BAZNAS.
2)
Surat Keterangan Kesehatan dari Puskesmas atau Rumah Sakit.
3)
Formulir Pendaftaran Program Beasiswa Unggulan dilengkapi pas foto berwarna terbaru 3x4 (2 lembar).
4)
Ijazah dan Transkrip Nilai Pendidikan terakhir (SMA, SMK, MA dan setingkatnya) yang telah dilegalisasi.
5)
Menyertakan Foto rumah, slip gaji dan pembayaran rekening listrik bulan terkahir.1
e.
Untuk peserta beasiswa SKSS lanjutan menyertakan hasil studi semester (IPS dan IPK) yang menjadi syarat penerimaan beasisswa selanjutnya, dengan dikoordinir oleh PTN atau PTAIN Mitra.2
1
Wawancara pribadi dengan Penerima beasiswa SKSS, Jakarta 18 Desember 2013 Wawancara pribadi dengan Farid Septian Pelaksana Program Satu Keluarga Satu Sarjana. Jakarta, 2 Desember 2013. 2
59
2.
Mekanisme Seleksi dan Evaluasi Proses seleksi program SKSS BAZNAS dilakukan sesuai dengan
mekanisme seleksi yang ditentukan sebagai berikut : Tabel 2 Mahasiswa/i
PTN dan PTAIN
BAZNAS
Sosialisasi Pengumuman kepada mahasiswa/I masing-masing PTN/PTAIN (3 minggu)
MOU/PKS (1 minggu)
Pendaftaran Penyerahan Berkas kelengkapan
administrasi, formulir dsb (1 minggu)
Cek dan verifikasi berkas Diserahkan ke
BAZNAS
Pengumuman dan Perjanjian Kerjasama dengan PTN/PTAIN (1 minggu)
Penerimaan berkas Seleksi dan rekrutmen Verifikasi akhir
Pelaksanaan Menerima pembayaran uang saku (living cost)
Menerima pembayaran SPP Peserta Program
Pembayara n SPP ke rekening kampus Pembayara n uang saku ke rekening peserta
Pelaporan
Penyerahan laporan KHS atau IP dan laporan kegiatan bulanan/semester
Laporan pencairan SPP dan IP/IPK peserta
Sumber : Program Satu Keluarga Satu Sarjana BAZNAS
Databas e
Money
60
Dari tabel di atas dapat dijelaskan mekanisme pelaksanaan program SKSS ada empat tahapan, yaitu: a.
Tahap pertama yaitu diadakannya sosialisasi terlebih dahulu dari BAZNAS kepada pihak PTN/PTAIN, diberi waktu 1 minggu untuk melakukan perjanjian dengan PTN/PTAIN. Kemudian diadakan pengumuman kepada pihak mahasiswa/i dalam batas waktu 3 minggu.
b.
Tahap kedua yaitu pendaftaran, mahasiswa/i diberi waktu 1 minggu untuk mengumpulkan berkas kelengkapan-nya kepada PTN/PTAIN untuk di cek dan verifikasi. Setelah melakukan penyelesaian verifikasi pihak PTN/PTAIN menyerahkan kepada pihak BAZNAS untuk verifikasi akhir berupa pengumuman peserta yang lulus.
c.
Tahap ketiga yaitu pelaksanaan, BAZNAS melakukan pembayaran SPP ke PTN/PTAIN dan melakukan pembayaran uang saku ke rekening peserta.
d.
Tahap terakhir yaitu pelaporan, mahasiswa/i melakukan penyerahan laporan KHS atau IP dan laporan kegiatan bulanan/semester melalui PTN/PTAIN. Kemudian laporan yang sudah diberikan akan di serahkan kepada BAZNAS yang berupa laporan mahasiswa dan laporan pencairan SPP dari PTN/PTAIN.
3.
Mekanisme Pelaksanaan Pembiayaan Besarnya
pembiayaan
beasiswa
yang
diberikan
BAZNAS
kepada
mahasiswa selama menjalani program SKSS ditentukan oleh Manajamen Badan Amil Zakat Nasional dengan mempertimbangkan biaya SPP dan uang saku sesuai
61
hasil koordinasi dengan semua pihak. Pembiayaan seorang peserta Beasiswa SKSS BAZNAS meliputi : a.
Biaya pendidikan SPP merupakan hasil kerjasama antara BAZNAS dengan PTAIN, besarnya pembiayaan ditentukan sesuai biaya pendidikan di PTAIN peserta
terdaftar.
Jika
BAZNAS
mengalami
keterlambatan
dalam
menyalurkan dananya, maka pihak PTAIN akan menanggung biaya SPP mahasiswa. Pihak BAZNAS akan mengganti besarnya pembiayaan dan langsung mentransferkan dananya ke rekening PTAIN tersebut. b.
Selama menjalani masa studi mahasiswa akan mendapat tunjangan biaya hidup yang besarnya ditentukan oleh Manajamen BAZNAS. Tunjangan untuk angkatan 2008 sebesar Rp. 200.000/bulan sedangkan untu angkatan 2011 sebesar Rp. 500.000/bulan dan penyalurannya dilakukan per semester.3 Dalam menyalurkan dananya BAZNAS melakukan kerjasama dengan pihak
23 PTAIN yang terdiri dari 229 mahasiswa/ mahasiswi dengan jumlah penyaluran SPP untuk angakatan 2011 sebesar Rp. 172.265.000,-/ semester sedangkan untuk uang saku sebesar Rp. 690.000.000,-/ semester.
3
Wawancara pribadi dengan Farid Septian Pelaksana Program Satu Keluarga Satu Sarjana. Jakarta, 2 Desember 2013.
62
4.
Mekanisme Pencairan Dana Gambar 2
PTN/PTAI Mitra
Peserta SKSS
DPP BAZNAS
Bank Mitra SKSS BRI
Sumber :Program Satu Keluarga Satu Sarjana BAZNAS Perguruan Tinggi mitra mengajukan permohonan pencairan beasiswa SKSS, laporan Indeks Prestasi (IP/IPK) mahasiswa/i dan anggaran biaya SPP setiap semester. Hal ini dilakukan setiap semester hingga semester ke delapan. Berikut adalah prosedur yang dilakukan oleh BAZNAS kepada Perguruan Tinggi Negeri Agama Islam: a.
BAZNAS menerima dan memproses permohonan pencairan dari Perguruan Tinggi mitra SKSS baik SPP maupun Uang Saku.
b.
Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan (DPP) BAZNAS akan melakukan verifikasi dan klarifikasi permohonan yang diajukan untuk mendapat persetujuan dari Manajemen BAZNAS.
c.
DPP akan mentransfer SPP mahasiswa/i penerima program SKSS ke rekening Bank yang telah ditunjuk oleh masing-masing PTN/PTAIN. Sedangkan Uang Saku (living cost) akan ditransfer langsung ke rekening BRI mahasiswa/i yang nilai Indeks Prestasi Semesternya mencapai nilai 3,00, jika dibawah IPK 3,00 mahasiswa/i tidak mendapatkan uang saku pada semester
63
tersebut dan hanya mendapat pembayaran SPP. BAZNAS hanya memberikan uang saku dan SPP hingga delapan semester, selebihnya penerima program beasiswa membiayai sendiri.4 Pada dua tahun pertama BAZNAS tidak mengalami keterlambatan dalam penyalurannya. Namun, untuk dua tahun terakhir BAZNAS mengalami keterlambatan dalam menyalurkan dananya.5 Disebutkan dalam Perjanjian Kerjasama BAZNAS dengan pihak PTAIN tercatat dalam pasal 5 no. 5.1.3 yaitu berkurangnya
perolehan
ZIS
pihak
pertama,
sehingga
mengakibatkan
ketidakmampuan pihak pertama untuk menjalankan Program SKSS ini, dikarenakan telah terkait dengan program lain yang telah disepakati lebih dahulu/telah menjadi program tahunan pihak pertama sebelum ditanda tanganinya perjanjian ini. Dalam penyalurannya tidak semua pihak PTAIN memberikan dana talangan SPP untuk mahasiswa/i penerima program SKSS. Sehingga mengakibatkan mahasiswa/i terpaksa mencari pekerjaan dan mencari pinjaman untuk membayar SPP yang tertunda. Negatifnya, akan berdampak pada menurunnya nilai akademik mahasiswa/i penerima program SKSS.6 Dana yang sudah dikeluarkan baik dari mahasiswa/i dan PTAIN akan diganti oleh BAZNAS selama mengalami keterlambatan pembiayaan.7
4
Buku Pedoman Program Satu Keluarga Satu Sarjana 2013 Wawancara Pribadi dengan Bapak Ahmad Fauzan bidang kemahasiswaan IAIN Walisongo, Jakarta 16 Desember 2013 6 Wawancara pribadi via telephone dengan Bapak Harles Bidang Kemahasiswaan STAIN Palangkaraya, 16 Desember 2013 7 Wawancara pribadi dengan Ibu Amelya Hidayat bagian beasiswa di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,16 Desember 2013 5
64
Kelemahan dari program SKSS BAZNAS yaitu terjadi pada penyalurannya (pembiayaan), kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di BAZNAS mengakibatkan program SKSS mengalami keterlambatan dalam memberikan dananya. Selain itu, adanya pergantian pengurus pelaksana program SKSS. Sedangkan pelaksana program SKSS yang sekarang tidak hanya melakukan kontribusi pada program SKSS, tetapi melakukan kontribusi pada program pemberdayaan pendidikan lainnya seperti bimbel gratis dan program 1000 kaderisasi ulama.8 Seharusnya BAZNAS tidak mengalami keterlambatan dalam menyalurkan dananya, baik kepada Universitas terkait atau pada penerima program SKSS. Program yang sudah diputuskan oleh BAZNAS sudah merupakan tanggung jawab dan resiko yang harus diambil dari pihak BAZNAS untuk menjadi program yang bisa memberikan kemudahan kepada mustahik bukan untuk memberikan kesulitan, karena dengan terlaksananya program dengan baik akan menimbulkan kepercayaan bagi masyarakat dan pihak lainnya.
8
Wawancara pribadi dengan Farid Septian Pelaksana Program Satu Keluarga Satu Sarjana. Jakarta, 2 Desember 2013.
65
C. Realisasi Pada Penerima Program SKSS BAZNAS Untuk mengetahui adanya program yang bagus, dapat diketahui dari sasaran program SKSS BAZNAS. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program SKSS BAZNAS untuk programnya sudah tepat sasaran atau belum dalam menyalurkan dananya. Dari pembahasan sebelumnya sudah dapat diketahui kriteria apa saja yang diinginkan oleh BAZNAS untuk penerima program SKSS. Salah satunya adalah dari kalangan keluarga miskin dan belum ada sarjana dalam keluarganya. Untuk mengetahui sudah tepat sasaran atau belum dalam menentukan kriterianya, perlu diketahui terlebih dahulu indikator kemiskinan. Adanya indikator kemiskinan bisa dilihat dari beberapa kriteria yang telah ditentukan oleh BPS dan Bank Dunia. Dikategorikan miskin apabila tidak memenuhi standar garis kemiskinan, menurut Bank Dunia standar kemiskinan adalah sebesar Rp. 564.000 per bulan sedangkan menurut BPS sebesar Rp. 248.707 per bulan. Untuk mengetahui penerima program SKSS termasuk kategori miskin atau tidaknya dapat diketahui dari pendapatannya. Rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh keluarga penerima program SKSS adalah sebesar Rp. 500.000- Rp. 1.000.000. Ada faktor kemungkinan penerima program SKSS BAZNAS tidak termasuk kategori miskin baik dari BPS atau Bank Dunia. Tetapi, jika dihitung untuk pembagian banyaknya tanggungan keluarga, besar kemungkinan penerima program SKSS BAZNAS termasuk kategori miskin.
66
Badan Pusat Statistik (BPS) telah menentukan rumah tangga yang termasuk kategori miskin. Penerima program SKSS BAZNAS juga masuk dalam beberapa kategori yang telah ditentukan oleh BPS, yaitu: 1.
Sumber mata air minum berasal dari sumur.
2.
Memakan daging hanya pada hari raya. Dan sehari-harinya makan yang berasal dari tumbuhan ubi-ubian dan sayuran. Dan terkadang makan 2 atau 3 kali sehari dalam sehari.
3.
Pakaian dibeli dalam setahun sekali. Biasanya menjelang hari raya Idul Fitri.
4.
Pendidikan tertinggi rata-rata anggota keluarga selain penerima program SKSS adalah SMP dan untuk kepala rumah tangga rata-rata dari lulusan SD.
5.
Penghasilan yang diperoleh berasal dari petani, nelayan, pedagang, buruh bangunan, tukang kayu.
6.
Kekayaan yang dimiliki rata-rata handphone dan sepeda motor Dari penjelasan di atas dapat diketahui program SKSS BAZNAS sudah tepat
sasaran dalam memenuhi kriteria yang diinginkan. Keluarga penerima program SKSS BAZNAS termasuk kategori miskin sebelum menerima program SKSS dan dapat dibuktikan melalui penentuan standar kemiskinan menurut BPS dan Bank Dunia.
67
D. Analisis Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga Setiap keluarga membutuhkan cara untuk mempertahankan hidup menjadi lebih sejahtera. Untuk mempertahankan kehidupan keluarga dibutuhkan pendapatan dalam memenuhi sandang, pangan dan papan. Selain itu, pendidikan juga sangat diperlukan untuk menunjang keluarga di masa depan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Adanya pendidikan dan pengetahuan bisa dijadikan sebagai dasar untuk mengatur kehidupan ekonomi yang lebih baik di masa yang akan datang, mengingat modal pendidikan sangat berpengaruh untuk mencari pekerjaan. Program pemberdayaan Satu Keluarga Satu Sarjana BAZNAS dilakukan agar mahasiswa/i mampu mensejahterakan keluarga menjadi terampil dan mandiri dalam mengentaskan kemiskinan. Dari hasil wawancara dapat diketahui penjelasan sebagai berikut ini : 1.
Pekerjaan Orang Tua Pekerjaan dilakukan untuk menghasilkan pendapatan, dimana pendapatan itu
untuk mencukupi kebutuhan hidup baik pribadi ataupun berkeluarga. Tidak bisa dipungkiri, bahwa penilaian seseorang bisa meningkat atau tidaknya bisa dilihat dari besarnya pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan yang dimiliki. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap responden penerima program SKSS BAZNAS dapat diketahui beraneka ragam pekerjaan yang dilakukan untuk menghasilkan pendapatan. Beberapa pekerjaan responden penerima program SKSS diantaranya bekerja sebagai:
68
Gambar 3
Pekerjaan Orang Tua 25 20 20 15 10
11 7
7 2
3
Serabutan
Tidak Bekerja
5 0
Nelayan
a.
Pedagang
Petani
Buruh
Petani Pekerjaan keluarga penerima program SKSS BAZNAS rata-rata berasal dari
kalangan petani sebesar 20 responden. Petani adalah satu-satunya mata pencaharian dilihat dari sumber daya alam yang dimiliki di daerahnya. Jadi bertani merupakan satu-satunya penghasilan yang di dapatkan. Berdasarkan penyebab terjadinya, petani termasuk kategori pengangguran musiman yaitu pengangguran yang terjadi karena pergantian musim.9 b.
Pedagang Pedagang merupakan pekerjaan yang bisa mendapatkan penghasilan lebih
baik dari pekerjaan yang lain. Keluarga penerima program SKSS BAZNAS ada yang berasal dari pedagang yaitu 11 responden. Tetapi pedagang yang dimaksud berasal dari berdagang kecil-kecilan saja yang hanya mencukupi kebutuhan
9
Badan Pusat statistik, Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2000 (Jakarta: BPS, 2000, cet. Pertama)
69
sehari-hari untuk keluarganya. Diantaranya berdagang sebagai tukang kripik keliling, tukang es keliling dan lain sebagainya. Tempat yang digunakan tidak memiliki toko, dan hanya menggunakan gerobak sebagai penopang dagangannya. Bahkan ada yang hanya menggunakan tikar untuk menjual barang-barangnya. c.
Nelayan Keluarga penerima program SKSS BAZNAS ada yang berasal dari nelayan
sebesar 7 responden. Nelayan adalah salah satu mata pencaharian di daerah asalnya karena dekat dengan laut. Bekerja sebagai nelayan memiliki resiko yang paling tinggi dibandingkan pekerjaan yang lain, karena nelayan biasanya dilakukan ketika malam hari. Untuk mencari ikan nelayan menginap di laut untuk mendapatkan ikan yang lebih banyak dan bahkan rela menerjang ombak. Jika nelayan tidak mengetahui cuaca dengan baik maka bisa membahayakan nelayan. d.
Buruh Bekerja sebagai buruh juga memiliki resiko walaupun tidak terlalu tinggi.
Rata-rata pekerjaan buruh penerima program SKSS BAZNAS sebesar 7 responden yaitu sebagai buruh bangunan dan tukang kayu. e.
Serabutan Maksud dari serabutan adalah pekerjaan yang tidak menentu. Apabila ada
pekerjaan apa saja maka akan dikerjakan dan tidak menentu pekerjaan yang dilakukan. Penghasilannya tentu tidak menentu karena pekerjaan ini tidak menetap. Salah satu pekerjaan keluarga penerima program SKSS yang termasuk kategori bekerja serabutan adalah sebagai tukang panggul sebanyak 2 responden.
70
f.
Tidak bekerja Beberapa keluarga penerima program SKSS ada yang tidak bekerja yaitu
sebanyak 3 responden. Rata-rata penyebabnya sakit keras bahkan peneliti menemukan ada yang tidak memiliki kedua orang tua. Jadi, penerima program SKSS harus bekerja untuk memikul anggota keluarga dan dirinya sendiri. Bahkan ada yang hanya mengandalkan beasiswa atau belas kasihan orang lain untuk mendapatkan penghasilan. 2.
Sebelum adanya program SKSS BAZNAS Sebelum adanya program SKSS BAZNAS, kepala keluarga bekerja dengan
mengandalkan penghasilan dari pekerjaannya. Penghasilan yang di dapatkan tidak pernah menentu. Pendapatan keluarga dalam sebulan dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 4
Pendapatan Keluarga Per bulan 30 25 20
15 10 5 0 Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000
Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000
Rp. 500.000
Pendapatan yang bisa dihasilkan dalam sebulan rata-rata adalah sebesar Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 per bulan. Pendapatan yang dihasilkan tentu dibagikan untuk memenuhi kebutuhan berupa konsumsi, pendidikan dan beban listrik. Dari
71
pendapatan yang sudah dijelaskan diatas, menurut para penerima program SKSS dananya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan keluarga mendapat bantuan dari anggota keluarga lain yang sudah bekerja untuk menutupi kebutuhannya. Banyak faktor penghambat untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai keinginan salah satunya adalah kenaikan harga yang membuat fakir miskin harus menghemat kebutuhan yang lain. Fakir miskin harus mengeluarkan dananya untuk kebutuhan yang wajib di dahulukan. Kebutuhan pertama yang wajib dikeluarkan adalah beban listrik dan gas atau minyak tanah. Kebutuhan kedua adalah pendidikan seperti uang jajan anak sehari-hari, pembelian buku sekolah dan peralatan sekolah, untuk pembayaran sekolah tidak mengeluarkan biaya karena sudah termasuk dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Kebutuhan ketiga adalah konsumsi, setelah kebutuhan pertama dan kedua telah terpenuhi maka untuk kebutuhan ketiga fakir miskin akan benar-benar menghemat dalam mengeluarkan dananya. Penghematan ini berupa makan yang tiga kali sehari menjadi dua kali sehari, konsumsi daging diganti menjadi ikan, konsumsi ikan diganti menjadi telur. Ketika membeli barang konsumsi, mie adalah yang paling dicari karena bersifat tahan lama sehingga dijadikan makanan wajib dikonsumsi setelah nasi. Ini adalah standar pokok rumah tangga yang harus dipenuhi. Adanya kenaikan harga membuat keluarga penerima program SKSS BAZNAS benar-benar harus menghemat pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan sebulan penuh. Dengan adanya kenaikan harga yang semakin meningkat membuat fakir miskin tidak bisa memenuhi kebutuhan yang lain. Jika fakir miskin ingin
72
membeli barang-barang kebutuhan rumah tangga, terpaksa fakir miskin tidak menyisihkan dananya untuk menabung. Tetapi kenyataanya dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 5
Tabungan Keluarga 40 30 20 10 0 Ada
Tidak ada
Dari gambaran di atas dapat kita lihat, banyaknya anggota keluarga yang tidak memiliki tabungan. Adapun tabungan yang dijelaskan responden hanya berbentuk simpanan untuk pendidikan anaknya yang lain jika ada lebih dari pendapatan keluarganya. Rata-rata tanggungan keluarga yang dimiliki sekitar 7 hingga 8 orang. Dan orang tua kebanyakan lulusan dari Sekolah Dasar (SD). Sedangkan anggota keluarga sendiri paling tinggi rata-rata pendidikannya dari Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dari pendapatan yang dihasilkan, keluarga fakir miskin harus membaginya untuk menanggung anggota keluarga baik dari segi pendidikan atau kebutuhan yang lain. Kenginan anggota keluarga terkadang sulit untuk menghemat keuangan yang ada. Berikut ini adalah jumlah tanggungan keluarga program penerima SKSS BAZNAS :
73
Gambar 6
Jumlah tanggungan Keluarga 14
3
1-2 anak
16 12
5
3-4 anak
5-6 anak
7-8 anak
> 8 anak
Sebelum mengikuti program SKSS BAZNAS kekayaan fasilitas yang dimiliki pada umumnya sama dengan rumah tangga lain. Seperti televisi, handphone dan motor. Ketiga fasilitas ini bukan barang yang langka untuk dimiliki sebuah keluarga. Alasan kenapa mereka membeli fasilitas ketiga barang ini adalah untuk televisi memberikan kemudahan untuk mendapatkan informasi, handphone memudahkan untuk berkomunikasi dan motor untuk memudahkan mereka dalam perjalanan yang jauh dari jarak rumah ke jalan utama. Dari analisis sebelum keluarga fakir miskin mengikuti program SKSS BAZNAS. Demi memenuhi kebutuhan dan keinginannya, anggota keluarga yang sudah bekerja dapat menambah penghasilan walaupun dari dana tersebut hanya pas untuk kebutuhan sehari-hari dengan menghemat pendapatan yang ada. 3.
Sesudah mengikuti program SKSS Sesudah adanya program SKSS BAZNAS, keluarga bisa memiliki peluang
untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Keluarga penerima program SKSS mendapatkan penghasilan dari pekerjaannya ditambah dengan pendapatan uang saku program SKSS BAZNAS yang diterima enam bulan sekali dan bebas
74
pembayaran SPP. Penghasilan yang di dapatkan rata-rata adalah sebesar Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 per bulan dan pendapatan dana yang diterima dari BAZNAS sebesar Rp. 3.000.000 untuk per enam bulan atau bisa dibagi Rp. 500.000 dalam per bulan. Pendapatan dibagikan untuk memenuhi kebutuhan berupa konsumsi dan pendidikan. Dengan adanya pembayaran SPP dan uang saku yang diberikan oleh BAZNAS.
Memudahkan
keluarga
untuk
menghemat
pengeluaran
yang
seharusnya dikeluarkan untuk pendidikan anak yang menempuh perguruan tinggi menjadi kebutuhan yang lain atau keluarga menyimpan uangnya untuk pengeluaran yang tidak terduga di masa depan. Sehingga Kepala keluarga tidak mengkhawatirkan anggota keluarganya putus dalam pendidikan. Uang saku yang diberikan BAZNAS hanya mencukupi ongkos, pembelian buku dan yang berhubungan dengan tugas dan praktek kuliah. Positifnya, karena itulah kepala keluarga tidak mengkhawatirkan lagi ketika pembiayaan yang sudah direncanakan tiba-tiba putus di tengah jalan hanya karena tidak memiliki dana untuk melanjutkan semester berikutnya. Dengan begitu, dana yang seharusnya di keluarkan untuk pembayaran SPP dan uang saku anak, bisa dihemat bagi pendidikan anaknya yang lain dan kebutuhan rumah tangga. Kekayaan yang diperoleh oleh keluarga penerima program SKSS BAZNAS adalah berupa penambahan jumlah dana sebanyak Rp. 500.000 per bulan yang diterima per tiga bulan sejumlah Rp. 3.000.000, sehingga memberikan peningkatan dana dari sebelum menerima program SKSS BAZNAS.
75
4. Peningkatan Ekonomi Keluarga Setelah analisis sebelum menerima program SKSS BAZNAS dan sesudah menerima program dapat diketahui ada atau tidaknya peningkatan ekonomi keluarga fakir miskin penerima program SKSS BAZNAS. Dapat diketahui perbandingannya sebagai berikut : a.
Pendapatan Pendapatan yang diterima penerima program SKSS BAZNAS hanya
mengandalkan penghasilan dari pekerjaan orang tua keluarga penerima program SKSS BAZNAS sebesar Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000. Setelah menerima program SKSS BAZNAS pendapatan bertambah sebesar Rp. 3.000.000 per enam bulan atau Rp. 500.000 per bulan. Sehingga dapat diketahui adanya peningkatan pendapatan keluarga penerima program SKSS BAZNAS hampir mencapai pendapatan orang tua dari hasil pekerjaannya selama satu bulan. b.
Kebutuhan Kebutuhan penerima program SKSS BAZNAS adalah buku, konsumsi,
ongkos dan tugas praktek yang berhubungan dengan kuliah. Sebelum menerima program SKSS BAZNAS keluarga penerima program benar-benar menghemat dananya untuk kepentingan pendidikan anaknya dan uang yang didapatkan habis terpakai, banyaknya beban yang ditanggung kepala keluarga sehingga kakaknya yang sudah bekerja mau tidak mau harus membantu menyisihkan uang untuk keperluan anggota keluarganya dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Setelah menerima program SKSS BAZNAS, penghematan konsumsi yang berlebihan bisa dikurangi dan kepala keluarga tidak terlalu mengkhawatirkan masalah biaya
76
pendidikan. Adanya peningkatan yang terjadi sangat signifikan dalam pendapatan tetapi belum signifikan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. c.
Kekayaan Sebelum menerima program SKSS BAZNAS, keluarga sudah memiliki
televisi, handphone dan motor. Dan setelah menerima program SKSS BAZNAS kekayaan yang dimiliki hanya berupa uang saku yang diberikan tiga bulan sekali sebesar Rp. 3.000.000. Dengan demikian, peningkatan ekonomi keluarga fakir miskin penerima program SKSS BAZNAS berpengaruh signifikan bagi kesejahteraan keluarga secara langsung. Yaitu pendapatan yang diterima bertambah, pengeluaran jadi hemat, kekayaan yang dimiliki berupa uang saku. Jadi, nilai yang bertambah dapat membantu dalam meningkatkan ekonomi keluarga terutama dalam bidang pendidikan anak.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) BAZNAS adalah program yang patut di apresiasi sebagai upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi dalam bidang pendidikan. Dalam menyalurkan dananya BAZNAS melakukan kerjasama dengan pihak 23 PTAIN yang terdiri dari 229 mahasiswa/ mahasiswi dengan jumlah penyaluran SPP untuk angakatan 2011 sebesar Rp. 172.265.000,-/
semester
sedangkan
untuk
uang
saku
sebesar
Rp.
690.000.000,-/ semester. Kelemahan dari program SKSS BAZNAS yaitu terjadi pada penyalurannya (pembiayaan). Yaitu Pada dua tahun pertama BAZNAS tidak mengalami keterlambatan dalam penyalurannya. Namun, untuk dua tahun terakhir BAZNAS mengalami keterlambatan dalam penyaluran dan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di BAZNAS mengakibatkan program SKSS mengalami keterlambatan dalam memberikan dananya. Selain itu, adanya pergantian pengurus pelaksana program SKSS. Sedangkan pelaksana program SKSS yang sekarang tidak hanya melakukan kontribusi pada program SKSS saja.
77
78
2.
Dalam realisasinya, program SKSS BAZNAS tidak sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh BAZNAS sendiri. Ini dapat diketahui dari standar kemiskinan yang telah ditentukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Dunia. Menurut Bank Dunia standar kemiskinan adalah sebesar Rp. 564.000 per bulan sedangkan menurut BPS sebesar Rp. 248.707 per bulan. Ada faktor kemungkinan penerima program SKSS BAZNAS tidak termasuk kategori miskin baik dari BPS atau Bank Dunia. Tetapi, jika dihitung untuk pembagian banyaknya tanggungan keluarga, besar kemungkinan penerima program SKSS BAZNAS termasuk kategori miskin.
3.
Program SKSS BAZNAS dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi secara langsung. Dengan adanya pendapatan yang bertambah berbentuk uang saku, pengeluaran jadi hemat, kekayaan yang dimiliki berupa uang saku yang diberikan per tiga bulan sebesar Rp. 3.000000. Jadi, selain nilai kepemilikan bertambah, penerima program SKSS BAZNAS bisa mendapatkan pendidikan untuk kesejahteraan keluarga di masa yang akan datang.
B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyarankan sebagai berikut : 1.
Program ini sangat bagus untuk dilaksanakan, akan tetapi dalam penyaluran kedepannya tidak mengalami keterlambatan lagi dalam mengeluarkan pembiayaan untuk mahasiswa/i. Sehingga memudahkan mahasiswa/i untuk mengisi KRS ketika perkuliahan baru dimulai.
79
2.
Untuk mempermudah dalam meningkatan insan yang lebih bermutu lagi. Diharapkan BAZNAS menjadikan program ini lebih baik dari sebelumnya.
3.
Lebih bagus lagi apabila penerima program SKSS BAZNAS pelaksanaannya, sebelum masuk perguruan tinggi. Biasanya, orang yang sudah masuk perguruan tinggi keluarganya sudah memiliki perencanaan pendidikan. Sedangkan banyak orang yang tidak masuk perguruan tinggi dengan alasan tidak memiliki biaya dan belum ada perencanaan keuangan dari keluarga. Sehingga mereka lebih memilih bekerja untuk menopang hidupnya.
4.
Dalam dunia zakat, pembinaan (pendamping) sangat dibutuhkan untuk memudahkan mustahik menjadi lebih baik. Dengan adanya pendamping untuk program SKSS BAZNAS, mahasiswa yang harus mengabdi selama satu tahun sesuai dengan persyaratan yang ditentukan BAZNAS bisa melakukan dalam prakteknya. Sehingga ketika terjun ke masyarakat akan memudahkan mereka bersosialisasi.
5.
Adanya informasi dan komunikasi yang baik dari BAZNAS untuk penerima beasiswa
dan
Universitas.
Sehingga
memudahkan
mereka
untuk
mendapatkan mengenai info keterlambatan atau info-info yang terkait dengan program SKSS BAZNAS.
DAFTAR PUSTAKA
Aflah. Noor. Arsitektur Zakat Indonesia dilengkapi Kode Etik Amil Zakat Indonesia, Jakarta : UI-Press, 2009. Ali, Muhammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf , Jakarta : UIPress, 1988. Badan Pusat statistik, Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2000 , Jakarta: BPS, 2000. Bariadi, Lili dkk. Zakat & Wirausaha, Jakarta : CV. Pustaka Amri, 2005. Bariyah, Oneng Nurul. Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktik Pemberdayaan Ekonomi, Ciputat : Wahana Kardofa FAI UMJ, 2012. Beik, Irfan Syauqi, “Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus Dompet Dhuafa Republika,”Zakat dan Empowering Jurnal Pemikiran dan Gagasan volume 2 (Jumadil Tsani 1430/ Juni 2009) Bukhori, Muhammad Bukhori. ” Efektifitas Penyaluran Dana Beasiswa Etos Di Dompet Dhuafa Republika.” Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Bahasa, 2008. Direktorat Pemberdayaan Zakat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI ,Pedoman Zakat 9 seri, Jakarta : Direktorat Pemberdayaan Zakat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2006. Hafidhuddin, Didin. Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta : Gema Insani, 2002. __________, Agar Harta Berkah & Bertambah, Jakarta : Gema Insani, 2007. __________dkk. The Power Of Zakat Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara, Malang : UIN-Malang Press, 2008. Hasbi, Al Furqon. 125 Masalah Zakat, Jakarta : Solo: Tiga Serangkai, 2008. Huda, Nurul dan Muhammad Heykal. Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis dan Praktis, Jakarta :Kencana, 2010. Jaenudin, Asep. ”Zakat Untuk Pemberdayaan Pendidikan (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Post Keadilan Peduli Umat Pusat).” Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Purwakanta, M.Arifin dan Noor Aflah. Southeast Asia Zakat Movement, Jakarta : FOZ, 2008. Putri, Alfianih Nuraini. ”Pendistribusian Dana Bantuan BAZIS dan Hubungannya Dengan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SLTA di Wilayah Jakarta Utara.” Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat, Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa, 2004. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009. Majma Lughah al-„Arabiyyah, al-Mu‟jam al-Wasith, Mesir : Daar el-Ma‟arif, 1972. Nazir, Moh. Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999 Rahardja, Prahatma dan Mandala Manurung. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008 Respaningrum, Ramadhen Dewi. “Manajamen Pendayagunaan Zakat, Infak dan Shadaqah Melalui Program Beasiswa Mandiri (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid Semarang Tahun 2012).” Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2012. Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah, Jakarta : PT Pena Prenada Akasara, 2008. Sandjaja, B dan Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian. Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2006. Sudewo, Eri. Manajamen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar, Ciputat : Institut Manajamen Zakat, 2004. Sukirno, Sadono. Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011. Sunarti, Euis. “Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Pengembangan, Evaluasi dan Keberlanjutannya.”Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, 2006. Syahatah,Husein. Cara Praktis Menghitung Zakat, Ciputat :Kalam Pustaka, 2005. Taufiqullah, Akuntansi Zakat Kontemporer, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003.
Didin Hafidhuddin, Sambutan, dalam Noor Aflah (Ed), “Bersama BAZNAS Membangun Kemandirian Umat dan Bangsa dalam Pandangan Didin Hafidhuddin”, 2012 BAZNAS, “Potensi Zakat Nasional”, Zakat Menyucikan Harta dan Jiwa (Mei – Juni 2013, Rajab 1434) Badan Amil Zakar Nasional (BAZNAS) “ Program Lembaga Zakat Untuk Proteksi Penduduk Miskin” di akses pada tanggal 11 November 2013 dari http://www.baznas.or.id/berita-artikel/program-lembaga-zakat-untuk-prote ksi-penduduk-miskin/ __________ , “Profil Badan Amil Zakat Nasional”, di akses pada tanggal 21 September 2013, dari http://www.baznas.or.id/berita-artikel/profil Badan Pusat Statistik (BPS) “Kemiskinan” di akses pada tanggal 11 November 2013 dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar = 1&id_subyek=23¬ab=1. Forum Kompas“ Indikator Miskin” artikel ini di akses 10 Januari 2014 http://forum .kompas.com/nasional/17755-indikator-miskin.html Gunadarma University “ Pengertian Individu dan Keluarga” artikel ini diakses pada tanggal 26 Januari 2013 dari http://wartawarga.gunadarma.ac.id /2010/01/posted-under-uncategorized-e-pengertian-individu-individu-ber asal-dari-kata-latin-individuum-yang-artinya-tidak-terbagi-individu-me nekankan-penyelidikan-kepada-kenyataan-kenyataan-hidup-ya/ Irfan Syauki Beik,”Peran Lembaga Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan”, Kompas, (Jakarta), 24 September 2012 Lembaga Badan Amil Zakat Nasional “Satu Keluarga Satu Sarjana” di akses pada tanggal 11 November 2013 dari http://pusat.baznas.go.id/satu-keluarga-satusarjana/ Manajamen Dakwah “Pengertian Pendayagunaan Zakat” artikel ini diakses pada tanggal 26 januari 2013 dari http://md-uin.blogspot.com/2009/06/ pengerti an-pendayagunaan-zakat_17.html Murianto “Kebutuhan dan Keinginan” Artikel ini di akses pada tanggal 10 Januari 2014 dari http://smagapro.blogspot.com/2011/07/kebutuhan-dan-keinginan .html t.p.,”Pengertian Dedinisi Ekonomi Menurut Para Ahli” di akses pada tanggal 26 Januari 2013 http://carapedia.com/pengertian_definisi_ekonomi_menurut_ para_ahli_info501.html Wawancara pribadi dengan Penerima beasiswa SKSS, Jakarta 18 Desember 2013
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ahmad Fauzan bidang kemahasiswaan IAIN Walisongo, Jakarta 16 Desember 2013 Wawancara pribadi via telephone dengan Bapak Harles Bidang Kemahasiswaan STAIN Palangkaraya, 16 Desember 2013 Wawancara pribadi dengan Farid Septian Pelaksana Program Satu Keluarga Satu Sarjana. Jakarta, 2 Desember 2013. Wawancara pribadi dengan Ibu Amelya Hidayat bagian beasiswa di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,16 Desember 2013
Badan Amil Zakat Nasional Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan Rekap Program Satu Keluarga Satu Sarjana No
Nama PTAIN
1 2 3
IAIN Mataram STAIN Samarinda IAIN Sunan Ampel Surabaya UIN Sunan Gunung Djati Bandung IAIN Ar-Raniry STAIN PONTIANAK STAIN Sorong UIN Sultan Syarif Kasim Riau UIN Alauddin Makassar UIN Sunan Kalijaga IAIN Sultan Amai Gorontalo IAIN IMAM BONJOL STAIN CURUP Bengkulu IAIN Antasari Banjarmasin STAIN Manado IAIN Walisongo STAIN Palangkaraya UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG IAIN SULTHAN THAHA SAIPUDDIN IAIN RADEN FATAH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA IAIN AMBON IAIN Raden Intan Lampung
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
10 10 10
Biaya per Semester SPP Uang Saku 4,000,000 30,000,000 6,000,000 30,000,000 6,000,000 30,000,000
10
17,850,000
30,000,000
10 10 10 9 10 10 10 10 10 10 10 10 10
14,500,000 6,000,000 6,000,000 5,700,000 4,000,000 5,800,000 4,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 4,000,000 6,000,000 6,000,000
30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000
10
12,500,000
30,000,000
10
6,000,000
30,000,000
10
6,000,000
30,000,000
10
19,615,000
30,000,000
10 10
8,500,000 5,800,000
30,000,000 30,000,000
Jml Peserta
NB: Uang Saku diberikan per semester kepada peserta yang Indeks Prestasinya minimal 3,00
Rekap Daftar Penerima Beasiswa SKSS BAZNAS N o Nama 1. IAIN Mataram 1 Bahwan 2 I Gusti Ayu Chalida 3 Sahrul Januardi 4 Eva Lestari 5 Zulhadi 6 Sumenah 7 Subhan 8 BQ. Nanik Sumarni 9 Sudirman 10 Patiah 2. STAIN Samarinda 1 M.Shabirin Amin 2 Arifin 3 Rahman Hakim 4 Abdul Rahman 5 Fachrurazi 6 Moh. Isnaini 7 Abdul Hair Rahman 8 Jamrani 9 Satriawan 10 Adib Pratama Hadinto 3. IAIN Sunan Ampel Surabaya 1 Luluk Mas`ulah 2 Miftakhul Khoiriyah 3 Mazidatur Rizqiyah 4 Nur Afifah 5 Yuli Rahmawati 6 Cici Marini 7 Mohammad Irsyad Karim Amrulloh 8 Umi Hanik 9 Rahmad Sholehuddin 10 Syaiful Libadil Huluq 4. UIN Sunan Gunung Djati Bandung 1 Jujun Junaedi 2 Susi Nursolihah 3 Fahadil Amin Alhasan 4 Nearlyllah Yaumu Arafah 5 Redi Hadiyanto 6 Ahmad Mustofa 7 Solihudin 8 Obar Ridwan
Jurusan/Fakultas Dakwah/Pengembangan Masyarakat Islam Tarbiyah/Matematika Dakwah/Syiar Islam Syariah/Akuntansi Syariah Tarbiyah/ Pend. Bahasa Arab Syariah/Hukum Keluarga Tarbiyah/Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyah/Matematika Syariah/muamalah Tarbiyah/ Pend. IPA Biologi Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Dakwah/Manajemen Dakwah Dakwah/Manajemen Dakwah Dakwah/Manajemen Dakwah Dakwah/Manajemen Dakwah Dakwah/Manajemen Dakwah Tarbiyah/Pendidikan Matematika Adab/Sastra Arab Adab/Sastra Arab Tarbiyah/Pend Guru Madrasah Ibtidaiyah Adab/Tarbiyah Tarbiyah/Kependidikan Islam Tarniyah/Pendidikan Matematika Adab/Bahasa dan Sastra Arab Usuludin/Perbandingan Agama Syariah/Muamalah Adab/ Bahasa dan Sastra Arab Tarbiyah/ Pendidikan Bahasa Arab Syariah/ Muamalah Tarbiyah/ Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Syariah/ Muamalah Ushuludin/Tasawuf Psikoterapi Adab/ Bahasa dan Sastra Arab Tarbiyah/Kependidikan Islam
9 Rohaman 10 Ernawati 5. IAIN Ar-Raniry 1 Rubiati 2 Ahsani Amra 3 Zakia Darajat 4 Muliadi 5 Alfi Husna 6 Irma Suryani 7 Hanif Saputra 8 Emilia 9 Makmur Rizal 10 Elisa Yudhi 6. STAIN PONTIANAK 1 Abdul Hamid 2 Abd. Hamid 3 Muhammad Sholeh 4 Al Munawarah 5 Halimatuttaubah 6 Saiful Anwar 7 Rici Rikardo 8 Adahyaningsih 9 Buhabi 10 Siti Sahara 7. STAIN Sorong 1 Firman Ode 2 Nanik Lestariani 3 Nasaruddin 4 Herman 5 Fitri Ruwaidah 6 Yeni Wulandari 7 Wahyu Hidayatullah 8 Indra Hendrian Sahita 9 Sulastri 10 Asep Abdul M 8. UIN Sultan Syarif Kasim Riau 1 Ahmad Sahnan 2 Rahima 3 Feria Wikayati 4 Yayan Hayatuningsih 5 Dwi Kurnia 6 Melisa Saila 7 Rusna 8 Ainatul Radhiah 9 Ahmad Refli 9. UIN Alauddin Makassar
Adab/ Sejarah Peradaban Islam Dakwah/ Manajemen Dakwah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Muamalah Tarbiyah/Tadris Kimia Usuludin/Tafsir Hadist Usuludin/Tafsir Hadist Usuludin/Aqidah&Filasafat Dakwah/Manajemen Dakwah Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam Adab/Ilmu Perpustakaan Adab/Ilmu Perpustakaan Syariah/ Mu'amalah Tarbiyah/ Pend. Bahasa Arab Syari'ah/ Mu'amalah Syari'ah/ Ekonomi Islam Dakwah/ KPI Dakwah/ KPI Syariah/ Ekonomi Islam Dakwah/ Bimb. Konseling Islam Dakwah/ Bimb. Konseling Islam Syariah/ Ekonomi Islam Dakwah / Komunikasi Penyiaran Islam Dakwah/Bimbingan dan Penyuluhan Islam Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Dakwah / Komunikasi Penyiaran Islam Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Usuludin/Tafsir Hadist Dakwah dan Ilmu Komunikasi/Manaj. Dakwah Ekonomi dan Ilmu Sosial/Pend. Matematika Tarbiyah dan Keguruan/Pend.Agama Islam Tarbiyah dan Keguruan/Pend.Agama Islam Tarbiyah dan Keguruan/Pend.Agama Islam Psikologi Sains dan Teknologi/Teknik Informatika Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah
1 Nurhidayat 2 Rian Firdaus 3 Zulfikar 4 Muh. Arif 5 Nurbayanti 6 M. Anshari J 7 Muh. Ardiansyah 8 Mustari 9 Nahliyani 10 Kamaruddin 10. UIN Sunan Kalijaga 1 Amelia Permata Putri 2 Endang Juhani 3 Ayu Usada Rengkaning Tyas 4 Imam Kholid 5 Agung Jamaluddin 6 Ana Riyanti 7 M. Yosi Fawaid 8 Siti Rohimah 9 Erwin Kusumastuti 10 Eka Santi Wahyuni 11. IAIN Sultan Amai Gorontalo 1 Alvian Irwansyah B 2 Riskawati Lasimpala 3 Dita Fitri Nurjanah 4 Moh. Subhan Yunus 5 Iyam Sulaeman 6 Pipit Riyana 7 Yulan Djakaria 8 Riyadatul Mutamainnah 9 Afandi Hasan 10 Liyan D. Biadihi 12. IAIN Imam Bonjol 1 Ardiansyah 2 Rizhasca 3 Pangki Juherman 4 Ismail 5 Andri Novendra 6 Ranti 7 Yulli Gustina 8 Adri Rahmatullah 9 Rini Karmila 10 Wandi Del Putra 13. STAIN Curup Bengkulu 1 Dopri Nutra Fernando 2 Novi Erlina
Adab/ Sejarah dan kebudayaan Islam Adab/ Sejarah dan kebudayaan Islam Dakwah/ KPI Dakwah/ BPI Syariah/Hukum Acara Peradilan dan KeKeluargaan Syariah/Ekonomi Islam Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Ushuluddin/Ilmu Al-Qur'an Ushuluddin/Tafsir Hadist Adab & Ilmu Budaya/ Sasta Inggris Dakwah/Ilmu Kesejahteraan Sosial Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam Syariah & Ilmu Hukum/ Ilmu Hukum Syariah & Ilmu Hukum/ Ilmu Hukum Syariah & Ilmu Hukum/ Ilmu Hukum Syariah & Ilmu Hukum/ Ilmu Hukum Tarbiyah & Keguruan/ Pendidikan Bahasa Arab Ushuludin/Tafsir Hadist Saintek/Matematika Syariah/Ekonomi Islam Syariah/Ekonomi Islam Syariah/Ekonomi Islam Syariah/Ekonomi Islam Syariah/Ekonomi Islam Syariah/Ekonomi Islam Syariah/Ekonomi Islam Syariah/Ekonomi Islam Syariah/Ekonomi Islam Syariah/Ekonomi Islam Adab/ Sejarah dan kebudayaan Islam Adab/Bahasa dan Sastra Arab Dakwah/Manajemen Dakwah Dakwah/Bimbingan dan Penyuluhan Islam Ushuluddin/Aqidah Filsafat Tarbiyah/Pendidikan Bahasa Inggris Tarbiyah/Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyah/Pendidikan Bahasa Inggris Ushuluddin/Aqidah Filsafat Ushuluddin/ Perbandingan Agama Tarbiyah/ Pendidikan Bahasa Arab Syariah/Perbankan Syariah
3 Dewi Novita 4 Ferdiansyah 5 Multi Aulinda 6 Anita Yuliza / Leni Lestari 7 Rodiah Hayati 8 Rina Yunita 9 Lisda Wani 10 Ice Oktavia 14. IAIN Antasari Banjarmasin 1 Mega Purnamasari 2 Laila 3 Noor Bayah 4 Rika 5 Andi Prayogo 6 Muhammad Habibi 7 Lina Karlina 8 Nor Ainah 9 Fitriah 10 Auliani 15. STAIN Manado 1 Mayang Sanang 2 Kutika/Sumarlin Bahtiar 3 Sahlang Manolang 4 Kartika Husain Muhsin 5 Faradila Hasan 6 Sumarni Humanggael 7 Hartin Dahi 8 Jasni Manoso 9 Fisti Andriani Bahden 10 Nurjanah Antareng 16. IAIN Walisongo 1 Mudlitul Hikmah 2 Laily Hidayatun Nisa 3 As`ad Awaliyatur Rozaq 4 Khusni Mubarok 5 Ulfatun Nihayah 6 Siham Muhammad 7 Heri Budianto 8 Muhamad Umar Lathif 9 Muhyidin 10 Zaeni Ulumudin 17. STAIN Palangkaraya 1 Siti Jahro 2 Zainuddin 3 Auladina 4 Amir Mahmud
Tarbiyah/ Bimbingan Konseling Syariah/ Peradilan Agama Tarbiyah/ Bimbingan Konseling Dakwah/Manajemen Informatika Tarbiyah/ Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah Tarbiyah/ Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah Tarbiyah/ Program Study Bahasa Inggris Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam Tarbiyah/Pendidikan Matematika Tarbiyah/Pend Guru Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyah/Pend Guru Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyah/Pend Guru Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam Usuludin/Perbandingan Agama Usuludin/Perbandingan Agama Syariah/Perbankan Syariah Syariah/Ekonomi Islam Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Tarbiyah/ PAI Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ekonomi Islam Syariah / Ekonomi Islam Syariah/Ekonomi Islam Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Hukum Ekonomi Syariah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah / Ekonomi Islam Syariah / Perbankan Islam Syariah / Ahwal As Syahsiyah As Syariah / Siyasah Jinayah Syariah / Ekonomi Islam Syariah / Ekonomi Islam Dakwah/Bimbingan dan Penyuluhan Islam Dakwah / Komunikasi Penyiaran Islam Dakwah Dakwah/Bimbingan dan Penyuluhan Islam Tarbiyah/Bahasa Inggris Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Tarbiyah/Pendidikan Bahasa Arab Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam
5 Jamilah 6 Khadijah 7 Perdi Kastolani 8 Eka Fauzan Rasyid 9 Ahmad Rafuan 10 Santi 18. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 1 Nur Triyono 2 Akmal Adicahya 3 Yasin Yusuf Abdillah 4 Rizqi Firmanda 5 Mahmud Ibrahim 6 Didin Chonyta 7 Ghazi Muhammad Julas 8 Isomuddin Zuhri 9 Khoirun Na'am 10 Istikhomah 19. IAIN Sultan Thaha Saepuddin Jambi 1 Ida Laila 2 Deasy Hardiyana 3 Adeni 4 Endang Estorina 5 Humairah 6 Rica Rahim YB 7 Nurjanati 8 Agus Umiyati 9 Siti Aminah 10 Muhammad Fauzi 20. IAIN Raden Fatah Palembang 1 Dian Veronika 2 Siti Sulaimah 3 Astri Permata Sari 4 Eny Jayanti 5 Titin Sumarni 6 Sri Rahmawati 7 Liza Hairani 8 Fitra Utama Putra 9 Abdul Sahman 10 Ruwaidah 21. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1 Ittaqi Tafuzi 2 Muhammad Ilham Ramdhani 3 Bunga Ariyanti 4 Hasan Abdul Rahman Asso 5 Yoga Wirawan 6 Yunus Manu
Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam Syariah/Ekonomi Syariah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah Syariah/Ahwal Al-Syakhsiah syariah / Hukum Bisnis Syariah Usuludin/KPI Usuludin/KPI Usuludin/KPI Adab/SPI Adab/SPI Syariah/Ekonomi Islam Syariah/Ekonomi Islam Syariah/JS Tarbiyah/PGMI Tarbiyah/Bahasa Arab Syari'ah / EKI Syari'ah / EKI Syari'ah / EKI Syari'ah / EKI Syari'ah / EKI Syari'ah / EKI Dakwah/SI Dakwah/KPI Dakwah/BPI Dakwah/Jurnalistik Tarbiyah/ PAI Kedokteran/ Ilmu Keperawatan Muamalat/ Perbankan Syariah Syariah/ Perbandingan Mazhab Fiqih Syariah/ Perbandingan Mazhab Fiqih Khusus FISIP/ Ilmu Politik
7 Sulhan 8 Abd. Khafid Masnur 9 Asty Wahyuni 10 Gita Najla Aldila 22. IAIN Ambon 1 Nadiana 2 Aspawati Yanlua 3 Ade Nona Lihi 4 Yusran 5 Sandri Rumanama 6 Irmawati Munawaroh 7 Ali Saimima 8 Jamiyanti Tuanany 9 Aliwanta Pattisahusiwa 10 Hadi Wailussy 23. IAIN Raden Intan Lampung 1 Izzatul Faizah 2 Indra Putra Sauki 3 Peni Nugraheni 4 Rahmatullah Raditya 5 Syaifatul Hidayah 6 Ulfa Wulandari 7 Ina Kartika Wati 8 Damong Mayang 9 Nur Sya'adi 10 Nurdermawan
Tarbiyah/ Manajemen Pendidikan Keguruan Islam Psikologi/ Psikologi Ekonomi/ Akuntansi SAINTEK/ Biologi Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Syariah /Muamalah Usuludin Dakwah / Sosiologi Agama Usuludin Dakwah/ Sosiologi Agama Usuludin Dakwah / Jurnalistik Tarbiyah/Pendidikan Biologi Tarbiyah / Matematika Tarbiyah/Pendidikan Biologi Syariah/Akhwal Alsyaksyiah Syariah / PHM FT/TBI FT/TBI FT/PAI FD/MD FT/PGRA FT/TBI FS/EI FT/TBI FS/EI FS/EI
PASAL 2 JANGKA WAKTU PERJANJIAN 2.1. Para Pihak menetapkan jangka waktu Perjanjian sebagaimana dituangkan dalam Ketentuanketentuan Khusus Kerjasama sebagai lampiran Perjanjian ini, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan satu kesatuan dari Perjanjian ini (untuk selanjutnya disebut Jangka Waktu Perjanjian). 2.2. Para Pihak sepakat bahwa Jangka Waktu Perjanjian dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan tertulis dari Para Pihak yang akan dituangkan dalam suatu amandemen atas Perjanjian atau dokumen tertulis lainnya sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Perjanjian ini. 2.3. Perjanjian ini berakhir apabila: 2.3.1. Jangka Waktu Perjanjian berakhir, sebagaimana dimaksud dalam angka 2.1; 2.3.2. Pihak Pertama dibubarkan dan tidak ditunjuk badan atau lembaga pengganti atau penerusnya atau Pihak Kedua dilikuidasi atau dinyatakan pailit; 2.3.3. diakhiri oleh Pihak Pertama dalam hal terjadi pelanggaran oleh Pihak Kedua atas sebagian dan/atau seluruh syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang dimuat di dalam Perjanjian ini dan tidak memperbaiki pelanggaran tersebut dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima pemberitahuan tertulis atas pelanggaran tersebut dari Pihak Pertama. 2.3.4. diakhiri oleh salah satu pihak dalam hal pihak lainnya melakukan kelalaian, wanprestasi, dan tindak pidana sebagaimana diatur dalam ayat 7.1. 2.4. Dalam hal terjadi pengakhiran Perjanjian sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, maka Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan yang dimuat di dalam Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 2.5. Dalam hal terjadinya pengakhiran perjanjian, baik terjadi karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2.3 maupun ayat 2.4 masing-masing tetap berkewajiban untuk menyelesaikan kewajiban yang belum ditunaikan. PASAL 3 HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK 3.1. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA 3.1.1. Sebagai pemilik Program SKSS . 3.1.2. Mendapatkan pengelolaan Program SKSS sesuai petunjuk pelaksanaan yang ditetapkan oleh Pihak Pertama. 3.1.3. Berhak menetapkan/meminta perubahan apabila dalam proses pelaksanaan program ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang sudah ditetapkan oleh Pihak Pertama. 3.1.4. Berhak menetapkan peserta Program SKSS yang diajukan oleh Pihak Kedua. 3.1.5. Melakukan monitoring, evaluasi dan audit terhadap pelaksanaan Program SKSS dan keuangan. 3.1.6. Mendapatkan laporan akademik mahasiswa dan penggunaan dana selambat-lambatnya tanggal 10 setiap semester. 3.1.7. Menyalurkan dana beasiswa untuk biaya kuliah sesuai anggaran yang diajukan oleh Pihak Kedua dan disetujui oleh Pihak Pertama ditransfer setiap semester ke rekening Bank … Nomor ….. cabang … atas nama…. 3.2. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 3.2.1. Berhak mengajukan mahasiswa yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Pihak Pertama untuk menjadi calon peserta Program SKSS. PKS SKSS BAZNAS | Halaman 2 dari 6
3.2.2. Berkewajiban merekomendasikan mahasiswa penerima beasiswa sesuai kriteria yang ditetapkan Pihak Pertama. 3.2.3. Berkewajiban menyalurkan dana beasiswa sebagaimana dimaksud dalam ayat 3.1.6 Perjanjian ini untuk membiayai kuliah mahasiswa penerima beasiswa. 3.2.4. Berkewajiban memantau perkembangan akademik mahasiswa penerima beasiswa. 3.2.5. Berkewajiban melaksanakan Program SKSS sesuai petunjuk pelaksanaan yang ditetapkan oleh Pihak Pertama. 3.2.6. Membuat laporan perkembangan akademik mahasiswa dan laporan penggunaan dana selambat-lambatnya tanggal 10 setiap semester. 3.2.7. Berkewajiban melakukan publikasi Program SKSS melalui media komunikasi yang dimiliki oleh Pihak Kedua. PASAL 4 PERNYATAAN dan JAMINAN Para Pihak menjamin bahwa pernyataan-pernyataan tersebut di bawah ini adalah benar, tidak direkayasa atau dibuat-buat sehingga isinya tidak menyesatkan: 4.1. Para Pihak adalah suatu badan yang didirikan secara sah menurut ketentuan hukum dan peraturan perundangan yang berlaku serta tidak dalam keadaan dibubarkan atau membubarkan diri. Para Pihak tidak akan mengubah status hukum yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya Perjanjian ini. 4.2. Para Pihak telah melakukan semua tindakan hukum yang diperlukan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku untuk membuat, menandatangani Perjanjian ini dan dokumen atau perjanjian lain sehubungan dengannya. 4.3. Orang-orang yang menandatangani Perjanjian ini dan dokumen transaksi benar-benar berhak menandatangani perjanjian-perjanjian dan dokumen-dokumen tersebut. 4.4. Para Pihak mempunyai dan selalu menjaga keberlakuan semua izin yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan usahanya. 4.5. Para Pihak saling menjaga dan menjamin nama baik masing-masing pihak demi kemaslahatan umat. 4.6. Pihak Kedua menjamin bahwa kegiatan yang dilakukan tidak ada hubungan dengan partai politik apapun dan tidak ada bendera atau lambang partai politik pada setiap kegiatan yang dilakukan. PASAL 5 KEADAAN MEMAKSA 5.1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa dalam Perjanjian ini adalah suatu kejadian atau keadaan diluar kemampuan Para Pihak, antara lain: 5.1.1. Bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, tanah longsor, banjir, epidemik dan bencana alam lainnya. 5.1.2. Huru-hara, perang, sabotase, pemogokan umum, pemberontakan, kebijakan dan peraturan pemerintah yang mengakibatkan kerugian diluar dugaan dan diluar kemampuan kontrol Para Pihak. 5.1.3. Berkurangnya perolehan ZIS Pihak Pertama, sehingga mengakibatkan ketidakmampuan Pihak Pertama untuk menjalankan Program SKSS ini, dikarenakan telah terikat dengan Program lain yang telah disepakati lebih dahulu/telah menjadi Program tahunan Pihak Pertama sebelum ditandatanganinya Perjanjian ini. 5.2. Dalam hal terjadi keadaan memaksa sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 6.1, maka pihak yang mengalami keadaan memaksa wajib untuk memberitahukan secara tertulis tentang terjadinya keadaan memaksa tersebut, kepada pihak lainnya dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari PKS SKSS BAZNAS | Halaman 3 dari 6
kerja terhitung sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut, dan harus membuat rencana ulang pelaksanaan kewajiban yang tertunda tersebut disertai batas waktu pelaksanaannya. 5.3. Apabila pihak yang mengalami keadaan memaksa tidak melaksanakan kewajibannya, maka pihak lainnya berhak menolak dan tidak mengakui peristiwa keadaan memaksa tersebut, sehingga segala kerugian risiko dan konsekuensi yang timbul menjadi beban dan tanggung jawab pihak yang mengalami keadaan memaksa. 5.4. Keadaan memaksa tidak mengakibatkan hilangnya hak dan kewajiban Para Pihak, hanya memberi tenggang waktu kepada pihak yang mengalami keadaan memaksa untuk menyusun ulang kewajibannya. PASAL 6 SANKSI 6.1. Dalam tenggang waktu kerjasama jika Pihak Pertama menemukan kelalaian, wanprestasi atau indikasi tindakan pidana lainnya pada Pihak Kedua yang terkait dengan perjanjian ini dan/atau pelaksanaanya baik secara kelembagaan maupun pribadi, maka Pihak Pertama akan memutuskan Perjanjian ini dan Pihak Kedua wajib mengembalikan semua dana yang telah diberikan kepada Pihak Kedua. 6.2. Apabila tidak ada itikad baik dari Pihak Kedua untuk mengembalikan dana, maka Pihak Pertama akan memutuskan Perjanjian sebagaimana diatur dalam ayat 2.3.4 dan melakukan upaya hukum dengan memilih domisili hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 6.3. Apabila Pihak Pertama tidak memenuhi kewajibanya sebagaimana diatur dalam pasal 4, maka Pihak Kedua secara sepihak dapat memutuskan perjanjian ini, dan Pihak Pertama tetap berkewajiban untuk membayar biaya yang telah dikeluarkan terkait dengan palaksanaan perjanjian ini. PASAL 7 PENGALIHAN HAK KEWAJIBAN Para Pihak tidak diperkenankan untuk mengalihkan hak dan kewajiban berdasarkan erjanjian ini, baik sebagian, maupun seluruhnya, kepada pihak lainnya selama berlangsungnya Perjanjian ini, tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari Para Pihak. PASAL 8 PERGANTIAN PENGURUS 8.1. Perjanjian ini tidak berakhir apabila Para Pihak mengalami perubahan susunan kepengurusan. Pengurus yang baru akan tetap terkait dan wajib mematuhi isi Perjanjian ini. 8.2. Jika terjadi perubahan susunan pengurus pada Para Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 8.1 wajib disampaikan kepada pihak lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan. 8.3. Para Pihak tetap mentaati seluruh isi Perjanjian sekalipun terjadi pergantian atau mutasi para pengurus dalam struktur organisasi Para Pihak. PASAL 9 KESELURUHAN PERJANJIAN Perjanjian ini beserta lampiran-lampirannya yang ditandangani oleh Para Pihak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan satu kesatuan dari Perjanjian ini yang berisikan keseluruhan Perjanjian antara Para Pihak berkenaan dengan hal pokok dari Perjanjian ini.
PKS SKSS BAZNAS | Halaman 4 dari 6
PASAL 10 ADDENDUM/AMANDEMEN 10.1. Perjanjian ini tidak dapat diubah atau ditambahkan tanpa adanya persetujuan dari Para Pihak. 10.2. Hal-hal yang belum cukup diatur dan/atau perubahan maupun penambahan dari Perjanjian ini akan dituangkan dalam bentuk tertulis sebagai addendum/amandemen Perjanjian ini, yang akan dibuat berdasarkan kesepakatan dari dan ditandatangani oleh Para Pihak. 10.3. Addendum/amanademen akan tetap menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Perjanjian ini. PASAL 11 PILIHAN HUKUM DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN 11.1. Pelaksanaan Perjanjian ini tunduk dan ditafsirkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia. 11.2. Apabila terjadi perbedaan pendapat atau penafsiran atas hal-hal yang tercantum di dalam Perjanjian ini atau terjadi perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan Perjanjian ini, selain yang diatur dalam Pasal 6 Perjanjian ini, Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat. 11.3. Apabila penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam ayat 11.2. tidak dapat tercapai, maka Para Pihak sepakat untuk diselesaikan melalui Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 11.4. Selama proses penyelesaian perselisihan masing-masing Pihak tetap berkewajiban untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini. PASAL 12 KETENTUAN PENUTUP Apabila sebagian dari ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku atau tidak dapat dilaksanakan karena ketentuan hukum, maka hal ini tidak mempengaruhi keabsahan dan pelaksanaan dari ketentuan lain Perjanjian ini. Demikian Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi Para Pihak. PIHAK PERTAMA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
PIHAK KEDUA …………………………….
Teten Kustiawan Direktur Pelaksana
……………….. ……………….
PKS SKSS BAZNAS | Halaman 5 dari 6
Perjanjian Kerjasama Lampiran 1 Ketentuan-ketentuan Khusus Kerjasama PROGRAM BEASISWA SKSS TAHUN AJARAN 2013 - 2017 Ketentuan-ketentuan Khusus Kerjasama Program Beasiswa Tahun Ajaran 2013 - 2017 ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama tentang Pelaksanaan Pengelolaan Satu Keluarga Satu Sarjana di Universitas ..... antara Badan Amil Zakat Nasional dan Universitas ......, Nomor BAZNAS : ...../PKS/PH/BAZNAS/XII/2012 dan Nomor Universitas.................: _______________________________________ , tanggal ................ (“Perjanjian”). 1. Jangka Waktu Perjanjian : tanggal …. Oktober 2013 sampai dengan .. Oktober 2017 2. Jumlah Mahasiswa : 3. Daftar Mahasiswa :
PIHAK PERTAMA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
PIHAK KEDUA …………………………….
Teten Kustiawan Direktur Pelaksana
……………….. ……………….
PKS SKSS BAZNAS | Halaman 6 dari 6
Lampiran FORMULIR PENDAFTARAN PROGRAM BEASISWA UNGGULAN SKSS BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL A. KETERANGAN PRIBADI Nama Lengkap
:_______________________________
Tempat dan tanggal lahir
:_______________________________
Agama
:_______________________________
Jenis kelamin
: (Laki-laki/Perempuan)*
Status
: (Belum nikah /Nikah)*
Nama Orangtua
:_______________________________________________
Alamat (saat ini)
:_______________________________________________
Kota/Kab/Propinsi
:_______________________________(Kode Pos)_______
Telepon
( rumah )
:_______________________________________________
( hand phone )
:_______________________________________________
( fax )
:_______________________________________________
E-mail
:_______________________________________________
Status Pendidikan (saat ini)
:________________________________(D3/D4/S1/S2/S3)*
Kelas/Semester (saat ini)
:_______________________________________________
Jurusan yang Diminati
:________________________________(D3/D4/S1/S2/S3)*
B. KETERANGAN DAERAH ASAL Nama Propinsi
:_______________________________________________
Nama kabupaten/kota
:_______________________________________________
Alamat rumah asal
:_______________________________________________ :_______________________________(Kode Pos)_______
No. Telepon
:_______________________________________________
No. Fax
:_______________________________________________
Potensi SDA asal
: _______________________________________________
* = Lingkari yang sesuai dengan pilihan
Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS RI | 19
C. PENDIDIKAN TERAKHIR YANG DICAPAI
s/d
(SMA/SMK/MA)*
s/d
(D1/ D3/D4)*
s/d
S1
* = Lingkari yang sesuai dengan pilihan
D. DATA ORGANISASI
s/d s/d s/d s/d
E. DATA PERLOMBAAN / KEJUARAAN
F. PELATIHAN LANJUTAN / SEMINAR / KURSUS
s/d s/d s/d s/d
Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS RI | 20
G. PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH Jawablah masing-masing pertanyaan dengan jelas sesuai dengan potensi di daerah anda. 1.
2.
3.
4.
5.
Seperti apakah daerah tempat asal saya? …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… Potensi dan sumber daya apa yang ada di daerah saya tetapi belum teroptimalisasi? …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… Langkah apa yang saya lakukan untuk mengembangkan daerah saya? …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… Strategi apa yang harus saya persiapkan untuk mendukung rencana pengembangan daerah? …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… Tuangkan segala cita-cita, harapan, keinginan anda setelah lulus program beasiswa unggulan dalam 1 paragraf pendek pada kolom di bawah ini. …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa data yang saya isikan diatas adalah benar.
....................... , ...... - ................ - 20....
(
Nama Lengkap
)
Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS RI | 21
SURAT PERNYATAAN Nama NIM PTN Jurusan studi Masa registrasi Daerah Asal
: : : : : :
setelah dinyatakan lulus seleksi Program Beasiswa Unggulan SKSS dari PTN Mitra BAZNAS maka dengan ini saya menyatakan sebagai berikut : 1. Bersedia selama proses studi tidak menerima Beasiswa dari pihak / instansi manapun. 2. Mengikuti semua ketentuan / aturan Program Beasiswa Unggulan SKSS 3. Bersedia Mengikuti persyaratan kembali ke daerah asal untuk mengembangkan potensi SDA selama minimal 1 tahun. 4. Bersedia mengikuti pembinaan akademis dan non akademis program beasiswa SKSS 5. Memenuhi standar Indek Prestasi yang telah ditetapkan oleh BAZNAS 6. Bersedia dihentikan bantuan beasiswa SKSS jika saya tidak memenuhi persyaratan dan melanggar pesyaratan yang ditentukan selama menjadi peserta program SKSS. 7. Tidak merokok dan tidak melakukan tindakan kriminal lainnya Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan peserta beasiswa SKSS. ……………………,…………………….20…. Peserta Beasiswa SKSS Materai 6000
……………………………………
Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS RI | 22
Lampiran SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN BEKERJA PADA PROGRAM PEMBERDAYAAN SDA LOKAL PESERTA BEASISWA UNGGULAN SKSS Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama NIM PTN Jurusan studi Lulus tahun Daerah Asal
: : : : : :
setelah lolos seleksi dan dinyatakan lulus Program Beasiswa Unggulan SKSS yang diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional maka saya : Nama :...................... Universitas(NamaUniversitas--------)Program (Sarjana/Magister/Doktor) Fakultas (Nama Fakultas------------) Program Studi (Nama Program Studi-------------) Konsentrasi (Konsentrasi--------------). MENYATAKAN SAYA BERSEDIA : 1. Bersedia Mengikuti persyartan kembali ke daerah asal untuk membangun potensi SDA selama minimal 1 tahun setelah saya di nyatakan lulus sebagai sarjana dan peserta beasiswa SKSS. 2. Bersedia penjadi tenaga penggerak dan pelopor potensi SDA lokal. 3. Bersedia mengikuti aturan yang di berlakukan pada program pemberdayaan SDA lokal Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan peserta beasiswa SKSS. ……………………,…………………….20…. Peserta Beasiswa SKSS
……………………………………
Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS RI | 24
Lampiran Kuesioner KUESIONER Dengan hormat, Saya adalah mahasiswi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian yang berjudul “Kontribusi BAZNAS Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga Fakir Miskin Melalui Program Satu Keluarga Satu Sarjana”. Penelitian ini saya lakukan untuk skripsi. Saya mohon kesediaannya dalam pengisian pernyataan-pernyataan secara lengkap dan sebenar benar-nya. Atas waktu dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih. Choirun Nissa
A. Lampiran data yang dibutuhkan untuk penelitian skripsi 1. Data penerima program Satu Keluarga Satu Sarjana 2010-2013 2. Data keluarga dari penerima beasiswa 3. Laporan keuangan untuk program Satu Keluarga Satu Sarjana 4. Data penyaluran BAZNAS untuk program Satu Keluarga Satu Sarjana
B. Daftar Pertayaan 1. Bagaimana profil untuk program Satu Keluarga Satu Sarjana beserta perkembangannya ? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2. Bagaimana mekanisme yang dilakukan BAZNAS untuk program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) ? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 3. Apa saja persyaratan untuk mengikuti program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) ? ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
1
4. Apakah BAZNAS melakukan kerja sama dengan pihak universitas untuk program ini ? jika iya adakah syarat-syarat terkait dari universitas ? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 5. Apakah BAZNAS melakukan bimbingan untuk penerima program Satu Keluarga Satu Sarjana ? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 6. Apa saja kriteria penerima program Satu Keluarga Satu Sarjana ? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 7. Apa saja yang sudah diberikan BAZNAS untuk penerima program Satu Keluarga Satu Sarjana ? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 8. Apakah faktor pendukung dan penghambat program Satu Keluarga Satu Sarjana ? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 9. Apakah BAZNAS melakukan kerja sama dengan universitas yang berbeda atau dengan universitas yang sama pada setiap ajaran baru? ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
2
Lampiran Kuesioner KUESIONER Dengan hormat, Saya adalah mahasiswi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian yang berjudul “Kontribusi BAZNAS Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga Fakir Miskin Melalui Program Satu Keluarga Satu Sarjana”. Penelitian ini saya lakukan untuk skripsi. Saya mohon kesediaannya dalam pengisian pernyataan-pernyataan secara lengkap dan sebenar benar-nya. Atas waktu dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih. Choirun Nissa Nama responden
:
Jenis kelamin responden
: Laki-laki/ Perempuan
Universitas
:
Jabatan
: Akademik Bidang Kemahasiswaan
1. Bagaimana mekanisme perjanjian yang dilakukan BAZNAS dan pihak Universitas ? Dengan cara mengundang perguruan Tinggi Agama Islam 2. Berapa lama jangka waktu perjanjian yang dilakukan pihak Universitas ? Sudah mulai kerjasama dari 2010 hingga sekarang 3. Laporan apa saja yang diberikan pihak universitas kepada BAZNAS ? a. Hasil Studi Semester b. Fotocopy rekening c. Laporan kegiatan mahasiswa 4. Berapa jumlah penyaluran yang diberikan BAZNAS setiap semesternya ? Per semester diberikan dana Rp. 3.000.000 untuk mahasiswa sedangkan IAIN diberikan dana sesuai dengan biaya kuliah fakultas masing-masing
1
5. Bagaimana mekanisme pemberian dana kepada mahasiswa ? Untuk SPP pihak BAZNAS transfer ke rekening IAIN Walisongo sedangkan untuk living cost langsung di transfer ke rekening mahasiswa 6. Bagaimana perkembangan akademik mahasiswa setelah diberi dana ? Setelah diberi dana dari BAZNAS pasti berkembang, hanya IP ada saja yang turun. Tapi, untuk IPK belum ada yang dibawah 3,00 7. Bagaimana cara universitas mempublikasikan program SKSS ? Dari mulut ke mulut mahasiswa 8. Apakah pihak Universitas pernah menanggung biaya yang seharusnya diberikan BAZNAS untuk mahasiswa ? Pihak IAIN tidak pernah menanggung biaya mahasiswa baik SPP atau uang saku. Jadi mereka bayar sendiri lalu diganti oleh BAZNAS 9. Apakah pihak BAZNAS pernah telah mengirimkan dananya? Ya pernah, terakhir pembayaran bulan November 10. Berapa hari tenggang waktu yang diberikan Universitas kepada BAZNAS apabila dana zakat yang diberikan belum ada? Tidak ada tenggang waktu karena sudah di maklumi oleh pihak kedua. Karena SDM yang di BAZNAS kurang 11. Apakah keuntungan yang di dapat dari Universitas dengan adanya program SKSS ? Keuntungan ada pada mahasiswa, karena bisa membantu mahasiswa yang tidak mampu sekolahnya jadi bisa. Dan memudahkan mahasiswa untuk berprestasi. 12. Apakah dampak dari program ini untuk Universitas ? Dampaknya, karena bisa memberikan kemudahan untuk mahasiswa tapi sulit bagi IAIN jika ada complain dari mahasiswa
2
13. Apakah ada faktor penghambat dalam melaksanakan program ini? -
Dana zakat tidak jelas dapatnya berapa, itu yang membuat macet program
-
SDM dari BAZNAS yang kesulitan dalam menangani ini
14. Apakah kelemahan dari program SKSS ?
15. Apakah saran untuk program SKSS ? Bagus, perlu diteruskan lagi dan perlu di optimalkan programnya. Kalau bisa kuotanya bertambah
3
LampiranKuesioner KUESIONER Denganhormat, Saya adalah mahasiswi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian yang berjudul“Kontribusi BAZNAS Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga Fakir Miskin Melalui Program Satu Keluarga Satu Sarjana”. Penelitian ini saya lakukan untuk skripsi. Saya mohon kesediaannya dalam pengisian pernyataan-pernyataan secara lengkap dan sebenar benar-nya. Atas waktu dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih. ChoirunNissa Nama responden
: SITI JAHRO
Jenis kelamin responden
: Perempuan
Tempat, Tangal Lahir
: Cirebon 6 Januari 1992
Universitas
: STAIN Palangka Raya
Fakultas/ Jurusan/ Semester :Tarbiyah / BahasaInggris / VII Alamat Asal
: Jl. Kresno no.5 kelurahan Habaring Hurung Kec.Bukit
Batu Kota Palangka Raya.
Alamat Sekarang
: JL. Brokoli 1 Kel.Panarung Kec. Pahandut Kota
Palangka Raya IPK Terakhir
: 3.58
Pekerjaan Orang Tua
: Swasta
Anak 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Usia 36 34 31 28 23 21 18 16 14 13 9
Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. S1 5. SMP 6. SedangKuliah 7. SMA 8. Sedang duduk di bangku SMA 9. Sedangduduk di bangku SMP 10. Sedangduduk di bangku SMP 11. Sedangduduk di bangku SD
1
A. Jelaskan pernyataan-pernyataan berikut 1. Mengapa anda mengikuti beasiswa program Satu Keluarga Satu Sarjana dari BAZNAS ? Karena saya ingin meringankan beban orang tua saya dalam membiayai pendidikan anak-anak mereka. Sehingga jika memang ada dana, dana tersebut bisa untuk membiayai pendidikan adik-adik saya yang lain karena biaya pendidikan saya di tanggung oleh program ini. Paling tidak dengan adanya program ini, dalam keluarga kami memiliki 1 tambahan sarjana lagi. Tidak hanya kakak saya yang bisa menjadi sarjana karena di asuh oleh keluarga orang lain, tapi saya dapat menjadi sarjana karena beasiswa ini membantu meringankan beban orang tua saya.
2. Anda dapat info program Satu Keluarga Satu Sarjana dari mana ? Dosen STAIN Palangka Raya.
3. Apakah syarat yang diberikan BAZNAS sangat sulit untuk dipenuhi ? TIDAK, karena syarat yang diberikan BAZNAS bersifat umum sehingga mudah untuk dipenuhi dan masih sanggup untuk saya penuhi.
4. Proses apasaja yang dilakukan untuk menerima beasiswa dari BAZNAS ? Mengisi formulir, wawancara dengan dosen yang mewakili pengurusan BAZNAS di kampus saya, Mengumpulkan beberapa data yang berkaitan dengan diri dan keluarga saya. Contohnya seperti surat keterangan tidak mampu, surat keterangan sehat, memiliki rekening, berkas yang berkaitan dengan perkuliahan seperti KHS, KPP, dll, menyanggupi dan memenuhi semua ketentuan yang diberikan oleh program ini. 5. Apakah BAZNAS pernah telat dalam memberikan dananya kepada anda ? Pernah, biasanya telat sekitar 1-2 bulan.
6. Apakah anda pernah tidak mendapat uang living kost ?Jika iya berapa kali TIDAK PERNAH
2
7. Apakah dana yang diberikan BAZNAS cukup untuk kebutuhan anda selama satu semester ? Tidak Cukup, karena terkadang ada beberapa hal yang megharuskan saya mengeluarkan uang cukup banyak untuk urusan kuliah.
8. Berapa pendapatan orang tua anda perbulan ? Tidak menentu, Yang tetap adalah Rp.600.000 dari hasil mengajar mengaji di mushola dan menjadi ketua RT. Selebihnya dari hasil bertani sayuran yang tidak menentu penghasilanya.
9. Apakah orang tua anda mempunyai asuaransi atau tabungan ?Jika ada asuransi dan tabungan seperti apa ? TIDAK PUNYA
10. Berapa pengeluaran orang tua anda dalam sebulan sebelum dan sesudah mengikuti program Satu Keluarga Satu Sarjana ? Tidak menentu, tetapi sebelum mendapat beasiswa ini saya biasanya di beri jatah 350.000 untuk uang saku selama satu bulan. Setelah saya dapat beasiswa ini ayah saya tidak perlu mengeluarkan dana tersebut dan biaya kuliah saya.
11. Bagaimana mekanisme pengambilan dana program Satu Keluarga Satu Sarjana ? Membuat laporan yang terkait dengan penggunaan dana tersebut dan laporan pengabdian yang kami laksanakan. Dana tersebut biasanya masuk rekening penerima BAZNAS masing-masing, dan saya bisa mengambilnya jika dibutuhkan. Tetapi jika dana tersebut masuk kerekening STAIN, kami mengambilnya pada pengurus beasiswa ini dengan menandatangani tanda terima dana tersebut.
12. Apakah dengan adanya dana dari BAZNAS bisa meringankan pengeluaran orang tua anda?
3
Iya, karena dengan dana ini orang tua saya tidak perlu mengeluarkan dana untuk biaya SPP dan living kost saya. Sehingga mereka tinggal memikirkan untuk biaya adik-adik saya.
13. Menurut pendapat anda, bagaimana adanya program Satu Keluarga Satu Sarjana ? Program ini sangat membantu orang – orang yang mempunyai perekonomian di bawah rata-rata tetapi mempunyai semangat yang tinggi untuk dapat menuntut ilmu hingga perguruan tinggi dengan memiliki keseriusan yang tinggi dan kompeten yang cukup bagus yang dimiliki individu tersebut.
14. Apa saran anda untuk program Satu Keluarga Satu Sarjana ? Saran saya untuk program ini yaitu : 1. Agar kiranya program ini dapat menambah jumlah penerima beasiswa ini. 2. Berkomunikasi dengan baik dengan pihak instansi yang menerima program ini sehingga apabila ada sesuatu dan lain hal dapat diketahui dengan jelas. Sehingga apabila ada penundaan atau yang lainya pihak kampus dapat memberikan kepastian pada mahasiswa penerima beasiswa ini. 3. Menambah jumlah sarjana dalam keluarga, misalnya 2-3 sarjana dalam 1 keluarga besar yang kurang mampu.
4