PERAN EDITOR DALAM PROSES PEMBUATAN PROGRAM TELEVISI YOUR TURN
Mochamad Abi Karami Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480. Telp. (+62-21) 534 5830,
[email protected] Mochamad Abi Karami, Dr. Dra. Retno Intani ZA., M.Sc
ABSTRAK Tujuan tugas karya akhir ini ialah mendeskripsikan peranan seorang editor dalam memproduksi program televisi “Your Turm” dan bagaimana membuat program tersebut menjadi program yang layak untuk di konsumsi oleh masyarakat. Metode yang digunakan dalam editing tersebut menggunakan metode non-linear yang dimana melalui tahap ini editor memilih gambar yang terbaik pada editing offline untuk di lanjutkan pada tahap editing online sehingga program yang dihasilkan terlihat menarik dan berkualitas. Hasil yang yang dicapai dalam tugas karya akhir ini yaitu mengenai peran editor yang memiliki tanggung jawab dalam mengolah program televisi “your turn”. Kesimpulan pada pembuatan tugas karya akhir ini kemampuan dan peran seorang editor sangat di butuhkan dalam meningkatkan kualitas program tersebut. Kata kunci : Peran, Program, Editor, Non-linear, Your Turn
Abstract Purpose of Research work task is to describe the role of an editor in producing the television program "Your Turm " and how to make the program into a viable program for public consumption . Method of Research in the editing uses non - linear method through which this phase editors select the best material on offline editing to proceed to the online editing so that the resulting program looks attractive and have a good quality . Result Achieved in this thesis is about the role of editor who has responsibility for processing "your turn" the television program . Conclusion , for making this thesis skill and the role of an editor is in need to improve the quality of the program. Keywords : Role , Program , Editor , Non-linear , Your Turn
PENDAHULUAN Dalam perkembangan zaman teknologi dan informasi yang semakin maju ini tentu televisi bukan hanya sekedar menjadi media audio dan visual untuk memberikan berita dan informasi saja terhadap masyarakat maupun audience, tapi juga media televisi menjadi suatu media yang menyuguhkan program hiburan (sinetron, kuis, infotainment, reality show) untuk menghibur para audience setianya. Walau pada ada awalnya, program televisi hanya menyuguhkan informasi atau program berita yang bersifat hardnews. Sebagai manusia sosial tentu kita akan selalu membutuhkan informasi baik tentang informasi peristiwa maupun fenomena, seperti yang di kutip pada buku Andi Fachruddin yang menjelaskan bahwa berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia. Tetapi, seiring berjalannya waktu dan semakin berkembangnya stasiun televisi swasta di Indonesia, maka semakin berkembang pula program-program acara yang disajikan untuk di konsumsi, dengan segmentasi tertentu dan mengandalkan rating untuk mendapatkan respon dari penonton, dunia televisi indonesia terus berlomba-lomba menghadirkan program yang berkualitas dan kreatif. Karya yang bersifat berbeda dan inovatif seperti program features yang lebih banyak di minati oleh audiens, program features adalah salah satu program yang dapat bersaing di industri pertelevisian. Peran editor di perlukan untuk membuat setiap acara televisi terlihat sangat menarik seperti yang kita ketahui bahwa editor mempunyai tanggung jawab atas semua hasil karya setelah melalui tahap produksi, selain bertujuan untuk menarik para audiens dalam mengkonsumsi suatu program acara televisi, editor juga mempunyai peran penting dalam menjadikan ciri khas pada suatu program tersebut, sehingga dimana editing seseorang terlihat berkarakter ketika editor melakukan proses editingnya. Dengan program bergenre reality show yang ber alur maju dan mengikuti keseharian dan aktivitas dari objek atau narasumber, sehingga editor akan mengemas program acara televisi ini dengan konsep yang tidak terlalu rumit, beberapa transisi akan input untuk memberikan efek yang di sesuaikan pada beberapa kegiatan yang di lakukan di setiap segmennya. Setiap orang mempunyai ketertarikan yang beragam dalam pemilihan program televisi yang mereka ingin konsumsi. Tayangan televisi di Indonesia dibanjiri dengan beragam tayangan hiburan baik drama ataupun non drama. Tetapi hampir semua tayangan menghibur tidak didampingi dengan adanya motivasi ataupun edukasi. Tayangan menghibur di Indonesia sebagian besar selalu mengangkat dari sisi keterpurukan suatu tokoh ataupun masyarakat, kemiskinan, ataupun suatu masalah hidup yang dimiliki seseorang. Semua dikemas dengan drama yang kuat, tetapi sangat jarang mengemasnya dengan sesuatu yang pada akhirnya akan dapat memotivasi. Menurut Naratama, program drama adalah suatu format acara televisi yang diproduksi dan diciptakan dengan proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. (Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, Dengan Single dan Multi Camera, 2004).
METODELOGI Dalam buku Andi Fachruddin menyebetukan bahwa pengertian editing televisi ialah proses menyusun, memanipulasi, dan merangkai master tape menjadi rangkaian yang baru atau sesuai naskah dengan memberikan penambahan efek tulisan, gambar serta suara sehingga mudah dimengerti oleh pemirsa. Tingkat khayal dari masing-masing orang menentukan gambar yang dihasilkan, seperti yang ditegaskan oleh murch. Dan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam melakukan penyuntingan, editor harus memiliki tujan yang pasti, tujuannya sebagai berikut: 1. Menghilangkan audio dan footage atau klip yang tidak diinginkan. 2. Memilih audio dan footage yang terbaik. 3. Mengahasilkan sebuah alur cerita 4. Menambahkan efek, grafik dan musik. 5. Merubah gaya, ritme dan mood dari video. 6. Melihat video dari sudut pandang tertentu. Secara sederhana konsep editing dibagi dua yakni visible cutting / pemotongan terlihat, dan invisible cutting/ pemotongan tidak terlihat (Mabruri, Anton. 2014) dengan konsep program reality show ini editor menggunakan teori Three Match Cut. Visible Cutting Pemotongan gambar secara terlihat banyak dilakukan oleh editor pada umumnya, seperti gambar satu ke yang lain terlihat tidak berkesinambungan. Invisible Cutting Teknik ini adalah teknik yang dimana editor harus memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, teknik menyambungkan video tanpa terlihat potongan atau jumping, sehingga gambar tersebut berkelanjutan dan tidak terlihat oleh audiens potongannya. Matching The Look Teknik matching the look ini lebih berfokus kepada ruang dan bentuk untuk menghindari visible cutting maka baiknya dalam tahap cutting itu sendiri disamakan pandangan subyeknya pada tiap-tiap gambar sehingga berkesinambungan sehingga menjadi invisible cutting. Peran seorang editor ataupun penyunting gambar adalah bagaimana mengemas atau membungkus materi pengambilan gambar untuk kemudian disusun kembali menjadi sebuah jalinan cerita yang memiliki dramatisasi dan estetis. Jika dalam suatu penggarapan program acara televisi, video dan film pada saat tahap produksi bertanggung jawab penuh. Dalam sebuah penggarapan program acara tv, film, dan video terdapat tiga unsur posisi yang dianggap berkuasa untuk mengarahkan hasil karya audio visual. Posisi pertama yang dianggap berkuasa untuk mengarahkan hasil karya audio visual. Posisi kedua pada tahap produksi adalah sutradara, dan yang ketiga pada tahap pasca produksi adalah seorang editor. Penulis skenario berkuasa atas jalannya cerita dan penokohannya, sutradara berkuasa untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk audio visual, sedangkan editor berkuasa untuk mengemas atau membungkus materi pengambilan gambar untuk kemudia disusun kembali menjadi sebuah jalinan cerita yang memiliki nilai dramatisasti dan estetis. Editor adalah orang terakhir dari seluru pekerja produksi dalam penggarapan sebuah karya visual film dan program acara televisi. Pekerjaanya adalah mengkolaborasikan berbagai unsur kreatif sehingga mampu memberikan sentuhan seni pada hasil akhir karya visual. Dalam departemen editing tersebut, editor biasanya akan dibantu oleh beberapa asisten yang berfungsi sebagai operator atau sebagai pencatat adegan disaat masih offline, termasuk sound engineer atau sound director sebagai penata suara. Perebedaan yang sangat mencolok antara industri pertelevisian dan film di Eropa dan di Asia khususnya di Indonesia adalah kelak ketika berkecimpung menjadi editor, harus siap menjadi penata suara, pembuat efek visual, pembuat title, dan yang lainnya sangat komplek dan rumit. Di Eropa pekerjaan menjadi seorang editor hanyalah memotong dan menyusun gambar sesuai tuntunan skenario, biasanya untuk pembuatan sound title, dan efek disiapkan tenaga lain yang ahli di bidangnya. Maka mejadi editor juga harus pintar segalanya.
Untuk software Editing yang cukup familiar digunakan dalam industri antara lain: Final Cut Pro, Avid Express, Adobe Premiere Pro, Sony Vegas, Edius Canopus, bahkan program yang kelas rumahan sperti Pinneacle, Ulead, dan Microsoft Windows Maker, Machintosh I Maker. Pengetahuan jenis software amatlah penting untuk menunjang kemajuan karir, bagi yang ingin terjun langsung ke dunia Editing.
Tahapan Editing Editing dengan proses seperti ini hanya mungkin dilakukan pada media seluloid dan tekhnologi digital (komputer, karena Editing dengan media film sudah sangat jarang digunakan dan pemakaian komputer untuk Editing semakin sering kita temui, maka Non Linear Editing identik dengan Digital Video Editing. 1 Logging: Mencatat dan memilih gambar yang akan kita pilih berdasarkan timecode yang ada dalam masing-masing kaset. 2 NG Cutting: Memisahkan shot-shot yang tidak baik (NG/Not Good) 3 Capture / Digitize: Proses memindahkan gambar dari kaset ke komputer 4 Assembly: Menyusun gambar sesuai dengan skenario 5 Rough Cut: Hasil edit sementara. Sangat dimungkinkan terjadinya perubahan. 6 Fine Cut: Hasil edit akhir. Setelah mencapai tahapan ini, susunan gambar sudah tidak bisa lagi berubah. 7 Visual Graphic: Penambahan unsur-unsur graphic dalam film. Seperti teks, animasi, color grading, dsb. 8 Sound Editing/Mixing: Proses Editing dan penggabungan suara. Suara meliputi Dialog, Musik dan Efek Suara 9 Married Print: Proses penggabungan suara dan gambar yang tadinya terpisah menjadi satu kesatuan. 10 Master Edit: Hasil akhir film. Saat ini hampir semua proses editing dilakukan dengan menggunakan komputer. Semua materi terlebih dahulu ditransfer (capture/digitize) ke dalam komputer, baru kemudian dilakukan proses editing. Untuk ini diperlukan seperangkat komputer multimedia dengan video capture card (firewire card apabila menggunakan video digital) dan software editing. Saat ini banyak sekali software editing yang beredar di pasaran. Yang paling sering digunakan dalam dunia profesional untuk Digital Video (DV) adalah AVID XpressPro®, Adobe Premiere Pro® dan Final Cut Pro®. Dalam pengerjaannya, editing dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Linear Editing Editing dengan menyusun gambar satu per satu secara berurutan dari awal hingga akhir (seperti membentuk sebuah garis lurus tanpa putus). Sehingga seandainya terjadi kesalahan dalam menyusun gambar, kita harus mengulang kembali proses editing yang telah kita lakukan. Editing dengan proses seperti ini biasanya dilakukan dengan media video. 2. Non Linear Editing (NLE) Editing dengan menyusun gambar secara acak (tidak berurutan). Dengan editing seperti ini, kita tidak lagi harus memulai editing dari awal dan berurutan hingga akhir. Kita bisa saja memulainya dari tengah, akhir, atau darimana pun, tergantung dari materi mana yang telah siap terlebih dahulu. Dengan editing ini juga, memungkinkan kita untuk merubah susunan dan panjang gambar yang telah kita buat sebelumnya.
HASIL DAN BAHASAN Penulis yang berperan sabagai editor, dalam tahap pra produksi membantu produser dan camper membuat story board agar sesuai dengan alur cerita yang diharapkan pada tahap produksinya, dengan mengembangkan konsep dan ide ini, tim melakukan brain storming agar dalam setiap segmennya tidak monoton, dan bagaimana para audiens bisa menerima pesan dan alur cerita dengan baik. Tidak hanya itu dalam pembuatan skrip dan mengawasi proses produksi nantinya editor memiliki tugas yang cukup penting. Terinspirasi dari rekan, lingkungan dan kehidupan yang banyak mengalami masalah sosial dan pribadi, yang dimana setiap manusia pasti memiliki permasalahan dalam hidupnya dan seperti yang dilansir pada situs http://mudazine.com/imurf/masalah-utama-
dalam-kehidupan/ dalam kehidupan sehari-hari pasti kita selalu dihadapkan dengan masalah. Entah itu masalah berat maupun masalah ringan, berbagai cara dilakukan untuk meminimalisir masalahmasalah yang terjadi. Agar kita terhindar dari sesuatu yang tidak kita inginkan dan dapat menjalankan aktivitas dengan lancar. Maka program ini mulai di tuangkan dalam konsep dan di bagi ke dalam beberapa segmen. Program ini terdiri dari 5 segmen, yaitu: Segmen 1: Berisikan mengenai, pengenalan host dan pengenalan peserta. Disini, belum terjadi begitu banyak drama, karena masih mengutamakan perkenalan host dan juga peserta. Segmen 2: Menayangkan pelatihan hari pertama, dimana target diajak ke Gelora Bung Karno, Senayan untuk berolahraga. Di segmen ini, mulai terjadi sedikit drama antara target dan host. Segmen 3: Pada segmen ini terjadi puncak drama, target diajak langsung ke tempat pembuangan sampah. Dimana dia harus menginap disana sampai hari terakhir pelatihan. Dia juga berkenalan dengan warga, agar dapat mengenal orang yang jauh kemampuan finansialnya dibandingkan dengan target. Disini juga berisi tentang hari dimana dia harus membantu warga sekitar ditempat pembuangan sampah. Segmen 4: Disini, target diajak bersosialisasi dengan teman-temannya dulu dengan bermain futsal lagi, dan disini pula dapat dilihat bahwa teman-temannya masih peduli terhadap dia. Di hari selanjutnya, target diberikan free time untuk melakukan hal yang dia inginkan, dan dia memilih untuk pergi bersama dengan adiknya (klien). Segmen 5: Pada segmen terakhir ini, target di make over oleh tim agar penampilannya lebih fresh dan baru. Di segmen ini juga, target dirasa sudah siap untuk pulang kerumah dengan penampilan barunya, sehingga dianggap berhasil berubah perlahan dengan mengikuti kegiatan selama satu minggu kemarin. Program ini adalah penggabungan antara program Wake Up Call dan program Jika Aku Menjadi. Penggabungannya dapat dilihat dari, tayangan yang mengangkat konflik seseorang dan dapat membantunya dengan cara yang konkrit (pelatihan), agar bisa merubah mental dan kepribadian orang tersebut. Tim juga membawa peserta ke tempat yang dapat menyadarkan dan membantu masalahnya. Alasan tim membuat program features adalah, program ini bersifat menghibur, memainkan emosi dan timeless karena dapat ditayangkan kapan saja. Nilai artistik di dalam program features juga menjadi salah satu keunggulannya, dari cara pengambilan angle kamera yang natural dan mengikuti alur, serta teknik editing yang dilakukan seperti penempatan sound effect dan input transisi yang dapat mendukung unsur dramatis di setiap videonya. Keunggulannya adalah, program sejenis ini belum ada di televisi Indonesia, dan juga program ini memiliki solusi konkrit dari setiap masalah yang diangkat. Jadi, penonton secara jelas dapat melihat apakah tujuan telah tercapai atau belum.
Persiapan Teknis Editor Persiapan editor secara teknis hanya mengacu pada bagaimana mempersiapkan hardware dan software untuk memulai tahapan dalam pasca produksi untuk masuk tahap editing offline dan editing online. Selain itu persiapan teknis untuk membantu tim produksi mempersiapkan skrip dan story board untuk digunakan oleh talent dan tim.
SIMPULAN DAN SARAN Dalam tahap pra produksi program Your Turn ini masih memiliki banyak kendala seperti kendala pencarian lokasi yang sesuai dengan tema dan alur cerita yang di harapkan, tahap pencaian talent dan host yang sesuai dengan latar belakang dan penampilannya tersebut, seperti host yang harus memiliki postur tubuh yang ideal dan penampilan yang menarik, serta pencarian talent yang memiliki wajah yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Penyesuaian jadwal antara tim dengan beberapa talent juga menjadi kendala yang sangat utama, sehingga sulitnya memulai tahap produksi yang dikarenakan mempunyai jadwal masing-masing seperti kegiatan kuliah, acara keluarga dan lain-lain. Editor juga mengalami kesulitan dalam pembuatan skrip karena alur cerita yang sedikit cukup rumit dan banyaknya percakapan di setiap segmen.
Dalam tahap produksinya editor mengikuti proses dari awal hingga akhir untuk mendapatkan gambaran alur cerita yang diharapkan, namun keterbatasan waktu dan lokasi yang memiliki banyak kendala seperti sulitnya mendapatkan cahaya, ruang lokasi yang tidak terlalu besar yang membuat camper sedikit mengalami kesulitan untuk mengambil gambar yang baik. Serta beberapa adanya beberapa perubahan pengambilan gambar yang tidak sesuai dengan story board yang dikarenakan lokasi tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan, namun tanpa merubah alur cerita itu sendiri. Dan pada tahap produksi banyak menghabiskan waktu untuk menunggu talent di lokasi yang telah di tentukan, kendala seperti macet dan cuaca mungkin tidak akan bisa di bantahkan karena lokasi yang gunakan berada di daerah Jakarta Barat, namun toleransi tersebut perlu di pertanggung jawabkan dengan segera memulai tahap produksi tersebut, sehingga tidak menghabiskan waktu banyak.
Saran 1. Maka untuk evaluasinya editor memberikan saran bahwa setiap proses pembuatan program televisi harus memiliki persiapan yang matang dan bagaimana mengantisipasinya apabila keadaan di lapangan tidak sesuai dengan ekspetasi pada saat tahap pra produksi, kendala seperti penyesuaian waktu yang harus lebih dipersiapkan dari jauh hari. 2. Produser harus lebih memiliki sikap pemimpin dan harus bisa mengambil keputusan yang tepat apabila terjadi kendala dalam setiap proses pembuatan program ini. 3. Pembuatan program televisi memang tidak mengeluarkan biaya yang sedikit, apalagi dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan, tim harus lebih kompak dalam mengantisipasi hal tersebut karena alat yang digunakan merupakan alat sewa dan mempunyai kontrak dengan batsan waktu tertentu, dan yang tentu saja faktor kendala waktu pembuatan akan melebihi ekspetasi, maka dari itu tim harus lebih berfikir matang dalam penginstallan alat. 4. Camper harus lebih memiliki ketelitian dalam mempersiapkan alat seperti kamera dengan unsur lainnya seperti memory, baterai yang sudah terisi penuh, penyamaan setting kamera satu dengan kamera lainnya, dan lensa yang akan dipakai. Tidak hanya itu camper juga harus mempersiapkan clip on dan tripod untuk dibawa. 5. Tahapan pasca produksi pun bukan hal yang mudah karena editor harus benar-benar meluangkan waktu untuk menjalani editing offline maupun online, dalam tahapan editing offline editor harus lebih sering bertemu dengan tim untuk mengambil gambar mana yang terbaik untuk masuk tahap editing. Selain itu editor juga harus lebih banyak belajar bagaimana cara mengedit yang baik dan benar melalui internet agar video yang dihasilkan sesuai dengan apa yang di inginkan. 6. Membuat program feature harus memperhatikan beberapa hal, dari segi kru yang bekerja pada saat pembuatan feature maupun dari segi teknik dalam pembuatannya, jika tidak memperhatikan keduanya, maka hasil yang akan didapat kurang maksimal 7. Kerja sama yang baik antara kru satu dengan yang lain harus dijaga, komunikasi sangat penting dalam pembuatan program feature, karena setiap kru harus berkomunikasi secara terus menerus kepada kru lain, agar tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan program feature. 8. Pemimpin produksi harus bisa mengimbangi dengan para kru yang bekerja, biasanya masalah yang timbul dari kesalahan teknisi, peran pemimpin dibutuhkan untuk menyelesaikan dengan cepat, dan berkomunikasi secara terus menerus dengan para kru lainnya.
REFERENSI Bittner. 1980. Mass Communication an Introduction Engelwood Cliffs. New Jersey. Black, Jay and Frederick C. Whitney. 1988. Introduction to Mass Communication. Iowa: Wm.C. Brown Publisher. Effendy, Heru, 2009. Bagaimana memulai shooting: Mari Membuat Film, Jakarta: Erlangga Morissan, Manajemen Media Penyiaran; Strategi Mengelola dan Televisi. Media Grafika 77. 2008. Fachruddin, Andi. 2012. Dasar-dasar Produksi Televisi. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Kellison, Catherine. Producing for TV and Video A Real-World Approach, London, Focal Press, 2005. Mabruri kn, Anton. (2013). Manajemen Produksi Program Acara TV : Format Acara Non – Drama, News & Sport. Jakarta : Grasindo
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi: Dengan Single dan Multi Camera, PT Grasindo, Jakarta, 2004 Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 2005. Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor: Dedy Mulyana. PT. RemajaRosdakarya. Bandung. Rakhmat, Jalaluddin.2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Saroengallo, Tino, Dongeng Sebuah Produksi Film, PT Intisari Mediatama, Depok, 2008 Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Balai Pustaka Zettl, Herbert. Television Production Handbook : Eighth Edition. United State of America : Wadsworth/Thomson Learning, 2003. SUMBER LAIN http://mudazine.com/imurf/masalah-utama-dalam-kehidupan/ ( Di akses pada tanggal 12 Juni 2015, Pukul 23:30) http://nationalgeographic.co.id/forum/topic-1058.html ( Di akses pada tanggal 14 juni 2015, Pukul 20:48) http://www.slideshare.net/IrmaYulindaMaslich/teori-warna-psikologis-warna-42983871 ( Di akses pada tanggal 16 Juni 2015, Pukul 22:00)
RIWAYAT PENULIS Mochamad Abi Karami lahir di kota Rangkasbitung pada 26 September 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Komunikasi Pemasaran perminatan Broadcasting pada tahun 2015.