PERAN DAN KREATIVITAS PEMUDA DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN BANGSA
Pemuda dan Pendidikan untuk Bangsa: Dedikasi Sahabat Pulau untuk Nusantara
Arnaldi Nasrum Universitas Paramadina Tim Media dan Publikasi Sahabat Pulau
Lomba Karya Tulis Pemuda Tingkat Nasional 2013 Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
Pemuda dan Pendidikan untuk Bangsa: Dedikasi Sahabat Pulau untuk Nusantara Ada ribuan anak Indonesia yang harus berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka tumbuh dan menjadi segudang cerita pendidikan di tanah air tercinta. Ada cerita mengenai anak-anak pesisir di Kepulauan Pahawang, Lampung yang sampai sekarang masih mengenal Soeharto sebagai presiden Indonesia. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang tak tahu Indonesia. Ada pula cerita mengenai anak-anak di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat yang tetap semangat berjalan 7 km menuju sekolah meski sang guru terkadang membolos sementara teman-teman mereka yang lain memilih beralih kewarganegaraan Malaysia hanya untuk mendapatkan akses pendidikan yang lebih mapan. Juga cerita Vivi dari Kepulauan Riau, seorang anak yang penuh semangat bersekolah meski harus banyak menghabiskan waktu belajar di sungai menemani sang Ibu mencari kerang. Atau cerita Gusri dari Pinrang Sulawesi Selatan, seorang anak TKW yang jago menggambar meski berada di tengah himpitan permasalahan perekonomian. Gambaran pendidikan anak Indonesia ini seharusnya tidak terjadi di saat usia Indonesia yang telah mapan dengan pemerintahan yang silih berganti. Pemerataan pendidikan di Indonesia selalu menjadi kompleksitas yang harus dihadapi. Apalagi mengingat bahwa Indonesia merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kesenjangan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan tentu menjadi wajah Indonesia yang sangat kontras. Kemudahan akses dan dukungan fasilitas membuat masyarakat perkotaan bergerak lebih cepat jika dibandingkan dengan masyarakat pedesaan terutama masyarakat pesisir pulau. Akses terhadap pelayanan publik termasuk pendidikan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat tentu menjadi kebutuhan utama. Dan kalaupun akses tersebut dapat terpenuhi, dibutuhkan aktor-aktor yang mampu berperan dan menginkorporasikan dirinya sehingga tidak terbatasi oleh sekat-sekat struktural dan kelembagaan.
Selama ini, sosialisasi dan distribusi pelayanan yang dijalankan pemerintah belum membumi dan masih terkesan kaku. Menanggapi hal tersebut, pemuda dapat berperan sebagai agen perubahan sekaligus kepanjangan tangan pemerintah dalam mencapai misi pemerataan pendidikan. Dalam kiprahnya, pemuda memiliki peranan yang penting dalam perjalanan bangsa Indonesia, dari proses pencapaian kemerdekaan hingga mengantarkan ke gerbang reformasi. Pemuda menjadi kekuatan bangsa dalam menumbuhkan semangat kebersamaan. Apalagi mengingat bahwa pemuda memiliki intensitas yang signifikan dalam persebaran penduduk di Indonesia. Selain itu, jumlah pemuda yang juga kian bertambah tiap tahunnya tentu menjadi modal utama. Jumlah pemuda Indonesia (penduduk berusia 16-30 tahun) sekitar 57, 81 jiwa atau 25,04 persen dari penduduk Indonesia yang berjumlah 230,87 juta jiwa 1. Generasi muda memiliki semangat perubahan sesuai dengan perannya sebagai agen sosial. Muncul berbagai inisiatif dari kalangan pemuda yang terintegrasi menjadi organisasi kepemudaan dengan corak yang berbeda-beda tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu untuk Indonesia yang lebih baik. Latar belakang yang berbeda-beda, tanpa melihat identitas suku, agama, daerah dan keyakinan membuat perbedaan tersebut terkemas dalam semangat idealisme. Tanpa terkecuali dengan organisasi kepemudaan seperti Sahabat Pulau. Dengan fokus pendidikan dan penyebaran semangat volunteerisme di kalangan generasi muda, Sahabat Pulau terus berupaya untuk mengepakkan sayap dan menjunjung tinggi semangat perubahan. Sahabat Pulau menghimpun berbagai pemuda yang tersebar di berbagai daerah tanpa melihat identitas suku maupun agama. Absennya pendidikan di beberapa daerah
1
Penyajian Data dan Informasi Statistik Kepemudaan Tahun 2010 Kementrian Pemuda dan Olahraga, dalam http://kemenpora.go.id/index/preview/search/3970 diakses pada 8 Agustus 2013, pkl. 22.45
kepulauan yang terletak jauh dari akses publik dan upaya pemberdayaan pemuda di daerah terkait menjadi hal utama dalam kacamata Sahabat Pulau. Selama ini, banyak organisasi kepemudaan yang berfokus terhadap pendidikan di daerah-daerah yang telah memiliki akses yang cukup. Bahkan kegiatannya bersifat seremonial dan tidak berkontinuitas sehingga bersifat statis dan cenderung tidak menguatkan landasannya. Hal ini menjadi dorongan untuk terus melengkapi upaya pemberdayaan masyarakat dalam membuat perubahan. Pemerintah tentunya dapat bekerja sama dan mendorong berbagai gerakan kepemudaan seperti sahabat Pulau dan organisasi kepemudaan lainnya untuk melengkapi misi pengembangan masyarakat. Partisipasi pemuda harus distimulasi karena hal ini akan menjadi investasi sosial di masa yang akan datang.
Siapakah Pemuda itu? Pemahaman terhadap eksistensi pemuda menjadi penting untuk memetakan perannya dalam masyarakat. Pendefinisian mengenai pemuda dapat dikaji melalui berbagai sumber dengan paradigma dan indikatornya masing-masing. Pendefinisian pemuda maupun kepemudaan dalam konteks menurut umur dapat merujuk pada pengertian pemuda menurut UU No. 40 tahun 2009 tentang kepemudaan. Pengertian pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Sedangkan pengertian kepemudaan adalah berbagai hal berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda. Konsensus pendefinisian pemuda tentu saja tidak terikat pada konteks usia. Konsepsi pemuda dapat terelaborasi secara luas jika dihadapkan pada berbagai paradigma yang tidak terbatasi oleh ruang maupun waktu, apalagi dengan pemahaman yang
kontekstual dan kaku. Seperti halnya dengan pendefinisian pemuda dalam konteks peran keaktoran. Menurut Hall, Coffey dan Wiliamson, young people are positioned at the leading edge of many aspects of contemporary social change and experience acutely the risks and opportunities that social condition entail2. Peran ke-aktoran dalam pendefinisian ini menjadi dominan. Pemuda menjadi agen yang menjembatani perwujudan perubahan sosial dalam masyarakat yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Keaktoran pemuda mampu memasuki berbagai aspek dengan mengedepankan status pemuda yang fleksibel. Artinya adalah pemuda mampu menginkorporasikan dirinya sehingga tidak tersekat oleh batasan institusional politik maupun keanggotaan dalam identitas tertentu. Inilah yang membedakan identitas pemuda dengan aktor lainnya dalam masyarakat yang cenderung bersifat korporat dan politis. Eksistensi pemuda dalam kiprahnya menuntut peran yang signifikan dalam masyarakat. Kreativitas pemuda untuk membuat perubahan harus didorong untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat yang berwawasan dan berbudaya. Dalam kiprahnya, pemuda memiliki peran utama dalam masyarakat. Menurut Barber, peran tersebut adalah civic engagement atau peran dalam pergaulan masyarakat 3. Civic engagement sebagai refleksi pergaulan dalam masyarakat menjadi bukti nyata bahwa pemuda menjadi kepanjangan tangan pemerintah untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kebutuhan masyarakat banyak bergantung pada peran pemerintah terutama dalam pemenuhan pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan harus disertai dengan penyediaan prasarana yang memadai dan pembukaan akses kepada seluruh lapisan masyarakat.
2
Tom Hall & Amanda Coffey & Howard Williamson, “Self, Space and Place: Youth Identities and Citizenship”. British Journal of Sociology of Education. Vol 20, No 4, hlm. 501 3 Najib Azca – Subando Agus – Lalu WIldan, Pemuda Pasca Orba: Potret Kontemporer Pemuda Indonesia (Yogyakarta : YouSure, 2011), hlm. 270
Pendidikan memerlukan biaya yang besar dan ditujukan untuk umum serta mengharuskan keterlibatan pemerintah. Selain itu peningkatan mutu pendidikan juga harus disertai dengan kemudahan akses terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu pemuda hadir untuk menjawab keterbatasan pemerintah di tengah bantuan subsidi pendidikan pemerintah kepada masyarakat. Pemuda memiliki mobilitas yang mampu menjangkau masyarakat yang hidup di daerah pelosok dan minim fasilitas.
Sahabat Pulau: Educate, Educated, Education Sahabat Pulau merupakan komunitas pemuda yang berorientasi pada program yang berkelanjutan dengan melibatkan pemuda lokal untuk mendukung pendidikan anak-anak Indonesia. Sahabat Pulau didirikan pada 25 Maret 2012. Pendirian Sahabat Pulau diinisiasi oleh Asosiasi Alumni dari berbagai program yang memiliki latar belakang berbeda tapi memiliki tujuan yang sama. Alumni tersebut berasal dari IELSP (Indonesia English Language Study Program) 2011, IYE (Indonesian Youth for Education) Advisor, YES (Youth Exchange Study), Kapal Pemuda Nusantara, ICYEP (Indonesia-Canada Youth Exchange Program), CIMB Niaga Scholarship Community, dan Volunteer dari berbagai Universitas beserta OSIS. Kreativitas pemuda menjadi hal yang ditekankan dalam Sahabat Pulau. Mendorong pemuda lokal untuk aktif terlibat dalam kegiatan sosial, sebagai upaya pembelajaran dan bagian dari tanggung jawab sosial juga menjadi agenda utama. Termasuk melakukan eksplorasi terhadap sumber
daya daerah dan mengarahkannya pada kegiatan
pemberdayaan kearifan lokal. Dengan berkorelasi terhadap hal tersebut, tujuan utama pendirian Sahabat Pulau adalah meningkatkan motivasi anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan, meningkatkan minat baca dan menulis anak-anak Indonesia, dan
merangkul pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang untuk berperan aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat untuk Indonesia yang lebih baik. Untuk menggapai deretan tujuan tersebut, Sahabat Pulau memiliki programprogram yang berlandaskan sosial kemasyarakatan. Program-program tersebut adalah Youth Volunteer Camp, One Youth One Child, Rumah Baca Harapan Berbasis Kewirausahaan Sosial dan Program Beasiswa Adik Asuh. Youth Volunteer Camp merupakan program yang ditujukan untuk meningkatkan kapabilitas dari para relawan dalam melakukan pendampingan dan menjalankan berbagai program di daerah masingmasing. Termasuk menjadi mentor di setiap daerah dan mempertahankan kegiatan yang telah dilakukan. Dengan berfokus pada kegiatan mentoring, program One Youth One Child menjembatani satu pemuda untuk menjadi mentor bagi satu anak. Program ini akan menjadi basis korespondensi dimana pemuda yang menjadi kakak asuh akan menjaga adik asuh dan memberikan motivasi. Di lain hal, program Rumah Baca Harapan adalah program gedung pendidikan, budaya dan kreatifitas serta karakter yang disatukan melalui konsep baru perpustakaan bagi anak-anak yang tinggal di daerah yang sulit mendapatkan akses ke perpustakaan dan pendampingan yang tepat untuk keaksaraan mereka. Di samping itu, program beasiswa adik asuh merupakan program yang memberikan beasiswa kepada adik asuh melalui kerja sama dengan pihak-pihak terkait. Berbagai program tersebut tentunya menunjukkan refleksi kreativitas pemuda dalam menunjukkan kemandirian bangsa. Pemuda yang terintegrasi dalam gerakan kepemudaan dan tersebar di berbagai daerah akan memandang pembangunan masyarakat dan budaya daerah yang sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan sebagai perwujudan kearifan lokal yang harus dijaga
kelestariannya. Pola interaksi budaya tersebut dikemas dalam semangat ke-Indonesiaan. Interaksi yang terjalin tersebut memperkuat keekaan Indonesia. Dalam semangat Bhineka Tunggal Ika, Pancasila menjadi landasan dalam membangun persatuan dan kebudayaan nasional. Berkaitan dengan hal tersebut, pemuda telah menunjukkan bahwa Indonesia sebagai
negara
yang
multietnik
membutuhkan
semangat
kebersamaan
untuk
mengintensifkan perasaan identitas nasional dan solidaritas nasional di dalam masyarakat. Semangat kebangsaan telah berintegrasi dengan kebudayaan-kebudayaan suku bangsa dan menggerakkan pemuda sebagai bagian dari warisan kebudayaan mereka.
Menilik Pendidikan: Bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga Pemuda Alokasi lebih dari 20% anggaran APBN untuk sektor pendidikan tidak serta merta menjamin pemerataan pendidikan di tengah perjalanan bangsa Indonesia yang telah berusia 67 tahun. Kesenjangan antar daerah masih terlihat jelas. Rasio masyarakat yang berpendidikan tinggi terpusat di Pulau Jawa jika dibandingkan dengan pulau lainnya. Akan tetapi, di tengah realitas tersebut, Indonesia juga tidak boleh menutup mata terhadap keberhasilan pemerintah. Intensitas angka putus sekolah di berbagai daerah mulai menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun walaupun perubahan ini juga harus disertai dengan kualitas pendidikan yang baik. Akan tetapi, tentu masih banyak permasalahan pendidikan yang harus diselesaikan di samping mempertahankan pencapaian yang telah diraih. Problematika pendidikan di Indonesia juga harus dilihat dalam konteks sosial kemasyarakatan. Dalam hal ini, kompleksitas tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Rendahnya kapabilitas sumber daya manusia di beberapa daerah dalam penguasaan ilmu pengetahuan dapat menjadi salah satu faktor. Hal ini berkenaan dengan aktor-aktor
yang berperan dalam menyebarkan pendidikan. Permasalahan ini disertai dengan faktor perekonomian yang masih sangat rendah sehingga berimplikasi pada munculnya paradigma masyarakat yang memandang sebelah mata pendidikan. Tuntutan hidup dalam konteks bekerja lebih dikedepankan ketimbang kebutuhan pendidikan. Selain itu, budaya masyarakat yang masih sarat dengan suasana primitif juga sering kali menganggap bahwa pendidikan akan mempengaruhi keaslian budaya leluhur mereka. Dengan memposisikan problematika pendidikan juga dalam konteks sosial kemasyarakatan, tentu saja permasalahan ini tidak hanya menjadi beban pemerintah tetapi hal ini juga menjadi tanggung jawab bersama dalam masyarakat terutama pemuda. Pendidikan seharusnya tidak menjadi barang mahal bagi sebagian besar masyarakat yang hidup di daerah pelosok mengingat mereka merupakan komponen negara yang potensial dan akar perubahan. Urgensi pendidikan harus menjadi prioritas utama untuk mendukung generasi masa depan yang akan menghadapi persaingan yang begitu ketat. Banyaknya negara dengan sumber daya alam yang lemah dapat menjadi negara makmur yang dikategorikan sebagai negara maju tentu menjadi refleksi permasalahan di nusantara, Indonesia. Selama ini banyak daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang baik akan tetapi tidak mampu dikelola oleh masyarakat setempat akibat kurangnya pendidikan. Ataupun, pengelolaan sumber daya alam tersebut teralihkan oleh masyarakat luar daerah bahkan dari negara lain yang melakukan eksploitasi di daerah tersebut. Pemahaman dan kebutuhan akan pentingnya pendidikan harus ditanamkan dan tersalurkan kepada masyarakat. Ini tentu akan menjadi gerbang kemandirian bangsa yang harus ditularkan sejak dini.
Dedikasi untuk Nusantara Sahabat Pulau sebagai bentuk integrasi pemuda yang memiliki latar belakang daerah yang berbeda-beda juga memiliki tanggung jawab dalam mewujudkan kemandirian pendidikan bangsa. Dalam usianya yang belum genap 2 dua tahun, Sahabat Pulau terus mengimplementasikan berbagai program untuk membangun masyarakat yang berwawasan nusantara berkarakter pendidikan. Tentu saja pemuda yang menjadi aktor utama dalam berbagai program yang dijalankan. Pendidikan di Rumah Baca Sahabat Pulau menjadi jembatan yang berkontribusi dalam menghapus disparitas akses pendidikan di daerah terpencil untuk dapat ketertinggalan.
Dalam
misinya
menyebarkan
pendidikan,
mengejar
Sahabat
Pulau
mendirikan Rumah Baca di berbagai daerah. Rumah Baca ini menjadi ruang aktualisasi bagi anak-anak dalam memperluas wawasan dan mengasah potensi mereka. Proses pengajaran merupakan agenda utama dalam menanamkan pendidikan di Rumah Baca. Para pengajar terdiri dari pemuda lokal yang berasal dari latar belakang mahasiswa, kelompok komunitas, maupun para pengajar di sekolah formal. Di lain hal, anak-anak yang menjadi target pengajar berasal dari berbagai jenjang pendidikan. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang sudah tidak mengenyam pendidikan formal seperti anak-anak pada umumnya. Dalam metode pengajaran yang dilakukan, anak-anak disuguhkan dengan materi pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pengajaran pendidikan formal di Rumah Baca menjadi proses tindak lanjut dari materi pendidikan formal sekolah anak-anak tersebut sedangkan anak-anak yang belum atau tidak lagi bersekolah disesuaikan dengan kapasitasnya. Selain diberikan wawasan baru, anak-
anak juga dibantu dalam menyelesaikan tugas sekolahnya. Di lain hal, Rumah Baca juga membantu anak-anak untuk mengasah minat dan bakatnya. Ini menjadi penting untuk memetakan kemampuan anak-anak dalam meraih impian mereka. Penguasaan keterampilan adalah hal yang ditekankan agar mereka memiliki soft skill yang penting selain pendidikan formal. Hal yang tak kalah pentingnya adalah peran Rumah Baca dalam memberikan motivasi kepada anak-anak. Semangat untuk tetap bersekolah terus ditanamkan dalam pemahaman anak-anak di samping mensosialisasikan program pemerintah dalam bidang pendidikan. Tidak sedikit dari mereka yang berpotensi untuk putus sekolah karena berbagai faktor terutama faktor biaya. Sahabat Pulau terus memberikan motivasi dan bantuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil. Dalam perkembangannya, Rumah Baca menjadi “sekolah baru” bagi anak-anak. Rumah Baca menjadi sebuah “sekolah” dimana mereka dapat dengan bebas mengekspresikan kreativitas dan semangat belajarnya. Saat ini, Sahabat Pulau telah memiliki 15 Rumah Baca yang tersebar di berbagai provinsi. Setiap Rumah Baca memiliki karakternya masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat. Tabel 1 Daftar Rumah Baca Harapan Sahabat Pulau 4
4
No.
Rumah Baca
Lokasi
1.
Rumah Baca Harapan Sidrap
Kab. Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan
2.
Rumah Baca Harapan Lampung
Kab. Pesawaran, Lampung
3.
Rumah Baca Harapan Cikandang
Kab. Garut, Jawa Barat
4.
Rumah Baca Harapan Pinrang
Kab. Pinrang, Sulawesi Selatan
5.
Rumah Baca Harapan Kep. Riau
Kepulauan Riau
News Letter Sahabat Pulau Edisi Juli Vol. 1 2013, hal. 3
6.
Rumah Baca Harapan Mamuju
Kab. Mamuju, Sulawesi barat
7.
Rumah Baca Harapan Maros
Kab. Maros, Sulawesi Selatan
8.
Rumah Baca Harapan Jogja
Kab. Sleman, Yogyakarta
9.
Rumah Baca Harapan Jakarta
Menteng, Jakarta Pusat
10.
Rumah Baca Harapan Bulukumba
Kab. Bulukumba, Sulawesi Selatan
11.
Rumah Baca Harapan Medan
Simpan Limun, Medan
12.
Rumah Baca Harapan Pare-pare
Kab. Pare-pare, Sulawesi Selatan
13.
Rumah Baca Harapan Semarang
Gayamsari, Semarang
14.
Rumah Baca Harapan Enrekang
Kab. Enrekang, Sulawesi Selatan
15.
Rumah Baca Harapan Purbalingga
Kab. Purbalingga, Jawa Tengah
Dengan rumah baca yang tersebar di berbagai daerah, Sahabat Pulau membina 462 adik asuh dengan jenjang pendidikan yang beragam. Upaya untuk memperluas sayap Sahabat Pulau dalam menyentuh berbagai daerah terus dilakukan. Persiapan dan pembangunan jaringan di setiap daerah tentu menjadi bagian dari hal tersebut. Sahabat Pulau tengah mempersiapkan pembukaan chapter di beberapa daerah diantaranya Demak, Lombok, Sulawesi Tengah, Kep. Wakatobi dan Maluku Utara. Sahabat Pulau memiliki target pada tahun 2015 untuk dapat merangkul 1000 pasang kakak dan adik asuh dan mendirikan perwakilan Sahabat Pulau dengan adanya Rumah Baca di setiap provinsi.
Pemuda Lokal dengan Semangat Volunteerisme Pemberdayaan pemuda lokal merupakan upaya untuk menempatkan posisi pemuda sebagai aktor perubahan yang bertanggung jawab terhadap permasalahan pendidikan di daerah mereka. Kontribusi pemuda tentunya menjadi refleksi
karakter daerah dimana pemuda tersebut hidup. Sahabat Pulau menghimpun pemuda-pemuda lokal yang memiliki semangat perubahan. Sahabat Pulau membawa agenda semangat volunteerisme kepada para pemuda lokal untuk berkontribusi terhadap daerah mereka masing-masing. Sebuah program yang dijalankan oleh pemuda lokal tentu akan berkontinuitas dalam implementasinya. Program yang bersifat seremonial harus dihindari untuk menjaga stabilitas semangat perubahan yang telah dibangun. Pemuda lokal yang terintegrasi terdiri dari mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas dan sekolah tinggi di daerah tersebut. Selain itu, para pengajar di sekolah dan relawan dengan latar belakang lainnya juga menjadi bagian dari integrasi pemuda lokal. Dalam pemberdayaan pemuda lokal, dilakukan upaya peningkatan kapabitas dan keterampilan individu sebagai bekal dalam membuat perubahan di daerah. Dalam menanggapi hal tersebut, Sahabat Pulau melaksanakan Youth Volunteer Camp yang berisi materi pelatihan kepemudaan. Kreativitas pemuda untuk membuat action project di masing-masing daerah dalam agenda Indonesia yang lebih baik selalu menjadi prioritas utama. Diskusi dan seminar bersama tokoh pemuda juga bagian dari Youth Volunteer Camp. Program ini menunjukkan representasi kepedulian pemuda dari berbagai daerah untuk bergerak dan membuat perubahan. Dalam perjalanannya, Sahabat Pulau telah mengadakan Youth Volunteer Camp sebanyak tiga kali yang diselenggarakan di Pare-pare Sulawesi Selatan, Jakarta dan Kepulauan Pahawang Lampung. Sahabat Pulau telah menghimpun 250 volunteer yang telah terdaftar dan tersebar di berbagai daerah. Bukti nyata kreativitas pemuda yang terhimpun dalam Sahabat Pulau adalah dengan terpilihnya Rumah Baca Harapan Lampung bersama volunteernya menjadi juara Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) oleh Mendikbud 2013.
Selain itu, Sahabat Pulau juga melakukan pertukaran volunteer antar daerah. Hal ini ditujukan untuk membangun keekaan pemuda Indonesia. Pengenalan budaya satu sama lain tentu mendorong sikap toleransi dan semangat keberagaman. Dengan begitu, perbedaan tidak akan muncul sebagai sekat primordialisme melainkan sebagai identitas budaya yang akan saling merekatkan dan menjadi solidaritas nasional. Interaksi ini juga akan memperkaya sekaligus menjadi referensi bagi penerapan program di daerah masing-masing termasuk mempelajari karakteristik permasalahan sosial di daerah lain dan upaya penyelesaiannya. Sinergitas pemuda akan meningkatkan kreativitas dan kepekaannya terhadap berbagai kompleksitas isu yang berkembang. Selain itu, sinergitas ini akan memperluas jaringan pemuda sehingga akan meningkatkan mobilitasnya dalam melakukan upaya kerja sama ataupun bentuk dukungan program lainnya.
Tidak hanya Buku, tapi juga Beasiswa Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pendidikan di daerah terpencil mendorong Sahabat Pulau untuk bekerja sama dengan berbagai lembaga dan institusi dalam memenuhi hal tersebut. Semangat belajar anak-anak tentu harus didukung dengan kualitas pendidikan yang baik. Ketersediaan buku yang masih jauh dari kecukupan dan perekonomian yang rendah menjadi faktor utama yang harus dipenuhi. Penyaluran buku-buku dan pemberian beasiswa tentu menjadi jawaban kedua urgensi permasalahan tersebut. Melalui kerja sama dengan berbagai pihak yang membuka tangan, Sahabat Pulau telah melakukan penyaluran buku-buku ke berbagai Rumah Baca yang tersebar di berbagai daerah. Umumnya buku-buku
tersebut diperoleh dari hasil penggalangan yang dilakukan dengan bekerja sama pihak lain melalui acara-acara tertentu. Banyak yang ingin berkontribusi untuk membuat perubahan, tapi terkadang tidak ada wadah untuk memenuhi keinginan tersebut. Menanggapi hal ini, Sahabat Pulau muncul sebagai wadah sekaligus menjadi magnet yang mengajak banyak orang untuk berkontribusi dimulai dengan hal kecil seperti pemberian satu buku untuk satu anak. Dalam perjalanannya, Sahabat Pulau telah menyalurkan ribuan buku sebagai hasil kerja sama dengan beberapa pihak baik dalam hal penggalangan buku maupun sumbangan buku yang langsung diberikan oleh lembaga tertentu maupun individu. Tabel 2 Daftar Donatur Buku dan Perlengkapan Rumah Baca Sahabat Pulau 5 No.
Donatur
Bentuk Donasi
1.
CIMB Niaga
Program Sejuta Buku
2.
L’Oreal Profesionnal
Bantuan Perlengkapan Rumah Baca
3.
SD Mutiara Harapan
One Student One Book
4.
Remaja Mesjid Cut Mutia
Penggalangan Buku oleh setiap pengunjung
melalui Ramadhan Jazz
Ramadhan Jazz Festival
Festival 5.
RELO US Embassy
Bantuan Buku Bahasa Inggris untuk Anak
6.
IAA IELSP Alumni
Sumbangan Buku dalam program Berbagi
Association
Buku
Selain penyaluran buku, Sahabat Pulau juga memberikan beasiswa kepada anak-anak yang memiliki semangat belajar yang tinggi dan memiliki prestasi yang baik serta berasal dari keluarga dengan tingkat perekonomian yang rendah.
5
News Letter Sahabat Pulau Edisi Juli Vol. 1 2013, hal. 3
Pemberian beasiswa tentunya ditujukan untuk memfasilitasi keberlangsungan sekolah dari anak-anak tersebut. Sangat miris jika pendidikan seorang anak harus terputus di tengah jalan karena faktor perekonomian sementara alokasi anggaran untuk sektor pendidikan dalam APBN begitu besar. Pemberian beasiswa juga tidak terlepas dari kerja sama dengan para dermawan. Beasiswa yang diberikan disesuaikan dengan tawaran dari pihak terkait dan disesuaikan dengan kebutuhan mendasar dari anak-anak yang akan mendapatkan beasiswa. Beasiswa ini nantinya akan dikelola oleh volunteer yang berperan sebagai kakak asuh yang akan membina adik asuh penerima beasiswa. Kakak asuh ini akan melihat kebutuhan dan menyesuaikan dengan penggunaan beasiswa tersebut. Selama ini, beasiswa yang dikelola oleh keluarga anak penerima beasiswa cenderung tidak tepat sasaran dan dipergunakan bukan untuk kebutuhan pendidikan. Beasiswa yang diberikan telah menambah kepercayaan diri anak-anak untuk terus bersekolah dan mengukir prestasi. Mereka menggunakan berbagai peralatan sekolah baru dengan penuh semangat. Sahabat Pulau telah berkerja sama dengan lembaga-lembaga yang bersedia memberikan beasiswa untuk mendukung pendidikan anak-anak Indonesia. Tabel 3 Daftar Adik Asuh Penerima Beasiswa 6 No.
1.
2.
3.
Nama Anak
Siti Dayu
Siti Nur Aziza
M. Gusri
Asal/Jenjang
Pemberi
Pendidikan
Beasiswa
Lampung/SD
Not Another
Dana Bulanan
Child
(Rp.450.000)
Not Another
Dana Bulanan
Child
(Rp.450.000)
Not Another
Dana Bulanan
Child
(Rp.450.000)
Jakarta/SD
Pinrang/SD
Baniga 6
News Letter Sahabat Pulau Edisi Juli Vol. 1 2013, hal. 3
Bentuk Beasiswa
4.
5.
6.
Jusni
Muslimin
5 Adik Panda
Sidrap/SD
Jakarta/SD
Lampung/SD
Not Another
Dana Bulanan
Child
(Rp.450.000)
Not Another
Dana Bulanan
Child
(Rp. 450.000)
Not Another
Dana Bulanan
Child
(@Rp. 100.000)
Not Another
Dana Bulanan
Child
(Rp. 100.000)
Not Another
Dana Bulanan
Child
(Rp. 100.000)
Yayasan Yasim
Beasiswa Penuh
Bekasi
sampai SMP
Yayasan Yasim
Beasiswa Penuh
Bekasi
sampai SMP
Yayasan Yasim
Beasiswa Penuh
Bekasi
sampai SMP
Pahawang 7.
8.
Vivi
Putu Sri
Kepulauan Riau/SD
Buleleng, Bali/SD
Ariani 9.
10.
11.
Aryadi
Khairun
Yudi
Sidrap/SD
Bulukumba/SD
Lampung/SD
Ket: Not Another Child merupakan lembaga pemerhati pendidikan anak yang berbasis di Hawaii, Amerika Serikat (http://notanotherchild.net/INDONESIA.html)
Dari Kearifan Lokal untuk Kewirausahaan Sosial Pendidikan kewirausahaan menjadi kebutuhan bagi masyarakat dengan melihat potensi sumber daya alam di daerah. Pengelolaan kearifan lokal oleh masyarakat di daerah itu sendiri akan meningkatkan kemandirian masyarakat desa. Hal ini mengingat bahwa pengelolaan sumber daya alam di daerah sering kali tidak dilakukan oleh masyarakat di daerah itu sendiri. Mendorong masyarakat untuk melakukan kewirausahaan sosial tidak hanya akan berpengaruh terhadap kualitas perekonomian masyarakat setempat tetapi juga stabilitas perekonomian negara.
Pemetaan potensi sumber daya alam di daerah sangat penting dilakukan. Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Tentu saja untuk mendorong kewirausahaan sosial di daerah dibutuhkan aktor-aktor yang memiliki pengalaman di bidang tersebut yang nantinya akan membina masyarakat desa. Menanggapi hal tersebut, Sahabat Pulau melakukan advokasi kepada pihakpihak pemangku kepentingan dengan menggandeng perusahaan atau pengusaha lokal untuk memberikan tidak hanya pendidikan kewirausahaan tapi juga melakukan kegiatan kewirausahaan. Pemberian informasi mengenai potensi pasar dan peluang kewirausahaan juga dilakukan untuk membuka mata dan membangun kesadaran masyarakat pedesaan akan pentingnya mengelola sumber daya alam. Akan tetapi, itu semua tentu harus dilandasi dengan pendidikan. Dengan bekerja sama Rumah Kemasan Eco Natural, Sahabat Pulau mendorong kewirausahaan sosial di daerah Takabonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Takabonerate merupakan sebuah daerah dengan potensi laut yang luar biasa. Ikan merupakan potensi alam yang banyak ditemui di daerah ini. Menanggapi hal tersebut, dengan pemetaan pasar oleh Sahabat Pulau dan pengemasan produk oleh Rumah Kemasan Eco Natural, masyarakat Takabonerate berinisiatif untuk memproduksi kerupuk ikan dan abon sehat yang berbahan dasar ikan Tuna dan Cakalang. Berbagai kreativitas ditunjukkan oleh masyarakat hingga menghasilkan produk yang luar biasa. Pemasaran produk ini juga tidak terlepas dari peran Sahabat Pulau. Distribusi produk dan penjualannya dilakukan dengan memanfaatkan jaringan yang ada di berbagai daerah. Upaya ini sangat membantu masyarakat Takabonerate dalam menggerakkan roda perekonomian dengan melihat potensi sumber daya alam. Ini
tentunya menjadi bukti nyata peran pemuda dalam pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan kemandirian bangsa.
Kesimpulan Pemuda memiliki peran yang signifikan dalam menghapus disparitas akses pendidikan di daerah terpencil. Perhatian pemerintah terhadap pemerataan pendidikan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat harus disertai dengan tindakan yang konkrit dan tidak sebatas komitmen. Melihat sosialisasi dan distribusi pendidikan yang bersifat parsial membuat pemuda mengambil peran sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk menyebarkan benih pendidikan hingga pulau terluar Indonesia. Integrasi pemuda dalam berbagai identitas memiliki tanggung jawab dalam mewujudkan kemandirian pendidikan bangsa. Sebagai bagian dari integrasi pemuda, Sahabat Pulau memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan pendidikan di daerah-daerah terpencil Indonesia. Dedikasi Sahabat Pulau ditunjukkan melalui beberapa program yang meliputi pendidikan berbasis Rumah Baca, pemberdayaan pemuda lokal, pemberian fasilitas pendidikan, dan upaya mendorong kewirausahaan sosial kepada masyarakat pedesaan. Berbagai upaya yang telah dilakukan tidak terlepas dari peran pemuda dengan berbagai kreativitasnya. Hal ini tentu menunjukkan bahwa partisipasi pemuda harus didorong untuk membentuk generasi muda yang mandiri dan berwawasan nusantara. Pendidikan sebagai hak dasar masyarakat harus ditanamkan sejak dini. Kedua hal ini tentu akan menjadi investasi dalam mewujudkan kemandirian bangsa.
Daftar Pustaka
Buku: Azca, N., S. Agus dan L. Wildan. (2011). Pemuda Pasca Orba: Potret Kontemporer Pemuda Indonesia. Yogyakarta: YouSure Jurnal: Hall, T., A. Coffey dan H. Williamson. (1999). “Self, Space and Place: Youth Identities and Citizenship”. British Journal of Sociology of Education. Vol 20, No 4, hlm. 501 Majalah: News Letter Sahabat Pulau Edisi Juli Vol.1 2013
Internet: Penyajian Data dan Informasi Statistik Kepemudaan Tahun 2010 Kementrian Pemuda dan Olahraga dalam http://kemenpora.go.id/index/preview/search/3970
LAMPIRAN 2
Angka Putus Sekolah Penduduk menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Sekolah, 2011
Sumber: Susenas Kor 2011 BPS dalam Data (Profil Anak Indonesia 2012) Kerjasama Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan Badan Pusat Statistik
LAMPIRAN 3 Kewirausahaan Sosial Hasil Kemitraan Sahabat Pulau Kerupuk Ikan
Abon Sehat
Biodata Penulis
Nama Tempat/Tanggal lahir Alamat No Handphone E-mail Pekerjaan Sekolah Agama Kewarganegaraan Organisasi
: Arnaldi Nasrum : Ujung Pandang, 31 Oktober 1992 : Jalan Mampang Prapatan 2 No. 30 RT/RW 04/07, Mampang, Jakarta Selatan : 0856 5680 7960 :
[email protected] : Mahasiswa : Universitas Paramadina : Islam : Indonesia : Sahabat Pulau (Media dan Publikasi)