PENYUSUNAN PERENCANAAN TARGET INDIKATOR EKONOMI DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014-2018 (LAPORAN AKHIR ) 2017 2016 2015 2014
Kerjasama :
BAPPEDA KABUPATEN BOGOR dengan
BPS KABUPATEN BOGOR
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke khadhirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya, Laporan Akhir Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Akhir
ini memuat 4 (empat) bab yang terdiri dari: BAB I
PENDAHULUAN (terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, dan ruang lingkup), BAB II METODOLOGI (Metodologi : PDRB, Indeks Harga Konsumen/IHK, Penduduk, Ketenagakerjaan, Kemiskinan dan Nilai Tukar Petani/NTP), BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN (Pembahasan dan Analisis Indikator : PDRB, Indeks Harga Konsumen/IHK, Penduduk, Ketenagakerjaan, Kemiskinan dan Nilai Tukar Petani/NTP ) dan BAB IV KESIMPULAN. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu dalam Penyusunan Laporan Pendahuluan Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 ini kami haturkan terima kasih. Kami berharap masukan dari semua pihak untuk kesempurnaan penyusunan kegiatan ini .
Cibinong,
Desember 2013
Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor,
Drs. Erwan Syahriza NIP. 196207281990031001
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
i
Daftar Isi
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................. DAFTAR TABEL ........................................................................ DAFTAR GAMBAR .....................................................................
i ii iv viii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................... 1.1. Latar Belakang .................................................... 1.2. Maksud dan Tujuan ............................................... 1.3. Ruang Lingkup ..................................................... 1.4. Sumber Data .......................................................
1 1 2 2 2
BAB II
METODOLOGI ............................................................. 2.1. Konsep dan Definisi ............................................... 2.2. Metodologi ......................................................... 2.2.1. Metode Analisis deret Waktu (Time Series) .............. 2.2.2. Metode Aritmatik ............................................. 2.2.3. Metode Geometrik ........................................... 2.2.4. Metode Eksponensial ......................................... 2.2.5. Metode Proyeksi Ketenagakerjaan...................... 2.2.6. Model Kemiskinan Kabupaten Bogor .......................
3 3 18 19 15 16 16 17 18
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 3.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ................... 3.1.1. PDRB Kabupaten Bogor menurut Lapangan Usaha ...... 3.1.2. PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan ........... 3.1.3. PDRB Perkapita .............................................. 3.1.4. Daya Beli..... ..............................................
23 24 24 46 51 54
3.2. ESTIMASI PENDUDUK .................................................. 3.2.1. Jumlah Penduduk, Sex Ratio dan Pertumbuhan Penduduk 3.2.2. Distribusi Penduduk ........................................... 3.2.3. Kepadatan Penduduk .......................................... 3.2.4. Piramida Penduduk ............................................ 3.2.5. Dependency Ratio ..............................................
56 56 57 64 66 69
3.3. ESTIMASI KETENAGAKERJAAN...................................... 3.3.1. Penduduk Usia Kerja ..................................... 3.3.2. Angkatan Kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ...................................................... 3.3.3. Penduduk Bekerja dan Pengangguran ..................... 3.3.4. Penduduk Bekerja dan Lapangan Usaha .................. 3.3.5. Penduduk Bekerja dan Tingkat Pendidikan................
74 74
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
75 78 79 82
ii
3.4. KEMISKINAN .............................................................. 3.4.1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor 3.4.2. Perubahan Garis Kemiskinan di Kabupaten Bogor ...... 3.4.3. Prediksi Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Bogor ............................ 3.4.4. Gini Ratio atau Koefisien Gini ...............................
BAB IV
84 84 86 87
3.5. PREDIKSI INFLASI ........................................................
91
3.6. PREDIKSI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI KABUPATEN BOGOR.....
93
KESIMPULAN......................................................................
96
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
iii
Daftar Tabel dan Gambar
DAFTAR TABEL
No. Tabel Tabel 2.1.
Tabel 2.2. . Tabel 3.1.1. Tabel 3.1.2.
Judul Tabel Output Hasil Analisis Regresi Data Panel Keterkaitan antara Kemiskinan dengan Indikator Ekonomi Daerah Lainnya di Kabupaten Bogor .................................. Output Hasil Analisis Regresi Data Panel Keterkaitan antara Kemiskinan dengan Sektor-sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor ................................................ PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (Juta Rupiah) ............... Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (Miliar Rupiah).. Tabel 3.1.4. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 (persen).............................................................. Tabel 3.1.5. Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 20142018 (persen)...................................................... Tabel 3.1.6. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah................................................................ Tabel 3.1.7. PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2012 dan 2013 menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018............................................................ Tabel 3.1.8. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Bogor Menurut 17 Lapangan Usaha Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah) Tabel 3.1.9. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor Menurut 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (persen).................... Tabel 3.1.10. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) Tabel 3.1.11. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku DOB Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018.................................................... Tabel 3.1.12. PDRB Atas Dasar Harga Konstan DOB Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah).
Halaman
22
23 25 26
Tabel 3.1.3.
Tabel 3.1.13. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Barat Tahun 2014-2018 (persen)........................................ Tabel 3.1.14. Sumber Pertumbuhan PDRB DOB Kabupaten Bogor Barat Tahun 2014-2018.................................................... Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
27 28 29 30
31 32 33 34
35 36 37 38 iv
Daftar Tabel dan Gambar
No. Tabel
Judul Tabel
Tabel 3.1.15. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku DOB Kabupaten Bogor Barat Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)............................................................... Tabel 3.1.16. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor-DOB KBB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) Tabel 3.1.17. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018................................................... Tabel 3.1.18. PDRB Atas Dasar Harga Konstan DOB Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) Tabel 3.1.19. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB Tahun 2014-2018.................................................. Tabel 3.1.20. Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat Tahun 2014-2018 (persen)............ Tabel 3.1.21. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)......................... Tabel 3.1.22. PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2018 (miliar rupiah)................ Tabel 3.1.23. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2018..... Tabel 3.1.24. PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 - 2018 menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (miliar rupiah) Tabel 3.1.25. Laju Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 2018 menurut Penggunaan (persen)............................. Tabel 3.1.26. Sumber Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 - 2018 menurut Penggunaan (persen)........................... Tabel 3.2.1. Jumlah Penduduk Hasil Sensus Penduduk 2010 (Mei) menurut Kabupaten/Kota se Jawa Barat........................ Tabel 3.2.2 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dirinci menurut Jenis Kelamin, Sex Ratio (SR), LPP, Distribusi di Kabupaten Bogor, Hasil SP 2010 (Mei 2010)................................. Tabel 3.2.3 Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bogor dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014(Juni)........................................................... Tabel 3.2.4 Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bogor Barat dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014......................................................... Tabel 3.2.5 Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014............................................. Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
Halaman
39 40
41 42 43 44
45 47 48 49 50 51 57
58
61
62
63 v
Daftar Tabel dan Gambar
Tabel 3.2.6 Tabel 3.2.7 Tabel 3.2.8 Tabel 3.2.9 Tabel 3.2.10
Tabel 3.2.11 Tabel 3.3.1 Tabel 3.3.2
Tabel 3.3.3
Tabel 3.3.4
Tabel 3.3.5
Tabel 3.3.6
Tabel 3.3.7
Tabel 3.3.8
Tabel 3.4.1
Tabel 3.4.2
Kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat, Tahun 2014-2018.................... Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Di Kabupaten Bogor, Tahun 2014................................................. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Bogor, Tahun 2014 (Juni).............. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Bogor Barat, Tahun 2014 (Juni)..... Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat, Tahun 2014(Juni).......................................................... Prediksi Jumlah Penduduk (Juni) menurut Kelompok Umur dan Dependecy ratio di Kabupaten Bogor, Tahun 2014-2018 Prediksi Jumlah Penduduk Usia Kerja, tahun 2013-2018.... Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018................................................... Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018 Prediksi Angkatan Kerja Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018..................... Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018................ Persentase Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018 Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018.................................................. Persentase Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018................................................... Prediksi Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat, 2014-2018................................................... Garis Kemiskinan di Kabupaten Bogor dan Perubahannya Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018...................................................
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
64 65 70 71
72 73 75
76
77 78
80
81
82
83
85
86 vi
Daftar Tabel dan Gambar
Tabel 3.4.3
Tabel 3.4.4
Prediksi Indeks Kedalaman (P1) dan Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor BaratTahun 2014-2018............................................ Prediksi Gini Ratio Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018.............................
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
87 89
vii
Daftar Tabel dan Gambar
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Judul Gambar
Gambar 3.1.1.
Peta Wilayah Kabupaten Bogor dan DOB Kabupaten Bogor Barat ................................................... PDRB Perkapita per tahun atas dasar harga berlaku Tahun 2014-2018 (juta rupiah)............................. PDRB Perkapita per tahun atas dasar harga konstan Tahun 2014-2018 (juta rupiah)....................... Daya Beli Masyarakat Tahun 2014-2018................... Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2014 (Juni)
Gambar 3.1.2. Gambar 3.1.3. Gambar 3.1.4. Gambar 3.2.1. Gambar 3.2.2.
Gambar 3.2.3.
Gambar 3.6.1.
Halaman
Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Barat Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2014 (Juni)........................................... Piramida Penduduk Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2014 (Juni)................................. Prediksi NTP Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
23 52 53 55 66
67
68 94
viii
Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional merupakan landasan hukum di bidang perencanaan pembangunan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Peraturan ini merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka penjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintah di Pusat dan Daerah dengan melibatkan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan,
Pengendalian,
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Adapun Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Merujuk kepada peraturan di atas dan berdasarkan telah berakhirnya RPJMD Kabupaten Bogor periode tahun 2008-2013, bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan bupati maupun wakil bupati periode tersebut, Kabupaten Bogor perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor periode tahun 2014-2018. Penyusunan prediksi/estimasi target indikatorindikator ekonomi daerah sangat diperlukan sebagai pendukung bagi penyusunan dokumen dimaksud.
Indikator yang sering digunakan sebagai indikator ekonomi
daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha dan Penggunaan, Laju Pertumbuhan Ekonomi, Struktur Perekonomian, Pendapatan Perkapita, Daya Beli Masyarakat, Indeks Harga Konsumen, Inflasi, Nilai Tukar Petani, Penduduk, Ketenagakerjaan dan Penggangguran serta Kemiskinan.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
1
Pendahuluan
1.2.
Maksud dan Tujuan Maksud
Penyusunan
Perencanaan
Target
Indikator
Ekonomi
Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 adalah menyediakan data prediksi/estimasi indikator ekonomi daerah Kabupaten Bogor untuk periode 5 tahun ke depan. Sedangkan tujuan Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 adalah terpenuhinya data dan analisis prediksi indikator ekonomi daerah Kabupaten Bogor berupa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), Indeks Harga Konsumen (IHK), Nilai Tukar
Petani
(NTP),
Pendapatan
Perkapita,
Daya
Beli
Masyarakat,
Ketenagakerjaan, Kemiskinan, Gini Ratio, dan Penduduk tahun 2014-2018. 1.3.
Ruang Lingkup Ruang lingkup Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 adalah untuk 3 (tiga) wilayah, yakni: Wilayah Kabupaten Bogor utuh (meliputi 40 kecamatan), wilayah Kabupaten Bogor inti (meliputi 26 kecamatan tanpa Bogor Barat) dan wilayah Kabupaten Bogor Barat (meliputi 14 kecamatan). Oleh karena keterbatasan raw data, kecukupan sampel yang ada dan data-data pendukung lainnya, dalam penyusunan target indikator ekonomi daerah ini terdapat beberapa indikator yang belum bisa terpecah ke dalam tiga wilayah yang menjadi ruang lingkup penyusunan, berikut disampaikan secara rinci: 1.4. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penyusunan Prediksi/estimasi Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 ini adalah hasil Sensus Penduduk, Sensus Ekonomi, Sensus Pertanian, series data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), series data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), Survei Industri Tahunan dan Bulanan, Survei Keuangan Daerah, series data Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor, Survei Penduduk Antar Sensus (Supas), Survei Jasa dan Pariwisata, Survei Harga Konsumen, Survei Pertanian/Ubinan, dan survey BPS lainnya, serta data sekunder dari dinas/instansi/BUMD/BUMN.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
2
Metodologi
BAB II METODOLOGI 2.1.
Konsep dan Definisi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu wilayah atau daerah pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, tanpa memperhitungkan kepemilikan faktor produksi. PDRB dapat dihitung dengan menggunakan 3 (tiga) pendekatan, yaitu: Produksi, Pendapatan, dan Pengeluaran. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun berjalan, baik nilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah. PDRB Atas Dasar Harga Konstan PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun tertentu atau tahun dasar, baik pada saat menilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah. Laju Pertumbuhan PDRB Besarnya persentase kenaikan PDRB dalam harga konstan (tahun tertentu) terhadap PDRB dlam harga konstan pada tahun sebelumnya. PDRB per Kapita PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB Menurut Penggunaan PDRB penggunaan menggambarkan penggunaan barang dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut secara garis besar ada 2 macam yaitu: Konsumsi Antara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam proses produksi dan Konsumsi Akhir untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
3
Metodologi
Harga Konsumen (HK) Harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang eceran) dan pembeli (konsumen) secara eceran dengan pembayaran tunai. Eceran yang dimaksud adalah membeli suatu barang atau jasa dengan menggunakan satuan terkecil untuk dipakai/ dikonsumsi. Nilai Tukar Petani (NTP) Adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dinyatakan dalam persentase. Secara konseptual, NTP pengukur kemampuan tukar produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani dan keperluan mereka menghasilkan produk pertanian.
Indeks Harga Yang Diterima Petani (IHTP) IHTP dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam penghitungan nilai produksi sektor pertanian.
Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IHBP) IHBP dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga komoditas/jasa yang dikonsumsi oleh petani serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Penduduk Semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu daerah selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap. Laju pertumbuhan penduduk Adalah angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
4
Metodologi
dasar.
Laju pertumbuhan penduduk digunakan untuk
mengetahui
perubahan
jumlah penduduk antar dua periode waktu. Kepadatan Penduduk Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah. Rasio Jenis Kelamin (sex ratio) Perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Piramida Penduduk Grafik berbentuk piramida yang merupakan gambaran secara visual dari komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Penggunaan piramida akan membantu memudahkan mengenal dan memahami karakteristik penduduk suatu wilayah menurut umur dan jenis kelamin. Dependency Ratio Suatu nilai yang menggambarkan beban tanggungan ekonomi penduduk kelompok usia produktif terhadap kelompok usia non produktif. Estimasi penduduk adalah penaksiran atau perkiraan penduduk, biasanya tentang jumlahnya pada waktu tertentu. Menurut Swanson dan Siegel (2004), estimasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu estimasi antarsensus (intercensal estimate), estimasi pascasensus (post-censal estimate), dan proyeksi. Jadi, proyeksi penduduk merupakan bagian dari estimasi penduduk. Proyeksi penduduk menggunakan metode
yang
lebih
rinci
dibanding
metode
estimasi
lainnya,
karena
memperhitungkan perkembangan fertilitas, mortalitas, dan migrasi untuk kurun waktu tertentu sehingga menghasilkan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi. Penduduk Usia Kerja Penduduk yang berusia 15 tahun ke atas, sesuai dengan ketentuan dalam UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
5
Metodologi
Angkatan Kerja Penduduk usia kerja yang bekerja dan pengangguran. Bukan Angkatan Kerja Penduduk usia kerja yang pada periode referensi tidak mempunyai/melakukan aktivitas ekonomi, baik karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya (pensiun, penerima transfer/kiriman, penerima deposito/bunga bank, jompo atau alasan yang lain). Bekerja Kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturutturut dan tidak terputus. Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak aktif bekerja, misal karena cuti, sakit dan sejenisnya. Di beberapa negara, konsep bekerja didasarkan atas kebiasaan (Gainful Worker Concept). Konsep ini menentukan seseorang apakah bekerja atau tidak berdasarkan kebiasaannya (usual activity). Konsep ini tidak memakai batasan waktu tertentu. Pengangguran Terdapat dua definisi pengangguran yaitu definisi standar dan definisi luas (relaxed). Pengangguran definisi standar yaitu meliputi penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan/mempersiapkan suatu usaha. Sedangkan pengangguran definisi luas juga mencakup penduduk yang tidak aktif mencari kerja tetapi bersedia/siap bekerja. Sejak tahun 2001, definisi pengangguran yang digunakan dalam Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) adalah definisi luas, sehingga pengangguran mencakup empat kriteria yaitu: mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, putus asa/merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (discouraged worker) dan sudah diterima bekerja tapi belum mulai bekerja.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
6
Metodologi
Lapangan Usaha Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1998, lapangan usaha adalah bidang kegiatan suatu organisasi/lembaga/usaha (establishment) tempat seseorang bekerja selama periode waktu acuan yang dibuat untuk data karakteristik ekonomi (atau yang dikerjakan terakhir, jika orang tersebut tidak bekerja). Kegiatan establishment adalah jenis barang yang diproduksi atau jasa yang diberikan. Miskin Kondisi kehidupan serba kekurangan yang dialami seseorang/rumahtangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal/layak bagi kehidupannya. Definisi Umum Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar antara lain: - terpenuhinya kebutuhan pangan, - kesehatan,
pendidikan,
pekerjaan,
perumahan,
air
bersih,
pertanahan,
sumberdaya alam dan lingkungan hidup, - rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik.
Penduduk miskin Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulannya di bawah Garis Kemiskinan.
Pengeluaran Pengeluaran per kapita untuk makanan dan bukan makanan. Makanan mencakup seluruh jenis makanan termasuk makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih. Bukan makanan mencakup perumahan, sandang, biaya kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Metode yang digunakan untuk menentukan penduduk miskin adalah Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
7
Metodologi
Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Jadi definisi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
Garis Kemiskinan (GK) Merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) Merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).
Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) Kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya. Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 komoditi di perdesaan.
Gini ratio atau Angka Koefisien Gini Ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna. 2.2.
Metodologi Dalam penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten
Bogor
Tahun
2014-2018
ini,
beberapa
metode
akan
digunakan
untuk
memproyeksikan angka indikator ekonomi daerah Kabupaten Bogor untuk 5 tahun ke depan. Tentunya, penggunaan metodologi yang tepat untuk masing-masing
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
8
Metodologi
indikator akan disesuaikan dengan pola dan ketersediaan raw data/data yang ada. Berikut ini adalah beberapa metodologi yang akan digunakan:
2.2.1. Metode Analisis Deret Waktu (Time Series) Time Series adalah data/observasi menurut deret waktu. Salah satu segi pada data deret waktu adalah terlibatnya sebuah besaran yang dinamakan Autokorelasi (autocorrelation), yang konsepsinya sama dengan korelasi untuk data bivariat, dalam analisis regresi biasa. Signifikansi (keberartian) autokorelasi menentukan analisis regresi yang harus dilakukan pada data deret waktu. Segi lain dalam data deret waktu adalah kestasioneran data, hal ini sangat diperlukan dalam analisis data deret waktu, karena akan memperkecil kekeliruan baku. Jika autokorelasi tidak signifikan (dalam kata lain data deret waktu tidak berautokorelasi), maka analisis regresi yang harus dilakukan adalah analisis regresi sederhana biasa, yaitu analisis regresi data atas waktu. Sedangkan jika signifikans (berautokorelasi) harus dilakukan analisis regresi data deret waktu, yaitu analisis regresi antar nilai pengamatan. Jika data deret waktu berautokorelasi pada lag-k, maka selanjutnya membangun model hubungan fungsional antar pengamatan (model regresi deret waktu, model autoregresi), model regresi deret waktu dari data yang berautokorelasi pada lag-k, dinamakan model autoregresi order-k (lagk), ditulis AR(k). Model-model klasik dengan metode Box Jenkins merupakan model yang menggambarkan time series yang stasioner (stationary time series models). Dengan demikian tahapan yang dilakukan untuk pemodelan ini adalah dengan identifikasi stasioneritas dari data, baik dalam mean maupun dalam variance. 1. Stasioneritas Kestasioneran data merupakan kondisi yang diperlukan dalam analisis regresi deret waktu karena dapat memperkecil kekeliruan model, sehingga jika data tidak stasioner, maka harus dilakukan transformasi stasioneritas melalui proses diferensi (jika trendnya linier), sedangkan jika tidak linier, maka transformasinya harus dilakukan dulu transformasi linieritas trend melalui proses logaritma
natural
(jika
trendnya
eksponensial),
dan
proses
pembobotan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
9
Metodologi
(penghalusan eksponensial sederhana) jika bentuknya yang lain, yang selanjutnya proses diferensiasi pada data hasil proses linieritas. Berdasarkan deskripsinya, bentuk kestasioneran ada dua, yaitu stasioner kuat (strickly stationer), atau stasioner orde pertama (primary stationer) dan stasioner lemah (weakly stationer), atau stasioner orde kedua (secondary stationer). Deskripsi umum kestasioneran adalah sebagai berikut, data deret Z1 , Z2 , . . . disebut stasioner kuat jika distribusi gabungan Z t1 , Zt 2 , . . . , Zt n sama dengan distribusi gabungan Z t1 k , Zt 2 k , . . . , Zt n k , untuk setiap nilai t1, t2, . . . , tn dan k. Sedangkan disebut stasioner lemah, jika rata-rata hitung data konstan, E(Zt) = , dan autokovariansnya
merupakan fungsi
dari lag,
k =
f(k). Sedangkan
ketidakstasioner data diklasifikasikan atas tiga bentuk yaitu: 1. Tidak stasioner dalam rata-rata hitung, jika trend tidak datar (tidak sejajar sumbu waktu) dan data tersebar pada “pita” yang meliput secara seimbang trendnya. 2. Tidak stasioner dalam varians, jika trend datar atau hampir datar tapi data tersebar membangun pola melebar atau menyempit yang meliput secara seimbang trendnya (pola terompet). 3. Tidak stasioner dalam rata-rata hitung dan varians, jika trend tidak datar dan data membangun pola terompet. Untuk menelaah ketidakstasioneran data secara visual, tahap pertama dapat dilakukan pada peta data atas waktu, karena biasanya “mudah”, dan jika belum mendapatkan kejelasan, maka tahap berikutnya ditelaah pada gambar ACF dengan PACF. Telaahan pada gambar ACF, jika data tidak stasioner maka gambarnya akan membangun pola, 1. Menurun, jika data tidak stasioner dalam rata-rata hitung (trend naik atau turun), 2. Alternating, jika data tidak stasioner dalam varians, 3. Gelombang, jika data tidak stasioner dalam rata-rata hitung dan varians.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
10
Metodologi
2. Proses Autoregressive Jika jumlah terbatas dari bobot dan
untuk k
bukan nol, misalkan
=
, hasil proses ini kemudian disebut proses
(model) autoregressive dari order , yang dinotasikan sebagai AR(р). Ini diberikan oleh: ̇ atau ( ) ̇ Dimana: ( )
Ketika ∑
| |
∑
|
Agar menjadi, akar-akar dari
(
).
|
proses ini selalu dapat dibalik (invertible). ( )
harus terletak di luar lingkaran satuan.
Proses autoregressive (AR) berguna dalam menggambarkan situasi di mana nilainilai sekarang dari suatu kurun waktu tertentu tergantung pada nilai-nilai sebelumnya ditambah sisaan yang acak.
a.
Proses Autoregressive Orde Pertama – AR(1) Untuk Proses autoregressive orde pertama AR(1), modelnya adalah ) ̇
( atau ̇
̇
Telah disebutkan di atas, proses ini selalu dapat dibalik (invertible). Agar stasioner, akar-akar dari (
)
harus terletak di luar lingkaran satuan.
Dengan demikian, untuk proses stasioner, kita mempunyai |
|
Proses AR(1)
seringkali dinamakan Proses Markov sebab nilai dari ̇ sepenuhnya ditentukan oleh pengetahuan tentang ̇
.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
11
Metodologi
Autocorelation Function (ACF) dari Proses AR(1) Autocovariances diperoleh melalui: E( ̇
̇ )
E(
̇
̇
)
,
E( ̇
)
k
Dan fungsi autocorrelation menjadi , k . Dengan demikian, saat |
Dimana kita gunakan secara nyata bahwa
|
dan proses adalah stasioner, AFC menurun secara eksponensial (sinusoida) atau alternating tergantung pada tanda (+ atau -) dari autokorelasinya
adalah
positif;
jika
Jika 0 tanda
1, semua autokorelasinya
menunjukkan pola alternating diawali dengan nilai negatif. Partial Autocorelation Function (ACF) dari Proses AR(1) Untuk proses AR(1), bentuk PACF-nya adalah { dengan demikian, PACF dari proses AR(1) menunjukkan positif atau negatif cutt off pada lag 1 tergantung pada tanda
b.
Proses Autoregressive Orde Kedua – AR(2) Model autoregressive orde kedua, AR(2) adalah ) ̇
( atau ̇
̇
̇
Proses AR(2), sebagai model autoregressive terbatas, selalu dapat dibalik (invertible). Untuk menjadi stasioner, akar-akar dari ( )
(
)
harus terletak di luar lingkaran satuan. Kondisi stasioner dari model AR(2) dapat Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
12
Metodologi
juga diekspresikan dalam nilai-nilai parameter. Misalkan akar dari (
)
dan
atau ekuivalen dari
merupakan akar1
. Kita
mempunyai √
,
dan √
,
Sekarang, √
,
dan √
Kondisi diperlukan | |
.
menyiratkan | ⁄ |
untuk ¡ 1 dan 2. Dengan
demikian, |
|
|
|
|
|
dan |
|
2
Kemudian, kita harus mengikuti syarat yang diperlukan untuk stationaritas terlepas dari apakah akar yang riil atau kompleks: {
Untuk akar-akar riil, kita perlu
0, yang berarti bahwa √
√
Atau ekuivalen,
{ Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
13
Metodologi
Untuk akar-akar yang kompleks, kita mempunyai
Jadi,
dalam hal nilai-nilai parameter, kondisi stasionerity dari model AR(2) adalah diberikan oleh daerah dalam gambar segitiga berikut {
Autocorelation Function (ACF) dari Proses AR(2) Kita peroleh autocavariance dengan mengalikan
pada kedua sisi dan
mengambil nilai harapan, ( ̇
̇)
E(
̇
̇
)
E(
̇
̇
)
| ̇
|
Dengan demikian, fungsi autocorrelation menjadi
Secara khusus, bila
dan 2
Partial Autocorelation Function (ACF) dari Proses AR(2) Menghitung autokorelasi parsial antara Z dengan Zt+k dapat dilakukan sebagai berikut: k = 1i-1 + 2i-2 Untuk k ≥ 1 11 = 1
1
1 2 1
1
1
1
22
1
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
14
Metodologi
33
1
1
1 1
1
1
1 2
1
1 2 3 2 1
2
1
1 1
=0
c.
Identifikasi Model Pada tahap identifikasi model data time series yang stasioner digunakan:
1. ACF atau Autocorrelation Function yaitu fungsi yang menunjukkan besarnya korelasi antara pengamatan pada waktu ke t dengan pengamatan pada waktuwaktu sebelumnya. 2. PACF atau Partial Autocorrelation Function yaitu fungsi yang menunjukkan besarnya korelasi parsial antara pengamatan pada waktu ke t dengan pengamatan-pengamatan pada waktu-waktu sebelumnya. Secara umum bentuk model dari data time series dinyatakan sebagai model Autoregressive Integrated Moving Average atau ARIMA (p,d,q) yang stasioner dengan: 1. Autoregressive = AR(p) yaitu ACFnya turun eksponensial (sinusoida) menuju 0 dengan bertambahnya k dan PACFnya cut off setelah lag p. 2. Moving Average = MA(q) yaitu ACFnya cut off setelah lag q dan PACF-nya turun eksponensial (sinusoida). Differencing = d, yaitu pengurangan Zt terhadap Zt+d untuk membuat data time series menjadi stasioner dalam mean. 2.2.2. Metode Aritmatik Metode aritmatik mengasumsikan bahwa angka indikator pada masa depan akan bertambah dengan pertambahan nilai yang sama setiap tahun. Formula yang digunakan pada metode Prediksi aritmatik adalah:
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
15
Metodologi
Pt P0 1 rt 1 P r t 1 t P0 Keterangan: Pt = Nilai Indikator pada tahun t
P0
= Nilai Indikator pada tahun awal
r t
= laju pertumbuhan Indikator = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
2.2.3. Metode Geometrik Metode geometrik menggunakan asumsi bahwa angka akan bertambah secara geometrik menggunakan dasar perhitungan bunga majemuk (Adioetomo dan Samosir, 2010). Laju pertumbuhan Indikator (rate of growth) dianggap sama untuk setiap tahun. Berikut formula yang digunakan pada metode geometrik:
Pt P0 1 r
t
1 t
P r t 1 P0 dimana:
Pt
= Nilai indikator pada tahun t
P0
= Nilai indikator pada tahun awal
r t
= laju pertumbuhan Indikator = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
2.2.4. Metode Eksponensial Metode eksponensial menggambarkan pertambahan yang terjadi secara sedikit-sedikit sepanjang tahun, berbeda dengan metode geometrik yang
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
16
Metodologi
mengasumsikan bahwa pertambahan hanya terjadi pada satu saat selama kurun waktu tertentu. Formula yang digunakan pada metode eksponensial adalah:
Pt P0ert
1 P r ln t t P0 Keterangan:
Pt
= jumlah (indikator) pada tahun t
P0
= jumlah (indikator) pada tahun awal
r t e
= laju pertumbuhan (indikator) = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun) = bilangan pokok dari sitem logaritma natural yang besarnya adalah 2,7182818
2.2.5. Metode Proyeksi Ketenagakerjaan Secara fungsional, angkatan kerja (sisi penawaran tenaga kerja) dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk jumlah penduduk, struktur umur, jenis kelamin penduduk, tingkat pendapatan riil dan distribusinya, angka upah riil, struktur ekonomi, partisipasi dalam sistem pendidikan, kebiasaan atau tradisi kerja dan partisipasi kerja. Tetapi, dalam praktek sangat sulit (jika mungkin) untuk memasukkan semua variabel itu dalam proyeksi angkatan kerja. Jika dilihat dari sisi permintaan tenaga kerja, banyak faktor yang mempengaruhi
kemampuan
penyerapan
tenaga
kerja.
Dengan
sistem
perekonomian yang bersifat global, gerak perekonomian suatu daerah tidak terlepas dari geliat perekonomian daerah lain. Apa yang terjadi pada wilayah lain, berimbas pada aktivitas ekspor impor yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kemampuan penyerapan tenaga kerja. Jika ditelusuri, banyak mata rantai terkait
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
17
Metodologi
kemampuan penyerapan tenaga kerja, namun dalam praktek juga sangat sulit untuk memasukkan semua variabel itu dalam proyeksi kesempatan kerja. Salah satu metode yang digunakan dalam proyeksi tenaga kerja pada tulisan ini adalah metode yang mempertimbangkan komponen demografi (struktur penduduk) dan angka partisipasi angkatan kerja menurut jenis kelamin. Struktur penduduk yang digunakan adalah struktur penduduk hasil proyeksi sementara berdasarkan data SP2010 yang dilakukan oleh BPS. Selain metode demografi, ditempuh juga metode peramalan menggunakan model ekonometrika dengan memperhitungkan pertumbuhan ekonomi, mencakup PDRB total maupun PDRB sektoral. Asumsi yang digunakan adalah bahwa berbagai faktor yang mempengaruhi proses produksi yang berdampak pada kemampuan penyerapan tenaga kerja dan pencapaian kesejahteraan masyarakat pada akhirnya termuara pada besaran PDRB. Ada beberapa skenario yang ingin diambil yaitu: 1. Proyeksi berdasarkan struktur umur penduduk dan komposisi Angkatan Kerja (AK) dan Bukan Angkatan Kerja (BAK). Asumsi yang digunakan adalah tenaga kerja tumbuh linear mengikuti pola data Sakernas triwulanan periode 20052012. 2. Proyeksi menggunakan Model Ekonometrika I. Model ini mengkaitkan data struktur umur penduduk, struktur ketenagakerjaan dan Produk Domestik Bruto (PDB) total. Model ini mengasumsikan bahwa penyerapan tenaga kerja sektoral dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB total. 3. Proyeksi menggunakan Model Ekonometrika II. Model ini mengkaitkan data struktur umur penduduk, struktur ketenagakerjaan dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektoral. Model ini mengasumsikan bahwa penyerapan tenaga kerja sektoral dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB sektor yang bersangkutan. 2.2.6. Model Kemiskinan Kabupaten Bogor Penghitungan
penduduk
miskin
tingkat
Kabupaten
Bogor
Barat
dan
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat dilakukan dengan menggunakan gabungan data Susenas Kor, sehingga kecukupan sampel untuk estimasi pada tingkat kabupaten terpenuhi. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
18
Metodologi
metode yang didasarkan pada Hukum Engel. Dasar dari Hukum Engel adalah semakin miskin seseorang maka akan semakin tinggi proporsi pengeluaran untuk makanan. Langkah-langkah penghitungannya adalah seperti berikut ini: a.
Melakukan penghitungan penduduk miskin tingkat Kabupaten Bogor Barat, Bogor tanpa Bogor Barat. Penghitungan
penduduk
miskin
tingkat
kabupaten Bogor Barat, Bogor tanpa Bogor Barat dilakukan
dengan
menggunakan gabungan data Susenas Kor tahun 2000-2012, sehingga kecukupan
sampel
untuk
estimasi
pada
tingkat kabupaten terpilah
terpenuhi. b.
Metode
yang
digunakan
adalah
dengan
menggunakan
metode yang
didasarkan pada Hukum Engel. Dasar dari Hukum Engel adalah semakin miskin seseorang maka akan semakin tinggi proporsi pengeluaran untuk makanan. c.
Menghitung jumlah dan persentase penduduk miskin Kabupaten Bogor Barat, Bogor tanpa Bogor Barat berdasarkan GK kabupaten Bogor dengan menggunakan data Susenas Kor gabungan.
d.
Jumlah dari penduduk miskin Kabupaten Bogor Barat, Bogor tanpa Bogor Barat disesuaikan dengan jumlah penduduk miskin Kabupaten Bogor yang sudah dirilis. Perlu langkah iterasi untuk penyesuaian tersebut.
e.
Melakukan estimasi garis kemiskinan dengan memasukkan faktor inflasi.
f.
Melakukan estimasi penduduk dengan menggunakan metode matematik. Estimasi penduduk digunakan sebagai pembagi dari penduduk miskin untuk memperoleh persentase penduduk miskin (head count index). Sejak tahun 2011 Bappeda Kabupaten Bogor bekerjasama dengan BPS
Kabupaten Bogor telah membuat kajian mengenai keterkaitan antara kemiskinan dengan beberapa indikator ekonomi daerah di Kabupaten Bogor dan Wilayah sekitarnya. Berikut adalah hasil kajian keterkaitan kemiskinan dengan beberapa indikator lainnya: 1. Model Kemiskinan I Pada tahun 2011 telah dikaji dengan menggunakan metode analisis Regresi Data Panel mengaitkan antara kemiskinan dengan variabel jumlah penduduk, PDRB Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
19
Metodologi
(Laju pertumbuhan ekonomi), rata-rata lama sekolah dan pengangguran. Dengan menggunakan model :
LNMISKINit ( 0 i t ) 1 LNPENDUDUKit 2 LNPDRBit 3 LNRLSit 4 LNPENGANGGURANit Keterangan : MISKINit PENDUDUKit PDRBit RLSit PENGANGGURANit βj αi µt ui
= = = = = = = = =
jumlah Penduduk Miskin di kabupaten i tahun t. jumlah penduduk di kabupaten i tahun t. PDRB di kabupaten i tahun t. rata-rata lama sekolah di kabupaten i tahun t jumlah pengangguran di kabupaten i tahun t. parameter yang diestimasi, j = 0, 1, 2, 3, 4. efek individu kabupaten i efek waktu tahun t komponen error.
Maka model kemiskinan I yang dihasilkan adalah:
Tabel 2.1. Output Hasil Analisis Regresi Data Panel Keterkaitan antara Kemiskinan dengan Indikator Ekonomi Daerah Lainnya di Kabupaten Bogor Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
C
-20.98648
6.684282
-3.139676
0.0040
4.089762
0.835343
4.895907
0.0000
2. PDRB
-1.289988
0.433259
-2.977407
0.0059
3. RLS
-2.421340
0.728541
-3.323545
0.0025
0.011814
0.057945
0.203889
0.8399
1. Penduduk
4. Pengangguran R-squared
0.991597
Adjusted R-squared
0.988296
F-statistic
300.3689
Prob(F-statistic)
0.000000
2. Model Kemiskinan II Pada tahun 2011 juga telah dikaji dengan menggunakan metode analisis Regresi Data Panel mengaitkan antara kemiskinan dengan variabel sektor-sektor dalam PDRB (9 sektor). Model kedua ini merupakan pengembangan dari model kemiskinan Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
20
Metodologi
I. Pada model kemiskinan I dihasilkan bahwa PDRB cukup signifikan dalam menekan angka kemiskinan, akan tetapi belum terjawab sektor-sektor mana saja dalam PDRB yang signifikan dapat menurunkan angka kemiskinan. Model kemiskinan II ini akan dapat menjawabnya. Dengan menggunakan model : (
)
Keterangan : PENDUDUKMISKINit = jumlah Penduduk Miskin di kabupaten i tahun t. Hit = pangsa PDRB perkapita sektor j di kabupaten i tahun t. = PDRB perkapita di sektor j di kabupaten i tahun t. Dit βj = parameter yang diestimasi, i = 0, 1, 2, 3, 4...9. αi = efek individu kabupaten i µt = efek waktu tahun t ui = komponen error. Maka model kemiskinan II yang dihasilkan adalah: Tabel 2.2. Output Hasil Analisis Regresi Data Panel Keterkaitan antara Kemiskinan dengan Sektor-sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Variable (1) C LNSEKTOR1 LNSEKTOR2 LNSEKTOR3 LNSEKTOR4 LNSEKTOR5 LNSEKTOR6 LNSEKTOR7 LNSEKTOR8 LNSEKTOR9 R-squared Adjusted R-squared F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient (2) 43.76966 -3.482684 -1.097694 -3.834151 1.650489 -0.546108 -0.883050 0.229349 1.523320 3.524320
Std. Error (3) 8.114605 1.088122 0.307461 0.691504 0.506048 0.323682 0.393162 0.508156 0.627190 0.777219 0.991981 0.984497 132.5391 0.000000
t-Statistic (4) 5.393936 -3.200639 -3.570190 -5.544657 3.261524 -1.687175 -2.246022 0.451336 2.428800 4.534529
Prob. (5) 0.0001 0.0060 0.0028 0.0001 0.0053 0.1122 0.0402 0.6582 0.0282 0.0004
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
21
Metodologi
Keterangan Sektor :
1.
Pertanian,Peternakan, Kehutanan, & Perikanan
2.
Pertambangan dan penggalian
3.
Industri Manufaktur
4.
Listrik, Gas & Air Minum
5.
Konstruksi
6.
Perdagangan, Hotel,& Restoran
7.
Pengangkutan dan Telekomunikasi
8.
Lembaga Keuangan
9.
Jasa-Jasa
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
22
Hasil dan Pembahasan
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Penyusunan target IED tahun 2014-2018 ini merupakan salah satu upaya untuk menentukan perencanaan pembangunan daerah agar dapat bermanfaat bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Dalam penyusunan target IED ini telah
mengakomodir kemungkinan berdirinya Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor Barat yang terlepas dari Kabupaten Bogor. Keempatbelas kecamatan yang akan menjadi Kabupaten Bogor Barat tergambar dalam peta berikut ini.
Gambar 3.1.1. Peta wilayah Kabupaten Bogor dan DOB Kabupaten Bogor Barat Penyusunan target Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor tahun 20142018 akan disajikan menjadi 3 uraian yaitu : a. Uraian pertama berisikan data target seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor, meliputi 40 Kecamatan. b. Uraian kedua berisi data target dari 14 kecamatan calon Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor Barat (KBB), yaitu Kecamatan Tenjo, Parung Panjang, Rumpin, Jasinga, Cigudeg,
Sukajaya, Nanggung, Pamijahan, Cibungbulang,
Leuwiliang, Leuwisadeng, Tenjolaya, Ciampea dan Dramaga. Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
23
Hasil dan Pembahasan
c. Uraian ketiga berisi data target dari 26 Kecamatan, di luar calon Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor Barat (KBB). 3.1.
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Pembahasan pada sub bab ini akan dibagi menjadi 4 (empat) pokok bahasan,
yaitu : PDRB menurut lapangan usaha (sektor) dan PDRB menurut penggunaan, PDRB perkapita dan daya beli. Analisis dilakukan secara deskriptif mengenai PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, laju dan sumber pertumbuhan komponen-komponen PDRB menurut penggunaan dan struktur ekonomi.
3.1.1. PDRB Kabupaten Bogor menurut Lapangan Usaha 1. PDRB Kabupaten Bogor (terdiri atas 40 kecamatan) Pembahasan pada bagian ini akan menguraikan PDRB Kabupaten Bogor menurut lapangan usaha. Estimasi dilakukan terhadap PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan baik atas dasar harga konstan 2000 maupun 2010. Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 124,29 triliun rupiah. Nilai ini terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor diprediksi sebesar 193,68 triliun rupiah. Sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp. 70,87 triliun dan terus meningkat hingga pada tahun 2018 sektor industri pengolahan diprediksi mencapai 106,34 triliun rupiah. NTB terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai nilai 26,41 triliun rupiah pada tahun 2014 dan mencapai 42,00 triliun rupiah pada tahun 2018. Kedua sektor tersebut memiliki andil besar terhadap pembentukan PDRB. Sektor yang memiliki peranan relatif kecil adalah sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,79 triliun rupiah dan mencapai 2,89 triliun rupiah pada tahun 2018. Tabel 3.1.1 menguraikan PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor tahun 2014-2018.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
24
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.1.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
5.004,07
5.466,54
6.044,74
6.634,96
7.397,08
2
Pertambangan dan Penggalian
1.920,84
2.212,06
2.596,48
3.016,21
3.473,32
3
Industri
70.874,75
78.597,93
87.502,27
97.375,87
106.342,67
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
3.409,62
3.746,67
4.182,52
4.640,84
5.178,95
5
Konstruksi
5.977,04
7.055,14
8.327,71
9.768,73
11.194,47
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
26.412,87
30.120,54
33.544,40
37.183,13
42.003,28
7
Pengangkutan dan Komunikasi
5.338,40
6.355,85
7.275,15
8.256,12
9.618,41
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
1.792,57
1.987,39
2.245,09
2.521,26
2.894,01
9
Jasa-Jasa
3.559,56
3.974,09
4.437,54
4.925,35
5.580,82
124.289,72
139.516,21
156.155,90
174.322,47
193.683,00
Kabupaten Bogor
Distribusi persentase PDRB sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor terhadap nilai PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Distribusi persentase juga dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB, sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi motor penggerak pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan. Jika dilihat distribusi persentase lapangan usaha dari tahun ke tahun, terlihat adanya pergeseran di beberapa sektor lapangan usaha. Sektor industri pengolahan memperlihatkan penurunan kontribusi, sedangkan sektor konstruksi menunjukkan peningkatan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah. Demikian juga dengan sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun meski peningkatannya relatif sedikit. Tabel 3.1.2 menyajikan distribusi persentase PDRB Kabupaten Bogor tahun 2014-2018. Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
25
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.1.2. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
4,03
3,92
3,87
3,81
3,82
2
Pertambangan dan Penggalian
1,55
1,59
1,66
1,73
1,79
3
Industri
57,02
56,34
56,04
55,86
54,91
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
2,74
2,69
2,68
2,66
2,67
5
Konstruksi
4,81
5,06
5,33
5,60
5,78
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
21,25
21,59
21,48
21,33
21,69
7
Pengangkutan dan Komunikasi
4,30
4,56
4,66
4,74
4,97
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
1,44
1,42
1,44
1,45
1,49
9
Jasa-Jasa
2,86
2,85
2,84
2,83
2,88
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Kabupaten Bogor
Berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB tahun 2014 atas dasar harga konstan diprediksi mencapai 41,08 triliun rupiah. Nilai ini terus mengalami peningkatan pada tahun berikutnya hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor atas dasar harga konstan diprediksi sebesar 52,19 triliun rupiah. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam penciptaan nilai tambah adalah sektor industri pengolahan disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran. Tabel 3.1.3 menunjukkan nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bogor tahun 20142018.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
26
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.1.3. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (Miliar Rupiah) No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1) 1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri
4
1.846,78
1.917,76
1.979,02
2.027,51
2.074,71
453,82
487,51
533,03
578,90
616,86
24.423,87
25.777,68
27.228,23
28.827,31
30.480,77
Listrik, Gas dan Air Bersih
1.432,56
1.485,66
1.563,71
1.641,45
1.721,82
5
Konstruksi
1.604,78
1.806,69
2.016,17
2.231,92
2.439,92
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7.651,49
8.192,05
8.800,67
9.430,70
10.175,99
7
Pengangkutan dan Komunikasi
1.334,13
1.462,53
1.559,89
1.677,19
1.809,68
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
743,44
785,17
833,71
883,04
935,64
9
Jasa-Jasa
1.590,29
1.675,84
1.760,12
1.842,71
1.935,72
41.081,15
43.590,88
46.274,55
49.140,73
52.191,12
Kabupaten Bogor
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor pada tahun 2014 diprediksi akan tumbuh sebesar 6,07 persen. Nilai pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor terus meningkat hingga pada tahun 2018 diprediksi akan mencapai 6,21 persen. Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor selama periode 2014-2018 ditunjukkan pada Tabel 3.1.4. Berdasarkan prediksi PDRB tahun 2014-2018, terlihat bahwa secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor berada pada kisaran 6 persen. Tabel 3.1.4. menunjukkan bahwa sektor konstruksi diprediksi akan mencapai kinerja yang sangat baik, dengan pertumbuhan rata-rata di atas dua digit. Sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan Kabupaten Bogor. Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
27
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.1.4. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 (persen) No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1) 1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
4,96
3,84
3,19
2,45
2,33
2
Pertambangan dan Penggalian
7,92
7,42
9,34
8,61
6,56
3
Industri
4,98
5,54
5,63
5,87
5,74
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
3,85
3,71
5,25
4,97
4,90
5
Konstruksi
12,88
12,58
11,59
10,70
9,32
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
8,92
7,06
7,43
7,16
7,90
7
Pengangkutan dan Komunikasi
7,56
9,62
6,66
7,52
7,90
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
6,09
5,61
6,18
5,92
5,96
9
Jasa-Jasa
4,64
5,38
5,03
4,69
5,05
6,07
6,11
6,16
6,19
6,21
Kabupaten Bogor
Berdasarkan
sumber
pertumbuhannya,
sektor
industri
pengolahan
merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor. Hal ini ditunjukkan melalui nilai sumber pertumbuhan sektor industri pengolahan yang paling besar yaitu sekitar 3 persen dari total LPE yang mencapai sekitar 6 persen. Tingginya sumber pertumbuhan yang berasal dari sektor industri pengolahan menunjukkan kekuatan dan potensi sektor industri pengolahan dalam menentukan capaian pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor. Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi di atas satu persen dari total pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor. Adapun sektor-sektor lainnya memberikan kontribusi terhadap sumber pertumbuhan relatif kecil yaitu di bawah satu persen. Berdasarkan penghitungan sumber pertumbuhan, maka pada umumnya pertumbuhan sektor yang memiliki kontribusi besar dalam penciptaan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
28
Hasil dan Pembahasan
NTB akan memberikan kontribusi yang besar pula dalam sumber pertumbuhan. Rincian sumber pertumbuhan tiap lapangan usaha terdapat pada Tabel 3.1.5. Tabel 3.1.5. Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 (persen) No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
0,23
0,17
0,14
0,10
0,10
2
Pertambangan dan Penggalian
0,09
0,08
0,10
0,10
0,08
3
Industri
2,99
3,30
3,33
3,46
3,36
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
0,14
0,13
0,18
0,17
0,16
5
Konstruksi
0,47
0,49
0,48
0,47
0,42
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
1,62
1,32
1,40
1,36
1,52
7
Pengangkutan dan Komunikasi
0,24
0,31
0,22
0,25
0,27
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
0,11
0,10
0,11
0,11
0,11
9
Jasa-Jasa
0,18
0,21
0,19
0,18
0,19
6,07
6,11
6,16
6,19
6,21
Kabupaten Bogor
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (Perka BPS No 57 Tahun 2009 tentang Desember
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI))
pada
bulan
2009 yang merupakan revisi dari KBLI Tahun 2005, maka KBLI yang
digunakan dalam penyusunan PDRB Kabupaten Bogor tahun dasar 2010 mengacu pada Perka
BPS
tersebut. Berdasarkan Perka BPS No. 57 Tahun 2009, jumlah
sektor (kategori) yang disajikan sebanyak 21, namun dalam publikasi ini dijadikan 17 sektor, artinya ada sektor yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kategori. Hal ini dilakukan dalam rangka menyesuaikan dengan penyajian PDRB perubahan tahun dasar 2000 ke 2010 (17 sektor) yang disajikan secara nasional.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
29
Hasil dan Pembahasan
Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 124,29 triliun rupiah, nilai ini terus meningkat hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 193,68 triliun rupiah. Sektor yang mendominasi perekonomian Kabupaten Bogor adalah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan motor. PDRB berdasarkan klasifikasi 17 sektor atas dasar harga berlaku disajikan dalam Tabel 3.1.6. Tabel 3.1.6. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) No.
LAPANGAN USAHA
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
5.004,07
5.466,54
6.044,74
6.634,96
7.397,08
2
Pertambangan dan Penggalian
1.920,84
2.212,06
2.596,48
3.016,21
3.473,32
3
Industri Pengolahan
70.874,75
78.597,93
87.502,27
97.375,87
106.342,67
4
Pengadaan Listrik, Gas
3.248,92
3.569,88
3.988,01
4.427,59
4.944,38
5
Pengadaan Air
6
Konstruksi
7
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Motor
8 9
194,51
213,25
234,57
5.977,04
7.055,14
8.327,71
9.768,73
11.194,47
25.050,90
27.996,33
31.140,85
35.312,44
Transportasi dan Pergudangan
4.328,70
5.181,38
5.909,03
6.677,07
7.745,09
Penyediaan Akomodasi dan makan Minum
4.038,10
4.287,17
4.669,79
5.054,74
5.566,68
1.009,70
1.174,46
1.366,11
1.579,05
1.873,32
391,58
429,94
488,99
553,09
639,71
1.187,28
1.319,97
1.492,20
1.676,60
1.925,83
213,71
237,48
263,90
291,57
328,47
2.059,60
2.367,19
2.645,52
2.942,66
3.336,85
1.376,82
1.582,44
1.768,50
1.967,14
2.230,65
599,55
689,09
770,11
856,61
971,36
102,53
117,84
131,70
146,49
166,11
124.289,72
139.516,21
156.155,90
174.322,47
193.683,00
11 Jasa Keuangan 12 Real Estate 13 Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
15 Jasa Pendidikan 16
176,80
21.795,83
10 Informasi dan komunikasi
14
160,69
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
17 Jasa lainnya KABUPATEN BOGOR
Pada Tabel 3.1.6, sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah sektor industri pengolahan yang mencapai 70,84 triliun Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
30
Hasil dan Pembahasan
rupiah. Sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan motor memiliki andil terbesar kedua setelah industri pengolahan yaitu sebesar 21,79 triliun
rupiah.
Kedua
sektor
tersebut
memiliki
andil
terbesar
terhadap
pembentukan PDRB. Sedangkan sektor yang memiliki peranan paling kecil adalah sektor jasa lainnya yaitu sebesar 102,53 milyar rupiah. Adapun distribusi persentase tiap sektor berdasarkan 17 sektor lapangan usaha disajikan dalam Tabel 3.1.7. Tabel 3.1.7. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 No.
LAPANGAN USAHA
(1)
(2) Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
1
2014
2015
2016
2017
2018
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
4,03
3,92
3,87
3,81
3,82
1,55
1,59
1,66
1,73
1,79
57,02
56,34
56,04
55,86
54,91
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Pengadaan Listrik, Gas
2,61
2,56
2,55
2,54
2,55
5
Pengadaan Air
0,13
0,13
0,12
0,12
0,12
6
Konstruksi
4,81
5,06
5,33
5,60
5,78
7
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Motor
17,54
17,96
17,93
17,86
18,23
8
Transportasi dan Pergudangan
3,48
3,71
3,78
3,83
4,00
9
Penyediaan Akomodasi dan makan Minum
3,25
3,07
2,99
2,90
2,87
10 Informasi dan komunikasi
0,81
0,84
0,87
0,91
0,97
11 Jasa Keuangan
0,32
0,31
0,31
0,32
0,33
12 Real Estate
0,96
0,95
0,96
0,96
0,99
13 Jasa Perusahaan
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
1,66
1,70
1,69
1,69
1,72
1,11
1,13
1,13
1,13
1,15
0,48
0,49
0,49
0,49
0,50
0,08
0,08
0,08
0,08
0,09
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
14
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
15 Jasa Pendidikan 16
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
17 Jasa lainnya KABUPATEN BOGOR
Distribusi persentase PDRB sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
31
Hasil dan Pembahasan
persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam perkembangan
ekonomi
suatu
daerah.
Distribusi
persentase
juga
dapat
memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB, sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi motor penggerak pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan. Pada Tabel 3.1.7. terlihat bahwa sektor industri pengolahan mengalami penurunan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dar tahun ketahun. Sebaliknya, sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan motor mengalami peningkatan kontribusi penciptaan nilai tambah dari tahun ke tahun. PDRB Kabupaten Bogor 17 sektor berdasarkan harga konstan 2010 disajikan pada Tabel 3.1.8. Tabel 3.1.8. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Bogor Menurut 17 Lapangan Usaha Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah) No.
LAPANGAN USAHA
2014
2015
2016
2017
2018
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1)
1
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
3.654,81
3.795,29
3.916,51
4.012,47
4.105,89
2
Pertambangan dan Penggalian
1.141,63
1.226,37
1.340,90
1.456,28
1.551,77
3
Industri Pengolahan
54.202,35
56.902,44
60.056,53
63.436,01
67.161,54
4
Pengadaan Listrik, Gas
2.667,03
2.765,76
2.910,79
3.055,16
3.204,41
5
Pengadaan Air
133,33
138,61
146,65
154,84
163,39
6
Konstruksi
4.403,85
4.957,93
5.532,79
6.124,86
6.695,67
7
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Motor
15.736,52
17.072,27
18.314,86
19.719,51
21.130,16
8
Transportasi dan Pergudangan
3.369,59
3.679,37
3.915,62
4.152,95
4.416,60
9
Penyediaan Akomodasi dan makan Minum
2.840,22
2.960,29
3.151,51
3.343,74
3.588,76
10 Informasi dan komunikasi
830,54
916,74
981,53
1.079,99
1.193,12
11 Jasa Keuangan
326,23
342,77
367,99
393,80
422,44
12 Real Estate
929,38
986,20
1.046,52
1.107,87
1.172,95
13 Jasa Perusahaan
175,13
183,08
192,06
200,99
210,04
1.435,59
1.529,35
1.604,24
1.677,79
1.753,14
903,78
959,99
1.004,01
1.046,93
1.090,69
395,36
420,38
440,11
459,41
479,11
65,48
68,43
71,75
74,95
79,06
93.210,85
98.905,27
104.994,38
111.497,57
118.418,74
14
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
15 Jasa Pendidikan 16
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
17 Jasa lainnya KABUPATEN BOGOR
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
32
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan Tabel 3.1.8, PDRB atas harga konstan tahun 2014 diprediksi akan mencapai 93,21 triliun. Nilai ini terus meningkat hingga mencapai 118,42 triliun rupiah pada tahun 2018. Sektor yang mendominasi penciptaan nilai tambah adalah sektor industri pengolahan dan perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan motor. Pada tahun 2014, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 6,07 persen. Nilai ini terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 LPE Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 6,21 persen. Rincian LPE tiap sektor disajikan dalam Tabel 3.1.9. Tabel 3.1.9. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor Menurut 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (persen) No.
LAPANGAN USAHA
(1)
(2) Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
1
2014
2015
2016
2017
2018
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
4,96
3,84
3,19
2,45
2,33
2
Pertambangan dan Penggalian
7,92
7,42
9,34
8,61
6,56
3
Industri Pengolahan
4,45
4,98
5,54
5,63
5,87
4
Pengadaan Listrik, Gas
3,84
3,70
5,24
4,96
4,89
5
Pengadaan Air
4,12
3,96
5,81
5,58
5,52
6
Konstruksi
12,88
12,58
11,59
10,70
9,32
7
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Motor
10,83
8,49
7,28
7,67
7,15
8
Transportasi dan Pergudangan
7,46
9,19
6,42
6,06
6,35
9
Penyediaan Akomodasi dan makan Minum
4,41
4,23
6,46
6,10
7,33
10 Informasi dan komunikasi
7,72
10,38
7,07
10,03
10,48
11 Jasa Keuangan
6,44
5,07
7,36
7,01
7,27
12 Real Estate
6,22
6,11
6,12
5,86
5,87
13 Jasa Perusahaan
4,63
4,54
4,90
4,65
4,50
4,78
6,53
4,90
4,59
4,49
4,47
6,22
4,59
4,27
4,18
4,58
6,33
4,69
4,38
4,29
4,59
4,51
4,85
4,46
5,48
6,07
6,11
6,16
6,19
6,21
14
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
15 Jasa Pendidikan 16
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
17 Jasa lainnya KABUPATEN BOGOR
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
33
Hasil dan Pembahasan
Pada tahun 2018, LPE Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 6,21 persen. Nilai ini setara dengan LPE Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012. Sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi adalah sektor konstruksi, perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan motor, dan sektor informasi dan komunikasi. Pertumbuhan sektor yang relatif kecil adalah sektor listrik dan gas. Sedangkan sektor dengan pertumbuhan yang menurun adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. 2. PDRB Kabupaten Bogor Barat Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di DOB Kabupaten Bogor Barat diprediksi mencapai 13,03 triliun rupiah. Nilai ini terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor Barat diprediksi sebesar 22,17 triliun rupiah. Tabel 3.1.10 menguraikan PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor tahun 2014-2018. Tabel 3.1.10. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2.045,04
2.222,30
2.414,93
2.624,25
2.851,72
2
Pertambangan dan Penggalian
1.360,64
1.496,71
1.646,38
1.811,01
1.992,11
3
Industri
1.126,25
1.276,92
1.447,75
1.641,44
1.861,03
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
906,97
1.018,77
1.144,35
1.285,41
1.443,86
5
Konstruksi
183,43
216,20
254,84
300,38
354,06
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
5.659,80
6.636,05
7.780,70
9.122,79
10.696,38
7
Pengangkutan dan Komunikasi
562,19
669,04
796,19
947,51
1.127,58
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
140,95
159,55
180,60
204,44
231,42
9
Jasa-Jasa
1.046,53
1.165,63
1.298,27
1.446,01
1.610,57
13.031,79
14.861,17
16.964,02
19.383,25
22.168,74
Kabupaten Bogor Barat
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
34
Hasil dan Pembahasan
Sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai 5,66 triliun rupiah pada tahun 2014 dan terus meningkat hingga pada tahun 2018 sektor ini diprediksi mencapai 10,69 triliun rupiah. NTB terbesar kedua adalah sektor pertanian yang mencapai nilai Rp. 2,04 triliun rupiah pada tahun 2014 dan meningkat menjadi 2,85 triliun rupiah pada tahun 2018. Kedua sektor tersebut memiliki andil besar terhadap pembentukan PDRB. Sektor yang memiliki peranan relatif kecil adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar
140,95 miliar
rupiah pada tahun 2014 dan meningkat menjadi 231,42 miliar rupiah. Tabel 3.1.11 menyajikan distribusi persentase PDRB Kabupaten Bogor tahun 2014-2018. Tabel 3.1.11. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku DOB Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
15,69
14,95
14,24
13,54
12,86
2
Pertambangan dan Penggalian
10,44
10,07
9,71
9,34
8,99
3
Industri
8,64
8,59
8,53
8,47
8,39
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
6,96
6,86
6,75
6,63
6,51
5
Konstruksi
1,41
1,45
1,50
1,55
1,60
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
43,43
44,65
45,87
47,07
48,25
7
Pengangkutan dan Komunikasi
4,31
4,50
4,69
4,89
5,09
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
1,08
1,07
1,06
1,05
1,04
9
Jasa-Jasa
8,03
7,84
7,65
7,46
7,27
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Kabupaten Bogor Barat
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
35
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan Tabel 3.1.11. yang menguraikan distribusi persentase lapangan usaha dari tahun ke tahun, terlihat adanya pergeseran di beberapa sektor lapangan usaha. Sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan penurunan kontribusi, sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan peningkatan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah. Demikian juga dengan sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun meski relatif sedikit. Berdasarkan harga konstan 2000, PDRB DOB Kabupaten Bogor Barat tahun 2014 atas harga konstan diprediksi mencapai 4,15 triliun rupiah. Nilai ini terus mengalami peningkatan pada tahun berikutnya hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor atas dasar harga konstan diprediksi sebesar 5,17 triliun rupiah. Tabel 3.1.12. menunjukkan nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bogor Barat tahun 2014-2018. Tabel 3.1.12. PDRB Atas Dasar Harga Konstan DOB Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
744,67
753,49
762,61
772,06
781,71
2
Pertambangan dan Penggalian
351,44
378,90
415,45
450,02
481,08
3
Industri
376,99
391,85
411,40
432,36
457,57
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
370,33
384,97
402,01
423,63
446,86
5
Konstruksi
47,64
51,51
55,96
60,51
64,77
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
1.614,37
1.732,33
1.859,29
1.997,36
2.146,18
7
Pengangkutan dan Komunikasi
134,77
144,84
155,67
167,46
180,15
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
56,52
59,42
62,79
66,47
70,45
9
Jasa-Jasa
453,43
471,43
492,63
515,81
541,71
4.150,15
4.368,75
4.617,80
4.885,69
5.170,48
Kabupaten Bogor Barat
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
36
Hasil dan Pembahasan
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor Barat pada tahun 2014 diprediksi akan tumbuh sebesar 5,05 persen. Nilai pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor Barat terus meningkat hingga pada tahun 2018 diprediksi akan mencapai 5,25 persen. Berdasarkan prediksi PDRB Kabupaten Bogor Barat tahun 2014-2018, terlihat bahwa secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor berada pada kisaran 5 persen. Nilai ini masih di bawah LPE Kabupaten Bogor yang berada pada kisaran 6 persen. Pada prediksi PDRB Kabupaten Bogor Barat tahun 2014-2018, sektor yang menunjukkan
pertumbuhan
cukup
tinggi
adalah
sektor
konstruksi,
sektor
perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor dengan kinerja yang rendah ditunjukkan melalui laju pertumbuhannya yang rendah. Sektor tersebut adalah sektor pertanian. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor selama periode 2014-2018 ditampilkan pada Tabel 3.1.9. Tabel 3.1.13. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Barat Tahun 2014-2018 (persen) No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
1,03
1,19
1,21
1,24
1,25
2
Pertambangan dan Penggalian
8,55
7,82
9,64
8,32
6,90
3
Industri
3,08
3,94
4,99
5,10
5,83
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
3,85
3,95
4,43
5,38
5,48
5
Konstruksi
7,05
8,12
8,65
8,12
7,05
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7,20
7,31
7,33
7,43
7,45
7
Pengangkutan dan Komunikasi
7,46
7,47
7,48
7,57
7,58
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
4,17
5,13
5,66
5,87
5,98
9
Jasa-Jasa
3,62
3,97
4,50
4,71
5,02
5,04
5,27
5,70
5,80
5,83
Kabupaten Bogor Barat
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
37
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan sumber pertumbuhannya, sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor Barat. Hal ini ditunjukkan melalui nilai sumber pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang paling besar yaitu sekitar 3 persen dari total LPE yang mencapai sekitar 5 persen. Tingginya sumber pertumbuhan yang berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan kekuatan dan potensi yang dimiliki sektor ini dalam menentukan capaian pertumbuhan ekonomi di DOB Kabupaten Bogor Barat. Berdasarkan penghitungan sumber pertumbuhan, maka pada umumnya pertumbuhan sektor yang memiliki kontribusi besar dalam penciptaan NTB akan memberikan kontribusi yang besar pula dalam sumber pertumbuhan. Rincian sumber pertumbuhan tiap lapangan usaha terdapat pada Tabel 3.1.14. Tabel 3.1.14. Sumber Pertumbuhan PDRB DOB Kabupaten Bogor Barat Tahun 2014-2018 No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
0,19
0,21
0,21
0,20
0,20
2
Pertambangan dan Penggalian
0,70
0,66
0,84
0,75
0,64
3
Industri
0,29
0,36
0,45
0,45
0,52
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
0,35
0,35
0,39
0,47
0,48
5
Konstruksi
0,08
0,09
0,10
0,10
0,09
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
2,74
2,84
2,91
2,99
3,05
7
Pengangkutan dan Komunikasi
0,24
0,24
0,25
0,26
0,26
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
0,06
0,07
0,08
0,08
0,08
9
Jasa-Jasa
0,40
0,43
0,49
0,50
0,53
5,04
5,27
5,70
5,80
5,83
Kabupaten Bogor Barat
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
38
Hasil dan Pembahasan
Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di DOB Kabupaten Bogor Barat diprediksi mencapai 13,031 triliun rupiah, nilai ini terus meningkat hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 22,17 triliun rupiah. Sektor yang mendominasi perekonomian Kabupaten Bogor Barat adalah sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan motor. PDRB Kabupaten Bogor Barat berdasarkan klasifikasi 17 sektor atas dasar harga berlaku disajikan dalam Tabel 3.1.15. Tabel 3.1.15. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku DOB Kabupaten Bogor Barat Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) No.
URAIAN
(1)
(2) Pertanian, Kehutanan dan 1 Perikanan Pertambangan dan 2 Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Pengadaan Listrik, Gas 5 Pengadaan Air 6 Konstruksi Perdagangan Besar dan 7 Eceran, dan Reparasi Mobil dan Motor
2014
2015
2016
2017
2018
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2.045.039,36
2.222.300,79
2.414.927,03
2.624.249,87
2.851.716,55
1.360.641,30
1.496.705,43
1.646.375,98
1.811.013,57
1.992.114,93
1.126.247,09
1.276.920,16
1.447.750,77
1.641.435,67
1.861.032,38
666.932,93
745.831,03
864.204,94
1.001.030,27
1.144.513,77
32.986,84
36.937,07
42.151,51
48.212,69
54.297,13
183.425,02
216.204,07
254.840,92
300.382,38
354.062,34
4.474.208,25
5.233.721,60
6.066.829,40
7.040.610,20
8.174.043,04
8
Transportasi dan Pergudangan
888.587,89
1.082.512,88
1.280.493,21
1.509.614,15
1.792.815,54
9
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
828.933,73
895.691,07
1.011.948,55
1.142.822,67
1.288.561,16
207.269,77
245.373,08
296.037,53
357.006,05
433.632,36
80.383,42
89.824,83
105.964,19
125.047,82
148.078,45
243.723,42
275.771,97
323.360,74
379.060,89
445.785,97
43.869,22
49.615,36
57.187,53
65.920,78
76.033,37
422.791,00
494.561,33
573.285,98
665.303,55
772.407,46
282.631,49
330.609,23
383.235,85
444.748,66
516.346,54
123.074,48
143.966,82
166.883,57
193.669,89
224.847,85
21.046,85
24.619,64
28.538,61
33.119,31
38.451,02
13.031.792,07
14.861.166,36
16.964.016,30
19.383.248,41
22.168.739,85
10 Informasi dan komunikasi 11 Jasa Keuangan 12 Real Estate 13 Jasa Perusahaan 14
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
15 Jasa Pendidikan 16
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
17 Jasa lainnya KABUPATEN BOGOR BARAT
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
39
Hasil dan Pembahasan
3. PDRB Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat (26 kecamatan) Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor setelah Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor Barat (KBB) keluar, diprediksi mencapai 111,26 triliun rupiah. Nilai ini terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB Bogor Barat diprediksi sebesar 171,51 triliun rupiah. Tabel 3.1.16 menguraikan PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor tahun 2014-2018. Tabel 3.1.16. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor-DOB KBB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri
4
2.959,03
3.244,24
3.629,81
4.010,71
4.545,37
560,20
715,35
950,11
1.205,20
1.481,20
69.748,50
77.321,01
86.054,52
95.734,44
104.481,64
Listrik, Gas dan Air Bersih
2.502,64
2.727,90
3.038,17
3.355,42
3.735,09
5
Konstruksi
5.793,62
6.838,94
8.072,86
9.468,35
10.840,41
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
20.753,07
23.484,49
25.763,70
28.060,34
31.306,90
7
Pengangkutan dan Komunikasi
4.776,21
5.686,81
6.478,96
7.308,62
8.490,83
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
1.651,63
1.827,84
2.064,48
2.316,82
2.662,58
9
Jasa-Jasa
2.513,03
2.808,46
3.139,27
3.479,33
3.970,25
111.257,93
124.655,04
139.191,88
154.939,22
171.514,26
Kabupaten Bogor-DOB KBB
Sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah sektor industri pengolahan yang mencapai 69,76 triliun rupiah pada tahun 2014 dan terus meningkat hingga pada tahun 2018 sektor industri pengolahan diprediksi mencapai 104,48 triliun rupiah. NTB terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai nilai 20,75 triliun rupiah pada tahun 2014 dan meningkat menjadi 31,31 triliun rupiah pada tahun 2018. Kedua sektor tersebut Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
40
Hasil dan Pembahasan
memiliki andil besar terhadap pembentukan PDRB. Sektor yang memiliki peranan relatif kecil adalah sektor pertambangan dan penggalian yang pada tahun 2014 diprediksi mencapai 560,20 miliar rupiah dan meningkat menjadi 1,48 triliun pada tahun 2018. Tabel 3.1.17 menyajikan distribusi persentase PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB tahun 2014-2018. Tabel 3.1.17. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2,66
2,60
2,61
2,59
2,65
2
Pertambangan dan Penggalian
0,50
0,57
0,68
0,78
0,86
3
Industri
62,69
62,03
61,82
61,79
60,92
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
2,25
2,19
2,18
2,17
2,18
5
Konstruksi
5,21
5,49
5,80
6,11
6,32
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
18,65
18,84
18,51
18,11
18,25
7
Pengangkutan dan Komunikasi
4,29
4,56
4,65
4,72
4,95
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
1,48
1,47
1,48
1,50
1,55
9
Jasa-Jasa
2,26
2,25
2,26
2,25
2,31
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Kabupaten Bogor-DOB KBB
Tabel 3.1.17 yang menyajikan distribusi persentase lapangan usaha dari tahun ke tahun, menunjukkan adanya pergeseran di beberapa sektor lapangan usaha. Sektor industri pengolahan menunjukkan penurunan kontribusi, sedangkan sektor
konstruksi
dan
sektor
pengangkutan
dan
komunikasi
menunjukkan
peningkatan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah. Berdasarkan harga konstan 2000, PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB, tahun 2014 diprediksi mencapai 36,93 triliun rupiah. Nilai ini terus mengalami Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
41
Hasil dan Pembahasan
peningkatan pada tahun berikutnya hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor atas dasar harga konstan diprediksi sebesar 47,02 triliun rupiah. Tabel 3.1.18 menunjukkan nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bogor Barat tahun 2014-2018. Tabel 3.1.18. PDRB Atas Dasar Harga Konstan DOB Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri
4
1.102,11
1.164,27
1.216,41
1.255,45
1.293,00
102,38
108,60
117,59
128,88
135,78
24.046,87
25.385,83
26.816,82
28.394,95
30.023,20
Listrik, Gas dan Air Bersih
1.062,23
1.100,69
1.161,70
1.217,81
1.274,96
5
Konstruksi
1.557,14
1.755,18
1.960,21
2.171,41
2.375,15
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
6.037,12
6.459,72
6.941,38
7.433,34
8.029,81
7
Pengangkutan dan Komunikasi
1.199,36
1.317,69
1.404,22
1.509,73
1.629,52
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
686,91
725,75
770,93
816,56
865,19
9
Jasa-Jasa
1.136,86
1.204,40
1.267,49
1.326,90
1.394,02
36.931,00
39.222,13
41.656,75
44.255,04
47.020,64
Kabupaten Bogor - DOB KBB
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat pada tahun 2014 diprediksi akan tumbuh sebesar 6,18 persen. Nilai pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor Barat terus meningkat hingga pada tahun 2018 diprediksi akan mencapai 6,25 persen. Berdasarkan prediksi PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB tahun 2014-2018, terlihat bahwa secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB berada pada kisaran 6 persen lebih. Nilai ini telah melampaui LPE Kabupaten Bogor yang berada pada kisaran 6 persen. Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
42
Hasil dan Pembahasan
Pada prediksi PDRB Kabupaten Bogor Barat tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat tahun 2014-2018, sektor yang menunjukkan pertumbuhan cukup tinggi adalah sektor
konstruksi,
sektor
perdagangan,
hotel
dan
restoran
serta
sektor
pengangkutan dan komunikasi. Sektor dengan kinerja yang masih rendah ditunjukkan melalui laju pertumbuhannya yang rendah. Sektor tersebut adalah sektor jasa-jasa. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor selama periode 2014-2018 ditampilkan pada Tabel 3.1.19. Tabel 3.1.19. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB Tahun 2014-2018 No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
7,80
5,64
4,48
3,21
2,99
2
Pertambangan dan Penggalian
5,82
6,07
8,27
9,60
5,36
3
Industri
5,01
5,57
5,64
5,88
5,73
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
3,85
3,62
5,54
4,83
4,69
5
Konstruksi
13,07
12,72
11,68
10,77
9,38
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
9,39
7,00
7,46
7,09
8,02
7
Pengangkutan dan Komunikasi
7,57
9,87
6,57
7,51
7,93
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
6,25
5,65
6,22
5,92
5,96
9
Jasa-Jasa
5,05
5,94
5,24
4,69
5,06
6,18
6,20
6,21
6,24
6,25
Kabupaten Bogor-DOB KBB
Berdasarkan
sumber
pertumbuhannya,
sektor
industri
pengolahan
merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor Barat. Hal ini ditunjukkan melalui nilai sumber pertumbuhan sektor industri pengolahan yang paling besar yaitu sekitar 3 persen dari total LPE yang mencapai sekitar 6 persen. Tingginya sumber pertumbuhan yang berasal dari sektor industri pengolahan menunjukkan kekuatan sektor ini Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
43
Hasil dan Pembahasan
dalam menentukan capaian pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat. Berdasarkan penghitungan sumber pertumbuhan, maka pada umumnya pertumbuhan sektor yang memiliki kontribusi besar dalam penciptaan NTB akan memberikan kontribusi yang besar pula dalam sumber pertumbuhan. Rincian sumber pertumbuhan tiap lapangan usaha terdapat pada Tabel 3.1.20. Tabel 3.1.20. Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat Tahun 2014-2018 (persen) No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
0,23
0,17
0,13
0,09
0,08
2
Pertambangan dan Penggalian
0,02
0,02
0,02
0,03
0,02
3
Industri
3,30
3,63
3,65
3,79
3,68
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
0,11
0,10
0,16
0,13
0,13
5
Konstruksi
0,52
0,54
0,52
0,51
0,46
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
1,49
1,14
1,23
1,18
1,35
7
Pengangkutan dan Komunikasi
0,24
0,32
0,22
0,25
0,27
8
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
0,12
0,11
0,12
0,11
0,11
9
Jasa-Jasa
0,16
0,18
0,16
0,14
0,15
6,18
6,20
6,21
6,24
6,25
Kabupaten Bogor-DOB KBB
PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat berdasarkan klasifikasi 17 sektor atas dasar harga berlaku disajikan dalam Tabel 3.1.21. Dalam tabel tersebut terlihat bahwa PDRB Kabupaten Bogor setelah dikeluarkan DOB Kabupaten Bogor Barat pada tahun 2014 diprediksi mencapai 111,26 triliun rupiah. Nilai ini terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB Bogor Barat diprediksi sebesar 171,51 triliun rupiah. Sektor Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
44
Hasil dan Pembahasan
industri pengolahan menempati porsi terbesar disusul sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan motor di posisi kedua. Tabel 3.1.21. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) No.
URAIAN
2014
2015
2016
2017
2018
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1) 1
Pertanian, Kehutanan dan
2.959,03
3.244,24
3.629,81
4.010,71
4.545,37
560,20
715,35
950,11
1.205,20
1.481,20
69.748,50
77.321,01
86.054,52
95.734,44
104.481,64
2.581,99
2.824,04
3.123,80
3.426,56
3.799,87
127,71
139,86
152,36
165,03
180,27
5.793,62
6.838,94
8.072,86
9.468,35
10.840,41
17.321,62
19.817,18
21.929,50
24.100,24
27.138,40
3.440,11
4.098,87
4.628,54
5.167,46
5.952,27
3.209,17
3.391,48
3.657,85
3.911,92
4.278,11
10 Informasi dan komunikasi
802,43
929,09
1.070,07
1.222,04
1.439,69
11 Jasa Keuangan
311,20
340,12
383,02
428,04
491,63
12 Real Estate
943,56
1.044,19
1.168,84
1.297,54
1.480,04
13 Jasa Perusahaan
169,84
187,87
206,71
225,65
252,44
1.636,81
1.872,63
2.072,23
2.277,36
2.564,45
1.094,19
1.251,83
1.385,27
1.522,39
1.714,31
476,48
545,12
603,23
662,94
746,51
81,48
93,22
103,16
113,37
127,66
111.257,93
124.655,04
139.191,88
154.939,22
171.514,26
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Pengadaan Listrik, Gas 5 Pengadaan Air 6 Konstruksi Perdagangan Besar dan 7 Eceran, dan Reparasi Mobil dan Motor 8 Transportasi dan Pergudangan 9
14
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
15 Jasa Pendidikan 16
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
17 Jasa lainnya KABUPATEN BOGOR - DOB KBB
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
45
Hasil dan Pembahasan
3.1.2. PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan Pembahasan pada bagian ini mengenai PDRB Kabupaten Bogor menurut penggunaan atau disebut juga menurut pengeluaran. Analisis dilakukan secara deskriptif mengenai PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, laju dan sumber pertumbuhan komponen-komponen PDRB menurut penggunaan, dan struktur ekonomi. Karena keterbatasan data untuk penghitungan prediksi PDRB penggunaan, data-data yang disajikan hanya menghitung prediksi PDRB penggunaan Kabupaten Bogor tahun 2014-2018, belum dapat mengitung PDRB penggunaan DOB Kabupaten Bogor Barat. Perhitungan PDRB menurut penggunaan di Kabupaten Bogor hingga saat ini baru dihitung sampai komponen-komponennya, sedangkan penghitungan untuk sub komponennya masih belum bisa dilakukan, hal tersebut dikarenakan keterbatasan data. Dari sisi pengeluaran, penggunaan PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2014 sebagian besar digunakan untuk Konsumsi Rumah tangga sebesar 59,53 triliun rupiah, digunakan untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 35,56 triliun rupiah, Eksport Netto sebesar 11,63 triliun rupiah, Perubahan stok sebesar 10,94 triliun rupiah, dan Konsumsi Pemerintah sebesar 5,99 triliun rupiah. Sedangkan yang digunakan untuk konsumsi lembaga non profit menempati posisi terkecil sebesar 602,64 miliar rupiah. Tabel 3.1.22. menggambarkan nilai PDRB menurut penggunaan. Nilai prediksi PDRB Kabupaten Bogor menurut penggunaan terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 mencapai 193,68 triliun rupiah. Pengeluaran terbesar masih ditempati komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 91,92 triliun rupiah disusul pembentukan modal tetap bruto sebesar 60,13 triliun rupiah.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
46
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.1.22. PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2018 (miliar rupiah) No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
59.531,08
66.768,26
73.926,22
83.091,74
91.917,08
2
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
602,64
644,42
687,38
731,52
776,84
3
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
5.999,53
6.743,97
7.538,19
8.549,84
9.275,98
4
Pembentukan Modal tetap Bruto
35.547,57
40.574,61
46.441,10
52.285,30
60.129,77
5
Perubahan Stok
10.974,40
12.242,05
13.401,15
14.327,76
14.768,72
6
Ekspor Netto
11.634,50
12.542,91
14.161,86
15.336,32
16.814,62
124.289,72
139.516,21
156.155,90
174.322,47
193.683,00
Kabupaten Bogor
Berdasarkan distribusi persentase setiap komponen PDRB penggunaan tahun 2014-2018 yang disajikan dalam Tabel 2.1.23, terlihat bahwa komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB penggunaan Kabupaten Bogor adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga. Artinya, sebagian besar output baik produksi di dalam Kabupaten Bogor maupun impor dari luar Kabupaten Bogor sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pada tahun 2014 porsi penggunaan konsumsi rumah tangga adalah sebesar 47,90 persen, selanjutnya menurun pada tahun berikutnya yang mencapai 47,86 persen, yang pada tahun 2018
diprediksi
mencapai
47,46
persen.
Sebaliknya,
PMTB
menunjukkan
peningkatan kontribusi terhadap PDRB total di Kabupaten Bogor. Kontribusi PMTB pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 28,60 persen dan terus meningkat hingga pada tahun 2018 mencapai 31,05 persen. Rincian distribusi persentase berdasarkan PDRB penggunaan tahun 2014-2018 disajikan pada tabel 3.1.23
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
47
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.1.23. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2018
No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
47,90
47,86
47,34
47,67
47,46
2
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
0,48
0,46
0,44
0,42
0,40
3
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
4,83
4,83
4,83
4,90
4,79
4
Pembentukan Modal tetap Bruto
28,60
29,08
29,74
29,99
31,05
5
Perubahan Stok
8,83
8,77
8,58
8,22
7,63
6
Ekspor Netto
9,36
8,99
9,07
8,80
8,68
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Kabupaten Bogor
PDRB penggunaan atas dasar harga konstan ditampilkan pada Tabel 3.1.24. Penggunaan PDRB atas dasar harga konstan memiliki struktur yang sama dengan PDRB penggunaan atas dasar harga berlaku. Pada tabel 3.1.24 terlihat bahwa penggunaan untuk konsumsi rumah tangga menempati posisi terbesar yaitu pada tahun 2014 mencapai 22,78 triliun rupiah. Selanjutnya konsumsi terbesar berikutnya secara berturut-turut adalah PMTB sebesar 8,15 triliun rupiah, Eksport Netto sebesar 5,73 triliun rupiah, Konsumsi Pemerintah sebesar 2,33 triliun rupiah dan Perubahan Stok sebesar 1,79 triliun rupiah. Sedangkan yang digunakan untuk Konsumsi Lembaga Non Profit sebesar 302,25 miliar rupiah.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
48
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.1.24. PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 - 2018 menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (miliar rupiah) No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
22.776,19
24.140,61
25.500,11
27.020,86
28.611,96
2
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
302,25
316,33
330,91
345,99
361,59
3
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
2.334,37
2.514,64
2.648,55
2.843,53
3.047,72
4
Pembentukan Modal tetap Bruto
8.150,42
8.807,10
9.684,93
10.479,02
11.455,93
5
Perubahan Stok
1.788,30
1.859,70
1.931,78
2.044,63
2.075,89
6
Ekspor Netto
5.729,62
5.952,50
6.178,27
6.406,94
6.638,51
41.081,15
43.590,88
46.274,55
49.140,98
52.191,60
Kabupaten Bogor
Berdasarkan PDRB penggunaan atas dasar harga konstan, dapat diprediksi laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor tahun 2014-2018. Tabel 3.1.25 menyajikan data LPE Kabupaten Bogor berdasarkan komponen PDRB penggunaan. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pertumbuhan yang cukup tinggi dicapai oleh komponen pembentukan modal tetap bruto, bahkan pada tahun 2016 diprediksi mencapai 9,97 persen. Pertumbuhan yang relatif besar juga dicapai oleh komponen pengeluaran pemerintah. Pada tahun 2014, pertumbuhan pengeluaran pemerintah diperkirakan mencapai 7,11 persen, dan pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 7,18 persen. Salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan jasa layanan kepada publik atau masyarakat dalam bentuk kolektif atau individual. Artinya, bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan oleh pemerintah harus dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung. Peningkatan pengeluaran pemerintah
secara
“riil”
mendatangkan
sebuah
konsekuensi
logis
bahwa
masyarakat seharusnya dapat merasakan peningkatan pengeluaran konsumsi pemerintah tersebut melalui pelayanan publik yang lebih baik. Rincian laju
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
49
Hasil dan Pembahasan
pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor berdasarkan penggunaan disajikan pada Tabel 3.1.25. Tabel 3.1.25. Laju Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 - 2018 menurut Penggunaan (persen) No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
6,50
5,99
5,63
5,96
5,89
2
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
4,67
4,66
4,61
4,56
4,51
3
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
7,11
7,72
5,33
7,36
7,18
4
Pembentukan Modal tetap Bruto
7,35
8,06
9,97
8,20
9,32
5
Perubahan Stok
3,14
3,99
3,88
5,84
1,53
6
Ekspor Netto
3,21
3,89
3,79
3,70
3,61
6,07
6,11
6,16
6,19
6,21
Kabupaten Bogor
Berdasarkan sumber pertumbuhannya, komponen pengeluaran rumah tangga merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor. Hal ini ditunjukkan melalui nilai sumber pertumbuhan komponen pengeluaran rumah tangga yang paling besar yaitu sekitar 3 persen dari total LPE yang mencapai sekitar 6 persen. Tingginya sumber pertumbuhan yang berasal dari komponen pengeluaran rumah tangga menunjukkan kontribusi yang sangat besar dari komponen pengeluaran rumah tangga dalam menentukan capaian pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor. Komponen
yang
cukup
besar
dalam
memberikan
kontribusi
dalam
pencapaian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor adalah pembentukan modal tetap bruto yang memberikan kontribusi sekitar lebih dari satu persen dari total LPE sekitar 6 persen. Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menggambarkan bagian dari pendapatan (income) yang direalisasikan dalam bentuk investasi (fisik) atau digunakan sebagai fungsi kapital. Fungsi kapital Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
50
Hasil dan Pembahasan
merupakan input tidak langsung (indirect input) di dalam proses produksi di berbagai lapangan usaha. Kapital ini bisa bersumber dari produksi di dalam Kabupaten Bogor atau dari luar Kabupaten Bogor. Bentuk-bentuk PMTB dapat berwujud bangunan baik berupa tempat tinggal atau bukan tempat tinggal, mesin dan peralatannya, alat angkutan maupun binatang ternak (misalkan sapi perah, induk ayam petelur). Berikut Tabel 3.1.26 yang menyajikan sumber pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor berdasarkan penggunaan. Tabel 3.1.26. Sumber Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 2018 menurut Penggunaan (persen)
No.
Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
3,59
3,32
3,12
3,29
3,24
2
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
3
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
0,40
0,44
0,31
0,42
0,42
4
Pembentukan Modal tetap Bruto
1,44
1,60
2,01
1,72
1,99
5
Perubahan Stok
0,14
0,17
0,17
0,24
0,06
6
Ekspor Netto
0,46
0,54
0,52
0,49
0,47
6,07
6,11
6,16
6,19
6,21
Kabupaten Bogor
3.1.3. PDRB Perkapita Indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro salah satunya adalah pendapatan per kapita per tahun. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. PDRB per kapita dapat dijadikan sebagai pendekatan untuk indikator pendapatan perkapita. Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
51
Hasil dan Pembahasan
Gambar 3.1.2. memperlihatkan PDRB perkapita Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor barat dan Kabupaten Bogor tanpa kabupaten Bogor Barat pada tahun 2014-2018. 45,00 40,65 37,70 34,80 32,04 29,42
40,00 35,00 30,00 25,00
33,90 31,16 28,52 26,06 23,75
20,00 15,00 8,98
10,00
10,15
14,85 13,06 11,50
5,00 0,00 Bogor
Bogor Barat 2014
2015
2016
2017
Bogor - Bogor Barat 2018
Gambar 3.1.2. PDRB Perkapita per tahun atas dasar harga berlaku Tahun 2014-2018 (juta rupiah) Gambar 3.1.2. memperlihatkan PDRB perkapita Kabupaten Bogor atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Bogor diperkirakan mencapai 23,75 juta rupiah. Pada tahun-tahun berikutnya, nilai ini mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 mencapai 33,90 juta rupiah. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Bogor Barat pada tahun 2014 diperkirakan hanya mencapai 8,98 juta rupiah. Pada tahun-tahun berikutnya, nilai ini mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 mencapai 14,85 juta rupiah. Berdasarkan nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku ini, DOB Kabupaten Bogor Barat dapat dikategorikan menjadi kabupaten termiskin seProvinsi Jawa Barat. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Bogor tanpa Kabupaten Bogor Barat pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 29,42 juta rupiah. Pada tahuntahun berikutnya, nilai ini mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 mencapai 40,65 juta rupiah. Berdasarkan nilai PDRB perkapita Kabupaten Bogor Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
52
Hasil dan Pembahasan
tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat, maka Kabupaten Bogor dapat dikategorikan sebagai kabupaten kaya di Provinsi Jawa Barat. Peningkatan PDRB per
kapita
dari tahun ke
tahun, masih
belum
menggambarkan secara riil kenaikan pendapatan perkapita masyarakat di Kabupaten Bogor secara umum. Hal ini disebabkan PDRB per kapita yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih mengandung faktor inflasi yang sangat
berpengaruh
terhadap
pendapatan
perkapita.
Untuk
mengamati
perkembangan pendapatan perkapita secara riil dapat digunakan PDRB per kapita yang dihitung atas dasar harga konstan. Gambar 3.1.3 menyajikan PDRB perkapita atas dasar harga konstan antara ketiga wilayah yang dianalisis. 12,00 9,76
10,00
8,00
7,85
8,14
8,45
8,78
11,14 10,77 10,41 10,08
9,14
6,00
4,00 2,86
3,29 3,46 2,99 3,13
2,00
0,00 Bogor
Bogor Barat 2014
2015
2016
2017
Bogor - Bogor Barat 2018
Gambar 3.1.3. PDRB Perkapita per tahun atas dasar harga konstan Tahun 2014-2018 (juta rupiah) Bila dilihat berdasarkan dasar harga konstan, PDRB per kapita Kabupaten Bogor atas dasar harga konstan diperkirakan
sebesar Rp. 7,85 juta pada tahun
2014. Nilai ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun hingga pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 9,14 juta rupiah. PDRB per kapita DOB Kabupaten Bogor Barat atas dasar harga konstan diperkirakan
sebesar Rp. 2,86 juta pada
tahun 2014. Nilai ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun hingga pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 3,46 juta rupiah. PDRB perkapita Kabupaten Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
53
Hasil dan Pembahasan
Bogor tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat atas dasar harga konstan diperkirakan sebesar 9,76 juta rupiah pada tahun 2014. Nilai ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun hingga pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 11,14 juta rupiah.
3.1.4. DAYA BELI MASYARAKAT
Pada bidang ekonomi, pembangunan manusia direpresentasikan oleh pengeluaran perkapita per tahun yang disesuaikan/ Purchasing Power Parity (PPP). Komponen ini mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan beberapa variabel seperti: keterampilan, kesempatan kerja, dan pendapatan. Pengukuran komponen daya beli didekati dengan besarnya konsumsi per kapita yang telah disesuaikan. Pemakaian variabel konsumsi riil dimaksudkan untuk mengeliminir perbedaan dan perubahan harga (inflasi) yang terjadi, sehingga angka yang dihasilkan dapat dibandingkan antar daerah dan antar waktu. Daya beli masyarakat dapat menggambarkan tingkat kemampuan masyarakat untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan baik makanan maupun non makanan. Kestabilan perekonomian sangat menentukan daya beli masyarakat. Perubahan kebijakan di sektor ekonomi yang cenderung mendapat respon negatif dari masyarakat seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan ongkos transportasi ternyata turut serta mempengaruhi kemampuan daya beli di masyarakat dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan pada umumnya setiap kenaikan pada dua sektor tersebut langsung diikuti oleh kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok/dasar. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah yang cukup kondusif dari pemerintah agar setiap kebijakan yang diambil tetap mengedepankan kepentingan masyarakat secara luas. Gambar 3.1.3 menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Kabupaten Bogor mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2014 daya beli
masyarakat diprediksi mencapai Rp. 974.703,-. Nilai ini terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 daya beli masyarakat mencapai Rp. 1.696.790,-. Untuk DOB Kabupaten Bogor Barat, daya beli masyarakat pada tahun 2014 diprediksi sebesar Rp. 716.399,- yang akan terus meningkat hingga mencapai Rp. 1.199.386,- pada tahun 2018. Jika DOB Kabupaten Bogor Barat telah berdiri,
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
54
Hasil dan Pembahasan
maka daya beli masyarakat Kabupaten Bogor akan lebih tinggi dibandingkan sebelum Kabupaten Bogor Barat berdiri. Kondisi ini sejalan dengan kondisi PDRB perkapita antara Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor Barat dan Kabupaten Bogor setelah DOB Kabupaten Bogor Barat berdiri. Daya beli masyarakat Kabupaten Bogor pada tahun 2014 diprediksi mencapai 1.105.079,- dan meningkat menjadi 1.955.084,- pada tahun 2018.
Gambar 3.1.4. Daya Beli Masyarakat Tahun 2014-2018
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
55
Hasil dan Pembahasan
3.2. ESTIMASI PENDUDUK Misi pertama pembangunan Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 adalah membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing. Dalam misi tersebut terkandung makna sekaligus menjadi tantangan pembangunan. Salah satu tantangan pembangunan 2013-2018 di Provinsi Jawa Barat (dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018) adalah tekanan jumlah penduduk yang semakin tinggi. Kabupaten Bogor (4.771.932 jiwa) merupakan penyumbang jumlah penduduk terbesar di Provinsi Jawa Barat dengan laju pertumbuhan 3,15 persen per tahun (tahun 2000-2010). Pertumbuhan penduduk dan persebarannya juga merupakan salah satu isu strategis dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018. Karenanya ketersediaan data dasar kependudukan dan estimasinya tahun 2013-2018 terkait jumlah dan struktur penduduk yang akan digunakan sebagai input dalam perencanaan pembangunan untuk rujukan dalam memperkirakan jumlah sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja yang dapat diserap dalam kegiatan pembangunan dan sebagai output untuk menentukan kelompok sasaran (target groups) pembangunan mutlak diperlukan. 3.2.1.Jumlah Penduduk, Sex ratio dan Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi sekaligus modal dasar pembangunan. Penduduk yang berkualitas akan membawa ke arah kemajuan dan akan menjadi beban jika penduduknya tidak berkualitas. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Bogor 4.771.932 jiwa atau menyumbang sekitar 2,01 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor menduduki urutan ke-11 terbanyak penduduknya jika dibandingkan dengan jumlah penduduk menurut urutan provinsi di Indonesia. Kabupaten Bogor menempati urutan pertama terbanyak penduduknya pada tingkat kabupaten/kota seluruh Indonesia. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor menyumbang 11,08 persen dari total penduduk Provinsi Jawa Barat (Laporan Antara: Indikator Makro Kabupaten Bogor 2013).
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
56
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.2.1. Jumlah Penduduk Hasil Sensus Penduduk 2010 (Mei) menurut Kabupaten/Kota se Jawa Barat
No
Kelompok Umur
(1)
(2)
Laki‐laki
Jenis Kelamin Perempuan
Total
Distribusi %
(3)
(4)
(5)
(6)
1 ** 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 ** 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kab. Bogor 2.452.562 1.727.098 Kab. Bogor Tanpa Bogor Barat Kab. Bandung 1.620.274 Kab. Bekasi 1.347.223 Kab. Garut 1.217.768 Kota Bandung 1.215.348 Kab. Sukabumi 1.193.342 Kota Bekasi 1.183.620 Kab. Cianjur 1.123.091 Kab. Karawang 1.096.892 Kab. Cirebon 1.059.463 Kota Depok 880.816 Kab. Tasikmalaya 834.996 Kab. Indramayu 856.640 Kab. Ciamis 758.889 Kab. Bandung Barat 770.702 Kab. Subang 739.925 Kab. Bogor Barat 725.464 Kab. Majalengka 582.892 Kab. Sumedang 547.797 Kab. Kuningan 520.632 Kota Bogor 484.791 Kab. Purwakarta 436.082 Kota Tasikmalaya 321.460 Kota Cimahi 274.124 Kota Sukabumi 152.080 Kota Cirebon 148.600 Kota Banjar 87.031 JAWA BARAT 21.907.040 Sumber : BPS, Sensus Penduduk 2010 (Mei) Keterangan : ** = bagian dari Kabupaten Bogor Laju
pertumbuhan
penduduk
2.319.370 4.771.932 1.643.690 3.370.788 1.558.269 3.178.543 1.283.178 2.630.401 1.186.353 2.404.121 1.179.525 2.394.873 1.148.067 2.341.409 1.151.251 2.334.871 1.048.190 2.171.281 1.030.899 2.127.791 1.007.733 2.067.196 857.754 1.738.570 840.679 1.675.675 807.097 1.663.737 773.615 1.532.504 739.582 1.510.284 725.232 1.465.157 675.680 1.401.144 583.581 1.166.473 545.805 1.093.602 514.957 1.035.589 465.543 950.334 416.439 852.521 314.004 635.464 267.053 541.177 146.601 298.681 147.789 296.389 88.126 175.157 21.146.692 43.053.732
menggambarkan
tingkat
11,08 7,83 7,38 6,11 5,58 5,56 5,44 5,42 5,04 4,94 4,80 4,04 3,89 3,86 3,56 3,51 3,40 3,25 2,71 2,54 2,41 2,21 1,98 1,48 1,26 0,69 0,69 0,41 100,00
pertambahan
penduduk per-tahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar. Laju pertumbuhan penduduk digunakan untuk mengetahui perubahan jumlah penduduk antar dua periode waktu. Jika jumlah Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
57
Hasil dan Pembahasan
penduduk hasil sensus penduduk 2010 dibandingkan dengan hasil penduduk 2000 diperolehlah laju pertumbuhan penduduk (LPP). LPP Kabupaten Bogor tahun 2000-2010 sebesar 3,15 persen. Artinya rata-rata setiap tahun selama tahun 2000 hingga 2010 rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor meningkat sebesar 3,15 per tahun. LPP sebesar ini digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk hingga tahun 2018. Tabel 3.2.2. menyajikan data hasil proyeksi penduduk pertengahan tahun dari tahun 2014 hingga tahun 2018. Tabel 3.2.2. Prediksi Jumlah Penduduk (Juni) Sex Ratio dan LPP Kabupaten Bogor menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014-2018 Tahun
Laki‐laki
(1)
(2)
Perempuan
L+P
(3) (4) Kabupaten Bogor 2.678.161 2.555.428 5.233.589 2014 2.738.973 2.615.686 5.354.659 2015 2.798.744 2.675.801 5.474.545 2016 2.857.928 2.735.990 5.593.918 2017 2.917.763 2.795.082 5.712.845 2018 Kabupaten Bogor Barat 748.610 702.757 1.451.367 2014 754.687 708.879 1.463.566 2015 760.001 714.491 1.474.492 2016 764.691 719.650 1.484.341 2017 769.091 724.061 1.493.152 2018 Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 2014 1.929.551 1.852.671 3.782.222 2015 1.984.286 1.906.807 3.891.093 2016 2.038.743 1.961.310 4.000.053 2017 2.093.237 2.016.340 4.109.577 2018 2.148.672 2.071.021 4.219.693 Sumber: BPS, Proyeksi Hasil SP2010
Sex Ratio
LPP
(5)
(6)
105 105 105 104 104
2,38 2,31 2,24 2,18 2,13
107 106 106 106 106
0,93 0,84 0,75 0,67 0,59
104 104 104 104 104
2,95 2,88 2,80 2,74 2,68
Pada tahun 2018 diperkirakan jumlah penduduk Kabupaten Bogor sebanyak 5.712.845 jiwa dengan komposisi laki-laki 2.917.763 jiwa dan perempuan 2.795.082 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk per tahun dari tahun 2010 hingga 2018 cenderung menurun. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kecenderungan penurunan jumlah penduduk alami.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
58
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010,
jumlah penduduk
Kabupaten Bogor Barat tahun 2010 (Mei) sebanyak 1.401.144 jiwa terdiri atas lakilaki
725.464 jiwa dan perempuan 675.680
jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten
Bogor Barat menyumbang 3,25 persen dari total penduduk Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Bogor Barat
(1.401.144 jiwa ) menduduki urutan ke-17 penduduk
terbanyak se-Provinsi Jawa Barat. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor Barat 2000-2010 sebesar 1,85 persen. Diperkirakan tahun 2018 jumlah penduduk Kabupaten Bogor Barat sebanyak 1.493.152 jiwa. Sex ratio di Kabupaten Bogor Barat tahun 2010 – 2018 diperkirakan berkisar antara 109 hingga 106. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat berdasarkan hasil SP2010 (Mei) sebanyak 3.370.788 jiwa yang terdiri atas laki-laki 1.727.098 jiwa dan perempuan sebanyak 1.643.690 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat menyumbang 3,25 persen dari total penduduk Provinsi Jawa Barat. LPP Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 2000-2010 sebesar 3,74 persen. Tingginya LPP Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat lebih disebabkan karena wilayahnya memiliki potensi ekonomi yang tinggi terutama sektor industri seperti di Kecamatan Gunung Putri dan Kecamatan Cileungsi. Selain itu LPP yang tinggi juga terjadi di Kecamatan Bojong gede yang merupakan tempat pemukiman yang nyaman dan terjangkau karena kemudahan akses terutama mereka yang bekerja di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Jumlah perumahan di Kecamatan tersebut meningkat tajam dalam sepuluh tahun terakhir. Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, jika dilihat antar kecamatan seKabupaten Bogor LPP terbesar terjadi di Kecamatan Gunung Putri sebesar 6,27 persen, kemudian Kecamatan Bojonggede sebesar 5,86 persen dan Kecamatan Cileungsi sebesar 5,72 persen. Ketiga kecamatan tersebut berada pada Kabupaten Bogor tanpa
Bogor Barat. Hal ini sekaligus berdampak pada tingginya LPP
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
59
Hasil dan Pembahasan
3.2.2. Distribusi Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tahun 2014 diperkirakan sebanyak 5.233.589 jiwa yang terdiri atas laki-laki sebanyak 2.678.161 jiwa dan perempuan sebanyak 2.555.428 jiwa. Jika dilihat antar kecamatan jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Cibinong sebanyak 377.059 jiwa atau menyumbang 7,20 persen dari total penduduk Kabupaten Bogor, kemudian Kecamatan Gunungputri sebanyak 381.653 jiwa atau menyumbang sebanyak 7,2 persen dari total penduduk Kabupaten Bogor. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor Barat tahun 2014 sebanyak 1.451.367 jiwa yang terdiri atas 748.610 jiwa laki-laki dan 702.757 jiwa perempuan. Sex ratio antar kecamatan berkisar antara 102 (Kecamatan Dramaga) hingga 109 (Kecamatan Leuwisadeng dan Cigudeg).
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
60
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.2.3 Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bogor dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014(Juni)
No
Kecamatan
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nanggung Leuwiliang Leuwisadeng Pamijahan Cibungbulang Ciampea Tenjolaya Dramaga Ciomas Tamansari Cijeruk Cigombong Caringin Ciawi Cisarua Megamendung Sukaraja Babakan Madang Sukamakmur Cariu Tanjungsari Jonggol Cileungsi Kelapa Nunggal Gunung Putri Citeureup Cibinong Bojong Gede Tajur Halang Kemang Ranca Bungur Parung Ciseeng Gunung Sindur Rumpin Cigudeg Sukajaya Jasinga Tenjo Parung Panjang
Laki‐laki
Perempuan
(3)
(4)
43.980 60.577 37.681 70.420 66.345 78755 28.990 53.278 84.229 50.742 43.450 48.995 61.331 56.836 61.218 53.233 96.824 58.621 39.556 22.904 25.681 67.786 150.303 55.558 188.770 109.542 191.410 146.204 56.380 52.209 26.828 65.921 54.827 60.193 69.773 63.250 29.322 48.636 35.362 62.241 2.678.161 KABUPATEN BOGOR
2014 (Juni) Sex Jumlah Ratio (5)
41.078 85.058 56.728 117.305 34.675 72.356 66.744 137.164 62.538 128.883 74.460 153.215 27.728 56.718 52.271 105.549 80.737 164.966 47.511 98.253 39.634 83.084 46.909 95.904 58.226 119.557 53.155 109.991 57.033 118.251 48.736 101.969 92.466 189.290 55.238 113.859 37.120 76.676 22.719 45.623 24.912 50.593 65.582 133.368 146.683 296.986 52.630 108.188 192.883 381.653 105.140 214.682 185.649 377.059 140.358 286.562 53.945 110.325 49.742 101.951 25.109 51.937 62.006 127.927 51.248 106.075 57.300 117.493 64.494 134.267 57.813 121.063 27.055 56.377 45.588 94.224 33.242 68.604 58.343 120.584 2.555.428 5.233.589
(6)
107 107 109 106 106 106 105 102 104 107 110 104 105 107 107 109 105 106 107 101 103 103 102 106 98 104 103 104 105 105 107 106 107 105 108 109 108 107 106 107 105
Pertumbuhan Penduduk
Distribusi (%)
(7)
(8)
0,36 0,92 0,58 0,66 0,78 1,06 0,86 1,22 2,56 1,69 1,42 2,10 1,18 1,68 1,25 1,32 2,25 2,53 0,74 ‐0,24 0,34 2,12 4,74 3,29 5,29 2,01 3,65 4,88 3,20 2,50 0,97 3,25 1,96 3,34 1,02 0,84 0,37 0,36 0,98 2,34 2,38
1,63 2,24 1,38 2,62 2,46 2,93 1,08 2,02 3,15 1,88 1,59 1,83 2,28 2,10 2,26 1,95 3,62 2,18 1,47 0,87 0,97 2,55 5,67 2,07 7,29 4,10 7,20 5,48 2,11 1,95 0,99 2,44 2,03 2,24 2,57 2,31 1,08 1,80 1,31 2,30 100,00
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
61
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.2.4. Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bogor Barat dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014 No
Kecamatan
(1)
(2)
Laki-laki
Perempuan
(3)
(4)
1 Nanggung 2 Leuwiliang 3 Leuwisadeng 4 Pamijahan 5 Cibungbulang 6 Ciampea 7 Tenjolaya 8 Dramaga 9 Rumpin 10 Cigudeg 11 Sukajaya 12 Jasinga 13 Tenjo 14 Parung Panjang KAB. BOGOR BARAT
43.980 60.577 37.681 70.420 66.345 78755 28.990 53.278 69.773 63.250 29.322 48.636 35.362 62.241 748.610
Penyumbang
penduduk
(5)
41.078 56.728 34.675 66.744 62.538 74.460 27.728 52.271 64.494 57.813 27.055 45.588 33.242 58.343 702.757
terbesar
2014 (Juni) Sex Jumlah Ratio
di
85.058 117.305 72.356 137.164 128.883 153.215 56.718 105.549 134.267 121.063 56.377 94.224 68.604 120.584 1.451.367
Kabupaten
Pertumbuhan Distribusi Penduduk (%)
(6)
107 107 109 106 106 106 105 102 108 109 108 107 106 107 107
Bogor
(7)
(8)
0,36 0,92 0,58 0,66 0,78 1,06 0,86 1,22 1,02 0,84 0,37 0,36 0,98 2,34 0,93
5,86 8,08 4,99 9,45 8,88 10,56 3,91 7,27 9,25 8,34 3,88 6,49 4,73 8,31 100,00
Barat
adalah
Kecamatan Ciampea sebanyak 153.215 jiwa atau 10,56 persen dari total penduduk Kabupaten Bogor Barat dan terendah adalah Kecamatan Kecamatan sebesar 3,88 persen. Tabel 3.2.4. menunjukkan pertumbuhan penduduk antar kecamatan di Kabupaten Bogor Barat berkisar antara 0,36 persen (Kecamatan Nanggung dan Jasinga) hingga 2,34 persen (Kecamatan Parung Panjang). Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat pada tahun 2014 diperkirakan sebanyak 3.782.222 jiwa terdiri atas laki-laki 1.929.551 jiwa dan perempuan sebanyak 1.852.671jiwa atau memiliki sex ratio sebesar 104. Dilihat antar kecamatan sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Megamendung (109) dan terendah terdapat di Kecamatan Gunungputri sebesar 98. Pertumbuhan penduduk tahun 2014 tertinggi terdapat di Kecamatan Gunungputri sebesar 5,29 persen dan terendah terdapat di Kecamatan Cariu sebesar minus 0,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
62
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.2.5. Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014 No
Kecamatan
(1) (2) CIOMAS 1 TAMANSARI 2 CIJERUK 3 CIGOMBONG 4 CARINGIN 5 CIAWI 6 CISARUA 7 MEGAMENDUNG 8 SUKARAJA 9 10 BABAKAN MADANG 11 SUKAMAKMUR 12 CARIU 13 TANJUNGSARI 14 JONGGOL 15 CILEUNGSI 16 KLAPA NUNGGAL 17 GUNUNG PUTRI 18 CITEUREUP 19 CIBINONG 20 BOJONG GEDE 21 TAJUR HALANG 22 KEMANG 23 RANCA BUNGUR 24 PARUNG 25 CISEENG 26 GUNUNG SINDUR KAB. BOGOR TANPA BOGOR BARAT
2014 (Juni) Sex Jumlah Ratio
Laki-laki
Perempuan
(3)
(4)
84.229 50.742 43.450 48.995 61.331 56.836 61.218 53.233 96.824 58.621 39.556 22.904 25.681 67.786 150.303 55.558 188.770 109.542 191.410 146.204 56.380 52.209 26.828 65.921 54.827 60.193
80.737 47.511 39.634 46.909 58.226 53.155 57.033 48.736 92.466 55.238 37.120 22.719 24.912 65.582 146.683 52.630 192.883 105.140 185.649 140.358 53.945 49.742 25.109 62.006 51.248 57.300
164.966 98.253 83.084 95.904 119.557 109.991 118.251 101.969 189.290 113.859 76.676 45.623 50.593 133.368 296.986 108.188 381.653 214.682 377.059 286.562 110.325 101.951 51.937 127.927 106.075 117.493
1.929.551
1.852.671
3.782.222
(5)
(6)
Pertumbuhan Distribusi Penduduk (%) (7)
(8)
104 107 110 104 105 107 107 109 105 106 107 101 103 103 102 106 98 104 103 104 105 105 107 106 107 105
2,56 1,69 1,42 2,10 1,18 1,68 1,25 1,32 2,25 2,53 0,74 ‐0,24 0,34 2,12 4,74 3,29 5,29 2,01 3,65 4,88 3,20 2,50 0,97 3,25 1,96 3,34
4,36 2,60 2,20 2,54 3,16 2,91 3,13 2,70 5,00 3,01 2,03 1,21 1,34 3,53 7,85 2,86 10,09 5,68 9,97 7,58 2,92 2,70 1,37 3,38 2,80 3,11
104
2,95
100,00
Penyumbang penduduk terbesar di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat tahun 2014 adalah Kecamatan Gunung Putri dengan jumlah penduduk sebanyak 381.653
jiwa atau sebesar 10,09 persen dari total penduduk Kabupaten Bogor
tanpa Bogor Barat dan terendah terdapat di Kecamatan Cariu dengan penduduk sebanyak 45.623jiwa atau -0,24 persen dari
penduduk Kabupaten Bogor tanpa
Bogor Barat.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
63
Hasil dan Pembahasan
3.2.3. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk mencerminkan banyaknya penduduk tiap satuan luas wilayah dalam km2. Luas wilayah yang digunakan dalam menghitung kepadatan penduduk adalah luas daratan wilayah Kabupaten Bogor artinya tidak termasuk luas perairan seperti waduk, danau atau setu. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 2.145 jiwa/km2, di Kabupaten Bogor Barat sebesar 1.329 km2 dan Bogor tanpa Bogor Barat akan mencapai 2.740 jiwa/km2 (Tabel 4.8). Tabel 3.2.6. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat, Tahun 2014-2018 Jumlah Penduduk Tahun Bogor
Bogor Barat
Bogor Tanpa Bogor Barat
(1) (2) (3) (4) 5.233.589 1.451.367 3.782.222 2014 5.354.659 1.463.566 3.891.093 2015 5.474.545 1.474.492 4.000.053 2016 5.593.918 1.484.341 4.109.577 2017 5.712.845 1.493.152 4.219.693 2018 Keterangan: Luas wilayah Kab Bogor = 2.663,82 km2; Bogor dan Bogor tanpa Bogor Barat = 1.540,01 km2
Kepadatan (jiwa/km2)
Bogor
Bogor Barat
(5) (6) 1.965 1.291 2.010 1.302 2.055 1.312 2.100 1.321 2.145 1.329 Barat= 1.123,82 km2
Bogor Tanpa Bogor Barat (7) 2.456 2.527 2.597 2.669 2.740
Dilihat antar Kecamatan pada tahun 2014, kecamatan dengan penduduk terpadat adalah Kecamatan Ciomas mencapai 10.117 jiwa/km2, sedangkan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Tanjungsari sebesar 389 jiwa/km2.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
64
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.2.7. Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Di Kabupaten Bogor, Tahun 2014 Kode
Kecamatan
(1) 010 020 021 030 040 050 051 060 070 071 080 081 090 100 110 120 130 140 150 160 161 170 180 181 190 200 210 220 221 230 231 240 241 250 260 270 271 280 290
(2) NANGGUNG LEUWILIANG LEUWISADENG PAMIJAHAN CIBUNGBULANG CIAMPEA TENJOLAYA DRAMAGA CIOMAS TAMANSARI CIJERUK CIGOMBONG CARINGIN CIAWI CISARUA MEGAMENDUNG SUKARAJA BABAKAN MADANG SUKAMAKMUR CARIU TANJUNGSARI JONGGOL CILEUNGSI KLAPA NUNGGAL GUNUNG PUTRI CITEUREUP CIBINONG BOJONG GEDE TAJUR HALANG KEMANG RANCA BUNGUR PARUNG CISEENG GUNUNG SINDUR RUMPIN CIGUDEG SUKAJAYA JASINGA TENJO
300
PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR
Jumlah Penduduk (3) 85.058 117.305 72.356 137.164 128.883 153.215 56.718 105.549 164.966 98.253 83.084 95.904 119.557 109.991 118.251 101.969 189.290 113.859 76.676 45.623 50.593 133.368 296.986 108.188 381.653 214.682 377.059 286.562 110.325 101.951 51.937 127.927 106.075 117.493 134.267 121.063 56.377 94.224 68.604 120.584 5.233.589
Luas Km2 (4) 135,25 61,77 32,83 80,88 32,66 51,06 23,68 24,38 16,31 21,61 31,66 40,43 57,30 25,81 63,74 39,87 42,97 98,71 126,78 73,66 129,99 126,86 73,79 97,64 56,29 67,19 43,37 29,55 29,28 63,70 21,69 73,77 36,79 51,26 111,01 158,90 76,28 208,07 64,45 62,59 2.663,82
% (5) 5,08 2,32 1,23 3,04 1,23 1,92 0,89 0,92 0,61 0,81 1,19 1,52 2,15 0,97 2,39 1,50 1,61 3,71 4,76 2,77 4,88 4,76 2,77 3,67 2,11 2,52 1,63 1,11 1,10 2,39 0,81 2,77 1,38 1,92 4,17 5,97 2,86 7,81 2,42 2,35 100,00
Kepadatan Penduduk (6) 629 1.899 2.204 1.696 3.946 3.000 2.395 4.330 10.117 4.546 2.624 2.372 2.087 4.262 1.855 2.557 4.405 1.153 605 619 389 1.051 4.025 1.108 6.781 3.195 8.694 9.696 3.768 1.600 2.395 1.734 2.883 2.292 1.210 762 739 453 1.064 1.926 1.965
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
65
H Hasil dan Pe embahasan
3.2..4. Piramid da Pendud duk Kompossisi pendud duk berdaasarkan jen nis kelamiin dan kellompok um mur dapat disajikan dala am bentuk k piramidaa penduduk seperti terlihat ppada Gamb bar 3.2.1. Piramida Pend duduk Kab bupaten Bo ogor tergolong penduduk mudaa menuju "transisi". eh panjangg batang piramida p untuk u kelo mpok umu ur 5-9 dan Hal ini diperlihatkan ole 14 tahun yang y sedik kit lebih p panjang da ari kelomp pok umur lainnya da an batang 10-1 uk kelompo ok umur 600 tahun ke e atas yang cukup peendek. Arttinya, ada piramida untu enderungan komposiisi pendud uk Kabupa aten Bogorr di masa ddepan akan semakin kece dido ominasi ole eh penduduk usia pro oduktif. Hal ini menggambarkaan bahwa penduduk Kabu upaten Bo ogor sedang mengaalami pertumbuhan, dimana tingkat kelahiran, tingkat kematian dan tingkat p pertumbuhan penduduk masihh tinggi. Tingginya tingkat kelahiran diperliihatkan ole eh panjang gnya kelom mpok umurr 0-4 dan 5-9 5 tahun, seda angkan tin ngginya tiingkat ke matian diiperlihatka an oleh ssemakin pendeknya p kelo ompok umu ur 60 ke attas.
75 th +
22.15 51
27.084
70‐74 th
21.68 82
24.798
65‐69 th
2 32.432
60‐64 th
45.345 4
46.030
55‐59 th
73.482
50‐54 th
59.897
1055.946
45‐49 th
92.126
139.9088
40‐44 th
122.9933 1163.069
181.419
35‐39 th
219 9.225
30‐34 th
205.155
232.2 270
25‐29 th
232.0 087
252.019 9
20‐24 th
250 0.507
242.05 50
15‐19 th
243..070
9 257.739
10‐14 th 5‐9 th
32.660
7.795 247 266.969
281.907
275.060 2
289.869
0‐4 th 400.00 00
280.032 300.000 0
266.873 200.000
100.000
Laaki‐laki
0
100.000
2000.000
300 0.000
400.000
Perempuan P n
Ga ambar 3.2.1. Piramida Pendud duk Kabupa aten Bogorr Berdasarkkan Jenis Kelamin K da an Kelomp pok Umur, Tahun 201 14 (Juni)
Penyusunan Perencanaa an Target Ind dikator Ekonomi Kabupatten Bogor Taahun 2014-20 018
66
H Hasil dan Pe embahasan
Jika dip perhatikan n, piramid da pendud duk Kabupaten Bogoor bentuk grafiknya cend derung mengerucut m t di baggian atas.. Model piramida
Kabupate en Bogor
merrupakan pe erpaduan dua d modell piramida a, yaitu mo odel 3 dann 5. Model 3, untuk kelo ompok umu ur 60 ke ba awah, sedaangkan mo odel 5 untu uk kelomp ok umur 60 6 ke atas. Perp paduan mo odel ini dapat dijelasskan bahw wa tingkat kelahiran di Kabupa aten Bogor masih relatif tinggi, angka a beb ban tanggungan terrgolong reendah, da an tingkat golong tingggi. perttumbuhan masih terg
75 5 th+
7.386
8.752
70‐7 74 th
7.226
8.352
65‐6 69 th
144.348
55‐5 59 th
16.7 763 26.302
30.065
45‐4 49 th
33.332
37.331
40‐4 44 th
44.658
35‐3 39 th
41.6448
3 53.083
30‐3 34 th
499.040 53.475
56.027
25‐2 29 th 15‐1 19 th
13.99 98
20.5992
50‐5 54 th
20‐2 24 th
9.876
9.885
60‐6 64 th
61.742
66.773 70.065
67.493 3
3 79.733
74..749
14 th 10‐1 88.459 5‐9 th 84.194 0‐4 th
82.539 80.094 8
78.78 85
100.000 8 80.000
74..602 60.00 00
40.000
20.000
Laki‐laaki
0
20.000 40.000
600.000
80.00 00 100.000
Peremp puan
G Gambar 3.2.2. Piram mida Pendu uduk Kabup paten Bogo or Barat Beerdasarkan n Jenis Kelamin dan Kellompok Um mur, Tahun n 2014 (Junni) Gambarr 3.2.2. Piramida Penduduk k Kabupatten Bogorr Barat
tergolong
pend duduk mu uda menujju "transissi". Hal in ni diperlih hatkan oleeh panjan ng batang piramida untu uk kelompo ok umur 0--4, 5-9 dan n 10-14 tah hun yang seedikit lebih panjang k umur lainnya dan batang piramida untuk kelom mpok umurr 60 tahun dari kelompok ke a atas yang cukup pendek. Arrtinya, ada kecende erungan kkomposisi penduduk Kabu upaten Bo ogor di masa depan n akan se emakin did dominasi ooleh penduduk usia prod duktif. Hall ini mengg gambarkan n bahwa pe enduduk Kabupaten K Bogor Barrat sedang men ngalami pe ertumbuhan, dimanaa tingkat kelahiran, k tingkat keematian da an tingkat Penyusunan Perencanaa an Target Ind dikator Ekonomi Kabupatten Bogor Taahun 2014-20 018
67
H Hasil dan Pe embahasan
perttumbuhan penduduk k masih tiinggi. Tingginya tin ngkat kelaahiran dipe erlihatkan oleh h panjangn nya kelompok umur 0-4 dan 5-9 5 tahun, sedangkaan tingginy ya tingkat kem matian dipe erlihatkan oleh semaakin pendeknya kelom mpok umurr 60 ke ata as. Dalam kurun wak ktu 10 tah hun, kabup paten bog gor barat ssudah men nunjukkan unan angka kelahira n, hal ini terlihat pa ada panjanng batang kelompok tingkat penuru ur 0-4 th le ebih pendek diband ingkan 5-9 9 tahun da an lebih peendek diba andingkan umu 10-1 14 tahun. Hal H ini juga a ditunjukkkan oleh LPP L 2000-2010 yang hhanya 1,85 5 persen. 755 th +
14.765
18.332
70‐7 74 th
14.456
16.446
65‐6 69 th 60‐6 64 th
331.682
55‐5 59 th
20‐2 24 th 15‐1 19 th 14 th 10‐1
65.824
02.577 10
40‐4 44 th
25‐2 29 th
43.134
75.881
45‐4 49 th
30‐3 34 th
31.347
52.8990
50‐5 54 th
35‐3 39 th
22.784
22.547
89.601 1221.421
136.761 1 166.142
156.115
6.243 176
178.612
185.246
188.765
17 71.985
175.5 577
178 8.006
173.0 046
48 193.44
4.430 184
5‐9 th 205.675
194.966
0‐4 th 201.247 7
19 92.271
250.000 20 00.000 150.0 000 100.000 50.000
La ki‐laki
0
50.000 100.000 1550.000 200.00 00 250.000
Perempuan P
mbar 3.2.3. Piramida a Pendudukk Kabupate en Bogor ta anpa Bogoor Barat Be erdasarkan Gam Jenis Kela amin dan Kelompok Umur, Tahun 2014 ((Juni) Gambarr 3.2.3. Piramida P P Penduduk Kabupate en Bogor tanpa Bogor Barat terggolong pen nduduk mu uda menujju "transissi". Hal ini diperlihaatkan oleh h panjang bata ang piramida untuk kelompok k umur 0-4, 5-9 dan 10-14 1 tahuun yang sed dikit lebih panjjang dari kelompok k umur u lainn nya dan ba atang piram mida untukk kelompok umur 60 tahu un ke atas yang cuku up pendek.. Artinya, ada a kecend derungan kkomposisi penduduk Kabu upaten Bo ogor di masa depan n akan se emakin did dominasi ooleh penduduk usia prod duktif. Hall ini menggambarkan n bahwa penduduk p Kabupaten K n Bogor tanpa Bogor Bara at sedang mengalam m i pertumb uhan, dimana tingka at kelahiraan, tingkat kematian Penyusunan Perencanaa an Target Ind dikator Ekonomi Kabupatten Bogor Taahun 2014-20 018
68
Hasil dan Pembahasan
dan tingkat pertumbuhan penduduk masih tinggi. Tingginya tingkat kelahiran diperlihatkan oleh panjangnya kelompok umur 0-4 dan 5-9 tahun, sedangkan tingginya tingkat kematian diperlihatkan oleh semakin pendeknya kelompok umur 60 ke atas. Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat memiliki penduduk usia produktif yang tinggi, hal ini terlihat dari batang piramida kelompok umur 25-29, 30-34 dan 35-39 tahun yang sedikit lebih panjang. Struktur seperti ini biasanya ditemukan diwilayah-wilayah
yang
memiliki
potensi
ekonomi/industri
sebagai
mata
pencaharian.
3.2.5 Dependency Ratio Penyajian data penduduk menurut kelompok umur seringkali disederhanakan menjadi tiga kelompok, yaitu kurang dari 15 tahun, 15-64 tahun dan 65 tahun atau lebih. Penduduk dapat digolongkan atas usia produktif dan tidak produktif. Jika persentase penduduk (0-14) tahun minimal 40% dan penduduk 65 tahun keatas tidak melebihi 5% dari total penduduk maka digolongkan penduduk usia tidak produktif. Sebaliknya penduduk usia produktif, apabila persentase mereka yang berusia (0-14) tahun maksimal 30% dan mereka yang berusia (15-64) tahun persentasenya lebih dari 60%.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
69
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.2.8. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Bogor, Tahun 2014 (Juni) Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+
280.032 289.869 281.907 257.739 242.050 252.019 232.270 219.225 181.419 139.908 105.946 73.482 46.030 32.432 21.682 22.151 Jumlah 2.678.161 Sumber : BPS, Proyeksi Hasil SP 2010
266.873 275.060 266.969 247.795 243.070 250.507 232.087 205.155 163.069 122.933 92.126 59.897 45.345 32.660 24.798 27.084 2.555.428
546.905 564.929 548.876 505.534 485.120 502.526 464.357 424.380 344.488 262.841 198.072 133.379 91.375 65.092 46.480 49.235 5.233.589
Dari gambaran diatas dapat kita lihat bahwa komposisi penduduk Kabupaten Bogor merupakan penduduk usia produktif dimana penduduk usia (15-64) tahun sebanyak 65,20 persen, sedangkan penduduk usia non produktif (0-14) tahun sebanyak 31,73 persen, dan usia 65 tahun keatas sebanyak 3,07 persen. Hal ini memberikan indikasi bahwa permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Bogor merupakan pekerjaan rumah yang harus mendapat perhatian serius. Penduduk usia produktif dan tidak produktif erat kaitannya dengan rasio beban ketergantungan (Burden of Dependency Ratio). Rasio beban ketergantungan merupakan perbandingan antara penduduk tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas) dengan penduduk produktif (berusia 15-64 tahun). Hasil proyeksi menunjukan bahwa rasio ketergantungan anak di Kabupaten Bogor tahun 2014 sebesar 48,67 persen, dan rasio ketergantungan lanjut sebesar 4,71 persen atau secara keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Bogor sebesar 53,38 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung sebanyak 53-54 penduduk yang tidak produktif. Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
70
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.2.9. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Bogor Barat, Tahun 2014 (Juni) Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+
78.785 84.194 88.459 79.733 70.065 66.773 56.027 53.083 44.658 37.331 30.065 20.592 14.348 9.885 7.226 7.386 Jumlah 748.610 Sumber : BPS, Proyeksi Hasil SP 2010
74.602 80.094 82.539 74.749 67.493 61.742 53.475 49.040 41.648 33.332 26.302 16.763 13.998 9.876 8.352 8.752 702.757
153.387 164.288 170.998 154.482 137.558 128.515 109.502 102.123 86.306 70.663 56.367 37.355 28.346 19.761 15.578 16.138 1.451.367
Komposisi penduduk dilihat menurut kelompok umur pada tahun 2014 di Kabupaten Bogor Barat merupakan penduduk usia produktif, dimana penduduk usia (15-64) tahun sebanyak 62,78 persen, sedangkan penduduk usia non produktif (0-14) tahun sebanyak 33,67 persen, dan usia 65 tahun ke atas sebanyak 3,55 persen. Hal ini memberikan indikasi bahwa permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Bogor Barat merupakan pekerjaan rumah yang harus mendapat perhatian serius. Rasio ketergantungan anak di Kabupaten Bogor Barat tahun 2014 sebesar 53,63 persen, dan rasio ketergantungan lanjut sebesar 5,65 persen atau secara keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Bogor Barat sebesar 59,28 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung sebanyak 59 penduduk yang tidak produktif.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
71
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.2.10. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat, Tahun 2014(Juni) Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+
201.247 205.675 193.448 178.006 171.985 185.246 176.243 166.142 136.761 102.577 75.881 52.890 31.682 22.547 14.456 14.765 Jumlah 1.929.551 Sumber : BPS, Proyeksi Hasil SP 2010
192.271 194.966 184.430 173.046 175.577 188.765 178.612 156.115 121.421 89.601 65.824 43.134 31.347 22.784 16.446 18.332 1.852.671
393.518 400.641 377.878 351.052 347.562 374.011 354.855 322.257 258.182 192.178 141.705 96.024 63.029 45.331 30.902 33.097 3.782.222
Dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur, Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat merupakan penduduk usia produktif dimana penduduk usia (15-64) tahun sebanyak 66,12 persen, sedangkan penduduk usia non produktif (0-14) tahun sebanyak 30,99 persen, dan usia 65 tahun keatas sebanyak 2,89 persen. Tingginya penduduk usia produktif merupakan potensi besar suatu wilayah untuk berkembang lebih baik dengan mengurangi tingkat pengangguran. Rasio ketergantungan anak di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat tahun 2014 sebesar 46,86 persen, dan rasio ketergantungan lanjut sebesar 4,37 persen atau secara keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat sebesar 51,24 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung sebanyak 51 penduduk yang tidak produktif.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
72
Hasil dan Pembahasan
Jika dibandingkan antara Kabupaten Bogor Barat dengan Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat, beban ketergantungan Bogor Barat (59,28%) lebih tinggi dibandingkan Bogor tanpa Bogor Barat (51,24%). Mengingat keterbatasan data, dalam melakukan estimasi penduduk menurut kelompok umur tidak menggunakan metode komponen yang memperhatikan migrasi maupun angka kematian menurut kelompok umur. Hal ini berdampak pada angka dependecy ratio yang relatif sama. Tabel 3.2.11. Prediksi Jumlah Penduduk (Juni) menurut Kelompok Umur dan Dependecy ratio di Kabupaten Bogor, Tahun 2014-2018 Penduduk Total
Dependency Ratio
(5)
(6)
5.233.589 5.354.659 5.474.545 5.593.918 5.712.845
53,38 53,32 53,25 53,18 53,11
1.451.367 1.463.566 1.474.492 1.484.341 1.493.152
59,28 59,27 59,26 59,25 59,25
3.782.222 3.891.093 4.000.053 4.109.577 4.219.693
51,24 51,19 51,14 51,10 51,05
Tahun 0‐14 th (1)
(2)
15‐64 th
65 th +
(3) (4) Kabupaten Bogor 1.660.710 3.412.072 160.807 2014 1.698.032 3.492.574 164.053 2015 1.734.933 3.572.367 167.245 2016 1.771.620 3.651.903 170.395 2017 1.808.114 3.731.221 173.510 2018 Bogor Barat 488.673 911.217 51.477 2014 492.737 918.927 51.902 2015 496.387 925.832 52.273 2016 499.668 932.063 52.610 2017 502.600 937.642 52.910 2018 Bogor tanpa Bogor Barat 1.172.037 2.500.855 109.330 2014 1.205.295 2.573.647 112.151 2015 1.238.546 2.646.535 114.972 2016 1.271.952 2.719.840 117.785 2017 1.305.514 2.793.579 120.600 2018 Sumber: BPS, Proyeksi Hasil SP2010
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
73
3.3. ESTIMASI KETENAGAKERJAAN Indikator terukur yang dirancang dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 yang berhubungan dengan sasaran pembangunan kesejahteraan rakyat di bidang ekonomi antara lain pertumbuhan ekonomi yang meningkat rata-rata 6,0 – 6,5 persen pertahun pada periode 2013-2018, inflasi terkendali pada angka sekitar 0,30 – 0,35 persen per tahun, menurunkan tingkat pengangguran menjadi 7 – 8 persen pada akhir tahun 2018, dan menurunnya penduduk miskin menjadi sekitar 5,00 – 4,10 persen pada akhir tahun 2018. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia dan Kabupaten Bogor khususnya merupakan masalah yang besar dan kompleks. Besar karena menyangkut jutaan jiwa, dan kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah untuk dipahami. Banyaknya faktor yang mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan tersebut, juga tidak selalu mudah untuk diprediksi. Akibatnya, prediksi situasi ketenagakerjaan di suatu wilayah, menjadi relatif sulit, kecuali disertai asumsi-asumsi tertentu. 3.3.1. Penduduk Usia Kerja Penduduk usia kerja adalah mereka yang berusia 15 tahun ke atas. Tabel 3.3.1 memperlihat jumlah dan persentase penduduk Usia kerja yang ada di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat. Jumlah penduduk usia kerja tahun 2018 di Kabupaten Bogor diprediksi sebanyak 3.901.496 jiwa atau 68,27 persen dari total penduduk Kabupaten Bogor. Sebanyak 75 persen dari jumlah penduduk usia kerja bertempat tinggal pada Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat. Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat tahun 2018 diprediksi sebanyak 2.913.453 jiwa atau 68,96 persen dari total penduduk Kabupaten Bogor minus Bogor Barat. Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Bogor tahun 2018 diprediksi sebanyak 988.043 jiwa atau sekitar 66,32 persen dari total penduduk di Kabupaten Bogor Barat.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
74
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.3.1. Prediksi Jumlah Penduduk Usia Kerja, tahun 2013-2018
Tahun (1)
Bogor
Bogor Barat
Bogor tanpa Bogor Barat
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2014
3.572.103 68,23
960.559 66,32 2.611.544
68,96
2015
3.655.265 68,24
968.587 66,32 2.686.678
68,96
2016
3.737.653 68,25 975.778 66,32 2.761.875
68,96
2017
3.819.703 68,26 982.246 66,32 2.837.457
68,96
2018
3.901.496 68,27 988.043 66,32 2.913.453
68,96
3.3.2. Angkatan Kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk usia kerja dikelompokkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (AK) adalah penduduk usia kerja yang bekerja ditambah penduduk yang menganggur. Bukan angkatan kerja (BAK) adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya.
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013
75
Tabel 3.3.2. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 Keterangan
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Angkatan Kerja - Bekerja - Menganggur Bukan Angkatan Kerja - Sekolah - Mengurus Rumah Tangga - Lainnya Penduduk Usia Kerja Angkatan Kerja - Bekerja - Menganggur Bukan Angkatan Kerja - Sekolah - Mengurus Rumah Tangga - Lainnya Penduduk Usia Kerja Angkatan Kerja - Bekerja - Menganggur Bukan Angkatan Kerja - Sekolah - Mengurus Rumah Tangga - Lainnya Penduduk Usia Kerja
Kabupaten Bogor 2.341.933 2.390.804 2.435.382 2.148.503 2.197.637 2.245.338 193.430 193.167 190.044 1.230.170 1.264.463 1.302.272 279.367 289.222 322.313 745.004 760.671 760.885 205.799 214.570 219.073 3.572.103 3.655.267 3.737.654 Kabupaten Bogor Barat 640.911 653.668 664.890 562.496 575.360 587.848 78.415 78.308 77.042 319.648 314.920 310.889 54.499 53.879 57.707 203.176 198.968 191.971 61.973 62.073 61.211 960.559 968.588 975.779 Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 1.701.022 1.737.136 1.770.492 1.586.007 1.622.277 1.657.490 115.015 114.859 113.002 910.522 949.543 991.383 224.868 235.343 264.606 541.828 561.703 568.914 143.826 152.497 157.863 2.611.544 2.686.679 2.761.875
2.485.185 2.296.838 188.347 1.334.517 339.924 768.820 225.773 3.819.702
2.537.583 2.349.422 188.161 1.363.913 349.772 780.509 233.632 3.901.496
677.686 601.332 76.354 304.560 58.095 185.912 60.553 982.246
691.378 615.099 76.279 296.665 56.774 180.027 59.864 988.043
1.807.499 1.695.506 111.993 1.029.957 281.829 582.908 165.220 2.837.456
1.846.205 1.734.323 111.882 1.067.248 292.999 600.482 173.768 2.913.453
TPAK merupakan penduduk usia kerja yang termasuk dalam angkatan kerja (AK) yaitu mereka yang bekerja dan pengangguran. TPAK Kabupaten Bogor diprediksi berkisar antara 65 hingga 66 persen selama kurun waktu 2014-2018. Penduduk usia kerja yang bekerja cenderung bertambah dan pengganggur cenderung mengalami penurunan.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
76
Hasil dan Pembahasan
Penduduk usia kerja yang termasuk dalam bukan angkatan kerja (BAK) adalah mereka yang sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. BAK Kabupaten Bogor diprediksi berkisar 34 hingga 35 persen selama kurun waktu 2014-2018. Tabel 3.3.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018 Keterangan
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Angkatan Kerja - Bekerja - Menganggur Bukan Angkatan Kerja - Sekolah - Mengurus Rumah Tangga - Lainnya Penduduk Usia Kerja Angkatan Kerja - Bekerja - Menganggur Bukan Angkatan Kerja - Sekolah - Mengurus Rumah Tangga - Lainnya Penduduk Usia Kerja Angkatan Kerja - Bekerja - Menganggur Bukan Angkatan Kerja - Sekolah - Mengurus Rumah Tangga - Lainnya Penduduk Usia Kerja
Kabupaten Bogor 65,56 65,41 60,15 60,12 5,42 5,28 34,44 34,59 7,82 7,91 20,86 20,81 5,76 5,87 100,00 100,00
65,16 60,07 5,08 34,84 8,62 20,36 5,86 100,00
Kabupaten Bogor Barat 66,72 67,49 68,14 58,56 59,40 60,24 8,16 8,08 7,90 33,28 32,51 31,86 5,67 5,56 5,91 21,15 20,54 19,67 6,45 6,41 6,27 100,00 100,00 100,00 Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 65,13 64,66 64,10 60,73 60,38 60,01 4,40 4,28 4,09 34,87 35,34 35,90 8,61 8,76 9,58 20,75 20,91 20,60 5,51 5,68 5,72 100,00 100,00 100,00
65,06 60,13 4,93 34,94 8,90 20,13 5,91 100,00
65,04 60,22 4,82 34,96 8,97 20,01 5,99 100,00
68,99 61,22 7,77 31,01 5,91 18,93 6,16 100,00
69,97 62,25 7,72 30,03 5,75 18,22 6,06 100,00
63,70 59,75 3,95 36,30 9,93 20,54 5,82 100,00
63,37 59,53 3,84 36,63 10,06 20,61 5,96 100,00
Berdasarkan hasil Sakernas tahun 2012, tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) total Kabupaten Bogor tahun 2012 sebesar 65,11 persen artinya 65,11 persen dari penduduk usia kerja di Kabupaten Bogor terlibat dan berusaha terlibat dalam kegiatan produktif menghasilkan barang dan jasa. TPAK tahun 2012 (65,11%) Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013
77
mengalami peningkatan jika dibandingkan TPAK tahun 2011 (62,54%). TPAK Kabupaten Bogor tahun 2012 sebesar 65,11 persen atau
berada di atas TPAK
Provinsi Jawa Barat (63,78%), namun masih dibawah dari TPAK Nasional (67,88%). 3.3.3. Penduduk Bekerja dan Pengangguran Angkatan kerja terdiri atas mereka yang bekerja dan menganggur. Indikator yang dapat diperoleh terkait dengan komponen angkatan kerja adalah tingkat kesempatan kerja (TKK) dan tingkat pengangguran terbuka (TPT). TKK merupakan komplemen dari TPT. Tingkat kesempatan kerja (TKK) adalah perbandingan penduduk usia kerja yang bekerja terhadap total angkatan kerja. TKK Kabupaten Bogor tahun 2014 – 2018 diperdiksi sebesar 91 hingga 93 persen. Pengangguran merupakan bagian dari angkatan kerja. Mereka yang tergolong usia kerja yang mencari kerja digolongkan sebagai pengangguran. Tabel 3.3.4. Prediksi Angkatan Kerja Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018 Keterangan
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Angkatan Kerja - Bekerja - Menganggur
Kabupaten Bogor 2.341.933 2.390.804 2.435.382 2.485.185 2.537.583 2.148.503 2.197.637 2.245.338 2.296.838 2.349.422 193.430 193.167 190.044 188.347 188.161
Indikator
91,74 91,92 8,26 8,08 - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Bogor Barat 640.911 653.668 Angkatan Kerja 562.496 575.360 - Bekerja 78.415 78.308 - Menganggur - Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)
Indikator - Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
87,77 12,23
88,02 11,98
92,20 7,80
92,42 7,58
92,59 7,41
664.890 677.686 691.378 587.848 601.332 615.099 77.042 76.354 76.279 88,41 11,59
88,73 11,27
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
88,97 11,03
78
Hasil dan Pembahasan
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 1.701.022 1.737.136 1.770.492 1.807.499 1.846.205 1.586.007 1.622.277 1.657.490 1.695.506 1.734.323 115.015 114.859 113.002 111.993 111.882
Angkatan Kerja - Bekerja - Menganggur Indikator
- Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
93,24 6,76
93,39 6,61
93,62 6,38
93,80 6,20
93,94 6,06
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) merupakan perbandingan antara penduduk usia kerja yang menganggur terhadap angkatan kerja. TPT Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 diprediksi mengalami penurunan hingga 7,41 persen di tahun 2018. 3.3.4. Penduduk Bekerja dan Lapangan Usaha Jumlah dan proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha merupakan
salah
satu
indikator
yang
digunakan
melihat
potensi
sektor
perekonomian dalam menyerap tenaga kerja. Indikator tersebut juga digunakan sebagai salah satu ukuran untuk menunjukkan struktur perekonomian suatu wilayah. Diperkirakan empat sektor lapangan usaha masih mendominasi penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bogor untuk periode 2014 hingga 2018 yaitu industri; perdagangan, hotel, restoran; Jasa-jasa dan sektor pertanian. Di Kabupaten Bogor Barat pekerja lebih banyak diserap di sektor perdagangan, industri pengolahan, pertanian dan sector jasa. Pola yang berbeda dengan Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat, di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat pekerja lebih banyak diserap disektor industri pengolahan, perdagangan, jasa dan sektor pertanian. Proporsi Pekerja di sektor pertanian di Kabupaten Bogor Barat lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat. Sebaliknya sector industry dan jasa proporsinya lebih tinggi di Kabupatenn Bogor tanpa Bogor Barat dibandingkan Kabupaten Bogor.
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013
79
Tabel 3.3.5. Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018 Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kabupaten Bogor 278.923 280.678 282.627 52.516 54.159 54.301 654.847 682.858 704.037 3.070 3.104 3.034 104.851 99.291 109.570 564.173 578.675 597.746 147.214 149.645 147.601 48.100 49.063 53.471 294.808 300.164 305.802 2.148.502 2.197.637 2.258.189 Kabupaten Bogor Barat 1. Pertanian 97.333 98.106 98.462 2. Pertambangan & Penggalian 32.907 33.968 33.993 3. Industri Pengolahan 124.288 129.869 133.348 4. Listrik, Gas dan Air Minum 564 572 557 5. Konstruksi 26.859 25.483 28.015 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 164.513 169.042 173.988 7. Transportasi & Komunikasi 36.147 36.813 36.172 8. Lembaga Keuangan 8.238 8.420 9.138 9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 71.647 73.088 74.176 Jumlah 562.496 575.361 587.849 Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 1. Pertanian 181.590 182.572 182.748 2. Pertambangan & Penggalian 19.609 20.191 20.152 3. Industri Pengolahan 530.559 552.989 566.299 4. Listrik, Gas dan Air Minum 2.506 2.532 2.458 5. Konstruksi 77.992 73.808 80.928 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 399.660 409.633 420.498 7. Transportasi & Komunikasi 111.067 112.832 110.572 8. Lembaga Keuangan 39.862 40.643 43.992 9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 223.161 227.076 229.844 Jumlah 1.586.006 1.622.276 1.657.491 1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Minum 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Transportasi & Komunikasi 8. Lembaga Keuangan 9. Jasa Sosial Kemasyarakatan Jumlah
281.734 55.754 726.452 3.010 117.524 611.230 147.463 56.580 311.376 2.311.123
281.283 55.998 745.882 2.988 116.890 623.388 147.377 59.344 316.271 2.349.421
98.275 98.858 34.928 35.232 137.811 142.827 553 554 30.092 30.188 178.158 183.194 36.191 36.487 9.685 10.256 75.639 77.503 601.332 615.099 181.926 182.425 20.652 20.766 583.723 603.055 2.436 2.434 86.702 86.702 429.454 440.194 110.342 110.890 46.503 49.088 233.767 238.768 1.695.505 1.734.322
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
80
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.3.6. Persentase Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018 Lapangan Usaha
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
16,75
16,34
16,07 5,73
5,85 5,90 5,78 22,10 22,57 22,68 0,10 0,10 0,09 4,77 4,43 4,77 29,25 29,38 29,60 6,43 6,40 6,15 1,46 1,46 1,55 12,74 12,70 12,62 100,00 100,00 100,00 Kabupaten Bogor Barat 1. Pertanian 17,30 17,05 16,75 2. Pertambangan & Penggalian 5,85 5,90 5,78 3. Industri Pengolahan 22,10 22,57 22,68 4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,10 0,10 0,09 5. Konstruksi 4,77 4,43 4,77 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 29,25 29,38 29,60 7. Transportasi & Komunikasi 6,43 6,40 6,15 8. Lembaga Keuangan 1,46 1,46 1,55 9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 12,74 12,70 12,62 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 1. Pertanian 11,45 11,25 11,03 2. Pertambangan & Penggalian 1,24 1,24 1,22 3. Industri Pengolahan 33,45 34,09 34,17 4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,16 0,16 0,15 5. Konstruksi 4,92 4,55 4,88 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 25,20 25,25 25,37 7. Transportasi & Komunikasi 7,00 6,96 6,67 8. Lembaga Keuangan 2,51 2,51 2,65 9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 14,07 14,00 13,87 Jumlah 100,00 100,00 100,00
5,81 22,92 0,09 5,00 29,63 6,02 1,61 12,58 100,00
23,22 0,09 4,91 29,78 5,93 1,67 12,60 100,00
16,34 5,81 22,92 0,09 5,00 29,63 6,02 1,61 12,58 100,00
16,07 5,73 23,22 0,09 4,91 29,78 5,93 1,67 12,60 100,00
10,73 1,22 34,43 0,14 5,11 25,33 6,51 2,74 13,79 100,00
10,52 1,20 34,77 0,14 5,00 25,38 6,39 2,83 13,77 100,00
Kabupaten Bogor 17,30 17,05
1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian
3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Minum 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Transportasi & Komunikasi 8. Lembaga Keuangan 9. Jasa Sosial Kemasyarakatan Jumlah
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013
81
Komposisi ini menunjukkan adanya transisi pergeseran sektor yang banyak menyerap tenaga kerja Kabupaten Bogor dari sektor pertanian ke sektor industri, perdagangan dan jasa.
3.3.5. Penduduk Bekerja dan Tingkat Pendidikan Pendidikan sangat berpengaruh terhadap dunia kerja. Tingkat pendidikan penduduk yang bekerja di Kabupaten Bogor masih sangat rendah. Diperkirkan masih sekitar separuh penduduk yang bekerja berpendidikan maksimun tamat SD. Proporsi pekerja yang berpendidikan rendah cenderung mengalami penurunan. Tabel 3.3.7. Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018 Pendidikan
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1.123.119 484.727 527.870 161.122 2.296.838
1.137.721 500.759 544.411 166.531 2.349.422
≤ SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Jumlah
≤ SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Jumlah
≤ SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Jumlah
Kabupaten Bogor 1.078.693 1.094.106 1.108.201 442.120 455.334 469.355 482.994 497.128 511.874 144.697 151.069 155.908 2.148.504 2.197.637 2.245.338 Kabupaten Bogor Barat 371.123 377.467 383.297 108.679 112.283 116.077 70.131 72.443 74.839 12.563 13.167 13.636 562.496 575.360 587.849 Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 707.570 716.639 724.904 333.441 343.051 353.278 412.863 424.685 437.035 132.134 137.902 142.272 1.586.008 1.622.277 1.657.489
389.494 395.644 120.247 124.618 77.446 80.161 14.145 14.676 601.332 615.099 733.625 742.077 364.480 376.141 450.424 464.250 146.977 151.855 1.695.506 1.734.323
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
82
Hasil dan Pembahasan
Proporsi pekerja yang berpendidikan rendah lebih tinggi di Kabupaten Bogor Barat dibandingkan dengan Kabupaten Bogor tanpa Bogor barat. Sebaliknya proporsi pekerja yang berpendidikan tamat Perguruan Tinggi lebih besar di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat dibandingkan Kabupaten Bogor Barat. Proporsi pekerja yang berpendidikan tinggi di prediksi mengalami peningkatan. Tabel 3.3.8. Persentase Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018 Pendidikan
2014
2015
2016
2017
2018
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
≤ SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Jumlah
≤ SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Jumlah
≤ SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Jumlah
Kabupaten Bogor 50,21 49,79 49,36 20,58 20,72 20,90 22,48 22,62 22,80 6,73 6,87 6,94 100,00 100,00 100,00 Kabupaten Bogor Barat 65,98 65,61 65,20 19,32 19,52 19,75 12,47 12,59 12,73 2,23 2,29 2,32 100,00 100,00 100,00 Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 44,61 44,17 43,74 21,02 21,15 21,31 26,03 26,18 26,37 8,33 8,50 8,58 100,00 100,00 100,00
48,90 21,10 22,98 7,01 100,00
48,43 21,31 23,17 7,09 100,00
64,77 20,00 12,88 2,35 100,00
64,32 20,26 13,03 2,39 100,00
43,27 21,50 26,57 8,67 100,00
42,79 21,69 26,77 8,76 100,00
Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013
83
Hasil dan pembahasan
3.4. KEMISKINAN Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun termasuk di Indonesia.
Kemiskinan dan
penanggulangannya telah menjadi prioritas pembangunan dan menjadi agenda pokok yang mengerahkan berbagai sumber daya pembangunan. Pada tahun 2014 Pemerintah Indonesia menargetkan angka kemiskinan menjadi 8 - 10 persen. Kemiskinan masih menjadi salah satu isu strategis RPJMD 2013-2018 Provinsi Jawa Barat yaitu penanggulangan penduduk miskin. Dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat terkait dengan kemiskinan target yang ingin dicapai pada tahun 2018 antara lain persentase penduduk miskin diturunkan sebesar 5,0 hingga 4,10 persen, meningkatkan kemampunan daya beli sebesar Rp. 665 ribu, dan memeratakan kesejahteraan masyarakat dengan capaian indeks gini 0,30 hingga 0,35 point. Sebagai bagian wilayah provinsi Jawa Barat kabupaten Bogorpun berupaya mendukung program pembangunan, karenanya perencanaan dan capaian pada tatanan kabupaten perlu ditentukan. Karena prediksi indikator terkait kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat perlu dihitung. 3.4.1. Prediksi Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor Kemiskinan merupakan persoalan mendasar, tidak hanya di negara maju terlebih di negara berkembang dan terbelakang. Di Indonesia kepdulian menurunkan kemiskinan terus diupayakan, hingga pemerintah membentuk Tim Nasional Penanggulangan Percepatan Kemiskinan (TNP2K). Kabupaten
Bogorpun
berupaya
menurunkan
tingkat
kemiskinan.
Diperkirakan kemiskinan di kabupaten Bogor masih berkisar pada angka 9 hingga 8 persen. Prediksi penduduk miskin periode 2013 hingga 2018 masih berada pada kisaran angka 8 hingga 9 persen. Penurunan persentase kemiskinan dari tahun 2015 hingga 2018 sangat kecil kecuali ada upaya khusus. Persentase penduduk miskin kabupaten Bogor
sebagian besar
disumbang oleh penduduk miskin yang berada di Kabupaten Bogor Barat. Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bogor Barat sangat tinggi. Seperlima Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
84
Hasil dan pembahasan
lebih dari masyarakat yang tinggal di Kabupaten Bogor Barat merupakan penduduk miskin. Tabel 3.4.1. Prediksi Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat, 2014-2018 Tahun
Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa)
Persentase (%)
(1)
(2)
(3)
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
Kabupaten Bogor 470,91 9,00 475,29 8,88 480,22 8,77 485,62 8,68 491,44 8,60 Bogor Barat 283,34 19,70 293,90 20,25 296,24 20,24 298,16 20,22 300,23 20,23 Bogor tanpa Bogor Barat 163,55 4,45 193,89 5,13 189,92 4,88 190,34 4,76 187,09 4,55
Perubahan persentase penduduk miskin (%) (4)
0,26 ‐0,12 ‐0,10 ‐0,09 ‐0,08 ‐0,22 0,55 ‐0,01 ‐0,02 0,01 ‐0,14 0,67 ‐0,25 ‐0,12 ‐0,21
Prediksi penduduk miskin di Kabupaten Bogor Barat tahun 2013-2018 masih berkisar antara 19 hingga 20 persen. Perlu upaya sangat keras untuk menggerakan roda perekonomian Kabupaten Bogor Barat. Relatif sangat sulit untuk menurunkan tingkat kemiskinan di Kabupaten Bogor Barat. Kabupaten Bogor minus Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang potensial industri, perdagangan dan sektor Jasa. Pusat pemerintah ada di Kabupaten ini. Angka kemiskinan tahun 2013 hingga 2018 diperkirakan antara 4-5 persen.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
85
Hasil dan pembahasan
3.4.2.Perubahan Garis Kemiskinan di Kabupaten Bogor Garis kemiskinan diperkirakan terus meningkat, hal ini diprediksi oleh adanya inflasi. Adapun persentase perubahan garis kemiskinan diperkirakan cenderung menurun. Garis kemiskinan di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan Kabupaten minus Kabupaten Bogor Barat, hal ini salah satunya karena perbedaan pola kecukupan untuk hidup layak yang lebih tinggi di Kabupaten Bogor minus Bogor Barat. Tabel 3.4.2 Garis Kemiskinan di Kabupaten Bogor dan Perubahannya Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018
Tahun
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Perubahan (%)
(1)
(2)
(3)
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
Kabupaten Bogor 300.119,320.667,341.215,361.763,382.311,Kabupaten Bogor Barat 278.483,296.346,314.208,332.071,349.933,Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 303.861,322.956,342.050,361.145,386.852,-
7,35 6,85 6,41 6,02 5,68 6,85 6,41 6,03 5,68 5,38 6,71 6,28 5,91 5,58 7,12
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
86
Hasil dan pembahasan
3.4.3. Prediksi Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Bogor Persoalan
kemiskinan
bukan
hanya
sekadar
berapa
jumlah
dan
persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga mengarah pada pengurangan tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Tabel 3.4.3. Prediksi Indeks Kedalaman (P1) dan Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Tahun Bogor (1) 2014 2015 2016 2017 2018
(2) 1,40 1,43 1,41 1,42 1,42
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Bogor tanpa Bogor Barat Bogor Barat (4) 1,33 1,33 1,30 1,28 1,32
(3) 1,42 1,46 1,43 1,46 1,46
Bogor
Bogor Barat
(5) 0,33 0,34 0,33 0,34 0,34
(6) 0,38 0,34 0,36 0,36 0,37
Bogor tanpa Bogor Barat (7) 0,34 0,33 0,33 0,32 0,32
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Selain harus mampu memperkecil jumlah
penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk garis
kemiskinan. Semakin
tinggi
nilai indeks,
semakin
miskin
terhadap
jauh
rata-rata
pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan (P1) di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat cenderung menurun. Artinya rata-rata pengeluaran penduduk Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
87
Hasil dan pembahasan
miskin cenderung mendekati garis kemiskinan. Keadaan ini merupakan indikasi bahwa dalam periode tersebut, rata-rata
pengeluaran
penduduk
miskin
cenderung makin mendekati garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Indeks keparahan kemiskinan di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor Barat dan Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat di prediksi termasuk kategori sedang dengan kisaran 0,3. 3.4.4. Gini Ratio Distribusi pendapatan nasional menggambarkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya. Distribusi pendapatan nasional akan menentukan bagaimana pendapatan nasional yang tinggi akan mampu menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan dalam masyarakat. Distribusi pendapatan nasional yang tidak merata, tidak akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakat secara umum. Gini ratio merupakan salah satu ukuran yang paling sering digunakan untuk mengukur
tingkat
ketimpangan
pendapatan
secara
menyeluruh. Tingkat
ketimpangan pendapatan di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat lebih tinggi dibandingkan dengan Bogor Barat, hal ini tercermin dari gini ratio Kabupaten Bogor minus Bogor Barat lebih tinggi dibandingkan dengan Bogor Barat. Salah satu penyebab tingginya gini ratio di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten Bogor Barat adalah lebih heterogennya pola kehidupan di Kabupaten tersebut. Diprediksi gini ratio Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat masih tergolong ke dalam kategori sedang hingga tahun 2018.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
88
Hasil dan pembahasan
Tabel 3.4.4. Prediksi Gini Ratio Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018
Tahun
Bogor
Bogor Barat
Bogor tanpa Bogor Barat
(1) 2014 2015 2016 2017 2018
(2) 0,35 0,35 0,35 0,35 0,36
(3) 0,27 0,30 0,31 0,32 0,32
(4) 0,37 0,36 0,37 0,37 0,37
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
89
Hasil dan Pembahasan
3.5.
PREDIKSI INFLASI Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruhmemengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang mendapat perhatian khusu dari pemerintah. Hal ini disebabkan inflasi merupakan salah tolok ukur perekonomian di suatu wilayah. Pemerintah bersama Bank Indonesia setiap tahun selalu menyusun strategi program-program makro dan mikro ekonomi untuk menetapkan target nilai inflasi selama setahun. Data inflasi selalu dirilis setiap awal bulan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini BPS, untuk memonitor perkembangan inflasi di Indonesia. Hal ini disebabkan inflasi berhubungan erat dengan daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi makro. Kabupaten Bogor dalam menyusun target indikator ekonomi Kabupaten Bogor tahun 2014-2018 memasukkan inflasi sebagai salah satu indikator yang ditetapkan. Berdasarkan data-data time series inflasi di Kabupaten Bogor diprediksi untuk kondisi 2014 sampai 2018. Secara umum, inflasi tahun 2014-2018 diprediksi masih terkendali pada level 3,5-5,5 persen. Nilai ini didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut : 1. Terjaganya harga bahan-bahan kebutuhan pokok makanan Terjaganya harga-harga bahan makanan tak lepas dari upaya pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur pertanian dan keterhubungan antar wilayah. Hal ini membuat lancarnya pasokan bahan makanan. Disamping itu, Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
90
Hasil dan Pembahasan
peningkatan produksi pangan yang didukung oleh meningkatnya luas lahan dan produktivitas pertanian turut berperan dalam menjaga stabilitas harga. 2. Relatif stabilnya kelompok harga bahan kebutuhan yang diatur pemerintah (administered prices). Komoditi yang termasuk dalam administered price adalah barang-barang yang mekanisme pembentukan harganya banyak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Walaupun pada periode-periode lainnya pergerakan harga komponen ini terbentuk dari mekanisme pasar, namun pada periode tertentu terdapat pengaruh dari kebijakan pemerintah yang berdampak sangat signifikan terhadap pembentukan keseimbangan harga yang baru pada komponen ini. Sehingga dalam jangka panjang, pembentukan harga komponen ini dapat dikatakan lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Jika barang-barang yang termasuk golongan administered priced (misal : BBM, Tarif Dasar Listrik, tarif air minum) relatif stabil harganya, maka inflasi akan dapat terkendali. 3. Membaiknya ekspektasi inflasi Ekspektasi
inflasi
yang
tinggi
akan
mendorong
masyarakat
untuk
mengalihkan aset finansial yang dimilikinya menjadi asset riil, seperti tanah, rumah, dan barang-barang konsumsi lainnya. Begitu juga sebaliknya ekspektasi inflasi yang rendah akan memberikan insentif terhadap masyarakat untuk menabung serta melakukan investasi pada sektor-sektor produktif.
Ekspektasi
inflasi
dapat
dibentuk
diantaranya
melalui
pengumuman kepada publik mengenai target inflasi yang hendak dicapai dalam beberapa periode ke depan. Disamping itu, penetapan harga dan upah cenderung mengikuti koridor target inflasi yang ditetapkan dan kurang responsif terhadap fluktuasi inflasi sesaat. Dengan penetapan terget inflasi, diharapkan mempengaruhi ekspektasi masyarakat yang pada akhirnya memiliki kekuatan untuk mengendalikan infalsi sesuai target yang ditetapkan.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
91
Hasil dan Pembahasan
4. Stabilnya nilai tukar rupiah Relatif stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan mendorong kestabilan harga barang-barang impor. Hal ini turut berperan untuk mngendalikan laju inflasi. Prediksi inflasi Kabupaten Bogor yang berada pada kisaran 3,5-5,5 persen per tahun dikategorikan sebagai inflasi rendah. Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan : 1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun) 2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun) 3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun) 4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun) Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya,jika inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi tak menentu. Dengan prediksi inflasi sebesar 3,5-5,5 persen per tahun pada rentang waktu 2014-2018, diharapkan dapat menjadi stimulus bagi masyarakat Kabupaten Bogor.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
92
Hasil dan Pembahasan
3.6. PREDIKSI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI KABUPATEN BOGOR Pembangunan di segala bidang merupakan arah dan tujuan pemerintah. Hakikat dari pembangunan itu sendiri adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Bogor merupakan suatu wilayah dengan banyak potensi yang dimilikinya. Salah satunya adalah potensi dalam bidang pertanian. Alam dan iklimnya yang subur, menjadi penopang berkembangnya sektor pertanian di Kabupaten Bogor. Peran sektor pertanian menjadi penting karena sektor ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi wilayah, penyedia lapangan kerja, penyedia kebutuhan pangan masyarakat, serta pendorong tumbuhnya sektor industri. Akan tetapi kondisi yang terjadi sangat berbeda. Nasib petani dari hari ke hari kian terpuruk. Tingkat kesejahteraannya tidak membaik, seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang seharusnya dinikmati bersama. Posisi tawar petani berada pada posisi yang lemah. Kebijakan pemerintah telah banyak dilakukan namun belum mengena sasaran dan belum intensif. Akibatnya, nilai tukar produk pertanian rendah. Peningkatan pendapatan di sektor pertanian pun termasuk paling lambat kecuali bagi petani yang sudah menembus pasar ekspor dikarenakan produk unggulan mereka. Kebijakan dalam pembangunan, khususnya dibidang kesejahteraan seolah menempatkan petani pada posisi yang diperhatikan, namun dalam kenyataan membuktikan
bahwa
pertanian
menjadi
sektor
yang
inferior
pengembangannya. Kondisi ini pada gilirannya akan membuat
dalam
keterpurukan
pertanian yang pada akhirnya menurunkan kesejahteraan petani. NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Dalam penyusunan target indikator ekonomi daerah Kabupaten Bogor, NTP merupakan salah satu indikator yang dihitung nilainya selama lima tahun ke depan yaitu
2014-2018.
Penghitungan
prediksi
NTP
ini
berdasarkan
kebutuhan
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
93
Hasil dan Pembahasan P n
perencanaan pembang gunan yan ng berpihak bagi kesejahterraan peta ani. Data prediksi NTP tahun t 2014 4-2018 disaajikan pad da Gambar 3.6.1.
Gam mbar 3.6.1. Prediksi NTP Kabup paten Bogo or Tahun 22014-2018 Pada Ga ambar 3.6.1 terlihatt bahwa NTP N Kabup paten Bogoor mencap pai 104,60 pad da tahun 2014. 2 Nilai ini menggalami pe eningkatan dari tahuun ke tahu un hingga akh hirnya men ncapai 117,56 pada ttahun 2018 8. Nilai NT TP yang beerada di attas 100 ini men nunjukkan kesejahteraan pettani yang lebih baiik karena petani mengalami m surp plus, pendapatannya a naik dan pengeluarrannya lebiih rendah. Secara umum u NTP menghasi lkan 3 pen ngertian : •
NTP > 100 1 berartti NTP pad a suatu pe eriode terttentu lebihh baik dibandingkan dengan NTP pada a tahun daasar, dengan kata la ain petani mengalam mi surplus. Harga produksi naik leb bih besar dari ke enaikan hharga kon nsumsinya. Pendap patan petan ni naik dan n menjadi lebih besa ar dari penngeluarannya.
•
NTP = 100 1 berartti NTP pad da suatu pe eriode tertentu sam ma dengan NTP pada tahun dasar, d deng gan kata laain petani mengalam mi impas. K Kenaikan/p penurunan harga produksiny ya sama dengan persentase p e kenaikann/penurun nan harga barang konsumsi. Pendapattan petani sama deng gan penge luarannya.
Penyusunan Perencanaa an Target Ind dikator Ekonomi Kabupatten Bogor Taahun 2014-20 018
94
Hasil dan Pembahasan
•
NTP < 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu menurun dibandingkan NTP pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun dan lebih kecil dari pengeluarannya.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
95
Kesimpulan
BAB IV KESIMPULAN
1. Kinerja perekonomian Kabupaten Bogor pada tahun 2014-2018 diprediksi berkisar 6,07-6,21 persen. Kinerja DOB Kabupaten Bogor Barat diprediksi lebih rendah dari kabupaten induknya, yaitu berkisar 5,04-5,83 persen pada tahun 2014-2018. Kinerja perekonomian Kabupaten Bogor setelah DOB Kabupaten Bogor berdiri diprediksi meningkat, menjadi sebesar 6,18-6,25 persen pada tahun 2014-2018. PDRB perkapita DOB Kabupaten Bogor Barat diprediksi hanya 8,98-14,85 juta per orang per tahun. Nilai ini setara dengan sepertiga PDRB Kabupaten Bogor. Bisa jadi, setelah pemisahan dari induknya, DOB Kabupaten Bogor Barat menjadi kabupaten termiskin di Provinsi Jawa Barat. 2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor diprediksi sebesar 2,38-2,13 persen pada tahun 2014-2018. Laju pertumbuhan penduduk DOB Kabupaten Bogor Barat mencapai 0,93-0,59 persen pada tahun 2014-2018. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor setelah DOB Kabupaten Bogor Barat berdiri menjadi 2,95-2,68 persen pada tahun 2014-2018. 3. Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Bogor Barat lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Bogor. TPT Kabupaten Bogor, DOB Kabupaten Bogor Barat dan Kabupaten Bogor tanpa Kabupaten Bogor Barat menunjukkan penurunan pada tiap tahunnya. 4. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Bogor diprediksi sekitar 8 persen, DOB Kabupaten Bogor Barat sekitar 20 persen dan Kabupaten Bogor tanpa Kabupaten Bogor Barat diprediksi sekitar 4 persen. 5. Inflasi di Kabupaten Bogor selama tahun 2014-2018 diprediksi mencapai kisaran 3,5-5,5 persen. 6. NTP di Kabupaten Bogor pada tahun 2014-2018 diprediksi antara 104,60117,56. Peningkatan ini menunjukkan meningkatnya kesejahteraan para petani di Kabupaten Bogor.
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018
96