PENYUSUNAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2012 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG Bekerjasama dengan:
PDF processed with CutePDF evaluation edition www.CutePDF.com
kataPENGANTAR pengantar KATA Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah dan perkenan-Nyalah buku Penyusunan Nilai Tukar Petani Kabupaten Jombang tahun 2012 ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Badan Perencanaan Pembangunan Derah Kabupaten Jombang atas kepercayaaan yang telah diberikan kepada kami serta kepada semua fihak yang telah mendukung terselesaikannya penyusunan laporan hasil penelitian ini. Kami juga memohon maaf apabila masih banyak terdapat kekurangsempurnaan dan kekhilafan dalam penyusunan laporan ini Semoga buku ini dapat menjadi masukan dan inspirasi bagi perbaikan dan pengembangan penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Jombang pada masa-masa yang akan datang.
JOMBANG, 2012
Tim Penyusun
PDF processed with CutePDF evaluation edition www.CutePDF.com
PENYUSUNAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2012 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG Bekerjasama dengan:
DAFTAR ISI BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1
1.1. Latar Belakang
1.1
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3
1.3. Sasaran
1.4
1.4. Ruang Lingkup
1.4
KAJIAN PUSTAKA
2.1
2.1. Umum
2.1
2.2. Angka Indeks
2.2
2.3. Indeks Harga
2.3
2.4. Angka Indeks Gabungan
2.4
2.5. Perhitungan Nilai Tukar Petani
2.7
BAB III METODOLOGI
3.1
3.1. Umum
3.1
3.2. Tahapan Penelitian
3.2
3.3. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
3.2
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.5
3.4.1. Jenis dan Sumber Data
3.5
3.4.2. Definisi Operasioanal
3.6
3.5. Populasi dan Sampel
3.8
3.5.1. Populasi
3.8
3.5.2 Sampel
3.9
3.6. Metode Analisis
3.14
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1
4.1. Umum
4.1
i
BAB V
4.2. Kondisi Topografi
4.3
4.3. Kependudukan
4.7
4.4. Struktur Ekonomi
4.8
4.5. Penggunaan Lahan
4.10
4.6. Komoditas Pertanian
4.11
4.6.1. Tanaman Bahan Pangan
4.11
4.6.2. Tanaman Perkebunan
4.14
4.6.3. Kehutanan
4.15
4.6.4. Peternakan
4.15
4.6.5. Perikanan
4.18
HASIL PERHITUNGAN
5.1
5.1. Nilai Tukar Petani (NTP KABUPATEN)
5.1
5.2. Indeks Diterima Petani Kabupaten (lt)
5.8
5.3. Indeks Dibayar Petani Kabupaten
5.10
5.4. Nilai Tukar Petani (NTP KECAMATAN)
5.12
5.5. Indeks diterima Petani Kecamatan(lt)
5.15
5.6. Indeks Dibayar Petani Kecamatan
5.16
5.7. Pendapatan Rumah Tangga Petani
5.17
BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Pembahasan BAB VII KESIMPULAN, SARAN & REKOMENDASI
6.1 6.1 7.1
7.1. KESIMPULAN
7.1
7.2. SARAN
7.3
7.3. REKOMENDASI
7.3
DAFTAR PUSTAKA
7.4
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Diagram Alir Metode Analisis Perhitungan NTP
3.2
Gambar 3.2
Diagram Perhitungan NTP
3.17
Gambar 4.1
Peta Administrasi Kabupaten Jombang
4.2
Gambar 4.2
Luas Tanah Menurut Penggunaanya Tahun 2010
4.11
Gambar 4.3
Jumlah Produksi Padi dan Jagung Kabupaten Jombang
4.13
Gambar 5.1
Grafik Perkembangan Indeks Terima (It), Indeks Bayar (Ib) dan NTP Tahun 2010-2012
Gambar 5.2
5.4
Grafik Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Sub-sektor Kab. Jombang Tahun 2011 (2008 =100)
5.6
Gambar 5.3
Grafik Nilai Tukar Petani (NTP) Kecamatan Tahun 2012
5.14
Gambar 6.1
Sistem Agribisnis
6.5
v
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Variabel-variabel
dan
Sumber
Data
yang
Digunakan
Dalam
Penyusunan NTP Tabel 3.2 Populasi Penelitian
3.5 3.8
Tabel 3.3 Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan Tingkat Kesalahan 1%, 5%, dan 10%
3.11
Tabel 3.4. Jumlah Sampel di Masing-Masing Kecamatan
3.13
Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa Menurut Kecamatan
4.3
Tabel 4.2 Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan
4.5
Tabel 4.3 Luas Daerah Menurut Derajat Kemiringan
4.6
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Kabupaten Jombang
4.7
Tabel 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jombang 2006-2011
4.9
Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Tahun 2010
4.10
Tabel 4.7 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi
4.12
Tabel 4.8 Luas Area Dan Produksi Perkebunan 2008 - 2010
4.14
Tabel 4.9 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi 2001-2011 ( HA )
4.15
Tabel 4.10 Populasi Ternak Besar Menurut Kecamatan 2010
4.16
Tabel 4.11 Populasi Unggas Menurut Kecamatan 2010
4.17
Tabel 4.12 Produksi Ikan Menurut Sub Sektor Perikanan 2010 (TON)
4.18
Tabel 5.1. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 (2008 =100)
5.3
Tabel 5.2. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Subsektor Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 (2008 =100)
5.5
iii
Tabel 5.3. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It) Kabupaten Jombang Menurut Sub Sektor PertanianTahun 2010-2012 (2008 = 100)
5.9
Tabel 5.4. Rata-rata Indeks Dibayar Petani (Ib) Kabupaten Jombang Menurut Kelompok/Jenis Komoditi Tahun 2010-2012 (2008 = 100)
5.11
Tabel 5.5. Rekapitulasi NTP Kecamatan Tahun 2012
5.13
Tabel 5.6. Pendapatan Rumah Tangga petani kabupaten Jombang Tahun 2012
5.18
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting, baik dalam masa normal, maupun dalam masa krisis seperti krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1960-an, 1980-an an dan tahun 1997 sampai saat ini. Dalam krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997, sektor pertanian yang memiliki local content relatif tinggi dibandingkan dengan komoditi manufaktur non pertanian, dan berfungsi sebagai katup penyelamat.
Peranan sektor
pertanian akan tambah besar lagi apabila diperhitungkan: 1. Nilai tambah yang diciptakan melalui penyediaan jasajasa jasa yang melayani keberlanjutan produksi (transportasi, pergudangan, keuangan dan lain-lain); 2. Industri hulu seperti industri pupuk, alat-alat alat pertanian dan jasa perdagangan produk primer dan olahan agribisnis.
Untuk itu diperlukan suatu pandangan yang utuh agar output sektor pertanian tidak hanya dilihat sebatas penghasil
1.1
PDF processed with CutePDF evaluation edition www.CutePDF.com
bahan baku yang berasal dari tumbuhan dan hewan, tetapi perlu dilihat sebagai suatu sistem agribisnis mulai subsistem sumberdaya alam, pengadaan sarana produksinya, ya, produksi usaha tani, pengolahan (agroindustri), pemasaran dan jasa-jasa jasa penunjangnya serta subsistem
konsumsinya. Konsekuensi
sebagai daerah agraris, yang sebagian besar lahan dan mata pencaharian penduduknya bertumpu pada bidang tersebut, perhatian pembangunan mbangunan daerah harus lebih banyak terfokus kepada bidang pertanian, artinya bukan hanya sekedar mempertahankan keberadaan bidang pertanian dengan segala ciri tradisionalnya, namun harus lebih mengarah kepada transformasi modern atau industrialisasi pertanian nian (agroindustri) yang mampu memberikan nilai tambah terhadap bidang pertanian. Dengan demikian, Nilai Tukar Petani (NTP), khususnya petani produsen yang selalu berada pada tingkat yang lebih rendah, secara berangsur dapat bergeser ke tingkat yang semakin baik. Pada akhirnya daya tawar petani (khususnya petani produsen) menjadi kuat dan secara umum juga akan menunjang posisi tawar daerah, baik secara regional maupun nasional. Untuk melihat keberhasilan dalam menjalankan misi tersebut, selain data tentangg pertumbuhan ekonomi diperlukan
1.2
juga data pendukung di sektor pertanian. Dengan tersedianya data yang lengkap dan aktual akan lebih memudahkan pemerintah dalam melakukan evaluasi pembangunan yang telah dilaksanakan dan perencanaan pembangunan berikutnya. Salah satu
indikator
yang
digunakan
untuk
mengukur
hasil
pembangunan sektor pertanian adalah Nilai Tukar Petani (NTP). NTP adalah rasio indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. Secara konsep, NTP adalah mengukur kemampuan tukar produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani dan barang dan jasa yang diperlukan dalam menghasilkan produk pertanian.
1.2. Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui
keberhasilan
pembangunan
sektor
pertanian tanian Kabupaten Jombang tahun 2012
sampai
dengan tingkat kecamatan; 2. Mengetahui tingkat
kesejahteraan petani sampai
dengan tingkat kecamatan;
1.3
1.3. Sasaran Tersedianya buku penghitungan NTP Kabupaten Jombang tahun 2012 yang dihitung di 21 kecamatan meliputi liputi 5 (lima) sub sektor pertanian yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, akan, kehutanan, dan perikanan. perikanan
1.4. Ruang Lingkup 1. Penghitungan indeks harga yang diterima petani yang meliputi subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan Kabupaten Jombang tahun 2012 beserta analisis faktorfaktor faktor yang mempengaruhi; 2. Penghitungan indeks harga yang dibayar petani yang meliputi indeks konsumsi rumah tangga dan indeks biaya
produksi
dan
penambahan
barang
modal
Kabupaten Jombang Tahun 2012 beserta analisis faktorfaktor faktor yang mempengaruhi;
1.4
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.
Umum Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan/rasio
antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani. Hubungan NTP dengan tingkat kesejahteraan petani sebagai produsen secara nyata terlihat dari posisi It yang berada pada pembilang (enumerator) dari angka NTP. Apabila harga barang/produk pertanian naik, dengan asumsi volume produksi tidak berkurang, maka penerimaan / pendapatan petani dari hasil panennya juga akan bertambah. Perkembangan harga yang ditunjukkan It, merupakan sebuah indikator tingkat kat kesejahteraan petani produsen dari sisi pendapatan (Rosidi, 2007).
Perkembangan nilai tukar petani merupakan salah satu penentu tingkat pendapatan riil petani dan juga seringkali disebut sebagai indikator tingkat kesejahteraan petani, maka menurunnya nilai tukar petani dapat berpengaruh negatif terhadap tingkat pendapatan riil petani. Menurunnya nilai tukar
2.1
hasil produksi pertanian dapat langsung mempengaruhi daya beli masyarakat tani, sebaliknya makin baik nilai tukar komoditi pertanian tertentu, semakin akin baik pula kedudukan pertanian terhadap industri dan semakin bergairah petani untuk meningkatkan produksinya, sehingga kelestarian swasembada beras/pangan dapat terjamin (Hendayana, 2001).
2.2. Angka Indeks Angka lndeks adalah suatu angka yang diharapkan diharap dapat memberitahukan perubahan-perubahan perubahan sebuah atau lebih karakteristik pada waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan. Macam-macam macam angka lndeks ada tiga, yaitu lndeks harga, Indeks jumlah (kuantitas), dan lndeks nilai. Dalam NTP ini, Indeks yang digunakan adalah indeks harga.
Dalam penghitungan angka lndeks, selalu menggunakan acuan tahun dasar. Pengertian tahun dasar adalah tahun dan waktu di mana keadaan dijadikan pokok perbandingan daripada keadaan pada tahun atau waktu yang lainnya. Pedoman dalam da pemilihan tahun dasar adalah sebagai berikut: 1. Harga yang dipakai untuk perbandingan adalah harga ratarata rata selama jangka waktu tersebut.
2.2
2. Tahun atau waktu dasar yang normal (tidak masa perang, banjir, wabah penyakit). 3. Jangka waktu tidak terlalu pendek atau terlalu panjang. 4. Tahun dasar atau waktu dasar tidak diambil terlampau jauh lewat ke masa silam.
2.3. Indeks Harga Indeks harga adalah angka yang diharapkan dapat dipakai untuk
memperlihatkan
perubahan
mengenai
harga harga-harga
barang, baik harga untuk semacam macam maupun berbagai macam barang dalam waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan.
lndeks harga dirumuskan sebagai berikut:
di mana, ho = harga barang pada tahun atau waktu dasar ht = harga barang pada tahun yang lain
2.3
2.4. Angka Indeks Gabungan Angka lndeks gabungan adalah angka lndeks yang ditentukan berdasarkan beberapa macam barang atau bahan. Penentuan angka lndeks gabungan meliputi: a. Angka Indeks Agregatif Angka lndeks gabungan yang didapat dengan jalan membentuk angka relatif atif untuk jumlah akhir mengenai harga (jumlah atau nilai) dari pada barang-barang barang (bahan-bahan) (bahan yang membentuk agregatif tersebut. b. Angka lndeks dengan cara rata-rata relatif Angka lndeks gabungan yang didapat dengan jalan menentukan rata-rata rata dari angka relatif tiap barang atau bahan.
Cara penentuan angka Indeks gabungan meliputi dua hal, yaitu memperhatikan kepentingan relatif (ditimbang) dan tidak
memperhatikan
kepentingan
relatifnya
(tidak
ditimbang). Tiga cara untuk penentuan angka lndeks agregatif ditimbang, yaitu:
1) Cara Laspeyres atau Cara Tahun Dasar Menggunakan banyak barang yang terdapat pada tahun
2.4
dasar sebagai timbangan terhadap harga. Banyak barang merupakan faktor perkalian untuk harga-harga harga barang yang lndeks sedang dicari. lndeks ini digunakan untuk mengetahui
perubahan
harga
apabila
dengan
menganggap banyak barang tidak berubah dari tahun ke tahun semenjak tahun dasar atau pengaruh perubahan banyak barang ng ditiadakan. Formula lndeks Laspeyres adalah sebagai berikut:
di mana, ht
=
harga rga pada tahun t yang lndeksnya sedang
dicari ho
=
harga pada tahun yang lain
do
=
banyak barang yang didapat tahun atau waktu
dasar lt
= indeks Laspeyres yang sedang dicari
2) Cara Paasche atau Cara Tahun Diketahui Menggunakan timbangan berupa banyak barang yang terdapat pada tahun yang angka lndeksnya akan
2.5
ditentukan. lndeks ini digunakan untuk mengukur perubahan harga semenjak
tahun dasar dengan
anggapan bahwa banyak barang pada tahun dasar sama dengan banyak barang pada tahun yang lndeksnya dicari. Formula lndeks Paasche adalah sebagai berikut:
dimana, ht = harga pada tahun t yang lndeksnya sedang dicari ho
=
harga pada tahun yang lain
dt
=
banyak barang yang didapat tahun atau waktu
dasar lp
=
indeks ndeks Paasche yang sedang dicari
3) Cara Tahun Khas lndeks yang menggunakan timbangan berupa banyak barang yang terdapat pada suatu tahun atau waktu tertentu yang dianggap khas atau cukup beralasan. ber Formula lndeks Tahun Khas adalah sebagai berikut:
2.6
di mana, ht
=
harga pada tahun t yang lndeksnya sedang
dicari ho
=
harga pada tahun yang lain
dt = banyak barang yang didapat tahun khas lk
=
indeks Khas yang sedang dicari
2.5. Penghitungan Nilai Tukar Petani Beberapa formula angka Indeks yang berkaitan dengan penghitungan nilai tukar petani adalah: a. Harga Relatif Harga relatif (HR) adalah rasio perbandingan harga suatu komoditi pada suatu periode waktu tertentu terhadap terha harga pada periode waktu sebelumnya. Data harga per komoditi diperoleh dari pemantauan harga konsumen pedesaan dan harga produsen di kecamatan dan digunakan untuk menghitung HR komoditi kecamatan.
Rumus HR adalah:
2.7
dengan, ke HR(t)ji = HR pada bulan ke-t komoditi j di kecamatan ke-i H(t)ji
= Harga pada bulan ke-tt komoditi di kecamatan ke-i ke
H (t-1)ji = Harga pada bulan ke-(t-1) komoditi j di kecarnatan ke-i
Dari hasil penghitungan HR kecamatan, selanjutnya dihitung HR komoditi kabupaten dengan cara rata-rata rata dari HR sebagai berikut:
dengan, HR (t) j
=
rata-rata HR pada bulan ke-tt komoditi j
HR(t)ji = HR pada bulan ke-tt komoditi di kecamatan ke-i ke k
=
jumlah kecamatan
b. lndeks Harga Yang Diterima Petani (IHTP) Penghitungan
lndeks
harga
yang
diterima
petani
menggunakan formula lndeks Laspeyres. Beberapa formula
2.8
yang berkaitan dalam penghitungan IHTP dan IHBF adalah sebagai berikut:
dengan, = lndeks harga bulan ke-t baik pada IHTP
It
maupun IHBP Hti
= Harga pada bulan ke-tt untuk barang ke-i ke
H(t-1)i
= Harga pada bulan ke-(t-7) 7) untuk barang ke-i ke
Hti H (t-1) i
= Relatif harga bulan ke-tt dibanding ke-(t-1) ke untuk barang ke-i
Hoi
= Harga pada tahun dasar untuk barang ke-i ke
Qoi
= Kuantitas pada tahun dasar untuk barang ke-i ke
m
= Banyaknya barang yang tercakup dalam paket komoditi.
Untuk mempermudah penghitungan pada formula Indeks Laspeyers maka digunakan rumus berikut:
2.9
Sehingga untuk penghitungan IHTP adalah
di mana,
2.10
dengan, DToi
= Diagram timbangan dasar komoditi i
NMSoi
=
Nilai Market Surplus dasar komoditi i
T
=
Jumlah
komoditi
paket
komoditi
sektor
pertanian
c. lndeks Harga Yang Dibayar petani (lHBP) Penghitungan IHBP pada dasarnya juga menggunakan lndeks Laspeyers, tetapi terdapat perbedaan pada penyebutnya. Formula penghitungan lHBP adalah sebagai berikut:
di mana:
dengan, DT0i PoiOoi
= Diagram timbangan dasar komoditi i =
Nilai Konsumsi dasar untuk komoditi i
2.11
=
T
Jumlah komoditi konsumsi rumahtangga dan
biaya produksi
d. Nilai Tukar Petani Berdasarkan IHTP dan IHBP maka Nilai Tukar Petani diformulakan sebagai berikut:
dengan, NTP = Nilai Tukar Petani lt
= lndeks harga yang diterima petani
lp
= lndeks harga yang dibayar petani
Menurut Rosidi (2007), NTP merupakan nilai tukar (term ( of trade)) antara barang/produk pertanian dengan barangbarang barang konsumsi dan faktor produksi yang dibutuhkan petani yang dinyatakan dalam persen. NTP berfluktuasi dari waktu kewaktu tergantung dari perkembangan harga barang yang dijual petani (It) dan barang dan jasaa yang dikonsumsi petani (Ib). Apabila harga produk pertanian yang dihasilkan petani naik dengan persentase lebih besar dari persentase kenaikan
2.12
barang dan jasa yang dibayar petani, dengan asumsi volume produksi tidak berkurang, maka NTP naik dan dengan sendirinya ndirinya pendapatan petani naik relatif lebih besar dari kenaikan pengeluaran atau terjadi surplus. Dengan demikian secara konseptual, hubungan antara NTP dan pertambahan pendapatan petani sangat erat. Karena pendapatan petani sangat erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan, maka NTP merupakan indikator yang relevan untuk menunjukkan perkembangan tingkat kesejahteraan petani. Secara umum penghitungan
angka
lndeks
yang
dikaitkan
dengan
penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) menghasilkan 3 (tiga) kemungkinan sebagai berikut: 1. NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksinya naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya; dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik dibanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya. 2. NTP = 100: berarti petani mengalami impas / break even, kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase
kenaikan/penurunan
2.13
harga
barang
konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani periode tertentu tidak mengalami perubahan. 3. NTP < 100: berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga
barang
dibandingkan
produksinya dengan
relative
kenaikan
lebih
harga
kecil barang
konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani periode tertentu
mengalami
penurunan
dibandi dibanding
kesejahteraan petani pada periode sebelumnya.
2.14
tingkat
BAB III METODOLOGI
3.1. Umum Acuan kerja pada pekerjaan ini akan memberikan memberi arahan pelaksanaan pekerjaan yang baik. Untuk memenuhi maksud dan tujuan seperti dalam Kerangka Acuan Kerja, maka perlu diuraikan pendekatan umum tentang hal-hal hal yang diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan ini, yaitu: 1.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus arus didasari dengan pola berpikir multi disiplin teknologi, lingkungan, ekonomi pembangunan dan tata ruang.
2.
Pemahaman pekerjaan yang akan dilakukan dengan sedetail-detailnya detailnya
sangat
diperlukan
untuk
memperoleh hasil pekerjaan yang teliti dan dapat mendukungg kelancaran pekerjaan. Oleh karena itu tim harus benar-benar benar memahami situasi, kondisi dan lokasi pekerjaan.
3.1
3.2. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Jombang Tahun 2012 dapat dilihat pada diagram alir berikut:
Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Analisis Penghitungan NTP
3.3. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Agar pekerjaan ini dapat dilaksanakan secara terarah dan sistematika, berikut diuraikan tahapan pelaksanaan pekerjaan dengan berdasar pada lingkup dan kerangka pikir pekerjaan, yaitu:
3.2
1. Kegiatan Persiapan. Kegiatan persiapan mencakup beberapa kegiatan awal al sebelum kegiatan operasional survei di lapangan
dimulai.
Kegiatan
ini
dilakukan
untuk
mempersiapkan beberapa hal yang terkait, agar kegiatan operasional yang akan dilaksanakan mencapai sasaran, lebih terarah, efektif dan efisien. Pemahaman terhadap lingkup ling pekerjaan dan persoalan yang dapat dikaji/dipelajari dari Kerangka Acuan Pekerjaan yang ada, produk studi terdahulu yang terkait dengan studi yang akan dilaksanakan, serta informasi lain termasuk aspek kebijakan dan kelembagaan. Dari tahapan kegiatan tersebut ersebut dapat dirumuskan persoalan yang ada, data pendukung yang diperlukan baik data primer maupun sekunder, serta data dan informasi tambahan sesuai dengan kebutuhan. 2. Pengumpulan Data, Referensi dan Analisis Kegiatan ini mencakup beberapa tahapan, mulai dari Inventarisasi data dan referensi pendahuluan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran garis besar dari kondisi wilayah dan persoalan studi, baru ditindak-lanjuti ditindak dengan pengumpulan data sekunder pengumpulan data primer dan data penunjang.
3.3
a)
Inventarisasi ntarisasi
Pendahuluan,
dimaksudkan
untuk
melakukan orientasi atau observasi lapangan secara global untuk memperoleh informasi mutakhir tentang kondisi wilayah studi dengan referensi hasil studi terdahulu dan informasi lain yang ada, untuk menangkap
persoalan-persoalan persoalan
umum
sebelum
survei dan pengumpulan data yang lebih rinci dilakukan. b)
Pengumpulan dan Analisis Data Sekunder, dilakukan terutama untuk melengkapi data yang telah ada yang dipakai sebagai dasar analisis dari pekerjaan ini dan untuk pemutakhiran (up dating) terhadap data yang dianggap kurang. Sehingga studi ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal serta efisien.
c)
Melakukaan telaah hukum/sinkronisasi dengan RTRW dan penjaringan informasi/pengumpulan referensi data yang berkaitan dengan pekerjaan ini, dilakukan dengan maksud untuk melengkapi data sekunder yang ada yang dianggap masih kurang, memutakhirkan atau checking silang terhadap data atau informasi yang dianggap meragukan atau yang dianggap perlu dilakukan pengecekan untuk penajaman.
3.4
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis dan Sumber Data Terdapat dua sumber data utama dalam penyusunan Nilai Tukar Petani (NTP)) Kabupaten Jombang yaitu: 1. Data primer (melalui survei lapangan) 2. Data ata sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Variabel-variabel variabel yang dibutuhkan dalam penyusunan NTP dan sumber datanya selengkapnya disajikan pada Tabel 3.1. berikut: Tabel 3.1. Variabel-variabel dan Sumber Data yang Digunakan Dalam Penyusunan NTP
3.5
3.4.2. Definisi Operasioanal Definisi dan konsep pada data yang diperlukan dalam penghitungan Nilai Tukar Petani adalah sebagai berikut: ■
Petani Adalah orang yang mengusahakan mengelola usaha pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perburuan dan perikanan, atas resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual. Petani yang termasuk dalam cakupan penghitungan NTP adalah petani penggarap baik sebagai petani etani pemilik, penyewa atau bagi hasil, tidak termasuk buruh tani.
■
Harga Produsen Adalah
harga
produksi
dari
petani
sebelum
memasukkan biaya pengepakan dan transportasi ke dalam harga penjualan atau dengan kata lain harga di ladang atau sawah setelah pemetikan etikan (farm gate). Harga yang dicakup adalah harga transaksi dengan sistem penjualan umum atau tebasan, sedangkan penjualan dengan sistem ijon tidak dicatat karena tidak mewakili harga yang sebenarnya. ■
Harga Konsumen pedesaan
3.6
Adalah harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang
eceran)
dan
pembeli
(konsumen
langsung) dengan satuan eceran, sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat dan dikonversikan ke satuan standar. ■
Nilai Konsumen Adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memperoleh emperoleh suatu komoditas untuk dikonsumsi.
Nilai
konsumsi
suatu
komoditas
merupakan perkalian harga komoditas (banyaknya) yang dikonsumsi pada periode dasar. ■
Paket Komoditas Adalah jenis barang/jasa yang dipantau harganya untuk penghitungan NTP.
■
Diagram Timbangan Adalah diagram yang menunjukkan persentase nilai konsumen/produksi men/produksi
komoditas
pengeluaran/produksi
rumah
terhadap tangga
total petani.
Diagram timbangan tersebut juga mencerminkan pola konsumsi rumah tangga petani dan pola produksi (potensi si usaha tani) di suatu daerah. ■
Nilai Tukar petani
3.7
Adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dinyatakan dalam persentase. 3.5. Populasi dan Sampel 3.5.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang ada di Kabupaten Jombang yang tersebar di 21 kecamatan yang berjumlah 150.833 petani. Rincian jumlah petani di tiap-tiap tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.2 : Tabel 3.2 Populasi Penelitian
3.8
3.5.2
Sampel Penentuan sampel dilakukan dengan teknik probability sampling yaitu Stratified Random Sampling. Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Anshori dan Iswati, 2009). Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian, bergantung pada tingkat kepercayaan atau tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayaan atau kesalahan yang dikehendaki sering bergantung pada tujuan penelitian, sumber dana, waktu, wakt dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan.
Pada penelitian ini, penentuan jumlah sampel akan menggunakan pendapat Isaac dan Michael dalam Anshori dan Iswati (2009). Adapun rumusnya, sebagai berikut:
3.9
s= Dimana : s
= Jumlah Sampel
N
= Ukuran Populasi
P
= Proporsi dalam populasi
λ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%
Isaac dan Michael mengembangkan dan membuat tabel untuk penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.
3.10
Tabel 3.3 Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan Tingkat Kesalahan 1%, 5%, dan 10% N 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270
Tingkat Kesalahan 1% 5% 10% 10 10 10 15 14 14 19 19 19 24 23 23 29 28 27 33 32 31 38 36 35 42 40 39 47 44 42 51 48 46 55 51 49 59 55 53 63 59 56 67 62 59 71 65 62 75 68 65 79 72 68 83 75 71 87 78 73 94 84 78 102 89 83 109 95 86 116 100 92 122 105 97 129 110 101 135 114 105 142 119 108 148 123 112 154 127 115 160 131 118 165 135 122 171 139 125 176 142 127 182 148 130 187 149 133 192 152 135
N 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600
Tingkat Kesalahan 1% 5% 10% 197 155 138 202 158 140 207 161 143 216 167 147 225 172 151 234 177 155 242 182 158 257 191 165 257 191 165 265 195 168 272 198 171 279 202 174 285 205 178 301 213 182 315 221 187 329 227 191 341 233 195 352 238 299 363 243 202 273 247 205 382 251 208 391 255 211 399 258 213 414 265 217 427 270 221 440 275 224 450 279 227 460 283 229 469 286 232 477 289 234 485 292 235 492 294 237 498 297 238 510 301 241 520 304 243 529 307 245
3.11
N 2800 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000 30000 40000 50000 75000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 500000 550000 600000 650000 700000 750000 800000 850000 900000 950000 1000000 Tak terhingga
Tingkat Kesalahan 1% 5% 10% 537 310 247 543 312 248 558 317 251 569 320 254 578 323 256 586 326 257 598 329 259 606 332 261 613 334 263 616 335 264 622 335 265 635 340 266 642 342 267 649 344 268 653 345 269 655 346 270 658 346 270 659 347 270 661 347 270 661 347 270 662 348 270 662 348 270 662 348 270 662 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 271 663 348 271 663 348 271 663 348 271 663 348 271 664 349 272
Berdasarkan tabel diatas maka jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini sebesar 661 responden dengan tingkat kesalahan 1%. Dalam penelitian ini dibutuhkan responden dengan karakteristik lainnya (non petani) diantaranya adalah :
dari tenaga medis (dokter praktek, rumah sakit, puskesmas),
pedagang (pasar, toko, super market),
Responden dengan karakteristik tersebut di atas, merupakan sumber data primer untuk harga-harga harga konsumen baik makanan maupun non makanan.
Adapun jumlah sampel sebanyak 661 responden, terdiri dari 42 responden diantaranya merupakan (pedagang) untuk disurvei tentang harga pasar dan 42 4 responden merupakan tenaga kesehatan (Dokter, Bidan, Mantri) yang berada di 21 kecamatan. Sedangkan sisanya 577 merupakan responden rumah tangga petani yang terdistribusi pada masing-masing masing kecamatan. Jumlah sampel pada masing-masing kecamatan selengkapnya disajikan pada Tabel 3.4.
3.12
Tabel. 3.4. Jumlah Sampel di Masing-Masing Kecamatan Jumlah Sampel No
Kecamatan
Jumlah Petani Rumah Tangga Petani
1
BANDAR KEDUNGMULYO
3,725
24
2
BARENG
20,805
42
3
DIWEK
5,340
26
4
GUDO
21,997
43
5
JOGOROTO
3,219
23
6
JOMBANG
4,165
24
7
KABUH
7,245
28
8
KESAMBEN
7,953
28
9
KUDU
5,144
25
10
MEGALUH
4,386
25
11
MOJOAGUNG
12,833
33
12
NGORO
12,381
33
13
NGUSIKAN
1,656
22
14
MOJOWARNO
6,204
26
15
PERAK
4,740
25
16
PETERONGAN
2,677
23
17
PLANDAAN
7,402
28
18
PLOSO
5,494
26
19
SUMOBITO
7,302
28
20
TEMBELANG
1,092
21
21
WONOSALAM
5,073
25
150,833
577
Jumlah
3.13
3.6. Metode Analisis Berikut adalah tahapan dalam metode analisis yang digunakan untuk menyusun nilai tukar petani: 1. Persiapan Penyusunan NTP Aktifitas dalam persiapan penyusunan NTP diawali dengan diskusi awal. Diskusi awal bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang konsep NTP sebelum penghitungan NTP dilakukan. Kesamaan persepsi sangat terkait dengan akurasi hasil pengukuran karena semua pihakk yang terlibat akan memiliki persepsi dan cara pengukuran yang sama terhadap komponenkomponen komponen NTP.
Aktifitas lain dalam persiapan adalah pembuatan desain riset. Pembuatan desain riset ini untuk keperluan
pengumpulan
data
primer
maupun
sekunder. Khususnyaa untuk pengumpulan data primer, disain riset mencakup: a) Penyusunan sampling b) Desain alat ukur (kuesioner). Kuesioner akan mengukur harga yang diterima petani dan harga yang dibayar petani.
3.14
2. Penyusunan NTP a. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder terdiri dari informasi umum mengenai Kabupaten Jombang yang mencakup informasi di setiap Kecamatan. Adapun jenis informasi tersebut diantaranya adalah: 1) Demografi
penduduk
(jumlah
penduduk,
jumlah KK) 2) Komoditas unggulan pertanian, termasuk luas panen, produktifitas, ktifitas, dan produksinya di masing-masing kecamatan. 3) lnformasi harga produksi pertanian, dan lainlain lain. Sumber
informasi
mengenai
data
sekunder
tersebut diperoleh dari buku Kabupaten Jombang Dalam Angka 2012 yang didukung pula oleh informasi data dari kecamatan.
b. Pengumpulan Data Primer Data primer diperoleh dari hasil survei terhadap rumah tangga petani, di samping itu juga dilakukan
3.15
survei harga pasar di masing-masing masing kecamatan. Pengambilan data ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan n September tahun 2012. 3. Penghitungan NTP Penghitungan NTP, dimulai dari validasi kuesioner, entry data, koding data, dan pengolahan data. Rumusan indeks yang diterima petani (lHTP) dan indeks yang dibayar petani (IHBP) adalah indeks Laspeyres:
3.16
Secara rinci, urutan penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 3.2 Diagram Penghitungan NTP
Untuk melihat besarnya pengaruh indeks penerimaan dan indeks pengeluaran petani terhadap NTP dilakukan dengan
3.17
menggunakan n metode pembangunan model penduga regresi linear berganda sebagai berikut : NT =
f ( indeks tanaman bahan makanan, indeks tanaman perkebunan, indeks peternakan, indeks perikanan, indeks konsumsi rumah tangga dan indeks biaya prosuksi )
Ŷ = a+ b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6 +μ
dimana : Y
= Nilai Tukar Petani
a
= Koefisien intercept
b –b
= Koefisien Regresi
X1
= indeks tanaman bahan makanan
X2
= indeks tanaman perkebunan
X3
= indeks peternakan
X4
= indeks perikanan
X5
= indeks konsumsi rumah tangga
X6
= indeks biaya produksi
1
5
3.18
Untuk menguji variable tersebut berpengaruh terhadap nilai tukar petani maka digunakan uji F yakni :
Dimana : R
2
= Koefisien determinasi
n
= Jumlah sampel
k
= Derajat bebas pembilang
n-k = Derajat bebas penyebut Kriteria uji untuk serempak adalah : Fhit < Ftabel .................................. Hipotesis Ho F diterima hit > Ftabel………………………............ Hipotesis Ho ditolak ( Supranto, 2005 ) Menurut Gujarati ( 1994 ), besaran R2 yangg paling lazim digunakan
untuk
mengukur
kebaikan/kesesuaian
(goodness of fit ) dari garis regresi. R2 mengukur proporsi (bagian) bagian) atau persentase total variasi dalam Y yang dijelaskan dalam model regresi.
3.19
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1. Umum Wilayah Kabupaten Jombang 1.159,50 km2, terdiri dari 21 Kecamatan dan 302 desa dan 4 Kelurahan. Ditinjau dari komposisi jumlah desa/kelurahan, Kecamatan Sumobito memiliki jumlah desa terbanyak, yaitu 21 desa. Namun bila ditinjau dari luas wilayah, terdapat 3 Kecamatan yang memiliki wilayah terluas, yaitu Kecamatan Wonosalam dengan luas 121,63 km2, Kecamatan Plandaan dengan luas 120,40 km2 dan Kecamatan Kec 2 Kabuh dengan luas 97,35 km . Kecamatan Ngusikan merupakan kecamatan baru, yaitu merupakan pemekaran dari Kecamatan Kudu berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 15 Tahun 2000. Wilayah Kabupaten Jombang sebagian besar berada pada ketinggian ± 350 meter dari permukaan laut, dan sebagian kecil dengan ketinggian > 1500 meter dari permukaan laut yaitu wilayah yang berada di Kecamatan Wonosalam. Letak geografis Kabupaten Jombang terletak antara 5° 20' 01'' - 5° 30' 01'' Bujur Timur dan antara 7° 24' 01'' - 7° 45' 01'' Lintang Selatan. Kabupaten Jombang berbatasan dengan batas administratif wilayah - wilayah berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan Sebelah Timur : Kabupaten Mojokerto Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
4.1
Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk Kedudukan Wilayah Kabupaten Jombang dan Lingkup wilayah administratif Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Peta Administrasi Kabupaten Jombang
4.2
Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Jumlah Desa Menurut Kecamatan 2 No. Kecamatan Luas (Km ) Desa Dusun (1) (2) (3) (4) (5) 1 Bandarkedungmulyo 32,50 11 42 2 Perak 29,05 13 36 3 Gudo 34,39 18 75 4 Diwek 47,70 20 100 5 Ngoro 49,86 13 82 6 Mojowarno 78,62 19 68 7 Bareng 94,27 13 50 8 Wonosalam 121,63 9 48 9 Mojoagung 60,18 18 60 10 Sumobito 47,64 21 76 11 Jogoroto 28,28 11 46 12 Peterongan 29,47 14 56 13 Jombang 36,40 20 72 14 Megaluh 28,41 13 41 15 Tembelang 32,94 15 65 16 Kesamben 51,72 14 61 17 K u d u 77,75 11 47 18 Ngusikan 34,98 11 39 19 P l o s o 25,96 13 50 20 K a b u h 97,35 16 87 21 Plandaan 120,40 13 57 Jumlah 1.159,50 306 1.258 2009 1.159,50 306 1.258 2008 1.159,50 306 1.258 Sumber: Jombang Dalam Angka, 2011
4.2. Kondisi Topografi Secara goegrafis Kabupaten Jombang terletak di sebelah selatan garis katulistiwa berada antara 5° 20' 01" sampai 5° 30'
4.3
01" Bujur Timur dan 7° 24' 01" dan 7° 45' 01" Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.159,50 km2. Ibukota Kabupaten Jombang terletak pada ketinggian + 44 m di atas permukaan laut. Secara topografis, Kabupaten Jombang dibagi menjadi 3 (tiga) sub area, yaitu: a. Kawasan Utara, bagian pegunungan kapur muda kendeng yang sebagian besar mempunyai fisiologi mendatar dan sebagian berbukit, meliputi Kecamatan Plandaan, Pland Kabuh, Ploso, Kudu dan Ngusikan. b. Kawasan Tengah, sebelah selatan Sungai Kali Brantas, sebagian besar erupakan tanah pertanian yang cocok bagi tanaman padi dan palawija, karena irigasinya cukup bagus meliputi Kecamatan Bandarkedungmulyo, Perak, Gudo, Gudo Diwek, Mojoagung, Sumobito, Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang dan Kesamben. c. Kawasan Selatan, merupakan tanah pegunungan, cocok untuk tanaman perkebunan, meliputi Kecamatan Ngoro, Bareng, Mojowarno dan Wonosalam. Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan wilayah datar hingga bergelombang. Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kecamatan Perak, Kecamatan Gudo, Kecamatan Diwek, Kecamatan Ngoro, Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Peterongan, Kecamatan Megaluh, Kecamatan Tembelang, Kecamatan Kesamben, mben, dan Kecamatan Ploso berada pada kemiringan lahan 0 - 2 %. Kecamatan Mojowarno dan Kecamatan Jombang berada pada kemiringan 0-5 5 %. Kecamatan Kabuh berada pada kemiringan 0- 40 %. Kecamatan Bareng, Kecamatan Mojoagung dan Kecamatan Plandaan merupakan kecamatan ecamatan yang mempunyai kemiringan bervariasi dari datar hingga terjal 0 - 40 %. Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Kudu
4.4
dan Kecamatan Ngusikan merupakan wilayah yang berada pada kategori bergelombang hingga terjal. Tabel 4.2 Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan Kecamatan Letak Ketinggian (M) Luas Daerah < 500 (1) 1. Bandarkedungmulyo 2. P e r a k 3. G u d o 4. D i w e k 5. N g o r o 6. Mojowarno 7. Bareng 8. Wonosalam 9. Mojoagung 10. Sumobito 11. Jogoroto 12. Peterongan 13. Jombang 14. Megaluh 15. Tembelang 16. Kesamben 17. K u d u 18. Ngusikan 18. P l o s o 20. K a b u h 21. Plandaan Kabupaten Jombang
500 - 700
(2) 32,50 29,05 34,39 47,70 49,86 78,62 94,27 63,65 60,18 47,64 28,28 29,47 36,40 28,41 32,94 51,72 77,75 34,98 25,96 97,35 120,40 1.101,52
Sumber: Jombang Dalam Angka, 2011
4.5
> 700
(3)
(4)
-
51 -
50,76
( Km2 )
(5) 32,50 29,05 34,39 47,70 49,86 78,62 94,27 7,22 121,63 60,18 47,64 28,28 29,47 36,40 28,41 32,94 51,72 77,75 34,98 25,96 97,35 120,40 7,22 1.159,50
Tabel 4.3 Luas Daerah Menurut Derajat Kemiringan Kemiringan (derajat) Kecamatan 0-2% 2 - 5 % 15 - 40 % > 40 % (1) (2) (3) (4) (5) 1. Bandarkedungmulyo 4.360 2. P e r a k 2.890 3. G u d o 4.300 4. D i w e k 5.500 5. N g o r o 4.637 6. Mojowarno 6.425 525,0 7. Bareng 3.700 1.475,0 225 175 8. Wonosalam 4.421,4 1.350 125 9. Mojoagung 4.550 225,0 3.950 6.629 10. Sumobito 4.763 125 150 11. Jogoroto 2.660 12. Peterongan 2.890 13. Jombang 3.975 125,0 14. Megaluh 4.540 15. Tembelang 3.310 16. Kesamben 7.500 17. K u d u 0 1.200,0 225 18. Ngusikan 0 300,0 75 525 19. P 1 o s o 2.250 20. K a b u h 3.200 6.125,0 225 21. Plandaan 3.825 6.725,0 850 150 Kabupaten Jombang 75.275 21.121,4 7.025 7.753,6 Sumber: Jombang Dalam Angka, 2011
4.3. Kependudukan Menurut Hasil Sensus tahun 2010 penduduk kabupaten Jombang adalah 1.201.557 jiwa terdiri dari 597.219 Laki-laki Laki dan 604.338 Perempuan. Berdasarkan sensus penduduk yang
4.6
dilaksanakan 10 tahun sekali tampak adanya pertumbuhan jumlah penduduk cukup signifikan dengan peningkatan sebesar 75.477,00 jiwa dari angka tahun 2000 sampai dengan tahun 2010. Tabel 4.4 Kecamatan 1.
Bandar Kedung Mulyo 2. P e r a k 3. G u d o 4. D i w e k 5. N g o r o 6. Mojowarno 7. Bareng 8. Wonosalam 9. Mojoagung 10. Sumobito 11. Jogoroto 12. Peterongan 13. Jombang 14. Megaluh 15. Tembelang 16. Kesamben 17. K u d u 18. Ngusikan 19. P l o s o 20. K a b u h 21. Plandaan Tempat Tinggal Tidak Tetap Jumlah
Jumlah Penduduk enduduk Kabupaten Jombang 1980 1990 2000
2010
34.875
39.257
41.435
43.193
38.569 44.638 74.265 54.850 66.080 40.918 26.178 53.498 58.264 41.180 45.028 98.222 33.085 41.805 50.663 41.792
43.675 48.151 85.310 59.594 74.902 43.961 27.460 60.086 66.030 48.757 52.057 116.597 33.154 44.298 53.962 44.634
48.048 48.619 93.453 66.256 80.246 47.292 28.600 67.001 70.566 55.694 58.277 124.698 34.839 46.883 57.189 47.658
32.281 33.217 32.379
36.348 36.534 33.915
37.297 38.002 34.877
50.876 50.471 100.969 68.863 85.619 49.470 30.609 73.004 77.039 62.943 63.784 137.233 36.507 49.371 59.990 28.239 20.928 38.792 39.099 35.408
199
123
941.986
1.048.805
1.126.930
1.202.407
Sumber : Jombang dalam Angka 2011
4.7
Untuk kepadatan penduduk, kecamatan Jombang merupakan kecamatan terpadat dengan jumlah 3.770 jiwa per km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah kecamatan Wonosalam dengan penduduk sebanyak 252 per km2. 4.4. Struktur Ekonomi Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi dominan di Kabupaten Jombang meskipun peranannya mengecil dibandingkan dengan sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Menurunnya persentase andil sektor pertanian dibanding tahun sebelumnya bukan berarti sektor ini tidak tumbuh, melainkan kan karena kecepatan tumbuhnya kalah cepat dengan sektor lain, misalnya sektor Perdagangan dan Industri. Dengan demikian momentum revitalisasi pertanian dapat dilanjutkan.
4.8
Tabel 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jombang 2006-2011 200 Sektor/Sub Sektor (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERRDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 9. JASA-JASA PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
Sumber: Jombang Dalam Angka 2009-2012
2006 2007 (8) (9) 2.627.868,65 2.988.420,92 1.675.264,66 1.908.870,16 507.739,31 571.754,42 355.885,75 406.764,71 62.834,35 71.509,79 26.144,58 29.521,84 129.963,66 144.143,15 1.057.751,25 1.197.866,88 103.848,61 111.699,55 209.145,86 228.526,34
2008 (10) 3.413.809,69 2.104.221,74 698.657,28 494.793,15 83.183,13 32.954,39 162.594,01 1.364.774,55 123.547,77 298.920,19
2009 (11) 3.744.314,69 2.236.348,34 790.694,86 591.906,98 92.822,10 32.542,41 177.216,67 1.520.150,16 128.756,65 319.771 319.771,82
2010 (12) 4.059.643,38 2.400.891,19 876.908,47 639.753,64 108.008,32 34.081,76 197.811,40 1.666.059,64 136.917,19 351.471,26
2011 (13) 4.521.753,71 2.555.279,20 1.082.069,35 729.347,61 118.847,92 36.209,63 210.535,88 1.856.726,05 149.671,33 405.243,96
2.820.700,47 3.250.793,21
3.854.239,27
4.293.003,71
5.050.644,54
5.885.720,19
335.927,50
371.767,84
413.326,72
470.676,32
536.845,44
603.995,40
317.729,51
361.950,35
418.935,63
462.562,24
540.948,66
629.997,86
962.659,43 1.081.219,08
1.252.452,70
1.403.182,20
1.520.530,63
1.681.964,68
8.565.594,94 9.736.387,32 11.302.600,53 12.519.634,46 14.060.872,14 15.945.609,06 8.565.594,94 9.736.387,32 11.302.600,53 12.519.634,46 14.060.872,14 15.945.609,06
Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Tahun 2010 Sektor / Sub Sektor
2009*)
2010**)
PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan
3.744.314,69 2.236.348,34
4.059.643,38 2.400.891,19
b. Tanaman Perkebunan
790.694,86
876.908,47
c. Peternakan
591.906,98 92.822,10
639.753,64 108.008,32
32.542,41 e. Perikanan Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang
34.081,76
d. Kehutanan
Dilihat dari tabel diatas sub sektor tanaman Bahan Makanan merupakan penyumbang PDRB sektor pertanian terbesar kemudian diikuti oleh sub sektor Tanaman Perkebunan.
4.5. Penggunaan Lahan Penggunaan tanah di Kabupaten Jombang didominasi oleh sawah yang mencapai 50.097,86 Hektar, kemudian permukiman 27.862,05 hektar, hutan 2.562 hektar dan sisanya perkebunan, tegalan, kawasan indutri dan peruntukan lainnya (BPS, 2011).
4.10
Gambar 4.2. Luas Tanah Menurut Penggunaanya Tahun 2010 22,562.00
1,012.61
27,862.05
675.98 122.28
13,617.36 50,097.86
Pemukiman
Kawasan Industri
Sawah
Tegalan
Perkebunan
Hutan
Lainnya Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang
4.6. Komoditas Pertanian 4.6.1. Tanaman Bahan Pangan Rata-rata rata produksi/produktivitas padi (padi sawah dan ladang) di Kabupaten Jombang pada tahun 2010 adalah 63,92 kuintal/hektar meningkat dibandingkan tahun 2009 sebanyak 60,26 Kw/Ha dengan luas panen bersih 69.350 Ha dan produksi 417.939 ton. Kecamatan penyumbang produksi padi terbesar adalah Kecamatan Mojowarno dengan total produksi 43.412 ton dan luas panen bersih sebesar 6.843 Ha. Sedang Kecamatan Sumobito memiliki produktivitas paling tinggi yaitu 65,86 Kw/Ha dengan luas panen sebesar 3.749 Ha.
4.11
Tabel 4.7 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Rata Produksi Padi Luas Panen Produksi Bersih ( Ha ) ( Ton ) 010. Bandar Kedung Mulyo 3.329 21.892 020. P e r a k 4.229 26.846 030. G u d o 4.518 29.625 040. D i w e k 3.036 19.512 050. N g o r o 4.871 30.853 060. Mojowarno 6.843 43.412 070. Bareng 6.353 40.106 080. Wonosalam 1.064 6.420 090. Mojoagung 2.925 18.738 100. Sumobito 3.749 24.691 110. Jogoroto 1.905 12.352 120. Peterongan 2.997 19.510 130. Jombang 2.904 18.304 140. Megaluh 3.560 23.557 150. Tembelang 4.342 27.915 160. Kesamben 5.019 32.302 170. K u d u 1.432 8.784 171. Ngusikan 1.126 6.907 180. P l o s o 2.643 16.524 190. K a b u h 2.760 17.010 200. Plandaan 2.980 18.720 Jumlah 72.585 463.980 2009 69.350 417.939 2008 66.518 409.157 2007 63.286 368.761 Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang Kecamatan
Rata - rata Produksi ( Kw/Ha ) 65.76 63.48 65.57 64.27 63.34 63.44 63.13 60.34 64.06 65.86 64.84 65.10 63.03 66.17 64.29 64.36 61.34 61.34 62.52 61.63 62.82 63.92 60,26 61,51 58,27
Hampir semua kecamatan di Kabupaten Jombang memiliki luas panen padi sawah yang besar meskipun terdapat dua Kecamatan yang relatif kecil luas panennya, yaitu Kecamatan Wonosalam dan Kecamatan Ngusikan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar lahan yang ada ad di wilayah Kecamatan ini merupakan hutan. Tanaman
4.12
palawija yang memiliki produktifitas paling tinggi adalah jagung dengan produksi 180.819 ton dengan luas panen 39.551 Ha. Sementara yang memiliki produksi paling rendah adalah kacang hijau dengan produksi 263 ton dan luas panen 268 Ha. (BPS, 2011). Gambar 4.3. Jumlah Produksi Padi dan Jagung Kabupaten Jombang 500.000
463.980
450.000
409.157 368.761
350.000 300.000 231.272
250.000 200.000
180.819 152.627
152.627
143.678
150.000
Produksi (Ton )
400.000 368.761
417.939
100.000 50.000
PADI
4.13
2010
2009
2008
2007
2006
0
JAGUNG
4.6.2. Tanaman Perkebunan Tanaman perkebunan yang terdapat di Kabupaten Jombang adalah jambu mete, kelapa, kopi, cengkeh, kapuk randu, tembakau virginia dan rakyat, pandan, kencur, jahe, kunyit, lada, lengkuas, sere dan kenanga. (BPS, 2011).
Komoditi Mente Kelapa Kopi Cengkeh Kapuk Randu Tembakau Virginia Tembakau Jawa Tebu
Tabel 4.8 Luas Area Dan Produksi Perkebunan 2008 - 2010 Luas Area ( Ha ) 2008 2009 2010 2008 146,98 1.711,04 1.226,70 2.238,63 910,72 285 3.469,50 11.324,23
148,56 1.625,90 1.221,62 2.312,70914,12 3.837,3111.417,00-
150,9 1.544,50 1.218,50 2.301,10 862,6 4.096,71 11.771,77
Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang, diolah
38,85 1.394,44 738,24 958,71 67,45 2.303,75 24.813,19 1.044.364,78
Produksi *) ( Ton ) 2009 38,22 1.394,96 734,96 918,98 62,36 20.012,83 1.008.856,25
2010 24,57 1.129,31 421,25 709,08 151,05 5.775,64 1.038.937,00
4.6.3. Kehutanan Menurut fungsinya, hutan dibagi menjadi hutan produksi, hutan lindung, hutan tebang pilih (HTB) dan suaka alam/hutan wisata/Taman Nasional. Tabel 4.9 pada tahun 2010 memperlihatkan keberadaan hutan di Kabupaten Jombang dengan luas mencapai 16.798,3 hektar menurun dibandingkan dengan kondisi diawal 2000an dimana luas hutan masih sekitar 19.651,6 hektar. Luas suaka alam/hutan wisata relatif sama yaitu 2.864,7 hektar. Tabel 4.9 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi 2001-2011 ( HA ) T a h u n
Hutan Produksi
Hutan Lindung
Suaka Alam / Hutan Wisata / Taman Nasional
Luas Hutan
2001
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2002
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2003
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2004
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2005
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2006
14.868,10
873,1
1.045,70
2.864,70
19.651,60
2007
14.868,10
873,1
1.045,70
2.864,70
19.651,60
2008
14.908,70
873,1
1.005,10
2.864,7*
16.798,30
2009
14.908,70
873,1
1.005,10
2.864,7*
16.798,30
2010
14.908,70
873,1
1.005,10
2.864,7*
16.798,30
TBP/LDTI
Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang, diolah
4.6.4. Peternakan Pada tahun 2010 Populasi ternak yang mengalami peningkatan adalah Sapi potong dan sapi perah, sedangkan yang mengalami penurunan adalah kerbau, Kambing, dan domba.
4.15
010. 020. 030. 040. 050. 060. 070. 080. 090. 100. 110. 120. 130. 140. 150. 160. 170. 171. 180. 190. 200.
Tabel 4.10 Populasi Ternak Besar Menurut Kecamatan 2010 Sapi Sapi Kecamatan Kuda Kerbau Potong Perah Bandar Kd. Mulyo 4.920 20 Perak 3.244 3 9 Gudo 5.371 7 Diwek 9 7.234 27 5 Ngoro 6.071 Mojowarno 5.180 34 15 Bareng 2 5.251 97 54 Wonosalam 1 5.112 3.280 Mojoagung 3.981 761 8 Sumobito 3.680 Jogoroto 3.371 Peterongan 3.642 2 5 Jombang 1.025 24 Megaluh 2.927 6 22 Tembelang 3.098 22 Kesamben 1.115 3 Kudu 4.488 14 Ngusikan 11 3.622 11 Ploso 3.240 29 Kabuh 6.620 Plandaan 5.101 18
Jumlah 2009 2008 2007 2006
23 26 26 27 27
88.293 71.338 65.290 63.577 63.291
4.210 3.689 2.901 2.644 2.790
266 267 390 606 899
2005 25 62.848 2.824 Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang.
1.881
4.16
Perkembangan populasi unggas di Kabupaten Jombang mengalami penurunan pada ayam buras dan ayam petelur. Tabel 4.11 Populasi Unggas Menurut Kecamatan 2010 Ayam Ayam Ayam Buras Pedaging Petelur 010. Bandar Kd. Mulyo 62.262 206.600 40.000 020. P e r a k 115.399 151.600 50.000 030. G u d o 80.898 73.300 8.000 040. D i w e k 56.272 252.000 225.000 050. N g o r o 93.559 24.000 190.000 060. Mojowarno 81.221 400.000 150.000 070. Bareng 55.918 200.000 10.000 080. Wonosalam 43.081 1.500.000 75.000 090. Mojoagung 79.121 61.700 10.000 100. Sumobito 30.015 30.500 20.000 110. Jogoroto 41.903 125.000 165.000 120. Peterongan 43.456 150.000 7.000 130. Jombang 76.880 193.000 50.000 140. Megaluh 73.281 143.600 45.000 150. Tembelang 89.811 547.300 60.000 160. Kesamben 108.039 10.580 170. K u d u 83.853 252.000 30.000 171. Ngusikan 81.057 350.000 45.000 180. P l o s o 35.958 164.400 35.000 190. K a b u h 74.554 97.000 200. Plandaan 45.894 300.350 40.000 Jumlah 1.452.432 5.232.930 1.255.000 2009 1.869.168 4.247.976 1.560.420 2008 2.739.932 3.839.936 1.017.099 2007 3.643.168 3.356.261 1.046.892 2006 3.868.720 3.630.920 1.024.800 2005 4.031.142 3.587.920 888.716 Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang. Kecamatan
4.17
Entok 9.213 1.397 446 1.470 1.095 1.498 1.637 2.572 5.382 2.446 248 15.617 4.587 4.556 1.217 4.255 2.352 1.874 950 62.812 61.993 63.155 54.853 33.873 27.748
Itik 26.309 3.099 3.483 1.005 7.492 26.029 9.449 284 4.304 2.257 931 10.954 13.977 6.787 9.549 34.187 3.153 739 2.569 453 5.030 172.040 170.578 104.707 99.440 76.537 75.694
Sedangkan ayam pedaging, entok dan itik mengalami peningkatan. Kenaikan terbesar dialami oleh Ayam pedaging dari 4.247.976 ekor pada tahun 2009 menjadi 5.232.930 ekor ada tahun 2010. 4.6.5
Perikanan Produksi perikanan perairan umum, sawah tambak, kolam, mina padi dan keramba mengalami perkembangan. Tabel 4.12 Produksi Ikan Menurut Sub Sektor Perikanan 2010 (TON) Kecamatan 010. 020. 030. 040. 050. 060. 070. 080. 090. 100. 110. 120. 130. 140. 150. 160. 170. 171. 180. 190. 200.
Bandar Kd. Mulyo Perak Gudo Diwek Ngoro Mojowarno Bareng Wonosalam Mojoagung Sumobito Jogoroto Peterongan Jombang Megaluh Tembelang Kesamben Kudu Ngusikan Ploso Kabuh Plandaan Jumlah 2009 2008 2007 2006 2005
Perairan Umum 6,2 2,3 4,5 3,9 12,2 12,3 28,9 17,3 11,8 8 4,2 4,5 4,2 15,3 6,2 13,4 8,1 0 12,6 12,1 20,7 208,7 208,3 431,4 339,6
Kolam 423 110,8 217,1 1.975,30 2.352,40 531,1 154,2 344,6 66,4 1.037,50 223,4 465,3 206,9 291,8 320,4 6,6 66,1 53,5 60,3 19 8.925,70 8.793,40 8.360,00 8.360,00 8.656,50 8.299,10
Karamba 24,3 24,3 29,1 74,58 55,9 206,3 224,6
Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang.
4.18
Jumlah 429,2 113,1 221,6 1.979,20 2.388,90 543,4 183,1 17,3 356,4 74,4 1.041,70 227,9 469,5 222,2 298 333,8 14,7 66,1 66,1 72,4 39,7 9.158,70 9.030,80 8.416,00 8.397,32 9.294,20 8.863,30
Total produksi perikanan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009. Produksi ikan terbesar adalah dari jenis ikan lele sebesar 6.532 ton. (BPS, 2011).
4.19
BAB V HASIL PENGHITUNGAN PENGHITUNGAN
Pada bagian ini akan disajkan hasil penghitungan NTP di tingkat kabupaten dan tingkat kecamatan yang terdiri atas 5 (lima) sub-sektor pertanian. Sektor pertanian tersebut meliputi sub-sektor tanaman bahan makanan, sub-sektor sektor tanaman perkebunan rakyat, sub-sektor sektor perikanan, dan sub-sektor sub peternakan.
5.1. Nilai Tukar Petani (NTP KABUPATEN) Nilai tukar petani ( NTP ) merupakan ukuran kemampuan daya tukar produk pertanian yang dihasilkan petani terhadap produk barang dan jasa yang dibeli oleh rumahtangga petani, baik dalam rangka usaha produksi pertanian maupun konsumsi rumahtangga petani. Alat ukur daya beli petani yang mencerminkan tingkat kesejahteraan diformulasikan asikan dalam bentuk nilai tukar petani ( NTP ).
Nilai tukar petani ( NTP ) merupakan hubungan antara hasil pertanian yang dijual petani dengan harga barang dan jasa lain
5.1
yang dibeli petani. NTP berfungsi mengukur kemampuan tukar barang-barang produk pertanian nian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumahtangga petani dan keperluan dalam memproduksi barang-barang barang pertanian. Jenis komoditas yang diteliti adalah tanaman sub-sektor sub tanaman bahan makanan, sub-sektor tanaman perkebunan rakyat, sub-sektor perikanan, dan sub-sektor sektor peternakan. Sedangkan jenis komoditas yang harus dibayar petani adalah konsumsi bahan makanan, kebutuhan perumahan, kebutuhan pakaian, aneka barang dan jasa, faktor produksi, dan upah tenaga kerja. Jumlah umlah komoditas yang dihasilkan petani sampel bervariasi. Harga yang digunakan untuk menghitung NTP adalah harga pada tahun 2012 dengan menggunakan tahun dasar 2008. Pengambilan tahun dasar 2008 ini dimaksudkan agar NTP yang dihitung bisa dibandingkan dengan an nilai NTP dua tahun sebelumnya yang juga menggunakan tahun dasar 2008.
5.2
Tabel 5.1. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 2012 (2008 =100) Tahun No
2010 1
Perubahan
Sub Sektor 2011
2012
(%)
119,74
106,69
123,73
2,54%
100,68
101,44
127,39
13,17%
96,33
128,59
126,755
16,03%
185,72
98,79
141,65
-1,71%
96,23
101,02
99,135
1,56%
Indeks yang dibayar petani
122,03
109,12
116,88
-1,73%
1.Konsumsi Rumah Tangga
131,70
107,65
123,50
-1,77%
112,36
110,59
110,26
-0,94%
98,12
98,48
105,86
3,93%
Indeks yang diterima petani 1.Tanaman Bahan Makanan 2.Tanaman Perkebunan 3.Peternakan 4.Perikanan
2
2.Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal NTP Sumber : Data Primer & Sekunder Diolah, 2012
Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan data yang diambil pada akhir tahun (September dan Oktober) tahun 2012, rata-rata rata NTP Kabupaten Jombang Tahun 2012 adalah sebesar 105,86. Angka ini dihitung berdasarkan tahun dasar 2008. Indeks diterima petani ni sebesar 123,73 dan indeks
5.3
dibayar petani sebesar 116,88 (lihat Tabel 5.1). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan petani selama tahun 2012 secara umum mengalami kenaikkan dari tahun 2008 (tahun dasar) dan tahun 2011. Perkembangan Nilai Tukar Petani Pe selama 3 tahun berturut-turut rata-rata sebesar 3,93%, %, dengan rincian perkembangan rata-rata rata indeks yang diterima petani sebesar 2,54% dan perkembangan rata-rata rata indeks yang dibayar petani sebesar -1,73%.
Gambar 5.1. Grafik Perkembangan Indeks Terimaa (It), Indeks Bayar (Ib) dan NTP Tahun 2010-2012
Sumber : Data Primer & Sekunder Diolah, 2012
5.4
Tabel 5.2. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Subsektor Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 (2008 =100) No 1.
2.
3.
4.
2010
Tahun 2011
2012
Perubahan (%)
Tanaman Bahan Makanan Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
100,68 120,21 83,76
101,44 113,47 89,4
129,8 117,58 110,39
14,36% -0,99% 15,11%
Tanaman Perkebunan Rakyat Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
96,33 113,63 84,78
128,59 124,46 103,32
126,75 121,99 103,91
16,03% 3,77% 11,22%
Peternakan Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
185,72 133,85 138,75
98,79 89,50 110,38
141,65 10 107,13 13 132,23
-1,71% -6,72% -0,33%
Perikanan Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
96,23 120,48 78,87
101,02 120,58 83,78
99,13 125,68 78,88
1,55% 2,16% 0,19%
Sub Sektor
Sumber : Data Primer & Sekunder Diolah, 2012
5.5
Berdasarkan tabel 5.2. dalam tahun 2010-2012 2012 tampak bahwa
subsektor
tanaman
perkebunan
mengalami
perkembangan NTP yang paling pesat, disusul oleh tanaman pangan, perikanan dan terakhir subsektor peternakan.
Gambar 5.2.
Grafik Rata-rata rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Sub-sektor Kab. Jombang Tahun 2011 (2008 =100)
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada tahun 2012 disumbangkan paling besar oleh peningkatan NTP sub sektor peternakan dengan kenaikkan n sebesar 25,48% dibandingkan
5.6
tahun 2011. Naiknya NTP sub sektor peternakan disebabkan naiknya harga sapi dan domba yang lebih dari 50%. Untuk tanaman pangan juga mengalami kenaikkan cukup pesat dibandingkan pada tahun 2011 dengan kenaikkan sebesar 21,19% dan tanaman perkebunan dengan kenaikkan 0,57%. Kenaikkan NTP subsektor tanaman pangan sangat dipengaruhi naikknya harga beras dan harga jagung ,sedangkan untuk sektor tanaman perkebunan dipengaruhi oleh stabilnya harga tebu dan semakin baiknya tata kelola tanaman tebu. NTP ketiga subsektor tersebut dengan nilai diatas 100 (tahun dasar), artinya tahun 2012 ini kesejahteraan petani lebih tinggi dibandingkan tahun dasar 2008, dimana hal ini juga lebih baik dibanding 2010 dan 2011 yang tingkat kesejahteraan petani ani masih lebih rendah dibanding 2008. NTP sub sektor perikanan pada tahun 2012 ini mengalami penurunan jauh di bawah 100 (5,85%) dengan NTP 78,88 mengindikasikan
rendahnya
kesejahteraan
petani
ikan
dibandingkan tahun 2008, nilai ini sebenarnya sama dengan NTP tahun 2010. Tajamnya penurunan NTP perikanan disebabkan naiknya harga pakan (pelet) dan turunnya harga ikan gurami dan lele yang merupakan bagian besar dari komoditas ikan yang dibudidayakan oleh petani.
5.7
5.2. Indeks Diterima Petani Kabupaten (lt) Hasilil penghitungan Indeks Diterima Petani Kabupaten Jombang Tahun 2012 adalah 123,73 yang merupakan hasil rataan dari indeks-indeks 4 (empat) sub-sektor sektor pertanian, diantaranya indeks sub-sektor sektor tanaman bahan makanan, yaitu 127,39, indeks sub-sektor tanaman perkebunan rkebunan rakyat sebesar 126,75, indeks sub-sektor sektor peternakan sebesar 141,65 dan indeks sub-sektor sektor perikanan sebesar 99,13. Indeks diterima petani Kabupaten Jombang tahun 2012 menurut 4 (empat) subsektor pertanian selengkapnya disajikan pada Tabel 5.3.
Di antara keempat angka indeks yang diterima petani, indeks sub-sektor sektor peternakan memiliki angka indeks terbesar, yaitu sebesar 141,65, kemudian disusul oleh indeks tanaman bahan makanan yaitu sebesar 127,39 (lihat Tabel 5.3).
5.8
Tabel 5.3. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It) Kabupaten Jombang Menurut Sub Sektor PertanianTahun 2010-2012 2012 (2008 = 100) Tahun No
Perubahan
Sub Sektor 2010
2011
2012
(%)
It
Indeks yang diterima petani
119,74
106,7
123,7
2,54%
1
Tanaman bahan makanan
100,68
101,4
127,4
13,17%
2
Tanaman Perkebunan Rakyat
96,33
128,6
126,8
16,03%
3
Peternakan
185,72
98,79
141,7
-1,71%
4
Perikanan
96,23
101
99,13
1,56%
Sumber : Diolah dari hasil Survey, 2012
Tabel 5.3 memberikan gambaran bahwa dari keempat indeks diterima petani,
indeks tanaman pangan mengalami
kenaikkan dibandingkan tahun 2011. Artinya tahun 2012, harga tanaman pangan, tanaman perkebunan dan peternakan relatif lebih mahal, dibanding tahun 2011, sedangkan gkan penurunan harga ini terjadi pada perikanan (gurami, lele). Untuk sektor peternakan terjadi kenaikan harga yang cukup baik untuk ternak besar seperti sapi dan kambing sehingga tingkat kesejahteraan petani ternak di tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup baik bila dibandingkan dengan tahun 2011.
5.9
5.3. Indeks Dibayar Petani Kabupaten Penghitungan indeks yang dibayar petani meliputi konsumsi rumah tangga, biaya produksi dan penambahan barang modal. Untuk konsumsi rumah tangga dibedakan konsumsi makanan, minuman dan konsumsi non makanan. Konsumsi non makanan meliputi konsumsi untuk perumahan, pakaian, kesehatan, dan transportasi. Sementara untuk biaya produksi dan penambahan barang modal dibedakan atas subsektor pertanian (tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan rakyat, petemakan, dan perikanan). Tabel 5.4 menunjukkan bahwa indeks yang dibayar petani sebesar 116,88,, merupakan rataan dari indeks konsumsi rumah tangga, sebesar 125,30 dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal, sebesar 110,26. Diantara indeks yang dibayar petani, indeks konsumsi rumah tangga memiliki angka
yang
lebih
tinggi
daripada
biaya
produksi
dan
penambahan barang modal. Hal ini menunjukkan bahwa hargaharga harga untuk biaya konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan yang nyata dibandingkan .biaya produksi dan penambahan barang modal Diantara indeks biaya produksi dan penambahan barang
5.10
modal, indeks perikanan memiliki indeks yang tertinggi, yaitu 127,85,, sedangkan yang terkecil adalah peternakan, yaitu 81,05. 8 Tingginya indeks perikanan ini di picu adanya kenaikan harga bibit ikan, pakan,, sewa lahan, upah buruh dan obat-obat. obat Sementara indeks konsumsi rumah tangga khususnya kebutuhan akan pakaian angka indeks terbesarnya adalah 194,83, 194,83 adapun angka indeks terkecil adalah pendidikan yaitu 80,81 80
lebih
jelasnya (lihat Tabel 5.4). Tabel 5.4. Rata-rata Indeks Dibayar Petani (Ib) Kabupaten Jombang Menurut Kelompok/Jenis Komoditi Tahun 2010-2012 2010 (2008 = 100) Tahun Perubahan No Sub Sektor 2010 2011 2012 (%) Indeks yang dibayar Ib 122,03 109,12 116,88 -1,73% petani 1 Konsumsi Rumah Tangga 131,70 107,65 123,5 -1,77% Makanan 112,99 118,17 124,665 5,04% Perumahan 116,35 97,92 106,095 -3,75% Sandang 163,99 162,83 194,825 9,47% Kesehatan 132,52 74,85 91,11 -10,90% Transportasi & Komunikasi 118,59 134,22 143,515 10,05% Biaya Produksi & 2 Penambahan Barang 112,36 110,59 110,26 -0,94% Modal Tanaman Pangan 108,69 113,47 111,66 -1,73% Tanaman Perkebunan 95,53 124,46 120,48 -1,73% Rakyat Peternakan 115 89,5 81,04 -1,73% Perikanan 109,24 120,58 127,85 -1,73% Sumber : Diolah dari hasil Survey, 2012
5.11
5.4. Nilai Tukar Petani (NTP KECAMATAN) Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan data yang diambil pada akhir tahun (September dan Oktober) tahun 2012, terdapat 12 kecamatan yang mempunyai NTP > 100 dan 9 kecamatan yang NTP < 100, angka ini dihitung berdasarkan tahun dasar 2008. Indeks diterima petani, dihitung berdasarkan penerimaan pada
sektor
tanaman
pangan,
perkebunan,
peternakan, perikanan, dan kehutanan. Selanjutnya utnya dibagi menurut sektor tersebut maka diperoleh nilai rata-rata rata indeks diterima petani (It) sedangkan indeks dibayar petani diperoleh dari
penghitungan
biaya
konsumsi
rumah
tangga
dan
penambahan barang modal.
Adapun rata-rata rata NTP di 21 Kecamatan
Kabu Kabupaten
Jombang Tahun 2012 adalah sebagai berikut,, Tabel 5.5 Rekapitulasi NTP Kecamatan Tahun 2012 :
5.12
Tabel 5.5. Rekapitulasi NTP Kecamatan Tahun 2012
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kecamatan
Bandar Kedungmulyo Bareng Diwek Gudo Jogoroto Jombang Kabuh Kesamben Kudu Megaluh Mojoagung Mojowarno Ngoro Ngusikan Perak Peterongan Plandaan Ploso Sumobito Tembelang Wonosalam
Tanaman Bahan Makanan
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Indeks yang Diterima Konsumsi RT Petani (It)
Biaya Produksi
Indeks yang Dibayar Petani (Ib)
NTP
103,54
175,69
188,35
100,13
141,93
121,61
106,66
114,13
124,35
136,87 177,89 102,98 123,16 136,52 140,83 120,77 138,83 104,71 155,35 124,43 108,57 118,83 117,67 136,44 105,48 100,62 114,93 128,93 177,04
138 111,21 104,2 115,01 102,8 107,01 115,01 136,75 115,5 101,1 110,89 155,15 136,51 116,88 111,21 265,33 115,66 115,82 104,89 107,14
102,13 207,78 123,22 178,27 156,67 107,64 107,36 120,62 202,29 108,82 107,57 143,77 125,34 195,36 110,25 112,3 125,33 153,71 117,35 180,63
91,38 91,47 99,63 91,24 91,39 99 106 106,1 98,89 96,85 116,68 110,58 94,48 100,19 90,37 97,21 100,31 91,03 97,76 111,94
117,1 147,09 107,51 126,92 121,85 113,62 112,28 125,57 130,35 115,53 114,89 129,52 118,79 132,53 112,07 145,08 110,48 118,87 112,23 144,19
115,01 149,27 111,08 142,78 113,89 172,28 126,12 113,86 112,23 119,45 104,02 156,44 152,03 96,69 139,24 87,34 96,98 147,42 131,86 81,01
115,71 108,46 115,7 113,46 110,65 114,44 115,35 112,12 103,34 109,43 114,2 110,04 114,99 106,66 111,73 106,06 112,43 116,9 115,16 101,75
115,36 128,86 113,39 128,12 112,27 143,36 120,73 112,99 107,79 114,44 109,11 133,24 133,51 101,67 125,49 96,7 104,7 132,16 123,51 91,38
101,51 114,14 94,81 99,06 108,53 79,25 93 111,14 120,93 100,95 105,3 97,21 88,97 130,34 89,31 150,03 105,51 89,95 90,87 157,79
Sumber : Diolah dari hasil Survey, 2012
Secara grafis, Nilai Tukar Petani (NTP) pada masing-masing masing Kecamatan di Kabupaten Jombang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 5.3. Grafik Nilai Tukar Petani (NTP) Kecamatan Tahun 2012
5.14
5.5. Indeks diterima Petani Kecamatan(lt) Hasil perhitungan Indeks Diterima Petani setiap kecamatan Tahun 2012 menunjukkan hasil rataan dari indeks-indeks indeks 4 (empat) subsektor pertanian. Untuk subsektor tanaman bahan makanan
tersebut
kecamatan yang
paling
baik
adalah
Wonosalam osalam dan Diwek dengan angka indeks antara 177,04 – 177,89 sedangkan angka indeks terendah untuk sub sektor ini adalah Kecamatan Ploso dengan angka indeks sebesar 100,62. Subsektor tanaman perkebunan rakyat memiliki angka rata-rata rata indeks yang baik, hal ini ni ditunjang oleh tata niaga tebu yang semakin baik dan perkebunan tembakau yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan petani yakni indeks 265,33 untuk kecamatan Plandaan. Subsektor peternakan juga sudah mampu memberikan sumbangan angka indeks yang cukup baik bagi petani dibandingkan tahun 2011 lalu, sektor ini hanya menyumbangkan
indeks
tertinggi
sebesar
207,78
untuk
kecamatan Diwek, dan terendah 102,13 untuk kecamatan Bareng eng dari sektor peternakan. Subsektor perikanan belum mampu memberikan kontribusi yang baik bagi petani, sektor ini hanya memberikan angka indeks yang tinggi sebesar 116,68 di Kecamatan Mojowarno.
5.15
Di antara keempat angka indeks yang diterima petani, indekss subsektor perkebunan memiliki angka indeks terbesar. Sumbangan terbesar dari angka indeks perkebunan, yakni dengan indeks 265,33 untuk kecamatan Plandaan, kemudian disusul oleh indeks peternakan dengan indek 207,78 di kecamatan Diwek, indeks tanaman bahan n makanan dan indeks perikanan. Peningkatan yang terjadi pada subsektor tanaman perkebunan tersebut dipengaruhi oleh faktor harga tembakau dan tebu yang stabil dengan tata niaga yang lebih baik. Subsektor tanaman perkebunan seperti tembakau merupakan salah h satu tanaman unggulan Kabupaten Jombang, khususnya di wilayah bagian utara (seperti: Plandaan dan Kabuh).
5.6. Indeks Dibayar Petani Kecamatan Perhitungan indeks yang dibayar petani meliputi konsumsi rumahtangga, biaya produksi dan penambahan barang modal. Untuk konsumsi rumahtangga dibedakan konsumsi makanan, minuman dan konsumsi non makanan. Konsumsi non makanan meliputi konsumsi untuk perumahan, n, pakaian, kesehatan, dan transportasi. Sementara untuk biaya produksi dan penambahan barang modal dibedakan atas subsektor pertanian (tanaman
5.16
bahan makanan, tanaman perkebunan rakyat, petemakan, dan perikanan).
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa indeks yang dibayar di petani masing-masing masing kecamatan secara keseluruhan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan indeks yang diterima petani. Indeks tersebut merupakan rataan dari indeks konsumsi rumah tangga, dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal. Diantara tara indeks yang dibayar petani, indeks konsumsi rumah tangga memiliki angka yang lebih tinggi daripada indeks biaya produksi dan penambahan barang modal. Hal ini menunjukkan bahwa harga barang-barang barang konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan yang nyata dibandingkan andingkan biaya produksi dan penambahan barang modal.
5.7. Pendapatan Rumah Tangga Petani Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap petani responden , pendapatan rumah tangga petani rata-rata rata adalah Rp. 36.263.943,00 pertahun atau sekitar Rp.3.021.995,00 per bulan. Petani sub sektor tanaman perkebunan rakyat memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan subsektor lainnya. Tercatat pendapatan petani subsektor ini
5.17
mencapai Rp. 52.279.036,00 per tahun. Sedangkan petani sub sektor tanaman pangan mendapatkan pendapatan terendah yaitu Rp. 13.221.983 per tahun. Sedangkan pendapatan untuk sub sektor holtikultura, peternakan dan perikanan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.6 Pendapatan Rumah Tangga Petani Kabupaten Jombang tahun 2012 60.000.000 52.279.036 50.000.000 42.828.698
40.680.000
40.000.000
36.263.943 32.310.000
30.000.000
20.000.000 13.221.983 10.000.000
0 Tanaman Pangan
Tanaman Pangan
Holtikultura
Holtikultura
Tanaman Perkebunan Rakyat
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Peternakan
Perikanan
Perikanan
Pendapatan Ratarata
Pendapatan Rata Rata-rata
Sumber: Data survey, diolah
Besar kecilnya pendapatan dipengaruhi oleh banyak hal termasuk diantaranya luas lahan, kepemilikan alat produksi, sumber permodalan, teknologi yang digunakan, penguasaan pasar dan sebagainya. Relatif tingginya pendapatan dari sub sektor tanaman perkebunan rakyat utamanya dipengaruhi oleh kepemilikan lahan yang luas, harga komoditi yang relatif tinggi
5.18
dan modal yang mencukupi. Sedangkan pada tanaman pangan area tanam biasanya terbatas dan harga komoditas rentan cenderung mengalami penurunan pada saat panen raya. r
5.19
BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Pembahasan Nilai Indeks Nilai Tukar Petani (INTP) sebesar 104,16 104,1 pada Tahun 2012 menunjukkan bahwa kesejahteraan petani pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebagai tahun dasar. Petani cukup mampu mencukupi kebutuhan faktor produksi pertanian dan konsumsi sehari-hari hari dari hasil bertaninya saja. Mayoritas indeks kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya faktor produksi dan penambahan han barang modal untuk subsektor mengalami kenaikan, (Tabel 5.4). Sedangkan indeks harga komoditas pertanian banyak yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun dasar, yang ditunjukkan oleh angka di atas 100, kecuali subsektor perikanan yang turun sebesar 99,13 (Tabel 5.3).
Indeks Nilai Tukar Petani (INTP) dihitung berdasarkan rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan harga yang dibayar petani. Oleh karena itu, secara matematis, untuk meningkatkan NTP adalah melaksanakan serangkaian kebijakan kebija
P
6.1
untuk meningkatkan indeks harga yang diterima pertani dan menurunkan indeks harga yang dibayar petani. Kebijakan yang terkait dengan meningkatkan indeks yang diterima petani adalah meningkatkan kuantitas produksi dan meningkatkan harga komoditi pertanian.
Indeks harga yang dibayar petani bergantung pada dua hal, yaitu konsumsi rumahtangga dan biaya produksi, oleh karena itu, kebijakan yang terkait dengan menurunkan yang paling mungkin untuk dilakukan adalah menurunkan biaya produksi, dengan kata lain agar gar NTP naik dari tahun ke tahun, maka laju kenaikan indeks yang diterima petani harus harus lebih cepat (besar) dibandingkan dengan laju indeks harga yang dibayar petani, dalam hal ini input produksi sektor pertanian. Artinya kuantitas dan harga barang hasil sil produksi sektor pertanian diusahakan naik, sedangkan harga input produksi laju kenaikannya diusahakan lambat.
Komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang diterima petani Bulan September 2012 adalah jagung pipilan pocelan, sapi potong, gabah, bah, cengkeh, kacang kedelai. Sedangkan komoditas utama yang menyebabkan penurunan
P
6.2
indeks harga yang diterima petani adalah mangga, kopi biji kering, cabai rawit, cabai merah, kacang tanah, tebu dan ayam.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan penurunan penuruna indeks harga yang dibayar petani Bulan September 2012 adalah telur ayam, daging ayam, cabai rawit, ikan tongkol, bawang putih, gula pasir, bawang merah, cabai merah, kacang panjang dan tomat sayur. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan n indeks harga yang dibayar petani adalah tempe, emas perhiasan, tahu mentah, wortel, ikan mujair, rokok kretek, ikan pindang, minyak tanah dan sawi.
Pada dasarnya perkembangan NTP yang mencerminkan peningkatan atau penurunan kesejahteraan petani tidak dapat mengindikasikan berhasil atau tidaknya program pembangunan pertanian. Hal itu disebabkan perkembangan NTP tidak sematasemata mata diakibatkan oleh kebijakan sektor pertanian, tetapi juga kondisi di luar sektor pertanian, seperti laju inflasi. NTP juga belum m sempurna untuk menghitung tingkat kesejahteraan petani. Idealnya untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani diperlukan data tentang tingkat pendapatan.
P
6.3
Pembangunan pertanian yang tujuannya bukan hanya peningkatan produksi pertanian saja tetapi juga peningkatan pendapatan atau kesejahteraan petani. Oleh karena itu, harus memandang pertanian sebagai sistem agribisnis yang tidak terpisahkan antar sub-sistemnya sistemnya dalam membuat kebijakan pembangunan pertanian. Pertanian sebagai sistem agribisnis mempunyai beberapa sub sistem yaitu: sub-sistem sistem hulu (penyedia sarana produksi pertanian), on farm (usaha tani), industri pengolah hasil pertanian, pemasaran, dan sub-sistem sub pendukung. Dengan pandangan yang demikian maka kebijakan yang diambil tidak hanya menfokuskan pada satu sub-sitem sub dan pembuatan kebijakan melibatkan banyak pihak.
Gambar 6.1. Sistem Agribisnis Sub-Sistem Agribisnis Hulu
industri perbenihan/ pembibitan tanaman/hewan industri agrokimia industri agro otomotif
Sub-Sistem Usahatani
tanaman pangan dan hortikultura perkebunan peternakan perikanan kehutanan
Sub-Sistem Pengolahan industri makanan industri munuman industri rokok industri barang serat alam industri biofarmaka industri agrowisata dan estetika
Sub-sistem Jasa dan Penunjang
perkreditan dan asuransi penelitian dan pengembangan pendidikan dan penyuluhan transportasi dan pergudangan kebijakan pemerintah
Gambar 1. Sistem Agribisnis
P
6.4
Sub-Sistem Pemasaran
distribusi promosi informasi pasar kebijakan perdagangan struktur pasar
Pandangan
pertanian
sebagai
sistem
agribisnis
menempatkan semua sub-sistem sistem dalam posisi yang sama, saling tergantung dan saling membutuhkan. Akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan hal yang berbeda, petani lebih tidak berdaya dalam menghadapi sub-sistem sistem hulu dan sub-sistem sub hilir. Dengan kata lain, pelaku sub-sistem sistem hulu dan hilir sudah sejahtera sedangkan petani masih dalam kondisi kond miskin. Penggunaan sarana produksi seperti pupuk dan pestisida oleh petani tergantung pada ketersediaan dan harga yang ditentukan oleh sub-sistem hulu. Sedangkan harga hasil produksi pertanian ditentukan oleh sub-sistem sistem hulu. Ketidak berdayaan petani inilah yang menjadi acuan dasar pengambilan kebijakan.
Strategi
mengurangi
ketidak
berdayaan
menghadapi subsitem hulu adalah dengan
petani
menciptakan
kemandirian petani dalam menyediakan sarana produksi pertanian. Untuk menjamin ketersediaan faktor produksi ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah: 1. Menyadarkan petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia
(Idealnya 200-250 250 kg/hektar) karena dengan
penggunaan pupuk yang melebihi rekomendasi departemen pertanian maka kebutuhan pupuk akan terus meningkat.
P
6.5
Penggunaan
pupuk
kimia
bisa
dikurangi
dengan
mengkombinasikan antara pupuk kimia dengan pupuk organik yang harganya relatif lebih murah. 2. Setelah petani sadar akan penggunaan pupuk organik, langkah selanjutnya adalah dengan melatih petani atau kelompok elompok tani cara membuat pupuk organik karena pada dasarnya bahan dari pupuk organik sudah banyak tersedia disekitar petani tanpa harus membeli. 3. Demikian juga dengan faktor produksi pembasmi hama dan penyakit (pestisida). Sudah banyak penemuan pestisida organik rganik yang bisa dikenalkan ke petani beserta cara membuatnya. Selain ramah lingkungan, dengan pestisida organik buatan petani sendiri akan menekan biaya produksi.
Selain mengurangi ketergantungan petani terhadap sub sistem hulu, kemandirian petani akan mengurangi engurangi biaya produksi yang dikeluarkan. Pemerintah perlu mengkaji ulang kebijakan subsidi untuk sarana produksi yang bisa dibuat oleh petani sendiri. Misalkan subsidi pupuk organik, permasalahannya adalah selain penerima subsidi bukan petani, pupuk organik orga yang ada di pasaran akan memberi kesempatan petani untuk lebih memilih membeli daripada memproduksi sendiri sehingga
P
6.6
kemandirian petani menjadi tidak ada atau kembali lagi petani akan tergantung paada pabrik.
Kalaupun petani masih menggunakan pupuk buatan pabrik, maka pemerintah harus menjamin ketersediaan dan harganya. Ketersediaan pupuk pada saat musim tanam harus dilakukan
agar
petani
mudah
untuk
mendapatkannya.
Kelangkaan faktor produksi pada saat dibutuhkan membuat harga faktor produksi menjadi naik.
Kebijakan yang berkaitan dengan produksi pertanian dan harga hasil pertanian adalah bagaimana agar petani mau berusahatani (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) dengan jaminan harga setelah panen. Umumnya petani akan secara ra otomatis memproduksi barang jika harga barang tersebut dijamin naik. Banyak hal yang turut berperan terhadap rendahnya harga yang diterima petani, diantaranya terlalu panjangnya rantai tataniaga. Sehingga antara margin tataniaganya panjang. Oleh karena itu pemangkasan rantai tataniaga perlu dilakukan. Peran KUD sebagai penyangga (buffer stock) artinya membeli komoditi pertanian di saat panen sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) dan menjual
P
6.7
barang di saat paceklik.
Upaya lain yang bisa dilakukan n pemerintah untuk menstabilkan harga atau bahkan menaikkan harga hasil pertanian adalah dengan memberikan pengetahuan pada petani cara penanganan hasil pertanian atau penanganan pascapanen sehingga ada nilai tambah yang diterima petani, terutama untuk subsektor palawija, buah-buahan, buahan, dan perikanan yang harganya sangat rentan terhadap fluktuasi. Peran nyata pemerintah dalam hal ini bisa dilakukan dengan melatih para petani untuk mengolah hasil pertaniannya menjadi produk olahan lain, misalnya ikan diolah menjadi njadi ikan asap, ikan kering, dll.
P
6.8
BAB VII KESIMPULAN, SARAN & REKOMENDASI
7.1. KESIMPULAN Salah satu indikator tingkat kesejahteraan petani adalah nilai tukar petani (NTP), sehingga dengan diperolehnya NTP sebesar 104,16. persen menunjukkan pada tahun 2012 tingkat kesejahteraan petani naik dibanding dengan tahun dasar (2008) dan NTP tahun 2011 sebesar 97,87. Namun perkembangan NTP yang mencerminkan peningkatan atau penurunan kesejahteraan petani tidak dapat mengindikasikan berhasil atau tidaknya program
pembangunan
pertanian.
Hal
itu
disebabkan
perkembangan NTP tidak semata-mata mata diakibatkan oleh kebijakan sektor pertanian, tetapi juga kondisi di luar sektor pertanian, seperti laju inflasi. NTP juga belum sempurna untuk menghitung itung tingkat kesejahteraan petani. Idealnya untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani diperlukan data tentang tingkat pendapatan.
7.1
Pada perhitungan NTP 2012 ini terdapat Kabupaten Jombang lambatnya laju kenaikan indeks harga yang diterima petani karena beberapa hal : Komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang diterima petani Bulan September 2012 adalah jagung pipilan pocelan, sapi potong, gabah, cengkeh, kacang kedelai. Sedangkan komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga yang diterima petani adalah mangga, kopi biji kering, cabai rawit, cabai merah, kacang tanah, tebu dan ayam. Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga yang dibayar petani Bulan September 2012 adalah telur ayam, daging ayam, cabai rawit, ikan tongkol, bawang putih, gula pasir, bawang merah, cabai merah, kacang panjang dan tomat sayur. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang dibayar petani adalah tempe, emas perhiasan, tahu mentah, rokok kretek Alter, wortel, wor ikan mujair, rokok kretek, ikan pindang, minyak tanah dan sawi.
7.2
7.2. SARAN 1.
Untuk menghasilkan Nilai Tukar Petani (NTP) yang lebih baik, maka data untuk konsumsi rumah tangga seharusnya menggunakan data dalam bentuk time series.
2.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas terkait dengan fluktuasi harga, maka sebaiknya dilakukan perhitungan NTP secara periodik dalam tahun (bulan, tribulan, kwartal, semester)
7.3. REKOMENDASI 1. Dilakukan penguatan kelembagaan yaitu pada Gapoktan agar memiliki kemampuan dalam melihat ihat situasi pasar. Hal ini diharapkan supaya hasil produk petani memiliki daya tawar ketika berada pada pasar. Gapoktan diharapkan mampu memiliki peran dalam mereduksi peran pedagang dalam penentuan harga. 2. Sistem informasi pertanian yang accesible yaitu informasi yang dibutuhkan para petani dapat diakses secara mudah, sehingga petani selalu dapat mengikuti baik mengenai informasi pasar maupun hal-hal hal yang berkaitan dengan kegiatan pertanian.
7.3
3. Revitalisasi terhadap Koperasi Unit Desa (KUD) agar dapat dapa mempunyai peran yang strategis, antara lain dalam hal distribusi alat, dan bahan pertanian maupun sebagai organisasi yang memiliki peran dalam tataniaga hasil pertanian. Koperasi bersama Gapoktan bersinergi terutama dalam menjaga kestabilan harga produk pertanian. 4. Dibentuk kluster pertanian, yang berbasis agroindustri terutama pada sentra hasil pertanian dalam penciptaan produk olahan hasil pertanian. Hal ini dapat mengatasi overstock hasil pertanian. 5. Dibuat program secara terpadu antar sektor, yaitu sektor sekt pertanian, dan lingkungan hidup dalam melaksanakan sistem pertanian berkelanjutan seperti halnya penggunaan pupuk organik dalam sistem pertanian, dan pemulihan lahan pertanian.. 6. Pemberian insentif terhadap usaha berbasis pertanian, terutama UMKM dalam mengolah engolah hasil pertanian.. 7. Membangun akses dengan industri pengolah hasil pertanian di daerah lain, terutama dalam rangka penyediaan bahan baku.
7.4
8. Berkoordinasi dengan PDKM (Perangkat daerah penanaman modal) dalam melakukan promosi hasil pertanian kepada investor 9. Berkoordinasi dengan Kadinda terutama dalam melakukan kegiatan industri hasil pertanian agar dapat terakses pada sistem jaringan tingkat provinsi dan nasional. Kabupaten Jombang. 10. Perlu
adanya
konservasi
lahan
pertanian.
Semakin
meningkatnya jumlah penduduk nduduk memberikan tekanan yang besar pada lahan pertanian yang cenderung berubah fungsi menjadi pemukiman. Konservasi lahan pertanian dapat dilakukan dengan pengetatan tata ruang peruntukan wilayah dan mendayagunakan lahan kritis agar mampu memberi kontribusi ada pertanian.
7.5
7.6
DAFTAR PUSTAKA
Ali Rosidi, ST. 2007. Nilai Tukar Petani (NTP) Sebagai Indikator Tingkat Kesejahteraan Petani. Materi Pertemuan Dan Diskusi Terbatas Mengenai “Nilai Tukar Petani (NTP)” Pusat Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian, Bogor. Arikunto,
Suharsimi.
2002.
Prosedur
Penelitian.
Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Bappeda, 2010. Penetapan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Jombang, Jombang. Bappeda, 2010. Penyusunan Nilai Tukar Petani Kabupaten Jombang Tahun 2010, Jombang.
BPS Kabupaten Jombang, 2010, Kabupaten Jombang Dalam Angka, Jombang.
BPS Kabupaten Jombang, 2009, Kabupaten Jombang Dalam Angka, Jombang.
asi Kinerja Pembangunan, BPS Propinsi Jawa Timur, Evaluasi Pemerintah Propinsi Jawa Timur Tahun 2006, Surabaya.
BPS Propinsi Jawa Timur, 2008, Harga Konsumen Beberapa Barang Kelompok Makanan di 66 Kota di Indonesia, Surabaya.
BPS Propinsi Jawa Timur, 2008, Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian, Surabaya.
Cooper, Donald R. and Pamela S. Schindler (2006). Business Research Methods, 9th ed., New York, NY: Irwin/McGrawIrwin/McGraw Hill.
Mason Robert D, 1996, Teknik Statistika untuk BISNIS & EKONOMI, Jilid I dan II, PT Gelora Aksara Pratama.
Moleong J. Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Kualitatif Bandung : Remaja Rosda Karya. Nazir, M. 1999. Manajemen Penelitian : Bandung : Remaja Rosda Karya.
Suharyadi & Purwanto, S.K. 2000. Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern, Salemba Empat.
Walpole, Ronald E. & Myers, Raymond H., 1995, llmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur & llmuwan, Edisi ke-4, Penerbit ITB, Bandung.
Widodo, S. T., 1990, Indikator Ekonomi, Dasar Perhitungan Perekonomian Indonesia, Kanisius, Yogyakarta.
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (KEHUTANAN)
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga
Volume rata-rata 2011
2008
Harga (Rp) x Volume 2010
2012
I. TANAMAN KAYU 1
Jati
Indeks
2011
2008
2012
2010
2010
20.150.000
19.200.000
22.575.000
21.320.000
111,04
104,95
2011
2012 117,6
A1
M3 (panjang 200 M)
1
1.440.000
1.650.000
1.650.000
1.600.000
1.440.000
1.650.000
1.600.000
1.650.000
100,00
87,27
A2
M3 (panjang 200 M)
1
2.450.000
2.800.000
2.800.000
2.750.000
2.450.000
2.800.000
2.750.000
2.800.000
100,00
87,50
98,2
A3
M3 (panjang 200 M)
1
3.580.000
3.600.000
3.600.000
4.000.000
3.580.000
3.600.000
4.000.000
3.600.000
100,00
99,44
111,1
A4
M3 (panjang 200 M)
1
4.750.000
4.000.000
5.500.000
5.350.000
4.750.000
4.000.000
5.350.000
5.500.000
137,50
118,75
133,8
97,0
2
Pinus
Baik
M3 (panjang 200 M)
1
900.000
800.000
900.000
1.000.000
900.000
800.000
1.000.000
900.000
112,50
112,50
125,0
3
Sengon
Baik
M3 (panjang 200 M)
1
870.000
650.000
870.000
975.000
870.000
650.000
975.000
870.000
133,85
133,85
150,0
4
Mahoni
A1
M3 (panjang 200 M)
1
710.000
700.000
700.000
800.000
710.000
700.000
800.000
700.000
100,00
101,43
114,3
A2
M3 (panjang 200 M)
1
1.250.000
1.200.000
1.300.000
1.400.000
1.250.000
1.200.000
1.400.000
1.300.000
108,33
104,17
116,7
A1
M3 (panjang 200 M)
1
900.000
800.000
700.000
1.000.000
900.000
800.000
1.000.000
700.000
87,50
112,50
125,0
A2
M3 (panjang 200 M)
1
1.300.000
1.200.000
1.300.000
1.450.000
1.300.000
1.200.000
1.450.000
1.300.000
108,33
108,33
120,8
A3
M3 (panjang 200 M)
1
2.000.000
1.800.000
2.000.000
2.250.000
2.000.000
1.800.000
2.250.000
2.000.000
111,11
111,11
125,0
8.497.015,00
7.394.170,00
100,00
102,72
4
Sono
II. TANAMAN NON KAYU 1
Getah
Kg
2
Tanaman sela
Kg
3
4
5
6
10
3.250
a. padi gogo
Kg
20
3.200
b. jagung
Kg
50
1.500
7.595.491,67
7.394.170,00
Tanaman Buah Durian
segar
buah
10
36.250
15.000
15.000
40.000
362.500
150.000
400.000
150.000
100,00
241,67
266,7
Mangga
segar
Kg
10
5.400
3.000
3.000
6.500
54.000
30.000
65.000
30.000
100,00
180,00
216,7
Jambu
segar
Kg
2.000
2.000
1.000
1.000
100,00
416,67
450,0
Pisang
segar
sisir
21,67
4.167
Salak
segar
Kg
8
6.000
Rambutan dll
segar
Kg
20
2.500
2.500
0 4.500
90.292
6.500
48.000
2.500
2.500
50.000
21.670
97.515
21.670
52.000
0
50.000
50.000
50.000
100,00
100,0
Tanaman Obat Jahe
segar
Kg
200
33.500
35.000
35.000
37.500
6.700.000
7.000.000
7.500.000
7.000.000
100,00
95,71
107,1
Kunyit
segar
Kg
95
3.060
1.500
1.500
3.500
290.700
142.500
332.500
142.500
100,00
204,00
233,3
……………………….
segar
Kg
12
2.000
Tanaman Bumbu Sere
segar
Pala
segar
……………………….
segar
Manfaat Jasa Lingkungan Pariwisata Kelestarian DAS
2.500
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga
Volume rata-rata 2011
2008
Harga (Rp) x Volume 2010
2012
2011
2008
Indeks
2012
2010
31.072.015
28.714.170
2010
2011
107,97
104,33
2012
Sumber Air Kesehatan 7
Bahan Pakan Ternak
9
6.000
8
Bahan Bakar Kayu
2
628.750
0
27.745.492
26.594.170
116,8
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (KEHUTANAN) volume No
Nama Barang
Kualitas
Satuan rata-rata
Harga 2011 2008 rata-rata
2010
2012
I. FAKTOR NON PRODUKSI A. 1 2
Benih Tanaman Sela Padi Jagung
Kg Kg Kg
3
…………………………
B.
Pupuk dan Obat
1
Pupuk Organik
Pupuk kandang
2
Pupuk anorganik
Pestisida
C.
Tenaga dan Hewan
1
Ternak
2
Pengairan
3
Transportasi/pengankutan
4
………………………..
5
………………………..
8.800 47.200
6.000 55.000
6.000 55.000
9.500 52.000
Indeks
2008 19.019.500 413.000 138.000 275.000
2012 21.933.500 478.500 218.500 260.000
2012
2010 115 116 158 95
2.011 104,36 106,15 146,67 85,82
16.504.000
15.929.000
18.395.000
115
103,61
kuintal
150
33.333
25.000
25.000
35.000
5.000.000
3.750.000
5.250.000
140
133,33
a. Urea
Kg
440
1.600
1.600
1.600
1.750
704.000
704.000
770.000
109
100,00
b. TSP
Kg
80
2.000
2.000
2.000
2.500
160.000
160.000
200.000
125
100,00
c. ZA
Kg
1600
1.400
1.400
1.400
1.750
2.240.000
2.240.000
2.800.000
125
100,00
d. KCI
Kg
2250
2.200
2.500
2.500
2.500
4.950.000
5.625.000
5.625.000
100
88,00
e. NPK
Kg
1500
2.300
2.300
2.300
2.500
3.450.000
3.450.000
3.750.000
109
100,00
2.907.000
2.677.500
3.060.000
114
108,57
2.907.000
2.677.500
3.060.000
114
108,57
Kg
1,67
53.333
a. ………………
100 ml
1,5
34.000
b. ………………
100 ml
1,5
43.000
c. ………………
100 ml
f. Zat tumbuh 3
23 5
Harga (Rp) x Volume 2011 19.849.400 438.400 202.400 236.000
dengan orang
hari hari Rit
10
15.000
15,3
190.000
175.000
175.000
200.000
II. FAKTOR PRODUKSI
672.200
655.000
681.800
104
102,63
A.
Upah Buruh
672.200
655.000
681.800
104
102,63
1
Mencangkul
2 3
Membajak menyiangi
a. laki-laki
1/2 hari/orang
5,8
26.000
b. perempuan
1/2 hari/orang
2
17.500
25.000
25.000
26.000
150.800
145.000
150.800
104
104,00
a. laki-laki
1/2 hari/orang
1
150.000
b. perempuan
1/2 hari/orang
a. laki-laki
1/2 hari/orang
2
b. perempuan
1/2 hari/orang
2
16.800
15.000
15.000
20.000
33.600
30.000
40.000
133
112,00
10.000
12.500
12.500
10.000
20.000
25.000
20.000
80
1/2 hari/orang
4
80,00
24.000
25.000
25.000
24.000
96.000
100.000
96.000
96
96,00
25.000
4
Memupuk
a. laki-laki b. perempuan
1/2 hari/orang
2
25.000
27.500
27.500
5
Memanen
a. laki-laki
1/2 hari/orang
4
25.400
30.000
30.000
26.000
101.600
120.000
104.000
87
84,67
b. perempuan
1/2 hari/orang
3
17.000
25.000
25.000
17.000
51.000
75.000
51.000
68
68,00
6
Menanam
a. laki-laki
1/2 hari/orang
4
19.000
20.000
20.000
19.000
76.000
80.000
76.000
95
95,00
b. perempuan
1/2 hari/orang
8
17.900
10.000
10.000
18.000
143.200
80.000
144.000
180
179,00
volume No
Nama Barang
Kualitas
Satuan rata-rata
B.
Pengeluaran Lain
1
Sewa tanah ke perhutani
a. kelas I
1 ha/tahun
b. kelas II
2 ha/tahun
Harga 2011 2008 rata-rata
2010
Harga (Rp) x Volume
2012 2011
2008
Indeks 2012
0
0
2012
2010
2.011
690.280
539.000
832.000
154
128,07
1
Cangkul
dengan gagang
buah
1,6
122.000
55.000
55.000
150.000
195.200
88.000
240.000
273
221,82
2
Sabit
dengan gagang
buah
1,4
34.200
15.000
15.000
50.000
47.880
21.000
70.000
333
228,00
3
Golok
dengan gagang
buah
1,6
32.000
50.000
50.000
45.000
51.200
80.000
72.000
90
64,00
4
Garpu
buah
1
75.000
5
Spreyer/alat semprot
buah
1
396.000
396.000
350.000
450.000
129
113,14
6
………………………….
buah
………………………….
buah
III. BARANG MODAL
HARGA YANG DIBAYAR PETANI
80.000 350.000
350.000
450.000
21.211.880
20.213.500
23.447.300
116,00
#REF!
104,94
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (TANAMAN PANGAN) No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
2012
2011
2008
I. NON FAKTOR PRODUKSI A. Bibit 1
2
3
Padi
Palawija
Sayur-sayuran
a. IR-64 b. Cisadane c. Membramo d. ceheram e. Malboro f. Wayapo g. ciboga h. ketan i. situ bagendit j. Indari k. mikongga l. amboro m. impari
1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg
25,85
n. brotoyudo o. hibrida
7.150
7.250
5.250
2012
2011
Indeks 2008
2010
2011
2012
181.458.531
184.408.654
162.107.881
105,77
113,76
111,94
177.218.767
180.099.950
158.777.995
106,84
113,43
111,61
184.795
187.377
135.689
114,29
138,09
136,19
-
-
5.600
125,00
28,08
7.800
-
-
12,00
7.000
-
-
17,10
8.531
35,00
11.000
10,00
11.500
56,00
8.000
24,00
5.000
60,00
10.500
70,00
20.000
20,00
6.000
1 kg 1 kg
10,00
9.000
20,00
7.500
p. ampuboro q. M. Pagu
1 kg 1 kg
20,00
10.000
a. Jagung b. Kedele
1 kg 1 kg
8,49
45.000
45.634
35.500
381.256
387.455
301.413
100,31
128,55
126,49
14,55
8.350
8.500
7.016
121.696
123.675
102.083
85,52
121,15
119,21
118,54
116,64
76,95
75,72
44,67
43,96
7,50
7.500
c. Kacang tanah d. Ketela pohon
1 kg 3000 batang
22,10
17.429
-
-
4,00
28.333
-
-
e. Kacang hijau f. Tales g. Ketela rambat h. wijen a. bawang merah
1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg
5,00
12.000
-
-
4,00
0
b. cabe rawit
Kemas/batang
c. lombok merah d. kol/kubis e. sawi f. wortel g. terung
Kemas/batang Kemas Kemas Kemas Kemas / batang
5,00
0
3,33
-
14.000
3.232,00
46.500
47.415
40.000
150.793.356
153.245.280
129.280.000
308,00
46.000
46.700
60.688
14.153.462
14.383.600
18.691.904
-
-
9,00
876,25
3.150 -
3.200
13.513
7.163
116,2 148,3 -
28.339
28.800
64.467
48,86
-
-
-
-
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
h. Bayam i. Kacang panjang j. Ketimun k. tomat sayur 4
5
Buah-buahan
Tanaman Obat
Tanaman Hias 6
B.
Pupuk dan Pestisida
1
Pupuk Organik
a. melon b. semangka c. garbis c.durian d. mangga e. anggur f. Salak g. Rambutan
2
Pupuk an organik
1 kg/kemas* 1 ons / pohon kemas 10 gr biji pohon pohon pohon pohon pohon
c. beringin dolar d. pureng
pohon pohon
pupuk cair organik a. Urea
2008
100 kg 1 kg 100 kg liter 1kg liter 100 kg 1 kg
2012
2011
Indeks 2008
2010
-
-
1,67
93.333
-
-
1.000,00
185
-
-
64,25
39.915
102.500 194,25
30.150
602,00
1 kg dompol kg pohon pohon
c. tetea grandul
2011
1 kg/kemas*
a. kunyit b. laos c. jahe a. Adenium b. melati
a. pupuk kandang b. petrorganik b. pupuk kompos
2012
30.650
30.167
5.953.763
5.859.940
132,60
39.360
40.000
30.000
125,00
101,60
99,98
133,33
131,20
133,33
131,20
129,69
127,62
105,07
103,39
7.575
20.000
20.000
15.000
26,67
1.150,00
2012
97,56 5.858.502
30.000 2,00
2011
5.000
5.000
60,00
1.500
75,00
2.700
360,00
2.500
3,00
0
200,00
5.000
200,00
5.000
8,00
75.000
15,00
7.500
17,84
41.350
42.029
587,00
-
1.750
100,33
115.567
1.250,00
113
200,00
7.000
50,00
4.000
28,00
3.750
5.658.000
5.750.000
4.312.500
-
40.000
142,86 -
3.293.877
3.347.436
2.581.068
737.695
749.690
713.495
-
114,34 128,83 -
15.000
386,38
1.575
1.600
1.749
608.318
618.210
675.780
91,48
91,48
90,02
b. TSP (SP36) c. ZA
1 kg 1 kg
190,47
1.850
1.882
1.775
352.787
358.523
338.076
112,68
106,05
104,35
173,37
1.375
1.400
1.160
238.831
242.714
201.106
120,69
120,69
118,76
d. KCL
1 kg
27,25
2.350
2.368
6.225
63.497
64.530
169.605
e. NPK f. ponska g. ZPT (perangsang tumbuh)
1 kg 1 kg
199,61
5.125
5.211
1.368
1.023.525
1.040.168
273.066
1 kg
2,24
41.000
41.611
91.717
93.209
67.200
110,85
2.380
30.000
168,13
38,05
37,44
380,92
374,83
138,70
136,48
130
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
3
Pestisida
h. Pupuk daun i. mutiara j. mikro k. pelangi pertibor antrakol TSp 26 Multitonik Puradan a. herbisida b. fungisida c. insektisida d. nabati e. matador f. grandasil g. NPK cair h. Swalo i. puradan j. spring k. obat daun
1 kg 1 kg liter 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg liter liter liter liter liter liter liter liter liter liter liter
Dengan orang
2012 5,50
2011
2008
37.000
60,00
9.000
1,00
58.000
140,00
2.400
4,00
25.000
1,00
100.000
50,00
2.100
1,00
50.000
2012
2011
Indeks 2008
2010 -
-
11.000
1,39
64.394
-
1,45
68.751
65.900
98.313
99.911
95.768
106,22
104,33
102,66
1,40
57.294
33.438
79.195
80.482
46.972
111,62
171,34
168,60
1,00
8.333
1,00
30.000
1,00
100.000
0,50
60.000
0,50
35.000
1,00
17.000
-
-
-
1,00
6.000
9,00
35.000
945.887
961.268
748.818
92,98
128,37
126,32
1 hari
2,90
133.889
100.000
382.065
388.278
290.000
30
133,89
131,75
1 hari
1,42
237.906
233.345
331.596
336.988
330.526
92,64
101,95
100,32
1 hari
2,43
16.239
-
-
183,96
181,02
1
Garu dan ternak
2
Tractor tangan
3
Alat pertanian
a. penyemprot hama b. ………………….
1 hari
-
-
4
Trasher
Baik
1 hari
1,00
146.667
-
-
5
Gerobak
Baik
1 hari
1,80
162.100
-
-
6
Pompa air
Baik
1 hari
2,46
78.409
-
-
7
Tampah/nyiru
Sedang
1 buah
-
-
8
Karung Goni
Isi kw beras
9
Iuran pengairan
1 buah 1 tahun
6.501,000 4,07
57.941
1 hari
31.497
Blower
1 hari
1,00
37.500
pemberantas hama
1 hari
2,00
70.000
½ hari/org
2,13
52.494
A. Upah Buruh Upah membajak
a. laki-laki
232.227
236.003
128.291
161.250
II. FAKTOR PRODUKSI 1
2012
40,00
C. Sewa Tenaga dan Hewan
10 Angkutan/Transportasi
2011
62.150
158,75 124,03
22.542.562
22.909.108
20.004.009
109,01
114,52
112,69
1.392.881
1.415.530
1.877.722
98,97
75,39
74,18
110.196
111.988
132.587
112,63
84,46
83,11
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
2
3
4
5
6
Upah mencangkul Upah menanam Upah memupuk Upah menyiangi Upah memanen
2012
2011
2008
2
3
4
Sewa tanah ladang
Sewa tanah sawah
Pajak/PBB ladang
Pajak/PBB sawah
2011
Indeks 2008
-
2010 -
b. perempuan
½ hari/org
a. laki-laki
½ hari/org
5,45
28.639
b. perempuan
½ hari/org
7,50
18.500
-
-
a. laki-laki
½ hari/org
5,48
29.580
-
-
b. perempuan
½ hari/org
8,73
20.296
-
-
a. laki-laki
½ hari/org
2,94
28.365
-
-
b. perempuan
½ hari/org
4,65
19.285
-
a. laki-laki
½ hari/org
6,11
30.662
25.000
184.202
187.197
152.632
b. perempuan
½ hari/org
9,17
20.333
20.000
183.407
186.389
a. laki-laki
½ hari/org
6,48
50.000
50.000
318.693
b. perempuan
½ hari/org
11,25
40.000
40.000
116.568
B. Pengeluaran Lain 1
2012 153.583
156.081
635.296
114,38
2011
2012
24,57
24,18
42,32
122,65
120,68
183.333
160,95
101,67
100,04
323.875
323.875
124,47
100,00
98,40
442.800
450.000
450.000
76,98
100,00
98,40
21.149.681
21.493.578
18.126.286
109,96
118,58
116,68
102,05
100,42
138,09
135,88
-
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,20
10.500.000
-
-
b. kelas II
1 Ha/tahun
0,20
6.725.000
-
-
c. kelas III
1 Ha/tahun
0,14
10.500.000
-
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,91
10.630.088 10.416.670
9.556.643
9.712.035
9.517.049
b. kelas II
1 Ha/tahun
1,05
10.909.028
7.900.000
11.311.462
11.495.388
8.324.625
c. kelas III
1 Ha/tahun
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,24
140.000
140.000
33.338
33.880
33.880
106,4
100,00
98,40
b. kelas II
1 Ha/tahun
0,31
110.000
105.000
33.374
33.917
32.375
115,71
104,76
103,09
-
-
100,8 113,92 -
c. kelas III
1 Ha/tahun
0,49
98.000
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,70
175.000
175.000
120.489
122.449
122.449
106,24
100,00
98,40
b. kelas II
1 Ha/tahun
0,69
140.000
140.000
94.375
95.909
95.909
90,27
100,00
98,40
c. kelas III
1 Ha/tahun
0,95
151.583
-
III. BARANG MODAL
13.859.595
14.084.954
13.005.487
109,76
108,30
106,57
1
Cangkul
Dengan gagang
1 buah
1,80
65.786
50.000
116.520
118.414
90.000
9,01
131,57
129,47
2
Arit
Dengan gagang
1 buah
2,15
25.850
20.000
54.689
55.578
43.000
12,06
129,25
127,18
3
Garu/bajak
Lengkap
1 buah
1,00
3.500.000
107,69
105,96
4
Tractor tangan
1 buah
1,00
5
Trasher
1 buah
1,00
4.083.333
-
13.461.000 12.500.000
13.245.624
13.461.000
12.500.000
-
121,35 -
6
Alat semprot
1 buah
1,16
345.060
283.909
393.151
399.543
328.737
123,28
121,54
119,59
7
Pisau/golok
1 buah
1,75
28.810
25.000
49.612
50.418
43.750
119,58
115,24
113,40
8
Garpu
1 buah
0,91
42.576
-
-
9
Barang modal lain
Sekop
1 buah
1,00
22.500
-
-
alat kocor
1 buah
1,00
90.000
gerobak
1 buah
1,00
700.000
pot
1 buah
8,00
15.000
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
2012
2011
2008
gunting
1 buah
1,00
20.000
terpal
1 buah
4,00
90.000
Landak
1 buah
2,00
15.000
Timba
1 buah
2,13
21.058
timba kecil
1 buah
0,50
3.750
selang
1 meter
161,90
27.382
serok
1 buah
3,00
22.500
mesin babat rumput
1 buah
1,00
1.250.000
ungkal
1 buah
1,00
20.000
Pompa air
1 buah
1,00
1.819.115
selang pompa
1 meter
20,00
40.000
ganco
1 buah
6,00
105.000
Total Harga Yang Dibayar Petani
2012
2011
Indeks 2008
2010
-
-
-
-
217.860.272
221.402.715
195.117.376
108,69
2011
113,47
2012
111,66
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (PERIKANAN) Harga (Rp) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp) x Volume
Indeks
Volume 2012
2011
2008
2012
I. PENANGKAPAN IKAN PERAIRAN UMUM (Sungai dan Danau)
2011
2008
2010
-
-
-
1
Udang
Segar
Kg
-
-
-
-
2
Tawes
Segar
Kg
-
-
-
-
3
Gurami
Segar
Kg
-
-
-
-
1
Gurami
Segar
Kg
2
Tawes
Segar
Kg
II. BUDIDAYA 1252,58
17.000
17.083
25.000
9.000
85.925.495
85.057.910
96,23
101,02
99,13
21.293.917
21.398.299
31.314.583
72,00
68,33
68,00
74,40
66,67
-
3
Lele
Segar
Kg
4
Udang windu
Segar
Kg
-
-
5
Bandeng
Segar
Kg
-
-
6
Mas
Segar
Kg
-
-
7
Hias
a. koi
Ekor
-
-
b. arwana
Ekor
-
-
c. Cupang
Ekor
-
-
d. Barbir Slayer
Ekor
-
10.043
13.500
8.087.684
9.025.335
12.131.526
Mujair
..................
Kg
211,67
11.000
11.167
13.500
2.328.333
2.363.611
2.857.500
9
Nila
Segar
Kg
600,00
10.000
9.500
6.333
6.000.000
5.700.000
3.799.800
Segar
Kg
3329,00
14.000
14.250
10.500
10 Patin
115,52
-
8
HARGA YANG DITERIMA PETANI
2012
84.315.934
898,63
2011
74,07
82,72
81,48
173,69
150,01
157,90
46.606.000
47.438.250
34.954.500
-
135,71
133,33
84.315.934
85.925.495
85.057.910
96,23
101,02
99,13
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (PERIKANAN) Nama Barang
No
Kualitas
Harga (Rp)
Satuan rata-
2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008
I. NON FAKTOR PRODUKSI A.
Benih Ikan
1
Gurami
1000 ekor
2
Tawes
1000 ekor 5 cm
53,47
165.000
155.000
120.000
2011 15.196.320
2008 12.579.092
2010 108,69
2011 120,806171
11.270.933
10.573.463
8.512.658
64,21
124,208715
132,40
8.822.688
8.287.979
6.416.500
291,67
129,166667
137,50
48,84
108,78825
116,28
151,52
111,111111
121,21
-
1000 ekor
0
3
Lele Udang windu
1000 ekor
-
0
-
5
Bandeng
1000 ekor
-
0
-
6
Mas
1000 ekor
-
0
-
7
Hias
Cupang
1000 ekor
-
0
-
Barbir Slayer
1001 ekor
-
0
40.000
46.779
43.000
8
Mujair
1000 ekor
6,67
9
Nila
1000 ekor
6,00
100.000
-
10
Patin
1000 ekor
7,38
182.588
-
B.
Pupuk dan Obat
1
Pupuk
2
Kapur
3
Obat-obatan
36.667
33.000
2.181.579
2.041.039
266.667
244.444
1 kg
100,00
1 kg
3,00
2000
1.200
1.600 3.000
127,96
1.876.158
220.000
453.000
Urea
2012
-
4
43,63
50.000
Indeks
2012 16.096.527
200.000
395.001
282.200
115,95
139,972094
160,52
160.000
120.000
194,23
133,333333
166,67
143,653846
153,85
151,041667
166,67
-
-
a.
5,20
40000
37.350
26.000
208.000
194.220
135.200
b.
2,25
20000
18.125
12.000
45.000
40.781
27.000
3.793.742
3.450.080
195,12
109,960989
113,43
195,12
109,091463
112,20
-
133,333333
146,67
129,91403
137,40
125
133,33
173,076923
173,08
106,895459
118,95
C.
Pakan Ikan
1
Pellet
Phokpand
1 kg
811,30
2
Dedak
..............
1 kg
55,00
3
EM-4
..............
1 Liter
2,00
3.913.480 4.600 3.300
4.473
4.100
3.731.980
3.628.742
3.326.330
3.000
2.250
181.500
165.000
123.750
18.000
D.
Alat dan Jasa Perikanan
1
Sewa perahu tanpa motor
2
Sewa motor tempel
Unit/rit
3
Sewa kapal motor
Unit/rit
4
Sewa jaring nilon
Unit/rit
1,00
5
Bahan bakar
Sollar
Liter
13,14
6
Pelumas
Ottela
Liter
1,00
23.875
7
Listrik
900 watt
1 kwh
1,00
147.857
8
Es batu
Balok 25 kg
Buah
9
Sewa pompa air
10
Pengangkutan
-
459.114
Unit/rit
Hari Unit/rit II. FAKTOR PRODUKSI
1,00
400000
375.000
434.114
400.000
1,00
25.000
72.500
300.000
0 2.600
125,00 -
-
4.500
125,52 -
375.000
4500
334.155
-
300.000
111,54
59.114
59.114
34.155
-
173,08 -
-
-
-
-
-
-
-
235.284
211.441
197.802
109,41
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp)
Satuan rata-
A.
Upah Buruh
1
Penangkapan
2 3
Pemeliharaan Pemanenan
B.
Pengeluaran Lain
1
Sewa tanah usaha
2
Pajak tanah
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan
½ hari/orang
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan
½ hari/orang
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan
½ hari/orang
1,00
2012 70000
2011 66.250
Harga (Rp) x Volume 2008 50.000
2012
2011
Indeks 2008
35000
3,50
30.000
17.917
30.000
155.000
109,41
110,483871
124,19
70.000
66.250
50.000
110,00
132,5
140,00
100
116,67
93,9005817
99,96
122.500
105.000
105.000
1 ha/tahun
0,57
400.000
75.000
70.455
109,09
-
-
-
42.784
2,50
40.191
42.802
75.031
III. BARANG MODAL
-
42.784 93.750,00
40.191 83.447,27
42.802 70.312,50
-
93,9005817
99,96
125,99
118,680556
133,33
118,680556
133,33
120,580361
127,85
1
Kapal motor
Unit
-
-
-
2
Kapal tanpa motor
Unit
-
-
-
3
Motor tempel
Unit
-
-
4
Alat tangkap
Unit
1,56
5
Karamba
Buah
7,50
1.150.000
6
Diesel/pompa air
Unit
1,08
1.790.385
7
Jala
8
Aquarium
60000
53.406
93.750
83.447,27
70.313
-
-
-
9
kolam
unit
2,40
5.600.400
selang air
meter
4,00
25.000
11
pipa
meter
4,00
45.000
12
timba
buah
6,00
8.000
13
terpal
buah
12,00
200.000
14
bak
buah
1,00
15.000
permanen
131,69
-
Buah
100,00
227.800
10
Harga Yang Dibayar Petani
45.000
2012
171.250
-
1 ha/tahun
2011
192.500 3,50
2010
-
16.425.560,84
15.491.208,29
12.847.206,72
109,24
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (PERKEBUNAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp)
Volume
rata-rata I. NON FAKTOR PRODUKSI
2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008
A. Bibit Pohon
2008 53.460.359
2010 94,54
2011 120,47
36.494.059
38.041.335
31.073.765
92,92
122,42
117,44
1.395.000
1.550.000
1.550.000
175,00
100,00
90,00
2012 115,29
Cengkeh
2
Kelapa
3
Kopi
Pohon
200
5.000
5.000
2.250
1.000.000
1.000.000
450.000
106,67
222,22
222,22
4
Tebu
100 btg
472
70.000
72.814
60.000
33.021.059
34.348.367
28.303.765
123,08
121,36
116,67
5
Tembakau
Pohon
39
28.000
29.688
20.000
1.078.000
1.142.969
770.000
92,50
148,44
140,00
6
Kapuk
a. hibrida b. lokal
..............................
10.000
Butir Butir
10.000
2011 64.404.139
1
155
9.000
Indeks
2012 61.634.880
5
500
pohon
-
-
-
-
-
..............................
-
-
..............................
-
-
..............................
-
2.500
-
B. Pupuk dan Pestisida 1
2
Pupuk Organik
Pupuk an organik
a. pupuk kandang
100 kg
71
b. pupuk kompos
100 kg
277
Pestisida
33.748
33.500
66.220
-
Keranjang
2
Tractor tangan
3
Alat pertanian
5.049.198
127,77
2.130.000
2.396.078
2.378.500
208,96
107,85
100,74
89,55
129,17
-
c. petroganik
1kg
500
1 kg
232
1.550
1.600
1.200
360.117
371.733
278.800
133,33
133,33
b. TSP (SP36)
1 kg
183
1.800
2.000
2.000
330.000
366.667
366.667
100,00
100,00
90,00
c. ZA
1 kg
658
1.300
1.400
1.090
855.256
921.044
717.099
130,84
128,44
119,27
d. KCL
1 kg
150
1.500
1.600
2.000
225.000
240.000
300.000
125,00
80,00
75,00
e. NPK
1 kg
451
2.000
2.300
1.798
902.400
1.037.760
811.258
127,96
127,92
111,23
f. pupuk majemuk g. ZPT (perangsang tumbuh)
1 kg 1 kg
h. ponska
1 kg
388,57
326,53
87,01
116,88
113,60
116,67
178,25
166,67
700
10
50.000
939
2.380
tangki
3
412.500
a. herbisida
Liter
3
69.286
-
b. fungisida
Liter
6
156.667
-
c. insektisida
Liter
6
119.000
30.625
d. rondap
Liter
1
100.000
80.000
-
-
642.857
a. penyemprot hama
20.264.522
-
1 hari
2
1 hari
1
500.000
534.744 10.000
196.875
300.000 -
156,03 -
19.695.192 1 buah
765.000
-
C. Sewa Tenaga dan Hewan 1
6.098.282
a. Urea
i. tetes 3
30.000
5.445.629
17.337.396 -
1.057.692
1.131.188
634.615
-
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Volume rata-rata
b…………….. c……………
Harga (Rp)
1 hari 1 hari
-
Karung
1 buah
5
Gerobak
1 hari
6
Pompa air
1 hari
7
Ember
1 buah
8
Iuran pengairan
9
Transportasi/angkut
10
tractor besar
2011
Harga (Rp) x Volume 2008 -
4
2012
2
Upah menanam
Indeks 2008
208.125
4
150.000
11
1.725.000
1 buah
1
a. laki-laki
½ hari/org
19
b. perempuan
½ hari/org
14
40.000
125,00
160.417
225.000
525.000
561.458
787.500
66,67
71,30
66,67
1.768.750
1.515.741
18.112.500
18.571.875
15.915.281
108,24
116,69
113,81
41.700.962
41.680.919
31.530.930
100,33
132,19
132,25
4.388.404
4.438.924
2.867.370
114,38
154,81
153,05
740.000
730.310
370.000
125,00
197,38
200,00
39.476
20.000 -
-
a. laki-laki
½ hari/org
25
33.500
33.454
20.000
850.385
849.213
507.692
100,00
167,27
167,50
b. perempuan
½ hari/org
19
20.500
20.189
13.750
386.767
380.897
259.417
72,73
146,83
149,09
½ hari/org
14
26.273
-
-
3
Upah menyiangi
a. laki-laki b. perempuan
½ hari/org
19
13.183
-
-
4
Upah memupuk
a. laki-laki
½ hari/org
11
33.560
-
-
b. perempuan
½ hari/org
9
15.321
-
-
9
20.000
27
40.000
15
40.000
5
kepras
a. laki-laki
½ hari/org
b. perempuan
½ hari/org
6
klentek
a. laki-laki
½ hari/org
b. perempuan
½ hari/org
7 8 9
gatar Upah memanen Upah menjemur
10 Upah pemeliharaan 11 Upah Membajak
a. laki-laki
½ hari/org
b. perempuan
½ hari/org
a. laki-laki
½ hari/org
52
36.000
37.176
25.000
1.861.412
1.922.242
1.292.647
120,00
148,71
144,00
b. perempuan
½ hari/org
5
20.000
20.000
20.000
100.000
100.000
100.000
125,00
100,00
100,00
a. laki-laki
½ hari/org
5
17.500
17.500
20.000
78.750
78.750
90.000
125,00
87,50
87,50
b. perempuan
½ hari/org
2
20.000
20.000
13.750
40.000
40.000
27.500
145,45
145,45
145,45
a. laki-laki
½ hari/org
10
23.000
23.636
15.000
232.091
238.512
151.364
133,33
157,58
153,33
b. perempuan
½ hari/org
6
18.000
18.000
12.500
99.000
99.000
68.750
120,00
144,00
144,00
Laki-laki
½ hari/org
20.000
0
12 upah angkut
100kg
66
Sewa tanah ladang
150,00
0
23.450
B. Pengeluaran Lain 1
2012
-
2.000
1 ha
2011
100,00
2
2010 -
A. Upah Buruh Upah mencangkul
2011
1.500
II. FAKTOR PRODUKSI 1
2012
37.312.558
37.241.995
28.663.560
100,00
129,93
130,17
a. kelas I
1 Ha/tahun
4
5.500.000
5.500.000
5.500.000
22.000.000
22.000.000
22.000.000
100,00
100,00
100,00
b. kelas II
1 Ha/tahun
3
6.000.000
5.972.500
2.495.000
15.000.000
14.931.250
6.237.500
100,00
239,38
240,48
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Volume rata-rata
2
3
4
Sewa tanah sawah
Pajak/PBB ladang
Pajak/PBB sawah
Harga (Rp) 2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008 -
2012
2011
Indeks 2008
0
2010 -
-
0
-
-
0
-
-
0
2012
1 Ha/tahun
a. kelas I
1 Ha/tahun
1
9.800.000
b. kelas II
1 Ha/tahun
1
8.250.000
c. kelas III
1 Ha/tahun
a. kelas I
1 Ha/tahun
1
142.000
141.667
120.000
142.473
142.139
120.400
100,00
118,06
118,33
b. kelas II
1 Ha/tahun
1
172.500
171.000
310.000
170.085
168.606
305.660
100,00
55,16
55,65
c. kelas III
1 Ha/tahun
2
52.500
-
-
a. kelas I
1 Ha/tahun
1
198.222
-
-
b. kelas II
1 Ha/tahun
1
160.778
-
-
c. kelas III
1 Ha/tahun
5
1.250.000
-
-
-
III. BARANG MODAL
669.564
781.580
85,36
85,67
0,00
125.000
203.636
208.843
318.182
56,00
65,64
64,00
52.500
92.727
94.769
162.273
131,14
58,40
57,14
121,53
116,89
124,46
120,48
1
Cangkul
Dengan gagang
1 buah
3
80.000
82.045
2
Arit
Dengan gagang
1 buah
3
30.000
30.661
3
Garu/bajak
Lengkap
1 buah
4
Tractor tangan
1 buah
5
Trasher
1 buah
6
Alat semprot
1 buah
1
7
Pisau/golok
1 buah
2
36.167
-
-
8
Garpu
1 buah
2
63.750
-
-
9
Barang modal lain
-
-
10.000 1.408.333
Total Harga Yang dibayar Petani
2011
c. kelas III
1
18.000.000
-
-
-
-
320.000
332.683
Keranjang
1 buah
timba
1 buah
3
pompa air
1 buah
1
gerobak
1 buah
1
500.000
gen set / diesel
1 buah
1
2.200.000 65.000
ganjo
1 buah
3
selang air
1 meter
170
12.500
kapak
1 buah
1
80.000
skrop
1 buah
3
70.000
Bambu/gantar
1 buah
273.750
352.000
365.952
301.125
-
109,59
103.335.843
106.754.622
85.772.868
95,53
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (PERKEBUNAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp)
Volume 2012
1
Kelapa belum kupas
2
Kopi biji kering
a. muda
100 butir
b. tua
100 butir
a. arabica
100 kg
b. robusta
100 kg
3,75
300000
23
215000
Harga (Rp) x Volume 2008
2012
2011
Indeks 2008
2010
2011
-
-
-
-
-
-
-
-
1.500.000
2012
100,00
3
Cengkeh
Biji kering
1.300
50.000
50.000
46.000
65.000.000
65.000.000
59.800.000
93,48
108,70
108,70
4
Tembakau
a. daun basah
100 kg
368
244.000
247.500
150.000
89.792.000
91.080.000
55.200.000
110,00
165,00
162,67
b. daun kering
100 kg
12
275.000
275.000
152.000
3.162.500
3.162.500
1.748.000
105,26
180,92
180,92
c. rajangan
100 kg
1
180.000
180.000
165.000
212.400
212.400
194.700
103,03
109,09
109,09
d. ................
100 kg
a. glondongan
100 kg
1
140.000
-
b. odolan
100 kg
1
210.000
-
25
56.000
64.515.294
66.480.571
82,35
113,15
109,80
96,33
128,59
126,74
5
Kapuk
1 kg
2011
6
Kapas
Kapok
100 kg
7
Jambu mete
Biji
100 kg
8
Tebu
9
Lainnya ..................
Coklat
100 kg
100 kg
Total Harga Yang Diterma Petani
-
-
1.152
56.000
57.706
51.000
58.755.000
1.150.000
222.682.194
225.935.471
175.697.700
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (PETERNAKAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp)
total Rata -
2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008
I. TERNAK BESAR A. Jual Bibit (pembibitan) 1 Bibit Sapi perah 2 Bibit Sapi potong
Ekor
b. peranakan
Ekor
a. lokal
Ekor
5
6.500.000
-
9
3.833.333
-
2
Ekor
Lokal
Ekor
4 Bibit kambing
a. ettawa
Ekor
10
1.000.000
b. peranakan
Ekor
20
700.000
c. kacang
Ekor
a. ekor gemuk
Ekor Ekor
Indeks
905.300.000
571.925.000
2008 615.620.324
2010 115,23
2011 92,90
2012 147,05
-
b. hasil IB
b. lokal
2011
-
a. asli
3 Bibit kerbau
5 Bibit domba
2012
800.000
225
-
B. Hasil Daging (hewan potong)
905.300.000
571.925.000
615.620.324
115,23
92,90
147,05
a. lokal
Ekor
3
11.500.000
7.500.000
9.650.000
34.500.000
22.500.000
28.950.000
108,81
77,72
119,17
b. hasil IB
Ekor
48
12.500.000
8.400.000
9.687.663
600.000.000
403.200.000
465.007.824
86,71
129,03
2 Kerbau
Lokal
Ekor
3 Kambing
a. peranakan
Ekor
1 Sapi potong
4 Domba Itik
108,39
c. kacang
Ekor
51
1.800.000
1.200.000
850.000
91.800.000
61.200.000
43.350.000
141,18
141,18
211,76
a. ekor gemuk
Ekor
90
2.000.000
950.000
875.000
179.000.000
85.025.000
78.312.500
137,14
108,57
228,57
b. lokal
Ekor
Hibrida
Ekor
236.112.500
226.652.500
192.657.500
232,19
117,65
122,56
0
0
5.000
4.500
35
2.860
C. Susu Sapi perah Kambing
Liter/hari ettawa
-
Liter
....................... II. TERNAK KECIL A. Jual Bibit (pembibitan) 1 Bibit ayam
2 Bibit burung
a. potong
Ekor
-
b. petelur
Ekor
-
c. kampung
Ekor
-
Puyuh
Ekor
-
No
Nama Barang
Kualitas
3 Bibit itik/bebek 4 Bibit induk itik petelur
Satuan Ekor
total Rata 766,8
Harga (Rp) 2012
2011 8.800
Harga (Rp) x Volume 2008 -
2 Itik
2010
2011
2012
236.112.500
226.652.500
192.657.500
117,65
122,56
a. kampung
Ekor
50
35.000
35.000
23.000
1.750.000
1.750.000
1.150.000
130,43
152,17
152,17
b. potong
Ekor
9.175
25.000
24.000
20.500
229.375.000
220.200.000
188.087.500
70,18
117,07
121,95
potong
Ekor
143
35.000
33.000
24.000
4.987.500
4.702.500
3.420.000
150,46
137,50
145,83
0
0
98,80
141,22
a. petelur b. kampung/Arab
Kg
2.395
12.025
Butir
-
77,02
150,46
-
150,46 150,46
2 Telur itik
Butir
26.263
1.067
-
3 Telur puyuh
Butir
2.100
120
-
Harga Yang Diterima Petani
Indeks 2008
Ekor
C. Telur 1 Telur ayam
2011
.......................
B. Daging 1 Ayam
2012
150,46 1.141.412.500
798.577.500
808.277.824
185,72
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (PETERNAKAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
volume
Rata I. NON FAKTOR PRODUKSI A. Bibit 1 Sapi perah
Harga (Rp) 2012
Harga (Rp) x Volume 2008
2011 297.600.825
2008 348.643.242
296.169.167 30.000.000
293.443.333 30.000.000
346.910.691 19.875.000
2010
Ekor
b. peranakan
Ekor
a. lokal
Ekor
15
b. hasil IB
Ekor
26
Sapi Jawa
Ekor
1
4.000.000
Sapi urap - urap
Ekor
8
2.000.000
-
-
-
10
500.000
-
-
-
2 Sapi potong
3 Kerbau
Lokal
Ekor
4 Kambing
a. ettawa
Ekor
c. kacang
Ekor
5 Domba
a. Ekor gemuk
Ekor
b. lokal
Ekor
a. potong
b. peranakan
Ekor
10.000.000
6.625.000
Indeks
2012 300.271.885
a. asli
3
10.000.000
2011
4.700.000
7.750.000
7.750.000
162
2011 85,36
2012
162 189
84,59 150,94
150,94
166
160,73
160,73
107
80,00
80,00
137
82,43
77,28
86,13 85,37
-
-
-
4.821.818
202.791.667
202.791.667
126.170.904
-
10
600.000
600.000
750.000
249
450.000
480.000
582.277
-
6.000.000
6.000.000
7.500.000
119.400.000
144.841.404
-
-
111.937.500
-
-
-
Ekor
7.050
5.500
5.225
3.750
38.775.000
36.836.250
26.437.500
107
139,33
146,67
b. petelur/arab
Ekor
1.225
6.500
6.250
5.250
7.962.500
7.656.250
6.431.250
107
119,05
123,81
c. kampung
Ekor
50
6.000
5.000
5.250
300.000
250.000
262.500
152
95,24
114,29
7 Burung
Puyuh
Ekor
4.000
8 Itik/bebek
potong
6 Ayam
Ekor
1.723
9 Itik/bebek Petelur
Ekor
400
10 Itik Jual bibit B. Obat-obatan
Telur
1 Vaksin/serum
Vitamin/mineral
2 C. 1 2 3
Pakan Ternak Rumput/daun Dedak Bungkil
a. Turbo b. Starbio c. ND Asota d. ND-ID e. Antibiotik f. B-Kompleks g. EM-4 h. Viensik i……… a. Suntik b. Egstimulan c. Elektrovite d. Jenis 1 e. Mineral ........................ ........................ ........................
Bungkus Bungkus 1000 ekor 1000 ekor kali sachet Liter pak
33 64 24 6 17 8 12 20 25
Botol
33 4 51
Ikat Kg Kg
6.000
-
-
5.750
2.800
46.000
26.417 -
336
1 kg
4.000
254 272
20.000 11.500 17.500 25.000 30.000 7.500 3.000 20.000 12.500 80.000 60.000
19.500
39.429 85.000
39.429
13.500 2.500
12.000
-
25.000 30.750 7.850 3.000 19.833 12.300 80.000 60.000
-
85.000
5.385 1.350
2.888
-
-
9.909.167
4.825.333
179
205,36
214,29
18.400.000
10.566.800
95
174,13
0,00
67 111 111
239,96 246,98 213,89
236,80
-
18.000
13.300
10.340.000
-
665.000 736.000 420.000 150.000 510.000 60.000 36.000 403.333 4.193.750 2.000.000 1.950.000 171.796 4.292.500 4.102.719 3.422.250 680.469 -
-
-
-
4.157.491 3.371.550 785.941
1.732.551 1.365.098 367.453 -
250,70 185,19
No
Kualitas
Nama Barang
Satuan
4 Jagung ........................ 5 Konsentrat ........................ 6 Lainnya/ Ampas tahu ........................ Damen/Kawul 7 Formulasi Karak/Nasi aking D. Alat dan Jasa Peternakan 1 ember ........................ 2 tempat minum ........................ 3 tempat telur ........................ 4 tempat makan ........................ 5 jasa mengawinkan ........................ 6 Listrik ........................ Tabung elpiji 7 angkutan ........................ 8 Mesin tetas
Kg 60 Kg 50 Kg 1 kg kg
Buah Buah Buah Buah 1 kali 1 kwh unit Rit unit
Harga (Rp)
volume Rata -
2012
2011
270
7.500
4.190
91.700
478
35.253
1.150
550
2.982
2.942
14
2.700
7
12.958
35
32.533
132
9.980
15
481.607
7
37.500
1
108.714
50
13.500
4
212.500
Harga (Rp) x Volume 2008 -
-
II. FAKTOR PRODUKSI A. Upah Buruh 1 Upah pemeliharaan 2 Upah pemerahan
a. laki-laki b. perempuan a. laki-laki b. perempuan
½ hari/orang
2 Upah panen
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan 3 Upah mencari rumput
½ hari/orang ½ hari/orang
a. kelas I
2 Pajak/ PBB
b. kelas II
5
30.000
25.000
30.000
1
15.000
10
25.000
½ hari/orang
a. laki-laki b. perempuan
B. Pengeluaran Lain 1 Sewa tanah usaha
1 Kandang
½ hari/orang ½ hari/orang ½ hari/orang
-
12.500
2011
1.083.340 150.147 137.647 -
Indeks 2008
350.840 150.147 137.647
318.699 127.206 114.706
-
-
-
12.500
12.500
12.500
200.693
191.493
500.000
500.000
b. kelas II
1 Ha/Tahun
1
300.000
317.500
-
a. kelas I
1 Ha/Tahun
1
186.722
186.722
183.933
178.693
178.693
176.024
1 1 Ha/Tahun III. BARANG MODAL
40.000
40.000
28.125
22.000
22.000
15.469
4.791.128
24.083.077 24.000.000
22.993.322 22.915.038
9.648.969 9.582.256
78.284
66.713
2
2 Skop
Buah
2
3 Pisau/golok/sabit
Buah
2
4 Keranjang
Buah
5 Pompa air dan slang
Buah
Sapu 6 Gerobak Total Harga Yang dibayar Petani
12.000.000
11.457.519
40.000
37.692
27.000
83.077
1
5.000
-
2
550.000
-
487,33
109
101,52
101,52
142,22
142,22
145 146
238,30 239,14
249,59
78
117,34
124,53
115
89,50
90,75
-
250,46
-
-
Buah
100,00
104,80
-
-
Buah
100,00
188
120,00
-
32.121
136
118,03
-
232.500
-
339,93
-
1
Buah
-
110,09 118,03 120,00
12.500
933.193 500.000
112 112 112 -
-
-
2012
-
-
12.500
2011
-
1 Ha/Tahun
Permanen
2010 -
1
2012
325.438.303
320.944.987
358.610.909
RAHASIA
PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
KUESIONER NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2012 1 KODE RESP 2 NAMA 3 ALAMAT
CODING
KECAMATAN 4 JENIS KELAMIN
1. LAKI-LAKI
5 PENDIDIKAN
1. S1 ATAU LEBIH TINGGI 2. DIPLOMA 3. SMA ATAU SEDERAJAT
6 UMUR
2. PEREMPUAN 4. SMP ATAU SEDERAJAT 5. SD ATAU LEBIH RENDAH TAHUN
7 JUMLAH ANGGOTA KELUARGA
ORANG
8 JUMLAH ANGGOTA KEL. YG BEKERJA
ORANG
PERTANYAAN 9 LUAS LAHAN YANG DIMILIKI 10 ALAT PRODUKSI YANG DIMILIKI
M2 1. TRAKTOR 2. TRAKTOR TANGAN 3. POMPA DIESEL 4. AREA PENJEMURAN 5. GUDANG 6. LAINNYA....................................
UNIT UNIT UNIT M2 M2
11 KENDALA PENGEMBANGAN USAHA 1. PERMODALAN 2. KELANGKAAN PUPUK, OBAT-OBATAN 3. AIR UNTUK PERTANIAN 4. HARGA KOMODITAS 5. PENANGAN PASCA PANEN 6. REGULASI PEMERINTAH 12 SUMBER PERMODALAN 1. MODAL SENDIRI 2. MODAL SENDIRI DAN PINJAMAN PIHAK LAIN 3. SEPENUHNYA PINJAMAN 13 JIKA MODAL BERASAL DARI PINJAMAN: A. ASAL PINJAMAN BANK KOPERASI SIMPAN PINJAM KUD LAINNYA.............................
B. SISTEM BALAS JASA BUNGA BAGI HASIL BUNGA BAGI HASIL BUNGA BAGI HASIL BUNGA BAGI HASIL
LAINNYA LAINNYA LAINNYA LAINNYA
C. PERSENTASE PERSEN PERSEN PERSEN PERSEN
14 SALURAN PEMASARAN YANG DIGUNAKAN 1. PENGEPUL 2. KONSUMEN AKHIR 3. KUD 4. BULOG, PABRIK ATAU BADAN PENYANGGA LAIN 15 DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN DARI PEMERINTAH (URUTKAN SESUAI PRIORITAS) 1. BANTUAN PERMODALAN 2. BANTUAN ALAT DAN SARANA PERTANIAN 3. BANTUAN TEKNIS DAN PEMASARAN 4. STABILISASI HARGA 5. REGULASI 16. UNTUK TEKNOLOGI PERTANIAN (TANAM, PEMBIBITAN, PANEN DSB) DIPEROLEH DARIMANA 1. PETANI LAIN YANG TELAH BERPENGALAMAN 2. PENYULUH PERTANIAN 3. BELAJAR SENDIRI MELALUI MEDIA (BUKU, INTERNET DLL) 4. KURSUS ATAU PELATIHAN 5. LAINNYA................................................................. 17 DARIMANA BAPAK/IBU MENGETAHUI PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS YANG DITANAM 1. TENGKULAK/PENGEPUL 2. SESAMA PETANI 3. MEDIA (MEDIA CETAK, MEDIA ELEKTRONIK) 4. PABRIK
1
HARGA YANG DITERIMA PETANI
1A Tanaman Pangan Padi ............................................. ............................................. ............................................. Palawija: a. Jagung b. Kedelai c. Kacang hijau d. Kacang tanah e. Ubi Kayu f. Ubi Jalar 1B Hotikultura Buah-buahan .......................................... .......................................... .......................................... Sayur-Sayuran ........................................ ........................................
Jenis
Lama Panen (Hari)
Jumlah Yg Dimiliki
Satuan
Hasil per panen Satuan
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg
Cengkeh
Ha
Kg
Kopi
Ha
Kg
Ha Ha Ha
Kg Kg Kg
Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor
Ekor Ekor Ekor Ekor Ekor
Ternak Kecil:
Ekor
Ekor
a. Kambing
Ekor
Ekor
b. Kelinci
Ekor
Ekor
c. .................................
Ekor
Ekor
Unggas:
Ekor
Ekor
a. Ayam Petelor
Ekor
Ekor
b. Ayam Pedaging
Ekor
Ekor
c. Ayam Kampung
Ekor
Ekor
d. Bebek
Ekor
Ekor
1C Tanaman Perkebunan Rakyat
Kelapa Tebu Tembakau 1D Peternakan Ternak besar: a. Sapi b. Kerbau c. Babi d. ...............................
Saat ini
Harga Jual Keterangan 3 Bulan yang Tahun Lalu sebelumnya
1
HARGA YANG DITERIMA PETANI
Jenis
Lama Panen (Hari)
Jumlah Yg Dimiliki
Satuan Ekor
e. Mentok
Hasil per panen Satuan
Saat ini
Harga Jual Keterangan 3 Bulan yang Tahun Lalu sebelumnya
Ekor
Hasil Ternak : a. Telur
Kg
Kg
b. Susu
liter
Liter
Ekor Ekor Ekor
Ekor Ekor Ekor
c. ................................. 1E Perikanan .................................. ................................. HARGA YANG DIBAYAR PETANI Konsumsi Rumah Tangga 1 2 3 4 5 6 7
REKAP
Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transportasi & Komunikasi
YANG DITERIMA PETANI Tanaman Pangan Holtikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan JUMLAH
Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (Lihat Panduan) Komoditas 1 Komoditas 2 Lama Panen 3 Luas tanam/ Jumlah
YANG DIBAYAR PETANI Konsumsi Rumah Tangga Biaya Produksi dan PB Modal
Biaya 4 5 6 7
Bibit Obat-obatan & Pupuk Transportasi & Komunikasi Sewa Lahan, Pajak & Lainnya a. Sewa lahan Pajak 8 Penambahan Barang Modal 9 Upah Buruh Tani 10 Pakan ternak
Lembar Kontrol Surveyor Tanggal Survey Nama dan paraf Verifikator Tanggal Nama dan paraf Entry Data Tanggal Nama dan paraf
JUMLAH CATATAN
PENYUSUNAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2012 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG Bekerjasama dengan:
kataPENGANTAR pengantar KATA Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah dan perkenan-Nyalah buku Penyusunan Nilai Tukar Petani Kabupaten Jombang tahun 2012 ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Badan Perencanaan Pembangunan Derah Kabupaten Jombang atas kepercayaaan yang telah diberikan kepada kami serta kepada semua fihak yang telah mendukung terselesaikannya penyusunan laporan hasil penelitian ini. Kami juga memohon maaf apabila masih banyak terdapat kekurangsempurnaan dan kekhilafan dalam penyusunan laporan ini Semoga buku ini dapat menjadi masukan dan inspirasi bagi perbaikan dan pengembangan penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Jombang pada masa-masa yang akan datang.
JOMBANG, 2012
Tim Penyusun
DAFTAR ISI BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1
1.1. Latar Belakang
1.1
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3
1.3. Sasaran
1.4
1.4. Ruang Lingkup
1.4
KAJIAN PUSTAKA
2.1
2.1. Umum
2.1
2.2. Angka Indeks
2.2
2.3. Indeks Harga
2.3
2.4. Angka Indeks Gabungan
2.4
2.5. Perhitungan Nilai Tukar Petani
2.7
BAB III METODOLOGI
3.1
3.1. Umum
3.1
3.2. Tahapan Penelitian
3.2
3.3. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
3.2
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.5
3.4.1. Jenis dan Sumber Data
3.5
3.4.2. Definisi Operasioanal
3.6
3.5. Populasi dan Sampel
3.8
3.5.1. Populasi
3.8
3.5.2 Sampel
3.9
3.6. Metode Analisis
3.14
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1
4.1. Umum
4.1
i
BAB V
4.2. Kondisi Topografi
4.3
4.3. Kependudukan
4.7
4.4. Struktur Ekonomi
4.8
4.5. Penggunaan Lahan
4.10
4.6. Komoditas Pertanian
4.11
4.6.1. Tanaman Bahan Pangan
4.11
4.6.2. Tanaman Perkebunan
4.14
4.6.3. Kehutanan
4.15
4.6.4. Peternakan
4.15
4.6.5. Perikanan
4.18
HASIL PERHITUNGAN
5.1
5.1. Nilai Tukar Petani (NTP KABUPATEN)
5.1
5.2. Indeks Diterima Petani Kabupaten (lt)
5.8
5.3. Indeks Dibayar Petani Kabupaten
5.10
5.4. Nilai Tukar Petani (NTP KECAMATAN)
5.12
5.5. Indeks diterima Petani Kecamatan(lt)
5.15
5.6. Indeks Dibayar Petani Kecamatan
5.16
5.7. Pendapatan Rumah Tangga Petani
5.17
BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Pembahasan BAB VII KESIMPULAN, SARAN & REKOMENDASI
6.1 6.1 7.1
7.1. KESIMPULAN
7.1
7.2. SARAN
7.3
7.3. REKOMENDASI
7.3
DAFTAR PUSTAKA
7.4
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Diagram Alir Metode Analisis Perhitungan NTP
3.2
Gambar 3.2
Diagram Perhitungan NTP
3.17
Gambar 4.1
Peta Administrasi Kabupaten Jombang
4.2
Gambar 4.2
Luas Tanah Menurut Penggunaanya Tahun 2010
4.11
Gambar 4.3
Jumlah Produksi Padi dan Jagung Kabupaten Jombang
4.13
Gambar 5.1
Grafik Perkembangan Indeks Terima (It), Indeks Bayar (Ib) dan NTP Tahun 2010-2012
Gambar 5.2
5.4
Grafik Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Sub-sektor Kab. Jombang Tahun 2011 (2008 =100)
5.6
Gambar 5.3
Grafik Nilai Tukar Petani (NTP) Kecamatan Tahun 2012
5.14
Gambar 6.1
Sistem Agribisnis
6.5
v
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Variabel-variabel
dan
Sumber
Data
yang
Digunakan
Dalam
Penyusunan NTP Tabel 3.2 Populasi Penelitian
3.5 3.8
Tabel 3.3 Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan Tingkat Kesalahan 1%, 5%, dan 10%
3.11
Tabel 3.4. Jumlah Sampel di Masing-Masing Kecamatan
3.13
Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa Menurut Kecamatan
4.3
Tabel 4.2 Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan
4.5
Tabel 4.3 Luas Daerah Menurut Derajat Kemiringan
4.6
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Kabupaten Jombang
4.7
Tabel 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jombang 2006-2011
4.9
Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Tahun 2010
4.10
Tabel 4.7 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi
4.12
Tabel 4.8 Luas Area Dan Produksi Perkebunan 2008 - 2010
4.14
Tabel 4.9 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi 2001-2011 ( HA )
4.15
Tabel 4.10 Populasi Ternak Besar Menurut Kecamatan 2010
4.16
Tabel 4.11 Populasi Unggas Menurut Kecamatan 2010
4.17
Tabel 4.12 Produksi Ikan Menurut Sub Sektor Perikanan 2010 (TON)
4.18
Tabel 5.1. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 (2008 =100)
5.3
Tabel 5.2. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Subsektor Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 (2008 =100)
5.5
iii
Tabel 5.3. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It) Kabupaten Jombang Menurut Sub Sektor PertanianTahun 2010-2012 (2008 = 100)
5.9
Tabel 5.4. Rata-rata Indeks Dibayar Petani (Ib) Kabupaten Jombang Menurut Kelompok/Jenis Komoditi Tahun 2010-2012 (2008 = 100)
5.11
Tabel 5.5. Rekapitulasi NTP Kecamatan Tahun 2012
5.13
Tabel 5.6. Pendapatan Rumah Tangga petani kabupaten Jombang Tahun 2012
5.18
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting, baik dalam masa normal, maupun dalam masa krisis seperti krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1960-an, 1980-an an dan tahun 1997 sampai saat ini. Dalam krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997, sektor pertanian yang memiliki local content relatif tinggi dibandingkan dengan komoditi manufaktur non pertanian, dan berfungsi sebagai katup penyelamat.
Peranan sektor
pertanian akan tambah besar lagi apabila diperhitungkan: 1. Nilai tambah yang diciptakan melalui penyediaan jasajasa jasa yang melayani keberlanjutan produksi (transportasi, pergudangan, keuangan dan lain-lain); 2. Industri hulu seperti industri pupuk, alat-alat alat pertanian dan jasa perdagangan produk primer dan olahan agribisnis.
Untuk itu diperlukan suatu pandangan yang utuh agar output sektor pertanian tidak hanya dilihat sebatas penghasil
1.1
PDF processed with CutePDF evaluation edition www.CutePDF.com
bahan baku yang berasal dari tumbuhan dan hewan, tetapi perlu dilihat sebagai suatu sistem agribisnis mulai subsistem sumberdaya alam, pengadaan sarana produksinya, ya, produksi usaha tani, pengolahan (agroindustri), pemasaran dan jasa-jasa jasa penunjangnya serta subsistem
konsumsinya. Konsekuensi
sebagai daerah agraris, yang sebagian besar lahan dan mata pencaharian penduduknya bertumpu pada bidang tersebut, perhatian pembangunan mbangunan daerah harus lebih banyak terfokus kepada bidang pertanian, artinya bukan hanya sekedar mempertahankan keberadaan bidang pertanian dengan segala ciri tradisionalnya, namun harus lebih mengarah kepada transformasi modern atau industrialisasi pertanian nian (agroindustri) yang mampu memberikan nilai tambah terhadap bidang pertanian. Dengan demikian, Nilai Tukar Petani (NTP), khususnya petani produsen yang selalu berada pada tingkat yang lebih rendah, secara berangsur dapat bergeser ke tingkat yang semakin baik. Pada akhirnya daya tawar petani (khususnya petani produsen) menjadi kuat dan secara umum juga akan menunjang posisi tawar daerah, baik secara regional maupun nasional. Untuk melihat keberhasilan dalam menjalankan misi tersebut, selain data tentangg pertumbuhan ekonomi diperlukan
1.2
juga data pendukung di sektor pertanian. Dengan tersedianya data yang lengkap dan aktual akan lebih memudahkan pemerintah dalam melakukan evaluasi pembangunan yang telah dilaksanakan dan perencanaan pembangunan berikutnya. Salah satu
indikator
yang
digunakan
untuk
mengukur
hasil
pembangunan sektor pertanian adalah Nilai Tukar Petani (NTP). NTP adalah rasio indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. Secara konsep, NTP adalah mengukur kemampuan tukar produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani dan barang dan jasa yang diperlukan dalam menghasilkan produk pertanian.
1.2. Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui
keberhasilan
pembangunan
sektor
pertanian tanian Kabupaten Jombang tahun 2012
sampai
dengan tingkat kecamatan; 2. Mengetahui tingkat
kesejahteraan petani sampai
dengan tingkat kecamatan;
1.3
1.3. Sasaran Tersedianya buku penghitungan NTP Kabupaten Jombang tahun 2012 yang dihitung di 21 kecamatan meliputi liputi 5 (lima) sub sektor pertanian yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, akan, kehutanan, dan perikanan. perikanan
1.4. Ruang Lingkup 1. Penghitungan indeks harga yang diterima petani yang meliputi subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan Kabupaten Jombang tahun 2012 beserta analisis faktorfaktor faktor yang mempengaruhi; 2. Penghitungan indeks harga yang dibayar petani yang meliputi indeks konsumsi rumah tangga dan indeks biaya
produksi
dan
penambahan
barang
modal
Kabupaten Jombang Tahun 2012 beserta analisis faktorfaktor faktor yang mempengaruhi;
1.4
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.
Umum Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan/rasio
antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani. Hubungan NTP dengan tingkat kesejahteraan petani sebagai produsen secara nyata terlihat dari posisi It yang berada pada pembilang (enumerator) dari angka NTP. Apabila harga barang/produk pertanian naik, dengan asumsi volume produksi tidak berkurang, maka penerimaan / pendapatan petani dari hasil panennya juga akan bertambah. Perkembangan harga yang ditunjukkan It, merupakan sebuah indikator tingkat kat kesejahteraan petani produsen dari sisi pendapatan (Rosidi, 2007).
Perkembangan nilai tukar petani merupakan salah satu penentu tingkat pendapatan riil petani dan juga seringkali disebut sebagai indikator tingkat kesejahteraan petani, maka menurunnya nilai tukar petani dapat berpengaruh negatif terhadap tingkat pendapatan riil petani. Menurunnya nilai tukar
2.1
hasil produksi pertanian dapat langsung mempengaruhi daya beli masyarakat tani, sebaliknya makin baik nilai tukar komoditi pertanian tertentu, semakin akin baik pula kedudukan pertanian terhadap industri dan semakin bergairah petani untuk meningkatkan produksinya, sehingga kelestarian swasembada beras/pangan dapat terjamin (Hendayana, 2001).
2.2. Angka Indeks Angka lndeks adalah suatu angka yang diharapkan diharap dapat memberitahukan perubahan-perubahan perubahan sebuah atau lebih karakteristik pada waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan. Macam-macam macam angka lndeks ada tiga, yaitu lndeks harga, Indeks jumlah (kuantitas), dan lndeks nilai. Dalam NTP ini, Indeks yang digunakan adalah indeks harga.
Dalam penghitungan angka lndeks, selalu menggunakan acuan tahun dasar. Pengertian tahun dasar adalah tahun dan waktu di mana keadaan dijadikan pokok perbandingan daripada keadaan pada tahun atau waktu yang lainnya. Pedoman dalam da pemilihan tahun dasar adalah sebagai berikut: 1. Harga yang dipakai untuk perbandingan adalah harga ratarata rata selama jangka waktu tersebut.
2.2
2. Tahun atau waktu dasar yang normal (tidak masa perang, banjir, wabah penyakit). 3. Jangka waktu tidak terlalu pendek atau terlalu panjang. 4. Tahun dasar atau waktu dasar tidak diambil terlampau jauh lewat ke masa silam.
2.3. Indeks Harga Indeks harga adalah angka yang diharapkan dapat dipakai untuk
memperlihatkan
perubahan
mengenai
harga harga-harga
barang, baik harga untuk semacam macam maupun berbagai macam barang dalam waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan.
lndeks harga dirumuskan sebagai berikut:
di mana, ho = harga barang pada tahun atau waktu dasar ht = harga barang pada tahun yang lain
2.3
2.4. Angka Indeks Gabungan Angka lndeks gabungan adalah angka lndeks yang ditentukan berdasarkan beberapa macam barang atau bahan. Penentuan angka lndeks gabungan meliputi: a. Angka Indeks Agregatif Angka lndeks gabungan yang didapat dengan jalan membentuk angka relatif atif untuk jumlah akhir mengenai harga (jumlah atau nilai) dari pada barang-barang barang (bahan-bahan) (bahan yang membentuk agregatif tersebut. b. Angka lndeks dengan cara rata-rata relatif Angka lndeks gabungan yang didapat dengan jalan menentukan rata-rata rata dari angka relatif tiap barang atau bahan.
Cara penentuan angka Indeks gabungan meliputi dua hal, yaitu memperhatikan kepentingan relatif (ditimbang) dan tidak
memperhatikan
kepentingan
relatifnya
(tidak
ditimbang). Tiga cara untuk penentuan angka lndeks agregatif ditimbang, yaitu:
1) Cara Laspeyres atau Cara Tahun Dasar Menggunakan banyak barang yang terdapat pada tahun
2.4
dasar sebagai timbangan terhadap harga. Banyak barang merupakan faktor perkalian untuk harga-harga harga barang yang lndeks sedang dicari. lndeks ini digunakan untuk mengetahui
perubahan
harga
apabila
dengan
menganggap banyak barang tidak berubah dari tahun ke tahun semenjak tahun dasar atau pengaruh perubahan banyak barang ng ditiadakan. Formula lndeks Laspeyres adalah sebagai berikut:
di mana, ht
=
harga rga pada tahun t yang lndeksnya sedang
dicari ho
=
harga pada tahun yang lain
do
=
banyak barang yang didapat tahun atau waktu
dasar lt
= indeks Laspeyres yang sedang dicari
2) Cara Paasche atau Cara Tahun Diketahui Menggunakan timbangan berupa banyak barang yang terdapat pada tahun yang angka lndeksnya akan
2.5
ditentukan. lndeks ini digunakan untuk mengukur perubahan harga semenjak
tahun dasar dengan
anggapan bahwa banyak barang pada tahun dasar sama dengan banyak barang pada tahun yang lndeksnya dicari. Formula lndeks Paasche adalah sebagai berikut:
dimana, ht = harga pada tahun t yang lndeksnya sedang dicari ho
=
harga pada tahun yang lain
dt
=
banyak barang yang didapat tahun atau waktu
dasar lp
=
indeks ndeks Paasche yang sedang dicari
3) Cara Tahun Khas lndeks yang menggunakan timbangan berupa banyak barang yang terdapat pada suatu tahun atau waktu tertentu yang dianggap khas atau cukup beralasan. ber Formula lndeks Tahun Khas adalah sebagai berikut:
2.6
di mana, ht
=
harga pada tahun t yang lndeksnya sedang
dicari ho
=
harga pada tahun yang lain
dt = banyak barang yang didapat tahun khas lk
=
indeks Khas yang sedang dicari
2.5. Penghitungan Nilai Tukar Petani Beberapa formula angka Indeks yang berkaitan dengan penghitungan nilai tukar petani adalah: a. Harga Relatif Harga relatif (HR) adalah rasio perbandingan harga suatu komoditi pada suatu periode waktu tertentu terhadap terha harga pada periode waktu sebelumnya. Data harga per komoditi diperoleh dari pemantauan harga konsumen pedesaan dan harga produsen di kecamatan dan digunakan untuk menghitung HR komoditi kecamatan.
Rumus HR adalah:
2.7
dengan, ke HR(t)ji = HR pada bulan ke-t komoditi j di kecamatan ke-i H(t)ji
= Harga pada bulan ke-tt komoditi di kecamatan ke-i ke
H (t-1)ji = Harga pada bulan ke-(t-1) komoditi j di kecarnatan ke-i
Dari hasil penghitungan HR kecamatan, selanjutnya dihitung HR komoditi kabupaten dengan cara rata-rata rata dari HR sebagai berikut:
dengan, HR (t) j
=
rata-rata HR pada bulan ke-tt komoditi j
HR(t)ji = HR pada bulan ke-tt komoditi di kecamatan ke-i ke k
=
jumlah kecamatan
b. lndeks Harga Yang Diterima Petani (IHTP) Penghitungan
lndeks
harga
yang
diterima
petani
menggunakan formula lndeks Laspeyres. Beberapa formula
2.8
yang berkaitan dalam penghitungan IHTP dan IHBF adalah sebagai berikut:
dengan, = lndeks harga bulan ke-t baik pada IHTP
It
maupun IHBP Hti
= Harga pada bulan ke-tt untuk barang ke-i ke
H(t-1)i
= Harga pada bulan ke-(t-7) 7) untuk barang ke-i ke
Hti H (t-1) i
= Relatif harga bulan ke-tt dibanding ke-(t-1) ke untuk barang ke-i
Hoi
= Harga pada tahun dasar untuk barang ke-i ke
Qoi
= Kuantitas pada tahun dasar untuk barang ke-i ke
m
= Banyaknya barang yang tercakup dalam paket komoditi.
Untuk mempermudah penghitungan pada formula Indeks Laspeyers maka digunakan rumus berikut:
2.9
Sehingga untuk penghitungan IHTP adalah
di mana,
2.10
dengan, DToi
= Diagram timbangan dasar komoditi i
NMSoi
=
Nilai Market Surplus dasar komoditi i
T
=
Jumlah
komoditi
paket
komoditi
sektor
pertanian
c. lndeks Harga Yang Dibayar petani (lHBP) Penghitungan IHBP pada dasarnya juga menggunakan lndeks Laspeyers, tetapi terdapat perbedaan pada penyebutnya. Formula penghitungan lHBP adalah sebagai berikut:
di mana:
dengan, DT0i PoiOoi
= Diagram timbangan dasar komoditi i =
Nilai Konsumsi dasar untuk komoditi i
2.11
=
T
Jumlah komoditi konsumsi rumahtangga dan
biaya produksi
d. Nilai Tukar Petani Berdasarkan IHTP dan IHBP maka Nilai Tukar Petani diformulakan sebagai berikut:
dengan, NTP = Nilai Tukar Petani lt
= lndeks harga yang diterima petani
lp
= lndeks harga yang dibayar petani
Menurut Rosidi (2007), NTP merupakan nilai tukar (term ( of trade)) antara barang/produk pertanian dengan barangbarang barang konsumsi dan faktor produksi yang dibutuhkan petani yang dinyatakan dalam persen. NTP berfluktuasi dari waktu kewaktu tergantung dari perkembangan harga barang yang dijual petani (It) dan barang dan jasaa yang dikonsumsi petani (Ib). Apabila harga produk pertanian yang dihasilkan petani naik dengan persentase lebih besar dari persentase kenaikan
2.12
barang dan jasa yang dibayar petani, dengan asumsi volume produksi tidak berkurang, maka NTP naik dan dengan sendirinya ndirinya pendapatan petani naik relatif lebih besar dari kenaikan pengeluaran atau terjadi surplus. Dengan demikian secara konseptual, hubungan antara NTP dan pertambahan pendapatan petani sangat erat. Karena pendapatan petani sangat erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan, maka NTP merupakan indikator yang relevan untuk menunjukkan perkembangan tingkat kesejahteraan petani. Secara umum penghitungan
angka
lndeks
yang
dikaitkan
dengan
penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) menghasilkan 3 (tiga) kemungkinan sebagai berikut: 1. NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksinya naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya; dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik dibanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya. 2. NTP = 100: berarti petani mengalami impas / break even, kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase
kenaikan/penurunan
2.13
harga
barang
konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani periode tertentu tidak mengalami perubahan. 3. NTP < 100: berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga
barang
dibandingkan
produksinya dengan
relative
kenaikan
lebih
harga
kecil barang
konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani periode tertentu
mengalami
penurunan
dibandi dibanding
kesejahteraan petani pada periode sebelumnya.
2.14
tingkat
BAB III METODOLOGI
3.1. Umum Acuan kerja pada pekerjaan ini akan memberikan memberi arahan pelaksanaan pekerjaan yang baik. Untuk memenuhi maksud dan tujuan seperti dalam Kerangka Acuan Kerja, maka perlu diuraikan pendekatan umum tentang hal-hal hal yang diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan ini, yaitu: 1.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus arus didasari dengan pola berpikir multi disiplin teknologi, lingkungan, ekonomi pembangunan dan tata ruang.
2.
Pemahaman pekerjaan yang akan dilakukan dengan sedetail-detailnya detailnya
sangat
diperlukan
untuk
memperoleh hasil pekerjaan yang teliti dan dapat mendukungg kelancaran pekerjaan. Oleh karena itu tim harus benar-benar benar memahami situasi, kondisi dan lokasi pekerjaan.
3.1
3.2. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Jombang Tahun 2012 dapat dilihat pada diagram alir berikut:
Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Analisis Penghitungan NTP
3.3. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Agar pekerjaan ini dapat dilaksanakan secara terarah dan sistematika, berikut diuraikan tahapan pelaksanaan pekerjaan dengan berdasar pada lingkup dan kerangka pikir pekerjaan, yaitu:
3.2
1. Kegiatan Persiapan. Kegiatan persiapan mencakup beberapa kegiatan awal al sebelum kegiatan operasional survei di lapangan
dimulai.
Kegiatan
ini
dilakukan
untuk
mempersiapkan beberapa hal yang terkait, agar kegiatan operasional yang akan dilaksanakan mencapai sasaran, lebih terarah, efektif dan efisien. Pemahaman terhadap lingkup ling pekerjaan dan persoalan yang dapat dikaji/dipelajari dari Kerangka Acuan Pekerjaan yang ada, produk studi terdahulu yang terkait dengan studi yang akan dilaksanakan, serta informasi lain termasuk aspek kebijakan dan kelembagaan. Dari tahapan kegiatan tersebut ersebut dapat dirumuskan persoalan yang ada, data pendukung yang diperlukan baik data primer maupun sekunder, serta data dan informasi tambahan sesuai dengan kebutuhan. 2. Pengumpulan Data, Referensi dan Analisis Kegiatan ini mencakup beberapa tahapan, mulai dari Inventarisasi data dan referensi pendahuluan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran garis besar dari kondisi wilayah dan persoalan studi, baru ditindak-lanjuti ditindak dengan pengumpulan data sekunder pengumpulan data primer dan data penunjang.
3.3
a)
Inventarisasi ntarisasi
Pendahuluan,
dimaksudkan
untuk
melakukan orientasi atau observasi lapangan secara global untuk memperoleh informasi mutakhir tentang kondisi wilayah studi dengan referensi hasil studi terdahulu dan informasi lain yang ada, untuk menangkap
persoalan-persoalan persoalan
umum
sebelum
survei dan pengumpulan data yang lebih rinci dilakukan. b)
Pengumpulan dan Analisis Data Sekunder, dilakukan terutama untuk melengkapi data yang telah ada yang dipakai sebagai dasar analisis dari pekerjaan ini dan untuk pemutakhiran (up dating) terhadap data yang dianggap kurang. Sehingga studi ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal serta efisien.
c)
Melakukaan telaah hukum/sinkronisasi dengan RTRW dan penjaringan informasi/pengumpulan referensi data yang berkaitan dengan pekerjaan ini, dilakukan dengan maksud untuk melengkapi data sekunder yang ada yang dianggap masih kurang, memutakhirkan atau checking silang terhadap data atau informasi yang dianggap meragukan atau yang dianggap perlu dilakukan pengecekan untuk penajaman.
3.4
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis dan Sumber Data Terdapat dua sumber data utama dalam penyusunan Nilai Tukar Petani (NTP)) Kabupaten Jombang yaitu: 1. Data primer (melalui survei lapangan) 2. Data ata sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Variabel-variabel variabel yang dibutuhkan dalam penyusunan NTP dan sumber datanya selengkapnya disajikan pada Tabel 3.1. berikut: Tabel 3.1. Variabel-variabel dan Sumber Data yang Digunakan Dalam Penyusunan NTP
3.5
3.4.2. Definisi Operasioanal Definisi dan konsep pada data yang diperlukan dalam penghitungan Nilai Tukar Petani adalah sebagai berikut: ■
Petani Adalah orang yang mengusahakan mengelola usaha pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perburuan dan perikanan, atas resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual. Petani yang termasuk dalam cakupan penghitungan NTP adalah petani penggarap baik sebagai petani etani pemilik, penyewa atau bagi hasil, tidak termasuk buruh tani.
■
Harga Produsen Adalah
harga
produksi
dari
petani
sebelum
memasukkan biaya pengepakan dan transportasi ke dalam harga penjualan atau dengan kata lain harga di ladang atau sawah setelah pemetikan etikan (farm gate). Harga yang dicakup adalah harga transaksi dengan sistem penjualan umum atau tebasan, sedangkan penjualan dengan sistem ijon tidak dicatat karena tidak mewakili harga yang sebenarnya. ■
Harga Konsumen pedesaan
3.6
Adalah harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang
eceran)
dan
pembeli
(konsumen
langsung) dengan satuan eceran, sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat dan dikonversikan ke satuan standar. ■
Nilai Konsumen Adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memperoleh emperoleh suatu komoditas untuk dikonsumsi.
Nilai
konsumsi
suatu
komoditas
merupakan perkalian harga komoditas (banyaknya) yang dikonsumsi pada periode dasar. ■
Paket Komoditas Adalah jenis barang/jasa yang dipantau harganya untuk penghitungan NTP.
■
Diagram Timbangan Adalah diagram yang menunjukkan persentase nilai konsumen/produksi men/produksi
komoditas
pengeluaran/produksi
rumah
terhadap tangga
total petani.
Diagram timbangan tersebut juga mencerminkan pola konsumsi rumah tangga petani dan pola produksi (potensi si usaha tani) di suatu daerah. ■
Nilai Tukar petani
3.7
Adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dinyatakan dalam persentase. 3.5. Populasi dan Sampel 3.5.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang ada di Kabupaten Jombang yang tersebar di 21 kecamatan yang berjumlah 150.833 petani. Rincian jumlah petani di tiap-tiap tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.2 : Tabel 3.2 Populasi Penelitian
3.8
3.5.2
Sampel Penentuan sampel dilakukan dengan teknik probability sampling yaitu Stratified Random Sampling. Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Anshori dan Iswati, 2009). Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian, bergantung pada tingkat kepercayaan atau tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayaan atau kesalahan yang dikehendaki sering bergantung pada tujuan penelitian, sumber dana, waktu, wakt dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan.
Pada penelitian ini, penentuan jumlah sampel akan menggunakan pendapat Isaac dan Michael dalam Anshori dan Iswati (2009). Adapun rumusnya, sebagai berikut:
3.9
s= Dimana : s
= Jumlah Sampel
N
= Ukuran Populasi
P
= Proporsi dalam populasi
λ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%
Isaac dan Michael mengembangkan dan membuat tabel untuk penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.
3.10
Tabel 3.3 Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan Tingkat Kesalahan 1%, 5%, dan 10% N 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270
Tingkat Kesalahan 1% 5% 10% 10 10 10 15 14 14 19 19 19 24 23 23 29 28 27 33 32 31 38 36 35 42 40 39 47 44 42 51 48 46 55 51 49 59 55 53 63 59 56 67 62 59 71 65 62 75 68 65 79 72 68 83 75 71 87 78 73 94 84 78 102 89 83 109 95 86 116 100 92 122 105 97 129 110 101 135 114 105 142 119 108 148 123 112 154 127 115 160 131 118 165 135 122 171 139 125 176 142 127 182 148 130 187 149 133 192 152 135
N 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600
Tingkat Kesalahan 1% 5% 10% 197 155 138 202 158 140 207 161 143 216 167 147 225 172 151 234 177 155 242 182 158 257 191 165 257 191 165 265 195 168 272 198 171 279 202 174 285 205 178 301 213 182 315 221 187 329 227 191 341 233 195 352 238 299 363 243 202 273 247 205 382 251 208 391 255 211 399 258 213 414 265 217 427 270 221 440 275 224 450 279 227 460 283 229 469 286 232 477 289 234 485 292 235 492 294 237 498 297 238 510 301 241 520 304 243 529 307 245
3.11
N 2800 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000 30000 40000 50000 75000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 500000 550000 600000 650000 700000 750000 800000 850000 900000 950000 1000000 Tak terhingga
Tingkat Kesalahan 1% 5% 10% 537 310 247 543 312 248 558 317 251 569 320 254 578 323 256 586 326 257 598 329 259 606 332 261 613 334 263 616 335 264 622 335 265 635 340 266 642 342 267 649 344 268 653 345 269 655 346 270 658 346 270 659 347 270 661 347 270 661 347 270 662 348 270 662 348 270 662 348 270 662 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 271 663 348 271 663 348 271 663 348 271 663 348 271 664 349 272
Berdasarkan tabel diatas maka jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini sebesar 661 responden dengan tingkat kesalahan 1%. Dalam penelitian ini dibutuhkan responden dengan karakteristik lainnya (non petani) diantaranya adalah :
dari tenaga medis (dokter praktek, rumah sakit, puskesmas),
pedagang (pasar, toko, super market),
Responden dengan karakteristik tersebut di atas, merupakan sumber data primer untuk harga-harga harga konsumen baik makanan maupun non makanan.
Adapun jumlah sampel sebanyak 661 responden, terdiri dari 42 responden diantaranya merupakan (pedagang) untuk disurvei tentang harga pasar dan 42 4 responden merupakan tenaga kesehatan (Dokter, Bidan, Mantri) yang berada di 21 kecamatan. Sedangkan sisanya 577 merupakan responden rumah tangga petani yang terdistribusi pada masing-masing masing kecamatan. Jumlah sampel pada masing-masing kecamatan selengkapnya disajikan pada Tabel 3.4.
3.12
Tabel. 3.4. Jumlah Sampel di Masing-Masing Kecamatan Jumlah Sampel No
Kecamatan
Jumlah Petani Rumah Tangga Petani
1
BANDAR KEDUNGMULYO
3,725
24
2
BARENG
20,805
42
3
DIWEK
5,340
26
4
GUDO
21,997
43
5
JOGOROTO
3,219
23
6
JOMBANG
4,165
24
7
KABUH
7,245
28
8
KESAMBEN
7,953
28
9
KUDU
5,144
25
10
MEGALUH
4,386
25
11
MOJOAGUNG
12,833
33
12
NGORO
12,381
33
13
NGUSIKAN
1,656
22
14
MOJOWARNO
6,204
26
15
PERAK
4,740
25
16
PETERONGAN
2,677
23
17
PLANDAAN
7,402
28
18
PLOSO
5,494
26
19
SUMOBITO
7,302
28
20
TEMBELANG
1,092
21
21
WONOSALAM
5,073
25
150,833
577
Jumlah
3.13
3.6. Metode Analisis Berikut adalah tahapan dalam metode analisis yang digunakan untuk menyusun nilai tukar petani: 1. Persiapan Penyusunan NTP Aktifitas dalam persiapan penyusunan NTP diawali dengan diskusi awal. Diskusi awal bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang konsep NTP sebelum penghitungan NTP dilakukan. Kesamaan persepsi sangat terkait dengan akurasi hasil pengukuran karena semua pihakk yang terlibat akan memiliki persepsi dan cara pengukuran yang sama terhadap komponenkomponen komponen NTP.
Aktifitas lain dalam persiapan adalah pembuatan desain riset. Pembuatan desain riset ini untuk keperluan
pengumpulan
data
primer
maupun
sekunder. Khususnyaa untuk pengumpulan data primer, disain riset mencakup: a) Penyusunan sampling b) Desain alat ukur (kuesioner). Kuesioner akan mengukur harga yang diterima petani dan harga yang dibayar petani.
3.14
2. Penyusunan NTP a. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder terdiri dari informasi umum mengenai Kabupaten Jombang yang mencakup informasi di setiap Kecamatan. Adapun jenis informasi tersebut diantaranya adalah: 1) Demografi
penduduk
(jumlah
penduduk,
jumlah KK) 2) Komoditas unggulan pertanian, termasuk luas panen, produktifitas, ktifitas, dan produksinya di masing-masing kecamatan. 3) lnformasi harga produksi pertanian, dan lainlain lain. Sumber
informasi
mengenai
data
sekunder
tersebut diperoleh dari buku Kabupaten Jombang Dalam Angka 2012 yang didukung pula oleh informasi data dari kecamatan.
b. Pengumpulan Data Primer Data primer diperoleh dari hasil survei terhadap rumah tangga petani, di samping itu juga dilakukan
3.15
survei harga pasar di masing-masing masing kecamatan. Pengambilan data ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan n September tahun 2012. 3. Penghitungan NTP Penghitungan NTP, dimulai dari validasi kuesioner, entry data, koding data, dan pengolahan data. Rumusan indeks yang diterima petani (lHTP) dan indeks yang dibayar petani (IHBP) adalah indeks Laspeyres:
3.16
Secara rinci, urutan penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 3.2 Diagram Penghitungan NTP
Untuk melihat besarnya pengaruh indeks penerimaan dan indeks pengeluaran petani terhadap NTP dilakukan dengan
3.17
menggunakan n metode pembangunan model penduga regresi linear berganda sebagai berikut : NT =
f ( indeks tanaman bahan makanan, indeks tanaman perkebunan, indeks peternakan, indeks perikanan, indeks konsumsi rumah tangga dan indeks biaya prosuksi )
Ŷ = a+ b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6 +μ
dimana : Y
= Nilai Tukar Petani
a
= Koefisien intercept
b –b
= Koefisien Regresi
X1
= indeks tanaman bahan makanan
X2
= indeks tanaman perkebunan
X3
= indeks peternakan
X4
= indeks perikanan
X5
= indeks konsumsi rumah tangga
X6
= indeks biaya produksi
1
5
3.18
Untuk menguji variable tersebut berpengaruh terhadap nilai tukar petani maka digunakan uji F yakni :
Dimana : R
2
= Koefisien determinasi
n
= Jumlah sampel
k
= Derajat bebas pembilang
n-k = Derajat bebas penyebut Kriteria uji untuk serempak adalah : Fhit < Ftabel .................................. Hipotesis Ho F diterima hit > Ftabel………………………............ Hipotesis Ho ditolak ( Supranto, 2005 ) Menurut Gujarati ( 1994 ), besaran R2 yangg paling lazim digunakan
untuk
mengukur
kebaikan/kesesuaian
(goodness of fit ) dari garis regresi. R2 mengukur proporsi (bagian) bagian) atau persentase total variasi dalam Y yang dijelaskan dalam model regresi.
3.19
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1. Umum Wilayah Kabupaten Jombang 1.159,50 km2, terdiri dari 21 Kecamatan dan 302 desa dan 4 Kelurahan. Ditinjau dari komposisi jumlah desa/kelurahan, Kecamatan Sumobito memiliki jumlah desa terbanyak, yaitu 21 desa. Namun bila ditinjau dari luas wilayah, terdapat 3 Kecamatan yang memiliki wilayah terluas, yaitu Kecamatan Wonosalam dengan luas 121,63 km2, Kecamatan Plandaan dengan luas 120,40 km2 dan Kecamatan Kec 2 Kabuh dengan luas 97,35 km . Kecamatan Ngusikan merupakan kecamatan baru, yaitu merupakan pemekaran dari Kecamatan Kudu berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 15 Tahun 2000. Wilayah Kabupaten Jombang sebagian besar berada pada ketinggian ± 350 meter dari permukaan laut, dan sebagian kecil dengan ketinggian > 1500 meter dari permukaan laut yaitu wilayah yang berada di Kecamatan Wonosalam. Letak geografis Kabupaten Jombang terletak antara 5° 20' 01'' - 5° 30' 01'' Bujur Timur dan antara 7° 24' 01'' - 7° 45' 01'' Lintang Selatan. Kabupaten Jombang berbatasan dengan batas administratif wilayah - wilayah berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan Sebelah Timur : Kabupaten Mojokerto Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
4.1
Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk Kedudukan Wilayah Kabupaten Jombang dan Lingkup wilayah administratif Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Peta Administrasi Kabupaten Jombang
4.2
Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Jumlah Desa Menurut Kecamatan 2 No. Kecamatan Luas (Km ) Desa Dusun (1) (2) (3) (4) (5) 1 Bandarkedungmulyo 32,50 11 42 2 Perak 29,05 13 36 3 Gudo 34,39 18 75 4 Diwek 47,70 20 100 5 Ngoro 49,86 13 82 6 Mojowarno 78,62 19 68 7 Bareng 94,27 13 50 8 Wonosalam 121,63 9 48 9 Mojoagung 60,18 18 60 10 Sumobito 47,64 21 76 11 Jogoroto 28,28 11 46 12 Peterongan 29,47 14 56 13 Jombang 36,40 20 72 14 Megaluh 28,41 13 41 15 Tembelang 32,94 15 65 16 Kesamben 51,72 14 61 17 K u d u 77,75 11 47 18 Ngusikan 34,98 11 39 19 P l o s o 25,96 13 50 20 K a b u h 97,35 16 87 21 Plandaan 120,40 13 57 Jumlah 1.159,50 306 1.258 2009 1.159,50 306 1.258 2008 1.159,50 306 1.258 Sumber: Jombang Dalam Angka, 2011
4.2. Kondisi Topografi Secara goegrafis Kabupaten Jombang terletak di sebelah selatan garis katulistiwa berada antara 5° 20' 01" sampai 5° 30'
4.3
01" Bujur Timur dan 7° 24' 01" dan 7° 45' 01" Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.159,50 km2. Ibukota Kabupaten Jombang terletak pada ketinggian + 44 m di atas permukaan laut. Secara topografis, Kabupaten Jombang dibagi menjadi 3 (tiga) sub area, yaitu: a. Kawasan Utara, bagian pegunungan kapur muda kendeng yang sebagian besar mempunyai fisiologi mendatar dan sebagian berbukit, meliputi Kecamatan Plandaan, Pland Kabuh, Ploso, Kudu dan Ngusikan. b. Kawasan Tengah, sebelah selatan Sungai Kali Brantas, sebagian besar erupakan tanah pertanian yang cocok bagi tanaman padi dan palawija, karena irigasinya cukup bagus meliputi Kecamatan Bandarkedungmulyo, Perak, Gudo, Gudo Diwek, Mojoagung, Sumobito, Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang dan Kesamben. c. Kawasan Selatan, merupakan tanah pegunungan, cocok untuk tanaman perkebunan, meliputi Kecamatan Ngoro, Bareng, Mojowarno dan Wonosalam. Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan wilayah datar hingga bergelombang. Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kecamatan Perak, Kecamatan Gudo, Kecamatan Diwek, Kecamatan Ngoro, Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Peterongan, Kecamatan Megaluh, Kecamatan Tembelang, Kecamatan Kesamben, mben, dan Kecamatan Ploso berada pada kemiringan lahan 0 - 2 %. Kecamatan Mojowarno dan Kecamatan Jombang berada pada kemiringan 0-5 5 %. Kecamatan Kabuh berada pada kemiringan 0- 40 %. Kecamatan Bareng, Kecamatan Mojoagung dan Kecamatan Plandaan merupakan kecamatan ecamatan yang mempunyai kemiringan bervariasi dari datar hingga terjal 0 - 40 %. Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Kudu
4.4
dan Kecamatan Ngusikan merupakan wilayah yang berada pada kategori bergelombang hingga terjal. Tabel 4.2 Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan Kecamatan Letak Ketinggian (M) Luas Daerah < 500 (1) 1. Bandarkedungmulyo 2. P e r a k 3. G u d o 4. D i w e k 5. N g o r o 6. Mojowarno 7. Bareng 8. Wonosalam 9. Mojoagung 10. Sumobito 11. Jogoroto 12. Peterongan 13. Jombang 14. Megaluh 15. Tembelang 16. Kesamben 17. K u d u 18. Ngusikan 18. P l o s o 20. K a b u h 21. Plandaan Kabupaten Jombang
500 - 700
(2) 32,50 29,05 34,39 47,70 49,86 78,62 94,27 63,65 60,18 47,64 28,28 29,47 36,40 28,41 32,94 51,72 77,75 34,98 25,96 97,35 120,40 1.101,52
Sumber: Jombang Dalam Angka, 2011
4.5
> 700
(3)
(4)
-
51 -
50,76
( Km2 )
(5) 32,50 29,05 34,39 47,70 49,86 78,62 94,27 7,22 121,63 60,18 47,64 28,28 29,47 36,40 28,41 32,94 51,72 77,75 34,98 25,96 97,35 120,40 7,22 1.159,50
Tabel 4.3 Luas Daerah Menurut Derajat Kemiringan Kemiringan (derajat) Kecamatan 0-2% 2 - 5 % 15 - 40 % > 40 % (1) (2) (3) (4) (5) 1. Bandarkedungmulyo 4.360 2. P e r a k 2.890 3. G u d o 4.300 4. D i w e k 5.500 5. N g o r o 4.637 6. Mojowarno 6.425 525,0 7. Bareng 3.700 1.475,0 225 175 8. Wonosalam 4.421,4 1.350 125 9. Mojoagung 4.550 225,0 3.950 6.629 10. Sumobito 4.763 125 150 11. Jogoroto 2.660 12. Peterongan 2.890 13. Jombang 3.975 125,0 14. Megaluh 4.540 15. Tembelang 3.310 16. Kesamben 7.500 17. K u d u 0 1.200,0 225 18. Ngusikan 0 300,0 75 525 19. P 1 o s o 2.250 20. K a b u h 3.200 6.125,0 225 21. Plandaan 3.825 6.725,0 850 150 Kabupaten Jombang 75.275 21.121,4 7.025 7.753,6 Sumber: Jombang Dalam Angka, 2011
4.3. Kependudukan Menurut Hasil Sensus tahun 2010 penduduk kabupaten Jombang adalah 1.201.557 jiwa terdiri dari 597.219 Laki-laki Laki dan 604.338 Perempuan. Berdasarkan sensus penduduk yang
4.6
dilaksanakan 10 tahun sekali tampak adanya pertumbuhan jumlah penduduk cukup signifikan dengan peningkatan sebesar 75.477,00 jiwa dari angka tahun 2000 sampai dengan tahun 2010. Tabel 4.4 Kecamatan 1.
Bandar Kedung Mulyo 2. P e r a k 3. G u d o 4. D i w e k 5. N g o r o 6. Mojowarno 7. Bareng 8. Wonosalam 9. Mojoagung 10. Sumobito 11. Jogoroto 12. Peterongan 13. Jombang 14. Megaluh 15. Tembelang 16. Kesamben 17. K u d u 18. Ngusikan 19. P l o s o 20. K a b u h 21. Plandaan Tempat Tinggal Tidak Tetap Jumlah
Jumlah Penduduk enduduk Kabupaten Jombang 1980 1990 2000
2010
34.875
39.257
41.435
43.193
38.569 44.638 74.265 54.850 66.080 40.918 26.178 53.498 58.264 41.180 45.028 98.222 33.085 41.805 50.663 41.792
43.675 48.151 85.310 59.594 74.902 43.961 27.460 60.086 66.030 48.757 52.057 116.597 33.154 44.298 53.962 44.634
48.048 48.619 93.453 66.256 80.246 47.292 28.600 67.001 70.566 55.694 58.277 124.698 34.839 46.883 57.189 47.658
32.281 33.217 32.379
36.348 36.534 33.915
37.297 38.002 34.877
50.876 50.471 100.969 68.863 85.619 49.470 30.609 73.004 77.039 62.943 63.784 137.233 36.507 49.371 59.990 28.239 20.928 38.792 39.099 35.408
199
123
941.986
1.048.805
1.126.930
1.202.407
Sumber : Jombang dalam Angka 2011
4.7
Untuk kepadatan penduduk, kecamatan Jombang merupakan kecamatan terpadat dengan jumlah 3.770 jiwa per km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah kecamatan Wonosalam dengan penduduk sebanyak 252 per km2. 4.4. Struktur Ekonomi Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi dominan di Kabupaten Jombang meskipun peranannya mengecil dibandingkan dengan sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Menurunnya persentase andil sektor pertanian dibanding tahun sebelumnya bukan berarti sektor ini tidak tumbuh, melainkan kan karena kecepatan tumbuhnya kalah cepat dengan sektor lain, misalnya sektor Perdagangan dan Industri. Dengan demikian momentum revitalisasi pertanian dapat dilanjutkan.
4.8
Tabel 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jombang 2006-2011 200 Sektor/Sub Sektor (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERRDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 9. JASA-JASA PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
Sumber: Jombang Dalam Angka 2009-2012
2006 2007 (8) (9) 2.627.868,65 2.988.420,92 1.675.264,66 1.908.870,16 507.739,31 571.754,42 355.885,75 406.764,71 62.834,35 71.509,79 26.144,58 29.521,84 129.963,66 144.143,15 1.057.751,25 1.197.866,88 103.848,61 111.699,55 209.145,86 228.526,34
2008 (10) 3.413.809,69 2.104.221,74 698.657,28 494.793,15 83.183,13 32.954,39 162.594,01 1.364.774,55 123.547,77 298.920,19
2009 (11) 3.744.314,69 2.236.348,34 790.694,86 591.906,98 92.822,10 32.542,41 177.216,67 1.520.150,16 128.756,65 319.771 319.771,82
2010 (12) 4.059.643,38 2.400.891,19 876.908,47 639.753,64 108.008,32 34.081,76 197.811,40 1.666.059,64 136.917,19 351.471,26
2011 (13) 4.521.753,71 2.555.279,20 1.082.069,35 729.347,61 118.847,92 36.209,63 210.535,88 1.856.726,05 149.671,33 405.243,96
2.820.700,47 3.250.793,21
3.854.239,27
4.293.003,71
5.050.644,54
5.885.720,19
335.927,50
371.767,84
413.326,72
470.676,32
536.845,44
603.995,40
317.729,51
361.950,35
418.935,63
462.562,24
540.948,66
629.997,86
962.659,43 1.081.219,08
1.252.452,70
1.403.182,20
1.520.530,63
1.681.964,68
8.565.594,94 9.736.387,32 11.302.600,53 12.519.634,46 14.060.872,14 15.945.609,06 8.565.594,94 9.736.387,32 11.302.600,53 12.519.634,46 14.060.872,14 15.945.609,06
Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Tahun 2010 Sektor / Sub Sektor
2009*)
2010**)
PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan
3.744.314,69 2.236.348,34
4.059.643,38 2.400.891,19
b. Tanaman Perkebunan
790.694,86
876.908,47
c. Peternakan
591.906,98 92.822,10
639.753,64 108.008,32
32.542,41 e. Perikanan Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang
34.081,76
d. Kehutanan
Dilihat dari tabel diatas sub sektor tanaman Bahan Makanan merupakan penyumbang PDRB sektor pertanian terbesar kemudian diikuti oleh sub sektor Tanaman Perkebunan.
4.5. Penggunaan Lahan Penggunaan tanah di Kabupaten Jombang didominasi oleh sawah yang mencapai 50.097,86 Hektar, kemudian permukiman 27.862,05 hektar, hutan 2.562 hektar dan sisanya perkebunan, tegalan, kawasan indutri dan peruntukan lainnya (BPS, 2011).
4.10
Gambar 4.2. Luas Tanah Menurut Penggunaanya Tahun 2010 22,562.00
1,012.61
27,862.05
675.98 122.28
13,617.36 50,097.86
Pemukiman
Kawasan Industri
Sawah
Tegalan
Perkebunan
Hutan
Lainnya Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang
4.6. Komoditas Pertanian 4.6.1. Tanaman Bahan Pangan Rata-rata rata produksi/produktivitas padi (padi sawah dan ladang) di Kabupaten Jombang pada tahun 2010 adalah 63,92 kuintal/hektar meningkat dibandingkan tahun 2009 sebanyak 60,26 Kw/Ha dengan luas panen bersih 69.350 Ha dan produksi 417.939 ton. Kecamatan penyumbang produksi padi terbesar adalah Kecamatan Mojowarno dengan total produksi 43.412 ton dan luas panen bersih sebesar 6.843 Ha. Sedang Kecamatan Sumobito memiliki produktivitas paling tinggi yaitu 65,86 Kw/Ha dengan luas panen sebesar 3.749 Ha.
4.11
Tabel 4.7 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Rata Produksi Padi Luas Panen Produksi Bersih ( Ha ) ( Ton ) 010. Bandar Kedung Mulyo 3.329 21.892 020. P e r a k 4.229 26.846 030. G u d o 4.518 29.625 040. D i w e k 3.036 19.512 050. N g o r o 4.871 30.853 060. Mojowarno 6.843 43.412 070. Bareng 6.353 40.106 080. Wonosalam 1.064 6.420 090. Mojoagung 2.925 18.738 100. Sumobito 3.749 24.691 110. Jogoroto 1.905 12.352 120. Peterongan 2.997 19.510 130. Jombang 2.904 18.304 140. Megaluh 3.560 23.557 150. Tembelang 4.342 27.915 160. Kesamben 5.019 32.302 170. K u d u 1.432 8.784 171. Ngusikan 1.126 6.907 180. P l o s o 2.643 16.524 190. K a b u h 2.760 17.010 200. Plandaan 2.980 18.720 Jumlah 72.585 463.980 2009 69.350 417.939 2008 66.518 409.157 2007 63.286 368.761 Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang Kecamatan
Rata - rata Produksi ( Kw/Ha ) 65.76 63.48 65.57 64.27 63.34 63.44 63.13 60.34 64.06 65.86 64.84 65.10 63.03 66.17 64.29 64.36 61.34 61.34 62.52 61.63 62.82 63.92 60,26 61,51 58,27
Hampir semua kecamatan di Kabupaten Jombang memiliki luas panen padi sawah yang besar meskipun terdapat dua Kecamatan yang relatif kecil luas panennya, yaitu Kecamatan Wonosalam dan Kecamatan Ngusikan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar lahan yang ada ad di wilayah Kecamatan ini merupakan hutan. Tanaman
4.12
palawija yang memiliki produktifitas paling tinggi adalah jagung dengan produksi 180.819 ton dengan luas panen 39.551 Ha. Sementara yang memiliki produksi paling rendah adalah kacang hijau dengan produksi 263 ton dan luas panen 268 Ha. (BPS, 2011). Gambar 4.3. Jumlah Produksi Padi dan Jagung Kabupaten Jombang 500.000
463.980
450.000
409.157 368.761
350.000 300.000 231.272
250.000 200.000
180.819 152.627
152.627
143.678
150.000
Produksi (Ton )
400.000 368.761
417.939
100.000 50.000
PADI
4.13
2010
2009
2008
2007
2006
0
JAGUNG
4.6.2. Tanaman Perkebunan Tanaman perkebunan yang terdapat di Kabupaten Jombang adalah jambu mete, kelapa, kopi, cengkeh, kapuk randu, tembakau virginia dan rakyat, pandan, kencur, jahe, kunyit, lada, lengkuas, sere dan kenanga. (BPS, 2011).
Komoditi Mente Kelapa Kopi Cengkeh Kapuk Randu Tembakau Virginia Tembakau Jawa Tebu
Tabel 4.8 Luas Area Dan Produksi Perkebunan 2008 - 2010 Luas Area ( Ha ) 2008 2009 2010 2008 146,98 1.711,04 1.226,70 2.238,63 910,72 285 3.469,50 11.324,23
148,56 1.625,90 1.221,62 2.312,70914,12 3.837,3111.417,00-
150,9 1.544,50 1.218,50 2.301,10 862,6 4.096,71 11.771,77
Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang, diolah
38,85 1.394,44 738,24 958,71 67,45 2.303,75 24.813,19 1.044.364,78
Produksi *) ( Ton ) 2009 38,22 1.394,96 734,96 918,98 62,36 20.012,83 1.008.856,25
2010 24,57 1.129,31 421,25 709,08 151,05 5.775,64 1.038.937,00
4.6.3. Kehutanan Menurut fungsinya, hutan dibagi menjadi hutan produksi, hutan lindung, hutan tebang pilih (HTB) dan suaka alam/hutan wisata/Taman Nasional. Tabel 4.9 pada tahun 2010 memperlihatkan keberadaan hutan di Kabupaten Jombang dengan luas mencapai 16.798,3 hektar menurun dibandingkan dengan kondisi diawal 2000an dimana luas hutan masih sekitar 19.651,6 hektar. Luas suaka alam/hutan wisata relatif sama yaitu 2.864,7 hektar. Tabel 4.9 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi 2001-2011 ( HA ) T a h u n
Hutan Produksi
Hutan Lindung
Suaka Alam / Hutan Wisata / Taman Nasional
Luas Hutan
2001
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2002
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2003
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2004
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2005
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2006
14.868,10
873,1
1.045,70
2.864,70
19.651,60
2007
14.868,10
873,1
1.045,70
2.864,70
19.651,60
2008
14.908,70
873,1
1.005,10
2.864,7*
16.798,30
2009
14.908,70
873,1
1.005,10
2.864,7*
16.798,30
2010
14.908,70
873,1
1.005,10
2.864,7*
16.798,30
TBP/LDTI
Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang, diolah
4.6.4. Peternakan Pada tahun 2010 Populasi ternak yang mengalami peningkatan adalah Sapi potong dan sapi perah, sedangkan yang mengalami penurunan adalah kerbau, Kambing, dan domba.
4.15
010. 020. 030. 040. 050. 060. 070. 080. 090. 100. 110. 120. 130. 140. 150. 160. 170. 171. 180. 190. 200.
Tabel 4.10 Populasi Ternak Besar Menurut Kecamatan 2010 Sapi Sapi Kecamatan Kuda Kerbau Potong Perah Bandar Kd. Mulyo 4.920 20 Perak 3.244 3 9 Gudo 5.371 7 Diwek 9 7.234 27 5 Ngoro 6.071 Mojowarno 5.180 34 15 Bareng 2 5.251 97 54 Wonosalam 1 5.112 3.280 Mojoagung 3.981 761 8 Sumobito 3.680 Jogoroto 3.371 Peterongan 3.642 2 5 Jombang 1.025 24 Megaluh 2.927 6 22 Tembelang 3.098 22 Kesamben 1.115 3 Kudu 4.488 14 Ngusikan 11 3.622 11 Ploso 3.240 29 Kabuh 6.620 Plandaan 5.101 18
Jumlah 2009 2008 2007 2006
23 26 26 27 27
88.293 71.338 65.290 63.577 63.291
4.210 3.689 2.901 2.644 2.790
266 267 390 606 899
2005 25 62.848 2.824 Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang.
1.881
4.16
Perkembangan populasi unggas di Kabupaten Jombang mengalami penurunan pada ayam buras dan ayam petelur. Tabel 4.11 Populasi Unggas Menurut Kecamatan 2010 Ayam Ayam Ayam Buras Pedaging Petelur 010. Bandar Kd. Mulyo 62.262 206.600 40.000 020. P e r a k 115.399 151.600 50.000 030. G u d o 80.898 73.300 8.000 040. D i w e k 56.272 252.000 225.000 050. N g o r o 93.559 24.000 190.000 060. Mojowarno 81.221 400.000 150.000 070. Bareng 55.918 200.000 10.000 080. Wonosalam 43.081 1.500.000 75.000 090. Mojoagung 79.121 61.700 10.000 100. Sumobito 30.015 30.500 20.000 110. Jogoroto 41.903 125.000 165.000 120. Peterongan 43.456 150.000 7.000 130. Jombang 76.880 193.000 50.000 140. Megaluh 73.281 143.600 45.000 150. Tembelang 89.811 547.300 60.000 160. Kesamben 108.039 10.580 170. K u d u 83.853 252.000 30.000 171. Ngusikan 81.057 350.000 45.000 180. P l o s o 35.958 164.400 35.000 190. K a b u h 74.554 97.000 200. Plandaan 45.894 300.350 40.000 Jumlah 1.452.432 5.232.930 1.255.000 2009 1.869.168 4.247.976 1.560.420 2008 2.739.932 3.839.936 1.017.099 2007 3.643.168 3.356.261 1.046.892 2006 3.868.720 3.630.920 1.024.800 2005 4.031.142 3.587.920 888.716 Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang. Kecamatan
4.17
Entok 9.213 1.397 446 1.470 1.095 1.498 1.637 2.572 5.382 2.446 248 15.617 4.587 4.556 1.217 4.255 2.352 1.874 950 62.812 61.993 63.155 54.853 33.873 27.748
Itik 26.309 3.099 3.483 1.005 7.492 26.029 9.449 284 4.304 2.257 931 10.954 13.977 6.787 9.549 34.187 3.153 739 2.569 453 5.030 172.040 170.578 104.707 99.440 76.537 75.694
Sedangkan ayam pedaging, entok dan itik mengalami peningkatan. Kenaikan terbesar dialami oleh Ayam pedaging dari 4.247.976 ekor pada tahun 2009 menjadi 5.232.930 ekor ada tahun 2010. 4.6.5
Perikanan Produksi perikanan perairan umum, sawah tambak, kolam, mina padi dan keramba mengalami perkembangan. Tabel 4.12 Produksi Ikan Menurut Sub Sektor Perikanan 2010 (TON) Kecamatan 010. 020. 030. 040. 050. 060. 070. 080. 090. 100. 110. 120. 130. 140. 150. 160. 170. 171. 180. 190. 200.
Bandar Kd. Mulyo Perak Gudo Diwek Ngoro Mojowarno Bareng Wonosalam Mojoagung Sumobito Jogoroto Peterongan Jombang Megaluh Tembelang Kesamben Kudu Ngusikan Ploso Kabuh Plandaan Jumlah 2009 2008 2007 2006 2005
Perairan Umum 6,2 2,3 4,5 3,9 12,2 12,3 28,9 17,3 11,8 8 4,2 4,5 4,2 15,3 6,2 13,4 8,1 0 12,6 12,1 20,7 208,7 208,3 431,4 339,6
Kolam 423 110,8 217,1 1.975,30 2.352,40 531,1 154,2 344,6 66,4 1.037,50 223,4 465,3 206,9 291,8 320,4 6,6 66,1 53,5 60,3 19 8.925,70 8.793,40 8.360,00 8.360,00 8.656,50 8.299,10
Karamba 24,3 24,3 29,1 74,58 55,9 206,3 224,6
Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang.
4.18
Jumlah 429,2 113,1 221,6 1.979,20 2.388,90 543,4 183,1 17,3 356,4 74,4 1.041,70 227,9 469,5 222,2 298 333,8 14,7 66,1 66,1 72,4 39,7 9.158,70 9.030,80 8.416,00 8.397,32 9.294,20 8.863,30
Total produksi perikanan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009. Produksi ikan terbesar adalah dari jenis ikan lele sebesar 6.532 ton. (BPS, 2011).
4.19
BAB V HASIL PENGHITUNGAN PENGHITUNGAN
Pada bagian ini akan disajkan hasil penghitungan NTP di tingkat kabupaten dan tingkat kecamatan yang terdiri atas 5 (lima) sub-sektor pertanian. Sektor pertanian tersebut meliputi sub-sektor tanaman bahan makanan, sub-sektor sektor tanaman perkebunan rakyat, sub-sektor sektor perikanan, dan sub-sektor sub peternakan.
5.1. Nilai Tukar Petani (NTP KABUPATEN) Nilai tukar petani ( NTP ) merupakan ukuran kemampuan daya tukar produk pertanian yang dihasilkan petani terhadap produk barang dan jasa yang dibeli oleh rumahtangga petani, baik dalam rangka usaha produksi pertanian maupun konsumsi rumahtangga petani. Alat ukur daya beli petani yang mencerminkan tingkat kesejahteraan diformulasikan asikan dalam bentuk nilai tukar petani ( NTP ).
Nilai tukar petani ( NTP ) merupakan hubungan antara hasil pertanian yang dijual petani dengan harga barang dan jasa lain
5.1
yang dibeli petani. NTP berfungsi mengukur kemampuan tukar barang-barang produk pertanian nian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumahtangga petani dan keperluan dalam memproduksi barang-barang barang pertanian. Jenis komoditas yang diteliti adalah tanaman sub-sektor sub tanaman bahan makanan, sub-sektor tanaman perkebunan rakyat, sub-sektor perikanan, dan sub-sektor sektor peternakan. Sedangkan jenis komoditas yang harus dibayar petani adalah konsumsi bahan makanan, kebutuhan perumahan, kebutuhan pakaian, aneka barang dan jasa, faktor produksi, dan upah tenaga kerja. Jumlah umlah komoditas yang dihasilkan petani sampel bervariasi. Harga yang digunakan untuk menghitung NTP adalah harga pada tahun 2012 dengan menggunakan tahun dasar 2008. Pengambilan tahun dasar 2008 ini dimaksudkan agar NTP yang dihitung bisa dibandingkan dengan an nilai NTP dua tahun sebelumnya yang juga menggunakan tahun dasar 2008.
5.2
Tabel 5.1. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 2012 (2008 =100) Tahun No
2010 1
Perubahan
Sub Sektor 2011
2012
(%)
119,74
106,69
123,73
2,54%
100,68
101,44
127,39
13,17%
96,33
128,59
126,755
16,03%
185,72
98,79
141,65
-1,71%
96,23
101,02
99,135
1,56%
Indeks yang dibayar petani
122,03
109,12
116,88
-1,73%
1.Konsumsi Rumah Tangga
131,70
107,65
123,50
-1,77%
112,36
110,59
110,26
-0,94%
98,12
98,48
105,86
3,93%
Indeks yang diterima petani 1.Tanaman Bahan Makanan 2.Tanaman Perkebunan 3.Peternakan 4.Perikanan
2
2.Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal NTP Sumber : Data Primer & Sekunder Diolah, 2012
Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan data yang diambil pada akhir tahun (September dan Oktober) tahun 2012, rata-rata rata NTP Kabupaten Jombang Tahun 2012 adalah sebesar 105,86. Angka ini dihitung berdasarkan tahun dasar 2008. Indeks diterima petani ni sebesar 123,73 dan indeks
5.3
dibayar petani sebesar 116,88 (lihat Tabel 5.1). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan petani selama tahun 2012 secara umum mengalami kenaikkan dari tahun 2008 (tahun dasar) dan tahun 2011. Perkembangan Nilai Tukar Petani Pe selama 3 tahun berturut-turut rata-rata sebesar 3,93%, %, dengan rincian perkembangan rata-rata rata indeks yang diterima petani sebesar 2,54% dan perkembangan rata-rata rata indeks yang dibayar petani sebesar -1,73%.
Gambar 5.1. Grafik Perkembangan Indeks Terimaa (It), Indeks Bayar (Ib) dan NTP Tahun 2010-2012
Sumber : Data Primer & Sekunder Diolah, 2012
5.4
Tabel 5.2. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Subsektor Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 (2008 =100) No 1.
2.
3.
4.
2010
Tahun 2011
2012
Perubahan (%)
Tanaman Bahan Makanan Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
100,68 120,21 83,76
101,44 113,47 89,4
129,8 117,58 110,39
14,36% -0,99% 15,11%
Tanaman Perkebunan Rakyat Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
96,33 113,63 84,78
128,59 124,46 103,32
126,75 121,99 103,91
16,03% 3,77% 11,22%
Peternakan Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
185,72 133,85 138,75
98,79 89,50 110,38
141,65 10 107,13 13 132,23
-1,71% -6,72% -0,33%
Perikanan Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
96,23 120,48 78,87
101,02 120,58 83,78
99,13 125,68 78,88
1,55% 2,16% 0,19%
Sub Sektor
Sumber : Data Primer & Sekunder Diolah, 2012
5.5
Berdasarkan tabel 5.2. dalam tahun 2010-2012 2012 tampak bahwa
subsektor
tanaman
perkebunan
mengalami
perkembangan NTP yang paling pesat, disusul oleh tanaman pangan, perikanan dan terakhir subsektor peternakan.
Gambar 5.2.
Grafik Rata-rata rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Sub-sektor Kab. Jombang Tahun 2011 (2008 =100)
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada tahun 2012 disumbangkan paling besar oleh peningkatan NTP sub sektor peternakan dengan kenaikkan n sebesar 25,48% dibandingkan
5.6
tahun 2011. Naiknya NTP sub sektor peternakan disebabkan naiknya harga sapi dan domba yang lebih dari 50%. Untuk tanaman pangan juga mengalami kenaikkan cukup pesat dibandingkan pada tahun 2011 dengan kenaikkan sebesar 21,19% dan tanaman perkebunan dengan kenaikkan 0,57%. Kenaikkan NTP subsektor tanaman pangan sangat dipengaruhi naikknya harga beras dan harga jagung ,sedangkan untuk sektor tanaman perkebunan dipengaruhi oleh stabilnya harga tebu dan semakin baiknya tata kelola tanaman tebu. NTP ketiga subsektor tersebut dengan nilai diatas 100 (tahun dasar), artinya tahun 2012 ini kesejahteraan petani lebih tinggi dibandingkan tahun dasar 2008, dimana hal ini juga lebih baik dibanding 2010 dan 2011 yang tingkat kesejahteraan petani ani masih lebih rendah dibanding 2008. NTP sub sektor perikanan pada tahun 2012 ini mengalami penurunan jauh di bawah 100 (5,85%) dengan NTP 78,88 mengindikasikan
rendahnya
kesejahteraan
petani
ikan
dibandingkan tahun 2008, nilai ini sebenarnya sama dengan NTP tahun 2010. Tajamnya penurunan NTP perikanan disebabkan naiknya harga pakan (pelet) dan turunnya harga ikan gurami dan lele yang merupakan bagian besar dari komoditas ikan yang dibudidayakan oleh petani.
5.7
5.2. Indeks Diterima Petani Kabupaten (lt) Hasilil penghitungan Indeks Diterima Petani Kabupaten Jombang Tahun 2012 adalah 123,73 yang merupakan hasil rataan dari indeks-indeks 4 (empat) sub-sektor sektor pertanian, diantaranya indeks sub-sektor sektor tanaman bahan makanan, yaitu 127,39, indeks sub-sektor tanaman perkebunan rkebunan rakyat sebesar 126,75, indeks sub-sektor sektor peternakan sebesar 141,65 dan indeks sub-sektor sektor perikanan sebesar 99,13. Indeks diterima petani Kabupaten Jombang tahun 2012 menurut 4 (empat) subsektor pertanian selengkapnya disajikan pada Tabel 5.3.
Di antara keempat angka indeks yang diterima petani, indeks sub-sektor sektor peternakan memiliki angka indeks terbesar, yaitu sebesar 141,65, kemudian disusul oleh indeks tanaman bahan makanan yaitu sebesar 127,39 (lihat Tabel 5.3).
5.8
Tabel 5.3. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It) Kabupaten Jombang Menurut Sub Sektor PertanianTahun 2010-2012 2012 (2008 = 100) Tahun No
Perubahan
Sub Sektor 2010
2011
2012
(%)
It
Indeks yang diterima petani
119,74
106,7
123,7
2,54%
1
Tanaman bahan makanan
100,68
101,4
127,4
13,17%
2
Tanaman Perkebunan Rakyat
96,33
128,6
126,8
16,03%
3
Peternakan
185,72
98,79
141,7
-1,71%
4
Perikanan
96,23
101
99,13
1,56%
Sumber : Diolah dari hasil Survey, 2012
Tabel 5.3 memberikan gambaran bahwa dari keempat indeks diterima petani,
indeks tanaman pangan mengalami
kenaikkan dibandingkan tahun 2011. Artinya tahun 2012, harga tanaman pangan, tanaman perkebunan dan peternakan relatif lebih mahal, dibanding tahun 2011, sedangkan gkan penurunan harga ini terjadi pada perikanan (gurami, lele). Untuk sektor peternakan terjadi kenaikan harga yang cukup baik untuk ternak besar seperti sapi dan kambing sehingga tingkat kesejahteraan petani ternak di tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup baik bila dibandingkan dengan tahun 2011.
5.9
5.3. Indeks Dibayar Petani Kabupaten Penghitungan indeks yang dibayar petani meliputi konsumsi rumah tangga, biaya produksi dan penambahan barang modal. Untuk konsumsi rumah tangga dibedakan konsumsi makanan, minuman dan konsumsi non makanan. Konsumsi non makanan meliputi konsumsi untuk perumahan, pakaian, kesehatan, dan transportasi. Sementara untuk biaya produksi dan penambahan barang modal dibedakan atas subsektor pertanian (tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan rakyat, petemakan, dan perikanan). Tabel 5.4 menunjukkan bahwa indeks yang dibayar petani sebesar 116,88,, merupakan rataan dari indeks konsumsi rumah tangga, sebesar 125,30 dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal, sebesar 110,26. Diantara indeks yang dibayar petani, indeks konsumsi rumah tangga memiliki angka
yang
lebih
tinggi
daripada
biaya
produksi
dan
penambahan barang modal. Hal ini menunjukkan bahwa hargaharga harga untuk biaya konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan yang nyata dibandingkan .biaya produksi dan penambahan barang modal Diantara indeks biaya produksi dan penambahan barang
5.10
modal, indeks perikanan memiliki indeks yang tertinggi, yaitu 127,85,, sedangkan yang terkecil adalah peternakan, yaitu 81,05. 8 Tingginya indeks perikanan ini di picu adanya kenaikan harga bibit ikan, pakan,, sewa lahan, upah buruh dan obat-obat. obat Sementara indeks konsumsi rumah tangga khususnya kebutuhan akan pakaian angka indeks terbesarnya adalah 194,83, 194,83 adapun angka indeks terkecil adalah pendidikan yaitu 80,81 80
lebih
jelasnya (lihat Tabel 5.4). Tabel 5.4. Rata-rata Indeks Dibayar Petani (Ib) Kabupaten Jombang Menurut Kelompok/Jenis Komoditi Tahun 2010-2012 2010 (2008 = 100) Tahun Perubahan No Sub Sektor 2010 2011 2012 (%) Indeks yang dibayar Ib 122,03 109,12 116,88 -1,73% petani 1 Konsumsi Rumah Tangga 131,70 107,65 123,5 -1,77% Makanan 112,99 118,17 124,665 5,04% Perumahan 116,35 97,92 106,095 -3,75% Sandang 163,99 162,83 194,825 9,47% Kesehatan 132,52 74,85 91,11 -10,90% Transportasi & Komunikasi 118,59 134,22 143,515 10,05% Biaya Produksi & 2 Penambahan Barang 112,36 110,59 110,26 -0,94% Modal Tanaman Pangan 108,69 113,47 111,66 -1,73% Tanaman Perkebunan 95,53 124,46 120,48 -1,73% Rakyat Peternakan 115 89,5 81,04 -1,73% Perikanan 109,24 120,58 127,85 -1,73% Sumber : Diolah dari hasil Survey, 2012
5.11
5.4. Nilai Tukar Petani (NTP KECAMATAN) Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan data yang diambil pada akhir tahun (September dan Oktober) tahun 2012, terdapat 12 kecamatan yang mempunyai NTP > 100 dan 9 kecamatan yang NTP < 100, angka ini dihitung berdasarkan tahun dasar 2008. Indeks diterima petani, dihitung berdasarkan penerimaan pada
sektor
tanaman
pangan,
perkebunan,
peternakan, perikanan, dan kehutanan. Selanjutnya utnya dibagi menurut sektor tersebut maka diperoleh nilai rata-rata rata indeks diterima petani (It) sedangkan indeks dibayar petani diperoleh dari
penghitungan
biaya
konsumsi
rumah
tangga
dan
penambahan barang modal.
Adapun rata-rata rata NTP di 21 Kecamatan
Kabu Kabupaten
Jombang Tahun 2012 adalah sebagai berikut,, Tabel 5.5 Rekapitulasi NTP Kecamatan Tahun 2012 :
5.12
Tabel 5.5. Rekapitulasi NTP Kecamatan Tahun 2012
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kecamatan
Bandar Kedungmulyo Bareng Diwek Gudo Jogoroto Jombang Kabuh Kesamben Kudu Megaluh Mojoagung Mojowarno Ngoro Ngusikan Perak Peterongan Plandaan Ploso Sumobito Tembelang Wonosalam
Tanaman Bahan Makanan
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Indeks yang Diterima Konsumsi RT Petani (It)
Biaya Produksi
Indeks yang Dibayar Petani (Ib)
NTP
103,54
175,69
188,35
100,13
141,93
121,61
106,66
114,13
124,35
136,87 177,89 102,98 123,16 136,52 140,83 120,77 138,83 104,71 155,35 124,43 108,57 118,83 117,67 136,44 105,48 100,62 114,93 128,93 177,04
138 111,21 104,2 115,01 102,8 107,01 115,01 136,75 115,5 101,1 110,89 155,15 136,51 116,88 111,21 265,33 115,66 115,82 104,89 107,14
102,13 207,78 123,22 178,27 156,67 107,64 107,36 120,62 202,29 108,82 107,57 143,77 125,34 195,36 110,25 112,3 125,33 153,71 117,35 180,63
91,38 91,47 99,63 91,24 91,39 99 106 106,1 98,89 96,85 116,68 110,58 94,48 100,19 90,37 97,21 100,31 91,03 97,76 111,94
117,1 147,09 107,51 126,92 121,85 113,62 112,28 125,57 130,35 115,53 114,89 129,52 118,79 132,53 112,07 145,08 110,48 118,87 112,23 144,19
115,01 149,27 111,08 142,78 113,89 172,28 126,12 113,86 112,23 119,45 104,02 156,44 152,03 96,69 139,24 87,34 96,98 147,42 131,86 81,01
115,71 108,46 115,7 113,46 110,65 114,44 115,35 112,12 103,34 109,43 114,2 110,04 114,99 106,66 111,73 106,06 112,43 116,9 115,16 101,75
115,36 128,86 113,39 128,12 112,27 143,36 120,73 112,99 107,79 114,44 109,11 133,24 133,51 101,67 125,49 96,7 104,7 132,16 123,51 91,38
101,51 114,14 94,81 99,06 108,53 79,25 93 111,14 120,93 100,95 105,3 97,21 88,97 130,34 89,31 150,03 105,51 89,95 90,87 157,79
Sumber : Diolah dari hasil Survey, 2012
Secara grafis, Nilai Tukar Petani (NTP) pada masing-masing masing Kecamatan di Kabupaten Jombang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 5.3. Grafik Nilai Tukar Petani (NTP) Kecamatan Tahun 2012
5.14
5.5. Indeks diterima Petani Kecamatan(lt) Hasil perhitungan Indeks Diterima Petani setiap kecamatan Tahun 2012 menunjukkan hasil rataan dari indeks-indeks indeks 4 (empat) subsektor pertanian. Untuk subsektor tanaman bahan makanan
tersebut
kecamatan yang
paling
baik
adalah
Wonosalam osalam dan Diwek dengan angka indeks antara 177,04 – 177,89 sedangkan angka indeks terendah untuk sub sektor ini adalah Kecamatan Ploso dengan angka indeks sebesar 100,62. Subsektor tanaman perkebunan rakyat memiliki angka rata-rata rata indeks yang baik, hal ini ni ditunjang oleh tata niaga tebu yang semakin baik dan perkebunan tembakau yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan petani yakni indeks 265,33 untuk kecamatan Plandaan. Subsektor peternakan juga sudah mampu memberikan sumbangan angka indeks yang cukup baik bagi petani dibandingkan tahun 2011 lalu, sektor ini hanya menyumbangkan
indeks
tertinggi
sebesar
207,78
untuk
kecamatan Diwek, dan terendah 102,13 untuk kecamatan Bareng eng dari sektor peternakan. Subsektor perikanan belum mampu memberikan kontribusi yang baik bagi petani, sektor ini hanya memberikan angka indeks yang tinggi sebesar 116,68 di Kecamatan Mojowarno.
5.15
Di antara keempat angka indeks yang diterima petani, indekss subsektor perkebunan memiliki angka indeks terbesar. Sumbangan terbesar dari angka indeks perkebunan, yakni dengan indeks 265,33 untuk kecamatan Plandaan, kemudian disusul oleh indeks peternakan dengan indek 207,78 di kecamatan Diwek, indeks tanaman bahan n makanan dan indeks perikanan. Peningkatan yang terjadi pada subsektor tanaman perkebunan tersebut dipengaruhi oleh faktor harga tembakau dan tebu yang stabil dengan tata niaga yang lebih baik. Subsektor tanaman perkebunan seperti tembakau merupakan salah h satu tanaman unggulan Kabupaten Jombang, khususnya di wilayah bagian utara (seperti: Plandaan dan Kabuh).
5.6. Indeks Dibayar Petani Kecamatan Perhitungan indeks yang dibayar petani meliputi konsumsi rumahtangga, biaya produksi dan penambahan barang modal. Untuk konsumsi rumahtangga dibedakan konsumsi makanan, minuman dan konsumsi non makanan. Konsumsi non makanan meliputi konsumsi untuk perumahan, n, pakaian, kesehatan, dan transportasi. Sementara untuk biaya produksi dan penambahan barang modal dibedakan atas subsektor pertanian (tanaman
5.16
bahan makanan, tanaman perkebunan rakyat, petemakan, dan perikanan).
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa indeks yang dibayar di petani masing-masing masing kecamatan secara keseluruhan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan indeks yang diterima petani. Indeks tersebut merupakan rataan dari indeks konsumsi rumah tangga, dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal. Diantara tara indeks yang dibayar petani, indeks konsumsi rumah tangga memiliki angka yang lebih tinggi daripada indeks biaya produksi dan penambahan barang modal. Hal ini menunjukkan bahwa harga barang-barang barang konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan yang nyata dibandingkan andingkan biaya produksi dan penambahan barang modal.
5.7. Pendapatan Rumah Tangga Petani Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap petani responden , pendapatan rumah tangga petani rata-rata rata adalah Rp. 36.263.943,00 pertahun atau sekitar Rp.3.021.995,00 per bulan. Petani sub sektor tanaman perkebunan rakyat memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan subsektor lainnya. Tercatat pendapatan petani subsektor ini
5.17
mencapai Rp. 52.279.036,00 per tahun. Sedangkan petani sub sektor tanaman pangan mendapatkan pendapatan terendah yaitu Rp. 13.221.983 per tahun. Sedangkan pendapatan untuk sub sektor holtikultura, peternakan dan perikanan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.6 Pendapatan Rumah Tangga Petani Kabupaten Jombang tahun 2012 60.000.000 52.279.036 50.000.000 42.828.698
40.680.000
40.000.000
36.263.943 32.310.000
30.000.000
20.000.000 13.221.983 10.000.000
0 Tanaman Pangan
Tanaman Pangan
Holtikultura
Holtikultura
Tanaman Perkebunan Rakyat
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Peternakan
Perikanan
Perikanan
Pendapatan Ratarata
Pendapatan Rata Rata-rata
Sumber: Data survey, diolah
Besar kecilnya pendapatan dipengaruhi oleh banyak hal termasuk diantaranya luas lahan, kepemilikan alat produksi, sumber permodalan, teknologi yang digunakan, penguasaan pasar dan sebagainya. Relatif tingginya pendapatan dari sub sektor tanaman perkebunan rakyat utamanya dipengaruhi oleh kepemilikan lahan yang luas, harga komoditi yang relatif tinggi
5.18
dan modal yang mencukupi. Sedangkan pada tanaman pangan area tanam biasanya terbatas dan harga komoditas rentan cenderung mengalami penurunan pada saat panen raya. r
5.19
BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Pembahasan Nilai Indeks Nilai Tukar Petani (INTP) sebesar 104,16 104,1 pada Tahun 2012 menunjukkan bahwa kesejahteraan petani pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebagai tahun dasar. Petani cukup mampu mencukupi kebutuhan faktor produksi pertanian dan konsumsi sehari-hari hari dari hasil bertaninya saja. Mayoritas indeks kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya faktor produksi dan penambahan han barang modal untuk subsektor mengalami kenaikan, (Tabel 5.4). Sedangkan indeks harga komoditas pertanian banyak yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun dasar, yang ditunjukkan oleh angka di atas 100, kecuali subsektor perikanan yang turun sebesar 99,13 (Tabel 5.3).
Indeks Nilai Tukar Petani (INTP) dihitung berdasarkan rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan harga yang dibayar petani. Oleh karena itu, secara matematis, untuk meningkatkan NTP adalah melaksanakan serangkaian kebijakan kebija
P
6.1
untuk meningkatkan indeks harga yang diterima pertani dan menurunkan indeks harga yang dibayar petani. Kebijakan yang terkait dengan meningkatkan indeks yang diterima petani adalah meningkatkan kuantitas produksi dan meningkatkan harga komoditi pertanian.
Indeks harga yang dibayar petani bergantung pada dua hal, yaitu konsumsi rumahtangga dan biaya produksi, oleh karena itu, kebijakan yang terkait dengan menurunkan yang paling mungkin untuk dilakukan adalah menurunkan biaya produksi, dengan kata lain agar gar NTP naik dari tahun ke tahun, maka laju kenaikan indeks yang diterima petani harus harus lebih cepat (besar) dibandingkan dengan laju indeks harga yang dibayar petani, dalam hal ini input produksi sektor pertanian. Artinya kuantitas dan harga barang hasil sil produksi sektor pertanian diusahakan naik, sedangkan harga input produksi laju kenaikannya diusahakan lambat.
Komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang diterima petani Bulan September 2012 adalah jagung pipilan pocelan, sapi potong, gabah, bah, cengkeh, kacang kedelai. Sedangkan komoditas utama yang menyebabkan penurunan
P
6.2
indeks harga yang diterima petani adalah mangga, kopi biji kering, cabai rawit, cabai merah, kacang tanah, tebu dan ayam.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan penurunan penuruna indeks harga yang dibayar petani Bulan September 2012 adalah telur ayam, daging ayam, cabai rawit, ikan tongkol, bawang putih, gula pasir, bawang merah, cabai merah, kacang panjang dan tomat sayur. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan n indeks harga yang dibayar petani adalah tempe, emas perhiasan, tahu mentah, wortel, ikan mujair, rokok kretek, ikan pindang, minyak tanah dan sawi.
Pada dasarnya perkembangan NTP yang mencerminkan peningkatan atau penurunan kesejahteraan petani tidak dapat mengindikasikan berhasil atau tidaknya program pembangunan pertanian. Hal itu disebabkan perkembangan NTP tidak sematasemata mata diakibatkan oleh kebijakan sektor pertanian, tetapi juga kondisi di luar sektor pertanian, seperti laju inflasi. NTP juga belum m sempurna untuk menghitung tingkat kesejahteraan petani. Idealnya untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani diperlukan data tentang tingkat pendapatan.
P
6.3
Pembangunan pertanian yang tujuannya bukan hanya peningkatan produksi pertanian saja tetapi juga peningkatan pendapatan atau kesejahteraan petani. Oleh karena itu, harus memandang pertanian sebagai sistem agribisnis yang tidak terpisahkan antar sub-sistemnya sistemnya dalam membuat kebijakan pembangunan pertanian. Pertanian sebagai sistem agribisnis mempunyai beberapa sub sistem yaitu: sub-sistem sistem hulu (penyedia sarana produksi pertanian), on farm (usaha tani), industri pengolah hasil pertanian, pemasaran, dan sub-sistem sub pendukung. Dengan pandangan yang demikian maka kebijakan yang diambil tidak hanya menfokuskan pada satu sub-sitem sub dan pembuatan kebijakan melibatkan banyak pihak.
Gambar 6.1. Sistem Agribisnis Sub-Sistem Agribisnis Hulu
industri perbenihan/ pembibitan tanaman/hewan industri agrokimia industri agro otomotif
Sub-Sistem Usahatani
tanaman pangan dan hortikultura perkebunan peternakan perikanan kehutanan
Sub-Sistem Pengolahan industri makanan industri munuman industri rokok industri barang serat alam industri biofarmaka industri agrowisata dan estetika
Sub-sistem Jasa dan Penunjang
perkreditan dan asuransi penelitian dan pengembangan pendidikan dan penyuluhan transportasi dan pergudangan kebijakan pemerintah
Gambar 1. Sistem Agribisnis
P
6.4
Sub-Sistem Pemasaran
distribusi promosi informasi pasar kebijakan perdagangan struktur pasar
Pandangan
pertanian
sebagai
sistem
agribisnis
menempatkan semua sub-sistem sistem dalam posisi yang sama, saling tergantung dan saling membutuhkan. Akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan hal yang berbeda, petani lebih tidak berdaya dalam menghadapi sub-sistem sistem hulu dan sub-sistem sub hilir. Dengan kata lain, pelaku sub-sistem sistem hulu dan hilir sudah sejahtera sedangkan petani masih dalam kondisi kond miskin. Penggunaan sarana produksi seperti pupuk dan pestisida oleh petani tergantung pada ketersediaan dan harga yang ditentukan oleh sub-sistem hulu. Sedangkan harga hasil produksi pertanian ditentukan oleh sub-sistem sistem hulu. Ketidak berdayaan petani inilah yang menjadi acuan dasar pengambilan kebijakan.
Strategi
mengurangi
ketidak
berdayaan
menghadapi subsitem hulu adalah dengan
petani
menciptakan
kemandirian petani dalam menyediakan sarana produksi pertanian. Untuk menjamin ketersediaan faktor produksi ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah: 1. Menyadarkan petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia
(Idealnya 200-250 250 kg/hektar) karena dengan
penggunaan pupuk yang melebihi rekomendasi departemen pertanian maka kebutuhan pupuk akan terus meningkat.
P
6.5
Penggunaan
pupuk
kimia
bisa
dikurangi
dengan
mengkombinasikan antara pupuk kimia dengan pupuk organik yang harganya relatif lebih murah. 2. Setelah petani sadar akan penggunaan pupuk organik, langkah selanjutnya adalah dengan melatih petani atau kelompok elompok tani cara membuat pupuk organik karena pada dasarnya bahan dari pupuk organik sudah banyak tersedia disekitar petani tanpa harus membeli. 3. Demikian juga dengan faktor produksi pembasmi hama dan penyakit (pestisida). Sudah banyak penemuan pestisida organik rganik yang bisa dikenalkan ke petani beserta cara membuatnya. Selain ramah lingkungan, dengan pestisida organik buatan petani sendiri akan menekan biaya produksi.
Selain mengurangi ketergantungan petani terhadap sub sistem hulu, kemandirian petani akan mengurangi engurangi biaya produksi yang dikeluarkan. Pemerintah perlu mengkaji ulang kebijakan subsidi untuk sarana produksi yang bisa dibuat oleh petani sendiri. Misalkan subsidi pupuk organik, permasalahannya adalah selain penerima subsidi bukan petani, pupuk organik orga yang ada di pasaran akan memberi kesempatan petani untuk lebih memilih membeli daripada memproduksi sendiri sehingga
P
6.6
kemandirian petani menjadi tidak ada atau kembali lagi petani akan tergantung paada pabrik.
Kalaupun petani masih menggunakan pupuk buatan pabrik, maka pemerintah harus menjamin ketersediaan dan harganya. Ketersediaan pupuk pada saat musim tanam harus dilakukan
agar
petani
mudah
untuk
mendapatkannya.
Kelangkaan faktor produksi pada saat dibutuhkan membuat harga faktor produksi menjadi naik.
Kebijakan yang berkaitan dengan produksi pertanian dan harga hasil pertanian adalah bagaimana agar petani mau berusahatani (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) dengan jaminan harga setelah panen. Umumnya petani akan secara ra otomatis memproduksi barang jika harga barang tersebut dijamin naik. Banyak hal yang turut berperan terhadap rendahnya harga yang diterima petani, diantaranya terlalu panjangnya rantai tataniaga. Sehingga antara margin tataniaganya panjang. Oleh karena itu pemangkasan rantai tataniaga perlu dilakukan. Peran KUD sebagai penyangga (buffer stock) artinya membeli komoditi pertanian di saat panen sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) dan menjual
P
6.7
barang di saat paceklik.
Upaya lain yang bisa dilakukan n pemerintah untuk menstabilkan harga atau bahkan menaikkan harga hasil pertanian adalah dengan memberikan pengetahuan pada petani cara penanganan hasil pertanian atau penanganan pascapanen sehingga ada nilai tambah yang diterima petani, terutama untuk subsektor palawija, buah-buahan, buahan, dan perikanan yang harganya sangat rentan terhadap fluktuasi. Peran nyata pemerintah dalam hal ini bisa dilakukan dengan melatih para petani untuk mengolah hasil pertaniannya menjadi produk olahan lain, misalnya ikan diolah menjadi njadi ikan asap, ikan kering, dll.
P
6.8
BAB VII KESIMPULAN, SARAN & REKOMENDASI
7.1. KESIMPULAN Salah satu indikator tingkat kesejahteraan petani adalah nilai tukar petani (NTP), sehingga dengan diperolehnya NTP sebesar 104,16. persen menunjukkan pada tahun 2012 tingkat kesejahteraan petani naik dibanding dengan tahun dasar (2008) dan NTP tahun 2011 sebesar 97,87. Namun perkembangan NTP yang mencerminkan peningkatan atau penurunan kesejahteraan petani tidak dapat mengindikasikan berhasil atau tidaknya program
pembangunan
pertanian.
Hal
itu
disebabkan
perkembangan NTP tidak semata-mata mata diakibatkan oleh kebijakan sektor pertanian, tetapi juga kondisi di luar sektor pertanian, seperti laju inflasi. NTP juga belum sempurna untuk menghitung itung tingkat kesejahteraan petani. Idealnya untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani diperlukan data tentang tingkat pendapatan.
7.1
Pada perhitungan NTP 2012 ini terdapat Kabupaten Jombang lambatnya laju kenaikan indeks harga yang diterima petani karena beberapa hal : Komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang diterima petani Bulan September 2012 adalah jagung pipilan pocelan, sapi potong, gabah, cengkeh, kacang kedelai. Sedangkan komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga yang diterima petani adalah mangga, kopi biji kering, cabai rawit, cabai merah, kacang tanah, tebu dan ayam. Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga yang dibayar petani Bulan September 2012 adalah telur ayam, daging ayam, cabai rawit, ikan tongkol, bawang putih, gula pasir, bawang merah, cabai merah, kacang panjang dan tomat sayur. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang dibayar petani adalah tempe, emas perhiasan, tahu mentah, rokok kretek Alter, wortel, wor ikan mujair, rokok kretek, ikan pindang, minyak tanah dan sawi.
7.2
7.2. SARAN 1.
Untuk menghasilkan Nilai Tukar Petani (NTP) yang lebih baik, maka data untuk konsumsi rumah tangga seharusnya menggunakan data dalam bentuk time series.
2.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas terkait dengan fluktuasi harga, maka sebaiknya dilakukan perhitungan NTP secara periodik dalam tahun (bulan, tribulan, kwartal, semester)
7.3. REKOMENDASI 1. Dilakukan penguatan kelembagaan yaitu pada Gapoktan agar memiliki kemampuan dalam melihat ihat situasi pasar. Hal ini diharapkan supaya hasil produk petani memiliki daya tawar ketika berada pada pasar. Gapoktan diharapkan mampu memiliki peran dalam mereduksi peran pedagang dalam penentuan harga. 2. Sistem informasi pertanian yang accesible yaitu informasi yang dibutuhkan para petani dapat diakses secara mudah, sehingga petani selalu dapat mengikuti baik mengenai informasi pasar maupun hal-hal hal yang berkaitan dengan kegiatan pertanian.
7.3
3. Revitalisasi terhadap Koperasi Unit Desa (KUD) agar dapat dapa mempunyai peran yang strategis, antara lain dalam hal distribusi alat, dan bahan pertanian maupun sebagai organisasi yang memiliki peran dalam tataniaga hasil pertanian. Koperasi bersama Gapoktan bersinergi terutama dalam menjaga kestabilan harga produk pertanian. 4. Dibentuk kluster pertanian, yang berbasis agroindustri terutama pada sentra hasil pertanian dalam penciptaan produk olahan hasil pertanian. Hal ini dapat mengatasi overstock hasil pertanian. 5. Dibuat program secara terpadu antar sektor, yaitu sektor sekt pertanian, dan lingkungan hidup dalam melaksanakan sistem pertanian berkelanjutan seperti halnya penggunaan pupuk organik dalam sistem pertanian, dan pemulihan lahan pertanian.. 6. Pemberian insentif terhadap usaha berbasis pertanian, terutama UMKM dalam mengolah engolah hasil pertanian.. 7. Membangun akses dengan industri pengolah hasil pertanian di daerah lain, terutama dalam rangka penyediaan bahan baku.
7.4
8. Berkoordinasi dengan PDKM (Perangkat daerah penanaman modal) dalam melakukan promosi hasil pertanian kepada investor 9. Berkoordinasi dengan Kadinda terutama dalam melakukan kegiatan industri hasil pertanian agar dapat terakses pada sistem jaringan tingkat provinsi dan nasional. Kabupaten Jombang. 10. Perlu
adanya
konservasi
lahan
pertanian.
Semakin
meningkatnya jumlah penduduk nduduk memberikan tekanan yang besar pada lahan pertanian yang cenderung berubah fungsi menjadi pemukiman. Konservasi lahan pertanian dapat dilakukan dengan pengetatan tata ruang peruntukan wilayah dan mendayagunakan lahan kritis agar mampu memberi kontribusi ada pertanian.
7.5
7.6
DAFTAR PUSTAKA
Ali Rosidi, ST. 2007. Nilai Tukar Petani (NTP) Sebagai Indikator Tingkat Kesejahteraan Petani. Materi Pertemuan Dan Diskusi Terbatas Mengenai “Nilai Tukar Petani (NTP)” Pusat Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian, Bogor. Arikunto,
Suharsimi.
2002.
Prosedur
Penelitian.
Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Bappeda, 2010. Penetapan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Jombang, Jombang. Bappeda, 2010. Penyusunan Nilai Tukar Petani Kabupaten Jombang Tahun 2010, Jombang.
BPS Kabupaten Jombang, 2010, Kabupaten Jombang Dalam Angka, Jombang.
BPS Kabupaten Jombang, 2009, Kabupaten Jombang Dalam Angka, Jombang.
asi Kinerja Pembangunan, BPS Propinsi Jawa Timur, Evaluasi Pemerintah Propinsi Jawa Timur Tahun 2006, Surabaya.
BPS Propinsi Jawa Timur, 2008, Harga Konsumen Beberapa Barang Kelompok Makanan di 66 Kota di Indonesia, Surabaya.
BPS Propinsi Jawa Timur, 2008, Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian, Surabaya.
Cooper, Donald R. and Pamela S. Schindler (2006). Business Research Methods, 9th ed., New York, NY: Irwin/McGrawIrwin/McGraw Hill.
Mason Robert D, 1996, Teknik Statistika untuk BISNIS & EKONOMI, Jilid I dan II, PT Gelora Aksara Pratama.
Moleong J. Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Kualitatif Bandung : Remaja Rosda Karya. Nazir, M. 1999. Manajemen Penelitian : Bandung : Remaja Rosda Karya.
Suharyadi & Purwanto, S.K. 2000. Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern, Salemba Empat.
Walpole, Ronald E. & Myers, Raymond H., 1995, llmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur & llmuwan, Edisi ke-4, Penerbit ITB, Bandung.
Widodo, S. T., 1990, Indikator Ekonomi, Dasar Perhitungan Perekonomian Indonesia, Kanisius, Yogyakarta.
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (KEHUTANAN)
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga
Volume rata-rata 2011
2008
Harga (Rp) x Volume 2010
2012
I. TANAMAN KAYU 1
Jati
Indeks
2011
2008
2012
2010
2010
20.150.000
19.200.000
22.575.000
21.320.000
111,04
104,95
2011
2012 117,6
A1
M3 (panjang 200 M)
1
1.440.000
1.650.000
1.650.000
1.600.000
1.440.000
1.650.000
1.600.000
1.650.000
100,00
87,27
A2
M3 (panjang 200 M)
1
2.450.000
2.800.000
2.800.000
2.750.000
2.450.000
2.800.000
2.750.000
2.800.000
100,00
87,50
98,2
A3
M3 (panjang 200 M)
1
3.580.000
3.600.000
3.600.000
4.000.000
3.580.000
3.600.000
4.000.000
3.600.000
100,00
99,44
111,1
A4
M3 (panjang 200 M)
1
4.750.000
4.000.000
5.500.000
5.350.000
4.750.000
4.000.000
5.350.000
5.500.000
137,50
118,75
133,8
97,0
2
Pinus
Baik
M3 (panjang 200 M)
1
900.000
800.000
900.000
1.000.000
900.000
800.000
1.000.000
900.000
112,50
112,50
125,0
3
Sengon
Baik
M3 (panjang 200 M)
1
870.000
650.000
870.000
975.000
870.000
650.000
975.000
870.000
133,85
133,85
150,0
4
Mahoni
A1
M3 (panjang 200 M)
1
710.000
700.000
700.000
800.000
710.000
700.000
800.000
700.000
100,00
101,43
114,3
A2
M3 (panjang 200 M)
1
1.250.000
1.200.000
1.300.000
1.400.000
1.250.000
1.200.000
1.400.000
1.300.000
108,33
104,17
116,7
A1
M3 (panjang 200 M)
1
900.000
800.000
700.000
1.000.000
900.000
800.000
1.000.000
700.000
87,50
112,50
125,0
A2
M3 (panjang 200 M)
1
1.300.000
1.200.000
1.300.000
1.450.000
1.300.000
1.200.000
1.450.000
1.300.000
108,33
108,33
120,8
A3
M3 (panjang 200 M)
1
2.000.000
1.800.000
2.000.000
2.250.000
2.000.000
1.800.000
2.250.000
2.000.000
111,11
111,11
125,0
8.497.015,00
7.394.170,00
100,00
102,72
4
Sono
II. TANAMAN NON KAYU 1
Getah
Kg
2
Tanaman sela
Kg
3
4
5
6
10
3.250
a. padi gogo
Kg
20
3.200
b. jagung
Kg
50
1.500
7.595.491,67
7.394.170,00
Tanaman Buah Durian
segar
buah
10
36.250
15.000
15.000
40.000
362.500
150.000
400.000
150.000
100,00
241,67
266,7
Mangga
segar
Kg
10
5.400
3.000
3.000
6.500
54.000
30.000
65.000
30.000
100,00
180,00
216,7
Jambu
segar
Kg
2.000
2.000
1.000
1.000
100,00
416,67
450,0
Pisang
segar
sisir
21,67
4.167
Salak
segar
Kg
8
6.000
Rambutan dll
segar
Kg
20
2.500
2.500
0 4.500
90.292
6.500
48.000
2.500
2.500
50.000
21.670
97.515
21.670
52.000
0
50.000
50.000
50.000
100,00
100,0
Tanaman Obat Jahe
segar
Kg
200
33.500
35.000
35.000
37.500
6.700.000
7.000.000
7.500.000
7.000.000
100,00
95,71
107,1
Kunyit
segar
Kg
95
3.060
1.500
1.500
3.500
290.700
142.500
332.500
142.500
100,00
204,00
233,3
……………………….
segar
Kg
12
2.000
Tanaman Bumbu Sere
segar
Pala
segar
……………………….
segar
Manfaat Jasa Lingkungan Pariwisata Kelestarian DAS
2.500
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga
Volume rata-rata 2011
2008
Harga (Rp) x Volume 2010
2012
2011
2008
Indeks
2012
2010
31.072.015
28.714.170
2010
2011
107,97
104,33
2012
Sumber Air Kesehatan 7
Bahan Pakan Ternak
9
6.000
8
Bahan Bakar Kayu
2
628.750
0
27.745.492
26.594.170
116,8
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (KEHUTANAN) volume No
Nama Barang
Kualitas
Satuan rata-rata
Harga 2011 2008 rata-rata
2010
2012
I. FAKTOR NON PRODUKSI A. 1 2
Benih Tanaman Sela Padi Jagung
Kg Kg Kg
3
…………………………
B.
Pupuk dan Obat
1
Pupuk Organik
Pupuk kandang
2
Pupuk anorganik
Pestisida
C.
Tenaga dan Hewan
1
Ternak
2
Pengairan
3
Transportasi/pengankutan
4
………………………..
5
………………………..
8.800 47.200
6.000 55.000
6.000 55.000
9.500 52.000
Indeks
2008 19.019.500 413.000 138.000 275.000
2012 21.933.500 478.500 218.500 260.000
2012
2010 115 116 158 95
2.011 104,36 106,15 146,67 85,82
16.504.000
15.929.000
18.395.000
115
103,61
kuintal
150
33.333
25.000
25.000
35.000
5.000.000
3.750.000
5.250.000
140
133,33
a. Urea
Kg
440
1.600
1.600
1.600
1.750
704.000
704.000
770.000
109
100,00
b. TSP
Kg
80
2.000
2.000
2.000
2.500
160.000
160.000
200.000
125
100,00
c. ZA
Kg
1600
1.400
1.400
1.400
1.750
2.240.000
2.240.000
2.800.000
125
100,00
d. KCI
Kg
2250
2.200
2.500
2.500
2.500
4.950.000
5.625.000
5.625.000
100
88,00
e. NPK
Kg
1500
2.300
2.300
2.300
2.500
3.450.000
3.450.000
3.750.000
109
100,00
2.907.000
2.677.500
3.060.000
114
108,57
2.907.000
2.677.500
3.060.000
114
108,57
Kg
1,67
53.333
a. ………………
100 ml
1,5
34.000
b. ………………
100 ml
1,5
43.000
c. ………………
100 ml
f. Zat tumbuh 3
23 5
Harga (Rp) x Volume 2011 19.849.400 438.400 202.400 236.000
dengan orang
hari hari Rit
10
15.000
15,3
190.000
175.000
175.000
200.000
II. FAKTOR PRODUKSI
672.200
655.000
681.800
104
102,63
A.
Upah Buruh
672.200
655.000
681.800
104
102,63
1
Mencangkul
2 3
Membajak menyiangi
a. laki-laki
1/2 hari/orang
5,8
26.000
b. perempuan
1/2 hari/orang
2
17.500
25.000
25.000
26.000
150.800
145.000
150.800
104
104,00
a. laki-laki
1/2 hari/orang
1
150.000
b. perempuan
1/2 hari/orang
a. laki-laki
1/2 hari/orang
2
b. perempuan
1/2 hari/orang
2
16.800
15.000
15.000
20.000
33.600
30.000
40.000
133
112,00
10.000
12.500
12.500
10.000
20.000
25.000
20.000
80
1/2 hari/orang
4
80,00
24.000
25.000
25.000
24.000
96.000
100.000
96.000
96
96,00
25.000
4
Memupuk
a. laki-laki b. perempuan
1/2 hari/orang
2
25.000
27.500
27.500
5
Memanen
a. laki-laki
1/2 hari/orang
4
25.400
30.000
30.000
26.000
101.600
120.000
104.000
87
84,67
b. perempuan
1/2 hari/orang
3
17.000
25.000
25.000
17.000
51.000
75.000
51.000
68
68,00
6
Menanam
a. laki-laki
1/2 hari/orang
4
19.000
20.000
20.000
19.000
76.000
80.000
76.000
95
95,00
b. perempuan
1/2 hari/orang
8
17.900
10.000
10.000
18.000
143.200
80.000
144.000
180
179,00
volume No
Nama Barang
Kualitas
Satuan rata-rata
B.
Pengeluaran Lain
1
Sewa tanah ke perhutani
a. kelas I
1 ha/tahun
b. kelas II
2 ha/tahun
Harga 2011 2008 rata-rata
2010
Harga (Rp) x Volume
2012 2011
2008
Indeks 2012
0
0
2012
2010
2.011
690.280
539.000
832.000
154
128,07
1
Cangkul
dengan gagang
buah
1,6
122.000
55.000
55.000
150.000
195.200
88.000
240.000
273
221,82
2
Sabit
dengan gagang
buah
1,4
34.200
15.000
15.000
50.000
47.880
21.000
70.000
333
228,00
3
Golok
dengan gagang
buah
1,6
32.000
50.000
50.000
45.000
51.200
80.000
72.000
90
64,00
4
Garpu
buah
1
75.000
5
Spreyer/alat semprot
buah
1
396.000
396.000
350.000
450.000
129
113,14
6
………………………….
buah
………………………….
buah
III. BARANG MODAL
HARGA YANG DIBAYAR PETANI
80.000 350.000
350.000
450.000
21.211.880
20.213.500
23.447.300
116,00
#REF!
104,94
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (TANAMAN PANGAN) No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
2012
2011
2008
I. NON FAKTOR PRODUKSI A. Bibit 1
2
3
Padi
Palawija
Sayur-sayuran
a. IR-64 b. Cisadane c. Membramo d. ceheram e. Malboro f. Wayapo g. ciboga h. ketan i. situ bagendit j. Indari k. mikongga l. amboro m. impari
1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg
25,85
n. brotoyudo o. hibrida
7.150
7.250
5.250
2012
2011
Indeks 2008
2010
2011
2012
181.458.531
184.408.654
162.107.881
105,77
113,76
111,94
177.218.767
180.099.950
158.777.995
106,84
113,43
111,61
184.795
187.377
135.689
114,29
138,09
136,19
-
-
5.600
125,00
28,08
7.800
-
-
12,00
7.000
-
-
17,10
8.531
35,00
11.000
10,00
11.500
56,00
8.000
24,00
5.000
60,00
10.500
70,00
20.000
20,00
6.000
1 kg 1 kg
10,00
9.000
20,00
7.500
p. ampuboro q. M. Pagu
1 kg 1 kg
20,00
10.000
a. Jagung b. Kedele
1 kg 1 kg
8,49
45.000
45.634
35.500
381.256
387.455
301.413
100,31
128,55
126,49
14,55
8.350
8.500
7.016
121.696
123.675
102.083
85,52
121,15
119,21
118,54
116,64
76,95
75,72
44,67
43,96
7,50
7.500
c. Kacang tanah d. Ketela pohon
1 kg 3000 batang
22,10
17.429
-
-
4,00
28.333
-
-
e. Kacang hijau f. Tales g. Ketela rambat h. wijen a. bawang merah
1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg
5,00
12.000
-
-
4,00
0
b. cabe rawit
Kemas/batang
c. lombok merah d. kol/kubis e. sawi f. wortel g. terung
Kemas/batang Kemas Kemas Kemas Kemas / batang
5,00
0
3,33
-
14.000
3.232,00
46.500
47.415
40.000
150.793.356
153.245.280
129.280.000
308,00
46.000
46.700
60.688
14.153.462
14.383.600
18.691.904
-
-
9,00
876,25
3.150 -
3.200
13.513
7.163
116,2 148,3 -
28.339
28.800
64.467
48,86
-
-
-
-
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
h. Bayam i. Kacang panjang j. Ketimun k. tomat sayur 4
5
Buah-buahan
Tanaman Obat
Tanaman Hias 6
B.
Pupuk dan Pestisida
1
Pupuk Organik
a. melon b. semangka c. garbis c.durian d. mangga e. anggur f. Salak g. Rambutan
2
Pupuk an organik
1 kg/kemas* 1 ons / pohon kemas 10 gr biji pohon pohon pohon pohon pohon
c. beringin dolar d. pureng
pohon pohon
pupuk cair organik a. Urea
2008
100 kg 1 kg 100 kg liter 1kg liter 100 kg 1 kg
2012
2011
Indeks 2008
2010
-
-
1,67
93.333
-
-
1.000,00
185
-
-
64,25
39.915
102.500 194,25
30.150
602,00
1 kg dompol kg pohon pohon
c. tetea grandul
2011
1 kg/kemas*
a. kunyit b. laos c. jahe a. Adenium b. melati
a. pupuk kandang b. petrorganik b. pupuk kompos
2012
30.650
30.167
5.953.763
5.859.940
132,60
39.360
40.000
30.000
125,00
101,60
99,98
133,33
131,20
133,33
131,20
129,69
127,62
105,07
103,39
7.575
20.000
20.000
15.000
26,67
1.150,00
2012
97,56 5.858.502
30.000 2,00
2011
5.000
5.000
60,00
1.500
75,00
2.700
360,00
2.500
3,00
0
200,00
5.000
200,00
5.000
8,00
75.000
15,00
7.500
17,84
41.350
42.029
587,00
-
1.750
100,33
115.567
1.250,00
113
200,00
7.000
50,00
4.000
28,00
3.750
5.658.000
5.750.000
4.312.500
-
40.000
142,86 -
3.293.877
3.347.436
2.581.068
737.695
749.690
713.495
-
114,34 128,83 -
15.000
386,38
1.575
1.600
1.749
608.318
618.210
675.780
91,48
91,48
90,02
b. TSP (SP36) c. ZA
1 kg 1 kg
190,47
1.850
1.882
1.775
352.787
358.523
338.076
112,68
106,05
104,35
173,37
1.375
1.400
1.160
238.831
242.714
201.106
120,69
120,69
118,76
d. KCL
1 kg
27,25
2.350
2.368
6.225
63.497
64.530
169.605
e. NPK f. ponska g. ZPT (perangsang tumbuh)
1 kg 1 kg
199,61
5.125
5.211
1.368
1.023.525
1.040.168
273.066
1 kg
2,24
41.000
41.611
91.717
93.209
67.200
110,85
2.380
30.000
168,13
38,05
37,44
380,92
374,83
138,70
136,48
130
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
3
Pestisida
h. Pupuk daun i. mutiara j. mikro k. pelangi pertibor antrakol TSp 26 Multitonik Puradan a. herbisida b. fungisida c. insektisida d. nabati e. matador f. grandasil g. NPK cair h. Swalo i. puradan j. spring k. obat daun
1 kg 1 kg liter 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg liter liter liter liter liter liter liter liter liter liter liter
Dengan orang
2012 5,50
2011
2008
37.000
60,00
9.000
1,00
58.000
140,00
2.400
4,00
25.000
1,00
100.000
50,00
2.100
1,00
50.000
2012
2011
Indeks 2008
2010 -
-
11.000
1,39
64.394
-
1,45
68.751
65.900
98.313
99.911
95.768
106,22
104,33
102,66
1,40
57.294
33.438
79.195
80.482
46.972
111,62
171,34
168,60
1,00
8.333
1,00
30.000
1,00
100.000
0,50
60.000
0,50
35.000
1,00
17.000
-
-
-
1,00
6.000
9,00
35.000
945.887
961.268
748.818
92,98
128,37
126,32
1 hari
2,90
133.889
100.000
382.065
388.278
290.000
30
133,89
131,75
1 hari
1,42
237.906
233.345
331.596
336.988
330.526
92,64
101,95
100,32
1 hari
2,43
16.239
-
-
183,96
181,02
1
Garu dan ternak
2
Tractor tangan
3
Alat pertanian
a. penyemprot hama b. ………………….
1 hari
-
-
4
Trasher
Baik
1 hari
1,00
146.667
-
-
5
Gerobak
Baik
1 hari
1,80
162.100
-
-
6
Pompa air
Baik
1 hari
2,46
78.409
-
-
7
Tampah/nyiru
Sedang
1 buah
-
-
8
Karung Goni
Isi kw beras
9
Iuran pengairan
1 buah 1 tahun
6.501,000 4,07
57.941
1 hari
31.497
Blower
1 hari
1,00
37.500
pemberantas hama
1 hari
2,00
70.000
½ hari/org
2,13
52.494
A. Upah Buruh Upah membajak
a. laki-laki
232.227
236.003
128.291
161.250
II. FAKTOR PRODUKSI 1
2012
40,00
C. Sewa Tenaga dan Hewan
10 Angkutan/Transportasi
2011
62.150
158,75 124,03
22.542.562
22.909.108
20.004.009
109,01
114,52
112,69
1.392.881
1.415.530
1.877.722
98,97
75,39
74,18
110.196
111.988
132.587
112,63
84,46
83,11
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
2
3
4
5
6
Upah mencangkul Upah menanam Upah memupuk Upah menyiangi Upah memanen
2012
2011
2008
2
3
4
Sewa tanah ladang
Sewa tanah sawah
Pajak/PBB ladang
Pajak/PBB sawah
2011
Indeks 2008
-
2010 -
b. perempuan
½ hari/org
a. laki-laki
½ hari/org
5,45
28.639
b. perempuan
½ hari/org
7,50
18.500
-
-
a. laki-laki
½ hari/org
5,48
29.580
-
-
b. perempuan
½ hari/org
8,73
20.296
-
-
a. laki-laki
½ hari/org
2,94
28.365
-
-
b. perempuan
½ hari/org
4,65
19.285
-
a. laki-laki
½ hari/org
6,11
30.662
25.000
184.202
187.197
152.632
b. perempuan
½ hari/org
9,17
20.333
20.000
183.407
186.389
a. laki-laki
½ hari/org
6,48
50.000
50.000
318.693
b. perempuan
½ hari/org
11,25
40.000
40.000
116.568
B. Pengeluaran Lain 1
2012 153.583
156.081
635.296
114,38
2011
2012
24,57
24,18
42,32
122,65
120,68
183.333
160,95
101,67
100,04
323.875
323.875
124,47
100,00
98,40
442.800
450.000
450.000
76,98
100,00
98,40
21.149.681
21.493.578
18.126.286
109,96
118,58
116,68
102,05
100,42
138,09
135,88
-
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,20
10.500.000
-
-
b. kelas II
1 Ha/tahun
0,20
6.725.000
-
-
c. kelas III
1 Ha/tahun
0,14
10.500.000
-
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,91
10.630.088 10.416.670
9.556.643
9.712.035
9.517.049
b. kelas II
1 Ha/tahun
1,05
10.909.028
7.900.000
11.311.462
11.495.388
8.324.625
c. kelas III
1 Ha/tahun
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,24
140.000
140.000
33.338
33.880
33.880
106,4
100,00
98,40
b. kelas II
1 Ha/tahun
0,31
110.000
105.000
33.374
33.917
32.375
115,71
104,76
103,09
-
-
100,8 113,92 -
c. kelas III
1 Ha/tahun
0,49
98.000
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,70
175.000
175.000
120.489
122.449
122.449
106,24
100,00
98,40
b. kelas II
1 Ha/tahun
0,69
140.000
140.000
94.375
95.909
95.909
90,27
100,00
98,40
c. kelas III
1 Ha/tahun
0,95
151.583
-
III. BARANG MODAL
13.859.595
14.084.954
13.005.487
109,76
108,30
106,57
1
Cangkul
Dengan gagang
1 buah
1,80
65.786
50.000
116.520
118.414
90.000
9,01
131,57
129,47
2
Arit
Dengan gagang
1 buah
2,15
25.850
20.000
54.689
55.578
43.000
12,06
129,25
127,18
3
Garu/bajak
Lengkap
1 buah
1,00
3.500.000
107,69
105,96
4
Tractor tangan
1 buah
1,00
5
Trasher
1 buah
1,00
4.083.333
-
13.461.000 12.500.000
13.245.624
13.461.000
12.500.000
-
121,35 -
6
Alat semprot
1 buah
1,16
345.060
283.909
393.151
399.543
328.737
123,28
121,54
119,59
7
Pisau/golok
1 buah
1,75
28.810
25.000
49.612
50.418
43.750
119,58
115,24
113,40
8
Garpu
1 buah
0,91
42.576
-
-
9
Barang modal lain
Sekop
1 buah
1,00
22.500
-
-
alat kocor
1 buah
1,00
90.000
gerobak
1 buah
1,00
700.000
pot
1 buah
8,00
15.000
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
2012
2011
2008
gunting
1 buah
1,00
20.000
terpal
1 buah
4,00
90.000
Landak
1 buah
2,00
15.000
Timba
1 buah
2,13
21.058
timba kecil
1 buah
0,50
3.750
selang
1 meter
161,90
27.382
serok
1 buah
3,00
22.500
mesin babat rumput
1 buah
1,00
1.250.000
ungkal
1 buah
1,00
20.000
Pompa air
1 buah
1,00
1.819.115
selang pompa
1 meter
20,00
40.000
ganco
1 buah
6,00
105.000
Total Harga Yang Dibayar Petani
2012
2011
Indeks 2008
2010
-
-
-
-
217.860.272
221.402.715
195.117.376
108,69
2011
113,47
2012
111,66
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (PERIKANAN) Harga (Rp) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp) x Volume
Indeks
Volume 2012
2011
2008
2012
I. PENANGKAPAN IKAN PERAIRAN UMUM (Sungai dan Danau)
2011
2008
2010
-
-
-
1
Udang
Segar
Kg
-
-
-
-
2
Tawes
Segar
Kg
-
-
-
-
3
Gurami
Segar
Kg
-
-
-
-
1
Gurami
Segar
Kg
2
Tawes
Segar
Kg
II. BUDIDAYA 1252,58
17.000
17.083
25.000
9.000
85.925.495
85.057.910
96,23
101,02
99,13
21.293.917
21.398.299
31.314.583
72,00
68,33
68,00
74,40
66,67
-
3
Lele
Segar
Kg
4
Udang windu
Segar
Kg
-
-
5
Bandeng
Segar
Kg
-
-
6
Mas
Segar
Kg
-
-
7
Hias
a. koi
Ekor
-
-
b. arwana
Ekor
-
-
c. Cupang
Ekor
-
-
d. Barbir Slayer
Ekor
-
10.043
13.500
8.087.684
9.025.335
12.131.526
Mujair
..................
Kg
211,67
11.000
11.167
13.500
2.328.333
2.363.611
2.857.500
9
Nila
Segar
Kg
600,00
10.000
9.500
6.333
6.000.000
5.700.000
3.799.800
Segar
Kg
3329,00
14.000
14.250
10.500
10 Patin
115,52
-
8
HARGA YANG DITERIMA PETANI
2012
84.315.934
898,63
2011
74,07
82,72
81,48
173,69
150,01
157,90
46.606.000
47.438.250
34.954.500
-
135,71
133,33
84.315.934
85.925.495
85.057.910
96,23
101,02
99,13
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (PERIKANAN) Nama Barang
No
Kualitas
Harga (Rp)
Satuan rata-
2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008
I. NON FAKTOR PRODUKSI A.
Benih Ikan
1
Gurami
1000 ekor
2
Tawes
1000 ekor 5 cm
53,47
165.000
155.000
120.000
2011 15.196.320
2008 12.579.092
2010 108,69
2011 120,806171
11.270.933
10.573.463
8.512.658
64,21
124,208715
132,40
8.822.688
8.287.979
6.416.500
291,67
129,166667
137,50
48,84
108,78825
116,28
151,52
111,111111
121,21
-
1000 ekor
0
3
Lele Udang windu
1000 ekor
-
0
-
5
Bandeng
1000 ekor
-
0
-
6
Mas
1000 ekor
-
0
-
7
Hias
Cupang
1000 ekor
-
0
-
Barbir Slayer
1001 ekor
-
0
40.000
46.779
43.000
8
Mujair
1000 ekor
6,67
9
Nila
1000 ekor
6,00
100.000
-
10
Patin
1000 ekor
7,38
182.588
-
B.
Pupuk dan Obat
1
Pupuk
2
Kapur
3
Obat-obatan
36.667
33.000
2.181.579
2.041.039
266.667
244.444
1 kg
100,00
1 kg
3,00
2000
1.200
1.600 3.000
127,96
1.876.158
220.000
453.000
Urea
2012
-
4
43,63
50.000
Indeks
2012 16.096.527
200.000
395.001
282.200
115,95
139,972094
160,52
160.000
120.000
194,23
133,333333
166,67
143,653846
153,85
151,041667
166,67
-
-
a.
5,20
40000
37.350
26.000
208.000
194.220
135.200
b.
2,25
20000
18.125
12.000
45.000
40.781
27.000
3.793.742
3.450.080
195,12
109,960989
113,43
195,12
109,091463
112,20
-
133,333333
146,67
129,91403
137,40
125
133,33
173,076923
173,08
106,895459
118,95
C.
Pakan Ikan
1
Pellet
Phokpand
1 kg
811,30
2
Dedak
..............
1 kg
55,00
3
EM-4
..............
1 Liter
2,00
3.913.480 4.600 3.300
4.473
4.100
3.731.980
3.628.742
3.326.330
3.000
2.250
181.500
165.000
123.750
18.000
D.
Alat dan Jasa Perikanan
1
Sewa perahu tanpa motor
2
Sewa motor tempel
Unit/rit
3
Sewa kapal motor
Unit/rit
4
Sewa jaring nilon
Unit/rit
1,00
5
Bahan bakar
Sollar
Liter
13,14
6
Pelumas
Ottela
Liter
1,00
23.875
7
Listrik
900 watt
1 kwh
1,00
147.857
8
Es batu
Balok 25 kg
Buah
9
Sewa pompa air
10
Pengangkutan
-
459.114
Unit/rit
Hari Unit/rit II. FAKTOR PRODUKSI
1,00
400000
375.000
434.114
400.000
1,00
25.000
72.500
300.000
0 2.600
125,00 -
-
4.500
125,52 -
375.000
4500
334.155
-
300.000
111,54
59.114
59.114
34.155
-
173,08 -
-
-
-
-
-
-
-
235.284
211.441
197.802
109,41
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp)
Satuan rata-
A.
Upah Buruh
1
Penangkapan
2 3
Pemeliharaan Pemanenan
B.
Pengeluaran Lain
1
Sewa tanah usaha
2
Pajak tanah
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan
½ hari/orang
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan
½ hari/orang
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan
½ hari/orang
1,00
2012 70000
2011 66.250
Harga (Rp) x Volume 2008 50.000
2012
2011
Indeks 2008
35000
3,50
30.000
17.917
30.000
155.000
109,41
110,483871
124,19
70.000
66.250
50.000
110,00
132,5
140,00
100
116,67
93,9005817
99,96
122.500
105.000
105.000
1 ha/tahun
0,57
400.000
75.000
70.455
109,09
-
-
-
42.784
2,50
40.191
42.802
75.031
III. BARANG MODAL
-
42.784 93.750,00
40.191 83.447,27
42.802 70.312,50
-
93,9005817
99,96
125,99
118,680556
133,33
118,680556
133,33
120,580361
127,85
1
Kapal motor
Unit
-
-
-
2
Kapal tanpa motor
Unit
-
-
-
3
Motor tempel
Unit
-
-
4
Alat tangkap
Unit
1,56
5
Karamba
Buah
7,50
1.150.000
6
Diesel/pompa air
Unit
1,08
1.790.385
7
Jala
8
Aquarium
60000
53.406
93.750
83.447,27
70.313
-
-
-
9
kolam
unit
2,40
5.600.400
selang air
meter
4,00
25.000
11
pipa
meter
4,00
45.000
12
timba
buah
6,00
8.000
13
terpal
buah
12,00
200.000
14
bak
buah
1,00
15.000
permanen
131,69
-
Buah
100,00
227.800
10
Harga Yang Dibayar Petani
45.000
2012
171.250
-
1 ha/tahun
2011
192.500 3,50
2010
-
16.425.560,84
15.491.208,29
12.847.206,72
109,24
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (PERKEBUNAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp)
Volume
rata-rata I. NON FAKTOR PRODUKSI
2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008
A. Bibit Pohon
2008 53.460.359
2010 94,54
2011 120,47
36.494.059
38.041.335
31.073.765
92,92
122,42
117,44
1.395.000
1.550.000
1.550.000
175,00
100,00
90,00
2012 115,29
Cengkeh
2
Kelapa
3
Kopi
Pohon
200
5.000
5.000
2.250
1.000.000
1.000.000
450.000
106,67
222,22
222,22
4
Tebu
100 btg
472
70.000
72.814
60.000
33.021.059
34.348.367
28.303.765
123,08
121,36
116,67
5
Tembakau
Pohon
39
28.000
29.688
20.000
1.078.000
1.142.969
770.000
92,50
148,44
140,00
6
Kapuk
a. hibrida b. lokal
..............................
10.000
Butir Butir
10.000
2011 64.404.139
1
155
9.000
Indeks
2012 61.634.880
5
500
pohon
-
-
-
-
-
..............................
-
-
..............................
-
-
..............................
-
2.500
-
B. Pupuk dan Pestisida 1
2
Pupuk Organik
Pupuk an organik
a. pupuk kandang
100 kg
71
b. pupuk kompos
100 kg
277
Pestisida
33.748
33.500
66.220
-
Keranjang
2
Tractor tangan
3
Alat pertanian
5.049.198
127,77
2.130.000
2.396.078
2.378.500
208,96
107,85
100,74
89,55
129,17
-
c. petroganik
1kg
500
1 kg
232
1.550
1.600
1.200
360.117
371.733
278.800
133,33
133,33
b. TSP (SP36)
1 kg
183
1.800
2.000
2.000
330.000
366.667
366.667
100,00
100,00
90,00
c. ZA
1 kg
658
1.300
1.400
1.090
855.256
921.044
717.099
130,84
128,44
119,27
d. KCL
1 kg
150
1.500
1.600
2.000
225.000
240.000
300.000
125,00
80,00
75,00
e. NPK
1 kg
451
2.000
2.300
1.798
902.400
1.037.760
811.258
127,96
127,92
111,23
f. pupuk majemuk g. ZPT (perangsang tumbuh)
1 kg 1 kg
h. ponska
1 kg
388,57
326,53
87,01
116,88
113,60
116,67
178,25
166,67
700
10
50.000
939
2.380
tangki
3
412.500
a. herbisida
Liter
3
69.286
-
b. fungisida
Liter
6
156.667
-
c. insektisida
Liter
6
119.000
30.625
d. rondap
Liter
1
100.000
80.000
-
-
642.857
a. penyemprot hama
20.264.522
-
1 hari
2
1 hari
1
500.000
534.744 10.000
196.875
300.000 -
156,03 -
19.695.192 1 buah
765.000
-
C. Sewa Tenaga dan Hewan 1
6.098.282
a. Urea
i. tetes 3
30.000
5.445.629
17.337.396 -
1.057.692
1.131.188
634.615
-
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Volume rata-rata
b…………….. c……………
Harga (Rp)
1 hari 1 hari
-
Karung
1 buah
5
Gerobak
1 hari
6
Pompa air
1 hari
7
Ember
1 buah
8
Iuran pengairan
9
Transportasi/angkut
10
tractor besar
2011
Harga (Rp) x Volume 2008 -
4
2012
2
Upah menanam
Indeks 2008
208.125
4
150.000
11
1.725.000
1 buah
1
a. laki-laki
½ hari/org
19
b. perempuan
½ hari/org
14
40.000
125,00
160.417
225.000
525.000
561.458
787.500
66,67
71,30
66,67
1.768.750
1.515.741
18.112.500
18.571.875
15.915.281
108,24
116,69
113,81
41.700.962
41.680.919
31.530.930
100,33
132,19
132,25
4.388.404
4.438.924
2.867.370
114,38
154,81
153,05
740.000
730.310
370.000
125,00
197,38
200,00
39.476
20.000 -
-
a. laki-laki
½ hari/org
25
33.500
33.454
20.000
850.385
849.213
507.692
100,00
167,27
167,50
b. perempuan
½ hari/org
19
20.500
20.189
13.750
386.767
380.897
259.417
72,73
146,83
149,09
½ hari/org
14
26.273
-
-
3
Upah menyiangi
a. laki-laki b. perempuan
½ hari/org
19
13.183
-
-
4
Upah memupuk
a. laki-laki
½ hari/org
11
33.560
-
-
b. perempuan
½ hari/org
9
15.321
-
-
9
20.000
27
40.000
15
40.000
5
kepras
a. laki-laki
½ hari/org
b. perempuan
½ hari/org
6
klentek
a. laki-laki
½ hari/org
b. perempuan
½ hari/org
7 8 9
gatar Upah memanen Upah menjemur
10 Upah pemeliharaan 11 Upah Membajak
a. laki-laki
½ hari/org
b. perempuan
½ hari/org
a. laki-laki
½ hari/org
52
36.000
37.176
25.000
1.861.412
1.922.242
1.292.647
120,00
148,71
144,00
b. perempuan
½ hari/org
5
20.000
20.000
20.000
100.000
100.000
100.000
125,00
100,00
100,00
a. laki-laki
½ hari/org
5
17.500
17.500
20.000
78.750
78.750
90.000
125,00
87,50
87,50
b. perempuan
½ hari/org
2
20.000
20.000
13.750
40.000
40.000
27.500
145,45
145,45
145,45
a. laki-laki
½ hari/org
10
23.000
23.636
15.000
232.091
238.512
151.364
133,33
157,58
153,33
b. perempuan
½ hari/org
6
18.000
18.000
12.500
99.000
99.000
68.750
120,00
144,00
144,00
Laki-laki
½ hari/org
20.000
0
12 upah angkut
100kg
66
Sewa tanah ladang
150,00
0
23.450
B. Pengeluaran Lain 1
2012
-
2.000
1 ha
2011
100,00
2
2010 -
A. Upah Buruh Upah mencangkul
2011
1.500
II. FAKTOR PRODUKSI 1
2012
37.312.558
37.241.995
28.663.560
100,00
129,93
130,17
a. kelas I
1 Ha/tahun
4
5.500.000
5.500.000
5.500.000
22.000.000
22.000.000
22.000.000
100,00
100,00
100,00
b. kelas II
1 Ha/tahun
3
6.000.000
5.972.500
2.495.000
15.000.000
14.931.250
6.237.500
100,00
239,38
240,48
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Volume rata-rata
2
3
4
Sewa tanah sawah
Pajak/PBB ladang
Pajak/PBB sawah
Harga (Rp) 2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008 -
2012
2011
Indeks 2008
0
2010 -
-
0
-
-
0
-
-
0
2012
1 Ha/tahun
a. kelas I
1 Ha/tahun
1
9.800.000
b. kelas II
1 Ha/tahun
1
8.250.000
c. kelas III
1 Ha/tahun
a. kelas I
1 Ha/tahun
1
142.000
141.667
120.000
142.473
142.139
120.400
100,00
118,06
118,33
b. kelas II
1 Ha/tahun
1
172.500
171.000
310.000
170.085
168.606
305.660
100,00
55,16
55,65
c. kelas III
1 Ha/tahun
2
52.500
-
-
a. kelas I
1 Ha/tahun
1
198.222
-
-
b. kelas II
1 Ha/tahun
1
160.778
-
-
c. kelas III
1 Ha/tahun
5
1.250.000
-
-
-
III. BARANG MODAL
669.564
781.580
85,36
85,67
0,00
125.000
203.636
208.843
318.182
56,00
65,64
64,00
52.500
92.727
94.769
162.273
131,14
58,40
57,14
121,53
116,89
124,46
120,48
1
Cangkul
Dengan gagang
1 buah
3
80.000
82.045
2
Arit
Dengan gagang
1 buah
3
30.000
30.661
3
Garu/bajak
Lengkap
1 buah
4
Tractor tangan
1 buah
5
Trasher
1 buah
6
Alat semprot
1 buah
1
7
Pisau/golok
1 buah
2
36.167
-
-
8
Garpu
1 buah
2
63.750
-
-
9
Barang modal lain
-
-
10.000 1.408.333
Total Harga Yang dibayar Petani
2011
c. kelas III
1
18.000.000
-
-
-
-
320.000
332.683
Keranjang
1 buah
timba
1 buah
3
pompa air
1 buah
1
gerobak
1 buah
1
500.000
gen set / diesel
1 buah
1
2.200.000 65.000
ganjo
1 buah
3
selang air
1 meter
170
12.500
kapak
1 buah
1
80.000
skrop
1 buah
3
70.000
Bambu/gantar
1 buah
273.750
352.000
365.952
301.125
-
109,59
103.335.843
106.754.622
85.772.868
95,53
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (PERKEBUNAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp)
Volume 2012
1
Kelapa belum kupas
2
Kopi biji kering
a. muda
100 butir
b. tua
100 butir
a. arabica
100 kg
b. robusta
100 kg
3,75
300000
23
215000
Harga (Rp) x Volume 2008
2012
2011
Indeks 2008
2010
2011
-
-
-
-
-
-
-
-
1.500.000
2012
100,00
3
Cengkeh
Biji kering
1.300
50.000
50.000
46.000
65.000.000
65.000.000
59.800.000
93,48
108,70
108,70
4
Tembakau
a. daun basah
100 kg
368
244.000
247.500
150.000
89.792.000
91.080.000
55.200.000
110,00
165,00
162,67
b. daun kering
100 kg
12
275.000
275.000
152.000
3.162.500
3.162.500
1.748.000
105,26
180,92
180,92
c. rajangan
100 kg
1
180.000
180.000
165.000
212.400
212.400
194.700
103,03
109,09
109,09
d. ................
100 kg
a. glondongan
100 kg
1
140.000
-
b. odolan
100 kg
1
210.000
-
25
56.000
64.515.294
66.480.571
82,35
113,15
109,80
96,33
128,59
126,74
5
Kapuk
1 kg
2011
6
Kapas
Kapok
100 kg
7
Jambu mete
Biji
100 kg
8
Tebu
9
Lainnya ..................
Coklat
100 kg
100 kg
Total Harga Yang Diterma Petani
-
-
1.152
56.000
57.706
51.000
58.755.000
1.150.000
222.682.194
225.935.471
175.697.700
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (PETERNAKAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp)
total Rata -
2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008
I. TERNAK BESAR A. Jual Bibit (pembibitan) 1 Bibit Sapi perah 2 Bibit Sapi potong
Ekor
b. peranakan
Ekor
a. lokal
Ekor
5
6.500.000
-
9
3.833.333
-
2
Ekor
Lokal
Ekor
4 Bibit kambing
a. ettawa
Ekor
10
1.000.000
b. peranakan
Ekor
20
700.000
c. kacang
Ekor
a. ekor gemuk
Ekor Ekor
Indeks
905.300.000
571.925.000
2008 615.620.324
2010 115,23
2011 92,90
2012 147,05
-
b. hasil IB
b. lokal
2011
-
a. asli
3 Bibit kerbau
5 Bibit domba
2012
800.000
225
-
B. Hasil Daging (hewan potong)
905.300.000
571.925.000
615.620.324
115,23
92,90
147,05
a. lokal
Ekor
3
11.500.000
7.500.000
9.650.000
34.500.000
22.500.000
28.950.000
108,81
77,72
119,17
b. hasil IB
Ekor
48
12.500.000
8.400.000
9.687.663
600.000.000
403.200.000
465.007.824
86,71
129,03
2 Kerbau
Lokal
Ekor
3 Kambing
a. peranakan
Ekor
1 Sapi potong
4 Domba Itik
108,39
c. kacang
Ekor
51
1.800.000
1.200.000
850.000
91.800.000
61.200.000
43.350.000
141,18
141,18
211,76
a. ekor gemuk
Ekor
90
2.000.000
950.000
875.000
179.000.000
85.025.000
78.312.500
137,14
108,57
228,57
b. lokal
Ekor
Hibrida
Ekor
236.112.500
226.652.500
192.657.500
232,19
117,65
122,56
0
0
5.000
4.500
35
2.860
C. Susu Sapi perah Kambing
Liter/hari ettawa
-
Liter
....................... II. TERNAK KECIL A. Jual Bibit (pembibitan) 1 Bibit ayam
2 Bibit burung
a. potong
Ekor
-
b. petelur
Ekor
-
c. kampung
Ekor
-
Puyuh
Ekor
-
No
Nama Barang
Kualitas
3 Bibit itik/bebek 4 Bibit induk itik petelur
Satuan Ekor
total Rata 766,8
Harga (Rp) 2012
2011 8.800
Harga (Rp) x Volume 2008 -
2 Itik
2010
2011
2012
236.112.500
226.652.500
192.657.500
117,65
122,56
a. kampung
Ekor
50
35.000
35.000
23.000
1.750.000
1.750.000
1.150.000
130,43
152,17
152,17
b. potong
Ekor
9.175
25.000
24.000
20.500
229.375.000
220.200.000
188.087.500
70,18
117,07
121,95
potong
Ekor
143
35.000
33.000
24.000
4.987.500
4.702.500
3.420.000
150,46
137,50
145,83
0
0
98,80
141,22
a. petelur b. kampung/Arab
Kg
2.395
12.025
Butir
-
77,02
150,46
-
150,46 150,46
2 Telur itik
Butir
26.263
1.067
-
3 Telur puyuh
Butir
2.100
120
-
Harga Yang Diterima Petani
Indeks 2008
Ekor
C. Telur 1 Telur ayam
2011
.......................
B. Daging 1 Ayam
2012
150,46 1.141.412.500
798.577.500
808.277.824
185,72
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (PETERNAKAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
volume
Rata I. NON FAKTOR PRODUKSI A. Bibit 1 Sapi perah
Harga (Rp) 2012
Harga (Rp) x Volume 2008
2011 297.600.825
2008 348.643.242
296.169.167 30.000.000
293.443.333 30.000.000
346.910.691 19.875.000
2010
Ekor
b. peranakan
Ekor
a. lokal
Ekor
15
b. hasil IB
Ekor
26
Sapi Jawa
Ekor
1
4.000.000
Sapi urap - urap
Ekor
8
2.000.000
-
-
-
10
500.000
-
-
-
2 Sapi potong
3 Kerbau
Lokal
Ekor
4 Kambing
a. ettawa
Ekor
c. kacang
Ekor
5 Domba
a. Ekor gemuk
Ekor
b. lokal
Ekor
a. potong
b. peranakan
Ekor
10.000.000
6.625.000
Indeks
2012 300.271.885
a. asli
3
10.000.000
2011
4.700.000
7.750.000
7.750.000
162
2011 85,36
2012
162 189
84,59 150,94
150,94
166
160,73
160,73
107
80,00
80,00
137
82,43
77,28
86,13 85,37
-
-
-
4.821.818
202.791.667
202.791.667
126.170.904
-
10
600.000
600.000
750.000
249
450.000
480.000
582.277
-
6.000.000
6.000.000
7.500.000
119.400.000
144.841.404
-
-
111.937.500
-
-
-
Ekor
7.050
5.500
5.225
3.750
38.775.000
36.836.250
26.437.500
107
139,33
146,67
b. petelur/arab
Ekor
1.225
6.500
6.250
5.250
7.962.500
7.656.250
6.431.250
107
119,05
123,81
c. kampung
Ekor
50
6.000
5.000
5.250
300.000
250.000
262.500
152
95,24
114,29
7 Burung
Puyuh
Ekor
4.000
8 Itik/bebek
potong
6 Ayam
Ekor
1.723
9 Itik/bebek Petelur
Ekor
400
10 Itik Jual bibit B. Obat-obatan
Telur
1 Vaksin/serum
Vitamin/mineral
2 C. 1 2 3
Pakan Ternak Rumput/daun Dedak Bungkil
a. Turbo b. Starbio c. ND Asota d. ND-ID e. Antibiotik f. B-Kompleks g. EM-4 h. Viensik i……… a. Suntik b. Egstimulan c. Elektrovite d. Jenis 1 e. Mineral ........................ ........................ ........................
Bungkus Bungkus 1000 ekor 1000 ekor kali sachet Liter pak
33 64 24 6 17 8 12 20 25
Botol
33 4 51
Ikat Kg Kg
6.000
-
-
5.750
2.800
46.000
26.417 -
336
1 kg
4.000
254 272
20.000 11.500 17.500 25.000 30.000 7.500 3.000 20.000 12.500 80.000 60.000
19.500
39.429 85.000
39.429
13.500 2.500
12.000
-
25.000 30.750 7.850 3.000 19.833 12.300 80.000 60.000
-
85.000
5.385 1.350
2.888
-
-
9.909.167
4.825.333
179
205,36
214,29
18.400.000
10.566.800
95
174,13
0,00
67 111 111
239,96 246,98 213,89
236,80
-
18.000
13.300
10.340.000
-
665.000 736.000 420.000 150.000 510.000 60.000 36.000 403.333 4.193.750 2.000.000 1.950.000 171.796 4.292.500 4.102.719 3.422.250 680.469 -
-
-
-
4.157.491 3.371.550 785.941
1.732.551 1.365.098 367.453 -
250,70 185,19
No
Kualitas
Nama Barang
Satuan
4 Jagung ........................ 5 Konsentrat ........................ 6 Lainnya/ Ampas tahu ........................ Damen/Kawul 7 Formulasi Karak/Nasi aking D. Alat dan Jasa Peternakan 1 ember ........................ 2 tempat minum ........................ 3 tempat telur ........................ 4 tempat makan ........................ 5 jasa mengawinkan ........................ 6 Listrik ........................ Tabung elpiji 7 angkutan ........................ 8 Mesin tetas
Kg 60 Kg 50 Kg 1 kg kg
Buah Buah Buah Buah 1 kali 1 kwh unit Rit unit
Harga (Rp)
volume Rata -
2012
2011
270
7.500
4.190
91.700
478
35.253
1.150
550
2.982
2.942
14
2.700
7
12.958
35
32.533
132
9.980
15
481.607
7
37.500
1
108.714
50
13.500
4
212.500
Harga (Rp) x Volume 2008 -
-
II. FAKTOR PRODUKSI A. Upah Buruh 1 Upah pemeliharaan 2 Upah pemerahan
a. laki-laki b. perempuan a. laki-laki b. perempuan
½ hari/orang
2 Upah panen
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan 3 Upah mencari rumput
½ hari/orang ½ hari/orang
a. kelas I
2 Pajak/ PBB
b. kelas II
5
30.000
25.000
30.000
1
15.000
10
25.000
½ hari/orang
a. laki-laki b. perempuan
B. Pengeluaran Lain 1 Sewa tanah usaha
1 Kandang
½ hari/orang ½ hari/orang ½ hari/orang
-
12.500
2011
1.083.340 150.147 137.647 -
Indeks 2008
350.840 150.147 137.647
318.699 127.206 114.706
-
-
-
12.500
12.500
12.500
200.693
191.493
500.000
500.000
b. kelas II
1 Ha/Tahun
1
300.000
317.500
-
a. kelas I
1 Ha/Tahun
1
186.722
186.722
183.933
178.693
178.693
176.024
1 1 Ha/Tahun III. BARANG MODAL
40.000
40.000
28.125
22.000
22.000
15.469
4.791.128
24.083.077 24.000.000
22.993.322 22.915.038
9.648.969 9.582.256
78.284
66.713
2
2 Skop
Buah
2
3 Pisau/golok/sabit
Buah
2
4 Keranjang
Buah
5 Pompa air dan slang
Buah
Sapu 6 Gerobak Total Harga Yang dibayar Petani
12.000.000
11.457.519
40.000
37.692
27.000
83.077
1
5.000
-
2
550.000
-
487,33
109
101,52
101,52
142,22
142,22
145 146
238,30 239,14
249,59
78
117,34
124,53
115
89,50
90,75
-
250,46
-
-
Buah
100,00
104,80
-
-
Buah
100,00
188
120,00
-
32.121
136
118,03
-
232.500
-
339,93
-
1
Buah
-
110,09 118,03 120,00
12.500
933.193 500.000
112 112 112 -
-
-
2012
-
-
12.500
2011
-
1 Ha/Tahun
Permanen
2010 -
1
2012
325.438.303
320.944.987
358.610.909
PENYUSUNAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2012 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG Bekerjasama dengan:
kataPENGANTAR pengantar KATA Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah dan perkenan-Nyalah buku Penyusunan Nilai Tukar Petani Kabupaten Jombang tahun 2012 ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Badan Perencanaan Pembangunan Derah Kabupaten Jombang atas kepercayaaan yang telah diberikan kepada kami serta kepada semua fihak yang telah mendukung terselesaikannya penyusunan laporan hasil penelitian ini. Kami juga memohon maaf apabila masih banyak terdapat kekurangsempurnaan dan kekhilafan dalam penyusunan laporan ini Semoga buku ini dapat menjadi masukan dan inspirasi bagi perbaikan dan pengembangan penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Jombang pada masa-masa yang akan datang.
JOMBANG, 2012
Tim Penyusun
DAFTAR ISI BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1
1.1. Latar Belakang
1.1
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3
1.3. Sasaran
1.4
1.4. Ruang Lingkup
1.4
KAJIAN PUSTAKA
2.1
2.1. Umum
2.1
2.2. Angka Indeks
2.2
2.3. Indeks Harga
2.3
2.4. Angka Indeks Gabungan
2.4
2.5. Perhitungan Nilai Tukar Petani
2.7
BAB III METODOLOGI
3.1
3.1. Umum
3.1
3.2. Tahapan Penelitian
3.2
3.3. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
3.2
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.5
3.4.1. Jenis dan Sumber Data
3.5
3.4.2. Definisi Operasioanal
3.6
3.5. Populasi dan Sampel
3.8
3.5.1. Populasi
3.8
3.5.2 Sampel
3.9
3.6. Metode Analisis
3.14
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1
4.1. Umum
4.1
i
BAB V
4.2. Kondisi Topografi
4.3
4.3. Kependudukan
4.7
4.4. Struktur Ekonomi
4.8
4.5. Penggunaan Lahan
4.10
4.6. Komoditas Pertanian
4.11
4.6.1. Tanaman Bahan Pangan
4.11
4.6.2. Tanaman Perkebunan
4.14
4.6.3. Kehutanan
4.15
4.6.4. Peternakan
4.15
4.6.5. Perikanan
4.18
HASIL PERHITUNGAN
5.1
5.1. Nilai Tukar Petani (NTP KABUPATEN)
5.1
5.2. Indeks Diterima Petani Kabupaten (lt)
5.8
5.3. Indeks Dibayar Petani Kabupaten
5.10
5.4. Nilai Tukar Petani (NTP KECAMATAN)
5.12
5.5. Indeks diterima Petani Kecamatan(lt)
5.15
5.6. Indeks Dibayar Petani Kecamatan
5.16
5.7. Pendapatan Rumah Tangga Petani
5.17
BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Pembahasan BAB VII KESIMPULAN, SARAN & REKOMENDASI
6.1 6.1 7.1
7.1. KESIMPULAN
7.1
7.2. SARAN
7.3
7.3. REKOMENDASI
7.3
DAFTAR PUSTAKA
7.4
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Diagram Alir Metode Analisis Perhitungan NTP
3.2
Gambar 3.2
Diagram Perhitungan NTP
3.17
Gambar 4.1
Peta Administrasi Kabupaten Jombang
4.2
Gambar 4.2
Luas Tanah Menurut Penggunaanya Tahun 2010
4.11
Gambar 4.3
Jumlah Produksi Padi dan Jagung Kabupaten Jombang
4.13
Gambar 5.1
Grafik Perkembangan Indeks Terima (It), Indeks Bayar (Ib) dan NTP Tahun 2010-2012
Gambar 5.2
5.4
Grafik Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Sub-sektor Kab. Jombang Tahun 2011 (2008 =100)
5.6
Gambar 5.3
Grafik Nilai Tukar Petani (NTP) Kecamatan Tahun 2012
5.14
Gambar 6.1
Sistem Agribisnis
6.5
v
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Variabel-variabel
dan
Sumber
Data
yang
Digunakan
Dalam
Penyusunan NTP Tabel 3.2 Populasi Penelitian
3.5 3.8
Tabel 3.3 Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan Tingkat Kesalahan 1%, 5%, dan 10%
3.11
Tabel 3.4. Jumlah Sampel di Masing-Masing Kecamatan
3.13
Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa Menurut Kecamatan
4.3
Tabel 4.2 Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan
4.5
Tabel 4.3 Luas Daerah Menurut Derajat Kemiringan
4.6
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Kabupaten Jombang
4.7
Tabel 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jombang 2006-2011
4.9
Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Tahun 2010
4.10
Tabel 4.7 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi
4.12
Tabel 4.8 Luas Area Dan Produksi Perkebunan 2008 - 2010
4.14
Tabel 4.9 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi 2001-2011 ( HA )
4.15
Tabel 4.10 Populasi Ternak Besar Menurut Kecamatan 2010
4.16
Tabel 4.11 Populasi Unggas Menurut Kecamatan 2010
4.17
Tabel 4.12 Produksi Ikan Menurut Sub Sektor Perikanan 2010 (TON)
4.18
Tabel 5.1. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 (2008 =100)
5.3
Tabel 5.2. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Subsektor Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 (2008 =100)
5.5
iii
Tabel 5.3. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It) Kabupaten Jombang Menurut Sub Sektor PertanianTahun 2010-2012 (2008 = 100)
5.9
Tabel 5.4. Rata-rata Indeks Dibayar Petani (Ib) Kabupaten Jombang Menurut Kelompok/Jenis Komoditi Tahun 2010-2012 (2008 = 100)
5.11
Tabel 5.5. Rekapitulasi NTP Kecamatan Tahun 2012
5.13
Tabel 5.6. Pendapatan Rumah Tangga petani kabupaten Jombang Tahun 2012
5.18
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting, baik dalam masa normal, maupun dalam masa krisis seperti krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1960-an, 1980-an an dan tahun 1997 sampai saat ini. Dalam krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997, sektor pertanian yang memiliki local content relatif tinggi dibandingkan dengan komoditi manufaktur non pertanian, dan berfungsi sebagai katup penyelamat.
Peranan sektor
pertanian akan tambah besar lagi apabila diperhitungkan: 1. Nilai tambah yang diciptakan melalui penyediaan jasajasa jasa yang melayani keberlanjutan produksi (transportasi, pergudangan, keuangan dan lain-lain); 2. Industri hulu seperti industri pupuk, alat-alat alat pertanian dan jasa perdagangan produk primer dan olahan agribisnis.
Untuk itu diperlukan suatu pandangan yang utuh agar output sektor pertanian tidak hanya dilihat sebatas penghasil
1.1
PDF processed with CutePDF evaluation edition www.CutePDF.com
bahan baku yang berasal dari tumbuhan dan hewan, tetapi perlu dilihat sebagai suatu sistem agribisnis mulai subsistem sumberdaya alam, pengadaan sarana produksinya, ya, produksi usaha tani, pengolahan (agroindustri), pemasaran dan jasa-jasa jasa penunjangnya serta subsistem
konsumsinya. Konsekuensi
sebagai daerah agraris, yang sebagian besar lahan dan mata pencaharian penduduknya bertumpu pada bidang tersebut, perhatian pembangunan mbangunan daerah harus lebih banyak terfokus kepada bidang pertanian, artinya bukan hanya sekedar mempertahankan keberadaan bidang pertanian dengan segala ciri tradisionalnya, namun harus lebih mengarah kepada transformasi modern atau industrialisasi pertanian nian (agroindustri) yang mampu memberikan nilai tambah terhadap bidang pertanian. Dengan demikian, Nilai Tukar Petani (NTP), khususnya petani produsen yang selalu berada pada tingkat yang lebih rendah, secara berangsur dapat bergeser ke tingkat yang semakin baik. Pada akhirnya daya tawar petani (khususnya petani produsen) menjadi kuat dan secara umum juga akan menunjang posisi tawar daerah, baik secara regional maupun nasional. Untuk melihat keberhasilan dalam menjalankan misi tersebut, selain data tentangg pertumbuhan ekonomi diperlukan
1.2
juga data pendukung di sektor pertanian. Dengan tersedianya data yang lengkap dan aktual akan lebih memudahkan pemerintah dalam melakukan evaluasi pembangunan yang telah dilaksanakan dan perencanaan pembangunan berikutnya. Salah satu
indikator
yang
digunakan
untuk
mengukur
hasil
pembangunan sektor pertanian adalah Nilai Tukar Petani (NTP). NTP adalah rasio indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. Secara konsep, NTP adalah mengukur kemampuan tukar produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani dan barang dan jasa yang diperlukan dalam menghasilkan produk pertanian.
1.2. Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui
keberhasilan
pembangunan
sektor
pertanian tanian Kabupaten Jombang tahun 2012
sampai
dengan tingkat kecamatan; 2. Mengetahui tingkat
kesejahteraan petani sampai
dengan tingkat kecamatan;
1.3
1.3. Sasaran Tersedianya buku penghitungan NTP Kabupaten Jombang tahun 2012 yang dihitung di 21 kecamatan meliputi liputi 5 (lima) sub sektor pertanian yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, akan, kehutanan, dan perikanan. perikanan
1.4. Ruang Lingkup 1. Penghitungan indeks harga yang diterima petani yang meliputi subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan Kabupaten Jombang tahun 2012 beserta analisis faktorfaktor faktor yang mempengaruhi; 2. Penghitungan indeks harga yang dibayar petani yang meliputi indeks konsumsi rumah tangga dan indeks biaya
produksi
dan
penambahan
barang
modal
Kabupaten Jombang Tahun 2012 beserta analisis faktorfaktor faktor yang mempengaruhi;
1.4
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.
Umum Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan/rasio
antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani. Hubungan NTP dengan tingkat kesejahteraan petani sebagai produsen secara nyata terlihat dari posisi It yang berada pada pembilang (enumerator) dari angka NTP. Apabila harga barang/produk pertanian naik, dengan asumsi volume produksi tidak berkurang, maka penerimaan / pendapatan petani dari hasil panennya juga akan bertambah. Perkembangan harga yang ditunjukkan It, merupakan sebuah indikator tingkat kat kesejahteraan petani produsen dari sisi pendapatan (Rosidi, 2007).
Perkembangan nilai tukar petani merupakan salah satu penentu tingkat pendapatan riil petani dan juga seringkali disebut sebagai indikator tingkat kesejahteraan petani, maka menurunnya nilai tukar petani dapat berpengaruh negatif terhadap tingkat pendapatan riil petani. Menurunnya nilai tukar
2.1
hasil produksi pertanian dapat langsung mempengaruhi daya beli masyarakat tani, sebaliknya makin baik nilai tukar komoditi pertanian tertentu, semakin akin baik pula kedudukan pertanian terhadap industri dan semakin bergairah petani untuk meningkatkan produksinya, sehingga kelestarian swasembada beras/pangan dapat terjamin (Hendayana, 2001).
2.2. Angka Indeks Angka lndeks adalah suatu angka yang diharapkan diharap dapat memberitahukan perubahan-perubahan perubahan sebuah atau lebih karakteristik pada waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan. Macam-macam macam angka lndeks ada tiga, yaitu lndeks harga, Indeks jumlah (kuantitas), dan lndeks nilai. Dalam NTP ini, Indeks yang digunakan adalah indeks harga.
Dalam penghitungan angka lndeks, selalu menggunakan acuan tahun dasar. Pengertian tahun dasar adalah tahun dan waktu di mana keadaan dijadikan pokok perbandingan daripada keadaan pada tahun atau waktu yang lainnya. Pedoman dalam da pemilihan tahun dasar adalah sebagai berikut: 1. Harga yang dipakai untuk perbandingan adalah harga ratarata rata selama jangka waktu tersebut.
2.2
2. Tahun atau waktu dasar yang normal (tidak masa perang, banjir, wabah penyakit). 3. Jangka waktu tidak terlalu pendek atau terlalu panjang. 4. Tahun dasar atau waktu dasar tidak diambil terlampau jauh lewat ke masa silam.
2.3. Indeks Harga Indeks harga adalah angka yang diharapkan dapat dipakai untuk
memperlihatkan
perubahan
mengenai
harga harga-harga
barang, baik harga untuk semacam macam maupun berbagai macam barang dalam waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan.
lndeks harga dirumuskan sebagai berikut:
di mana, ho = harga barang pada tahun atau waktu dasar ht = harga barang pada tahun yang lain
2.3
2.4. Angka Indeks Gabungan Angka lndeks gabungan adalah angka lndeks yang ditentukan berdasarkan beberapa macam barang atau bahan. Penentuan angka lndeks gabungan meliputi: a. Angka Indeks Agregatif Angka lndeks gabungan yang didapat dengan jalan membentuk angka relatif atif untuk jumlah akhir mengenai harga (jumlah atau nilai) dari pada barang-barang barang (bahan-bahan) (bahan yang membentuk agregatif tersebut. b. Angka lndeks dengan cara rata-rata relatif Angka lndeks gabungan yang didapat dengan jalan menentukan rata-rata rata dari angka relatif tiap barang atau bahan.
Cara penentuan angka Indeks gabungan meliputi dua hal, yaitu memperhatikan kepentingan relatif (ditimbang) dan tidak
memperhatikan
kepentingan
relatifnya
(tidak
ditimbang). Tiga cara untuk penentuan angka lndeks agregatif ditimbang, yaitu:
1) Cara Laspeyres atau Cara Tahun Dasar Menggunakan banyak barang yang terdapat pada tahun
2.4
dasar sebagai timbangan terhadap harga. Banyak barang merupakan faktor perkalian untuk harga-harga harga barang yang lndeks sedang dicari. lndeks ini digunakan untuk mengetahui
perubahan
harga
apabila
dengan
menganggap banyak barang tidak berubah dari tahun ke tahun semenjak tahun dasar atau pengaruh perubahan banyak barang ng ditiadakan. Formula lndeks Laspeyres adalah sebagai berikut:
di mana, ht
=
harga rga pada tahun t yang lndeksnya sedang
dicari ho
=
harga pada tahun yang lain
do
=
banyak barang yang didapat tahun atau waktu
dasar lt
= indeks Laspeyres yang sedang dicari
2) Cara Paasche atau Cara Tahun Diketahui Menggunakan timbangan berupa banyak barang yang terdapat pada tahun yang angka lndeksnya akan
2.5
ditentukan. lndeks ini digunakan untuk mengukur perubahan harga semenjak
tahun dasar dengan
anggapan bahwa banyak barang pada tahun dasar sama dengan banyak barang pada tahun yang lndeksnya dicari. Formula lndeks Paasche adalah sebagai berikut:
dimana, ht = harga pada tahun t yang lndeksnya sedang dicari ho
=
harga pada tahun yang lain
dt
=
banyak barang yang didapat tahun atau waktu
dasar lp
=
indeks ndeks Paasche yang sedang dicari
3) Cara Tahun Khas lndeks yang menggunakan timbangan berupa banyak barang yang terdapat pada suatu tahun atau waktu tertentu yang dianggap khas atau cukup beralasan. ber Formula lndeks Tahun Khas adalah sebagai berikut:
2.6
di mana, ht
=
harga pada tahun t yang lndeksnya sedang
dicari ho
=
harga pada tahun yang lain
dt = banyak barang yang didapat tahun khas lk
=
indeks Khas yang sedang dicari
2.5. Penghitungan Nilai Tukar Petani Beberapa formula angka Indeks yang berkaitan dengan penghitungan nilai tukar petani adalah: a. Harga Relatif Harga relatif (HR) adalah rasio perbandingan harga suatu komoditi pada suatu periode waktu tertentu terhadap terha harga pada periode waktu sebelumnya. Data harga per komoditi diperoleh dari pemantauan harga konsumen pedesaan dan harga produsen di kecamatan dan digunakan untuk menghitung HR komoditi kecamatan.
Rumus HR adalah:
2.7
dengan, ke HR(t)ji = HR pada bulan ke-t komoditi j di kecamatan ke-i H(t)ji
= Harga pada bulan ke-tt komoditi di kecamatan ke-i ke
H (t-1)ji = Harga pada bulan ke-(t-1) komoditi j di kecarnatan ke-i
Dari hasil penghitungan HR kecamatan, selanjutnya dihitung HR komoditi kabupaten dengan cara rata-rata rata dari HR sebagai berikut:
dengan, HR (t) j
=
rata-rata HR pada bulan ke-tt komoditi j
HR(t)ji = HR pada bulan ke-tt komoditi di kecamatan ke-i ke k
=
jumlah kecamatan
b. lndeks Harga Yang Diterima Petani (IHTP) Penghitungan
lndeks
harga
yang
diterima
petani
menggunakan formula lndeks Laspeyres. Beberapa formula
2.8
yang berkaitan dalam penghitungan IHTP dan IHBF adalah sebagai berikut:
dengan, = lndeks harga bulan ke-t baik pada IHTP
It
maupun IHBP Hti
= Harga pada bulan ke-tt untuk barang ke-i ke
H(t-1)i
= Harga pada bulan ke-(t-7) 7) untuk barang ke-i ke
Hti H (t-1) i
= Relatif harga bulan ke-tt dibanding ke-(t-1) ke untuk barang ke-i
Hoi
= Harga pada tahun dasar untuk barang ke-i ke
Qoi
= Kuantitas pada tahun dasar untuk barang ke-i ke
m
= Banyaknya barang yang tercakup dalam paket komoditi.
Untuk mempermudah penghitungan pada formula Indeks Laspeyers maka digunakan rumus berikut:
2.9
Sehingga untuk penghitungan IHTP adalah
di mana,
2.10
dengan, DToi
= Diagram timbangan dasar komoditi i
NMSoi
=
Nilai Market Surplus dasar komoditi i
T
=
Jumlah
komoditi
paket
komoditi
sektor
pertanian
c. lndeks Harga Yang Dibayar petani (lHBP) Penghitungan IHBP pada dasarnya juga menggunakan lndeks Laspeyers, tetapi terdapat perbedaan pada penyebutnya. Formula penghitungan lHBP adalah sebagai berikut:
di mana:
dengan, DT0i PoiOoi
= Diagram timbangan dasar komoditi i =
Nilai Konsumsi dasar untuk komoditi i
2.11
=
T
Jumlah komoditi konsumsi rumahtangga dan
biaya produksi
d. Nilai Tukar Petani Berdasarkan IHTP dan IHBP maka Nilai Tukar Petani diformulakan sebagai berikut:
dengan, NTP = Nilai Tukar Petani lt
= lndeks harga yang diterima petani
lp
= lndeks harga yang dibayar petani
Menurut Rosidi (2007), NTP merupakan nilai tukar (term ( of trade)) antara barang/produk pertanian dengan barangbarang barang konsumsi dan faktor produksi yang dibutuhkan petani yang dinyatakan dalam persen. NTP berfluktuasi dari waktu kewaktu tergantung dari perkembangan harga barang yang dijual petani (It) dan barang dan jasaa yang dikonsumsi petani (Ib). Apabila harga produk pertanian yang dihasilkan petani naik dengan persentase lebih besar dari persentase kenaikan
2.12
barang dan jasa yang dibayar petani, dengan asumsi volume produksi tidak berkurang, maka NTP naik dan dengan sendirinya ndirinya pendapatan petani naik relatif lebih besar dari kenaikan pengeluaran atau terjadi surplus. Dengan demikian secara konseptual, hubungan antara NTP dan pertambahan pendapatan petani sangat erat. Karena pendapatan petani sangat erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan, maka NTP merupakan indikator yang relevan untuk menunjukkan perkembangan tingkat kesejahteraan petani. Secara umum penghitungan
angka
lndeks
yang
dikaitkan
dengan
penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) menghasilkan 3 (tiga) kemungkinan sebagai berikut: 1. NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksinya naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya; dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik dibanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya. 2. NTP = 100: berarti petani mengalami impas / break even, kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase
kenaikan/penurunan
2.13
harga
barang
konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani periode tertentu tidak mengalami perubahan. 3. NTP < 100: berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga
barang
dibandingkan
produksinya dengan
relative
kenaikan
lebih
harga
kecil barang
konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani periode tertentu
mengalami
penurunan
dibandi dibanding
kesejahteraan petani pada periode sebelumnya.
2.14
tingkat
BAB III METODOLOGI
3.1. Umum Acuan kerja pada pekerjaan ini akan memberikan memberi arahan pelaksanaan pekerjaan yang baik. Untuk memenuhi maksud dan tujuan seperti dalam Kerangka Acuan Kerja, maka perlu diuraikan pendekatan umum tentang hal-hal hal yang diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan ini, yaitu: 1.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus arus didasari dengan pola berpikir multi disiplin teknologi, lingkungan, ekonomi pembangunan dan tata ruang.
2.
Pemahaman pekerjaan yang akan dilakukan dengan sedetail-detailnya detailnya
sangat
diperlukan
untuk
memperoleh hasil pekerjaan yang teliti dan dapat mendukungg kelancaran pekerjaan. Oleh karena itu tim harus benar-benar benar memahami situasi, kondisi dan lokasi pekerjaan.
3.1
3.2. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Jombang Tahun 2012 dapat dilihat pada diagram alir berikut:
Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Analisis Penghitungan NTP
3.3. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Agar pekerjaan ini dapat dilaksanakan secara terarah dan sistematika, berikut diuraikan tahapan pelaksanaan pekerjaan dengan berdasar pada lingkup dan kerangka pikir pekerjaan, yaitu:
3.2
1. Kegiatan Persiapan. Kegiatan persiapan mencakup beberapa kegiatan awal al sebelum kegiatan operasional survei di lapangan
dimulai.
Kegiatan
ini
dilakukan
untuk
mempersiapkan beberapa hal yang terkait, agar kegiatan operasional yang akan dilaksanakan mencapai sasaran, lebih terarah, efektif dan efisien. Pemahaman terhadap lingkup ling pekerjaan dan persoalan yang dapat dikaji/dipelajari dari Kerangka Acuan Pekerjaan yang ada, produk studi terdahulu yang terkait dengan studi yang akan dilaksanakan, serta informasi lain termasuk aspek kebijakan dan kelembagaan. Dari tahapan kegiatan tersebut ersebut dapat dirumuskan persoalan yang ada, data pendukung yang diperlukan baik data primer maupun sekunder, serta data dan informasi tambahan sesuai dengan kebutuhan. 2. Pengumpulan Data, Referensi dan Analisis Kegiatan ini mencakup beberapa tahapan, mulai dari Inventarisasi data dan referensi pendahuluan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran garis besar dari kondisi wilayah dan persoalan studi, baru ditindak-lanjuti ditindak dengan pengumpulan data sekunder pengumpulan data primer dan data penunjang.
3.3
a)
Inventarisasi ntarisasi
Pendahuluan,
dimaksudkan
untuk
melakukan orientasi atau observasi lapangan secara global untuk memperoleh informasi mutakhir tentang kondisi wilayah studi dengan referensi hasil studi terdahulu dan informasi lain yang ada, untuk menangkap
persoalan-persoalan persoalan
umum
sebelum
survei dan pengumpulan data yang lebih rinci dilakukan. b)
Pengumpulan dan Analisis Data Sekunder, dilakukan terutama untuk melengkapi data yang telah ada yang dipakai sebagai dasar analisis dari pekerjaan ini dan untuk pemutakhiran (up dating) terhadap data yang dianggap kurang. Sehingga studi ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal serta efisien.
c)
Melakukaan telaah hukum/sinkronisasi dengan RTRW dan penjaringan informasi/pengumpulan referensi data yang berkaitan dengan pekerjaan ini, dilakukan dengan maksud untuk melengkapi data sekunder yang ada yang dianggap masih kurang, memutakhirkan atau checking silang terhadap data atau informasi yang dianggap meragukan atau yang dianggap perlu dilakukan pengecekan untuk penajaman.
3.4
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis dan Sumber Data Terdapat dua sumber data utama dalam penyusunan Nilai Tukar Petani (NTP)) Kabupaten Jombang yaitu: 1. Data primer (melalui survei lapangan) 2. Data ata sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Variabel-variabel variabel yang dibutuhkan dalam penyusunan NTP dan sumber datanya selengkapnya disajikan pada Tabel 3.1. berikut: Tabel 3.1. Variabel-variabel dan Sumber Data yang Digunakan Dalam Penyusunan NTP
3.5
3.4.2. Definisi Operasioanal Definisi dan konsep pada data yang diperlukan dalam penghitungan Nilai Tukar Petani adalah sebagai berikut: ■
Petani Adalah orang yang mengusahakan mengelola usaha pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perburuan dan perikanan, atas resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual. Petani yang termasuk dalam cakupan penghitungan NTP adalah petani penggarap baik sebagai petani etani pemilik, penyewa atau bagi hasil, tidak termasuk buruh tani.
■
Harga Produsen Adalah
harga
produksi
dari
petani
sebelum
memasukkan biaya pengepakan dan transportasi ke dalam harga penjualan atau dengan kata lain harga di ladang atau sawah setelah pemetikan etikan (farm gate). Harga yang dicakup adalah harga transaksi dengan sistem penjualan umum atau tebasan, sedangkan penjualan dengan sistem ijon tidak dicatat karena tidak mewakili harga yang sebenarnya. ■
Harga Konsumen pedesaan
3.6
Adalah harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang
eceran)
dan
pembeli
(konsumen
langsung) dengan satuan eceran, sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat dan dikonversikan ke satuan standar. ■
Nilai Konsumen Adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memperoleh emperoleh suatu komoditas untuk dikonsumsi.
Nilai
konsumsi
suatu
komoditas
merupakan perkalian harga komoditas (banyaknya) yang dikonsumsi pada periode dasar. ■
Paket Komoditas Adalah jenis barang/jasa yang dipantau harganya untuk penghitungan NTP.
■
Diagram Timbangan Adalah diagram yang menunjukkan persentase nilai konsumen/produksi men/produksi
komoditas
pengeluaran/produksi
rumah
terhadap tangga
total petani.
Diagram timbangan tersebut juga mencerminkan pola konsumsi rumah tangga petani dan pola produksi (potensi si usaha tani) di suatu daerah. ■
Nilai Tukar petani
3.7
Adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dinyatakan dalam persentase. 3.5. Populasi dan Sampel 3.5.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang ada di Kabupaten Jombang yang tersebar di 21 kecamatan yang berjumlah 150.833 petani. Rincian jumlah petani di tiap-tiap tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.2 : Tabel 3.2 Populasi Penelitian
3.8
3.5.2
Sampel Penentuan sampel dilakukan dengan teknik probability sampling yaitu Stratified Random Sampling. Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Anshori dan Iswati, 2009). Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian, bergantung pada tingkat kepercayaan atau tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayaan atau kesalahan yang dikehendaki sering bergantung pada tujuan penelitian, sumber dana, waktu, wakt dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan.
Pada penelitian ini, penentuan jumlah sampel akan menggunakan pendapat Isaac dan Michael dalam Anshori dan Iswati (2009). Adapun rumusnya, sebagai berikut:
3.9
s= Dimana : s
= Jumlah Sampel
N
= Ukuran Populasi
P
= Proporsi dalam populasi
λ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%
Isaac dan Michael mengembangkan dan membuat tabel untuk penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.
3.10
Tabel 3.3 Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan Tingkat Kesalahan 1%, 5%, dan 10% N 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270
Tingkat Kesalahan 1% 5% 10% 10 10 10 15 14 14 19 19 19 24 23 23 29 28 27 33 32 31 38 36 35 42 40 39 47 44 42 51 48 46 55 51 49 59 55 53 63 59 56 67 62 59 71 65 62 75 68 65 79 72 68 83 75 71 87 78 73 94 84 78 102 89 83 109 95 86 116 100 92 122 105 97 129 110 101 135 114 105 142 119 108 148 123 112 154 127 115 160 131 118 165 135 122 171 139 125 176 142 127 182 148 130 187 149 133 192 152 135
N 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600
Tingkat Kesalahan 1% 5% 10% 197 155 138 202 158 140 207 161 143 216 167 147 225 172 151 234 177 155 242 182 158 257 191 165 257 191 165 265 195 168 272 198 171 279 202 174 285 205 178 301 213 182 315 221 187 329 227 191 341 233 195 352 238 299 363 243 202 273 247 205 382 251 208 391 255 211 399 258 213 414 265 217 427 270 221 440 275 224 450 279 227 460 283 229 469 286 232 477 289 234 485 292 235 492 294 237 498 297 238 510 301 241 520 304 243 529 307 245
3.11
N 2800 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000 30000 40000 50000 75000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 500000 550000 600000 650000 700000 750000 800000 850000 900000 950000 1000000 Tak terhingga
Tingkat Kesalahan 1% 5% 10% 537 310 247 543 312 248 558 317 251 569 320 254 578 323 256 586 326 257 598 329 259 606 332 261 613 334 263 616 335 264 622 335 265 635 340 266 642 342 267 649 344 268 653 345 269 655 346 270 658 346 270 659 347 270 661 347 270 661 347 270 662 348 270 662 348 270 662 348 270 662 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 271 663 348 271 663 348 271 663 348 271 663 348 271 664 349 272
Berdasarkan tabel diatas maka jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini sebesar 661 responden dengan tingkat kesalahan 1%. Dalam penelitian ini dibutuhkan responden dengan karakteristik lainnya (non petani) diantaranya adalah :
dari tenaga medis (dokter praktek, rumah sakit, puskesmas),
pedagang (pasar, toko, super market),
Responden dengan karakteristik tersebut di atas, merupakan sumber data primer untuk harga-harga harga konsumen baik makanan maupun non makanan.
Adapun jumlah sampel sebanyak 661 responden, terdiri dari 42 responden diantaranya merupakan (pedagang) untuk disurvei tentang harga pasar dan 42 4 responden merupakan tenaga kesehatan (Dokter, Bidan, Mantri) yang berada di 21 kecamatan. Sedangkan sisanya 577 merupakan responden rumah tangga petani yang terdistribusi pada masing-masing masing kecamatan. Jumlah sampel pada masing-masing kecamatan selengkapnya disajikan pada Tabel 3.4.
3.12
Tabel. 3.4. Jumlah Sampel di Masing-Masing Kecamatan Jumlah Sampel No
Kecamatan
Jumlah Petani Rumah Tangga Petani
1
BANDAR KEDUNGMULYO
3,725
24
2
BARENG
20,805
42
3
DIWEK
5,340
26
4
GUDO
21,997
43
5
JOGOROTO
3,219
23
6
JOMBANG
4,165
24
7
KABUH
7,245
28
8
KESAMBEN
7,953
28
9
KUDU
5,144
25
10
MEGALUH
4,386
25
11
MOJOAGUNG
12,833
33
12
NGORO
12,381
33
13
NGUSIKAN
1,656
22
14
MOJOWARNO
6,204
26
15
PERAK
4,740
25
16
PETERONGAN
2,677
23
17
PLANDAAN
7,402
28
18
PLOSO
5,494
26
19
SUMOBITO
7,302
28
20
TEMBELANG
1,092
21
21
WONOSALAM
5,073
25
150,833
577
Jumlah
3.13
3.6. Metode Analisis Berikut adalah tahapan dalam metode analisis yang digunakan untuk menyusun nilai tukar petani: 1. Persiapan Penyusunan NTP Aktifitas dalam persiapan penyusunan NTP diawali dengan diskusi awal. Diskusi awal bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang konsep NTP sebelum penghitungan NTP dilakukan. Kesamaan persepsi sangat terkait dengan akurasi hasil pengukuran karena semua pihakk yang terlibat akan memiliki persepsi dan cara pengukuran yang sama terhadap komponenkomponen komponen NTP.
Aktifitas lain dalam persiapan adalah pembuatan desain riset. Pembuatan desain riset ini untuk keperluan
pengumpulan
data
primer
maupun
sekunder. Khususnyaa untuk pengumpulan data primer, disain riset mencakup: a) Penyusunan sampling b) Desain alat ukur (kuesioner). Kuesioner akan mengukur harga yang diterima petani dan harga yang dibayar petani.
3.14
2. Penyusunan NTP a. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder terdiri dari informasi umum mengenai Kabupaten Jombang yang mencakup informasi di setiap Kecamatan. Adapun jenis informasi tersebut diantaranya adalah: 1) Demografi
penduduk
(jumlah
penduduk,
jumlah KK) 2) Komoditas unggulan pertanian, termasuk luas panen, produktifitas, ktifitas, dan produksinya di masing-masing kecamatan. 3) lnformasi harga produksi pertanian, dan lainlain lain. Sumber
informasi
mengenai
data
sekunder
tersebut diperoleh dari buku Kabupaten Jombang Dalam Angka 2012 yang didukung pula oleh informasi data dari kecamatan.
b. Pengumpulan Data Primer Data primer diperoleh dari hasil survei terhadap rumah tangga petani, di samping itu juga dilakukan
3.15
survei harga pasar di masing-masing masing kecamatan. Pengambilan data ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan n September tahun 2012. 3. Penghitungan NTP Penghitungan NTP, dimulai dari validasi kuesioner, entry data, koding data, dan pengolahan data. Rumusan indeks yang diterima petani (lHTP) dan indeks yang dibayar petani (IHBP) adalah indeks Laspeyres:
3.16
Secara rinci, urutan penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 3.2 Diagram Penghitungan NTP
Untuk melihat besarnya pengaruh indeks penerimaan dan indeks pengeluaran petani terhadap NTP dilakukan dengan
3.17
menggunakan n metode pembangunan model penduga regresi linear berganda sebagai berikut : NT =
f ( indeks tanaman bahan makanan, indeks tanaman perkebunan, indeks peternakan, indeks perikanan, indeks konsumsi rumah tangga dan indeks biaya prosuksi )
Ŷ = a+ b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6 +μ
dimana : Y
= Nilai Tukar Petani
a
= Koefisien intercept
b –b
= Koefisien Regresi
X1
= indeks tanaman bahan makanan
X2
= indeks tanaman perkebunan
X3
= indeks peternakan
X4
= indeks perikanan
X5
= indeks konsumsi rumah tangga
X6
= indeks biaya produksi
1
5
3.18
Untuk menguji variable tersebut berpengaruh terhadap nilai tukar petani maka digunakan uji F yakni :
Dimana : R
2
= Koefisien determinasi
n
= Jumlah sampel
k
= Derajat bebas pembilang
n-k = Derajat bebas penyebut Kriteria uji untuk serempak adalah : Fhit < Ftabel .................................. Hipotesis Ho F diterima hit > Ftabel………………………............ Hipotesis Ho ditolak ( Supranto, 2005 ) Menurut Gujarati ( 1994 ), besaran R2 yangg paling lazim digunakan
untuk
mengukur
kebaikan/kesesuaian
(goodness of fit ) dari garis regresi. R2 mengukur proporsi (bagian) bagian) atau persentase total variasi dalam Y yang dijelaskan dalam model regresi.
3.19
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1. Umum Wilayah Kabupaten Jombang 1.159,50 km2, terdiri dari 21 Kecamatan dan 302 desa dan 4 Kelurahan. Ditinjau dari komposisi jumlah desa/kelurahan, Kecamatan Sumobito memiliki jumlah desa terbanyak, yaitu 21 desa. Namun bila ditinjau dari luas wilayah, terdapat 3 Kecamatan yang memiliki wilayah terluas, yaitu Kecamatan Wonosalam dengan luas 121,63 km2, Kecamatan Plandaan dengan luas 120,40 km2 dan Kecamatan Kec 2 Kabuh dengan luas 97,35 km . Kecamatan Ngusikan merupakan kecamatan baru, yaitu merupakan pemekaran dari Kecamatan Kudu berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 15 Tahun 2000. Wilayah Kabupaten Jombang sebagian besar berada pada ketinggian ± 350 meter dari permukaan laut, dan sebagian kecil dengan ketinggian > 1500 meter dari permukaan laut yaitu wilayah yang berada di Kecamatan Wonosalam. Letak geografis Kabupaten Jombang terletak antara 5° 20' 01'' - 5° 30' 01'' Bujur Timur dan antara 7° 24' 01'' - 7° 45' 01'' Lintang Selatan. Kabupaten Jombang berbatasan dengan batas administratif wilayah - wilayah berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan Sebelah Timur : Kabupaten Mojokerto Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
4.1
Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk Kedudukan Wilayah Kabupaten Jombang dan Lingkup wilayah administratif Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Peta Administrasi Kabupaten Jombang
4.2
Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Jumlah Desa Menurut Kecamatan 2 No. Kecamatan Luas (Km ) Desa Dusun (1) (2) (3) (4) (5) 1 Bandarkedungmulyo 32,50 11 42 2 Perak 29,05 13 36 3 Gudo 34,39 18 75 4 Diwek 47,70 20 100 5 Ngoro 49,86 13 82 6 Mojowarno 78,62 19 68 7 Bareng 94,27 13 50 8 Wonosalam 121,63 9 48 9 Mojoagung 60,18 18 60 10 Sumobito 47,64 21 76 11 Jogoroto 28,28 11 46 12 Peterongan 29,47 14 56 13 Jombang 36,40 20 72 14 Megaluh 28,41 13 41 15 Tembelang 32,94 15 65 16 Kesamben 51,72 14 61 17 K u d u 77,75 11 47 18 Ngusikan 34,98 11 39 19 P l o s o 25,96 13 50 20 K a b u h 97,35 16 87 21 Plandaan 120,40 13 57 Jumlah 1.159,50 306 1.258 2009 1.159,50 306 1.258 2008 1.159,50 306 1.258 Sumber: Jombang Dalam Angka, 2011
4.2. Kondisi Topografi Secara goegrafis Kabupaten Jombang terletak di sebelah selatan garis katulistiwa berada antara 5° 20' 01" sampai 5° 30'
4.3
01" Bujur Timur dan 7° 24' 01" dan 7° 45' 01" Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.159,50 km2. Ibukota Kabupaten Jombang terletak pada ketinggian + 44 m di atas permukaan laut. Secara topografis, Kabupaten Jombang dibagi menjadi 3 (tiga) sub area, yaitu: a. Kawasan Utara, bagian pegunungan kapur muda kendeng yang sebagian besar mempunyai fisiologi mendatar dan sebagian berbukit, meliputi Kecamatan Plandaan, Pland Kabuh, Ploso, Kudu dan Ngusikan. b. Kawasan Tengah, sebelah selatan Sungai Kali Brantas, sebagian besar erupakan tanah pertanian yang cocok bagi tanaman padi dan palawija, karena irigasinya cukup bagus meliputi Kecamatan Bandarkedungmulyo, Perak, Gudo, Gudo Diwek, Mojoagung, Sumobito, Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang dan Kesamben. c. Kawasan Selatan, merupakan tanah pegunungan, cocok untuk tanaman perkebunan, meliputi Kecamatan Ngoro, Bareng, Mojowarno dan Wonosalam. Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan wilayah datar hingga bergelombang. Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kecamatan Perak, Kecamatan Gudo, Kecamatan Diwek, Kecamatan Ngoro, Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Peterongan, Kecamatan Megaluh, Kecamatan Tembelang, Kecamatan Kesamben, mben, dan Kecamatan Ploso berada pada kemiringan lahan 0 - 2 %. Kecamatan Mojowarno dan Kecamatan Jombang berada pada kemiringan 0-5 5 %. Kecamatan Kabuh berada pada kemiringan 0- 40 %. Kecamatan Bareng, Kecamatan Mojoagung dan Kecamatan Plandaan merupakan kecamatan ecamatan yang mempunyai kemiringan bervariasi dari datar hingga terjal 0 - 40 %. Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Kudu
4.4
dan Kecamatan Ngusikan merupakan wilayah yang berada pada kategori bergelombang hingga terjal. Tabel 4.2 Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan Kecamatan Letak Ketinggian (M) Luas Daerah < 500 (1) 1. Bandarkedungmulyo 2. P e r a k 3. G u d o 4. D i w e k 5. N g o r o 6. Mojowarno 7. Bareng 8. Wonosalam 9. Mojoagung 10. Sumobito 11. Jogoroto 12. Peterongan 13. Jombang 14. Megaluh 15. Tembelang 16. Kesamben 17. K u d u 18. Ngusikan 18. P l o s o 20. K a b u h 21. Plandaan Kabupaten Jombang
500 - 700
(2) 32,50 29,05 34,39 47,70 49,86 78,62 94,27 63,65 60,18 47,64 28,28 29,47 36,40 28,41 32,94 51,72 77,75 34,98 25,96 97,35 120,40 1.101,52
Sumber: Jombang Dalam Angka, 2011
4.5
> 700
(3)
(4)
-
51 -
50,76
( Km2 )
(5) 32,50 29,05 34,39 47,70 49,86 78,62 94,27 7,22 121,63 60,18 47,64 28,28 29,47 36,40 28,41 32,94 51,72 77,75 34,98 25,96 97,35 120,40 7,22 1.159,50
Tabel 4.3 Luas Daerah Menurut Derajat Kemiringan Kemiringan (derajat) Kecamatan 0-2% 2 - 5 % 15 - 40 % > 40 % (1) (2) (3) (4) (5) 1. Bandarkedungmulyo 4.360 2. P e r a k 2.890 3. G u d o 4.300 4. D i w e k 5.500 5. N g o r o 4.637 6. Mojowarno 6.425 525,0 7. Bareng 3.700 1.475,0 225 175 8. Wonosalam 4.421,4 1.350 125 9. Mojoagung 4.550 225,0 3.950 6.629 10. Sumobito 4.763 125 150 11. Jogoroto 2.660 12. Peterongan 2.890 13. Jombang 3.975 125,0 14. Megaluh 4.540 15. Tembelang 3.310 16. Kesamben 7.500 17. K u d u 0 1.200,0 225 18. Ngusikan 0 300,0 75 525 19. P 1 o s o 2.250 20. K a b u h 3.200 6.125,0 225 21. Plandaan 3.825 6.725,0 850 150 Kabupaten Jombang 75.275 21.121,4 7.025 7.753,6 Sumber: Jombang Dalam Angka, 2011
4.3. Kependudukan Menurut Hasil Sensus tahun 2010 penduduk kabupaten Jombang adalah 1.201.557 jiwa terdiri dari 597.219 Laki-laki Laki dan 604.338 Perempuan. Berdasarkan sensus penduduk yang
4.6
dilaksanakan 10 tahun sekali tampak adanya pertumbuhan jumlah penduduk cukup signifikan dengan peningkatan sebesar 75.477,00 jiwa dari angka tahun 2000 sampai dengan tahun 2010. Tabel 4.4 Kecamatan 1.
Bandar Kedung Mulyo 2. P e r a k 3. G u d o 4. D i w e k 5. N g o r o 6. Mojowarno 7. Bareng 8. Wonosalam 9. Mojoagung 10. Sumobito 11. Jogoroto 12. Peterongan 13. Jombang 14. Megaluh 15. Tembelang 16. Kesamben 17. K u d u 18. Ngusikan 19. P l o s o 20. K a b u h 21. Plandaan Tempat Tinggal Tidak Tetap Jumlah
Jumlah Penduduk enduduk Kabupaten Jombang 1980 1990 2000
2010
34.875
39.257
41.435
43.193
38.569 44.638 74.265 54.850 66.080 40.918 26.178 53.498 58.264 41.180 45.028 98.222 33.085 41.805 50.663 41.792
43.675 48.151 85.310 59.594 74.902 43.961 27.460 60.086 66.030 48.757 52.057 116.597 33.154 44.298 53.962 44.634
48.048 48.619 93.453 66.256 80.246 47.292 28.600 67.001 70.566 55.694 58.277 124.698 34.839 46.883 57.189 47.658
32.281 33.217 32.379
36.348 36.534 33.915
37.297 38.002 34.877
50.876 50.471 100.969 68.863 85.619 49.470 30.609 73.004 77.039 62.943 63.784 137.233 36.507 49.371 59.990 28.239 20.928 38.792 39.099 35.408
199
123
941.986
1.048.805
1.126.930
1.202.407
Sumber : Jombang dalam Angka 2011
4.7
Untuk kepadatan penduduk, kecamatan Jombang merupakan kecamatan terpadat dengan jumlah 3.770 jiwa per km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah kecamatan Wonosalam dengan penduduk sebanyak 252 per km2. 4.4. Struktur Ekonomi Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi dominan di Kabupaten Jombang meskipun peranannya mengecil dibandingkan dengan sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Menurunnya persentase andil sektor pertanian dibanding tahun sebelumnya bukan berarti sektor ini tidak tumbuh, melainkan kan karena kecepatan tumbuhnya kalah cepat dengan sektor lain, misalnya sektor Perdagangan dan Industri. Dengan demikian momentum revitalisasi pertanian dapat dilanjutkan.
4.8
Tabel 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jombang 2006-2011 200 Sektor/Sub Sektor (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERRDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 9. JASA-JASA PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
Sumber: Jombang Dalam Angka 2009-2012
2006 2007 (8) (9) 2.627.868,65 2.988.420,92 1.675.264,66 1.908.870,16 507.739,31 571.754,42 355.885,75 406.764,71 62.834,35 71.509,79 26.144,58 29.521,84 129.963,66 144.143,15 1.057.751,25 1.197.866,88 103.848,61 111.699,55 209.145,86 228.526,34
2008 (10) 3.413.809,69 2.104.221,74 698.657,28 494.793,15 83.183,13 32.954,39 162.594,01 1.364.774,55 123.547,77 298.920,19
2009 (11) 3.744.314,69 2.236.348,34 790.694,86 591.906,98 92.822,10 32.542,41 177.216,67 1.520.150,16 128.756,65 319.771 319.771,82
2010 (12) 4.059.643,38 2.400.891,19 876.908,47 639.753,64 108.008,32 34.081,76 197.811,40 1.666.059,64 136.917,19 351.471,26
2011 (13) 4.521.753,71 2.555.279,20 1.082.069,35 729.347,61 118.847,92 36.209,63 210.535,88 1.856.726,05 149.671,33 405.243,96
2.820.700,47 3.250.793,21
3.854.239,27
4.293.003,71
5.050.644,54
5.885.720,19
335.927,50
371.767,84
413.326,72
470.676,32
536.845,44
603.995,40
317.729,51
361.950,35
418.935,63
462.562,24
540.948,66
629.997,86
962.659,43 1.081.219,08
1.252.452,70
1.403.182,20
1.520.530,63
1.681.964,68
8.565.594,94 9.736.387,32 11.302.600,53 12.519.634,46 14.060.872,14 15.945.609,06 8.565.594,94 9.736.387,32 11.302.600,53 12.519.634,46 14.060.872,14 15.945.609,06
Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Tahun 2010 Sektor / Sub Sektor
2009*)
2010**)
PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan
3.744.314,69 2.236.348,34
4.059.643,38 2.400.891,19
b. Tanaman Perkebunan
790.694,86
876.908,47
c. Peternakan
591.906,98 92.822,10
639.753,64 108.008,32
32.542,41 e. Perikanan Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang
34.081,76
d. Kehutanan
Dilihat dari tabel diatas sub sektor tanaman Bahan Makanan merupakan penyumbang PDRB sektor pertanian terbesar kemudian diikuti oleh sub sektor Tanaman Perkebunan.
4.5. Penggunaan Lahan Penggunaan tanah di Kabupaten Jombang didominasi oleh sawah yang mencapai 50.097,86 Hektar, kemudian permukiman 27.862,05 hektar, hutan 2.562 hektar dan sisanya perkebunan, tegalan, kawasan indutri dan peruntukan lainnya (BPS, 2011).
4.10
Gambar 4.2. Luas Tanah Menurut Penggunaanya Tahun 2010 22,562.00
1,012.61
27,862.05
675.98 122.28
13,617.36 50,097.86
Pemukiman
Kawasan Industri
Sawah
Tegalan
Perkebunan
Hutan
Lainnya Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang
4.6. Komoditas Pertanian 4.6.1. Tanaman Bahan Pangan Rata-rata rata produksi/produktivitas padi (padi sawah dan ladang) di Kabupaten Jombang pada tahun 2010 adalah 63,92 kuintal/hektar meningkat dibandingkan tahun 2009 sebanyak 60,26 Kw/Ha dengan luas panen bersih 69.350 Ha dan produksi 417.939 ton. Kecamatan penyumbang produksi padi terbesar adalah Kecamatan Mojowarno dengan total produksi 43.412 ton dan luas panen bersih sebesar 6.843 Ha. Sedang Kecamatan Sumobito memiliki produktivitas paling tinggi yaitu 65,86 Kw/Ha dengan luas panen sebesar 3.749 Ha.
4.11
Tabel 4.7 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Rata Produksi Padi Luas Panen Produksi Bersih ( Ha ) ( Ton ) 010. Bandar Kedung Mulyo 3.329 21.892 020. P e r a k 4.229 26.846 030. G u d o 4.518 29.625 040. D i w e k 3.036 19.512 050. N g o r o 4.871 30.853 060. Mojowarno 6.843 43.412 070. Bareng 6.353 40.106 080. Wonosalam 1.064 6.420 090. Mojoagung 2.925 18.738 100. Sumobito 3.749 24.691 110. Jogoroto 1.905 12.352 120. Peterongan 2.997 19.510 130. Jombang 2.904 18.304 140. Megaluh 3.560 23.557 150. Tembelang 4.342 27.915 160. Kesamben 5.019 32.302 170. K u d u 1.432 8.784 171. Ngusikan 1.126 6.907 180. P l o s o 2.643 16.524 190. K a b u h 2.760 17.010 200. Plandaan 2.980 18.720 Jumlah 72.585 463.980 2009 69.350 417.939 2008 66.518 409.157 2007 63.286 368.761 Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang Kecamatan
Rata - rata Produksi ( Kw/Ha ) 65.76 63.48 65.57 64.27 63.34 63.44 63.13 60.34 64.06 65.86 64.84 65.10 63.03 66.17 64.29 64.36 61.34 61.34 62.52 61.63 62.82 63.92 60,26 61,51 58,27
Hampir semua kecamatan di Kabupaten Jombang memiliki luas panen padi sawah yang besar meskipun terdapat dua Kecamatan yang relatif kecil luas panennya, yaitu Kecamatan Wonosalam dan Kecamatan Ngusikan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar lahan yang ada ad di wilayah Kecamatan ini merupakan hutan. Tanaman
4.12
palawija yang memiliki produktifitas paling tinggi adalah jagung dengan produksi 180.819 ton dengan luas panen 39.551 Ha. Sementara yang memiliki produksi paling rendah adalah kacang hijau dengan produksi 263 ton dan luas panen 268 Ha. (BPS, 2011). Gambar 4.3. Jumlah Produksi Padi dan Jagung Kabupaten Jombang 500.000
463.980
450.000
409.157 368.761
350.000 300.000 231.272
250.000 200.000
180.819 152.627
152.627
143.678
150.000
Produksi (Ton )
400.000 368.761
417.939
100.000 50.000
PADI
4.13
2010
2009
2008
2007
2006
0
JAGUNG
4.6.2. Tanaman Perkebunan Tanaman perkebunan yang terdapat di Kabupaten Jombang adalah jambu mete, kelapa, kopi, cengkeh, kapuk randu, tembakau virginia dan rakyat, pandan, kencur, jahe, kunyit, lada, lengkuas, sere dan kenanga. (BPS, 2011).
Komoditi Mente Kelapa Kopi Cengkeh Kapuk Randu Tembakau Virginia Tembakau Jawa Tebu
Tabel 4.8 Luas Area Dan Produksi Perkebunan 2008 - 2010 Luas Area ( Ha ) 2008 2009 2010 2008 146,98 1.711,04 1.226,70 2.238,63 910,72 285 3.469,50 11.324,23
148,56 1.625,90 1.221,62 2.312,70914,12 3.837,3111.417,00-
150,9 1.544,50 1.218,50 2.301,10 862,6 4.096,71 11.771,77
Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang, diolah
38,85 1.394,44 738,24 958,71 67,45 2.303,75 24.813,19 1.044.364,78
Produksi *) ( Ton ) 2009 38,22 1.394,96 734,96 918,98 62,36 20.012,83 1.008.856,25
2010 24,57 1.129,31 421,25 709,08 151,05 5.775,64 1.038.937,00
4.6.3. Kehutanan Menurut fungsinya, hutan dibagi menjadi hutan produksi, hutan lindung, hutan tebang pilih (HTB) dan suaka alam/hutan wisata/Taman Nasional. Tabel 4.9 pada tahun 2010 memperlihatkan keberadaan hutan di Kabupaten Jombang dengan luas mencapai 16.798,3 hektar menurun dibandingkan dengan kondisi diawal 2000an dimana luas hutan masih sekitar 19.651,6 hektar. Luas suaka alam/hutan wisata relatif sama yaitu 2.864,7 hektar. Tabel 4.9 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi 2001-2011 ( HA ) T a h u n
Hutan Produksi
Hutan Lindung
Suaka Alam / Hutan Wisata / Taman Nasional
Luas Hutan
2001
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2002
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2003
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2004
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2005
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2006
14.868,10
873,1
1.045,70
2.864,70
19.651,60
2007
14.868,10
873,1
1.045,70
2.864,70
19.651,60
2008
14.908,70
873,1
1.005,10
2.864,7*
16.798,30
2009
14.908,70
873,1
1.005,10
2.864,7*
16.798,30
2010
14.908,70
873,1
1.005,10
2.864,7*
16.798,30
TBP/LDTI
Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang, diolah
4.6.4. Peternakan Pada tahun 2010 Populasi ternak yang mengalami peningkatan adalah Sapi potong dan sapi perah, sedangkan yang mengalami penurunan adalah kerbau, Kambing, dan domba.
4.15
010. 020. 030. 040. 050. 060. 070. 080. 090. 100. 110. 120. 130. 140. 150. 160. 170. 171. 180. 190. 200.
Tabel 4.10 Populasi Ternak Besar Menurut Kecamatan 2010 Sapi Sapi Kecamatan Kuda Kerbau Potong Perah Bandar Kd. Mulyo 4.920 20 Perak 3.244 3 9 Gudo 5.371 7 Diwek 9 7.234 27 5 Ngoro 6.071 Mojowarno 5.180 34 15 Bareng 2 5.251 97 54 Wonosalam 1 5.112 3.280 Mojoagung 3.981 761 8 Sumobito 3.680 Jogoroto 3.371 Peterongan 3.642 2 5 Jombang 1.025 24 Megaluh 2.927 6 22 Tembelang 3.098 22 Kesamben 1.115 3 Kudu 4.488 14 Ngusikan 11 3.622 11 Ploso 3.240 29 Kabuh 6.620 Plandaan 5.101 18
Jumlah 2009 2008 2007 2006
23 26 26 27 27
88.293 71.338 65.290 63.577 63.291
4.210 3.689 2.901 2.644 2.790
266 267 390 606 899
2005 25 62.848 2.824 Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang.
1.881
4.16
Perkembangan populasi unggas di Kabupaten Jombang mengalami penurunan pada ayam buras dan ayam petelur. Tabel 4.11 Populasi Unggas Menurut Kecamatan 2010 Ayam Ayam Ayam Buras Pedaging Petelur 010. Bandar Kd. Mulyo 62.262 206.600 40.000 020. P e r a k 115.399 151.600 50.000 030. G u d o 80.898 73.300 8.000 040. D i w e k 56.272 252.000 225.000 050. N g o r o 93.559 24.000 190.000 060. Mojowarno 81.221 400.000 150.000 070. Bareng 55.918 200.000 10.000 080. Wonosalam 43.081 1.500.000 75.000 090. Mojoagung 79.121 61.700 10.000 100. Sumobito 30.015 30.500 20.000 110. Jogoroto 41.903 125.000 165.000 120. Peterongan 43.456 150.000 7.000 130. Jombang 76.880 193.000 50.000 140. Megaluh 73.281 143.600 45.000 150. Tembelang 89.811 547.300 60.000 160. Kesamben 108.039 10.580 170. K u d u 83.853 252.000 30.000 171. Ngusikan 81.057 350.000 45.000 180. P l o s o 35.958 164.400 35.000 190. K a b u h 74.554 97.000 200. Plandaan 45.894 300.350 40.000 Jumlah 1.452.432 5.232.930 1.255.000 2009 1.869.168 4.247.976 1.560.420 2008 2.739.932 3.839.936 1.017.099 2007 3.643.168 3.356.261 1.046.892 2006 3.868.720 3.630.920 1.024.800 2005 4.031.142 3.587.920 888.716 Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang. Kecamatan
4.17
Entok 9.213 1.397 446 1.470 1.095 1.498 1.637 2.572 5.382 2.446 248 15.617 4.587 4.556 1.217 4.255 2.352 1.874 950 62.812 61.993 63.155 54.853 33.873 27.748
Itik 26.309 3.099 3.483 1.005 7.492 26.029 9.449 284 4.304 2.257 931 10.954 13.977 6.787 9.549 34.187 3.153 739 2.569 453 5.030 172.040 170.578 104.707 99.440 76.537 75.694
Sedangkan ayam pedaging, entok dan itik mengalami peningkatan. Kenaikan terbesar dialami oleh Ayam pedaging dari 4.247.976 ekor pada tahun 2009 menjadi 5.232.930 ekor ada tahun 2010. 4.6.5
Perikanan Produksi perikanan perairan umum, sawah tambak, kolam, mina padi dan keramba mengalami perkembangan. Tabel 4.12 Produksi Ikan Menurut Sub Sektor Perikanan 2010 (TON) Kecamatan 010. 020. 030. 040. 050. 060. 070. 080. 090. 100. 110. 120. 130. 140. 150. 160. 170. 171. 180. 190. 200.
Bandar Kd. Mulyo Perak Gudo Diwek Ngoro Mojowarno Bareng Wonosalam Mojoagung Sumobito Jogoroto Peterongan Jombang Megaluh Tembelang Kesamben Kudu Ngusikan Ploso Kabuh Plandaan Jumlah 2009 2008 2007 2006 2005
Perairan Umum 6,2 2,3 4,5 3,9 12,2 12,3 28,9 17,3 11,8 8 4,2 4,5 4,2 15,3 6,2 13,4 8,1 0 12,6 12,1 20,7 208,7 208,3 431,4 339,6
Kolam 423 110,8 217,1 1.975,30 2.352,40 531,1 154,2 344,6 66,4 1.037,50 223,4 465,3 206,9 291,8 320,4 6,6 66,1 53,5 60,3 19 8.925,70 8.793,40 8.360,00 8.360,00 8.656,50 8.299,10
Karamba 24,3 24,3 29,1 74,58 55,9 206,3 224,6
Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang.
4.18
Jumlah 429,2 113,1 221,6 1.979,20 2.388,90 543,4 183,1 17,3 356,4 74,4 1.041,70 227,9 469,5 222,2 298 333,8 14,7 66,1 66,1 72,4 39,7 9.158,70 9.030,80 8.416,00 8.397,32 9.294,20 8.863,30
Total produksi perikanan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009. Produksi ikan terbesar adalah dari jenis ikan lele sebesar 6.532 ton. (BPS, 2011).
4.19
BAB V HASIL PENGHITUNGAN PENGHITUNGAN
Pada bagian ini akan disajkan hasil penghitungan NTP di tingkat kabupaten dan tingkat kecamatan yang terdiri atas 5 (lima) sub-sektor pertanian. Sektor pertanian tersebut meliputi sub-sektor tanaman bahan makanan, sub-sektor sektor tanaman perkebunan rakyat, sub-sektor sektor perikanan, dan sub-sektor sub peternakan.
5.1. Nilai Tukar Petani (NTP KABUPATEN) Nilai tukar petani ( NTP ) merupakan ukuran kemampuan daya tukar produk pertanian yang dihasilkan petani terhadap produk barang dan jasa yang dibeli oleh rumahtangga petani, baik dalam rangka usaha produksi pertanian maupun konsumsi rumahtangga petani. Alat ukur daya beli petani yang mencerminkan tingkat kesejahteraan diformulasikan asikan dalam bentuk nilai tukar petani ( NTP ).
Nilai tukar petani ( NTP ) merupakan hubungan antara hasil pertanian yang dijual petani dengan harga barang dan jasa lain
5.1
yang dibeli petani. NTP berfungsi mengukur kemampuan tukar barang-barang produk pertanian nian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumahtangga petani dan keperluan dalam memproduksi barang-barang barang pertanian. Jenis komoditas yang diteliti adalah tanaman sub-sektor sub tanaman bahan makanan, sub-sektor tanaman perkebunan rakyat, sub-sektor perikanan, dan sub-sektor sektor peternakan. Sedangkan jenis komoditas yang harus dibayar petani adalah konsumsi bahan makanan, kebutuhan perumahan, kebutuhan pakaian, aneka barang dan jasa, faktor produksi, dan upah tenaga kerja. Jumlah umlah komoditas yang dihasilkan petani sampel bervariasi. Harga yang digunakan untuk menghitung NTP adalah harga pada tahun 2012 dengan menggunakan tahun dasar 2008. Pengambilan tahun dasar 2008 ini dimaksudkan agar NTP yang dihitung bisa dibandingkan dengan an nilai NTP dua tahun sebelumnya yang juga menggunakan tahun dasar 2008.
5.2
Tabel 5.1. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 2012 (2008 =100) Tahun No
2010 1
Perubahan
Sub Sektor 2011
2012
(%)
119,74
106,69
123,73
2,54%
100,68
101,44
127,39
13,17%
96,33
128,59
126,755
16,03%
185,72
98,79
141,65
-1,71%
96,23
101,02
99,135
1,56%
Indeks yang dibayar petani
122,03
109,12
116,88
-1,73%
1.Konsumsi Rumah Tangga
131,70
107,65
123,50
-1,77%
112,36
110,59
110,26
-0,94%
98,12
98,48
105,86
3,93%
Indeks yang diterima petani 1.Tanaman Bahan Makanan 2.Tanaman Perkebunan 3.Peternakan 4.Perikanan
2
2.Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal NTP Sumber : Data Primer & Sekunder Diolah, 2012
Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan data yang diambil pada akhir tahun (September dan Oktober) tahun 2012, rata-rata rata NTP Kabupaten Jombang Tahun 2012 adalah sebesar 105,86. Angka ini dihitung berdasarkan tahun dasar 2008. Indeks diterima petani ni sebesar 123,73 dan indeks
5.3
dibayar petani sebesar 116,88 (lihat Tabel 5.1). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan petani selama tahun 2012 secara umum mengalami kenaikkan dari tahun 2008 (tahun dasar) dan tahun 2011. Perkembangan Nilai Tukar Petani Pe selama 3 tahun berturut-turut rata-rata sebesar 3,93%, %, dengan rincian perkembangan rata-rata rata indeks yang diterima petani sebesar 2,54% dan perkembangan rata-rata rata indeks yang dibayar petani sebesar -1,73%.
Gambar 5.1. Grafik Perkembangan Indeks Terimaa (It), Indeks Bayar (Ib) dan NTP Tahun 2010-2012
Sumber : Data Primer & Sekunder Diolah, 2012
5.4
Tabel 5.2. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Subsektor Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 (2008 =100) No 1.
2.
3.
4.
2010
Tahun 2011
2012
Perubahan (%)
Tanaman Bahan Makanan Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
100,68 120,21 83,76
101,44 113,47 89,4
129,8 117,58 110,39
14,36% -0,99% 15,11%
Tanaman Perkebunan Rakyat Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
96,33 113,63 84,78
128,59 124,46 103,32
126,75 121,99 103,91
16,03% 3,77% 11,22%
Peternakan Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
185,72 133,85 138,75
98,79 89,50 110,38
141,65 10 107,13 13 132,23
-1,71% -6,72% -0,33%
Perikanan Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
96,23 120,48 78,87
101,02 120,58 83,78
99,13 125,68 78,88
1,55% 2,16% 0,19%
Sub Sektor
Sumber : Data Primer & Sekunder Diolah, 2012
5.5
Berdasarkan tabel 5.2. dalam tahun 2010-2012 2012 tampak bahwa
subsektor
tanaman
perkebunan
mengalami
perkembangan NTP yang paling pesat, disusul oleh tanaman pangan, perikanan dan terakhir subsektor peternakan.
Gambar 5.2.
Grafik Rata-rata rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Sub-sektor Kab. Jombang Tahun 2011 (2008 =100)
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada tahun 2012 disumbangkan paling besar oleh peningkatan NTP sub sektor peternakan dengan kenaikkan n sebesar 25,48% dibandingkan
5.6
tahun 2011. Naiknya NTP sub sektor peternakan disebabkan naiknya harga sapi dan domba yang lebih dari 50%. Untuk tanaman pangan juga mengalami kenaikkan cukup pesat dibandingkan pada tahun 2011 dengan kenaikkan sebesar 21,19% dan tanaman perkebunan dengan kenaikkan 0,57%. Kenaikkan NTP subsektor tanaman pangan sangat dipengaruhi naikknya harga beras dan harga jagung ,sedangkan untuk sektor tanaman perkebunan dipengaruhi oleh stabilnya harga tebu dan semakin baiknya tata kelola tanaman tebu. NTP ketiga subsektor tersebut dengan nilai diatas 100 (tahun dasar), artinya tahun 2012 ini kesejahteraan petani lebih tinggi dibandingkan tahun dasar 2008, dimana hal ini juga lebih baik dibanding 2010 dan 2011 yang tingkat kesejahteraan petani ani masih lebih rendah dibanding 2008. NTP sub sektor perikanan pada tahun 2012 ini mengalami penurunan jauh di bawah 100 (5,85%) dengan NTP 78,88 mengindikasikan
rendahnya
kesejahteraan
petani
ikan
dibandingkan tahun 2008, nilai ini sebenarnya sama dengan NTP tahun 2010. Tajamnya penurunan NTP perikanan disebabkan naiknya harga pakan (pelet) dan turunnya harga ikan gurami dan lele yang merupakan bagian besar dari komoditas ikan yang dibudidayakan oleh petani.
5.7
5.2. Indeks Diterima Petani Kabupaten (lt) Hasilil penghitungan Indeks Diterima Petani Kabupaten Jombang Tahun 2012 adalah 123,73 yang merupakan hasil rataan dari indeks-indeks 4 (empat) sub-sektor sektor pertanian, diantaranya indeks sub-sektor sektor tanaman bahan makanan, yaitu 127,39, indeks sub-sektor tanaman perkebunan rkebunan rakyat sebesar 126,75, indeks sub-sektor sektor peternakan sebesar 141,65 dan indeks sub-sektor sektor perikanan sebesar 99,13. Indeks diterima petani Kabupaten Jombang tahun 2012 menurut 4 (empat) subsektor pertanian selengkapnya disajikan pada Tabel 5.3.
Di antara keempat angka indeks yang diterima petani, indeks sub-sektor sektor peternakan memiliki angka indeks terbesar, yaitu sebesar 141,65, kemudian disusul oleh indeks tanaman bahan makanan yaitu sebesar 127,39 (lihat Tabel 5.3).
5.8
Tabel 5.3. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It) Kabupaten Jombang Menurut Sub Sektor PertanianTahun 2010-2012 2012 (2008 = 100) Tahun No
Perubahan
Sub Sektor 2010
2011
2012
(%)
It
Indeks yang diterima petani
119,74
106,7
123,7
2,54%
1
Tanaman bahan makanan
100,68
101,4
127,4
13,17%
2
Tanaman Perkebunan Rakyat
96,33
128,6
126,8
16,03%
3
Peternakan
185,72
98,79
141,7
-1,71%
4
Perikanan
96,23
101
99,13
1,56%
Sumber : Diolah dari hasil Survey, 2012
Tabel 5.3 memberikan gambaran bahwa dari keempat indeks diterima petani,
indeks tanaman pangan mengalami
kenaikkan dibandingkan tahun 2011. Artinya tahun 2012, harga tanaman pangan, tanaman perkebunan dan peternakan relatif lebih mahal, dibanding tahun 2011, sedangkan gkan penurunan harga ini terjadi pada perikanan (gurami, lele). Untuk sektor peternakan terjadi kenaikan harga yang cukup baik untuk ternak besar seperti sapi dan kambing sehingga tingkat kesejahteraan petani ternak di tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup baik bila dibandingkan dengan tahun 2011.
5.9
5.3. Indeks Dibayar Petani Kabupaten Penghitungan indeks yang dibayar petani meliputi konsumsi rumah tangga, biaya produksi dan penambahan barang modal. Untuk konsumsi rumah tangga dibedakan konsumsi makanan, minuman dan konsumsi non makanan. Konsumsi non makanan meliputi konsumsi untuk perumahan, pakaian, kesehatan, dan transportasi. Sementara untuk biaya produksi dan penambahan barang modal dibedakan atas subsektor pertanian (tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan rakyat, petemakan, dan perikanan). Tabel 5.4 menunjukkan bahwa indeks yang dibayar petani sebesar 116,88,, merupakan rataan dari indeks konsumsi rumah tangga, sebesar 125,30 dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal, sebesar 110,26. Diantara indeks yang dibayar petani, indeks konsumsi rumah tangga memiliki angka
yang
lebih
tinggi
daripada
biaya
produksi
dan
penambahan barang modal. Hal ini menunjukkan bahwa hargaharga harga untuk biaya konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan yang nyata dibandingkan .biaya produksi dan penambahan barang modal Diantara indeks biaya produksi dan penambahan barang
5.10
modal, indeks perikanan memiliki indeks yang tertinggi, yaitu 127,85,, sedangkan yang terkecil adalah peternakan, yaitu 81,05. 8 Tingginya indeks perikanan ini di picu adanya kenaikan harga bibit ikan, pakan,, sewa lahan, upah buruh dan obat-obat. obat Sementara indeks konsumsi rumah tangga khususnya kebutuhan akan pakaian angka indeks terbesarnya adalah 194,83, 194,83 adapun angka indeks terkecil adalah pendidikan yaitu 80,81 80
lebih
jelasnya (lihat Tabel 5.4). Tabel 5.4. Rata-rata Indeks Dibayar Petani (Ib) Kabupaten Jombang Menurut Kelompok/Jenis Komoditi Tahun 2010-2012 2010 (2008 = 100) Tahun Perubahan No Sub Sektor 2010 2011 2012 (%) Indeks yang dibayar Ib 122,03 109,12 116,88 -1,73% petani 1 Konsumsi Rumah Tangga 131,70 107,65 123,5 -1,77% Makanan 112,99 118,17 124,665 5,04% Perumahan 116,35 97,92 106,095 -3,75% Sandang 163,99 162,83 194,825 9,47% Kesehatan 132,52 74,85 91,11 -10,90% Transportasi & Komunikasi 118,59 134,22 143,515 10,05% Biaya Produksi & 2 Penambahan Barang 112,36 110,59 110,26 -0,94% Modal Tanaman Pangan 108,69 113,47 111,66 -1,73% Tanaman Perkebunan 95,53 124,46 120,48 -1,73% Rakyat Peternakan 115 89,5 81,04 -1,73% Perikanan 109,24 120,58 127,85 -1,73% Sumber : Diolah dari hasil Survey, 2012
5.11
5.4. Nilai Tukar Petani (NTP KECAMATAN) Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan data yang diambil pada akhir tahun (September dan Oktober) tahun 2012, terdapat 12 kecamatan yang mempunyai NTP > 100 dan 9 kecamatan yang NTP < 100, angka ini dihitung berdasarkan tahun dasar 2008. Indeks diterima petani, dihitung berdasarkan penerimaan pada
sektor
tanaman
pangan,
perkebunan,
peternakan, perikanan, dan kehutanan. Selanjutnya utnya dibagi menurut sektor tersebut maka diperoleh nilai rata-rata rata indeks diterima petani (It) sedangkan indeks dibayar petani diperoleh dari
penghitungan
biaya
konsumsi
rumah
tangga
dan
penambahan barang modal.
Adapun rata-rata rata NTP di 21 Kecamatan
Kabu Kabupaten
Jombang Tahun 2012 adalah sebagai berikut,, Tabel 5.5 Rekapitulasi NTP Kecamatan Tahun 2012 :
5.12
Tabel 5.5. Rekapitulasi NTP Kecamatan Tahun 2012
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kecamatan
Bandar Kedungmulyo Bareng Diwek Gudo Jogoroto Jombang Kabuh Kesamben Kudu Megaluh Mojoagung Mojowarno Ngoro Ngusikan Perak Peterongan Plandaan Ploso Sumobito Tembelang Wonosalam
Tanaman Bahan Makanan
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Indeks yang Diterima Konsumsi RT Petani (It)
Biaya Produksi
Indeks yang Dibayar Petani (Ib)
NTP
103,54
175,69
188,35
100,13
141,93
121,61
106,66
114,13
124,35
136,87 177,89 102,98 123,16 136,52 140,83 120,77 138,83 104,71 155,35 124,43 108,57 118,83 117,67 136,44 105,48 100,62 114,93 128,93 177,04
138 111,21 104,2 115,01 102,8 107,01 115,01 136,75 115,5 101,1 110,89 155,15 136,51 116,88 111,21 265,33 115,66 115,82 104,89 107,14
102,13 207,78 123,22 178,27 156,67 107,64 107,36 120,62 202,29 108,82 107,57 143,77 125,34 195,36 110,25 112,3 125,33 153,71 117,35 180,63
91,38 91,47 99,63 91,24 91,39 99 106 106,1 98,89 96,85 116,68 110,58 94,48 100,19 90,37 97,21 100,31 91,03 97,76 111,94
117,1 147,09 107,51 126,92 121,85 113,62 112,28 125,57 130,35 115,53 114,89 129,52 118,79 132,53 112,07 145,08 110,48 118,87 112,23 144,19
115,01 149,27 111,08 142,78 113,89 172,28 126,12 113,86 112,23 119,45 104,02 156,44 152,03 96,69 139,24 87,34 96,98 147,42 131,86 81,01
115,71 108,46 115,7 113,46 110,65 114,44 115,35 112,12 103,34 109,43 114,2 110,04 114,99 106,66 111,73 106,06 112,43 116,9 115,16 101,75
115,36 128,86 113,39 128,12 112,27 143,36 120,73 112,99 107,79 114,44 109,11 133,24 133,51 101,67 125,49 96,7 104,7 132,16 123,51 91,38
101,51 114,14 94,81 99,06 108,53 79,25 93 111,14 120,93 100,95 105,3 97,21 88,97 130,34 89,31 150,03 105,51 89,95 90,87 157,79
Sumber : Diolah dari hasil Survey, 2012
Secara grafis, Nilai Tukar Petani (NTP) pada masing-masing masing Kecamatan di Kabupaten Jombang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 5.3. Grafik Nilai Tukar Petani (NTP) Kecamatan Tahun 2012
5.14
5.5. Indeks diterima Petani Kecamatan(lt) Hasil perhitungan Indeks Diterima Petani setiap kecamatan Tahun 2012 menunjukkan hasil rataan dari indeks-indeks indeks 4 (empat) subsektor pertanian. Untuk subsektor tanaman bahan makanan
tersebut
kecamatan yang
paling
baik
adalah
Wonosalam osalam dan Diwek dengan angka indeks antara 177,04 – 177,89 sedangkan angka indeks terendah untuk sub sektor ini adalah Kecamatan Ploso dengan angka indeks sebesar 100,62. Subsektor tanaman perkebunan rakyat memiliki angka rata-rata rata indeks yang baik, hal ini ni ditunjang oleh tata niaga tebu yang semakin baik dan perkebunan tembakau yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan petani yakni indeks 265,33 untuk kecamatan Plandaan. Subsektor peternakan juga sudah mampu memberikan sumbangan angka indeks yang cukup baik bagi petani dibandingkan tahun 2011 lalu, sektor ini hanya menyumbangkan
indeks
tertinggi
sebesar
207,78
untuk
kecamatan Diwek, dan terendah 102,13 untuk kecamatan Bareng eng dari sektor peternakan. Subsektor perikanan belum mampu memberikan kontribusi yang baik bagi petani, sektor ini hanya memberikan angka indeks yang tinggi sebesar 116,68 di Kecamatan Mojowarno.
5.15
Di antara keempat angka indeks yang diterima petani, indekss subsektor perkebunan memiliki angka indeks terbesar. Sumbangan terbesar dari angka indeks perkebunan, yakni dengan indeks 265,33 untuk kecamatan Plandaan, kemudian disusul oleh indeks peternakan dengan indek 207,78 di kecamatan Diwek, indeks tanaman bahan n makanan dan indeks perikanan. Peningkatan yang terjadi pada subsektor tanaman perkebunan tersebut dipengaruhi oleh faktor harga tembakau dan tebu yang stabil dengan tata niaga yang lebih baik. Subsektor tanaman perkebunan seperti tembakau merupakan salah h satu tanaman unggulan Kabupaten Jombang, khususnya di wilayah bagian utara (seperti: Plandaan dan Kabuh).
5.6. Indeks Dibayar Petani Kecamatan Perhitungan indeks yang dibayar petani meliputi konsumsi rumahtangga, biaya produksi dan penambahan barang modal. Untuk konsumsi rumahtangga dibedakan konsumsi makanan, minuman dan konsumsi non makanan. Konsumsi non makanan meliputi konsumsi untuk perumahan, n, pakaian, kesehatan, dan transportasi. Sementara untuk biaya produksi dan penambahan barang modal dibedakan atas subsektor pertanian (tanaman
5.16
bahan makanan, tanaman perkebunan rakyat, petemakan, dan perikanan).
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa indeks yang dibayar di petani masing-masing masing kecamatan secara keseluruhan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan indeks yang diterima petani. Indeks tersebut merupakan rataan dari indeks konsumsi rumah tangga, dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal. Diantara tara indeks yang dibayar petani, indeks konsumsi rumah tangga memiliki angka yang lebih tinggi daripada indeks biaya produksi dan penambahan barang modal. Hal ini menunjukkan bahwa harga barang-barang barang konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan yang nyata dibandingkan andingkan biaya produksi dan penambahan barang modal.
5.7. Pendapatan Rumah Tangga Petani Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap petani responden , pendapatan rumah tangga petani rata-rata rata adalah Rp. 36.263.943,00 pertahun atau sekitar Rp.3.021.995,00 per bulan. Petani sub sektor tanaman perkebunan rakyat memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan subsektor lainnya. Tercatat pendapatan petani subsektor ini
5.17
mencapai Rp. 52.279.036,00 per tahun. Sedangkan petani sub sektor tanaman pangan mendapatkan pendapatan terendah yaitu Rp. 13.221.983 per tahun. Sedangkan pendapatan untuk sub sektor holtikultura, peternakan dan perikanan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.6 Pendapatan Rumah Tangga Petani Kabupaten Jombang tahun 2012 60.000.000 52.279.036 50.000.000 42.828.698
40.680.000
40.000.000
36.263.943 32.310.000
30.000.000
20.000.000 13.221.983 10.000.000
0 Tanaman Pangan
Tanaman Pangan
Holtikultura
Holtikultura
Tanaman Perkebunan Rakyat
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Peternakan
Perikanan
Perikanan
Pendapatan Ratarata
Pendapatan Rata Rata-rata
Sumber: Data survey, diolah
Besar kecilnya pendapatan dipengaruhi oleh banyak hal termasuk diantaranya luas lahan, kepemilikan alat produksi, sumber permodalan, teknologi yang digunakan, penguasaan pasar dan sebagainya. Relatif tingginya pendapatan dari sub sektor tanaman perkebunan rakyat utamanya dipengaruhi oleh kepemilikan lahan yang luas, harga komoditi yang relatif tinggi
5.18
dan modal yang mencukupi. Sedangkan pada tanaman pangan area tanam biasanya terbatas dan harga komoditas rentan cenderung mengalami penurunan pada saat panen raya. r
5.19
BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Pembahasan Nilai Indeks Nilai Tukar Petani (INTP) sebesar 104,16 104,1 pada Tahun 2012 menunjukkan bahwa kesejahteraan petani pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebagai tahun dasar. Petani cukup mampu mencukupi kebutuhan faktor produksi pertanian dan konsumsi sehari-hari hari dari hasil bertaninya saja. Mayoritas indeks kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya faktor produksi dan penambahan han barang modal untuk subsektor mengalami kenaikan, (Tabel 5.4). Sedangkan indeks harga komoditas pertanian banyak yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun dasar, yang ditunjukkan oleh angka di atas 100, kecuali subsektor perikanan yang turun sebesar 99,13 (Tabel 5.3).
Indeks Nilai Tukar Petani (INTP) dihitung berdasarkan rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan harga yang dibayar petani. Oleh karena itu, secara matematis, untuk meningkatkan NTP adalah melaksanakan serangkaian kebijakan kebija
P
6.1
untuk meningkatkan indeks harga yang diterima pertani dan menurunkan indeks harga yang dibayar petani. Kebijakan yang terkait dengan meningkatkan indeks yang diterima petani adalah meningkatkan kuantitas produksi dan meningkatkan harga komoditi pertanian.
Indeks harga yang dibayar petani bergantung pada dua hal, yaitu konsumsi rumahtangga dan biaya produksi, oleh karena itu, kebijakan yang terkait dengan menurunkan yang paling mungkin untuk dilakukan adalah menurunkan biaya produksi, dengan kata lain agar gar NTP naik dari tahun ke tahun, maka laju kenaikan indeks yang diterima petani harus harus lebih cepat (besar) dibandingkan dengan laju indeks harga yang dibayar petani, dalam hal ini input produksi sektor pertanian. Artinya kuantitas dan harga barang hasil sil produksi sektor pertanian diusahakan naik, sedangkan harga input produksi laju kenaikannya diusahakan lambat.
Komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang diterima petani Bulan September 2012 adalah jagung pipilan pocelan, sapi potong, gabah, bah, cengkeh, kacang kedelai. Sedangkan komoditas utama yang menyebabkan penurunan
P
6.2
indeks harga yang diterima petani adalah mangga, kopi biji kering, cabai rawit, cabai merah, kacang tanah, tebu dan ayam.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan penurunan penuruna indeks harga yang dibayar petani Bulan September 2012 adalah telur ayam, daging ayam, cabai rawit, ikan tongkol, bawang putih, gula pasir, bawang merah, cabai merah, kacang panjang dan tomat sayur. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan n indeks harga yang dibayar petani adalah tempe, emas perhiasan, tahu mentah, wortel, ikan mujair, rokok kretek, ikan pindang, minyak tanah dan sawi.
Pada dasarnya perkembangan NTP yang mencerminkan peningkatan atau penurunan kesejahteraan petani tidak dapat mengindikasikan berhasil atau tidaknya program pembangunan pertanian. Hal itu disebabkan perkembangan NTP tidak sematasemata mata diakibatkan oleh kebijakan sektor pertanian, tetapi juga kondisi di luar sektor pertanian, seperti laju inflasi. NTP juga belum m sempurna untuk menghitung tingkat kesejahteraan petani. Idealnya untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani diperlukan data tentang tingkat pendapatan.
P
6.3
Pembangunan pertanian yang tujuannya bukan hanya peningkatan produksi pertanian saja tetapi juga peningkatan pendapatan atau kesejahteraan petani. Oleh karena itu, harus memandang pertanian sebagai sistem agribisnis yang tidak terpisahkan antar sub-sistemnya sistemnya dalam membuat kebijakan pembangunan pertanian. Pertanian sebagai sistem agribisnis mempunyai beberapa sub sistem yaitu: sub-sistem sistem hulu (penyedia sarana produksi pertanian), on farm (usaha tani), industri pengolah hasil pertanian, pemasaran, dan sub-sistem sub pendukung. Dengan pandangan yang demikian maka kebijakan yang diambil tidak hanya menfokuskan pada satu sub-sitem sub dan pembuatan kebijakan melibatkan banyak pihak.
Gambar 6.1. Sistem Agribisnis Sub-Sistem Agribisnis Hulu
industri perbenihan/ pembibitan tanaman/hewan industri agrokimia industri agro otomotif
Sub-Sistem Usahatani
tanaman pangan dan hortikultura perkebunan peternakan perikanan kehutanan
Sub-Sistem Pengolahan industri makanan industri munuman industri rokok industri barang serat alam industri biofarmaka industri agrowisata dan estetika
Sub-sistem Jasa dan Penunjang
perkreditan dan asuransi penelitian dan pengembangan pendidikan dan penyuluhan transportasi dan pergudangan kebijakan pemerintah
Gambar 1. Sistem Agribisnis
P
6.4
Sub-Sistem Pemasaran
distribusi promosi informasi pasar kebijakan perdagangan struktur pasar
Pandangan
pertanian
sebagai
sistem
agribisnis
menempatkan semua sub-sistem sistem dalam posisi yang sama, saling tergantung dan saling membutuhkan. Akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan hal yang berbeda, petani lebih tidak berdaya dalam menghadapi sub-sistem sistem hulu dan sub-sistem sub hilir. Dengan kata lain, pelaku sub-sistem sistem hulu dan hilir sudah sejahtera sedangkan petani masih dalam kondisi kond miskin. Penggunaan sarana produksi seperti pupuk dan pestisida oleh petani tergantung pada ketersediaan dan harga yang ditentukan oleh sub-sistem hulu. Sedangkan harga hasil produksi pertanian ditentukan oleh sub-sistem sistem hulu. Ketidak berdayaan petani inilah yang menjadi acuan dasar pengambilan kebijakan.
Strategi
mengurangi
ketidak
berdayaan
menghadapi subsitem hulu adalah dengan
petani
menciptakan
kemandirian petani dalam menyediakan sarana produksi pertanian. Untuk menjamin ketersediaan faktor produksi ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah: 1. Menyadarkan petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia
(Idealnya 200-250 250 kg/hektar) karena dengan
penggunaan pupuk yang melebihi rekomendasi departemen pertanian maka kebutuhan pupuk akan terus meningkat.
P
6.5
Penggunaan
pupuk
kimia
bisa
dikurangi
dengan
mengkombinasikan antara pupuk kimia dengan pupuk organik yang harganya relatif lebih murah. 2. Setelah petani sadar akan penggunaan pupuk organik, langkah selanjutnya adalah dengan melatih petani atau kelompok elompok tani cara membuat pupuk organik karena pada dasarnya bahan dari pupuk organik sudah banyak tersedia disekitar petani tanpa harus membeli. 3. Demikian juga dengan faktor produksi pembasmi hama dan penyakit (pestisida). Sudah banyak penemuan pestisida organik rganik yang bisa dikenalkan ke petani beserta cara membuatnya. Selain ramah lingkungan, dengan pestisida organik buatan petani sendiri akan menekan biaya produksi.
Selain mengurangi ketergantungan petani terhadap sub sistem hulu, kemandirian petani akan mengurangi engurangi biaya produksi yang dikeluarkan. Pemerintah perlu mengkaji ulang kebijakan subsidi untuk sarana produksi yang bisa dibuat oleh petani sendiri. Misalkan subsidi pupuk organik, permasalahannya adalah selain penerima subsidi bukan petani, pupuk organik orga yang ada di pasaran akan memberi kesempatan petani untuk lebih memilih membeli daripada memproduksi sendiri sehingga
P
6.6
kemandirian petani menjadi tidak ada atau kembali lagi petani akan tergantung paada pabrik.
Kalaupun petani masih menggunakan pupuk buatan pabrik, maka pemerintah harus menjamin ketersediaan dan harganya. Ketersediaan pupuk pada saat musim tanam harus dilakukan
agar
petani
mudah
untuk
mendapatkannya.
Kelangkaan faktor produksi pada saat dibutuhkan membuat harga faktor produksi menjadi naik.
Kebijakan yang berkaitan dengan produksi pertanian dan harga hasil pertanian adalah bagaimana agar petani mau berusahatani (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) dengan jaminan harga setelah panen. Umumnya petani akan secara ra otomatis memproduksi barang jika harga barang tersebut dijamin naik. Banyak hal yang turut berperan terhadap rendahnya harga yang diterima petani, diantaranya terlalu panjangnya rantai tataniaga. Sehingga antara margin tataniaganya panjang. Oleh karena itu pemangkasan rantai tataniaga perlu dilakukan. Peran KUD sebagai penyangga (buffer stock) artinya membeli komoditi pertanian di saat panen sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) dan menjual
P
6.7
barang di saat paceklik.
Upaya lain yang bisa dilakukan n pemerintah untuk menstabilkan harga atau bahkan menaikkan harga hasil pertanian adalah dengan memberikan pengetahuan pada petani cara penanganan hasil pertanian atau penanganan pascapanen sehingga ada nilai tambah yang diterima petani, terutama untuk subsektor palawija, buah-buahan, buahan, dan perikanan yang harganya sangat rentan terhadap fluktuasi. Peran nyata pemerintah dalam hal ini bisa dilakukan dengan melatih para petani untuk mengolah hasil pertaniannya menjadi produk olahan lain, misalnya ikan diolah menjadi njadi ikan asap, ikan kering, dll.
P
6.8
BAB VII KESIMPULAN, SARAN & REKOMENDASI
7.1. KESIMPULAN Salah satu indikator tingkat kesejahteraan petani adalah nilai tukar petani (NTP), sehingga dengan diperolehnya NTP sebesar 104,16. persen menunjukkan pada tahun 2012 tingkat kesejahteraan petani naik dibanding dengan tahun dasar (2008) dan NTP tahun 2011 sebesar 97,87. Namun perkembangan NTP yang mencerminkan peningkatan atau penurunan kesejahteraan petani tidak dapat mengindikasikan berhasil atau tidaknya program
pembangunan
pertanian.
Hal
itu
disebabkan
perkembangan NTP tidak semata-mata mata diakibatkan oleh kebijakan sektor pertanian, tetapi juga kondisi di luar sektor pertanian, seperti laju inflasi. NTP juga belum sempurna untuk menghitung itung tingkat kesejahteraan petani. Idealnya untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani diperlukan data tentang tingkat pendapatan.
7.1
Pada perhitungan NTP 2012 ini terdapat Kabupaten Jombang lambatnya laju kenaikan indeks harga yang diterima petani karena beberapa hal : Komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang diterima petani Bulan September 2012 adalah jagung pipilan pocelan, sapi potong, gabah, cengkeh, kacang kedelai. Sedangkan komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga yang diterima petani adalah mangga, kopi biji kering, cabai rawit, cabai merah, kacang tanah, tebu dan ayam. Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga yang dibayar petani Bulan September 2012 adalah telur ayam, daging ayam, cabai rawit, ikan tongkol, bawang putih, gula pasir, bawang merah, cabai merah, kacang panjang dan tomat sayur. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang dibayar petani adalah tempe, emas perhiasan, tahu mentah, rokok kretek Alter, wortel, wor ikan mujair, rokok kretek, ikan pindang, minyak tanah dan sawi.
7.2
7.2. SARAN 1.
Untuk menghasilkan Nilai Tukar Petani (NTP) yang lebih baik, maka data untuk konsumsi rumah tangga seharusnya menggunakan data dalam bentuk time series.
2.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas terkait dengan fluktuasi harga, maka sebaiknya dilakukan perhitungan NTP secara periodik dalam tahun (bulan, tribulan, kwartal, semester)
7.3. REKOMENDASI 1. Dilakukan penguatan kelembagaan yaitu pada Gapoktan agar memiliki kemampuan dalam melihat ihat situasi pasar. Hal ini diharapkan supaya hasil produk petani memiliki daya tawar ketika berada pada pasar. Gapoktan diharapkan mampu memiliki peran dalam mereduksi peran pedagang dalam penentuan harga. 2. Sistem informasi pertanian yang accesible yaitu informasi yang dibutuhkan para petani dapat diakses secara mudah, sehingga petani selalu dapat mengikuti baik mengenai informasi pasar maupun hal-hal hal yang berkaitan dengan kegiatan pertanian.
7.3
3. Revitalisasi terhadap Koperasi Unit Desa (KUD) agar dapat dapa mempunyai peran yang strategis, antara lain dalam hal distribusi alat, dan bahan pertanian maupun sebagai organisasi yang memiliki peran dalam tataniaga hasil pertanian. Koperasi bersama Gapoktan bersinergi terutama dalam menjaga kestabilan harga produk pertanian. 4. Dibentuk kluster pertanian, yang berbasis agroindustri terutama pada sentra hasil pertanian dalam penciptaan produk olahan hasil pertanian. Hal ini dapat mengatasi overstock hasil pertanian. 5. Dibuat program secara terpadu antar sektor, yaitu sektor sekt pertanian, dan lingkungan hidup dalam melaksanakan sistem pertanian berkelanjutan seperti halnya penggunaan pupuk organik dalam sistem pertanian, dan pemulihan lahan pertanian.. 6. Pemberian insentif terhadap usaha berbasis pertanian, terutama UMKM dalam mengolah engolah hasil pertanian.. 7. Membangun akses dengan industri pengolah hasil pertanian di daerah lain, terutama dalam rangka penyediaan bahan baku.
7.4
8. Berkoordinasi dengan PDKM (Perangkat daerah penanaman modal) dalam melakukan promosi hasil pertanian kepada investor 9. Berkoordinasi dengan Kadinda terutama dalam melakukan kegiatan industri hasil pertanian agar dapat terakses pada sistem jaringan tingkat provinsi dan nasional. Kabupaten Jombang. 10. Perlu
adanya
konservasi
lahan
pertanian.
Semakin
meningkatnya jumlah penduduk nduduk memberikan tekanan yang besar pada lahan pertanian yang cenderung berubah fungsi menjadi pemukiman. Konservasi lahan pertanian dapat dilakukan dengan pengetatan tata ruang peruntukan wilayah dan mendayagunakan lahan kritis agar mampu memberi kontribusi ada pertanian.
7.5
7.6
DAFTAR PUSTAKA
Ali Rosidi, ST. 2007. Nilai Tukar Petani (NTP) Sebagai Indikator Tingkat Kesejahteraan Petani. Materi Pertemuan Dan Diskusi Terbatas Mengenai “Nilai Tukar Petani (NTP)” Pusat Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian, Bogor. Arikunto,
Suharsimi.
2002.
Prosedur
Penelitian.
Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Bappeda, 2010. Penetapan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Jombang, Jombang. Bappeda, 2010. Penyusunan Nilai Tukar Petani Kabupaten Jombang Tahun 2010, Jombang.
BPS Kabupaten Jombang, 2010, Kabupaten Jombang Dalam Angka, Jombang.
BPS Kabupaten Jombang, 2009, Kabupaten Jombang Dalam Angka, Jombang.
asi Kinerja Pembangunan, BPS Propinsi Jawa Timur, Evaluasi Pemerintah Propinsi Jawa Timur Tahun 2006, Surabaya.
BPS Propinsi Jawa Timur, 2008, Harga Konsumen Beberapa Barang Kelompok Makanan di 66 Kota di Indonesia, Surabaya.
BPS Propinsi Jawa Timur, 2008, Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian, Surabaya.
Cooper, Donald R. and Pamela S. Schindler (2006). Business Research Methods, 9th ed., New York, NY: Irwin/McGrawIrwin/McGraw Hill.
Mason Robert D, 1996, Teknik Statistika untuk BISNIS & EKONOMI, Jilid I dan II, PT Gelora Aksara Pratama.
Moleong J. Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Kualitatif Bandung : Remaja Rosda Karya. Nazir, M. 1999. Manajemen Penelitian : Bandung : Remaja Rosda Karya.
Suharyadi & Purwanto, S.K. 2000. Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern, Salemba Empat.
Walpole, Ronald E. & Myers, Raymond H., 1995, llmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur & llmuwan, Edisi ke-4, Penerbit ITB, Bandung.
Widodo, S. T., 1990, Indikator Ekonomi, Dasar Perhitungan Perekonomian Indonesia, Kanisius, Yogyakarta.
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (KEHUTANAN)
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga
Volume rata-rata 2011
2008
Harga (Rp) x Volume 2010
2012
I. TANAMAN KAYU 1
Jati
Indeks
2011
2008
2012
2010
2010
20.150.000
19.200.000
22.575.000
21.320.000
111,04
104,95
2011
2012 117,6
A1
M3 (panjang 200 M)
1
1.440.000
1.650.000
1.650.000
1.600.000
1.440.000
1.650.000
1.600.000
1.650.000
100,00
87,27
A2
M3 (panjang 200 M)
1
2.450.000
2.800.000
2.800.000
2.750.000
2.450.000
2.800.000
2.750.000
2.800.000
100,00
87,50
98,2
A3
M3 (panjang 200 M)
1
3.580.000
3.600.000
3.600.000
4.000.000
3.580.000
3.600.000
4.000.000
3.600.000
100,00
99,44
111,1
A4
M3 (panjang 200 M)
1
4.750.000
4.000.000
5.500.000
5.350.000
4.750.000
4.000.000
5.350.000
5.500.000
137,50
118,75
133,8
97,0
2
Pinus
Baik
M3 (panjang 200 M)
1
900.000
800.000
900.000
1.000.000
900.000
800.000
1.000.000
900.000
112,50
112,50
125,0
3
Sengon
Baik
M3 (panjang 200 M)
1
870.000
650.000
870.000
975.000
870.000
650.000
975.000
870.000
133,85
133,85
150,0
4
Mahoni
A1
M3 (panjang 200 M)
1
710.000
700.000
700.000
800.000
710.000
700.000
800.000
700.000
100,00
101,43
114,3
A2
M3 (panjang 200 M)
1
1.250.000
1.200.000
1.300.000
1.400.000
1.250.000
1.200.000
1.400.000
1.300.000
108,33
104,17
116,7
A1
M3 (panjang 200 M)
1
900.000
800.000
700.000
1.000.000
900.000
800.000
1.000.000
700.000
87,50
112,50
125,0
A2
M3 (panjang 200 M)
1
1.300.000
1.200.000
1.300.000
1.450.000
1.300.000
1.200.000
1.450.000
1.300.000
108,33
108,33
120,8
A3
M3 (panjang 200 M)
1
2.000.000
1.800.000
2.000.000
2.250.000
2.000.000
1.800.000
2.250.000
2.000.000
111,11
111,11
125,0
8.497.015,00
7.394.170,00
100,00
102,72
4
Sono
II. TANAMAN NON KAYU 1
Getah
Kg
2
Tanaman sela
Kg
3
4
5
6
10
3.250
a. padi gogo
Kg
20
3.200
b. jagung
Kg
50
1.500
7.595.491,67
7.394.170,00
Tanaman Buah Durian
segar
buah
10
36.250
15.000
15.000
40.000
362.500
150.000
400.000
150.000
100,00
241,67
266,7
Mangga
segar
Kg
10
5.400
3.000
3.000
6.500
54.000
30.000
65.000
30.000
100,00
180,00
216,7
Jambu
segar
Kg
2.000
2.000
1.000
1.000
100,00
416,67
450,0
Pisang
segar
sisir
21,67
4.167
Salak
segar
Kg
8
6.000
Rambutan dll
segar
Kg
20
2.500
2.500
0 4.500
90.292
6.500
48.000
2.500
2.500
50.000
21.670
97.515
21.670
52.000
0
50.000
50.000
50.000
100,00
100,0
Tanaman Obat Jahe
segar
Kg
200
33.500
35.000
35.000
37.500
6.700.000
7.000.000
7.500.000
7.000.000
100,00
95,71
107,1
Kunyit
segar
Kg
95
3.060
1.500
1.500
3.500
290.700
142.500
332.500
142.500
100,00
204,00
233,3
……………………….
segar
Kg
12
2.000
Tanaman Bumbu Sere
segar
Pala
segar
……………………….
segar
Manfaat Jasa Lingkungan Pariwisata Kelestarian DAS
2.500
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga
Volume rata-rata 2011
2008
Harga (Rp) x Volume 2010
2012
2011
2008
Indeks
2012
2010
31.072.015
28.714.170
2010
2011
107,97
104,33
2012
Sumber Air Kesehatan 7
Bahan Pakan Ternak
9
6.000
8
Bahan Bakar Kayu
2
628.750
0
27.745.492
26.594.170
116,8
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (KEHUTANAN) volume No
Nama Barang
Kualitas
Satuan rata-rata
Harga 2011 2008 rata-rata
2010
2012
I. FAKTOR NON PRODUKSI A. 1 2
Benih Tanaman Sela Padi Jagung
Kg Kg Kg
3
…………………………
B.
Pupuk dan Obat
1
Pupuk Organik
Pupuk kandang
2
Pupuk anorganik
Pestisida
C.
Tenaga dan Hewan
1
Ternak
2
Pengairan
3
Transportasi/pengankutan
4
………………………..
5
………………………..
8.800 47.200
6.000 55.000
6.000 55.000
9.500 52.000
Indeks
2008 19.019.500 413.000 138.000 275.000
2012 21.933.500 478.500 218.500 260.000
2012
2010 115 116 158 95
2.011 104,36 106,15 146,67 85,82
16.504.000
15.929.000
18.395.000
115
103,61
kuintal
150
33.333
25.000
25.000
35.000
5.000.000
3.750.000
5.250.000
140
133,33
a. Urea
Kg
440
1.600
1.600
1.600
1.750
704.000
704.000
770.000
109
100,00
b. TSP
Kg
80
2.000
2.000
2.000
2.500
160.000
160.000
200.000
125
100,00
c. ZA
Kg
1600
1.400
1.400
1.400
1.750
2.240.000
2.240.000
2.800.000
125
100,00
d. KCI
Kg
2250
2.200
2.500
2.500
2.500
4.950.000
5.625.000
5.625.000
100
88,00
e. NPK
Kg
1500
2.300
2.300
2.300
2.500
3.450.000
3.450.000
3.750.000
109
100,00
2.907.000
2.677.500
3.060.000
114
108,57
2.907.000
2.677.500
3.060.000
114
108,57
Kg
1,67
53.333
a. ………………
100 ml
1,5
34.000
b. ………………
100 ml
1,5
43.000
c. ………………
100 ml
f. Zat tumbuh 3
23 5
Harga (Rp) x Volume 2011 19.849.400 438.400 202.400 236.000
dengan orang
hari hari Rit
10
15.000
15,3
190.000
175.000
175.000
200.000
II. FAKTOR PRODUKSI
672.200
655.000
681.800
104
102,63
A.
Upah Buruh
672.200
655.000
681.800
104
102,63
1
Mencangkul
2 3
Membajak menyiangi
a. laki-laki
1/2 hari/orang
5,8
26.000
b. perempuan
1/2 hari/orang
2
17.500
25.000
25.000
26.000
150.800
145.000
150.800
104
104,00
a. laki-laki
1/2 hari/orang
1
150.000
b. perempuan
1/2 hari/orang
a. laki-laki
1/2 hari/orang
2
b. perempuan
1/2 hari/orang
2
16.800
15.000
15.000
20.000
33.600
30.000
40.000
133
112,00
10.000
12.500
12.500
10.000
20.000
25.000
20.000
80
1/2 hari/orang
4
80,00
24.000
25.000
25.000
24.000
96.000
100.000
96.000
96
96,00
25.000
4
Memupuk
a. laki-laki b. perempuan
1/2 hari/orang
2
25.000
27.500
27.500
5
Memanen
a. laki-laki
1/2 hari/orang
4
25.400
30.000
30.000
26.000
101.600
120.000
104.000
87
84,67
b. perempuan
1/2 hari/orang
3
17.000
25.000
25.000
17.000
51.000
75.000
51.000
68
68,00
6
Menanam
a. laki-laki
1/2 hari/orang
4
19.000
20.000
20.000
19.000
76.000
80.000
76.000
95
95,00
b. perempuan
1/2 hari/orang
8
17.900
10.000
10.000
18.000
143.200
80.000
144.000
180
179,00
volume No
Nama Barang
Kualitas
Satuan rata-rata
B.
Pengeluaran Lain
1
Sewa tanah ke perhutani
a. kelas I
1 ha/tahun
b. kelas II
2 ha/tahun
Harga 2011 2008 rata-rata
2010
Harga (Rp) x Volume
2012 2011
2008
Indeks 2012
0
0
2012
2010
2.011
690.280
539.000
832.000
154
128,07
1
Cangkul
dengan gagang
buah
1,6
122.000
55.000
55.000
150.000
195.200
88.000
240.000
273
221,82
2
Sabit
dengan gagang
buah
1,4
34.200
15.000
15.000
50.000
47.880
21.000
70.000
333
228,00
3
Golok
dengan gagang
buah
1,6
32.000
50.000
50.000
45.000
51.200
80.000
72.000
90
64,00
4
Garpu
buah
1
75.000
5
Spreyer/alat semprot
buah
1
396.000
396.000
350.000
450.000
129
113,14
6
………………………….
buah
………………………….
buah
III. BARANG MODAL
HARGA YANG DIBAYAR PETANI
80.000 350.000
350.000
450.000
21.211.880
20.213.500
23.447.300
116,00
#REF!
104,94
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (TANAMAN PANGAN) No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
2012
2011
2008
I. NON FAKTOR PRODUKSI A. Bibit 1
2
3
Padi
Palawija
Sayur-sayuran
a. IR-64 b. Cisadane c. Membramo d. ceheram e. Malboro f. Wayapo g. ciboga h. ketan i. situ bagendit j. Indari k. mikongga l. amboro m. impari
1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg
25,85
n. brotoyudo o. hibrida
7.150
7.250
5.250
2012
2011
Indeks 2008
2010
2011
2012
181.458.531
184.408.654
162.107.881
105,77
113,76
111,94
177.218.767
180.099.950
158.777.995
106,84
113,43
111,61
184.795
187.377
135.689
114,29
138,09
136,19
-
-
5.600
125,00
28,08
7.800
-
-
12,00
7.000
-
-
17,10
8.531
35,00
11.000
10,00
11.500
56,00
8.000
24,00
5.000
60,00
10.500
70,00
20.000
20,00
6.000
1 kg 1 kg
10,00
9.000
20,00
7.500
p. ampuboro q. M. Pagu
1 kg 1 kg
20,00
10.000
a. Jagung b. Kedele
1 kg 1 kg
8,49
45.000
45.634
35.500
381.256
387.455
301.413
100,31
128,55
126,49
14,55
8.350
8.500
7.016
121.696
123.675
102.083
85,52
121,15
119,21
118,54
116,64
76,95
75,72
44,67
43,96
7,50
7.500
c. Kacang tanah d. Ketela pohon
1 kg 3000 batang
22,10
17.429
-
-
4,00
28.333
-
-
e. Kacang hijau f. Tales g. Ketela rambat h. wijen a. bawang merah
1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg
5,00
12.000
-
-
4,00
0
b. cabe rawit
Kemas/batang
c. lombok merah d. kol/kubis e. sawi f. wortel g. terung
Kemas/batang Kemas Kemas Kemas Kemas / batang
5,00
0
3,33
-
14.000
3.232,00
46.500
47.415
40.000
150.793.356
153.245.280
129.280.000
308,00
46.000
46.700
60.688
14.153.462
14.383.600
18.691.904
-
-
9,00
876,25
3.150 -
3.200
13.513
7.163
116,2 148,3 -
28.339
28.800
64.467
48,86
-
-
-
-
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
h. Bayam i. Kacang panjang j. Ketimun k. tomat sayur 4
5
Buah-buahan
Tanaman Obat
Tanaman Hias 6
B.
Pupuk dan Pestisida
1
Pupuk Organik
a. melon b. semangka c. garbis c.durian d. mangga e. anggur f. Salak g. Rambutan
2
Pupuk an organik
1 kg/kemas* 1 ons / pohon kemas 10 gr biji pohon pohon pohon pohon pohon
c. beringin dolar d. pureng
pohon pohon
pupuk cair organik a. Urea
2008
100 kg 1 kg 100 kg liter 1kg liter 100 kg 1 kg
2012
2011
Indeks 2008
2010
-
-
1,67
93.333
-
-
1.000,00
185
-
-
64,25
39.915
102.500 194,25
30.150
602,00
1 kg dompol kg pohon pohon
c. tetea grandul
2011
1 kg/kemas*
a. kunyit b. laos c. jahe a. Adenium b. melati
a. pupuk kandang b. petrorganik b. pupuk kompos
2012
30.650
30.167
5.953.763
5.859.940
132,60
39.360
40.000
30.000
125,00
101,60
99,98
133,33
131,20
133,33
131,20
129,69
127,62
105,07
103,39
7.575
20.000
20.000
15.000
26,67
1.150,00
2012
97,56 5.858.502
30.000 2,00
2011
5.000
5.000
60,00
1.500
75,00
2.700
360,00
2.500
3,00
0
200,00
5.000
200,00
5.000
8,00
75.000
15,00
7.500
17,84
41.350
42.029
587,00
-
1.750
100,33
115.567
1.250,00
113
200,00
7.000
50,00
4.000
28,00
3.750
5.658.000
5.750.000
4.312.500
-
40.000
142,86 -
3.293.877
3.347.436
2.581.068
737.695
749.690
713.495
-
114,34 128,83 -
15.000
386,38
1.575
1.600
1.749
608.318
618.210
675.780
91,48
91,48
90,02
b. TSP (SP36) c. ZA
1 kg 1 kg
190,47
1.850
1.882
1.775
352.787
358.523
338.076
112,68
106,05
104,35
173,37
1.375
1.400
1.160
238.831
242.714
201.106
120,69
120,69
118,76
d. KCL
1 kg
27,25
2.350
2.368
6.225
63.497
64.530
169.605
e. NPK f. ponska g. ZPT (perangsang tumbuh)
1 kg 1 kg
199,61
5.125
5.211
1.368
1.023.525
1.040.168
273.066
1 kg
2,24
41.000
41.611
91.717
93.209
67.200
110,85
2.380
30.000
168,13
38,05
37,44
380,92
374,83
138,70
136,48
130
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
3
Pestisida
h. Pupuk daun i. mutiara j. mikro k. pelangi pertibor antrakol TSp 26 Multitonik Puradan a. herbisida b. fungisida c. insektisida d. nabati e. matador f. grandasil g. NPK cair h. Swalo i. puradan j. spring k. obat daun
1 kg 1 kg liter 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg liter liter liter liter liter liter liter liter liter liter liter
Dengan orang
2012 5,50
2011
2008
37.000
60,00
9.000
1,00
58.000
140,00
2.400
4,00
25.000
1,00
100.000
50,00
2.100
1,00
50.000
2012
2011
Indeks 2008
2010 -
-
11.000
1,39
64.394
-
1,45
68.751
65.900
98.313
99.911
95.768
106,22
104,33
102,66
1,40
57.294
33.438
79.195
80.482
46.972
111,62
171,34
168,60
1,00
8.333
1,00
30.000
1,00
100.000
0,50
60.000
0,50
35.000
1,00
17.000
-
-
-
1,00
6.000
9,00
35.000
945.887
961.268
748.818
92,98
128,37
126,32
1 hari
2,90
133.889
100.000
382.065
388.278
290.000
30
133,89
131,75
1 hari
1,42
237.906
233.345
331.596
336.988
330.526
92,64
101,95
100,32
1 hari
2,43
16.239
-
-
183,96
181,02
1
Garu dan ternak
2
Tractor tangan
3
Alat pertanian
a. penyemprot hama b. ………………….
1 hari
-
-
4
Trasher
Baik
1 hari
1,00
146.667
-
-
5
Gerobak
Baik
1 hari
1,80
162.100
-
-
6
Pompa air
Baik
1 hari
2,46
78.409
-
-
7
Tampah/nyiru
Sedang
1 buah
-
-
8
Karung Goni
Isi kw beras
9
Iuran pengairan
1 buah 1 tahun
6.501,000 4,07
57.941
1 hari
31.497
Blower
1 hari
1,00
37.500
pemberantas hama
1 hari
2,00
70.000
½ hari/org
2,13
52.494
A. Upah Buruh Upah membajak
a. laki-laki
232.227
236.003
128.291
161.250
II. FAKTOR PRODUKSI 1
2012
40,00
C. Sewa Tenaga dan Hewan
10 Angkutan/Transportasi
2011
62.150
158,75 124,03
22.542.562
22.909.108
20.004.009
109,01
114,52
112,69
1.392.881
1.415.530
1.877.722
98,97
75,39
74,18
110.196
111.988
132.587
112,63
84,46
83,11
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
2
3
4
5
6
Upah mencangkul Upah menanam Upah memupuk Upah menyiangi Upah memanen
2012
2011
2008
2
3
4
Sewa tanah ladang
Sewa tanah sawah
Pajak/PBB ladang
Pajak/PBB sawah
2011
Indeks 2008
-
2010 -
b. perempuan
½ hari/org
a. laki-laki
½ hari/org
5,45
28.639
b. perempuan
½ hari/org
7,50
18.500
-
-
a. laki-laki
½ hari/org
5,48
29.580
-
-
b. perempuan
½ hari/org
8,73
20.296
-
-
a. laki-laki
½ hari/org
2,94
28.365
-
-
b. perempuan
½ hari/org
4,65
19.285
-
a. laki-laki
½ hari/org
6,11
30.662
25.000
184.202
187.197
152.632
b. perempuan
½ hari/org
9,17
20.333
20.000
183.407
186.389
a. laki-laki
½ hari/org
6,48
50.000
50.000
318.693
b. perempuan
½ hari/org
11,25
40.000
40.000
116.568
B. Pengeluaran Lain 1
2012 153.583
156.081
635.296
114,38
2011
2012
24,57
24,18
42,32
122,65
120,68
183.333
160,95
101,67
100,04
323.875
323.875
124,47
100,00
98,40
442.800
450.000
450.000
76,98
100,00
98,40
21.149.681
21.493.578
18.126.286
109,96
118,58
116,68
102,05
100,42
138,09
135,88
-
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,20
10.500.000
-
-
b. kelas II
1 Ha/tahun
0,20
6.725.000
-
-
c. kelas III
1 Ha/tahun
0,14
10.500.000
-
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,91
10.630.088 10.416.670
9.556.643
9.712.035
9.517.049
b. kelas II
1 Ha/tahun
1,05
10.909.028
7.900.000
11.311.462
11.495.388
8.324.625
c. kelas III
1 Ha/tahun
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,24
140.000
140.000
33.338
33.880
33.880
106,4
100,00
98,40
b. kelas II
1 Ha/tahun
0,31
110.000
105.000
33.374
33.917
32.375
115,71
104,76
103,09
-
-
100,8 113,92 -
c. kelas III
1 Ha/tahun
0,49
98.000
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,70
175.000
175.000
120.489
122.449
122.449
106,24
100,00
98,40
b. kelas II
1 Ha/tahun
0,69
140.000
140.000
94.375
95.909
95.909
90,27
100,00
98,40
c. kelas III
1 Ha/tahun
0,95
151.583
-
III. BARANG MODAL
13.859.595
14.084.954
13.005.487
109,76
108,30
106,57
1
Cangkul
Dengan gagang
1 buah
1,80
65.786
50.000
116.520
118.414
90.000
9,01
131,57
129,47
2
Arit
Dengan gagang
1 buah
2,15
25.850
20.000
54.689
55.578
43.000
12,06
129,25
127,18
3
Garu/bajak
Lengkap
1 buah
1,00
3.500.000
107,69
105,96
4
Tractor tangan
1 buah
1,00
5
Trasher
1 buah
1,00
4.083.333
-
13.461.000 12.500.000
13.245.624
13.461.000
12.500.000
-
121,35 -
6
Alat semprot
1 buah
1,16
345.060
283.909
393.151
399.543
328.737
123,28
121,54
119,59
7
Pisau/golok
1 buah
1,75
28.810
25.000
49.612
50.418
43.750
119,58
115,24
113,40
8
Garpu
1 buah
0,91
42.576
-
-
9
Barang modal lain
Sekop
1 buah
1,00
22.500
-
-
alat kocor
1 buah
1,00
90.000
gerobak
1 buah
1,00
700.000
pot
1 buah
8,00
15.000
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
2012
2011
2008
gunting
1 buah
1,00
20.000
terpal
1 buah
4,00
90.000
Landak
1 buah
2,00
15.000
Timba
1 buah
2,13
21.058
timba kecil
1 buah
0,50
3.750
selang
1 meter
161,90
27.382
serok
1 buah
3,00
22.500
mesin babat rumput
1 buah
1,00
1.250.000
ungkal
1 buah
1,00
20.000
Pompa air
1 buah
1,00
1.819.115
selang pompa
1 meter
20,00
40.000
ganco
1 buah
6,00
105.000
Total Harga Yang Dibayar Petani
2012
2011
Indeks 2008
2010
-
-
-
-
217.860.272
221.402.715
195.117.376
108,69
2011
113,47
2012
111,66
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (PERIKANAN) Harga (Rp) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp) x Volume
Indeks
Volume 2012
2011
2008
2012
I. PENANGKAPAN IKAN PERAIRAN UMUM (Sungai dan Danau)
2011
2008
2010
-
-
-
1
Udang
Segar
Kg
-
-
-
-
2
Tawes
Segar
Kg
-
-
-
-
3
Gurami
Segar
Kg
-
-
-
-
1
Gurami
Segar
Kg
2
Tawes
Segar
Kg
II. BUDIDAYA 1252,58
17.000
17.083
25.000
9.000
85.925.495
85.057.910
96,23
101,02
99,13
21.293.917
21.398.299
31.314.583
72,00
68,33
68,00
74,40
66,67
-
3
Lele
Segar
Kg
4
Udang windu
Segar
Kg
-
-
5
Bandeng
Segar
Kg
-
-
6
Mas
Segar
Kg
-
-
7
Hias
a. koi
Ekor
-
-
b. arwana
Ekor
-
-
c. Cupang
Ekor
-
-
d. Barbir Slayer
Ekor
-
10.043
13.500
8.087.684
9.025.335
12.131.526
Mujair
..................
Kg
211,67
11.000
11.167
13.500
2.328.333
2.363.611
2.857.500
9
Nila
Segar
Kg
600,00
10.000
9.500
6.333
6.000.000
5.700.000
3.799.800
Segar
Kg
3329,00
14.000
14.250
10.500
10 Patin
115,52
-
8
HARGA YANG DITERIMA PETANI
2012
84.315.934
898,63
2011
74,07
82,72
81,48
173,69
150,01
157,90
46.606.000
47.438.250
34.954.500
-
135,71
133,33
84.315.934
85.925.495
85.057.910
96,23
101,02
99,13
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (PERIKANAN) Nama Barang
No
Kualitas
Harga (Rp)
Satuan rata-
2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008
I. NON FAKTOR PRODUKSI A.
Benih Ikan
1
Gurami
1000 ekor
2
Tawes
1000 ekor 5 cm
53,47
165.000
155.000
120.000
2011 15.196.320
2008 12.579.092
2010 108,69
2011 120,806171
11.270.933
10.573.463
8.512.658
64,21
124,208715
132,40
8.822.688
8.287.979
6.416.500
291,67
129,166667
137,50
48,84
108,78825
116,28
151,52
111,111111
121,21
-
1000 ekor
0
3
Lele Udang windu
1000 ekor
-
0
-
5
Bandeng
1000 ekor
-
0
-
6
Mas
1000 ekor
-
0
-
7
Hias
Cupang
1000 ekor
-
0
-
Barbir Slayer
1001 ekor
-
0
40.000
46.779
43.000
8
Mujair
1000 ekor
6,67
9
Nila
1000 ekor
6,00
100.000
-
10
Patin
1000 ekor
7,38
182.588
-
B.
Pupuk dan Obat
1
Pupuk
2
Kapur
3
Obat-obatan
36.667
33.000
2.181.579
2.041.039
266.667
244.444
1 kg
100,00
1 kg
3,00
2000
1.200
1.600 3.000
127,96
1.876.158
220.000
453.000
Urea
2012
-
4
43,63
50.000
Indeks
2012 16.096.527
200.000
395.001
282.200
115,95
139,972094
160,52
160.000
120.000
194,23
133,333333
166,67
143,653846
153,85
151,041667
166,67
-
-
a.
5,20
40000
37.350
26.000
208.000
194.220
135.200
b.
2,25
20000
18.125
12.000
45.000
40.781
27.000
3.793.742
3.450.080
195,12
109,960989
113,43
195,12
109,091463
112,20
-
133,333333
146,67
129,91403
137,40
125
133,33
173,076923
173,08
106,895459
118,95
C.
Pakan Ikan
1
Pellet
Phokpand
1 kg
811,30
2
Dedak
..............
1 kg
55,00
3
EM-4
..............
1 Liter
2,00
3.913.480 4.600 3.300
4.473
4.100
3.731.980
3.628.742
3.326.330
3.000
2.250
181.500
165.000
123.750
18.000
D.
Alat dan Jasa Perikanan
1
Sewa perahu tanpa motor
2
Sewa motor tempel
Unit/rit
3
Sewa kapal motor
Unit/rit
4
Sewa jaring nilon
Unit/rit
1,00
5
Bahan bakar
Sollar
Liter
13,14
6
Pelumas
Ottela
Liter
1,00
23.875
7
Listrik
900 watt
1 kwh
1,00
147.857
8
Es batu
Balok 25 kg
Buah
9
Sewa pompa air
10
Pengangkutan
-
459.114
Unit/rit
Hari Unit/rit II. FAKTOR PRODUKSI
1,00
400000
375.000
434.114
400.000
1,00
25.000
72.500
300.000
0 2.600
125,00 -
-
4.500
125,52 -
375.000
4500
334.155
-
300.000
111,54
59.114
59.114
34.155
-
173,08 -
-
-
-
-
-
-
-
235.284
211.441
197.802
109,41
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp)
Satuan rata-
A.
Upah Buruh
1
Penangkapan
2 3
Pemeliharaan Pemanenan
B.
Pengeluaran Lain
1
Sewa tanah usaha
2
Pajak tanah
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan
½ hari/orang
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan
½ hari/orang
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan
½ hari/orang
1,00
2012 70000
2011 66.250
Harga (Rp) x Volume 2008 50.000
2012
2011
Indeks 2008
35000
3,50
30.000
17.917
30.000
155.000
109,41
110,483871
124,19
70.000
66.250
50.000
110,00
132,5
140,00
100
116,67
93,9005817
99,96
122.500
105.000
105.000
1 ha/tahun
0,57
400.000
75.000
70.455
109,09
-
-
-
42.784
2,50
40.191
42.802
75.031
III. BARANG MODAL
-
42.784 93.750,00
40.191 83.447,27
42.802 70.312,50
-
93,9005817
99,96
125,99
118,680556
133,33
118,680556
133,33
120,580361
127,85
1
Kapal motor
Unit
-
-
-
2
Kapal tanpa motor
Unit
-
-
-
3
Motor tempel
Unit
-
-
4
Alat tangkap
Unit
1,56
5
Karamba
Buah
7,50
1.150.000
6
Diesel/pompa air
Unit
1,08
1.790.385
7
Jala
8
Aquarium
60000
53.406
93.750
83.447,27
70.313
-
-
-
9
kolam
unit
2,40
5.600.400
selang air
meter
4,00
25.000
11
pipa
meter
4,00
45.000
12
timba
buah
6,00
8.000
13
terpal
buah
12,00
200.000
14
bak
buah
1,00
15.000
permanen
131,69
-
Buah
100,00
227.800
10
Harga Yang Dibayar Petani
45.000
2012
171.250
-
1 ha/tahun
2011
192.500 3,50
2010
-
16.425.560,84
15.491.208,29
12.847.206,72
109,24
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (PERKEBUNAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp)
Volume
rata-rata I. NON FAKTOR PRODUKSI
2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008
A. Bibit Pohon
2008 53.460.359
2010 94,54
2011 120,47
36.494.059
38.041.335
31.073.765
92,92
122,42
117,44
1.395.000
1.550.000
1.550.000
175,00
100,00
90,00
2012 115,29
Cengkeh
2
Kelapa
3
Kopi
Pohon
200
5.000
5.000
2.250
1.000.000
1.000.000
450.000
106,67
222,22
222,22
4
Tebu
100 btg
472
70.000
72.814
60.000
33.021.059
34.348.367
28.303.765
123,08
121,36
116,67
5
Tembakau
Pohon
39
28.000
29.688
20.000
1.078.000
1.142.969
770.000
92,50
148,44
140,00
6
Kapuk
a. hibrida b. lokal
..............................
10.000
Butir Butir
10.000
2011 64.404.139
1
155
9.000
Indeks
2012 61.634.880
5
500
pohon
-
-
-
-
-
..............................
-
-
..............................
-
-
..............................
-
2.500
-
B. Pupuk dan Pestisida 1
2
Pupuk Organik
Pupuk an organik
a. pupuk kandang
100 kg
71
b. pupuk kompos
100 kg
277
Pestisida
33.748
33.500
66.220
-
Keranjang
2
Tractor tangan
3
Alat pertanian
5.049.198
127,77
2.130.000
2.396.078
2.378.500
208,96
107,85
100,74
89,55
129,17
-
c. petroganik
1kg
500
1 kg
232
1.550
1.600
1.200
360.117
371.733
278.800
133,33
133,33
b. TSP (SP36)
1 kg
183
1.800
2.000
2.000
330.000
366.667
366.667
100,00
100,00
90,00
c. ZA
1 kg
658
1.300
1.400
1.090
855.256
921.044
717.099
130,84
128,44
119,27
d. KCL
1 kg
150
1.500
1.600
2.000
225.000
240.000
300.000
125,00
80,00
75,00
e. NPK
1 kg
451
2.000
2.300
1.798
902.400
1.037.760
811.258
127,96
127,92
111,23
f. pupuk majemuk g. ZPT (perangsang tumbuh)
1 kg 1 kg
h. ponska
1 kg
388,57
326,53
87,01
116,88
113,60
116,67
178,25
166,67
700
10
50.000
939
2.380
tangki
3
412.500
a. herbisida
Liter
3
69.286
-
b. fungisida
Liter
6
156.667
-
c. insektisida
Liter
6
119.000
30.625
d. rondap
Liter
1
100.000
80.000
-
-
642.857
a. penyemprot hama
20.264.522
-
1 hari
2
1 hari
1
500.000
534.744 10.000
196.875
300.000 -
156,03 -
19.695.192 1 buah
765.000
-
C. Sewa Tenaga dan Hewan 1
6.098.282
a. Urea
i. tetes 3
30.000
5.445.629
17.337.396 -
1.057.692
1.131.188
634.615
-
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Volume rata-rata
b…………….. c……………
Harga (Rp)
1 hari 1 hari
-
Karung
1 buah
5
Gerobak
1 hari
6
Pompa air
1 hari
7
Ember
1 buah
8
Iuran pengairan
9
Transportasi/angkut
10
tractor besar
2011
Harga (Rp) x Volume 2008 -
4
2012
2
Upah menanam
Indeks 2008
208.125
4
150.000
11
1.725.000
1 buah
1
a. laki-laki
½ hari/org
19
b. perempuan
½ hari/org
14
40.000
125,00
160.417
225.000
525.000
561.458
787.500
66,67
71,30
66,67
1.768.750
1.515.741
18.112.500
18.571.875
15.915.281
108,24
116,69
113,81
41.700.962
41.680.919
31.530.930
100,33
132,19
132,25
4.388.404
4.438.924
2.867.370
114,38
154,81
153,05
740.000
730.310
370.000
125,00
197,38
200,00
39.476
20.000 -
-
a. laki-laki
½ hari/org
25
33.500
33.454
20.000
850.385
849.213
507.692
100,00
167,27
167,50
b. perempuan
½ hari/org
19
20.500
20.189
13.750
386.767
380.897
259.417
72,73
146,83
149,09
½ hari/org
14
26.273
-
-
3
Upah menyiangi
a. laki-laki b. perempuan
½ hari/org
19
13.183
-
-
4
Upah memupuk
a. laki-laki
½ hari/org
11
33.560
-
-
b. perempuan
½ hari/org
9
15.321
-
-
9
20.000
27
40.000
15
40.000
5
kepras
a. laki-laki
½ hari/org
b. perempuan
½ hari/org
6
klentek
a. laki-laki
½ hari/org
b. perempuan
½ hari/org
7 8 9
gatar Upah memanen Upah menjemur
10 Upah pemeliharaan 11 Upah Membajak
a. laki-laki
½ hari/org
b. perempuan
½ hari/org
a. laki-laki
½ hari/org
52
36.000
37.176
25.000
1.861.412
1.922.242
1.292.647
120,00
148,71
144,00
b. perempuan
½ hari/org
5
20.000
20.000
20.000
100.000
100.000
100.000
125,00
100,00
100,00
a. laki-laki
½ hari/org
5
17.500
17.500
20.000
78.750
78.750
90.000
125,00
87,50
87,50
b. perempuan
½ hari/org
2
20.000
20.000
13.750
40.000
40.000
27.500
145,45
145,45
145,45
a. laki-laki
½ hari/org
10
23.000
23.636
15.000
232.091
238.512
151.364
133,33
157,58
153,33
b. perempuan
½ hari/org
6
18.000
18.000
12.500
99.000
99.000
68.750
120,00
144,00
144,00
Laki-laki
½ hari/org
20.000
0
12 upah angkut
100kg
66
Sewa tanah ladang
150,00
0
23.450
B. Pengeluaran Lain 1
2012
-
2.000
1 ha
2011
100,00
2
2010 -
A. Upah Buruh Upah mencangkul
2011
1.500
II. FAKTOR PRODUKSI 1
2012
37.312.558
37.241.995
28.663.560
100,00
129,93
130,17
a. kelas I
1 Ha/tahun
4
5.500.000
5.500.000
5.500.000
22.000.000
22.000.000
22.000.000
100,00
100,00
100,00
b. kelas II
1 Ha/tahun
3
6.000.000
5.972.500
2.495.000
15.000.000
14.931.250
6.237.500
100,00
239,38
240,48
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Volume rata-rata
2
3
4
Sewa tanah sawah
Pajak/PBB ladang
Pajak/PBB sawah
Harga (Rp) 2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008 -
2012
2011
Indeks 2008
0
2010 -
-
0
-
-
0
-
-
0
2012
1 Ha/tahun
a. kelas I
1 Ha/tahun
1
9.800.000
b. kelas II
1 Ha/tahun
1
8.250.000
c. kelas III
1 Ha/tahun
a. kelas I
1 Ha/tahun
1
142.000
141.667
120.000
142.473
142.139
120.400
100,00
118,06
118,33
b. kelas II
1 Ha/tahun
1
172.500
171.000
310.000
170.085
168.606
305.660
100,00
55,16
55,65
c. kelas III
1 Ha/tahun
2
52.500
-
-
a. kelas I
1 Ha/tahun
1
198.222
-
-
b. kelas II
1 Ha/tahun
1
160.778
-
-
c. kelas III
1 Ha/tahun
5
1.250.000
-
-
-
III. BARANG MODAL
669.564
781.580
85,36
85,67
0,00
125.000
203.636
208.843
318.182
56,00
65,64
64,00
52.500
92.727
94.769
162.273
131,14
58,40
57,14
121,53
116,89
124,46
120,48
1
Cangkul
Dengan gagang
1 buah
3
80.000
82.045
2
Arit
Dengan gagang
1 buah
3
30.000
30.661
3
Garu/bajak
Lengkap
1 buah
4
Tractor tangan
1 buah
5
Trasher
1 buah
6
Alat semprot
1 buah
1
7
Pisau/golok
1 buah
2
36.167
-
-
8
Garpu
1 buah
2
63.750
-
-
9
Barang modal lain
-
-
10.000 1.408.333
Total Harga Yang dibayar Petani
2011
c. kelas III
1
18.000.000
-
-
-
-
320.000
332.683
Keranjang
1 buah
timba
1 buah
3
pompa air
1 buah
1
gerobak
1 buah
1
500.000
gen set / diesel
1 buah
1
2.200.000 65.000
ganjo
1 buah
3
selang air
1 meter
170
12.500
kapak
1 buah
1
80.000
skrop
1 buah
3
70.000
Bambu/gantar
1 buah
273.750
352.000
365.952
301.125
-
109,59
103.335.843
106.754.622
85.772.868
95,53
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (PERKEBUNAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp)
Volume 2012
1
Kelapa belum kupas
2
Kopi biji kering
a. muda
100 butir
b. tua
100 butir
a. arabica
100 kg
b. robusta
100 kg
3,75
300000
23
215000
Harga (Rp) x Volume 2008
2012
2011
Indeks 2008
2010
2011
-
-
-
-
-
-
-
-
1.500.000
2012
100,00
3
Cengkeh
Biji kering
1.300
50.000
50.000
46.000
65.000.000
65.000.000
59.800.000
93,48
108,70
108,70
4
Tembakau
a. daun basah
100 kg
368
244.000
247.500
150.000
89.792.000
91.080.000
55.200.000
110,00
165,00
162,67
b. daun kering
100 kg
12
275.000
275.000
152.000
3.162.500
3.162.500
1.748.000
105,26
180,92
180,92
c. rajangan
100 kg
1
180.000
180.000
165.000
212.400
212.400
194.700
103,03
109,09
109,09
d. ................
100 kg
a. glondongan
100 kg
1
140.000
-
b. odolan
100 kg
1
210.000
-
25
56.000
64.515.294
66.480.571
82,35
113,15
109,80
96,33
128,59
126,74
5
Kapuk
1 kg
2011
6
Kapas
Kapok
100 kg
7
Jambu mete
Biji
100 kg
8
Tebu
9
Lainnya ..................
Coklat
100 kg
100 kg
Total Harga Yang Diterma Petani
-
-
1.152
56.000
57.706
51.000
58.755.000
1.150.000
222.682.194
225.935.471
175.697.700
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (PETERNAKAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp)
total Rata -
2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008
I. TERNAK BESAR A. Jual Bibit (pembibitan) 1 Bibit Sapi perah 2 Bibit Sapi potong
Ekor
b. peranakan
Ekor
a. lokal
Ekor
5
6.500.000
-
9
3.833.333
-
2
Ekor
Lokal
Ekor
4 Bibit kambing
a. ettawa
Ekor
10
1.000.000
b. peranakan
Ekor
20
700.000
c. kacang
Ekor
a. ekor gemuk
Ekor Ekor
Indeks
905.300.000
571.925.000
2008 615.620.324
2010 115,23
2011 92,90
2012 147,05
-
b. hasil IB
b. lokal
2011
-
a. asli
3 Bibit kerbau
5 Bibit domba
2012
800.000
225
-
B. Hasil Daging (hewan potong)
905.300.000
571.925.000
615.620.324
115,23
92,90
147,05
a. lokal
Ekor
3
11.500.000
7.500.000
9.650.000
34.500.000
22.500.000
28.950.000
108,81
77,72
119,17
b. hasil IB
Ekor
48
12.500.000
8.400.000
9.687.663
600.000.000
403.200.000
465.007.824
86,71
129,03
2 Kerbau
Lokal
Ekor
3 Kambing
a. peranakan
Ekor
1 Sapi potong
4 Domba Itik
108,39
c. kacang
Ekor
51
1.800.000
1.200.000
850.000
91.800.000
61.200.000
43.350.000
141,18
141,18
211,76
a. ekor gemuk
Ekor
90
2.000.000
950.000
875.000
179.000.000
85.025.000
78.312.500
137,14
108,57
228,57
b. lokal
Ekor
Hibrida
Ekor
236.112.500
226.652.500
192.657.500
232,19
117,65
122,56
0
0
5.000
4.500
35
2.860
C. Susu Sapi perah Kambing
Liter/hari ettawa
-
Liter
....................... II. TERNAK KECIL A. Jual Bibit (pembibitan) 1 Bibit ayam
2 Bibit burung
a. potong
Ekor
-
b. petelur
Ekor
-
c. kampung
Ekor
-
Puyuh
Ekor
-
No
Nama Barang
Kualitas
3 Bibit itik/bebek 4 Bibit induk itik petelur
Satuan Ekor
total Rata 766,8
Harga (Rp) 2012
2011 8.800
Harga (Rp) x Volume 2008 -
2 Itik
2010
2011
2012
236.112.500
226.652.500
192.657.500
117,65
122,56
a. kampung
Ekor
50
35.000
35.000
23.000
1.750.000
1.750.000
1.150.000
130,43
152,17
152,17
b. potong
Ekor
9.175
25.000
24.000
20.500
229.375.000
220.200.000
188.087.500
70,18
117,07
121,95
potong
Ekor
143
35.000
33.000
24.000
4.987.500
4.702.500
3.420.000
150,46
137,50
145,83
0
0
98,80
141,22
a. petelur b. kampung/Arab
Kg
2.395
12.025
Butir
-
77,02
150,46
-
150,46 150,46
2 Telur itik
Butir
26.263
1.067
-
3 Telur puyuh
Butir
2.100
120
-
Harga Yang Diterima Petani
Indeks 2008
Ekor
C. Telur 1 Telur ayam
2011
.......................
B. Daging 1 Ayam
2012
150,46 1.141.412.500
798.577.500
808.277.824
185,72
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (PETERNAKAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
volume
Rata I. NON FAKTOR PRODUKSI A. Bibit 1 Sapi perah
Harga (Rp) 2012
Harga (Rp) x Volume 2008
2011 297.600.825
2008 348.643.242
296.169.167 30.000.000
293.443.333 30.000.000
346.910.691 19.875.000
2010
Ekor
b. peranakan
Ekor
a. lokal
Ekor
15
b. hasil IB
Ekor
26
Sapi Jawa
Ekor
1
4.000.000
Sapi urap - urap
Ekor
8
2.000.000
-
-
-
10
500.000
-
-
-
2 Sapi potong
3 Kerbau
Lokal
Ekor
4 Kambing
a. ettawa
Ekor
c. kacang
Ekor
5 Domba
a. Ekor gemuk
Ekor
b. lokal
Ekor
a. potong
b. peranakan
Ekor
10.000.000
6.625.000
Indeks
2012 300.271.885
a. asli
3
10.000.000
2011
4.700.000
7.750.000
7.750.000
162
2011 85,36
2012
162 189
84,59 150,94
150,94
166
160,73
160,73
107
80,00
80,00
137
82,43
77,28
86,13 85,37
-
-
-
4.821.818
202.791.667
202.791.667
126.170.904
-
10
600.000
600.000
750.000
249
450.000
480.000
582.277
-
6.000.000
6.000.000
7.500.000
119.400.000
144.841.404
-
-
111.937.500
-
-
-
Ekor
7.050
5.500
5.225
3.750
38.775.000
36.836.250
26.437.500
107
139,33
146,67
b. petelur/arab
Ekor
1.225
6.500
6.250
5.250
7.962.500
7.656.250
6.431.250
107
119,05
123,81
c. kampung
Ekor
50
6.000
5.000
5.250
300.000
250.000
262.500
152
95,24
114,29
7 Burung
Puyuh
Ekor
4.000
8 Itik/bebek
potong
6 Ayam
Ekor
1.723
9 Itik/bebek Petelur
Ekor
400
10 Itik Jual bibit B. Obat-obatan
Telur
1 Vaksin/serum
Vitamin/mineral
2 C. 1 2 3
Pakan Ternak Rumput/daun Dedak Bungkil
a. Turbo b. Starbio c. ND Asota d. ND-ID e. Antibiotik f. B-Kompleks g. EM-4 h. Viensik i……… a. Suntik b. Egstimulan c. Elektrovite d. Jenis 1 e. Mineral ........................ ........................ ........................
Bungkus Bungkus 1000 ekor 1000 ekor kali sachet Liter pak
33 64 24 6 17 8 12 20 25
Botol
33 4 51
Ikat Kg Kg
6.000
-
-
5.750
2.800
46.000
26.417 -
336
1 kg
4.000
254 272
20.000 11.500 17.500 25.000 30.000 7.500 3.000 20.000 12.500 80.000 60.000
19.500
39.429 85.000
39.429
13.500 2.500
12.000
-
25.000 30.750 7.850 3.000 19.833 12.300 80.000 60.000
-
85.000
5.385 1.350
2.888
-
-
9.909.167
4.825.333
179
205,36
214,29
18.400.000
10.566.800
95
174,13
0,00
67 111 111
239,96 246,98 213,89
236,80
-
18.000
13.300
10.340.000
-
665.000 736.000 420.000 150.000 510.000 60.000 36.000 403.333 4.193.750 2.000.000 1.950.000 171.796 4.292.500 4.102.719 3.422.250 680.469 -
-
-
-
4.157.491 3.371.550 785.941
1.732.551 1.365.098 367.453 -
250,70 185,19
No
Kualitas
Nama Barang
Satuan
4 Jagung ........................ 5 Konsentrat ........................ 6 Lainnya/ Ampas tahu ........................ Damen/Kawul 7 Formulasi Karak/Nasi aking D. Alat dan Jasa Peternakan 1 ember ........................ 2 tempat minum ........................ 3 tempat telur ........................ 4 tempat makan ........................ 5 jasa mengawinkan ........................ 6 Listrik ........................ Tabung elpiji 7 angkutan ........................ 8 Mesin tetas
Kg 60 Kg 50 Kg 1 kg kg
Buah Buah Buah Buah 1 kali 1 kwh unit Rit unit
Harga (Rp)
volume Rata -
2012
2011
270
7.500
4.190
91.700
478
35.253
1.150
550
2.982
2.942
14
2.700
7
12.958
35
32.533
132
9.980
15
481.607
7
37.500
1
108.714
50
13.500
4
212.500
Harga (Rp) x Volume 2008 -
-
II. FAKTOR PRODUKSI A. Upah Buruh 1 Upah pemeliharaan 2 Upah pemerahan
a. laki-laki b. perempuan a. laki-laki b. perempuan
½ hari/orang
2 Upah panen
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan 3 Upah mencari rumput
½ hari/orang ½ hari/orang
a. kelas I
2 Pajak/ PBB
b. kelas II
5
30.000
25.000
30.000
1
15.000
10
25.000
½ hari/orang
a. laki-laki b. perempuan
B. Pengeluaran Lain 1 Sewa tanah usaha
1 Kandang
½ hari/orang ½ hari/orang ½ hari/orang
-
12.500
2011
1.083.340 150.147 137.647 -
Indeks 2008
350.840 150.147 137.647
318.699 127.206 114.706
-
-
-
12.500
12.500
12.500
200.693
191.493
500.000
500.000
b. kelas II
1 Ha/Tahun
1
300.000
317.500
-
a. kelas I
1 Ha/Tahun
1
186.722
186.722
183.933
178.693
178.693
176.024
1 1 Ha/Tahun III. BARANG MODAL
40.000
40.000
28.125
22.000
22.000
15.469
4.791.128
24.083.077 24.000.000
22.993.322 22.915.038
9.648.969 9.582.256
78.284
66.713
2
2 Skop
Buah
2
3 Pisau/golok/sabit
Buah
2
4 Keranjang
Buah
5 Pompa air dan slang
Buah
Sapu 6 Gerobak Total Harga Yang dibayar Petani
12.000.000
11.457.519
40.000
37.692
27.000
83.077
1
5.000
-
2
550.000
-
487,33
109
101,52
101,52
142,22
142,22
145 146
238,30 239,14
249,59
78
117,34
124,53
115
89,50
90,75
-
250,46
-
-
Buah
100,00
104,80
-
-
Buah
100,00
188
120,00
-
32.121
136
118,03
-
232.500
-
339,93
-
1
Buah
-
110,09 118,03 120,00
12.500
933.193 500.000
112 112 112 -
-
-
2012
-
-
12.500
2011
-
1 Ha/Tahun
Permanen
2010 -
1
2012
325.438.303
320.944.987
358.610.909
kataPENGANTAR pengantar KATA Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah dan perkenan-Nyalah buku Penyusunan Nilai Tukar Petani Kabupaten Jombang tahun 2012 ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Badan Perencanaan Pembangunan Derah Kabupaten Jombang atas kepercayaaan yang telah diberikan kepada kami serta kepada semua fihak yang telah mendukung terselesaikannya penyusunan laporan hasil penelitian ini. Kami juga memohon maaf apabila masih banyak terdapat kekurangsempurnaan dan kekhilafan dalam penyusunan laporan ini Semoga buku ini dapat menjadi masukan dan inspirasi bagi perbaikan dan pengembangan penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Jombang pada masa-masa yang akan datang.
JOMBANG, 2012
Tim Penyusun
DAFTAR ISI BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1
1.1. Latar Belakang
1.1
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3
1.3. Sasaran
1.4
1.4. Ruang Lingkup
1.4
KAJIAN PUSTAKA
2.1
2.1. Umum
2.1
2.2. Angka Indeks
2.2
2.3. Indeks Harga
2.3
2.4. Angka Indeks Gabungan
2.4
2.5. Perhitungan Nilai Tukar Petani
2.7
BAB III METODOLOGI
3.1
3.1. Umum
3.1
3.2. Tahapan Penelitian
3.2
3.3. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
3.2
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.5
3.4.1. Jenis dan Sumber Data
3.5
3.4.2. Definisi Operasioanal
3.6
3.5. Populasi dan Sampel
3.8
3.5.1. Populasi
3.8
3.5.2 Sampel
3.9
3.6. Metode Analisis
3.14
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1
4.1. Umum
4.1
i
BAB V
4.2. Kondisi Topografi
4.3
4.3. Kependudukan
4.7
4.4. Struktur Ekonomi
4.8
4.5. Penggunaan Lahan
4.10
4.6. Komoditas Pertanian
4.11
4.6.1. Tanaman Bahan Pangan
4.11
4.6.2. Tanaman Perkebunan
4.14
4.6.3. Kehutanan
4.15
4.6.4. Peternakan
4.15
4.6.5. Perikanan
4.18
HASIL PERHITUNGAN
5.1
5.1. Nilai Tukar Petani (NTP KABUPATEN)
5.1
5.2. Indeks Diterima Petani Kabupaten (lt)
5.8
5.3. Indeks Dibayar Petani Kabupaten
5.10
5.4. Nilai Tukar Petani (NTP KECAMATAN)
5.12
5.5. Indeks diterima Petani Kecamatan(lt)
5.15
5.6. Indeks Dibayar Petani Kecamatan
5.16
5.7. Pendapatan Rumah Tangga Petani
5.17
BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Pembahasan BAB VII KESIMPULAN, SARAN & REKOMENDASI
6.1 6.1 7.1
7.1. KESIMPULAN
7.1
7.2. SARAN
7.3
7.3. REKOMENDASI
7.3
DAFTAR PUSTAKA
7.4
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Diagram Alir Metode Analisis Perhitungan NTP
3.2
Gambar 3.2
Diagram Perhitungan NTP
3.17
Gambar 4.1
Peta Administrasi Kabupaten Jombang
4.2
Gambar 4.2
Luas Tanah Menurut Penggunaanya Tahun 2010
4.11
Gambar 4.3
Jumlah Produksi Padi dan Jagung Kabupaten Jombang
4.13
Gambar 5.1
Grafik Perkembangan Indeks Terima (It), Indeks Bayar (Ib) dan NTP Tahun 2010-2012
Gambar 5.2
5.4
Grafik Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Sub-sektor Kab. Jombang Tahun 2011 (2008 =100)
5.6
Gambar 5.3
Grafik Nilai Tukar Petani (NTP) Kecamatan Tahun 2012
5.14
Gambar 6.1
Sistem Agribisnis
6.5
v
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Variabel-variabel
dan
Sumber
Data
yang
Digunakan
Dalam
Penyusunan NTP Tabel 3.2 Populasi Penelitian
3.5 3.8
Tabel 3.3 Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan Tingkat Kesalahan 1%, 5%, dan 10%
3.11
Tabel 3.4. Jumlah Sampel di Masing-Masing Kecamatan
3.13
Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa Menurut Kecamatan
4.3
Tabel 4.2 Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan
4.5
Tabel 4.3 Luas Daerah Menurut Derajat Kemiringan
4.6
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Kabupaten Jombang
4.7
Tabel 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jombang 2006-2011
4.9
Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Tahun 2010
4.10
Tabel 4.7 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi
4.12
Tabel 4.8 Luas Area Dan Produksi Perkebunan 2008 - 2010
4.14
Tabel 4.9 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi 2001-2011 ( HA )
4.15
Tabel 4.10 Populasi Ternak Besar Menurut Kecamatan 2010
4.16
Tabel 4.11 Populasi Unggas Menurut Kecamatan 2010
4.17
Tabel 4.12 Produksi Ikan Menurut Sub Sektor Perikanan 2010 (TON)
4.18
Tabel 5.1. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 (2008 =100)
5.3
Tabel 5.2. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Subsektor Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 (2008 =100)
5.5
iii
Tabel 5.3. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It) Kabupaten Jombang Menurut Sub Sektor PertanianTahun 2010-2012 (2008 = 100)
5.9
Tabel 5.4. Rata-rata Indeks Dibayar Petani (Ib) Kabupaten Jombang Menurut Kelompok/Jenis Komoditi Tahun 2010-2012 (2008 = 100)
5.11
Tabel 5.5. Rekapitulasi NTP Kecamatan Tahun 2012
5.13
Tabel 5.6. Pendapatan Rumah Tangga petani kabupaten Jombang Tahun 2012
5.18
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting, baik dalam masa normal, maupun dalam masa krisis seperti krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1960-an, 1980-an an dan tahun 1997 sampai saat ini. Dalam krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997, sektor pertanian yang memiliki local content relatif tinggi dibandingkan dengan komoditi manufaktur non pertanian, dan berfungsi sebagai katup penyelamat.
Peranan sektor
pertanian akan tambah besar lagi apabila diperhitungkan: 1. Nilai tambah yang diciptakan melalui penyediaan jasajasa jasa yang melayani keberlanjutan produksi (transportasi, pergudangan, keuangan dan lain-lain); 2. Industri hulu seperti industri pupuk, alat-alat alat pertanian dan jasa perdagangan produk primer dan olahan agribisnis.
Untuk itu diperlukan suatu pandangan yang utuh agar output sektor pertanian tidak hanya dilihat sebatas penghasil
1.1
PDF processed with CutePDF evaluation edition www.CutePDF.com
bahan baku yang berasal dari tumbuhan dan hewan, tetapi perlu dilihat sebagai suatu sistem agribisnis mulai subsistem sumberdaya alam, pengadaan sarana produksinya, ya, produksi usaha tani, pengolahan (agroindustri), pemasaran dan jasa-jasa jasa penunjangnya serta subsistem
konsumsinya. Konsekuensi
sebagai daerah agraris, yang sebagian besar lahan dan mata pencaharian penduduknya bertumpu pada bidang tersebut, perhatian pembangunan mbangunan daerah harus lebih banyak terfokus kepada bidang pertanian, artinya bukan hanya sekedar mempertahankan keberadaan bidang pertanian dengan segala ciri tradisionalnya, namun harus lebih mengarah kepada transformasi modern atau industrialisasi pertanian nian (agroindustri) yang mampu memberikan nilai tambah terhadap bidang pertanian. Dengan demikian, Nilai Tukar Petani (NTP), khususnya petani produsen yang selalu berada pada tingkat yang lebih rendah, secara berangsur dapat bergeser ke tingkat yang semakin baik. Pada akhirnya daya tawar petani (khususnya petani produsen) menjadi kuat dan secara umum juga akan menunjang posisi tawar daerah, baik secara regional maupun nasional. Untuk melihat keberhasilan dalam menjalankan misi tersebut, selain data tentangg pertumbuhan ekonomi diperlukan
1.2
juga data pendukung di sektor pertanian. Dengan tersedianya data yang lengkap dan aktual akan lebih memudahkan pemerintah dalam melakukan evaluasi pembangunan yang telah dilaksanakan dan perencanaan pembangunan berikutnya. Salah satu
indikator
yang
digunakan
untuk
mengukur
hasil
pembangunan sektor pertanian adalah Nilai Tukar Petani (NTP). NTP adalah rasio indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. Secara konsep, NTP adalah mengukur kemampuan tukar produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani dan barang dan jasa yang diperlukan dalam menghasilkan produk pertanian.
1.2. Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui
keberhasilan
pembangunan
sektor
pertanian tanian Kabupaten Jombang tahun 2012
sampai
dengan tingkat kecamatan; 2. Mengetahui tingkat
kesejahteraan petani sampai
dengan tingkat kecamatan;
1.3
1.3. Sasaran Tersedianya buku penghitungan NTP Kabupaten Jombang tahun 2012 yang dihitung di 21 kecamatan meliputi liputi 5 (lima) sub sektor pertanian yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, akan, kehutanan, dan perikanan. perikanan
1.4. Ruang Lingkup 1. Penghitungan indeks harga yang diterima petani yang meliputi subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan Kabupaten Jombang tahun 2012 beserta analisis faktorfaktor faktor yang mempengaruhi; 2. Penghitungan indeks harga yang dibayar petani yang meliputi indeks konsumsi rumah tangga dan indeks biaya
produksi
dan
penambahan
barang
modal
Kabupaten Jombang Tahun 2012 beserta analisis faktorfaktor faktor yang mempengaruhi;
1.4
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.
Umum Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan/rasio
antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani. Hubungan NTP dengan tingkat kesejahteraan petani sebagai produsen secara nyata terlihat dari posisi It yang berada pada pembilang (enumerator) dari angka NTP. Apabila harga barang/produk pertanian naik, dengan asumsi volume produksi tidak berkurang, maka penerimaan / pendapatan petani dari hasil panennya juga akan bertambah. Perkembangan harga yang ditunjukkan It, merupakan sebuah indikator tingkat kat kesejahteraan petani produsen dari sisi pendapatan (Rosidi, 2007).
Perkembangan nilai tukar petani merupakan salah satu penentu tingkat pendapatan riil petani dan juga seringkali disebut sebagai indikator tingkat kesejahteraan petani, maka menurunnya nilai tukar petani dapat berpengaruh negatif terhadap tingkat pendapatan riil petani. Menurunnya nilai tukar
2.1
hasil produksi pertanian dapat langsung mempengaruhi daya beli masyarakat tani, sebaliknya makin baik nilai tukar komoditi pertanian tertentu, semakin akin baik pula kedudukan pertanian terhadap industri dan semakin bergairah petani untuk meningkatkan produksinya, sehingga kelestarian swasembada beras/pangan dapat terjamin (Hendayana, 2001).
2.2. Angka Indeks Angka lndeks adalah suatu angka yang diharapkan diharap dapat memberitahukan perubahan-perubahan perubahan sebuah atau lebih karakteristik pada waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan. Macam-macam macam angka lndeks ada tiga, yaitu lndeks harga, Indeks jumlah (kuantitas), dan lndeks nilai. Dalam NTP ini, Indeks yang digunakan adalah indeks harga.
Dalam penghitungan angka lndeks, selalu menggunakan acuan tahun dasar. Pengertian tahun dasar adalah tahun dan waktu di mana keadaan dijadikan pokok perbandingan daripada keadaan pada tahun atau waktu yang lainnya. Pedoman dalam da pemilihan tahun dasar adalah sebagai berikut: 1. Harga yang dipakai untuk perbandingan adalah harga ratarata rata selama jangka waktu tersebut.
2.2
2. Tahun atau waktu dasar yang normal (tidak masa perang, banjir, wabah penyakit). 3. Jangka waktu tidak terlalu pendek atau terlalu panjang. 4. Tahun dasar atau waktu dasar tidak diambil terlampau jauh lewat ke masa silam.
2.3. Indeks Harga Indeks harga adalah angka yang diharapkan dapat dipakai untuk
memperlihatkan
perubahan
mengenai
harga harga-harga
barang, baik harga untuk semacam macam maupun berbagai macam barang dalam waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan.
lndeks harga dirumuskan sebagai berikut:
di mana, ho = harga barang pada tahun atau waktu dasar ht = harga barang pada tahun yang lain
2.3
2.4. Angka Indeks Gabungan Angka lndeks gabungan adalah angka lndeks yang ditentukan berdasarkan beberapa macam barang atau bahan. Penentuan angka lndeks gabungan meliputi: a. Angka Indeks Agregatif Angka lndeks gabungan yang didapat dengan jalan membentuk angka relatif atif untuk jumlah akhir mengenai harga (jumlah atau nilai) dari pada barang-barang barang (bahan-bahan) (bahan yang membentuk agregatif tersebut. b. Angka lndeks dengan cara rata-rata relatif Angka lndeks gabungan yang didapat dengan jalan menentukan rata-rata rata dari angka relatif tiap barang atau bahan.
Cara penentuan angka Indeks gabungan meliputi dua hal, yaitu memperhatikan kepentingan relatif (ditimbang) dan tidak
memperhatikan
kepentingan
relatifnya
(tidak
ditimbang). Tiga cara untuk penentuan angka lndeks agregatif ditimbang, yaitu:
1) Cara Laspeyres atau Cara Tahun Dasar Menggunakan banyak barang yang terdapat pada tahun
2.4
dasar sebagai timbangan terhadap harga. Banyak barang merupakan faktor perkalian untuk harga-harga harga barang yang lndeks sedang dicari. lndeks ini digunakan untuk mengetahui
perubahan
harga
apabila
dengan
menganggap banyak barang tidak berubah dari tahun ke tahun semenjak tahun dasar atau pengaruh perubahan banyak barang ng ditiadakan. Formula lndeks Laspeyres adalah sebagai berikut:
di mana, ht
=
harga rga pada tahun t yang lndeksnya sedang
dicari ho
=
harga pada tahun yang lain
do
=
banyak barang yang didapat tahun atau waktu
dasar lt
= indeks Laspeyres yang sedang dicari
2) Cara Paasche atau Cara Tahun Diketahui Menggunakan timbangan berupa banyak barang yang terdapat pada tahun yang angka lndeksnya akan
2.5
ditentukan. lndeks ini digunakan untuk mengukur perubahan harga semenjak
tahun dasar dengan
anggapan bahwa banyak barang pada tahun dasar sama dengan banyak barang pada tahun yang lndeksnya dicari. Formula lndeks Paasche adalah sebagai berikut:
dimana, ht = harga pada tahun t yang lndeksnya sedang dicari ho
=
harga pada tahun yang lain
dt
=
banyak barang yang didapat tahun atau waktu
dasar lp
=
indeks ndeks Paasche yang sedang dicari
3) Cara Tahun Khas lndeks yang menggunakan timbangan berupa banyak barang yang terdapat pada suatu tahun atau waktu tertentu yang dianggap khas atau cukup beralasan. ber Formula lndeks Tahun Khas adalah sebagai berikut:
2.6
di mana, ht
=
harga pada tahun t yang lndeksnya sedang
dicari ho
=
harga pada tahun yang lain
dt = banyak barang yang didapat tahun khas lk
=
indeks Khas yang sedang dicari
2.5. Penghitungan Nilai Tukar Petani Beberapa formula angka Indeks yang berkaitan dengan penghitungan nilai tukar petani adalah: a. Harga Relatif Harga relatif (HR) adalah rasio perbandingan harga suatu komoditi pada suatu periode waktu tertentu terhadap terha harga pada periode waktu sebelumnya. Data harga per komoditi diperoleh dari pemantauan harga konsumen pedesaan dan harga produsen di kecamatan dan digunakan untuk menghitung HR komoditi kecamatan.
Rumus HR adalah:
2.7
dengan, ke HR(t)ji = HR pada bulan ke-t komoditi j di kecamatan ke-i H(t)ji
= Harga pada bulan ke-tt komoditi di kecamatan ke-i ke
H (t-1)ji = Harga pada bulan ke-(t-1) komoditi j di kecarnatan ke-i
Dari hasil penghitungan HR kecamatan, selanjutnya dihitung HR komoditi kabupaten dengan cara rata-rata rata dari HR sebagai berikut:
dengan, HR (t) j
=
rata-rata HR pada bulan ke-tt komoditi j
HR(t)ji = HR pada bulan ke-tt komoditi di kecamatan ke-i ke k
=
jumlah kecamatan
b. lndeks Harga Yang Diterima Petani (IHTP) Penghitungan
lndeks
harga
yang
diterima
petani
menggunakan formula lndeks Laspeyres. Beberapa formula
2.8
yang berkaitan dalam penghitungan IHTP dan IHBF adalah sebagai berikut:
dengan, = lndeks harga bulan ke-t baik pada IHTP
It
maupun IHBP Hti
= Harga pada bulan ke-tt untuk barang ke-i ke
H(t-1)i
= Harga pada bulan ke-(t-7) 7) untuk barang ke-i ke
Hti H (t-1) i
= Relatif harga bulan ke-tt dibanding ke-(t-1) ke untuk barang ke-i
Hoi
= Harga pada tahun dasar untuk barang ke-i ke
Qoi
= Kuantitas pada tahun dasar untuk barang ke-i ke
m
= Banyaknya barang yang tercakup dalam paket komoditi.
Untuk mempermudah penghitungan pada formula Indeks Laspeyers maka digunakan rumus berikut:
2.9
Sehingga untuk penghitungan IHTP adalah
di mana,
2.10
dengan, DToi
= Diagram timbangan dasar komoditi i
NMSoi
=
Nilai Market Surplus dasar komoditi i
T
=
Jumlah
komoditi
paket
komoditi
sektor
pertanian
c. lndeks Harga Yang Dibayar petani (lHBP) Penghitungan IHBP pada dasarnya juga menggunakan lndeks Laspeyers, tetapi terdapat perbedaan pada penyebutnya. Formula penghitungan lHBP adalah sebagai berikut:
di mana:
dengan, DT0i PoiOoi
= Diagram timbangan dasar komoditi i =
Nilai Konsumsi dasar untuk komoditi i
2.11
=
T
Jumlah komoditi konsumsi rumahtangga dan
biaya produksi
d. Nilai Tukar Petani Berdasarkan IHTP dan IHBP maka Nilai Tukar Petani diformulakan sebagai berikut:
dengan, NTP = Nilai Tukar Petani lt
= lndeks harga yang diterima petani
lp
= lndeks harga yang dibayar petani
Menurut Rosidi (2007), NTP merupakan nilai tukar (term ( of trade)) antara barang/produk pertanian dengan barangbarang barang konsumsi dan faktor produksi yang dibutuhkan petani yang dinyatakan dalam persen. NTP berfluktuasi dari waktu kewaktu tergantung dari perkembangan harga barang yang dijual petani (It) dan barang dan jasaa yang dikonsumsi petani (Ib). Apabila harga produk pertanian yang dihasilkan petani naik dengan persentase lebih besar dari persentase kenaikan
2.12
barang dan jasa yang dibayar petani, dengan asumsi volume produksi tidak berkurang, maka NTP naik dan dengan sendirinya ndirinya pendapatan petani naik relatif lebih besar dari kenaikan pengeluaran atau terjadi surplus. Dengan demikian secara konseptual, hubungan antara NTP dan pertambahan pendapatan petani sangat erat. Karena pendapatan petani sangat erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan, maka NTP merupakan indikator yang relevan untuk menunjukkan perkembangan tingkat kesejahteraan petani. Secara umum penghitungan
angka
lndeks
yang
dikaitkan
dengan
penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) menghasilkan 3 (tiga) kemungkinan sebagai berikut: 1. NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksinya naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya; dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik dibanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya. 2. NTP = 100: berarti petani mengalami impas / break even, kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase
kenaikan/penurunan
2.13
harga
barang
konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani periode tertentu tidak mengalami perubahan. 3. NTP < 100: berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga
barang
dibandingkan
produksinya dengan
relative
kenaikan
lebih
harga
kecil barang
konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani periode tertentu
mengalami
penurunan
dibandi dibanding
kesejahteraan petani pada periode sebelumnya.
2.14
tingkat
BAB III METODOLOGI
3.1. Umum Acuan kerja pada pekerjaan ini akan memberikan memberi arahan pelaksanaan pekerjaan yang baik. Untuk memenuhi maksud dan tujuan seperti dalam Kerangka Acuan Kerja, maka perlu diuraikan pendekatan umum tentang hal-hal hal yang diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan ini, yaitu: 1.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus arus didasari dengan pola berpikir multi disiplin teknologi, lingkungan, ekonomi pembangunan dan tata ruang.
2.
Pemahaman pekerjaan yang akan dilakukan dengan sedetail-detailnya detailnya
sangat
diperlukan
untuk
memperoleh hasil pekerjaan yang teliti dan dapat mendukungg kelancaran pekerjaan. Oleh karena itu tim harus benar-benar benar memahami situasi, kondisi dan lokasi pekerjaan.
3.1
3.2. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Jombang Tahun 2012 dapat dilihat pada diagram alir berikut:
Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Analisis Penghitungan NTP
3.3. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Agar pekerjaan ini dapat dilaksanakan secara terarah dan sistematika, berikut diuraikan tahapan pelaksanaan pekerjaan dengan berdasar pada lingkup dan kerangka pikir pekerjaan, yaitu:
3.2
1. Kegiatan Persiapan. Kegiatan persiapan mencakup beberapa kegiatan awal al sebelum kegiatan operasional survei di lapangan
dimulai.
Kegiatan
ini
dilakukan
untuk
mempersiapkan beberapa hal yang terkait, agar kegiatan operasional yang akan dilaksanakan mencapai sasaran, lebih terarah, efektif dan efisien. Pemahaman terhadap lingkup ling pekerjaan dan persoalan yang dapat dikaji/dipelajari dari Kerangka Acuan Pekerjaan yang ada, produk studi terdahulu yang terkait dengan studi yang akan dilaksanakan, serta informasi lain termasuk aspek kebijakan dan kelembagaan. Dari tahapan kegiatan tersebut ersebut dapat dirumuskan persoalan yang ada, data pendukung yang diperlukan baik data primer maupun sekunder, serta data dan informasi tambahan sesuai dengan kebutuhan. 2. Pengumpulan Data, Referensi dan Analisis Kegiatan ini mencakup beberapa tahapan, mulai dari Inventarisasi data dan referensi pendahuluan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran garis besar dari kondisi wilayah dan persoalan studi, baru ditindak-lanjuti ditindak dengan pengumpulan data sekunder pengumpulan data primer dan data penunjang.
3.3
a)
Inventarisasi ntarisasi
Pendahuluan,
dimaksudkan
untuk
melakukan orientasi atau observasi lapangan secara global untuk memperoleh informasi mutakhir tentang kondisi wilayah studi dengan referensi hasil studi terdahulu dan informasi lain yang ada, untuk menangkap
persoalan-persoalan persoalan
umum
sebelum
survei dan pengumpulan data yang lebih rinci dilakukan. b)
Pengumpulan dan Analisis Data Sekunder, dilakukan terutama untuk melengkapi data yang telah ada yang dipakai sebagai dasar analisis dari pekerjaan ini dan untuk pemutakhiran (up dating) terhadap data yang dianggap kurang. Sehingga studi ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal serta efisien.
c)
Melakukaan telaah hukum/sinkronisasi dengan RTRW dan penjaringan informasi/pengumpulan referensi data yang berkaitan dengan pekerjaan ini, dilakukan dengan maksud untuk melengkapi data sekunder yang ada yang dianggap masih kurang, memutakhirkan atau checking silang terhadap data atau informasi yang dianggap meragukan atau yang dianggap perlu dilakukan pengecekan untuk penajaman.
3.4
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis dan Sumber Data Terdapat dua sumber data utama dalam penyusunan Nilai Tukar Petani (NTP)) Kabupaten Jombang yaitu: 1. Data primer (melalui survei lapangan) 2. Data ata sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Variabel-variabel variabel yang dibutuhkan dalam penyusunan NTP dan sumber datanya selengkapnya disajikan pada Tabel 3.1. berikut: Tabel 3.1. Variabel-variabel dan Sumber Data yang Digunakan Dalam Penyusunan NTP
3.5
3.4.2. Definisi Operasioanal Definisi dan konsep pada data yang diperlukan dalam penghitungan Nilai Tukar Petani adalah sebagai berikut: ■
Petani Adalah orang yang mengusahakan mengelola usaha pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perburuan dan perikanan, atas resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual. Petani yang termasuk dalam cakupan penghitungan NTP adalah petani penggarap baik sebagai petani etani pemilik, penyewa atau bagi hasil, tidak termasuk buruh tani.
■
Harga Produsen Adalah
harga
produksi
dari
petani
sebelum
memasukkan biaya pengepakan dan transportasi ke dalam harga penjualan atau dengan kata lain harga di ladang atau sawah setelah pemetikan etikan (farm gate). Harga yang dicakup adalah harga transaksi dengan sistem penjualan umum atau tebasan, sedangkan penjualan dengan sistem ijon tidak dicatat karena tidak mewakili harga yang sebenarnya. ■
Harga Konsumen pedesaan
3.6
Adalah harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang
eceran)
dan
pembeli
(konsumen
langsung) dengan satuan eceran, sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat dan dikonversikan ke satuan standar. ■
Nilai Konsumen Adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memperoleh emperoleh suatu komoditas untuk dikonsumsi.
Nilai
konsumsi
suatu
komoditas
merupakan perkalian harga komoditas (banyaknya) yang dikonsumsi pada periode dasar. ■
Paket Komoditas Adalah jenis barang/jasa yang dipantau harganya untuk penghitungan NTP.
■
Diagram Timbangan Adalah diagram yang menunjukkan persentase nilai konsumen/produksi men/produksi
komoditas
pengeluaran/produksi
rumah
terhadap tangga
total petani.
Diagram timbangan tersebut juga mencerminkan pola konsumsi rumah tangga petani dan pola produksi (potensi si usaha tani) di suatu daerah. ■
Nilai Tukar petani
3.7
Adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dinyatakan dalam persentase. 3.5. Populasi dan Sampel 3.5.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang ada di Kabupaten Jombang yang tersebar di 21 kecamatan yang berjumlah 150.833 petani. Rincian jumlah petani di tiap-tiap tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.2 : Tabel 3.2 Populasi Penelitian
3.8
3.5.2
Sampel Penentuan sampel dilakukan dengan teknik probability sampling yaitu Stratified Random Sampling. Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Anshori dan Iswati, 2009). Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian, bergantung pada tingkat kepercayaan atau tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayaan atau kesalahan yang dikehendaki sering bergantung pada tujuan penelitian, sumber dana, waktu, wakt dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan.
Pada penelitian ini, penentuan jumlah sampel akan menggunakan pendapat Isaac dan Michael dalam Anshori dan Iswati (2009). Adapun rumusnya, sebagai berikut:
3.9
s= Dimana : s
= Jumlah Sampel
N
= Ukuran Populasi
P
= Proporsi dalam populasi
λ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%
Isaac dan Michael mengembangkan dan membuat tabel untuk penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.
3.10
Tabel 3.3 Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan Tingkat Kesalahan 1%, 5%, dan 10% N 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270
Tingkat Kesalahan 1% 5% 10% 10 10 10 15 14 14 19 19 19 24 23 23 29 28 27 33 32 31 38 36 35 42 40 39 47 44 42 51 48 46 55 51 49 59 55 53 63 59 56 67 62 59 71 65 62 75 68 65 79 72 68 83 75 71 87 78 73 94 84 78 102 89 83 109 95 86 116 100 92 122 105 97 129 110 101 135 114 105 142 119 108 148 123 112 154 127 115 160 131 118 165 135 122 171 139 125 176 142 127 182 148 130 187 149 133 192 152 135
N 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600
Tingkat Kesalahan 1% 5% 10% 197 155 138 202 158 140 207 161 143 216 167 147 225 172 151 234 177 155 242 182 158 257 191 165 257 191 165 265 195 168 272 198 171 279 202 174 285 205 178 301 213 182 315 221 187 329 227 191 341 233 195 352 238 299 363 243 202 273 247 205 382 251 208 391 255 211 399 258 213 414 265 217 427 270 221 440 275 224 450 279 227 460 283 229 469 286 232 477 289 234 485 292 235 492 294 237 498 297 238 510 301 241 520 304 243 529 307 245
3.11
N 2800 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000 30000 40000 50000 75000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 500000 550000 600000 650000 700000 750000 800000 850000 900000 950000 1000000 Tak terhingga
Tingkat Kesalahan 1% 5% 10% 537 310 247 543 312 248 558 317 251 569 320 254 578 323 256 586 326 257 598 329 259 606 332 261 613 334 263 616 335 264 622 335 265 635 340 266 642 342 267 649 344 268 653 345 269 655 346 270 658 346 270 659 347 270 661 347 270 661 347 270 662 348 270 662 348 270 662 348 270 662 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 270 663 348 271 663 348 271 663 348 271 663 348 271 663 348 271 664 349 272
Berdasarkan tabel diatas maka jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini sebesar 661 responden dengan tingkat kesalahan 1%. Dalam penelitian ini dibutuhkan responden dengan karakteristik lainnya (non petani) diantaranya adalah :
dari tenaga medis (dokter praktek, rumah sakit, puskesmas),
pedagang (pasar, toko, super market),
Responden dengan karakteristik tersebut di atas, merupakan sumber data primer untuk harga-harga harga konsumen baik makanan maupun non makanan.
Adapun jumlah sampel sebanyak 661 responden, terdiri dari 42 responden diantaranya merupakan (pedagang) untuk disurvei tentang harga pasar dan 42 4 responden merupakan tenaga kesehatan (Dokter, Bidan, Mantri) yang berada di 21 kecamatan. Sedangkan sisanya 577 merupakan responden rumah tangga petani yang terdistribusi pada masing-masing masing kecamatan. Jumlah sampel pada masing-masing kecamatan selengkapnya disajikan pada Tabel 3.4.
3.12
Tabel. 3.4. Jumlah Sampel di Masing-Masing Kecamatan Jumlah Sampel No
Kecamatan
Jumlah Petani Rumah Tangga Petani
1
BANDAR KEDUNGMULYO
3,725
24
2
BARENG
20,805
42
3
DIWEK
5,340
26
4
GUDO
21,997
43
5
JOGOROTO
3,219
23
6
JOMBANG
4,165
24
7
KABUH
7,245
28
8
KESAMBEN
7,953
28
9
KUDU
5,144
25
10
MEGALUH
4,386
25
11
MOJOAGUNG
12,833
33
12
NGORO
12,381
33
13
NGUSIKAN
1,656
22
14
MOJOWARNO
6,204
26
15
PERAK
4,740
25
16
PETERONGAN
2,677
23
17
PLANDAAN
7,402
28
18
PLOSO
5,494
26
19
SUMOBITO
7,302
28
20
TEMBELANG
1,092
21
21
WONOSALAM
5,073
25
150,833
577
Jumlah
3.13
3.6. Metode Analisis Berikut adalah tahapan dalam metode analisis yang digunakan untuk menyusun nilai tukar petani: 1. Persiapan Penyusunan NTP Aktifitas dalam persiapan penyusunan NTP diawali dengan diskusi awal. Diskusi awal bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang konsep NTP sebelum penghitungan NTP dilakukan. Kesamaan persepsi sangat terkait dengan akurasi hasil pengukuran karena semua pihakk yang terlibat akan memiliki persepsi dan cara pengukuran yang sama terhadap komponenkomponen komponen NTP.
Aktifitas lain dalam persiapan adalah pembuatan desain riset. Pembuatan desain riset ini untuk keperluan
pengumpulan
data
primer
maupun
sekunder. Khususnyaa untuk pengumpulan data primer, disain riset mencakup: a) Penyusunan sampling b) Desain alat ukur (kuesioner). Kuesioner akan mengukur harga yang diterima petani dan harga yang dibayar petani.
3.14
2. Penyusunan NTP a. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder terdiri dari informasi umum mengenai Kabupaten Jombang yang mencakup informasi di setiap Kecamatan. Adapun jenis informasi tersebut diantaranya adalah: 1) Demografi
penduduk
(jumlah
penduduk,
jumlah KK) 2) Komoditas unggulan pertanian, termasuk luas panen, produktifitas, ktifitas, dan produksinya di masing-masing kecamatan. 3) lnformasi harga produksi pertanian, dan lainlain lain. Sumber
informasi
mengenai
data
sekunder
tersebut diperoleh dari buku Kabupaten Jombang Dalam Angka 2012 yang didukung pula oleh informasi data dari kecamatan.
b. Pengumpulan Data Primer Data primer diperoleh dari hasil survei terhadap rumah tangga petani, di samping itu juga dilakukan
3.15
survei harga pasar di masing-masing masing kecamatan. Pengambilan data ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan n September tahun 2012. 3. Penghitungan NTP Penghitungan NTP, dimulai dari validasi kuesioner, entry data, koding data, dan pengolahan data. Rumusan indeks yang diterima petani (lHTP) dan indeks yang dibayar petani (IHBP) adalah indeks Laspeyres:
3.16
Secara rinci, urutan penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP) dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 3.2 Diagram Penghitungan NTP
Untuk melihat besarnya pengaruh indeks penerimaan dan indeks pengeluaran petani terhadap NTP dilakukan dengan
3.17
menggunakan n metode pembangunan model penduga regresi linear berganda sebagai berikut : NT =
f ( indeks tanaman bahan makanan, indeks tanaman perkebunan, indeks peternakan, indeks perikanan, indeks konsumsi rumah tangga dan indeks biaya prosuksi )
Ŷ = a+ b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6 +μ
dimana : Y
= Nilai Tukar Petani
a
= Koefisien intercept
b –b
= Koefisien Regresi
X1
= indeks tanaman bahan makanan
X2
= indeks tanaman perkebunan
X3
= indeks peternakan
X4
= indeks perikanan
X5
= indeks konsumsi rumah tangga
X6
= indeks biaya produksi
1
5
3.18
Untuk menguji variable tersebut berpengaruh terhadap nilai tukar petani maka digunakan uji F yakni :
Dimana : R
2
= Koefisien determinasi
n
= Jumlah sampel
k
= Derajat bebas pembilang
n-k = Derajat bebas penyebut Kriteria uji untuk serempak adalah : Fhit < Ftabel .................................. Hipotesis Ho F diterima hit > Ftabel………………………............ Hipotesis Ho ditolak ( Supranto, 2005 ) Menurut Gujarati ( 1994 ), besaran R2 yangg paling lazim digunakan
untuk
mengukur
kebaikan/kesesuaian
(goodness of fit ) dari garis regresi. R2 mengukur proporsi (bagian) bagian) atau persentase total variasi dalam Y yang dijelaskan dalam model regresi.
3.19
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1. Umum Wilayah Kabupaten Jombang 1.159,50 km2, terdiri dari 21 Kecamatan dan 302 desa dan 4 Kelurahan. Ditinjau dari komposisi jumlah desa/kelurahan, Kecamatan Sumobito memiliki jumlah desa terbanyak, yaitu 21 desa. Namun bila ditinjau dari luas wilayah, terdapat 3 Kecamatan yang memiliki wilayah terluas, yaitu Kecamatan Wonosalam dengan luas 121,63 km2, Kecamatan Plandaan dengan luas 120,40 km2 dan Kecamatan Kec 2 Kabuh dengan luas 97,35 km . Kecamatan Ngusikan merupakan kecamatan baru, yaitu merupakan pemekaran dari Kecamatan Kudu berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 15 Tahun 2000. Wilayah Kabupaten Jombang sebagian besar berada pada ketinggian ± 350 meter dari permukaan laut, dan sebagian kecil dengan ketinggian > 1500 meter dari permukaan laut yaitu wilayah yang berada di Kecamatan Wonosalam. Letak geografis Kabupaten Jombang terletak antara 5° 20' 01'' - 5° 30' 01'' Bujur Timur dan antara 7° 24' 01'' - 7° 45' 01'' Lintang Selatan. Kabupaten Jombang berbatasan dengan batas administratif wilayah - wilayah berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan Sebelah Timur : Kabupaten Mojokerto Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
4.1
Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk Kedudukan Wilayah Kabupaten Jombang dan Lingkup wilayah administratif Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Peta Administrasi Kabupaten Jombang
4.2
Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Jumlah Desa Menurut Kecamatan 2 No. Kecamatan Luas (Km ) Desa Dusun (1) (2) (3) (4) (5) 1 Bandarkedungmulyo 32,50 11 42 2 Perak 29,05 13 36 3 Gudo 34,39 18 75 4 Diwek 47,70 20 100 5 Ngoro 49,86 13 82 6 Mojowarno 78,62 19 68 7 Bareng 94,27 13 50 8 Wonosalam 121,63 9 48 9 Mojoagung 60,18 18 60 10 Sumobito 47,64 21 76 11 Jogoroto 28,28 11 46 12 Peterongan 29,47 14 56 13 Jombang 36,40 20 72 14 Megaluh 28,41 13 41 15 Tembelang 32,94 15 65 16 Kesamben 51,72 14 61 17 K u d u 77,75 11 47 18 Ngusikan 34,98 11 39 19 P l o s o 25,96 13 50 20 K a b u h 97,35 16 87 21 Plandaan 120,40 13 57 Jumlah 1.159,50 306 1.258 2009 1.159,50 306 1.258 2008 1.159,50 306 1.258 Sumber: Jombang Dalam Angka, 2011
4.2. Kondisi Topografi Secara goegrafis Kabupaten Jombang terletak di sebelah selatan garis katulistiwa berada antara 5° 20' 01" sampai 5° 30'
4.3
01" Bujur Timur dan 7° 24' 01" dan 7° 45' 01" Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.159,50 km2. Ibukota Kabupaten Jombang terletak pada ketinggian + 44 m di atas permukaan laut. Secara topografis, Kabupaten Jombang dibagi menjadi 3 (tiga) sub area, yaitu: a. Kawasan Utara, bagian pegunungan kapur muda kendeng yang sebagian besar mempunyai fisiologi mendatar dan sebagian berbukit, meliputi Kecamatan Plandaan, Pland Kabuh, Ploso, Kudu dan Ngusikan. b. Kawasan Tengah, sebelah selatan Sungai Kali Brantas, sebagian besar erupakan tanah pertanian yang cocok bagi tanaman padi dan palawija, karena irigasinya cukup bagus meliputi Kecamatan Bandarkedungmulyo, Perak, Gudo, Gudo Diwek, Mojoagung, Sumobito, Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang dan Kesamben. c. Kawasan Selatan, merupakan tanah pegunungan, cocok untuk tanaman perkebunan, meliputi Kecamatan Ngoro, Bareng, Mojowarno dan Wonosalam. Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan wilayah datar hingga bergelombang. Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kecamatan Perak, Kecamatan Gudo, Kecamatan Diwek, Kecamatan Ngoro, Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Peterongan, Kecamatan Megaluh, Kecamatan Tembelang, Kecamatan Kesamben, mben, dan Kecamatan Ploso berada pada kemiringan lahan 0 - 2 %. Kecamatan Mojowarno dan Kecamatan Jombang berada pada kemiringan 0-5 5 %. Kecamatan Kabuh berada pada kemiringan 0- 40 %. Kecamatan Bareng, Kecamatan Mojoagung dan Kecamatan Plandaan merupakan kecamatan ecamatan yang mempunyai kemiringan bervariasi dari datar hingga terjal 0 - 40 %. Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Kudu
4.4
dan Kecamatan Ngusikan merupakan wilayah yang berada pada kategori bergelombang hingga terjal. Tabel 4.2 Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan Kecamatan Letak Ketinggian (M) Luas Daerah < 500 (1) 1. Bandarkedungmulyo 2. P e r a k 3. G u d o 4. D i w e k 5. N g o r o 6. Mojowarno 7. Bareng 8. Wonosalam 9. Mojoagung 10. Sumobito 11. Jogoroto 12. Peterongan 13. Jombang 14. Megaluh 15. Tembelang 16. Kesamben 17. K u d u 18. Ngusikan 18. P l o s o 20. K a b u h 21. Plandaan Kabupaten Jombang
500 - 700
(2) 32,50 29,05 34,39 47,70 49,86 78,62 94,27 63,65 60,18 47,64 28,28 29,47 36,40 28,41 32,94 51,72 77,75 34,98 25,96 97,35 120,40 1.101,52
Sumber: Jombang Dalam Angka, 2011
4.5
> 700
(3)
(4)
-
51 -
50,76
( Km2 )
(5) 32,50 29,05 34,39 47,70 49,86 78,62 94,27 7,22 121,63 60,18 47,64 28,28 29,47 36,40 28,41 32,94 51,72 77,75 34,98 25,96 97,35 120,40 7,22 1.159,50
Tabel 4.3 Luas Daerah Menurut Derajat Kemiringan Kemiringan (derajat) Kecamatan 0-2% 2 - 5 % 15 - 40 % > 40 % (1) (2) (3) (4) (5) 1. Bandarkedungmulyo 4.360 2. P e r a k 2.890 3. G u d o 4.300 4. D i w e k 5.500 5. N g o r o 4.637 6. Mojowarno 6.425 525,0 7. Bareng 3.700 1.475,0 225 175 8. Wonosalam 4.421,4 1.350 125 9. Mojoagung 4.550 225,0 3.950 6.629 10. Sumobito 4.763 125 150 11. Jogoroto 2.660 12. Peterongan 2.890 13. Jombang 3.975 125,0 14. Megaluh 4.540 15. Tembelang 3.310 16. Kesamben 7.500 17. K u d u 0 1.200,0 225 18. Ngusikan 0 300,0 75 525 19. P 1 o s o 2.250 20. K a b u h 3.200 6.125,0 225 21. Plandaan 3.825 6.725,0 850 150 Kabupaten Jombang 75.275 21.121,4 7.025 7.753,6 Sumber: Jombang Dalam Angka, 2011
4.3. Kependudukan Menurut Hasil Sensus tahun 2010 penduduk kabupaten Jombang adalah 1.201.557 jiwa terdiri dari 597.219 Laki-laki Laki dan 604.338 Perempuan. Berdasarkan sensus penduduk yang
4.6
dilaksanakan 10 tahun sekali tampak adanya pertumbuhan jumlah penduduk cukup signifikan dengan peningkatan sebesar 75.477,00 jiwa dari angka tahun 2000 sampai dengan tahun 2010. Tabel 4.4 Kecamatan 1.
Bandar Kedung Mulyo 2. P e r a k 3. G u d o 4. D i w e k 5. N g o r o 6. Mojowarno 7. Bareng 8. Wonosalam 9. Mojoagung 10. Sumobito 11. Jogoroto 12. Peterongan 13. Jombang 14. Megaluh 15. Tembelang 16. Kesamben 17. K u d u 18. Ngusikan 19. P l o s o 20. K a b u h 21. Plandaan Tempat Tinggal Tidak Tetap Jumlah
Jumlah Penduduk enduduk Kabupaten Jombang 1980 1990 2000
2010
34.875
39.257
41.435
43.193
38.569 44.638 74.265 54.850 66.080 40.918 26.178 53.498 58.264 41.180 45.028 98.222 33.085 41.805 50.663 41.792
43.675 48.151 85.310 59.594 74.902 43.961 27.460 60.086 66.030 48.757 52.057 116.597 33.154 44.298 53.962 44.634
48.048 48.619 93.453 66.256 80.246 47.292 28.600 67.001 70.566 55.694 58.277 124.698 34.839 46.883 57.189 47.658
32.281 33.217 32.379
36.348 36.534 33.915
37.297 38.002 34.877
50.876 50.471 100.969 68.863 85.619 49.470 30.609 73.004 77.039 62.943 63.784 137.233 36.507 49.371 59.990 28.239 20.928 38.792 39.099 35.408
199
123
941.986
1.048.805
1.126.930
1.202.407
Sumber : Jombang dalam Angka 2011
4.7
Untuk kepadatan penduduk, kecamatan Jombang merupakan kecamatan terpadat dengan jumlah 3.770 jiwa per km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah kecamatan Wonosalam dengan penduduk sebanyak 252 per km2. 4.4. Struktur Ekonomi Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi dominan di Kabupaten Jombang meskipun peranannya mengecil dibandingkan dengan sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Menurunnya persentase andil sektor pertanian dibanding tahun sebelumnya bukan berarti sektor ini tidak tumbuh, melainkan kan karena kecepatan tumbuhnya kalah cepat dengan sektor lain, misalnya sektor Perdagangan dan Industri. Dengan demikian momentum revitalisasi pertanian dapat dilanjutkan.
4.8
Tabel 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jombang 2006-2011 200 Sektor/Sub Sektor (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERRDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 9. JASA-JASA PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
Sumber: Jombang Dalam Angka 2009-2012
2006 2007 (8) (9) 2.627.868,65 2.988.420,92 1.675.264,66 1.908.870,16 507.739,31 571.754,42 355.885,75 406.764,71 62.834,35 71.509,79 26.144,58 29.521,84 129.963,66 144.143,15 1.057.751,25 1.197.866,88 103.848,61 111.699,55 209.145,86 228.526,34
2008 (10) 3.413.809,69 2.104.221,74 698.657,28 494.793,15 83.183,13 32.954,39 162.594,01 1.364.774,55 123.547,77 298.920,19
2009 (11) 3.744.314,69 2.236.348,34 790.694,86 591.906,98 92.822,10 32.542,41 177.216,67 1.520.150,16 128.756,65 319.771 319.771,82
2010 (12) 4.059.643,38 2.400.891,19 876.908,47 639.753,64 108.008,32 34.081,76 197.811,40 1.666.059,64 136.917,19 351.471,26
2011 (13) 4.521.753,71 2.555.279,20 1.082.069,35 729.347,61 118.847,92 36.209,63 210.535,88 1.856.726,05 149.671,33 405.243,96
2.820.700,47 3.250.793,21
3.854.239,27
4.293.003,71
5.050.644,54
5.885.720,19
335.927,50
371.767,84
413.326,72
470.676,32
536.845,44
603.995,40
317.729,51
361.950,35
418.935,63
462.562,24
540.948,66
629.997,86
962.659,43 1.081.219,08
1.252.452,70
1.403.182,20
1.520.530,63
1.681.964,68
8.565.594,94 9.736.387,32 11.302.600,53 12.519.634,46 14.060.872,14 15.945.609,06 8.565.594,94 9.736.387,32 11.302.600,53 12.519.634,46 14.060.872,14 15.945.609,06
Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Tahun 2010 Sektor / Sub Sektor
2009*)
2010**)
PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan
3.744.314,69 2.236.348,34
4.059.643,38 2.400.891,19
b. Tanaman Perkebunan
790.694,86
876.908,47
c. Peternakan
591.906,98 92.822,10
639.753,64 108.008,32
32.542,41 e. Perikanan Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang
34.081,76
d. Kehutanan
Dilihat dari tabel diatas sub sektor tanaman Bahan Makanan merupakan penyumbang PDRB sektor pertanian terbesar kemudian diikuti oleh sub sektor Tanaman Perkebunan.
4.5. Penggunaan Lahan Penggunaan tanah di Kabupaten Jombang didominasi oleh sawah yang mencapai 50.097,86 Hektar, kemudian permukiman 27.862,05 hektar, hutan 2.562 hektar dan sisanya perkebunan, tegalan, kawasan indutri dan peruntukan lainnya (BPS, 2011).
4.10
Gambar 4.2. Luas Tanah Menurut Penggunaanya Tahun 2010 22,562.00
1,012.61
27,862.05
675.98 122.28
13,617.36 50,097.86
Pemukiman
Kawasan Industri
Sawah
Tegalan
Perkebunan
Hutan
Lainnya Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang
4.6. Komoditas Pertanian 4.6.1. Tanaman Bahan Pangan Rata-rata rata produksi/produktivitas padi (padi sawah dan ladang) di Kabupaten Jombang pada tahun 2010 adalah 63,92 kuintal/hektar meningkat dibandingkan tahun 2009 sebanyak 60,26 Kw/Ha dengan luas panen bersih 69.350 Ha dan produksi 417.939 ton. Kecamatan penyumbang produksi padi terbesar adalah Kecamatan Mojowarno dengan total produksi 43.412 ton dan luas panen bersih sebesar 6.843 Ha. Sedang Kecamatan Sumobito memiliki produktivitas paling tinggi yaitu 65,86 Kw/Ha dengan luas panen sebesar 3.749 Ha.
4.11
Tabel 4.7 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Rata Produksi Padi Luas Panen Produksi Bersih ( Ha ) ( Ton ) 010. Bandar Kedung Mulyo 3.329 21.892 020. P e r a k 4.229 26.846 030. G u d o 4.518 29.625 040. D i w e k 3.036 19.512 050. N g o r o 4.871 30.853 060. Mojowarno 6.843 43.412 070. Bareng 6.353 40.106 080. Wonosalam 1.064 6.420 090. Mojoagung 2.925 18.738 100. Sumobito 3.749 24.691 110. Jogoroto 1.905 12.352 120. Peterongan 2.997 19.510 130. Jombang 2.904 18.304 140. Megaluh 3.560 23.557 150. Tembelang 4.342 27.915 160. Kesamben 5.019 32.302 170. K u d u 1.432 8.784 171. Ngusikan 1.126 6.907 180. P l o s o 2.643 16.524 190. K a b u h 2.760 17.010 200. Plandaan 2.980 18.720 Jumlah 72.585 463.980 2009 69.350 417.939 2008 66.518 409.157 2007 63.286 368.761 Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang Kecamatan
Rata - rata Produksi ( Kw/Ha ) 65.76 63.48 65.57 64.27 63.34 63.44 63.13 60.34 64.06 65.86 64.84 65.10 63.03 66.17 64.29 64.36 61.34 61.34 62.52 61.63 62.82 63.92 60,26 61,51 58,27
Hampir semua kecamatan di Kabupaten Jombang memiliki luas panen padi sawah yang besar meskipun terdapat dua Kecamatan yang relatif kecil luas panennya, yaitu Kecamatan Wonosalam dan Kecamatan Ngusikan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar lahan yang ada ad di wilayah Kecamatan ini merupakan hutan. Tanaman
4.12
palawija yang memiliki produktifitas paling tinggi adalah jagung dengan produksi 180.819 ton dengan luas panen 39.551 Ha. Sementara yang memiliki produksi paling rendah adalah kacang hijau dengan produksi 263 ton dan luas panen 268 Ha. (BPS, 2011). Gambar 4.3. Jumlah Produksi Padi dan Jagung Kabupaten Jombang 500.000
463.980
450.000
409.157 368.761
350.000 300.000 231.272
250.000 200.000
180.819 152.627
152.627
143.678
150.000
Produksi (Ton )
400.000 368.761
417.939
100.000 50.000
PADI
4.13
2010
2009
2008
2007
2006
0
JAGUNG
4.6.2. Tanaman Perkebunan Tanaman perkebunan yang terdapat di Kabupaten Jombang adalah jambu mete, kelapa, kopi, cengkeh, kapuk randu, tembakau virginia dan rakyat, pandan, kencur, jahe, kunyit, lada, lengkuas, sere dan kenanga. (BPS, 2011).
Komoditi Mente Kelapa Kopi Cengkeh Kapuk Randu Tembakau Virginia Tembakau Jawa Tebu
Tabel 4.8 Luas Area Dan Produksi Perkebunan 2008 - 2010 Luas Area ( Ha ) 2008 2009 2010 2008 146,98 1.711,04 1.226,70 2.238,63 910,72 285 3.469,50 11.324,23
148,56 1.625,90 1.221,62 2.312,70914,12 3.837,3111.417,00-
150,9 1.544,50 1.218,50 2.301,10 862,6 4.096,71 11.771,77
Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang, diolah
38,85 1.394,44 738,24 958,71 67,45 2.303,75 24.813,19 1.044.364,78
Produksi *) ( Ton ) 2009 38,22 1.394,96 734,96 918,98 62,36 20.012,83 1.008.856,25
2010 24,57 1.129,31 421,25 709,08 151,05 5.775,64 1.038.937,00
4.6.3. Kehutanan Menurut fungsinya, hutan dibagi menjadi hutan produksi, hutan lindung, hutan tebang pilih (HTB) dan suaka alam/hutan wisata/Taman Nasional. Tabel 4.9 pada tahun 2010 memperlihatkan keberadaan hutan di Kabupaten Jombang dengan luas mencapai 16.798,3 hektar menurun dibandingkan dengan kondisi diawal 2000an dimana luas hutan masih sekitar 19.651,6 hektar. Luas suaka alam/hutan wisata relatif sama yaitu 2.864,7 hektar. Tabel 4.9 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi 2001-2011 ( HA ) T a h u n
Hutan Produksi
Hutan Lindung
Suaka Alam / Hutan Wisata / Taman Nasional
Luas Hutan
2001
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2002
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2003
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2004
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2005
15.441,30
873,1
472,5
2.864,70
19.651,60
2006
14.868,10
873,1
1.045,70
2.864,70
19.651,60
2007
14.868,10
873,1
1.045,70
2.864,70
19.651,60
2008
14.908,70
873,1
1.005,10
2.864,7*
16.798,30
2009
14.908,70
873,1
1.005,10
2.864,7*
16.798,30
2010
14.908,70
873,1
1.005,10
2.864,7*
16.798,30
TBP/LDTI
Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang, diolah
4.6.4. Peternakan Pada tahun 2010 Populasi ternak yang mengalami peningkatan adalah Sapi potong dan sapi perah, sedangkan yang mengalami penurunan adalah kerbau, Kambing, dan domba.
4.15
010. 020. 030. 040. 050. 060. 070. 080. 090. 100. 110. 120. 130. 140. 150. 160. 170. 171. 180. 190. 200.
Tabel 4.10 Populasi Ternak Besar Menurut Kecamatan 2010 Sapi Sapi Kecamatan Kuda Kerbau Potong Perah Bandar Kd. Mulyo 4.920 20 Perak 3.244 3 9 Gudo 5.371 7 Diwek 9 7.234 27 5 Ngoro 6.071 Mojowarno 5.180 34 15 Bareng 2 5.251 97 54 Wonosalam 1 5.112 3.280 Mojoagung 3.981 761 8 Sumobito 3.680 Jogoroto 3.371 Peterongan 3.642 2 5 Jombang 1.025 24 Megaluh 2.927 6 22 Tembelang 3.098 22 Kesamben 1.115 3 Kudu 4.488 14 Ngusikan 11 3.622 11 Ploso 3.240 29 Kabuh 6.620 Plandaan 5.101 18
Jumlah 2009 2008 2007 2006
23 26 26 27 27
88.293 71.338 65.290 63.577 63.291
4.210 3.689 2.901 2.644 2.790
266 267 390 606 899
2005 25 62.848 2.824 Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang.
1.881
4.16
Perkembangan populasi unggas di Kabupaten Jombang mengalami penurunan pada ayam buras dan ayam petelur. Tabel 4.11 Populasi Unggas Menurut Kecamatan 2010 Ayam Ayam Ayam Buras Pedaging Petelur 010. Bandar Kd. Mulyo 62.262 206.600 40.000 020. P e r a k 115.399 151.600 50.000 030. G u d o 80.898 73.300 8.000 040. D i w e k 56.272 252.000 225.000 050. N g o r o 93.559 24.000 190.000 060. Mojowarno 81.221 400.000 150.000 070. Bareng 55.918 200.000 10.000 080. Wonosalam 43.081 1.500.000 75.000 090. Mojoagung 79.121 61.700 10.000 100. Sumobito 30.015 30.500 20.000 110. Jogoroto 41.903 125.000 165.000 120. Peterongan 43.456 150.000 7.000 130. Jombang 76.880 193.000 50.000 140. Megaluh 73.281 143.600 45.000 150. Tembelang 89.811 547.300 60.000 160. Kesamben 108.039 10.580 170. K u d u 83.853 252.000 30.000 171. Ngusikan 81.057 350.000 45.000 180. P l o s o 35.958 164.400 35.000 190. K a b u h 74.554 97.000 200. Plandaan 45.894 300.350 40.000 Jumlah 1.452.432 5.232.930 1.255.000 2009 1.869.168 4.247.976 1.560.420 2008 2.739.932 3.839.936 1.017.099 2007 3.643.168 3.356.261 1.046.892 2006 3.868.720 3.630.920 1.024.800 2005 4.031.142 3.587.920 888.716 Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang. Kecamatan
4.17
Entok 9.213 1.397 446 1.470 1.095 1.498 1.637 2.572 5.382 2.446 248 15.617 4.587 4.556 1.217 4.255 2.352 1.874 950 62.812 61.993 63.155 54.853 33.873 27.748
Itik 26.309 3.099 3.483 1.005 7.492 26.029 9.449 284 4.304 2.257 931 10.954 13.977 6.787 9.549 34.187 3.153 739 2.569 453 5.030 172.040 170.578 104.707 99.440 76.537 75.694
Sedangkan ayam pedaging, entok dan itik mengalami peningkatan. Kenaikan terbesar dialami oleh Ayam pedaging dari 4.247.976 ekor pada tahun 2009 menjadi 5.232.930 ekor ada tahun 2010. 4.6.5
Perikanan Produksi perikanan perairan umum, sawah tambak, kolam, mina padi dan keramba mengalami perkembangan. Tabel 4.12 Produksi Ikan Menurut Sub Sektor Perikanan 2010 (TON) Kecamatan 010. 020. 030. 040. 050. 060. 070. 080. 090. 100. 110. 120. 130. 140. 150. 160. 170. 171. 180. 190. 200.
Bandar Kd. Mulyo Perak Gudo Diwek Ngoro Mojowarno Bareng Wonosalam Mojoagung Sumobito Jogoroto Peterongan Jombang Megaluh Tembelang Kesamben Kudu Ngusikan Ploso Kabuh Plandaan Jumlah 2009 2008 2007 2006 2005
Perairan Umum 6,2 2,3 4,5 3,9 12,2 12,3 28,9 17,3 11,8 8 4,2 4,5 4,2 15,3 6,2 13,4 8,1 0 12,6 12,1 20,7 208,7 208,3 431,4 339,6
Kolam 423 110,8 217,1 1.975,30 2.352,40 531,1 154,2 344,6 66,4 1.037,50 223,4 465,3 206,9 291,8 320,4 6,6 66,1 53,5 60,3 19 8.925,70 8.793,40 8.360,00 8.360,00 8.656,50 8.299,10
Karamba 24,3 24,3 29,1 74,58 55,9 206,3 224,6
Sumber: Jombang dalam Angka 2011, BPS Kab. Jombang.
4.18
Jumlah 429,2 113,1 221,6 1.979,20 2.388,90 543,4 183,1 17,3 356,4 74,4 1.041,70 227,9 469,5 222,2 298 333,8 14,7 66,1 66,1 72,4 39,7 9.158,70 9.030,80 8.416,00 8.397,32 9.294,20 8.863,30
Total produksi perikanan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009. Produksi ikan terbesar adalah dari jenis ikan lele sebesar 6.532 ton. (BPS, 2011).
4.19
BAB V HASIL PENGHITUNGAN PENGHITUNGAN
Pada bagian ini akan disajkan hasil penghitungan NTP di tingkat kabupaten dan tingkat kecamatan yang terdiri atas 5 (lima) sub-sektor pertanian. Sektor pertanian tersebut meliputi sub-sektor tanaman bahan makanan, sub-sektor sektor tanaman perkebunan rakyat, sub-sektor sektor perikanan, dan sub-sektor sub peternakan.
5.1. Nilai Tukar Petani (NTP KABUPATEN) Nilai tukar petani ( NTP ) merupakan ukuran kemampuan daya tukar produk pertanian yang dihasilkan petani terhadap produk barang dan jasa yang dibeli oleh rumahtangga petani, baik dalam rangka usaha produksi pertanian maupun konsumsi rumahtangga petani. Alat ukur daya beli petani yang mencerminkan tingkat kesejahteraan diformulasikan asikan dalam bentuk nilai tukar petani ( NTP ).
Nilai tukar petani ( NTP ) merupakan hubungan antara hasil pertanian yang dijual petani dengan harga barang dan jasa lain
5.1
yang dibeli petani. NTP berfungsi mengukur kemampuan tukar barang-barang produk pertanian nian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumahtangga petani dan keperluan dalam memproduksi barang-barang barang pertanian. Jenis komoditas yang diteliti adalah tanaman sub-sektor sub tanaman bahan makanan, sub-sektor tanaman perkebunan rakyat, sub-sektor perikanan, dan sub-sektor sektor peternakan. Sedangkan jenis komoditas yang harus dibayar petani adalah konsumsi bahan makanan, kebutuhan perumahan, kebutuhan pakaian, aneka barang dan jasa, faktor produksi, dan upah tenaga kerja. Jumlah umlah komoditas yang dihasilkan petani sampel bervariasi. Harga yang digunakan untuk menghitung NTP adalah harga pada tahun 2012 dengan menggunakan tahun dasar 2008. Pengambilan tahun dasar 2008 ini dimaksudkan agar NTP yang dihitung bisa dibandingkan dengan an nilai NTP dua tahun sebelumnya yang juga menggunakan tahun dasar 2008.
5.2
Tabel 5.1. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 2012 (2008 =100) Tahun No
2010 1
Perubahan
Sub Sektor 2011
2012
(%)
119,74
106,69
123,73
2,54%
100,68
101,44
127,39
13,17%
96,33
128,59
126,755
16,03%
185,72
98,79
141,65
-1,71%
96,23
101,02
99,135
1,56%
Indeks yang dibayar petani
122,03
109,12
116,88
-1,73%
1.Konsumsi Rumah Tangga
131,70
107,65
123,50
-1,77%
112,36
110,59
110,26
-0,94%
98,12
98,48
105,86
3,93%
Indeks yang diterima petani 1.Tanaman Bahan Makanan 2.Tanaman Perkebunan 3.Peternakan 4.Perikanan
2
2.Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal NTP Sumber : Data Primer & Sekunder Diolah, 2012
Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan data yang diambil pada akhir tahun (September dan Oktober) tahun 2012, rata-rata rata NTP Kabupaten Jombang Tahun 2012 adalah sebesar 105,86. Angka ini dihitung berdasarkan tahun dasar 2008. Indeks diterima petani ni sebesar 123,73 dan indeks
5.3
dibayar petani sebesar 116,88 (lihat Tabel 5.1). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan petani selama tahun 2012 secara umum mengalami kenaikkan dari tahun 2008 (tahun dasar) dan tahun 2011. Perkembangan Nilai Tukar Petani Pe selama 3 tahun berturut-turut rata-rata sebesar 3,93%, %, dengan rincian perkembangan rata-rata rata indeks yang diterima petani sebesar 2,54% dan perkembangan rata-rata rata indeks yang dibayar petani sebesar -1,73%.
Gambar 5.1. Grafik Perkembangan Indeks Terimaa (It), Indeks Bayar (Ib) dan NTP Tahun 2010-2012
Sumber : Data Primer & Sekunder Diolah, 2012
5.4
Tabel 5.2. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Subsektor Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 (2008 =100) No 1.
2.
3.
4.
2010
Tahun 2011
2012
Perubahan (%)
Tanaman Bahan Makanan Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
100,68 120,21 83,76
101,44 113,47 89,4
129,8 117,58 110,39
14,36% -0,99% 15,11%
Tanaman Perkebunan Rakyat Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
96,33 113,63 84,78
128,59 124,46 103,32
126,75 121,99 103,91
16,03% 3,77% 11,22%
Peternakan Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
185,72 133,85 138,75
98,79 89,50 110,38
141,65 10 107,13 13 132,23
-1,71% -6,72% -0,33%
Perikanan Indeks yang diterima (It) Indeks yang dibayar (Ib) Nilai Tukar Petani (NTP)
96,23 120,48 78,87
101,02 120,58 83,78
99,13 125,68 78,88
1,55% 2,16% 0,19%
Sub Sektor
Sumber : Data Primer & Sekunder Diolah, 2012
5.5
Berdasarkan tabel 5.2. dalam tahun 2010-2012 2012 tampak bahwa
subsektor
tanaman
perkebunan
mengalami
perkembangan NTP yang paling pesat, disusul oleh tanaman pangan, perikanan dan terakhir subsektor peternakan.
Gambar 5.2.
Grafik Rata-rata rata Indeks Diterima Petani (It), Indeks Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP) per Sub-sektor Kab. Jombang Tahun 2011 (2008 =100)
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada tahun 2012 disumbangkan paling besar oleh peningkatan NTP sub sektor peternakan dengan kenaikkan n sebesar 25,48% dibandingkan
5.6
tahun 2011. Naiknya NTP sub sektor peternakan disebabkan naiknya harga sapi dan domba yang lebih dari 50%. Untuk tanaman pangan juga mengalami kenaikkan cukup pesat dibandingkan pada tahun 2011 dengan kenaikkan sebesar 21,19% dan tanaman perkebunan dengan kenaikkan 0,57%. Kenaikkan NTP subsektor tanaman pangan sangat dipengaruhi naikknya harga beras dan harga jagung ,sedangkan untuk sektor tanaman perkebunan dipengaruhi oleh stabilnya harga tebu dan semakin baiknya tata kelola tanaman tebu. NTP ketiga subsektor tersebut dengan nilai diatas 100 (tahun dasar), artinya tahun 2012 ini kesejahteraan petani lebih tinggi dibandingkan tahun dasar 2008, dimana hal ini juga lebih baik dibanding 2010 dan 2011 yang tingkat kesejahteraan petani ani masih lebih rendah dibanding 2008. NTP sub sektor perikanan pada tahun 2012 ini mengalami penurunan jauh di bawah 100 (5,85%) dengan NTP 78,88 mengindikasikan
rendahnya
kesejahteraan
petani
ikan
dibandingkan tahun 2008, nilai ini sebenarnya sama dengan NTP tahun 2010. Tajamnya penurunan NTP perikanan disebabkan naiknya harga pakan (pelet) dan turunnya harga ikan gurami dan lele yang merupakan bagian besar dari komoditas ikan yang dibudidayakan oleh petani.
5.7
5.2. Indeks Diterima Petani Kabupaten (lt) Hasilil penghitungan Indeks Diterima Petani Kabupaten Jombang Tahun 2012 adalah 123,73 yang merupakan hasil rataan dari indeks-indeks 4 (empat) sub-sektor sektor pertanian, diantaranya indeks sub-sektor sektor tanaman bahan makanan, yaitu 127,39, indeks sub-sektor tanaman perkebunan rkebunan rakyat sebesar 126,75, indeks sub-sektor sektor peternakan sebesar 141,65 dan indeks sub-sektor sektor perikanan sebesar 99,13. Indeks diterima petani Kabupaten Jombang tahun 2012 menurut 4 (empat) subsektor pertanian selengkapnya disajikan pada Tabel 5.3.
Di antara keempat angka indeks yang diterima petani, indeks sub-sektor sektor peternakan memiliki angka indeks terbesar, yaitu sebesar 141,65, kemudian disusul oleh indeks tanaman bahan makanan yaitu sebesar 127,39 (lihat Tabel 5.3).
5.8
Tabel 5.3. Rata-rata Indeks Diterima Petani (It) Kabupaten Jombang Menurut Sub Sektor PertanianTahun 2010-2012 2012 (2008 = 100) Tahun No
Perubahan
Sub Sektor 2010
2011
2012
(%)
It
Indeks yang diterima petani
119,74
106,7
123,7
2,54%
1
Tanaman bahan makanan
100,68
101,4
127,4
13,17%
2
Tanaman Perkebunan Rakyat
96,33
128,6
126,8
16,03%
3
Peternakan
185,72
98,79
141,7
-1,71%
4
Perikanan
96,23
101
99,13
1,56%
Sumber : Diolah dari hasil Survey, 2012
Tabel 5.3 memberikan gambaran bahwa dari keempat indeks diterima petani,
indeks tanaman pangan mengalami
kenaikkan dibandingkan tahun 2011. Artinya tahun 2012, harga tanaman pangan, tanaman perkebunan dan peternakan relatif lebih mahal, dibanding tahun 2011, sedangkan gkan penurunan harga ini terjadi pada perikanan (gurami, lele). Untuk sektor peternakan terjadi kenaikan harga yang cukup baik untuk ternak besar seperti sapi dan kambing sehingga tingkat kesejahteraan petani ternak di tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup baik bila dibandingkan dengan tahun 2011.
5.9
5.3. Indeks Dibayar Petani Kabupaten Penghitungan indeks yang dibayar petani meliputi konsumsi rumah tangga, biaya produksi dan penambahan barang modal. Untuk konsumsi rumah tangga dibedakan konsumsi makanan, minuman dan konsumsi non makanan. Konsumsi non makanan meliputi konsumsi untuk perumahan, pakaian, kesehatan, dan transportasi. Sementara untuk biaya produksi dan penambahan barang modal dibedakan atas subsektor pertanian (tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan rakyat, petemakan, dan perikanan). Tabel 5.4 menunjukkan bahwa indeks yang dibayar petani sebesar 116,88,, merupakan rataan dari indeks konsumsi rumah tangga, sebesar 125,30 dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal, sebesar 110,26. Diantara indeks yang dibayar petani, indeks konsumsi rumah tangga memiliki angka
yang
lebih
tinggi
daripada
biaya
produksi
dan
penambahan barang modal. Hal ini menunjukkan bahwa hargaharga harga untuk biaya konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan yang nyata dibandingkan .biaya produksi dan penambahan barang modal Diantara indeks biaya produksi dan penambahan barang
5.10
modal, indeks perikanan memiliki indeks yang tertinggi, yaitu 127,85,, sedangkan yang terkecil adalah peternakan, yaitu 81,05. 8 Tingginya indeks perikanan ini di picu adanya kenaikan harga bibit ikan, pakan,, sewa lahan, upah buruh dan obat-obat. obat Sementara indeks konsumsi rumah tangga khususnya kebutuhan akan pakaian angka indeks terbesarnya adalah 194,83, 194,83 adapun angka indeks terkecil adalah pendidikan yaitu 80,81 80
lebih
jelasnya (lihat Tabel 5.4). Tabel 5.4. Rata-rata Indeks Dibayar Petani (Ib) Kabupaten Jombang Menurut Kelompok/Jenis Komoditi Tahun 2010-2012 2010 (2008 = 100) Tahun Perubahan No Sub Sektor 2010 2011 2012 (%) Indeks yang dibayar Ib 122,03 109,12 116,88 -1,73% petani 1 Konsumsi Rumah Tangga 131,70 107,65 123,5 -1,77% Makanan 112,99 118,17 124,665 5,04% Perumahan 116,35 97,92 106,095 -3,75% Sandang 163,99 162,83 194,825 9,47% Kesehatan 132,52 74,85 91,11 -10,90% Transportasi & Komunikasi 118,59 134,22 143,515 10,05% Biaya Produksi & 2 Penambahan Barang 112,36 110,59 110,26 -0,94% Modal Tanaman Pangan 108,69 113,47 111,66 -1,73% Tanaman Perkebunan 95,53 124,46 120,48 -1,73% Rakyat Peternakan 115 89,5 81,04 -1,73% Perikanan 109,24 120,58 127,85 -1,73% Sumber : Diolah dari hasil Survey, 2012
5.11
5.4. Nilai Tukar Petani (NTP KECAMATAN) Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan data yang diambil pada akhir tahun (September dan Oktober) tahun 2012, terdapat 12 kecamatan yang mempunyai NTP > 100 dan 9 kecamatan yang NTP < 100, angka ini dihitung berdasarkan tahun dasar 2008. Indeks diterima petani, dihitung berdasarkan penerimaan pada
sektor
tanaman
pangan,
perkebunan,
peternakan, perikanan, dan kehutanan. Selanjutnya utnya dibagi menurut sektor tersebut maka diperoleh nilai rata-rata rata indeks diterima petani (It) sedangkan indeks dibayar petani diperoleh dari
penghitungan
biaya
konsumsi
rumah
tangga
dan
penambahan barang modal.
Adapun rata-rata rata NTP di 21 Kecamatan
Kabu Kabupaten
Jombang Tahun 2012 adalah sebagai berikut,, Tabel 5.5 Rekapitulasi NTP Kecamatan Tahun 2012 :
5.12
Tabel 5.5. Rekapitulasi NTP Kecamatan Tahun 2012
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kecamatan
Bandar Kedungmulyo Bareng Diwek Gudo Jogoroto Jombang Kabuh Kesamben Kudu Megaluh Mojoagung Mojowarno Ngoro Ngusikan Perak Peterongan Plandaan Ploso Sumobito Tembelang Wonosalam
Tanaman Bahan Makanan
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Indeks yang Diterima Konsumsi RT Petani (It)
Biaya Produksi
Indeks yang Dibayar Petani (Ib)
NTP
103,54
175,69
188,35
100,13
141,93
121,61
106,66
114,13
124,35
136,87 177,89 102,98 123,16 136,52 140,83 120,77 138,83 104,71 155,35 124,43 108,57 118,83 117,67 136,44 105,48 100,62 114,93 128,93 177,04
138 111,21 104,2 115,01 102,8 107,01 115,01 136,75 115,5 101,1 110,89 155,15 136,51 116,88 111,21 265,33 115,66 115,82 104,89 107,14
102,13 207,78 123,22 178,27 156,67 107,64 107,36 120,62 202,29 108,82 107,57 143,77 125,34 195,36 110,25 112,3 125,33 153,71 117,35 180,63
91,38 91,47 99,63 91,24 91,39 99 106 106,1 98,89 96,85 116,68 110,58 94,48 100,19 90,37 97,21 100,31 91,03 97,76 111,94
117,1 147,09 107,51 126,92 121,85 113,62 112,28 125,57 130,35 115,53 114,89 129,52 118,79 132,53 112,07 145,08 110,48 118,87 112,23 144,19
115,01 149,27 111,08 142,78 113,89 172,28 126,12 113,86 112,23 119,45 104,02 156,44 152,03 96,69 139,24 87,34 96,98 147,42 131,86 81,01
115,71 108,46 115,7 113,46 110,65 114,44 115,35 112,12 103,34 109,43 114,2 110,04 114,99 106,66 111,73 106,06 112,43 116,9 115,16 101,75
115,36 128,86 113,39 128,12 112,27 143,36 120,73 112,99 107,79 114,44 109,11 133,24 133,51 101,67 125,49 96,7 104,7 132,16 123,51 91,38
101,51 114,14 94,81 99,06 108,53 79,25 93 111,14 120,93 100,95 105,3 97,21 88,97 130,34 89,31 150,03 105,51 89,95 90,87 157,79
Sumber : Diolah dari hasil Survey, 2012
Secara grafis, Nilai Tukar Petani (NTP) pada masing-masing masing Kecamatan di Kabupaten Jombang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 5.3. Grafik Nilai Tukar Petani (NTP) Kecamatan Tahun 2012
5.14
5.5. Indeks diterima Petani Kecamatan(lt) Hasil perhitungan Indeks Diterima Petani setiap kecamatan Tahun 2012 menunjukkan hasil rataan dari indeks-indeks indeks 4 (empat) subsektor pertanian. Untuk subsektor tanaman bahan makanan
tersebut
kecamatan yang
paling
baik
adalah
Wonosalam osalam dan Diwek dengan angka indeks antara 177,04 – 177,89 sedangkan angka indeks terendah untuk sub sektor ini adalah Kecamatan Ploso dengan angka indeks sebesar 100,62. Subsektor tanaman perkebunan rakyat memiliki angka rata-rata rata indeks yang baik, hal ini ni ditunjang oleh tata niaga tebu yang semakin baik dan perkebunan tembakau yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan petani yakni indeks 265,33 untuk kecamatan Plandaan. Subsektor peternakan juga sudah mampu memberikan sumbangan angka indeks yang cukup baik bagi petani dibandingkan tahun 2011 lalu, sektor ini hanya menyumbangkan
indeks
tertinggi
sebesar
207,78
untuk
kecamatan Diwek, dan terendah 102,13 untuk kecamatan Bareng eng dari sektor peternakan. Subsektor perikanan belum mampu memberikan kontribusi yang baik bagi petani, sektor ini hanya memberikan angka indeks yang tinggi sebesar 116,68 di Kecamatan Mojowarno.
5.15
Di antara keempat angka indeks yang diterima petani, indekss subsektor perkebunan memiliki angka indeks terbesar. Sumbangan terbesar dari angka indeks perkebunan, yakni dengan indeks 265,33 untuk kecamatan Plandaan, kemudian disusul oleh indeks peternakan dengan indek 207,78 di kecamatan Diwek, indeks tanaman bahan n makanan dan indeks perikanan. Peningkatan yang terjadi pada subsektor tanaman perkebunan tersebut dipengaruhi oleh faktor harga tembakau dan tebu yang stabil dengan tata niaga yang lebih baik. Subsektor tanaman perkebunan seperti tembakau merupakan salah h satu tanaman unggulan Kabupaten Jombang, khususnya di wilayah bagian utara (seperti: Plandaan dan Kabuh).
5.6. Indeks Dibayar Petani Kecamatan Perhitungan indeks yang dibayar petani meliputi konsumsi rumahtangga, biaya produksi dan penambahan barang modal. Untuk konsumsi rumahtangga dibedakan konsumsi makanan, minuman dan konsumsi non makanan. Konsumsi non makanan meliputi konsumsi untuk perumahan, n, pakaian, kesehatan, dan transportasi. Sementara untuk biaya produksi dan penambahan barang modal dibedakan atas subsektor pertanian (tanaman
5.16
bahan makanan, tanaman perkebunan rakyat, petemakan, dan perikanan).
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa indeks yang dibayar di petani masing-masing masing kecamatan secara keseluruhan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan indeks yang diterima petani. Indeks tersebut merupakan rataan dari indeks konsumsi rumah tangga, dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal. Diantara tara indeks yang dibayar petani, indeks konsumsi rumah tangga memiliki angka yang lebih tinggi daripada indeks biaya produksi dan penambahan barang modal. Hal ini menunjukkan bahwa harga barang-barang barang konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan yang nyata dibandingkan andingkan biaya produksi dan penambahan barang modal.
5.7. Pendapatan Rumah Tangga Petani Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap petani responden , pendapatan rumah tangga petani rata-rata rata adalah Rp. 36.263.943,00 pertahun atau sekitar Rp.3.021.995,00 per bulan. Petani sub sektor tanaman perkebunan rakyat memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan subsektor lainnya. Tercatat pendapatan petani subsektor ini
5.17
mencapai Rp. 52.279.036,00 per tahun. Sedangkan petani sub sektor tanaman pangan mendapatkan pendapatan terendah yaitu Rp. 13.221.983 per tahun. Sedangkan pendapatan untuk sub sektor holtikultura, peternakan dan perikanan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.6 Pendapatan Rumah Tangga Petani Kabupaten Jombang tahun 2012 60.000.000 52.279.036 50.000.000 42.828.698
40.680.000
40.000.000
36.263.943 32.310.000
30.000.000
20.000.000 13.221.983 10.000.000
0 Tanaman Pangan
Tanaman Pangan
Holtikultura
Holtikultura
Tanaman Perkebunan Rakyat
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Peternakan
Perikanan
Perikanan
Pendapatan Ratarata
Pendapatan Rata Rata-rata
Sumber: Data survey, diolah
Besar kecilnya pendapatan dipengaruhi oleh banyak hal termasuk diantaranya luas lahan, kepemilikan alat produksi, sumber permodalan, teknologi yang digunakan, penguasaan pasar dan sebagainya. Relatif tingginya pendapatan dari sub sektor tanaman perkebunan rakyat utamanya dipengaruhi oleh kepemilikan lahan yang luas, harga komoditi yang relatif tinggi
5.18
dan modal yang mencukupi. Sedangkan pada tanaman pangan area tanam biasanya terbatas dan harga komoditas rentan cenderung mengalami penurunan pada saat panen raya. r
5.19
BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Pembahasan Nilai Indeks Nilai Tukar Petani (INTP) sebesar 104,16 104,1 pada Tahun 2012 menunjukkan bahwa kesejahteraan petani pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebagai tahun dasar. Petani cukup mampu mencukupi kebutuhan faktor produksi pertanian dan konsumsi sehari-hari hari dari hasil bertaninya saja. Mayoritas indeks kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya faktor produksi dan penambahan han barang modal untuk subsektor mengalami kenaikan, (Tabel 5.4). Sedangkan indeks harga komoditas pertanian banyak yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun dasar, yang ditunjukkan oleh angka di atas 100, kecuali subsektor perikanan yang turun sebesar 99,13 (Tabel 5.3).
Indeks Nilai Tukar Petani (INTP) dihitung berdasarkan rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan harga yang dibayar petani. Oleh karena itu, secara matematis, untuk meningkatkan NTP adalah melaksanakan serangkaian kebijakan kebija
P
6.1
untuk meningkatkan indeks harga yang diterima pertani dan menurunkan indeks harga yang dibayar petani. Kebijakan yang terkait dengan meningkatkan indeks yang diterima petani adalah meningkatkan kuantitas produksi dan meningkatkan harga komoditi pertanian.
Indeks harga yang dibayar petani bergantung pada dua hal, yaitu konsumsi rumahtangga dan biaya produksi, oleh karena itu, kebijakan yang terkait dengan menurunkan yang paling mungkin untuk dilakukan adalah menurunkan biaya produksi, dengan kata lain agar gar NTP naik dari tahun ke tahun, maka laju kenaikan indeks yang diterima petani harus harus lebih cepat (besar) dibandingkan dengan laju indeks harga yang dibayar petani, dalam hal ini input produksi sektor pertanian. Artinya kuantitas dan harga barang hasil sil produksi sektor pertanian diusahakan naik, sedangkan harga input produksi laju kenaikannya diusahakan lambat.
Komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang diterima petani Bulan September 2012 adalah jagung pipilan pocelan, sapi potong, gabah, bah, cengkeh, kacang kedelai. Sedangkan komoditas utama yang menyebabkan penurunan
P
6.2
indeks harga yang diterima petani adalah mangga, kopi biji kering, cabai rawit, cabai merah, kacang tanah, tebu dan ayam.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan penurunan penuruna indeks harga yang dibayar petani Bulan September 2012 adalah telur ayam, daging ayam, cabai rawit, ikan tongkol, bawang putih, gula pasir, bawang merah, cabai merah, kacang panjang dan tomat sayur. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan n indeks harga yang dibayar petani adalah tempe, emas perhiasan, tahu mentah, wortel, ikan mujair, rokok kretek, ikan pindang, minyak tanah dan sawi.
Pada dasarnya perkembangan NTP yang mencerminkan peningkatan atau penurunan kesejahteraan petani tidak dapat mengindikasikan berhasil atau tidaknya program pembangunan pertanian. Hal itu disebabkan perkembangan NTP tidak sematasemata mata diakibatkan oleh kebijakan sektor pertanian, tetapi juga kondisi di luar sektor pertanian, seperti laju inflasi. NTP juga belum m sempurna untuk menghitung tingkat kesejahteraan petani. Idealnya untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani diperlukan data tentang tingkat pendapatan.
P
6.3
Pembangunan pertanian yang tujuannya bukan hanya peningkatan produksi pertanian saja tetapi juga peningkatan pendapatan atau kesejahteraan petani. Oleh karena itu, harus memandang pertanian sebagai sistem agribisnis yang tidak terpisahkan antar sub-sistemnya sistemnya dalam membuat kebijakan pembangunan pertanian. Pertanian sebagai sistem agribisnis mempunyai beberapa sub sistem yaitu: sub-sistem sistem hulu (penyedia sarana produksi pertanian), on farm (usaha tani), industri pengolah hasil pertanian, pemasaran, dan sub-sistem sub pendukung. Dengan pandangan yang demikian maka kebijakan yang diambil tidak hanya menfokuskan pada satu sub-sitem sub dan pembuatan kebijakan melibatkan banyak pihak.
Gambar 6.1. Sistem Agribisnis Sub-Sistem Agribisnis Hulu
industri perbenihan/ pembibitan tanaman/hewan industri agrokimia industri agro otomotif
Sub-Sistem Usahatani
tanaman pangan dan hortikultura perkebunan peternakan perikanan kehutanan
Sub-Sistem Pengolahan industri makanan industri munuman industri rokok industri barang serat alam industri biofarmaka industri agrowisata dan estetika
Sub-sistem Jasa dan Penunjang
perkreditan dan asuransi penelitian dan pengembangan pendidikan dan penyuluhan transportasi dan pergudangan kebijakan pemerintah
Gambar 1. Sistem Agribisnis
P
6.4
Sub-Sistem Pemasaran
distribusi promosi informasi pasar kebijakan perdagangan struktur pasar
Pandangan
pertanian
sebagai
sistem
agribisnis
menempatkan semua sub-sistem sistem dalam posisi yang sama, saling tergantung dan saling membutuhkan. Akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan hal yang berbeda, petani lebih tidak berdaya dalam menghadapi sub-sistem sistem hulu dan sub-sistem sub hilir. Dengan kata lain, pelaku sub-sistem sistem hulu dan hilir sudah sejahtera sedangkan petani masih dalam kondisi kond miskin. Penggunaan sarana produksi seperti pupuk dan pestisida oleh petani tergantung pada ketersediaan dan harga yang ditentukan oleh sub-sistem hulu. Sedangkan harga hasil produksi pertanian ditentukan oleh sub-sistem sistem hulu. Ketidak berdayaan petani inilah yang menjadi acuan dasar pengambilan kebijakan.
Strategi
mengurangi
ketidak
berdayaan
menghadapi subsitem hulu adalah dengan
petani
menciptakan
kemandirian petani dalam menyediakan sarana produksi pertanian. Untuk menjamin ketersediaan faktor produksi ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah: 1. Menyadarkan petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia
(Idealnya 200-250 250 kg/hektar) karena dengan
penggunaan pupuk yang melebihi rekomendasi departemen pertanian maka kebutuhan pupuk akan terus meningkat.
P
6.5
Penggunaan
pupuk
kimia
bisa
dikurangi
dengan
mengkombinasikan antara pupuk kimia dengan pupuk organik yang harganya relatif lebih murah. 2. Setelah petani sadar akan penggunaan pupuk organik, langkah selanjutnya adalah dengan melatih petani atau kelompok elompok tani cara membuat pupuk organik karena pada dasarnya bahan dari pupuk organik sudah banyak tersedia disekitar petani tanpa harus membeli. 3. Demikian juga dengan faktor produksi pembasmi hama dan penyakit (pestisida). Sudah banyak penemuan pestisida organik rganik yang bisa dikenalkan ke petani beserta cara membuatnya. Selain ramah lingkungan, dengan pestisida organik buatan petani sendiri akan menekan biaya produksi.
Selain mengurangi ketergantungan petani terhadap sub sistem hulu, kemandirian petani akan mengurangi engurangi biaya produksi yang dikeluarkan. Pemerintah perlu mengkaji ulang kebijakan subsidi untuk sarana produksi yang bisa dibuat oleh petani sendiri. Misalkan subsidi pupuk organik, permasalahannya adalah selain penerima subsidi bukan petani, pupuk organik orga yang ada di pasaran akan memberi kesempatan petani untuk lebih memilih membeli daripada memproduksi sendiri sehingga
P
6.6
kemandirian petani menjadi tidak ada atau kembali lagi petani akan tergantung paada pabrik.
Kalaupun petani masih menggunakan pupuk buatan pabrik, maka pemerintah harus menjamin ketersediaan dan harganya. Ketersediaan pupuk pada saat musim tanam harus dilakukan
agar
petani
mudah
untuk
mendapatkannya.
Kelangkaan faktor produksi pada saat dibutuhkan membuat harga faktor produksi menjadi naik.
Kebijakan yang berkaitan dengan produksi pertanian dan harga hasil pertanian adalah bagaimana agar petani mau berusahatani (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) dengan jaminan harga setelah panen. Umumnya petani akan secara ra otomatis memproduksi barang jika harga barang tersebut dijamin naik. Banyak hal yang turut berperan terhadap rendahnya harga yang diterima petani, diantaranya terlalu panjangnya rantai tataniaga. Sehingga antara margin tataniaganya panjang. Oleh karena itu pemangkasan rantai tataniaga perlu dilakukan. Peran KUD sebagai penyangga (buffer stock) artinya membeli komoditi pertanian di saat panen sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) dan menjual
P
6.7
barang di saat paceklik.
Upaya lain yang bisa dilakukan n pemerintah untuk menstabilkan harga atau bahkan menaikkan harga hasil pertanian adalah dengan memberikan pengetahuan pada petani cara penanganan hasil pertanian atau penanganan pascapanen sehingga ada nilai tambah yang diterima petani, terutama untuk subsektor palawija, buah-buahan, buahan, dan perikanan yang harganya sangat rentan terhadap fluktuasi. Peran nyata pemerintah dalam hal ini bisa dilakukan dengan melatih para petani untuk mengolah hasil pertaniannya menjadi produk olahan lain, misalnya ikan diolah menjadi njadi ikan asap, ikan kering, dll.
P
6.8
BAB VII KESIMPULAN, SARAN & REKOMENDASI
7.1. KESIMPULAN Salah satu indikator tingkat kesejahteraan petani adalah nilai tukar petani (NTP), sehingga dengan diperolehnya NTP sebesar 104,16. persen menunjukkan pada tahun 2012 tingkat kesejahteraan petani naik dibanding dengan tahun dasar (2008) dan NTP tahun 2011 sebesar 97,87. Namun perkembangan NTP yang mencerminkan peningkatan atau penurunan kesejahteraan petani tidak dapat mengindikasikan berhasil atau tidaknya program
pembangunan
pertanian.
Hal
itu
disebabkan
perkembangan NTP tidak semata-mata mata diakibatkan oleh kebijakan sektor pertanian, tetapi juga kondisi di luar sektor pertanian, seperti laju inflasi. NTP juga belum sempurna untuk menghitung itung tingkat kesejahteraan petani. Idealnya untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani diperlukan data tentang tingkat pendapatan.
7.1
Pada perhitungan NTP 2012 ini terdapat Kabupaten Jombang lambatnya laju kenaikan indeks harga yang diterima petani karena beberapa hal : Komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang diterima petani Bulan September 2012 adalah jagung pipilan pocelan, sapi potong, gabah, cengkeh, kacang kedelai. Sedangkan komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga yang diterima petani adalah mangga, kopi biji kering, cabai rawit, cabai merah, kacang tanah, tebu dan ayam. Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga yang dibayar petani Bulan September 2012 adalah telur ayam, daging ayam, cabai rawit, ikan tongkol, bawang putih, gula pasir, bawang merah, cabai merah, kacang panjang dan tomat sayur. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang dibayar petani adalah tempe, emas perhiasan, tahu mentah, rokok kretek Alter, wortel, wor ikan mujair, rokok kretek, ikan pindang, minyak tanah dan sawi.
7.2
7.2. SARAN 1.
Untuk menghasilkan Nilai Tukar Petani (NTP) yang lebih baik, maka data untuk konsumsi rumah tangga seharusnya menggunakan data dalam bentuk time series.
2.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas terkait dengan fluktuasi harga, maka sebaiknya dilakukan perhitungan NTP secara periodik dalam tahun (bulan, tribulan, kwartal, semester)
7.3. REKOMENDASI 1. Dilakukan penguatan kelembagaan yaitu pada Gapoktan agar memiliki kemampuan dalam melihat ihat situasi pasar. Hal ini diharapkan supaya hasil produk petani memiliki daya tawar ketika berada pada pasar. Gapoktan diharapkan mampu memiliki peran dalam mereduksi peran pedagang dalam penentuan harga. 2. Sistem informasi pertanian yang accesible yaitu informasi yang dibutuhkan para petani dapat diakses secara mudah, sehingga petani selalu dapat mengikuti baik mengenai informasi pasar maupun hal-hal hal yang berkaitan dengan kegiatan pertanian.
7.3
3. Revitalisasi terhadap Koperasi Unit Desa (KUD) agar dapat dapa mempunyai peran yang strategis, antara lain dalam hal distribusi alat, dan bahan pertanian maupun sebagai organisasi yang memiliki peran dalam tataniaga hasil pertanian. Koperasi bersama Gapoktan bersinergi terutama dalam menjaga kestabilan harga produk pertanian. 4. Dibentuk kluster pertanian, yang berbasis agroindustri terutama pada sentra hasil pertanian dalam penciptaan produk olahan hasil pertanian. Hal ini dapat mengatasi overstock hasil pertanian. 5. Dibuat program secara terpadu antar sektor, yaitu sektor sekt pertanian, dan lingkungan hidup dalam melaksanakan sistem pertanian berkelanjutan seperti halnya penggunaan pupuk organik dalam sistem pertanian, dan pemulihan lahan pertanian.. 6. Pemberian insentif terhadap usaha berbasis pertanian, terutama UMKM dalam mengolah engolah hasil pertanian.. 7. Membangun akses dengan industri pengolah hasil pertanian di daerah lain, terutama dalam rangka penyediaan bahan baku.
7.4
8. Berkoordinasi dengan PDKM (Perangkat daerah penanaman modal) dalam melakukan promosi hasil pertanian kepada investor 9. Berkoordinasi dengan Kadinda terutama dalam melakukan kegiatan industri hasil pertanian agar dapat terakses pada sistem jaringan tingkat provinsi dan nasional. Kabupaten Jombang. 10. Perlu
adanya
konservasi
lahan
pertanian.
Semakin
meningkatnya jumlah penduduk nduduk memberikan tekanan yang besar pada lahan pertanian yang cenderung berubah fungsi menjadi pemukiman. Konservasi lahan pertanian dapat dilakukan dengan pengetatan tata ruang peruntukan wilayah dan mendayagunakan lahan kritis agar mampu memberi kontribusi ada pertanian.
7.5
7.6
DAFTAR PUSTAKA
Ali Rosidi, ST. 2007. Nilai Tukar Petani (NTP) Sebagai Indikator Tingkat Kesejahteraan Petani. Materi Pertemuan Dan Diskusi Terbatas Mengenai “Nilai Tukar Petani (NTP)” Pusat Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian, Bogor. Arikunto,
Suharsimi.
2002.
Prosedur
Penelitian.
Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Bappeda, 2010. Penetapan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Jombang, Jombang. Bappeda, 2010. Penyusunan Nilai Tukar Petani Kabupaten Jombang Tahun 2010, Jombang.
BPS Kabupaten Jombang, 2010, Kabupaten Jombang Dalam Angka, Jombang.
BPS Kabupaten Jombang, 2009, Kabupaten Jombang Dalam Angka, Jombang.
asi Kinerja Pembangunan, BPS Propinsi Jawa Timur, Evaluasi Pemerintah Propinsi Jawa Timur Tahun 2006, Surabaya.
BPS Propinsi Jawa Timur, 2008, Harga Konsumen Beberapa Barang Kelompok Makanan di 66 Kota di Indonesia, Surabaya.
BPS Propinsi Jawa Timur, 2008, Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian, Surabaya.
Cooper, Donald R. and Pamela S. Schindler (2006). Business Research Methods, 9th ed., New York, NY: Irwin/McGrawIrwin/McGraw Hill.
Mason Robert D, 1996, Teknik Statistika untuk BISNIS & EKONOMI, Jilid I dan II, PT Gelora Aksara Pratama.
Moleong J. Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Kualitatif Bandung : Remaja Rosda Karya. Nazir, M. 1999. Manajemen Penelitian : Bandung : Remaja Rosda Karya.
Suharyadi & Purwanto, S.K. 2000. Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern, Salemba Empat.
Walpole, Ronald E. & Myers, Raymond H., 1995, llmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur & llmuwan, Edisi ke-4, Penerbit ITB, Bandung.
Widodo, S. T., 1990, Indikator Ekonomi, Dasar Perhitungan Perekonomian Indonesia, Kanisius, Yogyakarta.
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (KEHUTANAN)
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga
Volume rata-rata 2011
2008
Harga (Rp) x Volume 2010
2012
I. TANAMAN KAYU 1
Jati
Indeks
2011
2008
2012
2010
2010
20.150.000
19.200.000
22.575.000
21.320.000
111,04
104,95
2011
2012 117,6
A1
M3 (panjang 200 M)
1
1.440.000
1.650.000
1.650.000
1.600.000
1.440.000
1.650.000
1.600.000
1.650.000
100,00
87,27
A2
M3 (panjang 200 M)
1
2.450.000
2.800.000
2.800.000
2.750.000
2.450.000
2.800.000
2.750.000
2.800.000
100,00
87,50
98,2
A3
M3 (panjang 200 M)
1
3.580.000
3.600.000
3.600.000
4.000.000
3.580.000
3.600.000
4.000.000
3.600.000
100,00
99,44
111,1
A4
M3 (panjang 200 M)
1
4.750.000
4.000.000
5.500.000
5.350.000
4.750.000
4.000.000
5.350.000
5.500.000
137,50
118,75
133,8
97,0
2
Pinus
Baik
M3 (panjang 200 M)
1
900.000
800.000
900.000
1.000.000
900.000
800.000
1.000.000
900.000
112,50
112,50
125,0
3
Sengon
Baik
M3 (panjang 200 M)
1
870.000
650.000
870.000
975.000
870.000
650.000
975.000
870.000
133,85
133,85
150,0
4
Mahoni
A1
M3 (panjang 200 M)
1
710.000
700.000
700.000
800.000
710.000
700.000
800.000
700.000
100,00
101,43
114,3
A2
M3 (panjang 200 M)
1
1.250.000
1.200.000
1.300.000
1.400.000
1.250.000
1.200.000
1.400.000
1.300.000
108,33
104,17
116,7
A1
M3 (panjang 200 M)
1
900.000
800.000
700.000
1.000.000
900.000
800.000
1.000.000
700.000
87,50
112,50
125,0
A2
M3 (panjang 200 M)
1
1.300.000
1.200.000
1.300.000
1.450.000
1.300.000
1.200.000
1.450.000
1.300.000
108,33
108,33
120,8
A3
M3 (panjang 200 M)
1
2.000.000
1.800.000
2.000.000
2.250.000
2.000.000
1.800.000
2.250.000
2.000.000
111,11
111,11
125,0
8.497.015,00
7.394.170,00
100,00
102,72
4
Sono
II. TANAMAN NON KAYU 1
Getah
Kg
2
Tanaman sela
Kg
3
4
5
6
10
3.250
a. padi gogo
Kg
20
3.200
b. jagung
Kg
50
1.500
7.595.491,67
7.394.170,00
Tanaman Buah Durian
segar
buah
10
36.250
15.000
15.000
40.000
362.500
150.000
400.000
150.000
100,00
241,67
266,7
Mangga
segar
Kg
10
5.400
3.000
3.000
6.500
54.000
30.000
65.000
30.000
100,00
180,00
216,7
Jambu
segar
Kg
2.000
2.000
1.000
1.000
100,00
416,67
450,0
Pisang
segar
sisir
21,67
4.167
Salak
segar
Kg
8
6.000
Rambutan dll
segar
Kg
20
2.500
2.500
0 4.500
90.292
6.500
48.000
2.500
2.500
50.000
21.670
97.515
21.670
52.000
0
50.000
50.000
50.000
100,00
100,0
Tanaman Obat Jahe
segar
Kg
200
33.500
35.000
35.000
37.500
6.700.000
7.000.000
7.500.000
7.000.000
100,00
95,71
107,1
Kunyit
segar
Kg
95
3.060
1.500
1.500
3.500
290.700
142.500
332.500
142.500
100,00
204,00
233,3
……………………….
segar
Kg
12
2.000
Tanaman Bumbu Sere
segar
Pala
segar
……………………….
segar
Manfaat Jasa Lingkungan Pariwisata Kelestarian DAS
2.500
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga
Volume rata-rata 2011
2008
Harga (Rp) x Volume 2010
2012
2011
2008
Indeks
2012
2010
31.072.015
28.714.170
2010
2011
107,97
104,33
2012
Sumber Air Kesehatan 7
Bahan Pakan Ternak
9
6.000
8
Bahan Bakar Kayu
2
628.750
0
27.745.492
26.594.170
116,8
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (KEHUTANAN) volume No
Nama Barang
Kualitas
Satuan rata-rata
Harga 2011 2008 rata-rata
2010
2012
I. FAKTOR NON PRODUKSI A. 1 2
Benih Tanaman Sela Padi Jagung
Kg Kg Kg
3
…………………………
B.
Pupuk dan Obat
1
Pupuk Organik
Pupuk kandang
2
Pupuk anorganik
Pestisida
C.
Tenaga dan Hewan
1
Ternak
2
Pengairan
3
Transportasi/pengankutan
4
………………………..
5
………………………..
8.800 47.200
6.000 55.000
6.000 55.000
9.500 52.000
Indeks
2008 19.019.500 413.000 138.000 275.000
2012 21.933.500 478.500 218.500 260.000
2012
2010 115 116 158 95
2.011 104,36 106,15 146,67 85,82
16.504.000
15.929.000
18.395.000
115
103,61
kuintal
150
33.333
25.000
25.000
35.000
5.000.000
3.750.000
5.250.000
140
133,33
a. Urea
Kg
440
1.600
1.600
1.600
1.750
704.000
704.000
770.000
109
100,00
b. TSP
Kg
80
2.000
2.000
2.000
2.500
160.000
160.000
200.000
125
100,00
c. ZA
Kg
1600
1.400
1.400
1.400
1.750
2.240.000
2.240.000
2.800.000
125
100,00
d. KCI
Kg
2250
2.200
2.500
2.500
2.500
4.950.000
5.625.000
5.625.000
100
88,00
e. NPK
Kg
1500
2.300
2.300
2.300
2.500
3.450.000
3.450.000
3.750.000
109
100,00
2.907.000
2.677.500
3.060.000
114
108,57
2.907.000
2.677.500
3.060.000
114
108,57
Kg
1,67
53.333
a. ………………
100 ml
1,5
34.000
b. ………………
100 ml
1,5
43.000
c. ………………
100 ml
f. Zat tumbuh 3
23 5
Harga (Rp) x Volume 2011 19.849.400 438.400 202.400 236.000
dengan orang
hari hari Rit
10
15.000
15,3
190.000
175.000
175.000
200.000
II. FAKTOR PRODUKSI
672.200
655.000
681.800
104
102,63
A.
Upah Buruh
672.200
655.000
681.800
104
102,63
1
Mencangkul
2 3
Membajak menyiangi
a. laki-laki
1/2 hari/orang
5,8
26.000
b. perempuan
1/2 hari/orang
2
17.500
25.000
25.000
26.000
150.800
145.000
150.800
104
104,00
a. laki-laki
1/2 hari/orang
1
150.000
b. perempuan
1/2 hari/orang
a. laki-laki
1/2 hari/orang
2
b. perempuan
1/2 hari/orang
2
16.800
15.000
15.000
20.000
33.600
30.000
40.000
133
112,00
10.000
12.500
12.500
10.000
20.000
25.000
20.000
80
1/2 hari/orang
4
80,00
24.000
25.000
25.000
24.000
96.000
100.000
96.000
96
96,00
25.000
4
Memupuk
a. laki-laki b. perempuan
1/2 hari/orang
2
25.000
27.500
27.500
5
Memanen
a. laki-laki
1/2 hari/orang
4
25.400
30.000
30.000
26.000
101.600
120.000
104.000
87
84,67
b. perempuan
1/2 hari/orang
3
17.000
25.000
25.000
17.000
51.000
75.000
51.000
68
68,00
6
Menanam
a. laki-laki
1/2 hari/orang
4
19.000
20.000
20.000
19.000
76.000
80.000
76.000
95
95,00
b. perempuan
1/2 hari/orang
8
17.900
10.000
10.000
18.000
143.200
80.000
144.000
180
179,00
volume No
Nama Barang
Kualitas
Satuan rata-rata
B.
Pengeluaran Lain
1
Sewa tanah ke perhutani
a. kelas I
1 ha/tahun
b. kelas II
2 ha/tahun
Harga 2011 2008 rata-rata
2010
Harga (Rp) x Volume
2012 2011
2008
Indeks 2012
0
0
2012
2010
2.011
690.280
539.000
832.000
154
128,07
1
Cangkul
dengan gagang
buah
1,6
122.000
55.000
55.000
150.000
195.200
88.000
240.000
273
221,82
2
Sabit
dengan gagang
buah
1,4
34.200
15.000
15.000
50.000
47.880
21.000
70.000
333
228,00
3
Golok
dengan gagang
buah
1,6
32.000
50.000
50.000
45.000
51.200
80.000
72.000
90
64,00
4
Garpu
buah
1
75.000
5
Spreyer/alat semprot
buah
1
396.000
396.000
350.000
450.000
129
113,14
6
………………………….
buah
………………………….
buah
III. BARANG MODAL
HARGA YANG DIBAYAR PETANI
80.000 350.000
350.000
450.000
21.211.880
20.213.500
23.447.300
116,00
#REF!
104,94
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (TANAMAN PANGAN) No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
2012
2011
2008
I. NON FAKTOR PRODUKSI A. Bibit 1
2
3
Padi
Palawija
Sayur-sayuran
a. IR-64 b. Cisadane c. Membramo d. ceheram e. Malboro f. Wayapo g. ciboga h. ketan i. situ bagendit j. Indari k. mikongga l. amboro m. impari
1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg
25,85
n. brotoyudo o. hibrida
7.150
7.250
5.250
2012
2011
Indeks 2008
2010
2011
2012
181.458.531
184.408.654
162.107.881
105,77
113,76
111,94
177.218.767
180.099.950
158.777.995
106,84
113,43
111,61
184.795
187.377
135.689
114,29
138,09
136,19
-
-
5.600
125,00
28,08
7.800
-
-
12,00
7.000
-
-
17,10
8.531
35,00
11.000
10,00
11.500
56,00
8.000
24,00
5.000
60,00
10.500
70,00
20.000
20,00
6.000
1 kg 1 kg
10,00
9.000
20,00
7.500
p. ampuboro q. M. Pagu
1 kg 1 kg
20,00
10.000
a. Jagung b. Kedele
1 kg 1 kg
8,49
45.000
45.634
35.500
381.256
387.455
301.413
100,31
128,55
126,49
14,55
8.350
8.500
7.016
121.696
123.675
102.083
85,52
121,15
119,21
118,54
116,64
76,95
75,72
44,67
43,96
7,50
7.500
c. Kacang tanah d. Ketela pohon
1 kg 3000 batang
22,10
17.429
-
-
4,00
28.333
-
-
e. Kacang hijau f. Tales g. Ketela rambat h. wijen a. bawang merah
1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg
5,00
12.000
-
-
4,00
0
b. cabe rawit
Kemas/batang
c. lombok merah d. kol/kubis e. sawi f. wortel g. terung
Kemas/batang Kemas Kemas Kemas Kemas / batang
5,00
0
3,33
-
14.000
3.232,00
46.500
47.415
40.000
150.793.356
153.245.280
129.280.000
308,00
46.000
46.700
60.688
14.153.462
14.383.600
18.691.904
-
-
9,00
876,25
3.150 -
3.200
13.513
7.163
116,2 148,3 -
28.339
28.800
64.467
48,86
-
-
-
-
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
h. Bayam i. Kacang panjang j. Ketimun k. tomat sayur 4
5
Buah-buahan
Tanaman Obat
Tanaman Hias 6
B.
Pupuk dan Pestisida
1
Pupuk Organik
a. melon b. semangka c. garbis c.durian d. mangga e. anggur f. Salak g. Rambutan
2
Pupuk an organik
1 kg/kemas* 1 ons / pohon kemas 10 gr biji pohon pohon pohon pohon pohon
c. beringin dolar d. pureng
pohon pohon
pupuk cair organik a. Urea
2008
100 kg 1 kg 100 kg liter 1kg liter 100 kg 1 kg
2012
2011
Indeks 2008
2010
-
-
1,67
93.333
-
-
1.000,00
185
-
-
64,25
39.915
102.500 194,25
30.150
602,00
1 kg dompol kg pohon pohon
c. tetea grandul
2011
1 kg/kemas*
a. kunyit b. laos c. jahe a. Adenium b. melati
a. pupuk kandang b. petrorganik b. pupuk kompos
2012
30.650
30.167
5.953.763
5.859.940
132,60
39.360
40.000
30.000
125,00
101,60
99,98
133,33
131,20
133,33
131,20
129,69
127,62
105,07
103,39
7.575
20.000
20.000
15.000
26,67
1.150,00
2012
97,56 5.858.502
30.000 2,00
2011
5.000
5.000
60,00
1.500
75,00
2.700
360,00
2.500
3,00
0
200,00
5.000
200,00
5.000
8,00
75.000
15,00
7.500
17,84
41.350
42.029
587,00
-
1.750
100,33
115.567
1.250,00
113
200,00
7.000
50,00
4.000
28,00
3.750
5.658.000
5.750.000
4.312.500
-
40.000
142,86 -
3.293.877
3.347.436
2.581.068
737.695
749.690
713.495
-
114,34 128,83 -
15.000
386,38
1.575
1.600
1.749
608.318
618.210
675.780
91,48
91,48
90,02
b. TSP (SP36) c. ZA
1 kg 1 kg
190,47
1.850
1.882
1.775
352.787
358.523
338.076
112,68
106,05
104,35
173,37
1.375
1.400
1.160
238.831
242.714
201.106
120,69
120,69
118,76
d. KCL
1 kg
27,25
2.350
2.368
6.225
63.497
64.530
169.605
e. NPK f. ponska g. ZPT (perangsang tumbuh)
1 kg 1 kg
199,61
5.125
5.211
1.368
1.023.525
1.040.168
273.066
1 kg
2,24
41.000
41.611
91.717
93.209
67.200
110,85
2.380
30.000
168,13
38,05
37,44
380,92
374,83
138,70
136,48
130
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
3
Pestisida
h. Pupuk daun i. mutiara j. mikro k. pelangi pertibor antrakol TSp 26 Multitonik Puradan a. herbisida b. fungisida c. insektisida d. nabati e. matador f. grandasil g. NPK cair h. Swalo i. puradan j. spring k. obat daun
1 kg 1 kg liter 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg liter liter liter liter liter liter liter liter liter liter liter
Dengan orang
2012 5,50
2011
2008
37.000
60,00
9.000
1,00
58.000
140,00
2.400
4,00
25.000
1,00
100.000
50,00
2.100
1,00
50.000
2012
2011
Indeks 2008
2010 -
-
11.000
1,39
64.394
-
1,45
68.751
65.900
98.313
99.911
95.768
106,22
104,33
102,66
1,40
57.294
33.438
79.195
80.482
46.972
111,62
171,34
168,60
1,00
8.333
1,00
30.000
1,00
100.000
0,50
60.000
0,50
35.000
1,00
17.000
-
-
-
1,00
6.000
9,00
35.000
945.887
961.268
748.818
92,98
128,37
126,32
1 hari
2,90
133.889
100.000
382.065
388.278
290.000
30
133,89
131,75
1 hari
1,42
237.906
233.345
331.596
336.988
330.526
92,64
101,95
100,32
1 hari
2,43
16.239
-
-
183,96
181,02
1
Garu dan ternak
2
Tractor tangan
3
Alat pertanian
a. penyemprot hama b. ………………….
1 hari
-
-
4
Trasher
Baik
1 hari
1,00
146.667
-
-
5
Gerobak
Baik
1 hari
1,80
162.100
-
-
6
Pompa air
Baik
1 hari
2,46
78.409
-
-
7
Tampah/nyiru
Sedang
1 buah
-
-
8
Karung Goni
Isi kw beras
9
Iuran pengairan
1 buah 1 tahun
6.501,000 4,07
57.941
1 hari
31.497
Blower
1 hari
1,00
37.500
pemberantas hama
1 hari
2,00
70.000
½ hari/org
2,13
52.494
A. Upah Buruh Upah membajak
a. laki-laki
232.227
236.003
128.291
161.250
II. FAKTOR PRODUKSI 1
2012
40,00
C. Sewa Tenaga dan Hewan
10 Angkutan/Transportasi
2011
62.150
158,75 124,03
22.542.562
22.909.108
20.004.009
109,01
114,52
112,69
1.392.881
1.415.530
1.877.722
98,97
75,39
74,18
110.196
111.988
132.587
112,63
84,46
83,11
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
2
3
4
5
6
Upah mencangkul Upah menanam Upah memupuk Upah menyiangi Upah memanen
2012
2011
2008
2
3
4
Sewa tanah ladang
Sewa tanah sawah
Pajak/PBB ladang
Pajak/PBB sawah
2011
Indeks 2008
-
2010 -
b. perempuan
½ hari/org
a. laki-laki
½ hari/org
5,45
28.639
b. perempuan
½ hari/org
7,50
18.500
-
-
a. laki-laki
½ hari/org
5,48
29.580
-
-
b. perempuan
½ hari/org
8,73
20.296
-
-
a. laki-laki
½ hari/org
2,94
28.365
-
-
b. perempuan
½ hari/org
4,65
19.285
-
a. laki-laki
½ hari/org
6,11
30.662
25.000
184.202
187.197
152.632
b. perempuan
½ hari/org
9,17
20.333
20.000
183.407
186.389
a. laki-laki
½ hari/org
6,48
50.000
50.000
318.693
b. perempuan
½ hari/org
11,25
40.000
40.000
116.568
B. Pengeluaran Lain 1
2012 153.583
156.081
635.296
114,38
2011
2012
24,57
24,18
42,32
122,65
120,68
183.333
160,95
101,67
100,04
323.875
323.875
124,47
100,00
98,40
442.800
450.000
450.000
76,98
100,00
98,40
21.149.681
21.493.578
18.126.286
109,96
118,58
116,68
102,05
100,42
138,09
135,88
-
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,20
10.500.000
-
-
b. kelas II
1 Ha/tahun
0,20
6.725.000
-
-
c. kelas III
1 Ha/tahun
0,14
10.500.000
-
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,91
10.630.088 10.416.670
9.556.643
9.712.035
9.517.049
b. kelas II
1 Ha/tahun
1,05
10.909.028
7.900.000
11.311.462
11.495.388
8.324.625
c. kelas III
1 Ha/tahun
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,24
140.000
140.000
33.338
33.880
33.880
106,4
100,00
98,40
b. kelas II
1 Ha/tahun
0,31
110.000
105.000
33.374
33.917
32.375
115,71
104,76
103,09
-
-
100,8 113,92 -
c. kelas III
1 Ha/tahun
0,49
98.000
a. kelas I
1 Ha/tahun
0,70
175.000
175.000
120.489
122.449
122.449
106,24
100,00
98,40
b. kelas II
1 Ha/tahun
0,69
140.000
140.000
94.375
95.909
95.909
90,27
100,00
98,40
c. kelas III
1 Ha/tahun
0,95
151.583
-
III. BARANG MODAL
13.859.595
14.084.954
13.005.487
109,76
108,30
106,57
1
Cangkul
Dengan gagang
1 buah
1,80
65.786
50.000
116.520
118.414
90.000
9,01
131,57
129,47
2
Arit
Dengan gagang
1 buah
2,15
25.850
20.000
54.689
55.578
43.000
12,06
129,25
127,18
3
Garu/bajak
Lengkap
1 buah
1,00
3.500.000
107,69
105,96
4
Tractor tangan
1 buah
1,00
5
Trasher
1 buah
1,00
4.083.333
-
13.461.000 12.500.000
13.245.624
13.461.000
12.500.000
-
121,35 -
6
Alat semprot
1 buah
1,16
345.060
283.909
393.151
399.543
328.737
123,28
121,54
119,59
7
Pisau/golok
1 buah
1,75
28.810
25.000
49.612
50.418
43.750
119,58
115,24
113,40
8
Garpu
1 buah
0,91
42.576
-
-
9
Barang modal lain
Sekop
1 buah
1,00
22.500
-
-
alat kocor
1 buah
1,00
90.000
gerobak
1 buah
1,00
700.000
pot
1 buah
8,00
15.000
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp) x Volume
Satuan rata2
2012
2011
2008
gunting
1 buah
1,00
20.000
terpal
1 buah
4,00
90.000
Landak
1 buah
2,00
15.000
Timba
1 buah
2,13
21.058
timba kecil
1 buah
0,50
3.750
selang
1 meter
161,90
27.382
serok
1 buah
3,00
22.500
mesin babat rumput
1 buah
1,00
1.250.000
ungkal
1 buah
1,00
20.000
Pompa air
1 buah
1,00
1.819.115
selang pompa
1 meter
20,00
40.000
ganco
1 buah
6,00
105.000
Total Harga Yang Dibayar Petani
2012
2011
Indeks 2008
2010
-
-
-
-
217.860.272
221.402.715
195.117.376
108,69
2011
113,47
2012
111,66
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (PERIKANAN) Harga (Rp) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp) x Volume
Indeks
Volume 2012
2011
2008
2012
I. PENANGKAPAN IKAN PERAIRAN UMUM (Sungai dan Danau)
2011
2008
2010
-
-
-
1
Udang
Segar
Kg
-
-
-
-
2
Tawes
Segar
Kg
-
-
-
-
3
Gurami
Segar
Kg
-
-
-
-
1
Gurami
Segar
Kg
2
Tawes
Segar
Kg
II. BUDIDAYA 1252,58
17.000
17.083
25.000
9.000
85.925.495
85.057.910
96,23
101,02
99,13
21.293.917
21.398.299
31.314.583
72,00
68,33
68,00
74,40
66,67
-
3
Lele
Segar
Kg
4
Udang windu
Segar
Kg
-
-
5
Bandeng
Segar
Kg
-
-
6
Mas
Segar
Kg
-
-
7
Hias
a. koi
Ekor
-
-
b. arwana
Ekor
-
-
c. Cupang
Ekor
-
-
d. Barbir Slayer
Ekor
-
10.043
13.500
8.087.684
9.025.335
12.131.526
Mujair
..................
Kg
211,67
11.000
11.167
13.500
2.328.333
2.363.611
2.857.500
9
Nila
Segar
Kg
600,00
10.000
9.500
6.333
6.000.000
5.700.000
3.799.800
Segar
Kg
3329,00
14.000
14.250
10.500
10 Patin
115,52
-
8
HARGA YANG DITERIMA PETANI
2012
84.315.934
898,63
2011
74,07
82,72
81,48
173,69
150,01
157,90
46.606.000
47.438.250
34.954.500
-
135,71
133,33
84.315.934
85.925.495
85.057.910
96,23
101,02
99,13
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (PERIKANAN) Nama Barang
No
Kualitas
Harga (Rp)
Satuan rata-
2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008
I. NON FAKTOR PRODUKSI A.
Benih Ikan
1
Gurami
1000 ekor
2
Tawes
1000 ekor 5 cm
53,47
165.000
155.000
120.000
2011 15.196.320
2008 12.579.092
2010 108,69
2011 120,806171
11.270.933
10.573.463
8.512.658
64,21
124,208715
132,40
8.822.688
8.287.979
6.416.500
291,67
129,166667
137,50
48,84
108,78825
116,28
151,52
111,111111
121,21
-
1000 ekor
0
3
Lele Udang windu
1000 ekor
-
0
-
5
Bandeng
1000 ekor
-
0
-
6
Mas
1000 ekor
-
0
-
7
Hias
Cupang
1000 ekor
-
0
-
Barbir Slayer
1001 ekor
-
0
40.000
46.779
43.000
8
Mujair
1000 ekor
6,67
9
Nila
1000 ekor
6,00
100.000
-
10
Patin
1000 ekor
7,38
182.588
-
B.
Pupuk dan Obat
1
Pupuk
2
Kapur
3
Obat-obatan
36.667
33.000
2.181.579
2.041.039
266.667
244.444
1 kg
100,00
1 kg
3,00
2000
1.200
1.600 3.000
127,96
1.876.158
220.000
453.000
Urea
2012
-
4
43,63
50.000
Indeks
2012 16.096.527
200.000
395.001
282.200
115,95
139,972094
160,52
160.000
120.000
194,23
133,333333
166,67
143,653846
153,85
151,041667
166,67
-
-
a.
5,20
40000
37.350
26.000
208.000
194.220
135.200
b.
2,25
20000
18.125
12.000
45.000
40.781
27.000
3.793.742
3.450.080
195,12
109,960989
113,43
195,12
109,091463
112,20
-
133,333333
146,67
129,91403
137,40
125
133,33
173,076923
173,08
106,895459
118,95
C.
Pakan Ikan
1
Pellet
Phokpand
1 kg
811,30
2
Dedak
..............
1 kg
55,00
3
EM-4
..............
1 Liter
2,00
3.913.480 4.600 3.300
4.473
4.100
3.731.980
3.628.742
3.326.330
3.000
2.250
181.500
165.000
123.750
18.000
D.
Alat dan Jasa Perikanan
1
Sewa perahu tanpa motor
2
Sewa motor tempel
Unit/rit
3
Sewa kapal motor
Unit/rit
4
Sewa jaring nilon
Unit/rit
1,00
5
Bahan bakar
Sollar
Liter
13,14
6
Pelumas
Ottela
Liter
1,00
23.875
7
Listrik
900 watt
1 kwh
1,00
147.857
8
Es batu
Balok 25 kg
Buah
9
Sewa pompa air
10
Pengangkutan
-
459.114
Unit/rit
Hari Unit/rit II. FAKTOR PRODUKSI
1,00
400000
375.000
434.114
400.000
1,00
25.000
72.500
300.000
0 2.600
125,00 -
-
4.500
125,52 -
375.000
4500
334.155
-
300.000
111,54
59.114
59.114
34.155
-
173,08 -
-
-
-
-
-
-
-
235.284
211.441
197.802
109,41
No
Nama Barang
Kualitas
Harga (Rp)
Satuan rata-
A.
Upah Buruh
1
Penangkapan
2 3
Pemeliharaan Pemanenan
B.
Pengeluaran Lain
1
Sewa tanah usaha
2
Pajak tanah
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan
½ hari/orang
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan
½ hari/orang
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan
½ hari/orang
1,00
2012 70000
2011 66.250
Harga (Rp) x Volume 2008 50.000
2012
2011
Indeks 2008
35000
3,50
30.000
17.917
30.000
155.000
109,41
110,483871
124,19
70.000
66.250
50.000
110,00
132,5
140,00
100
116,67
93,9005817
99,96
122.500
105.000
105.000
1 ha/tahun
0,57
400.000
75.000
70.455
109,09
-
-
-
42.784
2,50
40.191
42.802
75.031
III. BARANG MODAL
-
42.784 93.750,00
40.191 83.447,27
42.802 70.312,50
-
93,9005817
99,96
125,99
118,680556
133,33
118,680556
133,33
120,580361
127,85
1
Kapal motor
Unit
-
-
-
2
Kapal tanpa motor
Unit
-
-
-
3
Motor tempel
Unit
-
-
4
Alat tangkap
Unit
1,56
5
Karamba
Buah
7,50
1.150.000
6
Diesel/pompa air
Unit
1,08
1.790.385
7
Jala
8
Aquarium
60000
53.406
93.750
83.447,27
70.313
-
-
-
9
kolam
unit
2,40
5.600.400
selang air
meter
4,00
25.000
11
pipa
meter
4,00
45.000
12
timba
buah
6,00
8.000
13
terpal
buah
12,00
200.000
14
bak
buah
1,00
15.000
permanen
131,69
-
Buah
100,00
227.800
10
Harga Yang Dibayar Petani
45.000
2012
171.250
-
1 ha/tahun
2011
192.500 3,50
2010
-
16.425.560,84
15.491.208,29
12.847.206,72
109,24
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (PERKEBUNAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp)
Volume
rata-rata I. NON FAKTOR PRODUKSI
2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008
A. Bibit Pohon
2008 53.460.359
2010 94,54
2011 120,47
36.494.059
38.041.335
31.073.765
92,92
122,42
117,44
1.395.000
1.550.000
1.550.000
175,00
100,00
90,00
2012 115,29
Cengkeh
2
Kelapa
3
Kopi
Pohon
200
5.000
5.000
2.250
1.000.000
1.000.000
450.000
106,67
222,22
222,22
4
Tebu
100 btg
472
70.000
72.814
60.000
33.021.059
34.348.367
28.303.765
123,08
121,36
116,67
5
Tembakau
Pohon
39
28.000
29.688
20.000
1.078.000
1.142.969
770.000
92,50
148,44
140,00
6
Kapuk
a. hibrida b. lokal
..............................
10.000
Butir Butir
10.000
2011 64.404.139
1
155
9.000
Indeks
2012 61.634.880
5
500
pohon
-
-
-
-
-
..............................
-
-
..............................
-
-
..............................
-
2.500
-
B. Pupuk dan Pestisida 1
2
Pupuk Organik
Pupuk an organik
a. pupuk kandang
100 kg
71
b. pupuk kompos
100 kg
277
Pestisida
33.748
33.500
66.220
-
Keranjang
2
Tractor tangan
3
Alat pertanian
5.049.198
127,77
2.130.000
2.396.078
2.378.500
208,96
107,85
100,74
89,55
129,17
-
c. petroganik
1kg
500
1 kg
232
1.550
1.600
1.200
360.117
371.733
278.800
133,33
133,33
b. TSP (SP36)
1 kg
183
1.800
2.000
2.000
330.000
366.667
366.667
100,00
100,00
90,00
c. ZA
1 kg
658
1.300
1.400
1.090
855.256
921.044
717.099
130,84
128,44
119,27
d. KCL
1 kg
150
1.500
1.600
2.000
225.000
240.000
300.000
125,00
80,00
75,00
e. NPK
1 kg
451
2.000
2.300
1.798
902.400
1.037.760
811.258
127,96
127,92
111,23
f. pupuk majemuk g. ZPT (perangsang tumbuh)
1 kg 1 kg
h. ponska
1 kg
388,57
326,53
87,01
116,88
113,60
116,67
178,25
166,67
700
10
50.000
939
2.380
tangki
3
412.500
a. herbisida
Liter
3
69.286
-
b. fungisida
Liter
6
156.667
-
c. insektisida
Liter
6
119.000
30.625
d. rondap
Liter
1
100.000
80.000
-
-
642.857
a. penyemprot hama
20.264.522
-
1 hari
2
1 hari
1
500.000
534.744 10.000
196.875
300.000 -
156,03 -
19.695.192 1 buah
765.000
-
C. Sewa Tenaga dan Hewan 1
6.098.282
a. Urea
i. tetes 3
30.000
5.445.629
17.337.396 -
1.057.692
1.131.188
634.615
-
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Volume rata-rata
b…………….. c……………
Harga (Rp)
1 hari 1 hari
-
Karung
1 buah
5
Gerobak
1 hari
6
Pompa air
1 hari
7
Ember
1 buah
8
Iuran pengairan
9
Transportasi/angkut
10
tractor besar
2011
Harga (Rp) x Volume 2008 -
4
2012
2
Upah menanam
Indeks 2008
208.125
4
150.000
11
1.725.000
1 buah
1
a. laki-laki
½ hari/org
19
b. perempuan
½ hari/org
14
40.000
125,00
160.417
225.000
525.000
561.458
787.500
66,67
71,30
66,67
1.768.750
1.515.741
18.112.500
18.571.875
15.915.281
108,24
116,69
113,81
41.700.962
41.680.919
31.530.930
100,33
132,19
132,25
4.388.404
4.438.924
2.867.370
114,38
154,81
153,05
740.000
730.310
370.000
125,00
197,38
200,00
39.476
20.000 -
-
a. laki-laki
½ hari/org
25
33.500
33.454
20.000
850.385
849.213
507.692
100,00
167,27
167,50
b. perempuan
½ hari/org
19
20.500
20.189
13.750
386.767
380.897
259.417
72,73
146,83
149,09
½ hari/org
14
26.273
-
-
3
Upah menyiangi
a. laki-laki b. perempuan
½ hari/org
19
13.183
-
-
4
Upah memupuk
a. laki-laki
½ hari/org
11
33.560
-
-
b. perempuan
½ hari/org
9
15.321
-
-
9
20.000
27
40.000
15
40.000
5
kepras
a. laki-laki
½ hari/org
b. perempuan
½ hari/org
6
klentek
a. laki-laki
½ hari/org
b. perempuan
½ hari/org
7 8 9
gatar Upah memanen Upah menjemur
10 Upah pemeliharaan 11 Upah Membajak
a. laki-laki
½ hari/org
b. perempuan
½ hari/org
a. laki-laki
½ hari/org
52
36.000
37.176
25.000
1.861.412
1.922.242
1.292.647
120,00
148,71
144,00
b. perempuan
½ hari/org
5
20.000
20.000
20.000
100.000
100.000
100.000
125,00
100,00
100,00
a. laki-laki
½ hari/org
5
17.500
17.500
20.000
78.750
78.750
90.000
125,00
87,50
87,50
b. perempuan
½ hari/org
2
20.000
20.000
13.750
40.000
40.000
27.500
145,45
145,45
145,45
a. laki-laki
½ hari/org
10
23.000
23.636
15.000
232.091
238.512
151.364
133,33
157,58
153,33
b. perempuan
½ hari/org
6
18.000
18.000
12.500
99.000
99.000
68.750
120,00
144,00
144,00
Laki-laki
½ hari/org
20.000
0
12 upah angkut
100kg
66
Sewa tanah ladang
150,00
0
23.450
B. Pengeluaran Lain 1
2012
-
2.000
1 ha
2011
100,00
2
2010 -
A. Upah Buruh Upah mencangkul
2011
1.500
II. FAKTOR PRODUKSI 1
2012
37.312.558
37.241.995
28.663.560
100,00
129,93
130,17
a. kelas I
1 Ha/tahun
4
5.500.000
5.500.000
5.500.000
22.000.000
22.000.000
22.000.000
100,00
100,00
100,00
b. kelas II
1 Ha/tahun
3
6.000.000
5.972.500
2.495.000
15.000.000
14.931.250
6.237.500
100,00
239,38
240,48
No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Volume rata-rata
2
3
4
Sewa tanah sawah
Pajak/PBB ladang
Pajak/PBB sawah
Harga (Rp) 2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008 -
2012
2011
Indeks 2008
0
2010 -
-
0
-
-
0
-
-
0
2012
1 Ha/tahun
a. kelas I
1 Ha/tahun
1
9.800.000
b. kelas II
1 Ha/tahun
1
8.250.000
c. kelas III
1 Ha/tahun
a. kelas I
1 Ha/tahun
1
142.000
141.667
120.000
142.473
142.139
120.400
100,00
118,06
118,33
b. kelas II
1 Ha/tahun
1
172.500
171.000
310.000
170.085
168.606
305.660
100,00
55,16
55,65
c. kelas III
1 Ha/tahun
2
52.500
-
-
a. kelas I
1 Ha/tahun
1
198.222
-
-
b. kelas II
1 Ha/tahun
1
160.778
-
-
c. kelas III
1 Ha/tahun
5
1.250.000
-
-
-
III. BARANG MODAL
669.564
781.580
85,36
85,67
0,00
125.000
203.636
208.843
318.182
56,00
65,64
64,00
52.500
92.727
94.769
162.273
131,14
58,40
57,14
121,53
116,89
124,46
120,48
1
Cangkul
Dengan gagang
1 buah
3
80.000
82.045
2
Arit
Dengan gagang
1 buah
3
30.000
30.661
3
Garu/bajak
Lengkap
1 buah
4
Tractor tangan
1 buah
5
Trasher
1 buah
6
Alat semprot
1 buah
1
7
Pisau/golok
1 buah
2
36.167
-
-
8
Garpu
1 buah
2
63.750
-
-
9
Barang modal lain
-
-
10.000 1.408.333
Total Harga Yang dibayar Petani
2011
c. kelas III
1
18.000.000
-
-
-
-
320.000
332.683
Keranjang
1 buah
timba
1 buah
3
pompa air
1 buah
1
gerobak
1 buah
1
500.000
gen set / diesel
1 buah
1
2.200.000 65.000
ganjo
1 buah
3
selang air
1 meter
170
12.500
kapak
1 buah
1
80.000
skrop
1 buah
3
70.000
Bambu/gantar
1 buah
273.750
352.000
365.952
301.125
-
109,59
103.335.843
106.754.622
85.772.868
95,53
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (PERKEBUNAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp)
Volume 2012
1
Kelapa belum kupas
2
Kopi biji kering
a. muda
100 butir
b. tua
100 butir
a. arabica
100 kg
b. robusta
100 kg
3,75
300000
23
215000
Harga (Rp) x Volume 2008
2012
2011
Indeks 2008
2010
2011
-
-
-
-
-
-
-
-
1.500.000
2012
100,00
3
Cengkeh
Biji kering
1.300
50.000
50.000
46.000
65.000.000
65.000.000
59.800.000
93,48
108,70
108,70
4
Tembakau
a. daun basah
100 kg
368
244.000
247.500
150.000
89.792.000
91.080.000
55.200.000
110,00
165,00
162,67
b. daun kering
100 kg
12
275.000
275.000
152.000
3.162.500
3.162.500
1.748.000
105,26
180,92
180,92
c. rajangan
100 kg
1
180.000
180.000
165.000
212.400
212.400
194.700
103,03
109,09
109,09
d. ................
100 kg
a. glondongan
100 kg
1
140.000
-
b. odolan
100 kg
1
210.000
-
25
56.000
64.515.294
66.480.571
82,35
113,15
109,80
96,33
128,59
126,74
5
Kapuk
1 kg
2011
6
Kapas
Kapok
100 kg
7
Jambu mete
Biji
100 kg
8
Tebu
9
Lainnya ..................
Coklat
100 kg
100 kg
Total Harga Yang Diterma Petani
-
-
1.152
56.000
57.706
51.000
58.755.000
1.150.000
222.682.194
225.935.471
175.697.700
HARGA PRODUSEN YANG DITERIMA PETANI (PETERNAKAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
Harga (Rp)
total Rata -
2012
2011
Harga (Rp) x Volume 2008
I. TERNAK BESAR A. Jual Bibit (pembibitan) 1 Bibit Sapi perah 2 Bibit Sapi potong
Ekor
b. peranakan
Ekor
a. lokal
Ekor
5
6.500.000
-
9
3.833.333
-
2
Ekor
Lokal
Ekor
4 Bibit kambing
a. ettawa
Ekor
10
1.000.000
b. peranakan
Ekor
20
700.000
c. kacang
Ekor
a. ekor gemuk
Ekor Ekor
Indeks
905.300.000
571.925.000
2008 615.620.324
2010 115,23
2011 92,90
2012 147,05
-
b. hasil IB
b. lokal
2011
-
a. asli
3 Bibit kerbau
5 Bibit domba
2012
800.000
225
-
B. Hasil Daging (hewan potong)
905.300.000
571.925.000
615.620.324
115,23
92,90
147,05
a. lokal
Ekor
3
11.500.000
7.500.000
9.650.000
34.500.000
22.500.000
28.950.000
108,81
77,72
119,17
b. hasil IB
Ekor
48
12.500.000
8.400.000
9.687.663
600.000.000
403.200.000
465.007.824
86,71
129,03
2 Kerbau
Lokal
Ekor
3 Kambing
a. peranakan
Ekor
1 Sapi potong
4 Domba Itik
108,39
c. kacang
Ekor
51
1.800.000
1.200.000
850.000
91.800.000
61.200.000
43.350.000
141,18
141,18
211,76
a. ekor gemuk
Ekor
90
2.000.000
950.000
875.000
179.000.000
85.025.000
78.312.500
137,14
108,57
228,57
b. lokal
Ekor
Hibrida
Ekor
236.112.500
226.652.500
192.657.500
232,19
117,65
122,56
0
0
5.000
4.500
35
2.860
C. Susu Sapi perah Kambing
Liter/hari ettawa
-
Liter
....................... II. TERNAK KECIL A. Jual Bibit (pembibitan) 1 Bibit ayam
2 Bibit burung
a. potong
Ekor
-
b. petelur
Ekor
-
c. kampung
Ekor
-
Puyuh
Ekor
-
No
Nama Barang
Kualitas
3 Bibit itik/bebek 4 Bibit induk itik petelur
Satuan Ekor
total Rata 766,8
Harga (Rp) 2012
2011 8.800
Harga (Rp) x Volume 2008 -
2 Itik
2010
2011
2012
236.112.500
226.652.500
192.657.500
117,65
122,56
a. kampung
Ekor
50
35.000
35.000
23.000
1.750.000
1.750.000
1.150.000
130,43
152,17
152,17
b. potong
Ekor
9.175
25.000
24.000
20.500
229.375.000
220.200.000
188.087.500
70,18
117,07
121,95
potong
Ekor
143
35.000
33.000
24.000
4.987.500
4.702.500
3.420.000
150,46
137,50
145,83
0
0
98,80
141,22
a. petelur b. kampung/Arab
Kg
2.395
12.025
Butir
-
77,02
150,46
-
150,46 150,46
2 Telur itik
Butir
26.263
1.067
-
3 Telur puyuh
Butir
2.100
120
-
Harga Yang Diterima Petani
Indeks 2008
Ekor
C. Telur 1 Telur ayam
2011
.......................
B. Daging 1 Ayam
2012
150,46 1.141.412.500
798.577.500
808.277.824
185,72
HARGA YANG DIBAYAR PETANI (PETERNAKAN) No
Nama Barang
Kualitas
Satuan
volume
Rata I. NON FAKTOR PRODUKSI A. Bibit 1 Sapi perah
Harga (Rp) 2012
Harga (Rp) x Volume 2008
2011 297.600.825
2008 348.643.242
296.169.167 30.000.000
293.443.333 30.000.000
346.910.691 19.875.000
2010
Ekor
b. peranakan
Ekor
a. lokal
Ekor
15
b. hasil IB
Ekor
26
Sapi Jawa
Ekor
1
4.000.000
Sapi urap - urap
Ekor
8
2.000.000
-
-
-
10
500.000
-
-
-
2 Sapi potong
3 Kerbau
Lokal
Ekor
4 Kambing
a. ettawa
Ekor
c. kacang
Ekor
5 Domba
a. Ekor gemuk
Ekor
b. lokal
Ekor
a. potong
b. peranakan
Ekor
10.000.000
6.625.000
Indeks
2012 300.271.885
a. asli
3
10.000.000
2011
4.700.000
7.750.000
7.750.000
162
2011 85,36
2012
162 189
84,59 150,94
150,94
166
160,73
160,73
107
80,00
80,00
137
82,43
77,28
86,13 85,37
-
-
-
4.821.818
202.791.667
202.791.667
126.170.904
-
10
600.000
600.000
750.000
249
450.000
480.000
582.277
-
6.000.000
6.000.000
7.500.000
119.400.000
144.841.404
-
-
111.937.500
-
-
-
Ekor
7.050
5.500
5.225
3.750
38.775.000
36.836.250
26.437.500
107
139,33
146,67
b. petelur/arab
Ekor
1.225
6.500
6.250
5.250
7.962.500
7.656.250
6.431.250
107
119,05
123,81
c. kampung
Ekor
50
6.000
5.000
5.250
300.000
250.000
262.500
152
95,24
114,29
7 Burung
Puyuh
Ekor
4.000
8 Itik/bebek
potong
6 Ayam
Ekor
1.723
9 Itik/bebek Petelur
Ekor
400
10 Itik Jual bibit B. Obat-obatan
Telur
1 Vaksin/serum
Vitamin/mineral
2 C. 1 2 3
Pakan Ternak Rumput/daun Dedak Bungkil
a. Turbo b. Starbio c. ND Asota d. ND-ID e. Antibiotik f. B-Kompleks g. EM-4 h. Viensik i……… a. Suntik b. Egstimulan c. Elektrovite d. Jenis 1 e. Mineral ........................ ........................ ........................
Bungkus Bungkus 1000 ekor 1000 ekor kali sachet Liter pak
33 64 24 6 17 8 12 20 25
Botol
33 4 51
Ikat Kg Kg
6.000
-
-
5.750
2.800
46.000
26.417 -
336
1 kg
4.000
254 272
20.000 11.500 17.500 25.000 30.000 7.500 3.000 20.000 12.500 80.000 60.000
19.500
39.429 85.000
39.429
13.500 2.500
12.000
-
25.000 30.750 7.850 3.000 19.833 12.300 80.000 60.000
-
85.000
5.385 1.350
2.888
-
-
9.909.167
4.825.333
179
205,36
214,29
18.400.000
10.566.800
95
174,13
0,00
67 111 111
239,96 246,98 213,89
236,80
-
18.000
13.300
10.340.000
-
665.000 736.000 420.000 150.000 510.000 60.000 36.000 403.333 4.193.750 2.000.000 1.950.000 171.796 4.292.500 4.102.719 3.422.250 680.469 -
-
-
-
4.157.491 3.371.550 785.941
1.732.551 1.365.098 367.453 -
250,70 185,19
No
Kualitas
Nama Barang
Satuan
4 Jagung ........................ 5 Konsentrat ........................ 6 Lainnya/ Ampas tahu ........................ Damen/Kawul 7 Formulasi Karak/Nasi aking D. Alat dan Jasa Peternakan 1 ember ........................ 2 tempat minum ........................ 3 tempat telur ........................ 4 tempat makan ........................ 5 jasa mengawinkan ........................ 6 Listrik ........................ Tabung elpiji 7 angkutan ........................ 8 Mesin tetas
Kg 60 Kg 50 Kg 1 kg kg
Buah Buah Buah Buah 1 kali 1 kwh unit Rit unit
Harga (Rp)
volume Rata -
2012
2011
270
7.500
4.190
91.700
478
35.253
1.150
550
2.982
2.942
14
2.700
7
12.958
35
32.533
132
9.980
15
481.607
7
37.500
1
108.714
50
13.500
4
212.500
Harga (Rp) x Volume 2008 -
-
II. FAKTOR PRODUKSI A. Upah Buruh 1 Upah pemeliharaan 2 Upah pemerahan
a. laki-laki b. perempuan a. laki-laki b. perempuan
½ hari/orang
2 Upah panen
a. laki-laki
½ hari/orang
b. perempuan 3 Upah mencari rumput
½ hari/orang ½ hari/orang
a. kelas I
2 Pajak/ PBB
b. kelas II
5
30.000
25.000
30.000
1
15.000
10
25.000
½ hari/orang
a. laki-laki b. perempuan
B. Pengeluaran Lain 1 Sewa tanah usaha
1 Kandang
½ hari/orang ½ hari/orang ½ hari/orang
-
12.500
2011
1.083.340 150.147 137.647 -
Indeks 2008
350.840 150.147 137.647
318.699 127.206 114.706
-
-
-
12.500
12.500
12.500
200.693
191.493
500.000
500.000
b. kelas II
1 Ha/Tahun
1
300.000
317.500
-
a. kelas I
1 Ha/Tahun
1
186.722
186.722
183.933
178.693
178.693
176.024
1 1 Ha/Tahun III. BARANG MODAL
40.000
40.000
28.125
22.000
22.000
15.469
4.791.128
24.083.077 24.000.000
22.993.322 22.915.038
9.648.969 9.582.256
78.284
66.713
2
2 Skop
Buah
2
3 Pisau/golok/sabit
Buah
2
4 Keranjang
Buah
5 Pompa air dan slang
Buah
Sapu 6 Gerobak Total Harga Yang dibayar Petani
12.000.000
11.457.519
40.000
37.692
27.000
83.077
1
5.000
-
2
550.000
-
487,33
109
101,52
101,52
142,22
142,22
145 146
238,30 239,14
249,59
78
117,34
124,53
115
89,50
90,75
-
250,46
-
-
Buah
100,00
104,80
-
-
Buah
100,00
188
120,00
-
32.121
136
118,03
-
232.500
-
339,93
-
1
Buah
-
110,09 118,03 120,00
12.500
933.193 500.000
112 112 112 -
-
-
2012
-
-
12.500
2011
-
1 Ha/Tahun
Permanen
2010 -
1
2012
325.438.303
320.944.987
358.610.909