LEMMA
VOL I NO. 2, MEI 2015
PENYELESAIAN SISTEM DESKRIPTOR KONTINU Siskha Handayani STKIP PGRI Sumatera Barat Email:
[email protected]
Abstrak. Dalam penelitian ini akan dibahas penyelesaian dari sistem deskriptor kontinu berikut: πΈπ¦ π‘ = π΄π¦ π‘ + π΅π’ π‘ , π¦ 0 = π¦0 dimana πΈ, π΄ β βπΓπ ,π΅ β βπΓπ ,π¦ β βπ ,π’ β βπ , dan π‘ β 0, β , dengan mengasumsikan bahwa πΈ adalah matriks singular dan πππ‘ π πΈ β π΄ β 0 untuk suatu π β β.. Kata kunci: Transformasi Laplace, Singular, Similar, Matriks Jordan, Nilpotent
A. PENDAHULUAN Pertimbangkan sistem kontrol linier kontinu berikut : πΈπ¦ π‘ = π΄π¦ π‘ + π΅π’ π‘ ,
π¦ 0 = π¦0 (1)
dimana πΈ, π΄ β βππ₯π , πΈ merupakan matrik singular, π΅ β βπΓπ , π¦ β βπ , π’ β βπ dan π‘ β [0, β).Dalam persamaan (1), π¦ β βπ menyatakan vektor keadaan, π’ β βπ menyatakan vektor kontrol (input) dan βπΓπ menyatakan himpunan matriks riil berukuran π Γ π. Sistem kontrol linier (1) sering disebut sebagai sistem deskriptor kontinu [3]. Jika matriks πΈnonsingular, maka sistem (1) dapat ditulis menjadi π¦ π‘ = π΄π¦ π‘ + π΅ π’ π‘ ,
π¦ 0 = π¦0
dengan π΄ = πΈ β1 π΄ dan π΅ = πΈ β1 π΅. Jelas bahwa sistem deskriptor linier merupakan perumusan dari sistem kontrol linier biasa seperti yang terdapat dalam literatur klasik [7]. Sistem (1) disebut regular jika πππ‘ π πΈ β π΄ β 0 untuk suatu π β β, dan sebaliknya dikatakan non regular.Untuk matriks πΈnonsingular, penyelesaian sistem (1) dengan mudah dapat diperoleh, yaitu π‘ π΄π‘
π¦ π‘ = π π¦0 +
π
π‘βπ π΄
π΅π’ π ππ ,
0
tetapi tidak demikian halnya jika πΈ adalah matriks singular. Penelitian ini akan mengkonstruksi penyelesaian sistem deskriptor (1) dengan asumsi bahwa πΈ adalah matriks singular dan πππ‘ π πΈ β π΄ β 0 untuk suatu π β β. Beberapa pembatasan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
PRODI PEND. MATEMATIKA STKIP PGRI SUMBAR
63
LEMMA
VOL I NO. 2, MEI 2015
1. Matriks-matriks koefisien dan sistem deskriptor adalah bernilai riil. Matriks πΈ dan π΄ kedua-duanya adalah singular atau π΄nonsingular dan πΈsingular tetapi tidak nilpotent. 2. Sistem deskriptor (1) adalah regular, yakni πππ‘ π πΈ β π΄ β 0 untuk suatu π β β. 3. Vektor keadaan π¦ π‘ dapat diturunkan sebanyak π kali, dan vektor kontrol π’ π‘ dapat diturunkan sebanyak π β 1 kali.
B. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis teori-teori dasar yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian dari sistem deskriptor kontinu (1) yang dibahas berlandaskan pada kajian kepustakaan, seperti beberapa definisi tentang matriks, matriks Jordan, matriks nilpotent, Transformasi Laplace, sistem persamaan linear differensial nonhomogen. Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah : 1) Menentukan bentuk sistem deskriptor (1) setelah ditransformasi Laplace, 2) Menentukan syarat cukup agar sistem deskriptor (1) dapat diselesaikan secara tunggal, 3) Membuktikan teorema dengan menggunakan teori-teori yang diperlukan.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhatikan kembali sistem deskriptor kontinu (1) beserta asumsi-asumsi yang diberikan. Dengan menggunakan transformasi Laplace terhadap kedua ruas persamaan (1) diperoleh πΈ π π¦ π β π¦ 0
= π΄π¦ π + π΅π’ π ,
atau dapat ditulis menjadi π πΈ β π΄ π¦ π = πΈπ¦ 0 + π΅π’ π ,
(2)
dimana π¦ π adalah transformasi Laplace dari π¦ π‘ danπ’ π adalah transformasi Laplace dari π’ π‘ . Jelas bahwa solusi persamaan (2) ada dan tunggal, apabila π πΈ β π΄ punya invers, atau π πΈ β π΄
β1
ada. Ini memberikan π¦ π‘ = β β1 π¦ π ,
dimana β β1 adalah transformasi Laplace invers dari π¦ π . Fakta ini memperlihatkan bahwa syarat cukup agar sistem deskriptor (1) dapat diselesaikan secara tunggal adalah det π πΈ β π΄ β 0 untuk suatu π β β Teorema 3.1 Sistem deskriptor (1) dapat diselesaikan secara tunggal jika dan hanya jika ada matriks nonsingular π danπ sehingga (1) tereduksi ke bentuk berikut PRODI PEND. MATEMATIKA STKIP PGRI SUMBAR
64
LEMMA
VOL I NO. 2, MEI 2015
π₯1 π‘ = πΈ1 π₯1 π‘ + π΅1 π’ π‘ (3) πΈ2 π₯2 π‘ = π₯2 π‘ + π΅2 π’ π‘ ππΈπ =
dengan
πΌ1 0
0 πΈ , ππ΄π = 1 πΈ2 0
π₯1 0 π΅ , ππ΅ = 1 , π₯ = π β1 π¦, πΈ2π = πΌ2 π΅2 2
0, πΈ2π β1 β 0 , untuk suatu π. Proses pembuktian Teorema (3.1) berkaitan erat dengan lemma berikut ini. Lemma 3.2 Misalkan π π β β, π = 1, β¦ , πmemenuhi πππ‘ π πΈ β π΄ = 0, dan misalkan pula πππ‘(ππΈ β π΄) β 0 untuk suatu β β . Maka nilai eigen matriks π πΈ β π΄ 1 πβπ π
πΌβ
β1
πΈ hanyalah 0 dan
, π = 1, β¦ , π dengan π β π π . Selanjutnya untuk setiap πΌ β β dengan πΌ β 0 dan 1 πβπ π
, π = 1, β¦ , π maka πΌ bukan nilai eigen untuk matriks ππΈ β π΄
β1
πΈ.
Bukti Teorema (3.1) βΉ Misalkan sistem (1) dapat diselesaikan secara tunggal, maka πππ‘ π πΈ β π΄ β 0 untuk suatu π β β. Jadi ada π β β sedemikian sehingga πππ‘ ππΈ β π΄ β 0. Misalkan π π β β, π = 1, β¦ , π memenuhi πππ‘ π πΈ β π΄ = 0. Untuk setiap π β β, π β π π , tuliskan π πΈ β π΄ = π β π πΈ + ππΈ β π΄
(4)
Kalikan kedua ruas persamaan (3.4) dengan ππΈ β π΄ ππΈ β π΄
β1
β1
, diperoleh
π πΈ β π΄ = π β π ππΈ β π΄
β1
πΈ + πΌ (5)
Berdasarkan definisi tentang matriks similar, maka matriks ππΈ β π΄
β1
πΈsimilar dengan
tepat satu matriks Jordan. Akibatnya jika deg πππ‘ π πΈ β π΄ = π1 , maka ada matriks nonsingularπ yang memenuhi ππΈ β π΄
β1
πΈ=π
π½1 0
0 β1 π π½2
dimana π½1 adalah matriks blok berukuran π1 Γ π1 yang berkaitan dengan nilai eigen 1 πβπ π
, π = 1, β¦ , π dan π½2 adalah matriks blok berukuran π2 Γ π2 yang berkaitan
dengan nilai eigen 0. Akibatnya πππ‘ π½1 β 0 dan π½2 nilpotent. Dalam hal ini π = π1 + π2 . Sehingga persamaan (5) dapat ditulis sebagai ππΈ β π΄
β1
π πΈ β π΄ = π β π π
π½1 0
0 β1 π +πΌ π½2
(6)
atau π β1 ππΈ β π΄
β1
π πΈ β π΄ π = π β π
PRODI PEND. MATEMATIKA STKIP PGRI SUMBAR
π½1 0
0 +πΌ π½2
65
LEMMA
VOL I NO. 2, MEI 2015
π β π π½1 + πΌ1 0
= dimana πΌ =
πΌ1 0
0 (7) β ππ½2 β πΌ2 + π π½2
0 . Kalikan kedua ruas persamaan (7) dengan matriks πΌ2 π½1β1 0
0 ππ½2 β πΌ2
β1
,
maka diperoleh π½1β1 0
0 ππ½2 β πΌ2
β1
π β1 ππΈ β π΄
dengan πΈ1 = ππΌ1 β π½1β1 dan πΈ2 = ππ½2 β πΌ2
β1
β1
π πΈ β π΄ π = π
πΌ1 0
0 πΈ β 1 πΈ2 0
0 πΌ2
(8)
π½2 . Jelas bahwa, karena π½2 nilpotent maka πΈ2
juga nilpotent. Misalkan π = π, dan π =
π½1β1 0
0 ππ½2 β πΌ2
β1
π β1 ππΈ β π΄
β1
Maka (7) dapat ditulis sebagai π π πΈ β π΄ π = π
πΌ1 0
0 πΈ β 1 πΈ2 0
0 , untuk setiap π β π π πΌ2
Dengan membandingkan kedua ruas persamaan terakhir, maka diperoleh ππΈπ =
πΌ1 0
0 πΈ , dan ππ΄π = 1 πΈ2 0
Dengan menuliskan ππ΅ sebagai πΌ1 0
0 πΌ2 π΅1 , persamaan (1.1) dapat dituliskan kembali menjadi π΅2
0 π₯1 π‘ πΈ2 π₯2 π‘
=
πΈ1 0
0 π₯1 π‘ πΌ2 π₯2 π‘
+
π΅1 π’ π‘ π΅2
yang ekivalen dengan persamaan (3). βΈ Misalkan ada matriks nonsingularπ dan π sehingga (1) tereduksi ke bentuk (3), dengan ππΈπ =
πΌ1 0
0 , πΈ2
dan ππ΄π = Maka π π πΈ β π΄ π =
π πΌ1 β πΈ1 0
πΈ1 0
0 . πΌ2
0 (9) π πΈ2 β πΌ2
dengan πΈ2 nilpotent. Persamaan (9) dapat ditulis π πΈ β π΄ = πβ1
π πΌ1 β πΈ1 0
0 π β1 . π πΈ2 β πΌ2
Akibatnya πππ‘ π πΈ β π΄ = πππ‘ π β1 β πππ‘ π πΌ1 β πΈ1 β πππ‘ π πΈ2 β πΌ2 β πππ‘ β π β1 .
PRODI PEND. MATEMATIKA STKIP PGRI SUMBAR
66
LEMMA
VOL I NO. 2, MEI 2015
Karena π dan πnonsingular, maka πππ‘ πβ1 β 0 dan πππ‘ π β1 β 0. Karena πππ‘ π πΌ1 β πΈ1 adalah polinom karakteristik dari matriks πΈ1 , maka πππ‘ π πΌ1 β πΈ1 = 0 hanya untuk π yang merupakan nilai eigen dari matrik πΈ1 . Sehingga πππ‘ π πΌ1 β πΈ1 β 0 untuk suatu π β β. Sedangkan πππ‘ π πΈ2 β πΌ2 = β1
π2
β 0 untuk setiap π β β. Akibatnya πππ‘ π πΈ β π΄ β 0
untuk suatu π β β, Sehingga sistem deskriptor (1) dapat diselesaikan secara tunggal. Dengan memperhatikan kembali persamaan (3), dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa solusi persamaan pertama dapat ditulis sebagai berikut, π‘
π₯1 π‘ = π
π‘πΈ1
π₯1 0 +
π
π‘βπ πΈ1
π΅1 π’ π ππ .
(10)
0
Selanjunya solusi persaman kedua dapat diperoleh dengan cara berikut ini. Turunkan persamaan kedua dari (3) terhadap π‘, kemudian kalikan dengan πΈ2 , diperoleh 2
πΈ22 π₯2
1
π‘ = πΈ2 π₯2
π‘ + πΈ2 π΅2 π’
1
π‘ .
(11)
Dengan meneruskan proses ini, dan mengingat πΈ2π = 0, maka hasil yang ke-π dapat dituliskan sebagai 0 = π₯2 π‘ + π΅2 π’ π‘ + πΈ2 π΅2 π’
π‘ + β― + πΈ2π β1 π΅2 π’
1
πβ1
π‘
atau dapat ditulis π β1
πΈ2π π΅2 π’
π₯2 π‘ = β
π
π‘ ,
(12)
π=0
dimana π₯ π , π’
π
menyatakan turunan ke-π dari π₯ dan π’. Sehingga solusi persamaan kedua dari
(3) diberikan oleh persamaan (12). Karena π₯ = π β1 π¦, maka solusi sistem deskriptor (1) adalah π₯1 π¦ = π π₯ , dengan π₯1 dan π₯2 diberikan oleh persamaan (10) dan (12). 2 Contoh Pemakaian 1.
Jika diketahui sistem deskriptor πΈπ¦ π‘ = π΄π¦ π‘ + π΅π’ π‘ , dengan πΈ =
0 0 1 ,π΄= 0 1 0
π¦ 0 = π¦0
1 1 dan π΅ = . 0 1
Carilah penyelesaian dari sistem tersebut Penyelesaian : det π πΈ β π΄ = πππ‘
PRODI PEND. MATEMATIKA STKIP PGRI SUMBAR
β1 β1 0 π 67
LEMMA
VOL I NO. 2, MEI 2015
= βπ Sistem dapat diselesaikan secara tunggal karena det π πΈ β π΄ β 0 untuk π β β, π β 0. Jadi ada π β β sedemikian sehingga det ππΈ β π΄ β 0 . Ambil π π β β, π = 1, β¦ , π yang memenuhi πππ‘ π πΈ β π΄ = 0, π = 0. Untuk suatu π β β, π β π π , tuliskan π πΈ β π΄
= π β π πΈ + ππΈ β π΄ .
Kalikan kedua ruas persamaan ini dengan ππΈ β π΄ ππΈ β π΄
β1
π πΈ β π΄
β1
, diperoleh
= π β π ππΈ β π΄
β1
πΈ + πΌ.
Berdasarkan definisi tentang matriks similar, maka matriks ππΈ β π΄
β1
πΈsimilar dengan
tepat satu matriks Jordan yaitu β1
ππΈ β π΄ 0 0
πΈ=π
π½1 0
0 β1 π π½2
β1/π 1/(π) 0 β1 =π π . 1/π 0 0
Dengan mempertukar kolom matriks T1 yang dicari dengan menggunakan MATLAB 7.0.1, maka diperoleh π= Ambil π = π =
β1 1 . 1 0
β1 1 , 1 0
dan π =
=
π½1β1 0
0 ππ½2 β πΌ2
π 0 0 1 0 β1 1 1
0 π = β1 β1
β1
π β1 ππΈ β π΄
β1
1 π 1 π
β1 β 0 1 π 1 π
β1 β 0
0 1 . 1 0 Maka diperoleh =
ππΈπ =
1 0
0 0 , dan ππ΄π = 0 0
0 1 , ππ΅ = . 1 1
Sistem dapat ditulis sebagai 1 0
0 π₯1 π‘ 0 π₯2 π‘
=
0 0
PRODI PEND. MATEMATIKA STKIP PGRI SUMBAR
0 π₯1 π‘ 1 π₯2 π‘
+
1 π’ π‘ . 1
68
LEMMA
VOL I NO. 2, MEI 2015
Sehingga diperoleh π₯1 π‘ = π’ π‘ 0 = π₯2 π‘ + π’ π‘ maka penyelesaianya adalah π‘
π₯1 π‘ = π
π‘πΈ1
π₯1 0 +
π
π‘βπ πΈ1
π’ π ππ
0 π‘
π 0 π’ π ππ
= π₯1 0 + 0 π‘
= π₯1 0 +
π’ π ππ 0
dan π₯2 π‘ = βπ’ π‘ . Misalkan π’ π‘ = π βπ‘ maka diperoleh π‘
π₯1 π‘ = π₯1 0 +
π’ π ππ ,
π₯1 0 = 0
0 π‘
π βπ ππ
= π₯1 0 + 0 π‘
π βπ ππ
=0+ 0
π‘ 0
= βπ βπ
= βπ βπ‘ + 1 = 1 β π βπ‘ π₯2 π‘ = βπ βπ‘ . Sehingga π¦ π‘ = π
π₯1 π‘ π₯2 π‘
β1 1 1 β π βπ‘ 1 0 βπ βπ‘ β1 = . 1 β π βπ‘ =
PRODI PEND. MATEMATIKA STKIP PGRI SUMBAR
69
LEMMA
VOL I NO. 2, MEI 2015
D. KESIMPULAN Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa eksistensi dan ketunggalan penyelesaian dari sistem deskriptor kontinu (1) dijamin jika ada matriks nonsingularπ dan π sedemikian sehingga sistem deskriptor kontinu (1) dapat direduksi menjadi sistem (3). Jika π₯1 dan π₯2 adalah solusi dari sistem (3), maka solusi sistem deskriptor kontinu (1) dinotasikan sebagai
π₯1 π¦ π‘ =π π₯ . 2 DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Anton, Howard. 1987. Aljabar Linier Elementer.5th edition, Erlangga. Jakarta Cullen, Charles G. 1991. Linear Algebra and Differential Equation. Second edition Elizabeth L. Yip and Richard F. Sincoveec. 1981. Solvability, Controllability, and Observability of Continuous Descriptor System. IEEE Transactions on Automatic Control.702-703 Finizio N. dan G. Ladas. 1988. Persamaan Diferensial Biasa dengan Penerapan Modern. Edisi kedua. Erlangga. Jakarta Gantmatcher, F.R. 2000. The Theory of Matrices. Volume one. Ams Chelsea Publishing. Providence Rhode Island Jacob, Bill. 1990. Linear Algebra. W. H, Freeman And Company, New York Kaczorek, T. 1992. Linear ControL System. Volume one-Analysis Of Multivariable System. Warsaw University of Technology,Poland Noble, Ben and Daniel. J. W. 1988. Applied Linear Algebra 3rd edition. Prentice-Hall. New Jersey.
PRODI PEND. MATEMATIKA STKIP PGRI SUMBAR
70