Math Educa Journal 1 (1) (2017): 86-95
Jurnal Matematika dan Pendidikan Matemati ka Email:
[email protected]
Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian Sistem Linier Kontinu Bergantung Waktu Ezhari Asfa’ani Tadris matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Imam Bonjol Padang, Indonesia Email:
[email protected] Received: March 2017; Accepted: May 2017; Published: June 2017
Abstrak Sistem linier kontinu bergantung waktu merupakan suatu model yang banyak dijumpai dalam aplikasi. Penelitian ini mengkaji hubungan antara keterobservasian dan keterkonstruksian sistem linier kontinu bergantung waktu. Dengan menggunakan metode aljabar, dalam tulisan ini dibuktikan beberapa teorema yang mengkaji hubungan antara keterobservasian dan keterkonstruksian sistem linier kontinu bergantung waktu. Selain itu, diberikan beberapa contoh sebagai ilustrasi untuk memperkuat keberlakuan teorema-teorema yang telah dibuktikan. Kata kunci: keterobservasian, keterkonstruksian, sistem linier kontinu bergantung waktu Abstract
Continuous time-varying linier system is a model which many peoples to find in any applications. This paper to teaching connection of observability and constructibility for continuous time-varying linear system. With algebra method we can proof any theorems to result connection of observability and constructibility for continuous time-varying linear system. Futhermore, we gave any examples for illustration to be valid this theorems and this proof. Keywords: observability, constructability, continuous time-varying linier system
vektor output.
PENDAHULUAN Diberikan suatu sistem linier kontinu
nn
A(t )
bergantung terhadap waktu berikut:
, B(t )
p m
D(t )
Semua nm
entri
, C (t )
pada p n
matriks dan
berupa fungsi-fungsi bernilai riil. No-
.
x(t ) A(t )x(t ) B(t )u(t ); t0 t t1 ,
(1)
y (t ) C (t )x(t ) D(t )u(t )
dengan
.
x
menyatakan vektor keadaan, u(t ) p
m
n
menyatakan himpunan vektor riil ber-
menya-
menyatakan
n m
menyatakan himpunan
matriks riil berukuran n m . Jika entri-entri dari matriks A dan B bergantung terhadap waktu, maka sistem pada persamaan (1) disebut timevarying. Sebaliknya, jika entri-entri dari matriks
______________________ Peer review under responsibility IAIN Imam Bonjol Padang. © 2017 IAIN Imam Bonjol Padang. All rights reserved.
p-ISSN: 2580-6726
n
dimensi n , dan
dx . Dalam sistem (1), x(t ) dt
takan vektor input dan y (t )
tasi
Ezhari Asfa’ani, Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian ... 87
Asumsikan B (t ) 0 , maka (4) dapat di-
A dan B tidak bergantung terhadap waktu,
maka sistem (1) disebut time-invariant. Solusi per-
tulis menjadi
samaan pertama dalam (1) adalah
.
x(t ) A(t )x(t ), x(t0 ) x0 ,
t
x(t ) (t , t0 )x(t0 ) (t , ) B( )u( ) d , (2) t0
dimana (t , t0 )
menyatakan matriks transisi
yang merupakan sistem linier homogen bergantung waktu. Misalkan
keadaan untuk persamaan tersebut. Dengan
n n
adalah matriks dengan
n kolomnya berupa n solusi bebas linier dari (5).
demikian: t
Matriks dikatakan sebagai matriks fundamen-
t0
tal dari (5).
y (t ) C (t )(t , t0 ) x(t0 ) C (t )(t , ) B( )u( ) d D(t )u(t ).
Definisi 1. Jika adalah matriks fundamental
(3) Hal yang menarik untuk dikaji dari sistem linier kontinu bergantung terhadap waktu adalah
(5)
masalah
keterobservasian
dan
keter-
dari (5), maka yang didefinisikan sebagai (t , t0 )
(t ) 1 (t0 ), untuk t , t0 ( , )
dikatakan matriks transisi keadaan dari (5)
konstruksian. Secara umum, sistem (1) dikatakan
Teorema 2. Misalkan t0 ( , ) dan (t , t0 ) ada-
terobservasi
lah matriks transisi keadaan dari (5) untuk
keadaan
jika
keadaan
awal
x(t0 ) x0 dapat ditentukan dengan mengetahui
t ( , ) maka pernyataan berikut benar:
output dan input sekarang dan akan datang.
1. (t , t0 ) merupakan solusi tunggal dari per-
Selain itu, sistem (1) dikatakan terkonstruksi jika
samaan diferensial matriks
keadaan awal x(t0 ) x0 dapat ditentukan dengan mengetahui output dan input sekarang dan masa lalu. Makalah ini mengkaji kembali hubungan
d (t , t0 ) A(t )(t , t0 ), dt
(6)
dengan (t0 , t0 ) I . 2. Untuk setiap t , s, ( , ) , berlaku (t , ) (t , s) ( s, ).
antara keterobservasian dan keterkonstruksian
3. Untuk setiap t , ( , ) , berlaku (t , ) tak
dari sistem (1).
singular dan LANDASAN TEORI
1 (t , ) ( , t ).
Sistem Linier Kontinu Bergantung terhadap
Bukti.
Waktu
1. Misalkan matriks fundamental dari (5). Diberikan sistem linier bergantung waktu
sebagai berikut:
(t , t0 ) (t ) 1 (t0 ) . Oleh karena itu,
.
x(t ) A(t )x(t ) B(t )u(t ), x(t0 ) x0 ,
dimana A(t )
Dengan menggunakan Definisi 1 diperoleh
nn
, B(t )
riil bergantung waktu.
nm
(4)
adalah matriks
(t , t0 ) A(t )(t , t0 ),
dan (t0 , t0 ) I .
88 Math Educa Journal Volume 1 No. 1 Edisi April 2017, pp.86-95
2. Misalkan matriks fundamental dan matriks transisi dari (1).
dari sistem (1), serta memberikan beberapa contoh yang berkaitan dengan hubungan tersebut.
Dengan menggunakan Definisi 1 diperoleh (t , ) (t , s ) ( s, ),
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Telah diketahui bahwa output untuk sis-
dengan t , s, ( , ) . 3. Misalkan
matriks fundamental, maka
det ( (t )) 0 untuk setiap t ( , ) .
tem (1) diberikan oleh t
y (t ) C (t )(t , t0 ) x(t0 ) C (t )(t , ) B( )u( ) d t0
Oleh karena itu
D(t )u(t )
det ( (t , )) 0.
(7)
Dengan demikian, dapat dibuktikan bahwa
untuk t0 , t ( , ) , dimana (t , ) menyatakan
(t , ) tak singular dan 1 (t , ) ( , t ) .
matriks transisi keadaan dari sistem (1). Selanjutnya, misalkan
Teorema 3. Jika untuk setiap t 0 dan t berlaku t t A(t ) A( )d A( )d A(t ), t0 t0
y (t ) C (t ) (t , t0 )x0
(8)
dimana t y (t ) C (t ) (t , ) B( )u( ) d D(t )u(t ) t0 dan x 0 x(t0 ) (9)
y (t )
maka t (t , t0 ) exp A( )d . t0
Persamaan (3) disebut respon total, yang
Keterobservasian Sistem Linier Kontinu
terdiri dari penjumlahan dua komponen yaitu
Definisi 4. Suatu keadaan x dikatakan tak terob-
respon input-nol dan respon keadaan nol. Re-
servasi pada waktu t 0 jika respon input-nol dari
spon input-nol diberikan oleh
sistem adalah nol untuk setiap t t0 , yaitu jika
(t , t0 , x0 , 0) C (t )(t , t0 ) x0 , sedangkan respon keadaan-nol diberikan oleh
C (t )(t , t0 ) x 0 untuk setiap t t0 .
Misalkan
t
(t , t0 , 0, u) C (t )(t , ) B( )u( ) d D(t )u(t ). t0
to0
menyatakan
(10)
himpunan
semua keadaan tak terobsercvasi pada t =t0 , atau secara simbolis dapat ditulis
METODE PENELITIAN Cara penelitian yang digunakan adalah studi literatur mengenai teori-teori tentang matriks, ruang vektor, transformasi linier, hasil kali dalam, norm, dan sistem linier kontinu bergantung terhadap waktu. Makalah ini mengkaji kembali hubungan antara keterobservasian dan keterkonstruksian
to0 {x∣ x tak terobservasi pada t t0 } (11)
Definisi 5. Sistem (1) dikatakan terobservasi keadaan pada t 0 , jika keadaan yang tak terobservasi pada t 0 hanyalah keadaan nol, x 0 , yaitu jika to0 {0} .
Ezhari Asfa’ani, Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian ... 89
Dari Teorema 6, jelas bahwa keadaan x
Teorema 6. Suatu keadaan x adalah tak terob-
terobservasi pada t 0 jika dan hanya jika terdapat
servasi pada t 0 jika dan hanya jika x ker (Wo (t0 , t1 ))
(12)
Akibat 7. Sistem (1) adalah terobservasi keadaan
untuk setiap t1 t0 , dimana
Wo (t0 , t1 )
t1
t0
t1 t0 sedemikian sehingga Wo (t0 , t1 ) x 0 .
T ( , t0 )C T ( )C ( )( , t0 )d
(13)
pada t 0 jika dan hanya jika terdapat suatu waktu berhingga t1 t0 sedemikian sehingga rank (W0 (t0 , t1 )) n.
adalah matriks simetris untuk setiap t1 t0 . Dari Teorema 6, jelas bahwa keadaan x terobservasi pada t 0 jika dan hanya jika terdapat
(14)
Jika sistem terobservasi, maka keadaan x 0 pada t 0 adalah t1 x0 Wo1 (t0 , t1 ) T ( , t0 )C T ( )y ( )d . (15) t0
t1 t0 sedemikian sehingga Wo (t0 , t1 ) x 0 .
Bukti.
Bukti.
( )
x ker (Wo (t0 , t1 ))
Misalkan
maka
( ) Misalkan sistem (1) terobservasi keadaan
Wo (t0 , t1 ) x 0 untuk setiap t1 t0 . Akan di-
pada t 0 . Akan dicari suatu waktu berhingga
tunjukkan bahwa keadaan x tak terobservasi pa-
t1 t0 sedemikian sehingga
da
t0 .
Karena
Wo (t0 , t1 ) x 0
maka
x Wo (t0 , t1 )x 0 untuk setiap t1 t0 . T
Karena
rank (Wo (t0 , t1 )) n.
Karena (1) terobservasi keadaan pada t 0 , maka keadaan yang tak terobservasi pada t 0 hanyalah
t1
t0
2
C ( )( , t0 )x d = 0
keadaan nol, yaitu x 0 . Berdasarkan Teorema 6, terdapat t1 t0 sedemikian sehingga
maka haruslah C ( )( , t0 )x 0 untuk setiap t0 .
Jadi keadaan x tak terobservasi pada t 0 . ( )Misalkan keadaan x tak terobservasi pada t 0 , akan ditunjukkan bahwa x ker (Wo (t0 , t1 ))
untuk setiap t1 t0 . Karena keadaan x tak terobservasi pada t 0 , maka C (t )(t , t0 ) x 0 untuk setiap t t0 . Akibatnya Wo (t0 , t1 ) x 0
Jadi x ker (Wo (t0 , t1 )) untuk setiap t1 t0 .
ker (Wo (t0 , t1 )) {0}.
Telah diketahui bahwa null (Wo (t0 , t1 )) 0.
Karena Wo (t0 , t1 ) adalah matriks n n , dan rank (Wo (t0 , t1 )) null (Wo (t0 , t1 )) n,
maka dapat disimpulkan bahwa rank (Wo (t0 , t1 )) n.
( ) Misalkan terdapat suatu waktu berhingga t1 t0 sedemikian sehingga rank (Wo (t0 , t1 )) n.
90 Math Educa Journal Volume 1 No. 1 Edisi April 2017, pp.86-95
Akan ditunjukkan bahwa sistem (1) terobservasi
Teorema 10. Suatu keadaan x adalah tak terob-
keadaan pada t 0 . Karena rank (Wo (t0 , t1 )) n un-
servasi pada t1 jika dan hanya jika
tuk suatu waktu berhingga t1 t0 , maka
x ker (Wcn (t0 , t1 ))
null (Wo (t0 , t1 )) 0.
untuk setiap t0 t1 , dimana
Akibatnya ker (Wo (t0 , t1 )) {0} yang bermakna
Wcn (t0 , t1 )
t0
bahwa keadaan yang tak terobservasi pada t 0 isi 5, maka sistem (1) adalah terobservasi keadaan pada t 0 . Selanjutnya, dari persamaan (13) dan (8) diperoleh Wo (t0 , t1 )x0 ( , t0 )C ( )yd T
T
t0
T ( , t1 )C T ( )C ( )( , t1 )d
(18)
hanyalah keadaan nol, x 0 . Berdasarkan Defin-
t1
t1
(16)
adalah matriks simetris untuk setiap t 0 t1 . Bukti. ( ) Misalkan x ker (Wcn (t0 , t1 )) maka Wcn (t0 , t1 )x 0 untuk setiap t0 t1 . Akan di-
tunjukkan bahwa keadaan x tak terkonstruksi
Dengan mengalikan kedua ruas (16) dengan
pada t 1 . Karena Wcn (t0 , t1 )x 0 maka
Wo1 (t0 , t1 ) diperoleh
xT Wcn (t0 , t1 )x 0 untuk setiap t0 t1 .
t1 x0 Wo1 (t0 , t1 ) T ( , t0 )C T ( )y( )d . t0
Karena
(17) Keterkonstruksian Sistem Linier Kontinu
t0
berhingga t t1 , respon input-nol dari sistem adalah nol untuk semua t , yaitu, C (t )(t , t0 )x 0 untuk setiap t t1.
Misalkan
t1 cn
menyatakan himpunan semua
keadaan tak terkonstruksi pada t t1 , atau secara
C ( )( , t1 )x 0 untuk setiap t1.
Jadi keadaan x tak terkonstruksi pada t1 . ( )Misalkan keadaan x tak terkonstruksi pada t1 , akan ditunjukkan bahwa x ker (Wcn (t0 , t1 ))
untuk setiap t0 t1 . Karena keadaan x tak terkonstruksi pada t1 , maka C (t )(t , t1 ) x 0 untuk setiap t t1 . Akibatnya
simbolis dapat ditulis {x∣ x tak terkonstruksi pada t t1} t1 cn
Definisi 9. Sistem (1) dikatakan terkonstruksi keadaan pada t1 , jika keadaan yang tak terkonstruksi pada t1 hanyalah keadaan nol, x 0 , yaitu jika {0} .
2
C ( )( , t1 )x d 0
maka haruslah
Definisi 8. Suatu keadaan x dikatakan tak terkonstruksi pada waktu t1 jika untuk setiap waktu
t1
Wcn (t0 , t1 ) x 0
Jadi x ker (Wcn (t0 , t1 )) untuk setiap t0 t1. Akibat 11. Sistem (1) adalah terkonstruksi keadaan pada t1 jika dan hanya jika terdapat suatu waktu berhingga t 0 t1 sedemikian sehingga
t1 cn
rank (Wcn (t0 , t1 )) n.
Bukti.
(19)
Ezhari Asfa’ani, Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian ... 91
( ) Misalkan sistem (1) terkonstruksi keadaan
Teorema berikut memperlihatkan hub-
pada t1 . Akan dicari suatu waktu berhingga t0 t1
ungan
sedemikian sehingga
erkonstruksian sistem (1).
rank(Wcn (t 0 ,t1 )) = n.
Karena (1) terkonstruksi keadaan pada t1 , maka keadaan yang tak terkonstruksi pada t1 hanyalah keadaan nol, yaitu x 0. Berdasarkan Teorema 6, terdapat t0 t1 sedemikian sehingga ker (Wcn (t0 , t1 )) {0}.
Telah diketahui bahwa null(Wcn (t 0 ,t1 ))=0.
Karena Wcn t0 , t1 adalah matriks n n , dan rank(Wcn t0 , t1 )+null(Wcn t0 , t1 )=n,
maka dapat disimpulkan bahwa rank(Wcn t0 , t1 )=n.
( ) Misalkan terdapat suatu waktu berhingga
antara
Akan ditunjukkan bahwa sistem (1) terkonstruksi keadaan pada t1 . Karena rank Wcn t0 , t1 n untuk suatu waktu berhingga t0
Akibatnya ker (Wcn (t0 , t1 )) {0} yang bermakna bahwa keadaan yang tak terkonstruksi pada t1 hanyalah keadaan nol, x 0 . Berdasarkan definisi 9, maka sistem (1) adalah terkonstruksi keadaan pada t1 .
dan
ket-
Teorema 12. Jika sistem (1) terobservasi keadaan pada t 0 , maka sistem tersebut terkonstruksi keadaan pada suatu t1 t0 . Selanjutnya, jika sistem (1) terkonstruksi keadaan pada t1 , maka sistem tersebut terobservasi keadaan pada suatu t 0 t1 .
Bukti. Misalkan sistem (1) terboservasi keadaan pada t 0 , akan dibuktikan bahwa sistem tersebut ter-
konstruksi keadaan pada t1 . Karena sistem (1) terobservasi keadaan pada t 0 , maka terdapat suatu waktu berhingga t1 t0 sedemikian sehingga rank (Wo (t0 , t1 )) n.
t0
rank(Wcn t0 , t1 )=n.
keterobservasian
Perhatikan matriks Wcn (t0 , t1 ) pada persamaan
(19)
.
Dengan
mengalikan
matriks
Wcn (t0 , t1 ) dari kiri dengan T (t1 , t0 ) dan dari
kanan dengan (t1 , t0 ) , diperoleh T (t1 , t0 )Wcn (t0 , t1 )(t1 , t0 )= Wo (t0 , t1 ).
Karena (t1 , t0 ) adalah matriks tak singular untuk setiap t 0 dan t1 , maka rank ( (t1 , t0 )) n. Karena
rank (Wo (t0 , t1 )) n
rank ( (t1 , t0 )) n ,
maka
dan mestilah
rank (Wcn (t0 , t1 )) n untuk setiap t1 yang menun-
jukkan bahwa sistem terkonstruksi keadaan. Misalkan sistem (1) terkonstruksi keadaan Hubungan Antara Keterobservasian dan Ket-
pada, akan dibuktikan bahwa sistem tersebut
erkonstruksian Sistem Linier Kontinu
terobservasi keadaan pada t 0 . Karena sistem (1)
92 Math Educa Journal Volume 1 No. 1 Edisi April 2017, pp.86-95
terkonstruksi pada t1 , maka terdapat suatu wak-
Diberikan y (t0 ) y (t0 ) et0 , maka x0 dapat
tu berhingga t 0 t1 sedemikian sehingga
ditentukan menggunakan (12), yaitu e2t0 t1 t0 t0 x0 t0 e ( e )d ( t t ) 1 0 .
rank (Wcn (t0 , t1 )) n.
Perhatikan matriks Wo (t0 , t1 ) pada persamaan (13). Dengan mengalikan matriks Wo (t0 , t1 ) dari kiri dengan (T (t1 , t0 )) 1 dan dari kanan
Contoh
2.
Diketahui
dengan ( (t1 , t0 )) 1 diperoleh y C (t )x
(T (t1 , t0 )) 1Wo (t0 , t1 )((t1 , t0 )) 1
dimana
sistem
.
x A(t )x,
1 e2t A(t ) 0 1
dan
t1 (T (t1 , t0 )) 1 T ( , t0 )C T ( )C ( )( , t0 ) d t0
C (t ) 0 e t . Akan diperlihatkan bahwa sis-
( (t1 , t0 )) 1
tem ini tak terobservasi keadaan.
Karena (t1 , t0 ) matriks transisi keadaan, maka
Karena
(T (t1 , t0 )) 1 T (t0 , t1 )
1 t (t t0 ) (e 2t e 2t0 ) (t t0 )e 2t A(t ) A( )d 2 t0 (t t0 ) 0
dan
( (t1 , t0 )) 1 (t0 , t1 ) . Akibatnya (T (t0 , t1 ))Wo (t0 , t1 )((t1 , t0 )) 1 = Wcn (t0 , t1 )
Karena (t1 , t0 ) adalah matriks tak singular untuk setiap t 0 dan t1 , maka rank ( (t1 , t0 )) n . Selanjutnya,
karena
rank (Wcn (t0 , t1 )) n
rank ( (t1 , t0 )) n ,
maka
t A( )d A(t ) t0 maka matriks transisi keadaan dapat ditentukan
dengan rumus t (t , t0 ) exp A( )d t0
dan
mestilah
Selanjutnya,
rank (Wo (t0 , t1 )) n untuk setiap t1 yang menun-
(t t0 ) (t , t0 ) exp 0
jukkan bahwa sistem terobservasi keadaan. Berikut disajikan beberapa contoh yang
( t t0 ) e 0
memperlihatkan hasil-hasil diatas. Contoh 1. Diketahui x x, y et x . Akan diper-
1 t t0 ( e e t 3t0 ) 2 e ( t t0 )
lihatkan bahwa sistem ini terobservasi keadaan
dan
dengan menentukan keadaan x0 . Matriks transisi
( t t0 ) e C ( ) ( , t0 ) 0 e 0
keadaan untuk sistem ini adalah (t , ) e ( t )
t
dan C ( ) ( , t0 ) e e ( t0 ) et0 . Sehingga
0 e 2 t0 .
t1
Wo (t0 , t1 ) et0 et0 d t0
e 2t0 (t1 t0 ).
Sehingga
1 2 t 2 t0 (e e ) 2 (t t0 )
1 t t0 [ e e t 3 t 0 ] 2 e ( t t0 )
Ezhari Asfa’ani, Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian ... 93 t1 0 Wo (t0 , t1 ) 2 t0 0 e 2 t0 d t0 e 0 0 1 e 2 t0 . 4 t0 4 t1 4 0 e e
x0 Wo1 (t0 , t1 ) T ( , t0 )C T ( ) t1
t0
( t0 ) d
0 . 0
Karena rank (Wo (t0 , t1 )) 1 2 n , maka sistem tak terobservasi.
0 1 2. Jika A(t ) sama seperti contoh sebe0 0 lumnya, tetapi C (t ) 0 1 . Akan diperlihat-
Contoh . .
1. Diketahui sistem x A(t )x, y C (t )x
di-
0 1 mana A(t ) dan C (t ) 1 0 . Akan 0 0
kan bahwa sistem ini tidak terobservasi keadaan. Karena A sama seperti contoh sebelumnya, maka matriks transisi keadaan
1 (t t0 ) (t , t0 ) 1 0
diperlihatkan bahwa sistem ini terobservasi keadaan dengan menentukan keadaan x 0 . Terlebih dahulu akan ditentukan matriks transisi keadaan dari sistem tersebut. Dengan menggunakan, akan ditunjukkan bahwa
dan 1 ( t0 ) C ( )( , t0 ) 0 1 1 . 0 0 1
Sehingga
Karena t 0 0 A(t ) A( )d t0 0 0 t A( )d A(t ) t0
,
maka matriks transisi keadaan dapat diten-
t1 0 Wo (t0 , t1 ) 0 1 d t0 1 0 0 . 0 (t1 t0 )
Karena rank (Wo (t0 , t1 )) 1 2 n , maka sistem tak terobservasi.
tukan dengan rumus t (t , t0 ) exp A( )d t0
Selanjutnya,
1 (t t0 ) (t , t0 ) 1 0
.
Contoh 4. Diberikan sistem x A(t )x, y C (t )x
1 e2t dimana A(t ) 0 1
dan C (t ) et
0 .
Sistem ini terobservasi keadaan pada t 0 . Akan diperlihatkan bahwa sistem ini terkontruksi
dan C ( )( , t0 ) 1 ( t0 )
Diberikan y (t0 )
( t0 ) , maka x 0
dapat ditentukan menggunakan (12), yaitu
keadaan pada t 0 . Karena sistem terobservasi keadaan pada t 0 , maka terdapat suatu waktu berhingga t1 t0 sedemikian sehingga rank (Wo (t0 , t1 )) 2.
94 Math Educa Journal Volume 1 No. 1 Edisi April 2017, pp.86-95
Telah diperoleh ( t1 t ) e (t , t1 ) 0
Sehinga Wo (t0 , t1 )
1 t1 t t1 3t (e e ) 2 e (t1 t )
dan
C ( )( , t1 ) et1
1 t1 2 t1 (e e ) . 2
Sehingga
1 2t1 (1 e 2t0 2t1 ) e (t1 t0 ) 2 Wcn (t0 , t1 ) . 1 (1 e2t0 2t1 ) 1 (et1 e2t0 t1 ) 2 4 Karena rank (Wcn (t0 , t1 )) n , maka sistem terkonstruksi.
C (t ) et
2 t0
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut:
Contoh 3.3.5. Diberikan sistem y C (t )x
e (2 t0 ) e (2 t0 ) 1 (et0 e 2 3t0 ) d e t0 1 (et0 e 2 3t0 ) 2 2 1 (2t1 2t0 ) 4t1 4t0 (4 t1 2 t0 ) e 2t0 (e e ) e 2 . 1 t0 2 t1 3t0 2 1 (e (2t1 2t0 ) e 4t1 4t0 ) (e e ) 2 4 Karena rank (W0 (t0 , t1 )) 2 , maka sistem terobservasi. t1
dimana 0 .
.
x A(t )x,
1 e2t A(t ) 0 1
Sistem
ini
dan
terkonstruksi
keadaan pada t1 . Akan diperlihatkan bahwa sistem ini terobservasi keadaan pada t 0 . Karena sistem terkonstruksi keadaan pada t1 , maka terdapat suatu waktu berhingga t 0 t1 sedemikian sehingga rank (Wcn (t0 , t1 )) 2.
Telah diperoleh ( t t0 ) e (t , t0 ) 0
1 t t0 [ e e t 3 t0 ] 2 e ( t t0 )
1. Syarat cukup dan perlu untuk keterobservasian dari sistem (1) adalah rank (Wo (t0 , t1 )) n,
2. Syarat
cukup
dan
perlu
untuk
ket-
erkonstruksian dari sistem (1) adalah rank (Wcn (t0 , t1 )) n,
3. Jika sistem (1) terobservasi keadaan pada t 0 , maka sistem tersebut terkons-truksi keadaan pada suatu t1 t0 . Selain itu, jika sistem tersebut terkons-truksi keadaan pada t1 , maka sistem tersebut terobservasi keadaan pada suatu t 0 t1 . Saran Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk membahas tentang hub-
dan
C ( )( , t0 ) e (2 t0 )
1 t0 (e e2 3t0 ) . 2
ungan
antara
keterobservasian
dan
ket-
erkonstruksian sistem diskret bergantung waktu.
Ezhari Asfa’ani, Hubungan antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian ... 95
REFERENSI Anton, H. (1991). Aljabar Linier Elementer Edisi Lima. Jakarta: Erlangga. Antsaklis, P.J. and A.N. Michel. (2006). Linear Systems. Boston: Birkhäuser. Antsaklis, P.J. and A.N. Michel. (2007). A Linear Systems Primer. Boston: Birkhäuser.
Cullen, C.G. (1966). Matrices and Linear Transformation. Pittburg-Pennsylvania: Addison Wesley Publising. Jacob, B. (1990). Linear Algebra. New York: W.H Freeman and Company. Laub, A.J. (2005). Matrix Analysis for Scientists and Engineers. USA: SIAM.