PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PADA KELAS V SD NEGERI 08 KOTO BERAPAK PESISIR SELATAN
1
Riza Erawati1, Nurharmi2, Hendrizal1, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-Mail:
[email protected]
Abstract
The research is motivated by the lack of student motivation in learning and poor learning outcomes Civics Elementary School fifth grade students 08 Koto Berapak, one way that can be used to overcome this problem is to use simulation methods. Formulation of the research problem is How increase students' attention to the lessons in class V PKn Elementary School District 08 Koto Berapak Imagine using Simulation Method The purpose of this study was to describe the process and outcomes of learning enhancement PKn using Simulation Method in class V Elementary School District 08 Koto Berapak Imagine this kind of research is a classroom action research conducted collaboratively. This study was conducted in two cycles, each cycle consisting of two sessions, the subject of this study is the public school students of class V 08 Koto Berapak totaling 32 people, this study is the instrument of accession observation sheet student learning, teacher observation sheet activities and tests student learning outcomes. Based on the survey results revealed that the average student assessment test results in the first cycle with a percentage of 63.44 mastery 46.88%, and the average student learning outcomes in the second cycle with a 77.5 percentage of completeness of 93.75%, increase in the activities of teachers increased where in the first cycle teachers are less able to control the class and study time expired without a clear result and can’t infer the material being taught, while the second cycle teachers can carry out activities of teachers well From the results obtained by the action, it can be concluded that learning Civics through simulation method can improve learning processes and outcomes public school students of class V 08 Koto Berapak based on these results, the researchers suggested that teachers can choose and use the approach, method, technique or strategy appropriate in teaching, including methods of Simulation Keywords: learning process, learning outcomes, method of simulation, learning Civics
1
PENDAHULUAN
tekanan, anak-anak belajar dengan
Latar Belakang Masalah
afektif (Gerbang, 2003:26).
Belajar adalah suatu proses yang
dilakukan
seseorang
untuk
Pengajaran Ilmu-ilmu
mata
pelajaran
Sosial
khususnya
memperoleh suatu perubahan tingkah
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
laku yang baru secara keseluruhan
secara umum lebih didominasi melalui
sebagai hasil pengalamannya sendiri
pendekatan
dalam interaksi dengan lingkungan
terkesan yang pintar adalah guru, dan
(Slamet,
1995:18).
anak
mendapatkan
hasil
Untuk
belajar
yang
ceramah,
apabila
mendengarkan
sehingga
terkesima penjelasan
dalam seorang
maksimal maka dalam proses belajar
guru maka proses belajar mengajar
harus
dianggap berhasil.
disertai
Pengertian (dalam
minat
Slamet,
dengan menurut 1995:30)
minat. Tyler
Dalam
dunia
pendidikan,
adalah
paradigma lama mengenai proses
keingintahuan seseorang tentang suatu
belajar mengajar bersumber pada teori
objek.
tabularasa
Sedangkan
mengajar
adalah
pengertian suatu
Jhon
Lokce
bahwa
proses
”pendidikan seorang adalah seperti
bimbingan kepada siswa dalam proses
kertas kosong yang paling bersih dan
belajar mengajar.
siap
menunggu
coretan-coretan
Berdasarkan pendapat di atas,
gurunya. Dengan kata lain, otak
pengertian belajar mengajar adalah
seorang ibarat botol kosong yang siap
suatu proses yang berlangsung terus
diisi dengan segala macam ilmu
menerus untuk membimbing siswa
pengetahuan dan kebijakan dengan
sehingga
media guru” (Kurnisar, 2006:1).
perubahan
memperoleh
suatu
tingkah laku yang baru
secara keseluruhan. Proses
Guru melaksanakan proses belajar mengajar dengan:
belajar
ideal
a. Memindahkan pengetahuan dari
adalah belajar secara menyenangkan
guru ke siswa. Tugas guru adalah
dan
memberi, dan tugas siswa adalah
menerapkan,
yang
model
belajar
mandiri yang membawa siswa ke
menerima.
dunia sendiri, dunia bermain, tanpa
informasi
Guru dan
memberikan mengharapkan
2
siswa
menghapalkan
dan
mengingatnya.
Berdasarkan
hasil
belajar
siswa di Sekolah Dasar (SD) Negeri
b. Mengisi botol kosong dengan pengetahuan.
Siswa
08 Koto Berapak, Kecamatan Bayang,
adalah
Pesisir Selatan, ternyata tingkat nilai
penerima pengetahuan yang pasif,
ketuntasan siswa masih rendah yaitu
guru memiliki pengetahuan yang
16% (6 orang) dari 32 orang siswa,
nantinya akan dihapal siswa.
sementara itu Kriteria Ketuntasan
c. Mengkotak-kotakkan siswa. Guru mengelompokkan
dan
Minimal (KKM) adalah 65. Menurut pendapat dari teman
memasukkan siswa dalam kategori
sejawat,
berdasarkan nilai.
bebarapa faktor yang menyebabkan
d. Memacu siswa dalam kompetisi bagaikan
ayam
aduan.
Siswa
kemungkinannya
ada
banyak siswa yang tidak tuntas, di antaranya
pengajaran
PKn
bekerja keras untuk mengalahkan
menggunakan
teman sekelasnya, siapa yang kuat
sehingga potensi yang ada tidak akan
dia yang menang.
maksimal.
Oleh pendidik
karena
perlu
melaksanakan
itulah,
ceramah
maka
Berdasarkan permasalahan di
dan
atas, peneliti melakukan penelitian
belajar
dengan judul ”Peningkatan Proses
menyusun kegiatan
metode
hanya
mengajar berdasarkan pola pemikiran
Pembelajaran
sebagai berikut:
Menggunakan Metode Simulasi pada
a. Pengetahuan ditemukan, dibentuk,
Kelas V SD Negeri 08 Koto Berapak
dan dikembangkan oleh siswa.
Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir
b. Siswa membangun pengetahuan secara aktif. c. Pengajar
dengan
Selatan” Pengertian Metode Simulasi
perlu
mengembangkan
berusaha potensi
dan
kemampuan siswa. d. Pendidikan
PKn
adalah
Kegiatan
bermain
masih
menyenangkan dan dinikmati anakanak meskipun mempunyai aturan-
interaksi
aturan. Anak senang melakukannya
pribadi di antara para siswa dan
berulang-ulang dan berpacu untuk
interaksi antara guru dan siswa.
3
mencapai
prestasi
yang
sebaik-
baiknya (Piaget, 2001:22). Selain
permainan
2. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang
simulasi
menyenangkan, ada beberapa alasan
akan disimulasikan. 3. Guru
menetapkan
pemilihan metode simulasi yaitu:
yang
1. Permainan simulasi melatih anak
simulasi, peranan yang harus
untuk berlatih berbicara.
akan
pemain
terlibat
dalam
dimainkan oleh para pemeran,
2. Bermain sebagai kegiatan yang
serta waktu yang disediakan.
mempunyai nilai praktis, artinya
4. Guru memberikan kesempatan
bermain digunakan sebagai media
kepada siswa untuk bertanya
untuk meningkatkan keterampilan.
khususnya pada siswa yang
3. Social Playing Games With Rulers adalah permainan tahap tertinggi yang menggunakan simbol dan lebih banyak diterima logika yang bersifat objektif.
dalam
pemeranan
simulasi. 2) Pelaksanaan Simulasi 1. Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
4. Dengan adanya perubahan metode mengajar dari ceramah menjadi permainan
terlibat
2. Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
simulasi,
dapat
3. Guru hendaknya memberikan
prestasi
peserta
bantuan kepada pemeran yang
meningkatkan
didik terhadap materi organisasi pada mata pelajaran Pendidikan
mendapat kesulitan. 4. Simulasi
hendaknya
Kewarganegaraan pada SD Negeri
dihentikan pada saat puncak.
08 Koto Berapak.
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong
siswa
berpikir
Langkah-langkah Simulasi
dalam menyelesaikan masalah
1) Persiapan Simulasi
yang sedang disimulasikan.
1. Menetapkan
topik
atau
masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
3) Penutup 1. Melakukan tentang
diskusi
jalannya
baik simulasi
maupun materi cerita yang
4
disimulasikan.
Guru
harus
baik oleh siswa walaupun masih
mendorong agar siswa dapat
ada
memberikan
memperhatikan.
tanggapan
kritik terhadap
dan proses
siswa
yang
kurang Pembagian
kelompok dilakukan guru sebelum
pelaksanaan simulasi.
pelaksanaan
Simulasi
2. Merumuskan kesimpulan.
pengarahan
sebelum
simulasi
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian
ini
merupakan
jenis
Menurut
(2008:94),
penelitian
kegiatan oleh
tiap
masing-masing kelompok.
penelitian tindakan kelas (class action research).
dilakukan
serta
Kegiatan
akhir
kurang
Suryabrata
maksimal dilaksanakan oleh guru,
tindakan
dikarenakan waktu yang tersedia
mengembangkan
telah habis untuk mengkondisikan
keterampilan-keterampilan baru atau
pelaksanaan kegiatan Simulasi,
cara pendekatan baru dan untuk
sehingga ada aspek yang tidak
memecahkan
dilaksanakan misalnya guru tidak
bertujuan
untuk
masalah
dengan
penerapan langsung di dunia kerja
membuat
atau
pembelajaran
dunia
Berdasarkan
aktual
yang
pengertian
lain.
tersebut,
kesimpulan
2. Kegiatan siswa
yang dimaksudkan dalam penelitian
a. Metode
adalah
pembelajaran
pelaksanaan
dengan
siswa
maka aktualisasi pendekatan baru
ini
bersama
Simulasi
merupakan
proses
metode yang paling awal yang
dengan menggunakan
digunakan pada saat pelaksanaan
simulasi.
siklus I berlangsung. Pelaksanaan
HASILPENELITIAN
siklus I dihadiri oleh 29 siswa dari
1. Hasil Observasi Aktivitas Guru
jumlah
yang
keseluruhan
siswa
Pelaksanaan kegiatan inti
sebanyak 32 siswa. Pembelajaran
dilakukan
guru
sesuai
dengan
tahapan
yang
sudah
Simulasi
dengan
menggunakan
Metode
perlu diperkenalkan
direncananakan. Penjelasan materi
terlebih dahulu terhadap siswa,
mengenai
sehingga pada saat melaksanakan
Kebebesan
berorganisasi diperhatikan dengan
kegiatan
pembelajaran
dengan
5
menggunakan Metode Simulasi
16
50%
18
56%
53%
guru lebih banyak mencontohkan
14
43%
16
50%
47%
dan melatih bagaimana bermain 3. Hasil belajar Siswa
peran kepada siswa.
Rekapitulasi
b. Hasil pengamatan pada siklus I
Hasil
Belajar
Siklus I
masih menunjukkan hasil yang Jumla
Rata-
h
Rata
Tuntas
63,4
15
17
kekacauan. Ada beberapa kegiatan
orang
Orang
yang telah direncanakan dalam
(46,88
(53,12
%)
%)
hasil
tindakan
kurang ditandai
memuaskan, dengan
hal
ini
pelaksanaan
kegiatan metode simulasi yang dilakukan
siswa
Rencana
mengalami
terlaksana
(RPP) dengan
Tuntas
Siswa 12
Pelaksanaan
Pembelajaran
Tidak
tidak baik
Refleksi Berdasarkan
dikarenakan waktu yang tersedia untuk
dan observasi pada siklus I, terlihat
mengkondisikan siswa mengikuti
bahwa aktivitas siswa berdasarkan
jalannya pembelajaran, sehingga
rata-rata
yang terjadi RPP yang telah
katagori rendah.
direncanakan
tidak
dapat
indikator 3 (Siswa bersedia terlibat
berlangsung
sesuai
yang
dalam simulasi), indikator 5 (Siswa
habis
hanya
masih
dalam
Hal ini terlihat
mendapatkan kesulitan), indikator 6
dikehendaki.
(siswa
SIKLUS Pertemuan I
persentase
Pertemuan II
Rata-
Jumlah
%
Jumlah
%
rata
24
75%
26
81%
78%
24
75%
26
81%
78%
20
62%
22
68%
65%
simulasi),
bersedia indikator
melaksanakan 7
(Siswa
melakukan diskusi dalam pelaksanaan simulasi),
indikator
8
(Siswa
memberikan kritik dan tanggapan
20
62%
22
68%
65%
dalam
pelaksanaan
simulasi),
20
62%
24
75%
68%
indikator 9 (Siswa ikut serta dalam
20
62%
22
68%
65%
merumuskan kesimpulan) yang secara
20
62%
22
68%
65%
total keseluruhan masih tergolong 6
rendah
siswa
melakukannya.
Walaupun jumlah persentase aktivitas
siswa pada saat kegiatan simulasi tidak seperti pada saat siklus I.
siswa terus meningkat dalam setiap
Dalam siklus II guru hanya
pertemuan, namun peningkatan ini
mengawasi
masih rendah terkait dengan indikator
guru harus menjawab pertanyaan yang
1
diajukan
(Siswa
mendengarkan
topik
walaupun
oleh
sekali-sekali
siswa.
Diskusi
simulasi), dan indikator 2 (siswa
kelompok yang sebelumnya pada
bersedia
siklus I belum menunjukkan hasil
terlibat dalam simulasi),
indikator
5
(Siswa
mendapatkan
yang maksimal pada siklus II sudah
kesulitan persentasenya sudah dapat
sesuai dengan apa yang diharapkan
dikategorikan baik.
peneliti dan observer sehingga dalam
Berdasarkan analisis, hasil tes
memberikan arahan dan bimbingan
belajar siswa pada siklus I masih di
lebih singkat karena siswa sudah
bawah target, yang mana presentase
menunjukkan sikap yang jauh lebih
ketuntasan
baik pada saat pelaksanaan bermain
belajar
siswa
baru
mencapai 63,44% dan siswa yang
peran
tuntas dalam pembelajaran ini masih
sebelumnya.
di bawah 50%.
Kegiatan akhir yang dilakukan guru
Hasil Penelitian Siklus II
berjalan sesuai dengan apa yang sudah
1. Aktivitas Guru
direncanakan, hal ini terjadi karena
Pelaksanaan siklus II siswa sudah duduk secara berkelompokkan, dengan adanya media gambar siswa terbantu
untuk
lebih
memahami
proses pemilihan perangkat kelas. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan
metode
simulias, siswa sudah mulai terbiasa dan
telah
dengan
melaksanakan
baik.
Guru
simulasi
tidak
perlu
dari
kegiatan-kegiatan
tidak adanya pemborosan waktu pada saat kegiatan bermain peran. 2. Aktivitas Siswa Pertemuan I Jumlah % 28 87,50% 24 75% 24 75% 24 75% 26 81,25% 26 81,25% 26 81,25% 20 62,50% 20 62,50%
Siklus I Pertemuan II Jumlah % 32 100% 30 93,75% 28 87,5% 28 87,5% 28 87,5% 28 87,5% 26 81,25% 26 81,25% 26 81,25%
Rata-rata 93,75% 84,37% 81,25% 81,25% 84,37% 84,37% 81,25% 71,88% 71,88%
mengarahkan bahkan membimbing
7
3. Hasil Belajar Siswa
menerapkan metode Simulasi dalam
Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I
penelitian ini bertujuan untuk melihat
Jumlah
Rata-Rata
Tuntas
Siswa 32
77,50
Tidak
sejauh
Tuntas
Simulasi
30 orang
2 Orang
(93,75%)
(6,25%)
mana
keefektifan
metode
ini terhadap peningkatan
prestasi belajar PKn siswa. Dalam penelitian ini untuk mengukur subjek penelitian secara
PEMBAHASAN
individual dilakukan dengan dua kali Pembahasan
hasil
dari
didasarkan
pada
dilakukan, yaitu tes kemampuan awal
perumusan masalah yaitu terdiri dari
(pretes) dan tes prestasi hasil belajar
bagaimana
(postes).
penelitian
ini
penerapan
metode
Simulasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi mengenal pentingnya
Kebebasan
tes
dalam
setiap
tindakan
yang
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Organisasi
Proses
belajar
mengajar
dalam meningkatkan kesejahteraan
dengan
Masyarakat
objek
dilakukan secara terus menerus dapat
penelitiannya adalah Kelas V SD
membosankan dan membuat jenuh
Negeri 08 Koto Berapak Kecamatan
bagi siswa dan guru khususnya mata
Bayang
pelajaran ilmu sosial, maka dengan
dengan
metode
ceramah
apabila
Melalui metode Simulasi yang
metode simulasi pada mata pelajaran
diterapkan dalam pembelajaran PKn,
Pendidikan Kewarganegaraan dapat
merupakan
menjadi salah satu alternatif metode
salah satu
cara
atau
alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar Pkn siswa, karena prestasi
pembelajaran yang menyenangkan. 1. Melalui
metode
simulasi
dapat
belajar adalah modal yang sangat
ditingkatkan proses belajar PKn siswa
penting untuk meningkatkan kualitas
kelas V SD Negeri 08 Koto Berapak.
belajar sehingga tujuan belajar dapat
Peningkatan kegiatan guru meningkat
tercapai.
dimana pada siklus I guru kurang
Upaya meningkatkan prestasi belajar
PKn
siswa
dalam
mampu mengendalikan kelas dan waktu pembelajaran habis tanpa hasil
pembelajaran di sekolah dasar dengan 8
yang
jelas
dan
tidak
dapat
1. Diharapkan guru dapat merancang
menyimpulkan materi yang diajarkan
pelaksanaan
sedangkan pada siklus II guru dapat
menggunakan metode simulasi dalam
melaksanakan kegiatan guru dengan
mata pelajaran PKn
baik.
pembelajaran
dengan
2. Diharapkan kepada guru supaya dapat
2. Pada siklus I, kegiatan guru mengajar terlaksana
dengan
persentase
baik
sebesar
dengan
80%,
mencari atau menggunakan metodemetode
pemebelajaran
yang
dan
menyenangkan dan tidak mematikan
meningkat pada siklus II dimana
kreativitas siswa dalam berpikir dan
kegiatan
guru
berperilaku. Sehingga kesan bahwa
sangat baik dengan persentase 100%
guru adalah orang yang serba bisa dan
karena semua indikator terlaksana
siswa orang yang kurang mampu
semuanya.
dapat dihilang berangsur-angsur
dilaksanakan
oleh
3. Untuk hasil belajar siswa pada siklus I
3. Kepala
sekolah
sebaiknya
nilai rata-rata yang diperoleh siswa
menyarankan kepada guru-guru untuk
dari
menguasai
berbagai
model
sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
pembelajaran,
khususnya
model
post tes siswa menjadi 77,50. Siswa
pembelajaran simulasi.
yang memperoleh nilai 100 sebanyak
DAFTAR PUSTAKA
2
Aqib,
hasil
orang
post
tes
(6,25%),
adalah
siswa
60,
yang
memperoleh nilai 90 sebanyak 8 orang (25%), nilai 80 sebanyak 8 orang (25%), nilai 40 sebanyak 2 orang (6,25%), dan nilai 70 yang diperoleh siswa paling banyak 12 orang (37,5%). B. Saran Sehubungan penelitian
yang
dengan
hasil
diperoleh,
maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Yogyakarta: Yrama.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gerbang Majalah Pendidikan Edisi 6 tahun IV, Desember 2003, Membangun Bangsa Berkualitas Melalui Akselerasi Pendidikan, Yogyakarta,. Cahaya Timur Offset Imam Zamroni, M..2004 “Pendidikan dan Pemberdayaan 9
Masyarakat (Rekonstruksi Sistem Pendidikan Nasional Menuju Pendidikan Berbasis Kerakyatan). Yogyakarta: ArRuzz Ningsih, Rini 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Bogor: Yudhistira.
Winataputra, Udin S. 2006. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Zaenul, A. dan E.Mulyana. 2006. Tes dan Asesmen di SD. Jakarta: Universita Terbuka.
Permendiknas. 2006. Kurikulum 2006. Jakarta: BP. Darma Bhakti. Slamet, Margono.1995.Manajemen Mutu Terpadu dan perguruan Tinggi Bermutu. Jakarta: Proyek HEDS Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sunaryo, PVM, 2007. Bimbingan Penyusunan Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional. Semarang: UTUPBJJ Semarang. Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sumantri, Mulyani. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. Suryabrata, B. 2008. Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sutimin. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Klaten: Mitra Media Pustaka. Wardhani, I.G.A.K, Julaecha, dan Marsinah. 2007. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
10