PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI KELAS V A DI SD NEGERI NANGGULAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Yoseph Bravian Aderika Sinaba 121134117
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI KELAS V A DI SD NEGERI NANGGULAN
Oleh: Yoseph Bravian Aderika Sinaba NIM : 121134117
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Drs. Paulus Wahana, M. Hum.
Tanggal : 7 Januari 2016
Pembimbing II
Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M. A.
ii
Tanggal: 7 Januari 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI KELAS V A DI SD NEGERI NANGGULAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh : Yoseph Bravian Aderika Sinaba 121134117
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 25 Januari 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.
...................
Sekretaris
: Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
...................
Anggota I
: Drs. Paulus Wahana, M. Hum.
...................
Anggota II
: Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M. A.
...................
Anggota III
: Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc.
...................
Yogyakarta, 25 Januari 2016 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan
Rohandi, Ph.D
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: “Hidup merupakan perjalanan menuju kematian. Pahami, hayati, jalani!” (Penulis)
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang selalu memberkatiku
Orangtuaku: Yacobus Basuki & Yustina Simpen
Adikku: Yulius Brilian Abdikrisfani Sinaba Yohanes Glorify Bryan Madya Paska Sinaba Teofilus Vierza Mercyzano Sinaba
Penyemangatku: Luciana Puput Indriati
Dosen Pembimbingku: Drs. Paulus Wahana, M. Hum. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M. A.
Saudara-saudaraku yang membantu membiayai kuliah.
Teman-teman sepayung dan seperjuangan: Johan, Purnomo, Nugroho, Oka, Sita, Hilda, Yosi, Astrid, dan Ika
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Januari 2016 Penulis,
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: nama
: Yoseph Bravian Aderika Sinaba
nomor mahasiswa
: 121134117
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul: PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI KELAS V A DI SD NEGERI NANGGULAN Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya atau memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 25 Januari 2016 Yang menyatakan,
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI KELAS V A DI SD NEGERI NANGGULAN
Oleh: Yoseph Bravian Aderika Sinaba 12113417
Keterbatasan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan pendidikan nilai diduga menyebabkan rendahnya sikap nasionalisme. Siswa yang memiliki kriteria sikap nasionalisme yakni sebesar 56,25% atau 18 dari 32 siswa. Peneliti menggunakan model Problem Based Learning sebagai solusi permasalahan. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui pelaksanaan model Problem Based Learning dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan sikap nasionalisme bagi siswa kelas V SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016, 2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan Tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan. Teknik pengumpulan data menggunakan cara penyebaran kuesioner, serta observasi dan wawancara sebagai pendukung. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan 43,75% sikap nasionalisme siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan. Peningkatan dapat dilihat dari persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sikap, mulai dari kondisi awal sebesar 56,25%, siklus I yakni 93,75%, dan siklus II yaitu 100%. Peningkatan juga dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa. Kondisi awal yaitu sebesar 74,87, siklus I 87,62, dan siklus II 87,66
Kata kunci: sikap nasionalisme, Problem Based Learning
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE INCREASING NATIONALISM BEHAVIOUR IN CIVICS SUBJECT USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL FOR STUDENTS OF GRADE V A NANGGULAN ELEMENTARY SCHOOL
By: Yoseph Bravian Aderika Sinaba 121134117
In applying the teaching model which is suitable with value education is supposed to caused the low of nationalism behaviour. The students who have the criteria nationalism behaviuor are 56,25% or 18 of 32 students. Observer used Problem Based Learning model as solution for the problem. The goal of this research are 1) to know the carrying out of Problem Based Learning model in Civics subject to increase the nationalism behaviour for students of grade V A Nanggulan Elementary School academic year 2015/2016, 2) to increase the nationalism behaviour in Civics subject using Problem Based Learning model for students of grade V A Nanggulan Elementary School academic year 2015/2016. This research is a classroom action research which consist of two cycles. The subject of this research is the students of grade V A Nanggulan Elementary School academic year 2015/2016. The technique for the collecting of the data by using distribut the quesioner and observation, and interview as a support. Based on the result of the research, it can be concluded that the implementation of Problem Based Learning model can increase nationalism behaviour for students of grade V A Nanggulan Elementary School academic year 2015/2016. The increase can be seen from the percentage of the sum of students who have criteria nationalism behaviour, from the first condition is 56,25%, cycles I 93,75%, and cycles II 100%. The increasement can be seen too from the students average score. The first condition is 74,87, cycles I is 87,62, and cycles II 87,66.
Keywords: nationalism behaviour, Problem Based Learning
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena limpahan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Sikap Nasionalisme dalam Pembelajaran PKn dengan Model Problem Based Learning bagi Kelas V A di SD Negeri Nanggulan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa dalam proses penelitian tidak lepas dari kesalahan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini, antara lain: 1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. G. Ari Nugrahanta, S. J., S.S., BST., M. A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. 3. Christiyanti Aprinastuti, S. Si., M. Pd. selaku wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. 4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memotivasi, membimbing dan memberi dukungan dalam menyelesaikan skripsi. 5. Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M. A. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memotivasi, membimbing dan memberi dukungan melalui pengalaman yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Sri Rahayu, S. Pd. selaku Kepala SD Negeri Nanggulan yang telah memberikan izin penelitian di kelas V A SD Negeri Nanggulan. 7. Kanthi Lestari, S. Pd. selaku guru kelas V A yang telah bersedia berkolaborasi, membagikan pengalaman, memotivasi, meluangkan waktu untuk berdiskusi dan memberikan izin penelitian. 8. Siswa kelas V A yang telah bersedia bekerjasama menjadi subjek penelitian. 9. Kedua orangtuaku, Yacobus Basuki dan Yustina Simpen yang telah memberikan doa, motivasi, dukungan, kasih sayangnya, demi keberhasilan anaknya. 10. Adikku sebagai motivasiku. 11. Luciana Puput Indriati yang menyemangatiku. 12. Saudara-saudaraku. 13. Teman-teman sepayungku (Johan, Purnomo, Nugroho, Oka, Sita, Hilda, Yosi, Astrid, dan Ika) yang telah bekerjasama dan membantu dalam penyelesaian skripsi. 14. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa disebutkan satu per satu sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian. Yogyakarta, 25 Januari 2016 Penulis ,
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................ v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............... vi ABSTRAK ................................................................................................ vii ABSTRACT ............................................................................................... viii KATA PENGANTAR .............................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................. xi DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xviii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2 Batasan Masalah ..................................................................................... 6 1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 6 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7 1.6 Definisi Operasional ............................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 9 2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................ 9 xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1 Sikap ...................................................................................... 9 2.1.1.1 Aspek Kognitif ....................................................... 10 2.1.1.2 Aspek Afektif ......................................................... 12 2.1.1.3 Aspek Konatif ......................................................... 13 2.1.2 Nasionalisme ......................................................................... 14 2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan ............................................... 15 2.1.4. Model Problem Based Learning .......................................... 17 2.1.4.1 Model Pembelajaran .......................................................... 17 2.1.4.2 Pengertian Problem Based Learning ................................. 18 2.1.4.3 Manfaat Problem Based Learning ........................... 20 2.1.4.4 Langkah-langkah PBL ............................................. 20 2.2. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 22 2.2.1 Penelitian tentang Pendidikan Kewarganegaraan ................... 22 2.2.2 Penelitian tentang metode Problem Based Learning .............. 23 2.2.3 Penelitian tentang sikap nasionalisme .................................... 25 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 27 2.4 Hipotesis Tindakan ................................................................................ 29 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 30 3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 30 3.2 Setting Tindakan .................................................................................... 32 3.2.1 Waktu dan Tempat penelitian ................................................. 32 3.2.2 Subjek Penelitian .................................................................... 32 3.2.3 Objek Penelitian ..................................................................... 33
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3 Desain Penelitian .................................................................................. 33 3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39 3.5 Instrumen Penelitian.............................................................................. 42 3.6 Teknik Pengujian Instrumen ................................................................ 50 3.7 Teknik Analisa Data ............................................................................. 58 3.8 Indikator Keberhasilan ......................................................................... 62 3.9 Jadwal Penelitian .................................................................................. 64 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 65 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 65 4.1.1 Kondisi awal .......................................................................... 65 4.1.2 Siklus I ................................................................................... 76 4.1.3 Siklus II ................................................................................. 92 4.2 Pembahasan .......................................................................................... 107 4.2.1 Kondisi awal .......................................................................... 107 4.2.2 Siklus I ................................................................................... 108 4.2.3 Siklus II ................................................................................. 109 BAB 5 PENUTUP ..................................................................................... 120 5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 120 5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 121 5.3 Saran ..................................................................................................... 121 DAFTAR REFERENSI ........................................................................... 116 LAMPIRAN .............................................................................................. 118 CURRICULUM VITAE ............................................................................ 238
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Pertanyaan wawancara ................................................................. 42 Tabel 3.2 Format observasi pembelajaran di kelas ...................................... 43 Tabel 3.3 Penjabaran indikator ..................................................................... 44 Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen skala sikap .................................................... 49 Tabel 3.5 Tabel kriteria instrumen skala sikap ............................................ 49 Tabel 3.6 Tabel skala Likert ........................................................................ 50 Tabel 3.7 Tabel hasil uji validasi ................................................................. 54 Tabel 3.8 Tabel uji validitas instrumen skala sikap ..................................... 56 Tabel 3.9 Koefisien Reliabilitas ................................................................... 57 Tabel 3.10 Hasil perhitungan reliabilitas ..................................................... 57 Tabel 3.11 Tabel Acuan PAP tipe 1 ............................................................. 58 Tabel 3.12 Tabel perhitungan batas nilai aspek kognitif ............................. 59 Tabel 3.13 Tabel perhitungan batas nilai aspek afektif ............................... 59 Tabel 3.14 Tabel perhitungan batas nilai aspek konatif .............................. 60 Tabel 3.15 Tabel perhitungan batas nilai rata-rata siswa ............................ 60 Tabel 3.16 Tabel indikator keberhasilan aspek sikap nasionalisme ............ 62 Tabel 3.17 Tabel indikator keberhasilan sikap nasionalisme ...................... 63 Tabel 4.1 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal untuk aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) ................................. 66 Tabel 4.2 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal untuk aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) ............................... 68 Tabel 4.3 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) ............................... 70 Tabel 4.4 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme .................... 72 kondisi awal Tabel 4.5 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek kondisi awal ....... 74 Tabel 4.6 Hasil observasi pertemuan 1 siklus I ........................................... 78 Tabel 4.7 Hasil observasi pertemuan 2 siklus I ........................................... 80 Tabel 4.8 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I ....................................... 82 untuk aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) Tabel 4.9 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I ....................................... 84 untuk aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) Tabel 4.10 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I ..................................... 86 untuk aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) Tabel 4.11 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme siklus I ..... 88 Tabel 4.12 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek siklus I .............. 90 Tabel 4.13 Hasil observasi pertemuan 1 siklus II ....................................... 93 Tabel 4.14 Hasil observasi pertemuan 2 siklus II ........................................ 94 Tabel 4.15 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II .................................... 97 untuk aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) Tabel 4.16 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II .................................... 99 untuk aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) Tabel 4.17 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II ................................... 101 untuk aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme)
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.18 Rangkuman perhitungan aspek ................................................. 103 sikap nasionalisme siklus II Tabel 4.19 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek siklus II ............. 105 Tabel 4.20 Aspek pencapaian dan rata-rata kelas ....................................... 110 Tabel 4.21 Rangkuman hasil persentase aspek kognitif (pemahaman) ...... 112 Tabel 4.22 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek kognitif .................. 113 Tabel 4.23 Rangkuman hasil presentase aspek afektif (penghayatan) ....... 114 Tabel 4.24 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek afektif .................... 115 Tabel 4.25 Rangkuman hasil presentase aspek konatif (pelaksanaan) ...... 116 Tabel 4.26 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek konatif .................. 117 Tabel 4.27 Rangkuman sikap nasionalisme ............................................... 118 Tabel 4.28 Pencapaian indikator sikap nasionalisme ................................. 118
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Literatur map dari penelitian terdahulu ..................................... 26 Gambar 2 Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart .............................. 30 Gambar 3 Rumus Product Moment ........................................................... 53 Gambar 4 Rumus persentase siswa yang memiliki kriteria minimal cukup ................................................ 61 Gambar 5 Rumus perhitungan skor rata-rata kelas .................................... 61 Gambar 6 Rumus perhitungan nilai rata-rata sikap .................................... 61 Gambar 7 Diagram rangkuman hasil aspek kognitif ................................. 112 Gambar 8 Diagram rangkuman aspek afektif ............................................ 114 Gambar 9 Diagram rangkuman hasil aspek konatif ................................... 116
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Instrumen Pembelajaran ...................................................... 119
Lampiran 2
Instrumen skala sikap sebelum dan sesudah validasi .......... 161
Lampiran 3
Hasil skala sikap nasionalisme ............................................ 175
Lampiran 4
Hasil pekerjaan siswa .......................................................... 196
Lampiran 5
Hasil observasi ..................................................................... 210
Lampiran 6
Hasil penilaian instrumen pembelajaran .............................. 219
Lampiran 7
Hasil penilaian instrumen skala sikap ................................. 226
Lampiran 8
Surat izin penelitian ............................................................. 230
Lampiran 9
Surat keterangan telah melakukan penelitian ...................... 232
Lampiran 10 Foto-foto kegiatan ............................................................... 234
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan demi masa depan. Guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan perlu memiliki keterampilan yang kompeten dalam mengajar demi terlaksananya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyiratkan bahwa guru perlu mengembangkan aspek spiritual, pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik. Terlebih lagi, guru perlu memahami kebutuhan siswa. Kebutuhan yang dimaksud adalah kesesuaian antara materi pelajaran dengan tahap perkembangan siswa. Pembelajaran akan berjalan efektif apabila materi pembelajaran maupun metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kemampuan siswa (Trianto, 2019). Faktor pendukung pembelajaran lainnya adalah siswa. Perlu kesiapan siswa baik secara fisik, psikologis, maupun dalam berpikir. Siswa akan lebih mudah mengikuti pembelajaran apabila ada kesiapan dari siswa. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Trianto (2012: 62) mengatakan bahwa pembelajaran akan lebih baik jika siswa terlibat aktif dalam belajar. Aktif di sini menekankan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus belajar (Trianto, 2012: 63). Apalagi, anak usia sekolah dasar, menurut Piaget memasuki tahap perkembangan Operasional Konkret. Pada tahap ini siswa akan lebih mudah memahami dari hal-hal yang bersifat nyata karena akan memiliki pengalaman belajar secara langsung.
Pemilihan metode pembelajaran pun seharusnya
disesuaikan dengan kondisi siswa. Metode pembelajaran yang baik adalah yang mampu mengaktifkan siswa, sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. Pembelajaran yang sesungguhnya tidak hanya mengedepankan aspek kognitif, akan tetapi diharapkan mengarah pada pendidikan nilai dan sikap. Pembelajaran PKn sebagai pendidikan nilai merupakan salah satu wadah yang diharapkan siswa menyadari akan nilai yang terkait dalam pembelajaran. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada penanaman nilai dan pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Penanaman nilai dan pembentukan diri menjadi penting manakala siswa dihadapkan pada permasalahan yang ada pada pembelajaran maupun di lingkungan. Siswa perlu dibekali dengan apa yang dinamakan sikap. Sikap di sini mencakup tiga aspek, yaitu: pemahaman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
penghayatan, dan pelaksanaan. Ketiga aspek ini mutlak dimiliki siswa terutama dalam sikap nasionalisme. Proses
pembelajaran
yang
dilaksanakan
tentu
tidak
hanya
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa tetapi juga dengan penghayatan maupun dalam pelaksanaan (Azwar, 2011: 4). Penghayatan dan pelaksananaan yang dilakukan oleh manusia adalah pada nilai-nilai, terutama dalam pembelajaran PKn. Ketiga aspek perlu diseimbangkan karena saling berkaitan, agar proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Idealnya, pembelajaran PKn menjadi landasan pembentukan sikap dan penanaman nilai-nilai agar tercipta nasionalisme yang kuat, dengan menghadirkan permasalahan pada siswa. Namun, permasalahannya kondisi yang diharapkan belum terlihat di SD Negeri Nanggulan. Paduan suara SD Negeri Nanggulan salah syair ketika menyanyikan lagu “Mengheningkan Cipta” saat upacara bendera. Terlebih lagi, saat upacara berlangsung, 80% atau sekitar 292 siswa SD Negeri Nanggulan terlihat tidak khidmat. Rosita (2013) mengatakan bahwa ciri-ciri nasionalisme dibagi atas (1) memiliki rasa cinta tanah air; (2) bangga menjadi bagian dari Indonesia; (3) menempatkan kepentingan kelompok daripada kepentingan individu; dan (4) mengakui dan menghargai keanekaragaman. Dalam hal ini Pancasila dan lagu diuraikan dalam ciri-ciri nasionalisme. Berdasarkan hasil observasi proses kegiatan belajar mengajar di kelas V, ada 25% atau 8 siswa yang tidak hafal Pancasila dan 12,5% dari 32 siswa tidak hafal lagu Indonesia Raya. Dari hasil penyebaran kuesioner kondisi awal hanya 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
siswa atau 68,75% dari keseluruhan siswa mempunyai pemahaman akan sikap nasionalisme, 18 siswa atau 56,32% siswa mempunyai penghayatan akan sikap nasionalisme, 17 siswa atau 53,125% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme. Selain itu, siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran, yang terlihat dari tidak adanya siswa yang bertanya maupun mengajukan pendapat. Siswa cenderung pasif dalam menerima materi yang diberikan guru. Bahkan, untuk memberikan pendapat ataupun bertanya saja masih terlihat malumalu. Karakter lain yang muncul adalah siswa masih sangat pilih-pilih dalam pembentukan kelompok karena ketidakcocokan dalam berteman, sehingga guru perlu membagi ke dalam kelompok yang lebih kecil. Permasalahan di atas tidak lepas dari cara mengajar guru yang masih menggunakan metode ceramah pada pelajaran PKn. Guru kurang menanamkan sikap yang terkandung dalam materi pembelajaran. Pembelajaran PKn di SD Negeri Nanggulan cenderung pada metode ceramah yang mengarah pada aspek kognitif serta memberi informasi pada siswa secara searah. Siswa pun menjadi tidak menyadari permasalahan dalam pembelajaran dan nilai yang terkandung dalam pembelajaran. Hal ini berdampak pada menurunnya sikap nasionalisme. Menurunnya hasil pembelajaran terbukti dari hasil wawancara dengan guru pada tanggal 11 Agustus 2015. Peneliti melakukan wawancara dengan guru PKn SD Negeri Nanggulan yang hasilnya terbukti bahwa 55% siswa pada pembelajaran PKn masih di bawah KKM, yaitu 70. Hal ini terjadi karena menurut pendapat guru, materi yang diajarkan terlalu banyak, sedangkan waktu yang disediakan tidak mencukupi materi. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
itu, berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, siswa telah menerima materi mengenai nasionalisme tetapi belum dapat menghayati dan melaksanakan nilai nasionalisme. Permasalahan di atas mengantarkan peneliti untuk menemukan model pembelajaran untuk meningkatkan sikap nasionalisme pada siswa, yaitu dengan menggunakan model Problem Based Learning. Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu
permasalahan,
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan,
memfasilitasi
penyelidikan dan membuka dialog. Model ini mempunyai kelebihan untuk merangsang kemampuan yang matang dalam intelektual (kognitif), menuntut kehati-hatian dalam bertindak melalui analisis masalah (afektif dan konatif), dan menciptakan pengalaman belajar. Siswa akan menjadi terlatih belajar tanpa hafalan. Berdasarkan kelebihan di atas, PBL cocok digunakan untuk materi yang berkaitan dengan nasionalisme, yang berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, model Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan materi yang diterima. Terlebih lagi, kegiatan diskusi membuat siswa lebih mudah memahami materi bersama kelompoknya dalam menghayati dan melaksanakan sikap nasionalisme. Melalui diskusi secara berkelompok dapat memupuk nilai persatuan dan kesatuan, yang merupakan salah satu ciri nasionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
1.2 Batasan Masalah Penelitian ini akan dibatasi pada peningkatan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan Tahun ajaran 2015/2016. Standar Kompetensi yang digunakan yaitu SK 4. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kompetensi Dasar yang digunakan adalah seluruh KD yang terdapat pada SK 4. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.3.1 Bagaimana
pelaksanaan
model
Problem
Based
Learning
dalam
pembelajaran PKn untuk meningkatkan sikap nasionalisme bagi siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016? 1.3.2 Apakah pelaksanaan model Problem Based Learning dapat meningkatkan sikap nasionalisme bagi siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1.4.1 Mengetahui pelaksanaan model Problem Based Learning dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan sikap nasionalisme bagi siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
1.4.2 Meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan Tahun ajaran 2015/2016. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.5.1 Bagi siswa: Mendapatkan pengalaman yang baru dalam belajar dengan menggunakan model Problem Based Learning. 1.5.2 Bagi guru: Memberikan pengetahuan yang lebih luas mengenai penerapan model Problem Based Learning. 1.5.3 Bagi sekolah: Menambah referensi pengetahuan baru tentang bagaimana meningkatkan sikap nasionalisme siswa kelas V pada mata pelajaran Pkn dengan menggunakan model Problem Based Learning. 1.5.4 Bagi peneliti: Memberikan pengalaman dalam menerapkan model Problem Based Learning pada mata pelajaran PKn menambah pengetahuan khususnya dalam menyusun tugas akhir skripsi untuk menyelesaikan studi. 1.6 Definisi Operasional 1.6.1 Sikap adalah tindakan yang terlahir atas pendirian, baik secara positif maupun negatif yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan konatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
1.6.2 Nasionalisme merupakan suatu paham yang menganggap bahwa kesetian tertinggi atas setiap pribadi warga negara harus diserahkan kepada negara kebangsaan atau nation state.
1.6.3 Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada penanaman nilai dan pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 1.6.4 Model Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana siswa dihadapkan pada suatu permasalahan kemudian diikuti oleh pencarian informasi untuk menyelesaikannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas tentang kajian pustaka, penelitian-penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
2.1 Kajian Pustaka Bagian ini akan membahas tentang teori-teori yang dapat mendukung penelitian, yang diambil dari buku atau jurnal dan referensi yang lainnya. Teoriteori yang akan dijelaskan pada bagian ini yaitu tentang sikap (pemahaman, penghayatan,
pelaksanaan),
nasionalisme,
mata
pelajaran
PKn,
metode
pembelajaran berbasis masalah, dan karakteristik siswa SD.
2.1.1 Sikap Sikap menurut Mulyono (1990: 838) adalah perbuatan yang berdasar pada pendirian atau pendapat/keyakinan sebegai kecenderungan untuk bertindak. Definisi sikap menurut Syah (1995: 135) adalah gejala internal yang berdimensi afektif yang berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap orang atau barang baik secara positif maupun negatif. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan yang mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut (Berkowitz dalam Azwar, 1988: 5). Sikap sebagai gejala internal berperan dalam mengambil tindakan, terutama bila ada
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
kemungkinan untuk bertindak. Seseorang yang memiliki sikap jelas, mampu untuk memilih secara tegas dalam menghadapi kemungkinan. Azwar (2011: 4) mengatakan bahwa dalam sikap terdapat aspek yang saling berhubungan, yaitu: aspek kognitif, afektif, dan konatif. Aspek kognitif berupa apa yang dipercayai atau kepercayaan seseorang mengenai objek sikap. Kemudian aspek afektif merupakan komponen perasaan yang menyangkut masalah emosi, sedangkan aspek konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Penelitian ini, aspek kognitif yang diukur adalah pemahaman. Kemudian untuk aspek afektif yaitu penghayatan, sedangkan aspek konatif yang diukur adalah pelaksanaan. Adapun penjelasan mengenai aspek yang akan diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 2.1.1.1 Aspek Kognitif Aspek kognitif
adalah
suatu proses yang memiliki sifat menambah
wawasan atau pengetahuan guna menambah hasil belajar (Harjanto, 2006: 91). Sementara itu, (Kuswana & Sunaryo, 2012: 11) mengungkapkan pendapatnya tentang ranah kognitif yaitu berhubungan dengan daya ingat mengenai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan intelektual yang terpusat melalui penilaian tes. Aspek kognitif yang diukur dalam penelitian ini yaitu pemahaman, yang mana pemahaman juga terdapat dalam taksonomi Bloom. Pemahaman pada proses belajar mengajar sangat diperlukan bahkan sangat penting dilakukan. Pemahaman sangat penting ditekankan dalam pembelajaran karena mampu membangun konsep awal siswa terhadap suatu materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
pembelajaran yang disampaikan guru. Peserta didik dapat dikatakan memahami suatu konsep materi pembelajaran apabila mereka mampu menjelaskan kembali dan memberikan contoh tentang konsep tersebut menggunakan kata-kata mereka sendiri. Purwanto (1997: 44) menambahkan bahwa dalam pemahaman tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang
ditanyakan,
maka
operasionalnya
dapat
membedakan,
mengubah,
mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan,
memberi
contoh,
memperkirakan,
menentukan,
dan
mengambil keputusan. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep. Pemahaman menurut Taksonomi Bloom (dalam Daryanto, 2008: 106) adalah kemampuan yang mendapat tekanan dalam proses belajar mengajar. Peserta didik dituntut untuk memahami atau mengerti materi yang diajarkan, mengetahui materi yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya serta menghubungkan dengan aspek-aspek kehidupan. Sementara itu, Bloom (dalam Sudijono, 2009: 50) mengemukakan pendapat bahwa pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu setelah mengetahuinya lalu mengingatnya. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan. Pemahaman dibutuhkan dalam pembelajaran oleh peserta didik, agar peserta didik mengerti atau memahami suatu konsep yang dipelajari dan memandangnya dari berbagai segi kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan adalah kemampuan peserta didik untuk memahami dan mengetahui suatu konsep materi menghubungkannya
dengan
yang diajarkan melalui ingatan dan
berbagai
aspek
kehidupan
serta
dapat
mengungkapkan dengan kata-katanya sendiri. 2.1.1.2 Aspek Afektif Ranah afektif merupakan sesuatu yang berkaitan dengan sikap dan nilai (Sudijono, 2006: 54). Hasil belajar ranah afektif akan terlihat pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti motivasi mengikuti pelajaran, perhatiannya terhadap mata pelajaran, menghormati guru, disiplin dalam mengikuti pelajaran. Sementara itu, aspek afektif menurut Haryati & Saiful (2007: 38) yaitu siswa memiliki karakter atau sikap (terkait dengan emosi yang mendukung) terhadap mata pelajaran yang membantu mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Aspek afektif yang diukur dalam penelitian ini yaitu penghayatan, yang mana penghayatan juga merupakan karakter atau sikap. Penghayatan berasal dari kata dasar hayat yang artinya hidup atau kehidupan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2012). Menghayati adalah mengalami dan merasakan dalam batin (KBBI: 2012). Penghayatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2012) adalah pengalaman batin. Penulis menyimpulkan bahwa penghayatan adalah suatu proses batin yang sebelum dihayati memerlukan pengenalan dan pengertian tentang sesuatu yang akan dihayati di dalam kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
2.1.1.3 Aspek Konatif/Psikomotor Ranah psikomotorik adalah proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan pada pengembangan proses mental melalui aspek-aspek otot dan membentuk keterampilan siswa. Pengembangannya dalam pendidikan mencakup proses yang menggerakkan otot, juga berkembang dengan pengetahuan yang berkaitan dengan keterampilan hidup (Sukardi, 2008: 76). Senada dengan pengertian di atas, Hamzah (2006: 38) menjelaskan aspek psikomotorik merupakan sesuatu hal yang berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual atau motorik. Dari pengertian di atas, keterampilan juga merupakan suatu pelaksanaan atau tindakan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga mengukur pelaksanaan. Pelaksanaan berasal dari kata dasar laksana yang artinya tanda yang baik, sifat, laku atau perbuatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2012). Sedangkan
melaksanakan
adalah
melakukan,
menjalankan,
mengerjakan
(rancangan, keputusan, dsb) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2012). Lalu pelaksanaan artinya proses, cara perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dsb). Berdasarkan pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan adalah proses seseorang untuk melaksanakan suatu perilaku atau perbuatan sesuai dengan yang telah direncanakan ataupun diputuskan oleh perseorangan maupun bersama dengan kelompok. Pelaksanaan dalam konteks pendidikan adalah proses yang dilakukan oleh peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
2.1.2
Nasionalisme Nasionalisme sebenarnya merupakan hasil dari Revolusi Prancis. Istilah
nasionalisme telah ada sejak lama dan merupakan suatu istilah kuno. Nasionalisme berasal dari kata Latin nation yang berarti kelahiran, suku, dan berubah menjadi nation (bahasa Inggris) yang berarti bangsa (Djaja, 2009: 13). Namun, ada satu hal yang dilupakan saat membahas tentang bangsa. Sebuah bangsa tidak hanya meliputi orang, tetapi faktor tempat juga sangat penting. Tempat orang berkumpul dan mengaitkan diri sebagai sebuah bangsa itulah yang disebut tanah air. Kesadaran mengaitkan diri untuk menjadi satu inilah yang melatarbelakangi munculnya nasionalisme. Banyak
para
ahli
yang
mendefinisikan
mengenai
nasionalisme.
Nasionalisme adalah suatu paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri, atau kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, memepertahankan dan mengabdikan semangat kebangsaan (Depdikbud dalam Aryani, 2010: 102). Sementara itu, Otto Bauer (dalam Djaja, 2009: 14) mengatakan bahwa nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib. Kohn (1955: 11) mengartikan nasionalisme sabagai suatu paham bahwa kesetiaan tertinggi harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Ahli lain, L. Stoddard (dalam Djaja, 2009: 14) menyatakan pendapatnya bahwa nasionalisme merupakan suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu ketika mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama dalam suatu bangsa. Nasionalisme juga didefinisikan sebagai suatu gagasan, pikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional, berdasarkan asas kebersamaan dan timbul semangat kebangsaan. Rosita (2013: 54) menyebutkan bahwa nasionalisme memiliki beberapa aspek, yaitu 1) persatuan bangsa; 2) cinta tanah air; 3) sikap yang mencerminkan nasionalisme; dan 4) menghargai simbol-simbol nasionalisme. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap nasionalisme adalah suatu bentuk perasaan terhadap objek tentang gagasangagasan, pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana terdapat perasaan cinta terhadap tanah air yang disatukan oleh rasa senasib sepenanggungan, adanya kesamaan sejarah di masa lampau yang bertujuan untuk menanamkan rasa cinta, kesetiaan, dan keinginan untuk menjadikan negara lebih baik dalam mewujudkan keinginan bersama.
2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan Mata pelajaran yang menjadi fokus dalam penelitian adalah mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
(PKn).
Mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan atau sering disingkat menjadi PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945 (KTSP, 2006). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) akan terus dipelajari mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Sumiati (2008) mengatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
menyiapkan siswa agar masa datang menjadi patriot pembela bangsa dan negara. Patriot pembela bangsa ialah pemimpin yang mempunyai kecintaan, kesetiaan, serta keberanian untuk membela bangsa dan negara melalui profesinya masingmasing. Hadirnya mata pelajaran PKn sebagai pelajaran pokok di sekolah pada dasarnya ingin membentuk peserta didik (khususnya siswa SD) untuk menjadi warga negara yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi. Tujuan PKn dilihat dari materi pembelajaran PKn, menurut Aryani dan Markum (2010: 18) materi-materi yang diajarkan bertujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan peserta didik dalam hal berikut: (1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2) berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasar pada karakterkarakter masyarakat Indonesia. Berdasarkan tujuan-tujuan yang diuraikan diatas, mata pelajaran PKn mempunyai peran penting di dalam pendidikan untuk membentuk pribadi peserta didik menjadi manusia yang bermatabat luhur. Terlebih lagi, salah satu misi Pendidikan Kewarganegaraan saai ini yaitu PKn sebagai pendidikan nasionalisme. Selain itu, dalam PKn juga dibahas materi mengenai nilai yang menjadi tolok ukur manusia dalam bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran PKn berkaitan dengan pendidikan nilai karena PKn dan nilai ada korelasinya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan nilai menurut Aryani dan Markum (2010: 37) adalah suatu proses dalam upaya membantu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
mengekspresikan nilai-nilai yang ada melalui pengujian kritis, sehingga peserta didik dimungkinkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas berpikir serta perasaannya. PKn sebagai pendidikan nilai dimaksudkan bahwa melalui pembelajaran PKn diharapkan dapat menyadarkan siswa akan nilai, moral, dan norma yang dianggap baik oleh bangsa dan negara pada siswa. Melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pula diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan nilai kebangsaan atau nasionalisme siswa, sehingga siswa lebih mencintai dan rela berkorban untuk tanah airnya. Oleh karena itu, pendidikan nilai memiliki tujuan yang hampir sama dengan PKn yaitu membentuk peserta didik menjadi pribadi yang berkarakter.
2.1.4 Model Problem Based Learning 2.1.4.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran tercapai, Joice (dalam Trianto, 2009: 22). Sementara itu, Soekamto, dkk (dalam Trianto, 2009: 22) mengungkapkan bahwa maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
bagi para perancang, pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar. Secara lebih ringkas bahwa aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis. Khabibah (dalam Trianto, 2009: 25) mengatakan bahwa untuk melihat tingkat kelayakan suatu model pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang dikembangkan. Untuk melihat efektivitas model pembelajaran dibutuhkan suatu perangkat pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran yang dikembangkan. Selain itu, perlu dikembangkan instrumen penelitian yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan demikian model pembelajaran adalah suatu perencanaan terhadap proses pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, sehingga siswa mampu memahami apa yang mereka pelajari. 2.1.4.2 Pengertian Problem Based Learning Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran, yang melibatkan siswa sejak awal pembelajaran dihadapkan pada suatu masalah kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat student centered. PBL bertujuan agar siswa mampu memperoleh dan membentuk pengetahuannya secara efisien, kontekstual, dan terintegrasi. Pengertian PBL menurut Arends (dalam Suprihatiningrum, 2013: 215) bahwa pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran, yang melibatkan siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Kemudian Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah menurut Ridwan (2014: 127) adalah pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaanpertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Sementara itu, Visser (dalam Rusmono, 2012: 75) mengatakan bahwa Problem Based Learning adalah sebuah strategi pembelajaran yang berusaha membentuk suatu proses pemahaman isi suatu pelajaran pada suatu kurikulum. Peneliti menyimpulkan dari pendapat para ahli di atas mengenai Problem Based Learning, bahwa Problem Based Learning adalah suatu pembelajaran dengan menghadirkan sebuah permasalahan terkait topik pembelajaran yang diselesaikan secara kelompok maupun individu untuk membantu siswa memahami dan menghayati isi pokok materi pembelajaran. Permasalahan yang dihadirkan dalam pembelajaran berbasis masalah hendaknya permasalahan yang kontekstual, artinya ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Masalah-masalah yang dihadirkan tidak boleh melenceng dari standar kompetensi dan kompetensi inti, masalah harus tercakup dalam kurikulum. Permasalahan yang nyata yang dikaji dengan menerapkan PBL diharapkan
dapat
membantu
siswa
berpikir,
mengajukan
pertanyaan,
mengaktifkan pengetahuan awal, menguji pemahaman siswa, memperkuat pemahaman siswa, memberikan motivasi untuk belajar dan melatih pendekatan analitis terhadap situasi yang dikenal (Ridwan, 2014: 133). Pembelajaran dengan PBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran dan keterampilan mengatasi masalah dengan terlibat di berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
kondisi kehidupan nyata. Hal ini memberikan makna bahwa sebagian konsep dapat diperkenalkan secara efektif melalui pemberian masalah.
2.1.4.3 Manfaat Problem Based Learning Pembelajaran dengan model Problem Based Learning tidak dirancang untuk memberikan sejumlah informasi yang banyak kepada siswa. Pemberian informasi yang banyak cocok dengan metode ceramah. Sementara PBL dirancang untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektual. Uden dan Beaumont (dalam Suprihatiningrum, 2013: 222) menyatakan beberapa manfaat yang dapat diamati dari siswa yang belajar dengan menggunakan Problem Based Learning, yaitu: 1) Mampu mengingat dengan lebih baik informasi dan pengetahuannya. 2) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan keterampilan komunikasi. 3) Mengembangkan basis pengetahuan secara integrasi. 4) Menikmati belajar. 5) Meningkatkan motivasi. 2.1.4.4 Langkah-Langkah PBL Oon-Seng Tan (dalam Ridwan, 2014: 146) berpendapat bahwa tahapan PBL terdiri dari beberapa langkah, yaitu: (1) guru merancang permasalahan yang sesuai dengan kurikulum, (2) siswa dihadapkan pada masalah, (3) siswa menganalisis permasalahan dan isu pembelajaran, (4) siswa menemukan solusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
dan membuat pelaporan, (5) siswa melakukan presentasi dan refleksi, dan (6) siswa melakukan kaji ulang dan evaluasi. Jordan (dalam Ridwan 2014: 146) menyatakan tahapan PBL adalah (1) guru merancang permasalahan yang sesuai dengan
kurikulum,
(2)
guru
melibatkan
siswa
dalam
permasalahan,
mendefinisikan hal yang harus dipelajari, (3) siswa mencari informasi untuk memperoleh fakta yang relevan, dan (4) siswa mengajukan solusi. Ibrahim (dalam Suprihatiningrum, 2013: 220) mengatakan bahwa di dalam kelas PBL, peran guru berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru dalam kelas PBL antara lain: (1) mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari, (2) memfasilitasi atau membimbing penyelidikan, (3) memfasilitasi dialog siswa, (4) mendukung belajar siswa. Sementara itu, David (dalam Ridwan 2014: 148) mengurutkan tahapan PBL, seperti: (1) guru merancang permasalahan yang sesuai dengan kurikulum, (2) siswa mengklarifikasi istilah, (3) siswa merumuskan pertanyaan, (4) curah pendapat tentang hipotesis dan penjelasan, (5) siswa menata hipotesis, (6) siswa menetapkan tujuan pembelajaran, (7) siswa mengumpulkan informasi dan belajar mandiri, (8) siswa berbagi informasi dan diskusi hasil belajar. Peneliti menyimpulkan bahwa PBL dilaksanakan dengan tahapan (1) guru menyampaikan masalah kepada siswa yang relevan dengan topik yang sedang dikaji, (2) siswa mendiskusikan masalah dalam kelompok kecil, (3) anggota kelompok melakukan curah pendapat berdasarkan pengetahuan awal mereka, (4) siswa dalam kelompok mengidentifikasi hal-hal yang belum mereka pahami, (5) kelompok membuat perencanaan penyelesaian masalah, (6) masing-masing siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
melakukan penelusuran informasi, (7) siswa kembali melakukan diskusi kelompok, (8) kelompok menyajikan solusi permasalahan kepada teman-teman sekelas, (9) teman sekelas bertanya atau memberi masukan, (10) anggota kelompok melakukan pengkajian ulang berdasarkan masukan dari teman sekelas atau guru. Pada dasarnya, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator siswa dalam pembelajaran.
2.2 Penelitian yang Relevan Peneliti ini memiliki hubungan dengan beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya diantaranya adalah: 2.2.1 Penelitian tentang Pendidikan Kewarganegaraan Penelitian yang dilakukan oleh Septiningsih (2012) judulnya adalah peningkatan prestasi belajar menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil penelitian adalah pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar, ditunjukan dengan naiknya nilai rata-rata kelas. Nilai pada kondisi awal adalah 65 setelah melaksanakan Siklus 1 menjadi 67.09 setelah Siklus 2 menjadi 77.17%. dengan presentase ketuntasan Siklus 1 adalah 25.71% dan siklus 2 adalah 77.14%. Masurkhi (2010) melakukan penelitian tentang “Revitalisasi pembelajaran pendidikan kewarganeraan sebagai pembangun karakter melalui pemberdayaan kultur sekolah”. Tujuan penelitian ini adalah membangun model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
character biulding yang fit di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan pada 89 di Semarang, dengan responden sebanyak 200 orang guru pengampu mata pelajaran PKn. Metode penelitian ini adalah expost facto, dengan pendekatan kuantitatif non eksperimen. Hasil penelitian ini yaitu: (1) model konfigurasi terbangun oleh variabel laten eksogen berupa apresiasi guru, kepemimpinan kepala sekolah dan rancangan pembelajaran, (2) pembangunan karakter lebih banyak terbangun oleh kultur sekolah dan kepaa sekolah. Simpulan penelitian ini adalah bahwa kultur sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah memberi kontribusi yang signifikan terhadap terbentuknya proses pembelajaran Pkn yang bermuatan pembangunan karakter dan nilai. 2.2.2 Penelitian tentang metode Problem Based Learning Ratnasari (2013) melakukan penelitian tentang “Model Problem Based Learning
untuk
meningkatkan
kemampuan
berpikir
kritis
siswa
pada
pembelajaran masalah-masalah sosial kelas IV”. Tujuan peneletian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui model Problem Based Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan desain Elliot. Sementara itu, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara dan pegamatan. Hasil peningkatan dari kemampuan berpikir kritis pada siklus I: 56,76, Siklus II: 67,72, dan siklus III: 84,38. Adapun peningkatan hasil belajar pada siklus I adalah 69,33, siklus II: 75,00 dan siklus III: 84,07. Dengan demikian peneliti merekomendasikan kepada guru untuk menggunakan model problem based learning sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Cendika (2013) Melakukan penelitian tentang “Penerapan pembelajaran Problem Based learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Al-Maarif 01 Singosari”. untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Dalam penelitian terdapat dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Langkah-langkah pembelajaran dengan metode PBL adalah (1) tahap kooperatif dimana siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa, (2) orientasi siswa kepada masalah, yaitu pemberian
masalah
yang
berkaitan
dengan
kehidupan
sehari-hari,
(3)
pengorganisasian siswa untuk belajar mandiri dalam kelompok, (4) membimbing penyelidikan secara kelompok dengan menggunakan LKS untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, dan (5) mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi melalui kegiatan presentasi di depan kelas. Peningkatan hasil belajar matematika siswa dari hasil nilai tes pra tindakan 63,73 dan meningkat pada siklus I menjadi 74,85, pada siklus II meningkat sebesar 86.51. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti di atas relevan dengan penelitian yang akan dilakukan dengan peneliti. Perbedaan penelitian akbar (2010) dan Masurkhi (2010) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini adalah metode pembelajaran yang digunakan, meskipun mata pelajaran yang diteliti sama, yaitu PKn. Penelitian Ratnasari (2013) dan Cendika (2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
mengunkanan metode yang sama dengan peneliti, hanya saja mata pelajaran yang diteliti berbeda. 2.2.3 Penelitian tentang sikap nasionalisme Hafidh Maksum (2011) melakukan penelitian dengan judul “Model Project Citizen untuk Meningkatkan Kecakapan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Sikap Nasionalisme.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pretest dan postest antara siswa yang proses belajar mengunakan project citizen dengan siswa yang belajar secara konvensional dalam meningkatkan kecakapan pendidikan kewarganegaraan dalam pengembangan sikap nasionalisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah eksprimen kuasi dengan desain ”nonequivalent control group pre-test dan posttest design.” Dalam desain ini kedua kelompok tidak dipilih secara radom. Pengumpulan data dilakukan dengan pre-test dan post-test dengan mengunakan test angket. Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kecakapan intelektual, dan peningkatan kategori sedang pada kecakapan kewarganegaraan dan kecakapan partisipatoris antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Analisis data dapat menunjukkan bahwa siswa merespon positif pembelajaran PKn dengan menggunakan model project citizen. Kesamaan dengan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan adalah mengenai sikap nasionalisme karena variabel yang ditingkatkan adalah sikap nasionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Metode Problem Based Learning
Nilai-nilai dalam PKn dan
Sikap
pembelajaran PKn
Nasionalisme
Ratnasari (2013)
Cendekia (2013)
Septiningsih (2012)
Masurkhi (2010)
Model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penerapan Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII.
Peningkatan prestasi belajar menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV Pangudi Luhur
Revitalisasi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai pembangun karakter melalui pemberdayaan kultur sekolah.
Hafidh Maksum (2011) Model Project Citizen untuk meningkatkan kecakapan Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan sikap nasionalisme
Peningkatan Sikap Nasionalisme dalam Pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi Kelas V A di SD Negeri Nanggulan Bagan 1. Literatur map dari penelitian terdahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Penelitian terdahulu dengan penelitian ini memiliki satu perbedaan jika dilihat dari jenis penelitiannya. Penelitian yang dilakukan Masurkhi merupakan penelitian bukan PTK. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari dan Cendekia memiliki persamaan dengan penelitian ini dalam penggunaan model Problem Based Learning. Penelitian yang dilakukan Septiningsih memiliki persamaan dalam hal pembelajaran PKn. Kemudian, penelitian yang dilakukan Hafidh Maksum memiliki persamaan dalam sikap nasionalisme.
2.3 Kerangka Berpikir Pendidikan di sekolah dasar perlu diwujudkan melalui pembelajaran. Semua pembelajaran di sekolah menitikberatkan pada tiga aspek, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Aspek kognitif adalah suatu proses yang memiliki sifat menambah wawasan atau pengetahuan guna menambah hasil belajar. Selanjutnya, aspek afektif merupakan sesuatu yang berkaitan dengan sikap dan nilai (Sudijono, 2006: 54). Hasil belajar ranah afektif akan terlihat pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti motivasi mengikuti pelajaran, perhatiannya terhadap mata pelajaran, menghormati guru, disiplin dalam mengikuti pelajaran. Sementara itu, aspek psikomotorik merupakan sesuatu hal yang berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual atau motorik. Ketiga aspek tersebut adalah bekal siswa untuk mengatasi permasalahan. Pembelajaran yang dapat mengasah ketiga aspek tersebut adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam berpikir. Keaktifan siswa bisa membangun kembali pengetahuan awal siswa. Berbekal pengetahuan awal, siswa mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
menemukan masalah dalam pembelajaran sekaligus bisa menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu model pembelajaran yang mampu membantu siswa mencari arti masalahnya dalam pembelajaran adalah Problem Based Learning. Model Problem Based Learning menggunakan masalah-masalah yang nyata dan dekat dengan keseharian siswa. Permasalahan yang dihadirkan dalam pembelajaran tidak boleh melenceng dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kurikuum. PBL memiliki tahapan seperti; (1) guru merancang permasalahan yang sesuai dengan kurikulum, (2) guru melibatkan siswa dalam permasalahan, mendefinisikan hal yang harus dipelajari, (3) siswa mencari informasi untuk memperoleh fakta yang relevan, dan (4) siswa mengajukan solusi. Pembelajaran berbasis masalah sangat sesuai diterapkan pada mata pelajaran
Pendidikan
Kewarganeraan.
Model
ini
melatih
siswa
dalam
menganalisis masalah yang dekat dengan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Banyak model pembelajaran yang bisa digunakan guru untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pelaksanaan nilai-nilai dalam pembelajaran PKn, hanya saja guru dalam mengajar tidak menggunakan model-model pembelajaran yang menarik. Model yang biasa digunakan guru dalam mengajar adalah model ceramah, sehingga siswa cenderung tidak aktif, tampak bosan mudah mengantuk dan lebih banyak diam. Hal ini menyebabakan nilai-nilai Pendidikan Kewarganegaraan
yang diajarkan guru tidak bisa dipahami, dihayati dan
dilaksanakan siswa. Akibatnya, guru cenderung memfokuskan pembelajaran hanya pada aspek kognitif semata, tanpa memperhatikan aspek afektif dan konatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti memandang perlu adanya penggunaan metode belajar yang berbeda dari pembelajaran pada umumnya (ceramah), yaitu metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Penggunaan metode ini bertujuan untuk meningkatkan sikap nasionalisme siswa pada mata pelajaran PKn. Jika metode pembelajaran berbasis masalah diterapkan pada pembelajaran, metode tersebut diharapkan dapat meningkatkan aspek kognitif (pemahaman), afektif (penghayatan) dan konatif (pelaksanaan) nilai-nilai nasionalisme siswa.
2.4 Hipotesis Tindakan 2.4.1 Penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran PKn dilakukan melalui tahap pemberian masalah, diskusi, identifikasi, analisis, pencarian informasi, dan presentasi. 2.4.2 Penerapan model problem based learning dalam mata pelajaran PKn materi nasionalisme dapat meningkatkan sikap nasionalisme siswa kelas V A semester ganjil SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Karakteristik khas dari penelitian tindakan kelas yakni adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Arikunto (2006 : 3) memberikan definisi bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Langkah dalam PTK disebut dengan siklus, setiap siklus terdapat empat tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini terdapat dua siklus, untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini. Siklus .... Rencana Tindakan Rencana Tindakan Refleksi Refleksi Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Siklus I
Siklus II
Gambar 1: Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart (Arikunto: 2006)
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Dalam penelitian ini, Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam dua siklus. Tahapan-tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut (Wiratmaja, 2005): 1. Perencanaan Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum digunakan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK antara lain identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan bentuk tindakan yang akan dilakukan. Sementara itu, perencanaan khusus ditujukan untuk menyusun rancangan dari setiap siklus. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah yang terjadi. Setelah ditetapkan bentuk pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan, kemudian langkah berikutnya yaitu menerapkan tindakan tersebut dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat. 3. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap tentang proses pembelajaran tentang nasionalisme. Pengamatan dapat dilakukan sendiri oleh peneliti. Pengamat harus mencatat semua aktivitas yang ada di kelas penelitian pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
pengamatan. 4. Refleksi Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memikirkan tentang proses pembelajaran yang dilakukan sebagai evaluasi guru serta tim pengamat yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas. Refleksi ini dilakukan dengan cara mendiskusikan berbagai masalah yang timbul di dalam kelas dan untuk mengukur sejauh mana efektivitas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama. Berdasarkan refleksi tersebut, peneliti tetap melanjutkan ke siklus berikutnya atau berhenti karena masalah sudah terpecahkan.
3.2
Setting Tindakan
3.2.1
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 di SD Negeri
Nanggulan yang beralamat di Nanggulan, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Sekolah tersebut berada di sebelah timur Ring Road. Alasan pemilihan SD Negeri Nanggulan sebagai tempat penelitian adalah karena lokasinya tidak jauh dengan kampus. Selain itu karena siswa-siswi SD Negeri Nanggulan memiliki karakteristik sikap yang beragam dan cocok untuk dijadikan subjek penelitian. 3.2.2
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas V A SD Negeri Nanggulan.
Jumlah siswa kelas V A adalah 32, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
perempuan. Siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan memiliki sikap nasionalisme yang rendah. 3.2.3
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peningkatan sikap nasionalisme dalam
pembelajaran PKn dengan model problem based learning bagi kelas V A SD Negeri Nanggulan.
3.3
Desain Penelitian
3.3.1
Persiapan Persiapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas bagi siswa kelas V SD
Negeri Nanggulan adalah sebagai berikut: 1. Meminta izin kepada Kepala SD Negeri Nanggulan untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut. 2. Melakukan observasi kelas V untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta karakteristik siswanya. 3. Melakukan kegiatan wawancara dengan guru kelas dan sebagian siswa kelas V SD Negeri Nanggulan. 4. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas. 5. Menganalisis masalah belajar siswa mengenai materi nasionalisme pada mata pelajaran PKn. 6. Merumuskan masalah. 7. Merumuskan hipotesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
8. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus 9. Membuat
gambaran
awal
mengenai
pemahaman,
penghayatan,
pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Nanggulan. 10. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokoknya. 11. Menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, dan instrumen penelitian. 12. Menyiapkan metode Problem Based Learning beserta masalah yang akan digunakan dalam pembelajaran. 3.3.2
Rencana Setiap Siklus
3.3.2.1 SIKLUS I 1. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan meliputi: penyusunan RPP, LKS dan membuat masalah yang digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bagian dari metode PBL. 2. Pelaksanaan a. Kegiatan Awal 1) Doa dan salam pembuka 2) Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4) Guru memotivasi siswa agar belajar dengan baik b. Kegiatan Inti 1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 4-6 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
2) Siswa diberi penjelasan mengenai Keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) oleh guru. 3) Siswa diberi suatu permasalahan yang akan didiskusikan dalam kelompok. (langkah 1) 4) Siswa mendiskusikan masalah dalam kelompok kecil. (langkah 2) 5) Siswa curah pendapat berdasar pengetahuan awal. (langkah 3) 6) Guru memonitor kegiatan setiap kelompok dalam mendiskusikan setiap permasalahan. 7) Siswa mengidentifikasi masalah. (langkah 4) 8) Siswa membuat perencanaan solusi. (langkah 5) 9) Siswa mencari informasi terkait masalah. (langkah 6) 10) Siswa kembali diskusi kelompok. (langkah 7) 11) Perwakilan kelompok mengajukan solusi masalah. (langkah 8) 12) Siswa melakukan presentasi. (langkah 9) 13) Anggota kelompok melakukan evaluasi dari hasil yang diperoleh. (langkah 10) 14) Siswa mengisi kuesioner tentang keutuhan NKRI, pentingnya menjaga keutuhan NKRI, dan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan NKRI. 15) Guru memberikan penguatan terhadap pengetahuan yang telah diperoleh siswa. c. Penutup Guru merangkum dan memberikan ringkasan atas materi yang baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
saja
dipelajari.
Guru
memberi
evaluasi
tentang
pelaksanaan
pembelajaran. 3. Observasi Peneliti akan dibantu oleh seorang guru yang bertindak sebagai pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dan mencatat setiap kejadian-kejadian yang berlangsung selama pembelajaran. Pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuesioner yang diisi oleh siswa setelah berdiskusi mengenai keutuhan NKRI. 4. Refleksi Peneliti bersama dengan guru kelas mengidentifikasi kesulitan atau hambatan dan kejadian khusus yang terjadi selama pembelajaran berlangsung di kelas. Refleksi ini akan jadi acuan untuk perbaikan pembelajaran pada siklus II agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan memperoleh kompetensi yang diinginkannya nanti. 3.3.2.2 SIKLUS II 1. Perncanaan Dalam tahap perencanaan peneliti mempersiapkan : a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi mengenai nasionalisme. b. Lembar Kerja Siswa (LKS). c. Menyiapkan kuesioner d. Masalah untuk pembelajaran di siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
2. Pelaksanaan a. Kegiatan Awal 1) Doa dan salam pembuka 2) Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa mengenai materi Kutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu memahami, menghayati dan melaksanakan sikap-sikap menjaga kutuhan NKRI. 4) Guru memotivasi siswa agar belajar dengan baik. b. Kegiatan Inti 1) Siswa masuk kembali dalam kelompok yang telah dibentuk pada siklus I 2) Siswa diberi penjelalasan mengenai Keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) oleh guru. 3) Siswa diberi suatu permasalahan yang akan didiskusikan dalam kelompok. (langkah 1) 4) Siswa mendiskusikan masalah dalam kelompok kecil. (langkah 2) 5) Siswa curah pendapat berdasar pengetahuan awal. (langkah 3) 6) Guru memonitor kegiatan setiap kelompok dalam mendiskusikan setiap permasalahan. 7) Siswa mengidentifikasi masalah. (langkah 4) 8) Siswa membuat perencanaan solusi. (langkah 5) 9) Siswa mencari informasi terkait masalah. (langkah 6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
10) Siswa kembali diskusi kelompok. (langkah 7) 11) Perwakilan kelompok mengajukan solusi masalah. (langkah 8) 12) Siswa melakukan presentasi. (langkah 9) 13) Anggota kelompok melakukan evaluasi dari hasil yang diperoleh. (langkah 10) 14) Siswa mengisi kuesioner tentang keutuhan NKRI, pentingnya menjaga keutuhan NKRI, dan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan NKRI. 15) Guru memberikan penguatan terhadap pengetahuan yang telah diperoleh siswa. d. Penutup Guru merangkum dan memberikan ringkasan atas materi yang baru saja
dipelajari.
Guru
memberi
evaluasi
tentang
pelaksanaan
pembelajaran. 5. Observasi Peneliti akan dibantu oleh seorang guru yang bertindak sebagai pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dan mencatat setiap kejadian-kejadian yang berlangsung selama pembelajaran. Pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuesioner yang diisi oleh siswa setelah berdiskusi mengenai keutuhan NKRI. 6. Refleksi a. Peneliti bersama dengan guru kelas mengidentifikasi kesulitan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
kendala dan kejadian khusus yang terjadi selama pembelajaran berlangsung di kelas. b. Membandingkan analisis siklus I dan II serta mengambil kesimpulan tentang pemahaman, penghayatan dan pengamalan pada materi “Ketuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia” menggunakan metode Problem Based Learning.
3.4
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan teknik non tes. Teknik non tes yang digunakan yaitu skala sikap untuk mengetahui peningkatan sikap nasionalisme pada mata pelajaran PKn. Kuesioner skala sikap terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataanpernyataan yang disusun memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kuesioner yang disusun oleh peneliti sudah mencakup indikator sikap nasionalisme. Dari kuesioner tersebut peneliti menganalisis seberapa besar dan banyaknya siswa yang mampu memahami, menghayati, dan dan melaksanakan nilai nasionalisme dalam kehidupan seharihari. Sementara itu, untuk mengetahui kondisi awal kelas adalah dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. 3.4.1
Wawancara Wawancara adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data dengan
cara berdialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada narasumber. Sebelum melaksanakan wawancara peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
disebut pedoman wawancara. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi berkenaan dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian (Sukmadinata, 2011:216). Persiapan wawancara yang dilakukan selain menyusun pedoman, hal yang penting adalah membina hubungan baik dengan narasumber atau responden (Sukmadinata, 2011:217). Hubungan yang baik antara pewawancara dengan responden akan mempermudah untuk responden menjawab pertanyaanpertanyaan yang diberikan dan dalam pelaksanaan wawancara tidak terkesan sangat formal. Pewawancara dapat mengembangkan pertanyaan sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam penelitian ini peneliti bertanya langsung pada guru mengenai permasalahan dalam kaitannya dengan sikap nasionalisme. 3.4.2
Observasi Observasi
atau
pengamatan
merupakan
suatu
teknik
atau
cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011: 220). Kegiatan yang diamati bisa tentang cara guru mengajar, siswa belajar, dsb. Kegiatan pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan kondisi dan siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sama halnya dengan wawancara, sebelum melakukan pengamatan sebaiknya peneliti menyiapkan pedoman observasi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peneliti melakukan pengamatan kondisi pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Ada dua macam bentuk atau format pedoman observasi menurut Sukmadinata (2011: 221) yaitu pertama, berisi butir-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
butir pokok kegiatan yang akan diamati, dalam pelaksanaan pengamat membuat deskripsi singkat mengenai perilaku yang diamati. Kedua, berisi butir-butir kegiatan yang diperlihatkan oleh individu-individu yang diamati. Setelah menemukan masalah kemudian peneliti merefleksikan dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Sehingga akhirnya peneliti dapat melakukan penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengobservasi kegiatan belajar di kelas. Observasi juga dilakukan untuk data kondisi awal. 3.4.3
Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, dsb (Sukmadinata, 2011: 221). Dokumen-dokumen yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu berupa gambar proses pembelajaran. Selain gambar, peneliti juga mengumpulkan file-file penilaian sikap siswa yang terdapat pada raport atau format yang lainnya yang dimiliki oleh guru kelas. Dokumendokumen yang terkumpul menjadi bahan analisis untuk menemukan hasil yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Jadi, dokumen yang diperoleh akan memperkuat analisis hasil penelitian pada setiap siklus. 3.4.4
Kuesioner atau Angket Kuesioner atau angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung (Sukmadinata, 2011: 219). Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, peneliti tidak perlu langsung bertanya kepada responden. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data jenis angket adalah juga disebut angket atau kuesioner. Kuesioner atau angket berisi pernyataan atau pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
yang dapat dijawab oleh responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup atau terstruktur dimana pilihan jawaban mengunakan skala likert.
3.5
Instrumen Penelitian Intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
kuesioner skala sikap, lembar observasi proses pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa, dan pedoman wawancara kepada guru kelas. Peneliti menyusun instrumen yang digunakan dengan format sebagai berikut: 3.5.1
Intrumen Wawancara Instrumen wawancara digunakan untuk mengambil data pelengkap terkait
dengan penelitian. Peneliti telah mempersiapkan format atau contoh pertanyaan yang dapat digunakan pada saat penelitian berlangsung. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun berdasarkan aspek sikap nasionalisme yang diajukan pada saat melakukan wawancara yaitu: Tabel 3.1 Pertanyaan wawancara Aspek Kognitif
1.
(pemahaman)
2.
Afektif
1.
(penghayatan)
2.
Konatif
1.
(pelaksanaan) 2.
Pertanyaan Bagaimanakah pemahaman siswa mengenai materi nasionalisme? Seberapa dalamkah pengetahuan siswa mengenai Indonesia? Bagaiamanakah hasil penilaian afektif siswa terkait dengan kehidupan nasionalisme di sekolah? Sejauh mana kemauan warga sekolah, terutama siswa dalam mewujudkan nasionalisme? Bagaimanakah keseharian antar siswa kelas V? Apakah setiap siswa mau berteman dengan siapa saja tanpa membeda-bedakannya? Apakah semua siswa mampu menerapkan sikap nasionalisme di sekolah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
3.5.2
Observasi Peneliti juga telah menyusun format observasi kegiatan belajar yang
menekankan pada aktivitas siswa, yang akan digunakan oleh peneliti pada saat pelaksanaan penelitian. Adapun format tersebut adalah: Tabel 3.2 Format observasi pembelajaran di kelas No
Aspek yang Diamati
1 Proses Pembelajaran 2 Membuka pelajaran 3 Penyajian materi 4 Metode pembelajaran 5 Penggunaan bahasa dan waktu 6 Aktivitas belajar siswa 7 Pengelolaan Kelas 8 Penggunaan Media 9 Cara menutup pelajaran 10 Evaluasi Catatan pengamat: 3.5.3
Instrumen Kuesioner Skala Sikap Penyusunan kuesioner yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan indikator
skala sikap nasionalisme. Skala sikap merupakan kecenderungan penolakan atau penerimaan individu terhadap suatu objek atau stimulus tertentu (Ali, 2014: 267). Berikut adalah kisi-kisi sikap nasionalisme yang akan digunakan untuk membuat instrumen penelitian. a. Indikator, Rosita (2013: 54) 1) Persatuan bangsa 2) Cinta tanah air 3) Sikap yang mencerminkan nasionalisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
4) Menghargai simbol-simbol nasionalisme b. Penjabaran Indikator Tabel 3.3 Penjabaran indikator No
Indikator
Aspek
Favorable Indonesia mempunyai banyak tantangan dari berbagai negara.
Saya menyadari bahwa berteman dengan teman dari daerah lain itu baik.
1
Persatuan bangsa
Saya mengetahui bahwa negara Kognitif Indonesia adalah negara yang memiliki beraneka bahasa. Saya memiliki pandangan bahwa Negara Kesatuan Rebublik Indonesia adalah Negara yang memiliki wilayah tertentu. Saya mengetahui di Indonesia mempunyai 33 Provinsi. Saya meyakini bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan. Afektif Sebagai anggota keluarga kita harus saling menghormati dan menerima. Saya menghargai teman yang sedang beribadah, meskipun
Unfavorable Pemekaran wilayah (dari beberapa provinsi menjadi banyak provinsi) merupakan tanda pecahnya NKRI. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang hanya memeiliki 1 wilayah karena Indonesia adalah negara kesatuan. Indinesia hanya memiliki 1 provinsi karena Indonesia hanya terdiri dari 1 wilayah. Indonesia dapat dipisahkan dengan sangat mudah karena Indonesia tidak mempunyai rasa persatuan.
Saya merasa perbedaan budaya menjadi penghambat persatuan dan kesatuan. Saya hanya menghargai dan menerima budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Konatif
teman itu berbeda agama dengan saya. Saya bersedia berteman dengan siapa saja.
Saya menyadari bahwa saya bagian dari Indonesia/ NKRI. Saya mengetahui bahwa pada awal Kognitif kemerdekaan, NKRI hanya terdiri dari 8 provinsi. Saya menyadari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negaraku.
2
Saya merasa perlu menghargai jasa para pahlawan.
Cinta Tanah Air
Saya mengendalikan diri sedapat mungkin memakai produk dalam negeri. Saya tertarik mempelajari sejarah terbentuknya NKRI. Afektif Saya merasa memiliki fasilitas umum.
yang berasal dari daerah saya sendiri. Membantu teman kelas yang tawuran itu baik. Saya bersedia membantu, apabila teman saya berkelahi. Saya perlu memilih teman bergaul yang menguntungkan di sekolah. Saya mengetahui bahwa NKRI hanya menyangkut wilayah saja. Menurut saya NKRI terbentuk hanya karena jasa pahlawan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bukan negaraku karena Negara Indonesia mempunyai banyak wilayah. Saya tertarik dengan produk luar negeri yang kualitasnya lebih bagus dari produk lokal. Saya hanya menghargai dan menerima budaya dalam negeri. Saya tidak mencintai bangsa Indonesia karena bangsa Indonesia tidak patut dibanggakan. Saya tidak merasa bangga ketika menyanyikan lagu nasional menginagt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Saya mencintai bangsa Indonesia.
Saya merasa bangga ketika menyanyikan lagu nasional. Saya tertarik untuk belajar budaya Indonesia. Saya merasa bangga melihat setiap daerah melestarikan budaya Indonesia. Saya ikut belajar tentang budaya daerah lain di Indonesia.
Konatif
3
Sikap yang mencerminkan nasionalisme
Afektif
keadaan negara yang tidak layak dilagukan. Saya tidak suka melihat setiap daerah melestarikan budaya Indonesia karena budaya daerah bayak budaya yang rendah.
Saya berusaha hanya memakai produk dalam negeri. Sejarah mengarahkan pikiran kita untuk tidak melakukan kerjasama dengan negara yang pernah menjajah. Saya ingin agar negara yang pernah menjajah NKRI tidak diberi peluang untuk kerjasama. Saya tidak peduli dengan budaya daerah lain di Indonesia karena budaya daerahku lebih bagus daripada daerah lain. Saya tidak tertarik belajar budaya Indonesia yang beraneka ragam. Saya mengharap NKRI hanya terdiri dari satu suku saja agar tercipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Konatif
4
Saya berkewajiban menghargai pendapat dengan baik agar tidak terjadi perdebatan yang membuat kekacauan di kelas. Saya ikut mewujudkan keutuhan NKRI dengan bergotong-royong. Saya rela memberikan sumbangan untuk PMI (Palang Merah Indonesia)
persatuan. Menurut saya apabila ada teman yang berkelahi maka saya harus ikut membantu.
Saya lebih baik membiasakan menggunakan bahasa daerah saya sendiri. Saya tidak mau menyubangkan darah saya untuk PMI karena kalau saya menyumbangkan darah saya, saya akan mati. Saya lebih suka Saya tidak pernah menggunakan produk- menggunakan produk produk dalam negeri. Indonesia karena produknya luar negeri lebih bagus. Saya menghargai Saya tidak menghargai agama lain. agama lain karena agama saya yang paling benar. Saya selalu Saya selalu mengingatkan teman mengganggu teman untuk beribadah. saat beribadah Saya tidak serius saat menyanyikan lagu daerah karena lagu daerah tidak saya sukai Saya mengetahui Bangsa Indonesia bahwa yang menjahit hanya memiliki satu bendera merah putih suku bangsa karena di awal kemerdekaan Indonesia adalah adalah Ibu Fatmawati. negara kesatuan. Kognitif Saya meyakini bangsa Saya tidak pernah Indonesia memiliki menghargai Pancasila beraneka suku bangsa sebagi dasar Negara Indonesia karena Pancasila dilambangkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Menghargai simbol-simbol nasionalisme
Saya memahami makna Bhineka Tunggal Ika.
burung Garuda. Saya tidak tahu makna Bhineka Tunggal Ika karena tidak perlu diketahui
Saya mengetahui arti warna pada bendera Indonesia. Saya memahami isi lagu“Dari Sabang Sampai Merauke”.
Afektif
Saya senang menggunakan bahasa Indonesia. Saya memahami arti semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Saya menghargai Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Saya ingin belajar lagu-lagu daerah di Indonesia. Saya melakukan upacara bendera dengan khidmad.
Saya senang menggunakan bahasa Indonesia. Konatif Saya membiasakan diri menyanyikan lagu-lagu daerah.
Saya melaksanakan upacara bendera sebagai kebiasaan rutin yang dilaksanakan setiap senin. Saya tidak perlu menghormati bendera merah putih, karena itu hanya buatan manusia. Saya tidak suka belajar lagu-lagu daerah di Indonesia karena sangat sulit dan banyak. Saya tidak suka menggunakan bahasa Indonesia, karena bahasa Indonesia tidak bagus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
c. Kisi-kisi instrumen skala sikap Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen skala sikap Sikap Nasionalisme Favorable Unfavorable Indikator Kognitif Afektif Konatif Kognitif Afektif Konatif Persatuan 1, 4, 18, 8, 34, 45 3 7, 17, 2, 5, 46 6, 9 bangsa 38, 40, 44, 50, 41 52 Cinta tanah air 10, 16, 24, 26, 49 21, 28, 15, 19, 25, 27, 53 31, 33, 42 43, 58 32, 39, 48, 51, 54 56 Sikap yang 12, 36, 11 13, 35, mencerminkan 57, 59, 47, 55, nasionalisme 61, 63 60, 62, 64 Menghargai 29, 37, 14, 22, 20, 69 66, 73, 23 30, 68, simbol-simbol 65, 70 67, 71, 75 72 nasionalisme 74
d. Kriteria instrumen skala sikap Tabel 3.5 Tabel kriteria instrumen skala sikap (Masidjo, 1995: 163) Persentase
Rentang Skor
Kriteria
90% - 100%
4,2 - 5,0
Sangat Baik
80% - 89%
3,4 - 4,1
Baik
65% - 79%
2,6 - 3,3
Cukup Baik
55% - 64%
1,8 - 2,5
Tidak Baik
Dibawah 55%
1,0 - 1,7
Sangat Tidak Baik
Dalam penelitian ini bentuk skala sikap yang akan digunakan adalah dengan check list. Tabel di atas menjadi acuan penilaian instrumen skala sikap. Skala yang akan digunakan adalah skala Likert untuk mengetahui sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
nasionalisme. Skala Likert menggunakan lima alternatif jawaban, yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), cukup setuju (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Sukardi (2003: 147) mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman di masyarakat Indonesia, ada kecenderungan responden memberikan pilihan jawaban kategori tengah. Jika semua responden memilih jawaban tengah, maka peneliti kemungkinan besar memperoleh informasi yang tidak pasti. Untuk mengatasi hal itu dianjurkan para peneliti untuk menggunakan kategori pilihan genap. Berikut ini adalah tabel skala Likert yang sudah dimodifikasi dengan kategori empat kategori pilihan. Tabel 3.6 Tabel skala Likert Alternatif jawaban
Skor Favorable
Unfavorable
Sangat setuju
5
1
Setuju
4
2
Tidak setuju
2
4
Sangat tidak setuju
1
5
3.6 Teknik Pengujian Instrumen 3.6.1 Validitas Pengujian validitas ini dilakukan untuk mengetahui instrumen yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan yang ingin diukur oleh peneliti. Arikunto (dalam Taniredja, 2012: 42) mengemukakan validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
validitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: validitas rupa (face validity), validitas isi (content validity), dan validitas konstruk (construct validity). a. Validitas Rupa (Face Validity) Validitas rupa merupakan validitas yang menunjukkan suatu alat ukur/instrumen penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2012: 46). Validitas ini biasanya mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen penelitian. Validitas rupa di dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu validitas rupa untuk siswa dan validitas rupa untuk guru. 1) Validitas Rupa (Face Validity) untuk Siswa Validitas rupa untuk siswa ini diujikan kepada siswa kelas V A untuk mengetahui seberapa paham mereka atas pernyataan-pernyataan yang disusun oleh peneliti. Peneliti memilih siswa kelas atas dikarenakan instrumen yang digunakan pada saat penilitian ditujukan kepada siswa kelas V A yang termasuk dalam kelas atas. 2) Validitas Rupa (Face Validity) untuk Guru Validitas rupa untuk guru diujikan kepada guru kelas atas, yaitu guru kelas V A. Pemilihan validitas oleh guru karena dimungkinkan mereka lebih mengerti bahasa anak dalam sehari-hari di sekolah pada saat mengajar atau kegiatan yang lainnya. b. Validitas Isi (Content Validity) Validitas isi sangat penting diketahui dalam penelitian, karena isi alat ukur atau instrumen ini yang akan menjadi hasil penelitian. Validitas isi (content validity) merupakan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui tingkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
seberapa besar item-item instrumen mewakili konsep yang diukur (Jogiyanto, 2008: 56). Mengukur validitas isi tidak mudah karena perlu dilakukan dengan expert judgement atau dilakukan oleh yang ahli dan mengetahui tentang konsep yang akan diukur. Ahli yang dipilih oleh peneliti untuk mengukur instrumen penelitian ini adalah 2 dosen dan 1 guru. Para ahli ini memberikan penilaian dan komentar terhadap instrumen penelitian yang telah disusun oleh peneliti. Rentang nilai yang diberikan oleh para ahli adalah 1-4 dengan keterangan 1= sangat tidak baik, 2= tidak baik, 3= baik, 4= sangat baik. Nilai-nilai yang diberikan oleh para ahli ini akan di hitung rata-ratanya oleh peniliti dan menjadi tolok ukur peneliti untuk melakukan perbaikan atau tidak. Peneliti menetapkan apabila nilai rata-rata < 2,5 maka peneliti melakukan perbaikan, sedangkan apabila nilai rata-rata >2,5 maka peneliti tidak perlu melakukan perbaikan karena instrumen yang disusun sudah baik. Alasan peneliti mengambil nilai rata-rata yang ditentukan sebesar 2,5 karena termasuk nilai tengah dari rentang nilai. c. Validitas Konstruk (Construct Validity) Validitas Konstruk (Construct Validity) merupakan penilaian pada alat ukur yang dipakai mengandung suatu definisi operasional dari suatu konsep teoritis (Margono, 2003:187). Pengujian validitas konstruk dapat dilakukan dengan uji empiris. Uji empiris langsung dilaksanakan kepada siswa dengan pembagian kuesioner sikap nasionalisme. Validitas konstruk minimal dilakukan pada 30 siswa (Sugiyono, 2011: 125). Peneliti melakukan uji empiris kepada siswa kelas VI di SD Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Nanggulan. Alasan pemilihan SD tersebut karena memenuhi karakteristik sebagai SD penelitian. Siswa kelas VI sudah pernah menerima materi kelas V semester satu. Jumlah responden uji empiris di SD Negeri Nanggulan berjumlah 50 siswa. Validitas diuji dengan menggunakan product moment. Rumus product moment dapat dilihat pada gambar. Gambar 3.1. Rumus Product Moment
rxy
nXY XY nX 2 (X ) 2 nY 2 Y 2
Keterangan: rxy= koefisien validitas X= skor butir soal Y = skor total n= jumlah responden
Hasil dari uji validitas ini kemudian direkap menggunakan Ms. Excel dan perhitungan datanya menggunakan SPSS versi 21. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 21, soal yang valid ditandai dengan adanya tanda bintang satu (*) dan bintang dua (**) pada nomor soal. Tanda bintang satu berarti adalah bahwa soal tersebut valid, sedangkan tanda bintang dua berarti soal tersebut sangat valid. Selain itu, ada pula soal yang tidak terdapat tanda bintang, artinya soal tersebut tidak valid. Namun, pada tabel di bawah ini peneliti juga membandingkan r hitung dengan r tabel. Apabila r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Tabel 3.7 Tabel hasil uji validasi No. No
Soal
r tabel
r hitung Keterangan
0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787
0,260 0,343* 0,558** 0,040 0,346* 0,037 0,401** 0,252 0,418** 0,181 0,135 0,480** 0,563** 0,476** 0,014 0,370** 0,372** 0,130 0,506** 0,548** 0,123 0,478** 0,071 0,406** 0,240 0,177 0,076 0,210 0,153 0,332* 0,331* 0,024 0,036 0,277
Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Aitem 1 Aitem 2 Aitem 3 Aitem 4 Aitem 5 Aitem 6 Aitem 7 Aitem 8 Aitem 9 Aitem 10 Aitem 11 Aitem 12 Aitem 13 Aitem 14 Aitem 15 Aitem 16 Aitem 17 Aitem 18 Aitem 19 Aitem 20 Aitem 21 Aitem 22 Aitem 23 Aitem 24 Aitem 25 Aitem 26 Aitem 27 Aitem 28 Aitem 29 Aitem 30 Aitem 31 Aitem 32 Aitem 33 Aitem 34
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12 13 14
15 16
Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
Aitem 35 Aitem 36 Aitem 37 Aitem 38 Aitem 39 Aitem 40 Aitem 41 Aitem 42 Aitem 43 Aitem 44 Aitem 45 Aitem 46 Aitem 47 Aitem 48 Aitem 49 Aitem 50 Aitem 51 Aitem 52 Aitem 53 Aitem 54 Aitem 55 Aitem 56 Aitem 57 Aitem 58 Aitem 59 Aitem 60 Aitem 61 Aitem 62 Aitem 63 Aitem 64 Aitem 65 Aitem 66 Aitem 67 Aitem 68 Aitem 69 Aitem 70 Aitem 71 Aitem 72 Aitem 73
17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787
0,111 0,467** 0,463** 0,168 0,132 0,432** 0,335* 0,278 0,533** 0,092 0,293* 0,034 0,304* 0,565** 0,562** 0,103 0,218 0,460** 0,205 0,430** 0,168 0,323* 0,165 0,482** 0,144 0,578** 0,464** 0,387** 0,578** 0,467** 0,552** 0,343** 0,403** 0,529** 0,489** 0,636** 0,564** 0,363** 0,015
Tidak valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
74 75
Aitem 74 Aitem 75
43 44
0,2787 0,2787
0,361** 0,512**
Valid Valid
Tabel 3.8 Tabel uji validitas instrumen skala sikap Sikap Nasionalisme Favorable Unfavorable Kognitif Afektif Konatif Kognitif Afektif Konatif 19, 20 2 4, 26 1, 3 5, 10 9 14, 16, 25 11, 27 22, 24, 21,29 28 6, 17, 23 7, 30, 32, 31, 33 34 18, 35, 8, 13, 12, 37, 36, 44 15, 38, 42 40 41, 43 39
3.6.2 Reliabilitas Peneliti tidak hanya melakukan uji validitas, tetapi juga uji reliabilitas agar suatu alat ukur atau instrumen penelitian dapat predikat dikatakan baik. Sudjana (dalam Taniredja, 2012: 43) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat dalam menilai apa yang dinilai. Senada dengan pernyataan di atas, Arifin (2012: 258) juga berpendapat bahwa reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan mantap apabila dalam mengukur berulang kali dengan kondisi pengukuran yang tidak berubah, instrumen tersebut memberikan hasil yang sama (Margono, 2003: 181). Dalam hal ini, reliabilitas dapat ditempuh dengan cara diujikan di lapangan. Reliabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan pengujian internal consistensy. Pengujian semacam ini dilakukan dengan cara mengujikan instrumen hanya dengan sekali pelaksanaan saja (Sugiyono, 2011: 131). Peneliti kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
menganalisis data menggunakan program SPSS 21 dengan uji coba Cronbach’s Alpha. Untuk menentukan tingkat reliabilitas dari Cronbach’s Alpha, peneliti membandingkan dengan melihat koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam bilangan dari negatif satu sampai 1,00. Koefisien reliabilitas menurut Masidjo (1995) dinyatakan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3. 9 Koefisien Reliabilitas Interval koefisien 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20
Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Setelah mengujicobakan 75 pernyataan, terdapat 44 pernyataan yang dinyatakan valid. Peneliti menghitung koefisien reliabilitasnya menggunakan program SPSS 21. Hasil dari dari perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.10 Hasil perhitungan reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha ,903
N of Items 44
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perhitungan reliabilitas 44 skala sikap yang dinyatakan valid adalah 0,903. Hasil perhitungan tersebut berada dalam kategori “tinggi” karena berada pada interval 0,71 -
0,91. Dari hasil
perhitungan tersebut, peneliti memutuskan untuk menggunakan pernyataan yang valid dan reliabel sebagai alat ukur sikap nasionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
3.7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu nontes. Teknik nontes ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif sikap nasionalisme diperoleh dengan observasi, wawancara dan kuesioner. Data kuantitatif diperoleh dengan kuesioner skala sikap favorable dan unfavorable. Sikap
nasionalisme
yang
diukur
peneliti
meliputi
pemahaman,
penghayatan dan pelaksanaan nilai yang akan ditekankan. Panduan yang digunakan oleh peneliti untuk menetapkan hasil penelitian yang diperoleh adalah dengan model Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe 1 (Masidjo, 2010). Peneliti menetapkan batas penguasaan bahan pelajaran yang dianggap dapat meluluskan (passsing score) dari keseluruhan penguasaan bahan yakni 65% yang diberi nilai cukup (C). Persentil 65% dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang sudah tinggi, berarti tuntutan syarat dan keadaan belajar siswa termasuk pada tingkat tinggi (Masidjo, 2010). Tabel 3.11 Tabel Acuan PAP tipe 1 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100%
Nilai Huruf
Rentang Skor
Keterangan
A
198 – 220
Sangat Baik
80% - 89%
B
176 – 197
Baik
65% - 79%
C
142 – 175
Cukup Baik
55% - 64%
D
121 – 141
Tidak Baik
Dibawah 55%
E
44 – 120
Sangat Tidak Baik
Berdasarkan tabel di atas apabila siswa mencapai persentil antara 65% 79% dengan rentang skor 142 – 175 maka siswa telah memiliki sikap nasionalisme cukup baik, dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Tabel 3.12 Tabel perhitungan batas nilai aspek kognitif (pemahaman) menurut PAP tipe 1 Tingkat penguasaan
Skor yang diperoleh
Kompetensi
siswa
Keterangan
90% - 100% x 50
45 – 50
Sangat Baik
80% - 89% x 50
40 – 44
Baik
65% - 79% x 50
33 – 39
Cukup Baik
55% - 64% x 50
27 – 32
Tidak Baik
Dibawah 55% x 50
10 – 26
Sangat Tidak Baik
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap nasionalisme jika minimal pada rentang skor 65% - 79%. Dengan kata lain siswa minimal mendapat skor 33 atau pada kriteria cukup baik.
Tabel 3.13 Tabel perhitungan batas nilai aspek afektif (penghayatan) menurut PAP tipe 1 Tingkat penguasaan Skor yang diperoleh Keterangan Kompetensi siswa 90% - 100% x 70
63 – 70
Sangat Baik
80% - 89% x 70
56 – 62
Baik
65% - 79% x 70
46 – 55
Cukup Baik
55% - 64% x 70
38 – 45
Tidak Baik
Dibawah 55% x 70
14 – 37
Sangat Tidak Baik
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap nasionalisme jika minimal pada rentang skor 65% - 79%. Dengan kata lain siswa minimal mendapat skor 46 atau pada kriteria cukup baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Tabel 3.14 Tabel perhitungan batas nilai aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) menurut PAP tipe 1 Tingkat penguasaan
Skor yang diperoleh
Kompetensi
siswa
Keterangan
90% - 100% x 100
90 – 100
Sangat Baik
80% - 89% x 100
80 – 89
Baik
65% - 79% x 100
65 – 79
Cukup Baik
55% - 64% x 100
55 – 64
Tidak Baik
Dibawah 55% x 100
20 – 54
Sangat Tidak Baik
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap nasionalisme jika minimal pada rentang skor 65% - 79%. Dengan kata lain siswa minimal mendapat skor 65 atau pada kriteria cukup baik.
Tabel 3.15 Tabel perhitungan batas nilai rata-rata siswa menurut PAP tipe 1 Tingkat penguasaan
Rentang nilai rata-rata
Keterangan
90% - 100%
90 – 100
Sangat Baik
80% - 89%
80 – 89
Baik
65% - 79%
65 – 79
Cukup Baik
55% - 64%
55 – 64
Tidak Baik
Dibawah 55%
44 – 54
Sangat Tidak Baik
Kompetensi
Tabel di atas digunakan untuk mengetahui kriteria nilai rata-rata siswa seluruh kelas. Siswa dikatakan memiliki sikap nasionalisme jika minimal pada rentang skor 65% - 79%. Dengan kata lain siswa minimal mendapat skor 65 atau pada kriteria cukup baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Dalam menganalisis data, data yang dikumpulkan oleh peneliti lalu dihitung jumlah skor masing-masing siswa untuk menentukan kriteria sikap minimal cukup, kemudian dihitung persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Gambar 3.2 Rumus persentase siswa yang memiliki kriteria minimal cukup
jumlah siswa yang memenuhi kriteria sikap persentase =
x 100% jumlah seluruh siswa
Gambar 3.3 Rumus skor rata-rata kelas
Jumlah skor seluruh siswa Skor rata-rata = Seluruh siswa
Sementara itu, untuk menentukan nilai rata-rata sikap nasionalisme secara keseluruhan digunakan rumus sebagai berikut:
Gambar 3.4 Rumus perhitungan nilai rata-rata sikap
Rata-rata skor perolehan Rata-rata =
x 100 Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
3.8 Indikator Keberhasilan Adapun indikator keberhasilan yang digunakan adalah mengenai ketiga aspek sikap nasionalisme, yaitu pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan. Tabel 3.16 Tabel indikator keberhasilan aspek sikap nasionalisme No
1
2
3
Variabel Terikat (Kognitif) pemahaman nilai-nilai nasionalisme
Kondisi Awal
50% siswa mempunyai pemahaman nilai-nilai minimal cukup. (Afektif) 50% siswa Penghayatan menghayati nilai-nilai nilai-nilai nasionalisme minimal cukup. (Konatif) 50% siswa Pelaksanaan melaksanakan nilai-nilai nilai-nilai nasionlisme minimal cukup.
Rata-rata kelas minimal 65
Rata-rata kelas minimal 65 Rata-rata kelas minimal 65
Target 85% siswa mempunyai pemahaman nilai-nilai minimal cukup. 85% menghayati nilai-nilai minimal cukup. 85% siswa melaksanakan nilai-nilai minimal cukup.
Rata-rata kelas yang ditargetkan adalah 65
Rata-rata kelas yang ditargetkan adalah 65 Rata-rata kelas yang ditargetkan adalah 80
Variabel yang akan diukur keberhasilannya dan akan dicapai pada penelitian ini adalah pemahaman (kognitif), penghayatan (afektif), dan pelaksanaan (konatif) nilai-nilai nasionalisme. Instrumen yang akan digunakan untuk mengukur pemahaman meliputi kuesioner dan wawancara kepada guru maupun siswa. Berdasarkan wawancara dengan guru, siswa sudah memiliki pemahaman 50% tentang materi nasionalsme. Hal ini dilihat dari pencapaian KKM, masih ada separuh siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti menargetkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap nilai nasionalisme menjadi 85%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Kondisi awal untuk penghayatan nilai nasionalisme dilihat dari observasi yang dilakukan saat upacara bendera dan pembelajaran PKn. Peneliti dan guru kelas
memperkirakan
persentase penghayatan siswa terhadap nilai-nilai
nasionalisme sebesar 50%. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti menargetkan adanya peningkatan penghayatan siswa pada nilai nasionalisme menjadi 85%. Sementara pada variabel pelaksanaan, peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan siswa dan guru kelas. Berdasarkan wawancara dengan guru, persentase siswa dalam hal pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme sebersar 50%. Peneliti juga melaksanakan observasi untuk melihat kemampuan awal siswa dalam hal pelaksanaan nilai nasionalisme, dan hasil yang didapat hampir sama dengan apa yang telah didapatkan saat wawancara dengan guru kelas. Berdasarkan kondisi awal, peneliti menargetkan pelaksanaan siswa terhadap nilai nasionalisme menjadi 85%. Target-terget yang telah diperkirakan peneliti dirasa dapat dicapai oleh siswa dengan menghadirkan permasalahan yang dapat membuat siswa berdiskusi dan menuangkan pikirannya dalam kelompok dengan metode belajar Problem Based Learning. Tabel 3.17 Tabel indikator keberhasilan sikap nasionalisme Variabel/ Peubah Peningkatan sikap nasionalisme
Kondisi Awal 50%
Target Capaian Siklus 85%
Deskripsi
Instrumen Lembar skala sikap
Variabel yang akan diukur keberhasilannya dan akan dicapai pada penelitian ini adalah sikap nasionalisme. Instrumen yang akan digunakan untuk mengukur meliputi kuesioner dan wawancara kepada guru maupun siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Berdasarkan wawancara dengan guru, sikap nasionalisme pada siswa yang sudah ada sebesar 50%. Hal ini dilihat dari pencapaian KKM, masih ada separuh siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti menargetkan adanya peningkatan menjadi 85%.
3.9 Jadwal Penelitian Peneliti menyusun jadwal penelitian dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan dan sampai pada ujian dengan jabaran sebagai berikut. No
Kegiatan
Bulan April Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des
Meminta izin kepada 1 sekolah yang akan diteliti Observasi masalah di 2 Kelas 3 Penyusunan Proposal 4 Uji coba penelitian 5 Pengumpulan data 6 Pengolahan data 7 Penyusunan laporan 8 Perbaikan laporan 9 Ujian akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang meliputi kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2, serta pembahasannya. Berikut ini merupakan hasil dan pembahasan dalam penelitian: 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada guru, siswa, dan proses pembelajaran pada mata pelajaran PKn kelas V, dapat dilihat bahwa pembelajaran PKn masih bersifat konvensional. Hal ini dapat dilihat dari cara mengajar guru. Cara mengajar guru masih menggunakan metode konvensional, yang mana guru menggunakan metode ceramah selama pembelajaran. Sesekali guru melakukan tanya jawab dengan siswa sambil membawa buku pelajaran. Guru tidak menggunakan media yang mendukung penyampaian materi pembelajaran. Pembelajaran menjadi
monoton ketika siswa terlihat
bosan mengikuti
pembelajaran, bahkan 25% siswa tidak hafal lagu kebangsaan (Indonesia Raya) dan 12,5% siswa tidak hafal Pancasila. Rosita (2013) mengatakan bahwa ciri-ciri nasionalisme dibagi atas (1) memiliki rasa cinta tanah air; (2) bangga menjadi bagian dari Indonesia; (3) menempatkan kepentingan kelompok daripada kepentingan individu; dan (4) mengakui dan menghargai keanekaragaman. Dalam hal ini Pancasila dan lagu diuraikan dalam ciri-ciri nasionalisme. Dari hasil observasi tersebut maka peneliti membagikan kuesioner skala sikap sebagai
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
kondisi awal di kelas V A, untuk mengetahui sikap nasionalisme yang dimiliki siswa. Di bawah ini merupakan hasil kondisi awal sikap nasionalisme yang dimiliki siswa:
Tabel 4.1 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal untuk aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) Res
Pernyataan
pon
Total 4
9
18
19
20
26
35
36
40
44
A
1
2
2
5
5
5
5
4
2
4
B
2
4
4
2
4
5
4
2
4
4
C
2
2
4
2
5
4
4
2
2
4
D
1
4
4
2
4
5
5
2
2
4
E
2
1
4
2
4
4
4
1
2
5
F
1
4
4
4
4
4
4
2
2
5
G
2
2
4
4
4
4
4
2
1
5
4
1
1
4
2
4
1
4
1
5
27
4
4
4
4
5
5
5
4
5
5
45
2
2
5
5
5
5
5
5
5
4
43
5
1
5
5
5
5
5
5
5
5
46
4
1
1
1
2
2
2
5
5
4
27
5
1
5
1
5
5
5
5
5
5
42
5
1
5
5
5
5
5
5
5
5
46
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
47
4
4
5
2
2
5
5
5
5
4
41
2
2
2
5
2
2
2
2
2
4
25
2
2
4
2
2
4
5
1
2
4
28
4
2
2
2
2
2
4
5
2
5
30
den
H I J K L M N O P Q R S
35 35 31 33 29 34 32
Keterangan
Cukup baik Cukup baik Tidak baik Cukup baik Tidak baik Cukup baik Tidak baik Tidak baik Sangat baik Baik Sangat baik Tidak baik Baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat tidak baik Tidak baik Tidak baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
T
1
4
4
2
4
5
5
2
2
4
33
2
2
4
4
4
4
4
2
1
5
32
2
4
4
5
5
5
4
4
5
5
43
2
4
4
2
4
5
4
2
4
4
35
2
4
2
2
2
2
4
4
4
4
30
1
2
2
5
5
5
5
4
2
4
35
2
2
2
2
4
4
2
5
4
4
31
4
4
4
2
5
5
5
5
4
5
43
4
2
4
4
5
5
5
5
4
5
43
2
5
5
5
5
1
5
5
5
5
43
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
48
1
2
2
4
2
4
2
5
4
4
30
5 4 Skor total
5
2
5
4
5
5
5
4
44 1166
U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF
Cukup baik Tidak baik Baik Cukup baik Tidak baik Cukup baik Tidak baik Baik Baik Baik Sangat baik Tidak baik Baik
Rata-rata skor
36,4375
CB
Nilai rata-rata kelas
68,875
CB
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal CB Persentase siswa yang memiliki sikap minimal CB
20 62,5%
Tabel di atas menunjukkan bahwa aspek kognitif sikap nasionalisme (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk kondisi awal adalah 20 siswa atau 62,5% dari keseluruhan siswa mempunyai pemahaman akan sikap nasionalisme. Kemudian, rata-rata sikap nasionalisme pada aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) adalah 36,4375 atau cukup baik. Sementara itu, nilai rata-rata siswa adalah 68,875
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Tabel 4.2 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal untuk aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) Res
Pernyataan
To
pon
-tal
Keterangan
den
1 3 8 11
13
14
16
21
22
24
28
29
41
43
A
2 2 4 5
2
4
2
4
4
4
4
4
2
2
45
Tidak baik
B
1 1 4 5
5
4
2
2
4
5
5
4
2
2
46
Cukup baik
C
1 2 4 4
2
5
1
1
4
4
5
4
4
1
42
Tidak baik
D
2 1 5 4
2
4
2
1
5
4
5
2
4
2
43
Tidak baik
E
2 2 4 5
4
5
2
1
5
5
4
4
5
2
50
Baik
F
1 1 5 5
1
4
2
4
5
4
4
4
4
1
45
Tidak baik
G
1 2 4 4
2
4
2
2
5
5
2
2
4
4
43
Tidak baik
H
1 1 4 5
4
5
4
5
5
5
5
4
4
5
43
Tidak baik
I
2 5 4 4
2
4
2
4
2
2
2
4
1
5
68
Sangat baik
J
5 5 4 5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
68
Sangat baik
K
4 4 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
62
Baik
L
1 5 5 5
5
5
5
1
5
5
5
5
5
5
45
Tidak baik
M
1 4 4 2
2
2
2
2
4
5
4
5
4
4
67
Tidak baik
N
5 5 4 5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
70
Sangat baik
O
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
70
Sangat baik
P
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
65
Sangat baik
Q
5 4 5 5
5
5
5
5
5
5
2
5
4
5
38
Tidak baik
R
2 2 5 2
2
2
2
1
4
5
2
2
5
2
46
Cukup baik
S
2 4 4 2
4
2
1
2
4
4
4
4
4
5
46
Cukup baik
T
5 1 4 4
2
4
1
5
4
2
4
2
4
4
43
Tidak baik
U
2 1 5 4
2
4
2
1
5
4
5
2
4
2
47
Cukup baik
V
5 2 4 4
2
4
2
2
5
5
2
2
4
4
68
Sangat baik
W
5 4 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
46
Cukup baik
X
1 1 4 5
5
4
2
2
4
5
5
4
2
2
44
Tidak baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Y
4 4 2 2
2
2
1
4
5
4
2
4
4
4
49
Cukup baik
Z
5 2 4 5
2
4
2
4
4
4
5
4
2
2
47
Cukup baik
AA
2 4 2 4
2
4
4
4
5
2
2
4
4
4
57
Baik
AB
4 2 4 5
4
4
4
2
5
5
5
5
4
4
62
Baik
AC
5 5 4 4
4
5
4
1
5
5
5
5
5
5
65
Sangat baik
AD
5 4 5 4
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
68
Sangat baik
AE
5 4 5 4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
44
Tidak baik
AF
4 4 2 4
2
2
2
2
5
2
4
4
2
5
62
Sangat baik
Jumlah skor
1699
Rata-rata skor
53,0 94
Nilai rata-rata kelas
75,8 5
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
Cukup baik Cukup baik 20 62,5%
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa aspek afektif sikap nasionalisme (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk kondisi awal adalah 20 siswa atau 62,5% dari keseluruhan siswa mempunyai penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, rata-rata sikap nasionalisme pada aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) adalah 54,84375 atau cukup baik. Sementara itu, nilai rata-rata siswa pada aspek afektif sebesar 75,85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Tabel 4.3 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal untuk aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) Res
Pernyataan
pon
1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4
den
2 5 6 7 0 2 5 7 3 5 7 0 1 2 3 4 7 8 9 2
A
To tal
Keterangan
2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 4 4 60 2 2 1 2 4 4 4 5 5 4 1 4 2 4 2 2 4 2 2 4 60
Tidak baik
2 2 2 1 4 5 5 5 2 4 2 2 1 5 4 1 4 2 5 4 62 2 1 2 2 2 5 4 5 4 5 2 5 2 4 4 2 4 4 4 1 64
Tidak baik
Tidak baik
F
2 1 4 2 2 5 5 5 4 2 2 4 4 4 2 2 4 1 4 4 63 2 2 1 2 2 5 4 5 4 2 2 4 1 4 2 4 4 2 5 4 61
G
1 1 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 1 4 4 66
Cukup baik
4 5 2 5 4 4 5 4 4 1 2 2 4 2 2 5 5 1 5 4 70
Cukup baik
5 2 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 92
Sangat baik
5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 95
Sangat baik
5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 94
Sangat baik
4 4 2 5 2 2 5 4 4 2 4 2 2 2 5 2 2 4 2 5 64
Tidak baik
5 5 4 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95
Sangat baik
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 5 91
Sangat baik
5 1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 93
Sangat baik
2 2 5 5 2 5 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 5 5 2 5 62
Tidak baik
2 1 2 1 1 4 4 2 5 4 2 5 2 2 5 5 5 2 4 4 62
Tidak baik
4 2 4 1 2 4 5 2 5 2 4 4 4 2 4 5 4 4 2 2 66
Cukup baik
2 1 2 2 2 5 4 5 4 5 2 5 2 4 4 2 4 4 4 1 64
Tidak baik
1 1 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 1 4 4 62
Tidak baik
5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 94
Sangat baik
2 2 1 2 4 4 4 5 5 4 1 4 2 4 2 2 4 2 2 4 60
Tidak baik
4 1 2 1 2 5 2 5 2 4 4 5 2 4 5 4 5 4 4 2 67
Cukup baik
B C D E
H I J K L M N O P Q R S T U V W X
Tidak baik
Tidak baik
Tidak baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Y Z AA AB AC AD AE
2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 2 4 58
Tidak baik
5 2 4 2 2 5 2 2 4 2 2 5 2 2 5 4 2 4 4 4 64
Tidak baik
4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 1 4 5 5 4 5 5 5 4 4 87
Baik
5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 92
Sangat baik
5 4 5 4 4 5 5 5 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 91
Sangat baik
5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 92
Sangat baik
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 5 2 2 2 2 5 68
Cukup baik
AF
4 5 5 5 2 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 86 Skor total 2401 Rata-rata skor Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
75, 032 75, 032
Baik Cukup baik Cukup baik 18 56,25%
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa aspek konatif sikap nasionalisme (pelaksanaan sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk kondisi awal adalah 18 siswa atau 56,25% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme. Sementara itu, rata-rata sikap nasionalisme pada aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) adalah 75,03125 atau cukup baik dan nilai rata-ratanya mencapai 75, 03125.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Tabel 4.4 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme kondisi awal Kognitif Total Ket 35 CB
Afektif Total Ket 45 TB
Konatif Total Ket 60 TB
No
Responden
1
A
2
B
35
CB
46
CB
60
TB
3
C
31
TB
42
TB
62
TB
4
D
33
CB
43
TB
64
TB
5
E
29
TB
50
B
63
TB
6
F
34
CB
45
TB
61
TB
7
G
32
TB
43
TB
66
CB
8
H
27
TB
43
TB
70
CB
9
I
45
SB
68
SB
92
SB
10
J
43
B
68
SB
95
SB
11
K
46
SB
62
B
94
SB
12
L
27
TB
45
TB
64
TB
13
M
42
B
67
TB
95
SB
14
N
46
SB
70
SB
96
SB
15
O
47
SB
70
SB
91
SB
16
P
41
B
65
SB
93
SB
17
Q
25
STB
38
TB
62
TB
18
R
28
TB
46
CB
62
TB
19
S
30
TB
46
CB
66
CB
20
T
33
CB
43
TB
64
TB
21
U
32
TB
47
CB
62
TB
22
V
43
B
68
SB
94
SB
23
W
35
CB
46
CB
60
TB
24
X
30
TB
44
TB
67
CB
25
Y
35
CB
49
CB
58
TB
26
Z
31
TB
47
CB
64
TB
27
AA
43
B
57
B
87
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
28
AB
43
B
62
B
92
SB
29
AC
43
B
65
SB
91
SB
30
AD
48
SB
68
SB
92
SB
31
AE
30
TB
44
TB
68
CB
32
AF
44
B
62
SB
86
B
Skor total
1166
1699
2401
Rata-rata
36,4375
53,09375
75,03125
20
20
18
62,5%
62,5%
56,25%
Memiliki sikap ≥CB Persentase sikap
Berdasarkan tabel 4.4 aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme), 20 siswa atau 62,5% dari keseluruhan siswa mempunyai pemahaman akan sikap nasionalisme. Tabel aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) menunjukkan bahwa 20 siswa atau 62,5% siswa mempunyai penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, tabel aspek pelaksanaan ada 18 siswa atau 56,25% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme. Rata-rata sikap nasionalisme kelas V A SD Negeri Nanggulan pada kondisi awal adalah 164,75 atau cukup baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Tabel 4.5 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek kondisi awal Res No
Jml
pon den
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pernyataan
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
Ket 1 2 1 1 2 2 1 1 2 5 4 1 1 5 5 5 5 2 2
2 2 2 2 2 2 2 1 4 5 5 5 4 5 5 5 5 2 2
3 2 1 2 1 2 1 2 5 5 4 5 4 5 5 5 4 2 4
4 1 2 2 1 2 1 2 4 4 2 5 4 5 5 5 4 2 2
5 2 2 2 1 1 2 1 5 2 4 4 4 5 1 5 1 2 1
6 2 1 2 2 4 1 4 2 5 5 5 2 4 5 5 5 5 2
7 2 2 1 2 2 2 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 1
8 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4
9 2 4 2 4 1 4 2 1 4 2 1 1 1 1 2 4 2 2
1 0 2 4 4 2 2 2 4 4 1 5 5 2 5 5 5 5 2 1
1 1 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 2 5 5 5 5 2 2
1 2 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 2 5 5 4 5 5 4
1 3 2 5 2 2 4 1 2 2 5 5 5 2 4 5 5 5 2 4
1 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 2 5 5 5 5 2 2
1 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 1 5 5 5 2 4
1 6 2 2 1 2 2 2 2 2 5 5 5 2 4 5 5 5 2 1
1 7 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 2 2
1 8 2 4 4 4 4 4 4 1 4 5 5 1 5 5 5 5 2 4
1 9 5 2 2 2 2 4 4 4 4 5 5 1 1 5 5 2 5 2
2 0 5 4 5 4 4 4 4 2 5 5 5 2 5 5 5 2 2 2
2 1 4 2 1 1 1 4 2 4 5 5 1 2 5 5 5 5 1 2
2 2 4 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4
2 3 4 5 2 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5
2 4 4 5 4 4 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
2 5 4 4 4 5 2 2 4 1 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4
2 6 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 2 5 5 5 5 2 4
2 7 2 1 2 2 2 2 2 2 5 5 5 4 5 5 1 4 2 2
2 8 5 5 5 5 4 4 2 2 5 5 5 4 5 5 5 2 2 4
2 9 4 4 4 2 4 4 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 4
3 0 4 4 2 5 4 4 4 2 5 4 5 2 5 5 5 5 2 5
3 1 2 2 1 2 4 1 2 4 5 5 5 2 5 5 5 5 2 2
3 2 4 4 5 4 4 4 4 2 5 4 5 2 5 5 5 4 2 2
3 3 2 2 4 4 2 2 4 2 5 5 5 5 5 5 1 5 2 5
3 4 4 2 1 2 2 4 2 5 4 5 5 2 5 5 5 5 2 5
3 5 5 4 4 5 4 4 4 1 5 5 5 2 5 5 5 5 2 5
3 6 4 2 2 2 1 2 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 1
3 7 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5
3 8 2 2 2 4 1 2 1 1 5 4 5 4 5 5 5 5 5 2
3 9 4 2 5 4 4 5 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 2 4
4 0 2 4 2 2 2 2 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2
4 1 2 2 4 4 5 4 4 1 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4
4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 5 5 1 5 5 5 5 5 5 4
4 3 2 2 1 2 2 1 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 5
4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4
141 141 135 140 141 140 141 140 205 206 202 136 204 212 208 199 125 136
TB TB TB TB TB TB TB TB SB SB SB TB SB SB SB SB TB TB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF
5 2 5 5 1 4 5 2 4 5 5 5 4 5
4 2 1 5 2 4 2 5 4 5 5 5 4 4
1 1 2 4 1 4 2 4 2 5 4 4 4 4
4 1 2 2 2 2 1 2 4 4 2 5 1 5
2 1 1 4 2 1 2 2 5 4 4 4 4 5
4 2 4 5 1 2 2 4 4 5 5 5 4 5
1 2 4 4 2 1 2 2 5 4 4 4 4 5
4 5 4 5 4 2 4 2 4 4 5 5 2 5
2 4 2 4 4 4 2 2 4 2 5 4 2 4
2 2 4 4 4 2 2 2 4 5 4 4 4 2
4 4 4 5 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4
4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5
2 2 2 5 5 2 2 2 4 4 5 5 2 5
4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 5 5 2 4
5 4 5 5 4 2 4 2 5 5 5 5 4 4
1 2 2 5 2 1 2 4 4 4 5 5 2 4
2 5 4 4 5 5 4 2 5 5 5 5 4 5
2 4 4 4 4 2 2 2 4 4 5 5 2 5
2 2 4 5 2 2 5 2 2 4 5 5 4 2
2 4 4 5 4 2 5 4 5 5 5 4 2 5
5 1 2 5 2 4 4 4 2 1 2 5 2 4
4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4
5 4 4 5 5 2 4 4 5 5 4 4 4 4
2 4 5 5 5 4 4 2 5 5 5 5 2 5
2 5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4
2 5 4 5 5 2 5 4 5 5 1 5 4 4
4 2 2 5 1 4 2 2 1 5 4 5 2 4
4 5 2 5 5 2 5 2 5 5 5 5 4 4
2 2 2 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5
4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 2 4
4 2 2 5 2 2 2 2 5 5 5 4 4 5
2 4 4 5 4 4 4 2 5 5 5 5 2 5
4 4 2 5 2 5 2 5 4 4 5 5 5 4
5 2 2 5 2 4 4 4 5 5 5 5 2 4
4 5 4 4 4 4 5 2 5 5 5 5 2 5
5 2 2 4 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5
4 4 2 5 4 5 2 2 5 5 5 5 2 5
4 4 1 4 2 4 2 4 5 4 5 4 2 4
2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4
2 2 1 5 4 4 2 4 4 4 5 5 4 5
4 4 4 5 2 4 2 4 4 5 5 5 2 4
2 1 4 5 4 2 4 4 4 4 5 5 5 4
Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4
141 140 141 205 141 141 142 141 187 197 199 208 141 192
5272
Jumlah Rata-rata skor
4 2 4 4 2 4 2 4 4 5 5 5 5 5
164,72
CB
74,87
CB 18 56,25%
TB TB TB SB TB TB CB TB CB B B SB TB CB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Dari tabel skala sikap nasionalisme seluruh aspek kondisi awal dapat diketahui bahwa sikap nasionalisme siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari tabel keterangan bahwa siswa yang memiliki kriteria sikap nasionalisme berjumlah 18 orang atau 56,25% dari seluruh siswa. Rata-rata sikap nasionalisme pada kondisi awal sebesar 164,72. Adapun nilai rata-rata siswa yaitu 74,87.
4.1.2 Siklus I Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 dan 11 Agustus 2015. Pengumpulan data siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan waktu 6 jam pertemuan atau 6 JP. Data yang diperoleh dari siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi. 1. Deskripsi kegiatan siklus I Siklus I dilaksanakan melalui empat tahap berikut ini: a. Perencanaan Tahap perencanaan dilakukan dengan permohonan izin penelitian kepada kepala SD Negeri Nanggulan. Permintaan izin tersebut dilakukan peneliti pada 16 Juni 2015. Seteleh diizinkan oleh kepala sekolah, peneliti menemui guru kelas V untuk mendiskusikan kelas yang cocok untuk diberi perlakuan. Kemudian, guru dan peneliti menentukan waktu yang digunakan untuk pengumpulan data awal dengan wawancara dan observasi daftar nilai siswa di tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
sebelumnya. Pengumpulan data awal dilakukan pada minggu pertama dan kedua bulan Juli 2015. Berdasarkan pengumpulan data awal, ditemukan masalah pada pelaksanaan proses pembelajaran PKn di kelas V A yang masih menggunakan pembelajaran konvensional. Dari permasalahan tersebut peneliti berdiskusi dengan guru kelas, dan akhirnya peneliti memutuskan untuk mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran PKn di kelas V A. Tahap perencanaan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk menentukan materi yang akan diajarkan, yaitu mengenai nasionalisme atau seluruh BAB I pada semester ganjil. Setelah memahami materi, peneliti menyusun instrumen pembelajaran, yang meliputi: silabus, RPP, media, permasalahan yang akan diberikan ke siswa, soal evaluasi, serta perlengkapan lainnya seperti laptop, speaker, LCD proyektor, dan kesiapan ruang. b. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 3 jam pelajaran/3JP (3 x 35 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Agustus 2015 dengan materi sejarah terbentuknya NKRI dan pengertian NKRI. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Agustus 2015 dengan materi ciri-ciri NKRI. Selang dua hari setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
berakhirnya siklus I, siswa dibagikan kuesioner skala sikap untuk dikerjakan. c. Observasi Berikut ini hasil observasi siklus I: Tabel 4.6 Hasil observasi pertemuan 1 siklus I No 1
Aspek yang Diamati Proses Pembelajaran
2
Membuka pelajaran
3
Penyajian materi
4
Metode Pembelajaran Penggunaan bahasa dan waktu Aktivitas belajar siswa
5
6
Hasil Observasi Proses pembelajaran berlangsung cukup efektif. Siswa mengikuti pembelajaran dengan serius tetapi juga tanpa penuh ketegangan. Cara membuka pembelajaran menarik dan menumbuhkan semangat belajar siswa. Peneliti memberikan yel-yel untuk kelas V A agar siswa semangat mengikuti pembelajaran. Siswa begitu semangat ketika menyanyikan lagu wajib nasional. Materi sudah dijelaskan secara runtut. Materi yang dijelaskan sesuai dengan RPP dan silabus. Metode pembelajaran yang digunakan peneliti adalah Problem Based Learning. Bahasa yang digunakan peneliti mudah dipahami dan tidak berbelit-belit. Alokasi waktu yang digunakan kurang. Aktivitas belajar siswa belum begitu tumbuh. Siswa masih pasif dalam pembelajaran. Lebih dari separuh siswa yang tidak berani mengajukan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari peneliti. Mungkin karena masih materi awal semester dan dengan orang baru. Siswa kurang semangat dalam pembelajaran dan belum begitu mengerti dengan model pembelajaran yang dilakukan. Siswa masih terlihat tidak bisa menerima anggota kelompok ketika dibagi ke dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
7 8
Pengelolaan Kelas Penggunaan Media
9
Cara menutup pelajaran
10
Evaluasi
Pengelolaan kelas sudah baik. Penggunaan media peta belum optimal. Seharusnya peneliti dapat mengaktifkan siswa melalui peta dengan menyuruh siswa untuk menunjukkan letak-letak yang ada pada peta. Cara menutup pelajaran sesuai dengan RPP. Refleksi dilakukan dengan menanyakan aksi yang akan dilakukan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Evaluasi ada yang tidak sesuai dengan RPP.
Berdasarkan tabel hasil observasi pertemuan pertama, dapat diketahui bahwa pembelajaran berlangsung cukup efektif. Peneliti sangat baik dalam membuka pelajaran terutama saat memberikan yelyel untuk memberikan semangat bagi kelas. Proses membuka pelajaran juga dilakukan dengan menyanyikan lagu ”Dari Sabang Sampai Merauke” dan mengucapkan Pancasila. Hal tersebut tentu sangat relevan dengan pembelajaran. Namun, peneliti kurang menjelaskan metode maupun langkah kerja atau kegiatan yang akan dilakukan, sehingga siswa terlihat kurang terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan. Penggunaan media pun belum begitu optimal. Terlebih lagi, aktivitas belajar siswa belum begitu tumbuh. Siswa masih pasif dalam pembelajaran. Lebih dari separuh siswa yang tidak berani mengajukan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari peneliti. Selain itu, siswa juga tidak sepenuhnya bisa menerima anggota kelompok yang telah peneliti bagi. Secara keseluruhan, penelitian berjalan sesuai dengan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
No 1 2
3
4 5
6
7 8
9
10
Tabel 4.7 Hasil observasi pertemuan 2 siklus I Aspek yang Hasil Observasi Diamati Proses Proses pembelajaran berlangsung efektif. Pembelajaran Siswa mengikuti pembelajaran dengan serius. Membuka Cara membuka pembelajaran menarik, pelajaran menumbuhkan semangat belajar siswa, dan sesuai RPP. Penyajian Materi sudah dijelaskan secara runtut. Materi materi yang dijelaskan sesuai dengan RPP dan silabus. Peneliti kurang memperhatikan detail materi mengenai pulau yang diklaim negara lain. Seharusnya ditunjukkan letak pulaunya melalui peta maupun tayangan gambar. Metode Metode pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran Problem Based Learning. Penggunaan Bahasa yang digunakan peneliti mudah bahasa dan dipahami dan tidak berbelit-belit. Alokasi waktu waktu yang digunakan kurang. Aktivitas Aktivitas belajar siswa sudah mulai terlihat. belajar siswa Ada penyesuaian antara peneliti dan siswa. Siswa terlihat lebih kondusif ketika dibagi ke dalam kelompok kecil. Siswa juga lebih aktif mencari informasi terkait dengan permasalahan yang diberikan. Pengelolaan Pengelolaan kelas sudah baik. Kelas Penggunaan Penggunaan media sangat lengkap terutama Media dalam memfasilitasi siswa melakukan kegiatan mewarnai. Penggunaan peta pun dapat membantu pembelajaran. Cara Cara menutup pelajaran sesuai dengan RPP. menutup pelajaran Evaluasi Evaluasi ada yang tidak sesuai dengan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Berdasarkan tabel 4.7 Hasil observasi pertemuan 2 siklus I dapat dijelaskan bahwa aktivitas pembelajaran berjalan sesuai RPP, pada evaluasi tidak sepenuhnya sesuai. Aktivitas belajar siswa sudah mulai tumbuh yang ditandai dengan aktif mencari informasi di buku pelajaran dan bertukar informasi dengan teman. Siswa terlihat lebih kondusif ketika dibagi ke dalam kelompok yang lebih kecil. Namun, ada kekurangan yaitu pada detail materi yang disampaikan mengenai pulau yang diklaim negara lain. d. Refleksi Pelaksanaan siklus I sudah dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setiap pembukaan di setiap pertemuan, siswa begitu semangat menyanyikan lagu wajib nasional. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2015. Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama yaitu sejarah terbentuknya NKRI dan pengertian NKRI. Proses pembelajaran berlangsung cukup efektif. Namun, siswa masih belum terbiasa menggunakan model Problem Based Learning. Lebih dari separuh siswa yang tidak berani mengajukan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari peneliti. Bahkan, siswa tidak menerima teman sekelompoknya ketika dibagi ke dalam kelompok. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2015. Materi yang disampaikan yaitu mengenai ciri-ciri NKRI. Proses pembelajaran berlangsung efektif. Siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan. Siswa secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
aktif mencari informasi di buku pelajaran terkait dengan permasalahan yang diberikan. Namun, masih ada beberapa detail yang kurang diperhatikan. Berikut ini merupakan hasil dari siklus I:
Tabel 4.8 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I untuk aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) Res
Pernyataan
pon
den A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
Total
Keterangan
5
42
Baik
5
5
48
Sangat baik
5
5
5
49
Sangat baik
5
1
5
4
32
Tidak baik
5
4
5
4
4
42
Baik
5
5
4
5
5
5
45
Sangat baik
4
4
4
5
2
4
4
39
Cukup baik
5
4
5
5
5
5
5
5
45
Sangat baik
4
4
4
5
5
5
5
4
4
45
Sangat baik
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
47
Sangat baik
1
4
5
5
5
5
5
5
5
5
45
Sangat baik
5
5
5
5
5
1
5
5
5
5
46
Sangat baik
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
49
Sangat baik
2
4
5
4
5
4
4
4
5
5
42
Baik
1
4
5
4
5
4
4
4
5
5
41
Baik
4
2
5
5
5
4
4
4
5
5
43
Baik
4
2
4
2
4
4
4
4
4
5
37
Cukup baik
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
49
Sangat baik
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
46
Sangat baik
5
2
5
4
4
4
5
4
5
5
43
Baik
4
9
18
19
20
26
35
36
40
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
2
2
5
2
4
2
2
4
4
5
5
1
5
5
5
4
4
4
5
1
5
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
U
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
45
Sangat baik
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
Sangat baik
4
2
5
5
5
5
4
5
5
5
45
Sangat baik
5
1
5
5
5
5
5
5
5
5
46
Sangat baik
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
48
Sangat baik
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
48
Sangat baik
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
48
Sangat baik
4
4
5
5
4
5
4
5
5
5
46
Sangat baik
2
4
5
4
5
4
4
4
5
5
42
Baik
4
2
5
4
5
5
5
5
4
5
44
Baik
5
2
5
4
5
5
5
5
4
5
45
Sangat baik
2 4 Skor total
4
2
4
4
2
4
2
2
30 1412
Tidak baik
V W X Y Z AA AB AC AD AE AF
Rata-rata skor
44,125
Baik
Nilai rata-rata kelas
88,25
Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal CB Persentase siswa yang memiliki sikap minimal CB
30 93,75%
Tabel di atas menunjukkan bahwa aspek kognitif sikap nasionalisme (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk siklus I adalah 30 siswa atau 93,75% dari keseluruhan siswa mempunyai pemahaman akan sikap nasionalisme. Kemudian, rata-rata sikap nasionalisme pada aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) adalah 44,125 atau dalam kategori baik. Sementara itu, nilai rata-rata siswa pada aspek kognitif siklus I adalah 88,25 atau berada pada kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Tabel 4.9 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I untuk aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) Res
Pernyataan
To
pon den A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
-tal
Keterangan
1 3 8 11
13
14
16
21
22
24
28
29
41
43
2 2 2 5
2
4
2
4
4
4
5
4
2
2
44
Tidak baik
4 5 5 5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
62
Baik
4 4 4 5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
66
Sangat baik
1 5 5 5
4
2
1
2
2
4
2
1
4
4
42
Tidak baik
5 5 5 4
5
4
5
4
1
5
5
4
4
5
61
Baik
4 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
68
Sangat baik
2 2 2 4
2
4
2
4
4
5
2
4
2
4
43
Tidak baik
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
1
5
5
5
66
Sangat baik
5 2 4 4
4
5
4
5
5
4
4
5
5
5
61
Baik
5 5 4 5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
66
Sangat baik
4 5 5 5
5
5
4
5
5
4
4
5
4
5
65
Sangat baik
4 4 5 5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
67
Sangat baik
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
70
Sangat baik
4 5 5 5
5
5
1
5
4
4
2
4
4
5
58
Baik
4 5 5 5
4
5
4
2
5
4
4
4
5
5
61
Baik
5 5 5 4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
67
Sangat baik
5 4 4 4
4
4
5
5
5
4
5
5
4
5
63
Sangat baik
5 5 5 4
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
67
Sangat baik
1 1 4 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
61
Baik
4 5 5 4
5
5
5
4
5
5
4
4
5
5
65
Sangat baik
5 4 5 5
5
4
5
2
5
5
4
4
5
5
63
Sangat baik
4 5 5 1
5
5
4
5
5
5
1
5
5
5
60
Baik
5 5 5 4
5
4
4
5
5
4
4
5
4
5
64
Sangat baik
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
70
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Y
1 1 5 4
4
2
1
4
4
4
4
5
4
4
47
Cukup baik
5 5 4 4
5
4
4
5
5
4
5
5
4
5
64
Sangat baik
5 4 5 4
4
4
5
1
5
5
5
5
5
5
62
Baik
4 4 4 5
5
5
4
4
5
4
4
4
4
5
61
Baik
4 5 5 5
5
5
1
5
4
4
2
4
4
5
58
Baik
5 5 4 4
5
5
2
5
5
4
5
5
4
5
63
Sangat baik
5 5 4 4
5
4
2
5
4
4
5
5
4
5
61
Baik
4 4 2 5 Jumlah skor
4
2
4
4
5
4
2
4
4
4
52 Cukup baik 1948
Z AA AB AC AD AE AF
Rata-rata skor
60,8 75
Nilai rata-rata kelas
86,9 64
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
Baik Baik 29 90,625%
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa aspek afektif sikap nasionalisme (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk siklus I adalah 29 siswa atau 90,625% dari keseluruhan siswa mempunyai penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, rata-rata sikap nasionalisme pada aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) adalah 60,875 atau baik. Nilai rata-rata siswa untuk aspek afektif sebesar 86,964.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Tabel 4.10 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I untuk aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) Res
Pernyataan
pon
1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4
den
2 5 6 7 0 2 5 7 3 5 7 0 1 2 3 4 7 8 9 2
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
To tal
Keterangan
4 2 4 1 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 79
Cukup baik
4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 80
Baik
5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 93
Sangat baik
2 4 2 4 2 5 4 5 2 5 2 2 2 2 2 2 5 4 4 4 64
Tidak baik
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 4 4 5 4 5 5 5 92
Sangat baik
5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 95
Sangat baik
4 2 4 2 2 5 4 2 4 2 2 4 2 2 4 4 5 4 2 2 62
Tidak baik
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 90
Sangat baik
5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 97
Sangat baik
4 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 93
Sangat baik
5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
Sangat baik
5 1 1 2 4 4 4 4 1 5 5 5 2 4 5 4 4 5 5 4 74
Cukup baik
5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 90
Sangat baik
4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 86
Baik
5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86
Baik
5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 92
Sangat baik
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 90
Sangat baik
5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 91
Sangat baik
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 1 5 4 4 5 91
Sangat baik
4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 92
Sangat baik
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Y Z AA AB AC AD AE
5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 92
Sangat baik
5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 92
Sangat baik
5 4 5 2 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 92
Sangat baik
5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 95
Sangat baik
5 1 1 2 4 4 4 4 1 5 5 5 2 4 5 4 4 5 5 4 74
Cukup baik
5 2 5 2 5 5 5 5 5 4 4 4 2 5 4 5 5 4 5 4 85
Baik
5 2 4 2 5 5 5 4 5 2 4 5 2 4 4 5 5 4 5 4 81
Baik
AF
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 84 Skor total 2820
Baik
Rata-rata
88,125
Baik
Nilai rata-rata siswa
88,125
Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
30 93,75%
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa aspek konatif sikap nasionalisme (pelaksanaan sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk siklus I adalah 30 siswa atau 93,75% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme. Sementara itu, rata-rata sikap nasionalisme pada aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) adalah 88,125 atau dalam kategori baik dan nilai rata-rata siswa yaitu 88,125.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Tabel 4.11 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme siklus I No
Responden
1
Kognitif
Afektif
Konatif
Total
Ket
Total
Ket
Total
Ket
A
42
B
44
TB
79
CB
2
B
48
SB
62
B
80
B
3
C
49
SB
66
SB
93
SB
4
D
32
TB
42
TB
64
TB
5
E
42
B
61
B
92
SB
6
F
45
SB
68
SB
95
SB
7
G
39
CB
43
TB
62
TB
8
H
45
SB
66
SB
96
SB
9
I
45
SB
61
B
90
SB
10
J
47
SB
66
SB
97
SB
11
K
45
SB
65
SB
93
SB
12
L
46
SB
67
SB
96
SB
13
M
49
SB
70
SB
100
SB
14
N
42
B
58
B
74
CB
15
O
41
B
61
B
90
SB
16
P
43
B
67
SB
86
B
17
Q
37
CB
63
SB
86
B
18
R
49
SB
67
SB
92
SB
19
S
46
SB
61
B
96
SB
20
T
43
B
65
SB
90
SB
21
U
45
SB
63
SB
91
SB
22
V
50
SB
60
B
91
SB
23
W
45
SB
64
SB
92
SB
24
X
46
SB
70
SB
100
SB
25
Y
48
SB
47
CB
92
SB
26
Z
48
SB
64
SB
92
SB
27
AA
48
SB
62
B
92
SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
28
AB
46
SB
61
B
95
SB
29
AC
42
B
58
B
74
CB
30
AD
44
B
63
SB
85
B
31
AE
45
SB
61
B
81
B
32
AF
30
TB
52
CB
84
B
Skor total
1412
1948
2820
Rata-rata
44,125
60,875
88,125
30
29
30
93,75
90,625%
93,75%
Memiliki sikap ≥CB Persentase sikap
Berdasarkan tabel 4.11, aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme), 30 siswa atau 93,75% dari keseluruhan siswa mempunyai pemahaman akan sikap nasionalisme. Tabel aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) menunjukkan bahwa 29 siswa atau 93,75% siswa mempunyai penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, tabel aspek pelaksanaan ada 30 siswa atau 93,75% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Tabel 4.12 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Res pon den A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y
Pernyataan 1 2 4 4 1 5 4 2 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 1 4 5 4 5 5 1
2 4 4 5 2 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
3 2 5 4 5 5 5 2 5 2 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 4 5 5 5 1
4 4 5 5 2 2 1 4 5 5 5 1 5 5 2 1 4 4 5 1 5 5 5 4 5 4
5 2 4 5 4 5 2 2 1 4 5 2 4 5 1 1 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4
6 4 4 5 2 4 5 4 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5
7 1 4 5 4 5 5 2 5 4 5 4 5 5 2 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4
8 2 5 4 5 5 5 2 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5
9 4 5 5 2 4 5 4 1 4 2 4 5 5 4 4 2 2 4 5 2 4 5 2 1 5
1 0 4 2 5 2 5 4 2 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4
1 1 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 1 4 5 4
1 2 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
1 3 2 4 5 4 5 5 2 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4
1 4 4 4 5 2 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 2
1 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
1 6 2 5 5 1 5 5 2 5 4 5 4 5 5 1 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 1
1 7 4 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5
1 8 4 4 5 5 2 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4
1 9 4 5 5 2 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 2 5 5 4 4 5 5 5 5
2 0 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5
2 1 4 5 5 2 4 5 2 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 4 5 4 2 5 5 5 4
2 2 4 4 5 2 1 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
2 3 4 4 5 2 5 5 4 5 4 4 5 5 5 1 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5
2 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4
2 5 4 4 4 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5
2 6 4 5 5 2 2 5 4 5 5 5 5 1 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5
2 7 4 4 4 2 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 1 4 4 5 4 5 4
2 8 5 4 4 2 5 5 2 1 4 5 4 5 5 2 4 5 5 5 5 4 4 1 4 5 4
2 9 4 4 5 1 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5
3 0 4 5 4 2 1 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5
3 1 4 5 5 2 5 5 2 5 5 5 5 5 5 2 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 1
3 2 4 2 4 2 4 5 2 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5
3 3 5 4 5 2 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5
3 4 4 4 4 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 1 5 5 5
3 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5
3 6 5 4 5 1 4 5 2 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5
3 7 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5
3 8 4 4 5 4 5 5 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5
3 9 4 4 5 4 5 4 2 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5
4 0 4 5 5 5 2 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5
4 1 2 4 5 4 4 4 2 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4
4 2 5 4 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5
4 3 2 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
4 4 5 5 5 4 2 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Jml
Ket
165 190 207 138 183 208 140 207 196 210 203 209 219 174 192 196 186 208 203 198 199 201 201 216 187
CB B SB TB B SB TB SB B SB SB SB SB CB B B B SB SB SB SB SB SB SB B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
26 27 28 29 30 31 32
Z AA AB AC AD AE AF
5 5 4 4 5 5 4
5 5 5 5 5 5 5
5 4 4 5 5 5 4
5 5 4 2 4 5 2
5 4 4 1 2 2 4
4 5 4 1 5 4 4
5 2 4 2 2 2 4
4 5 4 5 4 4 2
4 4 4 4 2 2 4
5 4 5 4 5 5 4
4 4 5 5 4 4 5
5 5 4 4 5 5 4
5 4 5 5 5 5 4
4 4 5 5 5 4 4
5 4 5 4 5 5 5
4 5 4 1 2 2 4
5 5 5 4 5 4 4
5 5 5 5 5 5 4
5 5 5 4 4 4 2
4 5 4 5 5 5 4
5 1 4 5 5 5 4
5 5 5 4 5 4 5
5 4 5 1 5 5 4
4 5 4 4 4 4 5
4 5 5 5 4 2 4
5 4 5 4 5 5 4
4 4 5 5 4 4 5
5 5 4 2 5 5 4
5 5 4 4 5 5 4
5 5 5 5 4 5 5
4 5 5 2 2 2 4
4 5 5 4 5 4 4
5 5 5 5 4 4 4
4 5 5 4 5 5 4
5 5 4 4 5 5 2
5 5 5 4 5 5 4
5 5 5 4 5 5 4
5 5 5 5 4 4 4
4 5 4 5 5 5 4
5 5 5 5 4 4 2
4 5 4 4 4 4 2
4 5 5 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 2
204 202 202 174 192 187 170
SB SB SB CB SB B CB
6168
Jumlah Rata-rata skor Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
192,75 87,62 30 93,75%
Dari lampiran tabel 4.12 hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek untuk siklus I dapat diketahui bahwa sikap nasionalisme siswa ada peningkatan dari sebelumnya dan tergolong sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel keterangan bahwa siswa yang memiliki kriteria sikap nasionalisme berjumlah 30 orang atau 93,75% dari seluruh siswa. Rata-rata sikap nasionalisme kelas V A SD Negeri Nanggulan pada kondisi awal adalah 192,75 atau dalam kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.2 Siklus II Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 dan 25 Agustus 2015. Pengumpulan data siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan waktu 6 jam pertemuan atau 6 JP. Data yang diperoleh dari siklus II terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi. 2. Deskripsi kegiatan siklus II Siklus I dilaksanakan melalui empat tahap berikut ini: a. Perencanaan Tahap perencanaan dilakukan dengan berkonsultasi dengan guru kelas. Kemudian menganalisis hal-hal yang perlu diperbaiki maupun yang perlu ditambahkan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Peneliti melakukan perbaikan-perbaikan dalam hal mengajar terutama dalam penggunaan media yang lebih menarik dan mengaktifkan siswa. Peneliti membuat media lingkaran perbuatan dan video-video yang relevan dengan materi pembelajaran. Tahap perencanaan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk menentukan materi yang akan diajarkan, yaitu mengenai kutuhan NKRI dan provinsi di Indonesia beserta budayanya. Dalam penelitian ini, guru kelas bertindak sebagai observer agar lebih mudah dalam menilai siswa. Setelah memahami materi, peneliti menyusun instrumen pembelajaran, yang meliputi: silabus, RPP, media, permasalahan yang akan diberikan ke siswa, soal evaluasi, serta
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
perlengkapan lainnya seperti laptop, speaker, LCD proyektor, dan kesiapan ruang maupun siswa. b. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 3 jam pelajaran/3JP (3 x 35 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Agustus 2015 dengan materi pengertian keutuhan NKRI dan provinsi di Indonesia beserta budayanya. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Agustus 2015 dengan materi usaha menjaga keutuhan NKRI. Selang dua hari setelah berakhirnya siklus II, siswa dibagikan kuesioner skala sikap untuk dikerjakan. c. Observasi Berikut ini hasil observasi siklus II: Tabel 4.13 Hasil observasi pertemuan 1 siklus II No 1
Aspek yang Diamati Proses Pembelajaran
Hasil Observasi Proses pembelajaran berlangsung efektif. Siswa mengikuti pembelajaran dengan serius dan ada peningkatan dari sebelumnya. Cara membuka pembelajaran menarik, menumbuhkan semangat belajar siswa, dan sesuai RPP. Materi sudah dijelaskan secara runtut. Materi yang dijelaskan sesuai dengan RPP dan silabus. Problem Based Learning
2
Membuka pelajaran
3
Penyajian materi
4
Metode pembelajaran Penggunaan Bahasa yang digunakan peneliti mudah bahasa dan dipahami dan tidak berbelit-belit. Alokasi
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
6
7 8
9 10
waktu Aktivitas belajar siswa
Pengelolaan Kelas Penggunaan Media
waktu yang digunakan sudah sesuai aturan. Aktivitas belajar siswa sudah mulai terlihat. Ada penyesuaian antara peneliti dan siswa. Siswa aktif dalam kelompoknya. Siswa juga lebih aktif mencari informasi terkait dengan permasalahan yang diberikan. Siswa sangat terlibat dalam memainkan media lingkaran perbuatan. Pengelolaan kelas sudah baik.
Penggunaan media sangat lengkap terutama dalam memfasilitasi siswa melakukan kegiatan mewarnai. Peneliti menggunakan media lingkaran perbuatan yang mana media tersebut sangat cocok dengan pelajaran PKn. Cara menutup Cara menutup pelajaran sesuai dengan RPP. pelajaran Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan memberikan lima pertanyaan dari materi yang telah diajarkan. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran
berlangsung efektif. Aktivitas belajar siswa terlihat sangat aktif dibanding dua pertemuan sebelumnya. Siswa sangat tertarik dengan media pembelajaran “lingkaran perbuatan” yang dimainkan saat pembelajaran. Siswa aktif bersama kelompoknya, mencari informasi terkait dengan permasalahan dan mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan memberikan lima pertanyaan uraian dari materi yang telah diajarkan. Secara keseluruhan, proses pembelajaran berjalan sesuai RPP.
No 1
Tabel 4.14 Hasil observasi pertemuan 2 siklus II Aspek yang Hasil Observasi Diamati Proses Proses pembelajaran berlangsung
efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Pembelajaran 2
Membuka pelajaran
3
Penyajian materi
4
Metode pembelajaran Penggunaan bahasa dan waktu Aktivitas belajar siswa
5
6
7 8
9
10
Pengelolaan Kelas Penggunaan Media
Cara menutup pelajaran Evaluasi
Siswa mengikuti pembelajaran dengan serius dan ada peningkatan dari sebelumnya. Cara membuka pembelajaran menarik, menumbuhkan semangat belajar siswa, dan sesuai RPP. Materi sudah dijelaskan secara runtut. Materi yang dijelaskan sesuai dengan RPP dan silabus. Problem Based Learning Bahasa yang digunakan peneliti mudah dipahami dan tidak berbelit-belit. Alokasi waktu yang digunakan sudah sesuai aturan. Aktivitas belajar siswa sudah mulai terlihat. Ada penyesuaian antara peneliti dan siswa. Siswa aktif dalam kelompoknya. Siswa juga lebih aktif mencari informasi terkait dengan permasalahan yang diberikan. Siswa sangat antusias menonton tayangan video mengenai keanekaragaman budaya dan sumber daya yang ada di Indonesia serta cara melestarikannya. Pengelolaan kelas sangat baik. Penggunaan media sangat lengkap terutama dalam memfasilitasi siswa melakukan kegiatan mewarnai. Peneliti menggunakan media lingkaran perbuatan yang mana media tersebut sangat cocok dengan pelajaran PKn dan dipadukan pula dengan tayangan video mengenai keragaman budaya, lima hal yang menarik dan diklaim negara lain. Cara menutup pelajaran sesuai dengan RPP.
Evaluasi dilakukan sesuai dengan RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran berjalan sesuai RPP. Penguasaan kelas sangat baik. Antusiasme siswa sangat tinggi pada saat pembelajaran. Siswa mengamati tayangan video mengenai keragaman budaya, lima hal yang menarik dan diklaim negara lain. Video tersebut digunakan sebagai permasalahan yang diberikan kepada siswa, untuk didiskusikan. d. Refleksi Pelaksanaan siklus II sudah dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2015 dengan materi pengertian keutuhan NKRI dan provinsi di Indonesia beserta budayanya. Proses pembelajaran berlangsung efektif. Siswa sangat antusias memainkan media lingkaran perbuatan ketika diminta untuk memainkannya satu per satu. Siswa pun lebih aktif mencari informasi terkait dengan materi maupun permasalahan yang diberikan guru. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2015 dengan materi usaha menjaga keutuhan NKRI. Proses pembelajaran berlangsung efektif. Siswa mengalami peningkatan dalam penguasaan lagu wajib nasional maupun lagu kebangsaan. Siswa sangat antusias ketika melihat tayangan video mengenai cara menjaga keutuhan NKRI. Berikut ini merupakan hasil dari siklus II:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Tabel 4.15 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II untuk aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) Res
Pernyataan
pon
den A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
Total
Keterangan
1
37
Cukup baik
5
5
43
Baik
4
5
5
49
Sangat baik
2
4
5
4
38
Cukup baik
5
4
5
5
5
45
Sangat baik
5
5
5
5
5
5
49
Sangat baik
5
5
4
4
2
4
4
40
Baik
5
5
5
5
5
5
5
5
47
Sangat baik
4
5
4
4
5
4
5
5
5
46
Sangat baik
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
47
Sangat baik
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
49
Sangat baik
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
48
Sangat baik
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
Sangat baik
4
4
5
4
5
4
5
4
5
5
45
Sangat baik
5
2
5
4
5
5
5
4
5
5
45
Sangat baik
4
2
5
5
5
4
4
5
4
1
39
Cukup baik
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
38
Cukup Baik
1
4
5
5
5
5
5
5
5
5
45
Sangat baik
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
Sangat baik
4
4
5
5
4
4
5
4
5
5
45
Sangat baik
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
48
Sangat baik
4
4
5
5
4
5
4
4
5
5
45
Sangat baik
5
2
5
5
5
5
4
4
4
5
44
Baik
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
48
Sangat baik
4
9
18
19
20
26
35
36
40
5
4
5
5
5
2
2
4
4
2
5
2
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
2
5
5
5
2
2
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
2
5
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Y
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
48
Sangat baik
4
2
4
5
5
5
5
5
5
5
45
Sangat baik
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
48
Sangat baik
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
42
Baik
4
4
5
5
5
4
5
4
5
4
45
Sangat baik
4
2
5
4
5
5
5
5
5
4
44
Baik
4
4
5
4
5
5
5
5
4
4
45
Sangat baik
4 4 Skor total
5
4
4
4
4
4
5
4
42 1439
Z AA AB AC AD AE AF
Baik
Rata-rata skor
44,96875
Baik
Nilai rata-rata kelas
89,9375
Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal CB Persentase siswa yang memiliki sikap minimal CB
32 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa aspek kognitif sikap nasionalisme (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk siklus II adalah 32 siswa atau 100% dari keseluruhan siswa mempunyai pemahaman akan sikap nasionalisme. Kemudian, rata-rata sikap nasionalisme pada aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) adalah 44,96875 atau dalam kategori sangat baik. Sementara itu, nilai rata-rata siswa pada aspek kognitif siklus II adalah 89,9375.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Tabel 4.16 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II untuk aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) Res
Pernyataan
To
pon den A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
-tal
Keterangan
1 3 8 11
13
14
16
21
22
24
28
29
41
43
4 4 4 4
4
4
4
5
4
4
5
2
4
5
57
Baik
4 4 4 5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
61
Baik
5 1 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
65
Sangat baik
5 4 5 4
5
5
2
4
5
5
2
4
5
5
60
Baik
5 4 4 5
4
4
5
4
5
4
4
5
4
5
62
Baik
4 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
69
Sangat baik
2 4 4 4
5
4
5
2
4
4
4
4
4
5
55
Cukup baik
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
70
Sangat baik
4 2 5 4
5
5
4
4
5
5
5
4
5
4
61
Baik
5 5 5 5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
67
Sangat baik
4 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
69
Sangat baik
2 2 5 5
5
5
5
5
5
5
5
2
5
5
61
Baik
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
70
Sangat baik
2 4 5 5
5
4
2
5
5
4
4
4
4
5
58
Baik
5 4 5 4
5
5
5
2
4
5
2
5
5
5
61
Baik
4 4 5 5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
67
Sangat baik
4 4 4 4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
58
Baik
4 5 5 5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
68
Sangat baik
5 1 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
66
Sangat baik
4 4 2 4
5
5
4
4
5
5
4
4
5
5
60
Baik
4 2 5 5
5
4
4
2
5
5
4
5
5
4
59
Baik
4 4 5 4
5
5
4
4
5
5
5
4
5
5
64
Sangat baik
5 4 5 5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
5
65
Sangat baik
2 4 5 5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
4
62
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Y
2 4 5 5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
4
62
Baik
4 5 4 5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
4
64
Sangat baik
5 4 5 4
5
4
4
5
4
5
5
5
5
5
65
Sangat baik
4 4 4 5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
59
Baik
5 4 5 4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
5
62
Baik
5 4 5 5
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
65
Sangat baik
5 5 4 5
4
4
4
5
4
4
5
5
5
5
64
Sangat baik
4 4 4 5 Jumlah skor
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
58 2014
Baik
Rata-rata skor
62,94
Baik
Nilai rata-rata kelas
89,91
Baik
Z AA AB AC AD AE AF
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
32 100%
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa aspek afektif sikap nasionalisme (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk siklus II adalah 32 siswa atau 100% dari keseluruhan siswa mempunyai penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, rata-rata sikap nasionalisme pada aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) adalah 62,9375 atau sangat baik. Sementara itu, nilai rata-rata aspek afektif siklus II adalah 89,91.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Tabel 4.17 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II untuk aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) Res
Pernyataan
pon
1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4
den
2 5 6 7 0 2 5 7 3 5 7 0 1 2 3 4 7 8 9 2
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
To tal
Keterangan
4 2 1 2 4 4 4 2 4 2 4 1 4 4 2 2 4 4 4 4 62
Tidak baik
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 2 4 5 83
Baik
5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 2 2 2 2 5 4 5 4 80
Baik
5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 95
Sangat baik
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 92
Sangat baik
4 5 4 5 4 5 4 5 4 2 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 81
Baik
5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 91
Sangat baik
5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 97
Sangat baik
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 92
Sangat baik
5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 98
Sangat baik
5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 98
Sangat baik
2 4 5 2 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 87
Baik
5 1 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 88
Baik
4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 88
Baik
4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 83
Baik
5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 92
Sangat baik
5 4 5 1 2 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 85
Baik
5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 93
Sangat baik
5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 92
Sangat baik
4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 92
Sangat baik
5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 1 5 5 5 5 4 5 5 90
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Y Z AA AB AC AD AE
5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 1 5 5 5 5 4 5 5 90
Sangat baik
5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 91
Sangat baik
5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 94
Sangat baik
4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 90
Sangat baik
5 4 4 4 4 1 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 85
Baik
5 2 5 2 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 88
Baik
4 2 4 2 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 5 78
Cukup baik
AF
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 84 Skor total 2847
Baik
Rata-rata skor
88,97
Baik
Nilai rata-rata kelas
88,97
Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
31 96,875%
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa aspek konatif sikap nasionalisme (pelaksanaan sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk siklus II adalah 31 siswa atau 96,875% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme. Satu anak yang masih tertinggal tersebut berdasarkan wawancara dengan guru memang memiliki kemampuan berpikir di bawah rata-rat kelas. Sementara itu, rata-rata maupun nilai rata-rata siswa sikap nasionalisme pada aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) adalah 88,96875 atau dalam kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Tabel 4.18 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme siklus II No
Responden
1
A
2
B
3
C
4
D
5
E
6
F
7
G
8
H
9
I
10
J
11
K
12
L
13
M
14
N
15
O
16
P
17
Q
18
R
19
S
20
T
21
U
22
V
23
W
24
X
25
Y
26
Z
27
AA
Kognitif
Afektif
Konatif
Total
Ket
Total
Ket
Total
Ket
37
CB
57
B
62
TB
43
B
61
B
83
B
49
SB
65
SB
96
SB
38
CB
60
B
80
B
45
SB
62
B
95
SB
49
SB
69
SB
92
SB
40
B
55
CB
81
B
47
SB
70
SB
96
SB
46
SB
61
B
91
SB
47
SB
67
SB
97
SB
49
SB
69
SB
92
SB
48
SB
61
B
98
SB
50
SB
70
SB
98
SB
45
SB
58
B
87
B
45
SB
61
B
88
B
39
CB
67
SB
88
B
38
CB
58
B
83
B
45
SB
68
SB
96
SB
50
SB
66
SB
92
SB
45
SB
60
B
85
B
48
SB
59
B
93
SB
45
SB
64
SB
92
SB
44
B
65
SB
92
SB
48
SB
62
B
90
SB
48
SB
62
B
90
SB
45
SB
64
SB
91
SB
48
SB
65
SB
94
SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
28
AB
29
AC
30
AD
31
AE
32
AF
42
B
59
B
90
SB
45
SB
62
B
85
B
44
B
65
SB
88
B
45
SB
64
SB
78
CB
B
58
B
84
42
B
Skor total
1439
2014
2847
Rata-rata
44,96875
62,9375
88,96875
Memiliki sikap ≥CB
32
32
31
Persentase sikap
100
100%
96,875%
Dari tabel 4.18, aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme), 32 siswa atau 100% dari keseluruhan siswa mempunyai pemahaman akan sikap nasionalisme. Tabel aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) menunjukkan bahwa 32 siswa atau 100% siswa mempunyai penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, tabel aspek pelaksanaan ada 31 siswa atau 96,875% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.19 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek siklus II Res No
Jml
pon den
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Pernyataan
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V
Ket 1 4 4 5 5 5 4 2 5 4 5 4 2 5 1 5 4 4 4 5 4 4 4
2 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 2 5 4 4 5 5 5 5 5
3 4 4 1 4 4 5 4 5 2 5 5 2 5 4 4 4 4 5 1 4 2 4
4 5 2 5 4 2 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 1 5 4 4 4
5 2 4 5 4 5 1 5 5 4 5 2 4 4 4 1 4 4 5 5 4 4 4
6 1 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5
7 2 4 5 4 5 5 5 1 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 5 1 5 4
8 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5
9 4 5 5 2 5 5 4 2 4 2 5 4 5 4 2 2 2 4 5 4 4 4
1 0 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 2 5 4
1 1 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4
1 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5
1 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
1 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5
1 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
1 6 4 5 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 5 4 4 5 5 4 4 4
1 7 2 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5
1 8 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
1 9 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5
2 0 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4
2 1 5 4 5 4 4 5 2 5 4 4 5 5 5 5 2 5 4 4 5 4 2 4
2 2 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5
105
2 3 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4
2 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
2 5 2 4 1 5 5 5 2 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4
2 6 2 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5
2 7 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 1 4 4 5
2 8 5 5 5 2 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 2 5 4 5 5 4 4 5
2 9 2 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4
3 0 1 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5
3 1 4 5 5 2 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
3 2 4 4 5 2 5 1 4 5 5 5 1 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4
3 3 2 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
3 4 2 4 5 2 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 1 4 4 5
3 5 2 5 5 2 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4
3 6 4 4 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4
3 7 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
3 8 4 2 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4
3 9 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5
4 0 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5
4 1 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5
4 2 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5
4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
4 4 1 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5
152 183 205 173 197 206 174 208 194 206 207 205 213 188 189 190 175 205 203 186 196 197
CB B SB CB B SB CB SB B SB SB SB SB B B B CB SB SB B B B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
W X Y Z AA AB AC AD AE AF
5 2 2 4 5 4 5 5 5 4
4 5 5 5 5 4 5 5 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 5 4
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 2 2 4
5 5 5 4 5 5 4 5 4 4
4 4 4 5 4 4 4 2 2 4
5 5 5 4 5 4 5 5 4 4
2 5 5 2 5 4 4 2 4 4
5 5 5 4 4 4 4 5 4 4
5 5 5 5 4 5 4 5 5 5
5 5 5 4 5 4 1 5 4 4
5 5 5 5 5 5 4 5 4 4
5 5 5 5 4 4 5 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
4 2 2 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 4 5 4 5 5 4 5
5 5 5 4 5 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
5 5 5 5 5 4 5 5 5 4
5 5 5 5 5 4 4 5 5 4
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 5 5 4 4 5 4
5 5 5 5 5 4 5 4 4 4
4 5 5 4 4 4 4 5 4 5
5 5 5 5 5 5 4 5 5 4
5 4 4 4 5 5 4 4 4 5
4 5 5 5 5 4 4 5 5 4
4 5 5 5 5 4 4 5 5 4
4 4 4 5 5 5 4 4 4 4
5 1 1 5 5 4 5 5 4 4
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 4 5 5 4
5 5 5 5 5 5 4 4 4 4
4 5 5 5 5 4 5 5 5 4
4 4 4 5 4 4 4 5 5 4
5 5 5 5 4 5 5 5 4 5
4 4 4 4 5 5 5 4 4 4
4 5 5 5 5 4 5 5 2 4
4 4 4 5 5 4 5 5 4 5
4 5 5 4 5 4 5 5 5 5
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 4 4 5 5 5 5 5 4
5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
196 198 198 196 202 187 187 192 182 181
B B B B SB B B B B CB
6171
Jumlah Rata-rata skor Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
192,8438
Baik
87,66
Baik 32 100%
Dari lampiran tabel di atas dapat diketahui bahwa sikap nasionalisme siswa ada peningkatan dari sebelumnya dan tergolong sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel keterangan bahwa siswa yang memiliki kriteria sikap nasionalisme berjumlah 32 orang atau 100% dari seluruh siswa. Nilai rata-rata sikap nasionalisme kelas V A SD Negeri Nanggulan pada siklus II adalah 87,66 atau dalam kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2 Pembahasan 4.2.1 Kondisi awal Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan sikap nasionalisme. Hasil penelitian yang diperoleh adalah peningkatan sikap nasionalisme yang berupa aspek kognitif (pemahaman), afektif (penghayatan), dan konatif (pelaksanaan). Hasil dari penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada penelitian ini adalah peningkatan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKn. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar skala sikap nasionalisme. Lembar skala sikap yang diisi oleh siswa terdiri dari 44 pernyataan yang mewakili tiga aspek sikap nasionalisme. Aspek yang pertama adalah aspek kognitif atau bisa juga disebut dengan pemahaman. Kedua, aspek afektif atau penghayatan. Aspek yang ketiga adalah konatif atau juga bisa disebut dengan pelaksanaan. Penelitian menggunakan lembar skala sikap yang diberikan di awal sebelum pembelajaran digunakan untuk data sikap nasionalisme siswa kondisi awal. Perhitungan rangkuman aspek kognitif, afektif, dan konatif menunjukkan bahwa jika dilihat menggunakan acuan PAP tipe 1 maka sikap nasionalisme siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan pada kondisi awal adalah 56,25% atau 18 siswa memiliki kecenderungan sikap nasionalisme, aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) yaitu 62,5% atau 20 siswa mempunyai pemahaman akan sikap nasionalisme, aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) yaitu 62,5% atau 20 siswa mempunyai penghayatan akan
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
sikap nasionalisme, aspek konatif (pelaksanaan sikap nasionalisme) yaitu 56,26% atau 18 siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme. Rata-rata sikap nasionalisme kelas VA SD Negeri Nanggulan adalah 165,303 atau cukup baik.
4.2.2 Pembahasan Penelitian Siklus I Penelitian siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2015. Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama yaitu sejarah terbentuknya NKRI dan pengertian NKRI, dengan Stendar Kompetensi 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sedangkan Kompetensi Dasarnya 1.1 mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses pembelajaran berlangsung cukup efektif. Siswa sangat bersemangat menyanyikan lagu wajib nasional pada waktu pembukaan. Namun, siswa masih belum terbiasa menggunakan model Problem Based Learning. Lebih dari separuh siswa yang tidak berani mengajukan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari peneliti. Bahkan, siswa tidak menerima teman sekelompoknya ketika dibagi ke dalam kelompok. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2015. Materi yang disampaikan yaitu mengenai ciri-ciri NKRI. Proses pembelajaran berlangsung efektif. Siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan. Siswa secara aktif mencari informasi di buku pelajaran terkait dengan permasalahan yang diberikan. Namun, masih ada beberapa detail yang kurang diperhatikan, seperti media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa. Perolehan siklus I aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) yaitu 93,75% atau 30 siswa memiliki pemahaman sikap nasionalisme, aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) yaitu 90,625% atau 29 siswa memiliki penghayatan sikap nasionalisme, aspek konatif (pelaksanaan sikap nasionalisme) yaitu 93,75% atau 30 siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme. Secara keseluruhan, 93,75% atau 30 siswa memiliki sikap nasionalisme dan rata-rata sikap mencapai 192,75 atau dalam kategori baik.
4.2.3 Pembahasan Penelitian Siklus II Penelitian siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2015 dengan materi pengertian keutuhan NKRI dan provinsi di Indonesia beserta budayanya. Siklus II menggunakan Kompetensi Dasar 1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses pembelajaran berlangsung efektif. Siswa sangat antusias memainkan media lingkaran perbuatan ketika diminta untuk memainkannya satu per satu. Siswa pun lebih aktif mencari informasi terkait dengan materi. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2015 dengan materi usaha menjaga keutuhan NKRI. Proses pembelajaran berlangsung efektif. Siswa sangat antusias ketika melihat tayangan video mengenai cara menjaga keutuhan NKRI. Model PBL lebih efektif ketika dikolaborasikan dengan media yang menarik. Penelitian siklus II untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) yaitu 100% atau 32 siswa memiliki pemahaman sikap nasionalisme, aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) yaitu 100% atau 32 siswa memiliki penghayatan sikap nasionalisme, aspek konatif (pelaksanaan sikap nasionalisme) yaitu 96,875% atau 31 siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme. Dari keseluruhan aspek siklus II menunjukkan bahwa sikap nasionalisme siswa kelas V A sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari ratarata yang mencapai 192,884 atau memiliki kriteria baik dan siswa yang memiliki kriteria sikap nasionalisme berjumlah 32 siswa atau 100%. Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjalan sesuai dengan RPP maupun apa yang sudah direncanakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKn bagi kelas V A SD Negeri Nanggulan. Adapun tabel aspek pencapaian penelitian yang telah disusun dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II setelah pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut: Tabel 4.20 Aspek pencapaian dan rata-rata kelas Sikap No 1
2
3
Kondisi
Siklus I
Siklus II
62,5%
93,75%
100%
mendapatkan skor
68,875
88,25
89,94
Afektif
sikap dibagi
62,5%
87,5%
100%
(penghayatan)
keseluruhan siswa x
75,85
86,964
89,91
Konatif
100%) dan (skor total
56,25%
93,75%
96,875%
(pelaksanaan)
dibagi seluruh siswa)
75,032
88,125
88,97
Nasionalisme
Deskriptor
awal
Kognitif
(Jumlah siswa yang
(pemahaman)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Berdasarkan tabel aspek pencapaian menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus I dan siklus II mencapai target. Hal ini berarti penelitian yang bertujuan meningkatkan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi kelas V A di SD Negeri Nanggulan telah sukses dilaksanakan. Penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran PKn di SD Negeri Nanggulan mampu meningkatkan sikap nasionalisme. Peningkatan terbukti dari meningkatnya setiap aspek sikap nasionalisme dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Hasil tersebut semakin memperkuat bahwa langkah model Problem Based Learning seperti yang dikemukakan Oon-Seng Tan (dalam Ridwan, 2014: 146) yang meliputi: (1) guru merancang permasalahan yang sesuai dengan kurikulum, (2) siswa dihadapkan pada masalah, (3) siswa menganalisis permasalahan dan isu pembelajaran, (4) siswa menemukan solusi dan membuat pelaporan, (5) siswa melakukan presentasi dan refleksi, dan (6) siswa melakukan kaji ulang dan evaluasi, memang terbukti dapat meningkatkan setiap aspek kognitif, afektif, dan konatif, serta sikap nasionalisme secara keseluruhan. Gambar dan tabel di bawah ini akan memperjelas peningkatan setiap aspeknya dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Hasil rekap aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) Tabel 4.21 Rangkuman hasil persentase aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) Aspek Kognitif
Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
62,5%
93,75%
100%
68,875
88,25
89,94
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) mengalami peningkatan jumlah siswa yang memenuhi kriteria sikap. Dari kondisi awal sampai siklus II mengalami peningkatan sebesar 37,5%. Sementara itu, nilai rata-rata siswa pada aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) pada kondisi awal 68,875 meningkat pada siklus I yaitu 88,25 dan pada siklus II 89,94. Gambar di bawah ini akan memperjelas peningkatan persentase pada aspek kognitif. Gambar 4.1 Diagram rangkuman hasil aspek kognitif 120 93,75 88,25
100 80
100 89,94
68,875 62,5
Aspek Kognitif
60
nilai rata-rata
40 20 0 Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Tabel 4.22 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) Siswa yang mendapatkan nilai Tindakan SB
B
CB
TB
STB
Kondisi awal
5
8
7
11
1
Siklus I
20
8
2
2
0
Siklus II
22
6
4
0
0
Tabel Rangkuman jumlah siswa menurut aspek kognitif di atas menjelaskan jumlah siswa yang mendapatkan nilai. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai pada kondisi awal yaitu 5 siswa berada pada kategori sangat baik, 8 siswa pada kategori baik, 7 siswa berada pada cukup baik, 11 siswa pada kategori tidak baik, dan 1 siswa berada pada kategori sangat tidak baik. Siklus I, 20 siswa berada pada kategori sangat baik, 8 siswa pada kategori baik, 2 siswa berada pada cukup baik, 2 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak ada siswa pada kategori sangat tidak baik. Sementara itu, pada siklus II 22 siswa berada pada kategori sangat baik, 6 siswa pada kategori baik, 4 siswa berada pada cukup baik, dan tidak ada siswa yang mendapatkan kategori tidak baik dan sangat tidak baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Hasil rekap aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) Tabel 4.23 Rangkuman hasil presentase aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) Aspek Afektif
Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
62,5%
87,5%
100%
75,85
86,964
89,91
Dari tabel di 4.23 dapat dilihat bahwa pada aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) mengalami peningkatan jumlah siswa yang memenuhi kriteria sikap. Dari kondisi awal sampai siklus II mengalami peningkatan sebesar 37,5%. Sementara itu, rata-rata keseluruhan pada aspek kognitif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) pada kondisi awal 75,85 meningkat pada siklus I yaitu menjadi 86,964 dan pada siklus II 89,91. Gambar 4.2 di bawah ini akan memperjelas peningkatan persentase pada aspek afektif.
Gambar 4.2 Diagram rangkuman aspek afektif 120 100
100
87,5 86,964
89,91
75,85
80 62,5
Aspek Afektif
60
Series 2
40 20 0 Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Tabel 4.24 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) Siswa yang mendapatkan nilai Tindakan SB
B
CB
TB
STB
Kondisi awal
9
4
7
12
0
Siklus I
16
11
2
3
0
Siklus II
15
16
1
0
0
Tabel 4.24 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek afektif di atas menjelaskan jumlah siswa yang mendapatkan nilai aspek afektif. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai aspek afektif pada kondisi awal yaitu ada 9 siswa berada pada kategori sangat baik, 4 siswa pada kategori baik, 7 siswa berada pada cukup baik, 12 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat tidak baik. Kemudian pada siklus I, 16 siswa berada pada kategori sangat baik, 11 siswa pada kategori baik, 2 siswa berada pada cukup baik, 3 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak ada siswa pada kategori sangat tidak baik. Sementara itu, pada siklus II ada 15 siswa berada pada kategori sangat baik, 16 siswa pada kategori baik, 1 siswa berada pada cukup baik, dan tidak ada siswa yang berada pada kategori tidak baik dan sangat tidak baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Hasil rekap aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) Tabel 4.25 Rangkuman hasil presentase aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) Aspek Konatif
Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
56,25%
93,75%
96,875%
75,032
88,125
88,97
Dari tabel di 4.25 dapat dijelaskan bahwa pada aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) mengalami peningkatan jumlah siswa yang memenuhi kriteria sikap. Dari kondisi awal sampai siklus II mengalami peningkatan sebesar 40,625%. Sementara itu, rata-rata keseluruhan pada aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) pada kondisi awal 75,032 meningkat pada siklus I yaitu menjadi 88,125 dan pada siklus II 88,97. Gambar 4.3 di bawah ini akan memperjelas peningkatan persentase pada aspek konatif. Gambar 4.3 Diagram rangkuman hasil aspek konatif 120 93,75 88,125
100 80 60
96,875 88,97
75,032 56,25
Aspek Konatif nilai rata-rata
40 20 0 Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Tabel 4.26 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) Siswa yang mendapatkan nilai Tindakan SB
B
CB
TB
STB
Kondisi awal
11
2
4
15
0
Siklus I
21
6
3
2
0
Siklus II
18
11
2
1
0
Tabel 4.26 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek konatif di atas menjelaskan jumlah siswa yang mendapatkan nilai aspek konatif. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai aspek konatif pada kondisi awal yaitu ada 11 siswa berada pada kategori sangat baik, 2 siswa pada kategori baik, 4 siswa berada pada cukup baik, 15 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat tidak baik. Kemudian pada siklus I, 21 siswa berada pada kategori sangat baik, 6 siswa pada kategori baik, 3 siswa berada pada cukup baik, 2 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak ada siswa pada kategori sangat tidak baik. Sementara itu, pada siklus II ada 18 siswa berada pada kategori sangat baik, 11 siswa pada kategori baik, 2 siswa berada pada cukup baik, 1 siswa mendapatkan nilai tidak bagus dan tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat tidak baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Tabel 4.27 Rangkuman sikap nasionalisme Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Persentase
Nilai
Persentase
Nilai
Persentase
Nilai
56,25%
74,87
93,75%
87,62
100%
87,66
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase sikap nasionalisme siswa pada kondisi awal sebesar 56,25%, pada siklus I naik menjadi 93,75% dan pada siklus II sebesar 100%. Sementara itu, peningkatan juga dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal yaitu 74,87, siklus I 87,82, dan pada siklus II naik menjadi 87,66.
Tabel 4.28 Pencapaian indikator sikap nasionalisme Variabel/ Peubah Peningkatan sikap nasionalisme
Kondisi Awal 50%
Target Capaian Siklus 85%
Deskripsi
Instrumen
Pencapaian
Lembar skala sikap
siswa pada akhir siklus yaitu sebesar 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase siswa yang memiliki sikap nasionalisme (minimal cukup baik) pada akhir siklus adalah sebesar 100%. Pencapaian tersebut sudah melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 85%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
Kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) yang telah dilakukan siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: 1. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Siswa menyanyikan salah satu lagu wajib nasional. 3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai wilayah NKRI dengan melihat peta wilayah Indonesia. 4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok untuk berdiskusi mengenai pembagian wilayah NKRI. 5. Siswa diberi permasalahan tentang pemekaran wilayah (pertemuan 1) dan pulau yang diklaim oleh negara lain (pertemuan 2). 6. Siswa dalam kelompok berdiskusi tentang masalah yang diberikan oleh guru. 7. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya. 8. Siswa mengerjakan soal evaluasi. 9. Siswa merangkum mengenai materi yang sudah dipelajari. 10. Siswa melakukan refleksi. Hal yang menduung peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah siswa ketika ditanya “apakah senang dengan pelajaran saya?” dan siswa menjawab “senang sekali” secara serentak. Siswa juga sangat antusias ketika pembelajaran menggunakan media interaktif dengan lingkaran perbuatan dan menonton
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
tayangan video. Siswa selalu menagih dengan berkata “Besok lihat video lagi ya, Pak.” Kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) yang telah dilakukan siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: 1. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Siswa menyanyikan salah satu lagu wajib nasional. 3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai wilayah NKRI dengan melihat peta wilayah Indonesia. 4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok untuk berdiskusi mengenai pembagian wilayah NKRI. 5. Siswa diberi permasalahan tentang keragaman budaya, wilayah, agama, dan produk Indonesia melalui tayangan video. 6. Siswa dalam kelompok berdiskusi tentang masalah yang diberikan oleh guru. 7. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya. 8. Siswa mengerjakan soal evaluasi. 9. Siswa merangkum mengenai materi yang sudah dipelajari. 10. Siswa melakukan refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tiga hal yang dipaparkan peneliti. Tiga hal yang dipaparkan peneliti pada bagian penutup adalah kesimpulan, keterbatasan, dan saran. 5.1 Kesimpulan 1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus yang bertujuan untuk meningkatkan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016. Model PBL lebih membuat siswa berpikir menganalisis suatu permasalahan yang diberikan guru dan mengaitkannya dengan informasi yang siswa peroleh. PBL dilaksanakan dengan tahapan (1) guru menyampaikan masalah kepada siswa, (2) siswa mendiskusikan masalah dalam kelompok kecil, (3) anggota kelompok melakukan curah pendapat berdasarkan pengetahuan awal mereka, (4) siswa dalam kelompok mengidentifikasi masalah, (5) kelompok membuat perencanaan penyelesaian masalah, (6) siswa melakukan penelusuran informasi, (7) siswa kembali melakukan diskusi kelompok, (8) kelompok menyajikan solusi permasalahan kepada teman sekelas, (9) teman sekelas bertanya atau memberi masukan, (10) anggota kelompok melakukan pengkajian ulang. 2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan sikap
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
nasionalisme dalam pembelajaran PKn bagi siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016. Peningkatan sikap nasionalisme dapat dilihat dari persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sikap nasionalisme, mulai dari kondisi awal sebesar 56,25%, siklus I yakni 93,75%, dan siklus II yaitu 100%. Peningkatan juga dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa. Kondisi awal yaitu sebesar 74,87, siklus I 87,62, dan siklus II 87,66
5.2 Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Kurangnya pengalaman dalam penelitian, baik guru maupun siswa. Guru kurang memahami mengenai model Problem Based Learning dan siswa pun kurang terbiasa dengan model pembelajaran seperti itu. 2. Keterbatasan waktu dalam penelitian. Penelitian mengalami intervensi dari guru kelas untuk menambahkan materi tertentu, sehingga waktu tidak mencukupi untuk penelitian yang berdampak pada hasil penelitian. 5.3 Saran Saran dari peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Berikut ini saran yang diberikan oleh peneliti: 1. Bagi guru dan siswa Pembiasaan penggunaan model PBL dan pemanfaatan media pembelajaran seperti video, lingkaran perbuatan, dan lain-lain sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
perlu digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Pembiasaan juga perlu dilakukan kepada siswa dengan model-model pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa. Selain itu, penelitian tidak seharusnya diintervensi agar waktu yang digunakan tidak melebihi batas yang telah ditetapkan. 2. Bagi sekolah Penerapan model Problem Based Learning secara maksimal dapat meningkatkan sikap siswa, terutama dalam pembelajaran PKn di kelas atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Referensi Ali, M & Mohammad Asrori. (2014). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Aryani, I. K. & Markum. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai. Bogor: Ghalia Indah. Azwar, S. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:Pustaka Belajar. Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:Pustaka Belajar. Depdiknas. (2008). Kamus Jakarta:Gramedia.
Besar
Bahasa
Indonesia
Pusat
Bahasa.
Djaja, W. (2009). Pancasila di antara Ideologi Besar Dunia. Klaten: Cempaka Putih. Hamzah. (2006). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Harjanto. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Haryati & Saiful. (2007). Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi: Teori dan Praktek. Jakarta: Gaung Persada Press. Kohn,
H. (1995). Nasionalisme, Arti Pembangunandan Penerbit Erlangga.
dan
Sejarahnya.
Jakarta:
PT.
Kuswana & Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif: Perkembangan Ragam berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya. Margono. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta:Bumi Aksara. Masidjo, I. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Masidjo, I. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
Mulyono, A. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Purwanto, N. (1997). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya. Ridwan. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Rosita. (2013). Hubungan Pemahaman Bela Negara dengan Nasionalisme Siswa di SMP Negeri 3 Tambun: FKIP UNJ. Diakses dari http://digilib.unj.ac.id/pengguna Rusmono. (2012). Pembelajaran dengan Model Problem Based Learning. Bogor: Ghalia Indah. Siregar, S. (2010). Statistik Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo. Sudjiono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjiono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung: Alfabeta Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Penidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Sinar Grafika Offset. Sukmadianta, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sumiati, A., & Bestari. (2008). Menjadi Warga Negara yang Baik. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-rus Media. Syah, M. (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rusdakarya. Taniredja, Tukuran dan Hidayati Mustafidah. (2012). Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wiratmaja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumber online Ratnasari. (2013). Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Masalah-Masalah Sosial Kelas IV. UNNES. Diakses dari http://lib.unnes.ac.id/18313/1/3101409104.pdf Maksum, H. (2011). Model Project Citizen untuk Meningkatkan Kecakapan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Sikap Nasionalisme. UNEJ. Diakses dari http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/4348/Ida%20Nur %20Rachmawati%20-%20090210102011_1.pdf?sequence=1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
SILABUS
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Nanggulan
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/semester
: V A/satu
Standar Kompetensi : Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indikator Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Pencapaian Kompetensi
Mendeskripsikan
Nasionalisme
Negara Kesatuan
(mendeskripsikan
Republik
NKRI)
-
Indonesia -
-
-
Model Pembelajaran
Siswa dapat
Problem
ciri NKRI
menuliskan
Memahami
ciri-ciri NKRI
wilayah NKRI
dengan benar,
Memahami
Memahami ciri-
Penilaian
-
Alokasi
Sumber, alat
Waktu
dan media
Jenis:
6 x 35
Based
Tes
menit (2
Learning
Non tes
pertemuan)
-
-
Sumber: Hakim,
Supartan.
Bentuk:
(2009).
melalui
Tertulis
Pendidikan
pembagian
bimbingan
Lisan
Kewarganegara
wilayah NKRI
guru.
Instrumen:
an 5: Untuk
Siswa dapat
Soal
SD kelas 5.
bentuk wilayah
menentukan
Rubrik
Jakarta: Pusat
NKRI
pembagian
penilaian
Perbukuan.
Memahami
-
wilayah NKRI dengan teliti,
-
LKS Cemara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
-
melalui
-
Alat &
kegiatan
media :
diskusi.
Pewarna,
Siswa dapat
LCD
menyebutkan
proyektor,
bentuk wilayah
peta, papan
NKRI dengan
tulis, alat
baik, melalui
tulis.
bimbingan guru. -
- Melalui
Menjelaskan
Nasionalisme
pentingnya
(keutuhan NKRI
pengertian
pengamatan
keutuhan Negara
dan budaya yang
keutuhan Negara
video
Kesatuan
dimiliki setiap
Kesatuan
penjelasan guru,
Republik
provinsi dan
Republik
siswa
Indonesia
sikap atau usaha
Indonesia
mengidentifikasi
menjaga
(NKRI)
minimal
Menyebutkan
keutuhan NKRI)
-
Mendefinisikan
Problem
-
Based dan Learning -
-
Jenis:
6 x 35
Tes
menit (2
Darmono,
Non tes
pertemuan)
Ikhwan Sapto
Sumber:
Bentuk:
dan Sudarsih.
Tertulis
2008.Pendidikan
Lisan
Kewarganegara
Instrumen:
an 5: untuk
kalimat
Soal
SD/MI kelas V.
provinsi-provinsi
pengertian
Rubrik
Jakarta: Pusat
NKRI dan
keutuhan Negara
penilaian
Perbukuan,
budaya yang
Kesatuan
mampu
1
-
Departemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
-
dimiliki.
Republik
Pendidikan
Menyebutkan
Indonesia
Nasional.
usaha menjaga
(NKRI).
-
keutuhan Negara
-
- Siswa
mampu
Media: Video,
Kesatuan
menyebutkan 34
LCD
Republik
provinsi
Proyektor,
Indonesia
dan budaya yang
atlas,
(NKRI)
dimiliki
melalui
media
Sikap-sikap
pengamatan pada
cetak,
menjaga
peta dan media
keutuhan NKRI
cetak. - Siswa
NKRI
mampu
meyebutkan minimal 5 usaha menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
melalui
pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
video. - Siswa
mampu
menyebutkan sikap keutuhan dengan
5
menjaga NKRI mencari
informasi
pada
media cetak.
Sleman, 28 Juli 2015
Mengetahui, Guru Kelas
Kanthi Lestari, S. Pd.
Peneliti
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan pendidikan : SD N Nanggulan Kelas/ Semester
: V / ganjil
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Alokasi waktu
: 6 x 35 menit (2 X pertemuan)
Standar Kompetensi : 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indikator : Competence 1. Memahami ciri-ciri NKRI 2. Memahami wilayah NKRI 3. Memahami pembagian wilayah NKRI 4. Memahami bentuk wilayah NKRI Conscience 1. Teliti dalam mengerjakan soal diskusi kelompok 2. Keaktifan berpendapat dalam berdiskusi 3. Rasa percaya diri siswa saat presentasi Compassion 1. Menghargai pendapat teman saat berdiskusi 2. Menghargai saat teman presentasi
Tujuan pembelajaran: 1. Melalui bimbingan guru siswa dapat menuliskan ciri-ciri NKRI dengan benar. 2. Melalui diskusi siswa dapat menentukan pembagian wilayah NKRI dengan teliti. 3. Melalui bimbingan guru siswa dapat menyebutkan bentuk wilayah NKRI dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Materi Pembelajaran: Keutuhan Negara Kesatuan republik Indonesia
Pendekatan, Model, dan Metode: 1. Pendekatan
: Kontekstual
2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning 3. Metode Pembelajaran : Diskusi Terbimbing
A. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus 1 (3x35 menit) Kegiatan
Deskripsi Kegiatan a. Guru mengucapkan salam pembuka
Alokasi Waktu
b. Guru menanyakan kabar siswa c. Salah satu siswa memimpin doa d. Perkenalan dengan siswa Pembuka
e. Guru melakukan presensi
20 menit
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran g. Siswa dan guru menyanyikan lagu “Dari Sabang Samapai Merauke” a. Siswa menyebutkan makna lagu “Dari Sabang Samapai Merauke” b. Siswa mengisi kuesioner yang dibagikan oleh guru c. Siswa mendengarkan penjelasan guru Kegiatan Inti
mengenai wilayah NKRI dengan melihat peta wilayah RI d. Siswa berdiskusi dalam kelompok mengenai pembagian wilayah NKRI. e. Siswa diberi sebuah masalah tentang pemekaran wilayah. f. Guru membagi siswa dalam
45 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa. g. Siswa dalam kelompok berdiskusi tentang masalah yang diberikan oleh guru. h. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai bentuk negara Indonesia i. Siswa dalam kelompok mewarnai gambar peta Nusantara a. Siswa dengan bantuan guru membuat rangkuman materi mengenai pembelajaran yang sudah berlangsung. b. Siswa mengumpulkan penugasan dari guru Penutup
c. Siswa mengerjakan soal evaluasi
30 Menit
d. Siswa menuliskan refleksi dan merumuskan aksi yang dilakuan setelah menulis refleksi e. Doa penutup dipimpin salah satu siswa
Pertemuan ke 2 Siklus 1 (3 x 35 menit)
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan a. Guru mengucapkan salam pembuka
Alokasi Waktu
b. Guru menanyakan kabar murid c. Salah satu siswa memimpin doa d. Guru melakukan presensi Pembuka
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran f. Guru menanyakan tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan
15 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
pertama. a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai wilayah NKRI sebagai tempat bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. b. Guru memberikan sebuah masalah dalam pembelajaran mengenai pulau yang diklaim negara lain. Kegiatan Inti
c. Guru membagi siswa dalam kelompok, masing-masing kelompok
60 menit
beranggotakan 5-6 siswa. d. Siswa dalam kelompok berdiskusi tentang masalah yang diberikan oleh guru. e. Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas. a. Siswa dengan bantuan guru membuat rangkuman materi mengenai pembelajaran yang sudah berlangsung. b. Siswa mengumpulkan penugasan dari guru Penutup
c. Siswa mengisi kuesioner yang diberikan oleh guru. d. Siswa menuliskan refleksi dan merumuskan aksi yang dilakuan setelah menulis refleksi e. Doa penutup dipimpin salah satu siswa
30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
B. Refleksi Siswa diajak berefleksi dengan panduan refleksi sebagai berikut: 1. Bagaimana perasaanmu hari ini? 2. Apa yang sudah kamu pelajari hari ini? 3. Apakah ada yang belum bisa kamu pahami? C. Aksi 1. Belajar lebih giat lagi 2. Kerja sama saat diskusi lebih ditingkatkan lagi
D. Sumber dan Media pembelajaran 1. Sumber belajar Hakim, Supartan. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan 5: Untuk SD kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan. 2. Media a. Peta Indonesia b. Pewarna c. Berita (sebagai masalah)
E. Penilaian 1. Penilaian Pengetahuan Rubrik Tugas Memecahkan Masalah 1 (Daerah/pulau yang diklaim negara lain) Kompetensi yang dinilai: Sebagai siswa, memberikan solusi sederhana tentang daerah/pulau-pulau yang diklaim oleh negara lain Menunjukkan dengan gambar daerah/pulau-pulau yang diklaim oleh negara lain
Aspek yang diamati Isi dan pengetahuan
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu Bimbingan
4
3
2
1
Hasil diskusi ditulis lengkap dan berisi pemahaman siswa mengenai materi. Hasil mudah dibaca dan menggunakan
Hasil diskusi ditulis lengkap dan berisi pemahaman siswa mengenai materi. Hasil mudah dibaca dan sebagian
Hasil diskusi ditulis lengkap dan berisi pemahaman siswa mengenai materi. Hasil mudah dibaca dan sebagian
Hasil diskusi berisi pemahaman siswa tetapi tidak lengkap dan bahasa sulit dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
bahasa yang mudah dipahami. Penjelasan disertai dengan gambar.
besar mudah dipahami.
kecil mudah dipahami.
Rubrik Memecahkan Masalah 2 (pemekaran wilayah) Kompetensi yang dinilai: Memecahkan masalah mengenai pemekaran wilayah yang ada di Indonesia Menunjukkan dengan gambar daerah yang terjadi pemekaran di Indonesia
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu Bimbingan
4
3
2
1
Hasil diskusi ditulis lengkap dan berisi pemahaman siswa mengenai materi. Hasil mudah dibaca dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.Penjelasan disertai dengan gambar.
Hasil diskusi ditulis lengkap dan berisi pemahaman siswa mengenai materi. Hasil mudah dibaca dan sebagian besar mudah dipahami.
Hasil diskusi ditulis lengkap dan berisi pemahaman siswa mengenai materi. Hasil mudah dibaca dan sebagian kecil mudah dipahami.
Hasil diskusi berisi pemahaman siswa tetapi tidak lengkap dan bahasa sulit dipahami.
Aspek yang diamati Isi dan pengetahuan
2. Penilaian Sikap Rubrik penilaian Aspek yang diamati Sikap: Teliti
Baik sekali
Baik
Cukup
Perlu Bimbingan
4
3
2
1
Teliti dalam menuliskan analisis permasalahan yang diberikan dan menggambarkan lokasi untuk memperjelas
Teliti dalam menuliskan analisis permasalahan yang diberikan, ada 1-2 gambar yang salah.
Teliti dalam menuliskan analisis permasalahan yang diberikan, ada 3-4 gambar yang salah.
Kurang teliti dalam menuliskan analisis permasalahan dan gambar yang digunakan untuk memperjelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
analisis.
analisis.
Menghargai Seluruh anggota pendapat teman kelompok mampu menyimak dan mendengarkan teman yang sedang menyampaikan pendapatnya.
Beberapa anggota terlihat tidak menyimak dan mendengarkan ketika ada teman yang menyampaikan pendapatnya.
Seluruh anggota terlihat tidak menyimak dan mendengarkan ketika ada teman yang menyampaikan pendapatnya. Namun, masih mampu terlihat baik dibawah pengawasan guru
Seluruh anggota terlihat tidak menyinak dan mendengarkan ketika ada teman yang menyampaikan pendapatnya. Meskipun guru mengawasi.
3. Penilaian Keterampilan Rubrik Penilaian Aspek yang diamati Mewarnai gambar peta Nusantara
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu Bimbingan
4
3
2
1
Pilihan warna yang digunakan tepat dan sesuai dengan keterangan pada peta
Pilihan warna yang digunakan sebagian besar tepat dan sesuai dengan keterangan pada peta.
Pilihan warna yang digunakan sebagian tepat dan sesuai dengan keterangan pada peta.
Pilihan warna yang digunakan masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan agar sesuai dengan keterangan pada peta.
Siswa mampu menyampaikan hasil analisis secara keseluruhan dan gambar yang digunakan untuk memperjelas hasil analisis.
Siswa mampu menyampaikan hasil analisis secara keseluruhan dan gambar yang digunakan untuk memperjelas hasil analisis.
Siswa menyampaikan hasil analisis tidak lengkap dan gambar yang digunakan kurang tepat. Bahasa yang digunakan sulit dipahami.
Menyampaikan Siswa mampu hasil diskusi menyampaikan hasil analisis secara keseluruhan berserta gambar yang digunakan unuk memperjelas hasil analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik.
Sebagian besar penjelasan mudah dipahami dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik.
Sebagian kecil penjelasan mudah dipahami dan bahasa yang digunakan campuran (bahasa Indonesia dan bahasa Jawa).
Lampiran
1. Peta Buta Indonesia 2. Berita tentang pulau-pulau yang diklaim negara lain 3. Berita tentang pemekaran wilayah.
Sleman, 4 Agustus 2015 Guru Kelas
Mahasiswa
Kanthi Lestari, S. Pd.
Yoseph Bravian Aderika S.
NIP. 19700304 200701 2 016
NIM 121134117
Mengetahui, Kepala Sekolah
Sri Rahayu, S. Pd. NIP. 19630425 198509 2 001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
Sipadan, Ligitan, Indonesia dan Malaysia Awal mula kasus itu dimulai pada tahun 1968, ketika Malaysia bereaksi terhadap perjanjian kerjasama antara Indonesia dengan Japex (Japan Exploration Company Limited) tahun 1966. Malaysia juga melakukan kerjasama dengan Sabah Teiseki Oil Company tahun 1968, sebagai tanggapan terhadap kegiatan eksplorasi laut di wilayah Sipadan. Tahun 69, Malaysia mulai melakukan klaim bahwa Sipadan Ligitan merupakan wilayah Malaysia, yang hal ini langsung di tolak oleh pemerintah Indonesia. Serangkaian perjanjian, lobi, diplomasi berlangsung dengan cara “Asian Way”, yaitu sebuah cara yang mengedepankan dialog, dengan menghindari konflik militer. Akhirnya masalah itu menjadi redam dalam tanda kutip, artinya dialog tentang perselisihan itu dicoba dilakukan dengan cara “tidak serius”. Indonesia sungguh terbuai dengan model seperti itu sehingga Indonesia tiba-tiba kaget ketika pada bulan Oktober tahun 1991, Malaysia tiba-tiba mengeluarkan peta yang memasukkan Sipadan dan Ligitan ke wilayah Malaysia, dan tragisnya Indonesia juga tidak tahu kalau di Sipadan telah dibangun turisme dan arena diving yang sangat bagus (betapa “kasihannya” Indonesia itu). Kemudian pada tahun 1997 Indonesia dan Malaysia bersepakat untuk menyerahkan masalah tersebut ke International Court of Justice, the Hague di Belanda.
Pertanyaan 1. Menurut bacaan di atas bagaimana upaya diplomasi yang dilakukan IndonesiaMalaysia dalam penyelesaian kasus Sipadan-Ligitan? 2. Mengapa Indonesia dapat kalah dalam kasus tersebut padahal peluang IndonesiaMalaysia adalah fifty-fifty? 3. Bagaimanakah sikap yang seharusnya diambil Indonesia untuk kedepannya agar tidak terjadi lagi hal serupa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143 Ribuan Tokoh Deklarasikan Kabupaten Pahunga Lodu
SUMBA TIMUR - Ribuan orang yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda, dan tokoh adat yang berasal dari lima Kecamatan, di wilayah timur Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berkumpul di Kompleks Kantor Kecamatan Umalulu.
Mereka ingin ambil bagian dalam acara deklarasikan dan peresmian usulan nama pembentukan kabupaten atau daerah otonom baru yang bernama Kabupaten Pahunga Lodu yang rencananya akan dimekarkan dari Kabupaten Sumba Timur.
Acara deklarasi yang dihadiri oleh Bupati Sumba Timur Gidion Mbiliyora, Ketua DPRD Sumba Timur Palulu P Ndima dan Dandim 1601 Waingapu Letkol (inf) Alex Ngurah, serta sejumlah anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda).
Dalam keterangannya, mereka memberikan apresiasi positif atas upaya warga melalui para tokoh dari lima kecamatan masing-masing di Kecamatan Umalulu, Rindi, Pahunga Lodu, Kahaungu Eti, dan Wulla Waijelu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
”Kabupaten Sumba Timur merupakan yang terluas wilayahnya di NTT, jadi layak untuk dimekarkan. Pemerintah Sumba Timur memberikan apresiasi positif, karena ini memang sudah dirancang bersama masyarakat dan DPRD sejak awal tahun 2008," ujar Bupati Sumba Timur Gidion Mbiliyora, kepada wartawan, Kamis (24/7/2014).
Ditambahkan dia, usulan itu telah dilakukan kajian bersama oleh Universitas Indonesia (UI) yang menyatakan Kabupaten Sumba Timur layak untuk dimekarkan, seperti skenario empat kabupaten yang diperkuat dengan rapat akbar di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi tahun 2013. “Sinisme terhadap usaha dan penyuaraan aspirasi pemekaran saat ini adalah hal yang wajar terjadi, namun seperti peribahasa anjing menggonggong kafilah berlalu, kami tetap berjalan dengan kebulatan tekad. Karena ini aspirasi masyarakat sejak lama," sambungnya.
Menurutnya, dengan dilakukannya pemekaran Kabupaten Sumba Timur akan berdampak pada pemerataan pembangunan, optimalisasi kader-kader muda yang ada, dan mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Ketua Forum Komunikasi dan Tim Pengusulan Pemekaran Rambu Lika Atahumba menambahkan, asiprasi itu sudah terangkum dalam usulan dari 42 desa melalui BPD, juga satu kelurahan yang nantinya akan dimasukan ke DPRD Sumba Timur.
Acara deklarasi itu kian lengkap dengan penyerahan hak atas tanah seluas 87 Ha kepada Pemerintah Sumba Timur, dari Kabihu (Marga) Watupelit oleh Umbu Manggana dan Oemboe Nggikoe, selaku tokoh adat dan tokoh masyarakat Marga Watupelit guna dijadikan lokasi pembangunan pusat pemerintahan Kabupaten Pahunga Lodu dimasa mendatang. source: http://daerah.sindonews.com/read/886172/27/ribuan-tokoh-deklarasikan-kabupatenpahunga-lodu-1406209727
1. Apa yang kamu ketahui tentang pemekaran wilayah? 2. Bagaimana pendapatmu mengenai pemekaran wilayah? Baik atau burukkah? Berikan pendapatmu!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SD Negeri Nanggulan
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: V/I
Pertemuan
:1
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit
I.
Standar Kompetensi 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
II.
Kompetensi Dasar 1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
III.
Indikator 1. Mendefinisikan pengertian keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 2. Menyebutkan provinsi-provinsi NKRI dan budaya yang dimiliki.
IV.
Tujuan Pembelajaran 1. Melalui
pengamatan
video
dan
penjelasan
guru,
siswa
mampu
mengidentifikasi minimal 1 kalimat pengertian keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 2. Siswa mampu menyebutkan 34 provinsi NKRI dan budaya yang dimiliki melalui pengamatan pada peta dan media cetak. V.
Materi Pembelajaran 1. Pengertian keutuhan NKRI 2. 34 Provinsi NKRI dan budaya yang dimiliki setiap provinsi
VI.
Model dan Metode Pembelajaran Model pembelajaran
: Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran
: Tanya jawab dan diskusi kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
VII.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No Kegiatan
Alokasi Waktu Metode
1
10 Menit
Pendahuluan -
Tanya
Guru dan siswa saling mengucapkan
jawab dan
salam.
diskusi
Salah satu siswa memimpin doa di depan kelas.
-
Guru melakukan presensi.
-
Siswa dikondisikan untuk belajar.
Apersepsi: -
Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan antara lain:
Apa yang dimaksud dengan keutuhan negara?
Indonesia mempunyai berapa provinsi?
Orientasi: -
Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
Motivasi: -
Siswa menyanyikan lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”
2. Kegiatan Inti
55 menit
Tanya
-
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok.
jawab dan
-
Siswa masuk dalam kelompok masing
diskusi
masing -
Siswa menentukan nama kelompok dengan tema “Tarian Tradisional”
-
Guru menjelaskan kembali tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran hari ini dan menjelaskan pembelajaran hari ini adalah mengamati video dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
mencari nformasi melalui media cetak dan peta (tahap 1) -
Siswa diberikan tugas pertama yaitu mendefinisikan pengertian keutuhan NKRI
-
Siswa dalam kelompok dibimbing untuk mendefinisikan pengertian keutuhan NKRI melalui video yang ditampilkan (tahap 2)
-
Siswa diberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi tentang pengertian keutuhan NKRI dari hasil pengamatan video.
-
Siswa diberi tugas selanjutnya yaitu mencari nama provinsi yang ada di Indonesia dan mencari budaya yang dimiliki setiap provinsi (rumah adat, tarian tradisional, baju adat, dll)
-
Siswa dalam kelompok mencari provinsi yang ada di Indonesia dan budaya setiap provinsi melalui peta dan media cetak (tahap 2)
-
Siswa diberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi tentang provinsi di Indonesia dan budaya yang dimiliki setiap provinsi.
-
Siswa didorong untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen (misalnya untuk menjelaskan keutuhan NKRI dengan masalah pecahnya kesatuan bangsa dengan daerah yang berdiri sendiri dan masalah lainnya) untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya -
Setiap kelompok membuat laporan hasil pengamatan dan hasil diskusinya yang sudah dilakukan (tahap 4)
-
Siswa mempresentasikan hasil laporan yang sudah dibuat di depan kelas dan guru akan membantu menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah yang sudah dilakukan di setiap kelompok (tahap 5)
Penutup Evaluasi
3.
-
Guru membagikan soal evaluasi
-
Siswa mengerjakan soal evaluasi
5 menit
Individu dan Diskusi
Kesimpulan -
Guru
bersama
menyimpulkan
dengan pembelajaran
sudah dilaksanakan
Refleksi -
Refleksi
-
Guru menutup Pelajaran
-
Salah satu siswa memimpin doa
siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
VIII. Sumber dan Media Pembelajaran Sumber Belajar: Darmono,
Ikhwan
Sapto
dan
Sudarsih.
2008.Pendidikan
Kewarganegaraan 5: untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. LKS Media LCD, Video, Media Cetak IX.
Penilaian Jenis Tes : lisan dan tertulis Bentuk: Laporan hasil diskusi dan soal bentuk esay Rubrik Penilaian terlampir
Sleman, 18 Agustus 2015 Guru Kelas
Mahasiswa
Kanthi Lestari, S. Pd. NIP. 19700304 200701 2 016
Yoseph Bravian Aderika S. NIM 121134117
Mengetahui, Kepala Sekolah
Sri Rahayu, S. Pd. NIP. 19630425 198509 2 001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
LEMBAR PENILAIAN HASIL DISKUSI Mata Pelajaran Materi Pembelajaran Guru Tanggal Nilai Nilai rata-rata
No
: : : : : Antara 40-100 : Jumlah nilai/4
Nama Lengkap
Peran dalam kelompok
Kemampuan kelompok menanggapi pertanyaan
Nilai Laporan kelompok
Nilai Presentasi Kelompok
Nilai ratarata
1 2 3 4 5
LEMBAR PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN
N O
NAMA SISWA
ASPEK Keberanian Keaktifan Menghargai mengemuka Atau peran pendapat kan serta teman pendapat
Kerja sama
Memecahkan masalah
Keterangan: Rentang Nilai yang diberikan adalah 1 – 10 Rata-rata nilai = Jumlah nilai/ 5 Pedoman penilaian tes pengamatan proses pembelajaran RENTANG SKOR 8,5 – 10 7,0 – 8,4 5,5 – 6,9 4,0-5,4 < 4,0
PREDIKAT Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
JU RAT M ALA RAT H A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
LEMBAR KERJA SIISWA
Sekolah
: SD ...............
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: V/I
Pertemuan
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mengidentifikasi minimal 1 kalimat pengertian keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pengamatan video. 2. Siswa mampu menyebutkan 34 provinsi NKRI dan budaya yang dimiliki melalui pengamatan pada peta dan media cetak.
1. Petunjuk Umum 1. Tulis nama dan kelas di kolom yang sudah disediakan! 2. Kerjakan soal yang sudah tersedia!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Nama KELOMPOK
:
NAMA ANGGOTA
:1. 2. 3. 4. 5.
Kelas
:
Dari Sabang Sampai Merauke Ciptaan: R. Suharjo
Dari sabang sampai merauke Berjajar pulau-pulau Sambung memnyambung menjadi satu Itulah Indonesia Indonesia tanah airku Aku berjanji padamu Menjunjung tanah airku Tanah airku Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
Perhatikan Video yang akan ditampilkan oleh guru dan catatlah informasi yang penting di kolom bawah ini!
1. Berdasarkan video yang ditampilkan tadi diskusikan bersama kelompokmu pengertian keutuhan NKRI! Tulislah hasil diskusi kalian di kolom bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
Perhatikan peta dibawah ini!
Tuliskan 34 provinsi di Indonesia yang terdapat pada peta di atas!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
1. Berdasarkan hasil pengamatan peta di atas, Tulislah budaya (Baju adat, rumah adat, rumah adat, tarian tradisional dan yang lainnya) yang dimiliki masing-masing provinsi pada kolom di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
2. Buatlah laporan hasil pengamatan video dan hasil diskusi yang sudah kalian lakukan mengenai pengertian keutuhan NKRI dan provinsi-provinsi yang ada di Indonesia beserta budaya-budaya yang dimiliki! Tulislah semuanya dalam kolom di bawah ini dengan rapi dan jelas!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
1. Sebutkan 4 hal yang kamu pelajari hari ini!
2. Hal apa yang menurutmu menarik dari kegiatan hari ini?
3. Apa manfaat yang kamu peroleh dari pelajaran hari ini?
4. Apalagi yang ingin kamu ketahui lebih lanjut dan apa langkah-langkah yang akan kamu lakukan untuk mengetahuinya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SD Negeri Nanggulan
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: V/I
Pertemuan
:2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit
I.
Standar Kompetensi 2. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
II.
Kompetensi Dasar 1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
III.
Indikator 1. Menyebutkan usaha menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 2. Sikap-sikap menjaga keutuhan NKRI
IV.
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu meyebutkan minimal 5 usaha menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pengamatan video. 2. Siswa mampu menyebutkan 5 sikap menjaga keutuhan NKRI dengan mencari informasi pada media cetak.
V.
Materi Pembelajaran 3. Usaha menjaga keutuhan NKRI 4. Sikap menjaga keutuhan NKRI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
VI.
VII.
Model dan Metode Pembelajaran Model pembelajaran
: Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran
: Tanya jawab dan diskusi kelompok
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No Kegiatan
Alokasi Waktu Metode
1
10 Menit
Pendahuluan
Tanya
-
Guru dan siswa saling memberi salam.
jawab dan
-
Salah satu siswa memimpin doa.
diskusi
-
Guru melakukan presensi.
-
Siswa dikondisikan untuk belajar.
Apersepsi: -
Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan antara lain:
Materi apa yang telah dipelajari minggu lalu?
Bagaimana keutuhan
cara
menjaga
negara
kesatuan
republik Indonesia?
Bagaimana sikap kita menjaga keutuhan
negara
kesatuan
republik Indonesia? Orientasi: -
Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
Motivasi: -
Siswa menyanyikan lagu “Indonesia Pusaka”
2.
Kegiatan Inti -
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok.
85 menit
Tanya
(menyesuaikan dengan karakteristik
jawab dan
siswa)
diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
-
Siswa menentukan nama kelompok dengan tema “nama provinsi di Indonesia”.
-
Siswa mengamati tayangan video.
-
Siswa mengeksplorasi permasalahan (tantangan dari luar dan dalam) yang terjadi di Indonesia mengenai keutuhan NKRI.
-
Siswa dibimbing mendefinisikan usaha menjaga keutuhan NKRI melalui video yang telah diamati.
-
Siswa diberikan penjelasan dengan perumpamaan menyapu dengan sapu lidi dengan banyak lidi dan menyapu hanya dengan satu lidi yang dikaitkan dengan keutuhan NKRI kemudian siswa membuat penjelasan dan pemecahan masalahnya.
-
Setiap kelompok kelompok mendiskusikan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI
-
Siswa diarahkan untuk mencari sikap menjaga keutuhan NKRI dengan menggunakan media cetak.
-
Siswa di dalam kelompok mendiskusikan sikap yang dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI berdasarkan informasi yang sudah didapatkan.
-
Setiap kelompok membuat laporan hasil pengamatan dan hasil diskusinya yang sudah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
-
Siswa mempresentasikan hasil laporan yang sudah dibuat di depan kelas dan guru akan membantu menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah yang sudah dilakukan di setiap kelompok (tahap 5)
Penutup Evaluasi -
Guru membagikan soal evaluasi
-
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Kesimpulan -
Guru
bersama
menyimpulkan
dengan pembelajaran
siswa yang
sudah dilaksanakan 3.
Refleksi 5 menit
-
Refleksi
-
Guru menutup Pelajaran
-
Guru
meminta
memimpin doa
salah
Individu dan
satu
siswa
Diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
VIII. Sumber dan Media Pembelajaran - Buku BSE PKn kelas V SD - Video - Media cetak (koran, majalah, dan lainya) Sumber Belajar: - Darmono, Ikhwan Sapto dan Sudarsih. 2008.Pendidikan Kewarganegaraan 5: untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. IX.
Penilaian Jenis Tes : lisan dan tertulis Bentuk: Laporan hasil diskusi dan soal bentuk esay Rubrik Penilaian terlampir Sleman, 25 Agustus 2015 Guru Kelas
Mahasiswa
Kanthi Lestari, S. Pd. NIP. 19700304 200701 2 016
Yoseph Bravian Aderika S. NIM 121134117
Mengetahui, Kepala Sekolah
Sri Rahayu, S. Pd. NIP. 19630425 198509 2 001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
LEMBAR PENILAIAN HASIL DISKUSI Mata Pelajaran Materi Pembelajaran Guru Tanggal Nilai Nilai rata-rata
No
: : : : : Antara 40-100 : Jumlah nilai/4
Nama Lengkap
Peran dalam kelompok
Kemampuan kelompok menanggapi pertanyaan
Nilai Laporan kelompok
Nilai Presentasi Kelompok
Nilai ratarata
1 2 3 4 5
LEMBAR PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN
N O
NAMA SISWA
ASPEK Keberanian Keaktifan Menghargai mengemuka Atau peran pendapat kan serta teman pendapat
Kerja sama
Memecahkan masalah
Keterangan: Rentang Nilai yang diberikan adalah 1 – 10 Rata-rata nilai = Jumlah nilai/ 5 Pedoman penilaian tes pengamatan proses pembelajaran RENTANG SKOR 8,5 – 10 7,0 – 8,4 5,5 – 6,9 4,0-5,4 < 4,0
PREDIKAT Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
JU RAT M ALA RAT H A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
LEMBAR KERJA SISWA
Sekolah
: SD ............
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: V/I
Pertemuan
:2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit
B. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu meyebutkan minimal 5 usaha menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pengamatan video. 2. Siswa mampu menyebutkan 5 sikap menjaga keutuhan NKRI dengan mencari informasi pada media cetak.
2. Petunjuk Umum 3. Tulis nama dan kelas di kolom yang sudah disediakan! 4. Kerjakan soal yang sudah tersedia!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
Nama KELOMPOK
:
NAMA ANGGOTA
:1. 2. 3. 4. 5.
Kelas
:
INDONESIA PUSAKA Ciptaan: Ismail Marzuki Indonesia tanah air beta Pusaka abadi nan jaya Indonesia sejak dulu kala Tetap di puja-puja bangsa
Reff :Di sana tempat lahir beta Dibuai dibesarkan bunda Tempat berlindung di hari tua Tempat akhir menutup mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
3. Diskusikan dalam kelompomu permasalahan yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan keutuhan NKRI dan dikaitkan dengan pengertian keutuhan NKRI!
4. Dari permasalahan yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan keutuhan NKRI usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
5. Diskusikan dalam kelompomu sikap apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI dengan budaya yang begitu banyak yang Indonesia miliki, kalian dapat mencari dalam media cetak seperti buku pelajaran, majalah, koran dan lain sebagainya, Tulislah jawaban kalian dalam kolom dibawah ini!
6. Buatlah laporan hasil pengamatan peta dan hasil diskusi yang sudah kalian lakukan mengenai pentingnya menjaga keutuhan NKRI dan sikap-sikap yang dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI! Tulislah semuanya dalam kolom di bawah ini dengan rapi dan jelas!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
5. Sebutkan 4 hal yang kamu pelajari hari ini!
6. Hal apa yang menurutmu menarik dari kegiatan hari ini?
7. Apa manfaat yang kamu peroleh dari pelajaran hari ini?
8. Apalagi yang ingin kamu ketahui lebih lanjut dan apa langkah-langkah yang akan kamu lakukan untuk mengetahuinya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
LAMPIRAN 2 INSTRUMEN SKALA SIKAP SEBELUM DAN SESUDAH VALIDASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
KUESIONER PENELITIAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
Yogyakarta,
Agustus 2015
Salam sejahtera, Berkaitan dengan penelitian, perkenankanlah saya meminta bantuan adik-adik untuk mengisi kuesioner. Skala penelitian ini berisi pernyataan mengenai hal-hal yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman adik-adik dalam kehidupan sehari-hari. Adik-adik diminta untuk mengisi pilihan jawaban yang sesuai dengan hal-hal yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman sehari-hari. Kuesioner ini tidak akan mempengaruhi nilai adik-adik. Demikian permintaan saya, atas kerjasama dan bantuan adik-adik, saya ucapkan terima kasih Salam,
PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini disajikan beberapa pernyataan mengenai hal-hal yang terkait dengan pengalaman dan pengetahuan. Adik-adik diminta untuk memilih salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai menurut pengetahuan adik-adik, yang meliputi SS, S, TS, STS. Berikut arti dari pilihan tersebut : SS → Jika pernyataan sangat setuju S → Jika pernyataan setuju TS → Jika pernyataan tidak setuju STS → Jika pernyataan sangat tidak setuju Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap sesuai dengan kondisi adik-adik. Disini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang sesuai dengan kondisi adik-adik. Data yang adik-adik isikan bersifat pribadi sehingga saya akan menjamin kerahasiaannya.
Contoh : No 1
Pernyataan Saya selalu berpikir positif terhadap permasalahan yang saya hadapi
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
DATA IDENTITAS PRIBADI Nama
: ...................
Usia
: ......... tahun
Kelas
: ...................
No. Absensi
: ...................
Jenis Kelamin
: Laki-laki/Perempuan (*)
Tinggal bersama
: ...................
(*) coret yang tidak perlu PERNYATAAN : No 1
Pernyataan
Indonesia mempunyai banyak tantangan dari
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
berbagai negara. 2
Saya merasa perbedaan budaya menjadi penghambat persatuan dan kesatuan.
3
Saya bersedia berteman dengan siapa saja.
SS
S
TS
STS
4
Saya menyadari bahwa berteman dengan teman dari
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
daerah lain itu baik. 5
Saya hanya menghargai dan menerima budaya yang berasal dari daerah saya sendiri.
6
Membantu teman kelas yang tawuran itu baik.
SS
S
TS
STS
7
Pemekaran wilayah (dari beberapa provinsi menjadi
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
banyak provinsi) merupakan tanda pecahnya NKRI. 8
Saya menghargai teman yang sedang beribadah, meskipun teman itu berbeda agama dengan saya.
9
Saya bersedia membantu, apabila teman saya berkelahi.
10
Saya menyadari bahwa saya bagian dari Indonesia/ NKRI.
11
Saya mengharap NKRI hanya terdiri dari satu suku saja agar tercipta persatuan.
12
Saya berkewajiban menghargai pendapat dengan baik agar tidak terjadi perdebatan yang membuat kekacauan di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
13
Menurut saya apabila ada teman yang berkelahi maka
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
saya harus ikut membantu. 14
Saya memahami isi lagu“Dari Sabang Sampai Merauke”.
15
Saya hanya menghargai dan menerima budaya dalam negeri
16
Saya mengetahui bahwa pada awal kemerdekaan, NKRI hanya terdiri dari 8 provinsi.
17
Saya perlu memilih teman bergaul yang menguntungkan di sekolah.
18
Saya mengetahui bahwa negara Indonesia adalah negara yang memiliki beraneka bahasa.
19
Saya tertarik dengan produk luar negeri yang kualitasnya lebih bagus dari produk lokal.
20
Saya melakukan upacara bendera dengan khidmad.
SS
S
TS
STS
21
Menurut saya NKRI terbentuk hanya karena jasa
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
pahlawan. 22
Saya memahami arti semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
23
Saya melaksanakan upacara bendera sebagai kebiasaan rutin yang dilaksanakan setiap senin.
24
Saya tertarik mempelajari sejarah terbentuknya NKRI.
25
Saya berusaha hanya memakai produk dalam negeri.
SS
S
TS
STS
26
Saya merasa memiliki fasilitas umum.
SS
S
TS
STS
27
Sejarah mengarahkan pikiran kita untuk tidak
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
melakukan kerjasama dengan negara yang pernah menjajah. 28
Saya mengetahui bahwa NKRI hanya menyangkut wilayah saja.
29
Saya mengetahui bahwa yang menjahit bendera merah putih di awal kemerdekaan adalah Ibu Fatmawati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
30
Saya tidak perlu menghormati bendera merah putih,
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
karena itu hanya buatan manusia. 31
Saya mengendalikan diri sedapat mungkin memakai produk dalam negeri.
32
Saya ingin agar negara yang pernah menjajah NKRI tidak diberi peluang untuk kerjasama.
33
Saya merasa perlu menghargai jasa para pahlawan.
SS
S
TS
STS
34
Sebagai anggota keluarga kita harus saling
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
menghormati dan menerima. 35
Saya lebih baik membiasakan menggunakan bahasa daerah saya sendiri.
36
Saya ikut mewujudkan keutuhan NKRI dengan bergotong-royong.
37
Saya mengetahui arti warna pada bendera Indonesia.
SS
S
TS
STS
38
Saya memiliki pandangan bahwa Negara Kesatuan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Rebublik Indonesia adalah Negara yang memiliki wilayah tertentu. 39
Saya tidak tertarik belajar budaya Indonesia yang beraneka ragam.
40
Saya mengetahui di Indonesia mempunyai 34 Provinsi.
41
Saya meyakini bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan.
42
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bukan negaraku karena Negara Indonesia mempunyai banyak wilayah.
43
Saya tidak suka melihat setiap daerah melestarikan budaya Indonesia karena budaya daerah banyak budaya yang rendah.
44
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang hanya memeiliki 1 wilayah karena Indonesia adalah negara kesatuan.
45
Saya tertarik untuk belajar budaya Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
46
Saya tidak mencintai bangsa Indonesia karena bangsa
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Indonesia tidak patut dibanggakan. 47
Saya tidak menghargai agama lain karena agama saya yang paling benar.
48
Saya merasa bangga ketika menyanyikan lagu nasional.
49
Saya ikut belajar tentang budaya daerah lain di Indonesia.
50
Indonesia hanya memiliki 1 provinsi karena Indonesia hanya terdiri dari 1 wilayah.
51
Saya mencintai bangsa Indonesia.
SS
S
TS
STS
52
Indonesia dapat dipisahkan dengan sangat mudah
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
karena Indonesia tidak mempunyai rasa persatuan. 53
Saya menyadari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negaraku.
54
Saya tidak peduli dengan budaya daerah lain di Indonesia karena budaya daerahku lebih bagus daripada daerah lain.
55
Saya tidak pernah menggunakan produk Indonesia karena produknya luar negeri lebih bagus.
56
Saya merasa bangga melihat setiap daerah melestarikan budaya Indonesia.
57
Saya menghargai agama lain.
SS
S
TS
STS
58
Saya tidak merasa bangga ketika menyanyikan lagu
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
nasional mengingat keadaan negara yang tidak layak dilagukan. 59
Saya rela memberikan sumbangan untuk PMI (Palang Merah Indonesia).
60
Saya selalu mengganggu teman saat beribadah.
SS
S
TS
STS
61
Saya lebih suka menggunakan produk-produk dalam
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
negeri. 62
Saya tidak serius saat menyanyikan lagu daerah karena lagu daerah tidak saya sukai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
63
Saya selalu mengingatkan teman untuk beribadah.
SS
S
TS
STS
64
Saya tidak mau menyumbangkan darah saya untuk
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
PMI karena kalau saya menyumbangkan darah saya, saya akan mati. 65
Saya meyakini bangsa Indonesia memiliki beraneka suku bangsa.
66
Saya tidak pernah menghargai Pancasila sebagi dasar Negara Indonesia karena Pancasila dilambangkan dengan burung Garuda.
67
Saya senang menggunakan bahasa Indonesia.
SS
S
TS
STS
68
Saya tidak suka belajar lagu-lagu daerah di Indonesia
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
karena sangat sulit dan banyak. 69
Saya membiasakan diri menyanyikan lagu-lagu daerah.
70
Saya memahami makna Bhineka Tunggal Ika.
SS
S
TS
STS
71
Saya ingin belajar lagu-lagu daerah di Indonesia.
SS
S
TS
STS
72
Saya tidak suka menggunakan bahasa Indonesia,
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
karena bahasa Indonesia tidak bagus. 73
Bangsa Indonesia hanya memiliki satu suku bangsa karena Indonesia adalah negara kesatuan.
74
Saya menghargai Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.
75
Saya tidak tahu makna Bhinneka Tunggal Ika karena tidak perlu diketahui.
(*) coret yang tidak perlu
Periksalah kembali lembar skala, jangan sampai ada pernyataan yang terlewati Terima kasih atas kerjasamanya ya, adik-adik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
KUESIONER PENELITIAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
Yogyakarta,
Agustus 2015
Salam sejahtera, Berkaitan dengan penelitian, perkenankanlah saya meminta bantuan adik-adik untuk mengisi kuesioner. Skala penelitian ini berisi pernyataan mengenai hal-hal yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman adik-adik dalam kehidupan sehari-hari. Adik-adik diminta untuk mengisi pilihan jawaban yang sesuai dengan hal-hal yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman sehari-hari. Kuesioner ini tidak akan mempengaruhi nilai adik-adik. Demikian permintaan saya, atas kerjasama dan bantuan adik-adik, saya ucapkan terima kasih Salam,
PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini disajikan beberapa pernyataan mengenai hal-hal yang terkait dengan pengalaman dan pengetahuan. Adik-adik diminta untuk memilih salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai menurut pengetahuan adik-adik, yang meliputi SS, S, TS, STS. Berikut arti dari pilihan tersebut : SS → Jika pernyataan sangat setuju S → Jika pernyataan setuju TS → Jika pernyataan tidak setuju STS → Jika pernyataan sangat tidak setuju Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap sesuai dengan kondisi adik-adik. Disini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang sesuai dengan kondisi adik-adik. Data yang adik-adik isikan bersifat pribadi sehingga saya akan menjamin kerahasiaannya.
Contoh : No 1
Pernyataan Saya selalu berpikir positif terhadap permasalahan yang saya hadapi
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
DATA IDENTITAS PRIBADI Nama
: ...................
Usia
: ......... tahun
Kelas
: ...................
No. Absensi
: ...................
Jenis Kelamin
: Laki-laki/Perempuan (*)
Tinggal bersama
: ...................
(*) coret yang tidak perlu PERNYATAAN : No 1
Pernyataan
Saya merasa perbedaan budaya menjadi
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
penghambat persatuan dan kesatuan. 2
Saya bersedia berteman dengan siapa saja.
SS
S
TS
STS
3
Saya hanya menghargai dan menerima budaya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
yang berasal dari daerah saya sendiri. 4
Pemekaran wilayah (dari beberapa provinsi menjadi banyak provinsi) merupakan tanda pecahnya NKRI.
5
Saya bersedia membantu, apabila teman saya berkelahi.
6
Saya berkewajiban menghargai pendapat dengan baik agar tidak terjadi perdebatan yang membuat kekacauan di kelas.
7
Menurut saya apabila ada teman yang berkelahi maka saya harus ikut membantu.
8
Saya memahami isi lagu“Dari Sabang Sampai Merauke”.
9
Saya mengetahui bahwa pada awal kemerdekaan, NKRI hanya terdiri dari 8 provinsi.
10
Saya perlu memilih teman bergaul yang menguntungkan di sekolah.
11
Saya tertarik dengan produk luar negeri yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
kualitasnya lebih bagus dari produk lokal. 12
Saya melakukan upacara bendera dengan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
khidmad. 13
Saya memahami arti semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
14
Saya tertarik mempelajari sejarah terbentuknya NKRI.
15
Saya tidak perlu menghormati bendera merah putih, karena itu hanya buatan manusia.
16
Saya mengendalikan diri sedapat mungkin memakai produk dalam negeri.
17
Saya ikut mewujudkan keutuhan NKRI dengan bergotong-royong.
18
Saya mengetahui arti warna pada bendera Indonesia.
19
Saya mengetahui di Indonesia mempunyai 34 Provinsi.
20
Saya meyakini bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan.
21
Saya tidak suka melihat setiap daerah melestarikan budaya Indonesia karena budaya daerah banyak budaya yang rendah.
22
Saya tertarik untuk belajar budaya Indonesia
SS
S
TS
STS
23
Saya tidak menghargai agama lain karena agama
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
saya yang paling benar. 24
Saya merasa bangga ketika menyanyikan lagu nasional.
25
Saya ikut belajar tentang budaya daerah lain di Indonesia.
26
Indonesia dapat dipisahkan dengan sangat mudah karena Indonesia tidak mempunyai rasa persatuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
27
Saya tidak peduli dengan budaya daerah lain di
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Indonesia karena budaya daerahku lebih bagus daripada daerah lain. 28
Saya merasa bangga melihat setiap daerah melestarikan budaya Indonesia.
29
Saya tidak merasa bangga ketika menyanyikan lagu nasional mengingat keadaan negara yang tidak layak dilagukan.
30
Saya selalu mengganggu teman saat beribadah.
SS
S
TS
STS
31
Saya lebih suka menggunakan produk-produk
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
dalam negeri. 32
Saya tidak serius saat menyanyikan lagu daerah karena lagu daerah tidak saya sukai.
33
Saya selalu mengingatkan teman untuk beribadah.
34
Saya tidak mau menyumbangkan darah saya untuk PMI karena kalau saya menyumbangkan darah saya, saya akan mati.
35
Saya meyakini bangsa Indonesia memiliki beraneka suku bangsa.
36
Saya tidak pernah menghargai Pancasila sebagi dasar Negara Indonesia karena Pancasila dilambangkan dengan burung Garuda.
37
Saya senang menggunakan bahasa Indonesia.
SS
S
TS
STS
38
Saya tidak suka belajar lagu-lagu daerah di
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Indonesia karena sangat sulit dan banyak. 39
Saya membiasakan diri menyanyikan lagu-lagu daerah.
40
Saya memahami makna Bhineka Tunggal Ika.
SS
S
TS
STS
41
Saya ingin belajar lagu-lagu daerah di Indonesia.
SS
S
TS
STS
42
Saya tidak suka menggunakan bahasa Indonesia,
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
karena bahasa Indonesia tidak bagus. 43
Saya menghargai Pancasila sebagai dasar Negara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
Indonesia. 44
Saya tidak tahu makna Bhinneka Tunggal Ika
SS
S
karena tidak perlu diketahui.
(*) coret yang tidak perlu
Periksalah kembali lembar skala, jangan sampai ada pernyataan yang terlewati Terima kasih atas kerjasamanya ya, adik-adik.
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
LAMPIRAN 3 HASIL SKALA SIKAP NASIONALISME
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197
LAMPIRAN 4 HASIL PEKERJAAN SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211
LAMPIRAN 5 HASIL OBSERVASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220
LAMPIRAN 6 HASIL PENILAIAN INSTRUMEN PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 227
LAMPIRAN 7 HASIL PENILAIAN INSTRUMEN SKALA SIKAP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 231
LAMPIRAN 8 SURAT IZIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 233
LAMPIRAN 9 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235
LAMPIRAN 10 FOTO-FOTO KEGIATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 238
LAMPIRAN 11 CURRICULUM VITAE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 239
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yoseph Bravian Aderika Sinaba merupakan anak pertama dari pasangan Yacobus Basuki dan Yustina Simpen. Lahir di Kulon Progo, 27 Maret 1994. Pendidikan awal dimulai di TK Kanisius Wates pada tahun 1999. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Plaosan pada tahun 2000 – 2004 dan pindah ke Sekolah Dasar Kanisius Wates tahun 2004 – 2006. Penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Wates pada tahun 2006 dan tahun 2009. Tahun 2009 – 2012 melanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengasih. Tahun 2012 resmi diterima menjadi mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan sudah banyak menempu pendidikan, antara lain saat SD, SMP, dan SMA aktif mengikuti kegiatan kepramukaan serta pernah membantu membina pramuka di SMP N 2 Kokap. Pada saat masuk perguruan tinggi, penulis pernah mengikuti kegiataan kepanitiaan Parade Gamelan Anak tahun 2014.