PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 2 PURWODADI KABUPATEN PASURUAN THE IMPROVEMENT OF STUDY RESULT IN CIVIC EDUCATION USING COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) LEARNING METHOD FOR THE GRADE VII C STUDENTS OF SMP NEGERI 2 PURWODADI PASURUAN Devi Nikmatus Sholihah Pembimbing: Dra. Sri Untari, M.Si Drs. Kt. Diara Astawa, SH, M.Si Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Email:
[email protected] ABSTRAK-Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya peningkatan hasil belajar PKn dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus tindakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Purwodadi mengalami peningkatan, pada siklus I pada ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 82,76% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 78,4. Sedangkan pada siklus II ketuntasan siswa secara klasikal mencapai 93,1% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 81,9. Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), peningkatan hasil belajar ABSTRACT – This research aimed to prove that there is the improvement of Civic learning result by using learning model of Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) to the student in the 7th-C Grade SMP Negeri 2 Purwodadi (State Junior High School 2 Purwodadi) Pasuruan Regency. This research was Classroom Action Research that has two cycle. The result of this research showed that result study for students in the 7th-C Grade SMP Negeri 2
1
2
Purwodadi of increased, for cycle I student’s thoroughness up 82,76 % and the class average score was 78,4. At cycle II the student’s thoroughness up to 93,1% and the class average score was 81,9. Keywords: Civic Education, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) learning model, the improvement of learning result. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, salah satunya yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 menyebutkan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (dalam Depdiknas, 2007: 14) “Mata Pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”. Kualitas proses belajar-mengajar merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Kualitas proses belajar-mengajar adalah bentuk pelaksanaan dari strategi pembelajaran yang dirancang oleh guru. Salah satunya melalui penggunaan model pembelajaran dalam kegiatan belajarmengajar. Model pembelajaran adalah cara atau teknik yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar dengan berbagai variasi sehingga siswa terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana yang nyaman serta menyenangkan (Mutiapuri, 2012: 4). Berdasarkan hasil studi awal dan wawancara dengan nara sumber Bapak Achmad Cholid Syaifuddin selaku guru mata pelajaran PKn dan siswa kelas VII C di SMP Negeri 2 Purwodadi tersebut, diperoleh data bahwa saat berlangsungnya proses belajar-mengajar mata pelajaran PKn, guru menjelaskan materi pembelajaran dengan
3
cara ceramah dan diselingi tanya jawab. Kemudian guru memberikan pertanyaan sesuai tujuan pembelajaran untuk dikerjakan peserta didik secara berkelompok dan hasil diskusi ditulis di buku masing-masing setelah itu baru dibahas secara bersamasama. Siswa kelas VII C merupakan kelas yang terbilang kondusif dibandingkan kelas yang lain, akan tetapi mayoritas siswa kelas VII C masih pasif dan nilai hasil belajarnya masih yang dibawah KKM. Garret (dalam Sagala, 2009: 13) berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas-asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan peserta didik atau murid. Ahsan (2012) mengungkapkan bahwa: CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran matematika. Model pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu pertama kali dikembangkan oleh Steven and Slavin (dalam Ahsan, 2012), dengan langkahlangkah: a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen. b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topic pembelajaran. c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas. d. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok. e. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
4
f. Penutup. Secara khusus, Slavin (dalam Ahsan, 2012) menyebutkan kelebihan model pembelajaran CIRC sebagai berikut: a. CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan sebuah masalah. b. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang. c. Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok. d. Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya. e. Membantu siswa yang lemah. Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran CIRC adalah: a. Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif tampil. b. Tidak semua siswa bisa mengerjakan soal dengan teliti. Penjelasan dari pasal 6 dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kelompok mata PKn dan kepribadian pada SD, SMP, SMA atau yang sederajat dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mengatur tujuan dari PKn (dalam Depdiknas, 2007: 14). Tujuannya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti-korupsi. c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
5
belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar (Dimyati, 2006: 4). METODE Pendekatan pada penelitian iniadalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Kunandar (dalam Ekawarna, 2013: 5) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan Guru bersamasama dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya. Tahapan penelitian tindakan kelas berupa suatu siklus yang yang meliputi kegiatan observasi awal, perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).Tahap-tahap tersebut membentuk siklus demi siklus hingga penelitian ini tuntas.Adapun dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan dan pemberian tes evaluasi di tiap akhir siklus. Penelitian diawali dengan observasi pratindakan yaitu untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam kelas. Kehadiran dan peran peneliti di lapangan mutlak diperlukan karena peneliti bertindak sebagai instrumen kunci dan pemberi tindakan dalam penelitian. Maksudnya adalah peneliti sebagai perencana kegiatan, pelaksana pembelajaran, pengumpul data, penganalisis dan pelapor hasil penelitian. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Purwodadi yang terletak di jalan Buk Kemanten Capang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan dalam mata pelajaran PKn Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Purwodadi Kabupaten Pasuruan dengan jumlah 29 siswa yaitu 15 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran PKn, pada Standar Kompetensi “Menampilkan sikap positif terhadap perlindungan dan penegakan HAM” dengan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan kasus pelanggaran dan upaya penegakan HAM” dan “Menghargai upaya perlindungan HAM”. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan obeservasi, wawancara kepada guru mata pelajaran PKn dan siswa kelas VII C, tes yang digunakan untuk
6
mengukur hasil belajar siswa, dokumentasi kegiatan pelaksanaan penelitian, dan catatan lapangan yaitu sumber informasi yang tidak dapat diamatimelalui pedoman observasi. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis secara kuantitatif adalah nilai tes evaluasi atau hasil belajar siswa, sedangkan data yang dianalisis secara kualitatif deskriptiif adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan pada lembar observasi dan catatan lapangan. Kemudian hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes evaluasi yang dilakukan setelah dilaksanakannya pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Selanjutnya dianalisis secara terperinci sesuai dengan kenyataan ketika melaksanakan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Observasi Pratindakan Observasi pratindakan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 Pebruari 2014 jam ke 5-6, yaitu dimulai pukul 10.10-10.30. berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat Observasi Pratindakan ditemukan bahwa: (1) guru belum menggunakan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam pembelajaran; (2) soal-soal yang diberikan guru masih bersifat hafalan; (3) hasil belajar yang diperoleh siswa masih belum mencapai standar yang telah ditetapkan yaitu skor minimal 75. Sementara itu data hasil belajar siswa menunjukkan siswa yang tuntas dalam pembelajaran PKn sebanyak 15 siswa dan 14 siswa lainnya masih belum tuntas. Nilai rata-rata kelas siswa mencapai 74 yang artinya masih dibawah KKM. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas VII C SMP Negeri 2 Purwodadi Penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dilaksanakan selama 2 siklus dengan 2 kali pertemuan setiap siklusnya. Mata Pelajaran PKn berlangsung setiap hari Rabu jam ke 5-6 yakni pukul
7
10.10-11.30 di ruang kelas VII C. Pada setiap akhir siklus dilaksanakan evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Evaluasi dilaksanakan pada pertemuan kedua dan keempat. Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 Pebruari 2014 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Pebruari 2014. Evaluasi hasil belajar siklus I dilaksanakan pada pertemuan kedua pada tanggal 19 Pebruari 2014 diakhir pembelajaran. Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 dan pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 5 Maret 2014. Sedangkan evaluasi siklus II dilaksanakan pada pertemuan kedua siklus II yakni pada tanggal 5 Maret 2014 diakhir pembelajaran. Pelaksanaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) diawali dengan siswa diminta untuk membentuk kelompok terdiri dari 5-6 siswa secara heterogen, kemudian siswa diberi wacana berupa kasus oleh guru. Selanjutnya siswa secara berkelompok saling bekerjasama untuk menemukan ide pokok serta menanggapi dan menjawab pertanyaan yang selanjutnya menuliskannya pada lembar kerja kelompok yang telah disediakan oleh guru. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya, siswa mempresentasikan hasil diskusinya bersama kelompoknya dengan diperhatikan oleh kelompok lain secara bergantian sampai semua kelompok telah mempresentasikan hasil diskusinya. Selanjutnya siswa dengan bantuan guru menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Tahapan terakhir adalah evaluasi, guru memberikan evaluasi untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran CIRC . Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes subyektif kepada siswa. Kecerdasan verbal (linguistik) cara belajarnya melalui kata-kata, tulisan, membaca, dan menulis, menyimak cerita dan bercerita, deklamasi, permainan kata, berdiskusi (Hamdani, 2011: 103). Hal ini sesuai dengan pembelajaran CIRC, siswa belajar membaca sebuah wacana berupa kasus kemudian setiap kelompok berdiskusi untuk menemukan ide pokok dan solusi dari wacana tersebut kemudian menuliskan pendapatnya atau tanggapannya pada lembar kerja yang telah disediakan guru.
8
Darsono berpendapat bahwa ciri-ciri dari pembelajaran, salah satunya yaitu pembelajaran menekankan keaktifan siswa (Hamdani, 2011: 47). Dalam pembelajaran CIRC, siswa dituntut untuk aktif dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Baik aktif untuk menyampaikan pendapatnya maupun menanggapi atau menyanggah pendapat orang lain. Berdasarkan pengamatan guru dan observer, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran terutama pada saat diskusi berlangsung. Keaktifan tersebut nampak dari antusias siswa yang ikut aktif dalam menyelesaikan tugas diskusi kelompok. Selama kegiatan diskusi berlangsung secara teratur guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lainnnya. Selain memberikan arahan dan petunjuk pada siswa, guru juga memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif bekerjasama dengan kelompoknya. Hasil Belajar Siswa Kelas VII C Pada Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 2 Purwodadi Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan diperoleh penilaian kegiatan siswa kelas VII C pada siklus I antara lain: aspek keberanian dalam bertanya, menjawab, menanggapi dan menyanggah pendapat orang lain 8 siswa mendapat skor kategori baik, 16 siswa mendapat skor kategori cukup dan 5 siswa mendapat skor dengan kategori kurang. Pada aspek keaktifan siswa yang terampil berbicara didepan kelas, menulis laporan hasil diskusi, dan menyimak presentasi kelompok lain 12 siswa mendapat skor kategori baik, 15 siswa mendapat skor ketegori cukup dan 2 siswa mendapat skor dengan kategori kurang. Selanjutnya pada aspek kerjasama siswa dalam kelompok, 18 siswa mendapat skor kategori baik, 10 siswa mendapat skor kategori cukup dan 1 siswa mendapat skor dengan kategori kurang. Pada siklus II, aspek keberanian dalam bertanya, menjawab, menanggapi dan menyanggah pendapat orang lain 22 siswa mendapat skor kategori baik, 7 siswa mendapat skor kategori cukup dan tidak ada siswa yang mendapat skor dengan kategori kurang. Pada aspek keaktifan siswa yang terampil berbicara didepan kelas,
9
menulis laporan hasil diskusi, dan menyimak presentasi kelompok lain 19 siswa mendapat skor kategori baik, 10 siswa mendapat skor ketegori cukup dan tidak ada siswa yang mendapat skor dengan kategori kurang. Selanjutnya pada aspek kerjasama siswa dalam kelompok, semua siswa yakni 29 siswa mendapat skor kategori baik. Sedangkan hasil belajar siswa berdasarkan analisis dari tes evaluasi antara lain: pada tahap siklus I , 24 siswa atau 82.76% telah tuntas belajar, 5 siswa belum tuntas belajar dan nilai rata-rata kelas sebesar 78.4. Sedangkan pada siklus II, 27 siswa atau 93.10% siswa telah tuntas belajar, 2 siswa belum tuntas belajar dan nilai rata-rata kelas sebesar 81.9. Menurut pendapat Arikunto yang dikutip oleh Ekawarna (2013: 70) menyatakan bahwa hasil belajar diperoleh siswa setelah mengikuti proses pengajaran yang dilakukan guru. Hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata-kata baik, sedang, kurang, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan penilaian dilakukan setelah siswa mengikuti pembelajaran CIRC. Penilaian tersebut berupa penilaian kegiatan siswa dan nilai hasil belajar. Nilai kegiatan siswa dinyatakan berupa huruf dan nilai hasil belajar siswa dinyatakan berupa angka. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C Pada Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 2 Purwodadi Pelaksanaan model pembelajaran CIRC di SMP Negeri 2 Purwodadi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C. Pada pembelajaran pratindakan, nilai rata-rata siswa adalah 73.8, sedangkan ketuntasan siswa secara klasikal adalah 51.72%. Pada siklus I, 24 siswa telah tuntas belajar dan 5 siswa belum tuntas belajar. Ketuntasan siswa secara klasikal mencapai 82.76% yang artinya belum mencapai KKM yakni 85%. Sedangkan nilai rata-rata kelas sebesar 78.4 yang artinya telah mencapai KKM, karena ≥75. Jika dibandingkan pada tahap pratindakan, ketuntasan siswa secara klasikal meningkat sebesar 31.04% dan nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 4.6.
10
Pada siklus II , 27 siswa telah tuntas belajar dan 2 siswa belum tuntas belajar. Ketuntasan siswa secara klasikal mencapai 91.1 % yang artinya telah mencapai KKM. Sedangkan nilai rata-rata kelas mencapai 81.9 dan telah mencapai KKM. Jika dibandingkan dengan siklus I ketuntasan siswa secara klasikal meningkat sebesar 8.34% dan nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 3.5. Menurut Wond dan Brown (dalam Hamdani, 2011: 296) mengartikan bahwa ”evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang”. Hal ini terbukti bahwa evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah melaksanakan pembelajaran. Pengukuran dilakukan dengan membandingkan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Dari hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan siswa secara klasikal dari siklus I sebesar 82.76% meningkat sebesar 91.1% pada siklus II. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Purwodadi Kabupaten Pasuruan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti tentang Peningkatan Hasil Belajar Pkn dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Purwodadi Kabupaten Pasuruan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) di kelas VII C dilaksanakan selama 2 siklus dengan 2 kali pertemuan pada tiap siklusnya; (2) Hasil belajar PKn pada pratindakan yaitu 15 siswa atau 51.72% telah tuntas belajar, 14 siswa belum tuntas belajar dan nilai rata-rata kelas sebesar 74. Pada siklus I , 24 siswa atau 82.76% telah tuntas belajar, 5 siswa belum tuntas belajar dan nilai rata-rata kelas sebesar 78.4. Sedangkan pada siklus II 27 siswa atau 93.10% siswa telah tuntas belajar, 2 siswa belum tuntas belajar dan nilai rata-rata kelas
11
sebesar 81.9; (3) Penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 2 Purwodadi Kabupaten Pasuruan Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Guru diharapkan bisa menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam proses belajar-mengajar sehingga siswa aktif dalam proses belajar-mengajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa; (2) Siswa seyogyanya datang ke sekolah tidak dengan tangan kosong, melainkan sudah mempersiapkan dan membawa bekal terkait materi pembelajaran yang akan dipelajari sehingga akan mempermudah proses pembelajaran; (3) Penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Compisition (CIRC) hendaknya diterapkan pada materi pembelajaran yang menuntut siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah. DAFTAR RUJUKAN Ahsan, Arfiadi. 2012. Model Pembelajaran. (Online), (http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com/2012/08/circ.html ), diakses tanggal 23 Januari 2014. Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan. (Online), (http://puskurbuk.net/web13/download/prod2007/48_Kajian%20Kebiajakan%2 0Kurikulum%20PKn.pdf), diakses 16 April 2014. Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas (Edisi Revisi). Jakarta: Referensi. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Mutiapuri, Novita. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw, dan Model Pembelajaran Two Stay, Two Stray pada siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Wlingi. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UM Press.
12
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Depdiknas.