1
LAPORAN PENELITIAN
PENINGKATAN PERAN PENGURUS ORMAWA MELALUI PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO SEBAGAI BAGIAN DARI PROSES MONITORING DAN EVALUASI
Oleh: Desak Nyoman Arista Retno Dewi
Dibiayai oleh Research Grant Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 2012/2013
2
HALAMAN PENGESAHAN 1.
Judul
: Peningkatan Peran Pengurus Ormawa Melalui Pelatihan Manajemen Risiko Sebagai Bagian dari Proses Moitoring dan Evaluasi
2.
Tim Peneliti/Pelaksana
: Desak Nyoman Arista Retno Dewi, M.Psi
3.
Alamat Ketua Peneliti
: Fakultas Psikologi
4.
Telp/Fax. Ketua Peneliti
: 031 5678478 pswt. 161
5.
Alamat email Ketua Peneliti
:
[email protected]
6.
Lama Penelitian
: + 6 bulan Surabaya, 27 Juli 2013
Menyetujui, Dekan Fakultas Psikologi
Peneliti/Pelaksana
F. Yuni Apsari, M.Si., Psi NIK.711.99.0397
Desak Nyoman Arista RD, M.Psi., Psi NIK.711.09.0636 Mengetahui, Ketua LPPM
M. Indah Epriliati, STP., M.Si., Ph.D NIK. 611.95.0238
3
KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan YME karena dengan berkat dan rahmatnya penelitian “Peningkatan Peran Pengurus Ormawa Melalui Pelatihan Manajemen Risiko Sebagai Bagian dari Proses Moitoring dan Evaluasi” dapat terlaksana dengan lancar. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengurus organisasi mahasiswa (Ormawa) Fakultas Psikologi UKWMS mengenai proses identifikasi risiko atau potensi risiko, dan pengelolaan risiko atau potensi risiko sebagai bagian dari proses moniroting dan evaluasi organisasi. Pada kesempatan ini pula, peneliti hendak menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini yaitu kepada : 1. Pimpinan Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya, Ibu Yuni Apsari, M.Si., Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi UKWMS, terimakasih atas kesempatan dan dukungan untuk melakukan penelitian. 2. Pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unika Widya Mandala Surabaya, Prof. Veronica L. Diptoadi, M.Sc,
yang
mendorong
terlaksananya
pengabdian
masyarakat.
Terimakasih atas dukungannya. 3. Pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2012/2013 dan 2013/2014 yang telah menjadi subyek penelitian dan peserta pelatihan atas semangat, dukungan, komitmen, dan keinginan belajar yang tinggi untuk menjadi lebih baik. Terimakasih dan sukses selalu.
4
4. Para asisten pengabdian masyarakat yaitu Willy (2009), dan Ivon (2009) terimakasih
atas
kerjasama
dan
kesediaannya
dalam
membantu
pelaksanaan penelitian ini. Semoga pengalaman sebagai asisten penelitian memberikan banyak pembelajaran dan pengalaman baru yang inspiratif. 5. Semua pihak yang telah mendukung, membantu dan memperlancar pelaksanaan penelitian ini. Terimakasih. Peneliti menyadari pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari kekurangan. Masih perlu banyak belajar untuk melaksanakan penelitian dengan benar sesuai dengan metode dan kaidah penelitian ilmiah. Untuk itu peneliti mohon maaf kepada semua pihak jika sekiranya ada kekurangan atau kesalahan dalam pelaksanaan penelitian ini. Semoga laporan penelitianini bisa diterima dan memberikan inspirasi kepada siapa saja yang memiliki ketertarikan dengan proses pengelolaan risiko atau potensi risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi organisasi. Terimakasih.
Peneliti, Surabaya, Juli 2013.
5
DAFTAR ISI Halaman Lembar Judul ....................................................................................................
i
Lembar Pengesahan ..........................................................................................
ii
Kata Pengantar ..................................................................................................
iii
Daftar Isi ...........................................................................................................
v
Daftar Tabel ......................................................................................................
vii
Daftar Gambar ..................................................................................................
viii
Daftar Lampiran ...............................................................................................
ix
Abstraksi ...........................................................................................................
X
BAB I.
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
1.1.
Latar Belakang ...............................................................................
1
1.2.
Rumusan Masalah ..........................................................................
5
1.3.
Tujuan Penelitian ...........................................................................
6
1.4.
Manfaat Penelitian .........................................................................
6
1.5.
Indikator Keberhasilan ...................................................................
6
BAB II.
KAJIAN PUSTAKA ......................................................................
8
2.1.
Konsep dasar risiko ........................................................................
8
2.2.
Konsep dasar manajemen risiko .....................................................
11
2.3.
Review Penelitian ...........................................................................
18
2.4.
Kerangka Berpikir ..........................................................................
20
6
BAB III.
METODE PENELITIAN .......…...………..........………………...
22
3.1.
Model Penelitian ...…...........................…………..........................
22
3.2.
Bagan Penelitian ......................…………………….......................
22
3.3.
Setting Penelitian ...........................................................................
23
3.4.
Persiapan Penelitian .......................................................................
23
3.5.
Siklus Penelitian .............................................................................
24
3.6.
Metode Pengumpulan Data ............................................................
25
3.7.
Teknik Analisa Data .......................................................................
27
3.8.
Peran Mahasiswa dalam Penelitian ................................................
27
BAB IV. ANALISA DATA ..........................................................................
28
4.1.
Penggalian Data Awal ....................................................................
28
4.2.
Siklus Penelitian .............................................................................
32
BAB V.
KESIMPULAN dan SARAN .........................................................
45
5.1.
Kesimpulan ....................................................................................
45
5.2.
Saran ...............................................................................................
46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
48
LAMPIRAN .....................................................................................................
49
7
DAFTAR TABEL
4.1.
Nilai total tes pemahaman sebelum dan setelah pelatihan ........
39
8
DAFTAR GAMBAR
2.1.
Gambar bagan konsep risiko .....................................................
16
3.1.
Gambar bagan penelitian ...........................................................
22
9
DAFTAR LAMPIRAN
Hasil olah data .............................................................................................
49
Handout materi ............................................................................................
50
Lembar absensi ……………………………………………………………
54
Dokumentasi ………………………………………………………………
60
10
Desak Nyoman Arista Retno Dewi. (2013). Peningkatan Peran Pengurus Ormawa Melalui Pelatihan Manajemen Risiko Sebagai Bagian Dari ProsesMonitoring dan Evaluasi. ABSTRAKSI Penelitian ini merupakan penelitian mengenai identifikasi risiko atau potensi risiko pada organisasi mahasiswa (Ormawa) Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 yang difokuskan pada pemberian pelatihan manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai proses identifikasi risiko atau potensi risiko yang ada pada Ormawa dan proses pengelolaannya sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi organisai. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi organisasi mahasiswa terkait rencana strategi dan rencana operasional. Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2012/2013 dan 2013/2014 dan juga dosen pendamping kemahasiswaan. Pelatihan manajemen risiko diberikan pada para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS Periode 2013/2014 yang terdiri dari 10 orang pengurus Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), 10 orang pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan 10 orang pengurus Lembaga Pers Mahasiswa (LPM). Hasil pengumpulan data akan diolah berdasarkan jenis data. Data hasil wawancara akan diolah menggunakan thematic analysis. Hasil kuesioner akan diolah berdasarkan statistik paired samples test untuk merangkum dan menggambarkan pola data secara keseluruhan dan uji perbedaan sebelum dan setelah pelatihan. Hasil penelitian menunjukan 100% peserta pelatihan mengalami peningkatan pemahaman manajemen risiko dengan rerata peningkatan pemahaman manajemen risiko sebelum dan setelah pelatihan sebesar 30,45%. Peserta juga memiliki kemampuan aplikasi identifikasi risiko atau potensi risiko dan pengelolaan risiko atau potensi risiko tersebut (risk management) secara internal sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi organisasi. Meski belum detail dan terstruktur, namun peserta mampu menyusun sebuah standar operasional prosedur berupa alur birokrasi. dengan mengevaluasi rencana strategi dan rencana operasional yang telah disusun sebelumnya menggunakan lembar kerja. Kata kunci: identifikasi risiko, manajemen risiko, monitoring dan evaluasi.
11
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Manajemen risiko (risk management) adalah isu yang sangat penting dalam organisasi. Dimana saat ini setiap level organisasi dihadapkan pada berbagai risiko atau potensi risiko akibat kompleksitas lingkungan dan kebutuhan dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan organisasi kedepannya. Risiko yang dimaksud dapat berasal dari internal organisasi (internal risks), strategi organisasi (strategy risks), maupun eksternal ornganisasi (external risks) (Kalpan & Mikes, 2012). Internal risks adalah risiko yang berasal dari anggota organisasi, kebijakan atau peraturan, dan operasional proses kerja yang dijalankan. Strategy risks berkaitan dengan risiko yang muncul dari strategi atau langkah-langkah yang diambil organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sedangkan external risks merupakan risiko yang berasal dari luar organisasi yang diluar kendali atau kontrol dari organisasi, seperti kondisi sosial, ekonomi, dan politik. Seperti halnya organisasi lainnya, organisasi mahasiswa (Ormawa) juga dihadapkan pada situasi atau kondisi yang berisiko atau memiliki potensi risiko dalam upayanya memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kepuasan konsumen (mahasiswa). Dalam pelaksanaan proses kerjanya, Ormawa memiliki fokus pada peningkatan kemampuan atau skills mahasiswa, baik hard skill maupun soft skill, melalui penciptaan produk-produk yang berkualitas. Untuk dapat menciptakan produk-produk yang berkualitas maka organisasi perlu ditunjang dengan sistem
2
manajemen yang juga berkualitas, mulai dari sistem kerja, program kerja, dan sumberdaya manusianya, guna memastikan bahwa produk yang diciptakan benarbenar berkualitas sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dalam proses kerjanya Ormawa melaksanakan fungsinya sesuai dengan yang tertera dalam peraturan organisasi kemahasiswaan (POK) universitas, dimana telah diatur sistem kerja dan program kerja, termasuk sumberdaya manusia dalam Ormawa. Dalam pelaksanaannya POK ini menjadi panduan yang sifatnya umum bagi semua Ormawa tingkat Fakultas dan Jurusan. Untuk dapat diaplikasikan pada masing-masing Ormawa tingkat Fakultas dan Jurusan harus disesuaikan dengan value dan prosedur kerja yang ada pada Fakultas dan Jurusan. Oleh karena itu dalam melaksanakan program kerja perlu ada suatu pedoman kerja yang jelas dan detail, yang dapat dijadikan panduan dan membantu pengurus Ormawa untuk menjalankan tugasnya dan melakukan proses manajemen organisasi, seperti melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas program kerjanya. Pada Ormawa Fakultas Psikologi pedoman kerja yang jelas dan detail guna mendukung proses manajemen organisasi terkait program kerja yang dijalankan masih belum ada. Standar atau pedoman kerja yang digunakan selalu berubah dan tidak baku. Hal ini disebabkan selalu adanya pergantian pengurus Ormawa setiap tahunnya sebagai bagian dari regenerasi organisasi. Pergantian pengurus ini membawa perubahan sistem kerja dan program kerja pada setiap periodenya. Hal ini disebabkan setiap pengurus memiliki latar belakang pengetahuan, pemahaman, kemampuan, dan value yang berbeda-beda tentang
3
manajemen organisasi. Hal ini tentu dapat memunculkan risiko manajemen, seperti tidak tercapainya tujuan organisasi, proses kerja yang tidak jelas, dan semua yang membuat investasi organisasi menjadi mengalami kerugian. Investasi organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan mahasiswa dalam berorganisasi meliputi pengetahuan dan pengalaman yang dapat diaplikasikan dalam organisasi lainnya atau saat bekerja nantinya. Untuk mengantisipasi atau sebagai tindakan preventif terhadap manajemen risiko, maka monitoring dan evaluasi terhadap proses kerja dan sikap atau perilaku anggota tidaklah cukup. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh peneliti (2011) tentang proses monitoring dan evaluasi pada Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS, diketahui bahwa aplikasi proses monitoring dan evaluasi belum dapat berjalan dengan baik. Kondisi ini selain karena masih kurangnya pemahaman dan kurangnya koordinasi antar pengurus, juga karena tidak jelasnya pedoman yang dapat dijadikan panduan dalam proses kerja. Hal ini didukung dengan pernyataan para ketua Ormawa yang menjadi subyek penelitian. PJ (ketua BEM) menyatakan pelatihan monitoring dan evaluasi yang diberikan sangat penting dan berguna, hanya untuk mengaplikasikannya masih bingung meski sudah ada panduan lembar kerja. Menurutnya selain kemampuan pengurus yang masih kurang, tidak adanya panduan atau standar kerja yang dapat dijadikan pedoman juga menjadi penyebab kurang berjalannya proses monitoring dan evaluasi dengan efektif. Menurut PM (ketua BPM) aplikasi lembar kerja monitoring dan evaluasi tidak dapat dilakukan karena sistem birokrasi yang berbelit. Selain itu tidak
4
adanya standar yang pasti membuat proses monitoring dan evaluasi yang dijalankan berbeda-beda pada setiap pengurus yang bertugas melakukan monitoring dan evaluasi sehingga umpan balik yang diberikan juga berbeda-beda. Kadang satu orang memonitor dang mengevaluasi secara detail, sedangkan yang lainnya tidak terlalu detail atau secara umum saja. Sedangkan menurut PD (ketua LPM) cara kerja pengurus yang berbeda-beda, menurut kemampuan masingmasing, membuat sistematika menjadi tidak seragam. Ada yang sangat tertata, ada yang tidak. Menurutnya hal ini disebabkan tidak adanya panduan yang jelas sehingga proses monitoring dan evaluasinya juga berbeda-beda pada setiap pengurus. Demikian juga berdasarkan pengamatan peneliti (yang juga pendamping kemahasiswaan Ormawa Fakultas Psikologi), tidak adanya panduan baku yang dapat dijadikan standar atau pedoman dalam proses kerja Ormawa membuat monitoring dan evaluasi kurang dapat dijalankan karena tidak jelas apa yang akan dimonitoring dan dievaluasi, meski ada penduan berupa lembar kerja yang telah diberikan sebelumnya sehingga surat atau proposal program kerja yang diperiksa oleh pendamping kemahasiswaan memiliki format dan isi yang berbeda-beda. Selain itu tidak adanya koordinasi antar pengurus dan pergantian pengurus setiap periode dan program kegiatan juga menjadi salah satu penyebabnya. Upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi hal tersebut dan menghindari investasi yang merugi karena tidak dikelolanya dengan baik potensi risiko yang ada, adalah harus ada suatu panduan kerja yang dapat menjadi pedoman dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Pedoman dalam hal ini tentu meliputi nilai atau
5
keyakinan (value) yang dimiliki bersama, aturan atau batasan yang dapat dilakukan, dan standar operasional prosedur kerja. Diharapkan melalui pedoman ini meskipun terjadi pergantian pengurus Ormawa setiap tahunnya tidak akan mempengaruhi proses kerja yang ada. Selain itu adanya interna kontrol dan audit dapat juga menjadi bentuk antisipasi terhadap manajemen risiko. Keberhasilan suatru organisasi tidak saja dilihat dari sistem kerja, program kerja, dan sumberdaya manusianya, tapi juga dari kemampuan organisasi tersebut dalam mengelola risiko-risiko yang berpotensi mempengaruhi tercapainya tujuan organisasi. Pengelolaan yang baik terhadap risiko atau potensi risiko dapat menghasilkan keuntungan, efisiensi dan keberlanjutan organisasi, namun jika tidak dikelola dengan baik, maka risiko atau potensi risiko yang ada dapat berdampak pada proses kerja dan produktivitas organisasi sehingga pada akhirnya dapat berpengaruh pada kepuasan konsumen. Mempertimbangkan hal tersebut dan hasil kajian empiris terhadap penelitian terdahulu yang relevan (disajikan pada bab kajian pustaka), maka akan dilakukan penelitian yang diberi judul Peningkatan Peran Pengurus Ormawa Melalui Pelatihan Manajemen Risiko sebagai Bagian Dari Proses Monitoring dan Evaluasi. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana pelatihan manajemen risiko dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 dalam melakukan identifikasi terhadap risiko atau potensi risiko, dan mengelola risiko atau potensi risiko internal Ormawa sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi?
6
1.3 Tujuan Meningkatkan pemahaman dan kemampuan pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 dalam mengidentifikasi risiko atau potensi risiko, dan mengelola risiko atau potensi risiko internal Ormawa melalui pelatihan manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi sehingga diharapkan dapat membentuk karakter pengurus Ormawa yang memiliki sistematika kerja yang teratur, terencana, dan terkontrol. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS Pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 mendapatkan peningkatan pemahaman dan kemampuan dalam pengelolaan risiko (risk management) secara internal sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi. 1.4.2 Manfaat bagi Fakultas Psikologi UKWMS Terciptanya suatu bentuk kerjasama yang baik, terstruktur, dan terkontrol antara Ormawa dengan Fakultas Psikologi dalam upaya pemenuhan kebutuhan mahasiswa Fakultas Psikologi UKWMS. 1.5 Indikator Keberhasilan Indikasi bahwa tujuan penelitian tercapai adalah: 1) Minimal 75% pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 mengalami peningkatan skor pemahaman mengenai pentingnya pengelolaan risiko atau potensi risiko (risk management) secara internal
7
sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi, yang diukur melalui tes pemahaman yang akan diberikan sebelum dan setelah perberian pelatihan. 2) Peningkatan kemampuan pengidentifikasian risiko atau potensi risiko, dan melakukan pengelolaan risiko atau potensi risiko (risk management) secara internal sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi yang diukur berdasarkan hasil observasi dan interview pada pelaksanaan program kerja disesuaikan pada pencapaian key performance indicators (KPI) dan tugas atau tanggung jawab pada masing-masing posisi atau jabatan.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Risiko Risiko memiliki beberapa pengertian, jika dijabarkan risiko dapat diartikan sebagai kesempatan timbulnya kerugian; kemungkinan timbulnya kerugian; ketidakpastian; penyimpangan dari kondisi aktual dan yang diharapkan; atau probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan (Vaughan, 1997). Jika disimpulkan risiko diartikan sebagai suatu ketidakpastian dan kerugian. Risiko selalu berkaitan dengan keadaan yang memperbesar kemungkinan terjadinya bencana
(hazard)
yang
dapat
menimbulkan
kerugian
(peril)
sehingga
mengakibatkan dampak yang tidak diharapkan (losses). Jika digambarkan maka konsep risiko sebagai berikut : Hazard
Peril
Losses
Bagan 2.1 Konsep Risiko 2.1.1 Klasifikasi Risiko Menurut Kaplan dan Mikes (2012), risiko dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu : 1. Internal organisasi (preventable or internal risks) yaitu risiko yang berasal dari anggota organisasi, kebijakan atau peraturan, dan operasional proses kerja yang dijalankan.
9
2. Strategi organisasi (strategy risks) adalah risiko yang muncul dari strategi atau langkah-langkah yang diambil organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. 3. Eksternal organisasi (external risks) merupakan risiko yang berasal dari luar organisasi yang diluar kendali atau kontrol dari organisasi, seperti kondisi sosial, ekonomi, dan politik. Dalam Vaughan (1997), risiko diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Financial dan nonfinancial risks Financial risks merupakan risiko yang berkaitan dengan hal-hal keuangan dan biaya-biaya perusahaan, sepereti aset, biaya produksi, ongkos, pajak, suku bunga, dan hutang. Nonfinancial risks merupakan risiko yang berkaitan dengan hal-hal diluar keuangan dan biaya perusahaan, seperti sumberdaya manusia, kesehatan dan keselamatan kerja, kejahatan dan kecurangan kerja, dan kualitas dan persaingan. 2. Static dan dynamic risks Dynamic risks adalah risiko yang berasal dari kondisi lingkungan eksternal yang dinamis dan tidak dapat diprediksi, seperti kondisi perekonomian, kompetitor, dsan konsumen. Static risks adalah risiko yang berasal dari situasi yang sudah pasti dan dapat diprediksikan, seperti over time, dan kerusakan akibat kesalahan manusia. 3. Pure dan speculative risks Speculative risks yaitu risiko yang disebabkan oleh situasi yang memiliki dua kemungkinan untuk mengalami kerugian atau keuntungan. Pure risks yaitu
10
risiko yang disebabkan oleh situasi yang hanya memiliki kemungkinan untuk mengalami kerugian atau tidak rugi. Pure riks dapat diklasifikasikan sebagai : a. Personal risks yaitu risiko yang disebabkan oleh kemungkinan kerugian atas pendpatan atau aset sebagai akibat dari kondisi kematian yang mendadak, tanggungan usia tua, sakit atau ketidakmampuan, dan pengangguran. b. Property risks yaitu risiko pada properti yang meliputi kerugian secara langsung, seperti kerusakan gedung karena kebakaran; dan kerugian yang dialami akibat dari kerugian secara langsung, seperti tidak dapat beroperasinya gedung sehingga tidak dapat menghasilkan pendapatan. c. Liability risks yaitu risiko yang muncul dari kemungkinan kerugian atas aset atau pendapatan yang akan didapat akibat kesalahan menilai, atau kerugian akibat kesalahan hukum yang disengaja atau tidak disengaja, atau pelanggaran terhadap hukum lainnya. d. Risks arising from failure of other yaitu risiko yang muncul dari pelanggaran perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat oleh salah satu pihak. 4. Fundamental dan particular risks Fundamental risks meliputi risiko yang berasal dari kelompok tertentu dan merupakan suatu konsekuensi yang memiliki dampak luas, seperti kondisi ekonomi, sosial, dan politik. Particular risks meliputi risiko yang berasal dari perorangan atau kejadian yang disebabkan oleh seseorang, seperti kebakaran gedung.
11
2.1.2 Teknik Untuk Menghindari Risiko Terdapat beberapa teknik yang dapat digunkan untuk menghindari risiko sebagai berikut (Vaughan, 1997): 1. Risk avoidance, yaitu teknik menolak untuk tidak menerima risiko dan tidak mengizinkan kehadirannya meski sesaat. 2. Risk reduction, yaitu teknik untuk mengurangi potensi menerima risiko dengan melakukan tindakan preventif dan pengontrolan melalui monitoring dan evaluasi. 3. Risk retention, yaitu teknik untuk menahan risiko sebelum dilakukan tindakan untuk menolak, mengurangi, atau mentransfer risiko. Pada umumnya risiko yang ditahan adalah risiko yang memiliki dampak terkecil. 4. Risk transfer, yaitu teknik untuk memindahkan risiko dari yang tidsak dapat menghadapinya pada yang mampu mengatasinya. 5. Risk sharing, yaitu teknik untuk membagi risiko agar dampak yang diperoleh tidak terlalu besar. 2.2 Konsep Dasar Manajemen Risiko Manajemen risiko didefinisikan dalam beberapa pengertian, namun pada prinsipnya manajemen risiko memiliki fokus pada pure risk dan pengelolaan pada risiko-risiko yang ditimbulkannya. Berdasarkan dua konsep fokus ini, maka manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan ilmiah yang digunakan untuk mengatasi pure risk dengan mengantisipasi kemungkinan mengalami kerugian dan merancang serta menerapkan prosedur yang dapat meminimalkan terjadinya kerugian atau dampak finansial dari kerugian yang ada
12
(Vaughan, 1997). Menurut PMI Standard Committee, manajemen risiko dijalankan dalam bentuk proyek yang merupakan proses dinamis yang meminimalkan tingkat risiko dengan mengidentifikasi dan menganalis peringkat risiko yang potensial, mengembangkan rencana tindakan, dan pemantauan secara aktif selama pelaksanaan proyek. Manajemen risiko adalah proses mengendalikan kemungkinan dan keparahan potensi yang merugikan. Hal ini berkaitan dengan proses mengidentifikasi secara sistematis, mengukur, membatasi, dan memantau risiko yang dihadapi oleh intitusi (Von-Pischke, 1989). Meski merupakan konsep manajemen yang tergolong baru, namum manajemen risiko pada dasarnya telah dikenal sejak tahun 1950an dan sebelumnya telah ditulis oleh Henri Fayol (penulis manajemen kebangsaan Perancis) tahun 1916. Ia membagi aktivitas industri kedalam enam fungsi yang salah satunya disebut security dan saat ini dikenal dengan risk management. Enam fungsi dalam aktivitas industri menurut Fayol adalah sebagai berikut: 1. Technical yaitu aktivitas yang meliputi produksi, pembuatan, dan adaptasi. 2. Commercial yaitu aktivitas yang meliputi pembelian dan penjualan. 3. Financial yaitu aktivitas mencari sumber modal dan mengelola arus modal. 4. Security yaitu aktivitas perlindungan pada properti dan orang-orang dari perusahaan. 5. Accounting yaitu aktivitas mengumpulkan dan menganalisa informasi keuangan terkait aktivitas atau kegiatan yang dilakukan. 6. Managerial yaitu aktivitas yang terdiri dari pengelolaan, perencanaan, perintah, koordinasi, dan kontrol.
13
Menurut Fayol, security adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk menjaga properti dan orang-oarang terhadap pencurian, kebakaran dan banjir, untuk menangkal serangan dan tindak pidana berat dan luas atas semua gangguan sosial atau gangguan alam yang dapat membhayakan kemajuan dan bahkan kehidupan bisnis (dalam Vaughan, 1997). 2.2.1 Tujuan Manajemen Risiko Dalam pelaksanaannya, manajemen risiko dilakukan untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dengan menghindarkan atau meminimalkan kerugian dan kemungkinan kerugian yang dapat dialami. Secara terperinci, manajemen risiko memiliki tujuan sebagai berikut (Vaughan, 1997): 1. Menjamin kecukupan sumberdaya 2. Meminimalkan biaya untuk menghadapi pure risks 3. Menjaga karyawan dari kecelakaan serius dan kematian 4. Menyesuaikan antara perjanjian kontrak dengan ketentuan hukum 5. Mengurangi kekhawatiran 2.2.2 Manfaat Manajemen Risiko Penerapan manajemen risiko memberikan beberapa manfaat (Fahmi, 2011) yaitu: 1. Organisasi memiliki ukuran yang kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan, sehingga para pimpinan menjadi lebih berhati-hati dan selalu menggunakan ukuran-ukuran dalam bernagai keputusan. 2. Mampu memberi arah bagi suatu organisasi dalam melihat pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
14
3. Mendorong peran pimpinan dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian, khususnya kerugian dari segi finansial. 4. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum. 5. Adanya konsep manajemen risiko yang dirancang secara detail dapat membangun arah dan mekanisme organisasi secara berkelanjutan. 2.2.3 Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Manajemen risiko memiliki prinsip-prinsip dalam pelaksanaannya terhadap organisasi (Djojosoedarso, 2003): 1.
Manajemen risiko haruslah memberi nilai tambah berupa kontribusi terhadap peningkatan kemungkinan pencapaian tujuan organisasi secara nyata. Selain itu juga memberikan perbaikan dalam aspek keselamatan, kesehatan kerja, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, perlindungan lingkungan hidup, persepsi publik, kualitas produk, reputasi, dan lain-lain.
2.
Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi dan merupakan bagian tanggung jawab manajemen, serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses organisasi, proyek, dan manajemen perubahan.
3.
Manajemen risiko adalah bagian dari proses pengambilan keputusan yang membantu para pengambil keputusan untuk mengambil keputusan atas dasar pilihan-pilihan yang tersedia dengan informasi yang selengkap mungkin mengenai semua risiko atau potensi risiko.
15
4.
Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidak pastian dalam proses pengambilan keputusan dengan memperkirakan bagaimana sifat ketidak pastian dan cara mengatasinya.
5.
Manajemen risiko bersifat sistemik, terstruktur, dan tepat waktu dalam memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan konsistensi manajemen risiko sehingga dapat menjadi perbandingan dan memberikan hasil serta perbaikan.
6.
Manajemen risiko berdasar pada informasi terbaik yang tersedia, seperti pengalaman, observasi, penilaian ahli, dan data lain yang tersedia.
7.
Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya dan harus diselaraskan dengan konteks internal dan eksternal organisasi, serta tujuan organisasi dan profil risiko yang dihadapi organisasi tersebut.
8.
Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya dengan mengenali kapabilitas organisasi, persepsi, dan tujuan masing-masing individu di dalam dan luar organisasi, khususnya yang menunjang atau menghambat pencapaian tujuan organisasi.
9.
Manajemen risiko harus transparan dan inklusif dengan melibatkan para pemangku kepentingan dan pengambil keputusan. Keterlibatan ini juga harus memungkinkan para pemangku kepentingan terwakili dan mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pendapat serta kepentingannya, terutama dalam merumuskan kriteria risiko.
10. Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang, dan tanggap terhadap perubahan baik di dalam maupun di luar organisasi.
16
11. Manajemen risiko harus menfasilitasi terjadinya perbaikan dan peningkatan organisasi secara berkelanjutan dengan senantiasa mengembangkan dan menerapkan perbaikan strategi manajemen risiko serta meningkatkan kematangan pelaksanaan manajemen risiko. 2.2.4 Tahapan Proses Manajemen Risiko Manajemen risiko sebagai suatu pendekatan ilmiah yang berurusan dengan pure risks memiliki tahapan pengembangan manajemen risiko yang setiap tahapan dalam aplikasinya akan dapat saling bergabung. Enam tahap dalam proses manajemen risiko adalah sebagai berikut (Vaughan, 1997): 1. Determining objectives. Tahap pertama dari proses manajemen risiko adalah menentukan apa yang diharapkan organisasi dari program manajemen risiko. Tujuan utama dari manajemen risiko adalah untuk bertahan, untuk menjamin keberadaan dan keberlangsungan organisasi sebagai suatu usaha dalam perekonomian. Manajemen risiko membrikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi dengan meyakinkan bahwa usaha yang dilakukan dalam upaya mencapai tujuan tidak akan diganggu oleh kemungkinan mengalami kerugian yang terkait dengan risiko murni. 2. Identifying risks. Sebelum sesuatu dapat dilakukan terkait dengan penanganan terhadap risiko organisasi, maka penting untuk mengidentifikasi dan mengenali risiko. Risiko organisasi tidak dapat digeneraliasasikan karena berbeda bidang usaha dan kondisi akan menghasilkan perbedaan risiko. Untuk itu perlu ada pendekatan yang sistematis untuk dapat mengidentifikasi risiko. Proses
17
identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner analisa risiko, checklist kebijakan risiko, analisa keuangan, diagram alur keuangan. 3. Evaluating the risks. Setelah risiko dapat diidentifikasi selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui potensi besarnya kerugian dan kemungkinan kerugian yang dapat disusun dalam bentuk rangking untuk menentukan prioritas tindakan. Secara umum klasifikasi tingkatan risiko, yaitu: a. Critical risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan kerugian adalah yang akan mengakibatkan kebangkrutan. b. Important risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan kerugian tidak sampai menyebabkan kebangkrutan, namun mengakibatkan perusahaan perlu meminjam untuk dapat melanjutkan operasionalnya. c. Unimportant risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan kerugian dapat dipenuhi dan diatasi dari aset atau penghasilan yang dimiliki perusahaan tanpa memaksakan keuangan yang berlebihan. 4. Considering alternatives and selecting the risk treatment device. Langkah selanjutnya adalah menentukan teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi setiap risiko. Teknik yang dapat digunakan meliputi menolak risiko (risk avoidance), mengurangi risiko (risk reduction), menahan risiko (risk retention), memindah risiko (risk transfer), dan membagi risiko (risk sharing). Pada tahap ini dilakukan pengambilan keputusan mengenai penanganan yang akan dilakukan untuk menghadapi tiap risiko. 5. Implementing the decision. Setelah diputuskan teknik tindakan yang akan dilakukan, maka selanjutnya adalah mengaplikasikannya.
18
6. Evaluating and reviewing. Evaluasi dan tinjauan perlu dilakukan karena manajemen risiko tidak dapat berhenti, karena ketika risiko lama dapat diatasi maka akan muncul risiko yang baru. Untuk itu perlu perhatian yang konsisten untuk memastikan risiko dan tindakan yang dilakukan. Selain itu kesalahan dalam proses pengelolaan risiko tidak dapat dihindari, oleh karena itu untuk menghindari risiko, evaluasi dan tinjauan sangat dibutuhkan. Menurut Kaplan dan Mikes (2012), internal risks dapat diatasi dengan melakukan antisipasi berupa pemberian panduan yang jelas mengenai tujuan, values dan batasan dalam organisasi. Untuk itu misi organisasi yang berisi tujuan organisasi harus dibuat dalam bentuk kalimat pernyataan yang jelas, rinci, mudah dipahami, dan diketahui oleh semua anggota organisasi. Values atau nilai-nilai, kebiasaan, atau keyakinan yang dapat memandu sikap dan perilaku anggota organisasi juga harus jelas dan dimiliki bersama. Pernyataan value organisasi yang jelas dapat membantu karyawan menghindari pelanggaran terhadap standar organisasi sehingga menempatkan aset dan reputasi organisasi dalam risiko. Selain itu adanya batasan berupa peraturan dan kebijakan yang dapat mengontrol sikap dan perilaku juga diperlukan untuk menghindarkan atau meminimalkan risiko. 2.3 Review Penelitian Penelitian-penelitian mengenai pentingnya pengelolaan risiko atau potensi risiko untuk menghindarkan atau meminimalkan risiko yang mungkin atau telah dihadapi telah banyak dilakukan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Robinson dan Levy (2011) mengenai hubungan antara risk assessment dan risk management
19
berkaitan dengan pengambilan keputusan menunjukkan pentingnya pengukuran risiko dalam mendukung pengelolaan risiko. Sebelum mengambil keputusan untuk mengelola risiko, pertama yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi terhadap permasalahan dan kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi. Lalu melakukan analisa dan meninjau hasilnya sebagai bagian dari pengukuran risiko. Secara keseluruhan tujuan dari pengukuran risiko adalah untuk mendukung pengambilan keputusan pengelolaan risiko. Penelitian lain mengenai efektivitas risk management untuk mengurangi risiko proyek melalui studi lintas industri dan negara yang dilakukan oleh Zwikael dan Ahn (2011) menunjukkan penyelenggara proyek (negara atau industri) secara signifikan berpengaruh pada level risiko proyek dan intensitas proses pengelolaan risiko. Hasil penelitian juga menunjukkan peranan manajemen risiko dalam menengahi hubungan antara level risiko dan kesuksesan proyek. Dimana perencanaan manajemen risiko yang baik dapat mengurangi efek negatif dari level risiko terhadap keberhasilan proyek. Kemudian penelitian yang dilakukan Kaplan dan Mikes (2012) mengenai cara pandang baru dalam pengelolaan risiko. Kaplan dan Mikes mengenalkan kategori baru dari risiko, dan menjelaskan risiko mana yang dapat ditangani menggunakan pendekatan peraturan dan kebijakan dan mana yang harus menggunakan pendekatan lain. Ketiga kategori risiko adalah preventable or internal risks yang dapat dikelola dengan penerapan peraturan atau kebijakan, strategy risks, dan external risks yang memerlukan strategi khusus untuk mengelola risiko. Kesemua penelitian menunjukkan adanya kebutuhan dan
20
pentingnya pengelolaan risiko dalam setiap kegiatan atau proyek yang bertujuan untuk mengurangi atau meminimalkan efek negatif dari risiko. 2.4 Kerangka Berpikir Manajemen risiko merupakan kegiatanyang penting untuk dilakukan sebagai bentuk antisipasi dan penanganan terhadap risiko atau potensi risiko. Melalui manajemen risiko dapat diketahui kemungkinan risiko, jenis risiko, dan besaran risiko sehingga dapat ditentukan teknik penaganan risiko. Melalui penanganan risiko, organisasi dapat mengetahui hambatan atau tantangan yang dihadapi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Berdasar hal tersebut, manajemen risiko dapat menjadi bagian dalam proses monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Terkait permasalahan yang terjadi pada Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS proses monitoring dan evaluasi belum dilakukan secara terstruktur dan konsisten karena tidak adanya standar atau pedoman yang dapat dijadikan panduan dalam menjalankan program kerja sehingga terjadi perbedaan dalam setiap prosedur kerja pada setiap pengurus Ormawa. Hal ini terlihat dari isi proposal atau surat terkait dengan program kerja. Oleh karena itu melalui pelatihan manajemen risiko, para pengurus Ormawa akan dilatih mengidentifikasi risiko yang dikhususkan terkait dengan risiko internal Ormawa dan menentukan teknik atau metode pengelolaannya. Pengelolaan risiko akan melalui pembuatan peraturan atau kebijakan standar operasional prosedur kerja yang diawali dengan menentukan misi dan value Ormawa, yang dalam penyusunannya akan melibatkan para pengurus. Diharapkan melalui pelatihan ini para pengurus
21
Ormawa dapat melakukan analisa risiko dan mengatasinya sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian tujuan Ormawa secara mandiri.
22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Model Penelitian Penelitian ini menggunakan pelatihan manajemen risiko dengan model action research dari Kemmis dan McTaggart dalam www.ditplb.or.id (2000). Model ini terdiri dari siklus-siklus, yang setiap siklusnya terdiri 4 komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi (pengamatan), dan refleksi. 3.2 Bagan Penelitian Pengambilan data awal Menuruskan masalah Perencanaan tindakan Penyusunan modul pelatihan Pelaksanaan pelatihan Evaluasi hasil pelatihan Aplikasi hasil pelatihan Analisa data Refleksi Jika indikator keberhasilanbelum tercapai, maka siklus dilakukan dengan 3.2 HJK memperbaiki materi pelatihan sesuai hasil refleksi
Jika indikator keberhasilan telah tercapai, maka cukup sampai disini
Bagan 3.1 Bagan Pelatihan
23
3.3 Setting Penelitian 3.3.1 Tempat Penelitian Penelitian peningkatan peran pengurus Ormawa melalui pelatihan manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi dilaksanakan kepada para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi periode 2013/2014 yang berada di Unika Widya Mandala Surabaya (UKWMS) jalan Dinoyo 42-44 Surabaya. 3.3.2 Waktu Penelitian Penelitian manajemen risiko dan pelatihan manajemen risiko dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Juni 2013. 3.3.3 Subyek Penelitian Subyek penelitian merupakan para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS Periode 2012/2013 dan periode 2013/2014, serta dosen pendamping kemahasiswaan. Sedangkan pelatihan manajemen risiko akan diberikan kepada para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS Periode 2013/2014 yang terdiri dari: 1) Pengurus Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) sebanyak 11 orang 2) Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebanyak 10 orang 3) Pengurus Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) sebanyak 11 orang 3.4 Persiapan Penelitian Dalam pelaksanaannya rancangan penelitian dimulai dari identifikasi dan rumusan masalah sampai dengan penyusunan modul dan aplikasi ujicoba materi modul pelatihan, kemudian hasil akan diolah dan dianalisa. Untuk itu persiapan
24
penelitian yang dilakukan adalah membaca referensi, menyusun alat ukur, dan menyusun modul pelatihan. Selanjutnya dalam pelaksanaan penelitian dimulai dengan melakukan penelitian awal yang dilakukan dengan metode wawancara pada para ketua pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS untuk
mengidentifikasi
permasalahan risiko terkait dengan proses monitoring dan evaluasi organisasi, dan merumuskan masalah yang akan diteliti. Selanjutnya hasil identifikasi masalah disusun dalam bentuk proposal penelitian untuk kemudian disiapkan rancangan pelaksanaan penelitian dan pelatihan manajemen risiko. Pelatihan manajemen risiko akan difokuskan pada pengelolaan risiko atau potensi risiko internal organisasi sesuai dengan kemampuan dan kewenangan Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS dalam membuat peraturan atau kebijakan standar operasional prosedur kerja. 3.5 Siklus Penelitian Penelitian ini dilaksanakan melalui pelatihan yang efektifitasnya akan diukur minimal dalam 2 siklus, dan dapat diteruskan jika belum memenuhi indikator keberhasilan. Tiap siklus terdiri dari: 1) Perencanaan, yaitu menyusun persiapan untuk melakukan penelitian atau pelatihan meliputi : a) Menyiapkan referensi dalam rangka penyusunan alat ukur dan modul pelatihan. b) Menyiapkan alat ukur pengambilan data (panduan wawancara dan tes pemahaman).
25
c) Menyiapkan modul materi pelatihan d) Menyiapkan lembar kerja e) Menyiapkan lembar evaluasi 2) Pelaksanaan, yaitu melakukan pengambilan data dan pemberian materi pelatihan pada pengurus Ormawa sesuai dengan modul pelatihan yang telah disiapkan. 3) Pengamatan, yaitu mengamati sejauh mana hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam melakukan manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi serta meningkatkan efektifitas kerja Ormawa. Hal ini dilakukan melalui lembar evaluasi yang diberikan saat pelaksanaan pelatihan dan selama prosesa aplikasi. 4) Refleksi, yaitu peninjauan terhadap keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus yang sedang dilaksanakan, beserta hambatan atau tantangan yang ditemui. Hasil refleksi dapat menjadi bahan evaluasi dalam menyusun siklus selanjutnya. 3.6 Metode Pengumpulan Data 3.6.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Data primer yaitu para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2012/2013 dan periode 2013/2014, dan dosen pendamping kemahasiswaan.. 2) Data sekunder yaitu dokumentasi program kerja Ormawa, yaitu renstra, renop, proposal, dan surat program kerja.
26
3.6.2 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Data kualitatif yang meliputi: a. Proses dan hasil kerja Ormawa (pengaplikasian sistem manajemen risiko) b. Rencana strategi dan rencana operasional Ormawa c. Proposal dan surat program kerja Ormawa 2) Data kuantitatif yang meliputi : a. Skor pemahaman manajemen risiko b. Hasil kerja dan evaluasi selama mengikuti pelatihan 3.6.3 Cara Pengumpulan Data Cara yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1) Data kualitatif yang meliputi : a. Proses dan hasil kerja Ormawa (pengaplikasian sistem manajemen risiko) didapatkan melalui wawancara semi terstruktur dan observasi b. Rencana strategi dan rencana operasional Ormawa didapatkan dari dokumentasi program kerja Ormawa c. Proposal dan surat Ormawa didapatkan dari dokumentasi program kerja Ormawa 2) Data kuantitatif yang meliputi : a. Skor pemahaman manajemen risiko didapatkan memalui tes pemahaman sebelum dan sesudah pelatihan
27
b. Hasil kerja dan evaluasi selama mengikuti pelatihan didapatkan melalui observasi dan lembar evaluasi (exit card) 3.7 Teknik Analisa Data Hasil wawancara akan diolah menggunakan thematic analysis yaitu proses analisis data yang melibatkan pemilahan informasi menjadi tema-tema yang berupa konsep atau gagasan yang sering muncul dan dikenali sebagai sumber data yang dianalisis. Hasil kuesioner akan diolah berdasarkan statistik deskriptif untuk merangkum dan menggambarkan pola data secara keseluruhan. Selain itu terkait dengan tes pemahaman akan dilakukan pengelolaan secara statistik menggunakan paired samples t-test untuk merangkum dan menggambarkan pola data secara keseluruhan dan uji perbedaan sebelum dan setelah pelatihan. 3.8 Peran mahasiswa Dalam Penelitian Mahasiswa yang dilibatkan dalam penelitian ini akan mengikuti dan terlibat dalam hampir semua aktivitas penelitian dan pengabdian masyarakat. Mulai dari pelaksanaan penelitian, pengambilan data, pelaksanaan pengabdian masyarakat, analisa data berdasarkan hasil penelitian dan pegabdian masyarakat yang dilakukan. Alasan melibatkan mahasiswa adalah agar mahasiswa memiliki pengalaman praktis penelitian dan pengaplikasian ilmu yang didapat. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat menjadi penelitian payung bagi mahasiswa yang terlibat.
28
BAB IV ANALISA DATA
4.1 Penggalian Data Awal Pelaksanaan penelitian diawali dengan penggalian data berupa identifikasi terhadap faktor-faktor risiko atau potensi risiko yang mempengaruhi pengelolaan Ormawa. Proses identifikasi ini dilakukan menggunakan kuesioner guna mengetahui pemahaman para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2012/2013 dan periode 2013/2014 mengenai risiko atau potensi risiko yang dimiliki, seberapa besar pengaruhnya terhadap keberhasilan atau kesuksesan program kerja atau kegiatan, beserta dampak yang ditimbulkannya. Hasil data kuesioner diolah menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkan gambaran data secara keseluruhan. Sedangkan penggalian data mengenai tindak lanjut terhadap risiko atau potensi risiko dilakukan menggunakan wawancara semi terstruktur, dan hasilnya akan dikodingkan guna melengkapi data sebelumnya. Dari hasil pengelolaan data diketahui bahwa dari 28 jawaban, 20 jawaban menyatakan bahwa sumberdaya manusia (SDM) Ormawa yaitu anggota atau pengurus dan panitia kegiatan merupakan hal yang paling mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu program kerja atau kegiatan Ormawa. Hal ini disebabkan SDM merupakan faktor penentu yang mengatur jalannya program kerja dan mempengaruhi kualitas dari program kerja yang dijalankan. Selain itu kemampuan kognitif terkait dengan kompetensi yang dimiliki dan sikap kerja dari SDM yang ada juga menjadi hal yang paling
29
berpengaruh terhadap sukses tidaknya suatu program kerja atau kegiatan Ormawa. Hal ini dinyatakan oleh 5 jawaban (kemampuan kognitif) dan 9 jawaban (sikap kerja) dari 26 jawaban. Besarnya pengaruh dari SDM terkait dengan kemampuan kognitif dan sikap kerja yang dimiliki para pengurus Ormawa, mayoritas jawaban menyebutkan sangat besar yaitu 7 jawaban dari 14 jawaban. Sisanya 5 jawaban menyatakan pengaruhnya besar dan 2 jawaban cukup besar. Dari besarnya pengaruh tersebut, dampak yang ditimbulkan jika SDM terkait dengan kemampuan kognitif dan sikap kerja diabaikan maka dapat membuat kualitas program kerja menjadi kurang, deadline kegiatan menjadi mundur, bahkan bisa sampai gagal, membuat image Fakultas Psikologi dan Ormawa menjadi negatif, dan memunculkan konflik internal. Hal lain yang juga mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu program kerja atau kegiatan Ormawa adalah kualitas dari program kerja yang dibuat (4 jawaban dari 28 jawaban). Besarnya pengaruh kualitas program kerja ditunjukkan dengan mayoritas jawaban yang menjawab sangat besar (3 jawaban dari 4 jawaban), sisanya menjawab 1 untuk pengaruh yang besar. Kualitas program kerja menjadi hal yang paling penting karena berdasarkan hal ini akan menentukan jumlah peserta yang hadir. Dimana jumlah peserta yang hadir menjadi salah satu indikator keberhasilan dari suatu program kerja, selain dampak atau pengaruh yang dihasilkan dari program kerja tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan sikap konsumen juga menjadi faktor yang penting dalam mempengaruhi kesuksesan suatu kegiatan Ormawa dikarenakan sikap konsumen ini menjadi salah satu indikator dalam mengukur kualitas suatu
30
kegiatan. Menarik tidaknya atau berkualitas tidaknya suatu kegiatan Ormawa dapat diukur dari minat konsumen (mahasiswa) untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan 6 jawaban dari 26 jawaban yang menyatakan bahwa sikap konsumen dapat mempengaruhi kesuksesan suatu kegiatan Ormawa. Besarnya pengaruh sikap konsumen ini ditunjukkan dengan 2 dari 6 jawaban menyatakan pengaruh yang sangat besar, dan sisanya masingmasing juga menjawab 2 dari 6 jawaban menyatakan pengaruh yang besar dan cukup besar. Oleh karena itu jika kualitas program dan sikap konsumen tidak dapat dijaga dengan baik maka dapat menurunkan minat konsumen dalam berpartisipasi sehingga berpengaruh terhadap keberhasilan program kerja tersebut. Aset (2 jawaban dari 28 jawaban) terkait dengan peralatan atau perlengkapan juga menjadi hal yang paling penting dalam menentukan keberhasilan suatu program kerja. Hal ini disebabkan aset memiliki pengaruh terhadap efektifitas kinerja dari para pengurus atau panitia suatu program kerja, sehingga jika aset tidak dikelola dengan baik maka dapat berdampak pada program kerja. Oleh karena itu dari 2 jawaban, masing-masing menjawab sangat besar dan besar pengaruh aset terhadap keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu program kerja atau kegiatan Ormawa. Selain itu biaya operasional juga menjadi hal yang berpengaruh dalam menentukan keberhasilan suatu program kerja (2 jawaban dari 28 jawaban). Meskipun pengaruhnya ada yang menjawab sangat besar dan cukup besar (masing-masing 1 jawaban), namun biaya operasional dianggap menjadi hal yang penting karena terkait dengan dana pelaksanaan. Dimana dana tersebut berkaitan
31
dengan ongkos-ongkos atau biaya-biaya yang harus ada untuk mendukung terlaksananya suatu program kerja. Faktor lain yang mempengaruhi sukses tidaknya suatu kegiatan Ormawa adalah sistem kerja (5 jawaban dari 26 jawaban). Hal ini disebabkan dalam sistem kerja memuat mengenai peraturan dan prosedur kerja Ormawa, sehingga ketika sistem kerja tidak jelas maka operasional pelaksanaan kegiatan Ormawa pun menjadi tidak jelas. Oleh karena itu sistem kerja menjadi hal yang memiliki pengaruh sangat besar (3 jawaban dari 5 jawaban) dan juga besar (2 jawaban dari 5 jawaban) dalam mendukung kesuksesan suatu kegiatan. Satu faktor yang juga berpengaruh perhadap kesuksesan suatu kegiatan Ormawa adalah kompetitor (1 jawaban dari 26 jawaban). Kompetitor manjadi hal yang perlu diperhatikan dalam mendukung sukses tidaknya suatu kegiatan dikarenakan sebagai pesaing, pihak kompetitor juga memiliki sasaran konsumen yang sama sehingga berdampak pada minat keikutsertaan konsumen dalam kegiatan Ormawa. Oleh karena itu meskipun besarnya pengaruh tidak terlalu (cukup besar, dan hanya ada 1 jawaban) namun keberadaan kompetitor tidak dapat dianggap remeh. Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa para pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2012/2013 dan 2013/2014 pada dasarnya telah memiliki pemahaman yang cukup baik mengenai risiko atau potensi risiko yang dimiliki Ormawa, dan juga telah mengetahui dampak yang ditimbulkan. Hanya saja para pengurus Ormawa belum menyadari hal tersebut sebagai risiko atau potensi risiko. Hal tersebut dianggap sebagai suatu
32
permasalahan yang dihadapi Ormawa dan memiliki pengaruh atau dampak terhadap program kerja atau kegiatan Ormawa. Selain itu berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa proses identifikasi risiko atau potensi risiko tidak dilakukan secara sistematis dan terstruktur diawal penyusunan renstra dan renop Ormawa, namun lebih pada saat program kerja atau kegiatan berjalan. Hal ini berdampak pada tidak dilakukannya persiapan atau pengelolaan yang matang dan terencana dalam menghadapi risiko atau potensi risiko yang ada. Tindak lanjut yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut juga sifatnya masih parsial dan belum dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal ini berdampak pada permasalahan yang sama akan diatasi dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan pengurus atau panitia program kerja atau kegiatan Ormawa. Akibatnya tidak ada standar atau pedoman yang jelas yang dapat dijadikan panduan. Jika disimpulkan, maka ORMAWA Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 belum menjalankan konsep manajemen risiko seutuhnya. Hal ini ditunjukkan dengan belum adanya proses identifikasi risiko atau potensi risiko yang dilakukan secara terstruktur dan terencana diawal penyusunan renstra dan renop sehingga proses manajemen risiko yang dilakukan juga belum sistematis dan holistik. Hal ini dapat terjadi karena adanya pemahaman pengurus Ormawa yang kurang tepat mengenai manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi. 4.2 Siklus Penelitian Dari hasil penggalian data awal diketahui pemahaman pengurus ORMAWA Fakultas Psikologi periode 2013/2014 mengenai risiko dan
33
manajemen risiko sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi organisasi merupakan masalah yang mendesak untuk diselesaikan yaitu salah satunya dengan melakukan pelatihan. Tahap-tahap dalam pelatihan terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi. 4.2.1 Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan dilakukan dengan dalam rangka menyusun konsep atau model penelitian dan tindakan yang akan dilakukan. Perencanaan ini meliputi beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti, antara lain: 1) Membaca referensi. Hal ini dilakukan guna mendukung proses penyusunan konsep atau model penelitian. Referensi dibutuhkan dalam rangka penyusunan alat ukur guna menggali data mengenai gambaran manajemen risiko yang telah dilakukan oleh subyek penelitian. Selain itu referensi juga digunakan dalam penyusunan modul pelatihan manajemen risiko. 2) Menyusun alat ukur. Guna mendapatkan data yang dibutuhkan berupa gambaran manajemen risiko yang telah dilakukan oleh organisasi mahasiswa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 serta pemahaman pengurus Ormawa tersebut maka peneliti menyusun alat ukur yang meliputi kuesioner penggalian data awal berupa identifikasi faktor-faktor risiko, kuesioner tes pemahaman manajemen risiko, dan panduan wawancara. 3) Menyusun materi modul pelatihan. Modul pelatihan disusun berdasarkan materi risiko dan manajemen risiko. Materi ini meliputi konsep dasar sampai dengan aplikasi terkait dengan proses modifikasi dan intervensi terhadap permasalahan risiko atau potensi risiko organisasi. Metode pembelajaran yang
34
digunakan adalah sharing pikiran (diskusi kelompok/kelas, elaborasi dan laporan kelompok maupun individu), pendapat dan reaksi, peta konsep (bagan problem mapping), metafor (ilustrasi dan konfirmasi materi), dan pre-test dan post-test. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan pemberian tindakan berupa pelatihan manajemen risiko pada subyek penelitian. Pelatihan diberikan pada tanggal 20 – 21 Juni 2013 dan dilakukan bersamaan dengan rencana kerja (Raker) dan pra jabatan (Prajab) Ormawa Fakultas Psikologi periode 2013/2014 tahap pertama. Dimana dalam raker dan prajab Ormawa tersebut, pengurus Ormawa diberi beberapa pelatihan dan pembekalan yang dapat mendukung proses kerja selama satu tahun periode jabatan. Pada pelaksanaan pelatihan, peserta yang hadir adalah semua anggota Ormawa yang baru (periode 2013/2014) yang terdiri dari tiga Ormawa. Dari 32 total pengurus Ormawa, total seluruh peserta adalah 30 peserta. Dimana Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) yang hadir 10 orang, Badan Eksekufit Mahasiswa (BEM) yang hadir 10 orang, dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) yang hadir 10 orang. Terdapat 2 orang pengurus Ormawa, BPM dan LPM, yang tidak dapat diolah datanya karena tidak mengikuti pelatihan selama dua hari sehingga tidak ikut mengisi salah satu kuesioner tes pemahaman (pre-test/post-test). Pelaksanaan pelatihan diberikan dalam tiga sesi dan dilakukan dalam dua hari. Rincian pelaksanaan pelatihan meliputi sebagai berikut:
35
1) Sesi pertama diadakan pada hari pertama. Materi pelatihan meliputi konsep dasar risiko yang terdiri dari pengertian, jenis, tingkatan, dampak, dan teknik menghindari
risiko
pembelajaran
yang
beserta
konteks-konteks
digunakan
adalah
aplikasinya.
sharing
pikiran
Metode (diskusi
kelompok/kelas), pendapat dan reaksi, metafor (ilustrasi dan konfirmasi materi), dan pre-test. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian ilustrasi lisan dan materi secara berselingan tentang konsep dasar risiko dan bentukbentuk aplikasi yang sering ditemui. Setelah pemberian materi, peserta diminta berkelompok sesuai Ormawa masing-masing, lalu mengidentifikasi risiko atau potensi risiko yang dimiliki. Selanjutnya dilakukan presentasi dan diskusi seputar permasalahan Ormawa terkait dengan risiko atau potensi risiko yang ada. Diskusi diakhiri dengan saling konfirmasi dan konklusi umum dari kelas. Dalam konklusi tersebut, peserta distimulasi untuk mendefinisikan sendiri kaitan risiko dengan program kerja atau kegiatan Ormawa. 2) Sesi kedua diadakan pada hari kedua. Materi pelatihan meliputi konsep dasar manajemen risiko yang terdiri dari pengertian, tujuan, manfaat, prinsipprinsip, dan proses pengelolaan risiko beserta konteks-konteks aplikasinya. Metode pembelajaran yang digunakan adalah sharing pikiran (diskusi kelompok/kelas), pendapat dan reaksi, metafor (ilustrasi dan konfirmasi materi), dan kartu exit (refleksi pribadi tertulis). Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian ilustrasi lisan dan materi secara berselingan tentang konsep dasar manajemen risiko. Setelah pemberian materi, peserta diminta
36
berkelompok sesuai Ormawa masing-masing lalu mendiskusikan solusi dalam rangka mengelola risiko atau potensi risiko organisasi yang telah diidentifikasi pada sesi 1. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi seputar solusi risiko atau potensi risiko. Diskusi diakhiri dengan saling konfirmasi dan konklusi umum dari kelas. Dalam konklusi tersebut, peserta distimulasi untuk mendefinisikan sendiri kaitan manajemen risiko dengan program kerja atau kegiatan Ormawa. 3) Sesi ketiga diadakan pada hari kedua. Materi pelatihan berupa kegiatan aplikasi
terkait
dengan
proses
modifikasi
dan
intervensi
terhadap
permasalahan risiko atau potensi risiko organisasi. Metode pembelajaran yang digunakan adalah sharing pikiran (diskusi kelompok/kelas, elaborasi dan laporan kelompok maupun individu), pendapat dan reaksi, peta konsep (bagan problem mapping), metafor (ilustrasi dan konfirmasi materi), dan post-test. Kegiatan yang dilakukan adalah semua kelompok kerja Ormawa diminta untuk mendiskusikannya dan melakukan proses manajemen risiko dengan mengikuti proses tahapannya berdasarkan hasil identifikasi risiko atau potensi risiko dan solusi pengelolaan risiko atau potensi risiko yang telah dilakukan. Setelah itu semua kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Tugas kelompok lain adalah memberikan pertanyaan dan masukan terkait dengan hasil diskusi kelompok presenter. Kisi-kisi pokok presentasi dan diskusi adalah validitas dan koherensi data dalam laporan, ketajaman identifikasi masalah, sistematika bagan problem mapping, beserta relevansi dan justifikasi kemungkinan-kemungkinan solusi yang bisa diajukan. Selama
37
presentasi dan diskusi, setiap kelompok bisa menunjuk dua atau tiga anggota kelompoknya untuk bertanya pada
kelompok presenter, sehingga terjadi
pertukaran pengetahuan antara kelompok. 4.2.3 Pengamatan Tindakan Pengamatan dilakukan selama dua hari proses pelatihan terkait dengan pemahaman peserta terhadap materi pelatihan, dan kemampuan aplikasi hasil pelatihan dalam penyusunan proses manajemen risiko yang dilakukan melalui observasi dan kuesioner. Data hasil pengamatan kemudian diolah dan dianalisa. Pengamatan peneliti melalui observasi didasarkan pada indikator penilaian, yaitu kemampuan melakukan identifikasi risiko atau potensi risiko yang dimiliki masing-masing Ormawa, dan kemampuan melakukan manajemen risiko terhadap proses identifikasi risiko atau potensi risiko yang telah dilakukan. Hasil pengamatan peneliti selama proses pelatihan terlihat peserta telah mampu melakukan identifikasi risiko atau potensi risiko yang dimiliki masingmasing Ormawa. Hal ini terlihat dari hasil kerja masing-masing kelompok Ormawa saat diminta melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang berisiko atau berpotensi berisiko dalam pelaksanaan proses kerja Ormawa selama satu tahun periode. Masing-masing kelompok Ormawa mampu melakukan identifikasi risiko atau potensi risiko terhadap setiap program kerja atau kegiatan yang disusun dalam renstra dan renop satu tahun periode. Proses identifikasi yang dilakukan meliputi penentuan sumber risiko, kejadian yang berisiko, konsekuensi yang diterima, faktor pemicu, dan waktu terjadinya.
38
Selain itu, peserta juga terlihat telah mampu melakukan proses manajemen risiko terutama terkait dengan penentuan solusi sebagai bentuk pengelolaan atau pengendalian terhadap risiko atau potensi risiko yang telah teridentifikasi. Hal ini juga terlihat dari hasil kerja masing-masing kelompok Ormawa saat diminta melakukan proses manajemen risiko yang sudah diawali dengan proses identifikasi risiko atau potensi risiko, dan penentuan besarannya melalui ranking risiko atau potensi risiko yang paling membahayakan. Dimana proses selanjutnya adalah peserta menentukan alternatif solusi untuk mengatasi atau mengelola risiko atau potensi risiko yang dimiliki. Meski alternatif solusi yang dibuat belum detail dan aplikatif, namun sudah tampak beberapa alternatif solusi yang akan digunakan dalam mengelola risiko atau potensi risiko. Belum detail dan aplikatifnya solusi pengelolaan risiko disebabkan masing-masing kelompok Ormawa juga masih harus mendiskusikan dan memastikan program kerja dan kegiatan Ormawa yang akan dilakukan dalam satu tahun periode. Program kerja atau kegiatan yang telah pengurus susun saat pelatihan sifatnya masih pra proposal dan masih memungkinkan untuk berubah sesuai dengan hasil diskusi intensif dengan dosen pendamping dan dekanat. Namun demikian saat raker dan prajab tahap kedua Ormawa salah satu alternatif pengelolaan risiko terkait dengan alur birokrasi telah berhasil disusun sebagai suatu bentuk standar operasional prosedur (SOP) yang akan digunakan oleh semua Ormawa. Selain itu masingmasing kelompok Ormawa juga telah menyusun visi dan misi organisasi yang disesuaikan dengan visi dan misi Fakultas Psikologi UKWMS.
39
Pengamatan peneliti terhadap perubahan pemahaman peserta akan konsep manajemen risiko dilakukan melalui kuesioner tes pemahaman yang diberikan sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil tes pemahaman menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat pemahaman peserta sebelum dan sesudah pelatihan. Berdasarkan hasil uji asumsi normalitas didapatkan nilai sig p = 2,00 dan p > 0,05 maka data berdistribusi normal dan dapat dilakukan pengolahan selanjutnya menggunakan paired samples t-test. Olah statistik data materi manajemen risiko diperoleh nilai t hitung sebesar -12,649 dengan sig 0,000 < 0,50 yang berarti ada perbedaan pemahaman manajemen kualitas sebelum dan setelah pelatihan. Hasil uji perbedaan diperoleh selisih negatif (pre = -37,368 dan post = -26,965) sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai post lebih tinggi dibandingkan nilai pre atau dapat juga dikatakan pemahaman manajemen risiko setelah pelatihan lebih tinggi dibandingkan sebelum pelatihan. Data perbedaan nilai pemahaman manajemen risiko juga didukung dengan nilai total tes pemahaman sebelum dan setelah pelatihan seperti tabel 4.1. sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Co Te Yo Es Ur Ge Cl Em Jo Ha Hp Ek Ra
Pre 18 16 13 19 16 17 22 15 25 6 10 15 13
Post 65 57 38,5 55 49 56 27 32 54 8 29 34 35
40
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Ge El Al Ag Jn Ma Ea In Vi He Ye Im Si Er De Kl An
18 16 19 13 20 13 15 18 18 16 13 16 16 17 16 14 18
33 55 38 61 63 69 64 67 63 53 45 50 53 68 50 40,5 34
Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui adanya perbedaan nilai pemahaman manajemen risiko, dimana nilai setelah pelatihan lebih tinggi dibandingkan nilai sebelum pelatihan. Pada nilai pemahaman manajemen risiko, seluruh peserta (100%) mengalami peningkatan pemahaman. Hal ini dapat dilihat pada tabel dan nilai rerata manajemen risiko yang juga mengalami peningkatkan sebesar 30,45% (rerata pre = 14,55% dan rerata post = 45,00%). Selain itu berdasarkan hasil exit cart yang merupakan evaluasi terhadap pelatihan dengan mengikuti konsep model Kirkpatrick diketahui bahwa banyak peserta mendapatkan pembelajaran baru mengenai risiko dan manajemen risiko yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Peserta juga menyatakan manfaat yang didapat dari mengikuti pelatihan manajemen risiko bagi Ormawa. Diantaranya menyatakan pembelajaran baru ini, meliputi pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan aplikasi, akan sangat membantu Ormawa dalam
41
menyusun perencanaan program kerja atau kegiatan. Perencanaan program kerja atau kegiatan Ormawa dapat dilakukan dengan persiapan yang lebih detail dan berhati-hati dengan mempertimbangkan risiko atau potensi risiko yang dimiliki. Melalui pertimbangan yang matang dan hati-hati tersebut, peserta menyatakan akan dapat mempersiapkan solusi untuk meminimalkan dampak dari risiko atau potensi risiko yang ada. Melalui pembelajaran baru ini peserta juga menyatakan akan dapat memperbaiki atau tidak lagi melakukan kesalahan yang pernah dilakukan saat melakukan program kerja atau kegiatan Ormawa sebelumnya. Selain itu pada beberapa peserta pelatihan, pembelajaran baru yang didapat membawa pada pemahaman baru mengenai istilah risiko dan manajemen risiko yang sebelumnya hanyalah dipahami sebagai suatu permasalahan yang dihadapi Ormawa. Mayoritas peserta juga merasa senang dan terbantu dengan adanya pelatihan manajemen ririko. Hal ini juga ditunjukkan dengan antusias yang ditunjukkan peserta selama proses pelatihan, baik itu terkait dengan sesi materi maupun sesi aplikasi. 4.2.4 Refleksi Hasil pengamatan terhadap siklus penelitian terlihat bahwa siklus penelitian tapat pertama telah terpenuhi. Dimulai dari proses pengambilan data awal dan perumusan masalah telah dilakukan dengan baik. Hal ini terbukti dengan telah ditemukannya data berupa permasalahan penelitian. Meskipun dalam pelaksanaannya proses pengambilan data awal tidak dilakukan pada semua pengurus Ormawa, hanya pada para ketua dan beberapa anggota Ormawa. Namun demikian data yang diperoleh sudah cukup mengagambarkan permasalahan yang
42
dimiliki Ormawa. Hal ini juga didukung dengan pernyataan dari dosen pendamping kemahasiswaan yang memiliki intensitas sangat sering dalam berhubungan dengan Ormawa, sehingga cukup memiliki gambaran mengenai proses kerja Ormawa maupun kinerja pengurus Ormawa. Pada proses perencanaan tindakan yang meliputi penyusunan proposal penelitian dan modul pelatihan, dapat dilakukan dengan baik. Mesti mendapat kesulitan dalam mencari referensi yang dibutuhkan, namun peneliti mampu mengatasinya dengan mencari sumber referensi lainnya, yaitu menggunakan media internal. Dalam penyusunan alat ukur dan lembar evaluasi pelatihan juga telah dilakukan dengan baik. Alat ukur terkait dengan pemahaman dan kemampuan aplikasi hasil pelatihan telah mampu mengukur sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil pengamatan tindakan diketahui adanya peningkatan pemahaman peserta pelatihan terkait dengan manajemen risiko. Selain itu, juga berdasarkan hasil pengamatan tindakan, lembar evaluasi berupa exit cart telah mampu memberikan gambaran mengenai pembelajaran baru yang didapatkan dari hasil pelatihan. Pada pelaksanaan tindakan hampir semua pengurus Ormawa dapat hadir, yaitu 30 peserta pelatihan dan tidak sesuai dengan jumlah total pengurus pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 yaitu 32 mahasiswa. Hanya 2 pengurus yang berhalangan hadir. Selama proses pelaksanaan tindakan, semua materi pelatihan dapat disampaikan dengan baik. Peserta pelatihan pun mampu menerima materi dengan baik. Hal ini terlihat dari pengamatan tindakan pada kemampuan peserta dalam mengaplikasikan materi pelatihan di kelas ketika
43
diminta untuk melakukan identifikasi risiko atau potensi risiko dan menentukan solusi untuk mengelolanya. Dalam perencanaan metode penelitian, penelitian ini akan dilakukan dalam minimal 2 siklus penelitian dan sampai memenuhi indikator keberhasilan. Namun dalam pelaksanaannya karena keterbatasan waktu penelitian dan kesibukan peneliti terkait dengan tugas yang lainnya membuat penelitian ini hanya dapat dilakukan dalam 1 siklus penelitian saja. Meskipun telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian, namun peneliti merasa hasil penelitian akan lebih maksimal jika siklus kedua dapat dilakukan. Mengingat konsep manajemen risiko merupakan konsep yang kompleks dan aplikatif, peneliti merasa dalam siklus kedua harus dilakukan untuk lebih mengetahui pengaplikasiannya pada Ormawa. Siklus kedua baru dapat dilakukan setelah program kerja atau kegiatan Ormawa sudah ditentukan dengan pasti untuk kemudian disusun proses manajemen risiko terkait program kerja atau kegiatan tersebut. Dengan demikian solusi pengelolaan risiko atau potensi risiko dapat disusun secara lebih detail dan aplikatif. Namun hal ini akan membutuhkan waktu penelitian yang lebih panjang dari batas waktu pengumpulan penelitian karena menyesuaikan dengan periode kerja Ormawa. Selain itu terkait dengan mahasiswa asisten penelitian. Selama proses penelitian berjalan, asisten penelitian terlihat kurang memiliki inisiatif untuk berpartisipasi aktif. Keterlibatan asisten penelitian hanya diawal penelitian berupa koding hasil pengambilan data awal. Setelah itu keterlibatannya sangat kurang. Hal ini disebabkan asisten penelitian merupakan mahasiswa tingkat akhir yang
44
sedang menyusun skripsi sehingga waktunya tersita untuk menyelesaikan skripsinya.
45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Dari seluruh kegiatan penelitian Peningkatan Peran Pengurus Ormawa Melalui Pelatihan Manajemen Risiko Sebagai Bagian Dari Proses Monitoring dan Evaluasi pada Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 dapat disimpulkan bahwa siklus pertama penelitian pelatihan manajemen risiko telah terpenuhi. Selain itu indikator keberhasilan penelitian juga telah terpenuhi sebagaimana berikut ini: 1.
100% pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014 telah mengalami peningkatan skor pemahaman mengenai pentingnya pengelolaan risiko atau potensi risiko (risk management) secara internal sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi organisasi. Hal ini melebihi target awal yang minimal 75%.
2.
Pengurus Ormawa telah memiliki kemampuan melakukan identifikasi risiko atau potensi risiko dan melakukan pengelolaan teradap risiko atau potensi risiko tersebut (risk management) secara internal sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi organisasi.
3.
Meski belum detail dan terstruktur atau terstandarkan sebagai pedoman atau panduan kerja Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS, namun pengurus Ormawa telah mampu menyusun sebuah standar operasional prosedur terkait dengan alur birokrasi.
46
5.2 Saran Dari hasil penelitian dan pengamatan selama proses penelitian dan pelatihan pada Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS periode 2013/2014, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: 1.
Bagi pengurus Ormawa Fakultas Psikologi UKWMS a. Dalam perencanaan program kerja atau kegiatan Ormawa, hendaknya setiap program kerja atau kegiatan Ormawa disertai dengan pengidentifikasian terhadap risiko atau potensi risiko yang dimiliki, dan menentukan solusi pengelolaan risiko atau potensi risiko tersebut. Dengan
demikian
Ormawa
dapat
meminimalkan
kemungkinan
mendapatkan dampak negatif yang lebih besar. b. Dalam mengaplikasikan proses manajemen risiko suatu program kerja atau kegiatan Ormawa hendaknya para pengurus melibatkan seluruh panitia program kerja atau kegiatan dengan lebih dulu memastikan bahwa seluruh panitia atau pengurus memiliki pemahaman yang sama tentang pentingnya proses manajemen risiko. c. Para pengurus dapat melibatkan pendamping kemahasiswaan atau dekanat dalam proses diskusi penyusunan proses monitoring dan evaluasi program kerja atau kegiatan kemahasiswaan. 2.
Bagi Fakultas Psikologi UKWMS a. Fakultas lebih berperan aktif sebagai mitra ORMAWA dalam mengontrol
dan
mengevaluasi
proses
penyusunan
maupun
47
pengaplikasian proses manajemen risiko program kerja atau kegiatan Ormawa sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi. b. Fakultas dapat lebih berperan aktif dalam membantu Ormawa untuk dapat terus meningkatkan pemahaman dan kemampuan aplikasi manajemen risiko dengan menyediakan sarana atau media pembelajaran bersama, seperti memberikan seminar atau pelatihan. 3.
Bagi Peneliti a. Peneliti dapat memilih asisten penelitian yang sedang tidak dalam proses pengerjaan skripsi. Mahasiswa yang sedang mengerjakan proposal penelitian dapat menjadi alternatif pilihan untuk menjadi asisten penelitian. Dengan demikian mahasiswa dapat belajar mengenai proses pelaksanaan penelitian yang dapat mendukung pelaksanaan penelitian skripsi. b. Peneliti perlu lebih berperan aktif dalam melakukan koordinasi secara berkala
dengan
Ormawa
Fakultas
Psikologi
UKWMS
untuk
memastikan bahwa pemahaman yang telah dimiliki para pengurus sebagai hasil pelatihan mampu diaplikasikan dalam bentuk proses manajemen risiko pada setiap program kerja atau kegiatan Ormawa. Dapat juga dengan melakukan koordinasi dalam bentuk pembelajaran secara berkala untuk lebih memastikan pemahaman yang dimiliki para pengurus tetap benar sehingga mendukung kemampuan aplikasinya.
48
DAFTAR PUSTAKA
Djojosoedarso, S. (2003). Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta: Salemba Empat Fahmi, I. (2011). Manajemen Risiko, Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta Kaplan, Robert S. And Anette Mikes. (2012). Managing Risks: A New Framework. Harvard Business Review, June 2012 Padma K.M.S, A.M Suresh, and L Vijayashree. Micro Finance and its Risk Management Practices in India : A Conceptual Study. Synergy (January, 2012), Vol.X, No. I. PMI Standards Committee. A Guide to the Project Management Body of Knowledge, 4th ed. Newtown Square, PA: Project Management Institute, 2008. Robinson, Lisa A. And Jonathan I. Levy. The [R]Evolving Relationship Between Risk Assessment and Risk Management. Risk Analysis, Vol. 31, No. 9, 2011. Vaughan, Emmett J. (1997). Risk Management. Canada, Jhon Wiley & Sons. Von_Pischke, JD. (1989). Risk: The Neglected Dimension in Rural Credit Projects. Savings and Development, 13(2), 133-147. Zwikael, Ofer. And Mark Ahn. The Effectiveness of Risk Management : An Analysis of Project Risk Planning Across Industries and Countries. Risk Analyasis, Vol. 31, No. 1, 2011.
49
Tests of Normality a
Pre-test Post-test
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .130 30 .200* .127 30 .200*
Statistic .948 .943
Shapiro-Wilk df 30 30
Sig. .153 .110
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Paired Samples Statistics
Pair 1
Pre-test Post-test
Mean 16.03 48.20
N
30 30
Std. Deviation 3.528 14.858
Std. Error Mean .644 2.713
Paired Samples Correlations Pair 1
Pre-test & Post-test
N
30
Correlation .374
Sig. .042
Paired Samples Test Paired Differences
Pair 1
Pre-test - Post-test
Mean -32.167
Std. Deviation 13.929
Std. Error Mean 2.543
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -37.368 -26.965
t -12.649
df
29
Sig. (2-tailed) .000
50
Manajemen Risiko dalam Pengelolaan Ormawa Desak Nyoman Arista RD
Risiko • • • •
Kesempatan timbulnya kerugian; Kemungkinan timbulnya kerugian; Ketidakpastian Penyimpangan dari kondisi aktual dan yang diharapkan • Probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan
Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya
Klasifikasi risiko
Tingkatan risiko
• • • •
• Critical risks • Important risks • Unimportant risks
Finansial – Non Finansial Statik – Dinamik Murni – Spekulatif Fundamental - Partikular
Teknik menghindari risiko • • • • •
Risk avoidance Risk reduction Risk retention Risk transfer Risk sharing
Manajemen risiko Proses identifikasi dan analisa terhadap potensi risiko dan menyusun rencana tindakan untuk mengendalikan dan menghindarkan kemungkinan keparahan potensi yang merugikan
Tujuan manajemen risiko
Manfaat manajemen risiko
• Menjamin kecukupan sumberdaya • Meminimalkan biaya • Menjaga karyawan dari kecelakaan kerja dan kematian • Menyesuaikan perjanjian kontrak dengan ketentuan hukum • Mengurangi kekhawatiran
• Pijakan untuk mengambil setiap keputusan • Memberi arah bagi suatu organisasi • Mendorong peran pimpinan • Meminimalkan risiko kerugian • Membangun arah dan mekanisme berkelanjutan
51
Prinsip manajemen risiko
Cont..
• Memberi nilai tambah bagi organisasi • Menjadi tanggung jawab bersama • Bagian proses pengambilan keputusan • Sistemik, terstruktur dan tepat waktu • Khas sesuai konteks organisasi
• Dinamis, berulang dan tanggap terhadap perubahan • Menfasilitasi perbaikan dan peningkatan organisasi
Proses manajemen risiko Determining objectives
Determining objectives
Evaluating and reviewing
Identifying risks
Implementing the decision
Evaluating the risks
Considering alternatives and selecting the risk treatment
Identifying risks • Proses mengidentifikasi dan mengenali risiko – Sumber risiko, yaitu kondisi atau lingkungan yang dapat memicu timbulnya risiko – Kejadian, yaitu peristiwa yang dapat terjadi dan berdampak terhadap pencapaian tujuan organisasi – Konsekuensi yaitu dampak yang dihasilkan risiko – Pemicu, yaitu faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya suatu kondisi berisiko – Pengendalian, yaitu langkah-langkah antisipasi dan pencegahan awal yang dapat dilakukan – Perkiraan kapan dan dimana risiko terjadi
Evaluating the risks
• Proses evaluasi besarnya potensi kerugian dan kemaungkinan kerugian • Critical risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan kerugian adalah yang akan mengakibatkan kebangkrutan. • Important risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan kerugian tidak sampai menyebabkan kebangkrutan, namun mengakibatkan perusahaan perlu meminjam untuk dapat melanjutkan operasionalnya. • Unimportant risks adalah semua objek yang rentan dimana kemungkinan kerugian dapat dipenuhi dan diatasi dari aset atau penghasilan yang dimiliki perusahaan tanpa memaksakan keuangan yang berlebihan.
• Penentuan harapan organisasi terhadap program manajemen risiko – Penetapan tujuan organisasi, terkait dengan visi dan value organisasi – Penetapan tujuan manajemen risiko – Penetapan tanggung jawab untuk proses manajemen risiko, terkait lingkup kegiatan manajemen risiko baik dari keluasan maupun kedalamannya – Penentuan metode untuk melakukan pengukuran risiko – Penentuan kriteria penilaian kinerja manajemen risiko
Cont.. SWOT analysis • Pemetaan ririko berdasarkan analisa Strengths – Weaknesses – Opportunities – Threats – Faktor eksternal yang mempengaruhi terbentuknya opportunities dan threats (O dan P), mencakup lingkungan, ekonomi, politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial budaya. – Faktor internal yang mempengaruhi terbentuknya strengths dan weaknesses (S dan W) mencakup pemasaran, keuangan, operasi, sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, dan budaya organisasi.
Cont.. Faktor eksternal Opportunities > Threats = ok Opportunities < Threats = tidak ok Faktor internal Strengths > Weaknesses = ok Strengths < Weaknesses = tidak ok
52
Considering alternatives and selecting the risk treatment • Menentukan teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi setiap risiko • Risk avoidance, yaitu teknik menolak untuk tidak menerima risiko dan tidak mengizinkan kehadirannya meski sesaat. • Risk reduction, yaitu teknik untuk mengurangi potensi menerima risiko dengan melakukan tindakan preventif dan pengontrolan melalui monitoring dan evaluasi. • Risk retention, yaitu teknik untuk menahan risiko sebelum dilakukan tindakan untuk menolak, mengurangi, atau mentransfer risiko. Pada umumnya risiko yang ditahan adalah risiko yang memiliki dampak terkecil. • Risk transfer, yaitu teknik untuk memindahkan risiko dari yang tidsak dapat menghadapinya pada yang mampu mengatasinya. • Risk sharing, yaitu teknik untuk membagi risiko agar dampak yang diperoleh tidak terlalu besar.
Implementing the decision • Proses mengaplikasikan teknik tindakan yang telah diputuskan • Komunikasi • konsultasi
Evaluating and reviewing • Untuk menghindari kesalahan dalam proses pengelolaan risiko • Pemeriksaan biasa atau pengamatan terhadap apa yang sudah ada, baik secara berkala maupun khusus dan dilakukan secara terencana
TERIMAKASIH
53
Presensi Pre
Presensi Post
54
55
56