KURIKULUM PELATIHAN BEDAH KULIT SEBAGAI BAGIAN DARI DERMATOLOGI INTERVENSIONAL
Kelompok Studi Tumor dan Bedah Kulit Indonesia (KSTBKI) PERDOSKI 2011-2014
EDITORIAL & TIM PENYUSUN EDITOR: 1. Lis Surachmiati Suseno, dr. Sp.KK Jakarta, Indonesia 2. Aida S.D. Suriadiredja, Dr. dr. Sp.KK(K) Jakarta, Indonesia 3. Dewi Lestarini, dr. Sp.KK Jakarta, Indonesia 4. Larisa Paramitha Wibawa, dr. Sp.KK Jakarta, Indonesia TIM PENYUSUN: 1. Aida S.D. Suriadiredja, Dr. dr. Sp.KK(K) Jakarta, Indonesia 2. Budi Harjandi Wijaya, dr. Sp.KK Jakarta, Indonesia 3. Dewi Lestarini, dr. Sp.KK Jakarta, Indonesia 4. Gunawan Budi Santoso, dr. Sp.KK Jakarta, Indonesia 5. I Ketut Sukarata, dr. Sp.KK Jakarta, Indonesia 6. Indah Julianto, Dr. dr. Sp.KK(K) Surakarta, Indonesia 7. Irma Bernadette, dr. Sp.KK Jakarta, Indonesia 8. Larisa Paramitha Wibawa, dr. Sp.KK Jakarta, Indonesia 9. Lili Legiawati, dr. Sp.KK Jakarta, Indonesia 10. Lis Surachmiati Suseno, dr. Sp.KK Jakarta, Indonesia 11. Remenda Siregar, dr. Sp.KK Medan, Indonesia 12. RR. Inge Ade Krisanti, dr. Sp.KK Jakarta, Indonesia 13. Soedarto Oeiria, dr. Sp.KK Surabaya, Indonesia 14. Sondang Panjaitan Sirait, dr. Sp.KK Jakarta, Indonesia 15. Susanti Budiamal, dr. Sp.KK Palembang, Indonesia 16. Theresia L. Toruan, Prof. dr. Sp.KK(K) Palembang, Indonesia 17. Yufanti Sujudi, Sp.KK Jakarta. Indonesia
i
DAFTAR ISI EDITORIAL & TIM PENYUSUN...........................................................................................................
i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………….
ii
Pendahuluan ………………………………………………………………………………………………….....
1
Latar Belakang ………………………………………………………………………………………………….
1
I.
Filosofi pelatihan ………………………………………………………………………………….....
1
II.
Kompetensi …………………………………………………………………………………………….
2
III.
Tujuan ………………………………………………………………………………………...................
2
IV.
Peserta……………………………………………………………………………………………............
3
V.
Diagram Alir Proses Pelatihan………………………………………………………………….
3
VI.
Struktur Program ………………………………………………………….....................................
4
VII.
Garis Besar Pokok Pelatihan (GBPP)…………………………………………………….......
4
VIII. Modul Bedah Kulit …………………………………………………………………………….........
4
AUGMENTASI KULIT………………………………………………………………........................
5
FLAP ……………………………………………………......................................................................
9
LIPOSUCTION/ BEDAH SEDOT LEMAK …………………………………………………….
13
BLEFAROPLASTI.........................................................................................................................
17
S-LIFT………………………………………………………………………………………………………
21
BEDAH MIKROGRAFIK MOHS MODIFIKASI ………………………………………………
25
ii
KURIKULUM PELATIHAN BEDAH KULIT SEBAGAI BAGIAN DARI DERMATOLOGI INTERVENSIONAL Pendahuluan Bedah kulit adalah salah satu bagian dari subspesialisasi dermatologi intervensi yaitu penanganan kelainan kulit dengan tindakan bedah, dalam hal ini menggunakan alat bedah skalpel. Dermatologi intervensi (sinonim procedural dermatology) merupakan subspesialisasi dermatologi yang luas, mencakup berbagai prosedur atau tindakan penanganan tumor jinak dan ganas pada kulit dan berbagai teknik dan metoda peremajaan kulit. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, maka bidang dermatologi intervensi terus meluas, karena antara lain semakin banyak tindakan menggunakan laser dan berbagai alat berbasis energi lainnya. Intervensi yang dilakukan bervariasi dari sederhana sampai rumit, tingkat kesulitan rendah sampai tinggi, seluruhnya dalam rangka penanganan masalah medis dan estetik pada kulit. Intervensi dermatologi umumnya bersifat invasif minimal dan dapat dilaksanakan di sarana kesehatan secara rawat jalan tanpa anastesi umum ataupun pengendalian faali intravaskular. Latar belakang Di Amerika Serikat dermatologi intervensi dibakukan dalam bentuk program magang (fellowship) selama 1 tahun bagi spesialis kulit dan diselenggarakan pada 44 buah tempat pelayanan dengan seorang direktur program sebagai pelatih utama. Demikian juga di Inggris, didapat program serupa pada berbagai pusat pendidikan. Untuk Indonesia, sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan kulit dan kelamin serta peraturan yang berlaku yaitu UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK) Pasal 3, yang mengamanatkan para dokter dan dokter gigi Indonesia untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis, belum didapat program magang atau subspesialisasi bedah kulit. Untuk menjembatani kesenjangan tersebut PERDOSKI berupaya menyusun instrumen pengembangan kemampuan para anggotanya dalam bidang bedah kulit berupa kurikulum dan modul pelatihan bedah kulit untuk digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelatihan sebagai bagian dari Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) dan sekaligus tolak ukur berbagai program pelatihan yang diikuti para anggota Pehimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) di mancanegara, tolak ukur bagi pemberian atau penolakan akreditasi kegiatan yang diselenggarakan lembaga lain di luar PERDOSKI sehingga mempermudahkan Komisi dan Tim P2KB dalam evaluasi kegiatan P2KB anggota PERDOSKI. Bagi anggota PERDOSKI pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu pelayanan. Sehingga dapat tersaji pelayanan yang terbaik, bermutu, dan bermartabat. I. Filosofi pelatihan Kurikulum Pelatihan Bedah Kulit disusun berdasarkan suatu pendekatan kompetensi yang berbasis bukti (Evidence Based). Karena metoda yang diambil berdasarkan metoda yang sudah teruji secara ilmiah dan terbukti aman. Dengan demikian Pelatihan Bedah Kulit merupakan rangkaian pelatihan yang diberikan secara teori, hands - on training, dan magang yang tersupervisi, sehingga hasilnya benar-benar berdasarkan kemampuan/kompetensi yang sudah teruji. Luaran pelatihan ini adalah kompetensi lunak (soft competency) dan kompetensi keras (hard competency). Yang dimaksud dengan soft competency adalah kemampuan dokter untuk meningkatkan hubungan pasien dokter terutama dalam memberikan informasi yang benar pada pasien, sehingga pasien dapat menerima tindakan ini dengan percaya diri yang tinggi. Sedangkan hard competency adalah cara melaksanakan tindakan bedah kulit. Sebagai suatu pelatihan yang berdasarkan kompetensi terdapat 3 (tiga) buah konsep dasar. Pertama, peserta latih adalah orang dewasa yang belajar, sehingga fokus pendekatan yang perlu diterapkan adalah berdasarkan prinsip belajar orang dewasa (andragogi). Perlu diperhatikan bahwa sebelumnya, dalam menjalankan peran sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin (dr. Sp.KK).
1
Seorang peserta latih sudah memiliki informasi tentang bedah kulit dan sudah memiliki pengalaman pribadi dalam penanganan kasus yang membutuhkan tindakan bedah kulit namun perlu ditata secara sistematis sehingga selain pengetahuan, maka seorang peserta latih juga akan memiliki keterampilan untuk melaksanakan tindakan bedah kulit. Konsep kedua adalah proses belajar mengajar menggunakan pendekatan humanistik. Sesuai dengan konsep humanistik, dalam proses belajar mengajar diupayakan agar peserta latih, pelatih, dan pasien menerima risiko sesedikit mungkin. Teknik atau metoda mengajar lebih manusiawi, misalnya peserta latih tidak dimarahi di depan orang lain. Sistem penghargaan (reward system) lebih diutamakan dibandingkan dengan sistem hukuman (punishment system). Pelatihan yang diikuti memiliki berbagai dimensi manfaat, baik bagi peserta latih, pelatih, pasien, masyarakat, serta bagi citra PERDOSKI. Dengan demikian peserta latih dapat meningkatkan pelayanan masyarakat atau dengan perkataan lain memiliki civil effect. Pengertian humanistik tersebut juga mengandung arti kesesuaian antara peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam melaksanakan tindakan bedah kulit. Konsep ketiga adalah Pelatihan Bedah Kulit berorientasi pada peserta (participant oriented) yaitu fokus pelatihan adalah kebutuhan belajar peserta latih dan tingkat kemajuan pembelajaran peserta latih termasuk memperhatikan hambatan belajar perorangan. Penilaian diutamakan pada bagaimana seorang peserta latih mengerjakan/ mempraktikkan tindakan bedah kulit dan bukan pada informasi apa yang dipelajari peserta seperti yang diterapkan pada sistem pembelajaran tradisional. Orientasi pada peserta latih berarti peserta sebagai sumber daya manusia memiliki potensi positif yang perlu digali, dimunculkan, dan dikembangkan serta diaktualisasi secara optimal. Peran dan fungsi setelah pelatihan Setelah pelatihan diharapkan seorang dokter spesialis kulit dan kelamin mampu mengubah sikap dari tidak dapat melaksanakan berbagai tindakan bedah kulit menjadi pakar dalam menggunakan berbagai metoda bedah kulit sebagai bagian pelayanan dermatologi. Dokter spesialis kulit dan kelamin yang telah mengikuti pelatihan diarahkan menjadi agen perubahan sehingga dapat menjamin pelaksanaan bedah kulit di tempat bekerja. II. Kompetensi Dokter spesialis kulit dan kelamin yang selesai mengikuti pelatihan diharapkan memahami dasar bedah kulit dapat menilai indikasi dan kontraindikasi setiap tindakan. Selesai mengikuti pelatihan, dokter spesialis kulit dan kelamin menguasai dasar setiap tindakan bedah kulit, dapat merencanakan kebutuhan ruangan tindakan, alat kesehatan dan berbagai sarana penunjang lainnya sehingga dapat menjamin pelaksanaan bedah kulit secara baik. Kemampuan teknis yang wajib dikuasai adalah melakukan penilaian pasien, menentukan batas bagi setiap tindakan bedah kulit, melakukan bedah kulit secara aman serta melakukan pengawasan pascatindakan. Peserta latih juga diharuskan dapat melakukan evaluasi atas tindakan bedah kulit dikerjakan. III.Tujuan Umum Memelihara dan meningkatkan kemampuan profesional dokter spesialis kulit dan kelamin berlandaskan kompetensi bedah kulit agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik, bermutu, dan bermartabat. Khusus 1. Meningkatkan mutu pelayanan dermatologi melalui peningkatan kapasitas dokter spesialis kulit dan kelamin dalam bedah kulit 2. Menurunkan angka kesakitan dengan melakukan tindakan bedah kulit secara baik. 3. Meningkatkan akuntabilitas bedah kulit sebagai bagian integral pelayanan dermatologi Indonesia.
2
IV. Peserta Sasaran pelatihan adalah dokter spesialis kulit dan kelamin Indonesia yang teregistrasi pada Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Prasyarat 1. Mempunyai sertifikat Bedah Kulit Dasar/ Basic Skin Surgery (BSS) 2. Mempunyai sertifikat Advance Cardiac Life Support (ACLS) 3. Khusus Modified Micrografic Mohs’ (MMS) mempunyai sertifikat flap dan graft tahap lanjutan V. Diagram alir proses pelatihan PEMBUKAAN PERKENALAN & HARAPAN Building learning commitment
WAWASAN - Kebijakan - Peraturan METODA - Menekankan pada peserta aktif
KETERAMPILAN - Sesuai dengan materi pembelajaran METODA - Menekankan pada peserta aktif
EVALUASI Peserta memperoleh sertifikat basic MAGANG/ HANDS ON Peserta memperoleh sertifikat intermediate MANDIRI EVALUASI Peserta memperoleh sertifikat advanced Proses dan metodologi pelatihan Pelatihan dirancang dengan pola klasikal dengan kombinasi magang, sehingga pelatih dan peserta latih berinteraksi secara langsung. Untuk tahapan awal Pengurus Pusat PERDOSKI akan menetapkan tim pelatih yang memenuhi kriteria untuk menyelenggarakan pelatihan sesuai Kurikulum dan Modul Pelatihan Bedah Kulit. Sesuai dengan tujuan pelatihan yang bersifat teknis, diutamakan pemberian materi yang bersifat teknis dengan cara penugasan, pengamatan langsung, dan tindakan langsung (hands-on) yang menuntut peserta untuk berperan serta aktif. Materi teori diberikan dalam bentuk tanya jawab dan tugas baca. Selanjutnya terdapat komponen magang yang mewajibkan setiap peserta mempunyai logbook berisi tindakan pengamatan terhadap jumlah pasien yang dirinci pada masingmasing modul dan selesai pelatihan peserta melaksanakan secara mandiri tindakan pada sejumlah pasien yang dirinci pada Modul di bawah pengawasan para pelatih.
3
VI. Struktur Program Tertera pada tiap modul VII. Garis Besar Pokok Pelatihan (GBPP) Tertera pada tiap modul Evaluasi Pencapaian hasil pelatihan dinilai dari penguasaan materi dan kemajuan yang dicapai peserta latih. Evaluasi teori dapat dilihat secara umum dari pre-test dan post-test. Kemahiran peserta dalam praktik dinilai dari pengamatan pada saat pelatihan berlangsung dan lebih penting pada saat kembali di tempat kerja. Logbook akan menjadi bahan evaluasi akhir penentuan batas kelulusan. Penyelenggaraan pelatihan dinilai dari fasilitasi yang diberikan panitia penyelenggara, serta proses berlangsungnya pembelajaran yang digunakan untuk menilai kemampuan pelatih. VIII. Modul Bedah Kulit Disertakan pada lampiran tiap judul modul 1. Lampiran 1 Augmentasi Kulit 2. Lampiran 2 Flap 3. Lampiran 3 Liposuction/ Bedah Sedot Lemak 4. Lampiran 4 Blefaroplasti 5. Lampiran 5 S-Lift 6. Lampiran 6 Bedah Mikrografik Mohs Modifikasi
4
Sub Judul - Struktur Program - Garis Besar Pokok Pelatihan - Modul Bedah Kulit Lampiran 1 : Augmentasi Kulit STRUKTUR PROGRAM DERMATOLOGI INTERVENSI : AUGMENTASI KULIT No
A
B 1 2 3
C 1 2 D 1
2
Materi Pelatihan Augmentasi Kulit TAHAP PEMBEKALAN Materi dasar Augmentasi Kulit 1. UUPK 2. Perkonsil KKI Materi inti Bedah Kulit Dasar (PEMBEKALAN) Anatomi superfisial dan daerah berbahaya Pengetahuan dasar Augmentasi Kulit Teknik Augmentasi Kulit Peserta Memperoleh Sertifikat Basic Augmentasi Kulit Tahap Magang Live Demo Hands On 2 (dua) kasus Peserta Memperoleh Sertifikat Intermediate Tahap Mandiri Rencana Kerja Operasional (RKO) Pengerjaan 3 (tiga) pasien mandiri dengan dokumentasi Peserta Memperoleh Sertifikat Advanced Evaluasi Ujian tulis (tahap pembekalan) Ujian praktik (tahap magang dan tahap mandiri) SUBTOTAL Persen (%)
T
Jumlah
1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
2 3
2 3
5
5
1
6 33%
Catatan : T = Teori, P = Penugasan, PL = Praktik Lapangan
5
Waktu P PL
1
2 11%
2
2
10 56%
18 100%
GARIS BESAR POKOK PELATIHAN DERMATOLOGI INTERVENSI : AUGMENTASI KULIT
Materi
1 1.Modul Augmentasi Kulit
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
2 Meningkatkan pelayanan dermatologik melalui peningkatan kapasitas dokter spesialis kulit dan kelamin melaksanakan augmentasi kulit .
3 Mampu 1. Menguasai pengetahuan dasar augmentasi kulit 2. Menguasai kemampuan seleksi pasien, persiapan dan perawatan pascatindakan augmentasi kulit 3. Melaksanakan augmentasi kulit secara keseluruhan dan aman
Pokok bahasan
Subpokok bahasan
4 1. Anatomi dan fisiologi kulit dan jaringan lunak di bawahnya
5 -
2. Teori tentang berbagai jenis augmentasi kulit berdasarkan mekanisme aksi dan biodegradability.
Metoda
6 1. Persiapan Pengetahuan dasar sebelum mengikuti pelatihan 2. Teori:Kuliah Interaktif 5 (lima)
3. Indikasi dan kontraindikasi
3. Magang: Mengerjakan 2 (dua) kasus
4. Komplikasi yang dapat timbul 5. Seleksi pasien
4. Mandiri: Mengerjakan 3 (tiga) kasus secara mandiri disertai laporan kasus dan foto dalam waktu maksimum 6 (enam)bulan.
6. Persiapan alat-alat yang dibutuhkan 7. Teknik injeksi 8. Perawatan pascatindakan.
6
R u j Alat bantu u k a n 7 8 1. Perlengkapan kuliah interaktif: audio visual, ATK 2. Buku pedoman 3. CCTV
T
P
PL
Tot
09 6
10 2
11 10
12 18
MODUL AUGMENTASI KULIT 1. PENGANTAR Modul dirancang agar peserta memiliki kompetensi melaksanakan injeksi untuk augmentasi kulit jaringan lunak sebagai bagian pelayanan dermatologi intervensi yang tersedia pada sarana pelayanan kesehatan. Prasyarat peserta pelatihan adalah telah melalui: 1. Modul bedah dasar kulit (PPDS & Sp.KK) 2. Modul Advanced Cardiac Life Support (ACLS) Waktu Teori: 6 JPL, Penugasan: 2 JPL, Praktik Lapangan: 10 JPL TOTAL: 18 JPL *1 JPL = Satuan jam pembelajaran efektif ± 45 menit 2. TUJUAN PEMBELAJARAN 2.1 UMUM Peserta memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan untuk melaksanakan augmentasi kulit 2.2 KHUSUS 1. Menguasai pengetahuan dasar augmentasi kulit 2. Menguasai kemampuan untuk seleksi pasien, persiapan dan perawatan pascatindakan augmentasi kulit 3. Mampu melaksanakan augmentasi kulit secara keseluruhan dan aman 3. POKOK BAHASAN 1. Anatomi dan fisiologi kulit dan jaringan lunak di bawahnya 2. Teori tentang bahan augmentasi kulit 3. Indikasi dan kontraindikasi 4. Seleksi pasien 5. Persiapan alat-alat yang dibutuhkan 6. Teknik injeksi 7. Perawatan pascatindakan 8. Komplikasi yang dapat timbul 4. BAHAN BELAJAR 1. Undang Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Indonesia. 2. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) 3. Safe Surgery Safe Life (SSSL) 4. Donofrio L. Soft tissue augmentation. In: Wolff K, et al. (eds.). Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. New York: McGraw-Hill, 2008:2380-87. 5. Hirsch RJ. Dermal fillers. In: Sadick N, Moy R, Lawrence N, Hirsch RJ. Concise manual of cosmetic dermatologic surgery. New York: McGraw Hill Medical, 2008:37-46. 6. Sengelman RD, Tull S, Pollack SV. Soft tissue augmentation. In: Robinson JK, Hanke CW, Sengelman RD, Siegel DM. eds. Surgery of the skin. Procedural dermatology. Philadelphia: Elsevier Mosby, 2005:437-62. 7. Beer KR, Narins R. Soft tissue augmentation. In: Kaminer MS, Arndt K, Dover JS, Rohrer TE, Zachary CB. Eds. Atlas of cosmetic surgery. 2nd ed. Philadelphia, 2009:287-308. 8. Dasiou-Plakida D. Dermofillers: collagen, hyaluronic acid, silicone, methacrylate etc. In: Rusciani L, Robins P. Textbook of dermatologic surgery. Padova: Picin, 2008:741-777.
7
5. METODA Tahap pembekalan : Kuliah interaktif, diskusi, demonstrasi alat, pasien, tindakan Tahap magang : mengerjakan 2 (dua) kasus di bawah supervisi Tahap mandiri : mengerjakan 3 (tiga) kasus secara mandiri disertai Dokumentasi dalam maksimum 6 (enam) bulan 6. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahap pembekalan terdiri dari: 1. Pemberian kuliah interaktif 5(lima) JPL Tahap magang terdiri dari: 1. Live Demo 2 (dua) JPL 2. Hand On 2 (dua) kasus dalam waktu 3 (tiga) JPL Tahap mandiri terdiri dari: 1. Mengerjakan 3 (tiga) kasus secara mandiri disertai laporan kasus dan foto dalam waktu maksimum 6 (enam) bulan ( logbook ) Pelatih Memiliki kompetensi pelatih augmentasi kulit dari Kolegium I.K.Kulit dan Kelamin 7. EVALUASI 1. Tahap pembekalan : pre-test (tes formatif) dan post-test (tes sumatif)- Nilai Batas Lulus (NBL) 70 2. Tahap magang : Direct Observational Procedural Skill (DOPS) 3. Tahap mandiri : DOPS
8
Sub Judul - Struktur Program - Garis Besar Pokok Pelatihan(GBPP) - Modul Bedah Kulit Lampiran 2 : Flap STRUKTUR PROGRAM DERMATOLOGI INTERVENSI: FLAP No A
B 1 2 3 4 5 6 C 1 2 D 1
Materi Pelatihan Flap TAHAP PEMBEKALAN Materi Pelatihan Flap 1. UUKP 2. Perkonsil KKI Materi inti Bedah Kulit Dasar (PEMBEKALAN) Anatomi wajah, dengan penekanan daerah risiko tinggi Indikasi Flap dan kontraindikasi Teknik yang tepat untuk masing-masing pasien Penetuan alat yang dipakai Komplikasi dan tatalaksana Perawatan luka pascaoperasi Peserta Memperoleh Sertifikat Basic Flap Tahap Magang Live Demo Hands On Peserta Memperoleh Sertifikat Intermediate Tahap Mandiri Tahap Pengerjaan 5 (lima) kasus dalam 6 bulan Peserta Memperoleh Sertifikat Advanced SUBTOTAL Persen (%)
T
Jumlah
1 1
1 1
1
1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1
8 35%
Catatan : T = Teori, P = Penugasan, PL = Praktik Lapangan
9
Waktu P PL
1 4%
5
1 5
9
9
14 61%
23 100%
Materi
1 2. Modul Flap
TIU
2 Meningkatkan pelayanan dermatologik melalui peningkatan kapasita dokter spesialis kulit dan kelamin dalam melaksanakan Flap
GARIS BESAR POKOK PELATIHAN DERMATOLOGI INTERVENSI: FLAP TIK Pokok bahasan SubMetoda pokok bahasan
3 Mampu 1. Menguasai pengetahuan dasar flap 2. melakukan rekonstruksi flap kulit dengan tepat, dan menghasilkan tingkat estetik optimal. 3. melakukan bedah flap secara mandiri dan kompeten.
4 1. Anatomi wajah, dengan penekanan daerah risiko tinggi
5 -
2. Indikasi flap dan kontraindikasi 3. Teknik yang tepat untuk masing-masing pasien
6 1. Persiapan pengetahuan dasar sebelum mengikuti pelatihan
7 1. Perlengkapan kuliah interaktif: audio visual, ATK
2. Teori: Kuliah interaktif
2. Buku pedoman dan logbook
3. Demonstrasi alat, pasien, tindakan
4. Penentuan alat yang dipakai
4. Magang: mengerjakan 2 (dua) kasus di bawah supervisi
5. Komplikasi dan tatalaksana
5. Mandiri: mengerjakan 3 (tiga) kasus secara mandiri disertai laporan kasus dan foto dalam waktu maksimum 6 (enam) bulan
6. Perawatan luka pascaoperasi
10
Alat bantu
3. Alat bantu pembelajaran 4. Kulit babi atau bahan sintetis dan instrumen bedah kulit 5. CCTV
R u j u k a n 8 -
T
P
PL
Tot
9 8
10 1
11 14
12 23
MODUL FLAP 1. PENGANTAR Modul dirancang agar peserta memiliki kompetensi melaksanakan flap sebagai komponen penting bagi berbagai prosedur bedah kulit, karena merupakan salah satu tindakan rekonstruksi yang banyak dilakukan, terutama pada kanker kulit flap adalah teknik penutupan defek/kulit dengan cara transfer kulit dan subkutan yang bersebelahan serta memiliki tekstur dan warna menyerupai defek/kulit yang hilang. Pada tahun 1991 American Council on Graduate Medical Education (ACGME) secara resmi mengikutsertakan flap dan tandur kulit ke dalam kurikulum pendidikan residen spesialis kulit. Prasyarat peserta pelatihan adalah telah melalui: 1. Modul bedah kulit dasar (PPDS dan Sp.KK) 2. Modul ACLS ( Advanced Cardiac Life Support ) Waktu Teori: 8 JPL, Penugasan: 1 JPL, Praktik Lapangan: 14 JPL TOTAL: 27 JPL *1 JPL = satuan jam pembelajaran efektif ± 45 menit 2. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM Peserta memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan untuk melaksanakan penutupan defek kulit dengan flap KHUSUS 1. Menguasai pengetahuan dasar flap 2. Menguasai kemampuan untuk seleksi pasien, persiapan flap dan perawatan pascatindakan 3. Mampu melaksanakan flap secara mandiri dan mengatasi komplikasi 3. POKOK BAHASAN 1.
Anatomi wajah,dengan penekanan daerah risiko tinggi
2.
Indikasi flap, dan kontraindikasi
3.
Teknik yang tepat untuk masing-masing pasien
4.
Penentuan alat yang dipakai
5.
Komplikasi dan tatalaksana
6.
Perawatan luka pascaoperasi
4. BAHAN BELAJAR 1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 2. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia 3. Safe Surgery Safe Life (SSL) 4. Roenigk RK, Ratz JL, Roenigk Jr HH. Current techniques in procedural dermatology. 3rd ed. New York: Informa Health Care, 2007, 569-85. 5. Mc Gregor IA. Fundamental techniques of plastic surgery. 6th ed. New York: Churchill Livingstone: 102-50. 6. Baker SR. Local flaps in facial reconstruction. 2nd ed. China, Elsevier, 2007. 7. Robinson JK, Hanke CW, Scugehram RD, Siegel DM. Surgery of the skin, 2nd ed . Spain, Elsevier, 2005.
11
5. METODA 1. Tahap pembekalan : Kuliah dan diskusi 2. Tahap magang : observasi, operator di bawah pengawasan tutor, mengerjakan 2 (dua) kasus 3. Tahap mandiri : mengerjakan 3 (tiga) secara mandiri dalam waktu maksimum 6(enam) Bulan 6. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahap Pembekalan terdiri dari: 1. Pemberian kuliah interaktif 8 JPL Tahap Magang terdiri dari: 2. Live demo 1 JPL 3. HandS On 2 (dua) kasus 5 JPL Tahap Mandiri terdiri dari: 1. Mengerjakan 3 (tiga) kasus 9 JPL secara mandiri disertai laporan kasus dan foto dalam waktu maksimum 6 (enam) bulan Alat bantu 1. Perlengkapan kuliah interaktif : audio visual, ATK 2. Buku pedoman dan logbook 3. Alat bantu pembelajaran 4. Kulit babi atau bahan sintetis dan instrumen bedah kulit. 5. CCTV Pelatih SpKK (mempunyai surat keterangan kompetensi sebagai pelatih dari kolegium I.K.Kulit dan Kelamin) 7. EVALUASI 1. 2. 3.
Tahap pembekalan: pre-tes (tes formatif) dan post-test (tes sumatif) – Nilai Batas Lulus (NBL) 70 Tahap magang : Direct Observational Procedural Skill (DOPS) Tahap mandiri : DOPS
12
Sub Judul - Struktur Program - Garis Besar Pokok Pelatihan (GBPP) - Modul Bedah Kulit Lampiran 3 : Liposuction/ Bedah Sedot Lemak
STRUKTUR PROGRAM DERMATOLOGI INTERVENSI : LIPOSUCTION/ BEDAH SEDOT LEMAK Waktu No Materi Pelatihan Liposuction T P PL Jumlah TAHAP PEMBEKALAN A Materi Pelatihan Liposuction 1. UUPK 1 1 2. Perkonsil KKI 1 1 Materi inti Bedah Kulit Dasar B (PEMBEKALAN) Anatomi dan fisiologi kulit dan jaringan 1 1 1 lunak di bawahnya Teori tentang berbagai jenis bedah sedot 2 lemak sesuai lokasi dan kemungkinan 2 2 komplikasinya Seleksi pasien 3 1 1 Persiapan alat-alat yang dibutuhkan 4 1 1 Perawatan pascatindakan 5 1 1 Peserta Memperoleh Sertifikat Basic Liposuction Tahap Magang C Live Demo 1 3 3 Hands On 2 6 6 Peserta Memperoleh Sertifikat Intermadiate Tahap Mandiri D Pengerjaan 3 (tiga) kasus mandiri dengan 1 9 9 dokumentasi Peserta Memperoleh Sertifikat Advanced SUBTOTAL
8
9
9
26
Persen (%)
30%
35 %
35%
100%
Catatan: T= Teori, P= Penugasan, PL= Praktik Lapangan
13
Materi
1 3. Modul Liposuction
GARIS BESAR POKOK PELATIHAN DERMATOLOGI INTERVENSI : LIPOSUCTION / BEDAH SEDOT LEMAK TIU TIK Pokok Bahasan SubMetoda Alat Bantu R Pokok u Bahasan j u k a n 2 3 4 5 6 7 8 Meningkatkan Mampu 1. Anatomi dan fisiologi kulit 1. Persiapan 1. Perlengkapan pelayanan 1. Menguasai dan jaringan lunak di pengetahuan kuliah dermatologik pengetahuan bawahnya dasar sebelum interaktif: melalui dasar mengikuti audio visual, 2. Teori tentang berbagai jenis peningkatan liposuction pelatihan ATK Bedah Sedot Lemak sesuai kapasitas 2. Teori: 2. Menguasai lokasi dan kemungkinan dokter Kuliah interaktif 2. Buku kemampuan komplikasinya. pedoman spesialis kulit 3. Demonstrasi untuk seleksi dan kelamin alat, pasien, 3. Seleksi pasien pasien, dalam tindakan 2 (dua) 3. Peralatan persiapan Bedah Sedot melaksanakan kasus 4. Persiapan alat-alat yang bedah sedot Lemak bedah sedot 4. Magang: dibutuhkan lemak dan lemak/liposuct mengerjakan 2 perawatan ion. (dua) di bawah 4. CCTV 5. Perawatan pascatindakan. pasca tindakan supervisi 5. Mandiri: 3. melaksanakan mengerjakan 3 bedah sedot (tiga) kasus lemak secara secara mandiri keseluruhan disertai laporan dan aman kasus dan foto dalam waktu 6 (enam) bulan.
14
T
P
PL
Tot
9 8
10 9
11 9
12 26
MODUL LIPOSUCTION/ BEDAH SEDOT LEMAK 1. PENGANTAR Modul dirancang agar peserta memiliki kompetensi melaksanakan liposuction atau bedah sedot lemak sebagai bagian dari pelayanan bedah kulit tingkat lanjut dan sebagai salah satu komponen penting dermatologi intervensi yang tersedia pada sarana pelayanan kesehatan. Prasyarat peserta pelatihan adalah telah melalui: 1. Modul bedah kulit dasar (PPDS dan SpKK) 2. Modul Advanced Cardiac Life Support (ACLS) Waktu Teori: 8 JPL, Penugasan: 9 JPL, Praktek Lapangan : 9 JPL TOTAL : 26 JPL *1 JPL = satuan jam pembelajaran efektif ± 45 menit 2. TUJUAN PEMBELAJARAN 2.1. UMUM Peserta memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dibutuhkan untuk melaksanakan bedah sedot lemak atau liposuction 2.2. KHUSUS 1. Menguasai pengetahuan dasar liposuction 2. Menguasai kemampuan untuk seleksi pasien, persiapan bedah sedot lemak dan perawatan pascatindakan 3. Mampu melaksanakan bedah sedot lemak secara mandiri dengan teknik tang benar dan mampu mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi 3. POKOK BAHASAN 1. Anatomi dan fisiologi kulit dan jaringan lunak di bawahnya 2. Teori tentang berbagai jenis Bedah Sedot Lemak sesuai lokasi dan kemungkinan komplikasinya. 3. Seleksi pasien 4. Persiapan alat-alat yang dibutuhkan 5. Perawatan pascatindakan. 4. BAHAN BELAJAR 1. Undang Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Indonesia. 2.
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia (Perkonsil KKI)
3.
Safe Surgery Safe Life (SSSL)
4.
Leonard AL, Hanke CW.Liposuction. In: Wolff K, et al. (eds.). Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. New York: McGraw-Hill, 2008:2378-80.
5.
Lawrence N. Liposuction. In: Sadick N, Moy R, Lawrence N, Hirsch RJ. Concise manual of cosmetic dermatologic surgery. New York: McGraw Hill Medical, 2008:57-67.
6.
Lawrence N, Leonhardt JM. Liposuction. In: Robinson JK, Hanke CW, Sengelman RD, Siegel DM. eds. Surgery of the skin. Procedural dermatology. Philadelphia: Elsevier Mosby, 2005:513-35.
7.
Jacob CI, Kaminer MJ. Tumescent liposuction. In: Kaminer MS, Arndt K, Dover JS, Rohrer TE, Zachary CB. Eds. Atlas of cosmetic surgery. 2nd ed. Philadelphia, 2009:323-64.
8.
Sattler G. Liposuction. In: Rusciani L, Robins P. Textbook of dermatologic surgery. Padova: Picin, 2008:793-806
15
5. METODA Pembekalan: persiapan pengetahuan dasar sebelum mengikuti pelatihan, teori : kuliah interaktif, demonstrasi alat, pasien, tindakan. Magang : mengerjakan 2 (dua) kasus di bawah supervisi. Mandiri : mengerjakan 3 (tiga) kasus secara mandiri disertai dokumentasi dalam waktu 6 (enam) bulan 6. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahap Pembekalan terdiri dari: 1. Pemberian kuliah interaktif 8 JPL 2. Demostrasi tindakan 2 kasus Tahap Magang terdiri dari: 1. Live demo 3 JPL 2. Hands On 2 kasus 6 JPL Tahap Mandiri terdiri dari: 1. Mengerjakan 3 kasus 9 JPL mandiri desertai laporan kasus dan foto dalam waktu 6 bulan Alat bantu 1. Perlengkapan kuliah interaktif : audio visual, ATK 2. Buku pedoman dan logbook 3. Peralatan Bedah Sedot Lemak 4. CCTV Pelatih Mempunyai surat keterangan kompetensi sebagai pelatih dari Kolegium I.K.Kulit dan Kelamin 7. EVALUASI 1. Tahap pembekalan: pre-tes (tes formatif) dan post-test (tes sumatif) – Nilai Batas Lulus (NBL) 70 2. Tahap magang : Direct Observational Procedural Skill (DOPS) 3. Tahap mandiri : DOPS
16
Sub Judul - Struktur Program - Garis Besar Pokok Pelatihan (GBPP) - Modul Bedah Kulit Lampiran 4 : Blefaroplasti STRUKTUR PROGRAM DERMATOLOGI INTERVENSI : BLEFAROPLASTI No A
B 1 2 3 4 5 6
C 1 2 D 1
Materi Pelatihan Blefaroplasti TAHAP PEMBEKALAN Materi Pelatihan Blefaroplasti 1. UUKP 2. Perkonsil KKI Materi inti Bedah Kulit Dasar (PEMBEKALAN) Anatomi dan fisiologi kelopak mata Teori tentang berbagai teknik blefaroplasti Seleksi pasien dan persiapan prabedah Persiapan alat blefaroplasti Perawatan pascatindakan Penanganan komplikasi Peserta Memperoleh Sertifikat Basic Blefaroplasti Tahap Magang Live Demo 2 (dua) kasus Hands On 2 (dua) kasus Peserta Memperoleh Sertifikat Intermediate Tahap Mandiri Tahap Pengerjaan 3 (tiga) kasus dalam 6 bulan Peserta Memperoleh Sertifikat Advanced
T
Waktu P PL
Jumlah
1 1
1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
3 5
3 5
9
9
SUBTOTAL
8
3
14
25
Persen (%)
32 %
12 %
56%
100%
Catatan: T : Teori, P : Penugasan, PL : Praktik Lapangan
17
Materi
1 4. Modul Blefaroplasti
TIU
2 Umum: Peserta memilki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan untuk melaksanakan blefaroplasti
GARIS BESAR POKOK PELATIHAN DERMATOLOGI INTERVENSI: BLEFAROPLASTI TIK Pokok Bahasan SubMetoda Alat Bantu Pokok Bahasan 3 Khusus: menentukan indiksai blefaroplasti dengan mengenali kandidat yang baik, melakukan prosedur dengan teknik yang benar, dan mampu mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi.
4 1. Mampu menentukan indikasi, design dan seleksi pasien sesuai indikasi medis dan Psikososial 2. Mengerti anatomi dan fisiologi/ fungsi kelopak mata dan orbital fat secara detail 3. Menguasai pemeriksaan praoperasi 4. Menguasai teknik dan alat yang digunakan untuk blefaroplasti sesuai dengan keadaan masing-masing pasien 5. Mampu melakukan perawatan pascaoperasi 6. Bilamana menjumpai komplikasi, mampu mengatasinya 7. Foto pra dan pasca tindakan sesuai standar
18
5 -
6 1. Persiapan pengetahuan dasar sebelum mengikuti pelatihan 2. Teori: Kuliah interaktif 3. Demonstrasi alat, pasien, tindakan 4. Magang: mengerjakan 2 (dua) di bawah supervisi 5. Mandiri: mengerjakan 3 (tiga) kasus secara mandiri disertai laporan kasus dan foto dalam waktu maksimum 6 (enam) bulan
7 1. Perlengkapan kuliah interaktif: Audio visual, ATK 2. Buku pedoman dan logbook 3. Peralatan Blefaroplasti 4. CCTV
R U J U K A N
T
P
PL
Tot
8 -
9 8
10 3
11 14
12 25
MODUL BLEFAROPLASTI 1. PENGANTAR Modul dirancang agar peserta memiliki kompetensi melaksanakan blefaroplasti sebagai bagian dari pelayanan bedah kulit tingkat lanjut dan sebagai salah satu komponen penting dermatologi intervensi yang tersedia pada sarana pelayanan kesehatan. Prasyarat peserta pelatihan adalah telah melalui: 1. Modul bedah kulit dasar (PPDS dan Sp.KK) 2. Modul Advanced Cardiac Life Support (ACLS) Waktu Teori: 8 JPL, Penugasan: 3 JPL, Praktik Lapangan: 14 JPL TOTAL: 25 JPL *1 JPL = satuan jam pembelajaran efektif ± 45 menit 2. TUJUAN PEMBELAJARAN 2.1. UMUM Peserta memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dibutuhkan untuk melaksanakan blepharoplasty 2.2. KHUSUS 1. Menguasai pengetahuan dasar blefaroplasti 2. Menguasai kemampuan untuk seleksi pasien, persiapan blefaroplasti dan perawatan pascatindakan 3. Mampu melaksanakan blefaroplasti secara mandiri dengan teknik yang benar dan mampu mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi
3. POKOK BAHASAN 1. Anatomi dan fisiologi kelopak mata dan lemak orbita 2. Teori tentang berbagai teknik blefaroplasti dan kemungkinan komplikasi. 3. Seleksi pasien dan persiapan prabedah 4. Persiapan alat blefaroplasti 5. Perawatan pascatindakan 6. Penanganan komplikasi 4. BAHAN BELAJAR 1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 2. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia 3. Safe Surgery Safe Life (SSL) 4. Moy R. Lower lid blepharoplasty. In: Sadick N, Moy R, Lawrence N, Hirsch RJ. Concise manual of cosmetic dermatologic surgery. New York: McGraw Hill Medical, 2008:101-06. 5. Moody BR, Weber PJ. Blepharoplasty and brow lift. Sengelman RD, Tull S, Pollack SV. Soft tissue augmentation. In: Robinson JK, Hanke CW, Sengelman RD, Siegel DM. eds. Surgery of the skin. Procedural dermatology. Philadelphia: Elsevier Mosby, 2005:673-90. 6. Biesman B. Blepharoplasty. In: Kaminer MS, Arndt K, Dover JS, Rohrer TE, Zachary CB. Eds. Atlas of cosmetic surgery. 2nd ed. Philadelphia, 2009:483-504. 5. METODE Tahap pembekalan: teori, kuliah interaktif, demonstrasi alat, pasien, tindakan. Tahap magang : mengerjakan 2 (dua) kasus observasi, asistensi, operator di bawah supervisi Tahap mandiri : mengerjakan 3 (tiga) kasus sebagai operator secara mandiri dan dokumentasi dalam waktu 6 (enam) bulan
19
6. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahap Pembekalan terdiri dari : 1. Pemberian kuliah interaktif 8 JPL 2. Demostrasi tindakan 3 JPL Tahap Magang terdiri dari : 1. Demostrasi tindakan 2 kasus 6 JPL Tahap Mandiri terdiri dari: 1. Mengerjakan 3 kasus 9 JPL secara mandiri disertai laporan kasus dan foto dalam waktu maksimum 6 bulan. Alat bantu 1. Perlengkapan kuliah interaktif : audio visual, ATK 2. Buku pedoman dan logbook 3. Peralatan Blefaroplasti 4. CCTV Pelatih Sp.KK yang telah mengerjakan 20 kasus blefaroplasti dengan surat keterangan kompetensi tambahan dari Kolegium IKKK 7. EVALUASI 1. Tahap pembekalan: pre-tes (tes formatif) dan post-test (tes sumatif) – Nilai Batas Lulus (NBL) 70 2. Tahap magang : Direct Observational Procedural Skill (DOPS) 3. Tahap mandiri : DOPS
20
Sub Judul - Struktur Program - Garis Besar Pokok Pelatihan (GBPP) - Modul Bedah Kulit Lampiran 5 : S-lift STRUKTUR PROGRAM DERMATOLOGI INTERVENSI : S-Lift No A
B 1 2 3 4 5 6 7 C 1 2 D 1
Materi Pelatihan S-Lift TAHAP PEMBEKALAN Materi Pelatihan S-Lift 1. UUKP 2. Perkonsil KKI Materi inti Bedah Kulit Dasar (PEMBEKALAN) Anatomi wajah, dengan penekanan daerah risiko tinggi Indikasi pasien S-Lift, dan kontraindikasi medis termasuk gangguan psikososial Teknik yang tepat untuk masing-masing pasien Pemilihan anestesi Penentuan alat yang dipakai Komplikasi dan penanganan Perawatan luka pascaoperasi Peserta Memperoleh Sertifikat Basic S-Lift Tahap Magang Live Demo Hands On Peserta Memperoleh Sertifikat Intermediate Tahap Mandiri Tahap Pengerjaan 3 (tiga) kasus dalam 6 bulan Peserta Memperoleh Sertifikat Advanced
T
Waktu P PL
Jumlah
1 1
1 1
1
1
1
1
1
1
1 1 1 1
1 1 1 1
3 6
3 6
9
9
SUBTOTAL
9
3
15
27
Persen (%)
33%
11%
56%
100%
Catatan: T= Teori, P= Penugasan, PL= Praktik Lapangan
21
GARIS BESAR POKOK PELATIHAN DERMATOLOGI INTERVENSI : S-Lift Pokok Bahasan SubMetoda Alat Bantu pokok bahasan
Materi
TIU
TIK
1
2 Meningkatkan pelayanan dermatologis melalui peningkatan kapasita dokter spesialis kulit dan kelamin dalam melaksanakan S-Lift
3 Mampu menentukan indikasi untuk S-Lift, menguasai teknik dan mengatasi komplikasi
5.Modul S-lift
4 1. Anatomi wajah, dan mengetahui daerah daerah dengan risiko tinggi. 2. Mampu menentukan indikasi pasien S-lift 3. Mampu menentukan teknik yang tepat untuk masingmasing pasien. 4. Mampu menentukan anestesi yang sesuai dengan pasien 5. Mampu menentukan alat yang dipakai. 6. Mampu mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi. 7. Mampu melakukan penutupan dan perawatan luka pascaoperasi 8. Mampu membuat foto pradan pascaoperasi sesuai standar.
22
5 -
6 1. Persiapan pengetahuan dasar sebelum mengikuti pelatihan 2. Teori: Kuliah interaktif 3. Magang: mengerjakan 2 (dua) kasus di bawah supervisi 4. Mandiri: mengerjakan 3 (tiga) kasus secara mandiri disertai laporan kasus dan foto dalam waktu maksimum 6 (enam) bulan
R u j u k a n 7 8 1. Perlengkapan kuliah interaktif: LCD , ATK 2. Buku pedoman dan logbook 3. Peralatan S- Lift 4. CCTV
T
P
PL
Tot
9 9
10 3
11 15
12 27
MODUL S-LIFT 1. PENGANTAR Modul dirancang agar peserta memiliki kompetensi melaksanakan S-lift sebagai bagian dari pelayanan bedah kulit tingkat lanjut dan sebagai salah satu komponen penting dermatologi intervensi yang tersedia pada sarana pelayanan kesehatan. Prasyarat peserta pelatihan adalah telah melalui: 1. Modul bedah kulit dasar 2. Modul Advanced Cardiac Life Support (ACLS) Waktu Teori: 9 JPL, Penugasan: 9 JPL, Praktik Lapangan: 9 JPL TOTAL: 27 JPL *1 JPL = satuan jam pembelajaran efektif ± 45 menit 2. TUJUAN PEMBELAJARAN 2.1.
UMUM Peserta memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dibutuhkan untuk melaksanakan S lift
2.2.
KHUSUS 1. Menguasai pengetahuan dasar S-lift 2. Menguasai kemampuan untuk seleksi pasien, persiapan S-lift dan perawatan pascatindakan 3. Mampu melaksanakan S-lift secara mandiri dan mengatasi komplikasi
3. POKOK BAHASAN 1. Anatomi wajah, dengan penekanan daerah risiko tinggi 2. Indikasi pasien S-lift, dan kontraindikasi medis termasuk gangguan psikososial 3. Teknik yang tepat untuk masing-masing pasien 4. Pemilihan anestesi 5. Penentuan alat yang dipakai 6. Komplikasi dan penanganan 7. Perawatan luka pascaoperasi 8. Mampu membuat foto pra-dan pascaoperasi sesuai standar 4. BAHAN BELAJAR 1. Undang Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Indonesia. 2. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia (Perkonsil KKI) 3. Safe Surgery Safe Life (SSSL) 4. Moy R. Minimal incision face-lift and face lift. In: Sadick N, Moy R, Lawrence N, Hirsch RJ. Concise manual of cosmetic dermatologic surgery. New York: McGraw Hill Medical, 2008:119-26. 5. Langdon RC, Sattler G, Hanke CW. Minimum incision face lift. In: Robinson JK, Hanke CW, Sengelman RD, Siegel DM. Surgery of the skin. Procedural dermatology. Philadelphia: Elsevier Mosby, 2005:657-73. 6. Niamtu J. Face-lifts. In: Kaminer MS, Arndt K, Dover JS, Rohrer TE, Zachary CB. Eds. Atlas of cosmetic surgery. 2nd ed. Philadelphia, 2009:517-46.
23
5. METODA
1. Tahap pembekalan : Kuliah dan diskusi 2. Tahap magang : observasi, asisten 2 , asisten 1, operator di bawah pengawasan tutor, mengerjakan 2 (dua) kasus 3. Tahap mandiri : mengerjakan 3 (tiga) kasus dalam waktu 6 (enam) bulan
6. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Tahap pembekalan terdiri dari: 2. 1. Pemberian kuliah interaktif 6 JPL 3. Tahap magang terdiri dari: 1. Live demo 3 JPL 4. 2. Hands On 2 (dua) kasus 6 JPL 5. Tahap mandiri terdiri dari: 6. 1. Mengerjakan 3 (tiga) kasus 9 JPL secara mandiri disertai laporan kasus dan foto dalam waktu maksimum 6 bulan 7. Alat bantu 1. Perlengkapan kuliah interaktif : audio visual, ATK 2. Buku pedoman dan logbook 3. Peralatan S- lift 4. CCTV Pelatih SpKK yang telah mengerjakan 20 kasus S-lift dengan surat keterangan kompetensi tambahan pelatih dari Kolegium IKKK 7. EVALUASI 1. Tahap pembekalan: pre-tes (tes formatif) dan post-test (tes sumatif) – Nilai Batas Lulus (NBL) 70 2. Tahap magang : Direct Observational Procedural Skill (DOPS) 3. Tahap mandiri : DOPS
24
Sub Judul - Struktur Program - Garis Besar Pokok Pelatihan (GBPP) - Modul Bedah Kulit Lampiran 6 : Bedah Mikrografik Mohs Modifikasi STRUKTUR PROGRAM DDERMATOLOGI INTERVENSI : Bedah Mikrografik Mohs Modifikasi No A
B 1 2 3 4 5 6
C 1
D 1
Materi Pelatihan Modifikasi Mohs Surgery TAHAP PEMBEKALAN Materi Pelatihan Modifikasi Mohs Modifikasi 1. UUKP 2. Perkonsil KKI Materi inti Bedah Kulit Dasar (PEMBEKALAN) Anatomi wajah, dengan penekanan daerah risiko tinggi Indikasi Modifikasi Mohs Modifikasi dan kontraindikasi Teknik yang tepat untuk masing-masing pasien Penentuan alat yang dipakai Komplikasi dan tatalaksana Perawatan luka pascaoperasi Peserta Memperoleh Sertifikat Basic Modifikasi Mohs Modifikasi Tahap Magang Live Demo Hands On 2 (dua) kasus Peserta Memperoleh Sertifikat Intermediate Tahap Mandiri Tahap Pengerjaan 3 (tiga) kasus dalam 6 bulan
T
Waktu P PL
Jumlah
1 1
1 1
1
1
1
1
1 1 1 1
1 1 1 1
3 6
3 6
9
9
15 58% 77 53%
26 100 % 145 145%
Peserta Memperoleh Sertifikat Advanced SUBTOTAL Persen (%) TOTAL DARI SELURUH STRUKTUR PROGRAM Persen (%)
Catatan: T= Teori, P= Penugasan, PL= Praktik Lapangan
25
8 30% 47 32 %
3 12% 21 15%
Materi
1
4. Modul Bedah
Mikrografik Mohs Modifikasi
GARIS BESAR POKOK PELATIHAN DERMATOLOGI INTERVENSI : BEDAH MIKROGRAFIK MOHS MODIFIKASI TIU TIK Pokok Bahasan SubMetoda Alat bantu R pokok u bahasan j u k a n 2 3 4 5 6 7 8 Meningkatkan pelayanan dermatologis melalui peningkatan kapasita dokter spesialis kulit dan kelamin dalam melaksanakan S-Lift Bedah Mikrografik Mohs Modifikasi
Mampu melakukan teknik Bedah Mikrografik Mohs Modifikasai terhadap pasien dengan kanker kulit secara mandiri dan kompeten serta melakukan rekonstruksi luka, flap, graft, simple repair, eksisi.
1. Anatomi dan fisiologi kulit dan jaringan lunak di bawahnya 2. Teori tentang berbagai teknik Bedah Mikrografik Mohs Modifikasi sesuai lokasi dan kemungkinan komplikasinya 3. Indikasi dan seleksi pasien 4. Persiapan alat-alat yang dibutuhkan 5. Perawatan pascatindakan
TOTAL T = Teori P = Penugasan PL = Praktik Lapangan Persen %
26
-
1. Persiapan pengetahuan dasar sebelum mengikuti pelatihan 2. Teori: Kuliah interaktif 3. Demonstrasi alat, pasien, tindakan 4. Magang: mengerjakan 2 (dua) di bawah supervisi 5. Mandiri: mengerjakan 3 (tiga) kasus secara mandiri
1. Audio visual, ATK
-
T
P
PL
Tot
9
10
11
12
8
3
15
26
47
21
77
145
32%
15%
53%
100%
2. Buku pedoman dan logbook 3. Peralatan bedah Mikrografik Mohs Modifikasi 4. CCTV
MODUL BEDAH MIKROGRAFIK MOHS MODIFIKASI 1. PENGANTAR Modul dirancang agar peserta memiliki kompetensi melaksanakan Bedah Mikrografik Mohs Modifikasi sebagi bagian dari pelayanan bedah kulit tingkat lanjut dan sebagai salah satu komponen penting dermatologi intervensi yang bersedia pada sarana pelayanan kesehatan. Prasyarat peserta pelatihan adalah telah melalui: 1. Modul bedah kulit dasar 2. Modul flap dan graft 3. Modul Advanced Cardiac Life Support (ACLS) Waktu Teori : 8 JPL, Penugasan : 9 JPL, Praktik Lapangan : 9 JPL TOTAL : 26 JPL *1 JPL = satuan jam pembelajaran efektif ± 45 menit 2. TUJUAN PEMBELAJARAN 2.1 UMUM Peserta memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan untuk melaksanakan Bedah Mikrografik Mohs Modifikasi 2.2
KHUSUS 1. Menguasai pengetahuan dasar 2. Menguasai kemampuan untuk seleksi pasien, persiapan Bedah Mikrografik Mohs Modifikasi dan perawatan pascatindakan 3. Mampu melaksanakan Bedah Mikrografik Mohs Modifikasi secara mandiri dengan teknik yang benar dan mampu mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi 3. POKOK BAHASAN 1. Anatomi dan fisiologi kulit dan jaringan lunak dibawahnya 2. Teori tentang berbagai teknik Bedah Mikrografik Mohs Modifikasi sesuai lokasi dan kemungkinan komplikasi 3. Indikasi dan seleksi pasien 4. Persiapan alat-alat yang dibutuhkan 5. Perawatan pascatindakan 4. BAHAN BELAJAR 1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 2.
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia
3.
Safe Surgery Safe Life (SSL)
4.
Nouri K. Mohs micrographic surgery. London: Springer,2012:1-550
5.
Lee KL, Thomas VD, Swanson NA. Mohs micrographic surgery. In: Wolff K, et al.(eds.). Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. New York: McGraw-Hill, 2008:2315-19.
6.
Nouri K, Patel AR, Vejjabhimanta V. Mohs micrographic surgery. In: Nouri K (ed). Skin cancer. New York: McGraw Hill, 2008:482-501.
7.
Galloway T, Thorton S, Ratz JL, Wheeland RG, Bailin O. Mohs micrographic surgery. In: Roenigk RK, Ratz JL, Roenigk HH, Jr. (eds). Roenigk’s dermatologic surgery. New York: Informa, 2007:385-94
27
5. METODA
Pembekalan teori: Kuliah interaktif, demonstrasi alat, bahan / pasien, tindakan. Magang
: Live demo 2 (dua) kasus – dan hands-on 3 (tiga) kasus
Mandiri
: Mengerjakan 3 (tiga) kasus secara mandiri disertai laporan kasus dan foto dalam waktu 6 bulan 6. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahap Pembekalan terdiri dari: 1. Pemberian kuliah interaktif 8 JPL 2. Demonstrasi tindakan 2 (dua) kasus Tahap Magang terdiri dari: 1. Live demo 3 JPL 2. Hands On 2 (dua) kasus 6 JPL Tahap Mandiri terdiri dari: 1. Mengerjakan 3 (tiga) kasus 9 JPL mandiri disertai laporan kasus dan foto dalam waktu 6 (enam) bulan. Alat bantu: 1. Perlengakapan kuliah interaktif: audio visual, ATK 2. Buku pedoman dan logbook 3. CCTV Pelatih Mempunyai surat keterangan kompetensi sebagai pelatih dari Kolegium I.K.Kulit dan Kelamin 7. EVALUASI 1. Tahap pembekalan: pre-tes (tes formatif) dan post-test (tes sumatif) – Nilai Batas Lulus (NBL) 70 2. Tahap magang : Direct Observational Procedural Skill (DOPS) 3. Tahap mandiri : DOPS
28