PENINGKATAN PENGUASAAN VOCABULARY MELALUI METODE BERNYANYI PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL ULUM JAMBEYAN, WONOSEGORO, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Srata I Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh: HENI ARIYANI NIM: 11507023
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011 i
ii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama
: Heni Ariyani
Nim
: 11507023
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Judul
: Peningkatan Penguasaan Vocabulary melalui Metode Bernyanyi pada Siswa Kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Wonosegoro, Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 13 September 2011 Dosen Pembimbing
Dra. Woro Retnaningsih, M.Pd NIP. 196810171993032002
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini Nama
: Heni Ariyani
Nim
: 11507023
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 13 September 2011 Yang Menyatakan
Heni Ariyani
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan: 1. Bapak dan Ibuku tercinta (Sutanto dan Nasrikhatun) yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya beserta doa sebagai penguat dalam hidupku 2. Kakakku (Maftuhul Arifin) beserta adik-adikku (Nanang dan Syifa) yang selalu menghiasi hidupku dengan kebahagiaan dan keceriaan. 3. Bapak dan Ibu dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 4. Sahabat-sahabatku (Memey dan Ifa) yang selalu jadi inspirator dan motivator untukku. 5. Teman-teman kos Afi beserta teman-teman PGMI angkatan 2007 yang saya sayangi. 6. Serta calon pendampingku, terimakasih atas dukungan dan semangatnya.
vi
MOTTO
.....ٍ ﯾَﺮْﻓَﻊِ اﻟﻠﱠﮫُ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آﻣَﻨُﻮا ﻣِﻨﻜُﻢْ وَاﻟﱠﺬِﯾﻦَ أُوﺗُﻮا اﻟْﻌِﻠْﻢَ دَرَﺟَﺎت.... “.... Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi pengetahuan, beberapa derajat......”
Q.S Al Mujaadalah (58:11)
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya. Dengan rahmat-Nyalah penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Peningkatan Penguasaan Vocabulary melalui Metode Bernyanyi pada Siswa Kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Wonosegoro, Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012” dengan tepat waktu. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Sumarno Widjadipa, M. Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 3. Miftachurrif’ah, M. Ag, selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 4. Dra. Woro Retnaningsih, M. Pd, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberi pengarahan sampai terselesaikannya skripsi ini. 5. Semua Bapak Ibu dosen serta karyawan-karyawan yang telah memberi bekal dan pengetahuan serta pelayanan kepada penulis. 6. Keluarga tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. 7. Seluruh sahabat seperjuangan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2007 yang saya sayangi.
viii
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Teriring doa semoga amal dan budi baik yang mereka berikan kepada penulis menjadi catatan amal baik di sisi Allah SWT. Kritik dan saran membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan umumya pada pembaca.
Salatiga, 13 September 2011
Penulis
ix
ABSTRAK
Ariyani, Heni. 2011. Peningkatan Penguasaan Vocabulary melalui Metode Bernyanyi pada Siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Wonosegoro, Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Woro Retnaningsih, M. Pd. Kata kunci: penguasaan vocabulary dan metode bernyanyi. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya penguasaan vocabulary siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Salah satu penyebab rendahnya penguasaan vocabulary siswa adalah kurangnya variasi metode yang digunakan guru. Selama ini metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode tradisional yaitu metode ceramah. Metode ceramah ini ternyata belum membangkitkan minat siswa untuk mau menguasai vocabulary bahasa Inggris yang mengakibatkan rendahnya tingkat penguasaan vocabulary siswa. Masalah yang dikaji adalah (1) Apakah dengan menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan penguasaan vocabulary siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Wonosegoro, Boylali tahun ajaran 2011/2012?, (2) Apakah dengan menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Wonosegoro, Boyolali?, (3) Apakah dengan menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Wonosegoro, Boyolali tahun ajaran 2011/2012? Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan metode bernyanyi. Data dalam penelitian ini diambil dengan metode observasi atau melihat perilaku guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Dan metode dokumentasi berupa nilai evaluasi siswa. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data observasi dianalisis secara kualitatif, sedangkan data berupa nilai dianalisis secara kuantitatif. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga kali siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan tindakan ini membuahkan hasil berupa peningkatan penguasaan vocabulary siswa dan minat siswa. Setelah dianalisis, perilaku siswa menunjukkan kenaikan kualitas sikap siswa yang awalnya pasif menjadi aktif. Dari segi hasil belajar diperoleh hasil pada siklus I rata-rata nilai adalah 5,92 dengan siswa tuntas adalah 15 siswa. Pada siklus II diperoleh hasil rata-rata nilai 7,03 dengan siswa tuntas adalah 26 siswa. Pada siklus III diperoleh hasil rata-rata nilai adalah 7,64 dengan siswa tuntas ada 29 siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti merekomendasikan model pembelajaran bernyanyi menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan penguasaan vocabulary siswa. x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO .......................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN......................... ..................................................
vi
HALAMAN MOTTO...........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .........................................................................................
viii
ABSTRAK ...........................................................................................................
x
DAFTAR ISI .........................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................
5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...................................
6
E. Kegunaan Penelitian ..............................................................................
7
F. Penegasan Istilah ...................................................................................
8
xi
G. Metode Penelitian ..................................................................................
9
H. Sistematika Penulisan ..........................................................................
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Vocabulary dalam Pembelajaran bahasa Inggris.................................
20
B. Metode .................................................................................................
31
C. Metode Bernyanyi ................................................................................
40
BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................
43
B. Subyek Penelitian .................................................................................
45
C. Pelaksanaan .........................................................................................
47
D. Penjelasan Pelaksanaan Siklus I ..........................................................
48
E. Penjelasan Pelaksanaan Siklus II .........................................................
54
F. Penjelasan Pelaksanaan Siklus III .......................................................
60
BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...................................................................................
66
B. Pembahasan .........................................................................................
73
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................................
78
B. Saran ....................................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
1. 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bahasa Inggris kelas IV 2. 3.1 Nama siswa MI Miftahul Ulum Jambeyan, Wonosegoro, Boyolali 3. 4.1 Hasil belajar bahasa Inggris sebelum pelaksanaan tindakan kelas 4. 4.2 Rekapitulasi ketuntasan siswa pratindakan 5. 4.3 Hasil pengamatan sikap siklus I 6. 4.4 Rekapitulasi hasil belajar siswa I 7. 4.5 Hasil Pengamatan sikap siklus II 8. 4.6 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus II 9. 4.7 Hasil pengamatan sikap siklus III 10. 4.8 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus III 11. 4.9 Hasil pengamatan sikap siklus I, siklus II, siklus III 12. 4.10 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I, siklus II, siklus III
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III LEMBAR TES FORMATIF SIKLUS I LEMBAR TES FORMATIF SIKLUS II LEMBAR TES FORMATIF SIKLUS III PEDOMAN OBSERVASI GURU SIKLUS I PEDOMAN OBSERVASI GURU SIKLUS II PEDOMAN OBSERVASI GURU SIKLUS III PEDOMAN OBSERVASI SISWA SIKLUS I PEDOMAN OBSERVASI SISWA SIKLUS II PEDOMAN OBSERVASI SISWA SIKLUS III PENGOLAHAN PEDOMAN OBSERVASI SISWA SIKLUS I, SIKLUS II, SIKLUS III DATA REKAPITULASI HASIL TES FORMATIF SIKLUS I DATA REKAPITULASI HASIL TES FORMATIF SIKLUS II DATA REKAPITULASI HASIL TES FORMATIF SIKLUS III
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa
Inggris di sekolah dasar bertujuan untuk
mempersiapkan siswa dalam menghadapi pengajaran bahasa Inggris yang lebih formal di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Tujuan ini diarahkan kepada dua hasil yaitu memotivasi siswa belajar bahasa Inggris dan memberikan
pengetahuan dasar bahasa Inggris kepada siswa (Ikasari,
2003:V). Hasil yang pertama diwujudkan dalam bentuk pembelajaran bahasa Inggris yang menyenangkan sehingga siswa merasa senang belajar bahasa Inggris. Hasil yang kedua diwujudkan dengan memberikan
materi-materi
bahasa Inggris yaitu materi reading, listening, speaking, dan writing. Pada umumnya komponen bahasa Inggris terdiri dari tiga komponen yaitu grammar (tata bahasa), vocabulary (kosakata), dan pronounciation (pelafalan). Salah satu target pembelajaran bahasa Inggris yang mutlak diperlukan adalah dalam hal penguasaan vocabulary. Dalam hal ini target yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu peningkatan perbendaharaan kosakata sesuai target capaian sekolah dan pemahaman makna dari kosakata tersebut. Diharapkan setelah lulus dari sekolah dasar, siswa didik sudah mempunyai perbendaharaan kosakata yang memadai dan mampu memahami bacaan yang sederhana maupun melafalkan diolog sehari-hari secara benar. 1
2
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional dan saat ini merupakan bahasa yang mendunia, karena tidak sedikit buku-buku ilmu pengetahuan yang dikemas dalam bahasa Inggris. Dalam hal ilmu pengetahuan, pendidikan, bisnis, dan perkantoran, penggunaan bahasa Inggris sangat urgen diperlukan. Karena tuntutan persaingan globalisasi yang dalam proses persaingan tersebut menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi. Penggunaan bahasa Inggris saat ini sangat penting, untuk itu dirasa menjadi kebutuhan mendasar bagi siswa untuk mempelajari bahasa Inggris. Maka selain menjadi pelajaran wajib dan menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan di ujian nasional pada tingkat lanjutan juga sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena di era globalisasi ini telah banyak produkproduk yang berbahasa Inggris dan diharapkan siswa didik mampu membaca dan memahami maksudnya agar tidak tertinggal dengan bangsa lain. Pada kenyataanya perbendaharaan kosakata bahasa Inggris peserta didik masihlah rendah. Selain itu peserta didik merasa kesulitan dalam menerima mata pelajaran bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan pelajaran bahasa Inggris bukan bahasa ibu melainkan merupakan bahasa asing dan sulit dimengerti siswa. Siswa didik merasa malas dan sulit dalam menghafal kosakata-kosakata bahasa Inggris, karena dalam menghafal tersebut peserta didik merasa terbebani dalam penggunaan dua bahasa sekaligus yaitu bahasa Inggris dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.
3
Cakupan materi yang begitu banyak dan kompleks juga membuat siswa merasa jenuh. Karena pelajaran bahasa Inggris memiliki empat kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa yaitu reading, listening, speaking, dan writing dimana tiap-tiap kompetensi memiliki karakter khusus dari segi penulisan dan pelafalan yang berbeda. Selain itu, faktor guru juga mempengaruhi peserta didik dalam pencapaian penguasaan vocabulary siswa. Dalam penyampaian materi tidak sedikit guru yang memberikannya secara monoton tanpa adanya variasi yang membuat siswa tertarik dan antusias mengikuti pelajaran. Metode ceramah menjadi metode andalan yang sering digunakan guru dalam proses pembelajaran tanpa adanya penyajian pembelajaran yang kreatif, menarik dan membekas dalam pikiran siswa. Sehingga pembelajaran menjadi membosankan dan tidak menarik. Untuk mengatasi hal tersebut seorang guru harus mampu membuat siswa tertarik dan berminat mengikuti mata pelajaran bahasa Inggris, membuat siswa merasa butuh dan senang akan mata pelajaran bahasa Inggris. Menjadi tantangan bagi guru dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah bagaimana cara mengajarkan pelajaran tersebut agar membuat peserta didik tidak jenuh atau bosan, tetapi sebaliknya bagaimana peserta didik itu bersemangat dan aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, seorang guru harus memiliki kompetensi profesional, yaitu guru harus mampu
4
mengolah materi dan mampu menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga peserta didik antusias untuk menerima pelajaran. Dalam hal ini guru harus mengolah materi pelajaran menjadi semenarik mungkin dengan menggunakan metode-metode yang sistematis dan relevan dengan materi dan mampu mengatur pengelolaan kelas yang menjadikan proses pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan. Salah satu metode yang menyenangkan untuk siswa adalah metode bernyanyi. Melalui metode bernyanyi, diharapkan siswa mampu meningkatkan perbendaharaan kosakata mereka dan mampu menghafal kosakata-kosakata dengan baik dan benar. Dengan menggunakan lagu-lagu yang familiar dengan siswa guru mengubah syair lagu dengan kosakata bahasa Inggris sesuai materi. Melalui metode ini siswa akan senang sekaligus cepat mudah menghafal kosakata-kosakata bahasa Inggris dan tidak membuat siswa jenuh apalagi merasa takut dan terbebani dengan mata pelajaran bahasa Inggris. Melalui penggunaan metode ini peserta didik diharapkan mampu menguasai vocabulary dengan baik dan mampu menerapkannya dalam percakapanpercakapan sederhana hingga kompleks. Penciptaan suasana yang fun dan guru yang kreatif akan membuat peserta didik tidak akan merasa bosan dan tidak akan merasa kesulitan dalam memperoleh materi pembelajaran. Anak-anak akan lebih nyaman belajar jika suasana belajar terasa menyenangkan (Yudha, 2009:37). Karena pada dasarnya secara psikologis peserta didik di tingkat dasar adalah peserta didik yang cenderung masih menyukai permainan dan lagu-lagu.
5
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian
PENGUASAAN
dan
VOCABULARY
mengangkat MELALUI
judul
“PENINGKATAN
METODE
BERNYANYI
SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL ULUM JAMBEYAN, WONOSEGORO, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012”
B. Rumusan Masalah 1. Apakah dengan menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan nilai hasil belajar bahasa Inggris (fokus pembelajaran vocabulary) kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012? 2. Apakah dengan menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris kelas IV di MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bahwa dengan menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan nilai hasil belajar bahasa Inggris (fokus pembelajaran vocabulary)
kelas
IV
MI Miftahul
Ulum
Jambeyan,
Kecamatan
Wonosegoro, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012. 2. Untuk mengetahui bahwa dengan menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris
6
kelas IV di MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan Hipotesis berasal dari dua kata yaitu hypo yang berarti di bawah (lemah), tesis yang berarti kebenaran. Hipotesis penelitian adalah rangkuman atau kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari pengkajian kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis tindakan dipahami sebagai suatu dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan (Basrowi, 2008:90). Berdasarkan rumusan masalah di atas dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil hipotesis tindakan melalui penggunaan metode bernyanyi dapat: a. Meningkatkan penguasaan vocabulary bahasa Inggris siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012. b. Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris kelas IV di MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
7
c. Meningkatkan nilai hasil belajar bahasa Inggris pada fokus vocabulary siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012. 2. Indikator Keberhasilan Penerapan metode bernyanyi ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah sebagai berikut: a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus kedua dan seterusnya. b. Meningkatnya keaktifan dan minat siswa terhadap mata pelajaran bahasa Inggris setelah penerapan dengan menggunakan metode bernyanyi.
E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis Melalui penelitian ini diharapkan peneliti mengetahui pengaruh penggunaan metode bernyanyi terhadap penguasaan vocabulary dalam pembelajaran bahasa Inggris sehingga dapat dijadikan perkembangan strategi dalam memperbaiki mutu pembelajaran.
8
2. Manfaat Praktis Adapun manfaat yang diharapkan adalah: a. Melalui penelitian ini diharapkan guru dapat menambah wawasan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Sebagai bahan masukan bagi para guru agar menggunakan metode pembelajaran yang baik dan relevan dengan materi. c. Sebagai bahan masukan untuk siswa agar memperhatikan pelajaran dengan baik serta tercapai nilai yang maksimal. d. Dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris.
F. Penegasan Istilah Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap judul di atas maka dijelaskan di bawah ini: 1. Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan ( usaha, kegiatan, dsb) (Fajri dan Senja, 2005:594). Dalam hal ini yang penulis maksud adalah peningkatan perbendaharaan kosakata. 2. Vocabulary (dalam Bahasa Inggris) adalah perbendaharaan kata, daftar kata, kosakata (M. Echols, 2005:631).
9
3. Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang diinginkan (tim penyusun KBBI, 2007:740). 4. Bernyanyi adalah melantunkan tembang (Fajri dan Senja, 2005:820). Dalam hal ini yang penulis maksud adalah merangkai materi dan menyajikannya dalam bentuk lagu anak yang familiar dengan siswa. 5. Metode bernyanyi adalah suatu cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan melantunkan lagu-lagu agar tujuan pembelajaran dapat tercapai maksimal.
G. Metode Penelitian 1.
Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani, 2009:1.4). Jadi secara garis besarnya penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas untuk memecahkan masalah/meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus.
10
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena melalui penelitian ini peneliti terjun langsung dan ikut berperan langsung dalam proses penelitian. Peneliti mengumpulkan data observasi guru dan siswa, hasil nilai dan dokumentasi. Dalam penelitian ini kelas dijadikan sebagai obyek penelitian. SIKLUS PENELITIAN
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
? (Arikunto, 2006:16) 2.
Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali pada kelas IV yang siswanya berjumlah 32 siswa. Peneliti merupakan seorang mahasiswa
11
yang sedang study S1 di STAIN Salatiga jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Penelitian dilakukan selama 4 minggu dari tanggal 5 Agustus 2011 sampai tanggal 23 Agustus 2011. 3.
Langkah-langkah Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat 4 tahap yang harus dilakukan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. a. Perencanaan 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung. 3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi siswa dalam proses pembelajaran. 4) Melakukan evaluasi. 5) Membuat simulasi perbaikan. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Guru
membuat
konsep
pembelajaran
menyenangkan. 2) Guru mengadakan proses pembelajaran
yang
inovatif
dan
12
c. Observasi Pada tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap peserta didik apakah peserta didik antusias dan berminat dalam pembelajaran bahasa Inggris serta melakukan pengamatan tentang peningkatan perbendaharaan kosakata dan pelafalan kosakata yang benar. d. Analisis dan Refleksi Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian. 4.
Instrumen Penelitian Prinsip pengukuran adalah melakukan pengukuran dan penilaian. Oleh karena itu, harus ada alat ukur. Alat ukur inilah yang disebut instrumen. Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial (Hasan, 2007:76). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pedoman Observasi Pedoman observasi ini berisi aspek-aspek perilaku guru dan siswa dalam pembelajaran. Pedoman observasi ini untuk menggali data nonkuantitatif. Artinya pedoman observasi ini untuk menggali data deskriptif perilaku guru dan siswa ketika pelaksanaan tindakan berlangsung.
13
b. Tes Instrumen tes berisi pertanyaan-pertanyaan baik lisan maupun tulisan yang berhubungan dengan materi bahasa Inggris. Pada penelitian ini materi yang dipilih adalah “Lets go to School”. c. Pedoman Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian namun melalui dokumentasidokumentasi (Hasan, 2002:87). Pedoman ini berupa dokumen-dokumen nilai hasil belajar sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan dan membuat RPP dari silabus. 5.
Pengumpulan Data Data merupakan keterangan tentang suatu hal yang merupakan fakta yang bisa digambarkan melalui angka, simbol, kode, dan lain-lain (Sudjana, 2006:214). Dalam penelitian ini peneliti meminta bantuan observer lain yakni guru sejawat dan observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan pembelajaran. Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah: a. Observasi Teknik ini akan dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan dengan memperoleh data.
bantuan
rekan
sejawat
(guru
lain)
untuk
14
Lembar observasi yang digunakan peneliti terdiri dari 2 jenis: 1) Lembar Observasi Siswa Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap perkembangan siswa mengenai kemampuan mengungkapkan ide/gagasan, pemahaman materi dan keaktifan dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. 2) Lembar Observasi Guru Lembar ini disusun untuk mencatat perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan guru selama pelaksanaan tindakan berlangsung. b. Tes Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat dan menggunakan lembar tes tertulis guna mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi. c. Dokumentasi Instrumen
yang
dapat
peneliti
gunakan
dalam
teknik
dokumentasi adalah silabus, rencana pelaksanaan tindakan (RPP) dan nilai siswa sebelum diterapkan metode bernyanyi. Silabus merupakan rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas yang digunakan oleh peneliti sebagai landasan penyusunan RPP. Sedangkan RPP sendiri merupakan perangkat
pembelajaran
yang
digunakan
sebagai
pedoman
pembelajaran guru dan disusun dalam tiap-tiap putaran pembelajaran.
15
Nilai siswa sebelum penggunaan metode bernyanyi penulis gunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran. 6.
Teknik Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif a. Analisis Deskriptif Kualitatif Deskriptif kualitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh. 1) Analisis data deskriptif kualitatif dari aspek guru Dalam penelitian ini data kualitatif diperoleh melalui kegiatan observasi. Adapun analisis data berdasarkan acuan yang ditetapkan (Sudjana, 2006:214). Ada beberapa langkah-langkah analisis data kualitatif yaitu sebagai berikut: a) Reduksi Data Reduksi data yaitu kegiatan evaluator menelaah kembali seluruh catatan yang diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, dan sebagainya. Reduksi data adalah kegiatan mengabstraksi atau merangkum data dalam suatu laporan evaluasi. Setelah direduksi, data akan memberikan gambaran yang tajam mengenai hasil observasi dan dapat mempermudah evaluator dalam mencari data yang masih diperlukan.
16
b) Display data Display data yaitu merangkum hal-hal pokok kemudian disusun dalam bentuk deskriptif yang naratif dan sistematik sehingga dapat memudahkan untuk mencari tema sentral sesuai dengan fokus atau rumusan unsur-unsur yang dievaluasi serta mempermudah untuk memberi makna. c) Verifikasi Data Verifikasi data yaitu melakukan pencarian makna dari data yang dikumpulkan secara lebih teliti. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencari pola, tema, bentuk, hubungan, persamaan, dan perbedaan. Hasil kegiatan ini adalah kesimpulan hasil evaluasi secara utuh, menyeluruh dan akurat. Data yang dianalisis
dari pihak guru dalam penelitian ini
meliputi: (1) Kemampuan membuka dan menutup pelajaran. (2) Penguasaan materi ajar. (3) Keterampilan menjelaskan. (4) Penggunaan bahasa. (5) Ketepatan dalam menggunakan metode dalam pembelajaran. (6) Keterampilan menggunakan fasilitas pembelajaran. (7) Kemampuan menguasai dan mengelola kelas. (9) Kemampuan menyimpulkan dan mengevaluasi. (10)Kemampuan dalam mengorganisasikan waktu pembelajaran.
17
2) Analisis Data dari Pihak Siswa Data yang dianalisis meliputi: a) Mengungkapkan Ide atau Gagasan Aspek ini dapat diamati dengan melihat kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat. b) Pemahaman Materi Aspek ini dapat diketahui dari kemampuan siswa menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun tertulis. c) Keaktifan Aspek ini dapat diamati dengan mengamati keaktifan siswa dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. b. Analisis Deskriptif Kuantitatif Analisis ini digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi pelajaran. Analisis ini dapat diperoleh melalui rumus: P= X/Xi x 100% Keterangan: P : Prosentase X : Jumlah skor jawaban Xi : Jumlah skor maksimal
(Hartiny, 2010:94).
18
H. Sistematika Panulisan Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan dan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar lampiran. BAB I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. BAB II berisi kajian pustaka yang mencakup vocabulary atau kosakata dalam pembelajaran bahasa Inggris, berisi tentang vocabulary atau kosakata; kiat-kiat peningkatan kosakata; teknik-teknik pengajaran kosakata, pembelajaran bahasa Inggris, mencakup: tujuan mata pelajaran bahasa Inggris, ruang lingkup mata pelajaran bahasa Inggris; metode mencakup pengertian metode, kedudukan metode dalam proses belajar mengajar, pentingnya pemilihan dan penentuan metode; metode bernyanyi mencakup: pengertian metode bernyanyi, BAB III berisi tentang pelaksanaan tindakan yang mencakup subyek penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan siklus III. BAB IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup kondisi awal, hasil pelaksanaan siklus I, hasil pelaksanaan siklus II, hasil pelaksanaan siklus III.
19
BAB V penutup berisi kesimpulan dan saran. Bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran, daftar riwayat hidup penulis, daftar riwayat hidup rekan sejawat.
20
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Vocabulary atau Kosakata dalam Pembelajaran Bahasa Inggris 1. Vocabulary atau Kosakata a. Kiat-kiat peningkatan Vocabulary atau Kosakata Vocabulary (dalam Bahasa Inggris) adalah perbendaharaan kata, daftar kata, kosakata (M. Echols, 2005:631). Djamaluddin (2010:10) mengungkapkan ada beberapa cara untuk memperkaya vocabulary yaitu: 1) Meluangkan sedikit waktu untuk menghafal vocabulary tiap harinya 510 kata. 2) Dalam menghafal, bisa membuat daftar kata dengan cara: - Mencari persamaannya (synonim). - Mencari lawan katanya (antonym). - Memberikan batasan pengertian agar mudah diingat. 3) Cara lain memperkaya perbendaharaan kata ialah dengan cara menghafalkan satu kata beserta turunanya Selain cara di atas, Subyakto (1993:118) menambahkan, ada beberapa langkah dalam mempelajari kosakata: 20
21
1) Terjemahan. Dalam menerjemahkan terjemahan tidak boleh secara harfiah, tetapi menurut makna atau fungsi bahasa apa yang diungkapkan. 2) Aplikasi. Penerapan kosakata pada situasi yang sebenarnya. 3) Latihan. Guru harus memberi latihan-latihan penggunaan kosakata dalam berbagai macam situasi, dengan menekankan bahwa satu kata bisa memiliki beberapa makna tergantung dengan konteks kalimat. b. Teknik-teknik Pengajaran Kosakata 1) Pengajaran idiom (peribahasa-peribahasa, ungkapan, dan istilahistilah). Guru dapat memberi idiom yang semua berisi satu kata yang sama bentuknya, tetapi dalam konteks-konteks tetentu berbeda arti/maknanya. 2) Pengajaran kosakata dalam kelompok arti. Guru mengajarkan kosakata dalam kelompok arti yang wajar. 3) Pengajaran kosakata menurut tingkat jumlah kata yang harus dikuasai sesuai kemampuan peserta didik. 4) Pemberian konteks. Guru memberi arti makna dari kata yang diajarkan. 5) Pengulangan kata. Peserta didik harus mengulang lafal kata tanpa konteks sampai mereka mampu melafalkannya dengan cukup baik.
22
Kasihani (2007:48) memaparkan bahwa pembelajaran kosakata dapat dilakukan melalui empat tahap yang dapat digambarkan dalam siklus berikut:
1.
2.
Modeling
Introducing
4.
Applying
3.
Practicing
a. Introducing, dalam tahap ini guru memperkenalkan kata baru dengan ucapan yang jelas dan benar, menggunakan gambar atau benda nyata. b. Modeling, pada tahap ini guru memberi contoh dengan bertindak sebagai model. c. Practicing, dalam tahap ini guru melatih siswa-siswa untuk menirukan dan berlatih. d. Applying, pada tahap ini siswa menerapkan dalam situasi yang tepat dengan bantuan guru. Pada umumnya peserta didik di tingkat dasar lebih cepat belajar kata-kata atau kosakata bila ditunjang dengan alat peraga, misalnya gambar atau benda nyata (Kasihani, 2007:47). Dengan menggunakan alat peraga atau benda nyata maka kosakata tersebut akan lebih mempunyai arti dan akan lebih memberikan pembelajaran yang lebih bermakna.
23
2. Pembelajaran Bahasa Inggris a. Pembelajaran Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang di dalamnya terdapat
interaksi
antara
guru
dan
siswa.
Suparlan
(2006:52),
mengungkapkan bahwa ada tujuh kaidah dalam proses pembelajaran dan pengajaran yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu: 1) Oppurtunity to Learn (kesempatan untuk belajar dan melakukan sendiri) Proses belajar mengajar harus memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Pengalaman belajar ini memungkinkan siswa untuk mengamati, memilih, dan menggunakan proses-proses nyata. Dalam hal ini siswa tidak hanya secara verbalistik menerima penjelasan dari sang guru, melainkan siswa juga harus melakukanya sendiri (independence practice). Guru harus memberikan banyak contoh dan kesempatan kepada siswa untuk melakukannya sendiri, menanyakan, dan mengecek apakah siswa tersebut telah mencapai kompetensi yang diharapkan. 2) Connection and Challenge (kaitan dan tantangan) Pengalaman belajar siswa harus terkait dengan pengetahuan yang telah dimiliki, kecakapan, dan nilai-nilai yang diharapkan untuk dikuasai dan dimiliki oleh siswa. Proses belajar mengajar tidak hanya memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa. Pengalaman belajar juga harus memiliki kaitan dengan pengalaman mereka dalam
24
kehidupan sehari-hari. Pelajaran akan menarik jika memiliki kaitan dengan kebutuhan dan kehidupan sehari-hari. 3) Action and Reflection (melakukan sendiri dan menghayati sendiri) Pengalaman belajar akan lebih bermakna jika siswa diberikan kesempatan untuk melakukan, menghayati, dan mampu menemukan kesimpulan
sendiri.
Dengan
melakukan
sendiri,
siswa
akan
memperoleh penghayatan yang tidak mungkin mereka lupakan dalam kehidupannya. 4) Motivation and Purpose (motivasi dan tujuan) Pengalaman belajar harus menarik minat siswa. Para siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari sesuatu apabila mereka mengetahui apa tujuan dan relevansinya dengan kehidupan. Pembelajaran harus mampu memotivasi siswa agar mampu mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki. 5) Inclusivity and Difference (inklusivitas dan perbedaan) Pengalaman belajar harus menghargai perbedaan di antara siswa. Semua siswa harus merasa bahwa mereka menjadi satu bagian yang tak terpisahkan. Dalam hal ini guru harus memperhatikan perbedaan gaya belajar siswa dan perbedaan individual. Guru harus menyadari adanya perbedaan sosial ekonomi, kecepatan belajar, dan sosial budaya siswa.
25
6) Autonomy and Collaboration (otonomi dan kolaborasi) Pengalaman belajar harus dapat meningkatkan siswa untuk belajar, baik belajar secara mandiri maupun secara berkelompok. Guru sebagai fasilitator harus mampu memberikan fasilitas baik ketika pembelajaran secara individual maupun secara kelompok. 7) Supportive Environtment (lingkungan yang mendukung) Sekolah dan ruang kelas harus ditata sedemikian mungkin agar aman, nyaman, dan kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran yang efektif. b. Pelajaran Bahasa Inggris Bahasa Inggris merupakan alat untuk komunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam hal pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, menulis. Pelajaran bahasa Inggris merupakan pelajaran muatan lokal sekolah (mulok sekolah) yang diberikan kepada peserta didik mulai dari kelas 4 hingga kelas 6 sekolah dasar yang bertujuan untuk membekali peserta didik di sekolah lanjutan. Pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2x35) menit dalam seminggu.
26
Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang jarang sekali diterima. Oleh sebab itu peserta didik merasa kesulitan dalam menghafal dan memahaminya. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam belajar bahasa Inggris tidak bisa dipelajari secara serampangan, tetapi harus berdasarkan metode yang sistematis (Djamaluddin, 2010:14). Tanpa metode yang sistematis, belajar bahasa Inggris akan terasa sulit dan akan membuat peserta didik merasa putus asa karena tidak cepat dalam memahami materi pelajaran. Djamaluddin (2010:14) mengungkapkan ada beberapa kiat khusus dalam mempelajari bahasa Inggris agar mudah memahaminya. Kiat-kiat tersebut adalah: 1) You Should Tthink that English is Easy Berfikir bahwa bahasa Inggris itu mudah. Jangan pernah berfikir bahwa bahasa Inggris itu sulit dipelajari. Jika berfikir bahasa Inggris itu sulit dipelajari, maka kita akan merasa malas untuk belajar dan akhirnya kita tidak akan pernah bisa. 2) Kuasai dasar-dasar tata bahasa yang ada. 3) Practice English with Your Friend Dengan praktik, pelafalan bahasa Inggris kita akan menjadi baik. Latihan percakapan dengan intensif sangat membantu dalam peningkatan kualitas bahasa Inggris.
27
4) Banyak latihan menerjemahkan teks bahasa Inggris. Dengan latihan yang terus-menerus akan meningkatkan keterampilan bahasa Inggris kita. 5) Bring Your Dictionary Whenever and Wherever You Go On. Sering membuka dan menggunakan kamus kapanpun dan di manapun akan memudahkan dalam menghafal vocabulary. 6) Don’t be Shy to Ask Jangan pernah malu untuk bertanya kepada orang lain yang lebih mampu dan tahu yang bisa membantu kita untuk memperbaiki kualitas bahasa Inggris kita. 7) Make English Fun Membuat pembelajaran bahasa Inggris yang menyenangkan dengan penggunaan metode yang tepat sesuai materi dan kreatif. 8) Sisakan waktu untuk menghafal vocabulary. Sisakan waktu dalam sehari untuk menghafal 5-10 kosakata bahasa Inggris. c. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Mata pelajaran bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah. 2) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
28
d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Inggris Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Inggris di SD/MI kelas IV mencakup kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah, yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Mendengarkan (listening) 2) Berbicara (speaking) 3) Membaca (reading) 4) Menulis (writing) Keterampilan membaca dan menulis diarahkan untuk menunjang pembelajaran komunikasi lisan. Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Inggris dapat digambarkan dalam tabel berikut: Tabel 2.1 Standar Kompetensi Bahasa Ingggris Kelas IV semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Daar
Mendengarkan 1. Memahami instruksi sangat 1.1 Merespon dengan melakukan sederhana dengan tindakan
tindakan
dalam konteks kelas
secara
sesuai berterima
instruksi dalam
konteks kelas. 1.2 Merespon instruksi sangat sederhana
secara
dalam konteks kelas.
verbal
29
Berbicara 2. Mengungkapkan dan
informasi
sederhana kelas.
dalam
instruksi 2.1 Bercakap-cakap untuk sangat
menyertai tindakan secara
konteks
berterima yang melibatkan tindak tutur: mengenalkan diri, memberi salam/sapaan, memberi salam perpisahan, dan memberi aba-aba. 2.2Bercakap-cakap untuk meminta/memberi jasa/barang secara berterima yang melibatkan tindak tutur: meminta bantuan, meminta barang, dan memberi barang. 2.3Bercakap-cakap untuk meminta/memberi informasi secara berterima yang melibatkan tindak tutur: berterima kasih, meminta maaf, memberi maaf, melarang, memuji, dan
30
mengajak. 2.4 Mengungkapkan kesantunan secara berterima yang melibatkan ungkapan: thank you, sorry, please, dan excuse me. Membaca 3. Memahami tulisan bahasa 3.1Membaca Inggris
sangat
sederhana
dalam konteks kelas
nyaring
dengan
melafalkan alfabet dan ucapan yang tepat yang melibatkan kata,
frasa
dan
kalimat
sederhana. 3.2 Memahami kalimat dan pesan tertulis angat sederhana. Menulis 4. Mengeja
dan
menyalin 4.1Mengeja ujaran bahasa Inggris
tulisan bahasa Inggris sangat
sangat sederhana secara tepat
sederhana
dan berterima dengan tanda
kelas
dalam
konteks
baca
yang
benar,
yang
melibatkan kata, frasa, dan
31
kalimat sangat sederhana. 4.2Menyalin Inggris
tulisan sangat
bahasa sederhana
secara tepat dan berterima seperti: ucapan selamat dan pesan tertulis. Sumber: BSNP Depdiknas 2007
B. Metode 1. Pengertian Metode Poerwadarminta
dalam
Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia
(1982:649), metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud (dalam ilmu pengetahuan dsb). Selain itu dijelaskan juga bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Iskandarwasid, 2008:56). Syaiful (1995:86) menyatakan metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini Iskandarwasid (2008:40) menjelaskan bahwa metode adalah prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam pengajaran bahasa, metode digunakan untuk menyatakan kerangka yang menyeluruh tentang proses pembelajaran. Proses itu tersusun dalam rangkaian kegiatan yang sistematis, tumbuh dari pendekatan yang digunakan sebagai landasan.
32
Sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh siswa, walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya materi yang cukup menarik jika disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu kurang dapat dicerna oleh siswa (Ismail, 2009:2). Dalam penggunaan metode, seorang guru harus mengetahui kekurangan dan kelebihan dari metode yang hendak diterapkan agar pembelajaran menjadi efektif sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Metode bertujuan
mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah
tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan (Ismail, 2009:18). Metode berfungsi agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik. 2. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar a. Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan
belajar-mengajar.
Sardiman
(dalam
Syaiful,
1995:83)
mengartikan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Karena itu metode berfungsi sebagai alat perangsang yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
33
b. Metode sebagai Strategi Pengajaran Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Untuk mengatasi perbedaan kemampuan peserta didik yang beraneka ragam, seorang guru memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Dalam hal ini metode adalah salah satu jawaban dari permasalahan tersebut (Syaiful, 1995:84). Roestiyah (dalam Syaiful, 1995:84) mengemukakan bahwa guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. c. Metode sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar-mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar yang telah dirumuskan (Syaiful, 1995:84). Dalam proses pembelajaran, metode merupakan salah satu komponen untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengguanaan metode tidak boleh bertolak belakang dengan tujuan pembelajaran yang hendak
34
dicapai.
Artinya
metode
harus
menunjang
pencapaian
tujuan
pembelajaran (Syaiful, 1995:85). d. Pemilihan dan Penentuan Metode 1) Nilai Strategi Metode Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Dalam prosesnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan murid. Dalam hal ini metode berperan strategis dalam mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar (Syaiful, 1995:86). 2) Efektivitas Penggunaan Metode Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung seorang guru harus mencari solusi pemecahan masalah di dalam kelas ketika suasana kelas yang sudah tidak kondusif, peserta didik yang sudah merasa bosan dalam
menerima
pelajaran,
dan
ketika peserta
didik
sudah
menunjukkan sikap kegaduhan. Dalam hal ini guru harus mencari faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi misalnya dikarenakan faktor penggunaan metode yang tidak efektif. Penggunaan
metode
yang
tidak
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan (Syaiful, 1995:87). Oleh karena itu efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran.
35
3. Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang nyaman dan kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan menentukan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam hal ini guru harus menguasai metode-metode tersebut sebelum disampaikan kepada siswa. Guru harus mengetahui karakteristik metode yang digunakan meliputi keunggulan dan kelemahan dari tiap-tiap metode. Penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Ismail, 2009:2). 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: a. Anak Didik Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan (Syaiful, 1995:89). Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda antara siswa satu dengan siswa lainnya. Secara psikologis, sifat antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan memiliki kecenderungan yang berbeda-beda baik secara emosional maupun dari segi fisik. Dari segi intelektual, setiap anak memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Diantara siswa ada yang sangat kesulitan dalam menerima materi pelajaran namun ada juga yang
36
sangat mudah dalam menyerap materi pelajaran. Sedangkan dari segi psikologis antara siswa satu dengan yang lainnya juga memiliki perbedaan. Misalnya ada siswa yang cenderung memiliki sifat pendiam, ada yang bersifat introvert, ada yang extrofert, dan lain sebagainya. Perbedaan-perbedaan tersebut di atas sangat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang hendak diterapkan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan serta untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Tujuan Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan sebagai pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Salah satu komponen untuk mencapai tujuan adalah dengan penggunaan metode. Metode yang baik harus mendukung sepenuhnya agar tujuan pembelajaran tercapai. c. Situasi Situasi belajar juga mempengaruhi pemilihan metode. Misalnya ketika pembelajaran dilakukan di luar kelas maka metode yang digunakan berbeda ketika pembelajaran diadakan di dalam kelas. Ketika seorang guru menciptakan situasi untuk membagi peserta didiknya menjadi beberapa kelompok maka metode yang digunakan juga akan berbeda jika materi disampaikan kepada tiap-tiap individu.
37
d. Fasilitas Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar siswa di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar mengajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Misalnya ketiadaan laboratorium akan mengakibatkan kurang mendukungnya penggunaan metode eksperimen. e. Guru Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Misalnya kecakapan guru dalam penyampaian materi tertentu antara guru satu berbeda dengan guru yang lainnya. Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi saat mengajar. Kompetensi guru sarjana pendidikan akan berbeda dengan guru yang bukan guru sarjana pendidikan. 5. Macam-macam Metode Mengajar Bahasa Inggris Sudah menjadi tugas guru untuk memilih diantara ragam metode yang tepat untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Ketepatan penggunaan metode sangat bergantung pada tujuan pembelajaran. Berikut dipaparkan beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa:
38
a. Metode Terjemahan Tata Bahasa (Grammar/Translation Method) Metode
ini
memandang
pengajaran
bahasa
terdiri
dari
penghafalan kaidah-kaidah dan fakta-fakta tentang tata bahasa agar dapat dipahami
dan
dilakukan
penerapan
kaidah-kaidahnya
(Subyakto,
1993:12). Metode ini dapat membantu pebelajar untuk lebih memahami bahasa yang dipelajarinya dengan cara menganalisis tatabahasa dan terjemahan bahasa yang menjadi sasarannya (Iskandarwassid, 2008:57). b. Metode Membaca Tujuan dari metode ini adalah untuk memberi kemampuan pada peserta didik untuk memahami teks-teks bahasa asing (bahasa Inggris) dan melatih kemampuan kefasihan dalam pelafalan bahasa Inggris (Subyakto, 1993:20).
Pembelajaran berlangsung dengan aktivitas
membaca teks secara mendalam (intensive reading). Kemudian guru bersama siswa mendiskusikan isi bacaan. c. Metode Langsung (Direct Method) Tujuan utama metode langsung ialah penguasaan bahasa asing secara lisan agar pelajar mampu berkomunikasi dalam bahasa asing (Subyakto, 1993:16). Untuk mencapai tujuan ini, pelajar diberi latihanlatihan untuk mengasosiasikan kata-kata dan kalimat-kalimat dengan artiartinya melalui demonstrasi, peragaan-peragaan, gerakan-gerakan, serta mimik untuk keterampilan berbicara.
39
d. Metode Ceramah Metode ceramah merupakan metode tradisional yang sejak dulu digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini menuntut keaktifan guru daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan dalam kegiatan pembelajaran. Ketidaksediaan fasilitas belajar mengajar yang memadai juga sangat mempengaruhi penggunaan metode ceramah ini. e. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula pertanyaan dari siswa kepada guru. Melalui metode ini siswa diharapkan aktif ikut serta berperan mengemukakan pendapat. Metode tanya jawab merupakan salah satu metode untuk meningkatkan keaktifan siswa. f. Metode Latihan Metode latihan disebut juga training method. Merupakan cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Selain itu metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
40
C. Metode Bernyanyi Bernyanyi merupakan aktivitas melantunkan tembang (Fajri dan Senja, 2005:820). Nyanyian adalah serangkaian kata-kata yang dilagukan dengan irama dan nada tertentu (Kasihani, 2007:113). Bernyanyi merupakan kegiatan yang disenangi anak-anak. Lagu dengan kata-kata yang dengan mudah dapat diperagakan merupakan kegiatan yang menyenangkan. Belajar kata-kata dari lagu sederhana merupakan cara yang baik sekali untuk mengembangkan keterampilan berbahasa (Sindoro, 2006:88). Dengan menyanyikan lagu, guru mengajak siswa untuk melakukan yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari (Kasihani, 2007:113). Dalam hal ini yang penulis maksud adalah merangkai materi dan menyajikannya dalam bentuk lagu anak yang familiar dengan siswa. Benyanyi merupakan aktifitas memadukan nada dan musik. Musik adalah bahasa universal atau musik sebagai ekspresi diri (Yudha, 2009:54). Kecerdasan bermusik mencakup kepekaan atau penguasaan terhadap nada, irama, pola-pola, ritme, tempo, instrumen, dan ekspresi musik. Belajar bahasa Inggris merupakan belajar bahasa asing yang tidak bisa dipelajari secara serampangan, tetapi harus berdasarkan metode yang sistematis (Djamaluddin, 2010:14). Tanpa metode yang sistematis, belajar bahasa Inggris akan terasa sulit dan akan membuat kita putus asa karena kita tidak dapat cepat memahaminya. Untuk mengatasi hal tersebut seorang guru harus kreatif dan inofatif dalam pencarian/pemilihan metode.
41
Pengajaran dan pembelajaran bahasa terutama bahasa asing akan lebih menarik bila dikemas dalam serangkaian kegiatan yang menarik pula. Belajar bahasa melalui nyanyian membuat anak-anak merasa senang belajar karena mereka menikmati lagu, sambil bernyanyi mereka bisa belajar bahasa Inggris. Lagu yag diciptakan untuk pembelajaran anak-anak di kelas biasanya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Kasihani, 2007:114): 1. Berisi kata, frasa, atau kalimat dengan tema tertentu. 2. Unsur bahasa diulang-diulang. 3. Umunya nyanyian berkonteks sehingga mudah dihafal. 4. Lagu dinyanyikan dengan gerakan-gerakan anggota badan (action songs). 5. Lagu bisa dinyanyikan anak di luar kelas. 6. Bernada gembira dan cepat. Ketika mengajar bahasa Inggris dengan lagu, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut (Kasihani, 2007:115) 1. Pilihlah lagu yang sesuai dengan karakteristik siswa dan tingkat perkembangan bahasa. 2. Lirik lagu janganlah terlalu panjang supaya tidak sulit untuk dihafal. 3. Lagu sebaiknya menarik, dinamis, dan bernada gembira. 4. Dalam pemilihan lagu, perlu dipertimbangkan penggunaan kata-kata sederhana dan mudah diucapkan. 5. Nyanyian pendek dengan kata-kata sederhana dan bernada gembira akan cepat dihafal.
42
Untuk mengajarkan bernyanyi, sebelum menyanyi guru memberi contoh lirik lagu tersebut. Setelah kata-kata diperkenalkan siswa diminta menirukan. Kemudian guru melantunkan lagu tersebut dan siswa menirukan gurunya. Guru harus melafalkan dengan benar dan jelas agar siswa dapat menyimak dan kemudian menirukan dengan benar. Selain itu, guru dapat menggunakan kaset apabila tidak menguasai melodi lagu tersebut.
43
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Madrasah ini terletak di jalan raya Wonosegoro-Karanggede, Jambeyan, Kelurahan Karangjati, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali berdiri pada tahun 1951. Pada tahun 2011 ini MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali telah mencapai usia 60 tahun. Dalam rentang waktu yang lama itu banyak tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan dasar ini. Menjamurnya sekolah-sekolah dasar telah memicu semangat madrasah ini untuk berkompetisi secara sehat dalam mempertahankan eksistensinya. Ini terbukti dari peningkatan jumlah peserta didik tiap tahunnya yang selalu meningkat. Selain itu, Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali merupakan sekolahan yang jumlah siswanya terbanyak se-Kecamatan Wonosegoro di tingkat madrasah ibtidaiyah. Usaha untuk selalu membangun kepercayaan di hati masyarakat selalu ditingkatkan melalui peningkatan kualitas SDM peserta didik agar menjadi lulusan yang cerdas dan mampu mengantarkannya ke masa depan yang cerah. 43
44
Salah satu strategi yang digunakan untuk mengukuhkan eksistensi lembaga tersebut di tengah masyarakat adalah melalui peningkatan kualitas tujuan, visi dan misinya. Adapun tujuan, visi dan misi dari MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut: 1. a. Tujuan MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali adalah meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan membekalinya ilmu pengetahuan, agama, teknologi, keterampilan, dan kesenian. b. Membentuk siswa sebagai anggota masyarakat yang mampu mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan dan berakhlakul karimah. 2. Visi Misi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali Visi Madrasah ini adalah terwujudnya kelulusan dan ketamatan siswa dengan nilai yang baik berkesinambungan antara IMTAQ dan IPTEK sehingga mampu berkompetisi di masyarakat secara sehat dan berakhlakul karimah. Adapun misi dari madrasah ini adalah: a. Berpartisipasi aktif dalam mewujudkan kecerdasan bangsa. b.Melaksanakan pengelolaan pendidikan dengan sistem School Basic Management secara optimal dan profesional serta penerapan kurikulum berbasis komputer.
45
c. Membangun sumber daya manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta agama secara berkesinambungan. Dalam mewujudkan visi misi tersebut salah satu upaya yang dilakukan adalah mengadakan kegiatan ekstra kurikuler untuk siswasiswanya. Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di madrasah ini adalah: a. Komputer Pelatihan diberikan kepada siswa agar siswa mempunyai bekal kemampuan di bidang teknologi. Diharapkan setelah lulus dari madrasah siswa mempunyai bekal yang dapat bermanfaat untuk dirinya dan untuk masyarakat. b. Pramuka Kegiatan Pramuka diadakan untuk melatih kedisiplinan dan tanggung jawab siswa baik dalam berkata maupun bertindak. Selain itu melalui kegiatan Pramuka ini diharapkan peserta didik mampu mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh di madrasah dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan Dasa Dharma Pramuka.
B. Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV di MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki
46
dan 13 siswa perempuan. Penelitian dilakukan pada semester pertama pada tahun ajaran 2011/2012. Penelitian tindakan kelas ini adalah salah satu upaya dalam rangka penerapan metode bernyanyi untuk meningkatkan penguasaan vocabulary siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Adapun nama-nama siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tebel berikut:
Tabel 3.1 Nama Siswa Kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali
No
Nama
Keterangan Laki-laki
Perempuan
1.
M. Wahyudi
2.
Isti Indarsih
3.
M. Amirul Ikhsan
4.
M. Arif Al Azar
5.
Widya Dendi
6.
Miftahul Munir
7.
Bayu Prasetyo
8.
M. Indra Wondo S.
9.
Adelia Ismi Wijayanti
10. Adresna Endar Malika
11. Amira Amilia
47
12. Aminatun Khasanah 13. Aprilianto Tri Widodo
14. Arif Nur Hidayat
15. Ayesya Nasta Listiyorini 16. Chosy Ardiyansyah M
17. Dani Adi Saputro
18. Dani Wahyu Indra Putra
19. Febri Aditya
20. Fega Ayu Dwi Anggraini 21. Ferry Rozaq
22. Galang Triyanto
23. Hikmatul Ulya
24. Kharisma Ayu
25. M. Jumadil Qubro
26. Nandri Puput Febriyanti
27. Nur Mufidah
28. Putri Auliya
29. Setia Maulana Malik
30. Zulia Febriyanti 31. Alvian Candra Esa
32. Dimas Saputra
Sumber: Administrasi Sekolah Tahun Ajaran 2011/2012
C. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama empat minggu, mulai minggu pertama bulan Agustus sampai minggu ke empat bulan Agustus 2011.
48
Tepatnya penelitian ini dimulai pada tanggal 05 Agustus 2011 sampai tanggal 23 Agustus 2011. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali yang berjumlah 32 siswa pada semester pertama tahun ajaran 2011/2012. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga kali siklus. Setiap siklus memiliki beberapa tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Keempat tahapan ini saling terkait dan
berkelanjutan. Hal ini merupakan ciri dari penelitian tindakan kelas.
D. Penjelasan Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan materi pelajaran dan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Di dalam RPP memuat seluruh konsep pembelajaran, sumber,
media
pembelajaran,
metode
pembelajaran,
dan
evaluasi
pembelajaran. Peneliti juga menyiapkan lembar tugas yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris melalui metode bernyanyi. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa untuk merekam jalannya pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus 2011. Penerapan tindakan mengacu pada pembelajaran yang tertulis dalam RPP. Dalam penelitian ini peneliti
49
bertindak sebagai guru. Target yang ingin dicapai adalah siswa mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal ini merupakan kesepakatan bersama dari persatuan guru-guru bahasa Inggris madrasah ibtidaiyah se-Kecamatan Wonosegoro. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah rekan guru sejawat. Adapun kegiatan dalam siklus ini dapat diuraikan seperti di bawah ini: a. Guru memulai pelajaran dengan dialog pembukaan menggunakan bahasa Inggris, misalnya dialog salam dan menanyakan kabar. b. Guru memotivasi siswa untuk mempelajari kosakata dan frasa yang berhubungan dengan materi ajar “Let’s go to School”. c.Guru bersama siswa mengungkapkan gagasan yang berkaitan dengan benda-benda yang terdapat di dalam kelas. d. Guru menjelaskan materi ajar. e. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menulis kata-kata yang berkaitan dengan benda-benda di lingkungan kelas. f. Guru memfasilitasi siswa berupa gambar benda-benda yang terdapat di lingkungan kelas. g. Guru bersama siswa melafalkan kosakata dan ungkapan sederhana yang berkaitan dengan “things in the classroom”. h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghafalkan kosakata benda-benda yang berkaitan dengan lingkungan kelas. i. Guru memberikan evaluasi.
50
j. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaporkan hasil kerjanya di depan kelas. k. Guru memberikan umpan balik kepada siswa. l. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. m. Guru bersama murid merangkum materi ajar yang telah dipelajari. 3. Pengamatan Setelah tahapan pelaksanaan tindakan, tahapan berikutnya adalah tahapan observasi atau pengamatan. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan menggunakan format observasi yang telah disusun. Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai guru dalam proses pembelajaran. Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek pengamatan pada guru dan aspek pengamatan pada siswa. Aspek pengamatan pada guru meliputi: a. Keterampilan dalam membuka dan menutup pelajaran. b. Kemampuan menguasai materi. c.Keterampilan menjelaskan. d. Keterampilan menggunakan bahasa. e.Ketepatan menggunakan metode dalam pembelajaran. f. Mengatur dan memanfaatkan fasilitas pembelajaran. g. Kemampuan menguasai dan mengelola kelas. h. Kemampuan mengaktifkan dan memotivasi siswa. i. Kemampuan menyimpulkan dan mengevaluasi.
51
j. Kemampuan mengorganisasikan waktu. Adapun aspek yang diamati pada siswa adalah sebagai berikut: a. Mengungkapkan ide atau gagasan. Aspek ini dapat diamati dengan melihat kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat. b. Pemahaman, aspek ini dapat diketahui dari kemampuan siswa menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun tertulis. c.Keaktifan, aspek ini dapat diamati dengan mengamati keaktifan siswa dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. 4. Tahapan Refleksi Tahap akhir dari siklus I ini adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi, peneliti menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi yang ada. Hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut: a. Aspek Perilaku Guru 1) Guru mampu membuka dan menutup pembelajaran dengan baik. 2) Guru cukup menguasai materi. Namun dalam penyampaiannya masih ragu sehingga materi ajar sulit dimengerti siswa. 3) Guru belum jelas dalam menjelaskan materi kepada siswa. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang belum mampu menyerap materi ajar dengan baik. 4) Penggunaan bahasa cukup baik. Namun terkadang guru masih menggunakan bahasa dialek dalam pembelajaran. 5) Guru cukup menguasai metode yang diterapkan. Tetapi kendalanya adalah siswa harus mengenal lagu yang digunakan dalam penguasaan
52
vocabulary. Jika siswa belum mengenal lagu tersebut maka siswa akan merasa kesulitan dalam menghafal vocabulary. Hal ini dapat menyebabkan ketidakefektifan dalam proses pembelajaran 6) Guru cukup menguasai fasilitas pembelajaran yang tersedia. 7) Guru
belum
mampu
mengkondisikan
kelas
selama
proses
pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang gaduh selama pembelajaran berlangsung, sehingga guru harus berusaha keras dalam menenangkan siswa kembali. 8) Guru kurang dalam mengaktifkan dan memotivasi siswa. Hal ini dibuktikan dari banyaknya siswa yang cenderung belum aktif dalam bertanya maupun menanggapi pertanyaan. Siswa masih cenderung takut dan ragu dalam mengemukakan pendapat. Siswa juga cenderung tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. 9) Guru cukup mampu menyimpulkan dan mengevaluasi pembelajaran. 10)Guru kurang optimal dalam pengelolaan waktu. Ini terbukti dari masih banyaknya sisa waktu yang diberikan dalam proses pembelajaran. b. Aspek Perilaku Siswa 1) Mengungkapkan Ide atau Gagasan Pada siklus I ini siswa cenderung belum berani dalam mengungkapkan pendapat mereka. Siswa masih merasa takut dan ragu dalam berbicara atau mengemukakan pendapat. Siswa masih takut salah dalam mengungkapkan gagasan.
53
2) Pemahaman Materi Pada aspek ini guru bertanya kepada siswa secara lisan tentang arti dari kosakata-kosakata yang berkaitan dengan materi “things in the classroom”. Ketika guru bertanya kepada siswa satu per satu, tampak siswa masih banyak yang ragu dan belum berani dalam menjawab. Selain itu dalam tes tertulis pada siklus I ini didapat 15 siswa atau 46,8% siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan minimal, sedangkan 17 siswa atau 53,12% siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal. 3) Keaktifan Pada aspek ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan secara lisan. Pada siklus I ini siswa cenderung belum aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan. Siswa cenderung belum berminat untuk mengikuti pelajaran. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar masih rendah, karena belum mencapai 50% siswa yang melampaui batas nilai ketuntasan minimal. Faktor kendala yang dihadapi muncul dari pihak guru dan pihak siswa. 1) Faktor Guru Pada siklus I ini guru masih ragu dalam menyampaikan materi pelajaran dan masih belum menguasai metode pembelajaran yang digunakan. Guru kurang mampu memotivasi dan mengkondisikan kelas. Selain itu, dalam penyampaianya guru kurang membuat siswa tertarik
54
dan membuat siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Sehingga siswa merasa bosan dan jenuh dalam menerima pelajaran. 2) Faktor Siswa Kurang antusianya siswa membuat konsentrasi guru terpecah. Siswa yang cenderung gaduh saat pembelajaran berlangsung membuat guru kurang maksimal dalam menyampaikan materi ajar. Dari refleksi ini, peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan tindakan yang akan dilakukan di siklus II. Guru mengubah sedikit konsep dalam RPP dan lebih memanfaatkan media yang ada.
E. Penjelasan Pelaksanaan Siklus II 1. Tahap Perencanaan Siklus kedua ini sama dengan siklus pertama. Siklus II juga terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahapan perencanaan diadakan identifikasi masalah yang terjadi pada siklus pertama. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan mengacu pada refeksi siklus pertama. Selanjutnya dilakukan alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan pada tahapan tindakan penyusunan konsep pembelajaran. Target yang ingin dicapai adalah terjadi peningkatan jumlah penguasaan vocabulary siswa dan peningkatan sikap serta nilai belajar siswa. Pada siklus kedua ini peneliti mempersiapkan perangkat meliputi lembar observasi, lembar soal, instrumen evaluasi, dan menambah sumber
55
pelajaran. Adapun topik yang dipilih dalam silkus II ini adalah “things in the classroom”. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2011. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Sementara pengamatan dilakukan oleh rekan guru sejawat. Penerapan tindakan mengacu pada konsep pembelajaran yang tertulis pada RPP dengan memperhatikan revisi pada siklus I dan sebagai pengamat adalah rekan sejawat. Adapun kegiatan dalam siklus II ini adalah sebagai berikut: a. Guru memulai pelajaran dengan pembukaan menggunakan bahasa Inggris misalnya dialog salam dan menanyakan kabar. b. Guru mengumumkan hasil penilaian pada siklus I. c. Guru memotivasi siswa untuk mempelajari kosakata-kosakata yang berkaitan dengan materi. d. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengukur penguasaan vocabulary siswa. e. Guru menjelaskan materi ajar. f. Guru bersama siswa menyanyikan lagu yang berkaitan dengan materi ajar. g. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa. h. Guru memfasilitasi lembar tugas kepada siswa. i. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaporkan hasil kerjanya di depan kelas.
56
j. Guru memberikan umpan balik. k. Guru bersama siswa merangkum materi ajar yang telah dipelajari. 3. Tahap Pengamatan Sama dengan pengamatan pada siklus I, pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan siklus. Peneliti meminta rekan sejawat untuk ikut serta mengamati proses belajar mengajar. Aspek yang diamati dalam siklus ini adalah: a. Aspek Guru 1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. 2) Penguasaan materi. 3) Keterampilan menjelaskan. 4) Penggunaan bahasa. 5) Ketepatan menggunakan metode dalam pembelajaran. 6) Mengatur dan memanfaatkan fasilitas pembelajaran. 7) Kemampuan menguasai dan mengelola kelas. 8) Kemampuan mengaktifkan dan memotivasi siswa. 9) Kemampuan menyimpulkan dan mengevaluasi. 10) Kemampuan mengorganisasikan waktu. b. Aspek Siswa 1) Mengungkapkan Ide atau Gagasan Aspek ini dapat diamati dengan melihat kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.
57
2) Pemahaman Materi Aspek ini dapat diketahui dari kemampuan siswa menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun secara tertulis. 3) Keaktifan Aspek ini dapat diketahui dengan mengamati keaktifan siswa dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan. 4. Tahap Refleksi Tahap akhir dari siklus ini adalah tahap refleksi sama dengan siklus I. Pada siklus II ini peneliti juga menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi yang ada. Hasil data pengamatan dapat diperoleh data sebagai berikut: a. Aspek perilaku guru 1) Guru mampu membuka dan menutup pelajaran dengan baik. 2) Guru mampu menguasai materi dengan baik. 3) Guru belum jelas dalam menjelaskan materi kepada siswa. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang belum mampu menyerap materi ajar dengan baik. 4) Dalam penyampaian materi, guru telah menggunakan bahasa dengan baik. Guru sudah mampu mengurangi dialek sehari-hari dalam proses pembelajaran. 5) Guru telah mampu menguasai metode pembelajaran dengan baik. Hail ini dibuktikan dengan siswa yang senang dan nyaman dalam mengikuti pembelajaran.
58
6) Guru telah mampu mengatur dan memanfaatkan fasilitas pembelajaran dengan optimal. 7) Dalam mengelola kelas, guru belum mampu menguasai kelas secara maksimal. Hal ini dibuktikan adanya beberapa siswa yang masih cenderung membuat gaduh suasana kelas. 8) Guru belum mampu mengaktifkan dan memotivasi siswa secara maksimal. Hal ini dibuktikan masih ada beberapa siswa yang belum ikut serta aktif dalam pembelajaran. 9) Guru telah mampu menyimpulkan dan memberikan evaluasi. 10) Guru cukup mampu mengorganisasikan waktu. Namun waktu telah habis ketika evaluasi pembelajaran berlangsung. Sehingga guru memberikan waktu tambahan kepada siswa dalam mengerjakan soalsoal evaluasi. b. Aspek Perilaku Siswa 1) Mengemukakan Ide atau Gagasan Pada siklus II ini telah terjadi peningkatan sikap dari siswa. Siswa sudah berani mengungkapkan pendapat mereka di depan kelas. Namun masih ada beberapa siswa yang belum berani mengungkapkan gagasan mereka. 2) Pemahaman Materi Pada aspek ini terjadi peningkatan baik dari segi tes tertulis maupun dari sikap siswa. Siswa sudah mulai berani menjawab pertanyaan dari guru yang berkaitan dengan materi ajar. Pada siklus II
59
ini didapat data 26 siswa atau 81,25% siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan minimal. Sedangkan ada 6 siswa atau 18,75% siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal. 3) Keaktifan Pada aspek ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun untuk menjawab pertanyaan secara lisan. Di siklus ini siswa-siswa antusias untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini dibuktikan dengan ada yang bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Membuktikan bahwa mereka saling berebut untuk menjawab pertanyaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar sudah baik, mencapai 81,25% siswa yang telah melampaui batas nilai ketuntasan minimal dan 18,75% siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal. Faktor kendala yang dihadapi muncul dari pihak guru dan pihak siswa. 1. Faktor Guru Pada siklus II ini guru masih ragu dalam menjelaskan materi pelajaran dan belum sesuai dengan konsep yang tertulis dalam RPP. Guru kurang mampu memotivasi dan mengkondisikan kelas. Selain itu, dalam penyampaianya guru kurang membuat siswa tertarik dan membuat siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Sehingga siswa merasa bosan dan jenuh dalam menerima pelajaran.
60
2. Faktor Siswa Masih ada beberapa siswa yang belum antusias dan terkadang mengganggu siswa lainya dalam mengikuti pelajaran. Siswa yang cenderung membuat gaduh saat pembelajaran berlangsung membuat guru kurang maksimal dalam menyampaikan materi ajar. Dari refleksi ini, peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan tindakan yang akan dilakukan di siklus III.
F. Penjelasan Pelaksanaan Siklus III 1. Tahap Perencanaan Siklus ketiga ini sama dengan siklus pertama dan kedua. Siklus III juga terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahapan perencanaan diadakan identifikasi masalah yang terjadi pada siklus kedua. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan mengacu pada refeksi siklus kedua. Selanjutnya dilakukan alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan pada tahapan tindakan penyusunan konsep pembelajaran. Target yang ingin dicapai adalah terjadi peningkatan jumlah penguasaan vocabulary siswa dan peningkatan sikap siswa. Pada siklus ketiga ini peneliti mempersiapkan perangkat meliputi lembar observasi, lembar soal, instrumen evaluasi, dan menambah sumber pelajaran. Adapun topik yang dipilih dalam silkus III ini adalah “How many pencil do you have?”.
61
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2011. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sementara pengamatan dilakukan oleh rekan guru sejawat. Penerapan tindakan mengacu pada konsep pembelajaran yang tertulis pada RPP dengan memperhatikan revisi pada siklus II dan sebagai pengamat adalah rekan guru sejawat. Adapun kegiatan dalam siklus III ini adalah sebagai berikut: a. Guru memulai pelajaran dengan pembukaan menggunakan bahasa Inggris misalnya dialog salam dan menanyakan kabar. b. Guru mengumumkan hasil penilaian pada siklus II. c. Guru memotivasi siswa untuk mempelajari kosakata-kosakata yang berkaitan dengan materi dan memberikan semangat kepada siswa untuk selalu gemar pada pelajaran bahasa Inggris. d. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengukur penguasaan vocabulary siswa. e. Guru menjelaskan materi ajar. f. Guru bersama siswa menyanyikan lagu yang berkaitan dengan materi ajar. g. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa. h. Guru memfasilitasi lembar tugas kepada siswa. i. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaporkan hasil kerjanya di depan kelas. j. Guru memberikan umpan balik.
62
k. Guru bersama siswa merangkum materi ajar yang telah dipelajari. 3. Tahap Pengamatan Sama dengan pengamatan pada siklus II, pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan siklus. Peneliti meminta rekan sejawat untuk ikut serta mengamati proses belajar mengajar. Aspek yang diamati dalam siklus ini adalah: a. Aspek Guru 1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. 2) Penguasaan materi. 3) Keterampilan menjelaskan. 4) Penggunaan bahasa. 5) Ketepatan menggunakan metode dalam pembelajaran. 6) Mengatur dan memanfaatkan fasilitas pembelajaran. 7) Kemampuan menguasai dan mengelola kelas. 8) Kemampuan mengaktifkan dan memotivasi siswa. 9) Kemampuan menyimpulkan dan mengevaluasi. 10)Kemampuan mengorganisasikan waktu. b. Aspek Siswa 1) Mengungkapkan Ide atau Gagasan Aspek ini dapat diamati dengan melihat kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.
63
2) Pemahaman Materi Aspek ini dapat diketahui dari kemampuan siswa menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun secara tertulis. 3) Keaktifan Aspek ini dapat diketahui dengan mengamati keaktifan siswa dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan. 4. Tahap Refleksi Tahap akhir dari siklus ini adalah tahap refleksi sama dengan siklus II. Pada siklus III ini peneliti juga menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi yang ada. Hasil data pengamatan dapat diperoleh data sebagai berikut: a. Aspek Guru. 1) Guru membuka dan menutup pelajaran dengan baik. 2) Guru mampu menguasai materi dengan baik. 3) Guru sudah jelas dalam menjelaskan materi kepada siswa. 4) Dalam penyampaian materi, guru telah menggunakan bahasa dengan baik. Guru sudah mampu mengurangi dialek sehari-hari dalam proses pembelajaran. 5) Guru telah mampu menguasai metode pembelajaran dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang senang dan nyaman dalam mengikuti pembelajaran. 6) Guru telah mampu mengatur dan memanfaatkan fasilitas pembelajaran dengan optimal.
64
7) Dalam mengelola kelas, guru telah mampu menguasai kelas secara maksimal. Hal ini dibuktikan dengan sikap siswa yang sudah lebih tenang daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya. 8) Guru mampu mengaktifkan dan memotivasi siswa secara maksimal. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah siswa yang ikut serta aktif dalam proses pembelajaran. 9) Guru telah mampu menyimpulkan dan memberikan evaluasi. 10) Guru telah mampu mengorganisasikan waktu. b. Aspek Perilaku Siswa 1) Mengemukakan Ide atau Gagasan Pada siklus III ini telah terjadi peningkatan sikap dari siswa. Siswa sudah berani mengungkapkan pendapat mereka di depan kelas. Namun masih ada beberapa siswa yang belum berani mengungkapkan gagasan mereka. 2) Pemahaman Materi Pada aspek ini terjadi peningkatan baik dari segi tes tertulis maupun dari sikap siswa. Siswa sudah mulai berani menjawab pertanyaan dari guru yang berkaitan dengan materi ajar. Pada siklus III ini didapat data 29 siswa atau 90,6% siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan minimal. Sedangkan ada 3 siswa atau 9,37% siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal.
65
3) Keaktifan Pada aspek ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun untuk menjawab pertanyaan secara lisan. Di siklus ini siswa-siswa antusias untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini dibuktikan dengan ada yang bertanya kepada guru maupun menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini dibuktikan dengan adanya mereka saling berebut untuk menjawab pertanyaan. Berdasarkan uraian di atas, kegiatan pembelajaran pada siklus III telah berlangsung dengan baik. Hal ini dibuktikan dari adanya peningkatan baik dari segi tertulis maupun dari segi sikap siswa. Selain itu, dalam proses pembelajaran guru juga sudah melaksanakan secara maksimal dan membuat kondisi pembelajaran siswa menjadi nyaman, sehingga siswa menjadi bersemangat dan berminat untuk terus mengikuti pembelajaran.
66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN
A. Hasil Penelitian 1. Data Awal Dari data awal yakni data nilai yang didapat sebelum pelaksanaan siklus, diperoleh data nilai mata pelajaran bahasa Inggris dari 32 siswa sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Belajar Bahasa Inggris kelas 4 MI Miftahul Ulum Jambeyan sebelum Pelaksanaan Tindakan Kelas
No
Nama
Nilai
KKM
Keterangan
1.
M. Wahyudi
4
6
Belum Tuntas
2.
Isti Indarsih
3,5
6
Belum Tuntas
3.
M. Amirul Ikhsan
5
6
Belum Tuntas
4.
M. Arif Al Azar
4
6
Belum Tuntas
5.
Widya Dendi
7
6
Tuntas
6.
Miftahul Munir
4
6
Belum Tuntas
7.
Bayu Prasetyo
4
6
Belum Tuntas
8.
M. Indra Wondo
5
6
Belum Tuntas
9.
Adelia Ismi W.
7
6
Tuntas
10.
Adresna Endar M
5
6
Belum Tuntas
11.
Amira Amilia
7
6
Tuntas
12.
Aminatun K.
8
6
Tuntas
13.
Apriliyanto T.
6
6
Tuntas
14.
Arif Nur H.
6,5
6
Tuntas
67
15.
Ayesya Nasta L.
7
6
Tuntas
16.
Chosy A. M
4
6
Belum Tuntas
17.
Dani Adi S.
4
6
Belum Tuntas
18.
Dani Wahyu I.
5
6
Belum Tuntas
19.
Febri Aditya
6,5
6
Tuntas
20.
Fega Ayu D.
7
6
Tuntas
21.
Ferry Rozaq
6
6
Tuntas
22.
Galang Triyanto
4
6
Belum Tuntas
23.
Hikmatul Ulya
4,5
6
Belum Tuntas
24.
Kharisma Ayu L
4
6
Belum Tuntas
25.
M. Jumadil Q.
3,5
6
Belum Tuntas
26.
Nandri Puput F.
3,5
6
Belum Tuntas
27.
Nur Mufidah
4
6
Belum Tuntas
28.
Putri Auliya
4,5
6
Belum Tuntas
29.
Setia Maulana M.
7
6
Tuntas
30.
Zulia Febriyanti
4
6
Belum Tuntas
31.
Alvian Candra E.
6,5
6
Tuntas
32.
Dimas Saputa
6
6
Tuntas
Jumlah
167
Rata-rata
5,21 Sumber: Ulangan Harian Pratindakan
Dalam penelitian tindakan kelas, target yang diinginkan peneliti adalah adanya peningkatan nilai maupun sikap dari sebelum tindakan dilakukan (pra siklus) ke siklus I ke siklus II dan ke siklus III. Dari data di atas, maka diperoleh gambaran awal bahwa sebanyak 19 siswa atau 59,38% belum
68
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan 13 siswa atau 40,62% telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sedangkan rata-rata kelas mencapai 5,21. Lihat tabel berikut: Tabel 4.2 Rekapitulasi Ketuntassan siswa Pratindakan
No
Uraian
Siklus Pratindakan
1. Rata-rata nilai kelas 2.
Presentase ketuntasan
5,21 40,62
Sumber: ulangan harian 1
2. Hasil Siklus I a. Hasil Observasi Terhadap Guru Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I selesai, peneliti mengolah pedoman observasi guru. Dari analisis pedoman observasi terdapat 10 aspek pengamatan yang perlu dinilai. Data menunjukkan dari 10 aspek pengamatan yang diamati, terdapat 1 aspek yang dinilai baik (yakni aspek pada butir 1). Sementara 5 aspek dinilai cukup (yakni pada butir 2, 4, 5, 6, 9). Dan 4 aspek dinilai kurang (yakni pada butir 3, 7, 8, 10). (Lihat lampiran). b. Hasil Pengamatan Siswa Berdasarkan analisis data pengamatan terhadap siswa ketika pembelajaran berlangsung pada siklus I (lihat lampiran), dapat diketahui hasil rata-rata sikap seluruh siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bernyanyi. Berikut ini data hasil pengamatan siswa.
69
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Sikap Siklus I No
Uraian
Jumlah Siswa
1.
Mengungkapkan Ide/Gagasan
12
2.
Pemahaman Materi
12
3.
Keaktifan
9
Sumber: observasi di kelas selama pelaksanaan tindakan
Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa untuk aspek mengungkapkan ide atau gagasan ada 12 siswa yang telah mampu mengungkapkan ide atau gagasan. Untuk aspek pemahaman materi ada 12 siswa yang telah mampu menjawab pertanyaan guru secara benar. Sedangkan untuk aspek keaktifan, ada 9 siswa yang aktif baik aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan. c. Hasil Belajar Siswa Dari data hasil evaluasi siswa pada akhir siklus I (lihat lampiran), dapat dilihat pencapaian dan ketuntasan hasil belajar siswa. Berikut ini disajikan rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
No
Uraian
1
Nilai rata-rata hasil belajar siswa
2
Presentase ketuntasan belajar Sumber: ulangan harian siklus I
Hasil Siklus I 5.92 46,8%
70
Dari data rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa 15 siswa atau 46,8% telah mencapai angka ketuntasan, dan rata-rata kelas baru mencapai 5,92. 3. Hasil Siklus II a. Hasil Observasi Terhadap Guru Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus II berakhir, peneliti mengolah pedoman observasi guru. Dari pedoman observasi tersebut terdapat 10 aspek pengamatan yang perlu dinilai. Data menunjukkan dari 10 aspek yang diamati terdapat 6 aspek berada dalam kategori baik yaitu pada butir 1, 2, 4, 5, 6, dan 9. Sementara 4 aspek dinilai cukup yakni pada butir 3, 7, 8, dan 10. (lihat lampiran) b. Hasil Pengamatan Siswa Berdasarkan analisis data pengamatan siswa yang dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung pada siklus II (lihat lampiran) dapat diketahui
hasil
rata-rata
seluruh
sikap
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode bernyanyi. Berikut ini data hasil pengamatan siswa. Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Sikap Siswa pada Siklus II
No
Aspek yang dinilai
Jumlah siswa
1
Mengungkapkan ide atau gagasan
19
2
Pemahaman
15
3
Keaktifan
12
Sumber: observasi di kelas selama pelaksanaan tindakan
71
Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa untuk aspek mengungkapkan ide atau gagasan ketika pembelajaran berlangsung yaitu ada 19 siswa yang telah mampu mengungkapkan gagasan, untuk aspek pemahaman ada 15 siswa yang telah mampu menjawab pertanyaan secara lisan dengan baik. Sedangkan aspek keaktifan ada 12 siswa yang telah aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. c. Hasil Belajar Siswa Dari data hasil evaluasi tertulis yang dilakukan pada akhir siklus II (lihat lampiran) dapat dilihat pencapaian hasil belajar siswa. Berikut data rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II.
Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No
Uraian
1
Nilai rata-rata hasil belajar
2
Presentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus II 7,03 81,25%
Sumber: ulangan harian siklus II
Dari data rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa target ratarata nilai hasil belajar adalah 7,03. Dari rata-rata tersebut sebanyak 26 siswa atau 81,25% telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), sedangkan sebanyak 6 siswa atau 18,75% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
72
4. Hasil Siklus III a. Hasil Observasi terhadap Guru Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus III berakhir, peneliti mengolah pedoman observasi guru. Dari pedoman observasi tersebut terdapat 10 aspek pengamatan yang perlu dinilai. Data menunjukkan dari 10 aspek yang diamati, semua aspek telah mendapatkan penilaian baik. Itu artinya bahwa guru telah maksimal dalam proses pembelajaran. b. Hasil Observasi terhadap Siswa Berdasarkan analisis data pengamatan siswa yang dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung pada siklus III (lihat lampiran) dapat diketahui
hasil
rata-rata
seluruh
sikap
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode bernyanyi. Berikut ini data hasil pengamatan siswa.
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Sikap Siswa pada Siklus III
No
Aspek yang dinilai
Jumlah siswa
1
Mengungkapkan ide atau gagasan
25
2
Pemahaman
24
3
Keaktifan
18
Sumber: observasi di kelas selama pelaksanaan tindakan
Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa untuk aspek mengungkapkan ide atau gagasan ketika pembelajaran berlangsung yaitu ada 25 siswa yang telah mampu mengungkapkan gagasan, untuk aspek
73
pemahaman ada 24 siswa yang telah mampu menjawab pertanyaan secara lisan dengan baik. Sedangkan aspek keaktifan ada 18 siswa yang telah aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. c. Hasil Belajar siswa Dari data hasil evaluasi tertulis yang dilakukan pada akhir siklus II (lihat lampiran) dapat dilihat pencapaian hasil belajar siswa. Berikut data rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II. Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil Belajar Siswa pada Siklus III
No
Uraian
Hasil Siklus III
1
Nilai rata-rata hasil belajar
7,64
2
Presentase ketuntasan belajar
90,6%
Sumber: ulangan harian siklus III
Dari data rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar adalah 7,64. Dari rata-rata tersebut sebanyak 29 siswa atau 90,6% telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), sedangkan sebanyak 3 siswa atau 9,37 % belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
B. Pembahasan Dari data awal diketahui bahwa masih banyak nilai siswa berada di bawah angka ketuntasan minimal. Yakni siswa yang tuntas dengan nilai 6,0 ke atas ada 13 siswa atau 40,62% dan siswa yang tidak mencapai nilai ketuntasan minimal ada 19 siswa atau 59,38% dengan rata-rata keseluruhan adalah 5,21.
74
Berdasarkan data awal di atas maka dilaksanakan pelaksanaan perbaikan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan
hasil belajar
siswa.
Pembelajaran menggunakan metode bernyanyi menjadi salah satu solusi untuk mencapai target yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar menggunakan metode bernyanyi siswa dapat menerima materi ajar dengan baik. Hal ini dibuktikan dari adanya peningkatan hasil belajar siswa dan peningkatan nilai sikap siswa. Dalam proses pembelajarannya guru menyampaikan materi ajar dengan mengolah daftar kosakata dan menyajikannya ke dalam bentuk lagu-lagu yang familiar dengan anak. Dengan menggunakan metode bernyanyi dalam pembelajaran bahasa Inggris yang dilaksanakan melalui penelitian tindakan kelas tersebut, ternyata membuahkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan terhadap sikap guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil yang didapat dari siklus I, dari 32 siswa rata-rata nilai siswa adalah 5,92, dengan rincian: 15 siswa atau 46,8% siswa telah mencapai nilai minimal dan dinyatakan tuntas, sedangkan 17 siswa atau 53,12% siswa belum mencapai nilai minimal dan dinyatakan belum tuntas. Untuk penilaian sikap, pada aspek mengungkapkan ide atau gagasan, ada 12 siswa yang telah berani mengungkapkan ide atau gagasan mereka. Untuk aspek pemahaman materi, ada 12 siswa yang telah mampu menjawab pertanyaan dari guru.
75
Sedangkan untuk aspek keaktifan, ada 9 siswa yang telah aktif ikut serta dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan hasil penilaian sikap guru dan sikap siswa, maka peneliti mengkaji ulang data-data yang telah diperoleh dan melakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan guru adalah: 1. Guru lebih mendalami materi yang akan diajarkan dan menambah referensi pembelajaran agar mempunyai bahan ajar yang cukup untuk disampaikan kepada peserta didik. 2. Guru lebih menguasai konsep pembelajaran yang tertuang dalam RPP agar saat pembelajaran berlangsung, guru tidak bingung dalam menjelaskan. 3. Guru lebih memperbaiki bahasa yang digunakan dengan cara mengurangi dialek sehari-hari saat pembelajaran berlangsung. 4. Guru menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran bahasa Inggris menggunakan metode bernyanyi. 5. Guru lebih memaksimalkan penggunaan fasilitas yang ada. 6. Guru berusaha untuk menguasai kelas agar suasana kelas tidak selalu gaduh. 7. Guru lebih mendekati siswa agar siswa menjadi termotivasi dan berminat dalam mengikuti pembelajaran. 8. Guru memaksimalkan waktu pembelajaran. Pada siklus II nilai rata-rata kelas siswa adalah 7,03 dengan rincian: 26 siswa atau 81,25% siswa telah mencapai nilai minimal dan dinyatakan tuntas, sedangkan 6 siswa lainnya atau 18,75% siswa belum mencapai nilai
76
ketuntasan minimal atau dinyatakan belum tuntas. Untuk penilaian sikap pun terjadi peningkatan. Untuk aspek mengungkapkan ide atau gagasan sebanyak 19 siswa yang berani mengungkapakan ide atau gagasan mereka secara baik. Aspek pemahaman materi ada 19 siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan baik, sedangkan untuk aspek keaktifan, ada 12 siswa yang telah aktif ikut serta berperan dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan hasil penilaian sikap guru dan sikap siswa, maka peneliti mengkaji ulang data-data yang telah diperoleh dan melakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan guru adalah: 1. Guru lebih intensif dalam memahami materi ajar dan memahami konsep pembelajaran yang tertuang dalam RPP. 2. Guru memaksimalkan dalam mengkondisikan kelas. Dengan cara memberikan pembelajaran yang nyaman dan disenangi oleh siswa. 3. Guru lebih memotivasi siswa agar siswa menjadi lebih tertarik dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Dan selalu memberikan dorongan kepada siswa bahwa belajar bahasa Inggris itu mudah. Pada siklus III nilai rata-rata klasikal siswa adalah 7,64 dengan rincian: 29 siswa atau 90,6% siswa telah mencapai nilai minimal dan dinyatakan tuntas, sedangkan 3 siswa lainnya atau 9,37% siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal atau dinyatakan belum tuntas. Untuk penilaian sikap pun terjadi peningkatan. Untuk aspek mengungkapkan ide atau gagasan sebanyak 25 siswa yang berani mengungkapakan ide atau gagasan mereka secara baik. Aspek pemahaman materi ada 24 siswa yang mampu menjawab pertanyaan
77
guru dengan baik, sedangkan untuk aspek keaktifan, ada 18 siswa yang telah aktif ikut serta berperan dalam proses pembelajaran.
Tabel 4.9 Pengamatan Sikap Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
No
Uraian
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Mengungkapkan Ide/ gagasan
12
19
25
2.
Pemahaman Materi
12
15
24
3.
Keaktifan
9
12
18
Sumber: observasi siklus I, siklus II, siklus III
Tabel 4.10 Hasil Belajar Siklus I, Siklus II, Siklus III
No
Uraian
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Nilai rata-rata
5,92
7,03
7,64
2.
Prosentase
46,8
81,25
90,6
Sumber: ulangan harian siklus I, siklus II, siklus III
78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitai tindakan kelas yang telah dilaksanakan melalui beberapa tindakan dari siklus I, II, dan III serta berdasarkan seluruh pembahasan dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode bernyanyi dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat meningkatkan hasil belajar serta minat belajar siswa. Secara khusus, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris siswa (fokus pembelajaran vocabulary). Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil analisis yang diperoleh, yaitu rata-rata hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali meningkat dari tiap siklus ke siklus selanjutnya. Pada siklus I rata-rata hasil nilai siswa adalah 5,92. Siswa yang tuntas pada siklus ini ada 15 siswa atau 46,8% siswa. Pada siklus II, rata-rata nilai siswa adalah 7,03 dengan rincian siswa yang tuntas dalam siklus ini ada 26 siswa atau 81,25%. Sedangkan pada siklus III, rata-rata nilai siswa adalah 7,64 dengan rincian ada 29 siswa atau 90,6% siswa yang telah tuntas antau mencapai batas nilai ketuntasan minimal.
78
79
2. Pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
bernyanyi
mampu
meningkatkan minat dan aktivitas siswa dalam belajar bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas proses belajar siswa yang sebelum menggunakan metode bernyanyi hanya menggunakan metode ceramah dari guru, siswa cenderung pasif. Setelah diterapkan metode bernyanyi siswa menjadi aktif. Dengan demikian metode ini dapat memacu siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
B. Saran Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan sebelumnya serta data dan bukti nyata yang didapat setelah penerapan metode bernyanyi yang ternyata mampu meningkatkan hasil dan minat belajar siswa. Peneliti menyarankan hal-hal berikut ini: 1. Guru harus kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi ajarnya agar peserta ddik bersemangat dan mempunyai minat yang tinggi terhadap palajaran yang diajarkan. Dengan bersemangat dan mempunyai minat yang tinggi dalam proses pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Penerapan hasil penelitian Mengingat metode bernyanyi dalam pembelajaran bahasa Inggris telah terbukti mampu meningkatkan hasil dan miniat belajar siswa. Diharapkan guru lain mau mencoba model pembelajaran ini.
80
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Asfandiyar, Andi Yudha. 2009. Kenapa Guru Harus Kreatif?. Bandung: DARI Mizan
Basrowi, Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Galia Indonesia. Darwis, Djamaluddin. 2010. 30 Hari Mahir Bahasa Inggris “Quantum English Learning”. Jogjakarta:Think
Djafar, Zainnuddin. 1995. Didaktik Metodik. Pasuruan: Percetakan Garoeda
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin: Rineka Cipta
Hartiny, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Teras
Hasan, Muhammad Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indah
Hidayat, Rahmat Taufiq. 2005. Kosa kata Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
81
Ikasari, Dona. Afif Azizi. 2003. English Friendly. Fun English for The Elementary Scool Student. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Iskandar, Dadang Suhendar. 2008. Stategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosda Karya
Ismail, SM. 2009. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: RaSAIL
Sindoro, Alexander. 2006. Permainan Kata dan Musik (Word and Music Games). Batam: Karisma Publishing Group
Subyakto, Sri Utari dan Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sudjana, Djuju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Rosda Karya
Suparlan. 2006. Guru sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing
Suyanto, Kasihani K.E. 2008. English four Young Learners. Jakarta: Bumi Aksara
Wardani, IGAK. Kuswaya Wihardit. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Wiratno, Tri. 2003. Mencerna Buku Teks Bahasa Inggris melalui Pemahaman Gramatika. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
DddddddqwDddddddddd