UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAKHUL ULUM KALIBANGER KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh KORIAH NIM : 125 07 042 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 i
ii
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAKHUL ULUM KALIBANGER KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh KORIAH NIM : 125 07 042 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
: KORIAH
NIM
: 12507042
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA PADA SISWA KELAS
IV
MI
MIFTAKHUL
KALIBANGER
ULUM
KECAMATAN
SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 06 Maret 2010 Pembimbing
Fatchurrohman, M. Pd. NIP. 19710309 200003 1 001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Koriah
NIM
: 12507042
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah.
Salatiga, Maret 2010 Yang menyatakan
Koriah NIM 12507042
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ﻣَﻦْ ﺳَﻠَﻚَ ﻃَِﺮﯾْﻘًﺎﯾَﻠْﺘَﻤَُﺲ ﻓِﯿْﮫِ ﻋِﻠْﻤًﺎﺳَﮭَﻞَ اﷲ ﻟَﮫَُﻃَِﺮﯾْﻘًﺎإِﻟَىﺎﻟْﺠَﻨﱠَﮫ ()رواھﻤﺴﻠﻢ “Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan bagi orang itu jalan menuju ke syurga” (H.R. Muslim)
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Orang tuaku yang selalu memberi semangat, serta doanya kepada penulis. Segenap dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, Wasik, Rudi, Rara dan Nisa adik-adikku yang tersayang, Teman-temanku satu sekolah yang selalu memberikan motivasi, Dan sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu memberikan dorongan moril, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Materi Matematika Melalui Metode Drill Pada Siswa Kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dalam menulis skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. H. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Bapak Jaka Siswanta, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberi pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Ambaratih, S.Pd.I, selaku kepala sekolah MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang yang telah memberi ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
viii
4. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. 5. Bu Ipah, Bu Mar, Bu Sur, Zulfa, dan Pak Aan yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data untuk skripsi ini. 6. Sahabat-sahabat seperjuangan terutama Mbak Ratih, Susi, Titin, Hanik, Ana, dan Mbak Sa’id, yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Semua pihak yang terkait, yang dengan ikhlas telah memberikan bantuan baik material maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini. Demikian ucapan terimakasih ini penulis sampaikan, penulis hanya bias panjatkan doa semoga bantuan dan bimbingan dari semua pihak dapat diterima Allah SWT sebagai amal ibadah. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Maka, kritik dan saran yang
bersifat
membangun
sangat
penulis
harapkan
demi
tercapainya
kesempurnaan skripsi ini. Sumowono, Maret 2010 Penulis
KORIAH ix
ABSTRAK
Koriah, 2010, Upaya Meningkatkan Pemahaman Materi Matematika Melalui Metode Drill Pada Siswa Kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program studi pendidikan guru madrasah ibtidaiyah. Sekolah tinggi agama islam negeri salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Ag. Kata kunci : meningkatkan pemahaman, materi matematika, metode drill. Ciri utama materi matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep dalam matematika bersifat konsisten. Maka untuk mewujudkan hal itu guru harus menyampaikan materi dengan benar sehingga siswa dapat memahaminya. Dengan menggunakan metode drill siswa akan lebih banyak latihan, sehingga siswa menjadi lebih paham. Berdasarkan pada hal tersebut maka, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah metode drill dapat meningkatkan motivasi siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009? (2) Apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan pemahaman materi matematika Untuk mengetahui keefektifitan metode drill dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan dengan observasi ketrampilan guru dalam mengajar serta observasi terhadap sikap siswa. Metodologi dari penelitian ini adalah: (1) Rancangan penelitian, rancangan penelitian yang diterapkan adalah PTK, (2) Subyek penelitiannya adalah siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009, (3) Langkah-langkah dari penelitian ini meliputi: planning, action, observation, dan reflekting, (4) Instrumen penelitian berupa: tes, pedoman dokumentasi, dan pedoman observasi. (5) Pengumpulan data: tes, dokumentasi, dan observasi. (6) Analisis data adalah analisa dari data yang telah terkumpul. Hasil penelitian menunjukkan metode drill yang digunakan mampu meningkatkan pemahaman materi matematika pada siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger. Dalam KBM yang didesain dengan metode drill, hasilnya pemahaman siswa mengalami perubahan pada setiap siklusnya. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I (6,30), siklus II (6,85), dan siklus III (7,40). Maka peneliti menyarankan guru harus kreatif dan inovatif serta selektif dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga metode yang digunakan akan berdaya guna secara maksimal pada materi yang disampaikanm sehingga tujuan dari pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal pula.. x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… PERSETUJUAN PEMBIBING
i
………………………..…………………… ii
PENGESAHAN KELULUSAN ……………………………………………... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
………………………..………… vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. vii KATA PENGANTAR …………………………………..…………………… viii ABSTRAK ………………………………………..………………………….. x DAFTAR ISI …………………………………….…………………………… xi DAFTAR TABEL …………………………………….……………………… xv DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xvi BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………
1
B. Rumusan Masalah
6
……………………………………………
C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 7 D. Hipotesi Penelitian……………………………………………… 7 E. Manfaat Penelitian……………………………………………… 8 F. Definisi Operasional……………………………………………… 8 G. Metodologi Penelitian………………………………………… 10 1. Rancangan Penelitian……………………………………… 10 2. Subyek Penelitian
………………………………………… 11 xi
3. Langkah-Langkah Penelitian 4. Instrumen Penelitian
……………………………
11
……………………………………
12
5. Pengumpulan Data………………………………………… 12 6. Analisis Data ……………………………………………… 14 H. Sistematika Penulisan ……………………………………… BAB II
15
: KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Belajar Mengajar …………………………………… 17 1. Hakekat Belajar ………………………………………….
17
2. Hakekat Mengajar ………………………………………… 20 3. Faktor Keberhasilan Mengajar …………………………
21
4. Ciri-Ciri Pembelajaran …………………………………
21
5. Unsur-Unsur Pembelajaran ……………………………
23
B. Motivasi Belajar Siswa ………………………………………
29
C. Pemahaman Belajar …………………………………………… 32 D. Pembelajaran Matematika
…………………………………
33
1. Teori Belajar Matematika ……………………………… 33 2. Fungsi dan Tujuan Belajar Matematika 3. Ruang Lingkup Matematika
………………
34
…………………………
35
4. Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika
………
35
5. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD . …
37
6. Strategi Dan Pendekatan Mengajar
……………………
39
7. Peranan Metode Mengajar ………………………………
40
xii
8. Evaluasi Hasil Belajar 9. Manfaat Evaluasi
…………………………………
42
………………………………………
43
E. Penerapan Metode Drill dalam Pembelajaran Matematika … 44 BAB III : PELAKSANAAN TINDAKAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
……………………… 47
1. Sejarah Singkat MI Miftakhul Ulum Kalibanger ………
47
2. Subyek Penelitian ………………………………………
48
3. Obyek Penelitian
49
4. Waktupenelitian B. Pelaksanaan Tindakan
………………………………………
………………………………………… 49 ……………………………………
50
1. Siklus I ……………………………………………...……
50
2. Siklus II ……………………………………………...…
52
3. Siklus III ……………………………………………...…
54
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……………………………………………...
57
1. Hasil Siklus I …………………………………………….. 57 2. Hasil Siklus II …………………………………………….. 59 3. Hasil Siklus III ……………………………………………. 60 B. Pembahasan ……………………………………………...… BAB V
62
: PENUTUP A. Kesimpulan
…………………………………………...……
66
B. Saran ……………………………………………...…………
66
xiii
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Sikap Siswa Tabel 4.3 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Sikap Siswa Tabel 4.5 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus III Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Sikap Siswa
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Alur PTK
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lamiran 1 RPP Siklus I Lampiran 2 RPP Siklus II Lampiran 3 RPP Siklus III Lampiran 4 Soal-Soal Siklus I sampai Siklus III Lampiran 5 Analisis Hasil Pretest, Posttest, Lembar Obsevasi Siswa, Rekap Lembar Observasi, Dan Lembar Observasi Guru Siklus I sampai Siklus III Lampiran 6 Profil Sekolah MI Miftakhul Ulum Kalibanger
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara pendidik, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Dalam hal ini pendidik mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Pendidik juga tidak boleh menganggap remeh metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran sangatlah beragam, tentunya penggunaan metode ini harus disesuaikan dengan materi pelajaran, tujuan penggunaan metode, situasi dan kondisi, kemampuan pendidik mengaplikasikannya, dan sarana atau fasilitas yang ada. Salah satu metode yang sesuai untuk mata pelajaran matematika adalah metode drill. Karena dalam matematika memerlukan pembiasaan sehingga dengan terbiasa secara otomatis siswa dapat menguasainya dengan sempurna. Meskipun tidak ada metode yang sempurna namun pembelajaran akan menjadi sempurna apabila pendidik lebih aktif dan kreatif dalam menggunakan metode. Terkadang metode yang baik sekali bagi seorang pendidik, belum tentu baik ditangan pendidik yang lain. Metode drill atau latihan
dimaksudkan
untuk
memperoleh
sesuatu
ketangkasan
atau
ketrampilan latihan terhadap apa yang telah dipelajari, karena hanya dengan xviii
melakukan pengetahuan yang dimilikinya tersebut dapat disempurnakan dan siap menerapkannya sewaktu-waktu. Jadi jelaslah bahwa metode drill merupakan metode pembelajaran berlatih dan praktek secara langsung. Sehingga siswa akan lebih mudah menguasai materi dan daya ingat siswa cenderung kuat. Matematika merupakan ilmu dasar yang bersifat abstrak, dan dalam mempelajarinya memerlukan penguasaan yang bertahap. Karena untuk menguasai konsep yang baru diperlukan prasyarat penguasaan konsep sebelumnya. Matematika merupakan mata pelajaran yang sebagian besar mengupas tentang materi hitung dan logika, sudah barang tentu dalam mempelajari memerlukan metode khusus sehingga siswa akan mampu menguasai dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya mengerti dan memperoleh prestasi yang gemilang di sekolah. Untuk itu, agar siswa benar-benar menguasai matematika, pendidik harus mengajarkan dengan berlatih secara terus menerus dan praktek secara langsung. Salah satu
komponen pembelajaran adalah pemanfaatan metode
pembelajaran secara dinamis dan fleksible pada materi, siswa dan konteks pembelajaran.
Metode drill dipandang sangat efektif bagi siswa untuk
menguasai materi matematika. Apalagi dengan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Masnur Muslich KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing - masing satuan pendidikan atau sekolah (Muslich. 2007: 17). Maka tentunya hal ini xix
membuka jalan selebar-lebarnya bagi pendidik untuk aktif dan kreatif dalam melaksanakan KBM yang menyenangkan bagi siswa-siswanya. Realita
yang
peneliti
temukan
pada
saat
dilaksanakannya
pembelajaran matematika yaitu tanggal 30 September 2009, terdapat faktor yang menghambat pendidik untuk aktif dan kreatif dalam menggunakan metode. Pendidik tidak menggunakan metode yang paling sesuai dengan tujuan, anak didik, situasi, fasilitas, dan materi pelajaran yang disampaikan. Pendidik hanya mempertimbangkan keadaan pribadi dan pencapaian target materi yang harus diselesaikannya. Ketika pembelajaran matematika, pendidik hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah. Sehingga siswa cenderung pasif dan guru terkesan memonopoli kelas. Padahal kalau dicermati dari materi matematika yang notabene materi yang membutuhkan ketelatenan, maka siswa harus melakukannya sendiri.
Minimnya kreatifitas
pendidik dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) berdampak pada rendahnya penguasaan
siswa
terhadap
materi
yang
disampaikan.
Yang
akan
berkepanjangan pada rendahnya kualitas siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi yang masih jauh dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) madrasah tersebut yaitu 6,5. Pada saat pembelajaran matematika di kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger
Kecamatan
Sumowono
Kabupaten
Semarang,
guru
menyampaikan materi pelajaran selama kurang lebih 35 menit. Dilanjutkan dengan pengerjaan soal-soal latihan di Lembar Kerja Siswa (LKS). Dari xx
latihan soal didapatkan hasil evaluasi hanya dua 25% siswa yang sesuai target KKM dari jumlah keseluruhan siswa. Maka dari hasil evaluasi ini dapat dilihat beberapa penyebab rendahnya hasil yang dicapai bahwa, dengan pembelajaran yang monoton akan berdampak, pertama membosankan dan menjenuhkan siswa, karena siswa menjadi terbiasa melakukan hal yang sama maka siswa engan untuk mengulanginya. Kedua akan membahayakan bagi siswa karena akan membunuh semangat belajar siswa. Yang ketiga akan merusak minat siswa terhadap mata pelajaran matematika, bahkan yang lebih mengkhawatirkan ketika matematika menjadi momok dan beban bagi siswa. Dari hal-hal yang peneliti temukan pada saat observasi awal yaitu pada tanggal 30 September 2009, peneliti mengidenifikasi sebab-sebab munculnya masalah tersebut antara lain: siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran, guru kurang bijak dalam memilih metode, penguasaan siswa tentang materi masih kurang, kegiatan pembelajaran membosankan, dan siswa kurang diberi latihan. Dari beberapa penyebab rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa, besar penyebabnya karena pendidik kurang dinamis dan fleksible dalam menggunakan metode. Dari sekian banyaknya metode tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu metode yang dapat membentuk kebiasaan dan memperoleh kecakapan sehingga siswa dapat menguasai materi adalah metode drill. Dengan metode ini siswa diajak berlatih secara intensif sehingga akan tertanam sebuah kebiasaan untuk melakukannya. xxi
Maka untuk mengatasi kendala yang dihadapi pendidik kelas IV MI miftakhul Ulum,
peneliti menerapkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Rochiati Wiriaatmadja PTK adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktekpembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu (Wiraatmadja 2005: 13). Sedang menurut Basuki Wibawa PTK bermafaat bagi guru untukmeningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas (Wibawa, 2003: 4). Dari pengertian tentang PTK dapat diketahui bahwa PTK merupakan suatu upaya perbaikan dan peningkatan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil pembelajaran. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga guru menjadi lebih professional dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, pendidik
mampu
memperbaiki proses pembelajaran melalui kajian terhadap masalah yang terjadi di kelasnya. Dalam melaksanakan PTK ini siswa tidak akan terganggu karena pendidik tetap melakukan pembelajaran sambil meneliti. Dan tentunya pendidik menjadi semakin aktif dan kreatif dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Sehingga dari penerapan PTK dengan menggunakan metode drill ini diharapkan mampu memberi perubahan terhadap mutu pembelajaran. Sehingga menumbuhkembangkan semangat siswa untuk lebih semangat lagi dalam mempelajari matematika. Dalam penelitian ini peneliti xxii
mengambil judul “UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAKHUL ULUM KALIBANGER KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah metode drill dapat meningkatkan motivasi siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009? 2. Apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan pemahaman materi matematika pada siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten semarang Tahun 2009?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah metode drill dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009.
xxiii
2. Untuk mengetahui apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan pemahaman materi matematika pada siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009.
D. Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu permasalahan, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1999: 87) Maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Metode drill dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009. 2. Penerapan metode drill dapat
meningkatkan pemahaman materi
matematika pada siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009. E. Manfaat Penelitian Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode drill, diharapkan dapat member manfaat: 1. Manfaat Teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangsi pemikiran berupa ilmu pengetahuan, untuk memilih metode pembelajaran yang dinamis dan fleksible, khususnya dalam penerapan metode drill dalam mata pelajaran matematika pada siswa MI miftakhul Ulum Kalibanger xxiv
Kecamatan sumowono Kabupaten Semarang. Dan diharapkan dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain. 2. Segi Praktis ; a. Untuk melaksanakan inovasi pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar (SD). b. Untuk
meningkatkan
profesionalisme
guru
melalui
proses
pembelajaran sistematik yang berkelanjutan.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran pada judul penelitian ini maka, peneliti akan menjelaskan beberapa istilah sebagai batasan penelitian.
1. Meningkatkan Adalah suatu upaya yang dilakukan untuk merubah suatu keadaan, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dengan menggunakan cara atau usaha yang telah ditentukan 2. Pemahaman Pemahaman ekstrapalasi yakni kesanggupan melihat di balik yang tertulis, tersirat dan tersebut meramalkan sesuatu atau meperluas wawasan (Purwanto, 1997; 84). xxv
Jadi
pemahaman
mengerti,
dapat
menerapkan
atau
mengaplikasikan, dan menambah wawasannya pada keadaan nyata atau riil. 3. Matematika Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti,
yang
kesemuanya
berkaitan
dengan
penalaran.ciri
utama
matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep dalam matematika bersifat konsisten (Kurikulum Berbasis Kompetensi; 79). Jadi matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak yang dalam penalarannya menghryskan siswa untuk menguasai materi secara bertahap dan yang salah satunya menggupas tentang bilangan. 4. Metode Drill Metode drill Adalah latihan yang dilakukan berulang kali atau terus menerus untuk mendapatkan ketrampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari (Arif, 2002; 174). Metode drill merupakan metode berupa latihan secara berulangulangsehingga siswa menjadi terampil atau mengerti akan pelajaran yang diajarkan.
G. Metodologi Penelitian xxvi
1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah PTK. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu PTK maka penelitian ini menggunakan model tindakan yang berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting) dan setersnya sampai terjadi perubahan. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009. Dengan rincian sebagai berikut: laki-laki: 9 anak, perempuan: 5 anak jumlah keseluruhan: 14 anak. 3. Langkah-Langkah Penelitian a. Perencanaan (planning) Pada tahap ini dilakukan persiapan materi pembelajaran Matematika dengan pokok pembahasan FPB dan KPK, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Pelaksanaan tindakan (action) Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan RPP, dalam penyampaian materi guru menggunakan metode Tanya jawab dan ceramah. Pada saat evaluasi guru baru menggunakan metode drill. xxvii
c. Observasi (observation) Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. Hal yang diamati yaitu keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. d. Refleksi (reflecting) Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan untuk dilakukan analisa dan
membuat penafsiran. Dari hasil
penafsiran data, peneliti membuat kesimpulan kegiatan penelitian.
4. Instrumen penelitian a. Tes Dalam hal ini, peneliti memberikan soal-soal yang disusun sesuai kandungan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak di capai. b. Pedoman Dokumentasi Dokumen siswa ini berupa catatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan memperhatikan sisi kemapuan siswa yang dikategorikan dalam tiga kategori: siswa kemapuan tinggi, siswa kemapuan sedang, dan siswa kemampuan rendah. c. Pedoman Observasi Dalam pedoman ini terdiri dari: xxviii
1) Pedoman observasi pengolahan metode drill atau latihan berulang untuk mengetahuiefektifitas penggunaan metode drill. 2) Pedoman observasi aktifitas siswa, digunakan untuk mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran. 5. Pengumpulan Data a. Tes Bentuk tes yang dipakai adalah isian atau isai. Yang mana siswa harus mengerjakan soal dengan menyelesaikannya dengan menggunakan beberapa langkah penyelesaian. Termasuk didalamnya tes mengenai motivasi siswa. b. Dokumentasi Dokumentasi ini berupa laporan hasil belajar siswa atau raport, buku administrasi kelas, data kelas, kumpulan nilai atau leger, data kelas, dan lain-lain.
Dokumen ini digunakan untuk menemukan
gambaran tentang prestasi siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009. c. Observasi Berupa catatan siswa pada saat
proses pembelajaran
berlangsung. Dengan memperhatikan sisi kemampuan siswa yang dikategorikan dalam tiga kategori: siswa kemampuan tinggi, siswa kemampuan sedang, dan siswa kemampuan rendah.
xxix
Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dari pelaksanaan siklus dapat dilihat pada gambar alur PTK dibawah ini:
xxx
Siklus I Refleksi
Rencana Awal
Siklus II
Tindakan/observasi
Rencana Revisi
Refleksi
Siklus III
Tindakan/Observasi
Rencana Revisi
Refleksi
Tindakan/Observasi
6. Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa atas data yang diperoleh. Pada penelitian ini peneliti menggunakan tekhnik analisis deskriptif, yaitu suatu analisa hasil pengamatan yang menggambarkan fakta sesuai dengan data yang diperoleh, dengan tujuan untuk mengetahui prestasi yang dicapai siswa, serta untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
xxxi
Untuk
menganalisa
tingkat
keberhasilan
atau
prosentase
keberhasilan siswa. Setelah proses pembelajaran pada setiap putaran siklus diadakan evaluasi. Kemudian dari hasil evaluasi yang didapat baru dlakukan analisa. Penghitungan analisa ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui nilai tes Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa keseluruhan sehingga akan diperoleh nilai rata-rata. b. Untuk mengetahui ketuntasan belajar Ketuntasan belajar terbagi dalam dua kategori, yaitu secara individu dan klasikal. Berdasarkan petunjuk KTSP ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0 – 100%, dengan batas kriteria ideal minimum 75% (Muslich, 2007; 36).
H. Sistematika Penulisan Rangkaian penelitian disusun dengan sistimatika penulisan sebagai berikut: 1. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak. 2. Bagian isi skripsi, terdiri dari lima bab yaitu: xxxii
Bab I
Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan penelitian, hipotesis tindakan, devinisi operasional, dan metodelogi penelitian. Pada metode penelitian terdiri dari rancangan penelitian, subyek penelitian, siklus penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan sistematika penulisan.
Bab II
Menjelaskan tentang kajian pustaka yang meliputi: hakekat pembelajaran, penerapan metode drill, dan urgansi penerapan metode drill dalam pembelajaran matematika.
Bab III
Menjelaskan tentang gambaran umum subyek penelitian, pelaksanaan penelitian, yang meliputi deskripsi pelaksanaan setiap siklus.
Bab IV
Menjelaskan tentang data hasil pengamatan dan wawancara, refleksi keberhasilan, dan kegagalan pada tiap siklus.
Bab V
Merupakan bagian akhir penulisan yang mencakup kesimpulan dan saran
3. Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, surat ijin, daftar riwayat hidup dan dokumentasi.
xxxiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang peneliti temukan, maka demi kelancaran jalannya penelitian, peneliti mencari landasn dan kajian pustaka sebagai fokus peneliti dalam melakukan penelitian. Kajian pustaka merupakan tepri-teori dasar sebagai bekal untuk melangkah serta dalam pencarian solusi yang berdasarkan ilmu pengetahuan. A. Hakekat Belajar Mengajar Antara belajar dan mengajar terjalin satu keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Belajar dan mengajar adalah suatu proses kegiatan yang mengupas tentang ilmu pengetahuan. Sehingga terjadi interaksi antara yang mengajar dan yang belajar. 1. Hakekat Belajar Belajar
secara
umum
merupakan
suatu
kegiatan
yang
mengakibatkan terjadi perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono; 2000; 24).
17 xxxiv
Teori “conditioning” memaparkan belajar adalah proses yang terjadi karena adanya stimulasi. Perubahan perilaku manusia terjadi sebagai hasil dari “conditioning” berupa latihan atau kebiasaan mereaksi terhadap stimuli (Muhajir, 1993; 39). Menurut teori Gestalt pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola bermakna). Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensi mengorganisir yang terdapat dalam diri siswa (Darsono, 2000; 24). Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu proses membantu
siswa
menghadapi
kehidupan
masyarakat
sehari-hari
(Hamalik, 1995; 64). Arti belajar antara lain adalah suatu proses yang berlangsung: a. Dari keadaan tidak tahu menjadi tahu b. Dari tahu menjadi lebih tahu c. Dari tidak terampil menjadi terampil d. Dari belum cerdas menjadi cerdas e. Dari sikap yang belum baik menjadi bersikap baik f. Dari pasif menjadi aktif g. Dari tidak teliti menjadi teliti h. Dari tidak hati-hati menjadi hati-hati (Lukman, 2001; 4).
xxxv
Menurut teori Psikologi Behavioristik, belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan hubungan antara stimulus (rangsangan) dan respon (Hamalik, 1995; 41). Belajar adalah merupakan perubahan dalam tingkah laku. Perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang baik, tetapi juga bisa mengarah ke tingkah laku yang jelek. Perubahan itu melalui pengalaman dan latihan, bersifat relatif, yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, fisik, dan psikis. Perubahan berfikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, dan sikap (Sunhaji, 2009; 13). Dari beberapa pengertian tentang pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran merupakan suatu proses di mana didalamnya ada interaksi antara guru dan siswa, di situ guru membantu serta mengarahkan siswa menuju proses yang baik berkaitan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara penyampaian materi pelajaran. Sedangkan makna dari belajar sendiri dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku di mana siswa yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, belajar itu membawa perubahan, perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kecakapan baru, perubahan itu terjadi karena usaha yang sengaja.
2. Hakekat Mengajar xxxvi
Mengajar merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk merubah, baik merubah suatu keadaan maupun sikap. Sehingga dari perubahan yang dilakukan dapat merubah kearah yang lebih baik atau sesuai dengan perubahan yang diharapkan. Definisi dari Prof. Dr. Dequeliy dan Prof. Gazali M.A, mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada seseorang dengan cara paling singkat dan cepat (Slameto, 1987; 31). Alvin W. Howard, memberikan definisi mengajar yang lebih lengkap, mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing
seseorang
mengembangkan
skill,
untuk attitude,
mendapatkan, ideals
merubah,
(cita-cita),
atau
appreciations
(penghargaan) dan knowledge (Slameto, 1987; 33). Mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan (bahan pelajaran) kepada siswa atau anak didik supaya ilmu itu dikuasai dan dipahami. Mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada anak didik. Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak didik (Sunhaji, 2009; 10). Jadi, berdasarka uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu penyampaian materi dari guru kepada anak didik, agar mereka dapat memahami dan menguasai ilmu yang diajarkan. 3. Faktor Keberhasilan Mengajar
xxxvii
Garis besar faktor keberhasilan mengajar seorang guru, antara lain adalah; a. Kecakapan dan ketrampilan dalam mengorganisir komponenkomponen yang diperlukan dalam proses belajar mengajar. b. Kecakapan dan ketrampilan dalam menggunakan metode-metode mengajar yang tepat untuk topik pelajaran yang disajikan. c. Kecakapan dan ketrampilan cara menyajikan topik pelajaran itu sendiri sehingga dapat membangkitkan minat murid untuk sungguhsungguh belajar. d. Sikap atau penampilan guru di depan kelas atau di sekitar murid (Lukman, 2001; 11). Dari beberapa faktor tersebut merupakan sebagian dari faktor keberhasilan dalam belajar, masih banyak lagi faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dalam belajar yang harus dikuasai oleh seorang pendidik. 4. Ciri-Ciri Pembelajaran Semua bidang kegiatan tentunya mempunyai ciri-ciri, tidak terkecuali dari pembelajaran juga mempunyai ciri-ciri. Karena dengan ciri-ciri itulah kita dapat mengidentufikasi dan membedakan suatu kegiatan. Menurut Max Darsono ciri-ciri pembelajaran adalah:
xxxviii
a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistimatis. b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa. d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik. e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa. f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis (Darsono, 2000; 25). Menurut Oemar Hamalik ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, ialah: a. Rencana, ialah penataan ketenangan, material, dan prosedur. b. Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. c. Tujuan, system pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai (Hamalik, 1995; 66). Dari dua pendapat ahli tentang ciri-ciri pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pada intinya pembelajaran harus terencana
xxxix
dengan matang sehingga tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai dengan mudah. 5. Unsur-Unsur pembelajaran Agar harapan setiap pendidik dapat tercapai atau berhasil, maka setiap pendidik harus kreatif dan fleksible dalam mengorganisir komponen-komponen atau unsur-unsur yang diperlukan dalam proses pembelajaran . Unsur-unsur dalam proses belajar dapat berubah sesuai dengan kondisi yang ada dalam diri siswa. Unsur-unsur yang terkait dalam proses pembelajaran terdiri dari (1) motivasi siswa, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4) suasana belajar, (5) kondisi subyek yang belajar (Hamalik, 1995; 50). Dari kelima unsur pembelajaran mempunyai keterkaitan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi atau semangat siswa sangat berperan karena dengan motivasi siswa akan lebih mudah menerima pelajaran. Keempat persoalan (tujuan, bahan, metode, dan alat serta penilaian) menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam proses belajar mengajar. Keempat komponen itu tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain (inter-relasi) (Sunhaji, 2009; 22).
xl
Sedang menurut Rosadi Lukman, komponen-komponen dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terdiri dari: a. Tujuan topik pembelajaran yang diajarkan b. Topik pembelajaran c. Metode mengajar d. Perlengkapan pelajaran, baik yang harus dimiliki murid maupun yang harus dimiliki oleh guru e. Alat-alat bantu pengajaran f. Buku-buku sumber g. Alat evaluasi atau cara mengevaluasi (Lukman, 2001; 5). Unsur-unsur yang diperlukan dalam belajar dapat berubah-ubah, hal ini dapat terjadi dalam diri guru (motivasi dan kesiapan dalam membelajarkan siswa), dan pada upaya guru menyiapkan bahan pembelajaran, juga kondisi atau kesiapan siswa mengikuti pembelajaran baik fisik maupun psikologis a. Tujuan Belajar Tujuan pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa (Darsono, 2000; 26). xli
Menurut Sunhaji tujuan belajar secara umum ada tiga jenis, yaitu: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan. Ditandai dengan kemampuan berfikir peserta didik. 2) Penanaman konsep dan ketrampilan, Penanaman
konsep
atau
perumusan
konsep
juga
memerlukan suatu ketrampilan. 3) Pembentukan sikap Pembentukan sikap mental dan prilaku peserta didik tidak akan terlepas dari soal-soal penanaman nilai-nilai, transfer of values (Sunhaji, 2009; 15). Tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakatnya. Sekolah berfungsi menyiapkan siswa menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan (Hamalik, 1995; 64).
b. Sumber Belajar Menurut Rivai, sumber belajar adalah segala daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik
xlii
secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan (Sunhaji, 2009; 78). Jadi dari pengertian itu dapat diartikan bahwa sumber belajar tidak sama dengan alat belajar yang menjadi penunjang dalam pengajaran, seperti televisi, poster, radio, dan lainnya. Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting, para siswa dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Karena itu penentuan bahan belajar mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, dalam hal ini adalah hasilhasil yang diharapkan (Hamalik, 2001; 51). Menurut Rivai dalam memanfaatkan sumber belajar harus memenuhi
persyaratan.
Syarat
yang
harus
dipenuhi
dalam
hendaknyadijadikan
pedoman
dalam
memanfaatkan sumber belajar; 1. Tujuan
pembelajaran
memilih sumber belajar, 2. Pokok-pokok bahasan harus diladikan dasar pemilihan serta pemanfaatan sumber belajar agar materi yang disajikan melalui sumber belajar dapat memperjelas dan memperkaya isi bahan, 3. Dalam pemilihan strategi harus sesuai dengan sumber belajar, 4. Lebih utama belajar dengan dua sumber baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan, dan
xliii
5. Mempergunakan sumber belajar harus mempertimbangkanalokasi waktu yang tersedia (Sunhaji, 2009; 88). c. Alat Bantu Belajar Merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar lrbih efisien dan efektif. Alat bantu belajar disebut juga alat peraga atu media belajar (Hamalik, 2001; 51). Media atau alat bantu sangat dibutuhkan pendidik untuk memudahkan siswa dalam menangkap materi yang disampaikan pendidik. Media yang mudah dijumpai disekitar anak didik tentunya akan lebih efektif dan berdaya guna sepenuhnya. d. Metode Mengajar Dalam seluruh kegiatan proses belajar mengajar, metode mengajar memainkan peranan yang sangat penting dan merupakan salah satu penunjang utama, berhasil atau tidaknya seorang guru dalam mengajarnya (Lukman, 2001: 5). Dalam menggunakan metode pendidik harus inovatif dan kreatif serta fleksibel, sehingga dengan metode apapun anak didik akan mudah menyerap materi yang disampaikan. e. Evaluasi atau Penilaian dalam Proses Belajar Mengajar Semua kegiatan belajar perlu di evaluasi. Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa, mereka akan lebih giat xliv
belajar meningkatkan proses berfikirnya. Dengan evaluasi guru juga dapat mengetahui prestasi dan kemajuan siswa, sehingga dapat bertindak yang tepat, bila siswa mengalami kesulitan belajar (Slameto, 1987; 40). Menurut Schwartz, penilaian adalah suatu program untuk memberikan pendapat dan penentuan arti atau faedah suatu pengalaman. Yang dimaksud pengalaman adalah pengalaman yang diperoleh berkat proses pendidikan (Hamalik, 2001; 157). Syarat-syarat umum atau kriteria evaluasi adalah; memiliki validitas,
mempunyai
reliabilitas,
objektivitas,
efisiensi,
dan
kegunaan/kepraktisan (Hamalik, 2001; 157). Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa (Hamalik, 2001; 29). Dari semua devinisi tentang evaluasi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam KBM harus dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran, serta untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa dalam menerima materi yang diajarkan.
B. Motivasi Belajar Siswa xlv
Motivasi adalah kekuatan yang terdapat pada diri seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (disposisi internal), motivasi adalah motiv yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu aktivitas (Darsono, 2000; 27). Menurut
Oemar
Hamalik,
motivasi
adalah
dorongan
yang
menyebabkan terjadi suatu perbuatan atau tindakan tertentu. Dorongan itu dapat timbul dari
dalam diri subyek yang belajar yang bersumber dari
kebutuhan tertentu yang ingin mendapat pemuasan, atau dorongan yang timbul karena rangsangan dari luar sehingga subyek melakukan perbuatan belajar (Hamalik, 1995; 51). Motivasi yang oleh Eysenck dan kawan-kawan dirumuskan sebagai suatu proses yang menetukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya (Slameto, 1987; 172) Karena motivasi ada pada dalam diri setiap anak didik dan ada yang timbul sendiri dan ada juga yang timbul harus dengan dorongan dari luar, maka pendidik memounyai tugas untuk membangkitkannya. Fungsi motivasi, adalah: 1. Menggairahkan siswa 2. Memberikan harapan realistis 3. Memberikan insentif xlvi
4. Mengarahkan ke tingkah laku atau hal-hal yang baik (Slameto, 1987; 177) Motivasi merupakan suatu keinginan atau greget dari dalam siswa untuk mengikuti proses KBM yang diselenggarakan, dengan motivasi suasana kelas akan menjadi hidup yang berdampak pada keberhasilan belajar. Jadi motivasi mempunyai peranan yang sangat penting demi tercapainya tujuan pembelajaran. Motivasi adalah kekuatan tersembunyi didalam diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas (davies, 1970). Karena motivasi ini merupakan kekuatan yang ada dalam diri yang sifatnya tidak nyata, maka motivasi setiap anak didik antara satu dengan yang latidak sama. Bahkan bisa terjadi kemungkinan dapat berubah. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan atau meningkatkan motivasi: 1. Memberikan penghargaan dan kritik 2. Mengadakan kompetisi yang sehat antar siswa 3. Memberikan hadiah atau hukuman 4. Memberitahukan kemajuan belajar siswa (Darsono, 2000; 35). C. Pemahaman Belajar Pemahaman mempunyai cakupan yang lebih luas dari pengetahuan, karena pengetahuan sifatnya hanya sekedar hafalan sedangkan pemahaman xlvii
memerlukan kemampuan menangkap makna dari suatu konsep sehingga akan mampu mengaplikasikannya. Menurut Ngalim Purwanto (1997:84) pemahaman dapat di golongkan menjadi tiga yaitu: 1. Menterjemahkan yaitu kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalam suatu obyek 2. Penafsiran yaitu seperti menafsirkan grafik, menghubungkan konsep yang berbeda serta membedakan antara yang pokok dan yang tidak pokok 3. Pemahaman ekstrapalasi yakni kesanggupan melihat di balik yang tertulis, tersirat dan tersebut meramalkan sesuatu atau meperluas wawasan. Sehingga dengan memahaminya maka siswa akan mampu menerapkan dalam latihan-latihan yang lain. Maka pemahaman ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses KBM. Karena dengan pemahaman ini prestai yang diharapkan akan mampu tercapai.
D. Pembelajaran Matematika 1. Teori Belajar Matematika Menurut J.S Bruner langkah yang paling penting dalam belajar matematika adalah dengan melakukan penyusunan presentasinya, karena langkah permulaan belajar konsep, pengertian akan lebih melekat bila xlviii
kegiatan-kegiatan yang menunjukkan representasi (model) konsep dilakukan oleh siswa sendiri dan antara pelajaran yang lalu dengan yang dipelajari harus ada kaitannya (Sudarsono, 1992; 70). Menurut ET Russefendi agar anak didik memahami dan mengerti akan konsep (struktur) seyogyanya diajarkan dengan urutan konsep murni, dilanjutkan dengan konsep notasi, dan diakhiri dengan konsep terapan, disamping itu untuk dapat mempelajari dengan baik struktur matematika maka representasinya dimulai dengan benda-benda konkrit yang beraneka ragam (Sudarsono, 1992; 72). Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep dalam matematika bersifat konsisten (Kurikulum Berbasis Kompetensi; 79). 2. Fungsi dan Tujuan Belajar Matematika Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materibilangan, pengukuran, dan geometri.
xlix
Matematika
juga
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimatdan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel (KBK, 2004; 79). Tujuan pembelajaran matematika adalah; a. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui
kegiatan
penyelidikan,
ekspiorasi,
eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistem dan inkonsistensi. b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksidan dugaan, serta mencoba-coba. c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan (KBK, 2004; 80). 3. Ruang Lingkup Matematika Ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika ini adalah bilangan, pengukuran dan geometri, dan pengolaan data. Komtensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan mengunakan l
sifat-sifat operasi hitung bilangan. Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas dan volume dalam pemecahan masalah. Pengelolaan data ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan dan membaca data (KBK, 2004; 80). 4. Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai dari SD dan MI sampai SMA dan MA, adalah sebagai berikut; a. Menunjukan
pemahaman
konsep
matamatika
yang
dipelajari,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, afisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. b. Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah. c. Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. d. Menunjukan kemampuan strategic dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah. e. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. li
Kecakapan tersebut dicapai dengan memilih materi matematika melalui aspek berikut; a. Bilangan 1) Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah. 2) Menaksir hasil operasi hitung. b. Pengukuran dan Geometri 1) Mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang menurut sifat, unsur, atau kesebangunannya 2) Melakukan operasi hitung yang melibatkan kaliling, luas, volume, dan satuan pengukuran. 3) Menaksir ukuran (misalnya;panjang, luas, volume) dari benda atau bangun geometri. 4) Mengaplikasikan konsep geometri dalam menentukan posisi, jarak, sudut, dan transformasi, dalam pemecahan masalah. c. Peluang dan Statistik 1) Mengumpulkan, menyjikan, dan menaksirkan data. 2) Menentukan dan menaksirkan peluang suatu kejadian dan ketindakpastian. d. Trigonometri 1) Mengunakan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah. lii
e. Aljabar 1) Melakukan operasi hitung dan manipulasi aljabar pada persamaan, pertindaksamaan, dan fungsi, yang meliputi; bentuk lincar,kuadrad, dan suku banyak, eksponen,logaritma, barisan dan deret, matriks, dan vector, dan pemecahan masalah. 3) Kalkulus 1) Menggunakan konsep limit laju pelabuan fungsi (different dan integral) dalam pemecahan masalah. 5. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Kemampuan matematika yang dipilih dalam stadar kompetensi dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa agar di kembangkan secara optimal,
serta perhatian pula perkembangan
pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat esensial materimatematika dalam keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara rinci stadar kompetensi itu sebagai berikut; a. Bilangan 1) Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah 2) Menaksir hasil operasi hitung b. Pengukuran dan Geometri liii
1) Mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang menurt unsur, atau kesenambungannya 2) Melakukan operasi hitung yang melibatkan keliling, luas, volume, dan satuan pengukuran 3) Menaksir ukuran dari benda bangun geometri 4) Menentukan dan menggambarkan letak titik atau benda dalam sistem koordinat c. Pengelolaan Data Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data.
6. Srategi dan Pendekatan Mengajar Dalam melaksanakan pembelajaran matematika tentu berbeda dengan pembelajaran mata pelajaran yang lain, hal ini dikarenakan standar isi dari matematika terdapat kesinambungan antara materi yang telah dipelajari dan materi yang akan dipelajari. Dan karena pembelajaran matematika diawali dari konkrit ke abstrak, dari sederhana ke kompleks, dan dari yang mudah ke yang sulit.
Strategi belajar mengajar adalah daya upaya guru dalam menciptakan system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar (Sunhaji, 2009; 2).
liv
Strategi mengajar ialah seperangkat kebijaksanaan khusus untuk mengajarkan topik tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi mengajar ialah; a. Bentuk materi b. Mengaji materi (guru), satu orng atau beregu. c. Cara analitis atau sintetis, cara formal atau non-formal. d. Penerimamateri (siswa), perorangan, kelompok kecil, kelompok besar, kelompok heterogin atau kelompok homogen (Lukman, 2001; 6). Dalam pembelajaran guru dapat mengkombinasikan berbagai strategi
belajar
melakukannya
mengajardidalam
dengan
beberapa
kelas. cara;
Misalkan
ekspositori
guru dan
dapat
ceramah,
penyelidikan atau penemuan sendiri (inquiri), pengelolaan siswa, penekanan pada siswa, dan permainan (KBK, 2004; 84). Berbagai metode pembelajaran yang ada harus dikombinasikan dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran akan bervariasi dan tidak berkesan membosankan bagi siswa dan pada akhirnya akan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pendekatan mengajar ialah; a. Mengajarkan suatu topik tertentu dilihat dari sudutbagaimana topic tersebut disajikan. b. Langkah awal yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
lv
Contoh pokok bahasan yang bertujuan untuk melatih keterampilan, dan
kebiasaan
siswa
rasa
tanggung
jawab,
dapat
digunakan
pendekatan;Kerja kelompok, individual, klasikal. Salah satu contoh jenis pendekatan mengajar adalah pendekatan spiral. Mengajarkansuatu topik tertentu (dalam pengjaran matematika) untuk tingkat yang berbeda, disajikan dengan cara yang berbeda pula. Seperti bentuk spiral, yang mulai kecil makin agak besar, makin besar dan masih besar lagi. 7. Peranan Metode Mengajar Dalam proses belajar mengajar (PBM), metode mengajar mempunyai peranan yang sangat penting dan merupakan salah satu penunjang utama, dalam penentuan keberhasilan seorang guru dalam mengajar. Untuk mewujudkan keberhasilan mengajar seorang guru harus memiliki kecakapan dan ketrampilan mengajar atau menyajikan materimateri pelajaran. Guru juga harus menguasai metode-metode mengajar dan menyesuaikannya dengan materi yang akan disampaikan. Metode mengajar
yang diperlukan dalam
Matematika, diantaranya; a. Metode ceramah atau metode pemberitahuan b. Metode ekspositori c. Metode penemuan lvi
mata pelajaran
d. Metode Tanya jawab e. Metode latih hafal (metode drill) f. Metode diskusi g. Metode labolatorium h. Metode pemberian tugas i.
Metode proyek
j.
Metode kegiatan lapangan
k. Metode permaianan l.
Metode pemecahan masalah
m. Metode karya wisata. Dalam penyampaian satu topik guru dapat menggunakan berbagai macam metode tergantung pada keperluan dari materi itu sendiri. Penggunaan metode ini dimaksudkan agar pengajaran menjadi; berencana, berurutan, teratur, terarah, tersusun rapi, dan sistematis. Sehingga dapat tercapai sasaran yang diharapkan. 8. Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi terhadap hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi dasar, materi, atau indicator yang belum tercapai ketuntasan. Dengan mengevaluasihasil belajar, giuru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program perbaikan yang tepat. Jika ditemukan sebagian peserta didik gagal, perlu lvii
dikaji kembali kembali apakah instrumen penilaian terlalu sulit, apakah instrumen
penilaian
sudah
sesuai
indikatornya,
ataukah
cara
pembelajaranya (strategi, metode, media, pendekatan, atau tekhnik) yang digunakan kurang tepat. Jika ternyata instrument penilaiannya terlalu sulit, maka perlu diperbaiki. Akan tetapi jika, instrument penilaiannya ternyata tidak sulit, mungkin pembelajarannya yang harus diperbaiki, dan seterusnya. Apabila dari jumlah siswa ternyata tidak berminat dengan mata pelajaran Matematika, maka guru harus mencari sebab-sebabnya. Perlu dikaji dan dilihat kembali secara menyeluruh segala hal yang terkait dengan pembelajaran matematika baik menyangkut strategi, metode, media, pendekatan, maupun tekhniknya. 9. Manfaat Evaluasi Evaluasi ini memiliki manfaat bagi; a. Peserta Didik Informasi hasil belajar bermanfaat bagi peserta didik untuk; (a) mengetahui kemajuan hasil belajar diri, (b) mengetahui konsep-konsep atau teori yang belum dikuasai, (c) memotivasi diri untuk lebih baik, dan (d) memperbaiki strategi belajar. b. Orang Tua Informasi hasil belajar dimanfaatkan orang tua untuk memotivasi anak agar belajar lebih baik. Informasi ini dimanfaatkan lviii
orang tua untuk; (a) membantu anaknya belajar, (b) memotivasi anak belajar, (c) membantu madrasah meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan (d) membantu madrasah melengkapi fasilitas belajar. c. Guru dan Kepala Madrasah Hasil belajar digunakan guru dan kepala madrasah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam satu kelas dan madrasah dalam semua mata pelajaran. Hasil penilaian harus dapat mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong madrasah agar member fasilitas belajar yang lebih baik.
E. Penerapan Metode Drill dalam Pembelajaran Matematika Bertolak dari susahnya penguasaan materi matematika maka perlu diadakannya latihan secara berulang. Karena dengan latihan berulang ini siswa akan melakukan latihan secara terus menerus sehingga besar kemungkinan siswa paham akan lebih banyak. Untuk mewujudkan hal itu seorang guru harus menguasai metode mengajar yang ada. Metode mengajar adalah suatu cara mengajarkan topik-topik tertentu agar proses pengajaran tersebut berhasil dengan baik. Metode mengajar adalah cara-cara yang tepat dan serasi dengan sebaik-baiknya, agar guru berhasil dalam mengajarnya, mencapai tujuannya, dan mengenai sasaran. Metode
lix
mengajar ialah cara mengajar yang umum yang yang dapat diterapkan secara sistematis dan teratur untuk semua bidang studi (Lukman, 2001; 6). Dari sekian banyak metode mengajar yang ada, seorang guru harus memilih metode yang tepat untuk materi yang akan disampaikannya. Untuk membangkitkan minat siswa akan matematika maka perlu diadakan latihanlatihan. Dalam hal ini metode drill merupakan metode yang sesuai untuk materi matematika. Metode drill adalah metode berlatih untuk mendapatkan suatu ketrampilan. Menurut Winarno Surakhmad metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan; 1. Kelebihan metode drill adalah; a. Bahan yang diajarkan secara teratur, tidak loncat-loncat, dan step by step akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya. b. Adanya pengawasan, bimbingan, dan koreksi yang segera diberikan oleh
guru
memungkinkan
siswa
untuk
segera
melakukan
perbaikanterhadap kesalahan-kesalahannya. c. Pengetahuan atau ketrampilan siap yang terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Kekurangan metode drill adalah; a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa
lx
Mengajar dengan metode drill berarti minat dan inisiatif siswa dianggap sebagai gangguan dalam belajar. b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan Perkembangan inisiatif dalam menghadapi situasi-situasi baru dimatikan, sehingga dalam menghadapi masalah baru yang muncul siswa menyelesaikannya dengan cara yang statis. c. Membentuk kebiasaan yang kaku Siswa belajar secara mekanis, sehingga dalam memberikan respon terhadap stimulus siswa dibiasakan secara otomatis. d. Menimbulkan verbalisme Dikarenakan proses belajar yang realistis tersingkirkan maka respon yang muncul dari siswapun bersifat verbal. Prinsip-prinsip penggunaan metode drill; a. Drill hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis b. Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas c. Masa latihan harus relatif singkat, tapi harus sering dilakukan pada waktu-waktu yang lain d. Saat latihan harus menarik, gembira, dan menyenangkan e. Pada waktu latihan harus didahului proses yang esensial f. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan perbedaan individu (Surakhmad, 1980;81).
lxi
BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat MI Miftakhul Ulum Kalibanger Berawal dari keinginan masyarakat Kalibanger untuk memiliki sebuah lembaga pendidikan yang bernafaskan Islam. Maka pada tahun 1996, masyarakat setampat yang dipakarsai oleh bapak K,H. Turjono dan beberapa pemuka agama mengajukan proposal kepada Departemen Agama untuk membuka dan menyelenggarakan pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD). Keinginan itu langsung terealisasi, dibawah lembaga yayasan pendidikan Islam Darussalam Sumowono, dengan identitas
madrasah
“Madrasah Ibtidaiyah Darussalam II”. Pada tahun ajaran 1996/1997 dimulailah KBM. Dengan dikepalai oleh Bapak Sudar Supomo. Pada tahun 2005 madrasah berganti nama dengan “Madrasah Ibtidaiyah Miftakhul Ulum Kalibanger” dan kepala madrasah diganti oleh Ibu Ambaratih, A.Ma sampai sekarang.
2. Subyek Penelitian
47 lxii
Subyek yang diteliti yaitu siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang pada Tahun 2009/2010. a. Jumlah siswa adalah; 1) Laki-laki
; 8 anak
2) Perempuan
; 7 anak
3) Jumlah
; 15 anak
b. Usia Siswa adalah; 1) Anak yang berusia 9 tahun sebanyak; 9 anak 2) Anak yang berusia 10 tahun sebanyak; 6 anak c. Tingkat Kemampuan Siswa Berdasar
dari
pengalaman
selama
peneliti
mengajar,
kemampuan siswa dalam belajar terbagi menjadi beberapa tingkatan. 4 siswa pandai, 8 siswa kemampuan cukup atau sedang, dan sisanya siswa kemampuan agak lambat. d. Latar belakang Siswa Karena letak Madrasah di pedesaan maka, mayoritas orang tua berpendidikan Sekolah Dasar atau yang sederajat, dan profesinyapun mayoritas adalah petani.
3. Obyek Penelitian
lxiii
Sesuai dengan permasalahan yang peneliti hadapi maka masalah yang dijadikan obyek penelitian adalah pemahaman dan hasil belajar siswa serta hasil observasi selama pelaksanaan pembelajaran. Adapun cara pengambilan datanya sebagai berikut; a. Data hasil belajar atau prestasi siswa diambil dari pretest dan posttest serta hasil ualangan setiap akhir siklus b. Data pelaksanaan pembelajaran diambil dengan lembar observasi. Indikator dari keberhasilan penelitian ini adalah, apabila 85% dari seluruh siswa dalam kelas telah menguasai bahan pelajaran minimal 65% atau minimal mendapat nilai 6,5. Sehingga hasil pembelajaran akan meningkat dan respon dari observer menunjukan nilai positif atau mengalami perubahan. Yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah mata pelajaran Matematika sesuai dengan Kompetensi Dasar pada saat penelitian dilakukan tanpa menyita waktu dan mata pelajaran yang lain. Pokok bahasan yang diambil adalah pencarian Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). 4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga kali tatap muka dengan menggunakan jam pelajaran Matematika dan menyesuaikan jadwal pelajaran yang ada. Penelitian ini dimulai pada tanggal 18 November 2009 sampai 5 Desember 2009. B. Pelaksanaan Penelitian lxiv
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam tiga siklus. Pelaksanaan setiap siklus sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Siklus pertama dilakukan dengan menggunakan metode drill dan dipadukan metode ceramah sebagai pengantar dan penyampaian materi serta dengan metode Tanya jawab diselasela penyampaian materi. Kekurangan yang muncul pada siklus pertama akan diadakan perbaikan pada siklus kedua. Dan kekurangan yang muncul pada siklus kedua akan diperbaiki pada siklus ketiga. Adapun
prosedur
dalam
penelitian
ini
adalah;
perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. 1. Siklus I a. Perencanaan 1) Menyiapkan materi Matematika dengan pokok bahasan faktor dan kelipatan dengan sub pokok bahasan mendiskripsikan faktor dan kelipatan suatu bilangan. 2) Membuat lembar observasi siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode drill. 3) Membuat lembar observasi guru. 4) Membuat lembar soal pretest untuk mengetahui daya serap siswa dalam pembelajaran Matematika. 5) Membuat lembar soal ulangan atau posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melaksanakan siklus I. lxv
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I, dilaksanakan pada tanggal 18 November 2009 dan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan; 1) Guru melaksanakan apersepsi sebagai kegiatan awal dengan melakukan Tanya jawab seputar bilangan. 2) Dengan menggunakan metode ceramah guru menyampaikan materi mendeskripsikan faktor suatu bilangan. 3) Guru menjelaskan faktor dan kelipatan dengan menggunakan garis bilangan. 4) Setelah siswa memahami contoh siswa diberikan tugas yang telah dibuat untuk menerapkan metode drill, yang selanjutnya diambil sebagai nilai posttest dan sebagai nilai tes motivasi siswa. c. Observasi Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Yang
ditujukan
untuk
mengetahui
keefektifan dari metode drill dalam meningkatkan pemahaman materi Matematika tentang mendiskripsikan faktor dan kelipatan suatu bilangan yang telah di laksanakan. Pada siklus I kegiatan siswa yang diamati adalah penguasaan materi yang telah diajarkan. Juga pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam mengajar. d. Refleksi lxvi
Pada siklus I ini hasil belajar belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Siswa belum menguasai sepenuhnya akan materi yang disampaikan guru. Hanya beberapa siswa yang berkemampuan pandai yang mampu menyerap materi dengan sempurna. Dari temuan yang didapat pada siklus I ini, akan digunakan acuan perencanaan pada siklus II. 2. Siklus II a. Perencanaan 1) Menyiapkan materi ajar matematika dengan sub pokok bahasan mencari kelipatan dan faktor suatu bilangan. 2) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati sikap siswa selama KBM yang didesain dengan metode drill. 3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati ketrampilan mengajar guru. 4) Membuat lembar soal pretest untuk mengetahui daya serap siswa akan materi matematika yang telah diajarkan pada siklus I. 5) Merancang lembar soal posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dilakukan dengan metode drill pada siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II, dilaksanakan pada tanggal 25 November 2009 dan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
lxvii
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dirancang sebagai berikut; 1) Guru melaksanakan apersepsi sebagai kegiatan awal dengan melakukan pretest materi pada siklus I. 2) Guru menyampaikan materi mencari faktor suatu bilangan 3) Guru menjelaskan cara mencari kelipatan suatu bilangan 4) Setelah siswa memahami contoh siswa diberikan tugas yang telah dibuat untuk menerapkan metode drill, yang selanjutnya diambil sebagai nilai posttest. c. Observasi Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Yang
ditujukan
untuk
mengetahui
keefektifan dari metode drill dalam meningkatkan penguasaan materi Matematika tentang mencari faktor dan kelipatan suatu bilangan yang telah di laksanakan. Pada siklus II kegiatan siswa yang diamati adalah bagaimana pemahaman siswa akan materi yang telah diajarkan. Juga pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan metode drill. d. Refleksi Pada siklus II ini hasil belajar menunjukkan sudah adanya perubahan. Siswa sudah mulai terbiasa dengan metode drill yang dipakai oleh guru. Sehingga siswa semakin mudah memahami materi. lxviii
Meskipun sudah ada perubahan seperti yang diinginkan namun agar lebih mantap maka, akan di adakan KBM dengan metode drill pada siklus III. 3. Siklus III a. Perencanaan 1) Menyiapkan materi ajar matematika dengan sub pokok bahasan mencari FPB dan KPK 2 bilangan. 2) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati sikap siswa selama KBM yang didesain dengan metode drill. 3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati ketrampilan mengajar guru. 4) Membuat lembar soal pretest untuk mengetahui daya serap siswa akan materi matematika yang telah diajarkan pada siklus II tentang mencari faktor dan kelipatan suatu bilangan 5) Merancang lembar soal posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dilakukan dengan metode drill pada siklus III.
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus III, dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2009 dan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dirancang sebagai berikut; lxix
1) Guru melaksanakan apersepsi sebagai kegiatan awal dengan melakukan pretest materi pada siklus II 2) Guru menyampaikan materi mencari FPB dan KPK 2 bilangan 3) Guru memberikan contoh cara mencari FPB dan KPK 2 bilangan 4) Setelah siswa memahami contoh siswa diberikan tugas yang telah dibuat untuk menerapkan metode drill, yang selanjutnya diambil sebagai nilai posttest. c. Observasi Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Yang
ditujukan
untuk
mengetahui
keefektifan dari metode drill dalam meningkatkan pemahaman materi Matematika tentang mencari FPB dan KPK 2 bilangan yang telah di laksanakan. Pada siklus III kegiatan siswa yang diamati adalah bagaimana pemahaman siswa akan materi yang telah diajarkan. Juga pengamatan terhadap ketrampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan metode drill.
d. Refleksi Pada siklus III ini hasil belajar menunjukkan sudah adanya perubahan dan ketercapaian target yang diinginkan. Aktifitas yang dilkukan baik guru maupun siswa sudah berubah kearah yang baik sehingga berpengaruh kepada hasil belajar yang memuaskan. Maka lxx
siklus III ini merupakan akhir KBM untuk penelitian yang dilaksanakan.
lxxi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Hasil Siklus I a. Hasil Belajar Siswa Dari hasil pretest dapat diketahui hanya ada 3 siswa yang dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan sisinya sebanyak 11 siswa belum tuntas. Jadi ada 21% tuntas dan 79% tidak tuntas. (lihat tabel 4.1) Setelah KBM siklus I diadakan test lagi atau diadakan posttest. Dari hasil posttest adanya perubahan kearah yang lebih baik, yaitu ada 6 siswa yang telah mencapai KKM dan ada 8 siswa yang belum tuntas. (lihat tabel 4.1) Tabel 4.1 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Jenis Tes
Julah Siswa
Prosentase Ketuntasan
pretest
14
21%
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas 3 siswa 11 siswa
posttest
14
42%
6 siswa
57 lxxii
8 siswa
b. Hasil Observasi Sikap Siswa Hasil observasi terhadap sikap siswa diambil pada saat KBM berlangsung pada siklus I yaitu pada tanggal 18 November 2009 (lihat lampiran). Dari hasil pengamatan dapat dilihat rata-rata sikap siswa pada saat KBM dengan menggunakan metode drill atau latihan berulang. Untuk rekapitulasi rata-rata keadaan sikap siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Sikap Siswa
1
Pemahaman
88
Nilai Rata-Rata 6,30
2
Motivasi
96
6,85
No
Aspek yang Diamati
Hasil Pengamatan
c. Hasil Observasi Guru Usai pembelajaran pada siklus I, dapat diketahui dari lembar observasi yang telah dirancang terdapat 10 aspek keterampilan dalam mengajar. Dari 10 aspek tersebut terdapat 2 aspek yang mendapat respon sangat setuju (yaitu aspek 1 dan 10), 4 aspek mendapat respon setuju (yaitu aspek 2, 3, 4, dan 7), dan ada 4 aspek yang mendapat respon ragu-ragu (yaitu aspek 5, 6, 8, dan 9) untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran.
2. Hasil Siklus II lxxiii
a. Hasil Belajar Siswa Dari hasil analisis data pretest siklus II yaitu pokok bahasan mencari FPB dan KPK, dapat dilihat ketuntasan belajar siswa masih belum belum sesuai yang diharapkan meskipun sudah terdapat perubahan. Dari hasil pretest siklus II ini hanya 6 siswa yang telah mencapai ketuntasan atau 42% dari jumlah keseluruhan. (lihat table 4.3) Setelah pembelajaran, analisis hasil pembelajaran (posttest) menunjukkan ketuntasan belajar siswa sebanyak 10 anak atau 71% dan 4 siswa tidak tuntas atau 29%. Hal ini berarti sudah ada suatu peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode drill. Tabel 4.3 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Jenis Tes
Julah Siswa
Prosentase Ketuntasan
pretest
14
42%
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas 6 siswa 8 siswa
posttest
14
71%
10 siswa
4 siswa
Dari tabel diatas dapat dilihat, perubahan yang terjadi adalah dari 42% menjadi 71% siswa yang tuntas atau ada perubahan sebesar 29%.
b. Hasil Observasi Sikap Siswa lxxiv
Hasil pengamatan terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran pada siklus II, dapat diketahui rata-rata sikap seluruh siswa dengan menggunakan metode drill atau latihan berulang bisa dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Sikap Siswa
1
Pemahaman
96
Nilai Rata-Rata 6,85
2
Motivasi
99
7,10
No
Aspek yang Diamati
Hasil Pengamatan
c. Hasil Observasi Guru Pengamatan
aktivitas
guru
melalui
lembar
observasi
keterampilan mengajar pada siklus II, dapat dilihat dari 10 aspek terdapat 5 aspek yang mendapat tanggapan sangat setuju (yaitu aspek: 2, 5, 7, 8, dan 10) dan ada 3 aspek yang ditanggapi setuju (yaitu aspek: 1, 3, dan 4) dan ada 2 aspek yang ditanggapi ragu-ragu (yaitu aspek: 6 dan 9), untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran. 3. Siklus III a. Hasil Belajar Siswa Hasil pretest pada siklus III dengan materi mencari FPB dan KPK 2 bilangan, menunjukkan ada perubahan dari hasil posttest pada siklus II, yaitu masih ada 4 siswa yang belum tuntas atau 29%. Dan
lxxv
ada 10 siswa yang tuntas atau ketuntasan belajar mencapai 71%. (lihat pada tabel 4.5) Setelah pelaksanaan KBM siklus III, dilanjutkan dengan posttest,setelah dianalisis menunjukkan adanya ketuntasan belajar sebanyak 12 siswa memperoleh nilai 6,5 keatas dan ada 2 siswa memperoleh nilai dibawah 6,5 atau ketuntasan belajar siswa mencapai 85%, untuk lebih jelasnya lihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus III
Jenis Tes
Julah Siswa
Prosentase Ketuntasan
pretest
14
71%
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas 10 siswa 4 siswa
posttest
14
85%
12 siswa
2 siswa
b. Hasil Observasi Sikap Siswa Dari analisis hasil pengamatan sikap siswa pada saat KBM siklus III (lihat lampiran), menunjukan rata-rata sikap siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode drill atau latihan berulang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Sikap Siswa lxxvi
No 1 2
Aspek yang Diamati
Hasil Pengamatan
Pemahaman Motivasi
104 113
Nilai Rata-Rata 7,4 80
c. Hasil Observasi Guru Hasil pengamatan aktivitas guru selama KBM pada siklus III, dapat dilihat melalui lembar observasi guru pada siklus III (lihat lampiran). Dari 10 aspek keterampilan mengajar yang diamati terdapat 7 aspek keterampilan mengajar yang mendapat tanggapan sangat setuju (yaitu aspek: 1, 2, 4, 5, 7, 8, 10) dan terdapat 3 aspek yang mendapat tanggapan setuju (yaitu aspek: 3, 6, 9).
B. Pembahasan Bila dilihat dari data yang diperoleh pada saat KBM dengan menggunakan metode drill pada siklus I, menunjukkan analisis hasil pretest (sebelum menggunakan metode drill), menunjukkan hasil yang lebih daripada nilai posttest (sesudah menggunakan metode drill). Pada saat pretest terdapat 3 orang siswa atau 21% siswa yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 11 orang siswa atau 79% siswa belum mencapai ketuntasan dalam belajar. Dari hasil posttest menunjukkan ada 6 siswa atau 42% siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau ada penambahan sebanyak 21% siswa.
lxxvii
Hasil belajar yang belum maksimal atau masih jauh dari ketuntasan ini juga dikarenakan oleh sikap siswa yang kurang mendukung. Dari hasil observasi sikap, penilaian siswa yang diambil dari 2 aspek yaitu aspek pemahaman hanya diperoleh 88 poin dengan rata-rata 6,30 dan untuk aspek motivasi atau semangat siswa hasilnya hanya 96 poin dengan rata-rata 6,8. Jadi hal ini juga mengidentifikasikan ketidak berhasilan pada siklus I (lihat tabel 4.2) Dari hasil observasi terhadap guru, terdapat 10 aspek keterampilan mengajar hanya ada 2 aspek yang mendapat tanggapan ragu-ragu. Dari 2 aspek yang mendapat aspek sangat setuju adalah aspek keterampilan guru dalam membuka pelajaran dan keterampilan guru menutup pelajaran. Maka dari sini dapat dilihat guru belum sepenuhnya menguasai metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode drill. Dari hasil observasi baik kepada keterampilan mengajar guru maupun sikap siswa masih belum sesuai target rata-rata untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Karena keberhasilan belajar siswa dapat tercapai bila nilai sikap yang dicapai siswa adalah minimal 7. Pada siklus II pembelajaran yang di desain dengan menggunakan metode drill telah menunjukkan perubahan yang lebih bagus dari siklus sebelumnya. Yaitu pada siklus I hanya 42% siswa yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pada siklus II ini siswa yang tuntas sebanyak 71% atau sebanyak 10 siswa dan hanya 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan. lxxviii
Keberhasilan siklus II ini didukung oleh sikap siswa yang semakin membaik yaitu dari aspek pemahaman bertambah dari rata-rata 6,30 menjadi 6,85, sedangkan dari aspek motivasi atau semangat siswa yang awalnya 6,85 menjadi 7,1. Hal inilah yang memacu semangat siswa untuk mencapai ketuntasan dalam belajar. Data hasil observasi guru pada KBM siklus II ini mengalami perubahan kea rah yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Pada siklus ini terdapat 5 aspek yang mendapat tanggapan sangat setuju, termasuk di dalamnya aspek keterampilan atau ketepatan dalam penggunaan metode drill yang telah direncanakan, sehinga dari pihak gurupun menunjang adanya keberhasilan (lihat lampiran). Pada siklus ini keterkaitan yang baik antara sikap siswa dan keterampilan guru dalam mengajar, sehingga ketercapaian ketuntasan belajar menjadi lebih baik pula. Dalam siklus II ini terdapat 10 orang siswa yang tuntas dan 4 orang siswa yang belum tuntas dalam belajar. Dengan adanya perbaikan-perbaikan dari kekurangan yang muncul pada siklus II terutama pada sikap siswa dan aspek keterampilan guru dalam mengajar, maka pada siklus III ini telah membawaperubahan yang memuaskan. Untuk perubahan setiap siswa terutama motivasi atau semangat siswa dalam belajar terjadi perubahan dari rata-rata 7,1 menjadi 8. Hal ini membuktikan semangat para siswa untuk belajar sangat tinggi sehingga
lxxix
semakin banyak siswa yang paham dan akhirnya pembelajaran dapat terlaksana dengan tuntas. Ketuntasan yang dicapai adalah 85% siswa mwndapat nilai di atas 70%, atau sebanyak 12 siswa dan hanya 2 siswa saja yang tida atau belum tuntas. Dengan demikian, tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan pembelajaran yang didesain dengan menggunakan metode drill dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa telah berhasil.
lxxx
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil belajar siswa maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode drill dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan rata-rata motivasi siswa pada setiap siklusnya, yaitu Siklus I (6,85), siklus II (7,10), siklus III (8,00) 2. Penerapan metode drill dapat
meningkatkan pemahaman materi
matematika pada siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan prosentase ketuntasan pada tiap siklusnya, yaitu: Siklus I (42%), Siklus II (71%), Siklus III (85%).
66
lxxxi
B. Saran Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada MI Miftakhul Ulm Kalibanger kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, maka peneliti memberikan beberapa saran kepada yang berkompeten dalam bidangnya sebagai berikut : 1. Bagi Kepala Sekolah a. Kepala sekolah harus mampu memberikan motivasi kepada anak buahnya agar anak buahnya bersemangat dalam memberikan pengajaran yang bermutu. b. Kepala sekolah mengadakan supervise kepada guru dalam mengajar sebagai sebuah evaluasi bagi guru dalam mengajar secara berkala. c. Kepala sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam KBM sehingga dengan terpenuhinya sarana dan prasarana pembelajaran akan menunjang pembelajaran yang bermutu. d. Kepala sekolah mampu menjaga hubungan baik dengan anak buahnya, siswa, dan pihak-pihak yang bersangkutan serta masyarakat sekitar sekolah. 2. Bagi Guru a. Guru hendaknya harus kreatif dan inovatif serta selektif dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga metode yang digunakan akan berdaya guna yang maksimal pada materi yang disampaikan. lxxxii
b. Guru hendaknya berpandangan bahwa dirinya merupakan fasilisator bagi siswa sehingga anak didik akan cenderung aktif bukan pasif dalam belajar c. Guru harus mampu memberikan dan menumbuhkan semangat atau motivasi pada seluruh siswa sehingga siswa akan belajar dengan senang. 3. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya lebih semangat dalam belajar. b. Siswa harus memilki rasa iri kepada siswa yang berprestasi baik sehingga akan timbul persaingan yang sehat dalam meraih prestasi. c. Berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar.
lxxxiii
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi IV. Jakarta: Rineka Cipta. Badan standart nasional pendidikan. 2006.
lxxxiv
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN
: MATEMATIKA
KELAS / SEMESTER
: IV / I
WAKTU
: 35x2 (1x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 3) Memahami dan menggunakan faktor kelipatan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar 2.1 Mendiskripsikan faktor suatu bilangan C. Indikator a. Mendiskripsikan faktor suatu bilangan b. Mendiskripsikan kelipatan suatu bilangan D. Materi Pokok Faktor dan Kelipatan E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Drill F. Langkah-langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal 1. Berdoa bersama sama 2. Presensi 3. Apersepsi Mengulang pelajaran yang lalu b. Kegiatan Inti lxxxv
1. Guru menyampaikan materi mendiskripsikan factor suatu bilangan 2. Guru menjelaskan factor dan kelipatan melalui peragaan 3. Dengan garis bilangan dapat menentukan faktor suatu bilangan 4. Guru memberikan contoh melalui garis bilangan 5. Setelah siswa memahami contoh, siswa mampu menentukan factor dari suatu bilangan 6. Guru membagikan lembar kerja dan siswa mengerjakan 7. Guru menyampaikan materi mendiskripsikan kelipatan suatu bilangan 8. Penjelasan kelipatan bilangan satu angka dan dua angka 9. Guru member contoh kelipatan bilangan 10. Bilangan kelipatan 25 adalah 25, 50, 75, 100 dan seterusnya 11. Guru member latihan soal dan siswa mengerjakan 12. Guru mengamati cara kerja siswa C. Kegiatan Akhir Evaluasi Sumber bahan
: Kurikilum 2004 : Matematika hal 56-57 Terampil Matematika 4 hal 36-37
Media
: Garis bilangan
Kalibanger, 17 Nopember 2009 Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Kelas IV
Suryati, A. Ma
lxxxvi
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN
: MATEMATIKA
KELAS / SEMESTER
: IV / I
WAKTU
: 2x 35 menit (1x pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami dan menggunakan faktor kelipatan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar 2.2 Menentukan kelipatan dan faktor bilangan C. Indikator c. Mencari kelipatan suatu bilangan d. Mencari faktor suatu bilangan e. Mencari factor persekutuan f. Mencari kelipatan persekutuan D. Materi Pokok Faktor dan Kelipatan E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Drill F. Langkah-langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal 1.
Berdoa bersama sama
2.
Presensi
3.
Apersepsi lxxxvii
Mengulang pelajaran yang lalu b. Kegiatan Inti 1.
Guru menyampaikan materi tentang faktor dan kelipatan suatu bilangan
2.
Guru menjelaskan cara mencari
faktor dan kelipatan suatu
bilangan 3.
Guru memberi contoh menetukan kelipatan dan faktor suatu bilangan
4.
Guru menyampaikan materi cara mencari faktor persekutuan dan kelipatan persekutuan
5.
Guru memberi latihan
6.
Guru mengamati kerja siswa
c. Kegiatan Akhir Evaluasi (pengambilan nilai posttest) Sumber bahan
: Kurikilum 2004 : Matematika hal 58 Terampil Matematika 4 hal 39
Media
: Garis bilangan Kalibanger, 24 Nopember 2009
Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Kelas IV
Suryati, A. Ma.
lxxxviii
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN
: MATEMATIKA
KELAS / SEMESTER
: IV / I
WAKTU
: 2x 35 menit (1x pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami dan menggunakan faktor kelipatan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar 2.3 Menentukan Kelipatan Persekutua Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) C. Indikator g. Mencari FPB dari 2 bilangan h. Mencari KPK dari 2 bilangan i. Mencari FPB dan KPK dari 2 bilangan dengan menggunakan faktor prima D. Materi Pokok FPB dan KPK E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Drill F. Langkah-langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal 1. Berdoa bersama sama 2. Presensi 3.
Apersepsi lxxxix
Mengulang pelajaran yang lalu b. Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan materi FPB dan KPK 2. Guru menjelaskan cara mencari FPB dan KPK 2 bilangan 3. Guru memberi latihan soal 4. Guru
menjelaskan
cara
mencari
FPB
dan
KPK
dengan
menggunakan factor prima 5. Siswa mengerjakan latihan soal dari guru 6. Guru mengamati cara kerja siswa dan mengulang penjelasan pada bagian yang kurang jelas c. Kegiatan Akhir Evaluasi (pengambilan nilai posttest) Sumber bahan
: Kurikilum 2004 : Matematika hal 62-63 Terampil Matematika 4 hal 46
Media
: Kelereng
Kalibanger, 1 Desember 2009 Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Kelas IV
Suryati, A. Ma.
xc
Lampiran 4 SOAL SIKLUS I
Kerjakan soal-soal berikut ! 1. Tentukan bilangan kelipatan 11 2. Tentukan bilangan kelipatan 12 3. Tentukan bilangan kelipatan 13 4. Tentukan bilangan kelipatan 14 5. Tentukan bilangan kelipatan 15 6. Tentukan factor dari 6 7. Tentukan faktor dari 16 8. Tentukan factor dari 20 9. Tentukan factor dari 36 10. Tentukan factor dari 15
xci
Lampiran 5 SOAL SIKLUS II
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan jawaban yang benar ! 1. Carilah KPK dari bilangan 6 dan 8 2. Carilah KPK dari bilangan 4 dan 12 3. Carilah KPK dari bilangan 6 dan 10 4. Carilah KPK dari bilangan 9 dan 12 5. Carilah KPK dari bilangan 12 dan 15 6. Carilah FPB dari bilangan 6 dan 9 7. Carilah FPB dari bilangan 4 dan 16 8. Carilah FPB dari bilangan 5 dan 20 9. Carilah FPB dari bilangan 8 dan 36 10. Carilah FPB dari bilangan 9 dan 36
xcii
Lampiran 6 SOAL SIKLUS III
Tentukan FPB dan KPK dari 1. 9 dan 27 2. 12 dan 18 3. 60 dan 75 4. 60 dan 90 5. 35 dan 70 6. 12 dan 15 7. 9 dan 36 8. 10 dan 15 9. 8 dan 12 10. 24 dan 18
xciii
Lampiran 7 ANALISIS HASIL PRETEST SIKLUS I
No
Skor tiap soal
Nama Siswa 1
2 3
4 5 6
7 8
9
Jml
Ketercapaian
skor
(%)
10
Ketuntasan belajar Ya
Tidak
1
Afifatun
0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
3
30
2
Alwy S P
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
8
80
3
Ella Aldi
0 1 1 0 1 0 1 1 0 0
5
50
√
4
Emi M
0 1 1 1 0 0 1 0 0 0
4
40
√
5
Heriyanto
0 0 1 0 1 1 1 0 0 0
4
40
√
6
Khodzirul
0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
3
30
√
7
Mahmud
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
9
90
8
Miftakhul
1 1 0 1 0 0 0 1 0 0
4
40
√
9
Oki Galih
1 1 0 1 0 0 0 1 0 0
3
30
√
10
Riska I
0 1 1 0 1 0 0 1 0 0
4
40
√
11
Rizan R
0 1 0 0 0 1 0 1 0 1
4
40
√
12
S Nur A
0 1 1 0 0 0 1 0 1 1
5
50
√
13
Umi M
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
8
80
14
Wanda H
1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
5
50
Hasil Analisis 1. Ketuntasan belajar individual
: 3 siswa
2. Ketuntasan belajar klasikal
: 3 siswa dari 14 siswa
xciv
√ √
√
√ √
Lampiran 8 ANALISIS HASIL POSTEST SIKLUS I
No
Skor Tiap Soal
Nama Siswa 1
2 3
4 5 6
7 8
9
Jml
Ketercapaian
skor
(%)
10
Ketuntasan Belajar Ya
Tidak
1
Afifatun
1 1 1 1 0 0 1 0 0 0
5
50
2
Alwy S P
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
8
80
√
3
Ella Aldi
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
7
70
√
4
Emi M
1 1 1 0 0 0 1 0 1 0
5
50
√
5
Heriyanto
1 1 0 0 1 1 0 1 0 0
5
50
√
6
Khodzirul
0 1 0 0 1 0 1 0 0 1
4
40
√
7
Mahmud
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
9
90
8
Miftakhul
1 1 1 0 0 0 0 1 0 1
5
50
√
9
Oki Galih
0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
3
30
√
10
Riska I
1 1 1 0 1 0 0 1 0 0
5
50
√
11
Rizan R
1 0 1 0 1 0 1 1 0 0
5
50
√
12
S Nur A
1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
7
70
√
13
Umi M
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
7
70
√
14
Wanda H
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
7
70
√
xcv
√
√
Lampiran 9 LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I
Aspek yang dinilai No
Nama Siswa
Pemahaman A
B
C
Motivasi/Semangat D
E
A
B
C
1
Afifatun Nasichah
2
Alwy Sandy Purnama
3
Ella Aldi Cahyanto
4
Emi Mustafidah
5
Heriyanto
4
6
6
Khodzirul Nujmul Ulum
4
6
7
Mahmud Afifudin
8
Miftakhul Hadi
9
Oki Galih Pratama
10
Riska Indriyani
5
7
11
Rizan Rinzani
5
8
12
Siti Nur Azizah
13
Umi Masruroh
14
Wanda Hamidah
4 9
6 9
8
8 6
7
9
9 6
5 4
5
7 9
8 8
xcvi
6
6
D
E
Lampiran 10
REKAP LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I
No
Nama Siswa
Aspek Yang Diamati Pemahaman
Motivasi
Rata-rata
Keterangan A
B
C
1
Afifatun N
4
6
5
2
Alwy Sandy P
9
9
9
3
Ella Aldi C
8
8
8
4
Emi Mustafidah
6
7
6,5
5
Heriyanto
4
6
5
√
6
Khodzirul N U
4
6
5
√
7
Mahmud A
9
9
9
8
Miftakhul Hadi
6
5
5,5
9
Oki Galih P
4
5
4,5
10
Riska Indriyani
5
7
6
√
11
Rizan Rinzani
5
8
6,5
√
12
Siti Nur A
7
6
6,5
√
13
Umi Masruroh
9
8
8,5
14
Wanda H
8
6
7
Jumlah
88
98
Rata-rata
6,30
6,85
Keterangan Skala Nilai : Sangat Baik
(A)
: 8,5-10
Baik
(B)
: 7,0-8,4
Cukup
(C)
: 5,5-6,9
Kurang
(D)
: 4,0-5,4
Sangat Kurang (E)
: 0,0-3,9
xcvii
D
√ √ √ √
√ √ √
√ √
E
Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I
No
Aspek Yang Dinilai
Skor 1
2
3
4
1
Membuka pelajaran
2
Penguasaan bahan
√
3
Keterampilan menjelaskan
√
4
Penggunaan bahasa (lancer, sopan, tepat dan sesuai)
√
5
Ketepatan menggunakan metode dan alat
√
6
Sikap dalam mengajar
√
7
Kemempuan menguasai dan mengelola kelas
8
Memotivasi siswa/mengaktifkan siswa
√
9
Mengadakan variasi dan simulasi
√
10
Menutup pelajaran (menyimpulkan)
5 √
√
√
Keterangan : 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu 4 = Setuju 5 = Sangat setuju Kalibanger, 18 Nopember 2009 Pengamat
(KORIAH) xcviii
Lampiran 12
ANALISIS HASIL PRETEST SIKLUS II
No
Ketuntasan
Skor tiap soal
Nama Siswa 1
2 3
4 5 6
7 8
9
Jml
Ketercapaian
skor
(%)
belajar Ya
10
Tidak
1
Afifatun
1 0 1 0 0 0 0 1 0 1
4
40
2
Alwy S P
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
9
90
√
3
Ella Aldi
1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
7
70
√
4
Emi M
1 1 1 1 0 0 1 0 1 1
5
50
√
5
Heriyanto
1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
4
40
√
6
Khodzirul
1 0 0 1 0 0 1 1 1 1
6
60
√
7
Mahmud
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
8
80
8
Miftakhul
1 1 1 0 0 0 1 1 0 1
6
60
√
9
Oki Galih
1 1 0 0 1 1 0 1 0 0
5
50
√
10
Riska I
1 0 1 1 0 1 0 0 0 0
4
40
√
11
Rizan R
1 1 0 1 1 0 0 0 0 1
5
50
√
12
S Nur A
1 0 1 1 0 1 1 0 0 1
6
60
√
13
Umi M
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
7
70
√
14
Wanda H
1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
7
70
√
Hasil analisis : 1. Ketuntasan belajar individual
: 5 siswa
2. Ketuntasan belajar klasikal
: 5 siswa dari 14 siswa
xcix
√
√
Lampiran 13
ANALISIS HASIL POSTEST SIKLUS II
No
Ketuntasan
Skor tiap soal
Nama Siswa 1
2 3
4 5 6
7 8
9
Jml
Ketercapaian
skor
(%)
belajar Ya
10
Tidak
1
Afifatun
1 1 0 0 0 1 0 1 0 1
5
50
2
Alwy S P
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
9
90
√
3
Ella Aldi
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
7
70
√
4
Emi M
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
7
70
√
5
Heriyanto
1 1 1 0 1 0 0 0 1 0
5
50
√
6
Khodzirul
1 1 0 1 0 1 0 0 0 0
4
40
√
7
Mahmud
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
9
90
√
8
Miftakhul
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
7
70
√
9
Oki Galih
1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
7
70
√
10
Riska I
1 1 1 0 1 0 1 0 0 1
6
60
11
Rizan R
1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
7
70
√
12
S Nur A
1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
7
70
√
13
Umi M
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
8
80
√
14
Wanda H
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
8
80
√
c
√
√
Lampiran 14
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II
Aspek yang dinilai No
Nama Siswa
Pemahaman A
B
C
Motivasi/Semangat D
E
A
B
1
Afifatun Nasichah
2
Alwy Sandy Purnama
3
Ella Aldi Cahyanto
8
8
4
Emi Mustafidah
7
8
5
Heriyanto
6
Khodzirul Nujmul Ulum
7
Mahmud Afifudin
8
Miftakhul Hadi
8
9
Oki Galih Pratama
7
10
Riska Indriyani
11
Rizan Rinzani
7
12
Siti Nur Azizah
8
13
Umi Masruroh
8
14
Wanda Hamidah
7
4 9
C 6
9
4 6
7 7
9
8 7 6 4
ci
D
5 6 7 6 9
E
Lampiran 15
REKAPITULASI LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II
No
Nama Siswa
Aspek Yang Diamati Pemahaman
Motivasi
Rata-rata
Keterangan A
B
C
1
Afifatun N
4
6
5
2
Alwy Sandy P
9
9
9
3
Ella Aldi C
8
8
8
√
4
Emi Mustafidah
7
8
7,5
√
5
Heriyanto
4
7
5,5
√
6
Khodzirul N U
6
7
6,5
√
7
Mahmud A
9
8
8,5
8
Miftakhul Hadi
8
7
7,5
9
Oki Galih P
7
6
6,5
10
Riska Indriyani
4
5
4,5
11
Rizan Rinzani
7
6
6,5
12
Siti Nur A
8
7
7,5
√
13
Umi Masruroh
8
6
7
√
14
Wanda H
7
9
8
Jumlah
96
99
Rata-rata
6,85
7,1
Keterangan Skala Nilai : Sangat Baik
(A)
: 8,5-10
Baik
(B)
: 7,0-8,4
Cukup
(C)
: 5,5-6,9
Kurang
(D)
: 4,0-5,4
Sangat Kurang (E)
: 0,0-3,9
cii
D
√ √
√ √ √ √ √
√
E
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II
No
Skor
Aspek Yang Dinilai
1
2
3
4
5
1
Membuka pelajaran
√
2
Penguasaan bahan
3
Keterampilan menjelaskan
√
4
Penggunaan bahasa (lancer, sopan, tepat dan sesuai)
√
5
Ketepatan menggunakan metode dan alat
6
Sikap dalam mengajar
7
Kemempuan menguasai dan mengelola kelas
√
8
Memotivasi siswa/mengaktifkan siswa
√
9
Mengadakan variasi dan simulasi
10
Menutup pelajaran (menyimpulkan)
√
√ √
√ √
Keterangan : 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu 4 = Setuju 5 = Sangat setuju Kalibanger, 25 Nopember 2009 Pengamat
(KORIAH) ciii
Lampiran 17
ANALISIS HASIL PRETEST SIKLUS III
No
Ketuntasan
Skor tiap soal
Nama Siswa 1
2 3
4 5 6
7 8
9
Jml
Ketercapaian
skor
(%)
belajar Ya
10
Tidak
1
Afifatun
1 0 1 1 0 1 0 0 0 1
5
50
2
Alwy S P
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
9
90
√
3
Ella Aldi
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
8
80
√
4
Emi M
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
8
80
√
5
Heriyanto
1 1 0 1 1 1 0 1 0 0
6
60
√
6
Khodzirul
1 1 1 0 0 1 1 1 0 0
6
60
√
7
Mahmud
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
9
90
√
8
Miftakhul
0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
7
70
√
9
Oki Galih
0 1 1 1 1 1 0 0 1 1
7
70
√
10
Riska I
1 1 1 0 0 0 1 1 0 0
5
50
11
Rizan R
1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
7
70
√
12
S Nur A
1 1 1 1 0 0 1 1 0 1
7
70
√
13
Umi M
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
8
80
√
14
Wanda H
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
9
90
√
Keterangan : 1. Ketuntasan belajar individual : 10 siswa 2. Ketuntasan belajar klasikal
: 10 siswa dari 14 siswa
civ
√
√
Lampiran 18
ANALISIS HASIL POSTEST SIKLUS III
No
Ketuntasan
Skor tiap soal
Nama Siswa 1
2 3
4 5 6
7 8
9
Jml
Ketercapaian
skor
(%)
belajar Ya
10
1
Afifatun
1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
6
60
2
Alwy S P
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
9
90
√
3
Ella Aldi
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
8
80
√
4
Emi M
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
8
80
√
5
Heriyanto
1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
5
50
6
Khodzirul
1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
7
70
√
7
Mahmud
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
9
90
√
8
Miftakhul
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
7
70
√
9
Oki Galih
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
7
70
√
10
Riska I
1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
7
70
√
11
Rizan R
1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
7
70
√
12
S Nur A
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
8
80
√
13
Umi M
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
9
90
√
14
Wanda H
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
9
90
√
Keterangan : 1. Ketuntasan belajar individual : 12 siswa 2. Ketuntasan belajar klasikal
: 12 siswa dari 14 siswa
cv
Tidak √
√
Lampiran 19
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS III
Aspek yang dinilai No
Nama Siswa
Pemahaman A
B
C
Motivasi/Semangat D
E
A
B
1
Afifatun Nasichah
2
Alwy Sandy Purnama
3
Ella Aldi Cahyanto
8
8
4
Emi Mustafidah
8
8
5
Heriyanto
6
Khodzirul Nujmul Ulum
7
Mahmud Afifudin
8
Miftakhul Hadi
7
8
9
Oki Galih Pratama
7
7
10
Riska Indriyani
7
9
11
Rizan Rinzani
7
9
12
Siti Nur Azizah
8
13
Umi Masruroh
9
9
14
Wanda Hamidah
9
9
4 9
6 9
5
6
7 9
cvi
C
8 9
8
D
E
Lampiran 20
REKAPITULASI LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS III
No
Nama Siswa
Aspek Yang Diamati Pemahaman
Motivasi
Rata-rata
Keterangan A
B
1
Afifatun N
4
6
5
2
Alwy Sandy P
9
9
9
3
Ella Aldi C
8
8
8
√
4
Emi Mustafidah
8
8
8
√
5
Heriyanto
5
6
5,5
6
Khodzirul N U
7
8
7,5
7
Mahmud A
9
9
9
8
Miftakhul Hadi
7
8
7,5
√
9
Oki Galih P
7
7
7
√
10
Riska Indriyani
7
9
8
√
11
Rizan Rinzani
7
9
8
√
12
Siti Nur A
8
8
8
√
13
Umi Masruroh
9
9
9
√
14
Wanda H
9
9
9
√
Jumlah
104
113
Rata-rata
7,4
8
Keterangan Skala Nilai : Sangat Baik
(A)
: 8,5-10
Baik
(B)
: 7,0-8,4
Cukup
(C)
: 5,5-6,9
Kurang
(D)
: 4,0-5,4
Sangat Kurang (E)
: 0,0-3,9
cvii
C √
√
√ √ √
D
E
Lampiran 21
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS III
No
Skor
Aspek Yang Dinilai
1
2
3
4
5
1
Membuka pelajaran
√
2
Penguasaan bahan
√
3
Keterampilan menjelaskan
4
Penggunaan bahasa (lancer, sopan, tepat dan sesuai)
√
5
Ketepatan menggunakan metode dan alat
√
6
Sikap dalam mengajar
7
Kemempuan menguasai dan mengelola kelas
√
8
Memotivasi siswa/mengaktifkan siswa
√
9
Mengadakan variasi dan simulasi
10
Menutup pelajaran (menyimpulkan)
√
√
√ √
Keterangan : 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu 4 = Setuju 5 = Sangat setuju
Kalibanger, 2 Deseember 2009 Pengamat
(KORIAH)
cviii