PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI JUAL BELI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VI MI ISLAMIYAH REPAKING WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010 SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Trabiyah
Oleh : SUTARNO NIM. 11408233
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara :
Nama
: SUTARNO
NIM
: 114 08 233
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MATERI
JUAL
BELI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS
VI
MI
ISLAMIYAH
REPAKING
WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan
Salatiga, 11 Agustus 2010 Pembimbing
Rovi’in, M.Ag NIP. 19730526 1999 03 1005
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara : SUTARNO dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408233 yang berjudul : “ PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI JUAL BELI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VI MI ISLAMIYAH REPAKING WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010 “ Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Sabtu tanggal 28 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 18 Ramadhan 1431 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam ilmu Tarbiyah.
28 Agustus 2010 M Salatiga, 18 Ramadhan 1431 H
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Machfudz, M.Ag NIP 1610210198703 1 006
Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si NIP. 19700529 200003 2 001 Pembimbing
Roviin, M.Ag NIP. 19730526 199903 1 005
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: SUTARNO
NIM
: 114 08 233
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri . pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk bedasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Yang Menyatakan
SUTARNO
MOTTO
Tersenyumlah dengan sepenuh hati, Niscaya kita akan menemukan kebahagiaan Tersenyumlah!
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibuku yang sangat saya hormati dan sayangi. Terimakasih atas doa restunya. 2. Istri saya tercinta yang telah memberikan motivasi terhadap kelancaran saya dalam membuat skripsi. 3. Salma, Fatiha dan Thoriq yang selalu memberikan hiburan tatkala pikiran sedang gundah. Sehingga mampu menjadi obat mujarab.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah banyak melibatkan orang lain mulai dari awal sampai akhir penulisan skripsi. Untuk itu, tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali ungkapan rasa terima kasih yang sedalam-dalam terutama kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Bapak Roviin, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan seluruh tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga tersusunlah skripsi ini. 3. Bapak Drs. Djoko Sutopo selaku ketua program ekstensi STAIN Salatiga. 4. Ibu Siti Syamsiyah, S.Pd.I selaku kepala MI Islamiyah Repaking yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MI yang beliau pimpin. 5. Bapak dan Ibu Guru MI Islamiyah Repaking yang telah berkenan membantu dan memudahkan urusan administrasi. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tentu masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan para pembaca untuk berkenan menyampaikan kritik dan saran demi kesempurnaan hasil penyusunan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua.
Salatiga, 10 Agustus 2010 Penulis
SUTARNO
ABSTRAK Sutarno. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Jual Beli Pada Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah tinggi agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Rovi’in, M.Ag Kata Kunci : Meningkatkan Pemahaman Materi Jual Beli Pada Mata Pelajaran Fiqih. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan metode pembelajaran bervariasi yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran mata pelajaran Fiqih khususnya pada kelas VI. Siswa dapat tertarik dan terlibat langsung selama mengikuti pembelajaran mulai persiapan sampai proses pembelajaran berakhir, sehingga mampu menigkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan 3 siklus dengan hasil yang berbeda dan selalu meningkat. Metode yang digunakan adalah demonstrasi. Faktor utama yang diharapkan adalah pemahaman materi jual beli pada mata pelajaran Fiqih kelas VI, untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa diperlukan beberapa tahap. Faktor yang dinilai adalah mendemonstrasikan dan test formatif tentang materi jual beli. Untuk mengetahui peningkatan demi meningkatkan dalam pembelajaran yaitu dengan penilaian setiap siklusnya. Pada siklus I terdapat 60,33%, kemudian siklus II 66,67% dan siklus III 93,33%. Pada siklus III jumlah anak yang tidak tuntas ada I anak, karena sering tidak masuk sekolah. Dari peningkatan nilai di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi mampu meningkatkan pemahaman materi jual beli pada mata pelajaran Fiqih siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010.
DAFTAR ISI Halaman Judul .......................................................................................................
i
Persetujuan Pembimbing .......................................................................................
ii
Pengesahan Kelulusan ...........................................................................................
iii
Pernyataan Keaslian Tulisan .................................................................................
iv
Motto .....................................................................................................................
v
Persembahan ..........................................................................................................
vi
Kata Pengantar .......................................................................................................
vii
Abstrak ...................................................................................................................
ix
Daftar Isi ................................................................................................................
x
Daftar Tabel ...........................................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .....................................................................................
5
E. Hipotesis Penelitian ...................................................................................
6
F. Definisi Istilah ...........................................................................................
6
G. Metode Penelitian ......................................................................................
7
H. Sistematika Penulisan Skripsi ....................................................................
15
BAB II PROSES BELAJAR DAN MATERI JUAL BELI ……………………...
17
A. Pengertian Belajar ………………………………………………………..
18
B. Mata Pelajaran Fiqih ……………………………………………………..
19
C. Pengertian Jual Beli ……………………………………………………...
19
D. Metode Demonstrasi …………………………………………………….
24 27
BAB III PELAKSANAAN PENLITIAN ……………………………………......
27
A. Tempat, Waktu, Dan Subyek Penelitian …………………………………
27
B. Rancangan Penelitian …………………………………………………….
29
C. Instrumen Penelitian ……………………………………………………
30
D. Kriteria Penelitian ………………………………………………………..
32
E. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………………...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………...
45
A. Analisis Data ……………………………………………………………..
45
B. Pembahasan ………………………………………………………………
61
BAB V PENUTUP……………………………………………………………….
62
A. Kesimpulan ………………………………………………………………
62
B. Saran ……………………………………………………………………..
62
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 1 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan I …………………… ……
35
Tabel 2 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan II ………………………...
39
Tabel 3 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan III………………………...
43
Tabel 4 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I…………………………… …...
50
Tabel 5 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I………………………….......
51
Tabel 6 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II…………………….. ………...
54
Tabel 7 Hasil Tes Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II…………………............
55
Tabel 8 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III……………………………….
58
Tabel 9 Hasil Tes Kegiatan Belajar Mengajar Siklus III………………………...
59
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar dalam kelas banyak menggunakan metode dan teknik pengajaran. Guru mempunyai peran sentral dalam pembelajaran di kelas akan berjalan dengan efektif dan efesien tergantung pada penggunaan metode dan teknik pengajaran serta kreatifitas guru. Maka guru hendaknya untuk lebih meningkatkan keprofesionalannya agar potensi siswa yang ada dapat optimal dan ditumbuhkembangkan. Masalah kompetensi professional kewenangan guru dalam
guru merupakan kemampuan dan
melaksanakan profesi keguruannya (Muh Uzer
Usman, 2008:14) Dalam proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Fiqih merupakan salah satu dari sekian banyak ilmu yang ada dan dipelajari di lingkungan masyarakat dan di MI. Fiqih menurut bahasa berarti “Paham”. Dengan demikian fiqih mengacu pada proses aktivitas untuk memahami atau menafsirkan Al qur’an atau sunah Nabi (A. Qodri Azizy, 2004:181-182)
2
Secara terminology, fiqih biasanya didefinisikan dengan Al ilm bi al ahkam al syar’iyyah al muktasabah min adillatiha al tafshiliyyah “ilmu mengenai hukum-hukum syar’i (Hukum Islam) yang berkaitan dengan perbuatan/tindakan (bukan aqidah) yang didapatkan dari dalil-dalil yang spesifik” (A. Qodri Azizy, 2004:78) Kegiatan jual beli sebenarnya sering kita jumpai, bahkan kita sendiri hampir setiap hari melakukannya. Membeli jajanan di warung atau di kantin sekolah merupakan contoh kegiatan membeli dan bagi orang menjajakan makanan yang kita beli adalah contoh kegitan menjual. Jual beli adalah tukar menukar barang dengan cara tertentu. Melalui kegiatan jual beli seseorang akan mendapatkan barang atau uang yang merupakan kebutuhan hidupnya. Bagi seorang penjual, kegiatan menjual dilakukan dengan maksud memperoleh keuntungan. Bagi pembeli, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan barang yang diinginkannya. Sebagaimana firman Allah di dalam Surah An Nisa’ ayat 29 jual beli harus dilakukan dengan rasa suka sama suka, jadi tidak boleh ada unsur paksaan. …… Artinya : “…Jangan kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalanbatil kecuali dalam perdagangan yang berdasar atas suka sama suka di antara kamu ….( QS An Nisa’: 29 )
3
Al Qur’an sebagai kitab sucinya orang Islam, mengandung hukum jual beli. Hukum jual beli di dalam syariat Islam adalah halal, berarti Allah SWT memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Hal tersebut tentunya adalah semata-mata untuk kemaslahatan umat, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surah Al Baqarah ayat 275 :
……. …….
Artinya : “…Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” ( QS Al Baqarah : 275 ) Gema abad 21 yang sering diidentikkan dengan abad “Globalisasi” sudah merambah sampai ke tingkat pedesaan. Sehingga, konferensi, seminar, termasuk pengkajian sudah beramai-ramai membicarakanya, meskipun sosoknya masih berupa bayang-bayang dan definisinya juga atau belum pernah ada kesepakatan. Ciri utama abad 21 ini adakah kompetisi bebas, sehingga bisa berakibat menang atau kalah. Dalam bidang ekonomi terlebih lagi, dengan adanya pasar bebas dan perdagangan bebas yang menjadi ideologinya, maka persaingan akan sangat keras. Globalisasi akan membawa dampak negatif, namun sekaligus juga ada celah-celah membawa dampak positif, ketika yang menghadapi mempunyai persaingan yang matang (A. Qodri Azizy, 2004:77) Upaya-upaya yang harus kita lakukan dalam menghadapi perdagangan bebas, terutama dalam hal pelaksanaan jual beli agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Maka kita harus mengajarkan kepada
4
siswa kita tentang tatacara ( Kaifiyah ) jual beli, baik berkenaan dengan rukun, syarat, jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang serta barang-barang yang haram diperjualbelikan. Pada saat ini banyak orang melaksanakan transaksi jual beli tanpa mengetahui syarat, rukun jual beli sehingga ada yang mengarah pada perbuatan yang dilarang oleh agama. Selain permasalahan di atas, siswa juga ditemui permasalahan siswa dalam pelaksanaan jual beli. Misalnya : tatacara jual beli, siswa akan sulit menentukan konsep dasar kurang dipahami. Untuk itu perlu kiranya dikaji melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan memilih judul : “ PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI JUAL BELI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VI MI ISLAMIYAH REPAKING WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010 “ B. Rumusan Masalah Dalam melakukan penelitian ini penulis memberikan pokok masalah sebagai berikut : Apakah melalui penerapan metode demonstrasi dapat
meningkatkan
pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
5
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka peneliti bertujuan : 1. Untuk menerapkan metode demonstrasi yang dapat meningkatkan pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2009/2010. 2. Dengan melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2010. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat penelitian terhadap pokok bahasan jual beli dengan menggunakan metode demonstrasi bagi siswa adalah : a. Siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. b. Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari fiqih. c. Dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran fiqih umumnya dan khusunya terhadap pokok bahasan jual beli. 2. Manfaat bagi guru : a. Memperluas wawasan guru tentang strategi fiqih yang membuat kelas kondusif. b. Meningkatkan
kreativitas
pembelajaran yang menarik
3. Manfaat bagi Sekolah :
guru
dalam
memanfaatkan
media
6
a. Memberikan nilai lebih bagi sekolah dimata masyarakat berkat ada peningkatan
kinerja
(Kreativitas)
guru
sehingga
menambah
kepercayaan dan dukungan masyarakat terhadap sekolah. b. Mengubah pengertian siswa terhadap sekolah atau tempat yang menakutkan dan syarat beban menjadi tempat yang menyanangkan. E. Hipotesis Tindakan Pemilihan metode demonstrasi yang digunakan mampu meningkatkan pemahaman materi jual beli pada mata pelajaran fikih terhadap siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2010. F. Definisi Istilah 1. Metode Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu (Alfred L, 2009:109) 2. Demonstrasi Metode Demonstrasi adalah penyajian bahan pelajaran oleh guru/instruktur kepada siswa dengan menununjukkan model /benda asli, atau dengan menunjukkan urutan prosedur pembuatan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu untuk untuk mencapai tujuan pengajaran (Sudirman N, 1991:133) 3. Fiqih Fiqih menurut bahasanya artinya paham, sedang menurut syara’ artinya mengetahui hukum syara’ yang berhubungan dengan amal perbuatan orang mukallaf, baik amal perbuatan anggota maupun batin.
7
Seperti hukum wajib, haram, mubah, haram, sah atau tidaknya sesuatu perbuatan itu (Muh Rifai, 1991:7) 4. Jual Beli Jual beli menurut pengertian lughawinya adalah saling tukar menukar (Pertukaran) Menurut pengertian syari’at jual beli ialah pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan (Sayyid Sabiq, 1987:44-45) G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul
dalam
proses pembelajaran di kelas dengan melakukan tindakan-tindakan alternatif tertentu sebagai solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran di kelas. Adapun pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru ntuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
melaksanakan tugas pokoknya,
yaitu
mengelola
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam arti luas ”Purwadi, 1999” (Sukidin,2007:10) Menurut priyono dalam makalahnya yang berjudul ” Action Research sebagai Strategi Pengembangan Profesi Guru ” (1999) adalah :
8
1. Masalah yang dijadikan obyek penelitian muncul dari dunia kerja peneliti. 2. Bertujuan memecahkan masalah guna peningkatan kualitas. 3. Menggunakan data yang seragam. 4. Langkah-langkahnya merupakan siklus. 5. Mengutamakan kerja kelompok (Sukidin, 2007:24) Berdasarkan uraian di atas, PTK mempunyai karakteristik yang khusus, yakni untuk memecahkan masalah dan untuk meningkatkan kinerja guru. Seseorang melakukan suatu kegiatan karena ada maksud dan tujuannya. Mc Niff menegaskan bahwa dasar utama dilaksanakannya PTK adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini harus dimaknai dalam konteks proses pembalajaran khususnya dan implementasi program sekolah umumnya. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiaknosis keadaan, lalu kemudian mencobakan secara sistematis berbagai
tindakan
alternatif
dalam
memecahkan
permasalahan
pembelajaran di kelas atau implementasi program sekolah yang tengah dirasakan itu. Perencanaan tindakan laternatif dilakukan oleh guru, kemudian dicobakan dan dievaluasi efektivitasnya di dalam memecahkan persoalan-persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh guru.16 Dalam kegiatan penelitian ini yang bertindak sebagai peneliti adalah guru, yang mana PTK sangatlah besar manfaatnya yaitu untuk pengembangan ketrampilan mengajar dikelas.
9
Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas itu terkait dengan komponen pembelajaran, antara lain : a. Inovasi pembeljaran. b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas. c. Peningkatan profesionalisme guru (Sukidin,2007:40) Penelitian Tindakan Kelas ini bersifat kolaboratif, artinya selain peneliti ada pihak lain (guru, dosen Lemabaga Pendidikan Tenaga Keguruan, Kepala Sekolah, siswa, teman dan yang lain) yang diikutsertakan di dalamnya(Sukidin, 2007:56) Dalam proses penelitian ini, pihak luar semata hanya bertindak sebagai inovator. Tindakan kolaboratif dilakukan dengan harapan dapat meringankan sekaligus membantu memperjelas permasalahan yang ada, sehingga dapat dicarikan jalan keluarnya melalui PTK. Langkah-langkah umum PTK yang dapat dipakai adalah : a. Mengidentifikasi masalah. b. Menganalisis masalah menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama. c. Merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah bagi faktor penyebab utama yang gawat dengan mengumpulkan data dan menafsirkan
utuk
mempertajam
gagasan
tersebut
merumuskan hipotesis tindakan sebagai pemecahan.
dan
untuk
10
d. Kelayakan solusi atau pilihan tindakan pemecah masalah (Sukidin, 2007:92) Sebelum melakukan tindakan sebagai pemecahan masalah, peneliti perlu membuat desain dan prosedur implementasinya dengan tahap kegiatan sebagai berikut : a) Merancang model PTK sesuai dengan permasalahan, rencana,, kegiatan tindakan, dan keadaan atau situasi kelas. b) Menagtur langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan. c) Melakukan
identivikasi
komponen-komponen
pendukung
yang
diperlukan. d) Melakukan pengaturan dan penyusunan jadwal kegiatan yang akan dilakukan. e) Menyusun desain tindakan sesuai dengan model PTK dan jadwal kegiatan (Sukidi, 2007:92-93) Agar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut : 1) Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan. 2) Menyusun prosedur pelaksanaan, yaitu urutan kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku tindakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan. 3) Melakukan modifikasi jika dipandang perlu untuk menjamin tercapainya tujuan.
11
4) Melakukan
pengelolaan
dan
pengendalian
agar
tidak
terjadi
penyimpangan prosedur, cara, penyalahgunaan alat dan pemborosan yang makin menghambat pelaksanaan tindakan ( Sukidin, 2007:93) Untuk dapat segera memulai dan menerapkan Penelitian Tindakan Kelas, ada petunjuk praktis dari Mc Niff ( dalam Suyanto, 196 : 13-15 ) yang perlu kita perhatikan, yaitu : 1) Berangkatlah dari persoalan yang kecil dahulu. 2) Rencanakan Penelitian Tindakan itu secara cermat. 3) Susunan jadwal yang realistik. 4) Libatkan pihak lain yang terkait terinformasi. 5) Ciptakan sistem umpan balik. 6) Buatlah jadwal penulisan (Sukidin,2007:95-96) 2. Subjek Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali. b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret, April dan Mei. Hal ini disebabkan berbenturan dengan adanya latihan-latihan Ujian Nasional yang dilakukan oleh berbagai pihak. c. Subyek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking pada semester II tahun pelajaran 2009/2010 yang
12
berjumlah 15 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. 3. Langkah-langkah/Siklus Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret, April, dan Mei tahun 2010. Siklus I Rencana Awal : a. Siswa saya mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran fiqih yang berkaitan dengan pengertian jual beli. Bagaimana saya dapat mengajarkan dengan jelas kepada siswa? b. Merubah cara mengajar di depan kelas untuk mendorong siswa melakukan jual beli sendiri dengan benar sesuai topik yang diberikan. Tindakan : Memperhatikan tatacara jual beli di depan kelas dengan benar sebagai cara memahami konsep tersebut. Pengamatan : a. Kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak memperhatikan dan berbicara dengan teman dekatnya. b. Ketika ditanya tentang tatacara jual beli yang diperaktikkan di depan kelas, kebanyakan siswa yang duduk di belakang mengatakan tidak paham, sehingga tidak menjawab pertanyaan. c. Suasana kelas tampak gaduh dan sulit dikendalikan.
13
Refleksi : Bagaimana
membuat
siswa
memahami
tatacara
jual
beli
yang
didemonstrasikan. Siklus II Rencana yang Direfisi : Mengubah cara mengajar dari klasikal menjadi kelompok, memberi contoh tatacara jual beli yang benar kemudian meminta setiap kelompok untuk mempraktikkan. Tindakan : a. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menyiapkan beberapa perangkat untuk mempraktikkan tatacara jual beli dalam setiap kelompok. b. Memberi contoh cara melakukan jual beli dengan benar, kemuadian meminta kelompok untuk mempraktikkan tatacara jual beli. Pengamatan : a. Pada
setiap
memperhatikan
kelompok tatacara
masih jual
didapat beli
dan
siswa masih
yang malu
kurang untuk
mendemonstrasikannya. b. Melalui serangkaian pertanyaan yang disampaikan kepada siswa sebagian diantaranya belum memahami dan bahkan tidak tahu apa yang dipraktikkan dalam kelompoknya. c. Jumlah anggota kelompok masih terlalu besar.
14
Refleksi : Bagaimana membuat siswa dalam kelompok memahami mengenai tatacara jual beli yang ditugaskan dalam kelompoknya, tanpa memberi kesempatan anggota kelompok berbicara sendiri. Siklus III Rencana yang Direfisi : Mengurangi jumlah anggota dalam setiap kelompok agar dapat aktif mengamati peragaan tatacara jual beli. 4.
Instrumen Penelitian a. Observasi b. Rancangan Pelajaran ( RP ) c. Tes Formatif
5. Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Tes yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan kelas dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana penerapan jual beli sebelum dan sesudah tindakan yang dilaksanakan. b. Observasi yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. c. Catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat segala kegiatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
15
6. Analisis Data Hasil tes awal ( Pre Tes ) dan sesudah tindakan dianalisis dan dibandingkan. Analisa data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu : a. tahap deskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau memaparkan data-data yang diperoleh. b. Tahap kasifikasi yaitu tahap pengelompokan data-data yang telah dideskripsikan sesuai dengan permasalahan. c. Tahap analisa yaitu tahap menganalisis berdasarkan teori-teori yang ada. Dalam tahap ini membahas tentang data primer, kendala-kendala yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala tersebut. Tahap interprestasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadapa analisis dan penelitian. d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil interpretasi H. Sistematika penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang penulis ajukan meliputi : Bab I Pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumuasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, definisi istilah, metode penelitian, dan sistematika penulis skripsi. Bab II Landasan Teori. Dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang pengertian fiqih, pengertian jual beli, hukum jual beli, rukun jual beli, syarat jual beli, jual beli yang diperbolehkan dan dilarang serta metode demonstrasi.
16
Bab III Pelaksanaan Penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan tempat, waktu dan subjek penelitian, rancangan penelitian, instrument penelitian, kriteria penilaian, pelaksanaan penelitian yang meliputi deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III. Bab IV adalah hasil penelitian dan bahasan. Pada bab ini akan membahas tentang analisis data penelitian per siklus yaitu siklus I, II dan III. Pada bagian terakhir atau Bab V adalah Penutup. Pada bagian ini akan dikemukakan saran dan penutup.
17
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar Pemahaman guru terhadap pengertian belajar mengajar akan mempengaruhi akan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pengertian maupun devinisi belajar harus dipahami oleh guru agar kegiatan belajar mengajar didalam kelas dapat membuahkan hasil yang memuaskan. Sehingga akan muncul berbagai bentuk kegiatan yang mungkin dilakukan oleh siswa maupun guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Belajar dapat diartikan sebuah proses yang dengannya organisme memperoleh bentuk-bentuk perubahan prilaku yang cenderung terus mempengaruhi model perilaku umum menuju pada sebuah peningkatan. Pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa dengan belajar, prilaku manusia akan semakin meningkat. Baik aspek pengetahuan maupun dalam aspek lain yang berkaitan dengan lingkunganya. Belajar merupakan sebuah kegiatan yang dibutuhkan oleh siswa: yakni siswa merasa perlu akan belajar. Semakin kuat keinginan siswa untuk belajar, maka akan semakin tinggi tingkat keberhasilannya (Dede Rosyada, 2007:99) Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 1991:78) Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu,
18
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya (Salmeto, 1991:80) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah : 1. Pencapaian hasil dari anak didik selama belajar, sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dalam waktu yang telah ditentukan. 2. Meningkatkan hasil belajar merupakan indikator keberhasilan suatu proses (dari hasil kegiatan belajar mengajar) yang berupa penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Hasil yang dicapai siswa merupakan suatu perubahan yang direalisasikan dalam bentuk nilai, baik dalam berwujud angka atau huruf. Dalam pendidikan formal biasanya seorang guru menggunakan skala penilaian dengan angka 0-10 atau dengan 0-100. Untuk mengetahui hasil belajar diadakan ulangan, test, semesteran, ujian dan sebagainya. Kemudian hasil penilaian yang berwujud angka atau huruf dimasukkan ke dalam buku penilaian, buku raport dan sebagainya. Raport adalah buku laporan hasil belajar siswa di sekolah selama satu periode atau satu semester yang diberikan guru kepada orang tua siwa atau wali murid. Dengan demikian orang tua akan mengetahui hasil belajar putraputrinya selama satu semester. Selama dapat diharapkan adanya interaksi dan umpan balik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan orang tua, dan orang tua dengan guru. Dengan demikian terjadi komunikasi
19
yang positif antara guru dengan orang tua untuk meningkatkan hasil belajar siswa. B. Mata Pelajaran Fiqih Fiqih menurut bahasa artinya paham, sedang menurut syara’ artinya mengetahui hukum syara’ yang berhubungan dengan amal perbuatan orang mukallaf, baik amal perbuatan anggota maupun batin. Seperti hokum wajib, haram, mubah, sah atau tidaknya sesuatu perbuatan itu. C. Pengertian Jual beli Jual beli menurut bahasa adalah saling tukar-menukar. Sedangkan menurut pengertian istilah (Syari’at) jual beli adalah pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan. Para ulama sepakat bahwa jual beli dan penekunannya sudah berlaku (Dibenarkan) sejak zaman Rosulullah hingga hari ini. 1. Hikmah Jual Beli Allah menyariatkan jual beli sebagai pemberian keluangan dan keleluasaan dari-Nya untuk hamba-hamba-Nya. Karena semua manusia secara pribadi mempunyai kebutuhan berupa sandang, pangan dan lainlainya. Kebutuhan seperti ini tak pernah terputus dan takn henti-henti selama manusia masih hidup. Tak seorangpun yang dapat memenuhi hajat hidupnya sendiri, karena ia dituntut berhubungan dengan lainya (Sayyid Sabiq, 1987:45-46)
20
Materi Jual Beli Adapun materi jual beli meliputi hal-hal barikut : a. Arti Jual Beli Jual beli adalah tukar-menukar barang dengan cara tertentu, untuk memperoleh barang dihalalkan dengan cara jual beli, agar tidak saling merugikan. b. Hukum Jual Beli Hukum jual beli di dalam islam adalah halal, berarti Allah SWT memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surah Al-baqoroh ayat 275 :
Artinya : “….Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…..” c. Rukun Jual Beli Rukun adalah sesuatu yang harus ada dalam suatu kegiatan. Adapun rukun jual beli yaitu : 1. Penjual, yaitu orang yang menjual barang. 2. Pembeli, yaitu orang yang membeli barang. 3. Barang yang dijual belikan. 4. Uang, alat untuk menukar dalam kegiatan jual beli ( Harga ). 5. Ijab Kabul, yaitu ucapan perjanjian jual beli (Bina Karya Guru, 2008:25)
21
Ijab Kabul di dalam jual beli yaitu ikrar dari penjual dan pembeli. Ijab yang ucapkan oleh penjual, seperti “ saya jual barang ini dengan harga sekian,” dan Kabul diucapkan oleh pembeli, misalnya “ saya beli barang ini dengan harga sekian.” (Bina Karya Guru, 2008:25) d. Syarat Jual Beli Kegiatan jual beli dapat dianggap syah apabila memenuhi syaratsyarat sesuai dengan syariat Islam. Adapun syarat-syarat tersebut antara lain : 1. Penjual dan pembeli, syaratnya yaitu : a. baliq, artinya sudah bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk. b. Suka sama suka, penjual rela menjual barang dagangannya dan pembeli suka terhadap barang yang dibelinya (Bina Karya Guru, 2008:27) 2. Barang dan uang, syaratnya yaitu : a. Halal, barang yang haram tidak boleh diperjual belikan. b. Suci, barang yang tergolong najis tidak boleh diperjual belikan. c. Bermanfaat, barang yang diperjual belikan ada maanfaat atau kegunaanya. d. Diketahui dengan jelas oleh penjual dan pembelim tentang ukuran, takaran, bilangan, bentuk dan sifatnya. e. Kepunyaan penjual atau kepunyaan yang diwakili penjual .
22
Sabda Rosulullah SAW :
Artinya : “ Tidak sah jual beli melainkan pada barang dimiliki.” ( H.R Abu Daud )
3. Ijab Kabul Syaratnya yaitu : Lafad ijab Kabul adalah perkataan penjual dan pembeli yang merupakan pernyataan kesepakatan jual beli. Kalimat yang digunakan hendaknya mudah dimengerti dan tidak terputus, untuk menghindari kesalahpahaman dalam transaksi. Ijab Kabul harus dilaksanakan atas dasar suka sama suka (Bina Karya Guru, 2008:27) e. Jual Beli yang Diperbolehkan dan yang Dilarang 1. Jual beli yang diperbolehkan Jual beli yang diperbolehkan yaitu kegiatan jual beli sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di dalam ajaran islam. 2. Jual beli yang dilarang Jual beli yang dilarang yaitu kegiatan jual beli menimbulkan kerugian bagi penjual maupun pembelinya serta mengganggu ketentraman orang lain. Adapun jual beli yang dilarang oleh syariat agama islam yaitu :
23
a. Jual beli yang tidak sah karena kurang syarat atau rukunya, diantaranya : 1. Jual beli dengan system ijon. 2. Jual anak binatang ternak yang masih dalam kandungan. 3. Jual beli sperma binatang jantan. 4. Jual beli barang yang belum ada di tangan. 5. Jual beli benda najis (Bina Karya Guru, 2008:28) b. Jual beli sah tapi terlarang, seperti halnya : 1) Jual beli yang dilakukan pada waktu salat jum’at. 2) Jual beli yang dimaksud ditimbun dahulu sebelum dijual kemabali, dengan harapan mendapat keuntungan yang lebih besar. 3) Membeli barang dengan menghadang di jalan atau sebelum sampai di pasar, sehingga penjual atau pembeli belum tahu harga pasar. 4) Membeli barang yang sudah dibeli orang lain padahal masih dalam masa khiyar. 5) Menjual barang dengan cara menipu timbangan atau ukuran sehingga menimbulkan kerugian bagi pembelinya. 6) Jual beli barang untuk maksiat atau untuk kejahatan
24
f. Barang-barang yang Haram Dijual Belikan Adapun barang-barang haram dijual belikan diantaranya : 1. Barang-barang haram zatnya, misalnya minuman keras dan obatobatan terlarang ( Narkoba ). 2. Barang hasil curian. 3. Barang yang tergolong najis, seperti daging babi, darah dan daging anjing . 4. Barang yang digunakan untuk maksiat dan kejahatan. 5. Tanaman baik berupa buah, biji atau umbi yang belum waktunya dipetik (Bina Karya Guru, 2008:28) D. Metode Demonstrasi Sebagaimana kita mengetahui bahwa metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi palajaran serta dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut. Metode
demonstrasi
adalah
cara
penyajian
pelajaran
dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa. Proses atau situasi tertentu yang sedang dipelajari dan sering disertai dengan penjelasan lisan (Sudirman N, 1987:133) 1. Kelebihan Metode Demonstrasi Adalah : a. Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit.
25
b.
Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar, dan tidak tertuju kepada hal lain.
c. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru. d. Proses pengajaran akan lebih menarik. e. Siswa dirangsang untuk mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukan sendiri. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi (Sudirman N, 1987:135) 2. Kekurangan Metode Demonstrasi Adalah : a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa ditunjang dengan hal itu pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif. b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik. c. Pelaksanaan demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang, dan memerlukan waktu yang panjang. 3. Pelaksanaan Metode Demonstrasi Setelah segala sesuatunya direncanakan dan siapkan dengan baik, langkah berikutnya adalah melaksanakan demonstrasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : a. Sebelum memulai, periksalah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan didemonstrasikan, pengaturan tempat, keterangan tentang garis besar langkah dan pokok-pokok yang akan didemonstrasikan.
26
b. Siapkan siswa barangkali ada hal-hal yang perlu dicatat. c. Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian siswa. d. Ingatlah pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran. e. Pada waktu belajarnya demonstrasi, sekali-kali perhatikanlah keadaan siswa, apakah semua mengikuti dengan baik. f. Untuk menghindarkan ketegangan, ciptakanlah suasana yang humoris. g. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk pengajuan pertanyaan.
27
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk
penelitian diskriptif,
sebab
menggambarkan
bagaimana
suatu
teknik/metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan, penelitian ini bertempat di MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungya penelitian atau saat penelitian ini berlangsung, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret, April dan Mei. 3. Subyek Penelitian Subyek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas VI mata pelajaran fiqih. Adapun jumlah siswa yang menjadi obyek penelitian semuanya ada 15 siswa terdiri dari 8 siswa perempuan dan 7 laki-laki B. Rancangan Penelitian Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka kontribusi ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Maka penelitian
28
ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis Jan Taggar (dalam sugiarti, 1997:6) yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus mengikuti planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :
Refleksi
Tindakan/ Observasi
Putaran 1
Rencana Awal/ Rancangan Putaran 2
Refleksi Rencana yang Direvisi Tindakan/ Observasi
Putaran 3 Refleksi
Rencana yang Direvisi
Tindakan/ Observasi
Gambar Alur PTK
29
Penjelasan alur di atas adalah : 1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembalajaran. 2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode demonstransi melalui kegiatan jual beli siswa. 3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. 4. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1,2 dan 3, dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif diakhir masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. C. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
30
1. Rencana Penelitian ( RP ) Yaitu merupakan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi standar kompetensi. Kompetensi Dasar, indicator pencapaian hasil belajar, dan kegiatan Belajar Mengajar. 2. Tugas Formatif Tugas ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan di capai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman tata cara jual beli siswa kelas VI pada pokok bahasan jual beli. D. Kriteria penilaian Untuk mempermudah evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa, perlu dirumuskan kriteria penilaian sebagai berikut : 1. Kategori benar semua 2. Kategori benar lebih dari 7 3. Kategori salah lebih dari 3 Prosentase dan jumlah kategori 1 dan 2 menunjukan tingkat keberhasilan pembelajaran, kriteria ini diberikan karna pertimbangan bahwa pelaksanaan praktek jual beli siswa mengenai tata cara dan pengertian jual beli yang baik dan benar merupakan pekerjaan yang sulit di capai kesempurnaanya. Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perseorangan dan klasikal. Menurut Ahmad Rohani ( Pengelolaan Pengajaran, 2004:195 ), untuk mengetahui “penguasaan setiap peserta didik” terhadap soal-soal (items) dari suatu “ tes formatif secara keseluruhan ” kita
31
perlu menghitung “ persentase memuaskan ” bagi peserta didik masiangmasing. Pengelolaan hasil penilaian pada akhir Satuan Pelajaran ( tes formatif ) ini dipergunakan “pendekatan ukuran mutlak” yaitu persentase yang mutlak dikuasai/dikerjakan masing-masing peserta didik.Hasil pengelolaan ini kita tafsirkan sesuai dengan fungsinya sebagai berikut : 1. Bagi hasil yang dicapai seorang peserta didik dalam keseluruhan soal-soal tes itu 75% atau lebih, maka peserta didik tersebut dianggap telah berhasil, telah menguasai bahan pelajaran dalam satuan pelajaran tersebut. Dan apa bila demikian halnya, maka peserta didik tadi berarti “ siap ” menerima “satuan bahasan” berikutnya. 2. Apabila hasil yang dicapai peserta didik kurang dari 75% ( persentase memuaskannya kurang dari 75% ) maka peserta didik tersebut boleh terus mengikuti sat pel berikutnya, tetapi dengan syarat bahwa ia harus tetap berusaha untuk mempelajari
kembali satuan pelajaran yang kurang
memuaskan tersebut. Dalam hal ini, peserta didik yang demikian harus mendapat bantuan khusus dari guru, terutama pada bagian-bagian yang berhubungan dengan kesulitan yang dialami peserta didik tadi. Dari penafsiran di atas terhadap hasil penilaian formatif, kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa “ penilaian formatif ” sangat penting untuk usaha dalam memperbaiki atau menyempurnakan proses belajar mengajar. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut;
32
P = ∑ Siswa yang tuntas belajar x 100% ∑ Siswa
E. Pelaksanaan Penelitian 1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I a. Rencana Awal Perencanaan dimulai dengan mempersiapkan materi dengan pokok bahasan jual-beli. Adapun materi pembelajaran berupa pengertian jual beli, dalil tentang jual beli, hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, serta jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang. Ternyata siswa saya mengalami kesulitan dalam memahami materi yang berkaitan dengan pengertian jual beli, dalilnya, hukum, syarat, rukunnya serta jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang. Kemudian sebagai guru saya mengubah cara mengajarnya. Semula saya menggunakan metode ceramah ternyata siswa saya merasa bosan dan jenuh, oleh sebab itu banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Sehingga banyak yang tidak berhasil dalam memahami materi yang berkaitan dengan jual beli. Kemudian saya mengubah cara mengajar melalui metode simulasi di depan kelas untuk mendorong siswa untuk melakukan jual beli sendiri dengan benar sesuai topic yang diberikan. b. Pelaksanaan 1) Guru mengucapkan salam. 2) Guru melakukan apresiasi.
33
3) Guru menerangkan materi pelajaran mengenai pokok bahasan jual beli. Waktu yang dipergunakan untuk Tanya menerangkan materi ini selama 25 menit. 4) Kemudian guru bertanya kepada siswa dan mereka menjawab pertanyaan dari guru. Waktu yang dipergunakan untuk menjawab selama 10 menit. 5) Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi yang ditanyakan
kepada
siswa.
Waktu
yang
digunakan
untuk
menjelaskan selama 10 menit. Setelah itu guru memberikan tugas secara individu selama 25 menit. Selain itu guru memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya dirumah. 6) Guru mempraktekan di depan kelas tata cara jual beli, siswa memperhatikan. Setelah itu guru menunjuk 2 (dua) siswa untuk mempraktekkan tata cara jual beli di depan kelas. Guru memperhatikan siswa dalam mempraktekan tata cara jual beli tersebut. c. Pengamatan Selama pembelajaran,
langsung dilakukan observasi untuk
mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Pada pembelajaran ini siswa yang masuk sebanyk 15 siswa. Guru mengamati kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak memperhatikan dan bicara sendiri. Ketika ditanya tentang tata cara jual
34
beli yang menyangkut pengertian; hukum, syarat dan rukun jual beli, mereka mengatakan tidak tau dan tidak paham. Sehingga tidak mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Suasana tampak gaduh dan sulit dikendalikan. Hasil observasi pada pertemuan dapat diketahui pada tabel di bawah ini.
35
Tabel I Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan I
No
No Induk
Nama Sekolah
: MI Islamiyah Repaking
Pokok Bahasan
: Jual Beli
Kelas
: VI (Enam)
Bulan
: Maret
Nama Siswa
Jenis Kelamin
Jenis Kesalahan 1
2
3
√
1
1451
Ani Habibah
P
2
1466
Dasrini
P
3
1469
Fahrul Ardiyanto
L
4
1470
Nurul Latifatul .A
P
5
1471
Joko Sulistiono
L
6
1472
Listiana
P
√
7
1473
M. Abdul faza
L
√
8
1475
M. Dwiyantoro
L
√
9
1477
M. Khoirul Anas
L
√
10
1478
Siti Nur Khayatun
P
√
11
1480
Rubiyatun
P
√
12
1481
Siti nur Khayatun
P
√
13
1482
Budi Utomo
L
√
14
1483
Muhammad Sholeh
L
√
15
1485
Ana Kurniawati
P
Jumlah
√ √ √ √
√ 5
4
6
36
Keterangan : 1. Benar semua 5 orang 2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang 3. Salah lebih dari 3 ada 6 orang Berdasarkan tabel di atas jumlah nilai observasi kegiatan siswa masih kurang memuaskan. Menurut kategori tingkat siswa berarti dalam mengikuti pelajaran siswa kurang aktif. d. Refleksi Hasil belajar siklus I ini belum menunjukan hasil yang memuaskan, nilai rata-rata hasil kegiatan siswa belum memuaskan. Sebagian siswa belum aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan maupun mengemukakan pendapat selama pembelajaran di kelas berlangsung. Ada beberapa siswa yang masih malu mempraktekan tata cara jual beli di depan kelas., bahkan ada yang tidak memperhatikan pelajaran, siswa terlihat sibuk sendiri, sesekali menertawakan temanya yang maju. Suasana kelas tampak gaduh dan kurang terkendali. Kesimpulan dari pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode ceramah bervariasi belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Maka pada siklus II peneliti menugaskan para siswa mempelajari materi jual beli.
Guru menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran
dan mempraktekan tata cara jual beli di depan kelas, siswa memperhatikan penjelasan guru.
37
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Rencana yang Direvisi Perencanaan dimulai dengan membentuk kelompok diskusi. Siswa yang berjumlah 15 orang dibagi menjadi 3 kelompok, sehingga masing-maing kelompok berjumlah 5 anak. Materi pelajaran yang diajarkan pada siklus II ini masih fiqih pokok bahasan jual beli. Proses pemebelajaran fiqih pokok bahasan jual beli ini menggunakan metode demonstrasi yang dipraktekkan oleh guru secara langsung dalam pembelajaran di kelas. Guru memberi contoh tatacara jual beli yang baik dan benar kemuadian meminta setiap kelompok untuk mempraktekkanya. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus II dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan jumlah siswa yang hadir. 2. Guru melakukan apersepsi. 3. Guru mempraktekkan tata cara jual beli dibantu oleh 2 orang siswa dan bertanya untuk mengawali pengatuan yang dimiliki. 4. Guru menerangkan materi pelajaran mengenai jual beli. 5. Guru membagi siswa dalam kelompok diskusi, kemudian memberi tugas berupa permasalahan yang berkaitan dengan jual beli. 6. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempresentasikan dan memperagakan tatacara jual beli dari hasil jual beli.
38
7. Pada saat presentasi guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun mengutarakan pendapatnya terhadap hasil presentasi yang telah disampaikan temannya. 8. Guru menindak lanjuti pembelajaran itu dengan menerangkan materi dan membuat kesimpulan. 9. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. c. Pengamatan Selama pembelajaran dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Pada pembelajaran ini siswa yang masuk 15 siswa. Guru mengamati ternyata pada setiap kelompok masih didapti siswa yangb kurang memperhatikan dan malu untuk mempraktikan tata cara jual beli. Melalui serangkaian pernyataan yang disampaikan kepada siswa, sebagian diantaranya belum memahami. Jumlah anggota kelompok masih terlalu besar.
39
Tabel 2 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan II
No
No
Nama Sekolah
: MI Islamiyah Repaking
Pokok Bahasan
: Jual Beli
Kelas
: VI ( Enam )
Bulan
: April
Nama Siswa
Induk
Jenis Kelamin
Jenis Kesalahan 1
2
3
√
1.
1451
Ani Habibah
P
2
1466
Dasrini
P
3
1469
Fahrul Ardiyanto
L
4
1470
Nurul Latifatul .A
P
5
1471
Joko Sulistiono
L
6
1472
Listiana
P
7
1473
M. Abdul faza
L
8
1475
M. Dwiyantoro
L
√
9
1477
M. Khoirul Anas
L
√
10
1478
Siti Nur Khayatun
P
√
11
1480
Rubiyatun
P
√
12
1481
Siti nur Khayatun
P
√
13
1482
Budi Utomo
L
14
1483
Muhammad Sholeh
L
√
15
1485
Ana Kurniawati
P
√
Jumlah
√ √ √ √ √ √
√
6
4
5
40
Keterangan : 1. benar semua ada 6 orang 2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang 3. Salah lebih dari 3 ada 5 orang Klasikal : belum tuntas Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah nilai observasi kegiatan siswa semakin meningkat. Menurut kategori tingkat keaktifan kegiatan hal ini berarti siswa sudah dapat dikatakan aktif dalam proses pembelajaran. d. Refleksi Hasil belajar siklus II dalam pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi menunjukkan adanya kemajuan dibanding siklus I. Siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Walaupun masih ada siswa yang pasif dalam diskusi berlangsung. Pada saat dipraktekkan, baru sebagian siswa yang aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan. Sehingga masih perlu dilakukan perbaikan terhadap pembelajaran selanjutnya, diantranya adalah menyeimbangan antara jumlah siswa laki-laki dan perempuan dalam pembentukan kelompok, agar siswa tidak malu-malu lagi pada saat berdiskusi kelompok. Siswa diberi tugas memahami materi jual beli beserta tata cara jual beli yang diberikan kepada kelompoknya, tanpa memberi kesempatan anggota kelompok berbicara sendiri, yaitu
41
dengan cara masing-masing siswa diberi tugas untuk menjelaskan materi jual beli dan tata caranya secara bergantian. 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III a. Rencana yang Direvisi Pembelajaran pada siklus III ini diawali dengan pembentukan kelompok,
yaitu
perubahan
anggota
kelompok
yang
semua
beranggotakan 5 orang menjadi 3 orang untuk masing-masing kelompok. b. Pelaksanaan Pelaksaan penelitian tindakan siklus III ini diuraikan sebagai berikut : 1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan absensi siswa. 2) Guru melakuakan apersepsi 3) Guru memperagakan tata cara jual beli dibantu seorang siswa dan bertanya kepada siswa untuk menggali pengetahuan yang dimiliki siswa. 4) Guru menerangkan materi pelajaran yang berkaitan dengan jual beli. 5) Guru melakukan perubahan terhadap pembagian siswa dalam kelompok diskusi, kemudian memberi tugas yang berkaitan dengan materi jual beli. 6) Guru memberi tugas kepada siswa untuk menjelaskan hasil dari kelompok diskusi.
42
7) Pada saat guru menugaskan kepada siswa untuk bertanya maupun mengutarakan pendapatnya terhadap hasil yang telah disampaikan temanya. 8) Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menjawab dan menaggapi pertanyaan maupun pendapat tersebut, kemudian guru menyempurnakan. 9) Guru menindaklanjuti pembelajaran hari itu dengan membuat kesimpulan. 10) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. c. Pengamatan Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkat hasil belajar dalam proses pembelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Pada pembelajaran ini siswa yang masuk 15 siswa. Hasil observasi pada pertemuan ke III ini dapat dilihat pada tabel berikut :
43
Tebel 3 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan III
No
No
Nama Sekolah
: MI Islamiyah Repaking
Pokok Bahasan
: Jual Beli
Kelas
: VI ( Enam )
Bulan
: Mei
Nama Siswa
Induk
Jenis
Jenis Kesalahan
Kelamin
1
1.
1451
Ani Habibah
P
√
2
1466
Dasrini
P
√
3
1469
Fahrul Ardiyanto
L
4
1470
Nurul Latifatul .A
P
5
1471
Joko Sulistiono
L
6
1472
Listiana
P
√
7
1473
M. Abdul faza
L
√
8
1475
M. Dwiyantoro
L
√
9
1477
M. Khoirul Anas
L
10
1478
Siti Nur Khayatun
P
√
11
1480
Rubiyatun
P
√
12
1481
Siti nur Khayatun
P
√
13
1482
Budi Utomo
L
14
1483
Muhammad Sholeh
L
√
15
1485
Ana Kurniawati
P
√
Jumlah
2
3
√ √ √
√
√
11
3
1
44
Keterangan : 1. Benar semua 11 orang 2. Benar lebih dari 7 soal 3 orang 3. salah lebih dari 3 ada 1 orang Klasikal : Tuntas Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah nilai hasil observasi kegiatan siswa sudah aktif dan tidak malu dalam proses pembelajaran. d. Refleksi Hasil pembelajaran siklus III dalam pembelajaran fiqih pokok bahasan
jual
beli
dengan
menggunakan metode
demonstrasi
menunjukkan adanya kemajuan. Siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, siswa berani mempraktekkan tata cara jual beli dengan baik dan benar. Berdasarkan pada tindakan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan siswa, serta peran aktif siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas.
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analsisis Data Penelitian Persiklus 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada
tahap
ini
peneliti
mempersiapkan
perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran I, soal tes formatif I dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar aktif. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Kegitan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada bulan Maret 2010 di kelas VI MI Islamiyah Repaking dengan jumlah siswa 15 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah Kepala MI Islamiyah Repaking. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun materi siklus I, II, dan III sama :
46
1. Materi Jual Beli Adapun materi jual beli meliputi hal-hal barikut : a
Arti Jual Beli Jual beli adalah tukar-menukar barang dengan cara tertentu, untuk memperoleh barang dihalalkan dengan cara jual beli, agar tidak saling merugikan.
b. Hukum Jual Beli Hukum jual beli di dalam islam adalah halal, berarti Allah SWT memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surah Al-baqoroh ayat 275 :
Artinya : “….Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…..” c. Rukun Jual Beli Rukun adalah sesuatu yang harus ada dalam suatu kegiatan. Adapun rukun jual beli yaitu : 1. Penjual, yaitu orang yang menjual barang. 2. Pembeli, yaitu orang yang membeli barang. 3. Barang yang dijual belikan. 4. Uang, alat untuk menukar dalam kegiatan jual beli ( Harga ). 5. Ijab Kabul, yaitu ucapan perjanjian jual beli (Bina Karya Guru, 2008:25)
47
Ijab Kabul di dalam jual beli yaitu ikrar dari penjual dan pembeli. Ijab yang ucapkan oleh penjual, seperti “ saya jual barang ini dengan harga sekian,” dan Kabul diucapkan oleh pembeli, misalnya “ saya beli barang ini dengan harga sekian.” (Bina Karya Guru, 2008:25) d. Syarat Jual Beli Kegiatan jual beli dapat dianggap syah apabila memenuhi syarat-syarat sesuai dengan syariat Islam. Adapun syarat-syarat tersebut antara lain : 1. Penjual dan pembeli, syaratnya yaitu : a. baliq, artinya sudah bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk. b. Suka sama suka, penjual rela menjual barang dagangannya dan pembeli suka terhadap barang yang dibelinya (Bina Karya Guru, 2008:27) 2. Barang dan uang, syaratnya yaitu : a. Halal, barang yang haram tidak boleh diperjual belikan. b. Suci, barang yang tergolong najis tidak boleh diperjual belikan. c. Bermanfaat, barang yang diperjual belikan ada maanfaat atau kegunaanya. d. Diketahui dengan jelas oleh penjual dan pembelim tentang ukuran, takaran, bilangan, bentuk dan sifatnya. e. Kepunyaan penjual atau kepunyaan yang diwakili penjual .
Sabda Rosulullah SAW :
48
Artinya : “ Tidak sah jual beli melainkan pada barang dimiliki.” ( H.R Abu Daud )
3. Ijab Kabul Syaratnya yaitu : Lafad ijab Kabul adalah perkataan penjual dan pembeli yang merupakan pernyataan kesepakatan jual beli. Kalimat yang digunakan hendaknya mudah dimengerti dan tidak terputus, untuk menghindari kesalahpahaman dalam transaksi. Ijab Kabul harus dilaksanakan atas dasar suka sama suka (Bina Karya Guru, 2008:27) e. Jual Beli yang Diperbolehkan dan yang Dilarang 1. Jual beli yang diperbolehkan Jual beli yang diperbolehkan yaitu kegiatan jual beli sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di dalam ajaran islam. 2. Jual beli yang dilarang Jual beli yang dilarang yaitu kegiatan jual beli menimbulkan kerugian bagi penjual maupun pembelinya serta mengganggu ketentraman orang lain. Adapun jual beli yang dilarang oleh syariat agama islam yaitu : a. Jual beli yang tidak sah karena kurang syarat atau rukunya, diantaranya : 1. Jual beli dengan system ijon. 2. Jual anak binatang ternak yang masih dalam kandungan. 3. Jual beli sperma binatang jantan. 4. Jual beli barang yang belum ada di tangan.
49
5. Jual beli benda najis (Bina Karya Guru, 2008:28) b. Jual beli sah tapi terlarang, seperti halnya : 1. Jual beli yang dilakukan pada waktu salat jum’at. 2. Jual beli yang dimaksud ditimbun dahulu sebelum dijual kemabali, dengan harapan mendapat keuntungan yang lebih besar. 3. Membeli
barang dengan menghadang di jalan atau sebelum
sampai di pasar, sehingga penjual atau pembeli belum tahu harga pasar. 4. Membeli barang yang sudah dibeli orang lain padahal masih dalam masa khiyar. 5. Menjual barang dengan cara menipu timbangan atau ukuran sehingga menimbulkan kerugian bagi pembelinya. 6. Jual beli barang untuk maksiat atau untuk kejahatan f. Barang-barang yang Haram Dijual Belikan Adapun barang-barang haram dijual belikan diantaranya : 1. Barang-barang haram zatnya, misalnya minuman keras dan obat-obatan terlarang ( Narkoba ). 2. Barang hasil curian. 3. Barang yang tergolong najis, seperti daging babi, darah dan daging anjing 4. Barang yang digunakan untuk maksiat dan kejahatan. 5. Tanaman baik berupa buah, biji atau umbi yang belum waktunya dipetik (Bina Karya Guru, 2008:28) Adapun data hasil pada siklus I sebagai berikut :
50
Tabel 4 Hasil Belajar Mengajar Siklus I No
No Induk
Nama Siswa
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin 1
2
3
√
1
1451
Ani Habibah
P
2
1466
Darsini
P
3
1469
Fahrur Ardiyanto
L
4
1470
Nurul Latifatul A
P
5
1471
Joko Sulistiono
L
6
1472
Listiana
P
√
7
1473
M. Abdul Faza
L
√
8
1475
M. Dwiyantoro
L
√
9
1477
M. Khoirul Anas
L
√
10
1478
Siti Nur Lailiyah
P
√
11
1480
Rubiyatun
P
√
12
1481
Siti Nur Khayatun
P
√
13
1482
Budi Utomo
L
√
14
1483
Muhammad Sholeh
L
√
15
1485
Ana Kurniawati
P
Jumlah Keterangan : 1. Benar semua ada 5 orang 2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang
√ √ √ √
√ 5
4
6
51
3. salah lebih dari 3 ada 6 orang Klasikal : Belum Tuntas Tabel 5 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I No
Uraian
Jumlah
Hasil Siklus
1
Benar semua
5
33,33%
2
Benar lebih dari 7
4
26,67%
3
Salah lebih dari 3
6
40,00%
Tingkat keberhasilan pada siklus I adalah 33,33% + 26,67% = 60,00% siswa yang tidak mampu menjelaskan tata cara jual beli dengan baik dan benar ada 6 orang.hal ini menunjukkan siswa kurang memahami penjelasan guru. Hasil observasi masih kurang memuaskan, karena perhatian siswa diperoleh secara paksa. Meskipun hanya tahap awal, perhatian tidak tumbuh secara alamiah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memahami mata pelajaran Fiqih pokok bahasan jual beli hanya sebesar 60,00% lebih kecil dari presentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 86,67%. hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode demonstrasi.
52
c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. 3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa lebih antusias. d. Revisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. 1. Guru perlu lebih trampil dalam memotifasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. 3. Guru harus lebih trampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa lebih antusias. 2.
Siklus II
a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri rencana pembelajaran II, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajar yang
53
mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar aktif. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada bulan April 2010 di kelas VI MI Islamiyah Repaking dengan jumlah siswa 15. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan
belajar
mengajar. Sebagai pengamat adalah Kepala MI Islamiyah Repaking. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajaryang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut :
54
Tabel 6 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II No
No Induk
Nama Siswa
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin 1
2
3
√
1
1451
Ani Habibah
P
2
1466
Darsini
P
3
1469
Fahrur Ardiyanto
L
4
1470
Nurul Latifatul A
P
5
1471
Joko Sulistiono
L
6
1472
Listiana
P
7
1473
M. Abdul Faza
L
8
1475
M. Dwiyantoro
L
√
9
1477
M. Khoirul Anas
L
√
10
1478
Siti Nur Lailiyah
P
√
11
1480
Rubiyatun
P
√
12
1481
Siti Nur Khayatun
P
√
13
1482
Budi Utomo
L
14
1483
Muhammad Sholeh
L
√
15
1485
Ana Kurniawati
P
√
Jumlah
√ √ √ √ √ √
√
6
4
5
55
Keterangan : 1. Benar semua ada 6 orang 2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang 3. salah lebih dari 3 ada 5 orang Klasikal : Blum Tuntas Tabel 7 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II No
Uraian
Jumlah
Hasil Siklus
1
Benar semua
6
40,00%
2
Benar lebih dari 7
4
26,67%
3
Salah lebih dari 3
5
33,33%
Tingkat keberhasilan pada siklus II adalah 40,00% + 26,67% = 66,67%, sedangkan siswa yang mempraktekkan tata cara jual beli dengan baik dan benar ada 5 orang ( 33,33%). Hasil ini menunjukkan
bahwa ketuntasan
belajar
mencapai 66,67% atau 10 orang yang tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan ini karena guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes, sehingga pada pertemuan selanjutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang diinginkan guru dalam menerapkan metode demonstrasi.
56
c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1. Memotivasi siswa 2. Membimbing siswa menemukan konsep 3. Pengolahan waktu d. Revisi Rancangan Pelaksanan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus III antara lain : 1. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam proses belajar mengajar berlangsung. 2. Guru harus lebih dekat dengan siswa, sehingga tercipta suasana kekeluargaan dan kenyamanan. Hal ini agar siswa lebih berani dalam mengemukakan pendapat atau bertanya. 3. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa dalam mempraktekkan tata cara jaul beli. 4. Guru harus mendistribusikan waktu secara baik, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 5. Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.
3. Siklus III
57
a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran III, soal tes formatif III dan alatalat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan cara belajar aktif metode demonstrasi dan lembar observasi aktif guru dan siswa. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanan Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
III
dilaksanakan pada bulan Mei 2010 di kelas VI MI Islamiyah Repaking dengan jumlah siswa 15. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah kepala MI Islamiyah Repaking. Pada proses akhir belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut :
58
Tabel 8 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus III
No
No Induk
Nama Siswa
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin 1
1
1451
Ani Habibah
P
√
2
1466
Darsini
P
√
3
1469
Fahrur Ardiyanto
L
4
1470
Nurul Latifatul A
P
5
1471
Joko Sulistiono
L
6
1472
Listiana
P
√
7
1473
M. Abdul Faza
L
√
8
1475
M. Dwiyantoro
L
√
9
1477
M. Khoirul Anas
L
10
1478
Siti Nur Lailiyah
P
√
11
1480
Rubiyatun
P
√
12
1481
Siti Nur Khayatun
P
√
13
1482
Budi Utomo
L
14
1483
Muhammad Sholeh
L
√
15
1485
Ana Kurniawati
P
√
Jumlah
2
3
√ √ √
√
√
11
3
1
59
Keterangan : 1. Benar semua ada 11 orang 2. Benar lebih dari 7 ada 3 orang 3. Salah lebih dari 3 ada 1 orang Klasikal : Tuntas Tabel 9 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III No
Uraian
Jumlah
Hasil Siklus
1
Benar semua
11
73,33%
2
Benar lebih dari 7
3
20,00%
3
Salah lebih dari 3
1
6,67%
Tingkat keberhasilan pada siklus III adalah 73,33% + 20,00% = 93,33%, siswa yang kurang mampu mempraktekkan tata cara jual beli dengan baik ada 1 anak. Karena siswa ini jika dalam proses belajar mengajar sering tidur dan tidak mau belajar kelompok dengan teman-temannya. Hasil ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar mencapai 93,33% atau ada 14 siswa yang tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus III ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai. Adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan belajar aktif sehingga siswa lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini. Hal ini dapat membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan.
60
c. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan belajar aktif. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Selama proses belajar menagajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi prosentase pelaksanaanya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah menglami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4. Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. d. Revisi Rancangan Pada siklus III guru telah menerapkan belajar aktif dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasih belajar siswa, pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan adanya revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan
61
belajar aktif dapat meningkatkan proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara belajar aktif dengan metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru ( ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III ) yaitu masing-masing 60,00%, 66,67% dan 93,33%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar aktif dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
62
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian, dapat disimpulkan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, bahwa metode demonstrasi dapat mendukung peningkatan pemahaman materi jual beli mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2010. hal ini dapat diketahui dari peningkatan pemahaman yang terjadi dari siklus I 60,00%, siklus II 66,67%, dan siklus III 93,33%. Dari data tersebut, pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Fiqih pokok bahasan jual beli lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut : 1. Untuk melaksanakan belajar aktif memerlukan persiapan yang matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benarbenar bisa diterapkan dengan cara belajar aktif metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan walaupun tarafnya
63
sederhana. Hal ini dilakukan agar siswa nantinya dapat menemukan pengethuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan sehingga siswa mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini membawa dampak positif pada proses pembelajaran. 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Muh Uzer.2008. Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosadakarya Azizy, A. Qodri. PH.D. 2004. Membangun Fondasi Ekonomi Umat, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Alfred. L, 2009. Inovasi Pendidikan, Salatiga : STAIN. Sudirman N, 1991. Ilmu Pendidikan. Bandung : Remaja Rosadakarya Rifai, Moh. 1991. Ushul Fiqh. Semarang : Wicaksana Sabiq, Sayyid. 1987. Fiqih Sunah. Bandung : Al Ma;arif Sukidin. 2007. Manajemen Penelitian Kelas. Surabaya : Insan Cendekia. Rosyada, Dede. 2007. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta : Kencana Perdana Media Group Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta : Bumi Aksara Guru, Tim Bina Karya. 2008. Bina Fiqih. Jakarta : Erlangga
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan I
37
Tabel 2 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan II
41
Tabel 3 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan III
45
Tabel 4 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
48
Tabel 5 Hasil Kegiatan BElajar Mengajar Siklus I
49
Tabel 6 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
53
Tabel 7 Hasil Tes Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II
54
Tabel 8 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
58
Tabel 9 Hasil Tes Kegiatan Belajar Mengajar Siklus III
59