PENERAPAN TEKNIK DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI BILANGAN SISWA KELAS 1 SDN 02 CURAHMALANG PROPOSAL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “PENELITIAN TINDAKAN KELAS” Dosen Pembimbing: Sutopo, M.Pd.
OLEH SRI GUANTI NIM. 3214113157
PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG April 2014 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala karunianya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa abadi tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Sehubungan dengan selesainya penulisan proposal ini maka penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Maftukhin, M. Ag. selaku ketua IAIN Tulungagung. 2. Bapak Sutopo, M. Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah “Penelitian Tindakan Kelas” yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas proposal ini. 3. Kedua orangtua yang selalu memberi motivasi dalam bentuk material maupun spiritual. 4. Petugas perputakaan yang mana telah membantu memfasilitasi buku-buku sebagai bahan referensi kami. 5. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan proposal ini. Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT. dan tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada segenap pembaca, dengan harapan adanya saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi perbaikan. Semoga karya ini bermanfaat dan mendapat ridha Allah SWT.
Tulungagung, April 2014 Penulis
Sri Guanti
ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN................................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5 D. Hipotesis Tindakan....................................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5 BAB II ..................................................................................................................... 7 KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 7 A. Hakikat Pemahaman Materi Bilangan ...................................................... 7 B. Hakikat Teknik Demonstrasi .................................................................... 8 BAB III.................................................................................................................. 13 METODE PENELITIAN ...................................................................................... 13 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................. 13 B. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 15 C. Kehadiran Peneliti ...................................................................................... 16 D. Data dan Sumber Data ............................................................................... 16 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 17 F.
Teknik Analisis Data .................................................................................. 18
G. Pengecekan Keabsahan Data...................................................................... 19 iii
H. Tahap-Tahap Penelitian ............................................................................. 20 DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... 22 LAMPIRAN .......................................................................................................... 24
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT. berfirman :
ُالْبَيَانَ عَلََّمَه “(Rabb) Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan al Qur’an.Dia menciptakan manusia.Mengajarnya pandai berbicara /AI-Bayan”. (QS. ArRahman: 4) Dalam QS. Ar-Rahman: 4, dapat diambil beberapa pokok pemikiran yaitu, Kata Ar-Rahman menunjukkan bahwa sifat-sifat pendidik adalah murah hati, penyayang dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia kepada anak didiknya dan siapa saja yang menunjukan profesionalisasi pada Kompetensi Personal. Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi paedagogis yang baik sebagaimana Allah mengajarkan al-Quran kepada Nabi-NYA. Al-Quran menunjukkan sebagai materi yang diberikan kepada anak didik adalah kebenaran/ ilmu dari Allah (Kompetensi Profesional) keberhasilan pendidik adalah ketika anak didik mampu menerima dan mengembangkan ilmu yang diberikan, sehingga anak didik menjadi generasi yang memiliki kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual, sebagaimana penjelasan AI-Bayan.1 Tim MKDK mengatakan bahwa pada waktu bangsa Indonesia berjuang merintis kemerdekaan, ada tiga tokoh pendidikan sekaligus pejuang kemerdekaan yang berjuang melalui pendidikan. Mereka membina anak-anak dan para pemuda melalui lembaganya masing-masing untuk mengembalikan harga diri dan martabatnya yang hilang akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh pendidik itu adalah Mohamad Safei, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan. 2 Ada
1
Syamsul, “Dalil Al-Qur’an Tentang Pendidikan”, dalam Dalil Al qur'an/DALIL ALQUR’AN TENTANG PENDIDIKAN _ Syamsul14's Blog.htm, diakses 27 Maret 2014 2 Zaini, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Mistaq Pustaka, 2011), hal. 31
1
lima butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu 1) Perubahan cara berfikir, 2) Kemasyarakatan, 3) Aktivitas, 4) Kreativitas dan 5) Optimisme.3 Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan berlangsung disegala jenis, bentuk dan tingkat lingkungan hidup, yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada di dalam diri individu. Dengan kegiatan
pembelajaran
seperti
itu,
individu
mampu
mengubah
dan
mengembangkan diri menjadi semakin dewasa, cerdas, dan matang. Jadi singkatnya, pendewasaan,
pendidikan
merupakan
pencerdasan,
dan
sistem
pematangan
proses diri.
perubahan Dewasa
menuju
dalam
hal
perkembangan badan, cerdas dalam perkembangan jiwa, dan matang dalam hal berperilaku.4 Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Sedangkan Pasal (5) ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.5 Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang dapat memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pendidikan kepada anak didik dalam lingkungan formal. Misalnya di SD, SMP, dan SLTA. Pendidikan itu dapat memberikan kecerdasan pada otak anak dan dapat pula mematangkan pikiran mereka. Semua itu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan tarap hidup masyakat Indonesia. Hal ini merupakan cita-cita sesuai UUD 1945. Pemerintah telah mengalokasikan dari APBN sebanyak 20 persen untuk pendidikan dalam peningkatan mutu. Mulai dari perbaikan gedung, beasiswa, bos, kenaikan gaji guru, sertifikasi, dan biaya sekolah standar nasional atau internasional. Semua ini telah disalurkan pemerintah pusat ke daerah. Di sisi yang lain peralatan dan media pembelajaran di sekolah-sekolah di daerah tidak lengkap. Standar ujian nasional dan standar fasilitas pembelajaran di sekolah bagaikan bumi dengan langit.
3 4
Ibid., hal. 32 Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2008), hal. 79-
80 5
Tim Redaksi Fokus Media, SISDIKNAS, (Bandung: FOKUSMEDIA, 2004), hal. 6
2
Akhirnya pendidikan masih dilanda berbagai macam persoalan.6 Sehingga tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum seperti menjadi manusia yang baik, yang bertanggung jawab, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mengabdi kepada masyarakat dan sebagainya. 7 Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan yang baik kita akan mudah mengikuti perkembangan zaman di masa yang akan datang. Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi kehidupan, akan membawa sikap mental tingkah laku siswa. Dalam hal ini merupakan proses yang secara alami munculnya suatu permasalahan yang baru dalam dunia pendidikan. Sehingga dalam penyampaian materi pelajaran dituntut untuk selalu menyesuaikan dengan kondisi peserta didik yang sekarang. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama ditentukan oleh pembelajaran yang dialami siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap. Agar perubahan tercapai dengan baik, maka perlu diterapkan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan sesuai kompetensi dasar yang harus dicapai. Reiser Robert mengemukakan pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran dimana siswa memperoleh keterampilan-keterampilan yang spesifik, pengetahuan dan sikap serta merupakan pembelajaran yang disenangi siswa. Intinya bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi perubahanperubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.8 Mengingat pentingnya pembelajaran untuk tercapainya tujuan pendidikan, maka pemilihan metode dalam pembelajaran haruslah yang mampu membentuk peserta didik menjadi mandiri dan berkualitas terutama dalam pelajaran matematika. Macam-macam
teknik
penyajian
pembelajaran
dalam
pelajaran
matematika sangat bervariasi, salah satunya adalah teknik interaksi mengajar di dalam kelas yaitu Teknik Demonstrasi. Teknik mengajar demonstrasi merupakan 6
http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3819: mendambakan-pendidikan-bermutu&catid=63:surat-pembaca&Itemid=234, diakses pada 08 April 2014 7 http://kamusbahasaindonesia.org/pendidikan/mirip#ixzz2xcOWiWcl, diakses 01 April 2014 8 Irwan Safari, “Pembelajaran Efektif” dalam http://irwansafari.blogspot.com/p/pembelajaran-efektif.html, diakses 04 April 2014
3
metode mengajar yang sangat efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaannya.9 Dengan demonstrasi sebagai teknik mengajar dimaksudkan proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung. Jadi penggunaan teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu. Teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut 1) Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi motovasi yang kuat pada siswa untuk belajar, 2) Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan, 3) Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang berhasil, bila tidak anda harus mengambil kebijakan itu, 4) Apakah anda telah meneliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi dan tempatnya. Juga anda perlu mengenal baik-baik, atau telah mencoba terlebih dahulu agar demonstrasi itu berhasil, 5) Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan, 6) Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila perlu dan peserta didik bisa bertanya, 7) Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya, 8) Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu berhasil dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.10 Berdasarkan hasil dialog yang dilakukan dengan guru matematika kelas 1 di SD Negeri II Curahmalang diperoleh bahwa masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam membedakan membaca lambang bilangan dan menulis lambang bilangan. Sehingga dari latar belakang masalah diatas, maka penggunaan metode Demonstarsi perlu diujicobakan untuk mengetahui pemahaman siswa kelas 1 SD Negeri 02 Curahmalang. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian tindakan kelas 9
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1995), hal. 52 10 10 Roestiyah, Srategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal. 84
4
dengan judul “Penerapan Teknik Demonstrasi untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Bilangan Siswa Kelas 1 SDN 02 Curahmalang”.
B. Rumusan Masalah Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah cara meningkatkan pemahaman materi bilangan siswa kelas 1 SDN 02 Curahmalang? 2. Apakah penerapan teknik demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman materi bilangan siswa kelas 1 SDN 02 Curahmalang?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mendeskripsikan cara mengatasi meningkatkan pemahaman materi bilangan siswa kelas 1 SDN 02 Curahmalang. 2. Untuk
mengetahui hasil di terapkannya teknik demonstrasi untuk
meningkatkan pemahaman materi bilangan siswa kelas 1 SDN 02 Curahmalang.
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam proposal penelitian ini adalah : “Jika penerapan teknik demonstrasi diterapkan dalam pengajaran matematika maka pemahaman materi bilangan pada siswa kelas 1 akan dapat teratasi”.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan agar dapat bermanfaat bagi pihak-pihak antara lain: 1. Bagi guru, diharapkan dapat menggunakan strategi-strategi pembelajaran matematika yang bisa meningkatkan pemahaman peserta didik. 2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan tidak mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. 5
3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberi sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, dapat dimanfaatkan untuk referensi guru pengajar matematika serta meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. 4. Bagi peneliti, untuk menambah partisipasi
wawasan keilmuan sebagai wujud dari
pengembangan ilmu serta untuk menambah pengetahuan,
pengalaman dalam penulisan proposal.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pemahaman Materi Bilangan 1. Pengertian Pemahaman Pemahaman
yaitu
mengetahui
suatu
hal
dan
mampu
mengimplikasikannya karena pengetahuan yang dimiliki tidak hanya dalam pikiran tetapi mampu menggunakannya sehingga tidak hanya mengerti saja melainkan bisa menerapkannya. Pada manusia bukan hanya sekedar hubungan yang terjalin, tetapi suatu interaksi, yaitu saling mempengaruhi, atau hubungan timbal balik. Interaksi ini tidak bersifat mekanistis atau otomatis, tetapi beragam dan unik. Agar individu, dalam hal terutama para pendidik dan pengajar dapat berinteraksi dengan baik dengan individu lain, terutama dengan para terdidik dan siswanya, maka diperlukan suatu pemahaman. Pemahaman tentang dirinya sendiri dan juga pemahaman tentang orang lain. Tanpa pemahaman yang mendalam dan meluas tentang diri sendiri dan orang lain ini tidak mungkin individu, terutama pendidik dapat berinteraksi dengan orang lain dengan baik. Pemahaman karakteristik dan kemampuan siswa dapat dilakukan melalui teknik tes seperti tes kepribadian, kecerdasan, bakat, minat, sikap, motivasi, prestasi belajar serta tes fisik. Pemahaman siswa juga dapat dilakukan melalui teknik non tes, seperti observasi, wawancara, angket, studi dokumenter, sosiometri, fortofolio, otobiografi, studi kasus, konferensi kasus, dan lai-lain. Pemahaman siswa dapat dilakukan oleh guru sendiri baik secara langsung dengan siswa, ataupun melalui sumber lain seperti orang tua, guru lain, siswa lain, dan sebagainya. Pengumpulan data tes bisa dilakukan dengan meminta bantuan lembaga-lembaga tes.11 2. Pengertian Bilangan
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 229
7
Dalam pelajaran matematika ada salah satu materi yang berkaitan dengan bilangan. Subbab diantaranya yaitu membilang banyak benda, mengurutkan banyak benda, dan menentukan nilai tempat puluhan dan satuan. Menurut hasil wawancara yang saya dapat banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam kemampuan membaca dan menulis lambang bilangan. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.12 Sedangakan menulis merupakan kegiatan berupa penuangan ide atau gagasan dengan kemampuan yang kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif dalam bentuk simbol huruf dan angka secara sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Bilangan
adalah banyaknya
benda
yang jumlahnya
tidak diketahui
kebenarannya.
B. Hakikat Teknik Demonstrasi 1. Pengertian Teknik Teknik atau metode adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.13 Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari metode belajar, serta dipraktekkan dalam mengajar. Beberapa metode atau teknik mengajar antara lain 1) metode ceramah, 2) metode latihan siap, 3) metode tanya jawab, 4) metode diskusi atau musyawarah, 5) metode demonstrasi atau eksperimen, 6) metode pembagian tugas, 7) metode karyawisata, 8) metode
12
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hal. 2 13 Wati, Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten I Jogorogo Ngawi Tahun 2011, dalam Skripsi, hal. 12
8
kerja kelompok, 9) sistem regu, dan 10) metode sosiodrama dan bermain peran.14 2. Teknik Demonstrasi Demonstrasi
berasal
dari
kata
demonstration
yang
berarti
pertunjukkan. Maka metode atau teknik pembelajaran dengan demonstrasi diartikan sebagai model mengajar dengan pendekatan visual agar siswa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pelajaran fisika.15 Teknik mengajar demonstrasi merupakan teknik mengajar yang sangat efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaannya. 16 Sehubungan dengan pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa teknik atau metode demonstrasi adalah teknik mengajar yang dilakukan guru dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Selain itu metode demonstrasi juga digunakan dalam pembelajaran aktif, sebab bersentuhan dengan bagaimana siswa memperagakan sesuatu. Strategi pembelajaran ini memperlihatkan bagaimana ia melakukan sesuatu yang kemudian diamati dan dibahas.17 a. Model-model metode demonstrasi Berdasarkan siapa yang melakukan secara aktif berdemonstrasi, apakah guru atau siswa, dapatlah dikelompokkan beberapa model demosntrasi, yaitu: i. Guru yang berdemonstrasi sendiri dan siswa hanya mengamati atau melihat dari jauh. Disini siswa kurang berpartisipasi. ii. Demonstrasi dilakukan oleh guru dan siswa bersama. Misalnya ikut mengukur, mengamati, mengumpulkan data, menjawab, dll.
14
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik..., hal. 41-70 Paul Suparno,Metodologi Pembelajaran Fisika, (Yogyakarta: Universitas Sanata Darma, 2007), hal. 142 16 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik..., hal. 52 17 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal. 98 15
9
iii. Dilakukan oleh sekelompok siswa. Demonstrasi ini dilakukan oleh sekelompok siswa yang telah ditunjuk sebelumnya sehingga dapat mempersiapkannya dengan baik. iv. Dilakukan oleh seorang siswa. Siswa yang telah ditunjuk atau yang menawarkan diri dapat melakukan demonstrasi di depan kelas. Baik guru
sebelumnya
membantu
dalam
persiapan
sehingga
demonstrasinya lancar. v. Dilakukan oleh tamu yang diundang. Kadang ada tamu atau seorang ahli yang datang ke sekolah dan mereka diminta demonstrasi tentang suatu alat atau topik tertentu.18 b. Hal-hal yang perlu diperhatikan guru Adapun
hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
guru
dalam
menggunakan teknik demonstrasi antara lain: i. Demonstrasi akan menjadi teknik yang tidak wajar apabila alat yang di demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas. ii. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga. iii. Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di kelas karena sebab alatalat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas. iv. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis. v. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan di demonstrasikan.19 Sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih dulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru diikuti oleh murid-muridnya yang sesuai dengan petunjuk. Penggunaan
18
Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran..., hal. 145 Rahman Qorib Lubis,”Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Matematika Di Mis Ummi Lubuk Pakam” dalam http://perguruanpendidikanummi.blogspot.com/2014/02/penerapan-metode-demonstrasidalam.html, diakses 21 April 2014 19
10
teknik demonstrasi ini sangat menunjang proses interaksi mengajar belajar di kelas. c. Kelebihan teknik demonstrasi i. Perhatikan siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal-hal yang penting dapat diamati seperlunya. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain. ii. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca di dalam buku, karena siswa telah memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya. iii. Bila siswa turut aktif bereksperimen, maka siswa akan memperoleh pengalaman-pengalaman
praktek
untuk
mengembangkan
kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan dari teman-teman dan gurunya. iv. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa dapat
dijawab
waktu
mengamati
proses
demonstrasi
atau
eksperimen.20 d. Kelemahan teknik demonstrasi i. Memerlukan waktu yang cukup banyak ii. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien. iii. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya. iv. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit. v. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.21 e. Langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi i.
Merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir, yang meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
20 21
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik..., hal. 54 Rahman Qorib Lubis,”Penerapan Metode Demonstrasi Dalam..., diakses 21 April 2014
11
ii. Mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan, diperlukan sebagai panduan. iii. Melakukan uji coba demonstrasi. iv. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. v.
Mengemukakan tujuan yang akan dicapai oleh siswa.
vi. Menjelaskan tugas-tugas apa yang harus dilakukan olah siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam pelaksanaan demonstrasi. vii. Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi. viii. Ciptakan suasana yang menyenangkan dan hindari suasana yang menegangkan. ix. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa. x.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
xi. Apabila proses demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
12
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu.22 Dalam suatu penelitian agar seorang peneliti mempunyai sebuah gambaran mengenai masalah–masalah yang telah dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut serta memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah– langkah yang harus ditempuh maka diperlukan penelitian yang tepat. Berdasarkan pada masalah yang dikaji, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas sangat cocok untuk penelitian ini, karena penelitian diadakan di dalam kelas dan lebih difokuskan pada masalah-masalah yang terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Suharsimi Arikunto mengemukakan “penelitian tindakan kelas merupakan salah satu bentuk penelitian yang dilakukan di kelas”.23 Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meneliti objek atau sasaran pendidikan yang mempengaruhi hasil pembelajaran di kelas. 24 Menurut Suharsimi Arikunto ruang lingkup PTK secara teoritis mencakup komponen-komponen seperti: 1) Siswa, 2) Guru, 3) Materi pelajaran, 4) Peralatan dan atau sarana-prasarana pendidikan, 5) Hasil pembelajaran, 6) Pengelolaan (manajemen), dan 7) Lingkungan. 25 Penelitian tindakan kelas ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dikarenakan menggali informasi secara rinci. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu 22
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 49. 23 Jasa Ungguh Muliawan, Penelitian Tindakan Kelas(Classroom Action Research), (Yogyakarta: Gava Media, 2010), hal. 1 24 Ibid., hal. 4 25 Ibid.,, hal 2
13
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.26 Pada pengolahan data dan informasi penelitian model kualitatif mencakup langkah-langkah konkrit sebagai berikut: 1) Pengumpulan, 2) Pemilihan, 3) Pemisahan, 4) Strukturisasi, 5) Analogi, dan 6) Penarikan kesimpulan. 27 Gambar 3. 1 Teknik Pengolahan Data Kualitatif
Pengumpulan Pemilihan Pemisahan Strukturisasi Analogi Penarikan Kesimpulan
Adapun penjelasan masing-masing dari teknik pengolahan data kualitatif sebagai berikut: a. Pengumpulan data dan informasi termasuk salah satu bagian yang tidak mungkin pisah dari jenis penelitian kualitatif. Dasar pemikirannya jelas. Tidak mungkin ide, gagasan atau pemikiran tentang pendidikan itu muncul dengan sendirinya tanpa ada sumber inspirasi awal sebagai pemicu.
26 27
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian...., hal. 6 Jasa Ungguh Muliawan, Penelitian Tindakan..., hal. 13
14
b. Pemilihan data dan informasi ini sangat memerlukan kesabaran, ketelitian dan kehati-hatian. Jika ada data atau informasi yang dirasa “meragukan” maka tindakan “cek silang” menjadi satu keharusan yang mesti dilakukan seorang peneliti. Aktifitas cek silang ini akan harus dilakukan sampai ditemukan data atau informasi yang dianggap paling “valid” dan “sah” serta “dapat dipertanggungjawabkan” kebenarannya. c. Pemisahan atau pemilihan data dan informasi ini sering disebut juga sebagai tahap klasifikasi atau tahap pengelompokkan data. Tahap dimana data dan informasi yang diperoleh dipilah-pilah dan dipilih untuk dicari yang terbaik. d. Strukturisasi data dan informasi disebut juga sebagai tahap sistimatisasi. Strukturisasi data dan informasi merupakan tahap dimana satuan-satuan data yang telah dipilah dan dipilih tersebut dikelompokkan kedalam klasifikasi khusus. e. Tahap analogi data disebut juga tahap penalaran, interpretasi atau penafsiran data. Pada tahap ini data yang telah diolah ditafsirkan kembali untuk merumuskan akar persoalan yang dihadapi. Kemudian di diagnosa dalam arti diteliti penyebab utama terjadinya masalah. Setelah itu diuraikan kembali untuk mencari solusi dan jalan keluar terbaik menyelesaikannya. f. Tahap penarikan kesimpulan merupakan tahap paling akhir dalam proses pengolahan data kualitatif. Sebab pada tahap ini secara material, inti atau akar persoalan yang diamati telah ditemukan jawabannya. Sehingga aktifitas penelitian bisa dianggap selesai.
B. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah SD Negeri 02 Curahmalang. Sekolah dasar ini terletak di Jl. Krajan No. 25 Desa Curahmalang, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Melihat letak yang strategis dengan berbagai macam latar belakang siswa membuat peneliti ingin melakukan penelitian disini, pada semester II tahun pelajaran 2013/ 2014. Lokasi ini dipilih karena memenuhi standar kualitas, fasilitas sarana dan prasarana yang telah memadai, pada kenyataannya masih bisa mengoptimalkan hasil pembelajaran siswa, khususnya pada mata pelajaran matematika. Hasil 15
wawancara dari guru kelas terhadap kegiatan pembelajaran matematika kelas 1 SD menunjukkan bahwa siswa masih bersifat kekanak-kanakan dan ramai sendiri. Oleh karena itu diperlukan satu penelitian tindakan yang dapat membantu memperbaiki
dan
meningkatkan
kualitas
pembelajaran,
keaktifan,
dan
meningkatkan pemahaman siswa.
C. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Peran peneliti dalam penelitian ini sebagai instrumen utama yaitu perencana dan pelaksana kegiatan, pengumpul data, penganalisis data dan pelapor temuan penelitian. Sedangkan pengamat tindakan dilakukan oleh teman sejawat yang bernama Siti Komsiyah dan bertindak sebagai observer. Kegiatan penelitian ini dimulai dari studi pendahuluan, kemudian mengirim surat kepada kepala sekolah SD Negeri 02 Curahmalang tentang pemberian ijin peneliti, kemudian peneliti mulai memasuki lokasi penelitian tersebut.
D. Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara dengan subjek penelitian. 2. Tes, untuk mengetahui pemahaman siswa. 3. Observasi,
digunakan
untuk
mengamati
kegiatan
selama
proses
pembelajaran. 4. Catatan lapangan selama proses pelaksanaan penelitian. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas 1 SD Negeri 02 Curahmalang tahun pelajaran 2013/ 2014 dengan jumlah keseluruhan 25 siswa. Dasar penetapan subjek siswa kelas 1 SD karena materi yang diajarkan adalah materi yang dianggap sulit oleh siswa kelas 1 SD. Dari 25 siswa yang menjadi subjek penelitian, akan diambil 10 siswa dari kelas 1 SD untuk subyek wawancara. Pengambilan subyek wawancara akan diambil secara acak, dengan kualifikasi 3 siswa berkemampuan rendah, 3 siswa berkemampuan sedang (ratarata), dan 4 siswa berkemampuan tinggi ditinjau dari kemampuan akademik secara keseluruhan anggota dan konsultasi dengan guru kelas. 16
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik: observasi, wawancara, tes, dokumentasi dan pencatatan lapangan. Adapun penjelasan dari masing-masing teknik adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi
adalah
kegiatan
mengamati,
mengenali
sambil
mendokumentasikan dengan wawancara penelitian yang telah dibuat terhadap kondisi perangkat pembelajaran di lapangan. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas peneliti dan siswa selama kegiatan penelitian, sebagai upaya untuk mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta untuk menjaring data tentang aktivitas setiap siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Observasi ini akan dilakukan oleh peneliti dan seorang guru kelas 1 SD Negeri 02 Curahmalang selama kegiatan pembelajaran. Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran, yaitu observasi untuk aktivitas siswa dan observasi aktivitas guru, aturan penilaiannya adalah dengan mencari prosentase nilai rata-rata dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Presentase Nilai Rata-rata 𝑁𝑅 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100% Kriteria taraf keberhasilan pembelajaran dapat ditentukan sebagai berikut: 75% < 𝑁𝑅 ≤ 100%
: Sangat Baik
50% < 𝑁𝑅 ≤ 75%
: Baik
25% < 𝑁𝑅 ≤ 50%
: Cukup Baik
0% < 𝑁𝑅 ≤ 25%
: Kurang Baik
2. Wawancara Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancara (interviwee). Peneliti menggunakan wawancara yang bersifat terstruktur 17
dalam penelitian ini, dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Data hasil wawancara dikatakan berhasil jika lebih dari separo siswa yang menjadi subyek wawancara yaitu 10 siswa berdasarkan kemampuan hasil tes, mampu memahami materi bilangan yang ditunjukkan dari hasil wawancara yang dilakukan. 3. Tes Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang di berikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban – jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Adapun jenis tes dalam penelitian adalah tes prestasi belajar, dan tes kecerdasan. Tes yang diberikan pada siswa dalam materi bilangan menggunakan teknik demonstrasi adalah tes tertulis. Tujuannya untuk mengetahui tingkat pemahaman teknik demonstrasi terhadap materi yang dipelajari. 4. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengambil datadata dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumendokumen, buku pegangan siswa, catatan dan lain sebagainya. 5. Pencatatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan data secara objektif tentang hal-hal yang terjadi selama berlangsungnya penelitian yang tidak terekam dalam lembar observasi.
F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau thema, dengan maksud untuk memahami maknanya.28 Analisis data yang dilakukan bersifat induktif/ kualitatif berdasarkan fakta-fakta yang 28
Tjutju Soendari,” Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif”, dalam httpfile.upi.eduDirektoriFIPJUR._PEND._LUAR_BIASA195602141980032TJUTJU_SOENDARIPower_Point_PerkuliahanPenelitian_PKKhTeknik_analisis_dt.kual.ppt_%5 BCompatibility_Mode%5D.pdf, diakses 20 Mei 2014.
18
ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Tujuan analisis pada pokoknya ialah menemukan suatu teori yang didasarkan, "grounded" atas data dari lapangan. Analisis data kualitatif dilakukan dengan 3 tahap antara lain sebagai berikut: 1. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan,
membuang
yang
tidak
perlu,
dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. 2. Paparan data adalah proses penampilan atau penyajian data secara lebih sederhana dalam bentuk tabel untuk diinterpretasikan dalam bentuk naratif. 3. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari keseluruhan paparan atau penyajian data yang telah dideskripsikan untuk diformulakan dalam bentuk kalimat yang singkat dan padat sebagai jawaban terhadap tujuan penelitian.
G. Pengecekan Keabsahan Data Keabsahan temuan dalam penelitian ini difokuskan pada “pemahaman materi bilangan kelas 1 SD Negeri 02 Curahmalang”. Untuk pengecekan keabsahan temuan ini diperlukan teknik kriteria derajat kepercayaan. Derajat kepercayaan yang digunakan dalam teknik ini adalah 3 teknik dari 8 teknik. Adapun teknik derajat kepercayaan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Ketekunan Pengamatan Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat.29 Kegiatan ini meliputi pelaksanaan wawancara secara intensif, aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. 2. Triangulasi
29
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian...., hal. 329
19
Triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaanperbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan.30 Triangulasi metode digunakan untuk mengecek keabsahan data tentang pemahaman materi bilangan pada siswa yang didapat melalui metode tes. 3. Pengecekan Sejawat Pengecekan sejawat adalah teknik yang dilakukan untuk mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk demonstrasi dengan teman-teman sejawat.31 Pengecekan sejawat disini dilakukan dengan cara mendiskusikan proses dan hasil penelitian dengan mahasiswa IAIN Tulungagung Tadris Matematika yang telah melakukan penelitian kualitatif. Tujuan peneliti untuk meperoleh masukan-masukan baik dari segi metodologi maupun konteks penelitian.
H. Tahap-Tahap Penelitian Dalam sebuah penelitian tentu ada tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan. Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah: 1. Tahap Persiapan a. Mengadakan observasi di sekolah yang akan diteliti, yaitu di SD Negeri 02 Curahmalang. b. Meminta surat permohonan ijin penelitian kepada ketua IAIN Tulugagung. c. Meminta surat permohonan ijin kepada kepala SD Negeri 02 Curahmalang. d. Konsultasi dengan guru matematika SD Negeri 02 Curahmalang, untuk memilih siswa yang menjadi subyek penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan a. Menyiapkan perangkat mengajar, seperti: 30 31
Ibid., hal. 332 Ibid., hal. 332
20
i. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ii. Menyediakan lembaran observasi dan pedoman wawancara iii. Menyiapkan soal dan lembar jawaban untuk siswa b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar, seperti: i. Memberikan test Test disini diberikan untuk memperoleh data mengenai hasil pekerjaan siswa. ii. Mengumpulkan data Mengumpulkan data selama proses penelitian berlangsung, yaitu test, observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. iii. Tahap akhir Meminta surat bukti telah melakukan penelitian dari kepala SD Negeri 02 Curahmalang. 3. Analisis Data Analisis data adalah suatu tahap mengorganisir data sesuai dengan pola, kategori, dan unit-unit deskriptif tertentu. Analisis data dilakukan dengan menganalisis hasil test, hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan.
21
DAFTAR RUJUKAN B. Uno, Hamzah dan Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara. http://kamusbahasaindonesia.org/pendidikan/mirip#ixzz2xcOWiWcl http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=381 9:mendambakan-pendidikan-bermutu&catid=63:suratpembaca&Itemid=234 J. Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Qorib Lubis, Rahman. ”Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Matematika Di Mis Ummi Lubuk Pakam” dalam http://perguruanpendidikanummi.blogspot.com/2014/02/penerapanmetode-demonstrasi-dalam.html. diakses 21 April 2014. Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Roestiyah. 1991. Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Safari,
Irwan. “Pembelajaran Efektif” dalam http://irwansafari.blogspot.com/p/pembelajaran-efektif.html. diakses 04 April 2014.
Soendari, Tjutju. ”Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif”. dalam httpfile.upi.eduDirektoriFIPJUR._PEND._LUAR_BIASA195602141980 032TJUTJU_SOENDARIPower_Point_PerkuliahanPenelitian_PKKhTeknik _analisis_dt.kual.ppt_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf. diakses 20 Mei 2014. Suhartono, Suparlan. 2008. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA. Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma. Syamsul. “Dalil Al-Qur’an Tentang Pendidikan”. dalam Dalil Al qur'an/DALIL AL-QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN_Syamsul14's Blog.htm. diakses 27 Maret 2014 Syaodih Sukmadinata, Nana. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 22
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya. 1995. Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM. Jakarta: PT Grafindo Persada. Tim Redaksi Fokus Media. 2004. SISDIKNAS. Bandung: FOKUSMEDIA. Ungguh Muliawan, Jasa. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Yogyakarta: Gava Media. Wati. Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten I Jogorogo Ngawi Tahun 2011. dalam Skripsi. Zaini. 2011. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Mistaq Pustaka.
23
LAMPIRAN
24
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIDANG STUDI MATEMATIKA A. Identitas Sekolah Nama Sekolah
: SD NEGERI 02 CURAHMALANG
Mata Pelajaran
: MATEMATIKA
Kelas/ Semester
: I/ II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
B. Standar Kompetensi Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan 2 angka
C. Kompetensi Dasar Membilang banyak benda
D. Indikator 1. Menjelaskan penjumlahan dan pengurangan bilangan 2 angka. 2. Menerapkan penjumlahan dan pengurangan bilangan 2 angka dalam kehidupan sehari-hari
E. Tujuan Pembelajaran a. Peserta didik mampu memahami penjelasan dari guru tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan 2 angka. b. Peserta didik mampu memberikan contoh penjumlahan dan pengurangan bilangan 2 angka dalam kehidupan sehari-hari.
F. Materi Pembelajaran Penjumlahan dua bilangan
G. Metode atau Model Pembelajaran a. Model
: Membered Heads Together
b. Metode
: Informasi atau Ceramah, Demonstrasi 25
H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (2x45 menit) Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Mempersiapkan siswa belajar dengan menyuruh siswa berdoa sebelum pelajaran dimulai 2. Mengecek kehadiran siswa dengan menanyakan siswa yang tidak masuk dengan apa ada surat ijin tidak masuk Pendahuluan
15
3. Membuka pelajaran dengan mengulang
menit
pelajaran sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dilaksanakan 4. Memberikan dan membangkitkan motivasi siswa mengenai pentingnya pembelajaran materi ini.
1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. 2. Siswa diarahkan untuk mempelajari
cara
menjumlahkan dua bilangan. 3. Siswa
diarahkan
untuk
mengajukan
pertanyaan tentang hal –hal yang belum diketahui dari materi yang dipelajari. 4. Guru Kegiatan Inti
meminta
mendemonstrasikan
siswa materi
yang
untuk telah
diberikan. 5. Selama siswa bekerja mendemonstrasikan di depan
kelas
guru
memperhatikan dan
mendorong semua siswa untuk terlibat demonstrasi, dan mengarahkan bila ada siswa yang melenceng jauh pekerjaannya. 6. Guru
mengadakan 26
tanya
jawab,
guru
45 menit
mengarahkan semua siswa pada kesimpulan mengenai hasil review penjumlahan dua bilangan berdasarkan
demonstrasi salah
satu siswa. 1 1. Guru
memberikan
pekerjaan
rumah
beberapa soal mengenai materi yang telah diberikan yang terdapat pada buku paket siswa. Penutup
2. Menginformasikan
kegiatan
untuk
pertemuan berikutnya.
menit
3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan berdoa dan memberikan pesan untuk tetap belajar.
I. Alat / Media / Sumber Pembelajaran 1.
Diri anak
2.
Lingkungan sekolah
3.
Buku Tematik Kelas I
4.
Buku Pengembangan Diri Anak
J. Penilaian Hasil Belajar
:
1. Teknik penilaian
: pengamatan dan tes tertulis
2. Prosedur penilaian
:
27
10
Aspek yang dinilai
No 1.
Teknik
Waktu
Penilaian
Penilaian
Sikap Terlibat aktif dalam
Selama
pembelajaran penjumlahan dua bilangan
pembelajaran
Pengamatan
dan saat
Toleran terhadap proses
demonstrasi
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. 2.
Pengetahuan Menjelaskan kembali
Pengamatan
mengenai penjumlahan dua
Penyelesaian
dan tes
tugas individu
bilangan 3.
Keterampilan Terampil menerapkan
Pengamatan
konsep / prinsip dan strategi
Penyelesaian
pemecahan masalah yang
tugas
relevan yang berkaitan dengan materi ajar.
Mengetahui,
Tulungagung,
Kepala SD Negeri 02 Curahmalang
Juni 2014
Guru Mata Pelajaran
...........................
Sri Guanti
NIP. ...........................
NIM. 3214113157
28
LAMPIRAN Tugas Individu Kerjakan soal-soal berikut dengan menggunakan bersusun panjang! 1. 20 + 5 = ⋯ 2. 55 + 19 = ⋯ 3. 26 + 7 = ⋯ 4. 12 + 23 = ⋯ 5. 56 + 16 = ⋯ 6. 40 + 10 = ⋯ 7. 11 + 11 = ⋯ 8. 33 + 22 = ⋯ 9. 100 + 1 = ⋯ 10. 63 + 19 = ⋯
29
LAPORAN HASIL WAWANCARA Waktu Wawancara : Minggu, 30 Maret 2014 Nara Sumber
: Ibu Yuni Listya Rosadi, S.Pd.
Pewawancara
: Sri Guanti
A. Bagian Deskripsi Sebut saja Guru A, Guru B dan Guru C. Hari senin saya telephone Guru A untuk wawancara. Beliau tidak mau dengan alasan kalau sore ada bimbel dirumah dan kalau malam takut sama suaminya. Lalu saya langsung telephone Guru B dan beralasan pula kali ini alasannya kalau malam jamnya untuk keluarga tidak mau untuk diganggu, karena lewat telephone pada alasan akhirnya saya memutuskan untuk ke rumah beliau. Sesampainya di rumah guru B saya tidak di bukakan pintu, malang sekali nasib saya. Sedangkan Guru C tidak mau diwawancara karena takut memberikan data yang salah. Dan saya bingung mau mewawancarai siapa lagi, akhirnya saya berinisiatif untu menelephone kakak saya yang berada di jombang. Setelah saya menjelaskan kepada kakak saya bahwa untuk meminta bantuan dari kakak saya agar bersedia menjadi nara sumber untuk tugas kuliah PTK dan kakak saya alhamdulilah bersedia. Kakak saya ini bernama Yuni Listya Rodasi dan beralamat di Dsn Besuk RT. 02 RW. 01, Desa Curahmalang, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Ibu Yuni ini adalah salah satu Guru yang mengajar di SDN 02 Curahmalang. Ibu Yuni ini sudah cukup lama mengajar di SDN 02 Curahmalang, sudah sekitar 6 tahun beliau mengajar. Selama 6 tahun ini Ibu Yuni mengajar berbagai kelas dan yang sekarang mengajar kelas 1 SD. Di kelas 1 ini peserta didiknya tidak terlalu banyak hanya 25 orang peserta didik. Metode yang digunakan beliau dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah tanya jawab dan demonstrasi. Sedangkan materi yang sulit untuk siswa kelas 1 ini yaitu tentang kemampuan membaca dan menulis lambangan bilangan. Kesulitan ini menurutnya dikarenakan siswa sulit untuk membedakan antara membaca lambang bilangan dan menulis lambang 30
bilangan. Solusi yang beliau berikan yaitu dengan memberi Pekerjaan Rumah (PR) dan memberi jam tambahan ke peserta didik setelah pulang sekolah.
B. Teks Hasil Wawancara Pewawancara : “Langsung saja ya kalau begitu, Ibu sudah mengajar berapa tahun di SDN 02 Curahmalang ini?” Nara Sumber
: “6 tahun.”
Pewawancara : “Selama 6 tahun itu Ibu mengajar kelas berapa saja?” Nara Sumber
: “Kelas 6 dan 5 tetapi hanya mengajar seni budaya dan keterampilan, habis itu mengajar kelas 4 sebagai Guru kelas dan terakhir mengajar kelas 1 sampai sekarang.”
Pewawancara : “Apakah Ibu pernah mengajar matematika?” Nara Sumber
: “Kalau SD ya semua mata pelajaran kecuali Pendidikan Agama Islam, Bahasa Inggris dan Olahraga. Berbeda dengan SMP dan SMA setiap mata pelajaran ada yang mengampu sendiri-sendiri.”
Pewawancara : “Kendalanya apa saja selama mengajar di SD?” Nara Sumber
: “Kita harus sabar dan telaten. Karena mengajar anak SD tidak sama dengan SMP atau SMA, sebenarnya itu sama saja cuma kalau SD itu kita harus bisa menjadi Guru ngabei, artinya semua mata pelajaran kita harus bisa.”
Pewawancara : “Ibu mengajar matematika kelas berapa?” Nara Sumber
: “Saya mengajar kelas 1.”
Pewawancara : “Permasalahan apa saja yang Ibu temukan pada peserta didik dalam proses pembelajaran matematika?” Nara Sumber
: “Kemampuan membaca dan menulis lambang bilangan.”
Pewawancara : “Mengapa peserta didik mengalami kesulitan dalam hal itu?” Nara Sumber
: “Karena mereka sulit membedakan antara membaca lambang bilangan dan menulis lambang bilangan.”
Pewawancara : “Apakah sebelumnya Ibu tidak memberi contoh?” Nara Sumber
: “Sudah. Memang ada sebagian anak yang sudah mengerti, 31
tetapi ada sebagian peserta didik yang belum mengerti dalam hal membaca dan menulis lambang bilangan. Oleh karena itu Guru ingin meningkatkan kemampuan membaca dan menulis lambang bilangan khususnya kelas 1.” Pewawancara : “Bagaimana karakteristik peserta didik yang Ibu ajar?” Nara Sumber
: “Yang jelas antara peserta didik yang satu dengan yang lain tidak sama. Ada yang langsung bisa menangkap materi, ada yang cara berfikirnya agak lambat dan ada juga yang sama sekali belum mengeti dengan materi yang sedang diajarkan.”
Pewawancara : “Bagaimana cara mengatasi peserta didik yang lambat berfikir dalam pelajaran matematika khususnya kelas 1?” Nara Sumber
: “Tentunya tidak sama dengan kelas yang lain. Kelas 1 adalah kelas awal dimana para peserta didik masa peralihan dari Taman Kanak-Kanak (TK) ke Sekolah Dasar (SD). Jadi Guru harus telaten dan sabar dalam mengajari peserta didik yang lambat dalam menerima materi, misalnya dengan cara peserta didik diberi jam tambahan sepulang sekolah.”
Pewawancara : “Apakah orang tua peserta didik tidak keberatan kalau ada jam tambahan dan apakah sistem itu bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan?” Nara Sumber
: “Tentunya kita sebagai Guru konfirmasi dulu dengan orang tua dari anak yang bermasalah, dan saya rasa orang tua tidak akan keberatan karena itu juga demi kelancaran KBM anak mereka, tanpa dukungan orang tua semua juga akan sia-sia. Guru harus optimis dengan apa yang dilakukannya, karena itu demi anak didik. ”
Pewawancara : “Berarti respon dari orang tua untuk diadakan jam tambahan itu bagus ya?” Nara Sumber
: “Sangat bagus. Kalaupun ada wali murid atau orang tua 32
yang kurang setuju, kita sebagai Guru harus bisa meyakinkan mereka bahwa tindakan ini semata-mata untuk anak bukan untuk Guru itu sendiri atau sekolah.” Pewawancara : “Hmms... apakah itu juga memakai biaya?” Nara Sumber
: “Tidak kerana jam tambahan diadakan di sekolah, maka tidak ada biaya kecuali kalau di luar sekolah, itu namanya les dan tentunya harus membayar.”
Pewawancara : “Apakah peserta didik juga banyak yang mengikuti bimbingan belajar (bimbel)?” Nara Sumber
: “Dari 25 peserta didik yang saya ajar, hampir setengahnya mengikuti bimbel di luar jam sekolah.”
Pewawancara : “Bagaimana respon atau tingkah laku peserta didik ketika diajar?” Nara Sumber
: “Namanya juga anak-anak, apalagi kelas 1. Saat saya menjelaskan, ada aja ulahnya. Ada yang memperhatikan penjelasan saya, ada yang bermain sendiri dan ada juga yang hiperaktif tidak bisa duduk dengan tenang, muter jalan-jalan ke meja temannya.”
Pewawancara : “Lalu apa tindakan Ibu ketika peserta didik ada yang ramai dan hiperaktif?” Nara Sumber
: “Saya ajak mereka bermain sebentar, maksudnya pada saat pelajaran berlangsung saya selipin permainan misalnya diajak bernyanyi sambil tepuk tangan supaya mereka bisa konsentrasi lagi ke pelajaran.”
Pewawancara : “Kira-kira ada tidak peserta didik yang diam saja waktu pembelajaran di kelas dan dia hanya berani jawab ketika ditanya Ibu?” Nara Sumber
: “Ada.”
Pewawancara : “Bagaimana cara mengatasinya?” Nara Sumber
: “Setelah saya selesai menjelaskan materi, saya tanya apa sudah paham atau belum kemudian saya kasih pertanyaan untuk mengetahui apakah peserta didik tersebut memang 33
sudah paham atau belum.” Pewawancara : “Kalau belum paham berarti Ibu harus mengulangi penjelasan itu tadi ya?” Nara Sumber
: “Iya.”
Pewawancara : “Pernah menggunakan metode apa saja di kelas?” Nara Sumber
: “Metode yang digunakan adalah tanya jawab dan demonstrasi.”
Pewawancara : “Mengapa Ibu menggunakan metode tanya jawab dan demonstrasi bukan metode yang lain?” Nara Sumber
: “Karena dengan metode tersebut peserta didik bisa lebih aktif dalam pembelajaran dan ada umpan balik antara Guru dan peserta didik sehingga memperkecil peserta didik ramai sendiri.”
Pewawancara : “Bagaimana hasil daripada metode tersebut?” Nara Sumber
: “Hasilnya
cukup
memuaskan,
meskipun
perbaikan
dilakukan 2 siklus (2𝑥 perbaikan) dan pada siklus 2 ternyata hampir 95% peserta didik sudah paham dan mengerti.” Pewawancara : “Apakah pernah di berikan Pekerjaan Rumah (PR) atau tugas-tugas yang lain?” Nara Sumber
: “Setiap akhir pembelajaran selalu dikasih PR.”
Pewawancara : “Apakah semuanya mengerjakan PR?” Nara Sumber
: “Iya meskipun ada juga yang masih salah.”
Pewawancara : “Pernahkah menggunakan alat peraga atau multimedia dalam proses pembelajaran?” Nara Sumber
: “Pernah yaitu berupa angka-angka lambang bilangan.”
34
C. Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara singkat saya dengan Ibu Yuni ditemukan permasalahan yaitu membedakan antara membaca lambang bilangan dan menulis lambang bilangan. Berdasarkan masalah tersebut, solusi yang dapat dilakukan oleh Guru yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Adapun model
yang dapat digunakan Guru tersebut adalah
“Demonstrasi” yaitu pembelajaran secara langsung. Berdasarkan uraian diatas, maka akan diadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Teknik Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Bilangan Siswa Kelas 1 SDN 02 Curahmalang”.
35
KONDISI SD NEGERI 02 CURAHMALANG
36
37