PENINGKATAN KOMPETENSI PENGUASAAN MATERI BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA KOMIK ANAK PADA SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH BEJI TULUNG KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun oleh:
Umi Nur Chasanah 11510091 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2015
i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Hidup lebih indah jika kita bersyukur
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa hormat teruntukmu orang-orang tercinta: Suamiku, Maheswariku, Bapak dan Ibu ku Martijo dan Siti Amaroh, Saudara dan Sahabatku... Semua ditaqdirkan untuk bertemu dan bersama menuju jalanNya.
iv
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puja dan puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya dalam penyusunan skripsi berjudul Peningkatan Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa Indonesia melalui Media Komik Anak pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Beji Tulung Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah menerangi dunia dengan kesempurnaan agama Islam. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas untuk mengetahui keberhasilan dengan menumbuhkan minat membaca siswa melalui media komik dalam meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V. Analisis data dilakukan terhadap temuan data pembelajaran pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III yang pada akhirnya dapat mencapai ketuntasan hasil belajar optimal. Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan semua pihak yang terkait. Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Rahmad Hariyadi, M. Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga,
v
2. Suwardi, M. Pd. sebagai Ketua Jurusan Tarbiyah, Peni Susapti, M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, dan Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd. sebagai Dosen pembimbing akademik,
3. Imam Mas Arum, M. Pd. selaku dosen pembimbing skripsi, 4. Rastuti Yubaidah, S. Pd. I. selaku Kepala MI Muhammadiyah Beji, segenap guru, karyawan, siswa MI Muhammadiyah Beji,
5. Bapak dan Ibu, Martijo dan Siti Amaroh 6. Semua pihak yang telah membantu penulis: termasuk dosen, karyawan, Slamet, Samiyem, Khoerul Muqorrobin, Ma‟wa „indana Maheswari, Mayura, Andar Ifazatul Nurlatifa, Muhammad Lutfi Mubarok, Alfi Nasichatul Ummah, „Arifah Imtichani, Nawiroh Rahmawati, serta yang tidak dapat disebutkan satu persatu, 7. Ma‟had Comunity 2010 8. Keluarga Besar Teater Getar 9. Pembaca yang budiman Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para Pembaca dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Salatiga, 11 Januari 2015 Penulis
vi
ABSTRAK
Chasanah, Umi Nur. 2015. Peningkatan Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa Indonesia melalui Media Komik Anak pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Beji Tulung Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum M. Pd. Kata kunci: peningkatan, kompetensi penguasaan materi, Bahasa Indonesia, media komik anak Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia melalui media komik anak pada siswa kelas V. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang didalamnya paling banyak membaca, sedangkan siswa yang pernah membaca cerita yang terdapat dalam pembelajarannya tidak berminat untuk membaca kembali, sehingga siswa sangat sulit menguasai materinya. Media komik anak adalah hal baru bagi siswa, menjadikan mereka tumbuh minat membaca materi kembali dengan begitu siswa mampu menguasai materi pelajaran Bahasa Indonesia. Keberhasilan upaya meningkatkan kompetensi penguasaan materi melalui media komik menjadi kajian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan langkah perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat langkah tersebut dilakukan dalam pra siklus, siklus I, II, dan III pada penelitian ini secara berkesinambungan antara satu siklus dan siklus yang lain. Temuan data dan hasil analisis mengenai melalui media komik dapat meningkatkan penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji Tulung Klaten menunjukan hasil positif. Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Muhammadiyah Beji adalah 75. Rata-rata kelas untuk hasil belajar siswa adalah 69,33 atau hanya 40% siswa tuntas belajar, dan meningkat pada siklus I rata-rata kelas 62,66 atau 53% ketuntasan siswa, dan meningkat ketuntasan belajar 73% pada siklus II dengan rata-rata 78,46 dan terakhir pada siklus ke III sudah 93% siswa tuntas dengan ratarata 86,20. Berdasarkan hasil tersebut keberhasilan dengan media komik anak diharapkan dapat memicu semangat siswa untuk membaca dan mendorong para Guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan media demi tercapainya tujuan pembelajaran.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
NOTA PEMBIMBING ......................................................................................
ii
PENGESAHAN ................................................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
7
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................
7
E. Manfaat Penelitian .........................................................................
8
F. Definisi Operasional ...................................................................... 10 G. Metode Penelitian .......................................................................... 11 H. Sistematika Penulisan .................................................................... 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 19 A. Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa Indonesia........................ 19 1. Kompetensi penguasaan materi pembelajaran ........................ 23 2. Materi Bahasa Indonesia ......................................................... 24 B. Media Komik ................................................................................. 28 1. Pengertian media komik .......................................................... 28 2. Komik sebagai media pembelajaran ........................................ 33
viii
3. Kelebihan dan kelemahan media komik .................................. 36 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 41 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 41 B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ........................................... 49 C. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus ................................................. 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 65 A. Hasil Penelitian ............................................................................. 65 1. ....................................................................................... P ra siklus ................................................................................... 65 2. ....................................................................................... S iklus I ...................................................................................... 70 3. ....................................................................................... S iklus II ..................................................................................... 74 4. ....................................................................................... S iklus III ................................................................................... 78 B. Pembahasan .................................................................................. 84 BAB V PENUTUP .......................................................................................... 93 A. Kesimpulan ................................................................................... 93 B. Saran ............................................................................................. 94 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 96 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 98 RIWAYAT HIDUP PENULIS .......................................................................... 170
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Beji ............................
46
Tabel 3.2
Data Guru MI Muhammadiyah Beji ...........................................
47
Tabel 3.3
Data Siswa MI Muhammadiyah Beji Tahun Pelajaran 2014/2015 ...................................................................................
48
Nama Siswa-Siswi Kelas V MI Muhammadiyah Beji Tahun Pelajaran 2014/2015 ...................................................................
50
Tabel 4.1
Hasil Wawancara dengan Siswa Pra Siklus ................................
66
Tabel 4.2
Hasil Evaluasi Pra Siklus ............................................................
68
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pra Siklus ................................
69
Tabel 4.4
Nilai Evaluasi Siklus I ................................................................
71
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ....................................
73
Tabel 4.6
Nilai Evaluasi Siklus II ...............................................................
75
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ...................................
77
Tabel 4.8
Hasil Wawancara Dengan Siswa Pasca Siklus ...........................
79
Tabel 4.9
Nilai Evaluasi Siklus III ..............................................................
81
Tabel 4.10
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus III .................................
83
Tabel 4.11
Perbandingan Minat Membaca Siswa Melalui Wawancara .......
85
Tabel 4.12
Perbandingan Hasil Evaluasi Siswa ............................................
86
Tabel 4.13
Perbandingan Hasil Observasi Aktifitas Siswa ..........................
88
Tabel 3.4
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Bagan Siklus Kegiatan ...........................................................
13
Gambar 2.1
Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran..............................
30
Gambar 2.2
Contoh Komik Anak Cerita Rakyat Timun Emas..................
36
Gambar 4.1
Grafik Perbandingan Minat Membaca Siswa melalui Wawancara .............................................................................
86
Gambar 4.2
Grafik Hasil Penilaian Evaluasi .............................................
88
Gambar 4.3
Grafik Penilaian Aspek Kognitif ............................................
89
Gambar 4.4
Grafik Penilaian Aspek Afektif ..............................................
90
Gambar 4.5
Grafik Penilaian Aspek Psikomotorik ....................................
91
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
RPP Pra Siklus .......................................................................
98
Lampiran 2
RPP Siklus I ...........................................................................
104
Lampiran 3
RPP Siklus II ..........................................................................
110
Lampiran 4
RPP Siklus III.........................................................................
115
Lampiran 5
Hasil Nilai Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, II, dan III ..........
126
Lampiran 6
Lembar Observasi Penilaian Aktifitas Siswa Pra Siklus........
128
Lampiran 7
Lembar Observasi Penilaian Aktifitas Siswa Siklus I ...........
129
Lampiran 8
Lembar Observasi Penilaian Aktifitas Siswa Siklus II ..........
130
Lampiran 9
Lembar Observasi Penilaian Aktifitas Siswa Siklus III .........
131
Lampiran 10
Hasil Wawancara mengenai Minat Membaca dengan Guru Pra Siklus ......................................................................................
Lampiran 11
132
Hasil Wawancara mengenai Minat Membaca dengan Guru Pasca Siklus ......................................................................................
134
Lampiran 12
Hasil Wawancara Minat Membaca Siswa Pra Siklus Siswa 1 136
Lampiran 13
Hasil Wawancara Minat Membaca Siswa Pra Siklus Siswa 2 138
Lampiran 14
Hasil Wawancara Minat Membaca Siswa Pasca Siklus Siswa 1140
Lampiran 15
Hasil Wawancara Minat Membaca Siswa Pasca Siklus Siswa 2141
Lampiran 16
Profil Siswa ............................................................................
142
Lampiran 17
Foto ........................................................................................
144
Lampiran 18
Model Media Komik Anak ....................................................
147
xii
Lampiran 19
Lembar Kerja Siswa ...............................................................
148
Lampiran 20
Surat Ijin Penelitian ................................................................
160
Lampiran 21
Surat Keterangan Penelitian ...................................................
161
Lampiran 22
Surat Tugas Pembimbing Skripsi ...........................................
162
Lampiran 23
Lembar Konsultasi Skripsi .....................................................
163
Lampiran 24
SKK ........................................................................................
165
Lampiran 25
Riwayat Hidup Penulis ...........................................................
170
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan peserta didik. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan peserta didik dapat mencapai perkembangan intelektual, sosial, dan emosional sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran yang lainnya. Di samping itu, melalui pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia seperti yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
1
2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. 3. Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 4. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai ciri budaya dan intelektual manusia Indonesia. Membaca merupakan proses awal mula belajar membaca bagi siswa kelas awal, karena disinilah pertama kali siswa diajarkan untuk bisa menggunakan keterampilan membaca khususnya Bahasa Indonesia. Oleh karena itu seorang guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan kondusif agar suasana pembelajaran bisa menyenangkan dan tidak terkesan membosankan. Kegiatan pembelajaran akan berhasil baik, apabila guru dalam menyajikan materi menggunakan prosedur yang tepat, diantaranya metode yang tepat, media yang sesuai, bahasa pengantar yang menarik, sehingga motivasi dan minat anak akan bangkit. Sering terjadi guru menghadapi berbagai kendala ketika memberikan materi pembelajaran kurang berjalan maksimal dan hasil yang didapat kurang memuaskan.
2
Media merupakan sesuatu bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai denga tujuan yang ingin dicapai (M. Basyirudin Usman 2002:15). Media komik dapat dibuat oleh siapapun bahkan sekarang banyak beredar komik yang bagus dan mendidik tidak seperti dahulu hanya untuk dewasa. Belajar dengan komik tentunya sangat menyenangkan, cerita rakyat yang tadinya berupa tulisan tanpa gambar dapat dibuat seperti film baca, gambar berjalan mempunyai alur dan mengharuskan siswa membaca. Banyaknya film-film di televisi juga secara tidak langsung sangat mempengaruhi minat membaca siswa, cerita dalam buku yang di filmkan tentunya tidak selengkap dengan cerita buku, hanya mengambil garis besarnya. Setelah diadakan pra survei sebelum pengajuan proposal skripsi, di MI Muhammadiyah Beji terlihat banyak siswa yang belum berminat untuk belajar di perpustakaan. Hanya terdapat beberapa siswa dua sampai empat orang yang aktif memasuki dan membaca di perpustakaan itupun rata-rata siswa perempuan. Siswa yang lain memasuki perpustakaan hanya untuk mengambil buku paket atau ada tugas dari guru untuk mencari informasi tentang pembelajaran di perpustakaan, bahkan pada umumnya siswa jarang tergerak untuk mencari informasi sendiri yang tidak ditugaskan oleh bapak dan ibu guru. Siswa kelas tinggi pada umumnya sudah asik dengan kelompok seperti
3
yang diungkapkan Muhibin Syah (1995:51) dalam bukunya ,”usia 6 sampai 12 tahun dengan ciri memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya (peer group)”. Sehingga mereka kurang berminat untuk memasuki perpustakaan apabila salah satu siswa dalam kelompok pergi jajan. Guru kelas lima MI Muhammadiyah Beji mengaku bahwa nilai rata-rata siswanya kurang memuaskan khususnya di mapel Bahasa Indonesia karena banyaknya materi yang mengharuskan mereka membaca. Nilai siswa kelas lima hanya 40% yang tuntas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Nilai KKM yang ditetapkan di MI Muhammadiyah Beji mencapai nilai 75 untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Di MI Muhammadiyah Beji para guru kesulitan untuk sekedar membuat media, itu pun bukan karena tidak ada bahan dan alatnya, tetapi karena kurang menguasai pembuatan media dan tentunya membutuhkan waktu tidak sebentar. Media di MI Muhammadiyah Beji kebanyakan dari pemerintah, yang ditakutkan oleh para guru adalah apabila ada siswa yang meminjam dan tidak di kembalikan karena mereka menyukai media tersebut, sehingga jarang menggunakan media dari pemerintah. Selain itu sangatlah terbatas jumlah dan penggunaanya, misalnya media yang ada adalah: peta, tengkorak, lup. Jadi jarang sekali alat-alat tersebut digunakan, hanya materi dan pelajaran tertentu.
4
Setelah melakukan prasurvei inilah kondisi guru dan siswa kelas V di MIM Beji: 1. Ruang kelas yang menjadi satu dengan perpustakaan dan ruang komputer ada sekat berupa rak buku, membuat siswa terkadang ketika proses belajar mengajar berlangsung ada siswa kelas lain masuk untuk mengambil buku paket atau mengikuti pembelajaran komputer membuat pembelajaran tidak khidmat sebagaimana mestinya. 2. Guru menilai KKM pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 75 masih memberatkan, KKM telah ditentukan oleh yayasan yang berwenang. Sebenarnya para Guru tidak perlu merasa was-was karena siswanya tidak naik kelas karena kurikulum yang berlaku yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah apabila ada siswa yang belum mencapai KKM diadakan remidial, begitu seterusnya sampai siswa mencapai tuntas KKM. 3. Penunjang lain yang dapat menarik minat siswa dalam belajar adalah buku paket dan media pembelajaran, buku paket yang digunakan siswa di madrasah sudah sejak tahun 2006 itupun dari pemerintah dan sampai sekarang belum pernah ada lagi buku paket terbaru untuk pembelajaran. Media untuk pelajaran Bahasa Indonesia sangatlah kurang karena memang sangat sulit mengguanakan media dalam pembelajaran yang membutuhkan banyak membaca ini, sedangkan pada umumnya siswa kelas lima kurang berminat membaca. Mereka berminat ketika ada hal baru atau belum pernah mereka lihat dan baca, seperti siswa disuruh
5
mencari informasi di koran, majalah, internet. Untuk mendapatkan media tersebut tentu memerlukan waktu dan biaya, membuat para guru enggan menggunakan media dengan alasan tidak ada waktu dan media yang mudah dibuat yang diperbaharui untuk pembelajaran adalah LKS untuk guru dan siswa itupun tidak semua mata pelajaran menggunakan LKS, karena sifatnya hanya sebagai pendukung pembalajaran isinya berupa rangkuman pelajaran dan banyak latihan soal untuk siswa. Untuk meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia melalui media komik anak, maka dicoba dilaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas yaitu Peningkatan Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa Indonesia melalui Media Komik Anak sebagai acuan proses pembelajaran selanjutnya. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan tema melalui media komik anak dapat meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia bagi para siswa kelas V di MI Muhammadiyah Beji sangat bermanfaat untuk merangsang minat siswa dalam membaca. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: Apakah melalui media komik anak dapat meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji Tulung Klaten tahun pelajaran 2014/2015?
6
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan penelitian harus sesuai dengan jawaban atas rumusan masalah tersebut. Dengan demikian, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: Untuk mengetahui melalui media komik anak dapat meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji Tulung Klaten tahun pelajaran 2014/2015. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Dalam penelitian tindakan kelas ini, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Diduga melalui media komik anak dapat meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji Tulung Klaten tahun pelajaran 2014/2015. 2. Indikator keberhasilan Tolak ukur keberhasilan suatu penelitian harus dapat ditentukan secara jelas. Hal ini terinci dalam indikator keberhasilan yang berfungsi menghindari kerancuan dalam menentukan standar keberhasilan suatu penelitian. Dalam penelitian ini diindikasikan melalui media komik anak berdampak pada peningkatan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia yaitu berupa hasil belajar siswa itu sendiri. Untuk mengetahui adanya peningkatan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V melalui hasil belajar siswa pada pra siklus yaitu sebelum penggunaan media komik anak dalam
7
pembelajaran selanjutnya penggunaan media komik anak dimulai dari siklus I hingga siklus akhir. Nilai KKM untuk pelajaran Bahasa Indonesia adalah 75, dengan nilai tersebut sebagai penentu siswa tuntas dan tidak tuntas dalam belajar. Dikatakan berhasil meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia apabila persentase ketuntasan siswa minimal 85% siswa tuntas belajar. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan hipotesis yang telah ditentukan, apabila ternyata hipotesis tersebut terbukti validitasnya, maka diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis. 1. Manfaat teoritis Secara teoritis, penelitian ini memberi sumbangsih yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia melalui penggunaan media komik anak. Selain itu, komik anak dapat dijadikan media alternatif yang mudah ditemukan di berbagai media cetak. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa 1) Memperkenalkan pada siswa jenis bacaan komik untuk pendidikan. 2) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. 3) Dapat menumbuhkan minat membaca siswa, dan memahami akan pentingnya membaca.
8
b. Bagi guru 1) Memudahkan
guru
dalam
proses
belajar
mengajar
yaitu
ketertarikan siswa pada materi pembelajaran. 2) Sebagai alat pantau keberhasilan siswa dan dapat mengembangkan kemampuan secara lebih professional dalam bidangnya. 3) Memberi semangat dan dorongan untuk selalu kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan benda-benda di lingkungan sekitar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran c. Bagi lembaga sekolah 1) dengan
meningkatnya
prestasi
dalam
pembelajaran
dapat
meningkatkan keprofesionalan guru dengan demikian mutu pendidikan akan meningkat yang akhirnya prestasi sekolah meningkat juga. 2) Penelitian
ini
turut
membantu
sekolah/madrasah
dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang bersangkutan. d. Bagi peneliti 1) Penelitian ini dapat mendorong dan mengilhami para peneliti lain untuk mengembangkan ide kreatif dan inovatifnya dalam melakukan penelitian. 2) Penelitian ini dapat dijadikan kajian yang perlu ditelaah lebih lanjut untuk
ditingkatkan
kualitasnya
selanjutnya.
9
dalam
penelitian-penelitian
F. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang salah dan pemahaman yang berbeda pada judul tersebut di atas, maka penulis perlu menjelaskan berbagai istilah yang sekaligus sebagi batasan penelitian. Adapun istilah-istilah tersebut adalah: 1. Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa Indonesia Kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh para siswa pada tahap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap (Martinus Yamin,
2005:127-128).
Kompetensi
penguasaan
materi
adalah
kemampuan dasar siswa untuk menguasai materi yang di ajarkan oleh guru, dapat dilihat dari hasil belajar mereka khususnya pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu kesulitan belajar siswa adalah kurang atau tidak dapat menguasai materi karena adanya faktor-faktor internal maupun eksternal pada siswa tersebut. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila rata-rata hasil belajar siswa sudah mencapai nilai 75 atau minimal 85% siswa tuntas belajar. 2. Media komik anak Secara luas dapat dikatakan bahwa media adalah orang, benda atau kejadian yang menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan,
ketrampilan,
maupun
sikap
tertentu
(Ensiklopedia Nasional Indonesia 1990:50). Sedangkan komik adalah bacaan dengan model percakapan langsung seperti dalam film hanya saja komik berbentuk gambar dan tulisan seperti diungkapkan oleh Kurt Franz
10
(1996:55) “Media komik terdiri atas paduan kata-kata (bahasa) dan gambar. Dalam pada itu fungsi bahasanya tidak hanya menjelaskan, melengkapkan atau memperdalam pengertian teksnya. Dibandingkan dengan kisah gambar, disini bahasannya (dalam gelembung-gelembung yang menyatakan percakapan dan pemikiran), dan gambarnya (dalam kurungan gambar) secara langsung saling terpadukan”. Kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia melalui media komik anak adalah penelitian untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi Bahasa Indonesia agar mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal dengan penggunaan media komik anak, sekaligus untuk menarik minat membaca siswa. G. Metode Penelitian Metode penelitian berisi rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Berikut rincian datametode penelitian: 1. Rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan adalah strategi pemecahan masalah dengan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Rancangan penelitian tindakan kelas ini mengenai peningkatan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia melalui media komik di MI Muhammadiyah Beji, dikarenakan belum seluruh siswa tuntas atau memperoleh nilai yang
11
sempurna. Media untuk pembelajaran Bahasa Indonesia di MIM Beji sangatlah kurang efektif hanya buku paket Bahasa Indonesia. Sesuai jenis penelitian yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan model tindakan dari Suharsimi Arikunto. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 2. Subjek penelitian Kegiatan
penelitian
bertempat
di
Madrasah
Ibtidaiyah
Muhammadiyah Beji yang beralamat di Beji, Tulung, Klaten. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V pada tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 15 siswa, terdiri dari 8 perempuan dan 7 laki-laki. Hampir seluruh siswa merupakan penduduk yang bertempat tinggal sekitar madrasah ibtidaiyah. Penelitian ini dilakukan pada bulan November meliputi tiga tahap, yaitu siklus I, siklus II, siklus III ditiap siklusnya satu kali pertemuan. Tanggal pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal yang berlaku di MI Muhammadiyah Beji sesuai kesepakatan antara peneliti dan pihak madrasah. 3. Langkah-langkah penelitian Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto dkk (2010:16), menyebutkan bahwa ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui (lihat gambar 1.1) yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
12
Planning Reflecting
SIKLUS I
Acting
Observing
Planning Reflecting
SIKLUS II
Acting
Observing
? Gambar 1.1 Bagan Siklus Kegiatan
a. Perencanaan Sebelum
melakukan
penelitian
tindakan
kelas,
dibuat
perencanaan yang berupa persiapan-persiapan yang dibutuhkan dalam proses belajar pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan media komik, diantaranya: 1) Silabus dan Promes 2) RPP 3) Buku materi pembelajaran siswa sebagai acuan pembuatan media komik anak 4) Lembar observasi dan alat dokumentasi.
13
b. Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diadaptasikan dari RPP yang telah dibuat. Dalam tahap ini PTK terdapat 3 siklus yang akan dilaksanakan pada akhir bulan Oktober tahun 2014. Pada tahap pelaksanaan
meliputi
Pelaksanaan
belajar
mengajar
dengan
menggunakan media komik, evaluasi, observasi, serta refleksi sebagai satu kesatuan proses belajar mengajar. c. Pengamatan (Observasi) Observasi bertujuan mengamati atau melihat langsung proses belajar mengajar, serta mendokumentasikan hasil dari tindakan yang dilakukan. Peneliti akan disini akan mengamati siswa selama proses belajar mengajar. Mengukur indikator ketercapaian, serta menganalisis dampak yang timbul adanya media komik anak. d. Refleksi Refleksi adalah kegiatan mengulas hasil dari pelaksanan dan pengamatan
selama
proses
belajar
mengajar,
bagaimanakah
penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa melalui media komik anak ini. Guru dan peneliti dapat merefleksikan diri mengenai tingkat keberhasilan dengan media komik anak dalam di kelas V MI Muhammadiyah Beji dan sebagai patokan untuk menentukan tindakan tahap siklus berikutnya. Jika pada hasil evaluasi kurang memuaskan atau belum mencapai 85% siswa yang tuntas KKM maka peneliti merancang untuk melanjutkan PTK dengan siklus berikutnya.
14
4. Instrumen Penelitian Dalam PTK ini penulis menggunakan beberapa instrumen sebagai bahan pengumpul data berupa: a. Silabus dan promes b. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) c. Lembar Observasi Siswa d. Instrumen untuk wawancara guru dan siswa 5. Pengumpulan Data Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah objek penelitian, dan
juga
untuk
merumuskan
dan
menguji
hipotesis.
Peneliti
mengumpulkan informasi mengenai objek penelitian menggunakan metode sebagai berikut: a.
Pengamatan / Observasi Penulis mengamati langsung maupun tidak langsung untuk mengetahui sejauh mana adanya peningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia dengan adanya media komik anak. Adanya gejala-gejala yang timbul setelah penerapan media komik anak.
b. Wawancara Penulis mengadakan wawancara terhadap guru mapel Bahasa Indonesia kelas lima, beserta beberapa siswa guna mengetahui sejauh mana kompetensi penguasaan materi siswa sebelum dan sesudah adanya media komik anak
15
c. Melakukan Tes Penulis melakukan tes, evaluasi yang disesuaikan dengan RPP disediakan oleh guru. Tes dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan kompetensi penguasaan materi dari sebelum adanya tindakan dan sesudahnya dengan melihat hasil lembar kerja siswa. 6. Analisis Data Dalam teknik analisis data ini penulis mengolah hasil observasi, wawancara, dan hasil evaluasi dengan mendiskripsikannya kemudian menganalisis dan menyimpulkannya. Jenis data yang di kumpulkan adalah sebagai berikut: a.
Penelitian kuantitatif Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh siswa sama dengan tingkatan kompetensi penguasaan materi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V MIM Beji. Nilai persentase dihitung dengan ketentuan sebagai berikut: NP = Keterangan: NP
= Nilai Persentase
∑Skor
= Jumlah Skor
∑Skor Maksimal = Jumlah Skor Maksimal
16
b.
Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari observasi dan wawancara diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dianalisis. Data kuantitatif
dan
kualitatif
dikaitkan
sebagai
dasar
untuk
mendiskripsikan keberhasilan dari penelitian dengan media komik anak, dan perubahan terhadap peningkatan kompetensi penguasaan materi khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan mata pelajaran yang lainnya selain itu diharapkan adanya dampak lain dengan adanya tindakan penggunaan media komik anak yaitu minat membaca siswa yang membaik. H. SISTEMATIKA PENULISAN Secara garis besar sistematika penulisan skripsi dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: 1. Bagian awal yang terdiri dari: Halaman Sampul, Lembar Logo, Halaman Judul, Lembar Persetujuan, Pernyataan Keaslian Tulisan, Mutu dan Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi dan Daftar Lampiran. 2. Bagian inti dari skripsi terdiri dari: BAB I
Pendahuluan, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Manfaat Penelitian, Definisi Operasianal, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
Kajian Pustaka terdiri dari kompetensi penguasaan materi, Media komik anak.
17
BAB III
Gambaran umum lokasi penelitian, Lokasi, subyek dan waktu penelitian, Deskripsi pelaksanaan siklus I (rencana pelaksanaan, pengamatan/penyimpulan data dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi siklus III.
BAB IV
Hasil penelitian dan Pembahasan mengenai: Hasil Prasiklus, hasil pelaksanaan siklus I, hasil pelaksanaan siklus II, deskripsi siklus III, dan pembahasan
BAB V
Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran
3. Bagian Akhir terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa Indonesia 1. Kompetensi penguasaan materi pembelajaran Kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh para siswa pada tahap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap (Martinus Yamin, 2005:127-128). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Kompetesi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Terlepas dari tahap pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai kemampuan dasar tentu yang paling berperan untuk mewujudkan adanya kemampuan dasar adalah guru. Guru sebagai pendidik yang mengajarkan materi agar tercapainya suatu tujuan yang direncanakan, maka harus berawal dari guru yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Syarat guru agar berhasil dalam proses pembelajaran: a.
Guru mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan baik
b.
Mampu menguasai materi sehingga ketika ada siswa yang bertanya dapat langsung menjawab tanpa mencari-cari di dalam buku
c.
Mampu menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan baik
d.
Mampu mampu beradaptasi dengan cepat dalam situasi kelas baru dan kondisi tertentu
e.
Dapat menerapkan prinsip-prinsip psikologi
19
f.
Dapat mengadakan evaluasi dengan tepat. Dalam proses belajar mengajar di sekolah dibutuhkan adanya
lingkup materi untuk guru maupun siswa. Ruang lingkup yang harus dikuasai oleh guru dan siswa adalah: a.
Guru Guru harus menguasai seluruh materi yang tercantum dalam GBPP (Garis-Garis Besar Program Pengajaran) sehingga perlu adanya buku pegangan guru, dan diharuskan untuk guru mencari materi dari sumber lain seperti majalah, artikel, dan internet selain dari buku sumber pegangan guru.
b.
Siswa Siswa minimal harus menguasai materi yang tercantum dalam GBPP, sehingga perlu adanya buku tersendiri yaitu buku sumber pegangan siswa. Upaya meningkatkan penguasaan materi guru adalah dengan
adanya musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) atau kelompok kegiatan guru (KKG), buku sumber, dan pendidikan. Selain itu perlu juga adanya kompetensi guru artinya kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. (UPMA Stain Salatiga 2010:34)
20
a.
Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajaran, kompetensi ini dapat dilihat dari kompetensi
menyusun
rencana
pembelajaran,
kompetensi
melaksanakan proses belajar mengajar, kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar. 1) Kompetensi menyusun rencana pembelajaran meliputi mampu mendiskripsikan tujuan pembelajaran, mampu memilih materi, mampu mengorganisir materi, mampu menentukan metode atau strategi pembelajaran, mampu menentukan media pembelajaran, mampu menyusun perangkat penilaian, mampu menentukan teknik penilaian dan mampu mengalokasikan waktu untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. 2) Kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar adalah guru mampu melaksanakan program
yang
telah
direncanakan
sebelumnya, guru dituntut aktif menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Guru dapat menentukan penilaian mengubah teknik, metode demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pada tahap ini tentunya seorang guru harus terampil dan mahir menggunakan alat bantu ajar, pengguanaan metode dan menilai hasil belajar siswa.
21
3) Kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar adalah guru mampu membuat menentukan nilai hasil belajar siswa, penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang telah disusun dan dilaksanakan. Pada dasarnya penilaian sangatlah penting untuk mengetahui tercapai tidaknya
suatu
tujuan pembelajaran, sehingga diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar agar dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar siswa. Kompetensi penilaian belajar peserta didik meliputi mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran, mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda, mampu memperbaiki soal yang tidak valid, mampu memeriksa jawab, mampu mengklarifikasi hasil-hasil penilaian, mampu mengolah dan menganalisis penilaian, dan sebagainya. b.
Kompetensi kepribadian Kompetensi kepribadian ini mengharuskan guru mampu bersifat dan bersikap baik dimanapun dan dalam keadaan apapun. Karena
sekolah
adalah
lingkungan
yang
sangat
mendasari
terbentuknya kepribadian siswa setelah lingkungan keluarga, maka segala hal yang ada di sekolah yaitu sikap guru di kelas maupun di luar kelas akan menjadi cermin bagi para siswanya. Tidak hanya bagi siswa tetapi juga terhadap masyarakat, pada umumnya masyarakat
22
mempunyai anggapan bahwa seorang guru adalah teladan yang baik dilingkungannya. c.
Kompetensi profesional Kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang dapat menunjang tercapainya tugas seorang guru, kompetensi ini meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab atas tugasnya dan rasa kebersamaan dengan guru lainnya. Kompetensi profesional mencakup kemampuan dalam hal mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis maupun psikologis, mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai tingkat kemampuan peserta didik, mampu menangani berbagai bidang studi yang dibebankan kepadanya, mampu menggunakan media yang ada, mampu menerapkan metode pembelajaran yang sesuai, mampu mengevaluasi pembelajaran, dan mampu memotivasi siswa agar berminat belajar.
d.
Kompetensi sosial Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kemampuan ini tidak kalah penting dengan kompetensi sebelumnya, terciptanya sekolah yang baik dan berhasil tidak lepas dari campur tangan semua pihak dalam
23
lingkungan sekolah. Seorang guru harus mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik dengan kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan yang akan datang. Kompetensi sosial guru tercermin melalui indikator interaksi dengan siswa, kepala sekolah, sesama guru/rekan kerja, orangtua siswa, dan masyarakat. Kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan
atau
melaksanakan
pekerjaan
yang
dilandasi
oleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sehingga dapatlah dirumuskan bahwa kompetensi diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar ditetapkan. Yang paling berperan dalam berhasil tidaknya seorang siswa di sekolah adalah guru, selain dari kemampuan siswa dalam menguasai materinya terlebih dahulu seorang guru harus memiliki kompetensi yang lebih luas dari siswanya. 2. Materi Bahasa Indonesia Materi dalah isi dari pembelajaran, penguasaan materi siswa tidak lepas dari kompetensi penguasaan materi guru, materi yang disajikan terkesan sangat luas dan banyak untuk dikuasai oleh guru dalam satu pokok bahasan saja, adanya silabus sangat membantu membatasi pokok bahasan yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran. Guru harus
24
mempunyai tolak ukur dalam pembelajaran agar dapat menciptakan situasi pembelajaran dan pengalaman belajar yang menyenangkan. Sebelum sekolah anak sudah mempunyai bahasa sejak lahir yaitu bahasa ibu (daerah) atau bahasa pertama seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur masyarakat menggunakan Bahasa Jawa dan di Jawa Barat umumnya berbahasa Betawi untuk berkomunikasi. Karena di daerah masing-masing memiliki bahasa tersendiri, dan sebagaian besar warga negara menggunakan bahasa daerah. Untuk dapat saling berkomunikasi daerah satu dengan yang lain perlu adanya bahasa pemersatu disebut bahasa kedua. Menurut Broto (1980:30) pengertian kedua adalah kedua dari bahasa pertama (bagi anak-anak yang bahasa pertamanya bukan Bahasa Indonesia) dan tidak dihubungkan dengan pengertian: politik, nilai, derajat, dan martabat bahasa. Apalagi dengan mengingat bahwa bahasa yang dimaksud bahasa kedua dalam uraian ini, adalah Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia, bahasa resmi Negara Republik Indonesia. Dalam kedudukannya sebagai bahasa kebudayaan bangsa, bahasa nasional, Bahasa Indonesia adalah bahasa utama bangsa Indonesia. Di sekolah kita belajar bahasa. Bahasa yang kita pelajari di sekolah adalah bahasa nasional (Bahasa Indonesia), bahasa internasional (Bahasa Inggris), dan bahasa daerah (bahasa lokal dimana kita sekolah, misanya di Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Batak, dan lainnya) (Zulela, 2012:2). Diwajibkan di semua sekolah Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran pokok.
25
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) saat ini, pembelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang SD/MI mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra meliputi 4 aspek: 1.
Mendengarkan (Menyimak)
2.
Berbicara
3.
Membaca
4.
Menulis (Zulela, 2012:5) Di MIM Beji mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V terdapat
5 jam pelajaran tiap minggu. Ruang lingkup materi Bahasa Indonesia: Standar Kompetensi : 1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan Kompetensi Dasar
: 1.2. Mengidentifikasi unsur cerita tentang rakyat yang didengarnya
Berikut ringkasan materi Bahasa Indonesia kelas V dengan subpokok bahasan mengidentifikasi unsur cerita: Dalam sebuah cerita rakyat ada beberapa unsur yang harus dipelajari yaitu mengenai: a.
Menentukan nama-nama tokoh dan wataknya Tokoh cerita adalah orang yang berperan dalam cerita. Tokoh yang menggerakkan cerita dari awal hingga akhir disebut tokoh utama. Selain tokoh utama, terdapat tokoh pendamping. Tokoh
26
pendamping peranannya lebih kecil dari tokoh utama. Selain itu tokoh juga mempunyai watak atau sifat seperti manusia pada umumnya. b.
Latar atau Setting Latar atau setting adalah segala keterangan mengenai tempat, waktu dan suasana dalam cerita. Latar dibagi menjadi tiga yaitu latar tempat adalah segala sesuatu menjelaskan tentang terjadinya peristiwa dalam cerita, yang kedua adalah latar waktu yaitu waktu terjadinya peristiwa dalam cerita, dan yang ketiga latar suasana adalah penjelasan mengenai suasana yang terjadi saat peristiwa itu terjadi.
c.
Menentukan alur cerita Alur merupakan salah satu unsur pembangun cerita dari dalam (unsur intrinsik). Alur merupakan urutan-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat. Alur dapat dibedakan menjadi 3 yaitu alur maju yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita tersebut diceritakan secara urut dari awal hingga akhir, yang kedua adalah alur mundur (flashback) yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita diceritakan dari akhir, kemudian kembali ke awal, alur yang ketiga yaitu alur campur merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur.
27
d.
Menentukan tema dan amanat Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita, sedangkan amanat atau pesan biasanya mengandung nasehat baik yang dapat menjadi pembelajaran para pembaca.
e.
Menceritakan kembali isi cerita Menceritakan kembali isi cerita merupakan bukti bahwa siswa telah mendengarkan dan menguasai materi bacaan. Menulis garis besar cerita dan menarik kesimpulan dengan jeli dan benar sudah dapat menjadi nilai tambah bahwa siswa telah sungguh-sungguh dalam belajar dan menguasai materi. Subpokok materi siswa kelas V yang akan diteliti adalah unsur
cerita rakyat, sehingga dapat dikatakan kompetensi penguasaan materi pada bab ini adalah apabila seorang siswa mampu menguasai materi unsur cerita rakyat sehingga dapat menjadi dorongan tersendiri untuk menguasai materi Bahasa Indonesia yang lain. Materi Bahasa Indonesia yang menggunakan media komik anak agar siswa menguasai materi pembelajaran adalah pada aspek membaca dengan subpokok bahasan unsur cerita rakyat. B. Media Komik 1. Pengertian media komik a.
Media pembelajaran Secara luas dapat dikatakan bahwa media adalah orang, benda atau kejadian yang menciptakan suasana yang memungkinkan
28
seseorang memperoleh pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap tertentu. Dalam situasi kelas, yang menjadi media adalah guru, buku pelajaran, dan lingkungan kelas secara keseluruhan. Namun istilah media pendidikan sering dipakai secara khusus untuk peralatan tampak-dengar, seperti gambar, dan alat-alat elektronik lain (Ensiklopedia Nasional Indonesia 1990:50). Pada pembahasan ini media yang dimaksud adalah media pendidikan, yaitu media yang digunakan sebagai bahan atau alat pembelajaran. Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (M. Basyirudin Usman 2002:15). Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar (Cecep kustandi, dkk, 2013:8). Banyak pengertian mengenai media antara lain: 1) Media pembelajaran digunakan dalam komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 2) Media pembelajaran memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai software perangkat lunak, yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin
29
disampaikan kepada siswa pada proses belajar, baik di dalam maupun di luar kelas. 3) Media memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal, didengar, atau diraba dengan panca indra. 4) Media pembelajaran dapat digunakan secara massal (misal: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misal: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: buku, komputer, radio tape, kaset, video recorder) (Cecep Kustandi, 2013:9). Proses
pembelajaran
adalah
proses
komunikasi
dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran adalah hal pokok dalam sistem pembelajaran ini. Tanpa media, komunikasi tidak akan berjalan dengan baik atau dapat dikatakan berjalan tetapi tidak akan berlangsung secara optimal. Posisi media pembelajaran sebagai komponen komunikasi ditunjukkan oleh Daryanto (2013:7) dalam bentuk gambar sebagai berikut;
Gambar 2.1 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran (Sumber: www.google.co.id)
30
Fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Maksud gambar posisi media dalam sistem pembelajaran adalah sumber melalui pengalaman menyampaikan materi yang berkaitan melalui media, dan penerima manafsirkan yang dimaksud dari media tersebut. b.
Fungsi media pembelajaran Fungsi media pembelajaran sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Maksud gambar posisi media
dalam
sistem
pembelajaran
adalah
sumber
melalui
pengalaman menyampaikan materi yang berkaitan melalui media, dan penerima manafsirkan yang dimaksud dari media tersebut. Menurut Daryanto (2013:5-6) secara umum media dapat digunakan antara lain: 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis1 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra 3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber belajar 4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visualnya, auditori dan kinestetiknya memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama
1
Bersifat hafalan: kata-kata yang dipakai secara saja yanpa diketahui maknanya yang jelas
31
5) Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. c.
Komik Anak Komik adalah cerita bergambar yang sekarang ini sudah banyak beredar di majalah, bahkan dalam bentuk buku. Komik selalu menjadi bacaan menarik bagi setiap anak, dengan berbagai alasan mereka menyukai penyajian cerita dengan komik. Komik adalah cerita bergambar serial sebagai perpaduan karya seni rupa atau seni gambar dan seni sastra. Di prancis orang menyebutnya sastra ekspresi grafis. Komik berbentuk rangkaian gambar. Masingmasing dalam kotak, yang keseluruhannya merupakan rentetan satu cerita. Gambar-gambar itu pada umumnya dilengkapi balon-balon ucapan dan adakalanya masih disertai narasi sebagai penjelasan. Komik dimuat secara sebagai cerita bersambung dalam majalah atau surat kabar, atau diterbitkan sebagai buku dan dalam bentuk majalah (Ensiklopedia Nusantara Indonesia 1990:54). Menurut Kurt Franz (1996:55) Komik adalah bacaan dengan model percakapan langsung seperti dalam film, hanya saja komik
32
berbentuk gambar dan tulisan. Ketika dialog ditulis dalam gelembung-gelembung
kecil
disertai
gambar
pemeran
dan
mempunyai alur cerita dapat disebut sebagai komik. Banyaknya media secara tidak langsung mempengaruhi pola pembelajaran siswa, seperti dampak adanya televisi dan film secara bebas dapat ditonton oleh anak maupun dewasa membuat mereka lebih menyukai duduk atau tiduran sambil menonton ketimbang membaca buku yang menurut mereka membutuhkan waktu lama. Media komik untuk pendidikan sudah banyak beredar sejak dulu, sehingga dapat disimpulakan bahwa media komik sebagai alat penyampai materi dengan bentuk komik. Materi Bahasa Indonesia yang berupa cerita rakyat pada umumnya berupa bacaan tanpa gambar dibuat menjadi dialog seperti drama televisi untuk menumbuhkan minat baca siswa. 2. Komik sebagai media pembelajaran Menurut M. Basyirudin Usman (2002:55) Komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami. Oleh sebab itu media komik dapat berfungsi sebagai media informatif dan edukatif. Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksudmaksud pengajaran. Penggunaan media yang tepat akan meningkatkan
33
hasil belajar dan membuat proses belajar menjadi menarik dan menyenangkan, dapat mengurangi kesalahpahaman dan ketidakjelasan. Komik sebagai media berperan sebagai alat yang mempunyai fungsi
menyampaikan
pesan
pembelajaran.
Dalam
konteks
ini
pembelajaran menunjuk pada sebuah proses komunikasi antara pelajar dan sumber belajar (dalam hal ini komik pembelajaran). Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Terdapat jenis-jenis komik, sebagai berikut: a.
Komik karikatur Komik karikatur biasanya hanya berupa satu tampilan saja, dimana didalamnya bisa terdapat beberapa gambar yang dipadu dengan tulisan-tulisan. Biasanya komik tipe kartun/karikatur ini berjenis humor (banyolan) dan editorial (kritikan) atau politik (sindiran) dapat menimbulkan sebuah arti sehingga si pembaca dapat memahami maksud dan tujuannya.
b.
Komik Strips Komik Strip (Strip comics) adalah sebuah gambar atau rangkaian gambar yang berisi cerita. Komik Strip ditulis dan digambar oleh seorang kartunis, dan diterbitkan secara teratur (biasanya harian atau mingguan) di surat kabar dan di internet. Biasanya terdiri dari 3 hingga 6 panel atau sekitarnya. Penyajian isi
34
cerita juga dapat berupa humor/banyolan atau cerita yang serius dan menarik untuk disimak setiap periodenya hingga tamat. c.
Buku Komik Rangkaian gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku Komik (Comic Book) ini sering disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya dalam Buku Komik berisikan 32 halaman, biasanya pada umumnya ada juga yang 48 halaman dan 64 halaman, dimana didalamnya berisikan
isi
cerita,
iklan,
dan
lain-lain
(http://yukomikus.wordpress.com/komiksebagaimediapembelajaran/). Cara membuat komik sederhana sebagai media pembelajaran sekaligus manarik minat membaca siswa adalah: a.
Menentukan subpokok bahasan materi bahasa indonesia, penulis menekankan pada materi identifikasi unsur cerita rakyat
b.
Mencari film mengenai materi cerita rakyat, bisa mendownload di situs internet seperti youtube, film tentang cerita rakyat
c.
Memotong video cerita rakyat dalam bentuk foto bersambung untuk menentukan alur
d.
Menentukan alur cerita
e.
Merangkai foto bersambung tersebut untuk diisi dialog atau gelembung-gelembung berisi dialog supaya mempunyai alur yang jelas.
35
Contoh dari potongan komik yang digunakan sebagai media pembelajaran:
Gambar 2.2 Contoh Komik Anak Cerita Rakyat Timun Emas (Sumber: www.youtube.com film dengan perubahan dialog)
3. Kelebihan dan kelemahan media komik Komik sebagai media pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kelemahan, media komik ini dapat diterapkan di berbagai kelas tentu dengan penggolongan kata yang baik, kenapa komik? Untuk menarik minat membaca siswa tentu media harus berbentuk grafis. Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan (reserver), dimana pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual. Selain itu media grafis berfungsi
36
untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan (M. Basyirudin Usman 2002:33). Kelebihan dan kelemahan komik sebagai media pembelajaran adalah: a.
Kelebihan komik sebagai media pembelajaran Metode mengajar seorang pendidik dalam menyampaikan pesan pembelajaran sangatlah terbatas dan sangat monoton. Hanya sebatas ceramah, tanya jawab, diskusi dan simulasi sehingga pengalaman belajar yang didapatkan peserta didik sangat tidak variatif dan merasa belum memahami pesan yang disampaikan oleh pendidik. Bukan hanya itu, komik pun dapat menarik semangat siswa untuk belajar dan mengajari siswa untuk menerjamahkan cerita ke dalam gambar bahkan seolah-seolah siswa dihadapkan pada konteks yang nyata sehingga muncul efek yang membekas pada siswa dan dapat mengingat sesuatu lebih lama. Materi yang terdapat di dalam komik dapat dijelaskan secara sungguh-sungguh, yang artinya bahwa materi yang berbentuk gambar dapat menjelaskan keseluruhan cerita atau materi yang dibarengi oleh ilustrasi gambar untuk mempermudah siswa dengan mengetahui bentuk atau contoh kongkret apa maksud dari materi tersebut.
37
Menurut Trimo (1992:22) kelebihan komik sebagai media untuk menumbuhkan minat membaca adalah: 1) Komik menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya; 2) Mempermudah siswa menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak; 3) Dapat mengembangkan minat baca anak dan mengembangkan satu bidang studi yang lain; 4) Seluruh jalan cerita komik menuju pada satu hal yakni kebaikan atau studi yang lain. (http://astimutiara.blogspot.com/komik sebagai media pembelajaran.html). b.
Kelemahan media komik sebagai media pembelajaran Salah satu kelemahan komik adalah tidak semua orang bisa belajar efektif dengan gaya visual, karena setiap orang mempunyai gaya belajar masing-masing. Oleh karena itu komik tidak dapat selalu dijadikan media pembelajaran. Dengan kata lain media belajar harus menyesuaikan dengan gaya belajar masing-masing siswa. Komik juga dapat membuat orang menjadi malas karena orang cenderung hanya ingin melihat gambar yang menarik menurut mereka saja, tidak memahami materi secara utuh. Bahkan enggan untuk membaca keseluruhan cerita sehingga daya serap siswa terhadap materi rendah. Terkadang komik yang terjual di pasaran atau di toko-toko buku terdapat gaya bahasa yang kotor dan terlalu khayal sehingga
38
pesan atau materi yang disampaikan tidak mengenai target sasaran dan terjadi kesalahan presepsi. Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan atau tingkah laku yang sinting dan sulit diterima oleh akal sehat atau kurang logis, sehingga siswa hanya hanyut dengan cerita khayal yang terdapat dalam komik tanpa ada kesan materi atau pesan yang disampaikan tidak dapat dicerna oleh siswa. Adapun kekurangan komik yang lainnya antara lain adalah terlalu banyak mengkonsumsi komik bisa menumpulkan imajinasi pembaca. Perhatikanlah prosa, seperti novel atau cerpen yang banyak menggambarkan wajah tokoh tertentu dengan kata-kata daripada gambar. Pembaca diajak untuk membayangkan seperti apa wajah tokoh tersebut. Atau ketika penulis menggambarkan latar tempat. Aspek-aspek inilah yang dalam komik diterjemahkan dalam gambar dan membuat pembaca langsung menikmatinya, tanpa harus membayangkan penggambaran tersebut lewat pikirannya. Mula-mula, imajinasi hanya terbatas pada apa yang digambarkan. Namun akhirnya,
imajinasi
bisa
tumpul.
Misalnya,
hanya
bisa
membayangkan latar tempat sebagaimana digambarkan pada komik atau hanya bisa menggambar tokoh-tokoh seperti yang digambarkan komikus terkait. Menurut Trimo (1992:21) kelemahan media komik antara lain:
39
1) Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar; 2) Ditinjau dari segi bahasa komik hanya menggunakan kata-kata kotor
atau
kalimat-kalimat
yang
kurang
dapat
dipertanggungjawabkan; 3) Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan atau tingkah laku yang prevented; 4) Banyak
adegan
percintaan
(http://astimutiara.blogspot.com/
yang komik
menonjol.
sebagai
media
pembelajaran. html). Terlepas dari kelebihan dan kekurangan media komik untuk pembelajaran, tentu saja semua media ada kelebihan dan kekurangan, hanya saja perlu pertimbangan masak-masak pemilihan media dalam pembelajaran untuk mengurangi resiko dari kelamahan yang berdampak pada peserta didik. Media digunakan jika terdapat masalah yang perlu penanganan dan mengguanakan cara biasa belum mempan atau berubah menjadi baik. Media komik juga tidak dapat digunakan secara terus menerus, hanya beberapa hal saja yang benarbenar membutuhkan media komik ini seperti pelajaran Bahasa Indonesia, sebagai pendorong semangat para guru untuk lebih inovatif menciptakan media pembelajaran untuk peserta didik.
40
BAB III METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah berdirinya MI Muhammadiyah Beji MI Muhammadiyah Beji berdiri pada tahun 1967 Masehi. Madrasah ini berdiri disebabkan karena banyaknya siswa Sekolah Dasar yang kurang paham dan mengerti tentang keislaman. Banyak sekali anakanak yang pandai dalam bidang akademi tetapi akhlak dan budi pekertinya kurang sesuai dengan sosial keagamaan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Berawal dari itulah para pemuka agama dan tokoh masyarakat berusaha mewadahi pandidikan yang menggabungkan antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Maka dibentuklah sebuah madrasah yang diberi nama Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah
Beji.
Dalam
perkembangannya
MI
Muhammadiyah Beji mengalami kemajuan yang pesat terutama tiga tahun terakhir.
Jumlah
muridnya
mengalami
peningkatan
yang
sangat
menggembirakan. Namun demikian dengan bertambahnya murid ternyata juga memunculkan tantangan baru yaitu kurangnya ruangan kelas sarana dan prasarananya. Saat ini Madrasah Ibtidaiyah Beji memiliki enam ruang kelas dan satu ruang kantor dan guru dan ruangan lain yang sifatnya darurat yaitu gudang dan mushola. Idealnya ruangan yang harus disediakan adalah dua 41
belas ruangan yaitu sembilan ruang untuk kelas, tiga lainnya untuk kantor, perpustakaan, dan laboratorium, namun karena darurat maka ruang kantor saat ini menjadi ruang guru, kepala, perpustakaan, ruang tamu, UKS dan ruangan rapat. 2. Letak geografis a.
Batas – batas wilayah Desa Beji Desa Beji merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten yang memiliki luas wilayah 1596050,8 hektar, dengan batas sebagai berikut: 1) Batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Desa Jati sari. 2) Batas sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tombol. 3) Batas sebelah barat berbatasan dengan Desa Bono. 4) Batas sebelah timur berbatasan dengan Desa Majegan.
b.
Iklim dan curah hujan Desa Beji beriklim tropis dengan udara yang sejuk ketinggian tanah dari permukaan laut adalah 480 dan termasuk dataran rendah. Curah hujan rata-rata 2.5583 mm/ tahun dan musim hujan antara 130 sampai dengan160 pertahun, suhu udara rata-rata 23 sampai 32 derajat Celsius.
c.
Letak MI Muhammadiyah Beji MI Muhammadiyah Beji terletak di Dusun Bandung Desa Beji, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa tengah. Dusun Bandung terletak di tengah dari dusun-dusun yang ada di desa Beji.
42
Sebelah barat MI Muhammadiyah Beji adalah Mushola dan sebelah timur, selatan dan barat bersebelahan dengan rumah warga Dusun Bandung terletak di tengah-tengah perkampungan yang letaknya sangat strategis. 3. Visi, misi dan tujuan madrasah Adapun visi madrasah adalah menumbuh kembangkan manusia yang cerdas, terampil, berbudaya berlandaskan iman, dan taqwa. Sedangkan misi madrasah adalah: a.
Meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang kreatif menyenangkan dan berkualitas
b.
Mengembangkan bakat, minat, dan potensi siswa secara optimal
c.
Menciptakan suasana sekolah yang ramah, kondusif serta menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa
d.
Meningkatkan kegiatan keagamaan
e.
Menciptakan komunikasiyang efektif, menyenangkan dan disiplin. Selain visi dan misi di atas madrasah juga mempunyai tujuan,
tujuan MIM beji adalah: a.
Mencerdaskan bangsa
b.
Beriman dan bertaqwa kepada Allah
c.
Berakhlak mulia
d.
Senang membaca Al-Qur‟an dan Hadits
e.
Mandiri, berbakat, terampil, dan bertanggung jawab
43
f.
Menjadikan masyarakat, bernuansa islam, senang beribadah dan bekerja.
4. Identitas sekolah a.
Nama Sekolah
: MI Muhammadiyah Beji
b.
No Statistik Sekolah
: 111233100037
c.
Akreditasi Madrasah
: Terakreditasi B
d.
Alamat Lengkap Madrasah
: Bandung, Beji
Desa/Kecamatan
: Beji/Tulung
Kabupaten
: Klaten
Provinsi
: Jawa Tengah
No. Telp
: 085725510328
e.
NPWP
:-
f.
Nama Kepala Sekolah
: Rastuti Yubaidah, S.PdI
g.
No. Telp/ HP
: 085725610328
h.
Nama Yayasan
: Muhammadiyah
i.
Alamat yayasan
: Beji, Tulung, Klaten
j.
No. Telp Yayasan
:-
k.
No Akte pendirian Yayasan
: No. WK/5C/3998/19.A/MI/1983
l.
Kepemilikan Tanah
: Milik Yayasan
a. Status Tanah
: Bersertifikat
b. Luas Tanah
: 675
44
m2
m.
Status Bangunan Yayasan
n.
: 504 m2
Luas Bangunan
5. Data fisik Madrasah Gedung permanen dan representative 1.
Status tanah:
a. Luas
: 675 m2
b. Luas
: Bangunan 504 m2
c. Status Tanah: Wakaf 2.
Surat kepemilikan tanah sertifikat/Akte
3.
Ruang kelas
: 6 lokal
4.
Ruang lab. Computer
: Ada
5.
Ruang Perpustakaan
: Ada
6.
Ruang UKS
:-
7.
Ruang BP
:-
8.
Ruang Guru
: 1 lokal
9.
Ruang Kepala Madrasah
: Ada
45
:
10. Struktur organisasi Struktur organisasi MI Muhammadiyah Beji tahun ajaran 2014/2015 Kepala Sekolah ---------------------------------- Dewan/Komite Rastuti Yubaidah, S.Pdi Unit Perpustakaan Tata Usaha -------------------------------------------Wijayanta Khoerul Muqorrobin Jabatan
Wali Kelas I
Wali Kelas II
Wali Kelas III
Wali Kelas IV
Siti Marfuah
Kurnianingsih
Anni Rohmawati
Zakiyah. M
Wali Kelas V
Wali Kelas VI
Guru Penjas
Guru
Guru
Khoerul .M
Hastuti Sri .U
Puji Riyanto
Wijayanta
Umi .N.A
Siswa
Masyarakat Tabel 3.1 Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Beji
46
11. Keadaan guru dan siswa MI Muhammadiyah Beji a. Keadaan guru MI Muhammadiyah Beji Jumlah keseluruhan guru di MI Muhammadiyah Beji adalah 11 orang dengan rincian Kepala sekolah (PNS) dan 10 guru wiyata bakti. Berikut data guru yang mengajar di MI Muhammadiyah Beji: No. 1.
Nama Rastuti Yubaidah, S.PdI
L/P P
Pendidikan S1
2.
Siti Marfu'ah, S.PdI
P
S1
3. 4. 5. 6.
P P P P
S1 S1 S1 D2
7.
Hastuti Sri Utami, S.PdI Kurnianingsih, S.Ag Anni Rohmahwati, S.Ag Zakiyah Mubarokah, A.Ma Puji Riyanto, SE
L
S1
8.
Umi Nur'aliyah
P
SMA
9.
L
S1
10.
Khoerul Muqorobin, S.PdI Wijayanta, S.PdI
L
S1
11.
Yeni Ratnasari, S.Ag
P
S1
Tabel 3.2 Data Guru MI Muhammadiyah Beji
47
Jabatan Kepala Sekolah Guru Kelas 1A Guru Kelas 6 Guru Kelas 2 Guru Kelas 1B Guru Kelas 4 Guru Mapel Penjaskes Guru Mapel Matematika Guru Kelas 5 Guru Mapel Penjaskes Guru Mapel Akidah Akhlak
b. Keadaan siswa MI Muhammadiyah Beji Jumlah keseluruhan siswa di MI Muhammadiyah Beji tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelas Laki-laki Perempuan Total I 18 12 30 siswa II 12 12 24 siswa III 9 10 19 siswa IV 7 9 16 siswa V 7 8 15 siswa VI 6 7 13 siswa Jumlah 59 58 117 siswa Tabel 3.3 Data Siswa MI Muhammaditah Beji Tahun Pelajaran 2014/2015
12. Ekstrakurikuler Untuk memberikan pelayanan yang maksimal di madrasah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler tidak wajib diikuti semua siswa hanya yang menginginkan berbakat dan berminat dibidangnya. Di MIM Beji terdapat beberapa jenis ekstrakurikuler yang bisa menjadi pilihan para siswanya yaitu: a. Drumband b. Qiro‟ah dan tartil Al-Qur‟an c. Pencak silat d. Pramuka e. Komputer Data ini diperoleh pada tanggal 23 september 2014.
48
B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian guna memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Beji, Kecamatan Tulang, Kabupaten Klaten. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah saat penelitian dilangsungkan. Berikut adalah jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas: a.
b.
c.
d.
Kegiatan prasiklus
Waktu
1) Persiapan
23 Oktober 2014
2) Pelaksanaan
27 Oktober 2014
Kegiatan Siklus I 1) Persiapan
28 Oktober 2014
2) Pelaksanaan
30 Oktober 2014
Kegiatan Siklus II 1) Persiapan
31 Oktober 2014
2) Pelaksanaan
3 November 2014
Kegiatan Siklus III 1) Perencanaan
4 November 2014
49
2) Pelaksanaan
6 November 2014
3. Subjek penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji, Tulung, Klaten pada tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 15 anak dengan rincian perempuan delapan anak dan laki-laki tujuh anak. No.
Nama Siswa
Jenis Kelamin P L
Usia 12 th 11 th
Mata Pelajaran yang disukai IPA IPA
Hobi
1. 2.
Mirna Wati Reza Fahlefi
3.
Rahmad R. Arridho Sifa Salsabilla N. Azizah Muthoharoh
L
11 th
Penjaskes
Membaca Bermain Bulu Tangkis Berenang
P P
10 th 10 th
IPS dan Sains IPA/SAINS
Menggambar Menggambar
6.
Dela Wulandari
P
11 th
Penjaskes
7.
Dhian Darmastuti
P
10 th
Bahasa Inggris
8.
Inge Angelina
P
11 th
SBK
Mewarnai
9.
Muhammad Hasan
L
10 th
Penjaskes
Berenang
10.
Shofati Asadah
P
10 th
Al-Qur‟an Hadits
Membaca
11.
Zakiyyah Markhamah A.
P
9 th
IPA
Menulis
12.
Sinung Susilo
L
11 th
Penjaskes
Berenang
4. 5.
Agus
50
Membaca
Menulis
13.
Fajar Adi Tama
L
10 th
Penjaskes
Bermain Sepak Bola
14.
Nur Wakhid
L
10 th
SBK
Menyanyi
15.
Muhammad Rizki F.
L
9 th
Bahasa Indonesia
Membaca
Tabel 3.4 Nama Siswa-Siswi Kelas V MI Muhammadiyah Beji Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015
Alasan yang paling mendasar pemilihan subjek penelitian ini adalah lokasi MI Muhammadiyah Beji paling dekat, selain itu sekolah paling maju dan jumlah siswa yang paling banyak diantara sekolah dasar yang terletak di Desa Beji dan sekitarnya. Setelah diadakan pra survei di MI Muhammadiyah Beji terdapat kendala dalam proses belajar mengajar di kelas V yaitu kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia masih di bawah rata-rata ketuntasan minimal. Penelitian tindakan kelas ini adalah salah satu upaya dalam rangka penerapan media komik anak untuk meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji, Tulung, Klaten. Dengan harapan siswa cepat menguasai materi Bahasa Indonesia dengan baik sehingga tercapai tujuan pembelajaran selain itu diharapkan adanya peningkatan semangat membaca materi siswa. C. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus Penelitian tindakan kelas ini dipilih dengan menggunakan model dari Suharsimi Arikunto yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-
51
tindakan pada siklus sebelumnya. Dalam setiap siklusnya terdiri dari empat elemen penting, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1. Persiapan a.
Permohonan ijin kepada kepala sekolah MI Muhammadiyah Beji, Tulung, Klaten
b.
Observasi dan wawancara. Observasi ini dilakukan di dalam kelas V ketika kegiatan pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, sedangkan kegiatan wawancara dilakukan dengan guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas V dan siswa kelas V yang nilai pelajaran Bahasa Indonesia sudah tuntas dan belum tuntas KKM mengenai minat membaca dan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia.
c.
Mengidentifikasi
permasalahan
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran. d.
Menyusun rencana penelitian.
2. Pra Siklus a.
Perencanaan 1) Observer menyiapakan materi untuk pembelajaran mengenai unsur cerita rakyat 2) Observer membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
52
3) Observer membuat instrumen penelitian berupa tugas untuk siswa, lembar pengamatan siswa dan lembar observasi. b.
Pelaksanaan 1) Kegiatan awal Apersepsi dan Motivasi a) Salam pembuka b) Bertanya kabar siswa c) Absensi untuk mempersiapkan siswa belajar 2) Kegiatan inti a) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, (1) Siswa membaca cerita rakyat dengan judul “Malin Kundang” secara bergantian perparagraf (2) Disela-sela pembacaan cerita diuraikan unsur cerita rakyat yang pertama yaitu tentang tokoh dan wataknya. b) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, (1) Siswa dibuat tiga kelompok untuk mendiskusikan tentang unsur cerita rakyat yang lain yaitu alur, tema dan amanat serta meringkas atau menceritakan kembali cerita Malin kundang
53
(2) Kembali ke bangku masing-masing untuk melanjutkan identifikasi cerita Malin Kundang secara mandiri. (3) Tanya jawab dan penugasan secara mandiri c) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi guru, (1) Menanyakan pada siswa berkenaan dengan materi, tentang hal-hal yang belum diketahui (2) Bersama-sama
siswa
kesalahpahaman,
tanya
memberikan
jawab
meluruskan
penguatan
dan
penyimpulan. 3) Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup, a) Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil b) Siswa ditanya kesan dan pesan selama pembelajaran. c) Siswa diberi wejangan untuk rajin membaca dan belajar. c.
Pengamatan 1) Guru mengamati kesiapan siswa dalam menerima pelajaran 2) Guru mengamati perhatian siswa terhadap pelajaran dan minat siswa untuk membaca materi 3) Guru mengamati kegiatan siswa selama di dalam kelas
d.
Refleksi
54
1) Guru dan observer mengumpulkan data berupa hasil belajar tanpa menggunakan media, lembar pengamatan, lembar observasi untuk dianalisis. Hasil dari pra siklus siswa masih kesulitan menguasai materi, dan tidak mempunyai minat membaca. 2) Observer menyiapkan langkah untuk melaksanakan siklus I dengan media komik anak.
3. Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 dimulai jam 9.35 s.d 10.45 durasi 2 jam pelajaran. Materi pembelajaran pada siklus I masih sama yaitu Unsur cerita rakyat. a.
Perencanaan 1) Observer mempersiapkan materi pembelajaran unsur cerita rakyat 2) Observer menyiapkan media komik anak dengan judul “Legenda Seribu Candi” 3) Observer menyiapkan instrumen penelitian berupa tugas untuk siswa, tabel pengamatan dan observasi.
b.
Pelaksanaan 1) Kegiatan awal Apersepsi dan Motivasi a) Salam Pembuka 55
b) Absensi untuk mempersiapkan siswa belajar c) Siswa mempersiapkan alat tulis dan buku untuk memulai pelajaran d) Siswa diajak senam keseimbangan otak kanan dan kiri
2) Kegiatan inti a) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, (1) Guru memperlihatkan komik Legenda Seribu candi kepada siswa (2) Guru bertanya pada siswa mengenai komik (3) Selanjutnya Guru bertanya pada siswa mengenai cerita rakyat dan unsur-unsur yang terkandung didalamnya b) Elaborasi Dalam kegiatan Elaborasi, (1) Guru memberikan jawaban yang tepat mengenai cerita rakyat dan unsurnya (2) Siswa membaca komik Legenda seribu candi seperti drama secara bergantian
56
(3) Siswa menentukan tokoh dan wataknya, jenis alur, tema dan amanat yang terkandung didalam cerita rakyat Legenda seribu candi melalui tanya jawab dan penugasan c) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, (1) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai unsur cerita rakyat yang belum mereka kuasai (2) Bersama-sama guru siswa bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan materi dan penyimpulan. 3) Kegiatan penutup a) Siswa dan Guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil b) Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi cerita rakyat yang lain dan mempersentasikan pada pembelajaran berikutnya c.
Pengamatan 1) Guru mengamati kesiapan siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia 2) Guru mengamati minat
membaca siswa terhadap komik
pertama yaitu Legenda seribu candi
57
3) Guru melakukan observasi terhadap penguasaan materi unsur cerita rakyat, minat membaca siswa, serta kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan siklus I. d.
Refleksi Guru dan observer melakukan refleksi siklus I dengan melihat tabel pengamatan dan tabel observasi untuk mengetahui minat membaca sebagai acuan untuk menentukan tahap siklus II. Mengumpulkan hasil belajar siswa untuk mengetahui adanya peningkatan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia. Refleksi tersebut antara lain: 1) Bagaimana agar siswa mampu meringkas dan menceritakan kembali isi cerita yang dibuat dalam bentuk komik anak. 2) Bagaimana tingkat kompetensi penguasaan materi unsur cerita rakyat. Hasil akhir dari siklus I masih belum sesuai dengan harapan.
4. Siklus II Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 3 November 2014 pada jam 9.35 s.d 10.45 dengan durasi 2 jam pelajaran. Materi pada siklus II yaitu Unsur cerita rakyat. Untuk meningkatkan penguasaan materi guru melaksanakan siklus II sebagai berikut: a.
Perencanaan 1) Observer menyiapkan RPP untuk siklus II
58
2) Observer menyiapakan komik anak kedua dengan judul “Timun Emas” 3) Observer menyiapkan instrumen penelitian berupa tugas untuk siswa, lembar pengamatan dan lembar observasi b.
Pelaksanaan 1) Kegiatan Awal Apersepsi dan motivasi a) Salam pembuka b) Tanya kabar siswa c) Absensi d) Siswa disuruh mempersiapkan alat tulis untuk belajar 2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, (1) Guru membagi kelompok menjadi tiga (2) Komik anak berjudul Timun Emas dibagikan pada siswa (3) Siswa diminta mendiskusikan dan mengemukakan tokoh serta wataknya, jenis alur, tema dan amanat dari cerita rakyat Timun Emas. (4) Secara berlomba salah satu kelompok akan mendapat poin bila selesei lebih awal dan benar ketika mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya.
59
b) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, (1) Kelompok yang selesei lebih dulu mempersentasikan hasil diskusinya. (2) Sementara kelompok lain mencocokkan bersama dengan hasil diskusi kelompok masig-masing (3) Guru memberikan hukuman bagi yang mendapat poin terendah, dan sebaliknya kelompok yang mendapat poin tertinggi mendapat hadiah. (4) Bertanya jawab tentang komik Timun emas dan penugasan c) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, (1) Guru menanyakkan pada siswa berkenaan dengan materi unsur cerita rakyat, tentang perihal yang belum dimengerti (2) Bersama-sama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan serta penyimpulan 3) Kegiatan Penutup a) Guru dan siswa melakukan refleksi tentang proses dan hasil. b) Guru mengingatkan agar siswanya selalu gemar membaca walaupun jenis bacaannya tidak komik, dan rajin belajar
60
c) Salam penutup. c.
Pengamatan 1) Guru mengamati siswa yang pada siklus I masih belum tuntas untuk lebih fokus di dampingi 2) Guru mengamati adanya peningkatan minat membaca 3) Guru mencatat kekurangan dan kelebihan pengajaran pada siklus II 4) Guru melakukan observasi terhadap penguasaan materi pada siklus II
d.
Refleksi Refleksi pada siklus II yaitu: 1) Bagaimana agar siswa mau tetap fokus terhadap materi unsur cerita rakyat 2) Guru dan observer mengumpulkan hasil belajar, tabel pengamatan, tabel observasi sebagai acuan untuk melaksanakan siklus III. Hasil belajar siswa dari siklus II ini belum semua tuntas bahkan belum mencapai 85 % sehingga perlu diadakan siklus III.
5. Siklus III Siklus III harus dilaksanakan karena siswa yang tuntas KKM baru mencapai 75%. Siklus III dilaksanakan pada hari kamis 6 November 2014 jam 9.35-10.45 satu kali pertemuan. a.
Perencanaan
61
1) Observer mempersiapkan RPP untuk siklus III 2) Observer menyiapkan cerita rakyat dalam bentuk komik ke tiga berjudul “Keong Emas” 3) Observer menyiapakan instrumen penelitian dan penugasan b.
Pelaksanaan 1) Kegiatan Awal Apersepsi dan Motivasi a) Salam pembuka b) Tanya kabar c) Absensi d) Membentuk kelompok 2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, (1) Beberapa siswa berperan sebagai tokoh dalam cerita keong emas mendialogkan komik tersebut. (2) Teman yang mendengar sambil mencatat hal-hal yang penting (3) Siswa mendiskusikan kembali tokoh dan wataknya, alur dari cerita keong emas, tema dan amanat b) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,
62
(1) Salah satu siswa mulai membacakan hasil diskusi kelompok (2) Bersama-sama seluruh siswa menceritakan kembali cerita keong emas (3) Mencocokan
bersama
hasil
diskusi
kelompok,
kelompok lain menilai hasil kelompok yang persentasi dengan memberi poin (4) Setelah
poin
terkumpul
maka
kelompok
yang
mendapat poin terbanyak mendapat penghargaan,dan yang mendapat poin terendah mendapat hukuman (5) Penugasan dan evaluasi terakhir siklus tiga c) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, (1) Guru bertanya pada siswa mengenai materi yang telah disampaikan selama 3 kali pertemuan menggunakan media komik (2) Guru menanyakan pada siswa tentang hal-hal yang belum diketahui serta melakukan penyimpulan dan penguatan 3) Kegiatan Penutup a) Guru menanyakan kesan belajar dengan media komik anak b) Guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil
63
c) Pesan dan kesan selama melakukan penelitian bersama siswa d) Salam penutup c.
Pengamatan 1) Guru mengamati siswa-siswa yang pada siklus II masih memerlukan perhatian khusus. 2) Guru mengamati bagaimana perhatian siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia 3) Guru mengamati peningkatan minat membaca ketika pelajaran dan istirahat berlangsung 4) Guru mengamati siswa dalam penguasaan materi pembelajaran.
d.
Refleksi 1) Karena hasil akhir dari siklus III sudah lebih dari 85% tuntas maka peneliti mencukupkan hanya sampai siklus III 2) Masih ada satu siswa yang memang belum tuntas karena adanya kendala lingkungan keluarganya. 3) Hampir seluruh siswa menyukai cerita dalam bentuk komik anak dengan alasan lebih menarik dan menantang, pada umumnya siswa telah membaca cerita rakyat tetapi baru pada pelajaran kali disampaikan melalui media komik anak 4) Dalam siklus III ini siswa juga semua aktif mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir dengan penuh semangat.
64
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus Dari hasil wawancara dilakukan pada tanggal 23 September 2014 dengan Hastuti Sri Utami selaku guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V MI Muhammadiyah Beji, Tulung, Klaten menyatakan bahwa proses belajar mengajar yang selama ini terjadi dapat dikatakan
belum
sepenuhnya
mencapai
tujuan
pembelajaran.
permasalahan yang mendasar sebenarnya adalah siswa yang kurang mampu menguasai materi, terbukti dari nilai prasiklus yang masih banyak siswa belum tuntas KKM. Banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi penguasaan materi pada siswa faktor eksternal dan internal, salah satu faktor internal adalah minat membaca siswa. Menurut para Guru memang minat membaca siswa di MI Muhammadiyah sangatlah rendah, perlu adanya peningkatan minat membaca siswa terutama kelas V yang akan segera menghadapi persiapan di kelas VI. Berikut Hasil penelitian yang telah dilaksanakan: a. Minat membaca siswa pada pra siklus 1) Hasil wawancara dengan siswa mengenai minat membaca
66
Untuk mengetahui persentase minat membaca siswa sebelum adanya tindakan dilakukan wawancara terhadap siswa. Berikut hasil dari olahan data wawancara siswa: No.
Indikator minat membaca siswa
Ya
Tidak
Jumlah
1.
Siswa menyukai pelajaran Bahasa Indonesia
1
13
15
2.
Siswa membaca buku pelajaran terlebih dahulu sebelum dimulainya pelajaran
0
15
15
3.
Siswa menganggap membaca sangat penting
13
2
15
4.
Membaca karena disuruh atau tidak karena kesadaran sendiri
5
10
15
5.
Mencari informasi mengenai materi dari sumber lain
6
9
15
6.
Mengulangi membaca materi pembelajaran dirumah
3
12
15
7.
Menggunakan waktu istirahat untuk membaca buku di perpustakaan
2
13
15
8.
Menyukai semua jenis buku bacaan
2
13
15
9.
Berusaha membaca dan memahami materi pelajaran
3
12
15
10.
Membaca minimal dua buku ditiap minggunya
11
4
15
47
103
150
Jumlah Skor
Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Siswa Pra Siklus Keterangan: Minat membaca siswa Sangat Baik (A) jika jumlah skor 100 – 150 Minat membaca siswa Baik (B) jika jumlah skor 50 – 100 Minat membaca siswa Cukup (C) jika jumlah skor 25 – 50 Minat membaca siswa Kurang (D) jika jumlah skor 00 – 25
a)
Jumlah skor minat membaca pada kondisi awal diperoleh 47 67
b) Jumlah skor maksimal adalah 15 (skor maksimal tiap item)x 10 (item)= 150 c)
Dari keterangan diatas dapat dikategorikan bahwa minat membaca siswa untuk kondisi sebelum dilakukan tindakan kelas adalah C (Cukup) sedangkan hasil yang ingin diperoleh adalah minimal B (Baik).
d) Persentase minat siswa sebelum dilakukan tindakan kelas adalah 47/150x100% = 31%. b. Kompetensi penguasaan materi siswa pada pra siklus 1) Hasil belajar siswa Hasil dari pra siklus sebelum penggunaan media komik anak dalam pembelajaran dan sebagai bukti bahwa penguasaan materi Bahasa Indonesia masih sangat rendah. Berikut hasil evaluasi siswa sebelum adanya tindakan: No.
Nama Siswa
L/P
Skor Nilai Pra siklus
Ketentuan
1.
Mirna Wati
P
43
Tidak Tuntas
2.
Reza Fahlefi
L
72
Tidak Tuntas
3.
Rahmad R. Arridho
L
78
Tuntas
4.
Sifa Salsabilla N.
P
80
Tuntas
5.
Azizah Muthoharoh
P
72
Tidak Tuntas
6.
Dela Wulandari
P
68
Tidak Tuntas
7.
Dhian Darmastuti
P
88
Tuntas
8.
Inge Angelina
P
83
Tuntas
68
9.
Muhammad Hasan
L
68
Tidak Tuntas
10.
Shofati Asadah
P
83
Tuntas
11.
Zakiyyah Markhamah A.
P
82
Tuntas
No.
Nama Siswa
L/P
Skor Nilai Pra siklus
Ketentuan
12
Sinung Agus Susilo
L
26
Tidak Tuntas
13.
Fajar Adi Tama
L
70
Tidak Tuntas
14.
Nur Wakhid
L
68
Tidak Tuntas
15.
Muhammad Rizki F.
L
59
Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi
88
Nilai Terendah
26
Rata-rata
69,33
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Pra Siklus
a)
Jumlah siswa seluruhnya 15 anak
b) Jumlah siswa yang tuntas sebelum penggunaan media komik anak adalah 6 siswa c)
Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 9 anak
d) Persentase ketuntasan siswa adalah 6/15x100%= 40% masih jauh dari kata tuntas pembelajaran, dikatakan tuntas dan berhasilnya suatu tindakan kelas apabila persentase ketuntasan keseluruhan siswa mencapai 85%. e)
Rata-rata nilai siswa kelas V adalah 69,33 itu artinya belum tercapainya tujuan pembelajaran.
69
2) Hasil observasi terhadap aktifitas siswa Hasil pengamatan aktifitas siswa selama pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung (lihat lampiran) sebagai berikut: No.
Aspek Penilaian
Persentase B%
C%
K%
1.
Kognitif (Kemampuan)
33,33
46,67
20
2.
Afektif (Perhatian)
26,67
46,67
26,67
3.
Psikomotorik (Keaktifan)
26,67
53,33
20
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pra siklus
a) Dari hasil tabel 4.3 pengamatan aktifitas siswa dapat dilihat kemampuan siswa yang sudah baik baru mencapai 33,33% sedangkan sisanya masih cukup dan kurang b) Perhatian siswa sangatlah kurang, dari hasil pengamatan persentase siswa pada kategori baik hanya 26,67%, sedangkan untuk siswa yang perhatiannya cukup 46,67% dan yang kurang memperhatikan pelajaran sebanyak 26,67% c) Begitu juga dengan persentase keaktifan siswa lebih banyak jumlah siswa yang mempunyai keaktifan cukup yaitu 53,33%, dibandingkan dengan siswa yang keaktifan mengikuti pelajaran baik hanya 26,67%, dan yang tersisa adalah siswa pasif berjumlah 20%.
70
c. Refleksi 1) Hal yang menghambat proses pembelajaran antara lain kurang aktifnya siswa karena tingkat minat membaca siswa rendah, siswa tidak mau membaca cerita berjudul Malin kundang karena mereka sudah sering membacanya di buku lain. 2) Hal yang mendukung dalam proses belajar mengajar adalah seluruh siswa duduk memperhatikan. 3) Yang dilakukan peneliti setelah adanya hasil pembelajaran adalah lebih fokus pada siswa yang belum tuntas serta mencari informasi mengenai mereka. 2. Siklus I Pada siklus I sudah digunakan media komik berjudul Legenda seribu candi untuk mengetahui kompetensi penguasaan materi siswa. Hasil dari pengamatan terhadap minat membaca siswa terhadap materi sangat baik, seluruh siswa sangat bersemangat untuk mempelajari komik. Bagi siswa di MI Muhammadiyah Beji komik memang hal baru sehingga perlu belajar membaca komik. Selain hal baru untuk mereka komik merupakan bacaan yang membutuhkan kejelian untuk memahami maksud bacaan. Berikut hasil belajar siswa sesudah adanya tindakan dan hasil pengamatan aktifitas siswa.
71
a. Hasil belajar siswa Berikut ini nilai siswa setelah diadakan tindakan kelas dengan menggunakan media komik anak ketika pembelajaran Bahasa Indonesia: No.
Nama Siswa
L/P
Skor Nilai Pra siklus
Ketentuan
1.
Mirna Wati
P
45
Tidak Tuntas
2.
Reza Fahlefi
L
55
Tidak Tuntas
3.
Rahmad R. Arridho
L
20
Tidak Tuntas
4.
Sifa Salsabilla N.
P
75
Tuntas
5.
Azizah Muthoharoh
P
65
Tidak Tuntas
6.
Dela Wulandari
P
45
Tidak Tuntas
7.
Dhian Darmastuti
P
95
Tuntas
8.
Inge Angelina
P
85
Tuntas
9.
Muhammad Hasan
L
45
Tidak Tuntas
10.
Shofati Asadah
P
75
Tuntas
11.
Zakiyyah Markhamah A.
P
80
Tuntas
12.
Sinung Agus Susilo
L
20
Tidak Tuntas
13.
Fajar Adi Tama
L
75
Tuntas
14.
Nur Wakhid
L
75
Tuntas
15.
Muhammad Rizki F.
L
85
Tuntas
Nilai Tertinggi
95
Nilai Terendah
20
72
Rata-rata
62,66
Tabel 4.4 Nilai Evaluasi Siklus I
1) Pada tabel 4.4 adalah nilai dari siklus I rata-rata kelas mencapai 62,66. Rata-rata tersebut lebih rendah dari pra siklus yang sebelumnya rata-rata kelas adalah 69,33. Komik anak adalah hal baru bagi mereka, sehingga para siswa memerlukan waktu untuk belajar membaca komik anak sebagai media pembelajaran mereka. 2) Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I adalah 8 anak, lebih banyak daripada pelaksanaan pra siklus yaitu 6 siswa 3) Jumlah siswa yang belum tuntas adalah 7 lebih sedikit dibandingkan pra siklus yaitu 9 siswa. 4) Persentase ketuntasan rata-rata kelas adalah 8/15x100%= 53% itu artinya masih belum tuntas. Penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus II. b. Hasil observasi terhadap aktifitas siswa Selain dari hasil evaluasi siswa, peningkatan kompetensi penguasaan materi diukur dengan observasi terhadap aktifitas siswa selama mengikuti pelajaran dengan media komik anak. Berikut tabel persentase hasil observasi terhadap aktifitas siswa, adapun tabel observasi aktifitas siswa (lihat lampiran):
73
No.
Aspek Penilaian
Persentase B%
C%
K%
1.
Kognitif (Kemampuan)
53,33
33,33
13,33
2.
Afektif (Perhatian)
73,33
13,33
13,33
3.
Psikomotorik (Keaktifan)
66,67
20
13,33
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I
1) Tabel hasil observasi 4.5 menunjukkan adanya peningkatan persentase kemampuan siswa yang sebelumnya 33,33%, menjadi 53,33%
baik, dan jumlah siswa yang masih dalam kategori
cukup sebanyak 33,33% menurun 14% dari pra siklus, begitu juga dengan siswa yang kognitifnya masih kurang berjumlah 2 orang atau 13,33% dari keseluruhan siswa. 2) Nilai kedua dari observasi adalah perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat hingga 47% menjadi 73,33% siswa memperhatikan dengan baik pelajaran Bahasa Indonesia dan penggunaan media komik anak berjudul Legenda seribu candi. Pada siklus I ini sudah dimulai pengguanaan media komik dan berdampak pada penurunan persentase siswa yang cukup dan kurang memperhatikan pembelajaran menjadi 13,33%. 3) Tidak hanya perhatian siswa yang meningkat baik, tetapi juga persentase keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
74
meningkat baik, dalam siklus I siswa diharuskan belajar terlebih dahulu membaca komik, karena pada umumnya mereka belum pernah membaca cerita dalam jenis komik anak. Keaktifan siswa berjumlah 66,67% naik hingga 40% baik. Sisanya masih dalam kategori cukup aktif dan kurang aktif yaitu 20% dan 13,33%. c. Refleksi 1) Hal yang mendukung adalah tampak dari awal antusias para siswa membaca komik anak pertama, bahkan para siswa mau membaca komik seperti bermain drama setiap siswa memainkan tokoh masing-masing 2) Hal yang terhitung menghambat dalam proses pembelajaran pada siklus II adalah ada satu siswa yang belum terampil membaca, serta pada umumnya mereka belum pernah membaca komik. Para siswa diharuskan belajar membaca komik, dan mereka belum menguasai materi unsur cerita rakyat dengan baik 3) Guru dan observer terus memantau siswa yang mengalami kesulitan menguasai materi dan belum terampil membaca untuk terus didampingi. Diadakan tutor sebaya agar siswa yang belum tuntas
lebih
leluasa
mengungkapkan
kekurangan
dalam
menguasai materi pada siswa yang lebih unggul dari mereka. 3. Siklus II Kompetensi penguasaan materi siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel hasil belajar dan tebel pengamatan aktifitas siswa. Pada siklus
75
II digunakan komik kedua berjudul Timun emas. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa minat membaca siswa semakin membaik, dengan antusias mereka membaca komik kedua sebagai awal pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus II. Berikut disajikan hasil belajar siswa setelah penggunaan media komik Timun emas: a.
Hasil belajar siswa Perolehan hasil evaluasi siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel : No.
Nama Siswa
L/P
Skor Nilai Pra siklus
Ketentuan
1.
Mirna Wati
P
80
Tuntas
2.
Reza Fahlefi
L
75
Tuntas
3.
Rahmad R. Arridho
L
84
Tuntas
4.
Sifa Salsabilla N.
P
72
Tidak Tuntas
5.
Azizah Muthoharoh
P
75
Tuntas
6.
Dela Wulandari
P
72
Tidak Tuntas
7.
Dhian Darmastuti
P
77
Tuntas
8.
Inge Angelina
P
89
Tuntas
9.
Muhammad Hasan
L
84
Tuntas
10.
Shofati Asadah
P
80
Tuntas
11.
Zakiyyah Markhamah A.
P
84
Tuntas
12.
Sinung Agus Susilo
L
74
Tidak Tuntas
13.
Fajar Adi Tama
L
75
Tuntas
14.
Nur Wakhid
L
72
Tidak Tuntas
15.
Muhammad Rizki F.
L
84
Tuntas
76
Nilai Tertinggi
89
Nilai Terendah
72
Rata-rata
78,46
Tabel 4.6 Nilai Evaluasi Siklus II
1) Rata-rata penilaian dari siklus II adalah 78,46. Rata-rata kelas tersebut mengalami kenaikan yang cukup baik, yang pada siklus I nilai rata-rata kelas hanya 62,66 selisih 15,80. Nilai rata-rata kelas tersebut dapat dikatakan memenui standar KKM yaitu ≥75. Pada siklus II siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran menggunakan media komik. Komik yang digunakan pada siklus dua
berjudul
Timun
emas
para
siswa
sebelumnya
mengungkapkan bahwa cerita rakyat ini sudah sering mereka membaca dan juga menonton filmnya, tetapi mereka belum pernah membaca cerita rakyat dalam bentuk komik anak. 2) Jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran siklus II adalah 11 siswa lebih banyak 3 anak dibandingkan dengan siklus I yang hanya berjumlah 9 anak.. 3) Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas tentunya mengalami penurunan yang sebelumnya 7 siswa dan pada siklus II berjumlah 4 siswa. 4) Persentase jumlah ketuntasan siswa adalah 11/15x100%= 73%. Pada siklus II ini persentase ketuntasan siswa belum mencapai 85% sehingga dilakukan siklus berikutnya yaitu siklus III. b.
Hasil observasi terhadap aktifitas siswa
77
Berikut hasil observasi terhadap aktifitas siswa selama pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung pada siklus II selengkapnya (lihat lampiran): No.
Aspek Penilaian
Persentase B%
C%
K%
40
53,33
6,67
1.
Kognitif (Kemampuan)
2.
Afektif (Perhatian)
66,67
33,33
0
3.
Psikomotorik (Keaktifan)
86,67
6,67
6,67
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
1) Kemampuan siswa dalam menguasai materi pada siklus II menurun, persentase jumlah siswa yang mampu menguasai materi dengan baik berjumlah 40% dikarenakan siswa mulai bosan dengan materi Bahasa Indonesia walaupun pada dasarnya mereka belum menguasai materi dengan baik atau sempurna, sedangkan menurut hasil observasi pada tabel 4.7 masih ada siswa yang kemampuannya kurang berjumlah 6,67%, dan sisanya adalah mempunyai kemampuan cukup yaitu 53,33%. 2) Perhatian siswa menurut hasil observasi masih terhitung baik, meski menurun dari hasil persentase pada siklus sebelumnya, pada siklus II siswa yang memperhatikan pelajaran dengan baik terhitung 66,67% dari keseluruhan siswa, walaupun begitu pada siklus II ini sudah tidak ada siswa yang tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh Guru. Dari 15 siswa sekitar
78
33,33% yang cukup memperhatikan pembelajaran pada siklus II ini. 3) Pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa dengan media komik anak, sehingga hampir seluruh siswa aktif mengikuti jalannya pembelajaran Bahasa Indonesia, dari tabel
4.7 dapat dilihat
bahwa keaktifan siswa mencapai 86,67% sudah baik, meningkat 19% dari siklus sebelumnya. Masih ada siswa yang cenderung pasif mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari tabel di atas siswa yang cukup aktif dan kurang aktif masing-masing 6,67%. c.
Refleksi 1) Hal yang mendukung pada pembelajaran di siklus II ini adalah para siswa mulai menguasai media komik anak dan materi unsur cerita rakyat melalui tutor sebaya. Minat siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat jumlahnya. 2) Masih ada beberapa kendala yang perlu adanya tindakan khusus yaitu para siswa belum sepenuhnya menguasai unsur cerita rakyat yaitu pada saat menceritakan kembali isi cerita dengan bahasa sendiri, kebanyakan dari mereka malah menulis isi komik. Selain itu sudah merasa bosan dengan materi unsur cerita rakyat. 3) Guru mengadakan semacam perlombaan antar kelompok tutor sebaya untuk meningkatkan minat menguasai materi. Apabila kelompok mendapat poin terendah mereka dihukum dan sebaliknya yang mendapat poin tertinggi mendapat hadiah.
79
4. Siklus III a. Minat membaca siswa pada siklus III 1) Hasil wawancara dengan siswa mengenai minat membaca Pada akhir siklus III diadakan wawancara kembali serta kesan dan pesan selama diadakan penelitian dengan penggunaan media Komik anak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasilnya pada umumnya siswa menyukai adanya media komik anak ini, berikut tabel hasil dari peningkatan minat membaca siswa melalui wawancara: No.
Indikator minat membaca siswa
Ya
Tidak
Jumlah
1.
Siswa menyukai pelajaran Bahasa Indonesia
14
1
15
2.
Siswa membaca buku pelajaran terlebih dahulu sebelum dimulainya pelajaran
13
2
15
3.
Siswa menganggap membaca sangat penting
15
0
15
4.
Membaca karena disuruh atau tidak karena kesadaran sendiri
15
0
15
5.
Mencari informasi mengenai materi dari sumber lain
8
7
15
6.
Mengulangi membaca materi pembelajaran dirumah
12
3
15
7.
Menggunakan waktu istirahat untuk membaca buku di perpustakaan
13
2
15
8.
Menyukai semua jenis buku bacaan
15
0
15
9.
Berusaha membaca dan memahami materi pelajaran
14
1
15
10.
Membaca minimal dua buku ditiap minggunya
15
0
15
80
Jumlah Skor
134
16
150
Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Siswa Pasca Siklus
Keterangan: Minat membaca siswa Sangat Baik (A) jika jumlah skor 100 – 150 Minat membaca siswa Baik (B) jika jumlah skor 50 – 100 Minat membaca siswa Cukup (C) jika jumlah skor 25 – 50 Minat membaca siswa Kurang (D) jika jumlah skor 00 – 25
a) Jumlah skor minat membaca pada kondisi akhir atau pasca diadakan siklus I sampai siklus III adalah 134 b) Jumlah skor maksimal adalah 15 (skor maksimal tiap item)x 10 (item)= 150 c) Dari keterangan diatas dapat dikategorikan bahwa minat membaca siswa untuk kondisi akhir penelitian adalah A (Sangat Baik). Kategori A adalah peningkatan minat membaca yang sangat baik sehingga dapat di katakan media Komik anak dapat meningkatkan minat membaca, yang sebelumnya banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran Bahasa Indonesia dan tidak mempunyai minat membaca sehingga nilai minat membaca siswa kelas V adalah C (Cukup) menjadi A (Sangat Baik) dengan kata lain semakin banyak siswa yang berminat membaca. d) Persentase minat siswa setelah dilakukan tindakan kelas adalah 134/150x100% = 90% mengalami peningkatan minat sebesar 59%.
81
b. Kompetensi penguasaan materi siswa pada siklus III 1) Hasil belajar siswa Alasan diadakan siklus III karena pada siklus II jumlah siswa yang tuntas belum mencapai 85%. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini hasil penilaian siklus III, hampir 100% siswa tuntas belajar: No.
Nama Siswa
L/P
Skor Nilai Pra siklus
Ketentuan
1.
Mirna Wati
P
80
Tuntas
2.
Reza Fahlefi
L
86
Tuntas
3.
Rahmad R. Arridho
L
100
Tuntas
4.
Sifa Salsabilla N.
P
80
Tuntas
5.
Azizah Muthoharoh
P
94
Tuntas
6.
Dela Wulandari
P
86
Tuntas
7.
Dhian Darmastuti
P
94
Tuntas
8.
Inge Angelina
P
94
Tuntas
9.
Muhammad Hasan
L
86
Tuntas
10.
Shofati Asadah
P
86
Tuntas
11.
Zakiyyah Markhamah A.
P
80
Tuntas
12.
Sinung Agus Susilo
L
67
Tidak Tuntas
13.
Fajar Adi Tama
L
94
Tuntas
14.
Nur Wakhid
L
80
Tuntas
15.
Muhammad Rizki F.
L
86
Tuntas
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
67
Rata-rata
86,2
82
Tabel 4.9 Nilai Evaluasi Siklus III
a) Rata-rata pada siklus III ini telah memenui KKM yaitu 86,2 untuk 15 anak. Pada siklus III ini hanya ada 1 siswa yang belum tuntas KKM yaitu Sinung Agus Susilo, disamping itu ada siswa yang mencapai nilai 100 yaitu Rahmad R. Arridho. b) Jumlah siswa yang tuntas pada siklus III ini 14 anak, meningkat 3 anak dari siklus sebelumnya. c) Jumlah siswa yang tidak tuntas ada 1 anak yang pada siklus sebelumnya masih 4 anak yang belum tuntas. d) Persentase ketuntasan siswa pada siklus III ini adalah 14/15x100%= 93%. Pada siklus III para siswa sudah dapat menguasai materi yang disajikan oleh Guru atau peneliti, yang terpenting adalah siswa berminat membaca. Siswa sudah terbiasa dengan bacaan jenis komik anak dan sebagai media pembelajaran mereka, bahkan banyak siswa yang masih menginginkan komik selanjutnya. Dikarenakan pada siklus III persentase ketuntasan siswa kelas V pada pembelajaran Bahasa Indonesia telah memenui 85% maka siklus dicukupkan sampai pada siklus III.
83
2) Hasil observasi terhadap aktifitas siswa No.
Aspek Penilaian
1.
Kognitif (Kemampuan)
2.
Afektif (Perhatian)
3.
Psikomotorik (Keaktifan)
Persentase B%
C%
K%
73,33
20
6,67
80
20
0
73,33
26,67
0
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus III
a) Hasil akhir dari pengamatan aktifitas siswa adalah masih terdapat siswa yang kemampuannya terhitung kurang yaitu 6,67% dari keseluruhan siswa kelas V, dan yang mempunyai kemampuan cukup baik sebanyak 20%. Rata-rata siswa mengalami peningkatan pada kognitif atau kemampuannya dapat dilihat pada tabel bahwa persentase siswa pada siklus III ini meningkat dari siklus II yang hanya 40% untuk siswa berkemampuan baik meningkat sebanyak 33% menjadi 73,33%. b) Perhatian siswa pada kategori baik terhitung meningkat dibanding pada siklus II. Karena setiap siklus berganti cerita atau komik anak membuat mereka tetap memperhatikan pelajaran Bahasa Indonesia dengan baik dan hasil observasi adalah 80% memperhatikan dengan baik. Untuk kategori cukup perhatian dalam pelajaran sebanyak 20%, dan 0% artinya sudah tidak ada siswa yang perhatiannya kurang.
84
c) Tingkat keaktifan siswa juga mengalami pasang surut, seperti hasil observasi pada siklus III ini keaktifan siswa menurun 12% menjadi 73,33% siswa masih bertahan dengan keaktifan baik. Sedangkan untuk keaktifannya cukup menjadi 26,67%, dan yang terakhir menurut pengamatan sudah tidak ada siswa yang tidak aktif di dalam kelas atau 0% siswa kurang aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. c. Refleksi Pada siklus III ini terhitung sudah tidak ada hambatan yang berarti, sudah hampir 100% siswa aktif dalam proses belajar mengajar dan mempunyai minat yang tinggi dalam belajar maupun membaca. Pada siklus III hanya terdapat satu siswa yang belum tuntas walaupun selama siklus berlangsung siswa yang bersangkutan telah mendapat perhatian khusus dari pengajar. Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran dapat dilihat dalam profil siswa terlampir. B. Pembahasan Dari rincian tiap siklus terlihat adanya peningkatan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji, dapat dilihat pada perolehan nilai siswa dan observasi mengenai aktifitas siswa dikelas. Untuk lebih jelasnya di bawah ini digambarkan perbandingan hasil wawancara, perolehan nilai evaluasi, dan hasil observasi aktifitas siswa dalam sajian tabel dan grafik:
85
1. Perbandingan Hasil Wawancara mengenai minat membaca siswa Pra Siklus dengan Pasca Siklus Dari hasil wawancara terhadap siswa pada prasiklus dan pasca siklus ditemukan data perbandingan pada tabel 4.11. Sebelum adanya tindakan berupa pembelajaran dengan media komik anak, siswa yang telah melaksanakan indikator penilaian minat baca hanya 31,33%. Perbandingan persentase pada tabel 4.11 menyebutkan bahwa sesudah adanya tindakan kelas minat membaca siswa naik hingga 58% menjadi 89,33%. Berikut tabel perbandingan minat membaca siswa melalui wawancara prasiklus dengan pasca siklus: No.
Alternatif Jawaban
Pra Siklus
Pasca Siklus
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
1.
Ya
47
31,33%
134
89,33%
2.
Tidak
103
68,67%
16
10,67%
150
100%
150
100%
Jumlah
Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Minat Membaca Siswa melalui Wawancara
Selain dari penyajian dalam bentuk tabel perlu digambarkan dalam bentuk grafik supaya lebih terlihat perbandingan dan peningkatan minat baca siswa. Berikut gambar 4.1 adalah perbandingan minat baca siswa melalui wawancara prasiklus dengan pasca siklus:
86
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Minat Membaca Siswa melalui Wawancara Keterangan: Ya : Jumlah siswa yang setuju dan melaksanakan indikator pencapaian minat membaca. Tidak : Jumlah siswa yang masih belum mau melaksanakan indikator pencapaian minat membaca.
2. Perbandingan Hasil Evaluasi Siswa Pada tabel 4.12 berupa penyajian perbandingan hasil belajar siswa tuntas dan tidak tuntas dari pra siklus, siklus I, II dan III. Nilai KKM 75 sebagai tolak ukur ketuntasan belajar siswa, berikut adalah tabel perbandingan hasil evaluasi siswa: KKM=75
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
f
%
f
%
f
%
f
%
Tuntas >75
6
40
8
53
11
73
14
93
Tidak Tuntas <75
9
60
7
47
4
27
1
7
Rata-rata Jumlah
69,33 15
62,66
100
15
87
100
78,46 15
100
86,2 15
100
Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Evaluasi Siswa
Untuk lebih jelasnya telah disajikan dengan grafik hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, II, dan III. Dalam grafik terdapat perbandingan tuntas, tidak tuntas, dan rata-rata kelas. Berikut grafik perbandingan hasil belajar siswa:
Gambar 4.2 Grafik Hasil Penilaian Evaluasi
Dari rincian tabel 4.12 dan gambar 4.2 terdapat rincian peningkatan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia bahwasannya untuk nilai ketuntasan siswa sudah mencapai 93% pada siklus III. Dari tabel perbandingan 4.12 peningkatan hasil evaluasi siswa sangatlah bertahap dari banyaknya siswa yang belum menguasai materi pada pra siklus yaitu hanya 6 siswa tuntas belajar, dan rata-rata kelas masih dibawah KKM 69,63, meningkat 8 siswa tuntas pada siklus I dengan rata-rata kelas 62,66 juga masih jauh dari kata Tuntas. Rata-rata kelas menurun di siklus I karena siswa pertama kali belajar membaca menggunakan media komik. Pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa menggunakan media komik
88
sebagai bahan bacaan sekaligus materi pembelajaran, nilai rata-rata kelas siswa 78,46 rata-rata siswa menunjukkan sudah banyak yang tuntas belajar yaitu 11 siswa, sampai pada 14 siswa tuntas belajar di siklus III atau terakhir siklus. 3. Perbandingan Hasil Observasi Aktifitas Siswa Tabel 4.13 menyajikan data berupa perbandingan hasil observasi terhadap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari hasil observasi aktifitas siswa dapat dipastikan adanya peningkatan pada ketiga aspek tersebut di tiap siklusnya. Berikut tabel perbandingan hasil observasi aktifitas siswa: Siklus
Kategori
Skala Penilaian Baik
Pra
I
II
III
Jumlah
Cukup
Kurang
f
%
f
%
f
%
f
Kognitif (Kemampuan)
5
33,33
7
46,67
3
20
15
100
Afektif (Perhatian)
4
46,67
7
46,67
4
26,67
15
100
Psikomotorik (Keaktifan)
4
53,33
8
53,33
3
20
15
100
Kognitif (Kemampuan)
8
53,33
5
33,33
2
13,33
15
100
Afektif (Perhatian)
11
73,33
2
13,33
2
13,33
15
100
Psikomotorik (Keaktifan)
10
66,67
3
20
2
13.33
15
100
Kognitif (Kemampuan)
6
40
8
53,33
1
6,67
15
100
Afektif (Perhatian)
10
66,67
5
33,33
0
0
15
100
Psikomotorik (Keaktifan
13
86,67
1
6,67
1
6,67
15
100
Kognitif (Kemampuan)
11
73,33
3
20
1
6,67
15
100
Afektif (Perhatian)
12
80
3
20
0
0
15
100
Psikomotorik (Keaktifan)
11
73,33
4
26,67
0
0
15
100
Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Observasi Aktifitas Siswa
89
%
a) Penilaian aspek kognitif Aspek kognitif siswa pada bagian ini dikhususkan pada kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal lisan yang diberikan guru selama pembelajaran berlangsung. Belum termasuk pada penilaian dari evaluasi siswa. Berangsur-angsur membaik pada aspek kognitif dapat dilihat pada gamabar 4.3 berikut:
Gambar 4.3 Grafik Penilaian Aspek Kognitif
b) Penilaian aspek afektif Dalam hasil observasi aktifitas siswa, menghasilkan penilaian aspek afektif atau perhatian siswa. Perhatian siswa yang dimaksut adalah bagaimana sikap perhatian selama pembelajaran berlangsung, berikut grafik perbandingan hasil penilaian aspek afektif
90
Gambar 4.4 Grafik Penilaian Aspek Afektif
c) Penilaian aspek psikomotorik Pada hasil observasi berupa pengamatan pada keaktifan siswa ketika
pembelajaran
berlangsung,
keaktifan
siswa
dalam
menggunakan media komik anak. Tingkat keaktifan siswa memang tidak menentu, tergantung pada banyak faktor salah satunya adalah tepat tidaknya pasangan belajarnya, sudah mulai asik berbicara dengan temannya ketika tepat pasangan belajarnya, atau sebaliknya karena tidak tepat pasangan belajar menjadikan mereka bersaing di dalam kelompok. Berikut gambar perbandingan aspek psikomotorik:
91
Gambar 4.5 Grafik Penilaian Aspek Psikomotorik
Selain perbandingan nilai evaluasi siswa, hasil observasi terhadap aktifitas siswa ini juga dapat dilihat sejauh mana siswa mempunyai keinginan dan kemampuan belajar Bahasa Indonesia di materi selanjutnya. Pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa aspek-aspek yang dinilai tidaklah terus ada peningkatan, pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik terdapat pasang surut hasil observasi, tetapi tidak menjadi alasan untuk tidak tuntas dalam hasil evaluasi tiap siklus. Faktor yang dapat menumbuhkan minat membaca siswa sehingga meningkatkan kompetensi penguasaan materi antara lain: 1. Penyajian materi dengan media yang belum pernah mereka kenal sebelumnya 2. Minat siswa terhadap hal-hal yang baru, yaitu Komik sebagai media pembelajaran
92
3. Rencana pembelajaran yang sudah tersusun rapi sebelumnya, dan terlaksana dengan baik 4. Perhatian khusus terhadap siswa yang nilainya belum tuntas 5. Pelaksanaan pembelajaran sesuai urutan langkah-langkah pembelajaran serta penggunaan waktu yang efektif dan efisien. Selain dari faktor-faktor tumbuhnya minat membaca pada siswa, akan diuraikan keterbatasan penelitian, dalam penelitian terdapat beberapa keterbatasan bisa dari siswa, guru, sekolah, peneliti. Berikut keterbatasan penelitian: 1. Ruang kelas yang kurang layak karena ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang komputer dan ruang serbaguna menjadi satu ruangan, banyak fakor yang mempengarui keberhasilan siswa dalam belajar termasuk ruang kelas yang tenang dan kondusif. 2. Tidak adanya penilaian atau observasi guru praktikan, karena memang guru mapel Bahasa Indonesia yang bersangkutan telah menyerahkan sepenuhnya kelas V untuk diteliti. Tentu menjadikan tidak adanya tolak ukur peningkatan proses penelitian. 3. Media komik anak yang digunakan dapat meningkatkan minat membaca siswa di MI Muhammadiyah beji dengan sangat baik, belum tentu dapat meningkatkan minat membaca siswa pada sekolah lain, selain dari itu media komik anak berisikan cerita rakyat hanya dapat digunakan pada materi unsur cerita rakyat kelas V.
93
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian dengan judul Peningkatan Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa Indonesia melalui Media Komik Anak pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah
Beji
Tulung
Klaten
Tahun
Pelajaran
2014/2015
menghasilkan kesimpulan bahwa melalui media komik anak dapat meningkatkan kompetensi kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji, Tulung, Klaten tahun pelajaran 2014/2015. Berikut adalah uraian kesimpulan berupa data angka: Peningkatan yang sangat baik mengenai minat membaca siswa terhadap materi Bahasa Indonesia yaitu dari 30% siswa setuju atau menjawab iya menjadi 90% siswa setuju dan melaksanakan indikator minat membaca. Peningkatan yang baik pada minat membaca siswa mengindikasikan bahwa penggunaan media komik dalam pembelajaran berdampak pada peningkatan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia. Hasil evaluasi siswa juga menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan siswa dalam belajar. Pada pra siklus sebelum digunakan media komik anak dan hasilnya siswa yang tuntas hanya 40%, meningkat menjadi 53% siswa tuntas belajar pada siklus I, 73% pada siklus II, dan dengan terus ditumbuhkan minat membaca dengan cerita rakyat berbentuk komik anak dan selalu berganti cerita ditiap siklusnya
94
menjadikan ketuntasan siswa pada siklus III atau akhir mencapai 93%. Berdasarkan hasil temuan data tersebut dapat disimpulkan melalui media komik dapat meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji Tulung Klaten tahun pelajaran 2014/2015. B. Saran Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan sebelumnya serta data dan bukti nyata yang didapat setelah penggunaan media komik anak pada pelajaran Bahasa Indonesia yang pada hasilnya mampu meningkatkan kompetensi penguasaan materi pada pelajaran Bahasa Indonesia, peneliti mempunyai saran sebagai berikut: 1. Penelitian lebih lanjut Mengingat pelaksanaan penelitian ini hanya berjalan sebatas waktu yang diperlukan saja, serta dengan subjek penelitian yang belum merata pada kelas-kelas lainnya, maka diharapkan Guru dapat meneruskan tindakan tersebut di kelas-kelas lainnya, selain itu diharapkan Guru dapat terus berkreasi untuk menemukan media baru yang lebih efektif untuk kelas rendah (I, II, III) yang sedang dalam proses terampil membaca. Diharapkan juga Guru semakin kreatif dan inovatif menciptakan media dan metode pembelajaran terlebih dalam proses KBM.
95
2. Penerapan hasil penelitian Mengingat media komik anak telah terbukti dapat meningkatkan kompetensi penguasaan materi Bahasa Indonesia yang disampaikan. Diharapkan guru lain mencoba membuat media ini untuk kelas lainnya. Di jaman yang modern ini tentu banyak media komik sebagai pembelajaran di internet dan majalah semakin memudahkan para guru mendapatkan media pembelajarannya. Selain itu tentu
Guru perlu
memperhatikan metode, dan trik mengajar yang efektif dan efisien.
96
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.
Penelitian
suatu
Pendekatan
Suhardjono; Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Asnawir dan Usman, Basyaruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta Selatan: Ciputat Pers. Broto, A.S. 1980. Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua Di Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif. Jakarata: Bulan Bintang. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Perannanya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Ensiklopedia Nusantara Indonesia. 1990. Ensiklopedia Nuasantara Indonesia Jilid 9. Jakarta: PT Cipta Adi Kusuma Franz, Kurt/ Bernard Meler. 1983. Membina Minat Membaca. Terjemahan oleh Soeparno. 1986. Bandung: Remadja Karya. Gunarsa, Singgih D.. 1995. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia. Kusnandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Kustandi, Cecep. & Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grafindo Persada.
97
Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA Press. Syah, Muhubbin. 2003. Psikologi dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Unit Penjaminan Mutu Akademik (UPMA). 2010. Materi Ujian Komprehensif Lisan (UKL) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI). Salatiga: UPMA Stain Salatiga. Yamin, Martinis. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press. Yusuf, Syamsu. & Nani M. Sugandhi.2013. Perkembangan Peserta Didik Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP) bagi Para Mahasiswa Calon Guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. http://blog.menghafalcepat.com/faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca/ (Dinduh pada tanggal 30 September 2014 pukul 11.30) http://rizcafitria.wordpress.com/2010/07/05/komik-sebagai-media-pembelajaran/ (Diunduh Pada tanggal 30 September 2014 pukul 02.45) http://pelitaku.sabda.org/komikdiantaraprodankontramenggalinilaidarijalinangam bar(Diunduh pada tanggal 30 September 2014 pukul 03.45) http://yukomikus.wordpress.com/2012/07/10/komik-sebagai-media-pembelajaran/ (Diunduh Pada tanggal 30 September 2014 pukul 01.55) http://astimutiara.blogspot.com/2014/07/komik-sebagai-media-pembelajaran.html (Diunduh pada tanggal 30 September 2014 pukul 02.10)
98
LAMPIRAN- LAMPIRAN
1
2
3
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRA SIKLUS
Nama Sekolah
: MI Muhammadiyah Beji
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: 5 (Lima)/I (Satu)
Alokasi Waktu
: 2x35menit (09.35-10.45)
Hari Pelaksanaan
: Senin, 27 Oktober 2014
A. STANDAR KOMPETENSI 1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan B. KOMPETENSI DASAR 1.2. Mengidentifikasi unsur cerita tentang rakyat yang didengarnya C. INDIKATOR 1. Mendengarkan cerita rakyat. 2. Menentukan nama-nama tokoh. 3. Menetukan sifat atau watak tokoh dengan tepat. 4. Menyebutkan macam-macam alur dalam cerita. 5. Menentukan tema dan amanat dalam cerita. D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Siswa mendengarakan cerita rakyat.
2.
Siswa dapat menentukan nama-nama tokoh.
3.
Siswa menyebutkan safat atau watak tokoh dengan tepat
4.
Siswa menyebutkan macam-macam alur dalam cerita.
5.
Siswa dapat menentukan tema dan amanat dari cerita.
Karakter siswa yang diharapkan: Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian (Respect), Tekun (Diligence), Tanggung jawab (Responsibility), Berani (Courge) 4
E. MATERI PEMBELAJARAN Unsur Cerita Rakyat Dalam sebuah cerita rakyat ada beberapa unsur yang harus dipelajari yaitu mengenai: 1.
Menentukan nama-nama tokoh dan wataknya Tokoh cerita adalah orang yang berperan dalam cerita. Tokoh yang menggerakkan cerita dari awal hingga akhir disebut tokoh utama. Selain tokoh utama, terdapat tokoh pendamping. Tokoh pendamping peranannya lebih kecil dari tokoh utama. Selain itu tokoh juga mempunyai watak atau sifat seperti manusia pada umumnya. Contoh tokoh dan wataknya dalam cerita rakyat berjudul “Malin Kundang” ini adalah Malin Kundang adalah tokoh yang berwatang sombong, dan dia durhaka pada ibunya.
2.
Menentukan alur cerita Alur merupakan salah satu unsur pembangun cerita dari dalam (unsur intrinsik). Alur merupakan urutan-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat. Alur dapat dibedakan menjadi 3 yaitu alur maju yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita tersebut diceritakan secara urut dari awal hingga akhir, yang kedua adalah alur mundur (flashback) yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita diceritakan dari akhir, kemudian kembali ke awal, alur yang ketiga yaitu alur campur merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur. Alur dalam cerita rakyat “Malin Kundang” disebut alur campuran karena jalan ceritanya pada awal menggunakan alur maju, kemudian ditengah diceritakan kembali sewaktu Malin kundang kecil alurnya mundur kemudian maju ketika
akhir cerita hingga Malin kundang
menjadi batu. 3.
Menentukan tema dan amanat Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita, sedangkan amanat atau pesan biasanya mengandung nasehat baik yang dapat menjadi pembelajaran para pembaca.
5
Tema dalam cerita rakyat “Malin kundang” adalah seorang anak yang sangat dimanjakan oleh Ibunya berubah setelah menjadi saudagar kaya raya, Malin melupakan Ibunya dan dia tidak mau mengakui ibu kandungnya sehingga dikutuk menjadi batu. Cerita malin kundang bertemakan Durhaka kepada orang tua Amanat yang terkandung dalam cerita tersebut adalah sebagai pembelajaran kita semua bahwa seorang ibu sangatlah besar pengorbanannya untuk anak, jadi tidaklah patut durhaka pada orang tua. F. METODE PEMBELAJARAN 1.
Ceramah
2.
Diskusi kelompok
3.
Tanya jawab
4.
Penugasan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Kegiatan awal Apersepsi dan Motivasi d) Salam pembuka e) Bertanya kabar siswa f) Absensi untuk mempersiapkan siswa belajar 2. Kegiatan inti a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, (3) Siswa membaca cerita rakyat dengan judul “Malin kundang” secara bergantian per paragraf (4) Di sela-sela pembacaan cerita diuraikan unsur cerita rakyat yang pertama yaitu tentang tokoh dan wataknya.
b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,
6
1) Siswa dibuat tiga kelompok untuk mendiskusikan tentang unsur cerita rakyat yang lain yaitu alur, tema dan amanat. 2) Kembali
ke
bangku
masing-masing
untuk
melanjutkan
identifikasi cerita Malin kundang secara mandiri. 3) Tanya jawab dan penugasan secara mandiri c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi guru, 1) Menanyakan pada siswa berkenaan dengan materi, tentang halhal yang belum diketahui 2) Bersama-sama siswa tanya jawab meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3. Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup, d) Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil e) Siswa ditanya kesan dan pesan selama pembelajaran. f) Siswa diberi wejangan untuk rajin membaca dan belajar. H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
I.
1. Buku paket Bahasa indonesia untuk SD/MI kelas 5 2. Buku kumpulan cerita rakyat 3. Pengertian unsur-unsur cerita rakyat (online) PENILAIAN 1. 2.
Teknik tes: tertulis Bentuk Instrumen: Essay LEMBAR KERJA
Soal Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. 2. 3. 4.
Cerita rakyat yang berjudul Malin Kundang, berasal dari… . Cerita yang tokohnya binatang disebut … . Unsur cerita yang menjelaskan tempat terjadinya peristiwa disebut… . Amanat yang dapat kita ambil dari cerita rakyat yang berjudul Malin Kundang adalah....
7
5. Tokoh istri Malin kundang dalam cerita rakyat berjudul Malin Kundang berwatak.... 6. Malam itu rumah putri sangat ramai. Ruangan sudah dihias dengan balon, bunga, pita. Dalam sebuah cerita, cuplikan diatas termasuk...cerita. 7. Soni adalah anak yang nakal, ia susah diatur, keras kepala dan pemarah. Gambaran tokoh Soni dalam cerita tersebut merupakan gambaran.... 8. Apabila sebuah cerita diceritakan secara urut dari awal hingga akhir maka disebut alur.... 9. Amanat adalah... yang disamapaikan penulis kepada para pembaca 10. Yang mendasari sebuah cerita disebut dengan.... Kunci Jawaban
J.
1. Sumatra Barat 2. Fabel 3. Latar tempat 4. Tidak boleh durhaka pada orang tua 5. Angkuh dan sombong 6. Latar tempat dan latar waktu 7. Watak tokoh 8. Alur maju 9. Pesan 10. Tema PEDOMAN PENILAIAN Nilai= Benar X 10= 100
8
9
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Nama Sekolah
: MI Muhammadiyah Beji
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: 5 (Lima)/I (Satu)
Alokasi Waktu
: 2x35menit (09.35-10.45)
Hari Pelaksanaan
: Kamis, 30 Oktober 2014
A. STANDAR KOMPETENSI 1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan B. KOMPETENSI DASAR 1.2. Mengidentifikasi unsur cerita tentang rakyat yang didengarnya C. INDIKATOR 1. Menentukan nama-nama tokoh dalam cerita rakyat. 2. Menyebutkan tokoh utama dan tokoh pendamping dalam cerita rakyat. 3. Menentukan alur dalam cerita yang dibaca 4. Menentukan tema dan amanat dari cerita 5. Meringkas cerita rakyat yang dibaca D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat menentukan nama-nama tokoh dalam cerita rakyat yang dibaca. 2. Siswa dapat menyebutkan tokoh utama dan tokoh pendamping dalam cerita rakyat. 3. Siswa dapat menentukan alur dalam cerita yang dibaca 4. Siswa dapat menentukan tema dan amanat dari cerita
10
5. Siswa mampu meringkas cerita rakyat yang dibaca dengan tepat Karakter siswa yang diharapkan: Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian (Respect), Tekun (Diligence), Tanggung jawab (Responsibility), Berani (Courge). E. MATERI PEMBELAJARAN Unsur Cerita Rakyat Dalam sebuah cerita rakyat ada beberapa unsur yang harus dipelajari yaitu mengenai: 4.
Menentukan nama-nama tokoh dan wataknya Tokoh cerita adalah orang yang berperan dalam cerita. Tokoh yang menggerakkan cerita dari awal hingga akhir disebut tokoh utama. Selain tokoh utama, terdapat tokoh pendamping. Tokoh pendamping peranannya lebih kecil dari tokoh utama. Selain itu tokoh juga mempunyai watak atau sifat seperti manusia pada umumnya. Contoh tokoh dan wataknya dalam cerita rakyat berjudul “Legenda Seribu candi” ini adalah Bandung Bondowoso memiliki watak yang sombong dan sangat kejam
5.
Menentukan alur cerita Alur merupakan salah satu unsur pembangun cerita dari dalam (unsur intrinsik). Alur merupakan urutan-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat. Alur dapat dibedakan menjadi 3 yaitu alur maju yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita tersebut diceritakan secara urut dari awal hingga akhir, yang kedua adalah alur mundur (flashback) yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita diceritakan dari akhir, kemudian kembali ke awal, alur yang ketiga yaitu alur campur merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur. Alur dalam cerita rakyat “Legenda Seribu candi” disebut alur maju karena peristiwa yang diceritakan berurutan dari awal hingga akhir.
11
6.
Menentukan tema dan amanat Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita, sedangkan amanat atau pesan biasanya mengandung nasehat baik yang dapat menjadi pembelajaran para pembaca. Tema dalam cerita rakyat “Legenda Seribu candi” adalah keserakahan kerajaan pengging.
7.
Meringkas cerita rakyat Menulis garis besar cerita dan menarik kesimpulan dengan jeli dan benar sudah dapat menjadi nilai tambah bahwa siswa telah sungguhsungguh dalam belajar dan menguasai materi.
F. METODE PEMBELAJARAN 1.
Ceramah
2.
Tanya Jawab
3.
Penugasan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Kegiatan awal Apersepsi dan Motivasi e) Salam Pembuka f) Absensi untuk mempersiapkan siswa belajar g) Siswa mempersiapkan alat tulis dan buku untuk memulai pelajaran h) Siswa diajak senam keseimbangan otak kanan dan kiri 2. Kegiatan inti a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, (4) Guru memperlihatkan komik Legenda Seribu candi kepada siswa (5) Guru bertanya pada siswa mengenai komik (6) Selanjutnya Guru bertanya pada siswa mengenai cerita rakyat dan unsur-unsur yang terkandung didalamnya
12
b. Elaborasi Dalam kegiatan Elaborasi, (4) Guru memberikan jawaban yang tepat mengenai cerita rakyat dan unsurnya (5) Siswa membaca komik Legenda seribu candi seperti drama secara bergantian (6) Siswa menentukan tokoh dan wataknya, jenis alur, tema dan amanat yang terkandung didalam cerita rakyat Legenda seribu candi melalui tanya jawab dan penugasan c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, (3) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai unsur cerita rakyat yang belum mereka kuasai (4) Bersama-sama
guru
kesalahpahaman,
siswa
bertanya
memberikan
jawab
penguatan
meluruskan materi
dan
penyimpulan 3. Kegiatan penutup c) Siswa dan Guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil d) Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi cerita rakyat yang lain dan mempersentasikan pada pembelajaran berikutnya e) Salam penutup H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Buku paket E-book “Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia kelsa V” hal. 42-44 2. Komik “Legenda Seribu Candi” 3. Pengertian alur dan contohnya (Online) I.
PENILAIAN 1. Teknik tes: tertulis 2. Bentuk Instrumen: Uraian
13
LEMBAR KERJA Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan uraian yang tepat! Soal 1. Sebutkan tokoh utama dalam cerita rakyat “Seribu Candi”! 2. Sebutkan bagaimana watak para tokoh dalam cerita rakyat “Seribu Candi”! 3. Tentukan alur cerita tersebut! Jelaskan dengan urutan ceritanya secara singkat! 4. Tentukan tema dan amanat cerita tersebut! 5. Buatlah rangkuman isi cerita rakyat “Legenda Seribu Candi”! Kunci jawaban 1. Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso 2. Tokoh dan watak yang terdapat dalam cerita rakyat “Legenda seribu candi”
Roro Jonggrang mempunyai watak yang baik tetapi curang
Bandung Bondowoso mempunyai watak yang angkuh, sombong, serakah, kejam
Raja Pengging wataknya sama dengan Bandung Bondowoso arogan, serakah dan juga sangat kejam
Raja Baka memiliki watak yang sangat baik, bijaksana, dan mengayomi rakyatnya
3. Alur dalam cerita rakyat “Legenda seribu candi” ialah maju karena kejadiannya diceritakan secara urut dari awal hingga akhir. Mulai dari Kerajaan Pengging yang mempunyai raja sangat kejam dan serakah menginginkan kerajaan Prambanan yang dipimpin oleh Raja Baka hingga pengutukan Roro jonggrang dikutuk oleh Bandung bondowoso menjadi batu candi untuk melengkapi candi ke seribu. 4. Tema dari cerita tersebut adalah keserakahan Bandung bondowoso menjadikan dendam Roro jonggrang
14
15
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah
: MI Muhammadiyah Beji
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: 5 (Lima)/I (Satu)
Alokasi Waktu
: 2x35menit (09.35-10.45)
Hari Pelaksanaan
: Senin, 3 November 2014
A. STANDAR KOMPETENSI 1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan B. KOMPETENSI DASAR 1.2. Mengidentifikasi unsur cerita tentang rakyat yang didengarnya C. INDIKATOR 1. Menyebutkan macam-macam jenis cerita rakyat. 2. Membaca dengan intonasi yang benar. 3. Menulis garis besar cerita dan menyimpulkan. 4. Menceritakan kembali isi cerita dengan bahasa mereka sendiri. D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam jenis cerita rakyat. 2. Siswa mampu membaca dengan intonasi yang benar. 3. Siswa dapat menulis garis besar cerita dan menyimpulkan. 4. Siswa mampu menceritakan kembali isi cerita dengan bahasa mereka sendiri. Karakter siswa yang diharapkan: Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian (Respect), Tekun (Diligence), Tanggung jawab (Responsibility), Berani (Courge). 16
E. MATERI PEMBELAJARAN Unsur Cerita Rakyat Cerita rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu. Cerita tersebut diwariskan atau disebarkan secara lisan dari mulut ke mulut. Berikut ini macam-macam cerita rakyat: 1.
Fabel (cerita binatang), yaitu cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang, misalnya, Kancil yang Cerdikdan Serigala yang Licik.
2.
Legenda, yaitu cerita yang isinya dikaitkan dengan asal-usul terjadinya suatu tempat, misalnya,Asal-Usul Banyuwangi, Danau Toba, dan Tangkuban Perahu.
3.
Mite, yaitu cerita yang isinya tentang dewa-dewi atau cerita yang bersifat sakral, misalnya, Nyi Roro Kidul,Dewi Sri, dan Hikayat Sang Boma.
4.
Sage, yaitu cerita yang mengandung unsur sejarah, misalnya, Damarwulan, Ciung Wanara, dan Rara Jonggrang.
5.
Epos, yaitu cerita kepahlawanan, misalnya, Ramayanadan Mahabarata.
6.
Cerita jenaka, yaitu cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang lucu, misalnya, Pak Pandir, Pak Belalang, dan Si Kabayan. Dalam sebuah cerita rakyat ada beberapa unsur yang harus dipelajari
yaitu mengenai: 1.
Menulis garis besar cerita rakyat Menulis garis besar cerita dan menarik kesimpulan dengan jeli dan benar sudah dapat menjadi nilai tambah bahwa siswa telah sungguhsungguh dalam belajar dan menguasai materi.
2.
Menceritakan kembali isi cerita Menceritakan kembali isi cerita merupakan bukti bahwa siswa telah mendengarkan dan menguasai materi bacaan.
F. METODE PEMBELAJARAN 1.
Ceramah
2.
Diskusi
17
3.
Tanya jawab
4.
Penugasan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Awal Apersepsi dan motivasi e) Salam pembuka f) Tanya kabar siswa g) Absensi h) Siswa disuruh mempersiapkan alat tulis untuk belajar 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, (5) Guru membagi kelompok menjadi tiga (6) Komik anak berjudul Timun Emas dibagikan pada siswa (7) Siswa diminta mendiskusikan dan mengemukakan tokoh serta wataknya, jenis alur, tema dan amanat dari cerita rakyat Timun emas. (8) Secara berlomba salah satu kelompok akan mendapat poin bila selesei lebih awal dan benar ketika mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya. b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, 1) Kelompok yang selesei lebih dulu mempersentasikan hasil diskusinya. 2) Sementara kelompok lain mencocokkan bersama dengan hasil diskusi kelompok masing-masing 3) Guru memberikan hukuman bagi yang mendapat poin terendah, dan sebaliknya kelompok yang mendapat poin tertinggi mendapat hadiah. 4) Bertanya jawab tentang komik Timun emas dan penugasan
18
c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, 1) Guru menanyakkan pada siswa berkenaan dengan materi unsur cerita rakyat, tentang perihal yang belum dimengerti 2) Bersama-sama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan serta penyimpulan 3. Kegiatan Penutup d) Guru dan siswa melakukan refleksi tentang proses dan hasil. e) Guru mengingatkan agar siswanya selalu gemar membaca walaupun jenis bacaannya tidak komik, dan rajin belajar f) Salam penutup H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Buku paket E-Book “Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD/MI kelas V 2. Komik anak kedua berjudul Timun Emas I.
PENILAIAN Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Membuat ringkasan atau menceritakan kembali dengan bahasa sendiri
J.
Tertulis dan penampilan
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen Ceritakan kembali cerita rakyat Timun Emas dengan bahasamu sendiri!
Uraian
PEDOMAN PENILAIAN Hasil diskusi No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria
Skor
Semua benar
50
Sebagian besar benar
40
Sebagian kecil benar
30
Semua salah
10
19
20
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS III
Nama Sekolah
: MI Muhammadiyah Beji
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: 5 (Lima)/I (Satu)
Alokasi Waktu
: 2x35menit (09.35-10.45)
Hari Pelaksanaan
: Kamis, 6 November 2014
A. STANDAR KOMPETENSI 1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan B. KOMPETENSI DASAR 1.2. Mengidentifikasi unsur cerita tentang rakyat yang didengarnya C. INDIKATOR 1.
Menentukan nama-nama tokoh.
2.
Menentukan sifat atau watak tokoh dalam cerita dengan tepat.
3.
Menyebutkan alur cerita rakyat.
4.
Menentukan alur dalam cerita.
5.
Menentukan tema dan amanat yang terkandung dalam cerita.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Siswa dapat menentukan nama-nama tokoh.
2.
Siswa dapat menentukan sifat atau watak dalam cerita dengan tepat.
3.
Siswa dapat menyebutkan alur cerita.
4.
Siswa dapat menentukan alur dalam cerita.
5.
Siswa dapat menentukan tema dan amanat yang terkandung dalam cerita.
21
Karakter siswa yang diharapkan: Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian (Respect), Tekun (Diligence), Tanggung jawab (Responsibility), Berani (Courge). E. MATERI PEMBELAJARAN Unsur Cerita Rakyat Dalam sebuah cerita rakyat ada beberapa unsur yang harus dipelajari yaitu mengenai: 1.
Menentukan nama-nama tokoh dan wataknya Tokoh cerita adalah orang yang berperan dalam cerita. Tokoh yang menggerakkan cerita dari awal hingga akhir disebut tokoh utama. Selain tokoh utama, terdapat tokoh pendamping. Tokoh pendamping peranannya lebih kecil dari tokoh utama. Selain itu tokoh juga mempunyai watak atau sifat seperti manusia pada umumnya. Contoh tokoh dan wataknya dalam cerita rakyat berjudul “Keong Emas” ini adalah tokoh Dewi Galuh adik kandung dari Putri Candra kirana mempunyai watak tang sangan jahat, iri dan pendengki.
2.
Menentukan alur cerita Alur merupakan salah satu unsur pembangun cerita dari dalam (unsur intrinsik). Alur merupakan urutan-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat. Alur dapat dibedakan menjadi 3 yaitu alur maju yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita tersebut diceritakan secara urut dari awal hingga akhir, yang kedua adalah alur mundur (flashback) yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita diceritakan dari akhir, kemudian kembali ke awal, alur yang ketiga yaitu alur campur merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur. Alur dalam cerita rakyat “Keong Emas” disebut alur maju karena peristiwa yang diceritakan berurutan dari awal hingga akhir.
22
3.
Menentukan tema dan amanat Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita, sedangkan amanat atau pesan biasanya mengandung nasehat baik yang dapat menjadi pembelajaran para pembaca. Tema dalam cerita rakyat “Keong Emas” adalah rasa iri Dewi Galuh membuatnya berbuat jahat walaupun terhadap kakak kandungnya sendiri Amanat dari cerita tersebut bahwa sifat iri dapat membawa petaka bagi diri sendiri dan orang lain.
F. METODE PEMBELAJARAN 1.
Ceramah
2.
Diskusi kelompok
3.
Tanya jawab
4.
Penugasan
5.
Reading Aloud
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Awal Apersepsi dan Motivasi e) Salam pembuka f) Tanya kabar g) Absensi h) Membentuk kelompok 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, 1) Beberapa siswa berperan sebagai tokoh dalam cerita keong emas mendialogkan komik tersebut. 2) Teman yang mendengar sambil mencatat hal-hal yang penting 3) Siswa mendiskusikan kembali tokoh dan wataknya, alur dari cerita keong emas, tema dan amanat
23
b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, 1) Salah satu siswa mulai membacakan hasil diskusi kelompok 2) Bersama-sama seluruh siswa menceritakan kembali cerita keong emas 3) Mencocokan bersama hasil diskusi kelompok, kelompok lain menilai hasil kelompok yang persentasi dengan memberi poin 4) Setelah poin terkumpul maka kelompok yang mendapat poin terbanyak mendapat penghargaan,dan yang mendapat poin terendah mendapat hukuman 5) Penugasan dan evaluasi terakhir siklus tiga c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, 1.
Guru bertanya pada siswa mengenai materi yang telah disampaikan selama 3 kali pertemuan menggunakan media komik
2.
Guru menanyakan pada siswa tentang hal-hal yang belum diketahui serta melakukan penyimpulan dan penguatan
3. Kegiatan Penutup e) Guru menanyakan kesan belajar dengan media komik anak f) Guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil g) Pesan dan kesan selama melakukan penelitian bersama siswa h) Salam penutup H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Buku paket E-Book “Indahnya Bahasa dan Sastra Bahaa Indonesia untuk SD/MI kelas V” 2. Komik ketiga cerita rakyat berjudul “Keong Emas” I.
PENILAIAN 1.
Teknik tes: lisan dan tulis
2.
Bentuk instrumen: pilihan ganda
24
LEMBAR KERJA Soal dan Kunci Jawaban serta pembahasan Berikan tanda silang (x) pada huruf a, b c atau d di depan jawaban yang benar !
Bacalah cerita di bawah ini untuk menjawab soal nomor 1 ! Raja Agung mempunyai dua orang putri, yaitu Ajeng Ayu dan Ajeng Rara. Ajeng Ayu sangat cantik. Ia tidak pernah membeda-bedakan orang. Semua orang yang bertemu dengan dia disapanya. Semua orang sangat menyukai Ajeng Ayu. Ajeng Rara menjadi benci kepada saudaranya. Ajeng Rara juga menjadi tidak suka melihat kecantikan Ajeng Ayu. Karena itu, ia ingin mencelakakan saudaranya. Dia menyuruh pelayannya untuk membubuhkan racun ke dalam makanan saudaranya. Ia ingin saudaranya menjadi buruk rupanya. 1. Perbedaan watak Ajeng Ayu dan Ajeng Rara adalah .... a.
Ajeng Ayu sangat cantik jelita, sebaliknya Ajeng Rara sangat buruk.
b.
Ajeng Ayu sangat baik hati dan Ajeng Rara sangat jahat.
c.
Ajeng Ayu sangat ramah dan Ajeng Rara pendengki.
d.
Ajeng ayu sangat cantik dan Ajeng Rara juga cantik.
Watak adalah sifat yang dimiliki oleh seorang tokoh. Watak Ajeng Ayu adalah ramah karena tidak pernah membeda-bedakan orang dan menyapa siapa saja yang ditemuinya. Watak Ajeng Rara adalah pendengki karena ia merasa dengki atau iri terhadap kecantikan Ajeng Ayu (c). Bacalah teks berikut kemudian jawablah untuk menjawab pertanyaan nomor 2 s.d. 5 ! Si Lancang Si Lancang sudah mulai bosan dengan kehidupan yang serba kekurangan. Ia mengeluh. Tampak putus asa. Berkali-kali ibunya memberi nasihat kepada si Lancang agar anaknya tekun bekerja. "Sabarlah, Nak! Janganlah kamu terusterusan mengeluh! Kita memang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan 25
hidup sehari-hari. Jangan putus asa dan jangan menyerah." Begitu ibu si Lancang menasihati anak semata wayangnya itu. Dikutip dari ”Si Lancang” dalam Kumpulan Cerita Rakyat, Citra Aji Parama, 2007) 2. Berikut ini merupakan sifat si Lancang, kecuali .... a.
suka mengeluh
b.
mudah putus asa
c.
tekun bekerja
d.
tidak sabar
Menurut isi cerita, sifat tokoh si Lancang, yaitu suka mengeluh, mudah putus asa, dan tidak sabar. Jadi, yang bukan sifat si Lancang, yaitu tekun bekerja (c). 3. Ibu si Lancang bersifat .... a.
pemarah
b.
penyabar
c.
pemalas
d.
mudah menyerah
Ibu si Lancang bersifat penyabar. Dapat dilihat dari ucapan tokoh Ibu si Lancang dalam cerita di atas (b). 4. Cerita di atas memiliki alur .... a.
maju
b.
mundur
c.
campuran
d.
gabungan
Cerita tersebut menggunakan alur maju, karena kejadian diceritakan dari awal hingga akhir (a). 5. Amanat cerita di atas adalah .... a.
Nikmatilah hidup dengan berhura-hura.
b.
Mengeluh boleh dilakukan sesering mungkin.
c.
Bosan adalah sifat yang manusiawi.
d.
Jangan pernah putus asa dan jangan menyerah.
26
Cerita si Lancang mengandung amanat agar kita tidak mudah putus asa dan tidak mudah menyerah (d). Bacalah cerita berikut ini ! Di suatu kampung yang damai, hidup sepasang suami istri yang miskin. Mereka tinggal di sebuah gubuk berdinding kulit kayu dan beratap rumbia di pinggir hutan. Sebagian atapnya sudah berlubang. Jika hujan datang, suami istri itu sibuk menambal atap tersebut dengan daun-daun kayu yang besar. 6. Berdasarkan kutipan di atas, latar ceritanya adalah ... a.
desa yang ramai
b. kota yang ramai c.
negeri yang aman dan damai
d. suatu kampung di pinggiran hutan Latar pada cerita di atas disebutkan pada kalimat pertama dan kalimat kedua. Di suatu kampung yang damai, hidup sepasang suami istri yang miskin. Mereka tinggal di sebuah gubuk berdinding kulit kayu dan beratap rumbia di pinggir hutan (d) 7. Jika kejadian dalam cerita diceritakan dari akhir menuju awal, berarti cerita tersebut menggunakan alur .... a.
maju
b.
mundur
c.
campuran
d.
gabungan
Alur maju, jika jika kejadian diceritakan dari awal hingga akhir. Alur mundur, yaitu jika peristiwa bagian akhir diceritakan terlebih dahulu, baru kemudian diikuti peristiwa bagian awal. Alur campuran atau alur gabungan merupakan gabungan antara alur maju dan alur mundur (b). 8. Cerita rakyat dari Kalimantan Barat adalah .... a.
Batu Menangis
b.
Andhe-Andhe Lumut
27
c.
Bawang Merah dan Bawang Putih
d.
Tangkuban Perahu
Cerita rakyat Batu Menangis berasal dari Kalimantan Barat. Cerita rakyat Andhe-Andhe Lumut berasal dari Jawa Cerita rakyat Tangkuban Perahu dari Jawa Barat. (a) 9. Asal Mula Sungai Barito termasuk cerita rakyat yang berbentuk .... a.
fabel
b.
epos
c.
mitos
d.
legenda
Legenda yaitu dongeng tentang asal mula suatu tempat (d). Bacalah penggalan cerita berikut untuk menjawab soal nomor 10 ! Siti sangat menghormati orang tuanya. Dia juga sayang kepada keduanya, meskipun hanya sebagai pedagang soto. Sepulang sekolah, Siti selalu membantu orang tuanya melayani pembeli. 10.
Amanat yang dapat diambil dari cerita diatas adalah.....
a.
berbakti kepada orang tua
b.
pantang menyerah dalam mencapai cita-cita
c.
bersabar dalam menjalani hidup
d.
berusaha menjadi pelayan yang baik
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh penulis cerita kepada pembacanya (a). Bacalah cerita berikut untuk menjawab soal nomor 11 s.d. 13 ! Bayi Bertanduk... Namun kegembiraan mereka mendadak lenyap setelah mengetahui ternyata di kepala si bayi laki-laki itu ada tanduknya. Mereka merasa malu dan takut dihina maupun diejek oleh orang-orang desa. Pada malam hari, bayi laki-laki itu dimasukkan ke dalam peti, bersama sebutir
28
telur ayam dan secangkir beras lalu dihanyutkan ke sungai. Kakak perempuan si bayi mengetahui perbuatan orang tuanya. Ia sangat sedih. Diam-diam ia meninggalkan rumah dan mengikuti adiknya yang dihanyutkan ke sungai. 11.
Watak tokoh kakak perempuan dalam penggalan cerita rakyat di atas
adalah... a.
penyayang
b. tidak peduli c.
pemarah
d. tidak menghormati orang tua Watak tokoh kakak perempuan pada cerita di atas adalah penyayang karena ia merasa sayang pada adiknya, maka ia mengikuti adiknya yang dihanyutkan ke sungai oleh orang tuanya (a). 12.
Bagaimanakah watak tokoh orang tua dalam cerita di atas?
a.
sayang anak
b.
penakut
c.
kejam terhadap anak
d.
tidak peduli
Watak tokoh orang tua dalam penggalan cerita di atas adalah kejam terhadap anak karena mereka tega membuang bayinya ke sungai hanya karena bayinya memiliki tanduk. (c) 13.
Tokoh-tokoh yang ada dalam penggalan cerita rakyat di atas adalah ....
a.
kakak perempuan, bayi laki-laki, orang tua
b.
orang tua dan kakak perempuan
c.
orang tua dan bayi laki-laki
d.
kakak perempuan
Tokoh yang ada dalam penggalan cerita di atas adalah orang tua, kakak perempuan, dan bayi laki-laki (a). 29
Bacalah penggalan cerita di bawah ini untuk menjawab soal no 14 ! Setelah belajar Hani selalu memadamkan lampu belajarnya. Pada malam hari, di kamarnya yang menyala hanyalah lampu tidur. Ketika mandi pun, Hani tidak suka berlama-lama. Dia menggunakan air secukupnya. 14.
Tema dari cerita di atas adalah ....
a.
pemborosan
b.
hidup sederhana
c.
hidup hemat
d.
pendidikan
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. (c) 15.
Cerita rakyat termasuk fiktif. Maksud dari Fiktif adalah…
a.
anak
b.
nyata terjadi
c.
rekaan/tidak nyata
d.
palsu
fiktif adalah rekaan atu tidak nyata, tidak pernah ada. (c) J.
PEDOMAN PENILAIAN Nilai=
=100
30
31
Lampiran 6 Tabel Observasi penilaian aktifitas siswa Pra Siklus
No.
Nama Siswa
1. 2. 3.
Mirna Wati Reza Fahlefi Rahmad R. Arridho Sifa Salsabilla N. Azizah Muthoharoh Dela Wulandari Dhian Darmastuti Inge Angelina Muhammad Hasan Shofati Asadah Zakiyyah Markhamah A. Sinung Agus Susilo Fajar Adi Tama Nur Wakhid Muhammad Rizki F. Jumlah
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Aspek yang Diamati Kognitif Afektif Psikomotorik (Kemampuan) (Perhatian) (Keaktifan) B C K B C K B C K V V V V V V V V V V
V V
V
V V
V
V V
V
V
V V
V V V V
V
V V
V V V
V
V
V
V V
V V 5
V V
V V V
7
3
32
4
7
4
V 4
8
3
Lampiran 7 Tabel Observasi penilaian aktifitas siswa Siklus I
No.
Nama Siswa
1. 2. 3.
Mirna Wati Reza Fahlefi Rahmad R. Arridho Sifa Salsabilla N. Azizah Muthoharoh Dela Wulandari Dhian Darmastuti Inge Angelina Muhammad Hasan Shofati Asadah Zakiyyah Markhamah A. Sinung Agus Susilo Fajar Adi Tama Nur Wakhid Muhammad Rizki F. Jumlah
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Aspek yang Diamati Kognitif Afektif Psikomotorik (Kemampuan) (Perhatian) (Keaktifan) B C K B C K B C K V V V V V V V V V V V
V V V
V V
V V V
V V V
V
V
V V
V V V V
V V V V
V V 8
V V V V V
5
2
33
11
V V V V
2
2
10
3
2
Lampiran 8 Tabel Observasi penilaian aktifitas siswa Siklus II
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nama Siswa
Mirna Wati Reza Fahlefi Rahmad R. Arridho Sifa Salsabilla N. Azizah Muthoharoh Dela Wulandari Dhian Darmastuti Inge Angelina Muhammad Hasan Shofati Asadah Zakiyyah Markhamah A. Sinung Agus Susilo Fajar Adi Tama Nur Wakhid Muhammad Rizki F. Jumlah
Aspek yang Diamati Kognitif Afektif Psikomotorik (Kemampuan) (Perhatian) (Keaktifan) B C K B C K B C K V V V V V V V V V V V
V V
V V
V
V V
V
V V V
V V V V V V
V V
V
V V V V V V 6
V
V
V V
V V V
V
8
1
34
10
5
0
13
1
1
Lampiran 9 Tabel Observasi penilaian aktifitas siswa Siklus III
No.
Nama Siswa
1. 2. 3.
Mirna Wati Reza Fahlefi Rahmad R. Arridho Sifa Salsabilla N. Azizah Muthoharoh Dela Wulandari Dhian Darmastuti Inge Angelina Muhammad Hasan Shofati Asadah Zakiyyah Markhamah A. Sinung Agus Susilo Fajar Adi Tama Nur Wakhid Muhammad Rizki F. Jumlah
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Aspek yang Diamati Kognitif Afektif Psikomotorik (Kemampuan) (Perhatian) (Keaktifan) B C K B C K B C K V V V V V V V V V V V
V
V V V V V V
V
V
V V V V V V
V V V V V
V V
V
V
V
V V
V V V
V
V 11
V
V 3
1
35
12
3
0
11
4
0
Lampiran 10 CATATAN WAWANCARA Hari/Tanggal : 23 September 2014 Jam
: 07.00
Informan
: Guru mapel Bahasa Indonesia
Lokasi
: MI Muhammadiyah Beji
Fokus
: Minat membaca siswa pra siklus
Nama
: Hastuti Sri Utami
Peneliti
: Selamat pagi Bu Hastuti...Ma‟af sebelumnya mengganggu, boleh saya minta waktu sebentar untuk wawancara? Mengenai siswa kelas V dan minat membacanya
Informan
: Siang juga mbak...iya silakan...
Peneliti
: Bagaimana menurut Ibu tentang minat membaca siswa dan penguasaan materi siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia?
Informan
: Bisa dilihat sendiri ya mbak, bagaimana minat membaca mereka? Kelas mereka itu jadi satu dengan perpustakaan tetapi kalau istirahat tidak ada yang tinggal dikelas untuk membaca diperpustakaan. Mungkin mereka sudah bosen melihat buku hehe... Bagaimana ya mbak...dibilang menguasai ya belum, dibilang sudah nyatannya mereka selalu langganan remidi setiap test. Nilai akhir mereka harus tuntas, kalau belum tuntas ya... remidi lagi sampai tuntas KKM.
Peneliti
: Apa faktor yang paling dominan dalam penurunan minat membaca? 36
Informan
: Yaitu tadi mbak...mungkin bosan dengan suasana perpustakaan, atau juga mereka itu tidak menemukan buku baru yang perlu dibaca.
Peneliti
: Upaya apa yang pernah dilakukan untuk meningkatkan minat membaca siswa?
Informan
: Sebenarnya sudah banyak buku baru dari pemerintah, diadakan tugas mencari informasi di internet atau majalah biar mereka membaca, kalau di paket ya sama saja tidak berminat membaca karena mungkin sudah sering mereka baca. LKS tiap semester berganti juga dapat membantu agar siswa mau membaca.
Peneliti
: Bagaimana pendapat Ibu tentang komik? Apakah pernah menerapkan komik sebagai media pembelajaran?
Informan
: Komik itu dulu bacaan yang sangat buruk untuk pendidikan, kalau sekarang mungkin sudah banyak ya...komik yang khusus untuk media pembelajaran. Cukup menarik saya rasa komik sebagai media pembelajaran, karena belum pernah ada apalagi menerapkannya dalam pembelajaran. selamat mencoba ya mbak...
Peneliti
: Terimakasih Bu...
Informan
: Iya..sama-sama
37
Lampiran 11 CATATAN WAWANCARA Hari/Tanggal : 9 Oktober 2014 Jam
: 11.40
Informan
: Guru mapel Bahasa Indonesia
Lokasi
: MI Muhammadiyah Beji
Fokus
: Minat membaca siswa pasca siklus
Nama
: Hastuti Sri Utami
Peneliti
: Selamat siang bu...
Informan
: Ya mbak selamat siang, sudah selesei ya...
Peneliti
: Iya buk penelitian dengan media komik sudah selesei, boleh saya mengaggu ibu sebentar?
Informan
: Silakan...
Peneliti
: Menurut pengamatan Ibu ada perubahan apa pada siswa kelas V terutama ketika pembelajaran Bahasa Indonesia?
Informan
: Jujur ya mbak... saya senang melihat banyak perubahan pada siswa-siswi kelas V, perubahan yang paling terlihat adalah jam ketika jam istirahat pertama ada yang membaca di kelas, nilai mereka juga bagus akhir-akhir ini.
Peneliti
: Berarti media komik ini berhasil menumbuhkan minat membaca ya bu?
Informan
: Ya begitulah mbak... ketika ada hal baru dalam pembelajaran ya mereka suka dan semangat, menurut saya berhasil meningkatkan keduanya minat membaca dan penguasaan materi ya...
Peneliti
: Benar bu... pada intinya siswa butuh hal yang dapat menyegarkan atau baru ya...
Informan
: ya...mereka juga perlu sadar bahwa membaca itu penting tidak harus komik, semua buku lah... dan lebih penting lagi adalah menguasai materi pembelajaran untuk bekal UAS mereka.
38
Peneliti
: iya...tentu bu...terimakasih atas waktu dan bantuannya bu...
Informan
: iya mbak sama-sama...sukses ya besok-besok lagi boleh kok penelitian dengan media lain mungkin hehe...
39
Lampiran 12 CATATAN WAWANCARA Hari/Tanggal : 22 Oktober 2014 Jam
: 11.30
Informan
: Siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji
Lokasi
: MI Muhammadiyah Beji
Fokus
: Minat membaca siswa pra siklus
Nama
: Sinung Agus Susilo
Peneliti
: Apa pelajaran yang kamu sukai? Alasannya apa kamu menyukai pelajaran tersebut?
Informan
: Penjaskes, ya..senang saja
Peneliti
:Apakah kamu suka membaca?
Informan
:Suka sekali
Peneliti
:Mengapa kamu suka membaca?
Informan
: Karena hobi
Peneliti
:Apakah sepulang sekolah kamu membaca kembali materi pelajaran sekolah?
Informan
:Iya
Peneliti
:Buku apa sih yang paling kamu sukai?
Informan
: Komik
Peneliti
: Menurut kamu, apakah membaca itu penting?
40
Informan
: Penting sekali
Peneliti
: Berapa buku yang kamu baca dalam satu minggu?
Informan
:Banyak sekali
Peneliti
: Darimana kamu mendapat buku yang kamu baca?
Informan
: perpustakaan
Peneliti
:Apakah kamu membaca karena disuruh?
Informan
: Disuruh
Peneliti
:Siapa yang sering memotivasi kamu membaca?
Informan
:Buguru dan kedua orang tua
41
Lampiran 13 CATATAN WAWANCARA Hari/Tanggal : 22 Oktober 2014 Jam
: 12.00
Informan
: Siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji
Lokasi
: MI Muhammadiyah Beji
Fokus
: Minat membaca siswa pra siklus
Nama
: Inge Angelina
Peneliti
: Apa pelajaran yang kamu sukai? Alasannya apa kamu menyukai pelajaran tersebut?
Informan
: KTK /SBK karena aku suka mewarnai
Peneliti
:Apakah kamu suka membaca?
Informan
: Suka
Peneliti
:Mengapa kamu suka membaca?
Informan
:Karena membaca kita bisa pintar
Peneliti
:Apakah sepulang sekolah kamu membaca kembali materi pelajaran sekolah?
Informan
:Kadang-kadang
Peneliti
:Buku apa sih yang paling kamu sukai?
Informan
: Dongeng
Peneliti
: Menurut kamu, apakah membaca itu penting?
42
Informan
: Penting sekali, agar kita bisa membaca
Peneliti
: Berapa buku yang kamu baca dalam satu minggu?
Informan
: 8 sampai sembilan buku
Peneliti
: Darimana kamu mendapat buku yang kamu baca?
Informan
:Orang tua
Peneliti
:Apakah kamu membaca karena disuruh?
Informan
: Kadang disuruh kadang juga tidak
Peneliti
:Siapa yang sering memotivasi kamu membaca?
Informan
:Ibu
43
Lampiran 14 CATATAN WAWANCARA Hari/Tanggal : 9 November 2014 Jam
: 15.15
Informan
: Siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji
Lokasi
: Dirumah Informan Beji
Fokus
: Minat membaca siswa pasca siklus
Nama
: Rahmad R. Ar ridho
Peneliti
: Apakah kamu suka dengan komik?
Informan
: Suka bu...apalagi kalo dibaca bersama-sama seru..
Peneliti
: Sepulang sekolah dibaca tidak komiknya?
Informan
: Dibaca kok...sebelum pembelajaran juga dibaca
Peneliti
: Membaca itu sangat penting ya?
Informan
: Iya sangat penting
Peneliti
: Sudah tambah rajin membaca? Dan mempelajari materi dengan baik?
Informan
: ya begitulah, komik sangat bagus dan menarik dalam pembelajaran
Peneliti
: Perubahan apa selama belajar dengan komik dan ibu?sudah bertambahkah buku yang kamu baca di tiap minggunya?
Informan
: Ya..jadi sering membaca dan memahami materi agar lulus, ya sekarang tambah komik untuk dibaca dirumah. Terimakasih bu.. atas tiga komiknya dan belajarnya.
Peneliti
: Iya sama-sama terus semangat belajar ya...dan terus membaca apapun jenis bukunya.
44
Lampiran 15 CATATAN WAWANCARA Hari/Tanggal : 9 November 2014 Jam
: 13.00
Informan
: Siswa kelas V MI Muhammadiyah Beji
Lokasi
: Di rumah informan Beji
Fokus
: Minat membaca siswa pasca siklus
Nama
: Inge Angelina
Peneliti
: Apakah kamu suka dengan komik?
Informan
: Sangat suka komik buatan ibu...
Peneliti
: Sepulang sekolah dibaca tidak komiknya?
Informan
: Dibaca lagi, saya baca terus
Peneliti
: Membaca itu sangat penting ya?
Informan
: Tetap penting
Peneliti
: Sudah tambah rajin membaca? Dan mempelajari materi dengan baik?
Informan
: Iya, karena penting sekali jadi membaca untuk memahami materi pembelajaran.
Peneliti
: Perubahan apa selama belajar dengan komik dan ibu?sudah bertambahkah buku yang kamu baca di tiap minggunya?
Informan
: Ya..banyak, belajar bersama teman-teman secara berkelompok dan membahas cerita itu menyenangkan membuat kita saling berlomba untuk memahami materi pembelajaran, mengajarlah disini lagi bu... Terimakasih sudah memberi ilmu baru
Peneliti
: Iya sama-sama, berarti tugas saya berhasil sukses membuat kalian suka membaca, jangan hanya membaca komik ya...pahami juga
45
unsur-unsur ceritanya agar makin memahami materi pembelajaran. Saya juga masih perlu banyak belajar.Lampiran 16 PROFIL SISWA 1. Nama Lengkap
: Sinung Agus Susilo
2. Jenis Kelamin
: Laki-laki
3. Tempat Tanggal Lahir
: Klaten, 1 Agustus 2003
4. Agama
: Islam
5. Umur
: 11 tahun
6. Cita-cita
: Perenang profesional
7. Hobi
: Berenang
8. Kelas
: V (Lima)
9. Alamat Rumah
: Dk. Karang Joho Rt.04/Rw.02 Ds. Kiringan Kec. Tulung, Kab. Klaten
10. Keterangan Pendidikan
: kelas I- IV SD N Kiringan pindah ke MI Muhammadiyah Beji Tulung karena SD Bono I tutup
11. Keterangan Keluarga a. Nama Ayah
: Slamet Riyadi
b. Pekerjaan Ayah
: Pedagang ayam
c. Nama Ibu
: Jumiati
d. Pekerjaan Ibu
: Pekerja pabrik
12. Keterangan Tinggal a.
Tinggal dengan
: Nenek
b.
Kesekolah dengan
: Diantar ayah
13. Keterangan lain a.
Kerapian
: Rapi
b.
Persentase kehadiran
: Sering tidak masuk sekolah
c.
Tipe pergaulan
: Menyendiri
Di dalam pengumpulan data penulis memperoleh data tentang kesulitan siswa dalam menguasai materi. Seluruh siswa kelas V mengalami peningkatan
46
baik hasil belajar, minat membaca, keaktifan mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. Namun Sinung memiliki masalah yaitu hasil belajar yang rendah. Dari hasil wawancara dengan walikelas dan pengamatan langsung selama proses pembelajaran Sinung siswa yang seolah-olah memperhatikan tetapi ternyata jika ditanya tidak mengerti, selain itu dia juga belum terampil membaca. Dia dipindahkan pada kelas V karena SD tempat sekolah akan tutup, pernah tinggal kelas di SD N Kiringan ketika kelas IV, Sinung dapat bergaul dengan kelompok tetapi terkadang siswa yang satu kelompok dengannya mengolok-olok Sinung tidak pernah berfikir. Sinung tinggal bersama neneknya karena orang tuanya sangat sibuk mengurusi pekerjaan. Alasan yang diungkapkan oleh orang tua ketika dipindahkan di MIM Beji adalah agar Sinung mau belajar agama dengan baik. Tampak aktif dan mempunyai minat yang baik terhadap pembelajaran ketika pembelajaran berlangsung, tetapi ketika diminta mengerjakan tugas pribadi dia mengerjakan dengan semaunya. Ketika berkelompok Sinung dapat mengimbangi teman-temannya dalam hal minat membaca, karena tugas kelompok dikerjakan bersama maka dia juga mengerjakan dengan baik. Jadi dapat disimpulkan kenapa Sinung Agus Sulistiyo belum tuntas sampai pada siklus III, karena adanya beberapa masalah dalam belajar yaitu belum terampil membaca, tidak ada yang mengontrol belajar ketika dirumah, dan juga masih terbawa dengan lingkungan sekolah yang terdahulu. Di sekolah yang dahulu Sinung tidak adanya persaingan untuk belajar karena siswanya hanya 3-5 satu kelasnya sehingga akan ditutup.
47
Lampiran 17 FOTO-FOTO KEGIATAN
Ruang Kelas V yang Bersebelahan dengan Perpustakaan dan Ruang Serba Guna
Proses belajar mengajar pra siklus sebelum penggunaan media komik anak pada Hari Senin, 27 Oktober 2014
Guru Bahasa Indonesia mulai menggunakan media komik Legenda seribu candi pada Hari Kamis, 30 Oktober 2014
48
Siswa kelas V antusias menggunakan media komik. (Sumber: dokumen pribadi)
Wawancara terhadap Siswa untuk Mengetahui Minat Membaca Siswa sebelum Tindakan pada Hari Rabu 22 Oktober 2014.
Wawancara dengan Guru mapel Bahasa Indonesia pada Hari Kamis, 9 Oktober 2014
49
Ketiga Komik yang Menjadi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Ruang Perpustakaan MI Muhammadiyah Beji Tulung Klaten
Kegiatan Apel Pagi sebelum Pelajaran Dimulai (sumber: dokumen pribadi)
50
51
Umi Nur Chasanah NIM. 11510091
oleh:
Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Beji Tulung Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015
Peningkatan Kompetensi Penguasaan Materi Bahasa Indonesia melalui Media Komik Anak pada
dalam Skripsi :
MODEL MEDIA KOMIK ANAK
Lampiran 18
52
53
54
55
56
57
Lampiran25 RIWAYAT HIDUP PENULIS
Umi Nur Chasanah, sering dipanggil Nur waktu kecil dan Umi panggilan akrab pada umumnya. Umi adalah anak pertama dari empat bersaudara pasangan suami istri Martijo dan Siti Amaroh yang lahir di Bojonegoro pada tanggal 25 Mei 1992. Masa kecilnya seperti masyarakat jaman dulu Nomaden atau sering berpindah-pindah tempat mengikuti orang tua dari kontrakan satu ke kontrakan yang lain sampai tujuh kali baru menetap sebagai masyarakat Magelang Kota Seribu Bunga. Masa TK tahun 1996-1998 ada di TK Pertiwi II Bangkle Blora, Tahun 1998 kelas satu di SD N II Kalianyar Bojonegoro sampai kelas tiga, mulai tahun 2000 dia pindah dan menetap sekolah di SD N Giritengah II( lulus tahun 2004), melanjutkan di MTsN Borobudur (lulus tahun 2007), MA Ma‟arif Borobudur (lulus tahun 2010), dan sedang menyeleseikan sekolah di Program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Semasa sekolah di STAIN Salatiga dia aktif menjadi pengurus Teater Getar (tahun 2010-sekarang), pernah Studypentas dengan judul Tembok-tembok Kardus karya semalam Cebleng (Siti Maunah) tahun 2011 dan Pentas produksi Duka Bumi karya dan sutradara Candra Harjanto tahun 2011. Dia menikah dengan Khoerul Muqorrobin di tahun 2012 dan mendapat anugerah bidadari kecil di awal 2013. Sekarang aktif di kepengurusan Aisyiah Beji tempatnya tinggal bersama suami dan putrinya, Dia kini sedang belajar dan terus belajar menjadi istri, anak, dan Ibu yang diidamkan surga untuk keluarganya. Dia dapat dihubungi melalui facebook add: Umi SyifaulQolby dan Email:
[email protected].
58