PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA MELALUI METODE CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I MI MIFTAHUL FALAH BEKASI
Skripsi diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam
oleh YUNITA HELZA NIM 1812018300247
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA MELALUI METODE CARD SORT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I MI MIFTAHUL FALAH BEKASI
Skripsi diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
oleh Yunita Helza NIM 1812018300247
Pembimbing
Nafia Wafiqni, M.Pd NIP. 19811003 200912 2004
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul “Peningkatan kemampuan membaca siswa melalui metode card sort pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I MI Miftahul Falah Bekasi” disusun oleh
Yunita Helza, Nomor Induk Mahasiswa 1812018300247,
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Bekasi, 29 Maret 2016 Yang mengesahkan Pembimbing,
Nafia Wafiqni, M.Pd. NIP 19811003 200912 2 004
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Yunita Helza
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 24 Juni 1982 NIM
: 1812018300247
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Alamat
: Perum Bekasi Regensi 2 Blok HH3 No.12A Rt 019 Rw 018 Kec. Cibitung Kel. Wanasari
Kabupaten Bekasi
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa melalui Metode Card Sort pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I MI Miftahul Falah Bekasi” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: Dosen Pembimbing: Nama
: Nafia Wafiqni, M.Pd.
NIP
: 19811003 200912 2 004
Dosen Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Bekasi, 29 Maret 2016 Yang membuat pernyataan,
Yunita Helza NIM 1812018300247 v
ABSTRAK
Yunita Helza (NIM 1812018300247) “Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa melalui Metode Card Sort pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I MI Miftahul Falah Bekasi” Penelitian Tindakan Kelas (PTK) jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kata kunci: Kemampuan membaca, Metode card sort. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode card sort dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I MI Miftahul Falah Bekasi. Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus dalam empat kali pertemuan dan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas I MI Miftahul Falah Bekasi yang berjumlah 20 orang terdiri dari 11 siswa dan 9 siswi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes lisan, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu rubrik penilaian membaca, lembar observasi guru, dan lembar observasi siswa. Setelah menggunakan penerapan metode card sort adanya peningkatan hasil belajar siswa berhenti ketika target ketuntasan telah tercapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata siswa sebelum penelitian 62,00. Kemudian kegiatan pembelajaran siklus I, kemampuan membaca siswa meningkat dengan rata-rata 68,75. Selanjutnya pada kegiatan penyempurnaan pada pembelajaran siklus II, kemampuan membaca siswa meningkat menjadi rata-rata 79,00. Dengan demikian, berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa metode card sort dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I MI Miftahul Falah Bekasi.
vi
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Rasa syukur yang tak terhingga kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya dengan semua kemuliaan-Nya dan keagungan-Nya telah mempermudah langkah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini banyak pelajaran yang dapat penulis peroleh baik itu ketika mengalami kesulitan, kebingungan, dan menghadapi tantangan. Namun atas bimbingan-Nya dan motivasi berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya adalah: 1. Bapak, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Khalimi, M.Ag., Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). 3. Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). 4. Bapak Dindin Ridwanuddin, M.Pd., Ketua pengelola Dual Mode System (DMS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Nafia Wafiqni, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini. 6. Seluruh Dosen Prodi PGMI Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT. 7. Ibu Hj. Munawaroh, S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MI Miftahul Falah Bekasi, yang telah memberikan izin dan fasilitas selama penulis melakukan penelitian skripsi. 8. Teristimewa untuk kedua orang tua, suami, dan kedua anakku tercinta yang tak henti-hentinya mendo’akan, melimpahkan kasih sayangnya, dan memberikan
vii
viii
dukungan moril maupun materil. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis memberikan yang terbaik untuk kalian. 9. Sahabat-sahabat
seperjuanganku,
mahasiswa kelas F Program Dual Mode
System Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2012 yang solid dan selalu memberikan semangat serta do’a kepada penulis. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan bantuan bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan umum.
Bekasi, 29 Maret 2016
Yunita Helza
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...............................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN.........................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................................
v
ABSTRAK .....................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
3
C. Pembatasan Masalah ...................................................................
3
D. Perumusan Masalah ....................................................................
3
E.
Tujuan Penelitian ........................... ............................................
4
F.
Kegunaan Penelitian ........................... .......................................
4
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik .....................................................................
5
1. Pengertian Membaca .............................................................
5
2. Hakekat Membaca .................................................................
7
3. Tujuan Membaca ……………………………………………
7
4. Fungsi Membaca ……………………………………………
10
5. Manfaat Membaca ………………………………………….
11
6. Jenis-Jenis Membaca ……………………………………….
12
7. Usaha untuk Meningkatkan keterampilan Membaca ………
13
8. Membaca Permulaan ………………………………………..
13
a. Pentingnya Pembelajaran Membaca Permulaan .............. ix
13
x
b. Perkembangan Membaca ........................... ......................
14
c. Masalah Membaca ............................................................
15
d. Kesiapan Membaca Permulaan I ........................... ...........
16
e. Kesiapan dan Tujuan Membaca Permulaan II...................
17
f. Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Permulaan ….
19
9. Pengertian Card Sort ………………………………………...
21
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................
22
C. Kerangka Berpikir ......................................................................
23
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................
25
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................
25
C. Subyek Penelitian .......................................................................
26
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................
27
E. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .............................
27
Data dan Sumber Data …………………………………………
27
G. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….
28
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ………………………….
30
I.
Teknik Analisis Data …………………………………………..
30
J.
Tindak Lanjut ………………………………………………….
31
F.
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ............................................................................
32
1. Profil Sekolah atau Madrasah ... ...........................................
32
2. Lokasi Obyek Penelitian ................... ..................................
32
3. Sejarah Berdirinya MI Miftahul Falah ........................... .....
32
4. Letak Geografis ……………………………………………
33
5. Visi dan Misi ………………………………………………
33
6. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa ……………………..
33
B. Analisis Data ..............................................................................
35
1. Data Keterampilan Membaca Pra Tindakan ……………….
35
2. Data Keterampilan Membaca Siklus I ……………………..
38
xi
a. Perencanaan Tindakan …………………………………
38
b. Pelaksanaan Tindakan ………………………………...
38
3. Data Keterampilan Membaca Siklus II ……………………
52
C. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………….
61
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................
62
B. Saran ..........................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
64
LAMPIRAN....................................................................................................
66
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Lembar Observasi Guru .............................................................
28
Tabel 3.2
Lembar Observasi Siswa ...........................................................
29
Tabel 3.3
Rubrik Penilaian Membaca ........................................................
30
Tabel 4.1
Keadaan Tenaga Pendidik di MI Miftahul Falah ……………...
34
Tabel 4.2
Keadaan Siswa MI Miftahul Falah …………………………….
35
Tabel 4.3
Data Nilai Pra Tindakan ............................................................
36
Tabel 4.4
Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I ………… ..........
40
Tabel 4.5
Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan II ………………..
41
Tabel 4.6
Data Nilai Membaca Siklus I .....................................................
48
Tabel 4.7
Data Hasil Nilai Pra Tindakan dan Siklus I ...............................
49
Tabel 4.8
Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II ………………
50
Tabel 4.9
Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan II ………………. .
51
Tabel 4.10
Lembar Observasi siswa Siklus II Pertemuan I ……………….
53
Tabel 4.11
Lembar Observasi Guru siklus II Pertemuan I ………………..
54
Tabel 4.12
Hasil Tindakan Siklus II ............................................................
57
Tabel 4.13
Data Hasil Nilai Siklus I dan Siklus II .......................................
58
Tabel 4.14
Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II ……………...
59
Tabel 4.15
Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan II ……………….
60
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Siklus PTK menurut Kurt Levin ..............................................
26
Gambar 4.1
Card Short pada Siklus I Pertemuan I ......................................
37
Gambar 4.2
Card Short pada Siklus I Pertemuan II .....................................
41
Gambar 4.3
Card Short Hasil Refleksi Siklus I …………………………...
45
Gambar 4.4
Card Short Siklus II Pertemuan I …………………………….
48
Gambar 4.5
Card Short Siklus II Pertemuan II ……………………………
51
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Iqra itulah perintah pertama yang diturunkan Allah SWT kepada umatnya melalui perantara Malaikat Jibril. Allah SWT memerintahkan untuk membaca alam semesta ini, untuk belajar dan mengenal ciptaanNya. Anak adalah amanah yang Allah berikan kepada kita. Ia adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Ditangannyalah perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara berada. Pembentukan karakter bangsa dan kehandalan sumber daya manusia ditentukan oleh bagaimana memberikan perlakuan yang tepat kepada anak sedini mungkin. Kemampuan membaca merupakan sebuah kemampuan yang amat dibutuhkan oleh siswa yang kelak akan dipergunakan untuk dapat memahami berbagai informasi yang dibaca. Anggota masyarakat secara umum pun sebenarnya juga dituntut untuk mampu membaca dengan baik mengingat bahwa berbagai informasi dapat meningkatkan wawasan kehidupannya terutama yang diperoleh lewat media cetak. Proses pembelajaran merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, sebab melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pelajar. Guru dan siswa sebagai komponen yang berpengaruh dalam proses pembelajaran masingmasing harus aktif. Guru sebagai pendidik harus menambah kemampuan dan pengetahuannya melalui pengalamannya, sedangkan siswa sebagai peserta didik harus berperan aktif dalam setiap kesempatan agar berhasil dalam belajarnya. Siswa diharapkan tidak belajar hanya dari guru saja tetapi juga belajar dari lingkungan sekitarnya, misalnya dari teman, orang tua, ataupun media. Siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan di mana pun berada. Siswa yang aktif mempunyai peluang yang besar untuk keberhasilan belajarnya dibandingkan dengan siswa yang pasif dan hanya menerima saja. Mahir atau mampu membaca menjadi sebuah target mutlak yang selalu diharapkan oleh seorang guru terutama di kelas rendah Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Begitupun dengan orang tua murid yang menginginkan anaknya sudah 1
2
bisa membaca pada saat akan memasuki sekolah tingkat dasar.Tidak sedikit siswa yang sudah sekolah dasar di kelas rendah belum juga mahir membaca. Ini dikarenakan tidak adanya minat untuk membaca. Dalam pengajaran, guru yang selalu monoton dan tidak memvariasikan metode pembelajaran, serta tidak menggunakan media. Belajar dengan bermain adalah kegiatan terpadu antara belajar dan bermain yang diintegrasikan dalam sebuah materi pelajaran. Tindakan ini merupakan upaya menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, dengan tujuan akhir mencapai pembelajaran yang sehat dan memperoleh mutu yang optimal. Banyak cara yang dapat dilakukan seorang guru untuk dapat membantu siswanya agar dapat mahir membaca. Diantaranya adalah dengan kartu kata, stiker atau gambar dalam slide komputer yang ditampilkan pada saat kegiatan belajar mengajar. Selain cara tersebut, masih ada tehnik lain dalam mengajarkan siswa untuk membaca permulaan misalnya dengan metode abjad, metode bunyi, metode suku kata, metode kata lembaga, metode global, dan metode struktural analisis sintesis (SAS). Berdasarkan observasi awal di kelas satu MI Miftahul Falah Bekasi diketahui kemampuan membaca permulaan siswa masih rendah, sebagian besar siswa mendapat nilai di bawah KKM. Guru menggunakan metode yang monoton dan tidak menggunakan media pembelajaran secara maksimal. Siswa kurang termotivasi untuk membaca sehingga minat membaca siswa rendah. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar pada mata pelajaran lainpun menjadi rendah. Hal ini menjadi tanggung jawab guru untuk membimbing siswanya agar dapat mencapai kopetensi yang diharapkan. Perhatian secara khusus dari guru terhadap pembelajaran membaca harus dilakukan sejak siswa belajar di SD kelas permulaan. Ketepatan dan keberhasilan pada tahap permulaan akan mempunyai dampak yang besar bagi peningkatan dan kemampuan membaca siswa selanjutnya. Untuk itu perlu adanya revolusi pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview informasi. Model pembelajaran aktif tipe card sort menggunakan fasilitas kartu,
3
dalam kartu tersebut berisi suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh masingmasing peserta didik. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan. Berdasarkan uraian di atas maka salah satu upaya yang dianggap dapat memecahkan masalah tersebut yakni meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe card sort, sehingga berefek pada meningkatnya nilai-nilai siswa di setiap mata pelajaran dan meningkatnya minat membaca siswa. Maka peneliti menganggap perlu untuk melakukan penelitian tindakan dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa melalui Metode Card Sort pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I MI Miftahul Falah Bekasi” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka timbullah masalah yang dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. kemampuan membaca permulaan siswa masih rendah, sebagian besar siswa mendapat nilai di bawah KKM. 2. Guru menggunakan metode yang monoton. 3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran secara maksimal. 4. Siswa kurang termotivasi untuk membaca. 5. Rendahnya minat untuk membaca. C. PembatasanMasalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka batasan masalah dalam penelitian yang berhubungan dengan keterampilan membaca permulaan yakni pada penggunaan model pembelajaran aktif tipe card sort untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I MI Miftahul Falah Bekasi. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dilihat perumusan masalah yaitu: “Bagaimana meningkatkan keterampilan membaca siswa melalui metode card sort pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I MI miftahul Falah Bekasi ?”
4
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca siswa melalui metode card sort pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I MI Miftahul Falah Bekasi.
F. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan
dapat menambah referensi ilmiah mengenai
peningkatan kemampuan membaca pada siswa kelas satu melalui metode card sort. 2. Praktis a. Bagi siswa kelas satu MI Miftahul Falah Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca melalui metode card sort. b. Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai pengetahuan untuk meningkatkan metode pembelajaran dan evaluasi KBM. c. Masyarakat dan orang tua Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat dan orang tua dalam hal kemampuan membaca pada anak.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik 1. Pengertian membaca Menurut H.G. Tarigan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.1 Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memehami dan memikirkan. Disamping itu, membaca adalah laku penguraian tulisan, suatu analisis bacaan. Dengan demikian membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah. 2 Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar keloxinpo~C kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Tingkatan hubungan antara makna yang hendak dikemukakan oleh penulis dan penafsiran atau interpretasi pembaca turut menentukan ketepatan membaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dia
1
Kundharu Saddhono, Slamet. Meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia (Bandung: Karya Putra Darwati, cet ke-1, 2012) hal 64 2 ibid
5
6
pergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut. Dalam buku Isah Cahyani, Hodijah yang berjudul kemampuan berbahasa Indonesia di SD.3 Sedangkan Klein, dkk mengemukakan bahwa devinisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.4 Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Adapun pengertian lain membaca adalah suatu proses transaksi yang di dalamnya pembaca cerita mengartikan maksud yang dibuat penulis. Selama membaca, arti tidak hanya muncul dari halaman perhalaman bagi pembaca, namun ini merupakan suatu negosiasi rumit antara teks dan pembaca yang dibentuk oleh konteks situasional singkat dan konteks sosiolinguistik yang lebih luas. Berikut ini terdapat beberapa pengertian membaca yang dikemukakan oleh para ahli: a. Depdikbud Depdikbud menuliskan bahwa membaca ialah proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif, yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Definisi ini sesuai dengan membaca pada tingkat lanjut, yakni membaca kritis dan membaca kreatif. b. Thorndike Thorndike berpendapat bahwa membaca merupakan proses berpikir atau bernalar. c. Louise Rosenblatt Bacaan adalah pengalaman pribadi selama para pembaca berhubungan dengan cerita yang sedang mereka baca untuk kehidupan mereka sendiri dan pengalamanpengalaman literatur sebelumnya.5
3
Isah Cahyani, Hodijah. Kemampuan berbahasa Indonesia di SD (Bandung: UPI Pres, cet ke-1, 2007) hal 98 Farida Rahim. Pengajaran membaca di SD (Jakarta: PT. Bumi aksara, cet ke-2, 2008) hal 3 5 Dindin Ridwanuddin. Bahasa Indonesia (Jakarta: UIN Press, cet ke-1, 2015) hal 165 4
7
2. Hakekat membaca Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca. Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut (1) aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis, (2) aspek perceptual, yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan apa yang dilihat sebagai simbol, (3) aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengatahuan yang telah ada, (4) aspek berfikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari, dan (5) aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengalaman terhadap kegiatan membaca. Interaksi antara kelima aspek tersebut secara harmonis akan menghasilkan pemahaman membaca yang baik, yakni terciptanya komunikasi yang baik antara penulis dengan pembaca.6 Membaca merupakan suatu proses berfikir yang kompleks. Menurut Anderson dkk terjadinya peristiwa membaca adalah: “reading is very complex. It is requires a high level of muscular coordination sustsined afford and concentration”. Pandangan Anderson di atas ditopang oleh pandangan Sudarsono. Menurut Sudarsono proses terjadinya membaca sebagai berikut. “unsur utama membaca adalah otak. Mata hanya alat yang mengantarkan gambar ke otak. Cahaya dari bacaan masuk ke mata melalui selaput bening (kornea mata). Cahaya itu disalurkan oleh selaput pelangi dan terjadilah gambaran pada retina. Retina itu terdiri dari berjuta-juta reseptor cahaya yang mengubah energi cahaya menjadi syarat dan sampaikan ke otak. Di korteks pada otak, syarat-syarat itu yang berjumlah 10 juta dicetak dan direkam menjadi gambar oleh sel neuron. Di sinilah terjadi membaca”.7 3. Tujuan membaca Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan 6
Tatat Hartati,dkk. Pendidikan dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah (Bandung: UPI Pres, cet ke-1, 2006) hal 254 7 Purwanto. Jurnal teknodik. ISSN: 0854-915X No. 22/XI/TEKNODIK/DESEMBER/2007 hal 86
8
dengan maksud. Tujuan atau intensif kita dalam membaca. Berikut tujuan dari membaca, yaitu: a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik. Masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk ide-ide utama (reading main for ideas). c. Membaca untuk menemukan atau untuk mengetahui apa terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula, pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya,- setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian kejadian- buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui suatu susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization). d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca. Mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference). e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classifiy). f. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate). g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut
9
membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).8 Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud meliputi: 1. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan. 2. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan. 3. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan. 4. Menggali simpanan pengetahuan atau schemata siswa tentang suatu topik. 5. Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa. 6. Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan maupun tertulis. 7. Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca. 8. Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatu yang dapat dipaparkan dalam sebuah bacaan. 9. Mempelajari struktur bacaan; serta 10. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau diberikan oleh penulis bacaan.
sengaja
9
Tujuan membaca mencakup: 1. Kesenangan; 2. Menyempurnakan membaca nyaring; 3. Menggunakan strategi tertentu; 4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik; 5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya; 6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; 7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi; 8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang tekstur teks; 8 9
Isah Cahyani, Hodijah. Op.cit hal 99 Tatat Hartati, dkk. Op.cit hal 255
10
9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.10 Adapun tujuan membaca menurut Dindin Ridwanuddin dalam buku bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: 1) Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan. 2) Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk dalam kebodohan. 3) Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja. 4) Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata. 5) Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir. 6) Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman. 7) Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksana dan kecerdasan para sarjana. 8) Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi di dalam hidup.11 4. Fungsi Membaca kegiatan membaca yang sangat bermanfaat itu bahkan ada yang menyatakan sebagai jantungnya pendidikan, memiliki banyak fungsi, antara lain: a) Fungsi intelektual; dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya nalar. Contohnya membaca laporan penelitian, jurnal, atau karya ilmiah lain. b) Fungsi memacu kreativitas; hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita untuk berkarya, didukung oleh keleluasan wawasan dan pemilikan kosakata. c) Fungsi praktis; kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis dalam kehidupan. Misalnya teknik memotret, cara membuat alat rumah tangga, dan lain-lain.
10 11
Farida Rahim. Pengajaran membaca di SD (Jakarta: PT Bumi Aksara cet ke-2. 2008) hal 11 Dindin Ridwanuddin. Bahasa Indonesia (Jakarta: UIN Press cet ke-1, 2015) hal 166
11
d) Fungsi rekreatif; membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan tamasya, yang mengasyikkan. Contohnya bacaan-bacaan ringan, cerita humor, fable, karya sastra, dan lain-lain. e) Fungsi informatif; dengan banyak membaca informative seperti surat kabar, majalah, dan lain-lain dapat memperoleh berbagai informasi yang sangat kita perlukan dalam kehidupan. f) Fungsi religius; membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan, memperluas budi, dan meningkatkan diri kepada Tuhan. g) Fungsi sosial; kegiatan membaca memiliki fungsi sosial yang tinggi manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian kegiatan membaca tersebut langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap, berbuat, dan berpikir. Contohnya pembacaan berita, karya sastra, pengumuman, dan lain-lain. h) Fungsi pembunuh sepi; kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-rintang waktu, mengisi waktu luang. Contohnya membaca majalah, surat kabar, dan lain-lain.12 5. Manfaat Membaca Selain fungsi di atas, kegiatan membaca mendatangkan berbagaimanfaat, antara lain: a) Memperoleh banyak pengalaman hidup. b) Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat berguna bagi kehidupan. c) Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa. d) Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia. e) Dapat
mengayakan
batin,
memperluas
cakrawala
pandang
dan
piker,
meningkatkan tarap hidup dan budaya keluarga, masyarakat, nusa, dan bangsa. f) Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang menjadi cerdik pandai.
12
Kundharu Saddhono, Slamet. Meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia )Bandung: Karya Putra Darwati, cet ke-1, 2012) hal 65
12
g) Dapat memperkaya perbendaharaan kata, ungkapan, istilah, dan lain-lain yang sangat menunjang keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis. h) Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap eksestensi, dan lain-lain.13 6. Jenis-Jenis Membaca a. Membaca Teknik Adalah pengajaran membaca yang bertujuan untuk kelancaran membaca. Pada kegiatan ini guru harus memperhatikan lafal kata, intonasi, frase, intonasi kalimat, serta isi bacaan itu sendiri. b. Membaca dalam Hati Adalah kegiatan membaca untuk menangkap pokok-pokok pikiran dari bahan bacaan. Materi membaca dalam hati di sekolah dasar bertujuan untuk mendapatkan informasi dari satu bacaan dengan memahami isi bacaan secara tepat dan cermat. c. Membaca Bahasa Mempunyai kesamaan dengan membaca dalam hati, dalam hal ini tidak bersuaranya sewaktu aktivitas membaca itu dilaksanakan. Tujuan yang akan dicapai dalam pelajaran membaca bahasa adalah agar siswa Sekolah Dasar semakin bertambah pengetahuannya tentang seluk beluk Bahasa Indonesia. d. Membaca Pustaka Adalah kegiatan membaca untuk menambah informasi beberapa bidang ilmu pengetahuan yang tidak diperoleh di sekolah, mengembangkan wawasan anak, member selingan kepada anak-anak dari bacaan yang berat, dan menikmati keindahan bacaan. e. Membaca Cepat Adalah kegiatan membaca yang bertujuan agar siswa Sekolah Dasar dalam waktu yang singkat dapat membaca secara lancar dan dapat memahami isinya secara tepat dan cermat. Kegiatan membaca ini dilakukan tanpa suara. f. Membaca Indah
13
Ibid, hal 66
13
Adalah kegiatan membaca yang bertujuan agar siswa dapat memperoleh suara keindahan yang bersumber dari bacaan. Pelajaran membaca indah di mulai di kelas tiga sekolah dasar.14 7. Usaha untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar siswa memiliki keterampilan membaca ialah: a) Membantu siswa untuk memperkaya kosakata, dengan cara: 1. Memperkenalkan sinonim, antonym dan kata-kata dasar yang sama; 2. Memperkenalkan imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran); 3. Mengira-ngira makna kata dari konteks atau hubungan kalimat. b) Membantu siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata maupun kalimat. c) Guru dapat memberikan penjelasan pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, dan peribahasa. d) Guru mengajukan pertanyaan mengenai ide pokok suatu paragraf, menunjukkan kalimat yang kurang baik, member tugas membuat rangkuman. e) Guru melatih siswa untuk membaca dalam tempo waktu yang dibatasi, sehingga melatih siswa untuk membaca cepat tanpa suara. f) Melatih kemampuan siswa memahami keseluruhan isi ataupun sebagian dari suatu bacaan. g) Melatih kemampuan siswa menemukan kalimat yang rumpang dalam suatu bacaan.15 8. Membaca Permulaan Membaca permulaan adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diperuntukan siswa SD kelas permulaan. Menurut Akhadiah membaca permulaan hanya berlangsung selama dua tahun, yaitu untuk SD kelas I dan II. Bagi mereka membaca adalah kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut.16 a. Pentingnya pembelajaran membaca permulaan 14
Tatat Hartati, dkk. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah (Bandung: UPI Press, cet ke1, 2006) hal 251 15 Dindin Ridwanuddin. Bahasa Indonesia (Jakarta: UIN Press, cet ke-1, 2015) hal 172 16 Enny Zubaidah. Kesulitan membaca permulaan pada anak (PGSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta) http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/dr-enny-zubaidah-mpd/Produk%20Bahan%20Ajardiagnosadancaramengatasinya
14
Kemampuan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut. Sebagai kemampuan yang mendasari kemampuan berikutnya maka kemampuan membaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru, sebab jika dasar itu tidak kuat, pada tahap membaca lanjut siswa akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan membaca yang memadai. Padahal kemampuan membaca sangat diperlukan oleh setiap orang yang ingin memperluas pengetahuan dan pengalaman, mempertinggi daya fikir, mempertajam penalaran, dan memperluas wawasan, untuk mencapai kemajuan dan peningkatan diri. Oleh sebab itu, bagaimana pun guru kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) haruslah berusaha sungguh-sungguh agar ia dapat memberikan dasar kemampuan membaca yang memadai kepada anak didik. b. Perkembangan membaca Ada beberapa fase perkembangan membaca menurut Isah Cahyani dan Hodijah dalam buku kemampuan berbahasa Indonesia di SD, yaitu: 1) Fase pra membaca (3-6 tahun) anak-anak mengenal huruf dan mempelajari perbedaan huruf dan angka. Kebanyakan anak akan mengenal nama jika ditulis; 2) Fase ke-1 (7-8 tahun) kira-kira kelas dua, anak-anak memperoleh pengetahuan tentang huruf, suku kata, dan kata sederhana melalui cerita; 3) Fase ke-2 kira-kira kelas tiga dan empat anak-anak dapat menganalisis kata-kata yang tidak diketahuinya menggunakan pola tulisan; 4) Fase ke-3 dari kelas empat sampai dengan kelas dua SMP, anak dapat memahami bacaan; 5) Fase ke-4 pada akhir SMP sampai SMA anak mampu menyimpulkan dan mengenal maksud penulis dalam bacaan; 6) Fase ke-5 pada tingkat perguruan tinggi dan seterusnya, orang dewasa dapat mengintegrasikan hal-hal yang dibaca dan menanggapi materi bacaan secara kritis.17 Membaca merupakan kecakapan linguistik sekunder. Dalam pembelajaran membaca terdapat “tiga tahap dasar teori perkembangan membaca. Tahap-tahap yang dimaksud yakni: 1. Fase perbedaan dan pengetahuan huruf; 2. Fase logografik;
17
Isah Cahyani, Hodijah. Op.cit hal 100
15
3. Fase alfabetis.” Pada tahap pertama, pembelajaran membaca menggunakan nama diri siswa dengan bentuk dasar atau kata dasar yang kemudian siswa diharapkan membangun khazanah (repertoire) asosiasi huruf, bunyi yang pada akhirnya mampu membedakan bunyi yang keluar dari artikulasinya lalu mengenal huruf tersebut. Adapun pada tahap kedua dicirikan oleh Frith dengan fase siswa dapat mengenal kata-kata yang sangat umum secara visual tetapi menemukan kata-kata baru yang tidak diketahui. Bradley dan Bryant menjelaskan bahwa selama periode ini diasosiasikan antara strategi membaca dan mengeja mungkin terjadi. Beberapa pembaca menggunakan kemampuan visual untuk membaca dan kemampuan fonologis untuk mengeja. Hal lain yang digunakan pada tahapini adalah strategi semiphotic untuk pengetahuan fonemik membaca dan mengeja. Selanjutnya, pada tahap ketiga, dekoding merupakan tekanan utama, seperti keterampilan membaca tingkat rendah (misalnya fitur, pengenalan pola, hubungan grafem dengan fonem, pengenalan kata, dan pengingatan leksikal) dilatih dan dijadikan otomatis. Oleh karena itu, pada tahap ini kegiatan membaca formal dimulai pertama kali dalam model Call terjadi, siswa saat itu mengaplikasikan kaidah grafem-morfem. Dari ketiga tahap tersebut dapat dikatakan bahwa “membaca adalah proses mencari makna dengan mengaktifkan pengetahuan yang dimiliki dari bacaan tersebut.” Untuk itulah maka kemampuan membaca yang baik menjadi salah satu kunci sukses dalam pendidikan.18 c. Masalah membaca Masalah yang dihadapi anak dalam membaca: 1) Kurang mengenali huruf; 2) Membaca kata demi kata yang sering kali disebabkan oleh gagal menguasai keterampilan pemecahan kode, gagal memahami makna kata, kurang lancar membaca; 3) Pemparafrasekan yang salah; 4) Miskin pelafalan/penghilangan; 5) Pengulangan; 6) Pembalikan; 18
Hindun. Pembelajaran Bahasa Indonesia berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar (Jakarta: Nufa Citra mandiri, cet ke-2, 2014) hal 201
16
7) Penyisipan; 8) Penggantian; 9) Menggunakan gerak bibir, jari telunjuk, dan menggerakkan kepala; 10) Kesulitan konsonan, kesulitan kluster, diftong, dan digrapf; 11) Kesulitan menganalisis struktur kata; dan 12) Tidak mengenali makna kata dalam kalimat dan cara mengucapkannya.19 d. Kesiapan membaca permulaan I Prasyarat membaca formal Ada sejumlah keterampilan yang menjadi prasyarat untuk pengajaran membaca formal. Prasyarat yang dimaksud meliputi: pengalaman dasar, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, kesadaran metalinguistik, minat dan sikap, diskriminasi visual dan auditori, serta kemampuan orientasi arahan. Menilai kesiapan Prosedur untuk menilai kemampuan kesiapan membaca beragam mulai dari observasi guru sampai penggunaan tes standar. Pangalaman menunjukkan bahwa guru yang berpengalaman sering mengembangkan kepekaan dan kemampuan dalam mengidentifikasi anak-anak yang bergerak ke dalam pengajaran membaca formal. 1. Penilaian informal Observasi merupakan cara yang dilengkapi daftar pemeriksaan dan catatan anekdot. 2. Mengamati pengalaman dasar Pengalaman dasar dapat diamati dengan melihat respon anak pada bacaan-bacaan yang dibagikan, pada aktivitas permainan bebas, dan aktivitas bahasa tutur. 3. Mengamati perkembangan kognitif Guru dapat mencatat aktivitas anak-anak dalam permainan untuk menentukan kemampuan mereka dalam merepresentasikan objek yang tak hadir dengan objek lain. 4. Mengamati perkembangan bahasa
19
Isah Cahyani, Hodijah. Op.cit
17
Dengan masuknya ke sekolah, anak-anak telah mengembangkan kemampuan bahasa baik kemampuan reseptif maupun kemampuan produktif. Akan tetapi, guru seharusnya memberikan perhatian untuk mengamati kelemahan dan kekuatan semua kemampuan. 5. Mengamati arah dan orientasi Orientasi bisa diamati ketika seorang anak mengenali urutan huruf, susunan kata, penggunaan papan tulis, dan kemampuan berpindah. 6. Meneliti minat dan sikap Minat seorang anak dalam membaca dapat diperkirakan dengan mengajukan pertanyaan mengenai identifikasi kata, meneliti minat anak untuk membaca majalah dan buku. 7. Diskriminasi auditori Penilaian dapat dilakukan melalui permainan diskriminasi auditori yang bisa membuat anak-anak merespon dengan sinyal yang sudah ditentukan. 8. Catatan anekdot Catatan anekdot dapat menunjukkan kekuatan dan kelemahan suatu bidang tehnik ini bisa digunakan untuk observasi yang didaftar sebelumnya. Catatan tersebut dapat berupa buku harian (diary) karena tingkah laku seharusnya diteliti selama satu periode. 9. Menggunakan checklist Observasi dapat dilengkapi daftar cek yang digunakan untuk pengajaran membaca tetapi bisa juga dilengkapi untuk kemampuan yang lain. 10. Tes standar Beberapa tes standar yang diterbitkan meliputi sub-sub tes untuk mengukur prestasi dalam kemampuan seperti diskriminasi visual huruf dan kata, diskriminasi auditori bunyi awal dan akhir. Sedangkan yang lain meliputi pengukuran mendengar, pemahaman, arahan, koordinasi visual-motorik, dan kemampuan bahasa lisan.20
e. Kesiapan dan tujuan membaca permulaan II
20
Novi Resmini, dkk. Membaca dan menulis di SD teori dan pengajarannya (Bandung: UPI Pres cet ke-1, 2006) hal 7 dan 8
18
Selama tahap “membaca permulaan” anak telah distrukturi dan direkayasa “minat dan “sikap”nya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan membaca sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kesiapannya. Siswa pada tahap ini dibekali dengan berbagai kegiatan “membaca tanpa buku”, mereka hanya dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan seperti: 1. Sikap duduk saat membaca 2. Melatih lompatan arah dan fokus pandang 3. Menyimak cerita guru 4. Tanya jawab dengan guru 5. Memperhatikan gambar yang diperlihatkan guru 6. Membicarakan gambar, dan lain-lain Anak untuk dapat memasuki tahap ini, harus memiliki sejumlah “tingkat kesiapan”, diantaranya: 1. Faktor internal dari diri anak: diantara tingkat kematangan, minat, IQ, keutuhan dan keberfungsian unsur biologis. 2. Faktor eksternal, misalnya: tingkat keberhasilan pencapaian tujuan , lingkungan sosial dan akademik. Tujuan umum pengajaran: membaca permulaan menurut GBPP Bahasa Indonesia adalah: 1. Siswa memahami bahasa (Bahasa Indonesia) dari segi bentuk, makna dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam tujuan, keperluan, dan keadaan. 2. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa (bahasa Indonesia) untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan, emosional, dan kematangan sosial. 3. Siswa memiliki disiplin dalam berfikir dan berbahasa.21 Pengajaran membaca permulaan Pengajaran membaca permulaan hendaknya dikembangkan ke dalam “proses pengajaran membaca permulaan”, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
21
Ibid. hal 28-29
19
1. Tingkat perkembangan anak 2. Tingkat kesiapan anak 3. GBPP mata pelajaran 4. Pengembangan materi pelajaran membaca a. Pengembangan dan perluasan pemahaman lambang-lambang bahasa tulis: -
Belajar membaca nama-nama diri
-
Memberi nama benda-benda yang ada di kelas
b. Pengajaran keterampilan melafalkan lambang-lambang tulisan -
Melatih melafalkan: “konsonan maupun vokal” dengan berbagai posisi dalam kata
c. Membaca untuk “memaknai” -
Menghubungkan kalimat
-
Membangun kalimat dari kata-kata yang acak
d. Pengembangan keterampilan intonasi -
Mengubah makna dengan cara mengubah intonasi, dan dialog22
F. Langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan 1. Langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan tanpa buku Sebelum KBM dilakukan sebaiknya guru mengawalinya dengan berbagai kegiatan pra KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman berbahasa anak. Percakapan-percakapan ringan antara guru dan siswa sebelum kegiatan KBM dimulai merupakan langkah awal yang bagus untuk membuka pintu komunikasi. Sapaan-sapaan hangat dan berbagai pertanyaan ringan kepada mereka akan membuat siswa termotivasi untuk betah dan belajar di sekolah. Selanjutnya, pilihlah variasi-variasi kegiatan berikut: a) Menunjukkan gambar b) Menceritakan gambar c) Siswa bercerita dengan bahasa sendiri d) Memperkenalkan bentuk-bentuk tulisan melalui bantuan gambar e) Membaca tulisan bergambar f) Membaca tulisan tanpa gambar
22
Ibid. hal 30-31
20
g) Memperkenalkan huruf, suku kata, kata, atau kalimat dengan bantuan kartu23 2. Langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan buku a) Membaca buku pelajaran (buku paket) 1) Siswa diberi buku (paket) yang sama dan diberi kesempatan untuk melihat-lihat isi buku tersebut. 2) Siswa diberi penjelasan singkat mengenai buku tersebut. 3) Siswa diberi penjelasan dan petunjuk tentang bagaimana cara membuka halaman-halaman buku agar buku tetap terpelihara dan tidak cepat rusak. 4) Siswa diberi penjelasan mengenai fungsi dan kegunaan angka-angka yang menunjukkan halaman-halaman buku. 5) Siswa diajak untuk mumusatkan perhatian pada salah satu teks/bacaan yang terdapat pada halamn tertentu. 6) Jika bacaan itu disertai gambar, sebaiknya terlebih dahulu guru bercerita tentang gambar dimaksud. 7) Selanjutnya, barulah pembelajaran membaca dimulai. b) Membaca buku dan majalah anak yang sudah terpilih Untuk langkah awal, bacaan-bacaan sederhana hendaknya menjadi pilihan utama. Kosakata yang dipakai dalam bacaan tersebut hendaknya mengandung huruf-huruf yang sudah dikenal anak, disamping pemakaian kosakata yang juga dianggap sudah dikenal anak. c) Membaca bacaan susunan bersama guru siswa 1) Guru memperlihatkan beberapa gambar, anak diminta menyebutkan gambar-gambar tersebut. 2) Di samping gambar, guru juga memperlihatkan beberapa kartu (bisa kartu huruf, kartu suku kata atau kartu kata), anak diminta menempelkan kartu-kartu dimaksud di bawah gambar sehingga gambar-gambar dimaksud menjadi berjudul.
23
Djago Tarigan. Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di kelas rendah. (Jakarta: UT cet ke-1 2003) hal 5.37-5.38
21
3) Satu dua buah gambar dipilih anak untuk bahan diskusi dan sebagai stimulus untuk membuat bacaan bersama.24 9. Pengertian Card Sort Hisyam Zaini, dkk mengatakan bahwa “card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau mereview informasi”. Model pembelajaran aktif tipe card sort menggunakan fasilitas kartu, dalam kartu tersebut berisi suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh masing-masing peserta didik. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan. Menurut Roestyah, kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran tipe card sort sebagai berikut. Kelebihan strategi pembelajaran card sort yaitu: 1) Guru mudah menguasi kelas 2) Mudah dilaksanakan 3) Mudah mengorganisir kelas 4) Dapat diikuti jumlah siswa yang banyak 5) Mudah menyiapkannya 6) Guru mudah menerangkan dengan baik Kelemahan strategi pembelajaran card sort yaitu adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian peserta didik, terutama apabila terjadi jawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari pokok persoalan semula. Menurut Hisyam Zaini, dkk langkah-langkah strategi pembelajaran card sort sebagai berikut: 1) Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. 2) Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama.
24
Ibid. hal 5.41-5.42
22
3) Peserta didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas.25 Langkah-langkah metode card sort menurut Agus Suprijono dalam buku cooperative learning, yaitu: 1) Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas. 2) Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. 3) Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. 4) Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. 5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban. 6) Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separoh siswa akan mendapatkan soal dan separoh yang lain akan mendapatkan jawaban. 7) Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. 8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan kertas kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.26
B. Hasil penelitian yang relevan
25
Weti Anggayuni, pengaruh strategi pembelajaran tipe card sort terhadap pemerolehan belajar IPS di SD (Pontianak: jurusan pendidikan dasar, FIP universitas Tanjung Pura, 2013) http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/1894 26 Agus Suprijono. Cooperative learning teori dan aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar cet ke-1. 2009) hal 120
23
Beberapa hasil penelitian yang dianggap relevan oleh peneliti adalah penelitianpenelitian yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan membaca melalui metode card sort. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terkait tentang metode card sort adalah peneliti Fadeh dengan judul: “Aplikasi metode card sort dalam meningkatkan motivasi belajar siswa bidang studi Al-Quran Hadits di Madrasah Tsanawiyah AN-NUR Bululawang”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah setiap siswa diberi kertas yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas secara acak, kemudian siswa diminta mencari temannya dan mengelompokkan sesuai dengan topik bahasannya.setelah itu siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya dengan dinilai dan dikomentari oleh teman-temannya yang lain.27 Penelitian Weti Anggayuni dengan judul: “Pengaruh strategi pembelajaran tipe card sort terhadap pemerolehan belajar IPS di SD”. Dalam penelitian ini peserta didik bersemangat mengikuti pembelajaran dan materi yang disampaikan dapat diterima peserta didik dengan baik, suasana pembelajaran akan berlangsung aktif. Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan strategi tipe card sort memberikan pengaruh terhadap pemerolehan belajar peserta didik pada materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam.28
C. Kerangka Berfikir kegiatan dalam membaca permulaan masih lebih ditekankan pada pengenalan dan pengucapan lambang-lambang bunyi yang berupa huruf, kata, dan kalimat dalam bentuk sederhana. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat membantu siswa agar dapat mahir membaca. Diantaranya adalah dengan card sort. Card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, fakta tentang obyek atau mereview informasi. Model 27
Fadeh. Aplikasi metode card sort dalam peningkatan motivasi belajar siswa bidang studi al Quran hadits (Malang: jurusan PAI, fakultas tarbiyah UIN Malang, 2009) https://saidnazulfiqar.files.wordpress.com/2011/10/skripsi-aplikasi-metode-card-sort 28 Weti Anggayuni, pengaruh strategi pembelajaran tipe card sort terhadap pemerolehan belajar IPS di SD (Pontianak: jurusan pendidikan dasar, FIP universitas Tanjung Pura, 2013)
24
pembelajaran aktif tipe card sort menggunakan fasilitas kartu, dalam kartu tersebut berisi suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh masing-masing peserta didik.
D. Hipotesis Penelitian Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan dalam teori kerangka pikir di atas dan hasil penelitian yang relevan, maka hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah “Terdapat peningkatan kemampuan membaca melalui metode pembelajaran card sort”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Miftahul Falah, yang beralamat di Jl. Jumin Gleno Kp. Selang Cau Rt 004 Rw 013 kel. Wanasari Kec. Cibitung Kab. Bekasi pada semester genap Tahun pelajaran 2015/ 2016, yaitu bulan Januari 2016.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penelitian tindakan kelas (PTK), dalalm istilah aslinya penelitian tindakan kelas disebut dengan Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Akhir-akhir ini para ahli penelitian menaruh perhatian besar terhadap penelitian tindakan kelas, karena penelitian ini mampu menawarkan peningkatan kompetensi profesi guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Seorang ahli peneliti McNiff mengatakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya
dimanfaatkan
sebagai
alat
untuk
pengembangan
dan
perbaikan
pembelajaran”.1 Model Kurt Levin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena dialah yang pertama kali memperkenalkan action research atau penelitian tindakan. Konsep pokok penelitian tindakan model Kurt Levin terdiri dari empat komponen, yaitu: a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting).2
1
Mohmmad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung, CV Wacana Prima, 2009).hal. 4 Wijaya Kusuma, Dedi Dwitagama. Mengenal penelitian tindakan kelas. (Jakarta: indeks, cet ke-2. 2010) hal. 20
2
25
26
Penelitian ini menggunakan strategi tindakan kelas model siklus karena objek penelitian hanya satu sekolah (MI). rancangan penelitiannya tertera pada gambar 1.
Planning Gambar 3.1. Reflecting
Acting
Siklus PTK menurut Kurt Levin
Observing 1. Perencanaan (planning) Kegiatan ini meliputi: a) Membuat perencanaan pengajaran b) Mempersiapkan alat peraga c) Membuat lembar observasi d) Mendesain alat evaluasi 2. Pelaksanaa Tindakan (acting) Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan. 3. Observasi (observing) Pada tahap ini dilaksanakan observasi langsung terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. 4. Refleksi (reflecting) Dalam tahap ini, data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis guna mengetahui seberapa jauh tindakan telah membawa perubahan, dan bagaimana perubahan terjadi.
C. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas I MI Miftahul Falah Bekasi yang berjumlah 20 orang, dengan jumlah laki-laki 11 orang
27
dan perempuan 9 orang. Pemilihan subyek kelas I didasarkan atas pertimbangan penulis, dikarenakan penulis mengajar di kelas I.
D. Peran Dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai pengajar dalam pelaksana penelitian, pembuatan perencanaan dalam proses penelitian dan melaksanakan tahapan perencanaan dengan bantuan teman sejawat sebagai observer dalam kegiatan pembelajaran bahasa indonesia pada materi diri sendiri dengan menggunakan metode card short kelas I MI Miftahul Falah Bekasi. Berdasarkan pra penelitian proses dan hasil belajar ini akan diperoleh data. Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana kegiatan artinya peneliti berperan sebagai guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode card short.
E. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah peningkatan kemampuan membaca pada mata pelajaran bahasa indonesia Siswa kelas I MI Miftahul Falah Bekasi.
Terciptanya
suasana
belajar
yang
menyenangkan
sehingga
dapat
meningkatnya kemampuan membaca secara maksimal.
F. Data dan Sumber Data Data dan sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sumber data yaitu, sumber data pada penelitian ini adalah siswa Kelas I MI Miftahul Falah Bekasi, guru dan peneliti. 2. Jenis data yaitu, Jenis data kualitatif yang terdiri dari hasil wawancara, hasil observasi, catatan lapangan dan hasil diskusi. Sumber data dalam penelitian ini terbagi 3 macam yaitu sumber data proses belajar dalam kegiatan pembelajaran bahasa indonesia kelas I MI Miftahul Falah Bekasi dan hasil belajar siswa dalam membaca. -
Guru: untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran, dengan
28
menggunakan metode card short dan adanya peningkatan kemampuan membaca dalam mata pelajaran bahasa indonesia. -
Teman sejawat dan kolaborator Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi Penelitian Tindakan Kelas secara komprehensif baik dari siswa maupun dari guru
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Pengamatan (observasi) Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Berdasarkan keterlibatan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi partisipan. 2) Tes lisan/unjuk kerja Tes dilakukan untuk mengetahui adanya kemampuan membaca permulaan. 3) Analisis dokumen Teknik ini diperoleh dari dokumen dan arsip. Dokumen ini berupa daftar nilai, daftar hadir, dan arsip lain tang dimiliki guru. Hal ini berfungsi untuk mengetahui kondisi siswa sebelum dilakukan penelitian.
Tabel 3.1 Lembar observasi guru No
Kegiatan Guru
1
Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi bacaan suku kata di dalam amplop.
2
Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, dan masing-masing siswa memperoleh satu kertas.
ya
tidak
29
3
Guru menjelaskan tentang teknik metode card short yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata nya.
4
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah Prosentase Keterangan: Ya
=1
Tidak = 0
Persentase =
x 100%
Tabel 3.2 Lembar observasi siswa No 1
Kegiatan siswa Siswa
memperhatikan
guru
Ya yang
sedang
menyiapkan potongan kertas 2
Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan oleh guru
3
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari pasangan suku kata nya.
4
Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah Prosentase
tidak
30
Keterangan: Ya =1 Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Tabel 3.3 Rubrik penilaian membaca3 No
Aspek penilaian
Bobot
1
Lafal
30
2
Intonasi
30
3
Kelancaran
40
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor yaitu: Rata-rata perolehan skor (M) =
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran, melakukan wawancara, membuat catatan lapangan, dokumentasi, dan merekapitulasi nilai hasil membaca yang diperoleh siswa dari tes pada setiap akhir siklus. Setelah semua data terkumpul peneliti bersama kolaborator (guru mata pelajaran) melakukan analisis dan evaluasi data untuk membuat kesimpulan mengenai peningkatan kemampuan membaca siswa serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
I. Teknik Analisis Data
3
Burhan Nurgiyantoro. Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. (Yogyakarta: BPFEYogyakarta, cet ke-3, 2001) hal. 249
31
Analisis data penelitian dilakukan dengan menguji hipotesis tindakan, yaitu dengan menggunakan perbedaan nilai rata-rata anak sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapat perlakuan. Jika terjadi peningkatan antara hasil observasi sebelum pemberian tindakan dengan hasil observasi setelah diberikan tindakan, maka dapat dinyatakan terjadi peningkatan kemampuan membaca anak. Teknik analisis data yang digunakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tindakan berupa metode card sort terhadap peningkatan kemampuan membaca kelas I.
J. Tindak Lanjut Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian tindakan kelas yang memiliki tahapan-tahapan dalam tiap siklus. Tahapan tersebut adalah Perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, dan analisis dan refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus 1 selesai dilakukan. Hasil belajar didasarkan pada KKM pelajaran bahasa indonesia adalah 70, yang diharapkan pada siklus I ke Siklus 2 terjadi perubahan prosentase naik sehingga penggunaan metode card sort menjadi efektif untuk dipergunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Profil sekolah atau Madrasah Nama sekolah
: MI Miftahul Falah Bekasi
No Statistik Madrasah
: 111232160080
Nama Kepala Sekolah
: Hj.Munawaroh ,S.Pd.I
Luas Tanah
: 7.605m2
Luas bangunan
: 1.500m2
2. Lokasi Objek Penelitian: MI Miftahul Falah terletak di Jalan Jumin Gleno Rt 004 Rw 013 Desa Wanasari Kecamatan Cibitung Kab.Bekasi - Jawa Barat 17521
3. Sejarah berdirinya MI Miftahul Falah Pada awalnya MI Miftahul Falah Bekasi atau disingkat disingkat dengan MI Milasi didirikan karena kuranganya pendidikan agama di daerah sekitar sehingga, terinspirasi untuk mendirikan yayasan pendidikan islam supaya masyarakat sekitar dapat belajar ilmu agama dan digratiskan untuk orang-orang yang kurang mampu. Yayasan pendidikan Islam ini terdiri dari RA, MI, MTs, dan SMK Miftahul Falah yang didirikan diatas tanah wakaf milik Bapak Jumin Bin Gleno seluas tanah 7.605 m2 dan luas bangunan 1.500 m2 serta luas tanah kosong 6.105 m2. Pada awal berdiri siswanya masih berjumlah 20 anak dan tenaga pengajar serta fasilitas yang masih sangat terbatas, namun seiring berjalannya waktu MI Miftahul Falah mengalami kemajuan dan penambahan siswa maupun tenaga pengajarnya, serta bisa menambah sarana prasarana belajar berupa gedung dan fasilitas lainya. Pada dasarnya MI Miftahul Falah berdiri pada tahun 1995 tetapi baru mendapat izin operasionalnya pada Tahun 1999, dan diantara Kepala MI yang pernah menjabat antara lain: Hj.Ni’mah S.Ag, Toto Suharyanto S.Pd.I, Elly Zumailah S.Pd.I, 32
33
Hj.Munawaroh S.Pd.I sampai saat ini, dan akreditasi pertama pada Tahun 2006 dengan nilai C serta Akreditasi kedua pada tahun 2014 dengan nilai Akreditasi A. 4.
Letak Geografis MI Miftahul Falah terletak kurang lebih 2 km dari jalan raya, tepatnya terletak
di jalan Jumin Gleno Desa Wanasari Kecamatan Cibitung. Letak dari MI Miftahul Falah adalah sebagai berikut : a. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan Kartika b. Sebelah timur berbatasan dengan kantor Kecamatan Cibitung c. Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk dan Masjid Al-Jihad d. Berada dalam satu komplek dengan MTs dan SMK Miftahul Falah. 5.
Visi dan Misi a. Visi : ” Terbentuknya generasi yang religius , cerdas , terampil , dan berjiwa juang ” b. Misi : 1. Meneladani akhlak Rosulullah 2. Membiasakan diri ikhlas beramal dan beribadah 3. Menumbuhkan dan meningkatkan minat baca tulis 4. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang inovatif dan berkualitas 5. Mengembangkan kemampuan berbahasa Arab dan bahasa Inggris 6. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
6. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa a. Keadaan Guru
34
Setiap lembaga pendidikan harus mempunyai tenaga pendidik dalam pelaksanaan pendidikan, tidak terkecuali MI Miftahul Falah yang mempunyai beberapa tugas pendidikan. Tabel 4.1 Keadaan Tenaga Pendidik di MI Miftahul Falah No
Jabatan
Status
L
Non PNS
P
Jumlah
1
1
1
Kepala Sekolah
2
Guru Kelas
PNS dan Non PNS
1
12
13
3
Guru Mapel
Non PNS
1
2
3
4
TU
Non PNS
1
1
5
Penjaga
Non PNS
1
1
Jumlah
4
15
19
b. Keadaan Siswa Keadaan siswa MI Miftahul Falah terbagi dalam 9 kelas ,yaitu siswa kelas I sampai dengan kelas VI berjumlah 170 siswa.
35
Tabel 4.2 Tabel Keadaan Siswa MI Fitahul Falah Kelas
Siswa Laki-laki
Siswa Perempuan
Jumlah
I
11
9
20
II
13
27
40
III
18
20
38
IV
21
19
40
V
12
8
20
VI
7
5
12
Jumlah
78
92
170
B. Analisis Data Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Siswa kelas I memiliki kemampuan dan karakteristik yang bermacam-macam. Ada yang potensi akademiknya tinggi, sedang maupun rendah. Siswa kelas I juga berasal dari latar belakang keluarga, agama, dan budaya yang berbeda-beda. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan melaksanakan kegiatan pra tindakan, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap pembelajaran membaca permulaan. 1. Data keterampilan membaca pra tindakan Penelitian pendahuluan disimpulkan berdasarkan nilai harian siswa dan pengamatan selama pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini pengamatan proses pembelajaran di kelas khususnya bahasa indonesia. Pengamatan ini dapat dilakukan secara kontinyu pada siswa karena peneliti adalah guru kelas dimaksud. Peneliti
36
mengamati perkembangan siswa dalam pembelajaran antara lain sikap siswa menghadapi bahasa indonesia apakah terlihat keengganan atau antusiasme siswa lebih dominan, apakah aktivitas siswa saat pembelajaran bahasa indonesia mengikuti dengan aktif atau siswa pasif dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa pada ulangan harian yang dilakukan sebagai tolak ukur ketercapaian kompetensi pembelajaran yang diharapkan. Dari nilai harian siswa disimpulan masih rendahnya hasil belajar dengan ditemukannya banyak siswa yang belum memenuhi nilai KKM yaitu 70. Sedangkan berdasarkan beberapa proses pembelajaran di kelas masih terlihat rasa takut, keengganan atau rasa khawatir yang berlebihan dalam menghadapi pembelajaran bahasa indonesia dan kurang aktifnya siswa saat pembelajaran berlangsung seakan bahasa indonesia itu sulit, menakutkan sehingga keinginan belajarpun menghilang terkikis dengan perasaan yang tercipta dari lingkungan belajar yang masih kurang menyenangkan. Hal tersebut diatas dijadikan sebagai penelitian pendahuluan sehingga dapat mengefektifkan waktu penelitian. Adapun hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Data nilai pra tindakan Aspek Penilaian No
Nama siswa
Lafal
Jumlah
Intonasi Lancar
30
30
40
Keterangan
1
Arya Ruhlanda
20
15
10
45
Tidak Tuntas
2
A. Rofi Zam Zami
20
20
10
50
Tidak Tuntas
3
Ade Rahmat
15
15
10
40
Tidak Tuntas
4
Annisa
20
15
15
50
Tidak Tuntas
5
Bintang Peyra Aisyah
20
25
25
70
Tuntas
6
Chalissa Alcifah. P
25
25
25
75
Tuntas
37
7
Farel Fadilah
25
20
25
70
Tuntas
8
Fitri Nur Chairiyah
25
25
25
75
Tuntas
9
Fatimah
20
20
15
55
Tidak Tuntas
10
Hawa Zaahir Maysan
30
30
30
90
Tuntas
11
Jihan Suci Ramadhani
25
20
30
75
Tuntas
12
Juan Mulya Pratama
15
15
10
40
Tidak Tuntas
13
M. Farel Al-Habsyi
15
20
15
50
Tidak Tuntas
14
M. Azril Pratama
25
30
25
80
Tuntas
15
M. Aditya Sanjaya
20
20
20
60
Tidak Tuntas
16
M. Rega Al-Kahfi
20
20
15
55
Tidak Tuntas
17
M. Naufal Tristan
25
25
20
70
Tuntas
18
Nadia Asma Aulia
30
30
30
90
Tuntas
19
Raihan Faridzi
20
20
20
60
Tidak Tuntas
20
Rahma Kamilah
15
15
10
40
Tidak Tuntas
Nilai Terkecil
40
Nilai Tertinggi
90
Jumlah Nilai Nilai Rata-rata
1240 62
Tidak Tuntas
Berdasarkan daftar nilai membaca siswa kelas satu pra tindakan masih terdapat perolehan nilai dibawah 70 yang reratanya adalah 55% siswa memperoleh nilai kurang dari 70. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab hal tersebut agar dapat menemukan solusi yang tepat demi tercapainya pembelajaran yang diharapkan.
38
Peneliti membuat perencanaan siklus pembelajaran penelitian dengan dua siklus utama dan akan melakukan siklus tambahan untuk memenuhi target pencapaian hasil belajar yang diharapkan.
2. Data keterampilan membaca siklus I a. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan peneliti melakukan observasi terhadap materi pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 semester 1 yang berpedoman kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006 untuk menyusun rancangan pembelajaran yang selaras dengan metode card short yang akan diterapkan. Adapun hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah: a. Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar pada KTSP 2006 dan silabus pembelajaran. b. Pada tahap awal peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan indikator pada kompetensi dasar yang disusun untuk empat kali pertemuan pembelajaran (masing-masing 2x35 menit). c. Membuat dan menyediakan alat peraga atau media yang dibutuhkan dalam pembelajaran yang akan diterapkan untuk masing-masing pertemuan sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. d. Menyusun dan membuat lembar observasi/pengamatan proses pembelajaran bagi siswa pengamatan aktivitas/respon dan pengamatan proses tindakan pembelajaran yang dilakukan guru oleh teman sejawat.
B. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin, 14 Februari 2016 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada pertemuan pertama sub pokok bahasan yang akan dibahas adalah mengenal bunyi bahasa.
i
ni
ma
ta
ni
na
39
i
ni
ka
ki
to
ni
Gambar 4.1. Card sort pada siklus I pertemuan 1 Dalam pertemuan pertama ini guru memberikan apersepsi dan menggali potensi siswa dengan membaca huruf abjad dan menyanyikannya bersama-sama. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan bendabenda yang berada di dalam kelas dan menyebutkan huruf awalnya. Dengan antusias siswa menyebutkan benda-benda yang berada di dalam kelas. Guru mengarahkan siswa dengan memberikan huruf yang diawali dengan huruf A dan siswa menyebutkan benda-benda yang berawalan huruf A. siswa merespon dengan semangat menyebutkan nama benda yang ia ketahui, meskipun nama benda tersebut bukan berawalan huruf A. Masih ada beberapa siswa yang masih bingung untuk menemukan huruf awal benda yang sudah ia sebutkan. Guru mengarahkan siswa agar menyebutkan nama benda sesuai dengan huruf awalnya. Rerata siswa menyebutkan dengan optimis tanpa ragu-ragu menyebutkan nama benda sesuai dengan huruf awalnya. Tahap selanjutnya guru memperkenalkan metode card short kepada siswa untuk menemukan pasangan suku kata. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok yang masing-masing beranggotakan empat siswa. Guru memberikan contoh gambar card short dan cara bermain yang akan dilakukan, yaitu menemukan pasangan suku kata yang sesuai dengan kata yang dimaksud. Guru mencontohkan metode card short dengan memanggil empat orang siswa untuk mempraktikkan di depan kelas. Guru memberikan suku kata SA siswa pertama, DI pada siswa kedua, TA pada siswa ketiga, YA pada siswa keempat. Lalu guru mengarahkan siswa untuk mencari pasangan suku kata. Guru menjelaskan suku kata SA berpasangan dengan YA dan DI berpasangan dengan TA. Setelah siswa menemukan pasangan suku kata nya, siswa tersebut duduk berdekatan dan membacakan suku kata yang mereka peroleh. Setelah siswa memahami cara bermain, maka guru memulai permainan dengan membagi siswa menjadi lima kelompok. Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi bacaan suku kata di dalam amplop. Kemudian guru membagi kertas-kertas tersebut kepada
40
semua siswa. Setelah itu, siswa diminta untuk mencari pasangan suku kata nya. Setelah siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan suku kata yang diperoleh. Waktu mencari pasangan, ada beberapa siswa yang belum paham dengan metode ini. Akibatnya, suasana kelas menjadi tidak tertib. Di sinilah peran guru untuk membantu siswa yang dalam kesulitan. Berdasarkan proses belajar pertemuan pertama dengan penerapan metode card short menunjukkan respon siswa meningkat walaupun belum signifikan yang dimungkinkan rasa ragu masih menyelimuti perasaannya menghadapi pembelajaran bahasa indonesia yang dirasa bukan sedang belajar tetapi bermain. Tabel 4.4 Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan
:I/1
Hari / tanggal
: Senin, 14 Februari 2016
No 1
Kegiatan siswa Siswa
memperhatikan
guru
Ya yang
sedang
menyiapkan potongan kertas 2
Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan oleh guru
3
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari pasangan suku kata nya.
4
Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
3
tidak
41
Prosentase
75
Keterangan: Ya =1 Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Tabel 4.5 Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan
:I/1
Hari / tanggal
: Senin, 14 Februari 2016
No
Kegiatan Guru
1
Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
ya
bacaan suku kata di dalam amplop. 2
Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, dan masing-masing siswa memperoleh satu kertas.
3
Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata nya.
4
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
tidak
42
Prosentase
100
Keterangan: Ya
=1
Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 15 Februari 2016 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada pertemuan kedua guru memberikan pembelajaran dengan sub pokok bahasan yang berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Dan sub pokok bahasan kali ini adalah membaca suku kata.
du
sa
ya
su
ka
ba
ju
ba
ru
a
ma
ta
sa
ya
Gambar 4.2. Card sort pada siklus I pertemuan kedua Pada pertemuan yang kedua ini guru mengawali pembelajaran dengan berdoa dan memeriksa kesiapan siswa untuk belajar. Guru memberikan apersepsi dan menggali motivasi siswa dengan menuliskan lagu anak di papan tulis dengan judul “bangun tidur”. Lalu siswa menyanyikan lagu bangun tidur bersama-sama. Guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan I dengan menunjukkan kembali suku kata. Selanjutnya setelah memeriksa kesiapan siswa, guru menunjukkan suku kata dan menggabungkan menjadi kata.
43
Contoh:
du
a
menjadi
dua
ma
ta
menjadi
mata
sa
ya
Guru
memberikan
saya
menjadi
beberapa
suku
kata
dan
siswa
diminta
untuk
menggabungkan menjadi kata. Guru memberikan kepada seluruh siswa agar terlihat apakah siswa tersebut sudah memahaminya atau belum. Ada beberapa siswa yang masih bingung untuk membacanya. Namun setelah beberapa kali guru memberikan suku kata dan membacanya sebagai kata akhirnya siswapun menjadi terbiasa membacanya menjadi kata. Setelah siswa memahami, guru membagi siswa menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari empat orang. Kemudian guru membagikan potongan kertas yang berisi suku kata dan siswa diminta untuk mencari pasangan suku katanya yang sesuai. Setelah siswa menemukan pasangan suku katanya, siswa diminta untuk duduk berdekatan dan selanjutkan pasangan tersebut diminta untuk membacakan suku kata menjadi kata. Guru mengulangi kegiatan tersebut dengan menukar suku kata tersebut dengan kelompok yang lain, begitu seterusnya. Antusiasme siswa mengikuti pembelajaran dengan permainan mencari suku kata menambah keyakinan peneliti bahwa metode card sort sesuai untuk pembelajaran bahasa indonesia berdasarkan peningkatan aktivitas dan terlihatnya ekspresi senang pada wajah-wajah lugu anak didik.
44
Siswa mencari pasangannya a. Observasi Observasi ini dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Alat bantu yang digunakan dalam observasi ini berupa lembar observasi. Dalam observasi ini diamati kegiatan-kegiatan siswa, kegiatan-kegiatan guru selama pelaksanaan tindakan dan penggunaan metode dalam pembelajaran membaca. Kegiatan-kegiatan tersebut tercantum dalam uraian di bawah ini. 1) Kegiatan siswa Pembelajaran membaca dengan metode card sort membuat siswa lebih antusias dan fokus pada materi yang disampaikan guru. Disamping itu juga siswa aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan siswa saat mencari pasangan suku kata. Pada siklus I ini masih ada beberapa siswa yang masih saat mencari pasangan suku kata sehingga siswa kurang maksimal menerima materi yang disampaikan guru. Terdapat beberapa siswa dalam membaca suku kata dengan lafal dan intonasi yang belum tepat, membaca masih dengan mengeja. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya nilai yang di bawah KKM.
45
Pengamatan
oleh
guru/peneliti
terhadap
aktivitas
siswa
menunjukkan
peningkatan aktivitas pada setiap pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan lembar pengamatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan.
setiap pasangan membacakan suku kata yang diperoleh
2) Kegiatan guru Sebelum pembelajaran guru sudah memberikan apersepsi dengan baik dan membawa minat siswa dalam rencana pembelajaran yang telah disusun, guru sudah menjelaskan meteri dengan baik dan jelas, guru juga sudah memanfaatkan media dengan baik. Akan tetapi pada saat menjelaskan materi masih terlalu cepat dan masih
46
belum menjelaskan secara tuntas sehingga siswa belum jelas. Mobilitas guru masih kurang karena guru hanya bergerak di depan kelas sehingga belum mampu mengakomodir seluruh siswa. Guru kesulitan menyimak membaca siswa secara individu. Karena sebagian siswa belum lancar membaca. Pengamatan terhadap aktivitas guru dalam penerapan metode permainan dilakukan oleh teman sejawat dengan pengamatan pada skenario pembelajaran selama proses pembelajaran penelitian tindakan kelas berlangsung.Hal ini untuk mengukur keberhasialan siswa berdasarkan intervensi tindakan guru atau peneliti.
3) Metode card sort Metode card sort yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia aspek membaca sudah dapat meningkatkan motifasi dan keterampilan membaca siswa. Akan tetapi kata yang digunakan dalam pembelajaran kurang bervariasi. Sehingga siswa masih susah membedakan huruf J dengan L, B dengan D, M dengan N, dan sebagainya. Siswa yang belum bisa membaca, ketika ia mendapatkan potongan kertas, ia akan bertanya kepada temannya apa bacaan yang ia dapatkan. Sehinnga siswa tersebut mengetahui apa yang harus ia baca. Pengaruh penerapan metode card sort dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa Kelas 1 MI Miftahul Falah Bekasi dengan berdasarkan evaluasi siklus I yang menunjukkan peningkatan dari hasil belajar siswa yang didapat ketika belum menggunakan metode permainan tersebut.
b. Refleksi dan revisi tindakan siklus I Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data yang telah terkumpul dari hasil observasi guru, siswa, metode dan analisis hasil evaluasi pembelajaran membaca siswa. Kemudian dari hasil analisis tersebut dijadikan acuan untuk perubahan atau perbaikan pada tindakan selanjutnya. 1. Refleksi Pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode card sort dengan sub pokok bahasan mengenal bunyi bahasa. Terdapat beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan , beberapa kesulitan yang dialami siswa antara lain: a)
47
siswa masih kesulitan membedakan huruf n dan m seperti kata nina masih dibaca mima, b) siswa masih kesulitan membedakan huruf k dan t seperti kata kaki masih dibaca tati, c) siswa masih kesulitan menggabungkan suku kata, d) beberapa siswa masih membaca dengan mengeja. Dengan adanya beberapa kesulitan yang masih dialami siswa, maka guru mengadakan evaluasi dan pengayaan untuk siswa yang belum bisa membaca.
na
ma
ku
la
ka
ki
ku
da
sa
pu
li
di
ni
2. Revisi Membuat suku kata yang lebih bervariasi
na
ma
ku
ku
sa
da
ku
ya
la
ka
mi
na
ri
ki
Gambar 4.3. Card sort hasil refleksi siklus I Pembelajaran membaca dengan metode card sort pada siklus I dapat meningkatkan keterampilan membaca pada siswa kelas I MI Miftahul Falah. Peningkatan ini dapat dilihat pada tabel berikut.
48
Tabel 4.6 Data nilai membaca siklus I Aspek Penilaian No
Nama siswa
Lafal
Jumlah
Intonasi Lancar
30
30
40
Keterangan
1
Arya Ruhlanda
20
20
15
55
Tidak Tuntas
2
B. Rofi Zam Zami
20
20
20
60
Tidak Tuntas
3
Ade Rahmat
15
15
15
45
Tidak Tuntas
4
Annisa
25
25
20
70
Tuntas
5
Bintang Peyra Aisyah
25
25
25
75
Tuntas
6
Chalissa Alcifah. P
25
25
25
75
Tuntas
7
Farel Fadilah
25
20
25
70
Tuntas
8
Fitri Nur Chairiyah
25
25
25
75
Tuntas
9
Fatimah
25
25
20
70
Tuntas
10
Hawa Zaahir Maysan
30
30
30
90
Tuntas
11
Jihan Suci Ramadhani
25
20
30
75
Tuntas
12
Juan Mulya Pratama
15
20
15
50
Tidak Tuntas
13
M. Farel Al-Habsyi
25
25
20
70
Tuntas
14
M. Azril Pratama
25
30
25
80
Tuntas
15
M. Aditya Sanjaya
20
30
20
70
Tuntas
16
M. Rega Al-Kahfi
20
20
20
60
Tidak Tuntas
17
M. Naufal Tristan
25
25
25
75
Tuntas
18
Nadia Asma Aulia
30
30
30
90
Tuntas
19
Raihan Faridzi
25
25
20
70
Tuntas
49
20
Rahma Kamilah
20
15
15
50
Nilai Terkecil
45
Nilai Tertinggi
90
Tidak Tuntas
Jumlah Nilai
1375
Nilai Rata-rata
68,75
Tidak Tuntas
Dari tabel di atas dapat dilihat pembelajaran membaca dengan menggunakan metode card sort dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa, dari kondisi awal siswa yang dapat membaca 45% atau 9 siswa meningkat menjadi 70% atau 14 siswa. Ini menunjukkan bahwa setelah dilaksanakan tindakan hasilnya meningkat dibandingkan sebelum tindakan. Hasil nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I adalah 68,75, ini masih belum mencapai KKM. Untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus II. Dari hasil nilai sebelum tindakan dan siklus I didapatkan hasil analisis dan interpretasi data sebagai berikut:
Tabel 4.7 Data hasil nilai pra tindakan dan siklus I No
Uraian
Hasil nilai pra tindakan
Hasil nilai siklus I
1
Nilai rata-rata kelas
62
68,75
2
Jumlah siswa yang tuntas
9
14
3
Persentase ketuntasan belajar
45%
70%
50
Tabel 4.8 Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan
:I/2
Hari / tanggal
: Selasa, 15 Februari 2016
No 1
Kegiatan siswa Siswa
memperhatikan
guru
Ya yang
sedang
menyiapkan potongan kertas 2
Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan oleh guru
3
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari pasangan suku kata nya.
4
Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
Prosentase
100
Keterangan: Ya =1 Tidak = 0 Persentase =
x 100%
tidak
51
Tabel 4.9 Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan
:I/2
Hari / tanggal
: Selasa, 15 Februari 2016
No
Kegiatan Guru
1
Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
Ya
bacaan suku kata di dalam amplop. 2
Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, dan masing-masing siswa memperoleh satu kertas.
3
Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata nya.
4
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
Prosentase
100
Keterangan: Ya
=1
Tidak = 0 Persentase =
x 100%
tidak
52
3. Data keterampilan membaca siklus II Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 18 Februari 2016 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dengan sub pokok bahasan tentang kegiatan.
lina
bangun
tepat
waktu
nisa
merapikan
tempat
tidur
Gambar 4.4. Card sort siklus II pertemuan pertama Pembelajaran diawali dengan mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model, alat peraga. Tidak lupa memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis, membaca, dan mengumpulkan tugas/ PR. Guru menuliskan lagu anak yang berjudul “kebunku” dan syairnya. “anak-anak siapa yang mau maju ke depan untuk membacakan syair lagu kebunku?” pinta guru. “Saya, bu!” seorang anak mengangkat tangannya dan maju ke depan. Hayo sekarang kita dengarkan Jihan akan membacakan syair lagu kebunku, tolong yang lain mendengarkan. Setelah Jihan membacakan syair lagu, guru memberikan hadiah berupa coklat. “Hayo, setelah Jihan siapa lagi yang berani ke depan?” Ujar bu guru. “Saya bu!”. Ya silahkan Raihan. Lalu guru memberikan hadiah coklat kepada Raihan. Ya, anak-anak setelah dua orang temanmu membacakan syair lagu kebunku, marilah kita bersama-sama menyanyikan lagu kebunku. Kemudian guru membagi siswa menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari empat orang. Guru menjelaskan peraturan dalam permainan. Guru menunjuk empat orang siswa sebagai contoh. Guru membagikan potongan kertas kepada keempat siswa, lalu siswa membaca kata yang diperoleh kemudian disusun menjadi sebuah kalimat. Siswa pertama mendapat kata BANGUN, siswa kedua mendapat kata WAKTU, siswa ketiga mendapat kata LINA, dan siswa keempat mendapat kata TEPAT. Kemudian siswa menyusun kata tersebut menjadi kalimat LINA BANGUN TEPAT WAKTU. Setelah siswa mengerti dengan peraturannya, lalu guru memberikan potongan kertas kepada suluruh siswa. Masing-masing siswa mendapat satu kertas. Setelah seluruh siswa mendapatkan potongan kertas, guru meminta siswa untuk menyusun kata menjadi sebuah kalimat. Setiap kelompok
53
membacakan hasil penyusunan kalimat tersebut. Guru mencoba lagi dengan menukarkan kalimat tersebut dengan kelompok yang lain, begitu seterusnya.
Siswa membacakan kata yang sudah disusun menjadi kalimat Tabel 4.10 Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan
: II / 1
Hari / tanggal
: Jum’at, 18 Februari 2016
No 1
Kegiatan siswa Siswa
memperhatikan
menyiapkan potongan kertas
guru
Ya yang
sedang
Tidak
54
2
Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan oleh guru
3
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari pasangan suku kata nya.
4
Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
Prosentase
100
Keterangan: Ya =1 Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Tabel 4.11 Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan
:II/1
Hari / tanggal
: Jumat, 18 Februari 2016
No
Kegiatan Guru
1
Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi bacaan suku kata di dalam amplop.
2
Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, dan masing-masing siswa memperoleh satu kertas.
Ya
Tidak
55
3
Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata nya.
4
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
Prosentase
100
Keterangan: Ya
=1
Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 19 Februari 2016 selama 2 jam (2 x 35 menit).
mira
melakukan
banyak
kegiatan
noni
rajin
merawat
tubuhnya
Gambar 4.5. Card sort siklus II pertemuan kedua Dalam pertemuan kedua ini guru hanya melakukan pengulangan pada pertemuan pertama saja dan selanjutnya akan diadakan evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan kemampuan membaca setelah melalui siklus I. guru memanggil siswa secara bergantian untuk tes membaca. Sementara siswa yang lain mengerjakan tugas menyusun kata menjadi kalimat yang telah disediakan.
56
Siswa menyusun kata menjadi kalimat sederhana Latihan Susunlah kata-kata berikut menjadi kalimat! 1. bibi – memberi – cokelat – kami 2. kakek – membacakan – adik – dongeng 3. kakak – dapur – membantu – ibu – di 4. ayah – adik – bersama – bermain – bola 5. ibu – merawat – sakit – adik – yang c. Hasil observasi siklus II 1). Kegiatan siswa Pembelajaran dengan menggunakan metode card sort pada siklus II membuat siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pelajaran membaca. Hal ini dibuktikan dengan banyak siswa yang aktif dalam menyusun kata menjadi kalimat sederhana. Namun di tengah peningkatan tersebut, masih ada beberapa siswa yang belum mampu membaca dengan lancar. Nilainya juga masih di bawah KKM yang telah ditetapkan. 2). Kegiatan guru Pada saat pembelajaran guru sudah mengoperasikan media dengan baik, pada saat menjelaskan materi cukup jelas karena bagian-bagian yang belum dipahami siswa
57
diulang dan diulas kembali oleh guru. Guru telah memberikan kesempatan bagi siswa untuk menamyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. d.Refleksi Tindakan Siklus II pembelajaran membaca pada siklus II terdapat beberapa siswa yang masih mengalami kesukaran. Beberapa kesukaran yang dialami siswa antara lain dua orang siswa membaca masih dengan mengeja karena belum menguasai huruf dengan baik. Selain itu siswa tersebut jarang masuk sehingga ia tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Juga ada beberapa siswa masih sulit menyambung kata meskipun sudah menguasai huruf dengan baik. Sehingga guru mengadakan pengayaan bagi siswa yang belum lancar membaca. Berikut adalah hasil nilai pada siklus II Tabel 4.12 Hasil tindakan siklus II Aspek Penilaian No
Nama siswa
Lafal
Jumlah
Intonasi Lancar
30
30
40
Keterangan
1
Arya Ruhlanda
20
20
30
70
Tuntas
2
C. Rofi Zam Zami
25
25
25
75
Tuntas
3
Ade Rahmat
20
20
20
60
Tidak Tuntas
4
Annisa
25
25
30
80
Tuntas
5
Bintang Peyra Aisyah
30
25
30
85
Tuntas
6
Chalissa Alcifah. P
25
25
35
85
Tuntas
7
Farel Fadilah
25
25
30
80
Tuntas
8
Fitri Nur Chairiyah
25
30
30
85
Tuntas
9
Fatimah
25
25
20
70
Tuntas
58
10
Hawa Zaahir Maysan
30
30
35
95
Tuntas
11
Jihan Suci Ramadhani
30
25
30
85
Tuntas
12
Juan Mulya Pratama
25
25
20
70
Tuntas
13
M. Farel Al-Habsyi
25
25
25
75
Tuntas
14
M. Azril Pratama
25
30
30
85
Tuntas
15
M. Aditya Sanjaya
20
30
25
75
Tuntas
16
M. Rega Al-Kahfi
25
25
25
75
Tuntas
17
M. Naufal Tristan
30
25
30
85
Tuntas
18
Nadia Asma Aulia
30
30
35
95
Tuntas
19
Raihan Faridzi
25
30
30
85
Tuntas
20
Rahma Kamilah
20
25
20
65
Tidak Tuntas
Nilai Terkecil
65
Nilai Tertinggi
95
Jumlah Nilai
1580
Nilai Rata-rata
79
Tuntas
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai membaca pada siklus II paling rendah 65, dan nilai tertinggi adalah 95. Ini menunjukkan ada hasil yang didapat pada siklus II lebih meningkat dibandingkan hasil pada siklus I. Tabel 4.13 Data hasil nilai siklus I dan siklus II No
Uraian
1
Nilai rata-rata kelas
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Hasil nilai siklus I
Hasil nilai siklus II
68,75
79
14
18
59
3
Persentase ketuntasan
70%
90%
Tabel 4.14 Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan
: II / 2
Hari / tanggal
: Sabtu, 19 Februari 2016
No 1
Kegiatan siswa Siswa
memperhatikan
guru
Ya yang
sedang
menyiapkan potongan kertas 2
Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan oleh guru
3
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari pasangan suku kata nya.
4
Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
Prosentase
100
Keterangan: Ya =1 Tidak = 0 Persentase =
x 100%
tidak
60
Tabel 4.15 Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan
: II / 2
Hari / tanggal
: Sabtu, 19 Februari 2016
No
Kegiatan Guru
1
Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
Ya
bacaan suku kata di dalam amplop. 2
Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, dan masing-masing siswa memperoleh satu kertas.
3
Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata nya.
4
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
Prosentase
100
Keterangan: Ya
=1
Tidak = 0 Persentase =
x 100%
tidak
61
C. Pembahasan Hasil Penelitian Dari dua siklus yang diterapkan dalam PTK ini, maka siklus II merupakan siklus yang menerapkan metode card sort yang sangat baik. Pada siklus II persentase ketuntasan belajar yang dicapai adalah 90% lebih baik dari siklus I hanya mencapai 70%. Sehingga jelas terjadi peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa kelas I MI Miftahul Falah. Terjadi peningkatan pada jumlah siswa yang mencapai KKM untuk pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I sejumlah empat belas (14) siswa atau 70% menjadi delapan belas (18) atau 90% pada siklus II. Dengan demikian pembelajaran membaca dengan menggunakan metode card sort kemampuan membaca siswa meningkat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode card sort untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I MI Miftahul Falah Bekasi yang dilakukan dua siklus menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil temuan dari siklus I (sebelum tindakan dan sesudah tindakan) sampai siklus II ada suatu peningkatan penerapan metode card sort. Jumlah siswa kelas I yang sama atau lebih dengan KKM 70 sudah 70% mendekati 100%. Artinya metode card sort telah berhasil meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I MI Miftahul Falah Bekasi. Dan hasil kedua indikator ternyata siswa lebih mengerti. 2. Penerapan metode card sort dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I MI Miftahul Falah Bekasi. Dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang meningkat, ditunjukkan dengan nilai rata-rata pada siklus I sebelum tindakan 62, siklus I diperoleh 68,75, dan siklus II diperoleh 79.
B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti memberikan saran untuk guru, siswa, dan sekolah sebagai berikut: 1. Saran untuk guru a. Guru diharapkan menggunakan metode card sort dalam proses kegiatan belajar, agar kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I dapat berhasil dan meningkat. b. Sebagai pendidik, guru hendaknya dapat merancang proses pembelajaran yang membangun kreatifitas serta pola pikir siswa yang kritis dan ilmiah. c. Guru harus membiasakan siswa yang berperan aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung sedangkan tugas guru adalah sebagai motivator dan fasilitator. 62
63
2. Saran untuk siswa Siswa diharapkan pada saat kegiatan pembelajaran memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan guru, agar hasil belajarnya meningkat. 3. Saran untuk sekolah Sekolah diharapkan memberikan dukungan baik sarana maupun prasarana pembelajaran. Agar siswa semangat dalam belajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Aggayuni, Wati. 2013. Pengaruh strategi pembelajaran tipe card sort terhadap pemerolehan belajar IPS di SD. Pontianak: jurusan pendidikan dasar FIP, Universitas Tanjung Pura. Artikel di akses pada 5 September 2015 dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/1894 Asrori, Mohammad. 2009. Penelitian tindakan kelas. Bandung: CV Wacana Prima Cahyani, Isah dan Hodijah. 2007. Kemampuan berbahasa Indonesia di SD. Bandung: UPI Pres, cet ke-1 Fadeh. 2009. Aplikasi metode card sort dalam peningkatan motivasi belajar siswa bidang studi al-quran hadits. Malang: jurusan PAI, Fakultas Tarbiyah UIN Malang. Artikel ini diakses pada 10 September 2015 dari https://saidnazulfiqar.files.wordpres.com/2011/10/skripsi-aplikasi-metodecard-short Hartati, Tatat, dkk. 2006. Pendidikan dan sastra Indonesia di kelas rendah. Bandung: UPI Pres, cet ke-1 Hindun. 2014. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Jakarta: Nufa Citra Mandiri, cet ke-2 Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2010. Mengenal penelitian tindakan kelas. Jakarta: Indeks, cet ke-2 Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, cet ke-3 Purwanto. Jurnal Teknodik. ISSN: 0854-915X No. 22/XI/TEKNODIK/DESEMBER/2007 Rahim, Farida. 2008. Pengajaran membaca di SD. Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet ke-2 Ridwanuddin, Dindin. 2015. Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN Press, cet ke-1 64
65
Rosmini, Novi, dkk. 2006. Membaca dan menulis di SD teori dan pengajarannya. Bandung: UPI Pres, cet ke-1 Saddhono, Kundharu, dan Slamet. 2012. Meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwati, cet ke-1 Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, cet ke-17 Suprijono, Agus. 2009. Cooperative learning teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka belajar, cet ke-1 Tarigan, Djago. 2003. Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di kelas rendah. Jakarta: UT, cet ke-1 Zubaidah, Enny. Kesulitan membaca permulaan pada anak. Yogyakarta: PGSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Artikel di akses pada 7 September 2015 dari http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/dr-enny-zubaidahmpd/produk%20Bahan%20Ajar-diagnosa-dan-cara-mengatasinya
LAMPIRAN
66
Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan
:I/1
Hari / tanggal
: Senin, 14 Februari 2016
No 1
Kegiatan siswa Siswa
memperhatikan
guru
Ya yang
tidak
sedang
menyiapkan potongan kertas 2
Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan oleh guru
3
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari pasangan suku kata nya.
4
Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
3
Prosentase
75
Keterangan:
observer
Ya =1 Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Yunita Helza
Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan
:I/1
Hari / tanggal
: Senin, 14 Februari 2016
No
Kegiatan Guru
1
Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
ya
tidak
bacaan suku kata di dalam amplop. 2
Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, dan masing-masing siswa memperoleh satu kertas.
3
Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata nya.
4
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
Prosentase
100
Keterangan:
Ya
observer
=1
Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Dewi Novita
Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan
:I/2
Hari / tanggal
: Selasa, 15 Februari 2016
No 1
Kegiatan siswa Siswa
memperhatikan
guru
Ya yang
tidak
sedang
menyiapkan potongan kertas 2
Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan oleh guru
3
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari pasangan suku kata nya.
4
Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
Prosentase
100
Keterangan:
observer
Ya =1 Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Yunita Helza
Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan
:I/2
Hari / tanggal
: Selasa, 15 Februari 2016
No
Kegiatan Guru
1
Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
ya
tidak
bacaan suku kata di dalam amplop. 2
Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, dan masing-masing siswa memperoleh satu kertas.
3
Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata nya.
4
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
Prosentase
100
Keterangan: Ya
observer
=1
Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Dewi Novita
Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan
: II / 1
Hari / tanggal
: Jum’at, 18 Februari 2016
No 1
Kegiatan siswa Siswa
memperhatikan
guru
Ya yang
tidak
sedang
menyiapkan potongan kertas 2
Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan oleh guru
3
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari pasangan suku kata nya.
4
Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
Prosentase
100
Keterangan:
observer
Ya =1 Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Yunita Helza
Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan
:II/1
Hari / tanggal
: Jumat, 18 Februari 2016
No
Kegiatan Guru
1
Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
Ya
tidak
bacaan suku kata di dalam amplop. 2
Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, dan masing-masing siswa memperoleh satu kertas.
3
Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata nya.
4
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
Prosentase
100
Keterangan: Ya
observer
=1
Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Dewi Novita
Lembar observasi siswa
Siklus / pertemuan
: II / 2
Hari / tanggal
: Sabtu, 19 Februari 2016
No 1
Kegiatan siswa Siswa
memperhatikan
guru
Ya yang
tidak
sedang
menyiapkan potongan kertas 2
Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan oleh guru
3
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencari pasangan suku kata nya.
4
Siswa yang sudah mendapatkan pasangan suku kata nya, duduk berdekatan dan membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
Prosentase
100
Keterangan:
observer
Ya =1 Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Yunita Helza
Lembar observasi guru
Siklus / pertemuan
: II / 2
Hari / tanggal
: Sabtu, 19 Februari 2016
No
Kegiatan Guru
1
Guru menyiapkan potongan kertas yang berisi
Ya
tidak
bacaan suku kata di dalam amplop. 2
Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, dan masing-masing siswa memperoleh satu kertas.
3
Guru menjelaskan tentang teknik metode card sort yakni aktivitas yang dilakukan berpasangan dan siswa diminta untuk menemukan pasangan suku kata nya.
4
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan suku kata yang diperoleh.
Jumlah
4
Prosentase
100
Keterangan: Ya
observer
=1
Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Dewi Novita
Siklus I
siswa mencari pasangannya
Setiap pasangan membacakan suku kata yang diperoleh
Siklus II
Siswa mencari kelompok kata sehingga menjadi kalimat sederhana
Setiap kelompok membacakan kata yang diperoleh sehingga menjadi kalimat sederhana
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ( Siklus I pertemuan I )
Nama Sekolah
: MI MIFTAHUL FALAH
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
:I/I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi Membaca Memahami teks pendek dengan membaca nyaring II. Kompetensi Dasar Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat III. Indikator -
Mengenal huruf dan suku kata
-
Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf dan suku kata dengan tepat
-
Mengetahui penggalan suku kata dari sebuah kata
IV.Tujuan Pembelajaran Dengan menggunakan metode card short, diharapkan siswa dapat : -
Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata
-
Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf dan suku kata dengan tepat
-
Mengetahui penggalan suku kata dari sebuah kata
V. Materi Pembelajaran Suku kata
i
ni
i
ni
ma
ta
ka
ki
ni
to
na
ni
VI. Metode Demonstrasi, card short, dan Tanya jawab VII. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (± 5 menit) Kegiatan Guru
- Mengkondisikan kelas
Kegiatan Siswa
- Mempersiapkan diri
Nilai/ Karakter
- Ketertiban
memulai pembelajaran - Berdoa sebelum belajar
- Berdoa sebelum belajar
- Mengabsen kehadiran siswa
- Menjawab panggilan guru
- Religius
sesuai absen - Menanyakan pembelajaran
- Menjawab pertanyaan dari guru
- Rasa ingin tahu
sebelumnya dan mengaitkan
berkaitan dengan materi yang akan
-Menghargai
dengan materi yang akan
dipelajari
dipelajari - Menyampaikan pokok
-Menyimak penjelasan guru
-Toleransi
materi dan tujuan pembe lajaran
B. Kegiatan Inti (± 50 menit) 1. Eksplorasi (± 20 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai/ Karakter
- Guru menuliskan huruf abjad di papan tulis
- Siswa menyanyikan lagu A B C D
- Perhatian
bersama-sama
- Guru menjelaskan suku kata
- Siswa memperhatikan dan membunyikan suku kata yang
- Rasa ingin tahu
dicontohkan guru - Guru menyiapkan potongan
- Siswa membuka dan
kertas yang berisi bacaan suku memperhatikan potongan kertas kata di dalam amplop - Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian
yang diperoleh - Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan oleh guru
yang sama - Guru menulis suku kata pada separuh bagian - Pada separuh kertas yang lain, tulis suku kata yang lain yang
- Siswa memperhatikan penjelasan guru - Siswa memperhatikan potongan kertas yang ditulis oleh guru
dimaksud 2.
Elaborasi (± 20 menit)
Kegiatan Guru
- Guru mengocok semua kertas
Kegiatan Siswa
Nilai/ Karakter
- Siswa memperhatikan guru
- Kritis
sehingga akan tercampur
mengocok semua kertas sehingga
- Terbuka
antara suku kata yang satu
akan tercampur
dengan suku kata yang lain - Guru memberi siswa satu
- Siswa menerima satu kertas
- Rasa ingin tahu
- Siswa mencari pasangan mereka
- Keberanian
- Siswa yang sudah menemukan
- Kerjasama
kertas. Guru menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan - Guru mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka - Setelah semua siswa
pasangannya duduk berdekatan dan
menemukan pasangan dan
membacakan suku kata yang
duduk berdekatan, mintalah
diperoleh
kepada setiap pasangan untuk membacakan suku kata yang diperoleh
3. Konfirmasi (± 10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai/ Karakter
- Guru meminta seluruh siswa
-Membacakan seluruh suku kata - Rasa ingin tahu
untuk membacakan seluruh
yang ada
- Perhatian
suku kata yang ada
C. Penutup (± 15 menit) Kegiatan Guru - Menyimpulkan materi yang
Kegiatan Siswa - Menyimak kesimpulan dari guru
Nilai/ Karakter - Perhatian
dipelajari dan memberikan penguatan
- Berdoa bersama-sama
- Menutup pembelajaran
- Religius
dengan doa
VIII.Media & Sumber Belajar -
Media : potongan kertas, amplop
-
Sumber : Buku Bahasa Indonesia kelas I Penerbit Erlangga
IX.Penilaian Rubrik penilaian membaca No
Aspek yang dinilai
Bobot
1.
Lafal
30
2.
Intonasi
30
3.
Kelancaran
40
Keterangan: Ya = 1 Tidak = 0 Persentase =
x 100% Bekasi, 14 Februari 2016
Mengetahui, Kepala Sekolah
( Hj. Munawaroh, S.Pd.I )
Guru Kelas I
( Yunita Helza )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ( Siklus I Pertemuan II )
Nama Sekolah
: MI MIFTAHUL FALAH
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
:I/I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi Membaca Memahami teks pendek dengan membaca nyaring II. Kompetensi Dasar Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat III. Indikator -
Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai kata
-
Menyuarakan lambang bunyi yang berupa suku kata, dan kata dengan tepat
-
Membaca nyaring kata dengan lafal yang tepat
IV.Tujuan Pembelajaran Dengan menggunakan metode card short, diharapkan siswa dapat : -
Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai kata
-
Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf, suku kata dan kata dengan tepat
-
Membaca nyaring kata dengan lafal yang tepat
V.Materi Pembelajaran Suku kata dan kata
du
sa
ya
su
ka
ba
ju
ba
ru
a
ma
ta
sa
ya
VI. Metode Demonstrasi, card short, dan tanya jawab VII.Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (± 5 menit) Kegiatan Guru
- Mengkondisikan kelas
Kegiatan Siswa
- Mempersiapkan diri
Nilai/ Karakter
- Ketertiban
memulai pembelajaran - Berdoa sebelum belajar
- Berdoa sebelum belajar
- Mengabsen kehadiran siswa
- Menjawab panggilan guru
- Religius
sesuai absen - Menanyakan pembelajaran
- Menjawab pertanyaan dari guru
sebelumnya dan mengaitkan
berkaitan dengan materi yang
dengan materi yang akan
akan dipelajari
- Rasa ingin tahu -Menghargai
dipelajari - Menyampaikan pokok materi dan tujuan pembe lajaran
B. Kegiatan Inti (± 50 menit) 1. Eksplorasi (± 20 menit)
-Menyimak penjelasan guru
-Toleransi
Kegiatan Guru
- Guru menuliskan judul lagu bangun tidur - Guru menyiapkan potongan
Kegiatan Siswa
- Siswa menyanyikan lagu bangun
- Siswa membuka dan memperhatikan potongan kertas
di dalam amplop
yang diperoleh
tersebut menjadi dua bagian
- Perhatian
tidur bersama-sama
kertas yang berisi bacaan kata
- Guru membagi kertas-kertas
Nilai/ Karakter
- Rasa ingin tahu
- Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan oleh guru
yang sama - Guru menulis kata pada separuh bagian - Pada separuh kertas yang lain, tulis kata yang lain yang
- Siswa memperhatikan penjelasan guru - Siswa memperhatikan potongan kertas yang ditulis oleh guru
dimaksud 2. Elaborasi (± 20 menit) Kegiatan Guru
- Guru mengocok semua kertas
Kegiatan Siswa
Nilai/ Karakter
- Siswa memperhatikan guru
- Kritis
sehingga akan tercampur
mengocok semua kertas sehingga
- Terbuka
antara kata yang satu dengan
akan tercampur
kata yang lain - Guru memberikan setiap
- Siswa menerima satu kertas
- Rasa ingin tahu
siswa satu kertas. Guru menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan - Guru mintalah kepada siswa
- Keberanian - Siswa mencari pasangan mereka
untuk menemukan pasangan
- Kerjasama
mereka - Setelah semua siswa
- Siswa yang sudah menemukan
menemukan pasangan dan
pasangannya duduk berdekatan dan
duduk berdekatan, mintalah
membacakan kata yang diperoleh
kepada setiap pasangan untuk membacakan kata yang diperoleh
3. Konfirmasi (± 10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai/ Karakter
- Guru meminta seluruh siswa
-Membacakan seluruh suku kata - Rasa ingin tahu
untuk membacakan seluruh
yang ada
- Perhatian
suku kata yang ada
C. Penutup (± 15 menit) Kegiatan Guru - Menyimpulkan materi yang
Kegiatan Siswa - Menyimak kesimpulan dari guru
Nilai/ Karakter - Perhatian
dipelajari dan memberikan penguatan
- Berdoa bersama-sama
- Menutup pembelajaran
- Religius
dengan doa
VIII. Media & Sumber Belajar -
Media : potongan kertas, amplop
-
Sumber : Buku Bahasa Indonesia kelas I Penerbit Erlangga
IX.Penilaian Rubrik penilaian membaca No
Aspek yang dinilai
Bobot
1.
Lafal
30
2.
Intonasi
30
3.
Kelancaran
40
Keterangan: Ya = 1 Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Bekasi, 15 Februari 2016 Mengetahui, Kepala Sekolah
( Hj. Munawaroh, S.Pd.I )
Guru Kelas I
( Yunita Helza )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ( Siklus II Pertemuan I )
Nama Sekolah
: MI MIFTAHUL FALAH
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
:I/I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi Membaca Memahami teks pendek dengan membaca nyaring II. Kompetensi Dasar Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat III. Indikator -
Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai kalimat sederhana
-
Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal yang tepat
-
Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf, suku kata dan kalimat sederhana dengan tepat
IV.Tujuan Pembelajaran Dengan menggunakan metode card short, diharapkan siswa dapat : -
Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai kalimat sederhana
-
Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal yang tepat
-
Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf, suku kata dan kalimat sederhana dengan tepat
V.Materi Pembelajaran Kalimat sederhana
lina
bangun
tepat
waktu
nisa
merapikan
tempat
tidur
IV. Metode Demonstrasi, card short, dan tanya jawab VI.Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (± 5 menit) Kegiatan Guru
- Mengkondisikan kelas
Kegiatan Siswa
- Mempersiapkan diri
Nilai/ Karakter
- Ketertiban
memulai pembelajaran - Berdoa sebelum belajar
- Berdoa sebelum belajar
- Mengabsen kehadiran siswa
- Menjawab panggilan guru
- Religius
sesuai absen - Menanyakan pembelajaran
- Menjawab pertanyaan dari guru
sebelumnya dan mengaitkan
berkaitan dengan materi yang
dengan materi yang akan
akan dipelajari
- Rasa ingin tahu -Menghargai
dipelajari - Menyampaikan pokok materi dan tujuan pembe lajaran
B. Kegiatan Inti (± 50 menit)
-Menyimak penjelasan guru
-Toleransi
1. Eksplorasi (± 20 menit) Kegiatan Guru
- Guru menuliskan judul lagu lihat kebunku - Guru menyiapkan potongan
Kegiatan Siswa
- Siswa menyanyikan lagu lihat
- Siswa membuka dan memperhatikan potongan kertas
kata di dalam amplop
yang diperoleh
tersebut menjadi dua bagian
- Perhatian
kebunku secara bersama-sama
kertas yang berisi bacaan suku
- Guru membagi kertas-kertas
Nilai/ Karakter
- Rasa ingin tahu
- Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan oleh guru
yang sama - Guru menulis kalimat sederhana pada separuh bagian
- Siswa memperhatikan penjelasan guru - Siswa memperhatikan potongan
- Pada separuh kertas yang lain,
kertas yang ditulis oleh guru
tulis kalimat sederhana yang lain yang dimaksud 2.
Elaborasi (± 20 menit)
Kegiatan Guru
- Guru mengocok semua kertas
Kegiatan Siswa
Nilai/ Karakter
- Siswa memperhatikan guru
- Kritis
sehingga akan tercampur
mengocok semua kertas sehingga
- Terbuka
antara kalimat yang satu
akan tercampur
dengan kalimat yang lain - Setiap siswa diberi satu
- Siswa menerima satu kertas
- Rasa ingin tahu
- Siswa mencari pasangan mereka
- Keberanian
- Siswa yang sudah menemukan
- Kerjasama
kertas. Guru menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan - Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka - Setelah semua siswa menemukan pasangan dan
pasangannya duduk berdekatan dan
duduk berdekatan, mintalah
membacakan kalimat yang
kepada setiap pasangan untuk
diperoleh
membacakan kalimat yang diperoleh
3. Konfirmasi (± 10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai/ Karakter
- Guru meminta seluruh siswa
-Membacakan seluruh suku kata - Rasa ingin tahu
untuk membacakan seluruh
yang ada
- Perhatian
suku kata yang ada
C. Penutup (± 15 menit) Kegiatan Guru - Menyimpulkan materi yang
Kegiatan Siswa - Menyimak kesimpulan dari guru
Nilai/ Karakter - Perhatian
dipelajari dan memberikan penguatan
- Berdoa bersama-sama
- Menutup pembelajaran
- Religius
dengan doa
VIII.Media & Sumber Belajar -
Media : potongan kertas, amplop
-
Sumber : Buku Bahasa Indonesia kelas I Penerbit Erlangga
IX.Penilaian Rubrik penilaian membaca No
Aspek yang dinilai
Bobot
1.
Lafal
30
2.
Intonasi
30
3.
Kelancaran
40
Keterangan: Ya = 1
Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Bekasi, 18 Februari 2016 Mengetahui, Kepala Sekolah
( Hj. Munawaroh, S.Pd.I )
Guru Kelas I
( Yunita Helza )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ( Siklus II Pertemuan II )
Nama Sekolah
: MI MIFTAHUL FALAH
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
:I/I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi Membaca Memahami teks pendek dengan membaca nyaring II. Kompetensi Dasar Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat III. Indikator -
Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai kalimat sederhana
-
Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal yang tepat
-
Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf, suku kata dan kalimat sederhana dengan tepat
IV.Tujuan Pembelajaran Dengan menggunakan metode card short, diharapkan siswa dapat : -
Mengenal huruf-huruf dan membacanya sebagai kalimat sederhana
-
Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal yang tepat
-
Menyuarakan lambang bunyi yang berupa huruf, suku kata dan kalimat sederhana dengan tepat
V.Materi Pembelajaran Kalimat sederhana
mira
melakukan
banyak
kegiatan
noni
rajin
merawat
tubuhnya
IV. Metode Demonstrasi, card short, dan tanya jawab VI.Langkah-langkah Pembelajaran J. Kegiatan Awal (± 5 menit) Kegiatan Guru
- Mengkondisikan kelas
Kegiatan Siswa
- Mempersiapkan diri
Nilai/ Karakter
- Ketertiban
memulai pembelajaran - Berdoa sebelum belajar
- Berdoa sebelum belajar
- Mengabsen kehadiran siswa
- Menjawab panggilan guru
- Religius
sesuai absen - Menanyakan pembelajaran
- Menjawab pertanyaan dari guru
sebelumnya dan mengaitkan
berkaitan dengan materi yang
dengan materi yang akan
akan dipelajari
- Rasa ingin tahu -Menghargai
dipelajari - Menyampaikan pokok materi dan tujuan pembe lajaran
K. Kegiatan Inti (± 50 menit)
-Menyimak penjelasan guru
-Toleransi
4. Eksplorasi (± 20 menit) Kegiatan Guru
- Guru menuliskan judul lagu lihat kebunku - Guru menyiapkan potongan
Kegiatan Siswa
- Siswa menyanyikan lagu lihat
- Siswa membuka dan memperhatikan potongan kertas
kata di dalam amplop
yang diperoleh
tersebut menjadi dua bagian
- Perhatian
kebunku secara bersama-sama
kertas yang berisi bacaan suku
- Guru membagi kertas-kertas
Nilai/ Karakter
- Rasa ingin tahu
- Siswa menerima potongan kertas yang dibagikan oleh guru
yang sama - Guru menulis kalimat sederhana pada separuh bagian
- Siswa memperhatikan penjelasan guru - Siswa memperhatikan potongan
- Pada separuh kertas yang lain,
kertas yang ditulis oleh guru
tulis kalimat sederhana yang lain yang dimaksud 5.
Elaborasi (± 20 menit)
Kegiatan Guru
- Guru mengocok semua kertas
Kegiatan Siswa
Nilai/ Karakter
- Siswa memperhatikan guru
- Kritis
sehingga akan tercampur
mengocok semua kertas sehingga
- Terbuka
antara kalimat yang satu
akan tercampur
dengan kalimat yang lain - Setiap siswa diberi satu
- Siswa menerima satu kertas
- Rasa ingin tahu
- Siswa mencari pasangan mereka
- Keberanian
- Siswa yang sudah menemukan
- Kerjasama
kertas. Guru menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan - Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka - Setelah semua siswa menemukan pasangan dan
pasangannya duduk berdekatan dan
duduk berdekatan, mintalah
membacakan kalimat yang
kepada setiap pasangan untuk
diperoleh
membacakan kalimat yang diperoleh
6. Konfirmasi (± 10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai/ Karakter
- Guru meminta seluruh siswa
-Membacakan seluruh suku kata - Rasa ingin tahu
untuk membacakan seluruh
yang ada
- Perhatian
suku kata yang ada
L. Penutup (± 15 menit) Kegiatan Guru - Menyimpulkan materi yang
Kegiatan Siswa - Menyimak kesimpulan dari guru
Nilai/ Karakter - Perhatian
dipelajari dan memberikan penguatan
- Berdoa bersama-sama
- Menutup pembelajaran
- Religius
dengan doa
VIII.Media & Sumber Belajar -
Media : potongan kertas, amplop
-
Sumber : Buku Bahasa Indonesia kelas I Penerbit Erlangga
IX.Penilaian Rubrik penilaian membaca No
Aspek yang dinilai
Bobot
1.
Lafal
30
2.
Intonasi
30
3.
Kelancaran
40
Keterangan: Ya = 1
Tidak = 0 Persentase =
x 100%
Bekasi, 19 Februari 2016 Mengetahui, Kepala Sekolah
( Hj. Munawaroh, S.Pd.I )
Guru Kelas I
( Yunita Helza )