PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA ORGAN TUBUH MANUSIA MELALUI MEDIA TORSO KELAS V SDN 50 SUNGAI RAYA Mashuri Hariyanto, K. Y. Suryani, Kaswari PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email:
[email protected] ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA serta menambah wawasan guru dalam menerapkan pembelajaran. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif terdiri dari pengumpulan data, paparan data, dan penyimpulan. Teknik analisis data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar mata pelajaran IPA organ tubuh manusia. Dimulai dari pra tindakan sebelum melakukan tindakan dengan media pembelajaran torso yaitu 54,61% kemudian pada siklus I pertemuan pertama mengalami peningkatan 6,9% menjadi 61,53%, mengalami peningkatan kembali 8,6% pada siklus I pertemuan kedua menjadi 70,76%. Pada siklus II meningkat 10,4% pada pertemuan pertama menjadi 81,53% dan meningkat kembali sebanyak 3,1% pada pertemuan kedua menjadi 84,61. Kata Kunci: Motivasi, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Media Pembelajaran Torso. ABSTRACT: Teachers still use the lecture method and only relied on textbooks alone. Purpose of this study was to determine whether there is an increase in learning motivation and learning outcomes of student in science subjects and broaden teachers in implemeting learning. Type of research is a class act. Data collection method used is descriptive qualitative consists of collecting data, exposure data, and data analysis conclusion. The data analysis techniques trough observation and test. The results showed an increase in motivation and learning in sclense subjects of human organs beginning of the preaction before taking action with the instructional medium torso 54,61% later in the cycle of the first meetings have increased 6,9% to 61,53%, increased again to 8,6% in the cycle of the second meeting to be 70,76%, in the second cycle increased 10,4% the first meeting to be 81,53% and increased again by 3,1% in the second meeting to be 84,61%. Keywords : Motivation, Science, and instructional media.
I
lmu Pengetahuan Alam merupakan konsep pembelajaran alam yang mempunyai hubungan sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Dalam pembelajaran guru merupakan komponen yang berperan sebagai pelaksana dan pengerak kegiatan pembelajaran. Sopan Amri dan Iif Khoru Ahmadi
(2010;96) menyatakan “peran guru adalah menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. Bukan memberikan informasi atau ceramah kepada siswa. Guru juga harus memfokuskan pada tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan tingkat berpikir yang lebih tinggi dan keterampilan berpikir kritis siswa”. Berdasarkan pengalaman peneliti dalam mengajar IPA di SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya yang sudah berjalan sekitar 4 tahun yaitu dari tahun 2009 sampai sekarang, bahwa pembelajaran IPA masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat di dalam buku, dan juga belum menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran secara maksimal. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang disampaikan. Maka pengajaran semacam ini cenderung menyebabkan kebosanan kepada siswa sehingga minat dan motivasi belajar siswa menjadi rendah. Permasalahan di atas pada prinsipnya dapat diperbaiki guru bilamana guru dapat mendesain, membuat dan menghadirkan model dalam proses pembelajaran yang difungsikan sebagai media penyampaian materi pembelajaran. Karena media sangat membantu dan mempermudah guru dan siswa untuk memhami konsep pelajaran secara luas dan menyeluruh, terutama dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains seperti media torso untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan beberapa fakta tersebut di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan media torso sebagai solusi dalam peningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang organ tubuh manusia untuk mengoptimalkan motivasi semangat belajar siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya. Media torso didasari asumsi bahwa siswa dapat lebih memahami konsep materi pelajaran IPA khususnya materi pokok organ tubuh manusia, menghadirkan model yang sesuai yang mengarahkan siswa untuk mengetahui diskripsikan nama, bentuk, letak, dan fungsi organ-organ tubuh manusia itu sendiri. Sebagaimana dikemukakan pada latar belakang di atas maka permasalahan umum pada penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya?”. Untuk mempermudah dalam pembahasan, maka dijabarkan masalah khusus sebagai berikut: (1) Bagaimana kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA tentang organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya? (2) Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya? (3) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya? Setiap kegiatan atau aktivitas yang dilakukan karena adanya motivasi akan mencapai hasil yang baik. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam pencapaian tujuan sehingga semakin besar motivasi belajar semakin semakin besar kesuksesan belajarnya.
Karti Soeharto dkk (2003;110) menyatakan, “motivasi berasal dari kata motif yaitu keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan. Motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Hamzah B. Uno (2011;4) menyatakan, “motif dibedakan dua macam, yaitu motif intrinsik dan motif eksrinsik. Motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Sedangkan motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, motivasi di pandang sebagai dorongan mental yang mengerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk frilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan frilaku individu belajar. Motivasi berperan dalam hal menumbukan gairah belajar, perasaan senang, dan semangat untuk belajar. Setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat dipastikan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Hasil belajar yaitu tujuan yang hendak di capai dalam proses pembelajaran. tujuan tersebut berupa perubahan sikap dan tingkah laku siswa, serta adanya peningkatan terhadap aspek atau kawasan (domain) belajar. Bloom (dalam Harun Rasyid dan Mansur, 2009;13) menyatakan, “hasil belajar mencangkup tingkat dan tipe prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil efektif”. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006;105) menyatakan, “yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut: 1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. 2) Perilaku yang digariskan dalm tujuan pemgajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok”. Sedangkan Harun Rasyid dan Mansur (2009;13) menyatakan, “hasil belajar ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran. Pembelajaran ditentukan oleh karakteristik masukannya, yaitu karakteritik siswanya. Kualitas pembelajaran mempengaruhi kualitas hasil. Hasil yang berkualitas akan mempengaruhi masukan pada proses pembelajaran berikutnya”. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang secara individual setelah melakukan suatu usaha/kegiatan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang dialami oleh peserta didik. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar tidak sekedar belajar informasi Ilmu Pengetahuan Alam tentang fakta, konsep, prinsip, hukum, akan tetapi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar juga belajar tentang cara memperoleh informasi Ilmu Pengetahuan Alam. Trianto (2007;102) menyatakan, Ilmu Pengetahuan Alam didefenisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan dedukasi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Maskoeri Jasin (2009;10) menyatakan, “Ilmu Alamiah atau Sains merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis. Artinya, kegiatan
manusia yang tiada hentinya dari hasil percobaan akan menghasilkan konsep, selanjutnya konsep tersebut mendorong dilakukannya percobaan berikutnya dan seterusnya”. Berdasarkan uraian di atas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar merupakan salah satu usaha yang dilakukan secara sadar membelajarkan siswa Sekolah Dasar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkahlangkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses Ilmu Pengetahuan Alam dan dapat dikembangkan di dalam kehidupan sehari-hari. Secara sederhana media dapat dikatakan alat atau bahan perentara yang digunakan untuk mengantar pesan atau informasi dari pengirim ke penerima pesan. Gagne (dalam Arif S.Sardiman, dkk. 2006;6) menyatakan bahwa, “media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs berpendapat media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Azhar Arsyad (2005;15) menyatakan bahwa, “salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru”. Berdasarkan peran dan fungsi media pembelajaran yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media torso yang digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya ditujukan untuk memperlancar komunikasi guru dengan siswa dalam memahami organ tubuh manusia serta memberikan pengalaman belajar secara langsung dan nyata kepada siswa terhadap organ tubuh manusia baik bentuk, letak, dan fungsinya masingAdapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran IPA tentang organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya? Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA tentang organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya? (2) Untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya? (3) Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya METODE Penelitian ini dilaksanakan pada awal kegiatan pembelajaran yaitu pada semester satu tahun ajaran 2011-2012 dan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya khususnya di kelas V. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: observasi, dan tes. Adapun uraian dari teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
(1.) Observasi Langsung Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dikatakan langsung karena observasi yang dilaksanakan peneliti secara langsung terhadap objek yang diteliti. (2.) Tes Selain menggunakan teknik observasi dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan motivasi belajar organ tubuh manusia siswa, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Keberhasilan tindakan dapat dilihat dari hasil tes pada setiap siklus. Apabila hasil tes mencapai kreteria ketuntasan minimal, maka penggunaan media torso dinilai berhasil untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya. Akan tetapi jika hasilnya kurang baik atau tidak mencapai kreteria ketuntasan minimal, maka penggunaan media torso dinilai kurang efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya. Berdasarkan tujuan penelitian penggunaan media torso dalam KD “mendeskripsikan organ tubuh manusia dengan fungsinya” pada siswa kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya, diperlukan instrumen penelitian sebagai berikut. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui penerapan pembelajaran materi organ tubuh manusia melalui media torso, serta mengetahui motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran materi organ tubuh manusia melalui media torso pada siswa digunakan lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan menggunakan media torso. Sedangkan untuk mengetahui motivasi siswa selama pembelajaran berlangsung digunakan lembar observasi motivasi belajar siswa. Data hasil observasi tindakan guru tersebut dihitung menggunakan rumus menurut Anas Sudijono (2007;43) sebagai berikut: P = x 100% Keterangan: P= Persentase F= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N= Banyaknya skor-skor itu sendiri Untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama pembelajaran berlangsung dihitung dengan menggunakan rumus menurut Anas Sudijono (2007;43) sebagai berikut: P = x 100% Keterangan: P=Persentase F=Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N= Banyaknya skor-skor itu sendiri Motivasi belajar siswa selama pembelajaran diukur dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 85% - 100% = Sangat Baik (A) 70% - 84% = Baik (B) 55% - 69% = Cukup (C) 40% - 54% = Kurang (D) 0% - 39% = Kurang Sekali (E)
Hasil belajar mengunakan analisis data berupa skor kemudian dirata dirata-ratakan dihitung hitung dengan menggunakan rumus menurut Anas Sudijono (2007;81) sebagai berikut: ∑ Mx = Keterangan: Mx = Mean/rata-rata Mean/rata yang dicari ∑x =Jumlah skor/nilai N = Banyaknya skor-skor skor itu sendiri HASIL DAN PEMBAHASAN (1) Kemampuan Mengajar Guru Kemampuan mengajar guru mengalami peningkatan disetiap siklus. Dimulai dari siklus I pertemuan pertama dengan skor 79% kreteria B, kemudian mengalami peningkatan sebanyak 3% pada pertemuan kedua menjadi 82%. Siklus ke II pada pertemuan pertama menigkat 8% dari siklus I pertemuaan kedua menjadi 88% dan mengalami peningkatan kembali sebanyak 3,37% pada pertemuan kedua menjadi 91,37% kreteria A (sangat baik). Grafik 1 Hasil Kemampuan Mengajar Guru 91,37%
95%
88%
90% 85% 80%
79%
82% Siklus I per 1 Siklus I per 2
75% 70% Kemampuan Guru (2)
Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran torso pada pembelajaran IPA organ tubuh manusia siswa kelas V mengalami peningkatan setiap siklus. Dimulai dari pra tindakan sebelum melakukan tindakan dengan media pembelajaran torso yaitu 54,61% 54,61% kemudian pada siklus I pertemuan pertama mengalami peningkatan 6,9% menjadi 61,53%, mengalami peningkatan kembali 8,6% pada siklus I pertemuan kedua menjadi 70,76%. Pada siklus II meningkat 10,4% pada pertemuan pertama menjadi 81,53% dan meningkat kembali kembali sebanyak 3,1% pada pertemuan kedua menjadi 84,61%.
Grafik 2 Hasil Motivasi Belajar Siswa 100 80 60
54,6
61,5
70,1
81,5 84,6
Pra Tindakan Siklus I Per 1 Siklus I Per 2
40
Siklus II Per 1
20
Siklus II Per 2
0 Motivasi Belajar Siswa (3)
Hasil Belajar Dimulai dari pra tindakan dengan nilai rata-rata rata rata kelas sebesar 53,92 mengalami peningkatan pada tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama nilai rata rata-rata 65,23 meningkat kembali pada pertemuan kedua menjai rata-rata rata rata kelas 70,46. Pada siklus II pertemuan pertama mengalami peningkatan dari siklus I yang mana pada pertemuan pertama nilai rata-rata rata rata siswa 80,23 dan pada pertemuan kedua ni nilai ratarata siswa menjadi 84,30. Grafik 3 Hasil Belajar Siswa 100 80 60
53,92
65,2370,46
80,23 84,3
Pra Tindakan Siklus I Per 1
40
Siklus I Per 2
20
Siklus II Per 1
0
Siklus II Per 2 Rata Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas tentang peningkatan Motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang organ tubuh manusia melalui media torso di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantarannya: (1)Penggunaan media pembelajaran torso pada pembelajaran organ tubuh manusia pada siswa kelas V SD Negeri egeri 50 Kaliampo Sungai Raya dapat dilaksanakan dengan baik dan efektif, dalam dua siklus dengan tiap siklus terdiri dari dua pertemuan. pertemuan Hal ini dapat dilihat pada rata--rata prosentase kemampuan mengajar guru pada siklus I sebesar 80,51% % dan siklus II 89,68% dengan
kategori nilai A (sangat baik). (2)Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran torso pada siswa kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terbukti dari sikap siswa yang begitu antusias aktif dalam kegiatan pembelajaran dan adanya peningkatan motivasi belajar siswa tiap siklusnya yaitu, 61,5; 70,1; 81,5; dan 84,6; dengan kreteria penilaian B (baik). (3)Penggunaan media torso pada pembelajaran organ tubuh manusia, siswa kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya, mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang merupakan dampak dari meningkatnya motivasi belajar siswa. Hal ini terbukti pada jumlah nilai skor pada siklus I tertinggi 80 dan terendah 40 meningkat dengan jumlah skor tertinggi 95 dan terendah 70 pada siklus II. Sedangkan hasil nilai rata-rata kelas meningkat tiap siklus yaitu 65,23; 70,46; 80,23; dan 84,36 pada siklus II. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin mengemukakan saran yang diharapkan dapat menjadi rekomendasi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk itu, saran-saran yang peneliti berikan adalah sebgai berikut: (1)Proses pembelajaran yang dilaksanakan harus dapat memotivasi belajar siswa sehingga pembelajaran berjalan sesuai yang diharapkan. (2)Guru hendaknya selalu mengadakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan agar guru dapat mengetahui kekurangan pada pembelajaran dan memperbaikinya pada pembelajaran selanjutnya. (3)Penggunaan media pembelajaran torso dalam penelitian ini dapat digunakan pada penelitian-penelitian lain sebagai bahan pertimbangan sehingga di kemudian hari menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. (2007). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arief S. Sadiman dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Azhar Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hamzah B. Uno. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Angkasa.
Bumi
Harun Rasyid dan Mansur. (2009). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima. Karti Soeharto, dkk. (2003). Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Intellectual Club. Maskoeri Jasin. (2009). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Grafindo. Sopan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.