PENILAIAN AUTENTIK DAN RELEVANSINYA DENGAN KUALITAS HASIL PEMBELAJARAN (PERSEPSI DOSEN DAN MAHASISWA IKIP PGRI BOJONEGORO) Siti Ermawati IKIP PGRI Bojonegoro Email:
[email protected] Taufiq Hidayat IKIP PGRI Bojonegoro Email:
[email protected] ABSTRACT he research aimed to 1) analyze the implementation of authentic assessment at Institute of Teaching and Education (IKIP) PGRI Bojonegoro and 2) identify lecturers and students perception on the impact of authentic assessment toward the quality of students learning outcome. This research was qualitative research using case study approach. The data collection methods were in-depth interview in focus group discussion (FGD) with lecturer and students; and documentation. The data validity examination was triangulation method. The interactive analysis method was used to analyze data. The research found that: 1) Some lecturers of IKIP PGRI Bojonegoro had already implemented authentic assessment method in the learning process. 2) Authentic assessment method was believed very appropriate by the lecturer and students to be implemented in the learning process because this method had many positive impact, especially to students. However, this authentic assessment technique more focused on the learning outcome quality improvement in students than the student’s achievement. Keywords: authentic assessment, students perception, lecturers perception, quality of students learning
T
PENDAHULUAN
pembelajaran serta melakukan penilaian
Pembelajaran di perguruan tinggi pada
terhadap
setiap
materi
yang
telah
hakikatnya merupakan kegiatan yang
diajarkan. Ketiganya merupakan kesatuan
dilakukan secara terencana dan terpola
sistem yang tidak dapat terpisahkan.
untuk
dan
Pembelajaran yang efektif dan bermakna
memberikan pelayanan agar mahasiswa
membutuhkan sistem penilaian yang tepat
belajar secara efektif. Bagi para dosen,
dan komprehensif.
menciptakan
suasana
tugas utama yang harus dilakukan adalah merencanakan
dan
Penilaian
melaksanakan
dilakukan
pembelajaran secara
komprehensif,
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
92
seharusnya
mencakup semua ranah baik pengetahuan
TINJAUAN TEORI
(knowledge), keterampilan (skill), maupun
Penilaian sebagai upaya sistematik dan
sikap (attitude). Penilaian juga seharusnya
sistemik dilakukan melalui pengumpulan
menekankan
hasil
data atau informasi yang valid dan reliabel
dapat
untuk diolah sebagai dasar pertimbangan
pada
pembelajaran.
proses
Instrumen
dan yang
digunakan dalam penilaian dapat berupa
dalam
tes dan non tes.
program
Penerapan
penilaian
keputusan
suatu
(Sani,
2016).
pendidikan
di
Pengambilan keputusan dalam hal ini
perguruan tinggi lebih memungkinkan,
salah satunya adalah penentuan hasil
sebab tugas mahasiswa pada umumnya
belajar mahasiswa dalam penguasaan
cenderung
kompetensi tertentu. Hasil penilaian dapat
lebih
autentik
pengambilan
mengarah
pada
penyelesaian persoalan dalam konteks
membantu
dunia nyata. Mahasiswa tidak hanya
mengidentifikasi
diperkenalkan
kelemahannya,
tentang
teori-teori/
mahasiswa
untuk
kekuatan serta membantu
konsep-konsep dalam bidang keilmuan,
dalam
tetapi juga didorong untuk mengatasi
pembelajaran yang digunakan.
masalah yang relevan di sekitar mereka.
menilai
Penilaian
dan
efektifitas
merupakan
strategi
serangkaian
Namun demikian, ada beberapa persoalan
proses
yang mungkin dihadapi oleh dosen dalam
menunjukkan
proses penilaian. Pertama adalah kendala
peserta didik (Kumano, 2001). Informasi
dalam
melalukan
pengumpulan
guru
data
perkembangan
yang belajar
penilaian
secara
hasil belajar yang diperoleh dari penilaian
konsisten.
Kedua,
dapat digunakan sebagai umpan balik
melalukan
terhadap kegiatan pembelajaran. Pada
improvisasi/mengembangkan instrumen
hakikatnya, kegiatan penilaian dilakukan
penelitian.
tidak semata-mata untuk menilai hasil
komprehensif kesulitan
dan
dalam
Studi ini mengkaji secara mendalam
belajar
siswa
saja,
melainkan
juga
mengenai penggunaan penilaian autentik
berbagai faktor yang lain, antara lain
oleh dosen di IKIP PGRI Bojonegoro, apa
kegiatan pengajaran yang dilakukan itu
persoalan yang dihadapi oleh dosen dalam
sendiri (Nurgiyantoro, 2001).
penggunaan penilaian autentik, dan apa
Penilaian dibedakan menjadi penilaian
dampaknya pada kualitas hasil belajar
tradisional
mahasiswa?
Penilaian
dan
penilaian
tradisional
pada
autentik. umumnya
hanya membutuhkan respon peserta didik Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
93
atas pertanyaan yang diajukan, jawaban
memberikan
atas pertanyaan telah distrukturisasi oleh
peristiwa politik terbaru; berkolaborasi
guru,
diharapkan
dengan siswa lain melalui debat, dan
struktur
seterusnya. Singkatnya, penilaian autentik
dan
menjawab tersebut
peserta
didik
sesuai
dengan
(Sani,
2016).
Sedangkan
analisa
meminta
oral
terhadap
siswa
untuk
penilaian auntentik adalah sebuah bentuk
mendemonstrasikan keterampilan atau
penilaian dengan meminta peserta didik
prosedur dalam konteks dunia nyata
untuk menunjukkan tugas “dunia nyata”
(Johnson & Johnson, 2002).
yang mendemonstrasikan aplikasi yang bermakna
dari
pengetahuan
Beberapa
karakteristik
penilaian
dan
autentik antara lain; (1) berpusat pada
keterampilan (Mueller, 2008 dan Palm,
peserta didik, (2) merupakan bagian
2008), serta sikap, yang mereka butuhkan
terintegrasi
untuk digunakan di dalam kehidupan
bersifat kontekstual dan bergantung pada
profesional
Gulikers,
konten pembelajaran, (4) merefleksikan
Bastiaens, & Kirschner, 2004; Lombardi,
kompleksitas belajar, (5) menggunakan
2008).
metode/prosedur yang bervariasi, (6)
(Ariev,
Penilaian
2005;
autentik
melibatkan
dari
pembelajaran,
berbagai bentuk pengukuran kinerja yang
menginformasikan
mencerminkan belajar, prestasi, motivasi,
atau
dan sikap siswa pada kegiatan yang
seharusnya dilakukan, dan (7) bersifat
relevan dengan pembelajaran (O’Malley
kualitatif (Sani, 2016).
dan Pierce, 1996).
Penilaian
Dengan penilaian autentik, peserta didik
dilibatkan
program
dalam
cara
(3)
pembelajaran
pengembangan
autentik
yang
sebagai
suatu
penilaian belajar yang merujuk pada
tugas-tugas
situasi
atau
konteks
dunia
“nyata”
autentik yang bermanfaat, penting, dan
memerlukan berbagai macam pendekatan
bermakna (Hart, 1994).
untuk
Tugas yang
memecahkan
masalah
yang
diberikan dapat berupa replika atau
memberikan kemungkinan bahwa satu
analogi dari permasalahan yang dihadapi
masalah dapat mempunyai lebih dari satu
oleh orang dewasa atau profesional dalam
macam pemecahan. Dengan kata lain,
bidangnya.
penilaian
autentik
mencerminkan prioritas dan tantangan
mengukur
kemampuan
yang ditemukan dalam aktifitas-aktifitas
bermacam-macam
pembelajaran:
penelitian,
pemecahan masalah yang dihadapi dalam
menulis, merevisi dan membahas artikel,
situasi atau konteks dunia nyata. Dalam
Seperangkat
melakukan
tugas
yang
memonitor siswa
dalam
kemungkinan
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
94
dan
suatu
proses
pembelajaran
nyata,
penilaian auntentik dalam pendidikan
penilaian autentik mengukur, memonitor
fisika
dan menilai semua aspek hasil belajar
kemampuan konsep diri, motivasi, dan
(yang tercakup dalam domain kognitif,
keterampilan
afektif,
Baroroh dan Nasrun (2011) menunjukkan
dan
psikomotor),
baik
yang
dan
dampaknya siswa.
penelitian
tampak sebagai hasil akhir dari suatu
bahwa
proses pembelajaran, maupun berupa
dapat meningkatkan kejujuran mahasiswa
perubahan dan perkembangan aktifitas,
dalam proses pembelajaran. Selanjutnya
dan perolehan belajar selama proses
penelitian Azim dan Khan (2012) dalam
pembelajaran
penelitian berjudul “Authentic Assessment:
didalam
kelas
maupun
diluar kelas (Muller, 2008).
penerapan
Hasil
terhadap
penilaian
autentik
an Instructional Tool to Enhance Student
Penerapan penilaian autentik dalam
Learning”,
menunjukkan
bahwa
pendidikan merupakan aspek yang sangat
implementasi metode penilaian autentik
penting.
untuk
diapresiasi dengan sangat baik oleh siswa.
membantu dalam menyebarkan peserta
Penilaian autentik sangat menekankan
didik menjadi kelompok, meningkatkan
pada kemampuan alam bawah sadar
metode
siswa.
Penilaian
berfungsi
pembelajaran,
mengukur
kesiapan peserta didik (sikap, mental, dan METODOLOGI PENELITIAN
material), dan memberikan bimbingan
Penelitian ini dilakukan di IKIP PGRI
kepada peserta didik dalam meningkatkan
Bojonegoro yang berlokasi di Jl. Panglima
kompetensinya (Gronlund & Linn, 1990), memberikan
informasi
yang
Polim No.46 Bojonegoro. Partisipan dalam
dapat
penelitian ini adalah dosen (N=4) dan
membantu pendidik dalam melaksanakan
mahasiswa (N=14) dari 4 Program Studi
pendidikan yang lebih baik (Reynold,
(Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Bahasa
Livingstone, & Wilson, 2010), dan dalam membuat
keputusan
Inggris, Pendidikan Bahasa dan Sastra
mengenai
Indonesia, dan Pendidikan Pancasila dan
keberlanjutan studi dan evaluasi program
Kewarganegaraan).
pembelajaran (Johnson, Penny, & Gordon,
merupakan
2009). Beberapa menunjukkan
penelitian
terdahulu
pentingnya
penilaian
Penelitian
penelitian
(qualitative
research),
ini
kualitatif sedangkan
pendekatan penelitian adalah studi kasus (case
autentik dalam pembelajaran. Mintah
study).
merupakan
(2003) melakukan penelitian tentang jenis
Penelitian
suatu
penelitian
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
95
kualitatif yang
dilakukan dalam setting tertentu yang ada
belajar mahasiswa, diantaranya; a) kinerja
dalam kehidupan riil (alamiah) dengan
mahasiswa
maksud menginvestigasi dan memahami
produk
fenomena (apa yang terjadi, mengapa
(product), portofolio, dan sikap (attitude).
terjadi
terjadinya?),
Penilaian auntentik ini berbeda dengan
dengan tujuan untuk membuat fakta yang
penilaian tradisional. Penilaian tradisional
mudah dipahami (understandable) atau
lebih menekankan hasil ujian atau tes
menghasilkan hipotesis baru
(Chariri
(seperti ujian kompetensi, ujian tengah
penelitian
semester, dan ujian akhir semester)
2009).
dan
bagaimana
Pengumpulan
data
dilakukan melalui wawancara mendalam
dan
Bojonegoro,
mahasiswa serta
IKIP
dokumentasi.
yang
performance),
dihasilkan
mahasiswa
sebagai komponen utama penilaian.
dan focus group discussion (FGD) dengan dosen
(student’s
Beberapa
PGRI
dosen
di
IKIP
PGRI
bojonegoro telah menerapkan metode
Uji
penilaian
auntentik
di
dalam
validitas data yang digunakan adalah
pembelajaran yang dilakukan. Mereka
trianggulasi metode. Sementara itu, teknik
berupaya untuk menilai proses dan hasil
analisis data yang digunakan adalah
belajar mahasiswa dengan menilai aspek
metode analisis interaktif.
kognitif,
afektif,
dan
psimotorik
mahasiswa secara proporsional. HASIL DAN PEMBAHASAN
“Aspek penilaian hasil belajar yang
Penerapan Penilaian Autentik di IKIP
saya
PGRI Bojonegoro Proses
pembelajaran
merupakan
adalah
aspek
pengetahuan, aspek keterampilan, dan mencakup
aspek
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Penilaian
terapkan
salah
sikap.
pengetahuan,
satu
belajar
instrumen untuk mengetahui sejauh mana
Dalam
saya
aspek
menilai
mahasiswa
hasil berupa
pemahaman terhadap materi yang
kecercapaian tujuan pembelajaran yang
telah
telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu
dipelajari.
Dalam
aspek
keterampilan, saya menilai hasil karya
metode penilaian dalam pembelajaran
mahasiswa
adalah metode penilaian autentik; sebuah
dalam
tugas-tugas
individual maupun terstruktur, serta
metode penilaian yang mengkombinasi-
keterlibatan
kan antara proses dan hasil belajar.
mahasiswa
di
dalam
kelas. Sedangkan dalam aspek sikap,
Metode penilaian autentik mengguna-
yang saya nilai adalah bagaimana
kan beberapa aspek untuk menilai hasil
motivasi belajar mahasiswa, sopan
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
96
santunnya, dan tanggung jawabnya
Hasil
penelitian
menunjukkan
dalam mengerjakan tugas kuliah”
beberapa cara yang dilakukan dosen
(Saputri, 2016).
dalam menilai aspek pengetahuan, aspek
Penilaian terhadap aspek pengetahuan,
sikap, dan aspek keterampilan. Penilaian
aspek sikap, maupun aspek keterampilan
aspek pengetahuan dilakukan dengan cara
sama pentingnya. Bahkan, aspek sikap dan
menilai tugas harian, ujian harian, ujian
keterampilan memiliki peran penting
tengah
untuk mengetahui kemampuan nyata
semester.
siswa, bukan hanya penguasaan teori atau
dilakukan dengan cara mengamati sikap
konsep semata.
mahasiswa baik di dalam maupun di luar
“Ada
banyak
aspek
yang
saya
semester,
dan
Penilaian
ujian aspek
akhir afektif
kelas, seperti motivasi belajar, tanggung
gunakan dalam menilai hasil belajar
jawab
mahasiswa,
lebih
kedisiplinan, kesopanan, dan kejujuran
menekankan pada kehadiran, keaktifan,
dalam mengerjakan tugas atau ujian.
dan
dalam
Sedangkan penilaian aspek psikomotorik
mengerjakan soal. Saya meyakini bahwa
dilakukan dengan cara menilai partisipasi
penguasaan
terhadap
aktif
pengetahuan
akan
namun
kejujuran
saya
mahasiswa
teori ikut
atau dengan
dalam
mengerjakan
mahasiswa
dalam
tugas,
proses
pembelajaran seperti keaktifan bertanya,
sendirinya apabila mahasiswa mencapai
mengemukakan
3 kualitas tersebut” (Hidayati, 2016)
kinerja presentasi, serta hasil kreatif
Penilaian hasil belajar sebagai proses
karya mahasiswa.
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan
pencapaian
pendapat,
maupun
Dosen menyadari pentingnya penilaian
hasil
autentik
dalam
pembelajaran
karena
belajar mahasiswa, memerlukan data
metode ini dapat menunjukkan hasil
sebagai
belajar
informasi
yang
diandalkan
yang
sebenarnya,
dengan
sebagai dasar pengambilan keputusan
melibatkan aspek pengetahuan, sikap, dan
(berhasil/ tidaknya mahasiswa mencapai
keterampilan secara bersamaan. Dalam
suatu kompetensi). Untuk melakukan
penilaian autentik, dosen mengarahkan
penilaian hasil belajar ini, dosen tidak
mahasiswa untuk tidak hanya fokus dalam
hanya diharuskan untuk menentukan
mengejar nilai tes (ujian), namun lebih
aspek-aspek apa saja yang perlu dinilai,
menekankan pada kualitas belajar di kelas
tetapi juga mengetahui cara untuk menilai
dengan cara pro aktif dalam kegiatan
aspek-aspek tersebut.
pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
97
Dalam pandangan dosen, penilaian
menekankan pada kualitas hasil belajar
auntetik memiliki beberapa manfaat bagi
dan tidak berfokus pada seberapa tinggi
mahasiswa antara lain;
nilai yang diperoleh mahasiswa.
1. Meningkatkan
kedisiplinan
maha-
Dalam proses penerapan penilaian
siswa
autentik,
2. Memotivasi untuk mengerjakan tugas-
aspek
3. Meningkatkan keaktifan/ partisipasi dalam
mengalami
beberapa
kendala antara lain; Pertama, banyaknya
tugas kuliah dengan serius
mahasiswa
dosen
yang
harus
dinilai
membuat
persoalan menjadi kompleks. Hal ini
kegiatan
menjadi kesulitan tersendiri bagi dosen,
pembelajaran
sehingga terkadang penerapan auntentik
4. Meningkatkan kualitas hasil belajar
tidak berjalan secara optimal. Kedua,
mahasiswa
penilaian auntentik membutuhkan banyak
5. Memotivasi mahasiswa untuk belajar
waktu. Dosen harus meluangkan banyak
sungguh-sungguh
waktu untuk melakukan penilaian ini,
6. Melatih mahasiswa berpikir kreatif
sebab penilaian tidak hanya dilakukan di
Penerapan penilaian autentik pada
akhir perkuliahan, tetapi juga dilakukan
akhirnya akan bermuara pada pencapaian
pada saat
kompetensi yang diharapkan dalam setiap
Ketiga, beberapa dosen belum mengetahui
aspek; baik kognitif, afektif, maupun
instrumen yang tepat untuk menilai hasil
psikomotorik.
auntetik
belajar siswa, terutama instumen untuk
mengoptimalkan pencapaian kompetensi
menilai aspek afektif dan psikomotorik.
mahasiswa dalam mata kuliah karena
Hal ini salah satunya disebabkan karena
adanya proses evaluasi yang melibatkan
sediktinya buku literatur tentang teknik
berbagai bentuk pengukuran terhadap
dan instrumen penilaian auntetik di
kinerja yang mencerminkan pembelajaran
perguruan tinggi. Penilaian auntentik yang
mahasiswa, prestasi, motivasi dan sikap-
tidak dilengkapi dengan instrumen yang
sikap pada aktifitas yang relevan dalam
tepat dapat menimbulkan penilaian yang
pembelajaran (Saputri, 2016). Kompetensi
cenderung subyektif.
Penilaian
pembelajaran berlangsung.
mata kuliah juga akan tercapai dengan Persepsi Mahasiswa tentang Penilaian
baik karena mahasiswa cenderung lebih
Autentik
disiplin dalam kegiatan belajar mengajar
Penilaian hasil belajar memberikan
(Jumrotin, 2016). Meskipun demikian, penilaian
autentik
informasi kepada dosen dan mahasiswa.
sesungguhnya
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
98
Bagi dosen, informasi tersebut salah
sebenarnya dengan adanya kesesuaian
satunya
(keselarasan)
dapat
digunakan
untuk
mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan
pembelajaran
yang
antara
pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.
telah
4. Metode penilaian auntetik dipandang
ditentukan sebelumnya. sedangkan bagi
lebih adil, karena mengkombinasikan
mahasiswa, informasi ini dapat digunakan
antara proses dan hasil belajar.
untuk mengetahui prestasi belajarnya
Dalam perspektif mahasiswa, penilaian
setelah mengikuti perkuliahan.
autentik memilik beberapa manfaat yang
Aspek maupun prosedur penilaian di
dapat dirasakan secara langsung yaitu;
IKIP PGRI Bojonegoro pada umumnya disepakati
bersama
oleh
dosen
1. Meningkatkan
dan
kedisiplinan
mahasiswa di awal perkuliahan, sehingga
dalam
jawab dalam mengerjakan tugas.
bagaimana prosedur penilaiannya. metode
mahasiswa
2. Melatih mahasiswa untuk bertanggung
apa saja yang dinilai oleh dosen, serta
mahasiswa,
dan
pembelajaran.
mahasiswa mengetahui secara jelas aspek
Bagi
keaktifan
3. Membentuk
penilaian
mahasiswa
berfikir
tingkat tinggi, kreatif dan inovatif.
auntentik dianggap sangat tepat untuk
4. Mahasiswa dapat lebih aktif dan kritis.
diterapkan di dalam pembelajaran. Ada
5. Mahasiswa dapat lebih percaya diri
beberapa
alasan
yang
mendasari
dalam menyampaikan suatu pendapat.
pentingnya penerapan penilaian autentik,
6. Meningkatkan intensitas belajar.
antara lain;
7. Membentuk sikap yang lebih baik.
1. Penilaian auntentik mengukur semua
8. Mahasiswa akan lebih memahami dan
aspek
baik
kehadiran,
keaktifan,
menghargai sebuah proses belajar.
maupun pengetahuan mahasiswa. Penilaian Autentik dan Kualitas Hasil
2. Mahasiswa tidak hanya bersungguh-
Pembelajaran
sungguh pada saat akan mengahadapi
Ketika membahas tentang penilaian
ujian, akan tetapi juga selalu fokus
auntentik, ada satu pertanyaan mendasar
dalam setiap kegiatan pembelajaran,
yang
sehingga menghasilkan kinerja yang
untuk
dijawab
yaitu,
mengapa penilaian auntentik saat ini
baik dalam proses maupun hasil
disarankan penggunaanya? Apakah model
belajar. 3. Hasil
penting
belajar
kemampuan
akan
ini berbeda dan menjanjikan hasil yang
menunjukkan
mahasiswa
secara teoretis berbeda dengan model
yang
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
99
penilaian tradisional? Jawabannya adalah
ekonomi, namun mempratikkannya dalam
karena penilaian autentik menekankan
situasi konkret dan dengan topik aktual-
capaian mahasiswa untuk menunjukkan
realistik
kinerja, doing something, dan kesiapan
bermakna.
mahasiswa untuk berunjuk kerja selepas
sehingga
kesempatan
lebih signifikan.
mengkonstruksikan
Selain itu, ada beberapa kelebihan autentik
dan
lebih
Kedua, penilaian autentik memberikan
mengikuti kegiatan pembelajaran tentu
penilaian
menjadi
Penilaian
bagi
mahasiswa hasil
seharusnya
untuk
belajarnya.
tidak
sekadar
hubungannya
meminta mahasiswa mengulang apa yang
dengan kualitas hasil belajar yaitu sebagai
telah dipelajari karena hal demikian
berikut
Pertama,
hanyalah melatih mereka menghafal dan
autentik
mengingat saja yang kurang bermakna.
memungkinkan dilakukannya penguku-
Dengan penilaian autentik mahasiswa
ran secara langsung terhadap kinerja
diminta untuk mengkonstruksikan apa
mahasiswa
sebagai
yang telah
kompetensi
materi
(Mueller,
penerapan
2008).
penilaian
indikator yang
capain
diperoleh
ketika mereka
dipelajari.
dihadapkan pada situasi konkret. Dengan
Penilaian yang hanya mengukur capaian
cara ini mahasiswa akan menyeleksi dan
pengetahuan
menyusun
yang
telah
dikuasai
jawaban
berdasarkan
mahasiswa hanya bersifat tidak langsung.
pengetahuan yang dimiliki dan analisis
Namun,
situasi yang dilakukan agar jawabannya
penilaian
autentik
menuntut
mahasiswa untuk berunjuk kerja dalam situasi
yang
nyata
dan
relevan dan bermakna.
sekaligus
Ketiga,
penilaian
bermakna yang secara otomatis juga
memungkinkan
mencerminkan
kegiatan
penguasaan
dan
autentik
terintegrasikannya
pengajaran,
belajar,
dan
keterampilan keilmuannnya. Unjuk kerja
penilaian menjadi satu paket kegiatan
tersebut
yang
bersifat
langsung,
langsung
terpadu.
pembelajaran
terkait dengan konteks situasi dunia nyata
tradisional
dan tampilannya juga dapat diamati
tradisional, antara kegiatan pembelajaran
secara
lebih
dan penilaian merupakan sesuatu yang
pada
terpisah, atau sengaja dipisahkan. Namun,
bidang yang dipelajari. Misalnya, dalam
tidak demikian halnya dengan model
belajar prinsip ekonomi, mahasiswa tidak
penilaian autentik. Ketiga hal tersebut,
hanya berlatih menghafal prinsip-prinsip
yaitu aktivitas dosen membelajarkan,
langsung.
mencerminkan
Hal
tingkat
ini capaian
dan
Dalam
model
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
100
penilaian
mahasiswa belajar, dan dosen menilai
pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas,
capaian
mahasiswa,
penilaian autentik di perguruan tinggi
merupakan satu rangkaian yang memang
sesungguhnya menekankan pada kualitas
sengaja didesain demikian. Ketika dosen
hasil
membelajarkan
berfokus pada seberapa tinggi nilai yang
hasil
belajar
suatu
mahasiswa
aktif
penilaiannya
bukan
topik
dan
mempelajari, semata
Beberapa dosen IKIP PGRI bojonegoro telah
dilakukan.
diciptakan.
mahasiswa
menilai
untuk
belajarnya,
Singkatnya,
memungkinkan
model
mahasiswa
bagi
mahasiswa
karena
mahasiswa.
meningkatkan
dan
secara
penilaian
ini
Namun
demikian,
prestasi
akademik
mahasiswa, tetapi lebih menekankan pada
tidak menawarkan kemungkinan lain yang
upaya peningkatan kualitas hasil belajar
dapat dipilih. Jawaban mahasiswa dengan
mahasiswa.
model ini memang seragam, dan itu
Hasil
memudahkan kita mengolahnya, tetapi itu
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa ada beberapa kendala yang sering
menutup kreativitas mahasiswa untuk
dihadapi
mengkreasikan jawaban atau kinerjanya.
dosen
dalam
penerapan
penilaian auntetik, seperti banyaknya
atau
waktu
kemampuan berkreasi merupakan hal
dalam
afektif,
penilaian autentik tidak berfokus untuk
memberi satu cara untuk menjawab dan
ketercapaiannya
kognitif,
memiliki banyak dampak positif, terutama
bentuk tes pilihan ganda, yang hanya
harus
aspek
pembelajaran,
dengan penilaian tradisional, misalnya
yang
untuk
mahasiswa untuk diterapkan di dalam
menurutnya paling efektif. Hal itu berbeda
esensial
berupaya
dianggap sangat tepat oleh dosen dan
ini
memilih
kreativitas
penilaian
proporsional. Metode penilaian auntentik
sendiri cara, bentuk, atau tampilan yang
unsur
Mereka
psimotorik
unjuk
kerjanya, dengan cara yang dianggap baik.
metode
menilai hasil belajar mahasiswa dengan
Keempat, penilaian autentik memberi
Padahal,
menerapkan
auntentik di dalam pembelajaran yang
sebuah situasi konkret yang sengaja
hasil
tidak
KESIMPULAN DAN SARAN
berunjuk kerja mempraktikkannya dalam
menampilkan
dan
berupa
melainkan mahasiswa juga diminta untuk
kesempatan
mahasiswa
diperoleh mahasiswa.
tagihan terhadap penguasaan topik itu,
paling
belajar
yang
diperlukan
untuk
menerapkan penilaian autentik; sulitnya
diusahakan
penerapan penilaian ini secara konsisten;
tujuan
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
101
dan
rendahnya
terhadap
berbagai
menerapkan beberapa mengatasi
pengetahuan instrumen
penilaian
solusi
bagi
autentik. dosen
kendala-kendala
dosen
assessment); (c) melakukan perencanaan
untuk
yang matang dengan cara menentukan
Ada
tujuan pembelajaran, aspek-aspek yang
untuk
akan dinilai, serta instrumen yang akan
tersebut
digunakan untuk penilaian;
antara lain; (a) membaca banyak literatur
menerapkan
yang membahas tentang teknik
dan
setiap mata kuliah yang diampu dan
prosedur
(b)
lakukan evaluasi di akhir perkuliahan
melibatkan mahasiswa untuk melakukan
untuk menemukan masalah serta solusi
penilaian seperti penilaian diri
perbaikan.
penilaian
autentik;
(self
penilaian
dan (d)
autentik
pada
assessment) dan penilaian sejawat (peer
DAFTAR RUJUKAN Adeyemi, B.A. (2008). Enhancing Academic Excellence In Social Studies Through Authentic Assessment And Portfolio Assessment. International Journal of African & African- American Studies. 7 (1). Ariev, P.R. (2005). A Theoritical Model for the Authentic Assessment of Teaching. Practical Assessment, Reseach and Evaluation. 10 (2), 1-11. Azim, Sher dan Khan, Mohammad. (2012). Authentic Assessment: An Instructional Tool to Enhance Student’s Learning. Academic Reseach International. 02 (3). Barorah, Nani dan Nasrun. (2011). Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Dapat Meningkatkan Kejujuran Mahasiswa BK Regular C FlP Unimed Pada Waktu Ujian”. FIP Universitas Negeri Medan (Unimed). (http://digilib.unimed.ac.id), diakses pada tanggal 25 April 2013 pukul 19.25 wib. Chariri, A. (2009). “Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif”, Paper disajikan pada Workshop Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Laboratorium Pengembangan Akuntansi (LPA), Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 31 Juli – 1 Agustus 2009. Gronlund, N.E. & Linn, R.L. (1990). Measurement and evaluation in teaching (6th ed). New York: Collier Macmillan Publishers. Gulikers, J.T.M, Bastiaens, T.J., & Kirschner, P.A. (2004). A five-dimensional framework for authentic assessment. Educational Technology Research and Development, 52(3), 67-86.
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
102
Hart, D., (1994). Authentic Assesment: A Handbook for Educator. California: AddisonWesley Publishing Company. Johnson, D.W.& Johnson. R.T. (2002). Meaningful Assessment. Boston: Allyn and Bacon. Johnson, R.L., Penny, J.A., & Gordon, B. (2009). Assessing performance: designing, scoring, and validating performance tasks. New York: Guilford Press. Kumano, Y. (2001) Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice. Japan: Shizuoka University. Lombardi, M.M. (2008). Making the grade: the role of assessment in authentic learning. Retrieved from http://www.net.eduhouse.org. Mintah, (2003). Authentic Assessment in Physical Education: Prevalence of Use and Perceived Impact on Students’ Self-Concept, Motivation, and Skill Achievement. Measurement in Physical Education and Exercise Science. 7 (3), 161–174. Mueller, J. (2005). The Authentic Assessment Toolbox: Enhancing Student Learning Through Online Faculty Development. Journal of Online Learning and Teaching. 1 (1) Mueller, J. (2008). Authentic Assessment Toolbox. North Central College. http:/ / www.noctrl.edu/, Naperville. Nurgiyantoro, B. (2011). Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: GMU Press O'Malley, J. M., and Pierce, L. V. (1996). Authentic Assessment for English Language Learning: Practical Approaches for Teachers. New York: Addison-Wesley Publishing. Palm.
T. (2008). Performance Assessment and Authentic Assessment: A Conceptual Analysis of the Literature. Practical Assessment, Research & Evaluation. 13 (4)
Retnawati, H., Hadi, S., dan Nugraha, H.C. (2016). Vocational High School Teachers’ Difficulties in Implementing the Assessment in Curriculum 2013 in Yogyakarta Province of Indonesia. International Journal of Instruction. 9 (1). Reynold, C. R., Livingstone, R. B. & Wilson, V. (2010). Measuremet and Assesment in Education. New York: Pearson. Sani, R. A. (2016). Penilaian Autentik. Jakarta: Bumi Aksara. Wiggins, G. (1990). The Case for Authentic Assessment. Practical Assessment, Research & Evaluation; A peer-reviewed electronic journal. ISSN 1531-7714, 2(2).
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835
103