Peran Dosen Dalam Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan IKIP PGRI Bojonegoro Oleh : Ernia Duwi Saputri, S.Pd., M.H Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IKIP PGRI Bojonegoro ABSTRAK. Wawasan kebangsaan masyarakat yang tinggi sangat diperlukan bagi bangsa Indonesia agar dapat menghasilkan kinerja yang baik. Kinerja yang baik dapat tumbuh karena adanya wawasan kebangsaan yang baik pula. IKIP PGRI Bojonegoro adalah salah satu Institut yang mempunyai Progaram studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan menerapkan banyak hal terkait implementasi jiwa Nasionalisme yang selalu disampaikan setiap dosen dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk itulah peneliti ingin mengetahui sejauh mana sikap nasionalisme mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan di IKIP PGRI Bojonegoro yang sering mendapatkan wawasan kebangsaan, sehingga peneliti mengangkat judul Peran Dosen dalam menumbuhkan jiwa Nasionalisme mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di IKIP PGRI Bojonegoro. Berkaitan dengan hal tersebut dapat dirumuskan masalah sejauh mana Peranan Dosen PPKn dalam Membangun Jiwa Nasionalisme Mahasiswa Program Studi PPKn di IKIP PGRI Bojonegoro. Tujuan dalam penelitian ini mengetahui sejauh mana Peranan Dosen PPKn dalam Membangun Jiwa Nasionalisme Mahasiswa Program Studi PPKn di IKIP PGRI Bojonegoro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan Teknik pengumpulan menggunakan metode interaktif dan metode non interaktif. Metode interaktif meliputi wawancara mendalam dan observasi berperan yang diperoleh dari Dosen dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewaarganegaraan sedangkan metode non interaktif meliputi observasi tak berperan, kuisioner, dan mencatat dokumen atau arsip. Kegiatan analisis data dilakukan dengan menggunakan interactive model dan dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu Reduksi data, Penyajian data, Menarik kesimpulan. Kata Kunci : Peran Dosen, Jiwa Nasionalisme, Mahasiswa PPKn PENDAHULUAN bangsa
Rasa
yang
Nasionalisme semakin
pemuda
mengalami
penurunan menjadi sorotan tersendiri.
Nasionalisme tidak hanya dalam hal
berperang melawan
penjajah
saja.
Cinta terhadap tanah air juga dapat dikatakan nasionalisme. Karena salah satu hakikat manusia sebagai makhluk
yang berbangsa dan bernegara adalah
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
41
mencintai
bangsa
dan
negaranya
sendiri. Sebagai warga negara yang
baik tak seharusnya memiliki satu alasan pun untuk tidak mencintai
bangsanya. Bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia merupakan salah
satu contoh ringan dalam upaya bela
negara. Globalisasi bisa menjadi jalan yang terbuka lebar untuk setiap bangsa
memperkenalkan identitas dan mem banggakannya di kancah internasional.
Tetapi inilah bangsa kita. Bangsa yang malah mengagung-agungkan budaya
luar dan melupakan budaya bangsa sendiri, seperti kata pepatah “rumput
tetangga lebih hijau”. Kita, bangsa
Indonesia terlalu mencintai budaya luar, karena dimata bangsa Indonesia
budaya asing lebih menarik dari pada budaya sendiri.
Nasionalisme merupakan salah
satu nilai luhur yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila
yang perlu diwariskan kepada generasi penerus termasuk para pemuda di
sekolah. Dengan menanamkan sikap nasionalisme,
diharapkan
pemuda
Peran semangat dan jiwa nasionalisme sangat penting artinya, sebagaimana pengertian
Nasionalisme
yang
tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia:”Nasionalisme adalah paham
(ajaran) untuk mencintai bangsa dan Negara
sendiri
atau
kesadaran
keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersamasama mencapai, mempertahankan dan mengabdikan
identitas,
intregitas,
kebangsaan”.
Wawasan
kemakmuran dan kekuatan bangsa, semangat
Kebangsaan masyarakat yang saat ini mulai mengalami penurunan. Permasa
lahan yang sedang dihadapi bangsa indonesia tidak hanya mempengaruhi
budaya bangsa, namun juga mempe
ngaruhi rasa nasionalisme. baik di masyarakat pada umumnya maupun di
kalangan pemuda pada khususnya.
Pemuda sebagai salah satu kekuatan bangsa di bidang pendidikan Indonesia
dianggap memiliki nasionalisme yang rendah. Hal ini disebabkan karena semangat kebangsaan mulai memudar. Dari
tahun
ketahun
tumbuh menjadi manusia pembangun
nasionalisme
mengisi
dilihat dari cara pemuda yang kurang
an
yakni
generasi
dan
yang
mampu
mempertahankan
kemerdekaan bangsa dan negaranya.
pemuda
rasa
dirasakan
semakin menurun. Misalnya dapat
mengindahkan peraturan dan tata tertib
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
42
di kampus, mahasiswa kurang disiplin
maka
keindahan dan kebersihan lingkungan,
mendatang merupakan suatu hal yang
terhadap waktu, kurang memelihara
mahasiswa seakan-akan lupa dan tidak
mengenang jasa para pahlawan, jika dulu
nasionalisme
kaum
muda
diarahkan untuk melawan penjajah, saat ini pemuda sebagai generasi penerus
bangsa
sungguh
serta
harus
mengisinya
dengan belajar dengan bersungguhberusaha
untuk
memajukan bangsa indonesia dengan
menunjukkan prestasi diri di kampus. Sikap tidak khidmat dalam mengikuti upacara
bendera.
Serta
kurang
berpartisipasi dalam kegiatan acara
peringatan sumpah pemuda. Maka perlu adanya upaya
menanamkan,
menumbuh kembangkan dan memeli
hara Wawasan Kebangsaan masyarakat
melalui sentra-sentra pendidikan seper ti sentra keluarga, masyarakat dan sekolah.
Permasalahan yang dihadapi
bangsa Indonesia saat berlangsungnya
ini adalah
pendidikan
yang
kurang bermakna bagi pembentukan wawasan kebangsaan pemuda, yang berakibat merosotnya kualitas kepriba
dian dan kesadaran terhadap makna
kehidupan. Jika hal itu diabaikan,
kebangsaan
menurunnya pemuda
wawasan
pada
masa
tidak dapat dibendung lagi oleh siapa pun. Sebenarnya, menurunnya wawas
an kebangsaan dikalangan pemuda
telah banyak dirasakan oleh masyara kat, maupun kalangan pendidikan.
Misalnya rasa persaudaraan mahasiswa yang
semakin
menipis
dimana
mahasiswa bersikap acuh tak acuh
terhadap mahasiswa lain. Mereka lebih
mementingkan diri sendiri dan kelom poknya
dibandingkan
kepentingan
umum, memilih-milih dalam berteman
serta kurangnya rasa kepedulian sosial terhadap teman sehingga kurangnya kesediaan kerelaan berkorban untuk
memberikan bantuan atau sumbangan
terhadap orang yang terkena musibah. Jika hal tersebut dibiarkan begitu saja maka
akan
semakin
muda
dan
mahasiswa
kehidupan bangsa,
mengancam
sebab
generasi
dikampus
merupakan generasi penerus bangsa
yang akan melanjutkan kepemimpinan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Semua
orang
yakin
bahwa
dosen memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
43
sekolah. Dosen sangat berperan dalam
menghasilkan
untuk mewujudkan tujuan hidupnya
adanya wawasan kebangsaan yang baik
membantu perkembangan peserta didik secara
optimal.
Minat,
bakat,
kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang
secara
optimal
tanpa
bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu peserta
memiliki
didik
dengan
perbedaan
mendasar.
yang
yang
Penanaman
lain
sangat
jiwa
Nasionalisme Dalam setiap satuan pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena dapat menanamkan sikap
nasionalisme
pada
generasi
muda. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana
suasana
untuk
belajar
mewujudkan
dan
proses
pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
keagamaan,
kekuatan
pengenalan
spiritual diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
Negara.
masyarakat,
bangsa
dan
Wawasan kebangsaan masyarakat
yang tinggi sangat diperlukan bagi bangsa
Indonesia
agar
dapat
kinerja
yang
baik.
Kinerja yang baik dapat tumbuh karena pula. IKIP PGRI Bojonegoro adalah salah satu Institut yang mempunyai
Progaram studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan menerapkan
banyak hal terkait implementasi jiwa
Nasionalisme yang selalu disampaikan setiap dosen dalam kegiatan belajar
mengajar. Untuk itulah peneliti ingin mengetahui
nasionalisme Studi
sejauh
mana
mahasiswa
Pendidikan
Kewarganegaan
sikap
Program
Pancasila
di
IKIP
dan
PGRI
Bojonegoro yang sering mendapatkan wawasan
kebangsaan,
sehingga
peneliti mengangkat judul Peran Dosen dalam menumbuhkan jiwa Nasionalis me
mahasiswa
Program
Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarga negaraan di IKIP PGRI Bojonegoro.
Berkaitan dengan latar belakang
yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan Peranan
masalah
Dosen
Membangun
Jiwa
sejauh
PPKn
mana
dalam
Nasionalisme
Mahasiswa Program Studi PPKn di IKIP PGRI Bojonegoro. Tujuan dalam
penelitian ini mengetahui sejauh mana Peranan
Dosen
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
PPKn
dalam 44
Membangun
Jiwa
Nasionalisme
Mahasiswa Program Studi PPKn di IKIP PGRI Bojonegoro.
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif Bogdan
dan
Taylor
mendefinisikan pendekatan kualitatif, sebagai
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan pelaku yang dapat diamati. Penelitian
deskriptif
kualitatif
ini
berlaku.
Di
bertujuan untuk mendeskripsikan apaapa
yang
saat
ini
dalamnya terdapat upaya mendeskrip
sikan, mencatat, analisis dan meng
interpretasikan kondisi yang sekarang ini
terjadi
ini
bertujuan
atau
informan
yaitu
orang
yang
berpengaruh dalam proses perolehan data atau bisa disebut key member yang memegang kunci. Sumber data
METODE
kualitatif.
dari
ada.
Dengan
penelitian ini Ketua Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarga negaraan IKIP PGRI Bojonegoro,
Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarga negaraan IKIP PGRI
Bojonegoro,
Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IKIP PGRI Bojonegoro. Sedangkan sumber data Sekunder diperoleh dari
SK Ketua
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IKIP PGRI Bojonegoro, RPP dan Silabus Dosen
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan . Teknik
pengumpulan
data
kata lain penelitian deskriptif kualitatif
dalam penelitian ini adalah Strategi
informasi-informasi mengenai keada
kualitatif menurut Goetz dan Lecomte
untuk
memperoleh
an yang ada. Metode ini digunakan
untuk mendiskripsikan Peran Dosen
dalam menumbuhkan jiwa Nasionalis me
mahasiswa
Program
Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarga negaraan di IKIP PGRI Bojonegoro.
Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh
pengumpulan data dalam penelitian dalam HB Sutopo dapat dikelompok kan ke dalam dua cara yaitu dengan metode interaktif dan metode non
interaktif. Metode interaktif meliputi wawancara mendalam dan observasi
berperan yang diperoleh dari Dosen dan
mahasiswa
Program
Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewaarga
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
45
negaraan
non
nilai-nilai luhur seperti yang tercermin
berperan, kuisioner, dan mencatat
Lembaga pendidikan memiliki peranan
interaktif
sedangkan
metode
meliputi
observasi
tak
dokumen atau arsip. Kegiatan analisis
data dilakukan dengan menggunakan interactive
model
dan
dilakukan
melalui beberapa tahapan, yaitu: (1)
Reduksi data. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan semua data
yang diperoleh di lapangan (data mentah) berupa hasil wawancara para
subjek penelitian dan pengamatan
secara langsung di Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarga negaraan
IKIP
PGRI Bojonegoro
dalam memperoleh data. Data atau informasi tersebut dipilah, dirangkum
dan disusun secara sistematis sehingga
memudahkan peneliti dalam mencari data;
(2)
Penyajian
data.
Data
disajikan dalam bentuk teks narasi atau uraian yang menyerupai cerita.
Bentuk narasi tersebut dimulai dari langkah
awal
penelitian
sampai
peneliti mengakhiri kegiatan peneliti annya; (3) Menarik kesimpulan. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian
Tujuan menumbuhkan jiwa Nasionalis
me merupakan cara mengembangkan
dalam pancasila dan UUD 1945. dan tanggung jawab yang sangat
penting dalam mempersiapkan warga
negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan NKRI. Dan perlu ditanamkan kepada
seluruh komponen bangsa Indonesia,
khususnya generasi penerus bangsa. Sehingga perlu adanya peran Dosen dalam
menumbuhkan
semangat
kebangsaan, demi tercapainya cita-cita
dan tujuan negara Indonesia. Tujuan penanaman Jiwa Nasionalisme mahasis wa
adalah
membentuk
karakter
mahasiswa untuk: 1. Berpikir kritis,
kreatif dan rasional, terampil, berbudi pekerti luhur, dan berkaarakter, 2. bertanggung
jawab
dan
bertindak
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, 3. Berkem
bang secara positif dan demokratis untuk yang
membentuk berkarakter
Mengembangkan
diri
mahasiswa
indonesia,
nilai-nilai
4.
luhur
seperti tercermin dalam pancasila dan UUD 1945, 5. Selalu setia, patuh
terhadap ideologi bangsa pancasila,
UUD 1945, dan Negara Kesatuan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
46
Republik Indonesia yang berbhineka
membangkitkan
Tunggal Ika. IKIP
Bojonegoro
mahasiswa adalah dengan cara : a.
Penguatan peran pendidik dan
nasionalisme pada siswa untuk c.
peserta didik agar terjalin sinergi antara
transfer
implementasi ilmu
yang
kegiatan tetap
mengedepankan kualitas dengan terwujudnya peserta didik yang
bermoral dan memegang teguh
semangat nasionalisme. Penguatan nasionalisme
harus
dimulai
dengan mengembalikan jati diri
pelajar agar terbentuk pribadi yang b.
pada akhirnya muncul semangat
untuk
menanamkan rasa nasionalisme pada
mantap dan berakhlak mulia.
Dalam setiap kegiatan pembelajar
annya dosen menanamkan dan menumbuhkan
sikap
mencintai
dan bangga terhadap tanah air. Pembiasaan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam
pergaulan
sehari-hari,
mengembangkan dan melestarikan
budaya dan kesenian daerah dan menanamkan rasa bangga terhadap produk dalam negeri dibandingkan dengan
produk
diharapkan
luar
akan
negeri
mampu
bangga
terhadap bangsa Indonesia yang
Upaya yang ditempuh dosen PGRI
rasa
tetap menjaga keutuhan NKRI.
Senantiasa mengimplementasikan
nilai-nilai luhur agama dan nilainilai dan nilai-nilai Pancasila di
d.
setiap kegiatan pembelajarannya. Mengoptimalkan
kegiatan
pengembangan diri. Kegiatan ini
merupakan kegiatan di luar jam perkuliahan. Kegiatan ini dapat dilakukan
melalui
layanan
Bimbingan Konseling dan Unit
Kegiatan Mahasiswa di Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Layanan BK
dapat dioptimalkan komunikasi yang interaktif antara dosen dan mahasiswa
sehingga
dapat
mengantisipasi hal-hal yang tidak
diiinginkan dari pengaruh buruk lingkungan. kurikuler
Kegiatan
diharapkan
ekstra
dapat
menyalurkan minat, bakat, keman dirian, kemampuan bermasyarakat, beragama, masalah.
dan
memecahkan
Kemudian peran dosen dalam
menanamkan jiwa Nasionalisme
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
47
untuk
membentuk
mahasiswa
pekerti
luhur,
berkarakter,
yang cerdas, terampil, berbudi
memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan serta setia terhadap
bangsa
indonesia,
patuh
dan
negara
terhadap
peraturan dengan merefleksikan dirinya
dalam
kebiasaan
dan
berfikir, bertindak atau berbuat
sesuai dengan amanat Pancasila dan
UUD
1945.
Temuan
penelitian tersebut sudah sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Warlim yang menyatakan bahwa Bangsa
Indonesia
mempunyai
Wawasan Kebangsaan yang sesuai dengan
nilai-nilai
Pancasila.
Berdasarkan nilai tersebut Bangsa
Indonesia memiliki cara pandang untuk bertindak dan melangkah
kedepan dalam mencapai tujuan nasional.
Dari penelitian yang dilakukan
yang diperoleh dari quisioner yang diberikan kepada mahasiswa Program studi
Pendidikan
Kewarganegaraan
Pancasila IKIP
dan
PGRI
Bojonegoro dapat disimpulkan bahwa Contoh-contoh
sikap
nasionalisme
yang dilakukan oleh mahasiswa adalah
Menjunjung
tinggi
hukum
dan
pemerintahan karena Sebagai seorang yang terpelajar tentu kita tahu mana
yang boleh dilakukan dan mana yang bertentangan dengan hukum dan juga kita tahu konsekuensi yang harus kita hadapi jika kita melanggar aturan hukum, Berpartisipasi pembangunan
aktif dalam
nasional,
Menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan
sekitar, Menciptakan kerukunan umat beragama,
Memelihara
nilai–nilai
positif (hidup rukun, gotong royong, dll).
KESIMPULAN Dari hasil
penelitian
dan
pembahasan, bahwa dari tahun ketahun
rasa nasionalisme pemuda dirasakan semakin menurun. Misalnya dapat
dilihat dari cara pemuda yang kurang
mengindahkan peraturan dan tata tertib di kampus, mahasiswa kurang disiplin terhadap waktu, kurang memelihara
keindahan dan kebersihan lingkungan,
mahasiswa seakan-akan lupa dan tidak
mengenang jasa para pahlawan, jika dulu
nasionalisme
kaum
muda
diarahkan untuk melawan penjajah, saat ini pemuda sebagai generasi penerus
bangsa
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
harus
mengisinya
48
dengan belajar dengan bersungguh-
Republik Indonesia yang berbhineka
memajukan bangsa indonesia dengan
Untuk menjadi bangsa yang
sungguh
serta
berusaha
untuk
Tunggal Ika.
menunjukkan prestasi diri di kampus.
besar,
upacara
dini, sejak kecil, atau sejak masa
Sikap tidak khidmat dalam mengikuti bendera.
Serta
kurang
berpartisipasi dalam kegiatan acara
peringatan sumpah pemuda. Maka perlu adanya upaya
menanamkan,
menumbuh kembangkan dan memeli
hara Wawasan Kebangsaan masyarakat melalui
sentra-sentra
pendidikan
seperti sentra keluarga, masyarakat dan sekolah.
Dosen mempunyai peran yang
sangat penting dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme mahasiswa karena
dengan penanaman jiwa Nasionalisme mahasiswa Berpikir kritis, kreatif dan rasional,
terampil,
berbudi
pekerti
luhur, dan berkaarakter, bertanggung
jawab dan bertindak cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Berkembang secara positif
dan demokratis untuk membentuk diri mahasiswa
yang
berkarakter
bangsa
Indonesia
harus
menanamkan sikap nasionalisme sejak
sekolah dasar. Karena jika sikap nasionalisme terlambat diimplementasi kan kepada bangsa Indonesia, bangsa Indonesia telah kehilangan generasi muda
yang
rendah
akan
sikap
nasionalisme. Maka untuk menang
gulangi masalah tersebut dan untuk menambah rasa nasionalisme bangsa Indonesia
adalah
dengan
dilatih
tentang sikap-sikap yang baik sesuai
dengan nilai-nilai dari Pancasila, tidak mengajarkan hal-hal yang melanggar
nilai-nilai Pancasila, menanamkan rasa
cinta tanah air sejak dini, dan memberi penyuluhan kepada seluruh bangsa Indonesia
akan
pentingnya
nasionalisme terhadap masa depan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
luhur seperti tercermin dalam pancasila
Abdullah, Taufik. 2001. Nasionalisme & Sejarah. Bandung : Satya Historika.
terhadap ideologi bangsa pancasila,
Imam Suprayogo, Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama cet. 1,
indonesia, Mengembangkan nilai-nilai dan UUD 1945, Selalu setia, patuh
UUD 1945, dan Negara Kesatuan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
49
Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001. Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995. HB.Soetopo, Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian, Universitas Sebelas Maret Press, Surakarta, 2002,. Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Smith, Anthony D. 2012. Nasionalisme Teori Ideologi Sejarah. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) Bandung: Alfabeta. Undang – undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sely
Setyawati Sekartaji. 2011. Penanaman Rasa Nasionalisme: Menumbuhkan
Rasa Nasionalisme (online), (http://penanamanrasanasionali sme.blogspot. com/2011/11/penanaman-rasanasionalisme.html, diakses 31 Desember 2012) Tanty Erlianingsih. 2012. Menumbuhkan Semangat Nasionalisme dalam Bingkai Pendidikan Karakter (online), (http://www.lazuardibirru.org/g urupencerah/ kolomgurupencerah/menumbuhkansemangat-nasionalisme-dalambingkai-pendidikan-karakter/, diakses 31 Desember 2011) Puri Wijayanti . 2015 Peran Guru PKn dalam mengembangkan karakter Nasionalisme pada peserta didik.. Ican Nove Ainun Najib. Penanaman sikap Nasionalisme melalui mata pelajaran muata lokal wawasan kebangsaan pada siswa kelas VIII Di SMP 1 Nglegok Kabupaten Blitar. Jurnal pendidikan Kewarganegaraan Vol.2, No.1 Universitas Negeri Malang 2013.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
50