Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI Retno Indriartiningtias
[email protected] Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura
ABSTRAK Industri alas kaki merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang mempunyai tingkat persaingan yang tinggi. Dengan kondisi saat ini, yaitu pasar alas kaki lesu dan konsumen menuntut adanya mutu yang baik, maka membuat CV. XXX harus meningkatkan kualitas dan kuantitas agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk mendukung itu semua, CV. XXX membutuhkan suatu sistem tentang waktu standart dan metode perbaikan kualitas guna memperoleh suatu informasi yang akurat dan dapat diandalkan sebagai dasar pengambilan kebijakan baru. Pengukuran waktu standar menggunakan metode stop watch study (pengukuran langsung) karena sifat pekerjaannya yang repetitif, sedangkan pengendalian kualitas menggunakan metode seven tools. Dari penelitian diperoleh hasil waktu serta output standar dari masingmasing kegiatan pada departemen Upper, selain itu dari pengukuran kualitas dengan menggunakan seven tools diperoleh hasil dari sekian banyak penyebab cacat, ternyata faktor kulit uper berkerut dan tidak berpasangan merupakan faktor utama penyebab reject. Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan dapat membantu pihak manajemen untuk memperbaiki sistem yang baru dalam hal penjadwalan produksi dan pengendalian kualitas. Kata kunci : Pengukuran Waktu Standart, Kualitas, Stop Watch Study, Sevent tools
PENDAHULUAN Industri alas kaki merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang mempunyai tingkat persaingan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena industri alas kaki dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya baik dilihat dari segi kualitas, kuantitas maupun model dari alas kaki yang selalu berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Pada saat ini telah banyak berdiri produsen alas kaki yang menyebabkan persaingan pasar menjadi sangat ketat dan kompertitif. CV. XXX merupakan salah satu produsen alas kaki. Produk-produk yang dihasilka beranika ragam baik sepatu, sepatu sandal maupun sandal. Dalam proses produksinya CV. XXX menggunakan sistem job order dan make to order untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pelanggannya. Hal ini dilakukan karena model dan bentuk alas kaki sering berubah dari waktu ke waktu dalm periode terpendek.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
METODOLOGI PENELITIAN M u la i
S u rv e y L a p a n g a n
T in ja u a n P u s t a k a
P e r u m u s a n M a s a la h
T u ju a n P e n e lit ia n
S tu d i P u s ta k a
S tu d i Lapangan
I d e n t if ik a s i M a s a la h P e n g u k u r a n W a k t u S t a n d a r t d a n P e n g e n d a lia n K u a lit a s
M e n e n t u k a n M e t o d e P e n g u m p u la n D a ta
P e n g u m p u la n D a n P e n g o la h a n D a ta
A n a lis a D a n I n t e r p r e s t a s i D a ta
K e s im p u la n D a n S a r a n
S e le s a i
PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Pengukuran Waktu Standart Untuk mendapatkan data waktu standart dalam pembuatan sepatu, kami melakukan pengamatan secara langsung dan secara random pada proses produksinya yaitu departemen Upper, mulai dari proses menggambar pola pada kulit hingga memasang aksesoris. Dari data yang diperoleh, kami mengolahnya dengan menggunakan SPSS 11 untuk menguji kenormalan, keseragaman agar data benar-benar berdiatribusi normal dan data yang diambil benar-benar seragam /tidak ada data yang berupa data pencilan. Hasil dapat dilihat pada Tabel 1.
ISBN : 979-99735-2-X A-19-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
No
Upper
Departe men
Tabel 1. Pengujian Kenormalan dan Keseragaman Data
Kegiatan
1 Menggambar Pola 2 Menggunting pola Press timbul pada 3 kulit yang telah dipotong 4 Seset kulit Melapisi perekat 5 latek pada bidang yang terseset Assembly potongan 6 pola sesuai desain proses menjahit 7 pola 8 Memasang akssoris
Nilai Asymp. Mean Sig 0.692 106.28 0.524 154.604 0.055
0.503
Batas Atas
Batas Bawah
7.8134 129.757 82.803 22.39 205.722 103.486
23.582 2.12082 30.5074 16.6966
0.668 113.308 0.218
SD
5.3836 131.306 95.3096
38.626 4.23047 52.8894 24.3626 96.6
6.1089 117.343 75.8568
30.926 45.2114 0.154 4.59395 16.6406 0.781 328.512 17.878 389.069 267.955
Perhitungan Performance Rating Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan, maka dilakukan penyesuaian terhadap waktu rata-rata. Dengan menggunakan rumus : Waktu Normal = waktu observasi rata-rata x performance rating .................(19) Untuk menentukan performance rating, maka digunakan tabel Westinghouse. Disini nilai untuk tiap-tiap kriteria adalah sama untuk setiap elemen kegiatan pada empat departemen kerja (asumsi bahwa semua operator yang diukur dan dipilih secara acak memiliki skill dan effort yang tidak jauh berbeda) Tabel 2. Performance Rating Departemen Upper Kriteria Excellent skill (B1) Excellent effort (B2) Good condition ( C ) Good consistency (C ) T otal
Nilai 0.11 0.08 0.02 0.01 0.22
Jadi performance rating untuk setiap operasi departemen Upper adalah 1.22 % Perhitungan waktu standart Perhitungan waktu standart merupakan waktu yang diperlukan oleh pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Disini sudah meliputi kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. Ws waktu normal x Output standart
100% .........(2.20) 100% - % allowance
1 (unit / jam ) Waktu standart
ISBN : 979-99735-2-X A-19-3
….…..(2.21)
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Departe men
Tabel 3. Hasil Perhitungan Waktu dan Output Standar No
Kegiatan
Upper
1 Menggambar Pola 2 Menggunting pola Press timbul pada 3 kulit yang telah dipotong 4 Seset kulit Melapisi perekat 5 latek pada bidang yang terseset Assembly potongan 6 pola sesuai desain proses menjahit 7 pola 8 Memasang akssoris
Perfor Wn Allowa Mean mance Wn (sec) Ws Os nce (Jam) Rating 106.28 1.22 129.662 0.03602 17 0.04214 24 154.604 1.22 188.617 0.05239 17 0.0613 16 23.582 113.308
1.22
28.77 0.00799
1.22 138.236
14 0.00911 110
0.0384
12 0.04301
23
38.626
1.22 47.1237 0.01309
15 0.01505
66
96.6
1.22 117.852 0.03274
18 0.03863
26
30.926
1.22 37.7297 0.01048
16 0.01216
82
328.512
1.22 400.785 0.11133
12 0.12469
8
Pada perhitungan ini hanya diberikan contoh pada kegiatan menggambar pola Tabel 4 Allowance Untuk Kebutuhan Pribadi Pada Kegiatan Menggambar Pola No. Jenis Allowance Allowance (% ) 1 Kelonggaran dasar 4 2 Kondisi ruangan 0 Kelonggaran untuk mengembalikan 3 1 peralatan/membersihkan meja
Tabel 5 Allowance Untuk Kelelahan Pada Kegiatan Menggambar Pola No. 1 2 3 4 5
Jenis Allowance Kelonggaran untuk Konsentrasi mental Kelonggaran untuk posisi operator Kelonggaran faktor pengamatan Kelonggaran untuk alat-alat pengaman Kelonggaran untuk delay (keterlambatan)
Klasifikasi Allowance (% ) Pekerjaan memerlukan 8 konsentrasi penuh Duduk 1 2.5 menit - lebih 0 0 Unit kerja terisolasi, kurang ada koordinasi
1
dengan unit y ang
Kelonggaran untuk faktor 6 perpindahan operator ke unit kerja yang berdekatan
Perpindahan setiap 60 menit
Sehingga total allowance = 17 %
ISBN : 979-99735-2-X A-19-4
2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Dari pengukuran waktu rata-rata yang telah dilakukan dibutuhkan waktu 106.28 detik sehingga : Waktu Normal = 106.28 x 1,22 = 129.662 dtk Waktu standart = 0.0360 x Output standart =
1
0.0421
100%
100% - 17%
= 0.03602 jam
( jam / unit ) = 0.0421
(unit / jam )
= 24 unit/jam
Pengendaliaan Kualitas Pengumpulan data mengenai pengendalian kualitas ini diambil sebanyak 50 data, hal ini karena terbatasnya waktu pengambilan data pada saat melakukan kerja praktek di CV. XXX. Selain itu, pengambilan data dilakukan secara random agar hasil yang didapat menjadi lebih mendekati kenyataan yang ada. Pengambilan data dilakukan dengan cara mencatat jumlah cacat sepatu dengan mengambil satu kardus yang berisi 10 pasang sepatu dan dipilih secara random pada produksi untuk hari itu juga. Sehingga untuk dalam satu hari dapat melakukan 2 hingga 4 pengamatan langsung dengan menggunakan waktu pengamatan secara acak. Adapun untuk cacat sepatu dibagi lagi menjadi beberapa kriteria, dimana kriteria itu adalah : 1. Kulit Upper sobek 2. Kulit Upper berkerut 3. Kulit Upper pori-pori kulitnya rusak 4. Tidak pasangan 5. Aksesoris Upper kurang lengkap Dari kriteria umum diatas kami membedakan menjadi dua jenis cacat yaitu : 1.
Cacat Mayor Adalah cacat yang menyebabkan produk tidak bisa diperbaiki lagi (tidak bisa di rework) atau meskipun dapat di rework ulang membutuhkan biaya yang hampir sama dengan membuat baru. Contoh : tidak berpasangan
2.
Cacat Minor Adalah cacat yang mernyebabkan produk masih dapat diperbaiki lagi, sehinggga masih dapat dijual kembali. Biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal Contoh : kulit Upper sobek, kulit Upper berkerut, kulit Upper pori-pori kulitnya rusak, aksesoris Upper kurang lengkap
ISBN : 979-99735-2-X A-19-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Histrogram Menginterprestasikan tentang variabilitas data 16 14
12 10
8
6 4 Std. Dev = 1.54
2
Mean = 4.7 N = 50.00
0 1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
CACAT
Check Sheet Menginterprestasikan tentang berbagai macam tipe kerusakan atau cacat yang berbeda dan mungkin terjadi. Dari hasil pengamatan terdapat ada beberapa cacat yang tidak terlalu berpengaruh terhadap kualitas produk sepatu karena dapat langsung diperbaiki dan tanpa membutuhkan waktu maupun biaya. Diagram Pareto Menginterprestasikan persoalan utama yang dominan dan perlu untuk segera diatasi Diagram Cause and Effect Menampilkan hubungan antara sebab dan akibat yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya kecacatan pada produksi sepatu. Hasil diagram Cause and effect dari kelima kriteria cacat yaitu : pareto 100
50
80
Count
40
60
30 40 20 20
10 0
0 rs he Ot
Defect
5
Count Percent Cum %
20
16
11
5
4
2
3
32.8 32.8
26.2 59.0
18.0 77.0
8.2 85.2
6.6 91.8
3.3 95.1
4.9 100.0
6
4
7
3
2
Gambar 1 Pareto Diagram
ISBN : 979-99735-2-X A-19-6
Percent
60
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Kulit Upper Sobek
Machine
Method Menggunting pola yang tidak benar Jarang Kurang teliti dibersihkan dalam memilih bahan
Peralatan banyak yang sudah tua Gunting terlalu tajam atau terlalu tumpul
Assembly yang tidak benar Epper yang terlalu lama dipanaskan
Kulit Upper Sobek Kualitas bahan kulit Perpindahan bahan kulit
Kurang teliti
Kurang hati-hati
Pengalaman operator
Kelelahan
Banyak yang sudah tua
Material
Human
Gambar 2 Cause and Effect Kulit Upper Sobek
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penjelasan dan pembahasan bab-bab terdahulu, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan 1. Secara umum sistem produksi pembuatan sepatu kulit, terdiri dari empat stasiun kerja dengan aktivitas pekerjaan 2. Kita dapat mengetahui beberapa output yang dapat dikerjakan oleh tiap pekerja pada setiap elemen kegiatan. Tiap pekerja tidak hanya mengerjakan satu elemen kegiatan saja, tatapi mengerjakan seluruh elemen kegiatan yang ada pada satu departemen kerja, sehingga output unit/jam tiap pekerja pada departemen kerja upper dapat dihitung. 3. Seluruh aktivitas pekerjaan pada Departemen kerja Upper pembuatan sepatu kulit di CV. XXX mempunyai Asymp. Sig (2-tailed) ≤ 0.025, maka Ho diterima. hal ini menyatakan bahwa aktivitas pekerjaan pada setiap stasiun kerja menganut distribusi normal. 4. Dalam pengendalian kualitas produk sepatu kulit, kriteria cacat pada produk sepatu kulit terdiri dari : Cacat Mayor Adalah cacat yang menyebabkan produk tidak bisa diperbaiki lagi (tidak bisa di rework) atau meskipun dapat di rework ulang membutuhkan biaya yang hampir sama dengan membuat baru. Contoh : tidak berpasangan Cacat Minor Adalah cacat yang mernyebabkan produk masih dapat diperbaiki lagi, sehinggga masih dapat dijual kembali. Biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal Contoh : kulit Upper sobek, kulit Upper berkerut, kulit Upper pori-pori kulitnya rusak, aksesoris Upper kurang lengkap Dari sekian banyak penyebab cacat, ternyata faktor kulit uper berkerut dan tidak berpasangan merupakan faktor utama penyebab reject.
ISBN : 979-99735-2-X A-19-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan ke manajemen perusahaan berkaitan dengan permasalahan yang ada yaitu : 1. Perlu dilakukan pengukuran waktu standart kerja untuk pertimbangan kebijaksanaan selanjutnya, seperti masalah upah kerja, jadwal produksi, dan jumlah karyawan. 2. Perlunya perbaikan metode kerja terutama dalam metode pemilihan kulit dan ketelitian pekerja agar produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan permintaan pasar. 3. Perusahaan hendaknya melakukan pelatihan, inspeksi atau kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan dan skill karyawannya. DAFTAR PUSTAKA Gaspel, Vicent, Statistical Process Control, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, 1998. International Labour Office, Introduction to Work Study, Revised Edition, Geneva Montgomery, Douglas C, Pengantar Kualitas Statistik. Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1996 Walpole, Ronald E dan Meyers, Raymond E, Ilmu Peluang dan Statistik untuk Insinyur dan Ilmuwan, Edisi ke-4, ITB Bandung. Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Teknik Analisa Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja, edisi pertama, PT. Guna Widya, Jakarta, 1995
ISBN : 979-99735-2-X A-19-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
ISBN : 979-99735-2-X A-19-9