Diskusi dan Analisa Manajemen Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Management Discussion and Analysis
Penguatan Fundamental Bisnis Strengthening Business Fundamental
246
Keberhasilan mengelola sisi keuangan secara efektif merupakan fundamental utama kami untuk terus bergerak mencapai pertumbuhan yang optimal sehingga dapat memberi nilai tambah kepada para pemangku kepentingan. OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Success in effective financial management is our main fundamental to promote progress in achieving optimum growth in support of creating added value to our stakeholders. OCBC NISP Annual Report 2012
247
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
GAMBARAN UMUM MAKRO EKONOMI INDONESIA TAHUN 2012
MACRO ECONOMIC OVERVIEW OF INDONESIA IN 2012
Secara keseluruhan, meskipun berada di tengah situasi perekonomian global yang cenderung mengalami perlambatan, perekonomian Indonesia berhasil membukukan kinerja yang cukup stabil pada tahun 2012 yaitu sebesar 6,2% y-o-y. Adapun daya tahan perekonomian Indonesia tersebut ditopang oleh tingginya permintaan domestik yang berasal dari konsumsi rumah tangga yang tetap kuat dan investasi dalam negeri yang mengalami peningkatan, sehingga mampu menahan dampak turunnya pertumbuhan ekspor. Dari sisi peringkat utang Indonesia, lembaga pemeringkat Fitch melakukan afirmasi bahwa peringkat utang Indonesia berada di tingkat BBB- dengan outlook stabil. Hal ini mencerminkan fundamental perekonomian Indonesia kuat dan tahan terhadap kondisi global yang sedang mengalami penurunan, serta Indonesia layak dijadikan tempat untuk berinvestasi.
Amid the lingering slowdown in the overall global economy, Indonesia managed a relatively stable economic performance in 2012, posting y-o-y growth of 6.2%. Resilience of the Indonesian economy is derived from consistently solid support from high domestic demand, primarily strong household consumption and rising domestic investment, which collectively compensated for a downturn in export growth. From the perspective of debt rating in Indonesia, Fitch rating agency affirmed a rating for sovereign debt of BBB- with a stable outlook. This grading reflects Indonesia’s strong economic fundamentals and resilience to sluggish global conditions, hence rendering Indonesia a favorable investment destination.
Konsumsi swasta riil terus tumbuh sekitar 5,3 % y-o-y dengan indikasi tren berkelanjutan di tahun yang akan datang. Indeks Kepercayaan konsumen pada tahun 2012 mencapai 116,4. Kepercayaan yang tinggi atas prospek ekonomi ini tercermin secara nyata pada indikator kenaikan penjualan ritel yang tumbuh lebih dari 10% y-o-y.
Real private consumption continued to grow at 5.3% y-o-y, with an indication of consistently maintaining an upward trend in the coming year. The Consumer Confidence Index in 2012 scored 116.4. High confidence on the economic outlook is also indicated by retail sales, which posted an increase of more than 10% y-o-y.
Di sisi investasi, meningkatnya gairah investasi di Indonesia tercermin dari pertumbuhan investasi fisik (Pembentukan Modal Tetap Bruto) dalam Produk Domestik Bruto, yang mencatat pertumbuhan sebesar 9,8% y-o-y dibandingkan periode yang sama tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa gairah investasi dalam negeri juga mengalami peningkatan yang cukup berarti. Selain itu, khususnya jumlah investasi langsung jangka panjang atau Foreign Direct Investment (FDI) tumbuh mencapai sekitar US$
From an investor’s perspective, increased investment appetite in Indonesia is reflected in the increase of physical investment (Gross Fixed Capital Formation) in the Gross Domestic Product, with growth of 9.8% y-o-y. This is an indication of a substantial upsurge of domestic investment. At the same time, foreign direct investment (FDI) increased to an approximate total of US$ 23 billion in 2012 and is expected to reach approximately US$ 28 billion in 2013, subsequently spurring a surplus in financial and capital transactions during 2012 of approximately US$ 20 billion on the back of a substantial investment inflow. Furthermore, a stable investment grade rating is expected to positively influence the level of risk perception by investors, particularly foreign investors, and facilitate higher confidence to drive a greater volume of portfolio investment and/or FDI into Indonesia in the future.
Jika dilihat dari tingkat pertumbuhan per sektor ekonomi, secara kumulatif pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 10,0% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011. Kemudian diikuti oleh pertumbuhan sektor perdagangan-hotel-restoran 8,1%, konstruksi 7,5% dan sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan 7,2%. Sedangkan pertumbuhan sektor industri pengolahan (manufaktur) tercatat sebesar 5,7%.
By economic sector, the highest growth rate was recorded by the transportation and communication sector, with a 10.0% growth from 2011. This is followed by growth in the trading-hotel-restaurant sector of 8.1%, construction 7.5% and finance-real estate-business services 7.2%. Growth for the manufacturing sector reached 5.7%.
23 miliar pada tahun 2012 dan diperkirakan akan mencapai sekitar US$ 28 miliar pada tahun 2013. Hal ini mendorong surplus pada transaksi modal dan finansial selama tahun 2012 mencapai sekitar US$ 20 miliar akibat derasnya investasi yang masuk ke Indonesia. Di samping itu, investment grade yang stabil diharapkan semakin mempengaruhi persepsi risiko dari investor, terutama investor asing, untuk lebih confidence dalam berinvestasi ke portofolio dan/ atau FDI di Indonesia di masa mendatang.
248
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Sumber Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha
2011
2012
Source of Growth of GDP by Business Categories
Industri Pengolahan
1.6%
1.5%
Manufacturing
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
1.6%
1.4%
Trading, Hotel, and Restaurant
Pengangkutan dan Komunikasi
1.0%
1.0%
Transportation and Communication
Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan
0.7%
0,7%
Finance, Real Estate, and Business Services
Lainnya
1.6%
1.6%
Others
Total
6.5%
6.2%
Total
Relatif baiknya kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2012 juga didukung oleh terjaganya stabilitas sektor keuangan. Hal ini mendorong pencairan kredit perbankan mencapai sekitar 23,1% y-o-y hingga akhir Desember 2012. Pada tahun 2012, penyaluran kredit ke sektor produktif masih terus berlanjut. Kredit investasi pada tahun 2012 mencatat pertumbuhan sebesar 27,4% y-o-y sementara kredit modal kerja tumbuh sebesar 23,2% y-o-y. Peningkatan kredit investasi yang cukup besar ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada sektor rill, yang pada akhirnya dapat memberikan sumbangan yang lebih besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Indonesia’s relatively positive economic performance during 2012 was also supported by well-maintained stability of the financial sector. This condition stimulated lending activities in the banking sector, which reached 23.1% y-o-y to the end of December 2012. In 2012, loan distribution to the productive sector continued. Investment loans in 2012 recorded growth of 27.4%% y-o-y, whereas working capitals loans growth was 23.2% y-o-y. Ultimately, a substantial increase in investment loans is expected to generate more benefits to the real sector, which in turn produces a more extensive contribution to national economic growth at large.
Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia positif karena tingginya tingkat konsumsi rumah tangga dan investasi, hal serupa tidak terjadi pada kinerja ekspor Indonesia. Perlambatan ekonomi global khususnya di negara-negara tujuan utama ekspor nasional mengakibatkan ekspor barang dan jasa menurun. Nilai ekspor Indonesia secara kumulatif selama 2012 sekitar USD190,04 miliar atau turun sebesar 6,61% dibandingkan periode yang sama tahun 2011, sementara ekspor nonmigas mencapai USD153,07 miliar atau turun sebesar 5,52%. Dari sisi aktivitas impor, selama 2012 nilai impor Indonesia mencapai USD191,67 miliar atau naik sebesar 8,02%.
Despite positive economic growth in Indonesia due to the high level of household consumption and investment, the same condition did not apply to export performance. Global economic slowdown, particularly in major destination countries of Indonesian exports caused an overall decline in exported goods and services. Indonesia’s cumulative value of exports in 2012 was approximately USD190.04 billion, falling by 6.61% over the same period in 2011, whereas nonoil and gas exports amounted USD153.07 billion or lower by 5.52%. In regard to import activities in 2012, import value for Indonesia reached USD191.67 billion or higher by 8.02%.
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun 2012 masih mencatatkan surplus, meskipun mengalami defisit transaksi berjalan akibat defisit neraca perdagangan. Sementara itu, transaksi modal dan finansial pada akhirnya mencatat kenaikan surplus yang cukup besar terutama didukung oleh investasi langsung dan arus masuk modal portfolio. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa sampai dengan akhir Desember 2012 mencapai US$ 112,78 miliar atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlah cadangan tersebut relatif cukup untuk mendukung kestabilan nilai tukar Rupiah.
In 2012, Indonesia managed a surplus in the balance of payments, despite a current account deficit due to trade deficits. Meanwhile, the capital and financial account posted a substantial surplus, mainly supported by direct investment and portfolio capital inflow. As a result, foreign exchange reserves at the end of December 2012 stood at US$ 112.78 billion or equivalent to 6.1 months’ value of imports and the government foreign debt payment obligations. This reserve amount is relatively adequate to support the stability of the Rupiah.
Di sisi lain, selama tahun 2012 telah terjadi inflasi sebesar 4,30%, dimana tingkat inflasi tersebut berada di bawah sasaran inflasi 2012 yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 4,5% ±1%. Rendahnya tingkat inflasi tersebut dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas pangan global yang mengurangi tekanan pada komoditas pangan yang diimpor. Dengan begitu, ke depannya BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75% karena suku bunga tersebut dinilai masih konsisten dengan sasaran inflasi.
Further, inflation during 2012 was recorded at 4.30%, which is in line with target inflation for 2012 as provided by Bank Indonesia of 4.5% ± 1%. Such relatively low inflation level was partly an impact of lower prices of global food commodities, which reduced pressures on imported food commodities. Consequently, going forward BI will provide to maintain interest rates at 5.75%, which remains in line with BI’s target inflation rate.
OCBC NISP Annual Report 2012
249
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Di sisi kinerja pasar modal tercatat perkembangan menggembirakan yang terlihat dari pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta pertumbuhan kapitalisasi pasar. Hingga akhir tahun 2012 indeks harga saham gabungan mencapai level 4.317 dengan kapitalisasi pasar meningkat sebesar 16,7% mencapai Rp 4.128 triliun dibandingkan tahun 2011. Perkembangan ini diharapkan semakin membaik dengan harapan membaiknya harga komoditas, sektor keuangan, consumer goods, dan manufaktur.
Also, developments in the capital market were favorable, as indicated by a positive movement of the Jakarta Composite Index and market capitalization. By the end of 2012, the Jakarta Composite Index reached 4,317 with market capitalization increasing 16.7% to Rp 4,128 trillion in comparison to 2011. Market conditions are expected to remain bullish in line with projected improvement in commodities prices, as well as the financial, consumer goods, and manufacturing sectors.
Dari sisi nilai tukar, Rupiah secara point-to-point melemah 5,91% y-o-y selama tahun 2012 ke level Rp 9.638 per USD. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah terutama terjadi pada triwulan II dan III tahun 2012, terkait dengan memburuknya kondisi perekonomian global, khususnya di wilayah Eropa, yang memberikan dampak negatif pada arus masuk portfolio asing. Sementara itu, dari sisi domestik tekanan terhadap Rupiah berasal dari tingginya permintaan valas untuk keperluan impor ditengah perlambatan kinerja ekspor. Rupiah baru bergerak positif pada triwulan IV-2012 seiring dengan peningkatan arus modal modal asing yang cukup tinggi dalam bentuk modal portfolio ataupun investasi langsung.
Point-to-point the Rupiah currency weakened 5.91% y-o-y to hit Rp 9,638 per USD at the year-end 2012. Pressures on Rupiah were predominantly strong in the second and third quarters of the year, as the impact of worsening global economic conditions, primarily in the European zone, hence also adversely affecting offshore portfolio investment inflow. On the domestic side, pressures on the Rupiah were primarily sourced from high local demand for foreign currencies for import purposes, amid sluggish export activities. Rupiah reverted on an upward course in the fourth quarter of 2012 on the back of a significant volume of foreign capital inflow in the form of both portfolio capital and direct investment.
Sementara itu, meskipun Indonesia menjadi salah satu negara dengan kinerja perekonomian terbaik di kawasan Asia, daya saing perekonomian Indonesia belum bisa dikatakan membaik secara berarti. Forum Ekonomi Dunia dalam The Global Competitiveness Report (GCR) 2012-2013 menempatkan Indonesia di peringkat ke50 dari 144 negara yang disurvei (di belakang Singapura, Hong Kong, Taiwan, Cina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand). Jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya, dimana Indonesia berada pada urutan ke-46 dari 142 negara, maka Indonesia relatif mengalami penurunan peringkat daya saing.
While Indonesia has been named as one of the leading top economic performers in Asia, the country’s competitive advantage has not necessarily gained substantial improvement in recent years. World Economic Forum’s Global Competitiveness Report (GCR) 2012-2013 ranked Indonesia in the 50th position from 144 nations under survey (after Singapore, Hong Kong, Taiwan, China, Malaysia, Brunei Darussalam, and Thailand). In comparison to the previous year, Indonesia was listed in the 46th place from a total of 142 countries, which is indicative of the country’s deteriorating competitiveness in the world.
Indikator Perekonomian Indonesia Keterangan
Indonesia Economics Indicators Satuan Unit
2008
2009
2010
2011
2012
Pendapatan Nasional
Domestic Revenues
PDB riil
% y-o-y
6.1
4.6
6.1
6.5
6.2
GDP-actual
Konsumsi Swasta riil
% y-o-y
5.3
4.9
4.6
4.7
5.3
Private Sector Spending-actual
Konsumsi Pemerintah riil
% y-o-y
10.4
15.7
0.3
3.2
1.3
Government Spending-actual
Investasi riil
% y-o-y
11.8
3.3
8.5
8.8
9.8
Investments-actual
Ekspor riil
% y-o-y
9.5
-9.7
14.9
13.6
2.0
Exports-actual
Impor riil
% y-o-y
10.1
-15.0
17.3
13.3
6.7
Imports-actual
4,949
5,604
6,423
7,427
8,242
21.1
23.6
27.5
30.8
33.3
USD
2,245
2,350
3,005
3,543
3,563
%
8.6
7.9
7.1
6.8
6.1
PDB nominal PDB per kapita PDB per kapita Tingkat pengangguran
Rp triliun Rp trillion Rp juta Rp million
Sektor Eksternal Ekspor Ekspor
250
Description
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
GDP-nominal GDP-per capita GDP-per capita Unemployment level External Sectors
USD miliar USD billion % y-o-y
137.0
116.5
157.5
201.5
190.04
Exports
20.5
-15.0
35.2
27.5
-5.7
Exports
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Keterangan Impor Impor Neraca Perdagangan Neraca Pembayaran Hutang Pemerintah Cadangan Devisa
Satuan Unit USD miliar USD billion % y-o-y USD miliar USD billion % dari PDB % from GDP % dari PDB % from GDP USD miliar USD billion
2008
2009
2010
2011
2012
Description
128.9
96.9
135.7
166.1
191.7
Imports
73.1
-24.9
40.1
30.3
15.4
Imports
8.1
19.7
21.8
35.4
-1.6
Balance of Trade
0.0
1.9
0.7
0.2
-2.7
Balance of Payment
33.0
28.0
26.0
24.3
27.3
Government Debt
51.6
66.1
96.2
110.1
112.8
Foreign Reserves
Rp/USD (akhir periode)
Rp
11,120
9,404
8,996
9,069
9,646
Rp/USD (end of period)
Rp/USD (rata-rata)
Rp
9,800
10,384
9,077
9,012
9,380
Rp/USD (average)
%
11.1
2.8
7.0
3.8
4.3
Inflation (end of period)
%
6.5
6.5
6.5
6.0
5.75
BI Rate (end of period)
-1.0
-1.6
-0.7
-2.1
-1.8
Government Budget
1,355
2,534
3,704
3,822
4,317
BB
BB
BB+
BBB-
BBB-
Lainnya
Others
Inflasi IHK (akhir periode) BI Rate (akhir periode) Anggaran Pemerintah Indeks Harga Saham Gabungan
% dari PDB % from GDP Akhir periode End of period
Peringkat Fitch – Valuta Asing Jangka Panjang Sumber : Bank Indonesia, BPS, Bloomberg
Jakarta Composite Index Fitch Rating-Foreign Exchange Long Term
Source : Bank Indonesia, BPS, Bloomberg
KONDISI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA
THE BANKING INDUSTRY IN INDONESIA
Perkembangan Bisnis Bank Umum
Developments in Commercial Banks’ Business
Seiring dengan perkembangan positif dari makro ekonomi Indonesia, sektor perbankan juga memperlihatkan tren pertumbuhan yang stabil yang di tunjukkan dengan kualitas aset yang terkelola dengan baik, profitabilitas yang sehat dan permodalan yang kokoh.
In line with positive developments in Indonesia’s macro economy, the banking sector also produced a stable growth trend as reflected in well-managed asset quality, sound profitability and strong capitalisation.
Indikator Perbankan Indonesia Keterangan Aset Kredit yang Diberikan Dana Masyarakat Ekuitas Pendapatan Bunga
Indonesia Banking Indicators Satuan Unit Rp triliun Rp trillion Rp triliun Rp trillion Rp triliun Rp trillion Rp triliun Rp trillion Rp triliun Rp trillion
2008
2009
2010
2011
2012
Description
2,311
2,534
3,009
3,653
4,263
Assets
1,308
1,438
1,766
2,200
2,708
Loans
1,753
1,973
2,339
2,785
3,225
Deposits
238
269
323
405
497
Equity
202
234
252
364
391
Interest Income
OCBC NISP Annual Report 2012
251
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Satuan Unit
Keterangan
2011
2012
89
104
102
186
184
Interest Expense
113
129
150
179
208
Net Interest Income
60
64
99
126
126
Non Interest Income
262
298
351
490
517
Operating Income
232
258
295
401
402
30
40
48
89
115
Income from Operations
31
45
57
75
93
Net Income
%
5.7
5.6
5.7
5.9
5.5
Net Interest Margin (NIM)
%
23.0
21.6
28.3
25.7
24.3
%
2.3
2.6
2.9
3.0
3.1
%
88.6
86.6
86.1
85.4
74.1
%
74.6
72.9
75.2
78.8
83.6
%
3.2
3.3
2.6
2.2
1.9
Non Performing Loans (Gross NPL)
%
16.8
17.4
17.2
16.1
17.4
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rp trillion Rp triliun
Pendapatan Operasional Operasional
Rp triliun Rp trillion Rp triliun
Pendapatan Non Bunga
Rp trillion termasuk
Beban Bunga
Rp triliun Rp trillion Rp triliun
Laba Operasional
Rp trillion Rp triliun
Laba Bersih
Rp trillion
Marjin Bunga Bersih (NIM) Kontribusi
Operasional
2010
Rp trillion
Pendapatan Bunga Bersih
Rasio
2009
Rp triliun
Beban Bunga
Beban
2008
Pendapatan
Lainnya
terhadap
Total Pendapatan Operasional Rasio
Pengembalian
terhadap
Aktiva (ROA) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Bopo) Kredit yang Diberikan terhadap Dana Masyarakat (LDR) Rasio Kredit Bermasalah Bruto (Gross NPL) Tingkat Kecukupan Modal (CAR) Sumber : Bank Indonesia
Operating Expense included Interest Expense
Other Operating Income to Operating Income Return on Asset (ROA) Operating Expense to Operating Income Loan to Deposit Ratio (LDR)
Source : Bank Indonesia
Stabilitas industri perbankan masih tetap terjaga dengan baik sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang mencapai 17,4% berada jauh di atas ketetapan minimum 8% dan rendahnya rasio kredit bermasalah bruto (Gross NPL/Non Performing Loan) yang jauh berada di bawah batas maksimum 5% yaitu sekitar 1,9% pada Desember 2012.
Well-sustained stability of the banking industry is reflected in high Capital Adequacy Ratio (CAR) of 17.4%, which remains well above the prescribed minimum of 8%, and further reinforced by significantly low ratio of Gross Non Performing Loan (Gross NPL) of about 1.9% in December 2012 against statutory maximum level of 5%.
Fungsi intermediasi perbankan juga semakin membaik dimana rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR/Loan to Deposit Ratio)
Further, the banking intermediary function was increasingly enhanced as Loan to Deposit Ratio (LDR) up to December 2012 soared to 83.6% as against only 78.8% at year-end 2011. Loans growth as per end of 2012 reached 23.1% y-o-y. Granting loans is constantly aligned to the prudent principle, as reflected in a healthier NPL of 1.9% at December 2012 in comparison to 2.2% at the end of 2011.
Adapun komposisi kredit perbankan berdasarkan penggunaannya didominasi oleh kredit modal kerja (48,6%), kemudian diikuti oleh kredit konsumsi (30,3%) dan kredit investasi (21,1%). Sejalan dengan meningkatnya investasi, kredit investasi tumbuh cukup tinggi, sebesar 27,4% y-o-y dan kredit modal kerja tumbuh 23,2%
The breakdown of bank loans by type of use is predominantly channeled toward working capital loans (48.6%), followed by consumer loans (30.3%) and investment loans (21.1%). Parallel with increasing investment flow, the volume of investment loans experienced a significantly higher growth rate of 27.4% y-o-y
bank umum sampai dengan Desember 2012 meningkat menjadi 83,6% dibandingkan 78,8% pada akhir tahun 2011. Pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2012 sebesar 23,1% y-o-y. Pemberian kredit tetap diiringi prinsip kehati-hatian (prudent) yang tercermin dari NPL pada tingkat yang sehat sebesar 1,9% pada Desember 2012 dibandingkan dengan 2,2% pada akhir tahun 2011.
252
Description
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
y-o-y, semakin tingginya pertumbuhan kredit investasi diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan sektor riil sehingga dapat meningkatkan kapasitas perekonomian nasional. Sementara itu, kredit konsumsi tumbuh relatif lebih rendah sebesar 19,9% y-o-y antara lain terkait dengan penerapan kebijakan pengaturan besaran rasio LTV (loan to value) dan minimum uang muka, untuk menjaga pertumbuhan kredit yang sehat di sektor konsumtif.
against working capital loans that increased 23.2% y-o-y. Faster growth of investment loans is expected to generate more benefits to the real sector, thereby driving an expansion of the national economic capacity. On the other hand, consumer loans growth was notably lower at 19.9% y-o-y, partly constrained by the enforcement of loan to value (LTV) and minimum down payment as part of a regulatory package aimed at controlling a healthier growth of the consumer loans business.
Komposisi Kredit Bruto Berdasarkan Jenis Penggunaan Loan (Gross) Composition By Usage 2,708
Rp Triliun Rp Trillion
2,200 1,766 1,308 28.0% 19.6%
1,438 30.4%
29.6% Keterangan Description
30.3% 30.4% 19.8%
21.8%
21.1%
20.7%
52.4%
48.9%
2008
2009
48.8%
Konsumsi Consumer
48.6%
48.6%
Investasi Investment Modal Kerja Working Capital
2010
2011
2012
Konsumsi Consumer
667
Investasi Investment
YoY Rp Triliun Rp Trillion
%
800
133
19.9%
464
591
127
27.4%
Modal Kerja Working Capital
1,069
1,317
248
23.2%
Total
2,200
2,708
508
23.1%
2012
2011
Cukup tingginya pertumbuhan kredit pada tahun 2012 terutama didorong oleh pertumbuhan kredit denominasi Rupiah. Sampai dengan Desember 2012, kredit denominasi Rupiah tumbuh 24,0% y-o-y melampaui pertumbuhan kredit valas sebesar 18,2% pada periode yang sama.
In 2012, loans growth was fairly high, principally driven by an increase in Rupiah-denominated loans. Up to December 2012, Rupiah bank loans grew 24.0% y-o-y, exceeding a 18.2% expansion in foreign-currency loans over the same period.
Komposisi Kredit Bruto Berdasarkan Jenis Mata Uang Loan (Gross) Composition By Currency
2,708 Rp Triliun Rp Trillion
2,200 1,766
1,308 19.4% 80.6%
1,438
.
16.4%
15.5%
2011
14.6% 85.4%
15.8%
84.2% 84.5%
83.6% Valas Foreign Currencies Rupiah
2008
2009
2012
2010
2011
Valas Foreign Currencies
360
427
YoY Rp Triliun Rp Trillion
%
67
18.6%
Rupiah
1,840
2,281
441
24.0%
Total
2,200
2,708
508
23.1%
2012
Sementara itu, dilihat berdasarkan sektornya, hampir semua sektor produktif memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi pada tahun 2012 jika dibandingkan dengan tahun 2011.
Seen from an industry significance, nearly all productive sectors recorded higher growth in 2012 when compared with 2011.
OCBC NISP Annual Report 2012
253
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Komposisi Kredit Bruto Berdasarkan Sektor Ekonomi Loan (Gross) Composition by Economic Sector 2,708
Rp Triliun Rp Trillion
2,200 1,766 1,308
1,438
47.8% 50.5% 50.5%
49.9% 42.8% 42.8% 5.1% 5.1% 11.6% 11.6% 20.7% 20.7% 19.8% 19.8%
2008
5.4% 5.5%
46.0% 46.0% 5.3% 5.3% 10.5% 10.5% 17.2% 17.2% 21.0%
2009
10.2% 10.3%
5.2% 5.2% 5.2% 10.1% 10.1% 15.6% 15.6% 19.2%
10.2% 10.2%
16.5% 16.3%
15.7% 15.7%
20.1% 18.2%
18.4% 18.4%
2010
Keterangan Description Lain-lain Others
2012
YoY Rp Triliun Rp Trillion
%
Lain-lain Others
1,111
1,294
183
16.5%
Pertanian Agriculture
115
148
33
28.7%
Jasa Service
224
276
52
23.2%
Manufaktur Manufacture
Manufaktur Manufacture
345
446
101
29.3%
Perdagangan Trade
Perdagangan Trade
405
544
139
34.3%
2,200
2,708
508
23.1%
Pertanian Agriculture Jasa Service
2012
2011
2011
Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan tumbuh sebesar 15,8% y-o-y hingga akhir tahun 2012. Adapun komposisi dana dengan biaya murah seperti tabungan dan giro tumbuh lebih tinggi masing-masing sebesar 19,9% dan 17,5% pada tahun 2012. Peningkatan dana dengan biaya murah tersebut sekaligus menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kepercayaan yang semakin tinggi terhadap prospek perekonomian dan kekuatan sektor perbankan di Indonesia.
Total
Total third-party funds in the national banking system rose by 15.8% y-o-y to the end of 2012. The composition of low-cost funds, which consist of saving accounts and current accounts, grew considerably higher at 19.9% and 17.5% in 2012. This positive movement into lower cost funding component is an indication of growing public trust on both improved economic outlook and soundness of Indonesia’s banking sector.
Komposisi Dana Pihak Ketiga Third Party Funds Composition 3,225
Rp Triliun Rp Trillion
2,785 2,339
1,753
1,973
Keterangan Description 44.3%
47.1% 28.4%
29.7%
31.3%
32.2%
24.5%
23.6%
22.9%
23.4%
2008
2009
2010
2011
33.4%
% 23.8%
Deposito Time Deposits Tabungan Saving Accounts Giro Current Accounts
2012
Sementara itu, berdasarkan jenis mata uang, pertumbuhan DPK dikontribusi terutama oleh DPK denominasi Rupiah. Sampai dengan Desember 2012, DPK denominasi Rupiah telah bertambah sebesar Rp 359 triliun atau naik 15,0% y-o-y, sedangkan DPK denominasi valas mengalami kenaikan sebesar Rp 81 triliun atau tumbuh sebesar 20,9% y-o-y
254
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
2012
42.8%
45.8% 46.7%
2011
YoY Rp Triliun Rp Trillion
%
Deposito Time Deposits
1,234
1,381
147
11.9%
Tabungan Saving Accounts
898
1,077
179
19.9%
Giro Current Accounts
653
767
114
17.5%
2,785
3,225
440
15.8%
Total
By type of currency, third-party funding growth is primarily contributed by Rupiah-denominated deposits. Up to December 2012, Rupiah-denominated deposits increased by Rp 359 trillion, or up 15.0% y-o-y, at the same time that deposits in foreign currencies grew by about Rp 81 trillion or 20.9% y-o-y.
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Komposisi Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Jenis Mata Uang Third Party Funds Composition by Currency
3,225
Rp Triliun Rp Trillion
1,753 16.7%
2,785 1,951
2,339 14.9%
Keterangan Description
16.0%
86.1% 83.3%
14.5%
13.9%
84.0%
85.5%
Valas Foreign Currency
85.1%
Rupiah 2008
2009
2010
2011
Valas Foreign Currency
2011
387
2012
468
YoY Rp Triliun Rp Trillion
%
81
20.9%
Rupiah
2,398
2,757
359
15.0%
Total
2,785
3,225
440
15.8%
2012
Seiring dengan semakin baiknya kondisi perekonomian Indonesia, hingga pada Desember 2012 kinerja profitabilitas industri perbankan terus menunjukkan peningkatan. Perbankan Indonesia mencatat laba bersih sebesar Rp 92,8 triliun dibandingkan pada tahun 2011 sebesar Rp 75,1 triliun.
Parallel with improvement in the economic conditions in Indonesia, profitability of the banking sector consistently increased for the period up to December 2012. Indonesian banks recorded aggregate net income of Rp 92.8 trillion in comparison to Rp 75.1 trillion for full-year 2011.
Tingginya laba terutama didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sampai dengan Desember 2012 yang mencapai Rp 208 triliun, atau naik sebesar 16,1% y-o-y melampaui pendapatan bunga bersih pada akhir tahun 2011 sebesar Rp 179 triliun. Tingginya pendapatan bunga bersih ini terutama disebabkan pertumbuhan kredit yang cukup tinggi yang mencapai 23,1% y-o-y. Hal tersebut sekaligus mencerminkan kemampuan perbankan untuk dapat mengoptimalkan pendapatan bunga dan melakukan efisiensi beban bunga, yang mana ditunjukkan dengan kenaikan pendapatan bunga sebesar 7,4% y-o-y sementara beban bunga turun 1%.
Outstanding earnings growth was principally supported by net interest income which stood at Rp 208 trillion up to December 2012, or rising by 16.1% y-o-y over net interest income generated in 2011 of Rp 179 trillion. Higher net interest income was mostly due to high loans growth of 23.1% y-o-y. Such condition concurrently displays the banks’ effective ability to optimize interest income and initiate measures for interest expense efficiency, as seen by the higher increase in interest income of 7.4% y-o-y relative to interest expense, which was largely unchanged with a 1% decrease.
Di samping itu, penurunan suku bunga di pasar telah mendorong efisiensi suku bunga kredit bank. Hal ini terlihat dari marjin bunga bersih (NIM/Net Interest Margin) perbankan yang turun menjadi 5,5% pada tahun 2012 dari 5,9% pada tahun 2011.
Further, lower interest rates in the market could stimulate the efficiency of bank lending rates. This is evident in the movement of the banks’ net interest margin (NIM), which dropped to 5.5% in 2012 from 5.9% for the entire year of 2011.
Pendapatan non bunga dari perbankan menurun sebesar 0,2% y-o-y terutama di dorong oleh penurunan pendapatan surat berharga. Penurunan ini mengakibatkan kontribusi pendapatan non bunga terhadap total pendapatan operasional menurun menjadi 24,3% y-o-y dibandingkan kontribusinya pada tahun 2011 yang mencapai 25,7%.
Non-interest income for the entire banking sector declined by 0.2% y-o-y, mainly due to lower gains on marketable securities. Correspondingly, the ratio of contribution from non-interest income to total operating income slipped to 24.3% y-o-y from 25.7% for 2011.
Peningkatan efisiensi bank juga mendorong kenaikan laba dan efisiensi bank. ROA meningkat menjadi 3,1% pada akhir tahun 2012 dari 3,0% pada akhir tahun 2011. Peningkatan rasio ROA tersebut antara lain didorong oleh membaiknya kinerja efisiensi perbankan yang tercermin dari membaiknya rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang sampai dengan Desember 2012 yang tercatat sebesar 74,1% atau lebih rendah dari akhir tahun 2011 sebesar 85,4%.
Better bank efficiency also boosted overall Bank profits and efficiency. ROA rose to 3.1% at the end of 2012 from 3.0% at the close of 2011. Higher ROA was partly driven by better performance in banking efficiency, as reflected in the improved ratio of Operating Expenses to Operating Income, which stood at a more favourable level of 74.1% in December 2012 compared to year-end 2011 position of 85.4%.
OCBC NISP Annual Report 2012
255
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Pada tahun 2012, industri perbankan memiliki ketahanan yang tinggi. Rasio kecukupan modal (CAR) perbankan pada akhir Desember 2012 mencapai 17,4%, lebih tinggi dari tahun 2011 sebesar 16,1%. Pencapaian CAR tersebut menunjukkan bahwa modal perbankan di Indonesia sudah kuat dan industri perbankan Indonesia dalam keadaan baik.
In 2012, the banking industry still maintains significant resilience. The sector’s CAR at end of December 2012 was 17,4%, higher than 16.1% as at year-end 2011. CAR improvement is testimony of strong capitalisation of Indonesian banks and overall soundness of the banking sector in Indonesia today.
Pemodalan Capital Rp Triliun Rp Trillion 17.4%
16.8%
17.2%
17.4%
16.1%
2,850
2,521 1,882
1,542
1,421
269
238
2008
2009
405
323
2010
2011
497
2012
CAR CAR
2011
Modal Capital
405
ATMR RWA CAR
2012
YoY Rp Triliun Rp Trillion
%
497
92
22.7%
2,521
2,850
329
13.1%
16.1%
17.4%
1.3%
TINJAUAN KINERJA OPERASIONAL BANK OCBC NISP
BANK OCBC NISP’S OPERATIONAL PERFORMANCE REVIEW
Manajemen mengelola dengan baik kegiatan usaha Bank OCBC NISP selama tahun 2012. Hal ini tercermin dari pencapaian kinerja yang sesuai rencana bisnis Bank ditengah persaingan perbankan yang semakin ketat disertai pengelolaan risiko yang terukur, implementasi tata kelola usaha (GCG), serta transparansi informasi.
The Board manages Bank OCBC NISP’s business activities prudently throughout 2012. This is reflected in the Bank’s performance, which remains consistent to the business plan amid tight competition in the national banking sector, and supported by effective risk management, good corporate governance (GCG) implementation and transparency of information.
Keberhasilan tersebut terutama didukung oleh kesuksesan Bank OCBC NISP dalam melakukan transformasi berkelanjutan dari organisasi dan bisnis yang dilaksanakan dengan penuh komitmen dan semangat pada tahun-tahun sebelumnya. Disamping itu, dengan selesainya proses penggabungan antara Bank OCBC NISP dan Bank OCBC Indonesia juga menciptakan sinergi dan menambah kapabilitas Bank OCBC NISP untuk mempercepat pertumbuhan di pangsa pasar yang potensial.
Such achievement was primarily the result of Bank OCBC NISP’s success in sustaining continual transformation of organization and businesses with full commitment and passion through the years. Furthermore, with the completion of the merger of Bank OCBC NISP and Bank OCBC Indonesia, Bank OCBC NISP as the merged/ resulting entity, has gained the benefits of synergy and greater capabilities in order to accelerate growth in potential markets.
Kinerja Keuangan Bank OCBC NISP
Bank OCBC NISP’s Financial Performance
Bank OCBC NISP mencatatkan laba bersih sebesar Rp 915 miliar atau meningkat sebesar 21,6% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 753 miliar dengan imbal hasil aset (ROA) dan imbal hasil ekuitas (ROE) Bank OCBC NISP di tahun 2012 masing-masing sebesar 1,8% dan 12,2% pada tahun 2012 dibandingkan 1,9% dan 12,9% pada tahun 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan total aset dan ekuitas (sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas VI) di tahun 2012 masing-masing mencapai 32,3% dan 35,8%, lebih besar dibandingkan kenaikan laba sebelum pajak dan laba bersih masing-masing sebesar 21,5% dan 21,6% pada tahun yang sama.
256
ATMR RWA Modal Capital
Keterangan Description
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
Bank OCBC NISP recorded net income of Rp 915 billion, increasing by 21.6% relative to Rp 753 billion earned in 2011. However, Bank OCBC NISP’s return on assets (ROA) and return on equity (ROE) in 2012 were respectively 1.8% and 12.2% in comparison to 1.9% and 12.9% in the year 2011. This drop is primarily the result of higher growth of total assets and equity (with regard to Rights Issue VI) in 2012 at respectively 32.3% and 35.8%, against the overall growth in income before tax and net income of 21.5% and 21.6% respectively in the same year.
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Interest Income
Pendapatan Bunga
Bank OCBC NISP derives interest income from loans, marketable securities and government bonds, placements with other banks and Bank Indonesia and others, as provided below:
Pendapatan bunga Bank OCBC NISP merupakan pendapatan bunga dari pinjaman yang diberikan, efek-efek dan obligasi Pemerintah, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia dan lain-lain, yang dijabarkan sebagai berikut:
(In Billion Rupiah, except %)
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) 2012
2011 Suku Bunga
Suku Bunga
Pendapatan
Aset
Rata-Rata
Rata-Rata
Average Interest Rate
Average Interetst Rate
Mata
Bunga
Asset
Pinjaman yang Diberikan Loans
Uang
Interest
Rupiah
Income
(%)
Asing (%) Foreign
Pendapatan
Mata
Bunga
Uang
Interest
Rupiah
Income
(%)
Asing (%) Foreign
Currency
Currency
(%)
(%)
∆% Pendapatan Bunga Interest Income
4,261
10.26
4.92
3,393
11.25
4.83
25.6
Efek-efek dan Obligasi Pemerintah Marketable Securities and Government Bonds
455
6.27
2.92
483
7.29
3.58
(5.8)
Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia Placement with Other Banks and Bank Indonesia
169
4.78
0.20
296
6.90
0.65
(42.9)
Lain-lain Others
39
-
-
15
-
-
160.0
Total
4,924
4,187
Pendapatan bunga pada tahun 2012 sebesar Rp 4.924 miliar atau naik sebesar Rp 737 miliar atau 17,6% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 4.187 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan Kredit bruto sebesar Rp 11.621 miliar atau 28,2% dibandingkan dengan tahun 2011 ditengah-tengah tren suku bunga yang terus menurun selama tahun 2012, yang mana hal tersebut tercermin dari menurunnya suku bunga rata-rata Bank OCBC NISP dari Kredit bruto yang merupakan motor pertumbuhan aset pada tahun 2012. Suku bunga rata-rata Kredit bruto dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing masing-masing sebesar 10,3% dan 4,9% pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 masingmasing sebesar 11,3% dan 4,8%.
17.6
Interest income recorded for 2012 was Rp 4,924 billion, up by Rp 737 billion or 17.6% compared to Rp 4,187 billion in 2011. This increase was mostly due to growth in gross loans of Rp 11,621 billion or 28.2% from position in 2011 considering the continued decline in interest rates throughout 2012 as reflected in Bank OCBC NISP’s decreasing average interest rate on gross loans as the driving factor for asset growth in 2012. The average interest rate for gross loans that are denominated in Rupiah and foreign currencies declined to 10.3% and 4.9% respectively in 2012 compared to 11.3% and 4,8% in 2011.
Komposisi Pendapatan Bunga Interest Income Composition 4,924
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
3,710 3,106 2.1% 14.6%
0.9% 25.0%
3,634 3.0% 16.3%
4,187 7.5% 11.5%
4.3% 9.2% 86.5%
81.0%
83.3% 2008
74.1%
2009
80.7%
2010
2011
Lainnya Others Surat Berharga Marketable Securities Kredit Loans
2012 OCBC NISP Annual Report 2012
257
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Beban Bunga
Interest Expense
Beban bunga Bank OCBC NISP berasal dari beban bunga giro, tabungan, deposito berjangka, obligasi subordinasi, simpanan dari bank lain dan lain-lain termasuk pinjaman yang diterima yang dijabarkan sebagai berikut:
Interest expense that is incurred by Bank OCBC NISP arises from interest provided to current accounts, saving accounts, time deposits, subordinated bonds, deposits from other banks and other sources, including borrowings received as provided below: (In Billion Rupiah, except %)
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) 2012
2011 Suku Bunga
Suku Bunga
Rata-Rata
Rata-Rata ∆%
Liabilitas Liability
Beban Bunga
Average Interest Rate
Interest Expense
Asing (%)
Tabungan Saving Accounts Giro Current Accounts Obligasi Subordinasi Subordinated Bonds Simpanan dari Bank Lain Deposits from Other Banks Lain-lain Others Total
Mata Uang Asing (%) Rupiah (%)
Foreign
Interest Expense
Foreign
Currency
Currency
(%)
(%)
1,179
6.06
1.84
865
6.73
1.33
36.3
737
4.38
0.31
679
4.58
0.53
8.5
120
1.88
0.48
108
2.07
0.54
11.1
168
11.42
-
168
11.42
-
0.0
42
4.15
0.42
28
5.93
0.45
50.0
112
-
-
84
-
-
33.3
2,358
1,932
22.0
Beban bunga pada tahun 2012 sebesar Rp 2.358 miliar, meningkat sebesar Rp 426 miliar atau 22,0% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 1.932 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh
Interest expense in 2012, with amount of Rp 2,358 billion, increased by Rp 426 billion or 22.0% in comparison to Rp 1,932 billion in 2011. This increase was primarily by an increase in total third-party funds of Rp 13,341 billion or equivalent to 28.1% relative to the position in year-end 2011. The Bank successfully sustained funding growth despite a downward trend in the interest rates throughout 2012.
Kondisi tersebut tercermin dari turunnya suku bunga rata-rata Bank OCBC NISP dari dana pihak ketiga selama tahun 2012. Suku bunga rata-rata giro dalam denominasi Rupiah turun menjadi 1,9% pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 2,1%. Suku bunga rata-rata tabungan dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing turun menjadi masing-masing sebesar 4,4% dan 0,3% pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 masing-masing sebesar 4,6% dan 0,5%. Sedangkan suku bunga rata-rata deposito berjangka dalam denominasi Rupiah mengalami penurunan, namun suku bunga rata-rata deposito berjangka dalam mata uang asing mengalami kenaikan menjadi masing-masing sebesar 6,1% dan 1,8% pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011
Such condition is further reflected in lower average interest rates provided by Bank OCBC NISP on third-party funds during 2012. Average interest rate for Rupiah-denominated current accounts dropped to 1.9% in 2012 compared to 2.1% in 2011. Average interest given to saving accounts in Rupiah and foreign currency denominations fell to 4.4% and 0.3% respectively in 2012 against 4.6% and 0.5% in 2011. At the same time, average interest rate for time deposits in Rupiah declined while average interest rate for time deposits denominated in foreign currencies increased, at 6.1% and 1.8% respectively in 2012 in comparison to 6.7% and 1.3% in 2011. The increase in the average interest rate for time deposits in foreign
meningkatnya jumlah dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 13.341 miliar atau 28,1% dibandingkan dengan tahun 2011, dimana kenaikan tersebut dapat dicapai di tengah-tengah tren suku bunga yang menurun selama tahun 2012.
258
Average Interest Rate
Interest Expense
Rupiah (%)
Deposito Berjangka Time Deposits
Beban Bunga
Mata Uang
Beban Bunga
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
currency denomination was due to more intense competition in respect to collection of foreign currency funds by the banking sector for the purpose of strengthening liquidity amid a slowdown of the global economies.
masing-masing sebesar 6,7% dan 1,3%. Kenaikan suku bunga ratarata deposito berjangka dalam mata uang asing ini didorong oleh meningkatnya persaingan penghimpunan dana dalam mata uang asing untuk memperkuat likuiditas dari masing-masing bank di tengah situasi perekonomian global yang cenderung mengalami perlambatan. Komposisi Beban Bunga Interest Expense Composition (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
2,358 1,814 1,552 10.6% 5.0%
11.5% 3.7%
6.6% 7.1%
1,932 1,641
5.8% 8.7%
6.1% 7.4%
86.3%
85.5% 86.5%
84.4%
Lainnya Others
84.8%
Surat Berharga yang Diterbitkan Marketable Securities Issued
Dana Pihak Ketiga Third Party Funds
2008
2009
2010
2011
2012
Pendapatan Bunga Bersih
Net Interest Income
Sedangkan rasio marjin bunga bersih mengalami penurunan dari sebesar 4,8% pada tahun 2011 menjadi sebesar 4,2% pada tahun 2012 akibat kenaikan aset yang menghasilkan (earning assets) sebesar 34,3% yang hanya diimbangi oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 13,8%.
At the same time, there was a drop in the net interest margin ratio, from 4.8% in 2011 to 4.2% in 2012 because the growth in earning assets of 34.3% was only balanced by an increase in net interest income of 13.8%.
Terlepas dari tren penurunan suku bunga, pendapatan bunga bersih tetap mengalami kenaikan sebesar Rp 311 miliar atau 13,8% menjadi sebesar Rp 2.566 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 2.255 miliar. Hal ini didorong oleh naiknya pendapatan bunga seiring pertumbuhan Kredit bruto sebesar 28,2%, namun prosentase kenaikan beban bunga sebesar 22,0% adalah lebih besar dibandingkan dengan prosentase kenaikan pendapatan bunga sebesar 17,6%, yang disebabkan oleh kenaikan beban bunga deposito berjangka sebesar Rp 314 miliar atau meningkat 36,3%, seiring dengan kenaikan deposito berjangka sebesar Rp 11.641 miliar atau 61,4%, sehingga turut mempengaruhi komposisi dana pihak ketiga, dimana di tahun 2011, tabungan dan giro mewakili 60,0% dari dana pihak ketiga menjadi 49,6% di akhir tahun 2012. Pada tahun yang sama, kontribusi pendapatan bunga bersih terhadap total pendapatan di tahun 2012 menjadi 75,4%
In spite of the downward trend in interest rates, net interest income moved in a positive direction, increasing by Rp 311 billion or 13.8% to Rp 2,566 billion in 2012 compared to Rp 2,255 billion in 2011. This was driven by higher interest income in line with growth in gross loans of 28.2%. However, in percentage terms the increase in interest expense of 22.0% is greater than the increase in interest income of 17.6%, as the result of rising interest expense on time deposits of the amount Rp 314 billion or up by 36.3% in line with a 61.4% increase in time deposits collected or equivalent to Rp 11,641 billion. Hence, changing the composition of third-party funding which, in 2011 consisted of saving accounts and current accounts for a 60.0% contribution to Third Party Fund and fell to only 49.6% at year-end 2012. Over the same period, contribution from net interest income to the Bank’s total income in 2012 was 75.4%.
OCBC NISP Annual Report 2012
259
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Pendapatan Bunga Bersih dan Marjin Bunga Bersih (NIM) Net Interest Income and Net Interest Margin (NIM) (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
5.2%
5.4% 5.0%
4.8% 4.2%
1,896
1,993
2,255
2,566
1,554
Pendapatan Bunga Bersih Net Interest Income
2008
2009
2010
2011
2012
Other Operating Income
Pendapatan Operasional lainnya
Pendapatan operasional lainnya pada tahun 2012 mencapai Rp 836 miliar, naik sebesar Rp 185 miliar atau 28,4% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 651 miliar. Peningkatan ini terutama didorong oleh kenaikan pendapatan dari transaksi valuta asing sebesar Rp 46 miliar atau 27,5% yaitu dari sebesar Rp 167 miliar pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp 213 miliar pada tahun 2012 seiring meningkatnya volatilitas nilai pertukaran mata uang asing yang berpengaruh pada besaran keuntungan yang diperoleh, serta peningkatan pendapatan dari transaksi surat berharga sebesar Rp 66 miliar atau 153,5% yaitu dari Rp 43 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp 109 miliar pada tahun 2012.
Other operating income in 2012 totaled Rp 836 billion, increasing by Rp 185 billion or 28.4% compared to Rp 651 billion in 2011. This increase is mainly supported by an increase in income from foreign currency transactions amounting Rp 46 billion or 27.5%, from Rp 167 billion in 2011 to reach Rp 213 billion in 2012 in line with greater volatility of exchange rates, which ultimately affected the amount of profitability generated as well as higher income from trading/ marketable securities transactions to the amount of Rp 66 billion or a 153.5% increase from Rp 43 billion in 2011 to Rp 109 billion in 2012.
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
(In Billion Rupiah, except %) 2012
2011
∆%
Other Operating Income
Provisi dan komisi
514
441
16.6
Fees and commissions
(Kerugian)/keuntungan dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan dan penjualan instrumen keuangan
109
43
153.5
(Loss)/gain from changes in fair value of Financial instruments and sale of financial instruments
Laba selisih kurs – bersih
213
167
27.5
Foreign exchange gain (net)
Total
836
651
28.4
Total
Pendapatan Operasional Lainnya
Disamping itu, terdapat kenaikan pendapatan provisi dan komisi sebesar Rp 73 miliar atau 16,5%, yaitu dari Rp 441 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp 514 miliar di tahun 2012. Kenaikan pendapatan provisi dan komisi ini terdiri dari kenaikan pendapatan dari produk bancassurance, trade finance, jasa administrasi, remittance & collection, wealth management dan banking services masing-masing sebesar Rp 17 miliar, Rp 14 miliar, Rp 13 miliar, Rp 6 miliar, Rp 5 miliar dan Rp 8 miliar. Kenaikan pendapatan dari produk-produk tersebut didorong oleh semakin membaiknya kondisi perekonomian makro Indonesia yang meningkatkan kebutuhan nasabah akan beragam jenis transaksi perbankan.
260
Marjin Bunga Bersih (NIM) Net Interest Margin (NIM)
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
In addition, there was higher fees and commissions income of the amount Rp 73 billion or 16.5% more than Rp 441 billion earned in 2011 to reach Rp 514 billion in 2012. The additional income was derived from the Bank’s bancassurance, trade finance, administration fee, remittance & collection, wealth management and banking services, at respectively Rp 17 billion, Rp 14 billion, Rp 13 billion, Rp 6 billion, Rp 5 billion, and Rp 8 billion. The increase in income from these products was supported by improved macro economic conditions in Indonesia, which in turn expanded customers’ needs for a greater variety of banking transactions.
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Sejalan dengan kenaikan pendapatan operasional lainnya, hal ini mengakibatkan kenaikan rasio pendapatan operasional lainnya terhadap total pendapatan dari sebesar 22,4% pada tahun 2011 menjadi sebesar 24,6% pada tahun 2012.
Parallel with the increase in other operating income, there was a corresponding increase in the ratio of other operating income to total income from 22.4% in 2011 to 24.6% in 2012
Pendapatan Operasional Lainnya Other Operating Income (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
24.3%
24.6%
23.4%
22.4%
22.0%
580 499 3.8% 38.1%
21.7% 26.7%
836 13.0%
651 563
25.5%
6.6%
Pendapatan Operasional Lainnya/Total Pendapatan
25.7%
14.3% 16.8%
Other Operating Income to Total Income
67.7%
(Kerugian) / Keuntungan dari Perubahan Nilai Wajar Instrumen Keuangan dan Penjualan Instrumen Keuangan.
61.5%
(Loss) / Gain from Changes in Fair Value of Financial Instruments and Sale of Financial Intruments.
68.9%
Laba Selisih Kurs - Bersih
51.6%
Foreign Exchange Gain – net
Provisi & Komisi
58.1% 2008
Fee and Commissions
2009
2010
2012
2011
Beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan dan Lainnya
Beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan lainnya Bank OCBC NISP berasal dari pinjaman yang diberikan, efek-efek, tagihan akseptasi, aset lain-lain - tagihan transaksi letter of credit dan pembentukan penyisihan lainnya yang dijabarkan sebagai berikut:
Allowance for Impairment Losses on Financial Assets and Others
Bank OCBC NISP records allowance for impairment losses on financial assets and others that arises from loans, marketable securities, acceptances receivable, other assets - letter of credit transaction receivables and other allowances provided as described below:
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) Pembentukan/(Pembalikan) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Lainnya
(In Billion Rupiah, except %) 2012
2011
∆%
Financial Assets and Others
Efek-efek
(2)
(1)
Pinjaman yang diberikan
288
216
33.3
Loans
Tagihan akseptasi
(12)
11
(209.1)
Acceptance Receiveable
Aset lain-lain - tagihan transaksi Letter of Credit
(20)
18
(211.1)
Other assets - Letter of Credit Transaction Receivables
(7)
(33)
78.8
Allowance of possible losses-Others
247
211
17.1
Total
Penyisihan lainnya Total
Walaupun jumlah kredit bermasalah (NPL) secara absolut turun sebesar Rp 41 miliar di tahun 2012, beban cadangan kerugian atas aset keuangan dan lainnya pada tahun 2012 naik sebesar Rp 36 miliar atau 17,1% menjadi sebesar Rp 247 miliar, dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 211 miliar. Sebagian besar kenaikan tersebut terutama didorong oleh cadangan wajib yang dibentuk seiring dengan pertumbuhan Kredit pada tahun 2012 sebesar 28,2%.
(100.0)
Allowance/(Reversal) for Impairment Losses on Marketable securities
Though non performing loans (NPL) in absolute amount decreased by Rp 41 billion in 2012, allowance for impairment losses on financial assets and others in 2012 increased Rp 36 billion or 17.1% to Rp 247 billion, compared to Rp 211 billion in 2011. The majority portion of the increase was mostly due to additional requirement in allowance parallel with growth of loans, which reached 28.2% during 2012.
OCBC NISP Annual Report 2012
261
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
(Dalam Miliar Rupiah)
(In Billion Rupiah)
Beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (Di luar beban cadangan kerugian penurunan nilai aset yang tidak produktif lainnya)
2012
2011
Allowance for Impairment Losses on Financial Assets (Excluded Allowance for Impairment Losses-Others)
Kredit
288
216
Loan
Non Kredit
(34)
28
Non Loan
Total
254
244
Total
Other Operating Expenses
Beban Operasional Lainnya
Beban operasional lainnya Bank OCBC NISP berasal dari beban gaji dan tunjangan, umum dan administrasi dan lain-lain yang dijabarkan sebagai berikut:
Bank OCBC NISP incurs other operating expenses in the form of salaries and allowances, general and administrative expenses and other expenses as provided below:
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
(In Billion Rupiah, except %)
Beban Operasional Lainnya
2012
2011
∆%
Other Operating Expenses
Gaji dan tunjangan
1,173
949
23.6
Salaries and allowances
Umum dan administrasi
713
701
1.7
General and administrative
Lain-lain
56
53
5.7
Others
1,942
1,703
14.0
Total
Total
Beban operasional lainnya tahun 2012 sebesar Rp 1.942 miliar, meningkat sebesar Rp 239 miliar atau 14,0% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 1.703 miliar, terutama disebabkan oleh meningkatnya beban gaji dan tunjangan sebesar Rp 224 miliar, beban umum dan administrasi dan lain-lain sebesar Rp 15 miliar.
Other operating expenses recorded in 2012 amounted to Rp 1,942 billion, rising by Rp 239 billion or 14.0% compared to Rp 1,703 billion in 2011. Such increase particularly resulted from higher salaries and allowances of Rp 224 billion as well as general and administrative expenses and also other expenses by Rp 15 billion.
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
(In Billion Rupiah, except %)
Beban Gaji dan Tunjangan
2012
2011
∆%
Salaries and Benefits Expenses
Gaji dan tunjangan
1,066
855
24.7
Salaries and allowances
Pendidikan dan latihan
52
43
20.9
Education and training
Imbalan kerja
46
39
17.9
Employee Benefits
9
12
(25.0)
1,173
949
23.6
Lain-lain Total
Kenaikan beban gaji dan tunjangan terutama dikontribusikan oleh penyesuaian gaji dan tunjangan karyawan pada tahun 2012 sebesar Rp 211 miliar. Sedangkan untuk kenaikan beban umum dan administrasi terutama dikontribusikan oleh meningkatnya beban penyusutan aset tetap yang merupakan antara lain depresiasi kantor dan sarana penunjang sebesar Rp 15 miliar, beban pemeliharaan, perbaikan dan transportasi sebesar Rp 13 miliar, biaya sewa sebesar 12 miliar dan beban asuransi sebesar Rp 8 miliar.
262
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
Others Total
The increase in employee-related expenses was predominantly contributed by adjustment in salaries and allowances for employees during 2012, totaling Rp 211 billion. Meanwhile, general and administrative expenses rose mostly from increasing depreciation of office and equipment by about Rp 15 billion, increases in repairs, maintenance and transportation expenses by Rp 13 billion, rental expenses of Rp 12 billion and insurance expenses with Rp 8 billion.
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
(In Billion Rupiah, except %)
Beban Umum dan Administrasi
2012
2011
∆%
General and Administrative Expenses
Pemeliharaan, perbaikan dan transportasi
141
128
10.2
Repairs, maintenance and transportation
Penyusutan aset tetap
136
121
12.4
Depreciation of fixed assets
Sewa
94
82
14.6
Komunikasi
59
55
7.3
Listrik, air, telepon dan fax
55
54
1.9
Promosi
51
53
(3.8)
Asuransi
51
43
18.6
Keamanan dan outsourcing
46
73
(37.0)
Security and outsourcing
Alat-alat kantor
14
15
(6.7)
Office Supplies
Ekspedisi
6
5
20.0
Penelitian dan pengembangan
5
5
-
Rental Communications Utilities Promotions Insurance
Courier Charges Research and Development
Lain-lain
55
67
(17.9)
Total
713
701
1.7
Namun demikian, Bank OCBC NISP selalu menjaga rasio biaya operasional terhadap total pendapatan operasional (Cost to
Income Ratio) yang berhasil turun menjadi 57,1% pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 58,6%. Penurunan ini terutama disebabkan pada tahun 2012, pertumbuhan beban operasional lainnya yaitu sebesar 14,0%, masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan total pendapatan operasional sebesar 17,1%. Hal tersebut sekaligus menunjukkan hasil positif dari sinergi seluruh lini bisnis pasca penggabungan (merger) antara Bank OCBC NISP dan Bank OCBC Indonesia pada awal tahun 2011 serta usaha yang sungguh-sungguh dari manajemen Bank untuk meningkatkan produktivitas dan menjalankan program penyempurnaan proses di seluruh bagian.
Others Total
Overall, Bank OCBC NISP constantly maintains Cost to Income ratio, which has favorably dropped to 57.1% in 2012 as against 58.6% in 2011. The reduction in 2012 mostly originated from growth in other operating expenses of 14.0%, which was still lower than the increase of total operating income generated over the same period, which was 17.1%. Simultaneously, this also indicated a positive outcome of the synergy created in all business lines subsequent to the merger of Bank OCBC NISP and Bank OCBC Indonesia in early 2011 as well as firm efforts by the Bank’s management to boost productivity and run process improvement programs consistently in all areas.
Beban Operasional Lainnya & Rasio Beban terhadap Pendapatan
Other Operating Expenses & Cost to Income Ratio (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %) 65.3% 59.9%
62.4%
58.6%
57.1%
1,942
1,340
1,484 3.5%
1,594 2.7%
41.2% 48.1%
50.1% 2008
1,703
2.9%
3.2%
36.7% 41.2%
Lainnya Others Umum & Administrasi General & Administration
44.4%
52.1% 2009
Rasio Beban terhadap Pendapatan Cost to Income Ratio
56.1%
55.7%
2010
2011
60.4%
Gaji & Tunjangan Salary & Benefit
2012
OCBC NISP Annual Report 2012
263
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Non Operating Income/(Expenses) – Net
Pendapatan/(Beban) Bukan Operasional - Bersih
Net non-operating income reached Rp 9 billion in 2012, lower by Rp 4 billion if compared to 2011 which was Rp 13 billion. This is mainly due to the fact that no gain from sale of investment occurred in 2012, while in 2011 there were gain from sale of investment amounted to Rp 10 billion, and on the other hand there was an increase of gain coming from sale of the foreclosed collateral, amounted Rp 8 billion.
Pendapatan bukan operasional - bersih mencapai Rp 9 miliar pada tahun 2012, menurun sebesar Rp 4 miliar dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 13 miliar terutama karena pada tahun 2012 tidak terdapat keuntungan penjualan penyertaan sedangkan di tahun 2011 terdapat keuntungan penjualan penyertaan sebesar Rp 10 miliar, disisi lain terdapat peningkatan keuntungan penjualan agunan yang diambil alih sebesar Rp 8 miliar.
(In Billion Rupiah, except %)
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) Pendapatan/(Beban) Bukan Operasional - Bersih
2012
2011
∆%
Keuntungan/(kerugian) penjualan penyertaan
Non Operating Income/(Expenses) - Net
-
10
(100.0)
Gain/(loss) from sale of investment
Keuntungan dari penjualan aset tetap
4
1
300.0
Gain from sale of fixed assets
Keuntungan/(kerugian) penjualan agunan yang diambil alih
7
(1)
800.0
Gain/(loss) from sale foreclosed collateral
Pendapatan lainnya – bersih
(2)
3
(166.7)
Others income - net
Total
9
13
(30.8)
Total
Laba Sebelum Pajak
Laba sebelum pajak mencapai Rp 1.222 miliar pada tahun 2012, naik sebesar Rp 216 miliar atau 21,5% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 1.006 miliar. Hal tersebut terutama akibat meningkatnya pendapatan bunga bersih sebesar 13,8%, kenaikan pendapatan operasional lainnya sebesar 28,4%, yang mana hanya diimbangi oleh kenaikan beban operasional lainnya sebesar 14,0%. Kontribusi lainnya adalah beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan lainnya meningkat sebesar 17,1%. Kenaikan laba sebelum pajak sebesar 21,5% yang diikuti dengan kenaikan aset sebesar 32,3% di tahun 2012 mengakibatkan ROA turun menjadi 1,8% pada tahun 2012 dibandingkan 1,9% pada tahun 2011.
Income Before Tax
Income before tax was recorded to reach Rp 1,222 billion in 2012, up by Rp 216 billion or 21.5% relative to Rp 1,006 billion in 2011. This was contributed principally by rising net interest income with the amount of 13.8%, higher other operating income by 28.4%, and balanced only by an increase in other operating expenses of 14.0%. Another contributing factor was allowance for impairment losses on financial assets and others, which increased by 17.1%. The increase on income before tax of 21.5 % was follow with the increase of assets of 32.3 % in 2012 resulting Return on Assets (ROA) decreased to 1.8% in 2012 as against 1.9% in 2011.
Laba sebelum Pajak Penghasilan & Imbal Hasil atas Aset Income before Tax & Return on Assets (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
1.9% 1.5%
1.9%
1.8%
1,222
1.3%
1,006 747 567
510
Imbal Hasil atas Aset (ROA) Return On Assets (ROA)
Laba sebelum Pajak Penghasilan Income before Tax 2008
264
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
2009
2010
2011
2012
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Laba Bersih
Laba bersih Bank OCBC NISP tahun 2012 tercatat sebesar Rp 915 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp 162 miliar atau 21,6% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 753 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut mendorong kenaikan laba bersih per saham dasar (Basic Earning Per Share/EPS) menjadi sebesar Rp 116 per saham di tahun 2012 dibandingkan Rp 107 per saham di tahun 2011. Kenaikan laba setelah pajak sebesar 21,6% yang diikuti dengan kenaikan ekuitas sebesar 35,8% di tahun 2012 mengakibatkan ROE turun menjadi 12,2% pada tahun 2012 dibandingkan 12,9% pada tahun 2011
Net Income
Bank OCBC NISP recorded net income of Rp 915 billion in 2012, increasing by Rp 162 billion or 21.6%, compared to Rp 753 billion in 2011. The increase of net income leads to the increase of Basic Earning Per Share (EPS) from Rp 107 per share in 2011 to Rp 116 per share in 2012. Net Income increased by 21.6%, followed by the 35.8% increase of Equity in 2012, leads to the decrease of ROE to 12.2% in 2012 and lower than 12.9% in 2011.
Laba Bersih & Imbal Hasil atas Ekuitas Net Income & Return on Equity (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
12.9%
11.8% 8.9%
12.2%
615
8.1%
753 529 351
419
Laba Bersih Net Income
Imbal Hasil atas Ekuitas (ROE) Return On Equity (ROE) 2008
2009
2010
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan Laba Rugi Komprehensif Bank OCBC NISP untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2011
Statements of Comprehensive Income
The following table provides Bank OCBC NISP’s statements of Comprehensive Income for the years ended December 31, 2012 and 2011 :
(Dalam Jutaan Rupiah) Keterangan Laba Bersih
(In Million Rupiah) 2012
2011
915,456
752,654
Description
Pendapatan/(Beban) Komprehensif Lain:
Net Income Other Comprehensive Income/(Expenses):
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual - Keuntungan/(Kerugian) untuk Tahun Berjalan
2012
Avaiable for Sale Financial Assets
37,540
763
Gain/(Loss) for the Year Transfer of Gain/(Loss) to Net Income -
(34,292)
(6)
Kerugian Aktuarial Program Imbalan Pasti
(82,615)
-
Actuarial Loss on Defined Benefit Plan
Mafaat/(Beban) Pajak Penghasilan Terkait
19,842
(190)
Related Income Tax (Expense)/Benefit
(Beban)/Pendapatan Komprehensif Lain Tahun Berjalan, Setelah Pajak
(59,525)
567
Comprehensive (Expenses)/Income for the Year, Net of Tax
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan, Setelah Pajak
855,931
753,221
Total Comprehensive Income for the Year, Net of Tax
- Transfer Keuntungan/(Kerugian) ke Laba Bersih
OCBC NISP Annual Report 2012
265
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Pendapatan komprehensif Bank OCBC NISP terutama diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual yakni aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Bank OCBC NISP’s other comprehensive income is mostly derived from available for sale financial assets, which comprise nonderivative financial assets that are intended to be held for a specified period of time, and will be sold in response to needs for liquidity or changes in interest rates, exchange rates or that are not classified as loans and receivables, held to maturity investments or financial assets at fair value in the statements of comprehensive income.
Pada tahun 2012, Bank OCBC NISP mencatatkan beban komprehensif lain sebesar Rp 59.525 juta. Beban komprehensif tersebut, terutama disebabkan oleh tambahan keuntungan yang belum direalisasi atas aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual sebesar Rp 37.540 juta dan manfaat pajak penghasilan terkait sebesar Rp 19.842 juta dikurangi transfer kerugian ke laba bersih dan kerugian aktuarial program imbalan pasti masingmasing sebesar Rp 34.292 juta dan Rp 82.615 juta.
In 2012, Bank OCBC NISP recorded other comprehensive expenses of Rp 59,525 million. The majority of other comprehensive expenses was contributed from unrealized gain on available for sale financial assets of Rp 37,540 million and related income tax benefit of Rp 19,842 million, which was netted by transfer of loss to net income and actuarial loss on defined benefit plan of Rp 34,292 million and Rp 82,615 million, respectively.
Adapun pada tahun 2011, Bank OCBC NISP mencatatkan pendapatan komprehensif lain sebesar Rp 567 juta. Pendapatan komprehensif lain tersebut, terutama disebabkan oleh tambahan keuntungan yang belum direalisasi atas aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual sebesar Rp 763 juta dikurangi transfer kerugian ke laba bersih dan beban pajak penghasilan terkait masing-masing sebesar Rp 6 juta dan Rp 190 juta.
Meanwhile in 2011, Bank OCBC NISP recorded other comprehensive income totaled Rp 567 million. This was mainly contributed from unrealized gain on available for sale financial assets of Rp 763 million, which compensated with transfer of loss to net income
POSISI KEUANGAN BANK OCBC NISP
BANK OCBC NISP FINANCIAL POSITION
Aset
Assets
Rincian total aset Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The breakdown of Bank OCBC NISP’s total assets as at December 31, 2012 and 2011 is as follows:
Bank OCBC NISP membukukan total aset sebesar Rp 79.142 miliar atau tumbuh sebesar 32,3% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 59.834 miliar. Pencapaian tersebut sekaligus menempatkan Bank OCBC NISP sebagai bank swasta nasional terbesar ke-7 dari sisi total aset dengan pangsa pasar sebesar 1,8%. Pertumbuhan total aset terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan total kredit bruto sebesar 28,2% dari tahun 2011, yang mana didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 28,1%. Rasio perbandingan antara total Kredit dengan total DPK (Loan to Deposit Ratio – LDR) sebesar 86,8% pada akhir tahun 2012 dibanding 87,0% di akhir tahun 2011, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR industri perbankan yang berada di kisaran 83,6% di akhir tahun 2012.
Total aset Bank OCBC NISP terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain – bersih, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia–bersih, efek-efek–bersih, Obligasi Pemerintah, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif–bersih, pinjaman yang diberikan–bersih, tagihan akseptasi–bersih, pajak dibayar dimuka, aset tetap–nilai buku, aset pajak tangguhan, biaya dibayar dimuka dan aset lain-lain-bersih.
266
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
and related income tax expense of Rp 6 million and Rp 190 million, respectively.
Bank OCBC NISP recorded total assets of Rp 79,142 billion, growing by 32.3% compared to Rp 59,834 billion at the end of 2011. This achievement also reinforces Bank OCBC NISP’s positioning as the seventh largest national private bank in terms of total assets with market share of 1.8%. The growth in total assets was primarily supported by growth of gross loans by 28.2% from 2011, which was also supported by growth of third party funds by 28.1%. Loan to Deposit Ratio (LDR) stood at 86.8% at year-end 2012 in comparison to 87.0% at the end of 2011, which was considerably higher to industry-wide LDR of approximately 83.6% at the end of 2012.
Bank OCBC NISP’s total assets comprised of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks – net, placements with other banks and Bank Indonesia – net, marketable securities – net, government bonds, securities purchased under resale agreements derivative receivables – net, loans – net, acceptance receivables – net, prepaid taxs, fixed assets – book value, deferred tax assets, prepayments and other assets – net.
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
(In Billion Rupiah, except %)
Aset
2012
2011
Assets
693
0.9%
722
1.2%
Cash
5,418
6.8%
4,075
6.8%
Current accounts with Bank Indonesia
294
0.4%
208
0.3%
Current accounts with other banks - net
Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia – bersih
5,463
6.9%
3,294
5.5%
Placement with other banks and Bank Indonesia - net
Efek-efek – bersih
Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain – bersih
6,406
8.1%
7,058
11.8%
Marketable securities - net
Obligasi Pemerintah
1,771
2.2%
469
0.8%
Government Bonds
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
3,075
3.9%
-
-
102
0.1%
75
0.1%
Pinjaman yang diberikan – bersih
51,874
65.6%
40,541
67.8%
Tagihan akseptasi – bersih
Tagihan derivatif – bersih
Securities purchased under resale agreements Derivative receivables - net Loans - net
2,069
2.6%
1,286
2.2%
Pajak dibayar dimuka
18
0.0%
-
-
Aset tetap – nilai buku
802
1.0%
835
1.4%
Fixed assets - book value
Aset pajak tangguhan
101
0.1%
51
0.1%
Differed tax assets
Acceptance receivables - net Prepaid tax
Biaya dibayar dimuka
522
0.7%
421
0.7%
Prepayments
Aset lain-lain – bersih
534
0.7%
799
1.3%
Other assets - net
79,142
100.0%
59,834
100.0%
Total
Total
Kredit
Loans
Kredit yang diberikan berdasarkan kolektibilitas pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Loans by collectibility as at December 31, 2012 and 2011 is as follow:
Total kredit bruto yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 52.897 miliar, meningkat sebesar 28,2% dibandingkan dengan 31 Desember 2011 sebesar Rp 41.276 miliar. Peningkatan kredit bruto di dukung oleh kondisi makro ekonomi Indonesia yang semakin kondusif, pengembangan bisnis yang dilakukan oleh Bank OCBC NISP serta perbaikan proses internal Bank OCBC NISP secara berkesinambungan.
Total gross loans as of December 31, 2012 amounted Rp 52,897 billion, or rising by 28.2% compared to Rp 41,276 billion recorded on December 31, 2011. The rise in gross loans was driven by improving macro economic conditions in Indonesia, business expansion pursued by Bank OCBC NISP as well as continual improvement in Bank OCBC NISP’s internal processes.
(Dalam Miliar Rupiah)
(In Billion Rupiah) 2012
Keterangan
2011
Jumlah Pinjaman
Cadangan
Jumlah Pinjaman
yang Diberikan
Kerugian
yang Diberikan
Penurunan Nilai Total Loans
Allowance for
Dalam perhatian khusus Kurang lancar
Kerugian Penurunan Nilai
Total Loans
Impairment Losses Lancar
Cadangan
Description
Allowance for Impairment Losses
51,720
620
40,252
350
Pass
699
117
505
107
Special Mention
44
28
63
30
Substandard
27
10
46
25
Doubtful
Macet
407
247
410
222
Loss
Total
52,897
1,022
41,276
734
Total
Diragukan
OCBC NISP Annual Report 2012
267
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto dalam Denominasi Rupiah dan Mata Uang Asing
Loan (Gross) Composition By Currency
2012
2011 24.2%
25.4% Mata Uang Rupiah Rupiah
Mata Uang Asing Foreign Currency
75.8%
74.6% Komposisi penyaluran Kredit bruto dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing masing-masing sebesar 74,6% dan 25,4% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2012. Kredit bruto dalam denominasi Rupiah sebesar Rp 39.477 miliar pada akhir tahun 2012, mengalami kenaikan sebesar 26,2% dibanding dengan 31 Desember 2011. Disamping itu, Kredit bruto dalam denominasi mata uang asing sebesar ekuivalen Rp 13,420 miliar pada akhir tahun 2012, mengalami kenaikan sebesar 34,3% dibandingkan dengan 31 Desember 2011.
The composition of gross loans by Rupiah and foreign currencies denomination was respectively divided at 74.6%and 25.4% of total gross loans at the end of 2012. Gross loans denominated in Rupiah amounted Rp 39,477 billion at the end of 2012, increasing by 26.2% from the total as of December 31, 2011. At the same time, gross loans denominated in foreign currencies came to an equivalent of Rp 13.420 billion at the end of 2012, or increasing by 34.3% relative to the balance on December 31, 2011.
Komposisi NPL dalam Denominasi Rupiah dan Mata Uang Asing NPL Composition By Currency
4.6%
2012
2011
8.5%
Mata Uang Rupiah Rupiah
Mata Uang Asing Foreign Currency
95.4% Sedangkan dari sisi kualitas, komposisi NPL bruto dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing adalah masing-masing sebesar 95,4% dan 4,6% dari total NPL bruto di akhir tahun 2012. NPL bruto dalam denominasi Rupiah mencapai Rp 456 miliar pada akhir tahun 2012 atau turun sebesar 4,1% dibanding akhir tahun 2011. Sedangkan untuk NPL bruto dalam denominasi mata uang asing mencapai ekuivalen Rp 22 miliar pada akhir tahun 2012 atau turun sebesar 49,5% dibandingkan dengan akhir tahun 2011.
268
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
91.5% The composition of gross NPL denominated in Rupiah and foreign currency accounted for respectively 95.4% and 4.6% of total gross NPL at the end of 2012. Gross NPL in Rupiah denomination amounted to Rp 456 billion at the end of 2012, declining by 4.1% relative to year-end 2011 balance. Gross NPL denominated in foreign currencies was equivalent to Rp 22 billion at the end of 2012, or lower by 49.5% compared to year-end 2011.
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Berdasarkan distribusi wilayah, kontribusi terbesar adalah wilayah Jawa dan Bali sebesar 83,8% dari total Kredit bruto pada akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 44.359 miliar, meningkat 26,2% dari 31 Desember 2011. Sedangkan, Sumatera memberikan kontribusi sebesar 11,0% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 5.822 miliar, meningkat 34,9% dari 31 Desember 2011. Kemudian, untuk Kalimantan sebesar 2,6% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 1.373 miliar, meningkat 45,4% dari 31 Desember 2011, serta Sulawesi dan lainnya sebesar 2,6% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 1.343 miliar, meningkat 55,8% dari 31 Desember 2011.
Based on area distribution, the largest contribution was from Java and Bali region with 83.8% of total gross loans at the end of 2012 or the amount of Rp 44,359 billion, and higher by 26.2% from December 31, 2011. Sumatera provided contribution totaling 11.0% of total gross loans at the end of 2012, yielding a total of Rp 5,822 billion or increasing by 34.9% from December 31, 2011. Following this is Kalimantan with 2.6% of total gross loans at year-end 2012 or in amount of Rp 1,373 billion and rising by 45.4% from its position on December 31, 2011. Finally, Sulawesi and other regions accounted for 2.6% of total gross loans at the end of 2012 or the amount of Rp 1,343 billion, which increased by 55.8% from December 31, 2011.
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto Berdasarkan Distribusi Wilayah Loan (Gross) Composition By Region
2012 2.6%
2011 2.3%
2.6%
2.1%
10.5%
11.0% Jawa & Bali Java & Bali
Sumatera Sumatera
Kalimantan Kalimantan
Sulawesi dan lainnya Sulawesi and others
83.8% Berdasarkan klasifikasi segmen usaha, Kredit bruto terbesar dikontribusikan oleh segmen korporasi (kredit usaha dengan jumlah lebih dari Rp 50 miliar) disusul oleh segmen komersial termasuk kredit mikro (kredit usaha dengan jumlah sampai dengan Rp 50 miliar), dan segmen konsumsi (termasuk pinjaman karyawan) masing-masing sebesar Rp 21.354 miliar, Rp 18.538 miliar dan Rp 13.005 miliar atau sebesar 40,4%, 35,0% dan 24,6% pada akhir tahun 2012.
85.1 % On the basis of business segments, corporate business (business loans with amount in excess of Rp 50 billion) represented the largest portion of gross loans, followed by the commercial business, including Micro loans (business loans worth up to Rp 50 billion), and the consumer segment (including loans to employees) respectively with outstanding balances of Rp 21,354 billion, Rp 18,538 billion and Rp 13,005 billion. Their corresponding contribution was 40.4%, 35.0% and 24.6% of the total loans portfolio at year-end 2012.
OCBC NISP Annual Report 2012
269
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto Berdasarkan Segmen Usaha Loan (Gross) Composition by Business Segment (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
52,897 41,276 31,541 23,852
23,981
22.6%
25.5%
33.1%
34.8%
44.3% 2008
39.7% 2009
23.4%
24.6%
25.5% 35.0% 33.9%
Konsumsi
35.9%
40.7%
Consumer
40.6%
40.4%
Komersial Commercial
Korporasi Corporate
2010
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja memberikan kontribusi terbesar sebesar 39,6% dari total Kredit bruto pada akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 20.957 miliar, meningkat 25,0% dari 31 Desember 2011. Kredit investasi memberikan kontribusi sebesar 35,8% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 18.934 miliar, meningkat 34,7% dari 31 Desember 2011. Untuk kredit konsumsi dengan 78,2% komposisi kreditnya di dominasi oleh kredit pemilikan rumah (KPR) memberikan kontribusi sebesar 24,6% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 13.005 miliar, meningkat 24,3% dari 31 Desember 2011.
2011
2012
By type of credit uses, working capital loans gave the largest contribution at 39.6% from total gross loans at year-end 2012 or worth Rp 20,957 billion and increasing by 25.0% from position on 31 December 2011. Investment loans took 35.8% of total gross loans at the end of 2012 with Rp 18,934 billion, growing by 34.7% from December 31, 2011. Consumer loans, which is primarily with 78.2% composition in mortgage lending, provided 24.6% contribution to total gross loans at the end of 2012, with an outstanding amount of Rp 13,005 billion or increasing 24.3% from its position on December 31, 2011.
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto Berdasarkan Jenis Penggunaannya Loan (Gross) Composition by Usage (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
52,897 41,276 31,541 23,852
23,981 28,7%
29.0%
27.3%
2008
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
35.8%
25.4%
44.0%
2009
Konsumsi
31.6%
43.0%
Consumer
40.6%
39.6%
Investasi
Investment
Modal Kerja
Working Capital
2010
Lebih lanjut dari sisi kualitas, NPL bruto berdasarkan jenis penggunaannya, kontribusi terbesar adalah dari kredit konsumsi, modal kerja dan kredit investasi masing-masing sebesar Rp 216
270
25.4%
34.0%
25.5%
45.5%
24.6%
2011
2012
In terms of quality, the order for largest to smallest contributor use to gross NPL is consumer loans, followed by working capital loans and investment loans. Their respective outstanding balances were
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
miliar, Rp 187 miliar dan Rp 75 miliar atau sebesar 1,7%, 0,9% dan 0,4% terhadap jumlah kredit berdasarkan jenis penggunaannya masing-masing pada akhir tahun 2012.
Rp 216 billion, Rp 187 billion, and Rp 75 billion, or accounting for 1.7%, 0.9%, and 0.4% to total loans at the end of 2012.
Komposisi NPL dan Ratio NPL Bruto Berdasarkan Jenis Penggunaan NPL Composition and NPL Ratio by Usage (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %) 2.8% 2.3% 2.0%
627
3.1% 3.1%
2.4%
759
2.4%
2.1%
2.1%
1.2%
1.2%
627 23.4% 27.4%
21.6% 28.8%
19.8%
34.2%
0.7%
519
42.2%
19.8%
44.2%
47.8%
1.7% 0,9% 0.4%
478
45.0%
Konsumsi Consumer
15.9%
Investasi
52.8%
Investment
38.0%
39.1%
Modal Kerja
Working Capital
2008
2009
2010
Dari sudut distribusi Kredit berdasarkan sektor ekonomi, sektor perindustrian menjadi kontributor terbesar yaitu 23,5% dari total Kredit bruto di akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 12.406 miliar. Diikuti oleh sektor perdagangan dan jasa yang masing-masing menyumbang 22,8% dan 21,6% dari total Kredit bruto pada akhir tahun 2012 atau masing-masing sebesar Rp 12.071 miliar dan Rp 11.440 miliar. Sedangkan gabungan sektor konstruksi, pertanian, pertambangan dan sektor lain-lain mencakup 32,1% dari total Kredit di akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 16.980 miliar.
2011
2012
With respect to loans distribution, the manufacturing sector gave the largest contribution with 23.5% of total gross loans at the end of 2012, accounting for Rp 12,406 billion. This is followed by the trading and services sectors, each with 22.8% and 21.6% of total gross loans at the close of 2012 or respectively the amounts of Rp 12,071 billion and Rp 11,440 billion. Finally, a combination of the construction, agriculture, mining and other sectors represented 32.1% of the total loans balance at the end of 2012, with outstanding value of Rp 16,980 billion.
Komposisi Penyaluran Kredit Bruto Berdasarkan Sektor Ekonomi Loan (Gross) Composition by Economic Sector (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
52,897 41,276 31,541 23,852
23,981
27.9%
29.2%
4.2% 17.2%
6.0% 15.3%
26.4%
26.4%
24.3%
23.1%
2008
2009
27.1% 5.8% 19.3%
30.3% 2.6%
29.5% 2.6% 21.6%
Construction
23.5%
2010
Jasa
Services
Perindustrian
23.8% 24.0%
Agriculture, Mining & Others
Konstruksi
19.8% 26.1%
Pertanian, Pertambangan & Lain-lain
21.2%
22.8%
Manufacturing
Perdagangan Trading
2011
2012 OCBC NISP Annual Report 2012
271
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Untuk NPL bruto berdasarkan sektor ekonomi, NPL bruto terbesar dikontribusikan oleh sektor perdagangan sebesar Rp 142 miliar atau sebesar 1,2% terhadap jumlah kredit di sektor perdagangan pada akhir tahun 2012. Sektor jasa dan perindustrian menyusul dengan menyumbang NPL bruto masing-masing sebesar Rp 60 miliar dan Rp 46 miliar atau sebesar 0,5% dan 0,4% terhadap jumlah kredit berdasarkan sektor ekonomi pada tahun yang sama. Sedangkan gabungan sektor konstruksi, pertanian, pertambangan dan lain-lain menyumbang NPL bruto sebesar Rp 230 miliar atau sebesar 1,4% terhadap total kredit berdasarkan sektor ekonomi yang terkait pada akhir tahun 2012.
With regard to economic sector, the highest gross NPL is represented by the trading sector, with Rp 142 billion or 1.2% of total loans in the trading sector at the end of 2012. This is followed by the services and manufacturing sectors, each providing gross NPL contribution of Rp 60 billion and Rp 46 billion, or approximately 0.5% and 0.4% to total loans based on the respective economic sectors for the same year. Over the same period, the construction, agricultural, mining and other sectors in total accounted for gross NPL of Rp 230 billion or 1,4% of total loans for the same sectors during 2011.
Komposisi NPL dan Rasio NPL Bruto Berdasarkan Sektor Ekonomi NPL Composition and NPL Ratio (Gross) By Economic Sector (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
5.1% 3.0% 2.1% 1.9% 1.2%
627 22.4% 3.0%
5.2%
2.7% 1.5%
1.6% 0.8% 0.6%
1.4% 1.3%
759
24.9%
1.9%
2.5% 2.3% 1.8%
3.1% 2.9%
0.7%
627 519
2.8% 25.2%
4.0%
45.6%
13.4% 24.1%
21.4%
29.7% 30.5%
23.0%
2010
272
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
Pertanian, Pertambangan & Lain-lain Agriculture, Mining & Others
Konstruksi 1.4%
12.1%
9.5%
2011
Secara keseluruhan, Bank OCBC NISP terus mempertahankan kualitas aset yang diberikan, yang tercermin dari penurunan kredit bermasalah bruto (Gross Non Performing Loans – NPL) menjadi sebesar 0,9% dari total kredit bruto atau sebesar Rp 478 miliar pada 31 Desember 2012 dibanding akhir tahun 2011 sebesar 1,3% atau sebesar Rp 519 miliar, terutama didorong penyelesaian kredit bermasalah termasuk melalui penghapusbukuan kredit bermasalah sebesar Rp 29,2 miliar. Tingkat NPL bruto ini jauh lebih rendah dibanding dengan rata-rata industri di kisaran 1,9% pada tahun 2012.
46.8%
1.5% 13.1%
27.7%
11.5%
2009
478
30.7%
33.4%
2008
1.4% 1.2% 0.5% 0.5% 0.4%
12.6%
29.7%
2012
Construction
Jasa
Services
Perindustrian Industry
Perdagangan Trading
With overall consistency, Bank OCBC NISP maintains asset quality, as reflected in the reduction of Gross Non Performing Loans (NPL) to 0.9% of total gross loans or the equivalent of Rp 478 billion as of December 31, 2012 in comparison to the year-end 2011 position of 1.3% or a total amount of Rp 519 billion. This was supported by measures to resolve non-performing loans, including writing off bad loans amounted Rp 29.2 billion. Hence, the Bank’s gross NPL remains significantly lower relative to the industry average of approximately 1.9% in 2012.
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
NPL Bruto dan NPL Bersih NPL Gross and NPL Net (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
3.1%
2.6%
2.0% 1.3%
1.6%
1.4%
0.9%
759
627
627 387
355
0.9%
0.6%
519 296
0.4%
478 242
193
NPL Bruto NPL Netto
2008
2009
2010
2011
2012
Bank telah mengalokasikan penyisihan kerugian kredit yang cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian kredit bermasalah, yang tercermin dari naiknya rasio penyisihan kerugian kredit terhadap NPL menjadi sebesar 214,1% pada 31 Desember 2012 dibanding 141,5% pada 31 Desember 2011.
Bank OCBC NISP has allocated adequate amount of allowance for impairment losses to cover potential losses that may arise from non-performing loans, as reflected in the higher ratio of loan loss provision to NPL at 214.1% on December 31, 2012 compared to only 141.5% as of December 31, 2011
Penyisihan ini menyebabkan NPL bersih (Net Non Performing Loan) turun menjadi sebesar 0,4% pada 31 Desember 2012 dibanding pada 31 Desember 2011 sebesar 0,6%. Tingkat NPL bersih ini lebih rendah dibandingkan dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 5,0%.
This loss allowance resulted in Net Non Performing Loans (Net NPL) decreasing to 0.4% on December 31, 2012 relative to December 31, 2011 position at 0.6%. The Bank’s net NPL is substantially below Bank Indonesia’s prescribed rate of 5.0%.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Allowance for Impairment Loan Losses (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
214.1%
75.7%
84.1%
627 475
141.5%
99.3%
759
638
1,022
622 627
734 519
478
Penyisihan Kerugian Kredit/ Kredit Bermasalah Loans Loss Coverage
Kredit Bermasalah
Non Performing Loans (NPL)
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit 2008
2009
2010
2011
Cadangan kerugian kredit pada 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 1.022 miliar atau naik sebesar 39,2% dibandingkan Rp 734 miliar pada 31 Desember 2011. Walaupun jumlah NPL secara absolut turun, kenaikan cadangan kerugian kredit terjadi semata-mata didorong oleh cadangan wajib yang dibentuk seiring dengan pertumbuhan kredit di tahun 2012 sebesar 28,2% .
2012
Allowance for Impairment Loan Losses
Allowance for impairment loan losses as of December 31, 2012 amounted Rp 1,022 billion or up by 39.2% compared to Rp 734 billion as at the balance on December 31, 2011. While NPL in absolute amount fell, the increase in total allowance for impairment loan osses was made in consideration to required level of loan loss allowance in alignment to a 28.2% growth in loans during 2012.
OCBC NISP Annual Report 2012
273
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Allowance for Impairment Loan Losses (Dalam Miliar Rupiah) (In Billion Rupiah)
288
(29)
18
11
1,022
734
Saldo awal Beginning Balance
Penyisihan selama Tahun Berjalan Allowance during the Year
Penghapusan Selama Tahun Berjalan Write-offs During the Year
* Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing Includes effect of foreign exchange translation
Lain-lain* Others*
Saldo Akhir Ending Balance
Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia
Placements with Other Banks and Bank Indonesia
Komposisi penempatan pada Bank Indonesia dan bank lainnya dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing pada akhir tahun 2012 adalah masing-masing sebesar Rp 3.728 miliar dan Rp 1.735 miliar atau sebesar 68,2% dan 31,8% dari keseluruhan penempatan di akhir tahun 2012. Dalam hal ini, kontribusi penempatan pada Bank Indonesia pada akhir tahun 2012 mencakup 87,2% dari total penempatan dalam denominasi Rupiah.
Placements with other banks and Bank Indonesia were denominated in Rupiah and other currencies, consisting of Rp 3,728 billion and Rp 1,735 billion respectively, or equivalent to 68.2% and 31.8% of total placement at the end of 2012. In addition, placements with Bank Indonesia at the end of 2012 accounted for 87.2% of total placements denominated in Rupiah.
Efek-efek
Marketable Securities
Total efek-efek bruto (termasuk Sertifikat Bank Indonesia/ SBI, Obligasi korporasi dan obligasi Pemerintah) pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 6.408 miliar, turun sebesar Rp 654 miliar atau 9,3% dibandingkan pada akhir tahun 2011, terutama disebabkan penurunan SBI kategori tersedia untuk dijual (Available for Sale) sebesar Rp 962 miliar dan obligasi korporasi kategori diperdagangkan (Trading) sebesar Rp 100 miliar, yang dikompensasi dengan peningkatan obligasi korporasi kategori tersedia untuk dijual (Available for Sale) sebesar Rp 393 miliar dan pinjaman yang diberikan dan piutang sebesar Rp 15 miliar.
The total of marketable securities – gross (including Certificates of Bank Indonesia, corporate bonds and government bonds) as of Desember 31, 2012 was Rp 6,408 billion, lower by Rp 654 billion or 9.3% in comparison to year-end 2011 balance, particularly due to a decrease in Certificate of Bank Indonesia (Available for Sale) of Rp 962 billion and corporate bonds classified for Trading of Rp 100 billion, offset by an increase in corporate bonds classified as Available for Sale of Rp 393 billion and another Rp 15 billion in loans and receivables.
Komposisi efek-efek dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing adalah masing-masing sebesar Rp 6.319 miliar dan Rp 89 miliar atau sebesar 98,6% dan 1,4% dari keseluruhan penempatan di akhir tahun 2012. Seluruh efek-efek yang dimiliki pada akhir tahun 2012 dengan tingkat suku bunga tetap.
The breakdown of marketable securities in terms of Rupiah and foreign currency denomination consists of Rp 6,319 billion and Rp 89 billion respectively, or equivalent to 98.6% and 1.4% of total placements at the end of 2012. As a note, all marketable securities carry fixed interest rates.
Total penempatan pada Bank Indonesia dan bank lainnya pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 5,462 miliar, naik sebesar 65,8% dibandingkan Rp 3,294 miliar pada akhir tahun 2011, disebabkan peningkatan kelebihan likuiditas akibat meningkatnya penghimpunan dana sebesar 28,1%.
Berdasarkan klasifikasi efek-efek bruto terdiri atas klasifikasi tersedia untuk dijual (Available for Sale), pinjaman yang diberikan dan piutang masing-masing sebesar Rp 6.257 miliar dan Rp 151 miliar atau sebesar 97,6% dan 2,4% pada akhir tahun 2012.
274
Penerimaan Kembali Pinjaman yang Diberikan yang Telah Dihapusbukukan Bad Debt Recoveries
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
As at 31 December 2012, the Bank has placements with Bank Indonesia and other banks in the amount of Rp 5.462 billion, increasing by 65.8% compared to Rp 3.294 billion at the end of 2011, on the back of additional liquidity from a 28.1% increase in total funds collected.
Marketable securities (gross) are grouped by classification, comprising Available for Sale, Loans and Receivables, respectively valued at Rp 6,257 billion, Rp 151 billion or equivalent to 97.6% and 2.4% at the end of 2012.
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Efek-efek Marketable Securities (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %)
6,576
6,879
2.7%
5.9%
2.7%
6,062
6,408
1.9% 1.4%
6,209
1.3%
2.4%
43.0% 91.4%
89.4 %
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
96.7%
Loans & Receivables
97.6%
Diperdagangkan Trading
55.7%
2008
7.9%
2009
Tersedia untuk Dijual Available for Sale
2011
2010
2012
Liabilitas
Liabilities
Rincian total liabilitas Bank OCBC NISP pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The breakdown of Bank OCBC NISP’s total liabilities as of December 31, 2012 and 2011 is as follows:
Pertumbuhan Kredit didukung oleh peningkatan total liabilitas sebesar Rp 16.946 miliar atau 31,8% menjadi Rp 70.190 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp 53.244 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Peningkatan ini terutama didorong oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 13.341 miliar.
Loans growth was supported by an increase in total liabilities amounting Rp 16,946 billion or 31.8% to reach Rp 70,190 billion as of December 31, 2012 from Rp 53,244 billion as of December 31, 2011. This increase was mostly promoted by growth in third party funds of Rp 13,341 billion.
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %)
(In Billion Rupiah, except %)
Liabilitas
2012
2011
Liabilities
355
0.5%
303
0.6%
Obligation due immediately
60,761
86.6%
47,420
89.1%
Deposits from customers1)
4,119
5.9%
1,348
2.5%
Deposits from other banks
93
0.1%
116
0.2%
Derivative payables
2,075
2.9%
1,303
2.5%
Acceptance payables
-
-
290
0.5%
Borrowing
Biaya yang masih harus dibayar
411
0.6%
376
0.7%
Accrued expenses
Utang pajak
98
0.1%
114
0.2%
Tax Payables
Liabilitas imbalan kerja
245
0.4%
128
0.2%
Employee benefits obligation
Liabilitas lain-lain
558
0.8%
373
0.7%
Other liabilities
1,475
2.1%
1,473
2.8%
Subordinated bonds
70,190
100.0%
53,244
100.0%
Total
Liabilitas segera Simpanan nasabah 1) Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima
Obligasi subordinasi Total
1) Simpanan nasabah Bank OCBC NISP terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka 1) Deposits from Customers consists of current accounts, saving accounts and time deposits
OCBC NISP Annual Report 2012
275
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Komposisi Dana pihak ketiga (DPK) Third Party Funds (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %) 56.3 %
54.1 %
60.0 %
49.6%
41.5 %
60.761 47.420
29.902 58.5%
21.4% 20.1%
2008
32.733
50.4%
39.426 40.0%
(Giro + Tabungan) / Dana Pihak Ketiga
43.7%
(Current Accounts + Saving Accounts) / Third Party Funds
45.9% 38.4% 33.3% 20.8%
2009
30.5%
37.2% 19.1%
2010
Deposito Berjangka Time Deposits
Tabungan 21.6%
19.1%
2011
2012
Saving Accounts
Giro
Current Accounts
Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2012 mencapai Rp 60.761 miliar, meningkat sebesar 28,1% dibandingkan Rp 47.420 miliar pada akhir tahun 2011. Komposisi dana pihak ketiga terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka masing-masing mencakup 19,1%, 30,5% dan 50,4% dari total dana pihak ketiga di akhir tahun 2012.
Third Party Funds Third-party funds as of December 31, 2012 totaled Rp 60,761 billion, higher by 28.1% compared to Rp 47,420 billion at the end of 2011. Third-party funds comprise current accounts, saving accounts and time deposits, which respectively account for 19.1%, 30.5% and 50.4% of total third-party funds at the end of 2012.
Kenaikan produk deposito berjangka sebesar 61,4% menjadi Rp 30.597 miliar pada akhir tahun 2012, juga diimbangi oleh pertumbuhan giro dan tabungan menjadi masing-masing sebesar Rp 11.640 miliar dan Rp 18.524 miliar pada akhir tahun 2012 atau meningkat masing-masing sebesar 13,5% dan 1,7% dibandingkan dengan akhir tahun 2011. Kenaikan deposito berjangka lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan giro dan tabungan di tahun 2012 mengakibatkan rasio komposisi giro dan tabungan turun menjadi 49,6% di tahun 2012 dari 60,0% di tahun 2011.
Time deposits increased by 61.4% to Rp 30,597 billion at year-end 2012, coinciding with a growth in both current accounts and saving accounts to respectively Rp 11,640 billion and Rp 18,524 billion or increasing by 13.5% and 1.7% from their corresponding balances at the end of 2011. A higher percentage increase of time deposits relative to those of current accounts and saving accounts resulted in an overall drop of the Bank’s low cost funding composition to 49.6% in 2012 from 60.0% in 2011.
Komposisi Dana Pihak Ketiga dalam Denominasi Rupiah dan Mata Uang Asing Third Party Funds Composition by Currency
2012
2011
23.6%
23.2%
Mata Uang Rupiah Rupiah
Mata Uang Asing Foreign Currency
76.4% 276
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
76.8%
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Komposisi dana pihak ketiga dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing masing-masing sebesar 76,4% dan 23,6% di akhir tahun 2012. Dana pihak ketiga dalam denominasi Rupiah sebesar Rp 46.402 miliar pada akhir tahun 2012 atau meningkat sebesar 27,4% dibandingkan dengan akhir tahun 2011. Dana pihak ketiga dalam denominasi mata uang asing sebesar ekuivalen Rp 14.359 miliar atau meningkat sebesar 30,7% dibandingkan dengan tahun 2011.
The composition of third-party funds by Rupiah and foreign currency denominations represent 76.4% and 23.6% at the end of 2012. Third-party funds in Rupiah amounted to Rp 46,402 billion at the end of 2012 or increasing by 27.4% from year-end balance in 2011. At the same time, third-party funds in foreign currencies accounted for an equivalent amount of Rp 14,359 billion, also rising from 2011 by about 30.7%.
Komposisi Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Distribusi Wilayah Third Party Fund Composition By Region
2.7% 10.4%
2012
3.0%
1.2% Jawa & Bali
2011
11.2%
1.8%
Java & Bali
Sumatera Sumatera
Kalimantan Kalimantan
Sulawesi & Lainnya Sulawesi & Others
85.7%
84.0%
Berdasarkan distribusi wilayah, kontribusi terbesar adalah wilayah Jawa dan Bali sebesar 85,7% dari total Dana Pihak Ketiga pada akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 52.076 miliar, meningkat sebesar 30,7% dari 31 Desember 2011. Sedangkan, Sumatera memberikan kontribusi sebesar 10,4% dari total Dana Pihak Ketiga di akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 6.327 miliar, meningkat sebesar 19,3% dari 31 Desember 2011. Kemudian, untuk Kalimantan sebesar 2,7% dari total Dana Pihak Ketiga di akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 1.634 miliar, meningkat sebesar 14,4% dari 31 Desember 2011, serta Sulawesi dan lainnya sebesar 1,2% dari total Dana Pihak Ketiga di akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 723 miliar, menurun sebesar 14,9% dari 31 Desember 2011.
By area, the largest contribution was provided by Java and Bali regions with 85.7% of total third-party funds at the end of 2012 or a total of Rp 52,076 billion, which was higher by 30.7% from its December 31, 2011 position. Meanwhile, Sumatera accounted for 10.4% of total third-party funds at the year-end 2012 or the amount of Rp 6,327 billion, increasing by 19.3% from the December 31, 2011 balance. Kalimantan provided 2.7% of total third-party funds at the end of 2012 or accounting for Rp 1,634 billion and a 14.4% increase from its position as at December 31, 2011, whereas Sulawesi and other areas contributed the remaining 1.2% of total third-party funds at the end of 2012 with a total of Rp 723 billion and decreasing 14.9% from December 31, 2011.
Obligasi Subordinasi
Subordinated Bonds
Total obligasi subordinasi setelah dikurangi oleh biaya emisi yang belum diamortisasi tercatat sebesar Rp 1.475 miliar pada 31 Desember 2012.
Total outstanding subordinated bonds, net of unamortized issue costs, was recorded at Rp 1,475 billion as of December 31, 2012.
OCBC NISP Annual Report 2012
277
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Jumlah Obligasi Subordinasi yang Diterbitkan Bank OCBC NISP
Outstanding Total Subordinated Bonds Issued by Bank OCBC NISP
yang Masih Beredar Obligasi
Jumlah Nominal
Tingkat Bunga Tetap
Jangka Waktu
Peringkat
Tanggal Efektif Bapepam-LK
Jatuh Tempo
Jumlah Terhutang
Bonds
Principal
Fixed Interest Rate
Tenor
Rating
Effective Date
Maturity Date
Outstanding
11,1% (5 tahun pertama) dan 19,1% (5 tahun kedua) 11.1% (first 5 years) and 19.1% (second 5 years)
10 tahun
AA+
28 Pebruari 2008
Rp 600 miliar
10 years
AA+
February 28, 2008
11 Maret 2018 / 12 Maret 2013, jika terjadi opsi pembayaran March 11, 2008 / March 12, 2013 if the option to repay is exercised
11,35%
7 tahun
AA (idn)
24 Juni 2010
30 Juni 2017
Rp 880 miliar
11.35%
7 years
AA (idn)
June 24, 2010
June 30, 2017
Rp 880 billion
Obligasi Subordinasi NISP II2008
Rp 600 miliar
Subordinated Bonds II-2008 Bank NISP
Rp 600 billion
Obligasi Subordinasi NISP III2010 Subordinated Bonds III-2010 Bank NISP
Rp 880 miliar Rp 880 billion
Total Obligasi Subordinasi Terhutang Sebelum Dikurangi Biaya Emisi yang Belum Diamortisasi sampai dengan 31 Desember 2012 Outstanding Total Subordinated Bonds Before Net off with Unamortised Bonds Issuance Cost as at December 31, 2012
278
Rp 600 billion
Rp 1.480 miliar Rp 1,480 billion
Pada tanggal 30 Juni 2010, Bank menerbitkan Obligasi Subordinasi III sebesar Rp 880 miliar dengan Wali Amanat dari penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mega Tbk. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012 peringkat obligasi ini menurut PT Fitch Ratings Indonesia adalah AA (idn). Seluruh dananya setelah dikurangi biaya-biaya emisi digunakan untuk pertumbuhan aset yang menghasilkan dalam bentuk penyaluran Kredit dan untuk memperkuat struktur pendanaan jangka panjang Bank. Obligasi Subordinasi diterbitkan tanpa warkat, berjangka waktu 7 tahun terhitung sejak tanggal emisi dan dengan tingkat bunga tetap 11,35% per tahun. Bunga obligasi ini dibayarkan setiap triwulan dan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2017. Untuk tahun 2012, Bank OCBC NISP telah membayar bunga Obligasi Subordinasi III sebesar Rp 99,9 miliar secara tepat waktu dan tepat jumlah.
On June 30, 2010, the Bank issued Subordinated Bonds III in the amount of Rp 880 billion, with PT Bank Mega Tbk serving as the designated trustee. Until December 31, 2012, the bonds were rated AA (idn) by PT Fitch Ratings Indonesia. All the proceeds from the bonds sale, after deducting bond issuance costs, were utilized to grow earning assets through loan disbursement and to reinforce the Bank’s long-term funding structure. The Subordinated Bonds are issued scriptless, for a tenor of 7 years as of the date of issue and bearing a fixed interest rate of 11.35% per annum. The Bonds are payable on a quarterly basis and shall mature on June 30, 2017. In 2012, Bank OCBC NISP made full and timely payment on the interest of the Subordinated Bonds III in the amount of Rp 99.9 billion.
Sebelumnya juga telah dilakukan penerbitan Obligasi Subordinasi II sebesar Rp 600 miliar pada tanggal 12 Maret 2008 dengan Wali Amanat PT Bank Mega Tbk. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012 peringkat obligasi ini menurut PT Pemeringkat Efek Indonesia adalah AA+. Obligasi Subordinasi II diterbitkan tanpa warkat, berjangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal emisi dan dengan tingkat bunga tetap 11,10% per tahun untuk tahun pertama hingga tahun ke lima, selanjutnya sebesar 19,10% per tahun untuk tahun ke enam hingga ke sepuluh. Bank mempunyai hak untuk melakukan pelunasan awal seluruh pokok obligasi subordinasi melalui Wali Amanat (opsi beli) pada hari pertama setelah ulang tahun kelima sejak tanggal emisi, setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia. Bunga obligasi ini dibayarkan setiap triwulan dan jatuh tempo pada tanggal 11 Maret 2018 atau tanggal yang lebih awal yaitu tanggal 12 Maret 2013 jika terjadi opsi pembayaran, pada hari pertama bank setelah ulang tahun emisi tahun kelima. Untuk tahun 2012, Bank OCBC NISP telah membayar bunga Obligasi Subordinasi II sebesar Rp 66,6 miliar secara tepat waktu dan tepat jumlah.
Earlier, the Bank also issued Subordinated Bonds II with value of Rp 600 billion on March 12, 2008, also with PT Bank Mega Tbk as the designated trustee. Until December 31, 2011, these bonds received an AA+ rating from PT Pemeringkat Efek Indonesia. Subordinated Bonds II were issued scriptless for a tenor of 10 years as of the date of issue, bearing a fixed interest rate of 11.10% per annum for the first year through to the fifth year, and subsequently 19.10% per annum for the sixth year until the tenth year. The Bank reserves the right to repay the entire subordinated bonds through the trustee on the first day following the fifth anniversary since the date of issue, once approval from Bank Indonesia has been acquired. The Bonds are payable on a quarterly basis and shall mature on March 11, 2018 or at the earlier date of March 12, 2013, if option to repay is exercised on the first banking day following the fifth anniversary since the date of issue. For the year 2012, Bank OCBC NISP has made full and timely payment on the interest of Subordinated Bonds II in the amount of Rp 66.6 bilion.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Kedua obligasi Subordinasi diperhitungkan sebagai modal pelengkap tingkat bawah (Lower tier 2 Capital) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008.
Both Subordinated Bonds are treated as Lower tier 2 Capital in accordance with Bank Indonesia Regulation No. 10/15/PBI/2008 dated September 24, 2008.
Ekuitas Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 mencapai Rp 8.952 miliar, meningkat sebesar Rp 2.362 miliar atau 35,8% dibandingkan Rp 6.590 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Kenaikan ekuitas ini terutama dikontribusikan oleh hasil penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (right issue) VI pada triwulan II tahun 2012 sebesar Rp 1.505 miliar dan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 915 miliar.
Equity As of December 31, 2012 the Bank has total equity of Rp 8,952 billion, rising by Rp 2,362 billion or 35.8% when compared to Rp 6,590 billion as per December 31, 2011 which was contributed by additional paid-in capital of new shares from the company rights issue VI in the second quarter of 2012 with the amount of Rp 1,505 billion and current-year’s net income of Rp 915 billion.
Rincian total ekuitas Bank OCBC NISP pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The breakdown of Bank OCBC NISP’s total equity as at December 31, 2012 and 2011 is as follows: (In Billion Rupiah, except %)
(Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) Ekuitas
2012
2011
Equity
Modal ditempatkan dan disetor penuh
1,069
12.0%
880
13.3%
Issued and fully paid
Tambahan modal disetor/agio saham
3,690
41.2%
2,373
36.0%
Additional paid-in capital/agio
Keuntungan bersih yang belum direalisasi dari kenaikan nilai wajar efek-efek dan obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
20
0.2%
17
0.3%
Unrealised gain from increase in fair value of available for sale marketable securities and Government bonds net of deffered tax
Saldo laba sudah ditentukan penggunaannya
1
0.0%
1
0.0%
Retained earnings - Appropriated
Saldo laba belum ditentukan penggunaannya
4,172
46.6%
3,319
50.4%
Retained earnings - Unappropriated
Total
8,952
100.0%
6,590
100.0%
Total
Arus Kas Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Cash Flows The cash flows statements are prepared based on the direct method by classifying cash flows into operating, investing and financing activities.
Tabel di bawah ini menampilkan data historis mengenai arus kas Bank OCBC NISP untuk tahun 2012 dan 2011:
The table below provides historical data on Bank OCBC NISP’s cash flows for the years of 2012 dan 2011. (In Billion Rupiah)
(Dalam Miliar Rupiah)
Keterangan
2012
2011
Description
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
2,198
1,915
Net Cash Flows Provided from In Operating Activities
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(2,583)
(1,014)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
1,215
291
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun 2012 sebesar Rp 2.198 miliar atau meningkat sebesar 14,8% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 1.915 miliar, antara lain dikarenakan peningkatan dari simpanan nasabah sebesar 66,9%.
Net Cash Used in Investing Activities Net Cash Provided from Financing Activities
Net Cash Flows Provided From Operating Activities Net cash provided from operating activities in 2012 was Rp 2,198 billion, increasing 14.8% in comparison to net cash generated in 2011 with amount of Rp 1,915 billion, among others derived from a 66.9% increase in third party funds.
OCBC NISP Annual Report 2012
279
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2012 sebesar Rp 2.583 miliar atau meningkat sebesar 154,7% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 1.014 miliar, dikarenakan peningkatan dari aktivitas pembelian efek-efek dan obligasi Pemerintah tersedia untuk dijual sebesar 31,4%.
Net Cash Flows Used In Investing Activities Net cash used in investing activities during 2012 was Rp 2,583 billion or increasing 154.7% compared to net cash used during the year 2011 of Rp 1,014 billion. This was largely due to the Bank’s increased activities in purchasing of marketable securities and government bonds available for sale by 31.4%
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan pada tahun 2012 sebesar Rp 1.215 miliar atau meningkat sebesar 317,5% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 291 miliar, terutama dikarenakan pada tahun 2012 Bank OCBC NISP menerbitkan saham baru sehubungan penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu VI sebesar Rp 1.505 miliar dan dikompensasi dengan pembayaran pinjaman yang diterima sebesar Rp 290 miliar.
Net Cash Flows Provided From Financing Activities Net cash provided by financing activities in 2012 was Rp 1,215 billion or increasing by 317.5% compared to Rp 291 billion of net cash provided during 2011. This was because in 2012 Bank OCBC NISP issued new shares in relation with Rights Issue VI worth Rp 1,505 billion, which was compensated with payment of borrowings in the amount of Rp 290 billion.
KINERJA UNIT BISNIS TAHUN BERJALAN
CURRENT BUSINESS UNITS PERFORMANCE
Segmen Korporasi
Corporate Segment
Total pendapatan operasional lainnya segmen korporasi sebesar Rp 164 miliar diperoleh terutama dari transaksi ekspor-impor, transaksi valuta asing, investment banking dan jasa remittance masing-masing sebesar Rp 63 miliar, Rp 39 miliar, Rp 16 miliar dan Rp 22 miliar atau sebesar 38,4%, 24,0%, 10,0% dan 13,2% dari total pendapatan operasional lainnya.
The Corporate segment also obtained other operating income in the amount of Rp 164 billion, predominantly from export-import transactions, foreign currency transactions, investment banking and remittance services, respectively with Rp 63 billion, Rp 39 billion, Rp 16 billion and Rp 22 billion or equivalent to 38.4%, 24.0%, 10.0% and 13.2% of other operating income in total.
Kredit segmen korporasi berkontribusi sebesar 40,4% dari total Kredit bruto yang disalurkan pada akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 21.354 miliar, meningkat sebesar 27,5% atau Rp 4.602 miliar dibandingkan akhir tahun 2011. Rasio NPL bruto sebesar 0,1% di akhir tahun 2012, turun dibandingkan 0,3% pada akhir tahun sebelumnya.
Corporate segment credit contributed 40.4% of total gross loans as of the end of 2012 or in amount of Rp 21,354 billion, rising by 27.5% or Rp 4,602 billion compared to year-end 2011. Gross NPL of 0.1% at the end of 2012 reflected a reduction from 0.3% at the end of the previous year.
Total dana pihak ketiga segmen korporasi mencapai Rp 15.911 miliar pada akhir tahun 2012, naik sebesar 52,8% atau Rp 5.499 miliar dibandingkan akhir tahun 2011. Deposito berjangka masih memberikan kontribusi terbesar sebesar 70,3% dari total dana pihak ketiga, kemudian disusul oleh giro dan tabungan masing masing sebesar 29,5% dan 0,3% dari total dana pihak ketiga.
Third-party funds generated by the corporate segment reached Rp 15,911 billion at the end of 2012, up by 52.8% or Rp 5,499 billion when compared to end of 2011. Time deposits were still the largest contributor with 70.3% of total third-party funds, followed by current accounts and saving accounts, each with 29.5% and 0.3% of total third-party funds.
Segmen korporasi mengupayakan pertumbuhan bisnis dengan melakukan inisiatif-inisiatif sebagai berikut:
The corporate segment promoted business growth by the following initiatives: - Growing loans portfolio for industry groups in accordance with the Target Markets classified within the Grow category. - Strengthening network outside of the greater Jakarta area (Jabodetabek) to support business growth.
Pada tahun 2012, segmen Korporasi (kredit usaha dengan jumlah lebih dari Rp 50 miliar) memberikan kontribusi sebesar Rp 696 miliar atau 27,1% terhadap total penghasilan bunga bersih Bank. Dari total penghasilan bunga bersih segmen korporasi, sebesar Rp 545 miliar atau 78,3% diperoleh dari aktivitas pemberian Kredit, sedangkan yang diperoleh dari dana pihak ketiga sebesar Rp 96 miliar atau 13,8%.
- -
280
Meningkatkan portfolio kredit untuk kelompok industri sesuai dengan Target Market yang termasuk dalam kategori Grow. Memperkuat jaringan di luar Jabodetabek untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
In 2012, the corporate segment (business loans exceeding Rp 50 billion) contributed Rp 696 billion or 27.1% to Bank OCBC NISP’s total net interest income. From net interest income earned by the corporate segment, a total of Rp 545 billion or equivalent to 78.3% was derived from lending activities, while third-party funds generated Rp 96 billion or 13.8%.
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
- -
- -
-
-
-
-
Memperluas portfolio nasabah dengan menambah nasabah baru. Memperdalam hubungan dengan nasabah sehingga dapat meningkatkan pendapatan non bunga melalui transaksi forex, trade finance dan cash management yang telah ada saat ini. Memperbaiki Loan to Deposit Ratio dengan meningkatkan dana pihak ketiga, terutama dari giro. Menjaga kualitas portfolio kredit dengan melakukan monitoring terhadap pemenuhan syarat – syarat kredit dan peraturan–peraturan lainnya Membangun kompetensi sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan melalui quality recruitment dan pelatihan yang efektif. Melakukan cross selling bersama tim Transaction Banking, Treasury, dan Value Chain serta melakukan referral antar segmen guna meningkatkan transaksi dan aktivitas nasabah melalui penjualan produk non kredit. Melakukan perbaikan secara terus-menerus dalam proses pemberian kredit dan pelayanan kepada nasabah dengan tetap mengacu kepada “customer focus”; “kualitas kredit yang baik” dan “ professionalisme”.
Khususnya Financial Institution, akan berupaya terus untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah Financial Institution serta meningkatkan kerjasama dengan lembaga keuangan nasional maupun internasional, seperti mengkonsolidasikan jaringan bank koresponden sesuai dengan kebutuhan bisnis serta terus mengoptimalkan jaringan OCBC Group untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah, menyediakan fasilitas antar-bank (FKAB) dan lembaga keuangan non-bank untuk mendukung kegiatan transaksi treasury, trade financing dan pinjaman, meningkatkan kerjasama dengan lembaga keuangan bank & non bank di bidang ekspor melalui fasilitas diskonto wesel ekspor dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada nasabah.
- -
- -
-
-
-
-
Expanding customer portfolio by acquairing new customers. Deepening relationship with customers in order to generate higher non-interest income through forex, trade finance dan cash management transactions. Improving Loan to Deposit Ratio by growing third party funds, especially current accounts. Sustaining the quality of loans portfolio by performing monitoring on overall compliance with the credit terms and other prevailing regulations Building human capital competencies in accordance with existing needs through quality recruitment and effective training. Increasing customer activities and transactions by selling noncredit products through cross selling in coordination with the Transaction Banking, Treasury, and Value Chain teams as well as active referral across segments. Continuous improvement in the lending process and customer services with alignment to “customer focus”; “good credit quality” and “ professionalism”. Particularly for Financial Institution, continuous efforts to
improve services to Financial Institution customers and better coordination with national and international financial institutions, such as consolidating network of correspondence banks to suit the business needs and optimizing the OCBC Group network consistently to improve service to customers, providing inter-bank facilities as well as with other non-bank financial institutions to support treasury, trade financing and lending activities, more extensive collaboration with bank & non bank financial institutions in export activities through discounted export bills facilities to improve services to customers.
Segmen Komersial Pada tahun 2012, segmen Komersial termasuk kredit Mikro (kredit usaha dengan jumlah sampai dengan Rp 50 miliar) memberikan kontribusi sebesar Rp 859 miliar atau 33,5% terhadap total penghasilan bunga bersih Bank. Seperti segmen korporasi, pendapatan bunga bersih segmen komersial diperoleh sebagian besar dari aktivitas penyaluran kredit dan dana pihak ketiga masing-masing sebesar Rp 683 miliar dan Rp 170 miliar atau sebesar 79,5% dan 19,8% dari keseluruhan pendapatan bunga bersih segmen tersebut.
Commercial Segment In 2012, the Commercial segment, including micro credit (business loans with value of up to Rp 50 billion) contributed Rp 859 billion or 33.5% to Bank OCBC NISP’s total net interest income. As with the corporate segment, net interest income earned by the commercial segment was mostly derived from lending with Rp 683 billion and third-party funds with Rp 170 billion, or respectively equivalent to 79.5%and 19.8% of total net interest income from this business segment.
Total pendapatan operasional lainnya segmen komersial sebesar Rp 156 miliar diperoleh terutama dari transaksi ekspor-impor, transaksi valuta asing, penyaluran kredit dan transaksi perbankan lainnya masing masing sebesar Rp 33 miliar, Rp 36 miliar, Rp 24 miliar dan Rp 25 miliar atau sebesar 21,1%, 23,0%, 15,5% dan 15,8% dari total pendapatan operasional lainnya.
Other operating income from the commercial segment amounting Rp 156 billion was obtained from export-import transactions, foreign currency transactions, lending activities and other banking transactions for respective amounts of Rp 33 billion, Rp 36 billion, Rp 24 billion and Rp 25 billion, accounting for 21.1%, 23.0%, 15.5% and 15.8% of other operating income.
OCBC NISP Annual Report 2012
281
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
282
Segmen komersial berkontribusi sebesar 35,0% dari total Kredit bruto Bank di akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 18.538 miliar, meningkat sebesar 32,5% atau Rp 4.547 miliar dibandingkan akhir tahun 2011. Rasio NPL bruto sebesar 1,3% di tahun 2012, turun dibandingkan 1,9% pada tahun sebelumnya.
The commercial segment accounted for 35.0% of Bank OCBC NISP’s gross loans at the end of 2012 or Rp 18,538 billion, which increased by 32.5% or Rp 4,547 billion compared to year-end 2011. Gross NPL was down to 1.3% in 2012, from 1.9% in the previous year.
Total dana pihak ketiga segmen komersial mencapai Rp 12.178 miliar pada akhir tahun 2012, naik sebesar 39,7% atau Rp 3.464 miliar dibandingkan akhir tahun 2011. Deposito berjangka memberikan kontribusi terbesar sebesar 52,3% dari total dana pihak ketiga, kemudian disusul oleh giro sebesar 47,7% dari total dana pihak ketiga.
Third-party funds in the commercial segment reached Rp 12,178 billion at the end of 2012, up by 39.7% or Rp 3,464 billion compared to year-end 2011. Time deposits provided the largest contribution with 52.3% of total third-party funds, followed by current accounts with 47.7%.
Segmen komersial mengupayakan pertumbuhan bisnis dengan melakukan inisiatif-inisiatif sebagai berikut: - Target pertumbuhan kredit di segmen komersial akan ditetapkan berdasarkan potensi yang ada di masing-masing wilayah. - Mengaplikasikan dan memperbaiki secara kontinu proses kredit yang ada, agar dapat menjadi proses kredit yang terpadu dan dapat diandalkan (fast & reliable credit process), dengan senantiasa menitikberatkan pada kebutuhan dan pelayanan yang baik kepada nasabah (customer oriented). - Menerapkan dan memperbaiki secara kontinu post approval monitoring terhadap kredit yang sedang berjalan untuk memastikan bahwa seluruh persyaratan kredit (terms & conditions) telah diterapkan dengan benar. - Membangun budaya cross selling yang lebih baik melalui koordinasi yang efektif antara business unit, product owner, dan unit support seperti melakukan meeting pipeline bersama, joint visit ke nasabah, joint event, dan lainnya. - Lebih fokus dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis di bagian funding - Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui programprogram pelatihan (training roadmap) yang dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan pihak internal maupun eksternal dan menyesuaikan dengan kebutuhan. Pelatihan yang diberikan akan dititikberatkan pada kemampuan leadership, selling skill, analisa keuangan dan analisa kredit, product knowledge, serta industry knowledge.
The commercial segment promoted business growth by the following initiatives: - Loans growth targets within the Commercial segment will be determined based on existing potentials by respective areas. - Continuous application and improvements of the existing lending process, in pursuit of Bank’s fast & reliable credit process, by giving constant attention to customer oriented services.
Segmen Konsumer Pada tahun 2012, segmen konsumer memberikan kontribusi sebesar Rp 672 miliar atau 26,2% terhadap total penghasilan bunga bersih Bank. Penghasilan bunga bersih segmen konsumer terutama dikontribusikan dari dana pihak ketiga dan aktivitas penyaluran kredit masing-masing sebesar Rp 369 miliar dan Rp 298 miliar atau sebesar 55,0% dan 44,3% dari keseluruhan pendapatan bunga bersih segmen tersebut.
Consumer Segment In 2012, the consumer segment contributed a total of Rp 672 billion or 26.2% to Bank OCBC NISP’s net interest income. The consumer segment primarily generated net interest income from third-party funds and lending activities, respectively with Rp 369 billion and Rp 298 billion or equivalent to 55.0%and 44.3% of net interest income earned by this segment.
Total pendapatan operasional lainnya segmen konsumer sebesar Rp 330 miliar diperoleh terutama dari asuransi, administrasi dana pihak ketiga, e-channel dan aktivitas penyaluran kredit masingmasing sebesar Rp 86 miliar, Rp 58 miliar, Rp 35 miliar dan Rp 27 miliar atau sebesar 26,2%, 17,5% , 10,5% dan 8,2% dari total pendapatan operasional lainnya.
Other operating income from the consumer segment totaling Rp 330 billion was earned principally from insurance, third-party funds administration, e-channel and lending with respective amounts of Rp 86 billion, Rp 58 billion, Rp 35 billion and Rp 27 billion or corresponding to 26.2%, 17.5%, 10.5% and 8.2% from the segment’s other operating income.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
-
Continuous implementation and improvement of post approval monitoring on outstanding loans in order to provide assurance that all credit terms & conditions have been appropriately implemented.
-
Building a better cross selling culture by more effective coordination between business units, product owners, and support units such as: holding meeting pipeline, joint visits to customers, joint events, and so on. More focused in driving business growth in terms of funding. Ongoing improvement in the quality of human capital in line with the training roadmap, by involving internal and external parties and constantly aligning with existing needs. Trainig programs will be emphasized on leadership abilities, selling skills, financial analysis and credit analysis, product knowledge, as well as industry knowledge.
- -
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Kredit segmen konsumer (termasuk pinjaman karyawan) memberikan kontribusi sebesar 24,6% dari total Kredit bruto Bank OCBC NISP pada akhir tahun 2012 atau sebesar Rp 13.005 miliar, meningkat sebesar 23,5% dari akhir tahun 2011. Rasio NPL bruto sebesar 1,6% di tahun 2012, turun dibandingkan 2,0% pada tahun sebelumnya.
Consumer loans (including employee loans) contributed 24.6% to Bank OCBC NISP’s total gross loans at the end of 2012 or equivalent to Rp 13,005 billion, growing by 23.5% from year-end 2011. Gross NPL was 1.6% for 2012, dropping from 2.0% in the previous year.
Total dana pihak ketiga segmen konsumer mencapai Rp 32.672 miliar pada akhir tahun 2012, meningkat sebesar 15,7% dibandingkan akhir tahun 2011. Tabungan memberikan kontribusi terbesar sebesar 56,6% dari total dana pihak ketiga, kemudian disusul oleh deposito berjangka dan giro masing-masing sebesar 39,9% dan 3,5% dari total dana pihak ketiga.
Third-party funds of the consumer segment reached Rp 32,672 billion by the end of 2012, increasing by 15.7% compared to the end of 2011. Saving accounts gave the largest contribution at 56.6% to total third-party funds, followed by time deposits and current accounts at 39.9% and 3.5% respectively.
Segmen konsumer mengupayakan pertumbuhan bisnis dengan melakukan inisiatif-inisiatif sebagai berikut: - Meluncurkan program promosi untuk campaign tabungan agar lebih meningkatkan awareness kepada seluruh customer dan potential customer. - Produk tabungan difokuskan pada produk unggulan Tanda 360
The consumer segment promoted business growth by the following initiatives: - Launching promotional programs for a saving campaign aimed at increasing awareness of all existing and potential customers. - Saving products are focused on best-selling Tanda 360 as the
-
-
-
-
-
-
-
sebagai anchor untuk akuisisi nasabah baru dengan didukung produk TAKA (tabungan berjangka), dan Tanda 360 Premium. Peningkatan kualitas customer experience sebagai bagian dari diferensiasi layanan bank. Optimalisasi jaringan kantor dan ATM, pembukaan kantor baru dan ATM di lokasi yang potensial untuk melayani nasabah lebih baik. Program akusisi untuk mendorong pertumbuhan nasabah baru dan program loyalty untuk aktivasi serta cross sell terhadap nasabah yang sudah ada. Di bidang kredit konsumsi khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pemilikan Mobil (KPM) dan Kredit Multi Guna (KMG) terus dilakukan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan, diantaranya fokus dalam mempererat hubungan dengan pihak eksternal baik dengan Developer Property Agent maupun Dealer potensial, mengembangkan produk-produk kredit konsumsi melalui program bundling, cross selling dan collective loan, secara bertahap melakukan implementasi Loan Origination System (LOS) secara nasional, meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi Sales Force atas Produk Secured Loan melalui program edukasi dan training.
Di bidang e-channel, upaya pengembangan layanan akan terus ditingkatkan, diantaranya melalui penambahan billers dan pengembangan fasilitas lifestyle serta akan dilakukan juga peningkatan user Internet Banking dan Mobile Banking melalui semua front liner cabang untuk memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhan transaksi perbankan dimanapun dan kapanpun. Meningkatkan fee based income dari bisnis wealth management dengan cara mengembangkan produk-produk life insurance, general insurance dan produk-produk reksadana untuk memberikan berbagai alternatif produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
- -
-
-
-
anchor product in acquiring new customers, supported by TAKA (planned savings), and Tanda 360 Premium. Improvement in the quality of customer experience as a bank service differentiation strategy. Optimalization of the Bank’s office and ATM network, opening new branch offices for better quality of service delivery. Acquisition programs designed to drive growth of new customers and loyalty programs intended for activation and cross selling activities targeting existing customers. Initiatives targeting continuous growth in consumer loans, particularly through mortgage, automotive loans and multipurpose loan, include focus on strengthening relationship with external parties, such as Developer Property Agents and Dealers, developing consumer loan products through bundling, cross selling and collective loans, gradual nationwide implementation of Loan Origination System (LOS), improving the knowledge, skills and competencies of Bank Sales Force in Secured Loan products through training and education programs. Efforts in e-channel service development will be consistently enhanced, among others by adding billers and developing lifestyle facilities as well as growing the number of Internet Banking dan Mobile Banking users via branch front liners by highlighting convenience afforded to customers in making their banking transactions anytime and anywhere. Increasing fee-based income from the wealth management business by way of developing life insurance, general insurance and mutual funds products in order to provide a large variety of product alternatives in line with customer needs.
OCBC NISP Annual Report 2012
283
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
-
Di bidang kartu kredit, target segmen yang dituju adalah affluent segment & kalangan profesional untuk pemegang kartu kredit Liquid Platinum serta kawula muda untuk kartu kredit Solid Titanium. Pemasaran kartu kredit ini dilakukan oleh para Front Liners di cabang-cabang dan Telemarketing melalui strategi cross selling kepada nasabah-nasabah yang telah memiliki produk Bank OCBC NISP serta Direct Sales channel untuk nasabah baru, yang memenuhi kriteria kelayakan yang telah ditetapkan.
For credit cards, target markets consist of the affluent segment & profesionals for the Bank’s Liquid Platinum card and the young generation for the Solid Titanium card. Marketing activities related to credit cards are handled by Front Liners in branches and Telemarketing team via a cross selling mechanism to existing customers who already use other Bank OCBC NISP products as well as through Direct Sales channel to acquire new eligible customers who fulfill pre-determined conditions and criteria.
Unit Usaha Syariah Sampai dengan akhir Desember 2012, pertumbuhan bisnis Unit Usaha Syariah Bank OCBC NISP sangat menggembirakan, hal ini terlihat dari pertumbuhan pembiayaan dan pertumbuhan dana yang dihimpun. Pada akhir tahun 2012, Jumlah pembiayaan tercatat sebesar Rp 647 miliar dan penghimpunan dana sebesar Rp 593 miliar. Sementara itu komposisi dana yang dihimpun dari tabungan dan giro menurun dari 83% pada akhir Desember 2011 menjadi 74% pada akhir Desember 2012.
Sharia Business Unit Up to the end of December 2012, the growth in Bank OCBC NISP’s Sharia Business Unit is highly encouraging, as is reflected in the growth of both financing and funds raised. At the end of 2012, total financing was recorded to Rp 647 billion and total funds collected Rp 593 billion. For funding portfolio, portion in saving accounts and current accounts dropped from 83% at the end of December 2011 to 74% at the end of December 2012.
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan bisnis, Unit Usaha Syariah melakukan beberapa inisiatif seperti :
To promote business growth, the Sharia business carried out the following initiatives:
•
•
•
Menjaga dan mempertahankan pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga serta Pembiayaan Unit Usaha Syariah Bank OCBC NISP dan tetap memberikan kontribusi keuntungan (laba) kepada Bank OCBC NISP. Konsisten kepada pasar rasionalis dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip syariah dan benefit dari produk dan layanan. Strategi pengembangan di bidang IT (Information Technology) akan tetap menggunakan CBS (Core Banking System) yang ada dengan pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan bisnis syariah.
Selama tahun 2012, Unit Usaha Syariah Bank OCBC NISP telah melakukan pembukaan Kantor Cabang Syariah Makassar dan Kantor Cabang Syariah Medan. Untuk lebih dekat dengan para nasabahnya Unit Usaha Syariah OCBC NISP telah melakukan pembukaan: • 10 Kantor Layanan Syariah di propinsi Jawa Barat, • 11 Kantor Layanan Syariah di propinsi Jawa Timur, • • •
284
-
4 Kantor Layanan Syariah di propinsi Sulawesi Selatan, 11 Kantor Layanan Syariah di propinsi Sumatera Utara, 24 Kantor Layanan Syariah di area Jabodetabek.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
•
•
•
Sustain and secure growth performance in assets, third party funding and financing by Bank OCBC NISP’s Sharia business unit and profit contribution to Bank OCBC NISP. Maintain consistency with the rationalist market, with emphasis on upholding sharia principles and benefits of products and services provided. Strategy related to Information Technology development will lie on using the Bank’s current CBS (Core Banking System) and making developments as dictated by the needs of the Sharia business.
During 2012, Bank OCBC NISP’s Sharia business unit opened Makassar Sharia branch office and Medan Sharia branch office. To deepen presence among its customers, OCBC NISP Sharia made the following branch opening: • 10 Sharia office channelling in West Java, • 11 Sharia office channelling East Java, • 4 Sharia office channelling in South Sulawesi, • •
11 Sharia office channelling in North Sumatera, 24 Sharia office channelling in the greater Jakarta area (Jabodetabek).
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
INFORMASI PENTING LAINNYA
OTHER IMPORTANT INFORMATION
Struktur Modal
Capital Structure
Komposisi kepemilikan saham Bank OCBC NISP pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
The composition of ownership of Bank OCBC NISP’s shares as of December 31, 2012 is as follows:
Nilai Nominal Saham Biasa Rp 125 Per Saham Common Shares Nominal Value Rp 125 Per Shares Keterangan
Modal Dasar
Jumlah Saham Number of Shares 28,000,000,000
Description
Nominal (Rp) Amount (Rp)
%
3,500,000,000,000
Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: - OCBC Overseas Investment Pte. Ltd.
Issued and Fully paid: 7,273,245,613
909,155,701,625
85.08
Pramukti Surjaudaja
113,439
14,179,875
0.00
Hardi Juganda
48,560
6,070,000
0.00
- Dewan Komisaris
Board of Commissioners -
- Direksi Parwati Surjaudaja
1,105,224
138,153,000
1,274,405,559
159,300,694,875
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
8,548,918,395
1,068,614,799,375
19,451,081,605
2,431,385,200,625
Komposisi kepemilikan saham Bank OCBC NISP pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
0.01
Parwati Surjaudaja Other Shareholders (ownership interest each below 5%)
100.00
The composition of ownership of Bank OCBC NISP’s shares as of December 31, 2011 is as follows:
Nilai nominal saham biasa Rp 125 per saham Common Shares Nominal Value Rp 125 Per Shares
Hardi Juganda - Pemegang saham lainnya (kepemilikan masing-masing dibawah 5%) Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel
Description
Jumlah Saham Number of Shares
Nominal (Rp) Amount (Rp)
28,000,000,000
3,500,000,000,000
5,989,781,732
748,722,716,500
85.06
93,443
11,680,375
0.00
910,400
113,800,000
0.01
40,000
5,000,000
0.00
Hardi Juganda
% Authorized Capital Issued and Fully paid: OCBC Overseas Investment Pte. Ltd Board of Commissioners -
- Direksi Parwati Surjaudaja
Total Issued and Fully Paid Total Shares on Portapel
- Dewan Komisaris Pramukti Surjaudaja
Hardi Juganda
14.91
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: - OCBC Overseas Investment Pte. Ltd.
Pramukti Surjaudaja Board of Directors -
Pemegang saham lainnya (kepemilikan masing-masing dibawah 5%)
Jumlah Saham Dalam Portepel
OCBC Overseas Investment Pte. Ltd -
Pramukti Surjaudaja Board of Directors Parwati Surjaudaja
1,051,117,090
131,389,636,250
14.93
Other Shareholders (ownership interest each below 5%)
7,041,942,665
880,242,833,125
100.00
Total Issued and Fully Paid
20,958,057,335
2,619,757,166,875
Total Shares on Portapel
OCBC NISP Annual Report 2012
285
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Adapun rincian ekuitas Bank OCBC NISP pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut :
The breakdown of Bank OCBC NISP’s equity as at December 31, 2012 and 2011 is as follows:
(Dalam Miliar Rupiah)
Keterangan
(In Billion Rupiah)
2012
2011
Description
Modal ditempatkan dan disetor penuh
1,069
880
Issued and fully paid
Tambahan modal disetor/agio saham
3,690
2,373
Additional paid-in Capital/agio
20
17
Unrealised gain from increase in fair value of available for sale marketable securities and Government bonds net of defferred tax
Saldo laba
4,173
3,320
Retained earnings
Total
8,952
6,590
Total
Keuntungan bersih yang belum direalisasi dari kenaikan nilai wajar efek-efek dan obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
Pengelolaan permodalan Bank OCBC NISP dilakukan untuk meyakinkan bahwa Bank OCBC NISP memiliki modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan usaha, memastikan struktur permodalan yang efisien dan memenuhi ketentuan permodalan dari regulator dengan mempertahankan target rasio kecukupan modal (CAR) minimum sebesar 13%. Kebijakan Bank dalam pengelolaan modal adalah menjaga modal yang kuat untuk menjaga kepercayaan investor, deposan, kreditur dan pasar, dan
Bank OCBC NISP’s capital management seeks to ensure that there is constant solid capital to support business growth, ensure efficient capital structure and comply with capital requirement regulations by maintaining capital adequacy ratio at minimum 13%. Bank OCBC NISP’s capital management policies aim to secure a strong capital to maintain the confidence of investors, depositors, creditors and the market. They must also support overall business development and consider an optimum level of return to shareholders, while maintaining a balance between high return and a higher gearing ratio, as well as security derived from a strong capital position.
Dalam rangka memperkuat struktur modal, Bank OCBC NISP melakukan penawaran umum terbatas atau Rights Issue VI Bank OCBC NISP. Dari sebesar 1.506.975.730 saham yang ditawarkan, pemesanan yang masuk sebesar 1.682.000.179 saham atau terdapat kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 12%. Melalui Rights Issue VI ini, Bank OCBC NISP memperoleh tambahan dana sebesar Rp 1,5 triliun, yang disalurkan seluruhnya ke dalam aset dan akan digunakan untuk penempatan aset produktif dimana seluruhnya akan dipergunakan untuk penyaluran kredit, setelah dikurangi biaya emisi.
In order to strengthen the capital structure, Bank OCBC NISP held Limited Public Offerings or Rights Issue VI Bank OCBC NISP. Of 1,506,975,730 shares offered, a demand of 1,682,000,179 shares occurred, or oversubscribed by 12%. Through Rights Issue VI, Bank OCBC NISP obtained additional funding of Rp 1.5 trillion, which were used towards earning assets, entirely for loans, after deducting for Right Issues VI cost.
Disamping menerbitkan rights pada tahun 2012, Bank OCBC NISP juga telah melakukan diversifikasi pendanaan jangka panjang melalui penerbitan: - Obligasi Subordinasi III pada tanggal 30 Juni 2010 sebesar Rp 880 miliar. Seluruh dananya setelah dikurangi biaya-biaya emisi digunakan untuk pertumbuhan aset yang menghasilkan dalam bentuk penyaluran kredit dan untuk memperkuat struktur pendanaan jangka panjang Bank. Obligasi Subordinasi diterbitkan tanpa warkat, berjangka waktu 7 tahun terhitung sejak tanggal emisi dan dengan tingkat bunga tetap 11,35% per tahun. - Obligasi Subordinasi II sebesar Rp 600 miliar pada tanggal 12 Maret 2008, berjangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal emisi dan dengan tingkat bunga tetap 11,10% per tahun untuk tahun pertama hingga tahun ke lima, selanjutnya sebesar
In addition to the issuance of Rights in 2012, Bank OCBC NISP also diversified long-term funding through the issuance of:
untuk mendukung perkembangan usaha serta mempertimbangkan tingkat pengembalian modal yang optimal bagi pemegang saham, menjaga keseimbangan antara tingkat pengembalian yang tinggi dengan gearing ratio yang lebih besar serta keamanan yang diperoleh dari posisi modal yang kuat.
286
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
-
-
Subordinated Bonds III on June 30, 2010 amounted to Rp 880 billion. The entire funds, after deducting the costs of issuance, were used for the growth of earning assets in the form of loans and to strengthen the Bank’s long-term financing structure. Subordinated Bonds are issued on a scriptless basis for a 7-year term from the date of issuance with fixed interest rate of 11.35% per year. Subordinated Bonds II amounted to Rp 600 billion on March 12, 2008, with a term of 10 years from the date of issuance and with the fixed interest rate of 11.10% per annum for the first five years, followed by 19.10% per annum for the sixth to tenth year. Bank reserves the right to repay the entire subordinated bonds
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
through the Trustees (purchase option) on the first day after the fifth anniversary since the issuance date upon approval from Bank Indonesia.
19,10% per tahun untuk tahun ke enam hingga ke sepuluh. Bank mempunyai hak untuk melakukan pelunasan awal seluruh pokok obligasi subordinasi melalui Wali Amanat (opsi beli) pada hari pertama setelah ulang tahun kelima sejak tanggal emisi, setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia. Obligasi Bonds
Jumlah Nominal Principal
Obligasi Subordinasi Bank NISP II-2008
Rp 600 miliar
Subordinated Bonds II-2008 Bank NISP
Rp 600 billion
Obligasi Subordinasi Bank NISP III-2010
Rp 880 miliar
11,35%
7 tahun
30 Juni 2017
Subordinated Bonds III-2010 Bank NISP
Rp 880 billion
11.35%
7 years
June 30, 2017
No. 1.
2.
Tingkat Bunga Tetap
Jangka Waktu Tenor
Fixed Interest Rate 11,1% (5 tahun pertama) dan 19,1% (5 tahun kedua) 11.1% (first 5 years) and 19.1% (second five years
Jatuh Tempo Maturity Date
10 tahun
11 Maret 2018 / 12 Maret 2013, jika terjadi opsi pembayaran
10 years
March 11, 2018/March 12, 2013 if the option to repay is exercised
Kedua obligasi Subordinasi diperhitungkan sebagai modal pelengkap tingkat bawah (Lower tier 2 Capital) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008. Total obligasi subordinasi setelah dikurangi oleh biaya emisi yang belum diamortisasi tercatat sebesar Rp 1.475 miliar pada 31 Desember 2012.
Both Subordinated Bonds are treated as Lower tier 2 Capital in accordance with Bank Indonesia Regulation No. 10/15/PBI/2008 dated September 24, 2008. The Bank recorded total outstanding subordinated bonds, net of unamortized issuance costs, of Rp 1,475 billion as of December 31, 2012.
Kemampuan Membayar Hutang
Solvency
Lebih lanjut, terkait dengan solvabilitas Bank OCBC NISP dapat terlihat dari kemampuan Bank OCBC NISP dalam melakukan pembayaran atas hutang pokok dan bunga dari obligasi dan obligasi subordinasi. Adapun penjabaran pembayaran atas hutang pokok dan bunga obligasi dan obligasi subordinasi Bank OCBC NISP adalah sebagai berikut:
Furthermore, related to the solvency of Bank OCBC NISP, it can be measured by the Bank’s ability to make payments of the principal and interest on the bonds and subordinated bonds. Details on payment of principal and interest on the bonds and subordinated bonds by Bank OCBC NISP are as follows:
Obligasi
Seri
Jumlah Nominal
Tanggal Efektif
Jangka Waktu
Jatuh Tempo
Bonds
Series
Principal
Effective Date
Tenor
Maturity Date
Obligasi Bank NISP I Tahun 2007
-
Bank NISP I - 2007 Bonds
Keterangan Description
29 Mei 1997
5 tahun
16 Juni 2002
Sudah Lunas
-
May 29, 1997
5 years
June 16, 2002
Repaid
Obligasi Subordinasi I – 2003 Bank NISP
A
10 Maret 2003
10 tahun dengan Opsi Beli pada tahun kelima
10 Maret 2013
Sudah Lunas
Subordinated Bonds I - 2003 Bank NISP
A
March 10, 2003
10 years with Call Option in the fifth year
March 10, 2013
Repaid
Obligasi Subordinasi I – 2003 Bank NISP
B
10 Maret 2003
10 tahun dengan Opsi Beli pada tahun kelima
10 Maret 2013
Sudah Lunas
Subordinated Bonds I - 2003 Bank NISP
B
March 10, 2003
10 years with Call Option in the fifth year
March 10, 2013
Repaid
Rp 150,000,000,000
Rp 455,000,000,000
USD 5,000,000
Bank OCBC NISP telah melunasi pokok obligasi dan obligasi subordinasi I sesuai yang disepakati seperti yang disebutkan di dalam prospektus masing-masing obligasi tersebut.
OCBC NISP has fully repaid outstanding bonds and the Subordinated Bonds I according to terms and conditions provided in the prospectus of each bond issued.
OCBC NISP Annual Report 2012
287
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi II di Tahun 2012 Interest Payment of Subordinated Bonds II in 2012 Kupon Coupon
Jumlah Pembayaran Total Payment
Keterangan Description
Bunga Keenambelas Coupon 16
Rp 16,650,000,000
Sudah Lunas Repaid
Bunga Ketujuhbelas Coupon 17
Rp 16,650,000,000
Bunga Kedelapanbelas Coupon 18 Bunga Kesembilanbelas Coupon 19
Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi III di Tahun 2012 Interest Payment of Subordinated Bonds III in 2012 Jumlah Pembayaran Total Payment
Keterangan Description
Bunga Ketujuh Coupon 7
Rp 24,970,000,000
Sudah Lunas Repaid
Sudah Lunas Repaid
Bunga Kedelapan Coupon 8
Rp 24,970,000,000
Sudah Lunas Repaid
Rp 16,650,000,000
Sudah Lunas Repaid
Bunga Kesembilan Coupon 9
Rp 24,970,000,000
Sudah Lunas Repaid
Rp 16,650,000,000
Sudah Lunas Repaid
Bunga Kesepuluh Coupon 10
Rp 24,970,000,000
Sudah Lunas Repaid
Untuk tahun 2012, Bank OCBC NISP telah membayar bunga Obligasi Subordinasi II dan III secara tepat waktu.
Kupon Coupon
For the year of 2012, Bank OCBC NISP paid the interest on the Subordinated Bonds II and III in a timely manner.
Capital Component
Komponen Modal
I
31 Desember 2012 December 31, 2012
Komponen Modal/Capital Component A.
B.
MODAL INTI/CORE CAPITAL
8,336
1. Modal Disetor/Issued Capital/Paid in Capital
1,069
2. Cadangan Tambahan Modal/Additional Reserve Capital
7,267
3. Modal Inovatif /Innovative Capital Instrument
-
4. Faktor Pengurang Modal Inti/Tier 1 Capital Deduction Factor
-
5. Kepentingan Non Pengendali/Non-Controling Interest
-
MODAL PELENGKAP/supplementary capital (tier 2)
1,537
1. Level Atas (Upper Tier 2)
729
2. Level Bawah (Lower Tier 2) Maksimum 50% Modal Inti/Maximum 50% of Tier 1 Capital
808
3. Faktor Pengurang Modal Pelengkap / Tier 2 Capital Deduction Factor
-
Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap Tier 1 & Tier 2 Capital Deduction Factor Eksposure Sekuritisasi securitization exposure
-
D.
Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi persyaratan (Tier 3) additional supplementary capital (tier 3)
-
E.
MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR additional supplementary capital for market risk anticipation
-
C.
-
II
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP ( A + B - C ) Total of core capital and supplementary capital ( A + B - C )
9,873
III
TOTAL MODAL INTI MODAL, PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR ( A + B - C + E ) Total of core capital, supplementary capital and additional supplementary capital for market risk anticipation ( A + B - C + E )
9,873
IV
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT risk-weighted assets for credit risk
54,773
V
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL risk-weighted assets for operational risk
4,718
VI
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR risk-weighted asset for market risk A. Metode Standard/Standardized Method B. Metode Internal/Internal Method
394 -
VII
288
Komponen MODAL Capital Component
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR (III : ( IV + V + VI )) minimum capital adequacy ratio for credit risk, operational risk, and market risk (III : ( IV + V + VI ))
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
16.49%
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Also, Bank OCBC NISP performs on-going analysis on capital adequacy position by benchmarking against the minimum capital ratio required by banking regulators, which serves as the industry standard for measuring banking capital adequacy. Measurement of total bank capital is most commonly referred as Capital Adequacy Ratio (CAR). Bank OCBC NISP’s capital adequacy ratio is described as follows:
Bank OCBC NISP juga secara terus menerus menganalisa kecukupan rasio permodalan dengan menggunakan rasio permodalan yang diwajibkan regulator untuk memantau permodalan, yang mana rasio permodalan ini menjadi standar industri untuk mengukur kecukupan modal bank. Pengukuran rasio permodalan tersebut atau sering disebut Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio - CAR). Adapun rasio kecukupan modal Bank OCBC NISP dijabarkan sebagai berikut:
(In Billion Rupiah)
(Dalam Miliar Rupiah) Keterangan
2012
2011
2010
2009
2008
Modal Tier 1
8,336
6,029
5,489
4,603
4,279
Modal Tier 2
1,537
1,498
1,387
1,007
1,191
-
-
-
-
-72
9,873
7,527
6,876
5,610
5,397
Modal
Penyertaan Saham Total Modal
Description Capital
Aset Tertimbang Menurut Risiko:
Tier 1 Capital Tier 2 Capital Investment in Shares Total Capital Risk Weighted Assets with:
Risiko Kredit
54,773
49,782
34,890
26,878
27,998
Credit Risk
Risiko Kredit dan Pasar
55,167
50,210
36,312
27,425
28,478
Credit and Market Risk
Risiko Kredit, Pasar dan Operasional
59,885
54,745
39,015
-
-
Rasio Kecukupan Modal Memperhitungkan:
Capital Adequacy Ratio including:
18.0%
15.1%
19.7%
20.9%
19.3%
Risiko Kredit dan Pasar
17.9%
15.0%
18.9%
20.5%
19.0%
Risiko Kredit, Pasar dan Operasional
16.5%
13.8%
17.6%
-
-
Risiko Kredit
Credit Risk, Market Risk and Operational Risk
Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio - CAR) setelah memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional di akhir tahun 2012 meningkat sebesar 2,7% menjadi 16,5% dibandingkan 13,8% di akhir tahun 2011. Tingkat CAR ini masih diatas level yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8,0%. Peningkatan CAR pada tahun 2012 terutama disebabkan oleh peningkatan modal Tier 1 sebesar 38.3% menjadi Rp 8.336 miliar di tahun 2012 dari Rp 6.029 miliar pada tahun 2011, hal ini dikarenakan penerbitan saham pada tahun 2012 dan peningkatan laba bersih tahun lalu (yang dapat diperhitungkan) dan laba tahun berjalan, sedangkan aset tertimbang menurut risiko meningkat hanya sebesar 9,4% menjadi Rp 59.885 miliar di tahun 2012 dari Rp 54.745 miliar di akhir tahun 2011. Sedangkan untuk kenaikan modal pelengkap sebesar Rp 39 miliar atau 2,6% menjadi sebesar Rp 1.537 miliar pada pada akhir tahun 2012 dari Rp 1.498 miliar pada akhir tahun 2011 terutama didorong oleh penyisihan penurunan umum.
Credit Risk Credit and Market Risk Credit Risk, Market Risk and Operational Risk
At the end of 2012, the Bank’s Capital Adequacy Ratio (CAR) after taking into account credit, market and operational risks increased by 2.7% to 16.5% compared to 13.8% at the end of 2011. This CAR achievement remains above Bank Indonesia’s prescribed CAR of 8,0%. Higher CAR in 2012 was primarily due to an increase in Tier 1 capital by 38.3% to Rp 8,336 billion in 2012 from Rp 6,029 billion in 2011, which was the result of new share issuance in 2012 and an increase in net income of last year (which can be calculated) and net income for the current year. Meanwhile, the growth rate of riskweighted assets was only 9.4% to become Rp 59,885 billion in 2012 from Rp 54,745 billion at year-end 2011. Supplementary capital rose by Rp 39 billion or 2.6% to a total of Rp 1,537 billion at the end of 2012 from Rp 1,498 billion at the end of 2011, primarily attributed to general impairment allowance.
OCBC NISP Annual Report 2012
289
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Rasio Kecukupan Modal (CAR) & CAR Industri Capital Adequacy Ratio (CAR) & CAR Industry
16.8%
19.0%
17.4%
17.2%
16.1%
17.4%
20.5% 3.7%
4.0%
17.6% 3.5%
16.5% 13.8%
2.6%
2.8%
15.0%
16.8% 14.1%
13.9% 11.0%
CAR Industri CAR Industry
Rasio Modal Pelengkap
Supplementary Capital Ratio
Rasio Modal Inti Core Capital Ratio
2008
2009
2010
2011
Kebijakan Dividen
Dividend Policy
Terkait dengan hal-hal tersebut, Bank OCBC NISP telah melakukan persiapan antara lain; demi untuk menjaga rasio kecukupan modal diatas 13% serta untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan ekspansi pendanaan dan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 40 tanggal 22 Mei 2012 dan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 30 tanggal 15 Maret 2011, masing - masing dari Notaris Fathiah Helmi, SH., para pemegang saham menyetujui untuk tidak membagikan dividen atas laba tahun buku 2011 dan 2010 serta menetapkan Rp 100 juta sebagai cadangan wajib Bank untuk masing - maisng tahun buku.
Pertaining to these matters, Bank OCBC NISP has made preparations, among others; to maintain capital adequacy ratio above 13% as well as to support business growth and funding growth based on the Annual General Meeting of Shareholders as provided in the notarized Minutes of Meeting No. 40 dated May 22, 2012 and No. 30 dated March 15, 2011 both from Public Notary Fathiah Helmi, SH., the shareholders have agreed to not distribute dividends from the net income for the financial years 2011 and 2010 and to appropiate Rp 100 million as the Bank’s statutory reserves.
Likuiditas
Liquidity
Sebagai perusahaan publik, Bank OCBC NISP selalu berusaha untuk terus menjaga kepentingan para stakeholders, termasuk juga kepentingan para pemegang saham. Komitmen tersebut dilaksanakan di dalam menjalankan aktivitas bisnis perusahaan dan dapat dilihat dari kinerja yang dihasilkan Bank OCBC NISP yang menunjukkan tren pertumbuhan dari tahun ke tahun. Lebih lanjut, Bank OCBC NISP mempunyai tujuan untuk terus meningkatkan keberadaannya diantara bank-bank lain yang menjalani bisnis dalam industri perbankan di Indonesia. Selain itu, Bank OCBC NISP juga secara terus menerus menjaga dan meningkatkan keberlangsungan usahanya di tengah semakin ketatnya persaingan bisnis di industri perbankan serta pemenuhan kepatuhan atas peraturan perbankan.
Bank OCBC NISP senantiasa menjaga tingkat likuiditas yang sehat sepanjang tahun 2012. Salah satu ukuran yang dipergunakan adalah rasio antara kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio – LDR). Bank OCBC NISP berusaha menjaga tingkat LDR yang optimal maksimum sebesar 90,0%. Namun LDR bukan merupakan indikator utama dalam mengukur likuiditas dikarenakan adanya komponen pendanaan lainnya yang
290
2012
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
As a public company, Bank OCBC NISP constantly strives to secure the interests of all stakeholders, including those of the shareholders. This commitment is undertaken in the course of business and can be assessed from the performance attained by Bank OCBC NISP, which provides a consistent growth trend from year to year. Furthermore, Bank OCBC NISP upholds an objective to continually boost its presence against other banks that are also doing business in the banking industry in Indonesia. In addition, Bank OCBC NISP continually maintains and improves overall business sustainability in alignment with increasingly intense competition in the domestic banking industry and with full compliance with prevailing banking regulations.
Bank OCBC NISP has continually maintained a robust level of liquidity throughout 2012. One measure that is commonly used is Loan to Deposit Ratio or LDR, indicating the percentage of Bank loans to third-party funds. Bank OCBC NISP aims to maintain an optimum LDR with a maximum of 90.0%. But it is also necessary to note that LDR is not a primary indicator for liquidity since there
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
tidak kalah penting dan tidak tercermin dalam perhitungan LDR seperti modal dan pendanaan jangka panjang seperti obligasi senior dan obligasi subordinasi.
are other components of funding that are equally important but are not reflected in the calculation for LDR, including capital and long-term structured funding such as bonds and subordinated borrowings.
Bank OCBC NISP tetap mampu mempertahankan LDRnya sehingga terjaga pada level 86,8% pada 31 Desember 2012, dimana penurunannya hanya sebesar 0,2% dibandingkan dengan 87,0% per tanggal 31 Desember 2011. LDR yang dicapai oleh Bank OCBC NISP mencerminkan perannya sebagai lembaga intermediasi keuangan. Pencapaian LDR di tahun 2012 yang relatif terjaga hampir sama dengan LDR tahun 2011 adalah karena kenaikan kredit bruto sebesar 28,2% mampu diimbangi oleh kenaikan dana pihak ketiga yang relatif seimbang, yaitu sebesar 28,1%.
Bank OCBC NISP’s LDR continued to be well-controlled at 86.8% as at December 31, 2012, thereby reflecting a slight drop of 0.2% compared to 87.0% as at December 31, 2011. Given LDR achievement, Bank OCBC NISP has continuously and effectively fulfilled its role as a financial intermediary institution. In 2012, the Bank was able to maintain LDR relatively unchanged from the previous year because growth in gross Loans at 28.2% was largely balanced by a similar increase in third-party funds of 28.1%.
Dampak Perubahan Suku Bunga dan Volume Bisnis terhadap Pendapatan Perusahaan
Impact of Changes in the Interest Rates and Business Volume toward Corporate Income
Besar kecilnya risiko suku bunga bergantung pada besaran rata-rata aset yang menghasilkan (Earning Assets) dibandingkan dengan Liabilitas yang dikenakan bunga (Interest Bearing Liabilities) dan Repricing Gap antara Aset yang menghasilkan (Earning Assets) dibandingkan dengan Liabilitas yang dikenakan bunga (Interest Bearing Liabilities).
The scale of such interest rate risks is determined by the average value of Earning Assets relative to Interest Bearing Liabilities as well as the Repricing Gap between Earning Assets and Interest Bearing Liabilities.
Kenaikan pendapatan bunga pada tahun 2012 sebesar Rp 737 miliar atau 17,6% menjadi sebesar Rp 4.924 miliar dibandingkan dengan Rp 4.187 miliar pada tahun 2011.
The growth in interest income during 2012 amounted Rp 737 billion or 17.6% to a total of Rp 4,924 billion compared to Rp 4,187 billion for 2011.
Kenaikan pendapatan bunga ini terutama di dorong oleh kenaikan volume aset yang menghasilkan sebesar Rp 17.587 miliar atau 33,6%, namun pada saat yang sama diimbangi dengan penurunan pendapatan bunga karena turunnya suku bunga dari aset menghasilkan (Earning Asset) sebesar Rp 392 miliar.
Growth in interest income was mostly generated by a higher volume of earning assets with Rp 17,587 billion or 33.6%, though concurrently balanced by a decrease in interest income on the back of lower interest rates on Earning Assets in the amount of Rp 392 billion.
Di sisi lain, beban bunga pada tahun 2012 naik sebesar Rp 426 miliar atau 22,1% menjadi sebesar Rp 2.358 miliar dibandingkan dengan Rp 1.932 miliar pada tahun 2011.
On the other hand, interest expense in 2012 rose to Rp 426 billion or 22.1% to a total of Rp 2,358 billion in comparison to Rp 1,932 billion in 2011.
Kenaikan beban bunga ini didorong oleh kenaikan volume Liabilitas yang dikenakan bunga sebesar Rp 15.824 miliar, yang diimbangi dengan penurunan beban bunga dari Liabilitas yang dikenakan bunga termasuk dana pihak ketiga (Interest Bearing Liabilities) akibat penurunan suku bunga sebesar Rp 133 miliar.
The increase in interest expense was the net result of higher volume of Interest Bearing Liabilities with Rp 15,824 billion compensated by a reduction in interest expense from Interest Bearing Liabilities including third-party funds due to lower interest rates in the amount of Rp 133 billion.
Akibat naiknya pendapatan bunga sebesar Rp 737 miliar namun dikompensasi oleh kenaikan pada beban bunga sebesar Rp 426 miliar, Bank memperoleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 311 miliar pada tahun 2012.
As a result of an increase in interest income of Rp 737 billion which was compensated by an increase in interest expense of Rp 426 billion, the Bank generated higher net interest income by the amount of Rp 311 billion in 2012.
Bank memiliki risiko fluktuasi tingkat suku bunga pasar yang dapat memberikan dampak langsung pada tingkat pendapatan bunga bersih.
The Bank faces a risk related to fluctuations in the market interest rates, which directly affect the level of its net interest income.
OCBC NISP Annual Report 2012
291
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Belanja Barang Modal
Capital Expenditure
Berdasarkan jumlah, kantor Bank mengalami penurunan dibanding posisi per akhir Desember 2011. Hal ini dikarenakan adanya penutupan sejumlah kantor Fungsional Mikro demi meningkatkan efisiensi dan efektivitas, menjaga profitabilitas, serta Bank kembali fokus pada bisnis inti yaitu memberikan layanan pada segmen konsumer dan UKM.
There was a reduction in the Bank’s branch offices from the position as at end of December 2011. This was due to the closing of several micro banking functional offices in order to improve overall efficiency and effectiveness, maintain profitability and repositioning the Bank’s focus back into the core business of servicing the consumer and SME segments.
Komposisi belanja modal pada tahun 2012 terdiri atas pengadaan bangunan sebesar Rp 12 miliar, peralatan IT dan kantor sebesar Rp 71 miliar dan kendaraan bermotor sebesar Rp 24 miliar.
The composition for capital expenditure during 2011 consisted of procurement of building totaling Rp 12 billion, IT and office equipment worth Rp 71 billion and motor vehicle valued Rp 24 billion.
Biaya Investasi selama tahun 2012 untuk bidang IT yaitu sebesar Rp 71 miliar, diantaranya diperuntukkan bagi pembelian perangkat network untuk data center dan cabang, pembelian mesin ATM dan barang IT lainnya, serta pengembangan aplikasi yang diperlukan untuk menunjang bisnis dari berbagai unit bisnis.
In 2012, total IT-related investment was Rp 71 billion, including for procurement of network equipment for the Bank’s data center and branches, as well as purchases of ATM machines and other IT equipments, as well as development of applications required for business support in various business units.
Sisa Ikatan Material Atas Barang Modal
Significant Capital Commitment
Sebagian besar sisa komitmen ini dalam rangka pengembangan kantor cabang dan kapasitas sistem teknologi informasi (Information Technology System) guna mendukung perkembangan bisnis dan operasional Bank sehari-hari seperti: - Pengembangan aplikasi Value Chain yang dibangun bekerjasama dengan PT Square Gate One yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan antara penjual, pembeli dan Bank yang tergabung di dalam suatu community di mana baik penjual ataupun pembeli dapat memperoleh kredit dari Bank OCBC NISP dan dapat saling berinteraksi sehingga memperoleh kemudahan dalam bertransaksi. Project ini dibagi dalam 2 tahap, dimana tahap pertama dari project ini telah berhasil diselesaikan 100%, dengan sisa pembayaran ekuivalen sebesar Rp 1,9 miliar. - Bank OCBC NISP bekerjasama dengan vendor PT IPC Information System Indonesia dalam rangka mengupgrade sistem telepon IPC pada dealing room Treasury sehubungan dengan infrastruktur yang digunakan telah memasuki masa purna jual. Proyek ini dilaksanakan untuk menghindari
Most of the commitment is made in regard to expansion of the Bank’s branch office network and capacity of the Information Technology System in order to support development of business and daily banking operations, such as: - In cooperation with PT Square Gate One, worked to develop the Value Chain application in order to meet the needs of sellers, buyers and the Bank as joined in a community wherein sellers or buyers can obtain loans from Bank OCBC NISP and can interact among each other to facilitate their transactions. The project is divided into two (2) phases, in which the first phase has been fully completed with remaining outstanding payment in equivalent amount of Rp. 1.9 billion. - Bank OCBC NISP cooperates with vendor PT IPC Information System Indonesia to upgrade IPC telephone system in the Treasury dealing room in relation to existing infrastructure, which has entered after sales service period. The project was initiated to address potential problems that could arise from an inadequacy of technology currently in use. The IPC system is used in the Treasury dealingroom for communicating as
Demi menunjang pertumbuhan bisnis dan memberikan layanan yang lebih baik kepada nasabah, sepanjang tahun 2012 telah dibuka 11 kantor baru yang tersebar di daerah Jabotabek, Bandung, Medan, Makassar, Cirebon, Kediri dan Ponorogo. Bank juga memperluas layanan syariah dengan membuka 60 Kantor Layanan Syariah baru yang tersebar di Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jabotabek, Serang, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Bank masih memiliki sisa ikatan material atas barang modal sebesar Rp 9,2 miliar. Komposisi sisa ikatan atas barang modal yang berdenominasi Rupiah dan mata uang asing masing-masing sebesar Rp 4,7 miliar dan ekuivalen Rp 4,5 miliar.
292
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
To support business growth and better service delivery to customers, during 2012 the Bank opened 11 new branch offices in various locations, which include the greater Jakarta area (Jabotabek), Bandung, Medan, Makassar, Cirebon, Kediri and Ponorogo. The Bank also expanded the sharia service coverage by opening 60 new Sharia office channelling with locations in North Sumatera, South Sulawesi, the greater Jakarta area (Jabotabek), Serang, West Java, and East Java.
As at December 31, 2012, the Bank had outstanding capital commitment to the value of Rp 9.2 billion. The composition of capital commitment denominated in Rupiah and foreign currencies were in respective amounts of Rp 4.7 billion and the equivalent of Rp 4.5 billion.
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
potensi masalah yang mungkin terjadi karena teknologi yang digunakan sudah tidak memadai. Sistem IPC digunakan di lingkungan dealing room Treasury untuk berkomunikasi berikut perekaman komunikasi dengan nasabah, interbank counterparty dan broker pasar uang. Tahap penyelesaian proyek ini telah mencapai 90% dengan sisa pembayaran ekuivalen sebesar Rp 950 juta.
well as recording communication with customers, interbank counterparty and brokers in money market activities. Project completion has reached 90%, with remaining outstanding payment equivalent to Rp 950 million.
Risiko atas fluktuasi mata uang asing atas sisa ikatan barang modal dalam denominasi mata uang asing dikelola oleh bagian Keuangan bekerjasama dengan Divisi Treasury.
The risks to foreign currency fluctuations on capital commitment denominated in foreign currencies are managed by the Finance Department together with the Treasury Division.
Transaksi Benturan Kepentingan
Transaction with Conflict of Interest
Pada tahun 2012, tidak terdapat transaksi yang dilakukan oleh Bank OCBC NISP yang dapat digolongkan pada transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Tahun Year
Transaksi Benturan Kepentingan Transaction with conflict of interest
During 2012, there were no transactions undertaken by Bank OCBC NISP that can be considered as transactions with conflict of interest. Jumlah (Dalam Jutaan Rupiah) Total (In Million Rupiah)
Keterangan Description
2011
-
-
-
2012
-
-
-
Transaksi dengan Pihak Berelasi
Pada tahun 2012, Bank OCBC NISP melakukan beberapa transaksi dengan pihak-pihak berelasi, berupa giro, penempatan dana, pemberian pinjaman maupun simpanan, transaksi derivatif dan sewa gedung. Jumlah dan jenis transaksi serta sifat dari hubungan relasi dirinci pada Catatan 46 atas laporan keuangan yang disajikan dalam Laporan Tahunan ini.
Investasi, Ekspansi, Divestasi, Restrukturisasi Hutang
Akuisisi
atau
Seiring dengan kompetisi di industri perbankan nasional yang semakin ketat, Bank OCBC NISP juga senantiasa menjaga dan mengembangkan kinerja untuk selalu dapat berkompetisi dengan lebih baik lagi. Guna mendukung kinerja yang sudah dicapai sampai dengan saat ini, Bank OCBC NISP berinisiatif untuk melakukan penawaran umum terbatas pada tahun 2012.
Transactions with Related Parties
During 2012, Bank OCBC NISP conducted a number of transactions with affiliated parties in the form of fund placements, loans as well as deposits, derivative transactions and rental. The amount and types of transactions, as well as the nature of related party affiliations, are presented in details in Note 46, to the Financial Statements as presented in this Annual Report.
Investments, Expansion, Divestment, Acquisition or Debt Restructuring
In line with intensification of the competitive environment in the national banking sector, Bank OCBC NISP continues to maintain and grow performance to be able to consistently compete better. To support performance that has been reached to date, Bank OCBC NISP initiated Rights Issue in 2012.
Selain untuk menjaga kinerja melalui dukungan terhadap pertumbuhan bisnis dan ekspansi usaha, penawaran umum terbatas VI yang dilakukan Bank OCBC NISP ini juga merupakan antisipasi persyaratan modal berkaitan dengan penerapan kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia yang mensyaratkan jumlah ekuitas minimum sebesar Rp 10 triliun untuk dapat dikategorikan sebagai bank nasional dan untuk menjaga rasio kecukupan modal diatas 12%.
In addition to promoting performance through support for business growth and expansion, Bank OCBC NISP’s Rights Issue VI was initiated in anticipation of banking capital requirements related to implementation of the Indonesian Banking Architecture policy, which stipulates minimum equity amount of Rp 10 trillion in order to be categorised as a national bank as well as capital adequacy ratio in excess of 12%.
Pada tanggal 5 Juni 2012, Bank OCBC NISP mencatatkan penawaran umum terbatas VI tersebut, dengan penambahan jumlah saham baru sebanyak 1.506.975.730 dengan harga Rp 1.000 setiap saham sehingga jumlah ekuitas Bank OCBC NISP bertambah sebesar Rp 1.505 miliar.
On June 5, 2012 Bank OCBC NISP registered the Rights Issue VI, with the issuance of 1,506,975,730 new shares with price of Rp 1,000 per share. Hence, Bank OCBC NISP’s total equity increased by Rp 1,505 billion.
Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah ekuitas Bank OCBC NISP sebesar Rp 8.952 miliar dengan rasio kecukupan modal sebesar 16,5%.
As at December 31, 2012 Bank OCBC NISP’s total equity is Rp 8,951 billion with capital adequacy ratio of 16.5%. OCBC NISP Annual Report 2012
293
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum secara kumulatif sampai dengan akhir tahun buku
Dalam rangka memperkuat struktur permodalan, Bank OCBC NISP melakukan Penawaran Umum Terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (Rights Issue) VI sebanyak 1.506.975.730 saham. Pemesanan yang masuk sebesar 1.682.000.179 saham atau terdapat kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 12%. Melalui Rights Issue VI ini, Bank memperoleh tambahan dana sebesar Rp 1,5 triliun, yang disalurkan seluruhnya ke dalam aset dan digunakan untuk penempatan aset produktif dimana seluruhnya dipergunakan untuk penyaluran kredit, setelah dikurangi biaya emisi.
Cumulative position on realised utilisation of funds from public offering as at end of financial year
In strengthening capital structure, Bank OCBC NISP completed Rights Issue VI for a total of 1,506,975,730 shares. Subscription was recorded for a total of 1,682,000,179 shares, hence oversubscription of offered shares by 12%. Through Rights Issue VI, the Bank obtained additional capital funds of Rp 1.5 trillion, which was fully channeled into assets and used for placement in productive assets, or fully used for loans, net of Right Issues VI costs.
(In Million Rupiah)
(Dalam Juta Rupiah) Nilai Realisasi Hasil PUT VI
Jenis Penawaran Umum Type of Public Offering
PUT VI Right Issue VI
Realization Value of Right Issue VI Proceed Tanggal Efektif Effective Date
22 Mei 2012 May 22, 2012
Realisasi Penggunaan Dana Menurut Prospektus Realization of Fund Utilization Based On Prospectus
Jumlah Hasil PUT VI Total Right Issue VI Proceed
Biaya PUT VI
Hasil Bersih
Kredit
Kredit
Right Issue VI Cost
Net Proceed
Loans
Loans
1,506,976
1,810
1,505,166
1,505,166
1,505,166
Sisa Dana Hasil PUT VI Remained Fund Balance from Rights VI Proceed
-
Dalam rangka memenuhi Peraturan Bapepam dan LK No. X.K.4, pada tanggal 5 Oktober 2012 Bank OCBC NISP telah menyampaikan surat No. 026/RI/GH/X/2012 kepada Bapepam dan LK untuk melaporkan bahwa seluruh dana yang diperoleh dari PUT VI setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, telah digunakan untuk penyaluran kredit.
In order to fulfill Regulation of Bapepam dan LK No. X.K.4, on October 5, 2012, Bank OCBC NISP has delivered letter No. No. 026/ RI/GH/X/2012 to Bapepam dan LK to report regarding the proceeds of Right Issue VI after net off with the Right Issue VI cost has been used for loans.
Dampak Perubahan Peraturan Perundang-Undangan
Impact of Changes in Laws and Regulations
Informasi Keuangan yang Telah Dilaporkan yang Mengandung Kejadian yang Sifatnya Luar Biasa atau Jarang Terjadi
Reported Financial Information Extraordinary and Rare Events
Pada tahun 2012, tidak ada informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa atau jarang terjadi.
During 2012, there was no reported financial information containing extraordinary and rare events.
Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan
Subsequent Events
-
-
Tidak terdapat perubahan Undang-Undang ataupun Peraturan Bank Indonesia di tahun 2012 yang berdampak material terhadap kinerja ataupun posisi keuangan Bank OCBC NISP.
294
Rencana Penggunaan Dana Menurut Prospektus Plan of Fund Utilization Based On Prospectus
Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I Tahun 2013 dengan Tingkat Bunga Tetap.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
There were no changes in statutory laws or regulations of Bank Indonesia in 2012 that have a material impact on the earnings or financial position of Bank OCBC NISP.
Pertaining
to
Continuous Public Offering of Continuous Bond I OCBC NISP Phase I Year 2013 with Fixed Interest Rate.
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Pada tanggal 19 Februari 2013, Bank OCBC NISP menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I Tahun 2013 dengan Tingkat Bunga Tetap sebesar Rp 3 triliun. Penerbitan obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan I OCBC NISP dengan target dana yang akan dihimpun sebesar Rp 6 triliun. Adapun rincian dari Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap disajikan dalam tabel berikut ini:
On February 19, 2013 Bank OCBC NISP issued Continuous Bond I OCBC NISP Phase I Year 2013 with Fixed Interest Rate in the amount of Rp 3 trillion. The bond issue is part of continuous public offering of Continuous Bond I OCBC NISP with target proceeds of Rp 6 trillion. Information on the Continuous Bond I OCBC NISP Phase I Year 2013 with Fixed Interest Rate is as follows:
Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Continuous Public Offering of Bonds I OCBC NISP Obligasi
Seri
Bonds
Series
Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap I Tahun 2013 dengan Tingkat Bunga Tetap
A
Continuous Bond I OCBC NISP Phase I Year 2013 with Fixed Interest Rate
B
C
-
Jumlah Nominal Principal
Tingkat Bunga Interest Rate
Jangka Waktu Tenor
Tanggal Efektif Effective Date
Tanggal Jatuh Tempo Maturity Date
Peringkat
Keterangan
Ratings
Notes
Rp 973 miliar Rp 973 billion
6,40% per tahun 6.40% per year
370 hari
11 Pebruari 2013 February 11, 2013
1 Maret 2014 March 1, 2014
idAAA (Pefindo) AAA (idn) (PT Fitch Ratings Indonesia)
Masih Beredar Outstanding
Rp 529 miliar Rp 529 billion
6,90% per tahun 6.90% per year
2 tahun
11 Pebruari 2013 February 11, 2013
19 Pebruari 2015 February 19, 2015
idAAA (Pefindo) AAA (idn) (PT Fitch Ratings Indonesia)
Masih Beredar Outstanding
Rp 1.498 miliar Rp 1,498 billion
7,40% per tahun 7.40% per year
3 tahun
11 Pebruari 2013 February 11, 2013
19 Pebruari 2016 February 19, 2016
idAAA (Pefindo) AAA (idn) (PT Fitch Ratings Indonesia)
Masih Beredar Outstanding
370 days
2 years
3 years
Pelaksanaan Opsi Beli Obligasi Subordinasi II Bank NISP Tahun 2008
-
Pada tanggal 12 Maret 2013, Bank OCBC NISP telah melakukan
pelaksanaan opsi beli atas Obligasi Subordinasi II Bank NISP tahun 2008. Pelaksanaan pembayaran pokok Obligasi Subordinasi II Bank NISP tahun 2008 telah dilakukan melalui agen pembayaran yaitu PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.
Pelaksanaan Opsi Beli Obligasi Subordinasi II Bank NISP Tahun 2008 Obligasi Bonds
Jumlah Nominal Principal
Exercise of Call Option on Subordinated Bonds II Bank NISP Year 2008. On March 12, 2013 the Bank repaid the entire principal (call
option) of the Subordinated Bonds II Bank NISP Year 2008. Payment on the principal of the Subordinated Bonds II Bank NISP Year 2008 was made through the designated payment agent PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.
Exercise of Call Option on Subordinated Bonds II Bank NISP Year 2008.
Tingkat Bunga
Jangka Waktu
Interest Rate
Tenor
Tanggal Efektif Effective Date
Tanggal Jatuh Tempo Maturity Date
Peringkat
Keterangan
Ratings
Description
Obligasi Subordinasi II Bank NISP Tahun 2008
Rp 600 miliar
11,1% untuk tahun pertama hingga tahun kelima selanjutnya 19,1% per tahun untuk tahun keenam hingga tahun kesepuluh.
10 tahun dengan Opsi Beli pada tahun kelima.
28 Pebruari 2008
11 Maret 2018/tanggal 12 Maret 2013 jika terjadi opsi beli.
idAA+ (Pefindo)
Sudah Lunas
Subordinated Bonds II -2008 Bank NISP
Rp 600 billion
11.1% for the first year through to the fifth year and 19.1% per annum for the sixth year through to the tenth year.
10 years with a Call Option in the fifth year
February 28, 2008
March 11, 2018/ March 12, 2013 if the option to repay is exercised
idAA+ (Pefindo)
Repaid
OCBC NISP Annual Report 2012
295
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Changes in Accounting Policies
-
-
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah melakukan revisi atas beberapa standar akuntansi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut:
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - -
PSAK 10 (Revisi 2010) – Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing, PSAK 13 (Revisi 2011) – Properti Investasi, PSAK 16 (Revisi 2011) – Aset Tetap, PSAK 18 (Revisi 2010) – Akuntansi dan Pelaporan berdasarkan Program Manfaat Pensiun, PSAK 24 (Revisi 2010) – Imbalan Kerja, PSAK 26 (Revisi 2011) – Biaya Pinjaman, PSAK 28 (Revisi 2010) – Akuntansi untuk Asuransi Kerugian, PSAK 30 (Revisi 2011) – Sewa, PSAK 33 (Revisi 2010) – Akuntansi untuk Pertambangan, PSAK 34 (Revisi 2010) – Kontrak Konstruksi, PSAK 36 (Revisi 2010) – Akuntansi Asuransi Jiwa, PSAK 45 (Revisi 2010) – Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba, PSAK 46 (Revisi 2010) – Pajak Penghasilan, PSAK 50 (Revisi 2010) – Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 53 (Revisi 2010) – Pembayaran Berbasis Saham, PSAK 55 (Revisi 2011) – Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, PSAK 56 (Revisi 2011) – Laba per Saham, PSAK 60 (Revisi 2010) – Instrumen Keuangan: Pengungkapan, PSAK 61 (Revisi 2010) – Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah, PSAK 63 – Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiper Inflasi, PSAK 64 (Revisi 2010) – Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Alam, PSAK 109 – Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah, PPSAK 7 - Pencabutan PSAK 44 tentang Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat, PPSAK 8 – Pencabutan PSAK 27 tentang Akuntansi Koperasi, PPSAK 9 – Pencabutan PSAK 50 (Revisi 2008) tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia Untuk Dijual dan ISAK 5 tentang Interpretasi Paragraf 14, PPSAK 11 – Pencabutan PSAK 39 tentang Akuntansi Kerja Sama Operasi, ISAK 13 – Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri, ISAK 15 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya, ISAK 16 – Pengelolaan Jasa Konsesi, ISAK 18 – Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi, ISAK 19 – Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali pada PSAK 63, ISAK 20 – Pajak Penghasilan – Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya, ISAK 22 – Perjanjian Konsensi Jasa: Pengungkapan,
Financial Accounting Standard Board of Indonesian Institute of Accountants (DSAK-IAI) has issued revision of the following accounting standards, which became effective as at January 1, 2012:
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - -
296
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
SFAS 10 (Revised 2010) – The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates, SFAS 13 (Revised 2011) – Investment Property, SFAS 16 (Revised 2011) – Fixed Assets, SFAS 18 (Revised 2010) – Accounting and Reporting by Retirement Benefits Plan, SFAS 24 (Revised 2010) – Employee Benefits, SFAS 26 (Revised 2011) – Borrowings Cost, SFAS 28 (Revised 2010) – Accounting for Loss Insurance, SFAS 30 (Revised 2011) – Leases, SFAS 33 (Revised 2010) – Accounting for General Mining, SFAS 34 (Revised 2010) – Construction Contracts, SFAS 36 (Revised 2010) – Accounting for Life Insurance, SFAS 45 (Revised 2010) – Financial Reporting for Non-Profit
Organisation, SFAS 46 (Revised 2010) – Income Taxes, SFAS 50 (Revised 2010) – Financial Instrument: Presentation, SFAS 53 (Revised 2010) – Share-Based Payment, SFAS 55 (Revised 2011) – Financial Instrument: Recognition and Measurement, SFAS 56 (Revised 2011) – Earnings per Share, SFAS 60 (Revised 2010) – Financial Instruments: Disclosures, SFAS 61 (Revised 2010) – Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance, SFAS 63 – Financial Reporting in Hyperinflationary Economies, SFAS 64 (Revised 2010) – Exploration and Evaluation of Mineral Resources, SFAS 109 – Accounting of Zakat and Infak/Sedekah, Revocation of SFAS 7 – Withdrawal of SFAS 44 on Accounting for Real Estate Development Activities, Revocation of SFAS 8 – Withdrawal of SFAS 27 on Accounting for Cooperatives, Revocation of SFAS 9 – Withdrawal of SFAS 50 (Revised 2008) on Reporting Changes in Fair Value of Securities included in Available for Sale Investment and Interpretation of SFAS 5 on Interpretation of Paragraph 14, Revocation of SFAS 11 – Withdrawal of SFAS 39 on Accounting for Joint Operation, Interpretation of SFAS 13 – Hedge of Net Investment in a Foreign Operation, Interpretation of SFAS 15 – The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction, Interpretation SFAS 16 – Services Concession Agreements, Interpretation of SFAS 18 – Government Assistance – No Specific Relation with the Operating Activities, Interpretation SFAS 19 – Applying the Restatement Approach under SFAS 63, Interpretation of SFAS 20 – Income Taxes – Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders, Interpretation of SFAS 22 – Service Contention Agreement: Disclosure,
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
- - - -
ISAK 23 – Sewa Operasi Insentif, ISAK 24 – Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa, ISAK 25 – Hak Atas Tanah, ISAK 26 – Penilaian Ulang Derivatif Melekat.
- - - -
Interpretation of SFAS 23 – Incentive Operation Rental, Interpretation of SFAS 24 – Substance of Transaction which Involving a Rental Legal Form Evaluation, Interpretation of SFAS 25 – Rights of Land. Interpretation of SFAS 26 – Re-valuation of Embedded Derivatives.
Berikut ini adalah dampak atas perubahan standar akuntansi di atas yang relevan dan signifikan terhadap laporan keuangan Bank yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2012:
The impacts of the revision of accounting standard(s) above, which are deemed relevant and significant to the Bank’s financial statements effectively since January 1, 2012:
PSAK 24 (Revisi 2010): “Imbalan Kerja” Beberapa revisi penting pada standar ini yang relevan bagi Bank adalah sebagai berikut:
SFAS 24 (Revised 2010): “Employee Benefits” Revisions to the standard that are relevant to the Bank are as follows:
a. Pengakuan keuntungan/(kerugian) aktuarial Standar yang direvisi ini memperbolehkan pengakuan segera atas seluruh keuntungan/(kerugian) aktuarial melalui pendapatan komprehensif lainnya, pada periode terjadinya.
a. Recognition of actuarial gains / (losses) This revised standard allows immediate recognition of all actuarial gains / (losses) from other comprehensive income in the period they arise.
b. Item-item pengungkapan Standar yang direvisi ini mengemukakan beberapa persyaratan pengungkapan, antara lain: i. Presentase atau jumlah setiap kategori utama yang membentuk nilai wajar dari aset program; ii. Deskripsi naratif mengenai dasar yang digunakan untuk menentukan ekspektasi tingkat imbal hasil aset program keseluruhan; iii. Jumlah atas nilai kini kewajiban imbalan pasti dan nilai wajar aset program untuk periode tahun berjalan dan empat periode tahunan sebelumnya; dan iv. Jumlah penyesuaian pengalaman yang muncul atas liabilitas program dan aset program untuk periode tahun berjalan dan empat periode tahunan sebelumnya.
b. Items of disclosure This revised standard introduces several disclosure requirements, including: i. The percentage or amount of each major category that determines the fair value of plan assets; ii. A narrative description of the basis used to determine the overall expected rate of return on assets; iii. The amount for the current annual period and the previous four annual periods of present value of the defined benefit obligation and the fair value of the plan assets; iv. The amounts for the current annual period and the previous four annual periods of experince adjustments arising on the plan liabilities and plan assets.
Bank OCBC NISP telah memilih untuk memberlakukan secara prospektif pengakuan segera atas seluruh kerugian aktuarial sebesar Rp 82.615 juta melalui pendapatan komprehensif lainnya, pada periode terjadinya seperti yang diperbolehkan oleh standar yang direvisi yang berlaku efektif pada 1 Januari 2012.
Bank OCBC NISP has decided to apply prospectively the immediate recognition of all actuarial losses of Rp 82,615 million in other comprehensive income in the period they arise as allowed by the revised standards effective January 1, 2012.
PSAK 60 (Revisi 2010): “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” PSAK 60 (Revisi 2010) mensyaratkan pengungkapan yang lebih ekstensif atas risiko keuangan apabila dibandingkan dengan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”.
SFAS 60 (Revised 2010): “Financial Instruments: Disclosures” SFAS 60 (Revised 2010) requires more extensive disclosure of the entitiy’s financial risk management compared to SFAS 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures”.
Pengungkapan tersebut antara lain: a. Instrumen keuangan yang signifikan atas posisi keuangan dan performa entitas. Pengungkapan ini sejalan dengan PSAK 50 (Revisi 2010). b. Informasi kualitatif dan kuantitatif atas eksposur risiko yang timbul dari instrumen keuangan, termasuk pengungkapan minimum atas risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar.
Such disclosure shall include: a. The significant of financial instruments for an entity’s financial position and performance. This disclosures incorporate many of the requirements previously in SFAS 50 (Revised 2010). b. Qualitative and quantitative information about exposure to risks arising from financial instruments, including specified minimum disclosures about credit risk, liquidity risk and
OCBC NISP Annual Report 2012
297
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Pengungkapan kualitatif menjelaskan tujuan manajemen, kebijakan dan proses untuk mengelola risiko tersebut. Pengungkapan kuantitatif menjelaskan informasi tentang batas risiko yang dihadapi entitas, berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal kepada personel manajemen kunci. PSAK 60 (Revisi 2010) berlaku secara prospektif sejak tanggal 1 Januari 2012.
SFAS 60 (Revised 2010) is prospectively effective January 1, 2012.
Pada tanggal 19 Oktober 2012, DSAK-IAI mengeluarkan penyesuaian atas PSAK 60 (Revisi 2010) diatas yang akan efektif pada tanggal 1 Januari 2013. Penerapan dini atas penyesuaian tersebut diperkenankan. Penyesuaian tersebut terutama terkait dengan pengungkapan atas aset keuangan, termasuk pencabutan atas ketentuan penyajian untuk: a. Nilai wajar atas agunan yang digunakan sebagai jaminan; dan b. Nilai tercatat atas aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai yang telah dinegosiasi ulang.
On October 19, 2012, DSAK-IAI issued improvements to the above SFAS 60 (revised 2010) which will be affective January 1, 2013. Early adoption of the improvements is permitted. The improvements mainly relate to the disclosure of financial assets; including the removal of the requirement to disclose: a. Fair value of collateral held as security; and
Bank OCBC NISP telah memutuskan untuk melakukan penerapan dini atas penyesuaian PSAK 60 (Revisi 2010) tersebut sejak 1 Januari 2012.
Bank OCBC NISP has decided to early adopt the improvements maded to SFAS 60 starting January 1, 2012.
Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)
Prime Lending Rate
Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4475), dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/ PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 150,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4159) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/50/PBI/2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4573) perlu diatur lebih lanjut mengenai penyediaan layanan informasi dan penerapan transparansi informasi suku bunga dasar kredit (prime lending rate) kepada masyarakat, dalam hal ini Bank Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/5/DPNP tanggal 8 Pebruari 2011, yang mewajibkan seluruh Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional di Indonesia untuk melaporkan dan mempublikasikan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dalam Rupiah, yang mulai berlaku pada tanggal 31 Maret 2011 dengan tujuan untuk: (i) Meningkatkan transparansi mengenai karakteristik produk perbankan termasuk manfaat, biaya dan risikonya untuk memberikan kejelasan kepada nasabah, dan (ii) Meningkatkan good governance dan mendorong persaingan yang sehat dalam industri perbankan melalui terciptanya disiplin pasar (market discipline) yang lebih baik. Perhitungan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) merupakan hasil perhitungan dari 3 komponen yaitu : (1) Harga Pokok Dana untuk Kredit atau HPDK; (2) Biaya overhead yang dikeluarkan Bank dalam proses pemberian kredit; dan (3) Margin Keuntungan (profit margin) yang ditetapkan untuk aktivitas perkreditan.
298
market risk. The qualitative disclosure describe management’s objectives, policies and processes for managing those risks. The quantitative disclosures provide information about the extend to which the entity is exposed to risk, based on information provided internaly to the entity’s key management personnel.
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
b. Carrying amount of financial assets that are neither past due nor impaired whose term have been renegotioated.
Following the issuance of Bank Indonesia Regulation on Transparency No. 7/6/PBI/2005 regarding Bank Product Information and Use of Customer Personal Data (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2005 No 16, Attachment to State Gazette of the Republic of Indonesia No 4475), and Bank Indonesia Regulation No 3/22/PBI/2001 regarding Transparency of Banks Financial Condition (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2001 No 150, as Attachment to State Gazette of the Republic of Indonesia No 4159) as amended by Bank Indonesia Regulation No 7/50/PBI/2005 (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2005 No 135, attachment to The State Gazette of the Republic of Indonesia No 4573) stipulates that providing of information services and information transparency of prime lending rate to the public needs to be regulated further, and Bank Indonesia has subsequently issued a Circular Letter No. 13/5/DPNP dated February 8, 2011, which requires all commercial banks running conventional business in Indonesia to report and publicize the Prime Lending Rate in Rupiah, which came into effect on March 31, 2011 with the following objectives:
(I) To improve transparency of Banking product characteristics, including benefits, costs and risks in order to let customers have a clearer view of the products, and (Ii) To promote good governance and encourage healthy competition in the banking industry through better market discipline.
Prime lending rate is calculated using 3 components: (1) Cost of Funds for Credit or HPDK, (2) overhead costs incurred in lending process, and (3) Profit margin targeted for lending activities.
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Dalam perhitungan SBDK, Bank OCBC NISP belum memperhitungkan komponen premi risiko individual nasabah Bank OCBC NISP. SBDK merupakan suku bunga terendah yang digunakan sebagai dasar bagi Bank OCBC NISP dalam penentuan suku bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah Bank.
In calculating prime lending rate, Bank OCBC NISP has not included its individual customers’ risk premium component for further consideration. Prime lending rate is now the lowest rate that is used as the basis for Bank OCBC NISP in determining lending rates charged to its customers.
Perhitungan SBDK dalam Rupiah dilaporkan oleh Bank OCBC NISP kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan, dihitung untuk 3 jenis kredit yaitu: (1) kredit korporasi; (2) kredit retail; dan (3) kredit konsumsi (KPR dan Non KPR). Untuk kredit konsumsi non KPR tidak termasuk penyediaan dana melalui kartu kredit dan kredit tanpa agunan. Penggolongan jenis kredit tersebut didasarkan pada kriteria yang ditetapkan oleh internal Bank OCBC NISP. Selain itu, SBDK tersebut dihitung secara per tahun dalam bentuk persentase (%).
Bank OCBC NISP reports the calculation of the prime lending rate in Rupiah to Bank Indonesia and publicizes it to the public, which is calculated for its three types of loans, which are: (1) corporate loans, (2) retail loans, and (3) consumer loans (mortgage and non-mortgage). Non-mortgage consumer loans excludes provision of funds through credit cards and unsecured loans. This credit classification is based on criteria previously determined by Bank OCBC NISP’s relevant internal function. In addition, the prime lending rate is annually calculated in percentage (%).
SBDK Bank OCBC NISP selama tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Bank OCBC NISP’s prime lending rate in 2012 as follow :
Periode Period
31 Maret 2012 | March 31, 2012
Kredit Korporasi Corporate Loans
Kredit Ritel Retail Loans
9.5%
10.5%
Kredit Konsumsi Consumer Loans KPR Mortgage
Non KPR Non Mortgage
11.5%
11.5%
30 Juni 2012 | June 30, 2012
9.5%
10.5%
11.5%
11.5%
30 September 2012 | September 30, 2012
9.5%
10.5%
11.5%
11.5%
31 Desember 2012 | December 31, 2012
9.5%
10.5%
11.5%
11.5%
PROSPEK USAHA DAN PRIORITAS STRATEGIS TAHUN 2013
BUSINESS PROSPECTS AND STRATEGIC PRIORITIES IN 2013
Prospek Perekonomian Indonesia tahun 2013
Indonesia’s Economic Prospects in 2013
Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan masih akan dikontribusi dari permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan investasi. Sementara perbaikan dari sisi ekspor juga turut memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan akan mencapai 6,3-6,8% (Estimasi Bank Indonesia)
In 2013, the economy in Indonesia will continue to be supported by domestic demand, particularly household consumption and investment growth. Meanwhile, higher volume of exports will also drive contribution for growth of the Indonesian economy. Economic growth in Indonesia is expected to reach 6.3-6.8% in 2013 (Bank Indonesia estimation).
Naiknya peringkat utang Indonesia menjadi investment grade akan semakin meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, yang berimbas pada semakin besarnya minat berinvestasi ke Indonesia, baik investasi portofolio di sektor keuangan maupun investasi langsung di sektor riil.
Improvement in Indonesia’s debt rating to investment grade standing will further boost investor confidence in the prospect of Indonesian economy and ultimately stimulate greater interest to invest in Indonesia, both in the form of portfolio investment in the financial sector as well as direct real sector investment.
Di sisi harga, inflasi tahun 2013 akan tetap terkendali di kisaran 4,5% ±1%. Inflasi pada tahun 2013 diperkirakan akan mencapai 4,9% sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi 2012. Tekanan inflasi akan
Related to prices,inflation in 2013 will remain controlled at approximately 4.5% ±1%. In 2013, inflation is expected to reach 4.9% or a little higher in comparison to the actual inflation rate in 2012. Inflationary drivers
Sampai dengan akhir tahun 2012, kinerja perekonomian Indonesia masih menunjukkan ketahanan yang baik di tengah melemahnya perekonomian global. Indonesia menjadi salah satu Negara di Asia yang turut memberikan kontribusi positif bagi perekonomian global. Hal ini mendorong optimisme atas ekonomi Indonesia dalam mengatasi risiko perlambatan ekonomi dan ketidakpastian yang masih membayangi perekonomian global di tahun 2013.
As at the end of 2012, Indonesia’s economic performance displayed favourable resilience despite a global economic slowdown. Indonesia became one of the leading countries in Asia that provided a positive contribution to the global economy. With this, there is growing optimism for Indonesia’s economy in overcoming risks of an economic slowdown and uncertainties that overshadow the global economic outlook in 2013.
OCBC NISP Annual Report 2012
299
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
dipengaruhi oleh penguatan permintaan konsumen, peningkatan kredit konsumsi dan tekanan depresiasi nilai tukar Rupiah. Kebijakan Pemerintah terkait kenaikan biaya listrik dan upah minimum juga akan berkontribusi pada peningkatan inflasi di tahun 2013.
will include higher consumer demand, a general increase in consumer lending and pressure from depreciation of the Rupiah. Government policies related to an increase in electricity tariff and minimum wages will also lend pressure to higher inflation in 2013.
Suku Bunga BI rate diperkirakan pada kisaran 6 ±0,5% pada akhir tahun 2013. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan dapat mencapai level 5.000 tahun 2013. Stabilitas nilai tukar Rupiah pada tahun 2013 diperkirakan relatif dapat terjaga selain karena upaya stabilisasi yang dilakukan oleh BI secara berkesinambungan.
The BI rate is estimated to be at 6±0.5% at the end of 2013. Meanwhile, the Jakarta Composite Index is projected to hit the 5,000 mark in 2013. Stability of the Rupiah currency will be relatively controlled for the year, in consideration of stabilization efforts undertaken by BI on an ongoing basis.
Asumsi Makro Ekonomi
Macro Economy Asumption
Keterangan
Satuan Unit
Asumsi 2013 Assumption 2013
Description
PDB nominal
GDP nominal
Rp triliun
9,270
PDB Riil
% y-o-y
6.8
Konsumsi Rumah Tangga
% y-o-y
4.9
Household Consumption
Konsumsi Pemerintah
% y-o-y
6.7
Government Consumption
Investasi
% y-o-y
11.9
Investment
Ekspor
% y-o-y
11.7
Export
Real GDP
% y-o-y
13.5
Deducted : Import
% akhir periode
4.9
CPI Inflation
Kurs (Rp/USD)
Rp
9,300
Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 Bulan
%
5.0
Government Treasury Bill 3 month
USD
100
Indonesian Oil Price (USD/Barrel)
-
900
Oil Lifting (Million Barrels per Day)
Dikurangi : Impor Inflasi IHK
Harga Minyak Indonesia (USD/Barrel)
Lifting Minyak (Juta Barrel per Hari)
Exchange Rate (Rp/USD)
Sumber : Kementerian Keuangan
Prospek Industri Perbankan tahun 2013
Prospects of Banking Industry 2013
Di sisi pendapatan, naiknya jumlah permintaan kredit memungkinkan sektor perbankan Indonesia untuk mempertahankan NIM sekitar ± 5,0%, ditengah-tengah tren menurunnya suku bunga dan meningkatnya persaingan. Walaupun bank dengan usaha marjin tinggi akan mengalami sedikit penurunan NIM, namun sebagian bank besar dengan LDR dibawah rata-rata industri masih mampu mempertahankan NIM mereka masing-masing, sehingga NIM secara keseluruhan dari industri perbankan masih relatif stabil.
On the revenue side, overall improvement in loans demand provides an opportunity for banks in Indonesia to sustain NIM at ±5.0%, in the face of declining interest rates and more intense competition. Although banks with high margin businesses will suffer a slight NIM drop, the majority of large banks with LDR below the industry average will have adequate capability to sustain their respective NIM levels, hence generating a stable aggregate NIM for the entire banking industry.
Propek Usaha dan Prioritas Stategis Tahun 2013
Business Prospects and Strategic Priorities In 2013
Bank OCBC NISP menilai prospek industri perbankan Indonesia relatif stabil pada tahun 2013 dari segi pertumbuhan aset, permodalan dan juga profitabilitas, karena sektor perbankan masih memiliki daya tahan yang cukup kuat terhadap fluktuasi ekonomi global. Perkiraan pertumbuhan ekonomi diatas level 6% disamping rasio penyaluran kredit terhadap PDB yang masih di kisaran 31% pada tahun 2012 akan mendorong kredit perbankan nasional untuk tumbuh sebesar 23,1% di tahun 2013. Permintaan kredit di segmen korporasi dan komersial, yang menyumbang 65-70% dari total pertumbuhan kredit akan tetap terfokus untuk keperluan investasi dan modal kerja. Sedangkan untuk kredit segmen konsumsi, KPR masih akan menjadi pendorong utama.
Sebagai Bank yang memiliki komitmen untuk menjadi “Your Partner for Life”, Bank OCBC NISP akan senantiasa berusaha untuk memahami
300
Source : Ministry of Finance
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
Bank OCBC NISP’s view on the outlook of the banking industry in Indonesia in 2013 is to remain relatively stable in terms of asset growth, capital and profits, in consideration of the industry having adequately strong resistance to the global economic fluctuations. Estimates for economic growth at above 6% and lending ratio to GDP at 31% will likely generate growth in the national banks’ loans portfolio of approximately 23.1% in 2013. Loans demand in the corporate and commercial segments, which account for 65-70% of the total loans growth, will still predominantly focus on investment and working capital uses. As for the consumer business, mortgages are expected to remain the main driver for growth.
With a commitment to become “Your Partner for Life”, Bank OCBC NISP is constantly motivated to understand customer needs, provide
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
kebutuhan, memberikan solusi yang tepat dan komprehensif serta membantu nasabah mewujudkan cita-cita dan tujuan dalam setiap tahap kehidupan mereka.
accurate and comprehensive solutions as well as support customers in their aspirations and goals in each stage of their life.
Komitmen untuk menjadi “Your Partner for Life” juga berarti bahwa Bank OCBC NISP membangun bisnis dengan membina hubungan jangka panjang, dan memberi solusi berdasarkan kebutuhan unik dari setiap nasabah. Demi membangun hubungan jangka panjang yang lebih berkualitas, setiap tahun diusung kampanye tematik yang menjadi fokus branding untuk mengisi perjalanan “Your Partner for Life”. Semangat “Your Partner for Life” akan terus melandasi perjalanan Bank OCBC NISP dalam memberikan yang terbaik bagi seluruh stakeholder’s. Komitmen ini akan membantu Bank OCBC NISP dalam menjalin hubungan jangka panjang yang berkesinambungan dengan seluruh stakeholder, demi mewujudkan masa depan bersama yang lebih baik.
Our commitment to become ‘Your Partner for Life’ also means that Bank OCBC NISP essentially builds its business by fostering long-term relationships and offering solutions that are exclusively designed to the unique needs of each individual customer. To attain higher quality of our long-term relationships, the Bank promotes annual thematic campaigns as a branding strategy to complement our journey into becoming ‘Your Partner for Life’. The spirit of ‘Your Partner for Life’ will consistently reinforce Bank OCBC NISP’s progress in serving the best interests of all stakeholders. This commitment will help the Bank in establishing sustainable and long-term relationships with all stakeholders, in order to build a better future together.
Langkah-langkah strategis yang akan ditempuh Bank OCBC NISP untuk mencapai visi dan misi Bank OCBC NISP sesuai dengan arah kebijakan ke depan, yaitu:
Bank OCBC NISP will carry out the following strategic initiatives to attain its corporate vision and mission in line with its future strategic direction:
Fokus pada Pertumbuhan Aset yang Sehat dari Segmen Business Banking dan Consumer Banking Pada tahun 2013,Bank OCBC NISP menargetkan pertumbuhan total aset mencapai sebesar 20%-30%. Pertumbuhan ini terutama akan didorong oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diproyeksikan akan tumbuh mencapai 20%-30%, yang akan difokuskan pada peningkatan CASA. Sementara itu penyaluran kredit diproyeksikan mencapai 20%30% pada akhir tahun 2013 dengan rasio Non Performing Loan tidak melebihi 5% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Focused in Healthy Asset Growth from Business Banking and Consumer Banking In 2013, Bank OCBC NISP expects total assets to rise by 20%-30%. Growth will be primarily driven by higher third-party funds, which are projected to increase in the range of 20%-30% with primary focus on CASA growth. At the same time, loans is estimated to grow by 20%30% for 2013, with the Bank targeting Non Performing Loan ratio below 5% in accordance with Bank Indonesia provisions.
Strategi Pendanaan yang Fokus pada Peningkatan CASA Secara Berkesinambungan Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga akan lebih difokuskan pada peningkatan Tabungan dan Giro (CASA). Tabungan dan Giro diproyeksikan akan tumbuh mencapai 20-30%. Bank OCBC NISP senantiasa mengembangkan beragam fitur dari produk inovatif yang diperuntukan bagi segmen pasar yang berbeda-beda.
Funding Strategy Focused on Sustainable Growth of CASA (Low Cost Funding) Growth of third-party funds will be focused on increasing the contribution from current accounts and saving accounts (CASA or low cost funding), which the Bank estimates will grow by 20%-30%. Bank OCBC NISP will continually develop a wide variety of features for innovative products that are exclusively designed for unique market segments.
Untuk memperkuat pendanaan jangka menengah dan panjang, Bank OCBC NISP akan tetap berupaya mencari pinjaman jangka menengah dan/atau jangka panjang, baik dari dalam maupun luar negeri yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasar. Bank OCBC NISP juga berencana akan menerbitkan surat berharga, dimana waktu pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasar.
To strengthen medium and long-term funding, Bank OCBC NISP continually strives to seek medium and/or long-term borrowings, from both local and international sources (including entering the market) in line with the Bank’s needs and market conditions. Bank OCBC NISP also plans to issue securities, with due regard to favorable market conditions and fulfillment of approval from relevant regulatory authorities.
Meningkatkan Produktivitas untuk Memperbaiki Rasio Cost to Income dan BOPO Upaya untuk memperbaiki rasio Cost-to-Income akan terus dilakukan disamping meningkatkan produktivitas. Upaya untuk meningkatkan pendapatan bunga akan diimbangi dengan peningkatan kontribusi fee based income, diantaranya dengan meluncurkan berbagai produk dan jasa sesuai kebutuhan nasabah serta melakukan cross selling, product bundling, kerjasama dengan lembaga pembiayaan lainnya serta berbagai program pemasaran lainnya.
Enhancing Productivity to Improve Cost to Income Ratio and Operating Expenses to Operating Income Ratio The Bank will continue to improve Cost-to-Income ratio along with increasing productivity. Measures designed to raise interest income will be simultaneously balanced with activities to generate higher contribution of fee-based income, such as launching new products and services in response to customer needs as well as cross selling, product bundling, collaborative efforts with other financial institutions and other attractive marketing programs.
OCBC NISP Annual Report 2012
301
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Upaya untuk meningkatkan produktivitas akan terus dilakukan disertai upaya yang berkesinambungan untuk mengoptimalkan kinerja jaringan kantor cabang dan ATM (termasuk melakukan penutupan atau relokasi terhadap kantor-kantor cabang yang kurang memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Bank OCBC NISP dalam jangka panjang), mengeksekusi process improvement secara end-toend dalam bentuk Quality project (Q-project) dengan menggunakan metodologi Leans dan Six-sigma, meningkatkan economies of scale dari setiap pengeluaran biaya.
The Bank will also continue to boost overall productivity parallel with ongoing efforts to optimize the performance of branch offices and ATMs (including closing or relocating branch offices with less positive contribution to Bank OCBC NISP’s growth in the long run), as well as
Mengembangkan Organisasi untuk Menjadi “Employer Of Choice” Meningkatkan employee engagement melalui talent management program, menerapkan performance management yang lebih efektif, training roadmap, leadership development yang diharapkan dapat menumbuhkan pemimpin-pemimpin bank masa depan yang berintegritas dan kompeten di bidangnya masing-masing.
Develop The Organization Into an “Employer of Choice” Enhancing employee engagement through talent management programs, implementing a more effective performance management mechanism, training roadmap, leadership development that is designed to grow the Bank’s future leaders with full integrity and competencies in their respective fields.
Sejalan dengan target pertumbuhan usaha di segmen bisnis, secara khusus training roadmap terintegrasi di kelas dan di lapangan difokuskan untuk meningkatkan produktivitas berupa peningkatan kompetensi teknis dan soft skills yang diperlukan dalam melaksanakan
In line with the growth targets in the respective business segments, the Bank’s training roadmap integrates in-class and on-the-job training with focus on improving overall productivity by improved technical competence and soft skills required to perform duties and responsibilities effectively and efficiently.
Membuka Peluang Pertumbuhan Inorganik yang Memberikan Sinergi Untuk mempercepat pertumbuhan aset yang menguntungkan, Bank OCBC NISP juga membuka peluang untuk melakukan pengembangan bisnis melalui pertumbuhan inorganik termasuk melakukan akuisisi perusahaan yang bergerak di sektor keuangan lainnya yang dapat meningkatkan daya kompetitif Bank OCBC NISP serta memberikan keuntungan sinergi bisnis jangka panjang.
Provide Opportunities for Inorganic Growth That Builds Synergy To accelerate the growth of profitable assets, Bank OCBC NISP also aims to capitalize on opportunities for business development through inorganic growth, including acquiring companies in other financial sectors that would reinforce the Bank’s competitive position and generate synergic benefits in long-term ventures.
Menciptakan Sinergi yang Bernilai Tambah dengan Perusahaan Induk Bank OCBC NISP selalu mengeksplorasi segala kemungkinan sinergi bisnis, teknologi dan operasional untuk mempercepat pertumbuhan bisnis dengan mengoptimalkan kerjasama yang kongkrit dan bernilai tambah dengan OCBC Group terutama dalam hal: - Transfer knowledge melalui penempatan executive senior di dalam Dewan Komisaris dan Direksi, program pelatihan yang komprehensif, kegiatan bisnis bersama, studi banding maupun penugasan karyawan dalam rentang waktu tertentu. - Dukungan permodalan yang kuat. - Peningkatan dan perluasan infrastruktur jaringan kantor dan teknologi informasi. - Pengembangan produk-produk konvensional dan syariah. - Perbaikan proses dan prosedur kerja menuju standar internasional seperti pengembangan dan pemasaran produk, pengelolaan risiko dan tata kelola. - Interkoneksi ATM di Singapura, Malaysia dan Indonesia.
Creating Value-adding Synergy with Parent Company Bank OCBC NISP continues to explore all possibilities for synergy in business, technology and operations to speed up business growth by optimizing concrete and value-adding cooperation with OCBC Group, especially through:
Memperkuat Budaya Korporasi Bank OCBC NISP Secara berkelanjutan Bank OCBC NISP akan memperkuat budaya kerja perusahaan melalui corporate values yang berdasarkan nilainilai utama dan performance based culture yang merupakan pondasi strategis untuk pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Selain itu Bank OCBC NISP juga akan terus menyelaraskan organisasi untuk menjadi lebih fokus kepada kebutuhan customer (customer focus organization).
Strengthen Bank OCBC NISP Corporate Culture Bank OCBC NISP will continue to build stronger corporate culture through corporate values that are based on its core values and performance-based culture that serves as the groundwork for the Company’s strategic growth in the long run. In addition, Bank OCBC NISP will keep aligning its organization in order to become a better customer-focused organization.
tugas dan tanggung jawab secara efektif dan efisien.
302
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012
executing end-to-end process improvements with Quality projects or Q-projects using the Leans and Six-sigma methodologies and also raising the economies of scale for each expenditure.
-
- - - -
-
Transfer of knowledge through the appointment of senior executives as BOC and BOD members, comprehensive training programs, joint business activities, study tours and temporary employee assignments. Strong capital support. Improvement and expansion of office and information technology network infrastructures. Conventional and Sharia Products Development. Improved work process and procedures towards international standards such as product development and marketing, risk management and good governance. ATM interconnection covering Singapore, Malaysia and Indonesia.
laporan keuangan
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Financial Statements
PT Bank OCBC Nisp Tbk Laporan Keuangan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 PT Bank OCBC NISP Tbk Financial Statements 31 December 2012, 2011 and 2010
OCBC NISP Annual Report 2012
303
Diskusi dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
PT BANK OCBC NISP Tbk LAPORAN KEUANGAN/ FINANCIAL STATEMENTS 31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010 31 DECEMBER 2012, 2011 AND 2010
304
OCBC NISP Laporan Tahunan 2012