1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kegiatan usaha bank sebagai lembaga intermediasi keuangan atau lembaga
perantara keuangan dengan kegiatan utama adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat, serta memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis perbankan adalah memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat (Kuncoro dan Suhardjono, 2011 : 495). Oleh karena itu untuk mendukung kegiatan usaha bank tersebut dan harus diperhatikan oleh manajemen perbankan adalah kemampuan untuk memperoleh laba karena perolehan laba merupakan tolok ukur keberhasilan pengelolaan bank. Bank yang dapat selalu menjaga kinerjanya dengan baik terutama tingkat profitabilitasnya yang tinggi dan mampu membagikan dividen dengan baik serta prospek usahanya dapat selalu berkembang dan dapat memenuhi ketentuan prudential banking regulation dengan baik, maka ada kemungkinan nilai saham dari bank yang bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan akan naik. Kenaikan nilai saham dan jumlah dana pihak ketiga ini merupakan salah satu indikator naiknya kepercayaan masyarakat kepada bank yang bersangkutan (Kuncoro dan Suhardjono, 2011 : 496). Profitabilitas dapat diproxikan dengan indikator Return on Asset (ROA), sesuai dengan pernyataan Kuncoro dan Suharjono (2011 : 505) bahwa rasio yang
2
biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas bank adalah Return on Asset (ROA). Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimiliki. Kinerja keuangan perbankan Indonesia melalui profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) dengan periode tahun 2011 sampai dengan periode tahun 2014 adalah sebagai berikut :
ROA (%)
Tahun
Gambar 1.1. Return on Assets Perbankan Indonesia Sumber : Otoritas Jasa Keuangan 2014
Berdasarkan gambar di atas dijelaskan bahwa kinerja keuangan perbankan Indonesia yang dilihat dari sisi profitabilitas dengan indikator Return on Assets (ROA) mengalami mengalami penurunan mulai tahun 2012 hingga di tahun 2014
3
menjadi 2,85%. Hal inilah yang menjadi fenomena permasalahan dalam penelitian ini. Oleh karena Return on Assets (ROA) penting dalam mengukur profitabilitas suatu bank, di mana menggambarkan kemampuan suatu bank, di mana dalam menggambarkan kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan, dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas menurut Silvanita (2009 : 20) adalah manajemen pengelolaan bank diantaranya mencakup manajemen kewajiban/utang, manajemen aset, manajemen likuiditas, manajemen kecukupan modal yang pada akhirnya akan mempengaruhi perolehan laba (Profitabilitas) perusahaan perbankan. Dengan demikian nilai Return on Assets (ROA) yang berfluktuatif pada perbankan Indonesia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loans (NPL) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO). Berdasarkan kajian pada penelitian-penelitian sebelumnya mendapatkan hasil yang sama dengan penelitian memperkuat keterkaitan atau hubungan antara variabel yakni penelitian yang dilakukan oleh Suyono (2005 : v), Sukarno dan Syaichu (2006 : 1), Wasiuzzaman and Tarmizi (2010 : 65), Defri (2012 : 1), Margaretha dan Zai (2013 : 133), Ferdian (2014 : v), Jabbar (2014 : 109), Rengasamy (2014 : 19) mendapatkan hasil penelitian bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loans (NPL) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets (ROA) yang menunjukkan kinerja perbankan.
4
Dengan demikian, ROA selain merupakan ukuran profitabilitas bank, rasio ini sekaligus merupakan indikator efisiensi manajerial bank yang mengindikasikan kemampuan manajemen dalam mengelola aset-asetnya untuk memperoleh keuntungan (Rose, 1994 : 169 dalam Kuncoro dan Suhardjono, 2011 : 524). Hal ini berarti bahwa semakin besar CAR, maka keuntungan bank juga akan semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank. Rasio LDR menurut Martono (2010 : 82) adalah untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditas maka semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, namun dalam praktik akan dapat mempengaruhi profitabilitasnya (Dendawijaya (2005 : 115). Rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap nilai suatu resiko kredit adalah rasio NPL. Menurut Kasmir (2008 : 58) NPL atau kualitas kredit perbankan adalah kredit yang tidak dapat kembali tepat pada waktunya. Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Dengan demikian apabila suatu bank mempunyai NPL yang tinggi, maka akan berpengaruh terhadap kinerja bank khususnya ROA,
5
karena ROA lebih mencerminkan kinerja laba yang sudah memperhitungkan asset yang dimilikinya (Pandu, 2008 : 3). Kemudian, semakin efisien kinerja operasional suatu bank maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Fenomena dengan ROA pada industri perbankan yang go public periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan penurunan yakni mulai tahun 2012 hingga tahun 2014 menjadi 1,53 persen. ROA merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada masa yang lalu dengan menggunakan total asset (kekayaan).
ROA (%)
Tahun
Gambar 1.2 Fenomena ROA pada Bank-Bank Go Public Tahun 2011-2014 Sumber : Bursa Efek Indonesia (2011 – 2014)
Bagi manajemen bank, hal ini menunjukkan pentingnya memperhatikan kinerja perbankan melalui ROA dengan memperhatikan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi ROA yakni CAR, LDR, NPL serta pengendalian biaya dengan
6
rasio BOPO yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas moneter karena dapat meningkatkan keuntungan suatu bank berdasarkan nilai ROA. (Kuncoro dan Suhardjono, 2011 : 529). Fenomena CAR pada Bank-Bank Go Public Tahun 2011-2014 adalah sebagai berikut : CAR (%)
Tahun
Gambar 1.3 Fenomena CAR pada Bank-Bank Go Public Tahun 2011-2014 Sumber : Bursa Efek Indonesia (2011 – 2014)
Berdasarkan gambar di atas menjelaskan bahwa fenomena dengan CAR pada industri perbankan yang go public periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan penurunan yakni mulai tahun 2013 hingga tahun 2014 menjadi 16,10 persen. Selanjutnya fenomena yang terjadi LDR pada industri perbankan Indonesia dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
7
LDR (%)
Tahun
Gambar 1.4 Fenomena LDR pada Bank-Bank Go Public Tahun 2011-2014 Sumber : Bursa Efek Indonesia (2011 – 2014)
Berdasarkan gambar di atas menjelaskan bahwa fenomena dengan LDR pada industri perbankan yang go public periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan kemudian pada tahun 2013 hingga tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 85,61 persen. Sedangkan fenomena dengan NPL pada industri perbankan yang go public periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan hingga mencapai 2,66 persen. Selanjutnya fenomena yang terjadi NPL dan BOPO pada industri perbankan Indonesia dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
8
NPL (%)
Tahun
Gambar 1.5 Fenomena NPL pada Bank-Bank Go Public Tahun 2011-2014 Sumber : Bursa Efek Indonesia (2011 – 2014) BOPO (%)
Tahun
Gambar 1.6 Fenomena BOPO pada Bank-Bank Go Public Tahun 2011-2014 Sumber : Bursa Efek Indonesia (2011 – 2014)
9
Berdasarkan gambar di atas menjelaskan bahwa fenomena dengan BOPO pada industri perbankan yang go public periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan kemudian pada tahun 2013 hingga tahun 2014 mengalami menjadi 86,12 persen. Dengan demikian penulis sangat tertarik untuk melakukan
penelitian
Mempengaruhi Kinerja
dengan
judul
:
“Analisis
Faktor-Faktor
yang
Keuangan Perbankan Indonesia (Studi Kasus pada
Bank-Bank Go Public Tahun 2011-2014)”.
1.2.
Identifikasi, Rumusan dan Batasan Masalah
a. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang maka identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kinerja keuangan perbankan Indonesia yang dilihat dari sisi profitabilitas dengan indikator Return on Assets (ROA) mengalami penurunan hingga di tahun 2014 menjadi 2,85%. 2. Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) berfluktuatif namun mengalami cenderung mengalami penurunan. 3. Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan Indonesia sedikit mengalami penurunan. 4. Terjadinya peningkatan dari Non Performing Loans (NPL). 5. Terjadinya peningkatan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO).
10
b. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Asset perbankan Indonesia ? 2. Apakah terdapat pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Asset perbankan Indonesia ? 3. Apakah terdapat pengaruh Non Performing Loans (NPL) terhadap Return on Asset perbankan Indonesia ? 4. Apakah terdapat pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return on Asset perbankan Indonesia ? 5. Apakah terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loans (NPL) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) secara simultan terhadap terhadap Return on Asset perbankan Indonesia ?
c. Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka yang menjadi batasan masalah penelitian adalah sebagai berikut : 1. Perbankan yang menjadi obyek penelitian adalah perbankan Indonesia go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Data observasi penelitian selama 4 (empat) tahun mulai periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 dengan jenis data time series.
11
1.3.
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja keuangan perbankan Indonesia, maka tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial terhadap Return on Asset perbankan Indonesia. 2. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah terdapat pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial terhadap Return on Asset
perbankan
Indonesia. 3. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah terdapat pengaruh Non Performing Loans (NPL) secara parsial terhadap Return on Asset perbankan Indonesia. 4. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah terdapat pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial terhadap Return on Asset perbankan Indonesia. 5. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loans (NPL) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) secara simultan terhadap terhadap Return on Asset perbankan Indonesia.
1.4.
Manfaat dan Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
12
1. Manfaat secara teoritis a. Mengaplikasikan teori manajemen keuangan khususnya mengenai kinerja keuangan perbankan. b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama. 2. Manfaat praktis Sebagai masukan dan bahan informasi bagi lembaga perbankan di Indonesia untuk dijadikan bahan pertimbangan dan memperhatikan aspek-aspek dalam meningkatkan kinerja keuangan perbankan di Indonesia.