PENGOIAHAN SINYAL DIGITAL lr$t8fi]t Pffi n0snfimffi mmm[ Dadang Gunawan
Filbert Hilman Juwono
PENCOLAHAN
SI
NYAL DICITAT
dengan Pemrograman MATTAB
Oleh
:
i I I I !
DadangGunawan Filbert Hilman Juwono
t I I
Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012
Hak Cipta @ 2A12 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL; Dengan Pemrograman !4ATLAB/Dadang Gunawan; Filbert Hifman Juwono - Edisi Pertama - Yogyakarta; Graha Ilmu, 2012 x + 266, 1 Jj-l. z 26 cm.
1. Teknik
I. Judul
ruTAPE]YGANTAR
engolahan Sinyal Digital telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Sebagai contoh, aplikasi-aplikasi tersebut meliputi teknik pengenalan suara, kompresi sinyal (data, gambar), dan juga televisi dan telepon digital. Pengolahan Sinyal Digital juga sangat membantu dalam penanganan bencana alam, seperti dapat diciptakannya teknologi pemantau gempa dan tsunami. Selain
iftl juga aplikasi biomedik, seperti sinyal electrocardiography (ECG) dan electroencephalogram (EEG), sangat terbantu dengan adanya teknologi digital.
Buku ini memberikan dasar-dasar teknik yang digunakan dalam Pengolahan Sinyal Digital. Buku mengenai sinyal, yaitu jenis-jenis sinyal. Walaupun dibahas mengenai sinyal kontinu, penekanan masih tetap pada sinyal diskrit. Bab 2 membahas mengenai sistem dan operasinya. Pengolahan Sinyal Digital memang merupakan suatu bagian khusus dari subjek Sinyal dan Sistem sehingga penekanan intinya tidak lepas dari topik tersebut. Bab 3 membahas mengenai Sistem LTI waktu diskrit. Sistem LTI sering diasumsikan karena paling mudah untuk diaplikasikan. Bab 4 membahas mengenai transformasi dari domain waktu ke domain frekuensi yang dinyatakan sebagai representasi Fourier dengan penekanan pada Discrete Fourier Transform (DFT) dan Discrete'Time Fourier Transform (DTFT). Bab 5 membahas mengenai hansformasi z, suatu transformasi yang berguna untuk menganalisis sistem diskrit. Bab 6 membahas mengenai filter Finite Impulse Response (FiR) sedangkan bab 7 membahas mengenai filter Infinite Impulse Response (IIR). Tiap-tiap bab juga dilengkapi dengan program MATLAB yang mendukung penjelasan-penjelasan yang ada. Diharapkan Anda dapat mengembangkan program MATLAB tersebut jika telah memahami betul teoriteori yang disajikan.
ini terbagi menjadi 7 bab. Bab I memberikan gambaran
vi
Dosar Pengolahan Sinyal Digitol
Akhirnya. kami berharap buku ini'dapat merijadi dasar untuk aplikasi dari Pengolahan Sinyal Digital dan kami juga berharap dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, September 201 I
Penulis
DAFTARlS'T
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB
BAB
BAB
1
2
3
SIR{YAI,
v
vii 1
1.1 Pendahuluan 1.2 Macam-macam Sinyal 1.3 Operasi lJasar Sinyal 1.4 Sinyal-sinyal Dasar 1.5 IV1engapa Pengolahan Sinyal Digital? 1.6 Kerangka Isi Buku
28
Soal-soal
34
SISTEM
37
2.1
37
Pendahuluan
I 2
I 15
26
2.2 Klasifikasi Sistem
38
Soal-soal
45
SISTEM LTI WAKTU-DISKRIT DALAM DOMAIN WAKTU
49
3.1 Komponen Dasar Sistem 3.2 Persamaan Perbedaan 3.3 Konversi Sinyal Analog Menjadi Digital 3.4 Konvolusi 3.5 Korelasi 3.6 Interkoneksi Sistem LTI
49
5l 58 68 76 82
wtI
BAB
BAB
BAB
Dasar Pengolahan Sinyol Digital
4
5
6
3.7 Rangkuman Operasi Sinyal dan Notasinya 3.8 Konvolusi Sinyal Kontinu
5.1 Pendahuluan 5.2 Properti Transformasi Z 5.3 Fungsi Sistem LTI 5.4 Invers Transformasi Z 5.5 TransformasiZ Satu Sisi 5.6 Respons Sistem Pole-Zero dengan Kondisi Awal 5.7 Kausalitas dan Stabilitas 5.8 Penghilangan Pole-Zero 5.9 Stabilitas Sistem dengan Lebih Dari Satu Pole
133
138
146 148
159
Tidak Nol
161
t64 165
166
Soal-soal
172
FILTER DIGITAL: FIR
l7s
6.1 Pendahuluan 6.2 Respons Fasa 6.3 Tipe Filter FIR 6.4 Perancangan Filter 6.5 Spesifikasi Filter 6.6 Penghitungan Koefisien Filter 6.7 Metode Windowing 6.8 Metode Optimal 6.9 Metode Sampling Frekuensi
t75 t76
6. I 0
Transformasi Frekuensi
Soa[-soal
178
179 181
183 183
t94 t97 20r 208
Daftar lsi
BAB
7
ix
FILTER DIGITAL: IIR
211
7.1 Pendahuluan 7.2 Metode Penempatan Pole-Zero 7.3 Metode Impulse Invariant 7.4 Metode Matched Z-transforrn (lv[Zf) 7.5 Metode Bilinear Z-transforn (BZT) 7.6 Filter Analog 7.7 BZT dengan Filter Analog
2tt
Soal-soal
212
2t6 220 222 229 237
260
DAFTAR PUSTAKA
263
TENTANG PENTILIS
265
-oo0oo-
BAB
1
Sinyal
1,1
PENDAHULUAN inyal banyak dijumpai dalam keseharian kita seperti suara, musik, gambar, video. Selain itu, fenomena alam seperti temperatur, kelembapan, arah angin juga termasuk sinyal. Jika kita memeriksakan diri ke dokter biasanya akan diukur tekanan darah dan jika kita masuk ke ruang
ICU kemungkinan kita melihat denyut jantung seseorang yang ditampilkan dalam layar peralatan medis. Tekanan darah dan denyutjantung dapatjuga digolongkan sebagai sinyal. Sinyal didefinisikan sebagai kuantitas fisik yang membawa pesan atau informasi. Satu hal yang membedakan antara sinyal dan gelombang adalah masalah informasi; sinyal membawa infonnasi sedangkan gelombang tidak. Sinyal biasanya direpresentasikan secara matematik dalam bentuk fungsi satu atau lebih variabel. Sinyal yang hanya mempunyai satu variabel disebut sinyal satu dimensi (l-D), sebagai contoh adalah sinyal suara yang amplitudonya hanya tergantung pada satu variabel yaitu waktu. Untuk sinyal l-D, variabel bebasnya biasanya adalah waktu. Sinyal dengan dua atau lebih variabel disebut sinyal multi dimensi (M-D). Sebagai contoh, sinyal gambar (image) merupakan fungsi dua variabel ruang (koordinat x dan y). Contoh lain adalah intensitas medan listrik dapat dinyatakan dalam variabel waktu dan ruang.
Sinyal yang paling mudah diukur dan sederhana adalah sinyal listrik sehingga sinyal listrik biasanya dijadikan kuantitas fisik referensi. Sinyal-sinyal lain seperti temperatur, kelembapan, kecepatan angin, dan intensitas cahaya biasa diubah terlebih dahulu menjadi sinyal listrik dengan menggunakan transducer.
Dosar Pengolahan Sinyol
Digital
Istilah pengolahan sinyal berhubungan dengan metode-metode analisis, modifikasi, atau ekstraksi informasi dari suatu sinyal. Secara umum, pengolahan sinyal merupakan representasi matematik dan algoritma untuk melakukan proses-proses analisis, modifikasi, atau ekstraksi informasi seperti yang disebutkan di atas. Sinyal diolah di dalarn suatu sistem yang akan dibahas pada bab berikutrya. Sedangkan istilah digital berarti bahwa pengolahan sinyal tersebut dilakukan menggunakan komputer atau perangkat digital.
1.2
MACAM-MAEAM SINYAL
Di sini akan dibatasi sin"ral satu dimensi yang bernilai tunggal, yaitu untuk satu waktu hanya terdapat satu nilai saja, baik nilai riil maupun kompleks. Berbagai klasifikasi sinyal adalah sebagai berikut:
l.
Sinyal waktu-kontinu, waktu-diskrit, analog, dan digital Sinyal waktu-kontinu adalah sinyal yang variabel bebasnya kontinu, terdef:nisi pada setiap waktu. Sedangkan sinyal wakru-diskrit adalah sinyal yang variabel bebasrya diskrit, yaitu terdefinisi pada waktu-waktu tertentu dan karena itu merupakan suatu deretan angka (sequence of numbers). Sinyal analog adalah sinyal waktu-kontinu dengan amplitudo yang kontinu. Contohnya adalah sinyal suara. Sinyal digital adalah sinyal rvaktu-diskrit dengan amplitudo bernilai-diskrit yang digambarkan dalam dalam jumlah digit yang terbatas. Contohnya adalah sinyal inusik yarg terdigitasi yang tersimpan dalam CD-ROM.
Selain itu, terdapat juga sinyal data-tercacah dan sinyal boxcar. Sinyal data-tercacah (sampled-data
signal), yaitu sinyal waktu-diskrit yang dengan amplitude bernilai kontinu. Sinyal boxcar terkuantisasi (quantized boxcar signafi yaitu sinyal waktu-kontinu dengan amplitudo bernilai-diskrit. Sinyal-sinyal tersebut digambarkan dalam Gambar l.l.
Bab 1: Sinyal
Sinyal digital
Si
nyBl dtsta-tercacdh
Si
nyal boxcrr terkuanti s asi
Gambar 1,1 Sinyal waknt-kontinu, sinyal digital, sinyal data-tercocah, dan sinyal boxcar terkuantisosi Sinyal waktu-kontinu variabel bebas kontinunya dilambangkan dengan l, sementara sinyal waktubebas variabel bebas diskritnya dilambangkan dengan n. Sebagai contoh, x(t) menggambarkan suatu sinyal waktu-kontinu dan x[n] menggambarkan suatu sinyal waktu-diskrit. Setiap anggota, x[n], dari suatu sinyal waktu-diskrit disebut sampel. Secara matematik, sampel unfuk sinyal waktu-kontinu x(l) pada saat
xln)= x(nT) dengan n = 0, * dengan
I,
t:
nT, adalah
l,!2,...
(1.1)
adalah periode sampling.
Contoh 1.1
Kita akan menentukan tiga sampel positif pertama untuk sinyat sampling 0,5 detik. Berdasarkan persamaan (1.1) maka
xlnl = x (rnT,) = * (0,5 on)
x(r)=sin(al)
dengan periode
Dosar Pengolohan Sinyal Digital
4
untuk n
:
untuk n = untuk n
A, xlnf=.r(0)
= sin(0) = 0
l, x[ru] =.r(0,5r) = sin(0,52r) =
:2,
1
xln)= x(ri) = sin(n) = 0
t ,,
Srnyai genap dan sinyal ganjil Sinyal waktu-kontinu x(l) disebut sinyal genap jika
x(-t) dan disebut sinyal ganjil
x(t) untuk
=
semua
jika
x(-t)
=
-x(t)
(1.2)
'
untuk semua
(1.3)
'
Secara geometrik, sinyal genap akan simetris terhadap sumbu y dan sinyal ganjil akan antisimetrik terhadap titik O(0,0). Contoh yang paling sederhana untuk sinyal genap adalah sinyal kosinus dan
untuk sinyal ganjil adalah sinyal sinus' Setiap sinyal waktu-kontinu x(r) mempunyai komponen sinyal genap dan ganjil sehingga
x(r)= x"(t)+ x"(t) dengan
x"(t)
menyubstitusi
adalah komponen sinyal genap
l= -t
dan .r,
(r)
(1.4) adalah komponen sinyal ganjil. Dengan
padapersamaan (1.4) akan menjadi
,(-f) =x"(-t)+x,(-r)
dan dengan
menggunakan persamaan (1.2) dan (1.3) akan menjadi
'(-l)
=
x"(t)- *,(t)
(1.s)
Jika dilakukan eliminasi antarapersamaan (1.4) dan (1.5) akan menghasilkan
*,(t)
=*l.tt+ x(-r)]
,,(r)= persamaan (1.2)
(1.6)
(1.7)
ll-tl-,(-r)]
- (1.7) juga berlaku untuk sinyal diskrit. Jika x(f) merupakan sinyal kompleks,
yaitu x(t) = o(t)+
jb(t)
maka sinyal tersebut dikatakan simetri konjugat
,(-t)= r. (t)
jika (1.8)
Bob 1: Sfnyal
dengan
"r"(r)
didapat
+ "(*r) ;b(-t)
adalah konjugat Oari =
x(l).
Dongan menyubstitusi nilai-nilai pada persamaan (l.g)
a(t)- ib(r) . oengan
kata lain, sinyal simetri konjugat didapatkan jika
bagian riilnya merupakan sinyal genap dan bagian imajinernya merupakan sinyal ganjil.
Contoh 1.2 Bagian genap dau ganjil dari sinyal
xlnl=lcos(arrz)+Bsin(aron)
dapat ditentukan sebagai
berikut.
*l-"1 *
= A eos (atarr) - a sin ( aror)
"frl =| [, =
*,ln)= =
t
r:
|1, ^
+x
rrs
[-r]] = ] [,] "o. { aon)+B sin ( aror ) + A cos(aon ) - r sin ( aron )]
(ar,r)] = A
cos(aon)
, ,o, aon)+B sin (aroz) - r cos (aron ) + B sin (oon)] f,l-lr1- [-r]] = ] [,r {
j;zrrin (r',)l=
B sin(a,n)
Contoh 1.3
Bagian genap dan ganjil oari berikut. Tanda panah ke atas
f
x[r]=
g {: 4 ? 0 6 3 5} dapat ditentukan sebagai
menunjukkan nilai untuk indeks n = 0.
,[-,]={s s 3 6 o ? -4
3}
i i -2 ? -z Z 1, Z il ,.[nt=)l.w-,[-,]l={j Z-i i-z g 2;iZil *"1,f=)l.u.,t-,tl={i
Z
Dosar Pengolahan Sinyal Digital
3.
Sinyal periodik dan sinyal aperiodik
Sinyal
x(r)
periodik jikamemenuhi
x(r)= x(t dengan
I
+r)
(l'e)
adalah suatu konstanta positif yang menyatakan periode sinyal tersebut.
Nilai Z terkecii
I
disebut sebagai
yang memenuhi persamaan (1,9) disebut sebagai periode dasar. Kebalikan dari frekuensi.
t^l-'T
(1.10)
Frekuensi pada persamaan (1.10) dinyatakan dalam satuan Hz {hertz,) atau siklus per detik. Cara lain menyatakan frekuensi adalah dengan satuan radian per detik yang disebut sebagai frekuensi sudut
(angular). .l-
a=2nf="" "T
(l.ll)
Contoh sinyal periodik dengan periode 0,2 detik ditunjukkan pada Gambar 1.2.
Erktu ,
Gambar 1,2 Contoh sinyal periodik dengan periode 0,2 detik Sinyal yang tidak memenuhi persamaan (1.9) disebut sinyal aperiodik. Mirip dengan sinyal waktukontinu, untuk sinyal waktu-diskrit periodik memenuhi
x[n)= x[n
+
N]
(1.12)
dengan N adalah konstanta bilangan bulat positif. Nilai Nterkecil yang memenuhi persamaan (1.12) disebut periode dasar untuk sinyal waktu-diskrit
x[n].
Frekuensi sudut dasamya diberikan oleh
a=Z N Contoh sinyal periodik diskrit dengan periode
N:
8 ditunjukkan pada Gambar 1.3.
(1.13)
Bob 1: Sinyal
7
xlrl
Gambar 1.3 Contah sinyal waktu-diskrit periodik dengan periode Jika
x,[n] adalahperiodikdenganperiode N, dan
xfnl= r, [r]n ortnj
dan
hfnl= x,lnfxr[z] jrs,
N* dengan gcd(N,, N,
)
*rlr)
I
detik
adalahperiodikdenganperiode
N,
maka
periodik dengan periode dasar
N,Nt (1.14)
gcd (.1r, , ,rr, )
adalah pembagi bersama terbesar (greatest common divisor) dari
l[, dan 1/,
.
Contoh 1.4 Jika x[n]
=cos(ntrlI2)+sin(nnll8)
maka periodenya dapat dicari sebagai berikut. Sinyal
merupakan penjumlahan dari 2 sinyal, sinyal pertama mempunyai periode mempunyai periode Nz
=36.
Karena itu periode
x[z]
adarah
,
=
x[n]
Nt =24 dan sinyal kedua
,affi
=4ff =r, r
4.
Sinyal deterministik dan sinyal acak Sinyal deterministik didefinisikan sebagai sinyal yang dapat ditentukan melalui suatu proses tertentu seperti ekspresi matematis atau aturan tertentu atau tabel look-up. Sedangkan sinyal acak adalah sinyal yang dibangkitkan dengan cara acak dan tidak dapat diprediksi untuk waktu yang akan datang.
Gambar 1.2 merupakan contoh sinyal deterministik. Sinyal derau (noise) dan EEG (electroencephalogram) yang ditunjukkan pada Gambar 1.4 adalah contoh sinyal acak.
Dasar Pengolahan Sinyol Digitol
Gambar 1.4 Sinyal EEG sebagai sinyal acak
5.
Sinyal energi dan sinYal daYa Daya sesaat yang diserap (daya disipasi) pada sebuah hambatan didefinisikan sebagai
v'(t\ plt)=t
(1.15)
atau
p(/)=
nil
(t)
(r.16)
Dalam banyak sistem nilai R biasanya dinormalisa si unity (1 ohm), sehingga, secara umum daya berbanding lurus dengan kuadrat tegangan atau arus. Oleh sebab itu, untuk sinyal x(t), tanpa oleh memandang apakah sinyal tersebut merupakan tegangan atau arus, daya sesaatnya diberikan
p(t)= *'(t)
(1.17)
Energi total dari sinyal waktu-kontinu merupakan integral dari daya sesaat, yaitu
o
= !x'(t)dt
(1. l 8)
Daya rata-rata didefinisikan sebagai energi total dibagi total waktu sehingga dapat ditulis secara matematik sebagai
,
Tl2
= [ x'(t)at - -rl2 " l,1g* Jika sinyal
x(t)
(r.re)
periodik dengan periode dasar 7 maka dayarata-tata menjadi
p
a T11 ' t-
=+ ! x'(t)at '
Untuk sinyal waktu-diskrit, persamaan (1.18)
(1.20)
-rlz
-
(1.20) diubah menjadi persamaan (1.21)
E=i *'ln)
-
(1.23).
(1.21)
Bab 1: Sinyal
P=
lim+ i *'ln| t )|tl nu^.
(t.22)
N--+*
P=*;o t't
(1.23)
Sinyal energi adalah sinyal yang mempunyai energi terbatas, atau dengan kata lain memenuhi 0 < .A < o, Jika melihat persamaan (1.19) maka sinyal energi mempunyai daya nol. Sebaliknya, jika sinyal mempunyai daya terbatas, atau 0 < P < oo maka disebut sinyal daya. Sinyal daya mempunyai energi yang tak terbatas.
Contoh 1.5 Daya ruta-rata untuk sinyal pada Gambar 1.2 dapat dicari dengan menggunakan persamaan (1.20) sehingga didapatkan 0,2
P= | lut = 0,2 o!'13'
=r
0
I
1.3
OPERASI DASAR SINYAL
Ada dua macam operasi dasar yang biasanya dilakukan terhadap sinyal, yaitu operasi terhadap variabel terikatnya (variabel tak bebas) dan operasi terhadap variabel bebasnya. Operasi pada variabel terikatnya meliputi:
l.
Penskalaanamplitudo
Jika x(f
)
adalah sinyal waktu-kontinu maka suatu penskalaan amplitudo diberikan oleh:
v(t\= "x(t)
(r.24)
dengan.c adalah skala. Begitu juga untuk sinyal waktu-diskrit
Yl'tl=
cxln)
O'25)
Contoh aplikasi dari operasi ini adalah amplifier.
2.
Penjumlahan Penjumlahan dari dua buah sinyal, baik sinyal waktu-kontinu maupun sinyal waktu-diskrit adalah
y(t)
=
x,(t)+ xr(t)
(1.26)
Dasar Pengolahan Sinyal Digital
10
)t[n]= x,[n]+ xrlnl
(1.27)
Contolr divais yang menggunakan prinsip penjurnlahan adalah ttudio mixer.
3.
Perkalian Operasi perkalian ini salah satunya digunakan pa
diberikan oieh:
4.
v(t\= aQ)x,(t)
(l.28)
tlnl= x,[n]x,lnl
(t.2e\
Diferensiasi
Jika
x(l)
adalali sinyal vvaktu-kontinu maka diferensial terhadap waktu diberikqn oleh
y(t)=fi.{,) Operasi diferensiasi
ini terdapat pada induktor, yailu beda
(1.30) tegangan antara ujung-ujung induktor
merupakan turunan pertama arus yang lewat pada induktor tersebut terhadap waktu dikalikan dengan
induktansi.
5.
Integrasi
Jika
x(r)
adalah sinyal waktu-kontinu maka integral terhadap waktu diberikan oleh
y(t)= l*Q)ar
(1.31)
Salah satu contoh operasi integrasi terdapat pada kapasitor, yaitu beda tegangan antara ujung-ujung kapasitor sebanding dengan integral arus yang lewat pada kapasitor tersebut terhadap waktu.
Operasi pada variabel bebas meliputi:
l.
Pergeseran
Sinyal
x(t-to)
kanan, sebaliknya
merupakan
jika
lo <
x(r)
0
vane digeser sejauh lo. Jika lo >
maka digeser ke
maka sinyal
x(l)
I
1.5 yang
(ditunjukkan dengan dash
kiri dengan lo = -1,5 (ditunjukkan dengan titik ..). Sinyal yang mengalami
kiri biasanya terdapat pada radar dan sonar.
aigeserke
kiri. Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar
menunjukkan sinyal kotak yang digeser ke kanan dengan lo = digeser ke
0
*)
dan
pergeseran ke
Bab 1: Sinyol
t1
Gambar 1.5 Pergeseran sinyal ke kanan dan ke kiri Contoh 1.6 Jika sinyal
x(r)
aiUerit
t+1, -1
2
L 0, I
Maka sinyat
x(t -2)
dan
x(t +3)
yang lain
dapat dicari sebagai berikut.
Yang pertama adalah dengan menggeser sinyal ke kanan sebanyak 2 satuan, dapat diperoleh dengan mengganti t = t sehingga didapatkan
-2
I t-1, l
-z)=
]
_,1r.
I o,
,^:,,:: yang lain
Yang ke dua adalah dengan menggeser sinyal ke kiri sebanyak 3 satuan. Dengan cara yang sama didapat
It++, -4
l;, j,:i:;
I o, Dapatkah Anda menggambar ketiga sinyal tersebut?
yang lain
Dasar Pengolahan Sinyal Digitol
12
2.
Pencerminan
Sinyal
,(-f)
didapatkan dari sinyal x(f
)
aengan melakukan pencerminan terhadap I =
ditunjukkan pada Gambar 1.6. Aplikasi dari operasi